`BAB I
PENDAHULUAN
4. Masukan kawat pada dies yang telah diletakkan pada dies holder, lalu jepit ujung
kawat pada penjepit kawat (jaw).
5. Sebelum melakukan penarikan display indicator apakah sudah menunjukkan angka )
atau tidak, bila display indikator menunjukan suatu angka berarti masih terdapat
tegangan sisa penarikan pada load cell maka perlu penyetelan ulang display indikator
dengan menekan tombol ZERO sehingga display indikator menunjukan angka 0 (nol)
maka anda siap untuk melakukan npengujian.
6. Hidupkan mesin wire drawing.
7. Kemudian tarik kawat sampai seluruh bagian kawat melewati cetakan (dies) dan catat
nilai gaya penarikan kawat yang terbaca pada display indikator.
8. Lakukan 5 kali percobaan, menggunakna 5 dies dengan nilai reduksi yang berbeda
dari tiap – tiap dies secara berurutan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengantar
Wire Drawing merupakan salah satu jenis proses manufaktur dengan
memanfaatkan fenomena deformasi plastis akibat gaya pembentukan. Gaya
pembentukan ini berupa tekanan dan tarikan yang terjadi sewaktu benda kerja melewati
die. Wire drawing diaplikasikan dalam pembuatan kabel listrik, kawat dan pipa. Proses
penarikan kawatmeliputi penarikan logam melalui cetakan oleh gaya tarik yang bekerja
pada bagian keluar cetakan. Aliran plastic terutama disebabkan oleh gaya tekan yang
timbul sebagai reaksi dari logam terhadap cetakan.
Secara umum penarikan kawat merupakan salah satu jenis prosesmanufaktur
dengan memanfaatkan fenomena deformasi plastis akibat gaya pembentukan.Gaya
pembentukan ini berupa tekanan dan tarikan yang terjadi sewaktu benda kerjamelewati
die. Penarikan kawat diaplikasikan dalam pembuatan kabel listrik, kawat dan pipa.Proses
penarikan kawat meliputi penarikan logam melalui cetakan oleh gaya tarik yang bekerja
pada bagian luar cetakan. Aliran plastik terutama disebabkan oleh gaya tekan yangtimbul
sebagai reaksi dari logam terhadap cetakan
Angka kekuatan tarik dan angka kekerasan vicker yang diperoleh semakin
meningkat seiring dengan meningkatkanya reduksi dari kawat setelah proses penarikan.
Akibat meningkatnya kekuatan tarik dan kekerasan yang semakin meningkat akan
membentuk dendrit yang semakin keras dan kuat sehingga kawat tembaga yang
dihasilkan menjadi semakin bagus. Dan melalui foto struktur mikro, dendrit yang
terbentuk semakin jelas dikarenakan proses reduksi yang semakin meningkat pada proses
penarikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses penarikan
terhadap perubahan kekuatan tarik, kekerasan serta peruabahan struktur mikro dari kawat
tembaga.
pelumas.Sudut datang adalah bagian dari cetakan dimana menjadireduksi diameter, sudut
tengahcetakan merupakan parameter proses yang penting.
Daerah bantalan tidak menghasilkan reduksi akan tetapi menambah gesekan pada
kawat. Fungsiutama daerah bantalan adalah dimungkinkannya permukaan halus tanpa
perubahankondisinya. Cetakan keluar tirus belakang (back relief) memungkinkan bahan
mengembangsedikit sewaktu kawat keluar dari cetakan Gerakan juga akan berulang
andaikan penarikanterhenti atau cetaan tidak terbaris pada saat ini sebagian besar poci
tarik dibuat dari karbidatungsten atau intan (dienib) terletak pada kedudukan baja yang
tebal.
khusus yang disebut patenting proses ini terdiri pemanasan diatastemperatur kritis
atasdan disusun dengan pendinginan pada laju pendinginan yangdikendalikan atau
transformasi dalam bak timah hitam pada temperatur 600 derajat Fahrenheit agar
membentuk perlit halus.
Maka reduksi kritis untuk terbentuknya cacat dipecah dipusat akan bertambah
pula untuk reduksi dan sudut cetakan yang tertentu maka reduksi kritis untuk mencegah
terjadinya patah bertambah besar terhadap gesekan.Walaupun penarikan kawat
nampaknya proses pengerjaan logam yang paling sederhana, analisis yang lengkap yang
menentukan gaya tarik karena diameter kawat berkurang setelah melalui dies tertentu,
kecepatan dan panjang kawat bertambah besar agar tidak terjadi slip antara kawat dan
blok.
Hal ini dapat dicapai bilakecepatan setiap blok tarik dikendalikan oleh motor
energi digunakan satu motor listrik untuk menjalankan kerucut bertingkat.Diameter
setiap kerucut dirancang sederhana sedemikianrupa sehingga kecepatannya sebanding
dengan reduksi penampang tertentu bila kecepatankawat dan kecepatam blok gulung
tidak sewaktu dan berputar menyebabkan terjadinyagesekan danpanas kecepatan tarik
pada mesin cetakan ganda dapat mencapai 600 m/menituntuk penarikan kawat besi atau
baja dan 2000 m/menit untuk kawat bukan besi.Timbulnya panas pada operasi tarik
adalah suatu masalah umum meskipun penarikan batang atau kawat biasanya dilakukan
secara dingin. Deformasi plastis dan gesekan akan menaikkantemperature kawat hingga
beberapa ratus derajat celcius.Sebagian dari panas tadi dilepaskan pada pendingin atas
pas dank arena panas yang cukup diserap dicetakkan sedikit sekali fungsiutama daerah
bantalan adalah memungkinkan dibersihkannya permukaan konis tanpa perubahan
dimensi cetakan luar. Tirus belakang memungkinkan bahan mengembang sedikitsewaktu
kawat keluar dari cetakan.
kawat dan batang dihasilkan oleh cacat pada mula (kampuh, potongan - potongan atau
cacat penarikan yang paling umum ialah pecah sentral atau cetakan cevron).Hal ini
dinamakan “cupping” analisa batas atas mampu mengindetifikasi kombinasisudut
setengah cetak dan reduksi. Jika terbentuk rongga di tengah, maka diperlukan
energideformasi yang lebih kecil. Analisis ini meramalkan bahwa,pecahan dipusat akan
terjadiapabila sudut cetakan kecil pada laju reduksi kecil dan dengan bertambahnya
F = A k σο
1+ B
B [ ][ [ ]
1−
Dk
Dm ]
Persamaan 2.2 Gaya penarikan dengan asumsi gesekan dihitung dan plan strain besar.
Dimana:
−
1 εk
σο = ∫ σdε
εk−εm εm
Persamaan 2.3 Tegangan alir rata - rata
μ
B=
tan α
Persamaan 2.4 Mencari nilai B
Keterangan :
- μ : Koefisien gesek
Sedangkan bila gesekan dan geseran diperhitungkan maka penarikan oleh sibel dinyatakan
dengan:
με 2 α
F=A k σο ε +
[ α
+
3 ]
Persamaan 2.5 Gaya penarikan dengan asumsi gesekan dan geseran diperhitungkan
Keterangan :
α dalam radian
Tegangan tarik yang terjadi pada benda kerja yang melalui cetakan berbentuk kerucut:
2B
σ xa=σο
1+ B
B
D
1− a
Db [ [ ]]
Persamaan 2.6 Tegangan tarik yang terjadi pada benda kerja
S
Ab Aa
μ .p.S α .p.S.cos α
juga mengakibatkan penurunana keuletan. Proses annealing yaitu pemanasan pada suhu
diatas suhu rekristalisasi dan pendinginanan perlahan akan “mengembalikan” keuletan
tersebut. Proses annealing ini melibatkan perubahan struktur mikro, konfigurasi
tegangan dalam (internal stress) dan dislokasi.
Keberhasilan proses wire drawing dipengaruhi oleh :
1. Material Kawat.
2. Geometri Dies.
3. Kontak antara kawat dengan dies.
4. Spesifikasi produk yang dihasilkan.
Gambar 2.6 Hubungan reduksi area dengan susut reduksi pada proses wire
drawing
Daerah operasi penarikan kawat terbagi menjadi 3 bagian penarikan kawat yang
beroprasi pada daerah aman memiliki delta factor antara dua dan tiga.operasi iniakan
menghasilkan produk tanpa cacat.operasi penarikan kawat dengan kondisi delta factor
kurang dari pada dua berpotensi menimbulkan cacat pada permukaan kawat.sedangkan
penarikan kawat yang beroprasi dengan delta factor lebih dari tiga cenderung
menghasilkan kawat yang memiliki cacat center burst atau chevron. Cacat chevron dapat
menyebabkan kawat putus saat proses drawing putus saat drawing ditandai dengan
permukaan patahan kawat yang membentuk cup dan cone.
Gambar 2.7 kawat yang putuh saat proses wire drawing dengan bentuk patahan cup dan cone.
σo
ε
Gambar 2.7 Kurva tegangan regangan material plastis ideal
Pada kurva material plastik ideal diatas, tegangan tarik ideal dinyatakan oleh luas bidang
dibawah kurva alir sebagai berikut:
τ t =τ ο . ε
Persamaan 2.7 Tegangan tarik ideal
τ t =τ ο
Maka batas penarikan ideal adalah pada regangan= 1, atau reduksi maksimal r =
63 %. Bila gesekan dan geseran tidak diabaikan, maka batas ini akan lebih rendah,
sebagai contoh bila koefisien gesek µ = 0,05 dan ½ sudut die α = 7 o maka batas reduksi
yang dapat diberikan adalah= 0,056 (siebel).
Tegangan penarikan kawat didapatkan dari rumus:
1
τ t= τ . dε
η∫
Persamaan 2.9 Tegangan penarikan
kawat
Dimana :
- η = efisiensi deformasi
Gambar 2.8 Variasi regangan dan tegangan alir pada daerah deformasi dan kurva teg
Jadi efisiensi deformasi tergantung dari kondisi proses penarikan kawat, misalnya
geometri dan gesekan. Bila kurva tegangan alir dari suatu material dapat dianggap
memenuhi hubungan:
σ =K . ε n
Persamaan 3.0 Tegangan alir
1
σt= ∫ K . ε n . dε n
n
n+1
K .ε
=
( n+ 1)
Persamaan 3.1
σο.ε
σt=
η .(n+1 )
Persamaan 3.2
Pada gambar 2.7 ditunjukkan bahwa regangan maksimum dapat dicapai bila σo=σt (batas
luluh bahan setelah ditarik), dengan demikian batas penarikan kawat adalah sebagai
berikut:
ε max =η(n+1 )
ε =ln ( A ο / Ai )
Persamaan 3.4
Maka :
Aο η ( n +1)
=e
Ai
max
Persamaan 3.5
−η ( n+1 )
r max =1−e
Sebagai contoh misalnya harga η = 40 % dan harga n = 0,2 maka reduksi maksimum r max
= 38 %
Dalam praktek penarikan kawat yang dilakukan, besar reduksi setiap langkah adalah 10-
20 % atau ekivalen dengan:
ε = 10-22,3 %
Bentuk dan besaran pada kurva tegangan-regangan suatu logam tergantung pada
komposisi, perlakuan panas, deformasi plastik yang pernah dialami, laju regangan, suhu,
dan keadaan tegangan yang menentukan selama pengujian. Parameter-parameter yang
digunakan untuk menggambarkan kurva tegangan-regangan logam adalah kekuatan tarik,
kekuatan luluh atau titik luluh, persen perpanjangan, dan pengurangan luas, dan
parameter pertama adalah parameter kekuatan; sedangkan 2 yang terakhir menyatakan
keliatan bahan.
Bentuk kurva tegangan-regangan yang umum memerlukanpenjelasan lebih lanjut.
Pada daerah elastik tegangan berbanding linier terhadap regangan. Apabila beban
melampaui nilai yang berkaitan dengan kekuatan luluh, benda mengalami deformasi
plastik bruto. Deformasi pada daerah ini bersifat permanen, meskipun bebannya
dihilangkan. Tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan deformasi plastik yang
kontinu akan bertambah besar dengan bertambahnya regangan plastik, sebagai contoh
pengerasan-regang logam. Pada mulanya pengerasan regang lebih lebih besar dari yang
dibutuhkan untuk mengimbangi penurunan luas penampang lintang benda uji dan
tegangan teknik (sebanding dengan beban P) yang bertambah regangan. Akhinya dicapai
suatu titik dimana pengurangan luas penampang lintang lebih besar dibandingkan
pertambahan deformasi beban yang diakibatkan oleh pengerasan regang. Keadaan ini
untuk pertama kalinya dicapai pada suatu titik dalam benda uji yang sedikit lebih lemah
dibandingkan dengan keadaan tanpa beban.
P maks
S u=
Aο
Persamaan 3.7 Kekuatan tarik
Tegangan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji
tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut kurang bersifat mendasar dalam kaitannya
dengan kekuatan bahan. Untuk logam-logam yang sifat kekuatan tariknya harus
dikaitkan dengan beban maksimum, dimana logam dapat menahan beban sesumbu untuk
keadaan yang sangat terbatas. Akan ditunjukkan bahwa nilai tersebut kaitannya dengan
Laporan Akhir Praktikum Teknik Produksi
44
Modul II – Wire Drawing
kekuatan logam kecil sekali kegunaannya untuk tegangan yang lebih kompleks, yakni
yang biasanya ditemui. Untuk beberapa lama, telah menjadi kebiasaan mendasarkan
kekuatan struktur pada kekuatan tarik, dikurangi dengan faktor keamanan yang sesuai.
Kecenderungan yang banyak ditemui adalah menggunakan pendekatan yang lebih
rasional yakni mendasarkan rancangan statis logam yang liat pada kekuatan luluhnya.
Akan tetapi, karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk
menentukan kekuatan bahan, maka metode ini lebih banyak dikenal, dan merupakan
metode identifikasi bahan yang sangat berguna, mirip dengan kegunaan komposisi kimia
untuk mengenali logam atau bahan. Selanjutnya, karena kekuatan tarik mudah ditentukan
dan merupakan sifat yang mudah dihasilkan kembali (reproducible). Kekuatan tersebut
berguna untuk keperluan spesifikasi dan kontrol kualitas bahan. Korelasi empiris yang
diperluas antara kekuatan tarik dan sifat-sifat bahan misalnya kekerasan dan kekuatan
lelah, sering dipergunakan. Untuk bahan-bahan yang getas, kekuatan tarik merupakan
kriteria yang tepat untuk keperluan perancangan.
kuliah Rekayasa (10-4 inci/inci), batas elastik lebih besar daripada batas proporsional.
Penentuan batas elastik memerlukan prosedur pengujian yang diberi beban-tak diberi
beban (loading-unloading) yang membosankan.
d. Kekuatan Luluh adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah
kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Definisi yang sering digunakan untuk sifat ini
adalah kekuatan luluh ofset ditentukan oleh tegangan yang berkaitan dengan
perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis yang sejajar dengan elastis
ofset kurva oleh regangan tertentu.
P( ofsetregangan=0, 002 )
S o=
Aο
Cara yang baik untuk mengamati kekuatan luluh ofset adalah setelah benda uji
diberi pembebanan hingga 0,2 % kekuatan luluh ofset dan kemudian pada saat beban
ditiadakan maka benda ujinya akan bertambah panjang 0,1 sampai dengan 0,2 %, lebih
panjang daripada saat dalam keadaan diam. Tegangan luluh ofset di Britania Raya sering
dinyatakan sebagai tegangan uji (proff stress), dimana harga ofsetnya 0,1 % atau 0,5 %.
Kekuatan luluh yang diperoleh dengan metode ofset biasanya dipergunakan untuk
perancangan dan keperluan spesifikasi, karena metode tersebut terhindar dari kesukaran
dalam pengukuran batas elastik atau batas proporsional.
Beberapa bahan pada dasarnya tidak mempunyai bagian linear pada kurva
tegangan-regangannya, misal tembaga lunak atau besi cor kelabu. Untuk bahan-bahan
demikian, metode ofset tidak dapat digunakan dan untuk pemakaian praktis, kekuatan
luluh didefinisikan sebagai tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan regangan total
tertentu, misalnya ε = 0,005.
Cara yang lazim untuk pengukuran keliatan yang diperoleh dari uji tarik adalah
regangan teknik pada saat patah ef (biasanya dinamakan perpanjangan) dan pengukuran
luas penampang pada patahan q. Kedua sifat ini didapatkan setelah terjadi patah, dengan
cara menaruh benda uji kembali dan mengukur Lf dan Af. Baik perpanjangan maupun
pengurangan luas, biasanya dinyatakan dalam persentase.
Karena cukup besar bagian deformasi plastik yang akan terkosentrasi dalam
daerah penyempitan benda uji tarik, maka harga ef akan tergantung pada panjang ukur Lo,
yakni panjang di mana pengukuran dilakukan. Makin kecil panjang ukur, maka makin
besar perannya pada perpanjangan kesekuruhan mulai dari daerah penyempitan, dan
harga ef makin besar. Oleh karena itu bila diberikan harga persentase perpanjangan,
maka panjang ukur Lo selalu disertakan.
L Ao 1
= =
Lo A 1 −q
A−Lo Ao 1 q
e o= = −1= −1=
Lo A 1−q 1−q
Persamaan ini menyatakan perpanjangan yang mendasar pada panjang ukur yang
sangat pendek didekat patahan. Cara lain untuk menghindarkan keruwetan persentase
perpanjangan pada regangan seragam di luar titik dimana mulai terjadi penyempitan
setempat . Perpanjangan seragam eu berkaitan dengan operasi pembentukan rentang,
maka sukar untuk mendapatkan regangan pada beban maksimum, tanpa ada keraguan.
Dalam hal demikian dapat digunakan metode yang diajukan oleh Nelson dan Winlock.
BAB III
PENGOLAHAN DATA
Jawaban :
1. Menarik wire rod kawat melalui dies atau cetakan oleh gaya tarik yang bekerja
pada bagian luar dan dijepit kea rah luar dies,sedangkan adanya gaya plastks
disebabkan oleh adanya gaya tekan yang timbul sebagai reaksi logam terhadap
cetakan .
2. Penarikan karena aliran plastis pada pembentukan disebabkan oleh gaya tekan yang
timbul sebagai reduksi dari logam terhadap cetakan
3. Yang dimaksud dengan strain hardening adalah Strain hardening (pengerasan
regangan) adalah penguatan logam untuk deformasi plastik (perubahan bentuk secara
permanen atau tidak dapat kembali seperti semula). Penguatan ini terjadi karena
dislokasi gerakan dalam struktur kristal dari material. Deformasi bahan disebabkan
oleh slip (pergeseran) pada bidang kristal tertentu. Jika gaya yang menyebabkan slip
ditentukan dengan pengandaian bahwa seluruh atom pada bidang slip kristal serempak
bergeser, maka gaya tersebut akan besar sekali. Dalam kristal terdapat cacat kisi yang
dinamakan dislokasi. Dengan pergerakan dislokasi pada bidang slip yang
menyebabkan deformasi dengan memerlukan tegangan yang sangat kecil.
4. Gambar skematis pengaruh suhu pada proses pemanasan terhadap recovery
recrystalication dan grain grown :
5. Daya hantar listriknya tergantung pada jenis dan konsentrasi, semakin besar pengaruh
konsentrasi maka daya hantar listrik semakin besar
6. Karena umumnya dari setiap reduksi penampang saat ditarik tidak lebih dari 20%
dimana logam dapat menahan sesumbu untuk meredam yang dapat dan sangat
terbatas.
Cara perhitungan :
1. Mencari Gaya Penarikan
Rumus :
F=mxg
Keterangan :
F = Gaya penarikan (N)
m = Beban penarikan (kg)
g = Percepatan gravitasi (m/s) = 9,81 m/s
Percobaan ke I Percobaan ke II
F = 213,2 x 9,81 = 2091,5 N F = 209,4 x 9,81 = 2054,2 N
Keterangan :
P = Daya penarikan (W)
F = Gaya penarikan (N)
v = Kecepatan penarikan (m/s) , dimana v = 0,01 m/s
Percobaan ke I Percobaan ke II
P = 2091,5 x 0,01 = 20,92 P = 2054,2 x 0,01 = 20,54
Cara perhitungan :
1. Mencari luas penampang
Rumus :
A = ¼ x π x D2
Percobaan ke I Percobaan ke II
19 , 6−15 ,9 15 , 9−15,2
r= =0 , 23 r= =0 , 05
15 , 9 15 , 2
3. Mencari regangan
Rumus :
Ao
ε =¿
Ai
Dimana :
ε = Regangan (%)
In = Lon
Ao = Luas penampang awal (mm2)
Ai = Luas penampang akhir (mm2)
Percobaan ke I Percobaan ke II
19 , 6 15 , 9
ε =¿ =21% ε =¿ =5 %
15 , 9 15 ,2
σx= σ̌
B [ ][ [ ]]
1+ B
1−
Do
Di ]
Diketahui :
- Semi Con Angle (α) : 7°
- Koefisien gesek (µ) : 0,05
- Koefisien pengeseran regangan(K) : 320 MPa, η : 0,54
- Kecepatan penarikan (v) : 0,01 m/s
Percobaan ke I Percobaan ke II
K . ε n 320. 0 ,210 ,54 K . ε n 320. 0 , 050 ,54
σ̌ = = =68 , 88 MPa σ̌ = = =31 ,73 MPa
1+1 1+1 1+1 1+1
Percobaan ke III Percobaan ke IV
K . ε n 320. 0 ,120 , 54 K . ε n 320. 0 , 0460 ,54
σ̌ = = =50 , 92 MPa σ̌ = = =30 , 34 MPa
1+1 1+1 1+1 1+1
2.4 ,1
σx=−68 ,88
1+4 ,1
4,1[ ][ [ [ ]]
1−
5
4,5 ]
=117 , 59 MPa
Percobaan II
2.4,1
σx=−31 , 73
1+ 4 , 1
[
4 ,1 ] [ [ ]]
1−
4,5
4,4 ] =7 , 98 MPa
Percobaan III
2.4, 1
σx=−50 , 92
1+ 4 ,1
4,1[ ] [[ [ ]]
1−
4 ,4
4 , 15 ] =23 , 69 MPa
Percobaan IV
2.4,1
σx=−30 ,34
1+ 4 , 1
4 ,1[ ] [ [ ]]
1−
4 ,15
4 ,05 ] =22 ,94 MPa
5. Mencari ∆ x
Rumus :
Li+ Lo
∆ x=
2
Percobaan ke I Percobaan ke II
230+205 243+230
∆ x= =217 ,5 ∆ x= =236 ,5
2 2
Percobaan ke I Percobaan ke II
P = 117,59 x 0,01 = 1,17 W P = 7,98 x 0,01 = 0,08 W
Jawaban :
1. Jawaban nomor 1 sudah ada di 3.2 Data hasil pengukuran dan pengolahan data.
2. Gaya penarikan dari hasil load cell dan hasil pengukuran berbeda hal tersebut
dikarenakan hasil dari perhitungan dipengaruhi oleh luas penampang dan tegangan
yang terjadi di batang kawat specimen, gaya penarikan sebenarnya yang hasil
pengukuran karena aspek pendukung untuk perhitungan ada.
A B
Keterangan :
A: Struktur sebelum dilakukan cold working
B: Struktur setelah dilakukan cold working
4. Grafik :
a. Tegangan Vs Regangan
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22 0.24 0.26 0.28
BAB IV
ANALISA DAN SARAN
4.1 Analisa
Hasil yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan load cell dan
perhitungan dengan data yang didapat setelah praktek berbeda yang diakibatkan oleh
beberapa aspek pengukuran tidak diukur, terjadinya patahan yang disebabkan necking,
hal tersebut dikarenakan pada saat proses gerinda untuk membuat diameter kawat
seukuran menjadi pas dengan dies terjadi kesalahan, sehingga terjadinya necking yang
berakibat specimen uji patah pada dies 3,5mm.
4.2 Diskusi
Dari hasil diskusi, diketahui bahwa pada saat pengerjaan dengan proses wire
drawing terjadi kesalahan, yang salah dimana specimen uji patah. Hal tersebut
dikarenakan pada saat proses pengecilan batang uji terjadi necking yang mengakibatkan
luas penampang batang ujitidak rata, sehingga resiko terjadinya patah sangat mungkin
terjadi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.3 Kesimpulan
Pada proses wire drawing ketelitian dan kehati hatian terutama pada saat
pembuatan kepala pada batang pada batang uji harus benar hati-hati agar tidak terjadi
necking yang bisa menyebabkan kemungkinan terjadinya patahan akan sangat pasti.
Perbedaan hasil antara hasil load cell dengan praktek erbeda hal ini bisa karena adanya
beberapa data pendukung yang tidak masuk kedalam perhitungan.
4.4 Saran
Untuk proses wire drawing diusahakan pada saat pengerjaan dengan proses
menggerinda untuk pengecilan diameter specimen uji harus hati-hati agar tidak terjadi
necking yang dapat menyebabkan patah specimen.
DAFTAR PUSTAKA
1. Blackofen, W.A, Deformasi Processing, Addison-Wesley, Massachussets, 1972.
2. Dieter, G.E, Mechanical Metalurgy, second edition, New York, 1986.
3. Johnson, W & Melor, P.B, Engineering Plasticity, John Wiley & sons, New York,
1983.
4. Siswosuarno, Mardjono, Teknik Pembentukan Logam, Jilid 1, Jurusan Mesin, FTI,
Institut Teknologi Bandung, 1985.
5. Widyanto, Bambang, Pembuatan Bangku Penarikan Kawat dan Penelitian Proses
Penarikan Kawat, Tugas Sarjana, 1980.
LAMPIRAN
Laporan Akhir Praktikum Teknik Produksi
62
Modul II – Wire Drawing
Gambar Dies
Gambar Kunci L
Gambar pelumas