Anda di halaman 1dari 6

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education

01 (3) (2018) 179 -185


https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJSME/index

E-ISSN: 2615-8639 November 2018

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI INDUKSI


ELEKTROMAGNETIK DI KELAS XII SMA

DEVELOPMENT OF PHYSICAL DEVICE TOOLS IN


ELECTROMAGNETIC INDUCTION MATERIALS

Wulantri1, Syamsuri Ali2


1Mahasiswa Pendidikan Fisika, FTK UIN Raden Intan Lampung
2 Dosen FTK UIN Raden Intan Lampung

E-mail :wulantri2015@gmail.com

Diterima: 10 September 2018. Disetujui: 02 Oktober 2018. Dipublikasikan: 29 November 2018

Abstract: This study aims to develop electromagnetic induction materials electromagnetic materials in class XII
SMA. This research is an R & D research that adopts the development of Borg & Gall. The data collection
instrument used was a questionnaire given to a material expert, a media expert to test the feasibility of the
electromagnetic induction props. The type of data produced is qualitative data which is analyzed by guidance
criteria of assessment category to determine product quality. The results of this study are developed physics
teaching materials electromagnetic induction in class XII SMA that are suitable for use in learning with the
results of material expert validation of 77.78%, product experts 81.11% and validation of 94.72%. Based on the
response of the students, percentage of feasibility of 70.83% with eligible criteria. In the field trials conducted
in two schools, the average percentage of eligibility was 85.88% with very decent criteria.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga fisika materi induksi elektromagnetik di
kelas XII SMA. Penelitian ini merupakan penelitian R&D yang mengadopsi pengembangan dari Borg & Gall.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli media untuk
menguji kelayakan alat peraga induksi elektromagnetik. Jenis data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang
dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian untuk menentukan kualitas produk. Hasil penelitian ini
yaitu telah dikembangkan alat peraga fisika materi induksi elektromagnetik di kelas XII SMA yang layak
digunakan dalam pembelajaran dengan hasil validasi ahli materi sebesar 77.78%, ahli produk sebesar 81.11%
dan validasi sebesar 94.72%. Berdasarkan respon peserta didik, persentase kelayakan rata-rata sebesar 70.83%
dengan kriteria layak. Pada uji coba lapangan yang dilakukan di dua sekolah mendapatkan persentase kelayakan
rata-rata sebesar 85.88% dengan kriteria sangat layak.

© 2018 Unit Riset dan Publikasi Ilmiah FTK UIN Raden Intan Lampung

Kata kunci : Alat Peraga Fisika, Induksi Elektromagnetik, Media Pembelajaran.


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 01 (3) (2018) 179-185
Pengembangan Alat Peraga... │ Wulantri dkk

PENDAHULUAN dipelajari. Dalam mengkaji ilmu


Peningkatan pemahaman mengenai pengetahuan tersebut, dibutuhkan media
teknologi membuat dunia pendidikan yang baik dalam prosesnya, yaitu sekolah.
membuat berbagai pengembangan dan Sekolah memiliki peranan besar dalam
trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. membentuk sudut pandang dan pola fikir
Hal itu ditandai dengan hadirnya berbagai menjadi lebih positif dan maju, membangun
konsep dan metode pendidikan yang lebih karakter yang baik melalui pendidikan
berpusat atau melibatkan siswa secara akhlak dan sopan santun melalui berbagai
penuh. Namun kenyataan di lapangan tidak disiplin ilmu. Salah satu disiplin ilmu
semudah teori yang diungkapkan, masih tersebut adalah ilmu fisika.
banyak kendala sehingga metode dan konsep Fisika merupakan salah satu mata
pembelajaran konvensional atau tradisional pelajaran yang biasanya dipelajari melalui
masih banyak digunakan oleh para tenaga pendekatan secara matematis sehingga
pendidik. seringkali ‘ditakuti’ dan cendrung ‘tidak
Pendidikan merupakan landasan penting disukai’ siswa (Diani, Yuberti, & Syafitri,
dalam mencerdaskan masyarakat. Bahkan 2016), pada umumnya anak-anak yang
begitu pentingnya pendidikan, dalam wahyu memiliki kecerdasan Logical Mathematical
pertama-Nya surat Al-Alaq ayat 1 sampai sajalah yang ‘menikmati fisika’(Yuliani,
dengan 5 Allah SWT memberikan prinsip Zulirfan, & Sahal, 2013). Sedangkan fisika
dasar tentang ilmu pengetahuan. memerlukan dua pemahaman sekaligus,
yaitu pemahaman dalam bidang konsep dan
bidang terapannya.
Tuntutan kurikulum pada mata pelajaran
Fisika pada dasarnya adalah untuk
Artinya : (1) Bacalah dengan (menyebut)
mengantarkan siswa memahami konsep
nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia
fisika dan keterkaitannya dalam pemecahan
Telah menciptakan manusia dari segumpal
masalah yang terdapat dalam kehidupan
darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang
sehari-hari (Sari, Suyanto, & Suana, 2017;
Maha pemurah, (4) Yang mengajar
Widayanti, Yuberti, Irwandani, & Hamid,
(manusia) dengan perantara kalam. (5) Dia
2018). Pembelajaran fisika selama ini
mengajar kepada manusia apa yang tidak
terjebak pada rutinitas metode yang bersifat
diketahuinya (Departemen Agama RI,
kapur dan tutur (chalk and talk). Dengan
2010).
demikian proses pembelajaran khususnya
Pandangan Al-Qur’an mengenai ilmu
mata pelajaran fisika di sekolah belum
pengetahuan dan teknologi dapat diketahui
memberikan hasil sebagaimana yang
prinsip-prinsipnya dengan menganalisis
diharapkan (Erlinda, 2017; Hidayah &
wahyu pertama yang diterima oleh Nabi
Yuberti, 2018).
Muhammad SAW. Dalam wahyu pertama
Melihat kenyataan di atas maka guru
(Al-Qur’an) tersebut mengisyaratkan bahwa
dituntut dapat melakukan perbaikan dalam
menuntut ilmu adalah suatu perintah yang
proses pembelajaran. Guru wajib
wajib dilaksanakan oleh manusia. Allah
memberikan inovasi-inovasi baru seperti
SWT telah mengajak manusia melalui kitab
penggunaan metode dan media pembelajaran
suci Al-Qur’an untuk mengkaji ilmu dengan
yang sesuai dengan materi yang diajarkan
berbagai metode.
(Komikesari, 2016). Metode yang dapat
Metode yang baik adalah metode yang
digunakan dalam pelajaran fisika
sesuai dengan kebutuhan ilmu yang

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 180


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 01 (3) (2018) 179-185
Wulantri dkk │ Pengembangan Alat Peraga...

diantaranya metode demonstrasi dan menyatakan jumlah garis-garis medan


eksperimen. Metode demonstrasi dan magnet yang menembus bidang permukaan
eksperimen dapat menumbuhkan motivasi suatu luasan yang tidak dapat dilihat secara
siswa melalui latihan atau praktik yang langsung (bentuknya abstrak). Sehingga
dilaksanakan. Dalam metode demonstrasi sangat diperlukan alat peraga dalam
dan eksperimen, tidak dipungkiri bahwa alat mendukung materi tersebut.
dan media pembelajaran memiliki peran Alat peraga ini disusun berdasarkan
yang cukup besar dalam membantu siswa prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada
memahami materi. Sebab, tanpa adanya alat setiap manusia diterima atau ditangkap
dan media pembelajaran siswa sulit melalui panca indera. Semakin banyak
mencerna materi secara maksimal. indera yang digunakan untuk menerima
Media pembelajaran merupakan sesuatu maka semakin banyak dan semakin
komponen strategi penyampaian yang dapat jelas pula pengertian atau pengetahuan yang
dimuati pesan yang akan disampaikan diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini
kepada siswa, baik berupa orang, alat dimaksudkan untuk mengerahkan indera
ataupun bahan (Mahnun, 2012; Masykur, sebanyak mungkin kepada peserta didik
Nofrizal, & Syazali, 2017; Purwanto & sehingga dapat memahami materi induksi
Sulistyastuti, 2007). Alat peraga merupakan elektromagnetik dengan mudah.
media pembelajaran yang dapat Berdasarkan hasil penelitian
mempermudah siswa karena siswa dapat sebelumnya, pengembangan media
secara langsung melihat, mengamati dan pembelajaran induksi elektromagnet
memahami proses kejadian dengan memiliki beberapa kelemahan diantaranya
sebenarnya. nilai arus yang dihasilkan relatif kecil dan
Alat peraga mampu membangkitkan belum dilengkapi dengan buku petunjuk
motivasi siswa dalam mempelajari fisika. penggunaan alat guna memperpanjang usia
Alat peraga juga mampu merangsang siswa kerja alat (Warjanto, 2015).
untuk lebih aktif sehingga proses Berdasarkan hasil pra penelitian, pada
pembelajaran menjadi lebih interaktif dan umumnya ketersediaan laboratorium sudah
tidak monoton (Hartati, 2010). Sehingga alat tersedia, proses praktikum sudah terlaksana
peraga sangat efektif dan efesien digunakan pada beberapa materi fisika tetapi terkhusus
dalam proses pembelajaran fisika. Terkhusus pada praktikum induksi elektromagnetik
dalam materi induksi elektromagnetik yang belum terlaksana. Hal tersebut berakibat
erat kaitannya dengan listrik dan magnet pada hasil belajar peserta didik, karena jika
yang sifatnya abstrak. hanya menggunakan metode konvensional
Induksi elektromagnetik merupakan (ceramah) kurang mampu memperlihatkan
proses pengubahan energi gerak (energi berbagai variabel yang mempengaruhi
kinetik) menjadi energi listrik hasil dari efek besarnya induksi elektromagnet. Sehingga
(pengaruh) interaksi dengan medan magnet. pemahaman pada materi induksi
Semakin cepat terjadinya perubahan medan elektromagnetik menjadi kurang maksimal
magnet, induksi GGL semakin besar jika tidak didampingi dengan praktikum.
(Giancoli, 2001). Dengan demikian sangatlah jelas
Besarnya nilai induksi elektromagnetik dibutuhkan pengembangan alat peraga
dinyatakan dalam fluks magnet. Semakin terbaru yang dapat digunakan oleh guru
besar fluks magnet maka semakin besar untuk melatih dan menjelaskan konsep
induksi elektromagnetiknya. Fluks magnet induksi elektromganetik secara interaktif.

181 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 01 (3) (2018) 179-185
Pengembangan Alat Peraga... │ Wulantri dkk

Oleh karena itu pengembangan media


pembelajaran yang berupa alat peraga fisika Tabel 1. Skala Likert Lembar Validitas
materi induksi elektromagnetik di kelas XII Interval Kriteria
5 Sangat baik
SMA perlu dilakukan.
4 Baik
3 Cukup
METODE PENELITIAN 2 Kurang
Penelitian ini menggunakan metode 1 Kurang sekali
penelitian dan pengembangan (Research and
(Ulfah, 2014)
Development) (Masykur et al., 2017).
Prosedur penelitian pengembangan
Angket validator digunakan untuk
berpedoman dari desain penelitian mengetahui kelayakan alat peraga induksi
pengembangan media instruksional oleh
elektromagnetik. Mengetahui nilai akhir
Borg and Gall yang meliputi: 1) Potensi dan menggunakan analisis rata-rata butir yang
Masalah, 2) Pengumpulan Data, 3) Desain
bersangkutan dalam angket yaitu dengan
Produk, 4) Validasi desain, 5) Perbaikan perhitungan nilai kelayakan angket tiap
Desain, 6) Uji coba produk, 7) Revisi aspek dibagi dengan banyaknya pernyataan.
produk, 8) Uji coba pemakaian, 9) Revisi Pengkonversian skor menjadi pernyataan
Produk, 10) Produksi massal (Latifah, 2017). penilaian ini dapat dilihat dalam tabel berikut
Dalam penelitian ini dibatasi langkah- ini :
langkah penelitian pengembangan dari
sepuluh langkah menjadi tujuh langkah Tabel 2 Interpretasi Skor Kelayakan Media
dikarenakan mengingat waktu dan biaya Presentase (%) Kriteria
yang terbatas. Produk yang dihasilkan 0 - 20 Sangat Lemah
berupa alat peraga fisika materi induksi
elektromagnetik di kelas XII SMA. 21 - 40 Lemah
Data penelitian dikumpulkan dengan 41 - 60 Cukup
menggunakan lembar validasi ahli dan 61 - 80 Layak
lembar respon peserta didik serta analisa
81 - 100 Sangat layak
data menggunakan skala likert. Rumus untuk
menghitung persentase keidealan adalah
sebagai berikut : Berdasarkan kriteria tersebut, maka media
S dikatakan layak apabila persentasenya ≥60%
𝑃 = 𝑥100% dari semua aspek.
N
P = persentase ideal
S = Jumlah komponen hasil penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
N = Jumlah skor maksimum Penelitian ini merupakan
(Suharsimi Arikunto, 2012 : 298-299) pengembangan alat peraga fisika materi
induksi elektromagnetik di kelas XII SMA.
Penelitian ini menggunakan model Borg dan
Angket respon terhadap penggunaan produk Gall yang terdiri atas tujuh langkah
5 pilihan sesuai dengan konten pertanyaan. pengembangan yaitu potensi dan masalah,
Pengubahan hasil penilaian ahli media, ahli pengumpulan data, desain produk, validasi
materi, pedidik dan respon peserta didik dari desain, revisi desain, ujicoba produk dan
huruf menjadi skor dengan ketentuan pada revisi produk sehingga menjadi media
tabel berikut: pembelajaran yang layak digunakan. Pada
tahap observasi, peneliti memperoleh

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 182


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 01 (3) (2018) 179-185
Wulantri dkk │ Pengembangan Alat Peraga...

gambaran bahwa penggunaan alat peraga sehingga perubahan arus listrik yang kecil
induksi elektromagnetik oleh guru fisika masih dapat terbaca.
pada sekolah penelitian belum pernah Pengembangan lain, alat ini dapat
dimanfaatkan baik dalam bentuk digunakan untuk meneliti hubungan antara
demonstrasi di kelas atau saat praktikum. jarak kumparan ke magnet dengan
Sementara itu ketersediaan alat induksi mengubah jarak menggunakan skala panjang
elektromagnetik di lab fisika tersedia dalam agar perubahan nilai arus yang ada tercatat
bentuk KIT listrik magnet yang sedetail mungkin.
penggunaannya belum optimal. Hal inilah Setelah alat peraga divalidasi oleh ahli
yang membuat peneliti tergerak untuk media, ahli materi dan guru mata pelajaran
mengembangkan alat peraga induksi kemudian alat peraga diujicobakan kepada
elektromagnetik. peserta didik dengan perolehan data sebagai
Langkah selanjutnya peneliti mendesain berikut :
alat peraga sesuai dengan gambar berikut :
Tabel 3. Hasil Ujicoba Alat Peraga
No hasil uji coba Jumlah (%)
1 Ahli media 81.11
2 Ahli materi 77.78
3 Guru 94.72
4 kelompok kecil 70.89
5 kelompok besar 85.88
Rata-Rata 82.07
Keterangan :
1. Catudaya Dari hasil ujicoba menunjukkan angka
2. Magnet yang ditempelkan pada kipas 82.07% dan tergolong pada kategori baik dan
3. Dudukan kumparan layak digunakan dalam pembelajaran fisika.
4. Kumparan
5. Multimeter digital SIMPULAN
6. Kabel penghubung
7. Skala panjang Pengembangan alat peraga induksi
elektromagnetik sebagai media
Langkah selanjutnya membuat alat pembelajaran fisika layak digunakan dalam
peraga induksi elektromagnetik termasuk pembelajaran dengan hasil validasi ahli
lembar kerja siswa (LKS) yang berisi materi sebesar 77.78%, ahli produk sebesar
petunjuk pengembangan alat peraga serta 81.11% dan validasi guru mata pelajaran
langkah-langkah dalam melakukan fisika sebesar 94.72%. Respon peserta didik
praktikum. Hasil pengembangan ini yaitu terhadap alat peraga induksi elektromagnetik
kumparan dapat diubah nilainya dengan yang dikembangkan peneliti berdasarkan
mengganti kumparan lain yang jumlah hasil uji coba yang dilakukan yaitu uji coba
lilitannya berbeda. Disamping itu untuk kelompok kecil dari kedua sekolah dan
menghasilkan arus induksi, maka digunakan mendapatkan persentase kelayakan rata-rata
catudaya atau penggerak magnet sebagai sebesar 70.83% dengan kriteria layak. Pada
sumber usikan agar kipas dapat berputar. uji coba lapangan yang dilakukan di dua
Arus induksi dapat diukur dengan sekolah mendapatkan persentase kelayakan
menggunakan multimeter digital yang rata-rata sebesar 85.88% dengan kriteria
memiliki tingkat ketelitian yang tinggi sangat layak.

183 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 01 (3) (2018) 179-185
Pengembangan Alat Peraga... │ Wulantri dkk

(Kajian terhadap Langkah-langkah


DAFTAR PUSTAKA Pemilihan Media dan Implementasinya
dalam Pembelajaran). Jurnal Pemikiran
Departemen Agama RI. (2010). Al-Hikmah Islam, 37(1), 27–35.
Al-Qur’an danTerjemahannya. Masykur, R., Nofrizal, & Syazali, M. (2017).
Bandung: Diponegoro. Pengembangan Media Pembelajaran
Diani, R., Yuberti, Y., & Syafitri, S. (2016). Matematika dengan Macromedia Flash.
Uji Effect Size Model Pembelajaran Al-Jabar: Jurnal Pendidikan
Scramble dengan Media Video Matematika, 8(2).
terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R.
Didik Kelas X MAN 1 Pesisir Barat. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al- (1st ed.). Yogyakarta: Gava Media.
BiRuNi 05, 5(2). Sari, W. P., Suyanto, E., & Suana, W. (2017).
Erlinda, N. (2017). Peningkatan Aktivitas Analisis Pemahaman Konsep Vektor
dan Hasil Belajar Siswa melalui Model pada Siswa Sekolah Menengah Atas.
Kooperatif Tipe Team Game Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Tournament pada Mata Pelajaran Fisika Biruni, 6(2).
di SMK. Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ulfah, A. (2014). Pengembangan Media
Ilmu Tarbiyah, 2(1), 47–52. Audio Visual Pada Kompetensi
Giancoli, D. C. (2001). Fisika (Edisi Keli). Penerapan Teknik Perlakuan Kimiawi
Jakarta: Erlangga. Enzimatis Di SMKN 2 Indramayu.
Hartati, B. (2010). Pengembangan Alat Universitas Pendidikan Indonesia.
Peraga Gaya Gesek untuk Retrieved from
Meningkatkan Keterampilan Berpikir http://repository.upi.edu/id/eprint/1240
Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan 8
Fisika Indonesia, 6, 128–132. Warjanto, S. (2015). Pengembangan Media
Hidayah, A., & Yuberti, Y. (2018). Pembelajaran Induksi Elektromagnetik.
PEngaruh Model Pembelajaran POE Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
(Predict-Observe-Explain) terhadap Journal), IV(1), 23–26.
Keterampilan Proses Belajar Fisika Widayanti, Yuberti, Irwandani, & Hamid, A.
Siswa Pokok Bahasan Suhu dan Kalor. (2018). Pengembangan Lembar Kerja
Indonesian Journal of Science and Praktikum Percobaan Melde Berbasis
Mathematics Education, 1(1), 21–27. Project Based Learning. Jurnal
Komikesari, H. (2016). Peningkatan Pendidikan Sains Indonesia, 6(1), 24–
Keterampilan Proses Sains dan Hasil 31.
Belajar Fisika Siswa pada Model https://doi.org/10.24815/jpsi.v6i1.1090
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student 8
Team Achievement Division. Tadris: Yuliani, V., Zulirfan, Z., & Sahal, M. (2013).
Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, Pengembangan LKS Non Eksperimen
1(1), 15–22. Berbantukan Alat Peraga Jumping Ring
Latifah, S. (2017). Pengembangan Modul Pada Konsep Induksi Elektromagnetik,
IPA Terpadu Terintegrasi Ayat-ayat Al- dalam Penerapan Teori Multiple
Qur’an pada Materi Tata Surya. Jurnal Intellegence tahun 2013. Repository
Penelitian Pembelajaran Fisika, 9(1). Universitas Riau.
Mahnun, N. (2012). Media Pembelajaran

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 184

Anda mungkin juga menyukai