Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
PROPOSAL TESIS
Disusun Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Oleh:
RIMA NUR IMAN
2109087038
PROPOSAL TESIS
oleh:
Rima Nur Iman
2109087038
------------------------------ ------------------------------
Dr. Hj. Nurrohmatul Amaliyah, M.Pd Dr. Tri Isti Hartini, M.Si
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................iiii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
3
BAB 1 PENDAHULUAN
Data kedua didapat dari hasil raport mutu Pendidikan yang diakses melalui
https://raporpendidikan.kemdikbud.go.id/app/satuan-pendidikan/mutu-hasil-belajar
menunjukkan data hasil kemampuan numerasi yang masih dibawah kompetensi
minimum serta kemampuan literasi yang telah mencapai kompetensi minimum
namun masih berada dibawah nilai rata-rata kabupaten/kota. Pelaksanaan ANBK
pada tanggal 15-18 November 2021 diikuti oleh 30 peserta utama dan 5 peserta
cadangan. Data hasil raport mutu ANBK SDN Bukit Duri 05 Tahun 2021 adalah
sebagai berikut :
Gambar Skip d Bab 2
Data menunjukkan hasil belajar masih dibawah KKM (75). Rata-rata nilai akhir
kelas 5A sebesar 67,67 dan kelas 5C sebesar 47,98. Dari ketiga data yaitu PISA, nilai
rapor mutu sekolah dan hasil rata-rata pretest dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir kritis siswa berada di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal dan berada di
bawah rata-rata daerah.
Jauwad & Supriyono (dalam Asfar, 2020: 53) menjelaskan bahwa model
pembelajaran Guided Discovery merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan
siswa ke dalam proses kegiatan mental melalui diskusi, membaca dan mencoba, agar
siswa dapat belajar mandiri. Pembelajaran Guided Discovery merupakan
pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memperoleh pengetahuan yang belum
diketahuinya tidak hanya melalui pemberitahuan langsung, namun pengetahuan
tersebut dapat ditemukan secara kelompok Pembelajaran discovery (penemuan), yaitu
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa mudah menemukan
konsep dan prinsip melalui proses mental. Pembelajaran guided discovery
menekankan kepada keaktifan siswa dengan tetap melalui bimbingan dan
pengawasan guru sebagai fasilitator. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, secara
teknis guru membimbing siswa dalam penyelidikan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari secara kontekstual.
Pandangan menurut Wahyu, dkk (2018) berpikir kritis adalah suatu proses
berpikir kompleks yaitu berpikir secara logis dan bertujuan untuk membuat
keputusan-keputusan yang masuk akal, melalui proses ilmiah yang sistematis
meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan
pemecahannya, menyimpulkan dan mengevaluasi. Dapat disimpulkan dari
pendapat tersebut bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang
sangat penting untuk setiap orang. Dalam proses berpikir kritis dapat digunakan
untuk berpikir yang rasional, masuk diakal pikiran atau logika sehingga dapat
membuat keputusan atau sebuah pertimbangan dengan melakukan kegiatan
mengenal masalah, menganalisis, memecahkan, dan menyimpulkan. Dipindah ke
atas bila perlu.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
Materi IPA SD
Posttest
Tidak terdapat
Kelas eksperimen
peningkatan berpikir
menerapkan model
kritis dan sikap
Guided Discovery
ilmiah di kelas
Learning
Posttest kontrol
Terdapat
2.12. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang berjudul, "Analisis Kemampuan Berpikir pada
Model Discovery Learning Berdasarkan Pembelajaran Tematik"
oleh Aenullael Mukarromah dan E Kuss Eddy Sartono pada tahun
2018. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan
metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IV di gugus IV kecamatan Nara dan sampel dalam
penelitian ini adalah kelas IV SDN I Mara yang berjumlah 21
orang. Dari hasil analisis test kemampuan berpikir kritis setalah
mendapatkan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran
discovery learning sebesar 24% dengan kategori sangat tinggi,
62% kategori tinggi dan 14% kategori sedang, dengan rata-rata
nilai 69.40. Dari hasil penelitian menunjukkan seluruh siswa kelas
IV SDN 1 Mara memiliki kemampuan berpikir kritis dengan
kategori tinggi.
2. Penelitian yang berjudul, "Meta Analisis Pengaruh Pendekatan
Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kriitis Siswa
Kelas V Tematik Muatan IPA" oleh Waskito Yogi Noviyanto dan
Niniek Sulistya Wardani pada tahun 2020. Jenis penelitian ini
dengan menggunakan metode penelitian meta-analisis dengan
sampel sebanyak 10 artikel pada jurnal nasional dan instrumen
berupa lembaran pemberian kode. Penelitian ini menunjukkan
bahwa pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap
kemampuan berpikir kritis dari subjek siswa kelas V menyatakan
bahwa discovery learning lebih efektif digunakan pada peserta
didik. Kemampuan berpikir kritis siswa yang berbeda-beda
dengan nilai rata-rata mulai dari yang terendah 5,35% sampai
yang tertinggi 32.19% dengan rata rata sebesar 108,68%. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis
muatan pelajaran IPA siswa sebelum dan sesudah menggunakan
discovery learning, sehingga dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa model discovery learning sangat berpengaruh positif
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Penelitian berjudul "Peningkatan Ecoliteracy Siswa dalam
Budidaya Tanaman Melalui Discovery Learning pada
Pembelajaran IPS di kelas V SDN Citimun I Kecematan
Cimalaka Kabupaten Sumedang" oleh Ira Restu Kurnia tahun
2017. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan pendekatan deskriptif kualitatif, serta desain
penelitian yang digunakan model spiral menurus Kemmis dan
Taggart dalam tiga siklus dengan menerapkan model
pembelajaran discovery learning. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa mengalami peningkatan disetiap siklus dalam aspek
pengetahuan, kesadaran, dan aplikasi mengenai budidaya tanman
yang meliputi pengolahan tanah, mempersiapkan benih.
pemberian pupuk pemeliharaan tanaman serta penyiangan.
Sehingga penelitian ini terbukti benar bahwa penggunaan model
discovery learning dapat meningkatkan ecoliteracy siswa dalam
budidaya tanaman.
4. Penelitian ini berjudul "Pengaruh Strategi Heuristik dalam
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis dan Sikap Ilmiah Belajar Siswa" oleh Usman
tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi
eksperimen dengan nonequivalent control group design.
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di SDN di
Kabupaten Aceh Timur. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
dan Sikap Ilmiah belajar siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan strategi heuristik lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional pada materi pecahan. Serta
melalui pembelajaran dengan strategi heuristik, Sikap Ilmiah
belajar siswa meningkat sehingga siswa dapata memiliki rasa
keingintahuan terhadap pelajaran dan terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2.12. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara untuk
menjawab rumusan masalah. adapun hipotesis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1
Peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik di kelas
eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran discovery
learning lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir
kritis peserta didik di kelas control.
2. Hipotesis 2
Peningkatan sikap ilmiah peserta didik di kelas eksperimen
dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning lebih
baik daripada peningkatan kemampuan sikap ilmiah peserta didik
di kelas kontrol.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
1.
2.
3.
3.1. Metodologi Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2016) dapat diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, sutau pengetahuan tertentu
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,
dan mengantisipasi masalah.. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian quasi eskperimental design. Metode penelitian eskperimen
merupakan metode percobaan untuk mempelajari pengaruh dari varibel
tertentu terhadap variabel yang lain, melalui uji coba kondisi khusus yang
sengaja diciptakan (Creswell, 2013). Penelitian eksperimen merupakan salah
satu jenis penelitian kuantitatif yang dilaksanakan untuk mencari hubungan
sebab akibat. Penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan relasional dari variabel-variabel dalam penelitian
(Wiliams, 2007). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif berupa
angka untuk mengukur seberapa besar pengaruh model pembelajaran
discovery learning berbasis pembelajaran jarak jauh terhadap kemampuan
berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa di kelas IV sekolah dasar.
3.2. Desain Penelitian
Dalam penelitian eksperimen, terdapat bentuk desain antara lain pre-
ekspermintal design, true eksperimental design, factorial design, dan quasi
eskperimental design. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi eskperimental design. Menurut Sugiyono (2016, hlm. 72) desain
eksperimen kuasi mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya bisa
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Penelitian eksperimen kuasi ini digunakan untuk mengetahui
perbedaan kemampuan kelas yang diberi perlakuan dengan kelas yang tidak
diberi perlakuan. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk nonequivalent control group design. Menurut
Sugiyono (2016, hlm. 77), dalam penelitian ini akan terdapat dua kelompok
yang tidak dipilih secara random. Keduanya kemudian diberi pretes untuk
mengetahui keadaan awal dan mengetahui perbedaan antara kelompok
ekperimen atau diberikan perlakuan dengan menggunakan model discovery
learning dan kelompok kontrol/ tidak diberikan perlakuan.
Berdasarkan desain penelitian yang telah dikemukakan di atas, berikut
merupakan gambaran desain penelitian nonequivalent control group design
menurut Sugiyono (2016).
Keterangan :
O1 : Pre-Test Awal (kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah) pada kelas
kontrol sebelum diberikan perlakuan.
O2 : Pre-Test Awal (kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah) pada kelas
eksperimen sebelum menerapkan model discovery learning
O3 : Post-Test Akhir (kemampuan berpikir kritis dan Sikap Ilmiaha belajar) pada
kelas kontrol setelah memberikan perlakuan
O4 : Post-Test Akhir (kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah) pada kelas
eksperimen setelah menerapkan model discovery learning
Prosedur Penelitian
S tu d i P e n d a h u lu a n S tu d i L iteratu r
In d e n tifik a s i d a n M e ru m u s k a n M a s a la h
P e n e n tu a n S u b je k P e n e litia n
P e m b u a ta n , R e v isi d a n P e n g e sa h a n In stru m e n
Pengambilan Data
P re -te st d a n P re -n o n te s t
K e la s E k sp e rim e n
K e la s K o n tr ol
Pembelajaran model
P e m b e la ja ra n K o n v e n sio n a l
D is co v e ry L e a rn in g
Pengolahan Data
A n a lis is D a ta
Kesimpulan
Tahapan dari prosedur penelitian yaitu Tahap pertama, pada latar belakang
terdapat sebuah temuan berdasarkan hasil riset/ studi pendahuluan dan studi
literatur. Sehingga peneliti menyusun judul untuk melakukan suatu penelitian
yaitu model pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan sikap ilmiah peserta didik di sekolah dasar. Tahap kedua,
berdasarkan judul tersebut peneliti merumuskan masalah dengan tujuan
mengetahui seberapa signifikan pengaruh model pembelajaran discovery
learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah
peserta didik di sekolah dasar dengan menggunakan metode penelitin kuasi
eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group design.
Tahap ketiga, peneliti menentukan populasi, sampel penelitian yang terdiri dari
dua kelas yakni kelas yang diberikan perlakuan atau eksperimen dan kelas
yang tidak diberikan perlakukan atau kelas kontrol. Kelas eksperimen atau
kelas yang diberikan perlakukan menerapkan model pembelajaran discovery
learning sedangkan kelas kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan
tidak menerapkan model pembelajaran. Tahap keempat, peneliti menyusun
instrumen tes yaitu soal pretest dan posttest untuk mengetahui kemampuan
berpikir kritis dan instrument berupa angket untuk sikap ilmiah peserta didik
yang di validasi oleh ahli. Tahap kelima, dilaksanakan kegiatan pretes dan
treatment pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran
discovery learning dan kelas kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan
selama 5 kali pertemuan. Dimana pertemuan pertama itu adalah kemampuan
awal (pretest) dan pertemuan kelima itu kemampuan akhir (posttest) pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, sehingga untuk pemberian treatment akan
diberikan sebanyak 3 kali. Tahap keenam, peneliti melakukan analisis data
yang didapatkan dari hasil pretest dan postest dengan uji normalitas,
homogenitas dan uji perbedaan rerata yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis peserta didik dan pada hasil angket akan
mengetahui hasil sikap ilmiah peserta didik. Tahap ketujuh, dari hasil analisis
yang diperoleh, peneliti menyusun laporan penelitian yang berjudul model
pembelajaran discovery learning pada pembelajaran jarak jauh untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah peserta didik.
3.6. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk statistik
atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian menurut Joko Subagyo
dalam Purwanto (2016). Pengumpulan data adalah proses yang dilakukan
oleh peneliti untuk mengungkapkan atau menjaring fenomena, lokasi atau
kondisi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian menurut Arikunto (2015,
hlm. 76). Berdasarkan uraian tersebut, pengumpulan data merupakan proses
yang dilakukan oleh peneliti untuk mengungkapkan atau menjaring
fenomena, lokasi atau kondisi penelitian yang digunakan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
sehingga memperoleh data yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam
bentuk statistik atau bentuk lainnya sehingga dapat digunakan untuk menguji
hipotesis dan penarikan kesimpulan. Alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah seperangkat instrumen. Sugiyono (2016, hlm.
102) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur suatu data. Adapun jenis pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes, sebagai berikut:
a. Tes
Pandangan Arikunto dalam Iskandar & Narsim (2015) mengenai tes
merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Teknik tes adalah pelaksanaan penilian dengan menyajikan kumpulan
pertanyaan yang harus dijawab. Alat penilaian teknik tes meliputi tes
obyektif, dengan bentuk soal pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi
isian, jawaban singkat dan soal benar-salah. Adapun pengumpulan data
yang digunakan peneliti adalah soal essay agar dapat mengetahui
kemampuan berpikir kritis siswa. Pelaksanaan tes sebelum diberikan
perlakuan dan setelah diberikan perlakuan di kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b. Non Tes
Arikunto (2015) menyatakan bahwa teknik non tes meliputi skala
bertingkat, kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, dan riwayat
hidup. Metode penilaian non tes dilaksanakan melalui wawancara,
observasi dan angket. Adapun pengumpulan data non tes yang digunakan
peneliti adalah angket dan lembar observasi untuk mengetahui Sikap
Ilmiah belajar dan keterlaksanaan dalam penerapan model pembelajaran
yang digunakan. Proses pengambilan angket akan dilaksanakan sebelum
diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan lembar observasi akan diambil
ketika proses pembelajaran berlangsung, guna melihat keterlaksanaan
penerapan model pembelajaran.
a. Instrumen Tes
Instrumen tes pada penelitian ini untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis siswa. Jenis instrumen tes berupa soal essay yang akan
diberikan kepada siswa. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen
kemampuan berpikir kritis menurut Norris & Ennis dalam Chusni, dkk
(2020):
b. Instrumen Angket
Instrumen angket digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah
peserta didik. Berikut ini kisi-kisi indikator sikap ilmiah siswa.
Rumus Cronbach :
𝑛 Σ 𝑠𝑖2
𝑟 =( ) (1 − )
𝑠𝑡
𝑛−1 3
Keterangan :
r11 = koefisien Reliabilitas
n = banyak butir soal
Batasan Kategori
0.91 - 1.00 Reliabilitas Sangat Tinggi
0.71 – 0.90 Reliabilitas Tinggi
0.41 – 0.70 Reliabilitas Sedang
0.21 – 0,40 Reliabilitas rendah
0.000 – 0.20 Reliabilitas sangat rendah
-1,00 – 0,19 Tidak Reliabel
3. Tingkat Kesulitan
Tingkat kesukaran atau kesulitan (item difficulty, item facility)
merupakan suatu pernyataan tentang seberapa sulit dan mudah suatu butir
pertanyaan bagi peserta. Tingkat kesukaran dihitung dengan dasar bahwa
jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran yang seimbang maka dapat
dikatakan soal tersebut baik. Tingkat kesukaran suatu soal dilihat atau
dipandang berdasarkan cara pandang seorang peserta didik dalam
menjawab soal tersebut bukan berdasarkan guru. Pada penelitian ini
terdapat satu bagian yang akan dihitung tingkat kesukarannya yaitu tes
soal uraian.
Berikut menganalisis tingkat kesukaran soal pada tes uraian
menggunakan rumus :
TK = X : SMI
(Dengan TK = Tingkat Kesukaran, X = Nilai Rata-Rata Tiap Butir
Soal dan SMI = Skor Maksimum Ideal).
Berdasarkan tingkat kesukaran soal dengan interprestasi tingkat
kesukaran, yang mengacu pada pendapat ahli (S. Arikunto 2010, 201),
sesuai dengan kriteria atau klasifiasi kesukarannya yaitu sebagai berikut :
4. Daya Pembeda
Menganalisis atau menghitung daya pembeda dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui atau menilai suatu butir soal dalam
membedakan antara peserta didik yang berada pada kelompok atas dan
peserta didik yang berada pada kelompok bawah. Dengan demikian
perhitungan daya pembeda pada uji instrumen ini dilakukan dengan
rumus.
DP : Daya Pembeda
XA : Rata-rata skor kelompok atas
XB : Rata-rata skor kelompok bawah
SMI :Skor Maksimum Ideal
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interprestasi atau
penafsiran DP
DP ≥ 0,70 Baik Sekali (digunakan)
0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (digunakan)
0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup
DP < 0,20 Kurang
Abi Hamid, Mustofa, dkk. 2020. Media Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Anni, Catharina Tri dan Achmad Rifa’i. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.
Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Kurniasih Imas dan Berlin Sani, 2014. Teknik dan Cara Mudah Memuat
Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Kata Pena.
Mira Azizah, dkk. 2018. “Analisis Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Pada
Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol.
35. No. 1.