Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan manusia yang merupakan usaha sadar

mengisi nilai-nilai kehidupan sepanjang hayat. Menurut Rohimin, pendidikan

adalah kegiatan manusia untuk membantu sesama manusia agar mau dan mampu

meraih martabat sebagai manusia, yang sering upaya disebut memanusiakan

manusia. Untuk memanusiakan manusia tentu pendidikan memegang peranan

penting sehingga mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam hal ini

pendidikan tidak terlepas dari nilai-nilai yang dikandungnya disebut dengan nilai

pendidikan. Nilai-nilai pendidikan Islam sangat berhubungan erat dengan

sumbernya yaitu Al Qur'an dan Hadits.

Adapun pendidikan tauhid menurut Abdullah Nasih Ulwan adalah

pendidikan iman. Yang dimaksud pendidikan iman adalah mengikat anak dengan

dasar-dasar iman, rukun islam dan dasar-dasar syari'yah sejak anak mulai

mengerti dan dapat memahami sesuatu . Jadi pendidikan tauhid ini sangat penting

untuk ditanamkan ke dalam jiwa setiap orang. Secara spritual bila tauhidnya

bagus maka semakin baiklah kepribadian seseorang dan demikian sebaliknya.

Setiap kegiatan tidak dapat terlepas dari nilai. Nilai merupakan tolak ukur

atau patokan yang dapat menjadi pedoman untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Nilai menurut Rohmat Mulyana adalah rujukan atau keyakinan dalam

menentukan pilihan yang berisi norma, keyakinan, cara, tujuan, sifat. Ruqyah

1
merupakan suatu bentuk kegiatan yang berkaitan erat dengan nilai-nilai karena

ada tujuan yang hendak dicapai disamping-kegiatan terapi pengobatan. ¹

Kenyataan bahwa gangguan atau penyakit mental (mental disorder) dapat

bersumber dari kurang konsentrasi serta tekanan jiwa, atau disebabkan oleh,

kerasukan jin pada dasarnya sudah lazim diterima dan diakui dalam kepercayaan

agama maupun kepercayaan tardisional. Dalam islam, penerimaan dan pengakuan

dimaksud terkait erat dengan perinsip keimanan beriman pada yang gaib² Dalam

kepercayaa tardisional, penerimaan dan pengakuan tersebut berasal dari

kepercayaan kepada magic dan roh-roh, khususnya roh-roh jahat, yang dalam

kepercayaan tardisional disebuat dengan nama-nama yang berbeda, pada

kenyataannya, semua suku di Indonesia punya kepercayaan seperti itu.

Dalam aliran-aliran utama pisikologi dan pisikoterapi modern, seperti

behaviorisme, pisikonalisis, dan pisikologi humanistic memang adanya

kecenderungan yang kuat untuk mengingkari kepercayaan agama dan

kepercayaan tradisional bahwa penyakit tradisional dapat bersumber dari

gangguan jin. Sungguhpun demikian, secara individual ada banyak pakar

pisikologi dan pisikoterapi yang megakui hal itu. Geregton, seorang anggota

peneliti pisikologi Amerika Serikat, misalnya,dengan terus terang mengakui

fenomena kerasukan jin kedalam tubuh manusia, sebagai salah satu penyebab

gangguan mental. Dalam hal ini dia menyatakan, seperti dikutip Wahib Abdus

Salam Bali: “sudah jelas bahwa fenomena bahwa merasuknya jin kedalam tubuh

manusia,meski jarang terjadi,


¹M. Luthfi, Nilai Pendidikan Islam Dalam Ruqyah Syar'iyyah Pada Komunitas

Ruqyah Syar'iyyah Alhaq Bengkulu, (Pasca Sarjaana IAIN Bengkulu), Jurnal:

Manthiq Vol. 2, No. 1, Mei 201., 36

²Wahid Abdus Salam Bali, Memebentengi Diri dari Gangguan Jin dan Setan, terj.

Khalif Rahman Fath dan Fathurrahman (yogyakarta : Mitra Pustaka, 2006), 1-2,

63-65.
tidak bisa diabaikan begitu saja oleh ilmu pengetahuan modern selagi ada realita

yang menguatkannya”³ Meskipun sebagain pakar Pisikologi dan Psikotterapi

moderen mengakui fenomena kerasukan jin sebagai salah satu penyebab

gangguan mental, namun mereka sering bingung menghadapinya dan tidak tau

cara penyembuhannya, karena tidak memiliki peralatan metodelogis yang

diperlukan. Hal ini untuk sebagian agaknya berakar dari kenyataan bahwa

pisikologi dan pisikoterapi barat moderen (sekuler) secara kategoris-meminjam

ungkapan Doung Stringer-“memakai pendekatan yang meniadakan Allah sebagai

jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi. Kecendrungan seperti itu emang

sudah menjadi watak inheren dalam epistemologi ilmu-ilmu barat sekuler.⁵

Dalam Islam, yang mengakui secara pasti eksistensi dan penomena

gangguan jin tersebut, sudah ada tuntunannya yang shahih dari Rosulullah SAW

mengenai cara-cara menanggulanginya, baik yang terjadi pada lingkungan tempat

tinggal manusia (rumah) maupun gangguan yang terjadi pada diri manusia (gejala

kerasukan). Tuntunan yang dimaksud ialah berupa pembacaan ayat-ayat tertentu

dari al-Qur'an dan doa-doa dari As-sunnah. Peraktek inilah yang dimaksud dengan

Ruqiyah syar'iyyah, yakni peraktek penyembuhan dari ganguan jin yang sesuai

dengan tuntunan syar'iyah. Di lingkungan masyarkat Islam Indonesia, peraktek

Ruqiyah Syar'iyyah memperlihatkan perkembangan yang sangat fenomenal

selama sekitar satu dasawarsa terakhir ini. Masyarakat pun menunjukan minat

mereka yang cukup

³Ibid, Wahid Abdus Salim Bali, Membentengi, ..., 87.


⁴Ibid., 68.

⁵Doung Stringer, Generasi Tanpa Ayah: Harapan bagi Generasi yang Mencari Jati

Diri, terj. Jenti Martono (Jakarta: Harvest Publication Hous, 1998), ix.
tinggi terhadap peraktek penyembuhan penyakit akibat guna-guna, sihir, tenun

(teluh) santet, dan gangguan jin pada umumnya dengan menguanakan teknik

Ruqyah syar'iyah. Bahkan sejumlah televise swasta turut mensosialisasikan

dengan menayangkan-terlepas dari motif-motif komersial-peraktek dengan teknik

Ruqiyah syar'iyyah.

Seperti sudah ditegaskan di muka, Ruqiyah syar'iyyah adalah metode

penyembuhan atau terapi dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa

yang berasal dari Nabi kepada pasien yang menjalani peroses terapi sesuai

tuntunan syari'ah. Meskipun akhir-akhir ini perkembangan terapi Ruqiyah

syar'iyyah memperlihatkan kecenderungan yang positif, namun sebegitu jauh

perkembangannya namun belum mampu menggeser, apalgi menyurutkan,

fenomena peraktek pendukunan dan paranormal yang telah menjamur di tengah-

tengah masyarakat muslim di negri ini.

Dalam penelitian ini kami melihat secara langsung bagaimana beberapa siswa

atau santri yang kami teliti dengan peroblem secara umum kami dapatkan di

lapangan yaitu memiliki penyakit mental yang disebabkan diantaranya memiliki

tekanan jiwa sehingga membuka pintu gangguan-gangguan lainnya salahsatu

diantaranya seperti; kurangnya konsentrasi, percaya diri dan semangat dalam

belajar dan lebih jauh sampai berdambak pada kerusakan mental sehingga mudah

kerasukan gangguan jin.

Satu hal penting lainnya yang perlu digaris bawahi ialah bahwa terapi Ruqiyah

syar'iyyah yang di peraktekan selama ini umumnya masih bersifat normatif: ia

belum di kembangkan menjadi ilmu yang objektif, dengan pertanggung jawaban


yang ontologis, epistemologis dan metodelogis yang koheren dan sistematis.

Dalam perkembangan ke depan terapi ruqyah syar'iyyah tentunya perlu

dikembangkan menjadi ilmu empiris yang objektif melalui gerakan yang disebut

oleh Kuntowijiyo sebagai ”pengilmuan Islam” (bukan Islamisasi pengetahuan).

Sebab, hanya dengan demikian terapi ruqyah syar'iyyah bisa milik kemanusiaan

universal, sebagai ilmu dari orang beriman untuk seluruh manusia, dan dengan

begitu menjadi milik rahmahli al-'alamin. Dari uraian-uraian di atas

menjadi jelas bahwa penelitian tentang praktek terapi ruqyah syar'iyyah bukan

hanya menarik tetapi juga penting dilakukan, baik dalam rangka realisasi misi

dakwah maupun dalam rangka gerakan pengilmuan Islam dalam bimbingan dan

konseling maupun psikoterapi. Atas dasar pertimbangan inilah, karenanya studi

ini mengangkat permasalahan praktek terapi ruqyah syar'iyyah sebagai fokus

penelitian dan analisis.

Selain itu, sentuhan kejiawaan (konseling) terhadap pasien tidak kalah

pentingnya. Maksudnya sebelum mengawali peroses Ruqiyah, seorang peruqyah

harus memahami terlebih dahulu masalah yang dihadapi oleh pasien.berusaha

mengetahui penyebab utama masalah dan sakit yang ia derita. Kemudian

mengambil langkah paling tepat untuk memuali terapi ruqyah. Sehingga pasien

lebih mudah dituntun untuk mengapai kesembuhan hakiki yang diridhai oleh

Allah SWt.

Berdasarkan studi awal peneliti yang dilakukan di pesatren Insan Kamil

Purwakarta bahwa bayak siswa yag terkena penyakit/gangguan ini desebabkan

berbagai macam hal yang telah disebutkna tadi di atas.Dan di landasi teori
Dr.Masaru emoto menguraikan bahwa air bisa merekam pesan,seperti pita

magnetik atau compact disk semakin kuat konsentrasi pemberian pesan atau

pemberian doa,maka semakin dalam pula pesan yang akan tercetak dalam

molekul-molekul air tersebut.kemudian molekul-molekul air sudah diberi pesan

itu bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul-molekul air yang lain .dengan

temuan ini bisa menjelaskan, kenapa ruqiyah bisa menyembuhkan penyakit

karena tubuh manusia memang 75% terdiri atas air sehingga lewat doa atau jampi-

jampi akan menjadi kesembuhan atas pesan atau doa yang diharapkan. maka

penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti metode pendidikan Ruqyah

syar'iyyah melalui sebuah

penelitian dengan judul: Metode Pendidikan ruqiyah Syar’iyyah Perspektif

“Penanganan Ruqiyah Dalam Peroses Pendidikan Di Pesantren’’

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, tujuan penulisan penelitian ini

sebagai berikut:

1. Banyaknya siswa yang kurang fokus dalam belajar

2. Sering melamun di kelas

3. Sering menyendiri

4. Sering sakit sakitan


5. Kesurupan

6. Sering melanggar kedisiplinan pondok

7. Kurangnya semangat dalam belajar

C. Fokus Masalah

Penelitian ini mempunyai Batasan masalah,yaitu penelitian ini konsep membahas

mengenai metode Pendidikan Ruqyah Syar’iyyah perspektif penanganan Ruqyah

dalam peroses Pendidikan Di pesantren insan kamil purwakarta

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka ada beberapa permasalahan yang perlu

peneliti kemukakan antara lain:

1. Bagaimana konsep Pendidikan ruqyah syar’iyyah dalam pesantren insan

kamil purwakarta

2. Bagaimana metode Pendidikan ruqyah syar’iyyah di pesantren insan kamil

purwakarta

3. Bagaimana tingkat keberhasilan dari kegiatan ruqyah syar’iyyah di

pesantren insan kamil purwakart

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas,tujuan penulisan penelitian

ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui metode Pendidikan Ruqyah syar’iyyah dalam

Pendidikan di pesantren insan kamil purwakarta

2. Untuk mengetahui merelevansikan metode Pendidikan ruqyah

syar’iyyah dalam Pendidikan di pesantren insan kamil purwakarta


F.Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan dalam pengartikan dan memahami pokok

kajian penelitian,maka perlu di jelaskan batas-batas pengertian dan maksud dari

penelitian ini.Adapun hal-hal yang perlu di jelaskan hingga terbentuk suatu

pengertian yang utuh sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari judul penelitian

tersebut antara lain:

1. Metode Pendidikan konseling ruqyah

2. Metode Pendidikan terapi mandiri

3. Metode Pendidikan terapi biasa

4. Metode Pendidikan terapi masal

5. Metode Pendidikan ruqyah syar’iyyah dan relevansinya terhadap moral

pasien

G.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis dari adanya penelitian ini,

adalah:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

mengenai Ruqyah syar'iyyah dalam pendidkan pesantren Memberikan kontribusi

pemikiran dalam khazanah keilmuan Islam, sehingga menjadi sebuah gagasan

segar dan ide inspiratif dalam memperkaya pemahaman tentang metode Ruqyah

Syar'iyyah .
b. Dapat dijadikan sebagai literatur dan sebagai dorongan untuk mengkaji kajian

tersebut lebih lanjut.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini digunakan sebagai dasar pengetahuan tentang cara Ruqyah

Syar'iyyah.

b. Digunakan untuk mengungkap kajian teoritis dan praktis terhadap evaluasi

Ruqyah Syar'iyyah yang ada saat ini jika direlevansikan dengan metode Ruqyah

Syar'iyyah dipesantren

H. Metodologi Penelitia

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta yang di

temukan di lapangan. baik yang bersifat verbal, kalimat-kalimat, fenomena-

fenomena dan tidak berupa angka. penelitian kualitatif adalah penelitian yang

mengedepankan pengungkapan apa-apa yang di eksplorasikan atau diungkapkan

oleh para responden dan data yang di kumpulkan berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang dan pelaku yang di amati. penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami subjek

penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus.⁶

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada bulan September 2020 sampai

dengan bulan Noveber 2020 yang bertempat di Pesantren Insan kamil Purwakarta.

3. Responden

Dalam pelaksanaan penelitian ini berperan sebagai pengamat agar mudah dalam

mengamati informan dan mendapatkan sumber data secara langsung sehingga data

yang dikumpulkan benar-benar yang diperoleh langsung dari lapangan. Peneliti di

lapangan sangat mutlak hadir atau terjun langsung dalam melakukan penelitian.

Berkenaan dengan hal tersebut, dalam mengumpulkan data peneliti berusaha

menciptakan hubungan yang baik dengan informan yang menjadi sumber data

agar data-data yang di peroleh betul-betul valid.

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian .yaitu untuk melakukan

observasi,wawancara, dan pengambilan dokumentasi. Dengan tujuan agar

⁶ Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda

Karya, 2007), 6.
10

lebih mudah mendapatkan keabsaahan data yang sesuai dengan kenyataan di

lapangan. Maka seorang peneliti harus berusaha untuk datang ke lokasi peneliti.

4. Jenis dan Sumber Penelitian

a. Jenis Data

penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research). Teknik

pengumpulan data dengan cara mendatangi langsung tempat yang menjadi objek

penelitian untuk memperoleh data sesuai kebutuhan penulis. Adapun teknik

pengumpulandata menggunakan:

1. Pengamatan langsung (Observasi) Teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian untuk

mengamati secara dekat masalah yang di hadapi dan mencatat temuan informasi

secara mendetail.

2. wawancara (interview)

Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung dengan

cara tanya jawab dengan pihak yang bersangkutan

untuk memperoleh informasi yang di butuhkan dalam penyusunan laporan ini.

b. Sumber Data

Sumber data utama (primer) yaitu sumber data yang diambil peneliti melalui

wawancara dan observasi. Sumber utama yang menjadi sumber informasi dalam

penelitian ini adalah Kepala sekolah yang


11

nantinya memberikan pengarahan kepada peneliti dalam pengambilan sumber

data dan memberikan informasi kepada lainnya seperti :

Kepala sekolah, Guru, serta para staf yang bersangkutan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian menggunakan teknik dan alat pengumpulan data yang relevan.

penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang dapat memungkinkan di

perolehnya data yang obyektif, dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan

beberapa metode. Wawancara merupakan alat untuk mengumpulkan informasi

dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara

lisan pula. Dimana pencari informasi dengan

kontak langsung dengan tatap muka langsung dengan sumber informasi.

Metode ini di gunakan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang

bagaimana Metode Pendidikan Rugyyah Syar'iyyah Perspektif “Penanganan

Ruqyyah Dalam Peroses Pendidikan di Pesantren Insan kamil Purwakarta”

6. Instrument Penelitian

a. Kisi-Kisi

Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis di dalam

mengumpulkn data-data yang dibutuhkan adalah Wawancara, Observasi,

dan dokumentasi

b. Wawancara

Pedoman wawancara
12

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang di sarankan oleh data. pada saat

atau sesudah data terkumpul maka peneliti perlu melakukan langkah-langkah

analisis data, dimana pada penelitian yang bersifat kualitatif langkah-langkah

yang di lakukan dengan cara reduksi data, display data dan verivikasi data.”

a. Reduksi Data

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian

(display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah

dipahami. penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif,

bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya.

b. Display Data

Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah

menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.

kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah

bila di temukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data

berikutnya. proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai

verifikasi data. Apabila kesimpulan yang


⁷UharSuhar Saputra, Metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan Tindakan

(Bandung: PT. Refika Aditama,2012),218.

Anda mungkin juga menyukai