Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAAN PEMBERIAN PU

MAKANAN TAMBAHAN (PMT) PU

PEMULIHAN BALITA GIZI KURANG

U
P

U
P
No. Dokumen : SOP/ B/UKM/GIZI/ NI S

No. Revisi : 01 NI S

Tanggal Terbit : 07 Mei 2019


SOP
Halaman :1/3

Kepala UPTD Kesehatan


PEMERINTAH
Puskesmas Purwodadi
KABUPATEN
PASURUAN DINAS
dr. Sudjarwo
KESEHATAN
NIP. 19690626 200701 1 015
1. Pengertian Pengelolaan PMT Pemulihan Balita Gizi Kurang adalah
merencanakan, mengadakan/menerima, mendistribusikan serta
memonitor kegiatan pemberian makanan tambahan pemulihan pada
balita kurang gizi

PMT Pemulihan balita kurang gizi adalah makanan padat energi


dan protein yang diperkaya dengan vitamin dan mineral yang
diberikan kepada balita kurang gizi (gizi kurang dan gizi buruk)
dalam rangka memperbaiki status gizi balita tersebut

Balita Kurang Gizi adalah keadaan kurang gizi pada anak yang
disebabkan oleh kurangnya asupan energi dan protein
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam kegiatan
pengelolaan PMT Balita Kurang Gizi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Purwodadi
Nomor 440/ /424.072.01/2019 tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan UKM Puskesmas Purwodadi.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun
2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
4. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemulihan dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
bagi Balita Gizi Buruk, Balita Gizi Kurang dan Bumil KEK;
5. Buku Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Kemenkes RI Tahun
2011
5. Alat dan ATK
Bahan PMT Pemulihan Balita
6. Langkah A. Perencanaan
Pelaksana gizi membuat usulan balita kurang gizi yang akan
mendapat PMT ke Dinkes Kabupaten, data balita kurang gizi
diperoleh dari laporan bulanan gizi.
 Sasaran PMT Pemulihan adalah balita Gizi Buruk dan balita
Gizi Kurang yang status gizinya hampir mendekati Gizi
Buruk (mencegah supaya tidak menjadi Gizi Buruk)
 Prioritas sasaran PMT Pemulihan balita, yaitu :
a. Prioritas I : usia 6 – 59 bulan BGM, Gakin dan z- score
< -3 Standar Deviasi.
b. Prioritas II : usia 6 – 59 bulan BGM, Gakin dan z- score
-3 s/d -2 Standar Deviasi.
B. Distribusi
 Bendahara barang mengambil PMT Pemulihan di Dinkes
Kabupaten sesuai jadwal dan alokasi tiap Puskesmas,
tanda terima diarsip oleh Bendahara barang.
 Bendahara barang menyerahkan PMT Pemulihan ke unit
gizi, tanda terima dari bendahara barang diarsip oleh ahli
gizi.
 Ahli gizi mencatat pemasukan di kartu stok.
 Ahli gizi mendistribusikan PMT Pemulihan ke Bidan Desa,
disertai tanda bukti serah terima.
 Ahli gizi mencatat pengeluaran di kartu stok.
 Bidan desa mendistribusikan PMT Pemulihan ke sasaran,
disertai bukti tanda terima ke sasaran.
 Bidan desa dan ahli gizi melakukan pendampingan dan
monitoring evaluasi terhadap perbaikan status gizi balita.
 Apabila sasaran tidak mau menerima PMT Pemulihan maka
bisa dialihkan ke sasaran yang lain.
 PMT Pemulihan diberikan selama 90 Hari Makan (3 bulan).
C. Pelaporan
 Ahli gizi membuat laporan perkembangan status gizi balita
penerima PMT Pemulihan dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten
7. Diagram Alir -
8. Unit terkait 1. Unit Gizi
2. Seluruh UKM Puskesmas
3. Polindes/Pustu

9. Dokumen 1. Kohort Bayi


terkait 2. Buku Balita

10 Rekaman Yang Tanggal mulai


NO Isi perubahan
histori diubah diberlakukan
perubahan 1. SK Surat Keputusan Kepala UPTD 07 Mei 2019
Kesehatan Puskesmas Purwodadi
Nomor 440/ /424.072.01/2019
tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan UKM Puskesmas
Purwodadi
2 Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan 07 Mei 2019
Republik Indonesia Nomor 4
tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar
2. Pedoman Proses Asuhan Gizi
Puskesmas, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat tahun 2018
3. Buku Saku Asuhan Gizi Di
Puskesmas, (Pedoman
Pelayanan Gizi Bagi Petugas
Kesehatan), Kementerian
Kesehatan RI dan WHO
Indonesia tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai