Anda di halaman 1dari 4

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA

Kompensasi kepada tenaga kerja/para karyawan dapat dikelompokkan dalan pengeluaran


Gaji dan Upah.
Gaji digunakan untuk pembayaran kompensasi yang dibayarkan secara reguler dalam jumlah
relatif tetap yang biasanya diberikan kepad tenaga kerja yang memberikan jasa manajerial
jasa manajerial dan klerikal kepasa perusahaan.
Upah digunakan untuk kompensasi yang dibayarkan berdasarkan jam kerja, hari kerja atau
berdasarkan unit produksi atau jasa tertentu
Biaya Tenaga Kerja Produksi : 1. Langsung 2. Tidak langsung :
Elemen Biaya tenaga kerja : Upah reguler, Upah Lembur, Bonus/insentif dan Tunjangan
Upah reguler: biasanya dihitung berdasarkan waktu kerja atau unit produksi dikalikan dengan
tarip upah yang ditentukan. Waktu kerja umumnya dalam jam kerja/jam mesin atau hari keja
Upah Lembur: diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja di luar jam kerja yang ditetapkan.
Biasanya upah lembu lebih besar dari tarif jsm kerja biasa.
Bonus atau insentif; diberikan kepada tenaga kerja yang telah bekerja pada tingkat
produktivitas yang lebih tinggi dari yang ditargetkan
Tunjangan diberikan kepada pekerja, misalnya T. anak-istri, T. transportasi, T. Assuransi, T
Kesehata, T. Transportasi, dll.
Akuntansi BTKL meliputi tiga hal: Penctata waktu kerja, perhitungan jumlah BTK, dan
distribusi BTK.
Contoh pencatatan waktu Kerja

Kartu Jam Kerja


Nama Pekerja : Anda Unit: Printing
Periode : Oktober 2021
Keterangan Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Jam Masuk
Jam Istirahat
Jam Kembali Kerja
Jam Pulang

Perhitungan Jam Kerja Tarif/jam Total


Upah Reguler
Upah lembur

Berdasarkan catatan waktu kerja tersebut selanjutnya dibuat rekapitulasi daftar Gaji dan Upah
seluruh karyawan perusahaan. Komponen perhitungan jumlah biaya tenaga kerja tersebut
meliputi: UPAH TENAHA KERJA yang dibayarkan berdasarkan JAM KERJA atau UNIT
PRODUKSI, gaji tetap, insentif/bonus dan tunjangan2 yang diberikan serta potongan yang
dikenakan kepasa masing2 TENAGA KERJA
Beiikut Jurnal yang dibuat sehubungan dengan
Tgl keterangan Ref D K
a Perhitungan biaya tenaga kerja
Biaya Gaji dan Upah xxx
Utang PPh Karyawan xxx
Utang Assuransi Tenaga Krj xxx
Utang Gaji dan Upah xxx

b Pembayaran Gaji dan Upah


Utang Gaji dan Upah xxx
Kas xxx

c Pembayaran PPh-Karyawan & Astek


Utang PPh Karyawan xxx
Utang Assuransi Tenaga Krj xxx
Kas xxx

Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Tahap-tahap pembebanan BOP


1. Menyusun anggaran BOP per departemen (Dept. Produksi dan Dept. Pembantu)
dengan cara:
a. Penaksiran jumlah anggaran BOP langsung dan tdk langsung departemen
BOP Langsung : BOP yg terjadi dan dpt dibebankan pd suatu departemen
BOP Tdk Langsung: BOP yg manfaatnya dinikmati oleh beberapa departemen
b. Distribusi Anggaran BOP tdk Langsung ke depatemen yang menikmati
Contoh: Biaya depresiasi gedung dengan dasar distribusi Luas Lantai
Gaji Pengawas Departemen dg dsr distribusi Jumlah Karyawan
c. Penentuan Anggaran BOP per Departemen atau menjumlahkan BOP langsung
dept. Dengan BOP tdk Langsung dept. (untuk tiap-tiap dept)
2. Alokasi Anggaran BOP dept pembantu ke dept produksi dengan metode:
a. Alokasi Langsung: Jika jasa yg dihasilkan oleh Dept pembantu hanya dinikmati
oleh dept produksi saja
b. Alokasi Tidak Langsung (Bertahap) jika anggaran BOP dept pembantu tidak hanya
digunakan oleh dept pembantu saja tetapi juga dipakai oleh dept pembantu
lainnya.
1. Alokasi bertahap tidak timbal balik: yaitu diatur berdasarkan kebijaksanaan
manajemen (misal diurutkan dari yang jumlahnya besar). Dept pembantu yang
BOP nya sudah habis dialokasikan maka tidak menerima alokasi dari dept.
Pembantu yang lain.
2. Alokasi bertahap timal balik, yaitu alokasi anggaran BOP dr dept pembantu ke
dept produksi dan pembantu lainnya dilakukan secara bertahap. BOP dept
pembantu yang anggaran BOP nya telah habis dialokasikan MASIH DAPAT
MENERIMA alokasi dr dept pembantu lainnya.
DASAR DISTRIBUSI DAN ALOKASI BOP
BOP tdk langsung departemen Dasar distribusi
1 Biaya depresiasi gedung Luas lantai (m2)
2 Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung Luas lantai
3 Gaji pengawas departemen Jumlah karyawan
4 Biaya angkut BB BBB
5 Pajak Bumi Bangunan Luas lantai

Alokasi BOP Dept Pembantu Dasar Alokasi


1 Dept. Gudang Luas lantai (m2)
2 Dept Kafetaria Jumlah karyawan
3 Detp Poliklinik Jumlah karyawan
4 Dept. Personalia Jumlah karyawan
5 Dept Bengkel/Perawatan Sparepat/jam pemeliharan

Perhitungan Tarip BOP setiap Departemen Produksi

Tarip BOP Total = anggaran BOP total = Tarip tetap dan variabel
Ukuran Kapasitas

Contoh: Pada awal tahun 2019 tarip BOP dan kapasitas normal PT “ ASA” yang dihitung
dengan metode alokasi langsung adalah:

Dept. Kap. Dasar Tarip Total Tarip Tetap Tarip


Normal Pembenanan Variabel
Prod. A 300.000 JKL Rp100 Rp40 Rp60
Prod. B 240.000 JM Rp200 Rp100 Rp100
Prod. C 320.000 JKL Rp150 Rp50 Rp100

Sedangkan BOP Sesungguhnya terjadi adalah


Dept BOP Sblm Alokasi Hasil Penelitian Pabrik
Luas Lantai KWH Jumlah Krywan
Prod. A Rp13.275.000 10.000 150.000 750
Prod. B Rp27.000.000 20.000 100.000 1.250
Prod. C Rp26.125.000 20.000 150.000 1.000
Pembantu I Rp20.000.000 10.000 25.000 750
“ II Rp25.000.000 5.000 50.000 750
“ III Rp15.000.000 15.000 25.000 500
JUMLAH 80.000 500.000 5.000
.
Alokasi BOP Dept. I atas dasar Luas Lantai, Dept. II atas dasar KWH Dept. II atas dasar
Jumlah Karyawan. Sedangkan kapasitas sesungguhnya yang terjadi selama tahun 2019
adalah: untuk Dept. A sebesar 305.000 jam, Dept. B sebesar 238.000 jam dan Dept. C
sebesar Rp 320.000 jam

Diminta:
1. Membuat jurnal yang diperlukan
2. Menghitung dan menganalisis selisih BOP
ANALISIS SELISIH BOP
1. Selisih Budget/anggaran yaitu perbedaan antara BOP-Sesungguhnya dengan
taksiran biaya yang seharusnya menurut budget. Selisih budget ini berkaitan dengan
BOP-Variabel. Tetapi bila BOP- Tetap berbeda dengan yang dibudgetkan juga akan
mengakibatkan selisih budget, misalnya adanya kenaikan pajak, biaya assuransi,
penyusutan.

Rumus:
a. BOP- Sesungguhnya xxxxx
BOP dibudgetkan pada kapasitas dicapai:
1. Tetap : Kapasitas Normal X Tarip-tetap xxxx
2. Variabel : Kapasitas Ses. X Tarip –V xxxx +
xxxxx -
Selisih budget xxxxx
=====
b. BOP-Ses xxxxx
BOP- tetap menurtut budget xxxxx –
BOP- V sesungguhnya xxxxx
BOP-V dibebankan xxxxx –
Selisih budget xxxxx
=====

2. Selisih kapasitas yaitu selisdih BOP yang disebabkan tidak dipakainya atau
dilampauinya kapassitas yang dibudgetkan. Jumlah selisih kapasitass merukapakn
perbedaan antara BOP-tetap yang dibudgetkan dengan BOP-tetep yang dibebenakan
kepada produk.
Rumus:
a. BOP- tetap dianggarkan xxxxx
BOP- tetap dibebankan xxxxx –
Selisih kapasitas xxxxx
=====
b. Kapasitas sesungguhnya dicapai xxxxx
Kapasitas dibudgetkan xxxxx –
Kapasitas tidak/lebih dipakai xxxxx
Tarip BOP- tatap xxxxx X
Selisih kapasitas xxxxx
===
c. BOP dibudgetkan pada kapasitas sesungguhnya:
1. Tetap : Kapasitas Normal X Tarip-tetap xxxx
2. Vaariaberl: Kapasitas Ses. X Tarip –V xxxx +
xxxx
BOP- dibebankan xxxx -
Selisih kapasitas xxxx
===

Anda mungkin juga menyukai