Anda di halaman 1dari 36

BUKU INFORMASI

MENGINSPEKSI
PENANGKAL/PENANGKAP PETIR
KTL.II02.115.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------------------- 2


BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------- 4
A. Tujuan Umum ----------------------------------------------------------------------- 4
B. Tujuan Khusus ----------------------------------------------------------------------- 4
BAB II MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN --------------------------- 5
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiapkan
Pekerjaan ----------------------------------------------------------------------------- 5
1. Cara Memahami Perintah Kerja ------------------------------------------------ 5
2. Program Kerja Pengujian Tahanan Sistem Penangkal/Penangkap Petir - 6
3. Prosedur Pemeriksaan Pembumian ------------------------------------------- 8
4. Gambar Kerja, Surat Perintah Kerja, Berita Acara dan Dokumen
Terkait Inspeksi Penangkal/Penangkap Petir -------------------------------- 10
5. Alat Uji, Alat K3 dan Alat Bantu dalam Menginspeksi Penangkap/
Penangkal Petir ------------------------------------------------------------------- 14
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiapkan
Pekerjaan ------------------------------------------------------------------------------ 15
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiapkan
Pekerjaan ----------------------------------------------------------------------------- 16
BAB III MENGINSPEKSI PEKERJAAN --------------------------------------------------------- 17
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menginspeksi Pekerjaan ------------- 17
1. Peraturan dan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerjaan
Inspeksi ---------------------------------------------------------------------------- 17
2. Prosedur Inspeksi Instalasi Penangkal/Penangkap Petir dan
Kelengkapannya ------------------------------------------------------------------ 19
3. Komponen Penangkal/ Penangkap Petir dan Tingkat Pengamanan
(IP)-nya ---------------------------------------------------------------------------- 22
4. Rangkaian Listrik (Tahanan Pembumian, Tahanan Isolasi, Polaritas)
pada Penangkal/Penangkap Petir --------------------------------------------- 24
5. Cara Memastikan Pengukuran Penangkal/Penangkap Petir yang
Dilakukan oleh Pemasang Telah Sesuai Persyaratan ----------------------- 27
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menginspeksi Pekerjaan ------------- 28
Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 2 dari 36
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menginspeksi Pekerjaan --------------- 28
BAB IV MEMBUAT LAPORAN ------------------------------------------------------------------- 29
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan --------------------- 29
1. Prosedur dan Format Membuat Laporan Pemeriksaan -------------------- 29
2. Cara Mengisi Berita Acara Pemeriksaan -------------------------------------- 31
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan --------------------- 33
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan ----------------------- 33
DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------------------------- 34
A. Dasar Perundang-undangan ------------------------------------------------------- 34
B. Buku Referensi ---------------------------------------------------------------------- 34
C. Majalah atau Buletin ----------------------------------------------------------------- 34
D. Referensi Lainnya -------------------------------------------------------------------- 34
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ---------------------------------------------------- 35
A. Daftar Peralatan/Mesin -------------------------------------------------------------- 35
B. Daftar Bahan -------------------------------------------------------------------------- 35
DAFTAR PENYUSUN ------------------------------------------------------------------------------ 36

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 3 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melakukan persiapan
pemeriksaan perencanaan dan pemasangan, penerapan prosedur pemeriksaan,
pengukuran dan pengujian serta pembuatan laporan yang dibutuhkan pada
pemeriksaan dan pengujian penangkal/penangkap petir sesuai standar inspeksi dan
persyaratanya.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi menginspeksi
penangkal/penangkap petir ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan yang meliputi cara memahami
perintah kerja, program kerja pengujian tahanan sistem penangkal/penangkap
petir, prosedur pemeriksaan pembumian, gambar kerja, surat perintah kerja,
berita acara dan dokumen terkait inspeksi penangkal/penangkap petir dan alat
uji, alat K3 dan alat bantu dalam menginspeksi penangkap/penangkal petir;
2. Menginspeksi pekerjaan yang meliputi peraturan dan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja pekerjaan inspeksi, prosedur inspeksi instalasi penangkal/
penangkap petir dan kelengkapannya, komponen penangkal/penangkap petir
dan tingkat pengamanan (IP)-nya, rangkaian listrik (tahanan pembumian,
tahanan isolasi, polaritas) pada penangkal/ penangkap petir serta cara
memastikan pengukuran penangkal/penangkap petir yang dilakukan oleh
pemasang telah sesuai persyaratan;
3. Membuat laporan yang meliputi prosedur dan format membuat laporan
pemeriksaan serta cara mengisi berita acara pemeriksaan.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 4 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
BAB II
MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiapkan


Pekerjaan
1. Cara Memahami Perintah Kerja
Perencanaan adalah fungsi dasar manajemen. Agar resiko yang ditanggung itu
relatif kecil, hendaknya semua kegiatan/pekerjaan Pemeriksaan Perakitan dan
Pemasangan PHB (Perlengkapan Hubung Bagi) direncanakan terlebih dahulu.
Sedangkan persiapan merupakan tindak lanjut dari perencanaan, dimana didalam
persiapan semua material dan perlengkapan yang dibutuhkan dikumpulkan dan
diperiksa sebelum pekerjaan benar-benar dilaksanakan. Perencanaan dan
persiapan memberikan gambaran yang lengkap tentang seluruh pekerjaan.
Perintah kerja dapat berupa lisan maupun tertulis dalam bentuk Surat Perintah
Kerja (SPK). Baik secara lisan atau tertulis, biasanya sebuah surat perintah kerja
meliputi :
a. Pihak yang memerintahkan kerja
b. Pihak yang diperintah melaksanakan pekerjaan
c. Tugas dan lingkup pekerjaan
d. Waktu pekerjaan (awal dan akhir pekerjaan)
e. Biaya pekerjaan
Untuk memahami suatu perintah kerja dalam bentuk lisan, seorang teknisi harus
mencatat hal-hal tersebut di atas. Setelah mencatatnya, memastikan bahwa
perintah yang akan dilaksanakan sesuai dengan keinginan pihak pemberi perintah,
dengan cara mengkonfirmasi ulang atau menanyakan hal-hal yang tidak jelas.
Sedangkan untuk memahami perintah kerja secara tertulis, kita tinggal membaca
dan mempelajari Surat Perintah Kerja (SPK). Karena hal-hal tersebut diatas sudah
tertulis dalam SPK. Hal-hal yang tidak jelas dalam SPK bisa ditanyakan kepada
pihak pemberi kerja.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 5 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Contoh surat perintah keja (SPT) :

Surat Perintah Kerja


No : 12/SPK/V/2013

Diperintahkan kepada :
Nama : Anton Sutrisna
Jabatan : Inspektor Sistem Penangkal Petir
N.I.K : 19990112
Untuk melaksanakan :
1. Pemeriksaan/inspeksi sistem penangkal petir Gedung Menara Imperium,
Kantor Notaris Suciarti.
2. Pekerjaan di mulai jam 10.00 – 16.00 hari Senin, 20 Mei 2013
3. Seluruh biaya inpeksi sudah dibayarkan oleh kantor notaris kepada
Bagian Keuangan Building Management Menara Imperium.
Demikian surat perintah ini dibuat berlaku sejak diterbitkan

Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Mei 2013

Yang memberi perintah Yang menerima perintah

Ttd ttd

Ir Tono Martono, MT Anton Sutrisna


Chief Engineering Inspektor

2. Program Kerja Pengujian Tahanan Sistem Penangkal/Penangkap Petir


Program kerja dapat diartikan sebagai suatu rencana dari suatu kegiatan yang
terarah, terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah
ditentukan. Program kerja ini akan menjadi pegangan bagi orang yang
berkepentingan dalam menjalankan kegiatan. Program kerja juga digunakan
sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan dari kegiatan tersebut. Ada dua alasan
pokok mengapa program kerja perlu disusun yaitu :
a. Efisiensi kegiatan
b. Efektifitas kegiatan
Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 6 dari 36
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Dalam menyiapkan program kerja perlu diperhatikan susunan dari program kerja
tersebut agar sistematikanya mencakup semua proses kegiatan yang akan
dilakukan. Pada dasarnya susunan program kerja terdiri dari :
a. Nama kegiatan
b. Ruang lingkup pekerjaan
c. Ketentuan/syarat teknis
d. Pelaksanaan
e. Pelaporan
Dalam melakukan pengujian sistem penangkap/penangkal petir kita dapat
menyiapkan program kerja berdasarkan sistematika diatas. Dibawah ini adalah
contoh program kerja verifikasi penangkal petir.

PROGRAM KERJA
VERIFIKASI PENANGKAL PETIR

Ruang Lingkup Pekerjaan


Verifikasi terhadap Instalasi penangkal petir meliputi pemeriksaan yang terdiri dari
serangkaian pengujian komprehensif terhadap sistem penangkal petir yang ada. Hasil
pemeriksaan instalasi penangkal petir berisi data teknis kondisi fisik instalasi penangkal
petir, serta hasil verifikasi spesifikasi teknisnya sesuai standar operasional dan
ketentuan/regulasi yang berlaku.
Ketentuan/syarat Teknis
 PUIL 2000
 Pembuatan peralatan dan pemasangannya sesuai dengan gambar rencana
 Pengukuran tahanan System

Pelaksanaan
Tenaga ahli yang memberikan kepastian berupa verifikasi dan analisis pada seluruh
tahapan sistem instalasi penangkal petir, dari mulai tahap rancangan, kondisi
peralatan hingga proses pemeliharaannya agar tetap dalam kondisi prima. Proses
verifikasi yang dilakukan berupa:
 Kaji ulang (review) dan verifikasi kesesuaian spesifikasi peralatan ataupun sistem
instalasi dengan dokumen teknis
 Pengamatan visual terhadap peralatan dan sistem instalasi, dan identifikasi obyek
 Pencatatan data lapangan
 Perbandingan kesesuaian teknis dengan standar nasional, standar internasional dan
regulasi lokal
 Analisa kelayakan instalasi penangkal petir
 Melakukan evaluasi dan justifikasi teknis dalam rangka keberterimaan terhadap
acuan yang dipakai
 Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan
Pelaporan
Laporan hasil pemeriksaan akan disampaikan langsung kepada pelanggan. Temuan-
temuan menjadi dasar rekomendasi perbaikan atau penggantian apabila diperlukan

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 7 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
3. Prosedur Pemeriksaan Pembumian
Untuk menjamin sistem pentanahan memenuhi persyaratan perlu dilakukan
pengujian. Pengujian ini sebenarnya adalah pengukuran tahanan elektroda
pentanahan yang dilakukan setelah dilakukan pemasangan elektroda atau setelah
perbaikan atau secara periodik setiap tahun sekali. Hal ini harus dilakukan untuk
memastikan tahanan pentanahan yang ada karena bekerjanya sistem pengaman
arus lebih akan ditentukan oleh tahanan pentanahan ini.
Pada saat ini telah banyak beredar di pasaran alat ukur tahanan pentanahan yang
biasa disebut Earth Testeratau Ground Tester. Dari yang untuk beberapa fungsi
sampai dengan yang banyak fungsi dan kompleks. Penunjukkan alat ukur ini ada
yang analog ada pula yang digital dan dengan cara pengoperasian yang mudah
serta aman. Untuk lingkungan kerja yang cukup luas, sangat disarankan untuk
memiliki alat semacam ini.
Dalam melakukan pengujian/pemeriksaan pembumian kita perlu memperhatikan
prosedurnya. Prosedur dalam melakukan pengujian dapat dilakukan dalam 2
metode yaitu diantarannya :
a). Pengukuran Normal (Metoda 3 Kutub)
Gambar 1
Pengukuran Earth Tester Cara Normal (3 Kutub)

Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal pada 3a, selanjutnya :


1). Cek tegangan baterai ! (Range saklar : BATT, aktifkan saklar/ON). Jarum
harus dalam range BATT.
2). Cek tegangan pentanahan (Range saklar : ~ V, matikan saklar/OFF)
3). Cek tanahan pentanahan bantu (Range saklar : C & P, matikan saklar/OFF).
jarum harus dalam range P/C (lebih baik posisi jarum berada saklar 0).
4). Ukurlah tahanan pentanahan (Range saklar : x1 ke x100) dengan menekan
tombol pengukuran dan memutar selektor, hingga diperoleh jarum pada

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 8 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
galvanometer seimbang / menunjuk angka nol. hasil pengukuran adalah
angka yang ditunjukkan pada selektor dikalikan dengan posisi range saklar
(x1) atau (x100).
b). Pengukuran Praktis (Metoda 2 Kutub)
Gambar 2
Pengukuran Earth Tester Cara Praktis (2 Kutub)

Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal pada 2a. Perhatikan !


1). Jika jalur pentanahan digunakan sebagai titik referensi pengukuran
bersama, maka semua sambungan yang terhubung dengan pentanahan itu
selalu terhubung dengan tanah. Jika terjadi bunyi bip, maka putuskan dan
cek lagi.
2). Cek tegangan baterai dan cek tegangan pentanahan
Caranya hampir sama dengan metoda pengukuran normal, hanya
pengecekan tekanan tahanan bantu tidak diperlukan.
3). Ukur tahanan pentanahan (Range saklar : x10 atau x100). Hasil pengukuran
= Rx + Ro
Misalkan berdasarkan pengukuran diperoleh V = 20 Volt dan I = 1 Ampere,
maka tahanan elektroda adalah:

Dalam pengukuran yang menggunakan alat ukur tahanan pentanahan, tidak


dilakukan pengukuran satu per satu seperti di atas, namun alat ukur telah
dilengkapi dengan sistem internal yang memungkinkan pembacaan secara
langsung dan mudah.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 9 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Catatan : ada berbagai macam tipe dan merk untuk alat ukur Earth Tester di
pasaran, bila berbeda dengan di atas maka harus melihat buku
manualnya untuk cara pengujiannya.
4. Gambar Kerja, Surat Perintah Kerja, Berita Acara dan Dokumen Terkait Inspeksi
Penangkal/Penangkap Petir
Dalam melakukan kegiatan inspeksi terhadap penangkal petir perlu disiapkan
terlebih dahulu beberapa hal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan inspeksi
ini yaitu diantaranya surat perintah kerja, gambar kerja, dokumen-dokumen
terkait dan berita acara.
a. Surat Perintah Kerja
Secara umum perintah kerja dapat berupa lisan maupun tertulis dalam bentuk
Surat Perintah Kerja (SPK),baik secara lisan atau tertulis. Penjabaran secara
detail dapat dilihat pada pengetahuan no.1 BAB I Merencanakan dan
Mempersiapkan Pekerjaan.
b. Gambar Kerja Instalasi Penangkal Petir
Gambar teknik adalah cerminan dari sesuatu yang akan dipraktikkan, maka
gambar haruslah sempurna,baik bentuk, dimensi ( ukuran ), spesifikasi, cara
kerjanya dan lain sebagainya.
Dalam teknik listrik, pada dasarnya ada 2 (dua) cara menggambar instalasi
yang harus dikerjakan oleh pemasang instalasi, yaitu :
1). Skema Instalasi : adalah gambar teknik listrik yang digambar hanya dengan
satugaris saja, sedangkan pengguna/beban instalasi digambarkan dengan
symbol-simbol kelistrikan
2). Wiring diagram ( Diagram pengawatan ) : adalah gambar teknik listrik yang
digambar persis/serupa dengan pelaksanaan pemasangannya. Peralatan
listrikyang dibebankan digambar dengan symbol dan keterangannya.
Contoh gambar kerja instalasi penangkal petir suatu bangunan rumah.
Secara umum bagian dan sistim instalasi penangkal petir yang tersaji pada
contoh gambar kerja (gambar 3) adalah sebagai berikut :
1). Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.
2). Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran dari
penangkal petir ke pembumian (pentanahan). Kable yang digunakan untuk
yang jauh dari jangkauan biasanya jenis kabel BC ( kabel tembaga
Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 10 dari 36
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
terbuka) dan untuk yang mudah dalam jangkauan menggunakan kabel BCC
atau NYY (kabel tembaga terbungkus).
3). Terminal,
4). Pembumian/pentanahan. Menggunakan sejenis pipa tembaga (cooper rod)
diameter 1/2 inch panjang 3-4 m.
Gambar 3
Gambar Kerja Instalasi Penangkal Petir Bangunan Rumah

Keterangan dari gambar kerja diatas :


1). Splitzen adalah bagian yang ditempatkan ditempat tertinggi di atas
bangunan rumah. Spliten dihubungkan ke terminal atau langsung ke pipa
tembaga dengan kabel BC 50 mm .
2). Sub terminal dengan menggunakan plat tembaga dengan ukuran kira kira
5x20cm. Kemudian sub terminal ini diintegrasikan ke Terminal dengan
menggunakan kabel BCC/ NYY 15 mm.
3). Arester di sistim instalasi listrik , dimana arester kemudian di hubungkan ke
terminal grounding dengan menngunakan kabel BC/NYY ukuran 15 mm.
4). Terminal adalah pusat yang menghubungkan beberapa kabel sebelum
diteruskan ke pembumian / pentanahan. Bahan terminal dapat
menggunakan plat tembaga dengan ukuran 10 x 30 cm.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 11 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
5). Untuk mendapatkan hasil yang maksimal anda bisa menambahkan beberapa
pipa tembaga yang saling terintegarasi. Atau cara lain bisa dilakukan dengan
menanam pipa dalam hingga lebih dari 20 m.
Selain contoh gambar kerja yang lain seperti gambar berikut ini :
Gambar 4
Desain Instalasi Penangkal Petir Bengkel Otomotif

Dari desain gambar kerja instalasi diatas dapat diketahui beberapa informasi
yaitu :
1). Lokasi Grounding (Arde ) dan jalur perkabelannya.
2). Panjang dan diameter kabel BC :
a). Panjang kerpus (atap tertinggi pada bangunan untuk tempat penangkap
petir /spit dan kabel penghantarnya).
b). Tinggi bangunan (acuanya permukaan tanah sampai atap tertinggi)
c). Ukuran kabel BC tipe twist 15 mm,20 mm, 25mm
3). Ukuran penagkap petir (SPIT) , ukuran di pasaran : kecil 1/2 inchi (drat
dudukan), 3/4 inchi (dudukan) membuatkan perpanjangan spit dari pipa

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 12 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
besi atau plat besi dan jarak dudukan pada kerpus dengan partokan ukuran
lebar kerpus dan ketebalan kerpus.
4). Jumlah Klem Kerpus, idealnya 1 meter 2 klem dengan acuan panjang kerpus
dan tinggi bangunan.
c. Dokumen-dokumen Terkait Inspeksi Penangjal Petir
Beberapa dokumen harus di siapkan bila akan di lakukan ijin pengesahan
Disnaker diantaranya :

PERMOHONAN PENGESAHAN
PENGGUNAAN INSTALASI PENYALUR PETIR

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER – 02/MEN/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir , kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama Perusahaan / Instansi : nama perusahaan pemohon


Alamat : alamat perusahaan pemohon
Nama Pengurus : nama penanggung jawab
Jabatan : jabatan penanggung jawab

Mengajukan permohonan pengesahan Instalasi Penyalur Petir di :

Nama Perusahaan / Instansi : nama lokasi


Alamat : alamat lokasi

Dengan data Instalasi sebagai berikut :

1. Panjang bangunan / Area : panjang Meter


2. Lebar bangunan / Area : lebar Meter
3. Tinggi bangunan tertinggi : tinggi Meter
4. Jenis penerima (Air Terminal) : Elektrostatik / Konvensional
Jumlah : ........ ( ........ ) Unit
Tinggi Tiang Penyangga : tinggi Meter
5. Jenis Penghantar penurunan / Ukuran : Kabel jenis dia” mm
6. Jenis Elektroda bumi / Ukuran : bahan grounding
Tahana sebaran Pengujian I : nilai Ohm
Pengujian II : nilai Ohm
Pengujian III : nilai Ohm
Menggunakan Alat : alat pengujian misl KYORITSU 4105A
7. Instalatir yang memasang : Nama pemasang person / perusahaan

Untuk diadakan pemeriksaan dan pengujian serta pengesahan.

............. , ………..…………. 2015

Pemohon

(………………………..)

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 13 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
d. Berita Acara Pelaksanaan Inspeksi Penangkal Petir
Untuk dokumen terkait berita acara dapat dibuat setelah semua proses
kegiatan inspeksi penangkal petir selesai dilakukan. Untuk lebih incinya
pembahasan mengenai dokumen berita acara dibahas di BAB III Membuat
Laporan
5. Alat Uji, Alat K3 dan Alat Bantu dalam Menginspeksi Penangkap/Penangkal Petir
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan inspeksi instalasi penangkap/
penangkal petir adalah :
1). Kunci-kunci
a). Kunci Pas dan Kunci Ring
b). Kunci Sock
c). Kunci Inggris (adjustable wrenches)
2). Tang (Pliers)
a). Tang Kombinasi /tang standar
b). Tang Slip Joint
c). Tang Gunting / Potong (Diagonal Cutting Pliers)
d). Tang Sirklip /Mulut Buaya (Circlip Pliers)
3). Gergaji( Hacksaw )
4). Obeng(Screwdrivers)
a). Obeng Minus (Obeng Standar)
b). Obeng Plus (Obeng Phillips)
5). Palu( hammer )
6). Tangga
7). Alat/peralatan Listrik
a). Mesin Bor Tangan ( Portable Drill )
8). Alat Ukur Listrik
a). Multimeter/ AVO meter
Gambar 5
Meter Analog dan Digital

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 14 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
b). Megger (Mega Ohm Meter)
Megger digunakan untuk mengukur besaran besarnya tahanan isolasi
peralatan listrik.
Gambar 6
Megger

c). Earth Tester


Earth Tester adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mengukur
besaran Tahanan Bumi untuk keperluan inspeksi instalasi penangkap petir
Gambar 7
Earth Tester

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiapkan


Pekerjaan
1. Melaksanakan instruksi dalam perintah kerja.
2. Mempersiapkan program kerja pengujian tahanan sistem penangkal/ penangkap
petir.
3. Menyiapkan, mempelajari dan menjelaskan gambar kerja, surat perintah kerja,
berita acara dan dokumen terkait inspeksi penangkal/penangkap petir.
4. Menyiapkan alat uji, alat K3 dan alat bantu yang dibutuhkan dalam konsidi dapat
bekerja dengan baik dan aman serta kalibrasinya masih berlaku.
Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 15 dari 36
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiapkan
Pekerjaan
Harus bersikap secara:
1. Tepat dalam melaksanakan instruksi dalam perintah kerja, mempersiapkan
program kerja pengujian tahanan, menyiapkan Alat uji, alat K3 dan alat bantu
yang dibutuhkan serta menyiapkan, mempelajari dan menjelaskan gambar kerja,
surat perintah kerja, berita acara dan dokumen terkait inspeksi
penangkal/penangkap petir.
2. Teliti dalam menyiapkan, mempelajari dan menjelaskan gambar kerja, surat
perintah kerja, berita acara dan dokumen terkait inspeksi penangkal/penangkap
petir.
3. Cermat dalam melaksanakan instruksi dalam perintah kerja serta menyiapkan alat
uji, alat K3 dan alat bantu yang dibutuhkan.
4. Sesuai syarat dalam mempersiapkan program kerja pengujian tahanan serta
menyiapkan, mempelajari dan menjelaskan gambar kerja, surat perintah kerja,
berita acara dan dokumen terkait inspeksi penangkal/penangkap petir.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 16 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
BAB III
MENGINSPEKSI PEKERJAAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menginspeksi Pekerjaan


1. Peraturan dan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerjaan Inspeksi
Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) tidak hanya ditujukan kepada
orang yang melakukan pekerjaan saja, akan tetapi juga ditujukan untuk
keamanan peralatan kerja serta lingkungan kerja. Tujuan K3 adalah untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
Penyebab Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang timbul sewaktu melakukan aktifitas dibengkel atau dimana saja
pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang salah / tidak aman, seperti,
tidak menggunakan helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan
lain sebagainya.
Gambar 8
Macam-macam Alat Pelindung Diri (APD) untuk K3

b. Lingkungan kerja yang tidak aman dalam melakukan aktifitas seperti tempat
kerja berantakan atau tidak teratur dengan baik, menempatkan peralatan yang
tidak teratur, tempat kerja yang tidak bersih (oli berserakan) dan sebagainya.
Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 17 dari 36
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Gambar 9
Lingkungan/ Bengkel Kerja Listrik yang Tidak Aman

Tindakan Pencegahan Kecelakaan Kerja


Sebelum melakukan aktifitas di bengkel lingkungan kerja harus betul-betul aman
dari gangguan, baik secara langsung maupun tak langsung terhadap aktifitas yang
dilakukan. Apakah terhadap sipekerja maupun pada benda kerja.
Gambar 10
Sikap dan Lingkungan kerja/ Bengkel listrik yang Aman dan Baik Untuk Bekerja

Usaha pencegahan terhadap bahaya listrik antara lain :


a. Melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan tidak bertegangan.
b. Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan peralatan
kerja yang berisolasi.
c. Dilarang menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengelupas.
d. Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik
netral sistem listrik disumbernya harus dibumikan.
e. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan karet elektrik dan sepatu).
f. Memasang tanda adanya pekerjaan yang berbahaya.
g. Bekerja pada instalasi listrik dalam keadaan sehat (tidak mengantuk, tidak
mabuk)
h. Hindari bercanda sewaktu bekerja.
i. Lakukan perawatan peralatan dan perkakas secara berkala (teratur).

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 18 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
2. Prosedur Inspeksi Instalasi Penangkal/ Penangkap Petir dan Kelengkapannya
Pemerikasaan instalasi akan memastikan kelayakan dari sebuah instalasi
penangkal petir yang terpasang. Setiap instalasi Penangkal Petir sebaiknya
diperiksa setiap setahun sekali yang dilakukan menjelang musim penghujan
(Internal Cek), diharapkan selama musim penghujan instalasi yang telah
terpasang dapat berfungsi dengan baik sehingga bangunan akan aman dan
terlindungi serta terhindar dari bahaya sambaran petir.
Setiap instalasi Penangkal Petir sebaiknya diperiksa setiap setahun sekali secara
mandiri oleh teknisi (internal cek) dan Pemeriksaan yang mendapatkan
sertifikasi disnaker tiap dua tahun sekali
Sebagaimana peraturan pemerintah RI NO. :PER. 02/MEN/1989 TENTANG
PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR maka pemeriksaan berkala oleh
instansi terkait dalam hal ini adalah Disnaker, dilakukan setiap 2 tahun, hal ini
dapat terwujud apabila pihak Swasta/Instansi sadar perlunya keselamatan baik itu
pada gedung dan isinya maupun keselamatan bagi karyawan yang ada disekitar
tempat kerja.
Pemeriksaan instalasi penangkal petir meliputi pemeriksaan yang terdiri dari
serangkaian pengujian terhadap sistem penyalur petir yang ada , mulai dari jenis
dan fisik material , spesifikasi teknis material , serta teknis pemasangan.
Hasil pemeriksaan instalasi penangkal petir berisi data teknis kondisi fisik instalasi
penyalur petir, serta hasil spesifikasi teknisnya sesuai standar operasional dan
ketentuan yang berlaku.
Rekomendasi perbaikan atau penggantian akan diberikan bila ditemukan
kesalahan ataupun potensi ketidaksesuaian , Untuk pelaksanaan perbaikan akan
kembali menjadi kebijakan pihak pemilik akan pelaksanaanya.
Prosedur Pemeriksaan/Inspeksi Instalasi Penangkal Petir meliputi :
a. Pemeriksaan data teknis yang ada
b. Pengamatan visual peralatan dan sistem instalasi penangkal petir (di lokasi).
c. Pencatatan data lapangan (di lokasi).
d. Perbandingan kesesuaian teknis dengan standar nasional.
e. Melakukan evaluasi teknis dalam standarisasi yang dipakai
f. Analisa kelayakan instalasi
g. Laporan Hasil Pemeriksaan
Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 19 dari 36
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Hasil Pelaporan Pemerikasaan Instalasi Penangkal Petir
Hasil laporan pemeriksaan akan disampaikan kepada pelanggan baik lesan atau
tulisan. Bila ada temuan kelemah menjadi dasar rekomendasi kami agar dilakukan
perbaikan.
Perbaikan akan kekurangan dan kelemahan dari instalasi menjadi tanggung jawab
penuh pihak pengelola bila tidak di lakukan perbaikan ( Internal Cek ), Tetapi
akan berbeda bila pemeriksaan berkala 2 tahunan, bila ditemukan ketidak
sesuaian maka dari Pihak Dinas Tenaga Kerja setempat tidak mensetujui
kelayakan pakai dari fungsi keselamatan Penyalur Petir.
Sertifikasi Disnaker
Sertifikasi Legal Regulasi akan dilakukan pihak Disnaker dengan menyertakan hasil
pelaporan pemeriksaan dan dilengkapi dokumen dokumen pendukung, gambar
situasi, detail instalasi dan surat Permohonan Pengesahan.Bila ada ketidak
sesuaian maka pihak Instansi terkait ini akan meminta untuk melakukan perbaikan
Tabel 1
Prosedur Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Penyalur Petir

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN INSTALASI PENYALUR PETIR


No Lingkup Pekerjaan Baru (Sertifikasi) Lama (Re-Sertifikasi)
1. Pedoman Pemeriksaan/  Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970
Referensi  Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
PER.02/Men/1989
 Keputusan menteri tenaga kerja No.Kep.75/Men/2000
tentang standar Nasional lndonesia (SNI) No.04-0225-
2000 Mengenai PUIL 2000
 Prosedur " Riksa & Uji " lnstalasi Penyalur & Penangkal
Petir
2. Pemeriksaan Dokumen Data Umum Data Umum
 Pemilik  ljin Pengesahan
 lnstalatir  ljin Pemakaian Tetap
 Alamat lnstalatir  Buku Laporan
 Tahun Pembuatan Pemeriksaan Terdahulu
 Tipe/Model Penerima (Air  Buku Maintenance
Terminal) - Pelaksana Perbaikan
 Pembumian - Sertifikat Instalatir
 Hantaran Penyalur - Kesimpulan Hasil
Gambar Paska Perbaikan
 Gambar lnstalasi  Hasil Pengujian Paska
Penyalur Petir Perbaikan
Gambar
 Gambar lnstalasi
Penyalur Petir

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 20 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN INSTALASI PENYALUR PETIR


No Lingkup Pekerjaan Baru (Sertifikasi) Lama (Re-Sertifikasi)
3. Pemeriksaan Visual Penerima I Air Terminal Penerima I Air Terminal
 Diameter  Diameter
 Panjang  Panjang
 Permukaan Penghantar  Permukaan Penghantar
 Pengikat  Pengikat
Penghantar Penurunan Penghantar Penurunan
 Diameter  Diameter
 Panjang  Panjang
 Sambungan / Box  Sambungan / Box
Control Control
 Ketinggian lJarak  Ketinggian lJarak
 Pelindung  Pelindung
Pembumian Pembumian
 Tipe / Jenis  Tipe / Jenis
 Diameter  Diameter
 Bahan  Bahan
 Sambungan  Sambungan
 Jumlah  Jumlah
4. Pengukuran Tahanan/Resistance Tahanan/Resistance
Pembumian Pembumian
 Masing - masing Titik x 4  Masing - masing Titik x 4
 Radius Perlindungan  Radius Perlindungan
Sambaran Sambaran
 Tingkat Kelembaban  Tingkat Kelembaban
Struktur Tanah (%) Struktur Tanah (%)
5. Laporan Pemeriksaan & Pembuatan Laporan hasil Pembuatan Laporan hasil
Pengujian Pemeriksaan dan Pengujian Pemeriksaan dan Pengujian
 Data Umum  Data Umum
 Data Teknik  Data Teknik
 Pemeriksaan Visual  Pemeriksaan Visual
 Pengukuran Tahanan  Pengukuran Tahanan
Pembumian Pembumian
 Photo hasil Pemeriksaan  Photo hasil Pemeriksaan
 Kesimpulan  Kesimpulan
 Saran-saran  Saran-saran
6. Kesimpulan dan saran Kesimpulan Kesimpulan
 Hasil Pemeriksaan &  Hasil Pemeriksaan &
Pengujian Bila Pengujian Bila
Ditemukan Kelainan Ditemukan Kelainan
(Standar/Spesifikasi) (Standar/Spesifikasi)
Saran Saran
 Berhubungan dengan Berhubungan dengan
keselamatan, kesehatan keselamatan, kesehatan
Kerja dan Lingkungan Kerja dan Lingkungan
(Standar/Spesifikasi) (Standar/Spesifikasi)

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 21 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN INSTALASI PENYALUR PETIR


No Lingkup Pekerjaan Baru (Sertifikasi) Lama (Re-Sertifikasi)
7. Akte Ijin  Lampiran Laporan Hasil Akte ljin Pengesahan
Pemeriksaan dan Akte ljin Pemakaian Tetap
Pengujian Disusun  Lampiran Laporan Hasil
Berbentuk Buku Rangkap Pemeriksaan dan
3 Pengujian Disusun
 Lampiran Format Berbentuk Buku Rangkap
Pengesahaan Tetap 3
 Diajukan Ke dan  Lampiran Format
Disetujui Depnaker Pengesahaan Tetap
Setempat  Diajukan Ke dan
Disetujui Depnaker
Setempat
8. Alat yang digunakan Digital Earth Resistance Tester
Merk : Kyoritsu Electical lntrumentsWorks. Ltd
Model Number : 4105A
SerialNumber : W8000344

3. Komponen Penangkal/Penangkap Petir dan Tingkat Pengamanan (IP)-nya


a. Komponen Penangkal/Penangkap Petir
1). Logam penangkap/Sela Batang .
Logam Penangkap Petir dapat terbuat dari bahan yang tidak dapat
melengkung atau terbakar jika tersambar oleh arus petir. Umumnya alat
penangkal petir ini terbuat dari tembaga atau baja atau semacamnya.
Logam penangkap petir harus dibuat meruncing pada bagian atasnya,
supaya jika sewaktu-waktu tersambar oleh arus petir, loncatan corona
(bunga api) yang terjadi tidak menyebar kemana-mana, tetapi dengan
meruncing pada bagian atasnya, loncatan bunga api diusahakan bunga api
itu akan dibuang/dinetralkan ke udara.
Gambar 11
Logam Penangkap Petir dengan Ujung Runcing

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 22 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
2). Saluran atau Penghantar Arus Petir
Saluran untuk mengalirkan arus petir biasanya menggunakan penghantar
jenis tembaga bulat (rounded conductor) dengan luas penampang minimal
25 mm2 atau penghantar jenis plat.
Gambar 12
Saluran atau Penghantar Arus Petir

3). Ketentuan Sambungan penghantar untuk Instalasi Penangkal Petir.


Jika perlu ada sambungan misalnya; karena batas panjang penghantar dari
produksinya dan lain-lain, maka sambungan itu harus menggunakan
sambungan sekrup atau selongsong sambungan.
Gambar 13
Sistim Sambungan

4). Klem Penyangga penghantar


Pemasangan penghantar pada dinding-dinding maupun di atas atap
digunakan klem-klem yang ditinggikan. Jarak antara klem dengan klem
sejauh-jauhnya 1 (satu) meter. Kawat penghantar harus ditarik cukup
kencang. Tinggi klem harus dibuat sama agar pemasangan terlihat rapih.
Belokan-belokan penghantar harus dijaga jangan sampai terjadi retakretak
(belokan jangan terlalu tajam).

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 23 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Gambar 14
Klem Penyangga

b. Tingkat pengamanan IP
Tingkat Pengamanan ( IP ) sistem penangkal petir adalah IP dengan indeks
tidak ada pengamanan khusus karena instalasi tersebut tidak harus dihindari
dari :
1) Air
2) Debu
4. Rangkaian Listrik (Tahanan Pembumian, Tahanan Isolasi, Polaritas) pada
Penangkal/Penangkap Petir
Pemeriksaan dan pengujian pemasangan penangkal petir dilakukan pada seluruh
sistem, meliputi :
a. Pemasangan dan pengujian grounding.
b. Pemasangan sela batang (logam penangkap petir).
c. Pemasangan saluran penghantar arus petir
Gambar 15
Sistem Penangkal Petir yang Perlu Dilakukan Pemeriksaan dan Pengujian

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 24 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Cara pemeriksaan dan pengujian meliputi :
a. Penanaman grounding rod diuji dengan pengamatan dan alat ukur earth tester.
Untuk mengetahui apakah grounding sistem tersebut sudah terpasang pada
tempat yantg tepat dan tidak terganggu. Apakah grounding sistem sudah
mendapatkan ukuran yang tepat serta sudah mencapai titik resistansi tanah
yang dipersyaratkan.
b. Logam penangkap (sela batang) diuji dengan pengamatan. Apakah sela batang
sudah terpasang pada tempat yan tepat, terpasang kokoh serta bediri tegak
lurus, sehingga nantinya dapat melindungi seluruh bangunan dari arus petir.
c. Kawat penghantar saluran arus petir diperiksa secara fisik. Pengujian dapat
dilakukan dengan memeriksa sambungansambungan kawat penghantar dengan
sela batang dan kawat penghantar dengan grounding(pembumian). Kawat
penghantar harus benar-benar terpasang kuat dan lurus.
d. Klem penyangga. Pengujian secara fisik pada klem penyangga kawat
penghantar, yang digunakan untuk memisahkan kawat penghantar dengan
bangunan. Klem penyangga harus terpasang kokoh dan dengan jarak yang
sama antara satu dengan yang lainnya.
Cara Memastikan Tahanan Pembumian
Memastikan pengukuran tahanan Pembumian dalam Sistem Penangkal/
Penangkap Petir (SPP) merupakan syarat utama untuk kelayakan grounding pada
SPP yang standart (PUIL 2000) pada suatu instalasi penangkal petir. Ketentuan
PUIL untuk tahanan pembumian yang dipersyaratkan untuk instalasi penangkal
petir, yakni kurang dari 5 Ohm. Berikut gambar Eart Tester dan cara
pengukurannya di bawah ini dengan baik.
Ada berbagai merk dan seri produk peralatan tester ini, salah satunya adalah
Digital Earth Tester Meter Kyoritsu 4105a.
Prosedur yang harus diperhatikan dalam Earth Tester :
a. Tempatkan batang bantu pada satu garis lurus dengan elektrode bumi dengan
jarak masing-masing 5 sampai 10 meter.
b. Tancapkan bila perlu dengan memukulnya dengan palu,
c. Periksa apakah semua kabel sudah dikaitkan dengan baik,
d. Putar sakelar pemilih ke salah satu skala pilih (20, 200, atau 2000 Ohm) sampai
terlihat angka 000 pada monitor,
Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 25 dari 36
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
e. Tekan dan putar ke kanan tombol uji (sebelah kiri bawah) sampai lampu LED-
nya menyala,
f. Bacalah angka yang tertera, perbedaan skala pilih hanya membedakan digit
angka di belakang koma saja, hasil yang Saudara lihat adalah pada skala Ohm,
dan
g. Bila sudah selesai, putar kembali sakelar pemilih ke arah OFF dan tekan
kembali tombol uji.
Gambar 16
Alat Ukur Earth Tester
merah

kuning

hijau
C P E
Batang bantu

Elektrode bumi

PRESS TO TEST 2000 Ohm


PRESS AND TURN-
200 Ohm
FOR CONTINOUS
20 Ohm 5-10 m 5-10 m
EARTH VOLTAGE
OFF

Cara Memastikan Tahanan Isolasi


Pada pengoperasian Penangkal/ Penangkap Petir, selain memastikan Tahanan
Pembumian untuk grounding sistem yang standar, juga perlu memastikan tahanan
isolasi kawat/ kabel penghantar pembumian. Ketentuan besarnya tahanan isolasi
yang dipersyaratkan dalam PUIL 2000 adalah sebesar 1000  setiap volt-nya. Alat
ukur untuk memastikan tahanan isolasi menggunakan alat Megger (Isolasi Meter).
Megger satuannya mega ohm, karena itu alat ini sering juga disebut dengan mega
ohm meter (Megger).
Gambar 17
Alat Ukur Megger

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 26 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Gambar diatas adalah salah satu gambar megger jenis mekanik Yokogawa Type
3221 Handle Speed 120 rpm, yang didalamnya terdapat pembangkit listrik
(dinamo) yang dapat mengeluarkan arus listrik DC atau aliran rata/searah dengan
kemampuan maksimum 500 V dan kemampuan batas ukur sebesar 1000 M.
Selain jenis mekanik juga ada jenis megger transistorized (jenis elektronik) yang
menggunakan tenaga listrik sebesar 220 V AC.
Ketentuan besarnya tahanan isolasi yang dipersyaratkan dalam PUIL adalah
sebesar 1000  setiap voltnya. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan contoh
berikut: Bila instalasi listrik yang menggunakan tegangan kerja sebesar 220 V,
maka besar tahan isolasi (phase nol/arde) penghantar yang tidak terhubung
secara langsung yang memenuhi syarat minimum sebesar 220 x 1000  =
220.000  = 0,22 M.
Jadi bila tahanan isolasi jaringan tersebut kurang dari 0,22 M berarti tahanan
kurang baik (kurang dari yang dipersyaratkan), sebaliknya jika nilai tahanan dari
pengukuran tersebut lebih besar dari yang disyaratkan berarti tahanan isolasinya
dalam keadaan baik atau telah memenuhi syarat.
Pada pemasangan instalasi pemasangan penangkal/ penangkap petir, Megger
digunakan lebih mengarah pada pengecekan hubungan penghantar fasa dengan
penghantar Grounding, dan hubungan penghantar Netral dengan penghantar
Grounding.
a. Fasa – PE  Nilai ~ (Mendekati Tak Hingga)
b. Netral – PE  Nilai ~ (Mendekati Tak Hingga)
5. Cara Memastikan Pengukuran Penangkal/Penangkap Petir yang Dilakukan oleh
Pemasang Telah Sesuai Persyaratan
Setiap pengukuran penangkal/penangkap petir oleh pemasang perlu dipastikan
apakah hasil pengukuran sudah sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Cara
memastikannya adalah dengan membandingkan data dengan peraturan dan
persyaratan yang berlaku sehingga didapatkan kepastian mengenai kelayakan dari
sistem penangkal petir tersebut.
Dalam setiap kegiatan inspeksi yang dalam hal ini instalasi sistem penangkal petir,
perlu mempertimbangkan segala ketentuan yang ada baik yang mengacu kepada
PUIL 2000 juga peraturan dari instansi terkait yakni :

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 27 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir.
b. Kepmen ESDM nomor 1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan KONSUIL
c. UU No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menginspeksi Pekerjaan
1. Menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja pekerjaan
inspeksi.
2. Memeriksa dan menguji instalasi penangkal/penangkap petir dan kelengkapannya
sesuai prosedur inspkesi.
3. Memeriksa komponen penangkal/penangkap petir dan tingkat pengamanan (IP)-
nya sesuai standar.
4. Mengukur rangkaian listrik (tahanan pembumian, tahanan isolasi, polaritas) pada
penangkal/penangkap petir sesuai persyaratan.
5. Memastikan pengukuran penangkal/penangkap Petir yang dilakukan oleh
pemasang telah sesuai persyaratan.
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Menginspeksi Pekerjaan
Harus bersikap secara:
1. Sesuai prosedur dalam menerapkan peraturan dan prosedur K3 pekerjaan inspeksi
serta memeriksa dan menguji instalasi penangkal/penangkap petir dan
kelengkapannya.
2. Teliti dalam memeriksa dan menguji instalasi penangkal/penangkap petir dan
kelengkapannya, memeriksa komponen penangkal/penangkap petir dan tingkat
pengamanan (IP)-nya, mengukur rangkaian listrik pada penangkal/penangkap
petir serta memastikan pengukuran penangkal/ penangkap Petir yang dilakukan
oleh pemasang.
3. Sesuai standar dalam memeriksa komponen penangkal/penangkap petir dan
tingkat pengamanan (IP)-nya.
4. Tepat dan sesuai syarat dalam mengukur rangkaian listrik pada
penangkal/penangkap petir.
5. Cermat dalam memastikan pengukuran penangkal/penangkap petir yang
dilakukan oleh pemasang.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 28 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
BAB IV
MEMBUAT LAPORAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan


1. Prosedur dan Format Membuat Laporan Pemeriksaan
Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan/menyajikan informasi-informasi
faktual secara ringkas (concise) dan akurat, tanpa rincian-rincian yang tidak
relevan. Tujuannya untuk membantu dalam pengambilan keputusan, menetapkan
perubahan dan atau peningkatan (improvement) serta pemecahan masalah.
Laporan memuat fakta logis yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan
personal dan dipengaruhi oleh subjektivitas penulisnya.
Susunan Suatu Laporan
Jika membuat laporan, maka maka harus jelas dalam pikiran anda, apa yang akan
disampaikan dan bagaimana susunannya. Susunan suatu laporan dapat terdiri
atas:
a. Heading
Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementara kepada
pembaca, tentang apa laporan tersebut. Dengan heading juga ada catatan
kecil yang menyatakan kepada siapa laporan tersebut ditujukan.
b. Pendahuluan
Meskipun tidak terlalu panjang, pendahuluan suatu laporan adalah sangat
penting, karena akan memberikan “over view” tentang isi laporan, dan
pembaca akan mengetahui apakah laporan tersebut berkenaan dan
berkepentingan dengannya. Pendahuluan harus akurat dan tidak boleh
menyimpang, dan menyatakan secara singkat isi dan maksud laporan
c. Isi laporan
Isi laporan biasanya merupakan bagian terbesar dari suatu laporan, yang
secara jelas menyatakan masalah dan segala sapek yang berkaitan dan juga
berisinkan analisis masalah, sifat masalah dan penyebabnya. Karena masalah
yang dilaporkan berbeda-beda, maka tidak ada ketentuan yang baku untuk
menulis isi laporan. Masing-masing laporan mempunyai kepentingan yang
berbeda, jika perlu dibagi kedalam judul dan sub-judul.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 29 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat banyak hal,
jangan ragu-ragu untuk membuat judul-judul dan sub judul, sehingga jelas bagi
yang membuatnya maupun yang harus membaca dan memahaminya. Dalam
laporan pemeriksaan isi laporan ini biasanya termuat beberapa data :
1). Gambar instalasi listrik.
2). Data pelanggan
3). Sketsa denah lokasi.
4). Data hasil Pemeriksaan
5). Foto-foto hasil pemeriksaan (bila diperlukan).
Laporan pemeriksaan dan pengujian dibuat sesingkat mungkin, hanya memuat
hal-hal yang esensiil saja.
d. Kesimpulan
Kesimpulan akan menyimpulkan semua informasi yang telah dikumpulkan di
dalam isi laporan. Kadang-kadang kesimpulan dapat diitemasi, sehingga
pembaca dapat lebih mudan menemukan dan mengikutinya serta
memahaminya. Yang penting adalah bahwa kesimpulan harus konsisten
dengan apa yang telah ditulis dalam laporan. Jika tidak, laporan akan
kehilangan kredibilatasnya. Jika laporan cukup singkat dan hanya berkenaan
dengan satu masalah yang sederhana, maka kesimpulannya mungkin termasuk
rekomendasi dan saran-saran. Tetapi jika laporan cukup panjang, dan
berkaitan dengan sejumlah masalah dan kemungkinan, maka rekomendasi
dapat ditempatkan pada judul lain yang terpisah. Jika ada saran-saran
berkenaan dengan sejumlah point dan digabungkan dengan kesimpulan,
laporan akan nampak kacau balau dan pembaca tidak akan memperoleh
gambaran yang jelas tentang apa yang ingin anda sampaikan.
e. Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran. Rekomendasi yang anda buat haruslah
menyuarakan dan berdasarkan pada fakta yang ada pada isi laporan.
Rekomendasi dapat diitemasi . Saran yang anda ajukan harus didefinisikan
dengan baik, ringkas dan menyampaikan ide secara tepat.
f. Penutup laporan
Penutup laporan adalah penanda tanganan. Anda harus menuliskan nama dan
seksi/bagian dari mana anda berasal, kemudian tanda tangan atas nama anda
Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 30 dari 36
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
sendiri. Jika laporan telah selesai dibuat/ditulis, baca kembali untuk memeriksa
kesalahan ejaan, dan ketidak tepatan tata bahasa. Adalah hal yang baik jika
orang lain suruh membaca dan memeriksa. Orang lain biasanya lebih objektif
dari pada penulisnya sendiri.
Contoh Form Inspeksi Pengujian Insatalasi Penangkap Petir :

MATA UJI PROSEDUR UJI KRITERIA HASIL UJI


a. Penghantar SPP Jenis :
Ukuran :
b. Sistem SPP  Pemeriksaan awal
yang teliti
terhadap bagian
Berdasarkan Berdasarkan instalasi yang
pasal/ayat pasal/ayat penting
kontrak kontrak
 Pengukuran
No. Dan PUIL No. Dan PUIL tahanan
2000 2000 pembumian
Serta referensi Serta referensi
lain yg disepakati lain yg disepakati
c. Terminal Jenis :
Penghantar Ukuran :
Kapasitas terminasi :
d. Pengukuran Hasil ukur :
Tahanan
Pembumian

2. Cara Mengisi Berita Acara Pemeriksaan


Berita acara pemeriksaan adalah laporan kegiatan yang memuat keterangan
meliputi: nama kegiatan, orang yang melaksanakan pemeriksaan, pemilik rumah,
waktu pelaksanaan pemeriksaan, dan tahap tahap kegiatan yang dilakukan dari
awal hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut. Setelah petugas
pemeriksa selesai melaksanakan pemeriksaan dan megisi Form Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP), kemudian meminta tandatangan dari pemilik rumah (atau
wakilnya) sebagai saksi yang melihat bahwa pekerjaan Pemeriksaan Instalasi
Penangkap petir telah dilaksanakan. Apabila pemasang instalasi yang
bersangkutan turut hadir, maka pemasang tersebut juga bertindak sebagai saksi.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 31 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan :

BERITA ACARA
PEMERIKSAAAN SISTEM PENANGKAL PETIR

Pada hari ini, .............. tanggal ..... bulan ........ tahun .............. yang bertandatangan
dibawah ini :
Nama : ..................................................................
Jabatan : ..................................................................
Dalam hal ini bertindak atas nama ........................................, untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
Nama : ...................................................................
Jabatan : ..................................................................
Dalam hal ini bertindak atas nama ......................................., untuk selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.

Berdasarkan SPPI (Surat Permohonan Pemeriksaaan Instalasi) pada alamat berikut :


....................................................................................

Dinyatakan hasil pemeriksaaan sebagai berikut :


 Kaji ulang (review) dan verifikasi kesesuaian spesifikasi peralatan ataupun
sistem instalasi dengan dokumen teknis ( Sesuai / Tidak )
 Pengamatan visual terhadap peralatan dan sistem instalasi, dan identifikasi
obyek ( Sesuai / Tidak )
 Perbandingan data lapangan dan teknis ( Sesuai / Tidak )
 Pengamatan visual terhadap peralatan dan sistem instalasi, dan identifikasi
obyek ( Sesuai / Tidak )
 Analisa kelayakan instalasi penangkal petir
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Demikian BERITA ACARA ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kab/Kota, Tanggal Pemeriksaan

Pihak Pertama Pihak Kedua

(....................) (....................)

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 32 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan
1. Membuat laporan pemeriksaan sesuai prosedur dan format yang berlaku.
2. Mengisi berita acara pemeriksaan sesuai dengan prosedur dan format yang
berlaku dan ditanda tangani oleh pihak yang terkait.
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan
Harus bersikap secara :
1. Tepat dalam membuat laporan pemeriksaan;
2. Teliti dan cermat dalam mengisi berita acara pemeriksaan.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 33 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir.
2. Kepmen ESDM nomor 1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan KONSUIL
3. UU No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan
B. Buku Referensi
1. Abdul Hadi, Ir., Sistem Distribusi Daya Listrik, Erlangga, 1991
2. Neidle, Michael, Instalasi Listrik, Erlangga, 1984
3. Rusmadi, Dedy, Belajar Instalasi Listrik, Pionir Jaya, 2006
C. Majalah atau Buletin
1. –
D. Referensi Lainnya
1. Lukmantara, Adeng. 2014. System Penangkal Petir.
http://aloekmantara.blogspot.co.id/2014/05/system-penangkal-petir-2.html
Diakses pada tanggal 11 september 2015.
2. Anonim. (2014). Cara Melakukan Pengujian Tahanan Pentanahan.
http://www.bloganton.info/2013/08/cara-melakukan-pengujian-tahanan.html
Diakses pada tanggal 13 september 2015.

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 34 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Alat ukur earth tester Untuk 1 Grup/16 Orang
2. Multimeter
3. Kunci pas/kunci ring
4. Tangga 8
5. Tool-set
6. Alat Pelindung Diri

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. ATK Secukupnya
2. Kertas A4 Secukupnya
3. Pipa Galvanis Untuk 1 Grup/16 Orang
4. Klem penyangga Untuk 1 Grup/16 Orang

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 35 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor listrik Sub Sektor ketenagalistrikan bidang instalasi pemanfaatan
KTL.II02.115.01
tenaga listrik
DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI


1. Dwi Sulistyanto, ST Instruktur Pertama Kejuruan Listrik
BBLKI Surakarta

Judul Modul : Menginspeksi Penangkal/Penangkap Petir Halaman: 36 dari 36


Buku Informasi Versi: 2015

Anda mungkin juga menyukai