in the broad-scale trial, tier 1 was 0.833 and tier 2 was 0.873,
indicating that the questions developed had high reliability. marantika_fkip@unmus.co.id
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar di kehidupan
manusia dan menimbulkan persaingan secara global, terutama di bidang pendidikan. Hal ini terlihat jelas bahwa
pendidikan di Negara Indonesia memiliki tantangan yang semakin kompleks, karena masyarakat mulai memahami
dan menuntut adanya perubahan terhadap kualitas pendidikan. Dengan demikian, di era globalisasi yang semakin
berkembang pesat sekarang ini, pendidikan diharapkan tidak hanya menjadi salah satu sektor penting dalam
pembangunan di setiap Negara saja, melainkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan antara individu
dengan lingkungan. Sehingga individu tersebut mampu berperan sebagai SDM yang berkualitas.
Aplikasi skenario dunia nyata merupakan proses dan strategi yang efektif dalam kegiatan pembelajaran
termasuk pembelajaran IPA (Morrison, and Estes, 2007). Penerapan kurikulum 2013 saat ini, diharapkan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Kurikulum 2013 memfasilitasi dan mendorong guru maupun peserta didik
untuk mendapatkan Standar Kompetensi Lulusan yang diinginkan. Sehingga sangatlah tepat sistem pendidikan di
Indonesia mulai menerapkan kurikulum 2013. Selain itu setiap guru juga dituntut untuk mengaplikasikan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik ini cocok untuk seluruh mata
pelajaran, terutama mata pelajaran yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam atau sains. Dengan adanya
kurikulum 2013, peserta didik lebih mudah untuk memahami suatu materi karena mereka terlibat secara aktif di
V menyatakan indeks validitas dari Aiken, c adalah banyaknya kategori atau kriteria, ℓₒ merupakan kategori
terendah (dalam hal ini katergori tidak relevan (TR) yang termasuk kategori terendah karena bernilai 1), ni adalah
banyaknya penilai (raters) yang memilih kriteria i, dan r merupakan kriteria ke i, serta n menyatakan jumlah
keselurahan penilai (raters). Nilai V berkisar 0-1 dan kriteria yang digunakan untuk menyatakan sebuah butir soal
dikatakan valid secara isi pada jumlah rater (penilai) sebanyak 9 orang berdasarkan tabel Aiken adalah 0,74 (Aiken,
1985). Setiap item soal dianalisis dengan menggunakan cara yang sama.
Lembar validasi yang telah diisi oleh 9 orang ahli (expert) kemudian ditabulasikan dan dihitung menggunakan
formula Aiken dengan bantuan program Microsoft Excel. Setiap item soal mendapatkan skor validasi dari 9 ahli. Hasil
perhitungan validasi dengan menggunakan validasi Aiken dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Validitas Isi Menggunakan Formula Aiken
No Soal V Vtabel Kesimpulan
1 0.89 0.74 VALID
2 0.81 0.74 VALID
3 0.89 0.74 VALID
4 1 0.74 VALID
5 1 0.74 VALID
6 0.93 0.74 VALID
7 0.81 0.74 VALID
8 0.85 0.74 VALID
9 0.81 0.74 VALID
10 0.96 0.74 VALID
11 0.89 0.74 VALID
82 | Marantika Lia Kristyasari
12 0.93 0.74 VALID
13 0.85 0.74 VALID
14 0.93 0.74 VALID
15 0.89 0.74 VALID
16 0.85 0.74 VALID
17 0.81 0.74 VALID
18 0.85 0.74 VALID
19 0.85 0.74 VALID
20 0.96 0.74 VALID
Berdasarkan perhitungan nilai V di atas pada Tabel 4, diperoleh hasil bahwa soal yang dikembangkan
dinyatakan valid. Suatu instrumen yang dinyatakan valid merupakan bagian penting dalam proses penilaian karena
menjadi tujuan yang fundamental bagi pengembangan instrumen. Instrumen yang valid mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur, dalam hal ini mengukur kemampuan kognitif siswa dan kemampuan literasi sains siswa.
Mengembangkan instrumen yang reliabel dan valid merupakan proses yang panjang. Namun, yang paling dasar
instrumen harus valid secara isi. Hal ini karena item soal yang dihasilkan akan mewakili konstruk yang akan diukur.
Oleh sebab itu, validitas isi menjadi kunci utama suatu instrumen yang berkualitas.
B. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability yang dapat diartikan sebagai hal yang dapat dipercaya. Dalam hal yang
sama, Drost menyatakan bahwa “reliability is a major concern when a psychological test is used to measure some
attribute or behavior” Drost (2012). Kalimat tersebut mengandung makna bahwa reliabilitas adalah keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan atau konsistensi. Ada tiga jenis reliabilitas, yaitu 1) konsistensi internal, 2)
stabilitas, dan 3) ekuivalen. Reliabilitas konsistensi internal alat ukur dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Koefisien Alpha-Cronbach, Kuder-Richardson (KR-20 atau KR-21), dan teknik belah dua. Penentuan reliabilitas dari
instrumen penilaian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan formula Alpha Cronbach.
Nilai reliabilitas antara -1,00 sampai 1,00. Suatu instrumen dikatakan memiliki reliabilitas tinggi apabila nilai α > 0,70
(Guilford, 1956). Rumus yang digunakan untuk menghitung Koefisien Alpha-Cronbach adalah sebagai berikut:
𝑘 ∑ 𝑆𝑖 2
𝛼= (1 − )
𝑘−1 𝑆𝑥 2
Keterangan:
𝛼 : koefisien reliabilitas perangkat tes
𝑘 : banyaknya butir tes
Sx2 : Varian skor total tes.
∑Si2 : Jumlah semua varian butir pembentuk tes.
Pada penelitian pengembangan instrumen ini, reliabilitas dihitung dengan menggunakan program ITEMAN.
Hasil perhitungan reliabilitas dari instrumen penilaian Computerized Two-Tier Multiple Choice pada pembelajaran IPA
Terpadu SMP untuk mengukur kemampuan literasi sains disajikan pada tabel 4.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen CTTMC pada Pembelajaran IPA Terpadu SMP |83
Tabel 4. Hasil Perhitungan Reliabilitas dari Instrumen Penilaian Computerized Two-Tier Multiple Choice
Tahapan Uji Coba Tier Reliabilitas Keterangan
Uji Coba Skala Menengah Tier 1 0,711 Tinggi
Tier 2 0,707 Tinggi
Uji Coba Skala Luas Tier 1 0,833 Tinggi
Tier 2 0,873 Tinggi