disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
dosen: Dr. Titin Nurhayatin, M. Pd.
disusun oleh:
1. Desti Kusmayanti
2. Shinta Rani
3. Siti Romlah
4. Siti Mu’minah
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan
keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang
mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang
diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan
sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi penilaian
kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat
dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur, teknik dan alat penilaian yang sesuai dengan
kompetensi yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses
pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal
ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini,
diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang
menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian pengetahuan kelas dilaksanakan melalui
berbagai cara, seperti penilaian tertulis, lisan dan penugasan..
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan
mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk
dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik
tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi
dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan
belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.
Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan
belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian
kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai beikut:
1. Apa pengertian evaluasi ?
2. Bagaimana tahapan evaluasi pembelajaran?
3. Bagaimana tahapan evaluasi tertulis, lisan dan penugasan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami arti dari evaluasi.
2. Untuk mengetahui tahapan evaluasi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui tahapan evaluasi tertulis, lisan dan penugasan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Evaluasi pembelajaran dapat diartikan, sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari hasil pengajaran atau dari sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia
pendidikan. Dalam kegiatan evaluasi setidaknya ada dua kegiatan yaitu mengukur dan
menilai. Evaluasi kedua kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan yang berbeda. Untuk
merealisasikan kegiatan evaluasi di perlukan alat tertentu, di antaranya adalah tes selanjutnya
penulis mencoba untuk membahas masalah teks dan aspek-aspek yang terkait.
Menurut Oemar Hamalik (2008:210), evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan
tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang
dibuat dalam rancang suatu sistem pengajaran. Rumusan ini memiliki tiga implikasi: pertama,
evaluasi ialah suatu proses yang terus-menerus, bukan hanya pada akhir pengajaran tetapi
dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaran sampai dengan berakhirnya pengajaran. Kedua,
proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yaitu untuk mendapatkan jawaban
tentang bagaimana memperbaiki pengajaran. Ketiga, evaluasi menuntut penggunaan alat-alat
ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna
membuat keputusan. Evaluasi juga merupakan kegiatan mengukur dan menilai (Arikunto,
1993). Mengukur ialah kegiatan membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, sedangkan
menilai ialah mengambil sebuah keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik/buruk.
Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi
verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Penilaian pencapaian
kompetensi pengetahuan merupakan bagian dari penilaian pendidikan. Dalam lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian pencapaian
kompetensi peserta didik yang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis
portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah. Penilaian pencapaian kompetensi peserta didik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat
digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah
ditetapkan.
Adapun penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilaian potensi intelektual
yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami (C1), menerapkan(C2) , menganalisis(C3) ,
mensintesis(C4) , dan mengevaluasi (C5). (Anderson & Krathwohl, 2001). Seorang pendidik
perlu melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan peserta
didik. Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan. Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga digunakan
sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses pembelajaran.
Pedoman penilaian kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai rujukan teknis bagi
pendidik untuk melakukan penilaian sebagaimana dikehendaki dalam Permendikbud Nomor
66 Tahun 2013.
3. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana urutan langkah-langkah
dalam melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural meliputi pengetahuan dari umum ke
khusus dan algoritma, pengetahuan metode dan teknik khusus dan pengetahuan kriteria
untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001).
Contoh pengetahuan prosedural antara lain sebagai berikut:
a. Pengetahuan tentang mengartikan kata yang didasarkan pada analisis struktur
kalimat;
b. Pengetahuan membangun sebuah karangan.
Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci jawaban dan
pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya memenuhi
beberapa syarat, yaitu mengkomunikasikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik,
menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik. Tampilan
kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas dan penugasan mencantumkan
rentang waktu pengerjaan tugas.
Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen penilaian pengetahuan kurikulum 2013 yang
memuat contoh bentuk instrumen terkait dengan teknik penilaian tes tulis, tes lisan, maupun
penugasan kompetensi penilaian pengetahuan beserta pengolahan hasil penilaian pada
kompetensi pengetahuan.
a. Instrumen tulis
b. Instrumen lisan
c. Penugasan
F. Penskoran
TABEL . KONVERSI DARI SKOR (1-100) KE (1–4)
INTERVAL SKOR HASIL KONVERSI PREDIKAT KRITERIA
96-100 4.00 A SB
91-95 3.66 A-
86-90 3.33 B+ B
81-85 3.00 B
75-80 2.66 B-
70-74 2.33 C+ C
65-69 2.00 C
60-64 1.66 C-
55-59 1.33 D+ K
≤ 54 1.00 D
Keterangan : Untuk seluruh soal ada 10 buah yang terdiri dari 5 soal Pilihan Ganda
dan 5 soal Essay obyektif
Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Pengetahuan
No. Nama 1 2 3 4 5 6 Jml. Nil Kon- Predi
Siswa (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) Skor ai versi -kat
1.
2.
H. Instrumen Penugasan
Indikator : Memproduksi cerpen
Amatilah profesi di lingkungan sekitar, kemudian hasil pengamatan Anda, tuangkan ke dalam
teks cerpen dengan memperhatikan struktur isi dan kaidah cerpen!
ASPEK
YANG SKOR KRITERIA KOMENTAR
DINILAI
27 - 30 Sangat baik – sempurna:menguasai topik
tulisan; substantif;
abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^coda;
relevan dgn topik yang dibahas.
22 – 26 Cukup – baik: cukup menguasai
permasalahan; cukup memadai;
pengembangan tesis terbatas; relevan dengan
ISI
topik, tetapi kurang terinci.
17 – 21 Sedang – cukup: penguasaan permasalahan
terbatas; subtansi kurang; pengembangan
topik tidak memadai.
13 - 16 Sangat kurang – kurang: tidak menguasai
permasalahan; tidak ada substansi; tidak
relevan; tidak layak dinilai.
STUKTU 18 – 20 Sangat baik – sempurna:ekspresi lancar;
R TEKS gagasan terungkap padat, dengan jelas; tertata
dengan baik; urutan abstraksi^
orientasi^krisis^reaksi^coda; relevan; kohesif.
14 – 17 Cukup – baik: kurang lancar; kurang
terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan;
pendukung terbatas; logis, tetapi tidak
lengkap. 10 – 13 Sedang – cukup: tidak
lancar; gagasan kacau/ tidak terkait; urutan
dan pengembangan kurang logis.
10 – 13 Sedang – cukup: tidak lancar; gagasan kacau/
tidak terkait; urutan dan pengembangan
kurang logis.
7–9 Sangat kurang – kurang: tidak komunikatif;
tidak terorganisas; tidak layak dinilai.
18 – 20 Sangat baik – sempurna:penguasaan kata
canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif;
menguasai pembentukkan kata; penggunaan
register tepat.
14 – 17 Cukup – baik: penguasaan kata memadai;
pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/
ungkapan kadang-kadang salah tetapi tidak
KOSA
mengganggu.
KATA
10 – 13 Sedang – cukup: penguasaan kata terbatas;
sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan dan
penggunaan kosakata/ ungkapan; makna
membingungkan/ tidak jelas.
7–9 Sangat kurang – kurang: pengetahuan tentang
kosakata, ungkapan, dan pembentukkan kata
rendah; tidak layak dinilai.
Sangat baik – sempurna:konstruksi kompleks
dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan
penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata,
Konversi Skor
LCK
Nilai Harian
Nama (raport)
R N N
No Peserta Kd3 NA
Kd1 Kd2 NH TS AS
Didik 3.3 dst angka predikat
3.1 3.2
Keterangan
RNH diperoleh dari rata-rata
Nilai Akhir (NA dipeeroleh dengan rumus)
NA = RNH +NTS+NAS = NA = 3.11 + 3.00 +2.66 = 2.92
3 3
Contoh pengisian raport
Pengisian capaian
No Mata Pengetahuan Keterampilan Sikap social dan
Pelajaran spiritual
1 nilai huruf nilai huruf Dalam Antar
mapel mapel
kelompok A umum
2 ,,,,,,,,,,
3 Bahasa 2,92 B 3.00 B B
Indonesia
(Endang K)
Contoh pengisian deskripsi
No Mata pelajaran Kompetensi Catatan
Kelompok A (umum)
2 ……..
3 Bahasa Siksp social dan
Indonesia spiritual
(endang k)
pengetahuan Sudah memahami konsep-konsep struktur
dan kaidah teks dan membandingkan
cerita pendek,namun belum dapat
menganalisis dan mengevaluasi cerita
pendek yang lebih rumit alurnya
keterampilan
I. Instrumen Lisan
Memahami Prosedur Membaca Puisi
Tugas yang kalian hadapi di sini agak berbeda dengan tugas sebelumnya meskipun masih
berkaitan dengan prosedur. Kalian akan diajak untuk menerapkan prinsip membaca ekspresif
pada saat membaca puisi atau sajak. Ikutilah petunjuk yang diberikan pada setiap nomor!
1. Tahukah kalian cara membaca puisi? Puisi dapat dibaca dalam hati atau dengan suara
keras. Berikut ini, kalian akan diajak untuk membaca puisi dengan suara keras dan
dengan menerapkan teknik yang baik.
Sajak yang telah dipilih untuk kalian berjudul “Aku”, karya Chairil Anwar. Ia adalah
sastrawan Angkatan 1945 yang lahir di Medan pada 1922. Bacalah sajak tersebut
dengan saksama sebelum kalian mempelajari teknik yang benar itu. Cobalah untuk
memahami isi sajak tersebut!
Aku
karya Chairil Anwar, Sastrawan Angkatan 1945
1. Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
2. Tak perlu sedu sedan itu
3. Aku ini hewan jalang
Dari kumpulannya terbuang
4. Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang
5. Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
6. Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Sebelum menerapkan teknik yang baik, kalian perlu mengetahui beberapa prinsip yang
harus dipertimbangkan pada saat kalian membaca sajak dengan keras. Prinsip itu adalah
volume suara, artikulasi suara, intonasi, gerak tubuh, mimik dan pandangan mata.
(a)Volume suara adalah derajat keras atau lemahnya suara pada saat kalian membaca puisi
yang dimaksud.
(b)Artikulasi suara adalah pengucapan kata demi kata dengan benar serta dengan suara
yang jelas dan pilah.
(c)Intonasi adalah lagu membaca yang meliputi penggalan kata dan tinggi atau rendahnya
suara pada saat kalian membaca larik demi larik sajak.
(d)Gerak tubuh meliputi gerak seluruh anggota tubuh : kaki, tangan, badan dan kepala
sesuai dengan isi sajak yang dibaca.
(e)Mimik adalah ekspresi atau perubahan wajah sesuai dengan karakteristik dan suasana
(misalnya sedih, semangat atau gembira) yang digambarkan pada sajak yang dibaca.
(f) Pandangan mata adalah arah mata memandang, yang seharusnya ditujukan ke segala
penjuru tempat penonton berada.
(2)Semua prinsip itu berguna untuk mambaca sajak secara ekspresif. Tahukah kalian yang
dimaksud dengan membaca ekspresif? Istilah ekspresif diperoleh dari fungsi bahasa secara
umum. Sebelum pengertian membaca ekspresif disampaikan, cermatilah keterangan
berikut ini!
Bahasa mempunyai empat fungsi utama, yaitu fungsi ekspresif, fungsi deskriptif, fungsi
sosial dan fungsi tekstual (Longman Dictionary of Language Teaching and Applied
Linguistics, 4th ed., 2010:236). Fungsi ekspresif berkenaan dengan penggunaan bahasa
untuk menampilkan hal-hal yang terkait dengan diri pembicara atau penulis, seperti
perasaan, pikiran, pilihan, prasangka dan pengalamannya. Fungsi deskriptif berkaitan
dengan penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi faktual. Fungsi deskriptif juga
disebut fungsi ideasional. Fungsi sosial dimaksudkan sebagai penggunaan bahasa sebagai
alat untuk menjalin dan memapankan hubungan sosial di antara pengguna bahasa. Fungsi
sosial juga disebut fungsi interpersonal. Adapun fungsi tekstual adalah fungsi bahasa yang
terkait dengan cara penciptaan teks, baik lisan maupun tulis, yang runtut dan sesuai
dengan konteks. Fungsi ekspresif berimpitan dengan fungsi tekstual dalam hal bahwa
untuk mengungkapkan diri pembicara atau penulis, baik media tulis maupun lisan, dapat
digunakan.
Apa yang dimaksud dengan membaca ekspresif? Membaca ekspresif adalah membaca
dengan mengekspresikan pikiran, perasaan dan pengalaman penulis. Pada umumnya
kegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara yang keras dan gaya atau penampilan
sesuai dengan isi materi yang dibaca. Dengan demikian, membaca ekspresif dapat
dikatakan sebagai membaca dengan penuh penghayatan. Mengingat kegiatan membaca
ekspresif dilakukan dengan suara keras, kegiatan membaca seperti ini sejalan dengan
membaca teks secara lisan, yang berlawanan dengan membaca teks dalam hati.
(3)Dengan keterangan itu, kalian dapat menggarisbawahi bahwa membaca ekspresif sangat
cocok diterapkan dalam membaca puisi. Sekarang bacalah sajak “Aku” tersebut secara
ekspresif dengan penghayatan yang sungguh-sungguh.
(4)Bagaimana perasaan kalian setelah membaca kembali sajak tersebut? Siapakah yang
dimaksud dengan “aku” pada puisi itu? Apakah kalian merasa bahwa si “aku” adalah
kalian sendiri? Mengapa si aku lirik berani menantang “peluru”? Mengapa pula si aku lirik
ingin “hidup seribu tahun lagi”?
(5)Membaca puisi ekspresif sering dilakukan di depan kelas atau di depan penonton di atas
pentas. Jika demikian halnya, diperlukanlah teknik membaca puisi yang benar.
Dapat dikatakan bahwa teknik itu merupakan prosedur yang mengandung beberapa
langkah. Langkah-langkah itu tidak harus ditempuh secara urut karena tidak saling
menentukan. Seperti akan kalian eksplorasi lebih jauh lagi pada Pelajaran 6, prosedur
seperti ini disebut protokol. Cermatilah teknik membaca puisi di atas pentas berikut ini!
Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas
1. Yakinlah bahwa kalian telah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan pakaian
sesuai dengan isi sajak yang akan kalian baca.
2. Berdirilah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum kalian memulai membaca.
3. Kuasailah pentas dan penonton dengan megarahkan pandangan ke segala penjuru sambil
memberikan penghormatan kepada mereka dengan cara menganggukkan kepala.
4. Hayatilah sajak yang kalian baca dengan memahami isi dan pesannya.
5. Bacalah sajak tersebut dengan artikulasi suara yang jelas, dengan volume suara yang dapat
menjangkau semua penonton, dan dengan intonasi yang bagus.
6. Aturlah napas dengan baik dengan menyesuaikan penggalan kata, larik dan bait sajak
tersbut.
7. Pusatkan perhatian pada sajak yang dibaca dengan mengendalikan diri tanpa terpengaruh
oleh penonton.
(6)Setelah kalian memahami teknik membaca puisi di atas, praktikkanlah teknik itu untuk
membaca sajak yang berjudul “Aku” tersebut di depan kelas. Anggaplah bahwa posisi
depan kelas itu sebagai pentas. Kalian dapat membaca dengan teknik tersebut secara
bergantian satu demi satu dan teman-teman kalian yang lain dapat memberikan komentar
atau penilaian.
(7)Dari komentar dan penilaian teman kalian itu, kalian mungkin merasa bahwa butir-butir
pada teknik membaca puisi di atas perlu ditambah. Diskusikanlah dengan teman-teman
kalian butir-butir apa yang perlu ditambahkan dan mengapa demikian.
(8)Dari penambahan butir pada nomor (7) di atas, kalian memahami bahwa prosedur tentang
teknik membaca puisi itu bukan merupakan prosedur yang ketat yang setiap langkahnya
harus ditempuh secara urut. Kalian mungkin juga berpendapat bahwa puisi dengan isi dan
pesan yang berbeda menuntut teknik membaca yang berbeda pula. Diskusikanlah apakah
teman-teman kalian juga berpendapat demikian.
(9)Mengingat teknik membaca puisi itu dapat diubah-ubah, buatlah teks prosedur kompleks
yang bersifat protokol tentang hal yang sama menurut pendapat kalian sendiri.
Bandingkanlah hasilnya dengan pekerjaan teman-teman kalian. Setelah itu, perbaiki lagi
apabila dipandang perlu!
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
C. Saran-Saran
1. Dalam pemilihan teknik evaluasi hendaknya disesuaikan dengan materi pelajaran
yang hendak diajarkan oleh seorang guru.
2. Dalam melakukan kegiatan evaluasi seorang guru harus berdasarkan pada
prinsip-prinsip evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Damaianti, Vismaia Sabariah. 2007. Evaluasi dalam Pembelajaran. Makalah.
Harsiati, Hayat, Bahrul: 2003. Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan
Standard Kompetensi”. Makalah.
Kementrian Pendidikan Kebudayaan. 2015. Implementasi kurikulum 2013. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta:
BPFE.