Anda di halaman 1dari 11

Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.

php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 1-11

Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap


Kinerja Pelayanan Publik Pada Badan Pertahanan Nasional
(BPN) Kota Ambon

Aty Uar*)
Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Universitas Darussalam Ambon,
Jalan Waehakila Puncak Wara Ambon.

Diterima : 1 Februari 2016; Disetujui : 26 Maret 2016; Dipublikasikan 14 April 2016

Abstract

The purpose of this study to determine the effect of the implementation of the principles of good gov-
ernance on the performance of public services at the National Land Agency (BPN) Ambon City. This
research method is quantitative secera correlation with the intent to seek the influence of the inde-
pendent variable (X) to the dependent variable (Y). The research instrument used consisted of ques-
tionnaires, observations, review of documents. Analysis showed that the implementation of the prin-
ciples of good governance which has a high correlation of 0.77 and significant at the 95% confidence
level (0.05) with the performance of public services at BPN Ambon City. This means that the hypothe-
sis was formulated that there is a significant relationship between the implementation of the princi-
ples of good governance with the performance of public services in the city of Ambon BPN verified.

Keywords: good governance; performance; public services

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan prinsip-prinsip good governance
terhadap kinerja pelayanan publik pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Ambon. Metode
penelitian ini yaitu kuantitatif secera korelasional dengan maksud untuk mencari pengaruh antara
variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y). Instrumen penelitian yang digunakan
terdiri dari quesioner, observasi, telaah dokumen. Analisa menunjukkan bahwa pelaksanaan
prinsip-prinsip good governance mempunyai hubungan yang tinggi yakni sebesar 0,77 dan
signifikan pada taraf kepercayaan 95 % (0,05) dengan kinerja pelayanan publik pada BPN Kota
Ambon. Ini berarti bahwa hipotesis yang dirumuskan yakni ada hubungan yang signifikan antara
pelaksanaan prinsip-prinsip good governance dengan kinerja pelayanan publik pada BPN Kota
Ambon teruji kebenarannya.

Kata kunci : good governance; kinerja; pelayanan publik

Cara Penulisan Sitasi : Uar, A. (2016). Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Gov-
ernance Terhadap Kinerja Pelayanan Publik Pada Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota
Ambon. Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), 1-11.

*)Penulis Korespondensi.
E-Mail : atyuar@yahoo.co.id

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 2

1. Pendahuluan pemerintah harus terlibat langsung dalam


Good governance merupakan prasyarat penyediaan barang dan jasa yang diper-
utama untuk mewujudkan aspirasi lukan oleh masyarakat, serta secara aktif
masyarakat dalam mencapai tujuan dan terlibat di dalam kehidupan sosial
cita-cita bangsa dan Negara. Dalam rang- masyarakat. Berkenaan dengan upaya
ka hal tersebut, diperlukan pengem- pelayanan dan mewujudkan kesejahter-
bangan dan penerapan sistem per- aan rakyatnya, birokrasi publik mem-
tanggungjawaban yang tepat, jelas dan berikan andil yang relatif besar
nyata sehingga dalam penyelenggaraan (Sulistiyani, 2011).
pemerintahan dapat berlangsung secara Jelaslah bahwa perubahan paradig-
berdaya guna, berhasil guna bertanggung ma organisasi yang memerlukan pen-
jawab serta bebas KKN. Konsep good gov- dekatan baru di dalam pengelolaannya
ernance untuk dilaksanakan dalam penye- adalah pendayagunaan sumber daya
lenggaraan kehidupan berbangsa dan manusia untuk mencapai tujuan organ-
bernegara dilatar belakangi oleh banyak isasi yang diharapkan. Dengan demikian
faktor. Namun demikian salah satu faktor dapat dikatakan bahwa kinerja organisasi
yang terbesar adalah ketidak berdayaan tidak lepas dari kinerja pelayanan pega-
pemerintah negara-negara berkembang wai sebagai salah satu unsur organisasi,
dalam menghadapi era globalisasi yang memegang peranan penting dalam usaha
penuh dengan persaingan kompetensi mencapai tujuan organisasi. Oleh karena
standar tinggi. Pemerintah tidak lagi men- itu tanpa manusia dalam suatu organisasi
jadi pemain tetapi mengharapkan peran maka tujuan organisasi yang telah diten-
lebih besar dari sektor swasta dan masyarakat tukan tidak akan tercapai sebagaimana
sipil. yang diharapkan. Selanjutnya manusia
Sedarmayanti (2012) menjelaskan merupakan salah satu unsur organisasi
good governance adalah merupakan pros- yang paling dinamis, artinya
es penyelenggaraan kekuasaan negara menginginkan perubahan, dengan
dalam melaksanakan penyediaan publik demikian kedudukan manusia dalam or-
goods and service disebut governance ganisasi tidak dapat disamakan dengan
(pemerintah atau kepemerintahan), se- unsur–unsur lain. Sehingga dalam organ-
dangkan praktik terbaiknya disebut good isasi pengelolaan manusia sebagai sum-
governance (kepemerintahan yang baik). ber daya organisasi agar memiliki ke-
Sejalan dengan hal tersebut governance mampuan untuk mewujudkan good gov-
sering diartikan sebagai kepemerintahan ernance.
yang baik. World Bank mendefinisikan Good governance adalah cita–cita
good governance sebagai suatu penyeleng- yang menjadi misi setiap penyeleng-
garaan manajemen pembangunan yang solid garaan suatu negara, termasuk Indonesia.
dan bertanggung jawab dan sejalan good governance dapat diartikan sebagai
dengan prinsip demokrasi dan pasar prinsip dalam mengatur pemerintahan
yang efisien, penghindaran salah alokasi yang memungkinkan layanan publiknya
dana investasi, dan pencegahan korupsi efisien, sistem pengadilannya bisa dian-
baik secara politik maupun administratif dalkan dan administrasinya bertanggung
menjalankan disiplin anggaran serta pen- jawab pada publik. (Santoso, 2008).
ciptaan legal and political framework bagi tum- Kondisi penerapan good governance
buhnya aktivitas usaha (Mardiasmo, 2009). ini peneliti telusuri pada Badan Per-
Peran pemerintah yang cukup besar ini tanahan Nasional (BPN) Kota Ambon
berimplikasi pada bagaimana birokrasi yang merupakan salah satu mitra
mampu melaksanakan tugas dan pemerintah, oleh karena itu sebagai mitra
fungsinya masing-masing. Oleh karena itu pemerintah Kota Ambon dalam penye-

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 3

lenggaraan pemerintah Kota serta meru- da semua warga. (3) Transparency, adan-
pakan unsur pelaksanaan asas desesntral- ya ruang kebebasan untuk memperoleh
isasi. Maka dalam rangka penciptaan good informasi publik bagi warga yang mem-
governance, Badan Pertanahan Nasional butuhkan (diatur oleh undang-undang).
(BPN) Kota Ambon sangat berperan pent- Ada ketegasan antara rahasia negara
ing, dengan kata lain Badan Pertanahan dengan informasi negara yang terbuka
Nasional (BPN) Kota Ambon harus men- untuk publik. (4) Responsiveness, lembaga
jadi suatu organisasi yang mempunyai publik harus mampu merespon kebu-
kinerja yang baik agar dapat mencapai tuhan masyarakat, terutama yang berkai-
sasaran yang diinginkan. Mengingat bah- tan dengan "basic need" (kebutuhan dasar) dan
wa kinerja pelayanan publik dari suatu HAM (hak sipil, hak politik, hak ekonomi,
organisasi itu adalah untuk mencapai hak sosial, dan hak budaya). (5) Consen-
tujuan tertentu yang sudah ditetapkan sus, jika ada perbedaan kepentingan yang
sebelumnya, maka informasi tentang mendasar di dalam masyarakat,
kinerja pelayanan publik merupakan sua- penyelesaian harus mengutamakan cara
tu hal yang sangat penting. dialog atau musyawarah menjadi consen-
Informasi tentang kinerja pelayanan sus. (6) Persamaan hak, pemerintahan harus
publik dapat digunakan suntuk mengeval- menjamin bahwa semua pihak, tanpa
uasi apakah proses kerja yang dilakukan terkecuali, dilibatkan di dalam proses
organisasi selama ini sudah berjalan politik, tanpa ada satu pihak pun yang
dengan tujuan yang diharapkan atau be- dikesampingkan. (7). Efektifitas dan
lum. Akan tetapi dalam kenyataannya efisiensi, pemerintah harus efektif dan
banyak organisasi yang justru kurang efisien dalam memproduksi output beru-
atau bahkan tidak jarang ada yang tidak pa aturan, kebijakan, pengelolaan keu-
mempunyai informasi tentang kinerja angan negara, dll. (8) Akuntabilitas, suatu
pegawainya. Untuk menilai kinerja pela- perwujudan kewajiban dari suatu instansi
yanan publik suatu organisasi ini tentu pemerintahan untuk mempertanggung
saja diperlukan indikator-indikator atau jawabkan keberhasilan dan kegagalan
kriteria-kriteria untuk mengukurnya pelaksanaan misinya.
secara jelas. tanpa indikator dan kriteria Selanjutnya prinsip-prinsip good
yang jelas tidak akan ada arah yang dapat governance terdapat empat unsur atau
digunakan untuk menentukan mana yang prinsip utama yang dapat memberi gam-
relatif lebih efektif diantara alternatif alo- baran yang berciri kepemerintahan yang
kasi sumber daya yang berbeda, alternatif baik, sebagaimana yang dikemukakan
desain-desain organisasi yang berbeda Sedarmayanti (2012) yaitu pertama ada-
dan diantara pilihan-pilihan pendistri- lah akuntabilitas, adanya kewajiban bagi
busian tugas dan wewenang yang ber- aparatur pemerintah untuk bertindak
beda. Sekarang permasalahanya adalah selaku penanggung jawab dan pe-
kinerja apa yang digunakan untuk menilai nanggung gugat atas segala tindakan dan
seorang organisasi. kebijakan yang di tetapkannya. Kedua
Adapun prinsip-prinsip good gov- adalah transparansi, kepemerintahan
ernance dikemukakan oleh Santoso yang baik akan bersifat transparansi ter-
(2008), terdiri dari: (1) Partipasitory, se- hadap rakyatnya, baik ditingkat pusat
tiap pembuatan peraturan dan atau ke- maupun daerah. Ketiga adalah
bijakan selalu melibatkan unsur masyarakat keterbukaan, menghendaki terbukanya
(melalui wakil-wakilnya). (2) Rule of law, kesempatan bagi rakyat untuk
harus ada perangkat hukum yang menin- mengajukan tanggapan dan kritik ter-
dak para pelanggar, menjamin perlin- hadap pemerintahan yang dinilainya tid-
dungan ham, tidak memihak, berlaku pa- ak transparan. Terakhir adalah aturan

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 4

hukum, kepemerintahan yang baik jadi sia-sia, oleh karena itu sangat penting
mempunyai karakteristik berupa jaminan bagi Direktorat Jendral Pajak untuk
kepastian hukum dan rasa keadilan melakukan sosialisasi yang menyeluruh
masyarakat terhadap setiap kebijakan kepada wajib pajak orang pribadi di kota
publik yang ditempuh. bekasi, bahwa sekarang ini DJP telah men-
Hal ini memiliki korelasi dari jalankan good governance dalam men-
penelitian terdahulu seperti Tomuka jalankan fungsinya, serta harus diterap-
(2013) melihat Penerapan Prinsip-Prinsip kan secara maksimal dan berkelanjutan.
Good Governance Dalam Pelayanan Publik Sejumlah penelitian yang dikemuka-
ditemukan bahwa faktor-faktor yang kan sebelumnya menunjukkan perbedaan
mendorong terselenggaranya prinsip- dari segi penerapan good governance
prinsip good governance dalam pelayanan dengan fokus pelayanan maupun kinerja.
publik adalah prinsip partisipasi, ketentu- Selanjutnya ukuran pokok atau prinsip
an dan aturan-aturan yang berlaku, prin- good governance dalam penelitian ini ada-
sip transparansi, dan prinsip responsive. lah akuntabilitas, transparansi, responsiv-
Secara umum pelayanan publik yang itas atau ketanggapan dikaitkan dengan
mengedepankan prinsip-prinsip good pengaruhnya terhadap sejumlah indi-
governance. kator kinerja pelayanan publik di Kota
Penerapan prinsip-prinsip good gov- Ambon. Secara spesifik penelitian ini dil-
ernance dalam meningkatkan kinerja or- akukan pada Badan Pertanahan Nasional
ganisasi pelayanan publik diteliti Nubato- (BPN) Kota Ambon yang memberikan pe-
nis (2014) menunjukkan dari ketujuh layanan umum dalam bidang kesejater-
prinsip good governance dapat diimple- aan sosial sudah seharusnya memberikan
mentasikan dengan baik yakni prinsip pelayanan yang terbaik. Untuk mendapat-
profesionalitas, akuntabilitas, trans- kan pelayanan yang demikian, pegawai
paransi, pelayanan prima, demokrasi dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota
partisipasi, efesiensi dan efektivitas, serta Ambon harus memiliki motivasi untuk
supermasi hukum. Faktor-faktor yang mengerjakan pekerjaannya agar kinerja
mempengaruhi implementasi prinsip- pelayanan publik organisasi dapat
prinsip good governance antara lain ku- tercapai. Namun kenyataannya selama ini
rangnya sumber daya manusia, ku- pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
rangnya sarana dan prasarana, ku- Kota Ambon terdapat fenomena-
rangnya kesadaran masyarakat akan fenomena/gejala yang mempengaruhi
pentingnya dokumen-dokumen pelaksanaan prinsip-prinsip good govern-
kependudukan, masyarakat kota malang ance antara lain (1) banyak pegawai yang
sebagian besar berada di luar kota, ku- datang terlambat dan menunda peker-
rangnya kesabaran masyarakat terhadap jaannya. Hal ini tentu berdampak pada
proses pelayanan, letak instansi cukup pemberian pelayanan yang tidak
jauh. dampak dari implementasi prinsip- memuaskan. Misalnya pelayanan jasa bagi
prinsip good governance yaitu kinerja or- masyarakat yang seharusnya 1 sampai 2
ganisasi semakin meningkat serta hak hari saja namun tertunda hingga
dan kewajiban masyarakat dapat ter- berminggu-minggu bahkan berbulan-
penuhi. bulan. (2) kapabilitas kebijakan yang ren-
Hasil penelitian Siringoringo (2015), dah dan manajemen keuangan yang
memberikan bukti bahwa pelaksanaan lemah. Misalnya masyarakat yang sering
good governance tidak mempengaruhi mengurus Sertifikat selalu terlambat da-
peningkatan kepatuhan wajib pajak orang lam penanganannya. (3) peraturan yang
pribadi di kota Bekasi, sehingga seper- terlalu berbelit–belit dan sewenang-
tinya pelaksanaan good governance men- wenang, misalnya urusan pembuatan ser-

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 5

tifikat bagi masyarakat yang berhak Untuk mengetahui signifikansi hub-


menerimanya selalu dililit dengan aturan ungan antara kedua variabel digunakan
yang berbelit-belit. rumus t-test yang dikemukakan oleh
Bertolak dari latar belakang dan Sugiyono (2003) pada taraf signifikansi
uraian permasalahan tersebut diatas, 95% (0,05) sebagai berikut :
maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pelaksanaan r n2
prinsip-prinsip good governance terhadap t
kinerja pelayanan publik pada Badan t  r2
Pertanahan Nasional (BPN) Kota Ambon.
Hal ini dapat dijadikan hipotesis dalam Bersumber dari uraian yang
penelitian ini yang menarik untuk diuji dikemukakan sebelumnya maka dapat
kebenarannya. dirumuskan hipotesis bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara pelaksanaan prinsip-prinsip
2. Metode Penelitian
good governance dengan kinerja pelayanan
Tipe penelitian ini adalah penelitian
publik pada Badan Pertanahan Nasional
korelasional dengan analisa kuantitatif
(BPN) Kota Ambon. Hipotesis tersebut di
dengan maksud untuk mencari pengaruh
atas mengandung 2 variabel pokok yaitu
antara variabel independent (X) dengan
pelaksanaan prinsip-prinsip good governance
variabel dependent (Y). Dengan metode
sebagai variabel (X) dan kinerja pelayanan
ini diharapkan dapat menjelaskan fenom-
publik sebagai variabel (Y).
ena yang ada berdasarkan data dan infor-
masi yang diperoleh. Penelitian ini akan 3. Hasil dan Pembahasan
dilaksanakan pada Badan Pertanahan Na- Berdasarkan Hasil dari daftar
sional (BPN) Kota Ambon, Populasi kuesioner dan jawaban dalam tabel frek-
dalam penelitian ini adalah pegawai uensi menyangkut Transparansi Badan
Bagian Pelayanan dan Pengurusan Pertanahan (BPN) Kota Ambon dalam
Sertifikat yang ada pada yang berjumlah Penyelesaian Sertifikat Hak Milik Atas
35 orang. Badan Pertanahan Nasional Tanah terungkap bahwa dalam
(BPN) Kota Ambon. Instrumen penelitian penyelesaian sertifikat hak milik atas
yang digunakan terdiri dari quesioner, tanah oleh Badan Pertanahan (BPN) kota
observasi, telaah dokumen. Ambon sebagian Responden mengatakan
Data yang berhasil dikumpulkan pihak BPN kadang kurang memberikan
kemudian dianalisis baik secara kuanti- penjelasan menyangkut aturan dan per-
tatif maupun kualitatif. Analisis secara syaratan pengurusan tanah , Kurang
kuantitatif menggunakan rumus statistik adanya pelayanan yang tepat dalam
Korelasi Produk Moment untuk menge- penyelesaian dan kepengurusan sertif-
tahui pengaruh dari variabel-variabel ikat hak milik atas tanah oleh Badan Per-
yang teliti, maka digunakan rumus se- tanahan (BPN) Kota Ambon, ini merupa-
bagai berikut (Faisal, 2010) : kan satu kelemahan besar yang dibuat ,
apalagi menyangkut status kepemilikan
N  XY    X  Y  tanah yang akan disertifikasi.
rxy 
N  X 2
 X  N  Y  Y  
2 2 2
Terlihat bahwa baik dari pihak BPN
maupun masyarakat kurang menyadari
Dimana : akan adanya tanggung jawab dan
rxy = Koefisien korelasi r kewajiban masing-masing, BPN selaku
X = Skor dalam distribusi variabel X Pelayan bagi masyarakat tidak atau ku-
Y = Skor dalam distribusi variabel rang memiliki SDM yang mempunyai ke-
YN = Banyaknya sampel yang diteliti mampuan dalam pembuatan sertifikat

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 6

tanah, Keterlambatan waktu oleh pihak tifikat hak milik atas tanah. Hal ini akan
BPN dalam proses penyelesaian Sertifikat menjadi tantangan berat bagi BPN Kota
tanah yang diusulkan masyarakat, Tidak Ambon untuk menatanya kembali.
transparan dan tanggap terhadap pen- 3.2 Identitas responden
yampaian informasi kepada masyarakat a. Jenis Kelamin
sertifikat tanah, sementara dari masyara-
kat sendiri banyaknya memiliki tanah Tabel 1. Frekuensi Jenis Kelamin Responden
yang bermasalah, tidak ada kesadaran (Hasil Penelitian, 2014)
untuk mengurus sertifikat hak milik atas
tanah. Hal ini akan menjadi tantangan No Jenis Ke- Frekuensi Persentase
berat bagi BPN Kota Ambon untuk
menatanya kembali. 1 Laki – Laki 15 43
2 Perempuan 20 57
3.1 Pengaruh pelaksanaan prinsip-
prinsip good governance Jumlah 35 100
Berdasarkan Hasil dari daftar Berdasarkan data tabel 1 dapat dilihat
kuesioner dan jawaban dalam tabel frek- bahwa pegawai laki-laki berjumlah 15
uensi menyangkut Transparansi Badan
orang atau 43 persen dan pegawai perempuan
Pertanahan (BPN) Kota Ambon dalam jumlahnya 20 orang atau 57 persen
Penyelesaian Sertifikat Hak Milik Atas Dengan demikian dapat disimpulkan bah-
Tanah terungkap bahwa dalam wa pegawai di BPN Kota Ambon lebih
penyelesaian sertifikat hak milik atas banyak pegawai perempuan dari pegawai
tanah oleh Badan Pertanahan (BPN) kota laki-laki.
Ambon sebagian Responden mengatakan
pihak BPN kadang kurang memberikan 3.3 Kepangkatan responden
penjelasan menyangkut aturan dan per- Tabel 2. Frekuentasi Golongan Kepangkatan
syaratan pengurusan tanah, Kurang Responden (Hasil Penelitian, 2014)
adanya pelayanan yang tepat dalam
penyelesaian dan kepengurusan sertif- No Golongan Frekuensi Persen-
ikat hak milik atas tanah oleh Badan Per- Kepangkatan tase
tanahan (BPN) Kota Ambon, ini merupa- 1 GOL I - -
kan satu kelemahan besar yang dibuat ,
apalagi menyangkut status kepemilikan 2 GOL II 2 6
tanah yang akan disertifikasi. Terlihat 3 GOL III 28 80
bahwa baik dari pihak BPN maupun 4 GOL IV 5 14
masyarakat kurang menyadari akan TOTAL 35 100
adanya tanggung jawab dan kewajiban
masing-masing, BPN selaku Pelayan bagi
masyarakat tidak atau kurang memiliki Tabel 2 menggambarkan bahwa responden
SDM yang mempunyai kemampuan dalam yang bergolongan kepangkatan Gol. II sebanyak
pembuatan sertifikat tanah, Keterlambat- 2 orang atau tujuh persen, Gol. III
an waktu oleh pihak BPN dalam proses sebanyak 28 orang atau 80 persen, dan
penyelesaian Sertifikat tanah yang di- Gol. IV sebanyak 5 orang atau 14 persen.
usulkan masyarakat, Tidak transparan 3.4 Masa kerja responden
dan tanggap terhadap penyampaian infor-
Tabel 3 secara jelas dan rinci telah
masi kepada masyarakat sertifikat tanah,
menggambarkan bahwa responden yang
sementara dari masyarakat sendiri ban-
masa kerja antara 1 – 5 tahun sebanyak
yaknya memiliki tanah yang bermasalah,
1 orang atau tiga persen, 6–10 tahun
tidak ada kesadaran untuk mengurus ser-
sebanyak 2 orang atau enam persen, 11–

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 7

15 tahun sebanyak 5 orang atau empat sebanyak 4 orang atau sebelas persen,
belas persen, 16–20 tahun sebanyak 14 umur 41 – 45 tahun sebanyak 10 orang
orang atau empat puluh persen, dan 21 atau dua puluh sembilan persen, umur 46
tahun keatas sebanyak 13 orang atau 37 – 50 tahun sebanyak 6 orang atau tujuh
persen. belas persen, dan umur 51 tahun ke atas
sebanyak 13 orang atau tiga puluh tujuh
Tabel 3. Frekuensi Masa Kerja Respond-
persen.
en (Hasil Penelitian, 2014)
Tabel 5. Frekuensi Umur Responden
No Masa Kerja Frekuensi Persentase (Hasil Penelitian, 2014)

1 1 – 5 Tahun 1 3 Umur
No Frekuensi Persentase
2 6 – 10 Tahun 2 6 Responden
1 18 – 23 Tahun - -
3 11 – 15 Tahun 5 14
2 24 – 29 Tahun 1 3
4 16 – 20 Tahun 14 40
3 30 – 35 Tahun 1 3
5 21 Tahun 13 37
Ke atas 4 36 – 40 Tahun 4 11

TOTAL 35 100 5 41 – 45 Tahun 10 29


6 46 – 50 Tahun 6 17

3.5 Tingkat pendidikan responden 7 51 tahun keatas 13 37


Tabel 4. Frekuensi Tingkat Pendidikan TOTAL 35 100
Responden (Hasil Penelitian, 2014)
3.7 Deskripsi data hasil penelitian
Tingkat Pada bagian ini akan dikemukakan
No Frekuensi Persentase analisis dan interprestasi data dalam
Pendidikan
1 SD/Sederajat - - kaitannya dengan penelitian yang
dilakukan. Data-data yang berhasil
2 SMP/Sederajat - -
dikumpulkan dengan menggunakan
3 SMA/Sederajat 12 34 instrumen penelitian seperti yang telah
4 Pendidikan 23 66 disebutkan, kemudian akan dianalisis
Tinggi dengan menggunakan analisis Statistik
TOTAL 35 100 Korelasi Produk Momen.
Sebelum analisis data dilakukan,
terlebih dahulu akan dikemukakan
Tabel 4 menggambarkan secara jelas
pedoman analisis sebagai berikut :
bahwasanya responden yang berpendidikan
1. Mengidentifikasikan secara operasional
SD/Sederajat tidak ada, SMP/sederajat
konsep yang akan diukur.
tidak ada, SMA/sederajat sebanyak 15
2. Melakukan uji coba skala pengukur
orang atau lima puluh delapan persen,
tersebut pada jumlah responden.
dan Perguruan tinggi sebanyak 11 orang
3. Mempersiapkan tabel tabulasi.
atau 42 persen.
4. Setiap jawaban responden diberi nilai
3.6 Umur responden sebagai berikut :
Tabel 5 menggambarkan secara a. Jawaban “ a” diberi nilai “ 3 “.
jelas bahwasanya jumlah responden yang b. Jawaban “ b” diberi nilai “ 2 “
berada pada tingkatan, umur 24 – 29 c. Jawaban “ c” diberi nilai “ 1 “
tahun sebanyak 1 orang atau tiga persen, 5. Menghitung korelasi antara masing-
umur 30 – 35 tahun sebanyak 1 orang masing pernyataan dengan skala total.
atau tiga persen, umur 36 – 40 tahun

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 8

Kemudian untuk mengetahui tinggi Sebanyak 14 orang responden atau


rendahnya hubungan yang terjadi antara empat puluh persen, mengatakan pega-
dua variabel pokok yang ada dalam wai dalam menyelesaikan pembuatan dan
penelitian ini digunakan pembobotan permohonan sertifikat dari masyarakat
sebagai berikut : selalau ada proses akuntabilitas yang
0,00 – 0,19 = Korelasi yang rendah sekali baik , 16 orang responden atau empat
0,20 – 0,39 = Korelasi yang rendah tetapi puluh enam persen mengatakan kadang-
ada kadang, dan 5 orang responden atau em-
0,40 – 0,69 = Korelasi yang sedang pat belas persen, mengatakan tidak
0,70 – 0,79 = Korelasi yang tiggi pernah.
0,80 – 1,00 = Korelasi yang tinggi sekali. 3.8.2 Variabel terikat (kinerja pela-
Berdasarkan pedoman tersebut yanan publik)
diatas, data-data yang menyangkut Variabel ini akan diukur dengan
variabel bebas dan variabel terikat akan menggunakan indikator-indikator yaitu,
di analisis dalam sub bab analisis data. produktivitas kerja, kualitas layanan, ke-
3.8 Analisis data percayaan masyarakat.
3.8.1 Variabel bebas (pelaksanaan prinsip- Tanggapan responden tentang per-
prinsip good governance) tanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
Variabel ini akan diukur dengan hubungannya dengan variabel terikat
menggunakan indikator-indikator yaitu seperti tertera pada tabel 7.
transparansi, responsivitas, akuntabilitas. Dalam tabel 7 memperlihatkan
Untuk mengetahui tanggapan re- tanggapan responden yaitu, sejumlah 15
sponden atas indikator-indikator tersebut orang responden atau empat puluh tiga
di atas diajukan sejumlah pertanyaan. persen mengatakan bahwa produktivitas
Tanggapan responden tentang pertan- kerja pegawai selalu didasarkan pada
yaan-pertanyaan yang diajukan, seperti prinsip efisiensi, 16 orang atau empat
tertera pada tabel 6. puluh enam persen mengatakan kadang-
Tabel 6 memperlihatkan tangga- kadang dan 4 orang atau sebelas persen
pan responden sebagai berikut yaitu mengatakan tidak pernah.
sebanyak 12 orang responden atau 34 Selanjutnya sebanyak 15 orang atau
persen mengatakan pegawai dalam pros- empat puluh tiga persen mengatakan bah-
es penyelesaian sertifikat selalu transpar- wa kepuasan masyarakat terhadap
an, 17 orang responden atau empat puluh kualitas layanan terhadap permohonan
Sembilan persen mengatakan kadang- pembuatan sertifikat tinggi, 14 orang
kadang dan 6 orang responden atau tujuh atau empat puluh persen mengatakan
belas persen mengatakan tidak pernah sedang, dan 6 orang atau tujuh belas
dilakukan. persen mengatakan kepuasan masyarakat
Selanjutnya Sejumlah 14 orang re- terhadap kualitas layanan rendah.
sponden empat puluh persen, menga- Sejumlah 13 orang responden atau
takan pegawai dalam menyelesaikan tiga puluh tujuh persen mengatakan ke-
permohonan pembuatan sertifikat selalu percayaan masyarakat terhadap pelaksa-
ada proses akuntabilitas punya respon naan penyelesaian sertifikat tinggi, 16
positif terhadap permohonan pembuatan orang responden atau empat puluh enam
sertifikat, 16 orang responden empat persen mengatakan kurang tepat dan 6
puluh persen, mengatakan kadang- orang responden tujuh belas persen
kadang dan 5 orang responden atau em- mengatakan Kepercayaan masyarakat
pat belas persen mengatakan tidak terhadap pelaksanaan penyelesaian ser-
pernah. tifikat rendah.

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 9

Tabel 6. Tanggapan Responden Tentang Variabel Bebas (Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Gov-
ernance) (Hasil Penelitian, 2014)

No. Bentuk Pertanyaan dan Distribusi Jawaban f % Ket


1 Dalam proses penyelesaian permohonanan pembuatan sertifikat tanah
apakah ada Transparansi dari Pegawai ?
a. Selalu 12 34
b. Kadang-kadang 17 49
c. Tidak pernah 16 17
2 Ada Respons positif dari petugas terhadap permohonan Pembuatan/
penyelesaian Sertifikat ?
a. Selalu 14 40 N = 35
b. Kadang-kadang 16 46
c. Tidak pernah 5 14
3 Apakah ada Proses Akuntabilitas terhadap penyelesaian dan pengurusan
Sertifikat sampai selesai ?
a. Selalu 14 40
b. Kadang-kadang 16 46
c. Tidak pernah 5 14

Tabel 7. Tanggapan Responden Tentang Variabel Terikat (Kinerja Pelayanan Publik) (Hasil
Penelitian, 2014)

No. Bentuk Pertanyaan dan Distribusi Jawaban f % Ket


1 Produktivitas kerja pegawai selalu didasarkan pada prinsip efisiensi
a. Selalu 15 43
b. Kadang –Kadang 16 46
c. Tidak Pernah 4 11
2 Apakah ada Kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan Sertifikat ?
a. Tinggi 15 43
b. Sedang 14 40 N = 35
c. Rendah 6 17
3 Apakah ada Kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan penyelesaian
sertifikat ?
a. Tinggi 13 37
b. Sedang 16 46
c. Rendah 6 17

Selanjutnya nilai korelasi produk 1041



momen dapat dihitung sebagai berikut :  1384  1314 
N  XY    X  Y 
rxy  1041
N  X 2
 X  N  Y  Y  
2 2 2 
1348
= 0,77
35 1641  234 241

 35 (1604  234  35 (1697)
2
  241
2

57435  56394

 56140  54756  59395  58081

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 10

Ternyata nilai korelasi setelah dihitung apa-apa.


adalah r = 0,77. Ini berarti terdapat korelasi yang Dengan kata lain dapat dikatakan
tinggi antara pelaksanaan prinsip-prinsip good bahwa bilamana pelaksanaan prinsip-
governance dengan kinerja pelayan publik pada prinsip good governance semakin tinggi
BPN Kota Ambon . maka kinerja pelayanan publik pada BPN
Untuk mengetahui signifikansi hubungan Kota Ambon akan semakin tinggi.
antara kedua variabel tersebut diuji Demikian pula sebaliknya bilamana
dengan menggunakan harga kritik r pada pelaksanaan prinsip-prinsip good
tingkat signifikansi 95 % (0,05). governance semakin rendah maka kinerja
Harga kritik r pada r tabel ternyata pelayanan publik pada instansi tersebut
sebesar 0,325 ini berarti bahwa korelasi akan rendah pula.
tersebut signifikan karena nilai korelasi 4. Kesimpulan
lebih besar dari nilai r tabel (0,77 > Berdasarkan hasil analisis data
0,325). dapat ditarik kesimpulan, bahwa pelaksa-
Dengan demikian korelasi antara naan prinsip-prinsip good governance
kedua variabel dalam penelitian ini yaitu mempunyai hubungan yang tinggi yakni
antara pelaksanaan prinsip-prinsip good sebesar 0,77 dan signifikan pada taraf
governance dengan kinerja pelayan publik kepercayaan 95 % (0,05) dengan kinerja
pada BPN Kota Ambon mempunyai pelayanan publik pada BPN Kota Ambon.
hubungan yang signifikan. Ini berarti bahwa hipotesis yang
3.9 Intrepetasi Hasil Penelitian dirumuskan yakni ada hubungan yang
Hasil analisis terhadap data signifikan antara pelaksanaan prinsip-
penelitian menunjukan bahwa ada prinsip good governance dengan kinerja
hubungan yang signifikan antara pelayanan publik Kota Ambon teruji
pelaksanaan prinsip-prinsip good kebenarannya.
governance dengan kinerja pelayan Terujinya kebenaran hipotesis ter-
publik pada BPN Kota Ambon sebesar r = sebut berarti antara data yang diperoleh
0,77 dan signifikan pada tingkat dilapangan penelitian dengan teori be-
signifikansi 95 % (0.05). Hal ini berarti rada pada posisi yang sejalan.
bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip good Ucapan Terima Kasih
governance mempunyai pengaruh yang Kami menghaturkan terima kasih
signifikan terhadap kinerja pelayan kepada pihak-pihak terkait yang me-
publik pada BPN Kota Ambon. nyukseskan penelitian dan penulisan kar-
Apabila terjadi peningkatan sebesar ya ilmiah ini.
0,77 pada variabel pelaksanaan prinsip-
prinsip good governance maka Daftar Pustaka
peningkatan yang sama akan terjadi pada Faisal, S. (2010). Format-format penelitian
variabel kinerja pelayanan publik. sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Demikian pula bila terjadi penurunan Persada.
sebesar 0,77 pada variabel pelaksanaan Mardiasmo, D. (2009). Akuntansi Sektor
prinsip-prinsip good governance maka Publik. Yogyakarta: ANDI.
penurunan yang sama akan terjadi pula Nubatonis, S. E. (2014). Implementasi
pada kinerja pelayan publik. Prinsip-Prinsip Good Governance
Peningkatan dan penurunan antara Dalam Meningkatkan Kinerja Or-
kedua variabel tersebut dapat terjadi bila ganisasi Pelayanan Publik. JISIP:
variabel lain yang ikut mempengaruhi Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
kinerja pelayanan publik dianggap 3, (1), 16-20.
konstant atau tidak memiliki pengaruh Santoso, P. (2008). Administrasi Publik

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 11

Teori dan Aplikasi Good Govern- Governance dalam Perspektif Sum-


ance. Bandung: Refika Aditama. ber Daya Manusia. Yogyakarta: Ga-
Sedarmayanti, S. (2012). Good Govern- va Media.
ance. Kepemerintahan Yang Baik & Tomuka, S. (2013). Penerapan Prinsip-
Good Corporate Governance. Tata Prinsip Good Governance Dalam
kelola Perusahan Yang Baik. Ban- Pelayanan Publik Di Kecamatan
dung: Mandar Maju. Girian Kota Bitung (Studi Tentang
Siringoringo, W. (2015). Pengaruh Pen- Pelayanan Akte Jual Beli). Jurnal
erapan Good Governance Dan eksekutif, 2, (1), 1-15.
Whistleblowing System Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Dengan Resiko Sanksi Pa-
jak Sebagai Variabel Moderating
(Studi Empiris Terhadap Wajib Pa-
jak Orang Pribadi Di Kota Bekasi).
Jurnal Akuntansi, 19(2), 207-224.
Sulistiyani, A. T. (2011). Memahami Good

Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320

Anda mungkin juga menyukai