Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kuliah Ekonomi Manajerial

1. Konsep dasar Ekonomi Manajerial :

Masalah Manajemen Keputusan

Teori Ekonomi
Ilmu Pengambilan Keputusan
Kerangka teoritis untuk
Alat dan teknik analisis
pengambilan keputusan

Ekonomi Manajerial
Penerapan teori ekonomi dan
metodologi ilmu pengambilan
keputusan untuk memecahkan
masalah pengambilan
keputusan

Solusi yang Optimal


Untuk memecahkan masalah
pengambilan keputusan
manajerial

Hubungan Antara Ekonomi Manajerial dengan Ilmu-Ilmu Pengambilan Keputusan


Ilmu ekonomi memberikan kerangka teoritis dalam menganalisis masalah-masalah
pengambilan keputusan manajerial. Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu-ilmu pengambilan
keputusan juga memberikan seperangkat alat dalam pembentukan model-model dalam
mengambil keputusan, menganalisis pengaruh dari serangkaian tindakan alternative, dan
mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh dari model-model tersebut. Ekonomi manajerial ini
banyak sekali menggunakan teknik-teknik optimasi, termasuk kalkulus deferensial dan
programasi matematis yang dapat membantu sistem manajemen untuk mencapai tujuan-
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Perangkat statistic digunakan untuk mengestimasi
hubungan antara variabel-variabel penting dalam masalah-masalah pengambilan keputusan
tersebut. Oleh karena sebagian besar masalah pengambilan keputusan itu mencakup kegiatan
dan peristiwa yang akan terjadi di msa datang, maka teknik-teknik peramalan (forecasting
techniques) juga memainkan peranan penting dalam pembuatan keputusan manajerial, dan
dalam studi ekonomi manajerial. Seperti halnya dalam ilmu ekonomi, dikotomi yang
digunakan dalam pengklasifikasian ilmu ilmu pengambilan keputusan di sini tidaklah mutlak.
Tata cara optimasi inheren dalam hubungan-hubungan statistis, dan baik teknik optimasi
maupun hubungan statistis berperanan penting dalam pengembangan metode peramalan. Di
samping ketumpangtindihan di dalam klasifikasi ilmu ekonomi dan ilmu-ilmu pengambilan
keputusan, ada ketumpangtindihan yang substansional antara keduanya. Misalnya, kaidah
ekonomi mikro-yang sangat terkenal yang menyatakan bahwa maksimisasi laba tercapai jika
penerimaan marginal atau marginal revenue (MR) sama dengan biaya marginal atau
Marginal Cost (MC)- diperoleh dari teknik optimasi kalkulus diferensial. Karena saling
keterkaitan inilah, maka perbedaan-perbedaan pengertian mengenai ekonomi manajerial
hanyalah masalah “bahasa” saja.
Hubungan Antara Ekonomi Manajerial dengan Administrasi Bisnis
Setelah membahas peranan ilmu ekonomi dan ilmu-ilmu pengambilan keputusan
dalam ekonomi manajerial, sekarang kita lihat kegunaan dan posisi ekonomi manajerial ini
sebagai bagian bidang studi administrasi bisnis. Secara umum administrasi bisnis
dikelompokkan ke dalam 4 kategori utama yaitu 1) cabang-cabang fungsional, 2) cabang-
cabang khusus, 3) cabang cabang alat, 4) cabang-cabang pemandu. Cabang-cabang
fungsional cukup penting peranannya, karena baik dunia bisnis maupun sekolah sekolah
bisnis biasanya terdiri dari departemen-departemen seperti itu. Cabang-cabang khusus cukup
besar pula peranannya, dan posisinya dalam kurikulum administrasi bisnis cukup jelas.
Cabang-cabang alat dan pemandu (integrating courses) tidak begitu mudah
mengkategorikannya. Akuntansi, misalnya merupakan suatu fungsi di dalam perusahaan.
Oleh karena itu, akuntansi tercatat baik sebagai cabang fungsional maupun alat. Pertanyaan
pokok sebenarnya adalah : di mana posisi dari ekonomi manajerial ? Sekali lagi, jawabannya
tidak jelas. Walaupun banyak perusahaan yang mempunyai departemen-departemen
ekonomi, namun departemen-departemen tersebut biasanya kecil, dan ilmu ekonomi
perseorangan bukanlah merupakan suatu fungsi utama di dalam perusahaan. Satu
kemungkinannya adalah memasukkan ekonomi manajerial ini sebagai suatu cabang khusus.
2. Analisi Permintaan
Permintaan adalah jumlah keseluruhan barang/jasa yang ingin dibeli oleh konsumen pada
berbagai tingkat harga. Hukum permintaan menyatakan bahwa ketika harga suatu barang
meningkat, ceteris paribus  (faktor-faktor lain dianggap tetap), jumlah permintaan barang
tersebut akan menurun (berbanding terbalik/negatif). Permintaan yang terjadi dipasar ini
dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

A. Harga barang itu sendiri

 Apabila harga suatu barang semakin murah, kecenderungan permintaan terhadap barang itu
akan bertambah dan hal ini berlaku juga sebaliknya.

B. Harga barang lain yang terkait

 Apabila harga barang substitusinya turun, maka permintaan akan barang tersebut akan


berkurang. Namun apabila harga barang substitusinya naik, maka permintaan barang
tersebut akan meningkat. (hubungannya positif/berbanding lurus)
 Apabila harga barang komplementernya turun, maka permintaan akan barang tersebut
akan menurun pula. Sebaliknya, jika harga barang komplementernya naik, maka
permintaan akan barang tersebut akan meningkat pula. (hubungannya
negatif/berbanding terbalik)

C. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli konsumen. Semakin tinggi


tingkat pendapatan, maka semakin meningkat permintaan terhadap suatu barang tersebut.
Contohnya, di suatu pasar malam terdapat bazar baju murah, Caca memutuskan hanya
membeli satu baju seharga Rp80.000 karena Caca hanya memiliki penghasilan
Rp500.000/bulan. Berbeda dengan Amed yang berpenghasilan Rp1.000.000/bulan, ia
membeli 2 baju di bazar tersebut.

D. Selera Masyarakat

Selera atau kebiasaan juga akan memengaruhi permintaan suatu barang. Jika selera
masyarakat terhadap suatu barang meningkat, permintaan terhadap barang itu pun akan
meningkat.

Contoh, celana panjang sedang menjadi tren sekarang, akibatnya jumlah permintaan model
celana panjang cenderung meningkat.

E. Jumlah Penduduk

Semakin besar jumlah penduduk suatu daerah atau negara, semakin tinggi permintaan suatu
barang untuk harga tertentu.

F. Prediksi Konsumen tentang Kondisi pada Masa Mendatang.


Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli
barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna
menghemat belanja di masa mendatang.

3. Teori Produksi
Pengertian isokuan / isoquant adalah kurva yang memberikan tingkat output produksi yang
sama untuk berbagai kombinasi penggunaan dua input variabel. Tenaga kerja dan modal bertindak
sebagai input variabel yang artinya jumlah penggunaannya dapat berubah (bertambah atau
berkurang). Dengan demikian, produsen dapat menggunakan lebih banyak mesin (modal) atau
mungkin sebaliknya lebih banyak tenaga kerja. Namun konsep isoquant menggambarkan
bagaimanapun kombinasi keduanya tetap hasil output yang diproduksi sama.

Misalkan teman-teman ingin membuat 100 kue. Teman-teman membutuhkan mesin (modal) dan
tenaga kerja. Katakanlah teman-teman untuk menghasilkan 100 kue dapat menggunakan 1 mesin dan
18 tenaga kerja. Tapi bisa juga teman-teman menggunakan 5 mesin dan 10 tenaga kerja untuk
menghasilkan 100 kue. Jadi, konsep isoquant disini yaitu output yang dihasilkan sama-sama 100 kue
meskipun teman-teman bebas memilih dari berbagai kombinasi pilihan penggunaan tenaga kerja dan
mesin.

Pengertian Isocost adalah kurva anggaran produksi yang mencerminkan kombinasi dari dua input
(faktor produksi) yang mempunyai biaya yang sama. Misalkan untuk produksi menggunakan input
tenaga kerja sebanyak X1 dan mesin sebanyak Y1, memiliki biaya yang sama bila menggunakan
komposisi tenaga kerja sebanyak X2 dan mesin sebanyak Y2.

Konsep isocost disini yang perlu digaris bawahi adalah biaya dari penggunaan dua faktor produksi
tersebut mempunyai biaya yang sama. Kalau pada isoquant merujuk pada output yang sama,
meskipun biaya pengunaan inputnya bisa saja tidak sama. Sebaliknya, pada isocost yang ditekankan
adalah penggunaan dua faktor produksi tersebut memberikan biaya yang sama, meskipun output yang
dihasilkan belum tentu sama.

Anda mungkin juga menyukai