FAKULTAS TEKNIK
2020
A. JUDUL
Pengembangan Instrumen Kompetensi Pengetahuan Mapel Penerapan
Rangkaian Elektronika (IKP MPRE)
B. PEMBATASAN MASALAH
Pembahasan tentang IKP MPRE dibatasi pada pembahasan deskripsi dan kondisi
penerapan sistem rangkaian elektronika pada bagian berikut.
1. Menganalisis pelaporan penerapan rangkaian elektronika.
2. Membuat pelaporan penerapan rangkaian elektronika.
3. Menganalisis pelaporan pengujian penerapan rangkaian elektronika.
4. Membuat pelaporan pengujian penerapan rangkaian elektronika.
C. DESKRIPSI TEORETIK
1. Pengertian
a. Kompetensi
Kompetensi adalah suatu faktor mendasar yang ada pada seseorang yang
memiliki kemampuan lebih dan membuatnya berbeda dengan orang lain
dengan kemampuan rata-rata. Menurut Gordon (1998), ada 6 aspek yang
terkandung dalam konsep kompetesi yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge),
2) Pemahaman (understanding),
3) Kemampuan (skill),
4) Nilai (value),
5) Sikap (attitude),
6) Minat (interest).
1) Keterampilan kebiasaan,
2) Pengetahuam dan pengarahan,
3) Sikap dan cita-cita.
Diharapkan hasil pembelajaran IKP MPRE dapat bermanfaat bagi para siswa
dalam melanjutkan karir dan pembelajaran lanjutan.
c. Prestasi belajar
d. Abiliti
Abiliti merupakan paraparse kalimat yang berasal dari bahasa inggris ability
atau bisa juga dalam ilmu sosial dikenal dengan capability yang bermakna
kapasitas yang dimiliki orang untuk melakukan tindakan sesuai dengan
tingkat pengetahuan, penalaran, dan mekanisme lainya yang berkaitan dengan
lingkungan. Menurut Soehardi (2003), pengertian kemampuan adalah kajian
yang menghasilkan nilai-nilai secara normatif atas perilaku seseorang dan
dianggap sebagai hasil kerjanya kepada masyarakat. Maka, dalam hal inilah
kemampuan disebut sebagai bakat yang diperoleh dari sejak lahir, proses
belajar, serta pengalaman.
Diharapkan IKP MPRE dapat meningkatkan abiliti siswa pada tiap sektor
lingkungan.
e. Kapabiliti
1) Kemampuan kesehatan,
2) Kemampuan integritas,
3) Kemampuan emosi,
4) Kemampuan alasan perktis,
5) Kemampuan afilasi,
6) Kemampuan bermain,
7) Kemampuan lingkungan seseorang.
2. Dimensi pengetahuan
a. Pengetahuan faktual
Berisi elemen-elemen dasar yang harus siswa ketahui ketika mereka harus
mencapai dan menyesuaikan permasalahan. Elemen-elemen ini biasanya
digunakan oleh orang-orang yang bekerja pada disiplin ilmu tertentu yang
membutuhkan perubahan dari suatu aplikasi ke aplikasi lain. Pengetahuan
faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui guna penyelesaian
masalah. Elemen-elemen ini umumnya berupa simbol-simbol yang membawa
informasi penting.
Pada IKP MPRE siswa ditujukan mampu mehamami simbol dan elemen-
elemen pada sensor elektronika dan transduser.
b. Pengetahuan konseptual
Pada IKP MPRE ditujukan siswa mampu membedakan komponen sensor dan
transduser pada rangkaian elektronika sesuai jenis dan fungsinya.
c. Pengetahuan procedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan mengenai bagaimana
melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural sering mengambil bentuk dari
suatu rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Hal ini meliputi
pengetahuan keahlian alogaritma, teknik, dan metode secara kolektif sebagai
prosedur-prosedur (Suwarto, 2010: 80). Pengetahuan prosedural juga meliputi
pengetahuan mengenai kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan
menggunakan beragam prosedur.
d. Pengetahuan metakognitif
Metakognitif sendiri ialah kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang
tidak diketahui. Strategi metakognitif mengacu pada cara untuk meningkatkan
keasdaran mengenai proses belajar dan berfikir tentang merancang,
memantau dan menilai apa yang dipelajari. Jadi pengetahuan metakognitif
adalah pengetahuan mengenai pengertian umum maupun pengetahuan
mengenai salah satu pengertian itu sendiri.
a. Menurut (Azwar, 1986), validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Konsep validitas konstruk. Validitas yang berkenaan dengan
kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta
terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat menyebabkan kinerja
yang baik dalam pengukuran.
b. Validitas konstruk menjamin perihal instrumen telah mengukur konstruk
variabel yang akan diukur.
c. Kualitas konstruk IKP MPRE ditentukan dengan cara menyertakan instrumen
yang sudah ditentukan guna mengukur IKP MPRE.
a. Validitas isi adalah validitas yang fokus kepada elemen-elemen apa yang ada
dalam ukur (Coaley, 2010), sehingga analisis rasional adalah proses utama
yang dilakukan dalam analisis validitas isi (Azwar, 2005).
b. IKP MPRE ditentukan dengan cara membuat kisi-kisi.
c. Kisi-kisi (Terlampir).
3. Validitas muka
a. Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena
hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi
alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat
dikatakan validitas muka telah terpenuhi (Arikunto, 1991: 66). Validitas
muka bisa dikatakan juga sebagai validitas rendah dari validitas isi (content
validity).
b. Instrumen IKP MPRE ditentukan oleh validitas terdiri dari substansi dan
pengkuran sosial. Dengan skor yang tinggi maka IKP MPRE sesuai.
c. Validitas muka IKP-MPRE dan simpulan.
5. Reliabilitas
a. Menurut Sudjana (2005: 16), reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau
keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun
alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Menurut Mehrens dan Lehmann (1973: 102), reliabilitas merupakan derajat
keajegan (consistency) di antara dua buah hasil pengukuran pada objek yang
sama.
1. Mengetahui pengetahuan
C1 konseptual dasar 1, 2 ,3
komponen elektronik.
2. Memahami pengetahuan
C2 konseptual dasar 4, 5, 6
komponen elektronik.
3. Menerapkan komponen
Field Effect Transistor
C3 7, 8, 9, 10
(FET) sebagai penguat
daya.
4. Diberikan suatu
permasalahan pada
thyristor dan resistor,
peserta didik dapat
C4 11, 12, 13, 14, 15
menganalisis cara
penggunaan alat-alat
pengukuran listrik dan
elektronika.
5. Mengevaluasi hasil dari
arus listrik dan
C5 16, 17, 18, 19, 20
oscilloscope.
TES PILIHAN GANDA
A. PETUNJUK
Kerjakan soal-soal berikut secara baik dan benar dengan cara memberi tanda
silang pada pilihan abjad jawaban yang benar!
B. BUTIR SOAL
11. Jika pada op-amp inverting besarnya hambatan input 10 ohm, besarnya
hambatan umpan balik 100 ohm, dan tegangan input sebesar 1V, maka
besarnya penguatan tegangannya adalah……
a. -10 Ampere
b. -10 dB
c. -10 ohm
d. -10 X
12. Jika pada op amp inverting reistor input 10Ohm dan resistor umpan balik
100 Ohm dan diberi tegangan input sebesar 1mV, maka besarnya
tegangan outputnya adalah……
a. 10 mV
b. -10 V
c. -10 mV
d. -10 V
13. SCR akan on pada saat diberi triger saja merupakan prinsip kerja SCR
jika……
a. Diberi arus DC
b. Diberi arus AC
c. Bekerja pada sumber DC
d. Bekerja pada sumber AC
14. SCR bila diberi trigger maka akan on terus untuk mematikan dengan cara
memutus sumber tegangan hal ini merupakan prinsip kerja SCR jika
……
a. Diberi arus DC
b. Diberi arus AC
c. Bekerja pada sumber DC
d. Bekerja pada suber AC
15. Untuk mengaktifkan sebuah SCR maka pada kaki gate harus diberi
trigger……
a. AC
b. DC (+)
c. DC (-)
d. Sumber tegangan
16. Arus lampu 0,2 A dan hambatan lampu saat berpijar 200 ohm maka daya
lampu……
a. 5 watt
b. 8 watt
c. 10 watt
d. 15 watt
19. Hasil pengukuran signal gelombang sinus pada osiloskop seperti gambar
di bawah ini dimana posisi Volt/div = 2 V dan Time, div = lms.
Berapakah nilai tegangan peak-to-peak?
a. 2 Volt
b. 4 Volt
c. 6 Volt
d. 8 Volt
20. Jika sebuah baterai memberikan kuat arus 0,5 A kepada sebuah lampu
selama 2 menit, jumlah banyak muatan listrik yang dialirkan adalah……
a. 80 C
b. 60 C
c. 50 C
d. 40 C
KUNCI JAWABAN