Anda di halaman 1dari 15

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS RUMAH SAKIT ATAU LIMBAH
B3 (BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA) DI SUMATERA BARAT
Oleh :
Farida Aini
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang
email : Faridaaini8899@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran pelaksanaan pengelolaan sampah Medis/
Limbah B3 serta membandingkan dengan Implementasi Hukum terhadap Pengelolaan sampah Medis/ Limbah
B3 Rumah Sakit di Sumatera Barat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif.Hasil Penelitian
menjelaskan bahwa kegiatan Rumah Sakit yang menghasilkan limbah medis dan non medis. Selanjutnya
limbah medis padat adalah Limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, Limbah Patologi, Limbah benda
tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radio aktif, limbah kontainer bertekanan, dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. sedangkan limbah Bahan Bahan Beracun dan Berbahaya
( Limbah B3)adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Hal
ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian dari kegiatan penyehatan
lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang
bersumber dari limbah rumah sakit.Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melansir
kesadaran rumah sakit dalam mengelola limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya) masih rendah. Artinya
rumah sakit tersebut belum menerapkan pengelolaan lingkungan sesuai peraturan perundang- undangan berlaku.
Di samping itu, akibat kepedulian atau komitmen pimpinan rumah sakit dan fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
masih kurang, pemahaman petugas fasilitas Pelayanan Kesehatan yang juga masih minim serta kasus hukum di
fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Kata kunci: Rumah Sakit, Pengelolaan Sampah medis/Limbah B3, Implementasi Hukum

I. PENDAHULUAN medis padat adalah Limbah padat yang terdiri dari


Dalam Undang-undang No. 9 tahun 1990 limbah infeksius, Limbah Patologi, Limbah benda
tentang Pokok-pokok Kesehatan, bahwa setiap tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
warga berhak memperoleh derajat kesehatan yang kimiawi, limbah radio aktif, limbah kontainer
setinggi-tingginya. Ketentuan tersebut menjadi bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam
dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan berat yang tinggi. Limbah rumah sakit / limbah
kegiatan yang berupa pencegahan dan terinfeksi telah menjadi permasalahan lingkungan
pemberantasan penyakit, pencegahan dan hidup.
penanggulangan pencemaran, pemulihan Kementerian Lingkungan Hidup dan
kesehatan, penerangan dan pendidikan kesehatan Kehutanan menyebutkan volume limbah medis
kepada masyarakat. Pelayanan Rumah Sakit yang berasal dari 2.813 rumah sakit di Indonesia
diselenggarakan dalam upaya menciptakan kondisi mencapai 242 ton per hari,( dirilis dari Pikiran
lingkungan Rumah Sakit yang bersih dan nyaman Rakyat, 11 juli 2018) "Dari jumlah tersebut rata-
dengan pelayanan yang baik, sesuai dengan rata tumpukan limbah 87 kilogram per hari, artinya
pengelolaan prasarana lingkungan rumah sakit. limbah yang belum dikelola masih cukup besar,"
Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kata Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan
kesehatannya, rumah sakit akan menghasilkan Limbah B3 dan Limbah Non B3 KLHK, Sinta
sejumlah Limbah/sampah yang cukup banyak Saptarina Soemiarno di Padang, Rabu, 11 Juli
setiap harinya, terutama sampah padat berupa 2018, seperti dilansir Kantor Berita Antara. Ia
Sampah Medis. menyampaikan hal tersebut dalam bimbingan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan teknis pengelolaan limbah B3( sumber :.
Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Kehutanan (KLHK) melansir kesadaran rumah
dimana pengertian Limbah Rumah Sakit adalah sakit dalam mengelola limbah B3 (bahan beracun
Semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan dan berbahaya) masih rendah. Berdasar program
Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair dan gas, penilaian peringkat kinerja perusahaan (Proper),
sedangkan limbah padat Rumah sakit adalah semau sekitar 48,92 persen dari 2.813 rumah sakit di
limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai Indonesia mendapatkan peringkat merah. Artinya
akibat kegiatan Rumah Sakit yang terdiri dari rumah sakit tersebut belum menerapkan
limbah medis padat dan non medis, Dan limbah pengelolaan lingkungan sesuai peraturan
perundang- undangan berlaku. Di samping itu, akibat kepedulian atau komitmen pimpinan rumah sakit
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 1
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
dan fayankes yang masih kurang, pemahaman yang mengalami kasus dan permasalahan
petugas fayankes yang juga masih minim serta sertaseringkali limbah Rumah Sakit dibuang bebas
kasus hukum di fayankes. “Sudah banyak rumah secara serampangan tanpa perhitungan, dibakar tak
sakit dan fayankes yang tersangkut kasus hukum terkendali, dan dikuburkan tidak bertanggung
karena kurangnya pengetahuan soal ini”( Padang jawab, dan bahkan dibuang sembarangan tanpa
Ekspres 12 Juli 2018). diolah terlebih dahulu, sehingga efek dari
Di Sumatera Barat Dari 70 Rumah Sakit pengelolaan yang tidak bertanggung jawab
dan 268 puskesmas di Sumatera Barat tidak semua menyebabkan Pengelola internal Rumah Sakit atau
rumah sakit/fasyankes mempunyai incenerator. Pihak ketiga harus berhubungan/berurusan dengan
Adapun yang memiliki incenerator belum masalah Hukum.
mempunyai izin operasional incenerator dari
KLHK. Konsekuensinya RS /fasyankes tetap II. METODE PENELITIAN
membakar LB3 medis pada incenerator yg tidak Rancang bangun penelitian ini adalah
berizin dan sebagian bekerjasama dengan jasa penelitian kualitatif bersifat deskriptif.Populasi
transporter (pihak ke 3) tetapi tidak dapat dilakukan penelitian adalah seluruh Rumah Sakit Yang
setiap 2 x 24 jam terkait biaya dan volume LB3 terdapat di Sumatera Barat. Rumah Sakit sebagai
medis, sehingga melewati batas waktu Pengelola Internal sampah Medis/ Limbah B3 dan
penyimpanan LB3. Asisten II Setda Provinsi Pihak Ketiga Sebagai Pengelola Eksternal sampah
Sumatera Barat, Bpk. Syafruddin menekankan Medis/ Limbah B3. Lokasi penelitian adalah di
untuk melakukan koordinasi serta mencari Rumah Sakit yang ada di Sumatera Barat. Variabel
pemecahan masalah terkait pengelolaan limbah B3 yang diteliti adalah: (1) Pengeloaan Internal
medis dengan membahas langkah-langkah sampah medis/ Limbah B3 Rumah Sakit (Pihak
penanganan limbah B3 yang belum terakomodir Rumah Sakit); (2) Pengelola Eksternal Pengangkut
dan belum ada pemecahannya sampai saat ini. Dari ( Pihak Ketiga ); (3) Implementasi Hukum terhadap
rapat tersebut disepakati Pemerintah Provinsi Kasus Pengelolaan sampah medis/ Limbah B3
Sumatera Barat bersama-sama dengan Pemerintah Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan aturan dan
Daerah agar berkoordinasi dalam mengatasi Perundang-undangan yang berlaku. Seluruh data
permasalahan pengelolaan LB3 medis sehubungan yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif
dengan pengumpulan, pengangkutan dan yang kemudian dievaluasi berdasarkan Keputusan
pengolahan limbah cair maupun limbah padat serta Menteri Kesehatan RI No.
pengurusan izin operasional incinerator agar sesuai 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
dengan peraturan yang berlaku. Selain itu Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Peraturan
direncanakan kedepan akan dibuat sebuah klaster Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
pengelolaan limbah B3 medis terpadu sebagai salah P.56/Menlhk.Setjen/2015 tentang tata cara dan
satu solusi dari pemasalahan tersebut.(Senin 2 persyaratan teknis pengelolaan Limbah Bahan
Oktober 2017, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Sumatera Barat mengadakan acara rapat Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 101
Pengelolaan LB3 Medis Fasilitas Pelayanan Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Kesehatan (Fasyankes).acara rapat Pengelolaan Berbahaya dan Beracun, Peraturan Menteri
LB3 Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang
(Fasyankes) bertempat di Auditorium Gubernur Perizinan Pengelolaan Bahan berbahaya dan
Sumatera Barat Jl. Sudirman Padang. Acara ini Beracun.
dihadiri oleh lebih kurang 100 orang peserta yang
berasal dari Instansi Provinsi dan Kabupaten/Kota III. HASIL DAN PEMBAHASAN
terkait yang terdiri dari Dinas Lingkungan Hidup, Kegiatan rumah sakit menghasilkan
Dinas Kesehatan, Bappeda dan Rumah Sakit di berbagai macam limbah yang berupa benda cair,
Sumatera Barat. Acara ini berkenaan dengan padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit
banyaknya kendala pengelolaan Limbah B3 Medis adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan
Fasyankes lainnya di Sumatera Barat yang saat ini di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi
tidak hanya menyebabkan permasalahan masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan
pencemaran lingkungan tetapi telah membuka yang bersumber dari limbah rumah sakit. Unsur-
peluang tindak pidana hukum. unsur yang terkait dengan penyelenggaraan
Limbah rumah sakit tidak hanya kegiatan pelayanan rumah sakit (termasuk
berbahaya bagi lingkungan, orang lain namun juga pengelolaan limbahnya), yaitu (Giyatmi, 2003) :
bagi tenaga medis dan pengelola limbah tersebut. a. Pemrakarsa dan penanggung jawab rumah
Adanya Pengelolaan Sampah Medis Rumah Sakit sakit,
secara Internal dan Eksternal Rumah Sakit yang b. Pengguna jasa pelayanan rumah sakit,
berhubungan dengan Pihak Ketiga sebagai c. Para ahli, pakar dan lembaga yang dapat
Pengangkut dan pengelola lanjutanmasih banyak memberikan saran-saran, dan
d. Para pengusaha dan swasta yang dapat Dalam Peraturan Pemerintah Republik
menyediakan sarana dan fasilitasyang Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
diperlukan. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dalam Bab I
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 2
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
Pasal 1 yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya a. wajib memiliki Izin Lingkungan; dan
dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah b. harus mengajukan permohonan secara tertulis
zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena kepada bupati/wali kota dan melampirkan
sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara persyaratan izin.
langsung maupun tidak langsung, dapat Tempat Penyimpanan Limbah B3
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (6)
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, huruf d harus memenuhi persyaratan:
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan a. lokasi Penyimpanan Limbah B3;
makhluk hidup lain. Limbah Bahan Berbahaya dan b. fasilitas Penyimpanan Limbah B3 yang sesuai
Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 dengan jumlah Limbah B3, karakteristik
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang Limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya
mengandung B3. Pencemaran Lingkungan Hidup pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup;
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, dan
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam c. peralatan penanggulangan keadaan darurat.
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga Melakukan Penyimpanan Limbah B3 paling
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah lama:
ditetapkan. 1. 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3
Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai: dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan
a. penetapan Limbah B3; sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari
b. Pengurangan Limbah B3; atau lebih;
c. Penyimpanan Limbah B3; 2. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah
d. Pengumpulan Limbah B3; B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang
e. Pengangkutan Limbah B3; dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh
f. Pemanfaatan Limbah B3; kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 1;
g. Pengolahan Limbah B3; 3. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
h. Penimbunan Limbah B3; Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang
i. Dumping (Pembuangan) Limbah B3; dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh
j. pengecualian Limbah B3; kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 2
k. perpindahan lintas batas Limbah B3; dari sumber tidak spesifik dan sumber spesifik
l. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan umum; atau
Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup 4. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
dan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup; Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3
m. Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan kategori 2 dari sumber spesifik khusus.
Limbah B3; 3. Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan
n. pembinaan; Beracun
o. pengawasan; Pengumpulan Limbah B3 dilakukan dengan:
p. pembiayaan; dan a. segregasi Limbah B3; dan
q. sanksi administratif. b. Penyimpanan Limbah B3.
Sampah medis Rumah Sakit dalam limbah Untuk dapat melakukan Pengumpulan
B3 termasuk Kategori 1 karakteristiknya adalah Limbah B3,Pengumpul Limbah B3 wajib memiliki
infeksius, dan Dalam Peraturan Pemerintah izin Pengelolaan Limbah B3 untuk Pengumpulan
tersebut juga diatur tentang Tata kelola limbah Limbah B3.
antara lain: 4. Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya Dan
1. Pengurangan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Beracun Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan
Dalam Pengumpulan Limbah B3 ini meliputi: dengan menggunakan alat angkut yang tertutup
a. substitusi bahan; untuk Limbah B3 kategori 1.
b. modifikasi proses; dan/atau Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:
c. penggunaan teknologi ramah lingkungan. a. rekomendasi Pengangkutan Limbah B3; dan
2. Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Dan b. izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Beracun Pengangkutan Limbah B3.
Untuk dapat memperoleh izin Pengelolaan 5. Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah Beracun
B3, Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3: Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana
dimaksud dalam meliputi:
a. Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi
bahan baku;
b. Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi
sumber energi;
c. Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan baku;
dan
d. Pemanfaatan Limbah B3 sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 3
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
Larangan melakukan Pemanfaatan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Limbah B3dikecualikan jika tingkat radioaktivitas Peraturan Pemerintah ini.
dapat diturunkan di bawah tingkat kontaminasi 8. Perpindahan Lintas Batas Limbah Bahan
radioaktif dan/atau konsentrasi aktivitas. Berbahaya Dan Beracun
6. Dumping (Pembuangan) Limbah Bahan Dalam hal Limbah B3 akan dimasukkan
Berbahaya Dan Beracun ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Izin dari Menteri sebagaimana dimaksud Indonesia untuk tujuan transit, Penghasil Limbah
pada ayat (1)berupa izin Dumping (Pembuangan) B3 atau Pengangkut Limbah B3 melalui negara
Limbah B3 ke media lingkungan hidup berupa: eksportir Limbah B3 harus mengajukan
a. tanah; dan permohonan notifikasi kepada Pemerintah
b. laut. Republik Indonesia melalui Menteri. Menteri
Limbah B3 yang dapat dilakukan memberikan jawaban berupa persetujuan atau
Dumping (Pembuangan) Limbah B3 ke media penolakan atas permohonan notifikasi, Persetujuan
lingkungan hidup berupa laut berupa: sebagaimana dimaksud memuat:
a. tailing dari kegiatan pertambangan; dan a. identitas eksportir Limbah B3;
b. serbuk bor dari hasil pemboran usaha b. negara eksportir Limbah B3;
dan/ataukegiatan eksplorasi dan/atau eksploitasi c. dokumen mengenai nama, sumber,
di lautmenggunakan lumpur bor berbahan dasar karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang akan
sintetis (synthetic-based mud). transit;
Setiap Orang untuk memperoleh izin d. alat angkut Limbah B3 yang akan digunakan;
Dumping (Pembuangan) Limbah B3 ke laut e. tanggal rencana pengangkutan, pelabuhan atau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 ayat (3) terminal tujuan transit, waktu tinggal di setiap
huruf b harus mengajukan permohonan secara transit, dan pelabuhan atau terminal masuk dan
tertulis kepada Menteri. keluar; dan
7. Pengecualian Limbah Bahan Berbahaya Dan f. masa berlaku persetujuan
Beracun Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Limbah B3 dari sumber spesifik dapat Hidup dan Kehutanan RI Nomor:P.56/Menlhk-
dikecualikan dari Pengelolaan Limbah B3 Setjen/2015 tentang tata cara dan Persyaratan
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.Untuk dapat Teknis Pengelolaan Limbah B3dari fasilitas
dikecualikan dari Pengelolaan Limbah B3, Setiap Pelayanan Kesehatan yang disebut Limbah B3
Orang yang menghasilkan Limbah B3 dari sumber adalah Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
spesifik wajib melaksanakan uji karakteristik mengandung B3, sedangkan kategori limbah B3
Limbah B3.Uji karakteristik Limbah B3 dilakukan meliputi Limbah dengan karakteristik infeksius,
secara berurutan.Uji karakteristik Limbah B3 benda tajam,patologis,bahan kimia
sebagaimana dimaksud kadaluarsa,tumpahan atau sisa kemasan, radioaktif,
meliputi uji: farmasi, Sitotoksik, Peralatan Medis yang memiliki
a. karakteristik mudah meledak, mudah menyala, kandungan logam berat tinggi, dan tabung gas atau
reaktif, infeksius, dan/atau korosif sesuai kontainer bertekanan.
dengan parameter uji sebagaimana tercantum Upaya pengelolaan limbah rumah sakit
dalam Lampiran II yang merupakan bagian telah disiapkan dengan menyediakan perangkat
tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini; lunaknya yang berupa peraturan-peraturan,
b. karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi pedoman-pedoman dan kebijakan-kebijakan yang
LD50 untuk menentukan Limbah B3 dari mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan
sumber spesifik yang diuji memiliki nilai Uji di lingkungan rumah sakit.Disamping itu secara
Toksikologi LD50 lebih kecil dari atau sama bertahap dan berkesinambungan Depertemen
dengan 50 mg/kg (lima puluh miligram per Kesehatan mengupayakan instalasi pengelolaan
kilogram) berat badan hewan uji; limbah rumah sakit, sehingga sampai saat ini
c. karakteristik beracun melalui TCLP untuk sebagian rumah sakit pemerintah telah dilengkapi
menentukan Limbah B3 dari sumber spesifik dengan fasilitas pengelolaan limbah, meskipun
yang diuji memiliki konsentrasi zat pencemar perlu disempurnakan.Namun harus disadari bahwa
lebih kecil dari atau sama dengan konsentrasi pengelolaan limbah rumah sakit masih perlu
zat pencemar pada kolom TCLP-B ditingkatkan lagi. (Barlin, 1995).
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III a. Jenis Limbah B3/Sampah Medis Rumah
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Sakit
Peraturan Pemerintah ini; dan a. Limbah Klinik
d. karakteristik beracun melalui uji toksikologi Limbah dihasilkan Selama pelayananpasien
subkronis sesuai dengan parameter uji secara rutin, pembedahan dan unit-unit resiko
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II tinggi, yang berbahaya dan mengakibatkan resiko
tinggi infeksi kuman dan populasi umum serta staf
rumah sakit.
b. Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap berisiko tinggi dan sebaiknya di autoclave sebelum keluar dari unit
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 4
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
patologi. kimia juga meliputi limbah farmasi dan limbah
c. Limbah Radioaktif citotoksik.
Walaupun limbah ini tidak menimbulkan 7. Limbah Radio Aktif
persoalan pengendalian infeksi dirumah sakit, Limbah radio aktif adalah bahan yang
pembungannya secara aman perlu diatur dengan terkontaminasi dengan radio isotope yang berasal
baik.Bentuk limbah atau sampah klinis bermacam- dari penggunaan medis dan riset radionucleida.
macam dan berdasarkan potensi bahaya yang Asal limbah ini antara lain dari tindakan
ditimbulkannya dapat dikelompokkan sebagai kedokteran nuklir, radioimmunoassay dan
berikut: (Anshar, 2013) bakteriologis yang dapat berupa padat, cair atau
1. Limbah Benda Tajam gas.
Limbah benda tajam adalah objek atau alat 8. Limbah Plastik
yangmemiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian Limbah plastic adalah bahan plastic yang
menonjol yang dapat memotong atau menusuk dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana
kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable
intravena, pipet Pasteur, pecahan gelas, pisau yang terbuat dari plastic dan juga pelapis peralatan
bedah.Semua benda tajam ini memiliki bahaya dan dan perlengkapan medis.
dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau Adapun dalam Pengelolaan Sampah
tusukan.Benda-benda tajam yang terbuang Medis/Limbah B3 sesuai Keputusan Menteri
mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, Kesehatan RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004
bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif. (Kemenkes RI, 2004) Tentang Persyaratan
2. Limbah Infeksius Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, terdapat
Limbah infeksius meliputi limbah yang beberapa persyaratan, antara lain:
berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi b. Persyaratan Limbah Medis Padat
penyakit menular (perawatan intensif).Limbah a. Minimisasi Limbah
laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan 1) Setiap Rumah Sakit harus melakukan reduksi
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/ limbah dimulai dari sumber.
isolasi penyakit menular.Limbah jaringan tubuh 2) Setiap Rumah Sakit harus mengelola dan
meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan mengawasi Penggunaan bahan Kimia
tubuh, sampah mikrobiologis, limbah pembedahan, berbahaya dan beracun.
limbah unit dialysis dan peralatan terkontaminasi 3) Setiap Rumah Sakit harus melakukan
(medical waste). pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi
3. Limbah Jaringan Tubuh 4) Setiap peralatan yang digunakan dalam
Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan pengelolaan limbah medis mulai dari
tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah dan pegumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan
cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang
dan autopsy. Limbah jaringan tubuh tidak berwenang.
memerlukan pengesahan penguburan dan b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan kembali
hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dan Daur Ulang
dibuang ke incinerator. 1) Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari
4. Limbah Citotoksik sumber yang menghasilkan limbah.
Limbah citotoksik adalah bahan yang 2) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali
terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi harus dipisahkan dari limbah yang tidak
dengan obat citotoksik selama peracikan, dimanfaatkan kembali.
pengangkutan atau tindakan terapi 3) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam
citotoksik.Limbah yang terdapat limbah citotoksik satu wadah tanpa memperhatikan
harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut
1000ºC. harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah
5. Limbah Farmasi untuk dibuka sehingga orang yang tidak
Limbah farmasi berasal dari obat-obatan berkepentingan tidak dapat membukanya.
kadaluwarsa, obat-obatan yang terbuang karena 4) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga
batch tidak memenuhi spesifikasi atau telah tidak dapat digunakan kembali.
terkontaminasi, obat-obatan yang terbuang atau 5) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan
dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah kembali harus melalui proses sterilisasi panas
tidak dipakai lagi karena tidak diperlukan dan harus dilakukan tes bacillus stearothemophilus
limbah hasil produksi oabt-obatan. dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes
6. Limbah Kimia bacilus subtilis.
Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan
kimia dalam tindakan medis, vetenary,
laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 5


Selatan
Tabel 1 3. Limbah Kunin Plastik
Metode Sterilisasi Untuk Limbah infeksius, g kuat atau
Metode Sterilisai Suhu Waktu Patologi anti bocor
Kontak dan dan
a. Sterilisasi dengan Anatomi kontainer
panas . 4. Sitotoksis Ungu Kontainer
b. Sterilisasi kering 160oC 120 Plastik
dalam oven “ menit kuat dan
Poupinel” 170oC anti bocor
c. Sterilisasi basah 121oC 60 menit
dalam Autoclafe 30 menit
d. Sterilisasi dengan 5. Limbah Colat - Kantong
bahan kimia. 500C- Kimia Plastik
- Ethylene 600C 3-8 jam dan atau
Oxide ( 30 menit Farmasi kontainer
Gas)
- Gluterald
ehyde ( 9) Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam
Cair) wadah yang kuat, anti bocor, dan diberi label
bertuliskan limbah sitotoksis”.
a. Pengumpulan, pengangkutan dan penyimpanan
6) Limbah Jarum hipodermik tidak dianjurkan limbah medis padat dilingkungan Rumah Sakit
untuk dimanfaatkan kembali, Apabila Rumah 1. Pengumpulan limbah medis padat dari setiap
Sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai ruangan penghasil limbah menggunakan troli
(disposable), limbah jarum hipodermik dapat khusus yang tertutup .
dimanfaatkan kembali setelah melalui proses 2. Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai
salah satu metode sterilisasi pada tabel B.1. iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama
7) Pewadahan limbah medis padat harus 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
memenuhi persyaratan dengan penggunaan b. Pengumpulan, Pengemasan dan pengangkutan
wadah dan label seperti pada tabel B.2. keluar Rumah Sakit
8) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh Rumah 1. Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas
Sakit Kecuali untuk pemuliha perak yang pada tempat yang kuat
dihasilkan dari proses sinar X. 2. Pengangkutan limbah keluar Rumah
menggunakan kendaraan khusus.
Tabel 2 c. Pengolahan dan pemusnahan
Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat 1. Limbah medis padat tidak diperbolehkan
sesuai Kategorinya membuang langsung ketempat pembuangan
N Kategori Warna Lambang Keteranga akhir limbah domestik sebelum aman bagi
o Kontai n kesehatan.
ner/ 2. Cara dan teknologi pengolahan atau
Kanto pemusnahan limbah medis padat disesuaikan
ng dengan kemampuan Rumah sakit dan jenis
Plastik limbah medis padat yang ada, dengan
1. Radioakti merah Kantong pemanasan menggunakan autoclave atau
f Boks dengan pembakaran menggunakan incinerator.
timbal c. Peraturan Perundang-undangan tentang
dengan Perlindungan dan Pengelolaan
simbol Lingkungan Hidup
Radioaktif Seluruh aturan yang berkaitan dengan
2. Sangat Kunin Kantong hukum dari Pengelolaan Lingkungan berdasarkan
infeksius g Plastik, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Kuat,anti
Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan Hidup
bocor,atau
antara lain yang terkait dengan:
kontainer
yang a. Perizinan
dapat Dalam pasal 36 ayat (1),(2),(3) dan (4) bunyinyasebagai
disterilisa berikut:
si dengan 1) Setiap Usaha dan/atau kegiatan yang wajib
autoclave dimiliki Amdal atau UKL/UPL wajib
memiliki izin lingkungan.
2) Izin Lingk ungan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 diterbitkan berdasarkan
keputusan
kelayakan lingkungan hidup sebagaimana d. Pada Bab X berisikan tentang Hak,
dimaksud dalam pasal 31 atau rekomendasi Kewajiban dan Larangan, dimana pada
UKL UPL. bagian kedua pasal 67 berbunyi bahwa”
3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada Setiap orang berkewajiban memelihara
ayat (1) wajibmencantumkan persyaratan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
yang dimuat dalam keputusan kelayakan mengendalikan pencemaran dan/atau
lingkungan hidup atau rekomendasi UKL kerusakan lingkungan hidup. Sedangkan pada
UPL. bagian kedua membahas tentang kewajiban,
4) Izin lingkungan diterbitkan oleh menteri, pada pasal 67 berbunyi Setiap orang
Gubernur, atau Bupati/walikota sesuai dengan berkewajiban memeliharan kelestarian fungsi
kewenangannya. lingkungan hidup serta mengendalikan
Izin Lingkungan Pasal 36 ayat (4) dapat dibatalkan pencemaran dan/kerusakan lingkungan
apabila : hidup.dan pada bagian ketiga membahas
a. Persyaratan yang diajukan dalam permohonan tentang larangan dimana pada pada bagian
izin mengandung cacat Hukum, kekeliruan, ketiga ini membahas tentan larang
penyalah gunaan, serta ketidak benaran pencemaran lingkungan,larangan memasukan
dan/atau pemalsuan data, dokumen, dan/atau limbah B3 pada NKRI, membuang limbah
informasi; ,B3 dan limah B3 kedalam lingkungan Hidup,
b. Penerbitannya tanpa memenuhi syarat melepaskan produk rekayas genetik kedalam
sebagaimana tercantum dalam keputusan lingkungan hidup,menyusun amdal tanpa
komisi tentang kelayakan lingkungan hidup memiliki sertifikat kompetensi sebagai
atau Rekomendasi UKL-UPL;atau penyusun Amdal, dan memberikan informasi
c. Kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen palsu, dan memberikan keterangan yang tidak
Amdal atau UKL-UPL tidak dilaksanakan benar.
oleh penanggung jawab usaha dan/atau e. Pada Bab XI berisikan tentang peran
kegiatan. masyarakat dalam pengawasan terhadap
Pada Bab VII Bagian kesatu Tentang pengelolaan pengelolaan lingkungan.
Bahan Berbahaya dan Beracun Pasal 58 f. Sedangkan berikutnya pada Bab XII berisikan
(1) Setiap orang yang memasukan kedalam tentang Sanksi Administratif.
Wilayah Negara kesatuan Republik Pengawasan Lingkungan dapat dilakukan dengan
Indonesia, menghasilkan, mengangkut, cara :
mengedarkan, menyimpan, memanfaatkan, a. Melakukan pemantauan
membuang, mengolah, dan/atau menimbun b. Meminta keterangan
B3 wajib melakukan pengelolaan B3. c. Membuat salinan dari dokumen atau
Sedangkan pada Bagian kedua membuat catatan yang diperlukan
(2) Pengelolaan limabh B3 wajib mendapat izin d. Memasuki tempat tertentu
dari menteri,Gubernur, atau Bupati/walikota e. Memotret
sesuai dengan kewenangannya. f. Membuat rekaman audio visual
(3) Menteri,Gubernur, atau Bupati/walikota g. Mengambil sampel
wajib mencantumkan persyaratan lingkungan h. Memeriksa peralatan
hidup yang harus dipenuhi dan kewajiban i. Memeriksa instalasi dan/alat transportasi
yang harus dipatuhi pengelola limbah B3 j. Menghentikan pelanggaran tertentu.
dalam izin. Sedangkan Sanksi Administratif terdiri
(4) Keputusan pemberi izin wajib diumumkan. atas:
Pada Bagian ketiga membahas masalah a. Teguran tertulis
Dumping, yakni pada Pasal 60 b. Paksaan Pemerintah
berbunyi“Setiap orang dilarang melakukan c. Pembekuan Izin Lingkungan atau
dumping limbah dan/bahan kemedia d. Pencabutan izin lingkungan
lingkungan hidup tanpa izin”. g. Pada Bab XII berisikan tentang Penyelesaian
b. Pada Bab VIII, mengatur tentang sistem Sengketa lingkungan yang bisa berupa:
informasi, dimana pada pasal 62 ayat (1) a. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup
Pemerintah dan pemerintah Daerah mengatur diluar pengadilan
sistem informasi lingkungan hidup untuk b. Penyelesaian Sengekta Lingkungan Hidup
mendukung pelaksanaan dan pengembangan Melalui Pengadilan
kebijakan perlindungan dan pengelolaan h. Selanjutnya Pada Bab XIV Membahas
lingkungan hidup. tentang Penyidikan dan pembuktian, Pada
c. Pada Bab IX, membahas tentang tugas dan bagi kedua yakni pembuktian , Alat bukti
wewenang pemerintah dan pemerintah yang sah dalam tuntutan tindak pidana
Daerah dalam perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup terdiri atas :
lingkungan hidup. a. Keterangan Saksi
b. Keterangan Ahli
c. Ketentuan Pidana, adapun tindak pidana atau izin
lingkungan
dalam Undang-undang pengelolaan sebagaimana pada
lingkungan ini adalah merupakan kejahatan. pada pasal 69 ayat
1
d. SuratPetunjuk Setiap orang yang Penjara 1 Rp.1.000.000 -
e. Keterangan Terdakwa dan/atau 9 melakukan Tahun s.d .000 s.d
pengelolaan 3 Tahun Rp.3.000.000
f. Alat bukti lain termasuk alat bukti yang diatur limbah B3 tanpa .000
dalam peraturan perundang-undangan. izin sebagaimana
i. Pada Bab XV berisikan tentang maksud pasal 59
ayat (4)
ketentuan – ketentuan sanksi berdasarkan Undang- 10 Setiap orang yang Penjara 1 Rp.1.000.000 -
undang dari pidana tersebut Sebagai berikut: menghasilkan dan Tahun s.d .000 s.d
tidak melakukan 3 Tahun Rp.3.000.000
pengelolaan .000
Tabel 3 sebagaimana
maksud pasal 59
Ketentuan Pidana atas Pelanggaran 11 Setiap orang yang Penjara Paling -
Pengelolaan Lingkungan melakukan Paling Banyak
Dumping Limbah lama 3 Rp.3.000.000
dan/atau bahan Tahun .000
No Pelanggaran Sanksi
kemedia
Hukuman Denda Catatan lingkungan hidup
Penjara
tanpa izin sebagai
1 Melakukan Penjara Rp.3.000.000 - mana dimaksud
perbuatan Paling .000 s.d pada pasal 60
dilampauinya singkat 3 Rp.10.000.00 12 Setiap orang yang Penjara 4 Rp.4.000.000 -
baku mutu udara Tahun 0.000 memasukan Tahun s.d .000 s.d
ambien, mutu air, limbah kedalam 12 Tahun Rp
mutu air laut, Wilayah Negara 12.000.000.0
kriteria baku kesatuan Republik 00
kerusakan Indonesia, sebagai
lingkungan hidup mana dimaksud
2 Mengakibatkan Penjara 4 Rp.4.000.000 - pada pasal 69 ayat
orang luka Tahun s.d .000 s.d (1)
dan/atau bahaya 12 Tahun Rp.12.000.00 13 Setiap orang yang Penjara 5 Rp.5.000.000 -
kesehatan manusia 0.000 memasukan Tahun s.d .000 s.d
3 Mengakibatkan Penjara 5 Rp.5.000.000 - limbah B3 15 Tahun Rp
orang luka berat Tahun s.d .000 s.d kedalam Wilayah 15.000.000.0
atau mati 15 Tahun Rp.15.000.00 Negara kesatuan 00
0.000 Republik
4 Setiap orang Penjara 1 Rp.3.000.000 - Indonesia sebagai
karena kelalainnya Tahun s.d .000 s.d mana dimaksud
mengakibatkan 3 Tahun Rp.10.000.00 pada pasal 69 ayat
dilampauinya 0.000 (1)
baku mutu udara Rp.5.000.000
14 Setiap orang yang Penjara 5 -
ambien, mutu air, memasukan Tahun s.d .000 s.d
mutu air laut, limbah B3 yang 15 Tahun Rp
kriteria baku dilarang menurut 15.000.000.0
kerusakan peraturan 00
lingkungan hidup perundang-
5 Setiap orang Penjara 2 Rp.2.000.000 - undangan kedalam
karena kelalainnya Tahun s.d .000 s.d Wilayah Negara
mengakibatkan 6 Tahun Rp.6.000.000 kesatuan Republik
orang luka .000 Indonesia sebagai
dan/atau bahaya
mana dimaksud
kesehatan manusia
pada pasal 69 ayat
6 Setiap orang Penjara 3 Rp.3.000.000 - (1)
karena kelalainnya Tahun s.d .000 s.d 15 -
Setiap orang yang Penjara 3 Rp
mengakibatkan 9 Tahun Rp.9.000.000
melakukan Tahun s.d 3.000.000.00
orang luka berat .000
pembakaran lahan 10 Tahun 0 s.d
atau mati
sebagai mana Rp
7 Setiap orang yang Penjara 3 Paling Dapat dimaksud pada 10.000.000.0
melakukan Tahun Banyak dikenakan pasal 69 ayat (1) 00
pelanggaran Baku Rp.3.000.000 apabila 16 Setiap orang yang Penjara 1 Rp -
mutu air limbah, .000 sanksi
melakukan usaha Tahun s.d 1.000.000.00
baku mutu administra
dan/atau kegiatan 3 Tahun 0 s.d
emisi,atau baku si yang
tanpa memiliki Rp
mutu gangguan telah
izin lingkungan 3.000.000.00
dijatuhkan
sebagai mana 0
tidak
dimaksud pada
dipatuhi pasal 36 ayat (1)
atau
17 Setiap orang yang Penjara 3 Paling -
pelanggara
menyusun amdal Tahun Banyak Rp
n lebih
tanpa memiliki 3.000.000.00
dari satu
sertifikat 0
kali
kompetensi
8. Setiap orang yang Penjara 1 Rp.1.000.000 - penyusun amdal
melepaskan Tahun s.d .000 s.d
sebagai mana
dan/mengedarkan 3 Tahun Rp.3.000.000
dimaksud pada
produk rekayasa .000 pasal 69 ayat (1)
genetik kemedia
18 Pejabat pemberi Penjara 3 Paling -
lingkungan hidup
izin lingkungan Tahun Banyak Rp
yang bertentangan
yang menerbitkan 3.000.000.00
dengan peraturan
izin lingkungan 0
undang-undang tanpa dilengkapi
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
dengan Amdal undang dan peraturan menteri Kesehatan, sehingga
atau UKL UPL
sebagai mana pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan
dimaksud pasal 37 Kategori Limbah B3 seperti Internal Rumah Sakit
ayat (1)
19 Pejabat pemberi Penjara 3 Paling - serta Pihak Eksternal Rumah Sakit hendaknya
izin usaha dan Tahun Banyak Rp harus bisa menerapkan/mengimplementasikan
/atau kegiatan 3.000.000.00
yang menerbitka 0 aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh
izin usaha dan/ Pemerintah sehingga Dampak atas pengelolaan
atau kegiatan
tanpa dilengkapi
Limbah tersebut dapat diminimalisir dan Pihak
izin lingkungan internal serta Eksternal Rumah sakit tidak
sebagai mana bermasalah dengan Hukum yang akan
dalam pasal 40
ayat (1) menimbulkan kerugian baik Lingkungan Fisik
20 Setiap pejabat Penjara Paling banyak - maupun Operasional Rumah Sakit dan Pihak
berwenang yang paling Rp
dengan sengaja lama 1 500.000.000 Ketiga Pengelola Limbah B3.
tidak melakukan Tahun d. Pemaparan Contoh Kasus
pengawasan
terhadap ketaatan Berdasarkan Beberapa Kasus yang terjadi
penanggung jawab pada Rumah Sakit di Sumatera Barat masih adanya
usaha dan/atau
kegiatan gerhadap
Pengelolaan sampah medis/Limbah B3 Rumah
peraturan Sakit yang pengelolaannya tidak sesuai dengan
perundang- aturan yang berlaku, berikut contoh beberapa
undangan dan izin
lingkungan kasus:
sebagai mana a. Kasus sampah medis Pantai Tan Sridano di
dalam pasal 71
dan pasal 72 yang kanagarian Taluak, kecamatan batang kapas ,
mengakibatkan Kabupaten Pesisir Selatan(Pessel),Limbah
pencemaran dan
kerusakan
medis tersebut berupa jarum suntik, tabung
lingkungan yang cairan infus dan sempat meresahkan nelayan
mengakibatkan masyarakat setempat serta wisatawan. KLH
hilangnya nyawa
manusia terus memantau penyelesaian kasus sampah
21 Setiap orang yang Penjara Paling - medis atau B3 ( bahan Berbahaya dan
memberikan paling Banyak
informasi palsu , lama 1 Rp1.000.000. Beracun) yang sempat menggemparkan
menyesatkan, Tahun 000 masyarakat sekitar, Dlh sendiri memang telah
menghilangkan
informasi atau
mendorong agar kasus ini bisa segera tuntas
memeberikan dan pelaku bisa dikenai sanksi agar
keterangan yang memberikan efek jera dan agar kejadian ini
tidak benar yang
diperlukan tidak terulang.Tim Penegakan Hukun Dinas
kaitannya dalam Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, Rembrand
pemgawasan dan
penegakan hukum mengatakan, RSUD Rasyidin kota padang
yang berkaitan sudah menyalahi peratutan karena membuang
dengan
perlindungan dan limbah medisnya tanpa Prosedur yang jelas.
pengelolaan Dari hasil investigasi tersebut, maka ia
lingkungan hidup
sebagaimana
meminta Proses hukum tidak bisa dihentikan,
dimaksud pasal 69 karena sudah jelas subjek dan pelakunya
ayat (1) huruf J ( dikutip dari Harian Haluan, Rabu 22
22 Setiap Penjara Paling -
penanggung jawab paling Banyak Februari 2017),sementara itu sebagaimana
usaha/ kegiatan lama 1 Rp1.000.000. diketahui PT.Multazam adalah Perusahaan
yang tidak Tahun 000
melaksanakan Pengumpul dan Pngangkut limbah B3 yang
paksaaan berpusat di kota angin mamiri makassar
pemerintah
23 Setiap orang yang Penjara Paling -
sulawesi selatan, yang bergerak dalam
sengaja mencegah paling Banyak Rp pengelolaan limbah B3 ini, dengan SK
, menghalang- lama 1 1.000.000.00 menteriLingkunan Hidup No.810 tahun 2009.
halangi, atau Tahun 0
menggagalkan (Dikutip dari Portal berita Metro andalas, 8
pelaksanaan tugas Februari 2017)
pejabat pengawas
lingkungan hidup
dan/atau pejabat B
penyidik pegawai
negeri sipil e
Sumber : Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 n
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan t
Hidup u
k

t
a
t
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 21
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
a m
a
c h
a
r s
a a
k
d i
a t
n
s
a u
t d
u a
r h
a
n c
u
t k
e u
n p
t
a j
n e
g l
a
p s
e
n b
g e
e r
l d
o a
l s
a a
a r
n k
a
S n
a
m U
p n
a d
h a
n
m g
e -
d Gambar 1 : aga
i Sampah medis rian
s Pantai Tan Tal
/ S uak
L r ,
i i kec
m d am
b a ata
a n n
h o bat
d ang
B i kap
3 k as,
a Ka
R n bua
u
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 22
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
p sewaktu membuat warga News, kamis 15
t mendapat sekitar resah, karena september 2016).
e Laporan terkait selain bau busuk yang
n sampah medis mengganggu, warga
yang ditemukan juga terancam
P ditempat terserang virus yang
e pembuangan ada pada limbah
s sampah, tersebut.“ Baunya
i Pihaknya sangat menyengat
s langsung menuju apalagi kalau sudah
i kerumah sakit malam, sangat
r tersebut untuk mengganggu sekali
s melakukan baunya itu,” kata
e pengecekan.“ salah seorang warga
l Ketika sekitar RSUP M
a mendapatkan Djamil
t informasi, kami ,Aridanil (50), Kamis
a langsung tinjau (15/9/2016). “ Ada
n kelapangan, dan sekitar 40-50 ton
( memang benar limbah itu tertumpuk
P sampah medis di TPS ( tempat
e ditemuka penyimpanan
s ditempat sementara Limbah
s pembuangan B3).Kita sudah
e sampah tanpa sampaikan komplain
l diolah terlebih kepihak Rumah
) dahulu,” kata Sakit,” sebutnya.
b. Limbah bahan Alamin pada Salah seorang sumber
berbahaya dan harian terpercaya yang tidak
Beracun ( B3) Haluan.com Sela mau disebutkan
yang diduga (14/4). Lebih namanya
dari Rumah lanjut Alamin mengatakan , Limbah
sakit selaguri, menuturkan, yang ada diRSUP M
Padang, selasa Pihak Rumah Djamil tersebut sudah
( 14/3).Persoal Sakit Selaguri tertumpuk sejak mei
an sampah sudah membuat 2016, sedangkan
medis yang pernyataan limbah yang
dibuang mengenai cara dihasilkan RSUP
sembarangan memberlakukan M.Djamil dalam
kembali sampah medis sebulan mencapai 10
terjadi. Kali sesuai dengan ton/bln.“ Sudah 5 Bln
ini diduga aturan yang telah limbah ini tertumpuk
Rumah Sakit ada. Apabila artinya, sekarang ini
selaguri dikota dalam waktu sudah ada sekitar
padang satu bulan tidak 50 ton yang
membuang dipenuhi maka menumpuk diTPS’
sampah Pihak DLH akan sebutnya.Dia sangat
medisnya mencabut Izin menyayangkan
ditempat Lingkungan pengelolaan limbah
pembuangan Rumah Sakit yang seperti ini.
sampah tanpa yang Seharusnya
mengolah bersangkutan pemerintah dalam hal
Limbah Bhan ( Padang, Harian ini Badan
Berbahaya Haluan.com,Rab Pengendalian Dampak
dan u 15 maret 2017) Lingkungan Hidup
Beracun( B3). Limbah ( Bapedalda) Sumbar
Kepala Dinas medis atau limbah harus mengawasi lebih
Lingkungan bahan berbahaya dan ketat.” Masa dirumah
Hidup (DLH) beracun (B3) RSUP sakit tipe A
kota padang M jamil Padang, Pengelolaan
Alamin sudah menumpik Limbahnya seperti
mengatakan , sekitar 50 ton, hal ini ini” sebutnya ( Valora
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 23
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
(B komponen alat juga sudah
3) pembakar menyurati pihak
RS sampah medis Bapedalda Provinsi
UP ini rusak, maka terkait rusaknya
M dengan terpaksa incinerator
ja untuk sementara tersebut," tutup
mi proses Indria. (warman).
l pembakaran
Pa dihentikan," kata
Gambar: da Indria di ruang
L ng kerjanya pada
i c. Pariaman - Jumat
m Limbah (7/10/2016).Ia
b medis juga
a RSUD mengungkapkan
h Pariaman, semenjak
Sumatera incinerator
Barat RSUD Pariaman Gambar 3
m
menumpuk mulai di :Limb
e
dan fungsikan pada ah
d
mengeluar tahun 2009, medis
i
kan bau tak sudah ada RSUD
s
sedap di beberapa kali Paria
gudang perbaikan. pada man,
a
pembakara tahun 2014 di Sumat
t
n. lakukan era
a
Penjelasan penambahan Barat
u
dari spare part dan menu
Direktur baner untuk mpuk
l
RSUD menyesuaikan dan
i
Pariaman standarisasi dari menge
m
Indria kementrian luarka
b
Velutina lingkungan, n bau
a
mengataka dengan tak
h
n bahwa menambah sedap
incinerator/ ketinggian di
b
alat cerobong asap gudan
a
pembakar menjadi 14 m g
h
sampah yang semula pemba
a
medis hanya 8 karan
n
tersebut m."Kalau biaya d. Limbah medis
tidak perbaikan RSUD Sungai
b
digunakan sekarang sekitar Dareh tidak
e
hampir 2 Rp 56 juta , diperlakukan
r
bulan sedangkan untuk khusus dalam
b
karena menyikapi biaya masalah
a
sedang standarisasi dan pengelolaan
h
perbaikan. lainnya pada limbah dibuat
a
"Inciner 2014 menelan berserakan
y
ator ini rusak biaya hampir Rp dan sangat
a
karena alam, 200 juta. mengganggu
badai hebat kemudian kita pemandangan,
d
beberapa jika
a
n minggu yang dibiarkan karena masih banyak
lalu berlarut-larut ditemukan disekitar
b mengakibatkan tentu akan penumpukan sampah
e cerobong menjadi sumber RSUD berserakan
r asapnya patah, malapetaka. berbagai jarum suntik,
a setelah kita Bahkan salah selang,botol obat dan
c ketahui ada seorang anggota sebagainya.Ketua komisi
u kerusakan pada DPRD menyorot III suardi ayub,S.sos
n salah satu terkait limbah ini, menanggapi masalah

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 24


Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
limbah RSUD (R/fs/Tim). sementara yang tidak yang lebih fatal lagi
sungai Dareh layak dan waktu yang terhadap
mengatkan” setiap melebihi ambang Lingkungan
rapa atau batas dalam sebagai media
pertemuan dengan penyimpanan penerima limbah
pihak RSUD sungai sementara, incenerator ( Baik fisik maupun
dareh kami selalu yang tidak sesuai non fisik).
mengingatkan standar untk Dari
kepada pihak Gambar pemusnahan sampah kasus-kasus diatas
RSUD agar bisa 4 medis sehingga dapat dilihat bahwa
mengeliola limbah :Limb menimbulkan keluhan perlunya beberapa
secara baik dan ah masyarakat sekitar faktor yang
sesui dengan aturan medis Rumah Sakit, hingga dianggap dapat
karena mengingat RSU menyangkut pihak mempengaruhi tata
dampak yang D ketiga dalam kelola sampah
ditimbulkan limbah Sunga melakukan prosedur medis.
medis RSUD dapat i pengangkutan, e. Contoh
mengancam Dareh pengolahan dan Kasus Sanksi
kesehtan tidak pemusnahannya. atas
masyarakat, yang diperl Dimana hal tersebut Pengelolaan
bisa kami lakukan akuka sangat amat Sampah
hanyalah menegur n merugikan bagi semua Medis
pihak RSUD serta khusu pihak yang ikut Sebagai
mengingatkan agar s terlibat didalam contoh kasus dapat
limbah medis tidak dalam pengelolaan limbah kita lihat dalam
berserakan dimana- masal tersebut dan Putusan Pengadilan
mana” Sampai ah Negeri Langsa
Suardi. penge Nomor 163/Pid-
( Faktasumber.com lolaan B/2013/PN-Lgs.
11 Juli 2018). limba Dalampertimbanga
Wakilketu h nnya, hakim
a DPRD Ampera dibua mengatakan bahwa
datu labuan basa t dalam hal
diruang kerjanya berse penanganan limbah
menyampaikan rakan medis dan non
kepada awak dan medis berupa jarum
media” saya sangat sangat suntik, saluran
menyayangkan meng kencing, selang
terkait limbah gangg Infus, botol obat,
medis sungai dareh u cateter, perban
yang bbelum pema pasien yang
dikelola piahak ndang terdapat darah,
RSUD sungai dareh an sarung tangan dan
sesuai denga SOP Secara lain-lain, Pihak
yang berlaku akan Umum dari beberapa RSUD Kota Langsa
berdampak buruk kasus Rumah Sakit di tidak melakukan
pada kesehatan Sumatera Barat, pengelolaan limbah
masyarakat dan Pengelolaan Limbah tersebut dengan
lingkungan dalam medis ini hampir baik. Pengelolaan
jangka seluruh Rumah sakit limbah B-3 baik
panjang”.sampainy tidak melakukan limbah medis dan
a.“ Dalam jangka pengelolaan limbah non medis tersebut
panjang ini akan sesui dengan aturan dilakukan pihak
berdampak pada yang berlaku Mulai RSUD Kota Langsa
keselamtan pada dari Tempat dan dengan cara
anak cucu kita nanti kantong sampah untuk menumpukkannya
karna limbah medis wadah sampah, di tempat
ini termasuk prosedur pemilahan pembuangan
golongan limbah sampah, petugas sampah (TPS) yang
B3/Limbah pengelola yang tidak terdapat di samping
berbahaya.’ Tutur menggunakan APD, RSUD
wakil ketua DPRD Penyimpanan sampah Kota
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 25
Selatan
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.1 Edisi Januari 2019
A. Kesimpulan berwenang
Langsa 1. Adanya harus bisa
beberapa menegakan
tanpa kasus pada peraturan
memisahkann Rumah perundang-
ya Sakit di undangan
Sumatera yang
terlebih dahulu Barat, berlaku dan
dianggap bisa
dan pihak RS menindak
membiarkann tidak lanjutinya.
ya berhari- melaksana 3. Lemahnya/
hari di tempat kan aturan kurangnya
tersebut pengelolaa kepedulian
sampai n Sampah atau
petugas Dinas medis dan komitmen
Kebersihan limbah B3 serta
Kota Langsa sesuai pemahama
datang. dengan n pimpinan
Terd aturan rumah sakit
akwa diadili perundang- dan jajaran
berdasarkan undangan. Manajerial
Pasal 104 UU 2. Banyaknya nya atas
PPLH tentang Rumah pengelolaa
dumping Sakit yang n limbah
limbah medis. tidak B3/sampah
Hakim mengelola medis dan
menyatakan, Sampah Dampakny
Terdakwa medis dan a terhadap
telah terbukti Limbah B3 lingkungan
secara sah nya serta
dan sehingga Sanksi
meyakinkan melakukan
bersalah pelanggara
melakukan n terhadap
tindak pidana Undang-
pidana Undang
“Melakukan Nomor 32
Dumping tahun 2009
Limbah tentang
dan/atau Perlindung
Bahan ke an dan
Media Pengelolaa
Lingkungan n
Hidup, tanpa Lingkunga
izin“ dan n Hidup
menghukum sehingga
terdakwa oleh terjadi
karena itu pelanggara
dengan n-
pidana pelanggara
penjara n atas
selama 6 peraturan
(enam) bulan pengelolaa
dan pidana n limbah
denda sebesar dan
Rp.1 juta. berhubung
( Hukum an dengan
Online .com, sanksi dan
selasa 1 hukum
Maret 2016). maka pihak
yang
Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Hal. 26
Selatan
hukum yang akan diterima atas pelanggaran
Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Lemahnya Pengawasan pihak Pemerintah dan
pihak terkait lainnya terhadap pengelolaan
sampah medis oleh fasilitas pelayanan
kesehatan seperti Rumah Sakit maupun pihak
ketiga yang melakukan pengelolaan lanjutan
hingga pemusnahan sampah medis.
5. Belum maksimalnya Pelaksanaan Sanksi
Hukum terhadap pengelola sampah medis
yang melakukan tindakan pelanggaran
terhadap aturan yang berlaku terhadap
pengelolaan limbah B3/sampah medis
terhadap Fasilitas pelayanan
Kesehatan/Rumah Sakit.
6. Adanya Pihak ketiga sebagai Pengangkut
sampah medis dan selaku pemusnah sampah
medis berupa residu yang tidak ada kejelasan
izinnya sehingga dalam pengelolaan dalam
tahap pemusnahannya tidak bisa
dipertanggungjawabkan.

B. Daftar Pustaka
Berlin, 1995. Analisis dan evaluasi hukum tentang
pencemaran akibat limbah rumah sakit
Jakarta: Badan pembinaan hukum
Nasional.
Giyatmi, 2003.Efektivitas pengolahan limbah cair
rumah sakit Dokter Sardjito Yogyakarta
terhadap pencemaran radio aktif.
Yogyakarta: Pasca Sarjana Universitas
Gadjah Mada.
Harian Haluan, Rabu 22 Februari 2017, Judul “Soal
Sampah Medis di Pessel Kementerian
LH turun tangan”.
Kemenkes RI. (2004). KMK No.Kemenkes RI.
(2004). KMK No.
1204/Menkes/SK/X/2004 ttg Persyaratan
Kesehatan Lingkungan RS.
1204/Menkes/SK/X/2004 ttg Persyaratan
Kesehatan Lingkungan RS.
Padang Ekspres 12 Juli 2018, Judul “48.92% RS
Belum kelola Limbah B3”.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor:
P.56/Menlhk.Setjen/2015 tentang tata
cara dan persyaratan teknis pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Pikiran Rakyat, 11 juli 2018, Judul “ Limbah
Medis diindonesia capai 242 Ton
perhari”.
Portal berita Metro andalas, 8 Februari 2017, Judul
“RSUD Rasyidin padang diminta
Pertanggungjawabkan limbah”.
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai