(PSI 334)
MODUL SESI 4
CULTURE FAIR INTELLIGENCE TEST (CFIT)
DISUSUN OLEH
NOVENDAWATI WAHYU SITASARI, M.PSI., PSIKOLOG
3. Tes G skala 3A
4. Tes G skala 3B
Test Culture Fair Intelligence atau disingkat Tes CFIT terdiri dari 3
(tiga) skala yang disusun dalam Form A dan Form B secara paralel. Tes ini
dibuat oleh Raymond B. Cattel dan A. Karen S. Cattel serta sejumlah staff
penelitian dari Institute of Personality and Ability Testing (IPAT) di
Universitas Illinois, Champaign, Amerika Serikat tahun 1949. Tes ini adalah
bentuk skala 3 Form A dan B yang biasanya digunakan untuk tes klasikal
bagi subjek-subjek berusia 13 tahun sampai dengan dewasa.
Culture Fair Intelligence Test dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan umum (General Ability) atau di sebut dengan G-Factor.
Menurut teori kemampuan yang dikemukakan oleh Raymond B. Cattell,
Culture Fair Intelligence Test adalah untuk mengukur Fluid
Ability seseorang. Fluid Ability adalah kemampuan kognitif seseorang
yang bersifat herediter. Kemampuan kognitif yang Fluid ini di
dalam perkembangan individu selanjutnya mempengaruhi kemampuan
kognitif lainnya yang disebut sebagai Cristalized Ability. Cristalized
Ability seseorang merupakan kemampuan kognitif yang diperoleh dalam
Ilmu psikologi sebagai ilmu pengetahuan ilmiah harus dapat diuji dan
dibuktikan kebenarannya. Salah satu cara untuk mengujinya yaitu dengan
menggunakan sebuah alat ukur. Hal ini dapat membuat perkembangan ilmu
psikologi pada akhirnya akan selalu diikuti dengan perkembangan alat ukurnya.
Jika pada zaman dahulu pengukuran dalam ilmu psikologi banyak
dilakukan dengan menggunakan paper and pencil test, maka pada saat ini
pengukuran dalam ilmu psikologi sudah menggunakan computer. Kumar dan
Helgeson (1995) yang melakukan penelitian mengenai penggunaan komputer
dalam pengetesan menemukan bahwa metode ini mampu memperbaiki efektivitas
dan efisiensi dalam pencatatan, penyimpanan, dan analisis data.
Salah satu bentuk pemanfaatan komputer dalam pengetesan yaitu dengan
digunakannya Lembar Jawab Komputer (LJK). Pada metode ini peserta tes
mengerjakan tes atau memberikan jawaban pada LJK dengan cara menghitamban
bulatan dari alternatif jawaban yang dipilihnya. LJK kemudian di-scan dengan
C. Latihan
1. Mengapa CFIT dikatakan tes bebas budaya…
a. Karena direncanakan untuk mengurangi pengaruh kecakapan verbal,
iklim budaya, dan tingkat pendidikan
b. Karena aitem dalam skalanya sama
c. Karena bisa digunakan untuk semua usia
2. Apa yang dimaksud dengan fluid ability…
a. Kemampuan kognitif secara umum
b. Kemampuan kognitif yang bersifat herediter
c. Kemampuan kognitif yang diperoleh dalam interaksi individu dengan
lingkungan disekitarnya
3. Apa yang dimaksud dengan cristalized ability….
a. Kemampuan kognitif secara umum
b. Kemampuan kognitif yang bersifat herediter
c. Kemampuan kognitif yang diperoleh dalam interaksi individu dengan
lingkungan disekitarnya
D. Kunci Jawaban
1. a
2. b
3. c
4. b
5. c
E. Daftar Pustaka
Aiken, L. R., & Marnat, G. G. (2008). Psychological Testing and Assessment.
USA: Allyn and Bacon
Anastasi, A., & Urbina, S. (2003). Tes Psikologi (Psychological testing 7e –Jilid
1). Jakarta: PT Indeks Gramedia Grup.
Groth, G., & Marnat. (2002). Handbook of Psychological Assessment. New York:
Wiley
http://www.konsultanpsikologijakarta.com/culture-fair-intelligence-scale-cfit/ Y
Kumara, A. (1989). Studi Validitas Dan Reliabilitas Culture Fair Intellegence Test
Skala 3 Sebagai Alat Ukur Inteligensi Pada Para Mahasiswa (Laporan
Penelitian). Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Saptoto, R. (2018). Pengaruh Adaptasi Waktu Administrasi yang disebabkan
Penggunaan Lembar Jawaban Komputer terhadap Hasil CFIT 3 A dan 3 B.
Jurnal Psikologi, 45(1), 52-65