Anda di halaman 1dari 4

RUMAH JOGLO

Geiska Gladisqa 210211502018 Arsitektur 03 2021

Rumah joglo adalah rumah adat dari Jawa Tengah yang pada umumnya dibangun
dengan menggunakan kayu jati. Ciri khas dari rumah ini dapat dikenali pada atapnya yang
berbentuk tajug atau semacam atap piramida yang mengurucut. Istitilah joglosendiri berasal
dari kata “tajug” dan “loro yang disingkat juglo dan memiliki maknan penggabungan dua tajug.
Dalam perkembangannya, penyebutan juglo berubah menjadi joglo.

Material Rumah Joglo


Material-material yang biasa digunakan untuk membanggun rumah joglo antara lain:
1. Kayu Jati
Kayu jati merupakan jenis kayu yang sering digunakan untuk membangun rumah joglo
karena memiliki ketahanan yang baik terhadap serangan rayap, kelembaban, dan
perubahan cuaca.

2. Batu andesit
Batu andesit sering digunakan untuk membangun pondasi dan dinding bangunan karena
memiliki daya tahan yang kuat.

3. Genteng
Genteng adalah bahan atap yang sering digunakan untuk rumah joglo. Genteng
tradisional yang terbuat dari tanah liat atau genteng keramik memiliki daya tahan yang
baik dan memberikan kesan estetik yang khas.
4. Bambu
Bambu sering digunakan sebagai bahan pelengkap untuk ornament dan dekorasirumah
joglo, seperti pada ukiran dan pintu.

5. Anyaman bambu
Anyaman bambu biasa digunakan sebagai dinding atau partisi dalam rumah joglo.

6. Lumpur
Lumpur atau tanah liat sering digunakan sebagai bahan plester pada dinding bangunan.

Material-material tersebut biasa digunakan dalam pembangunan rumah joglo, yang


memperlihatkan keindahan,keaslian dan keterampilan arsitektur dan kerajinan kayu tradisional
Jawa.

Teknologi Lokal pada Rumah Joglo


Rumah joglo merupakan bangunan tradisional Jawa yang dibangun menggunakan
teknologi lokal yang telah digunakan sejak zaman dahulu. Beberapa teknologi lokal yang
digunakan untuk membangun rumah joglo antara lain:
1. Sistem struktur kayu
Rumah joglo dibangun dengan sistem struktur kayu yang kuat dan kokoh, dengan
penggunaan tiang-tiang kayu sebagai penopang utama.
2. Sistem pasak kayu
Selain menggunakan tiang-tiang kayu sebagai penopang utama, rumah joglo juga
menggunakan sistem pasak kayu sebagai pendukung struktur. Pasak kayu adalah
pengikat kayu yang menghubungkan berbagai bagian kayu menjadi satu kesauan yang
kokoh.

3. Sistem sokoguru
Sokoguru adalah balok penyangga pada bagian tengah bangunan yang digunakan untuk
menopang atap. Sokoguru dibuat dari kayu jati yang kuat dan awet.

4. Sistem pengikat tradisional


Rumah joglo juga menggunakan sistem pengikattradisional yang terbuat dari rotan dan
tali rami. Sistem ini menghubungkan berbagai bagian kayu dan batang bambu menjadi
satu kesatuan yang kokoh.

5. Sistem pengairan
Beberapa ruma joglo memiliki sistem pengairan tradisional yang terdiri darisumur air
dan jaringan saluran air untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga.

6. Sistem pengaturan ventilasi


Rumah joglo juga memiliki sistem pengaturan ventilasi yang efektif untuk menjaga
suhu dalam umah agar tetap sejuk dan nyaman.
Tekologi lokal yang digunakan pada rumah joglo adalah buktu kearifan lokal dan
keterampilan arsitektur tradisional yang telah terbukti kuat dan tahan lama sejak zaman dahulu.

Proses Pembuatan Rumah Joglo

Untuk membangun joglo dibutuhkan 3 (tiga) jenis kayu yaitu yang pertama kayu jati, kedua
adalah kayu pohon nangka dan ketiga adalah kayu kebun (kayu sonokeling, kayu sengon).

Jumlah Kayu yang dibutuhkan dalam membuat bangunan joglo adalah kurang lebih sebanyak
5,7 meter kubik. Hitungan tersebut mulai dari kayu untuk Soko Guru (4 batang), kayu Sunduk
(4 batang), kayu Belandar/Pengeret (4 batang), kayu Tumpangsari (8 batang – jika
Tumpangsari 3 susun dan 16 batang jika Tumpangsari 5 susun), kayu Dodo Peksi (2 batang)
fungsi dodo peksi sebagai penopang susunan kayu empyak, sedang kayu Empyak adalah
berfungsi sebagai plafon ditengah (center point) biasanya dihiasi dengan ukiran. Kayu
Suwunan atau Molo (bumbungan/nok) langsung diangkat dan diapit oleh 4 kayu Dudur (nok
samping) berfunsi sebagai penyangga sekaligus pengikat Suwunan dengan Tumpangsari dan
sekaligus sebagai pembentuk susunan atap utama (puncak atap joglo).

Selanjutnya susunan tiang-tiang luar disebut Emperan terdiri dari 12 batang dan berfungsi juga
sebagai penopang kayu Belandar Emperan (4 batang) dan diatasnya sebagai penopang kayu
Dudur Emperan (4 batang) yang selanjutnya akan membentuk susunan atap Emperan.
Layaknya bangunan beratap genteng maka dipasang kayu Usuk (kasao) dan kayu Reng.

Anda mungkin juga menyukai