Anda di halaman 1dari 123

PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF

DI PUSKESMAS LABUHAN BILIK KABUPATEN LABUHANBATU


TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh:
KHAIRUL UMMA
141000030

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF
DI PUSKESMAS LABUHAN BILIK KABUPATEN LABUHANBATU
TAHUN 2018

Skripsi ini diajukan sebagai


Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:
KHAIRUL UMMA
141000030

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul

“PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI

PUSKESMAS LABUHAN BILIK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN

2018” ini beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2018

KHAIRUL UMMA
NIM.141000030

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan
promotif dan preventif merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang harus
lebih diutamakan dan diperhatikan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
kearah yang lebih baik. Upaya promotif dan preventif yang telah dilaksanakan
Puskesmas Labuhan Bilik yaitu penyuluhan tentang DBD, penyuluhan KB
penyuluhan tentang Asi Ekslusif, promosi mengenai penanggulangan HIV/AIDS ,
penanggulangan DBD yaitu pemberantasan sarang nyamuk, deteksi dini ibu hamil
berisiko, pemberian Vitamin A pada balita, pemantauan balita.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan menggunakan desain
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan promotif dan
preventif di Puskesmas Labuhan Bilik lebih mendalam. Metode pengumpulan
data yaitu wawancara mendalam dan observasi. Informan dalam penelitian ini ada
11 orang yaitu kepala puskesmas, dokter umum, Penanggung jawab bidang
esensial, pasien dan masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program promotif dan
preventif masih belum maksimal, hal tersebut dilihat dari pelaksanaan yang belum
mencapai target dan tidak sesuai dengan POA, masih terdapat kerja rangkap,
terjadinya keterlambatan penurunan dana, kurangnya ketersediaan sarana,
prasarana, dan alat untuk kegiatan promotif dan preventif. Kendala lain yang
dihadapi yaitu kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang
dibuat oleh puskesmas.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan pemerintah meningkatkan
kualitas SDM kesehatan dengan pelatihan dan pendidikan, melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif dan
meningkatkan sistem penurunan dana agar dana yang dianggarkan tidak
mengalami keterlambatan. Bagi Pukesmas sebaiknya tidak ada tenaga kesehatan
yang kerja rangkap terutama di bidang esensial agar kegiatan yang dilakukan
dapat berjalan maksimal. Bagi masyarakat diharapkan agar lebih aktif dan ikut
berpatisipasi dalam mengikuti kegiatan puskesmas.

Kata Kunci: Pelaksanaan, Promotif, Preventif, Puskesmas

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

Public Health Center as a health service facility that organizes the first
public health efforts and personal pealth efforts, with priority promotive and
preventive efforts to achieve the highest level of public health in its working area.
Promotional and preventive services are public health services that should be
given priority and attention to improve public health towards the better.
Promotion and preventive efforts that have been implemented Public Health
Center Labuhan Bilik is counseling about DHF, extension KB extension about
Exclusive Asi, promotion of HIV / AIDS prevention, dengue fever prevention,
mosquito nest mitigation, early detection of pregnant women at risk, giving
Vitamin A in toddler, monitoring of toddlers.
The research conducted is descriptive by using qualitative research
design that aims to know the implementation of promotive and preventive at
public health center of Labuhan Bilik more depth. Methods of data collection are
in-depth interview and observation. Informants in this study there are 11 people,
they are Head of Public health centers, General Practitioner, in charge of
essential areas, patients and society.
The results showed that the implementation of promotive and preventive
programs is still not maximal, it is seen from the implementation that has not
reached the target and not in accordance with the POA, there are still duplicate
work, the delay of decreasing funds, lack of facilities, infrastructure and tools for
promotive activities and preventive. Another obstacle faced is the lack of
community participation in following activities made by Public Health Center..
Based on the result of the research, it is hope that the government will
improve the quality of human resources with training and education, to supervise
the implementation of promotive and preventive activities and to increase the
system of funding reduction so that the budgeted funds. For Public Health Center
, there should be no health workers who work in duplicate especially in the
essential field so that activities can be run maximally. For the community is
expected to be more active and participate in participating in the activities of
Public Health Center.

Keywords: Implementation, Promotive, Preventive, Public Health Center

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan judul “Pelaksanaan Program Promotif dan Preventif di Puskesmas

Labuhan Bilik Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2018”, guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Skripsi ini saya

persembahkan untuk kedua orangtua. Terima kasih atas doa, nasihat, kasih sayang

tulus, serta segala dukungan dalam bentuk apapun yang telah Ayah dan Ibu

berikan kepada penulis setiap saat. Penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak mulai dari awal penyusunan skripsi hingga

akhir selesainya skripsi ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

4. Dr. Juanita S.E, M.Kes selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Penguji Skripsi

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dosen Penguji I Skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan arahan kepada

penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. dr. Rusmalawaty, M.Kes selaku Dosen Penguji II Skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan arahankepada

penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Prof. Dr. Albiner Siagian Ir. M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memperhatikan penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU.

8. Seluruh Dosen Departemen AKK, seluruh Dosen dan Staf FKM USU yang

telah memberikan ilmu, bimbingan serta dukungan moral kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan di FKM USU.

9. Teristimewa untuk orang tua, terima kasih atas doa, nasihat, kasih sayang,

perhatian, motivasi serta dukungan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, baik dari segi isi maupun bahasa. Maka penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita.

Medan, Juli 2018

Khairul Umma

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
ABSTARK ...................................................................................................... iii
ABSTRACK ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
1.4.Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB 1ITINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8


2.1 Puskesmas ......................................................................................... 8
2.1.1 Tujuan Puskesmas..................................................................... 8
2.1.2 Fungsi Puskesmas ..................................................................... 9
2.1.3 Asas Pengelolaan Puskesmas .................................................... 10
2.1.4 Tenaga Kesehatan ..................................................................... 11
2.2 Pelayaanan Kesehatan ....................................................................... 12
2.2.1 Definisi Pelyanaan Kesehatan ................................................... 12
2.2.2 Upaya promotif dan preventif ................................................... 14
2.2.3 Tingkat-tingkat pencegahan penyakit ....................................... 16
2.3 Upaya Penyelenggaraan kesehatan ................................................... 18
2.4 Kebijakan terkait Jaminan Kesehatan Nasional ................................ 22
2.5 Fokus Penelitian ............................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 26


3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 26
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 26
3.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................................ 26
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................................ 26
3.3 Informan Penelitian .......................................................................... 26
3.4 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 27
3.5 Instrumen Pengambilan Data ........................................................... 27

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6 Triangulasi ........................................................................................ 28
3.7 Teknik Analisa Data .......................................................................... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 29


4.1 Gambaran Umum Puskesmas Labuhan Bilik ................................... 29
4.2 Karakterisktik Informan ................................................................... 32
4.3 Pelaksanaan promotif dan Preventif .................................................. 33
4.4 Plan Of Action Puskesmas Labuhan Bilik ....................................... 53
4.5 Kegiatan Promotif dan Preventif Berdasarkan Permenkes 75/2014 . 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 69


5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 69
5.2 Saran .................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72


LAMPIRAN

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Upaya Kesehatan Masyarakat di Kawasan Pedesaan ..................... 20

Tabel 4.1 Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Bilik Tahun
2016 ................................................................................................. 30

Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Bilik
Tahun 2016 ...................................................................................... 30

Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Bilik
Tahun 2016 ...................................................................................... 31

Tabel 4.4 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2016
......................................................................................................... 32

Tabel 4.5 Karakteristik Informan ................................................................... 32

Tabel 4.6 POA Puskesmas Labuhan Bilik ..................................................... 53

Tabel 4.7 Kegiatan promotif dan preventif yang di lakukan di Puskesmas


Labuhan Bilik Tahun 2016 berdasarkan Permenkes No.75 tahun 2014
....................................................................................................... 65

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................... 24

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISTILAH

Singkatan :Singakatan dari

BPJS :Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BOK :Biaya Operasional Kesehatan

FKTP :Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

JKN :Jaminan Kesehatan Nasional

KB :Keluarga Berencana

KIA :Kesehatan Ibu dan Anak

PHBS :Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Puskesmas :Pusat Kesehatan Masyarakat

POA :Plan Of Action

UKM :Upaya Kesehatan Masyarakat

UKP :Upaya Kesehatan Perseorangan

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman wawancara

Lampiran 2 : Matriks wawancara

Lampiran 3 : Lembar Observasi

Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Labuhanbatu

Lampiran 6 : Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 7 : Dokumentasi

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Khairul Umma, lahir pada tanggal 18 September 1996

di Labuhanbilik, beragama Islam, tinggal di Jalan Panglima Sudirman Kecamatan

Panai Tengah, Kabupaten Labuhanbatu. Penulis merupakan anak ke 3 dari 6

bersaudara dari pasangan Bapak Hasanuddin dan Ibu Rohaya.

Jenjang Pendidikan Formal SDN 112200 (2002-2008), SMP Negeri 1

Panai Tengah (2009-2011), SMA Negeri 1 Panai Tengah (2011-2014), dan

penulis menempuh pendidikan S1 di Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan dengan cita-cita Bangsa Indonesia yang harus diwujudkan dalam

bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat

melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (UU No. 36/2009).

Meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu,

angka kematian neonatal, angka kematian bayi, dan angka kematian balita tidak

terlepas dari peran pemerintah yang telah berhasil pada aspek penyediaan sarana

pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas. Pelayanan kesehatan dasar harus

terselenggra atau tersedia untuk menjamin hak asasi semua orang untuk hidup

sehat. Penyelenggaraan atau penyediaan pelayanan kesehatan dasar ini harus

secara nyata menunjukkan keberpihakannya kepada kelompok masyarakat risiko

tinggi termasuk di dalamnya kelompok masyarakat miskin. Bahkan lebih jauh

lagi, ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar tersebut harus mencakup setiap

upaya kesehatan yang menjadi komitmen komunitas global, regional, nasional,

maupun lokal (Depkes RI, 2010).

Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya. Adapun upaya kesehatan masyarakat tersebut: 1) pelayanan promosi

kesehatan; 2) pelayanan kesehatan lingkungan; 3) pelayanan kesehatan ibu, anak,

dan keluarga berencana; 4) pelayanan gizi; 5) pelayanan dan pencegahan dan

pengendalian penyakit. Sedangkan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama

dialksanakan dalam bentuk: 1) rawat jalan; 2) pelayanan gawat darurat; 3)

pelayanan satu hari (one day care); 4) home care; dan/atau 5) rawat inap

berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes RI No. 75

Tahun 2014).

Upaya promotif adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegaiatan yang bersifat promosi.

Sedangkan upaya preventif adalah suatu kegiatan pencegahan suatu masalah

kesehatan/penyakit dan gangguan kesehatan. Pelayanan promotif dan preventif

merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang harus lebih diutamakan dan

diperhatikan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat kearah yang lebih baik

(UU No. 36/2009).

Berdasarkan survei awal yang didapat peneliti dari tenaga kesehatan

Puskesmas Labuhan Bilik, upaya promotif dan preventif baik di dalam maupun

luar gedung di Puskesmas Labuhan Bilik tahun 2016 ialah berupa penyuluhan

kesehatan, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti kelas ibu hamil, pelayanan

keluarga berencana, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan gizi masyarakat,

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular yaitu berupa penyuluhan

HIV/IMS. Program promotif dan preventif yang ada di Puskesmas Labuhan Bilik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

banyak tidak terlaksana dengan baik terutama pada bidang upaya kesehatan

masyarakat yang esensial, hal tersebut diasumsikan karena banyak faktor yang

memengaruhi baik dari petugas kesehatan puskesmas itu sendiri maupun

masyarakat bahkan faktor pendukung terlaksananya kegiatan promotif dan

preventif.

Kegiatan promotif pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan oleh

petugas KIA di luar gedung berupa penyuluhan tentang manfaat posyandu yang

dilakukan saat kegiatan posyandu, dan kegiatan kelas ibu hamil. Kegiatan

promotif dalam gedung berupa penempelan poster-poster mengenai Asi Ekslusif

di dinding puskesmas terutama di ruang tunggu. Akan tetapi dilihat saat survei

pendahuluan poster tersebut tidak dibaca oleh pasien yang datang. Hal ini

diasumsikan karena kurangnya keinganan masyarakat unttuk mengetahui

informasi-informasi tentang kesehatan.

Berdasarkan Profil Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2016, cakupan

kunjungan ibu hamil (KI) 85,12% dan (K4) 83,65% tidak mencapai dari target

95% dan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan 73,04% dari target 90%.

Kegiatan Preventif berupa imunisasi. Kendala yang dihadapi saat bertanya dengan

petugas KIA ialah jarak tempuh untuk desa yang jauh dari wilayah kerja

puskesmas yang suling di jangkau. Hal ini diasumsikan karena jalan yang rusak

yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif

bidang KIA.

Kegiatan Promotif pelayanan keluarga berencana yang dilakukan baik

di dalam dan luar gedung oleh petugas KB yaitu penyuluhan tentang jenis-jenis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

KB kepada masyarakat dan konseling tentang alat-alat KB kepada pasangan usia

subur. Dilihat dari profil Puskesmas Labuhan Bilik, cakupan Peserta KB aktif

masih rendah 48,80% dengan target 70%. Kegiatan preventif pelayanan KB

berupa pemasangan alat KB (Profil Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2016).

Kegiatan promotif dan preventif pelayanan kesehatan lingkungan yang

dilakukan di luar gedung oleh petugas kesehatan lingkungan yaitu penyuluhan

jamban sehat, pemeriksaan dan pengawasan jamban, pemeriksaan kualitas air

minum, pengawasan TPM (Profil Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2016).

Kegiatan promotif dan preventif pelayanan gizi masyarakat yaitu

pemberian PMT untuk balita BGM, penyuluhan tentang Asi Ekslusif, melakukan

konseling di kelas ibu hamil, penyuluhan tentang pemantauan balita, sosialisasi

pemberian Vitamin A. Berdasarkan profil Pukesmas Labuhan Bilik tahun 2016

masih ditemukan kasus gizi buruk sebanyak 2 orang dan cakupan Asi Eksklusif

masih rendah yaitu 39,85% dari target 80%. Cakupan pemberian vitamin A

87,37% dan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil 86,71% (Profil Puskesmas

Labuhan Bilik Tahun 2016).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan petugas pencegahan dan

pengendalian penyakit mengatakan bahwa kegiatan promotif dan preventif yaitu

penyuluhan kepada masyarakat penyuluhan HIV/AIDS dan DBD serta

penanggulangannya. Kendala yang dihadapi Petugas saat melakukan penyuluhan

berdasarkan wawancara yang didapat saat suvei pendahuluan adalah kurangnya

partisipasi masyarakat untuk menghadiri kegiatan penyuluhan tersebut. Kendala

lain adalah saat petugas yang akan melakukan penyuluhan tidak dapat hadir hal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

ini diasumsikan karena jabatan rangkap yang mengakibatkan terkendalanya suatu

kegiatan. selain itu dana kegiatan yang dirasa kurang membuat kegiatan menjadi

terhambat (Profil Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2016).

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Puskesmas Labuhan Bilik

mengatakan bahwa kendala yang dihadapi Puskesmas Labuhan Bilik dalam

melaksanakan upaya promotif dan preventif salah satunya adalah perilaku

masyarakat. Sebagai puskesmas kawasan pedesaan dengan mayoritas penduduk

bekerja sebagai petani, kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan

promotif dan preventif masih kurang dan cenderung tidak peduli pada pelayanan

ini. Masyarakat masih menganggap puskesmas hanya tempat berobat bagi orang

sakit, dan tidak ada saran-saran dari masyarakat mengenai program yang telah

dilakukan. Saat dilakukan penyuluhan masyarakat sering tidak mengikuti sampai

akhir sehingga masyarakat tidak memperoleh informasi sepenuhnya.

Sebelum diberlakukannya JKN, sumber biaya pada pelayanan promotif

dan preventif, baik dalam upaya kesehatan masyarakat maupun perorangan adalah

Biaya Operasional Kesehatan (BOK). Melalui JKN, pemerintah hanya akan

bertanggung jawab untuk pemenuhan upaya kesehatan masyarakat, sementara

upaya kesehatan perorangan didukung oleh dana kapitasi dari BPJS (Kemenkes

RI, 2013).

Sementara itu, menurut penelitian Ummiyun (2015) di Puskesmas Tapian

Dolok menyatakan bahwa implementasi pelayanan promotif dan preventif belum

maksimal karena sepenuhnya tidak berlandaskan pada kebijakan berlaku,

manajemen puskesmas tidak dipahami secara baik oleh Kepala Puskesmas, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

cakupan upaya promotif dan preventif belum merata ke semua desa yang ada di

wilayah kerja puskesmas.

Demikian pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Noor (2016), tentang

analisis pelaksanaan program promotif dan preventif untuk penyakit ISPA di

Puskesmas Bukit Kapur Kota Dumai menyatakan bahwa pelayanan preventif dan

promotif untuk penyakit ISPA belum berjalan maksimal dikarenakn masih tidak

baiknya sistim komunikasi antara kepala puskesmas dan petugas, sumber daya

yang terbatas, struktur birokrasi yang tidak terkoordinasi, puskesmas masih

terfokus dengan pengobatan daripada penyuluhan.

Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan

pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah bagaimana

pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Pukesmas Labuhan Bilik Tahun

2018?.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di

Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta

keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya tentang pelaksanaan

promotif dan preventif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Labuhan Bilik dalam upaya

peningkatan pelayanan promotif dan preventif.

3. Dapat dijadikan sebagai referensi kepada pihak-pihak di bidang kesehatan

masyarakat khususnya di bidang Ilmu Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,

dan rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau

masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif unuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja (Permenkes No.75

Tahun 2014).

2.1.1 Tujuan Puskesmas

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan

untuk mewujudkan masyarakat yang:

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat

b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatn yang bermutu

c. Hidup dalam lingkungan sehat

d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat (Permenkes No.75 Tahun 2014).

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9

2.1.2 Fungsi puskesmas

Fungsi puskesmas dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas

meyelenggarakan funsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya dan Upaya Kesehatan Perorangan

(UKP) tingkat pertama diwilayah kerjanya. Puskesmas memilii wewenang dalam

melaksanakan fungsinya yaitu:

a. Melaksanakan perncanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

c. Melaksanakan komunikasi dan, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat bidang kesehatan;

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dsn menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait;

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan kesehatan

dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;

f. Melaksanakan peneingkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas;

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan pelayanan kesehatan; dan

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehat masyarakat, termasuk

dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan

penyakit (Permenkes No.75 Tahun 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

Fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan yaitu puskesmas selalu berupya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan

dunia usaha di wilayah kerjanya. Upaya yang dilakukan puskemas adalah

mengutamakan pemeliharaan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

peneyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Suhadi dan Rais, 2015).

2.1.3 Asas Pengelolaan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia,

pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada 4 (empat) asas pokok:

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya.

2. Asas Peran Serta Masyarakat

Asas peran serta masyarakat merupakan upaya-upaya yang dilakukan

petugas kesehatan di puskesmas untuk sebisa mungkin memberdayakan

masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan program kerja

puskesmas. Contohnya yaitu pelatihan kader-kader posyandu.

3. Asas Keterpaduan

Asas keterpaduan bertujuan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya

serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas

harus diselenggarakan secara terpadu. Upaya ini memadukan kegiatan-kegiatan

masyarakat dengan program kesehatan lain (lintas program dan lintas sektoral).

4. Asas Rujukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

Puskesmas sebagai sarana kesehatan tingkat pertama memiliki

kemampuan yang terbatas. Dalam membantu puskesmas menyelesaikan berbagai

masalah kesehatan dan untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan

setiap upaya puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan. (Azwar, 2010) .

2.1.4 Tenaga Kesehatan

Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan,

tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan

di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan

tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan

mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk

dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan

pembagian waktu kerja. Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana paling sedikit

terdiri atas:

a. dokter atau dokter layanan primer;

b. dokter gigi;

c. perawat;

d. bidan;

e. tenaga kesehatan masyarakat;

f. tenaga kesehatan lingkungan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

g. ahli teknologi laboratorium medik;

h. tenaga gizi; dan

i. tenaga kefarmasian.

Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,

administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di

Puskesmas. Tenaga Kesehatan di puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar

profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,

menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan

pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin

praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2016).

2.2 Pelayanan Kesehatan

2.2.1 Definisi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah suatu wadah atau fasilitas memperoleh

pelayanan kesehatan yang difasilitasi oleh pemerintah. Tujuannya untuk melayani

masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, memuat 4 (empat) unsur

pelayanan utama yang terdiri dari unsur pelayanan kesehatan preventif, promotif,

kuratif, dan rehabilitatif. Ke-empat pelayanan kesehatan dimaksud merupakan

ujung tombak pelayanan dasar yang menyeluruh (comprehensive) dan merupakan

fasilitas pelayanan kesehatan terdepan pada tingkat kecamatan yaitu Puskesmas

(Salmah, 2013).

Rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada

kebutuhan dan kondisi masyaraka. Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

karakterisktik wilayah kerjanya dan kemampuan penyelenggaraan. Berdasarkan

karakterisktik wilayah kerjanya puskesmas dikategorikan menjadi puskesmas

kawasan perkotaan, puskesmas kawasan pedesaan dan puskesmas kawasan

terpencil.

1. Puskesmas kawasan perkotaan

a. Aktivitas lebih dari 50% penduduknya pada sektor non agraris,

terutama industri, perdagangan dan jasa;

b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar

radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop,

atau hotel;

c. Lebih dari 90% rumah tangga memiliki listrik dan/atau;

d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

2. Puskesmas kawasan pedesaan

a. Aktivitas lebih dari 50% penduduknya pada sektor agraris;

b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar

dan perkotaan radius 2 km, tidak memiliki bioskop, atau hotel;

c. Rumah tangga memiliki listrik kurang dari 90%.

3. Puskesmas kawasan terpencil

a. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,

gugus pulau, atau pesisir;

b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh

pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim

atau cuaca;

c. Kesulitan pemenuhan baha pokok dan kondisi keamanan yang tidak

stabil.

2.2.2 Upaya Promotif dan Preventif

Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk mempukan masyarakat

dalam memelihara dan meningkatakan kesehatan mereka, dengan promosi

kesehatan kata lain adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga

masyarakat mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

mereka sendiri (Notoadmodjo, 2007).

Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2009 upaya preventif adalah suatu

kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan penyakit.

Menurut Hartono (2010) banyak peluang untuk melaksanakan promosi

kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai

berikut.

1. Di Dalam Gedung

Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan seiring

dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang:

a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran, yaitu di tempat

pasien/klien harus melapor/ mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan

kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

b. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik, di

pelayanan KIA & KB, dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan

tempat perawatan).

c. Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medis, yaitu di

kamar obat/apotik dan di laboratorium.

d. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus seperti

klinik sanitasi.

e. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat, yaitu di ruang di

mana pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat

inap, sebelum meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat

perawatan).

f. Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas, yaitu di tempat

parkir, halaman, dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan pagar halaman

puskesmas.

2. Di Masyarakat (di luar gedung)

Banyak tatanan di mana puskesmas dapat melakukan promosi kesehatan di

masyarakat, yakni:

a. Tatanan rumah tangga, yaitu di pemukiman penduduk misalnya di

komplek-komplek perumahan, Dasa Wisma, Rukun Tetangga/Rukun

Warga dan lain-lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

b. Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah, madrasah, pondok

pesantren, kursus-kursus, perguruan tinggi dan lain-lain.

c. Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kanto-kantor, koperasi-

koperasi, himpunan petani, pelelangan ikan, kompleks pertokoan, dan lain-

lain.

d. Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun, dermaga/pelabuhan,

pasar, restauran, penginapan, dan lain-lain (Hartono, 2010).

2.2.3 Tingkat-tingkat pencegahan penyakit

Menurut Leavell dan Clark (1958) ada lima tingkat pencegahan penyakit

yaitu sebagai berikut:

1. Peningkatan kesehatan (Health promotion);

2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu

(General and spesifik protection);

3. Menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat

(Early diagnosis and prompt treatment);

4. Pembatasan kecacatan (Disability limitation);

5. Penyembuhan kesehatan (Rehabilitation).

Hal tersebut di atas dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan sebagai

berikut:

a. Upaya peningkatan kesehatan

Yaitu upaya pencegahan yang umumnya bertujuan meningkatkan taraf

kesehatan individu/keluarga/masyarakat, misalnya:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

1. Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, penyusunan pola gizi memadai,

pengawasan pertumbuhan anak balita dan usia remaja;

2. Perbaikan perumahan yang memnuhi syarat kesehatan;

3. Kesempaan memperoleh hiburan sehat yang memungkinkan penegmbangan

kesehatan mental dan sosial;

4. Pendidikan kependudukan, nasihat perkawinan, pendidikan seks, dan

sebagainya;

5. Pengendalian faktor lingkungan

b. Perlindungan umum dan khusus

Golongan masyarakat tertentu serta keadaan tertentu yang secara langsung

atau tidak langsung dapat memengaruhi kesehatan. Upaya-upaya yang termasuk

perlidungan umum dan khusus anatara lain:

1. Peningkatan higine perorangan dan perlindungan terhadap lingkungan yang

tidak menguntungkan.

2. Perlindungan tenaga kerja terhadap setiap kemungkinan timbulnya penyakit

akibat kerja.

3. Perlindungan terhadap bahan-bahan beracun, korosif, alergen dan sebagainya.

4. Perlindungan terhadap sumber-sumber pencernaan.

c. Upaya pencegahan sekunder

Pada pncegahan sekunder termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini dan

pengobatan segera (early and prompt treatment) meliputi mencari kasus sedini

mungkin.

1. Melakukan general check up rutin pada setiap individu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

2. Melakukan berbagai survei (survei sekolah, rumah tangga) dalam rangka

pemberantasan penyakit menular.

3. Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan bebas,

golongan narkotika, psikofarmaka dan obat-obatan bius lainnya.

d. Upaya pencegahan tersier

Pencegahan tersier berupa pncegahan terjadinya komplikasi penyakit yang

lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik maupun mental,

meliputi upaya-upaya sebagai berikut:

1. Penyempurnaan cara pengobatan serta perwatan lanjut.

2. Rehabilitasi sempurna setelah penyembuhan penyakit

3. Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita, sehingga mncegah

kmungkinan terputusnya kelanjutan pengobatan serta kelanjutan rehabilitasi

dan sebagainya (Syafrudin, 2009).

2.3 Upaya Penyelenggaraan Kesehatan

Puskesmas menyelenggaraka upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama

dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan yang

dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan

masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan (Permenkes No.75

Tahun 2014).

Upaya kesehatan masyarakat esensial adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan promosi kesehatan;

b. Pelayanan kesehatan lingkungan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana;

d. Pelayanan gizi; dan

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan di setiap

puskesmas untuk mendukung pencapaian standart pelayanan minimal

kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat penegembangan

yang dimaksud merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya

memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan

intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,

kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-

masing puskesmas (Permenkes No.75 Tahun 2014).

Adapun upaya keesehatan masyarakat di puskesmas kawasan pedesaan

menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kawasan Pedesaan

No Upaya Kegiatan Puskesmas Kawasan Pedesaan


1 Pelayanan Penyuluhan 1. Promosi kesehatan di
Promosi sekolah pendidikan dasar
Kesehatan 2. Promosi pemberdayaan
masyarakat dibidang
kesehatan.
3. Penyuluhan kesehatan jiwa
masyarakat & napza.
4. Penyuluhan kesehatan jiwa
bagi ibu hamil dan
menyusui.
5. Penyuluhan pada kelompok
atau masyarakat tentang
perilaku menjaga kebersihan
diri
6. Penyuluhan Kesehatan Gigi
dan Mulut pada ibu hamil,
anak balita, anak, remaja,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

dewasa, lansia (pendekatan


siklus kehidupan)
7. Penyuluhan peningkatan
kesadaran masyarakat
tentang Imunisasi
8. Konseling kesehatan
reproduksi pada kelompok
anak remaja.
9. Peningkatan pengetahuan
komprehensif masyarakat
tentang pencegahan
penularan HIV-AIDS dan
IMS .
10. Peningkatan pengetahuan
dan kepedulian masyarakat
tentang penyakit diare, tifoid
dan hepatitis .
11. Edukasi dan konseling
Pemberian Makanan Bayi
dan Anak (PMBA) meliputi
ASI dan MP-ASI untuk
balita sehat,balita kurang
gizi, dan balita gizi buruk
rawat jalan
12. Edukasi dan konseling
mengenai pola makan,
perilaku makan dan aktifitas
fisik bagi anak usia sekolah
13. Edukasi dan konseling
mengenai pola makan,
perilaku makan bagi bumil
KEK/Kurus
14. Konseling Dietetik
15. Kegiatan Edukasi dan
Konseling tentang
Swamedikasi dan
Penggunaan Obat

Pemberdayaan 1. Memotivasi tokoh


masyarakat masyarakat dalam
pembentukan kader
kesehatan atau pembentukan
kelompok yang peduli
terhadap kesehatan.
2. Membentuk jejaring dalam
pembentukan PHBS di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

masyarakat.
3. Penggerakan kelompok
masyarakat dalam
pemanfaatan Posyandu
4. Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat untuk
Peningkatan Penggunaan
Obat Rasional melalui
Metode Cara Belajar Insan
Aktif (CBIA).

Pelatihan 1. Melatih kader kesehatan


tentang perawatan diri dan
mempraktikkan PHBS
2. Melatih kader kesehatan
dalam menyampaikan
informasi pada kelompok
atau masyarakat tentang
perawatan diri dan
mempraktikkan PHBS di
daerah binaan
3. Melatih Kader tentang
Swamedikasi dan
Penggunaan Obat melalui
Metode Cara Belajar Insan
Aktif (CBIA)

Advokasi 1. Mengadvokasi masyarakat


dan lintas terkait dalam
praktik PHBS dan
penanggulangan masalah
kesehatan tertentu
2. Advokasi tokoh masyarakat
dalam membentuk
kelompok swabantu terkait
perawatan masalah gizi

2. Pelayanan Pemantauan tempat tempat


kesehatan umum, pengelolaan makanan,
lingkungan dan sumber air bersih

3. Pelayanan 1. Pelayanan imunisasi di


KIA & KB kelompok atau masyarakat.
2. Skrining kesehatan siswa
sekolah pendidikan dasar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

3. Penyuluhan KB sesuai
program pemerintah pada
kelompok usia subur atau
masyarakat
4 Pelayanan Deteksi dini 1. Melakukan deteksi
Gizi dini/penemuan kasus gizi
di masyarakat
2. Surveilans Gizi

Pelayanan 1. Melakukan asuhan


keperawatan pada kasus
gizi di kelompok atau
masyarakat.

5. Pelayanan 1. Pencegaha Posbindu PTM


pencegahan n dan
dan pengendali
pengendalia an penyakit
n penyakit tidak
menular

2. Pencegaha 1. Pengendalian filariasis*


n dan 2. Pengendalian kecacingan
pengendali 3. Pengendalian infeksi
an penyakit dengue/DBD*
menular 4. Pengendalian malaria*
5. Pengendalian Zoonosis*
6. Pengendalian HIV/AIDS*
7. Pengendalian Infeksi
Menular Seksual
8. Pengendalian Penyakit
yang dapat dicegah
dengan imunisasi

2.4 Kebijakan Terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional

Pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan No.71 Tahun 2013 tertera Pasal 13 disebutkan

bahwa peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif,

“Setiap Peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat

dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan”.

Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden

No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 yaitu “Manfaat pelayanan

promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: penyuluhan kesehatan

perorangan; imunisasi dasar; keluarga berencana; dan skrining kesehatan.”

Kemudian Pasal 22 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tingkat pertama

meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup:

1. Administrasi pelayanan;

2. Pelayanan promotif dan preventif;

3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;

5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;

7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama; dan

8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.

Berdasarkan Permenkes RI No. 21 tahun 2016 tentang pengelolaan

pemanfaatan dana kapitasi JKN pada FKTP milik pemerintah daerah menyatakan

bahwa Jasa pelayanan kesehatan di FKTP atau puskesmas ditetapkan sekurang

kurangnya 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan

sisanya dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan

yang meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan

biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. Bila terdapat dana sisa, maka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

dimanfaatkan untuk tahun anggaran berikutnya. Tetapi harus tetap sama bahwa

sisa dana porsi jasa pelayanan hanya untuk jasa pelayanan, dan sebaliknya dengan

biaya operasional

2.5 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pelaksanaan

pelayanan promotif dan preventif. Oleh karena itu, fokus penelitian disusun

sebagai berikut:

Program promotif dan


preventif dalam Upaya Pelaksanaan pelayanan promotif dan
Kesehatan Masyarakat preventif Puskesmas Labuhan Bilik
Esensial di Puskesmas
Labuhan Bilik

Gambar 2.1 Fokus Penelitian

Berdasarkan gambar di atas, dapat dirumuskan definisi fokus penelitian sebagai

berikut:

1. Pelayanan promotif adalah kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam

upaya meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat.

2. Pelayanan Preventif adalah kegiatan yang dilakukan puksesmas dalam

upaya pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

3. Program promotif dan preventif Upaya Kesehatan Masyrakat Esensial

meliputi Pelayanan promosi kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Pelayanan Gizi dan Pelayanan

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

a Pelayanan promotif dan preventif di Bidang KIA-KB adalah

pelayanan yang diberikan untuk menyiapkan remaja dan pasangan

usia subur, ibu hamil, bersalin dan nifas agar mampu melahirkan

generasi yang sehat dan berkualitas, menjamin kelangsungan hidup,

tumbuh kembang dan terpenuhinya hak kesehatan secara optimal,

mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu, bayi

baru lahir, bayi dan anak balita.

b Pelayanan Promotif dan Preventif bidang Kesehatan Lingkungan

adalah kegiatan penyehatan lingkungan seperti pangan, air bersih,

sanitasi, jamban keluarga, tempat-tempat umum, perumahan dan

lingkungan kesehatan.

c Pelayanan Promotif dan Preventif di bidang gizi masyarakat adalah

kegiatan untuk menunjang upaya penurunan angka kematian balita

dan meningkatkan kemampuan masyarakat guna mewujudkan derajat

kesehtan yang optimal, melalui peningkatan status gizi.

d Pelayanan Promotif dan Preventif di bidang Pencegahan dan

Pengendalian penyakit adalah kegiatan pencegahan dan pengendalian

yang meliputi individu dan/atau kelompok masyarakat baik berisiko

PTM maupun yang tidak berisiko.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif,

agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang Pelaksanaan program

promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik Kabupaten Labuhanbatu

tahun 2018.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Labuhan Bilik Kabupaten Labuhan

batu.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak bulan Januari 2018 sampai

dengan selesai.

3.3 Informan Penelitian

Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian (appropriateness) dan

asas kecukupan (adequacy). Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuian

adalah informan yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan topik

penelitian. Pemilihan informan berdasarkan asas kecukupan adalah informan yang

dapat menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian.

Para informan penelitian ini adalah:

1. 1 informan Kepala Puskesmas Labuhan Bilik

2. 1 informan Dokter Umum

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27

3. Pegawai Bidang Upaya Wajib (Esensial) puskesmas, yaitu 2 informan

bidang KIA/KB, 1 informan kesehatan lingkungan, 1 informan gizi

masyarakat, dan 1 Informan bidang pencegahan dan pengendalian

penyakit.

4. 2 informan Pasien dan 2 informan masyarakat

a. Pasien adalah orang yang di dalam gedung /yang sedang berkunjung

(berobat ke puskesmas).

b. Masyarakat adalah orang yang mendapatkan kegiatan dari puskesmas

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih

jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas, dan

spesifik.

1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan tanya jawab

terhadap informan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Pengamatan (observasi) yaitu mengamati kegiatan, sarana dan prasarana

kegiatan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik.

3.5 Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen wawancara mendalam (indept interview)

berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai topik yang akan dibicarakan dan

pengamatan seacara langsung (observasi). Untuk memperjelas informasi yang

akan diperoleh, peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan alat

perekam suara (tape recorder).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

3.6 Triangulasi

Triangulasi digunakan sebagai teknik pemeriksaan dan keabsahan data.

Triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi sumber, yaitu dengan memilih

informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang

diajukan (Moleong, 2007).

3.7 Teknik Analisa Data

Menurut Sugiyono (2010) analisa data kualitatif dilakukan secara simultan

dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk

mempermudah dalam melihat data secara lebih sistematis. Data yang sudah

terkumpul akan dibahas secara mendalam dalam bentuk naratif atau menjabarkan

dalam unit-unit. Hal ini untuk menjelaskan mengenai pelaksanaan pelayanan

program promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik dilakukan secara

kualitatif berdasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan oleh informan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Labuhan Bilik

Puskesmas Labuhan Bilik didirikan sejak tahun 1907, yang terletak di

Jalan Kesehatan Kelurahan Labuhan Bilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten

Labuhan batu. Sejak tahun 2003 Puskemas Labuhan Bilik sudah menjadi rawat

inap. Letak Puskesmas bersebelahan dengan kantor Lembaga Permasyarakatan

Labuhan Bilik Kecamatan Panai Tengah dan SMPN 1 Panai Tengah yang berada

tepat di belakang puskesmas.

Kecamatan Panai Tengah merupakan salah satu daerah yang berada

di Kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kecamatan Panai

Tengah berada pada 20 27’42.78”N Lintang Utara dan 1000 1431.49”E Lintang

Selatan dengan ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Panai

Tengah menempati area seluas 483,74 Km2.

Adapun batas batas wilayah Kecamatan Panai Tengah adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Panai Hilir

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Riau

c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Kampung Rakyat

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Bilah Hilir

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30

Tabel 4.1 Jumlah Desa, Dusun, dan Luas (Km)2 di Kecamatan Panai Tengah
tahun 2016

Laki- Jlh Luas


No Nama desa Jlh kk Perempuan Dusun
laki Penduduk wilayah

1 Labuhanbilik 966 1985 1946 3931 7 37,00

2 Telaga Suka 636 1817 1590 3407 6 41,00

3 Sei Siarti 1679 4763 4670 9433 11 39,00

4 Sei Nahodaris 562 1589 1392 2981 7 47,74

5 Sei Rakyat 964 2568 2513 5081 7 44,40

6 Sei Pelancang 384 964 950 1914 13 47,30

7 Selat Beting 928 2451 2250 4701 5 47,50

8 Bagan Bilah 716 1526 1511 3037 10 45,50

9 Sei Merdeka 636 996 997 1993 5 69,00

10 Pasar Tiga 459 1255 1235 2490 6 65,00

Jumlah 7669 19914 19.054 38968 72 483,74

Sumber: Puskesmas Labuhan Bilik 2016

Pada tahun 2016 penduduk Kecamatan Panai Tengah berjumlah 38.968

jiwa dengan rincian 19.914 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan 19.054 jiwa

berjenis kelamin perempuan. Jumlah rumah tangga yang ada di Kecamatan Panai

Tengah sebanyak 7.669 KK.

Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan


Bilik Tahun 2016

No. Tenaga Kesehatan Jumlah


1. Dokter Umum 6
2. Dokter Gigi 1
3. Perawat 36
5. Bidan 14
6. Tenaga Kesehatan Masyarakat 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

7. Tenaga Ahli Sanitasi 1


8. Tenaga Teknisi Medis (Lab) 1
9. Apoteker 1
Jumlah 62

Sumber: Puskesmas Labuhan Bilik 2016

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan yang terdiri dari tenaga kesehatan

dan tenaga non kesehatan (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014).

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tenaga kesehatan Puskesmas

Labuhan Bilik terdiri dari Dokter Umum sebanyak 6 orang, Dokter Gigi 1 orang,

Perawat 36 orang, Bidan 14 orang, Tenaga Kesehatan Masyarakat 2 orang,

Tenaga Ahli Sanitasi 1 orang, Tenaga Teknisi Lab 1 orang, dan Apoteker 1 orang.

Namun, hal yang tidak sesuai dilihat dari Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah

seharusnya puskesmas memiliki tenaga gizi sebanyak 2 orang akan tetapi faktanya

puskesmas Labuhan Bilik tidak memiliki tenaga gizi, untuk Tenaga Kesehatan

Masyarakat puskesmas sudah memiliki 2 orang tenaga kesehatan masyarakat.

Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Labuhan Bilik juga didominasi oleh

tenaga kesehatan medis sehingga lebih mengutamakan upaya kesehatan yang

menekankan pada penyembuhan penyakit.

Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan Lainnya di Wilayah Kerja Puskesmas


Labuhan Bilik Tahun 2016

No Sarana Kesehatan Lainnya Jumlah


1. Puskesmas Pembantu 5
2. Polindes/Poskesdes 9
3. Posyandu 67
Sumber: Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Tabel 4.4 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2016

No. Fasilitas Gedung Jumlah


1. Ruang Kepala Puskesmas 1 buah
2. Ruang Periksa Gigi dan Mulut 1 buah
3. Ruang kesehatan lingkungan 1 buah
4. Ruang Apotik 1 buah
5. Ruang KIA /KB/MTBS/GIZI 1 buah
6. Ruang Laboratorium 1 buah
7. Ruang Poli umum/ kartu/ UGD 1 buah
8. Ruang Rawat inap 1 buah
9. Ruang Tata Usaha 1 buah
10. Ruang inventaris barang/surveilans 1 buah
11. Ruang Poned 1 buah
12. Ruang pertemuan 1 buah
13. Toilet 5 buah
14. Ruang BPJS 1 buah
15. Ruang P2M 1 buah
16. Ruang BOK 1 buah
17. Ruang Gudang Obat 1 buah
Sumber: Puskesmas Labuhan Bilik 2016

4.2 Karasteristik Informan


Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Karakteristik Informan

No Informan Jenis Umur Pendidikan Jabatan


Kelamin (tahun)
1. Irma perempuan 45 S1- Ilmu Kepala Puskesmas
Suryani, kesehatan
Masyarakat
2. dr. Alvi Perempuan 33 S1- Dokter
Khairuni Kedokteran
3. Mila Perempuan 52 D1 Spph Pegawai bidang
Yusmita Promosi Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan.
4. Salwani Perempuan 44 D4 Kebidanan Pegawai bidang KIA

5. Tuti Perempuan 42 D4 Kebidanan Pegawai bidang KB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

6. Herawati Perempuan 36 D3 Pegawai bidang Gizi


Keperawatan
7. Sri Murni Perempuan 38 D3 Kebidanan Pegawai bidang
Nst Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
8. Ayu Dewi Perempuan 22 SMP Pasien
Sundari
9. Hamimah Perempuan 35 SD Pasien
10. Nita Perempuan 40 SMP Masyarakat
11. Dayah Perempuan 32 SMP Masyarakat
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah informan dalam

penelitian ini adalah sebanyak 12 informan, terdiri dari 1 informan Kepala Puskesmas

Labuhan Bilik yang berusia 45 tahun dengan pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat, 1

informan Dokter Umum berusia 33 tahun dengan pendidikan S1 Kedokteran, 5

informan dari setiap upaya wajib puskesmas yang terdiri dari 1 informan dari

penanggung jawab bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan yang

berusia 52 tahun dengan pendidikan D1 Sekolah Pembantu Penilik Hygiene, 1

informan dari penanggung jawab Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berusia 44 tahun

dengan pendidikan D4 Kebidanan, 1 informan dari penanggung jawab bidang

Keluarga Berencana (KB) berusia 42 tahun dengan pendidikan D4 Kebidanan, 1

Informan dari penanggung jawab bidang Gizi berusia 36 tahun dengan pendidikan D3

Keperawatan, 1 informan dari bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit berusia

38 tahun dengan pendidikan D3 Kebidanan, 2 orang pasien dan 2 orang dari kalangan

masyarakat.

4.3 Pelaksanaan program promotif dan preventif Puskemas Labuhan Bilik

Berdasarakan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas menyatakan bahwa

pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik belum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

berjalan maksimal hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala

Puskesmas Labuhan Bilik yang menyatakan bahwa:

“Pelaksanaannya ada yang di dalam ada yang di luar.kuratifnya tetap


banyak. Sekarang di era JKN ada program tambahan yaitu prolanis akan
tetapi kegiatan tersebut tidak berjalan dengan maksimal karena belum
sesuai dengan perencanaan, penyusunan rencana kegiatan di puskesmas ini
ada. Sebelumnya di awal tahun dibuat POA nya untuk kegiatan atau
program yang akan dilakukan. Tapi kenyataannya ya tetap saja
pelaksanaannya itu gak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Bentuk-bentuk dari pelayanan promotif dan preventif ya dek, kalau
kegiatan promotif yang kami lakukan Upaya dalam menanggulangi DBD
yaitu penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk, kalau di bidang KIA/
KB ada penyuluhan kepada ibu hamil, penyuluhan KB. Untuk di gizi ada
penyuluhan tentang Asi Ekslusif, penyuluhan tentang pentingnya
pemberian vitamin A. Kalau bidang penyuluhan pnecegahan
dan pengendalian penyakit menular ada bentuk promosi mengenai
penanggulangan HIV/ AIDS. Kalau kegiatan preventifnya ada pemantauan
Jentik nyamuk, Bidang KIA/ KB ada seperti deteksi dini ibu hamil
berisiko, upaya pelayaanan KB, untuk bidang Gizi ada pemberian Vitamin
A pada balita, Pemantauan balita BGM” (Informan 1).

Pelaksanaan program promotif dan preventif di bidang kesehatan lingkungan,

berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan lingkungan menyatakan

bahwa:

“Kalau kami pelaksanaannya dimulai dari MMD dulu dek sampai SMD,
identifikasi masalah dari lintas program dan sektoral. Dari identifkasi
masalah itulah lalu dibuat POA. Kalau kami biasanya melakukan
penyuluhan tentang pelaksanaan posyandu kepada para kader, penyuluhan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat, melaksanakan pembinaan PHBS
di rumah tangga, memantau pelaksanaan kegiatan di posyandu dan
monitoring desa siaga, kayak gitulah dek biasanya. Ibu pun kerjanya ini
rangkap sama kesehatan lingkungan makanya kadang bingung dan kadang
program lain terhambat, kalau kegiatan kesehtan lingkungan yang ibu
pegang seperti pemeriksaan/ pengawasan jamban, memeriksa sanitasi
sekolah, pengawasan TPM, pemeriksaan kualitas air minum dan makanan.
POA nya ada, kami buat sendiri dek. Tapi tidak semua terlaksana sesuai
POA yang udah kami buat. Karna terkadang banyak kendalanya dek.
Kalau bisa lebih ditingkatkan lagi, terutama dalam melibatkan lintas
sektoral. Jangan ada lagi yang kerja rangkap terutama pemegang program
bidang esensial. Sarana prasarananya kalau bisa di lengkapi. Kalau bisa
SKM nya dibuat satu pemegang program upaya kesehatan masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

bidang esensial nya dek agar lebih ngerti, karna kalau disini tenaga SKM
dibuat sebagai pemegang BOK, dan satu lagi sebagai Kepala Puskesmas
disini dek” (Informan 3)

Pelaksanaan program promotif dan preventif di bidang KIA-KB, hasil

wawancara didapat adalah sebagai berikut:

“Pelaksanaannya terlaksana dek seperti kegiatan kelas ibu hamil, ada


biasanya deteksi ibu hamil beresiko, dan penempelan poster-poster gitulah
dek. Tetapi sebagian ada juga yang nggak terlaksana dek karena kadang
banyak kendalanya. Terkadang dari masyarakatnya. POA ada, kalau di
lapangan tidak pernah terlaksana semua, kalau di dalam ada juga tidak
terlaksana. Di lapangan ada aja kendalanya . Kemarin padahal kami ada
kelas ibu hamil tanggal 16 tapi tidak di laksanakan karna libur mau bulan
puasa kan. Besok juga tanggal 16 berikutmya bulan depan gak terlaksana
karna lebaran, kadang hujan gak jadi karna becek dek. Kalau bisa disini ada
penambahan SKM itu la dek, jalannya juga kalau bisa diperbaiki, supaya
kami juga tidak terhambat dalam melakukan kegiatan karena jalannya yang
rusak itu” (Informan 4)

“Kalau ibu biasanya promotif nya seperti kasi penyuluhan tentang KB di


posyandu ikut sama bu wani bagian KIA, itu kalau yang di luar gedung, kalau
di dalam gedung ibu biasanya mengingatkan sama pasien yang baru
melahirkan, tetapi kadang ada juga yang gak terlaksana kalau di luar gedung,
kadang target kami ke 10 desa, tapi hanya 5-6 desalah yang bisa kami kunjungi.
POA kalau di puskesmas ini ada dek, awal tahun ada kami buat itu dek”
(Informan 5)

Pelaksanaan program promotif dan preventif di bidang Gizi, hasil

wawancaranya adalah sebagai berikut:

“ Kalau pelaksanaannya ada yang didalam gedung dek, ada juga yang
diluar, kalau promotifnya kayak penyuluhan gitu dek, kalau yang preventif
misalnya kayak pemberian vitamin A, kakak juga kurang paham sama
program ini, soalnya kakak baru 1 tahun pegang program ini dek. Kalau
POA nya udah ada dek, tapi itu lah walau pun sudah dibuat POA kadang
ada juga yang gak terlaksana sesuai POA. Kalau bisa ada pelatihan sebelum
ke lapangan, sarana prasarananya dilengkapi” (Informan 6)

Pelaksanaan program promotif dan preventif di bidang pencegahan dan

pengendalian penyakit menular, hasil wawancara yang didapat dengan petugas

bidang P2M menyatakan bahwa:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

“Kami ngadakan penyuluhan ke 10 desa dek, kadang penyuluhannya


dilakukan di posyandu, temu warga. Penyuluhannya seperti DBD,
penyuluhan PTM. Posbindu, Penyuluhan HIV/AIDS, pengukuran dan
penimbangan berat badan. Kalau POA ada dek, kami yang buat”
(Informan 7)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan

pelayanaan promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik pelaksanaannya

dimulai dari identifikasi masalah-maslaah kesehatan yang ada di wilayah kerja

puskesmas. Setelah menemukan prioritas masalah maka dibuat POA kegiatan.

Kegiatan promotif di Puskesmas Labuhan Bilik berupa yaitu penyuluhan

tentang DBD. Bidang KIA/KB seperti penyuluhan kepada ibu hamil, penyuluhan

KB dan untuk bidang gizi seperti penyuluhan tentang Asi Ekslusif, penyuluhan

tentang pentingnya pemberian Vit. A. Kegiatan promotif bidang penyuluhan

pencegahan dan pengendalian penyakit menular seperti bentuk promosi mengenai

penanggulangan HIV/AIDS dan penanggulangan DBD yaitu pemberantasan

sarang nyamuk .

Kegiatan preventif yang ada di Puskesmas Labuhan Bilik seperti

pemantauan Jentik nyamuk, Bidang KIA/KB ada seperti deteksi dini ibu hamil

berisiko, upaya pelayaanan KB, untuk bidang Gizi yaitu berupa pemberian

Vitamin A pada balita, Pemnatauan balita BGM. Akan tetapi kenyataannya,

pelaksanaan program tersebut belum maksimal karena belum sesuai dengan

target-target dan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh puskesmas. Hal ini

sesuai dengan penelitian Albertho (2014) menyatakan bahwa perencanaan

memiliki pengaruh dan merupakan salah satu tahapan proses untuk mencapai

program yang maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Pelaksanaan program program promotif dan preventif belum berjalan baik

dikarenakan kurangnya sarana, prasarana dan peralatan, pendanaan kegiatan

promotif dan preventif SDM yang masih kurang serta rendahnya rendahnya

partisipasi dari masyarakat wilayah kerja Puskesmas Labuhan Bilik. Hal ini juga

sesuai dengan wawancara yang dilakukan yang menyatakan bahwa:

“Dari segi jumlah tenaga kesehatan banyak, disni juga ada promotor
tambahan yang di danai dari BOK. dia dari bidan, ini la yang membantu
promkes, disini tidak ada ahli gizi, promkes gak skm, bukan basicnya dia
hanya dari spph kalau bisa kan sebenarnya skm untuk pemegang promkes
biar lebih paham. Disini merangkap kerjanya. Kalau disini masyarakat
susah di ajak ikut kegiatan, orang itu taunya puskesmas ini hanya tempat
berobat saja. Kalau masalah dana, ketika melakukan kegiatan adanya
tambahan dana dari JKN, Tanya aja nedi masalah pendanaan itu, sekarang
juga ada prolanis sebagai tamabahan dari JKN, kegiatan itu di danai oleh
bpjs akan tetapi peserta jkn nya juga sulit dan tidak peduli untuk mengikuti
kegiatan tersebut.” (Informan 1)

“masyarakat juga kurang partisipasinya dalam mengikuti kegiatan dan


menganggap puskesmas hanya tempat berobat saja dek , kalau ada gratis
baru ramai datang, selain itu dek, kendala lainnya adanya kerjanya
rangkap ini kadang membuat terhambat kegiatan ibu yang lain, terus
masalah pendanaan yang lama cair, kalau untuk laptop juga gak ada
disediakna dek, infokus ada 1, tapi itu pun rebutan, Baliho ada, kalau
leafletnya nggak ada dek ” (Informan 3)

“jalan yang rusak itula payah di lewati. Kalau hujan kami tidak jadi
melakukan kegiatan ke lapangan karena jalan gak bisa di tempuh sama
sekali, terus kadang disini pasang jadi kadang gak jadi pigi juga dek, karna
gak bisa lewat ” (Informan 4)

“tantangan internalnya tenaga kesehatan yang masih kurang, masalah jalan


yang rusak kalau tantangan di luar, kami juga pakai kereta sendiri tidak
ada dari dinas, masyarakat yang kurang partisipasinya dalam mengikuti
kegaiatan, kalau ada pembagian gratis baru banyak yang datang dek”
(Informan 5)

“apa ya dek, kendala-kendalanya kalau daerah yang jauh becek makanya


kadang kami gak jadi melakukan kegiatan, kadang disini juga pasang kan
karna kita dekat dengan laut, kalau udah pasang adek tau kan lama
surutnya disini, kadang hampir satu minggu, jadi kegiatan kita pun
terhambatla. Ada juga kemarin kami jumpai balita gizi buruk ada 2 atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

tiga gitu. Tapi jauh kali rumahnya, untuk kesana butuh perjuangan la dek.
Udah itu kalau menurut kak karna kak bukan basicnya di gizi jadi lebih
susah disini tenaga gizinya gak ada dek satupun gak ada yang benar-benar
orang gizi, pelatihan juga gak ada diberikan selain itu tantangan
internalnya lama pencairan dana BOK. jadi kalau kami mau melakukan
kegaiatan pakai uang kami dulu dek , nanti di ganti sama puskesmas itula
yang di ambil dari BOK, tapi dana itu pun lama turunnya” (Informan 6)

“kendala kami yang lain waktu melakukan penyuluhan masyarakatnya


sudah pulang sebelum kegiatan selesai, terkadang pun yang datang hanya
sedikit” (Informan 7)

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai

target-target dari program-program yang dibuat oleh Puskesmas. Namun

kenyataannya yang terjadi di Puskesmas Labuhan Bilik perhatian pemerintah

terhadap kelengkapan sarana, prasarana serta peralatan dalam melaksanakan

upaya promotif dan preventif masih kurang. Berdasarkan pernyataan di atas

bahwa bila dilihat juga dari segi sarana, prasarana, dan peralatan Puskesmas

Labuhan Bilik kurang mendukung baik pada saat penyuluhan dan transportasi

juga kurang ketika melaksanakan kegiatan promotif dan preventif. Tantangan

eksternal yang dihadapi yaitu juga seringnya terjadi banjir pasang karena keadaan

geografis yang dekat dengan laut, dan kesulitan akses ke daerah/ lokasi penduduk

untuk mengadakan penyuluhan. Kondisi geografis sangat berpengaruh terhadap

pelaksanaan kegiatan puskesmas sebagai contoh kasus gizi buruk yang masih

ditemukan, hal ini dikarenakan kurangnya upaya perbaikian gizi masyarakat yang

merupakan upaya kesehatan wajib terutama untuk daerah yang jauh dari wilayah

kerja puskesmas.

Untuk pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif, seperti penyuluhan,

tenaga kesehatan di Puskesmas Labuhan Bilik masih kebanyakan tenaga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

kesehatan yang melakukan penyuluhan dengan cara manual, berdasarkan

wawancara yang dilakukan dengan petugas KIA/KB dan Gzi menyatakan bahwa:

“kalau menurut ibu kurang, disini banyak bidan perawat, skmnya masih
kurang. Kalau kesiapan tenaga kesehatan sekedar dilapangan masih bisa.
Kau infokus nggak pernah kami bawa kelapanagan, kami hanya pakaiyang
lembar balik itu aja. Penyuluhan yang kami lakukan disini juga masih
manual” (Informan 4).
“Gimana ya dek, kalau menurut kakak kurang, karna memang butuh yang
basicnya gizi, kalau kak kan kurang ngerti. Disini gak ada pelatihan,
kadang bu kapus ikut juga di kegiatan kami, dia la yang memberikan
penyuluhan. Sarana prasarana kuarang, kalau bisa di kasi kereta, kadang
rusak kereta kita, kita juga yang menanggungnya, kalau infokus biasanya
kalau dokter ikut ke lapanagan baru bawa infokus, itu pun infokusnya
hanya 1 kadang berebut. Kalau orang kak penyuluhannya tidak pakai pakai
apa-apa”(Informan 6)
Media promosi kesehatan tersebut dirasakan belum begitu maksimal untuk

digunakan dalam penyuluhan tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan di Puskesmas

Labuhan Bilik masih melakukan penyuluhan dengan cara manual, perhatian

pemerintah terhadap kelengkapan sarana, prasarana serta peralatan dalam

melaksanakan upaya promotif dan preventif masing kurang contohnya laptop,

leaflet, infocus, media promosi, dan jalan yang rusak yang menghambat

kelancaran kegiatan. Selain itu, hal yang sangat dirasakan oleh tenaga kesehatan

mengenai sarana dan prasarana yang masih kurang adalah transportasi yang belum

memadai. Puskesmas hanya memiliki kendaraan dinas yaitu 1 ambulance dan 1

kereta Dinas. Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas sangat luas dan jarak

antar desa sangat berjauhan dan umumnya terletak di daerah pelosok, sehingga

membutuhakan transportasi yang memadai untuk melaksanakan kegiatan

penyuluhan ke desa misalnya. Namun kendaraan dinas yang dimiliki Puskesmas

tidak setiap saat ada di Puskesmas dikarenakan digunakan untuk keperluan lain,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

mengakibatkan timbul kendala untuk melaksanakan penyuluhan ke masyarakat

yang letak desa nya sangat jauh dari Puskesmas Labuhan Bilik.

Transportasi yang tidak memadai memaksa tenaga kesehatan untuk

menggunakan kendaraan pribadi, tapi tenaga kesehatan yang bertugas dengan

menggunakan kendaraan pribadi pada umumnya jadi memilih desa yang terdekat

dengan Puskesmas untuk melaksanakan pelayanan promotif dan preventif melalui

UKM. Dengan demikian menyebabkan tidak meratanya pelaksananaan pelayanan

kesehatan untuk semua masyarakat yang tinggal di desa-desa yang berada pada

wilayah kerja puskesmas sehingga pelayanan promotif dan preventif tidak

terlaksana secara maksimal dan hasil cakupannya pun masih rendah. Sarana

prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari kegiatan-

kegiatan yang dibuat oleh puskesmas. Hal ini sesuai dengan penelitian Hermiyanti

(2016) yang menyatakan adanya fasilitas/sarana diposisikan sebagai faktor

pendukung untuk keberhasilan suatu kegaiatan.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia Puskesmas

terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan (Permenkes RI No.75

Tahun 2014). Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya

manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta

terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan

kesehatan. Puskesmas Labuhan Bilik yang menyediakan fasilitas rawat inap ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

memiliki 6 dokter umum, 1 dokter gigi, Perawat 36 orang, Bidan 14 orang,

Tenaga Kesehatan Masyarakat 2 orang, Tenaga Ahli Sanitasi 1 orang, Tenaga

Teknisi Lab 1 orang, dan Apoteker 1 orang.

Jumlah tenaga kesehatan yang melaksanakan program promotif dan

preventif belum mencukupi dikarenakan masih terdapat kerja rangkap yaitu

pemegang bidang promosi kesehatan juga sebagai pemegang program bidang

kesehatan lingkungan yang menyebabkan terhambatnya kegiatan yang

dilaksanakan. Sumber daya merupakan faktor penting untuk pelaksanaan program

supaya efektif. Apabila pelaksana kekurangan sumber daya maka program tidak

akan berjalan efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Subarsono (2008) bahwa

ketersediaan sumber daya akan berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi.

Kendala yang dihadapi yaitu adanya jabatan fungsional yang tidak sesuai

dengan tupoksi masing-masing serta tidak adanya pelatihan kepada tenaga

kesehatan di puskesmas sebelum melaksanakan tersebut. Hal tersebut berdampak

pada kualitas kemampuan sehingga kurang optimal ketika terjun langsung ke

masyarakat untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. Menurut informan

menyatakan bahwa untuk tenaga gizi di Puskesmas Labuhan Bilik juga tidak ada,

menurutnya jabatan yang ia pegang tidak sesuai dengan tupoksinya yang

menyebabkan kurang memahami dari program tersebut serta pelatihan juga tidak

ada. Hal ini sesuai dengan penelitian Nadya, dkk (2013) menyatakan bahwa

kurangnya tenaga kesehatan khusus dan tidak adanya pelatihan sebelum kegiatan

tersebut berlangsung akan membuat kegiatan promotif dan preventif berjalan

kurang maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Menurut Depkes (2003) tentang kebijakan dan strategi desentralisasi

Bidang Kesehatan disebutkan bahwa dalam memantapkan sistem manajemen

sumber daya manusia kesehatan perlu dilakukan peningkatan dan pemantapan

perencanaan, pengadaan tenaga kesehatan, pendayagunaan dan pemberdayaan

profesi kesehatan. Dalam meningkatan kualitas kemampuan tenaga kesehatan

dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga

kesehatan yang sudah ada. Pengembangan pendidikan kesehatan diarahkan untuk

menghasilkan tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan yang berkualitas

dalam melaksanakan pelayanan promotif dan preventif. Menurut Kepala

Puskesmas Labuhan Bilik kesiapan dari tenaga kesehatan belum maksimal karena

kemampuan atau skill SDM yang ada di Puskesmas dalam memberikan pelayanan

promotif dan preventif masih perlu ditingkatkan lagi.

Selain itu, menurut pernyataan beberapa informan, tenaga penyuluh

kesehatan terutama tenaga kesehatan masyarakat masih belum mencukupi

menyebabkan kegiatan promotif dan preventif berjalan kurang optimal. Tenaga

kesehatan seharusnya dalam memberikan pelayanan kesehatan memiliki

kompetensi yang berkualitas dan taat dengan prosedur. Dilihat dari pengamatan

didapat bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang menerima pelayanan

kesehatan promotif dan preventif tidak memenuhi syarat yang dijelaskan

sebelumnya.

Keterbatasan kemampuan atau skill dari tenaga kesehatan dalam

melaksanakan upaya promotif dan preventif melalui UKM terjadi karena

kurangnya tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kurangnya pelatihan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

yang diberikan oleh Pemerintah terkait. Kurangnya pengetahuan dan rendahnya

pengawasan sering menjadikan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di

puskesmas belum dikerjakan secara baik. Masyarakat pun cenderung menjadi

menerima kondisi tersebut karena ketidaktahuan dan keterpaksaan.

Walaupun pemerintah telah melakukan perbaikan mutu pelayanan

kesehatan baik melalui peraturan standar kompetensi tenaga kesehatan maupun

menyediakan pelatihan atau program peningkatan pengetahuan dan kemampuan

tenaga kesehatan serta pemerataan distribusi tenaga kesehatan dalam mengadakan

upaya promotif dan preventif sebagai contoh melaksanakan penyuluhan ke semua

desa yang ada di wilayah kerja puskesmas tanpa alasan letak geografis atau jarak

desa yang jauh dari puskesmas, tetapi belum pasti seluruhnya tenaga kesehatan

mendukung.

Hal tersebut di atas terkait dengan tenaga kesehatan yang masih

menyimpang dari tujuan awal keberadaannya dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, serta belum mendukung dan tidak melaksanakan pelayanan

promotif dan preventif secara maksimal. Sehingga pelayanan kuratif masih

memimpin sedangkan aspek upaya promotif dan preventif dalam pelayanan

kesehatan yang seharusnya lebih diutamakan belum dominan terlaksana.

Perilaku sehat masyarakat pun mengikuti paradigma sehat yang dikalahkan

oleh perilaku sakit, yaitu memanfaatkan pelayanan kesehatan hanya pada saat

sakit. Namun, memang di sini tenaga kesehatan harus berjuang keras dalam

melaksanakan pelayanan preventif. Apalagi berhadapan dengan masyarakat yang

ekonomi dan pendidikan yang rendah sangat diakui susah sekali untuk merubah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai tenaga kesehatan yang bertugas

diharapkan melakukan pelayanan kesehatan tepat sasaran seperti melaksanakan

penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat di desa.

Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Labuhan Bilik didominasi oleh

tenaga kesehatan medis sehingga lebih mengutamakan upaya kesehatan yang

menekankan pada penyembuhan penyakit. Sebaliknya tenaga kesehatan yang

menekankan masalah upaya promotif dan preventif yaitu SKM di puskesmas ini

masih sangat minim sekali. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan

masyarakat yang sehat memerlukan pendekatan holistik yang lebih luas,

menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak

individual.

Pada kenyataannya dalam upaya promotif dan preventif di Puskesmas

Labuhan Bilik belum didukung oleh tenaga kesehatannya sendiri. Terlihat di

lapangan bahwa tenaga kesehatannya belum berhasil untuk mengajak, memotivasi

dan memberdayakan masyarakat, dan masih kurang melibatkan kerja sama lintas

sektoral, serta mengelola sistem pelayanan kesehatan yang belum efektif dan

efisien. Sebagai contoh ketika peneliti melihat pelaksanaan beberapa Posyandu

di lapangan, didapati bahwa tenaga kesehatan yang bertugas melaksanakan

Posyandu datangnya sangat lama dan tidak sesuai dengan waktu yang di tetapkan.

Sehingga masyarakat yang sudah datang untuk imunisasi merasa tenaga

kesehatannya tidak baik dalam memberikan pelayanannya, karena mereka sudah

terlalu lama menunggu akhirnya mereka pulang. Penyuluhan yang seharusnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

diberikan rutin di Posyandu juga tidak terlihat dilaksanakan. Bahkan tenaga

kesehatan hanya memberikan imunisasi dan cenderung ingin cepat-cepat pulang.

Kegiatan atau program dari pelayanan promotif dan preventif yang

dibentuk oleh puskesmas melalui UKM belum dilaksanakan secara efektif dan

efisien oleh tenaga kesehatan puskesmas sehingga belum mencapai hasil yang

maksimal. Selain itu penyuluhan yang diberikan ke masyarakat dengan terjun

langsung ke desa pada nyatanya tidak memberikan hasil yang bagus. Hal itu

terjadi karena antara tenaga kesehatan yang ada di puskesmas dengan masyarakat

terdapat hambatan dalam penyelenggaraan upaya promotif dan preventif.

Tenaga-tenaga kesehatan yang diperbantukan di puskesmas biasanya

terdiri dari orang-orang yang terpelajar dan bukan berasal dari daerah atau desa

tempat diadakannya penyuluhan, sehingga masyarakat menganggapnya sebagai

orang asing. Apalagi jika tenaga kesehatan menggunakan bahasa yang tidak

dimengerti oleh masyarakat, maka akibatnya masyarakat enggan untuk datang

dalam kegiatan UKM yang dilaksakan oleh puskesmas serta masyarakat juga

tidak terlalu menanggapi konseling yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

Konseling yang seharusnya diberikan kepada pasien atau masyarakat yang

datang ke puskesmas ini tidak begitu diperhatikan dan pelaksanaannya juga

masih kurang baik. Dikatakan demikian karena tenaga kesehatan masih

mengesampingkan dalam pemberian penyuluhan kesehatan perseorangan atau

KIE kepada pasien pada keadaan puskesmas kedatangan banyak pasien yang ingin

menggunakan pelayanan kuratif yaitu pengobatan. Sehingga tenaga kesehatan

Puskesmas lebih mengutamakan melayani upaya kuratifnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

Masyarakat masih kurang partisipasi untuk mengikuti kegiatan yang

dilaksanakan oleh puskesmas, masyarakat masih menganggap puskesmas hanya

sebahgai tempat berobat saja dan masyarakat lebih aktif mengikuti kegitaan

puskesmas apabila ada pembagian gratis, seprti pengobatan gratis. Rendahnya

partisipasi dari masyarakat wilayah kerja Puskesmas Labuhan Bilik. Hal ini sesuai

dengan penelitian Muliyanto (2012) menyatakan bahwa salah satu kendala

pelaksanaan upaya kesehatan adalah rendahnya partisipasi masyarakat baik dari

segi kurangnya pengetahuan masyarakat.

Sistem pendanaan untuk kegiatan promotif dan preventif baik upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan di Puskesmas Labuhan

Bilik berasal dari Bantuan Opersional Kesehatan dan Jaminan Kesehatan

Nasional. Sebelum era JKN dana diapat dari BOK baik untuk kegiatan UKM dan

UKP. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan upaya masyarakat

dalam bentuk bantuan dana dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan

dalam membantu pemerintahan daerah melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai

dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan.

Setelah berlaku Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), maka terjadi

perubahan pada sistem pembiayaan di Puskesmas Labuhan Bilik. Melalui JKN,

pemerintah hanya akan bertanggungjawab untuk pemenuhan pembiayaan Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM), sementara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

bersumber dari dana kapitasi JKN. Dan salah satu program tambahan dari

puskesmas di dana kapitasi oleh BPJS yaitu kegiatan Prolanis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Masalah pendanaan di Puskesmas Labuhan Bilik yaitu adanya

keterlamabatan dana yang di turunkan khususnya dan BOK. Hal ini sejalan

dengan penelitian Fadillah (2010) menyatakan bahwa dana merupakan faktor

dasar apakah suatu program bisa berjalan baik atau tidak, tanpa adanya angggaran

maka dipastikan suatu program tidak dapat dijalankan sesuai yang diharapkan,

akibatnya mungkin sasaran dari tujuan program belum dapat mencapai target

maksimal atau hanya sekedar berjalan saja.

Pembangunan kesehatan saat ini diarahkan dan ditekankan pada

peningkatan upaya promotif dan preventif khususnya di puskesmas. Puskesmas

diwajibkan untuk mengutamakan memberi pelayanan promotif dan preventif

kepada seluruh lapisan masyarakat. Menyadari belum maksimalnya peningkatan

kesehatan dengan mengutamakan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif

di puskesmas, pemerintah merasa perlu membuat kebijakan dan memiliki undang-

undang yang berlaku nasional.

Landasan yang dibuat oleh pemerintah diharapkan mampu secara efektif

untuk mendukung dan menjamin keberhasilan pelaksanaan pelayanan promotif

dan preventif. Atas dasar hal tersebut di atas pemerintah mengeluarkan Peraturan

Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas yang menjelaskan

bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Sebelumnya sejak awal tahun 2014 keseriusan pemerintah untuk

menjamin kesehatan rakyat Indonesia adalah dengan munculnya “Jaminan

Kesehatan Nasional” dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran

atau iurannya dibayar oleh pemerintah, yang kemudian diselenggarakan oleh

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Dalam menyelenggarakan pelayanan

promotif dan preventif saat ini Jaminan Kesehatan Nasional juga mengeluarkan

peraturan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial membuat Peraturan BPJS No. 1

Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional yang

menjelaskan kepesertaan, iuran kepesertaan jaminan kesehatan, penyelenggara

pelayanan, peningkatan mutu dan penambahan manfaat jaminan kesehatan,

kompensasi, kendali mutu dan kendali biaya, serta pelaporan dan utilization

review.

Mengenai pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional diatur

dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013. Penjelasan bahwa

peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera dalam

Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 ini pada Pasal 13 yang

bertuliskan bahwa “Setiap Peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang

mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk

pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang

diperlukan” .

Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal

20 serta perubahan dari PERPRES No. 12 Tahun 2013 yaitu Peraturan Presiden

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

No. 111 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 22 yang dinyatakan bahwa

pelayanan kesehatan yang dijamin pada pelayanan kesehatan tingkat pertama,

meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup yaitu : administrasi

pelayanan; pelayanan promotif dan preventif; pemeriksaan, pengobatan, dan

konsultasi medis; tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non

operatif; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; transfusi darah sesuai

dengan kebutuhan medis; pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat

pratama; dan rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.

Jasa pelayanan kesehatan di FKTP atau puskesmas ditetapkan

sekurangkurangnya 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi

JKN, dan sisanya dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan

kesehatan yang meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan

dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. Dalam hal ini, biaya

operasional pelayanan kesehatan lainnya termasuk juga dana upaya promotif dan

preventif. Peraturan-peraturan yang telah ada menjelaskan bahwa Puskesmas

merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif. hal ini sesuai dengan

penelitian Ainy (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan aatau peraturan

merupakan tahapan penting karena itu tanpa sosialisasi kebijakan/peraturan yang

baik dan menyeluruh besar peningkatan timbul masalah dalam pelaksanaan

kegiatan yaitu salah sasaran. Akibat dari pihak puskesmas yang kurang paham

tentang kebijakan-kebijakan ini sehingga mereka juga lebih terfokus kepada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

pengobatan kepada masyarakat bukan lebih mengutamakan konseling kesehatan

dan meningkatkan kualitas penyuluhan-penyuluhan.

Namun Puskesmas yang seharusnya dikenal sebagai pelayanan kesehatan

yang mengutamakan upaya promotif dan preventif bagi masyarakat menjadi tidak

terlihat bahkan tidak terlaksana dengan baik, karena dalam keadaan yang

sebenarnya Puskesmas masih setengah hati dalam melaksanakan upaya promotif

dan preventif dan pencapaiannya pun menjadi tidak optimal..

Pada kenyataannya, dari hasil pengamatan yang didapat selama Peneliti

berada langsung di lapangan (Puskesmas Labuhan Bilik) menunjukkan bahwa

Puskesmas ini masih berfokus pada pelayanan kuratif dan tenaga kesehatannya

lebih memilih mendahulukan untuk melayanai masyarakat yang datang berobat ke

puskesmas dibandingkan memberikan konseling atau penyuluhan perorangan

kepada masyarakat atau pasien yang lagi menunggu antrian untuk berobat ataupun

setelah pasien diperiksa.

Dengan adanya peraturan atau kebijakan yang telah dibuat Pemerintah

masih belum bisa mengubah paradigma atau konsep yang semula menekankan

pada penyembuhan penyakit melalui pelayanan kuratif berupa pengobatan ke arah

upaya peningkatan kesehatan dari sebagian besar masyarakat yang belum jatuh

sakit agar bisa lebih berkontribusi dalam pembangunan kesehatan melalui

pelayanan promotif dan preventif.

Hasil pengamatan di Puskesmas Labuhan Bilik, untuk di dalam gedung

puskesmas sudah banyak poster-poster yang di tempel di dinding-dinding

puskesmas terutama di ruang tunggu pasien. Akan tetapi minat pasien yang datang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

ke puskesmas untuk membaca poster yang di tempel masih kurang. Hal tersebut

dikarenakan tujuan untama masyarakar ke puskesmas hanya untuk berobat saja.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan masyarakat menyatakan bahwa:

Lokasi untuk penempelan poster-poster juga baik hal tersebut berdasarkan

survei peneliti lokasi penempelan tepat, mudah dilihat dan tepat pada ruang

tunggu pasien sehingga pasien mendapat informasi tentang kesehatan. Bila dilihat

dari kebutuhan pasien informasi yang terdapat pada poster-poster memenuhi

kebutuhan pasien, sedangkan dalam hal konseling masih kurang dilihat apabila

banyak pasien yang berobat mereka lebih mengutamakan tindakan kuratif. Hal ini

juga sesuai dengan penyataan Dokter Puskesmas Labuhan Bilik

“Tantangannya kalau di dalam karena pasien ramai jadi kalau ibu gak
sempat ngasi tentang Phbs atau pencegahan dari faktor risiko penyakit
pasien itu, tapi kalau ada waktu pasien gak ramai dan nggak buru-buru ibu
kasi kok” (Informan 2)

Selain dalam hal merencanakan kegiatan Pukesmas Labuhan Bilik juga

mengadakan evaluasi program yang telah dilaksanakan dan evaluasi tersebut

dalam bentuk minilokakarya puskesmas dengan melibatkan lintas-lintas sektoral

yang dilaksanakan sekali dalam sebulan. Dalam hal tersebut pihak-pihak lintas

sektoral berperan aktif walau belum maksimal, hal ini sesuai dengan wawancara

yang dilakukan yang mengatakan bahwa:

“evealuasi ada setiap 1 bulan sekali kami evlausi semua program bukan
hanya promotif dan preventifnya” (Informan 1)

“Ada dek, untuk evaluasi program itu biasanya kami lakukan sekali
sebulan dengan tenaga-tenaga kesehatan di puskesmas. Dan biasa nya
dilaksanakan dalam bentuk minilokarya. Dan di puskesmas ini ada dua
minilokarya dek, ada minilokakarya program dan minilokarya lintas
sektoral. Minilokarya program itu di puskesmas dengan sesama pihak
tenaga kesehatan sedangkan minilokakarya lintas sektoral itu melibatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

pihak kelurahan dan pihak kecamatan dan mereka berperan aktif walau
belum maksimal” (Informan 5)

Kerjasama lintas program dan sektoral sangat diperlukan untuk mencapai

hasil yang maksimal karena bekerja sendiri tidak mungkin dapat mencapai hasil

yang diharapkan, karena program promotif dan preventif jangkauannya sangat

luas yang memerlukan bantuan dari pihak-pihak lain. Hal ini sesuai dengan

penelitian Rahmawati (2013) yang menyatakan bahwa selain kerjasama lintas

program ada juga lintas sektoral sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan

dengan lancar dan dengan dukungan penuh dari berbagai pihak terutama sumber

daya masyarakat di wilayah sasaran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

4.4 Plan Of Action (POA) Promotif dan Preventif Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2017
Tabel 4.6 POA Program Promotif dan Preventif Puskesmas Labuhan Bilik Tahun 2017
N UPAYA KEGIATA TUJUAN SASARAN TARGET KEBUTUHAN SUMBER DAYA INDIKATOR SUMBER
O KESEHT N ALAT TENAGA KEBERHASIL BIAYA Target
AN AN yang
Tercap
ai
1. KIA -Preventif: -Agar Ibu hamil 80% -10 desa -Buki KIA Penanggung 80% BOK/JK 77%
Kelas ibu semua ibu -Lembar Balik jawab KIA komplikasi N
hamil hamil yg ditambah kebidanan
(Deteksi resiko bidan desa tertanganin
resiko tinggi
tinggi) terdeteksi

2. KIA Preventif: -Agar Ibu hamil 95% -10 desa -Anc kit Bidan desa 95% ibu BOK/JK 83,65
Sweeping semua ibu -Buku KIA hamil N %
ibu hamil hamil mendapat
(Kunjunga mendapat pelayanan
n ibu pelayanan sampai K4
hamil K4) sampai
kunjungan
K4
3. KIA Preventif: - Agar Ibu hamil 98% 10 desa -Blangko Penanggung 98% ibu BOK/JK 85,12
Pemeriksa semua ibu -Pemeriksaan jawab KIA di hamil terdata N %
an ibu hamil tambah bidan dan mendapat
hamil terdata dan desa pelayanan K1
(Kunjunga mendapat
n ibu pelayanan
hamil k1) K1
4. KIA - Untuk Kader 10 Desa transport transportasi Promkes,bides,ka Meningkatny BOK 8
Promotif: meningkatk der a pengetahuan Desa
Refresing an kader tentang
kader pengetahua pelaksanaan
Posyandu n kader posyandu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

berupa tentang
Penyuluha pelaksanaa
n tentang n posyandu
posyandu

KIA -Promotif: -Agar ibu- - 10 Desa - Transport -poster Seluruh kasus BOK 9 Desa
(MTBS) Penyuluha ibu yang Bayi,batita asi tertangani
n kepada memiliki dan balita
ibu-ibu balita dan
anak
yang
prasekolah
mempuny
mengerti
ai anak masalah
balita dan kesehatan
prasekolah balita dan
prasekolah

- Preventif Pemeriksaan Bayi,batita -Semua Transportasi BOK


Pemeriksa kesehatan dan balita bayi,batit Timbangan,uku -Seluruh
an kepada balita dan a, balita ran Tingi bayi,batita,bal
anak yabg badan,Temperat
Balita dan ita yang
prasekolah berkumju ur digital
anak datang
ng harus
prasekolah di periksa
berkunjung
aktif untuk
memeriksaka
n diri
5. Program -Promotif: Masyarakat Masyarak 70% 10 Desa Poster KB Pus mengerti 48,80
KB Penyuluha mengerti at dan tentang KB %
n KB di dan mau Pus dan mau
masyaraka menggunak menggunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

t an alat KB
kontrasepsi
Preventif:
Pelayanan
KB

NO UPAYA KEGIAT TUJUAN SASARAN TARG KEBUTUHAN SUMBER DAYA INDIKATOR SUMBE
KESEHA AN ET KEBERHASILAN R
DANA ALAT TENAGA Target
TAN BIAYA
yang
tercapai
1. Kesehatan Promotif: Untuk Tenaga 100% - transport -sanitarian Terbentuknya pos BOK/JK 95%
Lingkung Penyuluha membentuk pekerja transport asi UKH N
an n/ pos UKK
Sosialisasi
Pos UKK
2. Kesehatan Preventif: Untuk Masyarakat 75% Transpor transport -sanitarian Terciptanya desa BOK/JK 70%
Lingkung Pemeriksaa terciptanya t asi stop BABS N
an n/ desa stop
Pengawasa BABS
n jamban

3. Kesehatan Preventif: Untuk Murid 100% - transport -sanitarian Terciptanya BOK/JK 76%
Lingkung Memeriks menciptakan sekolah transport asi lingkungan N
an a Sanitasi lingkungan sekolah yang
Sekolah sekolah sehat
sehat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

4. Kesehatan Preventif: Untuk Rumah 75% transport transport -sanitarian Terwujudnya BOK/JK 71%
Lingkung Pengawasa mewujudkan Makan asi TPM yang sehat N
an n TPM TPM yang
sehat

5. Kesehatan Promotif: Agar setiap Rumah 10 Desa transport transport Promkes Setiap rumah BOK 7 Desa
Lingkung Penyuluha rumah tangga asi asi Bides tangga ber PHBS
an n tentang tangga ber Kader
hidup PHBS
bersih dan
sehat

Preventif:
Melaksan
akan
PHBS di
rumah
tangga

N0 UPAYA KEGIATAN TUJUAN SASAR TARGET KEBUTUHAN INDIKATOR SUM Target yang
KESEHAT AN SUMBER DAYA KEBERHASILAN BER tercapai
AN DAY
A
DANA ALAT

1. Gizi -Preventif: - Balita 85% Transporta 85% balita harus BOK 82%
Pemberian Mengurangi si mendapat PMT
PMT untuk n jumlah
balita BGM balita BGM
setiap tahun
nya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

2. Gizi -Promotif -Supaya ibu Ibu 80% Transporta Jumlah ibu yang BOK 39,85%
Penyuluhan mengerti Hamil si memberikan Asi
Asi tentang ASI Eksklusif
Ekslusif Eksklusif meningkat
-Melakukan -Supaya ibu-
konseling ibu
dikelas ibu semangat,
hamil termotipasi
untuk
memberikan
Asi
Eksklusif
3. Gizi -Preventif: - Balita 80% Transporta Dacin, BOK 78%
Pemantaua Pertumbuhan si kain,
n balita timbang
pertumbuha terpantau an
n balita -Agar orang
- tua balita
Penyuluhan termotipasi
tentang menjaga
pentingnya pertumbuhan
pemantauan balitanya
gizi balita -Agar
pelayanan
posyandu
lancar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

4 Gizi - Promotif: Untuk Balita 90% Transporta Balita sudah BOK 87,37%
Sosialisas meningkatka si menerima Vit.A
i n
pemberia kemampuan
n vitamin anak
A. Untuk
- menambah
- Preventif; anti body
Pemberia
n Vit.A
dan
Sweeping
Vit.A
5. Gizi -Preventif; -Agar Sekola TRANSPO ALAT BOK
Memeriksa mengetahui h RTASI TES
garam rumah garam yg GARA
dipakai M
tangga di
beryodium
sekolah yang atau tidak
di bawa
murid
tersebut.
-Agar kader
-Promotif: ibu
diposyandu
Penyuluhan
mengerti
kepala kader pentingnya
tentang garam
pentingnya beryodium
garam -Agar kader
beryodium dapat
menjadi
penyuluhan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

pada Remaja
putri.

UPAYA KEGIATAN TUJUAN SASARA TARGET KEBUTUHAN SUMBER INDIKATOR SUMB Target yang
KESEHAT N DAYA KEBERHASIL ER tercapai
AN DANA ALAT TENAGA AN DANA

1. Program -Promotif: -Masyarakat seluruh 10 desa Trans Poster - Dokter Pengetahuan BOK/J 7 Desa
pencegahan Penyuluhan paham dan masyarak portasi - masyarakat KN
dan HIV/IMS aktif at kuisioner meningkat,
pengendali kepada ibu menjalani seluruh kasus
an penyakit hamil dan kesehatan terpadu dan
menular masyarakat secara tertangani
di desa mandiri

-Preventif: -LSL
Pemeriksaan -WPS
HIV pada -Waria
ibu hamil,
pemeriksaan
HIV/IMS
pada
populasi
kunci (LSL,
WPS, dan
Waria)

2. Program Promotif: Mengurang seluruh 100% Trans Poster APBD/ 95%


pencegahan Penyuluhan i penularan masyarak portasi JKN
dan DBD. DBD at
pengendali
an penyakit Preventif:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

menular pemberantas
an jentik
nyamuk,
penyemprota
n

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

Berdasarkan POA tersebut dapat dilihat bahwa target-terget dari kegiatan

promotif dan preventif Puskesmas Labuhan Bilik banyak yang belum mencapai

dari target hal tersebut dikarenakan banyaknya kendala yang dihadapi saat

berlangsungnya proses kegiatan. Upaya kesehatan masyarakat yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan puskesmas, yaitu penyuluhan kesehatan baik di posyandu,

tempat-tempat makan maupun di ruangan konseling Puskesmas Labuhan Bilik.

Tenaga kesehatan terjun langsung ke masyarakat atau ke desa minimal satu bulan

sekali untuk mengadakan penyuluhan.

Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah pelaksanaan pelayanan

promotif dan preventif belum begitu menunjukkan hasil yang maksimal dilihat

dari hasil pengamatan Peneliti selama dilapangan dan dilihat dari data yang ada

bahwa cakupan imunisasi masih rendah, kunjungan ibu hamil yang rendah,

penyuluhan yang dilakukan langsung ke desa tidak merata ke setiap desa yang ada

di wilayah kerja Puskesmas, penyuluhan di Posyandu tidak dilakukan secara rutin

setiap bulannya.

Program Preventif KIA/KB untuk Pemeriksaan ibu hamil dengan target

yang harus dicapai 98% hanya tercapai 85,12%. Sweeping ibu hamil dengan

target 95% tercapai 83,65% dan kegiatan kelas ibu hamil dengan target 85

tercapai 77%. Program promotif penyuluhan kepada kader tentang pelaksanaan

posyandu dengan target 10 desa dan hasil yang dilaksanakan hanya mencapai 8

desa.

Program promotif kesehatan lingkungan untuk penyuluhan POS UKK

dengan taregt 100% dengan hasil pencapaian 95%. Sedangkan program preventif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

untuk kegiatan pemeriksaan/ pengawasan jamban target 75% tercapai 70%.

Kegiatan pemeriksaan sanitasi sekolah target 100% yang tercapai 76%.

Pengawasan TPM target 76% tercapai 71%. Kegiatan PHBS di rumah tangga

dengan target 10 desa hanya tercapai 7 desa.

Program Preventif gizi yaitu pemberian PMT untuk balita BGM target

85% tercapai 82% dan pemberian Vitamin A target 90% tercapai 87,37%.

Program promotif untuk Penyuluhan Asi Ekslusif dengan target 80% dan yang

tercapai 39,85%. Pemantauan gizi balita target 80% dan hasil yang dicapai 78%.

Program Promotif pencegahan dan pengendalian penyakit menular untuk

penyuluhan HIV/IMS Kepada ibu hamil dengan target desa yaitu sebanyak 10

desa dan yang tercapai hanya 7 desa sednagkan penyuluhan tentang DBD

targetnya yaitu 100% tetapi yang tercapai 95%.

Puskesmas yang terkesan belum maksimal dalam melayani masyarakat

dengan memberikan pelayanan promotif dan preventif terlihat atas pemahaman

dan pelaksanaan UKM yang masih setengah-setengah karena yang tercermin dari

pelayanan yang diberikan puskesmas adalah lebih melayanai dan memberikan

pelayanan kuratif ditambah cakupan pelayanan promotif dan preventif yang masih

rendah. Selain itu Puskesmas juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan

terhadap pelaksanaan program-program upaya promotif dan preventif yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan

kesehatan masyarakat yang bermutu.

Letak geografis yang terlalu luas dan jarak antar desa di wilayah kerja

puskesmas yang sangat jauh dalam pelaksanaan upaya promotif dibutuhkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

adanya mapping atau pemetaan supaya dapat memudahkan puskesmas dalam

melaksanakan kegiatan atau program tersebut. Pemetaan atau mapping per desa

dari kegiatan upaya promotif dilakukan bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dari

upaya promotif dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Pemetaan dari

pelaksanaan upaya promotif sebaiknya dilakukan mulai dari desa yang terdapat

banyak masalah kesehatan dan jaraknya tidak terlalu jauh dengan puskesmas.

Apabila masalah kesehatan yang ada di desa tersebut sudah diatasi dengan

baik oleh puskesmas dan desa tersebut sudah benar-benar terbebas dari masalah

kesehatan yang terjadi dan masyarakatnya pun sudah bisa meningkatkan

kesehatan dan mencegah agar masalah kesehatan itu agar tidak timbul lagi, maka

puskesmas selanjutnya melaksanakan upaya promotif ke desa yang lainnya.

Puskesmas belum melakukan pemetaan upaya promotif dan preventif per desa

secara baik, hal tersebut terlihat dari upaya promotif yang dilakukan hanya

padadesa yang dekat dengan puskesmas tanpa melihat masalah kesehatan yang

terjadi di desa yang seharusnya lebih membutuhkan upaya promotif tersebut.

Pada era JKN saat ini, kegiatan promotif seharusnya bisa lebih

ditingkatkan lagi dari segi kuantitas dan kualitasnya. Dikatakan demikian karena

di era JKN terdapat dana kapitasi dari BPJS untutk biaya operasional kegiatan

uapaya kesehatan masyarakat. Namun hal tersebut tidak terwujud secara nyata,

dikarenakan upaya promotif di era JKN saat ini masih saja seperti belum adanya

JKN. Upaya promotif yang masih belum merata ke seluruh desa di wilayah kerja

puskesmas dan bentuk dari kegiatan upaya promotif dari dulu hingga sekarang

adalah penyuluhan yang hanya sekedar memberi informasi mengenai kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

Penyuluhan jugan belum terlaksana secara maksimal pada daerah yang terdapat

banyak masalah kesehatan ditandai dengan penyuluhan belum mencapai ke

AIETA (awareness, interest, evaluation, trial, dan adoption). Sehingga upaya

promotif saat ini belum menunjukkan hasil yang lebih bagus dari sebelum adanya

JKN.

Adapun beberapa kendala yang dihadapi Puskesmas Labuhan Bilik dalam

pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat, yaitu skill/ kemampuan dan

pengetahuan tenaga kesehatan yang masih kurang baik, tenaga kesehatan yang

tidak komprehensif dan tidak tepat waktu dalam melaksanakan pelayanan

kesehatan, jarak lokasi atau wilayah yang hendak ditempuh oleh tenaga kesehatan

yang terbilang cukup jauh mengingat desa-desa yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Labuhan Bilik memang sangat luas dan saling berjauhan. Akses

kendaraan yang sulit untuk sampai ke lokasi tempat tinggal masyarakat atau desa

tertentu di wilayah kerja Puslesmas pada saat mengadakan kegiatan posyandu dan

penyuluhan. Hal tersebut dikarenakan fasilitas transportasi yang ada di puskesmas

belum memadai.

Hal lain yang menjadi kendala adalah sebagian besar masyarakat masih

berangggapan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas itu

hanya pengobatan atau pelayanan kuratif. Rendahnya kesadaran dan kemauan

masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan promotif dan preventif menjadi

hambatan Puskesmas ketika mengadakan penyuluhan di masyarakat, ditandai

dengan hanya sedikit masyarakat yang datang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

4.9 Kegiatan promotif dan preventif yang di lakukan di Puskesmas Labuhan


Bilik Tahun 2017 berdasarkan Permenkes No.75 tahun 2014
Tabel 4.11 Kegiatan promotif dan preventif yang di lakukan di Puskesmas
Labuhan Bilik Tahun 2016 berdasarkan Permenkes No.75 tahun
2014
No Upaya Kegiatan Puskesmas Kawasan Pedesaan Puskesmas
Labuhan
Bilik
1 Pelayanan Penyuluhan 1. Promosi kesehatan di sekolah Ada
Promosi pendidikan dasar
Kesehatan 2. Promosi pemberdayaan Ada
masyarakat dibidang kesehatan.
3. Penyuluhan kesehatan jiwa Ada
masyarakat & napza.
4. Penyuluhan kesehatan jiwa Ada
bagi ibu hamil dan menyusui.
5. Penyuluhan pada kelompok Ada
atau masyarakat tentang
perilaku menjaga kebersihan diri
6. Penyuluhan Kesehatan Gigi Ada
dan Mulut pada ibu hamil, anak
balita, anak, remaja, dewasa,
lansia (pendekatan siklus
kehidupan)
7. Penyuluhan peningkatan Ada
kesadaran masyarakat tentang
Imunisasi
8. Konseling kesehatan Tidak Ada
reproduksi pada kelompok anak
remaja.
9. Peningkatan pengetahuan Ada
komprehensif masyarakat
tentang pencegahan penularan
HIV-AIDS dan IMS .
10. Peningkatan pengetahuan dan Ada
kepedulian masyarakat tentang
penyakit diare, tifoid dan
hepatitis .
11. Edukasi dan konseling Ada
Pemberian Makanan Bayi dan
Anak (PMBA) meliputi ASI dan
MP-ASI untuk balita sehat,balita
kurang gizi, dan balita gizi buruk
rawat jalan
12. Edukasi dan konseling Ada
mengenai pola makan, perilaku

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

makan dan aktifitas fisik bagi


anak usia sekolah
13. Edukasi dan konseling Ada
mengenai pola makan, perilaku
makan bagi bumil KEK/Kurus
14. Konseling Dietetik Ada
15. Kegiatan Edukasi dan Ada
Konseling tentang Swamedikasi
dan Penggunaan Obat

Pemberdayaan 1. Memotivasi tokoh Ada


masyarakat masyarakat dalam pembentukan
kader kesehatan atau
pembentukan kelompok yang
peduli terhadap kesehatan.
2. Membentuk jejaring dalam Tidak ada
pembentukan PHBS di
masyarakat.
3. Penggerakan kelompok Ada
masyarakat dalam pemanfaatan
Posyandu
4. Kegiatan Pemberdayaan Tidak Ada
Masyarakat untuk Peningkatan
Penggunaan Obat Rasional
melalui Metode Cara Belajar
Insan Aktif (CBIA).

Pelatihan 1. Melatih kader kesehatan Ada


tentang perawatan diri dan
mempraktikkan PHBS
2. Melatih kader kesehatan Ada
dalam menyampaikan informasi
pada kelompok atau masyarakat
tentang perawatan diri dan
mempraktikkan PHBS di daerah
binaan
3. Melatih Kader tentang Tidak ada
Swamedikasi dan Penggunaan
Obat melalui Metode Cara
Belajar Insan Aktif (CBIA)

Advokasi 1. Mengadvokasi masyarakat


dan lintas terkait dalam praktik Tidak ada
PHBS dan penanggulangan
masalah kesehatan tertentu
2. Advokasi tokoh masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

dalam membentuk kelompok


swabantu terkait perawatan Tidak ada
masalah gizi

2. Pelayanan Pemantauan tempat tempat Ada


kesehatan umum, pengelolaan makanan,
lingkungan dan sumber air bersih

3. Pelayanan KIA 1. Pelayanan imunisasi di Ada


& KB kelompok atau masyarakat.
2. Skrining kesehatan siswa Ada
sekolah pendidikan dasar
3. Penyuluhan KB sesuai Ada
program pemerintah pada
kelompok usia subur atau
masyarakat

4 Pelayanan Gizi Deteksi dini 1. Melakukan deteksi Ada


dini/penemuan kasus gizi di
masyarakat
2. Surveilans Gizi Ada

Pelayanan 1. Melakukan asuhan Ada


keperawatan pada kasus gizi di
kelompok atau masyaraka

5. Pelayanan 1. Pencegah Posbindu PTM Ada


pencegahan an dan
dan pengendal
pengendalian ian
penyakit penyakit
tidak
menular

2. Pencegah 1. Pengendalian filariasis* Tidak ada


an dan 2. Pengendalian kecacingan Tidak ada
pengendal 3. Pengendalian infeksi Ada
ian dengue/DBD*
penyakit 4. Pengendalian malaria* Tidak ada
menular 5. Pengendalian Zoonosis* Tidak ada
6. Pengendalian HIV/AIDS* Ada
7. Pengendalian Infeksi Menular Ada
Seksual

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

8. Pengendalian Penyakit yang Ada


dapat dicegah dengan imunisasi

Berdasarkan POA tahunan Puskesmas Labuhan Bilik, beberapa kegiatan

promotif dan preventif yang ditetapkan dalam lampiran Permenkes No. 75 Tahun

2014 telah dilakukan, namun belum semuanya. Seperti pengendalian zoonosis,

pengendalian malaria, pengendalian kecacingan, pengendalian filariasis,

membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di masyarakat, advokasi tokoh

masyarakat dalam membentuk kelompok swabantu terkait perwatan maslah gizi,

mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait dalam praktik PHBS dan

penenggulangan masalah tertentu dan melatih kader tentang swamedikasi dan

penggunaan obat melalui metode cara Belajar Insan Aktif (CBIA).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESEIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik baik

bidang KIA/KB, kesehatan lingkungan, gizi maupun pencegahan dan

pengendalian penyakit belum berjalan secara maksimal, karena kegiatan-

kegiatan yang dilakukan belum mencapai dari target yang telah di tetapkan

seperti penyuluhan posyandu target 10 desa tetapi yang tercapai 8 desa,

kemudian kunjungan ibu hamil K1 target 98% tercapai 85,12%, Cakupan Asi

ekslusif juga masih rendah yaitu 39,85% dengan target 80%, pemantauan

pertumbuhan balita 78% dengan target 80%.

2. Pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik

juga masih belum maksimal karena tidak adanya pelatihan kepada tenaga

kesehatan di puskesmas sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut terkendala,

contohnya pemegang program gizi yang bukan basic gizi kurang memahami

dari kegiatan yang akan dilaksanakan halntersebut dikarenakan tidak adanya

pelatihan sebelum melakukan kegiatan.

3. Tidak adanya sosialisasi tentang kebijakan-kebijakan dari pemerintah sehingga

dasar dari promotif dan preventif kurang diketahui oleh tenaga kesehatan,

sehingga tenaga kesehatan kurang memahami bagian dari landasan promotif

dan preventif.

69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70

4. Ketersediaan sarana, prasarana, dan peralatan masih kurang terkait alat

transportasi dan jalan yang tidak layak untuk di tempuh, serta keterlambatan

dalam penurunan dana sehingga menghambat kelancaran pelaksanaan kegiatan

promotif dan preventif .

5.2 Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu

a. Diharapkan meningkatkan kualitas SDM kesehatan dengan pelatihan dan

pendidikan untuk peningkatan keterampilan dan kemampuan tenaga

kesehatan, agar pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif yang

dilaksanakan oleh Puskesmas Labuhan Bilik lebih optimal.

b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan promotif dan

preventif agar pelaksanaanya lebih maksimal.

c. Meningkatkan sistem penurunan dana agar dana yang dianggarkan tidak

mengalami keterlambatan kepada puskesmas.

2. Bagi Puskesmas Labuhan Bilik

a. Sebaiknya kepala puskesmas menyediakan bentuk-bentuk pelatihan kepada

tenaga-tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan dan kualiatas tenaga

kesehatan puskesmas.

b. Sebaiknya tidak ada tenaga kesehatan yang kerja rangkap terutama di

bidang esensial agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan maksimal.

c. Pihak Puskesmas sebaiknya melakukan sosialisasi kepada tenaga-tenaga

kesehatan tentang kebijakan-kebijakan yang melandasi kegiatan promotif

dan preventif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

d. Pihak Puskesmas sebaiknya melengkapi peralatan-peralatan seperti media

promosi yang diperlukan.

e. Pihak puskesmas lebih meningkatkan komunikasi/pendekatan dengan

masyarakat agar masyarakat memiliki kemauan/kesadaran untuk mengikuti

kegiatan puskesmas.

3. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan agar lebih aktif dan ikut berpatisipasi dalam

mengikuti kegiatan-kegiatan dan memanfaatkan pelayanan promotif dan preventif

yang dilaksanakan oleh puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Ainy, A. 2012. Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan di


Kabupaten Ogan Hilir Sumatera Selatan. ejournal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, Volume 1, Nomor 1, 2012.

Alberto, N. 2014. Proses Perencanaan Program Upaya Kesehatan Wajib


(Basix Six) Pada Puskesmas Di Kabupaten Keerom Provinsi Papua,
ejournal Fakultas Kesehatan Masyarakat, Volume 2, Nomor 1, 2014.

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta. Bina Rupa


Aksara.

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba


Medika.

Dewi, A.R., 2014. Skripsi. Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan


Preventif Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di
Puskesmas Belawan. Medan. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Hartono, Bambang. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah


Sakit. Jakarta: Rineka Cipta.

Hermiyanti. 2016. Evaluasi implementasi program sekolah dasar bersih dan


sehat di Kota Palu,e-journal prventif, Volume 7, Nomor 1, 2016.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku pegangan sosialisasi Jaminan


Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN). Jakarta.

________________________. 2009. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan. Jakarta.

________________________. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan
Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta.

________________________. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75


Tahun 2014 Tentang Puskesmas. Jakarta.

________________________. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.


Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


________________________. 2016. Peraturan menteri kesehatan RI No. 21
Tahun 2016 tentang pengelolaan pemanfaatan dana kapitasi JKN
pada FKTP milik pemerintah daerah. Jakarta.

________________________. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43


Tahun 2016 tentang Standart Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan. Jakarta.

________________________. 2017. Modul Kumpulan Materi Pelatihan


Manajemen Puskesmas. Jakarta.

________________________. 2014. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun


2014 tentang Pengelolaan Dana JKN pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Jakarta.

Moloeng, Lexi J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Edisi Revisi


Remaja Rosdakarya.

Mulyanto. A. D. 2012. Pengaruh Knowledge Management Terhadap Inovasi


Implementasi Strategi dan Kinerja Organisasi (Studi Pada RS
Lavalette Malang), ejournal Konowledge Mangement, Volume 7,
Nomor 6, 2012.

Mu’rifah. 2012. Analisis Kinerja Pelayanan Pada Puskesmas Batua


Makassar, Jurnal MKMI, Volume 3, Nomor 1: 1-9. 2012

Nadya. S. F., Insi F. D. A. dan Anggraini A., 2013. Kegiatan Promosi


Kesehatan di Bantung City Center Kesehatan Primer (Puskesmas)
pada Tahun 2013, ejournal Fakultas Kedokteran, Volume 1, Nomor 2,
2013

Noor, Wan Fitri Kurnia. 2015. Analisis Program promotif dan preventif untuk
penyakit ISPA di Puskesmas Bukit Kapur Kota dumai. Skripsi. Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Sumatera Utara.

Puskesmas Labuhan Bilik Kecamatan Panai Tengah. 2016. Profil Puskesmas


Puskesmas Labuhan Bilik Kecamatan Panai Tengah.

Rahmawati, L. 2013. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi


Keberhasilan Pencapaian Cakupan K4 di Puskesmas Rowosari
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 2, Nomor 1. 2013

Rustianto, Tono. 2014. Pelayanan Promotif dan Preventif di Era Jaminan


KesehatanNasional.Jakarta.http://kebijakankesehatanindonesia.net/com
ponent/content /article/2023.html. Diakses pada tanggal 20 Januari 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Salmah, Sjarifah. 2013. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans
Info Media.

Subarsono, A. 2008. Analisis Kebijakan Publik, Konsep Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suhadi dan Rais. 2015. Perencanaan Puskesmas. Jakarta. Trans Info Media.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan ke-18. Bandung:


Alfabeta.

Syafrudin. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media.

Syarifuddin dan Fratidhina. 2009. Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa


Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Turnip, Elvina. 2017. Skripsi. Implementasi Program Promotif dan Preventif


di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat. Medan. Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROMOTIF DAN
PREVENTIF DI PUSKESMAS LABUHAN BILIK
KABUPATEN LABUHANBATU
TAHUN 2018

A. Daftar pertanyaan untuk kepala Puskesmas Labuhan Bilik

1. Data Umum

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin :

d. Pendidikan Terakhir :

e. Tanggal Wawancara :

II. Data Khusus

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pelaksanaan pelayanan promotif dan

preventif di puskesmas?

2. Apakah Bapak/Ibu membuat POA dalam setiap kegiatan promotif dan

preventif yang dilakukan, apakah sudah sesuai atau tidak?

3. Kebijakan apa saja yang Ibu ketahui mengenai pelayanan promotif dan

preventif?

4. Bagaimana sistem pembiayaan untuk pelayanan promotif dan preventif?

5. Apa saja bentuk-bentuk pelayanan promotif dan preventif di puksemas ini,

baik yang di dalam maupun yang diluar gedung?

6. Bagaimana pendapat Ibu mengenai persiapan pelaksanaan pelayanan

promotif dan preventif:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Jumlah tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan promotif

dan preventif?

b. Bagaimana Kesiapan tenaga kesehatan?

c. Bagaimana sarana dan prasana serta peralatan yang tersedia?

7. Seperti ibu ketahui kegiatan promotif dan preventif, khususnya di luar

gedung puskesmas apakah melibatkan lintas sektoral? Dan bagaimana

upaya ibu dalam melibatkan lintas sektoral?

8. Apakah ibu ada melakukan evaluasi pelaksanaan program promotif dan

preventif di puskesmas ini?

9. Terkait dengan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era

JKN, apa saja tantangan internal dan eksternal yang ditemui dan dapat

mengganggu jalannya proses?

10. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-

kendala (internal dan eksternal) tersebut?

11. Menurut ibu, apa saja saran yang dapat diajukan untuk peningkatan

pelayanan promotif dan preventif di puskesmas ini?

B. Daftar Pertanyaan untuk Informan di Puskesmas (Dokter)

I. Data Umum

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin :

d. Pendidikan Terakhir :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. Tanggal Wawancara :

II. Data Khusus

1. Apakah dokter terlibat dalam pelaksanaan program promotif dan preventif

di Puskesmas ini? Kegiatan apa saja?

2. Bagaimana program promotif dan preventif di Puskesmas ini apakah

sesuai dengan perencanaan atau tidak?

3. Kebijakan apa saja yang Dokter ketahui mengenai pelayanan promotif dan

preventif?

4. Bagaimana sistem pembiayaan untuk pelayanan promotif dan preventif?

5. Bagaimana pendapat Dokter mengenai persiapan pelaksanaan pelayanan

promotif dan preventif:

a. Jumlah tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan promotif

dan preventif?

b. Bagaimana Kesiapan tenaga kesehatan?

c. Bagaimana sarana dan prasana serta peralatan yang tersedia?

6. Terkait dengan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif, apa saja

tantangan internal dan eksternal yang ditemui dan dapat mengganggu

jalannya proses?

7. Apakah dokter terlibat dalam melakukan evaluasi pelaksanaan program

promotif dan preventif di puskesmas ini?

8. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-

kendala (internal dan eksternal) tersebut?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9. Menurut dokter, apa saja saran yang dapat diajukan untuk peningkatan

pelayanan promotif dan preventif di puskesmas ini?

C. Daftar Pertanyaan untuk Informan di Puskesmas (Pegawai di Bidang

Upaya Wajib)

I. Data Umum

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin :

d. Pendidikan Terakhir :

e. Tanggal Wawancara :

II. Data Khusus

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pelaksanaan pelayanan promotif dan

preventif di puskesmas?

2. Apakah Bapak/Ibu membuat POA dalam setiap kegiatan promotif dan

preventif yang dilakukan, apakah sesuai atau tidak?

3. Kebijakan apa saja yang Ibu ketahui mengenai pelayanan promotif dan

preventif?

4. Bagaimana sistem pembiayaan untuk pelayanan promotif dan preventif?

5. Apa saja bentuk-bentuk pelayanan promotif dan preventif di puksemas ini,

baik yang di dalam maupun yang diluar gedung?

6. Bagaimana pendapat Ibu mengenai persiapan pelaksanaan pelayanan

promotif dan preventif:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Jumlah tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan

promotif dan preventif?

b. Bagaimana Kesiapan tenaga kesehatan?

c. Bagaimana sarana dan prasana serta peralatan yang

tersedia?

7. Terkait dengan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif, apa saja

tantangan internal dan eksternal yang ditemui dan dapat mengganggu

jalannya proses di bidang Bapak/Ibu?

8. Apakah ibu melakukan evaluasi pelaksanaan program promotif dan

preventif di puskesmas ini?

9. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-

kendala (internal dan eksternal) tersebut?

10. Menurut ibu, apa saja saran yang dapat diajukan untuk peningkatan

pelayanan promotif dan preventif di puskesmas ini?

D. Daftar Pertanyaan untuk Informan Pasien

I. Data Umum

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin :

d. Pendidikan Terakhir :

e. Tanggal Wawancara :

II. Data Khusus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Ketika bapak/Ibu berobat ke Puskesmas, apa yang ibu ketahui tentang

pelayanan promotif dan preventif seperti penyuluhan kesehatan dan

pencegahan penyakit?

2. Apakah bapak/ibu merasa penyuluhan dan pelayanan pencegahan penyakit

(pelayanan promotif dan preventif) itu penting? Jika iya atau tidak berikan

alasannya.

3. Setelah bapak/ibu berobat di puskesmas, bagaimana pendapat bapak/ibu

mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter?

4. Apa saja yang dikatakan dokter/perawat/bidan setelah bapak/ibu berobat?

5. Adakah diberikan pelayanan promotif dan preventif yaitu informasi

tentang anjuran-anjuran atau pantangan-pantangan dari dokter untuk

mencegah penyakit agar tidak kambuh lagi?

6. Apakah bapak/ibu pernah menghadiri penyuluhan kesehatan yang

dilakukan oleh puskesmas? Jika iya atau tidak beriakn alasannya.

E. Daftar pertanyaan unruk informan Masyarakat

I. Data Umum

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pendidikan terakhir :

Tanggal wawancara :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


II. Data Khusus

1. Ketika bapak/ibu datang ke puskesmas, apa yang bapak/ibu ketahui

tentang program promotif dan preventif di puskesmas seperti penyuluhan

kesehatan dan pelayanan pencegahan penyakit?

2. Apakah menurut bapak/ibu penyuluhan kesehatan dan pelayanan

pencegahan penyakit (program promotif dan preventif ) itu penting?

Berikan alasannya?

3. Apakah bapak/ibu mengetahui adanya kegiatan penyuluhan

kesehatan atau pelayanan pencegahan penyakit (program promotif dan

preventif) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas di

masyarakat? Jika iya, Apakah bapak pernah mengahdirinya?

4. Apakah saran yang bapak/ibu ajukan guna meningkatkan

pelayanan penyuluhan kesehatan dan pelayanan pencegahan penyakit

(program promotif dan preventif) di desa ini?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran : Matriks wawancara

1. Matriks pernyataan informan tentang pelaksanaan program promotif


dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Pernyataan
Informan 1 Palaksanaanya ada yang di luakh ada yang did dalam. Tapi
kuratifnya totap banyak jua disika. Sakarang di era JKN ada
tambahan kagiatan prolanis tapi kadang indak jua talaksana
sasuai parancanaan.

(pelaksanaannya ada yang di dalam ada yang di


luar.kuratifnya tetap banyak. Sekarang di era JKN ada
program tambahan yaitu prolanis akan tetapi kegiatan tersebut
tidak berjalan dengan maksimal karena belum sesuai dengan
perencanaan).

Informan 2 Kalau di dalam gedung ibu kan di ruang poli jadi ibu lebih
banyak ke pasien. Penyusunan rencana kegiatan itu saya
dilibatkan terutama untuk kegiatan penyuluhan. Pelaksanaan
kegiatan promotif dan preventif di puskesmas ini kalau dari
segi rencana kegiatan masih belum maksimal karena ada yang
tidak berjalan. Misalnya dek, kegiatan penyuluhan di
posyandu itu udah ada rencana sebelumnya tapi tidak
dilaksanakan karena tenaga kesehatan (bidan) sibuk melayani
pasien yang berobat.

Informan 3 Kalok kami palaksanaannya mulai dakhi MMD do baru SMD,


identifikasi masalah dakhi lintas program dan sektoral. Dakhi
identifkasi enla di buat POA. Kalok kami biasanya malakukan
panyuluhan totang camana palaksanaan posyandu sama kader,
panyuluhan hidup bokhsih dan sehat, malaksanakan
pambinaan phbs di khumah tangga, mamantau palaksanaan
posyandu sama monitoring desa siaga, bagenla biasanya. Ibuk
pun ika kokhja khangkap sama kesehatan lingkungan enala
kadang ibuk bingung kadang program lain tahambat.Kalok
kagiatan kesehatan lingkungannya yang ibuk peganag
biasanya kayak pemeeriksaan sama pengawasan jamban,
mamakhiksa kabokhsihan sakolah, sama mamakhiksa kualitas
aekh minum.

(Kalau kami pelaksanaannya dimulai dari MMD dulu dek


sampai SMD, identifikasi masalah dari lintas program dan
sektoral. Dari identifkasi masalah itulah lalu dibuat POA.
Kalau kami biasanya melakukan penyuluhan tentang
pelaksanaan posyandu kepada para kader, penyuluhan tentang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


perilaku hidup bersih dan sehat, melaksanakan pembinaan
PHBS di rumah tangga, memantau pelaksanaan kegiatan di
posyandu dan monitoring desa siaga, kayak gitulah dek
biasanya. Ibu pun kerjanya ini rangkap sama kesehatan
lingkungan makanya kadang bingung dan kadang program
lain terhambat, kalau kegiatan kesehatan lingkungan yang ibu
pegang seperti pemeriksaan/ pengawasan jamban, memeriksa
sanitasi sekolah, pengawasan TPM, pemeriksaan kualitas air
minum dan makanan).

Informan 4 Sasuai, ke lapangan biasanya posyandu, kelas ibu hamil,


deteksi dini ibu hamil beresiko, panempel poster bagenlah
dek. Tapi kadang ada jua indak talaksana kakhna banyk
kandalanya.

(Pelaksanaannya terlaksana dek seperti kegiatan kelas ibu


hamil, deteksi ibu hamil beresiko, dan penempelan poster-
poster gitulah dek. Tetapi sebagian ada juga yang nggak
terlaksana dek karena kadang banyak kendalanya.).

Informan 5 Kalok ibuk biasanya promotifnya en kasi panyuluhan totang


KB di posyandu, ibuk dokh sama bu wani bagian KIA, en di
luakh godung, kalok di dalam ibuk biasanya mangingatkan
pasien yang vakhu malaekhkan, tapi kadang ada jua indak
talaksana kok yang di luakh gosung, kadang target kami 10
desa tacape hanya 5-6 desa yang bisa kami datangi.

(Kalau ibu biasanya promotif nya seperti kasi penyuluhan


tentang KB di posyandu ikut sama bu wani bagian KIA, itu
kalau yang di luar gedung, kalau di dalam gedung ibu
biasanya mengingatkan sama pasien yang baru melahirkan,
tetapi kadang ada juga yang gak terlaksana kalau di luar
gedung, kadang target kami ke 10 desa, tapi hanya 5-6 desalah
yang bisa kami kunjungi)

Informan 6 Kalok palaksanaannya ada yang di dalam sama luakh, yang di


luakh promotifnya kayak panyuluhan bagenla, kalok preventif
kayak pambokhian vit. A. Akak pun kukhang paham sama
program ka , kakhna akak baru 1 tahun megang.

(Kalau pelaksanaannya ada yang didalam gedung dek, ada


juga yang diluar, kalau promotifnya kayak penyuluhan gitu
dek, kalau yang preventif misalnya kayak pemberian vitamin
A, kakak juga kurang paham sama program ini, soalnya kakak
baru 1 tahun pegang program ini dek).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Informan 7 Kalok kami ada panyulohan ka 10 Desa dek, kadang ada di
posyandu, tomu wakhga. Panyulohannya kayak DBD, PTM,
Posbindu kadang kami dek. Panyulohan HIV jua,
pangukokhan dan panimbangan bokhat badan.
(Kami ngadakan penyuluhan ke 10 desa dek, kadang
penyuluhannya dilakukan di posyandu, temu warga.
Penyuluhannya seperti DBD, penyuluhan PTM. Posbindu,
Penyuluhan HIV/AIDS, pengukuran dan penimbangan berat
badan)

2. Matriks Pernyataan informan tentang penyusunan rencana kegiatan


(POA) promotif dan preventif

Informan Pernyataan
Informan 1 Panyusunan khancana kagiatan di puskesmas ika ada.
Sabolumnya di awal taun ada di buat POA untok kagiatan
yang akan dilakukan. Tapi kanyataannya banyak
palaksanaanya indak sasuai dengan jadwal yang di tontukan.

(penyusunan rencana kegiatan di puskesmas ini ada.


Sebelumnya di awal tahun dibuat POA nya untuk kegiatan
atau Program yang akan dilakukan. Tapi kenyataannya ya
tetap saja pelaksanaannya itu gak sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan)
Informan 2
POA di puskesmas ini ada, tapi yang setau saya ada yang
terlaksana ada juga yang nggak dek.
Informan 3
POA ada, kamu yang buat sandikhi, tapi indak samua
talaksana sasuai POA yang udah dibuat en. Kakhna kadang
banyak kandalanya.

(POA nya ada, kami buat sendiri dek. Tapi tidak semua
terlaksana sesuai POA yang udah kami buat. Karna terkadang
banyak kendalanya dek).
Informan 4
Ada poa, kalok di lapangan indak ponah terlaksana semua,
kalok di dalam jua ada indak. Tau la kok kalapangan ka ada
saja kendalanya. Gayak sakalen ha atoran ada en kami kelas
ibu hamil tgl 16 kalapangan tapi karana pokhe indak la jadi,
besok pun araya en tgl merah indak jua la kami poi.

( ada, kalau di lapangan tidak pernah terlaksana semua, kalau


di dalam ada juga tidak terlaksana. Di lapangan ada aja
kendala. Kemarin padahal kami ada kelas ibu hamil tanggal
16 tapi tidak di laksanakan karna libur mau bulan puasa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Besok juga tanggal 16 berikutmya tanggal 16 gak terlaksana
karna mau lebaran, kadang hujan gak jadi karna becek dek)
Informan 5
POA di puskesmas ka ada.

(POA di puskesmas ini ada).


Informan 6
Kalok POA nya uda ada dek, tapi endla udah ad apun POA
adang indak taaksana asasuai POA

(Kalau POA nya udah ada dek, tapi itu lah walau pun sudah
dibuat POA kadang ada juga yang gak terlaksana sesuai POA)
Informan 7
POA ada baya dek, kami yang buat

(Kalau POA ada dek, kami yang buat)

4.4.2 Pernyataan informan tentang keterlibatan dalam pelaksanaan program


promotif dan preventif
Informan Pernyataan
Informan 2 Kalau pelaksanaan promotif dan
preventif Ibu ada juga di libatkan, kalau
di dalam itula ngasi penyuluhan atau
pengelolaan faktor risiko penyakit. Tapi
kadang nggak sempat ngasinya karna
kadangkan pasien rame seperti hari
jumat sama sabtu. Kalau ke lapangan
ibu juga ada ikut, kadang sama orang
KIA dan gizi ikut posyandu

3. Matriks pernyataan informan tentang kebijakan program promotif dan


preventif di Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Pernyataan
Informan 1 Apa deh dek, indak tau ibuk
(apa ya dek, nggak tau ibu).

Informan 2 Nggak tau ibu dek.

Informan 3 Kebijakan iyo dek? Apala dek, indak tau ibuk


(kebijakan ya dek? Apa ya dek, nggak tahu ibu).

Informan 4 Buatkan saja la dek


(buatin ajala dek).

Informan 5 Indak tau dek, buat-buatkan aja lah dek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(nggak tau dek, buat-buat ajalah)

Informan 6 Indak paham ibuk dek.


(tidak paham ibu dek)

Informan 7 Tuliskan saja la dek apa, ibuk kurang-kurang ngorti yang bagen
(tulisin aja dek, kurang ngerti)

4. Matriks pernyataan informan tentang pendanaan/sistem pembiayaan


program promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Pernyataan
Informan 1 Puskesmas ka udah akreditasi, jadi beda juala, agak tatolong la
pas ada JKN ka. Karna pas malakukan kagiatan ada tambahan
dananya dari JKN. Tanya saja sama si nedi pendanaan en.
Sakarang prolanis jua ada en di danai dari bpjs ja tapi bagen
pun susah mengikuti kegiatan prolanis en.

(puskesmas ini uda akreditasi, jadi beda juga la, lebih terbantu
dengan adanya jkn ini, karena ketika melakukan kegiatan
adanya tambahan dana dari JKN, Tanya aja nedi masalah
pendanaan itu, sekarang juga ada prolanis sebagai tamabahan
dari JKN, kegiatan itu di danai oleh bpjs akan tetapi peserta jkn
nya juga sulit dan tidak peduli untuk mengikuti kegiatan
tersebut.
Informan 2 Ada dari BOK, ada juga dari JKN dek.

Informan 3 Kalok petugas ada perjalanan dinasnya, enla iya dari BOK, ada
jaua dari JKN, kalok pasein kan gratis ja ada dari BPJS, ada jua
yang pakek KK. Tapi ika udah 3 bulan indak jua caekh-caekh
dana kami enla kadang dari duit kami jua la

(kalau petugas ada perjalanan dinasnya, itula dari BOK, ada


juga yang dari JKN. Kalau pasien gratisnya, kana da dari bpjs
bisa juga pakai KK. Tapi ini udah gak cair-cair dana kami,
makanya pakai uang kami juga la lagi)

Informan 4 BOK sama JKN dek, ato Tanya la si nedi iya lobih paham
macam mana pembiayaan en, apalai pembiayaan yang dari JKN

(BOK sama JKN dek, Tanya aja nedi dia yang lebih paham
masalah pembiayaan ini, apalagi pembiayaan yang dari JKN)

Informan 5 BOK sama JKN dek

Informan 6 Pembiayaan dari BOK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Informan 7 Kalok dananya dakhi BOK ada, enla yang kami cukup-
cukupkan, en pun pakek duit kami dolu la, ada jaua danaya ika
dakhi JKN.

(kalau dananya dari BOK dek, itulah yang di hemat dan


dicukupkan untuk kegiatan kami dek, itupun pakai uang kami
dulu dek, ada juga yang dari JKN)

5. Matriks Pernyataan Informan tentang Bentuk-Bentuk Pelayanan


Promotif dan Preventif

Informan Pernyataan
Informan 1 Bentuk-bentuk dari pelayanan promotif dan preventif ya dek,
kalau kegiatan promotif yang kami lakukan Upaya dalam
menanggulangi DBD yaitu penyuluhan pemberantasan
sarang nyamuk, kalau di bidang KIA/KB ada penyuluhan
kepada ibu hamil, penyuluhan KB. Untuk di gizi ada
penyuluhan tentang Asi Ekslusif, penyuluhan tentang
pentingnya pemberian Vit. A. Kalau bidang penyuluhan
pnecegahan dan pengendalian penyakit menular ada bentuk
promosi mengenai penanggulangan HIV/AIDS. Kalau
kegiatan preventifnya ada pemantauan Jentik nyamuk,
Bidang KIA/KB ada seperti deteksi dini ibu hamil berisiko,
upaya pelayaanan KB, untuk bidang Gizi ada pemberian
Vitamin A pada balita, Pemnatauan balita BGM

Informan 3 Kalau bidang promosi kesehatan ada penyuluhan tentang


pelaksanaan posyandu kepada para kader, penyuluhan
tentang perilaku hidup sehat, melaksanakan phbs di rumah
tangga, memantau pelaksanaan kegiatan di posyandu dan
monitoring desa siaga. Sedangkan kesling pemeriksaan/
pengawasan jamban, memeriksa sanitasi sekolah,
pengawasan TPM, pemriksaan kualitas air minum dan
makanan, dan sosialisasi pos UKK.

Informan 4 pemeriksaan ibu hamil, swiping ibu hamil, kelas ibu hamil di
dalam dan luar gedung, dan penyuhan KB serta penempelan
poster. Akan tetapi poster yang kami buat tidak di baca oleh
puskesmas, minat pasien yang datang ke puskesmas masih
sangan kurang untuk tahu akan kesehatan

Informan 5 Kalu ibu sama program ibu sama bu wani

Informan 6 Pemberian PMT untuk balita BGM, penyuluhan tentang Asi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Ekslusif, melakukan konseling di kelas ibu hamil,
penyuluhan tentang pemantauan balita, sosialisasi pemberian
Vit. A, pemberian Vit. A dan sweeping Vit. A.

Informan 7 penyuluhan PTM seperti Hipertensi. Posbindu, penyuluhan


HIV/AIDS pengukuran dan penimbangan BB

6. Matriks pernyataan informan tentang persiapan pelaksanaan program


promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Pernyataan
Informan 1 Dakhi sogi jumlh tenaga kesehatan, banyak karna ada disika
ada promotor yang didanai dari BOK. Ia di ambek dari bidan ,
ika la yg mmbantu promkes.Disika indak ada ahli gizinya,
promkes indak skm, indak basicnya ada. Marangkap rangkap la
korja disika, baliho baliho ada bnyak, stiker-stiker tontang
promotif dan preventif banyak.

(Dari segi jumlah tenaga kesehatan banyak, disni juga ada


promotor tambahan yang di danai dari BOK. dia dari bidan, ini
la yang membantu promkes, disini tidak ada ahli gizi, promkes
gak skm, bukan basicnya dia hanya dari spph kalau bisa kan
sebenarnya skm untuk pemegang promkes biar lebih paham.
Disini merangkap kerjanya. baliho dan stiker-stiker tentang
promotif dan prevenif juga banyak).

Informan 2 Kalau dari jumlah tenaga kesehatan masih kurang dek, kalau
masalah kesiapan kami siap. Kalau sarana prasarana masih
kurang dek, masih banyak disini yang belum lengkap.

Informan 3 Kalok tanaga kasehatan masih kukhang, kayak di gizi kan


bukan basicnya. Udah en kayak ibuk marangkap ha, kok bisa
ada di tambah petugas keslingnya. Biakh maksimal kegiatan en
indak rangkap-rangkap korjanya. Tapi kalau kesiapan kami
siap, kayak yang di gizi en mau indak mau harus siap la. Kalok
sarana prasarana kurangla kayak infokus, laptop. Laptop pun
kami masih pakek laptop sandiri. Kalau leaflet uda ada ja dari
dinas.

(kalau tenaga kesehatan masih kurang, seperti gizi bukan


basicnya, ibu juga merangkap ini dan ibu juga hanya tamatan
dari spph, kalau bisa ditambah petugas keslingnya biar
maksimal kegiatan yang dilakukan gak rangkap kerjanya Tapi
kalau kesiapan kami siap, seperi di gizi, mau tidak mau harus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


siap. Klau sarana prasarana masih kurang sepri infokus, terus
laptop juga masih pakai laptop kami sendiri,kalau leaflet uda
ada dari dinas).

Informan 4 Kalok rasa ibuk kurang la, disika banyak bidan parawat, skm
nya masih kurang.Kalok kesiapan tenaga kesehatan di lapangan
sekedar penyuluhan bisa la.Sarana prasarananya, kok infokus
indak ada di lapangan indak ponah en kami bawak, kami pakek
poster, penyuluhannya kami masih manual disika.

(kalau menurut ibu kurang, disini banyak bidan perawat,


skmnya masih kurang. Kalau kesiapan tenaga kesehatan
sekedar dilapangan masih bisa. Kau infokus nggak pernah kami
bawa kelapanagan, kami hanya pakai poster. Penyuluhan yang
kami lakukan disini juga masih manual).

Informan 5 Kalok tenaga masih kurang, kayak gizi indak basicnya, torus
kayak bu iyus kan masih rangkap jen iya. Kesiapan tenaga kami
siap tapi enla karna rangkap en korja kadang ada jua indak
talaksana.

(kalau tenaga masih kurang, seperti gizi bukan basicnya, terus


seperti bu iyus juga masih rangkap. Kesiapan tenaga kesehatan
siap tapi karna kerjanya rangkap terdang ada juga kegiatan itu
gak terlaksana).

Informan 6 Gayak mana la de dek, kalok akak rasa kurang la, karna mmg
butuh yang org basicnya gizi la yang ahlinya kan bagen kok
akak kurang paham la.Indak ada palatihan, kadang bu kapus
ikut, ia la yang mangkasi penyuluhan.Sarana prasarana nya
kurang, kok bisa di kasi kareta la, karna kadang rusak kareta
kita , kita la yang mananggongnya. Kalok infokus yang
mmbawak en biasanya dokternya, kalok dokternya turun baru la
di bawak infokus. Kok akak rasa ndak pala musti pokhlu pakek
infokus, karna kita dudok rame rame sjaa bisa.

(Gimana ya dek, kalau menurut kakak kurang, karna memang


butuh yang basicnya gizi, kalau kak kan kurang ngerti. Disini
gak ada pelatihan, kadang bu kapus ikut juga di kegiatan kami,
dia la yang memberikan penyuluhan. Sarana prasarana kuarang,
kalau bisa di kasi kereta, kadang rusak kereta kita, kita juga
yang menanggungnya, kalau infokus biasanya kalau dokter ikut
ke lapanagan baru bawa infokus. Kalau menurut kak tidak perlu
pakai infokus, karna kita duduk aja sudah bisa).

Informan 7 Dari segi tenaga kesehatan masih kurang dek, kalok kasiapan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kami siap tapi takadang ada yang rangkap jadi pas di ajak
ondak kalapangan indak bisa ikut kakhna ada kagiatan yang
lain jua.

(Dari tenaga kesehaatan masih kurang dek, kalau kesiapan kami


siap tapi terkadang ada yang kerja rangkap jadi ketika ke
lapangan dia tidak bisa ikut karna ada kegiatan yang lain juga)

7. Matriks pernyataan informan tentang kegiatan promotif dan preventif


dalam melibatkan lintas sektoral

Informan Pernyataan
Informan 1 malibatkan lintas sektoral sama kadusnya, kapala desanya.
karna yang punya masyarakatkan kadus-kadusnya bukan dinas
kesehatan, kita kan hanya pelayanan kalok mangundang undang
masyarakat en ka tugas orang en.

(malibatkan lintas sektoral sama kadusnya, kepala desa. Karena


yang punya masyarakat mereka bukan dinas kesehatan. Kita
hanya pelayanan kalau yang mengundang masyarakat itu tugas
mereka).

Informan 2 menurut ibu ada dek, tapi kalau ngasi undangan itu orang yang
pegang program la dek, biasanya ngasi undangannya sama
kades.

Informan 3 Ada, ngasi surat undangan saja sama kadus


Informan 4 Ada, bu kadus sama bu kadesnya mangkasi undangan , udah en
kok mangajak masyarakat bidan desanya

(ada, kami kasi undangan bu kadus sama kadesnya, yang


mengajak masyarakat bidan desanya).

Informan 5 Ada, kami mangasi undangan satu hari sabolum kagiatan, tapi
kadang enla mungkin undangan en lambat kami kasi jadi
kadusnyapun kadang indak sompat mangajak masyarakat

(memberi undangan satu hari sebelum kegiatan, tapi mungkin


karena undangan tersebut satu hari sebelum kegiatan kami antar
mengakibatkan kadusnya gak sempat untuk mengajak para
masyarakat).

Informan 6 Ada kapala desa, kami ngasi undangan

(ada, kepala desa, kami kasi undangan).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Informan 7 Melibatkan kadus-kadus la kami, jadi enla yang manyuroh
masyarakat datang ka kegiatan kami, ngasi undangan la.

(melibatkan kadus-kadus, jadi mereka yang mengajak


masyarakat dtang di kegiatan kami. Kasi undangan).

8. Matriks pernyataan informan tentang evaluasi pelaksanaan program


promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Pernyataan

Informan 1 Evaluasi ada tiap 1 bulan sakali kami evaluasi samua program
indak hanya promotif dan preventif.

(evealuasi ada setiap 1 bulan sekali kami evlausi semua program


bukan hanya promotif dan preventifnya).

Informan 2 Kalau evaluasi ibu ikut kok, ya kami aja orang puskesmas.Kalau
melibatkan lintas sektoral dalam evaluasi gak ada.

Informan 3 Kalau evaluasi ada, sasudah kegiatan kami evaluasi la, kami –
kami saja orang puskesmas

(evaluasi ada, sesudah kegiatan kami evaluasi).

Informan 4 Evaluasinya ada, kami pun kok dilapangan ada en pre test sama
post test kami buat biakh tau sabakhapa paham ibuk-ibuk en, ada
juga minilokakrya di tenla di evaluasi.

(Evaluasi ada, kalau di lapangan ada pre test dan post test kami
buat agar kitatau seberapa paham ibu-ibu itu, nanti ada juga
evaluasi di minilokarya).

Informan 5 ada dek, kok ontok evaluasi sabulan sakali sama orang-orang
disika dalam bontok minilok en. Kok disika ada dua miniloknya,
ada yang sama lintas program ada jua sektoral. Kalok program
sasama tanaga kesehatan ika la, kok sektoral sama orang
aklurahan, kacamatan, orang udah baporan aktif tapi bolum la
maksimal ibuk khasa.

(Ada dek, untuk evaluasi program itu biasanya kami lakukan


sekali sebulan dengan tenaga-tenaga kesehatan di puskesmas.
Dan biasa nya dilaksanakan dalam bentuk minilokarya. Dan di
puskesmas ini ada dua minilokarya dek, ada minilokakarya
program dan minilokarya lintas sektoral. Minilokarya program

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


itu di puskesmas dengan sesama pihak tenaga kesehatan
sedangkan minilokakarya lintas sektoral itu melibatkan pihak
kelurahan dan pihak kecamatan dan mereka berperan aktif walau
belum maksimal)

Informan 6 Ada baya dek, minilokakarya

(ada dek)

Informan 7 Evaluasinya ada minilokakrya namanya, kalok kami sudah siap


kegiatan kami evaluasi.

(Evaluasi ada namanya minilokarya dek, kalok kami sudah


selesai kegaiatan di evaluasi)

9. Matriks pernyataan informan tentang kendala-kendala dalam


pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Penyataan
Informas 1 Tantangan internal dan eksternalnya banyak , kalok dari dalam
tugas rangkap tainla jadi indak maksimal la, kalok dari luar susah
mangumpolkan masyarakatnya. Kalok ada pangobatan gratis baru
la banyak yang datang. Jadi en la kami manfaatkan pas ada
pmbagian gratis di ten la kami magambek kasompatan
mangadakan panyuluhan baru la rame.

(tantangan internal dan eksternal banyak, kalau dari dalam ada


tugas rangkap itu jadi gak maksiml, kalai dari luar susah
mengumpulkan masyarakatnya, Klau ada pengobatan gratis baru
banyak datang. Jadi disitu la kami memanfaatkan ketika ads
pembagian gratis baru kami mengambil kesempatan untuk
memberika penyuluhan).

Informan 2 Tantangan internal kalau di dalam karna pasien ramai jadi kalau
ibu gak sempat ngasi tentang phbs, tapi kalau ada waktu ibu kasi,
terus sarana prasana disini juga masih banyak yang kurang. Udah
itu, masih ada yng kerja rangkap. Kalau di luar tantangannya
karna kadang susah mengumpulkan masyrakat, kemudian jalannya
yang rusak yang susah di tempuh terutama desa sei siarti

Informan 3 Tantangannya kurang dalam melibatkan lintas sektoral, kalau di


luakh kukhang masyarakat partisipasinya dalam mengikuti
kagiatan dan di anggap pukesmas tompat abkhubat saja, kalok ada
gratis baru la rame yang datang di kagiatan-kagiatan. (kurang
dalam melibatkan lintas sektoral, masyarakat juga kurang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


partisipasinya dalam mengikuti kegiatan dan menganggap
puskesmas hanya tempat berobat saja , kalau ada gratis baru ramai
datang).

Informan 4 Kalau tantangan di dalam indak ada rasa ibuk, tapi kalok di luakh
jalan yang rusak enla payah di lewati. Kalok udah ujan indak jadi
en kami malakukan kegiatan, tokus disikakadang pasang , jadi
indak la kami poi, kakh indak bisa lewat tong.

(kalau tantangan di dalam tidak ada menurut ibu, tapi kalau di luar
jalan yang rusak itula payah di lewati. Kalau hujan kami tidak jadi
melakukan kegiatan ke lapangan karena jalan gak bisa di tempuh
sama sekali, terus kadang disini pasang jadi kadang gak jadi pigi
juga dek, karna gak bisa lewat).

Informan 5 Tantangan internalnya tenaga kesehatannya dek masih kurang,


udah en kalok di luar masalah jalan en yang rusak, udah en kami
pakek kareta sendiri indak ada dari dinas di kasi. Masyarkatnya
jua susah datang kok ada kagiatan, kalok ada pambagian gratis
bakhu kahme .

(tantangan internalnya tenga kesehtan yang masih kurang, maslah


jalan yang rusak kalau tantangan di luar, kami juga pakai kereta
sendiri tidak ada dari dina, kemudian masyarakat yang kurang
partisipasinya dalam mengikuti kegaiatan, kalau ada pembagian
gratis baru ramai datang).

Informan 6 Apala de dek, kendala kendalanya kalok daerah jaoh locah ujan
enla indak jadi la kami poi, kadang disika psang akn dokat laut,
kalok udah pasang tau la lama en sukhutnya, kadang hampekh
satu minggu, jadi kagiatan kita en tatunda la. udah en karna akak
indak basicnya di gizi jadi agak susah bagen ha. Diska tanga
gizinya idak ada, dan satu okhang pun indakada yang botu-botul
basicnya gizi. Palatihan pun indak ada diasi. Undah en tantang
internalnya kama pancaekhan dana BOK en untok kami.

(apa ya dek, kendala-kendalanya kalau daerah yang jauh becek


makanya kadang kami gak jadi melakukan kegiatan, kadang disini
juga pasang kan karna kita dekat dengan laut, kalau udah pasang
adek tau kan lama surutnya disini, kadang hampir satu minggu,
jadi kegiatan kita pun terhambatla. Udah itu kalau menurut kak
karna kak bukan basicnya di gizi jadi lebih susah disini tenaga
gizinya gak ada dek satupun gak ada yang benar-benar orang gizi,
pelatihan juga gak ada diberikan selain itu tantangan internalnya
lama pencairan dana BOK).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Informan 7 Kokhja khangkap dek, jadi kami kakurangan tanaga. Misalnya jok
ka lapangan panyuluhan payah, kami indak basicnya. Udah
kadang kok kami malakukan panyulohan masyarakatnya copat
balek bolum lai siap panyulohan en.

(kerja rangkap dek, jadi kami kurang tenaga, mislanya kalau ke


lapangan penyuluhan juga susah, kami bukan basicnya. Selain itu
kalau melakukan penyulhan masyarakatnya sudah pulang sebelum
kegiatan selesai).

10. Matriks pernyataan informan tentang strategi yang dilakukan dalam


mengatasi kendala-kendala pelaksanaan program promotif dan
preventif di Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Pernyataan

Informan 1 ada penambahan skm disika dek.

(ada penambahan skm gitu lah dek).

Informan 2 Untuk mengatasi kendalanya kalau bisa di tambah tenaga


skmnya, udah itu sarana prasarananya juga di lengkapi dan kalau
bisa seblum kelapanagan ada pelatihan karna biasanya kami
tidak ada pelatihan.

Informan 3 Stategi dakhi ibuk kalok bisa ada penambahan petugas kayak
kesling biakh ibuk indak makhangkap lai, dan kalok bisa BOK
nya copat di caekhkan, ika udah 3 bulan dananya bolum jua
caekh, alhasil kagiatan en pun indak la maksimal. Melakukan
pendokatan dengan masyarakat supaya ondak okhang en ikut
kagiatan tarutama kegiatan promotif dan preventif.

(dari ibu streteginya penambahan petugas kesling biar ibu gak


merangkap kerjanya, dan kalau bisa BOK nya cepat dicairkan,
ini udah 3 bualn belum cair, hasinya kegaatan pun gak
maksimal,. Melakakukan pendekatan dengan masyarakat agar
mau ikut dalam kegiatan terutama promotif dan preventif).

Informan 4 Jalannya la kok rasa ibuk yang hakhus di elokkan

(jalannya yang harus di perbaiki dek biar kami gak susah lagi)

Informan 5 Jalannya la di elokkan, kalok bisa masyarakatnya lobi aktif la.

(jalannya diperbaiki, dan kalau bisa masyarakatnya lebih aktif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lagi).

Informan 6 Penambahan petugas la dek yang memang botul basicnya, adalah


kok bisa kakheta dakhi dinas biakh indak susah kami.
(penambahan petugas yang benar-benar beasicnya, akalau bisa
ada kereta dari dinas agar lebih mudah).
Informan 7 Copat di caerkan dana perjalanan dinas dek.
(cepat dicairkan dana perjalanan dari dinas dek)

11. Matriks pernyataan informan tentang saran untuk peningkatan


pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Pernyataan
Informan 1 harus ada skm yang memang paham la, kan dari wawasan beda
kalok skm sama parawat sama bidan, kalok okhang en kan lobih
ka kuratif, kalok ika kan skm yang lobih topat. Kok bisa tong
harus ada la tamatan skm yang botul botul paham la sama
promotif dan preventif ka. Enla kalok jumlah banyak disika
tengok parawat bidan parawat bidan, enla kami berdayakan
untok program ka , manunggu skm datang bo tutupla puskesmas
ka.

(harus ada skm yang betul paham, kalau dari wawasan kan beda
skm sama perawat dan bidan, kalau orang itu lebih ke kuratif,
kalau promotif prevntif ini lebih ngerti kan skm. Kalau bisa
harus tamatan skm yang benar-benar paham la promotif dan
preventif. Kalau bidan dan perwat banyak disini, itula kami
berdayakan untuk program , menunggu skm datang tutup la
puskesmas ini).

Informan 2 Sebelum kegiatan ada pelatihan dan di pastikan lagi siapa-siapa


aja yang ke lapangan, lebih giat lagi dalam mengajak masyarakat
untuk ke puskesmas dan mengikuti kegiatan di lapangan.

Informan 3 Lobih ditingkatkan lai takhutama dlaam melibatkan lintas


sektoral. Jangan ada lai kokhja khangkap tarutama bidang
esensial. Sarana prasarana nya dilongkapila, kalok bisa SKM nya
dibuat satu pemegang program esensial suapya lobih ngorti,
kakhna kalok disika SKMnya satu pamegang BOK, satu lai
kapus.

(lebih ditingkatkan lagi, terutama dalam melibatkan lintas


sektoral. Jangan ada lagi yang kerja rangkap terutama pemegang
program bidang esensial. Sarana prasarananya di lengkapi.Kalau
bisa SKM nya dibuat salah satu pemegang program upaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kesehatan masyarakat bidang esensial nya dek agar lebih ngerti,
karna kalau disini tenaga skm di buat sebagai pemegang BOK,
dan satu lagi sebagai Kepala Puskesmas disini dek).

Informan 4 Apa la sarannya de dek, ibuk pun bingung, panambahan SKM


enla dek, jalannya kok bisa dielokkan, suapaya kami indak
tahambat malakukan kagiatan kakhna jalan yang khusak en

(apa la sarannya ya dek, bingung ibuk. Penambahan SKM itu la


dek, jalannya juga kalau bisa diperbaiki, supaya kami juga tidak
terhambat dalam melakukan kegiatan karena jalannya yang rusak
itu).

Informan 5 Ada palatihan sabolum kalapangan, sarananya dilongkapi.

(ada pelatihan sebelum ke lapangan, sarana prasarananya


dilengkapi).

Informan 6 Kalok bisa ada paltihan sabolum ka lapangan, dan pancairan


BOK dipacopat, jalannya jua kok bia di elokkan supaya lobih
gampang kami manjangko desa yang jaoh-jaoh en,
masyarakatnya lobih akttif lai.

(Kalau bisa ada pelatihan sebelum ke lapangan, dan pencairan


BOK dipercepat, jalannya juga kalau bisa diperbaiki agar mudah
kami menjangkau desa yang jauh dari wilayah kerja puskesmas
ini, masyarakat lebih aktif lagi).

Informan 7 Untok pamarintah kalok bisa dielokkan la jalannya, kakhna salah


sau kandala kami jalan yang yang khusak enla. Dannya copat di
caekhkan. Kalok bisa pun ada palatihan, sarana prasarannya di
longkapi.

(Bagi pemerintah kalau bisa diperbaiki jalannya, karena salah


satu kendala kami kalau di lapangan jalan yang rusak itu.
Dananya cepat dicairkan. Kalau bisa pun adalah dibuat pelatihan
untuk kami, saran prasarananya di lengkapi)

12. Matriks pernyataan informan tentang program promotif dan preventif


di Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Pernyataan
Informan 8 Yang kayak mangubati bagenla yang tau ibuk
(seperti mengobati itu yang saya tahu)

Informan 9 Promotif dan preventif iyo? Indak tau kalok masalah en

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(Promotif dan preventif? tidak tahu kalau masalah itu).

Informan 10 Indak tau dek, indak mngokhti ibuk, yang kayak panyulohan
bagenla.
(tidak tau dek, ibu tidak tahu, yang seperti penyuluhan la tau
ibu)

Informan 11 Imunisasi la dek

Informan 12 Indak tau dek.


(tidak tahu dek)

Informan 13 Yang kayakmana en, kok en indak tau la bapak.


(yang seperti apa itu, kalau itu bapak tidak tahu)

13. Matriks pernyataan informan tentang pelayanan promotif dan preventif


berkaitan dengan pentingnya promotif dan preventif

Informan Pernyataan

Informan 8 Pokhlu la karna biakh tau kita apa panyakit kita, gajalanya jadi
tau kita mancogahnya.Sakalen aku barubat TB, ada ja di suruh
makan telur setiap hari, makan makanan sehat, buah jangan lupa.
Sembuh kok pnyakitnya indak ada batuk lai.

(perlu, agar kita tau penyakit kita, gejalanya biar tau


mencegahnya. Kemarin aku berobat TB, ada disuruh makan telur
setiap hari, makanan sehat, jangan lupa makan buah. Sembuh
kok penyakitnya, tidak batuk lagi, tapi aku itu yang sama dokyer
laki-laki).

Informan 9 Pokhlu, kakh banyak masyarakat yang indak tau kesehatan.

(Perlu, karena banyak masyarakat yang tidak tahu akan


kesehatan).

Informan 10 Ponting la, kan indak samua orang poi ka puskesmas makanya
kok bisa soring’ la mangasi panyuluhan biakh kami tahu tontang
kasehatan.

(Penting, karena tidak semua orang ke puskesmas, kalau bisa


puskesmas sering memberi penyuluhan supaya kami tahu tentang
kesehatan).

Informan 11 Iyo dek ponting, kakhna kan biakh tahu kami mancogah panyakit
kami.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(iya dek, supaya kami tahu mencegah penyakit kami)

Informan 12 Kok panyulohan pontingla, taula kan masyarakat ka kadang paduli


pun indak okhang en sama sakit en, kok bisa kasi panyuluhan
tontang sampah. Disika kan rata-rata mambuang sampah ka sunge,
apa indak badatangan panyakit en.

(Penyuluhan penting, karena kita tahu masyarakat tidak peduli


sama sakitmya. Kalau bisa penyuluhan tentang sampah. Disini
masyarakatnya kebanyakan membuang sampah ke sungai,
makanya banyak timbul penyakit).

Informan 13 Pontingla kok manurutku. Karena di puskesmas ada pun poster


indak pala sompat okahang mamabacanya.

(kalau menurut saya penting, walaupun ada poster di puskesmas


terkadang kita tidak sempat untuk membacanya).

14. Matriks pernyataan informan tentang pelayanan promotif dan preventif


berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter di
Puskesmas Labuhan Bilik

Informan Pernyataan
Infroman 8 Lumayan la, Cuma kadang lama puskesmas ini buka, manunggu
la. Kalok kmrin aku bakhubat TB sama dokternya sudah elokla
kakh TB nya sombuh.

(lumayan, tapi terkadang puskesmasnya lama buka, kita


menunggu la, kalau kemarin saya berobat TB sama dokternya
sudah puasla karna TB nya sembuh)

Informan 9 Periksa saja la, manimbang bokhat badan, tensi bagen saja la
indak ada aku di kasi ubat.Udah en kadang indak ada di sobutnya
jangan ibuk makan ika ato apalah, disika pu lambat palayanannya,
doluan ja tong awak datang dakhipada okhang en.

(masih kurang, hanya timbang berat badan, cek tekanan darah,


tetapi tidak ada diberi obat, Selain itu terkadang tidak ada di
bilang jangan makan ini atau apapun tidak ada, selain itu disini
lama pelayanannya, nanti bisa kita yang duluan datang daripada
mereka).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15. Matriks pernyataan informan tentang pelayanan promotif dan preventif
berkaitan dengan pesan yang diberikan dokter/ bidan/ perawat setelah
berobat

Informan Pernyataan
Informan 8 Satiap hari makan telur, makan makanan yang sehat, buah jangan
ditinggal.

(setiap hari makan telur, makan makanan sehat, serta buah juga
dikonsumsi setiap hari).

Informan 9 Indak ada dek, langsung balek saja la ku.

(Tidak ada, langsung pulang saya dek)

16. Matriks pernyataan informan tentang pelayanan promotif dan preventif


berkaitan dengan anjuran yang diberikan oleh dokter di Puskesmas
Labuhan Bilik

Informan Pernyataan
Informan 8 Ada, sokhing mambokhsihkan khumah, makan makanan sehat
supaya copat sehat penyakitku.

(Ada, sering membersihkan rumah, makan makanan yang sehat


agar cepat sembuh penyakitku).

Informan 9 Indak ada.


(Tidak ada)

17. Matriks pernyataan informan tentang kehadiran penyuluhan yang


diadakan oleh puskesmas Labuhan Bilik
Informan Pernyataan
Informan 8 Kalok aku bolum ponah la.
(belum pernah)

Informan 9 paling aku ponah ikut posyandu la en pun sakali. Disiten pun
parcuma ja datang bukan yang ada dikasi ubat, timbang sama tensi
jua la. Yang sabontakhan ja kakhna indak banyak yang datang.

(tidak pernah dek, tapi aku pernah ikut posyandu sekali. Disitu
pun percuma datang tidak juga ada diberi obat, hanya timbang dan
tensi saja, itupun posandu Cuma sebentar karena gak banyak yang
datang).

Informan 10 Pernah, ikut panyulohan di kantor desa. Kadang okahang en

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mangkasi panyulohan tentang jamban, cara memasak yang baek
cemana, torus ada jua kami di ajak untok arisan jamban. Kalok di
tompat ibuk kabanyakan indak pala paduli kok ada panyulohan,
kok udah sakit barula ka puskesmas.

(pernah, ikut penyuluhan di kantor desa, kemarin mereka ada


penyulhan tenatang jamban, pernah juga penyuluhan tentang cara
memasak yang baik dan benar, selain itu kami juga ada di suruh
utnuk ikut arisan jamban, kalau di tempat saya kebanyakan tidak
peduli dengan adanya penyuluha, kalau sakit baru mereka ke
puskesmas).

Informan 11 Indak tau dek, bolum ponah ikut. Satau ku ke puskesmas


barubatla, mengapai lai.

(tidak tahu dek promotif dan preventif itu, belum pernah ikut
kegiatan puskesmas, setau ibu ke puskesmas berobatlah).

Informan 12 Indak ponah dek. Indak tau pun aku kalok ada panyulohan

(tidak pernah, saya tidak tau kalau ada penyuluhan).

Informan 13 Indak ponah.kalok disika sakit bakhu la ka puskesmas, bapak


Cuma kadang manyuroh masyarakat bapak la datang aka acara
puskesmas, kakhna kadang bapak indak sompat.

(Belum pernah, kalau disini sakit kita ke puskesmas lanngsung,


bapak pun disini Cuma mengajak masyarakat datang ke acara
puskesmas, karena kadang pun bapak nggak sempat datang)

18. Matriks pernyataan informan (masyarakat) tentang saran untuk


peningkatan pelaksanan program promotif dan preventif di Puskesmas
Labuhan Bilik

Informan Pernyataan
Informan 10 Kalok bisa okhang puskesmas lebih aktif lai mangasi
penyulohan, torus jua harus bisa melibatkan masyarakat supaya
bapokhan aktif untok kagiatan. Dan kalau bisa juga masyarakat
di desa ika lobih paduli dan ondak berpartisipasi kalok ada di
adakan panyulohan.

(Kalau bisa orang puskesmas lebih aktif lagi memberikan


penyuluhan, selain itu harus bisa melibatkan masyarakat agar
dapat berperan aktif untuk kegiatan. kalau bisa masyarakat yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


di desa ini lebih peduli dan mau berpartisipasi apabila diadakan
penyuluhan ataupun acara-acara puskesmas).

Informan 11 Lobih malibatkan masyarakat dalam satiap kagiataan supaya


masyarakat marasakan pontingnya kagiatan untok okhang en,
dan memberdayakan masyarakat la dalam kagiatannya

(lebih melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan sehingga


masyarakat lebih merasakan pentingnya kegiatan-kegiatan
tersebut bagi mereka, dan juga memberdayakan masyarakat
dalam kegiatan tersebut).

Informan 12 Melibatkan masyarakat la dek, en la yang tau ku.

(melibatkan masyarakat).

Informan 13 Lobih aktif la malakukan panyuluhan kakhna disika pun jakhang


ja ada panyuluhan, jadi kami indak tau la.

(Lebih aktif lagi melakukan penyuluhan, kalau disini juga jarang


ada penyuluhan jadi kami tidak tahu).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran: Dokumentasi Wawancara

Gambar 1: Wawancara dengan Kepala Puskesmas Labuhan Bilik

Gambar 2: Wawancara dengan petugas program bidang KIA, KB, dan bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 3: Wawancara dengan petugas bidang Gizi

Gambar 4 : Wawancara dengan petugas bidang Promosi Kesehatan dan


Kesehatan Lingkungan serta dengan pasien masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 5: Wawancara dengan Masyarakat

Gambar 6: Observasi kegiatan di luar gedung yaitu Posyandu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 7: Observasi kegiatan di luar gedung yaitu posyandu, kelas ibu hamil
dan penyuluhan tentang KB

Gambar 9: Salah satu hambatan Puskesmas Labuhan Bilik dalam melaksanakan


kegiatan di luar gedung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai