Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TENTANG FLUIDA

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Shentia Aniza PO7120221079

2. Windy Khairunnisa PO7120221063

3. Zeta Viona PO7120221065

4. Puja Permata Sari PO7120221050

5. Selvi Aini PO7120221078

6. Arif Wahyu Saputra PO7120221073

7. Eno Prikatini PO7120221077

Dosen Mata Kuliah : Meilina Estiani,SKM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN BATURAJA

2021/2022
Kata Pengantar
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt.Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah “Tentang Fluida”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Poltekkes
Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan Baturaja
Disusunnya makalah ini dengan maksud mempermudah para pembaca untuk
mengetahui dan mampu memahami tentang materi fluida .Pada kesempatan ini tak lupa kami
mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Ibu Meilina Estiani,SKM,
M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah “Ilmu Biomedik Dasar” yang telah membimbing,
mengarahkan dan memberi dukungan dalam pembuatan makalah ini, dan tak lupa kepada
teman-teman kelompok delapan yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan tugas makalah
ini.

Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu Meilina Estiani,SKM,
M.Kes selaku dosen yang telah memberikan serta membimbing kami untuk tugas makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami maupun
kepada pembaca umumnya.

Baturaja, 12 Oktober 2021.

ii
ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................................i

Kata Pengantar...........................................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................................1

BAB II ISI PEMBAHASAN.....................................................................................................2

2.1.................................................................................................................................Fluid
a......................................................................................................................................2
2.2. Hidronamika.................................................................................................................2
2.3 Tekanan Darah...............................................................................................................3
2.4 Membran Kenyal............................................................................................................4
2.5 Alat untuk Mengukur Tekanan Zat Cair........................................................................4
2.6 Gas..................................................................................................................................4
2.7 Mekanika Paru-Paru...................................................................................................4
2.8 Hukum-Hukum Yang Berlaku Dalan Pernapasan.......................................................5
2.9 Tekanan Barometrik...................................................................................................6
2.10 Alat Untuk Mengukur Inspirasi dan Ekspirasi...........................................................7

BAB III PENUTUP....................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................8

3.2 Saran..............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9

iii

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Fluida adalah zat - zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan bentuk
dengan bentuk tempat/wadahnya. Selain itu, fluida memperlihatkan fenomena
sebagai zat yang terus - menerus berubah bentuk apabila mengalami gaya geser
(shearing force) (Iwan, 2008), atau dengan kata lain yang dikategorikan
sebagai fluida adalah suatu zat yang tidak mampu menahan gaya geser tanpa
berubah bentuk. Yang dimaksud dengan gaya geser adalah suatu gaya yang
menyebabkan sesuatu berubah arah momennya. Dari definisi fluida tersebut
yang termasuk dalam kategori fluida adalah zat cair dan gas. Zat padat tidak
termasuk fluida karena zat padat tidak dapat mengalir serta zat padat dianggap
sebagai bahan yang reaksi deformasinya terbatas ketika menerima atau
mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan
menjadi dua macam yakni fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis adalah
fluida dalam keadaan diam, sedangkan fluida dinamis adalah fluida dalam
keadaan bergerak.

1.2 RUMUSAN MAASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Fluida?

2. Apa tujuan dari Fluida?

3. Terdiri dari apa saja Fluida?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1. Menjelaskan yang dimaksud dengan Fluida.

2. Menjelaskan Tujuan dari Fluida.

3. Menjelaskan tentang bagian Fluida.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fluida
Fluida atau zat alir meliputi gas dan zat cair. Zat cair meliputi ari, darah, asam H2SO4,
air laut dan sebagainya. Zat gas meliputi udara, oksigen, nitrogen, CO2 dan sebagainya.
Hukum yang berlaku pada air berlaku pula pada zat cair lainnya. Walaupun zat cair dan
gas tergolong pada fluida namun terdapat perbedaan antara kedua zat alir tersebut.

Zat cair Zat gas


 Molekul-molekul terikat secara  Molekul bergerak bebas dan
longgar namun tetap berdekatan. saling bertumbukan.
 Tekanan yang terjadi karena ada  Tekanan gas bersumber pada
gaya gravitasi bumi bekerja perubahan momentum yang
terhadapnya. disebabkan tumbukan molekul
 Tekanan yang terjadi secara gas pada dinding.
tegak lurus pada bidang  Tekanan terjadi tidak tegak lurus
pada bidang.

2.2 Hidrodinamika
Penelitian mengenai zat cair disebut “Hidrodinamika”, penelitian ini sangat rumit,
meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat cair yang melakukan gesekan dan
sebagainya.
2.1. Aliran zat cair melalui pembuluh
Apabila sebuah lempengan kaca dilerakkan di atas permukaan zat cair
kemudian digerakkan dengan kecepatan V, maka molekul di bawahnya akan
mengikuti kecepatan yang besarnya sama dengan V. Hal ini disebabkan oleh adhesi
lapisan zat cair pada permukaan kaca bagian di bawahnya. Lapisan zat cair di
bawahnya lagi akan berusaha meghentikan kecepatan tersebut, demikian seterusnya
sehingga pada akhirnya zat cair yang paling bawah mempunyai kecepatan sama
dengan nol.

2
Dengan demikian gaya F yang menyebabkan kecepatan kaca tersebut dapat di
nyatakan :

Makin ketengah kecepatan mengalir makin besar, dengan adanya gaya (F) yang

F
bekerja pada penampang A (P= ) maka kecepatan aliran berbentuk parabola.
A
Apabila volume zat cair yang mengalir melalui penampang tiap detiknya disebut
debit.

Hukum poiseuille meyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui suatu pipa akan
berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat
jari-jari pipa.

3
Jadi rumus di atas dapat dinyatakan :
Pressure
Flow rate = atau :
Resistance
Tekanan
Volum detik =
Tahanan
Hukum poiseuille sangat berguna untuk menjelaskan mengapa pada penderita usia
lanjut mengalami pingsan (akibat tekanan darah meningkat), mengapa daerah
akral/ujung suhu nya dingin. Namun demikian hokum piseuille ini hanya berlaku
apabila aliran zat cair itu laminar dan harga Re (Reynold) = 2.000.
Apabila hokum poiseuille ditulis dalam bentuk :
8n L
P1 – P2 = V πr 4
2.2. Tahanan terhadap debit zat cair
Dari perubahan di atas diperoleh rumus :

2.2.1. Efek panjang pembuluh terhadap debit


Makin panjang pembuluh, sedangkan diameter pembuluh sama, zat cair
yang mengalir lewat pembuluh tersebut akan memperoleh tahanan semakin
besar dan konsekuensi terhadap besar tahanan tersebut, debit zat cair akan
menjadi lebih besar pada pembuluh yang lebih pendek
Contoh :
panjang = 3
1 ml/min
panjang = 2
P = 100 mm Hg 2 ml/min
panjang = 1
3 ml/ min

4
2

2.2.2. Efek diameter pembuluh terhadap debit

Makin panjang pembuluh, sedangkan diameter pembuluh sama, zat cair yang
mengalir lewat pembuluh tersebut akan memperoleh tahanan semakin besar
dan konsekuensi terhadap besar tahanan tersebut, debit zat cair akan menjadi
lebih besar pada pembuluh yang lebih pendek.
Contoh :
d=1
1 ml/min
d=2
P = 100 mm Hg 16 ml/min
d=4
256 ml/ min

2.2.3 Efek kekentalan terhadap debit


Dengan semakin kental zat cair yang melewati pembuluh, semakin
besar gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai konsekuensinya,
diperoleh tahanan semakin besar.
Kekentalan ini penting untuk mengetahui konsentrasi sel darah merah.
Pada darah normal, kekentalan sebesar 3,5 kali air. Apabila konsentrasi darah
1 ½ dari darah normal, kekentalan menjadi 2 kali air dan apabila konsentrasi
darah meningkat mencapai 7 kali di atas normal maka kekentalan darah
mencapai 2 kali air. Dengan alasan demikian, aliran darah pada penderita
anemia adalah cepat oleh karena konsentrasi sel darah merah sangat rendah.
Sebaliknya pada penderita polycythemia (kadar sel darah merah meningkat)
aliran darah sangat lambat.
2.2.4 Efek tekanan pada debit
Apabila tekanan zat cair atau darah pada salah satu ujung pembuluh lebih
tinggi dari ujung lainnya, maka zat c air atau darah akan mengalir dari tekanan
yang tinggi ke tekanan yang rendah. Dengan demikian aliran zat cair atau
darah berbanding langsung terhadap perbedaan tekanan.

5
2.3 Satuan kekentalan
Satuan kekentalan menurut SI adalah poiseuille di singkat dengan P1.
Hubugan P1 dengan satuan lainnya adalah sebagai berikut :
N . Sec
P1 = 10 poise = m² = Pa.S
dyne detik Massa( Kg)
1 poise = cm ² = Panjang ( m ) x waktu ²( S2 )
Gaya panjang
= luas kecepatan

Viskousitas untuk air = 10-3 pas ( 20º C)


Viskousitas untuk darah = 3-4 x 10-3 pas tergantung sel darah merah
(Hematokrit)

2.4 Laju endap dan gaya buoyansi/apung


Apabila 2 kerikil dengan massa yang sama dimasukkan ke dalam 2 buah
tabung yang masing masing berisi air dan minyak, maka akan terlihat kedua kerikil itu
mencapai dasar tabung dalam waktu yang berbeda. Hal ini disebabkan perbedaan
massa jenis air dengan massa jenis minyak. Gerak jatuh ini pun dipengaruhi oleh
gaya gravitasi maka diperoleh :
4
Gaya jatuh = G = 3 πr3 ρg

ρ = Massa jenis benda


g = Gravitasi
r = Jari-jari

ρo = Massa jenis zat cair


Dari hasil penelitian stokes (1845) sebuah objek dengan jari-jari r mendapat gaya
hambatan (retarding forse) sebesar
G hambat = 6 π r ɳ v
V = Kecepatan
r = Jari-jari
ɳ = Viskouse dalam poise
2

6
Gaya hambatan (retarding forse) sama dengan selisih antara gaya gravitasi dengan
gaya ke atas, dengan demikian :
4 4 3
6πrɳv =  3 πr3 ρ g - 3 πr ρo g
2r ²
v = 9 ɳ g (ρ - ρo)

r = Jari-jari sel darah merah


v = Kecepatan endap atau sendimentasi
= massa jenis sel darah
= massa jenis plasma
g = Gravitasi
ɳ = Viskousitas (koofisien gesekan dalam)
Penentuan kecepatan sendimentasi ini sangat penting oleh karena pada beberapa
penyakit :
a. Rheumatic
b. Rheumatic fever
c. Rheumatic heart disease
d. Gout 

Sel darah merah cenderung berkumpul atau bergerombol bersama dan jari jari
efektif meningkat sehingga pada waktu pengetesan kecepatan sendimentasi akan
tampak meningkat.

Pada penderita hemolytic jaundice (pemecahan hemoglobin berlebihan) dan


sickle sel anemia, sel darah merah berubah menjadi ceper atau shape dan pecah
sehingga radius sel darah merah berkurang, rate dari sedimentasi sel darah akan
menurun dari normal.

Menentukan kecepatan sedimentasi ini di klinik atau di rumah rumah sakit


dikenal dengan nama BBS ( Blood Bezinking Snellshied), BSR (Basal Sedimentasi
Rate), laju endapan darah (LED) atau KPD (kecepatan pengendapan darah).

7
Kecepatan pengendapan erythrocit/eritrosit kemudian dilihat. Keadaan normal
utuk laki-laki 2-7 mm per ½ jam dan wanita 3-10 mm per ½ jam.

Secara artifisial untuk peningkatan/akselerasi gravitasi dikerjakan dengan cara


sentrifugir, di mana akan di proleh :

Gefektif= 4π2f2r

f = Rotasi rate

r = Jari-jari tabung yang dipergunakan untuk rotasi

Dengan cara sentrifugir selama 30 menit pada 3000 rpm dengan jari-jari = 22
cm, diperoleh hematocrit :40-60 (% darah sel darah merah di dalam darah) kurang
dari 40 menunjukan anemia, sedangkan nilainya lebih besar dari 60 menunjukan
polycythermia vera.

Untuk suatu penelitian, biasanya dikerjakan  suatu ultra sentrifugir. Tujuan


dari ultra sentrifugir adalah untuk menentukan berat molekul dari molekul-molekul
yang besar. Ultra sentrifugir dilaksanakan dengan kecepatan 40.000 – 100.000 rpm,
sehingga di peroleh Gefektif sebesar 300.000 g.

2.5 Aliran laminar dan turbulensi


Apabila aliran darah hanya secara laminar saja, tidak mungkin visa
memperoleh informasi tentang jantung dengan menggunakan stetoskop yang
diletakkan pada arteri brachialis. Tetapi dengan bantuan sphygmomanometer (alat
pengukur tekanan darah) di mana kita menggunakan pressure cuff, sehingga aliran
darah akan dibuat turbulensi dan menghasilkan fibrasi sehingga bunyi jantung dapat
didengar.
Osborne Reynolds (1883) menentukan kecepatan kritis (vc) berbanding
langsung dengan kekentalan (viscous = ɳ) dan berbanding terbalik terhadap mssa

jenis (ρ) dan jari-jari (r) tabung :

8
Vc α ɳ (=berbanding)
catatan : ɳ darah selalu tetap agar terpenuhi hukum Bernoulli
1
Vc α ρ dan R
maka :
ɳ
Vc = K ρR
dimana:

Vc = kecepatan kritis
K = konstanta Reynold
1000 atau 2.000 ( untuk air atau darah)
ɳ = viskous ( pas)

ρ = Massa jenis
2.3 Tekanan Darah

Dalam mempelajari sirkulasi atau aliran darah, kita bertolak dari hukum Poiseuille
dan Bernoulli. Tekanan darah vena yang rendah dan tekanan pada system paru-paru
yang relative rendah. Jumlah darah pada orang dewasa 4,5 liter. Setiap kontraksi jantung
akan terpompa 80 ml darah dan setiap satu menit, sel darah merah telah beredar
kompilasi satu siklus dalam tubuh. Pada setiap 80% darah berada dalam sirkulasi
sistemik 20% dalam sirkulasi paru-paru.

Darah dalam sirkulasi sistemik ini kurang lebih 20% berada di arteri, 10% dalam
kapiller dan 70% di dalam vena.

Untuk mengetahui/mengukur tekanan darah,  kita bertolak dari hukum Poiseuille dan
Bernoulli. Tekanan darah vena yang rendah da tekanan darah pada sistem paru-paru
yang relative rendah. Jumlah darah pada orang dewasa 4,5 liter. Setiap kontraksi jantung
akan terpompa 80 ml darah dan setiap satu menit, sel darah merah telah beredar komplek
satu siklus dalam tubuh. Darah dalam sirkulasi sistemik ini 20% berada di arteri, 10%
dalam kapiler dan 70% di dalam vena.

9
Untuk mengetahui/mengukur tekanan darah,  Rey Stephen Hales ( 1733 Great
Britain) mula-mula mengguakan pipa gelas yang panjangnya 9 ft dihubungka langsung
ke pembuluh arteri kuda dengan pengantara trackea angsa. 

3.1 Tekanan Darah Sistemik

Tekanan darah rata-rata bukannya tekanan sistolik ditambah tekanan


diastolik kemudia dibagi dua, malainkan diperoleh secara matematis.
3.2 Tekanan Arteri Paru-Paru
Secara matematik bisa diperoleh tekanan rata-rata :
t
1
Prata-rata =
T ∫ P ( t ) dt
0

Arti tekanan rata-rata ini penting oleh karena sangat menentukan bagi banyaknya
darah yang mengalir melalui setiap satuan waktu.
dv P ( t )−Pv
V  = 
dt R
P(T) = Tekanan (yang berubah) dalam aorta
Pv = Tekanan pada susunan vena
V = Debit

10
2.4 Membran Kenyal
Membran kenyal banyak terdapat sebagai bagian dari makhluk hidup seperti
pembuluh darah, lambung, usus, alveoli dan lain-lain.
Membran kenyal dapat berupa :
1. Silinder
2. Bola

2.5 Alat Untuk Mengukur Tekanan Zat Cair


Alat-alat yang dipergunakan dalam pengukuran tekanan zat cair :
5.1 Tonometer
Alat ini dipakai untuk mengukur tekanan intraokuler apakah sipenderita
menderita glaukoma atau tidak. Satuan tonometer adalah Hg atau Torr. Harga
normal tekanan intraokuler 12-23 mm Hg.
5.2 Sistometer
Sistometer merupakan alat ini dipakai untuk mengukur tekanan kandung kencing.

2.6 Gas
Gas merupakan bagian dari zat alir;yang akan dibahas disini adalah udara, oleh karena
udar sangat diperlukan dalam kehidupan makhluk.
1. Komponen Udara
Udara terdiri dari gas N2, O2,H2O; udara yang dihirup/ pada waktu inspirasi kira-kira
80% N2, 19% O2, dan 0,04% CO2 (kadar CO2 ini disa diabaikan), sedangkan pada
waktu ekspirasi/ udara yang dikeluarkan lewat pernafasan 80% N 2, 16% O2, dan 4%
CO2.

2.7 Mekanika Paru-Paru


Paru-paru diliputi selaput yang disebut pleura viseralis yang tumbuh menjadi satu
dengan jaringan paru-paru. Di luar pleura viseralis terdapat selaput pleura parietalis.
Ruang antara pleura viseralis dan pleura parietalis disebut ruang interpleural. ruang ini
berisi lapisan cairan yang tipis.

11
2.8 Hukum-Hukum Yang Berlaku Dalam Pernafasan
8.1 Hukum Dalton , Mengenai Tekanan Partial
Hukum Dalton l l l Jika udara merupakan campuran dari beberapa gas, maka
tekanan total adalah jumlah dari masing-masing tekanan dari komponen udara
tersebut. Contoh : Jika dalam paru-paru tekanannya adalah 760 mm. Hg (1 atm),
maka tekanan oksigen adalah 20% x 760 = 152 mm. Hg, tekanan nitrogen 80% x
760 = 608 mm. Hg. Tekanan parsial udara bergantung pada kelembaban. 

8.2 hukum boyle


Mambahas gas ideal, dimana gas bermassa m pada temperatur konstan dapat
disimpulkan bahwa hubungan P-V = konstan.
Pada saat inspirasi (manarik nafas) volume paru-paru meningkat, sedangkan
tekanan intrapleura mengalami penurunan. Pada saat inspirasi, jumlah volume udara
dalam paru-paru meningkat; pada waktu ekspirasi jumlah volume udara paru-paru
akan menurun.

12
2.9 Tekanan Barometrik
1. Efek Tekanan Barometer Terhadap Oksigen
pada suatu ketinggian di atas permukaan air laut maka tekanan barometrik akan
menurun. penurunan tekanan barometrik diikuti dengan penurunan O2 dalam udara.

Udara pernafasan
Tekanan
Ketinggian pO2 dalam Satuan
barometrik PO2 dalam
(feet) udara oksigen
(mm Hg) alveoli
dalam darah
(mm Hg)
arteri (%)
0 760 150 104 97

( pada
permukaan air
laut )
10.000 523 110 67 90

20.000 349 73 40 70

30.000 226 47 21 20

40.000 141 29 8 5

50.000 87 18 1 1

2. Efek Tekanan Barometer Terhadap Udara


Sama halnya tekanan barometrik terhadap oksigen, yaitu dengan menurunnya tekanan
barometrik akan tampak penurunan tekanan partial N2, CO2.
3. Efek Tekanan Barometer Terhadap Kesehatan
Pada suatu ketinggian tekanan barometrik akan rendah dan diikuti penurunan
tekanan parsial O2. Pada ketinggian 23.000 feet hanya sebagian hemoglobin
saturasi/jenuh dengan oksigen, menyebabkan transport oksigen ke jaringan mencapai
50% dengan akibat jaringan mengalami anoksia/kekurangan O2.
Pada ketinggian 20.000 feet penderita belum masuk, (tidak sadarkan diri)
tetapi setelah 10 menit berlangsung atau lebih penderita akan mengalami kollaps
seperti lemah mental hariness.
6

13
Pada 20.000 sampai 24.000 feet ketinggian penderita akan masuk ke dalam
keadaan kritis. Pada ketinggian di atas 30.000 feet dalam tempo 1 menit seseorang
normal akan jatuh dalam koma.

2.10 Alat Untuk Mengukur Inspirasi dan Ekspirasi


1. Spirometer
Alat ini dipakai untuk mengukur aliran udara yang msuk dan keluar paru-paru
dan dicatat dalam grafik volume perwaktu.
Si penderita disuruh bernafas (menarik nafas dan menghembuskan nafas) di
mana hidung menderita ditutup. Drum A akan bergerak naik turun, sementara itu
drum pencatat bergerak berputar (sesuai dengan jarum jam) sehingga pencatat
akan mencatat sesuai dengan gerak drum A.
2. Mini Peak Flow Meter
Penderita disuruh meniup dengan sekuat-kuatnya. Udara akan mendorong
piston A, dan kemudian dapat membaca skala yang ditunjukkan oleh piston
tersebut. Alat peak flow meter ini dipergunakan untuk mengetahui udara ekspirasi
maksimum (liter/menit). Hasil studi Ian Gregg A. J Nunn ( Brithish Medical
Journal 1973,3282) menunjukkan flow rate sangat tergantung akan usia dan jenis
kelamin. Usia berkisar 25 sampai 45 tahun menunjukkan flow rate yang tinggi
sedangkan kurang dari 25 tahun dan lebih dari 50 tahun menunjukkan flow rate
yang rendah. Demikian pula antara laki-laki dan wanita sangat berbeda. Wanita
berkisar 380 sampai 480 liter/ menit sedangkan laki-laki 520 sampai 650
liter/menit.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Fluida
juga menjadi salahsatu bagian terpenting dalam pembuatan saluran yang merupakan sarana
untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Dalam menganalisa aliran
fluida pada saluran terbuka dan aliran dalam saluran tertutup kita perlu mengetahui konsep
dasar dalam aliran fluida dan juga perlu mengetahui rumus-rumus empiris yang dipakai
dalam menghitung jenis aliran tertentu, sehingga kita dapat mengetahui jenis aliran dari
kedua saluran tersebut.

3.2Saran
Dalam mempelajari Fluida kita harus sungguh-sungguh memahami dan tidak
menganggap enteng pelajaran ini, karena dengan mempelajari ini kita juga mempelajari salah
satu sifat fisika yang terjadi di sekitar tempat tinggal hidup kita.

15
Daftar Pustaka

http://makalahfisikafluida.blogspot.com/2018/11/makalah-fluida-statis-dan-dinamis.html

http://repository.unair.ac.id/25585/10/10.%20Bab%201.pdf

https://pingpdf.com/pdf-fisika-kedokteran-jf-gabriel-pdf-free-plumcorntercesor-
jimdo.html

16

Anda mungkin juga menyukai