Anda di halaman 1dari 13

JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan)

http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/ManajemenKewirausahaan
JMK 6 (1) 2021, 73-85
P-ISSN 2477-3166 E-ISSN 2656-0771

Efek Tunjangan, Insentif dan Kedisiplinan sebagai


Determinan Kinerja Karyawan

Arie Nurhidayat Anisyar1, Herman Sjahruddin2, Rusni Rusni3 &


Poppy Nahdia Syahrani Pascawati4
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bongaya Makassar

Abstract

Competition between banks requires banks to maximize the performance of their


employees. This study explores the effects of allowances, incentives, and discipline as
determinants of performance. Data collection uses primary data obtained through
questionnaires. A total of 39 employees of PT. Bank BRI (Persero), Tbk Sungguminasa
Branch was used as the sample. We using by Multiple regression analysis with SPSS 25.0
to analyze. The low allowances given in its implementation can improve employee
performance. Another causality is proven if high incentives are given to employees and
high discipline is proven to improve employee performance.
Keywords: Allowances, discipline, employee performance, incentives

Abstrak

Persaingan antar bank menuntut perbankan untuk memaksimalkan kinerja karyawannya,


studi ini mengeksplorasi efek tunjangan, insentif dan kedisiplinan sebagai determinan
kinerja.. Pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran
kuisioner. Sebanyak 39 karyawan PT. Bank BRI (Persero), Tbk Cabang Sungguminasa
digunakan sebagai sampel. Analisis regresi ganda melalui Software SPSS 25.0 digunakan
dalam menganalisis data. Hasil empirik menunjukkan bahwa rendahnya tunjangan yang
diberikan ternyata dalam pelaksanaannya berimplikasi pada kinerja. Pada kausalitas
lainnya terbukti jika insentif yang tinggi dan diberikan kepada karyawan serta disiplinitas
yang tinggi terbukti dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Kata kunci: Insentif, kedisiplinan, kinerja karyawan, tunjangan

Permalink/DOI : http://dx.doi.org/10.32503/jmk.v6i1.1262
Cara Mengutip : Anisyar, Arie Nurhidayat., dkk. (2021). Efek Tunjangan,
Insentif dan Kedisiplinan sebagai Determinan Kinerja
Karyawan. JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan), 6 (1),
73-85 doi: http://dx.doi.org/10.32503/jmk.v6i1.1262
Sejarah Artikel : Artikel diterima 7 November 2020; direvisi 28 November
2020; disetujui 14 Desember 2020
74 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 6 (1) 2021, 73-85

Pendahuluan beberapa kesempatan ditemukan


adanya hubungan yang tidak harmonis
Kinerja individu yang tinggi antara karyawan dengan pimpinan dan
merupakan representasi kesuksesan hubungan antar sesama karyawan,
organisasi. Hasil dari pelaksanaan sehingga menganggu penyelesaian
pekerjaan yang dilakukan karyawan pekerjaan yang pada akhirnya
sesuai dengan tanggung jawab yang menurunkan kinerja karyawan.
diberikan kepada dirinya dan Berdasarkan fakta lapangan
pelaksanaannya sesuai dengan yang ditemukan bahwa pemberian
diharapkan merupakan cerminan dari tunjangan kepada karyawan belum
kinerja yang tinggi (Sjahruddin dan dilakukan secara merata, kriteria
Normijati, 2013). Keseluruhan karyawan yang dapat diberikan
capaian organisasi merupakan kinerja tunjangan telah ditentukan oleh pihak
organisasi sementara pencapaian manajemen BRI namun dalam
individu disebut dengan kinerja pelaksanaannya belum dilaksanakan
individual (Rivai, 2005: 14; dalam secara utuh (baik), misalnya ketidak
Razak dkk, 2020). sesuaian antara tunjangan dengan
Salah satu upaya yang effort karyawan (masa kerja), sehingga
dibutuhkan dalam mewujudkan menimbulkan rendahnya semangat
pelayanan yang maksimal kepada kerja. Pemberian tunjangan yang tepat
nasabah, maka karyawan BRI dituntut pada karyawan akan mempengaruhi
untuk memaksimalkan kinerja mereka kinerja karyawan untuk memperoleh
selaku karyawan melalui peningkatan hasil yang maksimal.
disiplin kerja, pemberian insentif dan Regulasi BRI tentang tunjangan
tunjangan yang adil dan proporsional. dan hal-hal lainnya menjelaskan jika
Berdasarkan teorinya, kinerja individu perolehan gaji atau honorarium serta
(karyawan) (Timpe, 1992; dalam Sari tunjangan lainnya untuk Direksi dan
dan Cipto, 2018), menegaskan bahwa Komisaris Perseroan ditetapkan oleh
pencapaian individual dipicu oleh dua RUPS, dimana kewenangan RUPS
konstrain, pertama konstrain internal tersebut dapat dilimpahkan kepada
terkait dengan kepribadian dan Dewan Komisaris Perseroan, yang
motivasi kerja, (tunjangan, insentif kemudian diatur lebih lanjut melalui
dan disiplin kerja) dan sisi personalitas keputusan direksi perihal pemberian
lainnya, kedua yaitu konstrain kompensai karyawan (Pasal 11 Ayat
eksternal yang bersumber pada 19 UU Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
kepemimpinan dan lingkungan kerja Anggaran Dasar Perseroan (PT. Bank
serta aturan organisasi. BRI (Persero), Tbk).
Pencapaian hasil dari Bukti empiris menunjukkan
pelaksanaan tanggung jawab bahwa tunjangan berpengaruh positif
karyawan PT. Bank BRI (Persero), signifikan terhadap kinerja (Najoan
Tbk Cabang Sungguminasa dkk., 2018; Astuti dkk., 2019). Namun
berdasarkan pengamatan masih perlu temuan tersebut memperoleh bantahan
untuk ditingkatkan, hal tersebut dapat dari Hatumena dan Pogo (2018)
dilihat pada, masih terdapatnya bahwa tunjangan berpengaruh negatif
karyawan yang dalam penyelesaiaan signifikan pada kinerja karyawan.
pekerjaaannya tidak sesuai dengan Faktor berikutnya yang
target dan standar penyelesaiaan mempengaruhi tinggi ataupun
pekerjaan yang berlaku. Pada rendahnya kinerja karyawan adalah
Arie Nurhidayat Anisyar., dkk. / Efek Tunjangan, Insentif, dan Kedisplinan... 75

faktor insentif (Toban dan Sjahruddin, meningggalkan tugas kantor tanpa


2016), berdasarkan fakta lapangan disertai alasan yang jelas. Beberapa
yang ditemukan jika pemberian argument tersebut menunjukkan jika
insentif sudah baik namun masih kedisiplinan karyawan dalam bekerja
terdapat kesalahan yang disebabkan merupakan unsur pembentuk kinerja
sistem informasi pegawai bank dalam karyawan yang tinggi
mencatatkan perolehan target nasabah Penelitian terdaulu
dan dana nasabah yang dibebankan mengkonfirmasi jika kedisiplinan
kepada dirinya. Namun pada beberapa merupakan faktor penting dalam
kesempatan masih terdapat perlakuan meningkatkan kinerja karyawan
dari sistem teknologi informasi yang (Astria, 2018). Pernyataan tersebut
tidak sinkron dengan pencapai hasil relevan dengan hasil studi Asep dkk
kerja pegawai, kemudian di sisi lain (2019) bahwa disiplin yang rendah dan
terdapat juga permasalahan dimana diperlihatkan karyawan menjadi
terdapat karyawan yang pencapaian penyebab rendahnya kinerja
target nasabah dan dana nasabah yang karyawan.
rendah namun diberikan insentif,
terdapat pula faktor kedekatan
(hubungan emosional) antara Tinjauan Pustaka
karyawan dengan atasan sehingga
karyawan tersebut diberikan insentif Konsep Manajemen Sumber Daya
yang lebih dari yang seharusnya. Manusia (MSDM)
Pemberian insentif yang tinggi Memaksimalkan kemampuan
menjadi pemicu peningkatan kinerja anggota organisasi melalui berbagai
karyawan (Cendana, 2019). Bukti tindakan strategis sebagai perwujudan
tersebut relevan dengan temuan dari capaian tujuan organisasi dan atau
lainnya (Salim, 2019) bahwa jika proses manajeminisasi sumber daya
karyawan diberikan insentif yang manusia dalam menunjang efektivitas
rendah maka berdampak pada dan efisiensi organisasi merupakan arti
penurunan hasil dari pelaksanaan yang sebenarnya dari pengelolaan
pekerjaan. sumberdaya organisasi (Emron dkk,
Hasil kerja yang tinggi tidak 2018:10). Pada bagian lain dijelaskan
hanya di akibatkan oleh tunjangan dan sebagai pemanfaatan dan development
insentif, namun disiplin kerja juga serta balas jasa dalam penyesuaian
merupakan penentu dari pencapaian pencapaian tujuan organisasi
tersebut. Disiplin merupakan (Sinambela, 2018:7). Manajeminisasi
perwujudan dari ketaatan karyawan dilakukan sebagai bukti penting
terhadap regulasi yang ada. Perilaku keberadaan karyawan dalam
kerja yang baik dapat ditunjukkan perusahaan (Sihotang, 2007; dalam
dengan kepatuhan pada peraturan Sinambela, 2018: 8).
(Astria, 2018). Fakta lapangan
menunjukkan bukti bahwa karyawan Konsep Tunjangan
tidak dapat menyelesaikan Tunjangan diterjemahkan sebagai
pekerjaannya sesuai dengan target allowance yang merupakan
waktu yang diberikan. Kondisi pembayaran tambahan yang dilakukan
tersebut diakibatkan karena pada pemberi kerja terhadap pekerja,
beberapa kesempatan karyawan berupa uang tunai dan diberikan secara
mangkir dalam bekerja, rutin dan berfungsi suplemen atau
76 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 6 (1) 2021, 73-85

motivasi kepada pekerja (Moeheriono, Konsep Kedisiplinan


2014:266) Disiplin kerja ditunjukkan dengan
Konstruk yang dipakai dalam perilaku sikap sadar untuk bersedia
menganalisis tunjangan (Emron dkk, mematuhi peraturan yang berlaku
2018; 155), yaitu : (Nitisemito, 2006:199; dalam
1. Tunjangan Tetap, merupakan Mashudi dkk 2020).
bentuk balas jasa yang diberikan Indikator kedisiplinan, yaitu
yang frekuensinya relative serupa disiplin preventif dan disiplin korektif
dengan gaji, seperti; (a) tunjangan (Mangkunegara, 2013; dalam
jabatan, (b) kesehatan, dan (c) Sinambela, 2018:336), yaitu: pertama
tunjangan pensiun. disiplin preventif sebagai upaya untuk
2. Tunjangan Tidak Tetap, menggerakkan individu agar bersedia
merupakan kompensasi diluar mematuhi pedoman kerja, aturan-
ketentuan gaji minimum yang aturan yang telah digariskan oleh
didasarkan pada absensi dengan perusahaan. Efektifitas disiplin
asumsi dibayarkan apabila preventif dapat dilihat melalui:
persentase kehadiran karyawan penyelarasan, pengorientasian,
tinggi, seperti; (a) tunjangan penjelasan perilaku karyawan, umpan
transportasi, makan, (c) tunjangan balik, dan kondisional karyawan.
lembur. Kedua, yaitu disiplin korektif adalah
upaya menyatukan individu dalam
Konsep Insentif suatu peraturan dan mengarahkannya
Insentif, merupakan bentuk untuk tetap mematuhi berbagai
kompensasi selain upah yang peraturan sesuai dengan pedoman
diperuntukkan kepada karyawan atas yang berlaku. Disiplin korektif dapat
curahan upaya dalam ditunjukkan dengan; teguran,
meningkatkatkan kemajuan pemberhentian tunjangan,
perusahaan. Misalnya karena pemberhentian bonus, dan pembatasan
keberhasilannya dalam mencapai penggunaan fasilitas, serta pemutusan
target atau karena perusahaan mencari hubungan kerja.
laba tahunan dengan membagi jasa
produksi dan uang kehadiran (Emron Konsep Kinerja Karyawan
dkk, 2018: 155). Penjelasan pada pencapaian
Pengukuran yang dapat pelaksanaan atau kebijakan dalam
digunakan dalam pemberian insentif mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
terdiri dari dua jenis (Sinambela, 2018: misi organisasi yang dijabarkan
238) yaitu : (1) melalui material dengan perencanaan strategis
insentif, meliputi; bonus, komisi, merupakan representasi dari
sharing profit, kompensasi yang pencapaian kerja organisasi. Kinerja
ditangguhkan dan jaminan sosial. (2) dapat diketahui dan diukur jika
Non-material, meliputi : pemberian individu atau sekelompok karyawan
gelar resmi, balas jasa, piagam telah mempunyai kriteria atau standar
penghargaan, promosi, pemberian hak keberhasilan tolak ukur yang
atribut dan fasilitas organisasi, dan ditetapkan oleh organisasi
pemberian pujian atau ucapan terima (Moeheriono, 2014:95). Kinerja
kasih. karyawan juga dapat dijelaskan
melalui beberapa indikator
(Rosniyenti dan Wahyuni, 2019),
Arie Nurhidayat Anisyar., dkk. / Efek Tunjangan, Insentif, dan Kedisplinan... 77

yaitu: kuantitas, kualitas pekerjaan,


ketepatan waktu, dan kehadiran serta Tunjan
gan
kemampuan bekerjasama.

Metode Insentif Kinerja


Pendekatan penelitian bersifat
kuantitatif dengan logika/penalaran
deduktif kuantitatif yang dipakai Kedisip
dalam menganlisis populasi atau linan
sampel dengan penarikan sampel Gambar 1, Kerangka Konseptual
secara total sampling (Sugiyono, 2017
: 23). Populasi sekaligus bertindak Metode Analisis
sebagai sampel pada riset ini adalah 1. Deskriptif statistik merupakan
karyawan PT. Bank BRI (Persero), profile data yang membandingkan
Tbk Cabang Sungguminasa yang nilai rerata antara konstruk.
berjumlah 47 orang karyawan.
2. Analisis Statistik Inferensial
Defenisi Operasional digunakan untuk menganalisis
1) Tunjangan merupakan tanggapan data sampel dengan menggunakan
karyawan terhadap segala bentuk analisis regresi berganda (multiple
penghargaan yang diperoleh. regression method) yang bertujuan
2) Insentif merupakan respon atas untuk mempelajari hubungan
balas jasa tambahan yang antara variabel yaitu hubungan
diperoleh responden karena antara variabel independen (X)
capaian kerja karyawan di atas dengan variabel dependen (Y).
prestasi standar. Persamaan regresi linear berganda
3) Kedisiplinan merupakan response adalah sebagai berikut:
pada kondisi maupun sikap hormat
yang ditunjukkan karyawan Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
terhadap peraturan.
4) Kinerja karyawan merupakan Penggunaan analisis regresi
tanggapan responden terhadap melalui beberapa tahapan
hasil kerja yang telah dicapai atas (Ghozali, 2016:52;
tanggung jawab karyawan secara Umar,2010:194), yaitu :
kualitas maupun kuantitas.
a. Uji Instrumen
Kerangka Konseptual 1) Uji Validitas, merupakan
Kausalitas antara varibel yang keabsahan maupun
dibangun dalam studi ini merujuk pada tidaknya suatu instrumen.
individual performance theory, bahwa 2) Uji Reliabilitas,
tinggi ataupun rendahnya kinerja merupakan kehandalan
seseorang diakibatkan karena internal yang ditunjukkan suatu
factor (kedisiplinan) dan eksternal konstruk
factor (motivasi kerja (insentif dan
tunjangan)) (Timpe, 1992; dalam Sari b. Uji Asumsi Klasik
dan Cipto, 2018). Pengujian asumsi regresi
menggunakan : Uji
78 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 6 (1) 2021, 73-85

Normalitas, Autokorelasi, (78.7%), sedangkan pendidikan


Multikolinearitas dan terakhir S2 sebanyak 9 orang (19.1%).
Heterokedastisitas
Penjabaran terhadap analisis
c. Pengujian model regresi data terhadap deskriptif responden
pada penelitian ini dapat ditujuan
Uji-F (goodness of fit sebagai tabel berikut:
test) digunakan untuk
mengetahui kelayakan model Tabel 1. Karakteristik Responden
regresi linear berganda sebagai
Jumlah Persentasi
alat analisis yang menguji Uraian
pengaruh antar variabel Jumlah Sampel 47 100%
Distribusi Kuesioner 47 100%
d. Uji Hipotesis Kuesioner Yang Dikembalikan 47 100%
1) Uji –t, digunakan untuk Kuesioner Yang Rusak/Cacat 8 17%
menguji koefisien secara Kuesioner Yang Layak Diuji 39 83%
parsial adalah untuk
mengetahui pengaruh Tingkat pengembalian
masing – masing variabel instrumen penelitian sebesar 83%, hal
independen pada ini disebabkan karena adanya
dependennya. responden yang tidak mengisi secara
2) Uji koefisien determinasi lengkap tanggapan mereka.
(R2), bertujuan untuk Penjabaran terhadap tanggapan
mengukur kemampuan responden dapat ditunjukkan pada
model dalam menjelaskan tabel-tabel berikut:
varoabel terikat (Ghozali,
2013: 87). Tabel 2. Tunjangan

Konstruk Tunjangan Rerata


4,69
Hasil Kesesuaian Jabatan
Tetap

Kesesuaian Kesehatan 4,69 4,69


Karakteristik Responden Kesesuaian Pensiun 4,69
Responden penelitian ini sebanyak Kesesuaian Transportasi 4,38
4,55

47 responden. Hasil pada deskripsi


Tidak
Tetap

Kesesuaian Konsumsi 4,46 4,40


jenis kelamin, diketahui bahwa 4,36
Kesesuaian Lembur
sebagian besar karyawan berjenis
Data Diolah, 2020
kelamin Pria sebesar 29 orang atau
61,7%. Sedangkan sisanya responden
Respon variabel tertinggi
Wanita berjumlah 18 orang atau
ditunjukkan melalui tunjangan tetap,
38,3%. Berdasarkan pada usia,
hal ini menjelaskan bahwa karyawan
karyawan yang berusia 23-29 tahun
memberikan apresiasi yang tinggi
berjumlah 24 orang atau 51,1%, 30-35
pada tunjangan tetap yang mereka
tahun berjumlah 10 orang atau 21,3%,
terima selama ini.
sedangkan karyawan usia > 35
sebanyak 13 orang atau 27,7%. Untuk
pendidikan terakhir responden
terdapat 1 orang (2.1%) yang
berpendidikan akhir SMU, dan yang
berpendidikan akhir S1 sebanyak 37
Arie Nurhidayat Anisyar., dkk. / Efek Tunjangan, Insentif, dan Kedisplinan... 79

Tabel 3. Insentif Tabel 5. Kinerja Karyawan


Konstruk Insentif Rerata Konstruk Kinerja Karyawan Rerata

Bonus 4,44 Over Beban Kerja 4,41

Kuantitas
Komisi 4,23 Lingkungan kerja 4,10 4,10
Material

Sharing Nasabah 4,23 4,27 Waktu kerja 3,79


Kompensasi yang
3,95 Standar pekerjaan. 4,10
ditangguhkan

Kualitas
Jaminan Sosial 4,49 Kesalahan Dalam Bekerja 4,15 3,98

Penghargaan 4,21 Penilaian 3,69


4,24
Sanjungan 4,15 Tepat waktu 4,15

Ketetapan
Waktu
Penyelesain Sebelum 4,1
Non Material

Pengakuan 4,26 4,38 4,13


Waktunya 2

Kesesuaian Karir 4,31 4,21 Keterlambatan 3,85

Pemanfaatan Fasilitas 4,28 Presensi 4,26

Kehadiran
Penggunaan Atribut 4,31 Hadir Tepat Waktu 4,36

Semangat Kerja Melalui Izin 3,90


3,92 4,17
Pujian
Data Diolah, 2020 Kerjasama 4,41

Kerja sama
Terbuka 4,41 4,21

Tabel 3 membuktikan bahwa Harmonisasi 3,82

insentif material dicirikan melalui Data Diolah, 2020


jaminan sosial menjadi pengungkit
insentif karyawan yang diterima Tabel 5 kinerja karyawan
karyawan selama ini. dicirikan dengan kerjasama,
tanggapan tersebut diakibatkan karena
Tabel 4. Kedisiplinan karyawan bersikap terbuka, menerima
saran dan koreksi dari rekan kerja dan
Konstruk Kedisiplinan Rerata atasan maupun nasabah.
2,8
Penyelarasan
7
2,9
Uji Instrumen
Orientasi
0
Preventif

Perilaku
2,9
7
2,9
2
Uji Validitas, keseluruhan item
Umpan balik
2,9 mempunyai nilai correlation > 0.30
7
2,9
dan signifikan < 0.05 sehingga dengan
Aturan
0 3,1 demikian item memiliki validitas yang
3,4 8
Teguran
4 layak dan signifikan.
Pemberhentian 3,6 Uji Reabilitas, nilai cronbach’s
Tunjangan 2
Korektif

3,5 3,4 alpha, semuanya menunjukkan = >


Pemberhentian Bonus
6 5
3,3
0.60.
Pembatasan Fasilitas
8
Pemutusan Hubungan 3,2
Kerja 3
Data Diolah, 2020 Uji Penyimpangan Regresi
Pemanfaatan regresi
Tabel 4 menjelaskan
mensyaratkan data harus memenuhi
kedisiplinan korektif menjadi pemicu
unsur best, linear, unbiassed dan
kedisiplinan karyawan, hal ini
linearitas. Untuk itu pengujiannya
disebabkan karena ketidak inginan
ditunjukkan sebagai berikut:
karyawan untuk diberhentikan
tunjangannya.
80 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 6 (1) 2021, 73-85

Tabel 6. Kenormalan Data Tabel 8. Gangguan Hubungan Data

Pengukuran Nilai > 0.05 Durbin Durbin Durbin


t-statistik 0.120 upper (du) watson lower (dl)
p-value 0.166 1.6575 1.110 1.3283
Data Diolah, 2020
Data Diolah, 2020
Nilai K-S = 0.120 > 0.05 dan
nilai p-value = 0.166 > 0.05, hasil Nilai Durbin Watson = 1.110
tersebut menunjukkan bahwa terletak diantara batas Durbin Upper
pengujian memenuhi kenormalan (dU) 1.6575 dan Durbin lower (4-dU)
data. 1.3283. Maka gangguan hubungan
Fakta tersebut dibuktikan data sama dengan nol, berarti tidak ada
dengan pengujia P-P plot seperti pada autokorelasi.
gambar berikut ini:
Tabel 9. Keseragaman Data
Model Beta t-stat p-
value
Peubah 0.646 0.522
Tunjangan 0.204 1.072 0.291
Insentif - - 0.288
0.205 1.080
Disiplin 0.066 0.395 0.695
Data Diolah, 2020

Berdasarkan hasil pada tabel 9


diatas menunjukkan bahwa
Gambar 2. P-P Plot keseluruhan variabel analisis
menghasilkan p-value > 0.05,
Gambar 1 membuktikan bahwa sehingga data yang digunakan sifatnya
titik-titik berdistribusi pada garis seragam sehingga dapat dilanjutkan
diagonal dan penyebarannya searah untuk dianalisis.
dengan garis tersebut.

Tabel 7. Gangguan Data Pembahasan


Penjelasan terhadap analisis data
Pengukur Tol. VIF dalam pengajuan hipotesa, dapat
Tunjangan 0.752 1.329 ditunjukkan sebagai berikut:
Insentif 0.754 1.326
Kedisiplinan 0.989 1.011 Tabel 10. Deskriptif Statistik
Data Diolah, 2020
Model Mean Std.Dev.
Nilai Tolerance untuk masing-
Kinerja 4,11 > 3,90
masing variabel lebih kecil dari 1 dan
Tunjangan 4,66 > 0,57
nilai VIF lebih kecil dari 10, dengan
Insentif 4,12 > 0,52
demikian maka tidak terjadi gangguan
data yang kompleks pada penelitian Kedisiplinan 3,31 > 0,95
Data Diolah, 2020
ini.
Arie Nurhidayat Anisyar., dkk. / Efek Tunjangan, Insentif, dan Kedisplinan... 81

Secara rata-rata keseluruhan tunjangan bertanda positif sebesar


tanggapan responden > nilai standar 0.204 yang berarti, apabila terjadi
deviasi. Pengujian partial yang kenaikan sebesar 19.199 atau 19.199%
digunakan dalam regresi dapat
pada variabel independen (Tunjangan)
ditunjukkan sebagai berikut:
maka variabel terikat akan meningkat
Tabel 11. Parsial sesuai dengan jumlah peningkatan
yang sama pada variabel independen,
Model Beta t-stat p- hal yang sama juga terjadi apabila
value terjadi penurunan pada variabel
Peubah 6,121 ,000 independen sebesar 19.199 maka
variabel terikat mengalami penurunan
Tunjangan -,303 - ,048
2,045 sesuai dengan jumlah penurunan yang
Insentif ,377 2,552 ,015 sama pada variabel independen.
Namun berbeda dengan
Disiplin ,551 4,268 ,000
pemaparan diatas yang mejelaskan
Data Diolah, 2020
bahwa koefisien insentif bertanda
Formulasi regresi dapat negative sebesar -0.205 yang berarti,
dituliskan: apabila terjadi kenaikan sebesar
19.199 atau 19.199% pada variabel
indenpenden (Insentif) maka variabel
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
terikat akan menurun sesuai dengan
Y = 316,240 - 0,303 + 0,377 + 0,551
+ 51,662 jumlah peningkatan yang sama pada
variabel independen.
Persamaan regresi tersebut Keofisien kedisiplinan juga
menjelaskan bahwa ketiga koefisien bertanda positif sebesar 0.066 yang
regresi berganda memiliki arti, berarti, apabila terjadi kenaikan
rendahnya tunjangan yang diperoleh sebesar 19.199 atau 19.199% pada
terbukti memberikan dampak yang variabel independen (Kedisiplinan)
nyata terhadap kinerja karyawan. maka variabel terikat akan meningkat
Berbeda dengan variabel insentif sesuai dengan jumlah peningkatan
terhadap kinerja karyawan, semakin yang sama pada variabel independen,
tinggi insentif yang diperoleh hal yang sama juga terjadi apabila
karyawan maka semakin tinggi kinerja terjadi penurunan pada variabel
bagi karyawan. Selain itu pengaruh independen sebesar 19.199 maka
variabel kedisiplinan terhadap kinerja variabel terikat mengalami penurunan
karyawan menunjukkan bahwa sesuai dengan jumlah penurunan yang
semakin tinggi kedisiplinan yang sama pada variabel independen.
diperlihatkan karyawan saat bekerja
maka semakin baik pula kinerja a. Kontribusi
karyawan.
Dari pemaparan tersebut maka Kd = r2 × 100%
dapat dijelaskan bahwa keofisien Kd = 0.423 × 100%
82 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 6 (1) 2021, 73-85

Keterangan: c. Pembuktian Hipotesa


Kd = Koefisien determinasi Berdasarkan hasil pengolahan
r = Koefisien korelasi data variabel tunjangan menujukkan t-
yang dikuadratkan hitung (-2,045) < t-tabel (2.030) dan p-
value = 0.048 < 0.05 maka HO
Kontribusi masing-masing diterima dan Hα ditolak. Dapat
pengaruh variabel bebas terhadap dikatakan bahwa Tunjangan secara
kinerja karyawan, dapat ditunjukkan parsial berpengaruh negatif dan
sebagai berikut: signifikan terhadap kinerja karyawan,
sehingga hipotesis dalam penelitian ini
ditolak.
Tabel 12. Kontribusi 0.4228
Hal ini diakibatkan karena
Koefisi
rendahnya tunjangan tidak tetap yang
R- Beta
Squar
Predikt en
Standardiz Kont.
diterima karyawan seperti rendahnya
or Korelas
e (R2)
i
ed pemberian tunjangan transportasi,
Tunjgn -,169 -,303 0,0512 tunjangan makan dan tunjangan
Insenti
,183 ,377 0,0689
lembur, walaupun rendah namun tetap
0.422 f
829 Kdisipl
berimplikasi pada kinerja karyawan.
,549 ,551 0,3027 Hasil penelitian ini memiliki
in
Total Kontribusi 0,4228 kesamaan dengan temuan Imran dan
Data Diolah, 2020 Tajuddin (2018); Astuti dkk., (2019)
bahwa tunjangan memberikan
Nilai R stat. = 0.650253 dan nilai kontribusi negatif terhadap kinerja
R-Square = 0.422829 atau 42.28% karyawan. Pada bahagian lainnya
yang diperoleh dari 0.650253 x penelitian ini menolak temuan
0.650253 = 0.422829 dibulatkan Jecqueline, Lyndon, dan Ellen. (2018),
menjadi 0.423 atau = 42.30%. bahwa tunjangan berpengaruh positif
Variabel tunjangan dan insentif serta signifikan terhadap kinerja karyawan.
kedisiplinan memberikan kontribusi = Insentif menujukkan t-hitung
42.30% dengan rincian tunjangan (2,552) > t-tabel (2.030) dan p-value =
memberikan kontribusi = 5.12% dan 0.015 < 0.05 maka HO ditolak dan Hα
insentif = 6.89% serta kedisiplinan = diterima. Dapat dikatakan bahwa
30.27% sehingga dibulatkan menjadi Insentif secara parsial berpengaruh
= 42.30%. Sumbangan terbesar atau positif dan signifikan terhadap kinerja
dominan ditunjukkan melalui variabel karyawan, sehingga hipotesis dalam
kedisiplinan yaitu = 30.27%. penelitian ini diterima. Kondisi
tersebut dibuktikan dengan tingginya
b. Kebermaknaan Model pemberian insentif material yang
Kebermaknaan model diperoleh diterima karyawan seperti bonus,
dari nilai F-hitung (8.547) > F-tabel komisi, pembagian keuntungan,
(2.874), sehingga hasil tersebut kompensasi yang ditangguhkan dan
menujukkan bahwa data yang jaminan sosial karyawan sehingga
digunakan dalam penelitian ini berdampak baik pada karyawan dan
dipandang sesuai (memenuhi kriteria dapat mempengaruhi kinerja
model) bahwa nilai F-hitung > F-tabel. karyawan.
Penelitian ini mendukung
sebahagian teori Hasibuan (2009);
dalam Cendana (2019) bahwa
Arie Nurhidayat Anisyar., dkk. / Efek Tunjangan, Insentif, dan Kedisplinan... 83

pemberian insentif adalah daya diterima karyawan seperti rendahnya


perangsang yang diberikan kepada pemberian tunjangan transportasi,
karyawan tertentu berdasarkan tunjangan makan dan tunjangan
kinerjanya, agar karyawan terdorong lembur sehingga berdampak pada
meningkatkan produktivitas kerjanya. karyawan namun tidak mempengaruhi
Hasil penelitian ini sejalan dengan kinerja karyawan. Maka dapat
penelitian Cendana (2019) yang dinyatakan hipotesis pertama diterima.
membuktikan bahwa insentif Insentif memberikan kontribusi yang
berpengaruh positif dan signifikan tinggi dan nyata dalam pembentukan
terhadap kinerja karyawan. kinerja karyawan, Hal ini disebabkan
Kedisiplinan menujukkan t- karena tingginya pemberian insentif
hitung (4,268) > t-tabel (2.030) dan p- material yang diterima karyawan
value = 0.000 < 0.05 maka HO ditolak seperti bonus, komisi, pembagian
dan Hα diterima. Dapat dikatakan keuntungan, kompensasi yang
bahwa Insentif secara parsial ditangguhkan dan jaminan sosial
berpengaruh positif dan signifikan karyawan sehingga berdampak baik
terhadap Kinerja Karyawan. Fakta pada karyawan dan dapat
tersebut disebabkan karena tingginya mempengaruhi kinerja karyawan.
disiplinintas karyawan ditunjukkan Maka dapat dinyatakan hipotesis
dengan pemberian teguran, kedua juga diterima. Disiplin
pemberhentian tunjangan, karyawan yang tinggi memberikan
pemberhentian bonus, pembatasan makna yang berarti pada peningkatan
penggunaan sarana dan prasarana serta kinerja karyawan, Hal ini disebabkan
pemutusan hubungan kerja kepada tingginya tingkat kedisiplinan
karyawan yang tidak disiplin dalam karyawan dikarenakan adanya
bekerja sehingga berdampak baik bagi pemberian teguran, pemberhentian
karyawan untuk meningkatkan tunjangan, pemberhentian bonus,
kinerjanya. Penelitian ini mendukung pembatasan penggunaan sarana dan
penyataan Nitisemito, (2006:199); prasarana serta pemutusan hubungan
dalam Mashudi dkk (2020) bahwa kerja kepada karyawan yang tidak
disiplin kerja merupakan suatu sikap disiplin dalam bekerja sehingga
atau perilaku yang dilakukan secara berdampak baik bagi karyawan untuk
sukarela dan penuh kesadaran serta meningkatkan kinerjanya. Maka dapat
keadaan untuk mengikuti peraturan dinyatakan hipotesis ketiga juga
yang telah ditetapkan perusahaan baik diterima. Kontribusi dominan
tertulis maupun tidak tertulis. Hasil ditunjukkan melalui kedisiplinan
penelitian ini sejalan dengan penelitian karyawan yang disebabkan karena
Astria K (2018) yang membuktikan tingginya tingkat kepatuhan karyawan
bahwa kedisiplinan berpengaruh kepada atasan dan kepatuhan pada
positif dan signifikan terhadap kinerja peraturan kerja yang berlaku sehingga
karyawan. berdampak pada tingginya disiplin
kerja karyawan.
Penggunaan karyawan tetap
Simpulan perbankan sebagai unit analisis
Tunjangan berpengaruh negatif membatasai generaisasi penelitian ini,
dan signifikan terhadap kinerja karena dalam praktiknya aktivitas
karyawan, Hal ini disebabkan karena perbankan lebih di dominasi pada
rendahnya tunjangan tidak tetap yang upaya pencarian dan pelayanan kepada
84 JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan) 6 (1) 2021, 73-85

nasabah dan untuk hal tersebut pada Aliyah Negeri 4 Jakarta. Jurnal
umumnya perbankan menggunakan Manajemen. Jurnal Ilmiah
karyawan kontrak sehingga kepada Manajemen & Bisnis. 2 (2): 84 –
peneliti lanjutan diharapkan 100.
memperhatikan aspek tersebut dalam Mashudi, I., Wijiyanti, R., & Effendi, B.
(2020). Pengaruh Motivasi Kerja
menganalisis kinerja karyawan Kedisiplinan Kerja Dan
perbankan secara menyeluruh. Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja (Studi Kasus pada
Karyawan PT. Bank BRI Tbk.
Daftar Pustaka Kantor Cabang Kabupaten
Wonosobo). Journal of Economic,
Business and Engineering (JEBE),
Asep, H. (2018). Pengaruh Disiplin Kerja, 1(2), 319-325.
Motivasi Kerja Dan Kompensasi Moeheriono. (2014). Pengukuran Kinerja
Terhadap Kinerja Pegawai Bank Berbasis Kompetensi. Depok:
OCBC NISP Bagian Record Rajagrafindo Persada.
Management Dan Partnership Najoan, J. F., Pangemanan, L. R., &
Operation. Jurnal Ilmiah Tangkere, E. G. (2018). Pengaruh
Manajemen Ubhara. 6 (2): 147 – Tunjangan Kinerja Terhadap
161 Kinerja Pegawai Pada Dinas
Astria, K. (2018). Pengaruh Disiplin Kerja Pertanian Kabupaten Minahasa.
Dan Motivasi Terhadap Kinerja Jurnal Agri-Sosio Ekonomi. 14 (1):
Karyawan Pada PT. Bank Rakyat 11 – 24.
Indonesia Cabang Pamulang. Razak, M. R. R. (2020). Pengaruh
Jurnal Mandiri Ilmu Pengetahuan, Kepemimpinan dan Disiplin Kerja
Seni, dan Teknologi, 2(1), 1-22. Terhadap Kinerja Birokrasi
Pelayanan Publik pada Kantor
Astuti, W. S., Sjahruddin, H., & Purnomo, Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
S. (2019). Pengaruh Reward dan Enrekang.
Punishment Terhadap Kinerja Rosniyenti, R., & Wahyuni, S. (2019).
Karyawan.Jurnal Manajemen Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Organisasi dan Bisnis 1(3).29-37, Reward Dan Punishment Terhadap
Candana, D. M. (2019). Pengaruh Disiplin Kinerja Pegawai Badan
Kerja, Lingkungan Kerja dan Pengembangan Sumber Daya
Insentif Terhadap Kinerja Manusia Provinsi Sumatera Barat.
Karyawan PT. Incasi Raya Muaro Jurnal ekonomi, 22(1), 1-11.
Sakai Kecamatan Pancung Soal Salim, A. (2019). Pengaruh pelatihan
Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal kerja, insentif, motivasi dan
Ekobistek Fakultas Ekonomi. 7 (1): rekrutmen terhadap kinerja
1-8 karyawan bank btn syariah
Edison, Emron, Yohny Anwar & Imas semarang. Skripsi. Semarang :
Komariah (2018). Manajemen (Doctoral dissertation, IAIN
Sumber Daya Manusia. Bandung: Salatiga).
Alfabeta Sari, Z. R. M. P., & Cipto, R. C. P. (2018).
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Multivariate dengan Program IBM Disiplin Kerja Dan Kompensasi
SPSS 23. Semarang: Universitas Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Diponegoro. PT. Bukadri Vision Balikpapan.
Hatumena, I., & Pogo, T. (2018). Jurnal Bisnis Darmajaya, 4(2), 47-
Pengaruh Kompensasi Dan Disiplin 61.
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Sinambela, Lijan Poltak. (2018).
Negeri Sipil (PNS) Di Madrasah Manajemen Sumber Daya
Arie Nurhidayat Anisyar., dkk. / Efek Tunjangan, Insentif, dan Kedisplinan... 85

Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.


Sjahruddin, H., & Normijati, A. A. S.
(2013). Personality effect on
organizational citizenship behavior
(OCB): trust in manager and
organizational commitment
mediator of organizational justice
in Makassar City Hospitals
(Indonesia). European Journal of
Business and Management, 5(9),
95-104.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Bandung : Alfabeta.
Toban, C., & Sjahruddin, H. (2016). The
antecedent and consequence of
Organizational Commitment and
Job Satisfaction. Journal of
Business and Management
Sciences, 4(2), 26-33

Anda mungkin juga menyukai