Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 3A

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI

PENGETAHUAN (TES PILIHAN GANDA)

Arvian Ega Nararya Athallah


PTE B/19050514070/2019
Hari/Jam Kuliah: Rabu/07.00 – 09.30

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2020
A. JUDUL
Pengembangan Instrumen Kompetensi Pengetahuan Mapel Penerapan
Rangkaian Elektronika (IKP MPRE)

B. PEMBATASAN MASALAH
Pembahasan tentang IKP MPRE dibatasi pada pembahasan deskripsi dan kondisi
penerapan sistem rangkaian elektronika pada bagian berikut.
1. Menganalisis pelaporan penerapan rangkaian elektronika.
2. Membuat pelaporan penerapan rangkaian elektronika.
3. Menganalisis pelaporan pengujian penerapan rangkaian elektronika.
4. Membuat pelaporan pengujian penerapan rangkaian elektronika.

C. DESKRIPSI TEORETIK

1. Pengertian

a. Kompetensi
Kompetensi adalah suatu faktor mendasar yang ada pada seseorang yang
memiliki kemampuan lebih dan membuatnya berbeda dengan orang lain
dengan kemampuan rata-rata. Menurut Gordon (1998), ada 6 aspek yang
terkandung dalam konsep kompetesi yaitu:

1) Pengetahuan (knowledge),
2) Pemahaman (understanding),
3) Kemampuan (skill),
4) Nilai (value),
5) Sikap (attitude),
6) Minat (interest).

Para siswa diharapkan mendapatkan kompetensi yang sesuai dengan IKP


MPRE yang semakin komples kian tahunnya.
b. Hasil belajar

Hasil belajar dalam kontesk ini pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan


yang dimiliki siswa setelah ia menerima perlakuan dan pengajaran (guru),
seperti yang dikemukakan oleh (Sudjana, 2004: 22). Dalam bukunya Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar mengajar:

1) Keterampilan kebiasaan,
2) Pengetahuam dan pengarahan,
3) Sikap dan cita-cita.

Diharapkan hasil pembelajaran IKP MPRE dapat bermanfaat bagi para siswa
dalam melanjutkan karir dan pembelajaran lanjutan.

c. Prestasi belajar

Menurut Winkel melalui Sunarto (1996: 162), mengatakan bahwa “prestasi


belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang
siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya”.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990: 130), prestasi belajar merupakan


hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam
diri (internal) maupun dari luar (eksternal) individu.

Dalam pembelajaran IKP MPRE siswa diharapkan dapat mencapai prestasi


belajar maksimal yang sangat berguna pada masa mendatang.

d. Abiliti

Abiliti merupakan paraparse kalimat yang berasal dari bahasa inggris ability
atau bisa juga dalam ilmu sosial dikenal dengan capability yang bermakna
kapasitas yang dimiliki orang untuk melakukan tindakan sesuai dengan
tingkat pengetahuan, penalaran, dan mekanisme lainya yang berkaitan dengan
lingkungan. Menurut Soehardi (2003), pengertian kemampuan adalah kajian
yang menghasilkan nilai-nilai secara normatif atas perilaku seseorang dan
dianggap sebagai hasil kerjanya kepada masyarakat. Maka, dalam hal inilah
kemampuan disebut sebagai bakat yang diperoleh dari sejak lahir, proses
belajar, serta pengalaman.

Diharapkan IKP MPRE dapat meningkatkan abiliti siswa pada tiap sektor
lingkungan.

e. Kapabiliti

Kapabiliti, artinya juga sama dengan kompetensi, yaitu kemampuan. Namun


pemaknaan kapabiliti tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) namun lebih
dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar-benar menguasai
kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. Menurut
Nusbaum sebagai salah satu ahli dalam ilmu sosial ia mengemukakan bahwa
untuk tahapan dalam pengukuran dimensi kapabiliti, diperukan beberapa
istilah sebagai berikut:

1) Kemampuan kesehatan,
2) Kemampuan integritas,
3) Kemampuan emosi,
4) Kemampuan alasan perktis,
5) Kemampuan afilasi,
6) Kemampuan bermain,
7) Kemampuan lingkungan seseorang.

Sehingga pada intinya, Nusbaum menjelaskan bahwa kapabiliti seseorang


dapat dilihat dalm berbagai aspek ia melakukan proses interaksi sosial serta
mampu survive dengan kehidupan yang telah berjalan. Sehingga siswa
diharapkan memiliki kapabiliti yang sesuai pada jurusan nya melalui proses
IKP MPRE.

2. Dimensi pengetahuan

a. Pengetahuan faktual
Berisi elemen-elemen dasar yang harus siswa ketahui ketika mereka harus
mencapai dan menyesuaikan permasalahan. Elemen-elemen ini biasanya
digunakan oleh orang-orang yang bekerja pada disiplin ilmu tertentu yang
membutuhkan perubahan dari suatu aplikasi ke aplikasi lain. Pengetahuan
faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui guna penyelesaian
masalah. Elemen-elemen ini umumnya berupa simbol-simbol yang membawa
informasi penting.
Pada IKP MPRE siswa ditujukan mampu mehamami simbol dan elemen-
elemen pada sensor elektronika dan transduser.

Gambar 1.0 LDR (Light Dependent Resistor)

b. Pengetahuan konseptual

Anderson dan Krathwohl (2017: 46) mengungkapkan bahwa pengetahuan


konseptual merupakan pengetahuan mengenai skema, model, atau teori
eksplisit, dan implisit dalam model psikologi kognitif yang berbeda. Skema,
model, dan teori menunjukan pengetahuan yang seseorang miliki mengenai
bagaimana pokok bahasan tertentu diatur dan disusun, bagaimana bagian atau
potongan informasi yang berbeda saling berhubungan dan berkaitan dalam
suatu cara yang sistematis, bagaimana bagian-bagian ini berfungsi bersama-
sama.

Pada IKP MPRE ditujukan siswa mampu membedakan komponen sensor dan
transduser pada rangkaian elektronika sesuai jenis dan fungsinya.

c. Pengetahuan procedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan mengenai bagaimana
melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural sering mengambil bentuk dari
suatu rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Hal ini meliputi
pengetahuan keahlian alogaritma, teknik, dan metode secara kolektif sebagai
prosedur-prosedur (Suwarto, 2010: 80). Pengetahuan prosedural juga meliputi
pengetahuan mengenai kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan
menggunakan beragam prosedur.

Pada IKP MPRE siswa ditujukan mampu memahami dan melaksanakan


prosedural dari generator.

Gambar 2.0 Generator AC Kawat Tunggal Sederhana

d. Pengetahuan metakognitif

Metakognitif sendiri ialah kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang
tidak diketahui. Strategi metakognitif mengacu pada cara untuk meningkatkan
keasdaran mengenai proses belajar dan berfikir tentang merancang,
memantau dan menilai apa yang dipelajari. Jadi pengetahuan metakognitif
adalah pengetahuan mengenai pengertian umum maupun pengetahuan
mengenai salah satu pengertian itu sendiri.

3. Dimensi proses kognitif MPRE

Umumnya kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:


pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication),
Analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Berdasarkan Teori
Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang
kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya.
Kecerdasan sendiri adalah proses berkesinambungan yang membentuk struktur
yang diperlukan dari lingkungan. Struktur tersebut dibentuk sejak bayi dan masa
kanak-kanak awal hingga menjadi obyektif pada masa awal dewasa. Adapun
dimensi proses kognitif yaitu:

a. C1, yaitu remembering atau bisa disebut dengan pengetahuan/mengetahui.


Yaitu, kemampuan menangkap informasi dan menyatakan kembali informasi
tersebut tanpa memahaminya.
b. C2, yaitu understanding atau bisa disebut dengan memahami. Yaitu,
kemampuan memahami makna dari apa yang dilihat dan dipelajari dan
melihat hal tersebut dari berbagai segi.
c. C3, yaitu application atau bisa disebut dengan Menerapkan. Yaitu,
kemampuan menggunakan konsep yang diterima dalam situasi baru secara
nyata.
d. C4, yaitu analysis atau bisa disebut dengan menganalisis. Yaitu,
mengkategorikan materi dan konsep-konsep ke dalam bagian-bagian sehingga
struktur susunannya mudah dipahami menganalisis.
e. C5, yaitu Meng-evaluate atau bisa disebut dengan mengevaluasi. Yaitu,
kemampuan untuk membuat penilaian terhadap suatu situasi, nilai atau ide.
f. C6, yaitu create atau bisa disebut dengan menciptakan. Yaitu, kegiatan
menciptakan suatu produk yang berhubungan dengan materi pembahasan.
D. PROSEDUR PEMGEMBANGAN IKP MPRE

1. Validitas konstruk (construc validity)

a. Menurut (Azwar, 1986), validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Konsep validitas konstruk. Validitas yang berkenaan dengan
kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta
terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat menyebabkan kinerja
yang baik dalam pengukuran.
b. Validitas konstruk menjamin perihal instrumen telah mengukur konstruk
variabel yang akan diukur.
c. Kualitas konstruk IKP MPRE ditentukan dengan cara menyertakan instrumen
yang sudah ditentukan guna mengukur IKP MPRE.

2. Validitas isi (content validity)

a. Validitas isi adalah validitas yang fokus kepada elemen-elemen apa yang ada
dalam ukur (Coaley, 2010), sehingga analisis rasional adalah proses utama
yang dilakukan dalam analisis validitas isi (Azwar, 2005).
b. IKP MPRE ditentukan dengan cara membuat kisi-kisi.
c. Kisi-kisi (Terlampir).

3. Validitas muka

a. Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena
hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi
alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat
dikatakan validitas muka telah terpenuhi (Arikunto, 1991: 66). Validitas
muka bisa dikatakan juga sebagai validitas rendah dari validitas isi (content
validity).
b. Instrumen IKP MPRE ditentukan oleh validitas terdiri dari substansi dan
pengkuran sosial. Dengan skor yang tinggi maka IKP MPRE sesuai.
c. Validitas muka IKP-MPRE dan simpulan.

4. Validitas butir (item validity)

a. Validitas butir (item validity) merupakan validitas tentang kesesuaian antar


butir yang diukur dengan mengkorelasikan pada skor butir dandan perangkat
butir (item total correlation) yang umumnya dihitung dengan korelasi
biserial.
Isi validitas butir yaitu:
1) Tingkat kesukaran
2) Daya pembeda
3) Efektivitas distractor
b. Validitas butir/validitas item menjamin sebutir item dapat dinyatakan valid,
jika skor pada butir item yang bersangkutan memilki kesesuaian/kesejajaran
dengan skor totalnya.
c. Teknik penentuan validitas butir IKP MPRE
1) P
2) D
3) r pbis
4) r bis
d. Validitas butir IKP MPRE
1) Rekapitulasi hasil perhitungan p, D, r pbis dengan berbagai teknik.
2) Simpulan.

5. Reliabilitas

a. Menurut Sudjana (2005: 16), reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau
keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun
alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Menurut Mehrens dan Lehmann (1973: 102), reliabilitas merupakan derajat
keajegan (consistency) di antara dua buah hasil pengukuran pada objek yang
sama.

Menurut Rbel (1986: 71), reliabilitas adalah syarat-syarat yang digunakan


untuk menggambarkan salah satu sifat yang paling signifikan dari satu nilai
uji dengan cara yang konsisten.

Menurut Suryabrata (2000), reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh


mana perbedaan-perbedaan skor perolehan mencerminkan perbedaan atribut
yang sebenarnya.

b. Hasil perhitungan reliabilitas terlampir di lampiran.


KISI KISI
No.
Indikator
Indikator Butir soal
pengukuran

1. Mengetahui pengetahuan
C1 konseptual dasar 1, 2 ,3
komponen elektronik.
2. Memahami pengetahuan
C2 konseptual dasar 4, 5, 6
komponen elektronik.
3. Menerapkan komponen
Field Effect Transistor
C3 7, 8, 9, 10
(FET) sebagai penguat
daya.
4. Diberikan suatu
permasalahan pada
thyristor dan resistor,
peserta didik dapat
C4 11, 12, 13, 14, 15
menganalisis cara
penggunaan alat-alat
pengukuran listrik dan
elektronika.
5. Mengevaluasi hasil dari
arus listrik dan
C5 16, 17, 18, 19, 20
oscilloscope.
TES PILIHAN GANDA

Mata pelajaran : Penerapan Rangkaian Elektronika


Hari/tanggal : Rabu/28 Oktober 2020
Tempat/ruang : Gedung A8 Unesa
Waktu : 60 Menit
Nama guru : Arvian Ega Nararya Athallah

A. PETUNJUK

Kerjakan soal-soal berikut secara baik dan benar dengan cara memberi tanda
silang pada pilihan abjad jawaban yang benar!

B. BUTIR SOAL

1. Berikut ini yang bukan merupakan komponen elektronik adalah……


a. Tahanan
b. Kapasitor
c. PCB
d. Induktor

2. Bahan Papan Rangkaian Tercetak (PRT) yang beredar di pasaran terbuat


dari……
a. Pertinax
b. Tembaga
c. Plastic
d. Pertinax berlapis tembaga

3. Bahan PRT yang dijual di pasaran dalam bentuk satuan……


a. Berat
b. Liter
c. Lembaran
d. Meter

4. Menurut jenis polaritasnya, secara umum komponen elektronik


digolongkan menjadi komponen……
a. Polaritas dan non polaritas
b. Polaritas dan super polaritas
c. Polaritas tunggal dan polaritas ganda
d. Polaritas semua
5. Fungsi pokok dari resistor pada rangkaian adalah sebagai……
a. Pengatur daya
b. Pengatur arus
c. Pengatur cahaya
d. Pengatur frekwensi

6. Komponen elektronik yang berfungsi pokok sebagai penyimpan muatan


listrik adalah……
a. Resistor
b. Transistor
c. Kapasitor
d. Induktor

7. Pengertian FET yang benar dibawah ini adalah……


a. Field Effect Transistor
b. Field Elektron Transistor
c. Field Effective Transistor
d. Field Earnings Transistor

8. Terminal yang terdapat pada FET adalah……


a. Source, drain, basis
b. Source, drain, gate
c. Source, colektor, gate
d. Source, colector, basis

9. FET dapat membedakan operasi pembawa muatan tunggal yang


dilakukannya dengan operasi dua pembawa muatan pada transistor
BJT.M ygaka dari itu FET disebut juga transistor?
a. Eka kutub
b. Dwi kutub
c. Catur kutub
d. Tri kutub

10. Pada simbol FET dibawah ini gate berfungsi untuk……


a. Sebagai pengendali tegangandari source menuju drain
b. Sebagai pengatur masuk keluarnya arus listrik yang mengalir dari
source ke drain
c. Sebagai pemicu arus agar FET bekerja
d. Sebagai pengontrol aliran elektron dari source ke drain

11. Jika pada op-amp inverting besarnya hambatan input 10 ohm, besarnya
hambatan umpan balik 100 ohm, dan tegangan input sebesar 1V, maka
besarnya penguatan tegangannya adalah……
a. -10 Ampere
b. -10 dB
c. -10 ohm
d. -10 X

12. Jika pada op amp inverting reistor input 10Ohm dan resistor umpan balik
100 Ohm dan diberi tegangan input sebesar 1mV, maka besarnya
tegangan outputnya adalah……
a. 10 mV
b. -10 V
c. -10 mV
d. -10 V

13. SCR akan on pada saat diberi triger saja merupakan prinsip kerja SCR
jika……
a. Diberi arus DC
b. Diberi arus AC
c. Bekerja pada sumber DC
d. Bekerja pada sumber AC

14. SCR bila diberi trigger maka akan on terus untuk mematikan dengan cara
memutus sumber tegangan hal ini merupakan prinsip kerja SCR jika
……
a. Diberi arus DC
b. Diberi arus AC
c. Bekerja pada sumber DC
d. Bekerja pada suber AC

15. Untuk mengaktifkan sebuah SCR maka pada kaki gate harus diberi
trigger……
a. AC
b. DC (+)
c. DC (-)
d. Sumber tegangan
16. Arus lampu 0,2 A dan hambatan lampu saat berpijar 200 ohm maka daya
lampu……
a. 5 watt
b. 8 watt
c. 10 watt
d. 15 watt

17. Lima buah tahanan masing-masing 10 Ohm dihubungkan deret, maka


tahanan penggantinya……
a. 20 Ohm
b. 30 Volt
c. 40 A
d. 50 Ohm

18. Tiga buah tahanan tersambung secara jajar (paralel), maka


tegangannya……
a. E (jumlah) = E1 = E2 = E3
b. I (jumlah) = I1 = I2 = I3
c. R (jumlah) = R1 = R2 = R3
d. P (jumlah) = P1 = P2 = P3

19. Hasil pengukuran signal gelombang sinus pada osiloskop seperti gambar
di bawah ini dimana posisi Volt/div = 2 V dan Time, div = lms.
Berapakah nilai tegangan peak-to-peak?

a. 2 Volt
b. 4 Volt
c. 6 Volt
d. 8 Volt

20. Jika sebuah baterai memberikan kuat arus 0,5 A kepada sebuah lampu
selama 2 menit, jumlah banyak muatan listrik yang dialirkan adalah……
a. 80 C
b. 60 C
c. 50 C
d. 40 C
KUNCI JAWABAN

Nomor soal Kunci jawaban Nomor soal Kunci jawaban


1 C 11 D
2 D 12 C
3 C 13 D
4 A 14 C
5 B 15 B
6 C 16 B
7 A 17 D
8 B 18 A
9 A 19 D
10 D 20 B
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Supriyono. (1990). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.


Anderson dan Krathwohl. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran,
pengajaran dan asesmen : revisi taksonomi pendidikan bloom.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. (1991). Metodologi penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. (1986). Validitas dan reliabilitas. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. (2005). Sikap Manusia : Teori dan pengukurannya.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Basuki, Ismet. (2020). Tes tulis pilihan ganda (power point).


Basuki, Ismet. (2018). Struktur tujuan pembelajaran dan taksonomi bloom yang
direvisi (power point).
Coaley, K. (2010). An introduction to psychological assessment and

psychometrics. London: Sage Publication Ltd.

Mehrens dan Lehmann. (1973). Measurement and evaluation in education and


psychology. New York: Holt, Rinehart and Winston. Inc.

Questibrilia, Bivisyani. (2019). Manfaat Internet Terhadap Bisnis dan


Pemerintahan. https://www.jojonomic.com/blog/kompetensi/.
Diakses 27 Oktober 2020.
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensido Offset.

Sudjana, Nana. (2005). Dasar-dasar proses\belajar mengajar. Bandung. Sinar


Baru Algensindo.

Sumadi Suryabrata. (2000). Metode penelitian. PT. Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Suwarto. (2010). Budidaya tanaman unggulan perkebunan. Penebar Swadaya.


Jakarta.

W.S. Winkel. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai