KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Karakter
bahwa sekolah tidak hanya bertanggung jawab untuk menjadikan siswa menjadi
cerdas, tetapi juga harus bertanggung jawab untuk memberdayakan dirinya agar
dalam pendidikan formal, harus melibatkan kepala sekolah, guru, serta orangtua
kepada siswa untuk menjadi manusia berkarakter yang berhubungan dengan hati,
raga, karsa, rasa, dan pikir serta bertujuan untuk memberikan tentang memilih
keputusan baik atau buruk, cara memelihara yang baik, dan menerapkan atau
dengan baik dan bijak serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Fitri,
untuk siswa agar siswa terbiasa dan membentuk siswa menjadi siswa berkarakter
10
11
mengajarkan tentang karakter yang ada dalam golongan rasa, karsa, dan cipta
membangun pola pikir, perilaku, dan sikap siswa agar mempunyai karakter yang
baik, berkakhlakul karimah, bertanggung jawab, dan mempunyai jiwa luhur (Fitri,
proses yang panjang (Barnawi & Arifin, 2012:18). Pendidikan karakter dapat
dapat meningkatkan soft skill dan hard skill pada siswa (Muslich, 2011:84).
berkarakter dan menjadikan siswa bisa mengambil keputusan dengan baik serta
sekolah yang difasilitasi oleh kepala sekolahdan guru, bisa juga dilakukan di
karakter siswa dengan cara menyeimbangkan antara olah rasa, olah pikir, olah
hati, dan olah raga yang dilakukan dengan kerja sama antara satuan pendidikan,
12
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
talenta atau bakat dalam diri siswa (Effendy, 2017:6). Penguatan Pendidikan
karakter ini adalah sebagai bekal untuk menjadi seorang pemimpin dalam 30
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan sumber daya manusia yang dimiliki
kemerosotan akhlak, moral dan budi pekerti; c). Menghadapi tantangan era
berdaya saing yang mempunyai pemikiran kreatif dan inivatif serta berjiwa
Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam Gerakan Nasioanal
yang sesuai dengan kurikulum dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan
karakter, serta mendukung terbentuknya suatu program yang dapat menjadi daya
membantu memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan sekitar siswa serta
nusantara agar bisa berkembang dan dapat memberikan jati diri siswa sebagai
yang dibutuhkan oleh siswa pada abad 21; g). Adil dan Inklusif, PPK
prinsip ini, PPK dapat diamati dan diukur agar dapat mengetahui hasilnya
(Effendy, 201710).
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, atau dapat membedakan
mana yang seharusnya dan mana yang tidak seharusnya (Fathurrohman, 2016:28).
mencerminkan sikap dan berpikir yang menunjukkan setia serta peduli terhadap
bangsa dan negara; Nilai Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak menggantungkan
orang lain; Nilai Gotong Royong, mencerminkan sikap saling membanntu dengan
orang lain; Nilai Integritas, mencerminkan sebuah cara agar dirinya dianggap
Kelima nilai-nilai karakter tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi ada
hubungan dengan nilai karakter yang lain dan berkembang secara berkelanjutan
Nilai dapat menjadi fondasi dalam membedakan sesuatu yang baik maupun
yang buruk. Ada 5 nilai karakter utama yang dikembangkan, yaitu Religius,
Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, dan Integritas. Kelima nilai tersebut saling
4. Nilai Religius
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berupa melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, saling menghormati dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain, serta mengatur tentang cara bergaul dengan manusia dan lingkungan
untuk nilai utama nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong royong (Effendy,
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama manusia, dan individu
dengan lingkungan sekitar. Sub nilai dalam nilai religius yaitu menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, cinta damai, saling menghormati, percaya diri,
orang lain, ketulusan, kerja sama dengan pemeluk agama yang berbeda
mengasihani kepada yang kecil (Effendy, 2017:8). Nilai religius bersumber dalam
diri manusia serta bersifat mutlak atau seutuhnya bersumber pada kepercayaan
yang berhubungan dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini
dikaitkan dengan individu, sesame manusi, Tuhan, dan lingkungan sekitar. Diri
manusia terdapat nilai religius yang bersifat mutlak. Pembiasaan agar nilai religius
tetap dalam diri manusia adalah dengan membiasakan sejak dini di sekolah agar
kepribadian siswa terbentuk dengan baik yang akan bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
sebelumnya dapat digunakan sebagai dasar teori dan pendukung dari masalah
yang akan diteliti. Sehingga akan memperkuat teori pada penelitian yang akan
dilakukan.
17
C. Kerangka Pikir
Kondisi Ideal:
Kondisi Sekolah:
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan
Sekolah sudah menerapkan kegiatan-
program pendidikan untuk memperkuat
kegiatan pembiasaan dan mempunyai
karakter siswa melalui olah raga, olah hati,
program unggulan yang didalamnya
olah pikir, dan olah rasa. 5 nilai karakter
mengandung unsur Penguatan Pendidikan
yang dikembangkan yaitu: Religius,
Karakter (PPK). Salah satunya adalah
Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong,
kegiatan yang bertujuan untuk
Integritas.
mengembangkan karakter religius.
Dilaksanakan melalui kegiatan pembiasaan.
Fokus Masalah:
1. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Religius
2. Kendala Pelaksanaan Pendidikan Karakter Religius
3. Upaya Mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Religius
Metode Penelitian:
Penelitian dilakukan dengan mengambil beberapa siswa
kelas rendah dan tinggi secara heterogen di SDN
Tulusrejo 2 Malang. Menggunakan pendekatan kualitatif
dan jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan
instrumen pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
dokumentasi.
Tujuan Penelitian:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karekte (PPK) dalam
mengembangkan nilai religius siswa SDN Tulusrejo 2 Malang.
2. Mendeskripsikan kendala pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karekte (PPK)
dalam mengembangkan nilai religius siswa SDN Tulusrejo 2 Malang.
3. Mendeskripsikan upaya dalam mengatasi kendala pelaksanaan Penguatan
Pendidikan Karekte (PPK) dalam mengembangkan nilai religius siswa SDN
Tulusrejo 2 Malang.