Anda di halaman 1dari 4

nama : nelsen ivander

NIM : 20200400047

jurusan : ilkom pagi

1. Menurut Anda apa yang ingin disampaikan psikologi humanistik dalam identitas
manusia?

2. Menurut Anda, mengapa berkerja menjadi salah satu cara manusia untuk
mengaktualisasikan diri?

3. Apa Perbedaan Agama dengan Ilmu Pengetahuan jelaskan ?

4. Ada dua arti bahwa Agama sebagai Sistim Kepercayaan (Iman), jelaskan ?

5. Di dalam agama terdapat arti keyakinan, Peribadatan, jelaskan apa yang dimaksud
keyakinan dan peribadatan ?

6. Jelaskan Ruang Lingkup kajian penomologi agama, berikan contoh ?

7. Apa yang membedakan pskologi agama dengan psikologi manusia ?

8. Apa manffat mempelaajari Agama dari berbagai sudut pandang, dan apa relevansnya
dengan kehidupan keagamaan di Indonesia,jelaskan?

jawaban

1. menurut saya yang ingin disampaikan psikologi humanistik dalam identitas manusia
adalah psikologi humanistik melakukan pendekatan yang multifaset terhadap
pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan
aktualisasi diri manusia. Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi
pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic
education). Pendidikan humanistic berusaha mengembangkan individu secara
keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial,
mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan
humanistic. Aliran Psikologi Humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri
manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada setiap
insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pendidikan pun
senantiasa berubah.

2. karena saat aktualisasi diri menjadi salah satu faktor yang membantumu merasa
meaningful di tempat kerja. aktualisasi diri tercapai ketika kita telah melakukan yang
terbaik untuk menyelesaikan masalah satu persatu bahkan yang sulit sekalipun di tempat
kerja, di saat itu kita merasa diri kita berguna dalam perusahaan dan dan merasa bangga
atas diri sendiri.

3. Ilmu pengetahuan memberikan kepada kita cahaya dan kekuatan, sedangkan agama
member kita cinta, harapan dan kehangatan. Ilmu pengetahuan membantu
menciptakan peralatan yang dulunya masih tradisional sekarang semakin modern dan
mempercepat laju kemajuan, sedangkan Agama menetapkan maksud upaya manusia
dan sekaligus mengarahkan upaya tersebut. ilmu agama dan ilmu pengetahuan sama-
sama memberikan kekuatan kepada manusia. Namun, kekuatan yang diberikan oleh
agama ialah berkesinambungan, sedangkan kekuatan yang diberikan ilmu pengetahuan
terputus-putus. Ilmu pengetahuan memperindah akal dan pikiran, sedangkan Agama
memperindah jiwa dan perasaan. Ilmu pengetahuan melindungi manusia dari penyakit
dan bencana alam, Sedangkan ilmu agama melindungi manusia terhadap keserakahan.
Ilmu pengetahuan mengharmoniskan dunia dengan manusia, agama menyelaraskan
manusia dengan dirinya. Jadi bisa diibaratkan ilmu pengetahuan tanpa agama itu buta,
sedangkan ilmu agama tanpa pengetahuan maka disebut dengan pincang.

4. 1). Sebagai cakrawala pandang tentang dunia luar yang tidak terjangkau oleh manusia
(beyond), dalam arti dimana deprivasi dan frustasi dapat dialami sebagai suatu yang
memiliki makna.
2). Sarana ritual yang memungkinkan hubungan manusia dengan hal diluar
jangkauannya, yang memberikan jaminan dan keselamatan bagi manusia
mempertahankan moralnya.

5. keyakinan, yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini
pengatur dan pencipta alam.
Peribadatan (ritual, ibadah), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan
ketundukannya.
6. Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu phainomenon yang berarti gejala, dan
logos yang berarti refleksi atau ilmu. Fenomenologi bisa dimaknai ilmu tentang gejala.
Secara istilah fenomenologi adalah studi tentang cara-cara sebuah gejala mewujudkan
dirinya sendiri. Adapun fenomenologi agama adalah studi tentang pendekatan agama
dengan cara membandingkan berbagai macam gejala dari bidang yang sama antara
berbagai macam agama. Fenomenologi agama juga berarti ilmu yang mempelajari
tentang gejala-gejala dalam agama agar bisa dipahami arti agama tersebut menurut
penganutnya. Dalam pengertian ini, fenomenologi agama adalah studi yang
mempelajari praktek keagamaan yang dilakukan oleh umat beragama agar bisa
diketahui arti agama menurut penganut agama tersebut. Kemudian yang memakai
istilah fenomenologi untuk ilmu agama adalah Piere David Chantepia de la Saussaye.
Menurut de la Saussaye, fenomenologi agama bertugas menyusun, mensistematisasikan
gejala-gejala keagamaan seobjektif mungkin. Fenomenologi merupakan reaksi dari ilmu
perbandingan agama yang terpengaruh oleh ide evolusionisme Darwin. Tokoh lain
fenoemologi yang menonjol adalah Rudolf Louis Karl Otto dan Gerardus Van der Leeuw.
Kedua tokoh ini memakai fenomenologi untuk menepis aliran reduksionisme yang
menganggap agama sebagai penyakit. Tujuan tertinggi fenomenologi agama adalah
menemukan intisari atau esensi agama. Ini sekaligus kelemahan menurut H.L. Beck
(1990), dimana penerimaan pengalaman keagamaan sebagai prinsip metodologi tidak
sesuai dengan syarat yang dapat dipahami dengan cara yang intersubjektif dan
interkomunikabel. Pengalaman keagamaan juga tidak memenuhi sayarat tahkik maupun
pemalsuan (falsifikasi).
Contoh kasus yang akan saya angkat yaitu terjemahan teks kuno seperti contoh berikut
“Dalam kasus dimana sejarawan agama berusaha memasukan bahan uji kultur Islam
dalam fenomenologinya, kekurangan – mampuan linguistic sangat tampak, dan
kecendrungan untuk bergantung pada terjemahaan kuno yang tidak tepat atas puisi
Persia dimana gambaran mabuk suci dan ekstase berlimpah ruang. Fenomena ini jelas
memiliki tempat tersendiri dalam sufisme, meskipun hendaknya dilihat dalam kaitannya
dengan idealitas arus utama Islam”.

7. perbedaan dalam psikologi agama dengan psikologi manusia adalah psikologi agama
merupakan cabang ilmu psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia
dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta
dalam kaitannya dengan pengaruh usia masing-masing. psikologi agama juga
mempelajari dan meneliti fungsi-fungsi jiwa yang memantul dan memperlihatkan diri
dalam prilaku dan kaitannya dengan kesadaran dan pengalaman agama manusia.
sedangkan psikologi manusia merupakan salah satu pendekatan atau aliran dari
psikologi yang menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan,
kemampuan untuk pulih kembali setelah mengalami ketidakbahagiaan, serta
keberhasilan dalam merealisasikan potensi manusia.[1] Tujuan humanistik adalah
membantu manusia mengekspresikan dirinya secara kreatif dan merealisasikan
potensinya secara utuh.

8. Manfaatnya yaitu, belajar agama dapat memberikan tuntunan dan ajaran hidup, belajar
agama dapat mengenal mana yang baik mana yang buruk, belajar agama dapat
mendekatkan diri kepada Allah, belajar agama dapat mengingatkan dengan larangan-
larangan Allah dan belajar agama dapat memberikan jawaban yang tidak bisa dijawab
manusia.
dalam ajaran Islam, seorang penganut agama ini haruslah memahami bahwa Islam
merupakan suatu cara maupun jalan yang membimbing individu di dalam menjalani
kehidupan. Bimbingan dalam kehidupan ini meliputi baik yang bersifat individual
maupun kolektif atau sosial. Berdasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh maka
dapat diketahui bahwa agama bagi para responden memiliki beberapa manfaat yaitu
terkait dengan hidup yang terarah, ketenangan hidup, memiliki keyakinan terhadap
Tuhan, menghindarkan perilaku buruk, menambah ilmu dan memahami orang lain.

Anda mungkin juga menyukai