Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KARYA ILMIAH MEKANIKA FLUIDA

“Aliran Fluida Pada Saluran Terbuka”

OLEH
YOSUA PARULIAN
1711113004

DOSEN PENGAMPU :
Ir,. Ayendra Asmuti, M.Si
NIP : 196504051990101001

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai dalam penyusunan makalah yang berjudul “Aliran
Fluida Pada Saluran Terbuka”.Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Mekanika Fluida.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya
kepada Bapak pembimbing. Penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan Bapak
Ayendra Asmuti. Ir.. M.Si yang telah memberikan tugas ini, karena tugas ini sangat membantu
pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah Mekanika Fluida.

Padang, 29 April 2021

Y.P

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………ii

I. PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................................2
1.3 Manfaat.........................................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
1. Pengertian Mekanika Fluida.............................................................................................3
2. Pengertian Aliran Saluran Terbuka..................................................................................3
3. Sifat-sifat fluida................................................................................................................4
4. Tipe Aliran Saluran Terbuka............................................................................................4
5. Debit Aliran dan Kecepatan Aliran..................................................................................4
6. Persamaan Aliran Dalam Saluran Terbuka.....................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................................9
3.1 Lokasi................................................................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan..................................................................................................................9
3.3 Metode Kerja.....................................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................10
4.1 Hasil.................................................................................................................................10
4.2 Pembahasan.....................................................................................................................12
BAB V PENUTUP...................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................14
5.2 Saran................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

i
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Fluida dikatakan statis, jika fluida tersebut diam atau bergerak dengan kecepatan tetap.
Pada fluida yang diam, tidak terjadi tegangan geser di antara partikel partikelnya, dan
untuk zat cair akan mempunyai permukaan horisontal dan tekanan yang tetap. Apabila
suatu benda berada di dalam zat cair yang diam, maka akan mengalami gaya yang
diakibatkan oleh tekanan zat cair. Tekanan tersebut bekerja tegak lurus terhadap permukaan
benda. Zat yang tersebar di alam dibedakan dalam tiga keadaan (fase), yaitu fase padat, cair
dan gas. Karena fase cair dan gas memiliki karakter tidak mempertahankan sesuatu bentuk
yang tetap, maka keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir, dengan demikian
keduanya disebut fluida.

Mekanika fluida adalah cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang perilaku dari
zatcair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Pada mekanika fluida, dipelajari
perilaku fluida dalam keadaan diam (statistika fluida), di mana tidak adanya tegangan geser
yang bekerja pada partikel fluida tersebubt, dan fluida dalam keadaan bergerak (dinamika
fluida). Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat
karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul
dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, a kibatnya fluida
mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat
mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar
diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun
volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap,
zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan
padanya gaya yang sangat besar. Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang
tetap,gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak
mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan untuk
mengalir. Dengan demikian kedua – duanya sering secara kolektif disebut sebagai fluida
(Olson, 1990). Kondisi aliran dalam saluran terbuka yang rumit berdasarkan kenyataan
bahwa kedudukan permukaan yang bebas cenderung berubah sesuai waktu dan ruang, dan
juga bahwa kedalaman aliran, debit, kemiringan dasar saluran dan permukaan bebas adalah
tergantung satu sama lain. Kondisi fisik saluran terbuka jauh lebih bervariasi dibandingkan
dengan pipa.

Kombinasi antara perubahan setiap parameter saluran akan mempengaruhi kecepatan


yang terjadi. Disisi lain perubahan kecepatan tersebut akan menentukan keadaaan dan sifat
aliran. Hal ini lah yang ingin diketahui untuk menentukan pengaruh ketinggian terhadap
kecepatan yang terjadi. Perilaku aliran dalam saluran yang peka erosi dipengaruhi oleh berbagai
faktor fisik dan oleh keadaan lapang yang sangat kompleks dan tidak menentu sehingga
memerlukan perancangan yang tepat untuk saluran semacam ini.

Saluran terbuka merupakan saluran hidrologi yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun karena sifatnya terbuka maka karakteristik hidrologinya relatif rumit.
Beberapa persamaan praktis, misalnya persamaan Henderson dan Chezy, dapat digunakan
untuk memprediksi debit aliran pada saluran terbuka. Namun persamaan tersebut tidak dapat
memberikan pengamatan respon dinamis saluran.

Kondisi aliran dalam saluran terbuka yang rumit berdasarkan kenyataan bahwa
kedudukan permukaan yang bebas cendrung berubah sesuai waktu dan ruang,dan juga bahwa
kedalaman aliran, debit, kemiringan dasar saluran dan permukaan bebas adalah tergantung
satu sama lain. Kondisi fisik saluran terbuka jauh lebih bervariasi dibandingkan dengan pipa.
Kombinasi antara perubahan setiap parameter saluran akan mempengaruhi kecepatan yang
terjadi. Disisi lain perubahan kecepatan tersebut akan menentukankeadaaan dan sifat aliran.
Hal ini lah yang ingin diketahui untuk menentukan pengaruh ketinggian terhadap kecepatan
yang terjadi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kecepatan aliran pada saluran terbuka atau parit.


2. Menentukan debit aliran pada saluran terbuka atau parit.
3. Menentukan dimensi dari saluran terbuka atau parit yang diukur

1.3 Manfaat

Adapun manfaatnya yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kecepatan aliran pada saluran terbuka atau parit yang di ukur.
2. Untuk mengetahui debit aliran pada saluran terbuka atau parit yang di ukur.
3. Untuk mengetahui dimensi dari saluran terbuka atau parit ynag di ukur.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Mekanika Fluida

Mekanika fluida adalah cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang perilaku dari
zatcair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Istilah lain adalah HYDROMECHANIC
; sedangkan HIDROLIKA merupakan penerapan dari ilmu tersebut yang menyangkut kasus-
kasus teknik dengan batas tertentu, dan semua cara penyelesaiannya. Jadi, hidrolika
membahas hukum keseimbangan dan gerakan fluida serta aplikasinya untuk hal-hal yang
praktis.Sasaran pokok dari hidrolika adalah aliran fluida yang dikelilingi oleh selubung;
seperti misalnya aliran didalam saluran terbuka & tertutup.

2. Pengertian Aliran Saluran Terbuka

Aliran terbuka, saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaaan bebas disebut
saluran terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran alam (natural) dan
saluran buatan (artificial). Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa aliran-saluran-terbuka
(open chanel flow). Kedua jenis aliran tersebut sama dalam banyak hal, namun berbeda dalam
satu hal penting. Aliran-saluran-terbuka harus memiliki permukaan bebas (free surface,
sedangkan aliran-pipa tidak demikian,karena air harus mengisi seluruh saluran. Permukaan
bebas dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran-pipa, yang terkurung dalam saluran tertutup, tidak
terpengaruh langsung oleh tekanan udara,kecuali oleh tekakan hidrolik.

Mekanika aliran saluran terbuka lebih sulit dibanding dengan mekanika saluran tertutup.
Pada aliran saluran tertutup tidak terdapat permukaan bebas sehingga tidak terdapat pengaruh
langsung dari tekanan atmosfer, pengaruh yang ada hanyalah tekanan hidraulik yang besarnya
dapat lebih besar atau lebih kecil daripada tekanan atmosfer. Sedangkan pada aliran saluran
terbuka terdapat permukaan bebas yang berhubungan dengan atmosfer dimana permukaan
bebas tersebut merupakan suatu batas antara dua fluida yang berbeda kerapatannya yaitu cairan
dan udara, dan pada permukaan ini terdapat tekanan atmosfer. Dalam hal ini hubungannya
dengan atmosfer perlu adanya pertimbangan bahwa kerapatan udara jauh lebih rendah daripada
kerapatan air.

3. Sifat-sifat fluida

3
Semua fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat diketahui,
antara lain: rapat massa (densit y), kekentalan (viscosity), tegangan permukaan
(surface  tension ), temperatur. Beberapa sifat fluida pada kenyataannya merupakan kombinasi
dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan kinematik melibatkan kekentalan
dinamik dan rapat massa.
Sejauh yang kita ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul-molekul
dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair. Molekul-molekul itu tidak
terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain.

4. Tipe Aliran Saluran Terbuka

Aliran tunak (steady Flow) dan aliran tak tunak (Unsteady Flow) : Waktu sebagai
kriteria. Aliran dalam saluran terbuka dikatakan tunak (steady) bila kedalaman aliran tidak
berubah atau dapat dianggap konstan selama suatu selang waktu tertentu. Aliran diktakan
taktunak (Unsteady) bila kedalamannya berubah sesuai dengan waktu. Sebagian besar persoalan
tentang saluran terbuka umumnya hanya memerlukan penelitian mengenai perilaku aliran dalam
keadaan tunak. Namun bila perubahan keadaan aliran sesuai dengan waktu ini, merupakan
masalah utama yang harus diperhatikan, maka aliran harus dianggap bersifat tak tunak.
Misalnya, banjir dan gelombang yang merupakan contoh khas untuk aliran tak tunak, taraf
aliran berubah segera setelah gelombang berlaku, dan unsure waktu yang menjadi hal yang
sangat penting dalam perancangan pengendali.

Aliran laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan
(lanima-lanima) membentuk garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut
ditunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran laminar tergambar
sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai bilangan
Reynold lebih kecil dari 2300.
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergeraak secara acak dan
tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi.akibat dari hal tersebut garis alir
antar partikel fluidanya slaing berpotongan. Oleh Osborne Reynold digambarkan sebagai
bentuk yang tidak stabil yang bercampur dalam waktu yang cepat yang selanjutnya memecah
dan menjadi tak terlihat. Aliran turbulen mempunyai bilangan Reynold yang lebih besar dari
3000.

4
Sumber : http://arandityonarutomo.blogspot.com/2012/04/aliran-laminar-dan-aliran-turbulen-
pada.html
Faktor yang mempengaruhi aliran laminar dan turbulen adalah bilangan Reynolds. Dalam
mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar
dan turbulen. Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling
penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi
lain, Untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran
yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula,
memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan
dinamis.

dengan:

vs - kecepatan fluida,

L - panjang karakteristik,

μ - viskositas absolut fluida dinamis,

ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,

5
ρ - kerapatan (densitas) fluida.

5. Ciri-ciri aliran Fluida

(.) Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-steady).
Maksudnya apa sich aliran tunak dan tak-tunak ? mirp seperti tanak menanak nasi.. hehe…
aliran fluida dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suatu titik selalu sama.
Katakanlah partikel fluida mengalir melewati titik A dengan kecepatan tertentu, lalu partikel
fluida tersebut mengalir dengan kecepatan tertentu di titik B. nah, ketika partikel fluida lainnya
yang nyusul dari belakang melewati titik A, kecepatan alirannya sama dengan partikel fluida
yang bergerak mendahului mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida rendah alias partikel
fluida tidak kebut-kebutan. Contohnya adalah air yang mengalir dengan tenang. Lalu
bagaimanakah dengan aliran tak-tunak ? aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi
kecepatan partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan fluida di titik yang
berbeda tidak sama.

(.) Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran tak-termapatkan
(incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan volum (atau massa jenis)
ketika fluida tersebut ditekan, maka aliran fluida itu disebut aliran termapatkan. Sebaliknya
apabila jika fluida yang mengalir tidak mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika
ditekan, maka aliran fluida tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cair yang
mengalir bersifat tak-termampatkan.

(.) Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak berolak (irrotational).
untuk memahaminya dengan mudah, dirimu bisa membayangkan sebuah kincir mainan yang
dibuang ke dalam air yang mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka
gerakannya adalah tak berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka gerakannya kita
sebut berolak. Contoh lain adalah pusaran air.
6
(.) Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (non-viscous).
Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat. Makin kental fluida,
gesekan antara partikel fluida makin besar. Mengenai viskositas alias kekentalan akan kita
kupas tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.

6. Debit Aliran dan Kecepatan Aliran


 Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit air
sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai.
Dari beberapa pengertian diatas sebenarnya membahas satu hal yang sama yaitu jumlah air yang
ditampung. Dalam system SI, besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik
( m3/dt ). Sedangkan dalam laporan - laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukan dalam
bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya
perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan
pengelolaan DAS dan / atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal
(Gordon,1992).

Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa banyak air yang
mengalir pada suatu sungai dan seberapa cepat air tersebut mengalir dalam waktu satu detik.
Aliran air, dibedakan menjadi dua yaitu: aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar
adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan (lanima-lamina) membentuk
garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Sedangkan aliran turbulen adalah aliran
fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan
berfluktuasi yang saling interaksi. Cara mengetahui aliarn tersebut laminar atau turbulen yaitu
dengan melihat bagaiman air tersebut mengalir apakah dia membentuk benang atau membentuk
gelombang. Debit aliran dapa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: besar kecilnya aliran
dalam sungai, angin, hujan dan lain sebagainya.

1. Pengukuran debit aliran sederhana


a. Pengukuran debit air dengan Metode Tampung

Metoda ini dilakukan untuk pengukuran sumber mata air yang tidak menyebar dan bisa
dibentuk menjadi sebuah terjunan (pancuran).
7
Alat yang diperlukan dalam pengukuran debit dengan metoda ini:

1.     Alat tampung dapat menggunakan botol air mineral untuk volume 1,5 liter atau alat
tampung lain seperti ember/baskom yang telah diketahui volumenya.

2.     Stop watch atau alat ukur waktu yang lain (arloji/handphone) yang dilengkapi dengan stop
watch.

3.     Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran yang dilakukan.

Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran dengan metoda ini adalah:

1.     Siapkan alat tampung yang sudah diketahui volumenya.

2.     Bentuk aliran sebagai pancuran atau terjunan (untuk memudahkan pengukuran, aliran air
sumber dapat dibendung kemudian aliran air disalurkan menggunakan bambu, potongan pipa,
dll)

3.     Diperlukan 3 (tiga) orang untuk melakukan pengukuran. Satu orang untuk memegang alat
tamping, satu orang bertugas mengoperasikan stop watch, dan orang ketiga melakukan
pencatatan.

4.     Proses dimulai dengan aba-aba dari orang pemegang stop watch pada saat penampungan
air dimulai, dan selesai ketika alat tampung sudah terisi penuh. Waktu yang diperlukan mulai
dari awal penampungan air sampai terisi penuh dicatat (T) dalam form pengukuran. Pengukuran
dilakukan 5(lima) kali (untuk mengoreksi hasil pengukuran), dan hasil pengukuran dirata-
ratakan untuk mendapatkan nila T rata-rata.

b. Pengukuran debit air dengan Metoda Apung

8
Metoda ini menggunakan alat bantu suatu benda ringan (terapung) untuk mengetahui
kecepatan air yang diukur dalam satu aliran terbuka.  Biasanya dilakukan pada sumber air yang
membentuk aliran yang seragam (uniform). 

Pengukuran dilakukan oleh 3(tiga) orang yang masing- masing bertugas sebagai pelepas
pengapung di titik awal, pengamat di titik akhir lintasan dan pencatat waktu perjalanan alat
pengapung dari awal sampai titik akhir.

Pengukuran dilakukan dengan cara menghanyutkan benda terapung dari suatu titik
tertentu (start) kemudian dibiarkan mengalir mengikuti kecepatan aliran sampai batas titik
tertentu (finish), sehingga diketahui waktu tempuh yang diperlukan benda terapung tersebut
pada bentang jarak yang ditentukan tersebut.

Alat-alat yang diperlukan dalam pengukuran debit air dengan Metoda Apung:

1.     Bola pingpong atau bisa diganti dengan benda lain yang ringan (gabus, kayu kering, dll)

2.     Stop watch atau alat ukur waktu yang lain (arloji/hand phone) yang dilengkapi dengan stop
watch

3.     Alat ukur panjang (meteran atau tali plastic yang kemudian diukur panjangnya dengan
meteran).

Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran dengan metoda ini adalah:

1.     Pilih bagian aliran yang tenang dan seragam, hindari aliran yang memiliki pusaran air.

2.     Tentukan dulu panjang saluran/lintasan (P) sungainya dan batasi titik awal (start) dan
akhirnya (finish). (catat dalam form pengukuran).

3.     Bersihkan bagian aliran tersebut dan bentuklah menjadi aliran yang lurus dengan
penampang aliran yang memiliki kedalaman yang relatif sama .

9
4.     Bagilah panjang saluran/lintasan menjadi beberapa bagian (misal 5 bagian/titik), ukur lebar
sungai (L) pada titik-titik tersebut; dan ukur juga kedalamannya (H) pada bagian tepi kanan,
tepi kiri dan tengah aliran. Kemudian hitung masing-masing rata-ratanya. (catat dalam formulir
pengukuran)

5.     Hitung luas penampang (A) rata-rata seperti dalam formulir pengukuran.

6.     Gunakan benda apung (bola pingpong, kayu kering, gabus, dll) yang dapat mengalir
mengikuti aliran air dan tidak terpengaruh angin.

7.     Lepaskan benda terapung pada titik awal lintasan (start) bersamaan dengan menekan stop
watch (tanda start) dan tekan kembali stop watch (tanda stop) pada titik akhir lintasan (finish)
dan hitung waktunya (T).

8.     Ulangi pengukuran waktu tempuh 5 kali ulangan.

9.     Catat waktu tempuh benda apung dan hitung waktu rata-ratanya.

10.   Hitung kecepatannya (V) menggunakan variabel luas penampang rata-rata (A) dan waktu
rata-rata (T) sesuai rumus.

11.   Hitung Debit air (Q) yang mengalirnya sesuai rumus

Untuk mencari debit aliran secara tak langsung mempunyai persamaan yaitu :
Q = v ∙ A...............................................(Pers 2.1)
Keterangan:
Q = debit aliran (m3/s)
v = kecepatan aliran (m/s)
A = luas penampang basah (m2)
2. Kecepatan Aliran
Kecepatan aliran dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
v = s/t ................................................. (Pers 2.2)
10
Keterangan :
v = kecepatan aliran (m/s)
s = jarak aliran (m)
t = waktu tempuh (s)

7. Persamaan Aliran Dalam Saluran Terbuka


1. Persamaan Chezy

Oleh seorang insinyur Perancis Antoin Chezy pada tahun 1769 yang dikenal
dengan persamaan persamaan Chezy

V = C √R.S

dimana :

C = koefisien resistan Chezy.

S = kemiringan dari garis energi gradien (m/m)

Dengan catatan bahwa aliran harus uniform,Sf harus sama dengan kemiringan dasar
saluran.

2. Persamaan Strickler

11
V = k str . R1/6 . √R.S = k str .R2/3 . S1/2

Sehingga

C = kstr .R

3. Persamaan Manning

Persamaan berikut oleh Robert Manning,seorang insinyur Inggris tahun 1889 :

V = k str .R2/3 . S1/2

Dimana :

C = koefisien dari de Chezy

k = koefisien dari Strickler = 1 /n

Untuk menghitung kapasitas aliran kalikan persamaan Manning dengan luas


12
penampang saluran sehingga diperoleh :

Q = 1/n A .R2/3 .S1/2

Dimana :

Q = debit aliran m3/s

A = Luas penampang aliran m2

n = koefisien kekasaran manning

Kecepatan aliran ditentukan oleh radius hydraulis dan tidak tergantung oleh bentuk
dari profile saluran.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi
Percobaan saluran terbuka ini dilakukan di parit yang lokasinya berada di tempat sebagai
berikut :

13
1. Parit 1 di seberang irigasi jalan kampung dalam.
2. Parit 2 dipinggir jalan kampung dalam, cupak tengah.
3. Parit 3 di dekat sawah pada jalan kampung dalam, cupak tengah

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan yaitu:
1. Meteran
2. Mistar sepanjang 30 cm
3. Stopwatch

3.3 Metode Kerja


Adapun metode kerja yang dilakukan untuk pengukuran yaitu :
1. Pilih lokasi yang baik pada badan air dengan lebar, kedalaman, kemiringan dan
kecepatan yang dianggap tetap. Harus diperhatikan agar tidak ada rintangan, halangan
atau gangguan lainnya sampai tempat pengamatan hilir.
2. Ukur panjang, lebar dan ketinggian saluran yang akan dilakukan percobaan pengukuran
aliran.
3. Lakukan pengukuran kecepatan dengan menjatuhkan sebuah benda yang terapung lalu
gunakan stopwatch untuk melihat kecepatannya. Dalam pengukuran kecepatan benda
terapung yang digunakan pada penelitian ini adalah daun dan menghitung lama aliran
dengan menggunakan stopwatch sampai jarak yg telah ditentukan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Parit 1
Hasil Perhitungan :
14
Kecepatan Aliran
v = s/t
v = 3,3 m / 42,6 s
v = 0,077 m/s

Debit Aliran
Q=v∙A
Q = v. (p x l)
Q = 0,077 m/s . 1,848 m2
Q = 0.469 m3/s

Tabel 1. Pengukuran Parit 1

Pengukuran
Panjang (m) 3,3 m
Lebar (m) 0,560 m
Tinggi (m) 0,24 m
Kedalaman (m) 0,137 m
Kecepatan Aliran (m/s) 0,077 m/s
Debit Aliran (m3/s) 0.469 m3/s

2. Parit 2
Hasil Perhitungan :
Kecepatan Aliran
v = s/t
v = 2,92 m / 36,6 s
v = 0,079 m/s

Debit Aliran
Q=v∙A
Q = v. (p x l)
Q = 0,079 m/s . 1,244 m2
Q = 0,098 m3/s

Tabel 2. Pengukuran Parit 2

15
Pengukuran
Panjang (m) 2,92 m
Lebar (m) 0,426 m
Tinggi (m) 0,495 m
Kedalaman (m) 0,094 m
Kecepatan Aliran (m/s) 0,079 m/s
Debit Aliran (m3/s) 0,098 m3/s

3. Parit 3
Hasil Perhitungan :
Kecepatan Aliran
v = s/t
v = 3.1 m / 30,6 s
v = 0,101 m/s

Debit Aliran
Q=v∙A
Q = V. (p x l)
Q = 0,101 m/s . 1,507 m2
Q = 0.152 m3/s

Tabel 3. Pengukuran Parit 3

Pengukuran
Panjang (m) 3,1 m
Lebar (m) 0,486 m
Tinggi (m) 0,662 m
Kedalaman (m) 0,108 m
Kecepatan Aliran (m/s) 0,101 m/s
Debit Aliran (m3/s) 0.152 m3/s

4.2 Pembahasan
 Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Fungsi
pengukuran debit aliran pada parit yang sudah diukur adalah untuk mengetahui seberapa
banyak air yang mengalir pada suatu sungai dan seberapa cepat air tersebut mengalir
dalam waktu satu detik Aliran terbuka, saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaaan
bebas disebut saluran terbuka. Pada pengukuran saluran terbuka yang diukur yaitu tiga buah
parit yang terletak di tempat yang berbeda- beda dengan ukuran yang berbeda juga.

16
Pada pengukuran tiga parit ini yang diukur yaitu panjang, lebar, tinggi, kedalaman air,
kecepatan aliran, dan debit aliran. Pada pengambilan data yaitu dengan mengukur panjang,
lebar dan tinggi saluran terbuka dengan menggunakan mistar atau meteran. Kedalaman yang
diukur yaitu kedalaman basah parit. Dalam pengukuran kecepatan menggunakan metode apung
yang menghitung lama aliran dengan menggunakan stopwatch sampai jarak yg telah ditentukan.
Setelah data didapatkan, hitung kecepatan aliran dengan persamaan v = s / t dan debit aliran
dengan persamaan Q = v . A.
Pada parit yang pertama di dapat hasil pengukuran nya yaitu panjang 3,3 meter, lebar
0,56 meter, tinggi 0,24 meter, kedalaman air 0,137 meter, kecepatan aliran 0,077 m/s, dan debit
aliran 0,469 m3/s. Pada parit 2 di dapat hasil pengukuran nya yaitu panjang 2,92 meter, lebar
0,426 meter, tinggi 0,495 meter, kedalaman 0,094 meter, kecepatan aliran 0,079 m/s, dan debit
aliran yaitu 0,98 m3/s. Pada parit 3 di dapat hasil pengukuran yaitu panjang 3,1 meter, lebar
0,486 meter, tinggi 0,662 meter, kedalaman 0,108 meter, kecepatan aliran 0,101 m/s, dan debit
aliran yaitu 0.152 m3/s.
Pada pengukuran ini ada beberapa faktor yaitu : faktor besar kecilnya debit aliran dapat
dipengaruhi oleh jenis benda yang digunakan dalam proses perhitungan kecepatan, contohnya
seperti berat atau tidaknya suatu benda yang dijadikan benda apung. Semakin berat benda
tersebut maka laju aliran akan semakin lambat, hal ini terjadi karena kadar air yang dikandung
daun tersebut banyak sehingga akan lebih berat. Sedangkan pada benda yang ringan laju aliran
akan semakin cepat hal ini juga dipengaruhi oleh kandungan air yang terkandung didalamnya.
Selain dua faktor diatas juga dapat dipengaruhi oleh faktor alam antara lain angin yang
bertiup yang akan menyebabkan daun tersebut mengalir tidak pada tengah aliran tersebut.
Faktor lain yang mempengaruhi pengukuran yaitu pada alat yang digunakan dimana alat yang
digunakan seperti mistar atau meteran tidak dalam kondisi baik.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran yang sudah dilakukan pada pengambilan datanya
didapatkan kesimpulan yaitu dari tiga parit memiliki ukuran yang berbeda-beda dan kecepatan
dan debit yang berbeda. Faktor besar kecilnya debit aliran dapat dipengaruhi oleh jenis benda
yang digunakan dalam proses perhitungan kecepatan, contohnya seperti berat atau tidaknya
benda yang menjadi benda apung. Semakin berat benda tersebut maka laju aliran akan semakin
lambat, hal ini terjadi karena kadar air yang dikandung pada suatu benda tersebut banyak
17
sehingga akan lebih berat. Sedangkan pada benda yang ringan laju aliran akan semakin cepat
hal ini juga dipengaruhi oleh kandungan air yang terkandung didalamnya.
Kedalaman dari masing-masing parit berpengaruh terhadap debit, karena semakin tinggi
kedalaman semakin besar debit yang didapatkan, sedangkan kedalaman berpengaruh terhadap
kecepatan, semakin rendah kedalaman semakin cepat juga kecepatan alirannya. Akan tetapi,
bisa juga jika semakin rendah kedalaman maka semakin cepat pula alirannya.

5.2 Saran
1. Harus memahami terlebih dahulu teori teori dalam pengukuran aliran fluida.
2. Pengukuran harus dilakukan dengan teliti agar mendapatkan hasil pengukuran yang
akurat.
3. Dalam pengambilan data pada saluran terbuka sebaiknya terlebih dahulu diperhatikan
alat dan bahan yang akan dipakai yaitu dalam kondisi baik, sehingga data pada saluran
yang diukur dapat bernilai benar.

18
DAFTAR PUSTAKA

Academia. 2011. Makalah Aliran Fluida pada Saluran Terbuka. https://www.academia.edu /2208
4308/ Makalah_Aliran_Fluida_pada_Saluran_Terbuka?auto=download. (diakses pada 2
mei 2019).

Academia, 2012. Tugas Makalah Mekanika Fluida Penerapan Mekanika Fluida dalam
KehidupanSehari-hari.
https://www.academia.edu/36563203/TUGAS_MAKALAH_MEKANIKA_FLUIDA_PE
NERAPAN_MEKANIKA_FLUIDA_DALAM_KEHIDUPAN_SEHARI-HARI.
(diakses pada 2 mei 2019)

Anonim.2010.saluran terbuka.(online). (http://www.google.co.id/saluran-terbuka). (diakses pada


tanggal 2 mei 2019).

BBKSDA, 2012. Pengukuran Debit Air Secara Sederhana. https://konservasi-


bidang1ntt.blogspot.com/2012/05/pengukuran-debit-air-secara-sederhana.html

Kartasapoetra, Ir. A.G. dan Sutedjo Mulyani. 1986. Teknologi Pengairan Pertanian. Bina Aksara.
Jakarta.

Kondoatie, Robert J, 2008, Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Andi, Yogyakarta.

Lalu Makruf dan Endang, T. 2001. Dasar-dasar Analisis Aliran di Sungai dan Muara. UII :
Yogyakarta.

Chow, V.T. 19997. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta : Erlangga.

Viaazelia,. 2016. Laporan Prktikum Saluran Terbuka. https: //viaazeliatp13 .blogspot. com/ 2016
/05/ laporan praktikum-saluran-terbuka.html. (diakses pada 2 mei 2019)

Wesli, Ir, 2008, Drainase Perkotaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.


DOKUMENTASI

Saluran pertama Saluran kedua

Saluran ketiga

20

Anda mungkin juga menyukai