A. TUJUAN
Mahasiswa mampu mempelajari jenis obat, bentuk sediaan dan produsen obat topikal dan
antihistamin.
B. TEORI UMUM
Obat sediaan topikal merupakan sediaan yang diaplikasikan pada kulit atau membran. Dalam
prakteknya obat topikal biasa digunakan sebagai antiseptik-desinfektan, antibiotic topikal,
antifungi, obat gatal (pruritis), anti alergi, anti parasit, dan antiradang.
Obat topikal pada umumnya ditujukan untuk pemakaian lokal artinya obat tersebut sebaiknya
tidak diabsorpsi masuk peredaran darah untuk itu pemakaian obat tidak boleh lebih dari 2 mingggu
kecuali atas anjuran dokter. Obat topikal dengan tujuan sistemik harus hati hati pemakaiannya
karena seringkali dosis tidak tepat. Untuk itu harus memperhatikan cara pakai ataupun petunjuk
penggunaan yang tertulis pada leaflet.
Antihistamin adalah obat untuk mengurangi atau menghalangi efek alergi yang disebabkan
oleh histamin (alergen) dengan jalan memblok reseptor histamin (antagonis reseptor).
Antihistamin yang disebut antialergi adalah antagonis reseptor H1 (H1-blockers). Kerja H1-
blockers atau antihistamin klasik adalah mengantagonis histamin dengan jalan memblok reseptor-
H1 di otot halus dari dinding pembuluh bronchi, saluran cerna, kandung kemih dan rahim. Begitu
pula melawan efek histamin di kapiler dan ujung saraf. Efeknya adalah mencegah timbulnya reaksi
alergi. Berdasarkan struktur kimia antihistamin dibagi dalam 7-8 kelompok, dan berdasarkan
kerjanya terhadap SSP, yakni zat-zat generasi ke-1, ke-2 dan generasi ke-3.
Antihistamin generasi pertama ini mudah didapat, baik sebagai obat tunggal atau dalam
bentuk kombinasi dengan obat dekongestan. Golongan ini mencakup klorfeniramine,
difenhidramine, prometazin, dan lain-lain. Pada umumnya obat antihistamin generasi pertama ini
mempunyai efektifitas yang serupa bila digunakan menurut dosis yang dianjurkan dan dapat
dibedakan satu sama lain menurut gambaran efek sampingnya. Namun, efek yang tidak diinginkan
obat ini adalah menimbulkan rasa mengantuk sehingga mengganggu aktifitas dalam pekerjaan.
Sejak tahun 1981 ditemukan antihistamin generasi ke-2 (terfenadin, astemizol, loratadin dan
cetirizin), bekerja menghambat reseptor H1 di perifer tanpa menembus sawar darah otak. Meskipun
secara keseluruhan hasilnya baik, ternyata terfenadin dan astemizol dapat menimbulkan aritmia
ventrikel yang membahayakan kehidupan. Antihistamin generasi ke-3 terdiri atas fexofenadin,
norastemizol dan descarboethoxy loratadin merupakan metabolit alami obat generasi ke-2 dan
secara klinis berguna dan tidak berpengaruh terhadap elektrofisiologi jantung.
Tujuan Praktikum
Aktivitas praktikum bertujuan agar dapat mengetahui dan memahami klasifikasi dan jenis obat
topikal dan antihistamin sehingga dapat menjelaskan atau menginformasikan merk yang beredar
dan produsennya kepada stakeholder.
Bahan dan Alat Praktikum
Sebelum pelaksanaan praktikum persiapkan bahan dan alat yang akan digunakan selama kegiatan
yaitu:
1. Leaflet obat hormonal, vitamin, dan mineral sebanyak 5 buah dari golongan terapi yang
berbeda (perorang)
2. Buku ISO, MIMS atau buku/materi lainnya yang memuat nama (merk) obat topikal dan
antihistamin
3. Kertas karton 3 warna misal hijau, kuning, dan merah (kelompok)
4. Laptop
5. Papan tulis
Pelaksanaan Praktikum
1. Peserta praktikum dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri atas 3
mahasiswa
2. Satu anggota kelompok mengumpulkan leaflet produk yang telah di bawanya
3. Setiap kelompok mengidentifikasi dan mengelompokkan leaflet produk obat topikal dan
antihistamin yang dibawanya
4. Diskusi kelompok dilakukan selama 45 menit
5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas selama 10-15 menit
6. Tutor mengatur dan mengarahkan jalannya diskusi agar terjadi komunikasi dua arah antara
kelompok yang presentasi dan kelompok lain yang mendengarkan
7. Setiap kelompok mengisi tabel dari leaflet yang dibawa oleh masing-masing anggota
kelompoknya. Zat aktif yang dengan huruf tebal (bold) harus terisi lengkap, untuk keseluruhan
jumlah zat aktif terisi paling sedikit 50% dari yang disediakan dalam tabel.
Format Laporan
Laporan dibuat dengan format sebagai berikut:
1. Judul praktikum
2. Waktu dan tempat
3. Tujuan praktikum
4. Konsep teori
5. Tabel pengamatan
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Apoteker Indonesia. 2014. ISO INDONESIA Informasi Spesialite Obat. Jakarta: PT ISFI
Penerbitan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI).
Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta: Depkes RI.
Adhi D, Chua SS, Rodel MP, Der-Zen H, Somjai N, Nguyen DC. 2012. MIMS Indonesia Petunjuk
Konsultasi. Jakarta: Sari Husada.
Gan, S. 2000. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Penerbit Kedokteran UI.
Katzung, BG. 2012. Basic and Clinical Pharmacology. Twelfth edition. Singapore: Mc. Graw Hill.
Moisio, M.A. 2002. Medical Terminology, A Student-Centered Approach. Delmarb Thomson
Learning.
Priyanto. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Jakarta: Penerbit LESKONFI.