Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Radioaktif adalah kesimpulan beragam proses dimana sebuah inti atom


yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan
terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini
adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah
atom. Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan radioaktif adalah
becquerel (Bq). Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu
kedokteran yaitu untuk mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang
penting antara lain tumor ganas. Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat
radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang
kehidupan.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini yakni :
1. Apa itu teori radioaktivitas ?
2. Apa gejala fisis yang mendorong konsep kuantum ?
3. Apa itu teori atom ?

4. Apa itu inti antom dan gejala radioaktivitas ?

1.1.3. Tujuan Pembahasan


Dari rumusan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini yakni :
1. Untuk mengetahui apa itu teori radioaktivitas.
2. Untuk mengetahui apa gejala fisis yang mendorong konsep kuantum.
3. Untuk mengetahui apa itu teori atom.
4. Untuk mengetahui apa itu inti atom dan gejala radioaktivitas.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Radioaktivitas
1. Definisi Radioaktivitas
Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif. Radioaktivitas adalah
yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti
dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron), atau radiasi
gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek). Sinar-sinar yang
dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan
sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif.

Istilah keradioaktifan (radioactivity) pertama kali diciptakan oleh Marie


Curie (1867 - 1934), seorang ahli kimia asal Prancis. Marie dan suaminya, Pierre
Curie (1859 - 1906), berhasil menemukan unsur radioaktif baru, yaitu polonium
dan radium. Ernest Rutherford (1871 - 1937) menyatakan bahwa sinar radioaktif
dapat dibedakan atas sinar alfa yang bermuatan positif dan sinar beta yang
bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard (1869 - 1915), seorang ilmuwan Prancis,
menemukan sinar radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu sinar gamma.

2.1.1.2. Sinar Radioaktif


Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioaktif dibagi menjadi tiga,
yaitu sinar alfa, sinar beta, dan sinar gamma :
1. Sinar Alfa (Sinar α)
Sinar alfa adalah sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Sinar ini
ditemukan secara bersamaan dengan penemuan fenomena radioaktivitas, yaitu
peluruhan inti atom yang berlangsung secara spontan, tidak terkontrol, dan
menghasilkan radiasi. Sinar alfa terdiri atas dua proton dan dua neutron. Berikut
ini adalah sifat alamiah sinar alfa.

2
a. Sinar alfa merupakan inti He.
b. Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi).
Daya ionisasi sinar alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
c. Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
d. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
e. Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di
dalam logam.
2. Sinar Beta (Sinar β)
Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi yang berasal dari inti atom.
Berikut ini beberapa sifat alamiah sinar beta.
a. Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
b. Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.
c. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
3. Sinar Gamma (Sinar γ)
Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar
dari inti atom dengan energi yang sangat tinggi yang tidak memiliki massa
maupun muatan. Sinar gamma ikut terpancar ketika sebuah inti memancarkan
sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan sinar gamma tidak menyebabkan perubahan
nomor atom maupun massa atom. Sinar gamma memiliki beberapa sifat alamiah
berikut ini.
a. Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin
jauh dari sumber intensitasnya makin kecil.
b. Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
c. Mempunyai daya tembus yang terbesar.
d. Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.

2.1.1.3. Peluruhan Radioaktif

1. Peluruhan Sinar Alfa

3
Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan
dengan memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi
pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel
alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi
dibandingkan induknya.

Persamaan peluruhannya sinar alfa:

Contoh peluruhan sinar alfa:

Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium


tanpa elektron dan partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom berubah.
Perubahan demikian dapat menyebabkan radiasi γ.
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa
berkurang empat, dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun pada
peluruhan beta akan menambah atau mengurangi nomor atom sebesar satu (nomor
massa tetap sama). 
2. Peluruhan Sinar Beta
Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron
akan meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan
partikel netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk
peluruhan sinar beta yang lain adalah peluruhan proton. Proton akan meluruh
menjadi neutron, positron, dan neutrino. Neutrino memiliki sifat yang sama
dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan antara
proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atom tetap
stabil.

4
Jika inti radioaktif memancarkan sinar beta (β) maka nomor massa inti
tetap (jumlah nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah. Terjadi dua proses
peluruhan sinar beta, yaitu:

Contoh peluruhan sinar beta :

3. Peluruhan Sinar Gamma


Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke
keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma.
Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya
terjadi pada atom yang memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena
pemancaran sinar gamma biasanya menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar
beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi saja, tetapi tidak mengubah
susunan inti.

Gambar2. Peluruhan radioaktif.


Seperti dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu
keadaan inti yang tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang
berada pada keadaan eksitasi diberi tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini
dihasilkan dari tumbukan dengan partikel lain.
Persamaan peluruhan sinar gamma:

5
Inti yang berada dalam keadaan eksitasi pada umumnya terjadi setelah
peluruhan. Misalnya:

2.1.4. Waktu Paruh


Waktu paruh adalah waktu yag diperlukan oleh zat radioaktif untuk
berkurang menjadi separuh (setengah) dari jumlah semula. Dengan mengetahui
waktu paruh suatu unsur radioaktif, dapat ditentukan jumlah unsur yang masih
tersisa setelah selang waktu tertentu. Setiap unsur radioaktif mempunyai waktu
paruh tertentu, misalnya karbon -14 (C-14) memiliki waktu paruh 5.730 tahun.

Dari persamaan (3a) maka:

untuk t = T ----------> N = ½ N0

sehingga, ½ N0 = N0. e-λt

λ .T = ln 2

λ = 0,693/T

T = 0,693/T ...................................................... (4)

Dari persamaan (4), maka dapat ditentukan jumlah inti radioaktif setelah
peluruhan maupun aktivitas radioaktif setelah peluruhan melalui persamaan:

6
2.12. Gejala Fisis Yang Mendorong Konsep Kuantum
.2.1. Benda Hitam
Dalam fisika, benda hitam (bahasa Inggris black body) adalah obyek yang
menyerap seluruh radiasi elektromagnetik yang jatuh kepadanya. Tidak
ada radiasi yang dapat keluar atau dipantulkannya. Namun demikian, dalam fisika
klasik, secara teori benda hitam haruslah juga memancarkan seluruh panjang
gelombang energi yang mungkin, karena hanya dari sinilah energi benda itu dapat
diukur.
Meskipun namanya benda hitam, dia tidaklah harus benar-benar hitam
karena dia juga memancarkan energi. Jumlah dan jenis radiasi elektromagnetik
yang dipancarkannya bergantung pada suhu benda hitam tersebut. Benda hitam
dengan suhu di bawah sekitar 700 Kelvin hampir semua energinya dipancarkan
dalam bentuk gelombang inframerah, sangat sedikit dalam panjang gelombang
tampak. Semakin tinggi temperatur, semakin banyak energi yang dipancarkan
dalam panjang gelombang tampak dimulai dari merah, jingga, kuning dan putih.
Istilah "benda hitam" pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Robert
Kirchhoff pada tahun 1862. Cahaya yang dipancarkan oleh benda hitam
disebut radiasi benda hitam.

2.2.2.Radiasi Benda Hitam


Teori kuantum diawali oleh fenomena radiasi benda hitam. Istilah “benda
hitam” pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Robert Kirchhoff  pada tahun

7
1862. Dalam Fisika, benda hitam (atau blackbody) adalah sebutan untuk benda
yang mampu menyerap kalor radiasi (radiasi termal) dengan baik. Radiasi termal
yang diserap akan dipancarkan kembali oleh benda hitam dalam bentuk radiasi
gelombang elektromagnetik, sama seperti gelombang radio ataupun gelombang
cahaya. Untuk zat padat dan cair, radiasi gelombangnya berupa spektrum kontinu,
dan untuk gas berupa spektrum garis. Meskipun demikian, sebenarnya secara teori
dalam Fisika klasik, benda hitam memancarkan setiap panjang gelombang energi
yang mungkin agar supaya energi dari benda tersebut dapat diukur.
Temperatur benda hitam itu sendiri berpengaruh terhadap jumlah dan jenis
radiasi elektromagnetik yang dipancarkannya. Benda hitam bersuhu di bawah 700
Kelvin dapat memancarkan hampir semua energi termal dalam bentuk gelombang
inframerah, sehingga sangat sedikit panjang gelombang cahaya tampak. Jadi,
semakin tinggi suhu benda hitam, semakin banyak energi yang dapat dipancarkan
dengan pancaran radiasi dimulai dari panjang gelombang
merah, jingga, kuning hingga putih.
Meskipun namanya benda hitam, objek tersebut tidak harus selalu
berwarna hitam. Sebuah benda hitam dapat mempunyai cahayanya sendiri
sehingga warnanya bisa lebih terang, walaupun benda itu menyerap semua cahaya
yang datang padanya. Sedangkan temperatur dari benda hitam itu sendiri
berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi elektromagnetik yang
dipancarkannya.
Dalam percobaan Fisika sederhana, benda atau objek yang paling mirip
radiasi benda hitam adalah radiasi dari sebuah lubang kecil pada sebuah rongga.
Dengan mengabaikan bahan pembuat dinding dan panjang gelombang radiasi
yang masuk, maka selama panjang gelombang datang lebih kecil dibandingkan
dengan diameter lubang, cahaya yang masuk ke lubang itu akan dipantulkan oleh
dinding rongga berulang kali serta semua energinya diserap, yang selanjutnya
akan dipancarkan kembali sebagai radiasi gelombang elektromagnetik melalui
lubang itu juga. Lubang pada rongga inilah yang merupakan contoh dari
sebuah benda hitam. Temperatur dari benda itu akan terus naik apabila laju
penyerapan energinya lebih besar dari laju pancarannya, sehingga pada akhirnya

8
benda hitam itu mencapai temperatur kesetimbangan. Keadaan ini dinamakam
dengan setimbang termal (setimbang termodinamik).
Spektrum radiasi benda hitam berupa spektrum kontinu dengan tingkat
kebersinaran (intensitas radiasi) dari masing-masing spektral tidak sama kuat.
Pada suhu tertentu, intensitas cahaya yang diradiasikan akan terus bertambah
hingga mencapai maksimum pada panjang gelombang tertentu. Hubungan empiris
sederhana antara panjang gelombang yang dipancarkan untuk intensitas
maksimum (lm) dengan suhu mutlak (T) sebuah benda yang dikenal
sebagai hukum pergeseran wien, yaitu :

λmaks T = C

dengan T = suhu mutlak benda hitam

C = konstanta Wien (2,899 x 10-3 mK)

Tahun 1879, seorang ahli fisika Austria, Josef Stefan membuktikan bahwa


intensitas radiasi total (P/A) oleh suatu benda hitam panas adalah sebanding
dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya. Bentuk persamaan empirisnya adalah
sebagai berikut:

P = e σ A T4

dengan P = daya radiasi (watt = W)

A = luas permukaan benda

T = suhu mutlak benda

σ = 5,67 x 10-8 W m-3 K-4

e = emitivitas radiasi ( e=1 untuk benda hitam sempurna)

Pada akhir abad 19 Rayleigh – Jeans menerangkan bentuk lengkung


radiasi benda hitam dengan menggunakan teori ekipartisi energy untuk

9
menentukan ɛ. Osilator mempunyai 2 derajat kebebasan, oleh karena itu energi
rata-rata per osilator adalah:

1
ε =2 x k B T =k B T
2

dimanakB = konstanta Boltzmann


T = suhu mutlak

Setiap osilator berkaitan dengan satu moda getar, oleh karena itu rapat energi
adalah: ( formula Rayleigh-Jean untuk radiasi benda hitam)

8π f 2
ρT ( f )=ε . N ( f )= kB T
c3

Teori elektromagnetik klasik maupun mekanika statistik tidak dapat


menjelaskan spektrum yang teramati pada radiasi benda hitam. Teori tersebut
hanya dapat memprediksi intensitas yang tinggi dari panjang gelombang rendah
atau dikenal sebagai bencana ultraungu. Namun kemudian, Max Planck berhasil
memecahkan masalah ini. Max Planck menjelaskan bahwa radiasi
elektromagnetik hanya dapat merambat dalam bentuk paket-paket
energi atau kuanta yang dinamakan foton. Gagasan Planck ini kemudian
berkembang menjadi teori baru dalam fisika yang disebut Teori Kuantum. Dengan
teori ini, kemudian Einstein berhasil menjelaskan peristiwa yang dikenal dengan
nama efek fotolistrik, yakni pemancaran elekton dari permukaan logam karena
logam tersebut disinari cahaya. Perkembangan teoritis ini menjadi penyebab
digantikannya teori elektromagnetik klasik dengan mekanika kuantum.

Benda hitam merupakan penyerap radiasi yang baik sekaligus pemancar


radiasi yang buruk sedangkan benda putih mengkilap merupakan pemancar radiasi
yang baik. Benda dikatakan hitam sempurna bila seluruh radiasi yang datangi
kepadanya terserap semuanya tanpa sedikitpun yang terpancar
kembali.Kemampuan suatu bahan untuk menyerap radiasi dinamakan sebagai

10
emisivitas (ε). Benda hitam mempunyai emisivitas = 1 sedangkan benda
mengkilap mempunyai emisivitas = 0.

2.2.3.Foton
a. Konsep foton
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik.
Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti
cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer
lain seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum
foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat
gelombang maupun partikel ("dualisme gelombang-partikel").
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan
menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi
destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan
memindahkan energi sejumlah:

N hc
E=Nhf= λ

dimana h adalah konstanta Planck, c adalah laju cahaya, dan λ adalah panjang


gelombangnya.
Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan
memilikipolarisasi. Foton mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti
kerap kali besaran-besaran tersebut tidak dapat diukur dengan cermat. Biasanya
besaran-besaran tersebut didefinisikan sebagai probabilitas mengukur polarisasi,
posisi, atau momentum tertentu. Sebagai contoh, meskipun sebuah foton dapat
mengeksitasi satumolekul tertentu, sering tidak mungkin meramalkan sebelumnya
molekul yang mana yang akan tereksitasi.

11
Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa digunakan
oleh para fisikawan. Namun dalam fisika teoretis sebuah foton dapat dianggap
sebagai mediator buat segala jenis interaksi elektromagnetik, seperti medan
magnet dan gaya tolak-menolak antara muatan sejenis. Konsep modern foton
dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh Albert Einstein
untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak memenuhi model klasik
untuk cahaya. Model foton khususnya memperhitungkan ketergantungan energi
cahaya terhadap frekuensi, dan menjelaskan kemampuan materidan radiasi
elektromagnetik untuk berada dalam kesetimbangan termal.
Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali pengamatan ini dengan
model semiklasik, yang masih menggunakan persamaan Maxwell untuk
mendeskripsikan cahaya. Namun dalam model ini objek material yang mengemisi
dan menyerap cahaya dikuantisasi. Meskipun model-model semiklasik ini ikut
menyumbang dalam pengembangan mekanika kuantum, percobaan-percobaan
lebih lanjut membuktikan hipotesis Einstein bahwa cahaya itu sendirilah yang
terkuantisasi. Kuantum cahaya adalah  foton. Konsep foton telah membawa
kemajuan berarti dalam fisika teoretis dan eksperimental, seperti laser, kondensasi
Bose-Einstein, teori medan kuantum dan interpretasi probabilistik dari mekanika
kuantum.
Menurut model standar fisika partikel, foton bertanggung jawab dalam
memproduksi semua medan listrik dan medan magnet dan foton sendiri
merupakan hasil persyaratan bahwa hukum-hukum fisika memiliki kesetangkupan
pada tiap titik pada ruang-waktu. Sifat-sifat intrinsik foton seperti muatan
listrik, massa dan spin ditentukan dari kesetangkupan gauge ini. Konsep foton
diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia, mikroskopi resolusi tinggi dan
pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton dipelajari sebagai
unsur komputer kuantum dan untuk aplikasi canggih dalam komunikasi optik
seperti kriptografi kuantum
b. Nomenklatur
Foton awalnya dinamakan sebagai kuantum cahaya (das Lichtquant)
oleh Albert Einstein. Nama modern "photon" berasal dari kata Bahasa

12
Yunani untuk cahaya φῶς, ditransliterasi sebagai phôs, dan ditelurkan oleh
kimiawan fisik Gilbert N. Lewis, yang menerbitkan teori spekulatif yang
menyebutkan foton sebagai "tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan". Meskipun
teori Lewis ini tidak dapat diterima karena bertentangan dengan hasil banyak
percobaan, nama barunya ini, photon, segera diadopsi oleh kebanyakan
fisikawan. Isaac Asimov menyebut Arthur Compton sebagai orang yang pertama
kali mendefinisikan kuantum cahaya sebagai foton pada tahun 1927. Dalam fisika,
foton biasanya dilambangkan oleh simbol γ abjad Yunani gamma. Simbol ini
kemungkinan berasal dari sinar gamma, yang ditemukan dan dinamakan
oleh Villard, dan dibuktikan sebagai salah satu bentuk radiasi elektromagnetik
pada 1914 oleh Ernest Rutherford dan Edward Andrade.
Dalam kimia dan rekayasa optik, foton biasanya dilambangkan oleh hν, energi
foton, h adalah konstanta Planck dan abjad Yunani ν adalah frekuensi foton. Agak
jarang ditemukan adalah foton disimbolkan sebagai hf, f di sini melambangkan
frekuensi.
c. Sifat-sifat fisik
Foton tidak bermassa, tidak memiliki muatan listrik, dan tidak meluruh
secara spontan di ruang hampa. Sebuah foton memiliki dua keadaan polarisasi
yang dimungkinkan, dan dapat dideskripsikan dengn tiga parameter kontinu:
komponen-komponen vektor gelombang, yang menentukan panjang
gelombangnya (λ) dan arah perambatannya. Foton adalah boson gauge
untuk elektromagnetisme, dan sebab itu semua bilangan kuantum lainnya
seperti bilangan lepton, bilangan baryon atau strangeness bernilai persis nol.
Foton diemisikan dalam banyak proses alamiah, contohnya ketika muatan
dipercepat, saat transisi molekuler, atomik atau nuklir ke tingkat energi yang lebih
rendah, atau ketika sebuah partikel dan antipartikelbertumbukan dan saling
memusnahkan. Foton diserap dalam proses dengan waktu mundur (time-reversed)
yang berkaitan dengan yang sudah disebut di atas: contohnya dalam produksi
pasangan partikel-antipartikel, atau dalam transisi molekuler, atomik atau nuklir
ke tingkat energi yang lebih tinggi.

13
Dalam ruang hampa foton bergerak dengan laju c (laju cahaya).
Energinya E dan momentum p dihubungkan dalam persamaan E = pc, di
mana p merupakan nilai momentum. Sebagai perbandingan, persamaan terkait
untuk partikel dengan massa m adalah E2 = c2p2 + m2c4, sesuai dengan teori
relativitas khusus

2.2.4.Efek Fotolistrik
a. Pengertian Efek Fotolistrik
Efek foto listrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan
suatu zat (logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang
memiliki energi lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam.
Karakteristik dari efek fotolistrik di atas tidak dapat dijelaskan
menggunakan teori gelombang cahaya. Diperlukan cara pandang baru dalam
mendeskripsikan cahaya dimana cahaya tidak dipandang sebagai gelombang yang
dapat memiliki energi yang kontinu melainkan cahaya sebagai partikel.
Perangkat teori yang menggambarkan cahaya bukan sebagai gelombang
tersedia melalui konsep energi diskrit atau terkuantisasi yang dikembangkan oleh
Planck dan terbukti sesuai untuk menjelaskan spektrum radiasi kalor benda hitam.
Konsep energi yang terkuantisasi ini digunakan oleh Einstein untuk menjelaskan
terjadinya efek fotolistrik. Di sini, cahaya dipandang sebagai kuantum energi yang
hanya memiliki energi yang diskrit bukan kontinu yang dinyatakan sebagai E = hf.
Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap
bahwa cahaya (foton) yang mengenai logam bersifat sebagai partikel. Konsep
penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek
fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu
kuantum energi yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan
untuk bergerak ke pelat logam yang lain.

14
e = W0 + Ek
1
h. f = w0 + 2 me v2

h.c
W0 = h. f0 = λ
0

Dimana m adalah massa elektron dan ve adalah dan kecepatan elektron.


Satuan energi dalam SI adalah joule (J) dan frekuensi adalah hertz (Hz). Tetapi,
fungsi kerja logam biasanya dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV) sehingga
perlu diingat bahwa 1 eV = 1,6 × 10−19 J.
Energi kinetik foto elektron yang terlepas:
Ek = h f - h fo
Ek maks = e Vo
hf = energi foton yang menyinari logam
h fo = fo frekuensi ambang = fungsi kerja
= energi minimum untuk melepas elektron
E = muatan elektron = 1.6 x 10-19C
Vo = potensial penghenti
Proses kebalikan foto listrik adalah proses pembentukan sinar X yaitu
proses perubahan energi kinetik elektron yang bergerak menjadi gelombang
elektromagnetik (disebut juga proses Bremmsstrahlung).
Kesimpulan:
1. Agar elektron dapat lepas dari permukaan logam maka f >
fo atau  < o
2. Ek maksimum elektron yang terlepas tidak tergantung pada intensitas
cahaya yang digunakan, hanya tergantung pada energi atau frekuensi
cahaya. Tetapi intensitas cahaya yang datang sebanding dengan jumlah
elektron yang terlepas dari logam.

15
Istilah lama untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak
digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian menunjukkan bahwa elektroda
diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api listrik lebih mudah.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electron
volts sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek
fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum
cahaya, elektron dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-
partikel. Fenomena di mana cahaya mempengaruhi gerakan muatan listrik
termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia .
b. Mekanisme Emisi
Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh
frekuensi cahaya. Dalam proses photoemission, jika elektron dalam beberapa
bahan menyerap energi dari satu foton dan dengan demikian memiliki lebih
banyak energi daripada fungsi kerja (energi ikat elektron) dari materi, itu
dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa keluar dari
materi. Peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas
cahaya, dan dengan demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak
meningkatkan energi setiap elektron yang dimemiliki. Energi dari elektron yang
dipancarkan tidak tergantung pada intensitas cahaya yang masuk, tetapi hanya
pada energi atau frekuensi foton individual. Ini adalah interaksi antara foton dan
elektron terluar.
Elektron dapat menyerap energi dari foton ketika disinari, tetapi mereka
biasanya mengikuti prinsip "semua atau tidak" . Semua energi dari satu foton
harus diserap dan digunakan untuk membebaskan satu elektron dari atom yang
mengikat, atau energi dipancarkan kembali. Jika energi foton diserap, sebagian
energi membebaskan elektron dari atom, dan sisanya dikontribusi untuk energi
kinetik elektron sebagai partikel bebas.
Tidak ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi
ambang, karena elektron tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi

16
ikatan atom. Elektron yang dipancarkan biasanya disebut fotoelektron dalam
banyak buku pelajaran.
Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana
sistem fisika (seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan
kelakuan seperti-gelombang dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak
digunakan oleh pencipta mekanika kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan secara
matematis oleh Albert Einstein yang memperluas kuanta yang dikembangkan
oleh Max Planck. Hukum emisi fotolistrik:
1) Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan
berbanding lurus dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2) Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah
frekuensi ini fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
3) Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron
tidak bergantung pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi
cahaya.
4) Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil,
kurang dari 10-9detik.
c. Potensial Penghenti
Gerakan elektron yang ditandai sebagai arus listrik pada gejala efek
fotolistrik dapat dihentikan oleh suatu tegangan listrik yang dipasang pada
rangkaian. Jika pada rangkaian efek fotolistrik dipasang sumber tegangan dengan
polaritas terbalik (kutub positif sumber dihubungkan dengan pelat tempat
keluarnya elektron dan kutub negatif sumber dihubungkan ke pelat yang lain),
terdapat satu nilai tegangan yang dapat menyebabkan arus listrik pada rangkaian
menjadi nol.
Arus nol atau tidak ada arus berarti tidak ada lagi elektron yang lepas dari
permukaan logam akibat efek fotolistrik. Nilai tegangan yang menyebabkan
elektron berhenti terlepas dari permukaan logam pada efek fotolistrik disebut

17
tegangan atau potensial penghenti (stopping potential). Jika V0 adalah potensial

Ekm = eV0
penghenti, maka

Persamaan ini pada dasarnya adalah persamaan energi. Perlu diperhatikan


bahwa e adalah muatan elektron yang besarnya 1,6 × 10−19C dan tegangan
dinyatakan dalam satuan volt (V).

.3. Teori Atom


Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu ”atomos” yang berarti ”tidak
dapat dibagi”. Konsep dasar atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus
(orang Yunani)pada awal abad ke-4 Sebelum Masehi.
Menurut teori yang dikemukakannya, suatu benda dapat dibagi menjadi
bagian-bagian yang sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagi yang
disebut atom. Menurut Democritus  atom sepenuhnya padat, tidak memiliki
struktur internal, serta ada ruang kosong antar atom untuk memberikan ruang
untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan udara, atau fleksibilitas
benda padat).
Selain itu, Democritus juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan
perbedaan sifat dari material yang berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk,
massa dan ukurannya. Berdasarkan model atom yang dibuatnya, Democritus
mampu menjelaskan bahwa semua benda terdiri dari bagian yang lebih kecil
disebut atom. Namun model Democritus ini kurang memiliki bukti eksperimental
hingga  mulai  tahun 1800an muncul teori-teori baru berdasarkan hasil
eksperimen.

18
Beberapa teori yang menjelaskan tentang atom adalah sebagai berikut :

2.3.1.Model Teori Atom John Dalton

John Dalton pada tahun 1803 mengemukakan pendapatnaya tentang atom.


Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier
mennyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan
massa total zat-zat hasil reaksi.” Sedangkan Prouts menyatakan bahwa
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap.”

Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang


atom sebagai berikut:

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan
atom-atom oksigen.

19
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.

Kelebihan: Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model


atom

Kelemahan: Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat
menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat
menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron yang
bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus
listrik.

2.3.2.Model Teori  Atom JJ. Thomson


J.J. Thomson pada awal 1900an, mengemukakan teori baru tentang atom.
Menurutnya di dalam atom terdapat  partikel elektron dan proton. Berdasarkan
hasil eksperimennya, proton memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan
elektron, sehingga model atom Thomson menggambarkan atom sebagai proton
tunggal yang besar.
Di dalam proton terdapat elektron elektron yang menetralkan adanya
muatan positif dari proton. Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu bulatan
bermuatan positif dengan rapat muatan yang merata. Di dalam muatan positif ini
tersebar elektron dengan muatan negatif yang besarnya sama dengan muatan
positif. Secara garis besar teori atom thomson adalah “Atom merupakan bola pejal
yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron.”    
Secara sederhana model atom thomson dapat analogikan sebagai jambu
biji yang telah dikelupas kulitnya. Biji jambu yang tersebar merata dimodelkan
sebagai elektron dan bulatan daging jambu yang pejal dimodelkan sebagai proton.

20
Kelebihan:Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom.
Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.

Kelemahan: Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif
dan negatif dalam bola atom tersebut.

2.3.3.Model Atom Rutherford


Pada tahun 1910 Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geiger
dan Erners Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar
alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas. Dari hasil pengamatannya ditemukan bahwa
sebagian besar partikel alfa mampu menembus lembaran emas tanpa dibelokkan.
Bersamaan dengan itu, Rutherford juga menemukan partikel alfa yang
dibelokkan sedikit, namun dengan sangat mengejutkan, Rutherford juga
menemukan beberapa partikel alfa yang dibelokkan pada sudut yang sangat tajam
kembali ke sumber radioaktif. Untuk menjelaskan adanya sebagian besar partikel-
α yang menembus lempeng emas tanpa dibelokkan, Rutherford kemudian
mengembangkan model inti atom.

Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, Rutherford membuat kesimpulan bahwa :

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa
diteruskan

21
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas,
maka d idalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang
bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom,
berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka
didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran
atom keseluruhan.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengamatannya Rutherford


mengemukan sebuah model atom yang dikenal dengan model atom Ruthreford
yaitu ” Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.”

Kelebihan: Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron
yang mengelilingi inti. Teori Rutherford bahwa elektron mengelilingi
inti atom ini memberikan inspirasi pada penemuan baru berikutnya
yaitu tentang lintasan/kedudukan elektron yang selanjutnya dikenal
sebagai kulit elektron.

Kelemahan: Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti
atom. Berdasarkan teori gerak, apabila  elektron bergerak mengitari
inti disertai pemancaran energi maka lama – kelamaan energi
elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati
inti dan jatuh ke dalam inti

2.3.4.Model Atom Niels Bohr


Pada tahun 1913, Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford
melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Berdasarkan hasil
percobaannya Bohr memberikan gambaran keadaan/kedudukan orbit elektron
dalam menempati daerah di sekitar inti atom. Menurut Bohr elektron mengelilingi
inti atom pada orbit tertentu, hanya terdapat orbit dalam jumlah tertentu dan

22
perbedaan antar orbit satu dengan yang lain adalah jarak orbit dari inti atom.
Keberadaan elektron baik di orbit yang rendah maupun yang tinggi sepenuhnya
tergantung oleh tingkatan energi elektron. Sehingga elektron di orbit yang rendah
akan memiliki energi yang lebih kecil daripada elektron di orbit yang lebih tinggi.
Penjelasan Bohr tentang atom  melibatkan gabungan antara teori klasik
dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, dan secara garis besar Bohr
mengemukaan model atomnya sebagai berikut :

1. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan


tertentu, tidak memancarkan energi. Lintasan-lintasan elektron itu disebut
kulit atau tingkat energi elektron.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain.
3. Perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disertai
pemancaran energi. Sedang perpindahan elektron dari tingkat energi
rendah ke tinggi disertai penyerapan energi.
4. Elektron yang bergerak pada lintasannya berada pada keadaan stasioner,
artinya elektron tidak memancarkan atau menyerap energi.

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada


lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat
energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin
keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

Kelebihan: Atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk
tempat berpindahnya elektron.

Kelemahan: Model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan
efek Strack

2.3.5.Model Atom Modern


Berdasarkan pengertian dasar yang diperoleh dari model-model atom
klasik  bahwa atom terdiri dari elektron, proton, dan neutron, maka dapat

23
dimungkinkan adanya model yang lebih rumit dan lengkap mengenai atom yang
hingga sekarang masih dikatakan misterius.

Salah seorang yang menjelaskan tentang model atom modern adalah


Erwin Schrodinger (1926). Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman
Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal
dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan
dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat
ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti
atom.”

Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan


elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin
Schrodinger. Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk
mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan
ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

x,y dan z = Posisi dalam tiga dimensi


y= Fungsi gelombang
m= massa
ђ= h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
e= Energi total
V= Energi potensial

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom
modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti
terlihat pada gambar berikut ini.

24
Awan elektron di sekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron.
Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat
energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub
kulit bergabung membentuk kulit. Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub
kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital.

.4. Inti Atom Dan Gejala Radioaktivitas


2.4.1. Inti atom
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (ἄτομος/átomos), yang berarti
tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep
ini pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Selama akhir abad ke-
19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom, hal ini membuktikan bahwa ‘atom’
tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi.
Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung

25
campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral
(terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada
sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik.
Partikel-partikel pembentuk inti atom adalah proton (1P1) dan netron ( 0n1).
Kedua partikel pembentuk inti atom ini disebut juga nukleon. Sedangkan nuklida
adalah suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah proton (p) dan neutron (n)
tertentu, dituliskan:

X = lambang unsur

Z = nomor atom = jumlah proton (= p)

A = bilangan massa = jumlah proton dan neutron (= p + n)

Ukuran Atom
Inti atom jauh lebih kecil dari ukuran asli atom (antara 10 000 dan 100 000
kali lebih kecil). Juga mengandung lebih dari 99% dari massa sehingga kepadatan
massa inti sangat tinggi. Inti atom memiliki semacam struktur internal, seperti
neutron dan proton tampaknya mengorbit sekitar satu sama lain, sebuah fakta
yang diwujudkan dalam keberadaan peristiwa magnetik nuklir. Namun, percobaan
menunjukkan bahwa inti sangat mirip dengan bola atau elipsoid kompak 10-15 m
(= 1 fm), yang tampaknya kepadatan yang konstan. Tentu radius ini sangat
bervariasi dengan jumlah proton dan neutron, inti atom yang lebih berat dan
partikel lebih agak lebih besar. Inti atom terdiri atom proton-proton dan neutron-
neutron.
Jari-jari inti : R = R0 . A1/3

R0 : Jari-jari atom 1,33 x 10-3 cm

A : Nomor massa (nukleon)

Massa Atom
Mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, jumlah
keseluruhan partikel ini dalam atom disebut sebagai bilangan massa. Massa atom
pada keadaan diam sering diekspresikan menggunakan satuan massa atom (u).

26
Satuan ini didefinisikan sebagai seperduabelas massa atom karbon-12 netral, yang
kira-kira sebesar 1,66 × 10−27 kg. Atom memiliki massa yang kira-kira sama
dengan bilangan massanya dikalikan satuan massa atom.

Nama Lambang Nomor Nomo Massa


atom r (sma)
massa

Proton P atau H 1 1 1,00728

Neutron N 0 1 1,00867

Elektro e -1 0 0,000549
n
Sifat atom
Isoton : Atom-atom unsur tertentu ( Z sama) dengan nomor massa berbeda.
Isoton: kelompok nuklida dengan jumlah netron sama tetapi Z berbeda.
Isobar: kelompok nuklida dengan A sama tetapi Z berbeda.
Kestabilan inti : Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan.
Namun, ada beberapa petunjuk empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti
yang stabil dan yang bersifat radioaktif/tidak stabil, yaitu:
Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil

Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah
neutron genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan
neutron ganjil.
Bilangan sakti (magic numbers)
Nuklida yang memiliki neutron dan proton sebanyak bilangan sakti umumnya
lebih stabil terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif.
Bilangan tersebut adalah:
Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82.

27
Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya
elektron untuk gas mulia yang sangat stabil.
Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton.
Pita kestabilan : Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam
berbagai isotop yang disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil.
Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron
terhadap proton, agar sama dengan perbandingan pada pita kestabilan.
Kebanyakan unsur radioaktif terletak di luar pita ini.
Di atas pita kestabilan, Z <>
Untuk mencapai kestabilan :
inti memancarkan (emisi) neutron atau memancarkan partikel beta
Di atas pita kestabilan dengan Z > 83, terjadi kelebihan neutron dan proton
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan partikel alfa
Di bawah pita kestabilan, Z <>
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan positron atau menangkap electron.

Bentuk Atom
Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical
Chymist yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai
kombinasi "corpuscules"ataupun atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda
dengan pandangan klasik bahwa materi terdiri dari unsur udara, tanah, api, dan
air.Pada tahun 1789, istilah element (unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan
dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat
dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan menggunakan metode-metode kimia.

28
Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk
menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat
dan tetap dan mengapa gas-gas tertentu lebih larut dalam air dibandingkan dengan
gas-gas lainnya. Ia mengajukan bahwa setiap unsur mengandung atom-atom
tunggal unik yang dapat kemudian lebih jauh bergabung menjadi senyawa-
senyawa kimia. Sedangkan bentuk inti atom ada yang berbentuk bulat dan
cakram. Didalam inti atom berkerja gaya Coulomb dan momen kuodrupol. Jika
momen kuodrupol = 0 maka bentuknya bulat jika > 0 maka bentuknya akan
lonjong atau cakram.

2.4.2.Gejala Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah suatu gejala yang menunjukan adanya aktivitas inti
atom,yang disebabkan karena inti atom tak stabil.
Gejala yang dapat diamati ini dinamakan:sinar radio aktif.
Dalam tahun 1896 seorang fisikawan Perancis Henry Becquerel(1852-
1908) untuk pertama kalinya menemukan radiasi dari senyawa-senyawa uranium.
Radiasi ini tak tampak oleh mata,radiasi ini dikenal karena sifatnya yaitu :
1. Menghitamkan film
2. Dapat mengadakan ionisasi
3. Dapat memendarkan bahan-bahan tertentu
4. Merusak jaringan tubuh
5. Daya tembusnya besar

Radiasi ini tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan keadaan lingkungan


seperti : suhu,tekanan suatu reaksi kimia.
Contoh : uranium disebut bahan radio aktif,dan radiasi yang dipancarkan disebut
sinar radio aktif.
Gejala ini diperoleh Becquerel ketika mengadakan penelitian terhadap
sifat-sifat Fluoresensi yakni perpendaran suatu bahan selagi disinari cahaya.
Fosforecensi yaitu  berpendarnya suatu bahan setelah disinari cahaya, jadi
berpendar setelah  tak disinari cahaya.

29
Persenyawaan uranium tidak demikian halnya,radiasi persenyawaan
uranium tanpa didahului oleh penyerapan energi, suatu hal yang sangat
bertentangan dengan hukum kekelan energi.
Namun setelah teori relativitas Einstein lahir,gejala itu bukan sesuatu yang
mustahil, sebab energi dapat terjadi dari perubahan massa.
Penyelidikan terhadap bahan radioakivitas dilanjutkan oleh suami istri Pierre
Curie(1859-1906),dan Marrie Currie(1867-1934),yang menemukan bahan
baru.Bila berkas sinar radioaktif dilewatkan melalui medan listrik dan medan
magnet, ternyata hanya 3 jenis sinar pancaran yang lazim disebut
sinar a,sinar b dan sinar g. 
a. Sinar a adalah berkas yang menyimpang ke keping negatif.Dari arah
simpangannya,jelas bahwa sinar a adalah partikel yang bermuatan positif.
Ternyata sinar a adalah ion He martabat (valensi)dua.  2a4 = 2He4 Daya
ionisasi sinar a sangat besar sedangkan daya tembusnya sangat kecil.
b. Sinar b adalah berkas yang menyimpang kearah keping
positif,sinar b adalah partikel yang bermuatan negatif.Ternyata massa dan
muatan sinar sama dengan massa dan muatan elektron. -1b 0  =  -1 e0 Daya
ionisasinya agak kecil sedangkan daya tembusnya agak besar.
c. Sinar g adalah berkas yang tidak mengalami simpangan di dalam medan
listrik maupun medan magnet.Ternyata sinar g adalah gelombang
elektromagnetik seperti sinar X.Daya ionisasi sinar gpaling kecil dan daya
tembusnya paling besar.

Interaksi Sinar Radio Aktif Dengan Materi


SINAR a (ALFA)
a. sinar tidak lain adalah inti atom helium (2He4), bermuatan 2 e dan
bermassa 4 sma
b. sinar a dapat menghitamkam film. Jejak partikel dalam bahan radioaktif
berupa sinar lurus.
c. radiasi sinar a mempunyai daya tembus terlemah dibandingkan dengan
sinar b dan sinar g

30
d. radiasi sinar ini mempunyai jangkauan beberapa cm di udara dan di sekitar
e. 10-2mm dan logam tipis.
f. radiasi sinar ini mempunyai daya ionisasi paling kuat
g. sinar a dibelokkan oleh medan magnetik
h. berdasarkan percobaan dalam medan magnet dan medan lintrik dapat
ditentukan kecepatan dan muatan sinara, yakni kecepatannya berharga
antara 0,054 c dengan c = kecepatan cahaya dalam vakum.

SINAR b (BETA)
a. sinar b tidak lain ialah partikel elektron.
b. radiasi sinarb mempunyai daya tembus lebih besar dari pada a tetapi lebih
kecil dari pada g
c. sinar. b dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet.
d. kecepatan partikel b berharga antara 0,32 c dan 0,7 c.
e. jejak partikel b dalam bahan berbelok-belok.
f. jejak yang berbelok-belok disebabkan hamburan yang dialami oleh
elektron didalam atom.

SINAR g(GAMMA)
a. mempunyai daya tembus paling besar.
b. tidak dibelokkan didalam medan magnetik
c. sinar g memerlukan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
lebih pendek
d. foton g  tidak banyak berinteraksi dengan atom suatu bahan dalam
interaksinya dengan bahan mengalami peristiwa fotolistrik dan produksi
pasangan.

31
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif. Radioaktivitas adalah


yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang
diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron),

32
atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek).
Sinar-sinar yang dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan
zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
2. Sinar radioaktif dibagi menjadi tiga, yaitu sinar alfa, sinar beta, dan sinar
gamma.
3. Dalam fisika, benda hitam (bahasa Inggris black body) adalah obyek yang
menyerap seluruh radiasi elektromagnetik yang jatuh kepadanya. Tidak
ada radiasi yang dapat keluar atau dipantulkannya. Namun demikian,
dalam fisika klasik, secara teori benda hitam haruslah juga memancarkan
seluruh panjang gelombang energi yang mungkin, karena hanya dari
sinilah energi benda itu dapat diukur.
4. Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu ”atomos” yang berarti ”tidak
dapat dibagi”. Konsep dasar atom pertama kali dikemukakan oleh
Democritus (orang Yunani)pada awal abad ke-4 Sebelum Masehi.
5. Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung
campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan
netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-
elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik.
6. Radioaktivitas adalah suatu gejala yang menunjukan adanya aktivitas inti
atom,yang disebabkan karena inti atom tak stabil. Gejala yang dapat
diamati ini dinamakan:sinar radio aktif.

3.2. Saran
Berdasarkan apa yang telah saya jelaskan dalam makalah mengenai
Radioaktif ini pasti ada kekurangan maupun kelebihannya. Adapun kritik maupun
saran yang dapat disampaikan ke penulis agar dapat memperbaiki makalah ini
baik dari segi penulisan, materi, maupun tata bahasa yang disampaikan. Penulis
mengharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah yang telah
dibuat.

33
DAFTAR PUSTAKA

http://www.nafiun.com/2014/06/pengertian-radioaktivitas-fisika-jenis-sinar-
radioaktif-peluruhan-sinar-alfa-beta-gamma-deret-aktivitas-waktu-paruh-bahaya-
radiasi-fisika-contoh-soal-praktikum-jawaban.html

https://id.scribd.com/document/354935023/Makalah-Gejala-Kuantum

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengertian-teori-atom/

https://www.academia.edu/36403127/MAKALAH_FISIKA_INTI_ATOM_DAN
_RADIOAKTIFITAS

34
35

Anda mungkin juga menyukai