Anda di halaman 1dari 3

Resensi Novel Balada Cinta Majenun

Karya Geidurrahman El- Mishry

Disusun oleh :
Ririn Mulya Sari
XI MIPA 2 / 31

SMAN 1 PAJANGAN
2020/2021

I. Identitas Buku
- Judul : Balada Cinta Majenun
- Pengarang : Geidurrahman El- Mishry
- Penerbit : Citra Media
- Tahun terbit : 2008 ( cetakan pertama )
- Tebal buku : 415 lembar, 21cm

II. Latar Belakang Pengarang


Geidurrahman Elmishry adalah sastrawan dan budayawan muda lulusan
Universitas Al-Azhar,Kairo-Mesir. Ia lahir di Lamongan 1 April 1979. Salah
seorang pendiri Sanggar SABDA (Learning Center for Rural Society), dan
sanggar KiNANAH. Pernah aktif di Sanggar Nun, PCINU-Mesir, KSW
(Kelompok Studi Walisongo) dan menjabat ketua umum senat Fakultas
Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir (PPMI 2000), Juga mantan
pemimpin redaksi jurnal budaya Kinanah dan Bulletin jum’at Al-Iktilaf (LKiS).
Buku-buku yang menghimpun tulisannya, diantaranya “Tragedi 1965, antologi
cerpen, esai puisi dan curhat” (Malka,2005), “Ini Sirkus Senyum..”(Bumi
Manusia, 2003), “Negeri Pantai” (Kostela, 2001), “Aku Telah Dikutuk Jadi Laut”
(syarikat, 2007) “Antariksa Dada” (Penyair Tiga Kota, 2008) dan lain-lain.
Tulisannya sesekali muncul di majalah sastra Horizon, Jurnal Sastra
Aksara, Bulletin Syir’ah, harian Kompas, Republika, Suara Pembaharuan,
Koran Tempo, Sinar Harapan, Pikiran Rakyat, Sriwijaya Post, Pontianak Post,
Waspada, Duta Masyarakat dan lain-lain. Kini aktif di Lesbumi, Pengurus
Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DI. Yogyakarta dan Pengurus Pusat Lembaga
Kemashalahan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Jakarta, bidang dan
pengembangan, serta bergiat mengelola Website www.lkis.or.id. Bukunya yang
sudah terbit antara lain: Dari Lembah Sungai Nil (1998), Hadiah Seribu Menara
(1999), Kado Millennium (2000), Negeri Sarang Laba-Laba (2002), Binatang
Piaraan Tuhan (2003), Liku-Liku Kau Saku (2004), Sungai Yang Memerah
(2005), Penantian Perempuan (2005), dan lainnya. Selain itu, beberapa puluh buku
terjemahan dan sadurannya juga telah diterbitkan.
III. Sinopsis
buku ini menceritakan kisah perjuangan seorang mahasiswa Indonesia
yang belajar di Al Azhar University, Mesir. Iya harus berjuang demi hidup,
keluarga, belajar, dan cintanya. Majenun, predikat itulah yang akhirnya ia
sandang. Cinta yang ia rasakan tidak pernah dirasakan oleh orang lain, pertautan
cinta anak Adam dan cinta Ilahi yang hakiki.
Berasal dari keluarga yang pas-pasan ia bertekad untuk belajar ke al-azhar
university mengikuti teman-temannya, kemudian keinginannya itu diamini oleh
oleh Tuhan dengan mendapatkan beasiswa untuk belajar ke Mesir. Di Mesir ia
tidak hanya belajar, tetapi harus menghidupi dirinya dan kelanjutan sekolah adik-
adiknya di tanah air. Pekerjaan pun ia dapatkan dan dapat membantu sekolah
adik-adiknya.
sudah kodrat anak Adam untuk mencurahkan kasih sayang kepada lain
jenis. Tanpa ia rencanakan rasa itu kepada sesama mahasiswa Indonesia. Rasa itu
muncul di Luxor, sebuah tempat wisata terkenal di Mesir.
sedangkan kehausan rohani telah Ia penuhi lewat dzikir wirid dan
berdialog kepada seorang Syaikh yang masyhur. Iya pun menemukan cinta sejati
dan cinta hakiki, tapi cinta itu hanya untuk dirinya sendiri karena orang lain tidak
dapat merasakan cinta sejati itu.

IV. Kekurangan Buku


Pada pengantar penerbit terdapat kesalahan penulisan, yang seharusnya
ditulis kata “sekolah” namun tertulis dibuku “sekoah”. Novel ini terkesan kurang
menarik karena tidak disisipkan gambar gambar pendukung. Ukuran font Novel
ini juga terlalu besar sehingga terkesan kurang rapih. Alur pada novel ini juga
tidak terlalu jelas sehingga bisa saja membuat pembaca merasa bingung

Sumber :
Novel Balada Cinta Majenun
https:/repository.unja.ac.id/13179/3/BAB%20I-dikonversi%20%282%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai