Anda di halaman 1dari 5

JUKNIS

KIPAS ( KELAS IBU PENGASUH ANAK SEHAT )

Nomor : 440/PD/017/11.05.05/2019
Revisi Ke : 0
Berlaku Tgl : 2 Januari 2021

Ditetapkan
Kepala BLUD. UPT Puskesmas Ngemplak

Sri Wahyuni SKM,MM


NIP. 19691008 198903 2 007

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS


UPTD PUSKESMAS NGEMPLAK
Jl. Kudus – Purwodadi KM 6 Kudus
Telp.(0291) 4247790
Email : uptpuskesmasngemplak@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa


Upaya Perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku,
sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai
dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-1019
bidang kesehatan telah ditetapkan sasaran pokok pembangunan bidang kesehatan
dan gizi masyarakat yang bertujuan meningkatkan status kesehatan bayi dan ibu serta
status gizi masyarakat dengan target indikator program gizi pada tahun 2019 sebagai
berikut : Menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil menjadi 28%, menurunkan
prevalensi bayi dengan berat lahir rendah menjadi 8%, meningkatkanprevalensi bayi
usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif menjadi 50%, menurunkan
prevalensi balita kekurangan gizi (underweight) menjadi 17%, menurunkan balita
kurus (wasting) menjadi 9,5%, menurunkan prevalensi baduta pendek dan sangat
pendek (stunting) menjadi 28%.
Upaya pelayanan gizi, sebagai salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Essensial, dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP). Pelayanan gizi dapat berupa
edukasi, suplementasi, tatalaksana dan surveylans gizi.
Pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas Ngemplak baik dalam dan luar
gedung, dilaksanakan dengan kerjasama lintas program dan lintas sektor, seperti
kader kesehatan, KPM, PKK dan lainnya. Dukungan Stakeholder, membantu
keberlangsungan program dan regulasi.
Masalah gizi serius yang dialami balita wilayah Puskesmas Ngemplak
diantaranya adalah Stunting dan Wasting. Faktor yang melatarbelakangi masalah gizi
di 6 Desa, diantaranya : penyakit penyerta, pengetahuaan ketrampilan tentang PMBA
kurang, pola asuh yang salah karena ibu bekerja dan anak diasuh orang lain,
kepersertaan JKN-KIS, dan sosial ekonomi. Perlu penanganan terpadu dan
berkelanjutan agar balita tertangani dengan semestinya. Masalah gizi yang tidak
tertangani dengan baik, akan menyebabkan gangguan kesehatan dan tumbuh
kembang yang kurang optimal. Pada tahun 2017 terbentuk Inovasi KIPAS ( Kelas Ibu
Pengasuh Anak Sehat ) konvergensi stunting – wasting berbasis pemberdayaan
masyarakat dengan kerjasama lintas program dan lintas sektor. KIPAS Puskesmas
Ngemplak sudah menjadi bagian inovasi desa dengan nama yang berbeda. KIPAS Si
Ceting (Undaan Tengah), KIPAS Si Gunting (Undaan Lor), KIPAS Si Tanting (Wates),
KIPAS Abhinaya (Ngemplak), KIPAS Penting (Larikrejo), KIPAS Darling
( Karangrowo).

B. Tujuan Kipas ( Kelas Ibu Pengasuh Anak Sehat )


Tujuan KIPAS adalah :
1. Pemberdayaan Masyarakat dalam mendukung kegiatan KIPAS (
Kelas Ibu Pengasuh Anak Sehat )
2. Mengoptimalkan kerja sama Linprog dan linsek dalam kegiatan
KIPAS (Kelas Ibu Pengasuh Anak Sehat)
3. Menurunkan Prevalensi stunting – wasting di wilayah Puskesmas
Ngemplak

C. Target Inovasi KIPAS adalah :

1. Pengetahuan dan ketrampilan ibu balita / pengasuh dalam


PMBA ( Pemberian Makan Bayi dan Anak ) 100% meningkat.
2. Ketrampilan dan pengetahuan kader dalam penanganan stunting – wasting
100% meningkat
3. Prevalensi balita stunting – wasting menurun 1% /tahun

D. SDM dan Sarpras Penunjang Kegiatan KIPAS

NO SUMBER DAYA KETERANGAN

1. Pendanan Belanja snack peserta, bahan demo


PMBA, PMT Pemulihan, ATK, Alat
antropometri, Transport Kader
Kegiatan KIPAS, dan pendampingan
rujuk balita ke puskesmas dan rumah
Gizi Bintangku.
2. Tenaga
1. Kader KIPAS Tambahan kader KPM, semua kader
sbg Narsum Praktek PMBA, Konseling
status gizi, pelaksana kegiatan KIPAS.
2. Nutrisionis Sebagai narsum dan rujukan konseling
Gizi
3. Dokter Sebagai Rujukan dan Konseling
Terpadu
4. Kesling, promkes, Sebagai Rujukan dan Konseling
KIA Terpadu
5. Linsek lain Sebagai Narsum
3 Metode Pemantauan Status Gizi,
Penyuluhan/konseling, praktek PMBA,
pendampingan dan rujukan

4. Peralatan 1. Alat ukur Antropometri

2. Buku Antropmetri

3. ATK
4. Peralatan Memasak

5. Laptop/Hp

6. Meja dan kursi

7. Karpet/tikar

5. Pedoman Juknis KIPAS, Buku PMBA, Buku KIA,


Lembar Balik PMBA,Buku Koselor
ASI,Buku Antropoetri.

E. Pelaksanaan Kegiatan KIPAS (Kelas Ibu Pengasuh Anak Sehat)


Alur kerja kegiatan KIPAS ( Kelas Ibu Pengasuh Anak Sehat ) adalah:
1. Kader membuat jadwal pelaksanaan KIPAS setiap awal tahun
2. Kader menginfokan jadwal KIPAS H – 1 kepada ibu balita
3. Kader koordinasi dengan Puskesmas untuk kegiatan KIPAS lewat
grup Wa KIPAS pada h - 1
4. Kader mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan pada H-1
5. Hari H kader melakukan kegiatan :
a. Memantau Status Gizi ( pengukuran antropometri )
b. Penyuluhan dan Konseling Gizi Terpadu
c. Demo / Praktek PMBA ( Pemberian Makan Bayi dan Anak )
d. Pemberian PMT Pemulihan

6. Sweeping balita yang tidak datang H + 1


7. Kunjungan rumah balita untuk monitoring evaluasi sebulan sekali
8. Pendampingan rujukan Balita ke Puskesmas dan Rumah Gizi
9. Sistem pencatatan dan pelaporan melalaui aplikasi ePPGBM

F. MONITORING DAN EVALUASI KIPAS (KELAS IBU PENGASUH ANAK SEHAT)

Kegiatan monitoring dan evaluasi KPAS meliputi :


1. Monitoring dan evaluasi meliputi pelaksanaan kegiatan KIPAS ( ketenagaan,
proses pelaksanaan ,waktu, tempat, sarana dan prasarana, dokumentasi).
2. Setiap tiga bulan sekali rapat evaluasi lintas sektor terkait pelaksanaan
kegiatan KIPAS.

G. INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator keberhasilan diukur berdasarkan capaian target kegiatan KIPAS.

meliputi :

1. Meningkatannya pengetahuan dan ketrampilan tentang PMBA dan pola


asuh dari peserta KIPAS ( ibu pengasuh balita ).
2. Meningkatannya pengetahuan dan ketrampilan Kader dalam penanganan
stunting – wasting.
3. Prevalensi balita stunting – wasting menurun.

H. PENUTUP

Inovasi KIPAS ( Kelas Ibu Pengasuh Anak Sehat ) konvergensi stunting –


wasting berbasis pemberdayaan masyarakat selalu mengedepankan kerjasama linta
program dan lintas sektor. Dengan Stakeholder sebagai pendukung kegiatan.
Menggunakan konsep kemandirian, mengajak Ibu pengasuh keluarga dan masyarakat
terlibat secara langsung penanganan masalah gizi balitanya. Melaksanakan
pendekatan kepada ibu pengasuh dengan pendampingan kader, agar masalah yang
menjadi faktor penyebab bisa segera diatasi. Bersama kader pendamping, ibu balita
akan merasa nyaman dan terbuka dalam menyampaikan masalah gizi dan kesehatan
balitanya. Dengan konsep pemberdayaan masyarakat, akan berdampak pada
percepatan penurunan prevalensi stunting – wasting di desa.

Kudus, 3 Januari 2017

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Ngemplak

Sri Wahyuni SKM,MM


NIP. 19691008 198903 2 007

Anda mungkin juga menyukai