Anda di halaman 1dari 3

PU

ASUHAN GIZI PENYAKIT PU

DIABETES MELLITUS

U
P

U
P
No. Dokumen : SOP/C/VII/GIZI/04 NI S
No. Revisi : 00 NI S
TanggalTerbit : 7 Mei 2019
SOP
Halaman :1/2

Kepala UPTD Kesehatan


PEMERINTAH
Puskesmas Purwodadi
KABUPATEN
PASURUAN DINAS
dr. Sudjarwo
KESEHATAN
NIP. 196906262007011015
1.Pengertian Asuhan Gizi Penyakit Diabetes Mellitus adalah serangkaian
kegiatan edukasi dan pemberian makanan pada pasien sesuai
kondisi dan preskripsi diet diabetes mellitus.
2.Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan asuhan gizi pada pasien
dengan penyakit diabetes mellitus
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas
Purwodadi Nomor 440/044/424.072.01/2019 tentang Pelayanan
Gizi UKP Puskesmas Purwodadi.
4.Referensi Asuhan Gizi di Puskesmas, Pedoman Pelayanan Gizi Bagi
Petugas Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
dan WHO Indonesia Tahun 2015
5.Alat dan Bahan 1. Form Skrining Gizi
2. Form Asuhan Gizi
3. ATK
6.Langkah 1. Perawat melakukan pengkajian awal/skrining gizi untuk
menetapkan pasien beresiko masalah gizi atau tidak pada
pasien baru dengan mengisi form skrining gizi pasien.
2. Ahli gizi melakukan kunjungan pada pasien dengan diagnosis
penyakit diabetes mellitus. Pengakajian gizi terdiri atas :
a. Data Antropometri
b. Data Biokomia
c. Data Fisik Klinis
d. Data Riwayat Gizi
e. Data Riwayat Personal
3. Ahli gizi menentukan diagnosa gizi sesuai dengan masalah
dari hasil pengkajian gizi
4. Ahli gizi membuat rencana intervensi/terapi gizi sesuai dengan
kondisi dan preskripsi diet (berisi hasil perhitungan kebutuhan
energi dan zat gizi pasien, serta prinsip dan syarat diet) pada
penyakit diabetes mellitus dalam form Asuhan Gizi.
 Menentukan status gizi dengan IMT atau % LILA
 Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
Energi Basal :
Pria = BBI x 30 kkal/Kg BB
Wanita = BBI x 25 kkal/Kg BB
Energi = (BMR + Faktor aktivitas) - Faktor Usia + Faktor
stress
Karbohidrat : 60 – 70 % dari total kebutuhan energi
Protein : 10 – 15 % dari total kebutuhan energi
Asupan protein diturunkan jika terjadi komplikasi nefropati
atau tanda objektif mikroalbuminuria : 0,8 g/Kg BB
Lemak : 20 – 25 %
Terdiri dari SFA (lemak jenuh) < 7%, MUFA (lemak tak
jenuh tunggal) < 10%, PUFA (lemak tak jenuh ganda) <
10%, Kholesterol < 250 mg/hari
Serat : 20 – 30 g/hari
Natrium : 2400 mg/hari
pembatasan lebih ketat jika disertai adanya Hipertensi dan
Oedema
 Prinsip Diet
Tepat Waktu Jadwal Makan
Mengikuti pola kebiasaan setiap pasien, sebaiknya interval
3 jam sekali
Tepat Jenis
Bahan makanan sama dengan orang sahat.
Dibatasi : gula sederhana (gula pasir (maks 5% dari keb.
Energi perhari), Fruktosa dari buah alami maks 20% dari
total energi, sayuran dengan kandungan energi yang tinggi,
sumber protein yang mengandung tinggi kolesterol, sumber
lemak yang mengandung asam lemak jenuh, penggunaan
susu dsb. Gunakan Daftar Bahan Makanan Penukar.
 Sayarat Diet
Pembagian komposisi energi makanan sehari :
Makan Pagi = 20%
Selingan pagi = 5%
Makan Siang = 30%
Selingan sore = 10%
Makan Sore = 25%
Selingan malam = 10%
5. Ahli gizi melakukan pemantauan dan evaluasi respons pasien
terhadap intervensi/terapi gizi dalam form Monitring dan
Evaluasi Asuhan Gizi
7.Diagram alir -

8.Unit terkait 1. UGD


2. Instalasi Rawat Inap
3. Laboratorium
4. Poli Gizi

9.Dokumen terkait Rekam medis pasien

10. Rekam historis -


perubahan

Anda mungkin juga menyukai