Pelaksanaan Program Promotif Dan Preventif Di Puskesmas Labuhan Bilik Kabupaten Labuhanbatu TAHUN 2018
Pelaksanaan Program Promotif Dan Preventif Di Puskesmas Labuhan Bilik Kabupaten Labuhanbatu TAHUN 2018
SKRIPSI
Oleh:
KHAIRUL UMMA
141000030
Oleh:
KHAIRUL UMMA
141000030
2018” ini beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
KHAIRUL UMMA
NIM.141000030
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
Public Health Center as a health service facility that organizes the first
public health efforts and personal pealth efforts, with priority promotive and
preventive efforts to achieve the highest level of public health in its working area.
Promotional and preventive services are public health services that should be
given priority and attention to improve public health towards the better.
Promotion and preventive efforts that have been implemented Public Health
Center Labuhan Bilik is counseling about DHF, extension KB extension about
Exclusive Asi, promotion of HIV / AIDS prevention, dengue fever prevention,
mosquito nest mitigation, early detection of pregnant women at risk, giving
Vitamin A in toddler, monitoring of toddlers.
The research conducted is descriptive by using qualitative research
design that aims to know the implementation of promotive and preventive at
public health center of Labuhan Bilik more depth. Methods of data collection are
in-depth interview and observation. Informants in this study there are 11 people,
they are Head of Public health centers, General Practitioner, in charge of
essential areas, patients and society.
The results showed that the implementation of promotive and preventive
programs is still not maximal, it is seen from the implementation that has not
reached the target and not in accordance with the POA, there are still duplicate
work, the delay of decreasing funds, lack of facilities, infrastructure and tools for
promotive activities and preventive. Another obstacle faced is the lack of
community participation in following activities made by Public Health Center..
Based on the result of the research, it is hope that the government will
improve the quality of human resources with training and education, to supervise
the implementation of promotive and preventive activities and to increase the
system of funding reduction so that the budgeted funds. For Public Health Center
, there should be no health workers who work in duplicate especially in the
essential field so that activities can be run maximally. For the community is
expected to be more active and participate in participating in the activities of
Public Health Center.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
Labuhan Bilik Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2018”, guna memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Skripsi ini saya
persembahkan untuk kedua orangtua. Terima kasih atas doa, nasihat, kasih sayang
tulus, serta segala dukungan dalam bentuk apapun yang telah Ayah dan Ibu
berikan kepada penulis setiap saat. Penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak mulai dari awal penyusunan skripsi hingga
akhir selesainya skripsi ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Utara.
4. Dr. Juanita S.E, M.Kes selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Penguji Skripsi
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dosen Penguji I Skripsi yang telah banyak
6. dr. Rusmalawaty, M.Kes selaku Dosen Penguji II Skripsi yang telah banyak
7. Prof. Dr. Albiner Siagian Ir. M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
8. Seluruh Dosen Departemen AKK, seluruh Dosen dan Staf FKM USU yang
9. Teristimewa untuk orang tua, terima kasih atas doa, nasihat, kasih sayang,
perhatian, motivasi serta dukungan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam
ini, baik dari segi isi maupun bahasa. Maka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita.
Khairul Umma
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
ABSTARK ...................................................................................................... iii
ABSTRACK ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6 Triangulasi ........................................................................................ 28
3.7 Teknik Analisa Data .......................................................................... 28
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Bilik Tahun
2016 ................................................................................................. 30
Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Bilik
Tahun 2016 ...................................................................................... 30
Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Bilik
Tahun 2016 ...................................................................................... 31
Tabel 4.4 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2016
......................................................................................................... 32
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................... 24
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISTILAH
KB :Keluarga Berencana
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 : Dokumentasi
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
angka kematian neonatal, angka kematian bayi, dan angka kematian balita tidak
terlepas dari peran pemerintah yang telah berhasil pada aspek penyediaan sarana
terselenggra atau tersedia untuk menjamin hak asasi semua orang untuk hidup
lagi, ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar tersebut harus mencakup setiap
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
pelayanan satu hari (one day care); 4) home care; dan/atau 5) rawat inap
Tahun 2014).
Puskesmas Labuhan Bilik, upaya promotif dan preventif baik di dalam maupun
luar gedung di Puskesmas Labuhan Bilik tahun 2016 ialah berupa penyuluhan
kesehatan, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti kelas ibu hamil, pelayanan
HIV/IMS. Program promotif dan preventif yang ada di Puskesmas Labuhan Bilik
banyak tidak terlaksana dengan baik terutama pada bidang upaya kesehatan
masyarakat yang esensial, hal tersebut diasumsikan karena banyak faktor yang
preventif.
Kegiatan promotif pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan oleh
petugas KIA di luar gedung berupa penyuluhan tentang manfaat posyandu yang
dilakukan saat kegiatan posyandu, dan kegiatan kelas ibu hamil. Kegiatan
di dinding puskesmas terutama di ruang tunggu. Akan tetapi dilihat saat survei
pendahuluan poster tersebut tidak dibaca oleh pasien yang datang. Hal ini
kunjungan ibu hamil (KI) 85,12% dan (K4) 83,65% tidak mencapai dari target
95% dan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan 73,04% dari target 90%.
Kegiatan Preventif berupa imunisasi. Kendala yang dihadapi saat bertanya dengan
petugas KIA ialah jarak tempuh untuk desa yang jauh dari wilayah kerja
puskesmas yang suling di jangkau. Hal ini diasumsikan karena jalan yang rusak
bidang KIA.
di dalam dan luar gedung oleh petugas KB yaitu penyuluhan tentang jenis-jenis
subur. Dilihat dari profil Puskesmas Labuhan Bilik, cakupan Peserta KB aktif
pemberian PMT untuk balita BGM, penyuluhan tentang Asi Ekslusif, melakukan
masih ditemukan kasus gizi buruk sebanyak 2 orang dan cakupan Asi Eksklusif
masih rendah yaitu 39,85% dari target 80%. Cakupan pemberian vitamin A
87,37% dan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil 86,71% (Profil Puskesmas
lain adalah saat petugas yang akan melakukan penyuluhan tidak dapat hadir hal
kegiatan. selain itu dana kegiatan yang dirasa kurang membuat kegiatan menjadi
promotif dan preventif masih kurang dan cenderung tidak peduli pada pelayanan
ini. Masyarakat masih menganggap puskesmas hanya tempat berobat bagi orang
sakit, dan tidak ada saran-saran dari masyarakat mengenai program yang telah
dan preventif, baik dalam upaya kesehatan masyarakat maupun perorangan adalah
upaya kesehatan perorangan didukung oleh dana kapitasi dari BPJS (Kemenkes
RI, 2013).
manajemen puskesmas tidak dipahami secara baik oleh Kepala Puskesmas, dan
cakupan upaya promotif dan preventif belum merata ke semua desa yang ada di
Puskesmas Bukit Kapur Kota Dumai menyatakan bahwa pelayanan preventif dan
promotif untuk penyakit ISPA belum berjalan maksimal dikarenakn masih tidak
baiknya sistim komunikasi antara kepala puskesmas dan petugas, sumber daya
2018?.
Kesehatan.
TINJAUAN PUSTAKA
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif unuk mencapai derajat
Tahun 2014).
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
3. Asas Keterpaduan
masyarakat dengan program kesehatan lain (lintas program dan lintas sektoral).
4. Asas Rujukan
setiap upaya puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan. (Azwar, 2010) .
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan
terdiri atas:
b. dokter gigi;
c. perawat;
d. bidan;
i. tenaga kefarmasian.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin
pelayanan utama yang terdiri dari unsur pelayanan kesehatan preventif, promotif,
(Salmah, 2013).
terpencil.
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar
radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop,
atau hotel;
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar
a. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,
atau cuaca;
stabil.
kesehatan kata lain adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga
kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai
berikut.
1. Di Dalam Gedung
kesehatan.
pelayanan KIA & KB, dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan
tempat perawatan).
klinik sanitasi.
perawatan).
puskesmas.
masyarakat, yakni:
lain.
Menurut Leavell dan Clark (1958) ada lima tingkat pencegahan penyakit
3. Menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat
berikut:
sebagainya;
tidak menguntungkan.
akibat kerja.
Pada pncegahan sekunder termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini dan
pengobatan segera (early and prompt treatment) meliputi mencari kasus sedini
mungkin.
lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik maupun mental,
Tahun 2014).
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas pada tabel 2.1
masyarakat.
3. Penggerakan kelompok
masyarakat dalam
pemanfaatan Posyandu
4. Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat untuk
Peningkatan Penggunaan
Obat Rasional melalui
Metode Cara Belajar Insan
Aktif (CBIA).
3. Penyuluhan KB sesuai
program pemerintah pada
kelompok usia subur atau
masyarakat
4 Pelayanan Deteksi dini 1. Melakukan deteksi
Gizi dini/penemuan kasus gizi
di masyarakat
2. Surveilans Gizi
dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan”.
No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 yaitu “Manfaat pelayanan
1. Administrasi pelayanan;
pemanfaatan dana kapitasi JKN pada FKTP milik pemerintah daerah menyatakan
kurangnya 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan
yang meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan
biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. Bila terdapat dana sisa, maka
dimanfaatkan untuk tahun anggaran berikutnya. Tetapi harus tetap sama bahwa
sisa dana porsi jasa pelayanan hanya untuk jasa pelayanan, dan sebaliknya dengan
biaya operasional
pelayanan promotif dan preventif. Oleh karena itu, fokus penelitian disusun
sebagai berikut:
berikut:
masyarakat.
Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Pelayanan Gizi dan Pelayanan
usia subur, ibu hamil, bersalin dan nifas agar mampu melahirkan
lingkungan kesehatan.
METODE PENELITIAN
agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang Pelaksanaan program
tahun 2018.
batu.
dengan selesai.
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
penyakit.
(berobat ke puskesmas).
mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih
jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas, dan
spesifik.
berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai topik yang akan dibicarakan dan
akan diperoleh, peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan alat
3.6 Triangulasi
dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk
mempermudah dalam melihat data secara lebih sistematis. Data yang sudah
terkumpul akan dibahas secara mendalam dalam bentuk naratif atau menjabarkan
Labuhan batu. Sejak tahun 2003 Puskemas Labuhan Bilik sudah menjadi rawat
Labuhan Bilik Kecamatan Panai Tengah dan SMPN 1 Panai Tengah yang berada
Tengah berada pada 20 27’42.78”N Lintang Utara dan 1000 1431.49”E Lintang
Selatan dengan ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Panai
berikut:
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Tabel 4.1 Jumlah Desa, Dusun, dan Luas (Km)2 di Kecamatan Panai Tengah
tahun 2016
jiwa dengan rincian 19.914 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan 19.054 jiwa
berjenis kelamin perempuan. Jumlah rumah tangga yang ada di Kecamatan Panai
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan yang terdiri dari tenaga kesehatan
Labuhan Bilik terdiri dari Dokter Umum sebanyak 6 orang, Dokter Gigi 1 orang,
Tenaga Ahli Sanitasi 1 orang, Tenaga Teknisi Lab 1 orang, dan Apoteker 1 orang.
Namun, hal yang tidak sesuai dilihat dari Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah
seharusnya puskesmas memiliki tenaga gizi sebanyak 2 orang akan tetapi faktanya
puskesmas Labuhan Bilik tidak memiliki tenaga gizi, untuk Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Labuhan Bilik juga didominasi oleh
Tabel 4.4 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2016
penelitian ini adalah sebanyak 12 informan, terdiri dari 1 informan Kepala Puskesmas
informan dari setiap upaya wajib puskesmas yang terdiri dari 1 informan dari
informan dari penanggung jawab Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berusia 44 tahun
Informan dari penanggung jawab bidang Gizi berusia 36 tahun dengan pendidikan D3
38 tahun dengan pendidikan D3 Kebidanan, 2 orang pasien dan 2 orang dari kalangan
masyarakat.
berjalan maksimal hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala
bahwa:
“Kalau kami pelaksanaannya dimulai dari MMD dulu dek sampai SMD,
identifikasi masalah dari lintas program dan sektoral. Dari identifkasi
masalah itulah lalu dibuat POA. Kalau kami biasanya melakukan
penyuluhan tentang pelaksanaan posyandu kepada para kader, penyuluhan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat, melaksanakan pembinaan PHBS
di rumah tangga, memantau pelaksanaan kegiatan di posyandu dan
monitoring desa siaga, kayak gitulah dek biasanya. Ibu pun kerjanya ini
rangkap sama kesehatan lingkungan makanya kadang bingung dan kadang
program lain terhambat, kalau kegiatan kesehtan lingkungan yang ibu
pegang seperti pemeriksaan/ pengawasan jamban, memeriksa sanitasi
sekolah, pengawasan TPM, pemeriksaan kualitas air minum dan makanan.
POA nya ada, kami buat sendiri dek. Tapi tidak semua terlaksana sesuai
POA yang udah kami buat. Karna terkadang banyak kendalanya dek.
Kalau bisa lebih ditingkatkan lagi, terutama dalam melibatkan lintas
sektoral. Jangan ada lagi yang kerja rangkap terutama pemegang program
bidang esensial. Sarana prasarananya kalau bisa di lengkapi. Kalau bisa
SKM nya dibuat satu pemegang program upaya kesehatan masyarakat
bidang esensial nya dek agar lebih ngerti, karna kalau disini tenaga SKM
dibuat sebagai pemegang BOK, dan satu lagi sebagai Kepala Puskesmas
disini dek” (Informan 3)
“ Kalau pelaksanaannya ada yang didalam gedung dek, ada juga yang
diluar, kalau promotifnya kayak penyuluhan gitu dek, kalau yang preventif
misalnya kayak pemberian vitamin A, kakak juga kurang paham sama
program ini, soalnya kakak baru 1 tahun pegang program ini dek. Kalau
POA nya udah ada dek, tapi itu lah walau pun sudah dibuat POA kadang
ada juga yang gak terlaksana sesuai POA. Kalau bisa ada pelatihan sebelum
ke lapangan, sarana prasarananya dilengkapi” (Informan 6)
tentang DBD. Bidang KIA/KB seperti penyuluhan kepada ibu hamil, penyuluhan
KB dan untuk bidang gizi seperti penyuluhan tentang Asi Ekslusif, penyuluhan
sarang nyamuk .
pemantauan Jentik nyamuk, Bidang KIA/KB ada seperti deteksi dini ibu hamil
berisiko, upaya pelayaanan KB, untuk bidang Gizi yaitu berupa pemberian
target-target dan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh puskesmas. Hal ini
memiliki pengaruh dan merupakan salah satu tahapan proses untuk mencapai
promotif dan preventif SDM yang masih kurang serta rendahnya rendahnya
partisipasi dari masyarakat wilayah kerja Puskesmas Labuhan Bilik. Hal ini juga
“Dari segi jumlah tenaga kesehatan banyak, disni juga ada promotor
tambahan yang di danai dari BOK. dia dari bidan, ini la yang membantu
promkes, disini tidak ada ahli gizi, promkes gak skm, bukan basicnya dia
hanya dari spph kalau bisa kan sebenarnya skm untuk pemegang promkes
biar lebih paham. Disini merangkap kerjanya. Kalau disini masyarakat
susah di ajak ikut kegiatan, orang itu taunya puskesmas ini hanya tempat
berobat saja. Kalau masalah dana, ketika melakukan kegiatan adanya
tambahan dana dari JKN, Tanya aja nedi masalah pendanaan itu, sekarang
juga ada prolanis sebagai tamabahan dari JKN, kegiatan itu di danai oleh
bpjs akan tetapi peserta jkn nya juga sulit dan tidak peduli untuk mengikuti
kegiatan tersebut.” (Informan 1)
“jalan yang rusak itula payah di lewati. Kalau hujan kami tidak jadi
melakukan kegiatan ke lapangan karena jalan gak bisa di tempuh sama
sekali, terus kadang disini pasang jadi kadang gak jadi pigi juga dek, karna
gak bisa lewat ” (Informan 4)
tiga gitu. Tapi jauh kali rumahnya, untuk kesana butuh perjuangan la dek.
Udah itu kalau menurut kak karna kak bukan basicnya di gizi jadi lebih
susah disini tenaga gizinya gak ada dek satupun gak ada yang benar-benar
orang gizi, pelatihan juga gak ada diberikan selain itu tantangan
internalnya lama pencairan dana BOK. jadi kalau kami mau melakukan
kegaiatan pakai uang kami dulu dek , nanti di ganti sama puskesmas itula
yang di ambil dari BOK, tapi dana itu pun lama turunnya” (Informan 6)
bahwa bila dilihat juga dari segi sarana, prasarana, dan peralatan Puskesmas
Labuhan Bilik kurang mendukung baik pada saat penyuluhan dan transportasi
eksternal yang dihadapi yaitu juga seringnya terjadi banjir pasang karena keadaan
geografis yang dekat dengan laut, dan kesulitan akses ke daerah/ lokasi penduduk
pelaksanaan kegiatan puskesmas sebagai contoh kasus gizi buruk yang masih
ditemukan, hal ini dikarenakan kurangnya upaya perbaikian gizi masyarakat yang
merupakan upaya kesehatan wajib terutama untuk daerah yang jauh dari wilayah
kerja puskesmas.
wawancara yang dilakukan dengan petugas KIA/KB dan Gzi menyatakan bahwa:
“kalau menurut ibu kurang, disini banyak bidan perawat, skmnya masih
kurang. Kalau kesiapan tenaga kesehatan sekedar dilapangan masih bisa.
Kau infokus nggak pernah kami bawa kelapanagan, kami hanya pakaiyang
lembar balik itu aja. Penyuluhan yang kami lakukan disini juga masih
manual” (Informan 4).
“Gimana ya dek, kalau menurut kakak kurang, karna memang butuh yang
basicnya gizi, kalau kak kan kurang ngerti. Disini gak ada pelatihan,
kadang bu kapus ikut juga di kegiatan kami, dia la yang memberikan
penyuluhan. Sarana prasarana kuarang, kalau bisa di kasi kereta, kadang
rusak kereta kita, kita juga yang menanggungnya, kalau infokus biasanya
kalau dokter ikut ke lapanagan baru bawa infokus, itu pun infokusnya
hanya 1 kadang berebut. Kalau orang kak penyuluhannya tidak pakai pakai
apa-apa”(Informan 6)
Media promosi kesehatan tersebut dirasakan belum begitu maksimal untuk
leaflet, infocus, media promosi, dan jalan yang rusak yang menghambat
kelancaran kegiatan. Selain itu, hal yang sangat dirasakan oleh tenaga kesehatan
mengenai sarana dan prasarana yang masih kurang adalah transportasi yang belum
kereta Dinas. Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas sangat luas dan jarak
antar desa sangat berjauhan dan umumnya terletak di daerah pelosok, sehingga
tidak setiap saat ada di Puskesmas dikarenakan digunakan untuk keperluan lain,
yang letak desa nya sangat jauh dari Puskesmas Labuhan Bilik.
menggunakan kendaraan pribadi pada umumnya jadi memilih desa yang terdekat
kesehatan untuk semua masyarakat yang tinggal di desa-desa yang berada pada
terlaksana secara maksimal dan hasil cakupannya pun masih rendah. Sarana
prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari kegiatan-
kegiatan yang dibuat oleh puskesmas. Hal ini sesuai dengan penelitian Hermiyanti
terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan (Permenkes RI No.75
manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta
kesehatan. Puskesmas Labuhan Bilik yang menyediakan fasilitas rawat inap ini
supaya efektif. Apabila pelaksana kekurangan sumber daya maka program tidak
akan berjalan efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Subarsono (2008) bahwa
Kendala yang dihadapi yaitu adanya jabatan fungsional yang tidak sesuai
menyatakan bahwa untuk tenaga gizi di Puskesmas Labuhan Bilik juga tidak ada,
menyebabkan kurang memahami dari program tersebut serta pelatihan juga tidak
ada. Hal ini sesuai dengan penelitian Nadya, dkk (2013) menyatakan bahwa
kurangnya tenaga kesehatan khusus dan tidak adanya pelatihan sebelum kegiatan
kurang maksimal.
Puskesmas Labuhan Bilik kesiapan dari tenaga kesehatan belum maksimal karena
kemampuan atau skill SDM yang ada di Puskesmas dalam memberikan pelayanan
kompetensi yang berkualitas dan taat dengan prosedur. Dilihat dari pengamatan
didapat bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang menerima pelayanan
sebelumnya.
desa yang ada di wilayah kerja puskesmas tanpa alasan letak geografis atau jarak
desa yang jauh dari puskesmas, tetapi belum pasti seluruhnya tenaga kesehatan
mendukung.
oleh perilaku sakit, yaitu memanfaatkan pelayanan kesehatan hanya pada saat
sakit. Namun, memang di sini tenaga kesehatan harus berjuang keras dalam
ekonomi dan pendidikan yang rendah sangat diakui susah sekali untuk merubah
perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai tenaga kesehatan yang bertugas
menekankan masalah upaya promotif dan preventif yaitu SKM di puskesmas ini
individual.
dan memberdayakan masyarakat, dan masih kurang melibatkan kerja sama lintas
sektoral, serta mengelola sistem pelayanan kesehatan yang belum efektif dan
Posyandu datangnya sangat lama dan tidak sesuai dengan waktu yang di tetapkan.
dibentuk oleh puskesmas melalui UKM belum dilaksanakan secara efektif dan
efisien oleh tenaga kesehatan puskesmas sehingga belum mencapai hasil yang
langsung ke desa pada nyatanya tidak memberikan hasil yang bagus. Hal itu
terjadi karena antara tenaga kesehatan yang ada di puskesmas dengan masyarakat
terdiri dari orang-orang yang terpelajar dan bukan berasal dari daerah atau desa
orang asing. Apalagi jika tenaga kesehatan menggunakan bahasa yang tidak
dalam kegiatan UKM yang dilaksakan oleh puskesmas serta masyarakat juga
KIE kepada pasien pada keadaan puskesmas kedatangan banyak pasien yang ingin
sebahgai tempat berobat saja dan masyarakat lebih aktif mengikuti kegitaan
partisipasi dari masyarakat wilayah kerja Puskesmas Labuhan Bilik. Hal ini sesuai
Nasional. Sebelum era JKN dana diapat dari BOK baik untuk kegiatan UKM dan
bersumber dari dana kapitasi JKN. Dan salah satu program tambahan dari
keterlamabatan dana yang di turunkan khususnya dan BOK. Hal ini sejalan
dasar apakah suatu program bisa berjalan baik atau tidak, tanpa adanya angggaran
maka dipastikan suatu program tidak dapat dijalankan sesuai yang diharapkan,
akibatnya mungkin sasaran dari tujuan program belum dapat mencapai target
dan preventif. Atas dasar hal tersebut di atas pemerintah mengeluarkan Peraturan
masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
promotif dan preventif saat ini Jaminan Kesehatan Nasional juga mengeluarkan
kompensasi, kendali mutu dan kendali biaya, serta pelaporan dan utilization
review.
peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 ini pada Pasal 13 yang
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan” .
20 serta perubahan dari PERPRES No. 12 Tahun 2013 yaitu Peraturan Presiden
No. 111 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 22 yang dinyatakan bahwa
konsultasi medis; tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non
operatif; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; transfusi darah sesuai
pratama; dan rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.
sekurangkurangnya 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi
kesehatan yang meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan
dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. Dalam hal ini, biaya
operasional pelayanan kesehatan lainnya termasuk juga dana upaya promotif dan
lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif. hal ini sesuai dengan
kegiatan yaitu salah sasaran. Akibat dari pihak puskesmas yang kurang paham
yang mengutamakan upaya promotif dan preventif bagi masyarakat menjadi tidak
terlihat bahkan tidak terlaksana dengan baik, karena dalam keadaan yang
Puskesmas ini masih berfokus pada pelayanan kuratif dan tenaga kesehatannya
kepada masyarakat atau pasien yang lagi menunggu antrian untuk berobat ataupun
masih belum bisa mengubah paradigma atau konsep yang semula menekankan
upaya peningkatan kesehatan dari sebagian besar masyarakat yang belum jatuh
puskesmas terutama di ruang tunggu pasien. Akan tetapi minat pasien yang datang
ke puskesmas untuk membaca poster yang di tempel masih kurang. Hal tersebut
survei peneliti lokasi penempelan tepat, mudah dilihat dan tepat pada ruang
tunggu pasien sehingga pasien mendapat informasi tentang kesehatan. Bila dilihat
kebutuhan pasien, sedangkan dalam hal konseling masih kurang dilihat apabila
banyak pasien yang berobat mereka lebih mengutamakan tindakan kuratif. Hal ini
“Tantangannya kalau di dalam karena pasien ramai jadi kalau ibu gak
sempat ngasi tentang Phbs atau pencegahan dari faktor risiko penyakit
pasien itu, tapi kalau ada waktu pasien gak ramai dan nggak buru-buru ibu
kasi kok” (Informan 2)
yang dilaksanakan sekali dalam sebulan. Dalam hal tersebut pihak-pihak lintas
sektoral berperan aktif walau belum maksimal, hal ini sesuai dengan wawancara
“evealuasi ada setiap 1 bulan sekali kami evlausi semua program bukan
hanya promotif dan preventifnya” (Informan 1)
“Ada dek, untuk evaluasi program itu biasanya kami lakukan sekali
sebulan dengan tenaga-tenaga kesehatan di puskesmas. Dan biasa nya
dilaksanakan dalam bentuk minilokarya. Dan di puskesmas ini ada dua
minilokarya dek, ada minilokakarya program dan minilokarya lintas
sektoral. Minilokarya program itu di puskesmas dengan sesama pihak
tenaga kesehatan sedangkan minilokakarya lintas sektoral itu melibatkan
pihak kelurahan dan pihak kecamatan dan mereka berperan aktif walau
belum maksimal” (Informan 5)
hasil yang maksimal karena bekerja sendiri tidak mungkin dapat mencapai hasil
luas yang memerlukan bantuan dari pihak-pihak lain. Hal ini sesuai dengan
program ada juga lintas sektoral sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
dengan lancar dan dengan dukungan penuh dari berbagai pihak terutama sumber
4.4 Plan Of Action (POA) Promotif dan Preventif Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2017
Tabel 4.6 POA Program Promotif dan Preventif Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2017
N UPAYA KEGIATA TUJUAN SASARAN TARGET KEBUTUHAN SUMBER DAYA INDIKATOR SUMBER
O KESEHT N ALAT TENAGA KEBERHASIL BIAYA Target
AN AN yang
Tercap
ai
1. KIA -Preventif: -Agar Ibu hamil 80% -10 desa -Buki KIA Penanggung 80% BOK/JK 77%
Kelas ibu semua ibu -Lembar Balik jawab KIA komplikasi N
hamil hamil yg ditambah kebidanan
(Deteksi resiko bidan desa tertanganin
resiko tinggi
tinggi) terdeteksi
2. KIA Preventif: -Agar Ibu hamil 95% -10 desa -Anc kit Bidan desa 95% ibu BOK/JK 83,65
Sweeping semua ibu -Buku KIA hamil N %
ibu hamil hamil mendapat
(Kunjunga mendapat pelayanan
n ibu pelayanan sampai K4
hamil K4) sampai
kunjungan
K4
3. KIA Preventif: - Agar Ibu hamil 98% 10 desa -Blangko Penanggung 98% ibu BOK/JK 85,12
Pemeriksa semua ibu -Pemeriksaan jawab KIA di hamil terdata N %
an ibu hamil tambah bidan dan mendapat
hamil terdata dan desa pelayanan K1
(Kunjunga mendapat
n ibu pelayanan
hamil k1) K1
4. KIA - Untuk Kader 10 Desa transport transportasi Promkes,bides,ka Meningkatny BOK 8
Promotif: meningkatk der a pengetahuan Desa
Refresing an kader tentang
kader pengetahua pelaksanaan
Posyandu n kader posyandu
berupa tentang
Penyuluha pelaksanaa
n tentang n posyandu
posyandu
KIA -Promotif: -Agar ibu- - 10 Desa - Transport -poster Seluruh kasus BOK 9 Desa
(MTBS) Penyuluha ibu yang Bayi,batita asi tertangani
n kepada memiliki dan balita
ibu-ibu balita dan
anak
yang
prasekolah
mempuny
mengerti
ai anak masalah
balita dan kesehatan
prasekolah balita dan
prasekolah
t an alat KB
kontrasepsi
Preventif:
Pelayanan
KB
NO UPAYA KEGIAT TUJUAN SASARAN TARG KEBUTUHAN SUMBER DAYA INDIKATOR SUMBE
KESEHA AN ET KEBERHASILAN R
DANA ALAT TENAGA Target
TAN BIAYA
yang
tercapai
1. Kesehatan Promotif: Untuk Tenaga 100% - transport -sanitarian Terbentuknya pos BOK/JK 95%
Lingkung Penyuluha membentuk pekerja transport asi UKH N
an n/ pos UKK
Sosialisasi
Pos UKK
2. Kesehatan Preventif: Untuk Masyarakat 75% Transpor transport -sanitarian Terciptanya desa BOK/JK 70%
Lingkung Pemeriksaa terciptanya t asi stop BABS N
an n/ desa stop
Pengawasa BABS
n jamban
3. Kesehatan Preventif: Untuk Murid 100% - transport -sanitarian Terciptanya BOK/JK 76%
Lingkung Memeriks menciptakan sekolah transport asi lingkungan N
an a Sanitasi lingkungan sekolah yang
Sekolah sekolah sehat
sehat
4. Kesehatan Preventif: Untuk Rumah 75% transport transport -sanitarian Terwujudnya BOK/JK 71%
Lingkung Pengawasa mewujudkan Makan asi TPM yang sehat N
an n TPM TPM yang
sehat
5. Kesehatan Promotif: Agar setiap Rumah 10 Desa transport transport Promkes Setiap rumah BOK 7 Desa
Lingkung Penyuluha rumah tangga asi asi Bides tangga ber PHBS
an n tentang tangga ber Kader
hidup PHBS
bersih dan
sehat
Preventif:
Melaksan
akan
PHBS di
rumah
tangga
N0 UPAYA KEGIATAN TUJUAN SASAR TARGET KEBUTUHAN INDIKATOR SUM Target yang
KESEHAT AN SUMBER DAYA KEBERHASILAN BER tercapai
AN DAY
A
DANA ALAT
1. Gizi -Preventif: - Balita 85% Transporta 85% balita harus BOK 82%
Pemberian Mengurangi si mendapat PMT
PMT untuk n jumlah
balita BGM balita BGM
setiap tahun
nya
2. Gizi -Promotif -Supaya ibu Ibu 80% Transporta Jumlah ibu yang BOK 39,85%
Penyuluhan mengerti Hamil si memberikan Asi
Asi tentang ASI Eksklusif
Ekslusif Eksklusif meningkat
-Melakukan -Supaya ibu-
konseling ibu
dikelas ibu semangat,
hamil termotipasi
untuk
memberikan
Asi
Eksklusif
3. Gizi -Preventif: - Balita 80% Transporta Dacin, BOK 78%
Pemantaua Pertumbuhan si kain,
n balita timbang
pertumbuha terpantau an
n balita -Agar orang
- tua balita
Penyuluhan termotipasi
tentang menjaga
pentingnya pertumbuhan
pemantauan balitanya
gizi balita -Agar
pelayanan
posyandu
lancar
4 Gizi - Promotif: Untuk Balita 90% Transporta Balita sudah BOK 87,37%
Sosialisas meningkatka si menerima Vit.A
i n
pemberia kemampuan
n vitamin anak
A. Untuk
- menambah
- Preventif; anti body
Pemberia
n Vit.A
dan
Sweeping
Vit.A
5. Gizi -Preventif; -Agar Sekola TRANSPO ALAT BOK
Memeriksa mengetahui h RTASI TES
garam rumah garam yg GARA
dipakai M
tangga di
beryodium
sekolah yang atau tidak
di bawa
murid
tersebut.
-Agar kader
-Promotif: ibu
diposyandu
Penyuluhan
mengerti
kepala kader pentingnya
tentang garam
pentingnya beryodium
garam -Agar kader
beryodium dapat
menjadi
penyuluhan
pada Remaja
putri.
UPAYA KEGIATAN TUJUAN SASARA TARGET KEBUTUHAN SUMBER INDIKATOR SUMB Target yang
KESEHAT N DAYA KEBERHASIL ER tercapai
AN DANA ALAT TENAGA AN DANA
1. Program -Promotif: -Masyarakat seluruh 10 desa Trans Poster - Dokter Pengetahuan BOK/J 7 Desa
pencegahan Penyuluhan paham dan masyarak portasi - masyarakat KN
dan HIV/IMS aktif at kuisioner meningkat,
pengendali kepada ibu menjalani seluruh kasus
an penyakit hamil dan kesehatan terpadu dan
menular masyarakat secara tertangani
di desa mandiri
-Preventif: -LSL
Pemeriksaan -WPS
HIV pada -Waria
ibu hamil,
pemeriksaan
HIV/IMS
pada
populasi
kunci (LSL,
WPS, dan
Waria)
menular pemberantas
an jentik
nyamuk,
penyemprota
n
promotif dan preventif Puskesmas Labuhan Bilik banyak yang belum mencapai
dari target hal tersebut dikarenakan banyaknya kendala yang dihadapi saat
Tenaga kesehatan terjun langsung ke masyarakat atau ke desa minimal satu bulan
promotif dan preventif belum begitu menunjukkan hasil yang maksimal dilihat
dari hasil pengamatan Peneliti selama dilapangan dan dilihat dari data yang ada
bahwa cakupan imunisasi masih rendah, kunjungan ibu hamil yang rendah,
penyuluhan yang dilakukan langsung ke desa tidak merata ke setiap desa yang ada
setiap bulannya.
yang harus dicapai 98% hanya tercapai 85,12%. Sweeping ibu hamil dengan
target 95% tercapai 83,65% dan kegiatan kelas ibu hamil dengan target 85
posyandu dengan target 10 desa dan hasil yang dilaksanakan hanya mencapai 8
desa.
dengan taregt 100% dengan hasil pencapaian 95%. Sedangkan program preventif
Pengawasan TPM target 76% tercapai 71%. Kegiatan PHBS di rumah tangga
Program Preventif gizi yaitu pemberian PMT untuk balita BGM target
85% tercapai 82% dan pemberian Vitamin A target 90% tercapai 87,37%.
Program promotif untuk Penyuluhan Asi Ekslusif dengan target 80% dan yang
tercapai 39,85%. Pemantauan gizi balita target 80% dan hasil yang dicapai 78%.
penyuluhan HIV/IMS Kepada ibu hamil dengan target desa yaitu sebanyak 10
desa dan yang tercapai hanya 7 desa sednagkan penyuluhan tentang DBD
dan pelaksanaan UKM yang masih setengah-setengah karena yang tercermin dari
pelayanan kuratif ditambah cakupan pelayanan promotif dan preventif yang masih
rendah. Selain itu Puskesmas juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan
Letak geografis yang terlalu luas dan jarak antar desa di wilayah kerja
melaksanakan kegiatan atau program tersebut. Pemetaan atau mapping per desa
dari kegiatan upaya promotif dilakukan bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dari
upaya promotif dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Pemetaan dari
pelaksanaan upaya promotif sebaiknya dilakukan mulai dari desa yang terdapat
banyak masalah kesehatan dan jaraknya tidak terlalu jauh dengan puskesmas.
Apabila masalah kesehatan yang ada di desa tersebut sudah diatasi dengan
baik oleh puskesmas dan desa tersebut sudah benar-benar terbebas dari masalah
kesehatan dan mencegah agar masalah kesehatan itu agar tidak timbul lagi, maka
Puskesmas belum melakukan pemetaan upaya promotif dan preventif per desa
secara baik, hal tersebut terlihat dari upaya promotif yang dilakukan hanya
padadesa yang dekat dengan puskesmas tanpa melihat masalah kesehatan yang
Pada era JKN saat ini, kegiatan promotif seharusnya bisa lebih
ditingkatkan lagi dari segi kuantitas dan kualitasnya. Dikatakan demikian karena
di era JKN terdapat dana kapitasi dari BPJS untutk biaya operasional kegiatan
uapaya kesehatan masyarakat. Namun hal tersebut tidak terwujud secara nyata,
dikarenakan upaya promotif di era JKN saat ini masih saja seperti belum adanya
JKN. Upaya promotif yang masih belum merata ke seluruh desa di wilayah kerja
puskesmas dan bentuk dari kegiatan upaya promotif dari dulu hingga sekarang
Penyuluhan jugan belum terlaksana secara maksimal pada daerah yang terdapat
promotif saat ini belum menunjukkan hasil yang lebih bagus dari sebelum adanya
JKN.
pengetahuan tenaga kesehatan yang masih kurang baik, tenaga kesehatan yang
kesehatan, jarak lokasi atau wilayah yang hendak ditempuh oleh tenaga kesehatan
yang terbilang cukup jauh mengingat desa-desa yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Labuhan Bilik memang sangat luas dan saling berjauhan. Akses
kendaraan yang sulit untuk sampai ke lokasi tempat tinggal masyarakat atau desa
tertentu di wilayah kerja Puslesmas pada saat mengadakan kegiatan posyandu dan
belum memadai.
Hal lain yang menjadi kendala adalah sebagian besar masyarakat masih
promotif dan preventif yang ditetapkan dalam lampiran Permenkes No. 75 Tahun
5.1 Kesimpulan
kegiatan yang dilakukan belum mencapai dari target yang telah di tetapkan
kemudian kunjungan ibu hamil K1 target 98% tercapai 85,12%, Cakupan Asi
ekslusif juga masih rendah yaitu 39,85% dengan target 80%, pemantauan
juga masih belum maksimal karena tidak adanya pelatihan kepada tenaga
contohnya pemegang program gizi yang bukan basic gizi kurang memahami
dasar dari promotif dan preventif kurang diketahui oleh tenaga kesehatan,
dan preventif.
69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
transportasi dan jalan yang tidak layak untuk di tempuh, serta keterlambatan
5.2 Saran
kesehatan puskesmas.
dan preventif.
kegiatan puskesmas.
3. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan agar lebih aktif dan ikut berpatisipasi dalam
Noor, Wan Fitri Kurnia. 2015. Analisis Program promotif dan preventif untuk
penyakit ISPA di Puskesmas Bukit Kapur Kota dumai. Skripsi. Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Sumatera Utara.
Suhadi dan Rais. 2015. Perencanaan Puskesmas. Jakarta. Trans Info Media.
1. Data Umum
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Tanggal Wawancara :
preventif di puskesmas?
3. Kebijakan apa saja yang Ibu ketahui mengenai pelayanan promotif dan
preventif?
dan preventif?
JKN, apa saja tantangan internal dan eksternal yang ditemui dan dapat
10. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-
11. Menurut ibu, apa saja saran yang dapat diajukan untuk peningkatan
I. Data Umum
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
3. Kebijakan apa saja yang Dokter ketahui mengenai pelayanan promotif dan
preventif?
dan preventif?
jalannya proses?
8. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-
Upaya Wajib)
I. Data Umum
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Tanggal Wawancara :
preventif di puskesmas?
3. Kebijakan apa saja yang Ibu ketahui mengenai pelayanan promotif dan
preventif?
tersedia?
9. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-
10. Menurut ibu, apa saja saran yang dapat diajukan untuk peningkatan
I. Data Umum
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Tanggal Wawancara :
pencegahan penyakit?
(pelayanan promotif dan preventif) itu penting? Jika iya atau tidak berikan
alasannya.
I. Data Umum
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
Tanggal wawancara :
Berikan alasannya?
Informan Pernyataan
Informan 1 Palaksanaanya ada yang di luakh ada yang did dalam. Tapi
kuratifnya totap banyak jua disika. Sakarang di era JKN ada
tambahan kagiatan prolanis tapi kadang indak jua talaksana
sasuai parancanaan.
Informan 2 Kalau di dalam gedung ibu kan di ruang poli jadi ibu lebih
banyak ke pasien. Penyusunan rencana kegiatan itu saya
dilibatkan terutama untuk kegiatan penyuluhan. Pelaksanaan
kegiatan promotif dan preventif di puskesmas ini kalau dari
segi rencana kegiatan masih belum maksimal karena ada yang
tidak berjalan. Misalnya dek, kegiatan penyuluhan di
posyandu itu udah ada rencana sebelumnya tapi tidak
dilaksanakan karena tenaga kesehatan (bidan) sibuk melayani
pasien yang berobat.
Informan Pernyataan
Informan 1 Panyusunan khancana kagiatan di puskesmas ika ada.
Sabolumnya di awal taun ada di buat POA untok kagiatan
yang akan dilakukan. Tapi kanyataannya banyak
palaksanaanya indak sasuai dengan jadwal yang di tontukan.
(POA nya ada, kami buat sendiri dek. Tapi tidak semua
terlaksana sesuai POA yang udah kami buat. Karna terkadang
banyak kendalanya dek).
Informan 4
Ada poa, kalok di lapangan indak ponah terlaksana semua,
kalok di dalam jua ada indak. Tau la kok kalapangan ka ada
saja kendalanya. Gayak sakalen ha atoran ada en kami kelas
ibu hamil tgl 16 kalapangan tapi karana pokhe indak la jadi,
besok pun araya en tgl merah indak jua la kami poi.
(Kalau POA nya udah ada dek, tapi itu lah walau pun sudah
dibuat POA kadang ada juga yang gak terlaksana sesuai POA)
Informan 7
POA ada baya dek, kami yang buat
Informan Pernyataan
Informan 1 Apa deh dek, indak tau ibuk
(apa ya dek, nggak tau ibu).
Informan 7 Tuliskan saja la dek apa, ibuk kurang-kurang ngorti yang bagen
(tulisin aja dek, kurang ngerti)
Informan Pernyataan
Informan 1 Puskesmas ka udah akreditasi, jadi beda juala, agak tatolong la
pas ada JKN ka. Karna pas malakukan kagiatan ada tambahan
dananya dari JKN. Tanya saja sama si nedi pendanaan en.
Sakarang prolanis jua ada en di danai dari bpjs ja tapi bagen
pun susah mengikuti kegiatan prolanis en.
(puskesmas ini uda akreditasi, jadi beda juga la, lebih terbantu
dengan adanya jkn ini, karena ketika melakukan kegiatan
adanya tambahan dana dari JKN, Tanya aja nedi masalah
pendanaan itu, sekarang juga ada prolanis sebagai tamabahan
dari JKN, kegiatan itu di danai oleh bpjs akan tetapi peserta jkn
nya juga sulit dan tidak peduli untuk mengikuti kegiatan
tersebut.
Informan 2 Ada dari BOK, ada juga dari JKN dek.
Informan 3 Kalok petugas ada perjalanan dinasnya, enla iya dari BOK, ada
jaua dari JKN, kalok pasein kan gratis ja ada dari BPJS, ada jua
yang pakek KK. Tapi ika udah 3 bulan indak jua caekh-caekh
dana kami enla kadang dari duit kami jua la
Informan 4 BOK sama JKN dek, ato Tanya la si nedi iya lobih paham
macam mana pembiayaan en, apalai pembiayaan yang dari JKN
(BOK sama JKN dek, Tanya aja nedi dia yang lebih paham
masalah pembiayaan ini, apalagi pembiayaan yang dari JKN)
Informan Pernyataan
Informan 1 Bentuk-bentuk dari pelayanan promotif dan preventif ya dek,
kalau kegiatan promotif yang kami lakukan Upaya dalam
menanggulangi DBD yaitu penyuluhan pemberantasan
sarang nyamuk, kalau di bidang KIA/KB ada penyuluhan
kepada ibu hamil, penyuluhan KB. Untuk di gizi ada
penyuluhan tentang Asi Ekslusif, penyuluhan tentang
pentingnya pemberian Vit. A. Kalau bidang penyuluhan
pnecegahan dan pengendalian penyakit menular ada bentuk
promosi mengenai penanggulangan HIV/AIDS. Kalau
kegiatan preventifnya ada pemantauan Jentik nyamuk,
Bidang KIA/KB ada seperti deteksi dini ibu hamil berisiko,
upaya pelayaanan KB, untuk bidang Gizi ada pemberian
Vitamin A pada balita, Pemnatauan balita BGM
Informan 4 pemeriksaan ibu hamil, swiping ibu hamil, kelas ibu hamil di
dalam dan luar gedung, dan penyuhan KB serta penempelan
poster. Akan tetapi poster yang kami buat tidak di baca oleh
puskesmas, minat pasien yang datang ke puskesmas masih
sangan kurang untuk tahu akan kesehatan
Informan Pernyataan
Informan 1 Dakhi sogi jumlh tenaga kesehatan, banyak karna ada disika
ada promotor yang didanai dari BOK. Ia di ambek dari bidan ,
ika la yg mmbantu promkes.Disika indak ada ahli gizinya,
promkes indak skm, indak basicnya ada. Marangkap rangkap la
korja disika, baliho baliho ada bnyak, stiker-stiker tontang
promotif dan preventif banyak.
Informan 2 Kalau dari jumlah tenaga kesehatan masih kurang dek, kalau
masalah kesiapan kami siap. Kalau sarana prasarana masih
kurang dek, masih banyak disini yang belum lengkap.
Informan 4 Kalok rasa ibuk kurang la, disika banyak bidan parawat, skm
nya masih kurang.Kalok kesiapan tenaga kesehatan di lapangan
sekedar penyuluhan bisa la.Sarana prasarananya, kok infokus
indak ada di lapangan indak ponah en kami bawak, kami pakek
poster, penyuluhannya kami masih manual disika.
Informan 5 Kalok tenaga masih kurang, kayak gizi indak basicnya, torus
kayak bu iyus kan masih rangkap jen iya. Kesiapan tenaga kami
siap tapi enla karna rangkap en korja kadang ada jua indak
talaksana.
Informan 6 Gayak mana la de dek, kalok akak rasa kurang la, karna mmg
butuh yang org basicnya gizi la yang ahlinya kan bagen kok
akak kurang paham la.Indak ada palatihan, kadang bu kapus
ikut, ia la yang mangkasi penyuluhan.Sarana prasarana nya
kurang, kok bisa di kasi kareta la, karna kadang rusak kareta
kita , kita la yang mananggongnya. Kalok infokus yang
mmbawak en biasanya dokternya, kalok dokternya turun baru la
di bawak infokus. Kok akak rasa ndak pala musti pokhlu pakek
infokus, karna kita dudok rame rame sjaa bisa.
Informan 7 Dari segi tenaga kesehatan masih kurang dek, kalok kasiapan
Informan Pernyataan
Informan 1 malibatkan lintas sektoral sama kadusnya, kapala desanya.
karna yang punya masyarakatkan kadus-kadusnya bukan dinas
kesehatan, kita kan hanya pelayanan kalok mangundang undang
masyarakat en ka tugas orang en.
Informan 2 menurut ibu ada dek, tapi kalau ngasi undangan itu orang yang
pegang program la dek, biasanya ngasi undangannya sama
kades.
Informan 5 Ada, kami mangasi undangan satu hari sabolum kagiatan, tapi
kadang enla mungkin undangan en lambat kami kasi jadi
kadusnyapun kadang indak sompat mangajak masyarakat
Informan Pernyataan
Informan 1 Evaluasi ada tiap 1 bulan sakali kami evaluasi samua program
indak hanya promotif dan preventif.
Informan 2 Kalau evaluasi ibu ikut kok, ya kami aja orang puskesmas.Kalau
melibatkan lintas sektoral dalam evaluasi gak ada.
Informan 3 Kalau evaluasi ada, sasudah kegiatan kami evaluasi la, kami –
kami saja orang puskesmas
Informan 4 Evaluasinya ada, kami pun kok dilapangan ada en pre test sama
post test kami buat biakh tau sabakhapa paham ibuk-ibuk en, ada
juga minilokakrya di tenla di evaluasi.
(Evaluasi ada, kalau di lapangan ada pre test dan post test kami
buat agar kitatau seberapa paham ibu-ibu itu, nanti ada juga
evaluasi di minilokarya).
Informan 5 ada dek, kok ontok evaluasi sabulan sakali sama orang-orang
disika dalam bontok minilok en. Kok disika ada dua miniloknya,
ada yang sama lintas program ada jua sektoral. Kalok program
sasama tanaga kesehatan ika la, kok sektoral sama orang
aklurahan, kacamatan, orang udah baporan aktif tapi bolum la
maksimal ibuk khasa.
(ada dek)
Informan Penyataan
Informas 1 Tantangan internal dan eksternalnya banyak , kalok dari dalam
tugas rangkap tainla jadi indak maksimal la, kalok dari luar susah
mangumpolkan masyarakatnya. Kalok ada pangobatan gratis baru
la banyak yang datang. Jadi en la kami manfaatkan pas ada
pmbagian gratis di ten la kami magambek kasompatan
mangadakan panyuluhan baru la rame.
Informan 2 Tantangan internal kalau di dalam karna pasien ramai jadi kalau
ibu gak sempat ngasi tentang phbs, tapi kalau ada waktu ibu kasi,
terus sarana prasana disini juga masih banyak yang kurang. Udah
itu, masih ada yng kerja rangkap. Kalau di luar tantangannya
karna kadang susah mengumpulkan masyrakat, kemudian jalannya
yang rusak yang susah di tempuh terutama desa sei siarti
Informan 4 Kalau tantangan di dalam indak ada rasa ibuk, tapi kalok di luakh
jalan yang rusak enla payah di lewati. Kalok udah ujan indak jadi
en kami malakukan kegiatan, tokus disikakadang pasang , jadi
indak la kami poi, kakh indak bisa lewat tong.
(kalau tantangan di dalam tidak ada menurut ibu, tapi kalau di luar
jalan yang rusak itula payah di lewati. Kalau hujan kami tidak jadi
melakukan kegiatan ke lapangan karena jalan gak bisa di tempuh
sama sekali, terus kadang disini pasang jadi kadang gak jadi pigi
juga dek, karna gak bisa lewat).
Informan 6 Apala de dek, kendala kendalanya kalok daerah jaoh locah ujan
enla indak jadi la kami poi, kadang disika psang akn dokat laut,
kalok udah pasang tau la lama en sukhutnya, kadang hampekh
satu minggu, jadi kagiatan kita en tatunda la. udah en karna akak
indak basicnya di gizi jadi agak susah bagen ha. Diska tanga
gizinya idak ada, dan satu okhang pun indakada yang botu-botul
basicnya gizi. Palatihan pun indak ada diasi. Undah en tantang
internalnya kama pancaekhan dana BOK en untok kami.
Informan Pernyataan
Informan 3 Stategi dakhi ibuk kalok bisa ada penambahan petugas kayak
kesling biakh ibuk indak makhangkap lai, dan kalok bisa BOK
nya copat di caekhkan, ika udah 3 bulan dananya bolum jua
caekh, alhasil kagiatan en pun indak la maksimal. Melakukan
pendokatan dengan masyarakat supaya ondak okhang en ikut
kagiatan tarutama kegiatan promotif dan preventif.
(jalannya yang harus di perbaiki dek biar kami gak susah lagi)
Informan Pernyataan
Informan 1 harus ada skm yang memang paham la, kan dari wawasan beda
kalok skm sama parawat sama bidan, kalok okhang en kan lobih
ka kuratif, kalok ika kan skm yang lobih topat. Kok bisa tong
harus ada la tamatan skm yang botul botul paham la sama
promotif dan preventif ka. Enla kalok jumlah banyak disika
tengok parawat bidan parawat bidan, enla kami berdayakan
untok program ka , manunggu skm datang bo tutupla puskesmas
ka.
(harus ada skm yang betul paham, kalau dari wawasan kan beda
skm sama perawat dan bidan, kalau orang itu lebih ke kuratif,
kalau promotif prevntif ini lebih ngerti kan skm. Kalau bisa
harus tamatan skm yang benar-benar paham la promotif dan
preventif. Kalau bidan dan perwat banyak disini, itula kami
berdayakan untuk program , menunggu skm datang tutup la
puskesmas ini).
Informan Pernyataan
Informan 8 Yang kayak mangubati bagenla yang tau ibuk
(seperti mengobati itu yang saya tahu)
Informan 10 Indak tau dek, indak mngokhti ibuk, yang kayak panyulohan
bagenla.
(tidak tau dek, ibu tidak tahu, yang seperti penyuluhan la tau
ibu)
Informan Pernyataan
Informan 8 Pokhlu la karna biakh tau kita apa panyakit kita, gajalanya jadi
tau kita mancogahnya.Sakalen aku barubat TB, ada ja di suruh
makan telur setiap hari, makan makanan sehat, buah jangan lupa.
Sembuh kok pnyakitnya indak ada batuk lai.
Informan 10 Ponting la, kan indak samua orang poi ka puskesmas makanya
kok bisa soring’ la mangasi panyuluhan biakh kami tahu tontang
kasehatan.
Informan 11 Iyo dek ponting, kakhna kan biakh tahu kami mancogah panyakit
kami.
Informan Pernyataan
Infroman 8 Lumayan la, Cuma kadang lama puskesmas ini buka, manunggu
la. Kalok kmrin aku bakhubat TB sama dokternya sudah elokla
kakh TB nya sombuh.
Informan 9 Periksa saja la, manimbang bokhat badan, tensi bagen saja la
indak ada aku di kasi ubat.Udah en kadang indak ada di sobutnya
jangan ibuk makan ika ato apalah, disika pu lambat palayanannya,
doluan ja tong awak datang dakhipada okhang en.
Informan Pernyataan
Informan 8 Satiap hari makan telur, makan makanan yang sehat, buah jangan
ditinggal.
(setiap hari makan telur, makan makanan sehat, serta buah juga
dikonsumsi setiap hari).
Informan Pernyataan
Informan 8 Ada, sokhing mambokhsihkan khumah, makan makanan sehat
supaya copat sehat penyakitku.
Informan 9 paling aku ponah ikut posyandu la en pun sakali. Disiten pun
parcuma ja datang bukan yang ada dikasi ubat, timbang sama tensi
jua la. Yang sabontakhan ja kakhna indak banyak yang datang.
(tidak pernah dek, tapi aku pernah ikut posyandu sekali. Disitu
pun percuma datang tidak juga ada diberi obat, hanya timbang dan
tensi saja, itupun posandu Cuma sebentar karena gak banyak yang
datang).
(tidak tahu dek promotif dan preventif itu, belum pernah ikut
kegiatan puskesmas, setau ibu ke puskesmas berobatlah).
Informan 12 Indak ponah dek. Indak tau pun aku kalok ada panyulohan
Informan Pernyataan
Informan 10 Kalok bisa okhang puskesmas lebih aktif lai mangasi
penyulohan, torus jua harus bisa melibatkan masyarakat supaya
bapokhan aktif untok kagiatan. Dan kalau bisa juga masyarakat
di desa ika lobih paduli dan ondak berpartisipasi kalok ada di
adakan panyulohan.
(melibatkan masyarakat).
Gambar 2: Wawancara dengan petugas program bidang KIA, KB, dan bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit