Anda di halaman 1dari 13

Short Case

HALAMAN JUDUL
ULKUS KORNEA EC SUSP. JAMUR OS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti


Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Mata
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Oleh:
Saphira Nada Khalishah, S.Ked
04084822124151

Pembimbing:
dr. Petty Purwanita, Sp.M(K)

KELOMPOK STAF MEDIK ILMU KESEHATAN MATA


RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Short Case
Judul:
Ulkus Kornea ec Susp. Jamur OS

Oleh:

Saphira Nada Khalishah, S.Ked


04084822124151

Short Case ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
Hoesin Palembang periode 28 juni – 14 juli 2021.

Palembang 6 Juli 2021


Pembimbing

dr. Petty Purwanita, Sp.M(K)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
STATUS PASIEN ..................................................................................................1
1. Identitas Pasien..........................................................................................1
2. Anamnesis .................................................................................................1
3. Pemeriksaan Fisik .....................................................................................2
4. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................4
5. Diagnosis Banding ....................................................................................4
6. Diagnosis Kerja .........................................................................................4
7. Tatalaksana ................................................................................................4
8. Prognosis ...................................................................................................5
ANALISIS KASUS ................................................................................................6
LAMPIRAN STATUS .............................................................................................................9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambaran mata pasien dalam posisi terbuka mata kanan (A) dan mata kiri (B)……. 9
Gambar 2. Gambaran dkedua mata pasien dalam posisi tertutup .................................9
Gambar 3. Gambaran kedua mata pasien dalam posisi terbuka ....................................9

iv
STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. MA
Usia : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun II, Muara Enim
Tanggal pemeriksaan : 5 Juli 2021

2. Anamnesis (Autoanamnesis 5 Juni 2021)


a. Keluhan Utama
Mata kiri merah dan penglihatan kabur sejak satu bulan sebelum
masuk rumah sakit.

b. Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak ± 1 bulan SMRS, pasien mengeluh mata kiri terkena serpihan
kayu pohon karet kemudian pasien berobat ke puskesmas tetapi keluhan tidak
berkurang. Akibatnya, pasien mengeluh mata merah (+), berair-air (+), gatal
(+). Pasien sering menggosok-gosok matanya dengan tangan.
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan
timbulnya bintik putih pada mata yang disertai dengan penglihatan yang
menjadi kabur. Pasien juga mengeluhkan mata merah (+), berair-air (+),
nyeri (+), rasa mengganjal (+), silau (+), nyeri kepala (-), bola mata menonjol
(-), demam (-).

c. Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)
• Riwayat memakai kacamata (-)
• Riwayar memakai lensa kontak (-)
• Riwayat kencing manis (-)
• Riwayat darah tinggi (-)

1
c. Riwayat Pengobatan
• Riwayat berobat sebelumnya diberi satu jenis obat tetes mata namun
pasien lupa nama obatnya.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Pemeriksaan Hasil
Keadaan umum Baik
Kesadaran Compos mentis
Tekanan darah 140/96 mmHg
Nadi 112 x/menit
Frekuensi napas 18 x/menit
Suhu 36,2°C

2
b. Status Oftalmologikus
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus 6/7,5 PH 6/6 1/60 PH (-)
Tekanan Intra Okular 16,3 mmHg N+0

Kedudukan Bola Mata Ortoforia

Gerakan Bola Mata

Baik ke segala arah Baik ke segala arah


Segmen Anterior
Blephrarospasme
Palpebra Tenang (+)
Konjungtiva Tenang Mix injeksi (+)
Keruh, tampak
defek bergaung
paracentral
inferior kornea,
uk 3x3mm,
kedalaaman ½
stroma FT (+)
ditepi lesi, endotel
Kornea Jernih plaque (-)
BMD Sedang Sedang
Iris Gambaran baik Iridoplegia
Bulat, Central, Refleks Atropinisasi
Pupil cahaya (+), diameter 3
mm
Lensa Jernih, shadow test (+) Keruh, shadow test (+)
Segmen Posterior
Refleks Fundus RFOD (+) RFOS (+)
Bulat, batas tegas, warna Sulit dinilai
Papil
merah, c/d 0,3, a/v 2:3
Makula Refleks fovea (+) Sulit dinilai
Kontur pembuluh darah Sulit dinilai
Retina
baik

3
4. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan gram dan KOH
• Pemeriksaan kultur dan resistensi
5. Diagnosis Banding
• Ulkus kornea ec. susp jamur OS
• Ulkus kornea ec. susp bakteri OS
6. Diagnosis Kerja
Ulkus kornea ec. susp jamur OS

7. Tatalaksana
a. Non-farmakologis (KIE)
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan rencana
penatalaksanaannya serta prognosis penyakit sehingga pasien tidak
mengalami kecemasan yang berlebih
• Meminta pasien untuk menjaga hygiene diri terutama tangan
• Menjelaskan pada pasien untuk tidak menggosok-gosok mata
karena akan memperparah ulkus
• Menjelaskan pada pasien tentang pentingnya alat pelindung diri saat
bekerja dan pentingnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter
jika mata terkena benda asing
• Menjelaskan pada pasien untuk tidak mencoba mengobati mata
yang terkena benda asing dengan cara-cara tradisional seperti
merendam mata dalam air garam \
o Pro scrapping dan pemeriksaan gram + KOH + kultur dan resistensi
o Pro USG OS

b. Farmakologis
• Natacen 1gtt/3 Jam
• Moxifloxacin ED 1GTT/jam
• Cendo Lyteers ED 1gtt/3jam
• Itrakonazole 100 mg/12 jam

4
8. Prognosis
• Okuli Dekstra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : bonam
• Okuli Sinistra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : dubia ad malam

5
ANALISIS KASUS

Sejak ± 1 bulan SMRS, pasien mengeluh mata kiri terkena serpihan kayu pohon
karet kemudian pasien berobat ke puskesmas tetapi keluhan tidak berkurang.
Akibatnya, pasien mengeluh mata merah pada mata kiri, disertai dengan nyeri dan
pasien sering menggosok-gosok matanya dengan tangan. pasien mengaku diberi obat
berupa obat tetes mata namun pasien lupa nama obatnya. Pasien mengaku keluhan
membaik. Dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan timbulnya
bintik putih pada mata yang disertai dengan penglihatan yang menjadi kabur. Pasien
juga mengeluhkan pandangannya menjadi silau namun pasien tidak mengalami
demam.
Pada pemeriksaan status generalis, keadaan umum tampak baik; kesadaran
compos mentis; tekanan darah 140/96 mmHg; nadi 112x/menit, isi dan tegangan
o
cukup; frekuensi napas 18 x/menit; suhu 36,2 C. Pada pemeriksaan status

oftalmologi, visus mata kanan 6/7,5 PH 6/6 dan visus mata kiri 1/60 PH (-); tekanan
intra okular mata kanan 16 mmHg sedangkan tekanan intra okular mata kiri N+0,
kedudukan bola mata dan gerakan bola mata kanan dan kiri dalam batas normal;
palpebra dan konjungtiva mata kanan tampak tenang, serta palpebral mata kiri
terdapat blephrarospasme dan konjungtiva mata kiri tampak adanya mix injeksi,
kornea mata kanan tampak jernih dan kornea mata kiri tampak keruh dan tampak
defek bergaung paracentral inferior kornea, ukuran 3x3mm dengan kedalaman ½
stroma dengan fluorescent test positif ditepi lesi, tidak tampak endotel plaque. Bilik
mata depan mata kanan sedang dan bilik mata depan mata kiri sedang iris mata kanan
gambaran baik, pada mata kiri tampak iridoplegia, pupil mata kanan bulat, sentral,
refleks cahaya positif dengan diameter 3mm sedangkan pada mata kiri pupil tampak
atropinisasi dan lensa mata kanan jernih dan lensa mata kiri tampak keruh dan
shadow test positif; segmen posterior mata kanan dalam batas normal, sementara
segmen posterior mata kiri sulit dinilai.
Berdasarkan anamnesis, didapatkan keluhan mata merah dengan penurunan
visus. Dari keluhan tersebut diagnosis banding dari pasien ini adalah keratitis,
konjungtivits, iritasi akut dan glaucoma akut. Dari anamnesis dan hasil pemeriksaan
didapatkan terdapat bitnik putih pada bagian hitam mata yang mengarah pada ulkus
kornea. Pada pemeriksaan penunjang fluorescein test (FT) didapatkan defek
bergaung yang mencapai ½ stroma. keluhan bahwa bintik putih pada bagian hitam

6
mata dapat terjadi karena trauma serpihan kayu pada pohon karet yang mengenai
kornea.
Untuk pasien ini didiagnosis banding dengan ulkus kornea OS e.c. suspek
jamur dan ulkus kornea OS e.c. suspek bakteri. Untuk mengetahui penyebabnya
dapat melalui gambaran ulkusnya, namun diperlukan pemeriksaan penunjang pasti
berupa pemeriksaan kultur dan pemeriksaan gram dan KOH 10%.
Pada ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur pada umumnya disebabkan
organisme seperti Candida, Fusarium, Aspergillus, Penicillium, Cephalosporium.
Ulkus fungi ini indolen, dengan infiltrate kelabu, sering dengan hipopion,
peradangan nyata pada bola mata, ulserasi superficial dan lesi-lesi satelit (umumnya
infiltrate di tempat-tempat yang lebih jauh dari daerah utama ulserasi). Pada ulkus
kornea yang disebabkan oleh bakteri pada umunya organisme yang terlbiat yaitu
Pseudomonas aeroginosa, staphylococcus aureus, S. epidermidis. Biasanya kokus
gram positif, Staphylococcus aureus, S. epidermidis. Streptococcus pneumonia akan
memberikan gambaran tukak yang terbatas, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna
putih abu-abu pada anak tukak yang supuratif, daerah kornea yang terkena yang
tidak terkena akan tetap berwarna jernih dan tidak terlihat infiltrasi sel radang. Bila
tukak disebabkan oleh Pseudomonas aeroginosa maka tukak akan terlihat melebar
secara cepat, bahan purulen berwarna kuning hijau terlihat melekat pada permukaan
tukak.
Ulkus kornea yang disebabkan oleh virus yang paling umum adalah Herpes
simpleks, Herpes Zoster, Adenovirus. Pada virus Hepes simpleks, biasanya gejala dini
dimulai dengan injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di
permukaan epitel kornea, kemudian keadaan ini disusul dengan bentuk dendritik serta
terjadi penurunan sensitivitas dari kornea. Biasanya juga disertai dengan pembesaran
kelenjar preaurikuler. Ulkus kornea bisa disebabkan oleh protozoa infeksi dengan
Achanthamoeba berkaitan dengan kebiasaan kebersihan lensa kontak yang buruk
(menggunakan air yang tidak steril), berenang atau berendam di air panas dengan
menggunakan lensa kontak. Organisme ini menyebabkan peradangan yang serius dan
seringkali di salah diagnosis dengan virus herpes simpleks. Pasien umumnya
mengeluh nyeri. Mulanya berupa keratopati pungtata atau pseudodendrit. Tanda
klasik berupa infiltrat cincin dan perineural timbul kemudian.
Tujuan penatalaksanaan ulkus kornea adalah eradikasi penyebab dari ulkus
kornea, menekan reaksi peradangan sehingga tidak memperberat destruksi pada
kornea, mempercepat pertumbuhan defek epitel, mengatasi komplikasi, serta

7
memperbaiki taam penglihatan. Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini berupa
natacen 1gtt/3jam, itraconazole 100mg/12 jam sebagai antifungal, moxifloxacin ED
1 gtt/jam sebagai antibiotik spektrum luas.
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat
lambatnya seseorang tersebut mendapat pertolongan, enis mikroorganisme
penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea akibat jamur
cenderung memiliki outcome yang lebih buruk daripada ulkus bakteri. Ulkus akibat
jamur cenderung lebih berisiko untuk terjadinya perforasi. Usia pasien juga dapat
berpengaruh pada prognosis. Pasien yang lebih tua mungkin memiliki prognosis dan
hasil yang lebih buruk dibandingkan dengan pasien yang lebih muda kemungkinan
disebabkan oleh penurunan imunitas pada orang tua serta peningkatan waktu untuk
reepitelisasi. Prognosis pada kasus ini quo ad vitam adalah bonam karena tidak dapat
menyebabkan kematian, quo ad functionam dubia ad bonam karena pada pasien ini
lokasi dari ulkus kornea menghalangi sentral visual axis, diharapkan dengan
tindakan yang tepat visus pasien dapat membaik, dan quo ad sanationam dubia ad
malam karena kemungkinan infeksi dapat menyebar ke bagian mata lain

8
LAMPIRAN STATUS

A B
Gambar 1. Gambaran mata pasien dalam posisi terbuka mata kanan (A) dan mata kiri (B).

Gambar 2. Gambaran kedua mata pasien dalam posisi tertutup.

Gambar 3. Gambaran kedua mata pasien dalam posisi terbuka

Anda mungkin juga menyukai