Anda di halaman 1dari 22

Nama : Ihsan Azhari Hasugian

Nim : 8176121002

Mata Kuliah : Landasan Dan Kinerja Teknologi Pendidikan

Dosen : Dr. Naeklan Simbolon., M.Pd

1. Uraikanlah apa yang anda buat dalam tugas kelompok masing- masing !
2. Uraikanlah tugas pokok profesi TP !
3. Uraikanlah Tanggung jawab profesi TP menurut IPTPI !
4. Identifikasiah masa depan TP yang merupakan peluang dan tantangan !
5. Ringkasan dari pertemuan terakhir dan dibuat 3 pilihan ganda dan 2 essay (dibuat soal dan
dijawab)

Penyelesaian :

1. RANGKUMAN

TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI KONSTRUK TEORITIK BIDANG GARAPAN DAN


PROFESI
A. Teknologi pendidikan sebagai konstruk teoritik
Untuk mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai konstruksi teoritik hanya
diperlukan karakteristik pertama di atas; suatu kesatuan teori intelektual yang selalu
dikembangkan melalui kegiatan penelitian.
Istilah teori yang dalam pembicaraan sehari-hari sering digunakan sebagai lawan kata
praktek, yang mempunyai arti yang jelas yaitu : suatu prinsip umum yang didukung oleh data
sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang
berlaku terhadap sejumlah fakta, suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan
hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan fakta tersebut.
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,
prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar
manusia.
Teknologi Pendidikan sebagai konstruk teori mencakup serangkaian ide dan prinsip
tentang bagaimana cara pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan
menggunakan teknologi. Suatu prinsip umum yang didukung oleh data sebagai penjelasan
terhadap sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang berlaku thd
sejumlah fakta. Suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan hubungan antara
berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan fakta tsb.1[2]
Karakteristik teori dapat diidentifikasikan sebagai berikut :2[3]
a. Adanya suatu gejala – harus masih ada beberapa gejala yang belum difahami sejelas-
jelasnya menurut pengetahuan yang ada sekarang;
b. Menjelaskan – sebuah teori memberikan penjelasan tentang mengapa atau bagaimana
gejala itu terjadi (sebagai kebalikan dari penegasan sederhana terhadap eksistensi suatu
gejala);
c. Merangkum – sebuah teori memberikan rangkuman tentang apa yang telah diketahui
tentang hubungan antara sejumlah besar informasi empiric, konsep dan generalisasi;
d. Memberikan orientasi – menentukan dan mempertajam fakta-fakta yang akan diteliti
(dipelajari) serta membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan;
e. Mensistematiskan – memberikan skema unutuk mensistematiskan, mengklasifikasikan dan
menghubungkan segala gejala, postulat dan dalil yang serasi;
f. Mengidentifikasi kesenjangan – mencari bidang-bidang yang relevan namun diabaikan atau
belum dipecahkan pada masa kini maupun buat studi di masa mendatang;
g. Melahirkan strategi untuk keperluan riset – memberikan dasar untuk merumuskan hipotesis
baru dan melaksanakan riset lebih mendalam berdasar atas penjelasan tersebut;
h. Prediksi – dapat mengungkap hal-hal melebihi dari apa yang bisa diketahui berdasar atas
data empiric sehingga dapat membuat estimasi dan memprediksi fakta baru dan hipotesis
yang belum diketahui pada saat sekarang;

B. Teknologi Pendidikan Sebagai Bidang Garapan


Teknologi Pendidikan sebagai bidang garapan merupakana aplikasi dari ide dan prinsip
teoritik untuk memecahkan masalah kongkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran (
teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang digunakan dan
klien yang dilayani ). Lingkungan kegiatan yang merangkum komponen konsep, ketrampilan
dan prosedur serta memadukannya dalam bentuk aplikasi baru.
Karakteristik bidang garapan adalah : teknik intelektual, yaitu pendekatan yang
digunakan untuk memecahkan masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan
atau mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk yang dapat
dilihat, dan unik yaitu harus ada karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain
Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena
adanya kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar lebih efektif, lebih efisien, lebih
banyak, lebih luas, lebih cepat dan sebagainya. Untuk itu ada usaha dan produk yang sengaja
di buat dan ada yang ditemukan dan dimanfaatkan. Namun perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi yang sangat pesat akhir-akhir ini, menawarkan sejumlah
kemungkinan yang semula tidak terbayangkan, telah membalik cara berpikir kita dengan
bagaimana mengambil manfaat teknologi tersebut untuk mengatasi masalah belaja ( Miarso,
2007 ).
C. Teknologi pendidikan sebagai profesi
Teknologi Pendidikan sebagai profesi adalah suatu kelompok pelaksana yang
diorganisasikan, memenuhi kriteria tertentu, memiliki tugas tertentu, dan bergabung untuk
membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut.
Setiap profesi harus terpenuhi syarat-syarat teoritik dan bidang garapan untuk bisa
menjadi profesi, dan memiliki karakteristik lainnya, yaitu: pendidikan dan pelatihan yang
memadai, adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya, adanya usaha untuk senantiasa
mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, adanya standar
etik yang harus dipatuhi, dan adanya lapangan pengabdian yang khas ( Miarso, 2007 ).
Pendidikan dan pelatihan dalam teknologi pendidikan telah dimulai pada tahun 1972,
berupa latihan untuk pengembangan bahan ajar melalui radio. Pada tahun 1974 mulai
diberikan matakuliah Teknologi Pendidikan di IKP Jakarta, dan pada tahun 1976 dibuka
pendidikan akademik jenjang Sarjana dalam program Teknologi Pendidikan melalui
kerjasama antara Tim Penyelenggara Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan dan
Kebudayaan dengan IKIP Jakarta. Dua tahun kemudian pada tahun 1978 dibuka pendidikan
jenjang Magister dan Doktor Teknologi Pendidikan di IKIP Jakarta. Program pendidikan
tersebut merupakan bagian integral dari Proyek Pengembangan Teknologi Komunikasi Untuk
Pendidikan yang sekaligus bertujuan untuk membentuk suatu lembaga yang bertanggung
jawab mengkoordinasikan pengembangan teknologi pendidikan di Indonesia ( Miarso, 2007
).
A. Pengertian perancangan sistem
Pendapat dari beberapa ahli tentang perancangan sistem dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Verzello / John Reuter III
Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem : Pendefinisian dari
kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi :
menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk “.
2. John Burch & Gary Grudnitski
Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh
dan berfungsi.
3. George M. Scott
Desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang
mesti diselesaikan ; tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga setelah instalasi dari sistem
akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis
sistem.
Dengan demikian perancangan sistem dapat diartikan sbb :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-konponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem
A. Tujuan perancangan sistem
Tahap Perancangan / Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap (lebih condong
pada desain sistem yang terinci)
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran
secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Analisis sistem dan desain sistem secara
umum bergantung satu sama lain. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan,
dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis menyediakan dasar bagi desain sistem secara
umum untuk dibuat.
A. Proses perancangan system

Proses desain dapat diuraikan menjadi 10 tahap yang diambil dari Comprehensive System
Design: A New Educational Technology, oleh Charles Reigeluth, Bela Banathy, dan
Jeannette Olson. Adapun 10 tahapan perancangan sistem tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mendiagnosa dan menjelaskan tujuan desain .


Menggambarkan misi dari sistem baru yang ingin dicapai dan jenis sistem yang ingin
dirancang.

2. Mengklarifikasi alasan untuk terlibat dalam proses desain .


Keterlibatan dalam suatu desain disebabkan karena keinginan untuk menemukan suatu
solusi yang baru untuk meyelesaikan suatu permasalahan yang ada.

3. Menetapkan batas-batas desain


Batas ditetapkan untuk menandai dan menetapkan bagian sistem dalam lingkungannya.
Untuk menentukan batas-batas, maka diidentifikasi berbagai kegiatan dan tujuan untuk
sistem yang akan didesain. Penarikan batas-batas yang cukup sempit bertujuan agar
sistem memiliki kapasitas organisasi, kemampuan manusia, dan sumber keuangan yang
cukup untuk memungkinkan pencapaian misi atau tujuan. Pemeriksa lingkungan yang
terletak tepat di luar batas-batas dilakukan untuk memahami bagaimana sistem akan
berinteraksi dengan lingkungan untuk memperoleh berbagai sumber daya yang
dibutuhkan untuk operasi sistem dan untuk melihat berbagai cara bahwa lingkungan
tergantung pada keberhasilan sistem.

4. Merumuskan ide-ide, nilai-nilai dan citra sistem masa depan yang akan memandu
desain.
Dasar ide-ide dan nilai-nilai inti yang akan memandu desain harus disepakati di muka.
Apakah sistem yang akan dirancang memiliki nilai efisiensi, efektivitas, atau biaya lebih
tinggi; apakah sistem yang dirancang mempromosikan inisiatif individu, privasi,
individualisme, pilihan dan tanggung jawab orang tua, dan persaingan pasar, dan
mengedepankan nilai-nilai lain seperti itu. Perancangan sistem juga disertai pembuatan
gambar atau deskripsi dari sistem masa depan. Gambar ini mungkin dalam bentuk diagram
menunjukkan perkembangan siswa melalui sistem.
5. Menemukan harapan, cita-cita, tujuan, dan persyaratan dari sistem yang akan
dirancang .
Di sini dinyatakan lebih detail apa yang diinginkan sistem untuk dilakukan, siapa klien dari
sistem (siswa, orang tua, para pembayar pajak, masyarakat bisnis, dll) jasa pendidikan yang
harus ditawarkan kepada klien, karakteristik layanan tersebut harus memiliki; di mana, kapan,
dan bagaimana layanan tersebut harus disediakan, tanggung jawab macam apa yang
seharusnya sistem terhadap kliennya, masyarakat dan masyarakat luas, bagaimana sistem
harus berhubungan dengan berbagai tingkat pemerintahan, dan hubungan sistem dengan
sistem lain. Dalam perumusan uraian ini, harus dipertimbangkan alternatif, mengevaluasi
alternatif, dan memilih alternatif yang terbaik yang sejajar dengan ide-ide dan nilai-nilai inti.
Rincian ini merupakan persyaratan sistem dan akan digunakan sebagai dasar untuk sistem
yang dirancang.

6. Membuat dan mengevaluasi alternatif yang terdapat dari sistem masa depan.
Dalam proses desain, kami ingin membuat beberapa alternatif desain, bukan hanya satu.
Desain alternatif ini kemudian dapat diserahkan kepada khalayak yang berbeda dengan
berbagai sudut pandang untuk reaksi dan masukan. Hal ini jauh lebih murah untuk
menciptakan dan mengevaluasi alternatif ini desain daripada untuk membangun dan menguji
sistem alternatif. Merancang dan mengevaluasi beberapa alternatif desain yang dapat
menghasilkan hadiah yang tinggi memperbaiki desain akhir. Melihat berbagai alternatif
memaksa kita untuk mengatasi masalah desain lebih dari satu alamat akan alternatif.

7. Menetapkan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi alternatif.


Sebelum mengirimkan alternatif untuk evaluasi input, kita harus mengidentifikasi kriteria
untuk digunakan dalam tahap evaluasi. Untuk satu hal, salah satu alternatif harus dievaluasi
terhadap gagasan inti asli, nilai-nilai, harapan, cita-cita, tujuan, dan kebutuhan yang di
identifikasi dalam langkah-langkah sebelumnya.

8. Menggunakan kriteria, memilih alternatif yang paling menjanjikan


Langkah ini melibatkan diskusi serius tentang alternatif yang ada dan akhirnya
keputusan yang diambil merupakan alternatif paling menjanjikan atau kombinasi
alternatif yang memiliki solusi. Idealnya, desainer dan perwakilan pelanggan harus
berpartisipasi dalam langkah ini.
9. Menggambarkan sistem di masa depan
Penggambarkan sistem masa depan dalam hal ini komponen-komponennya. Tahapan ini
lebih banyak merupakan proses menjelaskan. Penjelasan tentang sistem pendidikan akan
meliputi deskripsi manajemen subsistem; instruksi, kurikulum, penilaian subsistem;
manajemen subsistem; subsistem evaluasi; serta yang lain. Penjelasan ini mungkin mirip
blueprint, deskripsi teknis, deskripsi kerja, manual, dan buku panduan.
10. Rencana untuk pengembangan sistem, berdasarkan deskripsi.
Perancangan sistem tergantung pada jenis dan ruang lingkup sistem yang dirancang,
keputusan untuk mengembangkan sistem menggunakan orang-orang dalam organisasi itu
sendiri, atau dapat bergantung pada kontrak dengan spesialis di luar organisasi atau kelompok
untuk mengembangkan sistem atau beberapa komponen sistem .

MASA DEPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Teknologi

Perkembangan internet dalam dunia pendidikan telah menghasilkan sebuah sistem


pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem ini maka seorang pelajar tidak perlu lagi pergi
kesekolah seperti layaknya sekolah formal. Namun cukup meluangkan waktunya untuk
bertatap muka dengan dosen atau guru lewat monitor komputer. Demikian juga pelajar tidak
hanya memperoleh informasi tentang pengetahuan melalui buku perpustakaan bahkan harus
pergi ke perpustakaan untuk emperoleh pengetahuan, namun cukup ada di depan monitor,
Pengetahuan yang akan dicari sudah tersedia. Bahkan seorang guru akan dengan mudah
mencari bahan ajar yang sesuai dengan bidangnya dan juga seorang siswa dapat mendalami
ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan didukung kemampuan untuk mencari informasi
tambahan diluar yang diajarkan oleh guru. Demikian pula masyarakat ( wali murid, Dewan
pendidikan dan komite sekolah ) juga dapat memberikan masukan dan mengontrol sekolah
dalam memilih dan menggunakan buku pendidikan yang berkualitas.

Dengan demikian akan terjadi perubahan pola pikir serta kreatifitas guru dan siswa
serta masyarakat dapat berkembang dengan pesat , sehingga terjadi Cakrawala berpikir yang
lebih kontektual dan lebih mudah mencerna informasi yang masuk tersebut.Bahkan dalam
lingkup pendidikan, sudah saatnya dibentuk suatu jaringan informasi yang memanfaatkan
teknologi informasi ini. Dengan demikian terdapat suatu jaringan terhubung antar sekolah
sebagai pertukaran data dan informasi secara cepat, akurat dan tentunya murah dalam segala
bidang .Penyebaran ide maupun metode pembelajaran dalam proses pembelajaran yang lebih
tepat pun akan lebih mudah sampai kepelosok daerah yang selama ini mengalami kesulitan
untuk menerima informasi terkini.Adapun kendala yang masih dihadapi di Indonesia aalah
jangkauan jaringan telekomunikasi yanmg masih terbatas. Infrastruktur ini masih menjadi
kendala besar bagi lingkungan pendidikan dalam memanfaatkan jaringan teknologi informasi.
Dalam pembangunan jaringan informasi interkoneksi akan membutuhkan jaringan
penghubung yang dikenal dengan LAN/WAN/Internet.

Kendala lain adalah faktor biaya, baik biaya perangkat keras maupun perangkat lunak.Pada
umumnya sekolah-sekolah yang memiliki laboratorium komputer punyai nilai plus bagi
orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya. Secara umum hampir sebagian besar
sekolah-sekolah untuk daerah perkotaan telah memiliki laboratorium tersebut , baik itu
jaringan intranet mapun internet.Memanfaatkan internet dalam pelajaran merupakan salah
satu sumber pelajaran baikmbagi siswa maupun guru. Menurut Earlyanti , komputer yang
terakses keinternet merupakan kebutuhan pokok,. Mengapa ? “ Pembelajaran akan lebih
efisien dan efektif sehingga siswa tidak tertinggal dalam mendapatkan informasi.

Terkini yang tidak dapat diperoleh dari guru dikelas. Bahkan guru dipacu untuk tidak
tertinggal dari siswanya.Untuk itu saat ini sangat tepatlah jika diruang guru disediakan
seperangkat komputer yang yang telah terakses dengan jaringan teknologi informasi atau
dikenal dengan Internet. Bahkan penugasan siswa dapat dilakukan melalui jaringan internet.
Memang , untuk itu diperlukan biaya yang tidak sedikit yang harus dikeluarkan baik pihak
sekolah maupun siswa. Akan tetapi , dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh ,
pemanfaatan jaringan internet tampaknya harus sudah masuk sebagai sumber belajar yang
perlu diperhitungkan. Menurut M.Netza dan M. Iqbal, dalam karya ilmiahnya bagi guru dan
siswa, internet menawarkan beberapa kesempatan untuk diraih .

B. Perkembangan dan Implikasi TI dan TI dalam Pendidikan di Indonesia

Kecenderungan perkembangan dan implikasi dunia pendidikan di Indonesia di masa


mendatang adalah:
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning).
2. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.
3. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam
pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.

DISTANCE LEARNING Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang


pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh
dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan
dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah,
mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat
dilakukan. Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah
tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media
internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam
bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya
dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online
meeting.

Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut:

1. Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus
mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa
dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan
sebagainya.
2. Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk
mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group
ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
3. Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi
mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya.
4. Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan
tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan
test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based
distance learning
5. Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak
terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan
sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.
6. Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga
bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat
langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada
mahasiswa lainnya melalui web.

C. Peran Teknologi Informasi

Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan


telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi
ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan
dalam bidang-bidang antara lain :

Bidang pendidikan(e-education).

e-Education, istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. e-education (Electronic
Education) ialah istilah penggunaan IT di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber
informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi
masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya.
(Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?) Adanya Internet
memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat
berupa Digital Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian,
tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui
Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan
waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
POTENSI TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNTUK MASA DEPAN
Teknologi Pendidikan mengandung komponen-komponen Teori dan Praktek dalam Desain,
Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan Penilaian Proses dan Sumber untuk Belajar
dapat bersinergi dengan berbagai bidang. Dengan demikian Teknologi Pendidikan tentunya
banyak berkiprah secara luas untuk memajukan sistem pendidikan, khususnya di Indonesia
melalui potensi-potensinya agar tantangan masa depan teknologi pendidikan yang dihadapi di
Indonesia dapat dibawa pada persaingan global

PENERAPAN MASA DEPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


Menurut Gusmaneli (2012: 168 – 169) penerapan (masa depan) teknologi pendidikan
dalam menerapkan teknologi untuk pendidikan masa depan mempunyai ciri yang menonjol,
yaitu dengan menggunakan alat atau media. Media tidak terbatas oleh guru kelas saja.
Melainkan dapat disiapkan oleh tim pengembang instruksional yang terdiri dari ahli – ahli
dalam bidang yang bersangkutan (ahli bidang studi, ahli sistem intruksional, ahli media, dan
sebagainya).
PERAN GURU TERHADAP MASA DEPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Menurut Gusmaneli (2012: 170) penerapan masa depan teknologi pendidikan akan
membawa dampak besar terhadap peranan guru, sebab guru bukanlah pemberi informasi
yang utama (satu – satunya), melainkan lebih luas dan menyeluruh.

Gusmaneli juga menyatakan bahwa peran guru sudah mulai berjalan pada masa
globalisasi ini.Hal ini didukung oleh Mulyasa (2009: 35 – 64) dengan mengemukakan secara
rinci peranan guru pada masa globalisasi terhadap masa depan teknologi pendidikan, antara
lain:

1. Sebagai Manager Belajar

Sebagai manager belajar dapat merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan


mengontrol kegiatan siswa belajar. Merencanakan kegiatan belajar siswa terutama
menentukan tujuan belajar siswa, apa yang harus dilakukan siswa, sumber – sumber belajar
mana yang mungkin. Mengorganisasikan kegiatan belajar artinya menentukan dan
mengarahkan bagaimana siswa melakukan kegiatan, sehingga dapat mencapai tujuan belajar.
Dalam hal ini, guru juga berperan mendorong motivasi belajar siswa,
mengoptimalisasikan sumber – sumber belajar dan mengatur lingkungan belajar siswa.
2. Sebagai Fasilitator Belajar
Ini artinya memberikan kemudahan – kemudahan kepada siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya. Kemudahan tersebut dapat diupayakan dalam bentuk menyediakan
sumber dan alat – alat belajar, alat peraga, menyediakan waktu yang cukup pada siswa yang
memerlukannya, menunjukkan jalan keluar pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

3. Sebagai Moderator
Guru berarti sebagai pengatur arus kegiatan belajar siswa. Sebagai moderator, guru
menampung persoalan yang diajukan oleh siswa dan mengembalikan lagi persoalan tersebut
pada siswa lain untuk dijawab dan dipecahkan.
4. Sebagai Motivator Belajar

Guru berartisebagai pendorong agar siswa mau melakukan kegiatan belajar. Sebagai
motivator guru harus menciptakan kondisi kelas yang merangsang siswa melakukan kegiatan
belajar, baik kegiatan individual maupun kelompok.

5. Sebagai Evaluator

Guru bertindak sebagai penilai yang objektif. Sebagai evaluator, guru berkewajiban
mengawasi, memantau proses belajar siswa, dan hasil – hasil belajar yang dicapainya.
Disamping itu, guru berkewajiban melakukan upaya perbaikan proses belajar siswa,
menunjukkan kelemahan siswa dengan cara memperbaikinya baik kepada siswa secara
perorangan maupun kelompok.

6. Sebagai Tutor

Ini berarti sewaktu – waktu dapat memberikan bantuan bagi siswa apakah memberi
petunjuk atau informasi tentang pelaksanaan proses belajar. Hal ini sering berlaku pada
pendidikan jarak jauh.

7. Sebagai Seorang Organisator

Kegiatan belajar yang dibantu oleh kurikulum, tim instruksional, peneliti, teknisi dan
lain- lain yang tidak langsung berintegrasi dengan siswa.

8. Sebagai Pembaharu (Inovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna
bagi peserta didik. Prinsip modernisasi tidak hanya diwujudkan dalam bentuk buku – buku
sebagai alat utama pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman
yang berharga kedalam istilah atau bahasa modern yang akan diterima oleh peserta didik.

9. Sebagai Pembangkit Pandangan


Dalam hal ini guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang
keagungan kepada peserta didiknya. Mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam
berkomunikasi dengan peserta didik disegala umur, sehingga setiap langkah dari proses
pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.
10. Sebagai Pekerja Rutin

Guru bekerja dengan keterampilan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat
diperlukan dan sering kali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik,
maka akan bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.
Disamping itu, jika kegiatan rutin tersebut tidak disukai bisa merusak dan mengubah
sikap umumnya terhadap pembelajaran. Sebagai contoh, dalam setiap kegiatan pembelajaran,
guru harus membuat persiapan tertulis, jika guru membenci atau tidak menyenangi tugas ini
maka akan merusak keefektifan pembelajaran.

2. Berbicara tugas pokok profesi teknologi pendidikan ada kaitannya dengan definisi
teknologi pendidikan. Kita harus tahu terlebih dahulu definisi teknologi pendidikan, dan
selanjutnya membuat suatu rumusan lebih rinci masing-masing kalimat, dengan demikian
akan tergambar jelas pokok pokok tugas profesi teknologi pendidikan. Definisi teknologi
penddikan menurut AECT tahun 1994 yang telah diadaptasi oleh Miarso (2004:64) adalah
teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan
penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar. Untuk lebih jelasnya definisi tersebut
dapat diuraikan dan dibuat suatu bagan seperti di bawah ini.

Teknologi pembelajaran adalah:

 Teori dan praktek dalam desain proses, sumber dan sistem untuk belajar
 Teori dan praktek dalam pengembangan proses, sumber dan sistem untuk belajar
 Teori dan praktek dalam pemanfaatan proses, sumber dan sistem untuk belajar
 Teori dan praktek dalam pengelolaan proses, sumber dan sistem untuk belajar
 Teori dan praktek dalam penilaian proses, sumber dan sistem untuk belajar
 Teori dan praktek dalam penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar.

Dari bagan di atas maka dapat maka profesi teknologi pendidikan meliputi desainer,
pengembang, pemakai, pengelola dan pengevaluasi, peneliti kegiatan belajar. Chaeruman
(2008:2) mengatakan bahwa seorang sarjana teknologi pendidikan dapat menjadi profesi:

Perancang proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti
merancang sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan
karakteristik pebelajar

Pengembang proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti
mengembangkan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan
komputer, dan sebagainya

Pemanfaat atau pengguna proses dan sumber belajar dengan ruang lingkuperjaannya
seperti memanfaatkan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi
dan institusionaliasasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan
regulasi pendidikan.

Pengelola proses dan sumber belajar dengan ruang lingkup pekerjaaannya seperti
mengelola proyek, mengelola aneka sumber belajar, mengelola sistem penyampaian,
dan mengelola sistem informasi pendidikan

Pengevaluasi (evaluator) atau peneliti proses dan sumber belajar dengan ruang
lingkup pekerjaannya seperti melakukan analisis masalah, mengukur acuan patokan,
evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan meneliti kawasan pendidikan.

Pendapat lain yang hampir sama dengan di atas disampaikan oleh Kusuma (2008:5) bahwa
tugas pokok ahli teknologi pendidikan adalah sebagai berikut.

1) Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk


mengatasi masalah belajar di mana saja.

2) Merancang program dan sistem instruksional.

3) Memproduksi media pendidikan.

4) Memilih dan memanfaatkan media pembelajaran.

5) Memilih dan menafaatkan sumber belajar.

6) Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif

7) Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan.

8) Mengelola organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan pengembangan


dan pemanfaatan teknologi pendidikan.

9) Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan


dalam bidang lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan.

10) Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran..


Selain itu tugas profesi teknologi pendidikan dikemukakan oleh Miarso (2004:70). Miarso
menyebutnya sebagai tugas pokok teknolog pembelajaran atau perekayasa pembelajaran
dengan tugasnya sebagai berikut:

o pengembangan bidang kajian dan kawasan teknologi/rekayasa pembelajaran


o perancangan dan pengembangan proses, sumber dan sistem pembelajaran
o produksi bahan belajar
o penyediaan sarana dan prasarana belajar
o pemilihan dan penilaian sistem dan komponen sistem pembelajaran
o pemanfaatan proses dan sumber belajar
o penyebaran konsep dan temuan teknologi pendidikan
o pengelolaan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar
o perumusan bahan kebijakan teknologi/ rekayasa pembelajaran.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik suatu rumusan tugas pokok profesi
teknologi pendidikan seperti berikut ini.

1. Perancang (desainer): tugas ini meliputi mendesain sistem pembelajaran, desain pesan,
stratedi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar. Desain sistem pembelajaran adalah
prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan,
pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Desain pesan adalah
perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Strategi pembelajaran adalah
spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan
pembelajaran dalam suatu pelajaran. Karakteristik pebelajar adalah segi-segi latar
belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya
(Seels dan Richey, 1994:30).

2. Pengembang (developer): tugas ini meliputi produksi dan penyampaian teknologi cetak,
teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu. Contoh
teknologi cetak adalah buku-buku, bahan-bahan visual yang statis atau fotografis.
Teknologi cetak ini ada dua jenis yaitu teks verbal dan bahan visual. Teknologi audio
visual adalah teknologi yang berkaitan dengan mekanik dan elektrik. Audio visual adalah
gabungan dari audio (dengar) dan visual (lihat). Ada kemungkinan alat tersebut hanya
audio saja dan ada pula kemungkinan audio visual. Sedanmgkan visual saja termasuk ke
dalam teknologi cetak. Teknologi berbasis komputer adalah teknologi yang
memanfaatkan komputer baik perangkat lunak maupun perangkat keras. Perangkat lunak
berpa program-program komputer yang dapat menampilkan tayangan-tayangan
pembelajaran. Sedangkan perangkat keras dapat berupa layar monitor, CPU, LCD. In
focus, dan sebagainya. Dalam perkembangannya komputer merupakan alat untuk
menampilkan internet, e-mail, dan sebagainya. Teknologi terpadu adalah paduan
beberapa jenis media yang dikendalikan oleh komputer. Sebagai contohnya adalah video,
filem, telekomprens, dan sebagainya ( Seels dan Richey, 1994:30).

3. Pemanfaat/Pengguna (User): tugas ini meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi,


implementasi dan pelembagaan, dan kebijakan/regulasi. Pemanfaatan media merupakan
penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Difusi inovasi adalah proses
berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi.
Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang
sesungguhnya (bukan tersimulasikan), sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang
rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya
organisasi ( Seels dan Richey, 1994:30).

4. Pengelola (Manager), tugas ini meliputi pengelola proyek, pengelola sumber, pengelola
sistem penyampaian, dan pengelola informasi. Pengelola proyek meliputi merencanakan,
memonitor dan pengendalikan proyek desain dan pengembangan. Pengelola sumber
meliputi merencanakan, memantau, dan mengendalikan pendukung dan pelayanan
sumber. Pengelola sistem penyampaian merupakan kegiatan merencanakan, memantau,
dan mengendalikan ”cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan”.
Sedangkan pengelola informasi adalah merencanakan, memantau dan mengendalikan
cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemprosesan informasi dalam rangka
tersedianya sumber untuk kegiatan belajar ( Seels dan Richey, 1994:30).

5. Penilai (Evaluator), tugas ini meliputi menganalisis masalah, mengukur yang beracuan
patokan, menilai secara formatif dan sumatif. Analisis masalah merupakan kegiatan
penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan
informasi dan pengambilan keputusan. Pengukuran acuan patokan adalah teknik-teknik
untuk menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan
sebelumnya. Penilaian formatif adalah pengumpulan informasi tentang kecukupan dan
penggunaan informasi sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan penilaian
sumatif berkaitan dengan pengum[pulan informasi tentang kecukupan untyuk
pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan ( Seels dan Richey, 1994:30).

6. Peneliti (Researcher), tugas ini meliputi kegiatan penelitian yang berkaitan dengan
teknologi pendidikan. Kegiatan penelitian ini mencakup penelitian dalam kawasan desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian.

3. Tanggung jawab dan Kewajiban terhadap individu (anggota)


Dalam memenuhi kewajiban terhadap setiap individu, para anggota :
1. Selalu mendorong aksi mandiri bagi upaya individu untuk belajar dan menciptakan
berbagai kemudahan belajar atas berbagai pendapat.
2. Selalu melindungi dan menghormati hak individu atas kemudahan rujukan atau materi dari
berbagai pendapat.
3. Selalu menjamin masing-masing individu kesempatan untuk berperan serta dalam
program-program yang sesuai.
4. Selalu melaksanakan kegiatan secara professional, sebagaimana upaya untuk melindungi
kepentingan pribadi individu dan menjaga integritas pribadi.
5. Selalu mengikuti prosedur atau langkah kerja secara professional untuk evaluasi dan
pemilihan rujukan / materi dan perangkat keras.
6. Selalu menyusun dan melaksanakan usaha pragmatis untuk melindungi individu dari
situasi merusak menuju situasi sehat dan aman.
7. Selalu memasarkan / memperkenalkan terapan canggih dan terbaru dalam penggunaan
teknologi.
8. Selalu dalam rancangan dan pemilihan dari suatu program kependidikan atau media
mencari upaya untuk menghindari isi yang memperkokoh atau
meningkatkan/memperkenalkan model (stereotype) perbedaan jenis kelamin, etnik, atau
suku tertentu, ras, atau keagamaan. Selalu mencari / mengupayakan untuk mendorong
pengembangan program dan media yang menekankan keragaman dari masyarakat (kita)
sebagai suatu lingkungan /komunitas multi budaya.

Seksi 2
Tanggung jawab dan Kewajiban terhadap Masyarakat
Dalam melaksanakan kewajibannya terhadap masyarakat, para anggota :
1. Selalu, dengan jujur, mewakili lembaga atau organisasi dimana orang tersebut terdaftar,
dan selalu siap melaksanakan tindakan pencegahan untuk membedakan kepentingan
pribadi, dengan kepentingan lembaga atau (pandangan) organisasi.
2. Selalu, secara tepat dan cepat, mewakili atau menyampaikan fakta menyangkut
kepentingan atau masalah kependidikan kepada publik, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3. Tidak akan memanfaatkan situasi kelembagaan atau sikap ikatan profesi untuk keuntungan
pribadi.
4. Tidak akan menerima berbagai bentuk ucapan atau ungkapan terima kasih dalam bentuk
apapun juga, seperti bingkisan, hadiah, yang dapat melumpuhkan atau menyimpang dalam
menentukan pertimbangan keprofesian, atau memperoleh kepentingan atau keuntungan
tertentu.
5. Selalu melaksanakan terapan secara adil dan sama dengan siapapun juga dalam
memberikan jasa atas / terhadap profesi.

Seksi 3
Tanggung jawab dan kewajiban terhadap Profesi
Dalam memenuhi kewajibannya terhadap profesi, anggota :
1. Selalu menyesuaikan dan memperlakukan sama terhadap semua anggota profesi
sehubungan dengan hak professional dan tanggung jawab.
2. Tidak pernah memanfaatkan cara coersive untuk memperkenalkan perlakuan khusus untuk
mempengaruhi keputusan professional atas rekanan.
3. Selalu menghindari eksploitatif profesi secara komersial atas keanggotaan individu yang
tergabung dalam organisasi profesi.
4. Selalu memperjuangkan upaya peningkatan keahlian dan pengetahuan dan
menyebarkannya kepada rekan seprofesi demi kemajuan profesi itu sendiri.
5. Selalu memperlihatkan dan berlaku jujur sesuai persyaratan profesi, serta memperhatikan
rekan profesi.
6. Melakukan kegiatan-kegiatan profesional melalui saluran-saluran semestinya
7. Hanya mendelegasikan tugas-tugas yang diberikan kepada personel-personel yang
berkualifikasi. Personel yang berkualifikasi adalah orang-orang yang telah memperoleh
latihan atau surat-surat kepercayaan yang sesuai dan atau mereka yang dapat membuktikan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu
8. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada para pemakai tentang syarat-syarat dan
penafsiran-penafsiran dari hukum hak cipta dan hukum-hukum lain yang mempengaruhi
profesi serta mendukung keterlibatan
Memperhatikan semua peraturan yang berhubungan atau mempengaruhi profesi; harus
melaporkan, tanpa ragu-ragu tindakan-tindakan yang tidak etis atau tidak legal dari sesama
anggota profesi ke komisi etika profesional AECT; harus berperan serta dalam pencari tahuan
profesional bila diminta oleh organisasi.

4. peluang Teknologi pendidikan sendiri dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sebagai suatu
bidang keilmuan, sebagai suatu bidang garapan dan sebagai suatu profesi. Meskipun
demikian, ketiga perspektif itu berlandaskan pada falsafah yang sama yaitu, membelajarkan
semua orang sesuai dengan potensinya masing-masing dengan menggunakan berbagai
macam sumber belajar baik yang sudah ada maupun yang sengaja dibuat, serta
memperhatikan keselarasan dengan kondisi lingkungan dan tujuan pembangunan agar
tercapai masyarakat yang dinamik dan harmonis. Berdasarkan konsepsi teknologi pendidikan
tugas pokok ahli teknologi pendidikan itu dikategorikan sebagai berikut, (Miarso, 2004) :

a) Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi


masalah belajar dimana saja.
b) Merancang program dan sistem instruksional
c) Memproduksi media pendidikan
d) Memilih dan memanfaatkan media pendidikan
e) Memilih dan memanfaatkan berbagai sumber belajar
f) Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif
g) Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan
h) Mengelola organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan teknologi pendidikan
i) Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan
dalam bidang lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan.
j) Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran
Peluang pekerjaan para teknolog pendidikan biasanya ditentukan oleh struktur dan tujuan dari
lingkungan kerja tertentu dengan merujuk aturan dan pola jabatan dalam lembaga tersebut.
Seal dan Glasgow dalam Barbara Seels (1994), menguraikan pangsa pasar kerja dengan
membedakan dua peran yaitu penelliti dan praktisi. Lingkup teknologi pendidikan yang
sangat luas tidak memungkinkan seseorang untuk menguasai keahlian dalam setiap kegiatan
dalam kawasan. Keadaan ini berlaku bagi peneliti maupun praktisi. Kebanyakan teknolog
pendidikan mempunyai pekerjaan yang menuntut keahlian khusus dalam satu atau dua
bidang, misalnya desain dan pengembangan teknologi tertentu atau pemanfaatan media.
Dalam konsep tenaga profesi teknologi pendidikan saat ini sudah ada pengakuannya oleh
pemerintah, dikenal perjenjangan. Jabatan fungsional Pengembang Teknologi Pendidikan
menjabarkan peringkat profesi dalam 13 jenjang, mulai dari assisten Pengembang Teknologi
Pendidikan Pratama hingga Pengembang Teknologi Pendidikan Utama. Perjenjangan ini
dilengkapi dengan persyaratan pendidikan dan pelatihan.

Tantangan Teknologi Pendidikan


Salah satu esensi dari proses pendidikan tidak lain adalah penyajian informasi. Dalam
menyajikan informasi, haruslah komunikatif. Dalam komunikasi pada umumnya, demikian
pula dalam pendidikan, informasi yang tepat disajikan adalah informasi yang dibutuhkan
yakni yang bermakna, dalam arti : (1) secara ekonomis menguntungkan. (2) secara teknis
memungkinkan dapat dilaksanakan, (3) secara sosial-psikologis dapat diterima sesuai dengan
norma dan nilai-nilai yang ada, dan (4) sesuai atau sejalan dengan kebijaksanaan/tuntutan
perkembangan yang ada. Konsep “bermakna” ini penting bagi keberhasilan penyebarluasan
informasi yang dapat diserap dan dilaksanakan sasaran/peserta didik. Karena itu, komunikasi
adalah saling pertukaran simbol-simbol yang bermakna, yakni : (1) kita tidak dapat saling
bertukar makna, (2) kita hanya secara fisik bertukar simbol, dan (3) komunikasi tidak akan
terjadi, kecuali kita berbagi makna untuk simbol-simbol tertentu. Dalam
memberikan/menyampaikan informasi kepada orang lain (misalnya kepada peserta didik),
bukan informasi yang kita ketahui yang disampaikan, tetapi yang kita sampaikan adalah
informasi yang benar-benar bermakna dan dibutuhkan sasaran. Informasi yang dibutuhkan
dan bermakna adalah informasi yang mampu membantu/mempercepat pengambilan
keputusan untuk terjadinya perubahan perilaku yang dikehendaki. Untuk itulah maka,
pemilihan informasi harus benar-benar selektif dengan mempertimbangkan jenis teknologi
mana yang tepat dipilih sebagai medianya. Sejarah, kini dengan berkembangnya komputer
dan sistim informasi modern, kembali menawarkan pencerahan baru (dikutip dari
http://umitp08.blogspot.com/search/label/Makalah).
Revolusi teknologi informasi menjanjikan struktur interaksi kemanusiaan yang lebih
baik, lebih adil, dan lebih efisien. Dalam dunia pendidikan, revolusi informasi akan
mempengaruhi jenis pilihan teknologi dalam pendidikan, bahkan, revolusi ini secara pasti
akan merasuki semua aspek kehidupan (termasuk pendidikan). Inilah yang merupakan
tantangan bagi semua bangsa, masyarakat dan individu. Siapkah lembaga pendidikan kita
menyambutnya? Dunia pendidikan harus menyiapkan seluruh unsur dalam sistim pendidikan
agar tidak tertinggal atau ditinggalkan oleh perkembangan tersebut. Melalui penerapan dan
pemilihan yang tepat teknologi informasi (sebagai bagian dari teknologi pendidikan), maka
perbaikan mutu yang berkelanjutan dapat diharapkan. Perbaikan yang berlangsung
terusmenerus secara konsisten/konstan akan mendorong orientasi pada perubahan untuk
memperbaiki secara terus menerus dunia pendidikan. Adanya revolusi informasi dapat
menjadi tantangan bagi lembaga pendidikan karena mungkin kita belum siap menyesuaikan.
Sebaliknya, hal ini akan menjadi peluang yang baik bila lembaga pendidikan mampu
menyikapi dengan penuh keterbukaan dan berusaha memilih jenis teknologi informasi yang
tepat, sebagai penunjang pencapaian mutu pendidikan. Bagi lingkungan lembaga
kependidikan, penerapan teknologi dalam pendidikan di era global informasi tidak lain adalah
bentuk aplikasi jenis-jenis teknologi informasi mutakhir dalam praktek pendidikan. Proses
belajar mengajar yang menerapkan teknologi informasi mutakhir dapat berupa penggunaan
media elektronik seperti radio, TV, internet dan sistim jaringan komputer, serta bentuk-
bentuk teledukasi lainnya. Pemilihan jenis media sebagai bentuk aplikasi teknologi dalam
pendidikan harus dipilih secara tepat, cermat dan sesuai kebutuhan, serta bermakna bagi
peningkatan mutu.
5. Pilihan Berganda
1. Ely (dalam Miarso, 2013: 108 – 109) mengemukakan secara umum potensi –potensi
teknologi pendidikan tersebut antara lain, Kecuali…..
a. Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual,
c. Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah
d. Lebih mengedepankan pengajaran guru
2. Dilihat dari segi penggunaan media, maka ada tiga kecenderungan umum untuk
penggunaan media, yaitu…
a. Digunakan dalam kelompok yang besar
b. Dipakai secara massa
c. Dipakai secara kelompok ketenagakerja
d. Digunakan manual
3. Sebagai manager belajar dapat merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan
mengontrol kegiatan siswa belajar, merupakan tugas dan peranan ………..
a. Siswa c. guru
b. Masyarakat d. orang tua
Jawaban :
1. D
2. B
3. C
Essay :
1. Apa saja potensi teknologi pendidikan untuk masa depan?
2. Bagaimana cara masa depan teknologi pendidikan dalam menerapkan teknologi di
masa depan?
3. Apa saja manfaat yang dirasakan oleh peranan guru terhadap masa depan teknologi
pendidikan?
Jawaban :
1. - Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan:
a. memperlaju penahapan belajar
b. membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
c. mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat
lebih banyak;
d. membina dan mengembangkan kegairahan belajar anak;
- Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual, dengan
jalan:
e. mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional;
f. memberikan kesempatan anak berkembang sesuai kemampuannya;
- Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah, dengan jalan:
g. perencanaan program perencanaan yang lebih sistematik;
h. pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang perilaku;
- Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan:
i. meningkatkan kapasitas manusia dengan berbagai media komunikasi;
j. penyajian informasi dan data secara lebih konkret;

- Memungkinkan belajar secara lebih akrab karena dapat:


k. mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah;
l. memberikan pengetahuan tangan pertama (pengetahuan langsung);
- Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas dan merata, terutama dengan
jalan:
m. pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian yang langka secara lebih luas;
n. penyajian informasi menembus batas geografi.

2. Cara masa depan teknologi pendidikan dalam menerapkan teknologi di masa


depan adalah dengan menggunakan alat atau media yang tidak terbatas pada guru
kelas saja, melainkan dapat juga disiapkan oleh tim pengembang instruksional yang
terdiri dari ahli – ahli dalam bidang yang bersangkutan untuk mencapai tujuan belajar.

3. Manfaat yang dirasakan oleh peranan guru terhadap masa depan teknologi pendidikan
adalah berubahnya peranan guru dari pemberi informasi yang utama menjadi berperan
sebagai manager belajar, fasilitator belajar, moderator, motivator belajar, evaluator,
tutor, organisator, pembaharu (inovator), pembangkit pandangan, serta sebagai
pekerja rutin.

Anda mungkin juga menyukai