Anda di halaman 1dari 3

Rumah Kayu Kelapa

Bagian dinding Bangunan tersebut dari material kayu Kelapa dan diolesi Oli bekas
batang kelapa untuk material pembuatan dinding, pilar, dan furniture ,  kayu kelapa memiliki
kualitas ekspor dan mampu bersaing dengan kualitas kayu jati. Itu artinya, kualitas kayu kelapa
memang tidak bisa dianggap enteng. Material yang kokoh dan jgua harganya relatif lebih
murah .

material baku kayu juga biasa dijadikan sebagai kontruksi semi permanen karena semua
bagian-bagiannya mudah dibongkar-pasang ataupun ketika akan melakukan renovasi. Proses
pembangunannya juga lebih mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama sehingga cepat
selesai. Penggunaan bahan baku batu ataupun beton hanya digunakan untuk pondasi agar rumah
kayu bisa berdiri dengan kokoh dan bertahan lama.

Kelebihan kayu kelapa

1. 1. Mempunyai Pola Serat yang Indah

2. Mempunyai Struktur yang Cukup Keras

3. Kayu Kelapa Tidak Membutuhkan Perawatan Ekstra

4. ramah lingkungan

5. Menawarkan harga yg lebih ekonomis

Kelemahan .

 Kayu kelapa tidak terlalu tahan terhadap air. Saat terkena air secara terus-menerus, ia
akan mudah lapuk sehingga membuatnya tidak cocok dijadikan furniture outdoor.
 Tekstur serat kayu kelapa yang cenderung kasar sehingga dapat menghasilkan serpihan-
serpihan kayu tajam, dan tentunya bisa mencederai tangan. Maka dari itu, kayu kelapa
harus diberi finishing dengan teliti agar permukaannya menjadi halus
 Ketika berada dalam kondisi lembap, maka permukaan kayunya akan mudah melenting
sehingga bentuk dan ukurannnya bisa berubah.
 Kayu kelapa memiliki kandungan air yang cukup banyak, sehingga proses
pengeringannya akan membutuhkan waktu yang cukup lama juga.
 Proses pengolahan kayu kelapa terbilang cukup sulit, karena membutuhkan teknik yang
tepat dalam mengolah serat-serat kayunya agar tidak kasar dan kering.

Souece https://www.lantaikayu.asia/karakteristik-dan-keunggulan-kayu-kelapa/

Rumah Adat Mbaru Niang

Rumah adat Mbaru Niang adalah contoh karya arsitektur vernakular yang unik, rumah
berbentuk kerucut ini mirip seperti rumah Honai di Papua dan cukup mirip dengan rumah adat di
Tanjania, Afrika. Atapnya ditutupi daun lontar, dari atas hingga ke bawah dan hampir menyentuh
tanah, Tingginya mencapai 15 m dengan pembagian beberapa lantai. Rumah adat Mbaru Niang
dapat ditemukan di kampung Wae Rebo, Gunung Pocoroko, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa
Tenggara Timur, Indonesia.

Rumah adat Mbaru Niang biasanya memiliki diameter lantai dasar sekitar 15 m dan
terbagi atas 5 lantai. Rumah adat ini termasuk langka dan tinggal hanya beberapa unit saja di
daerah asalnya. Rumah ini umumnya dihuni oleh 6 sampai 8 keluarga. 

Struktur dan Konstruksi

Rumah adat Mbaru Niang strukturnya terdiri dari 5 lantai yang memiliki fungsi tertentu.
Tiang utama dibuat dari bahan kayu Worok, papan lantai dibuat dari kayu Ajang, sementara
untuk balok-balok struktur rumah menggunakan kayu Uwu.

Rangka atap rumah dibuat dari bambu, ada juga yang dibuat dari kayu yang berukuran 1
cm, yaitu kayu kentil. Kayu-kayu ini dirangkai membentuk ikatan-ikatan panjang, yang
kemudian diikatkan secara horizontal membentuk lingkaran pada setiap tingkatan lantai rumah.

Proses pembangunan rumah adat ini dimulai dengan meletakan tiang utama pada lantai
dasar yang dimasukan sekitar 1,50 sampai 2.00 meter ke dalam tanah. Supaya tiang utama ini
tidak cepat lapuk, tiang ini dilapisi ijuk. Lantai dasar rumah ini dibuat seperti panggung,
tingginya sekitar 1.20 m dari permukaan tanah. Tahap selanjutnya adalah pemasangan balok-
balok lantai dan langkah yang sama dilakukan hingga lantai yang terakhir. Tiang disetiap tingkat
lantainya ternyata tidak menerus, namun terputus disetiap tingkat lantainya. Setelah setiap
lantainya berbentuk lingkaran, proses selanjutnnya yaitu memasang rangka atap atap yang
terbuat dari bambu. Rumah ini menggunakan bahan rotan sebagai bahan balok-balok
strukturnya.

Anda mungkin juga menyukai