php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 1-11
Aty Uar*)
Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Universitas Darussalam Ambon,
Jalan Waehakila Puncak Wara Ambon.
Abstract
The purpose of this study to determine the effect of the implementation of the principles of good gov-
ernance on the performance of public services at the National Land Agency (BPN) Ambon City. This
research method is quantitative secera correlation with the intent to seek the influence of the inde-
pendent variable (X) to the dependent variable (Y). The research instrument used consisted of ques-
tionnaires, observations, review of documents. Analysis showed that the implementation of the prin-
ciples of good governance which has a high correlation of 0.77 and significant at the 95% confidence
level (0.05) with the performance of public services at BPN Ambon City. This means that the hypothe-
sis was formulated that there is a significant relationship between the implementation of the princi-
ples of good governance with the performance of public services in the city of Ambon BPN verified.
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan prinsip-prinsip good governance
terhadap kinerja pelayanan publik pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Ambon. Metode
penelitian ini yaitu kuantitatif secera korelasional dengan maksud untuk mencari pengaruh antara
variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y). Instrumen penelitian yang digunakan
terdiri dari quesioner, observasi, telaah dokumen. Analisa menunjukkan bahwa pelaksanaan
prinsip-prinsip good governance mempunyai hubungan yang tinggi yakni sebesar 0,77 dan
signifikan pada taraf kepercayaan 95 % (0,05) dengan kinerja pelayanan publik pada BPN Kota
Ambon. Ini berarti bahwa hipotesis yang dirumuskan yakni ada hubungan yang signifikan antara
pelaksanaan prinsip-prinsip good governance dengan kinerja pelayanan publik pada BPN Kota
Ambon teruji kebenarannya.
Cara Penulisan Sitasi : Uar, A. (2016). Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Gov-
ernance Terhadap Kinerja Pelayanan Publik Pada Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota
Ambon. Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), 1-11.
*)Penulis Korespondensi.
E-Mail : atyuar@yahoo.co.id
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 2
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 3
lenggaraan pemerintah Kota serta meru- da semua warga. (3) Transparency, adan-
pakan unsur pelaksanaan asas desesntral- ya ruang kebebasan untuk memperoleh
isasi. Maka dalam rangka penciptaan good informasi publik bagi warga yang mem-
governance, Badan Pertanahan Nasional butuhkan (diatur oleh undang-undang).
(BPN) Kota Ambon sangat berperan pent- Ada ketegasan antara rahasia negara
ing, dengan kata lain Badan Pertanahan dengan informasi negara yang terbuka
Nasional (BPN) Kota Ambon harus men- untuk publik. (4) Responsiveness, lembaga
jadi suatu organisasi yang mempunyai publik harus mampu merespon kebu-
kinerja yang baik agar dapat mencapai tuhan masyarakat, terutama yang berkai-
sasaran yang diinginkan. Mengingat bah- tan dengan "basic need" (kebutuhan dasar) dan
wa kinerja pelayanan publik dari suatu HAM (hak sipil, hak politik, hak ekonomi,
organisasi itu adalah untuk mencapai hak sosial, dan hak budaya). (5) Consen-
tujuan tertentu yang sudah ditetapkan sus, jika ada perbedaan kepentingan yang
sebelumnya, maka informasi tentang mendasar di dalam masyarakat,
kinerja pelayanan publik merupakan sua- penyelesaian harus mengutamakan cara
tu hal yang sangat penting. dialog atau musyawarah menjadi consen-
Informasi tentang kinerja pelayanan sus. (6) Persamaan hak, pemerintahan harus
publik dapat digunakan suntuk mengeval- menjamin bahwa semua pihak, tanpa
uasi apakah proses kerja yang dilakukan terkecuali, dilibatkan di dalam proses
organisasi selama ini sudah berjalan politik, tanpa ada satu pihak pun yang
dengan tujuan yang diharapkan atau be- dikesampingkan. (7). Efektifitas dan
lum. Akan tetapi dalam kenyataannya efisiensi, pemerintah harus efektif dan
banyak organisasi yang justru kurang efisien dalam memproduksi output beru-
atau bahkan tidak jarang ada yang tidak pa aturan, kebijakan, pengelolaan keu-
mempunyai informasi tentang kinerja angan negara, dll. (8) Akuntabilitas, suatu
pegawainya. Untuk menilai kinerja pela- perwujudan kewajiban dari suatu instansi
yanan publik suatu organisasi ini tentu pemerintahan untuk mempertanggung
saja diperlukan indikator-indikator atau jawabkan keberhasilan dan kegagalan
kriteria-kriteria untuk mengukurnya pelaksanaan misinya.
secara jelas. tanpa indikator dan kriteria Selanjutnya prinsip-prinsip good
yang jelas tidak akan ada arah yang dapat governance terdapat empat unsur atau
digunakan untuk menentukan mana yang prinsip utama yang dapat memberi gam-
relatif lebih efektif diantara alternatif alo- baran yang berciri kepemerintahan yang
kasi sumber daya yang berbeda, alternatif baik, sebagaimana yang dikemukakan
desain-desain organisasi yang berbeda Sedarmayanti (2012) yaitu pertama ada-
dan diantara pilihan-pilihan pendistri- lah akuntabilitas, adanya kewajiban bagi
busian tugas dan wewenang yang ber- aparatur pemerintah untuk bertindak
beda. Sekarang permasalahanya adalah selaku penanggung jawab dan pe-
kinerja apa yang digunakan untuk menilai nanggung gugat atas segala tindakan dan
seorang organisasi. kebijakan yang di tetapkannya. Kedua
Adapun prinsip-prinsip good gov- adalah transparansi, kepemerintahan
ernance dikemukakan oleh Santoso yang baik akan bersifat transparansi ter-
(2008), terdiri dari: (1) Partipasitory, se- hadap rakyatnya, baik ditingkat pusat
tiap pembuatan peraturan dan atau ke- maupun daerah. Ketiga adalah
bijakan selalu melibatkan unsur masyarakat keterbukaan, menghendaki terbukanya
(melalui wakil-wakilnya). (2) Rule of law, kesempatan bagi rakyat untuk
harus ada perangkat hukum yang menin- mengajukan tanggapan dan kritik ter-
dak para pelanggar, menjamin perlin- hadap pemerintahan yang dinilainya tid-
dungan ham, tidak memihak, berlaku pa- ak transparan. Terakhir adalah aturan
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 4
hukum, kepemerintahan yang baik jadi sia-sia, oleh karena itu sangat penting
mempunyai karakteristik berupa jaminan bagi Direktorat Jendral Pajak untuk
kepastian hukum dan rasa keadilan melakukan sosialisasi yang menyeluruh
masyarakat terhadap setiap kebijakan kepada wajib pajak orang pribadi di kota
publik yang ditempuh. bekasi, bahwa sekarang ini DJP telah men-
Hal ini memiliki korelasi dari jalankan good governance dalam men-
penelitian terdahulu seperti Tomuka jalankan fungsinya, serta harus diterap-
(2013) melihat Penerapan Prinsip-Prinsip kan secara maksimal dan berkelanjutan.
Good Governance Dalam Pelayanan Publik Sejumlah penelitian yang dikemuka-
ditemukan bahwa faktor-faktor yang kan sebelumnya menunjukkan perbedaan
mendorong terselenggaranya prinsip- dari segi penerapan good governance
prinsip good governance dalam pelayanan dengan fokus pelayanan maupun kinerja.
publik adalah prinsip partisipasi, ketentu- Selanjutnya ukuran pokok atau prinsip
an dan aturan-aturan yang berlaku, prin- good governance dalam penelitian ini ada-
sip transparansi, dan prinsip responsive. lah akuntabilitas, transparansi, responsiv-
Secara umum pelayanan publik yang itas atau ketanggapan dikaitkan dengan
mengedepankan prinsip-prinsip good pengaruhnya terhadap sejumlah indi-
governance. kator kinerja pelayanan publik di Kota
Penerapan prinsip-prinsip good gov- Ambon. Secara spesifik penelitian ini dil-
ernance dalam meningkatkan kinerja or- akukan pada Badan Pertanahan Nasional
ganisasi pelayanan publik diteliti Nubato- (BPN) Kota Ambon yang memberikan pe-
nis (2014) menunjukkan dari ketujuh layanan umum dalam bidang kesejater-
prinsip good governance dapat diimple- aan sosial sudah seharusnya memberikan
mentasikan dengan baik yakni prinsip pelayanan yang terbaik. Untuk mendapat-
profesionalitas, akuntabilitas, trans- kan pelayanan yang demikian, pegawai
paransi, pelayanan prima, demokrasi dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota
partisipasi, efesiensi dan efektivitas, serta Ambon harus memiliki motivasi untuk
supermasi hukum. Faktor-faktor yang mengerjakan pekerjaannya agar kinerja
mempengaruhi implementasi prinsip- pelayanan publik organisasi dapat
prinsip good governance antara lain ku- tercapai. Namun kenyataannya selama ini
rangnya sumber daya manusia, ku- pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
rangnya sarana dan prasarana, ku- Kota Ambon terdapat fenomena-
rangnya kesadaran masyarakat akan fenomena/gejala yang mempengaruhi
pentingnya dokumen-dokumen pelaksanaan prinsip-prinsip good govern-
kependudukan, masyarakat kota malang ance antara lain (1) banyak pegawai yang
sebagian besar berada di luar kota, ku- datang terlambat dan menunda peker-
rangnya kesabaran masyarakat terhadap jaannya. Hal ini tentu berdampak pada
proses pelayanan, letak instansi cukup pemberian pelayanan yang tidak
jauh. dampak dari implementasi prinsip- memuaskan. Misalnya pelayanan jasa bagi
prinsip good governance yaitu kinerja or- masyarakat yang seharusnya 1 sampai 2
ganisasi semakin meningkat serta hak hari saja namun tertunda hingga
dan kewajiban masyarakat dapat ter- berminggu-minggu bahkan berbulan-
penuhi. bulan. (2) kapabilitas kebijakan yang ren-
Hasil penelitian Siringoringo (2015), dah dan manajemen keuangan yang
memberikan bukti bahwa pelaksanaan lemah. Misalnya masyarakat yang sering
good governance tidak mempengaruhi mengurus Sertifikat selalu terlambat da-
peningkatan kepatuhan wajib pajak orang lam penanganannya. (3) peraturan yang
pribadi di kota Bekasi, sehingga seper- terlalu berbelit–belit dan sewenang-
tinya pelaksanaan good governance men- wenang, misalnya urusan pembuatan ser-
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 5
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 6
tanah, Keterlambatan waktu oleh pihak tifikat hak milik atas tanah. Hal ini akan
BPN dalam proses penyelesaian Sertifikat menjadi tantangan berat bagi BPN Kota
tanah yang diusulkan masyarakat, Tidak Ambon untuk menatanya kembali.
transparan dan tanggap terhadap pen- 3.2 Identitas responden
yampaian informasi kepada masyarakat a. Jenis Kelamin
sertifikat tanah, sementara dari masyara-
kat sendiri banyaknya memiliki tanah Tabel 1. Frekuensi Jenis Kelamin Responden
yang bermasalah, tidak ada kesadaran (Hasil Penelitian, 2014)
untuk mengurus sertifikat hak milik atas
tanah. Hal ini akan menjadi tantangan No Jenis Ke- Frekuensi Persentase
berat bagi BPN Kota Ambon untuk
menatanya kembali. 1 Laki – Laki 15 43
2 Perempuan 20 57
3.1 Pengaruh pelaksanaan prinsip-
prinsip good governance Jumlah 35 100
Berdasarkan Hasil dari daftar Berdasarkan data tabel 1 dapat dilihat
kuesioner dan jawaban dalam tabel frek- bahwa pegawai laki-laki berjumlah 15
uensi menyangkut Transparansi Badan
orang atau 43 persen dan pegawai perempuan
Pertanahan (BPN) Kota Ambon dalam jumlahnya 20 orang atau 57 persen
Penyelesaian Sertifikat Hak Milik Atas Dengan demikian dapat disimpulkan bah-
Tanah terungkap bahwa dalam wa pegawai di BPN Kota Ambon lebih
penyelesaian sertifikat hak milik atas banyak pegawai perempuan dari pegawai
tanah oleh Badan Pertanahan (BPN) kota laki-laki.
Ambon sebagian Responden mengatakan
pihak BPN kadang kurang memberikan 3.3 Kepangkatan responden
penjelasan menyangkut aturan dan per- Tabel 2. Frekuentasi Golongan Kepangkatan
syaratan pengurusan tanah, Kurang Responden (Hasil Penelitian, 2014)
adanya pelayanan yang tepat dalam
penyelesaian dan kepengurusan sertif- No Golongan Frekuensi Persen-
ikat hak milik atas tanah oleh Badan Per- Kepangkatan tase
tanahan (BPN) Kota Ambon, ini merupa- 1 GOL I - -
kan satu kelemahan besar yang dibuat ,
apalagi menyangkut status kepemilikan 2 GOL II 2 6
tanah yang akan disertifikasi. Terlihat 3 GOL III 28 80
bahwa baik dari pihak BPN maupun 4 GOL IV 5 14
masyarakat kurang menyadari akan TOTAL 35 100
adanya tanggung jawab dan kewajiban
masing-masing, BPN selaku Pelayan bagi
masyarakat tidak atau kurang memiliki Tabel 2 menggambarkan bahwa responden
SDM yang mempunyai kemampuan dalam yang bergolongan kepangkatan Gol. II sebanyak
pembuatan sertifikat tanah, Keterlambat- 2 orang atau tujuh persen, Gol. III
an waktu oleh pihak BPN dalam proses sebanyak 28 orang atau 80 persen, dan
penyelesaian Sertifikat tanah yang di- Gol. IV sebanyak 5 orang atau 14 persen.
usulkan masyarakat, Tidak transparan 3.4 Masa kerja responden
dan tanggap terhadap penyampaian infor-
Tabel 3 secara jelas dan rinci telah
masi kepada masyarakat sertifikat tanah,
menggambarkan bahwa responden yang
sementara dari masyarakat sendiri ban-
masa kerja antara 1 – 5 tahun sebanyak
yaknya memiliki tanah yang bermasalah,
1 orang atau tiga persen, 6–10 tahun
tidak ada kesadaran untuk mengurus ser-
sebanyak 2 orang atau enam persen, 11–
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 7
15 tahun sebanyak 5 orang atau empat sebanyak 4 orang atau sebelas persen,
belas persen, 16–20 tahun sebanyak 14 umur 41 – 45 tahun sebanyak 10 orang
orang atau empat puluh persen, dan 21 atau dua puluh sembilan persen, umur 46
tahun keatas sebanyak 13 orang atau 37 – 50 tahun sebanyak 6 orang atau tujuh
persen. belas persen, dan umur 51 tahun ke atas
sebanyak 13 orang atau tiga puluh tujuh
Tabel 3. Frekuensi Masa Kerja Respond-
persen.
en (Hasil Penelitian, 2014)
Tabel 5. Frekuensi Umur Responden
No Masa Kerja Frekuensi Persentase (Hasil Penelitian, 2014)
1 1 – 5 Tahun 1 3 Umur
No Frekuensi Persentase
2 6 – 10 Tahun 2 6 Responden
1 18 – 23 Tahun - -
3 11 – 15 Tahun 5 14
2 24 – 29 Tahun 1 3
4 16 – 20 Tahun 14 40
3 30 – 35 Tahun 1 3
5 21 Tahun 13 37
Ke atas 4 36 – 40 Tahun 4 11
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 8
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 9
Tabel 6. Tanggapan Responden Tentang Variabel Bebas (Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Gov-
ernance) (Hasil Penelitian, 2014)
Tabel 7. Tanggapan Responden Tentang Variabel Terikat (Kinerja Pelayanan Publik) (Hasil
Penelitian, 2014)
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 10
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320
Tersedia Online di http://journal.unismuh.ac.id/index.php/otoritas
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6 (1), April 2016, 11
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-3706, e-ISSN: 2502-9320