Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sisil Nindiyawati

NIM : 200710101071

Dosen : R.A. Rini Anggraini, S.H, M.H.

Study : Pengantar Hukum Indonesia

Kelas :B

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

1. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala


Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
ditetapkan pada 31 Maret 2020. Pemerintah Daerah (Pemda) dapat melakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk satu provinsi atau kabupaten/kota
tertentu. PSBB dilakukan dengan pengusulan oleh gubernur/bupati/walikota kepada
Menteri Kesehatan. 
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam
rangka Percepatan Penanganan Covid-19 ditetapkan pada 3 April 2020. Kebijakan
PSBB antara lain: 1) Peliburan sekolah dan tempat kerja; 2) Pembatasan kegiatan
keagamaan; 3) Pembatasan kegiatan di tempat/fasilitas umum; 4) Pembatasan
kegiatan sosial budaya; 5) Pembatasan moda transportasi; dan 6) Pembatasan kegiatan
lainnya terkait aspek pertahanan dan keamanan.
3. Pada 7 April 2020, Menkes menyetujui PSBB untuk diterapkan di DKI Jakarta. PSBB
dilakukan selama 14 hari. Ojek online dilarang membawa penumpang. Jadwal KRL
dievaluasi ulang dan dikurangi. Di wilayah Jabodetabok, akan dibagikan sembako
senilai Rp 200 ribu per keluarga. Nantinya penerima bantuan akan mendapakan Rp
600 ribu per keluarga yang diberikan selama kurun waktu 3 bulan.

Menurut pendapat saya, mengenai tentang kebijakan PSBB ini adalah saya setuju dan
mendukung progam ini karena ini merupakan salah satu cara untuk mempercepat
penyelesaian penyebaran Covid-19 di Indonesia, agar bisa kembali ke kehidupan normal.
Dengan cara menjaga jarak dan membatasi kegiatan masyarakat akan mengurangi
penyebaran virus. Namun di sisi lain masih ada saja beberapa orang yang mengabaikan
peraturan ini dan kini masih banyak orang yang melakukan kegiatan dengan berkerumun
contohnya di rumah makan dan fasilitas umum mereka berkerumun tanpa menjaga jarak.
Contoh lainnya adalah pada waktu kepulangan Pemimpin FPI yaitu Rizieq Shihab ke
Indonesia pada Selasa, 10 November 2020. Para pendukung FPI berbondong-bondong datang
ke Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Dengan maksud untuk menyambut
kedatangan Rizieq Shihab, namun disayangkan mereka tidak menerapkan protocol
kesehatan yaitu menjaga jarak. Beribu-ribu massa datang dan berkerumun di bandara
tersebut, akibatnya banyak fasilitas yang rusak dan pemerintah harus mengkarantina bandara
dan petugas bandara karena ditakutkan akan menyebabkan klaster penyebaran virus Covid-19
yang baru.

Belajar Dari Rumah

Dalam rangka pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan
selama darurat penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19) melalui penyelenggaraan
Belajar dari Rumah sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2O2O
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (COVID-19), kebijakan belajar di rumah sebagai berikut:

1. Belajar dari Rumah selama darurat penyebaran Corona Virus Disease(COVID- 19)
dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protocol penanganan COVID-19.
2. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran jarak jauh daring dan atau luring
dilaksanakan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan Belajar dari Rumah.

Menurut pendapat saya, sangat setuju dan mendukung progam pemerintah tentang
perintah belajar di rumah atau online. Kebijakan ini di buat untuk mengurangi penyebaran
virus atau klaster baru di kawasan sekolah. Namun banyak terjadi kendala waktu pelaksanaan
belajar online ini,salah satunya adalah kesenjangan pendidikan. Tidak semua anak-anak
mempunyai fasilitas yang memadai untuk melaksanakan belajar online masih ada beberapa
anak yang tidak mempunyai Handphone yang canggih atau bisa digunakan untuk kelas
online. Walaupun pemerintah sudah memberikan fasilitas berupa kuota pendidikan secara
gratis namun masih ada saja yang terkendala sinyal waktu kelas online sehingga materi tidak
dapat tersampaikan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai