Anda di halaman 1dari 1591

Tindakan Pencegahan

Bab 00

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan ............................................................................................................................................ 00-2
Tindakan Pencegahan untuk Kendaraan yang Dilengkapi Sistem Pengaman Tambahan (Air Bag) .................... 00-2
Tindakan Pencegahan Umum................................................................................................................................ 00-6
Peringatan untuk Pelepasan Roda (dengan Ban) ............................................................................................... 00-10
Tindakan Pencegahan untuk Catalytic Converter (Model Bensin) ...................................................................... 00-10
Tindakan Pencegahan untuk Catalytic Converter (Model Diesel) ....................................................................... 00-10
tindakan Pencegahan untuk Pemasangan Peralatan Komunikasi Seluler.......................................................... 00-10
Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN ...................................................................................... 00-11
Tindakan Penegahan untuk Pemasangan Wiring Harness ................................................................................. 00-11
Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik ........................................................................................... 00-11
Peringatan Air Bag ............................................................................................................................................... 00-14
Peringatan Pengencang....................................................................................................................................... 00-15
Perhatian Suspensi .............................................................................................................................................. 00-15
Perhatian untuk Roda dan Ban ............................................................................................................................ 00-15
Perhatian untuk ABS ............................................................................................................................................ 00-15
Perhatian pada Rem ............................................................................................................................................ 00-16
Petunjuk Perbaikan ............................................................................................................................................... 00-16
Prosedur Pemeriksaan Sirkuit Elektrik................................................................................................................. 00-16
Pemeriksaan Berulang dan Koneksi yang Buruk................................................................................................. 00-19
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................... 00-21
Material Servis Yang Dianjurkan .......................................................................................................................... 00-21
Special Tool .......................................................................................................................................................... 00-21

00-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Kendaraan yang Dilengkapi Sistem Pengaman Tambahan (Air Bag)
PERINGATAN:

• Konfigurasi dari suku cadang sistem air bag ditunjukkan pada gambar. Ketika perlu memperbaiki
(melepas, memasang kembali dan memeriksa) bagian-bagian ini, pastikan Anda mengikuti prosedur
sebagaimana digambarkan pada bagian Sistem Air Bag. Kelalaian mengikuti prosedur sebagaimana
mestinya dapat menyebabkan kemungkinan aktivasi air bag, cedera, dan kerusakan pada bagian-bagian
atau sistem air bag yang tidak dapat digunakan saat diperlukan.
• Jika sistem air bag dan sistem kendaraan lain sama-sama memerlukan perbaikan, MARUTI SUZUKI
menyarankan agar sistem air bag diperbaiki terlebih dahulu, guna membantu menghindari aktivasi
sistem air bag yang tidak diinginkan.
• Jangan mengubah roda kemudi, panel instrumen, atau komponen sistem air bag lainnya. Perubahan
dapat berdampak negatif bagi kinerja sistem air bag dan menyebabkan cedera.
• Jika kendaraan terpapar di suhu hingga lebih dari 93 °C (199.4 °F) (misalnya selama proses pengeringan),
lepas komponen sistem air bag terlebih dahulu guna menghindari kerusakan komponen atau aktivasi
sistem air bag yang tidak diinginkan.
2

5 6

1 7

1. Harness air bag (di lantai, harness 5. Contact coil


panel utama dan instrument panel)
2. Modul driver air bag (inflator) 6. Modul driver air bag (inflator)
3. SDM 7. Forward impact sensor
4. Pretensioner sabuk keselamatan

Diagnosis
• Saat memperbaiki sistem air bag, pastikan mengikuti “Diagnosis” pada bagian Sistem Air Bag. Melewatkan
prosedur ini dapat menyebabkan waktu pemeriksaan yang lebih lama, pemeriksaan yang tidak benar, dan
penggantian suku cadang yang tidak benar.
• Jangan menggunakan tester kelistrikan selain yang ditentukan.

00-2
PERINGATAN:

Jangan mengukur resistansi modul air bag (inflator) (pengemudi dan penumpang) dan pretensioner sabuk
keselamatan (pengemudi dan penumpang). Hal ini sangat berbahaya karena arus listrik yang mengalir dari
tester tersebut dapat mengaktifkan air bag atau pretensioner tersebut.

Servis dan Penanganan

PERINGATAN:

Banyak prosedur perbaikan mengharuskan pemutusan kabel baterai negatif atau sekring “A/B” untuk
menghindari terjadinya kecelakaan.
Modul Pengemudi dan Penumpang (Inflator).
• Untuk menangani atau menyimpan modul air bag (inflator) aktif, pilih tempat dengan suhu di bawah 65 °C
(149 °F), yang tidak memiliki kelembaban tinggi dan jauh dari gangguan elektrik.
• Ketika membawa modul modul air bag (inflator) aktif, pastikan bahwa bukaan kantung tersebut jauh dari
Anda. Pada kasus pengaktifan tak disengaja, kantung tersebut akan aktif dengan kemungkinan cedera
minimal. Jangan pernah membawa modul air bag (inflator) dengan kabel atau konektor di sisi bawah
modul tersebut. Bila meletakkan air bag (inflator) aktif di bangku atau permukaan lain, pastikan
kantungnya menghadap ke atas, menjauhi permukaan tersebut. Saat modul air bag (inflator) penumpang
diletakkan dengan kantungnya (trim cover) mengahdap ke atas, letakkan di bangku dengan memberi
celah (1) atau gunakan workbench vise (2) untuk mengencangkannya pada dudukan braket yang lebih
rendah (3). Juga dilarang menaruh sesuatu di atas trim cover atau modul air bag (inflator). Oleh karena
itu diperlukan ruang bebas untuk memungkinkan air bag tersebut membesar ketika terjadi pengaktifan
yang tidak disengaja. Jika tidak, kemungkinan cedera bisa terjadi.
• Jangan pernah memapar modul air bag (inflator) aktif (belum terpakai) (pengemudi dan penumpang). Jika
pembuangan diperlukan, pastikan melakukannya sesuai prosedur yang digambarkan pada Pembuangan
Modul Air Bag (Inflator) dan Pretensioner Sabuk Keselamatan [8B-81] sebelum pembuangan.
• Modul air bag (inflator) sesaat setelah pengaktifan sangat panas. Tunggu paling tidak selama setengah
jam untuk mendinginkannya sebelum melanjutkan ke tahap pekerjaan berikutnya.
• Setelah modul air bag (inflator) sudah digunakan, permukaan air bag tersebut dapat mengandung residu
berbubuk. Bubuk ini terutama mengandung tepung jagung (digunakan untuk melumasi kantung saat
menggembung) dan hasil ikutan dari reaksi kimia. Seperti pada sebagian besar prosedur perbaikan,
sarung tangan dan kacamata pengaman harus dikenakan.

00-3
[A]

[B]

[A]: Selalu bawa modul air bag (inflator) dengan trim cover (bukaan air bag)
jauh dari badan.
[B]: Selalu tempatkan modul air bag (inflator) pada bangku kerja dengan
trim cover (bukaan air bag) ke atas, jauh dari benda longgar.

PERINGATAN:

SDM
• Untuk menangani dan menyimpan SDM, pilih tempat dengan suhu di bawah 65 °C (149 °F), yang tidak
memiliki kelembaban tinggi dan jauh dari gangguan elektrik.
• Selama prosedur perbaikan, berhati-hatilah ketika menangani Sensing and Diagnostic Module (SDM).
Jangan pernah membentur atau mengguncang SDM.
• Jangan menghidupkan sistem air bag ketika SDM tidak terpasang kuat pada kendaraan. Semua
pengencang SDM dan mounting bracket harus diputar dengan hati-hati dan panah harus diarahkan ke
depan kendaraan untuk memastikan pengoperasian sistem air bag yang benar.
SDM harus diaktifkan ketika diberi arus namun jika tidak dipasang dengan kuat ke kendaraan yang dapat
menyebabkan pengaktifan dan menyebabkan cedera.

PERINGATAN:

Pretensioner Sabuk Keselamatan Pengemudi dan Penumpang


• Untuk menangani dan menyimpan pretensioner sabuk keselamatan aktif, pilih tempat dengan suhu di
bawah 65 °C (149 °F), yang tidak memiliki kelembaban tinggi dan jauh dari gangguan elektrik.

00-4
• Jangan pernah membawa pretensioner pada kabel atau konektornya. Jangan pernah meletakkan sesuatu
pada pretensioner sabuk keselamatan saat meletakkannya pada bangku kerja atau tempat lain yang
serupa. Jika tidak, kemungkinan cedera bisa terjadi.
• Jangan pernah melepas pretensioner sabuk keselamatan (pengemudi dan penumpang) aktif (tidak
diaktifkan). Jika pembuangan diperlukan, pastikan melakukannya sesuai prosedur yang digambarkan
pada Pembuangan Modul Air Bag (Inflator) dan Pretensioner Sabuk Keselamatan [8B-81] sebelum
pembuangan.
• Pretensioner sabuk keselamatan sesaat setelah pengaktifan sangat panas. Tunggu paling tidak selama
setengah jam untuk mendinginkannya sebelum melanjutkan ke tahap pekerjaan berikutnya.
• Pada berbagai prosedur perbaikan, sarung tangan dan kacamata pengaman harus dikenakan guna
mencegah kemungkinan iritasi kulit atau mata.

• Pastikan memeriksa komponen sistem dan komponen lain yang terkait berdasarkan petunjuk pada Pemeriksaan
dan Perbaikan yang Diperlukan setelah Kecelakaan [8B-65], bahkan bila kecelakaan tersebut cukup ringan untuk
mengaktifkan air bag.
• Ketika memperbaiki suku cadang selain sistem air bag, jika kemungkinan kejutan diterapkan pada suku cadang
komponen sistem air bag, maka lepas suku cadang tersebut terlebih dahulu.
• Saat menangani modul air bag (inflator) (pengemudi dan penumpang), pretensioner sabuk keselamatan
(pengemudi dan penumpang), forward sensor atau SDM, hati-hati untuk tidak menjatuhkannya atau menindihkan
sesuatu di atasnya. Jika telah terjadi benturan kuat, jangan mencoba membongkar atau memperbaiki tapi ganti
dengan yang baru.
• Ketika gemuk, alat pembersih, minyak, air, dsb. mengenai modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk
keselamatan (pengemudi dan penumpang), lap secepatnya dengan kain kering.
• Harness kabel air bag termasuk dalam harness lantai dan kabel panel instrumen. Harness kabel air bag yang
mencabang dari harness lantai dan kabel panel instrumen dapat diidentifikasi dengan mudah karena tertutup
oleh tabung pelindung kuning dan memiliki konektor kuning. Hati-hati saat menanganinya.
• Ketika ditemukan lubang di harness kabel air bag, harness kabel, konektor atau terminal rusak, gantilah dengan
harness kabel, konektor atau terminal baru dalam satu pasang.
• Jangan mengalirkan energi listrik ke sistem air bag sebelum semua komponen disambungkankan koneksinya
atau diperlukan aliran diagnosis, karena hal ini akan memunculkan DTC.
• Jangan pernah menggunakan komponen sistem air bag dari kendaraan lain.
• Ketika menggunakan pengelasan listrik, pastikan untuk melepas semua konektor modul air bag (inflator) dari
masing-masing hairness kabel air bag.
• Jangan pernah memapar suku cadang komponen sistem air bag secara langsung ke udara panas
(mengeringkan atau memanaskan kendaraan setelah pengecatan) atau api.
• Label PERINGATAN / PERHATIAN disertakan pada setiap komponen sistem air bag. Pastikan mengikuti
petunjuk yang ada.
• Lakukan Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14] setelah kendaraan selesai diperbaiki.

00-5
Tindakan Pencegahan Umum
PERINGATAN dan PERHATIAN menggambarkan beberapa tindakan pencegahan umum yang harus Anda amati
ketika memperbaiki kendaraan. Tindakan pencegahan umum ini berlaku pada berbagai macam prosedur perbaikan,
dan tidak perlu diulangi dengan masing-masing prosedur dimana prosedur-prosedur tersebut berlaku.

PERINGATAN:

• Ketika mengangkat kendaraan untuk dilakukan perbaikan, pastikan mengikuti petunjuk pada Titik Angkat
Kendaraan [0A-9] .
• Ketika perlu memperbaiki kendaraan dengan mesin tetap menyala, pastikan rem tangan tertarik penuh
dan transmisi dalam keadaan Netral. Jauhkan tangan, rambut, pakaian, peralatan, dsb. dari kipas dan
sabuk ketika mesin sedang hidup.
• Ketika perlu menghidupkan mesin di dalam ruangan, pastikan bahwa gas buang terbuang ke luar
ruangan.
• Jangan melakukan perbaikan di area dimana bahan-bahan yang bisa terbakar dapat bersentuhan dengan
sistem pembuangan panas. Pastikan bahwa area kerja Anda memiliki ventilasi yang baik.Ketika bekerja
dengan bahan-bahan yang mengandung racun atau mudah terbakar (misalnya bensin atau pendingin).
• Untuk menghindari kebakaran, jauhkan dari suku cadang logam panas seperti radiator, exhaust manifold,
pipa buang, knalpot, dsb.
• Oli mesin baru dan bekas mungkin berbahaya. Berbahaya bila anak-anak dan binatang kesayangan
menelan oli baru ataupun bekas. Jauhkan oli baru dan bekas dari jangkauan anak-anak dan binatang
kesayangan.
Kontak dengan oli mesin bekas terbukti menyebabkan kanker [kulit] pada binatang laboratorium. Kontak
singkat dengan oli bekas dapat menyebabkan iritasi kulit. Untuk meminimalkan paparan Anda dengan oli
mesin bekas, kenakan baju lengan panjang dan sarung tangan tahan lembab (seperti sarung tangan
untuk mencuci piring) ketika mengganti oli mesin. Jika oli mesin menyentuh tangan Anda, cuci dengan
sabun dan air. Cuci pakaian atau lap jika terkena oli, daur ulang atau buang oli atau filter bekas.
• Pastikan Anda mengamati petunjuk berikut ini ketika menangani bahan-bahan seperti bahan bakar, oli,
cairan, pendingin, gemuk, sealant, thread lock cement, dsb. Jika tidak, maka kesehatan Anda bisa
terancam.
– Ketika menangani material servis ini, kenakan kacamata pengaman untuk melindungi mata Anda. Jika
mengenai mata Anda, bahan ini bisa menyebabkan peradangan.
– Ketika menangani material servis ini, kenakan sarung tangan tahan kelembaban untuk melindungi
kulit Anda. Jika mengenai kulit Anda, bahan ini bisa menyebabkan peradangan.
– Jangan menelan bahan-bahan ini. Bahan ini dapat menyebabkan diare dan muntah-muntah.
– Jauhkan bahan-bahan ini dari jangkauan anak-anak’.
• Pastikan kap mesin benar-benar tertutup dan terkunci sebelum mengemudi. Jika tidak, kap mesin bisa
terbuka dengan sendirinya saat Anda mengemudi, menghalangi pandangan Anda dan menyebabkan
kecelakaan.

00-6
• Sebelum memulai perbaikan, tutuplah spatbor, jok dan bagian lainnya yang mungkin tergores atau ternodai
selama perbaikan. Juga hati-hati bahwa pakaian Anda (misalnya kancing baju) bisa merusak cat ’ kendaraan.

• Ketika melakukan perbaikan terhadap komponen elektrik yang tidak memerlukan penggunaan energi listrik dari
battery, maka putuskan koneksi kabel negatif dari aki tersebut.
• Ketika memutus hubungan kabel negatif dari battery, perhatikan langkah berikut ini.
– Bila diperlukan, periksa dan catat DTC pada ECM dan / atau modul kontrol immobilizer (model bensin)
sebelum memutuskan.
– Catat isi yang ditunjukkan berupa jam dan/atau sistem audio, dsb. sebelum memutuskan hubungan dan setel
kembali seperti semula setelah menghubungkan.
– Untuk kendaraan yang dilengkapi dengan sistem throttle body eletrik, lakukan kalibrasi sistem throttle body
elektrik Kalibrasi Sistem Electric Throttle Control [1C-7] setelah penyambungan kembali kabel negatif pada
battery.

• Saat melepas battery, pastikan memutuskan hubungan kabel negatif terlebih dahulu, kemudian kabel positif.
Saat menyambung kembali aki tersebut, sambung kabel positif terlebih dahulu kemudian kabel negatif, dan
gantilah penutup terminalnya.

00-7
• Ketika melepas suku cadang yang akan digunakan kembali, pastikan untuk menatanya secara berurutan
sehingga dapat dipasang kembali dengan urutan dan posisi yang benar.

• Ketika Anda menggunakan seal oli, gasket, packing, O-ring, locking washer, split pin, self-locking nut, dan suku
cadang tertentu sesuai spesifikasi, pastikan Anda menggunakan yang baru. Begitu juga sebelum memasang
gasket, packing baru, dan sebagainya, pastikan untuk membuang bahan residu dari permukaan yang
berpasangan.

• Pastikan bahwa semua bagian yang digunakan dalam perakitan kembali benar-benar bersih.
Ketika penggunaan jenis pelumas, bond atau sealant tertentu sudah ditentukan, pastikan Anda menggunakan
jenis yang sudah ditentukan tersebut.
“A”: Sealant tahan air 99000–31250 (SUZUKI Bond No.1207F)

• Pastikan Anda menggunakan special tool bila diinstruksikan.

Special Tool
(A): 09917M98221
(B): 09916M58210

00-8
• Ketika melepaskan selang vakum, pasang satu tanda yang menggambarkan posisi pemasangan yang benar
sehingga selang dapat dipasang kembali dengan benar.

• Setelah memeriksa sistem bahan bakar, oli, pendingin, vakum, pembuangan atau rem, periksa semua jalur yang
terhubung dengan sistem tersebut untuk memeriksa jika terjadi kebocoran.

• Untuk kendaraan yang dilengkapi dengan sistem injeksi bahan bakar, jangan memutuskan jalur bahan bakar
antara pompa bahan bakar dan injektor sebelum melepaskan tekanan bahan bakar, karena bhan bakar dapat
tersemprot oleh tekanan tersebut.
• Ketika diperlukan pekerjaan yang menghasilkan panas melebihi 80 °C (176 °F) di sekitar suku cadang kelistrikan,
maka lepas terlebih dahulu suku cadang kelistrikan yang sensitif dengan panas.

00-9
• Hati-hatilah untuk tidak memapar konektor atau suku cadang kelistrikan ke air yang dapat menyebabkan
gangguan.

• Selalu hati-hati untuk tidak menangani suku cadang kelistrikan (komputer, relay, dsb.) secara kasar atau
menjatuhkannya.

Peringatan untuk Pelepasan Roda (dengan Ban)


PERINGATAN:

Ketika melepas roda yang terpasang dengan mur, jangan pernah melepas semua mur roda bersamaan.
Sisakan setidaknya 1 mur untuk masing-masing roda untuk mencegah agar roda tidak jatuh. Ketika melepas
1 mur yang tersisa, pegang roda dan ban sehingga roda dan ban tersebut tidak lepas.

Tindakan Pencegahan untuk Catalytic Converter (Model Bensin)


Untuk kendaraan yang dilengkapi dengan catalytic converter, hanya gunakan bensin tanpa timbal dan hati-hatilah
agar tidak membiarkan banyak bensin tak terbakar masuk ke converter karena dapat merusak konverter tersebut.
• Lakukan uji spark jump hanya jika dibutuhkan, lakukan sependek mungkin, dan jangan membuka throttlenya.
• Lakukan pemeriksaan kompresi mesin dalam waktu sesingkat mungkin.
• Hindari situasi yang dapat menyebabkan kemacetan mesin (misalnya menghidupkan mesin ketika tangki bahan
bakar nyaris kosong.)

Tindakan Pencegahan untuk Catalytic Converter (Model Diesel)


• Hanya gunakan bahan bakar yang ditentukan dan hati-hatilah agar tidak membiarkan banyak bahan bakar yang
tidak terbakar masuk ke dalam converter karena dapat merusak converter tersebut.

tindakan Pencegahan untuk Pemasangan Peralatan Komunikasi Seluler


Ketika memasang peralatan komunikasi seluler seperti radio radio CB (Citizens-Band) atau telepon seluler, pastikan
untuk mengamati peringatan berikut ini.
Kelalaian mengikuti prosedur ini dapat berakibat buruk bagi sistem kontrol elektronik.
00-10
• Tempatkan antena sejauh mungkin dari unit kontrol elektronik kendaraan’.
• Tempatkan feeder antena dengan jarak lebih dari 20 cm (7,9 inci) dari unit kontrol elektronik dan harness
kabelnya.
• Jangan menyambung feeder antena secara paralel dengan harness kabel lain.
• Pastikan bahwa antena dan feeder disetel dengan benar.

Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN


• Kelonggaran (1) pada lilitan harness kabel jalur CAN, kecuali di sekitar konektor (3), harus dalam 100 mm (3,94).
Gunakan diagram wiring untuk pembedaan jalur CAN sebagai acuan. Jalur yang terlalu longgar dapat
dipengaruhi oleh gangguan elektrik.
3 3

1
2 2

• Jangan menyambung terminal jalur CAN menggunakan kabel pintas (1). Jika tidak, jalur CAN dapat terpengaruh
oleh gangguan listrik.

Tindakan Penegahan untuk Pemasangan Wiring Harness


Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah elektrik.

Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik


• Ketika mengganti sekring, pastikan Anda menggunakan sekring dengan kapasitas yang sudah ditentukan.
Penggunaan sekring dengan kapasitas lebih besar akan menyebabkan kerusakan komponen kelistrikan dan
menyebabkan kebakaran.

00-11
• Ketika memutuskan dan menyambung coupler, pastikan MEMATIKAN kunci kontak, jika tidak maka komponen
elektronik dapat rusak.

• Ketika memutuskan konektor, jangan pernah menarik wiring harness. Buka kunci konektor terlebih dahulu lalu
tarik untuk memisahkannya dengan memegang konektor tersebut.

• Saat menyambung konektor, pegangi konektor dan dorong kedua bagian bersama-sama hingga keduanya
terkunci dengan aman (terdengar suara klik).

• Ketika memasang wiring harness, kencangkan dengan klem sehingga tidak kendur.

00-12
• Ketika memasang komponen kendaraan, berhati-hatilah sehingga wiring harness tidak tersangkut atau
terganggu oleh komponen lain.

• Guna menghindari kerusakan pada harness, lindungi bagian harness yang kemungkinan bersinggungan dengan
komponen yang membentuk sudut tajam dengan menggunakan plester.

• Hati-hati untuk tidak menyentuh terminal elektrik komponen yang menggunakan microcomputer (misalnya unit
kontrol elektronik seperti ECM, PCM, kontroler P/S, dsb.). Aliran listrik statis dari tubuh Anda dapat merusak
komponen ini.

• Jangan pernah menghubungkan tester (voltmeter, ohmmeter, atau apa pun) ke unit kontroler elektronik ketika
coupler tidak dihubungkan. Melakukan hal ini dapat menyebabkan kerusakan.
• Jangan pernah menghubungkan ohmeter ke unit kontrol elektronik dengan coupler yang tersambung. Melakukan
hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada unit kontrol dan sensor elektronik.
• Pastikan untuk menggunakan voltmeter/ ohmmeter yang sudah ditentukan. Jika tidak, pengukuran yang akurat
tidak didapatkan atau dapat menyebabkan cidera. Bila tidak disebutkan, gunakan voltmeter dengan impedansi
tinggi (M Ω/V minimum) atau voltmeter digital.
• Ketika melakukan pengukuran pada konektor elektrik dengan menggunakan colokan tester, pastikan Anda
memasukkan colokan tersebut (2) dari sisi harness kabel (bagian belakang) konektor (1).

00-13
• Ketika menghubungkan colokan meter (2) dari sisi terminal coupler (1), karena tidak dapat ’ dihubungkan dari sisi
harness, maka Anda harus hati-hati agar tidak membengkokkan male terminal pada coupler yang mendorong
female terminal sehingga memutus koneksi.
Pada kasus coupler sebagaimana ditunjukkan, koneksikan colokan sebagaimana ditunjukkan untuk mengindari
terputusnya female terminal.
Jangan pernah menyambung colokan yang menjadi tempat bagi male terminal.

• Saat memeriksa koneksi terminal, periksalah male terminal untuk lekukan dan female terminal untuk melihat
adanya bukaan berlebih dan keduanya untuk melihat penguncian (kelonggaran), korosi, debu, dsb.
• Sebelum mengukur tegangan pada masing-masing terminal, periksa untuk memastikan bahwa voltase battery
sebesar 11 V atau lebih. Pemeriksaan tegangan terminal pada voltase aki rendah dapat menyebabkan kekeliruan
diagnosis.

Peringatan Air Bag


PERINGATAN:

Untuk kendaraan yang dilengkapi Sistem Pengaman Tambahan (Air Bag):


• Perbaikan pada dan seputar komponen atau wiring sistem air bag harus dilakukan oleh dealer resmi
MARUTI SUZUKI saja. Gunakan Komponen Sistem Airbag, Perkabelan dan Lokasi Sambungan [8B-13]
sebagai referensi untuk memastikan bahwa anda melakukan servis pada atau di sekitar komponen atau
wiring sistem air bag. Amati seluruh PERINGATAN pada bab Sistem Air Bag dan Tindakan Pencegahan
untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] sebelum melakukan servis pada atau di sekitar komponen atau wiring
sistem air bag. Kelalaian tidak mengikuti PERINGATAN ini dapat menyebabkan aktivasi sistem yang tidak
dikehendaki atau dapat menyebabkan sistem tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Kedua hal
ini dapat menyebabkan cedera serius.
• Pengerjaan perbaikan teknis harus dimulai setidaknya 90 detik setelah kunci kontak diposisikan ke LOCK
dan kabel negatif diputuskan koneksinya dari battery. Jika tidak, maka sistem tersebut dapat diaktifkan
dengan energi cadangan di dalam Sensing and Diagnostic Module (SDM).

00-14
Peringatan Pengencang
PERHATIAN:

Ketika pengencang dilepas, selalu pasang kembali pada lokasi yang sama seperti sebelum dilepas. Jika
pengencang perlu diganti, gunakan pengencang dengan nomor part yang benar untuk aplikasi tersebut. Jika
penguat dengan nomor part yang benar tidak tersedia, maka bisa digunakan penguat dengan ukuran dan
kekuatan yang sama (atau lebih kuat) . Pengencang yang tidak digunakan kembali, dan pengencang yang
memerlukan gabungan thread-locking, akan dibutuhkan. Nilai torsi yang benar harus digunakan ketika
memasang pengencang yang memerlukannya. Jika ketentuan tersebut tidak diikuti, maka komponen atau
sistem dapat rusak.

Perhatian Suspensi
PERHATIAN:

• Semua pengencang suspensi adalah bagian pelengkap yang penting karena dapat mempengaruhi kinerja
sistem dan bagian vital, dan/atau menyebabkan biaya perbaikan yang besar. Pengencang harus diganti
dengan pengencang bernomor komponen sama atau dengan komponen setara jika membutuhkan
penggantian. Jangan menggunakan komponen dengan kualitas yang lebih rendah atau mengganti
desainnya. Nilai torsi harus digunakan sesuai spesifikasi selama perakitan kembali untuk memastikan
daya tahan yang baik dari suku cadang ini.
• Jangan pernah mencoba untuk memanaskan, menyiram atau meluruskan komponen suspensi apapun.
Ganti dengan komponen baru atau komponen tersebut dapat rusak.

Perhatian untuk Roda dan Ban


PERHATIAN:

Semua pengencang roda adalah bagian pelengkap yang penting karena dapat mempengaruhi kinerja sistem
dan komponen vital, dan/atau menyebabkan biaya perbaikan yang besar. Pengencang harus diganti dengan
pengencang bernomor komponen sama atau dengan komponen setara jika membutuhkan penggantian.
Jangan menggunakan komponen dengan kualitas yang lebih rendah atau mengganti desainnya. Nilai torsi
harus digunakan sesuai spesifikasi selama perakitan kembali untuk memastikan daya tahan yang baik pada
semua komponen.
Jangan melakukan pengelasan karena dapat menyebabkan kerusakan yang besar dan pelemahan logam.

Perhatian untuk ABS


• Ketika modul kontrol ABS dilepas / dipasang, jangan menggunakan kunci pas tekan yang menghasilkan kejutan
atau benturan untuk menghindari kerusakan sensor di dalam modul kontrol ABS.

00-15
Perhatian pada Rem
PERHATIAN:

Perhatian untuk Rem Semua pengencang rem adalah bagian pelengkap penting karena dapat mempengaruhi
kinerja sistem dan bagian vital, dan/atau menyebabkan biaya perbaikan yang besar. Rem harus diganti
dengan nomor komponen yang sama atau setara jika diperlukan penggantian. Jangan menggunakan
komponen dengan kualitas yang lebih rendah atau mengganti desainnya. Nilai torsi harus digunakan sesuai
spesifikasi selama perakitan kembali untuk memastikan daya tahan yang baik pada semua komponen.
Jangan melakukan pengelasan karena dapat menyebabkan kerusakan yang besar dan pelemahan logam.

CATATAN:
Sebelum memeriksa atau menservis rem untuk kendaraan yang dilengkapi ABS, pastikan bahwa ABS dalam
kondisi bagus.

Petunjuk Perbaikan
Prosedur Pemeriksaan Sirkuit Elektrik
Karena ada beberapa metode pemeriksaan sirkuit elektrik, maka metode yang digambarkan di sini adalah metode
umum untuk memeriksa sirkuit putus atau korslet dengan menggunakan ohmeter dan voltmeter.

Pemeriksaan Sirkuit Putus


Penyebab terjadinya sirkuit putus adalah sebagai berikut. Karena penyebabnya sebagian besar terjadi di konektor
atau terminal, maka perlu diperiksa dengan sangat hati-hati.
• Kendurkan koneksi konektor
• Hubungan terminal yang buruk (disebabkan oleh kotoran, korosi atau karat, ketegangan hubungan yang buruk,
kemasukan benda asing, dan sebagainya.)
• Harness kabel terbuka
Penting untuk melakukan pemeriksaan dengan hati-hati, dimulai dari item yang lebih mudah untuk diperiksa ketika
memeriksa sirkuit sistem termasuk unit kontrol elektronik seperti modul kontrol ECM, TCM, ABS, dsb.
1) Pemutusan koneksi kabel negatif dari battery.
2) Periksa masing-masing konektor di kedua ujung sirkuit yang sedang diperiksa untuk melihat adanya kelonggaran
koneksi. Periksa juga kondisi pengunci konektor jika dilengkapi dengan kunci konektor.

3) Dengan menggunakan male terminal, periksa kedua terminal sirkuit yang sedang diperiksa untuk melihat
ketegangan hubungan dari female terminalnya. Periksa masing-masing terminal secara visual untuk mengetahui
jika terjadi hubungan yang kurang bagus (kemungkinan disebabkan oleh kotor, korosi, karat, masuknya benda

00-16
asing, dan sebagainya). Secara bersamaan, periksa untuk memastikan bahwa masing-masing terminal sudah
terkunci pada konektor secara penuh.

1. Periksa ketegangan kontak dengan memasukkan atau melepaskannya


sekali saja.

4) Dengan menggunakan uji hubungan dan uji ketegangan pada prosedur berikut, periksa harness kabel untuk
mengetahui jika ada sirkuit yang putus atau koneksi yang buruk dengan terminalnya. Temukan
ketidaknormalannya, jika ada.

1. Kelonggaran crimping
2. Buka
3. Kabel tipis (kabel tunggal)

Pemeriksaan Hubungan
1) Ukur daya tahan antar terminal konektor pada kedua ujung sirkuit yang sedang diperiksa (antara “A-1” dengan
“C-1” pada gambar). Jika tidak ada hubungan yang diperlihatkan (tak terbatas atau melebihi batas), berarti sirkuit
putus antara terminal “A-1” dengan “C-1”.

2) Lepas koneksi dari konektor yang termasuk dalam sirkuit tersebut (konektor-B pada gambar) dan ukur daya
tahan antara terminal “A-1” dengan “B-1”.
Jika tidak ada hubungan yang diperlihatkan, berarti sirkuit putus antara terminal A-1“ dengan ”B-1“.” Jika
diindikasikan ada hubungan, maka ada sirkuit yang putus antara terminal “B-1” dengan “C-1” atau abnormalitas
pada konektor-B.

00-17
Pemeriksaan Voltase
Jika voltase dipasok ke sirkuit yang sedang diperiksa, pemeriksaan voltase dapat digunakan sebagai pemeriksaan
sirkuit.
1) Ukur tegangan antara masing-masing terminal dengan body ground, jika semua konektor yang terhubung dan
tegangan yang digunakan ke sirkuit sedang diperiksa.
a) Jika pengukuran dilakukan sebagiamana ditunjukkan pada gambar dan hasilnya ditunjukkan seperti berikut
ini, berarti sirkuit putus antara terminal “B-1” dengan “A-1”.

Tegangan antara
“C-1” dan body ground: Kira-kira 5 V
“B-1” dan body ground: Kira-kira 5 V
“A-1” dan body ground: 0 V
b) Juga, jika nilai yang diukur terlihat seperti berikut, berarti ada resistensi (ketidaknormalan) pada level tersebut
yang berhubungan dengan penurunan voltase pada sirkuit antara terminal “A-1” dengan “B-1”.

Tegangan antara
“C-1” dan body ground: Kira-kira 5 V
“B-1” dan body ground: Kira-kira 5 V
“A-1” dan body ground: Kira-kira 3 V

Pemeriksaan Sirkuit Korslet (Harness Kabel ke Ground)


1) Putuskan sambungan kabel negatif pada battery.
2) Lepas koneksi konektor pada kedua ujung sirkuit yang akan diperiksa.

CATATAN:
Jika sirkuit yang diperiksa dikoneksikan ke suku cadang lain(1), putuskan koneksi semua konektor dari
suku cadang tersebut.
Jika tidak, maka diagnosis yang dilakukan menjadi salah.
00-18
3) Ukur resistensi antara terminal pada salah satu ujung sirkuit (terminal “A-1” pada gambar) dan body ground. Jika
diindikasikan adanya hubungan, berarti ada korslet ke ground antara terminal “A-1” dengan “C-1” dari sirkuit.

4) Putuskan koneksi konektor yang termasuk dalam sirkuit (konektor-B) dan ukur resistensi antara “A-1” dengan
body ground. Jika diindikasikan adanya hubungan, berarti sirkuit tersebut korslet dengan ground antara terminal
“A-1” dengan “B-1”.

1. Ke bagian lain

Pemeriksaan Berulang dan Koneksi yang Buruk


Sebagian besar masalah sesaat disebabkan oleh kegagalan koneksi atau wiring elektrik, meskipun relay yang
menempel atau solenoid jarang mengalami gangguan. Ketika memeriksa kondisi koneksi, lakukan pemeriksaan
secara cermat terhadap sirkuit yang diduga untuk mengetahui:
• Sambungan bagian konektor yang buruk, atau terminal tidak sepenuhnya masuk (mundur).
• Kotoran atau korosi pada terminal. Terminal harus dibersihkan dan bebas dari benda asing yang dapat
mempengaruhi koneksi terminal. Namun tidak diperbolehkan melakukan pembersihan terminal dengan amplas
atau sejenisnya.

00-19
• Connector body yang rusak, yang memapar terminal ke kelembaban dan kotoran, serta tidak memelihara
orientasi terminal yang memadai dengan komponen atau konektor berpasangan.

• Terminal yang tidak terbentuk dengan benar atau rusak.


Periksa masing-masing terminal konektor pada sirkuit yang bermasalah secara teliti untuk memastikan
ketegangan koneksi yang bagus dengan menggunakan terminal persambungan.
Jika ketegangan koneksi hubungan tidak cukup, ubah tatanannya untuk meningkatkan ketegangan koneksi atau
ganti.

1. Periksa ketegangan koneksi dengan memasukkan atau melepaskan


sekali saja.
2. Periksa tekukan dan kesejajaran yang memadai pada masing-masing
terminal.

• Koneksi terminal ke kabel yang buruk.


Periksa masing-masing harness kabel pada sirkuit yang bermasalah untuk mengetahui adanya koneksi yang
buruk dengan menggoyang pelan dengan tangan Anda. Jika ditemukan kondisi yang tidak normal, perbaikilah
atau gantilah.

00-20
• Isolasi kabel yang tergesek menyebabkan korslet berulang ketika bagian yang terbuka tersebut menyentuh kabel
atau komponen kendaraan lain.
• Kabel yang rusak di dalam isolasi. Kondisi ini dapat menyebabkan pemeriksaan hubungan menunjukkan sirkuit
yang bagus, namun jika hanya 1 atau 2 untai dari kabel jenis multiuntai utuh, maka resistensinya bisa terlalu
tinggi.
Jika ketidaknormalan ditemukan, perbaiki atau ganti kabel yang rusak.

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Sealant tahan air SUZUKI Bond No.1207F P/No.: 99000–31250

Special Tool
09916M58210 09917M98221
Pegangan valve guide Valve guide stem
installer attachment

00-21
Informasi Umum
Bab 0A

Informasi Umum
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 0A-2
Singkatan ...............................................................................................................................................................0A-2
Simbol ....................................................................................................................................................................0A-5
Simbol Warna Kabel...............................................................................................................................................0A-6
Informasi tentang Pengencang ..............................................................................................................................0A-6
Titik Angkat Kendaraan ..........................................................................................................................................0A-9
Vehicle Identification Number (Nomor Identifikasi Kendaraan) ........................................................................... 0A-11
Nomor Identifikasi Mesin......................................................................................................................................0A-12
Nomor Identifikasi Transmisi ................................................................................................................................0A-12
Lokasi Komponen ................................................................................................................................................ 0A-12
Lokasi Label Peringatan, Perhatian dan Informasi ..............................................................................................0A-12

0A-1
Uraian Umum
Singkatan
A
A/B Air Bag
ABDC After Bottom Dead Center
ABS Anti-lock Brake System
AC Alternating Current (Arus Listrik Bolak-Balik)
A/C Air Conditioning
A-ELR Automatic-Emergency Locking Retractor
A/F Air Fuel Ratio (Perbandingan Udara dan Bahan Bakar)
ALR Automatic Locking Retractor
API American Petroleum Institute
APP Accelerator Pedal Position Sensor
A/T Automatic Transmission, Automatic Transaxle
ATDC After Top Dead Center
ATF Automatic Transmission Fluid, Automatic Transaxle Fluid
AWD All Wheel Drive
B
B+ Battery Positive Voltage
BB+ Battery Positive Voltage for Backup
BBDC Before Bottom Dead Center
BCM Body Electrical Control Module
BDC Bottom Dead Center
BTDC Before Top Dead Center
BARO Barometric Pressure
C
CAN Controller Area Network
CKP Crankshaft Position
CMP Camshaft Position
CO Karbon Monoksida
CO2 Karbon Dioksida
CPP Clutch Pedal Position
CPU Central Processing Unit
CVT Continuously Variable Transaxle, Continuously Variable Transmission
D
DC Direct Current
D/C Driving Cycle
DLC Data Link Connector
DOHC Double Over Head Camshaft
DOJ Double Offset Joint
DOT Department of Transportation
®
DPF Diesel Particulate Filter

0A-2
DRL Daytime Running Light
DTC Diagnostic Trouble Code (Kode Diagnosa Masalah)
E
EBD Electronic Brake Force Distribution
ECM Engine Control Module
ECT Engine Coolant Temperature (Suhu Pendingin Mesin)
ECU Electronic Control Unit
EEPROM Electrically Erasable Programmable Read Only Memory
EFE Heater Early Fuel Evaporation Heater
EGR Exhaust Gas Recirculation (Resirkulasi Gas Buang)
EGT Exhaust Gas Temperature (Suhu Gas Buang)
ELR Emergency Locking Retractor
EOP Engine Oil Pressure
EPS Electronic Power Steering
®
ESP Electronic Stability Program (Program Stabilitas Elektronik)
EVAP Evaporative Emission
F
FWD Front Wheel Drive
G
GND Ground
GPS Global Positioning System
H
HVAC Heating, Ventilating and Air Conditioning
HC Hydrocarbons
HDD Hard Disk Drive
HFC Hydro Fluorocarbon
HI High (Tinggi)
HO2S Heated Oxygen Sensor
I
IAC Idle Air Control
IAT Intake Air Temperature (Suhu Udara Masuk)
IMT Intake Manifold Tuning
ISC Idle Speed Control
ISO International Organization for Standardization
J
J/B Junction Block
J/C Junction Connector
JIS Japan Industrial Standards
L
L Left (Kiri)
LCD Liquid Crystal Display
LED Light Emitting Diode
LHD Left Hand Drive Vehicle

0A-3
LO Low (Rendah)
LSD Limited Slip Deferential
LSPV Load Sensing Proportioning Valve
M
MAF Mass Air Flow
MAP Manifold Absolute Pressure
Max Maximum (Maksimum)
MFI Multiport Fuel Injection
Min Minimum
MIL Malfunction Indicator Lamp (“CHECK ENGINE” Light or “SERVICE ENGINE SOON” Light)
M/T Manual Transmission, Manual Transaxle
N
NOx Nitrogen Oxides
O
OBD On-Board Diagnostic system
OCM Occupant Classification Module
OCV Oil Control Valve
O/D Overdrive
OHC Over Head Camshaft
O2S Oxygen Sensor
P
PCM Powertrain Control Module
PCV Positive Crankcase Ventilation
PM Particulate Matter
PNP Park / Neutral Position
P/S Power Steering
PSP Power Steering Pressure Switch
R
R Right (Kanan)
RAM Random Access Memory
RHD Right Hand Drive Vehicle
ROM Read Only Memory
RPM Putaran Mesin
S
SAE Society of Automotive Engineers
SDM Sensing and Diagnostic Module (Air Bag Controller, Air bag Control Module)
SDT Smart Diagnostic Tester
SFI Sequential Multiport Fuel Injection
SI System International
SOHC Single Over Head Camshaft
SRS Supplemental Restraint System
T
TCC Torque Converter Clutch

0A-4
TCM Transmission Control Module
TCSS Traction Control Support System
TDC Top Dead Center
TP Throttle Position
TPMS Tyre Pressure Monitoring System
TWC Three Way Catalytic converter
U
USB Universal Serial Bus
V
VIN Vehicle Identification Number (Nomor Identifikasi Kendaraan)
VSS Vehicle Speed Sensor
VVT Variable Valve Timing
W
WU-OC Warm Up Oxidation Catalytic converter
WU-TWC Warm Up Three Way Catalytic converter
Other
2WD 2 Wheel Drive
4WD 4 Wheel Drive

CATATAN:
• DPF ® adalah merek dagang HJS Fahrzeugtechnik GmbH & Co KG and Suzuki adalah pemegang lisensi merek
tersebut.
• ESP ® adalah merek dagang terdaftar dari Daimler AG.

Simbol
Simbol Definisi Simbol Definisi
SUZUKI Bond No.1207B
Momen pengencangan
99000-31140
Berikan oli (mesin, transmisi, transfer, SUZUKI Bond No.1216B
diferensial) 99000-31230
Gunakan fluida (rem, power steering SUZUKI Bond No.1207F
atau fluida transmisi otomatis, dsb.) 99000-31250
SUZUKI Super Grease A SUZUKI Bond No.1217G
99000-25011 99000-31260
SUZUKI Super Grease C SUZUKI SILICON SEALANT KE-347W
99000-25030 99000-34220
SUZUKI Super Grease A Thread Lock Cement Super 1.333B
99000-25050 99000-32020
SUZUKI Silicone Grease Thread Lock Cement Super 1303B
99000-25100 99000-32030
SUZUKI Super Grease H Thread Lock Cement 1342
99000-25121 99000-32050
SUZUKI Super Grease I Thread Lock Cement 1305
99000-25210 99000-32100

0A-5
SUZUKI sealing compound 366E Thread Lock Cement Super 1322
99000-31090 99000-32110
SUZUKI Bond No.1215
Jangan digunakan lagi
99000-31110
Silicone sealant
Catatan untuk pemasangan kembali
99000-31120

Simbol Warna Kabel


Simbol Warna Kabel Simbol Warna Kabel
B BLK Black (Hitam) O, Or ORN Oranye
Bl BLU Blue (Biru) R RED Red (Merah)
Br BRN Brown (Cokelat) W WHT White (Putih)
G GRN Green (Hijau) Y YEL Yellow (Kuning)
Gr GRY Gray (Abu-abu) P PNK Pink
Lbl LT BLU Light blue (Biru muda) V PPL Violet (Ungu)
Lg LT GRN Light green (Hijau muda)
Ada dua jenis kabel warna yang digunakan pada kendaraan ini. Kabel satu warna dan kabel dua warna (strip).
Kabel satu warna hanya menggunakan satu simbol (yaitu “GRN”).
Kabel dua warna menggunakan dua simbol warna (yaitu “GRN/YEL”). Simbol pertama menunjukkan warna dasar
kabel (“GRN” pada gambar) dan simbol kedua menunjukkan warna strip (“YEL” pada gambar).

Informasi tentang Pengencang


Pengencang Metrik
Sebagian besar pengencang yang digunakan pada kendaraan ini adalah pengencang metrik berstandar JIS dan ISO.
Ketika mengganti pengencang, penting untuk diperhatikan bahwa pengencang penggantinya memiliki diameter, pitch
alur dan kekuatan yang tepat.

PERHATIAN:

Bahkan ketika diameter nominal (1) dari alur tersebut sama, pitch alur (2) atau lebar antar flat (3) bisa
berbeda antara ISO dengan JIS. Perhatikan Tabel Perbandingan Pengencang Utama JIS-dan-ISO di bawah ini
untuk mengetahui perbedaannya.
Penggunaan baut atau mur yang tidak cocok dapat menyebabkan kerusakan alur.
Sebelum memasang, periksa pitch alurnya untuk mengetahui kecocokannya lalu kencangkan dengan tangan
untuk sementara. Jika kuat, periksa kembali pitch alur tersebut.

Tabel Perbandingan Pengencang antara JIS-dan-ISO

0A-6
Nominal diameter
M6 M8 M10 M12 M14
Pitch alur 1.0 1.25 1.25 1.25 1.5
JIS
Lebar antar flat 10 12 14 17 19
Pitch alur 1.0 1.25 1.5 1.5 1.5
ISO
Lebar antar flat 10 13 16 18 21

Identifkasi Kekuatan Pengencang


Kelas sifat kekuatan pengencang metrik yang paling banyak digunakan adalah 4T, 6.8, 7T, 8.8 dan garis radial
dengan identifikasi kelas yang tertera di bagian depan tiap-tiap baut. Beberapa mur metrik akan ditandai dengan
tanda lubang, dengan identifkasi 6 atau 8 pada bagian depan baut mur tersebut. Pada gambar diperlihatkan tanda
kekuatan yang berbeda.
Ketika mengganti penguat metrik, hati-hati dalam menggunakan baut dan mur dengan kekuatan yang sama atau
lebih besar daripada pengencang orisinil (penandaan nomor sama atau lebih tinggi). Penting untuk memilih
pengencang pengganti yang memiliki diameter dan pitch alur yang tepat. Baut dan mur pengganti yang tepat
tersedia di bagian spare part.
Baut metrik: Angka atau tanda kelas identifikasi berhubungan dengan kekuatan baut (semakin besar nilai angka
menunjukkan kekuatan yang juga lebih besar).

1. Identifikasi kekuatan mur

Torsi Pengencangan Standar


Masing-masing pengencang harus dikencangkan sesuai spesifikasi momen pengencangan pada tiap-tiap bagian.
Jika tidak ada gambaran atau spesifikasi yang diberikan, perhatikan grafik momen pengencangan berikut ini untuk
0A-7
momen yang berlaku pada tiap-tiap pengencang. Ketika menggunakan pengencang dengan kekuatan yang lebih
besar daripada pengencang orisinil, maka gunakan spesifikasi pengencang untuk pengencang orisinil.

CATATAN:
• Untuk baut flens, mur flens dan mur self-lock dengan kekuatan 4T dan 7T, tambahkan 10% sesuai momen
pengencangan sebagaimana ditunjukkan pada grafik berikut.
• Grafik di bawah hanya cocok ketika part yang dikencangkan dibuat dari campuran baja ringan.

Grafik momen pengencangan

Kekuatan Unit Diameter alur (Diameter nominal) (mm)


4 5 6 8 10 12 14 16 18
Ekuivalen pengencang kekuatan 4T N·m 1.5 3.0 5.5 13 29 45 65 105 160
kgf-m 0.15 0.31 0.56 1.3 3.0 4.6 6.6 10.7 16.3
lbf-ft 1.5 2.5 4.0 9.5 21.5 33.5 48.0 77.5 118.0

Ekuivalen pengencang kekuatan 6.8 tanpa N·m 2.4 4.7 8.4 20 42 80 125 193 280
flens
kgf-m 0.24 0.48 0.86 2.0 4.3 8.2 12.7 19.7 28.6
lbf-ft 2.0 3.5 6.5 15.0 31.0 59.0 92.5 142.5 206.5

Ekuivalen pengencang kekuatan 6,8 N·m 2.4 4.9 8.8 21 44 84 133 203 298
dengan flens
kgf-m 0.24 0.50 0.90 2.1 4.5 8.6 13.6 20.7 30.4
*: Mur self-lock (kekuatan 6)
lbf-ft 2.0 4.0 6.5 15.5 32.5 62.0 98.5 150.0 220.0

Ekuivalen pengencang kekuatan 7T N·m 2.3 4.5 10 23 50 85 135 210 240


kgf-m 0.23 0.46 1.0 2.3 5.1 8.7 13.8 21.4 24.5
lbf-ft 2.0 3.5 7.5 17.0 37.0 63.0 99.5 155.0 177.0

Ekuivalen baut kekuatan 8,8 (mur N·m 3.1 6.3 11 27 56 105 168 258 373
kekuatan 8 ) tanpa flens
kgf-m 0.32 0.64 1.1 2.8 5.7 10.7 17.1 26.3 38.0
lbf-ft 2.5 5.0 8.5 20.0 41.5 77.5 124.0 190.5 275.5

Ekuivalen mur kekuatan 8,8 (mur kekuatan N·m 3.2 6.5 12 29 59 113 175 270 395
8) dengan flens
kgf-m 0.33 0.66 1.2 3.0 6.0 11.5 17.8 27.5 40.3

0A-8
lbf-ft 2.5 5.0 9.0 21.5 43.5 83.5 129.0 199.5 291.5

*: Mur self-lock

Titik Angkat Kendaraan


PERINGATAN:

• Sebelum menaikkan kendaraan di titik bagian bawah bodi kendaraan, selalu perhatikan keseimbangan
kendaraan. Keseimbangan kendaraan saat pengangkatan dapat berubah, tergantung pada komponen apa
yang akan dilepas.
• Sebelum mengangkat kendaraan, periksa dan pastikan bahwa lengan lift tidak mengenai pipa rem, pipa
bahan bakar, bracket atau part lainnya.
• Ketika menggunakan lift frame contact, gunakan lift sebagaimana ditunjukkan (kanan dan kiri pada posisi
sama). Angkat kendaraan hingga keempat ban tidak menyentuh tanah dan pastikan bahwa kendaraan
tidak jatuh dengan mencoba menggerakkan bodi kendaraan pada kedua sisi. Pekerjaan hanya dapat
dimulai setelah konfirmasi ini.
• Pastikan bahwa lift benar-benar sudah terkunci setelah kendaraan diangkat.

Ketika Menggunakan Lift Frame Contact

4 4

:2

:3

1. Bagian depan kendaraan 3. Posisi dongkrak lantai


2. Posisi bantalan untuk lift frame contact dan safety stand 4. Body mounting stay

0A-9
Ketika Menggunakan Dongkrak Lantai

PERINGATAN:

Jika kendaraan hanya didongkrak di bagian depan atau belakang saja, pastikan untuk mengganjal roda
untuk memastikan keamanannya.
Setelah kendaraan didongkrak, pastikan untuk memasang stand. Sangat berbahaya melakukan pekerjaan
pada kendaraan yang dinaikkan dengan dongkrak saja.

PERHATIAN:

• Jangan menggunakan dongkrak pada bagian suspensi belakang (seperti; torsion beam, dll) atau lantai
kendaraan, karena dapat merusak.
• Ketika mendongkrak bagian depan, pastikan Anda menggunakan dongkrak lantai tipe udara dengan
ketinggan yang sudah ditentukan berikut ini atau dongkrak lantai manual dengan ukuran sebagai berikut.
Jika tidak, maka dongkrak akan dapat merusak bamper atau panel bodi kendaraan.

Ukuran dongkrak
Ketinggan“h”: di bawah 145mm (di bawah 5,71 in.)
Panjang“l”: di bawah 900mm (di bawah 89,92 cm.)

“l”

“h”

Ketika mengangkat bagian depan atau belakang kendaraan dengan dongkrak, pastikan Anda menempatkan
dongkrak pada rangka suspensi depan (1) atau towing hook belakang (2).

0A-10
1

Untuk memulai pekerjaan dengan dongkrak di bagian depan ataupun belakang, pastikan Anda menggunakan stand
(1) di bawah dudukan bodi sehingga bodi kendaraan tertopang dengan aman. Lalu periksa untuk memastikan bahwa
dudukan bodi tidak selip pada stands (1) dan kendaraan terjaga stabil dan aman’.

[A]

2
1

[B]

2
1

[A]: Depan [B]: Belakang

Vehicle Identification Number (Nomor Identifikasi Kendaraan)


Nomor tersebut tertera di sebelah kanan panel cowl atas pada ruang mesin dan terpasang pada sisi kiri dari panel
atas cowl tergantung pada spesifikasi kendaraan.

0A-11
Nomor Identifikasi Mesin
Nomor ini tertera pada blok silinder.
[A]

[B]

[A]: Model bensin [B]: Model diesel

Nomor Identifikasi Transmisi


Nomor identifikasi transmisi terletak pada wadah transmisi.

Lokasi Komponen
Lokasi Label Peringatan, Perhatian dan Informasi
Gambar ini menunjukkan label utama di antara label-label lain yang dipasang pada bagian komponen kendaraan.
Ketika memperbaiki atau menangani komponen, baca petunjuk PERINGATAN/ PERHATIAN yang tertera di label.
Jika label PERINGATAN / PERHATIAN ternoda atau rusak, bersihkan dan ganti jika diperlukan.

0A-12
[A]
5

2
1

[B] 7

[A]: Model bensin 4. Label cover steering shaft joint


[B]: Model diesel 5. Label dongkrak
1. Label air bag pada sun visor (jika dilengkapi) 6. Label lampu belakang
2. Label penutup radiator 7. Label tutup tangki degassing
3. Label kipas pendingin mesin

Label Air Bag

CATATAN:
Label ini dipasang pada kendaraan yang dilengkapi sistem air bag saja.

0A-13
1

5
4

1. Label air bag pada modul driver air bag (inflator) 4. Label air bag pada SDM
2. Label air bag pada contact coil assy. 5. Label pretensioner pada retraktor sabuk keselamatan
3. Label air bag pada modul driver air bag (inflator)

0A-14
Informasi Umum
Bab 0B

Perawatan dan Pelumasan


Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 0B-3
Tindakan Pencegahan untuk Perawatan dan Pelumasan .....................................................................................0B-3
Jadwal Perawatan .................................................................................................................................................. 0B-3
Jadwal Perawatan dalam Kondisi Berkendara Normal..........................................................................................0B-3
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 0B-6
Pemeriksaan Aksesori Drive Belt ...........................................................................................................................0B-6
Penggantian Drive Belt Aksesori ...........................................................................................................................0B-7
Memeriksa Celah (Ruang) Valve ...........................................................................................................................0B-7
Penggantian Oli Mesin dan Filter ...........................................................................................................................0B-7
Penggantian Coolant Mesin ...................................................................................................................................0B-7
Pemeriksaan Sistem Gas Buang ...........................................................................................................................0B-7
Penggantian Busi ...................................................................................................................................................0B-7
Memeriksa Filter Udara..........................................................................................................................................0B-7
Penggantian Filter Pembersih Udara .....................................................................................................................0B-7
Pemeriksaan Saluran dan Sambungan Bahan Bakar ...........................................................................................0B-7
Penggantian Filter Bahan Bakar ............................................................................................................................0B-7
Pengurasan Air dari Filter Bahan Bakar (Model Diesel) ........................................................................................0B-8
Pemeriksaan Tangki Bahan Bakar .........................................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Valve PCV ........................................................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Sistem Kontrol Emisi Evaporatif Bahan Bakar.................................................................................0B-8
Pemeriksaan Brake discs dan Pads Rem..............................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Brake drum dan Shoes ....................................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Selang dan Pipa Rem ......................................................................................................................0B-8
Penggantian Minyak Rem ......................................................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Tuas dan Kabel Rem Tangan...........................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Pedal Kopling (Model Bensin)..........................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Minyak Kopling (Model Diesel) ........................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Ban ...................................................................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Disc Roda.........................................................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Bearing Roda ...................................................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Sistem Suspensi ..............................................................................................................................0B-8
Pemeriksaan Sistem Kemudi .................................................................................................................................0B-9
Pemeriksaan Drive Shaft (Axle) Boot.....................................................................................................................0B-9
Pemeriksaan Oli Transaxle Manual .......................................................................................................................0B-9
Penggantian Oli Transaxle Manual ........................................................................................................................0B-9
Pemeriksaan Semua Latch, Engsel, dan Pengunci...............................................................................................0B-9
0B-1
Pemeriksaan Akhir untuk Servis Perawatan ..........................................................................................................0B-9
Special Tool dan Perlengkapan ...........................................................................................................................0B-11
Minyak dan Pelumas yang Direkomendasikan .................................................................................................... 0B-11

0B-2
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Perawatan dan Pelumasan
Peringatan Air Bag
Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Jadwal Perawatan
Jadwal Perawatan dalam Kondisi Berkendara Normal
CATATAN:
• Interval ini harus ditentukan oleh pembacaan odometer atau bulan, tergantung mana yang lebih dulu
dicapai.
• Tabel ini mencakup perawatan hingga 80.000 km. Di atas 80.000, lakukan servis yang sama pada interval
waktu yang sama.

Km (x 1,000) 1 5 10 20 30 40 50 60 70 80
Interval
Bulan 1 6 12 24 36 48 60 72 84 96
Mesin
Water Pump drive belt (Tegangan, keausan) — — — — — I — — — R
Celah valve (celah) (Bensin) — — — — I — — I — —
Oli mesin dan filter oli (Bensin) — — R R R R R R R R
Oli mesin (Diesel) R — R R R R R R R R
Filter oli mesin (Diesel) — — R R R R R R R R
Coolant mesin (Ketinggian, kebocoran) I I I R I R I R I R
Selang dan sambungan sistem pendingin I I I I I I I I I I
(kebocoran, kerusakan)
Baut mesin (semua cylinder head dan manifold — — T — T — T — T —
fixing)
Dudukan mesin (keausan, kerusakan) — — T — T — T — T —
Sistem gas buang (kebisingan, kebocoran, atau — — —
— I — I — — I
rusak)
Valve PCV (Selang, sambungan dan valve) — I — I — — — — — I
Valve Resirkulasi Gas Buang (Diesel) — — — — C — — C — —
Sistem pengapian
Kelistrikan pengapian (kerusakan, penurunan) — — — I — I — I — I
Busi — — — — — R — — — R
Sistem bahan bakar
Jalan
Bersihkan setiap 5.000 km. Ganti setiap 40.000 km
beraspal
Filter pembersih udara (Bensin)
Kondisi
Bersihkan setiap 5.000 km. Ganti setiap 40.000 km
berdebu

0B-3
Jalan
Ganti setiap 40.000 km Tidak memerlukan pembersihan
beraspal
Filter pembersih udara (Diesel)
Kondisi Ganti lebih sering dalam kondisi berdebu. Tidak memerlukan
berdebu pembersihan

0B-4
Tutup tangki bahan bakar, pipa dan sambungan
— I — — — I — — — I
bahan bakar (kebocoran, kerusakan)
Filter bahan bakar (kebocoran) — — — — — R — — — R
Filter Bahan Bakar dan Pengurasan Air (Diesel) I I I R I R I R I R
Kopling dan Transmisi
Clutch Pedal (Play) (Bensin) I I I I I I I I I I
Minyak kopling (ketinggian, kebocoran) (Diesel) I I I R I R I R I R
Slip kopling (penyeretan atau kerusakan I I I I I I I I I I
berlebihan)
Oli transmisi (ketinggian, kebocoran) I I I R I R I R I R
Drive Shaft
Boot drive shaft (Boot sobek atau rusak) — I I I I I I I I I
Drive shaft (Kebisingan) I I I I I I I I I I
Rem
Brake disc dan Pad (keausan) — I I I I I I I I I
Brake drum dan Brake shoe (keausan,
— — I I I I I I I I
kerusakan) (I:
Selang dan pipa rem (kebocoran, kerusakan, I I I I I I I I I I
terjepit)
Minyak rem (ketinggian, kebocoran) I I I R I R I R I R
Pedal rem (celah pedal ke dinding) I I I I I I I I I I
Master cylinder dan wheel cylinder (kebocoran I I I I I R I I I R
oli, goresan boot) (Ganti kit piston dan boot)
Tuas dan kabel rem tangan (kerusakan, putaran) I I I I I I I I I I
Roda
Ban (tekanan udara, keausan tak normal, Putar dan periksa setiap 5.000 km
retakan)
Roda (kerusakan) I I I I I I I I I I
Bearing roda Belakang / Depan (kelonggaran, I I I I I I I I I I
kerusakan)
Suspensi
Suspension strut (kebocoran, kerusakan) I I I I I I I I I I
Suspension arm dan knuckle support (longgar, — I I I I I I I I I
kerusakan)
Shock absorber (kebocoran oli, kerusakan) I I I I I I I I I I
Semua baut dan mur (longgar) — T T T T T T T T T
Suspension arm dan tension rod — I I I I I I I I I
Kemudi
Setir (berputar, longgar) I I I I I I I I I I
Semua rod dan arm (longgar, kerusakan, I I I I I I I I I I
keausan)
Kelistrikan
Elektrolit battery (ketinggian, kebocoran) I I I I I I I I I I
Sambungan wiring harness (kelonggaran, — I I I I I I I I I
kerusakan)

0B-5
Sistem lampu (fungsi, noda, kerusakan) I I I I I I I I I I
Klakson (fungsi) I I I I I I I I I I
Voltase sistem — I I I I I I I I I
Bodi
Semua latch, engsel dan pengunci (fungsi) I I&L I&L I&L I&L I&L I&L I&L I&L I&L
Semua baut dan mur sasis (kencangkan) — I T T T T T T T T
Tes jalan
Fungsi rem, perpindahan gigi dan speedometer I I I I I I I I I I
Kebisingan bodi dan sasis I I I I I I I I I I
Air Conditioner
Periksa tegangan belt I I I I I I I I I I
Kencangkan baut-baut dudukan kompresor. — T T T T T T T T T
Periksa semua sambungan selang, kencangkan I I I I I I I I I I
bila perlu.
Periksa fungsi flap resirkulasi I I I I I I I I I I
Bersihkan kondenser dengan air bertekanan — C C C C C C C C C
rendah
Periksa tepi belt yang aus, ganti jika perlu I I I I I I I I I I
Periksa semua baut dudukan I I I I I I I I I I

CATATAN:
• “R”: Ganti atau ubah
• “I”: Periksa dan perbaiki, ganti bila perlu
• “L”: Lumasi.
• “T”: Kencangkan
• “C”: Bersihkan

Petunjuk Perbaikan
Pemeriksaan Aksesori Drive Belt
PERINGATAN:

Semua pemeriksaan dan penggantian harus dilakukan dalam keadaan MESIN MATI.

Pemeriksaan Drive Belt Water Pump dan Generator


Periksa retakan, goresan, perubahan bentuk, keausan, kebersihan, dan tegangan pada drive belt water pump dan
generator.  [1J-10]

Drive Belt Aksesori


Periksa retakan, goresan, perubahan bentuk, keausan, kebersihan, dan tegangan pada drive belt aksesori.  [1F-
32]

0B-6
Penggantian Drive Belt Aksesori
Drive Belt Water Pump dan Generator
Ganti drive belt water pump dan generator dengan yang baru.  [1J-11]

Drive Belt Aksesori


Ganti drive belt aksesori dengan yang baru.  [1F-32]

Memeriksa Celah (Ruang) Valve


Periksa celah valve intake dan exhaust dan setel seperlunya.  [1D-7]

Penggantian Oli Mesin dan Filter


Ganti oli mesin dan filter.
• Model bensin  [1E-7]
• Model diesel  [1E-22]

Penggantian Coolant Mesin


Ganti coolant mesin dengan yang baru.
• Model bensin  [1F-11]
• Model diesel
– Pengurasan  [1F-26]
– Pengisiulangan  [1F-26]

Pemeriksaan Sistem Gas Buang


Periksa sistem gas buang.
• Model bensin  [1K-2]
• Model diesel  [1K-6]

Penggantian Busi
Ganti busi dengan yang baru.  [1H-6]

Memeriksa Filter Udara


Periksa filter udara.
• Model bensin  [1D-10]
• Model diesel Melepas dan Memasang Filter Udara [1D-96]

Penggantian Filter Pembersih Udara


Ganti filter udara.
• Model bensin  [1D-10]
• Model diesel  [1D-96]

Pemeriksaan Saluran dan Sambungan Bahan Bakar


Periksa saluran dan sambungan bahan bakar.
• Model bensin  [1G-11]
• Model diesel  [1G-49]

Penggantian Filter Bahan Bakar


Ganti filter bahan bakar.  [1G-59]

0B-7
Pengurasan Air dari Filter Bahan Bakar (Model Diesel)
Keluarkan air dari filter bahan bakar  [1G-34]

Pemeriksaan Tangki Bahan Bakar


Periksa tangki bahan bakar.
• Model bensin  [1G-20]
• Model diesel  [1G-55]

Pemeriksaan Valve PCV


Periksa valve dan selang PCV.
• Model bensin Memeriksa Valve PCV [1B-9]
• Model diesel  [1B-9]

Pemeriksaan Sistem Kontrol Emisi Evaporatif Bahan Bakar


Periksa EVAP canister dan selang uap bahan bakar.  [1B-6]

Pemeriksaan Brake discs dan Pads Rem


Periksa Pads dan Brake discs.  [4B-6]

Pemeriksaan Brake drum dan Shoes


Periksa Brake drum belakang dan Shoes.  [4C-5]

Pemeriksaan Selang dan Pipa Rem


Periksa selang dan pipa rem.  [4A-14]

Penggantian Minyak Rem


Ganti minyak rem.  [4A-6]

Pemeriksaan Tuas dan Kabel Rem Tangan


Periksa tuas dan kabel rem tangan.  [4D-2]

Pemeriksaan Pedal Kopling (Model Bensin)


Periksa pergerakan pedal kopling.  [5C-5]

Pemeriksaan Minyak Kopling (Model Diesel)


Periksa keretakan dan kerusakan kopling dan kebocoran dan ketinggian minyak kopling.  [5C-24]

Pemeriksaan Ban
Periksa ban untuk melihat ketidakrataan atau keausan berlebih, kerusakan dan tekanan yang tidak rata, dan putar
roda.  [2D-8]

Pemeriksaan Disc Roda


Periksa disc roda.  [2D-8]

Pemeriksaan Bearing Roda


Periksa bearing roda depan.
• Depan:  [3A-20]

Pemeriksaan Sistem Suspensi


Periksa sistem suspensi.  [2A-3]

0B-8
Pemeriksaan Sistem Kemudi
Periksa sistem kemudi.  [6A-3]

Pemeriksaan Drive Shaft (Axle) Boot


Periksa drive shaft boot depan.  [3A-3]

Pemeriksaan Oli Transaxle Manual


Periksa kebocoran, kontaminasi, dan ketinggian oli transaxle.
• Model bensin  [5B-8]
• Model diesel  [5B-61]

Penggantian Oli Transaxle Manual


Ganti oli transaxle dengan oli baru yang ditentukan.
• Model bensin  [5B-9]
• Model diesel  [5B-62]

Pemeriksaan Semua Latch, Engsel, dan Pengunci


Periksa semua latch, engsel dan kunci.  [9J-12]

Pemeriksaan Akhir untuk Servis Perawatan


PERINGATAN:

Saat melakukan tes jalan, pilih tempat yang aman dimana tak ada orang atau kendaraan yang lewat agar
tidak terjadi kecelakaan.

Tempat duduk
Periksa apakah tempat duduk bergeser dengan lancar dan mengunci dengan erat di tiap posisi. Periksa juga apakah
mekanisme penyetelan sandaran tempat duduk depan bisa terkunci di tiap sudut.

Sabuk Keselamatan
Periksa kerusakan atau keausan pada sistem sabuk termasuk pada webbing, buckles, latch plates, retractors dan
anchor.
Periksa apakah sabuk keselamatan terkunci dengan kuat. Jika label “REPLACE BELT” pada sabuk pengaman
terlihat, ganti sabuk.

Pemeriksaan Ketinggian Elektrolit Battery


Periksa apakah ketinggian elektrolit semua sel battery berada di antara garis tertinggi dan terendah pada case. Jika
battery dilengkapi dengan indikator built-in, periksa kondisi battery dengan indikator tersebut.

Operasi Pedal Gas


Periksa apakah pedal berfungsi dengan lancar tanpa macet atau terpengaruh oleh part lain.

Start Mesin
Periksa kesiapan start mesin.

PERINGATAN:

Sebelum melakukan pemeriksaan berikut, pastikan ada cukup ruang di sekitar kendaraan. Kemudian,
gunakan rem tangan dan rem regular kuat-kuat. Jangan gunakan pedal gas. Jika mesin hidup, siap-siap

0B-9
untuk mematikan kembali. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan ini karena kendaraan bisa bergerak tanpa
peringatan dan mungkin menyebabkan cedera fisik atau kerusakan barang.

Pada kendaraan dengan transaxle otomatis, nyalakan mesin pada setiap posisi tuas. Mesin hanya bisa dihidupkan
pada posisi “P” (Parkir) or “N” (Netral).
Pada kendaraan dengan transaxle manual, tempatkan tuas pemindah di “Netral,” tekan penuh pedal kopling dan
coba hidupkan.

Pemeriksaan Sistem Gas Buang


Periksa kebocoran, retak atau penopang yang longgar.

Kopling (Manual Transaxle)


Periksa berikut ini.
• Kopling dilepas sepenuhnya saat menekan pedal kopling,
• Tak terjadi slip kopling saat melepaskan pedal dan mempercepat.
• Kopling tersebut bebas dari kondisi tak normal.

Tuas Transmisi atau Tuas Pemilih


Periksa tuas transmisi atau tuas pemilih untuk melihat perpindahan ke semua posisi dengan lancar dan kinerja
transmisi yang baik di tiap posisi.
Pada kendaraan yang dilengkapi dengan transaxle otomatis, periksa juga apakah shift indicator menunjukkan yang
semestinya berdasarkan pergeseran posisi tuas pemilih.
Pada kendaraan yang dilengkapi dengan transaxle otomatis, pastikan bahwa kendaraan benar-benar berhenti saat
memindahkan tuas pemilih ke posisi “P” dan lepas semua rem.

Rem

Rem kaki
Periksa berikut ini:
• bahwa pedal rem memiliki pergerakan yang semestinya.
• bahwa rem berfungsi semestinya.
• bahwa rem tidak bunyi,
• bahwa kendaraan tidak miring ke satu sisi saat rem digunakan.
• dan bahwa rem tidak seret.

Rem tangan
Periksa apakah tuas memiliki pergerakan semestinya.

PERINGATAN:

Dengan kendaraan diparkir di atas bidang miring yang cukup curam, pastikan tidak ada sesuatu di jalan
menurun untuk menghindari cedera fisik atau kerusakan barang. Siap-siap menggunakan rem regular
dengan cepat bahkan jika kendaraan mulai bergerak.

Periksa untuk memastikan rem tangan benar-benar efektif saat kendaraan dihentikan di atas bidang miring yang
aman dan tuas rem ditarik penuh.

0B-10
Kemudi
• Periksa untuk memastikan roda kemudi bebas dari ketakstabilan, perasaan berat yang tak normal.
• Periksa apakah kendaraan tidak bergoyang atau miring ke satu sisi.

Mesin
• Periksa apakah mesin merespon dengan cepat pada semua kecepatan.
• Periksa apakah mesin bebas dari kebisingan dan getaran tak normal.

Bodi, Roda dan Sistem Pemindah Daya


Periksa apakah bodi, roda dan sistem transmisi daya bebas dari kebisingan dan getaran tak normal atau kondisi tak
normal lainnya.

Meter dan Gauge


Periksa apakah speedometer, odometer, dan fuel meter dll. berfungsi dengan benar.

Lampu
Periksa apakah semua lampu berfungsi sebagaimana semestinya.

Defroster Kaca Depan


Secara berkala periksa apakah udara keluar dari outlet defroster saat mengoperasikan pemanas atau pendingin
udara.
Setel selektor aliran udara ke posisi defrost dan tombol kipas ke posisi tertinggi di dalam pemeriksaan ini.

Special Tool dan Perlengkapan


Minyak dan Pelumas yang Direkomendasikan
Oli mesin (Model bensin) SG+ grade (Lihat Oli Mesin dan Penggantian Filter [1E-7] untuk kekentalan oli
mesin.)
Oli mesin (Diesel) CG grade (Lihat Oli Mesin dan Penggantian Filter [1E-22] untuk kekentalan oli
mesin.)
Coolant mesin “Antifreeze/Anticorrosion coolant”
(Ethylene glycol base coolant)
Minyak rem Baca tutup reservoir master cylinder rem.
Oli transaxle manual: • Model bensin Lihat Penggantian Oli Transaxle Manual [5B-9] .
• Model diesel Lihat Penggantian Oli Transaxle Manual [5B-62] .
Engsel pintu Oli mesin atau grease anti air
Hood latch assy. Oli mesin atau grease anti air
Silinder kunci Spray lubricant

0B-11
Mesin
Bab 1

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan .............................................................................................................................................. 1-2
Tindakan Pencegahan untuk Mesin......................................................................................................................... 1-2

1-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Mesin
Peringatan Air Bag
Lihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] .

Tindakan Pencegahan untuk Servis Mesin


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Mesin [1A-7] atau Tindakan Pencegahan untuk Servis Mesin [1A-146]

Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Masalah


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Mendiagosis Gangguan [1A-7] atau Tindakan Pencegahan dalam Diagnosa
Gangguan [1A-146]

Tindakan Pencegahan untuk Perbaikan DTC


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Perbaikan DTC [1A-8] .

Tindakan Pencegahan untuk Pemeriksaan Sirkuit ECM


BOSCH ECM: Lihat Tindakan Pencegahan untuk Inspeksi Sirkuit ECM [1A-8] .

Tindakan Pencegahan untuk Kalibrasi Sistem Electric Throttle Control


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Kalibrasi Sistem Elektrik Throttle Control [1A-8] .

Tindakan Pencegahan untuk Kebersihan dan Perawatan


BOSCH ECM: Lihat Tindakan Pencegahan untuk Kebersihan dan Perawatan [1A-9] .

Tindakan Pencegahan untuk Identifikasi Silinder


BOSCH ECM: Lihat Tindakan Pencegahan untuk Identifikasi Silinder [1A-9] .

Tindakan Pencegahan untuk Sistem Kontrol Generator


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Sistem Kontrol Generator [1A-9] .

Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Bahan Bakar


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Bahan Bakar [1G-3] atau Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-26]

Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN [00-11] .

Tindakan Pencegahan untuk Catalytic Converter


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Catalytic Converter (Model Bensin) [00-10] atau Tindakan Pencegahan untuk
Catalytic Converter (Model Diesel) [00-10]

Tindakan Pencegahan untuk Perawatan Sirkuit Kelistrikan


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik [00-11] .

Tindakan Penegahan untuk Pemasangan Wiring Harness


Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah elektrik.

1-2
Mesin
Bab 1A

Informasi Umum dan Diagnosis Mesin


K12M ......................................................................................................................................................................... 1A-7
Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 1A-7
Tindakan Pencegahan untuk Servis Mesin............................................................................................................1A-7
Tindakan Pencegahan untuk Mendiagosis Gangguan .........................................................................................1A-7
Tindakan Pencegahan untuk Perbaikan DTC........................................................................................................1A-8
Tindakan Pencegahan untuk Inspeksi Sirkuit ECM ..............................................................................................1A-8
Tindakan Pencegahan untuk Kalibrasi Sistem Elektrik Throttle Control................................................................1A-8
Tindakan Pencegahan untuk Kebersihan dan Perawatan .....................................................................................1A-9
Tindakan Pencegahan untuk Identifikasi Silinder ..................................................................................................1A-9
Tindakan Pencegahan untuk Sistem Kontrol Generator........................................................................................1A-9
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 1A-9
Uraian Umum Diagnosis Mesin..............................................................................................................................1A-9
Uraian Sistem On-Board Diagnostic (OBD).........................................................................................................1A-10
Uraian DLC (Data Link Connector) ......................................................................................................................1A-13
Uraian Sistem Mesin dan Kontrol Emisi...............................................................................................................1A-14
Uraian Sistem Udara Masuk ................................................................................................................................1A-14
Gambaran Sistem Throttle Control Elektrik..........................................................................................................1A-15
Gambaran Kalibrasi Sistem Throttle Control Elektrik...........................................................................................1A-16
Uraian Sistem Kontrol Generator .........................................................................................................................1A-16
Uraian Sistem Sensor A/F....................................................................................................................................1A-17
Uraian Sistem Kontrol Elektronik .........................................................................................................................1A-19
Tabel Input / Output Mesin dan Kontrol Emisi......................................................................................................1A-20
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................. 1A-22
Diagram Sistem Mesin dan Kontrol Emisi............................................................................................................1A-22
Diagram Alir Sistem Mesin dan Kontrol Emisi......................................................................................................1A-25
Diagram Sirkuit Sistem Kontrol Mesin..................................................................................................................1A-26
Lokasi Komponen ................................................................................................................................................ 1A-31
Lokasi Komponen Sistem Kontrol Elektronik .......................................................................................................1A-31
Informasi dan Prosedur Diagnosa...................................................................................................................... 1A-32
Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol Emisi ....................................................................................................1A-32
Pemeriksaan Lampu Indikator Malfungsi (MIL) ...................................................................................................1A-35
Pemeriksaan DTC ................................................................................................................................................1A-36
Penghapusan DTC...............................................................................................................................................1A-36
Tabel DTC ............................................................................................................................................................1A-37
Tabel Fail-Safe .....................................................................................................................................................1A-43

1A-1
Data Scan Tool .....................................................................................................................................................1A-47
Pemeriksaan Visual..............................................................................................................................................1A-53
Pemeriksaan Dasar Mesin ...................................................................................................................................1A-54
Diagnosis Gejala Mesin .......................................................................................................................................1A-55
MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak di Posisi ON dan Mesin Tidak Hidup (tapi Mesin Dapat Distarter) .........1A-61
MIL Tetap ON setelah Mesin Distarter .................................................................................................................1A-63
DTC P0030 / P0031 / P0032................................................................................................................................1A-63
DTC P0036 / P0037 / P0038................................................................................................................................1A-65
DTC P0102 / P0103 .............................................................................................................................................1A-67
DTC P0107 / P0108 .............................................................................................................................................1A-68
DTC P0112 / P0113..............................................................................................................................................1A-70
DTC P0117 / P0118..............................................................................................................................................1A-71
DTC P0122 / P0123 .............................................................................................................................................1A-73
DTC P0131 / P0132 / P2237 / P2243 / P2626.....................................................................................................1A-75
DTC P0137 / P0138 / P0140................................................................................................................................1A-78
DTC P0201 / P0202 / P0203 / P0204 / P0261 / P0262 / P0264 / P0265 / P0267 / P0268 / P0270 / P0271 ......1A-80
DTC P0222 / P0223 .............................................................................................................................................1A-83
DTC P0327...........................................................................................................................................................1A-85
DTC P0335...........................................................................................................................................................1A-86
DTC P0340...........................................................................................................................................................1A-88
DTC P0351 / P0352 / P0353 / P0354 / P2300 / P2301 / P2303 / P2304 / P2306 / P2307 / P2309 / P2310 ......1A-90
DTC P0403...........................................................................................................................................................1A-93
DTC P0443 / P0458 / P0459................................................................................................................................1A-95
DTC P0480 / P0692 .............................................................................................................................................1A-97
DTC P0481 / P0694 .............................................................................................................................................1A-99
DTC P0500.........................................................................................................................................................1A-101
DTC P0530.........................................................................................................................................................1A-103
DTC P0560 / P0562 / P0563..............................................................................................................................1A-105
DTC P0602.........................................................................................................................................................1A-106
DTC P0606.........................................................................................................................................................1A-106
DTC P0607.........................................................................................................................................................1A-107
DTC P0627 / P0628 / P0629..............................................................................................................................1A-108
DTC P0645 / P0646 / P0647.............................................................................................................................. 1A-110
DTC P2100......................................................................................................................................................... 1A-112
DTC P2101 / P2119 ........................................................................................................................................... 1A-113
DTC P2122 / P2123 ........................................................................................................................................... 1A-114
DTC P2127 / P2128 ........................................................................................................................................... 1A-117
DTC P2135.........................................................................................................................................................1A-120
DTC P2138.........................................................................................................................................................1A-120
DTC P2176.........................................................................................................................................................1A-121
DTC P2228 / P2229 ...........................................................................................................................................1A-122

1A-2
DTC U0073 ........................................................................................................................................................1A-123
DTC U0121 ........................................................................................................................................................1A-123
DTC U0155 ........................................................................................................................................................1A-123
DTC U1081 ........................................................................................................................................................1A-123
Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya .....................................................................................................................1A-123
Pemeriksaan Daya dan Sirkuit Ground ECM.....................................................................................................1A-142
Petunjuk Perbaikan ............................................................................................................................................ 1A-144
Pemeriksaan Putaran Idle dan bukaan IAC Throttle Valve................................................................................1A-144
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................ 1A-145
Special Tool ........................................................................................................................................................1A-145

Z13DTJ.................................................................................................................................................................. 1A-146
Tindakan Pencegahan ....................................................................................................................................... 1A-146
Tindakan Pencegahan untuk Servis Mesin........................................................................................................1A-146
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosa Gangguan ..........................................................................................1A-146
Uraian Umum ...................................................................................................................................................... 1A-147
Laporan tentang Kebersihan dan Perawatan.....................................................................................................1A-147
Uraian Umum Diagnosis Mesin..........................................................................................................................1A-148
Uraian Sistem OBD ............................................................................................................................................1A-148
Skema dan Diagram ........................................................................................................................................... 1A-150
Diagram Sistem Kontrol Elektronik ....................................................................................................................1A-150
Diagram Sirkuit Input / Output ECM...................................................................................................................1A-152
Lokasi Komponen .............................................................................................................................................. 1A-156
Lokasi Komponen Sistem Kontrol Elektronik .....................................................................................................1A-156
Informasi dan Prosedur Diagnosa.................................................................................................................... 1A-157
Pemeriksaan Lampu Indikator Malfungsi (MIL) .................................................................................................1A-157
Pemeriksaan Lampu Service Vehicle Soon (SVS) ............................................................................................1A-157
Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol Emisi ..................................................................................................1A-158
Pemeriksaan DTC ..............................................................................................................................................1A-161
Penghapusan DTC.............................................................................................................................................1A-162
Prosedur Konfirmasi DTC ..................................................................................................................................1A-162
Tabel DTC ..........................................................................................................................................................1A-163
Tabel Fail-Safe ...................................................................................................................................................1A-168
Data Scan Tool ...................................................................................................................................................1A-171
Pemeriksaan Visual............................................................................................................................................1A-177
Pemeriksaan Dasar Mesin .................................................................................................................................1A-178
Diagnosis Gejala Mesin .....................................................................................................................................1A-178
DTC P0030:........................................................................................................................................................1A-193
DTC P0088: .......................................................................................................................................................1A-194
DTC P0090:........................................................................................................................................................1A-195
DTC P0093:........................................................................................................................................................1A-196

1A-3
DTC P0100:........................................................................................................................................................1A-197
DTC P0106:........................................................................................................................................................1A-198
DTC P0107 / P0108: ..........................................................................................................................................1A-198
DTC P0110:........................................................................................................................................................1A-199
DTC P0115:........................................................................................................................................................1A-200
DTC P0130 / P0135: ..........................................................................................................................................1A-201
DTC P0168:........................................................................................................................................................1A-202
DTC P0180:........................................................................................................................................................1A-203
DTC P0190:........................................................................................................................................................1A-204
DTC P0201 / P0202 / P0203 / P0204: ...............................................................................................................1A-205
DTC P0217:........................................................................................................................................................1A-206
DTC P0219:........................................................................................................................................................1A-206
DTC P0230:........................................................................................................................................................1A-207
DTC P0235:........................................................................................................................................................1A-208
DTC P0335:........................................................................................................................................................1A-209
DTC P0340:........................................................................................................................................................1A-210
DTC P0380 / P0683: ..........................................................................................................................................1A-212
DTC P0400:........................................................................................................................................................1A-214
DTC P0403:........................................................................................................................................................1A-214
DTC P0500:........................................................................................................................................................1A-215
DTC P0520:........................................................................................................................................................1A-216
DTC P0530:........................................................................................................................................................1A-217
DTC P0560:........................................................................................................................................................1A-218
DTC P0571:........................................................................................................................................................1A-219
DTC P0602:........................................................................................................................................................1A-220
DTC P0603:........................................................................................................................................................1A-221
DTC P0604:........................................................................................................................................................1A-222
DTC P0605:........................................................................................................................................................1A-222
DTC P0650:........................................................................................................................................................1A-223
DTC P0685 / P1625: ..........................................................................................................................................1A-224
DTC P0704:........................................................................................................................................................1A-225
DTC P1093:........................................................................................................................................................1A-226
DTC P1105:........................................................................................................................................................1A-227
DTC P1120:........................................................................................................................................................1A-227
DTC P1122:........................................................................................................................................................1A-228
DTC P1190:........................................................................................................................................................1A-228
DTC P1191:........................................................................................................................................................1A-229
DTC P1481:........................................................................................................................................................1A-230
DTC P1482 / P1483: ..........................................................................................................................................1A-231
DTC P1530:........................................................................................................................................................1A-232
DTC P1571:........................................................................................................................................................1A-233

1A-4
DTC P1600:........................................................................................................................................................1A-234
DTC P1620:........................................................................................................................................................1A-234
DTC P1635:........................................................................................................................................................1A-236
DTC P1639:........................................................................................................................................................1A-238
DTC P1660:........................................................................................................................................................1A-240
DTC P1725:........................................................................................................................................................1A-241
DTC P1811:........................................................................................................................................................1A-241
DTC P2146:........................................................................................................................................................1A-242
DTC P2237 / P2297: ..........................................................................................................................................1A-242
DTC P2244:........................................................................................................................................................1A-243
DTC P2264.........................................................................................................................................................1A-244
DTC U2101: .......................................................................................................................................................1A-245
DTC U2103: .......................................................................................................................................................1A-246
DTC U2107: .......................................................................................................................................................1A-246
DTC U2108: .......................................................................................................................................................1A-246
DTC U2116:........................................................................................................................................................1A-246
Tabel A-1: Pemeriksaan Operasi Relay Fuel Pump...........................................................................................1A-246
Tabel A-2: Pemeriksaan Sirkuit Injektor .............................................................................................................1A-248
Tabel A-3: Pemeriksaan Sensor Suhu Bahan Bakar .........................................................................................1A-251
Tabel A-4: Pemeriksaan Sirkuit Sensor Tekanan Bahan Bakar .........................................................................1A-252
Tabel A-5: Pemeriksaan Operasi Regulator Tekanan Bahan Bakar ..................................................................1A-253
Tabel A-6: Pemeriksaan Sirkuit Supply Bahan Bakar Tekanan Rendah............................................................1A-254
Tabel A-7: Pemeriksaan Sirkuit Supply Bahan Bakar Tekanan Tinggi...............................................................1A-257
Tabel B-1: Pemeriksaan Sirkuit Turbocharger / Udara Masuk...........................................................................1A-259
Tabel B-2: Pemeriksaan Sensor MAF ................................................................................................................1A-260
Tabel B-3: Pemeriksaan Sensor Tekanan Boost................................................................................................1A-261
Tabel B-4: Pemeriksaan Tekanan Barometer.....................................................................................................1A-262
Tabel B-5: Pemeriksaan Pengoperasian EGR Valve .........................................................................................1A-262
Tabel B-6: Pemeriksaan Sensor A/F ..................................................................................................................1A-263
Tabel C-1: Pemeriksaan Voltase Battery ...........................................................................................................1A-264
Tabel C-2: Pemeriksaan Operasi Relay Utama .................................................................................................1A-265
Tabel C-3: Pemeriksaan Putaran Mesin.............................................................................................................1A-265
Tabel C-4: Pemeriksaan Sensor ECT ................................................................................................................1A-266
Tabel C-5: Pemeriksaan Sensor IAT ..................................................................................................................1A-267
Tabel C-6: Pemeriksaan Pedal Gas ...................................................................................................................1A-268
Tabel C-7: Pemeriksaan Sinyal Kecepatan........................................................................................................1A-269
Tabel C-8: Pemeriksaan Operasi Glow Plug......................................................................................................1A-270
Tabel C-9: Pemeriksaan operasi Kipas Pendingin Radiator ..............................................................................1A-272
ECM dan Nilai Voltase Sirkuitnya (untuk Acuan) ...............................................................................................1A-276
Pemeriksaan Kecepatan Idle .............................................................................................................................1A-290
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................ 1A-290

1A-5
Special Tool ........................................................................................................................................................1A-290

1A-6
K12M

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Servis Mesin
PERHATIAN:

Informasi servis mesin berikut harus diperhatikan dengan cermat untuk mencegah kerusakan dan
menghasilkan kinerja mesin yang andal.

• Jika karena suatu alasan mesin perlu diangkat atau ditopang, jangan memasang dongkrak di bawah oil pan. Jika
dilakukan, oil pan bisa rusak.
• Perlu selalu diingat saat bekerja pada mesin bahwa sistem listrik 12 volt dapat menimbulkan korslet yang kuat
dan merusak. Ketika melakukan pekerjaan pada bagian yang terminal listriknya bisa di-ground-kan, kabel ground
battery harus dilepas dari battery.
• Setiap kali filter udara, throttle body atau intake manifold dilepas, berhati-hatilah agar material asing (sepertu
debu dan partikel logam) tidak terkumpul pada mesin, throttle body dan throttle valve. Jika terjadi, mesin dan
throttle body assy. elektrik dapat rusak akibat throttle valve yang membesar.

Tindakan Pencegahan untuk Mendiagosis Gangguan


• Jangan melepas konektor ECM dari ECM, kabel battery dari battery, kabel harness ground ECM dari mesin,
sekring utama atau sekring DOME sebelum mengonfirmasi informasi diagnosis (DTC, freeze frame data, dll.)
yang tersimpan di memori ECM. Pemutusan semacam itu akan menghapus memori informasi di memori ECM.
• Informasi diagnosis yang tersimpan di memori ECM dapat dihapus dan diperiksa menggunakan SUZUKI scan
tool. Sebelum menggunakan scan tool, baca Buku Petunjuk dengan cermat untuk memahami benar fungsi-fungsi
yang tersedia dan cara penggunaannya.
• Ketika memeriksa ECM dari DTC, ingat bahwa DTC yang ditampilkan pada scan tool berikut ini tergantung scan
tool.
– SUZUKI scan tool menampilkan DTC yang dideteksi ECM.
• Prioritas saat mendiagnosis masalah
Jika dua atau lebih DTC tersimpan, lanjutkan ke aliran DTC yang sudah mendeteksi
• Pastikan melihat Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN [00-11] sebelum melakukan
pemeriksaan dan patuhi yang tertulis di sana.
• Mengganti ECM
Ketika mengganti ECM dengan ECM baru atau pengganti, periksalah kondisi berikut. Kelalaian untuk melakukan
pemeriksaan bisa menimbulkan kerusakan ECM.
– Nilai resistan untuk semua relay dan actuator sesuai dengan yang ditetapkan.
– Sensor APP, sensor MAP, sensor TP (electric throttle body assy.), sensor arus beban elektrik dan sensor
tekanan refrigerant A/C berada pada kondisi baik dan tidak ada satu pun dari sensor ini tersambung dengan
ground.
• Komunikasi antara ECM, BCM, combination meter dan ABS control module dijalin oleh CAN (Controller Area
Network). (Untuk rincian selengkapnya tentang komunikasi CAN untuk ECM, lihat Uraian Sistem Komunikasi
CAN [10H-3] ).

1A-7
Oleh karena itu, tangani saluran komunikasi CAN dengan cermat dan merujuk ke Uraian Sistem Komunikasi
CAN [10H-3] .
• Meregistrasikan kode immobilizer transponder setelah mengganti ECM
Apabila ECM diganti dengan ECM baru atau pengganti, pastikan kode transponder immobilizer diregistrasikan.
Registrasi Kunci [10C-17] .

Tindakan Pencegahan untuk Perbaikan DTC


• Sebelum melakukan pemecahan masalah, silakan baca Tindakan Pencegahan untuk Inspeksi Sirkuit ECM [1A-
8] .
• Setelah menyelesaikan pemeriksaan dan perbaikan, jalankan “Prosedur Konfirmasi DTC” dan pastikan bahwa
masalah sudah terselesaikan.

Tindakan Pencegahan untuk Inspeksi Sirkuit ECM


Jangan mengukur voltase sirkuit dan/atau sinyal pulsa ECM dengan memasukkan tester probe ke terminal ECM
yang bersegel.
Ketika mengukur tegangan sirkuit dan/atau sinyal pulsa ECM, pastikan untuk menyambung kabel jumper (5) ke
masing-masing sensor (1) dan konektor sensor (2). Jika tidak maka terminal bersegel, ECM dan sirkuitnya dapat
rusak.

3. Voltmeter 4. Oscilloscope

Tindakan Pencegahan untuk Kalibrasi Sistem Elektrik Throttle Control


Menutup dan membuka penuh posisi throttle valve data disimpan ECM.
(Untuk detail Kalibrasi Sistem Elektrik Throttle Control, lihat Gambaran Kalibrasi Sistem Throttle Control Elektrik [1A-
16] )
Setelah melakukan satu dari servis berikut, perlu mengalibrasi posisi menutup dan membuka penuh throttle valve
yang tersimpan pada ECM. Kalibrasi Sistem Electric Throttle Control [1C-7]
• Penggantian ECM
• Pembersihan DTC yang berhubungan dengan sistem elektrik throttle control (P0607, P0122, P0123, P0222,
P0223, P2100, P2101, P2119, P2122, P2123, P2127, P2128, P2135, P2138 atau P2176)
• Penggantian electric throttle body assy. atau accelerator pedal assy. dengan sensor APP
• Memutus koneksi kabel negatif dari battery.

1A-8
Tindakan Pencegahan untuk Kebersihan dan Perawatan
• Mesin mobil adalah kombinasi dari banyak permukaan dengan proses mesin, ditajamkan, dipoles dan di-press
dengan toleransi yang diukur hingga seperseribu milimeter (sepersepuluh ribu inci).
Karenanya, saat bagian dalam mesin diservis, kehati-hatian dan kebersihan harus sangat diperhatikan.
Perlu dipahami bahwa membersihkan dan melindungi permukaan yang dimesin dan area gesekan dengan baik
adalah bagian dari prosedur reparasi. Ini sudah menjadi praktik bengkel standar sekalipun tidak disebutkan
secara khusus.
• Pelapisan oli mesin secara berlebih harus dilakukan pada area gesekan selama merakit untuk melindungi dan
melumasi permukaan selama pengoperasian awal.
• Setiap kali komponen valve train, piston, piston ring, connecting rod, connecting rod bearing, atau crankshaft
main bearing dilepas untuk diservis, semuanya harus dijaga tetap tertata.
Pada saat memasang, semua komponen harus dipasang di lokasi dan dengan kombinasi yang sama seperti
sebelum dilepas.
• Kabel battery harus dilepas sebelum melakukan pekerjaan besar pada mesin.
Jika tidak, kerusakan bisa terjadi pada kabel harness atau bagian elektrik lainnya.

Tindakan Pencegahan untuk Identifikasi Silinder


Tiga silinder mesin diidentifikasi dengan nomor; No.1 (1), No.2 (2) No.3 (3) dan No.4 (4) yang dihitung dari sisi pulley
crankshaft (4) hingga sisi flywheel.

[a]

4 3 2 1

[a]: Depan

Tindakan Pencegahan untuk Sistem Kontrol Generator


Sehubungan dengan kontrol pembangkit generator, putaran mesin bisa naik atau turun akibat faktor-faktor penyebab
di bawah ini.
• Daya battery lemah atau masa pakainya habis.
• Daya untuk aksesori diambil langsung dari terminal battery.
• Ada beban elektrik yang besar.

Uraian Umum
Uraian Umum Diagnosis Mesin
Sistem mesin dan kontrol emisi pada kendaraan ini dikontrol oleh ECM. ECM mempunyai sistem On-Board
Diagnostic (OBD) yang mendeteksi malfungsi pada sistem ini dan abnormal part yang mempengaruhi emisi gas
buang mesin. Ketika mendiagnosis gangguan mesin, pastikan Anda memahami sepenuhnya uraian Uraian Sistem
On-Board Diagnostic (OBD) [1A-10] dan setiap item pada Tindakan Pencegahan untuk Mendiagosis Gangguan [1A-
7] serta menjalankan diagnosis sesuai dengan Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol Emisi [1A-32] .

1A-9
Ada hubungan yang erat antara sistem emisi, mekanika mesin, sistem pendingin mesin, sistem pengapian, sistem
gas buang, dll. pada struktur dan pengoperasiannya. Jika terjadi gangguan mesin, sekalipun lampu indikator
malfungsi (MIL) tidak menyala, diagnosis harus dilakukan sesuai dengan Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi [1A-32]

Uraian Sistem On-Board Diagnostic (OBD)


Uraian Umum
ECM pada kendaraan ini mempunyai fungsi sebagai berikut.
• Bila kunci kontak diputar ke posisi ON saat tidak ada putaran mesin, lampu indikator malfungsi (MIL) (1) akan
menyala untuk memeriksa MIL (1) dan sirkuitnya.
• Bila ECM mendeteksi malfungsi yang berakibat buruk pada emisi kendaraan melebihi driving cycle (D/C) yang
ditentukan, maka ia akan menyalakan atau mengedipkan MIL pada combination meter (mengedip hanya ketika
mendeteksi kegagalan yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap katalisnya) dan menyimpan diagnostic
trouble code (DTC) di memorinya.
(Jika kondisi normal terdeteksi selama 3 driving cycle berturut-turut setelah terdeteksinya suatu malfungsi, maka
ECM akan mematikan MIL meskipun DTC yang tersimpan di memorinya tetap menjadi catatan DTC.)
• Untuk beberapa malfungsi, ECM menggunakan logika pendeteksian 3 D/C untuk mencegah salah deteksi.
Dengan logikan ini, MIL dinyalakan ketika malfungsi terdeteksi pada 3 driving cycle berturut-turut.
• Bila suatu malfungsi terdeteksi, kondisi mesin dan pengemudian saat itu akan disimpan dalam memori ECM
sebagai freeze frame data.
Untuk rinciannya, lihat uraian pada Freeze Frame Data .
• Dimungkinkan untuk mengomunikasikan ECM melalui konektor data link (DLC) (3) dengan SUZUKI scan tool (2).

1A-10
Warm-Up Cycle
Satu warm-up cycle adalah durasi sejak mesin dihidupkan hingga suhu coolant naik setidaknya 23 °C (73 °F) di atas
suhu minimal 70 °C (158 °F).

Driving Cycle (D/C)


A “Driving Cycle” adalah durasi dari penyalaan mesin hingga mesin dimatikan.

Logika Pendeteksian 3 Driving Cycle


Malfungsi yang terdeteksi pada driving cycle pertama disimpan dalam memori ECM (dalam bentuk pending DTC),
namun pada saat ini MIL tidak menyala. MIL akan menyala ketika malfungsi yang sama terdeteksi untuk ketiga
kalinya pada driving cycle berikutnya.

Pending DTC
Pending DTC adalah DTC yang terdeteksi dan disimpan sementara pada driving cycle pertama dari logika
pendeteksian 3 driving cycle.

Freeze Frame Data


ECM menyimpan kondisi mesin dan pengemudian (dalam bentuk data seperti ditunjukkan) saat malfungsi terdeteksi
ke dalam memorinya. Data ini disebut “Freeze frame data”.
Kondisi mesin dan pengemudian (misalnya, mesin panas atau tidak, kendaraan berjalan atau berhenti, campuran
udara / bahan bakar kurus atau kaya) saat malfungsi terdeteksi dapat diketahui dengan memeriksa freeze frame data
ini. Selain itu, ECM mempunyai fungsi yang dapat menyimpan masing-masing freeze frame data untuk tiga malfungsi
berbeda sesuai urutan terdeteksinya. Dengan fungsi ini, urutan terdeteksinya setiap malfungsi dapat diketahui. Ini
berguna saat memeriksa ulang atau mendiagnosis suatu gangguan.
Untuk rincian freeze frame data yang dapat dibaca dari ECM, lihat tabel di bawah ini.

DTC
Sistem Bahan Bakar
Beban Terhitung
ECT
Trim Bahan Bakar Jangka Pendek
Trim Bahan Bakar Jangka Panjang
MAP
Putaran Mesin
Kecepatan Kendaraan
Pengapian Advance
Suhu Udara Masuk
MAF
TP 1 Absolut*
Pembukaan EGR Valve
Evap Canist Prg Duty
Tekanan Barometer
Voltase Battery
TP Relatif**
TP 2 Absolut*

1A-11
APP 1 Absolut*
APP 2 Absolut*
Target Throt Pos

CATATAN:
• Untuk freeze frame data dengan tanda bintang (*), itu menunjukkan rasio antara voltase power supply
dengan voltase output sensor terkait.
Bila voltase power supply 5,0 V dan voltase output sensor terkait 4,0 V, maka freeze frame data
ditampilkan sebagai berikut.
– Untuk sensor di mana voltase output sensor terkait naik terhadap gerakan valve, ia menampilkan 80%
(= rasio antara voltase power supply dengan voltase output sensor terkait).
– Untuk sensor di mana voltase output sensor terkait turun terhadap gerakan valve, ia menampilkan
20% (= 100% dikurangi rasio antara voltase power supply dengan voltase output sensor terkait).
• Untuk freeze frame data dengan tanda bintang (**), itu menunjukkan rumus ((voltase output sensor terkait
- voltase output sensor terkait pada posisi throttle tertutup) / voltase power supply).
Bila voltase power supply 5,0 V dan voltase output sensor terkait pada posisi throttle tertutup 1,0 V, maka
freeze frame data ditampilkan sebagai berikut.
– Pada posisi throttle tertutup (voltase output sensor terkait = 1,0 V), ia menampilkan 0%.
– Pada posisi throttle terbuka lebar (voltase output sensor terkait = 4,0 V), ia menampilkan 60%.
Namun, untuk sensor di mana voltase output sensor terkait turun terhadap gerakan valve, ia
menampilkan 100% dikurangi formula ((voltase output sensor terkait - voltase output sensor terkait
pada posisi throttle tertutup) / voltase power supply).

Freeze frame data (contoh)

Prioritas freeze frame data


ECM memiliki 4 frame di mana data freeze rame data dapat disimpan. Frame pertama menyimpan data kerusakan
yang terjadi pertama kali. Meski demikian, freeze frame data yang tersimpan pada frame ini akan di-update sesuai
prioritas yang diterangkan di bawah. (Jika malfungsi sebagaimana didiskripsikan pada kolom atas “1” di bawah ini

1A-12
terdeteksi ketika freeze frame data pada kolom bawah “2” sudah disimpan, freeze frame data “2” akan diperbaharui
oleh freeze frame data “1”.)

Prioritas Freeze frame data pada frame 1


Freeze frame data deteksi awal kerusakan selama “misfire detected” (P0300 – P0303), “fuel
1
system too lean” (P0171) and “fuel system too rich” (P0172)
2 Freeze frame data selain yang diterangkan pada “1” di atas terdeteksi.
Pada frame ke-2 hingga ke-4, freeze frame data dari masing-masing malfungsi disimpan pada urutan deteksi. Data
ini tidak diperbaharui.
Yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini adalah contoh bagaimana freeze frame data disimpan ketika terdeteksi dua
atau lebih DTC.
Frame 1 Frame 2 Frame 3 Frame 4

Freeze frame 1st freeze frame 2nd freeze frame 3rd freeze frame
data data data data
1 No DTC
2 P0443 P0443 data P0443 data
DTC 3 P0112 P0443 data P0443 data P0112 data
detection
order 4 P0117 P0443 data P0443 data P0112 data P0117 data
5 P0480 P0443 data P0443 data P0112 data P0117 data
6 P0171 P0171 data P0443 data P0112 data P0117 data

—: Bukan freeze frame data

Penghapusan freeze frame data


Freeze frame data dihapus bersamaan dengan penghapusan DTC.

Uji Kesiapan Sistem


Uji kesiapan sistem dilakukan untuk memeriksa apakah diagnosis on-board dari setiap sistem yang terkait dengan
emisi gas buang telah selesai atau belum menggunakan scan tool (Suzuki SDT atau OBD generic scan tool
komunikasi CAN). Apabila kondisi yang ditetapkan untuk setiap sistem terpenuhi, ECM akan menjalankan diagnosis
on-board untuk sistem yang terkait dan mengubah status uji kesiapan sistem dari “Incomplete” menjadi “Complete”.
Ketika tertampil status “Complete”, maka status tersebut akan bertahan hingga “Penghapusan DTC” dilakukan
dengan menggunakan scan tool.

CATATAN:
• Status uji kesiapan sistem mungkin berubah “incomplete” saat menjalankan servis berikut.
– Melepas kabel negatif battery
– Melepas konektor ECM
– Pelepasan kabel ground untuk ECM
• Dengan menggunakan uji kesiapan sistem maka dapat mengonfirmasi bahwa semua DTC yang terkait
dengan prosedur konfirmasi uji kesiapan sistem untuk setiap sistem sudah selesai atau belum. Untuk
semua DTC yang terhubung dengan setiap sistem, gunakan tabel di bawah.
• Uji kesiapan sistem BUKAN hasil (“Normal” atau “Abnormal”) dari diagnosis on-board namun hasil dari
(“Selesai” atau“Belum Selesai”) dari diagnosis on-board.

Uraian DLC (Data Link Connector)


Posisi pemasangan, bentuk konekteor dan penetapan pin DLC (1) mematuhi SAE J1962.
1A-13
OBD CAN Hi line (6) dan Low line (3) (CAN line ISO 15765-4) digunakan untuk SUZUKI scan tool (7) atau OBD
generic scan tool komunikasi CAN untuk berkomunikasi dengan ECM.
2 3

16 15 14 13 12 11 10 9

8 7 6 5 4 3 2 1

6 5
1 4

2. B + (Daya battery kontinu)


4. Ground ECM (Ground sinyal)
5. Ground bodi kendaraan (Ground chassis)

Uraian Sistem Mesin dan Kontrol Emisi


Sistem mesin dan kontrol emisi dibagi menjadi 4 sub-sistem besar: sistem udara masuk, sistem pengantaran bahan
bakar, sistem kontrol elektronik dan sistem kontrol emisi.
Sistem udara masuk meliputi filter udara, sensor MAF, throttle body elektronik, sensor MAP dan intake manifold.
Sistem pengantaran bahan bakar meliputi fuel pump, delivery pipe, fuel pressure regulator, fuel injector, dll.
Sistem kontrol elektronik meliputi ECM, berbagai sensor dan perangkat yang dikontrol.
Sistem kontrol emisi meliputi sistem EGR, EVAP dan PCV.
Apabila sambungan selang diputus dan komponen sistem dilepas untuk diservis, pastikan untuk memasang kembali
komponen dengan tepat dan mengatur rute serta menyambung selang dengan benar setelah servis selesai.

Uraian Sistem Udara Masuk


Komponen utama sistem udara masuk adalah filter udara (1), selang keluar filter udara (2), throttle body (3) (untuk
rinciannya, lihat Gambaran Sistem Throttle Control Elektrik [1A-15] .) dan intake manifold (4).
Udara (dengan jumlah yang sesuai dengan bukaan throttle valve (5) dan putaran mesin) disaring oleh filter udara,
yang didistribusikan oleh intake manifold dan terakhir ditarik ke dalam setiap ruang bakar. Throttle body elektrik tidak
dilengkapi dengan katup ISC untuk idle speed control. Idle speed control dilakukan oleh throttle actuator (6) yang
membuka dan menutup throttle valve. (Untuk informasi rinci, lihat Gambaran Sistem Throttle Control Elektrik [1A-
15] .)

1A-14
2

3
6

Gambaran Sistem Throttle Control Elektrik


Sistem throttle control elektrik terdiri dari.
• Throttle body elektrik yang tergabung dengan sensor throttle valve, throttle actuator dan throttle position (TP)
(utama/sub)
• Accelerator pedal assy, yang tergabung dengan sensor accelerator pedal position (APP) (utama/sub)
• ECM

Uraian Operasi
ECM (5) mendeteksi tingkat tekanan accelerator pedal berdasarkan sinyal voltage sensor APP (1). Dengan
menggunakan data dan kondisi operasi mesin, ECM menghitung bukaan throttle valve optimum. Selain itu, ECM
mendeteksi bukaan throttle valve berdasarkan voltase sinyal sensor TP (3) pada throttle body elektrik (2) dan
membandingkannya dengan bukaan throttle valve optimum terhitung di atas. Ketika terdapat perbedaan, ECM
mengontrol the duty ratio (100%– 0%) dari throttle actuator control berdasarkan perbedaan ini untuk menggerakkan
throttle actuator (4) pada throttle body elektrik. Bila tidak ada perbedaan, ECM mengontrol duty ratio hingga sekitar
15% untuk memelihara bukaan throttle valve. Dengan cara ini, throttle valve (13) terbuka dan tertutup untuk
mencapai bukaan throttle valve optimum.
Di dalam sistem ini, sensor TP dan sensor APP memiliki 2 sensor (utama dan sub) masing-masing untuk
memastikan kontrol dan deteksi ketidaknormalan dengan sangat akurat dan sangat andal. Selain itu, ketika ECM
mendeteksi ketidaknormalan di dalam sistem, hentikan mengontrol aktuator throttle.
Throttle body tidak dilengkapi dengan katup ISC untuk idle speed control. Idle speed control dilakukan oleh throttle
actuator dengan menyetel bukaan throttle valve.

1A-15
5
8

2 9 3 6
10
1
7

13
11

12

6. CPU 9. Sirkuit sinyal sensor APP (sub) 12. Drive circuit dari throttle actuator
7. Throttle actuator driver 10. Sirkuit sinyal sensor TP (utama)
8. Sirkuit sinyal sensor APP (utama) 11. Sirkuit sinyal sensor TP (sub)

Gambaran Kalibrasi Sistem Throttle Control Elektrik


ECM menghitung bukaan yang dikontrol dari throttle valve berdasarkan posisi sistem throttle body elektrik yang
tertutup penuh. Data posisi tertutup penuh tersimpan di dalam memori ECM. Namun, posisi throttle valve sistem
throttle body elektrik yang tertutup penuh (voltase sinyal dari sensor posisi throttle ketika throttle tertutup penuh)
berbeda dengan yang lain yang tergantung kepada perbedaan masing-masing dari throttle valve dan sensor TP.
Karena perbedaan masing-masing tersebut harus diperhatikan untuk mengontrol throttle valve, maka perlu
mendaftarkan data posisi throttle valve yang tertutup penuh pada ECM. Ketika data tersebut terdaftar di dalam ECM,
maka data tersebut tersimpan di dalam memori ECM dan digunakan sebagai data dasar untuk mengontrol throttle
valve. Data ini dibersihkan ketika pekerjaan yang digambarkan pada Tindakan Pencegahan untuk Kalibrasi Sistem
Elektrik Throttle Control [1A-8] dilakukan.
Selain itu, setelah mengganti throttle body elektrik dan/atau accelerator pedal assy. (dengan sensor APP sensor),
maka data posisi tertutup penuh di dalam memori ECM harus dibersihkan sekali dan data baru harus didaftarkan, jika
tidak maka ECM tidak dapat memutuskan posisi penutupan lengkap secara tepat.
Untuk prosedur pendaftaran data tersebut, lihat Kalibrasi Sistem Electric Throttle Control [1C-7] . (Setelah data
posisi tertutup sepenuhnya dibersihkan, maka ECM, untuk pertama kali saja, akan membuka dan menutup throttle
valve selama kurang lebih 60 detik setelah kunci kontak pada posisi ON, untuk registrasi posisi throttle valve yang
tertutup sepenuhnya. Jika mesin distarter selama proses registrasi ini, maka dapat terjadi gejala seperti “waktu
cranking lebih lama” atau“peningkatan kecepatan putaran yang lambat sesaat setelah penyalaan”. Namun demikian,
memutar kunci kontak ke posisi OFF sekali dan menstater lagi akan menyetel registrasi yang benar.)

Uraian Sistem Kontrol Generator


Sistem Kontrol Generator terdiri atas sebuah generator (1), sensor arus beban elektrik (6) dan ECM (4).
ECM mengontrol listrik yang dibangkitkan (voltase setel regulator IC (2)) agar sesuai dengan mesin dan kondisi
beban elektrik. Apabila beban elektrik meningkat cepat, beban pembangkitan generator meningkat cepat dan
menyebabkan putaran idle berubah. Untuk mencegah hal tersebut, ECM memvariasikan volume listrik yang
dihasilkan secara bertahap untuk menstabilkan idle.

1A-16
Selain itu, ECM mengurangi beban mesin yang ditimbulkan oleh kenaikan sementara pembangkitan listrik agar
sesuai dengan kondisi mesin (seperti ketika melakukan akselerasi).

Pengoperasian
ECM mengontrol voltase yang dibangkitkan generator menggunakan duty terminal “C” (terminal kontrol generator),
berdasarkan informasi berikut.
• Kondisi mesin (ECT, kecepatan kendaraan, putaran mesin, TP, dll.)
• Voltase battery (voltase daya ECM) (9)
• Kondisi beban elektrik (motor blower, defogger jendela pintu bagasi, lampu depan, kipas radiator, A/C, dll.)
• Output terminal “FR” (control duty field coil (3)) yang menunjukkan laju pengoperasian (kondisi pembangkitan
listrik) generator.
Lalu generator tersebut menggunakan duty terminal “C” untuk mengatur voltase setel regulator IC dengan
control duty field coil, yang berarti mengontrol voltase yang dibangkitkannya (voltase output terminal “B”).
(Untuk informasi lebih lanjut tentang voltase yang dibangkitkan, lihat Sistem Pengisian pada Bab 1J.)
Selain itu, kondisi pembangkitan dari genertor tersebut dikontrol pada ketinggian optimum dengan sensor arus beban
elektrik (6) yang mendeteksi kondisi beban elektrik (konsumsi arus) secara linear bahkan ketika variasi beban
elektrik terjadi dan dengan demikian beban mesin turun.

5
IG

13
11 12
L
2
4
7
FR 8
9
C
10
6
GND
3 TEMP
VOUT
VDD
E

5. Kunci Kontak 12. Meter kombinasi


7. Battery 13. CAN transceiver
11. BCM

Uraian Sistem Sensor A/F


Uraian Sensor A/F
Sensor A/F terletak di cluster exhaust manifold (di depan three way catalytic converter) dan terdiri dari satu pemanas
sensor, elemen sensor dan resistor penyesuai.
• Elemen sensor tersebut berupa laminated constitution yang tersusun atas elemen zircona, ruang deteksi dan
ruang acuan oksigen. ECM mendeteksi konsentrasi oksigen (rasio A/F) exhaust emission dari LEAN hingga
RICH secara seimbang dengan menggunakan karakteristik zirconia.
• Pemanas sensor mempertahankan suhu elemen sensor sekitar 780 °C (1.436 °F) secara konstan dengan duty
control signal sehingga elemen sensor hanya beraktivasi pada suhu tertentu.

1A-17
• Resistor penyelaras yang terpasang pada konektor sensor tersebut mengimbangi perbedaan masing-masing di
dalam karakteristik output elemen sensornya. Jangan pernah mengganti konektor sembarangan, karena sudah
disetel kecocokannya untuk masing-masing sensor.

Operasi Umum
1) Elemen zirconia menghasilkan daya elektromotif yang tergantung kepada perbedaan konsentrasi oksigen antara
ruang deteksi dengan ruang acuan oksigen.
2) ECM mengontrol intensitas dan arah arus pompa ke elemen zirconia sehingga memelihara voltase tertentu
antara kedua elektroda elemen zirconia (antara terminal “LFUN” dengan“LFVM”).
Dengan kata lain, ECM dimaksudkan untuk memelihara konsentrasi oksigen pada nilai tertentu di dalam ruang
deteksi melalui arus pompa untuk menghasilkan daya elektromotif elemen zirconia pada nilai tertentu.
3) ECM menghitung rasio A/F di dalam emisi gas buang dengan intensitas dan arah arus pompa.
9
+B

8
1

LFIA
7
3
LFIP
4
10 11

2 5 LFVM

4
LFUN

6
LFH

12

13

1. Sensor A/F 5. Ruang deteksi 9. ECM 13. Elektroda


2. Pemanas sensor 6. Ruang acuan oksigen 10. Sirkuit pemrosesan sinyal sensor A/F
3. Elemen sensor 7. Resistor penyesuai 11. CPU
4. Elemen zirconia 8. Konektor 12. Emisi gas buang

CATATAN:
Arus pompa mengeluarkan +0,01 hingga +beberapa mA pada keadaan kurus dan –hingga –0,01 mA pada
keadaan kaya.

Operasi pada Keadaan Kurus [A]


Pada keadaan kurus, emisi gas buang berisi sejumlah besar oksigen.
Pada keadaan ini, ECM menghitung rasio A/F sebagai berikut.
1) Ketika emisi gas buang memasuki ruang deteksi, gaya elektromotoris yang dihasilkan oleh elemen zirconia turun.
2) ECM dimaksudkan untuk memelihara konsentrasi oksigen pada nilai tertentu di dalam ruang deteksi melalui arus
pompa untuk menghasilkan daya elektromotif elemen zirconia pada nilai tertentu. (Ion oksigen mengalir dari
ruang deteksi ke elemen zirconia.)
3) ECM menghitung rasio A/F dengan intensitas dan arah arus pompa.
1A-18
Operasi pada Keadaan kaya [B]
Pada keadaan kaya, emisi gas buang berisi sejumlah besar oksigen.
Pada keadaan ini, ECM menghitung rasio A/F sebagai berikut.
1) Ketika emisi gas buang memasuki ruang deteksi, gaya elektromotoris yang dihasilkan oleh elemen zirconia naik.
2) ECM dimaksudkan untuk menaikkan konsentrasi oksigen pada nilai tertentu di dalam ruang deteksi melalui arus
pompa untuk menghasilkan daya elektromotif elemen zirconia pada nilai tertentu. (Ion oksigen mengalir dari
elemen zirconia ke ruang deteksi.)
3) ECM menghitung rasio A/F dengan intensitas dan arah arus pompa.

[A] [B]
1 1

LFIP LFIP

2 2

LFVM LFVM
3 3

2 2

4 LFUN 4 LFUN

(Volt) :5 :8 LFVM : 11

6 :6 :9 LFUN : 12

5 [A] [B]
:7 LFIP : 10
4
LFUN
3

2
LFVM
1 LFIP

0 2 4 6 8 10 (s)

[A]: Keadaan kurus 3. Ruang deteksi 7. Arah aliran pompa 11. Voltase acuan
[B]: Keadaan kaya 4. Ruang acuan oksigen 8. Elektroda 12. Sensor
1. Sensor A/F 5. Oksigen 9. Gaya elektromotif
2. Elemen zirconia 6. Ion oksigen dan arahnya 10. Pompa

Uraian Sistem Kontrol Elektronik


Sistem kontrol elektronik terdiri atas berbagai sensor, switch, ECU yang mendeteksi status kondisi mesin dan
pengemudian, ECM yang mengontrol berbagai perangkat kontrol elektrik sesuai dengan sinyal dari “1)” dan 3)
berbagai perangkat kontrol elektrik.
Secara fungsional, sistem ini dibagi menjadi beberapa subsistem:
• Sistem kontrol injeksi bahan bakar
• Sistem kontrol pengapian
• Sistem throttle control elektrik

1A-19
• Sistem kontrol fuel pump
• Sistem kontrol kipas pendingin radiator
• Sistem kontrol emisi evaporatif
• Sistem kontrol pemanas A/F
• Sistem kontrol pemanas HO2-S
• Sistem kontrol A/C
• Sistem kontrol immobilizer
• Sistem kontrol generator
• Sistem komunikasi controller (komputer)
Secara khusus, ECM, BCM, combination meter dan kontrol modul ABS saling berkomunikasi melalui saluran
komunikasi CAN.
Lihat Diagram Alir Sistem Mesin dan Kontrol Emisi [1A-25] dan Diagram Sirkuit Sistem Kontrol Mesin [1A-26] .

Tabel Input / Output Mesin dan Kontrol Emisi


Fungsi Output Input
• Kunci Kontak
• Starter switch
• Sensor ECT
• Sensor CKP
• Sensor CMP
• Sensor TP
• Sensor APP
Kontrol injeksi Injeksi bahan bakar • Sensor MAF & IAT
• Sensor MAP
• Sensor A/F
• HO2S-2
• Sensor tekanan barometrik
• Voltase battery
• Switch lampu rem
• Kontrol modul ABS (sinyal sensor kecepatan roda)
Injeksi bahan bakar • Kunci Kontak
Kontrol immobilizer • Modul kontrol Immobilizer
Ignition coil dengan
igniter
• Kunci Kontak
• Starter switch
• Sensor ECT
• Sensor CKP
• Sensor CMP
• Sensor TP
Ignition coil dengan
Kontrol pengapian • Sensor APP
igniter
• Sensor MAF & IAT
• Sensor MAP
• Knock sensor
• Sensor tekanan barometrik
• Voltase battery
• Kontrol modul ABS (sinyal sensor kecepatan roda)

1A-20
• Kunci Kontak
• Starter switch
• Sensor ECT
• Sensor CKP
• Sensor TP
• Sensor APP
Kontrol putaran idle Throttle actuator
• Sensor MAF & IAT
• Sensor MAP
• Sensor tekanan barometrik
• Generator (sinyal monitor field)
• BCM (Sinyal beban elektrik)
• Kontrol modul ABS (sinyal sensor kecepatan roda)
• Kunci Kontak
• Sensor CKP
• Sensor TP
• Sensor APP
Throttle valve control Throttle actuator • Sensor MAF & IAT
• Sensor tekanan barometrik
• A/C refrigerant pressure sensor
• BCM (Sinyal beban elektrik)
• Kontrol modul ABS (sinyal operasi)
• Kunci Kontak
• Sensor CKP
• Sensor APP
Kontrol generator Generator • Generator (sinyal monitor field)
• Voltase battery
• BCM (Sinyal beban elektrik)
• Kontrol modul ABS (sinyal sensor kecepatan roda)
• Kunci Kontak
Kontrol pemanas A/F Sensor A/F • Sensor ECT
• Voltase battery
• Kunci Kontak
• Sensor ECT
• Sensor CKP
Kontrol pemanas HO2S-2 HO2S-2
• Sensor TP
• Sensor IAT
• Voltase battery
• Kunci Kontak
• Sensor ECT
• Sensor CKP
EVAP canister purge
EVAP purge control • Sensor TP
valve
• Sensor MAF & IAT
• Sensor tekanan barometrik
• Kontrol modul ABS (sinyal sensor kecepatan roda)
• Kunci Kontak
• Sensor ECT
• Sensor CKP
Kontrol kompresor A/C Relay kompresor A/C • Sensor TP
• A/C refrigerant pressure sensor
• BCM (sinyal A/C ON)
• Kontrol modul ABS (sinyal sensor kecepatan roda)
• Kunci Kontak
• Sensor ECT
Kontrol kipas pendingin Relay kipas pendingin
• Sensor CKP
radiator radiator
• A/C refrigerant pressure sensor
• Kontrol modul ABS (sinyal sensor kecepatan roda)

1A-21
• Kunci Kontak
Kontrol fuel pump Relay fuel pump
• Sensor CKP
Kontrol relay kontrol motor Relay kontrol motor
• Kunci Kontak
starter starter
Kontrol relay utama Relay utama • Kunci Kontak

Skema dan Diagram


Diagram Sistem Mesin dan Kontrol Emisi
CATATAN:
Untuk identifikasi tiap cylinder, lihat Tindakan Pencegahan untuk Identifikasi Silinder [1A-9] .

1A-22
33

34
29
27

28

30

32
31

38
25

39
35

36
24
23

37

40
22

41
19
18

42
21

17
16
2

15
12

14
13
1

8
4

11
5

10
6

1. Filter udara 15. HO2S-2 29. Generator


2. Sensor MAF & IAT 16. Sensor CMP 30. A/C refrigerant pressure sensor
3. Sensor TP 17. Sensor CKP 31. Relay kipas pendingin radiator
4. Throttle actuator 18. Sensor tekanan barometrik 32. Relay kompresor A/C
5. Sensor MAP 19. ECM 33. Lampu rem
6. EVAP canister purge valve 20. Nol 34. Switch lampu rem
7. Ignition coil 21. Modul kontrol ABS 35. Relay kontrol motor starter
8. Injector 22. BCM 36. Kunci Kontak
9. EVAP canister 23. Switch A/C 37. Relay utama
10. EGR valve 24. Meter kombinasi 38. Starting motor

1A-23
11. Fuel pump (dengan pressure regulator) 25. DLC 39. Battery
12. Sensor ECT 26. Nol 40. Sensor arus beban elektrik
13. Knock sensor 27. Beban elektrik (selektor putaran blower) 41. Sensor APP
14. Sensor A/F 28. Modul kontrol P/S 42. Antena koil immobilizer

1A-24
Electric signal Air Vapor

Exhaust gas Fuel

Exhaust Warm up Exhaust Three way


Engine manifold catalyst pipe
MAP sensor EGR valve catalyst
Electric throttle
Air cleaner
body
Intake manifold CMP CKP Knock Ignition coil
IAT MAF Throttle TP A/F sensor HO2S-2
sensor sensor actuator sensor sensor sensor sensor with igniter
Fuel injector

ECT
EVAP canister sensor Heater Heater
purge valve Fuel vapor Fuel control control
control valve pump
Diagram Alir Sistem Mesin dan Kontrol Emisi

EVAP Fuel tank


canister

ECM Barometric pressure


sensor

DLC ABS control module


· Wheel speed sensor signal

Erectric load A/C refrigerant Radiator cooling P/S control Brake light
Generator
current sensor pressure sensor fan relay module switch
Combination meter
· MIL
· Coolant temperature
· Immobilizer indicator light · A/C switch A/C compressor Blower speed Immobilizer Starting
BCM APP sensor
· Tachometer · Electric load relay selector coil antenna motor
· Speedometer
· Odometer

1A-25
Diagram Sirkuit Sistem Kontrol Mesin
1 4 29
BRN E01-26 C01-2 LT GRN/RED
GRN E01-28 C01-1 LT GRN/BLU 30
2
BLU E01-33 C01-43 RED
RED E01-14 C01-15 GRN 37
3 YEL E01-25 C01-27 WHT 38
WHT E01-35 C01-36 BLK
C01-22 BLK/YEL +B
+B 4 33
5 BLK E01-13 C01-44 BLU/YEL
34
RED/YEL C01-49 C01-20 BLU/WHT
35
6 C01-32 BLU/RED
62
C01-56 BLU/ORN
PNK C01-48 36
BLK/ORN C01-19 BLU/BLK
9 4 C01-12 ORN/RED
+B 7 8 BLK C01-18
C01-10 GRN/ORN 37
YEL C01-29 C01-9 WHT/RED
60
BLU C01-16 C01-13 YEL/BLU
BLK C01-17 38
YEL/GRN
L C01-31
E01-45 ORN
10 4 YEL/RED C01-3
YEL C01-37 E01-24 BRN/WHT
BRN C01-30 E01-42 PNK/BLU
RED/BLU C01-8
BRN/YEL E01-27 GRY/RED
C01-34 39
BLK/RED 11 E01-22 RED/GRN
GRN/BLK C01-24 E01-45 ORN
40
E01-8 PPL/WHT
RED/GRN C01-23
BLK 41 PNK
12
LT GRN C01-25 42
ORN E01-15 LT GRN
C01-35
BLK 43 BLU/RED
GRY/RED C01-55 44
13
RED/BLK C01-28 45
14 4 E01-20 GRY
WHT C01-26 WHT BLU/YEL
ORN/RED C01-14 46 47
48 WHT
RED/WHT C01-21
E01-10 BRN
IG1
E01-12 PPL
49
16
BRN/WHT C01-50
+BB C01-53 GRN/YEL 50
IG2 BLU/YEL C01-46
C01-40 GRN/WHT 51
17
BLU/YEL E01-9
18 19 C01-52 BLU/ORN
63
C01-51 GRY/BLU
+BB 20 61
21
E01-52 BLK/WHT
IG2
22 23 52
53 54
E01-3 BRN/WHT IG1
E01-1 BLK/RED
12V ST
55
5V E01-2 BLK/RED
24 56 +BB
RED/BLK E01-56 57
WHT/BLK E01-55 C01-5 YEL

26 58
YEL/BLK E01-19
C01-7 BLK 59
YEL/RED E01-53
C01-6 BLK
27 28 +BB C01-4 BLK

GRN/WHT E01-49
: 64 : 65 : 5V : 12V : 3.3V

1. Sensor APP 22. Meter kombinasi 43. Motor kipas pendingin radiator
2. Sensor APP (utama) 23. BCM 44. Sekring“RDTR”
3. Sensor APP (sub) 24. Modul kontrol ABS 45. Relay kompresor A/C
4. Shield wire 25. Nol 46. Kompresor A/C
5. Sensor CMP 26. Antena koil immobilizer 47. Sekring “CPRSR”

1A-26
6. Sensor CKP 27. Lampu rem 48. Modul kontrol P/S
7. Sensor A/F 28. Switch lampu rem 49. Ignition coil No.1
8. Resistor penyesuai sensor 29. Throttle body elektrik 50. Ignition coil No.2
A/F
9. Konektor sensor A/F 30. Throttle actuator 51. Ignition coil No.3
10. HO2S-2 31. Sensor TP (utama) 52. Relay utama
11. Sensor MAF & IAT 32. Sensor TP (sub) 53. Sekring “IG COIL”
12. Sensor ECT 33. Injektor bahan bakar No.1 54. Kunci Kontak
13. Sensor MAP 34. Injektor bahan bakar No.2 55. Sekring“FI”
14. Knock sensor 35. Injektor bahan bakar No.3 56. Relay kontrol motor starter
15. Nol 36. EVAP canister purge valve 57. Sensor rentang transmisi
16. Generator 37. EGR valve 58. Starting motor
17. Relay motor blower 38. Sensor arus beban elektrik 59. Battery
18. Motor blower 39. A/C refrigerant pressure sensor 60. Unit pemrosesan sinyal A/F
19. Selektor putaran blower 40. Relay fuel pump 61. Sensor tekanan barometrik
20. Switch A/C 41. Fuel pump 62. Injektor Bahan Bakar No.4
21. DLC 42. Relay kipas pendingin radiator 63. Ignition coil No.4

Susunan Terminal Konektor ECM Connector


[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a])

Konektor C01

Terminal Sirkuit
C01-1 Sirkuit throttle actuator drive (Putus)
C01-2 Sirkuit throttle actuator drive (Tertutup)
C01-3 Sirkuit sensor heater drive A/F
C01-4 Sirkuit sensor heater ground A/F
C01-5 Sirkuit sinyal relay kontrol motor starter
C01-6 Sirkuit ground ECM
C01-7 Sirkuit ground ECM
C01-8 Sirkuit heater drive HO2S-2
C01-9 Sirkuit valve drive EGR 3
C01-10 Sirkuit valve drive EGR 2
C01-11 —
C01-12 Sirkuit valve drive EGR 1
C01-13 Sirkuit valve drive EGR 4
C01-14 Sirkuit ground knock sensor

1A-27
C01-15 Sirkuit sinyal sensor TP (utama)
C01-16 Sirkuit reference voltage (VM) sensor A/F
C01-17 Sirkuit pump current control (UN) sensor A/F
C01-18 Sirkuit pump current (IA) sensor A/F
C01-19 Sirkuit canister purge valve drive EVAP
C01-20 Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.2
C01-21 Sirkuit ground shield knock sensor
C01-22 Sirkuit sensor shield ground TP
C01-23 Sirkuit sinyal sensor IAT
C01-24 Sirkuit sinyal sensor MAF
C01-25 Sirkuit sinyal sensor ECT
C01-26 Sirkuit sinyal knock sensor
C01-27 Sirkuit sinyal sensor TP (sub)
C01-28 Sirkuit sinyal sensor MAP
C01-29 Sirkuit pump current (IP) sensor A/F
C01-30 Sirkuit sinyal HO2S-2
C01-31 Sirkuit sensor shield ground A/F
C01-32 Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.3
C01-33 —
C01-34 Sirkuit ground shield HO2S-2
C01-35 Sirkuit ground sensor
C01-36 Sirkuit ground sensor TP
C01-37 Sirkuit ground HO2S-2
C01-38 —
C01-39 —
C01-40 Sirkuit penggerak ignition coil No.2
C01-41 —
C01-42 —
C01-43 Sirkuit power supply sensor TP
C01-44 Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.1
C01-45 —
C01-46 Sirkuit sinyal kontrol generator
C01-47 Output Sinyal Kecepatan
C01-48 Sirkuit sinyal CKP sensor
C01-49 Sirkuit sinyal CMP sensor
C01-50 Sirkuit sinyal monitor generator field coil
C01-51 Sirkuit penggerak ignition coil No.2
C01-52 Sirkuit penggerak ignition coil No.3
C01-53 Sirkuit penggerak ignition coil No.1
C01-54 —
C01-55 Sirkuit power supply sensor MAP
C01-56 Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.4

1A-28
Konektor E01

Terminal Sirkuit
E01-1 Sirkuit power supply utama
E01-2 Sirkuit power supply utama
E01-3 Sirkuit penggerak relay utama
E01-4 —
E01-5 Pemanas sensor O2 ke-2
E01-6 —
E01-7 —
E01-8 Sirkuit penggerak relay fuel pump
E01-9 Sinyal beban elektrik untuk motor blower
E01-10 Output sinyal putaran mesin untuk modul
kontrol P/S
E01-11 —
E01-12 Output sinyal kecepatan kendaraan untuk
modul kontrol P/S
E01-13 Sirkuit ground shield knock sensor APP
E01-14 Sirkuit catu daya sensor APP (sub)
E01-15 Sirkuit penggerak relay kipas pendingin
radiator
E01-16 Sirkuit relay kipas pendingin radiator - II
E01-17 —
E01-18 —
E01-19 Saluran komunikasi seri untuk antena koil
immobilizer
E01-20 Sirkuit penggerak relay kompresor A/C
E01-21 Sensor O2 kedua
E01-22 Sirkuit sinyal sensor tekanan refrigerant A/C
E01-23 —
E01-24 Sirkuit sinyal sensor arus beban elektrik
(sensor suhu battery)
E01-25 Sirkuit sinyal sensor APP (sub)
E01-26 Sirkuit power supply sensor APP (utama)
E01-27 Sensor tekanan pendingin A/C dan sirkuit
power supply sensor arus beban elektrik
E01-28 Sirkuit sinyal sensor APP (utama)
E01-29 —
E01-30 —
E01-31 —
E01-32 —
E01-33 Sirkuit ground sensor APP (utama)
E01-34 Sirkuit ground sensor tekanan refrigerant
A/C
E01-35 Sirkuit ground sensor APP (sub)

1A-29
E01-36 —
E01-37 Sinyal beban elektrik
E01-38 —
E01-39 —
E01-40 —
E01-41 —
E01-42 Sirkuit sinyal sensor arus beban elektrik
E01-43 —
E01-44 —
E01-45 Sirkuit ground sensor arus beban elektrik
E01-45 Ground sensor (sisi bodi)
E01-47 Sirkuit switch booster rem
E01-48 —
E01-49 Sirkuit sinyal switch lampu rem
E01-50 —
E01-51 —
E01-52 Sirkuit sinyal kunci kontak
E01-53 Sirkuit sinyal jam untuk antena koil
immobilizer
E01-54 —
E01-55 Sirkuit komunikasi CAN (rendah) untuk
modul kontrol ABS
E01-56 Sirkuit komunikasi CAN (tinggi) untuk modul
kontrol ABS

1A-30
Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Sistem Kontrol Elektronik

[1]*
5

[b]
[a]

[5]*
[2]* [4]*

1* 2* [3]*

3 4

[c] [d]
[e]

[g] [f]

[n]

[o] 15

[6]

14
9
11

[i]
[j]
[h]

[m]

12
[l]

[k]

13 10

Sensor informasi Perangkat kontrol Lainnya


1. Switch lampu rem [a]: MIL [1]: Meter kombinasi
2. Sensor APP [b]: Lampu indikator Immobilizer [2]: BCM
3. Knock sensor [c]: Relay kompresor A/C [3]: DLC

1A-31
4. Sensor CMP [d]: Relay utama [4]: Modul kontrol P/S
5. Fuel pump [e]: Relay fuel pump [5]: Antena koil immobilizer
6. Sensor MAF & IAT [f]: Relay kipas pendingin [6]: ECM
radiator
7. Nol [g]: Relay kontrol motor starter
8. Sensor arus beban elektrik [h]: Ignition coil No.1
9. A/C refrigerant pressure sensor [i]: Ignition coil No.2
10. Sensor ECT [j]: Ignition coil No.3
11. Sensor A/F [k]: Injektor bahan bakar No.1
12. HO2S-2 [l]: Injektor bahan bakar No.2
13. Sensor MAP [m]: Injektor bahan bakar No.3
14. Sensor CKP [n]: EVAP canister purge valve
15. Throttle body elektrik [o]: EGR valve
(dengan sensor TP dan throttle
actuator)

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol Emisi
CATATAN:
Lihat item-item pada prosedur pemeriksaan untuk rincian masing-masing langkah.

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 Analisis keluhan pelanggan  Ke langkah 2. Lakukan analisis keluhan


1) Lakukan analisis keluhan pelanggan. pelanggan.
Analisis keluhan pelanggan sudah
dilakukan?Analisis keluhan pelanggan
sudah dilakukan?
YA TIDAK

2 DTC / pemeriksaan freeze frame data, Cetak DTC dan freeze Ke langkah 4.
pencatatan dan penghapusan  frame data atau tulis, lalu
1) Periksa DTC (DTC saat ini dan yang hapus dengan merujuk
pending). ke Penghapusan DTC
Ada DTC? [1A-36] , dan lanjutkan ke
Langkah 3.
YA TIDAK

3 Pemeriksaan visual Perbaiki atau ganti part Ke langkah 5.


1) Jalankan pemeriksaan visual. yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 11.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan visual Perbaiki atau ganti part Ke langkah 8.


1) Jalankan pemeriksaan visual. yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 11.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

5 Konfirmasi gejala masalah Ke langkah 6. Ke langkah 7.


1) Konfirmasi gejala masalah.
Gejala masalah teridentifikasi?
YA TIDAK

6 Memeriksa ulang dan mencatat DTC / Ke langkah 9. Ke langkah 8.


freeze frame data 
1) Periksa kembali DTC (DTC saat ini dan
yang pending) dan freeze frame data.
Ada DTC?

1A-32
YA TIDAK

7 Memeriksa ulang dan mencatat DTC / Ke langkah 9. Ke langkah 10.


freeze frame data 
1) Periksa kembali DTC (DTC saat ini dan
yang pending) dan freeze frame data.
Ada DTC?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan dasar mesin dan diagnosis Periksa dan perbaiki part Ke langkah 10.
gejala mesin  yang rusak, dan lanjutkan
1) Jalankan pemeriksaan dasar mesin dan ke Langkah 11.
diagnosis gejala mesin.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

9 Perbaikan DTC  Ke langkah 11. Periksa dan perbaiki part


1) Jalankan perbaikan untuk DTC terkait. yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 11.
Pemeriksaan dan perbaikan selesai?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan masalah sporadis  Perbaiki atau ganti part Ke langkah 11.


1) Periksa apakah ada masalah sporadis yang rusak, dan lanjutkan
dengan merujuk ke “Pemeriksaan ke Langkah 11.
Masalah Sporadis”.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

11 Uji konfirmasi akhir Ke langkah 6. Selesai.


1) Jalankan uji konfirmasi akhir.
Ada gejala masalah, DTC atau kondisi
abnormal?

Langkah 1: Analisis Keluhan Pelanggan


Catat rincian masalah (kegagalan, keluhan) dan bagaimana terjadinya sesuai keterangan pelanggan. Untuk
keperluan ini, formulir pemeriksaan akan memudahkan pengumpulan informasi yang diperlukan sehingga analisis
dan diagnosis dapat dilakukan dengan tepat.

1A-33
Formulir pemeriksaan masalah pelanggan (Contoh)

CATATAN:
Formulir ini adalah sampel standar. Formulir ini dapat dimodifikasi sesuai karakteristik kondisi setiap pasar.

Langkah 2: DTC / Pemeriksaan Freeze Frame Data, Pencatatan dan Penghapusan


Pertama, periksa DTC (DTC saat ini dan yang pending).  [1A-36]
Jika ada, cetak DTC dan freeze frame data atau tulis keduanya lalu hapus.  [1A-36]

1A-34
Langkah 3 dan 4: Pemeriksaan Visual
Sebagai langkah awal, pastikan menjalankan pemeriksaan visual atas item-item yang mendukung ketepatan fungsi
mesin.  [1A-53]

Langkah 5: Konfirmasi Gejala Masalah


Jika tidak ada DTC pada Langkah 2:
Berdasarkan informasi yang diperoleh di Langkah 1: Analisis Keluhan Pelanggan dan Langkah 2: DTC /
Pemeriksaan Freeze Frame Data, Pencatatan dan Penghapusan, konfirmasikan gejala masalah.
Jika ada DTC pada Langkah 2:
Periksa kembali DTC sesuai “Prosedur Konfirmasi DTC” yang dijelaskan di setiap perbaikan DTC.

Langkah 6 dan 7: Memeriksa Ulang dan Mencatat DTC / Freeze Frame Data
Lihat Pemeriksaan DTC [1A-36] untuk prosedur pemeriksaan.

Langkah 8: Pemeriksaan Dasar Mesin dan Diagnosis Gejala Mesin


1) Jalankan pemeriksaan mesin dasar.  [1A-54]
2) Jika tidak ditemukan part yang rusak pada prosedur pemeriksaan “Pemeriksaan dasar mesin”, jalankan
Diagnosis Gejala Mesin [1A-55] sesuai gejala yang ditemukan selama pemeriksaan kendaraan dengan langkah
sebagai berikut.
• Analisis keluhan pelanggan
• Konfirmasi gejala masalah

Langkah 9: Perbaikan DTC


Jalankan perbaikan DTC terkait dan perbaiki atau ganti part yang rusak.

Langkah 10: Pemeriksaan Masalah Sporadis


Jika tidak ada DTC pada Langkah 2:
Periksa apakah ada masalah sporadis. Pemeriksaan Berulang dan Koneksi yang Buruk [00-19]
Jika ada DTC pada Langkah 2:
Periksa part yang terkait dengan DTC yang terdeteksi (misal, kabel harness, konektor, dll.).

Langkah 11: Uji Konfirmasi Akhir


Pastikan gejala masalah telah hilang dan mesin bebas dari semua kondisi abnormal. Jika perbaikan yang dilakukan
terkait dengan DTC, hapus DTC sekali, jalankan prosedur konfirmasi DTC dan pastikan bahwa tidak ada DTC
ditunjukkan.

Pemeriksaan Lampu Indikator Malfungsi (MIL)


1) Putar kunci kontak ke posisi ON (saat mesin tidak hidup) dan pastikan MIL (1) menyala.
Jika MIL tidak menyala (atau MIL redup) tapi mesin dapat dihidupkan, lihat MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak
di Posisi ON dan Mesin Tidak Hidup (tapi Mesin Dapat Distarter) [1A-61] untuk perbaikan.
Jika MIL tidak menyala saat kunci kontak berada di posisi ON dan mesin tidak dapat dihidupkan meskipun distart
berulang kali, lihat Pemeriksaan Daya dan Sirkuit Ground ECM [1A-142] .
2) Hidupkan mesin dan pastikan MIL pada posisi OFF.
Jika MIL tetap ON dan tidak ada DTC yang tersimpan di ECM, lihat MIL Tetap ON setelah Mesin Distarter [1A-63]
untuk perbaikan.

1A-35
1

Pemeriksaan DTC
CATATAN:
Jika MIL menyala, berarti ada malfungsi yang terdeteksi oleh ECM dan informasi masalah (DTC, freeze flame
data, dll.) akan disimpan di memorinya.

1) Siapkan SUZUKI scan tool.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)
2) Dengan kunci kontak di posisi OFF, hubungkan Suzuki scan tool ke DLC (1) yang terletak di bawah panel
instrumen di sebelah jok pengemudi.

(A)

3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pastikan MIL menyala.


4) Baca DTC dan freeze frame data sesuai petunjuk yang ditampilkan di scan tool, lalu cetak atau tulis. Lihat buku
petunjuk scan tool untuk rinciannya.
Jika komunikasi antara scan tool dan ECM tidak dimungkinkan, lihat Perbaikan untuk Bus Komunikasi Off [10H-
11] .
5) Setelah menyelesaikan pemeriksaan ini, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan scan tool dari DLC.

Penghapusan DTC
1) Dengan kunci kontak di posisi OFF, sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.

1A-36
3) Hapus DTC dan DTC yang masih pending sesuai petunjuk yang ditampilkan di scan tool. Freeze frame data ikut
terhapus bersama DTC. Lihat buku petunjuk scan tool untuk rinciannya.
Jika komunikasi antara scan tool dan ECM tidak dimungkinkan, lihat Perbaikan untuk Bus Komunikasi Off [10H-
11] .
4) Seusai menghapus, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan scan tool dari DLC.

CATATAN:
Dalam kasus-kasus berikut, DTC dan freeze frame data yang tersimpan di memori ECM juga terhapus.
Hati-hati, jangan menghapus sebelum mencatatnya.
• Battery dilepas sebelum relay utama dimatikan.
• Apabila malfungsi (DTC) yang sama tidak terdeteksi lagi selama 40 warm-up cycle mesin (lihat Warm-
Up Cycle Uraian Sistem On-Board Diagnostic (OBD) [1A-10] ).

Tabel DTC
CATATAN:
Dengan generic scan tool komunikasi CAN, hanya No. DTC bertanda bintang (*) pada tabel berikut yang
dapat dibaca.

DTC Nama DTC Kondisi pendeteksian DTC Logika MIL


pendetek
sian DTC
*P0030  Bank 1 Sensor 1 Sirkuit Sirkuit kontrol pemanas sensor A/F adalah sirkuit
3 D/C Berlaku
[1A-63] Kontrol Pemanas HO2S terbuka.
Bank 1 Sensor 1 Rendah
*P0031 Sirkuit kontrol pemanas sensor A/F terhubung
Sirkuit Kontrol Pemanas 3 D/C Berlaku
 [1A-63] pendek ke ground.
HO2S
*P0032 HO2S Heater Control Circuit Sirkuit kontrol pemanas sensor A/F tersambung
3 D/C Berlaku
 [1A-63] High Bank 1 Sensor 1 dengan sirkuit power supply.
*P0036  Bank 1 Sensor 2 Sirkuit Sirkuit kontrol pemanas HO2S-2 adalah sirkuit
3 D/C Berlaku
[1A-65] Kontrol Pemanas HO2S putus.
Bank 1 Sensor 2 Rendah
*P0037  Sirkuit kontrol pemanas HO2S-2 tersambung ke
Sirkuit Kontrol Pemanas 3 D/C Berlaku
[1A-65] ground.
HO2S
*P0038  HO2S Heater Control Circuit Sirkuit kontrol pemanas HO2S-2 tersambung ke
3 D/C Berlaku
[1A-65] High Bank 1 Sensor 2 sirkuit power supply.
Voltase sirkuit sinyal sensor MAF lebih rendah
*P0102  Input Rendah Sirkuit Aliran
daripada nilai spesifikasi untuk waktu yang 3 D/C Berlaku
[1A-67] Udara atau Volume
ditentukan.
Voltase sirkuit sinyal sensor MAF tinggi rendah
*P0103  Input Tinggi Sirkuit Aliran
daripada nilai spesifikasi selama waktu yang 3 D/C Berlaku
[1A-67] Udara Massa atau Volume
ditentukan.
Input Sirkuit Tekanan Absolut
*P0107  Voltase sirkuit sinyal sensor MAP lebih rendah
Manifold/Tekanan Barometer 3 D/C Berlaku
[1A-68] daripada nilai spesifikasi selama 3 detik.
Rendah

1A-37
Input Sirkuit Tekanan Absolut
*P0108 Voltase sirkuit sinyal sensor MAP lebih tinggi
Manifold/Tekanan Barometer 3 D/C Berlaku
 [1A-68] daripada nilai spesifikasi selama 3 detik.
Tinggi
*P0112 Sirkuit Sensor 1 Suhu Udara Sinyal sensor IAT lebih tingi dari 135 °C (275 °F)
3 D/C Berlaku
 [1A-70] Masuk Rendah selama 10 detik pada saat mesin hidup.
*P0113 Sirkuit Sensor 1 Suhu Udara Sinyal sensor IAT lebih rendah dari –45 °C(–49 °F)
3 D/C Berlaku
 [1A-70] Masuk Tinggi selama 10 detik pada saat mesin hidup.
*P0117 Sirkuit Suhu Pendingin Mesin Sinyal sensor ECT lebih tinggi dari 135 °C (275 °F)
3 D/C Berlaku
 [1A-71] Rendah selama 5 detik
*P0118 Sirkuit Suhu Pendingin Mesin Sinyal sensor ECT lebih rendah dari –45 °C (–49 °F)
3 D/C Berlaku
 [1A-71] Tinggi selama 5 detik.
Sirkuit “A” Throttle/Pedal
*P0122 Voltase sirkuit sinyal sensor TP (utama) lebih
Position Sensor/Switch 1 D/C Berlaku
 [1A-73] rendah daripada nilai spesifikasi.
Rendah
*P0123 Sirkuit “A” Throttle/Pedal Voltase sirkuit sinyal sensor TP (utama) lebih tinggi
1 D/C Berlaku
 [1A-73] Position Sensor/Switch Tinggi daripada nilai spesifikasi.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Sirkuit voltase acuan (VM) dari voltase sensor
A/F lebih rendah daripada nilai spesifikasi
selama 5 detik dengan mesin hidup.
*P0131  Bank 1 Sensor 1 Voltase
• Sirkuit kontrol arus (UN) dari voltase sensor A/F 3 D/C Berlaku
[1A-75] Rendah Sirkuit Sensor O2
lebih rendah daripada nilai spesifikasi selama 5
detik dengan mesin hidup.
• Sirkuit arus pompa (IA) dari voltase sensor A/F
lebih rendah daripada nilai spesifikasi selama 5
detik dengan mesin hidup.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Sirkuit voltase acuan (VM) dari voltase sensor
A/F lebih tinggi daripada nilai spesifikasi selama
5 detik dengan mesin hidup.
*P0132  Bank 1 Sensor 1 Voltase
• Sirkuit kontrol arus (UN) dari voltase sensor A/F 3 D/C Berlaku
[1A-75] Tinggi Sirkuit Sensor O2
lebih tinggi daripada nilai spesifikasi selama 5
detik dengan mesin hidup.
• Sirkuit arus pompa (IA) dari voltase sensor A/F
lebih tinggi daripada nilai spesifikasi selama 5
detik dengan mesin hidup.
Voltase sirkuit sinyal HO2S-2 lebih rendah daripada
*P0137  Bank 1 Sensor 2 Voltase
nilai spesifikasi selama 30 detik dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-78] Rendah Sirkuit Sensor O2
dipanaskan.
Voltase sirkuit sinyal HO2S-2 lebih tinggi daripada
*P0138  Bank 1 Sensor 2 Voltase
nilai spesifikasi selama 5 detik dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-78] Tinggi Sirkuit Sensor O2
dipanaskan.
Tidak Ada Aktivitas Sirkuit
*P0140  Voltase sirkuit HO2S-2 di dalam nilai voltase yang
Sensor O2 Terdeteksi Bank 1 3 D/C Berlaku
[1A-78] ditentukan selama 150 detik setelah pemanasan.
Sensor 2
*P0201  Sirkuit Injektor / Putus -
Injektor Bahan Bakar No.1 dan/atau sirkuitnya 3 D/C Berlaku
[1A-80] Silinder 1
*P0202  Sirkuit Injektor / Putus -
Injektor Bahan Bakar No.2 dan/atau sirkuitnya 3 D/C Berlaku
[1A-80] Silinder 2
*P0203  Sirkuit Injektor / Putus -
Injektor Bahan Bakar No.3 dan/atau sirkuitnya 3 D/C Berlaku
[1A-80] Silinder 3

1A-38
*P0204  Sirkuit Injektor / Putus -
Injektor Bahan Bakar No.4 dan/atau sirkuitnya 3 D/C Berlaku
[1A-80] Silinder 4
Sirkuit “B” Throttle/Pedal
*P0222  Voltase sirkuit sinyal sensor TP (sub) lebih rendah
Position Sensor/Switch 1 D/C Berlaku
[1A-83] daripada nilai spesifikasi.
Rendah
*P0223  Sirkuit “B” Throttle/Pedal Voltase sirkuit sinyal sensor TP (sub) lebih tinggi
1 D/C Berlaku
[1A-83] Position Sensor/Switch Tinggi daripada nilai spesifikasi.
Voltase sirkuit sinyal kontrol injektor bahan bakar
*P0261  Sirkuit injektor Cylinder 1
No.1 lebih rendah daripada nilai spesifikasi dengan 3 D/C Berlaku
[1A-80] Rendah
mesin hidup
Voltase sirkuit sinyal kontrol injektor bahan bakar
*P0262  Sirkuit injektor Cylinder 1
No.1 lebih tinggi daripada nilai spesifikasi dengan 3 D/C Berlaku
[1A-80] Tinggi
mesin hidup
Voltase sirkuit sinyal kontrol injektor bahan bakar
*P0264  Sirkuit injektor Cylinder 2
No.2 lebih rendah daripada nilai spesifikasi dengan 3 D/C Berlaku
[1A-80] Rendah
mesin hidup
Voltase sirkuit sinyal kontrol injektor bahan bakar
*P0265  Sirkuit injektor Cylinder 2
No.2 lebih tinggi daripada nilai spesifikasi dengan 3 D/C Berlaku
[1A-80] Tinggi
mesin hidup
Voltase sirkuit sinyal kontrol injektor bahan bakar
*P0267  Sirkuit injektor Cylinder 3
No.3 lebih rendah daripada nilai spesifikasi dengan 3 D/C Berlaku
[1A-80] Rendah
mesin hidup
Voltase sirkuit sinyal kontrol injektor bahan bakar
*P0268  Sirkuit injektor Cylinder 3
No.3 lebih tinggi daripada nilai spesifikasi dengan 3 D/C Berlaku
[1A-80] Tinggi
mesin hidup
Voltase sirkuit sinyal kontrol injektor bahan bakar
*P0270  Sirkuit injektor Cylinder 4
No.4 lebih rendah daripada nilai spesifikasi dengan 3 D/C Berlaku
[1A-80] Rendah
mesin hidup
Voltase sirkuit sinyal kontrol injektor bahan bakar
*P0271  Sirkuit injektor Cylinder 4
No.4 lebih tinggi daripada nilai spesifikasi dengan 3 D/C Berlaku
[1A-80] Tinggi
mesin hidup
Sinyal Knock sensor (derau dasar) di luar rentang
*P0327 Knock Sensor 1 Circuit Low
spesifikasi selama waktu spesifikasi dengan mesin 3 D/C Berlaku
 [1A-85] Bank 1 atau Single Sensor
hidup.
DTC ini terdeteksi jika satu kesalahan yang
berhubungan dengan sinyal CKP lebih besar
daripada jumlah spesifikasi dengan mesin hidup.
*P0335 Sirkuit “A” Crankshaft Position
• Celah satu gigi atau lebih 3 D/C Berlaku
 [1A-86] Sensor
• Batas sinyal rusak
• Deteksi celah saat rentang celah hilang
• Jarak rusak antar celah
DTC ini terdeteksi jika satu kesalahan berikut lebih
Camshaft Position Sensor “A” besar daripada nilai spesifikasi dengan mesin hidup.
*P0340
Circuit Bank 1 atau Single • Sinyal yang hilang dari sinyal sensor CMP 1 D/C Berlaku
 [1A-88]
Sensor • Sinyal hilang atau sinyal berlebih dari sinyal
sensor CKP
*P0351  Ignition Coil “A” Sirkuit Primer Malfungsi Ignition coil No.1 dan/atau sirkuitnya
3 D/C Berlaku
[1A-90] / Sekunder terdeteksi dengan mesin hidup.
*P0352  Ignition Coil “B” Sirkuit Primer Malfungsi Ignition coil No.2 dan/atau sirkuitnya
3 D/C Berlaku
[1A-90] / Sekunder terdeteksi dengan mesin hidup.
*P0353  Ignition Coil “C” Sirkuit Primer Malfungsi Ignition coil No.3 dan/atau sirkuitnya
3 D/C Berlaku
[1A-90] / Sekunder terdeteksi dengan mesin hidup.

1A-39
*P0354  Ignition Coil “D” Sirkuit Primer Malfungsi Ignition coil No.4 dan/atau sirkuitnya
3 D/C Berlaku
[1A-90] / Sekunder terdeteksi dengan mesin hidup.
*P0403  Sirkuit Kontrol Resirkuilasi Sirkuit kontrol valve EGR putus, koslet ke ground,
3 D/C Berlaku
[1A-93] Gas Buang koslet ke sirkuit power supply dengan mesin hidup.
*P0443 Sirkuit Evaporative Emission Sirkuit kontrol EVAP canister purge valve adalah
3 D/C Berlaku
 [1A-95] System Purge Control Valve sirkuit putus dengan mesin hidup.
Sirkuit Evaporative Emission
*P0458  Sirkuit kontrol EVAP canister purge valve adalah
System Purge Control Valve 3 D/C Berlaku
[1A-95] sirkuit koslet ke ground dengan mesin hidup.
Rendah
Sirkuit Evaporative Emission Sirkuit kontrol EVAP canister purge valve adalah
*P0459 
System Purge Control Valve sirkuit koslet ke sirkuit power supply dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-95]
Tinggi hidup.
Malfungsi relay kipas pendingin radiator No. 1
P0480  Tidak
Sirkuit Kontrol Kipas 1 dan/atau malfungsi sirkuit penggeraknya terdeteksi 3 D/C
[1A-97] berlaku
dengan mesin hidup.
Malfungsi relay kipas pendingin radiator No. 2 dan
P0481  Tidak
Sirkuit Kontrol Kipas 2 No.3 atau malfungsi sirkuit penggeraknya terdeteksi 3 D/C
[1A-99] berlaku
dengan mesin hidup.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Sinyal kecepatan kendaraan invalid
dimasukkan.
*P0500
Sensor Kecepatan • Kecepatan kedaraan di bawah 4 km /jam (2,5
 [1A- 3 D/C Berlaku
Kendaraan “A” mil/jam) selama 5 detik pada pemutusan bahan
101]
bakar.
• Perbedaan antara kecepatan roda penggerak
kiri dan kanan lebih tinggi daripada nilai
spesifikasi.
P0530  Sirkuit “A” Sensor Tekanan Voltase sirkuit sinyal sensor tekanan pendingin A/C Tidak
3 D/C
[1A-103] Refrigerant A/C melebihi rentang spesifikasi. berlaku
*P0560
Voltase power supply utama lebih rendah daripada
 [1A- Voltase Sistem 3 D/C Berlaku
voltase sistem operasi selama waktu spesifikasi.
105]
Voltase sirkuit power supply lebih rendah daripada
*P0562 
Voltase Sistem Rendah nilai spesifikasi selama waktu spesifikasi dengan 3 D/C Berlaku
[1A-105]
mesin hidup.
Voltase sirkuit power supply lebih tinggi daripada
*P0563 
Voltase Sistem Tinggi nilai spesifikasi selama waktu yang ditentukan 3 D/C Berlaku
[1A-105]
dengan mesin hidup.
P0602  Error Pemrograman Modul
Kegagalan internal ECM. (error pemrograman) 1 D/C Berlaku
[1A-106] Kontrol
*P0606 
Prosesor ECM/PCM Kegagalan prosesor internal ECM. 3 D/C Berlaku
[1A-106]
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Kegagalan sirkuit internal ECM.
*P0607  • Salah satu dari error inkonsistensi komponen
Kinerja Modul Kontrol 1 D/C Berlaku
[1A-107] berikut terdeteksi.
– Sensor APP
– Sensor TP
– Sensor CKP
P0627  Sirkuit Kontrol Fuel Pump “A”/ Malfungsi relay fuel pump dan/atau sirkuit Tidak
3 D/C
[1A-108] Putus penggeraknya terdeteksi dengan mesin hidup. berlaku

1A-40
P0628  Sirkuit Kontrol Fuel Pump “A” Voltase sirkuit sinyal fuel pump lebih rendah Tidak
3 D/C
[1A-108] Rendah daripada nilai spesifikasi dengan mesin hidup berlaku
P0629  Sirkuit Kontrol Fuel Pump “A” Voltase sirkuit sinyal fuel pump lebih tinggi daripada Tidak
3 D/C
[1A-108] Tinggi nilai spesifikasi dengan mesin hidup berlaku
P0645  Sikuit Kontrol Relay Kopling Malfungsi relay kompresor A/C dan/atau sirkuit Tidak
3 D/C
[1A-110] A/C penggeraknya terdeteksi dengan mesin hidup. berlaku
Voltase sirkuit penggerak relay kompresor A/C lebih
P0646  Sikuit Kontrol Relay Kopling Tidak
rendah daripada nilai spesifikasi dengan mesin 3 D/C
[1A-110] A/C Rendah berlaku
hidup
P0647  Sikuit Kontrol Relay Kopling Sirkuit penggerak relay kompresor A/C koslet Tidak
3 D/C
[1A-110] A/C Tinggi dengan sirkuit power supply. berlaku
Voltase sirkuit penggerak relay kipas pendingin
P0692  Tidak
Sirkuit Kontrol Kipas 1 Tinggi radiator lebih tinggi daripada nilai spesifikasi dengan 3 D/C
[1A-97] berlaku
mesin hidup
Voltase sirkuit penggerak relay kipas pendingin
P0694  Tidak
Sirkuit Kontrol Kipas 2 Tinggi radiator No.2 dan No.3 lebih tinggi daripada nilai 3 D/C
[1A-99] berlaku
spesifikasi dengan mesin hidup
*P2100  Sirkuit Kontrol Throttle Malfungsi throttle actuator dan/atau sirkuitnya
1 D/C Berlaku
[1A-112] Actuator / Putus terdeteksi.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Perbedaan antara posisi throttle valve yang
*P2101  Kisaran Sirkuit Motor Kontrol diukur dengan posisi throttle valve target lebih
1 D/C Berlaku
[1A-113] Aktuator Throttle / Kinerja besar daripada nilai spesifikasi.
• Duty cycle sinyal throttle actuator melebihi
rentang spesifikasi selama waktu yang
ditentukan.
Waktu yang diperlukan oleh throttle valve untuk
kembali dari bukaan penuh ke posisi asli mekanis
*P2119  Kisaran Bodi Throttle Kontrol
(7°) lebih besar daripada nilai spesifikasi pada 1 D/C Berlaku
[1A-113] Aktuator Throttle / Kinerja
inspeksi return spring setelah memutar kunci kontak
ke posisi OFF.
Sirkuit “D” Throttle/Pedal
*P2122  Voltase sirkuit sinyal sensor APP (utama) lebih
Position Sensor/Switch 1 D/C Berlaku
[1A-114] rendah daripada nilai spesifikasi.
Rendah
*P2123  Sirkuit “D” Throttle/Pedal Voltase sirkuit sinyal sensor APP (utama) lebih tinggi
1 D/C Berlaku
[1A-114] Position Sensor/Switch Tinggi daripada nilai spesifikasi.
Throttle / Pedal Position
*P2127  Voltase sirkuit sinyal sensor APP (sub) lebih rendah
Sensor / Switch “E” Circuit 1 D/C Berlaku
[1A-117] daripada nilai spesifikasi.
Low Input
*P2128  Sirkuit “E” Throttle/Pedal Voltase sirkuit sinyal sensor APP (sub) lebih tinggi
1 D/C Berlaku
[1A-117] Position Sensor/Switch Tinggi daripada nilai spesifikasi.
Throttle / Pedal Position Perbedaan antara voltase sinyal sensor TP (utama)
*P2135 
Sensor / Switch “A”/“B” dengan voltase sinyal sensor TP (sub) lebih tinggi 1 D/C Berlaku
[1A-120]
Korelasi Voltase daripada yang ditentukan.
Throttle / Pedal Position Perbedaan antara voltase sinyal sensor APP
*P2138 
Sensor / Switch “D”/“E” (utama) dengan voltase sinyal sensor APP (sub) 1 D/C Berlaku
[1A-120]
Korelasi Voltage besar tinggi daripada nilai spesifikasi.

1A-41
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Voltase sinyal sensor TP (utama) atau sensor
Posisi Idle Sistem Kontrol
*P2176  TP (sub) pada posisi default berada di luar
Throttle Actuator – Tidak 1 D/C Berlaku
[1A-121] rentang yang ditentukan selama waktu
Diketahui
spesifikasi.
• Kalibrasi sistem kontrol throttle elektrik tidak
selesai.
Voltase sinyal sensor tekanan barometrik lebih
*P2228  Sirkuit Tekanan Barometrik
rendah daripada nilai spesifikasi selama waktu yang 3 D/C Berlaku
[1A-122] Rendah
ditentukan.
Voltase sinyal sensor tekanan barometrik lebih
*P2229  Sirkuit Tekanan Barometrik
tinggi daripada nilai spesifikasi selama waktu yang 3 D/C Berlaku
[1A-122] Rendah
ditentukan.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Voltase sirkuit arus pompa (IP) sensor A/F lebih
Sirkuit Kontrol Arus Positif rendah daripada nilai yang ditentukan selama 5
*P2237 
Sensor O2 / Bank 1 Sensor 1 detik setelah pemanasan meskipun pemutusan 3 D/C Berlaku
[1A-75]
Putus bahan bakar aktif.
• Voltase sirkuit arus pompa (IP) sensor A/F tidak
berubah dari nilai yang ditentukan selama 10
detik setelah pemanasan.
Sirkuit kontrol arus (UN) dari voltase sensor A/F
*P2243  Sirkuit Voltase Acuan Sensor
melebihi nilai yang ditentukan selama 5 detik 3 D/C Berlaku
[1A-75] O2 / Bank 1 Sensor 1 Putus
dengan mesin hidup.
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.1 lebih rendah
*P2300  Ignition Coil “A” Sirkuit Kontrol
daripada nilai yang sudah ditentukan dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-90] Primer Rendah
hidup
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.1 lebih tinggi
*P2301  Ignition Coil “A” Sirkuit Kontrol
daripada nilai yang sudah ditentukan dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-90] Primer Primer Tinggi
hidup
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.2 lebih rendah
*P2303  Sirkuit Kontrol primer Ignition
daripada nilai yang sudah ditentukan dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-90] Coil “A” Rendah
hidup
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.2 lebih tinggi
*P2304  Sirkuit Kontrol primer Ignition
daripada nilai yang sudah ditentukan dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-90] Coil “A” Tinggi
hidup
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.3 lebih rendah
*P2306  Sirkuit Kontrol primer Ignition
daripada nilai yang sudah ditentukan dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-90] Coil “B” Rendah
hidup
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.3 lebih tinggi
*P2307  Sirkuit Kontrol primer Ignition
daripada nilai yang sudah ditentukan dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-90] Coil “C” Tinggi
hidup
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.4 lebih rendah
*P2309  Sirkuit Kontrol primer Ignition
daripada nilai yang sudah ditentukan dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-90] Coil “D” Rendah
hidup
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.4 lebih tinggi
*P2310  Sirkuit Kontrol Primer Ignition
daripada nilai yang sudah ditentukan dengan mesin 3 D/C Berlaku
[1A-90] Coil “A” Tinggi
hidup
Sirkuit Trim Arus Pumping Sirkuit arus pompa (IA) dari voltase sensor A/F lebih
*P2626 
Sensor O2 / Bank 1 Sensor 1 tinggi daripada nilai spesifikasi selama 5 detik 3 D/C Berlaku
[1A-75]
Putus dengan mesin hidup.

1A-42
U0073  Communication Bus Modul Tidak
1 D/C
[1A-123] Kontrol Off berlaku
U0121  Komunikasi Hilang dengan
1 D/C Berlaku
[1A-123] Modul Kontrol ABS
Komunikasi Hilang dengan Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus
U0155  Komunikasi Mati) [10H-8] . Tidak
Modul Kontrol Instrument 1 D/C
[1A-123] berlaku
Panel Cluster (IPC)
Komunikasi Hilang dengan
U1081  Modul Kontrol BCM atau Tidak
1 D/C
[1A-123] Instrument Panel Cluster berlaku
(IPC)

Tabel Fail-Safe
Apabila salah satu dari DTC berikut terdeteksi, maka ECM akan masuk mode fail-safe jika malfungsi terus ada,
namun fail-safe akan dibatalkan jika ECM mendeteksi kondisi normal.

DTC Nama DTC Operasi Fail-safe


P0030 
Bank 1 Sensor 1 Sirkuit Kontrol Pemanas HO2S —
[1A-63]
P0031  Bank 1 Sensor 1 Rendah Sirkuit Kontrol Pemanas

[1A-63] HO2S
P0032 
HO2S Heater Control Circuit High Bank 1 Sensor 1 —
[1A-63]
P0036 
Bank 1 Sensor 2 Sirkuit Kontrol Pemanas HO2S —
[1A-65]
P0037  Bank 1 Sensor 2 Rendah Sirkuit Kontrol Pemanas

[1A-65] HO2S
P0038 
HO2S Heater Control Circuit High Bank 1 Sensor 2 —
[1A-65]
P0102  • ECM menghitung volume udara masuk
Input Rendah Sirkuit Aliran Udara atau Volume
[1A-67] sesuai posisi throttle valve dan putaran
mesin.
P0103  • ECM menghentikan kontrol A/C.
Input Tinggi Sirkuit Aliran Udara Massa atau Volume • ECM menghentikan kontrol EVAP canister
[1A-67]
purge valve.
P0107  Input Sirkuit Tekanan Absolut Manifold/Tekanan

[1A-68] Barometer Rendah
P0108  Input Sirkuit Tekanan Absolut Manifold/Tekanan

[1A-68] Barometer Tinggi
P0112 
Sirkuit Sensor 1 Suhu Udara Masuk Rendah
[1A-70] ECM mengontrol aktuator dengan asumsi bahwa
P0113  suhu udara masuk adalah 20 °C (68 °F).
Sirkuit Sensor 1 Suhu Udara Masuk Tinggi
[1A-70]
P0117  • ECM mengontrol aktuator dengan asumsi
Sirkuit Suhu Pendingin Mesin Rendah
[1A-71] bahwa ECT didasarkan pada kondisi
kendaraan (IAT dan sebagainya).
P0118  • ECM mengoperasikan motor kipas pendingin
Sirkuit Suhu Pendingin Mesin Tinggi
[1A-71] radiator.
P0122  Sirkuit “A” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch • ECM menguatkan throttle valve pada posisi
[1A-73] Rendah default (7°).
P0123  Sirkuit “A” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch • ECM mengontrol pemutusan bahan bakar
[1A-73] Tinggi pada putaran mesin yang ditentukan.

1A-43
P0131 
Bank 1 Sensor 1 Voltase Rendah Sirkuit Sensor O2 —
[1A-75]
P0132 
Bank 1 Sensor 1 Voltase Tinggi Sirkuit Sensor O2 —
[1A-75]
P0137 
Bank 1 Sensor 2 Voltase Rendah Sirkuit Sensor O2 —
[1A-78]
P0138 
Bank 1 Sensor 2 Voltase Tinggi Sirkuit Sensor O2 —
[1A-78]
P0140  Tidak Ada Aktivitas Sirkuit Sensor O2 Terdeteksi

[1A-78] Bank 1 Sensor 2
P0201 
Sirkuit Injektor / Putus - Silinder 1 —
[1A-80]
P0202 
Sirkuit Injektor / Putus - Silinder 2 —
[1A-80]
P0203 
Sirkuit Injektor / Putus - Silinder 3 —
[1A-80]
P0204 
Sirkuit Injektor / Putus - Silinder 4 —
[1A-80]
P0222  Sirkuit “B” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch • ECM menguatkan throttle valve pada posisi
[1A-83] Rendah default (7°).
P0223  Sirkuit “B” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch • ECM mengontrol pemutusan bahan bakar
[1A-83] Tinggi pada putaran mesin yang ditentukan.

P0261 
Sirkuit Injektor Cylinder 1 Rendah —
[1A-80]
P0262 
Sirkuit Injektor Cylinder 1 Tinggi —
[1A-80]
P0264 
Sirkuit Injektor Cylinder 2 Rendah —
[1A-80]
P0265 
Sirkuit Injektor Cylinder 2 Tinggi —
[1A-80]
P0267 
Sirkuit Injektor Cylinder 3 Rendah —
[1A-80]
P0268 
Sirkuit Injektor Cylinder 3 Tinggi —
[1A-80]
P0270 
Sirkuit Injektor Cylinder 4 Rendah —
[1A-80]
P0271 
Sirkuit Injektor Cylinder 4 Tinggi —
[1A-80]
P0327  Knock Sensor 1 Circuit Low Bank 1 atau Single
ECM memperlambat waktu pengapian.
[1A-85] Sensor
P0335  ECM menghentikan kontrol injeksi dan kontrol
Sirkuit “A” Crankshaft Position Sensor
[1A-86] pengapian.
P0340  Camshaft Position Sensor “A” Circuit Bank 1 atau

[1A-88] Single Sensor
P0351 
Ignition Coil “A” Sirkuit Primer / Sekunder —
[1A-90]
P0352 
Ignition Coil “B” Sirkuit Primer / Sekunder —
[1A-90]
P0353 
Ignition Coil “C” Sirkuit Primer / Sekunder —
[1A-90]

1A-44
P0354 
Ignition Coil “D” Sirkuit Primer / Sekunder —
[1A-90]
P0403 
Sirkuit Kontrol Resirkuilasi Gas Buang —
[1A-93]
P0443  Sirkuit Evaporative Emission System Purge Control

[1A-95] Valve
P0458  Sirkuit Evaporative Emission System Purge Control

[1A-95] Valve Rendah
P0459  Sirkuit Evaporative Emission System Purge Control

[1A-95] Valve Tinggi
P0480 
Sirkuit Kontrol Kipas 1 —
[1A-97]
P0481 
Sirkuit Kontrol Kipas 2 —
[1A-99]
ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa
P0500 
Sensor Kecepatan Kendaraan “A” kecepatan kendaraan adalah 0 km/jam (0
[1A-101]
mil/jam).
P0530 
Sirkuit “A” Sensor Tekanan Refrigerant A/C ECM menghentikan kontrol relay kompresor A/C.
[1A-103]
P0560 
Voltase Sistem —
[1A-105]
P0562 
Voltase Sistem Rendah —
[1A-105]
P0563 
Voltase Sistem Tinggi —
[1A-105]
P0602 
Error Pemrograman Modul Kontrol —
[1A-106]
P0606 
Prosesor ECM/PCM —
[1A-106]
• ECM menguatkan throttle valve pada posisi
P0607  default (7°).
Kinerja Modul Kontrol
[1A-107] • ECM mengontrol pemutusan bahan bakar
pada putaran mesin yang ditentukan.
P0627 
Sirkuit Kontrol Fuel Pump “A”/ Putus —
[1A-108]
P0628 
Sirkuit Kontrol Fuel Pump “A” Rendah —
[1A-108]
P0629 
Sirkuit Kontrol Fuel Pump “A” Tinggi —
[1A-108]
P0645 
Sikuit Kontrol Relay Kopling A/C —
[1A-110]
P0646 
Sikuit Kontrol Relay Kopling A/C Rendah —
[1A-110]
P0647 
Sikuit Kontrol Relay Kopling A/C Tinggi —
[1A-110]
P0692 
Sirkuit Kontrol Kipas 1 Tinggi —
[1A-97]
P0694 
Sirkuit Kontrol Kipas 2 Tinggi —
[1A-99]

1A-45
• ECM menguatkan throttle valve pada posisi
P2100  default (7°).
Sirkuit Kontrol Throttle Actuator / Putus
[1A-112] • ECM mengontrol pemutusan bahan bakar
pada putaran mesin yang ditentukan.
• ECM menguatkan throttle valve pada posisi
P2101  Kisaran Sirkuit Motor Kontrol Aktuator Throttle / default (7°).
[1A-113] Kinerja • ECM mengontrol pemutusan bahan bakar
pada putaran mesin yang ditentukan.
• ECM menguatkan throttle valve pada posisi
P2119  Kisaran Bodi Throttle Kontrol Aktuator Throttle / default (7°).
[1A-113] Kinerja • ECM mengontrol pemutusan bahan bakar
pada putaran mesin yang ditentukan.
P2122  Sirkuit “D” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch • ECM membatasi sinyal sensor APP pada
[1A-114] Rendah rentang yang ditentukan.
• ECM memutuskan accelerator pedal dilepas
P2123  Sirkuit “D” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch ketika brake switch ON.
[1A-114] Tinggi • ECM menggunakan sinyal sensor APP (sub).
P2127  Throttle / Pedal Position Sensor / Switch “E” Circuit • ECM membatasi sinyal sensor APP pada
[1A-117] Low Input rentang yang ditentukan.
• ECM memutuskan accelerator pedal dilepas
P2128  Sirkuit “E” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch ketika brake switch ON.
[1A-117] Tinggi • ECM menggunakan sinyal sensor APP
(utama).
• ECM menguatkan throttle valve pada posisi
P2135  Throttle / Pedal Position Sensor / Switch “A”/“B” default (7°).
[1A-120] Korelasi Voltase • ECM mengontrol pemutusan bahan bakar
pada putaran mesin yang ditentukan.
• ECM membatasi sinyal sensor APP pada
rentang yang ditentukan.
P2138  Throttle / Pedal Position Sensor / Switch “D”/“E” • ECM memutuskan accelerator pedal dilepas
[1A-120] Korelasi Voltage ketika brake switch ON.
• ECM memilih APP kecil dari sensor APP
(utama) dan APP (sub).
• ECM menguatkan throttle valve pada posisi
P2176  Posisi Idle Sistem Kontrol Throttle Actuator – Tidak default (7°).
[1A-121] Diketahui • ECM mengontrol pemutusan bahan bakar
pada putaran mesin yang ditentukan.
P2228 
Sirkuit Tekanan Barometrik Rendah
[1A-122] ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa
P2229  BARO standar.
Sirkuit Tekanan Barometrik Rendah
[1A-122]
P2237  Sirkuit Kontrol Arus Positif Sensor O2 / Bank 1

[1A-75] Sensor 1 Putus
P2243  Sirkuit Voltase Acuan Sensor O2 / Bank 1 Sensor 1

[1A-75] Putus
P2300 
Ignition Coil “A” Sirkuit Kontrol Primer Rendah —
[1A-90]
P2301 
Ignition Coil “A” Sirkuit Kontrol Primer Primer Tinggi —
[1A-90]
P2303 
Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “A” Rendah —
[1A-90]
P2304 
Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “A” Tinggi —
[1A-90]

1A-46
P2306 
Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “B” Rendah —
[1A-90]
P2307 
Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “C” Tinggi —
[1A-90]
P2309 
Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “D” Rendah —
[1A-90]
P2310 
Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “C” Tinggi —
[1A-90]
P2626  Sirkuit Trim Arus Pumping Sensor O2 / Bank 1

[1A-75] Sensor 1 Putus

Data Scan Tool


ECM
Karena nilai data adalah nilai standar yang diestimasikan berdasarkan nilai yang diperoleh dari operasi normal
kendaraan dengan scan tool, maka gunakan data ini sebagai nilai acuan. Sekalipun kendaraan dalam kondisi baik,
mungkin ada kasus di mana nilai yang diperiksa tidak berada dalam setiap kisaran data yang ditentukan. Oleh
karena itu, kondisi itu perlu dianggap sebagai kondisi abnormal, dan pemeriksaan harus dilakukan pada data ini saja.
Selain itu, kondisi yang dapat diperiksa oleh scan tool adalah kondisi yang terdeteksi oleh ECM dan dioutput dari
ECM sebagai perintah, dan mungkin ada kasus di mana mesin atau actuator tidak beroperasi (pada kondisi itu)
seperti yang ditunjukkan scan tool. Pastikan menggunakan timing light untuk memeriksa waktu pengapian.
Pemeriksaan Waktu Pengapian [1H-7] .

CATATAN:
• Saat memeriksa data dengan mesin pada kondisi idle atau melaju, pastikan tuas persneling di posisi
“Netral” dan rem tangan ditarik penuh. Selain itu, jika tidak ada apa pun atau “tidak ada beban” yang
ditunjukkan, matikan A/C, semua beban elektrik, P/S dan semua switch lainnya.

Data scan tool Kondisi kendaraan Kondisi normal / nilai


acuan
* Sistem Bahan Bakar  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan CL
Trim Bahan Bakar
* Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Sekitar –20 hingga 20%
Jangka Pendek 
Trim Bahan Bakar
* Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Sekitar –20 hingga 20%
Jangka Panjang 
Total Trim Bahan Bakar
Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Sekitar –30 hingga 30%

Putaran idle yang ditentukan dengan tanpa beban Sekitar 1,6 hingga 4,0
Lebar Pulse Inj 
setelah dipanaskan mdet
Waktu pengapian: Fix (menggunakan “Fixed Spark
* Pengapian Advance  5 ± 3° BTDC
Control” dari mode “Engine / Active Test” pada scan tool)
Putaran idle yang ditentukan dengan tanpa beban
* Beban Terhitung  Sekitar 20 hingga 30%
setelah dipanaskan
• Kipas pendingin radiator: Berhenti
• Semua bagian elektrik: OFF Sekitar 650 hingga 750
* Putaran Mesin 
• A/T: Rentang “N” rpm
• M/T Posisi netral

1A-47
• Kondisi mesin: Putaran idle yang ditentukan setelah
dipanaskan
• Kipas pendingin radiator: Berhenti Sekitar 650 hingga 750
Idle yang Diinginkan 
• Semua bagian elektrik: OFF rpm
• A/T: Rentang “N”
• M/T Posisi netral
Putaran idle yang ditentukan dengan tanpa beban Sekitar 1,5 hingga 4,0
* MAF 
setelah dipanaskan g/detik
Nilai sama seperti di
* Kecepatan Kendaraan  Kendaraan berjalan
speedometer
* MAP  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Sekitar 20 – 55 kPa
Sekitar 80 – 105 °C, 176 –
* ECT  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan
221 °F
–5 °C (23 °F) + suhu
lingkungan hingga 40 °C
* Suhu Udara Masuk  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan
(104 °F) + suhu
lingkungan
Tekanan barometer
* Tekanan Barometer  —
ditampilkan.
* Evap Canist Prg Duty  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan 0%
* Pembukaan EGR Valve Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan 0.00%
Putaran idle yang ditentukan dengan tanpa beban
Sekitar 5 hingga 40%
setelah dipanaskan
Bukaan Throttle IAC  • Kondisi mesin: Putaran idle yang ditentukan setelah
dipanaskan
Sekitar 10 hingga 50%
• Switch A/C: ON
• Switch kipas blower di posisi ke-3
• Kondisi mesin: Berhenti
0,45 hingga 0,75 V
• Pedal gas: Dilepas
Sensor TP 1 Volt 
• Kondisi mesin: Berhenti
3,825 hingga 4,095 V
• Pedal gas: Diinjak penuh
• Kondisi mesin: Berhenti
1,33 hingga 1,63 V
• Pedal gas: Dilepas
Sensor TP 2 Volt 
• Kondisi mesin: Berhenti
4,035 hingga 4,305 V
• Pedal gas: Diinjak penuh
• Kondisi mesin: Berhenti
0,65 hingga 0,82 V
• Pedal gas: Dilepas
Sensor APP 1 Volt 
• Kondisi mesin: Berhenti
3,50 hingga 4,27 V
• Pedal gas: Diinjak penuh
• Kondisi mesin: Berhenti
0,30 hingga 0,44 V
• Pedal gas: Dilepas
Sensor APP 2 Volt 
• Kondisi mesin: Berhenti
1,74 hingga 2,17 V
• Pedal gas: Diinjak penuh
• Kondisi mesin: Berhenti
0 hingga 2%
• Pedal gas: Dilepas
* Posisi Pedal gas 
• Kondisi mesin: Berhenti
90 hingga 100%
• Pedal gas: Diinjak penuh

1A-48
• Kondisi mesin: Berhenti
0 hingga 2%
• Pedal gas: Dilepas
* Posisi Throttle 
• Kondisi mesin: Berhenti
90 hingga 100%
• Pedal gas: Diinjak penuh
• Kondisi mesin: Berhenti
0 hingga 2%
• Pedal gas: Dilepas
* Target Throttle Posi 
• Kondisi mesin: Berhenti
90 hingga 100%
• Pedal gas: Diinjak penuh
* O2S B1 S1  2.000 rpm selama 3 menit atau lebih setelah dipanaskan Sekitar 0 hingga 1,0 V
Putaran idle yang ditentukan selama 2 menit setelah Sekitar –0,10 sampai 0,10
* A/F B1 S1 Current 
dipanaskan mA
Voltase Battery  kecepatan idle yang ditentukan Sekitar 13 hingga 15 V
Lihat Pemeriksaan Kinerja
Tekanan A/C  —
Sistem A/C [7B-15] .
Generator Cont Duty  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Sekitar 20 hingga 100%
Generator Field Duty  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Sekitar 20 hingga 100%
Arus Battery  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan –1 hingga 1A
Kipas pendingin radiator: OFF Off

Kipas Radiator 
Kipas pendingin radiator: ON On

Switch A/C dan pemilih putaran blower diputar ke ON On


Relay Komp A/C 
Bukan kondisi di atas Off
Mesin hidup On
Fuel Pump 
Bukan kondisi di atas Off
Kunci kontak: Posisi ST (mesin cranking) On
Starter SW 
Bukan kondisi di atas Off
Switch A/C: ON On
Switch A/C 
Bukan kondisi di atas Off
Pemilih putaran blower: Posisi kecepatan ke-2 atau lebih On
Blower Fan 
Bukan kondisi di atas Off
Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Value Hi
Kondisi Booster Rem  • Kondisi mesin: Berhenti
Value Lo
• Pedal rem: Diinjak penuh beberapa kali
Pedal rem: Diinjak penuh On
Switch Rem 
Pedal rem: Dilepas Off
Switch lampu depan atau switch defogger jendela pintu
On
bagasi: ON
Beban Elektrik 
Switch lampu depan atau switch defogger jendela pintu
Off
bagasi: OFF
Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Off
Pemutusan Bahan Bakar • Pedal gas: Dilepas
 • Kondisi mesin: 2.000 rpm atau lebih setelah On
dipanaskan

1A-49
• Kondisi mesin: Berhenti
On
• Pedal gas: Dilepas
Posisi Throttle Tertutup 
• Kondisi mesin: Berhenti
Off
• Pedal gas: Diinjak penuh
O2S B1 S2 Act  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Aktif
A/F B1 S1 Act  Putaran idle yang ditentukan setelah dipanaskan Aktif

Definisi Data Scan Tool

○Sistem Bahan Bakar (Status Sistem Bahan Bakar)


Status loop feedback rasio A/F yang ditampilkan sebagai salah satu dari berikut ini.
OL: Open-loop belum memenuhi kondisi mesin (ECT > 10 , IAT, sistem / sensor A/F / OK) untuk beralih ke closed
loop
CL: Closed-loop menggunakan sensor oksigen sebagai feedback untuk kontrol bahan bakar
OL-DRIVE: Open-loop akibat kondisi pengemudian (Pengayaan daya, dll.)
OL-FAULT: Open-loop akibat kerusakan sistem terdeteksi.

Trim Bahan Bakar Jangka Pendek (%)


Sterm fuel trim menunjukan koreksi jangka pendek campuran udara/fuel. Nilai 0 mengindikasikan tidak ada koreksi,
nilai lebih besar daripada 0 berarti koreksi pengayaan, dan nilai kurang dari 0 berarti ada koreksi kurus.

Trim Bahan Bakar Jangka Panjang (%)


Nilai fuel trim jangka panjang menunjukkan koreksi jangka panjang pada komputasi campuran udara/bahan bakar.
Nilai 0 mengindikasikan tidak ada koreksi, nilai lebih besar daripada 0 berarti koreksi pengayaan, dan nilai kurang
dari 0 berarti ada koreksi kurus.

Total Trim Bahan Bakar (%)


Nilai Total Trim Bahan Bakar didapatkan dengan menghitung berdasarkan nilai Trim Bahan Bakar Jangka Pendek
dan Trim Bahan Bakar Jangka Panjang. Nilai ini mengindikasikan seberapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk
menjaga campuran udara/bahan bakar tetap stoichiometrical.

Lebar Pulsa Injeksi (Lebar Pulsa Injeksi Bahan Bakar, mdet)


Parameter ini menunjukkan waktu pulsa penggerak injektor (bukaan valve) yang dioutput dari ECM (tapi waktu
penggerak injektor silinder NO.1 untuk injeksi bahan bakar multiport).

Pengapian Advance (Waktu Pengapian Advance untuk Silinder NO.1, ° BTDC)


Waktu pengapian silinder No.1 diperintah oleh ECM. Waktu pengapian sebenarnya harus diperiksa dengan timing
light.

Beban Terhitung (Nilai Beban Terhitung, %)


Parameter ini mengindikasikan beban mesin terhitung di dalam persen berdasarkan sinyal input ke ECM dari
berbagai macam sensor mesin.

Putaran Mesin (rpm)


Putaran mesin dihitung dari pulsa referensi dari sensor posisi camshaft .

Putaran Idle yang Diinginkan (Putaran Idle yang Diinginkan, rpm)


Kecepatan Idle yang Diinginkan adalah parameter internal ECM yang mengindikasikan idle yang diminta ECM. Jika
mesin tidak hidup, angka ini tidak valid.

1A-50
MAF (Mass Air Flow, g/detik, lb/menit.)
MAF menunjukkan total udara yang memasuki intake manifold yang diukur dengan sensor MAF.

Kecepatan Kendaraan (km/jam, mph)


Kecepatan kendaraan didasarkan kepada sinyal pulsa dari sensor kecepatan roda depan.

MAP (Manifold Absolute Pressure (Tekanan Absolut Manifold), kPa, mmHg, inHg, inH2O)
Nilai ini mengindikasikan seberapa banyak koreksi yang dibutuhkan untuk menjaga campuran udara/bahan bakar
tetap stoichiometrical.
Nilai ini dideteksi oleh sensor manifold absolute pressure.

ECT (Engine Coolant Temperature (Suhu Coolant Mesin), °C, °F)


ECT dideteksi dengan sensor engine coolant temperature.

Intake Air Temperature (Suhu Udara Masuk) (°C (°F))


Intake Air Temperature dideteksi dengan sensor intake air temperature.

Tekanan Barometer (Barometric Pressure, kPa, mmHg, inHg, psi, inH2O)


Parameter ini menunjukkan pengukuran tekanan udara barometer dan digunakan untuk altitude koreksi kuantitas
injeksi bahan bakar.

Evap Canist Prg Duty (Evap Canister Purge Flow Duty, %)


Parameter ini mengindikasikan waktu rata-rata dari valve ON (valve terbuka) pada set cycle EVAP canister purge
valve tertentu yang mengontrol jumlah EVAP purge.

Pembukaan EGR Valve %


Parameter ini mengindikasikan rata-rata pembukaan valve EGR yang mengontrol jumlah arus EGR.

IAC Throttle Opening (Bukaan Idle Air Throttle Valve Control, %)


Parameter ini mengindikasikan bukaan throttle valve idle air control pada %.
(100% mengindikasikan aliran udara idle.)

Volt Sensor1 TP (Voltase Output Sensor TP (Utama), V)


Bacaan sensor TP (Utama) memberi informasi bukaan throttle valve dalam bentuk voltase.

Volt Sensor 2 TP (Voltase Output Sensor TP (Sub), V)


Bacaan sensor TP (Sub) memberi informasi bukaan throttle valve dalam bentuk voltase.

Volt Sensor1 APP (Voltase Output Sensor APP (Utama), V)


Bacaan sensor APP (Utama) memberi informasi bukaan pedal akselerator dalam bentuk voltase.

Volt Sensor 2 APP (Voltase Output Sensor APP (sub), V)


Bacaan sensor APP (Sub) memberi informasi bukaan pedal akselerator dalam bentuk voltase.

Accel Position (Posisi Pedal Akselerator Absolut, %)


Ketika pedal akselerator dilepaskan, posisi pedal akselerator diindikasikan sebagai 0 – 5% dan 90 – 100% ketika
pedal pada posisi diinjak penuh.

Posisi Throttle (Posisi Throttle Absolut, %)


Ketika sensor TP pada posisi tertutup penuh, bukaan throttle diindikasikan sebagai 0 – 5% dan 90 – 100% posisi
terbuka penuh.

1A-51
Target Throttle Posi (Posisi Throttle Valve Target, %)
Target Throttle Valve Position adalah parameter internal ECM yang mengindikasikan posisi throttle valve yang
diminta ECM.

O2S B1 S1 (HO2S-2, V)
Ini mengindikasikan voltase output HO2S-2 yang terpasang pada exhaust manifold (post-TWC). Ini digunakan untuk
mendeteksi adanya kerusakan catalyst.

A/F B1 S1 Current (A/F Sensor Output Current, mA)


Parameter ini mengindikasikan arus output sensor A/F yang terpasang di pipa pembuangan No.1 (pra-TWC).

Voltase Battery (V)


Parameter ini menunjukkan voltase positif battery yang diinput dari relay utama ke ECM.

Tekanan A/C (Tekanan Absolut Pendingin A/C, kPa)


Parameter ini mengindikasikan tekanan absolut refrigerant A/C yang dihitung oleh ECM.

Generator Cont Duty (Control Duty Generator, %)


Parameter ini menunjukkan generator control duty ratio yang mengontrol output generator berdasarkan ECM.
100%: Tidak ada pembatasan untuk pembangkitan
0%: Pembatasan maksimal untuk pembangkitan

Duty Generator Field (Duty Generator Field Coil, %)


Parameter ini menunjukkan laju pengoperasian (status output) untuk generator per field coil duty ratio.
100%: Pengoperasian maksimum
0%: Pengoperasian minimum

Arus Battery (A)


Parameter ini mengindikasikan nilai beban elektrik (konsumsi arus) yang terdeteksi oleh sensor arus beban elektrik.

Kipas Radiator (Relay Kontrol Kipas Pendingin Radiator, On/Off)


On: Perintah dioutput ke relay kipas pendingin radiator
Off. Tidak ada perintah dioutput.

Relay Komp A/C (Relay Kompresor A/C, On/Off)


Parameter ini menunjukkan status relay kompresor A/C.

Pemutusan Bahan Bakar (On/Off)


ON tampil ketika ECM mengaktivasi fuel pump melalui switch relay fuel pump.

Starter SW (Switch Starter, On/Off)


Parameter ini menunjukkan status output relay motor starter.
On: Relay motor starter ON
Off. Relay motor starter OFF

Switch A/C (On/Off)


On: Perintah untuk operasi A/C dioutput dari ECM ke HVAC.
Off. Perintah untuk operasi A/C tidak dioutput.

Kipas Blower (On/Off)


Parameter ini menunjukkan status selektor putaran blower.

1A-52
Kondisi Brake Booster (Value Hi, Value Lo)
Parameter ini menunjukkan status tekanan negatif brake booster.

Switch Rem (On/Off)


Parameter ini menunjukkan status switch rem.

Beban Elektrik (On/Off)


On: Sinyal ON Lampu besar, lampu kota atau defogger jendela pintu bagasi diinput.
Off. Semua beban elektrik di atas diputar ke off.

pemutusan Bahan Bakar (On/Off)


On: Injeksi bahan bakar di-cut (sinyal output ke injektor dihentikan)
Off. Injeksi bahan bakar tidak di-cut

Pos Throttle Tertutup (Posisi Throttle Tertutup, On/Off)


Parameter ini membaca ON ketika throttle valve tertutup sepenuhnya, atau OFF ketika tidak tertutup sepenuhnya.

O2S B1 S2 ACT (HO2S, Aktif / Tidak Aktif)


Parameter ini menunjukkan kondisi aktivasi HO2S-2.
AKTIF: Mengaktifkan
TIDAK AKTIF: Dipanaskan atau saat dihentikan

A/F B1 S1 ACT (A/F Sensor, Aktif / Tidak aktif)


Parameter ini mengindikasikan kondisi aktivasi sensor A/F
AKTIF: Mengaktifkan
TIDAK AKTIF: Dipanaskan atau saat dihentikan

Pemeriksaan Visual
• Periksa part dan sistem berikut secara visual.
Item Pemeriksaan Bagian rujukan
Ketinggian Oli Mesin dan Penggantian Filter [1E-7]
Oli mesin
Kebocoran —
Ketinggian Pemeriksaan Level Coolant [1F-9]
Coolant mesin Memeriksa dan Membersihkan Sistem
Kebocoran
Pendingin Mesin [1F-10]
Ketinggian —
Bahan bakar Prosedur Pemeriksaan Kebocoran Bahan
Kebocoran
Bakar [1G-11]
Kotoran Memeriksa dan Membersihkan Filter Udara
Filter udara
Penyumbatan [1D-10]

Ketinggian cairan
Battery Memeriksa Battery [1J-5]
Korosi terminal
Kekencangan Memeriksa dan Menyetel Tegangan Drive
Drive belt aksesori
Kerusakan Belt Water Pump / Generator [1J-10]

Throttle valve Suara pengoperasian —


Selang vacuum sistem udara masuk Pemutusan Sambungan —
Kelonggaran —

1A-53
Penurunan Fungsi —
Tertekuk —
Pemutusan Sambungan —
Konektor harness kabel elektrik
Gesekan / terjepit —
Sekring Terbakar —
Pemasangan —
Part
Perubahan bentuk —
Baut Kelonggaran —
• Tambah juga item-item berikut saat mesin distarter, jika mungkin.
Item Pemeriksaan Bagian rujukan
MIL Pengoperasian
Lampu pengisian Pengoperasian
Lampu tekanan oli mesin Pengoperasian
Bab 9C
Indikator suhu coolant mesin Pengoperasian
Sensor ketinggian bahan bakar Pengoperasian
Tachometer Pengoperasian
Kebocoran gas buang, suara
Sistem gas buang Pemeriksaan Sistem Gas Buang [1K-2]
berisik
Udara abnormal terhisap ke sistem udara masuk —
Part lainnya yang dapat diperiksa secara visual —

Pemeriksaan Dasar Mesin


Pemeriksaan ini sangat penting untuk perbaikan ketika ECM mendeteksi tidak ada DTC dan abnormalitas yang
ditemukan di Pemeriksaan Visual [1A-53].
Ikuti alur ini dengan cermat.
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Ke langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Periksa voltase battery Ke langkah 3. Isi atau ganti battery.


Voltase 11 V atau lebih?
YA TIDAK

3 Mesin dapat di-crank?


Lanjutkan ke Langkah 4. Lihat Diagnosis Gejala
Sistem Cranking [1I-2] .
YA TIDAK

4 Mesin hidup?
Lanjutkan ke Langkah 5. Lanjutkan ke Langkah 7.
YA TIDAK

5 Periksa putaran idle Lanjutkan ke Langkah 6. Lihat Diagnosis Gejala


1) Periksa putaran idle mesin.  [1A-144] Mesin [1A-55] .
Hasil pemeriksaan sesuai spesifikasi?
YA TIDAK

6 Periksa sistem pengapian Lihat Diagnosis Gejala Perbaiki atau ganti part
1) Periksa sistem pengapian Pemeriksaan Mesin [1A-55] . yang rusak.
Sistem Pengapian [1H-4] .
Hasil pemeriksaan sesuai spesifikasi?
YA TIDAK

7 Periksa sistem bahan bakar Lihat Diagnosis Gejala Perbaiki atau ganti part
1) Periksa sistem bahan bakar. Pemeriksaan Mesin [1A-55] . yang rusak.
Tekanan Bahan Bakar [1G-5]
Dalam keadaan baik?

1A-54
Diagnosis Gejala Mesin
Jalankan perbaikan dengan merujuk berikut ini apabila ECM mendeteksi tidak ada DTC dan abnormalitas yang
ditemukan di Pemeriksaan Visual [1A-53] dan Pemeriksaan Dasar Mesin [1A-54] .
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Sulit start (Mesin dapat di-crank) Busi rusak Pemeriksaan Busi [1H-6]
Ignition coil rusak Pemeriksaan Ignition Coil Assy
[1H-7]
Selang atau pipa bahan bakar kotor Pemeriksaan Tekanan Bahan
atau tersumbat Bakar [1G-5]
Fuel pump mengalami malfungsi Pemeriksaan Tekanan Bahan
Bakar [1G-5]
Udara terseret masuk melalui Periksa sistem udara masuk.
gasket intake manifold atau gasket
throttle body
Throttle body elektrik rusak Memeriksa Electric Throttle Body
Assy Pada Kendaraan [1C-4]
Sensor APP rusak Memeriksa APP Sensor
(Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) pada Kendaraan [1C-
8]
Sensor ECT atau sensor MAF rusak Memeriksa ECT Sensor (Engine
Coolant Temperature) [1C-12] atau
Memeriksa MAF Sensor (Mass Air
Flow) & IAT (Intake Air
Temperature) Sensor [1C-25]
ECM Rusak Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya
[1A-123] .
Kompresi rendah Memeriksa Kompresi [1D-4]
Pengencangan busi buruk atau Pelepasan dan Pemasangan Busi
gasket rusak [1H-6]
Kebocoran kompresi dari dudukan Memeriksa Valve dan Valve Guide
valve [1D-52]
Batang valve lengket Memeriksa Valve dan Valve Guide
[1D-52]
Pegas valve lemah atau rusak Memeriksa Pegas Valve [1D-57]
Kebocoran kompresi pada gasket Memeriksa Cylinder Head [1D-55]
cylinder head
Piston ring lengket atau rusak Memeriksa Cylinder, Piston dan
Piston Ring [1D-63]
Piston, piston ring atau silinder aus Memeriksa Cylinder, Piston dan
Piston Ring [1D-63]
Valve PCV malfungsi Memeriksa Valve PCV [1B-9]
Tekanan oli rendah Viskositas oli tidak tepat Oli Mesin dan Penggantian Filter
[1E-7]
Switch tekanan oli malfungsi Memeriksa Oil Pressure Switch
Pada Kendaraan [1E-10]
Strainer oli tersumbat Periksa sumbatan pada strainer
oli.
Penurunan fungsi pompa oli Memeriksa Pompa Oli [1E-15]
Relief valve pompa oli aus Memeriksa Pompa Oli [1E-15]
Celah berlebihan di berbagai bagian —
yang bergesekan

1A-55
Mesin berisik – Valve berisik Celah valve tidak tepat Memeriksa dan Menyetel Valve
Lash (Celah) [1D-7]
CATATAN:
Sebelum memeriksa bunyi berisik Batang dan pemandu valve aus Memeriksa Valve dan Valve Guide
mekanis, pastikan: [1D-52]
• Busi yang digunakan sesuai Pegas valve aus atau patah Memeriksa Pegas Valve [1D-57]
ketentuan. Valve mengerut atau bengkok Memeriksa Valve dan Valve Guide
• Bahan bakar yang digunakan [1D-52]
sesuai ketentuan.

Mesin berisik – Piston, piston ring Piston, piston ring dan diameter Memeriksa Cylinder, Piston dan
dan silinder berisik silinder aus Piston Ring [1D-63]
CATATAN:
Sebelum memeriksa bunyi berisik
mekanis, pastikan:
• Busi yang digunakan sesuai
ketentuan.
• Bahan bakar yang digunakan
sesuai ketentuan.

Mesin berisik – Connecting rod Piston, piston ring dan diameter Memeriksa Cylinder, Piston dan
berisik silinder aus Piston Ring [1D-63]
CATATAN: Connecting rod bearing aus Memeriksa Crank Pin dan
Sebelum memeriksa bunyi berisik Connecting Rod Bearing [1D-68]
mekanis, pastikan: Crank pin aus Memeriksa Crank Pin dan
• Busi yang digunakan sesuai Connecting Rod Bearing [1D-68]
ketentuan. Baut connecting rod aus Melepas dan Memasang
• Bahan bakar yang digunakan Komponen Piston, Piston Ring,
sesuai ketentuan. Connecting Rod, dan Cylinder
[1D-59]
Tekanan oli rendah Kondisi “Tekanan oli rendah”
Mesin berisik – Crankshaft berisik Tekanan oli rendah Kondisi “Tekanan oli rendah”
CATATAN: Main bearing aus Memeriksa Main Bearing [1D-80]
Sebelum memeriksa bunyi berisik Crankshaft journal aus Memeriksa crankshaft [1D-78]
mekanis, pastikan: Baut bearing cap longgar Melepas dan Memasang Main
• Busi yang digunakan sesuai Bearing, Crankshaft dan Blok
ketentuan. Cylinder [1D-74]
• Bahan bakar yang digunakan
Crankshaft thrust play berlebih Memeriksa crankshaft [1D-78]
sesuai ketentuan.

Mesin overheat Thermostat tidak jalan Pemeriksaan Thermostat [1F-13]


Kinerja water pump buruk Memeriksa Water Pump [1F-18]
Radiator tersumbat atau bocor Memeriksa dan Membersihkan
Radiator pada Kendaraan [1F-16]
Grade oli mesin tidak tepat Oli Mesin dan Penggantian Filter
[1E-7]
filter oli atau strainer oli tersumbat Pemeriksaan Tekanan Oli [1E-4]
Kinerja pompa oli buruk Pemeriksaan Tekanan Oli [1E-4]
Sistem kontrol kipas pendingin Pemeriksaan Sistem Kontrol
radiator rusak Kecepatan Rendah Kipas
Pendingin Radiator [1F-6]
Rem berderit Diagnosa Gejala Rem [4A-3]
Kopling selip Diagnosis Gejala Sistem Kopling
[5C-3]
Gasket cylinder head pecah Memeriksa Cylinder Head [1D-55]
Udara tercampur di sistem Membersihkan dan Mengisi Ulang
pendingin Sistem Pendingin [1F-11]

1A-56
Jarak tempuh bahan bakar buruk Busi rusak (celah tidak tepat, Pemeriksaan Busi [1H-6]
endapan keras dan elektroda
terbakar, dll.)
Putaran idle tinggi Kondisi “Putaran idle mesin tidak
tepat atau mesin tidak bisa idle”
Kinerja sensor ECT atau sensor Memeriksa ECT Sensor (Engine
MAF buruk Coolant Temperature) [1C-12] atau
Memeriksa MAF Sensor (Mass Air
Flow) & IAT (Intake Air
Temperature) Sensor [1C-25]
Throttle body elektrik rusak Memeriksa Electric Throttle Body
Assy Pada Kendaraan [1C-4]
Sensor APP rusak Memeriksa APP Sensor
(Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9]
Injektor bahan bakar rusak Pemeriksaan Injektor Bahan
Bakar [1G-14]
ECM Rusak Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya
[1A-123]
Kompresi rendah Memeriksa Kompresi [1D-4]
Dudukan valve buruk Memeriksa Valve dan Valve Guide
[1D-52]
Rem berderit Diagnosa Gejala Rem [4A-3]
Kopling selip Diagnosis Gejala Sistem Kopling
[5C-3]
Thermostat tidak berfungsi Pemeriksaan Thermostat [1F-13]
Tekanan ban tidak tepat Uraian Ban [2D-2]
Tekanan bahan bakar di luar Pemeriksaan Tekanan Bahan
spesifikasi Bakar [1G-5]
Konsumsi oli mesin berlebih – Gasket cylinder head pecah Memeriksa Cylinder Head [1D-55]
Kebocoran oli
Konsumsi oli mesin berlebih – Oli Piston ring lengket Memeriksa Cylinder, Piston dan
masuk ke ruang bakar Piston Ring [1D-63]
Piston dan silinder aus Memeriksa Cylinder, Piston dan
Piston Ring [1D-63]
Piston ring groove dan ring aus Memeriksa Cylinder, Piston dan
Piston Ring [1D-63]
Lokasi celah piston ring tidak tepat Memeriksa Cylinder, Piston dan
Piston Ring [1D-63]
Seal batang valve rusak atau aus Memeriksa Valve dan Valve Guide
[1D-52]
Batang valve aus Memeriksa Valve dan Valve Guide
[1D-52]
Mesin menyendat – Respon Busi rusak atau celah busi tidak Pemeriksaan Busi [1H-6]
kurang sementara waktu saat sesuai setelan
pedal gas diinjak. Dapat terjadi Tekanan bahan bakar di luar Pemeriksaan Tekanan Bahan
pada kecepatan berapapun. spesifikasi Bakar [1G-5]
Biasanya paling parah saat
mencoba menjalankan kendaraan Kinerja sensor ECT atau sensor Memeriksa ECT Sensor (Engine
pertama kali, seperti dari lampu MAF buruk Coolant Temperature) [1C-12] atau
merah Memeriksa MAF Sensor (Mass Air
Flow) & IAT (Intake Air
Temperature) Sensor [1C-25]
Throttle body elektrik rusak Memeriksa Electric Throttle Body
Assy Pada Kendaraan [1C-4]

1A-57
Sensor APP rusak Memeriksa APP Sensor
(Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9]
Injektor bahan bakar rusak Pemeriksaan Injektor Bahan
Bakar [1G-14]
ECM Rusak Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya
[1A-123]
Mesin overheat Kondisi “Mesin overheat”
Kompresi rendah Memeriksa Kompresi [1D-4]
Sentakan – Variasi daya mesin Busi rusak (endapan karbon Pemeriksaan Busi [1H-6]
saat throttle stabil atau melaju. berlebih, celah tidak tepat, dan
Kendaraan terasa seperti melejit elektroda terbakar, dll.)
dan melambat meski pedal gas Tekanan bahan bakar bervariasi Pemeriksaan Tekanan Bahan
tidak berubah Bakar [1G-5]
Saluran dan selang bahan bakar Pemeriksaan Saluran Bahan
menekuk atau rusak Bakar Pada Kendaraan [1G-11]
Fuel pump rusak (filter bahan bakar Pemeriksaan Saluran Bahan
tersumbat) Bakar Pada Kendaraan [1G-11]
Kinerja sensor MAF buruk Memeriksa MAF Sensor (Mass Air
Flow) & IAT (Intake Air
Temperature) Sensor [1C-25]
Injektor bahan bakar rusak Pemeriksaan Injektor Bahan
Bakar [1G-14]
ECM Rusak Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya
[1A-123]
Throttle body elektrik rusak Memeriksa Electric Throttle Body
Assy Pada Kendaraan [1C-4]
Sensor APP rusak Memeriksa APP Sensor
(Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9]
Detonasi berlebih – Mesin Busi rusak Pemeriksaan Busi [1H-6]
mengeluarkan ketukan metalik Mesin overheat Kondisi “Mesin overheat”
tajam terus-menerus yang
berubah-ubah mengikuti Filter bahan bakar atau saluran Pemeriksaan Saluran Bahan
pembukaan throttle. Bunyi seperti bahan bakar tersumbat (fuel pump Bakar Pada Kendaraan [1G-11]
popcorn meletup-letup rusak) atau Pemeriksaan Fuel Pump
Pada Kendaraan [1G-21]
Udara terseret masuk melalui Periksa sistem udara masuk.
gasket intake manifold atau gasket
throttle body
Kinerja knock sensor, sensor ECT Memeriksa Knock Sensor [1C-
atau sensor MAF buruk 23] , Memeriksa ECT Sensor
(Engine Coolant Temperature)
[1C-12] atau Memeriksa MAF
Sensor (Mass Air Flow) & IAT
(Intake Air Temperature) Sensor
[1C-25]
Injektor bahan bakar rusak Pemeriksaan Injektor Bahan
Bakar [1G-14]
ECM Rusak Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya
[1A-123]
Deposit di ruang bakar berlebih Memeriksa Cylinder Head [1D-55]
dan Memeriksa Cylinder, Piston
dan Piston Ring [1D-63]

1A-58
Tekanan bahan bakar di luar Pemeriksaan Tekanan Bahan
spesifikasi Bakar [1G-5]
– Filter bahan bakar kotor
– Selang atau pipa bahan bakar
kotor atau tersumbat
– Regulator tekanan bahan bakar
rusak
– Fuel pump rusak
Mesin tidak mendapat daya Busi rusak Pemeriksaan Busi [1H-6]
Ignition coil dengan ignitor rusak Pemeriksaan Ignition Coil Assy
[1H-7]
Knock sensor rusak Memeriksa Knock Sensor [1C-23]
Selang atau pipa bahan bakar rusak Pemeriksaan Tekanan Bahan
Bakar [1G-5]
Fuel pump mengalami malfungsi Pemeriksaan Fuel Pump Pada
Kendaraan [1G-21]
Udara terseret masuk melalui Periksa sistem udara masuk.
gasket intake manifold atau gasket
throttle body
Mesin overheat Kondisi “Mesin overheat”
Kinerja sensor ECT atau sensor Memeriksa ECT Sensor (Engine
MAF buruk Coolant Temperature) [1C-12] atau
Memeriksa MAF Sensor (Mass Air
Flow) & IAT (Intake Air
Temperature) Sensor [1C-25]
Throttle body elektrik rusak Memeriksa Electric Throttle Body
Assy Pada Kendaraan [1C-4]
Sensor APP rusak Memeriksa APP Sensor
(Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9]
Injektor bahan bakar rusak Pemeriksaan Injektor Bahan
Bakar [1G-14]
ECM Rusak Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya
[1A-123]
Rem berderit Diagnosa Gejala Rem [4A-3]
Kopling selip Diagnosis Gejala Sistem Kopling
[5C-3]
Kompresi rendah Memeriksa Kompresi [1D-4]
Putaran idle mesin tidak tepat Busi rusak Pemeriksaan Busi [1H-6]
atau mesin tidak bisa idle Ignition coil dengan ignitor rusak Pemeriksaan Ignition Coil Assy
[1H-7]
Tekanan bahan bakar di luar Pemeriksaan Tekanan Bahan
spesifikasi Bakar [1G-5]
Gasket manifold, throttle body, atau Periksa sistem udara masuk.
cylinder head bocor
Sistem kontrol emisi evaporatif Memeriksa EVAP Canister Purge
rusak Valve [1B-2]
Injektor bahan bakar rusak Pemeriksaan Injektor Bahan
Bakar [1G-14]
Kinerja sensor ECT atau sensor Memeriksa ECT Sensor (Engine
MAF buruk Coolant Temperature) [1C-12] atau
Memeriksa MAF Sensor (Mass Air
Flow) & IAT (Intake Air
Temperature) Sensor [1C-25]

1A-59
Throttle body elektrik rusak Memeriksa Electric Throttle Body
Assy Pada Kendaraan [1C-4]
Sensor APP rusak Memeriksa APP Sensor
(Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9]
ECM Rusak Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya
[1A-123]
Sambungan atau pemutusan Periksa sambungan atau
sambungan selang vacuum longgar pemutusan sambungan vacuum.
Valve PCV malfungsi Memeriksa Valve PCV [1B-9]
Mesin overheat Kondisi “Mesin overheat”
Kompresi rendah Memeriksa Kompresi [1D-4]
Generator dan/atau sirkuitnya rusak Pemeriksaan Generator [1J-18]
Emisi hidrokarbon (HC) atau Busi rusak Pemeriksaan Busi [1H-6]
karbon monoksida (CO) berlebih Ignition coil dengan ignitor rusak Pemeriksaan Ignition Coil Assy
[1H-7]
Kompresi rendah Memeriksa Kompresi [1D-4]
Kontaminasi timbal pada catalytic Pastikan tidak ada penghambat
converter tiga arah pada leher filler.
Sistem kontrol emisi evaporatif Memeriksa EVAP Canister Purge
rusak Valve [1B-2]
Tekanan bahan bakar di luar Pemeriksaan Tekanan Bahan
spesifikasi Bakar [1G-5]
Sistem closed loop (kompensasi Memeriksa Electric Throttle Body
feedback A/F ) gagal (sensor TP Assy Pada Kendaraan [1C-4] ,
rusak, kinerja sensor ECT atau Memeriksa ECT Sensor (Engine
sensor MAF buruk) Coolant Temperature) [1C-12] atau
Memeriksa MAF Sensor (Mass Air
Flow) & IAT (Intake Air
Temperature) Sensor [1C-25]
Throttle body elektrik rusak Memeriksa Electric Throttle Body
Assy Pada Kendaraan [1C-4] ,
Sensor APP rusak Memeriksa APP Sensor
(Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9]
Injektor rusak Pemeriksaan Injektor Bahan
Bakar [1G-14]
ECM Rusak Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya
[1A-123]
Mesin tidak berada pada suhu —
pengoperasian normal
Filter udara tersumbat Memeriksa dan Membersihkan
Filter Udara [1D-10]
Vacuum bocor Pemeriksaan Vacuum Mesin [1D-
6]
Emisi nitrogen oksida (NOx) Waktu pengapian tidak tepat Pemeriksaan Waktu Pengapian
berlebih [1H-7]
Kontaminasi timbal pada catalytic Pastikan tidak ada penghambat
converter pada leher filler.
Tekanan bahan bakar di luar Pemeriksaan Tekanan Bahan
spesifikasi Bakar [1G-5]

1A-60
Sistem closed loop (kompensasi Memeriksa Electric Throttle Body
feedback A/F ) gagal (sensor TP Assy Pada Kendaraan [1C-4] ,
rusak, kinerja sensor ECT atau Memeriksa ECT Sensor (Engine
sensor MAF buruk) Coolant Temperature) [1C-12] atau
Memeriksa MAF Sensor (Mass Air
Flow) & IAT (Intake Air
Temperature) Sensor [1C-25]
Throttle body elektrik rusak Memeriksa Electric Throttle Body
Assy Pada Kendaraan [1C-4]
Sensor APP rusak Memeriksa APP Sensor
(Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9]
Injektor rusak Pemeriksaan Injektor Bahan
Bakar Pada Kendaraan [1G-12]
ECM Rusak Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya
[1A-123]

MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak di Posisi ON dan Mesin Tidak Hidup (tapi Mesin Dapat
Distarter)
Diagram Kelistrikan
13 4 13 5

13 B1
E01-56 RED/BLK A1
E01-55 WHT/BLK 2
BLK/ORN
6
RED/BLK
9 8
12
10
E01-52 BLK/WHT
7
E01-3 BRN/WHT
L
11
E01-1 BLK/RED
12V
5V E01-2 BLK/RED
C01-7 BLK
C01-6 BLK
C01-4 BLK

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45

[B] G240

[a]
16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) 3. Nol 9. Sekring “MTR”


[B]: Konektor combination meter (Tampak: [a]) 4. BCM 10. Sekring “IG COIL”
A1: Sirkuit power supply combination meter 5. Meter kombinasi 11. Sekring“FI”
B1: Sirkuit ground combination meter 6. MIL 12. Kunci Kontak
1. ECM 7. Relay utama 13. Saluran komunikasi CAN
2. Modul kontrol ABS 8. Junction block

1A-61
Uraian Sirkuit
Ketika kunci kontak diputar ke posisi ON, ECM menyebabkan relay utama ON (menutup titik kontak). Lalu, ECM
yang mendapatkan daya utama mengirim sinyal ON indikasi MIL ke combination meter agar menyalakan MIL.
Selanjutnya, combination meter menyalakan MIL. Ketika mesin distarter dan tidak ada malfungsi yang terdeteksi
pada sistem, ECM mengirim sinyal OFF indikasi MIL ke combination meter agar mematikan MIL. Kemudian,
combination meter mematikan MIL, tapi jika terdeteksi malfungsi, MIL akan tetap ON sekalipun mesin hidup.

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan power supply MIL Lanjutkan ke Langkah 2. Lanjutkan ke Langkah 4.


1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
Lampu peringatan lainnya ON?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC di ECM Perbaiki DTC terkait. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
sambungkan scan tool ke DLC.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan
periksa DTC di ECM.
Ada CAN-DTC yang terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC pada BCM Perbaiki DTC terkait. Tukar dengan


1) Periksa DTC pada BCM combination meter yang
terbukti baik dan periksa
Ada DTC U0100?
ulang. Jika MIL tetap
OFF, tukar dengan ECM
yang terbukti baik dan
periksa kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sekring sirkuit Lanjutkan ke Langkah 5. Ganti sekring “MTR”dan


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. periksa apakah koslet.
2) Periksa apakah sekring “MTR” pada
junction block putus.
Sekring “MTR” dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit power supply Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti kabel
combination meter harness yang cacat.
1) Lepaskan combination meter. Melepas
dan Memasang Combination Meter [9C-
12]
2) Periksa ketepatan koneksi ke konektor
combination meter pada sirkuit power
supply combination meter dan sirkuit
ground combination meter.
3) Jika OK, maka putar kunci kontak ke
posisi ON dan ukur voltase antara sirkuit
power supply combination meter (A1)
dengan ground bodi kendaraan.
Apakah 10– 14 V?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit ground combination Tukar dengan Perbaiki atau ganti kabel
meter combination meter yang harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF terbukti baik dan periksa
2) Ukur resistan antara sirkuit ground kembali. Jika MIL tetap
combination meter (B1) dan ground bodi OFF, tukar dengan ECM
kendaraan. yang terbukti baik dan
Apakah resistan 1 Ω atau kurang? periksa kembali.

1A-62
MIL Tetap ON setelah Mesin Distarter
Diagram Kelistrikan
Lihat MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak di Posisi ON dan Mesin Tidak Hidup (tapi Mesin Dapat Distarter) [1A-61] .

Uraian Sirkuit
Lihat MIL Tidak Menyala saat Kunci Kontak di Posisi ON dan Mesin Tidak Hidup (tapi Mesin Dapat Distarter) [1A-61] .

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan DTC Perbaiki DTC terkait. Tukar dengan


1) Starter mesin dan periksa kembali DTC combination meter yang
ECM saat mesin dalam kondisi hidup. terbukti baik dan periksa
Ada DTC? kembali. Jika MIL tetap
ON, tukar dengan ECM
yang terbukti baik dan
periksa kembali.

DTC P0030 / P0031 / P0032


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-63
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0030: HO2S Heater Control Circuit Bank 1 Sensor 1 • Pemanas sensor A/F dan/atau sirkuitnya
Sirkuit kontrol pemanas sensor A/F adalah sirkuit terbuka. • ECM
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0031: HO2S Heater Control Circuit Low Bank 1 Sensor 1
Sirkuit kontrol pemanas sensor A/F terhubung pendek ke
ground.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0032: HO2S Heater Control Circuit High Bank 1 Sensor 1
Sirkuit kontrol pemanas sensor A/F tersambung dengan sirkuit
power supply.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
3 5
4 A2
2
B+ 1 BLK C01-18
A3
YEL/BLK C01-29
BLK/RED A4 6
BLU C01-16
BLK C01-17
A5
YEL/GRN
L C01-31
A1 YEL/RED C01-3
A6

BLK C01-4
A7
7 4 B3
YEL C01-37
B2 3.3 V
BRN C01-30
BRN/YEL C01-34
RED/BLU C01-8
B4
B1

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9
[a]
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) A7: Sirkuit sensor heater ground A/F 3. Konektor sensor A/F
A1: Sirkuit power supply pemanas sensor A/F B1: Sirkuit power supply pemanas HO2S-2 4. Shield wire
A2: Sirkuit sinyal (IA) sensor A/F B2: Sirkuit sinyal HO2S-2 5. ECM
A3: Sirkuit sinyal sensor A/F B3: Sirkuit ground HO2S-2 6. Sirkuit pemrosesan sinyal A/F
A4: Sirkuit sinyal (VM) sensor A/F B4: Sirkuit heater drive HO2S-2 7. HO2S-2
A5: Sirkuit sinyal (UN) sensor A/F 1. Sensor A/F
A6: Sirkuit sensor heater drive A/F 2. Resistor penyesuai sensor A/F

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-64
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti part
pemanas sensor A/F atau kabel harness yang
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan cacat.
lepas konektor dari sensor A/F.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
sensor sensor A/F.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Periksa bahwa sirkuit power supply (A1)
pemanas sensor A/F sensor heater power
supply circuit (A1) adalah voltase battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor heater drive Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti kabel
A/F harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, periksa sirkuit penggerak
pemanas sensor A/F (A6) sebagai berikut.
• Resistan wiring harness sirkuit
penggerak pemanas sensor A/F
kurang dari 1 Ω.
• Resistan insulasi antara sirkuit
penggerak pemanas sensor A/F
dengan ground bodi kendaraan
adalah tidak terhingga.
• Resistan insulasi wire harness adalah
tak terhingga antara terminal sirkuit
penggerak pemanas sensor A/F
dengan masing-masing terminal pada
konektor sensor A/F.
• Voltase sirkuit dari sirkuit penggerak
pemanas sensor A/F adalah 0 / 1 V
saat kunci kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor A/F Tukar dengan ECM yang Ganti sensor A/F.
1) Periksa pemanas sensor A/F.  [1C-13] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0036 / P0037 / P0038


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0036: HO2S Heater Control Circuit Bank 1 Sensor 2 • Pemanas HO2S-2 dan/atau sirkuitnya
Sirkuit kontrol pemanas HO2S-2 adalah sirkuit putus. • ECM
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0037: HO2S Heater Control Circuit Low Bank 1 Sensor 2
Sirkuit kontrol pemanas HO2S-2 tersambung ke ground.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0038: HO2S Heater Control Circuit High Bank 1 Sensor 2
Sirkuit kontrol pemanas HO2S-2 tersambung ke sirkuit power
supply.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0030 / P0031 / P0032 [1A-63] .

1A-65
Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti part
pemanas HO2S-2 atau kabel harness yang
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan cacat.
lepas konektor dari HO2S-2.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
HO2S-2.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan voltase antara sirkuit power
supply pemanas HO2S-2 (B1) dengan
ground bodi kendaraan adalah voltase
battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit penggerak pemanas Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti kabel
HO2S-2 harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Periksa apakah sirkuit penggerak
pemanas HO2S-2 (B4) dalam keadaan
berikut.
• Resistan wiring harness sirkuit
penggerak pemanas HO2S-2 kurang
dari 3 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit
penggerak pemanas HO2S dengan
ground bodi kendaraan tidak terbatas.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit
penggerak pemanas HO2S-2 dengan
setiap terminal pada konektor HO2S-
2.
• Voltase sirkuit sirkuit penggerak
pemanas HO2S-2 adalah 0 – 1 V saat
kunci kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan HO2S-2 Tukar dengan ECM yang Ganti HO2S-2.


1) Periksa pemanas HO2S-2.  [1C-13] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

1A-66
DTC P0102 / P0103
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0102: Input Sirkuit Aliran Udara atau Volume Rendah • Sensor MAF dan/atau sirkuitnya
Voltase sirkuit sinyal sensor MAF lebih rendah daripada nilai • ECM
spesifikasi untuk waktu yang ditentukan.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0103: Input Tinggi Sirkuit Aliran Udara atau Volume
Voltase sirkuit sinyal sensor MAF tinggi rendah daripada nilai
spesifikasi selama waktu yang ditentukan.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan

+B A1 A2 3
BLK/RED
1
GRN/BLK C01-24
B1 3.3V
2
RED/GRN C01-23

ORN C01-35

C1

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) B1: Sirkuit sinyal sensor IAT 2. Sensor IAT
A1: Sirkuit power supply sensor MAF C1: Sirkuit ground sensor MAF & IAT 3. ECM
A2: Sirkuit sinyal sensor MAF 1. Sensor MAF

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• Voltase Battery > 8,5 V

1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 10 dtk.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-67
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
MAF harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari sensor MAF & IAT.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor sensor MAF & IAT.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan voltase antara sirkuit power
supply sensor MAF (A1) dengan ground
bodi kendaraan adalah voltase battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit ground sensor MAF Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti kabel
1) Pastikan voltase antara sirkuit power harness yang cacat.
supply sensor MAF (A1) dengan sirkuit
ground (C1) adalah voltase battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor MAF Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan harness yang cacat.
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
sensor MAF (A2) dalam keadaan sebagai
berikut.
• Resistan harness kelistrikan sirkuit
sinyal sensor MAF kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit sinyal
sensor MAF dengan ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit sinyal
sensor MAF dengan setiap terminal
pada konektor sensor MAF & IAT.
• Voltase sirkuit dari sirkuit sinyal sensor
MAF adalah 0 / 1 V saat kunci kontak
pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sensor MAF Tukar dengan ECM yang Ganti sensor MAF & IAT.
1) Periksa sensor MAF.  [1C-25] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0107 / P0108


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-68
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0107: Input Sirkuit Tekanan Absolut Manifold/Tekanan • Sensor MAP dan/atau sirkuitnya
Barometer Rendah • ECM
Voltase sirkuit sinyal sensor MAP lebih rendah daripada nilai
spesifikasi selama 3 detik.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0108: Input Sirkuit Tekanan Absolut Manifold/Tekanan
Barometer Tinggi
Voltase sirkuit sinyal sensor MAP lebih tinggi daripada nilai
spesifikasi selama 3 detik.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
2
5V
A1
GRY/RED C01-55
A2
1
RED/BLK C01-28
A3
ORN C01-35

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) A2: Sirkuit sinyal sensor MAP 1. Sensor MAP
A1: Sirkuit power supply sensor MAP A3: Sirkuit ground sensor MAP 2. ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 10 dtk.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 5. Lanjutkan ke Langkah 3.


MAP
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari sensor MAP.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor sensor MAP.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit
power supply sensor MAP (A1) dengan
sirkuit ground (A3) adalah 5 V.
Dalam keadaan baik?

1A-69
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit ground sensor MAP Perbaiki atau ganti kabel Lanjutkan ke Langkah 4.
1) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit harness yang cacat.
power supply sensor MAP (A1) dengan Jika DTC ini terdeteksi
ground bodi kendaraan adalah 5 V. lagi, tukar dengan ECM
Dalam keadaan baik? yang terbukti baik dan
periksa kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
MAP baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit power
supply sensor MAP (A1) dalam keadaan
sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit power supply sensor MAP
kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit power
supply sensor MAP dengan ground
bodi kendaraan tidak terbatas.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit power
supply sensor MAP dengan setiap
terminal pada konektor sensor MAP.
• Voltase sirkuit dari sirkuit power sinyal
sensor MAF adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor MAP Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan harness yang cacat.
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
sensor MAP (A2) dalam keadaan berikut.
• Resistan harness kelistrikan sirkuit
sinyal sensor MAP kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit sinyal
sensor MAP dengan ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit sinyal
sensor MAP dengan setiap terminal
pada konektor sensor MAP.
• Voltase sirkuit sinyal sensor MAP
adalah 0 / 1 V saat kunci kontak pada
posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sensor MAP Tukar dengan ECM yang Ganti sensor MAP.
1) Periksa sensor MAP.  [1C-10] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0112 / P0113


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-70
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0112: Sirkuit Sensor 1 Suhu Udara Masuk Rendah • Sensor IAT dan/atau sirkuitnya
Sinyal sensor IAT lebih tingi dari 135 °C (275 °F) selama 10 detik • ECM
pada saat mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0113: Sirkuit Sensor 1 Suhu Udara Masuk Tinggi
Sinyal sensor IAT lebih rendah dari –45 °C(–49 °F) selama 10 detik
pada saat mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0102 / P0103 [1A-67] .

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 10 detik.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sinyal dan sirkuit Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
ground sensor IAT harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari sensor MAF & IAT dan
ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
sensor MAF & IAT dan konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa sirkuit
sinyal sensor IAT (B1) dan sirkuit ground
(C1) dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
setiap sirkuit sinyal sensor IAT kurang
dari 1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit sinyal sensor
IAT tidak terbatas antara konektor
sensor MAF & IAT dengan ground
bodi kendaraan.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit sinyal
sensor IAT dengan setiap terminal
pada konektor sensor MAF & IAT.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit ground
sensor IAT dengan setiap terminal
pada konektor sensor MAF & IAT.
• Voltase sirkuit dari setiap sirkuit sinyal
sensor IAT adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sensor IAT Tukar dengan ECM yang Ganti sensor MAF & IAT.
1) Periksa sensor IAT.  [1C-25] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0117 / P0118


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-71
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0117: Sirkuit Suhu Pendingin Mesin Rendah • Sensor ECT dan/atau sirkuitnya
Sinyal sensor ECT lebih tinggi dari 135 °C (275 °F) selama 5 detik • ECM
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0118: Sirkuit Suhu Pendingin Mesin Tinggi
Sinyal sensor ECT lebih rendah dari –45 °C (–49 °F) selama 5 detik.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
2
A1 3.3V
1
LT GRN C01-25

ORN C01-35
A2

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 10 dtk.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sinyal dan sirkuit Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
ground sensor IAT harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari sensor ECT dan ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
sensor ECT dan konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
(A1) dan sirkuit ground (A2) sensor ECT
dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
setiap sirkuit sinyal sensor ECT
kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit sinyal sensor
ECT tidak terbatas antara konektor
sensor ECT dengan ground bodi
kendaraan.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit sinyal
sensor ECT dengan setiap terminal
pada konektor sensor ECT.
• Voltase sirkuit dari setiap sirkuit sinyal
sensor ECT adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?

1A-72
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sensor ECT Tukar dengan ECM yang Ganti sensor ECT.
1) Periksa sensor ECT.  [1C-12] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0122 / P0123


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0122: Sirkuit “A” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch • Sensor TP (utama) dan/atau sirkuitnya
Rendah • ECM
Voltase sirkuit sinyal sensor TP (utama) lebih rendah daripada nilai
spesifikasi.
(Logika pendeteksian 1 D/C)
P0123: Sirkuit “A” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch
Tinggi
Voltase sirkuit sinyal sensor TP (utama) lebih tinggi daripada nilai
spesifikasi.
(Logika pendeteksian 1 D/C)

Diagram Kelistrikan

1
2
12V A1
C01-2 LT GRN/RED
3
A2
C01-1 YEL/BLK
5V
B1
C01-43 RED
B2
C01-15 GRN
B3 4
C01-27 WHT 5
B4
C01-36 BLK

C01-22 BLK/YEL

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) B2: Sirkuit sinyal sensor TP (utama) 2. Throttle body elektrik
A1: Sirkuit throttle actuator drive B3: Sirkuit sinyal sensor TP (sub) 3. Throttle actuator
(tertutup)
A2: Sirkuit throttle actuator drive (putus) B4: Sirkuit ground sensor TP 4. Sensor TP (utama)
B1: Sirkuit power supply sensor TP 1. ECM 5. Sensor TP (sub)

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
2) Jaga accelerator pedal pada posisi terinjak selama 2 detik.
3) Jaga accelerator pedal pada posisi lepas selama 2 detik.
4) Ulangi Langkah 2) dan 3) sebanyak 3 kali.

1A-73
Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 5. Lanjutkan ke Langkah 3.


TP
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari throttle body elektrik.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor throttle body elektrik.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit
power supply sensor TP (B1) dengan
sirkuit ground (B5) adalah 5 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit ground sensor TP Perbaiki atau ganti kabel Lanjutkan ke Langkah 4.
1) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit harness yang cacat.
power supply sensor TP (B1) dengan Jika DTC ini terdeteksi
ground bodi kendaraan adalah 5 V. lagi, tukar dengan ECM
Dalam keadaan baik? yang terbukti baik dan
periksa kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
TP baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit power
supply sensor TP (B1) dalam keadaan
sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit power supply sensor TP kurang
dari 1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit power supply
sensor TP tidak terbatas antara
konektor throttle body elektrik dengan
ground bodi kendaraan.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal power supply
sensor TP dengan setiap terminal
pada konektor throttle body elektrik.
• Voltase sirkuit dari sirkuit power sinyal
sensor TP adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?

1A-74
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor TP Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti kabel
(utama) harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
sensor TP (utama) (B2) dalam keadaan
sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan sirkuit
sinyal sensor TP (utama) kurang dari
1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit sinyal sensor
TP (utama) tidak terbatas antara
konektor throttle body elektrik dengan
ground bodi kendaraan.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal power supply
sensor TP (utama) dengan setiap
terminal pada konektor throttle body
elektrik.
• Voltase sirkuit sirkuit sinyal sensor TP
(utama) adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sensor TP Tukar dengan ECM yang Ganti throttle body


1) Periksa sensor TP untuk mengetahui baik dan periksa kembali. elektrik.
kinerja.  [1C-4]
Dalam keadaan baik?

DTC P0131 / P0132 / P2237 / P2243 / P2626


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-75
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0131: O2 Sensor Circuit Low Voltage Bank 1 Sensor 1 • Sensor A/F dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • ECM
• Sirkuit voltase acuan (VM) dari voltase sensor A/F lebih rendah
daripada nilai spesifikasi selama 5 detik dengan mesin hidup.
• Sirkuit kontrol arus (UN) dari voltase sensor A/F lebih rendah
daripada nilai spesifikasi selama 5 detik dengan mesin hidup.
• Sirkuit arus pompa (IA) dari voltase sensor A/F lebih rendah
daripada nilai spesifikasi selama 5 detik dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0132: O2 Sensor Circuit High Voltage Bank 1 Sensor 1
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi.
• Sirkuit voltase acuan (VM) dari voltase sensor A/F lebih tinggi
daripada nilai spesifikasi selama 5 detik dengan mesin hidup.
• Sirkuit kontrol arus (UN) dari voltase sensor A/F lebih tinggi
daripada nilai spesifikasi selama 5 detik dengan mesin hidup.
• Sirkuit arus pompa (IA) dari voltase sensor A/F lebih tinggi
daripada nilai spesifikasi selama 5 detik dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P2237: O2 Sensor Positive Current Control Circuit / Open Bank 1
Sensor 1
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi.
• Voltase sirkuit arus pompa (IP) sensor A/F lebih rendah daripada
nilai yang ditentukan selama 5 detik setelah pemanasan
meskipun pemutusan bahan bakar aktif.
• Voltase sirkuit arus pompa (IP) sensor A/F tidak berubah dari nilai
yang ditentukan selama 10 detik setelah pemanasan.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P2243: O2 Sensor Reference Voltage Circuit / Open Bank 1 Sensor 1
Sirkuit kontrol arus (UN) dari voltase sensor A/F melebihi nilai yang
ditentukan selama 5 detik dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P2626: O2 Sensor Pumping Current Trim Circuit / Open Bank 1
Sensor 1
Sirkuit arus pompa (IA) dari voltase sensor A/F lebih tinggi daripada
nilai spesifikasi selama 5 detik dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0030 / P0031 / P0032 [1A-63] .

Prosedur Konfirmasi DTC

P0131 / P0132 / P2243

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.


2) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 1 menit.

1A-76
P2237 / P2626

PERINGATAN:

• Ketika melakukan tes jalan, pilih tempat yang tidak ada lalu lintas atau kemungkinan kecelakaan lalu
lintas, dan berhati-hatilah saat melakukan tes untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
• Tes jalan harus dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan tester, pada jalan yang rata.

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V
• Sensor / actuator yang berhubungan dengan DTC berikut tidak terdeteksi (P2237 saja)
– Sensor A/F (P0133, P0135)
– EVAP canister purge valve

1) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.


2) Kemudikan kendaraan pada 50 – 80 km/jam (31 – 50 mil/jam) secara konstan selama 5 menit atau lebih pada
gigi ke-5. (Jaga bukaan throttle valve tetap konstan pada tahap ini.)
3) Lepas pedal gas, dan biarkan kendaraan melaju selama 10 detik kondisi engine brake. (pemutusan bahan bakar)
4) Hentikan kendaraan, dan hidupkan mesin pada putaran idle selama 5 menit.
5) Periksa apakah kesiapan sensor A/F / monitoring test sudah selesai atau belum dengan menggunakan scan tool.
Jika kesiapan sensor A/F / monitoring test belum selesai, periksa kondisi kendaraan (lingkungan) dan ulangi
Langkah 2) hingga 4).

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Perbaiki DTC terkait. Lanjutkan ke Langkah 3.


Apakah ada DTC selain P0131, P0132,
P2237, P2243 dan P2626?

1A-77
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan harness yang cacat.
lepas konektor dari sensor A/F dan ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
sensor A/F dan konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, periksa bahwa sirkuit
sinyal sensor A/F (A2 – A5) dalam
keadaan berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
setiap sirkuit sinyal sensor A/F kurang
dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara setiap sirkuit
sinyal sensor A/F dengan ground bodi
kendaraan adalah tidak terhingga.
• Resistan isolasi harness kabel adalah
tak terhingga antara setiap terminal
sirkuit sinyal sensor A/F dengan
masing-masing terminal pada
konektor sensor A/F.
• Voltase sirkuit dari setiap sirkuit sinyal
sensor A/F adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan kembali DTC Tukar dengan ECM yang Selesai.


1) Ganti sensor A/F.  [1C-15] baik dan periksa kembali.
2) Jalankan prosedur konfirmasi DTC dan
periksa DTC.
Apakah DTC P0131, P0132, P2237, P2243
dan/atau P2626 masih terdeteksi?

DTC P0137 / P0138 / P0140


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0137: O2 Sensor Circuit Low Voltage Bank 1 Sensor 2 • HO2S-2 dan/atau sirkuitnya
Voltase sirkuit sinyal HO2S-2 lebih rendah daripada nilai spesifikasi • Pemanas HO2S-2 dan/atau
selama 30 detik dengan mesin dipanaskan. sirkuitnya
(Logika pendeteksian 3 D/C) • Sistem gas buang
• Sistam udara masuk
P0138: O2 Sensor Circuit High Voltage Bank 1 Sensor 2
• Sistem bahan bakar
Voltase sirkuit sinyal HO2S-2 lebih tinggi daripada nilai spesifikasi selama
• ECM
5 detik dengan mesin dipanaskan.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0140: Tidak Ada Aktivitas Sirkuit Sensor O2 Terdeteksi Bank 1
Sensor 2
Voltase sirkuit HO2S-2 di dalam nilai voltase yang ditentukan selama 150
detik setelah pemanasan.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0030 / P0031 / P0032 [1A-63] .

Prosedur Konfirmasi DTC

PERINGATAN:

• Ketika melakukan tes jalan, pilih tempat yang tidak ada lalu lintas atau kemungkinan kecelakaan lalu
lintas, dan berhati-hatilah saat melakukan tes untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
• Tes jalan harus dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan tester, pada jalan yang rata.
1A-78
CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• Voltase Battery ≥ 8,5 V
• Sensor / actuator yang berhubungan dengan DTC berikut tidak terdeteksi
– Pemanas HO2S-2

P0137
1) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.
2) Matikan kunci kontak dan dinginkan mesin hingga ECT mencapai suhu kurang dari 40 °C (104 °F).
3) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.
4) Jalankan kendaraan dengan kecepatan 60 – 90 km/jam (37 – 56 mil /jam) secara konstan selama 3 menit atau
lebih. (Jaga bukaan throttle valve tetap konstan pada tahap ini.)
5) Hentikan kendaraan, dan hidupkan mesin pada putaran idle selama 5 menit.

P0138 / P0140
1) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.
2) Jalankan kendaraan dengan kecepatan 50 – 80 km/jam (31 – 50 mil /jam) secara konstan selama 3 menit atau
lebih. (Jaga bukaan throttle valve tetap konstan pada tahap ini.)
3) Hentikan kendaraan, dan hidupkan mesin pada putaran idle selama 5 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan ketinggian bahan bakar Tambah bahan bakar dan Lanjutkan ke Langkah 3.
1) Periksa ketinggian bahan bakar dengan periksa kembali.
pengukur ketinggian bahan bakar.
Menunjukkan level “E” (kosong)?
YA TIDAK

3 Ada DTC lain selain P0137, P0138 and


Perbaiki DTC terkait. Lanjutkan ke Langkah 4.
P0140?

1A-79
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sinyal HO2S-2 dan Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti kabel
sirkuit ground harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari HO2S dan ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor HO2S-2 dan ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa sirkuit
sinyal HO2S-2 (B2) dan sirkuit ground
(B3) dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
setiap sirkuit sinyal HO2S-2 dan sirkuit
ground kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit sinyal HO2S-2
dan sirkuit ground adalah tidak
terbatas antara konektor HO2S-2
dengan ground bodi kendaraan.
• Resistan isolasi harness kabel tidak
terbatas antara terminal sirkuit sinyal
HO2S-2 dengan setiap terminal pada
konektor HO2S-2.
• Resistan isolasi harness kabel tidak
terbatas antara terminal sirkuit ground
HO2S-2 dengan setiap terminal pada
konektor HO2S-2.
• Voltase sirkuit dari sirkuit sinyal
HO2S-2 dan sirkuit ground adalah 0 /
1 V saat kunci kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sistem exhaust dan sistem Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti part
intake yang rusak.
1) Periksa sistem exhaust dan sistem intake
untuk mengetahui adanya penyumbatan
atau kebocoran.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit pemanas HO2S-2 Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti kabel
1) Periksa sirkuit pemanas HO2S-2 dengan harness yang cacat.
melihat Langkah 2 hingga Langkah 3 DTC
P0036 / P0037 / P0038 [1A-65] .
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan kembali DTC Tukar dengan ECM yang Selesai.


1) Ganti HO2S-2. [1C-15] baik dan periksa kembali.
2) Jalankan prosedur konfirmasi DTC dan
periksa DTC.
DTC P0137, P0138 atau P0140 tetap
terdeteksi?

DTC P0201 / P0202 / P0203 / P0204 / P0261 / P0262 / P0264 / P0265 / P0267 / P0268 / P0270 / P0271
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-80
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0201: Sirkuit Injektor / Terbuka - Silinder 1 • Injektor bahan bakar dan/atau
Malfungsi injektor bahan bakar No.1 dan/atau sirkuitnya terdeteksi dengan sirkuitnya
mesin hidup. • ECM
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0202: Sirkuit Injektor / Terbuka - Silinder 2
Malfungsi injektor bahan bakar No.2 dan/atau sirkuitnya terdeteksi dengan
mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0203: Sirkuit Injektor / Terbuka - Silinder 3
Malfungsi injektor bahan bakar No.3 dan/atau sirkuitnya terdeteksi dengan
mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0204: Sirkuit Injektor / Terbuka - Silinder 4
Malfungsi injektor bahan bakar No.4 dan/atau sirkuitnya terdeteksi dengan
mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0261: Sirkuit Injektor Cylinder 1 Rendah
Voltase sirkuit kontrol injektor bahan bakar No.1 lebih rendah daripada nilai
yang ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0262: Sirkuit Injektor Cylinder 1 Tinggi
Voltase sirkuit kontrol injektor bahan bakar No.1 lebih tinggi daripada nilai yang
ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0264: Sirkuit Injektor Cylinder 2 Rendah
Voltase sirkuit kontrol injektor bahan bakar No.2 lebih rendah daripada nilai
yang ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0265: Sirkuit Injektor Cylinder 2 Tinggi
Voltase sirkuit kontrol injektor bahan bakar No.2 lebih tinggi daripada nilai yang
ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0267: Sirkuit Injektor Cylinder 3 Rendah
Voltase sirkuit kontrol injektor bahan bakar No.3 lebih rendah daripada nilai
yang ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0268: Sirkuit Injektor Cylinder 3 Tinggi
Voltase sirkuit kontrol injektor bahan bakar No.3 lebih tinggi daripada nilai yang
ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0270: Sirkuit Injektor Cylinder 4 Rendah
Voltase sirkuit kontrol injektor bahan bakar No.4 lebih rendah daripada nilai
yang ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0271: Sirkuit Injektor Cylinder 4 Tinggi
Voltase sirkuit kontrol injektor bahan bakar No.4 lebih tinggi daripada nilai yang
ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan

1A-81
6 5
A2 1 A1
C01-44 BLU/YEL BLK/RED
B2 2 B1
C01-20 BLU/WHT BLK/RED
C2 3 C1
C01-32 BLU/RED BLK/RED
D2 4 D1
C01-56 BLU/ORN BLK/RED

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) C1: Sirkuit power supply injektor bahan bakar 2. Injektor Bahan Bakar No.2
No.3
A1: Sirkuit power supply injektor bahan bakar C2: Sirkuit penggerak injektor bahan bakar 3. Injektor Bahan Bakar No.3
No.1 No.3
A2: Sirkuit penggerak injektor bahan bakar D1: Sirkuit power supply injektor bahan bakar 4. Injektor Bahan Bakar No.4
No.1 No.4
B1: Sirkuit power supply injektor bahan bakar D2: Sirkuit penggerak injektor bahan bakar 5. Ke relay utama
No.2 No.4
C1: Sirkuit penggerak injektor bahan bakar 1. Injektor Bahan Bakar No.1 6. ECM
No.3

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply injektor Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
bahan bakar harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari injektor bahan bakar.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
setiap konektor injektor bahan bakar.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan voltase antara sirkuit power
supply injektor bahan bakar (A1– D1)
yang terhubung dengan DTC dengan
ground bodi kendaraan adalah voltase
battery.
Dalam keadaan baik?

1A-82
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit penggerak injektor Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti kabel
bahan bakar harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa sirkuit
penggerak injektor bahan bakar (A1– D2)
terkait DTC adalah sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit penggerak injektor bahan bakar
kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit
penggerak injektor bahan bakar dan
ground bodi kendaraan adalah tidak
terbatas.
• Resistan isolasi harness kabel tidak
terbatas antara terminal sirkuit
penggerak injektor dengan setiap
terminal lainnya pada konektor injektor
bahan bakar.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan injektor bahan bakar Tukar dengan ECM yang Ganti injektor bahan
1) Periksa injektor bahan bakar terkait DTC. baik dan periksa kembali. bakar.
 [1G-14]
Dalam keadaan baik?

DTC P0222 / P0223


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0222: Sirkuit “B” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch Rendah • Sensor TP (sub) dan/atau
Voltase sirkuit sinyal sensor TP (sub) lebih rendah daripada nilai spesifikasi. sirkuitnya
(Logika pendeteksian 1 D/C) • ECM
P0223: Sirkuit “B” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch Tinggi
Voltase sirkuit sinyal sensor TP (sub) lebih tinggi daripada nilai spesifikasi.
(Logika pendeteksian 1 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0122 / P0123 [1A-73] .

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
2) Jaga accelerator pedal pada posisi terinjak selama 2 detik.
3) Jaga accelerator pedal pada posisi lepas selama 2 detik.
4) Ulangi Langkah 2) dan 3) sebanyak 3 kali.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-83
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 5. Lanjutkan ke Langkah 3.


TP
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari throttle body elektrik.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor throttle body elektrik.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit
power supply sensor TP (B1) dengan
sirkuit ground (B5) adalah 5 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit ground sensor TP Perbaiki atau ganti kabel Lanjutkan ke Langkah 4.
1) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit harness yang cacat.
power supply sensor TP (B1) dengan Jika DTC ini terdeteksi
ground bodi kendaraan adalah 5 V. lagi, tukar dengan ECM
Dalam keadaan baik? yang terbukti baik dan
periksa kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
TP baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit power
supply sensor TP (B1) dalam keadaan
sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit power supply sensor TP kurang
dari 1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit power supply
sensor TP tidak terbatas antara
konektor throttle body elektrik dengan
ground bodi kendaraan.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit power
supply sensor TP dengan setiap
terminal pada konektor throttle body
elektrik.
• Voltase sirkuit dari sirkuit power sinyal
sensor TP adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?

1A-84
YA TIDAK

5 Pemeriksaan Sirkuit sinyal sensor TP (sub) Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan harness yang cacat.
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
sensor TP (sub) (B3) dalam keadaan
sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan sirkuit
sinyal sensor TP (sub) kurang dari 1
Ω.
• Resistan isolasi sirkuit sinyal sensor
TP (sub) tidak terbatas antara
konektor throttle body elektrik dengan
ground bodi kendaraan.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal power supply
sensor TP (sub) dengan setiap
terminal pada konektor throttle body
elektrik.
• Voltase sirkuit sirkuit sinyal sensor TP
(sub) adalah 0 / 1 V saat kunci kontak
pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sensor TP Tukar dengan ECM yang Ganti throttle body


1) Periksa sensor TP untuk mengetahui baik dan periksa kembali. elektrik.
kinerja.  [1C-4]
Dalam keadaan baik?

DTC P0327
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0327: Knock Sensor 1 Circuit Low Bank 1 atau Single Sensor • Knock sensor dan/atau sirkuitnya
Sinyal Knock sensor (derau dasar) di luar rentang spesifikasi • ECM
selama waktu spesifikasi dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
3

1 A1
2
WHT/BLU C01-26
BRN/RED C01-14
A2
RED/WHT C01-21

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) A2: Sirkuit ground knock sensor 2. Shield wire
A1: Sirkuit sinyal knock sensor 1. Knock sensor 3. ECM

1A-85
Prosedur Konfirmasi DTC

PERINGATAN:

• Ketika melakukan tes jalan, pilih tempat yang tidak ada lalu lintas atau kemungkinan kecelakaan lalu
lintas, dan berhati-hatilah saat melakukan tes untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
• Tes jalan harus dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan tester, pada jalan yang rata.

1) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.


2) Kemudikan kendaraan pada 80 – 100 km/jam (50 – 62 mil/jam) secara konstan selama 5 menit atau lebih pada
gigi ke-5. (Pada langkah ini, jaga bukaan throttle valve tetap konstan dan putaran mesin sebesar 2400 rpm atau
lebih.)

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sinyal dan sirkuit Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
ground knock sensor harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari knock sensor dan
ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
knock sensor dan konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
(A1) dan sirkuit ground (A2) knock sensor
dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
setiap sirkuit sinyal dan sirkuit ground
knock sensor kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit sinyal knock
sensor tidak terbatas antara konektor
knock sensor dengan ground bodi
kendaraan.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit sinyal
knock sensor dengan setiap terminal
pada konektor knock sensor.
• Voltase sirkuit dari setiap sirkuit sinyal
dan sirkuit ground knock sensor
adalah 0 / 1 V saat kunci kontak pada
posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan knock sensor Tukar dengan ECM yang Ganti knock sensor.
1) Periksa knock sensor.  [1C-23] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0335
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-86
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0335: Sirkuit “A” Crankshaft Position Sensor • Sensor CKP dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika satu kesalahan yang berhubungan dengan sinyal • Rotor sinyal
CKP lebih besar daripada jumlah spesifikasi dengan mesin hidup. • ECM
• Celah satu gigi atau lebih
• Batas sinyal rusak
• Deteksi celah saat rentang celah hilang
• Jarak rusak antar celah
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
3
+B
1 A1
A2 5V
RED/YEL C01-49
BLK/RED
2 A3 B1
B2 5V
PNK C01-48

B3 BLK/ORN

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) B1: Sirkuit power supply sensor CKP 2. Sensor CKP
A1: Sirkuit power supply sensor CMP B2: Sirkuit sinyal CKP sensor 3. ECM
A2: Sirkuit sinyal CMP sensor B3: Sirkuit ground sensor CKP
A3: Sirkuit ground sensor CMP 1. Sensor CMP

Uraian Sistem
Sensor CKP terletak pada blok silinder dan terdiri atas generator sinyal (sensor magnetis) dan rotor sinyal (dipasang
pada crankshaft).
Generator sinyal membangkitkan sinyal acuan melalui celah pada pelat celah yang berputar bersama crankshaft.

Sinyal Acuan
Sinyal CKP menghasilkan 32 pulse sinyal yang masing-masing memiliki panjang gelombang berbeda saat crankshaft
melakukan satu putaran penuh. Lihat Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya [1A-123] .
Berdasarkan sinyal sensor CMP dan sinyal sensor CKP, ECM menentukan piston silinder mana yang berada dalam
langkah kompresi.
Selain itu, ECM menilai putaran mesin berdasarkan sinyal sensor CKP.

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 5 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-87
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
CKP harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari sensor CKP.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor sensor CKP.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan sirkuit power supply sensor CKP
(B1) adalah voltase battery.
Dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal dan sirkuit Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti kabel
ground sensor CKP harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
(B2) dan sirkuit ground (B3) sensor CKP
dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
setiap sirkuit sinyal sensor CKP
kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit sinyal
sensor CKP dengan ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit sinyal
sensor CKP dengan setiap terminal
pada konektor sensor CKP.
• Resistan isolasi harness kabel tidak
terbatas antara terminal sirkuit ground
sensor CKP dengan setiap terminal
pada konektor sensor CKP.
• Voltase sirkuit dari setiap sirkuit sinyal
sensor CKP adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor CKP Tukar dengan ECM yang Lepas sensor CKP.
1) Periksa sensor CKP.  [1C-19] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0340
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0340: Sensor Posisi Camshaft “A” Circuit Bank 1 atau Single Sensor • Sensor CMP dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika satu kesalahan berikut lebih besar daripada nilai • Rotor sinyal
spesifikasi dengan mesin hidup. • ECM
• Sinyal yang hilang dari sinyal sensor CMP
• Sinyal hilang atau sinyal berlebih dari sinyal sensor CKP
(Logika pendeteksian 1 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0335 [1A-86] .

1A-88
Uraian Sistem
Sensor CMP terletak pada cylinder head dan terdiri atas generator sinyal (sensor magnetis) dan rotor sinyal
(dipasang pada intake crankshaft).
Generator sinyal membangkitkan sinyal acuan melalui celah pada pelat celah yang berputar bersama crankshaft.

Sinyal Acuan
Sensor CMP menghasilkan 4 pulse sinyal yang masing-masing memiliki panjang gelombang berbeda saat camshaft
melakukan satu putaran penuh Lihat Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya [1A-123] .
Berdasarkan sinyal sensor CMP dan sinyal sensor CKP, ECM menentukan piston silinder mana yang berada dalam
langkah kompresi.

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 5 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
CMP harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari sensor CMP.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor sensor CMP.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan bahwa sirkuit power supply
sensor CMP (A1) adalah voltase battery.
Dalam kondisi baik?

1A-89
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal dan sirkuit Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti kabel
ground sensor CMP harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
(A2) dan sirkuit ground (A3) sensor CMP
dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
setiap sirkuit sinyal sensor CMP
kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit sinyal
sensor CMP dengan ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit sinyal
sensor CMP dengan setiap terminal
pada konektor sensor CMP.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit ground
sensor CMP dengan setiap terminal
pada konektor sensor CMP.
• Voltase sirkuit dari setiap sirkuit sinyal
sensor CMP adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor CMP Tukar dengan ECM yang Ganti sensor CMP.
1) Lepas sensor CMP.  [1C-17] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0351 / P0352 / P0353 / P0354 / P2300 / P2301 / P2303 / P2304 / P2306 / P2307 / P2309 / P2310
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-90
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0351: Ignition Coil “A” Sirkuit Primer / Sekunder • Ignition coil dan/atau sirkuitnya
Malfungsi Ignition coil No.1 dan/atau sirkuitnya terdeteksi dengan • ECM
mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P0352: Ignition Coil “B” Sirkuit Primer / Sekunder
Malfungsi Ignition coil No.2 dan/atau sirkuitnya terdeteksi dengan
mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P0353: Ignition Coil “C” Sirkuit Primer / Sekunder
Malfungsi Ignition coil No.3 dan/atau sirkuitnya terdeteksi dengan
mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P0354: Ignition Coil “D” Sirkuit Primer / Sekunder
Malfungsi Ignition coil No.4 dan/atau sirkuitnya terdeteksi dengan
mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P2300: Ignition Coil “A” Primary Control Circuit Low
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.1 lebih rendah daripada nilai
yang sudah ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P2301: Ignition Coil “A” Sirkuit Kontrol Primer Tinggi
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.1 lebih tinggi daripada nilai yang
sudah ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P2303: Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “A” Rendah
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.2 lebih rendah daripada nilai
yang sudah ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P2304: Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “A” Tinggi
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.2 lebih tinggi daripada nilai yang
sudah ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P2306: Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “B” Rendah
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.3 lebih rendah daripada nilai
yang sudah ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P2307: Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “C” Tinggi
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.3 lebih tinggi daripada nilai yang
sudah ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P2309: Sirkuit Kontrol primer Ignition Coil “D” Rendah
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.4 lebih rendah daripada nilai
yang sudah ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P2310: Sirkuit Kontrol Primer Ignition Coil “A” Tinggi
Voltase sirkuit kontrol Ignition coil No.4 lebih tinggi daripada nilai yang
sudah ditentukan dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)

Diagram Kelistrikan

1A-91
A1
7 1 6
5
5V B1 BLK/WHT
A2
C01-53 GRN/YEL
2
C1
5V B2
A3
C01-40 GRN/WHT

C2 3
5V B3
C01-52 BLU/ORN
A4
C3 4
5V B4

C01-51 GRY/BLU

C4

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) B3: Sirkuit penggerak ignition coil No.3 2. Ignition coil No.2
A1: Sirkuit power supply Ignition coil No.1 B4: Sirkuit penggerak ignition coil No.2 3. Ignition coil No.3
A2: Sirkuit power supply Ignition coil No.2 C1: Sirkuit ground ignition coil No.1 4. Ignition coil No.4
A3: Sirkuit power supply Ignition coil No.3 C2: Sirkuit ground ignition coil No.2 5. Sekring “IG COIL”
A4: Sirkuit power supply Ignition coil No.4 C3: Sirkuit ground ignition coil No.3 6. Ke kunci kontak
B1: Sirkuit penggerak ignition coil No.1 C4: Sirkuit ground ignition coil No.4 7. ECM
B2: Sirkuit penggerak ignition coil No.2 1. Ignition coil No.1

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Hidupkan mesin pada putaran 2000 rpm selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan ignition coil Lanjutkan ke Langkah 3. Ganti ignition coil yang


1) Ganti ignition coil silinder yang terhubung terkait dengan DTC.
ke DTC dengan ignition coil dengan
silinder normal.
2) Jalankan prosedur konfirmasi DTC, dan
periksa DTC.
DTC tetap terdeteksi?

1A-92
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply ignition Lanjutkan ke Langkah 5. Lanjutkan ke Langkah 4.


coil
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ignition coil.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ignition coil.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan voltase antara setiap sirkuit
power supply ignition coil (A1 – A4)
dengan setiap sirkuit ground (C1 – C4)
adalah voltase battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit ground Ignition coil Perbaiki atau ganti sirkuit Perbaiki atau ganti sirkuit
1) Pastikan voltase antara setiap sirkuit ground ignition coil. power supply ignition coil.
power supply ignition coil (A1 – A4)
dengan ground bodi kendaraan adalah
voltase battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit kemudi ignition coil Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit kemudi
ignition coil (B1 – B4) dalam keadaan
sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit penggerak ignition coil kurang
dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit
penggerak ignition coil dan ground
bodi kendaraan adalah tidak terbatas.
• Resistan isolasi harness kabel tidak
terbatas antara terminal sirkuit
penggerak ignition coil dengan setiap
terminal pada konektor sensor ignition
coil.
• Voltase sirkuit dari sirkuit kemudi
ignition coil adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?

DTC P0403
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0403: Sirkuit Kontrol Resirkuilasi Gas Buang • EGR valve dan/atau sirkuitnya
Sirkuit kontrol valve EGR putus, koslet ke ground, koslet ke sirkuit • ECM
power supply dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

1A-93
Diagram Kelistrikan
5 1
3
BLK/WHT E01-52
6
BRN/WHT E01-3
BLK/RED E01-1 12V
4 BLK/RED E01-2 5V

2
B1 A1
ORN/RED C01-12
A2
GRN/ORN C01-10
B2 A3
WHT/RED C01-9
A4
YEL/BLU C01-13

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) B1: Sirkuit 1 power supply EGR valve 4. Relay utama
A1: Sirkuit valve drive EGR 1 B2: Sirkuit 2 power supply EGR valve 5. Kunci kontak
A2: Sirkuit valve drive EGR 2 1. ECM 6. Sekring“FI”
A3: Sirkuit valve drive EGR 3 2. EGR valve
A4: Sirkuit valve drive EGR 4 3. Sekring “IG COIL”

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Hidupkan mesin pada putaran 2000 rpm selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-94
YA TIDAK

2 Pemeriksaan Sirkuit power supply EGR Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
valve harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari EGR valve.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor valve EGR.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan voltase antara setiap sirkuit
power supply valve EGR (B1, B2) dengan
ground bodi kendaraan adalah voltase
battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit valve drive EGR Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan harness yang cacat.
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa setiap
sirkuit penggerak valve EGR (A1 – A4)
dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari tiap
sirkuit penggerak valve EGR kurang
dari 1 Ω.
• Resistan isolasi dari tiap sirkuit
penggerak valve EGR tidak terbatas
antara konektor valve EGR dengan
ground bodi kendaraan.
• Resistan isolasi harness kabel tidak
terbatas antara terminal sirkuit
penggerak valve EGR dengan setiap
terminal pada konektor valve EGR.
• Voltase tiap sirkuit penggerak valve
EGR adalah 0 – 1 V saat kunci kontak
pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan valve EGR Tukar dengan ECM yang Ganti valve EGR.
1) Periksa valve EGR.  [1B-8] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0443 / P0458 / P0459


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-95
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0443: Sirkuit Sistem Evaporative Emission Purge Control • EVAP canister purge valve dan/atau sirkuitnya
Valve • ECM
Sirkuit kontrol EVAP canister purge valve adalah sirkuit putus
dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0458: Sirkuit Sistem Evaporative Emission Purge Control
Valve Rendah
Sirkuit kontrol EVAP canister purge valve adalah sirkuit koslet ke
ground dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0459: Sirkuit Evaporative Emission System Purge Control
Valve Tinggi
Sirkuit kontrol EVAP canister purge valve adalah sirkuit koslet ke
sirkuit power supply dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan

B1 A1
1
C01-19 BLU/BLK BLK/RED 2

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) B1: Sirkuit canister purge valve drive EVAP 2. Ke relay utama
A1: Sirkuit power supply EVAP canister purge valve 1. EVAP canister purge valve 3. ECM

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-96
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply EVAP Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
canister purge valve harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari EVAP canister purge
valve.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor EVAP canister purge valve.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa voltase
sirkuit power supply EVAP canister purge
valve (A1) adalah voltase battery antara
konektor EVAP canister purge valve dan
ground bodi kendaraan dengan kunci
kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit penggerak EVAP Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti kabel
canister purge valve harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Apakah koneksi OK, pastikan sirkuit
penggerak EVAP canister purge valve
(B1) dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit penggerak EVAP canister purge
valve kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit penggerak
EVAP canister purge valve tidak
terbatas antara konektor EVAP
canister purge valve dengan ground
bodi kendaraan.
• Resistan isolasi harness kabel tidak
terbatas antara terminal sirkuit
penggeral EVAP canister purge valve
dengan tiap terminal pada konektor
EVAP canister purge valve.
• Voltase sirkuit penggerak EVAP
canister purge valve adalah 0 – 1 V
saat kunci kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan EVAP canister purge valve Tukar dengan ECM yang Ganti EVAP canister
1) Periksa EVAP canister purge valve untuk baik dan periksa kembali. purge valve.
mengetahui resistan.  [1B-5]
Dalam keadaan baik?

DTC P0480 / P0692


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-97
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0480: Sirkuit Kontrol Kipas 1 • Relay kipas pendingin radiator No.1 (sisi koil)
Malfungsi relay kipas pendingin radiator No. 1 dan/atau sirkuit dan/atau sirkuitnya
penggeraknya terdeteksi dengan mesin hidup. • ECM
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P0692: Sirkuit Kontrol Kipas 1 Tinggi
Voltase sirkuit penggerak relay kipas pendingin radiator No.1
lebih tinggi daripada nilai spesifikasi dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)

Diagram Kelistrikan
A1 B1 5
1
6 BLK/RED LT GRN E01-15
7 GRY BLU/RED

C1

A2 B2 A3
2 3
L+ GRN E01-16
H+
BLU/BLK 4
L BLK B3
H BLU/WHT

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) B2: Sirkuit penggerak relay kipas 3. Relay kipas
pendingin radiator No.2 pendingin radiator
No. 3
A1: Sirkuit power supply relay kipas pendingin B3: Sirkuit penggerak relay kipas 4. Motor kipas
radiator No.1 (sisi koil) pendingin radiator No.3 pendingin radiator
A2: Sirkuit power supply relay kipas pendingin C1: Sirkuit power supply relay kipas 5. ECM
radiator No.2 (sisi switch) pendingin radiator No.1 dan
No.2 (sisi switch)
A3: Sirkuit power supply relay kipas pendingin 1. Relay kipas pendingin radiator 6. Ke relay utama
radiator No.2 (sisi koil) No. 1
B1: Sirkuit penggerak relay kipas pendingin 2. Relay kipas pendingin radiator 7. Ke sekring“RDTR”
radiator No.1 No. 2

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.


2) Pertahankan mesin pada putaran idle hingga suhu coolant mesin mencapai 102 (216 ) atau lebih.

Perbaikan DTC

1A-98
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply relay Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
kipas pendingin radiator No.1 (sisi koil) harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas relay kipas pendingin radiator No.1.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor relay kipas pendingin radiator
No.1.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa voltase
antara sirkuit power supply relay kipas
pendingin radiator No.1 (sisi coil) (A1)
dengan ground bodi kendaraan adalah
voltase battery dengan kunci kontak pada
posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan relay kipas pendingin Lanjutkan ke Langkah 4. Ganti relay kipas


radiator pendingin radiator.
1) Periksa relay kipas pendingin radiator
No.1. Memeriksa Relay Kipas Pendingin
Radiator [1F-15] .
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit penggerak relay kipas Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
pendingin radiator No.1 baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit
penggerak relay kipas pendingin radiator
(B1) dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kabel sirkuit
penggerak relay pendingin radiator No
1 kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit
penggerak relay kipas pendingin
radiator No.1 dengan ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit
penggerak relay kipas pendingin
radiator dengan setiap terminal pada
konektor relay kipas pendingin
radiator No.1.
• Voltase sirkuit dari sirkuit penggerak
relay kipas pendingin radiator No.1
adalah 0 – 1 V dengan kunci kontak
pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?

DTC P0481 / P0694


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-99
P0481: Sirkuit Kontrol Kipas 2 • Sekring “RDTR FAN”
Malfungsi relay kipas pendingin radiator No. 1 dan No.3 atau • Relay kipas pendingin radiator No.1 (switch
sirkuit penggeraknya terdeteksi dengan mesin hidup. side) dan/atau sirkuitnya
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala) • Relay kipas pendingin radiator No.2, No.3
(sisi koil) dan/atau sirkuitnya
P0694: Sirkuit Kontrol Kipas 2 Tinggi
• ECM
Voltase sirkuit penggerak relay kipas pendingin radiator No.2 dan
• Motor kipas pendingin radiator
No.3 lebih tinggi daripada nilai spesifikasi dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0480 / P0692 [1A-97]

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,4 V

1) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.


2) Pertahankan mesin pada putaran 2.000 rpm hingga suhu coolant mesin mencapai 107 (225 °F) atau lebih.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply relay Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sekring “RDTR
kipas pendingin radiator No.1 (sisi switch) FAN”. Jika OK, perbaiki
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan atau ganti sirkuit power
lepas relay kipas pendingin radiator No.1, supply relay kipas
No.2 dan No.3. pendingin radiator No.1
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke (sisi switch).
konektor relay kipas pendingin radiator
No.1, No.2 dan No.3.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa voltase
antara sirkuit power supply relay kipas
pendingin radiator No.1 (sisi switch) (C1)
dengan ground bodi kendaraan adalah
voltase battery dengan kunci kontak pada
posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan relay kipas pendingin Lanjutkan ke Langkah 4. Ganti relay kipas


radiator pendingin radiator
1) Periksa relay kipas pendingin radiator
No.1, No.2 dan No.3  [1F-15]
Dalam keadaan baik?

1A-100
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit penggerak relay kipas Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti kabel
pendingin radiator No.2 dan No.3 harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa sirkuit
penggerak relay kipas pendingin radiator
No.2 dan No.3 (B2 – B3) dalam keadaan
sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan sirkuit
penggerak relay kipas pendingin
radiator No.2 dan No.3 kurang dari 1
Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit
penggerak relay kipas pendingin
radiator No.2 dan No.3 dengan ground
bodi kendaraan tidak terbatas.
• Resistan isolasi harness kabel tidak
terbatas antara terminal sirkuit
penggerak relay kipas pendingin
radiator No.2 dan No.3 dengan tiap
terminal lainnya pada konektor relay
kipas pendingin radiator No.2 dan
No.3.
• Voltase sirkuit dari sirkuit penggerak
relay kipas pendingin radiator No.2
dan No.3 adalah 0 – 1 V dengan kunci
kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan motor kipas pendingin Tukar dengan ECM yang Ganti motor kipas
radiator baik dan periksa kembali. pendingin radiator.
1) Periksa motor kipas pendingin radiator. 
[1F-14]
Dalam keadaan baik?

DTC P0500
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0500: Sensor Kecepatan Kendaraan “A” • Sensor putaran roda dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • Modul kontrol ABS
• Sinyal kecepatan kendaraan invalid dimasukkan. • ECM
• Kecepatan kedaraan di bawah 4 km /jam (2,5 mil/jam) selama 5
detik pada pemutusan bahan bakar.
• Perbedaan antara kecepatan roda penggerak kiri dan kanan lebih
tinggi daripada nilai spesifikasi.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

1A-101
Diagram Kelistrikan
3
4
12V

WHT RED
1 RED/BLK E01-56
LT BLU BRN/WHT
12V 5 5
WHT/BLK E01-55
WHT GRN/WHT
2 GRY/BLU
LT BLU

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) 2. Sensor putaran roda kanan-depan 4. ECM
1. Sensor putaran roda kiri-depan 3. Modul kontrol ABS 5. CAN driver

Prosedur Konfirmasi DTC

PERINGATAN:

• Ketika melakukan tes jalan, pilih tempat yang tidak ada lalu lintas atau kemungkinan kecelakaan lalu
lintas, dan berhati-hatilah saat melakukan tes untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
• Tes jalan harus dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan tester, pada jalan yang rata.

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• Sensor / actuator yang berhubungan dengan DTC berikut tidak terdeteksi
– Sensor ECT
– Sensor CKP
– Sensor CMP
– CAN DTC (U0121)

1) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.


2) Kemudikan kendaraan pada 60 km/jam (37 mil/jam) secara konstan selama 1 menit atau lebih pada gigi ke-5.
(Jaga bukaan throttle valve tetap konstan pada tahap ini.)
3) Lepas pedal gas, dan biarkan kendaraan melaju selama 10 detik kondisi engine brake. (pemutusan bahan bakar)

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-102
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Perbaiki DTC terkait. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Periksa DTC yang terkait dengan
komunikasi CAN.
Ada CAN-DTC yang terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC Perbaiki DTC terkait. Tukar dengan ECM yang


1) Periksa DTC pada modul kontrol ABS. baik dan periksa kembali.
Ada DTC yang terdeteksi?

DTC P0530
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0530: Sirkuit “A” Sensor Tekanan Refrigerant A/C • Sensor tekanan refrigerant A/C dan/atau
Voltase sirkuit sinyal sensor tekanan pendingin A/C melebihi sirkuitnya
rentang spesifikasi. • ECM
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)

Diagram Kelistrikan
2
1 A1 5V
5V
GRY/RED E01-27
RED/GRN E01-22
A2
ORN E01-45
A3

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) A3: Sirkuit ground sensor tekanan refrigerant A/C
A1: Sirkuit power supply sensor tekanan refrigerant A/C 1. A/C refrigerant pressure sensor
A2: Sirkuit sinyal sensor tekanan refrigerant A/C 2. ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-103
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 5. Lanjutkan ke Langkah 3.


tekanan refrigerant A/C
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari sensor tekanan
refrigerant A/C.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor sensor tekanan refrigerant A/C.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit
power supply sensor A/C (A1) dengan
sirkuit ground (A3) adalah 5 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit ground sensor Perbaiki atau ganti kabel Lanjutkan ke Langkah 4.
tekanan refrigerant A/C harness yang cacat.
1) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit Jika DTC ini terdeteksi
power supply sensor A/C (A1) dengan lagi, tukar dengan ECM
ground bodi kendaraan adalah 5 V. yang terbukti baik dan
Dalam keadaan baik? periksa kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
tekanan refrigerant A/C baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit power
supply sensor tekanan refrigerant A/C
(A1) dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit power supply sensor A/C
kurang dari 1 /.
• Resistan isolasi sirkuit power suppy
sensor tekanan refrigerant A/C tidak
terbatas antara sensor tekanan
refrigerant A/C dengan ground bodi
kendaraan.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit power
supply sensor tekanan refrigerant A/C
dengan setiap terminal pada konektor
sensor tekanan refrigerant A/C.
• Voltase sirkuit sirkuit power supply
tekanan refrigerant A/C adalah 0 / 1 V
saat kunci kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?

1A-104
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti kabel
refrigerant A/C harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
sensor tekanan refrigerant A/C (A2) dalam
keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit sinyal sensor tekanan
refrigerant A/C kurang dari 1 /.
• Resistan isolasi sirkuit sinyal sensor
tekanan refrigerant A/C tidak terbatas
antara sensor tekanan refrigerant A/C
dengan ground bodi kendaraan.
• Resistan isolasi kabel harness tidak
terbatas antara terminal sirkuit sinyal
sensor tekanan refrigerant A/C
dengan setiap terminal pada konektor
sensor tekanan refrigerant A/C.
• Voltase sirkuit sinyal sensor tekanan
refrigerant A/C adalah 0 / 1 V saat
kunci kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sensor tekanan refrigerant Tukar dengan ECM yang Ganti sensor tekanan
A/C baik dan periksa kembali. refrigerant A/C.
1) Periksa sensor tekanan refrigerant A/C.
Pemeriksaan Sensor Tekanan Refrigerant
A/C dan Sirkuitnya [7B-50] .
Dalam keadaan baik?

DTC P0560 / P0562 / P0563


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0560: Voltase Sistem • Sirkuit power supply dan/atau sirkuit ground
Voltase power supply utama lebih rendah daripada voltase sistem ECM
operasi selama waktu spesifikasi. • ECM
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0562: Voltase Sistem Rendah
Voltase sirkuit power supply lebih rendah daripada nilai spesifikasi
selama waktu spesifikasi dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P0563: Voltase Sistem Tinggi
Voltase sirkuit power supply lebih tinggi daripada nilai spesifikasi
selama waktu spesifikasi dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat Pemeriksaan Daya dan Sirkuit Ground ECM [1A-142] .

Prosedur Konfirmasi DTC

P0560
1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 1 menit.

1A-105
P0562 / P0563
1) Hidupkan mesin pada putaran 2200 rpm atau lebih selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground ECM Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
ECM.  [1A-142]
Ban dalam kondisi baik?

DTC P0602
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

CATATAN:
Setelah pemrograman ulang ECM dilakukan namun DTC P0602 terdeteksi, pemrograman ulang ECM bisa
tidak selesai dengan benar.

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0602: Error Pemrograman Modul Kontrol • Sirkuit power supply dan/atau sirkuit ground
Kegagalan internal ECM (error data pemrograman). ECM
(Logika pendeteksian 1 D/C tapi MIL tidak menyala) • ECM

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan kembali DTC Lanjutkan ke Langkah 2. Masalah sporadis.


1) Hapus DTC. Penghapusan DTC [1A-36] Periksa apakah ada
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF. masalah sporadis.  [00-
3) Jalankan prosedur konfirmasi DTC, dan 19]
periksa DTC.
DTC P0602 tetap terdeteksi?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan pemrograman ulang ECM Jalankan pemrograman Lanjutkan ke Langkah 3.


ulang ECM dengan benar
Pemrograman ulang ECM sudah
sekali lagi.
dijalankan?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground ECM Perbaiki atau ganti power Tukar dengan ECM yang
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground ECM atau sirkuit ground. baik dan periksa kembali.
ECM. Pemeriksaan Daya dan Sirkuit
Ground ECM [1A-142]
Dalam keadaan baik?

DTC P0606
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-106
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0606: Prosesor ECM / PCM • Sirkuit power supply dan/atau sirkuit ground
Kegagalan prosesor internal ECM. ECM
(Logika pendeteksian 1 D/C) • Sensor A/F
• ECM

Uraian Sistem
Modul kontrol internal dipasang di ECM.

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan kembali DTC Lanjutkan ke Langkah 2. Periksa apakah ada


1) Hapus DTC.  [1A-36] masalah yang terjadi
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF berulang-ulang.
3) Jalankan prosedur konfirmasi DTC dan Pemeriksaan Berulang
periksa DTC. dan Koneksi yang Buruk
DTC P0606 tetap terdeteksi? [00-19] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground ECM Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
1) Periksa power supply ECM dan sirkuit harness yang cacat.
ground.  [1A-142]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan kembali DTC Tukar dengan ECM yang Selesai.


1) Ganti sensor A/F. Melepas dan baik dan periksa kembali.
Memasang Sensor A/F (Air Fuel Ratio),
HO2S-2 (Heated Oxygen Sensor-2) [1C-
15]
2) Jalankan prosedur konfirmasi DTC dan
periksa DTC.
DTC P0606 tetap terdeteksi?

DTC P0607
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0607: Kinerja Modul Kontrol • Sirkuit power supply dan/atau
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. sirkuit ground ECM
• Kegagalan sirkuit internal ECM. • Sensor APP dan/atau sirkuitnya
• Salah satu dari error inkonsistensi komponen berikut terdeteksi. • Sensor TP dan/atau sirkuitnya
– Sensor APP • Sensor CKP dan/atau sirkuitnya
– Sensor TP • ECM
– Sensor CKP
(Logika pendeteksian 1 D/C)

1A-107
Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• Voltase Battery > 8,5 V

1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan ulang DTC Lanjutkan ke Langkah 2. Periksa apakah ada


1) Hapus DTC.  [1A-36] masalah yang terjadi
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF berulang-ulang.
3) Jalankan prosedur konfirmasi DTC dan Pemeriksaan Berulang
periksa kembali DTC. dan Koneksi yang Buruk
DTC P0607 tetap terdeteksi? [00-19]
YA TIDAK

2 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground ECM Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
1) Periksa power supply ECM dan sirkuit harness yang cacat.
ground.  [1A-142]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sensor APP dan sirkuitnya Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti part
1) Periksa sensor APP dan sirkuit terkait.  yang rusak.
[1A-120]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor TP dan sirkuitnya Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti part
1) Periksa sensor TP dan sirkuit terkait.  yang rusak.
[1A-120]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sensor CKP dan sirkuitnya Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti part
1) Periksa sensor CKP dan sirkuit terkait.  baik dan periksa kembali. yang rusak.
[1A-86]
Dalam keadaan baik?

DTC P0627 / P0628 / P0629


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-108
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0627: Sirkuit Kontrol Fuel Pump “A”/ Putus • Relay fuel pump (sisi coil) dan /atau sirkuitnya
Malfungsi relay fuel pump dan/atau sirkuit penggeraknya • ECM
terdeteksi dengan mesin hidup.
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P0628: Sirkuit Kontrol Fuel Pump “A” Rendah
Voltase sirkuit sinyal fuel pump lebih rendah daripada nilai
spesifikasi dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P0629: Sirkuit Kontrol Fuel Pump “A” Tinggi
Voltase sirkuit sinyal fuel pump lebih tinggi daripada nilai
spesifikasi dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)

Diagram Kelistrikan
3
B1 A1
1
E01-8 PPL/WHT BLK/RED 4
BLK 2 PNK

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) 1. Relay fuel pump 4. Ke relay utama
A1: Sirkuit power supply relay fuel pump 2. Fuel pump
B1: Sirkuit penggerak relay fuel pump 3. ECM

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-109
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply relay Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
fuel pump harness yang cacat.
1) Matikan kunci kontak dan lepas relay fuel
pump.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor relay fuel pump.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan voltase antara sirkuit power
supply fuel pump (A1) dengan ground
bodi kendaraan adalah voltase battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan relay fuel pump Lanjutkan ke Langkah 4. Ganti relay fuel pump.
1) Periksa relay fuel pump.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit penggerak relay fuel Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
pump baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit
penggerak relay fuel pump (B1) dalam
keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit penggerak relay fuel pump
kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit
penggerak relay fuel pump dengan
ground bodi kendaraan adalah tidak
terbatas.
• Resistan isolasi harness kabel tidak
terbatas antara terminal sirkuit
penggerak relay fuel pump dengan
tiap terminal lainnya pada konektor
relay fuel pump.
• Voltase sirkuit dari sirkuit penggerak
relay fuel pump adalah 0 – 1 V saat
kunci kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?

DTC P0645 / P0646 / P0647


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-110
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0645: Sikuit Kontrol Relay Kopling A/C • Relay kompresor A/C (sisi coul) dan/atau
Malfungsi relay kompresor A/C dan/atau sirkuit penggeraknya sirkuitnya
terdeteksi dengan mesin hidup. • ECM
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P0646: Sikuit Kontrol Relay Kopling A/C Rendah
Voltase sirkuit penggerak relay kompresor A/C lebih rendah
daripada nilai spesifikasi dengan mesin hidup
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)
P0647: Sikuit Kontrol Relay Kopling A/C Tinggi
Sirkuit penggerak relay kompresor A/C koslet dengan sirkuit
power supply.
(Logika pendeteksian 3 D/C tapi MIL tidak menyala)

Diagram Kelistrikan
1
B1 A1
3
E01-20 GRY BLK/RED 4
WHT BLU/YEL 5
2
A2

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) B1: Sirkuit penggerak relay kompresor A/C 3. Relay kompresor A/C
A1: Sirkuit power supply relay kompresor A/C (sisi koil) 1. ECM 4. Ke relay utama
A2: Sirkuit power supply relay kompresor A/C (sisi switch) 2. Kompresor A/C 5. Ke sekring “CPRSR”

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• 8,5 V < voltase battery < 16,5 V

1) Hidupkan mesin pada putaran idle selama 1 menit.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .

1A-111
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply relay Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
kompresor A/C (sisi koil) harness yang cacat.
1) Matikan kunci kontak dan lepas relay
kompresor A/C.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor relay kompresor A/C.
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit
power supply relay kompresor A/C (sisi
coil) (A1) dengan ground bodi kendaraan
adalah voltase battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan relay kompresor A/C Lanjutkan ke Langkah 4. Ganti relay kompresor


1) Periksa relay kompresor A/C. A/C.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit penggerak relay Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
kompresor A/C baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa sirkuit
penggerak relay kompresor A/C (B1)
dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan sirkuit
penggerak relay kompresor A/C
kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara sirkuit
penggerak penggerak relay
kompresor A/C dengan ground bodi
kendaraan tidak terhingga.
• Resistan isolasi harness kabel tak
terhingga antara terminal sirkuit
penggerak relay kompresor A/C
dengan masing-masing terminal pada
konektor relay kompresor A/C.
• Voltase sirkuit dari sirkuit penggerak
relay kompresor A/C adalah 0 / 1 V
saat kunci kontak pada posisi ON.
Ban dalam kondisi baik?

DTC P2100
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P2100: Sirkuit Kontrol Throttle Actuator / Putus • Throttle actuator dan/atau
Malfungsi throttle actuator dan/atau sirkuitnya terdeteksi. sirkuitnya
(Logika pendeteksian 1 D/C) • ECM

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0122 / P0123 [1A-73] .

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• Sensor / actuator yang berhubungan dengan DTC berikut tidak terdeteksi
1A-112
– Voltase Battery > 8,5 V
– DTC P2101 (for DTC P2100)

1) Putar kunci kontak ke posisi ON.


2) Jaga accelerator pedal pada posisi terinjak penuh selama 2 detik.
3) Jaga accelerator pedal pada posisi idle selama 2 detik.
4) Ulangi Langkah 2) dan 3) sebanyak 3 kali.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit penggerak throttle Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
actuator harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari throttle body elektrik
dan ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor throttle body elektrik dan
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa sirkuit
penggerak throttle actuator (A1, A2)
dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari tiap
sirkuit penggerak throttle actuator
kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi tiap sirkuit penggerak
throttle actuator adalah tidak terbatas
antara konektor throttle body elektrik
dengan ground bodi kendaraan.
• Resistan isolasi harness kabel adalah
tidak terbatas antara tiap terminal
sirkuit penggerak throttle actuator
dengan tiap terminal throttle body
elektrik.
• Voltase sirkuit dari tiap sirkuit
penggerak throttle actuator adalah 0 –
1 V saat kunci kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan throttle body elektrik Tukar dengan ECM yang Ganti throttle body
1) Periksa throttle body elektrik untuk baik dan periksa kembali. elektrik.
mengetahui kinerjanya. Memeriksa
Electric Throttle Body Assy Pada
Kendaraan [1C-4]
Dalam keadaan baik?

DTC P2101 / P2119


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-113
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P2101: Kisaran Sirkuit Motor Kontrol AKtuator Throttle / Kinerja • Kalibrasi sistem throttle control elektrik
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • Throttle actuator dan/atau sirkuitnya
• Perbedaan antara posisi throttle valve yang diukur dengan posisi • Throttle body elektrik
throttle valve target lebih besar daripada nilai spesifikasi. • ECM
• Duty cycle sinyal throttle actuator melebihi rentang spesifikasi
selama waktu yang ditentukan.
(Logika pendeteksian 1 D/C)
P2119: Kisaran Bodi Throttle Kontrol Aktuator / Kinerja
Waktu yang diperlukan oleh throttle valve untuk kembali dari bukaan
penuh ke posisi asli mekanis (7 °) lebih besar daripada nilai spesifikasi
pada inspeksi return spring setelah memutar kunci kontak ke posisi OFF.
(Logika pendeteksian 1 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0122 / P0123 [1A-73] .

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• Voltase Battery > 8,5 V
• ECT > 5,3 °C (41,5 °F)
• IAT > 5,3 °C (41,5 °F)
• Sensor / actuator yang berhubungan dengan DTC berikut tidak terdeteksi
– Sensor TP (P0122, P0123, P0222 dan P0223)

1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 1 menit.


2) Putar kunci kontak ke posisi OFF selama 1 menit.
3) Ulangi Langkah 1) dan 2) sebanyak 3 kali.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit penggerak throttle Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel
actuator harness yang cacat.
1) Periksa sirkuit penggerak throttle actuator
dengan merujuk pada Langkah 2 dari
DTC P2100 [1A-112] .
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan throttle body elektrik Tukar dengan ECM yang Ganti throttle body
1) Periksa throttle body elektrik untuk baik dan periksa kembali. elektrik.
mengetahui kinerjanya. Memeriksa
Electric Throttle Body Assy Pada
Kendaraan [1C-4]
Dalam keadaan baik?

DTC P2122 / P2123


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-114
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P2122: Throttle / Pedal Position Sensor / Switch “D” Circuit Low Input • Sensor APP (utama) dan/atau
Voltase sirkuit sinyal sensor APP (utama) lebih rendah daripada nilai sirkuitnya
spesifikasi. • ECM
(Logika pendeteksian 1 D/C)
P2123: Throttle / Pedal Position Sensor / Switch “D” Circuit High
Input
Voltase sirkuit sinyal sensor APP (utama) lebih tinggi daripada nilai
spesifikasi.
(Logika pendeteksian 1 D/C)

Diagram Kelistrikan
4
5V
3 A1
BRN E01-26
A2
1 GRN E01-28
A3
BLU E01-33 5V
B1
RED E01-14
B2
2 YEL E01-25
B3
WHT E01-35
BLK E01-13

[A] E0 1 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) B1: Sirkuit catu daya sensor APP (sub) 2. Sensor APP (sub)
A1: Sirkuit power supply sensor APP (utama) B2: Sirkuit sinyal sensor APP (sub) 3. Shield wire
A2: Sirkuit sinyal sensor APP (utama) B3: Sirkuit ground sensor APP (sub) 4. ECM
A3: Sirkuit ground sensor APP (utama) 1. Sensor APP (utama)

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• Sensor / actuator yang berhubungan dengan DTC berikut tidak terdeteksi
– Power supply ECM

1) Putar kunci kontak ke posisi ON.


2) Jaga accelerator pedal pada posisi terinjak selama 2 detik.
3) Jaga accelerator pedal pada posisi lepas selama 2 detik.
4) Ulangi Langkah 2) dan 3) sebanyak 3 kali.

Perbaikan DTC

1A-115
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan dudukan accelerator pedal Lanjutkan ke Langkah 3. Pasang kembali pedal


assy. (dengan sensor APP) gas (dengan sensor APP)
1) Periksa apakah pedal gas assy (dengan secara tepat. Melepas
sensor APP) telah dipasang ke bodi dan Memasang Pedal
kendaraan dengan benar (karpet lantai Gas Assy (Termasuk APP
tidak ada yang terjepit, dll.). Sensor) [1C-8] .
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 6. Lanjutkan ke Langkah 4.


APP (utama)
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari pedal gas (dengan
sensor APP).
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor pedal gas. (dengan sensor APP).
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit
power supply sensor APP (utama) (A1)
dengan sirkuit ground (A3) adalah 5 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit ground sensor APP Perbaiki atau ganti kabel Lanjutkan ke Langkah 5.
(utama) harness yang cacat.
1) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit Jika DTC ini terdeteksi
power supply sensor APP (utama) (A1) lagi, tukar dengan ECM
dengan ground bodi kendaraan adalah 5 yang terbukti baik dan
V. periksa kembali.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
APP (utama) baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa sirkuit
power supply sensor APP (utama) (A1)
dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit power supply sensor APP
(utama) kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit power supply
sensor APP (utama) adalah tidak
terbatas antara konektor pedal gas
assy. (dengan sensor APP) dengan
body ground kendaraan.
• Resistan isolasi harness kabel adalah
tidak terbatas antara terminal sirkuit
power supply sensor APP dengan
setiap terminal pada konektor sensor
APP.
• Voltase sirkuit dari sirkuit power sinyal
sensor APP (utama) adalah 0 / 1 V
saat kunci kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?

1A-116
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor APP Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti kabel
(utama) harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
sensor APP (utama) (A2) dalam keadaan
sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan sirkuit
sinyal sensor APP (utama) kurang dari
1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit sinyal sensor
APP (utama) adalah tidak terbatas
antara konektor pedal gas assy.
(dengan sensor APP) dengan body
ground kendaraan.
• Resistan isolasi harness kabel adalah
tidak terbatas antara terminal sirkuit
sinyal sensor APP (utama) dengan
setiap terminal pada konektor pedal
gas. (dengan sensor APP).
• Voltase sirkuit sirkuit sinyal sensor
APP (utama) adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sensor APP Tukar dengan ECM yang Ganti pedal gas assy..
1) Periksa sensor APP. Memeriksa APP baik dan periksa kembali.
Sensor (Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9]
Dalam keadaan baik?

DTC P2127 / P2128


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P2127: Throttle / Sensor Posisi Pedal / Switch “E” Circuit Low Input • Sensor APP (sub) dan/atau
Voltase sirkuit sinyal sensor APP (sub) lebih rendah daripada nilai sirkuitnya
spesifikasi. • ECM
(Logika pendeteksian 1 D/C)
P2128: Sirkuit “E” Throttle/Pedal Position Sensor/Switch Tinggi
Voltase sirkuit sinyal sensor APP (sub) lebih tinggi daripada nilai spesifikasi.
(Logika pendeteksian 1 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P2122 / P2123 [1A-114] .

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• Sensor / actuator yang berhubungan dengan DTC berikut tidak terdeteksi
– Power supply ECM

1) Putar kunci kontak ke posisi ON.


2) Jaga accelerator pedal pada posisi terinjak selama 2 detik.
1A-117
3) Jaga accelerator pedal pada posisi lepas selama 2 detik.
4) Ulangi Langkah 2) dan 3) sebanyak 3 kali.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan dudukan accelerator pedal Lanjutkan ke Langkah 3. Pasang kembali pedal


assy. (dengan sensor APP) gas (dengan sensor APP)
1) Periksa apakah pedal gas assy (dengan secara tepat. Melepas
sensor APP) telah dipasang ke bodi dan Memasang Pedal
kendaraan dengan benar (karpet lantai Gas Assy (Termasuk APP
tidak ada yang terjepit, dll.). Sensor) [1C-8]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 6. Lanjutkan ke Langkah 4.


APP (sub)
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari pedal gas (dengan
sensor APP).
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor pedal gas. (dengan sensor APP).
3) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit
power supply sensor APP (sub) (B1)
dengan sirkuit ground (B3) adalah 5 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit ground sensor APP Perbaiki atau ganti kabel Lanjutkan ke Langkah 5.
(sub) harness yang cacat.
1) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit Jika DTC ini terdeteksi
power supply sensor APP (sub) (B1) lagi, tukar dengan ECM
dengan ground bodi kendaraan adalah 5 yang terbukti baik dan
V. periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

1A-118
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
APP (sub) baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa sirkuit
power supply sensor APP (sub) (B1)
dalam keadaan sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan dari
sirkuit power supply sensor APP (sub)
kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi sirkuit power supply
sensor APP (sub) adalah tidak
terbatas antara konektor pedal gas
assy. (dengan sensor APP) dengan
body ground kendaraan.
• Resistan isolasi harness kabel adalah
tidak terbatas antara terminal sirkuit
sinyal sensor APP (sub) dengan
setiap terminal pada konektor pedal
gas. (dengan sensor APP).
• Voltase sirkuit dari sirkuit power sinyal
sensor APP (sub) adalah 0 / 1 V saat
kunci kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor APP Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti kabel
(sub) harness yang cacat.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan
lepas konektor dari ECM.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
sensor APP (sub) (B2) dalam keadaan
sebagai berikut.
• Resistan harness kelistrikan sirkuit
sinyal sensor APP (sub) kurang dari 1
Ω.
• Resistan isolasi sirkuit sinyal sensor
APP (sub) adalah tidak terbatas
antara konektor pedal gas assy.
(dengan sensor APP) dengan body
ground kendaraan.
• Resistan isolasi harness kabel adalah
tidak terbatas antara terminal sirkuit
sinyal sensor APP (sub) dengan
setiap terminal pada konektor pedal
gas (dengan sensor APP).
• Voltase sirkuit sirkuit sinyal sensor
APP (sub) adalah 0 / 1 V saat kunci
kontak pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sensor APP Tukar dengan ECM yang Ganti pedal gas assy..
1) Periksa sensor APP. Memeriksa APP baik dan periksa kembali.
Sensor (Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9]
Dalam keadaan baik?

1A-119
DTC P2135
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P2135: Throttle / Pedal Position Sensor / Switch “A”/“B” • Sensor TP dan/atau sirkuitnya
Korelasi Voltage • Throttle body elektrik
Perbedaan antara voltase sinyal sensor TP (utama) dengan • ECM
voltase sinyal sensor TP (sub) lebih tinggi daripada yang
ditentukan.
(Logika pendeteksian 1 D/C)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P0122 / P0123 [1A-73] .

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
2) Jaga accelerator pedal pada posisi terinjak selama 2 detik.
3) Jaga accelerator pedal pada posisi lepas selama 2 detik.
4) Ulangi Langkah 2) dan 3) sebanyak 3 kali.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan harness kabel Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel


1) Periksa sirkuit sensor TP (utama dan sub) harness yang cacat.
seperti berikut.
• Sirkuit sensor TP (utama): Lihat
Langkah 2 hingga 5 dari DTC P0122 /
P0123 [1A-73] .
• Sirkuit sensor TP (sub): Lihat Langkah
2 hingga 5 dari DTC P0222 / P0223
[1A-83] .
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sensor TP Tukar dengan ECM yang Ganti throttle body


1) Periksa sensor TP untuk mengetahui baik dan periksa kembali. elektrik.
kinerjanya dengan melihat “Pemeriksaan
Kinerja Sensor Throttle Position (TP)”
pada Memeriksa Electric Throttle Body
Assy Pada Kendaraan [1C-4] .
Dalam keadaan baik?

DTC P2138
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P2138: Throttle / Pedal Position Sensor / Switch • Sensor APP dan/atau sirkuitnya
“D”/“E” Korelasi Voltage • ECM
Perbedaan antara voltase sinyal sensor APP (utama)
dengan voltase sinyal sensor APP (sub) besar tinggi
daripada nilai spesifikasi.
(Logika pendeteksian 1 D/C)

1A-120
Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P2122 / P2123 [1A-114] .

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
2) Jaga accelerator pedal pada posisi terinjak selama 2 detik.
3) Jaga accelerator pedal pada posisi idle selama 2 detik.
4) Ulangi Langkah 2) dan 3) sebanyak 3 kali.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan harness kabel Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti kabel


1) Periksa sirkuit sensor APP (utama dan harness yang cacat.
sub) seperti berikut.
• Sirkuit sensor APP (utama): Lihat
Langkah 3 hingga 6 dari DTC P2122 /
P2123 [1A-114] .
• Sirkuit sensor APP (sub): Lihat
Langkah 3 hingga 6 dari DTC P2127 /
P2128 [1A-117] .
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sensor APP Tukar dengan ECM yang Ganti pedal gas assy..
1) Periksa sensor APP. Memeriksa APP baik dan periksa kembali.
Sensor (Accelerator Pedal Position/Posisi
Pedal Gas) [1C-9] .
Dalam keadaan baik?

DTC P2176
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P2176: Sistem Kontrol Throttle Actuator - Posisi Idle Tidak Diketahui • Kalibrasi sistem throttle control
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. elektrik
• Voltase sinyal sensor TP (utama) atau sensor TP (sub) pada posisi default • Sensor TP dan/atau sirkuitnya
berada di luar rentang spesifikasi selama waktu spesifikasi. • Throttle body elektrik
• Kalibrasi sistem kontrol throttle elektrik tidak selesai. • ECM
(Logika pendeteksian 1 D/C)

Prosedur Konfirmasi DTC

CATATAN:
Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
• Voltase Battery > 8,5 V
• 5,3 (5,28 ) ≤ ECT ≤ 100,5 (100,50 )
• 5,3 °C (41,5 °F) ≤ IAT ≤ 100,5 °C (212,9 °F)
• Sensor / actuator yang berhubungan dengan DTC berikut tidak terdeteksi
– Sistem throttle elektrik (selain P2119)

1A-121
1) Putar kunci kontak ke posisi ON dengan pedal gas dilepas selama 1 menit.
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Kalibrasi sistem throttle control elektrik Lanjutkan ke Langkah 3. Selesai.


1) Lakukan kalibrasi sistem throttle control
elektrik Kalibrasi Sistem Electric Throttle
Control [1C-7] .
2) Periksa lagi DTC.
DTC P2176 tetap terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sensor TP Lanjutkan ke Langkah 4. Ganti throttle body


1) Periksa sensor TP dengan melihat elektrik.
“Pemeriksaan Kinerja Sensor Throttle
Position (TP)” pada Memeriksa Electric
Throttle Body Assy Pada Kendaraan [1C-
4] .
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sensor TP Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
1) Periksa sirkuit sensor TP (utama dan sub) baik dan periksa kembali. harness yang cacat.
seperti berikut.
• Sirkuit sensor TP (utama): Lihat
Langkah 2 hingga 5 dari DTC P0122 /
P0123 [1A-73] .
• Sirkuit sensor TP (sub): Lihat Langkah
2 hingga 5 dari DTC P0222 / P0223
[1A-83] .
Ban dalam kondisi baik?

DTC P2228 / P2229


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P2228: Sirkuit Tekanan Barometer Rendah • Sensor tekanan barometer pada ECM
Voltase sinyal sensor tekanan barometer lebih rendah daripada
nilai spesifikasi selama waktu yang ditentukan.
(Logika pendeteksian 3 D/C)
P2229: Sirkuit Tekanan Barometer Rendah
Voltase sinyal sensor tekanan barometrik lebih tinggi daripada nilai
spesifikasi selama waktu yang ditentukan.
(Logika pendeteksian 3 D/C)

Uraian Sistem
Sensor tekanan barometer terpasang pada ECM.

Prosedur Konfirmasi DTC


1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 1 menit.

Perbaikan DTC

1A-122
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-32] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground ECM Lanjutkan ke Langkah 3. Tukar dengan ECM yang
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground baik dan periksa kembali.
ECM.  [1A-142]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC Lihat DTC terkait. Tukar dengan ECM yang


terbukti baik dan periksa
Ada DTC lain selain P2228 dan P2229?
kembali.

DTC U0073
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-8] .

DTC U0121
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-8] .

DTC U0155
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-8] .

DTC U1081
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-8] .

Tabel ECM dan Voltase Sirkuitnya


Pemeriksaan Voltase

CATATAN:
• Saat setiap voltase terminal dipengaruhi oleh voltase battery, pastikan voltasenya 11 V atau lebih ketika
kunci kontak diputar ke ON.
• Voltase dengan tanda bintang (*) tidak dapat diukur dengan voltmeter karena ini adalah sinyal pulsa.
Gunakan osiloskop untuk memeriksanya jika perlu.
• Sebelum melakukan pemeriksaan ini, pastikan untuk membaca Tindakan Pencegahan untuk Inspeksi
Sirkuit ECM [1A-8] .
• *1: Voltase acuan
• *2: Kontrol arus pompa
• *3: Arus pompa
• *4: Trim resistor

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a])

1A-123
Terminal No. Warna kabel Sirkuit Voltase normal Kondisi
*0 – 1 V
Sirkuit throttle Kunci kontak: ON
↑↓
C01-1 LT GRN/BLU actuator drive Pedal gas: Posisi idle atau
10 – 14 V
(Tertutup) terinjak penuh

*0 – 1 V
Kunci kontak: ON
Sirkuit throttle ↑↓
C01-2 LT GRN/RED Pedal gas: Posisi idle atau
actuator drive (Putus) 10 – 14 V
terinjak penuh

*0 – 1 V
Sirkuit sensor heater ↑↓ Mesin: Putaran idle setelah
C01-3 YEL/RED
drive A/F 10 – 14 V dipanaskan

Sirkuit sensor heater
C01-4 BLK Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
ground A/F
Sirkuit sinyal relay 0–1V Kunci kontak: ON
C01-5 YEL
kontrol motor starter 6 – 12 V Kunci kontak: START
C01-6 BLK Sirkuit ground ECM Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
C01-7 BLK Sirkuit ground ECM Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit heater drive *0 – 1 V
C01-8 RED/BLU ↑↓ Mesin: Putaran idle setelah
HO2S-2
10 – 14 V dipanaskan

10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit valve drive *0 – 1 V
C01-9 WHT/RED ↑↓ Mesin: Sesaat setelah
EGR 3
10 – 14 V mesin dihidupkan

10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit valve drive *0 – 1 V
C01-10 GRY/ORN ↑↓ Mesin: Sesaat setelah
EGR 2
10 – 14 V mesin dihidupkan

C01-11 — — — —
10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit valve drive *0 – 1 V
C01-12 ORN/RED ↑↓ Mesin: Sesaat setelah
EGR 1
10 – 14 V mesin dihidupkan

10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit valve drive *0 – 1 V
C01-13 YEL/BLU ↑↓ Mesin: Sesaat setelah
EGR 4
10 – 14 V mesin dihidupkan

Sirkuit ground knock
C01-14 ORN Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
sensor

1A-124
Kunci kontak: ON
0.32 – 0,67 V
Pedal gas: Posisi idle
Sirkuit sinyal sensor
C01-15 GRN Kunci kontak: ON
TP (utama)
4.43 – 4,70 V Pedal gas: Posisi diinjak
penuh
Sirkuit sinyal sensor Mesin: Putaran idle setelah
C01-16 BLU Kira-kira 2,5 V
A/F (VM*1) dipanaskan
Sirkuit sinyal sensor Mesin: Putaran idle setelah
C01-17 BLK Kira-kira 2,8 V
A/F (UN*2) dipanaskan
Sirkuit sinyal (IA*3) *1 – 4 V Mesin: Melaju setelah
C01-18 BLK
sensor A/F  dipanaskan
10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit canister purge *0 – 1 V EVAP canister purge valve:
C01-19 BLU/BLK ↑↓ 10% putus (menggunakan
valve drive EVAP
10 – 14 V “active test” pada SUZUKI
 scan tool)
10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit penggerak *0 – 1 V
C01-20 BLU/WHT injektor bahan bakar ↑↓
Mesin: Putaran idle setelah
No.2 10 – 14 V
dipanaskan


Sirkuit ground shield
C01-21 RED/WHT Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
knock sensor
Sirkuit sensor shield
C01-22 BLU/YEL Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
ground TP
Kunci kontak: ON
3.18 – 3,67 V
IAT: 0 °C (32 °F)
Sirkuit sinyal sensor Kunci kontak: ON
C01-23 RED/GRN 1.32 – 1,65 V
IAT IAT: 40 °C (104 °F)
Kunci kontak: ON
0.46 – 0,60 V
IAT: 80 °C (176 °F)
0.5 – 1,0 V Kunci kontak: ON
Sirkuit sinyal sensor
C01-24 GRN/BLK *1 – 3,5 V Mesin: Melaju setelah
MAF
 dipanaskan
Kunci kontak: ON
3.3 – 3,8 V
ECT: 0 °C (32 °F)
Sirkuit sinyal sensor Kunci kontak: ON
C01-25 LT GRN 1.38 – 1,72 V
ECT ECT: 50 °C (122 °F)
Kunci kontak: ON
0.40 – 0,53 V
ECT: 100 °C (212 °F)
Sirkuit sinyal knock 2–3V Mesin: Berputar 4000 rpm
C01-26 WHT
sensor  setelah mesin dipanaskan
Kunci kontak: ON
4.32 – 4,67 V
Pedal gas: Posisi idle
Sirkuit sinyal sensor
C01-27 WHT Kunci kontak: ON
TP (sub)
0.30 – 0,56 V Pedal gas: Posisi diinjak
penuh

1A-125
Kunci kontak: ON
4,1 V Tekanan barometer: 100
kPa, 760 mmHg
Sirkuit sinyal sensor
C01-28 RED/BLK Mesin: Putaran idle setelah
MAP
dipanaskan
1,8 V
Tekanan barometer: 100
kPa, 760 mmHg
Sirkuit sinyal sensor *1 – 4 V Mesin: Melaju setelah
C01-29 PNK/BLK
A/F (IP*4)  dipanaskan
*0 – 1 V Mesin: Melaju setelah
C01-30 BRN Sirkuit sinyal HO2S-2
 dipanaskan
Sirkuit sensor shield
C01-31 YEL/GRN Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
ground A/F
10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit penggerak *0 – 1 V
C01-32 BLU/RED injektor bahan bakar ↑↓
Mesin: Putaran idle setelah
No.3 10 – 14 V
dipanaskan


C01-33 — — — —
Sirkuit ground shield
C01-34 BRN/YEL Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
HO2S-2
C01-35 ORN Sirkuit ground sensor Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
Sirkuit ground sensor
C01-36 BLK Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
TP
Sirkuit ground HO2S-
C01-37 YEL Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
2
C01-38 — — — —
C01-39 — — — —
0–1V Kunci kontak: ON
*0 – 1 V
Sirkuit penggerak ↑↓
C01-40 GRN/WHT Mesin: Putaran idle setelah
ignition coil No.2 4–6V
dipanaskan


C01-41 — — — —
C01-42 — — — —
Sirkuit power supply
C01-43 RED 4.5 – 5,5 V Kunci kontak: ON
sensor TP
10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit penggerak *0 – 1 V
C01-44 BLU/YEL injektor bahan bakar ↑↓
Mesin: Putaran idle setelah
No.1 10 – 14 V
dipanaskan


C01-45 — — — —
*0 – 1 V
Sirkuit sinyal kontrol ↑↓ Mesin: Putaran idle setelah
C01-46 BLU/YEL
generator 7–9V dipanaskan

1A-126
C01-47 — — — —
0–1V
atau Kunci kontak: ON
4–6V
Sirkuit sinyal CKP
C01-48 PNK *0 – 1 V
sensor
↑↓ Mesin: Putaran idle setelah
4–6V dipanaskan

0–1V
atau Kunci kontak: ON
4–6V
Sirkuit sinyal CMP
C01-49 RED/YEL 0–1V
sensor
↑↓ Mesin: Putaran idle setelah
4–6V dipanaskan

*0 – 1 V
Sirkuit sinyal monitor ↑↓ Mesin: Putaran idle setelah
C01-50 BRN/WHT
generator field coil 10 – 14 dipanaskan

0–1V Kunci kontak: ON
*0 – 1 V
Sirkuit penggerak ↑↓
C01-51 GRY/BLU ignition coil No.2 Mesin: Putaran idle setelah
4–6V
dipanaskan


0–1V Kunci kontak: ON
*0 – 1 V
Sirkuit penggerak ↑↓
C01-52 BLU/ORN Mesin: Putaran idle setelah
ignition coil No.3 4–6V
dipanaskan


0–1V Kunci kontak: ON
*0 – 1 V
Sirkuit penggerak ↑↓
C01-53 GRN/YEL Mesin: Putaran idle setelah
ignition coil No.1 4–6V
dipanaskan


C01-54 — — — —
Sirkuit power supply
C01-55 GRY/RED 4.5 – 5,5 V Kunci kontak: ON
sensor MAP
10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit penggerak *0 – 1 V
C01-56 BLU/ORN injektor bahan bakar ↑↓
No.4 Mesin: Putaran idle setelah
10 – 14 V
dipanaskan


Terminal No. Warna kabel Sirkuit Voltase normal Kondisi
Sirkuit power supply
E01-1 BLK/RED 10 – 14 V Kunci kontak: ON
utama
Sirkuit power supply
E01-2 BLK/RED 10 – 14 V Kunci kontak: ON
utama

1A-127
0–1V Kunci kontak: ON
Sirkuit penggerak
E01-3 GRN/YEL Kunci kontak: 15 detik
relay utama 10 – 14 V
setelah kunci kontak OFF
E01-4 — — — —
E01-5 — — — —
E01-6 — — — —
E01-7 — — — —
Kunci kontak: Selama 2
0 – 2,5 V
Sirkuit penggerak detik dari kunci kontak ON
E01-8 GRN/BLK
relay fuel pump Kunci kontak: Setelah 2
10 – 14 V
detik dari kunci kontak ON
Kunci kontak: ON
10 – 14 V Pemilih putaran blower:
Sinyal beban elektrik OFF
E01-9 YEL
untuk motor blower Kunci kontak: ON
0–1V Pemilih putaran blower:
Posisi ke-2 atau lebih tinggi
*0 – 1 V
Output sinyal putaran
↑↓ Mesin: Putaran idle setelah
E01-10 BRN mesin untuk modul
10 – 14 V dipanaskan
kontrol P/S

E01-11 — — — —
Output sinyal *0 – 1 V
kecepatan kendaraan ↑↓
E01-12 PPL Kendaraan: Hidup
untuk modul kontrol 4–6V
P/S 
Sirkuit ground shield
E01-13 BLK Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
knock sensor APP
Sirkuit catu daya
E01-14 RED 4.5 – 5,5 V Kunci kontak: ON
sensor APP (sub)
Kunci kontak: ON
10 – 14 V ECT < 95 (95,00 )
Sirkuit penggerak Switch A/C: OFF
E01-15 LT GRN relay kipas pendingin
radiator Kunci kontak: ON
0–1V ECT > 97 (97,22 )
Switch A/C: OFF
E01-16 — — — —
E01-17 — — — —
E01-18 — — — —
Saluran komunikasi
E01-19 YEL/BLK seri untuk antena koil — —
immobilizer
Kompresor A/C: Tidak
10 – 14 V
Sirkuit penggerak dioperasikan
E01-20 GRY
relay kompresor A/C Kompresor A/C:
0–1V
Dioperasikan
E01-21 — — — —

1A-128
Mesin: Hidup
Kompresor A/C: Tidak
1.38 – 1,52 V dioperasikan
Tekanan refrigerant A/C: 0,8
MPa
Mesin: Hidup
Sirkuit sinyal sensor Kompresor A/C:
E01-22 RED/GRN tekanan refrigerant 2.15 – 2,38 V Dioperasikan
A/C Tekanan refrigerant A/C: 1,4
MPa
Mesin: Hidup
Kompresor A/C:
2.67 – 2,95 V Dioperasikan
Tekanan refrigerant A/C: 1,8
MPa
E01-23 — — — —
E01-24 — — — —
Kunci kontak: ON
0.37 – 0,38 V
Pedal gas: Posisi idle
Sirkuit sinyal sensor
E01-25 YEL Kunci kontak: ON
APP (sub)
1,85 V Pedal gas: Posisi diinjak
penuh
Sirkuit power supply
E01-26 BRN 4.5 – 5,5 V Kunci kontak: ON
sensor APP (utama)
Sensor tekanan
pendingin A/C dan
E01-27 GRY/RED sirkuit power supply 4.5 – 5,5 V Kunci kontak: ON
sensor arus beban
elektrik
Kunci kontak: ON
0.70 – 0,80 V
Pedal gas: Posisi idle
Sirkuit sinyal sensor
E01-28 GRN Kunci kontak: ON
APP (utama)
3,7 V Pedal gas: Posisi diinjak
penuh
E01-29 — — — —
E01-30 — — — —
E01-31 — — — —
E01-32 — — — —
Sirkuit ground sensor
E01-33 BLU Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
APP (utama)
Sirkuit ground sensor
E01-34 ORN tekanan refrigerant Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
A/C
Sirkuit ground sensor
E01-35 WHT Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
APP (sub)
E01-36 — — — —
E01-37 — — — —
E01-38 — — — —
E01-39 — — — —
E01-40 — — — —

1A-129
E01-41 — — — —
Sirkuit sinyal sensor Mesin: Putaran idle setelah
E01-42 PNK/BLU Kira-kira 2,8 V
arus beban elektrik dipanaskan
E01-43 — — — —
E01-44 — — — —
Sirkuit ground sensor
E01-45 ORN Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON
arus beban elektrik
E01-46 — — — —
Mesin: Putaran idle
10 – 14 V
Pedal rem: Tidak diinjak
Sirkuit switch booster
E01-47 BRN/YEL Mesin: Putaran idle
rem
0–1V Pedal rem: Diinjak penuh
tiga kali atau lebih
E01-48 — — — —
Kunci kontak: ON
0–1V
Pedal rem: Tidak diinjak
Sirkuit sinyal switch
E01-49 GRN/WHT Kunci kontak: ON
lampu rem
10 – 14 V Pedal rem: Posisi diinjak
penuh
E01-50 — — — —
E01-51 — — — —
Sirkuit sinyal kunci 0–1V Kunci kontak: OFF
E01-52 BLK/WHT
kontak 10 – 14 V Kunci kontak: ON
Sirkuit sinyal jam
E01-53 YEL/RED untuk antena koil — —
immobilizer
E01-54 — — — —
Sirkuit komunikasi
*1,5 – 2,5 V
E01-55 WHT/BLU CAN (rendah) untuk Kunci kontak: ON

modul kontrol ABS
Sirkuit komunikasi
*2,5 – 3,5 V
E01-56 RED/BLK CAN (tinggi) untuk Kunci kontak: ON

modul kontrol ABS

Bentuk gelombang acuan

CATATAN:
• Analisis bentuk gelombang adalah sebagai berikut.

1A-130
[A]: Bentuk gelombang channel 1 [C]: VOLT/DIV tiap channel
[B]: Tinggi ground masing-masing [D]: TIME/DIV
channel

• Bentuk gelombang dapat berubah sesuai kondisi pengukuran dan spesifikasi kendaraan.

Sinyal Injektor Bahan Bakar

Channel Probe Terminal No.

C01-44 (No.1)
+ C01-20 (No.2)
1
C01-32 (No.3)
C01-56 (No.4)
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

1. Sinyal injektor bahan bakar

Sinyal Injektor Bahan Bakar No.1 dan Sinyal Ignition Coil No.1
Sinyal injektor bahan bakar No.1 (1):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-44
1
– C01-6
Sinyal ignition coil No.1 (2):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-53
2
– C01-6
Sinyal sensor CMP (3):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-49
3
– C01-6
Sinyal sensor CKP (4):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-48
4
– C01-6

1A-131
Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

5. Sudut camshaft 360°


6. Sudut crankshaft 720°

Sinyal Injektor Bahan Bakar No.2 dan Sinyal Ignition Coil No.2
Sinyal injektor bahan bakar No.2 (1):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-20
1
– C01-6
Sinyal ignition coil No.2 (2):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-40
2
– C01-6
Sinyal sensor CMP (3):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-49
3
– C01-6
Sinyal sensor CKP (4):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-48
4
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

5. Sudut camshaft 360°


6. Sudut crankshaft 720°

1A-132
Sinyal Injektor Bahan Bakar No.3 dan Sinyal Ignition Coil No 3
Sinyal injektor bahan bakar No.3 (1):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-32
1
– C01-6
Sinyal ignition coil No.3 (2):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-52
2
– C01-6
Sinyal sensor CMP (3):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-49
3
– C01-6
Sinyal sensor CKP (4):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-48
4
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

5. Sudut camshaft 360°


6. Sudut crankshaft 720°

Sinyal Injektor Bahan Bakar No.4 dan Sinyal Ignition Coil No.4
Sinyal injektor bahan bakar No.2 (1):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-56
1
– C01-6
Sinyal ignition coil No.2 (2):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-51
2
– C01-6
Sinyal sensor CMP (3):

1A-133
Channel Probe Terminal No.
+ C01-49
3
– C01-6
Sinyal sensor CKP (4):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-48
4
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

5. Sudut camshaft 360°


6. Sudut crankshaft 720°

Sinyal EGR Valve


Sinyal EGR valve 1 (1):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-12
1
– C01-6
Sinyal EGR valve 2 (2):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-10
2
– C01-6
Sinyal EGR valve 3 (3):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-9
3
– C01-6
Sinyal EGR valve 4 (4):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-13
4
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Sesaat setelah mesin dihidupkan

1A-134
Sinyal Kontrol Generator dan Sinyal Monitor Generator Field Coil
Sinyal kontrol generator (1):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-46
1
– C01-6
Sinyal monitor generator field coil (2):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-50
2
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan
• Switch lampu: OFF
• Switch A/C: OFF
• Pemilih putaran blower: OFF
• Switch defogger kaca pintu bagasi OFF

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan
• Switch lampu: ON
• Switch A/C: ON
• Pemilih putaran blower: Posisi ke-2 atau lebih tinggi
• Switch defogger kaca pintu bagasi ON

1A-135
Sinyal Pemanas HO2S-2

Channel Probe Terminal No.


+ C01-8
1
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

Sinyal HO2S-2

Channel Probe Terminal No.


+ C01-30
1
– C01-37

Kondisi pengukuran
• Mesin: Melaju setelah dipanaskan

1. Mesin: Melaju
2. Mesin: Putaran idle

Sinyal Ignition Coil

Channel Probe Terminal No.


1 C01-53 (No.1)
+ C01-40 (No.2)
C01-52 (No.3)

1A-136
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

Sinyal Sensor MAF

Channel Probe Terminal No.


+ C01-24
1
– C01-35

Kondisi pengukuran
• Mesin: Melaju setelah dipanaskan

1. Mesin: Melaju
2. Mesin: Putaran idle

Sinyal Pemanas Sensor A/F

Channel Probe Terminal No.


+ C01-3
1
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

1. Sinyal pemanas sensor sensor A/F

Sinyal Sensor A/F

1A-137
Channel Probe Terminal No.
C01-18 (IA)
+
1 C01-29 (IP)
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Melaju setelah dipanaskan

1. Mesin: Putaran idle


2. Mesin: Melaju

Sinyal Evap Canister Purge Valve

Channel Probe Terminal No.


+ C01-19
1
– C01-6

Kondisi pengukuran
• EVAP canister purge valve: 10% putus
(menggunakan “Active Test” pada SUZUKI scan tool)

Sinyal Throttle Actuator


Sinyal throttle actuator (Tertutup) (1):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-1
1
– C01-6
Sinyal throttle actuator (Putus) (2):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-2
2
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Kunci kontak: Selama 10 detik dari kunci kontak ON

1A-138
• Pedal gas: Posisi idle

Kondisi pengukuran
• Kunci kontak: Setelah 10 detik dari kunci kontak ON
• Pedal gas: Posisi idle

Kondisi pengukuran
• Kunci kontak: ON
• Pedal gas: Posisi diinjak penuh

Sinyal Sensor CKP dan Sinyal Sensor CMP


Sinyal sensor CMP (1):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-49
1
– C01-6
Sinyal sensor CKP (2):

Channel Probe Terminal No.


+ C01-48
2
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

1A-139
Sinyal Knock Sensor

Channel Probe Terminal No.


+ C01-26
1
– C01-14

Kondisi pengukuran
• Mesin: Berputar 4.000 rpm setelah dipanaskan

Sinyal Putaran Mesin

Channel Probe Terminal No.


+ E01-10
1
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Putaran idle setelah dipanaskan

Sinyal Kecepatan Kendaraan

Channel Probe Terminal No.


+ E01-12
1
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Kemudikan kendaraan dengan kecepatan 40 km/jam (24 mil/jam) setelah dipanaskan

1A-140
Sinyal Komunikasi CAN
Sinyal komunikasi CAN (Tinggi) (1):

Channel Probe Terminal No.


C01-54 (TCM)
+ C01-56 (modul
1
kontrol lainnya)
– C01-6
Sinyal komunikasi CAN (Rendah) (2):

Channel Probe Terminal No.


C01-42 (TCM)
+ E01-55 (modul
2
kontrol lain)
– C01-6

Kondisi pengukuran
• Mesin: Berhenti
• Kunci kontak: ON

1A-141
Pemeriksaan Daya dan Sirkuit Ground ECM
Diagram Kelistrikan
8
12V
9 7
LT GRN/RED C01-2 E01-45 ORN
10 LT GRN/BLU C01-1
C1 5V E01-24 BRN/WHT
RED C01-43 E01-42 PNK/BLU
11 GRN C01-15 5V B2
WHT C01-27 E01-27 GRY/RED
12 6
BLK C01-36 E01-22 RED.GRN
BLK/YEL C01-22 5V E01-45 ORN
A1 D1 4
BRN E01-26 3
E01-52 BLK/WHT GRN
GRN E01-28 5
13 5V E1 F1
BLU E01-33 E01-3 BRN/WHT
L 1
A2 E2
RED E01-14 E01-1 BLK/RED
12V E3 BLK/YEL
YEL E01-25 E01-2 BLK/RED
14 5V
WHT E01-35 F2
2
BLK E01-13
G2
B1 5V C01-7 BLK
15
GRY/RED C01-55 C01-6 BLK
RED/BLK C01-28 G1
C01-4 BLK
ORN C01-35 G3

[A] E01 C01

8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33

56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 [a]

[A]: Konektor ECM (Tampak: [a]) F1: Sirkuit power supply relay utama (sisi koil) 6. A/C refrigerant pressure sensor
A1: Sirkuit power supply sensor APP (utama) F2: Sirkuit power supply relay utama (sisi switch) 7. Sensor arus beban elektrik
A2: Sirkuit catu daya sensor APP (sub) G1: Sirkuit ground ECM 1 8. ECM
B1: Sirkuit power supply sensor MAP G2: Sirkuit ground ECM 2 9. Throttle body elektrik
B2: Sensor tekanan pendingin A/C dan sirkuit power supply G3: Sirkuit sensor heater ground A/F 10. Throttle actuator
sensor arus beban elektrik
C1: Sirkuit power supply sensor TP 1. Sekring “IGN” 11. Sensor TP (utama)
D1: Sirkuit sinyal kunci kontak 2. Sekring“FI” 12. Sensor TP (sub)
E1: Sirkuit penggerak relay utama 3. Sekring “IG COIL” 13. Sensor APP (utama)
E2: Sirkuit power supply utama 1 4. Kunci kontak 14. Sensor APP (sub)
E3: Sirkuit power supply utama 2 5. Relay utama 15. Sensor MAP

Uraian Sirkuit
Ketika kunci kontak diputar ke posisi ON, relay utama berubah ON (titik kontak menutup) dan daya utama disuplai ke
ECM. Selanjutnya ECM menyuplai daya 5 V ke setiap sensor (sensor arus beban elektrik, sensor tekanan refrigerant
A/C, sensor MAP, sensor APP dan sensor TP).

Perbaikan

CATATAN:
• Sebelum melakukan perbaikan, jalankan item berikut ini.
– Pastikan untuk membaca Tindakan Pencegahan untuk Inspeksi Sirkuit ECM [1A-8] .
– Pastikan semua sekring terkait dari sirkuit daya ECM tidak ada yang putus.
Ganti sekring yang putus dan periksa sirkuit yang terhubung ke sikuit yang putus itu apakah ada
korslet ke ground.

1A-142
– Pastikan voltase battery adalah 12 V atau lebih.

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 Pemeriksaan power supply relay utama Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan harness yang cacat.
lepas relay utama.
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor relay utama.
3) Jika koneksi OK, pastikan bahwa voltase
antara tiap sirkuit power supply relay
utama (sisi coil (F1), sisi switch (F2))
dengan body ground kendaraan adalah
voltase battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan relay utama Lanjutkan ke Langkah 3. Ganti relay utama.


1) Periksa relay utama.  [1C-23]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit ignition switch Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti sirkuit
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan sinyal kunci kontak.
pasang relay utama.
2) Cabut konektor ECM.
3) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor ECM.
4) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
5) Pastikan bahwa voltase antara sirkuit
sinyal kunci kontak (D1) dengan body
ground kendaraan adalah voltase battery .
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit penggerak relay Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti sirkuit
utama penggerak relay utama.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF
2) Pastikan bahwa sirkuit penggerak relay
utama (E1) dengan body ground
kendaraan adalah voltase battery.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit power supply utama Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti kabel
1) Menggunakan kabel jumper, sirkuit harness yang cacat.
penggerak relay utama ground.
2) Pastikan bahwa voltase antara tiap sirkuit
Check that voltage between each main
power supply circuit 1 (E2) or main power
supply circuit 2 (E3) and vehicle body
ground is battery voltage.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit ground ECM Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti kabel
1) Pastikan bahwa resistan antara tiap sirkuit harness yang cacat.
1 ground ECM (G1), sirkuit 2 ground ECM
(G2) dan sirkuit ground pemanas sensor
A/F (G3) dengan body ground kendaraan
adalah di bawah 1 Ω.
Dalam keadaan baik?

1A-143
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Sirkuit power dan ground Periksa harness kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan ECM dalam keadaan yang rusak untuk
sambungkan konektor ke ECM. bagus. mengetahui jika ada
2) Lepas konektor dari throttle body elektrik, sirkuit yang putus atau
pedal gas (dengan sensor APP), sensor koslet dengan battery,
MAP, sensor arus beban elektrik dan dan koslet dengan
sensor tekanan refrigerant A/C. ground. Jika harness
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. kelistrikan dalam
4) Pastikan bahwa voltase antara tiap sirkuit keadaan bagus, ganti
berikut dengan body ground kendaraan ECM yang bagus dan
adalah 4 – 6 V.
periksa kembali.
• Sirkuit power supply sensor APP
(utama) (A1)
• Sirkuit catu daya sensor APP (sub)
(A2)
• Sirkuit power supply sensor TP (C1)
• Sirkuit power supply sensor MAP (B1)
• Sensor tekanan pendingin A/C dan
sirkuit power supply sensor arus
beban elektrik (B2)
Ban dalam kondisi baik?

Petunjuk Perbaikan
Pemeriksaan Putaran Idle dan bukaan IAC Throttle Valve
Sebelum melakukan pemeriksaan putaran idle, pastikan kondisi berikut ini.
• Kabel timah dan selang injeksi bahan bakar elektronik serta sistem mesin dan kontrol emisi terhubung dengan
aman.
• Celah valve sudah diperiksa sesuai jadwal perawatan.
• Waktu pengapian spesifikasi.
• Semua sistem elektrik (wiper, pemanas, lampu, A/C, dll.) tidak berfungsi.
• Filter udara sudah dipasang dengan benar dan dalam kondisi baik.
• Tidak ada udara abnormal yang terseret masuk dari sistem udara masuk.
• Tidak ada penyumbatan pada PCV valve atau selangnya.
• Tidak ada DTC di ECM.
• Periksa item berikut dengan menggunakan mode “Data List” pada scan tool.
– Relay Komp A/C
– Switch A/C
– Switch Rem
– Beban Elektrik
– Blower Fan
Setelah mengonfirmasi semua item, periksa putaran idle dan bukaan IAC throttle sebagai berikut.

CATATAN:
Sebelum menghidupkan mesin, tempatkan tuas persneling di posisi “Netral”, pasang rem parkir dan kunci
roda kemudi.

1) Putar kunci kontak di posisi OFF dan sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1).

Special Tool

1A-144
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

(A)

2) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.


3) Periksa putaran idle mesin dan “bukaan IAC throttle” menggunakan mode “Data List” pada scan tool.
Jika hasil pemeriksaan di luar spesifikasi, periksa hal berikut.
• Waktu pengapian: Pemeriksaan Waktu Pengapian [1H-7]
• Putaran idle mesin dengan melihat “Engine idling tidak tepat atau mesin gagal untuk idle” pada Diagnosis
Gejala Mesin [1A-55]
• Sistem kontrol EVAP canister purge:  [1B-2]
• Sistem PCV:  [1B-9]
• Throttle body elektrik: Memeriksa Electric Throttle Body Assy Pada Kendaraan [1C-4]

Putaran idle mesin


A/C OFF: 630 – 730 rpm (bukaan throttle IAC: 10 – 20%)
A/C ON: 800 – 900 rpm (bukaan throttle IAC: 15 – 25%)
4) Pastikan putaran idle mesin yang ditetapkan tercapai ketika A/C OFF, jika kendaraan dilengkapi A/C.
Jika tidak, periksa sistem A/C.

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini terdiri dari item-item 3
berikut. 1. SUZUKI-SDT 2. 5
Kabel DLC 3. Kabel USB 4.
Power supply AC/DC 5.
Probe voltage meter 6.
Kotak penyimpanan

1A-145
Z13DTJ

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Servis Mesin
PERHATIAN:

Informasi servis mesin berikut harus diperhatikan dengan cermat, untuk mencegah kerusakan, dan
menghasilkan kinerja mesin yang andal.

• Jika karena suatu alasan mesin perlu diangkat atau ditopang, jangan memasang dongkrak di bawah oil pan.
Karena celah kecil antara oil pan dengan strainer pompa oli, mendongkrak tepat di oil pan dapat menyebabkan
kerusakan pada unit oil pick-up.
• Perlu selalu diingat saat bekerja pada mesin bahwa sistem listrik 12 volt dapat menimbulkan korslet yang kuat
dan merusak.
Ketika melakukan pekerjaan pada bagian yang terminal listriknya bisa di-ground-kan, kabel ground battery harus
dilepas dari battery.
• Setiap kali filter udara, selang keluar filter udara, turbocharger, intercooler, selang keluar intercooler manifold
udara masuk dilepas, bukaan udara masuk harus ditutup. Ini akan melindungi dari benda asing yang masuk
tanpa sengaja, yang dapat melewati saluran udara masuk ke silinder dan menyebabkan kerusakan yang besar
ketika mesin dihidupkan.
• Ketika mekepas coupler, jangan menarik harness kabel namun pastikan untuk memegang coupler saja. Dengan
coupler tipe kunci, pastikan untuk membuka kunci sebelum melepas.
Upaya melepas coupler tanpa membuka kunci dapat menyebabkan kerusakan pada coupler. Ketika
menyambung coupler tipe kunci, masukkan coupler tersebut hingga terdengar suara 'klik' dan hubungkan
dengan aman.

Tindakan Pencegahan dalam Diagnosa Gangguan


• Jangan melepas konektor coupler dari ECM, kabel battery dari battery, kabel harness ground ECM dari mesin,
sekring utama atau sekring DOME sebelum mengonfirmasi informasi diagnosis (DTC) yang tersimpan di memori
ECM.
Pemutusan semacam itu akan menghapus memori informasi di memori ECM.
• Informasi diagnosis yang tersimpan di memori ECM dapat dihapus dan diperiksa menggunakan SUZUKI scan
tool. Sebelum menggunakan scan tool, baca Buku Petunjuk dengan cermat untuk memahami benar fungsi-fungsi
yang tersedia dan cara penggunaannya.
• Pastikan melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik [00-11] sebelum melakukan pemeriksaan
dan patuhi yang tertulis di sana.

1A-146
• Penggantian ECM
Sebelum mengganti ECM, simpan data informasi kendaraan (kode kalibrasi injector) ke SUZUKI scan tool dari
ECM sesuai prosedur yang digambarkan pada Tindakan Pencegahan dalam Penggantian ECM [1C-28] .
• Registrasi ECM:
Jika ECM diganti dengan ECM baru atau dengan ECM cadangan, registrasikan informasi kendaraan (kode
kalibrasi injector bahan bakar dan data jenis kendaraan) dan data sistem immobilizer (kata sandi dan kode kunci
rahasia) ke dalam ECM.  [1C-28]
• Komunikasi antara ECM, BCM, modul kontrol ABS, dan meter kombinasi dijalin oleh CAN. (Untuk rincian
selengkapnya tentang komunikasi CAN untuk ECM. Uraian Sistem Komunikasi CAN [10H-18] .
Oleh karena itu, tangani saluran komunikasi CAN dengan cermat.  [00-11]

Uraian Umum
Laporan tentang Kebersihan dan Perawatan
Mesin mobil adalah kombinasi dari banyak permukaan dengan proses mesin, ditajamkan, dipoles dan di-press
dengan toleransi yang diukur hingga seperseribu milimeter (sepersepuluh ribu inci)
Karenanya, saat bagian dalam mesin diservis, kehati-hatian dan kebersihan harus sangat diperhatikan.
Perlu dipahami bahwa membersihkan dan melindungi permukaan yang dimesin dan area gesekan dengan baik
adalah bagian dari prosedur reparasi. Ini sudah menjadi praktik bengkel standar sekalipun tidak disebutkan secara
khusus.
• Pelapisan oli mesin secara berlebih harus dilakukan pada area gesekan selama merakit untuk melindungi dan
melumasi permukaan selama pengoperasian awal.
• Setiap kali komponen valve train, piston, piston ring, connecting rod, connecting rod bearing, atau crankshaft
main bearing dilepas untuk diservis, semuanya harus dijaga tetap tertata.
Pada saat pemasangan, semua komponen harus dipasang di tempat yang sama dan dengan permukaan
berpasangan yang sama seperti saat melepas.
• Kabel battery harus dilepas sebelum melakukan pekerjaan besar pada mesin.
Jika tidak, kerusakan bisa terjadi pada kabel harness atau bagian elektrik lainnya.
• Empat silinder mesin diidentifikasi dengan nomor; No.1 (1), No.2 (2) No.3 (3) dan No.4 (4) yang dihitung dari sisi
pulley crankshaft (4) hingga sisi flywheel.
3
2 4
1

1A-147
Uraian Umum Diagnosis Mesin
Sistem mesin dan kontrol emisi pada kendaraan ini dikontrol oleh ECM. ECM mempunyai sistem OBD yang
mendeteksi malfungsi pada sistem ini dan abnormalitas part yang mempengaruhi emisi gas buang mesin. Ketika
mendiagnosis gangguan mesin, pastikan Anda memahami sepenuhnya uraian Uraian Sistem OBD [1A-148] dan
setiap item pada Tindakan Pencegahan dalam Diagnosa Gangguan [1A-146] serta menjalankan diagnosis sesuai
dengan Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol Emisi [1A-158] .
Ada hubungan yang erat antara mekanika mesin, sistem pendingin mesin, sistem gas buang, dll. pada struktur dan
pengoperasiannya. Jika terjadi gangguan mesin, sekalipun lampu MIL atau SVS tidak menyala, diagnosis harus
dilakukan sesuai dengan tabel alur ini.

Uraian Sistem OBD


ECM pada kendaraan ini mempunyai fungsi sebagai berikut.
• Ketika kunci kontak diputar ke ON dengan mesin mati, lampu MIL (1) dan SVS (2) dioperasikan sebagai berikut
untuk memeriksa lampu MIL, SVS dan sirkuitnya.
– MIL: ON terus menerus
– Lampu SVS: ON selama 3 detik

CATATAN:
Jika lampu SVS tetap ON selama lebih dari 3 detik atau mengedip ketika switch IG diputar ke ON
dengan mesin pada keadaan mati, ECM atau modul kontrol immobilizer sudah mendeteksi ada
masalah.

1
2

• Ketika ECM mendeteksi malfungsi yang memberi efek buruk bagi emisi kendaraan ketika mesin menyala, ini
membuat MIL pada meter cluster panel insturmen menyala dan menyimpan area malfungsi di dalam memorinya.
• Ketika ECM mendeteksi malfungsi yang tidak berdampak kepada emisi kendaraan, ini membuat lampu SVS di
dalam meter cluster panel instrumen menyala dan menyimpan area malfungsi di dalam memorinya.

1A-148
• Sebagai suatu kondisi untuk mendeteksi malfungsi di beberapa area di dalam sistem yang sedang dimonitor oleh
ECM dan menyalakan lampu MIL dan SVS yang disebabkan oleh malfungsi tersebut, logika deteksi 2 driving
cycle atau 3 driving cycle diadopsi untuk mencegah deteksi kekeliruan.

CATATAN:
Ketika lampu SVS berkedip, ECM atau modul kontrol immobilizer telah mendeteksi masalah di dalam
sistem kontrol immobilizer.

Warm-Up Cycle
“Warm-up cycle” berarti operasi kendaraan yang mencukupi sehingga suhu pendingin meningkat setidaknya 22°C
(40°F) dari mesin menyala dan mencapai suhu minimum 70°C (160 °F).

Driving Cycle
Satu “driving cycle” terdiri atas dua bagian, startup mesin dan shutoff mesin.

Logika Pendeteksian 2 Driving Cycle


Malfungsi yang terdeteksi pada driving cycle pertama disimpan dalam memori ECM (dalam bentuk pending DTC),
namun pada saat ini MIL tidak menyala.
MIL akan menyala ketika malfungsi yang sama terdeteksi pada driving cycle berikutnya.

Logika Pendeteksian 3 Driving Cycle


Malfungsi yang terdeteksi pada driving cycle pertama disimpan dalam memori ECM (dalam bentuk pending DTC),
namun pada saat ini MIL tidak menyala.
MIL tidak menyala ketika malfungsi yang sama terdeteksi pada driving cycle kedua. MIL akan menyala ketika
malfungsi yang sama terdeteksi untuk kedua kalinya pada driving cycle berikutnya.

Pending DTC
Pending DTC berarti DTC yang terdeteksi dan tersimpan secara temporer pada driving cycle pertama dan kedua dari
DTC yang terdeteksi pada logika deteksi siklus 2 atau 3.

DLC
Posisi pemasangan, bentuk konekteor dan penetapan pin DLC (1) mematuhi SAE J1962.
K line (3) ISO 9141 digunakan untuk SUZUKI scan tool (6) guna mengomunikasikan dengan ECM, modul kontrol
immobilizer, BCM, modul kontrol P/S dan SDM.

1A-149
2

16 15 14 13 12 11 10 9

8 7 6 5 4 3 2 1

5
4
3
1

2. B + (Daya battery kontinu)


4. Ground ECM (Ground sinyal)
5. Ground bodi kendaraan (Ground chassis)

Skema dan Diagram


Diagram Sistem Kontrol Elektronik
26 1
22 3
26 2

25

24
15
26

26
9 23 4
10
13 8 26
29
27

26

18 26 11 26 26 26
12
26
17 26
5
7 6

16

26
29
14

28

20 :A

:B
19
21
:C

A: Saluran masuk bahan bakar 9. Sensor CMP 20. Fuel pump

1A-150
B: Saluran balik bahan bakar 10. Glow plug 21. Tangki bahan bakar
C: Jalur tekanan tinggi bahan bakar 11. Sensor ECT 22. Sensor A/F
1. Filter udara 12. Sensor CKP 23. Oil separator
2. Sensor MAF dan IAT 13. Fuel injector 24. Boost pressure control valve
3. Turbocharger 14. Sensor suhu bahan bakar 25. Catalytic converter
4. Intercooler 15. Sensor tekanan bahan bakar 26. Ke ECM
5. Sensor APP 16. EGR valve 27. Common rail
6. Switch lampu rem / Switch rem 17. Pompa tekanan tinggi 28. Pemanas bahan bakar
7. Switch CPP 18. Regulator tekanan bahan bakar 29. Ke modul kontrol glow plug
8. Boost pressure sensor 19. Filter bahan bakar

1A-151
Diagram Sirkuit Input / Output ECM
IG 18

BLK/WHT 4
BLU/RED E01-56 D01-47 ORN
19 BLU/ORN E01-62 D01-16 ORN/WHT
5
BLU/YEL E01-34 D01-49 YEL
D01-17 YEL/BLK
PNK D01-25 6
3 PNK/BLK D01-56 D01-48 GRN
PPL D01-21 D01-31 WHT/GRN
7
GRY/BLK D01-43 D01-46 BLU
8 D01-1 WHT/BLU +BB
YEL/RED D01-59

RED/BLK D01-23
1 ORN D01-41
BLK D01-24
35
GRN/YEL D01-8 D01-15 BLU/BL K
2 ORN/BLK D01-38 D01-5 PNK/WHT BLU
YEL/RED D01-6
E01-70 BLU RED
GRY/RED E01-37 E01-74 GRY/BLU
GRN 40 BLK/WHT
12 RED/GRN E01-87
ORN E01-10 WHT BLK

GRY/BLK D01-4 BLK BLK BLK BLK


9 51
LT BLU/RED D01-34 IG
41 41 41 41
10
PPL/WHT D01-54 49
E01-90 YEL/RED BLK/WHT
GRN D01-29
21 BLK
BLK/YEL E01-61
28
RED/BLU E01-13 E01-75 PPL/WHT BLK/WHT
29
BRN E01-83 BLK PNK LT GRN/RED
GRN/RED E01-65 26
LT GRN/BLK E01-35 E01-79 GRY BLK/WHT
11 27
RED/YEL E01-15 BLK/PPL WHT BLU/YEL
YEL E01-41 BRN/WHT BLK
WHT E01-32 30
E01-7 LT GRN GRY
BLU/RED GRY
33
14 PPL E01-89 32 BLU
E01-30 WHT/GRN GRY
BLU/WHT BLK GRN
BLK E01-47
31
RED/WHT E01-44 E01-8 GRN GRY RED
+BB GRN/WHT E01-46
48 BLU/BLK GRY
YEL E01-45
LT GRN E01-12 E01-80 BRN/WHT 34 WHT
BLU
IG
39 E01-4 BLK/RED BLK/RED BLK/YEL
BLK/WHT YEL/GRN E01-22 E01-6 BLK/RED
E01-5 GRN BLK/RED BLK/RED
+B 37
BLK/WHT BLU/WHT E01-68 IG +B

PNK GRN/WHT E01-81 43


E01-23 BLK/WHT
36 15
GRN/WHT 20
E01-78 BLU/BLK BLK
23 GRY/YEL D01-9
E01-50 PNK WHT
25 BRN E01-29 17
IG
RED/BLK E01-64
45
WHT/BLK E01-40 E01-66 PPL/WHT 16

E01-1 BRN : 44
E01-2 BRN : 22 42
24 13 38
E01-3 BRN :12V
: 5V

1. Boost pressure 15. Meter kombinasi 29. Fuel pump 43. Kunci kontak
sensor

1A-152
2. Sensor tekanan 16. Modul kontrol 30. Relay motor kipas 44. Ground mesin
bahan bakar Immobilizer pendingin radiator No. 1
3. Sensor CMP 17. Data link connector 31. Relay motor kipas 45. Ke ECU / sensor yang
(DLC) pendingin radiator No. 2 tersambung ke CAN
dan DLC
4. Injektor bahan 18. ECM 32. Relay motor kipas 46. Nol
bakar No.1 pendingin radiator No. 3
5. Injektor bahan 19. Sensor MAF dan IAT 33. Motor kipas pendingin 47. Nol
bakar No.2 radiator
6. Injektor bahan 20. Pemeriksaan Lampu 34. Relay utama 48. Nol
bakar No.3 Indikator Malfungsi
(MIL)
7. Injektor bahan 21. Sensor suhu bahan 35. EGR valve 49. Pemeriksaan sensor
bakar No.4 bakar deteksi air filter bahan
bakar
8. Sensor CKP 22. Body ground 36. Lampu rem 50. Nol
kendaraan
9. Regulator tekanan 23. Switch tekanan oli 37. Switch lampu rem / 51. Sensor tekanan
bahan bakar mesin Switch rem barometrik
10. Sensor ECT 24. Switch A/C 38. Modul kontrol ABS
11. Sensor APP 25. Modul kontrol P/S 39. Switch CPP
12. Tekanan refrigerant 26. Relay kompresor A/C 40. Modul kontrol glow plug
A/C:
sensor
13. BCM 27. Kompresor A/C 41. Glow plug
14. Sensor VSS 28. Relay fuel pump 42. Battery

Susunan Terminal Konektor ECM (Dilihat A dari Sisi Harness)


[A]

E01 D01

28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 2 1 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16
4 3

72 71 70 69 68 67 66 65 64 63 62 61 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31

94 93 92 91 90 89 88 87 86 85 84 83 82 81 80 79 78 77 76 75 74 73 6 5 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46

[A]: Konektor ECM (Tampak: A)

Konektor: D01

Terminal Sirkuit Terminal Sirkuit


Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.4 Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.3
1 31
(sisi rendah) (sisi rendah)
2 — 32 —
3 — 33 —
Sirkuit power supply regulator tekanan bahan Sirkuit penggerak regulator tekanan bahan
4 34
bakar (12 V) bakar

1A-153
5 Sirkuit power supply EGR valve (12 V) 35 —
6 Sirkuit sensor ground tekanan bahan bakar 36 —
7 — 37 —
Sirkuit power supply sensor tekanan bahan
8 38 Sirkuit sinyal ground tekanan bahan bakar
bakar (5 V)
9 Sirkuit sinyal switch tekanan oli 39 —
10 — 40 —
11 — 41 Sirkuit sinyal sensor boost pressure
12 — 42 —
13 — 43 Sirkuit sinyal CKP sensor (+)
14 — 44 —
15 Sirkuit valve drive EGR 45 —
Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.1 Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.4
16 46
(sisi rendah) (sisi tinggi)
Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.2 Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.1
17 47
(sisi rendah) (sisi tinggi)
Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.3
18 — 48
(sisi tinggi)
Sirkuit penggerak injektor bahan bakar No.2
19 — 49
(sisi tinggi)
20 — 50 —
21 Sirkuit ground sensor CMP 51 —
22 — 52 —
Sirkuit power supply sensor boost pressure (5
23 53 —
V)
24 Sirkuit sensor ground boost pressure 54 Sirkuit sinyal sensor ECT
25 Sirkuit power supply sensor CMP (5 V) 55 —
26 — 56 Sirkuit sinyal CMP sensor
27 — 57 —
28 — 58 —
29 Sirkuit ground sensor ECT 59 Sirkuit sinyal CKP sensor (–)
Sirkuit penggerak solenoid kontrol boost
30 60 —
pressure
Konektor: E01

Terminal Sirkuit Terminal Sirkuit


1 Sirkuit ground ECM 1 48 —
2 Sirkuit ground ECM 2 49 —
3 Sirkuit ground ECM 3 50 Sirkuit power supply cadangan (12 V)
4 Sirkuit power supply utama 1 (12 V) 51 —
5 Sirkuit power supply utama 2 (12 V) 52 —
6 Sirkuit power supply utama 3 (12 V) 53 —
Sirkuit penggerak relay kipas pendingin
7 54 —
radiator 1
Sirkuit penggerak relay kipas pendingin
8 55 —
radiator 2
1A-154
9 — 56 Sirkuit sinyal sensor MAF
10 Sirkuit ground sensor tekanan refrigerant A/C 57 —
11 — 58 —
12 Sinyal kontrol pemanas A/F 59 —
13 Sirkuit sensor ground tekanan bahan bakar 60 —
14 — 61 Sirkuit sinyal sensor suhu bahan bakar
15 Sirkuit power supply sensor APP (sub) (5 V) 62 Sirkuit sinyal sensor IAT
16 — 63 —
Sirkuit komunikasi CAN (tinggi) untuk modul
17 — 64
kontrol ABS
18 — 65 Sirkuit sinyal sensor APP (utama)
Sirkuit komunikasi serial (untuk modul kontrol
19 — 66
immobilizer)
20 — 67 —
21 — 68 Sirkuit sinyal switch rem
22 Sirkuit sinyal switch CPP 69 —
23 Sirkuit sinyal kunci kontak 70 Sirkuit monitor modul kontrol glow plug
24 — 71 —
25 — 72 —
26 — 73 —
27 — 74 Sirkuit kontrol modul kontrol glow plug
28 — 75 Sirkuit penggerak relay fuel pump
Sirkuit sinyal putaran mesin (untuk modul
29 76 —
kontrol P/S
Sirkuit penggerak relay kipas pendingin
30 77 —
radiator 3
Sirkuit penggerak Lampu Indikator Malfungsi
31 — 78
(MIL)
Kopling kompresor A/C: sirkuit penggerak
32 Sirkuit ground sensor APP (sub) 79
relay
33 — 80 Sirkuit penggerak relay utama
34 Sirkuit ground sensor MAF dan IAT 81 Sinyal switch lampu rem
35 Sirkuit ground sensor APP (utama) 82 —
36 — 83 Sirkuit power supply sensor APP (utama) (5 V)
Sirkuit power supply sensor tekanan
37 84 —
refrigerant A/C (5 V)
38 — 85 —
39 — 86 —
Sirkuit komunikasi CAN (rendah) untuk modul
40 87 Sirkuit sinyal sensor tekanan refrigerant A/C
kontrol ABS
41 Sirkuit sinyal sensor APP (sub) 88 —
42 — 89 Input Sinyal VSS
43 — 90 Sensor deteksi air filter bahan bakar
44 Sirkuit sinyal sensor A/F (VS) 91 —

1A-155
45 Sirkuit sinyal sensor A/F 92 —
46 Sirkuit sinyal (VSIP) sensor A/F 93 —
47 Sirkuit sinyal (RC) sensor A/F 94 —

Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Sistem Kontrol Elektronik

j
k
7
16 l
F

f
B

e c
d

18

9 C
13 i
6
14

12* 17 A*

10
1 E
a 5 b n

m
2

D h

11
o 4
15

Sensor informasi Perangkat kontrol Lainnya


1. Boost pressure sensor a: Fuel injector A: ECM
2. Sensor tekanan bahan bakar b: Regulator tekanan bahan B: Meter kombinasi
bakar
3. Sensor CMP c: Pemeriksaan Lampu Indikator C: Data link connector (DLC)
Malfungsi (MIL)
4. Sensor CKP d: Lampu SVS D: Modul kontrol glow plug

1A-156
5. Sensor ECT e: Lampu glow indicator E: Kotak sekring utama
6. Sensor APP f: Relay kompresor A/C F: Kotak sekring sirkuit
7. BCM h: Relay fuel pump
8. Modul kontrol ABS g: Relay pemanas bahan bakar
9. Modul kontrol Immobilizer i: Fuel pump
10. Modul kontrol HVAC (model j: Relay motor kipas pendingin
A/C) radiator 1
11. Sensor MAF dan IAT k: Relay motor kipas pendingin
radiator 2
12. Sensor suhu bahan bakar l: Relay motor kipas pendingin
radiator 3
13. Switch lampu rem / Switch rem m: Relay utama
14. Switch CPP n: EGR valve
15. Sensor A/F o: Glow plug
16. Wheel speed sensor (VSS)
17. A/C refrigerant pressure
sensor
18. Sensor ketinggian bahan bakar
19. Nol
20. Nol

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Pemeriksaan Lampu Indikator Malfungsi (MIL)
Gambaran
MIL (1) menunjukkan malfungsi yang memberi dampak buruk terhadap emisi bahan bakar. Periksa operasinya
sebagai berikut.

Pemeriksaan operasi
1) Pastikan dinyalakan terus menerus ketika kunci kontak diputar ke ON dan mesin tidak sedang hidup.
Jika MIL tidak diputar ke ON, periksa MIL dan sirkuitnya.
2) Pastikan diputar ke OFF ketika mesin sedang hidup.
Jika MIL masih ON, maka ada beberapa masalah pada sistem kontrol mesin, lihat Pemeriksaan DTC [1A-161] .
1 2

2. Lampu SVS

Pemeriksaan Lampu Service Vehicle Soon (SVS)


Gambaran
Lampu SVS (1) menunjukkan malfungsi yang tidak berdampak terhadap emisi bahan bakar. Periksa operasinya
sebagai berikut.

1A-157
Pemeriksaan operasi
1) Pastikan lampu SVS menyala selama 4 detik lalu matikan ketika kunci kontak diputar ke ON dengan mesin tidak
hidup.
Jika lampu SVS tidak menyala, periksa lampu SVS dan sirkuitnya (CAN).
Jika lampu SVS berkedip, maka ada masalah di dalam kontrol immobilizer, lihat Uraian Sistem Diagnosa On-
Board [10C-21] .
2) Jika lampu SVS masih ON, maka ada beberapa masalah pada sistem kontrol mesin, lihat Pemeriksaan DTC [1A-
161] .
2 1

2. MIL

Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol Emisi


Lihat item-item berikut untuk rincian masing-masing langkah.
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1  Analisis keluhan pelanggan Lanjutkan ke Langkah 2. Lakukan analisis keluhan


1) Lakukan analisis keluhan pelanggan pelanggan.
dengan merujuk pada Langkah 1: Analisis
Keluhan Pelanggan .
Analisis keluhan pelanggan sudah
dilakukan?
YA TIDAK

2  Pencatatan dan pembersihan DTC Cetak DTC atau tulis, lalu Lanjutkan ke Langkah 4.
1) Periksa DTC.  hapus dan lanjutkan ke
Langkah 3.  [1A-162]
Ada DTC?
YA TIDAK

3  Pemeriksaan visual Perbaiki atau ganti part Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Lakukan pemeriksaan visual dengan yang rusak, dan lanjutkan
merujuk pada Pemeriksaan Visual [1A- ke Langkah 11.
177] .
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

4  Pemeriksaan visual Perbaiki atau ganti part Lanjutkan ke Langkah 8.


1) Lakukan pemeriksaan visual dengan yang rusak, dan lanjutkan
merujuk pada Pemeriksaan Visual [1A- ke Langkah 11.
177] .
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

5  Konfirmasi gejala masalah Lanjutkan ke Langkah 6. Lanjutkan ke Langkah 7.


1) Konfirmasi gejala masalah dengan
merujuk pada Langkah 5: Konfirmasi
Gejala Masalah .
Gejala masalah teridentifikasi?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan ulang dan pencatatan DTC Lanjutkan ke Langkah 9. Lanjutkan ke Langkah 8.


1) Periksa kembali DTC.  [1A-161]
Ada DTC?

1A-158
YA TIDAK

7 Pemeriksaan ulang dan pencatatan DTC Lanjutkan ke Langkah 9. Lanjutkan ke Langkah


1) Periksa kembali DTC.  [1A-161] 10.
Ada DTC?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan dasar mesin dan diagnosis Lanjutkan ke Langkah 11. Periksa dan perbaiki part
gejala mesin yang rusak, dan lanjutkan
1) Periksa dan perbaiki dengan merujuk ke Langkah 11.
pada Pemeriksaan Dasar Mesin [1A-178]
dan Diagnosis Gejala Mesin [1A-178].
Pemeriksaan dan perbaikan selesai?
YA TIDAK

9  Perbaikan DTC Lanjutkan ke Langkah 11. Periksa dan perbaiki part


1) Periksa dan perbaiki sesuai alur diagram yang rusak, dan lanjutkan
DTC yang berlaku. ke Langkah 11.
Pemeriksaan dan perbaikan selesai?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan masalah sporadis Perbaiki atau ganti part Lanjutkan ke Langkah 11.
1) Periksa masalah sporadis.  yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 11.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

11  Uji konfirmasi akhir Lanjutkan ke Langkah 6. Selesai.


1) Bersihkan DTC, jika ada.
2) Jalankan uji konfirmasi akhir dengan
merujuk pada Langkah 11: Uji Konfirmasi
Akhir .
Ada gejala masalah, DTC atau kondisi
abnormal?

Langkah 1: Analisis Keluhan Pelanggan


Catat rincian masalah (kegagalan, keluhan) dan bagaimana terjadinya sesuai keterangan pelanggan. Untuk
keperluan ini, formulir inspeksi akan memudahkan pengumpulan informasi yang diperlukan sehingga analisis dan
diagnosis dapat dilakukan dengan tepat.

1A-159
Langkah 2: Pemeriksaan dan Penghapusan DTC
Pertama, periksa DTC.  [1A-161] Jika DTC ada, cetak atau tulis lalu hapus.  [1A-162] DTC mengindikasikan
malfungsi yang terjadi di dalam sistem namun tidak menunjukkan apakah malfungsi itu terjadi saat ini atau terjadi
dulu dan kondisi normal telah dikembalikan. Untuk memeriksa masalah apa yang terjadi, periksa gejala sesuai
Langkah 5 dan periksa kembali DTC dengan merujuk pada Langkah 6 dan 7.
Upayakan mendiagnosis masalah berdasarkan DTC pada langkah ini saja atau kelalaian membersihkan DTC pada
langkah ini dapat menyebabkan diagnosis yang tidak tepat, diagnosis yang bermasalah pada sirkuit normal atau
kesulitan dalam tindakan pencegahan.
1A-160
Langkah 3 dan 4: Pemeriksaan Visual
Sebagai langkah awal, pastikan menjalankan pemeriksaan visual atas item-item yang mendukung ketepatan fungsi
mesin.  [1A-177]

Langkah 5: Konfirmasi Gejala Masalah


Berdasarkan informasi yang diperoleh di Langkah 1: Analisis Keluhan Pelanggan dan Langkah 2: Pemeriksaan dan
Penghapusan DTC, konfirmasikan gejala masalah. Juga, lakukan konfirmasi ulang DTC sesuai Prosedur Konfirmasi
DTC [1A-162] .

Langkah 6 dan 7: Periksa kembali dan Catat DTC


Lihat Pemeriksaan DTC [1A-161] untuk prosedur pemeriksaan.

Langkah 8: Pemeriksaan Dasar Mesin dan Diagnosis Gejala Mesin


Jalankan pemeriksaan mesin dasar terlebih dahulu sesuai Pemeriksaan Dasar Mesin [1A-178]. Ketika ujung aliran
tercapai, periksa part sistem yang diduga sebagai penyebab gangguan dengan merujuk pada Diagnosis Gejala
Mesin [1A-178] dan berdasarkan gejala yang muncul di kendaraan (gejala yang diperoleh melalui tahapan analisis
keluhan pelanggan, konfirmasi gejala masalah dan/atau pemeriksaan mesin dasar) dan perbaiki atau ganti part yang
rusak, jika ada.

Langkah 9: Perbaikan DTC (Lihat tiap alur Flow)


Berdasarkan DTC yang terlihat di Langkah 6 atau 7 dan dengan merujuk pada alur diagnosis DTC yang digunakan,
cari penyebab gangguan, apakah di dalam sensor, harness kabel, konektor, actuator, ECM atau suku cadang lain
dan perbaiki atau ganti suku cadang yang rusak.

Langkah 10: Pemeriksaan Masalah Sporadis


Periksa part dimana masalah sporadis mudah terjadi (misalnya harness kabel, konektor, dll.) dan sirkuit DTC terkait,
yang direkam pada Step 2.

Langkah 11: Uji Konfirmasi Akhir


Pastikan gejala masalah telah hilang dan mesin bebas dari semua kondisi abnormal. Jika perbaikan yang dilakukan
terkait dengan DTC, hapus DTC sekali, jalankan prosedur konfirmasi DTC dan pastikan bahwa tidak ada DTC
ditunjukkan.

Pemeriksaan DTC
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF
2) Hubungkan SUZUKI scan tool (A) ke DLC (1) yang terletak di sisi bawah panel instrumen di bawah jok
pengemudi.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

1A-161
(A)

3) Putar kunci kontak ke posisi ON.


4) Baca DTC sesuai petunjuk yang tertera pada SUZUKI scan tool dan cetak atau tulislah petunjuk tersebut. Baca
buku petunjuk scan tool untuk rinciannya.
Jika tidak ada komunikasi antara SUZUKI scan tool dan BCM, periksa apakah SUZUKI scan tool bisa
berkomunikasi dengan cara menghubungkannya ke BCM di kendaraan lain.
Jika dengan cara demikian komunikasi bisa dilakukan, scan tool dalam kondisi bagus. Kemudian DLC dan
saluran data serial (sirkuit) di dalam kendaraan dimana komunikasi tidak bisa dilakukan.
5) Setelah menyelesaikan pemeriksaan, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan scan tool dari DLC.

Penghapusan DTC
1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan cara seperti saat pemeriksaan DTC.
2) Putar kunci kontak ke OFF dan kemudian ON (namun mesin mati)
3) Hapus DTC berdasarkan petunjuk yang tertera di SUZUKI scan tool. Baca buku petunjuk scan tool untuk
rinciannya.
4) Setelah menyelesaikan penghapusan, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan scan tool dari DLC.

Prosedur Konfirmasi DTC


Ada dua jenis prosedur konfirmasi DTC.
• Prosedur konfirmasi DTC tanpa tes jalan.
• Prosedur konfirmasi DTC dengan tes jalan.
Sebagian besar DTC dapat dideteksi dengan menjalankan Untuk Prosedur Konfirmasi DTC Tanpa Tes Jalan .
Namun, untuk mendeteksi DTC yang sudah ditentukan berikut, maka perlu melakukan tes jalan sesuai Untuk
Prosedur Konfirmasi DTC Dengan Tes Jalan .
DTC dilakukan Tes Jalan pada Prosedur Konfirmasi.

DTC No. Nama DTC DTC No. Nama DTC


P0030  Sirkuit Kontrol Pemanas Sensor HO2S P0400  Arus Resirkulasi Gas Buang
[1A-193] [1A-214]
P0093  Kebocoran Sistem Bahan Bakar Terdeteksi – P0500  Vehicle Speed Sensor
[1A-196] Bocor Besar [1A-215]
P0100  Sirkuit Mass Air Flow P0571  Sirkuit Switch Lampu Rem
[1A-197] [1A-219]
P0106  Tekanan Boost / Kisaran Sirkuit Tekanan P0704  Malfungsi Sirkuit Switch Kopling
[1A-198] Barometer / Kinerja [1A-225]

1A-162
P0107  Boost Pressure / Barometric Pressure Circuit P1191  Rentang / Kinerja Regulator Tekanan Bahan
[1A-198] Low Input [1A-229] Bakar
P0108  Boost Pressure / Barometric Pressure Circuit P1571  Sirkuit Switch Rem
[1A-198] High Input [1A-233]
P0130  Sirkuit Sensor O2 (HO2S) P1660  Shut Off Valve
[1A-201] [1A-240]
P0135  Sirkuit Pemanas Sensor O2 (HO2S) P1725  Sirkuit Sensor Posisi Crankshaft / Koslet
[1A-201] [1A-241]
P0168  Suhu Bahan Bakar Terlalu Tinggi P1811  Komunukasi Tidak Valid Kontrol Torsi Mesin
[1A-202] [1A-241] dengan ABS
P0201  Sirkuit Injektor / Putus –Silinder 1 P2237  Sirkuit Kontrol Arus Positif Sensor O2/Putus
[1A-205] [1A-242]
P0202  Sirkuit Injektor / Putus –Silinder 2 U2108  Komunikasi Hilang dengan Modul Kontrol
[1A-205] [1A-246] ABS
P0203  Sirkuit Injektor / Putus –Silinder 3 P2297  Sensor O2 di Luar Rentang Selama
[1A-205] [1A-242] Deselerasi
P0204  Sirkuit Injektor / Putus –Silinder 4 U2108  Komunikasi Hilang dengan Modul Kontrol
[1A-205] [1A-246] ABS
P0217  Pendingin Mesin Melebihi Kondisi Suhu U2116  Komunikasi Hilang dengan Combination
[1A-206] [1A-246] meter
P0335  Sirkuit Sensor Posisi Crankshaft
[1A-209]

Untuk Prosedur Konfirmasi DTC Tanpa Tes Jalan


1) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhunya mencapai suhu pengoperasian normal.
2) Matikan mesin.
3) Periksa DTC.

Untuk Prosedur Konfirmasi DTC Dengan Tes Jalan

PERINGATAN:

• Lakukan tes jalan di kawasan yang tidak padat lalu lintas untuk menghindari kecelakaan.
• Tes membutuhkan 2 orang, seorang pengemudi dan seorang tester.

1) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhunya mencapai suhu pengoperasian normal.
2) Kemudikan kendaraan pada kecepatan 60 km/jam (97 mph) selama 5 menit.
3) Naikkan kecepatan kendaraan ke 100 km/jam (161 mph) selama 5 menit.
4) Hentikan kendaraan.
5) Periksa DTC.

Tabel DTC
CATATAN:
• Untuk “ON/OFF” (operasi lampu MIL atau SVS) dengan tanda bintang (*) pada tabel ini, operasinya
berbeda, tergantung kepada kondisi deteksinya.
Untuk rincian operasi, lihat tiap uraian.

1A-163
DTC No. Nama DTC Kondisi pendeteksian MIL SVS
(DTC akan muncul ketika mendeteksi:)
DTC ini terdeteksi jika sirkuit pemanas sensor A/F
P0030 
Sirkuit Kontrol Pemanas Sensor A/F terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau – –
[1A-193]
koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika tekanan bahan bakar pada
P0088  Tekanan Sistem Rail Bahan Bakar –
common rail lebih tinggi daripada 175.000 kPa – ON
[1A-194] Terlalu Tinggi
(1.784,5 kgf/cm 2 , 25.400 psi, 1.750 bar).
DTC ini terdeteksi jika sirkuit regulator tekanan bahan
P0090  Sirkuit Kontrol Regulator Tekanan
bakar terbuka, koslet dengan sirkuit power supply – ON
[1A-195] Bahan Bakar
atau koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika tekanan bahan bakar pada
P0093  Kebocoran Sistem Bahan Bakar
common rail lebih rendah daripada nilai yang – ON
[1A-196] Terdeteksi – Bocor Besar
ditentukan. (tergantung kepada putaran mesin)
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
P0100  • Sirkuit sensor MAF terbuka, koslet dengan sirkuit *ON/
Sirkuit Mass Air Flow ON
[1A-197] power supply atau koslet dengan sirkuit ground. OFF
• Sinyal sensor MAF di luar rentang yang
ditentukan.
DTC ini terdeteksi jika perbedaan antara tekanan
P0106  Tekanan Boost / Kisaran Sirkuit
boost dengan tekanan barometrik lebih besar ON ON
[1A-198] Tekanan Barometer / Kinerja
daripada nilai yang ditentukan pada kondisi idle.
DTC ini terdeteksi jika perbedaan antara tekanan
P0107  Boost Pressure / Barometric boost dengan tekanan barometrik lebih rendah
ON ON
[1A-198] Pressure Circuit Low Input daripada nilai yang ditentukan ketika turbocharger
dioperasikan.
DTC ini terdeteksi jika perbedaan antara tekanan
P0108  Boost Pressure / Barometric boost dengan tekanan barometrik lebih tinggi
– ON
[1A-198] Pressure Circuit High Input daripada nilai yang ditentukan ketika turbocharger
dioperasikan.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
P0110  terpenuhi. *ON/
Sirkuit Sensor Suhu Udara Masuk –
[1A-199] • Sirkuit sensor IAT terbuka, koslet dengan sirkuit OFF
power supply atau koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit sensor ECT terbuka,
P0115 
Sirkuit Suhu Coolant Mesin koslet dengan sirkuit power supply atau koslet – ON
[1A-200]
dengan sirkuit ground.
P0130  DTC ini terdeteksi jika salah satu voltase sinyal
Sirkuit Sensor A/F – –
[1A-201] sensor A/F berada pada kondisi normal.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
P0135 
Sirkuit Pemanas Sensor A/F • Voltase sinyal (VS) sensor A/F berada pada – –
[1A-201]
kondisi abnormal.
• Suhu sensor A/F di luar rentang yang ditentukan.
P0168  DTC ini terdeteksi jika suhu bahan bakar lebih tinggi
Suhu Bahan Bakar Terlalu Tinggi – –
[1A-202] daripada nilai yang ditentukan.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
P0180  *ON/
Sirkuit Sensor Suhu Bahan Bakar • Sirkuit sensor suhu bahan bakar terbuka, koslet –
[1A-203] OFF
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan
sirkuit ground.

1A-164
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Sirkuit sensor tekanan bahan bakar terbuka,
koslet dengan sirkuit power supply atau koslet
dengan sirkuit ground.
• Perbedaan antara tekanan bahan bakar sekarang
dengan tekanan bahan bakar sebelumnya pada
P0190  *ON/
Sirkuit Sensor Rail Bahan Bakar kondisi kendaraan tertentu lebih besar daripada ON
[1A-204] OFF
nilai yang ditentukan.
• Tekanan bahan bakar pada common rail setelah
memutar kunci kontak ke posisi OFF berada di
luar rentang yang ditentukan.
• Tekanan bahan bakar pada common rail tetap
meskipun regulator tekanan bahan bakar
dioperasikan.
P0201 
Sirkuit Injektor / Putus - Silinder 1
[1A-205] DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
P0202  terpenuhi.
Sirkuit Injektor / Putus –Silinder 2 • Indeks asimetri dari injektor bahan bakar relevan
[1A-205]
lebih tinggi daripada nilai yang ditentukan. – ON
P0203  • Sirkuit kontrol injektor bahan bakar terbuka,
Sirkuit Injektor / Putus –Silinder 3
[1A-205] koslet dengan sirkuit power supply atau koslet
P0204  dengan sirkuit ground.
Sirkuit Injektor / Putus –Silinder 4
[1A-205]
P0217  Pendingin Mesin Melebihi Kondisi DTC ini terdeteksi jika suhu coolant mesin lebih tinggi
– –
[1A-206] Suhu daripada nilai yang ditentukan.
P0219  DTC ini terdeteksi jika putaran mesin melebihi 6.000
Kondisi Mesin Overspeed – –
[1A-206] rpm selama 2 detik.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit kontrol relay fuel pump
P0230 
Sirkuit Relay Fuel Pump terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau – ON
[1A-207]
koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit sensor tekanan boost
P0235 
Sirkuit Sensor Tekanan Boost terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau ON ON
[1A-208]
koslet dengan sirkuit ground.
P0335  DTC ini terdeteksi jika sinyal sensor CKP tidak diinput
Sirkuit Sensor Posisi Crankshaft – –
[1A-209] meskipun sinyal sensor CMP diinput dua kali.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Sirkuit sensor CMP terbuka, koslet dengan sirkuit
P0340  power supply atau koslet dengan sirkuit ground.
Sirkuit Sensor Posisi Camshaft – –
[1A-210] • Sinyal sensor CMP lebih rendah ketika silinder
No. 1 berada pada kompresi TDC.
• Sinyal sensor CMP lebih tinggi ketika silinder No.
4 berada pada kompresi TDC.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit modul kontrol glow plug
P0380  Sirkuit Kontrol Modul Kontrol Glow
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau – ON
[1A-212] Plug
koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
P0400  *ON/ *ON/
Arus Resirkulasi Gas Buang • Perbedaan antara MAF terukur dengan MAF
[1A-214] OFF OFF
acuan di luar di luar kisaran yang ditentukan.
• EGR valve macet terbuka
DTC ini terdeteksi jika sirkuit EGR valve terbuka,
P0403  Sirkuit Kontrol Resirkuilasi Gas
koslet dengan sirkuit power supply atau koslet ON –
[1A-214] Buang
dengan sirkuit ground.

1A-165
P0500  DTC ini terdeteksi jika sinyal kecepatan kendaraan
Vehicle Speed Sensor – –
[1A-215] abnormal terdeteksi.
P0520  DTC ini terdeteksi jika sirkuit switch tekanan oli mesin
Sirkuit Switch Tekanan Oli Mesin – –
[1A-216] terbuka atau koslet dengan sirkuit power supply.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit tekanan refrigerant A/C
P0530  Sirkuit Sensor Tekanan Refrigerant
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau – –
[1A-217] A/C
koslet dengan sirkuit ground.
P0560  DTC ini terdeteksi jika voltase supply dari relay utama
Voltase Sistem – –
[1A-218] lebih rendah dari 6 V atau lebih dari 16 V.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Sirkuit sensor switch lampu rem terbuka, koslet
P0571 
Sirkuit Switch Lampu Rem dengan sirkuit power supply atau koslet dengan – –
[1A-219]
sirkuit ground.
• Sinyal switch lampu rem tidak cocok untuk sinyal
switch rem
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
P0602  • Kode kalibrasi injektor bahan bakar tidak
Error Program Modul Kontrol – ON
[1A-220] diregistrasi dengan ECM.
• Data jenis kendaraan tidak diregistrasi dalam
ECM.
P0603  Error Keep Alive Memory (KAN) DTC ini terdeteksi jika ECM memiliki kegagalan
– –
[1A-221] Modul Kontrol Internal internal
P0604  Error Random Access Memory DTC ini terdeteksi jika ECM memiliki kegagalan
– –
[1A-222] (KAN) Modul Kontrol Internal internal
P0605  Error Read Only Memory (ROM) DTC ini terdeteksi jika ECM memiliki kegagalan
– –
[1A-222] Modul Kontrol Internal internal
DTC ini terdeteksi jika sirkuit MIL terbuka, koslet
P0650  Sirkuit Kontrol Lampu Indikator
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan – –
[1A-223] Malfungsi (MIL)
sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit glow plug terbuka,
P0683 
Sirkuit Kontrol Glow Plug koslet dengan sirkuit power supply atau koslet – ON
[1A-212]
dengan sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit relay utama (sisi coil)
P0685  Sirkuit kontrol Relay Daya ECM /
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau – ON
[1A-224] Open
koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit switch CPP terbuka,
P0704 
Malfungsi Sirkuit Switch Kopling koslet dengan sirkuit power supply atau koslet – –
[1A-225]
dengan sirkuit ground.
P1093  Kebocoran Sirkuit Bahan Bakar DTC ini terdeteksi jika sirkuit bahan bakar rendah
– ON
[1A-226] Tekanan Rendah memiliki malfungsi.
P1105  Rentang Sensor Tekanan DTC ini terdeteksi jika sinyal sensor tekanan
ON –
[1A-227] Barometer / Kinerja barometrik di luar kisaran yang ditentukan.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Sirkuit sensor APP (utama) terbuka, koslet
P1120  dengan sirkuit power supply atau koslet dengan
Sirkuit sensor APP – ON
[1A-227] sirkuit ground.
• Perbedaan antara voltase sinyal sensor APP
(utama) dengan voltase sinyal sensor APP (sub)
besar tinggi daripada nilai spesifikasi.

1A-166
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Sirkuit sensor APP (sub) terbuka, koslet dengan
P1122 
Sirkuit Sensor 2 APP sirkuit power supply atau koslet dengan sirkuit – ON
[1A-228]
ground.
• Voltase sinyal sensor APP (utama) dan (sub)
lebih rendah daripada nilai yang ditentukan.
DTC ini terdeteksi jika perbedaan antara tekanan
bahan bakar terukur pada common rail dengan
P1190  Arus Regulator Tekanan Bahan
tekanan bahan bakar acuan pada common rail lebih – ON
[1A-228] Bakar
tinggi daripada nilai yang ditentukan ketika regulator
tekanan bahan bakar tidak tertutup.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
• Perbedaan antara tekanan bahan bakar terukur
pada common rail dengan tekanan bahan bakar
P1191  Rentang / Kinerja Regulator
acuan lebih tinggi daripada nilai yang ditentukan – ON
[1A-229] Tekanan Bahan Bakar
ketika regulator tekanan bahan bakar terbuka.
• Tekanan bahan bakar pada common rail lebih
rendah daripada nilai yang ditentukan (tergantung
kepada putaran mesin).
DTC ini terdeteksi jika sirkuit relay kipas pendingin
P1481  Malfungsi Sirkuit Fan output
radiator No.1 terbuka, koslet dengan sirkuit power – ON
[1A-230] Radiator 1
supply atau koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit relay kipas pendingin
P1482  Malfungsi Sirkuit Fan output
radiator No.2 terbuka, koslet dengan sirkuit power – ON
[1A-231] Radiator 2
supply atau koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit relay kipas pendingin
P1483  Malfungsi Sirkuit Fan output
radiator No.3 terbuka, koslet dengan sirkuit power – ON
[1A-231] Radiator 3
supply atau koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit relay kompresor A/C
P1530 
Pemeriksaan Relay Kompresor A/C terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau – –
[1A-232]
koslet dengan sirkuit ground.
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi.
P1571  • Sirkuit switch rem terbuka, koslet dengan sirkuit
Sirkuit Switch Rem – –
[1A-233] power supply atau koslet dengan sirkuit ground.
• Sinyal switch rem tidak cocok untuk switch lampu
rem
P1600  DTC ini terdeteksi jika ECM memiliki kegagalan
Malfungsi Konverter A/D – ON
[1A-234] internal
P1620  Sirkuit 1 Power Supply Sensor DTC ini terdeteksi jika voltase power supply sensor 1
– ON
[1A-234] Gagal di luar kisaran yang ditentukan.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit relay utama (sisi switch)
P1625 
Malfungsi Sirkuit Relay Daya ECM koslet dengan sirkuit power supply atau koslet – –
[1A-224]
dengan sirkuit ground.
P1635  Sirkuit 2 Power Supply Sensor DTC ini terdeteksi jika voltase power supply sensor 2
– ON
[1A-236] Gagal di luar kisaran yang ditentukan.
P1639  Sirkuit 3 Power Supply Sensor DTC ini terdeteksi jika voltase power supply sensor 3
– ON
[1A-238] Gagal di luar kisaran yang ditentukan.
DTC ini terdeteksi jika shut off valve berada pada
P1660 
Shut Off Valve pompa tekanan tinggi mengalami kegagalan – ON
[1A-240]
mekanik.

1A-167
DTC ini terdeteksi jika sirkuit sinyal output putaran
P1725 
Sirkuit Sinyal Output Putaran Mesin mesin koslet dengan sirkuit power supply atau koslet – –
[1A-241]
dengan sirkuit ground.
P1811  Komunukasi Tidak Valid Kontrol DTC ini terdeteksi jika sinyal kecepatan kendaraan
– ON
[1A-241] Torsi Mesin dengan ABS abnormal terdeteksi.
P2146  Sirkuit Voltase Supply Injektor DTC ini terdeteksi jika voltase kapasitor injektor
– –
[1A-242] Bahan bakar / Terbuka bahan bakar pada ECM di luar spesifikasi.
P2237  Sirkuit Kontrol Arus Positif Sensor DTC ini terdeteksi jika salah satu voltase sinyal
– –
[1A-242] A/F /Terbuka sensor A/F berada pada kondisi normal.
P2244  DTC ini terdeteksi jika voltase supply sensor A/F di
Kinerja Voltase Acuan Sensor A/F – –
[1A-243] luar kisaran yang ditentukan.
DTC ini terdeteksi jika sirkuit sensor deteksi air folter
P2264  Sirkuit Sensor Deteksi Air Filter
bahan bakar terbuka atau koslet dengan sirkuit power – ON
[1A-243] Bahan Bakar
supply.
P2297  Sensor A/F di Luar Kisaran Selama DTC ini terdeteksi jika nilai A/F pada pemutusan
– –
[1A-242] Deselerasi bahan bakar di luar kisaran yang ditentukan.
U2101  DTC ini terdeteksi jika data jenis kendaraan tidak
Error Program Modul Kontrol – ON
[1A-245] diregistrasi dalam ECM.
U2103  Communication Bus Modul Kontrol Error transmisi yang tidak konsisten antara monitor
– –
[1A-246] Off data transmisi
U2107 
Komunikasi dengan ECM hilang Kesalahan penerimaan data komunikasi untuk BCM – –
[1A-246]
U2108  Komunikasi Hilang dengan Modul
Kesalahan penerimaan data komunikasi untuk ABS – –
[1A-246] Kontrol ABS
U2116  Komunikasi Hilang dengan Kesalahan penerimaan data komunikasi untuk
– –
[1A-246] Combination Meter combination meter

Tabel Fail-Safe
Apabila salah satu dari DTC berikut terdeteksi, maka ECM akan masuk mode fail-safe jika malfungsi terus ada,
namun fail-safe akan dibatalkan jika ECM mendeteksi kondisi normal.

DTC No. Nama DTC Operasi Fail-safe


P0030  ECM menghentikan closed loop (umpan balik rasio
Sirkuit Kontrol Pemanas Sensor A/F
[1A-193] udara/bahan bakar) dan menjalankan open loop.
P0088  Tekanan Sistem Rail Bahan Bakar – ECM menghentikan engine running.
[1A-194] Terlalu Tinggi
P0090  Sirkuit Kontrol Regulator Tekanan ECM menghentikan engine running.
[1A-195] Bahan Bakar
Kebocoran Sistem Bahan Bakar ECM menghentikan engine running.
P0093 
Terdeteksi – Besar
[1A-196]
Bocor
• ECM menghentikan kontrol EGR.
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa nilai aliran
P0100  udara yang diukur sesuai nilai yang ditentukan. (hanya
Sirkuit Mass Air Flow
[1A-197] untuk error sirkuit)
• ECM menghentikan closed loop (umpan balik rasio
udara/bahan bakar) dan menjalankan open loop
P0106  Tekanan Boost / Kisaran Sirkuit • ECM menghentikan kontrol EGR.
[1A-198] Tekanan Barometer / Kinerja
P0107  Boost Pressure / Barometric Pressure • ECM menghentikan kontrol EGR.
[1A-198] Circuit Low Input

1A-168
P0108  Boost Pressure / Barometric Pressure • ECM menghentikan kontrol EGR.
[1A-198] Circuit High Input • ECM mengontrol bahwa kinerja kemudi sedikit dibatasi.
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa suhu
udara masuk adalah 40 (104 °F).
P0110  • ECM menghentikan kontrol kecepatan idle yang
Sirkuit Sensor Suhu Udara Masuk
[1A-199] berhubungan dengan A/C dan pemanas tambahan.
• ECM menghentikan kontrol umpan balik (closed loop) rasio
udara/bahan bakar.
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa ECT
adalah suhu bahan bakar pada saat cranking.
• ECM menghentikan kontrol A/C.
P0115 
Sirkuit Suhu Coolant Mesin • ECM mengoperasikan kipas pendingin radiator pada
[1A-200]
kecepatan tinggi.
• ECM menghentikan kontrol kecepatan idle yang
berhubungan dengan A/C dan pemanas tambahan.
P0130  ECM menghentikan closed loop (umpan balik rasio
Sirkuit Sensor A/F
[1A-201] udara/bahan bakar) dan menjalankan open loop.
P0135  ECM menghentikan closed loop (umpan balik rasio
Sirkuit Pemanas Sensor A/F
[1A-201] udara/bahan bakar) dan menjalankan open loop.
P0168  Tak ada recovery.
Suhu Bahan Bakar Terlalu Tinggi
[1A-202]
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa suhu
bahan bakar adalah 20 (68 ).
• ECM mengontrol pemanas bahan bakar sesuai nilai sensor
P0180 
Sirkuit Sensor Suhu Bahan Bakar ECT (hanya untuk error sirkuit).
[1A-203]
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa suhu
bahan bakar sesuai nilai sensor ECT pada saat cranking
(hanya untuk error sirkuit).
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa tekanan
P0190 
Sirkuit Sensor Rail Bahan Bakar rail sesuai dengan kisaran yang ditentukan.
[1A-204]
• ECM mengontrol bahwa kinerja kemudi sedikit dibatasi.
P0201  Untuk error sinyal:
Sirkuit Injektor / Putus - Silinder 1
[1A-205] • ECM menghentikan engine running.
Untuk error sirkuit:
P0202 
Sirkuit Injektor / Putus - Silinder 2 • ECM menghentikan kontrol injektor bahan bakar yang
[1A-205]
berlaku.
P0203 
Sirkuit Injektor / Putus - Silinder 3
[1A-205]
P0204 
Sirkuit Injektor / Putus - Silinder 4
[1A-205]
P0217  Tak ada recovery.
Pendingin Mesin Melebihi Kondisi Suhu
[1A-206]
P0219  Tak ada recovery.
Kondisi Mesin Overspeed
[1A-206]
P0230  Tak ada recovery.
Sirkuit Relay Fuel Pump
[1A-207]
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa tekanan
P0235  boost sesuai dengan tekanan barometer.
Sirkuit Sensor Tekanan Boost
[1A-208] • ECM menghentikan kontrol EGR.
• ECM mengontrol bahwa kinerja kemudi sedikit dibatasi.
P0335  Tak ada recovery.
Sirkuit Sensor Posisi Crankshaft
[1A-209]
P0340  ECM menghentikan engine running.
Sirkuit Sensor Posisi Camshaft
[1A-210]

1A-169
P0380  Kontrol Modul Kontrol Glow Plug Tak ada recovery.
[1A-212] Sirkuit
P0400  • ECM menghentikan kontrol EGR.
Arus Resirkulasi Gas Buang
[1A-214]
Kontrol Exhaust Gas Recirculation • ECM menghentikan kontrol EGR.
P0403 
(Resirkulasi Gas Buang)
[1A-214]
Sirkuit
P0500  • ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa kecepatan
Vehicle Speed Sensor
[1A-215] kendaraan sesuai dengan kisaran yang ditentukan.
P0520  Tak ada recovery.
Sirkuit Switch Tekanan Oli Mesin
[1A-216]
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa refrigerant
A/C sesuai nilai yang ditentukan.
P0530 
Sirkuit Sensor Tekanan Refrigerant A/C • ECM menghentikan kontrol A/C.
[1A-217]
• ECM mengoperasikan kipas pendingin radiator pada
kecepatan tinggi.
P0560  ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa voltase
Voltase Sistem
[1A-218] battery berada pada nilai recovery.
P0571  • ECM mengontrol putaran mesin nilai yang ditentukan.
Sirkuit Switch Lampu Rem
[1A-219]
P0602  Tak ada recovery.
Error Program Modul Kontrol
[1A-220]
P0603  Error Keep Alive Memory (KAN) Modul Tak ada recovery.
[1A-221] Kontrol Internal
P0604  Error Random Access Memory (KAN) Tak ada recovery.
[1A-222] Modul Kontrol Internal
P0605  Error Read Only Memory (ROM) Modul Tak ada recovery.
[1A-222] Kontrol Internal
P0650  Sirkuit Kontrol Lampu Indikator Tak ada recovery.
[1A-223] Malfungsi (MIL)
P0683  Tak ada recovery.
Sirkuit Kontrol Glow Plug
[1A-212]
P0685  Tak ada recovery.
Sirkuit kontrol Relay Daya ECM / Open
[1A-224]
P0704  • ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa pedal
Malfungsi Sirkuit Switch Kopling
[1A-225] kompling diinjak.
P1093  Kebocoran Sirkuit Bahan Bakar ECM mengontrol bahwa kinerja kemudi sedikit dibatasi.
[1A-226] Tekanan Rendah
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa sensor
P1105  Rentang Sensor Tekanan Barometer /
tekanan barometer sesuai dengan kisaran yang ditentukan.
[1A-227] Kinerja
• ECM mengontrol bahwa kinerja kemudi sedikit dibatasi.
P1120  Untuk error sirkuit:
Sirkuit Sensor 1 APP
[1A-227] • ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa nilai APP
adalah nilai sensor APP lain atau 0.
• ECM mengontrol bahwa kinerja kemudi sedikit dibatasi.
• ECM mengontrol putaran mesin nilai yang ditentukan.
Untuk error sinyal:
P1122  • ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa APP
Sirkuit Sensor 2 APP
[1A-228] berada pada nilai sensor APP minimum (utama) lain atau
sensor APP (sub).
• ECM mengontrol bahwa kinerja kemudi sedikit dibatasi.
• ECM mengontrol putaran mesin nilai yang ditentukan.

1A-170
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa tekanan
P1190 
Arus Regulator Tekanan Bahan Bakar rail sesuai dengan kisaran yang ditentukan.
[1A-228]
• ECM mengontrol bahwa kinerja kemudi sedikit dibatasi.
P1191  Rentang / Kinerja Regulator Tekanan • ECM mengontrol bahwa kinerja kemudi sedikit dibatasi.
[1A-229] Bahan Bakar
P1481  • ECM mengoperasikan kipas pendingin radiator pada
Malfungsi Sirkuit Fan output Radiator 1
[1A-230] kecepatan tinggi.
P1482  • ECM mengoperasikan kipas pendingin radiator pada
Malfungsi Sirkuit Fan output Radiator 2
[1A-231] kecepatan rendah.
P1483  • ECM mengoperasikan kipas pendingin radiator pada
Malfungsi Sirkuit Fan output Radiator 3
[1A-231] kecepatan rendah.
P1530  ECM mengoperasikan kipas pendingin radiator pada kecepatan
Pemeriksaan Relay Kompresor A/C
[1A-232] tinggi.
P1571  • ECM mengontrol putaran mesin nilai yang ditentukan.
Sirkuit Switch Rem
[1A-233]
P1600  • ECM membatasi putaran mesin
Malfungsi Konverter A/D
[1A-234]
P1620  • ECM membatasi putaran mesin
Sirkuit 1 Power Supply Sensor Gagal
[1A-234]
P1625  • Tak ada recovery.
Malfungsi Sirkuit Relay Daya ECM
[1A-224]
P1635  • ECM membatasi putaran mesin
Sirkuit 2 Power Supply Sensor Gagal
[1A-236]
• ECM mengontrol actuator dengan asumsi bahwa voltase
P1639 
Sirkuit 3 Power Supply Sensor Gagal supply sensor sesuai dengan kisaran yang ditentukan.
[1A-238]
• ECM membatasi putaran mesin
P1660  • Tak ada recovery.
Shut Off Valve
[1A-240]
P1725  • Tak ada recovery.
Sirkuit Sinyal Output Putaran Mesin
[1A-241]
P1811  Komunukasi Tidak Valid Kontrol Torsi ECM menghapus sinyal permintaan torsi dari modul kontrol
[1A-241] Mesin dengan ABS ABS.
P2146  Sirkuit Voltase Supply Injektor Bahan ECM menghentikan diagnosis elektrik.
[1A-242] bakar / Terbuka
P2237  Sirkuit Kontrol Arus Positif Sensor A/F ECM menghentikan closed loop (umpan balik rasio
[1A-242] /Terbuka udara/bahan bakar) dan menjalankan open loop.
P2244  ECM menghentikan closed loop (umpan balik rasio
Kinerja Voltase Acuan Sensor A/F
[1A-243] udara/bahan bakar) dan menjalankan open loop.
P2297  Sensor A/F di Luar Kisaran Selama ECM menghentikan closed loop (umpan balik rasio
[1A-242] Deselerasi udara/bahan bakar) dan menjalankan open loop.

Data Scan Tool


ECM
Karena nilai data adalah nilai standar yang diestimasikan berdasarkan nilai yang diperoleh dari operasi normal
kendaraan dengan scan tool, maka gunakan data ini sebagai nilai acuan. Sekalipun kendaraan dalam kondisi baik,
mungkin ada kasus di mana nilai yang diperiksa tidak berada dalam setiap kisaran data yang ditentukan. Oleh
karena itu, kondisi itu perlu dianggap sebagai kondisi abnormal, dan pemeriksaan harus dilakukan pada data ini saja.
Selain itu, kondisi yang dapat diperiksa oleh scan tool adalah kondisi yang terdeteksi oleh ECM dan dioutput dari

1A-171
ECM sebagai perintah, dan mungkin ada kasus di mana mesin atau actuator tidak beroperasi (pada kondisi itu)
seperti yang ditunjukkan scan tool.

PERHATIAN:

Jika ECM mendeteksi DTC dan masuk model fail-safe, maka data scan tool diganti dari nilai operasi
normalnya. Dan, ini dapat menyebabkan misdiagnosis.
Oleh karena itu, pastikan untuk memeriksa DTC dan memperbaiki malfungsi jika DTC terdeteksi sebelum
memeriksa data scan tool.

CATATAN:
• Saat memeriksa data dengan mesin pada kondisi idle atau melaju, pastikan untuk mengganti gir M/T ke
posisi netral dan tarik penuh rem parkir.

Data scan tool Kondisi kendaraan Kondisi normal / nilai acuan Item acuan
Tanpa regenerasi
Putaran idle tanpa Sekitar 800 rpm
Putaran Mesin terbuang
beban setelah —
 Dengan regenerasi
dipanaskan Sekitar 900 hingga 950 rpm
terbuang
Putaran idle dengan
kipas pendingin
radiator berhenti dan Tanpa regenerasi
800 rpm
semua part elektrik terbuang
Idle yang mati setelah
dipanaskan —
Diinginkan 
Putaran idle dengan
semua part elektrik Dengan regenerasi
900 hingga 950 rpm
mati setelah terbuang
dipanaskan
Tabel C-7:
Kecepatan
Saat kendaraan berhenti 0 km/jam (0 mph) Pemeriksaan Sinyal
Kendaraan 
Kecepatan [1A-269]
Coolant Temp Pada kecepatan idle yang ditentukan
80 – 110 °C, 176 – 230 °F —
 setelah dipanaskan
–5 °C (23 °F) + suhu lingkungan Tabel C-5:
Suhu Udara Pada kecepatan idle yang ditentukan
hingga 40 °C (104 °F) + suhu Pemeriksaan
Masuk  setelah dipanaskan
lingkungan Sensor IAT [1A-267]
Pada kecepatan idle yang ditentukan
5,5 g/detik atau lebih
setelah dipanaskan dan EGR OFF
MAF  —
Pada kecepatan idle yang ditentukan
3,0 g/detik atau lebih
setelah dipanaskan dan EGR ON
Sensor Pada kecepatan idle yang ditentukan
Tekanan barometer ditampilkan.
tekanan boost setelah dipanaskan —
 Tambah putaran mesin hingga 3.500 rpm. 120 kPa atau lebih
Kunci kontak ON dan pedal gas dilepas 0.60 – 1,10 V Tabel C-6:
Sensor APP 1 Pemeriksaan Pedal
Volt  Kunci kontak ON dan pedal gas diinjak
3.60 – 4,30 V Gas [1A-268]
penuh

1A-172
Kunci kontak ON dan pedal gas dilepas 0.20 – 0,55 V
Sensor APP 2
Volt  Kunci kontak ON dan pedal gas diinjak
1.80 – 2,15 V
penuh
Kunci kontak ON dan pedal gas dilepas 0 – 5%
Posisi Pedal
gas  Kunci kontak ON dan pedal gas diinjak
95 – 100%
penuh
- A/C ON (A/C
beroperasi)
- Suhu ruang: 30 °C 1,600 – 2.040 kPa
(86 °F)
- Kelembaban: 50%
Pemeriksaan
Tekanan A/C - A/C OFF (A/C tidak
Mesin hidup Kinerja Sistem A/C
 beroperasi) [7B-15]
- Setelah lebih dari
10 menit dari A/C 600 – 1.000 kPa
OFF
- Suhu ruang: 30 °C
(86 °F)
Tabel A-3:
Suhu bahan –25 sampai 95 °C (–13 sampai Pemeriksaan
Kunci kontak ON
bakar  194 °F) Sensor Suhu Bahan
Bakar [1A-251]
Pada kecepatan idle yang ditentukan 25.00 – 45,00 Mpa
Tekanan Fuel —
setelah dipanaskan (250 – 450 Bar)
Rail 
Tambah putaran mesin hingga 3.500 rpm. 60,00 Mpa (600 Bar) atau lebih —
Rail Press Pada kecepatan idle yang ditentukan 25.00 – 45,00 Mpa

yang setelah dipanaskan (250 – 450 Bar)
Diharapkan  Tambah putaran mesin hingga 3.500 rpm. 60,00 Mpa (600 Bar) atau lebih —
Pada kecepatan idle yang ditentukan
Regulator Rail setelah dipanaskan 15 – 20% —
Press 
Tambah putaran mesin hingga 3.500 rpm. 25 – 35% —
Pada kecepatan idle yang ditentukan
Posisi Throttle setelah dipanaskan ON

Tertutup 
Tambah putaran mesin hingga 3.500 rpm. OFF
Pada kecepatan idle
yang ditentukan ON —
Tanpa regenerasi setelah dipanaskan
EGR Valve  terbuang Tambah putaran
mesin hingga 4.000 OFF —
rpm.
Dengan regenerasi terbuang OFF
Pada kecepatan idle
yang ditentukan 20 – 70%
Tanpa regenerasi setelah dipanaskan
Duty cycle —
terbuang Tambah putaran
EGR Sol 
mesin hingga 4.000 20% atau kurang
rpm.
Dengan regenerasi terbuang Sekitar 2 %

1A-173
Tabel B-4:
Tekanan Pemeriksaan
Kunci kontak ON Tekanan barometer ditampilkan.
Barometer  Tekanan Barometer
[1A-262]
Voltase Battery Memeriksa Battery
Kunci kontak ON / mesin mati 10 – 14 V
 [1J-26]
Kunci kontak ON tanpa cranking ON Pemeriksaan
Lampu SVS  Lampu Service
Mesin hidup tanpa kondisi rusak OFF Vehicle Soon (SVS)
[1A-157]
Dalam berapa detik setelah kunci kontak
ON
Lampu glow ON

indicator  Pada kecepatan idle yang ditentukan
OFF
setelah dipanaskan
Dalam berapa detik setelah kunci kontak Tabel C-8:
ON
ON Pemeriksaan
Glow plug 
Pada kecepatan idle yang ditentukan Operasi Glow Plug
OFF [1A-270]
setelah dipanaskan
Kunci kontak ON ON Tabel C-2:
Relay utama  Pemeriksaan
Kunci kontak OFF OFF Operasi Relay
Utama [1A-265]
Kunci kontak ON tanpa cranking ON Pemeriksaan
MIL  Lampu Indikator
Mesin hidup tanpa kondisi rusak OFF Malfungsi (MIL) [1A-
157]
Mesin hidup setelah pemanasan, A/C
OFF
Relay Komp tidak beroperasi

A/C  Mesin hidup setelah pemanasan, A/C
ON
beroperasi
Mesin hidup setelah pemanasan, A/C
OFF
tidak beroperasi
Switch A/C  —
Mesin hidup setelah pemanasan, A/C
ON
beroperasi
Dengan regenerasi terbuang LOW —
Saat ECT
meningkat: ECT <
Tanpa regenerasi
98 OFF —
terbuang
Kipas Saat ECT turun:
pendingin ECT < 95
radiator  Saat ECT meningkat: 98 °C < ECT <
103 °C LOW —
Saat ECT turun: 95 °C < ECT < 98 °C
Saat ECT meningkat: ECT > 103
HIGH —
Saat ECT turun: ECT > 98
Dalam 20 detik setelah kunci kontak ON
AKTIF
Fuel Pump  atau mesin hidup —
Kecuali kondisi yang disebutkan di atas TIDAK AKTIF
Kunci kontak ON dan pedal rem dilepas OFF
Switch lampu
Kunci kontak ON dan pedal rem diinjak —
rem  ON
penuh

1A-174
Kunci kontak ON dan pedal rem dilepas ON
Switch Rem  Kunci kontak ON dan pedal rem diinjak —
OFF
penuh
Kunci kontak Kunci kontak ON ON

 Kunci kontak OFF OFF
Kunci kontak ON dan pedal kopling
OFF
dilepas
Switch CPP  —
Kunci kontak ON dan pedal kopling diinjak
ON
penuh
Saat ECT meningkat: ECT < 116
(116,11 ) OFF
Saat ECT turun: ECT < 113 (112,78 )
Saat ECT meningkat: ECT < 116 °C
Indikator suhu (241 °F) < ECT < 120 °C (248 °F)
FLASH —
air tinggi  Saat ECT turun: ECT < 113 °C (235 °F) <
ECT < 116 °C (241 °F)
Saat ECT meningkat: ECT < 120
(120,00 ) ON
Saat ECT turun: ECT < 116 (116,11 )

Definisi Data Scan Tool

Putaran Mesin (rpm)


Parameter ini menunjukkan putaran mesin per menit.

Idle yang Diinginkan (Putaran idle yang diinginkan) (rpm)


Kecepatan Idle yang diinginkan adalah parameter internal ECM yang mengindikasikan idle yang diminta ECM. Jika
mesin tidak hidup maka angka ini tidak valid.

Kecepatan Kendaraan (km/jam, mph)


Parameter ini mengindikasikan kecepatan kendaraan.

Suhu Coolant (Suhu coolant mesin) (°C, °F):


Parameter ini mengindikasikan suhu coolant mesin yang diukur dengan sensor ECT

Suhu Udara Masuk (Suhu Udara Masuk) (°C, °F):


Parameter ini menunjukkan suhu udara masuk yang diukur dengan sensor IAT.

MAF (Mass air flow rate) (g/detik):


Parameter ini menunjukkan laju aliran udara massal yang diukur dengan sensor MAF.

Tekanan boost (kPa):


Parameter ini menunjukkan tekanan boost yang diukur dengan sensor tekanan boost.

Volt Sensor1 APP (Voltase Output Sensor APP (Utama), (V):


Bacaan sensor Accelerator Pedal Position APP (Utama) memberi informasi bukaan pedal akselerator dalam bentuk
voltase.

Volt Sensor 2 APP (Voltase Output Sensor APP (Sub), (V):


Bacaan sensor Accelerator Pedal Position APP (Sub) memberi informasi bukaan pedal akselerator dalam bentuk
voltase.

1A-175
Accel Position (Posisi Pedal Akselerator Absolut) (%):
Ketika pedal gas dilepaskan penuh, posisi pedal gas diindikasikan sebagai 0 – 3% dan 90 – 100% ketika pedal pada
posisi diinjak penuh.

Tekanan A/C (Tekanan pendingin A/C) (kPa):


Parameter ini mengindikasikan tekanan absolut refrigerant A/C yang dihitung oleh ECM.

Suhu bahan bakar (°C, °F):


Parameter ini mengindikasikan suhu bahan bakar yang diukur dengan sensor suhu bahan bakar.

Tekanan Fuel Rail (Tekanan bahan bakar di dalam rail) (MPa, bar):
Parameter ini menunjukkan tekanan bahan bakar pada common rail yang diukur dengan sensor tekanan.

Fuel Rail yang Diinginkan (Tekanan bahan bakar di dalam rail (target)) (MPa, bar):
Rail Press yang Diinginkan adalah Parameter internal ECM.
Parameter ini mengindikasikan tekanan bahan bakar pada common rail yang ditargetkan dengan ECM.

Regulator Rail Press (Bukaan regulator valve tekanan bahan bakar) (%):
Parameter ini menunjukkan tingkat bukaan regulator tekanan bahan bakar.

Pos Throttle Tertutup (Posisi Throttle Tertutup) (ON / OFF)


Parameter ini menunjukkan status operasi pedal gas.
ON: Pedal gas diinjak.
OFF: Pedal gas dilepas.

EGR Valve (ON/OFF):


Parameter ini menunjukkan status operasi EGR valve.

EGR sol duty cycle (EGR solenoid valve duty cycle) (%):
Parameter ini menunjukkan time rate dari valve ON (valve terbuka) pada set cycle EGR valve tertentu yang
mengontrol jumlah EGR.

Barometric Pres (Tekanan Barometer) (kPa):


Parameter ini menunjukkan pengukuran tekanan udara barometer dan digunakan untuk altitude koreksi kuantitas
injeksi bahan bakar.

Voltase Battery (V):


Parameter ini menunjukkan voltase positif battery yang diinput dari relay utama ke ECM.

Lampu SVS (ON/OFF):


Parameter ini menunjukkan status operasi lampu SVS.

Lampu Indikator Glow (ON/OFF):


Parameter ini menunjukkan status operasi lampu indikator glow.

Glow Pluh (ON/OFF):


Parameter ini mengindikasikan sinyal operasi glow plug dari ECM ke modul kontrol glow.

Relay utama (ON/OFF):


Parameter ini menunjukkan status operasi relay utama.

MIL (ON/OFF):
Parameter ini menunjukkan status operasi MIL.
1A-176
Relay Komp A/C (relay Kompresor A/C, ON / OFF)
Parameter ini menunjukkan status operasi relay kompresor A/C.

Switch A/C (ON / OFF)


ON: Perintah untuk operasi A/C dioutput dari ECM ke unit kontrol HVAC.
OFF: Perintah untuk operasi A/C tidak dioutput.

Kipas pendingin radiator (OFF/LOW/HIGH):


LOW: Perintah ON dioutput ke relay kipas pendingin radiator No.1.
HIGH: Perintah ON dioutput ke relay kipas pendingin radiator No.1, No.2 dan No.3.
OFF: Tidak ada perintah dioutput.

Fuel Pump (ON/OFF):


ON tampil ketika ECM mengaktivasi fuel pump melalui relay fuel pump.

Switch lampu rem (ON / OFF)


Parameter ini menunjukkan status operasi switch lampu rem.

Switch Rem (ON/OFF):


Parameter ini menunjukkan status operasi switch rem.

Kunci Kontak (ON/OFF):


Parameter ini menunjukkan status operasi kunci kontak.

Switch CPP (Switch Posisi Pedal Kopling) (ON/OFF):


Parameter ini menunjukkan status operasi switch CPP.

Indikator suhu udara tinggi (lampu peringatan suhu coolant mesin tinggi) (ON/FLASH/OFF):
Paramater ini mengindikasikan status operasi lampu peringatan suhu coolant mesin tinggi.

Pemeriksaan Visual
Periksa part dan sistem berikut secara visual.

Item pemeriksaan Bagian rujukan


• Oli mesin - ketinggian, kebocoran Oli Mesin dan Penggantian Filter [1E-22]
• Coolant mesin - ketinggian, kebocoran Pemeriksaan Level Coolant [1F-25]
• Bahan bakar - ketinggian, kebocoran Memeriksa Saluran dan Sambungan Bahan Bakar
[1G-49]
• Filter udara - kotoran, penyumbatan Menyetel Switch Lampu Rem [4A-13]
• Battery - ketinggian fluida, korosi terminal Deskripsi Battery [1J-24]
• Belt water pump - kerusakan tegangan Pemeriksaan Drive Belt Aksesori pada Kendaraan
[1F-32]
• Selang vakum sistem udara masuk - diskoneksi,

kelonggaran, penurunan fungsi, bertekuk
• Konektor harness kabel elektrik - diskoneksi, gesekan —
• Sekring - terbakar —
• Parts-pemasangan, baut-kelonggaran —
• Parts-kerusakan —
• Part lainnya yang dapat diperiksa secara visual —
Periksa juga item-item berikut saat mesin distarter, jika mungkin

1A-177
• MIL-Operasi Pemeriksaan Lampu Indikator Malfungsi (MIL) [1A-
157]
• Lampu SVS-Operasi Pemeriksaan Lampu Service Vehicle Soon (SVS)
[1A-157]
• Lampu pengisian-Operasi Diagnosis Gejala Generator [1J-27]
• Lampu tekanan oli - Operasi Memeriksa Oil Pressure Switch Pada Kendaraan [1E-
24]
• Lampu peringatan suhu mesin tinggi - Operasi —
• Meter ketinggian bahan bakar - Operasi Pemeriksaan Sensor Ketinggian Bahan Bakar [1G-
58]
• Tachometer - Operasi —
• Udara abnormal terhisap dari sistem udara masuk —
• Sistem pembuangan - Kebocoran gas buang, suara

berisik
• Part lainnya yang dapat diperiksa secara visual —

Pemeriksaan Dasar Mesin


Pemeriksaan ini sangat penting untuk perbaikan ketika ECM mendeteksi tidak ada DTC dan abnormalitas yang
ditemukan di Pemeriksaan Visual [1A-177].
Ikuti alur ini dengan cermat.
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Periksa voltase battery Lanjutkan ke Langkah 3. Isi atau ganti battery.


Voltase 11 V atau lebih?
YA TIDAK

3 Apakah mesin di-crank?


Lanjutkan ke Langkah 4. Lihat Diagnosis Gejala
Sistem Cranking [1I-19] .
YA TIDAK

4 Mesin hidup?
Lihat Diagnosis Gejala Lanjutkan ke Langkah 5.
Mesin [1A-178] .
YA TIDAK

5 Periksa sistem immobilizer Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti.


Lihat Pemeriksaan Sistem Kontrol Immobilizer
[10C-23] .
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke “Mesin Sulit Perbaiki atau ganti.
tinggi Dihidupkan (Crank Mesin
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar OK)” pada Diagnosis
tinggi.  [1A-257] Gejala Mesin [1A-178] .
Dalam keadaan baik?

Diagnosis Gejala Mesin


Jalankan perbaikan dengan merujuk berikut ini apabila ECM mendeteksi tidak ada DTC dan abnormalitas yang
ditemukan di Pemeriksaan Visual [1A-177] dan Pemeriksaan Dasar Mesin [1A-178] .

1A-178
Kondisi Item Referensi / Perbaikan
Sulit dihidupkan (Crank Mesin OK) Lihat Sulit Dihidupkan (Crank Mesin OK) .
Mesin tidak menyala dengan lancar Lihat Mesin Tidak Menyala Dengan Lancar .
Mesin tidak menghasilkan kinerja terbaik Lihat Mesin Tidak Menghasilkan Kinerja Terbaik .
Mesin menyendat-Respons kurang sementara saat pedal Lihat Mesin Menyendat – Respons Kurang Sementara
gas diinjak. Waktu Saat Pedal Gas Diinjak. .
Idle mesin yang tidak benar atau mesin berhenti saat idle Lihat Idle Mesin yang Tidak Benar atau Mesin Berhenti
Saat Idle .
mesin mati saat dikemudikan Lihat Mesin Mati Saat Dikemudikan .
Mesin berbunyi Lihat Mesin berbunyi .
Asap buang berwarna putih Lihat Asap Buang Berwarna Putih .
Asap buang berwarna hitam Lihat Asap Buang Berwarna Hitam .
Asap buang berlebihan Lihat Asap Buang Berlebihan .
Ketinggian oli mesin berlebih Lihat Ketinggian Oli Mesin Berlebih .
Jarak tempuh bahan bakar buruk Lihat Jarak Tempuh Bahan Bakar Buruk .
Konsumsi oli mesin berlebihan Lihat Konsumsi Oli Mesin Berlebih .

Sulit Dihidupkan (Crank Mesin OK)


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
• Pastikan bahwa sekring utama dan
sirkuit tidak putus.
• Kelistrikan pada mesin sudah
dikencangkan dengan benar ke
ground.
• Battery dikencangkan dengan benar
ke ground.
• Terminal battery positif dan semua
timbal yang terhubung dengannya
sudah dikencangkan dengan benar.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter lingkungan Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Posisi accel
• Sensor APP 1 Volt
• Sensor APP 2 Volt
• Tekanan Barometer
• Suhu Bahan Bakar
Ban dalam kondisi baik?

1A-179
YA TIDAK

3 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar tinggi.
 [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sistem pelumasan Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sistem pelumasan
bekerja dengan semestinya.  [1E-21]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan kompresi silinder Lanjutkan ke Langkah 8. Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. mencukupi. Lanjutkan ke
 [1D-92] Langkah 6.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan timing Lanjutkan ke Langkah 9. Valve timing tidak benar.


1) Pastikan bahwa valve timing sudah benar. Atur valve timing dengan
 [1D-93] merujuk “Pemasangan”
Dalam keadaan baik? pada Melepas dan
Memasang Timing Chain
Cover dan Timing Chain
[1D-122] .
YA TIDAK

9 Pemeriksaan ruang pembakaran Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau ganti.


1) Periksa ruang pembakaran untuk 10.
mengetahui adanya endapan berlebihan.
• Valve:  [1D-153]
• Cylinder head:  [1D-155]
• Piston:  [1D-163]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan valve spring dan lash Selesai. Perbaiki atau ganti.


adjuster
1) Periksa valve spring dan valve adjuster
hidrolik.  [1D-156]
Dalam keadaan baik?

Mesin Tidak Menyala Dengan Lancar

1A-180
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
• Pastikan bahwa sekring utama dan
sirkuit tidak putus.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter lingkungan Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Posisi accel
• Sensor APP 1 Volt
• Sensor APP 2 Volt
• Tekanan Barometer
• Suhu bahan bakar
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
tinggi.  [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sinyal kecepataan kendaraan Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sinyal kecepatan
kendaraan sudah benar.  [1A-269]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Peringatan sistem A/C Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sistem A/C bekerja
dengan benar.  [7B-15]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau ganti.
sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan valve EGR Lanjutkan ke Langkah 9. Perbaiki ganti.


1) Periksa valve EGR.  [1A-262]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

9 Pemeriksaan sistem turbocharger Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sistem turbocharger bekerja 10.
dengan semestinya.  [1A-261]
Dalam keadaan baik?

1A-181
YA TIDAK

10 Pemeriksaan timing Lanjutkan ke Langkah Valve timing tidak benar.


1) Pastikan bahwa valve timing sudah benar. 12. Atur valve timing dengan
 [1D-93] merujuk “Pemasangan”
Dalam keadaan baik? pada Melepas dan
Memasang Timing Chain
Cover dan Timing Chain
[1D-122] .
YA TIDAK

11 Pemeriksaan kompresi silinder Lanjutkan ke Langkah Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. 13. mencukupi. Perbaiki atau
 [1D-92] ganti.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

12 Pemeriksaan sistem pelumasan Selesai. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sistem pelumasan
bekerja dengan semestinya.  [1E-21]
Dalam keadaan baik?

Mesin Tidak Menghasilkan Kinerja Terbaik


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
• Pastikan bahwa sekring utama dan
sirkuit tidak putus.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter ruang Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Posisi accel
• Sensor APP 1 Volt
• Sensor APP 2 Volt
• Tekanan Barometer
• Suhu Udara Masuk
• Suhu bahan bakar
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
tinggi.  [1A-257]
Dalam keadaan baik?

1A-182
YA TIDAK

5 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti.
sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan valve EGR Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa valve EGR.  [1A-262]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan switch lampu rem Lanjutkan ke Langkah 9. Pedal rem tidak kembali.
1) Pastikan bahwa switch lampu rem bekerja Buang penyebab lengket.
dengan semestinya. Menyetel Switch Switch macet atau sirkuit
Lampu Rem [4A-13] mengalami koslet.
Dalam keadaan baik? Perbaiki sirkuit atau ganti
switch lampur rem.
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sistem turbocharger Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sistem turbocharger bekerja 10.
dengan semestinya.  [1A-261]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

9 Pemeriksaan timing Lanjutkan ke Langkah 11. Valve timing tidak benar.


1) Pastikan bahwa valve timing sudah benar Atur valve timing dengan
dengan merujuk “Pemasangan” pada merujuk “Pemasangan”
Melepas dan Memasang Timing Chain pada Melepas dan
Cover dan Timing Chain [1D-122] . Memasang Timing Chain
Dalam keadaan baik? Cover dan Timing Chain
[1D-122] .
YA TIDAK

10 Pemeriksaan kompresi silinder Lanjutkan ke Langkah Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. 12. mencukupi. Perbaiki atau
 [1D-92] ganti.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

11 Pemeriksaan sistem rem Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sistem rem yang berderit.  [4A- 13.
3]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

12 Pemeriksaan sistem kopling Selesai. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sistem kopling untuk mengetahui
masalah slip.  [5C-19]
Dalam keadaan baik?

Mesin Menyendat – Respons Kurang Sementara Waktu Saat Pedal Gas Diinjak.
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
sirkuit vakum bekerja dengan benar.
 [1A-259]
• Pastikan bahwa sekring utama dan
sirkuit tidak putus.
Ban dalam kondisi baik?

1A-183
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter ruang Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Posisi accel
• Sensor APP 1 Volt
• Sensor APP 2 Volt
• Tekanan Barometer
• Suhu Udara Masuk
• Suhu bahan bakar
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit Tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar tinggi.
 [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti.
sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan kompresi silinder Selesai. Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. mencukupi. Perbaiki atau
 [1D-4] ganti.
Dalam keadaan baik?

Idle Mesin yang Tidak Benar atau Mesin Berhenti Saat Idle
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
• Periksa apakah sekring utama dan
sirkuit putus.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Uji konfigurasi Lanjutkan ke Langkah 3. Lakukan registrasi data


1) Jika gejala terjadi setelah mengganti dengan mengganti
komponen berikut, maka perlu komponen pada ECM
meregistrasi data ke dalam ECM.  [1C- sebagaimana dijelaskan
28] pada Keterangan tentang
• Sensor tekanan bahan bakar Registrasi ECM [1C-28] .
• Fuel injector
Ban dalam kondisi baik?

1A-184
YA TIDAK

3 Pemeriksaan parameter lingkungan Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Posisi accel
• Sensor APP 1 Volt
• Sensor APP 2 Volt
• Tekanan Barometer
• Suhu Udara Masuk
• Tekanan A/C
• Suhu bahan bakar
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar tinggi.
 [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti.
sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan valve EGR Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa valve EGR.  [1A-262]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan kopling magnet kompresor Lanjutkan ke Langkah 9. Perbaiki atau ganti.


A/C
1) Periksa operasi kopling magnet untuk
mengetahui adanya kemaetan dan suara
gemeretak.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

9 Pemeriksaan kompresi silinder Lanjutkan ke Langkah Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. 10. mencukupi. Perbaiki atau
 [1D-92] ganti.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan sistem pelumasan Selesai. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sistem pelumasan
bekerja dengan semestinya.  [1E-21]
Dalam keadaan baik?

Mesin Mati Saat Dikemudikan

1A-185
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
• Pastikan bahwa sekring utama dan
sirkuit tidak putus.
• Kelistrikan pada mesin sudah
dikencangkan dengan benar ke
ground.
• Battery dikencangkan dengan benar
ke ground.
• Terminal battery positif dan semua
timbal yang terhubung dengannya
sudah dikencangkan dengan benar.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter ruang Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki.


sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Selesai. Perbaiki atau ganti.


tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar tinggi.
 [1A-257]
Dalam keadaan baik?

Mesin berbunyi
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
Ban dalam kondisi baik?

1A-186
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter ruang Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Tekanan Barometer
• Suhu Udara Masuk
• Suhu bahan bakar
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar tinggi.
 [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 6. Ganti.


sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan ruang pembakaran Selesai. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa ruang pembakaran untuk
mengetahui adanya endapan berlebihan.
• Valve:  [1D-153]
• Cylinder head:  [1D-155]
• Piston:  [1D-163]
Dalam keadaan baik?

Asap Buang Berwarna Putih


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar.
 [1A-259]
• Pastikan bahwa sekring utama dan
sirkuit tidak putus.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter ruang Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Tekanan Barometer
• Suhu bahan bakar
• Suhu Udara Masuk
Ban dalam kondisi baik?

1A-187
YA TIDAK

3 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan kompresi silinder Lanjutkan ke Langkah 5. Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. mencukupi. Perbaiki atau
 [1D-92] ganti.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Periksa gasket cylinder head dan seal oli Lanjutkan ke Langkah 6. Head silinder tidak
valve dikencangkan dengan
1) Periksa hal berikut. benar:
• Pastikan bahwa head silinder Lanjutkan dengan
dikencangkan secara benar melepas-memasang
• Periksa seal gasket head silinder head silinder dan
• Periksa seal oli valve mengencangkan dengan
benar.  [1D-145]
Ban dalam kondisi baik?
Gasket head silinder
rusak:
Gasket head silinder
meledak  [1D-145]
Seal oli valve hilang:
Ganti seal oli valve. 
[1D-151]
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit gas intake blow-by Lanjutkan ke Langkah 7. Kerusakan pada selang
1) Periksa kondisi sirkuit gas intake blow-by, antara oil separator
secara khusus pastikan bahwa tidak ada dengan intake manifold:
penyumbatan di dalam separator atau • Kembalikan sirkuit ke
selang. urutan kerja
Dalam keadaan baik? • ganti pipa, jika
diperlukan
Kerusakan di dalam oil
separator:
• Kembalikan sirkuit ke
urutan kerja
• Jika perlu, ganti head
cover silinder
YA TIDAK

7 Pemeriksaan seal turbocharger Selesai. Seal gasket tidak


1) Pastikan bahwa tidak ada kebocoran mencukupi:
mesin dari tuas impeller. Ganti turbocharger. 
Dalam keadaan baik? [1D-106]

Asap Buang Berwarna Hitam


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
sirkuit vakum bekerja dengan benar.
 [1A-259]
• Pastikan bahwa sekring utama dan
sirkuit tidak putus.
Ban dalam kondisi baik?

1A-188
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter ruang Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Tekanan Barometer
• Suhu bahan bakar
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar tinggi.
 [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan valve EGR Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa valve EGR.  [1A-262]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti.
sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau Ganti.


1) Periksa operasi sensor A/F.  [1A-263]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sistem turbocharger Selesai. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sistem turbocharger bekerja
dengan semestinya.  [1A-261]
Dalam keadaan baik?

Asap Buang Berlebihan


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
• Pastikan bahwa sekring utama dan
sirkuit tidak putus.
Ban dalam kondisi baik?

1A-189
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter ruang Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter bermasalah.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Tekanan Barometer
• Suhu Coolant
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar tinggi.
 [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan modul kontrol glow plug dan Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti.
sirkuitnya
1) Pastikan bahwa glow plug bekerja dengan
semestinya.  [1A-270]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan kompresi silinder Lanjutkan ke Langkah 7. Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. mencukupi. Perbaiki atau
 [1D-92] ganti.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau Ganti.


1) Periksa operasi sensor A/F. Tabel B-6:
Pemeriksaan Sensor A/F [1A-263] .
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sistem turbocharger Selesai. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sistem turbocharger bekerja
dengan semestinya.  [1A-261]
Dalam keadaan baik?

Ketinggian Oli Mesin Berlebih


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa kondisi sirkuit bahan bakar
dan pastikan bahwa sirkuit bahan
bakar bekerja dengan benar.  [1A-
246]
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan kompresi silinder Lanjutkan ke Langkah 3. Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. mencukupi. Perbaiki atau
 [1D-92] ganti.
Dalam keadaan baik?

1A-190
YA TIDAK

3 Pemeriksaan timing Lanjutkan ke Langkah 4. Valve timing tidak benar.


1) Pastikan bahwa valve timing sudah benar. Atur valve timing dengan
 [1D-93] merujuk “Pemasangan”
Dalam keadaan baik? pada Melepas dan
Memasang Timing Chain
Cover dan Timing Chain
[1D-122] .
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Selesai. Perbaiki atau ganti.


tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
tinggi.  [1A-257]
Dalam keadaan baik?

Jarak Tempuh Bahan Bakar Buruk


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
• Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
• Periksa tekanan ban.  [2D-2]
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter lingkungan Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem dengan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC parameter kerusakan.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa nilai parameter berikut.  [1A-
171]
• Voltase Battery
• Posisi accel
• Sensor APP 1 Volt
• Sensor APP 2 Volt
• Tekanan Barometer
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
tinggi.  [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan kompresi silinder Lanjutkan ke Langkah 6. Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. mencukupi. Perbaiki atau
 [1D-92] ganti.
Dalam keadaan baik?

1A-191
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sistem turbocharger Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sistem turbocharger bekerja
dengan semestinya.  [1A-261]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan timing Lanjutkan ke Langkah 8. Valve timing tidak benar.


1) Pastikan bahwa valve timing sudah benar. Atur valve timing dengan
 [1D-93] merujuk “Pemasangan”
Dalam keadaan baik? pada Melepas dan
Memasang Timing Chain
Cover dan Timing Chain
[1D-122] .
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 9. Perbaiki atau Ganti.


1) Periksa operasi sensor A/F.  [1A-263]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

9 Pemeriksaan kopling magnet kompresor Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau ganti.


A/C 10.
1) Periksa operasi kopling magnet untuk
mengetahui adanya kemaetan dan suara
gemeretak.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan sistem rem Lanjutkan ke Langkah 11. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sistem rem yang berderit.  [4A-
3]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

11 Pemeriksaan sistem kopling Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sistem kopling untuk mengetahui 12.
masalah slip.  [5C-19]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

12 Pemeriksaan ruang pembakaran Selesai. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa ruang pembakaran untuk
mengetahui adanya endapan berlebihan.
• Valve:  [1D-153]
• Cylinder head:  [1D-155]
• Piston:  [1D-163]
Ban dalam kondisi baik?

Konsumsi Oli Mesin Berlebih


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Isi lagi atau ganti.


1) Periksa hal berikut.
• Pastikan bahwa ketinggian oli mesin
benar.  [1E-22]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan kompresi silinder Lanjutkan ke Langkah 3. Kompresi silinder tidak


1) Lakukan pemeriksaan kompresi silinder. mencukupi. Perbaiki atau
 [1D-92] ganti.
Dalam keadaan baik?

1A-192
YA TIDAK

3 Periksa gasket cylinder head dan seal oli Lanjutkan ke Langkah 4. Head silinder tidak
valve dikencangkan dengan
1) Periksa hal berikut. benar:
• Pastikan bahwa head silinder Lanjutkan dengan
dikencangkan secara benar melepas-memasang
• Periksa seal gasket head silinder head silinder dan
• Periksa seal dari stem seal mengencangkan dengan
benar.  [1D-145]
Ban dalam kondisi baik?
Gasket head silinder
rusak.
Gasket head silinder
meledak  [1D-145]
Seal oli valve hilang.
Ganti seal stem.  [1D-
151]
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit gas intake blow-by Lanjutkan ke Langkah 5. Kerusakan pada selang
1) Periksa kondisi sirkuit gas intake blow-by, antara oil separator
secara khusus pastikan bahwa tidak ada dengan intake manifold
penyumbatan di dalam separator atau • Kembalikan sirkuit ke
selang. urutan kerja
Dalam keadaan baik? • ganti pipa, jika
diperlukan
Kerusakan di dalam oil
separator:
• Kembalikan sirkuit ke
urutan kerja
• Jika perlu, ganti head
cover silinder
YA TIDAK

5 Pemeriksaan seal turbocharger Selesai. Seal gasket tidak


1) Pastikan bahwa tidak ada kebocoran mencukupi
mesin dari tuas impeller. Ganti turbocharger. 
Dalam keadaan baik? [1D-106]

DTC P0030:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0030: Sirkuit Kontrol Pemanas Sensor A/F • Sensor A/F dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit pemanas sensor A/F • ECM
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau koslet
dengan sirkuit ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sekring Lanjutkan ke Langkah 3. Ganti sekring dan periksa


1) Pastikan bahwa sekring utama dan sirkuit apakah terjadi sirkuit
tidak putus. koslet ke ground.
Dalam keadaan baik?

1A-193
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase power supply Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika perlu,
pemanas sensor A/F ganti sirkuit power supply
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. pemanas sensor A/F.
2) Cabut konektor dari sensor A/F.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLU” dari konektor sensor A/F dengan
body ground kendaraan lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit pemanas sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Pastikan bahwa resistan antara terminal dengan sensor A/F.
“LT GRN” konektor valve sensor A/F
dengan terminal konektor ECM “E01-12”
kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit pemanas sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal diperlukan, ganti harness
“LT GRN” dari konektor sensor A/F kelistrikan antara ECM
dengan body ground kendaraan lebih dari dengan sensor A/F.
500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit pemanas sensor A/F Cabut konektor dari Perbaiki atau jika
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. sensor A/F dan ECM. diperlukan ganti harness
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal Lanjutkan ke Langkah 7. kelistrikan antara ECM
“LT GRN” dari konektor sensor valve A/F dengan sensor A/F.
dengan body ground kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit pemanas sensor A/F Ganti sensor A/F.  [1B- Tukar dengan ECM yang
1) Periksa pemanas sensor A/F.  [1B-12] 12] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0088:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0088: Tekanan Rail Sistem Bahan Bakar – Terlalu • Regulator tekanan bahan bakar dan/atau sirkuitnya
Tinggi • Sensor tekanan bahan bakar dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika tekanan bahan bakar pada • Pompa tekanan tinggi
common rail lebih tinggi daripada 175.000 kPa (1.784,5 • ECM
kgf/cm 2 , 25.400 psi, 1.750 bar).
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC

PERINGATAN:

Sebelum melakukan pemecahan masalah berikut, silakan baca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem
Bahan Bakar [1G-26] .

1A-194
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan operasi regulator tekanan Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.


bahan bakar
1) Periksa regulator tekanan bahan bakar. 
[1A-253]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
tinggi.  [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Penggantian regulator tekanan Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti pompa tekanan tinggi dan pastikan baik dan periksa kembali.
bahwa DTC tidak terdeteksi.  [1G-46]
Dalam keadaan baik?

DTC P0090:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Tabel

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0090: Sirkuit Kontrol Regulator Tekanan Bahan • Regulator tekanan bahan bakar dan/atau sirkuitnya
Bakar • ECM
DTC ini terdeteksi jika sirkuit regulator tekanan bahan
bakar terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau
koslet dengan sirkuit ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


regulator tekanan bahan bakar kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan regulator tekanan
2) Lepaskan konektor dari regulator tekanan bahan bakar. Jika OK,
bahan bakar. tukar dengan ECM yang
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. terbukti baik dan periksa
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal kembali.
“GRY/BLK” dari konektor regulator
tekanan bahan bakar dengan body
ground kendaraan lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?

1A-195
YA TIDAK

3 Pemeriksaan power supply regulator Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


tekanan bahan bakar dan sirkuit kontrol kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan regulator tekanan
“GRY/BLK” dengan “LT BLU/RED” dari bahan bakar. Jika OK,
konektor regulator tekanan bahan bakar tukar dengan ECM yang
lebih dari 11 V. terbukti baik dan periksa
Dalam keadaan baik? kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit kontrol regulator Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


tekanan bahan bakar diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara
2) Cabut konektor “D01” dari ECM. regulator tekanan bahan
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. bakar dengan ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“LT BLU/RED” dari konektor regulator
tekanan bahan bakar dengan body
ground kendaraan lebih rendah dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit kontrol regulator Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika


tekanan bahan bakar diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal regulator tekanan bahan
“LT BLU/RED” konektor regulator tekanan bakar dengan ECM.
bahan bakar dengan terminal “D01-34”
dari konektor ECM kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit kontrol regulator Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau, jika


tekanan bahan bakar diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal regulator tekanan bahan
“LT BLU/RED” dari konektor regulator bakar dengan ECM.
tekanan bahan bakar dengan body
ground kendaraan lebih tinggi dari 500
kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan regulator tekanan bahan Tukar dengan ECM yang Ganti regulator tekanan
bakar baik dan periksa kembali. bahan bakar.
1) Sambungkan konektor “D01” ke ECM.
2) Periksa regulator tekanan bahan bakar. 
[1G-48]
Dalam keadaan baik?

DTC P0093:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0093: Kebocoran Sistem Bahan Bakar Terdeteksi - • Kebocoran pada sirkuit bahan bakar tekanan
Kebocoran Besar rendah/atau tinggi
DTC ini terdeteksi jika tekanan bahan bakar pada • Sumbatan pada sirkuit supply bahan bakar tekanan –
common rail lebih rendah daripada nilai yang ditentukan. rendah
(tergantung kepada putaran mesin) • Fuel injector
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle) • Pompa tekanan tinggi
• ECM

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
1A-196
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
tinggi.  [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Penggantian pompa tekanan tinggi Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti pompa tekanan tinggi dan pastikan baik dan periksa kembali.
bahwa DTC tidak terdeteksi.  [1G-46]
Dalam keadaan baik?

DTC P0100:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0100: Sirkuit Mass Air Flow • Sumbatan atau kebocoran sirkuit udara masuk
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • Sensor MAF dan/atau sirkuitnya
• Sirkuit sensor MAF terbuka, koslet dengan sirkuit • ECM
power supply atau koslet dengan sirkuit ground.
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle)
• Sinyal sensor MAF di luar rentang yang ditentukan.
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle / lampu
SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit turbocharger / udara Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.


masuk
1) Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan operasi MAF Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sensor MAF bekerja
dengan semestinya.  [1A-260]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Penggantian sensor MAF Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti sensor MAF dan IAT dan pastikan baik dan periksa kembali.
bahwa DTC tidak terdeteksi.  [1C-31]
Dalam keadaan baik?
1A-197
DTC P0106:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0106: Tekanan Boost / Kisaran Sirkuit Tekanan • Sensor tekanan boost dan/atau sirkuitnya
Barometer / Kinerja • Sensor tekanan barometer (pada ECM)
DTC ini terdeteksi jika perbedaan antara tekanan boost • ECM
dengan tekanan barometrik lebih besar daripada nilai
yang ditentukan pada kondisi idle.
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle / lampu SVS:
Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan tekanan barometer Selesai. Perbaiki atau ganti


1) Pastikan bahwa sensor tekanan sensor atau tukar dengan
barometer bekerja dengan semestinya.  ECM yang terbukti baik
[1A-262] dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0107 / P0108:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0107: Tekanan Boost / Input Sirkuit Tekanan • Filter udara tersumbat
Barometer Rendah • Saluran udara masuk tersumbat
DTC ini terdeteksi jika perbedaan antara tekanan boost • Kebocoran pada sirkuit sistem udara masuk
dengan tekanan barometrik lebih rendah daripada nilai • Sensor tekanan boost dan/atau sirkuitnya
yang ditentukan ketika turbocharger dioperasikan. • Sensor tekanan barometer (pada ECM)
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle / lampu SVS: • Gate valve Turbocharger / Waste
Logika pendeteksian 1 driving cycle) • ECM
P108: Tekanan boost / Input Sirkuit Tekanan
Barometer Tinggi
DTC ini terdeteksi jika perbedaan antara tekanan boost
dengan tekanan barometrik lebih tinggi daripada nilai
yang ditentukan ketika turbocharger dioperasikan.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-198
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit turbocharger / udara Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.


masuk
1) Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan tekanan barometer Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sensor tekanan
barometer bekerja dengan semestinya. 
[1A-262]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan operasi sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.


boost
1) Pastikan bahwa tekanan boost bekerja
dengan semestinya.  [1A-261]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Penggantian sensor tekanan boost Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti sensor tekanan boost dan pastikan baik dan periksa kembali.
bahwa DTC tidak terdeteksi.  [1C-40]
Dalam keadaan baik?

DTC P0110:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Tabel

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0110: Sirkuit Sensor Suhu Udara Masuk • Sensor IAT dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • ECM
• Sirkuit sensor IAT terbuka, koslet dengan sirkuit
power supply atau koslet dengan sirkuit ground.
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika perlu,
MAF dan IAT ganti sirkuit power supply
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. sensor MAF dan IAT.
2) Cabut konektor sensor MAF dan IAT.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/WHT” dari konektor sensor MAF dan
IAT dengan body ground kendaraan lebih
dari 11 V.
Dalam keadaan baik?

1A-199
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply dan Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


ground MAF dan IAT kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal dan MAF dengan sensor
“BLK/WHT” dan “BLU/YEL” dari MAF IAT. Jika OK, tukar
dengan konektor sensor IAT dengan ECM yang
lebih dari 11 V. terbukti baik dan periksa
Dalam keadaan baik? kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor IAT Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan sensor MAF dan
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal IAT.
“BLU/ORN” dari konektor sensor MAF dan
IAT dengan body ground kendaraan lebih
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor IAT Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal kelistrikan antara ECM
“BLU/ORN” dari konektor sensor MAF dan dengan sensor MAF dan
IAT dengan body ground kendaraan lebih IAT.
dari 1 MΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor IAT Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau, jika
1) Periksa resistan antara terminal diperlukan, ganti harness
“BLU/ORN” dari konektor sensor MAF dan kelistrikan antara sensor
IAT dengan terminal “D62-62”dari MAF dan IAT dengan
konektor ECM kurang dari 5 Ω. ECM.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Penggantian sensor MAF dan IAT Selesai. Tukar dengan ECM yang
1) Ganti sensor MAF dan IAT dan pastikan baik dan periksa kembali.
bahwa DTC tidak terdeteksi.  [1C-31]
Dalam keadaan baik?

DTC P0115:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0115: Sirkuit Suhu Coolant Mesin • Sensor ECT dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit sensor ECT terbuka, koslet • ECM
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan sirkuit
ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 3 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

CATATAN:
Setelah sensor A/F dan/atau sensor MAF dan IAT diganti, pastikan Anda menghapus data A/F dalam ECM. 
[1C-31]
Jika tidak mengikuti prosedur ini kemungkinan akan menyebabkan deteksi DTC.

Perbaikan DTC

1A-200
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor ECT Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara ECM
2) Cabut konektor dari sensor ECT. dengan sensor ECT. Jika
3) Pastikan bahwa voltase antara terminal OK, tukar dengan ECM
“PPL/WHT” dari konektor sensor ECT yang terbukti baik dan
dengan body ground kendaraan sebesar periksa kembali.
4,8 – 5,2 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal dan sirkuit Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


ground sensor IAT kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan sensor ECT. Jika
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal OK, tukar dengan ECM
“PPL/WHT” dan “GRN” dari konektor yang terbukti baik dan
sensor ECT sebesar 4,8 “ 5,2 V. periksa kembali.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor ECT Tukar dengan ECM yang Ganti sensor ECT. 
1) Periksa sensor ECT.  [1C-36] baik dan periksa kembali. [1C-36]
Dalam keadaan baik?

DTC P0130 / P0135:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0130: Sirkuit Sensor A/F • Sensor A/F dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika salah satu voltase sinyal sensor • ECM
A/F berada pada kondisi normal.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)
P0135: Sirkuit Pemanas Sensor A/F • Pemanas sensor A/F dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • Sensor A/F dan/atau sirkuitnya
• Voltase sinyal (VS) sensor A/F berada pada kondisi • ECM
abnormal.
• Suhu sensor A/F di luar rentang yang ditentukan.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC

CATATAN:
Setelah sensor A/F dan/atau sensor MAF dan IAT diganti, pastikan Anda menghapus data A/F dalam ECM. 
[1C-31]
Jika tidak mengikuti prosedur ini kemungkinan akan menyebabkan deteksi DTC.

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 “emeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-201
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM dan sensor A/F. kelistrikan antara sensor
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. A/F dengan ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antar terminal
berikut kurang dari 0,3 V.
• Terminal “YEL” dari konektor sensor
A/F dengan body ground.
• Terminal “GRN/WHT” konektor sensor
A/F dengan body ground kendaraan.
• Terminal “BLK” konektor sensor A/F
dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “RED/WHT” konektor sensor
A/F dengan ground bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antar terminal kelistrikan antara sensor
berikut lebih dari 500 kΩ. A/F dengan ECM.
• Terminal “YEL” dari konektor sensor
A/F dengan body ground.
• Terminal “GRN/WHT” konektor sensor
A/F dengan body ground kendaraan.
• Terminal “BLK” konektor sensor A/F
dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “RED/WHT” konektor sensor
A/F dengan ground bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


1) Pastikan bahwa resistan antar terminal diperlukan, ganti harness
berikut kurang dari 5 Ω. kelistrikan antara sensor
• Terminal “E01-45” konektor ECM A/F dengan ECM.
dengan terminal “YEL” konektor
sensor A/F.
• Terminal “E01-46” konektor ECM
dengan terminal “GRN/WHT” konektor
sensor A”F.
• Terminal “E01-47” konektor ECM
dengan terminal “BLK” konektor
sensor A/F.
• Terminal “E01-44” konektor ECM
dengan terminal “RED/WHT” konektor
sensor A”F.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Penggantian sensor A/F Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. baik dan periksa kembali.
2) Sambungkan konektor ke ECM.
3) Ganti sensor A/F.  [1B-12]
4) Pastikan bahwa DTC P0130 tidak
terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P0168:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-202
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0168: Suhu Bahan Bakar Terlalu Tinggi • Pemanas bahan bakar
DTC ini terdeteksi jika suhu bahan bakar lebih tinggi • Sensor suhu bahan bakar
daripada nilai yang ditentukan. • Oli mesin tidak mencukupi
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku) • Sistem Pendingin Mesin
• ECM

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sensor suhu bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 3. Ganti sensor suhu bahan
1) Ganti sensor suhu bahan bakar dan bakar
pastikan bahwa DTC tidak terdeteksi. 
[1G-61]
Dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sistem pelumasan mesin Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa tidak ada kebocoran oli
mesin dan bahwa ketinggian oli mesin
sudah benar.  [1E-22]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sistem Pendingin Mesin Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti.
1) Pastikan bahwa sistem pendinginan baik dan periksa kembali.
mesin bekerja dengan semestinya.  [1F-
22]
Dalam keadaan baik?

DTC P0180:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0180: Sirkuit Sensor Suhu Bahan Bakar • Sensor suhu bahan bakar dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • ECM
• Sirkuit sensor suhu bahan bakar terbuka, koslet
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan
sirkuit ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 3 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-203
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor suhu Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


bahan bakar kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan sensor suhu
2) Cabut konektor dari sensor suhu bahan bahan bakar. Jika OK,
bakar. tukar dengan ECM yang
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. terbukti baik dan periksa
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal kembali.
“BLK/YEL” dari konektor sensor suhu
dengan ground bodi kendaraan sebesar
4,8 – 5,2 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor suhu Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


bahan bakar dan sirkuit ground kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan sensor suhu
“BLK/YEL” dan “RED/BLU” dari konektor bahan bakar. Jika OK,
sensor suhu bahan bakar dengan ground tukar dengan ECM yang
bodi kendaraan sebesar 4,8 “ 5,2 V. terbukti baik dan periksa
Dalam keadaan baik? kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor suhu bahan bakar Tukar dengan ECM yang Ganti sensor suhu bahan
1) Periksa sensor suhu bahan bakar  [1G- baik dan periksa kembali. bakar
61]
Dalam keadaan baik?

DTC P0190:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0190: Sirkuit Sensor Rail Bahan Bakar • Sensor tekanan bahan bakar dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • ECM
• Sirkuit sensor tekanan bahan bakar terbuka, koslet
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan
sirkuit ground.
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle / lampu
SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)
• Perbedaan antara tekanan bahan bakar sekarang
dengan tekanan bahan bakar sebelumnya pada
kondisi kendaraan tertentu lebih besar daripada nilai
yang ditentukan.
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle / lampu
SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)
• Tekanan bahan bakar pada common rail setelah
memutar kunci kontak ke posisi OFF berada di luar
rentang yang ditentukan.
(MIL: Logika pendeteksian 2 driving cycle / lampu
SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)
• Tekanan bahan bakar pada common rail tetap
meskipun regulator tekanan bahan bakar
dioperasikan.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC

1A-204
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.
1) Periksa sirkuit sensor tekanan bahan
bakar.  [1A-252]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
tinggi.  [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Penggantian sensor tekanan tinggi Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti pompa tekanan tinggi dan pastikan baik dan periksa kembali.
bahwa DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P0201 / P0202 / P0203 / P0204:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0201: Sirkuit Injektor / Terbuka –Silinder 1 • Injektor bahan bakar dan/atau sirkuitnya
P0202: Sirkuit Injektor / Terbuka –Silinder 2 • ECM
P0203: Sirkuit Injektor / Terbuka –Silinder 3
P0204: Sirkuit Injektor / Terbuka –Silinder 4
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi.
• Indeks asimetri dari injektor bahan bakar relevan lebih
tinggi daripada nilai yang ditentukan.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)
• Sirkuit kontrol injektor bahan bakar terbuka, koslet
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan
sirkuit ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan injektor bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa injektor bahan bakar
bekerja dengan semestinya.  [1A-248]
Dalam keadaan baik?

1A-205
YA TIDAK

3 Penggantian injektor bahan bakar Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti injektor bahan bakar yang sesuai baik dan periksa kembali.
dengan mengacu pada angka DTC yang
terdeteksi.
2) Pastikan bahwa DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P0217:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0217: Pendingin Mesin Melebihi Kondisi Suhu • Sistem Pendingin Mesin
DTC ini terdeteksi jika suhu coolant mesin lebih tinggi • Sensor ECT dan/atau sirkuitnya
daripada nilai yang ditentukan. • ECM
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sistem Pendingin Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa ketinggian coolant dan sistem
pendingin mesin.
• Pemeriksaan ketinggian coolant: 
[1F-25]
• Pemeriksaan sistem pendingin mesin
 [1F-25]
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan fungsi kipas pendingin Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa motor kipas


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC pendingin dan/atau
saat kunci kontak pada posisi OFF. sirkuitnya
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Periksa kipas pendingin radiator untuk
mengetahui operasinya dengan
menggunakan “output test” pada SUZUKI
scan tool.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan operasi sensor ECT Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sensor ECT bekerja
dengan semestinya.  [1A-266]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Penggantian thermostat assy. Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti thermostat assy.  [1F-28] baik dan periksa kembali.
2) Pastikan bahwa DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P0219:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-206
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0219: Kondisi Mesin Overspeed • Sensor CKP dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika putaran mesin melebihi 6.000 rpm • ECM
selama 2 detik.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 3. Informasikan kepada


1) Pastikan bahwa putaran mesin di atas pelanggan bahwa
6,000 rpm selama 2 detik pada keadaan putaran mesin tinggi ini
berkendara normal pelanggan. dapat menyebabkan
Dalam keadaan baik? kerusakan mekanik.
YA TIDAK

3 Pemeriksaan putaran mesin Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti.
1) Periksa putaran mesin.  [1A-265] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0230:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0230: Sirkuit Relay Fuel Pump • Relay pompa bahan bakar dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit kontrol relay fuel pump • ECM
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau koslet
dengan sirkuit ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit power
fuel pump supply relay fuel pump
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepas relay fuel pump.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/WHT” dari konektor relay fuel pump
dengan body ground kendaraan lebih dari
11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan relay fuel pump Lanjutkan ke Langkah 4. Ganti relay fuel pump.
1) Periksa relay fuel pump.  [10B-33]
Dalam keadaan baik?

1A-207
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit kontrol relay fuel Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
pump diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara relay
2) Pasang relay fuel pump. fuel pump dengan ECM.
3) Cabut konektor dari ECM.
4) Putar kunci kontak ke posisi ON.
5) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“E01-75” dari konektor ECM dengan
ground bodi kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit kontrol relay fuel Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika
pump diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara relay
2) Lepas relay fuel pump. fuel pump dengan ECM.
3) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“PPL/WHT” dari konektor relay fuel pump
dengan body ground kendaraan lebih dari
500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit kontrol relay fuel Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau, jika
pump baik dan periksa kembali. diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal kelistrikan antara relay
“E01-75” dari konektor ECM dengan fuel pump dengan ECM.
terminal “PPL/WHT” dari konektor relay
fuel pump kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?

DTC P0235:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0235: Sirkuit Sensor Tekanan Boost • Sensor tekanan Boost dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit sensor tekanan boost • ECM
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau koslet
dengan sirkuit ground.
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle / lampu SVS:
Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


tekanan boost kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan tekanan boost.
2) Lepaskan konektor dari sensor sensor Jika OK, tukar dengan
tekanan boost. ECM yang terbukti baik
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dan periksa kembali.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“RED/BLK” dari konektor sensor boost
dengan ground bodi kendaraan sebesar
4,8 – 5,2 V.
Dalam keadaan baik?
1A-208
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


tekanan boost dan sirkuit ground kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan sensor tekanan
“RED/BLK” dengan “BLK” dari konektor boost. Jika OK, tukar
sensor tekanan boost sebesar 4,8 “ 5,2 V. dengan ECM yang
Dalam keadaan baik? terbukti baik dan periksa
kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
tekanan boost diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Cabut konektor “D01” dari ECM. tekanan boost dengan
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“RED/BLK” dari konektor sensor boost
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sinyal output sensor Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika
tekanan boost diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara sensor
“ORN” dari konektor sensor tekanan boost tekanan boost dengan
dengan ground bodi kendaraan kurang ECM.
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau, jika
tekanan boost diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal tekanan boost dengan
“RED/BLK” dari konektor sensor tekanan ECM.
boost dengan terminal “D01-23” dari
konektor ECM kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit sinyal output sensor Selesai. Tukar dengan ECM yang
tekanan boost baik dan periksa kembali.
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal
“ORN”BLK” dari konektor sensor tekanan
boost dengan terminal “D01-41” dari
konektor ECM kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?

DTC P0335:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0335: Sirkuit Sensor Posisi Crankshaft • Rotor sensor CKP
DTC ini terdeteksi jika sinyal sensor CKP tidak diinput • Sensor CKP dan/atau sirkuitnya
meskipun sinyal sensor CMP diinput dua kali. • ECM
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC

1A-209
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sensor CKP Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM dan sensor kelistrikan antara ECM
CKP. dengan sensor CKP.
3) Pastikan bahwa resistan antar terminal
berikut kurang dari 5 Ω.
• Terminal “D01-43” konektor ECM
dengan terminal “GRY/BLK” konektor
sensor CKP.
• Terminal “D01-59” konektor ECM
dengan terminal “YEL/RED” konektor
sensor CKP.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor CKP Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antar terminal kelistrikan antara ECM
berikut lebih dari 1 Ω. dengan sensor CKP.
• Terminal “GRY“BLK/ konektor sensor
CKP dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “YEL“RED/ konektor sensor
CKP dengan ground bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sensor CKP Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi ON. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa voltase antar terminal kelistrikan antara ECM
berikut kurang dari 0,3 V. dengan sensor CKP.
• Terminal “GRY“BLK/ konektor sensor
CKP dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “YEL“RED/ konektor sensor
CKP dengan ground bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan gigi sensor CKP Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti


1) Pastikan bahwa tidak ada kesalahan komponen yang rusak.
seperti kontak berulang, gigi yang hilang,
titik acuan atau celah yang tidak tepat di
dalam sensor CKP.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Penggantian sensor CKP Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti sensor CKP dan pastikan bahwa baik dan periksa kembali.
DTC tidak terdeteksi.  [1C-38]
Dalam keadaan baik?

DTC P0340:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-210
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0340: Sirkuit Sensor Posisi Camshaft • Sensor CMP dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • Rotor sensor CMP
• Sirkuit sensor CMP terbuka, koslet dengan sirkuit • ECM
power supply atau koslet dengan sirkuit ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)
• Sinyal sensor CMP lebih rendah ketika silinder No. 1
berada pada kompresi TDC.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)
• Sinyal sensor CMP lebih tinggi ketika silinder No. 4
berada pada kompresi TDC.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


CMP kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan sensor CMP.
2) Cabut konektor dari sensor CMP. Jika OK, tukar dengan
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. ECM yang terbukti baik
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal dan periksa kembali.
“PNK” dari konektor sensor CMP dengan
body ground kendaraan sebesar 4,8 – 5,2
V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor CMP Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


1) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara ECM
“PNK” dengan ”PPL“ dari konektor sensor dengan sensor CMP.
CMP sebesar 4,8 ” 5,2 V. Jika OK, tukar dengan
Dalam keadaan baik? ECM yang terbukti baik
dan periksa kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sensor CMP Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan sensor CMP.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“RED/BLK” dari konektor sensor CMP
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sensor CMP Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal kelistrikan antara ECM
“PNK/BLK” dari konektor sensor CMP dengan sensor CMP.
dengan ground bodi kendaraan lebih dari
1 MΩ.
Dalam keadaan baik?

1A-211
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit sensor CMP Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau, jika


1) Periksa resistan antara terminal diperlukan, ganti harness
“PNK/BLK” dari konektor sensor CMP kelistrikan antara CMP
dengan terminal “D01-56” dari konektor dengan sensor ECM.
ECM kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan rotor sensor CMP Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau ganti yang
1) Lepaskan sensor CMP.  [1C-37] rusak.
2) Pastikan bahwa tidak ada kesalahan
seperti kontak berulang, gigi yang hilang,
titik acuan atau celah yang tidak tepat di
dalam sensor CMP.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Penggantian sensor CMP Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti sensor CMP dan pastikan bahwa baik dan periksa kembali.
DTC tidak terdeteksi.  [1C-37]
Dalam keadaan baik?

DTC P0380 / P0683:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0380: Sirkuit Kontrol Modul Kontrol Glow Plug • Glow plug dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit modul kontrol glow plug • Modul kontrol glow plug dan/atau sirkuitnya
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau koslet • ECM
dengan sirkuit ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)
P0683: Sirkuit Kontrol Glow Plug
DTC ini terdeteksi jika sirkuit glow plug terbuka, koslet
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan sirkuit
ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 3 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sekring Lanjutkan ke Langkah 3. Ganti sekring dan periksa


1) Pastikan bahwa sekring utama dan sirkuit apakah terjadi sirkuit
tidak putus. koslet ke ground.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan glow plug Lanjutkan ke Langkah 4. Ganti glow plug yang


1) Periksa glow plug untuk memeriksa rusak.  [1C-32]
resistan.  [1C-32]
Dalam keadaan baik?

1A-212
YA TIDAK

4 Pemeriksaan voltase power supply modul Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki sirkuit power
kontrol glow plug dan sirkuitnya supply modul kontrol
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. glow plug.
2) Lepaskan konektor dari modul kontrol
glow plug.
3) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“RED” dari konektor sensor modul kontrol
glow plug dengan ground bodi kendaraan
lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan power supply modul kontrol Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki sirkuit ground
glow plug dan sirkuit ground dari modul kontrol glow
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal plug.
“RED” dengan “BLK” dari konektor modul
kontrol glow plug lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit sinyal kunci kontak Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki sirkuit sinyal
modul kontrol glow plug kunci kontak dari modul
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. kontrol glow plug.
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/WHT” dari konektor modul kontrol
glow plug dengan ground bodi kendaraan
lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit kontrol glow plug Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Periksa terminal berikut apakah dengan modul kontrol
mengalami putus, koslet dengan sirkuit glow plug.
dan koslet dengan sirkuit power supply.
• Antara terminal “BLU” dari konektor
modul kontrol glow plug dengan
terminal E01-70” dari konektor ECM.
• Antara terminal “GRY/BLU” dari
konektor modul kontrol glow plug
dengan terminal “E01-74“ dari
konektor ECM.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sirkuit glow plug Lanjutkan ke Langkah 9. Perbaiki atau, jika


1) Lepaskan konektor dari glow plug. diperlukan, ganti harness
2) Periksa terminal berikut apakah kelistrikan antara glow
mengalami putus, koslet dengan sirkuit plug dengan modul
dan koslet dengan sirkuit power supply. kontrol glow plug.
• Antara konektor glow plug No. 1
dengan terminal “GRN” dari konektor
modul kontrol glow plug.
• Antara konektor glow plug No.2
dengan terminal “GRN” dari konektor
modul kontrol glow plug.
• Antara konektor glow plug No.3
dengan terminal “WHT” dari konektor
modul kontrol glow plug.
• Antara konektor glow plug No.4
dengan terminal “WHT” dari konektor
modul kontrol glow plug.
Ban dalam kondisi baik?

1A-213
YA TIDAK

9 Penggantian modul kontrol glow Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti modul kontrol glow plug dan baik dan periksa kembali.
pastikan bahwa DTC sirkuitnya tidak
terdeteksi.  [1C-41]
Dalam keadaan baik?

DTC P0400:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


Arus Resirkulasi Gas Buang DTC P0400 • Sistem udara masuk (kebocoran udara atau sirkuit
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. udara masuk tersumbat)
• Perbedaan antara MAF terukur dengan acuan • Sistem gas buang (kebocoran, sumbatan)
MAF melebihi kisaran yang ditentukan. • Sensor MAF dan/atau sirkuitnya
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle) • EGR valve dan/atau sirkuitnya
• EGR valve macet terbuka • ECM
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit turbocharger / udara Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.


masuk
1) Periksa bahwa sirkuit udara masuk /
turbocharger bekerja dengan benar. 
[1A-259]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sistem gas buang Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.


1) Pemeriksaan sistem gas buang.  [1K-6]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan operasi sensor MAF Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa operasi sensor MAF.  [1A-260]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan operasi EGR Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti.
1) Pastikan bahwa EGR valve bekerja baik dan periksa kembali.
dengan semestinya.  [1A-262]
Dalam keadaan baik?

DTC P0403:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0403: Sirkuit Kontrol Resirkuilasi Gas Buang • EGR valve dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit EGR valve terbuka, koslet • ECM
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan sirkuit
ground.
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle)

1A-214
Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply EGR Lanjutkan ke Langkah 5. Lanjutkan ke Langkah 3.


valve
1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa kondisi sekring utama dan sekring
sirkuit. Jika tidak, ganti sekring dan
periksa apakah terjadi sirkuit koslet ke
ground.
3) Lepaskan konektor dari valve EGR.
4) Putar kunci kontak ke posisi ON
5) Jalankan “uji output” untuk valve EGR.
6) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“PNK/WHT” dari konektor valve EGR
dengan ground bodi kendaraan lebih dari
11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan valve EGR Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan valve EGR.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLU/BLK” dari konektor valve EGR
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan valve EGR Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal kelistrikan antara ECM
“BLU/BLK” dari konektor valve EGR dengan valve EGR.
dengan ground bodi kendaraan lebih dari
500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan valve EGR Hubungkan konektor ke Perbaiki atau, jika


1) Pastikan bahwa resistan antara terminal valve EGR dan ECM. diperlukan, ganti harness
“BLU/BLK” dari konektor valve EGR Lanjutkan ke Langkah 6. kelistrikan antara ECM
dengan terminal “D01-15” dari konektor dengan valve EGR.
ECM kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan valve EGR Ganti valve EGR.  [1D- Tukar dengan ECM yang
1) Periksa valve EGR.  [1B-11] 101] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0500:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-215
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0500: Vehicle Speed Sensor • Sensor putaran roda dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sinyal kecepatan kendaraan • Sirkuit komunikasi CAN
abnormal terdeteksi. • ECM
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku) • Modul kontrol ABS

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 3. Lihat perbaikan DTC


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC terkait.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Pastikan bahwa DTC pada modul kontrol
ABS tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 4. Lihat perbaikan DTC


1) Pastikan bahwa DTC yang terkait saluran terkait.
komunikasi CAN di dalam ECM and
modul kontrol ABS tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Mengganti ECM Selesai. Tukar dengan modul


1) Ganti ECM dan pastikan bahwa DTC tidak kontrol ABS yang baik
terdeteksi.  [1C-28] dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0520:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0520: Sirkuit Switch Tekanan Oli Mesin • Switch tekanan oli mesin dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit switch tekanan oli mesin • ECM
terbuka atau koslet dengan sirkuit power supply.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-216
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit switch tekanan oli Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika
mesin diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara switch
2) Cabut konektor dari ECM dan switch tekanan oli mesin dengan
tekanan oli mesin. ECM.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“GRY/YEL” dari konektor ECM dengan
ground bodi kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit switch tekanan oli Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika
mesin diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara switch
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal tekanan oli mesin dengan
“GRY/YEL” dari konektor ECM dengan ECM.
ground bodi kendaraan kurang dari 500
kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit switch tekanan oli Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
mesin diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal kelistrikan antara switch
“D01-9” konektor ECM dengan terminal tekanan oli mesin dengan
“GRY/YEL” dari switch tekanan oli mesin ECM.
kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan switch tekanan oli mesin Tukar dengan ECM yang Ganti switch tekanan oli
1) Periksa switch tekanan oli mesin.  [1E- terbukti baik dan periksa mesin.
24] kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0530:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0530: Sirkuit Sensor Tekanan Refrigerant A/C • Sensor tekanan refrigerant A/C dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit tekanan refrigerant A/C • ECM
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau koslet
dengan sirkuit ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-217
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


tekanan refrigerant A/C kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan sensor tekanan
2) Cabut konektor dari sensor tekanan refrigerant A/C. Jika OK,
refrigerant A/C. tukar dengan ECM yang
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. terbukti baik dan periksa
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal kembali.
“GRY/RED” dari konektor sensor tekanan
refrigerant A/C dengan ground bodi
kendaraan sebesar 4,8 / 5,2 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply dan Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


ground sensor tekanan refrigerant A/C kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan sensor tekanan
“GRY/RED” dengan “ORN” dari konektor refrigerant A/C. Jika OK,
sensor tekanan refrigerant A/C sebesar tukar dengan ECM yang
4,8 “ 5,2 V. terbukti baik dan periksa
Dalam keadaan baik? kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


refrigerant A/C diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Cabut konektor dari ECM dan sensor tekanan refrigerant A/C
tekanan refrigerant A/C. dengan ECM.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“RED/GRN” dari konektor sensor tekanan
refrigerant A/C dengan ground bodi
kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika


refrigerant A/C diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal tekanan refrigerant A/C
“RED/GRN” dari konektor sensor tekanan dengan ECM.
refrigerant A/C dengan ground bodi
kendaraan lebih dari 500 kΩ
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau, jika


refrigerant A/C diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa resistan antara konektor kelistrikan antara sensor
ECM “E01-87” dengan terminal tekanan refrigerant A/C
“RED/GRN” dari konektor sensor tekanan dengan ECM.
refrigerant A/C kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Penggantian sensor tekanan refrigerant Selesai. Tukar dengan ECM yang


A/C baik dan periksa kembali.
1) Ganti sensor tekanan refrigerant A/C dan
pastikan bahwa DTC tidak terdeteksi. 
[7B-51]
Dalam keadaan baik?

DTC P0560:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-218
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0560: Voltase Sistem • Relay utama dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika voltase supply dari relay utama • Sistem Pengisian
lebih rendah dari 6 V atau lebih dari 16 V. • ECM
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan operasi relay utama Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa relay utama bekerja
dengan semestinya.  [1A-265]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sistem pengisian Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sistem pengisian bekerja
dengan semestinya.
• Pemeriksaan battery lemah:  [1J-28]
• Pemeriksaan battery daya berlebih: 
[1J-29]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan DTC Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Hapus DTC. baik dan periksa kembali.
2) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P0571:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0571: Sirkuit Switch Lampu Rem • Switch lampu rem dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • Switch rem dan/atau sirkuitnya
• Sirkuit sensor switch lampu rem terbuka, koslet • ECM
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan
sirkuit ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)
• Sinyal switch lampu rem tidak cocok untuk sinyal
switch rem
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-219
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply switch Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sirkuit power
lampu rem / switch rem supply switch lampu rem
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. / switch rem.
2) Cabut konektor switch lampu rem.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antar terminal
berikut lebih dari 11 V.
• Terminal “BLK“WHT/ konektor switch
rem dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “PNK“ konektor switch
lampu rem dengan ground bodi
kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal switch lampu Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika
rem / switch rem diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara switch
2) Cabut konektor dari ECM. lampu rem / switch rem
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antar terminal
berikut kurang dari 0,3 V.
• Terminal “BLU“WHT/ konektor switch
rem dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “GRN“WHT/ konektor switch
rem dengan ground bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sinyal switch lampu Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
rem / switch rem diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara switch
2) Pastikan bahwa resistan antar terminal lampu rem / switch rem
berikut lebih dari 500 kΩ. dengan ECM.
• Terminal “BLU“WHT/ konektor switch
rem dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “GRN“WHT/ konektor switch
rem dengan ground bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sinyal switch lampu Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika
rem / switch rem diperlukan, ganti harness
1) Cabut konektor dari lampu rem. kelistrikan antara switch
2) Pastikan bahwa resistan antar terminal lampu rem / switch rem
berikut kurang dari 5 Ω. dengan ECM.
• Terminal “E01-81” konektor ECM
dengan terminal “GRN/WHT” konektor
swtich lampu rem.
• Terminal “E01-68” konektor ECM
dengan terminal “PPL” konektor
swtich lampu rem.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan switch lampu rem Tukar dengan ECM yang Ganti switch lampu rem.
1) Periksa switch lampu rem. Menyetel terbukti baik dan periksa
Switch Lampu Rem [4A-13] kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0602:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-220
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P0602: Error Program Modul Kontrol • Error data teregistrasi di dalam ECM
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • ECM
• Kode kalibrasi injektor bahan bakar tidak diregistrasi
dengan ECM.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)
• Data jenis kendaraan tidak diregistrasi dalam ECM.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan kode kalibrasi injektor bahan Selesai. Lanjutkan ke Langkah 3.


bakar
1) Dengan menggunakan SUZUKI scan tool,
registrasikan kode kalibrasi injektor bahan
bakar ke dalam ECM dengan benar. 
[1C-30]
2) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Registrasi data varian kendaraan Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Dengan menggunakan SUZUKI scan tool, baik dan periksa kembali.
registrasikan data varian kendaraan di
dalam ECM dengan benar.  [1C-30]
2) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P0603:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0603: Error Keep Alive Memory (KAM) Modul • ECM
Kontrol Internal
DTC ini terdeteksi jika ECM memiliki kegagalan internal
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-221
YA TIDAK

2 Periksa lagi DTC Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Hapus DTC. baik dan periksa kembali.
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF, dan
tunggu selama 30 detik.
3) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P0604:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0604: Error Random Access Memory (RAM) Modul • ECM
Kontrol Internal
DTC ini terdeteksi jika ECM memiliki kegagalan internal
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Periksa lagi DTC Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Hapus DTC. baik dan periksa kembali.
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF, dan
tunggu selama 30 detik.
3) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P0605:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0605: Error Read Only Memory (ROM) Modul Kontrol • ECM
Internal
DTC ini terdeteksi jika ECM memiliki kegagalan internal
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-222
YA TIDAK

2 Periksa lagi DTC Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Hapus DTC. baik dan periksa kembali.
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF, dan
tunggu selama 30 detik.
3) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P0650:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0650: Sirkuit Kontrol Lampu Indikator Malfungsi • MIL pada combination meter dan/atau sirkuitnya
(MIL) • ECM
DTC ini terdeteksi jika sirkuit MIL terbuka, koslet dengan
sirkuit power supply atau koslet dengan sirkuit ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan operasi awal lampu Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sirkuit power


peringatan supply combination meter
1) Putar kunci kontak ke posisi ON dan dan sirkuit ground. Jika
pastikan bahwa lampu peringatan selain sirkuit OK, ganti
MIL menyala. combination meter.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan MIL Tukar dengan ECM yang Lanjutkan ke Langkah 4.


1) Sambung SUZUKI scan tool dengan kunci baik dan periksa kembali.
kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Periksa MIL dengan menggunakan
“output test” pada SUZUKI scan tool.
Pastikan bahwa MIL diputar ke ON dan
OFF.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan control module immobilizer Ganti dengan modul Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kontrol immobilizer yang
2) Cabut konektor dari control module baik dan periksa kembali.
Immobilizer.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Periksa MIL dengan menggunakan
“output test” pada SUZUKI scan tool.
Pastikan bahwa MIL diputar ke ON dan
OFF.
Dalam keadaan baik?

1A-223
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit. Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM,
3) Periksa sirkuit kontrol MIL antar terminal modul kontrol immobilizer
berikut apakah mengalami putus, koslet dengan combination
dengan sirkuit ground dan koslet dengan meter.
sirkuit power supply.
• Terminal “E01-78” konektor ECM
dengan terminal “BLU/BLK” dari
combination meter.
• Terminal “G17-4” konektor kontrol
modul immobilizer dengan terminal
“BLU/BLK” dari konektor combination
meter.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan MIL Tukar dengan ECM yang Ganti combination meter.


1) Sambung kabel jamper antara terminal baik dan periksa kembali.
“BLU/BLK” konektor combination meter
dengan ground bodi kendaraan.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON. Pastikan
bahwa MIL pada posisi ON.
Dalam keadaan baik?

DTC P0685 / P1625:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0685: Sirkuit kontrol Relay Daya ECM / Open • Relay utama dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit relay utama (sisi coil) • ECM
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau koslet
dengan sirkuit ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)
P1625: Malfungsi Sirkuit Relay Daya ECM
DTC ini terdeteksi jika sirkuit relay utama (sisi switch)
koslet dengan sirkuit power supply atau koslet dengan
sirkuit ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit power
utama supply relay utama.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepas relay utama.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/YEL” dari konektor relay utama
dengan ground bodi kendaraan sebesar
10 – 14 V.
Dalam keadaan baik?

1A-224
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit relay utama Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Periksa sirkuit relay utama (sisi coil) dengan relay utama.
antara terminal “E01-80” dari konektor
ECM dengan terminal “BRW/WHT” dari
konektor relay utama untuk mengetahui
apakah ada yang putus, sirkuit koslet
dengan ground dan sirkuit koslet dengan
sirkuit power supply.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit power supply ECM Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
1) Periksa terminal berikut apakah diperlukan, ganti harness
mengalami putus, koslet dengan sirkuit kelistrikan antara ECM
dan koslet dengan sirkuit power supply. dengan relay utama.
• Antara terminal “E01-4” dari konektor
ECM dengan terminal “BLK/RED” dari
konektor relay utama
• Antara terminal “E01-5” dari konektor
ECM dengan terminal “GRN” dari
konektor relay utama
• Antara terminal “E01-6” dari konektor
ECM dengan terminal “BLK/RED” dari
konektor relay utama
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan relay utama Tukar dengan ECM yang Ganti relay utama.
1) Periksa operasi relay utama.  [10B-33] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P0704:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P0704: Malfungsi Sirkuit Switch Kopling • Switch CPP dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit switch CPP terbuka, koslet • ECM
dengan sirkuit power supply atau koslet dengan sirkuit
ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sinyal switch CPP Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM dan switch CPP kelistrikan antara switch
switch. CPP dengan sensor
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“YEL/GRN” dari konektor switch CPP
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
1A-225
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal switch CPP Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal kelistrikan antara switch
“YEL/GRN” dari konektor switch CPP CPP dengan sensor
dengan ground bodi kendaraan lebih dari ECM.
500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sinyal switch CPP Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal diperlukan, ganti harness
“E01-22” konektor ECM dengan terminal kelistrikan antara switch
“YEL/GRN” dari konektor switch CPP CPP dengan sensor
kurang dari 5 Ω. ECM.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan voltase power supply switch Lanjutkan ke Langkah 6. Periksa sirkuit power
CPP supply switch CPP.
1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/WHT” dari konektor switch CPP
dengan ground bodi kendaraan lebih dari
11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan switch CPP Tukar dengan ECM yang Ganti switch CPP.
Periksa switch CPP.  [5C-21] terbukti baik dan periksa
kembali.
Dalam keadaan baik?

DTC P1093:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1093: Kebocoran Sirkuit Bahan Bakar Tekanan • Tanki kosong
Rendah • Relay fuel pump
DTC ini terdeteksi jika sirkuit bahan bakar rendah • Fuel pump
memiliki malfungsi. • Elemen filter bahan bakar
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle) • Valve over flor
• Selang dan pipa bahan bakar
• Regulator tekanan bahan bakar
• Pompa tekanan tinggi
• ECM

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit bahan bakar tekanan
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?

1A-226
YA TIDAK

3 Penggantian pompa tekanan tinggi Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti pompa tekanan tinggi dan pastikan baik dan periksa kembali.
bahwa DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P1105:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1105: Rentang Sensor Tekanan Barometer / Kinerja • ECM
DTC ini terdeteksi jika sinyal sensor tekanan barometrik
di luar kisaran yang ditentukan.
(MIL: Logika pendeteksian 3 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Periksa lagi DTC Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Hapus DTC. baik dan periksa kembali.
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF, dan
tunggu selama 30 detik.
3) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P1120:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1120: Sirkuit sensor APP • Sensor APP dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • ECM
• Sirkuit sensor APP (utama) terbuka, koslet dengan
sirkuit power supply atau koslet dengan sirkuit
ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)
• Perbedaan antara voltase sinyal sensor APP (utama)
dengan voltase sinyal sensor APP (sub) besar tinggi
daripada nilai spesifikasi.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-227
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sensor APP Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti.
1) Pastikan bahwa sensor APP bekerja baik dan periksa kembali.
dengan semestinya.  [1A-268]
Dalam keadaan baik?

DTC P1122:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1122: Sirkuit sensor 2 APP • Sensor APP dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • ECM
• Sirkuit sensor APP (sub) terbuka, koslet dengan
sirkuit power supply atau koslet dengan sirkuit
ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)
• Voltase sinyal sensor APP (utama) dan (sub) lebih
rendah daripada nilai yang ditentukan.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sensor APP Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti.
1) Pastikan bahwa sensor APP bekerja baik dan periksa kembali.
dengan semestinya.  [1A-268]
Dalam keadaan baik?

DTC P1190:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1190: Arus Regulator Tekanan Bahan Bakar • Regulator tekanan bahan bakar
DTC ini terdeteksi jika perbedaan antara tekanan bahan • Sensor tekanan bahan bakar
bakar terukur pada common rail dengan tekanan bahan • ECM
bakar acuan pada common rail lebih tinggi daripada nilai
yang ditentukan ketika regulator tekanan bahan bakar
tidak tertutup.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-228
YA TIDAK

2 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.


1) Secara visual, periksa kebocoran bahan
bakar pada sirkuit bahan bakar tekanan
rendah dan tinggi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan operasi regulator tekanan Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.


bahan bakar
1) Pastikan bahwa regulator tekanan bahan
bakar bekerja dengan semestinya.  [1A-
253]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.
1) Periksa sirkuit sensor tekanan bahan
bakar.  [1A-252]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit bahan bakar tekanan
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Ganti pompa tekanan Perbaiki atau ganti.
tinggi tinggi. Jika DTC
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar terdeteksi lagi, tukar
tinggi.  [1A-257] dengan ECM yang
Dalam keadaan baik? terbukti baik dan periksa
kembali.

DTC P1191:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1191: Rentang / Kinerja Regulator Tekanan Bahan • Tanki kosong
Bakar • Selang dan pipa bahan bakar
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • Relay fuel pump
• Perbedaan antara tekanan bahan bakar terukur pada • Fuel pump
common rail dengan tekanan bahan bakar acuan • Elemen filter bahan bakar
lebih tinggi daripada nilai yang ditentukan ketika • Valve over flor
regulator tekanan bahan bakar terbuka. • Fuel injector
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle) • Regulator tekanan bahan bakar
• Tekanan bahan bakar pada common rail lebih rendah • Sensor tekanan bahan bakar
daripada nilai yang ditentukan (tergantung kepada • Pompa tekanan tinggi
putaran mesin). • ECM
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-229
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.
rendah
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
rendah.  [1A-254]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti.
tinggi
1) Periksa sirkuit tekanan bahan bakar
tinggi.  [1A-257]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Penggantian pompa tekanan tinggi Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti pompa tekanan tinggi dan pastikan baik dan periksa kembali.
bahwa DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P1481:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1481: Malfungsi Sirkuit Fan output Radiator 1 • Relay kipas motor pending radiator No.1 dan/atau
DTC ini terdeteksi jika relay motor kipas pendingin sirkuitnya.
radiator No.1 terbuka, koslet dengan sirkuit power supply • ECM
atau koslet dengan sirkuit ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Uji output Tukar dengan ECM yang Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC baik dan periksa kembali.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Konfirmasikan kipas pendingin radiator
yang beroperasi pada putaran rendah
dengan menggunakan “output test” pada
SUZUKI scan tool.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki sirkuit power
motor kipas radiator No.1 supply relay motor kipas
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. No.1.
2) Lepas relay motor kipas No.1.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara konektor
terminal “GRY” dari relay motor No.1
dengan ground bodi kendaraan lebih dari
11 V.
Dalam keadaan baik?

1A-230
YA TIDAK

4 Pemeriksaan relay motor kipas pendingin Lanjutkan ke Langkah 5. Ganti relay motor kipas
radiator No. 1 pendingin radiator No. 1
1) Periksa operasi relay motor kipas No.1. 
[10B-33]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit kontrol relay motor Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau, jika
kipas radiator No.1 baik dan periksa kembali. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara ECM
2) Periksa sirkuit kontrol relay motor kipas dengan relay motor kipas
No.1 antara terminal “E01-7” dari konektor No.1.
ECM dengan terminal “LT GRN” dari
konektor relay motor kipas No.1 untuk
mengetahui apakah putus, koslet dan
koslet dengan sirkuit power supply.
Dalam keadaan baik?

DTC P1482 / P1483:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1482: Malfungsi Sirkuit Fan output Radiator 2 • Relay kipas motor pending radiator No.2 dan/atau
DTC ini terdeteksi jika relay motor kipas pendingin sirkuitnya.
radiator No.2 terbuka, koslet dengan sirkuit power supply • Relay kipas motor pending radiator No.3 dan/atau
atau koslet dengan sirkuit ground. sirkuitnya.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle) • ECM
P1483: Malfungsi Sirkuit Fan output Radiator 3
DTC ini terdeteksi jika relay motor kipas pendingin
radiator No.3 terbuka, koslet dengan sirkuit power supply
atau koslet dengan sirkuit ground.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 3. Lihat DTC P1481: [1A-


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC 230] .
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Periksa DTC dan pastikan bahwa DTC
tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Uji output Tukar dengan ECM yang Lanjutkan ke Langkah 4.


1) Konfirmasikan kipas pendingin radiator baik dan periksa kembali.
yang beroperasi pada putaran tinggi
dengan menggunakan “output test” pada
SUZUKI scan tool.
Dalam keadaan baik?

1A-231
YA TIDAK

4 Pemeriksaan relay motor kipas pendingin Lanjutkan ke Langkah 5. Ganti relay motor kipas
radiator yang rusak.
1) Periksa operasi relay motor kipas
pendingin radiator No.2 dan No.3. 
[10B-33]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki sirkuit power
motor kipas radiator No.2 supply relay motor kipas
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. No.2.
2) Lepas relay motor kipas No.2.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“GRY” dari relay motor kipas No.2 dengan
ground bodi kendaraan sebesar 10 dan 14
V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki sirkuit power
motor kipas radiator No.3 supply relay motor kipas
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. No.3.
2) Lepas relay motor kipas No.3.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“GRY” dari relay motor kipas No.3 dengan
ground bodi kendaraan sebesar 10 dan 14
V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit power supply relay Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau, jika
motor kipas radiator No.2 diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara ECM
2) Periksa sirkuit kontrol relay motor kipas dengan relay motor kipas
No.2 antara terminal “E01-8” dari konektor No.2.
ECM dengan terminal “GRN” dari
konektor relay motor kipas No.2 untuk
mengetahui apakah putus, koslet dengan
sirkuit ground dan koslet dengan sirkuit
power supply atau koslet.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sirkuit power supply relay Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau, jika
motor kipas radiator No.3 baik dan periksa kembali. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara ECM
2) Periksa sirkuit kontrol relay motor kipas dengan relay motor kipas
No.3 antara terminal “E01-30” dari No.3.
konektor ECM dengan terminal
“WHT/GRN/ dari konektor relay motor
kipas No.2 untuk mengetahui apakah
putus, koslet dengan sirkuit ground dan
koslet dengan sirkuit power supply atau
koslet.
Dalam keadaan baik?

DTC P1530:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-232
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P1530: Sirkuit Relay Kompresor A/C • Relay kompresor A/C dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika sirkuit relay kompresor A/C • ECM
terbuka, koslet dengan sirkuit power supply atau koslet
dengan sirkuit ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit power
kompresor A/C supply relay kompresor
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. A/C.
2) Lepas relay kompresor A/C.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/WHT” dari konektor relay kompresor
A/C dengan ground bodi kendaraan lebih
dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan relay kompresor A/C Lanjutkan ke Langkah 4. Ganti relay kompresor


1) Periksa operasi relay kompresor A/C.  A/C.
[10B-33]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit kontrol relay Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau, jika
kompresor A/C baik dan periksa kembali. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara ECM
2) Periksa sirkuit kontrol relay kompresor dengan relay kompresor
A/C antara terminal “E01-79” dari sensor A/C.
konektor ECM dengan terminal “GRY”
dari konektor relay kompresor A/C untuk
mengetahui jika terjadi putus, koslet
dengan sirkuit ground dan koslet dengan
sirkuit power supply.
Dalam keadaan baik?

DTC P1571:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1571: Sirkuit Switch Rem • Switch lampu rem dan/atau sirkuitnya
DTC ini dideteksi jika salah satu kondisi berikut terpenuhi. • Switch rem dan/atau sirkuitnya
• Sirkuit switch rem terbuka, koslet dengan sirkuit • ECM
power supply atau koslet dengan sirkuit ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)
• Sinyal switch rem tidak cocok untuk switch lampu rem
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

1A-233
Perbaikan DTC
Lihat DTC P0571: [1A-219] .

DTC P1600:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1600: Malfungsi Konverter A/D • ECM
DTC ini terdeteksi jika ECM memiliki kegagalan internal
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Periksa lagi DTC Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Hapus DTC. baik dan periksa kembali.
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF, dan
tunggu selama 30 detik.
3) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P1620:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1620: Sirkuit 1 Power Supply Sensor Gagal • Sensor tekanan bahan bakar dan/atau sirkuit power
DTC ini terdeteksi jika voltase power supply sensor 1 di supply
luar kisaran yang ditentukan. • Sensor tekanan boost dan/atau sirkuit power supply
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle) • ECM

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 3. Lanjutkan ke Langkah 6.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Cabut konektor dari sensor tekanan
bahan bakar.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa DTC P1620 tidak
terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

1A-234
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit ground sensor Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika


tekanan bahan bakar diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Cabut konektor “D01” dari ECM. tekanan bahan bakar
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“YEL/RED” dari konektor sensor tekanan
bahan bakar dengan ground bodi
kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
bahan bakar diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara sensor
“ORN/BLK” dari konektor sensor tekanan tekanan bahan bakar
bahan bakar dengan ground bodi dengan ECM.
kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Penggantian sensor tekanan bahan bakar Selesai. Tukar dengan ECM yang
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. baik dan periksa kembali.
2) Sambungkan konektor “D01” ke ECM.
3) Ganti sensor tekanan bahan bakar dan
pastikan bahwa DTC P1620 tidak
terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 7. Lanjutkan ke Langkah 10.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepaskan konektor dari sensor sensor
tekanan boost.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa DTC P1620 tidak
terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau, jika
boost diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Cabut konektor “D01” dari ECM. tekanan boost dengan
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“ORN” dari konektor sensor tekanan boost
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sirkuit ground sensor Lanjutkan ke Langkah 9. Perbaiki atau, jika


tekanan boost diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara sensor
“BLK” dari konektor sensor tekanan boost tekanan boost dengan
dengan ground bodi kendaraan kurang ECM.
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

9 Penggantian sensor tekanan boost Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. baik dan periksa kembali.
2) Sambungkan konektor “D01” ke ECM.
3) Ganti sensor tekanan boost dan pastikan
bahwa DTC P1620 tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

1A-235
YA TIDAK

10 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 11. Perbaiki atau, jika
tekanan bahan bakar diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Cabut konektor “D01” dari ECM. tekanan bahan bakar
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“GRN/YEL” dari konektor sensor tekanan
bahan bakar dengan ground bodi
kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

11 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
tekanan bahan bakar 12. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal tekanan bahan bakar
“GRN/YEL” dari konektor sensor tekanan dengan ECM.
bahan bakar dengan ground bodi
kendaraan lebih dari 500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

12 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
tekanan boost 13. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. kelistrikan antara sensor
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal tekanan boost dengan
“RED/BLK” dari konektor sensor boost ECM.
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

13 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau, jika
tekanan boost baik dan periksa kembali. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal tekanan boost dengan
“RED/BLK” dari konektor sensor tekanan ECM.
bahan bakar dengan ground bodi
kendaraan lebih dari 500 kΩ.
Dalam keadaan baik?

DTC P1635:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1635: Sirkuit 2 Power Supply Sensor Gagal • Sensor CMP dan/atau sirkuit power supply
DTC ini terdeteksi jika voltase power supply sensor 2 di • Sensor APP (utama) dan/atau sirkuit power supply-
luar kisaran yang ditentukan. nya
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle) • ECM

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-236
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 3. Lanjutkan ke Langkah 6.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Cabut konektor dari sensor CMP.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa DTC P1635 tidak
terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor CMP Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor “D01” dari ECM. kelistrikan antara CMP
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan sensor ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“RED/BLK” dari konektor sensor CMP
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit ground sensor CMP Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal diperlukan, ganti harness
“PPL” dari konektor sensor CMP dengan kelistrikan antara CMP
ground bodi kendaraan kurang dari 0,3 V. dengan sensor ECM.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Penggantian sensor CMP Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. baik dan periksa kembali.
2) Sambungkan konektor “D01” ke ECM.
3) Ganti sensor CMP dan pastikan bahwa
DTC P1635 tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 7. Lanjutkan ke Langkah 10.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Cabut konektor dari sensor APP.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa DTC P1635 tidak
terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor APP Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau, jika
(utama) diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara APP
2) Cabut konektor “E01” dari ECM. dengan sensor ECM.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“GRN/RED” dari konektor sensor APP
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sirkuit ground sensor APP Lanjutkan ke Langkah 9. Perbaiki atau, jika
(utama) diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara APP
“LT GRN/BLK” dari konektor sensor APP dengan sensor ECM.
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?

1A-237
YA TIDAK

9 Penggantian sensor APP Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. baik dan periksa kembali.
2) Sambungkan konektor “E01” ke ECM.
3) Ganti sensor APP dan pastikan bahwa
DTC P1635 tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 11. Perbaiki atau, jika
CMP diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara CMP
2) Cabut konektor “D01” dari ECM. dengan sensor ECM.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“PNK” dari konektor sensor CMP dengan
ground bodi kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

11 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
CMP 12. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara CMP
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal dengan sensor ECM.
“PNK”BLK” dari konektor sensor CMP
dengan ground bodi kendaraan lebih dari
500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

12 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
APP (utama) 13. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. kelistrikan antara APP
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan sensor ECM.
“BRN” dari konektor sensor APP dengan
ground bodi kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

13 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau, jika
APP (utama) baik dan periksa kembali. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara APP
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal dengan sensor ECM.
“BRN” dari konektor sensor APP dengan
ground bodi kendaraan lebih dari 500 kΩ.
Dalam keadaan baik?

DTC P1639:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1639: Sirkuit 3 Power Supply Sensor Gagal • Sensor APP (sub) dan/atau sirkuit power supply-nya
DTC ini terdeteksi jika voltase power supply sensor 3 di • Sensor tekanan refrigerant A/C dan/atau sirkuit power
luar kisaran yang ditentukan. supply-nya
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle) • ECM

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .

1A-238
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 3. Untuk model A/C,


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC berlanjut ke Langkah 6.
saat kunci kontak pada posisi OFF. Untuk model non-A/C,
2) Cabut konektor dari sensor APP. berlanjut ke Langkah 10.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa DTC P1639 tidak
terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor APP Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika
(sub) diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara APP
2) Cabut konektor “E01” dari ECM. dengan sensor ECM.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“YEL” dari konektor sensor APP dengan
ground bodi kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit ground sensor APP Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
(sub) diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara APP
“WHT” dari konektor sensor APP dengan dengan sensor ECM.
ground bodi kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Penggantian sensor APP Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. baik dan periksa kembali.
2) Sambungkan konektor “E01” ke ECM.
3) Ganti sensor APP dan pastikan bahwa
DTC P1639 tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 7. Lanjutkan ke Langkah 10.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Cabut konektor dari sensor tekanan
refrigerant A/C.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa P1639 tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau, jika
refrigerant A/C diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Cabut konektor “E01” dari ECM. tekanan refrigerant A/C
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“RED”GRN/ dari konektor sensor tekanan
refrigerant A”C dengan ground bodi
kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sirkuit ground sensor Lanjutkan ke Langkah 9. Perbaiki atau, jika


tekanan refrigerant A/C diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara sensor
“ORN”GRN/ dari konektor sensor tekanan tekanan refrigerant A/C
refrigerant A”C dengan ground bodi dengan ECM.
kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?

1A-239
YA TIDAK

9 Penggantian sensor tekanan refrigerant Selesai. Tukar dengan ECM yang


A/C baik dan periksa kembali.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Sambungkan konektor “E01” ke ECM.
3) Ganti sensor tekanan refrigerant A/C dan
pastikan bahwa DTC P1639 tidak
terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah Lanjutkan ke Langkah 11.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. 13.
2) Lepaskan konektor dari sensor sensor
tekanan diferensial.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa DTC P1635 tidak
terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

11 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
tekanan refrigerant A/C 12. diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara sensor
“GRY/RED” dari konektor sensor tekanan tekanan refrigerant A/C
refrigerant A/C dengan ground bodi dengan ECM.
kendaraan kurang dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

12 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
tekanan refrigerant A/C 13. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara sensor
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal tekanan refrigerant A/C
“GRY/RED” dari konektor sensor tekanan dengan ECM.
refrigerant A/C dengan ground bodi
kendaraan lebih dari 500 kΩ
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

13 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
APP (sub) 14. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara APP
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan sensor ECM.
“RED/YEL” dari konektor sensor APP
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

14 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
APP (sub) 18. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara APP
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal dengan sensor ECM.
“RED/YEL”dari konektor sensor APP
dengan ground bodi kendaraan lebih dari
500 k”.
Dalam keadaan baik?

DTC P1660:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1660: Valve Shut Off • Relay pompa bahan bakar dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika shut off valve berada pada pompa • Fuel pump
tekanan tinggi mengalami kegagalan mekanik. • Pompa tekanan tinggi
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 3 driving cycle) • ECM

1A-240
Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Relay fuel pump dan operasi fuel pump Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti.
1) Check fuel pump relay and fuel pump for
operation.  [1A-246]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Penggantian pompa tekanan tinggi Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Ganti pompa tekanan tinggi dan pastikan baik dan periksa kembali.
bahwa DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P1725:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1725: Sirkuit Sinyal Output Putaran Mesin • Modul kontrol P/S
DTC ini terdeteksi jika sirkuit sinyal output putaran mesin • ECM
koslet dengan sirkuit power supply atau koslet dengan
sirkuit ground.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Tukar dengan ECM yang Lihat perbaikan DTC


1) Pastikan bahwa DTC pada modul kontrol baik dan periksa kembali. terkait.
P/S tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P1811:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P1811: Komunukasi Tidak Valid Kontrol Torsi Mesin • Sirkuit komunikasi CAN
dengan ABS • ECM
DTC ini terdeteksi jika sinyal kecepatan kendaraan • Modul kontrol ABS
abnormal terdeteksi.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC

1A-241
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 3. Lihat perbaikan DTC


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC terkait.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Pastikan bahwa DTC pada modul kontrol
ABS tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 4. Lihat perbaikan DTC


1) Pastikan bahwa DTC yang terkait saluran terkait.
komunikasi CAN di dalam ECM and
modul kontrol ABS tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Mengganti ECM Selesai. Tukar dengan modul


1) Tukar dengan ECM yang terbukti bagus kontrol ABS yang baik
dan pastikan DTC tidak terdeteksi.  [1C- dan periksa kembali.
28] Model ABS:  [4E-35]
Dalam keadaan baik?

DTC P2146:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


P2146: Sirkuit Voltase Supply Injektor Bahan bakar / • ECM
Terbuka
DTC ini terdeteksi jika voltase kapasitor injektor bahan
bakar pada ECM di luar spesifikasi.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Periksa lagi DTC Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Hapus DTC. baik dan periksa kembali.
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF, dan
tunggu selama 30 detik.
3) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P2237 / P2297:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-242
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P2237: Sirkuit Kontrol Arus Positif Sensor A/F • Sensor A/F dan/atau sirkuitnya
/Terbuka • ECM
DTC ini terdeteksi jika salah satu voltase sinyal sensor
A/F berada pada kondisi normal.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)
P2297: Sensor A/F di Luar Kisaran Selama Deselerasi • Sensor A/F dan/atau sirkuitnya
DTC ini terdeteksi jika nilai A/F pada pemutusan bahan • ECM
bakar di luar kisaran yang ditentukan.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC

CATATAN:
Setelah sensor A/F dan/atau sensor MAF dan IAT diganti, pastikan Anda menghapus data A/F dalam ECM. 
[1C-31]
Jika tidak mengikuti prosedur ini kemungkinan akan menyebabkan deteksi DTC.

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM dan sensor A/F. kelistrikan antara ECM
3) Periksa terminal berikut apakah dengan sensor A/F.
mengalami putus, koslet dengan sirkuit
dan koslet dengan sirkuit power supply.
• Antara terminal “RED/WHT” dari
konektor sensor A/F dengan terminal
“E01-44” dari ECM.
• Antara terminal “GRN/WHT” dari
konektor sensor A/F dengan terminal
“E01-46” dari ECM.
• Antara terminal “YEL”WHT/ dari
konektor sensor A”F dengan terminal
“E01-45/ dari ECM.
• Antara terminal “BLK”WHT/ dari
konektor sensor A”F dengan terminal
“E01-47/ dari ECM.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Penggantian sensor A/F Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Sambungkan konektor ke ECM. baik dan periksa kembali.
2) Ganti sensor A/F dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi. Memeriksa Sensor
Air Fuel Ratio (A/F) Pada Kendaraan [1B-
12]
Dalam keadaan baik?

DTC P2244:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

1A-243
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
P2244: Kinerja Voltase Acuan Sensor A/F • ECM
DTC ini terdeteksi jika voltase supply sensor A/F di luar
kisaran yang ditentukan.
(Lampu MIL/SVS: Tidak berlaku)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Periksa lagi DTC Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Hapus DTC. baik dan periksa kembali.
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF, dan
tunggu selama 30 detik.
3) Periksa kembali DTC dan pastikan bahwa
DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC P2264
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


DTC ini terdeteksi jika sirkuit sensor deteksi air folter • Sensor deteksi air filter bahan bakar dan/atau
bahan bakar terbuka atau koslet dengan sirkuit power sirkuitnya.
supply. • ECM
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Kuras Air dari Filter Bahan Bakar Selesai. Lanjutkan ke Langkah 2.


1) Kuras air  [1G-34]
2) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa DTC: P2264 tidak
terdeteksi.
DTC: P2264 tidak ditemukan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sensor deteksi air filter Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika perlu,
bahan bakar ganti harness kelistrikan
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. sirkuit power supply
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal sensor deteksi air filter
“BLK/WHT” dari konektor sensor deteksi bahan bakar.
air filter bahan bakar lebih dari 11 V.
Voltase lebih dari 11 V?

1A-244
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sensor deteksi air filter Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika perlu,
bahan bakar ganti harness kelistrikan
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. sirkuit ground sensor
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal deteksi air filter bahan
“BLK/WHT” dengan and terminal “BLK” bakar.
dari konektor sensor deteksi air filter
bahan bakar lebih dari 11 V.
Voltase lebih dari 11 V?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor deteksi air filter Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika perlu,
bahan bakar ganti harness kelistrikan
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. sensor deteksi air filter
2) Cabut konektor “E62” dari ECM. bahan bakar dan ECM.
3) Cabut konektor dari sensor deteksi air
filter bahan bakar.
4) Putar kunci kontak ke posisi ON.
5) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“YEL/RED” dari konektor sensor deteksi
air filter bahan bakar kurang dari 0,3 V.
Voltase kurang dari 0,3 V?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sensor deteksi air filter Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika perlu,
bahan bakar ganti harness kelistrikan
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. antara sensor deteksi air
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal filter bahan bakar dengan
“YEL/RED” dari konektor sensor deteksi ECM.
air filter bahan bakar lebih dari 500 Ω.
Resistan lebih dari 500Ω?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sensor deteksi air filter Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika perlu,
bahan bakar ganti harness kelistrikan
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal antara sensor deteksi air
“E62-90” dari konektor ECM dengan filter bahan bakar dengan
terminal “YEL/RED”dari konektor sensor ECM.
deteksi air filter bahan bakar kurang dari 5
Ω.
Resistan kurang dari 5Ω?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sensor deteksi air filter Selesai. Tukar dengan ECM yang
bahan bakar terbukti baik dan periksa
1) Sambung konektor “E62” ke ECM. kembali.
2) Periksa sensor deteksi air filter bahan
bakar pada bagian 1G dan pastikan
bahwa DTC tidak terdeteksi.
DTC terhapus?

DTC U2101:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


U2101: Error Program Modul Kontrol • Tidak ada informasi kendaraan di dalam ECM
DTC ini terdeteksi jika data varian kendaraan tidak • ECM
diregistrasi dengan benar atau belum terregistrasi dalam
ECM.
(Lampu SVS: Logika pendeteksian 1 driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Untuk sirkuit kelistrikan dan nomor konektor, lihat Diagram Sirkuit Input / Output ECM [1A-152] .

Perbaikan DTC

1A-245
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 “Pemeriksaan Sistem Mesin dan Kontrol


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi” sudah dijalankan?
Emisi [1A-158] .
YA TIDAK

2 Registrasi data varian kendaraan Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Dengan menggunakan SUZUKI scan tool, baik dan periksa kembali.
registrasikan data varian kendaraan di
dalam ECM dengan benar.  [1C-30]
2) Pastikan bahwa DTC tidak terdeteksi.
Dalam keadaan baik?

DTC U2103:
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-24] .

DTC U2107:
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-24] .

DTC U2108:
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-24] .

DTC U2116:
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-24] .

Tabel A-1: Pemeriksaan Operasi Relay Fuel Pump


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Uji output Selesai. Lanjutkan ke Langkah 2.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Pastikan bahwa suara operasi fuel pump
terdengar oleh “output test” dari scan tool.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit power
fuel pump supply relay fuel pump
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepas relay fuel pump.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antar terminal
berikut lebih dari 11 V.
• Terminal “BLK“WHT/ konektor relay
fuel pump dengan ground bodi
kendaraan.
• Terminal “LT GRN“RED/ konektor
relay fuel pump dengan ground bodi
kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?

1A-246
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit kontrol relay fuel Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika
pump diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara relay
2) Cabut konektor dari ECM dan fuel pump. fuel pump dengan ECM.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/WHT” dari konektor relay fuel pump
dengan body ground kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit kontrol relay fuel Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
pump diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara relay
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal fuel pump dengan ECM.
“PPL/WHT” dari konektor relay fuel pump
dengan body ground kendaraan lebih dari
500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit kontrol relay fuel Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika
pump diperlukan, ganti harness
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal kelistrikan antara relay
“E01-75” dari konektor ECM dengan fuel pump dengan ECM.
terminal “PPL/WHT” dari konektor relay
fuel pump kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit output relay fuel pump Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara relay
“PNK” dari konektor relay fuel pump fuel pump dengan fuel
dengan body ground kendaraan kurang pump.
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit output relay fuel pump Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara relay
“PNK” dari konektor relay fuel pump fuel pump dengan fuel
dengan body ground kendaraan lebih dari pump.
500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sirkuit output relay fuel pump Lanjutkan ke Langkah 9. Perbaiki atau, jika
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal diperlukan, ganti harness
“PNK” dari konektor fuel pump dengan kelistrikan antara relay
terminal “PNK” dari konektor fuel pump fuel pump dengan fuel
kurang dari 5 Ω. pump.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

9 Pemeriksaan sirkuit power supply fuel Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
pump dan sirkuit grand fuel pump 10. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. kelistrikan dari sirkuit
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal ground fuel pump.
“LT GRN/RED” dari konektor relay fuel
pump dengan terminal “BLK” dari konektor
fuel pump lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan relay fuel pump Lanjutkan ke Langkah 11. Ganti relay fuel pump.
1) Periksa relay fuel pump.  [10B-33]
Dalam keadaan baik?
1A-247
YA TIDAK

11 Pemeriksaan operasi fuel pump Tukar dengan ECM yang Ganti fuel pump.
1) Hubungkan konektor ke ECM dan fuel baik dan periksa kembali.
pump.
2) Hubungkan kabel jamper antara terminal
“LT GRN/RED” dengan terminal “PNK”
dari konektor relay fuel pump.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan
pastikan bahwa suara operasi fuel pump
terdengar.
Dalam keadaan baik?

Tabel A-2: Pemeriksaan Sirkuit Injektor


CATATAN:
Prosedur ini bertujuan untuk mengatasi masalah jika terjadi putus, koslet ke sirkuit ground dan koslet ke
sirkuit power supply dari sirkuit injektor bahan bakar. Jika diperlukan untuk mengatasi masalah operasi
injektor, pastikan melakukan Tabel A-7: Pemeriksaan Sirkuit Supply Bahan Bakar Tekanan Tinggi [1A-257] .

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan injektor bahan bakar dan Lanjutkan ke Langkah 2. Ganti komponen yang
pipa tekanan tinggi rusak.
1) Lakukan pemeriksaan visual dan pastikan
bahwa kondisi injektor bahan bakar dan
pipa tekanan tinggi dalam keadaan bagus.
Dalam keadaan baik?

1A-248
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit injektor bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika
1) Cabut konektor dari ECM dan semua diperlukan, ganti harness
injektor bahan bakar dengan kunci kontak kelistrikan antara ECM
pada posisi OFF. dengan injektor bahan
2) Putar kunci kontak ke posisi ON. bakar.
3) Pastikan bahwa voltase antar terminal
berikut kurang dari 0,3 V.
• Untuk injektor No.1:
– Terminal “ORN“ dari injektor bahan
bakar No.1 dengan ground bodi
kendaraan.
– Terminal “ORN/WHT” dari injektor
bahan bakar No.1 dengan ground
bodi kendaraan.
• Untuk injektor No.2:
– Terminal “YEL“ dari injektor bahan
bakar No.2 dengan ground bodi
kendaraan.
– Terminal “YEL/BLK” dari injektor
bahan bakar No.2 dengan ground
bodi kendaraan.
• Untuk injektor No.3:
– Terminal “GRN“ dari injektor bahan
bakar No.3 dengan ground bodi
kendaraan.
– Terminal “WHT/GRN” dari injektor
bahan bakar No.3 dengan ground
bodi kendaraan.
• Untuk injektor No.4:
– Terminal “BLU“ dari injektor bahan
bakar No.4 dengan ground bodi
kendaraan.
– Terminal “WHT/BLU” dari injektor
bahan bakar No.4 dengan ground
bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?

1A-249
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit injektor bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antar terminal kelistrikan antara ECM
berikut lebih dari 500 kΩ. dengan injektor bahan
• Untuk injektor No.1: bakar.
– Terminal “ORN“ dari injektor bahan
bakar No.1 dengan ground bodi
kendaraan.
– Terminal “ORN/WHT” dari injektor
bahan bakar No.1 dengan ground
bodi kendaraan.
• Untuk injektor No.2:
– Terminal “YEL“ dari injektor bahan
bakar No.2 dengan ground bodi
kendaraan.
– Terminal “YEL/BLK” dari injektor
bahan bakar No.2 dengan ground
bodi kendaraan.
• Untuk injektor No.3:
– Terminal “GRN“ dari injektor bahan
bakar No.3 dengan ground bodi
kendaraan.
– Terminal “WHT/GRN” dari injektor
bahan bakar No.3 dengan ground
bodi kendaraan.
• Untuk injektor No.4:
– Terminal “BLU“ dari injektor bahan
bakar No.4 dengan ground bodi
kendaraan.
– Terminal “WHT/BLU” dari injektor
bahan bakar No.4 dengan ground
bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?

1A-250
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit injektor bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika
1) Pastikan bahwa resistan antar terminal diperlukan, ganti harness
berikut kurang dari 5 Ω. kelistrikan antara ECM
• Untuk injektor No.1: dengan injektor bahan
– Terminal “ORN” dari injektor bahan bakar.
bakar No.1 dengan terminal “D01-
47” konektor ECM.
– Terminal “ORN/WHT” dari injektor
bahan bakar No.1 dengan
terminal ”D01-16“ konektor ECM.
• Untuk injektor No.2:
– Terminal “YEL” dari injektor bahan
bakar No.2 dengan terminal “D01-
49” konektor ECM.
– Terminal “YEL/ dari injektor bahan
bakar No.2 dengan terminal ”D01-
17“ konektor ECM.
• Untuk injektor No.3:
– Terminal “GRN” dari injektor bahan
bakar No.3 dengan terminal “D01-
48” konektor ECM.
– Terminal “WHT/GRN” dari injektor
bahan bakar No.3 dengan
terminal ”D01-31“ konektor ECM.
• Untuk injektor No.4:
– Terminal “BLU” dari injektor bahan
bakar No.4 dengan terminal “D01-
46” konektor ECM.
– Terminal “WHT/BLU” dari injektor
bahan bakar No.4 dengan
terminal ”D01-1“ konektor ECM.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan injektor bahan bakar Tukar dengan ECM yang Ganti injektor bahan
1) Periksa injektor bahan bakar.  [1G-41] baik dan periksa kembali. bakar.
Dalam keadaan baik?

Tabel A-3: Pemeriksaan Sensor Suhu Bahan Bakar


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan parameter Selesai. Lanjutkan ke Langkah 2.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Hidupkan mesin dan panaskan hingga
mencapai suhu operasi normal, pastikan
bahwa “Fuel temperature” yang tertampil
di SUZUKI scan tool berada pada kisaran
–25 hingga 95 °C (–13 hingga 203 °F).
Dalam keadaan baik?

1A-251
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sensor suhu bahan Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


bakar kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan sensor suhu
2) Cabut konektor dari sensor suhu bahan bahan bakar. Jika OK,
bakar. tukar dengan ECM yang
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. terbukti baik dan periksa
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal kembali.
“BLK/YEL” dari konektor sensor suhu
dengan ground bodi kendaraan sebesar
4,8 – 5,2 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor suhu bahan Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


bakar kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan sensor suhu
“BLK/YEL” dan “RED/BLU” dari konektor bahan bakar. Jika OK,
sensor suhu bahan bakar dengan ground tukar dengan ECM yang
bodi kendaraan sebesar 4,8 “ 5,2 V. terbukti baik dan periksa
Dalam keadaan baik? kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor suhu bahan bakar Selesai. Ganti sensor suhu bahan
1) Periksa sensor suhu bahan bakar  [1G- bakar
61]
Dalam keadaan baik?

Tabel A-4: Pemeriksaan Sirkuit Sensor Tekanan Bahan Bakar


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Voltase power supply sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 2. Periksa harness


bahan bakar kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan sensor tekanan
2) Cabut konektor dari sensor tekanan bahan bakar. Jika OK,
bahan bakar. tukar dengan ECM yang
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. terbukti baik dan periksa
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal kembali.
“GRN/YEL” dari konektor sensor tekanan
bahan bakar dengan ground bodi
kendaraan.
Pastikan voltase berada pada kisaran 4.8
– 5.2 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit ground dan power Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


supply sensor tekanan bahan bakar kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan sensor tekanan
“GRN/YEL” dengan “YEL/RED” dari bahan bakar. Jika OK,
sensor tekanan bahan bakar sebesar 4,8 tukar dengan ECM yang
“ 5,2 V. terbukti baik dan periksa
Dalam keadaan baik? kembali.

1A-252
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor tekanan Harness kelistrikan dari Periksa harness
bahan bakar sensor tekanan bahan kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal bakar dalam keadaan dengan sensor tekanan
“ORN/BLK” dari sensor tekanan bahan bagus. Jika kerusakan bahan bakar. Jika OK,
bakar dengan ground bodi kendaraan terdeteksi lagi, maka tukar dengan ECM yang
sebesar 4,8 – 5,2 V. senseor bahan bakar terbukti baik dan periksa
Dalam keadaan baik? atau komponen lain kembali.
mungkin akan mengalami
malfungsi. Lihat Tabel A-
7: Pemeriksaan Sirkuit
Supply Bahan Bakar
Tekanan Tinggi [1A-257] .

Tabel A-5: Pemeriksaan Operasi Regulator Tekanan Bahan Bakar


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Uji output Selesai. Lanjutkan ke Langkah 2.


1) Sambung SUZUKI scan tool dengan kunci
kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Pastikan bahwa suara operasi tekanan
bahan bakar terdengar dengan
menggunakan “output test” dari scan tool.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


regulator tekanan bahan bakar kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan regulator tekanan
2) Lepaskan konektor dari regulator tekanan bahan bakar. Jika OK,
bahan bakar. tukar dengan ECM yang
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. terbukti baik dan periksa
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal kembali.
“GRY/BLK” dari konektor regulator
tekanan bahan bakar dengan body ground
kendaraan lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit ground dan power Selesai. Lanjutkan ke Langkah 4.


supply regulator tekanan bahan bakar
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“GRY/BLK” dengan “LT BLU/RED” dari
konektor regulator tekanan bahan bakar
lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit ground regulator Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


tekanan bahan bakar diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara
2) Cabut konektor “D01” dari ECM. regulator tekanan bahan
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. bakar dengan ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“LT BLU/RED” dari konektor regulator
tekanan bahan bakar dengan body ground
kendaraan lebih rendah dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?

1A-253
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit ground regulator Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika


tekanan bahan bakar diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal regulator tekanan bahan
“LT BLU/RED” konektor regulator tekanan bakar dengan ECM.
bahan bakar dengan terminal “D01-34”
dari konektor ECM kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan regulator tekanan bahan Tukar dengan ECM yang Ganti regulator tekanan
bakar baik dan periksa kembali. bahan bakar.
1) Periksa regulator tekanan bahan bakar. 
[1G-48]
Dalam keadaan baik?

Tabel A-6: Pemeriksaan Sirkuit Supply Bahan Bakar Tekanan Rendah


Diagram Sirkuit
7
[D]
:A

[B] 4 :B

:C
[A] 5

[C]
1

2
3 6

[A] [B]
[C] [D]

[B]

2 4

A: Saluran masuk bahan bakar [C]: Pinching point [C] pada selang balik filter bahan 4. Pompa tekanan tinggi
bakar
B: Saluran balik bahan bakar [D]: Pinching point [D] pada selang balik damper 5. Common rail
bahan bakar
C: Jalur tekanan tinggi bahan bakar 1. Tangki bahan bakar 6. Fuel injector
[A]: Titik pengukuran [A] antara fuel pump dengan filter bahan bakar 2. Filter bahan bakar 7. Return fuel
[B]: Titik pengukuran [B] antara filter bahan bakar dengan pompa tekanan 3. Valve over flor
tinggi

Perbaikan

PERINGATAN:

Sebelum melakukan pemecahan masalah berikut, silakan baca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem
Bahan Bakar [1G-26] .
1A-254
CATATAN:
Sebelum melakukan pemeriksaan berikut, pastikan voltase battery 11 V atau lebih.

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Tanki bahan bakar berisi


1) Pastikan bahwa tanki bahan bakar berisi zat-zat yang tidak
bahan bakar dengan jenis yang benar. semestinya (minyak
Dalam keadaan baik? tanah atau fluida lain).
Bersihkan tanki bahan
bakar dan isi kembali
dengan benar.
YA TIDAK

2 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 3. Ketinggian bahan bakar


1) Sisa bahan bakar tidak boleh kurang dari atas lebih dari 5 liter
5 liter (10,67/8,80 US/Imp pt.). (10,67/8,80 US/Imp pt.).
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti


1) Periksa hal berikut. komponen yang rusak.
• Periksa apakah terjadi kebocoran
pada sirkuit bahan bakar.
• Periksa selang dan pipa untuk
mengetahui jika terjadi gangguan,
kerusakan, bocor, pecah, retak, dan
sebagainya.
• Pastikan bahwa fitting dan seal
terpasang dengan benar.
• Periksa apakah terjadi penyumbatan,
udara atau air masuk di dalam sistem
bahan bakar.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan operasi fuel pump Lanjutkan ke Langkah 5. Pemeriksaan kerusakan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC operasi fuel pump
saat kunci kontak pada posisi OFF. Lihat Tabel A-1:
2) Putar kunci kontak ke posisi ON. Pemeriksaan Operasi
3) Pastikan bahwa suara operasi fuel pump Relay Fuel Pump [1A-
terdengar oleh perintah “output test” dari 246] .
scan tool.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan operasi fuel pump Selesai. • Jika tekanan bahan


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. bakar di atas 250 kPa
2) Hubungkan special tool pada titik (3,1 kgf/cm 2 , 43,5
pengukuran [A] sebagaimana ditunjukkan psi, 3 bar), lanjutkan
pada gambar. ke Langkah 6.
• Jika tekanan bahan
Special Tool
bakar kurang dari 190
: 09914M08410
kPa (2,0 kgf/cm 2 ,
: 09919M48410
29,0 psi, 2 bar),
3) Dalam 20 detik setelah kunci kontak
lanjutkan ke Langkah
diputar ke posisi ON, pastikan bahwa
8.
tekanan bahan bakar adalah 190 – 250
kPa (2,0 – 3,1 kgf/cm 2 , 29,0 – 43,5 psi, 2
– 3 bar).
Dalam keadaan baik?

1A-255
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 7. Pompa tekanan tinggi
rendah macet, baik terus
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. membuka maupun terus
2) Jepitkan selang fuel return pada titik menutup. Ganti pompa
penjepitan [C] dengan menggunakan tekanan tinggi.
tangan untuk menghentikan aliran bahan
bakar.
3) Dalam 20 detik setelah kunci kontak
diputar ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa tekanan bahan bakar
adalah 330 – 390 kPa (3,4 – 3,9 kgf/cm 2 ,
47,9 – 56,5 psi, 3,3 – 3,9 bar).
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Elemen filter bahan bakar Valve Over flow macet,
rendah tersumbat. Ganti filter terus membuka. Ganti
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. bahan bakar. filter bahan bakar assy.
2) Lepas special tool yang tersambung pada
Langkah 5.
3) Sambung selang fuel feed (dari tanki
bahan bakar) ke filter bahan bakar.
4) Hubungkan special tool pada titik
pengukuran [B] sebagaimana ditunjukkan
pada gambar.
Special Tool
: 09919M48410
5) Dalam 20 detik setelah memutar kunci
kontak ke posisi ON, pastikan bahwa
tekanan bahan bakar lebih rendah dari
tekanan yang diukur pada Langkah 5.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Valve Over flow macet, Lanjutkan ke Langkah 9.
rendah terus menutup. Ganti
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. filter bahan bakar assy.
2) Jepitkan selang fuel return pada titik
penjepitan [C] dengan menggunakan
tangan untuk menghentikan aliran bahan
bakar.
3) Dalam 20 detik setelah kunci kontak
diputar ke posisi ON, pastikan bahwa
tekanan bahan bakar lebih tinggi dari
tekanan bahan bakar yang diukur pada
Langkah 5 dengan 80 kPa (0,8 kgf/cm 2 ,
11,6 psi, 0,8 bar).
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

9 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Pompa tekanan tinggi Pemeriksaan kerusakan
rendah macet, terus membuka. fuel pump Ganti fuel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. Ganti pompa tekanan pump.
2) Jepitkan selang fuel return pada titik tinggi.
penjepitan [B] dengan menggunakan
tangan untuk menghentikan aliran bahan
bakar.
3) Dalam 20 detik setelah kunci kontak
diputar ke posisi ON, pastikan bahwa
tekanan bahan bakar lebih tinggi dari
tekanan bahan bakar yang diukur pada
Langkah 5 dengan 10 kPa (0,1 kgf/cm 2 ,
1,45 psi, 0,1 bar).
Dalam keadaan baik?

1A-256
Tabel A-7: Pemeriksaan Sirkuit Supply Bahan Bakar Tekanan Tinggi
PERINGATAN:

Sebelum melakukan perbaikan, pastikan untuk membaca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Bahan
Bakar [1G-26].

Perbaikan

CATATAN:
• Sebelum memperbaiki, pastikan sudah memeriksa sirkuit bahan bakar tekanan-rendah.  [1A-254]
• Sebelum melakukan perbaikan, pastikan voltase battery 11 V atau lebih.

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 Pemeriksaan kode kalibrasi injektor bahan Lanjutkan ke Langkah 2. Registrasikan kode


bakar kalibrasi injektor bahan
1) Dengan menggunakan SUZUKI scan tool, bakar yang benar di
pastikan bahwa kode kalibrasi injektor dalam ECM.  [1C-30]
bahan bakar yang terregistrasi di dalam
ECM cocok dengan kode kalibrasi yang
tertera pada injektor bahan bakar.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan injektor bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 3. Ganti injektor bahan


1) Periksa injektor bahan bakar untuk bakar yang rusak.
mengetahui resistannya.  [1G-41]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan power balance Lanjutkan ke Langkah 4. Ganti injektor bahan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC bakar yang berfungsi. 
saat kunci kontak pada posisi OFF. [1G-41]
2) Hidupkan mesin dan panaskan hingga
suhunya mencapai suhu pengoperasian
normal.
3) Stop fuel injector No.1 operation by using
“output test” of SUZUKI scan tool and
check that engine idle condition is
changed.
4) Lakukan Langkah 3) pada injektor bahan
bakar No.2 sampai No.4.
Apakah mesin yang sedang dalam posisi
idle berubah ke berhenti dari setiap injektor
bahan bakar?

1A-257
YA TIDAK

4 Pemeriksaan kebocoran injektor bahan Lanjutkan ke Langkah 5. Ganti injektor bahan


bakar bakar yang rusak.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Cabut konektor dari semua injektor.
3) After removing clips, disconnect fuel return
hose (1) from all fuel injectors.
4) Colokkan selang fuel return dengan plug
cap (2) sehingga tidak ada cairan yang
keluar selama pemeriksaan ini. Untuk
informasi rinci, lihat Tindakan Pencegahan
untuk Servis Sistem Bahan Bakar [1G-26] .
5) Sambung special tool ke injektor bahan
bakar.
CATATAN:
Untuk adapter (3) antara special tool
dengan injektor, gunakan selang return
fuel yang disediakan sebagai spare part.

Special Tool
(A): 09912M96540
3

(A)

6) Lakukan crank pada mesin selama 5 detik


7) Pastikan bahwa kuantitas return fuel dari
setiap injektor kurang lebih sama atau
kecil.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan kebocoran injektor bahan Lanjutkan ke Langkah 6. Ganti injektor bahan


bakar bakar yang rusak.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Sambung konektor ke semua injektor.
3) Pastikan bahwa kuantitas return fuel dari
setiap injektor kurang lebih sama, dengan
kondisi berikut yang masing-masing sama
dengan cara seperti Langkah 3.
• Mesin berjalan pada putaran idle
selama 3 menit.
• Mesin berjalan pada putaran 1500 rpm
selama 3 menit.
• Mesin berjalan pada putaran 3000 rpm
selama 3 menit.
Dalam keadaan baik?

1A-258
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit bahan bakar tekanan Selesai. Lanjutkan ke Langkah 7.


tinggi
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepaskan konektor dari semua injektor
bahan bakar.
3) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC.
4) Lakukan crank pada mesin selama 5 detik
5) Pastikan bahwa “Fuel Rail Pressure” yang
tertampil pada SUZUKI scan tool lebih
tinggi dari 30 MPa (300 bar) dengan
putaran mesin di atas 200 rpm.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit tekanan bahan bakar Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau ganti.
1) Periksa sirkuit sensor tekanan bahan
bakar.  [1A-252]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan operasi regulator tekanan Selesai. Perbaiki atau ganti.


bahan bakar
1) Pastikan bahwa regulator tekanan bahan
bakar bekerja dengan semestinya.  [1A-
253]
Dalam keadaan baik?

Tabel B-1: Pemeriksaan Sirkuit Turbocharger / Udara Masuk


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan awal Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti


1) Periksa hal berikut. komponen yang rusak.
• Periksa seal dari selang sistem
turbocharger.
• Periksa intercooler untuk melihat
kemungkinan adanya kebocoran.
• Pastikan bahwa klem selang di dalam
sistem udara masuk terpasang dan
dikencangkan dengan benar.
• Periksa selang dan pipa udar amasuk
untuk mengetahui jika ada
penyumbatan, kerusakan, dan
sebagainya.
• Pastikan bahwa sensor MAF dan IAT
tidak kotor.
• Secara visual, periksa turbocharger
untuk mengetahui jika terjadi
kebocoran oli dan kerusakan .
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan kondisi filter pembersih Lanjutkan ke Langkah 3. Ganti filter pembersih


udara udara.  [1D-96]
1) Pastikan bahwa filter pembersih udara
tidak kotor.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan kondisi filter pembersih Lanjutkan ke Langkah 4. Pasang kembali dengan


udara benar.
1) Pastikan bahwa filter pembersih udara
terpasang dengan benar.
Dalam keadaan baik?

1A-259
YA TIDAK

4 Pemeriksaan turbocharger Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa turbocharger.  [1D-111]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan operasi sensor MAF Selesai. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sensor MAF bekerja
dengan semestinya.  [1A-260]
Dalam keadaan baik?

Tabel B-2: Pemeriksaan Sensor MAF


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan parameter Lanjutkan ke Langkah 2. Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Pastikan bahwa mesin mati dan semua
beban elektrik telah dimatikan.
4) Pastikan bahwa parameter “MAF” yang
tertampil pada SUZUKI scan tool adalah
sebesar 0 – 1 g/detik.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter Lanjutkan ke Langkah 3. Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Hidupkan mesin dan panaskan hingga
suhunya mencapai suhu pengoperasian
normal.
2) Dengan putaran mesin idle, EGR OFF
dan pedal gas bebas, pastikan bahwa
parameter “MAF” yang tertampil pada
SUZUKI scan tool adalah sebesar 5,5
g/detik.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan parameter Lanjutkan ke Langkah 4. Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Sengan semua beban listrik mati, ketika
pedal gas diinjak beberapa kali, pastikan
bahwa parameter “MAF” yang tertampil
pada SUZUKI scan tool berubah sesaat.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan parameter Selesai. Lanjutkan ke Langkah 5.


1) ketika EGR ON dan pedal gas bebas,
pastikan bahwa parameter “MAF” yang
tertampil pada SUZUKI scan tool lebih
besar dari 3,0 g/detik.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan voltase power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika perlu,
MAF dan IAT ganti sirkuit power supply
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. sensor MAF dan IAT.
2) Cabut konektor sensor MAF dan IAT.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/WHT” dari konektor sensor MAF dan
IAT dengan body ground kendaraan lebih
dari 11 V.
Dalam keadaan baik?

1A-260
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit power supply dan Lanjutkan ke Langkah 7. Periksa harness


ground MAF dan IAT kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan sensor IAT. Jika
“BLK/WHT” dan “BLU/YEL” dari MAF OK, tukar dengan ECM
dengan konektor sensor IAT lebih dari 11 yang terbukti baik dan
V. periksa kembali.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit sensor MAF Ganti sensor MAF dan Periksa harness
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal IAT. kelistrikan antara ECM
“BLU/RED” dari konektor sensor MAF dan dan MAF dengan sensor
IAT dengan ground bodi kendaraan IAT. Jika OK, tukar
sebesar 4,8 – 5,2 V. dengan ECM yang
Dalam keadaan baik? terbukti baik dan periksa
kembali.

Tabel B-3: Pemeriksaan Sensor Tekanan Boost


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sistam udara masuk Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti.


1) Pastikan bahwa sistem udara masuk
bekerja dengan benar.  [1A-259]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter Lanjutkan ke Langkah 3. Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Pastikan bahwa mesin mati dan semua
beban elektrik telah dimatikan.
4) Periksa “Tekanan Boost” yang tertampil
pada SUZUKI scan tool. Nilai yang
tertampil kurang lebih harus sama dengan
“Tekanan Barometer”.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan parameter Lanjutkan ke Langkah 4. Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Dengan mesin pada putaran idle dan
pedal gas bebas, “Tekanan Boost” harus
kurang lebih sama dengan “Tekanan
Barometer”.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan parameter Selesai. Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Dengan pedal gas terinjak dan putaran
mesin sama dengan 3.500 rpm, maka
“Tekanan Boost” harus di atas 120 kPa
(1,2 kgf/cm 2 , 17,4 psi, 1,2 bar).
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan power supply sensor tekanan Ganti sensor tekanan Lanjutkan ke Langkah 6.
boost dan sirkuit ground boost
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepaskan konektor dari sensor sensor
tekanan boost.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“RED/BLK” dengan “BLK” dari konektor
sensor tekanan boost sebesar 4,8 “ 5,2 V.
Dalam keadaan baik?

1A-261
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor tekanan Ganti sensor tekanan Periksa harness
boost boost kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan sensor tekanan
“ORN” dari konektor sensor boost dengan boost. Jika OK, tukar
ground bodi kendaraan sebesar 4,8 – 5,2 dengan ECM yang
V. terbukti baik dan periksa
Dalam keadaan baik? kembali.

Tabel B-4: Pemeriksaan Tekanan Barometer


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan parameter Selesai. Tukar dengan ECM yang


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC baik dan periksa kembali.
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Pastikan bahwa mesin mati dan semua
beban elektrik telah dimatikan.
4) Periksa “Tekanan Barometer” yang
tertampil pada SUZUKI scan tool.
Nilai yang tertampil kurang lebih harus
sama dengan tekanan barometer.
Dalam keadaan baik?

Tabel B-5: Pemeriksaan Pengoperasian EGR Valve


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Uji output Selesai. Lanjutkan ke Langkah 2.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Periksa kondisi sekring utama dan sekring
sirkuit. Jika tidak, ganti sekring dan
periksa apakah terjadi sirkuit koslet ke
ground.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa suara operasi EGR
terdengar dengan menggunakan “output
test” dari scan tool.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply EGR Lanjutkan ke Langkah 5. Lanjutkan ke Langkah 3.


valve
1) Lepaskan konektor dari valve EGR saat
kunci kontak di putar ke posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“PNK/WHT” dari konektor valve EGR
dengan ground bodi kendaraan lebih dari
11 V.
Dalam keadaan baik?

1A-262
YA TIDAK

3 Pemeriksaan valve EGR Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan valve EGR.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLU/BLK” dari konektor valve EGR
dengan ground bodi kendaraan kurang
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan valve EGR Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antara terminal kelistrikan antara ECM
“BLU/BLK” dari konektor valve EGR dengan valve EGR.
dengan ground bodi kendaraan lebih dari
500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan valve EGR Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika


1) Pastikan bahwa resistan antara terminal diperlukan, ganti harness
“BLU/BLK” dari konektor valve EGR kelistrikan antara ECM
dengan terminal “D01-15” dari konektor dengan valve EGR.
ECM kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan valve EGR Tukar dengan ECM yang Ganti valve EGR.
1) Periksa valve EGR.  [1B-11] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

Tabel B-6: Pemeriksaan Sensor A/F


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan voltase power supply Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki sirkuit power


pemanas sensor A/F supply pemanas sensor
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. A/F
2) Cabut konektor sensor A/F.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLU” dari konektor sensor A/F dengan
body ground kendaraan pada kisaran 10
hingga14 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM dan sensor A/F. kelistrikan antara sensor
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. A/F dengan ECM.
4) Pastikan bahwa voltase antar terminal
berikut kurang dari 0,3 V.
• Terminal “E01-12” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
• Terminal “E01-44” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
• Terminal “E01-45” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
• Terminal “E01-46” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
• Terminal “E01-47” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
Ban dalam kondisi baik?

1A-263
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa voltase antar terminal kelistrikan antara sensor
berikut lebih dari 500 kΩ. A/F dengan ECM.
• Terminal “E01-12” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
• Terminal “E01-44” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
• Terminal “E01-45” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
• Terminal “E01-46” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
• Terminal “E01-47” dari konektor ECM
dan ground bodi kendaraan
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sensor A/F Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


1) Pastikan bahwa voltase antar terminal diperlukan, ganti harness
berikut kurang dari 5 Ω. kelistrikan antara sensor
• Terminal “E01-12” konektor ECM A/F dengan ECM.
dengan terminal “LT GRN” konektor
sensor A/F.
• Terminal “E01-44” konektor ECM
dengan terminal “RED/WHT” konektor
sensor A”F.
• Terminal “E01-45” konektor ECM
dengan terminal “YEL” konektor
sensor A/F.
• Terminal “E01-46” konektor ECM
dengan terminal “GRN/WHT” konektor
sensor A”F.
• Terminal “E01-47” konektor ECM
dengan terminal “LT GRN” konektor
sensor A/F.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sensor A/F Tukar dengan ECM yang Ganti sensor A/F.
1) Periksa sensor A/F. Memeriksa Sensor Air baik dan periksa kembali.
Fuel Ratio (A/F) Pada Kendaraan [1B-12]
Dalam keadaan baik?

Tabel C-1: Pemeriksaan Voltase Battery


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan voltase battery Lanjutkan ke Langkah 2. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
2) Semua beban elektrik diputar ke OFF.
3) Pastikan bahwa voltase battery berkisar
antara 10 hingga 14 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase battery Selesai. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Pastikan bahwa voltase battery lebih dari
8 V sementara mesin dalam keadaan
cranking.
Dalam keadaan baik?

1A-264
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sistem pengisian Selesai. Perbaiki atau ganti.


1) Hidupkan mesin dan panaskan hingga
suhunya mencapai suhu pengoperasian
normal.
2) Periksa apakah sistem pengisian
beroperasi.
• Pemeriksaan battery lemah:  [1J-28]
• Pemeriksaan battery daya berlebih: 
[1J-29]
Dalam keadaan baik?

Tabel C-2: Pemeriksaan Operasi Relay Utama


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah 2. Perbaiki sirkuit power
utama supply relay utama.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepas relay utama.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/YEL” dari konektor relay utama
dengan ground bodi kendaraan sebesar
10 – 14 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit relay utama Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan relay utama.
“BRN/WHT” dari konektor relay fuel pump
dengan body ground kendaraan lebih dari
500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit relay utama Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika


1) Pastikan bahwa resistan antara terminal diperlukan, ganti harness
“E01-80” dari konektor ECM dengan kelistrikan antara ECM
terminal “PPL/WHT” dari konektor relay dengan relay utama.
fuel pump kurang dari 5 Ω.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan operasi relay utama Selesai. Ganti relay utama.


1) Periksa operasi relay utama.  [10B-33]
Dalam keadaan baik?

Tabel C-3: Pemeriksaan Putaran Mesin


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan parameter Lanjutkan ke Langkah 2. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Pastikan bahwa rpm mesin tidak melebihi
60 rpm tanpa mesin hidup.
Dalam keadaan baik?

1A-265
YA TIDAK

2 Pemeriksaan putaran idle Selesai. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Hidupkan mesin dan panaskan hingga
suhunya mencapai suhu pengoperasian
normal.
2) Dengan putaran mesin idle, semua EGR
beban elektrik diputar ke OFF dan pedal
gas bebas, pastikan bahwa putaran mesin
di bawah nilai yang ditentukan.
• Tanpa regenerasi terbuang: Sekitar
800 rpm
• Dengan regenerasi terbuang: Sekitar
900 hingga 950 rpm
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor CKP Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan sensor CKP.
4) Pastikan bahwa voltase antar terminal
berikut kurang dari 0,3 V.
• Terminal “GRY“BLK/ konektor sensor
CKP dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “YEL“RED/ konektor sensor
CKP dengan ground bodi kendaraan.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sensor CKP Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antar terminal kelistrikan antara ECM
berikut lebih dari 1 Ω. dengan sensor CKP.
• Terminal “GRY“BLK/ konektor sensor
CKP dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “YEL“RED/ konektor sensor
CKP dengan ground bodi kendaraan.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sensor CKP Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antar terminal kelistrikan antara ECM
berikut kurang dari 5 Ω. dengan sensor CKP.
• Terminal ”GRY“BLK/ dari konektor
sensor CKP dan terminal “D01-43” dari
ECM
• Terminal ”YEL“RED/ dari konektor
sensor CKP dan terminal “D01-59” dari
ECM
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan rotor sensor CKP Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti


1) Pastikan bahwa tidak ada kesalahan komponen yang rusak.
seperti kontak berulang, gigi yang hilang,
titik acuan atau celah yang tidak tepat di
dalam sensor CKP.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sensor CKP Tukar dengan ECM yang Lepas sensor CKP.
1) Periksa sensor CKP.  [1C-39] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

Tabel C-4: Pemeriksaan Sensor ECT


Perbaikan

1A-266
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan parameter Selesai. Lanjutkan ke Langkah 2.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Hidupkan mesin dan panaskan hingga
suhunya mencapai suhu pengoperasian
normal.
3) Matikan semua beban listrik
4) Pastikan bahwa parameter “Cool Temp”
yang tertampil pada SUZUKI scan tool
adalah sebesar 80 – 110 °C (176 –
230 °F).
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sensor ECT Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara ECM
2) Cabut konektor dari sensor ECT. dengan sensor ECT. Jika
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. OK, tukar dengan ECM
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal yang terbukti baik dan
“PPL/WHT” dari konektor sensor ECT periksa kembali.
dengan body ground kendaraan sebesar
4,8 – 5,2 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor ECT Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


1) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara ECM
“PPL/WHT” dan “GRN” dari konektor dengan sensor EGT.
sensor ECT sebesar 4,8 “ 5,2 V. Jika OK, tukar dengan
Dalam keadaan baik? ECM yang terbukti baik
dan periksa kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sensor ECT Tukar dengan ECM yang Ganti sensor ECT.
1) Periksa sensor ECT.  [1C-36] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

Tabel C-5: Pemeriksaan Sensor IAT


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan parameter Selesai. Lanjutkan ke Langkah 2.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Hidupkan mesin dan panaskan hingga
suhunya mencapai suhu pengoperasian
normal.
3) Dengan putaran mesin idle, semua beban
listrik diputar ke OFF dan pedal gas
bebas, pastikan bahwa “Suhu Udara
Masuk” sebesar –5 °C (23 °F) + suhu
lingkungan sampai 40 °C (104 °F) + suhu
lingkungan.
Dalam keadaan baik?

1A-267
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sensor IAT Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa harness


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara ECM
2) Cabut konektor sensor MAF dan IAT. dan MAF dengan sensor
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. IAT. Jika OK, tukar
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal dengan ECM yang
“BLU/ORN” dari konektor sensor MAF dan terbukti baik dan periksa
IAT dengan ground bodi kendaraan kembali.
sebesar 4,8 – 5,2 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor IAT Ganti sensor MAF dan Periksa harness
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal IAT. kelistrikan antara ECM
“BLU/ORN” dan “BLU/YEL” dari MAF dan MAF dengan sensor
dengan konektor sensor IAT berada pada IAT. Jika OK, tukar
kisaran 4.8 – 5.2 V. dengan ECM yang
Dalam keadaan baik? terbukti baik dan periksa
kembali.

Tabel C-6: Pemeriksaan Pedal Gas


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan parameter Lanjutkan ke Langkah 2. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Dengan semua beban listrik mati dan
pedal gas bebas, pastikan bahwa
parameter yang tertampil pada SUZUKI
scan tool berikut berada pada nilai acuan.
• “Posisi Pedal gas “ 0 – 5%
• “Sensor APP 1 Volt”: 0.60 – 1,10 V
• “Sensor APP 2 Volt”: 0.20 – 0,55 V
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan parameter Selesai. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Pastikan bahwa parameter yang tertampil
pada SUZUKI scan tool berikut berada
pada nilai acuan.
• Dengan pedal gas terinjak penuh, nilai
“Posisi Gas” harus berada pada
kisaran 95 – 100%.
• Dengan pedal gas terinjak penuh, nilai
“APP Sensor 1 Volt” harus berada
pada kisaran 3,60 – 4,30 V dan “APP
Sensor 2 Volt” pada kisaran 1,80 V –
2,15 V.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 4. Periksa harness


APP kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan sensor APP. Jika
2) Cabut konektor dari sensor APP. OK, tukar dengan ECM
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. yang terbukti baik dan
4) Pastikan bahwa voltase antar terminal periksa kembali.
berikut berada pada kisaran 4,8 – 5,2 V.
• Terminal “BRN” konektor sensor APP
dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “RED“YEL/ konektor sensor
APP dengan ground bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?

1A-268
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit power supply sensor Lanjutkan ke Langkah 5. Periksa harness


APP dan sirkuit ground kelistrikan antara ECM
1) Pastikan bahwa voltase antar terminal dengan sensor APP. Jika
berikut berada pada kisaran 4,8 – 5,2 V. OK, tukar dengan ECM
• Terminal “BRN” dan “LT GRN/BLK” yang terbukti baik dan
konektor sensor APP dengan ground periksa kembali.
bodi kendaraan.
• Terminal “RED“YEL/ dan “WHT”
konektor sensor APP.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor APP Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan sensor APP.
4) Pastikan bahwa voltase antar terminal
berikut kurang dari 0,3 V.
• Terminal “RED“RED/ konektor sensor
APP dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “YEL” konektor sensor APP
dengan ground bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor APP Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa resistan antar terminal kelistrikan antara ECM
berikut lebih dari 500 kΩ. dengan sensor APP.
• Terminal “RED“RED/ konektor sensor
APP dengan ground bodi kendaraan.
• Terminal “YEL” konektor sensor APP
dengan ground bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit sinyal sensor APP Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau, jika
1) Pastikan bahwa resistan antar terminal diperlukan, ganti harness
berikut kurang dari 5 Ω. kelistrikan antara ECM
• Antara terminal “GRN/RED” dari dengan sensor APP.
konektor sensor APP dengan
terminal ”E01-65” dari konektor ECM.
• Antara terminal “YEL” dari konektor
sensor APP dengan terminal ”E01-41”
dari konektor ECM.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sensor APP Tukar dengan ECM yang Ganti sensor APP.
1) Periksa sensor APP.  [1C-33] baik dan periksa kembali.
Dalam keadaan baik?

Tabel C-7: Pemeriksaan Sinyal Kecepatan


Perbaikan

PERINGATAN:

• Ketika melakukan tes jalan, pilih tempat yang tidak ada lalu lintas atau kemungkinan kecelakaan lalu
lintas, dan berhati-hatilah saat melakukan tes untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
• Tes jalan harus dilakukan oleh 2 orang, pengemudi dan tester.

1A-269
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan data scan tool Selesai. Lanjutkan ke Langkah 2.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Lakukan tes jalan dan kemudikan
kendaraan pada kecepatan konstan 30
km/jam (19 MPH).
3) Periksa parameter berikut yang tertampil
pada SUZUKI scan tool.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lihat perbaikan DTC Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Periksa modul kontrol ABS apakah ada terkait.
DTC.
Ada DTC yang terdeteksi yang
berhubungan dengan sensor kecepatan
roda?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC Lihat perbaikan DTC Lanjutkan ke Langkah 4.


1) Periksa ECM dan modul kontrol ABS terkait.
apakah ada DTC.
Ada DTC yang berhubungan dengan CAN
yang terdeteksi?
YA TIDAK

4 Mengganti ECM Selesai. Modul kontrol ABS.


1) Tukar dengan ECM yang terbukti baik.  Model ABS:  [4E-35]
[1C-28]
Dalam keadaan baik?

Tabel C-8: Pemeriksaan Operasi Glow Plug


Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan glow plug Lanjutkan ke Langkah 2. Ganti glow plug yang


1) Periksa glow plug untuk memeriksa rusak.  [1C-32]
resistan.  [1C-32]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Uji output Selesai. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Lepaskan konektor glow plug dari glow
plug.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
Lakukan “output test” modul kontrol glow
plug pada scan tool.
4) Pastikan bahwa voltase antara tiap
konektor glow plug dengan ground bodi
kendaraan lebih besar dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase power supply modul Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki sirkuit power
kontrol glow plug dan sirkuitnya supply modul kontrol
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. glow plug.
2) Lepaskan konektor dari modul kontrol
glow plug.
3) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“RED” dari konektor sensor modul kontrol
glow plug dengan ground bodi kendaraan
lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?

1A-270
YA TIDAK

4 Pemeriksaan power supply modul kontrol Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki sirkuit ground
glow plug dan sirkuit ground dari modul kontrol glow
1) Pastikan bahwa voltase antara terminal plug.
“RED” dengan “BLK” dari konektor modul
kontrol glow plug lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit power supply modul Lanjutkan ke Langkah 6. Perbaiki sirkuit power
kontrol glow plug dan sirkuitnya supply modul kontrol
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. glow plug.
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLK/WHT” dari konektor modul kontrol
glow plug dengan ground bodi kendaraan
lebih dari 11 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit kontrol glow plug Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Cabut konektor dari ECM. kelistrikan antara ECM
3) Putar kunci kontak ke posisi ON. dengan modul kontrol
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal glow plug.
“BLU” dari konektor modul kontrol glow
plug dengan ground bodi kendaraan lebih
dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit kontrol glow plug Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara ECM
“BLU” dari konektor sensor modul kontrol dengan modul kontrol
glow plug dengan ground bodi kendaraan glow plug.
lebih dari 500 kΩ.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sirkuit kontrol glow plug Lanjutkan ke Langkah 9. Perbaiki atau, jika
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal diperlukan, ganti harness
“BLU” dari konektor modul kontrol glow kelistrikan antara ECM
plug dengan terminal E01-70” dari dengan modul kontrol
konektor ECM kurang dari 5Ω. glow plug.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

9 Pemeriksaan sirkuit kontrol glow plug Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. 10. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara ECM
“GRY/BLU”dari konektor modul kontrol dengan modul kontrol
glow plug dengan ground bodi kendaraan glow plug.
lebih dari 0,3 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan sirkuit kontrol glow plug Lanjutkan ke Langkah 11. Perbaiki atau, jika
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. diperlukan, ganti harness
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal kelistrikan antara ECM
“GRY/BLU” dari konektor sensor modul dengan modul kontrol
kontrol glow plug dengan ground bodi glow plug.
kendaraan lebih dari 500 k”.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

11 Pemeriksaan sirkuit kontrol glow plug Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
1) Pastikan bahwa resistan antara terminal 12. diperlukan, ganti harness
“GRY/BLU” dari konektor modul kontrol kelistrikan antara ECM
glow plug dengan terminal E01-74“ dari dengan modul kontrol
konektor ECM kurang dari 5 ”. glow plug.
Dalam keadaan baik?
1A-271
YA TIDAK

12 Pemeriksaan sirkuit output modul kontrol Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
glow plug 13. diperlukan, ganti harness
1) Lepaskan konektor dari glow plug. kelistrikan antara glow
2) Putar kunci kontak ke posisi ON. plug dengan modul
3) Pastikan bahwa voltase antar terminal kontrol glow plug.
berikut kurang dari 0,3 V.
• Konektor glow plug No.1 dan ground
bodi kendaraan.
• Konektor glow plug No.2 dan ground
bodi kendaraan.
• Konektor glow plug No.3 dan ground
bodi kendaraan.
• Konektor glow plug No.4 dan ground
bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

13 Pemeriksaan sirkuit output modul kontrol Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
glow plug 14. diperlukan, ganti harness
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kelistrikan antara glow
2) Pastikan bahwa resistan antar terminal plug dengan modul
berikut lebih dari 500 kΩ. kontrol glow plug.
• Konektor glow plug No.1 dan ground
bodi kendaraan.
• Konektor glow plug No.2 dan ground
bodi kendaraan.
• Konektor glow plug No.3 dan ground
bodi kendaraan.
• Konektor glow plug No.4 dan ground
bodi kendaraan.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

14 Pemeriksaan sirkuit output modul kontrol Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
glow plug 15. diperlukan, ganti harness
1) Lepaskan konektor dari glow plug. kelistrikan antara glow
Terminal kurang dari 5Ω. plug dengan modul
2) Periksa resistan antara berikut ini. kontrol glow plug.
• Konektor glow plug No. 1 dengan
terminal “GRN” dari konektor modul
kontrol glow plug.
• Konektor glow plug No.2 dengan
terminal “GRN” dari konektor modul
kontrol glow plug.
• Konektor glow plug No.3 dengan
terminal “WHT” dari konektor modul
kontrol glow plug.
• Konektor glow plug No.4 dengan
terminal “WHT” dari konektor modul
kontrol glow plug.
Ban dalam kondisi baik?
YA TIDAK

15 Penggantian modul kontrol glow plug Selesai. Tukar dengan ECM yang
1) Ganti modul kontrol glow plug dan baik dan periksa kembali.
pastikan bahwa DTC sirkuitnya tidak
terdeteksi.  [1C-41]
Dalam keadaan baik?

Tabel C-9: Pemeriksaan operasi Kipas Pendingin Radiator


Perbaikan

1A-272
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Uji output Lanjutkan ke Langkah 2. Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC
saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Konfirmasikan kipas pendingin radiator
yang beroperasi pada putaran rendah
dengan menggunakan “output test” pada
SUZUKI scan tool.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

2 Uji output Selesai. Lanjutkan ke Langkah 9.


1) Konfirmasikan kipas pendingin radiator
yang beroperasi pada putaran tinggi
dengan menggunakan “output test” pada
SUZUKI scan tool.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki sirkuit power
motor kipas pendingin radiator No.1 supply relay motor kipas
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. pendingin radiator No.1.
2) Lepas relay motor kipas pendingin
radiator No. 1
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“GRY” dari relay motor kipas No.1 dengan
ground bodi kendaraan sebesar 10 dan 14
V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan relay motor kipas pendingin Lanjutkan ke Langkah 5. Ganti relay motor kipas
radiator No. 1 pendingin radiator No. 1
1) Periksa operasi relay motor kipas
pendingin radiator No.1.  [10B-33]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit relay motor kipas Lanjutkan ke Langkah 6. Periksa harness


pendingin radiator No. 1 kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan relay motor kipas
2) Periksa sirkuit kontrol relay motor kipas pendingin radiator No.1.
No.1 antara terminal “E01-7” dari konektor Jika OK, tukar dengan
ECM dengan terminal “LT GRN” dari ECM yang terbukti baik
konektor relay motor kipas No.1 untuk dan periksa kembali.
mengetahui apakah putus, koslet dengan
sirkuit ground dan koslet dengan sirkuit
power supply.
Dalam keadaan baik?

1A-273
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit relay motor kipas Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau, jika
pendingin radiator No. 1 diperlukan, ganti harness
1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC kelistrikan antara motor
saat kunci kontak pada posisi OFF. kipas pendingin radiator
2) Pasang relay motor kipas pendingin dengan relay motor kipas
radiator No. 1 pendingin radiator No.1.
3) Putar kunci kontak pendingin radiator ke
posisi ON.
4) Konfirmasikan kipas pendingin radiator
yang beroperasi pada putaran rendah
dengan menggunakan “output test” pada
SUZUKI scan tool.
5) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLU/RED” dari relay motor kipas No.1
dengan ground bodi kendaraan sebesar
10 dan 14 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit relay motor kipas Lanjutkan ke Langkah 8. Perbaiki sirkuit ground
pendingin radiator No. 1 motor kipas pendingin
1) Konfirmasikan kipas pendingin radiator radiator.
yang beroperasi pada putaran rendah
dengan menggunakan “output test” pada
SUZUKI scan tool.
2) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLU/RED” dan “BLK” dari relay motor
kipas No.1 dengan ground bodi
kendaraan sebesar 10 dan 14 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan motor kipas pendingin Tukar dengan ECM yang Ganti motor kipas
radiator baik dan periksa kembali. pendingin radiator.
1) Periksa motor kipas pendingin radiator. 
[1F-29]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

9 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah Perbaiki sirkuit power
motor kipas pendingin radiator No.2 10. supply relay motor kipas
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. pendingin radiator No.2.
2) Lepas relay motor kipas pendingin
radiator No.2
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“GRY” dari relay motor kipas No.2 dengan
ground bodi kendaraan sebesar 10 dan 14
V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan relay motor kipas pendingin Lanjutkan ke Langkah 11. Ganti relay motor kipas
radiator No.2 pendingin radiator No.2
1) Periksa operasi relay motor kipas
pendingin radiator No.2.  [10B-33]
Dalam keadaan baik?

1A-274
YA TIDAK

11 Pemeriksaan sirkuit relay motor kipas Lanjutkan ke Langkah Periksa harness


pendingin radiator No.2 12. kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan relay motor kipas
2) Periksa sirkuit kontrol relay motor kipas pendingin radiator No.2.
No.2 antara terminal “E01-8” dari konektor Jika OK, tukar dengan
ECM dengan terminal “LT GRN” dari ECM yang terbukti baik
konektor relay motor kipas No.1 untuk dan periksa kembali.
mengetahui apakah putus, koslet dengan
sirkuit ground dan koslet dengan sirkuit
power supply.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

12 Pemeriksaan sirkuit relay motor kipas Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
pendingin radiator No.2 13. diperlukan, ganti harness
1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC kelistrikan antara motor
saat kunci kontak pada posisi OFF. kipas pendingin radiator
2) Pasang relay motor kipas pendingin dengan relay motor kipas
radiator No.2 pendingin radiator No.2.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Konfirmasikan kipas pendingin radiator
yang beroperasi pada putaran tinggi
dengan menggunakan “output test” pada
SUZUKI scan tool.
5) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLU/BLK” dari relay motor kipas No.1
dengan ground bodi kendaraan sebesar
10 dan 14 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

13 Pemeriksaan voltase power supply relay Lanjutkan ke Langkah Perbaiki sirkuit power
motor kipas radiator No.3 14. supply relay motor kipas
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. pendingin radiator No.3.
2) Lepas relay motor kipas pendingin
radiator No.3
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“GRY” dari relay motor kipas No.3 dengan
ground bodi kendaraan sebesar 10 dan 14
V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

14 Pemeriksaan relay motor kipas pendingin Lanjutkan ke Langkah Ganti relay motor kipas
radiator No.3 15. pendingin radiator No.3.
1) Periksa operasi relay motor kipas
pendingin radiator No.3.  [10B-33]
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

15 Pemeriksaan sirkuit relay motor kipas Lanjutkan ke Langkah Periksa harness


pendingin radiator No.3 16. kelistrikan antara ECM
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dengan relay motor kipas
2) Periksa sirkuit kontrol relay motor kipas pendingin radiator No.3.
No.3 antara terminal “E01-30” dari Jika OK, tukar dengan
konektor ECM dengan terminal “LT GRN/ ECM yang terbukti baik
dari konektor relay motor kipas No.3 untuk dan periksa kembali.
mengetahui apakah putus, koslet dengan
sirkuit ground dan koslet dengan sirkuit
power supply.
Dalam keadaan baik?

1A-275
YA TIDAK

16 Pemeriksaan sirkuit relay motor kipas Lanjutkan ke Langkah Perbaiki atau, jika
pendingin radiator No.3 17. diperlukan, ganti harness
1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC kelistrikan antara motor
saat kunci kontak pada posisi OFF. kipas pendingin radiator
2) Pasang relay motor kipas pendingin dengan relay motor kipas
radiator No.3 pendingin radiator No.3.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Konfirmasikan kipas pendingin radiator
yang beroperasi pada putaran tinggi
dengan menggunakan “output test” pada
SUZUKI scan tool.
5) Pastikan bahwa voltase antara terminal
“BLU/WHT” dari relay motor kipas No.1
dengan ground bodi kendaraan sebesar
10 dan 14 V.
Dalam keadaan baik?
YA TIDAK

17 Pemeriksaan motor kipas pendingin Tukar dengan ECM yang Ganti motor kipas
radiator baik dan periksa kembali. pendingin radiator.
1) Periksa motor kipas pendingin radiator. 
[1F-29]
Dalam keadaan baik?

ECM dan Nilai Voltase Sirkuitnya (untuk Acuan)


PERHATIAN:

ECM tidak dapat diperiksa secara langsung. Menghubungkan voltmeter ke ECM dengan konektor ECM yang
diputus.

CATATAN:
• Karena setiap voltase terminal dipengaruhi oleh voltase battery, pastikan voltase battery 11 V atau lebih
ketika kunci kontak diputar ke ON.
• Voltase dengan tanda bintang (*) tidak dapat diukur dengan voltmeter karena ini adalah sinyal pulsa.
Gunakan osiloskop untuk memeriksanya jika perlu.

Susunan Terminal Konektor ECM (Dilihat A dari Sisi Harness)


[A]

E01 D01

28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 2 1 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16
4 3

72 71 70 69 68 67 66 65 64 63 62 61 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31

94 93 92 91 90 89 88 87 86 85 84 83 82 81 80 79 78 77 76 75 74 73 6 5 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46

[A]: Konektor ECM (Tampak: A)

1A-276
Terminal No. Warna kabel Sirkuit Voltase normal Kondisi Keterangan
Sirkuit penggerak *–30 hingga –40 V
Mesin: Putaran idle
D01-1 WHT/BLU injektor bahan bakar ↑↓ —
setelah dipanaskan
No.4 (sisi rendah) 40 hingga 60 V
D01-2 — — — — —
D01-3 — — — — —
Sirkuit power supply
D01-4 GRY/BLK regulator tekanan 10 – 14 V Kunci kontak: ON —
bahan bakar (12 V)
Sirkuit power supply
D01-5 PNK/WHT 10 – 14 V Kunci kontak: ON —
EGR valve (12 V)
Sirkuit sensor ground
D01-6 YEL/RED Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON —
tekanan bahan bakar
D01-7 — — — — —
Sirkuit power supply
Mesin: Putaran idle
D01-8 GRN/YEL sensor tekanan bahan 4–6V —
setelah dipanaskan
bakar (5 V)
0–1V Kunci kontak: ON —
Sirkuit sinyal switch
D01-9 GRY/YEL Mesin: Putaran idle
tekanan oli 10 – 14 V —
setelah dipanaskan
D01-10 — — — — —
D01-11 — — — — —
D01-12 — — — — —
D01-13 — — — — —
D01-14 — — — — —
*0 – 1 V
↑↓
10 – 14 V Mesin: Melaju
D01-15 BLU/BLK Sirkuit valve drive EGR —
Lihat Bentuk setelah dipanaskan
gelombang acuan
No.2 .
Sirkuit penggerak *–30 hingga –40 V
Mesin: Putaran idle
D01-16 ORN/WHT injektor bahan bakar ↑↓ —
setelah dipanaskan
No.1 (sisi rendah) 40 hingga 60 V
Sirkuit penggerak *–30 hingga –40 V
Mesin: Putaran idle
D01-17 YEL/BLK injektor bahan bakar ↑↓ —
setelah dipanaskan
No.2 (sisi rendah) 40 hingga 60 V
D01-18 — — — — —
D01-19 — — — — —
D01-20 — — — — —
Sirkuit ground sensor
D01-21 PPL Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON —
CMP
D01-22 — — — — —
Sirkuit power supply
Mesin: Putaran idle
D01-23 RED/BLK sensor boost pressure 4–6V —
setelah dipanaskan
(5 V)
Sirkuit sensor ground
D01-24 BLK Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON —
boost pressure

1A-277
Sirkuit power supply Mesin: Putaran idle
D01-25 PNK 4–6V —
sensor CMP (5 V) setelah dipanaskan
D01-26 — — — — —
D01-27 — — — — —
D01-28 — — — — —
Sirkuit ground sensor
D01-29 GRN Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON —
ECT
*0 – 1 V
↑↓
Sirkuit penggerak
10 – 14 V Mesin: Putaran idle
D01-30 WHT/BLU solenoid kontrol boost —
Lihat Bentuk setelah dipanaskan
pressure
gelombang acuan
No.3 .
Sirkuit penggerak *–30 hingga –40 V
Mesin: Putaran idle
D01-31 WHT/GRN injektor bahan bakar ↑↓ —
setelah dipanaskan
No.3 (sisi rendah) 40 hingga 60 V
D01-32 — — — — —
D01-33 — — — — —
*0 – 1 V
Mesin: Setelah
↑↓
Sirkuit penggerak dipanaskan
10 – 14 V
D01-34 LT BLU/RED regulator tekanan Mesin: Idle atau —
Lihat Bentuk
bahan bakar putaran mesin 3.500
gelombang acuan
rpm
No.4 .
D01-35 — — — — —
D01-36 — — — — —
D01-37 — — — — —
Mesin: Putaran idle
setelah dipanaskan
Rail pressure acuan:
Kira-kira 1,2 V —
30 Mpa (305,9
kgf/cm 2 , 4.350 psi,
300 bar)
Sirkuit sinyal ground
D01-38 ORN/BLK Mesin: Berputar
tekanan bahan bakar
3.500 rpm setelah
dipanaskan
Kira-kira 2,2 V Rail pressure acuan: —
75 Mpa (764,8
kgf/cm 2 , 10.900 psi,
750 bar)
D01-39 — — — — —
D01-40 — — — — —

1A-278
Mesin: Putaran idle
setelah dipanaskan
Tekanan boost
Kira-kira 1,9 V —
acuan: 100 kPa (1,0
kgf/cm 2 , 14,5 psi,
1,00 bar)
Sirkuit sinyal sensor
D01-41 ORN Mesin: Berputar
boost pressure
3.500 rpm setelah
dipanaskan
Kira-kira 3,0 V Tekanan boost —
acuan: 160 kPa
(1,63 kgf/cm 2 , 23,2
psi, 1,60 bar)
D01-42 — — — — —
*–3 hingga –8 V
↑↓
Sirkuit sinyal CKP 7 – 12 V Mesin: Putaran idle
D01-43 GRY/BLK —
sensor (+) Lihat Bentuk setelah dipanaskan
gelombang acuan
No.5 .
D01-44 — — — — —
D01-45 — — — — —
Sirkuit penggerak *–30 hingga –40 V
Mesin: Putaran idle
D01-46 BLU injektor bahan bakar ↑↓ —
setelah dipanaskan
No.4 (sisi tinggi) 40 hingga 60 V
Sirkuit penggerak *–30 hingga –40 V
Mesin: Putaran idle
D01-47 ORN injektor bahan bakar ↑↓ —
setelah dipanaskan
No.1 (sisi tinggi) 40 hingga 60 V
Sirkuit penggerak *–30 hingga –40 V
Mesin: Putaran idle
D01-48 GRN injektor bahan bakar ↑↓ —
setelah dipanaskan
No.3 (sisi tinggi) 40 hingga 60 V
Sirkuit penggerak *–30 hingga –40 V
Mesin: Putaran idle
D01-49 YEL injektor bahan bakar ↑↓ —
setelah dipanaskan
No.2 (sisi tinggi) 40 hingga 60 V
D01-50 — — — — —
D01-51 — — — — —
D01-52 — — — — —
D01-53 — — — — —
Kunci kontak: ON
Kira-kira 2,78 V ECT: Kira-kira 20 °C —
(68 °F)

Sirkuit sinyal sensor Kunci kontak: ON


D01-54 PPL/WHT Kira-kira 1,83 V ECT: Kira-kira 40 —
ECT
(104 °F)
Kunci kontak: ON
Kira-kira 0,67 V ECT: Kira-kira 80 —
(176 °F)
D01-55 — — — — —

1A-279
*0 – 0,6 V
↑↓
Sirkuit sinyal CMP 4–6V Mesin: Putaran idle
D01-56 PNK/BLK —
sensor Lihat Bentuk setelah dipanaskan
gelombang acuan
No.6 .
D01-57 — — — — —
D01-58 — — — — —
*–3 hingga –8 V
↑↓
Sirkuit sinyal CKP 7 – 12 V Mesin: Putaran idle
D01-59 YEL/RED —
sensor (–) Lihat Bentuk setelah dipanaskan
gelombang acuan
No.5 .
D01-60 — — — — —

Terminal No. Warna kabel Sirkuit Voltase normal Kondisi Keterangan


E01-1 BRN Sirkuit ground ECM 1 Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON —
E01-2 BRN Sirkuit ground ECM 2 Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON —
E01-3 BRN Sirkuit ground ECM 3 Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON —
Sirkuit power supply
E01-4 BLK/RED 10 – 14 V Kunci kontak: ON —
utama 1 (12 V)
Sirkuit power supply
E01-5 GRN 10 – 14 V Kunci kontak: ON —
utama 2 (12 V)
Sirkuit power supply
E01-6 BLK/RED 10 – 14 V Kunci kontak: ON —
utama 3 (12 V)
Motor kipas pendingin
0–1V radiator pada —
Sirkuit kontrol relay kecepatan rendah.
E01-7 LT GRN kipas pendingin radiator
No.1 Motor kipas pendingin
10 – 14 V radiator tidak —
beroperasi
Motor kipas pendingin
0–1V radiator pada —
Sirkuit kontrol relay kecepatan tinggi.
E01-8 GRN kipas pendingin radiator
No.2 Motor kipas pendingin
10 – 14 V radiator tidak —
beroperasi
E01-9 — — — — —
Sirkuit ground sensor
E01-10 ORN Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON —
tekanan refrigerant A/C
E01-11 — — — — —
*0 – 1 V
↑↓
Sinyal kontrol pemanas 10 – 14 V Mesin: Putaran idle
E01-12 LT GRN —
A/F Lihat Bentuk setelah dipanaskan
gelombang acuan
No.7 .
Sirkuit sensor ground
E01-13 RED/BLU Di bawah 0,3 V Kunci kontak: ON —
tekanan bahan bakar
E01-14 — — — — —

1A-280
Sirkuit power supply
E01-15 RED/YEL 4–6V Kunci kontak: ON —
sensor APP (sub) (5 V)
E01-16 — — — — —
E01-17 — — — — —
E01-18 — — — — —
E01-19 — — — — —
E01-20 — — — — —
E01-21 — — — — —
Kunci kontak: Pedal
10 – 14 V —
Kopling ON: Dilepas
Sirkuit sinyal switch
E01-22 YEL/GRN Kunci kontak: Pedal
CPP
0–1V Kopling ON: Diinjak —
penuh
Sirkuit sinyal kunci
E01-23 BLK/WHT 10 – 14 V Kunci kontak: ON —
kontak
E01-24 — — — — —
E01-25 — — — — —
E01-26 — — — — —
E01-27 — — — — —
E01-28 — — — — —
*0 – 1 V
↑↓
Sirkuit sinyal putaran
10 – 14 V Mesin: Putaran idle
E01-29 BRN mesin (untuk modul —
Lihat Bentuk setelah dipanaskan
kontrol P/S
gelombang acuan
No.8 .
Motor kipas pendingin
0–1V radiator pada —
Sirkuit kontrol relay kecepatan tinggi.
E01-30 WHT/GRN kipas pendingin radiator
No.3 Motor kipas pendingin
10 – 14 V radiator tidak —
beroperasi
E01-31 — — — — —
Sirkuit ground sensor Mesin: Putaran idle
E01-32 WHT Di bawah 0,3 V —
APP (sub) setelah dipanaskan
E01-33 — — — — —
Sirkuit ground sensor Mesin: Putaran idle
E01-34 BLU/YEL Di bawah 0,3 V —
MAF dan IAT setelah dipanaskan
Sirkuit ground sensor Mesin: Putaran idle
E01-35 LT GRN/BLK Di bawah 0,3 V —
APP (utama) setelah dipanaskan
E01-36 — — — — —
Sirkuit power supply
Mesin: Putaran idle
E01-37 GRY/RED sensor tekanan 4–6V —
setelah dipanaskan
refrigerant A/C (5 V)
E01-38 — — — — —
E01-39 — — — — —

1A-281
Sinyal saluran
komunikasi
CAN berupa
*1,0 – 1,4 V pulse. Sinyal
↑↓ pulsa yang
Sirkuit komunikasi CAN
40 – 60 V tertampil
E01-40 WHT/BLU (rendah) untuk modul Mesin: Putaran idle
Lihat Bentuk dengan
kontrol ABS
gelombang acuan frekuensi
No.9 . reguler yang
berbeda-beda
tergantung
kondisi mesin.
Kunci kontak: Pedal
1.74 – 2,17 V gas ON: Posisi diinjak —
Sirkuit sinyal sensor penuh
E01-41 YEL
APP (sub)
Kunci kontak: ON
0.30 – 0,44 V —
Pedal gas: Posisi idle
E01-42 — — — — —
E01-43 — — — — —
Sirkuit sinyal sensor A/F Mesin: Putaran idle
E01-44 RED/WHT 2–6V —
(VS) setelah dipanaskan
Mesin: Putaran idle
E01-45 YEL Sirkuit sinyal sensor A/F 2–6V —
setelah dipanaskan
Sirkuit sinyal (VSIP) Mesin: Putaran idle
E01-46 GRN/WHT 2–6V —
sensor A/F setelah dipanaskan
Sirkuit sinyal (RC) Mesin: Putaran idle
E01-47 BLK 2–6V —
sensor A/F setelah dipanaskan
E01-48 — — — — —
E01-49 — — — — —
Sirkuit power supply
E01-50 PNK 10 – 14 V — —
cadangan (12 V)
E01-51 — — — — —
E01-52 — — — — —
E01-53 — — — — —
E01-54 — — — — —
E01-55 — — — — —
*0 – 0,6 V
↑↓
Sirkuit sinyal sensor 4–6V Mesin: Melaju setelah
E01-56 BLU/RED —
MAF Lihat Bentuk dipanaskan
gelombang acuan
No.10 .
E01-57 — — — — —
E01-58 — — — — —
E01-59 — — — — —
E01-60 — — — — —

1A-282
Mesin: Putaran idle
setelah dipanaskan
Kira-kira 2,54 V —
Suhu bahan bakar:
25 (77 °F)
Mesin: Putaran idle
Sirkuit sinyal sensor setelah dipanaskan
E01-61 BLU/YEL Kira-kira 1,14 V
suhu bahan bakar Suhu bahan bakar:
60 (140 °F)
Mesin: Putaran idle
setelah dipanaskan
Kira-kira 0,43 V
Suhu bahan bakar:
100 (212 °F)
*0 – 1 V
↑↓ Mesin: Putaran idle
4.5 – 5,5 V setelah dipanaskan
E01-62 BLU/ORN Sirkuit sinyal sensor IAT —
Lihat Bentuk IAT: Kira-kira 24
gelombang acuan (75,2 °F)
No.11 .
E01-63 — — — — —
Sinyal saluran
komunikasi
CAN berupa
*2 – 3 V pulse. Sinyal
↑↓ pulsa yang
Sirkuit komunikasi CAN
4.5 – 5,5 V tertampil
E01-64 RED/BLK (tinggi) untuk modul Mesin: Putaran idle
Lihat Bentuk dengan
kontrol ABS
gelombang acuan frekuensi
No.9 . reguler yang
berbeda-beda
tergantung
kondisi mesin.
Kunci kontak: ON
3.50 – 4,27 V Pedal gas: Posisi —
Sirkuit sinyal sensor diinjak penuh
E01-65 GRN/RED
APP (utama)
Kunci kontak: ON
0.65 – 0,82 V —
Pedal gas: Posisi idle
*0 – 1 V
↑↓
Sirkuit komunikasi serial
10 – 14 V
E01-66 PPL/WHT (untuk modul kontrol Kunci kontak: ON —
Lihat Bentuk
immobilizer)
gelombang acuan
No.12 .
E01-67 — — — — —
Kunci kontak: ON
12 – 14 V —
Pedal rem: Dilepas
E01-68 BLU/WHT Sirkuit sinyal switch rem Kunci kontak: ON
0–1V Pedal rem: Diinjak —
penuh
E01-69 — — — — —
Waktu: Selama 15
Sirkuit monitor modul 0–1V detik setelah kunci —
E01-70 BLU kontak ON
kontrol glow plug
12 – 14 V Selain kondisi di atas —
E01-71 — — — — —

1A-283
E01-72 — — — — —
E01-73 — — — — —
Waktu: Selama 15
Sinyal kontrol modul 12 – 14 V detik setelah kunci
E01-74 GRY/BLU kontak ON
kontrol glow plug
0–1V Selain kondisi di atas
Waktu: Selama 20
detik setelah kunci —
Sirkuit penggerak relay 0–1V kontak ON
E01-75 PPL/WHT
fuel pump
Mesin: Hidup —
12 – 14 V Selain kondisi di atas —
E01-76 — — — — —
E62-77 — — — — —
Sirkuit penggerak 0–1V MIL: ON —
E01-78 BLU/BLK Lampu Indikator
Malfungsi (MIL) 12 – 14 V MIL: OFF —

Mesin: Putaran idle


setelah dipanaskan
0–1V —
Kopling kompresor
Kopling kompresor A/C: A/C: ON
E01-79 GRY
sirkuit penggerak relay Mesin: Putaran idle
setelah dipanaskan
12 – 14 V —
Kopling kompresor
A/C: OFF
Sirkuit penggerak relay 12 – 14 V Kunci kontak: OFF —
E62-80 BRN/WHT
utama 0–1V Kunci kontak: ON —
0–1V Kunci kontak: ON —
E01-81 GRN/WHT Sinyal switch lampu rem
12 – 14 V Kunci kontak: ON —
E01-82 — — — — —
Sirkuit power supply
E01-83 BRN sensor APP (utama) (5 4–6V Kunci kontak: ON —
V)
E01-84 — — — — —
E01-85 — — — — —
E01-86 — — — — —
Mesin: Putaran idle
setelah dipanaskan
Sirkuit sinyal sensor Switch A/C: OFF
E01-87 RED/GRN Kira-kira 1,315 V Tekanan refrigerant —
tekanan refrigerant A/C
A/C: 850 kPa (8,7
kgf/cm 2 , 123 psi, 8,5
bar)
Mesin: Putaran idle
setelah dipanaskan
Switch A/C: ON
Selektor blower >
Kira-kira 1,940 V OFF —
Tekanan refrigerant
A/C: 1300 kPa (13,3
kgf/cm 2 , 188 psi, 13
bar)

1A-284
Mesin: Putaran idle
setelah dipanaskan
Switch A/C: ON
Selektor blower >
Kira-kira 2,35 V OFF —
Tekanan refrigerant
A/C: 1600 kPa (16,3
kgf/cm 2 , 232 psi, 16
bar)
E01-88 — — — — —
E01-89 PPL Sinyal VSS 4–6V Kunci kontak: ON —
Sensor filter bahan
E01-90 YEL/RED 4–6V Kunci kontak: ON —
bakar
E01-91
— — — — —

E01-92 — — — — —
E01-93 — — — — —
E01-94 — — — — —

Bentuk gelombang acuan No.2


Sinyal EGR Valve

Terminal
CH1: “D01-15” ke “E01-1”
pengukuran
CH1: 5 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 2 ms / DIV
• Mesin: Melaju setelah
Kondisi dipanaskan
pengukuran • Duty valve EGR: 50.5% atau
1,9%
EGR valve duty: 50.5%

EGR valve duty: 1.9%

1A-285
Bentuk gelombang acuan No.3
Sinyal boost pressure control solenoid valve

Terminal
CH1: “D01-30” ke “E01-1”
pengukuran
CH1: 5 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 1 ms / DIV
Kondisi • Mesin: Putaran idle setelah
pengukuran dipanaskan

Bentuk gelombang acuan No.4


Sinyal regulator tekanan bahan bakar

Terminal
CH1: “D01-34” ke “E01-1”
pengukuran
CH1: 5 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 1 ms / DIV
Kondisi
• Mesin: Setelah dipanaskan
pengukuran

1A-286
Bentuk gelombang acuan No.5
Sinyal sensor CKP

Terminal
CH1: “D01-43” hingga “D01-59”
pengukuran
CH1: 5 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 10 ms / DIV
Kondisi • Mesin: Putaran idle setelah
pengukuran dipanaskan

Bentuk gelombang acuan No.6


Sinyal sensor CMP

Terminal
CH1: “D01-56” ke “E01-1”
pengukuran
CH1: 2 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 40 ms / DIV
Kondisi • Mesin: Putaran idle setelah
pengukuran dipanaskan

Bentuk gelombang acuan No.7


Sinyal kontrol pemanas A/F

Terminal
CH1: “E01-12” hingga “E01-1”
pengukuran
CH1: 5 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 4 ms / DIV
Kondisi • Mesin: Putaran idle setelah
pengukuran dipanaskan

1A-287
Bentuk gelombang acuan No.8
Ke sinyal putaran mesin modul kontrol P/S

Terminal
CH1: “E01-29” hingga “E01-1”
pengukuran
CH1: 5 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 20 ms / DIV
Kondisi • Mesin: Putaran idle setelah
pengukuran dipanaskan

Bentuk gelombang acuan No.9


Sinyal jalur komunikasi CAN

Terminal CH1: “E01-40” hingga “E01-1”


pengukuran CH2: “E01-64” hingga “E01-1”
CH1: 1 V/DIV
Setelan osiloskop CH2: 1 V/DIV
TIME: 200 µs/DIV
Kondisi
• Mesin: Putaran idle
pengukuran

1A-288
Bentuk gelombang acuan No.10
Sinyal sensor MAF

Terminal
CH1: “E01-56” hingga “E01-1”
pengukuran
CH1: 2 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 400 µs/DIV
Kondisi • Mesin: Putaran idle setelah
pengukuran dipanaskan

Bentuk gelombang acuan No.11


Sinyal sensor IAT

Terminal
CH1: “E01-62” hingga “E01-1”
pengukuran
CH1: 2 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 40 ms / DIV
Kondisi • Mesin: Putaran idle setelah
pengukuran dipanaskan

1A-289
Bentuk gelombang acuan No.12
Komunikasi serial (untuk modul kontrol immobilizer)

Terminal
CH1: “E01-66” hingga “E01-1”
pengukuran
CH1: 5 V/DIV
Setelan osiloskop
TIME: 100 ms / DIV
Kondisi
• Kunci kontak: ON
pengukuran

Pemeriksaan Kecepatan Idle


1) Pindah transmisi ke gir netral.
2) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhunya mencapai suhu pengoperasian normal.
3) Matikan semua beban listrik.
4) Menggunakan peralatan scan SUZUKI, pastikan bahwa kecepatan idle berada di dalam spesifikasi.

Putaran mesin idle


Tanpa forced regeneration: Sekitar 800 rpm
Dengan forced regeneration: Sekitar 900 sampai 950 rpm
5) Jika tidak, lanjutkan ke “Mesin Idle Secara Tidak Benar atau Mesin Berhenti Saat Idle ” pada Diagnosis Gejala
Mesin [1A-178] .

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
09912M96540 09914M08410
Kit pengukuran arus injektor Ukur, tekanan bahan bakar
diesel.
Mot. 1711

1A-290
09919M48410 SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2
Set gauge adapter tekanan —
4
bahan bakar 3
Kit ini terdiri dari item-item 5
berikut. 1. SUZUKI-SDT 2.
Kabel DLC . Kabel USB 4.
Power supply AC/DC 5.
Voltage meter probe 6.
Kotak penyimpanan

1A-291
Mesin
Bab 1B

Perangkat Perangkat Kontrol Emisi


K12M ......................................................................................................................................................................... 1B-2
Informasi dan Prosedur Diagnosa........................................................................................................................ 1B-2
Memeriksa EVAP Canister Purge Valve.................................................................................................................1B-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 1B-5
Komponen Sistem EVAP........................................................................................................................................1B-5
Memeriksa EVAP Canister Purge Valve.................................................................................................................1B-5
Memeriksa EVAP Canister .....................................................................................................................................1B-6
Memeriksa Saluran Vacuum ..................................................................................................................................1B-7
Melepas dan Memasang Valve EGR .....................................................................................................................1B-7
Memeriksa Valve EGR ...........................................................................................................................................1B-8
Memeriksa Selang PCV .........................................................................................................................................1B-9
Memeriksa Valve PCV............................................................................................................................................1B-9
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 1B-10
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................1B-10
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 1B-10
Special Tool ..........................................................................................................................................................1B-10

Z13DTJ.................................................................................................................................................................... 1B-11
Petunjuk Perbaikan ...............................................................................................................................................1B-11
Memeriksa Valve EGR Pada Kendaraan ............................................................................................................. 1B-11
Memeriksa Valve EGR ......................................................................................................................................... 1B-11
Memeriksa Sensor Air Fuel Ratio (A/F) Pada Kendaraan ...................................................................................1B-12
Melepas dan Memasang Sensor Air Fuel Ratio (A/F)..........................................................................................1B-12
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 1B-13
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................1B-13

1B-1
K12M

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Memeriksa EVAP Canister Purge Valve
PERINGATAN:

Jangan menggunakan vacuum dengan mulut; jika dilakukan, uap bahan bakar yang berbahaya dapat
terhirup.

PERHATIAN:

Jangan menggunakan vacuum lebih dari –67 kPa (–0,68 kgf/cm 2 , –9,72 psi, –0,67 bar); jika digunakan, EVAP
canister purge valve mungkin akan rusak.

1) Bersiaplah untuk mengoperasikan EVAP canister purge valve dengan cara sebagai berikut.
• Metode menggunakan SUZUKI Scan tool:
a. Hubungkan SUZUKI Scan tool ke DLC (1) dengan kunci kontak diputar ke OFF.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

(A)

b. Putar kunci kontak ke posisi ON, hapus DTC dan pilih “EVAP Purge Duty” dalam mode “Active Test” pada
SUZUKI scan tool.

CATATAN:
EVAP canister purge valve dioperasikan menggunakan scan tool dengan cara sebagai berikut.
• Untuk memutar EVAP canister purge valve ke posisi OFF: 0%
• Untuk memutar EVAP canister purge valve ke posisi ON: 100%

• Metode menggunakan kabel jumper:


a. Hubungkan kabel jumper (2) antara EVAP canister purge valve dan konektor EVAP canister purge valve.

CATATAN:
Operasikan EVAP canister purge valve (1) menggunakan kabel jumper sebagai berikut.

1B-2
• Untuk memutar EVAP canister purge valve ke posisi ON:
Hubungkan terminal “BLU/BLK” EVAP canister purge valve dan ground bodi kendaraan [b]
• Untuk memutar EVAP canister purge valve ke posisi OFF:
Cabut terminal “BLU/BLK” EVAP canister purge valve dan ground bodi kendaraan [b]

[a]

[b]

2) Cabut selang vacuum (2) dari intake manifold dan purge hose dari EVAP canister purge valve (1).
3) Pasang special tool ke selang vacuum.

Special Tool
(A): 09917M47011
4) Periksa operasi EVAP canister purge valve dengan cara berikut.
a) Pastikan bahwa vacuum –60 kPa (–0,6 kgf/cm 2 , –8,7 psi, –0,6 bar) dapat dipakai ketika EVAP canister
purge valve diputar ke posisi OFF [A].
b) Pastikan bahwa tidak ada vacuum yang dapat digunakan ketika EVAP canister purge valve diputar ke posisi
ON [B].
Jika ditemukan kerusakan, periksa hal berikut.
• Kabel harness dan sambungan
• EVAP canister purge valve:  [1B-5]
• Selang vacuum

1B-3
[A]

2
(A)

[B]

2
(A)

1B-4
Petunjuk Perbaikan
Komponen Sistem EVAP
2

1
5

1. Ke intake manifold 4. Braket EVAP canister


2. EVAP canister purge valve 5. Ke tangki bahan bakar
3. EVAP canister

Memeriksa EVAP Canister Purge Valve


PERINGATAN:

Jangan menggunakan vacuum dengan mulut; jika dilakukan, uap bahan bakar yang berbahaya dapat
terhirup.

PERHATIAN:

Jangan menggunakan vacuum lebih dari –67 kPa (–0,68 kgf/cm 2 , –9,72 psi, –0,67 bar); jika digunakan, EVAP
canister purge valve mungkin akan rusak.

1) Dengan kunci kontak diputar ke posisi OFF, cabut konektor, selang vacuum dan purge hose dari EVAP canister
purge valve.
2) Lepaskan EVAP canister purge valve.
3) Periksa resistan antara dua terminal EVAP canister purge valve (1).
Jika resistan di luar spesifikasi, ganti EVAP canister purge valve.

Resistan EVAP canister purge valve

1B-5
30 – 34 Ω pada 20 °C (68 °F)

4) Periksa operasi EVAP canister purge valve dengan cara berikut.


Jika ditemukan kerusakan, ganti EVAP canister purge valve.
a) Pasang special tool dan selang vacuum (2) ke EVAP canister purge valve (1).

Special Tool
(A): 09917M47011
b) Periksa bahwa vacuum –60 kPa (–0,6 kgf/cm 2 ,–8,7 psi, –0,6 bar) dapat dipakai ke EVAP canister purge
valve ketika battery 12 V tidak dihubungkan ke terminal EVAP canister purge valve.
c) Periksa bahwa tidak ada vacuum dapat dipakai ke EVAP canister purge valve ketika battery 12 V
dihubungkan ke terminal EVAP canister purge valve.
[A]

(A)

1
2

[B]
(A)

1
2

[A]: EVAP canister purge valve [B]: EVAP canister purge valve OFF
ON

Memeriksa EVAP Canister


PERINGATAN:

Jangan menghisap nosel pada EVAP canister.


Uap bahan bakar di dalam EVAP canister berbahaya.

1) Periksa bagian luar EVAP canister secara visual.


2) Cabut selang vacuum dari EVAP canister.
3) Lepaskan canister air cap (5) dari pipa udara EVAP canister.

1B-6
4) Periksa bahwa tidak ada aliran yang tertahan melalui pipa purge (1) dan pipa udara (2) ketika udara ditiupkan (4)
ke dalam pipa tangki (3).
Jika ditemukan kerusakan dalam pemeriksaan ini, ganti EVAP canister.

4
3
2

Memeriksa Saluran Vacuum


1) Hidupkan mesin pada putaran idle.
2) Cabut selang vacuum dari EVAP canister purge valve.
3) Dengan jari diletakkan pada ujung selang yang dilepaskan, periksa apakah vacuum digunakan.
Jika tidak digunakan, bersihkan saluran vacuum dengan meniupkan udara kempaan.

Melepas dan Memasang Valve EGR


Referensi: Memeriksa Valve EGR [1B-8]

Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Lepaskan filter udara.  [1D-9]
3) Cabut konektor valve EGR (1).
4) Lepaskan valve EGR (2) dan gasket dari cylinder head.
2

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Bersihkan permukaan yang berpasangan pada valve EGR dan cylinder head.
• Gunakan gasket baru (2).
• Kencangkan baut valve EGR (1) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut valve EGR (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

1B-7
1,(a)
2

Memeriksa Valve EGR


Referensi: Melepas dan Memasang Valve EGR [1B-7]
1) Bersihkan karbon atau benda asing dari saluran gas valve EGR.

PERHATIAN:

Jangan gunakan alat berujung tajam untuk membersihkan karbon. Berhati-hatilah agar tidak merusak
atau membengkokkan valve (1), dudukan valve (2) dan rod (3).

2) Periksa valve EGR sebagai berikut.


Jika ditemukan kerusakan, ganti valve EGR.  [1B-7]
a) Periksa resistan antar terminal valve EGR berikut (1) pada tiap pasangan.

Resistan valve EGR (terminal A – B, C – B, D – E, F – E):


20 – 24 Ω

b) Sambungkan battery 12 V ke tiap coil terminal valve EGR sebagaimana ditunjukkan, periksa apakah valve
EGR (1) beroperasi dengan lancar.

1B-8
c) Periksa apakah valve (1), dudukan valve (2) dan rod (3) rusak, retak, bengkok atau mengalami kerusakan
lain.

Memeriksa Selang PCV


Periksa selang untuk mengetahui sambungan, kebocoran, penyumbatan dan kerusakan.
Ganti selang sebagaimana diperlukan.

Memeriksa Valve PCV


1) Cabut Valve PCV dari cover cylinder head dan pasang sumbat di lubang head cover.
2) Hidupkan mesin pada putaran idle.
3) Letakkan jari Anda di ujung Valve PCV (1) untuk memeriksa ke-vacuum-an.
Jika tidak ada vacuum, periksa untuk melihat kemungkinan valve PCV tersumbat. Ganti valve PCV sebagaimana
diperlukan.

4) Matikan mesin dan lepaskan valve PCV (1).

1B-9
Pasang selang bersih ke valve dan periksa adanya aliran udara ketika Anda meniup (4) ke dalam selang dari
bagian ulir (2) dan bahwa tidak ada aliran udara ketika Anda meniup (5) ke dalam selang dari sisi pipa (3) seperti
tampak pada gambar.
Jika ditemukan kerusakan, ganti valve PCV.
4

2
3

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Part pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut valve EGR 23 2.3 17.0
Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
09917M47011 SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2
Vacuum pump gauge —
4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Voltage
meter probe 6. Kotak
penyimpanan

1B-10
Mesin
Bab 1C

Perangkat Elektrik Mesin


K12M ......................................................................................................................................................................... 1C-3
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 1C-3
Melepas dan Memasang ECM (Engine Control Module)...................................................................................... 1C-3
Memeriksa Electric Throttle Body Assy Pada Kendaraan..................................................................................... 1C-4
Kalibrasi Sistem Electric Throttle Control ............................................................................................................. 1C-7
Memeriksa APP Sensor (Accelerator Pedal Position/Posisi Pedal Gas) pada Kendaraan .................................. 1C-8
Melepas dan Memasang Pedal Gas Assy (Termasuk APP Sensor)..................................................................... 1C-8
Memeriksa APP Sensor (Accelerator Pedal Position/Posisi Pedal Gas).............................................................. 1C-9
Memeriksa MAP sensor (Manifold Absolute Pressure)....................................................................................... 1C-10
Melepas dan Memasang ECT Sensor (Engine Coolant Temperature)................................................................1C-11
Memeriksa ECT Sensor (Engine Coolant Temperature)..................................................................................... 1C-12
Memeriksa Sensor A/F (Air Fuel Ratio), HO2S-2 (Heated Oxygen Sensor-2) Pada Kendaraan ....................... 1C-13
Melepas dan Memasang Sensor A/F (Air Fuel Ratio), HO2S-2 (Heated Oxygen Sensor-2) ............................. 1C-15
Memeriksa CMP Sensor (Camshaft Position) pada Kendaraan......................................................................... 1C-16
Melepas dan Memasang CMP sensor (Camshaft Position) ............................................................................... 1C-16
Memeriksa CMP sensor (Camshaft Position) ..................................................................................................... 1C-17
Memeriksa CKP Sensor (Crankshaft Position) Pada Kendaraan ....................................................................... 1C-18
Melepas dan Memasang Sensor CKP (Crankshaft Position) ............................................................................. 1C-18
Memeriksa CKP Sensor (Crankshaft Position) ................................................................................................... 1C-19
Melepas dan Memasang VSS (Vehicle Speed Sensor) (Bukan Model ABS) ..................................................... 1C-20
Memeriksa VSS (Vehicle Speed Sensor) (Bukan Model ABS) ........................................................................... 1C-21
Melepas dan Memasang Knock Sensor ............................................................................................................. 1C-22
Memeriksa Knock Sensor ................................................................................................................................... 1C-23
Memeriksa Mesin dan Relay Sistem Kontrol Emisi ........................................................................................... 1C-23
Memeriksa MAF (Mass Air Flow) & IAT (Intake Air Temperature) Sensor Pada Kendaraan .............................. 1C-23
Melepas dan Memasang MAF Sensor (Mass Air Flow) & IAT Sensor (Intake Air Temperature)........................ 1C-24
Memeriksa MAF Sensor (Mass Air Flow) & IAT (Intake Air Temperature) Sensor.............................................. 1C-25
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 1C-27
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 1C-27
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 1C-27
Special Tool ......................................................................................................................................................... 1C-27

Z13DTJ.................................................................................................................................................................... 1C-28
Tindakan Pencegahan ......................................................................................................................................... 1C-28
Tindakan Pencegahan dalam Penggantian ECM ............................................................................................... 1C-28
Uraian Umum ........................................................................................................................................................ 1C-28

1C-1
Keterangan tentang Registrasi ECM................................................................................................................... 1C-28
Petunjuk Perbaikan .............................................................................................................................................. 1C-28
Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM).................................................................................... 1C-28
Registrasi untuk Penggantian ECM .................................................................................................................... 1C-30
Registrasi Injektor Bahan Bakar.......................................................................................................................... 1C-30
Menghapus Data A/F .......................................................................................................................................... 1C-31
Melepas dan Memasang Mass Air Flow Sensor (MAF) dan Intake Air Temperature (IAT) Sensor .................... 1C-31
Melepas dan Memasang Glow Plug ................................................................................................................... 1C-32
Pemeriksaan Glow Plug...................................................................................................................................... 1C-32
Pemeriksaan Sensor Posisi Pedal Gas (APP) Assy pada Kendaraan ............................................................... 1C-33
Melepas dan Memasang Sensor Posisi Pedal Gas (APP) Assy pada Kendaraan............................................. 1C-34
Pemeriksaan Sensor Posisi Pedal Gas Assy (APP) ........................................................................................... 1C-34
Melepas dan Memasang Sensor Suhu Coolant Mesin (ECT) ............................................................................ 1C-35
Memeriksa Sensor Suhu Coolant Mesin (ECT) .................................................................................................. 1C-36
Melepas dan Memasang CMP (Camshaft Position) Sensor............................................................................... 1C-37
Memasang dan Melepas CKP (Crankshaft Position) Sensor (Sensor Putaran Mesin) ...................................... 1C-38
Memeriksa CKP (Crankshaft Position) Sensor (Sensor Putaran Mesin) ............................................................ 1C-39
Melepas dan Memasang Boost Pressure Sensor............................................................................................... 1C-39
Pemeriksaan Regulator Tekanan Bahan Bakar .................................................................................................. 1C-40
Pemeriksaan Relay Fuel Pump, Relay Kontrol Motor Starter, Relay Utama dan Relay Pemanas Bahan Bakar1C-41
Melepas dan Memasang Glow Plug Control Module ......................................................................................... 1C-41
Pemeriksaan Sensor Suhu Bahan Bakar ........................................................................................................... 1C-41
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 1C-42
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 1C-42
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 1C-42
Special Tool ......................................................................................................................................................... 1C-42

1C-2
K12M

Petunjuk Perbaikan
Melepas dan Memasang ECM (Engine Control Module)
PERHATIAN:

Karena ECM terdiri dari suku cadang berpresisi, hati-hati jangan sampai ECM terkena guncangan yang
berlebihan.

CATATAN:
Setelah mengganti ECM, lakukan prosedur berikut.
• Registrasi kunci kontak:  [10C-18]

Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif dari battery.
2) Cabut konektor dari ECM seperti berikut.
a) Tekan kunci (1) untuk melepas penguncian tuas kunci (2).
b) Putar tuas kunci sesuai dengan arah panah hingga berhenti.

2
1

3) Lepaskan ECM (1) dari braket dengan melepas baut (2).


1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Kencangkan baut pemasangan ECM (1) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut pemasangan ECM (a): 5,5 N·m (0,56 kg-m, 4,0 lb-ft)

1C-3
1, (a)

• Sambungkan konektor ke ECM seperti berikut.


a. Pastikan tuas kunci konektor ECM berada pada posisi tidak terkunci.

b. Masukkan konektor ECM ke ECM hingga berhenti.

c. Kunci konektor ECM dengan aman melalui penyetelan lock lever pada posisi terkunci.

Memeriksa Electric Throttle Body Assy Pada Kendaraan


PERINGATAN:

Jangan pernah menyentuh throttle valve dengan jari saat kunci kontak pada posisi ON dan pedal gas ditekan.
Jika tidak, dapat terjadi cedera karena jari terjepit di antara throttle valve dan throttle body elektrik.

PERHATIAN:

• Jangan membongkar Electric Throttle Body Assy.


• Jangan dijatuhkan, atau membenturkan throttle body assy elektrik dengan keras. Electric Throttle Body
Assy yang mengalami benturan keras harus diganti.
• Berhati-hatilah untuk tidak menempelkan benda asing (seperti debu dan/atau partikel logam) ke throttle
body dan throttle valve.

1C-4
Jika tidak, Electric Throttle Body Assy akan rusak saat throttle valve membesar.
• Jangan menggunakan tenaga yang berlebihan pada throttle valve untuk memeriksa pengoperasian
throttle valve dan memeriksa kinerja sensor TP.
Jika tidak, Electric Throttle Body Assy akan rusak karena gear resin internal throttle motor rusak.

CATATAN:
Setelah mengganti Electric Throttle Body Assy, sesuaikan posisi throttle valve.  [1C-7]

Pemeriksaan Visual Throttle Valve


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF
2) Lepaskan filter udara.  [1D-10]
3) Periksa apakah ada benda asing yang menempel di antara throttle valve dan Electric Throttle Body Assy. Jika
ada benda asing, keluarkan setelah melepaskan Electric Throttle Body Assy dan bersihkan bagian dalam Electric
Throttle Body Assy secara menyeluruh.  [1D-11]

Pemeriksaan Pengoperasian Throttle Valve


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF
2) Lepaskan filter udara.  [1D-10]
3) Periksa pengoperasian throttle valve seperti berikut.
Jika ditemukan kerusakan, ganti Electric Throttle Body Assy.  [1D-11]

Posisi default throttle valve “a”:


7° dari posisi yang sepenuhnya tertutup (1)

“a”

a) Periksa kelancaran pergerakan throttle valve (1) hingga mencapai posisi tertutup sepenuhnya dan posisi
terbuka sepenuhnya dengan jari.’
b) Periksa pengembalian throttle valve ke posisi default saat mengangkat jari dari throttle valve yang berada
pada posisi tertutup sepenuhnya dan pada posisi terbuka spenuhnya.

1C-5
Pemeriksaan Pengoperasian Sistem Electric Throttle Body Assy
1) Lepaskan filter udara.  [1D-10]
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Periksa sistem Electric Throttle Body Assy seperti berikut.
Jika ditemukan kerusakan, lanjutkan ke langkah 4).
a) Tekan pedal gas perlahan dan periksa apakah throttle valve bergerak dengan lancar hingga terbuka
sepenuhnya.
b) Lepaskan pedal gas dan periksa apakah throttle valve bergerak kembali ke posisi default.

Posisi default throttle valve “a”:


7° dari posisi yang sepenuhnya tertutup (1)

“a”

4) Periksa hal berikut.


Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, Electric Throttle Body Assy.
• Kabel harness dan sambungan
• APP sensor  [1C-8]
• Sensor TP: 
• Throttle motor: 
• ECM:  [1A-123]

Pemeriksaan Throttle Motor


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF
2) Cabut konektor dari Electric Throttle Body Assy.
3) Ukur resistan antara terminal “1” dan terminal “2” Electric Throttle Body Assy.
Jika resistan yang terukur tidak sesuai dengan nilai spesifikasi, ganti Electric Throttle Body Assy.  [1D-11]

Resistan throttle motor


0.3 – 100 Ω pada suhu 20 °C, 68 °F

1 2 3 45 6

Pemeriksaan Kinerja Throttle Position Sensor (TP Sensor).


1) Lepaskan filter udara.  [1D-10]
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF
3) Cabut konektor dari Electric Throttle Body Assy.
4) Periksa voltase output TP Sensor (utama dan sub) seperti berikut.
Jika voltase yang terukur tidak sesuai dengan nilai spesifikasi, ganti Electric Throttle Body Assy.  [1D-11]

1C-6
a) Atur 3 battery 1,5 V baru (1) dalam rangkaian seri, dan periksa apakah voltase total adalah 4,5 – 5,0 V.
b) Hubungkan voltmeter (2) dan battery ke TP Sensor seperti tampak pada gambar.

[A]

1 2 3 45 6

[B]

1 2 3 45 6

[A]: TP Sensor (utama) [B]: TP Sensor (sub)

c) Periksa apakah voltase bervariasi secara linier tergantung pada sudut bukaan throttle sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar saat throttle valve dibuka dan ditutup dengan jari.

[a]

[b]

[c] [d]
[a]: Voltase TP Sensor (utama) [c]: Posisi tertutup
sepenuhnya
[b]: Voltase TP Sensor (sub) [d]: Posisi terbuka
sepenuhnya

Kalibrasi Sistem Electric Throttle Control


CATATAN:
• Jika servis yang diterangkan pada Tindakan Pencegahan untuk Kalibrasi Sistem Elektrik Throttle Control
[1A-8] dilakukan, kalibrasikan sistem Electric Throttle Control sebagaimana berikut.
• Periksa untuk memastikan bahwa kondisi berikut terpenuhi ketika menggunakan prosedur ini.
– Suhu ruang > 5 °C (41 °F)
– DTC tidak terdeteksi.
– Posisi pedal gas; Posisi idle
– 5 °C (41 °F) < ECT < 100 °C (212 °F)
– Voltase Battery > 10 V

1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 60 dtk.


2) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
3) Setelah menyelesaikan kalibrasi ini, periksa apakah DTC tidak terdeteksi dalam ECM.
1C-7
Jika DTC terdeteksi, lanjutkan dengan memperbaiki DTC terkait.

Memeriksa APP Sensor (Accelerator Pedal Position/Posisi Pedal Gas) pada Kendaraan
PERHATIAN:

• Jangan dijatuhkan, atau membenturkan pedal gas assy (termasuk sensor APP) dengan keras. Pedal gas
assy (termasuk APP Sensor) yang mengalami benturan keras harus diganti.
• Berhati-hatilah agar bagian sensor dari pedal gas assy (termasuk APP Sensor) tidak terkena air atau oli.
• Jangan membongkar pedal gas assy (termasuk APP Sensor).

CATATAN:
Setelah mengganti pedal gas assy (termasuk APP Sensor), sesuaikan posisi throttle valve.  [1C-7]

1) Periksa apakah pedal gas assy (termasuk APP Sensor) telah dipasang ke bodi kendaraan dengan benar (karpet
lantai tidak ada yang terjepit, dll.).
Jika pemasangan tidak benar, pasang kembali pedal gas assy (termasuk APP Sensor).  [1C-8]
2) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak pada posisi OFF.
3) Tampilkan mode “Data List” pada SUZUKI scan tool.
4) Periksa apakah voltase bervariasi secara linier tergantung pada posisi akselerator sesuai dengan grafik berikut.
Jika ditemukan kerusakan, periksa hal berikut.
• Kabel harness dan sambungan
• APP sensor  [1C-9]
[c]

[a]

[b]

[d] [e]
[a]: Voltase APP Sensor (utama)
[b]: Voltase APP Sensor (sub)
[c]: Voltase
[d]: Posisi pedal gas idle
[e]: Posisi pedal gas diinjak penuh

Melepas dan Memasang Pedal Gas Assy (Termasuk APP Sensor)


PERHATIAN:

• Jangan dijatuhkan, atau membenturkan pedal gas assy (termasuk sensor APP) dengan keras. Pedal gas
assy (termasuk APP Sensor) yang mengalami benturan keras harus diganti.
• Berhati-hatilah agar bagian sensor dari pedal gas assy (termasuk APP Sensor) tidak terkena air atau oli.
• Jangan membongkar pedal gas assy (termasuk APP Sensor).

1C-8
CATATAN:
Setelah mengganti pedal gas assy (termasuk APP Sensor), sesuaikan posisi throttle valve.  [1C-7]

Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Cabut konektor dari pedal gas assy (termasuk sensor APP).
3) Lepaskan pedal gas assy (termasuk APP Sensor) (3) dari braketnya.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan terlebih dahulu mur atas pedal gas assy (1) dan mur bawah pedal gas assy (2) sesuai dengan
spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur pedal gas assy (a): 6 N·m (0,6 kg-m, 4,5 lb-ft)

1, (a) 3

2, (a)

• Sambungkan konektor ke APP Sensor assy dengan kuat.

Memeriksa APP Sensor (Accelerator Pedal Position/Posisi Pedal Gas)


1) Lepaskan APP sensor assy.  [1C-8]
2) Periksa voltase output APP sensor sebagai berikut.
Jika voltase yang terukur tidak sesuai dengan nilai spesifikasi, ganti sensor APP assy.  [1C-8]
a) Atur 3 battery 1,5 V baru (1) dalam rangkaian seri, dan periksa apakah voltase total adalah 4,5 – 5,0 V.
b) Hubungkan voltmeter (2) dan battery ke APP sensor seperti tampak pada gambar.

[A]
6 5 4 3 21

1C-9
[B]
6 5 4 3 21

[A]: APP sensor (utama) [B]: APP sensor (sub)

c) Periksa apakah voltase bervariasi secara linier tergantung pada sudut bukaan akselerator sesuai dengan
grafik berikut.
[c]

[a]

[b]

[d] [e]
[a]: Voltase APP Sensor (utama)
[b]: Voltase APP Sensor (sub)
[c]: Voltase
[d]: Pedal gas: Posisi idle
[e]: Pedal gas: Posisi diinjak penuh

Memeriksa MAP sensor (Manifold Absolute Pressure)


1) Cabut konektor dari MAP sensor (1).
2) Lepaskan MAP sensor.

3) Atur 3 battery baru 1,5 V (2) dalam rangkaian seri (periksa bahwa voltase total adalah 4,5 – 5,0 V) dan
hubungkan terminal positifnya ke terminal “1” sensor dan terminal negatif ke terminal “2”. Kemudian periksa
voltase antara “3” dan “2”. Periksa juga apakah voltase berkurang ketika vaccum digunakan sampai 400 mmHg
menggunakan pompa vacuum (3) dan voltmeter (4).
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, ganti MAP sensor (1).

Voltase output (Bila voltase input adalah 4,5 – 5,5 V, suhu ruangan 20 – 30 °C, 68 – 86 °F)

1C-10
Ketinggian Tekanan barometer Voltase
(Referensi) output
(kaki) (m) (mmHg) (kPa) (V)
0 – 2000 0 – 610 760 – 707 100 – 94 3.3 – 4.5
Di bawah
2001 – 611 –
707 94 – 85 3.0 – 4.2
5000 1524
di atas 634
Di bawah
5001 – 1525 –
634 85 – 76 2.7 – 3.8
8000 2438
di atas 567
Di bawah
8001 – 2439 –
567 76 – 70 2.4 – 3.4
10000 3048
di atas 526
1
3

321

4) Pasang sensor MAP dengan kuat.


5) Hubungkan konektor MAP sensor dengan rapat.

Melepas dan Memasang ECT Sensor (Engine Coolant Temperature)


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif dari battery.
2) Kuras coolant.  [1F-11]
3) Cabut konektor dari ECT Sensor.
4) Lepaskan ECT Sensor (1).

Pemasangan
Referensi: Memeriksa ECT Sensor (Engine Coolant Temperature) [1C-12]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Periksa O-ring untuk melihat kemungkinan kerusakan dan ganti ECT Sensor.
• Kencangkan sensor ECT (1) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.
1C-11
Momen pengencangan
ECT sensor (a): 12 N·m (1,2 kg-m, 9,0 lb-ft)

1, (a)

• Hubungkan konektor ke ECT Sensor.


• Isi ulang sistem pendinginan.  [1F-11]
• Periksa adanya kebocoran coolant.  [1F-10]

Memeriksa ECT Sensor (Engine Coolant Temperature)


Referensi: Melepas dan Memasang ECT Sensor (Engine Coolant Temperature) [1C-11]
Menggunakan ohmmeter, periksa apakah resistan antara terminal “1” dan “2” bervariasi tergantung pada suhu
coolant mesin dan periksa suhu coolant menggunakan Suzuki scan tool.
Jika ditemukan kerusakan, ganti ECT Sensor (1).

Special Tool
: SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

1 2

[a]

(5.740)

2.290 - 2.620

(1.160)
(0.593)
0.309 - 0.331
20 40 60 80 [b]

1C-12
[a]: Resistan [b]: Suhu

Memeriksa Sensor A/F (Air Fuel Ratio), HO2S-2 (Heated Oxygen Sensor-2) Pada Kendaraan
Sensor A/F
1) Periksa bahwa sinyal sensor A/F dipancarkan dengan tepat.  [1A-123]
Jika ditemukan kerusakan, periksa hal berikut.
• Kabel harness dan sambungan
• Kebocoran sistem gas buang
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, ganti sensor A/F.  [1C-15]

Pemanas Sensor A/F


1) Cabut konektor dari sensor A/F saat kunci kontak diputar ke posisi OFF.
2) Periksa bahwa voltase konektor sensor A/F (sisi kendaraan) antara terminal “1” dan terminal “2” adalah voltase
battery ketika kunci kontak berada dalam posisi ON.
Jika ditemukan kerusakan, periksa sirkuit power supply, sirkuit ground dan sambungan.

1
2

3) Menggunakan ohmmeter, ukur resistan konektor sensor A/F (sisi sensor) antara terminal “2” dan “5” pada
konektor sensor A/F. Jika resistan yang terukur tidak sesuai dengan nilai spesifikasi, ganti sensor A/F.  [1C-15]

CATATAN:
Suhu sensor memberikan pengaruh besar pada nilai resistan. Pastikan bahwa pemanas sensor berada
pada suhu yang benar.

Resistan pemanas sensor A/F


2.4 – 4,0 Ω pada 20 °C (20,00 °C)

4
[a]
3 2 1 6
6 5 4
3
1
2
5

[a]: Konektor sensor A/F (dilihat dari sisi terminal)

Resistor Penyesuai Sensor A/F


Menggunakan ohmmeter, ukur resistan antara terminal “1” dan “3” pada konektor sensor A/F. Jika resistan yang
terukur tidak sesuai dengan nilai spesifikasi, ganti sensor A/F.  [1C-15]

1C-13
Resistan penyesuai sensor A/F
30 – 300 Ω pada 20 °C (20,00 °C)

4
[a]
3 2 1 6
6 5 4
3
1
2
5

[a]: Konektor sensor A/F (dilihat dari sisi terminal)

HO2S-2
1) Periksa bahwa sinyal HO2S-2 dipancarkan dengan tepat.  [1A-123]
Jika ditemukan kerusakan, periksa hal berikut.
• Kabel harness dan sambungan
• Kebocoran sistem gas buang
Jika hasil pemeriksaan tidak baik, ganti sensor HO2S-2 [1C-15].

Pemanas HO2S-2
1) Cabut konektor HO2S-2 saat kunci kontak diputar ke posisi OFF.
2) Periksa bahwa voltase konektor HO2S-2 (sisi kendaraan) antara terminal “1” dan terminal “2” adalah voltase
battery ketika kunci kontak berada dalam posisi ON.
Jika ditemukan kerusakan, periksa sirkuit power supply, sirkuit ground dan sambungan.

2 1

3) Menggunakan ohmmeter, ukur resistan konektor HO2S-2 (sisi sensor) dari pemanas sensor antara terminal “3”
dan “4” pada konektor sensor.
Jika resistan yang terukur tidak sesuai dengan nilai spesifikasi, ganti HO2S-2 [1C-15].

CATATAN:
Suhu sensor memberikan pengaruh besar pada nilai resistan. Pastikan bahwa pemanas sensor berada
pada suhu yang benar.

Resistan pemanas HO2S-2


6.0 – 12,0 Ω pada 20 °C (20,00 °C)

1C-14
4
[a]
2
2 1
4 3
3

[a]: Konektor HO2S-2 (dilihat dari sisi terminal)

Melepas dan Memasang Sensor A/F (Air Fuel Ratio), HO2S-2 (Heated Oxygen Sensor-2)
Referensi: Memeriksa Sensor A/F (Air Fuel Ratio), HO2S-2 (Heated Oxygen Sensor-2) Pada Kendaraan [1C-13]

Pelepasan

PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistem gas buang ketika sistem panas. Pelepasan
sensor A/F dan/atau H2OS harus dilakukan ketika sistem dingin.

1) Lepas kabel negatif pada battery.


2) Cabut konektor sensor A/F dan/atau HO2S-2.
3) Lepaskan sensor A/F (1) dan/atau HO2S-2 (2) dari exhaust manifold.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Kencangkan sensor A/F (1) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Sensor A/F (a): 45 N·m (4,5 kg-m, 33,5 lb-ft)
• Kencangkan HO2S-2 (2) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
HO2S-2 (b): 45 N·m (4,5 kg-m, 33,5 lb-ft)

1C-15
1, (a)

2, (b)

• Setelah pemasangan, periksa kebocoran gas buang dari sensor dengan mesin hidup.

Memeriksa CMP Sensor (Camshaft Position) pada Kendaraan


1) Cabut konektor CMP sensor.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa apakah voltase konektor CMP sensor (sisi kendaraan) antara
terminal “1” dan “2” adalah voltase battery.
Jika ditemukan kerusakan, periksa sirkuit power supply, sirkuit ground dan sambungan.

2 1

3) Periksa bahwa sinyal CMP sensor dipancarkan dengan tepat.  [1A-123]


Jika ditemukan kerusakan, periksa hal berikut.
• Kabel harness dan sambungan
• CMP sensor:  [1C-17]

Melepas dan Memasang CMP sensor (Camshaft Position)


Referensi: Memeriksa CMP Sensor (Camshaft Position) pada Kendaraan [1C-16]

Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif dari battery.
2) Cabut konektor dari CMP sensor.
3) Lepaskan CMP sensor dari cylinder head.

Pemasangan
Referensi: Memeriksa CMP sensor (Camshaft Position) [1C-17]
1) Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
1C-16
• Berikan oli mesin ke O-ring CMP sensor (1).
• Kencangkan baut sensor CMP sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut sensor CMP (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)

(a) 1

Memeriksa CMP sensor (Camshaft Position)


Referensi: Melepas dan Memasang CMP sensor (Camshaft Position) [1C-16]
1) Lepaskan CMP sensor.  [1C-16]
2) Periksa hal berikut.
• Periksa bahwa O-ring (1) bebas dari kerusakan.
• Periksa bahwa tidak ada kerusakan dan partikel logam di ujung permukaan sensor dan gigi rotor sinyal.

3) Periksa CMP sensor sebagai berikut.


Jika ditemukan kerusakan, ganti CMP sensor.
a) Hubungkan battery (1) dan ohmmeter (3) ke CMP sensor seperti tampak pada gambar.
b) Periksa bahwa resistan CMP sensor bervariasi seperti yang ditentukan di bawah dengan melewatkan benda
magnetis (besi) (2).
Jika ditemukan kerusakan, ganti CMP sensor.

CATATAN:
Pastikan untuk menjaga celah sekitar 1 mm (0,03 in) “a” antara benda magnetis (besi) dan ujung
permukaan CMP sensor.

Resistan CMP sensor

1C-17
Resistan bervariasi antara kurang dari 220 Ω (ON) dan tidak terhingga (OFF)

“a”
1 2 3

2
1

Memeriksa CKP Sensor (Crankshaft Position) Pada Kendaraan


1) Cabut konektor CKP sensor.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa apakah voltase konektor CKP sensor (sisi kendaraan) antara
terminal “1” dan “2” adalah voltase battery.
Jika ditemukan kerusakan, periksa sirkuit power supply, sirkuit ground dan sambungan.

2
1

3) Periksa bahwa sinyal CKP sensor dipancarkan dengan tepat.  [1A-123]


Jika ditemukan kerusakan, periksa hal berikut.
• Kabel harness dan sambungan
• CKP sensor:  [1C-19]

Melepas dan Memasang Sensor CKP (Crankshaft Position)


Referensi: Memeriksa CKP Sensor (Crankshaft Position) Pada Kendaraan [1C-18]

Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif dari battery.
2) Lepas generator.  [1J-11]
3) Cabut konektor dari CKP sensor.
4) Lepaskan CKP sensor (1) dari blok silinder (2).

Pemasangan
Referensi: Memeriksa CKP Sensor (Crankshaft Position) [1C-19]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Berikan oli mesin ke O-ring sensor.

PERHATIAN:

Gunakan baut CKP sensor yang baru.

• Kencangkan baut sensor CKP sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
1C-18
Baut CKP sensor (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
1 (a)

2 3

3. Generator

• Hubungkan konektor dan pasang kabel harness dengan klem dengan erat.

Memeriksa CKP Sensor (Crankshaft Position)


Referensi: Melepas dan Memasang Sensor CKP (Crankshaft Position) [1C-18]
1) Lepaskan CKP sensor.  [1C-18]
2) Periksa hal berikut.
• Periksa bahwa O-ring (1) bebas dari kerusakan.
• Periksa bahwa tidak ada kerusakan dan partikel logam di ujung permukaan sensor dan gigi pelat sinyal.

3) Periksa CKP sensor sebagai berikut.


Jika ditemukan kerusakan, ganti sensor CKP.
a) Hubungkan battery (1) dan ohmmeter (3) ke CKP sensor seperti tampak pada gambar.
b) Periksa bahwa resistan CKP sensor bervariasi seperti yang ditentukan di bawah dengan melewatkan benda
magnetis (besi) (2).
Jika ditemukan kerusakan, ganti sensor CKP.

CATATAN:
Pastikan untuk menjaga celah sekitar 1 mm (0,03 in) “a” antara benda magnetis (besi) dan ujung
permukaan sensor CKP.

Resistan CKP sensor


Resistan bervariasi antara kurang dari 220 Ω (ON) dan tidak terhingga (OFF)

1C-19
1 2 3 “a”

2
1

Melepas dan Memasang VSS (Vehicle Speed Sensor) (Bukan Model ABS)
Pelepasan
1) Lepas kabel negatif (–) dari battery.
2) Lepaskan battery dan tray battery beserta reservoir coolant.
3) Lepaskan kabel kontrol persneling dan gear select (1) dari transaxle.

4) Lepaskan cable bracket (1) dari transaxle.


5) Cabut konektor VSS (2).
6) Lepaskan VSS.

Pemasangan
1) Berikan oli ke O-ring (1) lalu pasang VSS ke transaxle.

Momen pengencangan
Baut VSS (a): 5,5 N·m (0,5 kg-m, 4,0 lb-ft)

1C-20
2) Hubungkan konektor VSS (1).
3) Pasang cable bracket (2) ke transaxle.

Momen pengencangan
Baut cable bracket (d): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)
(a)

4) Hubungkan gear shift dan pilih kabel kontrol (1) ke transaxle  [5B-12]

5) Pasang battery dan tray battery, lalu pasang reservoir coolant ke tray battery.
6) Sambungkan kabel (–) negatif ke battery.

Memeriksa VSS (Vehicle Speed Sensor) (Bukan Model ABS)


Referensi: Melepas dan Memasang VSS (Vehicle Speed Sensor) (Bukan Model ABS) [1C-20]

Pemeriksaan visual
• Periksa bahwa O-ring bebas dari kerusakan.
• Periksa bahwa tidak ada kerusakan dan partikel logam di ujung permukaan sensor dan gigi rotor sinyal.

1C-21
Pemeriksaan kinerja
1) Buang partikel logam pada ujung permukaan VSS, jika ada.
2) Atur battery 12 V (1) dan hubungkan terminal positifnya ke terminal “Vin” (2) dan terminal negatif ke terminal
“Ground” (3) sensor. Lalu menggunakan ohmmeter, ukur resistan antara terminal “Vout” (4) sensor dan terminal
negatif battery dengan melewatkan benda magnetis (besi) (5) sambil menjaga celah sekitar 1 mm (0,03 in.)
dengan ujung permukaan VSS.
Jika resistan tidak bervariasi seperti ditentukan di bawah ini, ganti VSS.

Resistan VSS
Resistan bervariasi mulai kurang dari 100 Ω (ON) sampai tidak terhingga (OFF) atau mulai dari tidak
terhingga (OFF) sampai kurang dari 100 Ω (ON)
3
2 4

5 1

Melepas dan Memasang Knock Sensor


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif dari battery.
2) Lepaskan intake manifold.  [1D-13]
3) Cabut konektor knock sensor.
4) Lepaskan knock sensor (1) dari blok silinder.

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Knock Sensor [1C-23]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Pasang knock sensor (1) seperti tampak dalam gambar.
• Kencangkan baut knock sensor (2) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.
1C-22
Momen pengencangan
Baut knock sensor (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)
1 2, (a)

“a” “a”

“a”: 22.5°

Memeriksa Knock Sensor


Referensi: Melepas dan Memasang Knock Sensor [1C-22]
1) Cabut konektor (2) dari knock sensor.
2) Hubungkan oscilloscope (1) seperti tampak dalam gambar.

1 2

3) Periksa bahwa sinyal knock sensor (1) menunjukkan bentuk gelombang sebagai berikut ketika blok silinder diberi
guncangan dengan palu plastik.
Jika ditemukan kerusakan, ganti knock sensor.

Memeriksa Mesin dan Relay Sistem Kontrol Emisi


Lihat  [10B-33]

Memeriksa MAF (Mass Air Flow) & IAT (Intake Air Temperature) Sensor Pada Kendaraan
CATATAN:
Sebelum melakukan pemeriksaan ini, pastikan untuk membaca Tindakan Pencegahan untuk Inspeksi Sirkuit
ECM [1A-8] .

1C-23
1) Cabut konektor MAF & IAT sensor.
2) Periksa bahwa voltase konektor MAF & IAT sensor (sisi kendaraan) antara terminal “3” dan terminal “4” adalah
voltase battery ketika kunci kontak berada dalam posisi ON.
Jika ditemukan kerusakan, periksa sirkuit power supply, sirkuit ground dan sambungan.

1 2 3 4 5

3) Periksa bahwa sinyal MAF sensor dan sinyal IAT sensor dipancarkan dengan tepat.  [1A-123]
Jika ditemukan kerusakan, periksa hal berikut.
• Kabel harness dan sambungan.
• MAF & IAT sensor  [1C-25]

Melepas dan Memasang MAF Sensor (Mass Air Flow) & IAT Sensor (Intake Air Temperature)
Referensi: Memeriksa MAF (Mass Air Flow) & IAT (Intake Air Temperature) Sensor Pada Kendaraan [1C-23]

PERHATIAN:

Saat melakukan servis pada MAF & IAT sensor, pastikan Anda memperhatikan hal-hal berikut.
• Jangan sampai MAF & IAT sensor terkena benturan. Jika terjatuh, maka sensor harus diganti.

Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif dari battery.
2) Cabut konektor MAF & IAT sensor.
3) Lepaskan MAF & IAT sensor (1) dari case filter udara (2).
2 1

Pemasangan
Referensi: Memeriksa MAF Sensor (Mass Air Flow) & IAT (Intake Air Temperature) Sensor [1C-25]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Kencangkan sekrup MAF & IAT sensor (1) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Sekrup sensor MAF & IAT (a): 1,2 N·m (0,12 kg-m, 0,9 lb-ft)

1C-24
1, (a)

Memeriksa MAF Sensor (Mass Air Flow) & IAT (Intake Air Temperature) Sensor
PERHATIAN:

• Saat melakukan servis pada MAF & IAT sensor, pastikan Anda memperhatikan hal-hal berikut.
– Jangan sampai MAF & IAT sensor terkena benturan. Jika terjatuh, maka sensor harus diganti.
• Jangan memanaskan MAF & IAT sensor lebih dari 100 °C (212 °F). Jika dilakukan, sensor akan rusak.

Memeriksa IAT Sensor


1) Lepaskan MAF & IAT sensor.  [1C-24]
2) Periksa apakah O-ring sensor (1) rusak atau fungsinya menurun. Jika ditemukan kerusakan, ganti MAF & IAT
sensor.
3) Ukur resistan antara terminal sensor “1” dan “2” saat meniupkan udara panas ke bagian sensor suhu (2) dari
MAF & IAT sensor (3) menggunakan pengering udara panas (4).
Jika resistan yang terukur tidak sesuai dengan nilai spesifikasi, ganti MAF & IAT sensor.

Resistan sensor suhu udara masuk (IAT sensor)


–20 °C (–4 °F): 13.6 – 18,4 kΩ
20 °C (68 °F): 2.21 – 2,69 kΩ
60 °C (140 °F): 0.493 – 0,667 kΩ
3
5

5 4 3 2 1

4 5
1

1C-25
[a]

2.21 - 2.69

0.493 - 0.667

[b]

[a]: Resistan
[b]: Suhu
5. Pengukur suhu

Memeriksa MAF Sensor


1) Lepaskan MAF & IAT sensor.  [1C-24]
2) Hubungkan battery (2) dan voltmeter (3) ke MAF & IAT sensor (1) seperti tampak pada gambar.
3) Periksa apakah voltase bervariasi tergantung pada posisi banyaknya udara yang dihembuskan sesuai dengan
grafik berikut.
Jika ditemukan kerusakan, ganti MAF & IAT sensor.

5 4 3 2 1
3

[a]
5
(V)

0
[b] [c]

[a]: Voltase
[b]: Udara yang dihembuskan: Sedikit
[c]: Udara yang dihembuskan: Banyak

1C-26
Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Part pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut pemasangan ECM 5.5 0.56 4.0
Mur pedal gas assy 6 0.6 4.5
ECT Sensor 12 1.2 9.0
Sensor A/F 45 4.5 33.5
HO2S-2 45 4.5 33.5
Baut CMP sensor 11 1.1 8.5
Baut CKP sensor 11 1.1 8.5
Baut VSS 5 0.5 4.0
Baut cable bracket 23 2.3 17.0
Baut knock sensor 23 2.3 17.0
Sekrup MAF & IAT sensor 1.2 0.12 0.9
Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Voltage
meter probe 6. Kotak
penyimpanan

1C-27
Z13DTJ

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan dalam Penggantian ECM
• Pastikan untuk memasukkan informasi kendaraan berikut ke ECM baru atau pengganti sesuai dengan Registrasi
untuk Penggantian ECM [1C-30] . Jika tidak, mesin tidak akan dapat hidup dan hal ini akan mempengaruhi
kinerja awal mesin.

CATATAN:
Informasi kendaraan dengan tanda bintang (*) di bawah ini berlaku untuk model DPF ®.

– Kode kalibrasi injektor bahan bakar


– Data varian kendaraan
– Password dan secret key code (model immobilizer)

Uraian Umum
Keterangan tentang Registrasi ECM
Informasi kendaraan berikut dimasukkan dalam ECM.
• Kode kalibrasi injektor bahan bakar
• Data varian kendaraan (A/C dan BCM)
• Data A/F
• Password dan secret key code (model immobilizer)
Jika salah satu part berikut diganti, masukkan / hapus informasi yang diperlukan dalam ECM sesuai tabel di bawah
ini.

Part Data yang dimasukkan / dihapus Referensi


ECM (Pengganti) • Kode kalibrasi injektor bahan Lihat Registrasi untuk Penggantian
bakar ECM [1C-30] .
• Data varian kendaraan
• Data A/F
• Password dan secret key code
(model immobilizer)
Injektor bahan bakar • Kode kalibrasi injektor bahan Lihat Registrasi Injektor Bahan Bakar
bakar [1C-30] .
Sensor A/F • Data A/F Lihat Menghapus Data A/F [1C-31] .
MAF Sensor

Petunjuk Perbaikan
Melepas dan Memasang Engine Control Module (ECM)
PERHATIAN:

• Karena ECM terdiri dari suku cadang berpresisi, hati-hati jangan sampai ECM terkena guncangan yang
berlebihan.
• Jika ECM diganti dengan ECM baru atau ECM pengganti, pastikan Anda memasukkan informasi
kendaraan. Untuk perincian, lihat Keterangan tentang Registrasi ECM [1C-28] .

1C-28
CATATAN:
Jika ECM diganti dengan ECM baru atau ECM pengganti, upload informasi kendaraan dari ECM yang akan
diganti dengan SUZUKI scan tool sebelum diganti.

Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Cabut konektor dari ECM seperti berikut.
a) Tarik keluar penggeser kunci (1) untuk melepas penguncian tuas kunci.
b) Tarik ke atas tuas kunci (2).

2 b)

a)

3) Cabut konektor harness ground ECM.


4) Lepaskan ECM seperti berikut.
a) Lepaskan ECM (1) beserta braketnya (2) dari cowl top panel.
b) Lepaskan ECM (1) dan kabel ground (3) dari braket ECM (2).

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan setiap baut sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut ECM (a): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)
Baut braket ECM (b): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)

1C-29
(a)

(b) (b)

1. ECM

• Jika ECM diganti dengan ECM baru atau ECM pengganti, masukkan informasi kendaraan dalam ECM.  [1C-
30]

Registrasi untuk Penggantian ECM


CATATAN:
Untuk melihat perincian SUZUKI scan tool, lihat manual operatornya.’

1) Masukkan informasi kendaraan (kode kalibrasi injektor bahan bakar) ke ECM baru atau pengganti seperti berikut.

CATATAN:
Jika kode kalibrasi injektor bahan bakar tidak dapat di-upload dari ECM yang terpasang dalam kendaraan
yang sedang diperbaiki karena adanya kerusakan fungsi, maka pilih “Replace ECM without upload” dan
masukkan kode kalibrasi injektor bahan bakar ke ECM baru atau pengganti secara manual.

a) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak pada posisi OFF.
b) Putar kunci kontak ke posisi ON.
c) Pilih “Replace ECM with upload” di bawah mode “Miscellaneous test” (“Misc test”) dari SUZUKI scan tool.
d) Upload kode kalibrasi injektor bahan bakar dari ECM yang terpasang di kendaraan yang sedang diperbaiki ke
SUZUKI scan tool.
e) Ganti ECM.  [1C-28]
f) Download informasi kendaraan dari SUZUKI scan tool ke ECM baru atau pengganti.
g) Putar kunci kontak ke posisi OFF, dan tunggu selama 40 detik atau lebih.
2) Masukkan password dan secret key code.  [10C-37]

Registrasi Injektor Bahan Bakar


Setelah mengganti satu injektor bahan bakar atau lebih dengan yang baru, lakukan prosedur berikut.
1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Catat kode kalibrasi injektor bahan bakar yang tercetak pada bagian atas injektor bahan bakar.  [1G-41]
3) Pilih “Injector Calibration Code” di bawah menu “Misc Test”.
4) Masukkan kode kalibrasi injektor bahan bakar secara manual sesuai dengan petunjuk yang ditampilkan pada
SUZUKI scan tool.

1C-30
5) Periksa apakah kode kalibrasi injektor bahan bakar telah dimasukkan dengan benar dalam ECM.
6) Lepas SUZUKI scan tool dari DLC saat kunci kontak di posisi OFF.

Menghapus Data A/F


Setelah mengganti sensor A/F, MAF sensor atau sensor tekanan bahan bakar dengan yang baru, lakukan prosedur
berikut.
1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC saat kunci kontak pada posisi OFF.
2) Pilih menu di bawah “Misc. Test” pada SUZUKI scan tool sesuai dengan sensor yang diganti.
• Untuk sensor A/F. “Ganti sensor A/F”
• Untuk MAF sensor. “Ganti MAF sensor ”
• Untuk sensor bahan bakar. “Ganti sensor tekanan bahan bakar”
3) Lepas SUZUKI scan tool dari DLC saat kunci kontak di posisi OFF.

Melepas dan Memasang Mass Air Flow Sensor (MAF) dan Intake Air Temperature (IAT) Sensor
PERHATIAN:

• Jika MAF sensor diganti, pastikan Anda menghapus data A/F dalam ECM.
Untuk informasi rinci, lihat Keterangan tentang Registrasi ECM [1C-28] .
• Jangan bersihkan sensor MAF dan IAT.
• Jika MAF dan IAT sensor terjatuh, maka harus diganti.
• Jangan membongkar MAF dan IAT sensor.
• Jangan sampai MAF dan IAT sensor terkena benturan.
• Jangan meniupkan udara bertekanan menggunakan pistol udara atau alat sejenis.
• Jangan meletakkan jari atau benda lain ke dalam MAF dan IAT sensor. Ini dapat menyebabkan kerusakan
fungsi.

Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif pada battery dan konektor dari MAF dan IAT sensor (1).
2) Lepaskan selang keluar filter udara (2) dari MAF dan IAT sensor.
3) Lepaskan MAF dan IAT sensor dari case filter udara (3).
2
3
1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Periksa adanya penurunan fungsi dan kerusakan O-ring (1). Jika ditemukan kerusakan, ganti O-ring.

1C-31
Melepas dan Memasang Glow Plug
Pelepasan

PERHATIAN:

• Jangan sampai merusak bagian pemanas dari glow plug.


• Jangan menggunakan glow plug yang telah terjatuh.
• Saat melepas glow plug, kendurkan terlebih dahulu menggunakan alat sehingga satu sekrup atau lebih
tetap terpasang, kemudian longgarkan dan lepaskan dengan tangan.

1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.


2) Cabut kabel glow plug.
3) Menggunakan special tool, lepaskan glow plug dari cylinder head.

Special Tool
(A): 09911M78610

(A)

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Glow Plug [1C-32]
Untuk pemasangan, balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut.
• Menggunakan special tool, kencangkan glow plug sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Special Tool
(A): 09911M78610

Momen pengencangan
Glow plug (a): 8,0 N·m (0,82 kg-m, 6,0 lb-ft)

(A) (a)

Pemeriksaan Glow Plug


Referensi: Melepas dan Memasang Glow Plug [1C-32]
Periksa glow plug apakah memiliki resistan seperti yang ditunjukkan.
Jika resistan tidak sesuai spesifikasi, ganti glow plug.
1C-32
Resistan glow plug
Kira-kira. 1,4 Ω pada suhu 20 °C (68 °F)

Pemeriksaan Sensor Posisi Pedal Gas (APP) Assy pada Kendaraan


PERHATIAN:

• Jangan biarkan APP sensor assy terkena benturan keras seperti menjatuhkannya. Jika APP sensor assy
telah mengalami benturan keras, sensor harus diganti.
• Hati-hati, jangan sampai bagian APP sensor assy terkena air dan oli.

CATATAN:
Jangan membongkar APP sensor assy.

1) Pastikan bahwa APP sensor assy telah terpasang ke bodi kendaraan dengan benar (tidak terjepit pada karpet
lantai, dll.).
Jika pemasangan tidak benar, pasang kembali APP sensor assy.  [1C-34]
2) Hubungkan scan tool ke DLC dengan kunci kontak dalam posisi OFF.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pilih mode “Data List”.
4) Pastikan bahwa voltase APP sensor bervariasi tergantung pada posisi pedal gas seperti pada gambar berikut.
Jika ditemukan kerusakan, periksa hal berikut.
• Kabel harness dan sambungan
• APP sensor.  [1C-34]

[C]
3.60 - 4.30 V
[A]

1.80 - 2.15 V

0.60 - 1.10 V
[B]
0.30 - 0.55 V
[D] [E] [F]

[C]: Voltase output sensor


[D]: Posisi pedal gas idle
[E]: Posisi pedal gas diinjak penuh

1C-33
[F]: Langkah pedal gas

Melepas dan Memasang Sensor Posisi Pedal Gas (APP) Assy pada Kendaraan
PERHATIAN:

• Jangan biarkan APP sensor assy terkena benturan keras seperti menjatuhkannya. Jika APP sensor assy
telah mengalami benturan keras, sensor harus diganti.
• Hati-hati, jangan sampai bagian APP sensor assy terkena air dan oli.

CATATAN:
Jangan membongkar APP sensor assy.

Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Lepaskan konektor dari APP sensor assy.
3) Lepaskan APP sensor assy dari braketnya.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan mur APP sensor assy (1) dan baut braket APP sensor (2) sesuai dengan spesifikasi momen
pengencangan.

Momen pengencangan
Mur APP sensor assy (a): 5,5 N·m (0,56 kg-m, 4,0 lb-ft)
Baut braket APP sensor (b): 13 N·m (1,3 kg-m, 9,0 lb-ft)

• Sambungkan konektor ke APP Sensor assy dengan kuat.

Pemeriksaan Sensor Posisi Pedal Gas Assy (APP)


1) Lepaskan APP sensor assy.  [1C-33]
2) Periksa voltase output APP sensor sebagai berikut.
Jika ditemukan kerusakan, ganti APP sensor assy.  [1C-34]
a) Atur 3 battery 1,5 V baru (1) dalam rangkaian seri, dan periksa apakah voltase total adalah 4,5 – 5,0 V.
b) Hubungkan voltmeter (2) dan battery ke APP sensor seperti tampak pada gambar.

1C-34
[A]
6 5 4 3 21

[B]
6 5 4 3 21

[A]: APP sensor (utama) [B]: APP sensor (sub)

c) Pastikan bahwa voltase APP sensor bervariasi tergantung pada sudut buka gas seperti pada grafik saat
pedal gas dilepaskan dan diinjak penuh.

[C]
3.60 - 4.30 V
[A]

1.80 - 2.15 V

0.60 - 1.10 V
[B]
0.30 - 0.55 V
[D] [E] [F]

[C]: Voltase output sensor


[D]: Posisi pedal gas idle
[E]: Posisi pedal gas diinjak penuh
[F]: Langkah pedal gas

Melepas dan Memasang Sensor Suhu Coolant Mesin (ECT)


Pelepasan
1) Lepaskan battery dari kendaraan.
2) Kuras sistem pendinginan.  [1F-27]
3) Lepaskan filter udara dari kendaraan.  [1D-97]
4) Cabut selang keluar air mesin (2) dari thermostat housing (1).
5) Lepaskan pipa keluar pemanas (4).

1C-35
1

2
4

6) Lepaskan konektor dari ECT sensor seperti yang ditunjukkan.


a) Gerakkan lock pin konektor (2) sesuai arah panah yang ditunjukkan dalam gambar.
b) Angkat tuas kunci konektor (3) dan lepaskan konektor ECT sensor.
7) Lepaskan sensor ECT (1) dari thermostat assy (4).

3
4
2

b)
a)

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Sensor Suhu Coolant Mesin (ECT) [1C-36]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Periksa adanya penurunan fungsi dan kerusakan pada gasket ECT sensor. Jika ditemukan kerusakan, ganti ECT
sensor.
• Kencangkan ECT sensor sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
ECT sensor (a): 34 N·m (3,4 kg-m, 24,5 lb-ft)

(a)

• Isi ulang sistem pendinginan.  [1F-27]


• Periksa sistem pendingin untuk melihat kemungkinan kebocoran.  [1F-25]

Memeriksa Sensor Suhu Coolant Mesin (ECT)


Referensi: Melepas dan Memasang Sensor Suhu Coolant Mesin (ECT) [1C-35]

1C-36
Celupkan bagian ECT sensor (1) pendeteksi suhu ke dalam air (atau es) dan ukur resistan antara terminal-terminal
sensor sambil memanaskan air secara perlahan-lahan.
Jika resistan yang terukur tidak sesuai spesifikasi, ganti ECT sensor.

Resistan acuan untuk ECT sensor

Suhu Resistan
–20 °C (–4 °F) Kira-kira. 15,97 kΩ
–10 °C (14 °F) Kira-kira. 9,62 kΩ
0 °C (32 °F) Kira-kira. 5,97 kΩ
10 °C (50 °F) Kira-kira. 3,81 kΩ
20 °C (68 °F) Kira-kira. 2,5 kΩ
30 °C (86 °F) Kira-kira. 1,68 kΩ
40 °C (104 °F) Kira-kira. 1,15 kΩ
60 °C (140 °F) Kira-kira. 0,58 kΩ
80 °C (176 °F) Kira-kira. 0,31 kΩ

Melepas dan Memasang CMP (Camshaft Position) Sensor


Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Lepaskan cover mesin.
3) Cabut konektor CMP sensor.
4) Lepaskan CMP sensor (1) dari camshaft housing (2).
1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Periksa adanya penurunan fungsi dan kerusakan O-ring (1). Jika ditemukan kerusakan, ganti O-ring.
• Kencangkan setiap baut sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan

1C-37
Baut CMP sensor (a): 7,0 N·m (0,7 kg-m, 5,0 lb-ft)
Baut cover mesin: 8,0 N·m (0,82 kg-m, 6,0 lb-ft)
(a)

• Hubungkan konektor CMP sensor dengan rapat.

Memasang dan Melepas CKP (Crankshaft Position) Sensor (Sensor Putaran Mesin)
Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Lepaskan filter udara dari kendaraan.  [1D-10]
3) Lepaskan konektor dari CKP sensor seperti yang ditunjukkan.
a) Gerakkan lock pin konektor (2) sesuai arah panah yang ditunjukkan dalam gambar.
b) Dorong tuas kunci konektor (3) dan lepaskan konektor CKP sensor.
4) Lepaskan CKP sensor (1) dari blok silinder.

a)
b)
3

Pemasangan
Referensi: Memeriksa CKP (Crankshaft Position) Sensor (Sensor Putaran Mesin) [1C-39]
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Periksa adanya penurunan fungsi dan kerusakan O-ring (1). Jika ditemukan kerusakan, ganti O-ring.

• Bersihkan CKP sensor dan gigi rotor sensor sebelum pemasangan.


• Kencangkan baut sensor CKP sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut CKP sensor (a): 9,0 N·m (0,9 kg-m, 6,5 lb-ft)
1C-38
(a)

Memeriksa CKP (Crankshaft Position) Sensor (Sensor Putaran Mesin)


Referensi: Memasang dan Melepas CKP (Crankshaft Position) Sensor (Sensor Putaran Mesin) [1C-38]
1) Lepaskan CKP sensor.  [1C-38]
2) Pastikan bahwa tidak ada partikel logam dan tidak ada kerusakan di CKP sensor dan gigi rotor sensor.
3) Pastikan bahwa resistan antar terminal CKP sensor ada dalam spesifikasi.
Jika resistan di luar spesifikasi, ganti CKP sensor.

Resistan CKP sensor


632 – 948 Ω pada 20 °C (20,00 °C)

Melepas dan Memasang Boost Pressure Sensor.


Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Lepaskan cover mesin.
3) Lepaskan konektor dari boost pressure sensor seperti yang ditunjukkan.
a) Gerakkan lock pin konektor (1) sesuai arah panah yang ditunjukkan dalam gambar.
b) Dorong tuas kunci konektor (2) dan lepaskan konektor Boost Pressure Sensor.

a) b)

4) Lepaskan Boost Pressure Sensor (1) dari intake manifold (2).

1C-39
1 2

Pemasangan
1) Periksa apakah O-ring (2) pada Boost Pressure Sensor (1) berubah bentuk atau rusak.
Jika ditemukan kerusakan, ganti sensor tekanan boost.
2) Pasang sensor tekanan boost (1) ke intake manifold (2).
Kencangkan baut Boost Pressure Sensor sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut Boost Pressure Sensor (a): 1,0 N·m (0,10 kg-m, 1,0 lb-ft)
(a)

1 3
2

3) Hubungkan konektor ke Boost Pressure Sensor dengan kuat.


4) Pasang cover mesin.

Momen pengencangan
Baut cover mesin: 8,0 N·m (0,82 kg-m, 6,0 lb-ft)
5) Hubungkan kabel negatif pada battery.

Pemeriksaan Regulator Tekanan Bahan Bakar


1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Lepaskan cover mesin.
3) Lepaskan konektor dari regulator tekanan bahan bakar.
4) Periksa resistan antar terminal regulator tekanan bahan bakar.

Resistan regulator tekanan bahan bakar

1C-40
2.07 – 2,53 Ω pada 20°C (20,00°C)

Pemeriksaan Relay Fuel Pump, Relay Kontrol Motor Starter, Relay Utama dan Relay Pemanas
Bahan Bakar
Lihat Memeriksa Relay Kontrol [10B-33] .

Melepas dan Memasang Glow Plug Control Module


Pelepasan
1) Lepaskan battery dari kendaraan.
2) Lepaskan glow plug control module (1) dari braket.
1

3) Lepaskan konektor dari glow plug control module.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan.

Pemeriksaan Sensor Suhu Bahan Bakar


Celupkan bagian sensor suhu pada sensor suhu bahan bakar (1) ke dalam air dan ukur resistan antar terminal
sensor saat memanaskan air secara bertahap. Jika resistan yang terukur berada di luar spesifikasi di bawah ini, ganti
sensor suhu bahan bakar.

Resistan referensi sensor suhu bahan bakar


Suhu Resistan

1C-41
-10°C (14°F) 8.244–10,661kΩ
0°C (32°F) 5.227–6,623 kΩ
20°C (68°F) 2.262–2,760 kΩ
40°C (104°F) 1.080–1,277 kΩ
60°C (140°F) 0.555–0,639 kΩ

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Part pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut ECM 10 1.0 7.5
Baut bracket ECM 10 1.0 7.5
Glow plug 8.0 0.82 6.0
Mur APP sensor assy. 5.5 0.56 4.0
Baut braket APP sensor 13 1.3 9.0
ECT Sensor 34 3.4 24.5
Baut CMP sensor 7.0 0.7 5.0
Baut cover mesin 8.0 0.82 6.0
Baut CKP sensor 9.0 0.9 6.5
Baut Boost Pressure Sensor 1.0 0.10 1.0
Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
09911M78610
Kunci glow plug

1C-42
Mesin
Bab 1D

Mekanis Mesin
K12M ......................................................................................................................................................................... 1D-4
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 1D-4
Uraian Konstruksi Mesin ....................................................................................................................................... 1D-4
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 1D-4
Memeriksa Kompresi............................................................................................................................................. 1D-4
Pemeriksaan Vacuum Mesin................................................................................................................................. 1D-6
Memeriksa dan Menyetel Valve Lash (Celah)....................................................................................................... 1D-7
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 1D-9
Komponen Sistem Air Intake................................................................................................................................. 1D-9
Melepas dan Memasang Filter Udara ................................................................................................................. 1D-10
Memeriksa dan Membersihkan Filter Udara ....................................................................................................... 1D-10
Melepas dan Memasang Filter Udara ................................................................................................................. 1D-10
Memeriksa Throttle Body Pada Kendaraan .........................................................................................................1D-11
Melepas dan Memasang Throttle Body Assy. Elektrik .........................................................................................1D-11
Membersihkan Throttle Body .............................................................................................................................. 1D-12
Melepas dan Memasang Intake Manifold ........................................................................................................... 1D-13
Komponen Cover Cylinder Head ........................................................................................................................ 1D-14
Melepas dan Memasang Cover Cylinder Head .................................................................................................. 1D-14
Komponen Camshaft, Tappet dan Shim ............................................................................................................. 1D-16
Melepas dan Memasang Camshaft dan Tappet.................................................................................................. 1D-17
Pemeriksaan Camshaft dan Tappet .................................................................................................................... 1D-22
Komponen Pemasangan Mesin .......................................................................................................................... 1D-27
Melepas dan Memasang Rangkaian Mesin ........................................................................................................ 1D-27
Komponen Timing Chain Cover .......................................................................................................................... 1D-32
Melepas dan Memasang Timing Chain Cover ................................................................................................... 1D-33
Memeriksa Timing Chain Cover .......................................................................................................................... 1D-36
Melepas dan Memasang Flywheel...................................................................................................................... 1D-36
Komponen Tensioner dan Timing Chain ............................................................................................................ 1D-37
Melepas dan Memasang Timing Chain dan Tensioner ....................................................................................... 1D-37
Memeriksa Timing Chain Tensioner dan Rantai ................................................................................................. 1D-42
Komponen Valve dan Cylinder Head .................................................................................................................. 1D-44
Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder Head ............................................................................................ 1D-44
Membongkar dan Merakit Kembali Valve dan Cylinder Head............................................................................. 1D-47
Memeriksa Valve dan Valve Guide ..................................................................................................................... 1D-52
Memeriksa Cylinder Head................................................................................................................................... 1D-55
Memeriksa Baut Cylinder Head .......................................................................................................................... 1D-57
1D-1
Memeriksa Pegas Valve...................................................................................................................................... 1D-57
Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder ......................................................................... 1D-59
Melepas dan Memasang Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder ................................ 1D-59
Membongkar dan Memasang Kembali Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder........... 1D-61
Memeriksa Cylinder, Piston dan Piston Ring ...................................................................................................... 1D-63
Memeriksa Piston Pin dan Connecting Rod ....................................................................................................... 1D-66
Memeriksa Crank Pin dan Connecting Rod Bearing .......................................................................................... 1D-68
Komponen Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder.................................................................................... 1D-73
Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder.............................................................. 1D-74
Memeriksa crankshaft ......................................................................................................................................... 1D-78
Memeriksa Main Bearing .................................................................................................................................... 1D-80
Memeriksa Pelat Sensor ..................................................................................................................................... 1D-86
Memeriksa Oil Seal Belakang ............................................................................................................................. 1D-86
Memeriksa Jet Timing Chain............................................................................................................................... 1D-87
Memeriksa Flywheel............................................................................................................................................ 1D-87
Memeriksa Blok Cylinder .................................................................................................................................... 1D-87
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 1D-88
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 1D-88
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 1D-89
Material Servis Yang Dianjurkan ......................................................................................................................... 1D-89
Special Tool ......................................................................................................................................................... 1D-89

Z13DTJ.................................................................................................................................................................... 1D-92
Informasi dan Prosedur Diagnosis..................................................................................................................... 1D-92
Memeriksa Kompresi........................................................................................................................................... 1D-92
Memeriksa Timing ............................................................................................................................................... 1D-93
Petunjuk Perbaikan .............................................................................................................................................. 1D-96
Komponen Filter Udara ....................................................................................................................................... 1D-96
Melepas dan Memasang Filter Udara ................................................................................................................. 1D-96
Memeriksa Filter Udara....................................................................................................................................... 1D-97
Melepas dan Memasang Filter Udara ................................................................................................................. 1D-97
Komponen Intercooler ......................................................................................................................................... 1D-98
Melepas dan Memasang Intercooler................................................................................................................... 1D-98
Melepas dan Memasang Vacuum Pump ............................................................................................................ 1D-99
Memeriksa Vacuum Pump ................................................................................................................................ 1D-100
Komponen EGR Valve dan EGR Cooler .......................................................................................................... 1D-101
Melepas dan Memasang EGR valve dan EGR cooler...................................................................................... 1D-101
Komponens Sistem Ventilasi Crankcase .......................................................................................................... 1D-103
Melepas dan Memasang Oil Separator dan Ventilasi Crankcase..................................................................... 1D-104
Komponen Turbocharger .................................................................................................................................. 1D-106
Melepas dan Memasang Turbocharger ............................................................................................................ 1D-106
Memeriksa Turbocharger ................................................................................................................................... 1D-111
1D-2
Komponen Intake Manifold ................................................................................................................................1D-113
Melepas dan Memasang Intake Manifold ..........................................................................................................1D-113
Komponen Pemasangan Mesin .........................................................................................................................1D-116
Melepas dan Memasang Rangkaian Mesin .......................................................................................................1D-117
Komponen Timing Chain Cover dan Timing Chain ........................................................................................... 1D-122
Melepas dan Memasang Timing Chain Cover dan Timing Chain ..................................................................... 1D-122
Memeriksa Timing Chain Cover dan Timing Chain .......................................................................................... 1D-132
Komponen Housing Camshaft .......................................................................................................................... 1D-135
Melepas dan Memasang Housing Camshaft Assy ........................................................................................... 1D-135
Membongkar dan Merakit Kembali Housing Camshaft Assy. ........................................................................... 1D-138
Memeriksa camshaft ......................................................................................................................................... 1D-141
Komponen Valve dan Cylinder Head ................................................................................................................ 1D-145
Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder Head Assy.................................................................................. 1D-145
Membongkan dan Merakit Kembali Valve dan Cylinder Head Assy. ............................................................... 1D-151
Memeriksa Valve dan Guide ............................................................................................................................. 1D-153
Memeriksa Cylinder Head................................................................................................................................. 1D-155
Memeriksa Pegas Valve.................................................................................................................................... 1D-156
Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder ....................................................................... 1D-157
Melepas dan Memasang Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder ................................................. 1D-158
Membongkar dan Memasang Kembali Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder ........................... 1D-161
Memeriksa Cylinder, Piston dan Piston Ring .................................................................................................... 1D-163
Memeriksa Piston Pin dan Connecting Rod ..................................................................................................... 1D-166
Memeriksa Crank Pin dan Connecting Rod Bearing ........................................................................................ 1D-167
Komponen Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder.................................................................................. 1D-172
Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder............................................................ 1D-173
Memeriksa Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder.................................................................................. 1D-180
Memeriksa Main Bearing .................................................................................................................................. 1D-181
Memeriksa Blok Cylinder .................................................................................................................................. 1D-187
Spesifikasi........................................................................................................................................................... 1D-188
Spesifikasi Momen Pengencangan ................................................................................................................... 1D-188
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................ 1D-189
Material Servis Yang Dianjurkan ....................................................................................................................... 1D-189
Special Tool ....................................................................................................................................................... 1D-190

1D-3
K12M

Uraian Umum
Uraian Konstruksi Mesin
Mesin ini berpendingin air, dengan 4 cylinder segaris, berbahan bakar bensin dengan siklus 4-langkah, yang
dilengkapi mekanisme valve DOHC (Double Over Head Camshaft) dengan konfigurasi valve jenis “V” dan memiliki
16 valve (4 valve / dalam satu cylinder). Double overhead camshaft ini dipasang di atas cylinder head, digerakkan
oleh crankshaft melalui timing chain, dan tidak ada push rod yang digunakan pada sistem valve train.

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Memeriksa Kompresi
1) Panaskan mesin hingga mencapai suhu pengoperasian normal.

1D-4
2) Matikan mesin setelah dipanaskan.

CATATAN:
Sebelum memanaskan mesin, pindahkan tuas persneling ke posisi “Netral”, pasang rem tangan dan
kunci roda kemudi.

3) Lepaskan filter udara beserta selang udara masuk.  [1D-10]


4) Lepas ignition coil assy. dan semua busi.  [1H-6]
5) Lepas kabel injektor bahan bakar pada konektor.
6) Masukkan special tool (pengukur kompresi) ke dalam lubang busi.

Special Tool
(A): 09915M64512
(B): 09915M64530
(C): 09915M64550

(A)

(B)

(C)

7) Lepaskan kopling (1) (untuk mengurangi beban start pada mesin), dan tekan pedal gas (2) sepenuhnya hingga
throttle terbuka penuh.

8) Hidupkan mesin dengan battery yang terisi penuh, dan lihat tekanan tertinggi pada pengukur kompresi.

CATATAN:
• Untuk mengukur tekanan kompresi, hidupkan mesin pada putaran minimal 200 rpm dengan battery
yang terisi penuh.
• Jika tekanan kompresi yang terukur lebih rendah daripada nilai batas, periksa kondisi pemasangan
special tool. Jika special tool sudah terpasang dengan benar, maka mungkin terjadi kebocoran
tekanan kompresi dari piston ring dan dudukan valve.

Tekanan kompresi

1D-5
Standar: 1300 kPa (13,3 kgf/cm 2 , 188 psi)
Batas: 1000 kPa (10,2 kgf/cm 2 , 145 psi)
Selisih maksimum antara dua cylinder mana pun: 100 kPa (1,0 kgf/cm 2 , 14,5 psi)
9) Jalankan Langkah 6) hingga 8) pada masing-masing cylinder untuk mendapatkan 4 pembacaan.
10) Setelah pemeriksaan, pasang busi dan ignition coil assy.  [1H-6]
11) Hubungkan konektor ignition coil.
12) Hubungkan kabel injektor bahan bakar pada konektor.
13) Pasang filter udara beserta selang udara masuk.  [1D-10]

Pemeriksaan Vacuum Mesin


Vacuum mesin yang terdapat di jalur udara masuk adalah indikator yang baik untuk kondisi mesin.

Menggunakan SUZUKI Scan tool


1) Panaskan mesin hingga mencapai suhu pengoperasian normal.

CATATAN:
Sebelum memanaskan mesin, pindahkan tuas persneling ke posisi “Netral”, pasang rem tangan dan
kunci roda kemudi.

2) Hentikan mesin dan matikan semua sakelar elektrik.


3) Hubungkan SUZUKI Scan tool ke DLC (1) dengan kunci kontak diputar ke OFF.

1
(A)

4) Hidupkan mesin pada putaran idle yang ditentukan, lalu pilih “Manifold Absolute Pressure” di bawah mode “Data
List” pada scan tool.
Tekanan absolut manifold harus sesuai spesifikasi.

Spesifikasi tekanan absolut manifold (sejajar permukaan laut)


36 kPa (0,37 kgf/cm 2 , 5,22 psi, 0,36 bar) atau kurang pada putaran idle yang ditentukan

Tidak menggunakan SUZUKI scan tool


1) Panaskan mesin hingga mencapai suhu pengoperasian normal.

CATATAN:
Sebelum memanaskan mesin, pindahkan tuas persneling ke posisi “Netral”, pasang rem tangan dan
kunci roda kemudi.

2) Hentikan mesin dan matikan semua sakelar elektrik.


3) Lepaskan filter udara beserta selang udara masuk.  [1D-10]
1D-6
4) Lepaskan selang PCV (1) dari valve PCV (2).
5) Sambungkan special tool (Vacuum gauge) ke selang PCV (1).

Special Tool
(A): 09915M67311
6) Tutup valve PCV (2) menggunakan selotip (3) atau yang sejenis.

(A)

7) Pasang filter udara beserta selang udara masuk.  [1D-10]


8) Hidupkan mesin pada putaran idle yang ditentukan dan baca vacuum gauge. Vacuum harus sesuai spesifikasi.

Spesifikasi vakum (sejajar permukaan laut)


K12M: –65 kPa (–0,66kgf/cm 2 , –9,43 psi, –0,65 bar) atau kurang pada putaran idle yang ditentukan
9) Setelah pemeriksaan, lepas special tool (Vacuum gauge) dari valve PCV.
10) Lepas tutup dari valve PCV.
11) Pasang filter udara beserta selang udara masuk.  [1D-10]

Memeriksa dan Menyetel Valve Lash (Celah)


Memeriksa
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepaskan cover cylinder head.  [1D-14]
3) Lepas cover bawah mesin sisi kanan, jika perlu.
4) Dengan kunci 17 mm, putar pulley crankshaft (1) searah jarum jam sampai cam lobe (2) tegak lurus dengan
bagian depan tappet (3) pada valve “1” dan “7” seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
5) Periksa celah valve menggunakan feeler gauge (4) sebagai berikut.
a) Periksa celah valve pada valve “1” dan “7”.
b) Putar camshaft sejauh 90° (dengan cara memutar crankshaft menggunakan kunci).
c) Pastikan cam lobe tegak lurus dengan bagian depan shim pada valve yang akan diperiksa (dalam hal ini,
valve “3” dan “8”), jika belum, setel dengan memutar crankshaft. Periksa celah valve.
d) Dengan cara yang sama seperti b) – c), periksa celah valve pada valve “4” dan “6”.
e) Dengan cara yang sama seperti b) – c), periksa celah valve pada valve “2” dan “5”.
Jika celah valve tidak sama dengan spesifikasi, catat celah valve dan setel sesuai dengan spesifikasi. 

Spesifikasi celah valve


Saat dingin (ECT: 15 – 25 °C (59 – 77 °F)):
• Intake: 0,14 – 0,23 mm (0,0055 – 0,0091 in.)

1D-7
• Exhaust: 0,30 – 0,40 mm (0,0118 – 0,0157 in.)

90

“1” “2” “3” “4”

“5” “6” “7” “8”

Penyetelan
1) Lepas tappet yang akan diganti.  [1D-17]
2) Pilih tappet dengan ukuran yang tepat sebagai berikut untuk menyetel celah valve sesuai valve yang ditentukan.
a) Dengan mikrometer, ukur ketebalan tappet yang dilepas (1).
b) Hitung ketebalan tappet baru menggunakan rumus di bawah ini.
c) Pilih tappet baru yang paling mendekati nilai hasil penghitungan dari ukuran yang tersedia sebagai suku
cadang.

CATATAN:
Jika bilangan kedua setelah tanda desimal adalah bilangan ganjil, gunakan tappet (A -0,01).

Sisi intake:
A = B + C – 0,19 mm (0,0075 in.)
Sisi exhaust:
A = B + C – 0,35 mm (0,0138 in.)
A: Ketebalan “a” tappet baru
B: Ketebalan “a” tappet yang dilepas
C: Celah valve terukur

1D-8
"a"
1

3) Pasang camshaft dan tappet.  [1D-17]

Petunjuk Perbaikan
Komponen Sistem Air Intake
19
17

15 8

14

(c)
9
19
7
19
20

21

3
4
16
19

(b)

11

18

12
2

(a)
5 6

(b)

13
1

10

1. Intake manifold 8. Selang udara masuk 15. Grommet valve PCV 22. Nol
2. Gasket pelat intake 9. Grommet udara masuk 16. Braket filter udara : 12 N m (1,2 kgf-m, 9,0 lbf-ft)
manifold
3. Pelat intake manifold 10. Braket intake manifold 17. Resonator Udara Masuk : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
No.1

1D-9
4. Gasket intake manifold 11. Sensor MAP 18. Ke throttle body : Jangan gunakan lagi
5. Throttle body assy. elektrik 12. Sensor MAF 19. Ke cover cylinder head : Jangan bongkar
6. Gasket throttle body elektrik 13. EVAP canister purge valve 20. Cushion filter udara
7. Filter udara 14. Valve PCV 21. Baut cushion filter udara

Melepas dan Memasang Filter Udara


Melepas
1) Buka case filter udara (1) dengan melepaskan klem (2).
2

2) Lepaskan filter udara dari case.

Memasang
Referensi: Memeriksa dan Membersihkan Filter Udara [1D-10]
Balik prosedur melepas untuk memasang.

Memeriksa dan Membersihkan Filter Udara


Referensi: Melepas dan Memasang Filter Udara [1D-10]

Memeriksa
Periksa apakah filter udara kotor. Ganti filter yang terlalu kotor.

Pembersihan
Bersihkan debu dengan udara bertekanan dari arah keluarnya udara pada filter.

Melepas dan Memasang Filter Udara


Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas konektor sensor MAF (1).
3) Lepas EVAP canister purge valve (2).
4) Cabut selang breather (5) dari cover cylinder head.

1D-10
5) Lepaskan filter udara (3) beserta selang udara masuk (4).

3
5

Memasang
Balik prosedur pelepasan sesuai petunjuk berikut.

Memeriksa Throttle Body Pada Kendaraan


Periksa throttle body assy. elektrik Memeriksa Electric Throttle Body Assy Pada Kendaraan [1C-4]

Melepas dan Memasang Throttle Body Assy. Elektrik


Referensi: Komponen Sistem Air Intake [1D-9]
Referensi: Memeriksa Throttle Body Pada Kendaraan [1D-11]

PERHATIAN:

Jangan sekali-kali membongkar throttle body electric. Pembongkaran akan merusak kinerja aslinya. Jika
ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.

Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Kuras coolant.  [1F-11]
3) Lepaskan filter udara.  [1D-10]
4) Cabut selang coolant mesin (1) dan konektor (2) dari throttle body assy. elektrik (3).

1D-11
1 3 2

5) Lepas throttle body assy. elektrik dari intake manifold.

Memasang
1) Bersihkan permukaan yang berpasangan dan pasang gasket throttle body yang baru (1) ke intake manifold.

2) Pasang throttle body assy. elektrik (1) pada intake manifold.


3) Hubungkan konektor (2) dan selang coolant (1) ke throttle body assy. elektrik (3) dengan erat.

1 3 2

4) Pasang filter udara.  [1D-10]


5) Isi ulang coolant.  [1F-11]
6) Sambungkan kabel negatif pada battery.

Membersihkan Throttle Body


Referensi: Melepas dan Memasang Throttle Body Assy. Elektrik [1D-11]
Bersihkan throttle body assy. elektrik dengan melihat “Pemeriksaan Visual Valve Throttle” pada Memeriksa Electric
Throttle Body Assy Pada Kendaraan [1C-4] .

1D-12
Melepas dan Memasang Intake Manifold
Referensi: Komponen Sistem Air Intake [1D-9]

Melepas
1) Lepas throttle body.  [1D-11]
2) Lepas konektor sensor MAP (1).
3) Cabut selang berikut ini:
• Selang booster rem (2) dari booster rem
• Selang PCV (3) dari valve PCV

2 3

4) Lepas intake manifold (1) dari cylinder head, kemudian lepas gasketnya.

Memasang
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Gunakan gasket baru.
• Pasang mur (1) dan baut (2) intake manifold seperti pada gambar.

• Periksa untuk memastikan apakah suku cadang yang dilepaskan sudah dikembalikan ke tempatnya.
Pasang kembali suku cadang yang belum dipasang kembali.
1D-13
• Isi ulang sistem pendingin.  [1F-11]
• Setelah pemasangan selesai, putar kunci kontak ke posisi ON tapi mesin dalam kondisi OFF lalu periksa apakah
ada kebocoran bahan bakar.
• Terakhir, hidupkan mesin dan periksa apakah ada kebocoran coolant mesin.

Komponen Cover Cylinder Head


4 3 (a)

1207F
2
1217G

1. Cover cylinder head 4. Gasket lubang busi : Jangan gunakan


lagi

2. Gasket cover cylinder head 5. Tutup pengisian bahan bakar

3. Baut cover cylinder head : 5,0 N·m → 8,0 N·m → 11,0 N·m (0,5 kgf-m → 0,8 kgf-
: Untuk melepas dan memasang, lihat m → 1,1 kgf-m, 4,0 lbf-ft → 6,0 lbf-ft → 8,5 lbf-ft)
Melepas dan Memasang Cover Cylinder Head
[1D-14] .

Melepas dan Memasang Cover Cylinder Head


Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepaskan filter udara beserta selang udara masuk.  [1D-10]
3) Lepaskan ignition coil assy. dari cover cylinder head.  [1H-6]
4) Lepaskan pengukur ketinggian oli (1).
5) Lepas selang PCV (2) dari valve PCV.
6) Longgarkan sedikit demi sedikit baut pemasangan cover cylinder head sesuai urutannya mulai “1” hingga “7”
seperti pada gambar.
“4” 2
1 “6” “2”

“1”

“7” “5”
“3”

7) Lepaskan cover cylinder head (1) berikut gasketnya (2) dan gasket lubang busi (3).

1D-14
3

Memasang
1) Pasang gasket lubang busi baru (1) dan gasket baru (2) pada cover cylinder head (3) seperti ditunjukkan pada
gambar.

3 1

2) Bersihkan oli, sealant lama dan debu dari permukaan seal pada cover dan cylinder head. Setelah dibersihkan,
berikan sealant “A” dan “B” ke titik berikut.
• Permukaan yang berpasangan dari timing chain cover (1) dan cylinder head (2).
“A”: Sealant tahan air 99000–31250 (SUZUKI Bond No.1207F) atau Sealant 99000–31260 (SUZUKI
Bond No.1217G)

“B”
2

“B”

3) Pasang cover cylinder head ke cylinder head.

1D-15
CATATAN:
Saat memasang cover cylinder head, berhati-hatilah agar gasket cover cylinder head atau gasket lubang
busi tidak keluar dari tempatnya atau jatuh.

4) Kencangkan baut sedikit demi sedikit urut nomor dari “1” hingga “7” seperti pada gambar hingga kekencangan
baut sesuai torsi yang ditentukan.

Momen pengencangan
Baut cover cylinder head *: 5,0 N·m → 8,0 N·m → 11,0 N·m (0,5 kgf-m → 0,8 kgf-m → 1,1 kgf-m, 4,0 lbf-ft →
6,0 lbf-ft → 8,5 lbf-ft)
5) Sambungkan selang PCV (2) ke valve PCV (3).
6) Pasang pengukur ketinggian oli (1).
“4”, (a) 2
3
1 “2”, (a) “6”, (a)

“7”, (a)

“1”, (a) “3”, (a)


“5”, (a)

7) Lepaskan coil ignition assy dari cover cylinder head.  [1H-6]


8) Hubungkan konektor ignition coil dan harness klem dengan kuat.
9) Pasang filter udara.  [1D-10]
10) Sambungkan kabel negatif pada battery.

Komponen Camshaft, Tappet dan Shim


4 5 4
OIL

7
OIL

6 2
(a)
OIL

3
OIL

[A]: K12B 3. Tappet 7. Notch pin


[B]: K10B 4. Housing camshaft : 60 N m (6,1 kgf-m, 44,5 lbf-ft)
1. Intake camshaft 5. Baut housing camshaft Berikan oli mesin ke permukaan masing-masing suku
Untuk urutan mengencangkan, baca Melepas dan : cadang.
Memasang Camshaft dan Tappet [1D-17] .
2. Exhaust camshaft 6. Exhaust camshaft sprocket

1D-16
Melepas dan Memasang Camshaft dan Tappet
Referensi: Komponen Camshaft, Tappet dan Shim [1D-16]

Melepas
1) Lepaskan cover cylinder head.  [1D-14]
2) Putar crankshaft searah jarum jam dan setel cylinder No. 1 ke TDC sebagai berikut.
a) Sejajarkan tanda timing sprocket camshaft intake dan exhaust (1) dengan permukaan cylinder head (2).
1 1

2 2

b) Sejajarkan notch (1) pada pulley crankshaft dengan tanda “0” pada timing chain cover (2).

3) Lepaskan sumbat timing chain cover (1) dan gasket (2).

1 2

4) Pasang timing chain tensioner (1) seperti berikut.

PERHATIAN:

• Pastikan Anda menggunakan baut (1) berukuran M8 dan berdiameter 1,25 mm (0,049 inci).
• Jangan menggunakan kunci untuk mengencangkan baut (1) guna menghindari kerusakan timing
chain tensioner.

“a”

1D-17
“a”: 30 mm (1,1811 inci)

a) Kencangkan baut 8 mm (2) dengan tangan untuk memasang timing chain tensioner (1).
b) Saat memutar crankshaft 20° (3) berlawanan arah jarum jam, kencangkan lagi baut (2) dengan tangan.
c) Saat memutar crankshaft 20° (3) kali ini searah jarum jam, kencangkan lagi baut (2) dengan tangan.

“a”: 20 °

5) Beri tanda (2) yang sesuai dengan tanda timing sprocket camshaft intake dan exhaust (1) pada timing chain.
Pastikan untuk memberi tanda untuk mengidentifikasi sisi exhaust dan sisi intake.

2 2

1 1

6) Dengan bagian heksagonal exhaust camshaft dipegang kuat-kuat dengan spanner atau yang sejenisnya,
longgarkan baut pemasangan dari timing sprocket camshaft exhaust (1) dan lepaskan timing sprocket camshaft
(1).

PERHATIAN:

Jangan memutar camshaft setelah melepas timing sprocket camshaft exhaust.

1D-18
1

7) Longgarkan baut intake dan exhaust camshaft housing sesuai dengan urutan nomornya sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar, dan lepaskan intake camshaft dan exhaust camshaft.
“2” “13” “12” “21” “20” “17” “16” “9” “8”
“5”

“3”

“4”
“1”
“10” “11” “18” “19” “14” “15” “6” “7”

8) Lepaskan tappet, bila perlu.

Memasang
Referensi: Pemeriksaan Camshaft dan Tappet [1D-22]
1) Berikan oli mesin ke tappet di suku cadang hatching, kemudian pasang tappet (1) ke cylinder head.

2) Berikan oli mesin ke bidang luncur camshaft, dan setel camshaft ke kepala cylinder seperti berikut.
a) Luruskan tanda pemasangan (1) pada intake camshaft sprocket dengan tanda pemasangan (2) pada timing
chain.
b) Arahkan notch pin (3) exhaust camshaft ke atas.
2
1
3

3) Pasang housing camshaft (1) seperti yang ditunjukkan oleh tanda tercetak (2).

1D-19
1
3

3. Posisi dari sisi timing chain

4) Setelah memberikan oli mesin ke baut housing, kencangkan baut-baut itu untuk sementara. Kemudian
kencangkan baut-baut itu sesuai nomor urut di dalam gambar.
Kencangkan sedikit baut-baut itu satu persatu dan secara rata dan ulangi urutan pengencangan dua atau tiga
kali hingga sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut housing camshaft (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
“20” “9” “10” “2” “1”,(a) “6” “5” “14” “13”

“17”

“19”

“18”

“21”
“12” “11” “4” “3” “8” “7” “16” “15”

5) Pasang timing sprocket camshaft exhaust ke camshaft seperti berikut.


a) Pasang special tool (A) ke camshaft exhaust.

Special Tool
(A): 09914M06310
b) Pasang timing chain dengan cara meluruskan tanda pemasangan (1) pada timing chain dengan tanda
pemasangan pada timing sprocket camshaft exhaust (2).
c) Pasang timing sprocket camshaft exhaust ke camshaft exhaust.

1
2

(A)

6) Kencangkan baut timing sprocket camshaft exhaust (1) menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09911M05120

Momen pengencangan
Baut timing sprocket camshaft exhaust (a): 60 N·m (6,1 kg-m, 44,5 lb-ft)

1D-20
PERHATIAN:

Bila special tool ekstensi digabungkan dengan kunci putar, maka nilai kunci putar yang terbaca lebih
kecil dari spesifikasi momen pengencangan. Bila menggunakan special tool ekstensi, nilai yang terbaca
harus dihitung sesuai dengan rumus di bawah ini.

M = T X L / (L +“a”)
• M: Nilai yang terbaca menggunakan special tool ekstensi
• T: Spesifikasi momen pengencangan
• L: Panjang kunci putar
Dimensi special tool “a”: 18 mm (0,71 inci)

(A)
“a”

1,(a)

7) Pastikan lagi bahwa tanda (1) pada timing sprocket camshaft intake dan exhaust lurus dengan tanda (2) pada
timing chain di Langkah 4).

2 2

1 1

8) Lepaskan baut yang terpasang di langkah 3) dari timing chain cover.


9) Pasang sumbat timing chain cover (1) dengan gasket baru (2), dan kencangkan sumbat timing chain cover
sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Sumbat timing chaincover (a): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)

1D-21
1,(a) 2

10) Periksa apakah camshaft dan timing chain telah dipasang dengan benar seperti berikut.
a) Periksa apakah tanda (1) pada timing sprocket camshaft intake dan exhaust telah diluruskan dengan
permukaan atas cylinder head (2).
b) Periksa apakah tanda (3) pada pulley crankshaft telah lurus dengan “0” pada timing chain cover (4).
c) Putar crankshaft dua kali secara penuh searah jarum jam dan periksa lagi apakah tanda pemasangan telah
lurus.

CATATAN:
• Pastikan Anda telah memutar crankshaft secara penuh dua kali. Jika crankshaft hanya diputar dengan
satu kali putaran, maka tanda timing sprocket camshaft intake dan exhaust tidak akan lurus.
• Saat memutar crankshaft secara penuh dua kali, tanda pada timing chain yang sudah ditandai pada
langkah 15) dan tanda sprocket tidak sesuai namun hal ini adalah normal.
1 1

2 2

11) Periksa celah valve.  [1D-7]

Pemeriksaan Camshaft dan Tappet


Referensi: Melepas dan Memasang Camshaft dan Tappet [1D-17]

Keausan Cam
Menggunakan mikrometer, ukur tinggi cam “a”. Jika ketinggian yang terukur melebihi batas, ganti camshaft.
1D-22
Ketinggian cam “a” camshaft

Camshaft Standar Batas


44.520 – 44,680 mm 44,420 mm
Intake (1.7528 – 1,7591 (1,7488 inci)
inci)
44.659 – 44,819 mm 44,559 mm
Exhaust (1.7582 – 1,7645 (1,7543 inci)
inci)

Keausan Camshaft
Setel camshaft di antara dua blok “V” dan ukur keausannya menggunakan dial gauge.
Jika keausan yang terukur melebihi batas, ganti camshaft.

Batas keausan camshaft


0,015 mm (0,0006 inci)

Keausan Journal Camshaft


• Periksa apakah journal camshaft dan housing camshaft mengalami lekukan, goresan, keausan atau kerusakan.
Jika ditemukan kerusakan apa pun, ganti camshaft atau cylinder head dengan housing. Jangan sekali-kali
mengganti cylinder head tanpa mengganti housing.

• Periksa celah dengan menggunakan plasting gauge seperti berikut.


1) Bersihkan housing dan journal camshaft.
2) Lepaskan semua tappet dengan shim.
3) Pasang camshaft ke cylinder head.
4) Letakkan sepotong plastik gauge hingga menutupi seluruh permukaan journal camshaft (paralel dengan
camshaft).

1D-23
5) Pasang camshaft housing dengan merujuk langkah 1) hingga 4) dalam “Pemasangan” di bawah Melepas dan
Memasang Camshaft dan Tappet [1D-17] .
6) Lepas housing, dan menggunakan skala (2) pada envelope plastik gauge, ukur ketebalan plastik gauge (1)
hingga titik paling tebal.

Celah journal camshaft

Standar Batas
0.045 – 0,087 mm 0,10 mm
(0.0018 – 0,0034 inci) (0,0039 inci)

7) Jika celah journal camshaft terukur melebihi batas, ukur diameter (housing) journal dan diameter luar dari journal
camshaft. Ganti camshaft atau cylinder head assy jika perbedaannya jauh dari spesifikasi.

Diameter journal camshaft [A]

Item Standar
Housing No. 1 sisi Intake 26.934 – 26,955 mm
dan Exhaust (1.0604 – 1,0612 inci)
22.934 – 22,955 mm
Lainnya
(0.9029 – 0,9037 inci)

Diameter housing journal camshaft [B]

Item Standar
Housing No. 1 sisi Intake 27.000 – 27,021 mm
dan Exhaust (1.0630 – 1,0638 inci)
23.000 – 23,021 mm
Lainnya
(0.9055 – 0,9063 inci)

1D-24
8) Pasang camshaft intake dan exhaust camshaft tanpa tappet, kemudian ukur celah housing camshaft intake dan
exhaust menggunakan dial gauge.
Jika celah melebihi batas, ganti chamshaft atau cylinder head.

Celah housing camshaft

Celah housing camshaft


0.10 – 0,35 mm
Standar
(0.0039 – 0,0138 inci)
Batas 0,50mm (0,0020 inci)

Keausan Tappet
Periksa apakah mengalami lekukan, goresan, atau kerusakan.
Jika ditemukan kondisi yang tidak normal, gantilah.

Ukur diameter dalam cylinder head dan diameter luar tappet untuk menentukan celah cylinder head-ke-tappet. Jika
celah melebihi batas, ganti tappet atau cylinder head.

Celah cylinder head ke tappet

1D-25
Standar: 0.025 – 0,062 mm (0,0010 – 0,0024 inci)
Batas: 0,10 mm (0,0039 inci)

Diameter luar tappet [A]


Standar: 27.959 – 27,975 mm (1,1007 – 1,1014 inci)

Diameter tappet cylinder head [B]


Standar: 28.000 – 28,021 mm (1,1024 – 1,1032 inci)

1D-26
Komponen Pemasangan Mesin
2

4
(a) (c)

3 (d) (b)
10
9 1

(a)

(b) 5

(b)
8
(b) (b)

7
(b)

(b)

1. Braket dudukan kanan mesin 6. Dudukan belakang mesin : 25 N m (2,5 kgf-m, 18,5
lbf-ft)
2. Dudukan kanan mesin 7. Braket No. 1 dudukan belakang : 55 N m (5,6 kgf-m, 40,5
mesin lbf-ft)
3. Braket bodi dudukan kiri mesin 8. Braket No. 2 dudukan belakang : 65 N m (6,6 kgf-m, 48,0
mesin lbf-ft)
4. Dudukan kiri mesin 9. Penonjolan : 85 N m (8,7 kgf-m, 63,0
: Pastikan penonjolan ke depan. lbf-ft)
(K12B)
5. Braket dudukan kiri mesin 10. Forward (Maju/Depan)

Melepas dan Memasang Rangkaian Mesin


Melepas
1) Lepaskan tekanan bahan bakar.  [1G-10]
2) Putuskan sambungan kabel negatif dan positif pada battery.
3) Cabut konektor ECM.
4) Lepas battery dan battery tray dengan ECM.

1D-27
5) Lepas cover bawah mesin sisi kanan dan kiri.
6) Lepaskan sabuk kompresor A/C.  [7B-58]
7) Kuras oli mesin.  [1E-7]
8) Kuras oli transaxle.
Model - M/T:  [5B-9]
9) Kuras coolant.  [1F-11]
10) Lepaskan filter udara.  [1D-10]
11) Dengan selang terhubung, lepaskan kompresor A/C dari braketnya.  [7B-58]

PERHATIAN:

Letakkan kompresor A/C di tempat yang aman agar tidak terjadi kerusakan saat pelepasan dan
pemasangan rakitan mesin.

12) Lepaskan konektor kabel elektrik dan klem berikut.


• Konektor harness mesin dari terminal positif battery (1) dan kotak sekring sirkuit individual No. 1 (2)
• Terminal ground (3) dari exhaust manifold
• Kabel ground battery (4) dari transaxle
13) Cabut kabel berikut ini.
• Kabel kontrol persneling (5)
• Kabel kontrol persneling (6)
• Kabel kopling (7)
14) Cabut selang berikut ini.
• Selang booster rem (8) dari booster rem
• Selang masuk dan keluar radiator (9) dari radiator
• Selang masuk dan keluar pemanas (10) dari heater core.
• Selang pengisian bahan bakar (11) dari pipa pengisian bahan bakar

1D-28
2

3
9

5
6

7 4

10

11

15) Lepaskan shaft bawah kemudi dari pinion shaft.  [6B-13]


16) Lepaskan suspension arm.  [2B-13]
17) Lepaskan drive shaft joint kanan dan kiri dari differential gear.  [3A-3]
18) Lepaskan pipa gas buang No. 1.  [1K-2]
19) Menggunakan alat pengungkit (1), topang mesin dan transaxle dengan kait (3) dan (2).

CATATAN:
Hati-hati jangan sampai merusak kap dengan alat pengungkit.

1D-29
1

20) Lepaskan rangka suspensi.  [2B-20]


21) Lepaskan braket dudukan kanan mesin (1), baut selongsong dudukan kiri mesin (2) dan braket bodi dudukan kiri
mesin (3).
2

22) Sebelum melepaskan mesin dengan transaxle dari kompartemen mesin, pastikan semua selang, kawat dan
kabel listrik sudah dilepaskan dari kompartemen mesin.
23) Turunkan mesin dengan transaxle dari kompartemen mesin.

PERHATIAN:

Sebelum menurunkan mesin, untuk menghindari kerusakan pada kompresor A/C, buat celah dengan
menahannya.

24) Lepaskan harness mesin dari mesin dan transaxle, jika perlu.
25) Lepaskan dudukan mesin kiri dengan braket, jika perlu.
26) Lepaskan transaxle dari mesin, jika perlu.
Model - M/T:  [5B-16]
27) Lepaskan cover kopling dan cakram kopling, jika perlu.  [5C-10]

Memasang
1) pasang cover kopling dan cakram kopling, jika sudah dilepas.  [5C-10]
2) Sambungkan transaxle ke mesin, jika sudah dilepas.
 [5B-16] .
3) Pasang dudukan mesin kiri dengan braket ke mesin, jika sudah dilepas.  [1D-27]
4) Sambungkan harness mesin ke mesin dan transaxle, jika sudah dilepas.
5) Angkat mesin dengan transaxle ke dalam kompartemen mesin menggunakan alat pengungkit.

PERHATIAN:

Sebelum mengangkat mesin, buat celah dengan menahan kompresor A/C untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada kompresor A/C.
1D-30
6) Pasang braket dudukan kanan mesin (1), baut selongsong dudukan kiri mesin (2) dan braket bodi dudukan kiri
mesin (3), kemudian kencangkan baut dan mur sesuai spesifikasi momen pengencangan.  [1D-27]
2(b)

(d)

(a)

(d)

(c)

7) Pasang dudukan rangka suspensi.  [2B-20]


8) Lepaskan perangkat pengangkat.
9) Pasang pipa gas buang No. 1.  [1K-2]
10) Sambungkan shaft bawah kemudi ke pinion shaft.  [6B-13]
11) Taruh kembali selang, kabel dan kawat listrik yang tadi dilepas untuk koneksi dengan memperhatikan berikut ini.
• Setel kabel kopling (1)  [5C-6]
• Kencangkan baut dan mur sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut ground battery (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
Baut terminal ground (b): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)

(a)

1 (b)

12) Sambungkan drive shaft joint kanan dan kiri ke differential gear.  [3A-3]
13) Pasang suspension control arm.  [2B-13]
14) Pasang kompresor A/C ke braket (jika dilengkapi).  [7B-58]
15) Pasang drive belt kompresor A/C dengan merujuk pada “Model Mesin Bensin” di bawah Pelepasan dan
Pemasangan Drive Belt Kompresor [7B-58] .

1D-31
16) Pasang filter udara.  [1D-10]
17) Periksa untuk memastikan apakah suku cadang yang dilepaskan sudah dikembalikan ke tempatnya. Pasang
kembali suku cadang yang belum dipasang kembali.
18) Isi ulang sistem pendinginan dengan coolant.  [1F-11]
19) Isi ulang mesin dengan oli mesin.  [1E-7]
20) Isi ulang oli transaxle.
Model - M/T:  [5B-9]
21) Pasang battery dan battery tray dengan ECM.
22) Sambungkan harness kawat ECM.
23) Sambungkan kabel negatif dan positif pada battery.
24) Pasang cover bawah mesin sisi kanan dan kiri.
25) Pastikan tidak terjadi kebocoran bahan bakar, kebocoran coolant, kebocoran oli dan kebocoran gas buang pada
tiap sambungan.

Komponen Timing Chain Cover

OIL
7
8 (a) 9

6 (a)

4 1207B 1217G 5

OIL
7

5
2
3

1 (b)

6 (a)

1. Baut pulley crankshaft 5. Dowel Pin 9. Gasket sumbat timing


chain cover

1D-32
2. Pulley crankshaft 6. Baut timing chain : 25 N m (2,5 kgf-m, 18,5
cover lbf-ft)
Untuk urutan
pengencangan, lihat
Melepas dan
Memasang Timing
Chain Cover [1D-
33] .

3. Oil seal 7. O-ring : 150 N m (15,3 kgf-m,


: Berikan oli mesin ke oil seal lip. : Berikan oli mesin. 111,0 lbf-ft)

4. Timing chain cover 8. Sumbat timing chain : Jangan digunakan


: Berikan sealant 99000-31140 dan cover kembali.
99000-31260. Untuk informasi
rinci, lihat Langkah 6) dari
“Memasang” di bawah Melepas
dan Memasang Timing Chain
Cover [1D-33] .

Melepas dan Memasang Timing Chain Cover


Referensi: Komponen Timing Chain Cover [1D-32]

PERHATIAN:

• Jaga kebersihan meja kerja, peralatan dan tangan saat melakukan overhaul.
• Berhati-hatilah dalam menangani part aluminum agar tidak rusak.
• Jangan biarkan part yang telah dilepas terkena debu. Jaga agar part selalu bersih.

Melepas
1) Lepaskan rangkaian mesin dari kendaraan.  [1D-27]
2) Lepas water pump / generator drive belt.  [1J-11]
3) Lepaskan baut pulley crankshaft.
Untuk mengunci pulley crankshaft (1), gunakan special tool seperti ditunjukkan dalam gambar.

Special Tool
(A): 09917M68221

(A) 1

4) Lepaskan pulley crankshaft (1).


Jika sulit dilepas, gunakan special tool seperti ditunjukkan dalam gambar.

Special Tool
(A): 09944M36011
(B): 09926M58010

1D-33
5) Lepaskan cover cylinder head.  [1D-14]
6) Lepaskan oil pan.  [1E-10]
7) Lepaskan pulley water pump.
8) Lepaskan timing chain cover.
9) Lepaskan seal oli crankshaft dari timing chain cover menggunakan obeng pipih atau alat sejenis, bila perlu.
10) Bongkar timing chain cover dan pompa oli.  [1E-14]

Memasang
Referensi: Memeriksa Timing Chain Cover [1D-36]
1) Bersihkan permukaan berpasangan dari timing chain cover, blok silinder dan cylinder head.
Bersihkan oli, sealant lama dan debu dari permukaan berpasangan.
2) Rakit kembali timing chain cover dan pompa oli bila sebelumnya dilepas.  [1E-14]
3) Periksa apakah oli seal (1) lip mengalami kerusakan.
Ganti oli seal, jika perlu.

CATATAN:
Saat memasang oil seal baru, tekan ke dalam timing chain cover (2) menggunakan special tool (A) seperti
ditunjukkan dalam gambar.

Dimensi pemasangan
“a”: 1,5 mm (0,06 inci)

Special Tool
(A): 09913M75810

“a”
(A)

4) Pasang O-ring (1) baru ke pompa oli (2).


5) Pasang dowel pin (3) ke blok cylinder jika sebelumnya dilepas.

1D-34
2 3
1

6) Berikan sealant “A” ke permukaan berpasangan dari cylinder dan cylinder head, dan sealant “B” ke permukaan
berpasangan dari timing chain cover seperti ditunjukkan dalam gambar.
“A”: Sealant tahan air 99000–31140 (SUZUKI Bond No.1207B)
“B”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Jumlah sealant untuk timing chain cover


Lebar “a”: 3 mm (0,12 inci)
Tinggi “b”: 2 mm (0,08 inci)

“B”
“B”
“A”
“A”

“B”
“B”

“a”
“B” “b”

7) Berikan oli mesin ke oil seal lip, kemudian pasang timing chain cover (1). Kencangkan baut dengan gradasi
sesuai urutan nomor “1” sampai “14” sesuai momen spesifikasi.

CATATAN:
Sebelum memasang timing chain cover, periksa apakah pin telah terpasang dengan baik.

Momen pengencangan
Baut timing chain cover (a): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)
“1”, (a)

“6”, (a) “8”, (a)

“4”, (a) “3”, (a)

“2”, (a)
“5”, (a)

“9”, (a) “7”, (a)

“10”, (a)
“11”, (a)

“12”, (a)

“13”, (a)
“14”, (a)

8) Pasang pulley water pump.


9) Pasang cover cylinder head.  [1D-14]
10) Pasang oil pan.  [1E-10]

1D-35
11) Lepaskan pulley crankshaft (1). Kencangkan baut (2) sesuai spesifikasi. Untuk mengunci pulley crankshaft,
gunakan special tool seperti ditunjukkan dalam gambar.

Special Tool
(A): 09917M68221

Momen pengencangan
Baut pulley crankshaft (a): 150 N·m (15,3 kg-m, 111,0 lb-ft)

12) Pasang rangkaian mesin ke kendaraan.  [1D-27]

Memeriksa Timing Chain Cover


Referensi: Melepas dan Memasang Timing Chain Cover [1D-33]

Oli Seal
Periksa apakah oli seal lip mengalami kerusakan. Ganti jika perlu.

Melepas dan Memasang Flywheel


Melepas
1) Lepaskan rakitan mesin.  [1D-27]
2) Lepaskan cover kopling, cakram kopling dan flywheel.

Special Tool
(A): 09924M17811

Memasang
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan flywheel sesuai momen spesifikasi

Special Tool
(A): 09924M17811

1D-36
Momen pengencangan
Baut flywheel (a): 70 N·m (7,1 kg-m, 52,0 lb-ft)

Komponen Tensioner dan Timing Chain


OIL
2
OIL

(a)

5 (b) OIL

3
(b)

(b)

1. Timing sprocket crankshaft Timing chain tensioner : 11 N m (1,1 kgf-m, 8,5 lbf-ft)
4. : Berikan oli mesin ke permukaan luncur.
Timing chain 5. Penyetel kekencangan timing chain
2. : Berikan oli mesin.
Timing chain guide : 25 N m (2,5 kgf-m, 18,5 lbf-ft)
3. : Berikan oli mesin ke permukaan luncur.

Melepas dan Memasang Timing Chain dan Tensioner


Referensi: Komponen Tensioner dan Timing Chain [1D-37]

Melepas

PERHATIAN:

Setelah timing chain dilepas, jangan sekali-kali memutar crankshaft dan camshaft sendiri-sendiri melebihi
kisaran yang ditentukan (“a”, “b”) seperti ditunjukkan dalam gambar.
Jika diputar, gangguan mungkin terjadi antara piston dan valve serta valve itu sendiri, serta part yang
berkaitan dengan piston dan valve mungkin rusak.
1D-37
1 1

2
“b” “b” “b” “b”

4
“a” “a”

1. Tanda pemasangan pada camshaft


2. Lubang pada cylinder head
3. Kunci
4. Lubang pada blok cylinder
“a”: 90° Kisaran pemutaran crankshaft yang diizinkan. Dari arah
kunci pada crankshaft, dalam kisaran 90° dari bagian
atas kanan dan kiri.
“b”: 15° Kisaran pemutaran camshaft (IN dan EX) yang diizinkan.
Dari arah tanda pada timing sprocket camshaft dalam
kisaran 15° dari lubang pada cylinder head di kiri dan
kanan.

CATATAN:
Jika perlu memutar camshaft dengan timing chain yang sudah dilepas, putar camshaft setelah memutar
counter crankshaft berlawanan arah jarum jam 30 – 90° sebagaimana yang ditunjukkan di dalam gambar.

“a”

“b”

“a”: 30°
“b”: 90°
1. Kunci

1) Lepaskan timing chain cover.  [1D-33]


2) Dengan memutar crankshaft, luruskan camshaft dan crankshaft pada posisi tertentu seperti berikut.
a) Luruskan tanda timing sprocket camshaft intake dan exhaust (1) masing-masing dengan lubang (2) pada
cylinder head.
b) Posisikan kunci sprocket crankshaft (3) dengan lubang pada blok cylinder (4).
3) Lepaskan penyetel timing chain tensioner (5).
4) Lepaskan timing chain tensioner (6).
5) Lepaskan timing chain guide (7).

1D-38
6) Lepaskan timing chain (8) dengan timing sprocket crankshaft (9).
8

1 1

6 2

3
9

Memasang
Referensi: Memeriksa Timing Chain Tensioner dan Rantai [1D-42]
1) Periksa apakah tanda (1) pada timing sprocket camshaft intake dan exhaust sesuai dengan lubang (2) pada
cylinder head seperti ditunjukkan dalam gambar.
2) Setel kunci (3) dan putar crankshaft agar kunci cocok dengan lubang (4) pada blok silinder.

1 1

3) Pasang timing chain dengan meluruskan pelat pembeda (1) timing chain dan tanda segitiga (2) pada timing
sprocket camshaft seperti ditunjukkan pada gambar.
4) Pasang timing sprocket crankshaft pada timing chain dengan meluruskan pelat pembeda (3) timing chain dan
tanda lingkaran (4) pada timing sprocket crankshaft. Kemudian pasang timing sprocket crankshaft yang sudah
dipasangi rantai ke crankshaft

1D-39
1 1

2
2

4
3

5) Berikan oli mesin ke permukaan luncur timing chain guide (1) dan pasang seperti ditunjukkan pada gambar.
Kencangkan baut guide sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut timing chain guide (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
6) Berikan oli mesin ke permukaan luncur pengencang rantai (2) dan pasang tensioner dan spacer.
Kencangkan baut tensioner sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut timing chain tensioner (b): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)

(b) (a)

2 (a)

7) Periksa apakah tanda segitiga (1) pada timing sprocket camshaft intake dan exhaust cocok dengan pelat
pembeda (2) timing chain dan apakah tanda pemasangan (3) pada timing sprocket crankshaft cocok dengan
pelat pembeda (4) timing chain.

1D-40
2 2

1
1

3
4

8) Sekrupkan plunger (2) penyetel kekencangan timing chain (1) searah jarum jam dan pasang penahan (3) (kabel
berdiameter 1,4 mm atau yang sejenis) untuk menahan plunger.

2
3

9) Pasang penyetel kekencangan timing chain (1) dengan penahan (2).


Kencangkan baut penyetel sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan, kemudian lepaskan penahan dari
penyetel kekencangan timing chain.

Momen pengencangan
Baut penyetel kekencangan timing chain (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)

(a)

1 2

10) Berikan oli mesin ke timing chain, kemudian putar crankshaft searah jaru jam dengan dua putaran, dan periksa
apakah tanda (1) berada pada posisi tertentu berikut ini.
• Timing sprocket camshaft intake dan exhaust cocok dengan lubang (2) pada cylinder head.
• Kunci sprocket crankshaft (3) sejajar dengan lubang (4) pada blok cylinder sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar.

1D-41
1 1

11) Pasang timing chain cover.  [1D-33]


12) Lakukan Langkah 8) hingga 12) untuk “Memasang ”Melepas dan Memasang Timing Chain Cover [1D-33] .

Memeriksa Timing Chain Tensioner dan Rantai


Referensi: Melepas dan Memasang Timing Chain dan Tensioner [1D-37]

Timing Chain Guide


Periksa apakah sepatu (1) aus atau rusak.

Timing Chain Tensioner


Periksa apakah sepatu (1) aus atau rusak.

Timing Sprocket Crankshaft


Periksa apakah gigi sprocket aus atau rusak.

1D-42
Timing Chain
Periksa apakah timing chain aus atau rusak.

Penyetel Kekencangan Timing Chain


Periksa apakah permukaan gigi (1) bebas dari kerusakan.

1D-43
Komponen Valve dan Cylinder Head

OIL
9 (a)

13 (b)
10

1 8

3 1
5
2
OIL

4
3 11
OIL

4
OIL

6
OIL

12

1. Cotter valve 7. Exhaust valve 13. Sumbat venturi


2. Penahan pegas valve 8. Valve guide : Kencangkan 20 N·m → 40 N·m
+→60°+→60° (2,0 kgf-m → 4,0 kgf-m
+→60°+→60°, 14,5 lbf-ft → 29,0 lbf-ft
+→60°+→60°)
3. Pegas valve 9. Baut cylinder head : 3,5 N m (0,36 kgf-m, 2,5 lbf-ft)
: Saat digunakan kembali, periksa apakah baut cylinder head
mengalami perubahan bentuk.  [1D-44]
4. Valve stem seal 10. Cylinder head : Jangan digunakan kembali.
5. Dudukan pegas valve 11. Gasket cylinder head Berikan oli mesin ke permukaan masing-
: masing suku cadang.
6. Intake valve 12. Dowel pin

Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder Head


Referensi: Komponen Valve dan Cylinder Head [1D-44]

Melepas
1) Lepaskan rangkaian mesin dari kendaraan.  [1D-27]
2) Lepaskan oil pan.  [1E-10]
3) Lepaskan cover cylinder head.  [1D-14]
4) Lepaskan timing chain cover.  [1D-33]
5) Lepaskan timing chain.  [1D-37]
6) Lepaskan camshaft intake dan exhaust dengan merujuk pada Langkah 7) sampai 8) “Memasang” di
bawahMelepas dan Memasang Camshaft dan Tappet [1D-17] .

1D-44
7) Longgarkan baut cylinder head dengan urutan seperti yang ditunjukkan di gambar dengan menggunakan kunci
soket 12 sudut kemudian lepaskan baut-baut itu.

“5” “10” “8” “2”

“3”

“1”

“7” “9” “6” “4”

8) Periksa di seputar cylinder head apakah ada part lain yang perlu dilepas atau dicabut kemudian lepaskan atau
cabut part tersebut.
9) Lepaskan exhaust manifold, jika perlu.  [1K-3]
10) Lepaskan cylinder head dengan intake manifold dan exhaust manifold. Gunakan perangkat pengangkat, jika
perlu.

Memasang
Referensi: Membongkar dan Merakit Kembali Valve dan Cylinder Head [1D-47]
1) Bersihkan permukaan yang berpasangan pada cylinder head dan blok silinder. Bersihkan oli, gasket lama dan
debu dari permukaan yang berpasangan.
2) Pastikan bahwa oil jet (sumbat venturi) (1) tidak tersumbat. Jika belum terpasang, pasanglah sesuai momen
spesifikasi.

Momen pengencangan
Sumbat venturi (a): 3,5 N·m (0,35 kg-m, 2,5 lb-ft)
1, (a)

3) Pasang knock pin (1) ke blok silinder.


4) Pasang gasket cylinder head yang baru (2) ke blok cylinder.

1D-45
5) Pasang cylinder head ke blok cylinder seperti berikut.

CATATAN:
• Sebelum meletakkan cylinder head, tempatkan crankshaft dalam kisaran “a” yang ditunjukka di dalam
gambar.
• Sebelum mengencangkan baut cylinder head, putar counter crankshaft berlawanan arah jarum jam 30
– 90° sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
• Jika baut cylinder head digunakan kembali, pastikan memeriksa apakah baut mengalami perubahan
bentuk.  [1D-57]

“a”

“b”

“a”: 30°
“b”: 90°
1. Kunci

a) Berikan oli mesin ke baut cylinder head yang baru.


b) Kencangkan baut cylinder head (“1”–“10”) ke 20 N·m (2,0 kgf-m, 15,0 lbf-ft) sesuai urutan nomor seperti yang
ditunjukkan dengan menggunakan kunci soket 12 sudut.
c) Dengan cara yang sama seperti Langkah b), kencangkan baut cylinder head ke 40 N·m (4,1 kgf-m, 29,5 lbf-
ft).
d) Putar semua baut 60° sesuai urutan angka di dalam gambar.
e) Ulangi Langkah d).

Momen pengencangan
Baut cylinder head (M10)* (a): 20 N·m → 40 N·m →+60°→+60° (2,0 kgf-m → 4,0 kgf-m →+60°→+60°,
14,5 lbf-ft → 29,0 lbf-ft →+60°→+60°)

“8”,(a) “6”,(a) “1”,(a) “3”,(a) “9”,(a)

“10”,(a) “4”,(a) “2”,(a) “5”,(a) “7”,(a)

6) Pasang camshaft dan tappet dengan merujuk pada Langkah 1) sampai 4) dari “Memasang” di bawah Melepas
dan Memasang Camshaft dan Tappet [1D-17] .
7) Pasang timing chain.  [1D-37]
8) Pasang timing chain cover.  [1D-33]
9) Pasang cover cylinder head.  [1D-14]
10) Pasang oil pan.  [1E-10]
1D-46
Membongkar dan Merakit Kembali Valve dan Cylinder Head
Referensi: Melepas dan Memasang Valve dan Cylinder Head [1D-44]

Membongkar
1) Tempatkan part yang dibongkar kecuali valve stem seal dan valve guide berurutan sehingga bisa dipasang di
posisi aslinya.
2) Demi mempermudah dalam servis cylinder head, lepaskan intake manifold, injector, exhaust manifold dari
cylinder head.
3) Menggunakan special tool (Valve lifter ), kompres pegas valve kemudian lepaskan cotter valve (1) juga
menggunakan special tool (Forceps).

Special Tool
(A): 09916M14510
(B): 09916M14521
(C): 09916M84511

4) Lepaskan special tool (Valve lifter), dan lepaskan penahan pegas dan pegas valve.
5) Lepaskan valve dari sisi combustion chamber.
6) Lepaskan valve stem seal (1) dan dudukan pegas valve (2).

CATATAN:
Jangan gunakan kembali valve stem seal setelah dibongkar. Pastikan menggunakan seal yang baru saat
merakit.

1D-47
7) Menggunakan special tool (Valve guide remover), keluarkan valve guide dari sisi combustion chamber menuju
sisi pegas valve.

CATATAN:
• Jangan gunakan kembali valve guide setelah dibongkar. Pastikan menggunakan valve guide yang
baru (oversize) saat merakit.
• Panaskan dan cabut valve guide, bila perlu.

Special Tool
(A): 09916M44910

Merakit Kembali
Referensi: Memeriksa Valve dan Valve Guide [1D-52]
Referensi: Memeriksa Cylinder Head [1D-55]
Referensi: Memeriksa Pegas Valve [1D-57]
1) Sebelum memasang valve guide ke dalam cylinder head, lebarkan lubang guide dengan special tool (reamer
berukuran 10,5 mm) untuk mengurangi suara bising dan menjadikannya benar-benar bulat.

Special Tool
(A): 09916M34542
(B): 09916M37320

1D-48
2) Menggunakan special tool, pasang valve guide ke cylinder head seperti berikut.

Special Tool
(A): 09916M58210
(B): 09916M56011

CATATAN:
• Jangan sekali-kali menggunakan kembali valve guide setelah dibongkar. Pastikan memasang valve
guide yang baru (Oversize).
• Intake dan exhaust valve guide sama.

a) Panaskan cylinder head secara seragam ke suhu 80 hingga 100 °C (176 hingga 212 °F) sehingga tidak akan
terdistorsi, dan gerakkan valve guide baru ke dalam lubang guide dengan special tool.
b) Benamkan valve guide baru hingga special tool (Valve guide installer) menyentuh cylinder head.
Setelah dipasang, pastikan valve guide menonjol sesuai dengan dimensi yang ditentukan “a” dari cylinder
head.

Penonjolan valve guide (In dan Ex)


“a”: 11.1 – 11,5 mm (0,4370 – 0,4528 inci)

3) Lebarkan diameter diameter valve guide dengan special tool (reamer 5,5 mm).

CATATAN:
Setelah melebarkan, bersihkan lubang.

Special Tool
1D-49
(A): 09916M34542
(B): 09916M34550

4) Pasang dudukan pegas valve ke cylinder head.


5) Pasang valve stem seal baru (1) ke valve guide.
6) Setelah memberikan oli mesin ke seal dan spindel special tool (Valve guide installer handle), pasang oli seal ke
spindel, kemudian pasang seal ke valve guide dengan mendorong special tool dengan tangan.
Setelah dipasang, periksa untuk memastikan apakah seal sudah terpasang dengan benar pada valve guide.

PERHATIAN:

Saat memasang, jangan pernah mengetuk atau memukul special tool dengan palu atau alat lain. Pasang
seal ke guide hanya dengan mendorong special tool dengan tangan. Mengetuk atau memukul special
tool dapat merusak seal.

CATATAN:
Jangan gunakan kembali seal setelah dibongkar. Pastikan menggunakan seal baru.

Special Tool
(A): 09917M98221
(B): 09916M58210

7) Berikan oli mesin ke valve stem seal, lubang valve guide dan valve stem.
8) Pasang valve ke valve guide.

1D-50
9) Pasang pegas valve dan penahan pegas.
Tiap pegas valve memiliki ujung atas (ujung berdiameter-besar (1)) dan ujung bawah (ujung berdiameter-kecil
(2)). Pastikan untuk memosisikan pegas dengan ujung bawah (ujung dengan pitch kecil) menghadap ke bawah
(sisi dudukan pegas valve).
A 3

2
B

A: Sisi penahan pegas valve B: Sisi dudukan pegas valve


3. Tanda warna

10) Menggunakan special tool (Valve lifter), kompres pegas valve dan pasang dua cotter valve (1) ke dalam alur
dalam valve stem.

CATATAN:
Saat mengompresi pegas valve, berhati-hatilah untuk tidak merusak permukaan bagian dalam lubang
pemasangan tappet.

Special Tool
(A): 09916M14510
(B): 09916M14521
(C): 09916M84511

11) Pasang intake manifold.  [1D-13]


12) Pasang injektor bahan bakar.  [1G-13]
13) Pasang exhaust manifold bila sebelumnya dilepas.  [1K-3]

1D-51
Memeriksa Valve dan Valve Guide
Referensi: Membongkar dan Merakit Kembali Valve dan Cylinder Head [1D-47]

Valve Guide

Celah valve stem-ke-guide


Menggunakan mikrometer dan bore gauge, cari tahu nilai diameter terbaca pada valve stem dan guide untuk
memeriksa celah stem-ke-guide.
Pastikan nilainya dibaca pada lebih dari satu tempat di sepanjang masing-masing stem dan guide.
Jika celah melebihi batas, ganti valve dan valve guide.

Spesifikasi valve stem dan valve guide

Item Standar Batas


In 5.465 – 5,480 mm (0,2150 – 0,2157 inci) —
Diameter valve stem [A]
Ex 5.440 – 5,455 mm (0,2142 – 0,2148 inci) —
Diameter valve guide [B] IN & EX 5.485 – 5,510 mm (0,2159 – 0,2169 inci) —
In 0.005 – 0,045 mm (0,0002 – 0,0018 inci) 0,070 mm (0,0028 inci)
Celah stem-ke-guide
Ex 0.03 – 0,07 mm (0,0012 – 0,0028 inci) 0,090 mm (0,0035 inci)

Penyimpangan ujung valve stem


Jika tidak ada bore gauge, periksa penyimpangan ujung valve stem dengan dial gauge.
Gerakkan ujung stem ke arah (1) dan (2) untuk mengukur penyimpangan ujungnya.
Jika penyimpangan melebihi batas, ganti valve stem dan valve guide.

Batas penyimpangan ujung valve stem


In: 0,14 mm (0,0055 inci)
Ex: 0,18 mm (0.0071 inci)

1D-52
Valve

Pemeriksaan visual
• Lepaskan semua karbon dari valve.
• Periksa tiap valve apakah mengalami aus, terbakar atau terdapat distorsi pada permukaan dan ujung stemnya,
jika perlu, ganti.
• Periksa permukaan ujung valve stem apakah mengalami goresan atau keausan. Jika ditemukan goresan atau
keausan, ujung valve mungkin diberi permukaan baru, asalkan tidak terlalu banyak hingga chambernya hilang.
Jika keausannya terlalu banyak hingga chambernya hilang, ganti valve.
• Ukur panjang penonjolan valve “a”. Jika panjang terukur tidak sesuai dengan nilai standar, ganti valve.

Panjang penonjolan valve “a”.


Standar
IN: 34.7 – 35,3 mm (1,366 – 1,389 inci)
Ex: 34.6 – 35,2 mm (1,362 – 1,385 inci)

1
“a”

2. Valve guide 3. Dudukan valve

Memeriksa Saluran EGR


Periksa apakah saluran EGR tidak tersumbat.
Jika saluran EGR tersumbat, bersihkan atau ganti cylinder head assy.

Memeriksa Sumbat Venturi


Periksa apakah sumbat venturi tidak tersumbat.
Jika saluran sumbat venturi tersumbat, bersihkan atau ganti sumbat venturi.

1D-53
Keausan radial valve head
Periksa semua valve dengan dial gauge dan blok “V” apakah mengalami keausan. Untuk memeriksa keausan, putar
valve perlahan-lahan. Jika keausan melebihi batas, ganti valve.

Keausan radial valve head


Standar: 0 – 0,03 mm (0 – 0,0012 inci)
Batas: 0,08 mm (0.0031 inci)

Lebar kontak dudukan


Buat pola kontak pada tiap valve seperti biasa, misalnya dengan memberikan lapisan kompon penanda yang sama
ke dudukan valve dan dengan memutar dudukan tapping dengan valve head. Valve lapper (alat yang digunakan
untuk melakukan valve lapping) harus digunakan.
Pola yang dihasilkan pada permukaan dudukan valve harus berupa lingkaran kontinyu yang tidak terputus, dan lebar
pola harus dalam kisaran yang ditentukan.

Lebar dudukan standar “a” yang ditunjukkan oleh pola kontak pada permukaan valve
Intake 1.0 – 1,1 mm (0,0394 – 0,0433 inci)
Exhaust 1.0 – 1,3 mm (0,0394 – 0,0512 inci)

Memperbaiki dudukan valve


Dudukan valve yang tidak menghasilkan kontak yang sama dengan valve-nya atau menunjukkan lebar kontak
dudukan yang tidak sesuai dengan kisaran yang ditentukan harus diperbaiki dengan diasah ulang atau dengan
dipotong dan diasah ulang lalu diakhiri dengan lapping.
1) Dudukan intake valve:
1D-54
Gunakan pemotong dudukan valve (1) untuk membuat 3 potongan seperti ditunjukkan dalam gambar. Harus
menggunakan tiga pemotong: Pemotong pertama untuk membuat sudut 30°, pemotong ke-2 untuk membuat
sudut 70°, dan pemotong ke-3 untuk membuat sudut 45°. Potongan ke-3 (45°) harus dibuat untuk menghasilkan
lebar dudukan yang diinginkan.

Lebar dudukan untuk dudukan intake valve


“a”: 1.0 – 1,1 mm (0,0394 – 0,0433 inci)
2) Dudukan exhaust valve:
Gunakan pemotong dudukan valve (1) untuk membuat dua potongan seperti ditunjukkan dalam gambar. Harus
menggunakan dua pemotong: Pemotong pertama untuk membuat sudut 20°, dan pemotong ke-2 untuk membuat
sudut 45°. Potongan ke-2 harus dibuat untuk menghasilkan lebar dudukan yang diinginkan.

Lebar dudukan untuk dudukan exhaust valve


“b”: 1.0 – 1,3 mm (0,0394 – 0,0512 inci)
3) Valve lapping:
Lakukan valve lapping pada dudukan dalam dua langkah, pertama dengan kompon lapping kasar yang dioleskan
pada permukaan dan kedua dengan kompon halus, dan setiap kalinya, gunakan valve lapper sesuai dengan
metode lapping biasa.

[A] [B]

“a” “b”
5
4 4
3
2

[A]: Intake 2. 15° 4. 45°


[B]: Exhaust 3. 30° 5. 70°

Memeriksa Cylinder Head


Referensi: Membongkar dan Merakit Kembali Valve dan Cylinder Head [1D-47]
• Bersihkan semua deposit karbon dari semua combustion chamber.

CATATAN:
Jangan gunakan alat berujung tajam untuk membersihkan deposit karbon. Hati-hatilah agar tidak
menggores atau menakik permukaan metal saat membersihkan deposit karbon. Hati-hati juga pada valve
dan dudukan valve.

1D-55
• Periksa apakah cylinder head mengalami retak pada port intake dan exhaust, combustion chamber, dan
permukaan head.
• Menggunakan straightedge dan thikness gauge, periksa kerataan permukaan gasket di 6 tempat. Jika ada nilai
distorsi melebihi batas, ratakan permukaan gasket dengan pelat permukaan dan kertas amplas ukuran #400
(kertas amplas karbid silikon anti air): letakkan kertas amplas di atas dan di seluruh pelat, dan gosokkan
permukaan gasket pada kertas untuk mengasah titik yang tidak rata. Jika hal ini tidak dapat mengurangi
pembacaan thickness gauge ke dalam batas, ganti cylinder head.
Kebocoran gas dari sambungan gasket ini seringkali disebabkan oleh permukaan gasket yang tertarik:
kebocoran semacam itu menyebabkan berkurangnya keluaran daya.

Distorsi permukaan cylinder head pada sisi piston


Batas: 0,03 mm (0.0012 inci)

• Distorsi permukaan dudukan manifold:


Periksa permukaan dudukan cylinder head untuk manifold, dengan menggunakan mistar dan thickness gauge,
untuk menentukan apakah permukaan tersebut harus diperbaiki atau cylinder head harus diganti.

Distorsi untuk permukaan cylinder head pada intake dan exhaust manifold
Batas: 0,05 mm (0,0020 inci)

1D-56
[A]

[B]

[A]: Sisi intake: [B]: Sisi exhaust:

Memeriksa Baut Cylinder Head


CATATAN:
Jika part digunakan kembali, periksa apakah diameter ulir baut cylinder head (1) berubah bentuk dan ganti
dengan yang baru jika selisih diameter ulir melebihi batas.

Ukur tiap diameter ulir baut cylinder head (1) pada “A” 70,0 mm (2,7559 inci) dari sisi dudukan baut flange dan “B”
pada 105 mm (4,1339 inci) dari sisi dudukan baut flange dengan menggunaka mikrometer (2).
Kemudian hitung selisih diameternya (A – B).
Jika selisihnya melebihi batas, ganti dengan yang baru.

Titik pengukuran diameter baut cylinder head


“a”: 70,0 mm (2,76 inci)
“b”: 105 mm (4,13 inci)

Selisih diameter baut cylinder head (perubahan bentuk)


Batas (A – B): 0,2 mm (0,0079 inci)
1
A B

“a”

“b”

1 2

Memeriksa Pegas Valve


Referensi: Membongkar dan Merakit Kembali Valve dan Cylinder Head [1D-47]

1D-57
Panjang Bebas dan Prabeban Pegas Valve
Dengan merujuk pada data, periksa untuk memastikan bahwa semua pegas dalam kondisi baik, bebas dari
kerusakan atau pelemahan. Ingat, pegas valve yang melemah dapat menyebabkan getaran, serta kemungkinan
mengurangi output power karena kebocoran gas yang disebabkan oleh berkurangnya tekanan dudukan.

Panjang bebas pegas valve


Standar: 42,87 mm (1,6719 inci)
Batas: 41,90 mm (1,650 inci)

Pra beban pegas valve


Standar: 106 – 122 N (10,8 – 12,4 kgf) untuk 29,9 mm (23,8 – 27,4 lbf/1,772 inci)
Batas: 102 N (10,4 kgf) untuk 29,9 mm (22,9 lbf/1,1772 inci)

Kekokohan Pegas
Gunakan persegi dan pelat permukaan untuk memeriksa setiap pegas apakah memiliki kekokohan dalam ukuran
celah antara ujung pegas valve dan square. Pegas valve yang memiliki celah lebih besar dari batas harus diganti.

Kekokohan pegas valve


Batas: 1,7 mm (0,0669 inci)

1D-58
Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder

OIL
1

OIL
3

OIL
2

OIL
4
9

OIL
8

OIL
5

OIL
10 (a)

6
OIL

1. Ring pertama 8. Piston pin

2. Ring kedua 9. Circlip piston pin

3. Ring oli 10. Baut connecting rod


: Saat digunakan kembali, periksa baut bearing cap connecting rod
apakah mengalami perubahan bentuk.  [1D-166]

4. Piston : Kencangkan 15 N·m +→65° (1,5 kgf-m +→65°, 11,0 lbf-ft +→65°)

5. Connecting rod Berikan oli mesin ke permukaan masing-masing suku cadang.


: Berikan oli mesin ke permukaan luncur kecuali permukaan dalam ujung :
besar dan baut rod.

6. Bearing cap connecting rod : Jangan digunakan kembali.


: Arahkan tanda panah pada tutup ke sisi pulley crankshaft. Jangan
berikan oli mesin pada permukaan dalam bearing cap.

7. Connecting rod bearing


: Jangan berikan oli mesin antara ujung besar connecting rod dan
bearing, antara bearing cap dan bearing.

Melepas dan Memasang Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder
Referensi: Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder [1D-59]

Melepas
1) Lepaskan rangkaian mesin dari kendaraan.  [1D-27]
2) Lepaskan cylinder head.  [1D-44]
3) Tandai nomor cylinder di semua piston, connecting rod dan bearing cap connecting rod menggunakan pensil
silver atau cat cepat kering.
4) Lepaskan bearing cap connecting rod.
5) Bersihkan karbon dari bagian atas lubang cylinder sebelum melepaskan piston dari cylinder.
6) Dorong piston dan connecting rod assy keluar melalui bagian atas diameter cylinder.
7) Lepaskan bearing connecting rod dari connecting rod dan bearing cap connecting rod, jika perlu.

Memasang
Referensi: Membongkar dan Memasang Kembali Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder [1D-
61]
1) Berikan oli mesin ke piston, ring, dinding cylinder, connecting rod bearing dan crankshaft pin.

CATATAN:
Jangan berikan oli mesin antara connecting rod dan bearing atau antara bearing cap dan bearing.

1D-59
2) Pasang bearing connecting rod ke bearing cap connecting rod dan connecting rod seperti berikut ini, jika
sebelumnya dilepas.
a) Masukkan tab (1) bearing connecting rod ke alur (2) connecting rod atau bearing cap.
b) Tekan ujung bearing (3) hingga menyentuh connecting rod atau bearing cap.

1 3

3) Saat memasang piston dan connecting rod assy ke dalam diameter cylinder, arahkan tanda depan (1) pada
piston head ke sisi pulley crankshaft (2).

2: Sisi pulley crankshaft

4) Pasang piston dan connecting rod assy ke dalam diameter cylinder. Gunakan special tool (Kompresor piston
ring) untuk mengompres ring. Letakkan connecting rod ke tempatnya di crankshaft.
Menggunakan pegangan palu (1), ketuk piston head untuk memasang piston ke dalam lobang. Tahan ring
compressor dengan kuat pada blok cylinder hingga semua piston ring masuk ke dalam diameter cylinder.

Special Tool
(A): 09916M77310

(A)

5) Pasang bearing cap connecting rod (1) seperti berikut ini.

CATATAN:
• Sebelum memasang bearing cap, pastikan memeriksa baut connecting rod apakah mengalami
perubahan bentuk. Lihat “Perubahan bentuk connecting rod” di bawah Memeriksa Piston Pin dan
Connecting Rod [1D-66] .
• Kencangkan baut bearing cap connecting rod (3) secara perlahan hingga kencang seperti spesifikasi.

a) Arahkan tanda panah (2) pada cap ke sisi pulley crankshaft.

1D-60
b) Berikan oli mesin ke baut rod.
c) Kencangkan semua baut cap ke 15 N·m (1,5 kgf-m, 11,0 lbf-ft).
d) Kencangkan kembali ke 65°.

Momen pengencangan
Baut connecting rod*: 15 N·m →+65° (1,5 kgf-m →+65°, 11,0 lbf-ft →+65°)
1 2

3, (a)

6) Pasang cylinder head.  [1D-44]

Membongkar dan Memasang Kembali Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan
Cylinder
Referensi: Melepas dan Memasang Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder [1D-59]

Membongkar
1) Menggunakan piston ring expander, lepaskan dua ring kompresi (ring pertama dan kedua) dan ring oli dari piston.
2) Lepaskan piston pin dari connecting rod seperti berikut ini.
a) Lepaskan circlip piston pin (1), seperti yang ditunjukkan.

b) Keluarkan piston pin.

Merakit Kembali
Referensi: Memeriksa Cylinder, Piston dan Piston Ring [1D-63]
Referensi: Memeriksa Piston Pin dan Connecting Rod [1D-66]

1D-61
Referensi: Memeriksa Crank Pin dan Connecting Rod Bearing [1D-68]
1) Bersihkan karbon pada piston head dan alur ring dengan menggunakan tool yang tepat.
2) Pasang piston pin ke piston (1) dan connecting rod (2) seperti berikut ini.
a) Berikan oli mesin ke piston pin dan lubang piston pin di piston dan connecting rod.
b) Pasang connecting rod seperti ditunjukkan di dalam gambar.

CATATAN:
Pastikan untuk meletakkan tanda depan (4) di piston dan lubang oli (5) connecting rod di posisi yang
ditentukan seperti ditunjukkan dalam gambar.

c) Masukkan piston pin ke piston dan connecting rod.


d) Pasang circlip piston pin (3) yang baru.

CATATAN:
Circlip harus dipasang dengan part yang terpotong menghadap seperti ditunjukkan dalam gambar.
Pasang hingga celah circlip berada dalam kisaran yang ditunjukkan oleh panah (6).

1
6

2 3
5

3) Pasang piston ring ke piston menurut petunjuk berikut ini.


• Seperti ditunjukkan pada gambar, ring pertama dan kedua masing-masing memiliki tanda pembeda (1). Saat
memasang piston ring ini ke piston, arahkan sisi tanda pembeda setiap ring menghadap bagian atas piston.
• Ring pertama (2) berbeda dari ring kedua (3) dalam ketebalan, bentuk dan warna permukaan yang
menyentuh dinding cylinder.
Bedakan ring pertama dari ring kedua dengan merujuk gambar.
• Saat memasang ring oli (4), pasang spacer terlebih dahulu kemudian pasang kedua rail.

4) Setelah memasang tiga ring (pertama, kedua dan ring oli), bagi celah seperti ditunjukkan pada gambar.

1D-62
1. Tanda depan 4. Celah ring kedua dan
celah spacer ring oli
2. Rail gap atas ring oli 5. Rail gap bawah ring oli
3. Celah ring pertama 6. 45°

Memeriksa Cylinder, Piston dan Piston Ring


Referensi: Membongkar dan Memasang Kembali Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder [1D-
61]

Cylinder

Pemeriksaan visual
Periksa apakah dinding cylinder mengalami goresan, parutan atau guratan yang menunjukkan keausan berlebih. Jika
dinding cylinder terlalu kasar, tergores dan bergurat cukup dalam, ganti blok cylinder, piston ring dan /atau piston.

Diameter lubang cylinder, tirus dan tak bundar


Menggunakan cylinder gauge (1), ukur diameter cylinder dengan arah mendorong dan axial pada dua posisi (“a” dan
“b”) dan tirus ylinder (“A” dan “B”) seperti yang ditunjukkan di gambar.
Jika terdapat salah satu kondisi berikut, ganti blok cylinder.
• Diameter cylinder melebihi batas.
• Selisih pengukuran pada dua posisi melebihi batas tirus.
• Selisih antara pengukuran thrust dan axial melebihi batas tak bundar.

Diameter dalam cylinder


Standar: 73.000 – 73,014 mm (2,8740 – 2,8746 inci)
Batas: 73,056 mm (2,876 inci)

Tirus cylinder dan tidak bundar


Batas: 0,010 mm (0,0004 inci)

1D-63
“a” “b”

B b
a

“a”: 50 mm (1,96 inci)


“b”: 100 mm (3,94 inci)

Piston

Pemeriksaan visual
Periksa piston apakah mengalami kesalahan, retakan atau kerusakan lain.
Piston yang rusak atau salah harus diganti.

Diameter piston
Seperti ditunjukkan pada gambar, diameter piston harus terukur pada posisi tertentu 10,0 mm (0,3937) (“a”) dari skirt
end piston dari arah yang tegak lurus dengan piston pin.

Spesifikasi diameter piston


Ukuran standar (piston bekas): 72.975 – 72,990 mm (2,8730 – 2,8736 inci)
Ukuran batas diameter piston: 72,917 mm (2,8707 inci)

“a”: 10,0 mm (0,3937 inci)

Celah piston
Ukur diameter silinder dan diameter piston untuk mengetahui selisihnya. Selisih diameter silinder dan diameter piston
itulah celah piston. Celah piston harus dalam spesifikasi. Jika tidak sesuai spesifikasi, ganti blok silinder, piston ring
dan/atau piston.

CATATAN:
Diameter silinder yang digunakan di sini diukur dalam arah dorong di dua posisi.

Celah piston
Standar (piston baru): 0.010 – 0,039 mm (0,0004 – 0,0015 inci)
Batas: 0,139 mm (0.0055 inci)

1D-64
“a”: 10,0 mm (0,3937 inci)

Celah alur ring


Sebelum diperiksa, alur piston harus bersih, kering dan bebas dari deposit karbon.
Pasang piston ring baru (1) ke alur piston, dan ukur celah di antara ring dan bidang ring menggunakan thickness
gauge (2). Jika celah diluar batas, ganti piston.

Celah alur ring

Standar Batas
0.03 – 0,07 mm
Ring
(0.0012 – 0,0028 0,12 mm (0,0047 inci)
pertama
inci)
0.02 – 0,06 mm
Ring
(0.00079 – 0,0023 0,10 mm (0,0039 inci)
kedua
inci)
0.04 – 0,17 mm
Ring oli (0.0012 – 0,0066 —
inci)

Piston Ring

Celah piston ring


Untuk mengukur celah, masukkan piston ring (1) ke dalam diameter cylinder kemudian ukur celah menggunakan
thickness gauge (2).
Jika celah yang terukur melebihi batas, ganti piston ring.

CATATAN:
Bersihkan karbon dan bersihkan bagian atas diameter cylinder sebelum memasukkan ring.

1D-65
Celah piston ring

Item Standar Batas


0.155 – 0,275 mm
Ring atas (0.0060 – 0,0107 0,7 mm (0,0276 inci)
inci)
0.28 – 0,41 mm
Ring
(0.0110 – 0,0161 1,0 mm (0,0394 inci)
kedua
inci)
0.20 – 0,50 mm
Ring oli (0.0079 – 0,0197 1,2 mm (0,0472 inci)
inci)
2

"a"

“a”) 50 mm (1,9685 inci)

Memeriksa Piston Pin dan Connecting Rod


Referensi: Membongkar dan Memasang Kembali Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder [1D-
61]

Piston Pin

Pemeriksaan visual
Periksa piston pin, diameter ujung kecil connecting rod dan lubang piston pin di piston apakah aus atau rusak,
periksa lebih teliti kondisi selongsong diameter ujung kecil. Jika pin, diameter ujung kecil connecting rod atau lubang
piston pin di piston aus berlebih atau rusak parah, ganti pin, connecting rod dan/atau piston.

Celah piston pin


Periksa celah piston pin di ujung kecil dan piston. Ganti connecting rod dan/atau piston jika ujung kecil aus berlebih
atau rusak parah atau jika celah yang terukur melebihi batas.

Celah piston pin di ujung kecil connecting rod


Standar: 0.003 – 0,016 mm (0,0002 – 0,00062 inci)
Batas: 0,05 mm (0,00020 inci)

Celah piston pin di piston


Standar: 0.006 – 0,019 mm (0,000234 – 0,00074 inci)
Batas: 0,05 mm (0,0020 inci)

Diameter ujung kecil


18.003 – 18,011 mm (0,7088 – 0,7091 inci)

Diameter piston pin


17.995 – 18,0000 mm (0,70846 – 0,70866 inci)
1D-66
Lubang piston
18.006 – 18,014 mm (0,708990 – 0,70921 inci)

Connecting Rod

Celah sisi ujung besar


Periksa celah sisi ujung besar pada connecting rod, dengan batang yang terpasang dan terhubung ke crankshaft pin
dengan wajar. Jika celah yang terukur melebihi batas, ganti connecting rod.

Celah sisi ujung besar


Standar: 0.1 – 0,3 mm (0,0039 – 0,0118 inci)
Batas: 0,55 mm (0,0217 inci)

Penjajaran connecting rod


Pasang connecting rod pada aligner untuk mengetahui apakah melengkung atau terpuntir. Jika nilai yang terukur
melebihi batas, ganti part.

Penjajaran connecting rod


Batas melengkung: 0,05 mm (0,0020 inci)
Batas terpuntir: 0,10 mm (0,0039 inci)

1D-67
Perubahan bentuk baut connecting rod
Ukur tiap diameter ulir baut connecting rod (2) pada “A” 12 mm (0,47 inci) dari permukaan dudukan baut dan “B”
pada 32 mm (1,26 inci) dari permukaan dudukan baut dengan menggunakan mikrometer (3).
Hitung selisih diameternya (“A”–“B”). Jika selisihnya melebihi batas, ganti connecting rod (1).

Titik pengukuran baut connecting rod


“a”: 12 mm (0,47 inci)
“b”: 32 mm (1,26 inci)

Selisih diameter baut connecting rod


Batas (“A”–“B”): 0,05 mm (0,002 inci)
1 “A” “B”

“a”

“b”

Memeriksa Crank Pin dan Connecting Rod Bearing


Referensi: Membongkar dan Memasang Kembali Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder [1D-
61]

Diameter Crank Pin


Periksa crank pin apakah mengalami keausan tak rata atau kerusakan. Ukur crank pin dengan micrometer apakah
tidak bundar atau tirus. Jika crank pin rusak atau tidak bundar atau tirus melebihi batas, ganti crankshaft atau asah
ulang crank pin untuk undersize dan gunakan undersize bearing.

CATATAN:
Saat mengasah ulang crank pin untuk under size, gunakan dengan undersize connecting rod bearing.

Diameter crank pin

1D-68
Ukuran connecting rod
Diameter crank pin
bearing
37.982 – 38.000 mm
Standar
(1.4954 – 1,4961 inci)
0,25 mm (0,0098 inci) 37.732 – 37,750 mm
undersize (1.4855 – 1,4862 inci)

Tirus crank pin (a, b) dan tidak bundar (A – B)


Batas: 0,01 mm (0,0004 inci)

A a b

Informasi Umum Connecting Rod Bearing


• Servis connecting rod bearing tersedia dalam ukuran standar dan 0,25 mm undersize bearing, dan bearing
ukuran standar memiliki 5 macam bearing yang berbeda dalam hal toleransi.
• Untuk identifikasi bearing undersize, dicat merah di posisi seperti yang ditunjukkan dalam gambar, ketebalan
bearing undersize adalah 1,605 – 1,615 mm (0,0632 – 0,0636 inci) di tengahnya.

1. Pengecatan

Pemeriksaan Visual Connecting Rod Bearing


Periksa kelopak bearing apakah meleleh, melekuk, terbakar atau mengelupas dan periksa pola kontaknya. Kelopak
bearing yang ditemukan rusak harus diganti.

Celah Connecting Rod Bearing

CATATAN:
Setelah memeriksa celah connecting rod bearing, periksa baut connecting rod apakah berubah bentuk
dengan merujuk pada “Perubahan bentuk connecting rod” di bawah Memeriksa Piston Pin dan Connecting
Rod [1D-66] .

1D-69
1) Bersihkan bearing dan crank pin.
2) Letakkan sepotong plastik gauge (1) di sepanjang lebar crank pin yang bersentukan dengan bearing (pararel
dengan crankshaft), jauhi lubang oli.

3) Pasang connecting rod bearing dan tutupnya.  [1D-59]


4) Setelah tiga menit, lepaskan tutup dan dengan menggunakan skala (2) pada envelope plastik gauge, ukur lebar
plastik gauge (1) di titik yang paling lebar (celah).
Jika celah melebihi batas, pilih bearing ukuran standar baru. 
Setelah memilih bearing baru, periksa lagi celah.

Celah bearing connecting rod


Standar: 0.031 – 0,049 mm (0,0012 – 0,0019 inci)
Batas: 0,065 mm (0,0026 inci)

2
1

5) Jika celah tidak bisa sampai batasnya meski dengan menggunakan bearing ukuran standar yang baru, gunakan
bearing yang lebih tebal berikutnya dan periksa lagi celah atau asah ulang crank pin untuk undersize dan
gunakan bearing undersize 0,25 mm.

Pemilihan Bearing Connecting Rod


Jika mesin dalam salah satu kondisi berikut ini, pilih bearing standar baru sebagai berikut, kemudian pasang.
• Bearing dalam kondisi rusak.
• Celah bearing tidak sesuai spesifikasi.
• Crankshaft atau connecting rod diganti.
1) Periksa nomor yang tertera pada connecting rod dan tutupnya seperti ditunjukkan.
Tiga macam nomor (“1”, “2” dan “3”) mewakili diameter dalam ujung besar connecting rod berikut ini.
Misalnya, nomor yang tertera “1” menunjukkan bahwa diameter dalam ujung besar connecting rod yang
bersangkutan adalah 41,0000 – 41,0060 mm (1,61417 – 1,61440 inci).

Diameter dalam ujung besar connecting rod

1D-70
Nomor
Diameter dalam ujung besar connecting
yang
rod
tertera
41.0000 – 41,0060 mm (1,61417 – 1,61440
1
inci)
41.0061 – 41,0120 mm (1,61441 – 1,61464
2
inci)
41.0121 – 41,0180 mm (1,61465 – 1,61488
3
inci)

[A]
[B]

[A]: Angka diameter dalam ujung besar connecting rod


[B]: Tanda penunjuk berat

2) Periksa diameter crankshaft pin. Pada crank web No. 5, empat hurup dicap seperti ditunjukkan dalam gambar.
Tiga hurus “A”, “B” dan “C”) mewakili masing-masing diameter crankshaft pin berikut ini.
Misalnya, tercetak “A” menunjukkan bahwa diameter crankshaft pin yang bersangkutan adalah 37,9940 –
38,0000 mm (1,49582 – 1,49606 inci).

Diameter luar crankshaft pin

Huruf
Diameter crankshaft pin
tercetak
37.9940 – 38,0000 mm (1,49582 – 1,49606
A
inci)
37.9880 – 37,9939 mm (1,49559 – 1,49581
B
inci)
37.9820 – 37,9879 mm (1,49535 – 1,49558
C
inci)

[C] A
[D] B
[E] C
[F] A

[C]: Diameter crankshaft pin untuk cylinder No. 1.


[D]: Diameter crankshaft pin untuk cylinder No. 2.
[E]: Diameter crankshaft pin untuk cylinder No. 3.
[F]: Diameter crankshaft pin untuk cylinder No. 4.

1D-71
3) Ada 5 jenis bearing standar yang berbeda ketebalannya. Untuk membedakannya, bearing itu dicat dengan warna
berikut ini di posisi yang ditunjukkan pada gambar.
Masing-masing warna menunjukkan ketebalan berikut di tengah bearing.

Ketebalan bearing connecting rod ukuran standar

Warna
Ketebalan bearing
cat
1.4981 – 1,5010 mm (0,05898 – 0,05909
Biru
inci)
1.4951 – 1,4980 mm (0,05886 – 0,05897
Kuning
inci)
Tidak 1.4921 – 1,4950 mm (0,05875 – 0,05885
ada inci)
1.4891 – 1,4920 mm (0,05863 – 0,05874
Hitam
inci)
1.4860 – 1,4890 mm (0,05850 – 0,05862
Hijau
inci)

1. Cat

4) Dari angka yang dicap pada connecting rod dan tutupnya serta huruf yang dicap pada crank web No.5, tentukan
bearing standar baru yang akan dipasang ke ujung besar connecting rod dengan merujuk tabel berikut ini.
Misalnya, jika nomor yang tercetak pada connecting rod dan tutupnya “1” dan huruf yang tercetak pada crank
web No. 5 “B”, pasang bearing standar yang baru yang dicat “Hitam” ke bagian dalam ujung besar connecting
rod.

Tabel pilihan referensi silang bearing connecting rod (ukuran standar)

Nomor yang tertera untuk


diameter dalam ujung besar
connecting rod
1 2 3
Tidak
A Hijau Hitam
ada
Huruf tercetak untuk
diameter luar Tidak
B Hitam Kuning
crankshaft pin ada
Tidak
C Kuning Biru
ada
5) Pering celah bearing dengan bearing standar yang baru dipilih dengan merujuk pada “Celah bearing connecting
rod” di bawah Memeriksa Crank Pin dan Connecting Rod Bearing [1D-68]
Jika celah masih melebihi batas, gunakan bearing selanjutnya yang lebih tebal dan periksa lagi celah.

1D-72
Komponen Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder
16

14

15 (c)

(b)

4
OIL

5 (a)

13 1217G
OIL

12
11
(b)
OIL

7
OIL

6
OIL

10

(b)

1. Sensor CKP 8. Main bearing 15. Baut fly whell atau drive
: Untuk melepas dan : Bagian tengah atas bearing plate
memasang sensor CKP, lihat memiliki alur oli
 [1C-18] .
2. Blok cylinder 9. Pelat sensor 16. Knock sensor
: Untuk melepas dan
memasang knock sensor,
lihat  [1C-22] .
3. Timing chain oil jet 10. Pelat pegas : Kencangkan 20 N·m (2,0
kgf-m, 15,0 lbf-ft) → 40 N·m
(4,0 kgf-m, 29,5 lbf-ft) →
60°.
4. Main bearing cap 11. Timing sprocket crankshaft : 11 N m (1,1 kgf-m, 8,5 lbf-ft)
5. Baut main bearing cap 12. Oil seal crankshaft belakang : 70 N m (7,1 kgf-m, 52,0 lbf-
: Saat digunakan kembali, mesin ft)
periksa baut main bearing cap
apakah berubah bentuk. 
[1D-80]

1D-73
6. Crankshaft 13. Oil seal housing crankshaft : Jangan digunakan kembali.
mesin belakang
7. Thrust bearing 14. Flywheel atau drive plate : Berikan oli mesin ke bagian
: Pastikan menghadapkan sisi dalam / permukaan luncur.
alur oli ke crank web.

Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder


Referensi: Komponen Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-73]

Melepas
1) Lepaskan rangkaian mesin dari kendaraan.  [1D-27]
2) Lepas flywheel.  [1D-36]
3) Lepaskan piston dan connecting rod.  [1D-59]
4) Lepaskan crankshaft oil seal housing belakang mesin (1).

5) Lepaskan baut main bearing cap dengan urutan numerik secara bertahap seperti ditunjukkan dalam gambar.

“7” “9” “5”

“3” “1”

“4” “2”

“8” “10” “6”

6) Lepaskan crankshaft dari blok cylinder.


7) Lepaskan pelat sensor dari crankshaft, jika perlu.

Memasang
Referensi: Memeriksa crankshaft [1D-78]
Referensi: Memeriksa Main Bearing [1D-80]
Referensi: Memeriksa Pelat Sensor [1D-86]
Referensi: Memeriksa Oil Seal Belakang [1D-86]
Referensi: Memeriksa Flywheel [1D-87]
Referensi: Memeriksa Blok Cylinder [1D-87]

PERHATIAN:

• Berikan oli ke journal cankshaft, journal bearing, thrust bearing, crankpin, connecting rod bearing, piston,
piston ring dan diameter cylinder.
1D-74
• Main bearing, bearing cap, connecting rod, rod bearing, rod bearing cap, piston dan piston ring dalam
set kombinasi. Saat memasang, jangan rusak kombinasi itu dan pastikan bahwa tiap part kembali ke
tempatnya.

1) Pasang pelat sensor (1) ke crankshaft (2) dan kencangkan baut sesuai spesifikasi, jika sebelumnya sudah
dilepas.

CATATAN:
Saat memasang pelat sensor, luruskan spring pin (3) pada crankshaft dan lubang pelat sensor.

Momen pengencangan
Baut pelat sensor (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)

2) Pasang main bearing ke blok cylinder.


Belahan atas bearing (1) memiliki sebuah alur oli (2).
Pasang bagian tersebut ke blok cylinder (3), dan bagian yang lainnya yang tanpa alur oli ke bearing cap seperti
berikut.
a) Masukkan tab (1) bearing atas dan bawah crankshaft ke alur (2) blok cylinder atau bearing cap.
b) Tekan ujung bearing (3) hingga permukaan ujung bearing menyatu dengan permukaan blok cylinder atau
bearing cap.

1 3

3) Pasang thrust bearing (1) ke blok cylinder antara cylinder No. 2 dan No. 3.

1D-75
CATATAN:
Pastikan menghadapkan sisi alur (2) oli ke crank web.

4) Pastikan bahwa dowel pin (3) dipasang ke sisi intake dari setiap journal.

1 3

5) Pasang crankshaft ke blok cylinder.


6) Pasang bearing cap ke blok cylinder, dan pastikan agar tanda panah (di tiap tutup) mengarah ke sisi pulley
crankshaft. Pasang part tersebut secara berurutan dengan urutan meningkat, 1, 2, 3 dan 4, mulai dari sisi pulley.
7) Setelah memberikan oli mesin ke baut main bearing cap (“1” sampai “10”), kencangkan baut-baut itu seperti
berikut.

CATATAN:
• Jika baut main bearing cap digunakan lagi, pastikan memeriksa baut main bearing cap apakah
berubah bentuk dengan merujuk pada “Baut main bearing cap” di bawah Memeriksa Main Bearing
[1D-80] .

a) Kencangkan baut ke 20 N·m (2,0 kgf-m, 15,0 lbf-ft) sesuai urutan angka seperti yang ditunjukkan di dalam
gambar dengan menggunakan kunci soket sudut 12 .
b) Dengan cara yang sama seperti Langkah a), kencangkan ke 40 N·m (4,0 kgf-m, 29,5 lbf-ft).
c) Dengan cara yang sama seperti Langkah a), kencangkan kembali hingga 60°.

Momen pengencangan
Baut main bearing cap*: 20 N·m → 40 N·m →+60° (2,0 kgf-m → 4,0 kgf-m →+60°, 14,5 lbf-ft → 29,0 lbf-
ft →+60°)

PERHATIAN:

Setelah mengencangkan baut tutup, periksa untuk memastikan bahwa crankshaft berputar dengan
lancar saat memutarnya dengan momen 12 N·m (1,2 kgf-m, 9,0 lbf-ft) atau di bawahnya.

1D-76
[A] “4” “2” “6”

“8” “10”

“7” “9”

“3” “1” “5”

8) Bersihkan permukaan seal antara housing oli seal (2) dan blok cylinder.
9) Jika perlu, tekan oil seal belakang yang baru (1) ke housing oil seal (2) dengan menggunakan special tool seperti
ditunjukkan dalam gambar.

Special Tool
: 09911M16300

Posisi pemasangan crankshaft oil seal belakang mesin (dimensi)


“a”: 2 mm (0,08 inci)
(A)

(A) 1
“a”

2 1

10) Pasang dowel pin (2) ke crankshaft housing oil seal (1) seperti ditunjukkan pada gambar.
11) Berikan sealant ke permukaan berpasangan dari housing oli seal (1).
“A”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Jumlah sealant untuk housing oil seal belakang


Lebar: “a”: 3 mm (0,12 inci)
Tinggi “b”: 2 mm (0,08 inci)
“a”
“A” “b”

“A”

12) Berikan oli mesin ke oil seal lip, kemudian pasang crankshaft housing oil seal belakang mesin (1) menggunakan
special tool.

1D-77
13) Kencangkan baut crankshaft housing oil seal belakang mesin (2) sesuai spesifikasi momen pengencangan
dengan menggunakan special tool.

CATATAN:
Pastikan oil seal lip crankshaft belakang mesin tidak terbalik setelah crankshaft housing oil seal
belakang mesin dipasang.

Special Tool
(A): 09911M97720

Momen pengencangan
Baut housing oil seal crankshaft belakang mesin: 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
(A)

(A)

2,(a)

3: Sisi crankshaft

14) Pasang flywheel.  [1D-36]


15) Pasang piston dan connecting rod.  [1D-59]
16) Pasang cylinder head.  [1D-44]
17) Pasang camshaft dan tappet dengan merujuk pada Langkah 1) sampai 4) dari “Memasang” di bawah Melepas
dan Memasang Camshaft dan Tappet [1D-17] .
18) Pasang timing chain.  [1D-37]
19) Pasang timing chain cover.  [1D-33]
20) Pasang cover cylinder head.  [1D-14]
21) Pasang oil pan.  [1E-10]
22) Pasang rangkaian mesin ke kendaraan.  [1D-27]

Memeriksa crankshaft
Referensi: Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-74]

Keausan Crankshaft
Menggunakan dial gauge, ukur keausan pada journal tengah. Putar crankshaft perlahan. Jika keausan melebihi
batas, ganti crankshaft.

Keausan crankshaft
Batas: 0,02 mm (0,0008 inci)

1D-78
Crankshaft Thrust Play
1) Ukur play ini dengan crankshaft set di blok cylinder dengan cara normal, yaitu dengan thrust bearing (1) dan
journal bearing cap terpasang.

Ketebalan thrust bearing crankshaft


Standar: 2.470 – 2,520 mm (0,0972 – 0,0992 inci)
Oversize (0,125 mm): 2.533 – 2,583 mm (0,0997 – 0,1017 inci)

2) Kencangkan baut main bearing cap dengan merujuk pada langkah 4) sampai 7) pada “Memasang” di bawah
Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-74] .
3) Gunakan dial gauge untuk membaca penggantian dalam arah axial (thrust) crankshaft.
Jika batasnya terlampaui, ganti thrust bearing dengan thrust bearing standar yang baru atau oversize untuk
memperoleh thrust play standar.

Crankshaft thrust play


Standar: 0.11 – 0,31 mm (0,0043 – 0,0122 inci)
Batas: 0,35 mm (0,0138 inci)

Tidak Bundar dan Tirus (Keausan Tidak Merata) pada Journal


Journal crankshaft yang aus tidak rata menunjukkan selisih dalam diameter di bagian silangnya atau di bagian
panjangnya (atau keduanya). Selisih ini, jika ada, dipastikan dengan mengukur menggunakan mikrometer. Jika ada
satu journal yang rusak berat atau keausan tidak meratanya melebihi batas, asah ulang atau ganti crankshaft.

1D-79
Crankshaft tidak bundar (A – B) dan tirus (a – b)
Batas: 0,01 mm (0,0004 inci)

a b

Memeriksa Main Bearing


Referensi: Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-74]

Informasi Umum
• Main bearing tersedia dalam ukuran standar dan undersize 0,25 mm, dan masing-masing memiliki 5 macam
bearing yang berbeda dalam hal toleransi.
• Belahan atas bearing (1) memiliki sebuah alur oli (2) seperti ditunjukkan dalam gambar.
Pasang belahan dengan alur oli ini ke blok cylinder (3).
• Belahan bawah bearing tidak memiliki alur oli.

Pemeriksaan Visual
Periksa apakah bearing bolong, tergores, aus atau rusak.
Jika terdapat salah satu kerusakan di atas, ganti belahan bagian atas dan bawah. Dilarang mengganti satu belahan
saja tanpa mengganti belahan yang lain.

Celah Main Bearing

CATATAN:
Jangan memutar crankshaft saat plastik gauge masih terpasang.

Periksa celah dengan menggunakan plastik gauge sesuai prosedur berikut ini.
1) Lepaskan bearing cap.
2) Bersihkan bearing dan main journal.

1D-80
3) Letakkan sepotong plastik gauge (1) di sepanjang lebar bearing (pararel dengan crankshaft) pada journal, jauhi
lubang oli.

4) Kencangkan tutup main bearing dengan merujuk pada langkah 4) sampai 7) pada “Memasang” di bawah
Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-74] .
5) Lepas tutup bearing, dan menggunakan skala (2) pada pembungkus plastik gauge (1), ukur lebar plastik gauge
pada titik terjauhnya.
Jika celah melebihi batas, ganti bearing. Selalu ganti bagian atas dan bawah bersama
Bearing standar yang baru mungkin menghasilkan celah yang benar. Jika tidak, perlu mengasah ulang juornal
crankshaft untuk digunakan dengan bearing undersize 0.25 mm.
Setelah memilih bearing baru, periksa lagi celah.

Celah main bearing


Standar: 0.016 – 0,034 mm (0,0006 – 0,0013 inci)
Batas: 0,050 mm (0,0020 inci)

1
2

Pemilihan Main Bearing

Bearing ukuran standar


Jika mesin dalam salah satu kondisi berikut ini, pilih bearing standar baru sebagai berikut, kemudian pasang.
• Bearing dalam kondisi rusak.
• Celah bearing tidak sesuai spesifikasi.
• Crankshaft atau blok cylinder baru diganti.
1) Perika diameter journal terlebih dulu. Seperti ditunjukkan dalam gambar, crank web No. 4 memiliki nomor yang
tertera.
Enam macam angka (“1” sampai “6”) mewakili diameter journal berikut ini.
Nomor yang tertera pada crank web No. 4 mewakili diameter journal yang ditunjukkan dengan panah di dalam
gambar.
Misalnya nomor yang tertera “1” menunjukkan bahwa diameter journal yang bersangkutan adalah 45,015 –
45,018 mm (1,7722 – 1,7723 inci).

1D-81
Diameter journal crankshaft

Nomor
yang Diameter journal
tertera
45.015 – 45,018 mm
1
(1.7722 – 1,7723 inci)
45.012 – 45,015 mm
2
(1.7721 – 1,7722 inci)
45.009 – 45,012 mm
3
(1.7720 – 1,7721 inci)
45.006 – 45,009 mm
4
(1.7719 – 1,7720 inci)
45.003 – 45,006 mm
5
(1.7718 – 1,7719 inci)
45.000 – 45,003 mm
6
(1.7717 – 1,7718 inci)

1. Sisi pulley crankshaft

2) Periksa diameter dalam bearing cap tanpa bearing. Pada permukaan yang berpasangan dari blok cylinder, lima
huruf dicap seperti ditunjukkan di dalam gambar (1).
Enam macam huruf (“A” sampai “F”) atau angka (“1” sampai “6”) mewakili diameter tutup berikut.
Huruf atau nomor yang tertera pada blok cylinder mewakili diameter dalam bearing cap yang masing-masing
ditandai dengan panah di dalam gambar.
Misalnya, cap “A” atau “1” menunjukkan bahwa diameter dalam bearing cap bersangkutan adalah 49,0000 –
49,0030 mm (1,92913 – 1,92925 inci).

Diameter bearing cap crankshaft

Nomor
Diameter dalam bearing cap (tanpa
yang
bearing).
tertera
49.0000 – 49,0030 mm
A atau 1
(1.92913 – 1,92925 inci)
49.0030 – 49,0060 mm
B atau 2
(1.92925 – 1,92937 inci)
49.0060 – 49,0090 mm
C atau 3
(1.92937 – 1,92948 inci)
49.0090 – 49,0120 mm
D atau 4
(1.92948 – 1,92960 inci)
49.0120 – 49,0150 mm
E atau 5
(1.92960 – 1,92972 inci)
1D-82
49.0150 – 49,0180 mm
F atau 6
(1.92972 – 1,92984 inci)

2. Sisi pulley crankshaft

3) Ada 5 jenis bearing standar yang berbeda ketebalannya. Untuk membedakannya, bearing itu dicat dengan warna
berikut ini di posisi yang ditunjukkan pada gambar.
Masing-masing warna menunjukkan ketebalan berikut di tengah bearing.

Ketebalan main bearing crankshaft ukuran standar

Warna cat Ketebalan bearing


1.9900 – 1,9930 mm
Pink
(0.07835 – 0,07846 inci)
1.9930 – 1,9960 mm
Ungu
(0.07846 – 0,07858 inci)
1.9960 – 1,9990 mm
Cokelat
(0.07858 – 0,07870 inci)
1.9990 – 2,0020 mm
Hijau
(0.07870 – 0,07881 inci)
2.0020 – 2,0050 mm
Hitam
(0.07881 – 0,07894 inci)

1. Cat

4) Dari angka yang tercetak pada crank web No. 4 dan huruf yang tercetak pada blok cylinder, tentukan bearing
standar baru yang harus dipasang pada journal, dengan merujuk pada tabel yang ditunjukkan.
Misalnya, jika nomor yang tertera pada crank web No. 4 adalah “1” dan huruf cap pada blok cylinder adalah “B”,
pasang bearing standar baru yang dicat “Pink” ke journalnya.

Tabel pilihan referensi – silang main bearing (ukuran standar)

Nomor yang tertera pada crank web No.4


1 2 3 4 5 6
Huruf atau A atau Atas Pink Pink Pink Ungu Ungu Cokelat
nomor 1 Bawah Pink Pink Ungu Ungu Cokelat Cokelat

1D-83
yang B atau Atas Pink Pink Ungu Ungu Cokelat Cokelat
tertera 2 Bawah Pink Ungu Ungu Cokelat Cokelat Hijau
pada blok
cylinder C atau Atas Pink Ungu Ungu Cokelat Cokelat Hijau
3 Bawah Ungu Ungu Cokelat Cokelat Hijau Hijau
D atau Atas Ungu Ungu Cokelat Cokelat Hijau Hijau
4 Bawah Ungu Cokelat Cokelat Hijau Hijau Hitam
E atau Atas Ungu Cokelat Cokelat Hijau Hijau Hitam
5 Bawah Cokelat Cokelat Hijau Hijau Hitam Hitam
F atau Atas Cokelat Cokelat Hijau Hijau Hitam Hitam
6 Bawah Cokelat Hijau Hijau Hitam Hitam Hitam
5) Menggunakan skala (2) pada plastik gauge (1), periksa celah bearing dengan bearing standar yang baru dipilih.
Jika celah masih melebihi batas, gunakan bearing berikutnya yang lebih tebal dan periksa ulang celah, dengan
merujuk pada Celah Main Bearing di bawah Memeriksa Main Bearing [1D-80] .

1
2

Bearing undersize (0,25 mm)


• Tersedia bearing undersize 0,25 mm, dalam lima jenis ketebalan.
Untuk membedakannya, masing-masing bearing dicat dengan warna berikut ini di posisi yang ditunjukkan pada
gambar.
Masing-masing warna mewakili ketebalan berikut di tengah bearing.

Undersize ketebalan main bearing crankshaft

Warna cat Ketebalan bearing


Merah & Pink 2.1150 – 2,1180 mm (0,08327 – 0,08339 inci)
Merah & Ungu 2.1180 – 2,1210 mm (0,08339 – 0,08350 inci)
Merah & Cokelat 2.1210 – 2,1240 mm (0,08350 – 0,08362 inci)
Merah & Hijau 2.1240 – 2,1270 mm (0,08362 – 0,08374 inci)
Merah & Hitam 2.1270 – 2,1300 mm (0,08374 – 0,08386 inci)

1. Cat

1D-84
• Jika perlu, asah kembali journal crankshaft dan pilih bearing undersize untuk digunakan dengan journal
crankshaft seperti berikut.
1) Asah kembali journal crankshaft hingga diameter bersih berikut ini.

Diameter journal bersih


44.750 – 44,768 mm (1,76181 – 1,76252 inci)
2) Menggunakan mikrometer, ukur diameter journal asah ulang.
Pengukuran harus dilakukan dengan dua arah yang saling tegak lurus untuk memeriksa ketidak-bundaran.
3) Menggunakan ukuran diameter journal di atas dan huruf atau nomor yang tertera pada blok cylinder, pilih bearing
undersize dengan merujuk pada tabel berikut.
Periksa celah bearing dengan bearing undersize yang baru dipilih.

Tabel referensi silang – main bearing (under size)

Diameter journal yang terukur


44.7650 – 44.7620 – 44.7590 – 44.7560 – 44.7530 – 44.7500 –
44,7680 mm 44,7650 mm 44,7620 mm 44,7590 mm 44,7560 mm 44,7530 mm
(1.76240 – (1.76228 – (1.76217 – (1.76205 – (1.76193 – (1.76181 –
1,76252 inci) 1,76240 inci) 1,76228 inci) 1,76217 inci) 1,76205 inci) 1,76193 inci)
Huruf atau Merah & Merah & Merah &
Atas Merah & Pink Merah & Pink Merah & Pink
nomor A atau Ungu Ungu Cokelat
yang 1 Merah & Merah & Merah & Merah &
tertera Bawah Merah & Pink Merah & Pink
Ungu Ungu Cokelat Cokelat
pada blok
cylinder Merah & Merah & Merah & Merah &
Atas Merah & Pink Merah & Pink
B atau Ungu Ungu Cokelat Cokelat
2 Merah & Merah & Merah & Merah & Merah &
Bawah Merah & Pink
Ungu Ungu Cokelat Cokelat Hijau
Merah & Merah & Merah & Merah & Merah &
Atas Merah & Pink
C atau Ungu Ungu Cokelat Cokelat Hijau
3 Merah & Merah & Merah & Merah & Merah & Merah &
Bawah
Ungu Ungu Cokelat Cokelat Hijau Hijau
Merah & Merah & Merah & Merah & Merah & Merah &
Atas
D atau Ungu Ungu Cokelat Cokelat Hijau Hijau
4 Merah & Merah & Merah & Merah & Merah & Merah &
Bawah
Ungu Cokelat Cokelat Hijau Hijau Hitam
Merah & Merah & Merah & Merah & Merah & Merah &
Atas
E atau Ungu Cokelat Cokelat Hijau Hijau Hitam
5 Merah & Merah & Merah & Merah & Merah & Merah &
Bawah
Cokelat Cokelat Hijau Hijau Hitam Hitam
F atau Merah & Merah & Merah & Merah & Merah & Merah &
Atas
6 Cokelat Cokelat Hijau Hijau Hitam Hitam

1D-85
Merah & Merah & Merah & Merah & Merah & Merah &
Bawah
Cokelat Hijau Hijau Hitam Hitam Hitam

Baut Main Bearing Cap


Ukur masing-masing diameter ulir di titik tertentu pada baut main bearing cap (1) menggunakan mikrometer (2).
Hitung selisih diameternya (“A”–“B”).
Jika selisihnya melebihi batas, ganti dengan yang baru.

Titip pengukuran diameter baut main bearing cap


“a”: 40 mm (1,57 inci)
“b”: 64 mm (2,52 inci)

Selisih diameter baut main bearing cap


Batas (“A”–“B”): 0,2 mm (0,008 inci)
1
“A” “B”

“a”

“b”

1 2

Memeriksa Pelat Sensor


Referensi: Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-74]
Periksa apakah pelat sensor retak atau rusak.
Jika rusak, ganti pelat sensor.

Memeriksa Oil Seal Belakang


Referensi: Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-74]
Periksa dengan seksama oli seal (1) apakah mengalami keausan atau kerusakan. Jika bibirnya aus atau rusak, ganti.

1D-86
Memeriksa Jet Timing Chain
Periksa apakah tidak ada penyumbatan di dalam saluran jet timing chain.
Jika saluran sumbat venturi menyumbat, bersih sumbat jet timing chain.

Memeriksa Flywheel
Referensi: Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-74]

Pemeriksaan Visual
• Jika ring gear rusak, tergores atau aus, ganti flywheel.
• Jika permukaan yang bersentuhan dengan cakram kopling rusak, atau sangat aus, ganti flywheel.

Keausan Muka Flywheel


Periksa keausan muka flywheel dengan dial gauge.
Jika keausan melebihi batas, ganti flywheel.

Keausan muka flywheel


Batas: 0,2 mm (0,0079 inci)

Memeriksa Blok Cylinder


Referensi: Melepas dan Memasang Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-74]

Kerusakan Permukaan Gasket


Gunakan mistar baja dan thickness gauge, periksa permukaan gasket dari kerusakan, jika kerataannya melebihi
batas, perbaiki.

Kerataan blok cylinder


Batas: 0,03 mm (0.0012 inci)

1D-87
Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
PERHATIAN:

Untuk pengencang dengan * (tanda bintang) di bawah ini, kencangkan sesuai prosedur yang ditentukan
dalam “Petunjuk Perbaikan”.

Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut cover cylinder head * 5,0 N·m → 8,0 N·m → 11,0 N·m (0,5 kgf-m
→ 0,8 kgf-m → 1,1 kgf-m, 4,0 lbf-ft → 6,0
lbf-ft → 8,5 lbf-ft)
Baut housing camshaft 11 1.1 8.5
Baut timing sprocket camshaft exhaust 60 6.1 44.5
Sumbat timing chain cover 25 2.5 18.5
Baut ground battery 11 1.1 8.5
Baut terimanl ground 25 2.5 18.5
Baut timing chain cover 25 2.5 18.5
Baut pulley crankshaft 150 15.3 111.0
Baut flywheel 70 7.1 52.0
Baut timing chain guide 11 1.1 8.5
Baut timing chain tensioner 25 2.5 18.5
Baut penyetel timing chain tensioner 11 1.1 8.5
Sumbat venturi 3.5 0.35 2.5
Baut cylinder head (M10)* 20 N·m → 40 N·m →+60°→+60° (2,0 kgf-m
→ 4,0 kgf-m →+60°→+60°, 14,5 lbf-ft →
29,0 lbf-ft →+60°→++60°)
Baut connecting rod* 15 N·m →+65° (1,5 kgf-m →+65°, 11,0 lbf-
ft →+65°)
Baut pelat sensor 11 1.1 8.5
Baut main bearing cap* 20 N·m → 40 N·m →+60° (2,0 kgf-m → 4,0
kgf-m →+→60°, 14,5 lbf-ft →+ 29,0 lbf-ft
→+60°)
Baut housing oil seal crankshaft belakang
11 1.1 8.5
mesin

1D-88
CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Sistem Air Intake [1D-9]
Komponen Cover Cylinder Head [1D-14]
Komponen Camshaft, Tappet dan Shim [1D-16]
Komponen Pemasangan Mesin [1D-27]
Komponen Timing Chain Cover [1D-32]
Komponen Tensioner dan Timing Chain [1D-37]
Komponen Valve dan Cylinder Head [1D-44]
Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder [1D-59]
Komponen Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-73]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Sealant SUZUKI Bond No.1217G P/No.: 99000–31260
Sealant tahan air SUZUKI Bond No.1207B P/No.: 99000–31140
SUZUKI Bond No.1207F P/No.: 99000–31250 atau Sealant 99000–31260
(SUZUKI Bond No.1217G)

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Cover Cylinder Head [1D-14]
Komponen Camshaft, Tappet dan Shim [1D-16]
Komponen Timing Chain Cover [1D-32]
Komponen Tensioner dan Timing Chain [1D-37]
Komponen Valve dan Cylinder Head [1D-44]
Komponen Piston, Piston Ring, Connecting Rod, dan Cylinder [1D-59]
Komponen Main Bearing, Crankshaft dan Blok Cylinder [1D-73]

Special Tool
09911M05120 09911M16300
Box end wrench (14 mm) Oil seal installer

1D-89
09911M97720 09913M75810
Oil seal installer Bearing Installer

09914M06310 09915M64512
Guide, sprocket camshaft Compression gauge

09915M64530 09915M64550
Compression gauge hose Attachment compression
gauge (B)

09915M67311 09916M14510
Vacuum gauge Valve lifter

09916M14521 09916M34542
Valve spring compressor Reamer handle
attachment

09916M34550 09916M37320
Reamer valve guide (5,5 Valve guide outer reamer
mm) (10,5 mm)

09916M44910 09916M56011
Valve guide installer & Valve guide installer
remover attachment (tonjolan: 11,5
mm)

09916M58210 09916M77310
Valve guide installer handle Piston ring compressor (50-
125 mm)

1D-90
09916M84511 09917M68221
Forceps Camshaft pulley holder

09917M98221 09924M17811
Valve guide stem Flywheel holder
attachment

09926M58010 09944M36011
Bearing remover attachment Steering wheel remover

1D-91
Mesin
Bab 1E

Sistem Pelumasan Mesin


K12M ..........................................................................................................................................................................1E-3
Uraian Umum ...........................................................................................................................................................1E-3
Uraian Pelumasan Mesin .......................................................................................................................................1E-3
Informasi dan Prosedur Diagnosa.........................................................................................................................1E-4
Pemeriksaan Tekanan Oli ......................................................................................................................................1E-4
Petunjuk Perbaikan .................................................................................................................................................1E-7
Komponen Oil Pan dan Strainer Pompa Oli...........................................................................................................1E-7
Oli Mesin dan Penggantian Filter ...........................................................................................................................1E-7
Memeriksa Oil Pressure Switch Pada Kendaraan ...............................................................................................1E-10
Melepas dan Memasang Oil Pan dan Strainer Pompa Oli...................................................................................1E-10
Komponen Pompa Oli ..........................................................................................................................................1E-13
Melepas dan Memasang Pompa Oli ....................................................................................................................1E-13
Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli ....................................................................................................1E-14
Memeriksa Pompa Oli ..........................................................................................................................................1E-15
Spesifikasi..............................................................................................................................................................1E-18
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................1E-18
Special Tool dan Perlengkapan ...........................................................................................................................1E-19
Material Servis Yang Dianjurkan ..........................................................................................................................1E-19
Special Tool ..........................................................................................................................................................1E-19

Z13DTJ.....................................................................................................................................................................1E-21
Informasi dan Prosedur Diagnosa.......................................................................................................................1E-21
Pemeriksaan Tekanan Oli ....................................................................................................................................1E-21
Petunjuk Perbaikan ...............................................................................................................................................1E-22
Oli Mesin dan Penggantian Filter .........................................................................................................................1E-22
Memeriksa Oil Pressure Switch Pada Kendaraan ...............................................................................................1E-24
Melepas dan Memasang Switch Tekanan Oli ......................................................................................................1E-25
Komponen Pendingin Oli .....................................................................................................................................1E-26
Melepas dan Memasang Pendingin Oli ...............................................................................................................1E-26
Komponen Oil Pan ...............................................................................................................................................1E-28
Melepas dan Memasang Oil Pan .........................................................................................................................1E-29
Komponen Pompa Oli / Strainer Pompa Oli.........................................................................................................1E-31
Melepas dan Memasang Pompa Oli / Strainer Pompa Oli...................................................................................1E-32
Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli ....................................................................................................1E-32
Membersihkan Strainer Pompa Oli ......................................................................................................................1E-33
Memeriksa Pompa Oli ..........................................................................................................................................1E-33

1E-1
Spesifikasi..............................................................................................................................................................1E-34
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................1E-34
Special Tool dan Perlengkapan ...........................................................................................................................1E-35
Material Servis Yang Dianjurkan ..........................................................................................................................1E-35
Special Tool ..........................................................................................................................................................1E-35

1E-2
K12M

Uraian Umum
Uraian Pelumasan Mesin
Pompa oli adalah jenis trochoid, dan berputar dengan crankshaft. Oli dihisap melalui strainer pompa oli dan dialirkan
melalui pompa ke filter oli.
Oli yang disaring mengalir ke dalam dua saluran dalam blok silinder.
Pada salah satu saluran, oli mencapai crankshaft main bearing. Oli bearing crankshaft journal dialirkan ke bearing
conneting rod melalui saluran pada crankshaft, lalu disemprotkan dari ujung - besar connecting rod untuk melumasi
piston, ring dan dinding silinder.
Pada saluran yang lain, oli naik ke cylinder head dan melumasi valve dan camshaft, dsb. setelah melewati jalan
camshaft oli internal.
Relief valve oli terdapat pada pompa oli. Valve ini mulai melepaskan atau membuka tekanan oli ketika tekanan
melebihi tekanan tertentu.

1E-3
Informasi dan Prosedur Diagnosa
Pemeriksaan Tekanan Oli
PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistem gas buang ketika sistem panas. Saat
melakukan perbaikan pada sistem gas buang harus dilakukan saat sistem telah dingin.

CATATAN:
Sebelum memeriksa tekanan oli, periksa hal berikut.
• Level oli di oil pan

1E-4
Jika level oli rendah, tambahkan oli sampai tanda level penuh (lubang) (1) pada pengukur ketinggian oli.
 [1E-7]
• Kualitas oli
Jika oli berubah warna atau rusak, ganti oli. Untuk oli tertentu yang harus digunakan, lihat Oli Mesin dan
Penggantian Filter [1E-7] .
• Kebocoran oli
Jika ditemukan kebocoran, perbaiki kebocoran itu.

1) Lepaskan bumper depan.  [9H-2]


2) Lepaskan cover depan mesin.
3) Lepaskan lead wire oil pressure switch (1).
4) Lepaskan switch tekanan oli (2) dari blok silinder.

5) Pasang special tool (pengukur tekanan oli) pada lubang oil pressure switch.

Special Tool
(A): 09915M77311
(B): 09915M78211

(B)
(A)

6) Hidupkan mesin dan panaskan mesin sampai suhu pengoperasian normal.

CATATAN:
Pastikan Anda telah memindahkan tuas persneling transaxle ke posisi “Neutral”, memasang rem tangan
dan mengganjal roda penggerak.

7) Setelah pemanasan, tingkatkan putaran mesin sampai 4.000 rpm dan ukur tekanan oli.

Spesifikasi tekanan oli.

1E-5
Lebih dari 300 – 500 kPa (3,1 – 5,1 kgf/cm 2 , 43,5 – 72,5 psi) pada 4.000 rpm.
8) Setelah memeriksa tekanan oli, matikan mesin dan lepas pengukur tekanan oli dan attachment.
9) Sebelum memasang kembali oil pressure switch (2), berikan sealing tape pada ulirnya (1) dan kencangkan
switch sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

CATATAN:
Jika ujung sealing tape lebih panjang daripada ulir switch, potong saja.

Momen pengencangan
Switch tekanan oli (a): 13 N·m (1,3 kg-m, 9,5 lb-ft)

2 2, (a)

10) Hidupkan mesin dan periksa oil pressure switch untuk melihat kemungkinan kebocoran minyak. Jika ditemukan
kebocoran oli, perbaiki kebocoran itu.
11) Hubungkan coupler oil pressure switch (1).

1E-6
Petunjuk Perbaikan
Komponen Oil Pan dan Strainer Pompa Oli

OIL
3

OIL
3

(c)
(c) 9

6
2 9

(c) (c)
(c)
1 1217G

4 (b)

(c)

7 (b)
OIL

5 (a) (c)
8 (d)

1. Oil pan 6. Baffle plate oil pan : 18 N·m (1,8 kgf-m, 13,5 lbf-ft)
: Berikan sealant 99000-31260 ke permukaan
yang berpasangan.
2. Strainer 7. Stand filter oli : 11 N·m (1,1 kgf-m, 8,5 lbf-ft)
3. O-ring 8. Filter oli : 14 N·m (1,4 kgf-m, 10,5 lbf-ft)
4. Gasket 9. Dowel pin : Jangan digunakan kembali.
5. Drain plug : 35 N·m (3,6 kgf-m, 26,0 lbf-ft) Berikan oli mesin ke permukaan
: masing-masing bagian.

Oli Mesin dan Penggantian Filter


PERINGATAN:

• Oli mesin baru dan bekas mungkin berbahaya.


Pastikan melihat “PERINGATAN” dalam Tindakan Pencegahan Umum [00-6] sebelum melakukan
pemeriksaan dan patuhi yang tertulis di sana.
• Langkah 1) – 7) yang tercantum di bawah ini harus dilakukan saat MESIN TIDAK HIDUP.
Untuk Langkah 8), pastikan ada ventilasi yang memadai ketika mesin hidup.

Sebelum menguras oli mesin, periksa mesin untuk melihat kemungkinan kebocoran oli.
Jika ditemukan tanda kebocoran, pastikan untuk memperbaiki bagian yang rusak sebelum meneruskan ke pekerjaan
berikut.
1) Kuras oli mesin dengan melepas drain plug.
2) Setelah menguras oli, bersihkan Drain plug. Pasang kembali Drain plug dengan gasket yang baru dan
kencangkan sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan

1E-7
Drain plug oli mesin (a): 35 N·m (3,6 kg-m, 26,0 lb-ft)

(a)

3) Longgarkan filter oli menggunakan oil filter wrench (special tool).

Special Tool
(A): 09915M47341

(A)

CATATAN:
Sebelum memasang filter oli yang baru, pastikan untuk memberi oli mesin pada O-ring.

4) Pasang filter yang baru pada stand filter oli menggunakan tangan sampai O-ring menyentuh permukaan dudukan.

PERHATIAN:

Untuk mengencangkan filter oli dengan benar, penting untuk mengidentifikasi secara akurat posisi di
mana O-ring pertama kali bersinggungan dengan permukaan dudukan.

5) Kencangkan filter oli (1) hingga 3/4 putaran (2) dari titik persinggungan dengan permukaan dudukan
menggunakan oil filter wrench (special tool).

Special Tool
(A): 09915M47341

Momen pengencangan
1E-8
Filter oli (b): 14 N·m (1,4 kg-m, 10,5 lb-ft) (untuk referensi)

(A)
1, (a)

6) Tambahkan oli hingga ketinggian oli ada pada tanda FULL (lubang) pada pengukur ketinggian oli (kapasitas oil
pan dan filter oli). Filter inlet berada di bagian paling atas cover cylinder head. Dianjurkan untuk menggunakan oli
mesin tingkat SG, SH, SJ, SL atau SM. Pilih viskositas oli yang tepat sesuai dengan diagram viskositas oli mesin
[A].

CATATAN:
Kapasitas oli mesin ditentukan sebagai berikut.
Tetapi, perhatikan bahwa jumlah oli yang diperlukan ketika mengganti oli mungkin agak berbeda dengan
data tergantung pada beragam kondisi (suhu, viskositas, dsb.).

Spesifikasi oli mesin


Kapasitas oil pan: Sekitar 3,0 liter
Kapasitas filter oli: Sekitar 0,2 liter
Lainnya: Sekitar 0,3 liter
Total: Sekitar 3,5 liter
[A] 20W-40

15W-40

10W-30, 10W-40

0W-20, 5W-30
o
C -30 -20 -10 0 10 20 30 40
o -22
F -4 14 32 50 68 86 104

7) Periksa filter oli dan drain plug untuk melihat kemungkinan kebocoran oli.
8) Hidupkan mesin selama 3 menit. Matikan mesin dan tunggu 5 menit sebelum memeriksa ketinggian oli.
Tambahkan oli, seperlunya, agar ketinggian oli mencapai tanda level FULL (lubang) (1) pada pengukur
ketinggian oli.

2. Tanda level rendah (lubang)

1E-9
Memeriksa Oil Pressure Switch Pada Kendaraan
1) Lepaskan lead wire oil pressure switch (1).
2) Periksa hubungan antara terminal oil pressure switch (2) dan blok silinder (3) seperti tampak pada gambar.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti oil pressure switch (4).

Spesifikasi Oil pressure sensor


Selama mesin hidup: Tidak ada hubungan
Saat mesin mati: Hubungan

4 1

Melepas dan Memasang Oil Pan dan Strainer Pompa Oli


Referensi: Komponen Oil Pan dan Strainer Pompa Oli [1E-7]

Pelepasan
1) Lepaskan pengukur ketinggian oli.
2) Lepaskan cover bawah mesin sisi kanan, jika perlu.
3) Kuras oli mesin dengan melepas drain plug.
4) Lepaskan pipa pembuangan No. 1.  [1K-2]
5) Lepaskan filter oli.  [1E-7]
6) Lepaskan baut pengencang transaxle (1) dan baut oil pan (2).

7) Lepaskan oil pan (1) dari blok silinder menggunakan special tool dan palu.

Special Tool
(A): 09921M96510

1E-10
(A)

8) Lepaskan strainer pompa oli, jika perlu.


9) Lepaskan baffle plate oil pan dan baut stud baffle plate oil pan, jika perlu.

Pemasangan
1) Pasang baut stud baffle plate oil pan (3) lalu baffle plate oil pan (1) dan baut-baut (2).

Momen pengencangan
Baut baffle plate oil pan (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
Baut stud baffle plate oil pan (b): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)

3,(b)

2,(a)

2) Pasang O-ring (2) yang baru di tempatnya sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan pasang strainer pompa
oli (1), jika dilepas.
Kencangkan baut strainer (3) terlebih dahulu kemudian mur braket (4) sesuai dengan spesifikasi momen
pengencangan.

Momen pengencangan
Baut strainer pompa oli (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
Mur braket strainer pompa oli (b): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)

3,(a) 4,(b)
1

3) Pasang dowel pin (1) ke oil pan.

1E-11
1

4) Pasang O-ring (1) yang baru di tempatnya sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
5) Berikan sealant ke permukaan yang berpasangan dari oil pan seperti tampak dalam gambar.
“A”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Jumlah sealant untuk oil pan


Lebar “a”: 3 mm (0,12 in.)
Tinggi “b”: 2 mm (0,08 in.)
1

“A” “a”
“A”
“b”

6) Pasang oil pan ke blok silinder untuk sementara.


7) Setelah memasang oil pan (1) ke blok silinder, kencangkan baut oil pan (2) terlebih dahulu kemudian baut
pengencang transaxle (3) dan mulailah mengencangkan dari bagian tengah: menuju bagian luar, kencangkan
baut satu per satu. Kencangkan baut sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut oil pan* (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
Baut pengencang transaxle* (b): 18 N·m (1,8 kg-m, 13,5 lb-ft)
8) Setelah mengoleskan oli mesin ke drain plug (4), pasang drain plug dengan gasket (5) yang baru ke oil pan.
Kencangkan drain plug sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Drain plug oil pan (a): 35 N·m (3,6 kg-m, 26,0 lb-ft)
9) Pasang filter oli (6).  [1E-7]

1E-12
4

5
3,(b)
4, (c)
2,(a)
6

10) Pasang pipa pembuangan No. 1.  [1K-2]


11) Pasang cover bawah mesin sisi kanan, jika dilepaskan
12) Pasang pengukur ketinggian oli.
13) Isi kembali oli mesin.  [1E-7]
14) Pastikan bahwa tidak ada kebocoran oli mesin dan kebocoran gas buang pada setiap sambungan.

Komponen Pompa Oli

6 (a)
1
3

2 7

9 (b)
4

1. Rotor plate 5. Timing chain cover 9. Retainer


2. Dowel pin 6. Baut rotor plate : 11 N·m (1,1 kgf-m 8,5 lbf-ft)
Rotor luar Relief valve : 28 N·m (2,9 kgf-m 21,0 lbf-ft)
3. 7.

Rotor dalam Pegas Berikan lapisan tipis oli mesin ke permukaan


4. 8. : luncur.

Melepas dan Memasang Pompa Oli


Pompa oli digabungkan dengan timing chain cover.
Untuk melepas dan memasang, lihat Melepas dan Memasang Timing Chain Cover [1D-33] .

1E-13
Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli
Referensi: Komponen Pompa Oli [1E-13]
Referensi: Melepas dan Memasang Pompa Oli [1E-13]

Pembongkaran
1) Lepaskan rotor plate (1) dengan melepas baut pemasangannya (2).

2) Lepaskan rotor luar (1) dan rotor dalam (2).


1

3) Lepaskan relief valve (1) dan pegas (2) dengan melepas penahan (3).

Perakitan Kembali
Referensi: Memeriksa Pompa Oli [1E-15]
1) Cuci bersih, lalu keringkan semua part yang dibongkar.
2) Lumasi dengan oli mesin ke rotor luar dan dalam, oilseal lip, permukaan dalam case oil pump dan plate.
3) Pasang rotor luar (1) dan dalam (2) pada kotak pompa oli.

1E-14
1

4) Berikan oli mesin ke relief valve (1) dan pegas (2), dan pasang komponen tersebut ke rotor plate (4).
5) Kencangkan penahan (3) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Penahan relief valve oli (a): 28 N·m (2.9 kg-m, 21.0 lb-ft)

4 2

3,(a)

6) Pasang rotor plate dan kencangkan semua baut sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan. Setelah
memasang plate, periksa untuk memastikan bahwa rotor berputar dengan lancar dengan tangan (Torsi: 0,3 N·m
(0,03 kgf-m, 0,25 lbf-ft) atau kurang).

Momen pengencangan
Baut pelat rotor pompa oli (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.5 lb-ft)

Memeriksa Pompa Oli


Referensi: Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli [1E-14]

Seal Oli
Periksa apakah bibir oil seal (1) tidak berfungsi atau rusak. Ganti jika perlu.

1E-15
Pompa Oli
• Periksa rotor luar (1) dan dalam (2), rotor plate dan kotak pompa oli untuk melihat kemungkinan aus atau
kerusakan.
1

• Periksa relief valve (1) untuk melihat kemungkinan aus atau kerusakan, dan kelancaran pengoperasian.

Celah radial
Periksa celah radial antara rotor luar (1) dan case (2) menggunakan pengukur ketebalan.
Jika celah tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti rotor luar atau case.

Celah radial antara rotor luar dan case untuk pompa oli
Standar: 0.120 – 0,190 mm (0,0047 – 0,1905 mm.)
Batas: 0,210 mm (0,2108 mm.)

1E-16
1

Celah sisi
Menggunakan mistar lurus (1) dan pengukur ketebalan (2), ukur celah sisi .
Jika celah sisi di luar spesifikasi, ganti oil pump assy.

Celah sisi untuk rotor dalam pompa oli


Standar: 0.045 – 0,100 mm (0,0018 – 0,0991 mm.)
Batas: 0,120 mm (0,1194 mm.)

Celah rotor plate


Periksa celah rotor plate antara rotor dalam (1) dan rotor plate (2) sebagai berikut.
1) Ukur diameter luar “a” rotor dalam (1) menggunakan mikrometer.
2) Ukur diameter dalam “b” rotor plate (2) menggunakan mikrometer.
3) Hitung perbedaan diameter dalam Langkah b) dan Langkah a).
Jika celah tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti rotor dalam atau rotor plate.

Standar
Diameter luar rotor 42.920 – 42,950 mm
dalam “a” (1,6900 – 4,2949 cm.)
Diameter dalam 43.000 – 43,030 mm
rotor plate “b” (1,6929 – 4,3030 cm.)
0.050 – 0,110 mm
Celah “b”–“a”
(0,0020 – 0,1092 mm.)

1E-17
1

Panjang dan beban bebas pegas relief valve


Periksa panjang dan beban bebas pegas relief valve seperti tampak pada gambar. Jika panjang pegas valve terukur
lebih rendah dari spesifikasi, ganti pegas relief valve.

Panjang dan beban bebas pegas relief valve

Standar Batas
32,7 mm
Panjang bebas —
(1,29 in.)
Beban pada 54,5 N
69 N
panjang pegas (5,56 kgf, 12,3
(7,0 kgf, 15,5 lbf)
26,0 mm (1,02 in.) lbf)

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
PERHATIAN:

Untuk pengencang dengan * (tanda bintang) di bawah ini, kencangkan sesuai prosedur yang ditentukan
dalam “Petunjuk Perbaikan”.

1E-18
Momen pengencangan
Part pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Switch tekanan oli 13 1.3 9.5
Sumbat kuras oli mesin 35 3.6 26.0
Filter oli 14 1.4 10.5 untuk referensi
Baut baffle plate oil pan 11 1.1 8.5
Baut stud baffle plate oil pan 11 1.1 8.5
Baut strainer pompa oli 11 1.1 8.5
Mur braket strainer pompa oli 11 1.1 8.5
Baut oil pan* 11 1.1 8.5
Baut pengencang transaxle* 18 1.8 13.5
Drain plug oil pan 35 3.6 26.0
Retainer relief valve oli 28 2.9 21.0
Baut pelat rotor pompa oli 11 1.1 8.5

CATATAN:
Spesifikasi momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Oil Pan dan Strainer Pompa Oli [1E-7]
Komponen Pompa Oli [1E-13]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Sealant SUZUKI Bond No.1217G P/No.: 99000–31260

CATATAN:
Material perbaikan yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Oil Pan dan Strainer Pompa Oli [1E-7]
Komponen Pompa Oli [1E-13]

Special Tool
09915M47341 09915M77311
Soket oil filter wrench Pengukur tekanan oli

1E-19
09915M78211 09921M96510
Attachment pengukur Seal cutter oil pan
tekanan oli

1E-20
Z13DTJ

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Pemeriksaan Tekanan Oli
PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh exhaust manifold saat sistem gas buang panas.

1) Sebelum memeriksa tekanan oli, periksa hal berikut.


• Level oli di oil pan
Jika level oli rendah, tambahkan oli sampai tanda level penuh (1) pada pengukur ketinggian oli (3).
• Kualitas oli
Jika oli berubah warna atau rusak, ganti oli. Untuk oli tertentu yang harus digunakan, lihat Oli Mesin dan
Penggantian Filter [1E-22] .
• Kebocoran oli
Jika ditemukan kebocoran, perbaiki kebocoran itu.

2. Tanda level rendah

2) Lepaskan switch tekanan oli.  [1E-25]


3) Pasang special tool ke lubang berulir yang kosong.

PERHATIAN:

Berhati-hatilah agar special tool tidak menyentuh exhaust manifold saat memasang karena exhaust
manifold menjadi sangat panas.

Special Tool
(A): 09915M77311
(B): 09919M46010

(B)

(A)

4) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhunya mencapai suhu pengoperasian normal.
1E-21
CATATAN:
Pastikan Anda telah meletakkan tuas persneling transmisi ke posisi “Neutral” dan memasang rem tangan
dan mengganjal roda penggerak.

5) Setelah memanaskan mesin, ukur tekanan oli pada putaran mesin yang telah ditentukan.

CATATAN:
Untuk putaran idle yang ditentukan, lihat Pemeriksaan Kecepatan Idle [1A-290] .

Spesifikasi tekanan oli:


Lebih dari 100 kPa (1,0 kgf/cm 2 , 14,5 psi, 1,00 bar) pada putaran idle yang ditentukan
280 – 350 kPa (2,8 – 3,5 kgf/cm 2 , 40,6 – 50,7 psi, 3,10 – 4,10 bar) pada 4000 rpm.
6) Matikan mesin dan lepas pengukur tekanan oli dan attachment.
7) Pasang switch tekanan oli.  [1E-25]
8) Hidupkan mesin dan periksa switch tekanan oli untuk melihat kemungkinan kebocoran oli.
Jika ditemukan kebocoran oli, perbaiki kebocoran itu.

Petunjuk Perbaikan
Oli Mesin dan Penggantian Filter
PERINGATAN:

• Oli mesin baru dan bekas mungkin berbahaya.


Pastikan melihat “PERINGATAN” dalam Tindakan Pencegahan Umum [00-6] sebelum melakukan
pemeriksaan dan patuhi yang tertulis di sana.
• Langkah 1) – 6) yang tercantum di bawah ini harus dilakukan saat mesin tidak hidup. Untuk Langkah 7),
pastikan ada ventilasi yang memadai ketika mesin hidup.

Sebelum menguras oli mesin, periksa mesin untuk melihat kemungkinan kebocoran oli. Jika ditemukan tanda
kebocoran, pastikan untuk memperbaiki bagian yang rusak sebelum meneruskan ke pekerjaan berikut.
1) Lepaskan elemen filter oli.
a) Letakkan ember penampung oli di bawah filter.
b) Longgarkan dan lepaskan cover housing filter oli (1).

c) Tarik keluar filter oli (2) dari cover.

1E-22
2

2) Kuras oli mesin dengan melepas sumbat kuras (1).


3) Setelah menguras oli, usap sumbat kuras hingga bersih dan ganti ring seal dengan yang baru. Pasang kembali
sumbat kuras, dan kencangkan dengan erat sesuai spesifikasi di bawah.

Momen pengencangan
Drain plug oli mesin (a): 20 N·m (2,0 kg-m, 14,5 lb-ft)

1, (a)

4) Pasang filter oli.


a) Ganti ring seal (1) dari cover housing filter oli (3) dengan yang baru dan oleskan oli mesin ke ring seal.
b) Pasang filter oli yang baru (2) pada cover.

c) Pasang cover housing filter oli beserta filter oli.

Momen pengencangan
Cover housing filter oli (a): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)

(a)

5) Isi ulang oli hingga ketinggian oli mencapai tanda level FULL pada stik. (sekitar 3,1 liter (6,55/5,46 AS/Imp pt.))
Filler inlet terletak di sebelah filter oli mesin.

1E-23
Gunakan oli mesin ACEA B4 (Oli sintetis). Pilih viskositas oli yang tepat sesuai dengan diagram viskositas oli
mesin [A].

CATATAN:
Perhatikan bahwa jumlah oli yang diperlukan ketika mengganti oli mungkin agak berbeda dengan data
bergantung pada beragam kondisi (suhu, viskositas, dsb.)

Spesifikasi oli mesin (Z13DTJ)


Kapasitas oil pan: Sekitar 2,9 liter
Kapasitas filter oli: Sekitar 0,2 liter
Lainnya: Sekitar 0,4 liter
Total: Sekitar 3,5 liter

[A]

SAE 0W-30, 0W40

SAE 5W-30, 5W40

SAE 10W-30, 10W-40


o
C -30 -20 -10 0 10 20 30 40
o
F -22 -4 14 32 50 68 86 104

6) Periksa filter oli dan drain plug untuk melihat kemungkinan kebocoran oli.
7) Hidupkan mesin selama 3 menit. Matikan mesin dan tunggu 5 menit sebelum memeriksa ketinggian oli.
Tambahkan oli, seperlunya, agar ketinggian oli mencapai tanda level FULL (1) pada stik.

1 2

2. Tanda level rendah

Memeriksa Oil Pressure Switch Pada Kendaraan


1) Cabut kabel timbal switch tekanan oli (1).
2) Periksa hubungan antara terminal oil pressure switch (2) dan blok silinder (3) seperti tampak pada gambar.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti switch tekanan oli (1).

Spesifikasi Oil pressure sensor


Selama mesin hidup: Tidak ada hubungan
Saat mesin mati: Hubungan

1E-24
1

3
1

Melepas dan Memasang Switch Tekanan Oli


Pelepasan
Referensi: Memeriksa Oil Pressure Switch Pada Kendaraan [1E-24]
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan cover mesin.
3) Lepaskan konektor switch tekanan oli.
4) Lepaskan switch tekanan oli (1) dari cylinder head.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Periksa adanya penurunan fungsi dan kerusakan pada gasket switch tekanan oli. Jika ditemukan kerusakan,
ganti switch tekanan oli.
• Kencangkan switch tekanan oli (1) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Switch tekanan oli (a): 32 N·m (3,3 kg-m, 24,0 lb-ft)

1E-25
1, (a)

• Pasang cover mesin.

Momen pengencangan
Baut cover mesin: 8,0 N·m (0,82 kg-m, 6,0 lb-ft)
• Periksa untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran oli mesin.

Komponen Pendingin Oli


1 4 (a)

(b)
2
5
6

7
3

(c)

1. Tutup pengisian 4. Cover housing filter oli 7. Pendingin oli assy : 9,0 N·m (0,92 kgf-m, 7,0 lbf-ft)
: Jangan pernah membongkar pendingin oli
assy.
2. O-ring 5. Filter oli : 25 N·m (2,5 kgf-m, 18,5 lbf-ft) : Jangan digunakan kembali.
3. Gasket 6. Pipa masuk coolant : 10 N·m (1,0 kgf-m, 7,5 lbf-ft)

Melepas dan Memasang Pendingin Oli


Referensi: Komponen Pendingin Oli [1E-26]

PERHATIAN:

Jangan pernah membongkar pendingin oli assy.


Pembongkaran akan merusak kinerja aslinya.
Jika ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru.

1E-26
Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Kuras coolant.  [1F-26]
3) Lepaskan filter udara beserta sensor MAF dan IAT.  [1D-97]
4) Lepaskan intercooler.  [1D-98]
5) Lepaskan pipa pelumasan.  [1D-106]
6) Lepaskan pipa masuk coolant (1) dan selang keluar radiator.

7) Lepaskan klem harness kabel (1) dari port pengisi (2).


8) Lepaskan pendingin oli assy (3).

Pemasangan
1) Pasang pendingin oli assy (1) menggunakan gasket baru.

Momen pengencangan
Baut pendingin oli (a): 9,0 N·m (0,92 kg-m, 7,0 lb-ft)
2) Sambungkan klem harness kabel (3) ke port pengisi (2).

1E-27
3) Pasang pipa masuk coolant (1) dan selang bawah.

Momen pengencangan
Baut pipa masuk coolant (a): 9 N·m (0,9 kg-m, 7.0 lb-ft)

4) Pasang pipa pelumasan.  [1D-106]


5) Pasang intercooler.  [1D-98]
6) Pasang filter udara beserta sensor MAF dan IAT.  [1D-97]
7) Isi ulang sistem pendinginan.  [1F-27]
8) Sambungkan kabel (–) negatif pada battery.
9) Periksa untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran oli dan kebocoran coolant pada setiap sambungan.

Komponen Oil Pan

4 (b) 5 (b)
3

2 (a)

1E-28
1. Oil pan 3. O-ring : 9,0 N·m (0,92 kgf-m, 6,5 lbf-ft)
: Oleskan sealant 99000-85E11 ke permukaan
yang berpasangan.
2. Drain plug : 20 N·m (2,0 kgf-m, 15,0 lbf-ft) : Jangan digunakan kembali.

Melepas dan Memasang Oil Pan


Referensi: Komponen Oil Pan [1E-28]

Pelepasan
1) Lepaskan pengukur ketinggian oli.
2) Dongrak kendaraan.
3) Kuras mesin.  [1E-22]
4) Lepaskan pipa pembuangan No.1.  [1K-11]
5) Lepaskan pengencang transaxle.  [5B-66]
6) Lepaskan baut dan mur oil pan.

7) Potong sealant pada bagian yang diarsir yang ditunjukkan pada gambar menggunakan special tool dan palu (1).

Special Tool
(A): 09921M96510

CATATAN:
Berhati-hatilah agar tidak merusak baut stud (4) antara oil pan dan crankcase saat memotong sealant.

8) Lepaskan oil pan (2) dari crankcase bawah (3).

1E-29
3

(A)

Pemasangan
1) Bersihkan permukaan yang berpasangan pada oil pan dan crankcase bawah.

2) Oleskan sealant ke permukaan yang berpasangan pada oil pan secara terus-menerus seperti tampak dalam
gambar.
: Sealant 99000M85E11 (Three Bond TB 1227®)
“A”

1E-30
3) Setelah memasangkan oil pan ke crankcase bawah, masukkan baut pengencang dan mulai kencangkan dari
bagian tengahnya: menuju bagian luar, kencangkan baut satu per satu.
Kencangkan baut dan mur oil pan sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut dan mur oil pan (a): 9,0 N·m (0,92 kg-m, 7,0 lb-ft)
4) Pasang O-ring baru dan sumbat kuras (1) ke oil pan.
Kencangkan drain plug sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Sumbat kuras (b): 20 N·m (2,0 kg-m, 14,5 lb-ft)

(a)

1, (b)

5) Pasang pengencang transaxle.  [5B-66]


6) Pasang pipa pembuangan No.1.  [1K-11]
7) Sambungkan konektor switch level oli.
8) Pasang pengukur ketinggian oli.
9) Isi kembali oli mesin.  [1E-22]
10) Periksa untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran oli mesin dan kebocoran gas buang pada setiap
sambungan.

Komponen Pompa Oli / Strainer Pompa Oli

1. Timing chain cover : 9,0 N·m (0,92 kg-m,


: Pompa oli digabungkan dengan 7,01 lbf-ft)
timing chain cover.
2. Gasket strainer pompa oli : Jangan digunakan
kembali.
3. Strainer pompa oli

1E-31
Melepas dan Memasang Pompa Oli / Strainer Pompa Oli
Referensi: Komponen Pompa Oli / Strainer Pompa Oli [1E-31]

Pelepasan
1) Lepaskan timing chain cover.  [1D-122]
2) Lepaskan strainer pompa oli (1) dan gasket (2) dari rotor plate (3).

2
1

Pemasangan
Referensi: Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli [1E-32]
Referensi: Membersihkan Strainer Pompa Oli [1E-33]
Referensi: Memeriksa Pompa Oli [1E-33]
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Bersihkan permukaan yang berpasangan pada timing chain cover (3) dan strainer pompa oli (1).
• Pasang strainer pompa oli dengan gasket baru (2) ke timing chain cover.
• Kencangkan baut strainer oli sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut strainer oli (a): 9,0 N·m (0,92 kg-m, 7,0 lb-ft)

(a)

2
1

Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli


Pembongkaran
Referensi: Melepas dan Memasang Pompa Oli / Strainer Pompa Oli [1E-32]
1) Lepaskan rotor plate (1) dengan melepas baut pemasangannya (2).
2) Lepaskan rotor luar (3) dan rotor dalam (4) dari timing chain cover.

1E-32
Perakitan Kembali
Referensi: Memeriksa Pompa Oli [1E-33]
Untuk perakitan kembali, balik prosedur pembongkaran dengan memperhatikan hal berikut.
• Cuci bersih, lalu keringkan semua part yang dibongkar.
• Oleskan oli mesin tipis-tipis pada rotor luar dan dalam, bagian bibir oil seal, permukaan bagian dalam timing
chain cover dan rotor plate.
• Kencangkan baut rotor plate sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut rotor plate: a N·m (10 kg-m, 1,0 lb-ft)

Membersihkan Strainer Pompa Oli


Bersihkan layar strainer pompa oli.

Memeriksa Pompa Oli


Referensi: Melepas dan Memasang Pompa Oli / Strainer Pompa Oli [1E-32]
Referensi: Membongkar dan Merakit Kembali Pompa Oli [1E-32]

Seal Oli
Lihat Memeriksa Timing Chain Cover dan Timing Chain [1D-132] .

Pompa Oli
Periksa kelancaran putaran rotor dengan tangan.
Jika rotor tidak lancar, ganti timing chain cover.

1E-33
Celah radial
Periksa celah radial antara rotor luar (1) dan timing chain cover (2) menggunakan pengukur ketebalan (3). Jika celah
tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti timing chain cover.

Celah radial antara rotor luar dan timing chain cover untuk pompa oli:
0.10 – 0,23 mm (0,004 – 0,009 in.)

Celah sisi
Menggunakan mistar lurus (1) dan pengukur ketebalan (2), ukur celah sisi . Jika celah sisi tidak sesuai dengan
spesifikasi, ganti timing chain cover.

Celah sisi untuk rotor dalam pompa oli:


0.050 – 0,075 mm (0,0020 – 0,0029 in.)

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
1E-34
Momen pengencangan
Part pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Sumbat kuras oli mesin 20 2.0 14.5
Cover housing filter oli 25 2.5 18.5
Switch tekanan oli 32 3.3 24.0
Baut cover mesin 8.0 0.82 6.0
Baut pendingin oli 9.0 0.92 7.0
Baut pipa masuk coolant 9 0.9 7.0
Baut dan mur oil pan 9.0 0.92 7.0
Drain plug 20 2.0 14.5
Baut strainer oli 9.0 0.92 7.0
Baut rotor plate 10 1.0 7.5

CATATAN:
Spesifikasi momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Pendingin Oli [1E-26]
Komponen Oil Pan [1E-28]
Komponen Pompa Oli / Strainer Pompa Oli [1E-31]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Sealant Three Bond TB 1227® P/No.: 99000M85E11

CATATAN:
Material perbaikan yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Oil Pan [1E-28]

Special Tool
09915M77311 09919M46010
Pengukur tekanan oli Attachment selang tekanan
bahan bakar

1E-35
09921M96510
Seal cutter oil pan

1E-36
Mesin
Bab 1F

Sistem Pendingin Mesin


K12M ..........................................................................................................................................................................1F-3
Uraian Umum ...........................................................................................................................................................1F-3
Uraian Sistem Pendingin........................................................................................................................................1F-3
Uraian Coolant .......................................................................................................................................................1F-3
Skema dan Diagram ................................................................................................................................................1F-4
Sirkulasi Coolant ....................................................................................................................................................1F-4
Informasi dan Prosedur Diagnosa.........................................................................................................................1F-5
Diagnosis Gejala Pendingin Mesin ........................................................................................................................1F-5
Pemeriksaan Sistem Kontrol Kecepatan Rendah Kipas Pendingin Radiator ........................................................1F-6
Pemeriksaan Sistem Kontrol Kecepatan Tinggi Kipas Pendingin Radiator ...........................................................1F-8
Petunjuk Perbaikan .................................................................................................................................................1F-9
Komponen Sistem Pendingin.................................................................................................................................1F-9
Pemeriksaan Level Coolant ...................................................................................................................................1F-9
Memeriksa dan Membersihkan Sistem Pendingin Mesin ....................................................................................1F-10
Pengurasan Sistem Pendingin............................................................................................................................. 1F-11
Membersihkan dan Mengisi Ulang Sistem Pendingin.......................................................................................... 1F-11
Melepas dan Memasang Pipa atau Selang Air Pendingin ...................................................................................1F-12
Melepas dan Memasang Thermostat...................................................................................................................1F-13
Pemeriksaan Thermostat .....................................................................................................................................1F-13
Memeriksa Kipas Pendingin Radiator pada Kendaraan ......................................................................................1F-14
Memeriksa Relay Kipas Pendingin Radiator........................................................................................................1F-15
Melepas dan Memasang Kipas Pendingin Radiator Assy....................................................................................1F-15
Memeriksa dan Membersihkan Radiator pada Kendaraan..................................................................................1F-16
Melepas dan Memasang Radiator .......................................................................................................................1F-16
Melepas dan Memasang Water Pump .................................................................................................................1F-16
Memeriksa Water Pump.......................................................................................................................................1F-18
Spesifikasi..............................................................................................................................................................1F-18
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................1F-18
Special Tool dan Perlengkapan ...........................................................................................................................1F-18
Material Servis Yang Dianjurkan ..........................................................................................................................1F-18
Special Tool ..........................................................................................................................................................1F-18

Z13DTJ.....................................................................................................................................................................1F-20
Uraian Umum .........................................................................................................................................................1F-20
Uraian Sistem Pendingin......................................................................................................................................1F-20
Uraian Coolant .....................................................................................................................................................1F-20

1F-1
Uraian Tangki Pembuangan Gas Coolant............................................................................................................1F-21
Skema dan Diagram ..............................................................................................................................................1F-22
Sirkulasi Coolant ..................................................................................................................................................1F-22
Informasi dan Prosedur Diagnosa.......................................................................................................................1F-22
Diagnosis Gejala Pendingin Mesin ......................................................................................................................1F-22
Pemeriksaan Sistem Kontrol Kipas Radiator .......................................................................................................1F-24
Petunjuk Perbaikan ...............................................................................................................................................1F-24
Komponen Sistem Pendingin...............................................................................................................................1F-24
Pemeriksaan Level Coolant .................................................................................................................................1F-25
Memeriksa dan Membersihkan Sistem Pendingin Mesin ....................................................................................1F-25
Pengurasan Sistem Pendingin.............................................................................................................................1F-26
Pengisian Ulang Sistem Pendingin ......................................................................................................................1F-26
Membersihkan dan Mengisi Ulang Sistem Pendingin..........................................................................................1F-27
Melepas dan Memasang Pipa atau Selang Air Pendingin ...................................................................................1F-28
Melepas dan Memasang Thermostat Assy. .........................................................................................................1F-28
Memeriksa Kipas Pendingin Radiator pada Kendaraan ......................................................................................1F-29
Memeriksa Relay Kipas Pendingin Radiator........................................................................................................1F-29
Melepas dan Memasang Kipas Pendingin Radiator Assy....................................................................................1F-30
Memeriksa dan Membersihkan Radiator pada Kendaraan..................................................................................1F-31
Melepas dan Memasang Radiator .......................................................................................................................1F-31
Pemeriksaan Drive Belt Aksesori pada Kendaraan .............................................................................................1F-32
Pemeriksaan Tegangan Drive Belt Aksesori ........................................................................................................1F-32
Melepas dan Memasang Drive Belt Aksesori ......................................................................................................1F-32
Melepas dan Memasang Pengencang Drive Belt Aksesori .................................................................................1F-33
Melepas dan Memasang Water Pump .................................................................................................................1F-34
Memeriksa Water Pump.......................................................................................................................................1F-35
Spesifikasi..............................................................................................................................................................1F-35
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................1F-35

1F-2
K12M

Uraian Umum
Uraian Sistem Pendingin
PERINGATAN:

• Jangan lepas tutup radiator untuk memeriksa ketinggian coolant mesin; periksa coolant secara visual
pada bagian tembus pandang di reservoir coolant. Coolant ditambahkan hanya jika diperlukan.
• Selama masih ada tekanan dalam sistem pendingin, maka suhunya mungkin jauh lebih tinggi dari suhu
didih cairan dalam radiator walaupun cairan tidak mendidih. Melepas tutup radiator saat mesin masih
panas dan tekanan masih tinggi akan menyebabkan cairan mendidih dengan cepat dan mungkin dapat
meledak, menumpahkan cairan pada mesin, spatbor dan orang yang melepaskan tutup radiator. Jika
cairan mengandung bahan anti beku yang mudah terbakar seperti alkohol (tidak disarankan untuk
digunakan), maka ada kemungkinan terjadi kebakaran serius.
• Periksa untuk memastikan suhu coolant mesin sudah dingin sebelum melepas part sistem pendingin.
• Pastikan untuk melepaskan kabel negatif dari battery sebelum melepas komponen.

Sistem pendingin terdiri atas radiator, reservoir coolant, water pump, kipas pendingin dan thermostat. Radiator
adalah jenis sirip dan pipa.

Uraian Coolant
Sistem pengembalian coolant adalah sistem standar. Coolant dalam radiator mengembang saat panas, dan coolant
akan meluber ke reservoir.
Ketika sistem mendingin, coolant akan masuk kembali ke radiator.
Sistem pendingin telah diisi dengan coolant berkualitas yaitu campuran 70/30 dari air dan ethylene glycol antibeku.
Cairan coolant dengan campuran 70/30 ini memberikan perlindungan anti beku hingga suhu –36 °C (–33 °F).
• Jaga perlindungan anti beku sistem pendingin pada suhu –36 °C (–33 °F) untuk memastikan perlindungan
terhadap karat dan hilangnya coolant karena mendidih. Hal ini harus dilakukan sekalipun diperkirakan tidak ada
suhu beku.
• Tambahkan coolant berbahan dasar ethylene glycol apabila coolant harus ditambahkan karena hilangnya coolant
atau untuk memberi perlindungan tambahan terhadap pembekuan pada suhu yang lebih rendah dari –36 °C (–
33 °F).

CATATAN:
• Coolant berbahan dasar alkohol atau methanol atau air biasa tidak boleh digunakan dalam sistem
pendingin karena dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pendingin.
• Coolant harus dicampur dengan air tanpa mineral atau air suling.

Tabel proporsi Anti-beku

Model M/T
°C –36
Suhu beku
°F –33

1F-3
Konsentrasi coolant
anti-beku / anti- % 30
korosi:
Rasio campuran
ltr. 3.8
pada coolant

Kapasitas coolant
:
• Mesin, radiator dan pemanas: .8 liter
• Reservoir: 0,6 liter
• Total: 4,4 liter

Skema dan Diagram


Sirkulasi Coolant
[A]
11 7

9
4
10 3

6 5

2
1

12

[B]
11 7

9
4
10 3

6 5

2
1

12

[A]: Mesin dingin (thermostat tertutup) 4. Selang keluar throttle body 9. Selang masuk heater core
[B]: Mesin dalam suhu kerja normal (thermostat 5. Thermostat 10. Selang keluar heater core
terbuka)
1. Selang masuk radiator 6. Water pump 11. Heater core

1F-4
2. Selang keluar radiator 7. Throttle body 12. Radiator
3. Selang masuk throttle body 8. Mesin

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Diagnosis Gejala Pendingin Mesin
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Mesin overheat (Kipas radiator Belt water pump kendur atau rusak Setel atau ganti belt water pump.
bekerja)  [1J-10]
Coolant kurang Periksa level coolant dan
tambahkan jika diperlukan.  [1F-
9]
Thermostat rusak Ganti valve thermostat.  [1F-13]
Water pump rusak Ganti water pump.  [1F-16]
Sirip radiator kotor atau bengkok Bersihkan atau perbaiki.  [1F-16]
Kebocoran coolant pada sistem Perbaiki sistem pendingin.  [1F-
pendingin 10]
Radiator tersumbat Periksa dan ganti radiator bila
perlu.  [1F-16]
Tutup radiator rusak Periksa tutup radiator.  [1F-10]
Rem berderit Sesuaikan rem.  [4A-3]
Kopling selip Ganti cakram kopling dan/atau
cover kopling.  [5C-10]
Battery lemah Periksa dan ganti battery bila
perlu.  [1J-5]
Kekuatan pembangkit generator Periksa dan perbaiki generator
buruk bila perlu.  [1J-13]
ECT sensor rusak Periksa dan ganti ECT Sensor bila
perlu.  [1C-12]
Motor kipas pendingin radiator rusak Periksa dan ganti motor kipas
pendingin radiator bila perlu. 
[1F-15]
ECM rusak Periksa dan ganti ECM bila perlu.
 [1A-123]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki bila perlu.
Terlalu banyak part listrik opsional Lepaskan.
yang digunakan.
Mesin overheat (Kipas radiator Sekring putus Periksa dan ganti sekring.
tidak bekerja) Relay kipas pendingin radiator rusak Periksa dan ganti relay kipas
pendingin radiator bila perlu. 
[10B-33]
ECT sensor rusak Periksa dan ganti ECT Sensor bila
perlu.  [1C-12]
Motor kipas pendingin radiator rusak Periksa dan ganti motor kipas
pendingin radiator bila perlu. 
[1F-15]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki bila perlu.
ECM rusak Periksa dan ganti ECM bila perlu.
 [1A-123]

1F-5
Pemeriksaan Sistem Kontrol Kecepatan Rendah Kipas Pendingin Radiator
Diagram Kelistrikan

11

4 6
WHT/BLU GRN BLK/WHT E01-52
5
BRN/WHT E01-3 12V 5V
3 BLK/RED E01-1 C01-4 BLK
BLK BLK/YEL
BLK/RED E01-2
C01-6 BLK
C01-7 BLK
WHT

[B] A1 8 B1
7 LT GRN E01-15
GRY
BLU/RED A3
A2
B2 12
L+
L GRN E01-16
H+
BLU/ 9 B3
BLK H
13 BLK
BLU/WHT

[C] A1 8 B1
LT GRN E01-15
7
GRY BLU/RED 9
1 BLK

5V
10
LT GRN C01-25
ORN C01-35

[A]

E01 C01

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

[A]: Konektor ECM (Tampak: A) 1. Kotak sekring utama 8. Relay kipas pendingin radiator No.1
A1: Sirkuit power supply relay kipas pendingin radiator No.1 (sisi coil) 2. Nol 9. Motor kipas pendingin radiator
A2: Sirkuit power supply relay kipas pendingin radiator No.2 (sisi coil) 3. Sekring “FI” 10. ECT
A3: Sirkuit power supply relay kipas pendingin radiator No.3 (sisi coil) 4. Kunci Kontak 11. ECM
B1: Sirkuit penggerak relay kipas pendingin radiator No.1 5. Relay utama 12. Relay kipas pendingin radiator No.2
B2: Sirkuit penggerak relay kipas pendingin radiator No.2 6. Sekring “IG COIL” 13. Relay kipas pendingin radiator No.3
B3: Sirkuit penggerak relay kipas pendingin radiator No.3 7. Sekring “RDTR FAN”

1F-6
Perbaikan

PERINGATAN:

Jauhkan tangan, peralatan, dan pakaian dari kipas pendingin radiator guna membantu mencegah cedera diri.
Kipas ini adalah kipas listrik dan dapat hidup baik itu mesin menyala atau tidak. Kipas dapat hidup secara
otomatis karena merespons ECT Sensor pada saat kunci kontak pada posisi “ON”.

CATATAN:
• Sebelum melakukan perbaikan, pastikan untuk membaca  [1A-8]
• Saat mengukur voltase sirkuit, resistan dan/atau sinyal pulsa pada konektor ECM, sambungkan special
tool ke ECM dan/atau konektor ECM.  [1A-123]

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 Apakah ada DTC sirkuit sensor ECT (DTC


Lihat alur DTC yang Ke Langkah 2.
berkaitan.
P0116 / P0117 / P0118) dan/atau sirkuit
kipas pendingin radiator (DTC P0480)?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit kontrol kipas Jika OK, Ke Langkah 3. Lakukan Langkah 2


pendingin radiator berkecepatan rendah Sistem kontrol kecepatan hingga Langkah 4 dari 
1) Hubungkan scan tool ke DLC dengan rendah kipas pendingin [1A-97] .
kunci kontak dalam posisi OFF. radiator dalam kondisi
2) Hidupkan mesin dan pilih mode “Data List” baik.
pada scan tool.
3) Hangatkan mesin hingga suhu coolant
mencapai 97 °C, 97,22 °C atau lebih
tinggi dan sakelar A/C pada posisi OFF.
(Jika suhu coolant mesin tidak naik,
periksa sistem pendingin mesin atau
sensor ECT.)
Apakah kipas pendingin radiator
dihidupkan dengan kecepatan rendah saat
suhu coolant mesin mencapai suhu di
atas?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan kontrol kipas pendingin Kabel “BLU/RED” terbuka Ke Langkah 4.


radiator atau sirkuit resistan
1) Lepaskan relay kipas pendingin radiator tinggi.
No. 2 dan No. 3 dari kotak sekring No.2
dengan kunci kontak pada posisi OFF.
2) Hidupkan mesin saat suhu ECT di atas
97 °C, 207 °F.
3) Ukur voltase antara ground bodi
kendaraan dan terminal kabel “BLU/RED”
dari konektor motor kipas pendingin
radiator yang dilepas.
Apakah voltase 10 – 14 V?
YA TIDAK

4 Lihat pemeriksaan sirkuit kabel kipas Kabel “BLK” terbuka atau Ke Langkah 5.
pendingin radiator sirkuit resistan tinggi.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Ukur resistan antara terminal kabel “BLK”
dari konektor motor kipas pendingin
radiator yang dilepas dan ground bodi
kendaraan.
Apakah resistan di bawah 1 Ω?

1F-7
YA TIDAK

5 Pemeriksaan kipas pendingin radiator Kipas pendingin radiator Ganti dengan ECM
1) Periksa kipas pendingin radiator.  [1F- rusak. bagus dan periksa
14] kembali.
Apakah kondisinya baik?

Pemeriksaan Sistem Kontrol Kecepatan Tinggi Kipas Pendingin Radiator


Diagram Kelistrikan
Lihat Pemeriksaan Sistem Kontrol Kecepatan Rendah Kipas Pendingin Radiator [1F-6] .

Perbaikan

PERINGATAN:

Jauhkan tangan, peralatan, dan pakaian dari kipas pendingin radiator guna membantu mencegah cedera diri.
Kipas ini adalah kipas listrik dan dapat hidup baik itu mesin menyala atau tidak. Kipas dapat hidup secara
otomatis karena merespons ECT Sensor pada saat kunci kontak pada posisi “ON”.

CATATAN:
• Sebelum melakukan perbaikan, pastikan untuk membaca  [1A-8]
• Saat mengukur voltase sirkuit, resistan dan/atau sinyal pulsa pada konektor ECM, sambungkan special
tool ke ECM dan/atau konektor ECM.  [1A-123]

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit kontrol kipas Ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti yang


pendingin radiator berkecepatan rendah rusak.
1) Periksa sirkuit kontrol kipas pendingin
radiator berkecepatan rendah.  [1F-6]
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit kontrol kipas Jika OK, Ke Langkah 3. Lakukan Langkah 2


pendingin radiator berkecepatan tinggi Sistem kontrol kipas hingga Langkah 4 dari 
1) Hidupkan mesin dan pilih mode “Data List” pendingin radiator dalam [1A-97]
pada scan tool. kondisi baik.
2) Hangatkan mesin hingga suhu coolant
mencapai 102 °C, 216 °F atau lebih tinggi
dan sakelar A/C pada posisi OFF. (Jika
suhu coolant mesin tidak naik, periksa
sistem pendingin mesin atau sensor ECT.)
Apakah kipas pendingin radiator
dihidupkan dengan kecepatan tinggi saat
suhu coolant mesin mencapai suhu di
atas?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan kipas pendingin radiator Kipas pendingin radiator Ganti dengan ECM
1) Periksa kipas pendingin radiator.  [1F- rusak. bagus dan periksa
14] kembali.
Apakah kondisinya baik?

1F-8
Petunjuk Perbaikan
Komponen Sistem Pendingin

1. Radiator 5. Gasket 9. Ke heater core


2. Reservoir 6. Thermostat assy 10. Ke throttle body
3. Tutup radiator 7. Ke cylinder head 11. O-ring
4. Nol 8. Ke water pump : Jangan digunakan kembali.

Pemeriksaan Level Coolant


PERINGATAN:

Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan lepaskan tutup radiator saat mesin dan radiator masih panas.
Cairan dan uap panas bertekanan dapat menyembur jika tutup radiator dilepas terlalu cepat.

Untuk memeriksa level, angkat hood dan lihat melalui bagian “tembus pandang” pada reservoir coolant.
Tutup radiator tidak perlu dilepas untuk memeriksa level coolant.
Ketika mesin dingin, periksa level coolant dalam reservoir (1).
Level coolant normal harus di antara tanda FULL (2) dan tanda LOW (3) pada reservoir (1).
Jika level coolant di bawah tanda LOW (3), lepaskan tutup reservoir (4) dan tambahkan coolant yang tepat ke
reservoir sampai level coolant mencapai tanda FULL (2).

CATATAN:
Jika digunakan antibeku bermutu dan tepat, tidak perlu menambahkan zat penghambat atau aditif lain yang
diklaim untuk memperbaiki sistem. Hal tersebut mungkin berbahaya bagi pengoperasian sistem, dan
merupakan biaya yang tidak perlu.

1F-9
4
1

Memeriksa dan Membersihkan Sistem Pendingin Mesin


PERINGATAN:

Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan lepaskan tutup radiator saat mesin dan radiator masih panas.
Cairan dan uap panas bertekanan dapat menyembur jika tutup dilepas terlalu cepat.

1) Periksa sistem pendingin untuk melihat kemungkinan kebocoran atau kerusakan.


2) Cuci tutup radiator dan leher pengisian dengan air bersih dengan cara melepas tutup radiator saat mesin sudah
dingin.
3) Periksa coolant untuk mengetahui ketepatan level dan perlindungan anti beku.
4) Menggunakan penguji tekanan (1), periksa sistem dan tutup radiator (2) untuk mengetahui ketepatan kapasitas
penahanan tekanan.
Jika tutup perlu diganti, gunakan tutup yang sesuai untuk kendaraan ini.

CATATAN:
Setelah memasang tutup radiator ke radiator, pastikan bahwa telinga dari tepian tutup sejajar dengan
radiator.

Sistem pendingin dan tekanan penahan tutup radiator (untuk pemeriksaan)


110 kPa (1,1 kgf/cm 2 , 15,6 psi)

5) Kencangkan klem selang dan periksa semua selang. Ganti selang bila retak, menggelembung atau rusak.

1F-10
6) Bersihkan bagian depan bagian utama radiator.

Pengurasan Sistem Pendingin


PERINGATAN:

Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan lepaskan tutup radiator saat mesin dan radiator masih panas.
Cairan dan uap panas bertekanan dapat menyembur jika tutup dilepas terlalu cepat.

1) Lepaskan tutup radiator.


2) Kuras coolant melalui sumbat kuras radiator (1).
3) Setelah menguras coolant, pastikan untuk mengencangkan sumbat kuras (1) dengan rapat.

Membersihkan dan Mengisi Ulang Sistem Pendingin


PERINGATAN:

Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan lepaskan tutup radiator saat mesin dan radiator masih panas.
Cairan dan uap panas bertekanan dapat menyembur jika tutup dilepas terlalu cepat.

CATATAN:
Untuk rincian mengenai spesifikasi coolant, lihat Uraian Coolant [1F-3] .

1) Lepaskan tutup radiator bila mesin telah dingin dengan cara berikut.
a) Putar tutup perlahan berlawanan dengan arah jarum jam hingga “berhenti” (Jangan menekan tutup ke bawah
saat memutarnya).
b) Tunggu hingga tekanannya habis (ditunjukkan dengan suara mendesis) kemudian tekan tutup ke bawah dan
lanjutkan memutarnya berlawanan dengan arah jarum jam.
2) Setelah tutup radiator dilepas, hidupkan mesin hingga selang atas radiator panas (ini menunjukkan thermostat
terbuka dan coolant mengalir melalui sistem).
3) Matikan mesin dan kuras coolant melalui sumbat kuras radiator (1).
4) Tutup sumbat kuras radiator. Tambahkan air hingga sistem terisi dan hidupkan mesin hingga selang atas radiator
panas lagi.
5) Ulangi Langkah 3) dan 4) beberapa kali sampai cairan yang terkuras hampir tidak berwarna.
6) Tutup sumbat kuras radiator dengan kencang.

1F-11
1

7) Lepaskan tutup reservoir (2) dan reservoir (1).


8) Keluarkan semua cairan, gosok dan bersihkan bagian dalam reservoir dengan sabun dan air.
Bilas reservoir dengan air bersih dan kuras. Pasang kembali reservoir.
9) Isi reservoir dengan coolant sampai tanda level “FULL” (3).
10) Pasang tutup reservoir (2) pada reservoir.
11) Isi radiator dengan coolant hingga ujung bawah leher pengisi radiator dan pasang tutup radiator, pastikan bahwa
telinga dari tepian tutup sejajar dengan radiator.
12) Hidupkan mesin pada putaran idle.
13) Hidupkan mesin sampai motor kipas radiator bekerja.
14) Matikan mesin dan tunggu sampai mesin menjadi dingin untuk menghindari bahaya terbakar.
15) Tambahkan coolant ke radiator hingga ujung bawah leher pengisi radiator, dan pasang tutup radiator, pastikan
bahwa telinga dari tepian tutup sejajar dengan radiator.
16) Ulangi Langkah 12) hingga 15).
17) Pastikan bahwa level coolant reservoir sampai pada tanda level “FULL” (3). Jika coolant tidak cukup, ulangi
Langkah 9) dan 10).

2
1

Melepas dan Memasang Pipa atau Selang Air Pendingin


Referensi: Komponen Sistem Pendingin [1F-9]
Referensi: Pemeriksaan Thermostat [1F-13]

Pelepasan
1) Kuras coolant.  [1F-11]
2) Untuk melepas pipa atau selang ini, kendurkan klem pada setiap selang dan tarik ujung selang.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan setiap klem dengan rapat dan dengan arah yang tepat.  [1F-9]

1F-12
• Isi ulang sistem pendingin dengan mengacu pada Langkah 7) hingga 17) dari Membersihkan dan Mengisi Ulang
Sistem Pendingin [1F-11] .

Melepas dan Memasang Thermostat


Pelepasan
1) Kuras coolant.  [1F-11]
2) Cabut konektor ECT Sensor.
3) Cabut selang masuk radiator dari tutup thermostat.
4) Lepas tutup thermostat dari kotak thermostat.

1
2

5) Lepas thermostat dari kotak thermostat.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Gunakan gasket baru ketika memasang.
• Isi ulang sistem pendingin dengan mengacu pada Langkah 7) hingga 17) dari Membersihkan dan Mengisi Ulang
Sistem Pendingin [1F-11] .
• Pastikan bahwa tidak ada kebocoran coolant pada setiap sambungan.

Pemeriksaan Thermostat
Referensi: Melepas dan Memasang Thermostat [1F-13]
• Periksa apakah air bleed valve (1) thermostat bersih.
• Pastikan bahwa dudukan valve (2) bebas dari benda asing yang akan membuat valve tidak bisa menempati
dudukan dengan rapat.

1 2

• Periksa gerakan wax pellet dengan cara berikut:


a. Celupkan thermostat (1) dalam air, dan panaskan air secara perlahan.
b. Pastikan bahwa valve mulai membuka pada suhu tertentu.

Suhu di mana valve mulai membuka


80.0 – 84,0 °C

Suhu di mana valve mulai terbuka sepenuhnya

1F-13
95 °C

Thermostat valve lift


Lebih dari 8 mm (0,3 in) pada 100 °C (212 °F)
Jika thermostat tidak terbuka seperti yang ditentukan di atas, atau tetap berada di suatu posisi, ganti thermostat. Unit
thermostat tersebut, jika digunakan kembali, akan menyebabkan kecenderungan terjadinya overcooling atau
overheating.

2. Termometer 3. Pemanas

Memeriksa Kipas Pendingin Radiator pada Kendaraan


1) Operasikan motor kipas pendingin radiator seperti berikut.
a) Sambungkan scan tool ke DLC (1) dengan kunci kontak pada posisi OFF.
b) Putar kunci kontak ke posisi ON, hapus DTC dan pilih mode “MISC TEST” pada scan tool.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

(A)

Acuan: kondisi pengoperasian motor kipas


Pengoperasian kecepatan tinggi (A): Suhu coolant mesin 102 °C
Pengoperasian kecepatan rendah (B): Suhu coolant mesin 96,8 °C
OFF (C): Suhu coolant mesin 94,5 °C
A

C
95 96.8 100 102 (°C)

2) Periksa pengoperasian kecepatan rendah dari kipas pendingin radiator seperti berikut.
1F-14
a) Sambungkan battery ke konektor motor kipas seperti ditunjukkan pada gambar.
b) Periksa apakah kipas pendingin radiator berputar dengan lancar.
Jika ditemukan ketidaknormalan, ganti motor kipas.
3) Periksa pengoperasian kecepatan tinggi dari kipas pendingin radiator seperti berikut.
a) Sambungkan battery ke konektor motor kipas seperti ditunjukkan pada gambar.
b) Periksa apakah kipas pendingin radiator berputar dengan lancar dan kecepatan putarannya lebih cepat dari
pengoperasian kecepatan rendah.
Jika ditemukan ketidaknormalan, ganti motor kipas.
[A] [B]

[A]: Pengoperasian [B]: Pengoperasian kecepatan


kecepatan rendah tinggi

Memeriksa Relay Kipas Pendingin Radiator


Lihat Memeriksa Relay Kontrol [10B-33] .

Melepas dan Memasang Kipas Pendingin Radiator Assy.


Referensi: Memeriksa Kipas Pendingin Radiator pada Kendaraan [1F-14]

Pelepasan
1) Lepaskan radiator (1).  [1F-16]
2) Lepas baut pemasangan kipas pendingin.
3) Lepas kipas pendingin radiator assy (2.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Isi ulang sistem pendingin dengan mengacu pada Langkah 7) hingga 17) dari Membersihkan dan Mengisi Ulang
Sistem Pendingin [1F-11] .
• Setelah pemasangan, pastikan bahwa tidak ada kebocoran coolant pada setiap sambungan.

1F-15
Memeriksa dan Membersihkan Radiator pada Kendaraan
Pemeriksaan
Periksa radiator untuk melihat kemungkinan kebocoran atau kerusakan. Luruskan sirip yang bengkok, jika ada.

Pembersihan
Bersihkan bagian depan bagian utama radiator.

Melepas dan Memasang Radiator


Referensi: Memeriksa dan Membersihkan Radiator pada Kendaraan [1F-16]

Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Kuras coolant.  [1F-11]
3) Lepas condenser assy A/C.  [7B-39]
4) Lepaskan selang masuk dan selang keluar dari radiator.
5) Lepas kipas pendingin assy.  [1F-15]
6) Lepaskan radiator dari kendaraan.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Isi ulang sistem pendingin dengan mengacu pada Langkah 7) hingga 17) dari Membersihkan dan Mengisi Ulang
Sistem Pendingin [1F-11] .
• Setelah pemasangan, pastikan bahwa tidak ada kebocoran coolant pada setiap sambungan.

Melepas dan Memasang Water Pump


Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Kuras coolant.
3) Lepas drive belt water pump / generator.  [1J-11]
4) Lepas pulley pompa air(2).
5) Lepaskan water pump assy. (1) dengan braket generator.

1F-16
1

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Water Pump [1F-18]
1) Berikan sealant ke permukaan water pump (1) yang berpasangan seperti tampak pada gambar.
“A”: Sealant tahan air 99000–31250 (SUZUKI Bond No.1207F)

“A”

“a”

“b”

“A”

“a”: 3 mm (0,12 in.) “b”: 2 mm (0,08 in.)

2) Pasang water pump assy. (1) dengan braket generator (3) ke blok silinder dan kencangkan baut serta mur sesuai
dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut dan mur water pump (a): 25 N·m (2.5 kg-m, 18.5 lb-ft)
3) Pasang pulley pompa air (2) dan kencangkan baut sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut pulley pompa air (b): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.5 lb-ft)
1 (a)

(b)
(a)

4) Pasang drive belt water pump / generator.  [1J-11]

1F-17
5) Isi ulang sistem pendingin dengan mengacu pada Langkah 7) hingga 17) dari Membersihkan dan Mengisi Ulang
Sistem Pendingin [1F-11] .
6) Hubungkan kabel negatif pada battery.
7) Periksa kemungkinan kebocoran pada tiap part.

Memeriksa Water Pump


Referensi: Melepas dan Memasang Water Pump [1F-16]

PERHATIAN:

Jangan membongkar water pump.


Jika pompa perlu diperbaiki, ganti pompa sebagai satu rangkaian.

Putar water pump dengan tangan untuk memeriksa kelancaran kerjanya. Jika pompa tidak berputar dengan lancar
atau timbul suara yang tidak normal, ganti pompa.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Part pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut dan mur water pump 25 2.5 18.5
Baut pulley pompa air 11 1.1 8.5
Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Sealant tahan air SUZUKI Bond No.1207F P/No.: 99000–31250

Special Tool

1F-18
SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Voltage
meter probe 6. Kotak
penyimpanan

1F-19
Mesin
Bab 1G

Sistem Bahan Bakar


K12M ......................................................................................................................................................................... 1G-3
Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 1G-3
Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Bahan Bakar ................................................................................... 1G-3
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 1G-4
Uraian Sistem Bahan Bakar.................................................................................................................................. 1G-4
Uraian Sistem Penyaluran Bahan Bakar .............................................................................................................. 1G-4
Uraian Fuel Pump ................................................................................................................................................. 1G-4
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................... 1G-5
Diagram Sistem Penyaluran Bahan Bakar ........................................................................................................... 1G-5
Informasi dan Prosedur Diagnosa........................................................................................................................ 1G-5
Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar..................................................................................................................... 1G-5
Pemeriksaan Operasi Pemutusan Bahan Bakar .................................................................................................. 1G-6
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 1G-7
Komponen Sistem Bahan Bakar ........................................................................................................................... 1G-7
Mencabut dan Menyambung Selang Bahan Bakar .............................................................................................. 1G-8
Prosedur Pelepasan Tekanan Bahan Bakar ....................................................................................................... 1G-10
Prosedur Pemeriksaan Kebocoran Bahan Bakar ................................................................................................1G-11
Pemeriksaan Saluran Bahan Bakar Pada Kendaraan.........................................................................................1G-11
Melepas dan Memasang Pipa Bahan Bakar........................................................................................................1G-11
Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar Pada Kendaraan ........................................................................................ 1G-12
Melepas dan Memasang Injektor Bahan Bakar .................................................................................................. 1G-13
Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar..................................................................................................................... 1G-14
Pemeriksaan Tutup Pengisian Bahan Bakar ...................................................................................................... 1G-17
Melepas dan Memasang Tangki Bahan Bakar.................................................................................................... 1G-18
Pemeriksaan Tangki Bahan Bakar ...................................................................................................................... 1G-20
Prosedur Pembersihan Tangki Bahan Bakar ...................................................................................................... 1G-21
Pemeriksaan Fuel Pump Pada Kendaraan......................................................................................................... 1G-21
Melepas dan Memasang Fuel Pump Assy.......................................................................................................... 1G-22
Pemeriksaan Fuel Pump..................................................................................................................................... 1G-23
Melepas dan Memeriksa Filter Bahan Bakar ...................................................................................................... 1G-24
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 1G-24
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 1G-24
Special Tool dan Peralatan .................................................................................................................................. 1G-25
Special Tool ......................................................................................................................................................... 1G-25

Z13DTJ.................................................................................................................................................................... 1G-26

1G-1
Tindakan Pencegahan ......................................................................................................................................... 1G-26
Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Bahan Bakar ................................................................................. 1G-26
Uraian Umum ........................................................................................................................................................ 1G-29
Uraian Sistem Bahan Bakar................................................................................................................................ 1G-29
Petunjuk Perbaikan .............................................................................................................................................. 1G-30
Mencabut dan Menyambung Selang Bahan Bakar ............................................................................................ 1G-30
Prosedur Pelepasan Tekanan Bahan Bakar ....................................................................................................... 1G-34
Prosedur Pemeriksaan Kebocoran Bahan Bakar ............................................................................................... 1G-34
Pengurasan Air pada Filter Bahan Bakar............................................................................................................ 1G-34
Pelepasan Udara dari Sistem Bahan Bakar ....................................................................................................... 1G-35
Komponen Sistem Bahan Bakar ......................................................................................................................... 1G-35
Melepas dan Memasang Pipa Bertekanan Tinggi .............................................................................................. 1G-38
Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar Pada Kendaraan ........................................................................................ 1G-41
Melepas dan Memasang Injektor Bahan Bakar .................................................................................................. 1G-41
Melepas dan Memasang Common Rail .............................................................................................................. 1G-44
Melepas dan Memasang Pompa Bertekanan Tinggi .......................................................................................... 1G-46
Melepas dan Memasang Sensor Tekanan Bahan Bakar.................................................................................... 1G-48
Memeriksa Regulator Tekanan Bahan Bakar ..................................................................................................... 1G-48
Memeriksa Saluran dan Sambungan Bahan Bakar............................................................................................ 1G-49
Melepas dan Memasang Pipa Bahan Bakar....................................................................................................... 1G-49
Pemeriksaan Tutup Pengisian Bahan Bakar ...................................................................................................... 1G-51
Pemeriksaan Tangki Bahan Bakar Pada Kendaraan.......................................................................................... 1G-51
Melepas dan Memasang Tangki Bahan Bakar.................................................................................................... 1G-52
Pemeriksaan Tangki Bahan Bakar ...................................................................................................................... 1G-55
Prosedur Pembersihan Tangki Bahan Bakar ...................................................................................................... 1G-56
Pemeriksaan Fuel Pump Pada Kendaraan......................................................................................................... 1G-56
Melepas dan Memasang Fuel Pump Assy.......................................................................................................... 1G-57
Pemeriksaan Fuel Pump..................................................................................................................................... 1G-58
Pemeriksaan Sensor Ketinggian Bahan Bakar................................................................................................... 1G-58
Melepas dan Memasang Elemen Filter Bahan Bakar......................................................................................... 1G-59
Melepas dan Memasang Filter Bahan Bakar Assy. ............................................................................................ 1G-61
Melepas dan Memasang Sensor Suhu Bahan Bakar ......................................................................................... 1G-61
Pemeriksaan Sensor Suhu Bahan Bakar ........................................................................................................... 1G-61
Pemeriksaan Sensor Deteksi Air Filter Bahan Bakar.......................................................................................... 1G-62
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 1G-62
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 1G-62
Special Tool dan Peralatan .................................................................................................................................. 1G-63
Special Tool ......................................................................................................................................................... 1G-63

1G-2
K12M

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Bahan Bakar
PERINGATAN:

Sebelum mencoba menjalankan jenis servis apa pun pada sistem bahan bakar, hal berikut ini harus selalu
diamati untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.
• Lepas kabel negatif pada battery.
• Jangan merokok, dan pasang tanda dilarang merokok dekat area kerja.
• Pastikan Anda memiliki pemadam api CO 2 ringan.
• Pastikan untuk melakukan pekerjaan di area yang berventilasi baik dan jauh dari sumber api terbuka
(seperti gas pemanas).
• Gunakan kacamata pelindung.
• Untuk melepaskan tekanan uap bahan bakar dalam tangki bahan bakar, lepaskan tutup pengisian bahan
bakar dari leher pengisi bahan bakar kemudian pasang kembali.
• Karena saluran masuk bahan bakar masih memiliki tekanan yang tinggi bahkan setelah mematikan mesin,
mengendurkan atau mencabut saluran masuk bahan bakar secara langsung dapat menyebabkan
semburan bahan bakar yang berbahaya. Sebelum mengendurkan atau mencabut saluran masuk bahan
bakar, pastikan untuk melepaskan tekanan bahan bakar terlebih dahulu.  [1G-10]
• Sedikit bahan bakar mungkin keluar saat saluran bahan bakar dicabut. Untuk mengurangi risiko cedera,
tutup sambungan yang akan dicabut dengan kain. Pastikan agar kain itu disimpan di wadah yang sesuai
setelah mencabut.
• Jangan menjalankan kerja servis saat mesin dan sistem gas buang masih panas.
• Ketahuilah bahwa koneksi selang bahan bakar berbeda sesuai masing-masing jenis pipa. Pastikan untuk
menyambung dan mengklem setiap selang dengan benar.  [1G-8]
Setelah menyambung, pastikan agar selang tidak terpuntir atau terbelit.
• Saat memasang injektor atau pipa masuk bahan bakar, lumasi O-ring dengan bensin.
• Saat melakukan servis pada tangki bahan bakar, maka tangki harus ditangani dengan hati-hati, jangan
menyentuh tepian tajam atau permukaan yang panas. Selain itu, tangki bahan bakar tidak boleh jatuh
karena tangki bahan bakar, fuel pump dan komponen lain bisa rusak karena benturan. Jika terjatuh,
semua komponen harus diganti karena ada risiko kerusakan.
• Tangki bahan bakar terbuat dari resin.
Pastikan tidak ada pelarut (bahan kimia seperti gemuk dan sealant) yang menempel pada tangki bahan
bakar karena mungkin terjadi reaksi kimia, yang menyebabkan tangki bahan bakar menggelembung,
mengeras atau rusak bentuknya sehingga menyebabkan kebocoran bahan bakar dari tangki bahan bakar.

1G-3
Uraian Umum
Uraian Sistem Bahan Bakar
PERHATIAN:

Mesin ini hanya menggunakan bahan bakar tanpa timbal.


Bahan bakar bertimbal dan/atau bertimbal rendah dapat menyebabkan kerusakan mesin dan mengurangi
efektivitas sistem kontrol emisi.

Komponen utama sistem bahan bakar adalah tangki bahan bakar, fuel pump assy (dengan filter bahan bakar,
pengukur ketinggian bahan bakar, regulator tekanan bahan bakar), saluran masuk bahan bakar, dan saluran uap
bahan bakar.
Untuk rincian mengenai aliran bahan bakar, lihat Diagram Sistem Penyaluran Bahan Bakar [1G-5] .

Uraian Sistem Penyaluran Bahan Bakar


Sistem penyaluran bahan bakar terdiri atas tangki bahan bakar, fuel pump assy, pipa penyalur, injektor dan saluran
masuk bahan bakar.
Bahan bakar dalam tangki bahan bakar dipompa keluar oleh fuel pump, disalurkan ke pipa penyalur dan diinjeksikan
oleh injektor.
Karena fuel pump assy dilengkapi dengan filter bahan bakar terpasang dan regulator tekanan bahan bakar, maka
bahan bakar disaring dan tekanannya diatur sebelum dikirim ke pipa masuk.
Kelebihan bahan bakar pada proses pengaturan tekanan bahan bakar akan dikembalikan ke tangki bahan bakar.
Selain itu, uap bahan bakar yang dihasilkan dalam tangki bahan bakar dialirkan melalui saluran uap bahan bakar ke
EVAP canister.
Untuk diagram sistem, baca Diagram Sistem Penyaluran Bahan Bakar [1G-5] .

Uraian Fuel Pump


Fuel pump assy adalah pompa elektrik tipe di dalam tangki. Rakitan pompa tersebut terdiri atas; regulator tekanan
bahan bakar (8), sensor ketinggian bahan bakar (6).

3
2
1

8
6

1. Pipa balik bahan bakar 4. Pipa pernafasan


2. Pipa masuk bahan bakar 5. Cut valve bahan bakar
3. Pipa uap bahan bakar 7. Filter fuel pump

1G-4
Skema dan Diagram
Diagram Sistem Penyaluran Bahan Bakar
1 11

13 12
2
3
6

9
7 8

10

1. EVAP canister purge valve 5. Injektor bahan bakar 9. Fuel pump assy 13. EVAP canister
2. Intake manifold 6. Filter bahan bakar 10. Tangki bahan bakar
3. Saluran masuk bahan bakar 7. Sensor ketinggian bahan bakar 11. Saluran uap bahan bakar
4. Pipa penyalur bahan bakar 8. Regulator tekanan bahan bakar 12. Saluran balik bahan bakar

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar
PERINGATAN:

Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.

1) Lepaskan tekanan bahan bakar dalam saluran masuk bahan bakar.  [1G-10]
2) Cabut selang masuk bahan bakar dari pipa penyalur bahan bakar.
3) Sambungkan special tool dan selang antara selang masuk bahan bakar (1) dan pipa penyalur bahan bakar
seperti ditunjukkan pada gambar, dan klem selang dengan erat untuk memastikan tidak ada kebocoran selama
pemeriksaan.

Special Tool
(A): 09912M58442
(B): 09912M58432
(C): 09912M58490

(A)

(B)

(C)

1G-5
4) Pastikan voltase battery adalah 11 V atau lebih.
5) Ukur tekanan bahan bakar sebagai berikut.
Jika tekanan yang terukur tidak sesuai dengan spesifikasi, periksa setiap kemungkinan adanya part yang rusak.
Ganti part jika rusak.
a) Putar kunci kontak ke posisi ON untuk mengoperasikan fuel pump dan setelah 2 detik, putar ke posisi OFF.
Ulangi hal ini 3 atau 4 kali, lalu periksa tekanan bahan bakar.

Spesifikasi tekanan bahan bakar


Saat fuel pump beroperasi dan mesin berhenti: 375 – 385 kPa (3,8 – 3,9 kgf/cm 2 , 54,3 – 55,8 psi)
6) Setelah memeriksa tekanan bahan bakar, lepaskan fuel pressure gauge.

PERINGATAN:

• Karena saluran masuk bahan bakar masih bertekanan bahan bakar tinggi, pastikan Anda melepas
tekanan bahan bakar sesuai dengan prosedur berikut.
• Letakkan kontainer bahan bakar di bawah sambungan.
• Tutupi sambungan dengan kain (1) dan longgarkan mur sambungan perlahan untuk melepaskan
tekanan bahan bakar sedikit demi sedikit.

7) Lepaskan special tool dari pipa penyalur bahan bakar dan selang masuk bahan bakar.
8) Sambungkan selang masuk bahan bakar ke pipa penyalur bahan bakar dan klem dengan kuat.
9) Saat mesin OFF dan kunci kontak pada posisi ON, periksa adanya kebocoran bahan bakar.

Pemeriksaan Operasi Pemutusan Bahan Bakar


CATATAN:
Sebelum memeriksa, pastikan bahwa tuas persneling berada pada posisi netral, A/C pada posisi OFF dan
tuas rem tangan ditarik ke atas.

1) Panaskan mesin hingga suhu pengoperasian normal.


2) Sambil mendengarkan suara injektor (2) menggunakan sound scope (1) atau alat sejenis, naikkan putaran mesin
hingga lebih tinggi dari 3.000 r/menit.

1G-6
3) Pastikan bahwa suara pengoperasian injektor berhenti saat throttle valve ditutup dengan cepat dan terdengar
lagi saat putaran mesin dikurangi hingga sekitar 2.000 r/min atau kurang.

Petunjuk Perbaikan
Komponen Sistem Bahan Bakar
5

13

10

22
1

4
8
3
15

1
INTK PLATE

9
18

20 7

16

17

14

1. Tangki bahan 10. 19. Baut, lock plate fuel


Lock plate fuel pump
bakar pump
2. Fuel pump assy 11. Baut tangki bahan bakar 20. Ke EVAP canister
3. Selang pernafasan 12. 21. Sambungan cepat (fuel
Gasket fuel pump
pump)
4. Selang pengisi 13. 22.
Leher pengisian bahan bakar Ke intake manifold
tangki bahan bakar

1G-7
5. Tutup pengisian 14. : 45 N·m (4,6 kgf-m, 33,5
Pipa penyalur bahan bakar
bahan bakar lbf-ft)
6. Saluran masuk 15. : 25 N·m (2,5 kgf-m, 18,5
Baut pipa penyalur bahan bakar
bahan bakar lbf-ft)
7. Saluran uap bahan 16. : 10 N·m (1,0 kgf-m, 0,75
Injektor bahan bakar
bakar lbf-ft)
8. Regulator tekanan 17. : 11 N·m (1,1 kgf-m, 0,81
Cushion injeksi
bahan bakar lbf-ft)
9. Belt tangki bahan 18. : Jangan digunakan
Insulator pipa penyalur bahan bakar
bakar kembali.

Mencabut dan Menyambung Selang Bahan Bakar


PERINGATAN:

Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.

Untuk Koneksi Selain Sambungan Cepat


• Klem di sekeliling tangki bahan bakar

CATATAN:
Pastikan untuk memasang selang di bagian spool pipa dengan erat.

1G-8
1. Pipa 5. Arah kiri kendaraan “d”: 30 mm (1,18 in.)
2. Selang “a”: 3 – 7 mm (0,12 – 7,11 mm.) “e”: 38 mm (1,50 in.)
3. Klem “b”: 5 – 12 mm (0,20 – 11,94 mm.) : 1,5 N·m (0,15 kgf-m, 1,5 lbf-ft)
4. Sekrup klem selang pengisi bahan bakar “c”: 33 mm (1,30 in.)

Klem di tempat selain di sekeliling tangki bahan bakar

1G-9
[A]: Pada pipa yang pendek, pasang selang hingga
menyentuh sambungan pipa seperti ditunjukkan.
[B]: Pada pipa tipe berikut, pasang selang hingga ke
sekeliling bagian yang menonjol seperti
ditunjukkan.
“a”: 3 – 7 mm (0,12 – 0,28 in.)
4. Tanda merah

Untuk Sambungan Cepat

Mencabut
1) Bersihkan lumpur, debu dan/atau benda asing di antara pipa (1) dan sambungan cepat (pipa bahan bakar) (2)
dengan menghembuskan udara bertekanan.
2) Buka kunci sambungan dengan menyisipkan special tool antara pipa dan sambungan cepat.

Special Tool
(A): 09919M47020
3) Cabut sambungan cepat dari pipa.
1
2 (A)

2
1

Menyambungkan kembali
Masukkan sambungan cepat (pipa bahan bakar) ke pipa bahan bakar hingga terkunci rapat (terdengar suara klik),
dan pastikan bahwa sambungan cepat (pipa bahan bakar) tidak dapat dicabut dengan tangan.

Prosedur Pelepasan Tekanan Bahan Bakar


PERHATIAN:

Pekerjaan ini tidak boleh dilakukan saat mesin masih panas. Jika dilakukan, dapat mengakibatkan efek tidak
baik pada katalis.

CATATAN:
Jika ECM mendeteksi DTC setelah melakukan servis, hapus DTC.  [1A-36]

1) Pastikan bahwa mesin telah dingin.


2) Pindahkan tuas persneling transaxle ke posisi “Netral”, tarik rem tangan dan ganjal roda penggerak.
3) Lepaskan relay / cover kotak sekring .
4) Lepaskan relay fuel pump (1) dari kotak relay / sekring (2).
5) Lepaskan tutup pengisi bahan bakar untuk melepaskan tekanan uap bahan bakar dalam tangki bahan bakar,
kemudian pasang lagi.

1G-10
6) Nyalakan mesin dan jalankan hingga mesin berhenti karena kehabisan bahan bakar. Ulangi melakukan cranking
mesin hingga 2 – 3 kali selama sekitar 3 detik setiap kalinya untuk melepaskan tekanan bahan bakar dalam
saluran. Koneksi bahan bakar sekarang aman untuk diservis.
7) Setelah melakukan servis, pasang relay fuel pump (1) ke kotak relay / kotak sekring dan pasang cover kotak
relay / sekring.

Prosedur Pemeriksaan Kebocoran Bahan Bakar


Setelah menjalankan servis apa pun pada sistem bahan bakar, pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran bahan
bakar sebagai berikut.
1) Putar kunci kontak ke posisi ON selama 3 detik (untuk mengoperasikan fuel pump), lalu putar ke posisi OFF.
Ulangi hal ini (ON dan OFF) 3 atau 4 kali dan berikan tekanan bahan bakar ke saluran bahan bakar hingga
tekanan bahan bakar dapat dirasakan dengan tangan yang diletakkan di atas selang masuk bahan bakar.
2) Pastikan bahwa tidak ada kebocoran bahan bakar dari part apa pun di sistem bahan bakar.

Pemeriksaan Saluran Bahan Bakar Pada Kendaraan


PERHATIAN:

Karena saluran masuk bahan bakar (1) bertekanan tinggi, maka berhati-hatilah saat melakukan servis.

Periksa saluran bahan bakar secara visual untuk mencari tanda kebocoran bahan bakar, retakan selang, dan
penurunan fungsi atau kerusakan.
Pastikan semua klem rapat.
Ganti part jika diperlukan.
1

Melepas dan Memasang Pipa Bahan Bakar


PERINGATAN:

Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.

1G-11
Pelepasan
1) Lepaskan tekanan bahan bakar dalam saluran masuk bahan bakar.  [1G-10]
2) Lepas kabel negatif pada battery.
3) Cabut selang bahan bakar (3) dari pipa bahan bakar (2) di depan dan belakang setiap pipa bahan bakar.  [1G-
8]
4) Tandai lokasi klem (1) pada pipa bahan bakar (2), sehingga klem dapat dipasang kembali ke tempatnya semula.
5) Lepaskan klem (1) dari bodi kendaraan, pipa bahan bakar dan pipa rem.

PERHATIAN:

Hati-hati jangan sampai membengkokkan dan merusak pipa bahan bakar dan pipa rem saat melepas klem.

6) Lepaskan pipa bahan bakar (2).


3 2

Pemasangan
1) Pasang klem di tempat yang telah ditandai pada pipa. Jika klem berubah bentuk, kakinya bengkok atau rusak,
ganti dengan yang baru.
2) Pasang pipa dengan klemnya pada kendaraan.
3) Sambungkan selang dan pipa bahan bakar ke tiap pipa.  [1G-8]
4) Hubungkan kabel negatif pada battery.
5) Saat mesin OFF, putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa apa ada kebocoran bahan bakar.

Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar Pada Kendaraan


1) Menggunakan sound scope (1) atau yang sejenis, periksa suara pengoperasian injektor (2) saat mesin hidup
atau cranking.
Siklus suara pengoperasian harus berbeda menurut putaran mesin.
Jika tidak ada suara atau terdengar suara aneh, periksa sirkuit injektor (kabel atau soket) atau injektor.

2) Cabut konektor (1) dari injektor, sambungkan ohmmeter antara terminal injektor dan periksa resistannya.
Jika resistan berada jauh di luar nilai referensi, ganti.

Resistan referensi injektor bahan bakar

1G-12
12.0 Ω pada suhu 20 °C, 68 °F

3) Sambungkan konektor ke injektor dengan rapat.

Melepas dan Memasang Injektor Bahan Bakar


PERINGATAN:

Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.

Pelepasan
1) Lepaskan tekanan bahan bakar.  [1G-10]
2) Lepas kabel negatif pada battery.
3) Lepaskan filter udara.  [1D-10]
4) Cabut konektor injektor bahan bakar.
5) Cabut selang masuk bahan bakar (4) dari pipa penyalur bahan bakar (1).
6) Lepaskan mur pipa penyalur bahan bakar (2).
7) Lepaskan injektor bahan bakar (3).
2

3
4

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Ganti O-ring injektor (1) dan cushion (2) dengan yang baru secara hati-hati agar tidak merusaknya.
• Oleskan sedikit bahan bakar ke O-ring (1), kemudian pasang injektor (3) ke dalam pipa penyalur (4) dan cylinder
head.

1G-13
Pastikan bahwa injektor berputar dengan lancar (6). Jika tidak, penyebabnya mungkin adalah pemasangan O-
ring yang salah. Ganti O-ring dengan yang baru.
• Kencangkan mur pipa penyalur (5) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan dan pastikan bahwa
injektor berputar dengan lancar.

Momen pengencangan
Mur pipa penyalur bahan bakar (a): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)

• Setelah pemasangan, saat mesin dalam posisi OFF dan kunci kontak pada posisi ON, periksa apa ada
kebocoran bahan bakar di sekitar koneksi saluran bahan bakar.

Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar


PERINGATAN:

• Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.
• Letakkan injektor dan battery sejauh mungkin untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera diri saat
menghubungkan/memutuskan harness tes ke/dari battery.

1) Lepaskan tekanan bahan bakar.  [1G-10]


2) Cabut selang masuk bahan bakar dari pipa penyalur bahan bakar.
3) Setel special tool seperti berikut.

1G-14
Special Tool
(A): 09912M58421
(B): 09912M57610
(C): 09930M86310
a) Pasang washer (1) (diameter dalam 13,5 – 14,5 mm (0,531 – 0,570 in.)) ke injektor (2), kemudian pasang
injektor ke special tool (A).
b) Sambungkan special tool (C) ke injektor.
c) Pasang special tool (B) ke special tool (A).
d) Sambungkan selang masuk bahan bakar ke special tool (A).
(B)

(A)

2 (C)

(A)

4) Pasang tabung vinyl yang sesuai pada nozzle injektor untuk mencegah bahan bakar terpancar keluar saat
menginjeksi.
5) Letakkan graduated cylinder di bawah injektor.
6) Operasikan fuel pump dan berikan tekanan bahan bakar ke injektor seperti berikut:
Saat menggunakan scan tool:
a) Sambungkan scan tool ke DLC (1) dengan kunci kontak pada posisi OFF.
b) Putar kunci kontak ke posisi ON, hapus DTC dan pilih mode “MISC TEST” pada scan tool.
c) Putar fuel pump ke posisi ON menggunakan scan tool.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

(A)

1G-15
Saat tidak menggunakan scan tool:
a) Lepaskan relay fuel pump dari konektor.
b) Hubungkan dua terminal konektor relay menggunakan kabel servis (1) seperti ditunjukkan dalam gambar.

PERHATIAN:

Periksa untuk memastikan bahwa koneksi telah dibuat di antara terminal yang benar. Koneksi yang
salah dapat menyebabkan kerusakan ECM, kabel harness, dll.

c) Putar kunci kontak ke posisi ON.

7) Berikan voltase battery ke injektor (1) selama 15 detik dan ukur volume bahan bakar yang diinjeksikan dengan
graduated cylinder. Tes tiap injektor dua atau tiga kali. Jika volume yang diinjeksikan berada jauh di luar nilai
referensi, ganti injektor.

Referensi volume bahan bakar yang diinjeksi


49 – 51 cm 3/15 dtk.
8) Periksa apakah ada kebocoran bahan bakar dari nozzle injektor. Jangan operasikan injektor untuk pemeriksaan
ini (tapi fuel pump harus dioperasikan). Jika bahan bakar bocor (1) lebih dari spesifikasi berikut ini, ganti.

Kebocoran bahan bakar


Kurang dari 1 tetes/menit.

9) Lepaskan injektor (1) dari special tool (A) dan lepaskan special tool (C) dari injektor.

1G-16
PERINGATAN:

Karena saluran masuk bahan bakar masih bertekanan tinggi bahkan setelah pemeriksaan, melepas
injektor secara langsung dapat menyebabkan semburan bahan bakar yang berbahaya. Sebelum melepas
injektor, pastikan untuk melepaskan tekanan bahan bakar sebagai berikut.
1. Stop pengoperasian fuel pump.
2. Letakkan graduated cylinder di bawah injektor.
3. Berikan voltase battery ke injektor hingga injektor tidak lagi menginjeksikan bahan bakar.

10) Jalankan Langkah 3) hingga 9) pada tiap injektor untuk mendapatkan 4 pembacaan.
11) Setelah memeriksa, cabut selang masuk bahan bakar dari special tool (A) dan lepaskan special tool (C).
12) Sambungkan selang masuk bahan bakar ke pipa penyalur.

Special Tool
(A): 09912M58421
(B): 09912M57610
(C): 09930M86310
(B)

(A)

1 (C)

(A)

Pemeriksaan Tutup Pengisian Bahan Bakar


PERINGATAN:

Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.

Lepaskan tutup (1), dan periksa gasket apakah mengalami goresan merata pada leher pengisi, dan penurunan
fungsi atau kerusakan. Jika gasket (2) rusak, ganti tutup.

CATATAN:
Jika tutup perlu diganti, hanya gunakan tutup dengan spesifikasi yang sama. Kelalaian dalam menggunakan
tutup yang benar dapat mengakibatkan kebakaran dan cedera.

1G-17
Melepas dan Memasang Tangki Bahan Bakar
PERINGATAN:

Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.

Pelepasan
1) Lepaskan tekanan bahan bakar dalam saluran masuk bahan bakar.  [1G-10]
2) Lepas kabel negatif pada battery.
3) Lepaskan tutup pengisi bahan bakar.
4) Masukkan selang pompa yang dioperasikan dengan tangan ke dalam selang pengisi bahan bakar (1) dan kuras
bahan bakar di ruang “A” seperti ditunjukkan dalam gambar.

PERHATIAN:

Jangan memaksa selang pompa masuk dalam tangki bahan bakar.

5) Angkat kendaraan, dan lepas klem (2), selang pengisi bahan bakar (1) dan selang pernafasan (3) dari leher
pengisian bahan bakar.

6) Lepaskan pipa pembuangan tengah.  [1K-5]


7) Kuras tangki bahan bakar dengan memompa bahan bakar keluar melalui pengisi tangki bahan bakar.
Gunakan perangkat pompa yang dioperasikan dengan tangan untuk menguras tangki bahan bakar.

1G-18
PERHATIAN:

Jangan sekali-kali menyimpan bahan bakar dalam kontainer terbuka karena dapat terbakar atau meledak.

8) Cabut joint pipa bahan bakar dan selang bahan bakar (1) dari pipa bahan bakar (2).  [1G-8]
1 2

9) Tahan tangki bahan bakar (1) dengan dongkrak (2) dan lepaskan baut pemasangannya.

1
2

10) Turunkan sedikit tangki bahan bakar untuk mencabut kabel harness pada konektor (1), kemudian lepaskan
tangki bahan bakar.

Pemasangan

PERHATIAN:

• Saat menghubungkan sambungan, bersihkan permukaan luar pipa dimana sambungan akan dimasukkan,
dorong sambungan ke dalam pipa hingga kunci sambungan berbunyi klik dan pastikan bahwa pipa
tersambung dengan kuat, jika tidak bisa terjadi kebocoran bahan bakar.
• Jangan pernah membiarkan selang bahan bakar menyentuh harness sensor ABS.

1) Naikkan tangki bahan bakar (1) dengan dongkrak (2), dan sambungkan konektor fuel pump lalu klem kabel
harness.
2) Pasang tangki bahan bakar ke kendaraan.

Momen pengencangan
Baut tangki bahan bakar (a): 45 N·m (4,6 kg-m, 33,5 lb-ft)

1G-19
2

(a)
(a)

3) Sambungkan selang pengisi bahan bakar (1) dan selang pernafasan (2) ke leher pengisi (3) seperti ditunjukkan
dalam gambar, dan klem dengan erat.

Momen pengencangan
Klem selang pengisi bahan bakar (a): 1,5 N·m (0,15 kg-m, 1,3 lb-ft)

(a)

4) Sambungkan selang pengisi bahan bakar (1) dan selang uap (2) ke setiap pipa seperti ditunjukkan dalam
gambar, dan klem dengan erat.
2
1

5) Pasang pipa pembuangan tengah.  [1K-5]


6) Hubungkan kabel negatif pada battery.
7) Saat mesin OFF, putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa apa ada kebocoran bahan bakar.

Pemeriksaan Tangki Bahan Bakar


Setelah melepas tangki bahan bakar, periksa adanya kebocoran, kelonggaran sambungan, penurunan fungsi dan
kerusakan pada berbagai selang dan pipa yang tersambung ke tangki bahan bakar. Periksa juga gasket fuel pump
assy. terhadap adanya kebocoran, periksa tangki bahan bakar secara visual terhadap adanya kebocoran dan
kerusakan.
Ganti semua part yang rusak atau mengalami penurunan fungsi.

1G-20
Prosedur Pembersihan Tangki Bahan Bakar
PERINGATAN:

• Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.
• Prosedur pembersihan ini tidak akan membuang semua uap bahan bakar.
Jangan mencoba memperbaiki tangki menggunakan panas atau api karena dapat menimbulkan ledakan
yang mengakibatkan cedera.

PERHATIAN:

Jangan biarkan ada sisa air dalam tangki bahan bakar setelah mencuci, atau bagian dalam tangki akan
mengalami korosi.

1) Setelah melepas tangki bahan bakar, lepaskan semua selang, pipa dan fuel pump assy. dari tangki bahan bakar.
2) Kuras semua sisa bahan bakar dari tangki.
3) Letakkan tangki bahan bakar di area pembilasan.
4) Isi tangki dengan air hangat atau air keran, dan goncangkan dengan kuat lalu kuras. Ulangi proses ini hingga
bagian dalam tangki bersih.
5) Keluarkan seluruh sisa air setelah mencuci.
6) Pastikan untuk sepenuhnya mengeringkan rakitan tangki bahan bakar di bawah sinar matahari setelah mencuci.

Pemeriksaan Fuel Pump Pada Kendaraan


PERINGATAN:

Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.

CATATAN:
Regulator tekanan bahan bakar digabungkan dengan fuel pump assy, jadi tidak bisa diperiksa sendiri-sendiri.

1) Lepaskan tutup pengisi dan putar kunci kontak (2) ke posisi ON. Setelah itu, suara pengoperasian fuel pump
harus terdengar dari pengisi bahan bakar (1) selama sekitar 2 detik lalu berhenti. Pastikan untuk memasang
kembali tutup pengisi bahan bakar setelah pemeriksaan.
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, ganti fuel pump.

1G-21
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan biarkan begitu selama lebih dari 10 menit.
3) Tekanan bahan bakar harus dapat dirasakan pada selang masuk bahan bakar (1) selama sekitar 2 detik setelah
kunci kontak diputar ke posisi ON.
Jika tekanan bahan bakar tidak terasa, lihat Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar [1G-5] .

Melepas dan Memasang Fuel Pump Assy


PERINGATAN:

Sebelum menjalankan prosedur berikut ini, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sistem Bahan Bakar [1G-3] untuk mengurangi risiko kebakaran dan cedera.

PERHATIAN:

Jangan pernah membongkar fuel pump assy. kecuali sensor ketinggian bahan bakar. Pembongkaran akan
merusak kinerja aslinya. Jika ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru.

Pelepasan
1) Lepaskan tangki bahan bakar dari kendaraan.  [1G-18]
2) Cabut pipa masuk bahan bakar (1) dan pipa balik bahan bakar (3) dari fuel pump assy. (2).  [1G-8]

3) Lepaskan fuel pump assy. (1) dari tangki bahan bakar (2).

1G-22
Pemasangan

PERHATIAN:

Saat menghubungkan sambungan, bersihkan permukaan luar pipa dimana sambungan akan dimasukkan,
dorong sambungan ke dalam pipa hingga kunci sambungan berbunyi klik dan pastikan bahwa pipa
tersambung dengan kuat, jika tidak bisa terjadi kebocoran bahan bakar.

1) Bersihkan permukaan berpasangan pada fuel pump assy. dan tangki bahan bakar.
2) Pasang pelat (2) pada fuel pump assy. (1) dengan memasangkan tonjolan pada fuel pump assy. (3) ke lubang
pelat (4) seperti yang ditunjukkan.

3) Pasang gasket baru (2) dan fuel pump assy. (1) beserta pelat (3) ke tangki bahan bakar (4)

4) Sambungkan pipa masuk bahan bakar (1) dan pipa balik bahan bakar (3) ke fuel pump assy. (2).  [1G-8]

Momen pengencangan
Baut fuel pump assy. (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,0 lb-ft)

5) Pasang tangki bahan bakar ke kendaraan.  [1G-18]

Pemeriksaan Fuel Pump


• Periksa apakah fuel pump assy mengalami kerusakan.
• Periksa filter isap bahan bakar apakah terdapat kotoran dan kontaminasi.
Jika ada, ganti atau bersihkan dan periksa apakah ada kotoran dalam tangki bahan bakar.
• Untuk sirkuit listrik, lihat  [9A-60] .
• Pastikan bahwa resistan antara terminal “a” dan “b” pada sensor ketinggian bahan bakar berubah sesuai posisi
pelampung.
• Periksa resistan antara terminal “a” dan “b” pada tiap posisi pelampung berikut.
Jika nilai yang terukur tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti fuel pump.

Spesifikasi sensor ketinggian bahan bakar

1G-23
Posisi Pelampung Resistan (Ω)
Di atas penuh “c” 26,2 mm 40 ± 1
Di bawah penuh “d” 166 mm 280 ± 3

“a” “b” 1

“c”

2 “d”

1. Fuel pump
2. Pelampung

Melepas dan Memeriksa Filter Bahan Bakar


Pelepasan
1) Lepaskan tekanan bahan bakar dalam saluran masuk bahan bakar sesuai dengan
2) Lepas kabel negatif pada battery.
3) Cabut selang filter bahan bakar (1) dari pipa bahan bakar.
4) Lepaskan filter bahan bakar (2) dari bodi.

Pemasangan
1) Pasang filter bahan bakar ke bodi.
2) Sambungkan selang filter bahan bakar ke pipa bahan bakar.
3) Hubungkan kabel negatif pada battery.
4) Saat mesin OFF, putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa apa ada kebocoran bahan bakar.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur pipa penyalur bahan bakar 25 2.5 18.5
Baut tangki bahan bakar 45 4.6 33.5
Klem selang pengisi bahan bakar 1.5 0.15 1.3
Baut fuel pump assy. 11 1.1 8.0

CATATAN:
Spesifikasi momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Sistem Bahan Bakar [1G-7]

1G-24
Mencabut dan Menyambung Selang Bahan Bakar [1G-8]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Peralatan


Special Tool
09912M57610 09912M58421
Pelat alat pemeriksa injektor Paket alat pemeriksa
Kit ini terdiri dari item-item
berikut. 1. Bodi alat dan
washer, 2. Sumbat bodi, 3.
Attachment bodi-1, 4.
Holder, 5. Selang balik dan
klem, 6. Attachment bodi-2
dan washer, 7. Attachment
selang-1, 8. Attachment
selang-2
09912M58432 09912M58442
Fuel pressure gauge hose Fuel pressure gauge
Alat ini disertakan dalam Alat ini disertakan dalam
paket fuel pressure gauge paket fuel pressure gauge
(09912-58413). (09912-58413).

09912M58490 09919M47020
3-way joint & hose Quick joint remover

09930M86310 SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2
Harness tes injektor —
4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Voltage
meter probe 6. Kotak
penyimpanan

1G-25
Engine
Bab 1H

Sistem Pengapian
K12M ......................................................................................................................................................................... 1H-2
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 1H-2
Konstruksi Sistem Pengapian ............................................................................................................................... 1H-2
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................... 1H-3
Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Pengapian...................................................................................................... 1H-3
Lokasi Komponen .................................................................................................................................................. 1H-4
Lokasi Komponen Sistem Pengapian ................................................................................................................... 1H-4
Informasi dan Prosedur Diagnosa........................................................................................................................ 1H-4
Pemeriksaan Sistem Pengapian ........................................................................................................................... 1H-4
Tes Percikan.......................................................................................................................................................... 1H-5
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 1H-6
Pelepasan dan Pemasangan Busi ........................................................................................................................ 1H-6
Pemeriksaan Busi ................................................................................................................................................. 1H-6
Melepas dan Memasang Ignition Coil Assy .......................................................................................................... 1H-6
Pemeriksaan Ignition Coil Assy............................................................................................................................. 1H-7
Pemeriksaan Waktu Pengapian ............................................................................................................................ 1H-7
Spesifikasi............................................................................................................................................................... 1H-9
Spesifikasi Momen Pengencangan ....................................................................................................................... 1H-9
Special Tool dan Peralatan .................................................................................................................................... 1H-9
Special Tool ........................................................................................................................................................... 1H-9

1H-1
K12M

Uraian Umum
Konstruksi Sistem Pengapian
Sistem pengapian merupakan sistem pengapian elektronik. Sistem ini terdiri dari part-part yang diterangkan berikut
ini.
• ECM
ECM memonitor mesin dan kondisi kendaraan dengan sinyal dari sensor, menentukan waktu pengapian terbaik
dan waktu pengapian serta mengirimkan sinyal ke ignition coil assy.
• Ignition coil assy
Ignition coil assy. meng-HIDUP-kan dan me-MATI-kan aliran arus ke primary coil sesuai dengan sinyal dari ECM.
Saat arus yang mengalir ke primary coil di-MATI-kan, tegangan tinggi terinduksi di secondary coil.
Satu ignition coil diperuntukkan bagi pengapian pada satu silinder saja.
• Busi
• Sensor CMP (Sensor posisi camshaft) dan sensor CKP (Sensor posisi crankshaft)
Menggunakan sinyal dari sensor ini, ECM menentukan silinder mana yang pistonnya berada dalam langkah
kompresi, mendeteksi sudut cranking dan menyesuaikan waktu pengapian awal secara otomatis.
• Sensor TP, sensor ECT, sensor MAP, sensor MAF, sensor IAT, knock sensor dan berbagai sensor / sakelar
lainnya
Meskipun sistem pengapian tidak mempunyai distributor dan kabel bertegangan tinggi, tiap silinder mempunyai
ignition coil assy. (ignitor dan ignition coil) dan tegangan sekunder yang muncul dalam ignition coil dikirimkan
langsung ke busi. Selain itu, sinyal dikirimkan dari sensor CMP ke ECM untuk mengontrol tiap ignition coil secara
independen melalui ignitor (dalam ignition coil assy.).

1H-2
Skema dan Diagram
Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Pengapian
9
15 14
BLK/WHT
6 5

5V 5V
BLK
BLK
GRN/YEL C01-53
5V 5V

GRN/WHT C01-40
[B] 17 16

BLK/WHT
8 7

5V 5V
BLK BLK
BLU/ORN C01-52
5V 5V

GRY/BLU C01-51
12
1 GRN BLK/WHT E01-52
C01-15 BLK
2
C01-30 BLK
WHT/BLU 11 C01-59 BLK
BLK BLK/YEL BRN/WHT E01-3
12V 5V
BLK/YEL BLK/RED BLK/RED E01-1

10
3 5V
BLK/RED BLK/RED E01-2
RED/YEL C01-49
5V

PNK C01-48

BLK/ORN
4

[A]

E01 C01

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

[A]: Konektor ECM (Tampak: A) 6. Busi No.2 13. Nol


[B]: K12B saja 7. Busi No.3 14. Ignition coil assy. untuk
No.1
1. Kunci Kontak 8. Busi No.4 15. Ignition coil assy. untuk
No.2
2. Relay utama 9. ECM 16. Ignition coil assy. untuk
No.3

1H-3
3. Sensor CMP 10. Kotak sekring utama 17. Ignition coil assy. untuk
No.4
4. Sensor CKP 11. Sekring “FI”
5. Busi No.1 12. Sekring “IG COIL”

Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Sistem Pengapian
3 8 5 6 1
7 2

10 11 13 4
12

1: ECM 6. Throttle body assy. elektrik rusak 11. Ignition coil assy. untuk No.2
2: Sensor CMP 7. Knock sensor 12. Ignition coil assy. untuk No.3
3. Sensor CKP 8. DLC 13. Ignition coil assy. untuk No.4
4. Valve thermostat 9. Kotak sekring No.2
5. Sensor MAF dan IAT 10. Ignition coil assy. untuk No.1

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Pemeriksaan Sistem Pengapian
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Ke Langkah 2. Lihat  [1A-32]


Apakah “Pemeriksaan Sistem Mesin dan
Kontrol Emisi” sudah dijalankan?
YA TIDAK

2 Tes percikan 1 Ke Langkah 3. Ke Langkah 4.


1) Lakukan tes percikan.  [1H-5]
Apa hasilnya memuaskan?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan waktu pengapian Sistem pengapian dalam Perbaiki atau ganti part
1) Periksa waktu pengapian.  [1H-7] kondisi baik. yang rusak.
Apakah pemeriksaannya memuaskan?
YA TIDAK

4 Pastikan silinder yang rusak Ke Langkah 6. Ke Langkah 5.


1) Pastikan silinder yang tampak rusak
dalam tes percikan.
Apa terdapat kerusakan di semua silinder?
YA TIDAK

5 Tes percikan 2 Ganti busi. Ke Langkah 6.


1) Ganti busi dari silinder yang rusak’ ke
silinder yang normal’.
2) Lakukan tes percikan.  [1H-5]
Apa hasil tes silinder yang rusak
memuaskan?

1H-4
YA TIDAK

6 Tes percikan 3 Ganti ignition coil. Ke Langkah 7.


1) Ganti ignition coil dari silinder yang rusak’
ke silinder yang normal’.
2) Lakukan tes percikan.  [1H-5]
Apa hasil tes silinder yang rusak
memuaskan?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan power supply dan sirkuit Ke Langkah 8. Perbaiki atau ganti part
ground ignition coil assy. yang rusak.
1) Periksa power supply dan sirkuit ground
pada setiap ignition coil assy. apakah
terbuka, korslet dan koneksinya buruk.
Apakah sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan sirkuit penggerak ignition Ke Langkah 9. Perbaiki atau ganti part


coil assy. yang rusak.
1) Periksa sirkuit penggerak pada ignition
coil assy. apakah putus, korslet dan
koneksinya buruk.
Apakah sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

9 Pemeriksaan sensor CKP dan sensor CMP Ganti dengan ECM yang Ganti sensor CKP atau
1) Periksa sensor CKP dan sensor CMP. bagus dan periksa sensor CMP.
• CKP sensor:  [1C-19] kembali.
• CMP sensor:  [1C-17]
Apakah hasil tes memuaskan?

Tes Percikan
1) Lepaskan filter udara.  [1D-10]
2) Cabut semua konektor injektor dari injektor.

PERINGATAN:

Tanpa mencabut konektor injektor, gas pembakaran dapat keluar dari lubang busi selama tes ini dan
dapat tersulut dalam ruang mesin.

3) Lepaskan busi dan periksa kondisi dan tipenya.  [1H-6]


4) Jika OK, sambungkan konektor ignition coil ke ignition coil assy. dan pasang busi ke ignition coil assy. Busi
ground.
5) Lakukan cranking mesin dan periksa apakah setiap busi menghasilkan percikan.

6) Jika tidak ada percikan yang dikeluarkan, periksa part terkait.  [1H-4]

1H-5
Petunjuk Perbaikan
Pelepasan dan Pemasangan Busi
Pelepasan
1) Lepaskan ignition coil assy.  [1H-6]
2) Lepaskan busi.

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Busi [1H-6]
1) Pasang busi dan kencangkan sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Busi: 18 N·m (1,8 kg-m, 13,5 lb-ft)
2) Pasang ignition coil assy.  [1H-6]

Pemeriksaan Busi
Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Busi [1H-6]

PERHATIAN:

• Saat melakukan servis pada busi iridium / platinum (busi tipe elektroda yang bagian tengahnya ramping),
jangan sentuh bagian tengah elektroda agar tidak rusak. Elektroda tidak cukup kuat melawan gaya
mekanis karena bentuknya ramping dan bahannya tidak kuat secara mekanis.
• Jangan membersihkan atau menyesuaikan celah untuk busi iridium / platinum.

Periksa apakah busi mengalami:


• Aus pada elektroda
• Deposit karbon
• Kerusakan insulator
Jika ditemukan kerusakan pada busi iridium / platinum, ganti dengan busi baru.

Celah udara busi “a”


: 0,95 – 1,05 mm

Melepas dan Memasang Ignition Coil Assy


Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.

1H-6
2) Lepaskan filter udara.  [1D-10]
3) Cabut konektor ignition coil (3).
4) Lepaskan baut ignition coil (1) dan tarik keluar ignition coil assy. (2).
1

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Ignition Coil Assy [1H-7]
1) Pasang ignition coil assy. (2).
2) Kencangkan baut ignition coil (1) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan, kemudian sambungkan
konektor ignition coil (3).

Momen pengencangan
Baut ignition coil (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
1

3) Pasang filter udara.  [1D-10]


4) Hubungkan kabel negatif ke battery.

Pemeriksaan Ignition Coil Assy


Referensi: Melepas dan Memasang Ignition Coil Assy [1H-6]
Periksa apakah ignition coil assy. mengalami:
• Kerusakan
• Penurunan Fungsi
• Terminal mengalami korosi
Jika ada ketidaknormalan, ganti ignition coil assy.

Pemeriksaan Waktu Pengapian


CATATAN:
• Waktu pengapian tidak dapat disetel. Jika waktu pengapian tidak sesuai dengan spesifikasi, periksa part
yang terkait dengan sistem.

1H-7
• Sebelum menghidupkan mesin, tempatkan tuas persneling di posisi “Netral”, dan pasang rem parkir.

1) Sambungkan scan tool ke DLC (1) dengan kunci kontak pada posisi OFF.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

(A)

2) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhunya mencapai suhu pengoperasian normal.
3) Pastikan bahwa semua beban elektrik kecuali pengapian telah dimatikan.
4) Pastikan bahwa putaran idle sesuai spesifikasi.
5) Tetapkan waktu pengapian menggunakan “Fixed Spark Control” dalam mode “Engine / Active Test” pada scan
tool
6) Setel timing light (1) ke harness ignition coil untuk silinder No.1 dan pastikan ignition timing sesuai dengan
spesifikasi.

Waktu pengapian awal


ditetapkan dengan SUZUKI scan tool: 5 ± 3° BTDC (pada putaran idle yang ditentukan)

Urutan pengapian
1–3–4–2

Special Tool
(A): 09930M76420
1, (A)

7) Jika waktu pengapian tidak sesuai dengan spesifikasi, periksa hal berikut ini.
• Sensor CKP
• Pelat sensor CKP
• Sensor TP
• Sensor CMP

1H-8
• Gigi rotor sensor CMP pada camshaft
• Sinyal kecepatan kendaraan dari modul kontrol ABS / ESP ®
• Knock sensor
8) Setelah memeriksa waktu pengapian awal, lepaskan penetapan waktu pengapian menggunakan scan tool.
9) Saat mesin idle (bukaan throttle pada posisi tertutup dan kendaraan berhenti), pastikan waktu pengapian sekitar
5°– 15° BTDC (Variasi konstan dalam beberapa derajat dari 5°– 15° BTDC tidak menunjukkan kerusakan tapi
membuktikan beroperasinya sistem kontrol waktu elektronik.) Selain itu, pastikan bahwa peningkatan putaran
mesin mendahului waktu pengapian.
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, periksa sensor CKP dan ECM.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Busi 18 1.8 13.5
Baut ignition coil 11 1.1 8.5
Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Peralatan


Special Tool
09930M76420 SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2
Timing-light (jenis dry cell) —
4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Voltage
meter probe 6. Kotak
penyimpanan

1H-9
Mesin
Bab 1I

Sistem Pemula Gerak


K12M ........................................................................................................................................................................... 1I-2
Uraian Umum ............................................................................................................................................................ 1I-2
Uraian Sistem Cranking .......................................................................................................................................... 1I-2
Skema dan Diagram ................................................................................................................................................. 1I-2
Diagram Sirkuit Sistem Cranking ............................................................................................................................ 1I-2
Informasi dan Prosedur Diagnosa.......................................................................................................................... 1I-2
Diagnosis Gejala Sistem Cranking.......................................................................................................................... 1I-2
Petunjuk Perbaikan .................................................................................................................................................. 1I-4
Melepas dan Memasang Motor Starter ................................................................................................................... 1I-4
Komponen Motor Starter ......................................................................................................................................... 1I-5
Membongkar dan Merakit Motor Starter.................................................................................................................. 1I-5
Pemeriksaan Motor Starter ................................................................................................................................... 1I-11
Spesifikasi............................................................................................................................................................... 1I-17
Spesifikasi Sistem Cranking.................................................................................................................................. 1I-17
Spesifikasi Momen Pengencangan ....................................................................................................................... 1I-18
Special Tool dan Peralatan .................................................................................................................................... 1I-18
Material Servis Yang Dianjurkan ........................................................................................................................... 1I-18

Z13DTJ...................................................................................................................................................................... 1I-19
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 1I-19
Uraian Sistem Cranking ........................................................................................................................................ 1I-19
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................... 1I-19
Diagram Sirkuit Sistem Cranking .......................................................................................................................... 1I-19
Informasi dan Prosedur Diagnosa........................................................................................................................ 1I-19
Diagnosis Gejala Sistem Cranking........................................................................................................................ 1I-19
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 1I-21
Melepas dan Memasang Motor Starter ................................................................................................................. 1I-21
Komponen Motor Starter ....................................................................................................................................... 1I-22
Pemeriksaan Motor Starter ................................................................................................................................... 1I-23
Spesifikasi............................................................................................................................................................... 1I-27
Spesifikasi Sistem Cranking.................................................................................................................................. 1I-27
Spesifikasi Momen Pengencangan ....................................................................................................................... 1I-28
Special Tool dan Peralatan .................................................................................................................................... 1I-28
Material Servis Yang Dianjurkan ........................................................................................................................... 1I-28

1I-1
K12M

Uraian Umum
Uraian Sistem Cranking
Sirkuit Cranking
Sirkuit cranking terdiri atas battery, motor starter, kunci kontak, dan harness elektrik terkait. Komponen tersebut
terhubung secara elektrik.

Sirkuit Motor Starter


Dalam sirkuit yang ditunjukkan pada Diagram Sirkuit Sistem Cranking [1I-2] , magnetic switch coil diaktifkan
magnetnya saat kunci kontak tertutup. Hasil pergerakan tuas penggerak plunger dan pinion mengakibatkan pinion
menggerakkan flywheel gear mesin dan kontak utama magnetic switch ke posisi menutup, sehingga terjadi cranking.
Saat mesin dihidupkan, pinion over-running clutch melindungi armature dari putaran berlebih hingga sakelar terbuka,
di saat return spring mengakibatkan pinion tidak aktif.

Skema dan Diagram


Diagram Sirkuit Sistem Cranking
5 3
8
RED/WHT GRN/BLK

WHT/BLU 9
RED YEL/GRN C01-5

7
2 4

6
YEL/GRN

WHT

1. Battery 6. Sekring Utama


2. Motor starter 7. Sekring “IG”
3. Relay kontrol motor starter 8. Sekring “ST SIG”
4. ECM 9. Sekring “ST MOT”
5. Kunci kontak (starter switch)

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Diagnosis Gejala Sistem Cranking
Kemungkinan gejala karena masalah sistem pemula gerak adalah sebagai berikut:
• Motor starter tidak berjalan (atau berjalan pelan)
• Motor starter bekerja tapi gagal untuk melakukan crank pada mesin
• Terdengar suara tidak normal
Diagnosis yang benar harus dilakukan untuk menentukan di mana tepatnya masalah berada, apakah di battery,
harness kelistrikan, motor starter (termasuk magnetic switch) atau mesin.
Jangan melepas motor starter hanya karena motor starter tidak bekerja. Periksa item berikut ini dan persempit
cakupan kemungkinan penyebabnya.

1I-2
1) Kondisi masalah
2) Kekencangan terminal battery (termasuk koneksi kabel ground pada mesin) dan terminal motor starter
3) Daya battery habis
4) Dudukan motor starter
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Motor tidak berjalan (Tidak ada Daya battery habis Isi ulang battery.
suara beroperasinya magnetic Voltase battery terlalu rendah Ganti battery.  [1J-9]
switch) karena penurunan fungsi battery
Kontak pada koneksi terminal Kencangkan ulang atau ganti. 
battery tidak sempurna [1J-9]
Koneksi kabel grounding longgar Kencangkan ulang.
Sekring putus Ganti sekring.
Kemampuan kontak kunci kontak Ganti kunci kontak dan/atau
dan magnetic switch buruk magnetic switch.
- Kunci kontak:  [9C-10]
- Magnetic switch:  [1I-5]
Lead wire coupler longgar Kencangkan ulang.
ditempatnya
Terdapat sirkuit putus antara kunci Perbaiki.
kontak dan magnetic switch
Sirkuit putus dalam pull-in coil Ganti magnetic switch.  [1I-5]
Brush tidak menempel dengan baik Perbaiki atau ganti brush assy. 
atau aus terpakai [1I-5]
Plunger dan/atau pinion tidak dapat Perbaiki.
bergeser dengan baik
Relay kontrol motor starter rusak Ganti relay kontrol motor starter.
 [10B-33]
ECM dan sirkuitnya rusak Periksa ECM.  [1A-123]
Motor tidak berjalan (Suara Daya battery habis Isi ulang battery.
beroperasinya magnetic switch Voltase battery terlalu rendah Ganti battery.  [1J-9]
terdengar) karena penurunan fungsi battery
Koneksi kabel battery longgar Kencangkan ulang.
Titik kontak utama terbakar, atau Ganti magnetic switch.  [1I-5]
kemampuan kontak magnetic switch
buruk
Brush tidak menempel dengan baik Perbaiki atau ganti brush assy. 
atau aus terpakai [1I-5]
Pegas brush melemah Perbaiki atau ganti brush assy. 
[1I-5]
Komutator terbakar Ganti armature.  [1I-5]
Lapisan armature mengalami korslet Ganti armature.  [1I-5]
Rotasi crankshaft terhalang Perbaiki.
Motor starter bekerja tapi terlalu Kontak utama magnetic switch tidak Ganti magnetic switch.  [1I-5]
lambat (torsi kecil) (Jika battery mencukupi
dan kelistrikan tidak ada masalah, Lapisan armature mengalami korslet Ganti armature.  [1I-5]
periksa motor starter)
Komutator terlepas, terbakar atau Perbaiki atau ganti armature. 
aus [1I-5]
Brush aus Ganti brush assy.  [1I-5]
Pegas brush melemah Perbaiki atau ganti brush assy. 
[1I-5]
End bush terbakar atau aus berlebih Ganti bush.  [1I-5]

1I-3
Motor starter bekerja, tapi tidak Ujung pinion aus Ganti over-running clutch.  [1I-5]
dapat melakukan cranking mesin Over-running clutch tidak dapat Perbaiki.
bergeser dengan baik
Over-running clutch mengalami Ganti over-running clutch.  [1I-5]
selip
Gigi ring gear aus Ganti flywheel.  [1D-74]
Berisik Bush mengalami aus berlebih Ganti bush.  [1I-5]
Pinion atau gigi ring gear Ganti over-running clutch, flywheel.
mengalami aus -Over-running clutch:  [1I-5]
-Flywheel:  [1D-74]

Petunjuk Perbaikan
Melepas dan Memasang Motor Starter
Pelepasan
1) Lepaskan sambungan battery (–) negatif pada battery.
2) Lepaskan magnetic switch lead wire (1) dan kabel motor starter (2) dari terminal motor starter.
3) Lepaskan baut pemasangan motor starter (3).
4) Lepaskan motor starter (4).

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Kencangkan baut pemasangan motor starter (3) dan mur kabel motor starter (5) sesuai dengan spesifikasi
momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur kabel motor starter (a): 10,8 N·m (1,08 kg-m, 8,3 lb-ft)
Baut pemasangan motor starter (b): 45 N·m (4,6 kg-m, 33,5 lb-ft)

1I-4
Komponen Motor Starter
1
(c)
10

A
9 3
A

2 (b)

8
(a)
16 7
6
5
15

13

14

12

11

1. Magnetic switch 6. Pinion stop ring 11. Yoke 16. Starter end frame
: Berikan grease 99000M25011 ke : Berikan grease 99000M25011 ke
permukaan luncur. bagian dalam bearing.
2. Tuas penggerak 7. Snap ring 12. Brush : 6,0 N·m (0,61 kgf-m, 4,5 lbf-ft)
3. Magnetic switch seal 8. Pinion stop ring 13. Brush holder : 8,5 N·m (0,87 kgf-m, 6,5 lbf-ft)
4. Starter housing 9. Over-running clutch 14. Pegas brush : 10 N·m (1 kgf-m, 7,5 lbf-ft)

5. Needle Bearing 10. Armature 15. Insulator : Jangan gunakan lagi


: Berikan grease 99000M25011 ke
bagian dalam bearing.

Membongkar dan Merakit Motor Starter


Pembongkaran
Referensi: Melepas dan Memasang Motor Starter [1I-4]
Referensi: Komponen Motor Starter [1I-5]
1) Lepaskan mur (1) dan cabut lead wire (2) dari magnetic switch (3).
3

2) Lepaskan mur (1) kemudian keluarkan magnetic switch (2) dengan menarik keluar bagian belakangnya sehingga
hook dalam terlepas dari tuas penggerak.

1I-5
CATATAN:
Jangan membongkar magnetic switch.
Ganti sebagai satu kesatuan, jika perlu.

3) Lepaskan baut (1) dan tarik keluar starter end frame (2).

4) Lepaskan insulator (1), pegas brush (2) kemudian brush holder (3).

2
1

5) Lepaskan yoke (1) kemudian armature (2) dan tuas penggerak (3).

1I-6
1

6) Tarik pinion stop ring (3) ke arah over-running clutch (4) dan lepaskan snap ring (2) menggunakan tang snap ring
(5) dan obeng, lalu tarik keluar pinion stop ring (3) dan over-running clutch (4) dari armature (1).

7) Jika brush aus, potong brush lead wire pada sisi terminal dan ganti brush.

Perakitan Kembali
1) Sebelum memasang over-running clutch (2) ke armature (1), berikan grease seperti ditunjukkan dalam gambar
lalu kencangkan pinion stop ring (3) dengan snap ring (4) yang baru.
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

1I-7
CATATAN:
Gunakan snap ring yang baru pada shaft untuk pemasangan.
Jangan menggunakan kembali snap ring.

2) Berikan grease ke tuas penggerak (2) dan gabungkan dengan armature (1). Lalu rakit semuanya dengan starter
housing (3).
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

“A”
2

“A”

“A”
3

3) Pasang brush ke yoke sesuai dengan prosedur berikut ini, jika sebelumnya dilepas.
a) Perhalus brush lead wire menggunakan kertas amplas dsb.

b) Tutupkan pelat (1) brush (2) pada sisi pengelasan (3) terminal lead wire, kemudian tekan.

c) Lakukan pematrian pada kontak tersebut.


1I-8
CATATAN:
• Panaskan kontak dengan baik. Berikan jumlah patri (1) yang memadai ke dalam pelat sambil
mengusahakan agar tidak menuangkannya ke atas lead wire.
• Jangan tuangkan patri ke dalam yoke.

4) Sejajarkan slot yoke (2) dan tuas penggerak (1) seperti yang ditunjukkan. Lalu pasang yoke ke starter housing.

5) Pasang brush holder (1), lalu atur brush (2) dengan pegasnya (3).

CATATAN:
• Saat memasang brush, pastikan agar brush dan komutator sepenuhnya dibersihkan dari grease.
• Periksa untuk memastikan bahwa bagian brush tidak mengalami kontak yang tidak perlu dengan
bagian lain.

6) Pasang insulator dan starter end frame, lalu kencangkan baut starter end frame sesuai dengan spesifikasi
momen pengencangan.

Momen pengencangan
baut starter end frame (a): 6,0 N·m (0,6 kg-m, 4,5 lb-ft)

1I-9
(a)

7) Ganti magnetic switch (1) dengan yang baru, jika perlu, lalu berikan grease ke plunger magnetic switch (2).
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

8) Kaitkan plunger magnetic switch (2) dengan tuas penggerak lalu kencangkan magnetic switch assy (1) dengan
mur (3).
9) Sambungkan lead wire (4) lalu kencangkan mur magnetic switch dan mur lead wire sesuai dengan spesifikasi
momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur magnetic switch (a): 8,5 N·m (0,9 kg-m, 6,5 lb-ft)
Mur lead wire (b): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)

10) Periksa magnetic switch apakah beroperasi.

1I-10
CATATAN:
• Sebelum memasang mur, pastikan bahwa kait plunger tersambung sempurna dengan tuas penggerak.
• Arahkan boot (2) breather ke bawah.

Pemeriksaan Motor Starter


Referensi: Melepas dan Memasang Motor Starter [1I-4]
Referensi: Komponen Motor Starter [1I-5]

Pemeriksaan Pengoperasian Motor Starter

PERHATIAN:

Setiap tes harus dilakukan dalam waktu 3 – 5 detik untuk mencegah terbakarnya coil.

1) Jalankan tes pull-in sebagai berikut.


a) Cabut lead wire (3) dari terminal “M” (2).
b) Sambungkan battery ke magnetic switch seperti ditunjukkan pada gambar.
c) Pastikan bahwa plunger dan pinion bergerak keluar.
Jika plunger dan pinion tidak bergerak, ganti magnetic switch.

1. Terminal “S”

2) Jalankan tes hold-in sebagai berikut.


a) Saat dalam kondisi di atas dengan keluarnya plunger, cabut ujung negatif dari terminal “M”.
b) Pastikan bahwa plunger dan pinion tetap berada di luar.
Jika plunger dan pinion kembali masuk, ganti magnetic switch.

3) Jalankan tes balik plunger dan pinion sebagai berikut.


a) Cabut ujung negatif dari bodi motor starter.

1I-11
b) Pastikan bahwa plunger dan pinion kembali masuk.
Jika plunger dan pinion tidak masuk kembali, ganti magnetic switch.

4) Jalankan tes kinerja tanpa beban sebagai berikut.


a) Hubungkan battery dan ammeter ke motor starter seperti ditunjukkan pada gambar.
b) Pastikan bahwa motor starter berputar lancar dan baik dengan pinion yang bergerak keluar.
c) Pastikan ammeter menunjukkan arus yang ditentukan.
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, perbaiki atau ganti motor starter.

Arus yang ditentukan (tes kinerja tanpa beban)


50 A MAKS. pada 11,5 V

Plunger
Periksa apakah plunger aus. Ganti magnetic switch, jika perlu.

Magnetic Switch
Dorong masuk plunger dan lepaskan. Plunger harus cepat kembali ke posisi aslinya. Ganti jika perlu.

1I-12
Tes adanya sirkuit putus pada pull-in coil
Periksa hubungan antara magnetic switch pada terminal “S” (1) dan terminal “M” (2). Jika tidak terdapat hubungan,
berarti coil terbuka dan harus diganti.

Tes adanya sirkuit putus pada hold-in coil


Periksa hubungan antar magnetic switch pada terminal “S” (1) dan coil case. Jika tidak terdapat hubungan, berarti
coil terbuka dan harus diganti.

Rear Bracket Bush


Periksa apakah bush aus atau rusak. Ganti jika perlu.

Brush
• Periksa apakah brush aus.
Ukur panjang brush dan jika di bawah ambang batas, ganti brush assy.

Panjang brush
1I-13
Standar: 10,0 mm (0,393 in.)
Batas: 7,8 mm (0,307 in.)

• Pasang brush ke masing-masing brush holder dan pastikan pergerakannya lancar.

Pegas
Periksa pegas brush apakah aus, rusak atau mengalami kondisi abnormal lainnya. Ganti brush assy bila perlu.

Ketegangan pegas brush


Standar: 2,2 kgf (4,9 lbf)
• 7–9 N (0,7–0,9 kgf, 1,54–1,98 lbf) pada 14mm
• 12–15 N (1,2–1,5 kgf, 2,65–3,31 lbf) pada 9mm

Brush Holder
• Periksa pergerakan brush dalam brush holder. Jika pergerakan brush dalam brush holder lambat, periksa brush
holder apakah mengalami distorsi dan permukaan luncur terkontaminasi.
Bersihkan atau perbaiki jika perlu.
• Periksa hubungan antar brush yang berlapisan (sisi positif) dan brush ground (sisi negatif).
Jika terdapat hubungan, berarti brush holder terhubung ke ground karena lapisannya rusak dan harus diganti.

Armature
• Periksa apakah komutator kotor atau terbakar. Bersihkan dengan kertas amplas atau mesin bubut, jika perlu.

1I-14
1. Kertas amplas #300 – 400

• Periksa apakah komutator mengalami aus tidak merata dengan armature (1) yang disangga pada V-block (2).
Jika penyimpangan penunjuk dial gauge (4) melebihi batas, perbaiki atau ganti.

Ketidakrataan pada komutator


Standar: 0,05 mm (0,002 in.) atau kurang
Batas: 0,4 mm (0,02 in.)

3. Magnetic stand

• Periksa apakah komutator aus. Jika diameternya di bawah batas, ganti armature.

Diameter luar komutator


Standar: 28,0 mm (1,10 in.)
Batas: 27,0 mm (1,06 in.)

• Periksa kedalaman insulator (2) pada komutator (1). Betulkan atau ganti jika di bawah batas.

Kedalaman insulator komutator “a”


Standar: 0.5 – 0,8 mm (0,02 – 0,03 in.)
Batas: 0,2 mm (0,008 in.)

1I-15
[A]: Benar
[B]: Salah

• Periksa inti komutator dan armature. Jika terdapat hubungan, berarti armature terhubung ke ground dan harus
diganti.

• Periksa apakah terdapat hubungan antara segmen. Jika tidak terdapat hubungan pada titik tes mana pun, berarti
terdapat sirkuit putus pada armature sehingga harus diganti.

Pinion dan Over-Running Clutch


• Periksa pinion apakah aus, rusak, atau mengalami kondisi abnormal lainnya.

1I-16
• Pastikan bahwa kopling mengunci saat berputar pada arah penggerak dan berputar lancar pada arah
berlawanan. Ganti jika perlu.

• Periksa apakah gigi pasak aus atau rusak. Ganti jika perlu.
• Periksa kelancaran pergerakan pinion.

Needle Bearing Starter Housing

PERHATIAN:

• Jangan membongkar needle bearing dari starter housing.


• Ganti starter housing assy.

Periksa apakah needle bearing mengalami aus abnormal atau rusak. Ganti starter housing jika perlu.

Spesifikasi
Spesifikasi Sistem Cranking

1I-17
Voltase 12 volt
Output 1,2 kW
Kecepatan 30 detik
Arah rotasi Dilihat searah jaruh jam dari sisi pinion
Jumlah gigi pinion 8
Kinerja Kondisi Jaminan
Karakteristik tanpa 50 A maksimum
11,5 V
muatan 6000 put/mnt minimum
Karakteristik 9V 2,84 N·m (0,29 kgf-m, 2,0 lbf-ft) minimum
Sekitar 20 °C bermuatan 150 A 1950 put/mnt minimum
(68 °F) 430 A maksimum
Karakteristik terkunci 5,5 V
6,17 N·m (0,63 kgf-m, 4,5 lbf-ft) minimum
Voltase pengoperasian magnetic 8 volt maksimum
switch

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen pengencangan
Bagian pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur kabel motor starter 10.8 1.08 8.3
Baut pemasangan motor starter 45 4.6 33.5
baut starter end frame 6.0 0.6 4.5
Mur magnetic switch 8.5 0.9 6.5
Mur lead wire 10 1.0 7.5

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Motor Starter [1I-5]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Peralatan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Grease SUZUKI Super Grease A P/No.: 99000–25011

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Motor Starter [1I-5]

1I-18
Mesin
Bab 1J

Sistem Pengisian
K12M .......................................................................................................................................................................... 1J-3
Uraian Umum ........................................................................................................................................................... 1J-3
Deskripsi Battery .................................................................................................................................................... 1J-3
Deskripsi Generator ............................................................................................................................................... 1J-4
Informasi dan Prosedur Diagnosa......................................................................................................................... 1J-5
Memeriksa Battery ................................................................................................................................................. 1J-5
Diagnosis Gejala Generator................................................................................................................................... 1J-5
Tes Generator (Pemeriksaan Battery yang Tidak Terisi)........................................................................................ 1J-6
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................. 1J-8
Menjumper Battery Dalam Keadaan Darurat......................................................................................................... 1J-8
Melepas dan Memasang Battery ........................................................................................................................... 1J-9
Memeriksa dan Menyetel Tegangan Drive Belt Water Pump / Generator ........................................................... 1J-10
Melepas dan Memasang Drive Belt Generator / Water Pump..............................................................................1J-11
Melepas dan Memasang Generator......................................................................................................................1J-11
Komponen-komponen Generator......................................................................................................................... 1J-12
Merakit dan Membongkar Generator ................................................................................................................... 1J-13
Pemeriksaan Generator ....................................................................................................................................... 1J-18
Spesifikasi.............................................................................................................................................................. 1J-22
Spesifikasi Sistem Pengisian ............................................................................................................................... 1J-22
Spesifikasi Momen Pengencangan ...................................................................................................................... 1J-22

Z13DTJ..................................................................................................................................................................... 1J-24
Uraian Umum ......................................................................................................................................................... 1J-24
Deskripsi Battery .................................................................................................................................................. 1J-24
Deskripsi Generator ............................................................................................................................................. 1J-25
Informasi dan Prosedur Diagnosa....................................................................................................................... 1J-26
Memeriksa Battery ............................................................................................................................................... 1J-26
Diagnosis Gejala Generator................................................................................................................................. 1J-27
Tes Generator (Pemeriksaan Battery yang Tidak Terisi)...................................................................................... 1J-28
Tes Generator (Pemeriksaan Battery yang Terisi Terlalu Banyak Daya) ............................................................. 1J-29
Petunjuk Perbaikan ............................................................................................................................................... 1J-30
Menjumper Battery Dalam Keadaan Darurat....................................................................................................... 1J-30
Melepas dan Memasang Battery ......................................................................................................................... 1J-31
Melepas dan Memasang Generator..................................................................................................................... 1J-32
Pembongkaran dan Perakitan Generator ............................................................................................................ 1J-32
Spesifikasi.............................................................................................................................................................. 1J-37

1J-1
Spesifikasi Sistem Pengisian ............................................................................................................................... 1J-37
Spesifikasi Momen Pengencangan ...................................................................................................................... 1J-37
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................... 1J-37
Special Tool .......................................................................................................................................................... 1J-37

1J-2
K12M

Uraian Umum
Deskripsi Battery
Battery memiliki tiga fungsi utama di dalam sistem listrik.
• Battery merupakan sumber energi listrik untuk menghidupkan mesin.
• Battery berfungsi sebagai penyetabil voltase sistem listrik.
• Dalam waktu terbatas, battery bisa menyediakan energi saat beban listrik melebihi keluaran generator.

Penopang dan Penahan


Penopang battery harus dalam kondisi baik agar bisa menopang battery dengan kuat dan membuatnya tetap rata.
Sebelum memasang battery, klem penopang dan penahan battery harus bersih dan dan bebas karat dan pastikan
tidak ada part dalam penopang.
Agar battery tidak tergoncang di dalam penopang, baut penahan harus cukup kencang namun tak terlalu kencang.

Pembekuan Elektrolit
Titik beku elektrolit tergantung pada berat jenisnya. Karena pembekuan bisa merusak battery, maka battery harus
dilindungi dari pembekuan dengan menjaganya agar tetap dalam kondisi terisi penuh. Jika secara tak disengaja
battery membeku, maka battery tidak boleh diisi hingga kembali hangat.

Pembentukan Sulfat
Jika battery dibiarkan dalam kondisi tak terisi dalam jangka waktu yang lama, maka timbal sulfat berubah menjadi
bahan kristal yang keras, yang tidak akan dengan mudah kembali lagi menjadi bahan aktif pada pengisian berikutnya.
“Pembentukan” sulfat adalah hasil sekaligus proses dari reaksi itu. Battery seperti itu bisa dihidupkan kembali
dengan pengisian yang sangat lambat dan bisa dikembalikan ke kondisi yang bisa dipakai namun kapasitasnya lebih
rendah dari sebelumnya.

Perawatan battery

PERINGATAN:

• Jangan pernah mendekatkan battery pada nyala api atau percikan listrik karena battery menghasilkan
gas yang mudah terbakar dan meledak.
• Jangan biarkan cairan battery terkena mata, kulit, kain, atau permukaan bercat karena cairan tersebut
merupakan asam korosif. Segera siram daerah yang terkena cairan tersebut dengan air sampai bersih.
• Jauhkan battery dari jangkauan anak-anak.

1) Battery merupakan komponen yang sangat andal, akan tetapi memerlukan perhatian berkala.
• Selalu bersihkan penopang battery.
• Hindarkan pembentukan karat pada terminal.
• Jaga agar elektrolit tetap berada di ketinggian yang sama di semua sel.
• Saat harus meninggalkan battery di kendaraan untuk waktu yang lama, ikuti petunjuk di bawah ini.
– Seminggu sekali, hidupkan mesin dan jalankan hingga mencapai suhu operasi normal dengan putaran
mesin 2000 sampai 3000 rpm. Pastikan semua switch listrik mati sebelum menyimpan kendaraan.
– Isi ulang battery dua kali sebulan untuk menghindari pemakaian daya berlebihan. Hal ini penting khususnya
saat suhu ruang rendah.
1J-3
Daya battery tetap terpakai meski saat tidak digunakan, saat kendaraan sedang dimatikan. Elektrolit
battery bisa membeku dan battery case bisa retak pada kondisi ruang yang dingin jika battery tidak diisi
secara semestinya.
2) Jaga kebersihan sambungan kabel battery.
Sambungan kabel, khususnya pada terminal (+) positif, cenderung berkarat. Hasil korosi, atau karat, pada
permukaan konduktor yang berpasangan menahan aliran arus.
Bersihkan terminal dan fitting secara berkala untuk memastikan kontak logam-ke-logam yang baik, dan lumuri
sambungan dengan gemuk tiap kali sehabis membersihkan untuk melindunginya agar tidak berkarat.
3) Terus pantau keadaan daya battery. Cara termudah untuk mengetahui keadaan daya adalah dengan melakukan
tes hidrometer. Hidrometer adalah alat untuk mengukur berat jenis (S.G) elektrolit battery. SG elektrolit
merupakan penunjuk keadaan daya.  [1J-5]

Deskripsi Generator
Generator memiliki tipe ukuran kecil dan kinerja tinggi dan disertai regulator IC. Komponen internal dihubungkan
secara elektris sebagaimana ditunjukkan di gambar berikut.
Berikut ini fitur-fitur generator:
• Regulator padat dipasang di dalam generator.
• Seluruh komponen regulator tertutup sebuah cetakan keras.
• Unit ini dan brush holder assy. menempel di housing belakang.
• Regulator IC menggunakan sirkuit terpadu dan mengontrol voltase yang dihasilkan oleh generator, dan setelan
voltase tak bisa disetel.
• Bearing rotor generator mengandung pelumas yang cukup banyak sehingga pelumasan berkala tidak diperlukan.
Dua brush membawa arus melalui dua ring slip ke field coil yang dipasang di rotor, dan dalam kondisi normal
bebas servis dalam waktu lama.
• Gulungan stator dipasang di bagian dalam inti laminasi yang merupakan bagian dari rangka generator.

1 7
4 IG

12 6
9
2
L 8

10 11

1. Generator dengan regulator assy. 3. Stator coil 5. Field coil (rotor coil) 7. Kunci Kontak 9. Beban 11. Combination meter
2. Regulator I.C. 4. Dioda 6. Lampu indikator daya 8. Battery 10. BCM 12. CAN driver

1J-4
1. Pulley 5. Inti stator 9. Rangka belakang 13. Terminal C
2. Mur pulley 6. Field coil 10. Drive end frame 14. Monitor duty field
3. Kipas rotor 7. Regulator 11. Terminal Lampu 15. Output generator (Terminal battery)
4. Stator coil 8. Brush 12. Terminal pengapian 16. Ground

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Memeriksa Battery
Penyebab Umum Kegagalan
Berikut ini penyebab battery tidak berfungsi.
• Aksesori yang dibiarkan semalaman atau lebih tanpa generator yang hidup.
• Kecepatan berkendara rata-rata pelan dalam waktu pendek.
• Beban listrik yang melebihi output generator khususnya dengan tambahan peralatan purna jual.
• Kerusakan pada Sistem Pengisian  [1J-5]
• Penyalahgunaan battery, termasuk kegagalan dalam menjaga kebersihan terminal kabel battery dan penahan
battery yang kencang atau longgar.
• Masalah mesin dalam sistem listrik seperti kabel korslet atau terkelupas.
• Penurunan fungsi battery karena penggunaan yang lama.

Pemeriksaan Visual
Periksa kerusakan yang terlihat, seperti retak atau pecahnya pelindung atau penutup, yang bisa menyebabkan
hilangnya elektrolit. Jika kerusakan yang terlihat ditemukan, ganti battery. Tentukan penyebab kerusakan dan
perbaiki seperlunya.

Diagnosis Gejala Generator


Masalah pada sistem pengisian akan terlihat dalam salah satu kondisi berikut.

Operasi Lampu Indikator Pengisian Daya


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Lampu pengisian daya tidak Sekring putus Ganti sekring.
menyala saat pengapian ON dan Lampu indikator (LED) rusak Perbaiki atau ganti BCM,
mesin mati combination meter dan/atau saluran
komunikasi CAN.
- BCM:  [10B-21]
- Combination meter:  [9C-12]
Sambungan kelistrikan longgar Kencangkan sambungan yang
longgar.

1J-5
Regulator IC atau field coil rusak Perbaiki atau ganti regulator IC
atau generator.  [1J-11]
Kontak yang buruk antara brush dan Perbaiki atau ganti generator. 
slip ring [1J-11]
Lampu pengisian daya tidak mati Drive belt longgar atau aus Setel atau ganti drive belt.  [1J-
saat mesin hidup (battery terus 10]
menerus memerlukan pengisian Regulator IC atau generator rusak Perbaiki atau ganti regulator IC
ulang)
atau generator.  [1J-11]
Kelistrikan rusak Ganti kelistrikan.

Kegagalan Pengisian Battery


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Battery tak terisi Drive belt longgar atau aus Setel atau ganti drive belt.  [1J-
10]
Terminal battery longgar atau rusak Kencangkan terminal battery atau
ganti battery.  [1J-9]
Rectifier, rotor dan/atau regulator IC Perbaiki atau ganti IC atau
rusak generator.  [1J-11]
Battery terlalu cepat penuh Regulator IC rusak Perbaiki atau ganti generator atau
regulator IC.  [1J-11]

Berisik
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Generator bising Baut-baut pemasangan longgar Kencangkan baut-baut
pemasangan.  [1J-11]
Bearing kotor, aus, dan/atau rusak Perbaiki atau ganti generator. 
[1J-11]
Rotor, dioda dan/atau stator rusak Perbaiki atau ganti generator. 
[1J-11]

Tes Generator (Pemeriksaan Battery yang Tidak Terisi)


Kondisi ini, yang ditunjukkan dengan cranking pelan atau berat jenis rendah bisa disebabkan oleh salah satu kondisi
berikut ini meskipun lampu indikator mungkin berfungsi normal. Prosedur berikut ini juga berlaku pada mobil-mobil
yang memiliki voltmeter dan ammeter.
• Pastikan bahwa kondisi kurang terisi daya tidak disebabkan oleh aksesori yang dibiarkan selama jangka waktu
yang lama.
• Periksa drive belt apakah tegangannya baik.
• Jika ditemukan kerusakan battery, lihat Deskripsi Battery [1J-3] .
• Periksa kerusakan pada kelistrikan. Periksa kekencangan dan kebersihan semua sambungan, sambungan kabel
battery pada battery, motor starter dan kabel ground pengapian.

Pemeriksaan Tanpa Beban


1) Hubungkan voltmeter dan ammeter seperti ditunjukkan pada gambar.

CATATAN:
Gunakan battery yang terisi penuh.

1J-6
1. Generator
2. Ammeter (di antara terminal “B” generator dan terminal (+) battery)
3. Voltmeter (di antara terminal “B” generator dan ground)
4. Battery
5. Terminal “B”

2) Hidupkan mesin dari putaran idle sampai 2000 rpm dengan semua aksesori listrik mati dan lihatlah meteran.
• Pastikan bahwa nilai pengukuran berada di area tertentu [a] di gambar saat terminal “C” terbuka.
• Pastikan bahwa nilai pengukuran berada di area tertentu [b] di gambar saat terminal “C” dihubungkan ke
tanah.
Jika voltase lebih tinggi dari pada nilai standar, ganti regulator IC.

Spesifikasi Pemeriksaan tanpa Beban


Arus: 10 A
Voltase: 14.2 – 14,8 V Tinggi ([a]) (pada suhu 25 °C, 77 °F)
Voltase: 12.5 – 13,1 V Rendah ([b]) (pada suhu 25 °C, 77 °F)

CATATAN:
Perlu diperhatikan bahwa voltase sedikit berbeda dengan suhu case regulator sebagaimana ditunjukkan
di gambar.

(V)
16.0

15.3
14.8 14.8
15.0

14.2 14.2 [a]


14.0
[A] 13.6
13.1 13.3
13.0 13.1

12.5 12.5 [b]


12.0

11.6
11.0

30 0 25 135 ( C)
22 32 77 275 ( F)
[B]

[A]: Voltase teregulasi


[B]: Suhu case regulator

Pemeriksaan Beban
1) Hubungkan voltmeter dan ammeter seperti ditunjukkan pada gambar.

1J-7
CATATAN:
Gunakan battery yang terisi penuh.

1. Generator
2. Ammeter (di antara terminal “B” generator dan terminal (+) battery)
3. Voltmeter (di antara terminal “B” generator dan ground)
4. Battery
5. Beban
6. Switch

2) Hidupkan mesin pada 2000 rpm dan nyalakan lampu besar dan motor blower.
3) Ukur arus dan jika kurang dari 20 A, periksa rotor, stator, brush, rectifier dan/atau regulator. Jika ditemukan
kerusakan, perbaiki dan ganti.

Petunjuk Perbaikan
Menjumper Battery Dalam Keadaan Darurat
Dengan Battery Bantu (Booster)

PERHATIAN:

Jika kendaraan adalah model transaxle manual dan memiliki catalytic converter, jangan mendorong atau
menariknya untuk menghidupkan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada sistem emisi dan/atau part
lainnya.

Booster dan battery tak terisi harus ditangani secara hati-hati saat menggunakan kabel jumper. Ikuti prosedur berikut,
hati-hati jangan sampai menimbulkan percikan.

PERINGATAN:

• Pengabaian kondisi ini atau prosedur yang digambarkan berikut bisa menyebabkan:
– Cedera serius (khususnya pada mata) atau kerusakan barang yang disebabkan oleh ledakan battery,
asam battery atau kebakaran listrik.
– Kerusakan pada komponen elektronik kendaraan.
• Lepaskan cincin, arloji dan perhiasan lainnya. Pastikan memakai pelindung mata yang disetujui.
• Hati-hati jangan sampai peralatan logam atau kabel jumper menyentuh terminal battery positif (atau
logam yang menyentuh terminal) dan logam lain pada kendaraan, karena bisa terjadi korslet sirkuit.
• Jangan hubungkan kabel negatif langsung ke terminal negatif battery yang mati.

1J-8
1) Tarik rem tangan dan pindahkan tuas transaxle otomatis ke posisi “P” (“NETRAL” pada transaxle manual).
Matikan pengapian, matikan lampu dan semua beban listrik lainnya.
2) Periksa ketinggian elektrolit. Jika di bawah garis rendah, tambah air suling.
3) Sambungkan ujung salah satu kabel jumper ke terminal positif battery booster dan ujung lainnya dari kabel yang
sama ke terminal positif battery soak. (Gunakan hanya battery 12 volt untuk menjumper).
4) Sambungkan salah satu ujung kabel negatif yang tersisa ke terminal negatif battery booster, dan ujung yang
lainnya ke ground mesin padat (seperti exhaust manifold) sedikitnya 45 cm (18 inci) dari battery kendaraan yang
sedang dihidupkan.
5) Hidupkan mesin kendaraan dengan battery booster dan matikan aksesori listrik. Kemudian hidupkan mesin
kendaraan dengan battery soak.
6) Lepaskan kabel jumper dengan urutan sebaliknya.

Dengan Peralatan Pengisian

PERHATIAN:

Saat menjumper battery dengan peralatan pengisian, pastikan peralatan yang digunakan adalah 12 volt dan
ground negatif. Jangan gunakan peralatan pengisian 24 volt. Menggunakan peralatan tersebut dapat
menyebabkan kerusakan parah pada sistem listrik atau part elektronik.

Melepas dan Memasang Battery


PERINGATAN:

• Gas hidrogen dihasilkan oleh battery. Nyala api atau percikan di dekat battery bisa menyebabkan gas
terbakar.
• Cairan battery sangat bersifat asam. Jangan sampai tumpah pada baju atau kain lainnya. Elektrolit yang
tumpah harus disiram dengan air sangat banyak dan dibersihkan segera.

Pelepasan
1) Cabut kabel negatif (3)
2) Cabut kabel positif (2)
3) Lepaskan penahan (4).
4) Lepaskan battery (1).
2 1
3

Pemasangan
1) Balik prosedur melepas.

1J-9
2) Kencangkan kuat-kuat kabel battery.
3) Setelah pemasangan, lakukan Kalibrasi Sistem Electric Throttle Control [1C-7] .

Memeriksa dan Menyetel Tegangan Drive Belt Water Pump / Generator


PERINGATAN:

• Cabut kabel negatif pada battery sebelum memeriksa dan menyetel tegangan belt.
• Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan lepaskan tutup radiator saat mesin dan radiator masih panas.
Cairan dan uap panas bertekanan dapat menyembur jika tutup dilepas terlalu cepat.

1) Periksa retak, goresan, kecacatan, keausan, dan kebersihan belt. Jika belt perlu diganti, lihat Melepas dan
Memasang Drive Belt Generator / Water Pump [1J-11] .
2) Periksa ketegangan belt. Tegangan belt sudah benar jika kelenturannya sesuai spesifikasi berikut saat ditekan
dengan ibu jari (sekitar 100 N (10,2 kgf, 22,5 lbf).).
Jika tegangan belt di luar spesifikasi tersebut, lakukan langkah selanjutnya.

Tegangan drive belt water pump / generator “a


Belt yang ada: 4,0 – 4,5 mm (0,16 – 0,18 in.) dengan kelenturan / 100 N (10,2 kgf, 22,5 lbf) (antara pulley
water pump dan pulley Generator )
Belt Baru: 3,0 – 3,5 mm (0,12 – 0,14 in.) ( dengan kelenturan / 100 N (10,2 kgf, 22,5 lbf) antara pulley water
pump dan pulley Generator)

“a”

3) Longgarkan baut generator (1) dan baut poros (2), kemudian setel tegangan belt ke spesifikasi yang dijelaskan
pada langkah 2) dengan melonggarkan / mengencangkan baut penyetelan generator(3).
4) Kencangkan baut generator dan baut poros sesuai momen yang ditentukan.

Momen pengencangan
Baut generator (a): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)
Baut Poros generator (b): 47,5 N·m (4,8 kg-m, 35,2 lb-ft)
5) Periksa spesifikasi tegangan belt setelah memutar crankshaft dua putaran searah jarum jam.
1, (a)

2, (b)

1J-10
6) Hubungkan kabel negatif pada battery.

Melepas dan Memasang Drive Belt Generator / Water Pump


Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Lepaskan drive belt kompresor sebelum melepaskan belt water pump (1).
 [7B-58]
3) Longgarkan baut generator (2) dan baut poros generator (3).
4) Longgarkan baut penyetel generator (4), dan kemudian lepaskan belt water pump.
2 1

Pemasangan
1) Pasang belt (1) pada pulley water pump (2), pulley crankshaft (3) dan pulley generator (4).
2) Setel tegangan belt.  [1J-10]
3) Pasang drive belt kompresor.  [7B-58]
1

4
3

4) Hubungkan kabel negatif pada battery.

Melepas dan Memasang Generator


1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Lepaskan drive shaft sebelah kanan.  [3A-3]
3) Lepaskan semua part sesuai urutan angka yang ditunjukkan di dalam gambar.
4) Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan.

PERHATIAN:

• Jangan keliru memasang kutub terminal.


• Jangan sampai terjadi korslet antara terminal “IG” dan “L”. Selalu hubungkan terminal-terminal ini
melalui lampu.
• Jangan menghubungkan muatan apapun antara terminal “L” dan “E”.

1J-11
[a]: Terminal lampu (terminal L) [e]: Output generator (terminal B) 3. Konektor 7. Generator
[b]: Terminal Pengapian (terminal IG) [f]: Ground (terminal E) 4. Drive belt generator : 7,9 N·m (0,81 kg·m, 6,0 lbf-ft)
[c]: Terminal C 1. Mur terminal “B” 5. Baut generator : 25 N·m (2,5 kgf-m, 18,5 lbf-ft)
[d]: Monitor duty field (terminal FR) 2. Kabel terminal “B” 6. Baut poros generator : 47,5 N·m (4,8 kgf-m, 35,15 lbf-ft)

Komponen-komponen Generator
1 2

(g)
(f)

(b)
4

6
3 7
8

(e)

10

11 12

(a)
15

9 16

(a) (a)

13
(d) 14 (c)

(a)
(e)

1. Pulley 7. Cover bearing 13. Pegas brush : 3,6 N·m (0,37 kgf-m, 3,0 lbf-
ft)
2. Drive end frame 8. Washer 14. Brush : 3,9 N·m (0,40 kgf-m, 3,0 lbf-
ft)
3. Drive end 9. Rangka 15. Pintu bagasi : 4,5 N·m (0,46 kgf-m, 3,5 lbf-
bearing belakang ft)

1J-12
4. Penahan 10. Penahan 16. Bush : 8,8 N·m (0,90 kgf-m, 6,5 lbf-
bearing rectifier ft)
5. Rotor 11. Regulator : 2,0 N·m (0,20 kgf-m, 1,5 : 133 N·m (13,6 kgf-m, 98,5
lbf-ft) lbf-ft)
6. Bearing sisi 12. Brush holder : 2,6 N·m (0,27 kgf-m, 2,0 : Jangan digunakan kembali.
belakang lbf-ft)

Merakit dan Membongkar Generator


Pembongkaran
1) Lepaskan mur dalam terminal B (1) dan bush (2).
2) Lepaskan 3 mur (3) dan lepaskan pintu bagasi (4).

3) Lepaskan 5 sekrup (1).

CATATAN:
Mur-mur ini berbeda jenisnya. Saat merakit, kencangkan mur dan sekrup ke posisi asalnya.

4) Lepaskan brush holder assy. (2) dan regulator IC (3).

2 1 3 1 1

5) Buka patri dan lepaskan brush dan pegas dari brush holder, jika perlu.
6) Lepaskan baut (1) dan 4 sekrup (2).
7) Lepaskan penahan rectifier (3).

1J-13
8) Tahan shaft menggunakan hexagonal box wrench (1) dan lepaskan mur pulley, kemudian tarik pulley keluar (2).

PERHATIAN:

• Untuk menahan shaft, gunakan hexagonal box wrench (3). Kotak duo desimal dapat menyebabkan
shaft tergelincir sehingga mengakibatkan shaft atau peralatan rusak.
• Jangan mencoba menahan pulley menggunakan kunci pipa atau kunci jepit agar tidak merusak
bentuknya.

9) Lepaskan 4 mur rangka belakang (3).


10) Lepaskan rangka belakang (1) dengan rotor tapping shaft (2) pelan-pelan menggunakan palu plastik.
11) Pisahkan rangka belakang dari rotor secara rata menggunakan palu plastik.

PERHATIAN:

Jangan memukul shaft pada sisi slip ring saat memisahkan rotor dan rangka belakang.

12) Gunakan bearing puller (2) untuk melepaskan bearing sisi belakang (1) dan cover bearing (3), jika perlu.

PERHATIAN:

• Harus hati-hati jangan sampai mengganggu bilah kipas pendingin saat memasang penarik.

1J-14
• Pastikan menggunakan bearing baru. Jika tidak, bearing mungkin rusak.

13) Lepaskan 4 sekrup, pelat penahan (1) dan tarik keluar drive end bearing (2), jika perlu.

CATATAN:
Memanaskan drive end frame mungkin akan memudahkan pelepasan stator. (di bawah 130 °C)

Perakitan
1) Pasang bearing sisi belakang yang baru (1), jika sudah dilepaskan.

PERHATIAN:

• Jangan dorong ring ke luar bearing saat memasangnya.


• Jangan gunakan lagi bearing sisi belakang.

2) Periksa apakah bearing sisi belakang berputar dengan lancar.

3) Pasang drive end bearing (3), jika sudah dilepaskan.

PERHATIAN:

Jangan dorong ring ke dalam bearing saat memasangnya.

4) Periksa apakah drive end bearing berputar dengan lancar.

Momen pengencangan

1J-15
Sekrup penahan bearing (a): 2,6 N·m (0,27 kg-m, 2,0 lb-ft)

5) Letakkan drive end frame (2) pada pulley, kemudian pasang rotor (1) pada drive end frame.

6) Pasang rangka belakang ke drive end frame.


7) Kencangkan mur rangka belakang sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur rangka belakang (a): 4,5 N·m (0,46 kg-m, 3,5 lb-ft)

8) Pasang pulley (1) dan kencangkan mur pulley dengan menahan shaft menggunakan kunci kotak heksagon (2)
sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur pulley (a): 132,5 N·m (13,5 kg-m, 97,7 lb-ft)

9) Pasang penahan rectifier (1).

1J-16
PERHATIAN:

Saat memasang rectifier, periksa untuk memastikan apakah stator lead memiliki cukup celah dengan
bilah kipas pendingin.

Momen pengencangan
Baut penahan rectifier (a): 3,9 N·m (0,40 kg-m, 3,0 lb-ft)
Sekrup penahan rectifier (b): 2,0 N·m (0,20 kg-m, 1,5 lb-ft)

10) Jika brush dan pegas telah dilepaskan dari penahan, lakukan prosedur berikut.
a) Masukkan kabel brush baru melalui lubang dalam brush holder, dan masukkan pegas dan brush ke dalam
brush holder.
b) Patri kabel brush ke brush holder sesuai dengan panjang terpapar telah yang ditentukan.
Panjang terpapar “a”: 10,5 mm (0,413 in.)

c) Periksa apakah brush bergerak dengan lancar di dalam brush holder.


d) Potong kelebihan kabel.
e) Berikan cat isolasi pada daerah yang dipatri.
11) Letakkan regulator IC (1) beserta brush holder (2) secara horizontal pada rangka belakang (3).
12) Pasang 5 sekrup.

Momen pengencangan
Sekrup regulator IC (a): 2,0 N·m (0,20 kg-m, 1,5 lb-ft)
Sekrup brush holder (b): 2,0 N·m (0,20 kg-m, 1,5 lb-ft)

1J-17
(b)
(a)

1 2

13) Pasang pintu bagasi (1).

Momen pengencangan
Mur pintu bagasi (a): 4,5 N·m (0,46 kg-m, 3,5 lb-ft)
14) Pasang bush (2) dan kencangkan mur dalam terminal B (3) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur dalam terminal B (b): 3,6 N·m (0,37 kg-m, 3,0 lb-ft)

15) Pastikan rotor berputar dengan lancar.

Pemeriksaan Generator
Rotor
1) Menggunakan ohmmeter (1), periksa hubungan antar slip ring (2) rotor. Jika tak ada hubungan, ganti rotor.

Tahanan standar antar slip ring rotor

1J-18
Kira-kira, 2,9 Ω pada suhu 20 – 25 °C (68 °F – 77 °F)

2) Menggunakan ohmmeter (1), periksa apakah tak ada hubungan antar slip ring (2) dan inti rotor (3). Jika ada
hubungan, ganti rotor.

3) Periksa kekasaran dan garis slip ring. Jika kasar atau bergaris, ganti rotor.
Menggunakan caliper vernier, ukur diameter slip ring. Jika diameternya kurang dari nilai minimal, ganti rotor.

Diameter slip ring


Standar: 14,4 mm (0,566 in.)
Batas: 14,0 mm (0,551 in.)

Bearing
Periksa kelancaran putaran bearing.
Ganti jika perputarannya tak normal.

Stator
1) Menggunakan ohmmeter, periksa hubungan semua kabel. Jika tak ada hubungan, ganti rotor.

1J-19
2) Menggunakan ohmmeter, periksa apakah tidak ada hubungan antara kabel kumparan dan inti stator. Jika ada
hubungan, ganti stator.

Brush
Periksa keausan semua brush dengan mengukur panjangnya seperti yang ditunjukkan. Jika brush aus sampai batas
servis, ganti brush.

Panjang brush yang terpapar “a”


Standar: 10,5 mm (0,413 in.)
Batas: 4,5 mm (0,177 in.)

Rectifier
1) Menggunakan ohmmeter, hubungkan satu kabel ke terminal B (1) dan ujung lainnya ke tiap terminal rectifier (2).

2) Balik kutub kabel dan ulangi Langkah 1).


3) Pastikan satu kabel menunjukkan hubungan dan kabel lain tidak menunjukkan hubungan.
Jika ada hubungan, ganti penahan rectifier.
4) Menggunakan ohmmeter, hubungkan satu kabel ke tiap terminal negatif (1) dan ujung lainnya ke tiap terminal
rectifier (2).

1J-20
5) Balik kutub kabel dan ulangi Langkah 4).
6) Pastikan satu kabel menunjukkan hubungan dan kabel lain tidak menunjukkan hubungan.
Jika ada hubungan, ganti penahan rectifier.

Regulator
1) Menggunakan ohmmeter, periksa hubungan antara terminal “F” (1) dan terminal “B” (2). Pastikan hubungan
dalam kondisi berikut. Jika tidak, ganti regulator (3).
• Saat jarum positif dan negatif antara terminal “F” (1) dan terminal “B” (2) ditukar, ada hubungan dalam satu
arah akan tetapi tak ada hubungan dari arah lainnya.

B
B IG

L
P
3

FR
1
F C
E
2
E

2) Menggunakan ohmmeter, periksa hubungan antara terminal “E” (1) dan terminal “F” (2). Pastikan hubungan
dalam kondisi berikut. Jika tidak, ganti regulator (3).
• Saat jarum positif dan negatif antara terminal “E” (1) dan terminal “F” (2) ditukar, ada hubungan dalam satu
arah akan tetapi tak ada hubungan dari arah lainnya.

B
B IG

L
P
3
1
FR
2
F C
E

1J-21
Spesifikasi
Spesifikasi Sistem Pengisian
Battery

CATATAN:
Tipe battery yang digunakan di semua kendaraan adalah salah satu dari tipe berikut ini, tergantung pada
spesifikasi.

Battery
: 38B20RMF (33AH/20HR, 30AH/5HR), 38B20RMF (37AH/20HR, 30AH/5HR) 12V

Generator

Tipe Tipe 60 A
Voltase Terukur 12 V
Output Nominal 60 A
Putaran maksimal yang diperbolehkan 18.000 r/min.
Putaran tanpa beban 1020 r/min. (rpm)
Voltase teregulasi 14.2 – 14,8 V pada suhu 20 °C (68 °F)
Suhu ruang yang diperbolehkan –30 hingga 90 °C (–22 hingga 194 °F)
Kutub Ground Negatif
Rotasi Dilihat searah jaruh jam dari pulley

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen pengencangan
Part pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut generator 25 2.5 18.5
Baut poros generator 47.5 4.8 35.2
Sekrup penahan bearing 2.6 0.27 2.0
Mur rangka belakang 4.5 0.46 3.5
Mur pulley 132.5 13.5 97.7
Baut penahan rectifier 3.9 0.40 3.0
Sekrup penahan rectifier 2.0 0.20 1.5
Sekrup regulator IC 2.0 0.20 1.5
Sekrup brush holder 2.0 0.20 1.5
Mur pintu bagasi 4.5 0.46 3.5
Mur dalam terminal B 3.6 0.37 3.0

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Melepas dan Memasang Generator [1J-11]
Komponen-komponen Generator [1J-12]

Acuan:

1J-22
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

1J-23
Mesin
Bab 1K

Sistem Gas Buang


K12M ......................................................................................................................................................................... 1K-2
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 1K-2
Deskripsi Sistem Gas Buang .................................................................................................................................1K-2
Informasi dan Prosedur Diagnosa........................................................................................................................ 1K-2
Pemeriksaan Sistem Gas Buang ...........................................................................................................................1K-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 1K-2
Komponen Sistem Gas Buang...............................................................................................................................1K-2
Melepas dan Memasang Exhaust Manifold ...........................................................................................................1K-3
Melepas dan Memasang Pipa Pembuangan dan Mufler .......................................................................................1K-5
Spesifikasi............................................................................................................................................................... 1K-5
Spesifikasi Momen Pengencangan ........................................................................................................................1K-5

Z13DTJ...................................................................................................................................................................... 1K-6
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 1K-6
Deskripsi Sistem Gas Buang .................................................................................................................................1K-6
Informasi dan Prosedur Diagnosa........................................................................................................................ 1K-6
Pemeriksaan Sistem Gas Buang ...........................................................................................................................1K-6
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 1K-6
Komponen Sistem Gas Buang...............................................................................................................................1K-6
Komponen Exhaust Manifold .................................................................................................................................1K-8
Melepas dan Memasang Exhaust Manifold ...........................................................................................................1K-8
Pemeriksaan Exhaust Manifold............................................................................................................................1K-10
Melepas dan Memasang Catalytic Converter ......................................................................................................1K-10
Melepas dan Memasang Pipa Pembuangan dan Mufler ..................................................................................... 1K-11
Spesifikasi..............................................................................................................................................................1K-11
Spesifikasi Momen Pengencangan ...................................................................................................................... 1K-11

1K-1
K12M

Uraian Umum
Deskripsi Sistem Gas Buang
Sistem gas buang terdiri dari exhaust manifold, catalytic converter tiga arah (TWC) di dalam exhaust manifold, pipa
pembuangan, mufler dan seal, gasket, dll.
Catalytic converter tiga arah adalah perangkat kontrol emisi yang ditambahkan ke sistem gas buang untuk
menurunkan tingkat polutan Hidrokarbon (HC), Karbon monoksida (CO), dan Nitrogen Oksida (NOx) dalam gas
buang.

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Pemeriksaan Sistem Gas Buang
PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistem gas buang ketika sistem panas. Saat
melakukan perbaikan pada sistem gas buang harus dilakukan saat sistem telah dingin.

Pada setiap interval servis perawatan berkala, dan jika kendaraan akan menjalani servis lainnya, periksa sistem gas
buang sebagai berikut:
• Periksa kerusakan, penurunan, dan keluarnya posisi dudukan karet.

• Periksa distorsi pada permukaan dudukan exhaust manifold cylinder head.


• Periksa kebocoran, kelonggaran sambungan, penyok, dan kerusakan pada sistem gas buang.
• Jika baut atau mur longgar, kencangkan sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.  [1K-2]
• Periksa apakah area bodi rusak, hilang, atau ada part yang salah posisi, seam yang terbuka, lubang pada
sambungan atau kerusakan lain yang dapat memungkinkan gas buang masuk ke dalam kendaraan.
• Pastikan komponen sistem gas buang memiliki cukup ruang dari kolong bodi agar terhindar dari panas yang
terlalu tinggi dan kemungkinan kerusakan pada kolong bodi kendaraan.
• Tiap kerusakan harus segera diperbaiki.

Petunjuk Perbaikan
Komponen Sistem Gas Buang
PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistem gas buang ketika sistem panas. Saat
melakukan perbaikan pada sistem gas buang harus dilakukan saat sistem telah dingin.

1K-2
16
15 8
(b)

(b) 1

10
9

12 (a) 6

11
5

3
(d) (c)

(b) (a)
4 7

14

13

(c)
14
(e)

(e)

1. Gasket Exhaust Manifold 9. Dudukan No.1 : 45 N·m (46 kgf-m, 33,5 lbf-ft)
2. Exhaust Manifold 10. Gasket pipa pembuangan : 60 N·m (6,1 kgf-m, 44,5 lbf-ft)
3. Pengencang exhaust manifold 11. Cangkuk mesin : 43 N·m (4,4 kgf-m, 32,0 lbf-ft)
Pertama, kencangkan mur dengan
tangan. Kemudian, kencangkan baut
sesuai dengan spesifikasi momen
pengencangan. Lalu kencangkan
mur sesuai dengan spesifikasi
momen pengencangan.
4. HO2S (warna konektor: hijau) 12. Sensor A/F (warna : 35 N·m (3,6 kgf-m, 26,0 lbf-ft)
konektor: hitam)
5. Ring seal 13. Insulator panas : 2,4 N·m (0,24 kgf-m, 2,0 lbf-ft)
6. Pipa Pembuangan No.1. 14. Dudukan No.2 : Jangan digunakan kembali.
7. Pipa pembuangan tengah 15. Cover, Exhaust manifold
8. Mufler 16. Braket Oxygen Sensor

Melepas dan Memasang Exhaust Manifold


Referensi: Komponen Sistem Gas Buang [1K-2]

1K-3
Pelepasan

PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyervis sistem gas buang ketika masih panas.
Servis harus dilakukan setelah dingin.

1) Lepas kabel negatif pada battery.


2) Cabut konektor sensor A/F (1) (warna konektor: hitam) dan konektor HO2S (2) (warna konektor: abu-abu),
kemudian lepaskan dari tempatnya.

3) Lepaskan pipa pembuangan No.1 (1) dari exhaust manifold.

4) Lepaskan pengencang exhaust manifold (2).


5) Lepaskan pelat (3) dari exhaust manifold.
6) Lepaskan sensor A/F (4) dan HO2S (5) dari exhaust manifold, jika perlu.
7) Lepaskan exhaust manifold (1) dan gasketnya dari cylinder head.
3

2
2
5

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal berikut ini.
• Gunakan gasket dan ring seal yang baru.

1K-4
• Kencangkan masing-masing baut dan mur sesuai spesifikasi momen pengencangan.  [1K-2]
• Periksa apakah sistem gas buang mengalami kebocoran.

Melepas dan Memasang Pipa Pembuangan dan Mufler


Referensi: Komponen Sistem Gas Buang [1K-2]
Untuk mengganti pipa pembuangan, dan mufler, Lihat Komponen Sistem Gas Buang [1K-2] dan berikut ini.

PERHATIAN:

Exhaust manifold memiliki catalytic converter tiga arah di dalamnya, part itu tidak boleh terkena goncangan.
Hati-hati jangan sampai menjatuhkannya atau membenturkannya dengan sesuatu.

• Kencangkan baut dan mur sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan saat memasang kembali.  [1K-2]
• Setelah pemasangan, hidupkan mesin dan periksa adanya kebocoran pada tiap sambungan pada sistem gas
buang.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Sistem Gas Buang [1K-2]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

1K-5
Z13DTJ

Uraian Umum
Deskripsi Sistem Gas Buang
Sistem gas buang terdiri atas exhaust manifold, catalytic converter, turbocharger, pipa gas buang, mufler dan seal,
gasket dan lain-lain.
Catalytic converter adalah perangkat kontrol emisi yang ditambahkan ke sistem gas buang untuk menurunkan tingkat
polutan Hidrokarbon (HC) dan Karbon monoksida (CO) dalam gas buang.

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Pemeriksaan Sistem Gas Buang
PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistem gas buang ketika sistem panas. Saat
melakukan perbaikan pada sistem gas buang harus dilakukan saat sistem telah dingin.

Pada setiap interval servis perawatan berkala, dan jika kendaraan akan menjalani servis lainnya, periksa sistem gas
buang sebagai berikut:
• Periksa kerusakan, penurunan, dan keluarnya posisi dudukan karet.

• Periksa kebocoran, kelonggaran sambungan, penyok, dan kerusakan pada sistem gas buang.
• Jika baut atau mur longgar, kencangkan sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.  [1K-6]
• Periksa apakah area bodi rusak, hilang, atau ada part yang salah posisi, seam yang terbuka, lubang pada
sambungan atau kerusakan lain yang dapat memungkinkan gas buang masuk ke dalam kendaraan.
• Pastikan komponen sistem gas buang memiliki cukup ruang dari kolong bodi agar terhindar dari panas yang
terlalu tinggi dan kemungkinan kerusakan pada karpet ruang penumpang.
• Tiap kerusakan harus segera diperbaiki.

Petunjuk Perbaikan
Komponen Sistem Gas Buang
PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistem gas buang ketika sistem panas. Saat
melakukan perbaikan pada sistem gas buang harus dilakukan saat sistem telah dingin.

1K-6
8

(a)

10

(d) 8

(d)

6
6 4
(b)
(e)

9 (f)

6
11
3

(c)
2

1
(e)

(b)
7

1. Catalytic converter 7. Dudukan No.1 : 43 N·m (4,3 kgf-m, 31,0


lbf-ft)
2. Braket catalytic converter 8. Dudukan No.2 : 55 N·m (5,5 kgf-m, 40,0
lbf-ft)
3. Pipa Pembuangan No.1. 9. Sensor A/F : 3 N·m (0,3 kgf-m, 2,5 lbf-
ft)
4. Pipa pembuangan No.2. 10. Insulator panas : 25 N·m (2,5 kgf-m, 18,5
lbf-ft)
5. Mufler 11. Pipa pembuangan tengah : 45 N·m (4,5 kgf-m, 32,6
lbf-ft)
6. Gasket pembuangan : 60 N·m (6,0 kgf-m, 43,5 lbf-ft) : Jangan digunakan
kembali.

1K-7
Komponen Exhaust Manifold
1 3

2
(b)

(a)

(c)

1. Cover Exhaust Manifold : 15 N·m →+ 30° (1.5 kgf-m →+ 30°, 11.0 lbf-ft + 30°)
2. Gasket Exhaust Manifold : 9 N·m (0,9 kgf-m, 7,0 lbf-ft)
3. Exhaust Manifold : 28 N·m (2,9 kgf-m, 21,0 lbf-ft)
4. Engine hanger : Jangan digunakan kembali.

Melepas dan Memasang Exhaust Manifold


Referensi: Komponen Exhaust Manifold [1K-8]

Pelepasan

PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyervis sistem gas buang ketika masih panas. Servis harus
dilakukan setelah sistem dingin.

1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.


2) Kuras coolant mesin.  [1F-26]
3) Lepaskan filter udara beserta sensor MAF dan IAT.  [1D-97]
4) Lepaskan turbocharger.  [1D-106]
5) Lepaskan pipa masuk coolant (1)
6) Lepaskan kabel peredam suara.

1K-8
1) Lepaskan exhaust manifold (1) dan gasket exhaust manifold (2).

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Exhaust Manifold [1K-10]
1) Pasang exhaust manifold (1) dengan gasket yang baru (3).
2) Kencangkan mur exhaust manifold yang baru (2) sebagai berikut.
a) Kencangkan mur exhaust manifold (2) dengan kekencangan 15 N·m (1,5 kgf-m, 11,0 lbf-ft).
b) Kencangkan kembali dengan menambah putaran 30°.

Momen pengencangan
Mur exhaust manifold (a): 15 N·m →+ 30° (1,5 kgf-m →+ 30°, 11,0 lbf-ft →+ 30°)

3) Pasang pipa masuk coolant (1).

Momen pengencangan
Baut pipa masuk coolant (a): 9 N·m (0.9 kg-m, 7.0 lb-ft)
4) Pasang turbocharger.  [1D-106]
5) Pasang filter udara beserta sensor MAF dan IAT.  [1D-97]
6) Isi ulang sistem pendingin yang dilengkapi dengan A/C.  [1F-27]

1K-9
7) Isi kembali oli mesin.  [1E-22]
8) Sambungkan kabel (–) negatif pada battery.
9) Periksa untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran oli mesin, kebocoran coolant dan kebocoran gas buang
pada setiap sambungan.

Pemeriksaan Exhaust Manifold


Referensi: Melepas dan Memasang Exhaust Manifold [1K-8]
Periksa apakah exhaust manifold mengalami keretakan dan kerusakan.
Ganti exhaust manifold jika perlu.

Melepas dan Memasang Catalytic Converter


Pelepasan

PERINGATAN:

Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistem gas buang ketika sistem panas. Saat
melakukan perbaikan pada sistem gas buang harus dilakukan saat sistem telah dingin.

PERHATIAN:

• Catalytic converter tidak boleh terkena goncangan.


Hati-hati jangan sampai menjatuhkannya atau membenturkannya dengan sesuatu.

1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.


2) Lepaskan pipa pembuangan No.1.  [1K-6]
3) Lepaskan pendingin oli.  [1E-26]
4) Lepaskan catalytic converter (2) dari turbocharger setelah meluruskan lock plate (1) dan melonggarkan baut.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Pasang gasket dan lock plate (2) yang baru.
• Kencangkan baut catalytic converter sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut catalytic converter (a): 28 N·m (2,9 kg-m, 21,0 lb-ft)

1K-10
1. Catalytic converter

• Bengkokkan cengkam (3) lock plate (1) untuk mencegah baut catalytic converter (2) menjadi longgar.
3
2

3
1

• Kencangkan baut braket catalytic converter dan mur pipa pembuangan No.1 sesuai dengan spesifikasi momen
pengencangan.  [1K-6]
• Periksa untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran gas buang pada setiap sambungan.

Melepas dan Memasang Pipa Pembuangan dan Mufler


Referensi: Komponen Sistem Gas Buang [1K-6]
Untuk penggantian pipa pembuangan, pastikan kendaraan telah diangkat dan perhatikan PERINGATAN di bawah
Komponen Sistem Gas Buang [1K-6] dan yang berikut ini.
• Kencangkan baut dan mur sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan saat memasang kembali.  [1K-6]
• Setelah pemasangan, hidupkan mesin dan periksa adanya kebocoran pada tiap sambungan pada sistem gas
buang.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Part pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur exhaust manifold 15 N·m →+ 30° (1,5 kgf-m →+ 30°, 11,0
lbf-ft →+ 30°)
Baut pipa masuk coolant 9 .9 7.0
Baut catalytic converter 28 2.9 21.0

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Sistem Gas Buang [1K-6]
Komponen Exhaust Manifold [1K-8]

Acuan:
1K-11
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

1K-12
Suspensi
Bab 2

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan .............................................................................................................................................. 2-2
Pencegahan pada Suspensi .................................................................................................................................... 2-2

2-1
Tindakan Pencegahan
Pencegahan pada Suspensi
Perhatian untuk Suspensi
Lihat Perhatian Suspensi [00-15] .

Perhatian untuk Roda dan Ban


Lihat Perhatian untuk Roda dan Ban [00-15] .

Pencegahan Umum
Lihat Tindakan Pencegahan Umum [00-6] .

Titik Angkat Kendaraan


Lihat Titik Angkat Kendaraan [0A-9] .

Peringatan untuk Pengencang


Lihat Peringatan Pengencang [00-15] .

Informasi Pengencang
Lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Perhatian pada Rem


Lihat Perhatian pada Rem [00-16] .

2-2
Suspensi
Bab 2A

Diagnosa Umum Suspensi


Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 2A-2
Diagnosa Gejala Suspensi, Roda, dan Ban...........................................................................................................2A-2
Pemeriksaan Sistem Suspensi ..............................................................................................................................2A-3

2A-1
Informasi dan Prosedur Diagnosis
Diagnosa Gejala Suspensi, Roda, dan Ban
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Kendaraan menarik (Lead) Ban tidak sama ukurannya atau Ganti ban.
tidak rata
Ban kurang angin Sesuaikan tekanan ban.
Coil spring patah atau goyah Ganti coil spring.
Daya lateral ban radial Ganti ban.
Wheel alignment tidak tepat Periksa dan setel Wheel alignment
Rem macet di salah satu roda Perbaiki rem.
Komponen suspensi depan atau Kencangkan atau ganti komponen
belakang longgar, bengkok atau suspensi.
patah.
Keausan ban tidak normal atau Coil spring patah atau turun Ganti coil spring.
berlebihan Ban tidak balance Setel balance atau ganti ban.
Wheel alignment tidak tepat Periksa dan setel Wheel alignment
Strut (shock absorber) rusak Ganti strut (shock absorber).
Setir keras Ganti ban.
Kendaraan terlalu berat Ganti ban.
Ban tidak dirotasi Ganti atau rotasi ban.
Bearing roda aus atau longgar Ganti wheel bearing.
Roda atau ban goyang Ganti roda atau ban.
Ban kurang angin Sesuaikan tekanan ban.
Putaran roda tidak stabil Lepuhan atau tambalan pada ban Ganti ban.
Gerak strut (shock absorber) tak Ganti strut (shock absorber).
sesuai
Goncangan, getaran atau vibrasi Ban atau roda tak seimbang Seimbangkan roda atau ganti ban
dan/atau roda.
Bearing roda longgar Ganti bearing roda.
Tie-rod end aus. Ganti tie-rod end.
Sambungan suspension arm aus Ganti suspension arm.
Keausan ban atau roda berlebih Perbaiki atau ganti roda dan/atau
ban.
Lepuhan atau tambalan pada ban Ganti ban.
Keausan radial pada ban / roda Ganti roda atau ban.
assy. karena beban berlebih
Wheel alignment tidak tepat Periksa dan setel Wheel alignment
Sambungan steering longgar atau Kencangkan atau ganti
aus sambungan steering.
Baut kotak steering gear longgar Kencangkan baut kotak steering
gear.
Kebisingan, sisi depan tak normal Tie-rod end, sambungan suspension Ganti rie-rod end, suspension arm,
arm, tie-rod di dalam sambungan tie-rod atau sambungan drive
bola atau sambungan drive shaft shaft.
aus, macet, atau longgar
Strut atau dudukan rusak Perbaiki atau ganti strut atau
dudukan.
Bush suspension arm aus Ganti bush suspension arm yang
aus

2A-2
Stabilizer bar longgar Kencangkan baut atau mur
dan/atau ganti bush.
Mur roda longgar Kencangkan mur roda.
Baut atau mur suspensi longgar Kencangkan baut atau mur
suspensi.
Bearing roda patah atau rusak Ganti bearing roda.
Coil spring patah Ganti coil spring.
Bearing strut dilumasi dengan buruk Ganti bearing strut.
atau sudah aus
Kesalahan Sistem Power Steering Periksa dan betulkan kesalahan.
Ketinggian trim rendah atau tak Coil spring patah atau goyah Ganti coil spring.
rata Kelebihan beban Periksa muatan.
Lihat CATATAN *1.
Coil spring salah Ganti coil spring.
Ban kurang angin Sesuaikan tekanan ban.
Berkendara terlalu lunak Strut (shock absorber) rusak Ganti strut (shock absorber).
Suspension bottom Kelebihan beban Periksa muatan.
Strut (shock absorber) rusak Ganti strut (shock absorber).
Coil spring salah, patah atau goyah Ganti coil spring.
Body condong atau goncang di Stabilizer bar longgar Kencangkan baut atau mur
bagian pojok. stabilizer bar, atau ganti bush.
Strut (shock absorber) atau dudukan Ganti strut (shock absorber) atau
rusak kencangkan dudukan.
Coil spring patah atau goyah Ganti coil spring.
Kelebihan beban Periksa muatan.
Ban cupped Strut depan rusak Ganti strut.
Bearing roda aus Ganti bearing roda.
Keausan ban atau roda berlebih Perbaiki atau ganti ban dan/atau
roda.
Sambungan suspension arm aus Ganti suspension control arm.
Ban tidak balance Setel balance atau ganti ban.

CATATAN:
*1: Selisih ketinggian trim kanan-ke-kiri (“H”) harus dalam 15 mm (0.6 in.) dengan berat kekang. (sama
dengan sisi belakang.)
“H”

Pemeriksaan Sistem Suspensi


Angkat kendaraan dan periksa item berikut ini. Jika ditemukan suku cadang yang rusak, kencangkan lagi, perbaiki
atau ganti dengan suku cadang baru.

2A-3
• Periksa rangka suspensi dan suspension arm apakah mengalami perubahan bentuk, retakan, dan kerusakan.
• Periksa strut assy. depan (shock absorber) dan shock absorber belakang apakah mengalami kebocoran oli,
perubahan bentuk, kerusakan, dan kondisi pemasangan.
• Periksa coil spring (depan dan belakang) untuk mengetahui kondisi pemasangan.
• Periksa keretakan dan kerusakan bush.

• Periksa sambungan suspension arm untuk melihat play dan cover debu sambungan suspension arm untuk
melihat retakan.

• Periksa suku cadang komponen suspensi lainnya untuk mengetahui kondisi pemasangan (play dan
pengencangan)

2A-4
Suspensi
Bab 2B

Suspensi Depan
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 2B-2
Konstruksi Suspensi Depan ...................................................................................................................................2B-2
Uraian Suspensi Depan .........................................................................................................................................2B-3
Konstruksi Wheel Alignment Depan.......................................................................................................................2B-3
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 2B-3
Persiapan untuk Memeriksa dan Menyetel Alignment Roda Depan......................................................................2B-3
Memeriksa dan Menyetel Alignment Roda Depan.................................................................................................2B-3
Komponen Strut Assy. Depan.................................................................................................................................2B-7
Melepas dan Memasang Strut Depan Assy ...........................................................................................................2B-7
Memeriksa Strut Assy. Depan ..............................................................................................................................2B-10
Membongkar dan Merakit Strut Assy Depan........................................................................................................2B-10
Memeriksa Coil Spring, Strut Bearing dan Strut Support .....................................................................................2B-12
Komponen Suspension Arm.................................................................................................................................2B-13
Melepas dan Memasang Suspension Arm...........................................................................................................2B-13
Memeriksa Suspension Arm ................................................................................................................................2B-15
Membongkar dan Merakit Suspension Arm Bush................................................................................................2B-16
Membongkar dan Merakit Suspension Arm Dust Cover ......................................................................................2B-17
Rangka Suspensi Depan, Stabilizer Bar dan/atau Komponen Bush ...................................................................2B-19
Melepas dan Memasang Rangka Suspensi Depan, Stabilizer Bar dan/atau Bush .............................................2B-20
Memeriksa Rangka Suspensi Depan...................................................................................................................2B-24
Memeriksa Stabilizer Bar, Bush dan/atau Joint ...................................................................................................2B-24
Memeriksa Pengencang Suspensi Depan ...........................................................................................................2B-24
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 2B-25
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................2B-25
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 2B-25
Special Tool ..........................................................................................................................................................2B-25

2B-1
Uraian Umum
Konstruksi Suspensi Depan
(c)
[f]

(c)
[A]
1
(g)
(h)
1
2
(c) (c)
(b)
5
5

6
8

3
6

7
(h) 9 4
(d)
(f)
(b) (e)

(a)

(c)
[f]

(c)
[B]
1

(g) (h) 1

2 (c) (c)
(b)

5 5

6
8

6 3

7
9 4
(h)

(d) (f)
(b) (e)
(a)

[A]: Model mesin bensin: 6. Stabilizer bar : 45 N m (4.6 kgf-m, 33.5 lbf-ft)
[B]: Model mesin diesel 7. Tie-rod : 60 N·m (6.1 kgf-m, 44.5 lbf-ft)
1. Front strut assy. 8. Rangka suspensi depan : 175 N·m (17.8 kgf-m, 129.5 lbf-ft)
2. Drive shaft depan 9. Suspension arm : 23 N·m (2.3 kgf-m, 17.0 lbf-ft)
3. Steering knuckle : 90 N·m (9.2 kgf-m, 66.5 lbf-ft) : 95 N·m (9.7 kgf-m, 70.5 lbf-ft)
4. Wheel hub depan : 150 N·m (15.3 kgf-m, 111.0 lbf-ft) : Jangan digunakan kembali.
5. Stabilizer joint : 50 N·m (5.1 kgf-m, 37.0 lbf-ft) [f]: Forward (Maju/Depan)

2B-2
Uraian Suspensi Depan
Suspensi depan menggunakan rangka suspensi dan arm berbentuk L. Strut depan berjenis Mc Pherson.
Sambungan stabilizer bar yang dipasang pada strut assy. mengurangi perubahan bentuk selama rolling untuk
meningkatkan stabilitas kendaraan.

Konstruksi Wheel Alignment Depan


Dari berbagai faktor wheel alignment depan, hanya setelan toe yang dapat disesuaikan. Camber dan caster tidak
dapat disetel.
Karena itu, bila camber atau caster tidak sesuai dengan spesifikasi karena kerusakan yang disebabkan oleh kondisi
jalan yang buruk atau benturan, maka harus ditentukan apakah kerusakan tersebut terjadi pada bodi atau suspensi.
Bodi yang rusak harus diperbaiki, sementara suspensi yang rusak harus diganti.

CATATAN:
Keluhan kemudi dan getaran tidak selalu disebabkan oleh alignment roda yang tidak baik. Item tambahan
yang harus diperiksa adalah kemungkinan roda melenceng karena aus atau roda tidak diproduksi dengan
baik. “Menarik ke satu sisi” adalah penyimpangan kendaraan dari jalur lurus pada jalan yang rata tanpa
adanya tekanan tangan pada roda kemudi. Baca Uraian Lead / Pull Ban Radial [2D-6] untuk menentukan
apakah kendaraan memiliki masalah roda menarik ke satu sisi.

Petunjuk Perbaikan
Persiapan untuk Memeriksa dan Menyetel Alignment Roda Depan
Sebelum memeriksa dan menyetel alignment roda depan, lakukan hal-hal berikut.
• Kosongkan kompartemen bagasi.
• Periksa tekanan angin tiap ban apakah sudah disetel dengan tepat. Jika perlu, sesuaikan tekanan ban, perbaiki
atau ganti ban.
• Periksa apakah ban aus dan apakah jenis dan produksi semua ban sama. Jika rusak, ganti dengan yang baru.
• Periksa apakah wheel bearing-nya tidak rusak. Jika rusak, ganti dengan yang baru.
• Periksa apakah roda (beserta ban) menyimpang. Jika perlu, perbaiki atau ganti.
• Periksa apakah setiap komponen suspensi sudah dipasang dengan benar. Jika rusak, perbaiki atau ganti.
• Periksa apakah setiap komponen suspensi bebas dari lekukan, penyok, aus atau kerusakan dalam bentuk
lainnya.
• Tempatkan kendaraan dalam keadaan tanpa muatan di atas permukaan rata.
• Setel roda kemudi dalam posisi lurus.
• Goyangkan kendaraan ke atas dan ke bawah beberapa kali untuk menstabilkan suspensi.
• Periksa apakah celah tanah di kanan dan di kiri kurang lebih sama.

Memeriksa dan Menyetel Alignment Roda Depan


Memeriksa Toe
Ukur toe dengan toe-in gauge (1).
Jika toe tidak sesuai dengan nilai yang telah ditentukan, setel pada tie-rod.

2B-3
Toe depan (total) “b”–“a”
: IN 1,0 ± 1,0 mm (IN 0,039 ± 0,039 in.)

[f]

“a”

“b”

[f]: Forward (Maju/Depan)

Menyetel Toe

PERHATIAN:

• Jangan sekali-kali menyetel sisi kiri atau sisi kanan tie-rod saja, pastikan untuk menyetel kedua sisi tie-
rod dengan ukuran yang sama.
• Pastikan bahwa rack boot tidak terpuntir. Jika terpuntir, rack boot dapat rusak.

1) Kendurkanmur pengunci tie-rod end.


2) Kencangkan atau kendurkan tie-rod kanan dan kiri dengan ukuran yang sama untuk mensejajarkan toe sesuai
spesifikasi.
3) Periksa apakah panjang “a” tie-rod kanan dan kiri sama. Jika tidak sama, setel ulang.

4) Setelah penyetelan, kencangkan mur pengunci sesuai spesifikasi momen.

Momen pengencangan
Mur pengunci tie-rod end (a): 45 N·m (4,6 kg-m, 33,5 lb-ft)

2B-4
Informasi referensi

Side slip
Saat diperiksa dengan side slip tester, side slip harus berada dalam spesifikasi berikut.

Side slip (Pada satu orang)


: DALAM 3,0 hingga 0 mm/m (DALAM 0,118 hingga 0 inci./3,3 ft.)
Jika side slip berbeda jauh, mungkin alignment roda depan tidak sesuai dengan spesifikasi.

Sudut toe
Saat memeriksa sudut toe depan dengan tester alignment roda total atau alat sejenis, lihat spesifikasi berikut.

Sudut toe depan (Tiap roda)


: DALAM 0° 06’± 0° 06’
Jika sudut toe depan tidak sesuai dengan spesifikasi, ukur toe total dengan toe-in gauge kemudian setel pada tie-rod.

Memeriksa Sudut Kemiringan Camber Caster dan Kingpin


Periksa sudut kemiringan camber, caster dan kingpin dengan pengukur camber caster kingpin (1) dan pengukur
radius belokan (2). Jika nilai terukur tidak sesuai dengan nilai yang ditentukan, periksa apakah ada kerusakan,
perubahan bentuk, dan retakan pada hal-hal berikut.
• Strut assy. dan komponen
• Suspension arm dan bush
• Rangka suspensi
• Wheel hub, steering knuckel atau wheel bearing
• Bodi kendaraan

Camber depan “a”


: 0° 00’± 1°

Caster depan “b”


: 5° 06’± 2°

Sudut kemiringan kingpin “c”


Depan: 12° 50’± 3°

CATATAN:
Sudut kemiringan camber, caster dan kingpin merupakan struktur yang tidak dapat disetel.

2B-5
[A] [k]
2

“c”
[t]

[s]

“d” 1

“a”

[B] “b”

[f]

“d”

[A]: Sudut kemiringan camber dan [f]: Forward (Maju/Depan)


kingpin (Tampak depan)
[B]: Caster (Tampak samping) [k]: Garis tengah kingpin
“d”: 90° [s]: Titik pusat bodi kendaraan
1. Suspension arm joint [t]: Garis tengah roda
2. Strut support

Memeriksa dan Menyetel Sudut Kemudi


Bila tie-rod atau tie-rod end diganti, periksa toe, lalu periksa juga sudut kemudi dengan pengukur radius belokan.
Jika nilai terukur tidak sesuai dengan spesifikasi, lakukan pemeriksaan dan penyetelan toe.

Sudut kemudi (Model berbahan bakar bensin)


Di dalam: 39° 06’± 3°
Di luar: 33° 18’ (Referensi)

Sudut kemudi (Model diesel)


Di dalam: 39° 00’± 3°
Di luar: 33° 48’ (Referensi)
2B-6
Komponen Strut Assy. Depan
(a)
9
(a)

7
6

2 (a)
11
(b)

10

[f]

1. Strut depan 6. Strut bearing 11. Stabilizer joint


2. Coil spring 7. Strut bearing plate : 50 N m (5,1 kgf-m, 37,0 lbf-ft)
3. Cover strut dust 8. Strut support : 90 N m (9,2 kgf-m, 66,5 lbf-ft)
4. Coil spring seat 9. Rebound stopper : Jangan digunakan kembali.

5. Coil spring upper seat 10. Baut braket strut [f]: Forward (Maju/Depan)
: Ratakan “di luar” tanda pada dudukan atas coil spring : Masukkan dari sisi depan
dan tengah braket strut. kendaraan

Melepas dan Memasang Strut Depan Assy


Referensi: Komponen Strut Assy. Depan [2B-7]

PERHATIAN:

Bila rebound stopper dan strut assy dilepas, periksa spesifikasi momen pengencangan mur bawah strut
support sebelum memasang strut assy.

Melepas
1) Lepas garnish cowl top dari kendaraan.  [9H-5]

CATATAN:
Saat memperbaiki komponen strut assy, terlebih dahulu kendurkan sedikit mur atas sebelum melepas
strut assy. Hal ini akan mempermudah pekerjaan perbaikan. Perhatikan bahwa mur tidak boleh dilepas
pada tahap ini.

2) Naikkan kendaraan sehingga suspensi depan menggantung bebas.


3) Lepaskan roda depan.

2B-7
4) Lepas mur stabilizer joint dengan menahan stud menggunakan kunci heksagon (2) kemudian lepaskan stabilizer
upper joint (1) dari strut (3).

5) Lepaskan baut pemasangan selang rem (1). Lalu cabut selang rem (2) dan harness sensor putaran roda (3) dari
braket strut (5) seperti ditunjukkan dalam gambar.
6) Lepaskan mur dan baut braket penopang (4).

1
5

7) Lepaskan mur strut (1) dan rebound stopper (2), kemudian lepaskan strut assy dari kendaraan.

CATATAN:
Pegang strut dengan tangan agar tidak jatuh.

Memasang
Referensi: Memeriksa Strut Assy. Depan [2B-10]

2B-8
PERHATIAN:

Mur braket strut telah dilapisi dengan friction stabilizer. Jangan menggunakan kembali mur. Jika digunakan
kembali mur bisa longgar.

Pasang strut assy. dengan membalik prosedur pelepasan, dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Masukkan baut ke arah seperti yang diperlihatkan dalam gambar.
• Kencangkan semua pengencang sesuai spesifikasi momen.

Momen pengencangan
Mur braket strut (a): 90 N·m (9,2 kg-m, 66,5 lb-ft)
Baut pemasangan selang rem (c): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)
Mur stabilizer joint (d): 50 N·m (5.1 kg-m, 37.0 lb-ft)

CATATAN:
• Selang rem dan harness speed sensor roda jangan sampai terpuntir saat memasangnya.
• Pasang harness speed sensor roda (1) yang tandanya (2) di dalam gambar diletakkan untuk membuka
sisi kait braket.

• Turunkan kendaraan dalam keadaan tanpa muatan, kencangkan mur strut sesuai spesifikasi momen.

Momen pengencangan
Mur countershaft (a): 50 N·m (5,1 kg-m, 37,0 lb-ft)

(b)

(c)

[f]

(d)

(a)

[f]: Forward (Maju/Depan)

• Pasang roda depan.  [2D-7]


• Setelah selesai memasang, periksa alignment roda depan.

2B-9
Memeriksa Strut Assy. Depan
Referensi: Melepas dan Memasang Strut Depan Assy [2B-7]
• Periksa adanya kebocoran oli, kerusakan atau perubahan bentuk strut. Jika rusak, ganti seluruh strut assy,
karena strut tak bisa dibongkar.

• Periksa fungsi strut dengan sesuai prosedur berikut.


a. Periksa dan sesuaikan tekanan ban seperti yang ditentukan.
b. Untuk memeriksa strut, goyangkan bodi kendaraan ke atas dan ke bawah 3 atau 4 kali secara terus menerus
dengan mendorong ujung depan bodi sisi kendaraan.
Perhatikan juga berapa kali bodi kendaraan memantul sebelum berhenti setelah digoyang-goyangkan.
c. Ulangi prosedur yang sama ke strut lain untuk memastikan bahwa kedua strut samping sama-sama memberi
respons.
Jika kondisi strut meragukan, bandingkan keduanya dengan kendaraan atau strut yang keadaannnya bagus.
• Periksa dudukan coil spring untuk mengetahui apakah ada retakan dan perubahan bentuk. Jika rusak, ganti
dengan yang baru.
• Periksa rebound stopper, strut bearing, strut dust cover dan strut support untuk mengetahui apakah ada keausan,
retakan, dan perubahan bentuk. Jika rusak, ganti dengan yang baru.

Membongkar dan Merakit Strut Assy Depan


Referensi: Melepas dan Memasang Strut Depan Assy [2B-7]

PERINGATAN:

Saat mengompres coil spring, perhatikan hal-hal berikut agar Anda tidak cedera.
• Pasang kompresor pegas ke coil spring dengan erat.
• Jangan menggunakan impact wrench untuk mengompresnya.
• Gunakan kompresor pegas yang dijual bebas dan ikuti prosedur pengoperasian yang diterangkan dalam
Manual petunjuk yang disertakan dengan kompresor pegas tersebut.

Membongkar
1) Pasang special tool (A) ke coil spring seperti yang ditunjukkan. Putar baut special tool secara berurutan hingga
tekanan coil spring terlepas. Putar strut mengelilingi sumbunya untuk memastikan apakah coil spring telah
terlepas atau belum.

Special Tool
(A): 09943M25010
2B-10
(A)

2) Sambil tetap mengompres coil spring dengan special tool, lepaskan mur bawah strut support dengan kunci
heksagon seperti ditunjukkan dalam gambar.

3) Bongkar strut assy depan.  [2B-7]

Merakit Kembali
1) Kompres coil spring menggunakan special tool (kompresor pegas) hingga panjang total “a” menjadi sekitar 260
mm (10,2 in.) seperti yang ditunjukkan.

Special Tool
(A): 09943M25010

Panjang
“a”: 260 mm (10,2 inci)

“a”

[u] [l] (A)

[u]: Sisi atas (diameter kecil)


[l]: Sisi bawah (diameter besar)

2) Pasang coil spring yang terkompresi ke strut depan, dan letakkan ujung coil spring (2) ke dudukan bawah pegas
(1) seperti ditunjukkan dalam gambar.

CATATAN:
Ujung coil spring tidak boleh menyentuh pijakan dudukan bawah pegas.

2B-11
3) Pasang strut dust cover beserta bump stopper ke batang strut. Untuk arah pemasangan, lihat gambar dalam
Komponen Strut Assy. Depan [2B-7] .
4) Tarik batang strut ke atas sejauh mungkin dan berhati-hatilah agar batang penopang tidak tertarik kembali ke
strut.
5) Pasang dudukan atas spring ke coil spring lalu pasang dudukan atas spring (1) dengan meratakan tanda “OUT”
(3) yang terdapat di dudukan atas spring dan di tengah braket strut (2).

1
1

6) Pasang strut bearing, pelat strut bearing, strut support dan mur bawah strut support sesuai dengan urutan ini.
Kemudian kencangkan mur bawah strut support sesuai spesifikasi momen.
Saat mengencangkan mur bawah strut support, tahan stud dengan kunci heksagon.

Momen pengencangan
Mur bawah strut support (a): 50 N·m (5,1 kg-m, 37,0 lb-ft)

7) Lepaskan special tool (kompresor pegas) dari coil spring.

Memeriksa Coil Spring, Strut Bearing dan Strut Support


Referensi: Membongkar dan Merakit Strut Assy Depan [2B-10]
• Periksa apakah coil spring dan strut support retak, berubah bentuk atau rusak.

2B-12
• Periksa apakah strut bearing aus, bersuara tidak normal atau rusak.
Jika rusak, ganti dengan yang baru.

Komponen Suspension Arm


2

(a) 3 (a)

[f]

1. Suspension arm : 95 N m (9,7 kgf-m, 70,5 lbf-ft)


2. Suspension arm bush : Jangan digunakan kembali.
3. Suspension arm joint dust cover [f]: Forward (Maju/Depan)

Melepas dan Memasang Suspension Arm


PERHATIAN:

Saat melepas dan memasang suspension arm, berhati-hatilah agar tidak merusak suspension arm joint dust
cover.
Jika tidak, grease arm joint akan mengalir keluar dan suspension arm joint dapat rusak.

Melepas
1) Angkat kendaraan dan lepaskan roda depan.
2) Lepaskan cover mesin bawah dan bumper depan.  [9H-2]
3) Lepaskan absorber bawah apron (1).

4) Lepaskan baut (1) dan mur suspension arm joint.

[f]: Forward
(Maju/Depan)

2B-13
5) Lepaskan baut (1) suspension arm, lalu lepaskan suspension arm (2).
1

Memasang
Referensi: Memeriksa Suspension Arm [2B-15]

PERHATIAN:

• Baut suspension arm telah dilapisi dengan friction stabilizer. Jangan menggunakan kembali baut.
Jika digunakan kembali, baut bisa longgar.
• Mur suspension arm joint merupakan mur yang mengunci dengan sendirinya. Jangan menggunakan
kembali mur.
Jika digunakan kembali mur bisa longgar.

1) Pasang suspension arm (2) dengan baut suspension arm yang baru (1) sebagaimana ditunjukkan tapi
kencangkan baut suspension arm (1) hanya untuk sementara.
1

2) Pasang suspension arm joint ke steering knuckle.


3) Sejajarkan ball stud grove dengan lubang baut steering knuckle. Kemudian pasang baut suspension arm joint (1)
dari arah seperti yang ditunjukkan di gambar.
4) Kencangkan mur suspension arm joint yang baru (2) sesuai spesifikasi momen.

Momen pengencangan
Mur suspension arm ball joint (a): 60 N·m (6.1 kg-m, 44.5 lb-ft)

2B-14
[f]: Forward
(Maju/Depan)

5) Pasang roda depan dan kencangkan mur roda sesuai spesifikasi momen.  [2D-7]
6) Turunkan kendaraan dan goyangkan kendaraan ke atas dan ke bawah beberapa kali untuk menstabilkan
suspensi. Setelah itu, kencangkan baut suspension arm sesuai spesifikasi momen.

Momen pengencangan
Baut suspension arm: 95 N·m (9,7 kg-m, 70,5 lb-ft)
7) Angkat lagi kendaraan, pasang absorber bawah apron (1) dan kencangkan baut absorber bawah apron sesuai
spesifikasi momen.

Momen pengencangan
Baut absorber bawah apron (a): 55 N·m (5,6 kg-m, 40,5 lb-ft)
(a)

(a)

8) Pasang bumper depan.  [9H-2]


9) Pasang mesin di bawah cover.
10) Turunkan kendaraan, pastikan roda depan sejajar.  [2B-3]

Memeriksa Suspension Arm


Referensi: Melepas dan Memasang Suspension Arm [2B-13]

Arm
Periksa apakah arm (bodi) (1) rusak dan mengalami penurunan fungsi. Jika rusak, ganti dengan yang baru.

Bush
Periksa apakah bush (2) rusak, aus dan mengalami penurunan fungsi. Jika rusak, ganti bush atau suspension arm
assy dengan yang baru.

2B-15
1

Joint
• Periksa apakah ball stud (1) lengket, rusak atau longgar.
• Periksa apakah joint dust cover (2) retak dan rusak.

CATATAN:
Suspension arm dan arm joint tidak dapat dipisahkan.

Membongkar dan Merakit Suspension Arm Bush


Referensi: Melepas dan Memasang Suspension Arm [2B-13]

CATATAN:
Bush belakang suspension arm merupakan struktur yang tidak dapat diganti. Jika perlu, ganti suspension
arm assy dengan yang baru.

Membongkar
1) Potong flens bush depan (karet) (1) menggunakan pisau.

2) Dorong keluar bush depan (1) menggunakan kempa hidrolik (2) dan special tool.

Special Tool
(A): 09943M76310
(B): 09913M75821

2B-16
2

(B)

(A)

Perakitan
1) Tekan bush depan (1) hingga pas menggunakan special tool dan kempa hidrolik (2).

Special Tool
(A): 09943M76310
(B): 09913M75821

CATATAN:
Sebelum memasang bush, oleskan air sabun di sekelilingnya untuk memudahkan pemasangan.

(B)

(A)

2) Tekan bush depan (1) hingga pas sehingga dimensi “a” dan “b” dalam gambar menjadi sama.

“a” “b”

Membongkar dan Merakit Suspension Arm Dust Cover


Membongkar
1) Lepaskan ring suspension arm dust cover (1).
2) Lepaskan suspension arm dust cover (2) menggunakan batang berujung pipih atau alat sejenis.

2B-17
2

Perakitan
Rakit suspension arm dust cover dengan cara membalik prosedur pembongkaran dan memperhatikan hal-hal berikut.
• Jika cover debu suspension arm joint diganti, berikan grease banyak-banyak (disertakan dalam paket suspension
arm dust cover) ke suspension arm joint dan di dalam suspension arm dust cover.

2B-18
Rangka Suspensi Depan, Stabilizer Bar dan/atau Komponen Bush
(a)

3
[A] 1
2
6

10

(d)
4

(c)

(b) (c)

(b)

[f] 5 (a)

7
(e)
3

(e) 1
2
[B]

10
6
(d)

4
8

(c)

(c)
(b)

(b)

[f] 5
7
(e)

(e)

[A]: Model bensin 6. Rangka suspensi : 150 N m (15,3 kgf-m,


depan 110,0 lbf-ft)
[B]: Model diesel 7. Absorber bawah apron : 50 N m (5,1 kgf-m, 37,0
lbf-ft)
1. Stabilizer bar 8. Dudukan belakang : 55 N m (5,6 kgf-m, 40,5
mesin lbf-ft)
2. Stabilizer bush 9. Braket dudukan : Jangan digunakan
: Untuk arah pemasangan stabilizer bush belakang mesin (untuk kembali.
yang benar, lihat  [2B-20] model mesin Z13DTJ)

2B-19
3. Braket dudukan stabilizer 10. Tanda warna [f]: Forward (Maju/Depan)
: Untuk arah pemasangan braket
dudukan stabilizer yang benar, lihat 
[2B-20]
4. Stabilizer joint : 23 N m (2,3 kgf-m,
17,0 lbf-ft)
5. Suspension arm : 95 N m (9,7 kgf-m,
70,5 lbf-ft)

Melepas dan Memasang Rangka Suspensi Depan, Stabilizer Bar dan/atau Bush
Referensi: Rangka Suspensi Depan, Stabilizer Bar dan/atau Komponen Bush [2B-19]

PERINGATAN:

• Saat menopang dan memasang rangka suspensi depan, pastikan Anda menggunakan beberapa peralatan
penopang (seperti mission jack) dalam posisi yang seimbang di bagian tengah rangka suspensi depan
untuk mencegahnya jatuh. Jika tidak, rangka suspensi depan dapat jatuh dan menyebabkan cedera.
• Guna menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuh sistem gas buang ketika masih panas. Semua
perbaikan pada sistem gas buang harus dilakukan saat sistem telah dingin.

PERHATIAN:

Saat melepas dan memasang suspension arm, berhati-hatilah agar tidak merusak dust cover suspension
arm joint di dekat cover debu drive shaft dan cover debu rem.

Melepas
1) Lepas kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan filter udara.
• Model K12M:  [1D-10]
• Model Z13DTJ:  [1D-97]
3) Lepaskan kap.  [9J-2]
4) Lepas panel cowl top.  [9H-5]
5) Lepaskan shaft bawah kemudi dari pinion shaft.  [6B-13]
6) Angkat kendaraan dan lepaskan roda depan.
7) Lepaskan cover mesin bawah dan bumper depan.  [9H-2]
8) Lepaskan absorber bawah apron.
9) Lepaskan pipa gas buang.
• Model K12M:  [1K-2]
• Model Z13DTJ:  [1K-6]
10) Lepaskan stabilizer joint dari strut depan assy.  [2B-7]
11) Lepaskan ujung tie-rod dari steering knuckle.  [6C-44]
12) Lepaskan suspension arm.  [2B-13]
13) Lepas koneksi konektor sensor momen dan konektor motor P/S dari steering gear case assy.  [6C-47]
14) Topang assy mesin menggunakan derek rantai (1).

2B-20
1

15) Topang rangka suspensi depan (2) dengan mission jack (1).
2

16) Lepaskan dudukan belakang mesin dari braket dudukan mesin.


• Model K12M:  [1D-27]
• Model Z13DTJ:  [1D-116]
17) Lepaskan baut dudukan rangka suspensi (1), kemudian turunkan misson jack dan lepaskan rangka suspensi (2)
dari bodi kendaraan menggunakan steering gear case.
1

18) Lepaskan dudukan belakang mesin dan braket dudukan belakang mesin dari rangkan suspensi depan.  [2B-
19]
19) Lepaskan steering gear case assy. dari rangka suspensi depan.
20) Lepaskan stabilizer bar (1) dan bush dari rangka suspensi depan (2).

2B-21
Memasang
Referensi: Memeriksa Rangka Suspensi Depan [2B-24]
Referensi: Memeriksa Stabilizer Bar, Bush dan/atau Joint [2B-24]
1) Pasang stabilizer bar (1), bush (2) dan braket dudukan (3) ke rangka suspensi depan seperti yang ditunjukkan di
gambar dan pastikan bahwa stabilizer bar (1) tepat di tengah dan bersebelahan.

CATATAN:
Pasang stabilizer bush dengan ujung (2) sejajar dengan ring (4) stabilizer bar.

2) Kencangkan baut braket pemasangan stabilizer bar ke momen spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut braket dudukan stabilizer bar (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

[f]: Forward
(Maju/Depan)

3) Pasang steering gear case assy ke rangka suspensi depan.  [6C-47]


4) Pasang dudukan belakang mesin dan braket dudukan belakang mesin ke rangka suspensi depan.  [2B-19]
5) Letakkan rangka suspensi depan (2) pada mission jack (1) dan angkat ke atas dengan jack.
2

6) Sejajarkan lug (1) (kanan dan kiri) rangka suspensi depan dengan masing-masing lubang (2) di bodi kendaraan.

2B-22
2
1

7) Pasang baut dudukan rangkan suspensi (1) sesuai spesifikasi momen.

Momen pengencangan
Baut dudukan rangka suspensi (a): 150 N·m (15,3 kg-m, 111,0 lb-ft)
1, (a)

1, (a)

8) Sambungkan dudukan belakang mesin ke braket dudukan belakang mesin lalu kencangkan baut.
• Model K12M:  [1D-27]
• Model Z13DTJ:  [1D-116]
9) Turunkan mission jack.
10) Sambungkan konektor sensor momen dan konektor motor P/S ke steering gear case assy.  [6C-47]
11) Pasang suspension arm ke rangka suspensi depan menggunakan baut suspension arm yang baru. Namun,
kencangkan baut suspension arm hanya untuk sementara.
12) Sambungkan suspension arm joint ke steering knuckle.  [2B-13]
13) Sambungkan tie-rod end ke steering knuckle.  [6C-44]
14) Sambungkan stabilizer joint ke strut depan.  [2B-7]
15) Pasang pipa gas buang.
• Model K12M:  [1K-2]
• Model Z13DTJ:  [1K-6]
16) Pasang absorber bawah apron.
17) Pasang mesin di bawah cover dan bamper depan.  [9H-2]
18) Pasang roda depan.  [2D-7]
19) Pasang filter udara.
• Model K12M:  [1D-10]
• Model Z13DTJ:  [1D-97]
20) Pasang panel cowl top.  [9H-5]
21) Pasang kap.  [9J-2]
22) Turunkan kendaraan dan goyangkan kendaraan ke atas dan ke bawah beberapa kali untuk menstabilkan
suspensi. Setelah itu, kencangkan baut suspension arm sesuai spesifikasi momen.  [2B-13]
23) Sambungkan kabel negatif (–) pada battery.
2B-23
24) Pastikan roda depan telah sejajar.  [2B-3]

Memeriksa Rangka Suspensi Depan


Referensi: Melepas dan Memasang Rangka Suspensi Depan, Stabilizer Bar dan/atau Bush [2B-20]
Periksa rangka suspensi depan apakah mengalami retakan, perubahan bentuk atau rusak. Jika rusak, ganti dengan
yang baru.  [9K-14]

[A]

[B]

[A]: Model mesin K12M


[B]: Model mesin Z13DTJ

Memeriksa Stabilizer Bar, Bush dan/atau Joint


Stabilizer Bar
Periksa apakah stabilizer bar rusak dan berubah bentuk. Jika rusak, ganti dengan yang baru.

Stabilizer Bush
Periksa apakah stabilizer bush rusak dan mengalami penurunan fungsi. Jika rusak, ganti dengan yang baru.

Stabilizer Joint
• Periksa apakah stabilizer joint bergerak dengan lancar.
• Periksa apakah ball stud rusak.
• Periksa apakah dust cover rusak dan retak.

CATATAN:
Stabilizer joint tidak dapat dibongkar.

Jika ada bagian yang rusak, stabilizer joint assy harus diganti seluruhnya.

Memeriksa Pengencang Suspensi Depan


Periksa apakah semua baut dan mur yang mengencangkan part suspensi sudah kencang. Jika ada yang longgar,
kencangkan sesuai spesifikasi.
Untuk spesifikasi momen pengencangan, lihat:
• Konstruksi Suspensi Depan [2B-2]
• Komponen Strut Assy. Depan [2B-7]
• Komponen Suspension Arm [2B-13]

2B-24
Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur pengunci tie-rod end 45 4.6 33.5
Mur braket strut 90 9.2 66.5
Baut pemasangan selang rem 25 2.5 18.5
Mur stabilizer joint 50 5.1 37.0
Mur strut 50 5.1 37.0
Mur bawah strut support 50 5.1 37.0
Mur ball joint suspension arm 60 6.1 44.5
Baut suspension arm 95 9.7 70.5
Baut apron lower absorber 55 5.6 40.5
Baut stabilizer bar mounting bracket 23 2.3 17.0
Baut suspension frame mounting 150 15.3 111.0

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Konstruksi Suspensi Depan [2B-2]
Komponen Strut Assy. Depan [2B-7]
Komponen Suspension Arm [2B-13]
Rangka Suspensi Depan, Stabilizer Bar dan/atau Komponen Bush [2B-19]

Acuan:
Momen pengencangan yang tidak tercantum di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
09913M75821 09943M25010
Bearing installer attachment Spring compressor

09943M76310
Bush remover

2B-25
Suspensi
Bab 2C

Suspensi Belakang
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 2C-2
Uraian Suspensi Belakang.................................................................................................................................... 2C-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 2C-2
Persiapan sebelum Memeriksa Alignment Roda Belakang .................................................................................. 2C-2
Memeriksa Alignment Roda Belakang .................................................................................................................. 2C-2
Komponen Suspensi Belakang ............................................................................................................................. 2C-3
Melepas dan Memasang Shock Absorber Belakang ............................................................................................ 2C-3
Memeriksa Shock Absorber Belakang .................................................................................................................. 2C-5
Melepas dan Memasang Coil Spring Belakang dan Dudukan Spring .................................................................. 2C-6
Memeriksa Coil Spring Belakang dan Dudukan Spring ........................................................................................ 2C-9
Melepas dan Memasang Trailing Arm Belakang (Torsion Beam) ......................................................................... 2C-9
Memeriksa Trailing Arm (Torsion Beam) Belakang ..............................................................................................2C-11
Memeriksa Pengencang Suspensi Belakang ......................................................................................................2C-11
Spesifikasi..............................................................................................................................................................2C-11
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................2C-11

2C-1
Uraian Umum
Uraian Suspensi Belakang
Suspensi belakang berjenis torsion beam yang memiliki trailing arm kanan dan kiri yang terhubung dengan torsion
beam. Pada trailing arm terdapat stabilizer bar.

Petunjuk Perbaikan
Persiapan sebelum Memeriksa Alignment Roda Belakang
Sebelum memeriksa alignment roda belakang, lakukan hal-hal berikut.
• Kosongkan kompartemen bagasi.
• Periksa tekanan angin tiap ban apakah sudah disetel dengan tepat. Jika perlu, sesuaikan tekanan ban, perbaiki
atau ganti ban.
• Periksa apakah ban aus dan apakah jenis dan produksi semua ban sama. Jika rusak, ganti dengan yang baru.
• Periksa apakah wheel bearing-nya tidak rusak. Jika rusak, ganti dengan yang baru.
• Periksa apakah roda (beserta ban) menyimpang. Jika perlu, perbaiki atau ganti.
• Periksa apakah setiap komponen suspensi sudah dipasang dengan benar. Jika rusak, perbaiki atau ganti.
• Periksa apakah setiap komponen suspensi bebas dari lekukan, penyok, aus atau kerusakan dalam bentuk
lainnya.
• Tempatkan kendaraan dalam keadaan tanpa muatan di atas permukaan rata.
• Goyangkan kendaraan ke atas dan ke bawah beberapa kali untuk menstabilkan suspensi.
• Periksa apakah celah tanah di kanan dan di kiri kurang lebih sama.

Memeriksa Alignment Roda Belakang


Periksa toe dan camber.  [2B-3]

CATATAN:
Suspensi belakang bukan struktur yang dapat disetel.

Toe belakang (total)


: DALAM 3,8 ± 3,8mm (DALAM 0.15 ± 0.15 inci)

Camber belakang
: –1°± 1’
Jika nilai terukur tidak sesuai dengan nilai yang ditentukan, periksa apakah ada kerusakan, perubahan bentuk, dan
retakan pada hal-hal berikut.
• Aksel belakang (torsion beam)
• Spindle, wheel hub atau wheel bearing
• Bodi kendaraan

(Informasi referensi)

Sudut toe
Ketika memeriksa sudut toe belakang dengan tester total alignment roda atau tester sejenis, lihat spesifikasi berikut.

Sudut toe belakang (Total)

2C-2
: DALAM –5’ sampai 25’

Komponen Suspensi Belakang


(b)

(c) 9 8
6

3
(a)
5
(d)

(a)

[f]

1. Coil spring belakang 6. Teromol rem : 30 N m (3,0 kgf-m, 22,1 lbf-ft)


2. Dudukan bawah pegas 7. Shock absorber belakang : 175 N m (17,8 kgf-m, 129,5 lbf-ft)
belakang
3. Dudukan atas pegas 8. Bush atas shock absorber: : 90 N m (9,2 kgf-m, 66,5 lbf-ft)
belakang : Untuk arah pemasangan bush atas shock absorber yang benar,
lihat  [2C-3]
4. Trailing arm 9. Washer atas shock absorber: : Jangan digunakan kembali.
: Untuk arah pemasangan washer atas shock absorber yang benar,
lihat  [2C-3]
5. Spindle : 73 N m (7,3 kgf-m, 53,8 lbf-ft) [f]: Forward (Maju/Depan)

Melepas dan Memasang Shock Absorber Belakang


Melepas
1) Angkat kendaraan dan lepaskan roda-roda belakang.
2) Lepaskan access hole cover (1) di dalam quarter inner trim (2).

3) Topang trailing arm dengan floor jack supaya tidak turun.


2C-3
4) Lepaskan mur bawah shock absorber belakang (1) dan washer bawah seperti yang ditunjukkan di dalam gambar.
5) Lepaskan mur atas shock absorber belakang (2), shock absorber (3) dan washer atas shock absorber seperti
yang ditunjukkan di dalam gambar.

6) Lepaskan bush atas shock absorber (1).

Memasang
Referensi: Memeriksa Shock Absorber Belakang [2C-5]

PERHATIAN:

Mur atas shock absorber belakang adalah mur yang mengunci sendiri. Jangan sekali-kali memakai ulang
mur. Jika digunakan kembali mur bisa longgar.

1) Pasang bush atas shock absorber (6), shock absorber (1), dan washer atas shock absorber (2) seperti yang
ditunjukkan di dalam gambar.

2C-4
Kencangkan mur atas (4) dan mur bawah (5) shock absorber yang baru hanya untuk sementara di tahap ini.

CATATAN:
Untuk arah pemasangan washer atas (2) shock absorber yang benar, lihat gambar.

1 4

6
3

3. Panel bodi

2) Lepaskan floor jack dari trailing arm.


3) Pasang roda belakang.  [2D-7]
4) Turunkan kendaraan dalam kondisi tanpa muatan kemudian kencangkan mur atas dan mur bawah shock
absorber belakang sesuai spesifikasi momen.

Momen pengencangan
Mur atas shock absorber belakang (a): 30 N·m (3,0 kg-m, 22,1 lb-ft)
Mur bawah shock absorber belakang (b): 90 N·m (9,2 kg-m, 66,5 lb-ft)

(a)

(b)

5) Pasang access hole cover di dalam quarter inner trim.

Memeriksa Shock Absorber Belakang


Referensi: Melepas dan Memasang Shock Absorber Belakang [2C-3]

2C-5
PERINGATAN:

Ketika menangani shock absorber belakang (1) dimana gas dan minyak bertekanan tinggi diberi seal,
pastikan memperhatikan tindakan-tindakan pencegahan berikut.
• Jangan dibongkar.
• Jangan diletakkan dalam api.
• Jangan disimpan di tempat yang panas.
• Sebelum membuangnya, pastikan mengebor sebuah lubang (berdiameter kurang lebih 3 mm (0,18 inci))
(2) di dalamnya sebagaimana ditunjukkan oleh anak panah pada gambar dan biarkan gas dan minyak
keluar. Pastikan mengenakan pelindung mata karena meski gas itu sendiri tidak berbahaya tapi sepihan
bor shock absorber bisa membahayakan.

• Periksa perubahan bentuk atau kerusakan pada shock absorber.


• Periksa keausan atau kerusakan pada bush atas shock absorber.
• Periksa apakah shock absorber mengalami kebocoran minyak.
• Periksa apakah shock absorber mengalami penurunan fungsi.
Jika rusak, ganti dengan yang baru.

Melepas dan Memasang Coil Spring Belakang dan Dudukan Spring


PERHATIAN:

• Hati-hati jangan sampai trailing arm turun terlalu banyak. Hal itu bisa menyebabkan kerusakan pada
selang fleksibel rem, kawat sensor putaran roda dan kabel rem tangan.
• Baut trailing arm telah dilapisi dengan friction stabilizer. Jangan gunakan kembali baut trailing arm. Jika
digunakan kemabli, baut bisa longgar.

Melepas
1) Angkat kendaraan dan lepaskan roda-roda belakang.
2) Kendurkansedikti baut trailing arm (1).

2C-6
CATATAN:
Ketika memperbaiki coil spring dan dudukan spring, terlebih dulu kendurkan sedikit baut trailing arm
sebelum melepas coil spring dan dudukan spring. Hal ini akan mempermudah pekerjaan perbaikan.
Perhatikan bahwa pada tahap ini baut trailing arm tidak boleh dilepaskan.

3) Topang axle belakang (1) dengan floor jack (2) agar tidak turun.

1
2
2

4) Lepaskan bagian bawah shock absorbers (1) (kanan & kiri) dari trailing arm.
5) Turunkan axle belakang secara perlahan sejauh coil spring (2) bisa dilepas.
6) Lepaskan coil spring (2).

7) Lepaskan dudukan atas spring (1) dari bodi kendaraan dan dudukan bawah spring (2) dari trailing arm.

2C-7
1

Memasang
Referensi: Memeriksa Coil Spring Belakang dan Dudukan Spring [2C-9]

PERHATIAN:

Pasang dudukan spring ke arah yang ditentukan. Jika arahnya tidak sesuai, maka kebisingan bisa timbul coil
spring saat kendaraan bergerak.

1) Ganti baut trailing arm. Namun, pada tahap ini kencangkan baut-baut tersebut untuk sementara.
2) Pasang dudukan atas spring (1) ke bodi kendaraan dan dudukan bawah spring (2) ke trailing arm.
3) Pasang coil spring (3) di atas dudukan bawah spring (2) trailing arm. Letakkan ujung coil spring (4) di atas
dudukan bawah spring (2) sebagaimana yang ditunjukkan di dalam gambar.

[A]: Samping kiri [u]: Ke Atas


[B]: Samping kanan [f]: Forward
(Maju/Depan)

4) Ungkit trailing arm dan kemudian pasang mur ujung arah shock absorber (1) ke trailing arm.

2C-8
1

Pasang washer dan kencangkan mur bawah shock absorber (2) untuk sementara pada tahap ini.
5) Lepaskan floor jack dari trailing arm.
6) Pasang roda belakang.  [2D-7]
7) Turunkan kendaraan dan goyangkan kendaraan ke atas dan ke bawah beberapa kali untuk menstabilkan
suspensi.
8) Kencangkan mur bawah shock absorber dan baut trailing arm sesuai spesifikasi.

CATATAN:
Saat mengencangkan mur dan baut ini, pastikan bahwa kendaraan tidak dalam kondisi diangkat dan
tanpa muatan.

Momen pengencangan
Mur bawah shock absorber: 90 N·m (9,2 kg-m, 66,5 lb-ft)
Baut trailing arm: 73 N·m (7,3 kg-m, 53,8 lb-ft)

Memeriksa Coil Spring Belakang dan Dudukan Spring


Referensi: Melepas dan Memasang Coil Spring Belakang dan Dudukan Spring [2C-6]
• Periksa apakah coil spring belakang retak, rusak dan berubah bentuk.
• Periksa apakah dudukan spring retak, rusak dan berubah bentuk.
Jika rusak, ganti dengan yang baru.

Melepas dan Memasang Trailing Arm Belakang (Torsion Beam)


PERHATIAN:

• Jangan sampai minyak rem mengenai permukaan bercat. Permukaan bercat akan rusak oleh minyak rem,
segera siram dengan air jika ada cairan yang tumpah.
• Baut trailing arm telah dilapisi dengan friction stabilizer. Jangan gunakan kembali baut trailing arm. Jika
digunakan kemabli, baut bisa longgar.

Melepas
1) Angkat kendaraan dan lepaskan roda-roda belakang.
2) Lepaskan teromol rem belakang, sepatu rem, kabel rem tangan, sensor putaran roda, spindle dan pelat belakang
rem (kanan dan kiri).  [4C-9]
3) Lepas koneksi pipa rem (1) dari selang rem (20, kemudian lepaskan E-ring (3) seperti yang ditunjukkan.

2C-9
1 2 3

3
1 2

4) Lepas koneksi ujung bawah shock absorber dari trailing arm dan lepaskan coil spring.  [2C-6]
5) Lepaskan klem sensor putaran roda (1) dan klem kabel rem tangan (2) (kanan dan kiri) dari trailing arm.

6) Saat menopang trailing arm di kedua ujungnya, lepaskan baut trailing arm, kemudian lepaskan trailing arm dari
bodi kendaraan dengan cara menurunkan floor jack secara perlahan.
7) Lepaskan pipa rem (2) dari trailing arm (1) jika perlu.
1

Memasang
Referensi: Melepas dan Memasang Trailing Arm Belakang (Torsion Beam) [2C-9]
1) Pasang pipa rem ke trailing arm jika sudah dilepas.
2) Letakkan trailing arm di atas floor jacks.
Kemudian pasang trailing arm dengan baut trailing arm yang baru (1) (kanan & kiri) dan kencangkan baut untuk
sementara pada tahap ini.
3) Pasang coil spring dan sambungkan ujung bawah shock absorber ke trailing arm.  [2C-6]
4) Lepaskan teromol rem belakang, spindle, kabel rem tangan, sensor putaran roda, sepatu rem dan teromol rem
belakang (kanan dan kiri).  [4C-9]
5) Pasang klem sensor putaran roda dan klem kabel rem tangan ke trailing arm.
• Rem tangan:  [4D-2]
• Klem sensor putaran roda belakang:  [4E-40]
6) Sambungkan pipa rem ke selang rem, kemudian pasang E-ring. Kencangkan mur kembang pipa rem sesuai
spesifikasi.

2C-10
Momen pengencangan
Mur flare pipa rem: 16 N·m (1,6 kg-m, 12,0 lb-ft)
7) Setelah memasang komponen rem, kucurkan udara dari sistem rem.  [4A-7]
8) Setel rem tangan.  [4D-2]
9) Pasang roda belakang.  [2D-7]
10) Turunkan kendaraan dan goyangkan kendaraan ke atas dan ke bawah beberapa kali untuk menstabilkan
suspensi.
11) Kencangkan mur bawah shock absorber dan baut trailing arm sesuai spesifikasi.  [2C-3]
12) Periksa untuk memastikan bahwa teromol rem tidak mengalami gesekan dan diperoleh sistem pengereman yang
pas.
13) Periksa apakah setiap komponen yang dipasang mengalami kebocoran minyak rem.

Memeriksa Trailing Arm (Torsion Beam) Belakang


Referensi: Melepas dan Memasang Trailing Arm Belakang (Torsion Beam) [2C-9]
• Periksa apakah trailing arm belakang (1) mengalami perubahan bentuk dan kerusakan.
• Periksa apakah bush trailing arm belakang (2) retak, berubah bentuk dan rusak. Jika perlu, ganti trailing arm assy
dengan yang baru.

Memeriksa Pengencang Suspensi Belakang


Periksa kekencangan setiap bagian suspensi pengencangan baut dan mur. Jika ada yang longgar, kencangkan
sesuai spesifikasi.  [2C-3]

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur atas shock absorber belakang 30 3.0 22.1
Mur bawah shock absorber belakang 90 9.2 66.5
Baut trailing arm 73 7.3 53.8
Mur kembang pipa rem 16 1.6 12.0

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.

2C-11
Komponen Suspensi Belakang [2C-3]

Acuan:
Momen pengencangan yang tidak tercantum di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

2C-12
Suspensi
Bab 2D

Roda dan Ban


Pencegahan ............................................................................................................................................................ 2D-2
Pencegahan saat Memperbaiki Roda dan Ban .................................................................................................... 2D-2
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 2D-2
Uraian Ban ............................................................................................................................................................ 2D-2
Uraian Roda .......................................................................................................................................................... 2D-4
Uraian Waddle Ban Radial .................................................................................................................................... 2D-5
Uraian Lead / Pull Ban Radial ............................................................................................................................... 2D-6
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 2D-7
Melepas dan Memasang Roda (beserta Ban) ...................................................................................................... 2D-7
Pemeriksaan Disc Roda........................................................................................................................................ 2D-8
Pemeriksaan Ban .................................................................................................................................................. 2D-8
Prosedure Penyeimbangan Ban ........................................................................................................................... 2D-8
Rotasi Ban............................................................................................................................................................. 2D-9
Memasang dan Melepas Ban ............................................................................................................................... 2D-9
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 2D-10
Spesifikasi Roda dan Ban ................................................................................................................................... 2D-10
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 2D-10

2D-1
Pencegahan
Pencegahan saat Memperbaiki Roda dan Ban
Perbaikan roda yang menggunakan las, pemanasan, atau pengelupasan tidak disetujui. Semua roda yang rusak
harus diganti.

Uraian Umum
Uraian Ban
PERINGATAN:

Saat mengganti ban, jangan mencampur ban yang beda jenis pada kendaraan yang sama seperti ban radial,
bias dan bias belted kecuali dalam keadaan darurat, karena penanganan bisa sangat dipengaruhi dan
mengakibatkan hilangnya kendali.

Ban
Ban berjenis tubeless. Ban dirancang untuk bekerja dengan beban penuh pada tekanan yang dianjurkan.
Tekanan ban yang benar dan kebiasan mengemudi berpengaruh penting pada ketahanan roda. Belokan patah,
kecepatan dan pengereman mendadak yang tak penting mempercepat keausan ban.

Plakat Ban
“Plakat Ban” berada di pillar tengah pintu sisi pengemudi dan digunakan sebagai informasi ban. Plakat tersebut
mencantumkan beban maksimal, ukuran band, dan tekanna ban dingin jika ada.

CATATAN:
Apakah ukuran rim dan/atau beban maksimal dicantumkan atau tidak tergantung pada aturan di negara
bersangkutan.

Tekanan Ban
Tekanan yang dianjurkan untuk tiap model sudah dikalkulasi secara seksama untuk menghasilkan kepuasan dalam
berkendara, kestabilan, keausan, daya tahan ban dan ketahanan terhadap lecet. Tekanan ban, dengan ban dingin,
(setelah kendaraan disetel untuk 3 jam atau lebih, dan dikendarai kurang dari satu mil) harus diperiksa tiap bulan
atau sebelum perjalanan jauh. Setel sesuai spesifikasi pada “Plakat Ban” yang terdapat di pilar tengah pintu sisi
pengemudi. Wajar jika tekanan ban bertambah saat ban panas selama perjalanan. Jangan kurangi tekanan ban
setelah berkendara. Pengempisan mengurangi “Tekanan Udara Dingin”.

Ban Pengganti
Saat diperlukan penggantian, ban jenis perlengkapan original harus digunakan. Lihat Plakat Ban. Ban pengganti
harus memiliki ukuran, kisaran beban, dan konstruksi yang sama seperti ban asli pada kendaraan. Penggunaan jenis
atau ukuran ban lain bisa mempengaruhi tumpangan, penanganan, kalibrasi speedometer / odometer, celah tanah
kendaraan dan celah rantai ban atau salju ke bodi dan sasis. Sebaiknya ban baru dipasang secara berpasangan
pada axle yang sama. Jika diperlukan untuk mengganti satu ban saja, sebaiknya ban tersebut dipasangkan dengan
ban yang memiliki kembang yang sama agar pengeremannya merata.

2D-2
Istilah pengukuran untuk tekanan udara ban adalah kilo pascal (kPa). Biasanya tekanan ban dinyatakan baik dalam
kPa maupun kgf/cm 2 pada “Plakat Ban”.
Gauge ban metrik tersedia dari pemasok peralatan.
Tabel di bawah ini menunjukkan, konversi yang biasa digunakan untuk tekanan ban kPa dsn kgf/cm 2 dan psi.

(kPa) kgf/cm 2 psi


Konversi: 160 1.6 23
1 psi = 6.895 kPa
180 1.8 26
1 kgf/cm 2= 98,066 kPa
200 2.0 29
220 2.2 32
240 2.4 35
260 2.6 38
280 2.8 41
300 3.0 44

Indikator Keausan
Ban asli memiliki indikator keausan vulkanisir built-in (1) yang menunjukkan kapan perlu diganti. Indikator ini (1) akan
tampak dalam bentuk band selebar 12 mm (0,47 inci) saat kedalaman vulkanisir ban menjadi 1,6 mm (0,063 inci).
Saat indikator tersebut (1) kelihatan dalam 3 groove atau lebih pada 6 lokasi, dianjurkan untuk mengganti ban.

Keausan Irregular dan/atau Prematur


Keausan Irregular dan/atau premature disababkan oleh banyak hal. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Tekanan udara yang salah, kurangnya rotasi ban, kebiasaan mengemudi, dan alignment yang kurang tepat.
Jika kondisi berikut ini terlihat, diperlukan rotasi.
• Keausan roda depan berbeda dari roda belakang.
• Keausan ban tdak merata (secara menyilang).
• Keausan ban depan tidak sama antara yang kanan dan kiri.
• Keausan ban belakang tidak sama antara yang kanan dan kiri.
• Ada cupping, flat spotting, dll.
Jika kondisi berikut ini terlihat, alignment roda perlu diperiksa.
• Keausan ban depan tidak sama antara yang kanan dan kiri.
• Keausan tidak merata ban depan.
• Kembang roda depan tampak lecet dengan sisi “serabut” pada salah satu sisi ribs atau blocks.

2D-3
[A]: Belokan patah, kurang tekanan atau kurangnya rotasi ban
[B]: Alignment roda yang salah, konstruksi ban tidak sama atau
sering kecepatan tinggi.

Uraian Roda
Perawatan Roda
Perbaikan roda yang menggunakan las, pemanasan, atau pengelupasan tidak disetujui. Semua roda yang rusak
harus diganti.

Roda Ganti
Roda harus diganti jika bengkok, penyok, memiliki run out lateral atau radial berlebih, kebocoran udara melalui las,
memiliki mur memanjang, jika mur roda tidak tetap kencang, atau jika mur karatan. Roda yang memiliki run-out lebih
besar dari pada yang ditunjukkan berikut ini bisa menyebabkan getaran yang memberatkan. Roda ganti harus
ekuivalen dengan roda asli dalam hal kapasitas beban, diameter, rim dengan konfigurasi offset dan dudukan. Roda
dengan ukuran atau jenis yang salah bisa mempengaruhi daya tahan roda dan bearing, pendinginan rem, kalibrasi
speedometer / odometer, ground clearance kendaraan dan celah ban ke bodi dan sasis.

Cara Mengukur Run-out Roda


Untuk mengukur run-out roda, perlu digunakan dial indicator akurat. Ban boleh dipasang atau dilepas dari roda.
Roda harus dipasang pada balancer roda atau yang sejenisnya untuk mendapatkan pengukuran yang semestinya.
Lakukan pengukuran run-out lateral “a” dan run-out radial “b” baik di dalam maupun di luar flens rim. Dengan dial
indicator yang dipasang kuat-kuat, putar roda satu putaran penuh secara perlahan dan catat tiap pembacaan
indikator.
Jika run-out terukur melebihi spesifikasi tidak mungkin dilakukan perbaikan dengan penyetelan balancer, ganti roda.
Jika pembacaan dipengaruhi oleh pengelasan, cat atau goresan, maka pembacaan itu harus diabaikan.

Batas run-out lateral roda baja “a”


: 0.9 mm (0.035 in.)

Batas run-out radial roda baja “b”


: 0,7 mm (0,011 inci)

Batas run-out lateral roda aluminium “a”


2D-4
: 0,3 mm (0,012 inci)

Batas run-out lateral roda aluminium “a”


: 0,3 mm (0,012 inci)

Balancing roda
Ada dua jenis balance roda dan ban: statis dan dinamis. Balance statis, seperti yang ditunjukkan di dalam gambar,
adalah distribusi berat yang sama di sekitar roda. Roda yang tak imbang secara statis menyebabkan gerakan
memantul yang disebut tramp. Kondisi ini pada akhirnya akan menyebabkan keausan ban tak rata.

[A]: Sebelum perbaikan 2. Titik penambahan berat


keseimbangan
[B]: Berat penyeimbang 3. C/L spindle
1. Tramp roda heavy spot

Keseimbangan dinamis, seperti yang ditunjukkan di dalam gambar, adalah distribusi berat yang sama pada tiap sisi
garis tengah roda sehingga saat ban spin, tidak ada tendensi untuk perakitan bergerak dari satu sisi ke sisi lain.
Roda yang tak imbang secara dinamis bisa menyebabkan shimmy.

[C]: Sebelum perbaikan 2. Titik penambahan berat


keseimbangan
[D]: Berat penyeimbang 3. C/L spindle
1. Shimmy roda heavy spot

Uraian Waddle Ban Radial


Waddle adalah gerakan dari satu sisi ke sisi lain di depan dan/atau belakang kendaraan. Hal tersebut disebabkan
oleh sabuk baja tidak lurus di dalam ban. Hal itu paling tampak pada kecepatan rendah, 8 sampai 48 kph (5 sampai
30 mph).
Melihat ban yang rusak juga bisa dilakukan dengan melakukan uji jalan pada kendaraan. Jika kerusakan terdapat di
belakang, ujung belakang kendaraan bergoncang dari satu sisi ke sisi lain atau “waddles”. Oleh pengemudi yang
berada di kursi, itu terasa seolah seseorang sedang mendorong sisi kendaraan.

2D-5
Jika ban yang rusak terdapat di depan, waddling lebih tampak. Logam lembaran depan tampak bergerak maju
mundur dan pengemudi merasa seolah dia sedang berada di titik pusat di dalam kendaraan.
Waddle bisa didiagnosa secara cepat dengan menggunakan Tyre Problem Detektor (TPD) dan mengikuti
rekomendasi pabrikan perlengkapan.
Jika tidak ada TPD, metode alternatif dengan cara mengganti rangkaian ban/ roda yang baik bisa digunakan sebagai
berikut, meskipun hal ini memerlukan waktu lebih lama.

1) Kemudikan kendaraan untuk menentukan apakah waddle terjadi di depan atau di belakang.
2) Pasang ban dan roda yang bagus (pada kendaraan yang sama) untuk menggantikan ban dan roda di sisi yang
waddle pada kendaraan.
Jika sisi yang waddle tidak teridentifikasi, ganti roda dan ban belakang.
3) Lakukan tes jalan lagi. Jika terlihat perbaikan, pasang kembali ban dan roda asli sampai penyebab waddle bisa
ditemukan. Jika tidak terlihat perbaikan, pasang ban yang bagus untuk mengganti keempat ban. Kemudian
pasang kembali ban asli dengan cara yang sama.
Rekomendasi pabrikan peralatan

Inflate tires to recommended pressure

Road test vehicle on level unrouned road in both directions

Switch front tires side to side and road test again

Leads in same direction Lead corrected, Leads reverses direction


if roughness results, replace tires

Put tires back in original position Install a known-good tire on one front side
and check alignment

Lead corrected replace tire Lead remains install a known-good


tire in place of other front tire

Lead corrected replace tire Lead remains known-good tires are not good

Uraian Lead / Pull Ban Radial


“Lead / Pull” adalah penyimpangan kendaraan dari jalur lurus pada jalan rata meski tanpa tekanan pada steering
wheel.
Lead biasanya disebabkan oleh kondisi berikut.
2D-6
• Alignment roda dan ban tidak sesuai.
• Rangkaian rem tak rata.
• Konstruksi ban.
Cara pembuatan ban bisa menghasilkan lead pada kendaraan. Contoh untuk hal ini adalah penempatan sabuk.
Sabuk yang tidak di tengah pada ban radial bisa menyebabkan ban mengembangkan daya dorong ke samping saat
menyusuri jalan. Jika salah satu sisi ban memiliki diameter yang sedikit lebih besar dari pada ban lainnya, maka ban
cenderung akan condong ke salah satu sisi. Hal ini akan menyebabkan daya dorong ke sisi yang bisa menghasilkan
lead kendaraan.
Prosedur pada gambar (Diagnosa Lead) harus dilakukan untuk memastikan bahwa kesejajaran roda tidak keliru
untuk lead ban.
• Bagian dari prosedur diagnosa lead berbeda dari pola rotasi ban semestinya yang saat ini terdapat di dalam
manual pemilik dan servis. Jika ban jarak sedang sampai tinggi digerakkan ke sisi lain kendaraan, pastikan untuk
memeriksa apakah kekasaran berkendaraan belum terjadi.
• Ban belakang tidak akan menyebabkan lead.

Petunjuk Perbaikan
Melepas dan Memasang Roda (beserta Ban)
PERINGATAN:

Jangan lepaskan semua mur roda pada saat bersamaan, karena semua roda pada kendaraan ini dipasang
dengan mur roda. Biarkan mur setidaknya agar roda tidak jatuh. Topang roda dan/atau ban dan kemudian
lepaskan mur bersama roda.

PERHATIAN:

Jangan sekali-kali menggunakan panas untuk melonggarkan mur roda yang kencang karena penggunaan
panas pada roda bisa memperpendek umur roda dan merusak bearing roda.

Melepas
1) Kendurkanmur roda kira-kira 180° (setengah putaran).
2) Angkat kendaraan dan lepaskan mur roda dan tinggalkan satu mur.
3) Topang roda (beserta ban) agar tidak jatuh dan kemudian lepaskan mur yang dibiarkan tetap di roda.

Memasang
Untuk memasang, kebalikan prosedur pelepasan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.

2D-7
• Mur roda harus dikencangkan secara berurutan dan sesuai momen yang semestinya untuk menghindari
bengkoknya roda atau cakram rem.

CATATAN:
Sebelum memasang roda, bersihkan semua korosi pada permukaan dudukan roda dan permukaan dudukan
cakram rem dengan mengerik dan menyikat kabel. Memasang roda tanpa kontak yang baik dari logam-ke-
logam pada permukaan dudukan bisa membuat mur roda menjadi longgar, yang selanjutnya membuat roda
lepas saat kendaraan sedang bergerak.

Urutan pengencangan:
“A”–“B”–“C”–“D”

Momen pengencangan
Mur roda (a): 85 N·m (8,7 kg-m, 63,0 lb-ft)

Pemeriksaan Disc Roda


Periksa apakah terjadi melengkung, distorsi dan retakan pada tiap cakram roda. Cakram roda yang rusak parah
harus diganti.

Pemeriksaan Ban
Periksa apakah ban tidak rata, mengalami keausan berlebih, dan rusak dengan mengacu pada Uraian Ban [2D-2]
untuk informasi rinci.
• Putar ban. Untuk informasi rinci, lihat Rotasi Ban [2D-9] .

Prosedure Penyeimbangan Ban


PERINGATAN:

Batu harus dilepaskan dari telapak ban agar operator tidak cedera selama spin balancing dan untuk
mendapatkan balance yang bagus.

Tumpukan lumpur, dll. harus dibersihkan dari bagian dalam rim.


Masing-masing ban harus diperiksa untuk mengetahui keserusakannya, dan kemudian diseimbangkan sesuai
rekomendasi pabrikan perlengkapan.

Balancing Dari Luar Kendaraan


Sebagian besar balancer elektronik dari luar kendaraan lebih akurat dari pada balancer spin dari kendaraan.
Peralatan tersebut mudah digunakan dan memberikan keseimbangan dinamis (dua sisi) Meskipun balancer tersebut

2D-8
tidak membetulkan ketakseimbangan teromol atau cakram seperti yang dilakukan dengan on-vehicle spin balancing,
kekuarangan ini tertutupi oleh keakuratan balancer tersebut biasanya dalam 1/8 ons.

On-Vehicle Balancing
Metode on-vehicle balancing bervariasi menurut perlengkapan dan peralatan pabrikan. Pastikan mengikuti tiap
petunjuk pabrikan selama proses balancing.

PERINGATAN:

Spin roda harus dibatasi sampai 55 km/j (35 mph) seperti yang ditunjukkan pada speedometer. Batasan ini
penting karena speedometer hanya mengindikasikan setengah dari putaran roda saat satu roda drive sedang
spin dan roda drive yang lainnya berhenti. Jika tidak berhati-hati dengan membatasi spin roda drive, roda
spinning bisa mencapai kecepatan berlebih. Hal itu bisa mengakibatkan kemungkinan lepasnya ban atau
kegagalan lain yang bisa menyebabkan cedera serius atau kerusakan kendaraan parah.

PERHATIAN:

Untuk kendaraan yang dilengkapi dengan ABS, menggunakan metode on-vehicle balancing dengan kunci
kontak ON mungkin menyebabkan kerusakan diagnostik trouble code (DTC) ABS meskipun sistem dalam
kondisi baik.
Jangan sekali-kali memutar kunci kontak ke posisi ON saat melakukan spinning wheel.

Rotasi Ban
Untuk menyeimbangkan keausan, putar ban sesuai dengan gambar. Ban harus dirotasi secara berkala.

CATATAN:
Karena desainnya, ban radial cenderung aus lebih cepat di daerah pundak, khususnya di posisi depan. Hal
itu membuat rotasi regular menjadi sangat penting.

[f]: Forward
(Maju/Depan)

Memasang dan Melepas Ban


PERINGATAN:

Jangan berdiri di sekitar ban saat mengisi angin. Manik bisa pecah saat menyentuh hump keamanan rim dan
menyebabkan cedera serius. Jangan melebih tekanan yang ditentukan saat mengisi angin. Jika ban belum

2D-9
cukup duduk, kurangi tekanan angin, lumasi kembali dan isi ban lagi. Tekanan ban berlebih bisa
menyebabkan manik pecah dan menyebabkan cedera serius.

Gunakan mesin pengganti ban untuk memasang atau melepas ban. Ikuti petunjuk pabrikan perlengkapan. Jangan
gunakan peralatan tangan atau besi ban saja untuk mengganti ban karena keduanya bisa merusak lingkaran ban
ban atau rim roda. Dudukan lingkaran rim harus dibersihkan dengan sikat kawat atau wol baja kasar untuk
membersihkan pelumas, karet lama dan karat. Sebelum memasang atau melepas ban, daerah lingkaran harus
dilumasi dengan baik dengan pelumas ban yang dianjurkan. Setelah memasang, isi tekanan angin sesuai yang
ditunjukkan pada plakat ban sehingga lingkaran duduk secara sempurna.
Pasang valve core dan isi tekanan angin yang tepat.

Spesifikasi
Spesifikasi Roda dan Ban
Ukuran ban (Standar)
: 165/80 R14 atau 185/70 R14

Ukuran roda (Standar)


: 14 x 5J (untuk 165/80 R14) atau 14 x 5 1/2J (untuk 185/70 R14)

CATATAN:
• Tekanan udara ban harus diperiksa saat ban dingin.
• Tekanan udara ban yang ditentukan bisa ditemukan pada plakat ban atau di dalam manual pemilik yang
terdapat bersama kendaraan.

Spesifikasi Momen Pengencangan


Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur roda 85 8.7 63.0
Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

2D-10
Penggerak Roda / Axle
Bab 3

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan .............................................................................................................................................. 3-2
Tindakan pencegahan pada Penggerak Roda / Axle............................................................................................... 3-2

3-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan pada Penggerak Roda / Axle
Tindakan Penegahan untuk Pemasangan Wiring Harness
Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah kelistrikan.

3-2
Penggerak Roda / Axle
Bab 3A

Drive Shaft / Axle


Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 3A-2
Konstruksi Drive Shaft Depan ................................................................................................................................3A-2
Informasi dan Prosedur Diagnosa........................................................................................................................ 3A-2
Diagnosis Gejala Drive Shaft Depan......................................................................................................................3A-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 3A-2
Komponen-Komponen Drive Shaft Depan.............................................................................................................3A-2
Pemeriksaan Drive Shaft Assy. Depan pada Kendaraan.......................................................................................3A-3
Melepas dan Memasang Drive Shaft Assy. Depan ................................................................................................3A-3
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Drive Shaft Assy. Depan..........................................................................3A-5
Komponen Drive Intermediate Shaft Assy. (Model Diesel) ..................................................................................3A-12
Pelepasan dan Pemasangan Drive Intermediate Shaft Assy. (Model Diesel) .....................................................3A-12
Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Drive Intermediate Shaft Assy. (Model Diesel)................................3A-13
Komponen Wheel Hub Depan dan Steering Knuckle ..........................................................................................3A-14
Melepas dan Memasang Wheel Hub Depan, Steering Knuckle dan Wheel Bearing ..........................................3A-14
Pemeriksaan Wheel Bearing Depan ....................................................................................................................3A-20
Pemasangan dan Pelepasan Wheel Bearing Belakang ......................................................................................3A-21
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 3A-23
Spesifikasi Torsi Pengencangan ..........................................................................................................................3A-23
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 3A-23
Material Servis yang Dianjurkan ..........................................................................................................................3A-23
Peralatan Khusus .................................................................................................................................................3A-23

3A-1
Uraian Umum
Konstruksi Drive Shaft Depan
Constant velocity ball joint digunakan pada sisi roda di sisi kanan dan kiri drive shaft assy dan Constant velocity
tripod joint digunakan pada sisi differensial. Untuk model diesel, tripod joint (TJ) pada sisi RH berjenis female type.
Drive shaft dapat digeser melalui tripod joint dengan perpanjangan/arah kontraksi untuk mengakomodir perubahan
panjang.

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Diagnosis Gejala Drive Shaft Depan
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Bunyi tidak normal Drive shaft joint aus atau rusak Ganti.
Drive shaft joint aus atau rusak Ganti.

Petunjuk Perbaikan
Komponen-Komponen Drive Shaft Depan
[B]

[A]

3
[C]
12 10
4

5 13 (a)

[A]: Model bensin 7. Wheel side joint (Constant velocity ball joint)
: Berikan gemuk hitam yang ada di suku cadang
pada joint.
[B]: Model diesel (Sisi RH) 8. Housing joint sisi center shaft (Constant velocity
tripod joint)
: Berikan gemuk hitam yang ada di suku cadang
pada joint.
[C]: Shaft sisi kanan pada model bensin 9. -
1. Circlip 10. Damper (jika dilengkapi)

3A-2
2. Housing joint sisi diferential (Constant velocity 11. Housing joint sisi diferential (Constant velocity
TJ) tripod joint)
: Berikan gemuk hitam yang ada di suku cadang : Berikan gemuk hitam yang ada di suku cadang
pada joint. pada joint.
3. Snap ring 12. Tripod joint
: Jangan sekali-kali membongkar.
4. Boot band (Besar) 13. Mur drive shaft
Setelah mengencangkan mur sesuai spesifikasi
torsi pengencangan, kunci mur dengan kuat.
5. Boot : 175 N m (17,8 kgf-m, 129,0 lbf-ft)
6. Boot band (Kecil) : Jangan digunakan kembali.

Pemeriksaan Drive Shaft Assy. Depan pada Kendaraan


• Periksa apakah boot mengalami kebocoran gemuk, robek atau penurunan.
• Periksa apakah boot band mengalami kendur, retak atau rusak.
• Periksa apakah drive shaft mengalami keretakan atau kerusakan.
• Periksa apakah joint sisi roda berderik atau berrotasi halus.
• Periksa apakah joint sisi diferensial (atau sisi center shaft) mengalami rotasi halus.
Jika ditemukan kondisi yang tidak normal, gantilah.

Melepas dan Memasang Drive Shaft Assy. Depan


Referensi: Komponen-Komponen Drive Shaft Depan [3A-2]
Referensi: Pemeriksaan Drive Shaft Assy. Depan pada Kendaraan [3A-3]

Pelepasan
1) Angkat kendaraan dan lepaskan roda depan.
2) Lepas caulking penguncian dan lepaskan mur drive shaft (1) dengan menekan pedal rem.

3) Keluarkan oli transaxle.


4) Lepas tie-rod end (1) dari steering knuckle (2) menggunakan puller (3).

5) Lepaskan baut dudukan selang rem (1) dan selang rem (2) dari braket lalu lepaskan harness wheel speed
sensor belakang (3) dari braket strut.

3A-3
6) Lepaskan baut suspension control arm ball joint (4) dari knuckle.

7) Lepaskan baut suspension control arm ball joint stud dari steering knuckle.
8) Gunakan tuas ban (1) atau palu plastik (3), tarik drive shaft joint (2) untuk melepas snap ring yang terpasang
pada joint spline pada differential atau center shaft.

[A]: Shaft sisi kiri


[B]: Shaft sisi kanan pada model diesel
[C]: Shaft sisi kanan pada model bensin

9) Lepas drive shaft assy.

Pemasangan

PERHATIAN:

• Berhati-hatilah untuk tidak merusak oil seal dan boot oli ketika memasang drive shaft.
• Jangan memukul boot joint dengan palu. Hanya diperbolehkan memasang joint dengan menggunakan
tangan.
• Pastikan bahwa joint sisi diferensial dimasukkan secara penuh dan snap ringnya didudukkan
sebagaimana seharusnya.

Pasang drive shaft assy. dengan cara kebalikan prosedur dan memperhatikan hal-hal berikut.
• Gunakan circlip joint sisi diferensial yang baru.
• Berikan gemuk pada joint spline sisi roda.
: Gemuk 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)
• Kencangkan mur ball joint suspension arm sesuai spesifikasi.  [2B-2]
• Kencangkan mur tie-rod end sesuai spesifikasi momen pengencangan.  [6C-43]
• Kencangkan baut dudukan selang rem sesuai spesifikasi.  [4A-14]
• Kencangan mur drive shaft baru (1) sesuai spesifikasi.
3A-4
Momen pengencangan
Mur drive shaft (a): 175 N·m (17,8 kg-m, 129 lb-ft)
• Kunci mur drive shaft (1) sebagaimana ditampilkan.

PERHATIAN:

Pastikan jangan sampai retak saat caulking mur pengunci drive shaft. Jika retak, ganti dengan yang baru.

• Pasang roda.  [2D-7]


• Isi transmisi dengan oli seperti yang ditentukan.
– Model bensin  [5B-9]
– Model diesel  [5B-62]

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Drive Shaft Assy. Depan


Referensi: Komponen-Komponen Drive Shaft Depan [3A-2]
Referensi: Melepas dan Memasang Drive Shaft Assy. Depan [3A-3]

Pembongkaran

Tipe tripod joint

PERHATIAN:

• Tidak diperbolehkan membongkar joint sisi roda. Jika terjadi bunyi tidak normal atau kerusakan, gantilah
sebagai assy.
• Jangan membongkar tripod joint spider. Jika menemukan kondisi ada yang tidak berfungsi, ganti joint
differential assy.

1) Lepaskan Boot band besar sisi diferensial (1) seperti di bawah ini.
• Untuk Boot band besar tanpa joint [A]:
Lepaskan Boot band besar dengan mengetuk boot dan band menggunakan palu plastik. Jika Boot band
besar sulit dilepaskan, potong menggunakan penjepit atau gergaji besi dengan hati-hati tanpa merusak joint.
• Untuk Boot band besar dengan joint [A]:
Tarik pengait Boot band besar bersamaan dan ganti pitanya.

3A-5
2) Lepaskan Boot band kecil sisi diferensial (1) menggunakan batang berujung pipih (2) atau alat sejenis.

3) Bersihkan gemuk dari shaft dan lepaskan snap ring (1) dengan menggunakan tang snap ring (2).

4) Lepaskan tripod joint spider (1) menggunakan 3 penarik arms (2).

PERHATIAN:

Untuk mencegah masalah yang disebabkan cairan pembersih, jangan cuci tripod joint kecuali
housingnya. Gunakan kain untuk menghilangkan gemuk dari tripod joint.

3A-6
5) Keluarkan boot sisi diferensial dari shaft.
6) Lepaskan damper dari shaft, jika dilengkapi.
7) Lepaskan penguncian (5) Boot band besar sisi roda (1) dan Boot band kecil (3) menggunakan obeng minus (2)
atau yang serupa, lalu keluarkan boot sisi roda (4) dari shaft.

Perakitan Kembali

Tipe tripod joint


Jika hasil pemeriksaan secara visual komomponen ditemukan kondisi abnormal saat sebelum dibongkar dan setelah
dibongkar, siapkan suku cadang pengganti dan lanjutkan perakitan kembali.
Pastikan bahwa joint sisi roda assy (1) dan rumah tripod joint (2) dicuci bersih dan dikeringkan.

PERHATIAN:

• Jangan cuci boot dengan pembersih gemuk seperti bensin atau kerosin, dsb. Mencuci dengan pencuci
gemuk menyebabkan kerusakan boot.
• Untuk memastikan kinerja penuh joint sesuai rancangan, pastikan untuk memilah antara dua jenis gemuk
dalam set perbaikan dan gunakan sesuai volume yang ditentukan pada joint masing-masing sesuai
dengan prosedur-prosedur berikut.

3A-7
[A]: Sisi roda
[B]: Sisi diferensial

1) Cuci komponen-komponen yang dibongkar (kecuali boot) Setelah mencuci, keringkan komponen tersebut
dengan menghembuskan udara.
2) Bersihkan boot menggunakan kain.
3) Berikan gemuk pada joint sisi roda. Gunakan gemuk dalam tube yang termasuk dalam suku cadang set boot sisi
roda sesuai spesifikasi.

Warna gemuk
: Black (Hitam)

Jumlah:
“A”: 70 ± 10 g (Bensin)
“A”: 90 ± 10 g (Diesel)
4) Pasang boot sisi roda pada shaft.
5) Isi bagian dalam boot dengan gemuk yang sesuai spesifikasi.
6) Pasang Boot band besar (3) dan Boot band kecil (4) boot sisi roda baru ke boot dengan meletakkan ujung luar
Boot band (1) berlawanan terhadap rotasi ke depan (2) sebagaimana ditunjukkan pada gambar.

PERHATIAN:

Pastikan menggunakan Boot band besar dan Boot band kecil sisi roda baru.

3A-8
7) Kencangkan Boot band (1) dengan tepat menggunakan special tool seperti ditunjukkan pada gambar.

PERHATIAN:

Jangan menekan atau menekuk boot ketika mengencangkannya dengan band.


Boot yang tertekuk akan menguragi ketahanannya.

Jarak “a”
: 1,5 ± 0,5 mm (0,059 ± 0,02 in.)

Special Tool
(A): 09943M57010

(A)

1 1

“a”

(A)

8) Pasang peredam (1) pada posisi yang ditentukan di drive shaft sisi kanan. (Bensin)

Posisi pemasangan peredam drive shaft sisi kanan

3A-9
“a”: 143 ± 3 mm (5.63 in.)
2
[A]

“a” 1

3 3
[B]

“a” 1

2. Alur

9) Pasang Boot band kecil sisi diferensial dan boot sisi diferensial baru (1) pada shaft secara temporer, lalu beri
gemuk pada tripod joint spider (2). Berikan gemuk yang sesuai spesifikasi yang termasuk dalam suku cadang.

PERHATIAN:

Pastikan menggunakan Boot band kecil sisi diferensial baru.

10) Pasang tripod joint spider (2) pada shaft menggunakan special tool dengan palu, arahkan chamfered spline ke
sisi roda, dan kemudian mengencangkannya dengan snap ring baru (4) menggunakan tang snap ring.

Special Tool
(A): 09925M98221

11) Berikan gemuk (termasuk dalam suku cadang) pada bagian dalam joint sisi diferensial (1), lalu sambungkan
dengan tripod joint spider.

Warna gemuk
“A”: Cokelat

Jumlah:
“A”: 109 ± 10 g (Bensin RH)
“A”: 85 ± 10 g (Bensin LH)
“A”: 102 ± 10 g (Diesel LH & RH)

3A-10
12) Sesuaikan boot (1) dengan alur shaft dan joint sisi diferensial (2) dan setel panjangnya sesuai spesifikasi berikut.
13) Pasang obeng atau sejenisnya ke dalam boot dan biarkan udara memasuki boot sehingga tekanan udara di
dalam boot sama dengan tekanan atmosfer.

Posisi perbaikan boot drive shaft (jarak antara posisi joint sisi diferensial dan ujung boot)
“a”: 161,5 ± 3 mm (Bensin RH)
“a”: 172,6 ± 3 mm (Bensin LH)
“a”: 180,3 ± 3 mm (Diesel LH)
“a”: 204,3 ± 3 mm (Diesel RH)

14) Tempatkan Boot band besar (3) dan Boot band kecil (4) boot sisi diferensial baru ke boot dengan meletakkan
ujung luar Boot band (1) berlawanan dengan arah putaran (2) sebagaimana ditunjukkan pada gambar.

PERHATIAN:

• Tekuk tiap boot band berlawanan dengan arah putaran.


• Jangan menekan atau ubah boot ketika mengencangkannya dengan pita Daya tahan boot yang
berubah disebabkan oleh himpitan udara bisa berkurang.
• Pastikan menggunakan boot band besar dan boot band kecil sisi roda baru.

15) Kencangkan pita besar (1) dan kecil (1) boot sisi diferensial dengan cara menarik kait (2) dengan special tool dan
kaitkan kaitan (3) seperti ditunjukkan dalam gambar.

Special Tool
(A): 09943M57021

3A-11
(A)

3 2

Komponen Drive Intermediate Shaft Assy. (Model Diesel)

1. Drive intermediate shaft 4. Snap ring 7. Circlip


2. Intermediate support 5. Seal oli Berikan gemuk 99000-25011 ke bibir : 25 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
seal. (1.0 – 2,0 g (0,035 – 0.071 oz))
3. Intermediate bearing 6. Baut intermediate support : Jangan digunakan kembali.

Pelepasan dan Pemasangan Drive Intermediate Shaft Assy. (Model Diesel)


Pelepasan
1) Lepas sisi kanan drive shaft assy depan.  [3A-3]
2) Lepaskan baut-baut intermediate support (1) dan drive intermediate shaft assy (2) dari transmisi.

Pemasangan
Lepas drive intermediate shaft assy.
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
3A-12
• Gunakan circlip baru
• Kencangkan baut intermediate support sesuai dengan spesifikasi torsi pengencangan.

Momen pengencangan
Baut Intermediate support: 23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft)

Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Drive Intermediate Shaft Assy. (Model Diesel)
Pembongkaran
1) Gunakan kempa hidrolik (1) untuk melepaskan intermediate shaft (2) dari intermediate bearing.
2) Lepaskan seal oli dari intermediate support (3).

3) Lepaskan snap ring (1) menggunakan tang snap ring (2).

4) Lepaskan intermediate bearing dari intermediate support.

Perakitan Kembali
Pasang drive intermediate shaft dengan cara membalik prosedur dan memperhatikan hal-hal berikut.
• Saat memasang snap ring baru (1), pastikan bahwa snap ring masuk ke dalam alur drive intermediate support
dengan aman seperti gambar berikut.
2
1

• Hati-hatilah saat memasang oil seal kiri (1) dan oil seal kanan baru (2) menggunakan special tool, sehingga oli
menutup ke arah dan posisi yang semestinya sesuai gambar berikut.

Special Tool
: 09925M98221

Jarak
“a”: 3.5 – 4,5 mm (0,14 – 0,18 in.)

3A-13
• Pastikan untuk memberikan gemuk pada bibir oil seal dan celah sisi bearing seperti dalam gambar.
“A”: Gemuk 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

Jumlah gemuk
“A”: 1.0 – 2,0 g (0,035 – 0,017 oz)
2

“A” “A”

“a” “a”

• Tekan drive intermediate shaft (1) dengan pas dari sisi oil seal kiri (2).
2

Komponen Wheel Hub Depan dan Steering Knuckle

2
1

1. Wheel hub depan 3. Wheel bearing 5. Pelindung debu


: Hadapkan sisi seal karet yang beralur ke wheel hub.
2. Circlip 4. Steering knuckle : Jangan digunakan kembali.

Melepas dan Memasang Wheel Hub Depan, Steering Knuckle dan Wheel Bearing
Referensi: Komponen Wheel Hub Depan dan Steering Knuckle [3A-14]

PERHATIAN:

Saat melepas dan memasang steering knuckle assy, berhati-hatilah agar tidak merusak dust boot scontrol
arm joint dengan cover debu drive shaft dan cover debu rem.

3A-14
Pelepasan
1) Hilangkan dempul mur drive shaft (1), kemudian lepaskan mur drive shaft.

2) Lepaskan cakram rem.  [4B-5]


3) Keluarkan wheel hub (1) menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09943M17912
(B): 09942M15511

4) Lepas tie-rod end (1) dari steering knuckle (2) menggunakan puller (3).

1
1

2 3

5) Lepaskan sensor putaran roda (1) dari steering knuckle.

3A-15
1

6) Kendurkan mur bracket strut (1).


7) Lepaskan baut (3) dan mur (4) ball joint.
8) Lepaskan baut braket strut (5) dari braket strut lalu lepaskan steering knuckle (2).

F: Bagian depan
kendaraan

9) Hilangkan dempul dan lepaskan pelindung debu (1).

10) Lepaskan circlip dari steering knuckle.


11) Lepaskan wheel bearing menggunakan kempa hidrolik (1) dan special tool.

Special Tool
(A): 09913M75520

12) Lepaskan wheel bearing outside inner race (1).

3A-16
Special Tool
(A): 09913M65810
(B): 09926M37610–003

Pemasangan
1) Pasang wheel bearing baru (2) pada steering knuckle (3) dengan sisi rubber seal beralur (1) menghadap ke atas.

PERHATIAN:

Jangan gunakan kembali wheel bearing untuk menghindari kebisingan atau lengket.

2) Tekan dengan pas wheel bearing ke steering knuckle (3) dengan menggunakan special tool sebagaimana
ditunjukkan pada gambar.

Special Tool
(A): 09913M75510
(B): 09926M68310
(C): 09951M18211

4. Encoder

3) Pasang circlip baru (1).

3A-17
4) Pasang pelindung debu baru sehingga dimensi “a” dan “b” menjadi sama dengan yang ditunjukkan pada gambar.

PERHATIAN:

Ketika menggerakkan pelindung debu, jangan mengubah bentuknya.

5) Tekan dengan pas pelindung debu baru (2) ke steering knuckle (3) menggunakan kempa hidrolis (1) dan special
tool.

Special Tool
(A): 09951M17010
(B): 09944M77030
1

(A) 2

“a”

(B) 3

“b”

6) Dempul lebih dari 4 tempat dengan sekali tekan.

1. pendempulan

7) Dengan menggunakan special tool dan kempa hidrolis, tekan wheel hub (1) dengan pas ke wheel bearing (2).

Special Tool
(A): 09913M75810

3A-18
8) Berikan sedikit gemuk ke sisi muka cincin bagian dalam (1).
“A”: Gemuk 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

CATATAN:
Jangan memberikan gemuk pada permukaan encoder (2) untuk menghindari kegagalan sinyal sensor
putaran roda.

9) Pasang engsel kemudi (1) sehingga material asing tidak masuk ke dalam wheel speed sensing point “a”.

2. Encoder
3. Drive shft

10) Masukkan baut ball joint (1) braket strut (4) dari arah seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
11) Kencangkan mur drive shaft (2) dan mur braket strut bar (3) sesuai spesifikasi.  [2B-2]

PERHATIAN:

Jangan mengunakan baut braket strut dan baut ball joint yang sudah terpakai untuk menghindari
lepasnya baut.

3A-19
F: Bagian depan
kendaraan

12) Pasang sensor putaran roda, kemudian kencangkan baut sesuai spesifikasi.  [4E-38]
13) Sambungkan ujung tie-rod ke engsel kemudi dan kencangkan mur baru sesuai spesifikasi.  [6C-44]
14) Pasang cakram rem (2) dan kaliper rem (3).  [4B-5]
15) Injak dan tahan pedal rem.
Kencangan mur drive shaft baru (1) sesuai spesifikasi.

PERHATIAN:

Jangan menggunakan mur drive shaft (1) kembali.

Momen pengencangan
Mur drive shaft (a): 175 N·m (17,8 kg-m, 129 lb-ft)
16) Dempul mur drive shaft (1) sebagaimana ditampilkan.

PERHATIAN:

Saat mendempul komponen pengunci drive shaft, pastikan jangan sampai retak. Jika retak, ganti dengan
yang baru.

17) Kencangkan mur roda sesuai dengan spesifikasi torsi pengencangan.  [2D-7]
18) Pastikan roda depan telah sejajar.  [2B-3]

Pemeriksaan Wheel Bearing Depan


1) Pastikan kekencangan mur roda dan, jika perlu, kencangkan sesuai spesifikasi.  [2D-7]
2) Dongrak kendaraan.

3A-20
3) Periksa keausan wheel bearing. Ketika mengukur thurst play, gunakan dial gauge pada roda depan
sebagaimana ditunjukkan pada gambar.
Jika rusak, ganti bearing.

Thrust play wheel bearing depan


Limit: 0,1 mm (0,004 in.)

4) Periksa kebisingan wheel bearing dan rotasi roda halus dengan cara memutar roda.
Jika rusak, ganti bearing.

Pemasangan dan Pelepasan Wheel Bearing Belakang


Pelepasan
1) Lepaskan brake drum belakang sesuai dengan  [4C-3]
2) Lepaskan cirlip (1).

Special Tool
A: 09900M06108

3) Lepaskan wheel bearing menggunakan tekanan hidrolik (1) dan special tool.

Special Tool

3A-21
A: 09913M76010

4) Lepaskan baut-baut wheel stud (1) dengan tekanan hidrolis (2) atau batang biasa (3)

Pemasangan
1) Pasang wheel bearing baru (1) menggunakan tekanan hidrolik dan special tool.

Special Tool
A: 09925M98221

(A)

2) Pasang circlip (1).


3) Pasang stud baru pada lubang drum dan putar perlahan untuk memastikan keserasian yang sama dengan yang
dihasilkan oleh baut sebelumnya.

3A-22
4) Pasang brake drum dan roda, sesuai dengan  [4C-3]

Spesifikasi
Spesifikasi Torsi Pengencangan
Torsi pengencangan
Komponen pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur drive shaft 175 17.8 129
Baut intermediate support 23 2.3 17.0

CATATAN:
Spesifikasi momen pengencangan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen-Komponen Drive Shaft Depan [3A-2]
Komponen Drive Intermediate Shaft Assy. (Model Diesel) [3A-12]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Gemuk SUZUKI Super Grease A P/No.: 99000–25011

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen-Komponen Drive Shaft Depan [3A-2]
Komponen Drive Intermediate Shaft Assy. (Model Diesel) [3A-12]

Peralatan Khusus
09900M06108 09913M65810
Tang snap ring (tipe tutup) Penarik crankshaft bearing

09913M75510 09913M75520
Bearing installer Bearing installer

3A-23
09913M75810 09913M76010
Bearing installer Bearing installer

09925M98221 09925M98221
Oil seal installer Bearing installer

09926M37610–003 09926M68310
Bearing remover attachment Differential bevel pinion
bearing installer

09942M15511 09943M17912
Sliding hammer Wheel hub remover

09943M57010 09943M57021
Band compressor Low-profile clamp pliers

09944M77030 09951M17010
Installer support, BRG/cover Brake disk dust cover
installer

09951M18211
Oil seal remover & installer
No. 2

3A-24
Rem
Bab 4

Pencegahan
Pencegahan ............................................................................................................................................................... 4-2
Pencegahan untuk Rem........................................................................................................................................... 4-2

4-1
Pencegahan
Pencegahan untuk Rem
Peringatan Air Bag
Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Perhatian untuk Suspensi


Lihat Perhatian Suspensi [00-15] .

Perhatian untuk Roda dan Ban


Lihat Perhatian untuk Roda dan Ban [00-15] .

Perhatian pada Rem


Lihat Perhatian pada Rem [00-16] .

Pencegahan Umum
Lihat Tindakan Pencegahan Umum [00-6] .

Titik Angkat Kendaraan


Lihat Titik Angkat Kendaraan [0A-9] .

Peringatan untuk Pengencang


Lihat Peringatan Pengencang [00-15] .

Informasi Pengencang
Lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN [00-11] .

Tindakan Pencegahan untuk Perbaikan Sirkuit Kelistrikan


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik [00-11] .

Tindakan Penegahan untuk Pemasangan Wiring Harness


Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah kelistrikan.

4-2
Rem
Bab 4A

Sistem Kendali dan Diagnosis Rem


Pencegahan ............................................................................................................................................................ 4A-2
Pencegahan untuk Diagnosis Rem........................................................................................................................4A-2
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 4A-2
Uraian Sistem Rem ................................................................................................................................................4A-2
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 4A-2
Catatan Diagnosis Rem .........................................................................................................................................4A-2
Diagnosa Gejala Rem ............................................................................................................................................4A-3
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 4A-5
Memeriksa Level Minyak Rem ...............................................................................................................................4A-5
Memeriksa Switch Ketinggian Minyak Rem ...........................................................................................................4A-6
Penggantian Minyak Rem ......................................................................................................................................4A-6
Pelepasan Udara dari Sistem Rem........................................................................................................................4A-7
Komponen-Komponen Pedal Rem ........................................................................................................................4A-9
Melepas dan Memasang Pedal Rem Assy ..........................................................................................................4A-10
Memeriksa Ketinggian Bebas Pedal Rem ........................................................................................................... 4A-11
Memeriksa Play Pedal Rem................................................................................................................................. 4A-11
Memeriksa Gerakan Pedal Yang Berlebihan ....................................................................................................... 4A-11
Melepas dan Memasang Switch Lampu Rem .....................................................................................................4A-12
Menyetel Switch Lampu Rem ..............................................................................................................................4A-13
Komponen-Komponen Selang dan Pipa Rem .....................................................................................................4A-13
Melepas dan Memasang Selang dan Pipa Rem..................................................................................................4A-14
Memeriksa Selang dan Pipa Rem........................................................................................................................4A-14
Komponen-Komponen Master Cylinder ...............................................................................................................4A-15
Memeriksa Master Cylinder Assy dari atas Kendaraan .......................................................................................4A-16
Melepas dan Memasang Master Cylinder Assy...................................................................................................4A-16
Melepas dan Memasang Reservoir Master Cylinder ...........................................................................................4A-18
Memeriksa Master Cylinder Assy.........................................................................................................................4A-19
Komponen-komponen Booster Rem....................................................................................................................4A-21
Memeriksa Fungsi Booster Rem..........................................................................................................................4A-21
Melepas dan Memasang Booster Rem................................................................................................................4A-23
Memeriksa Booster Rem......................................................................................................................................4A-25
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 4A-25
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................4A-25
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 4A-26
Material Servis Yang Dianjurkan ..........................................................................................................................4A-26
Special Tool ..........................................................................................................................................................4A-26
4A-1
Pencegahan
Pencegahan untuk Diagnosis Rem
Peringatan Air Bag
Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Catatan Diagnosis Rem


Lihat Catatan Diagnosis Rem [4A-2] .

Uraian Umum
Uraian Sistem Rem
Ketika pedal rem kaki ditekan, tekanan hidrolis dikembangkan dalam master cylinder untuk memicu piston (dua di
depan dan empat di belakang).
Master cylinder ini berupa master cylinder tandem. Pipa-pipa rem dihubungkan dengan master cylinder dan
menghasilkan dua sirkuit independen. Sirkuit pertama menghubungkan rem kanan & kiri belakang sedangkan sirkuit
kedua menghubungkan rem kiri & kanan belakang. Di dalam sistem rem ini, jenis rem cakram digunakan untuk rem
roda depan dan jenis rem teromol (shoe leading / trailing ) untuk rem belakang.
Sistem rem tangan bersifat mekanis. Rem ini memberikan tekanan rem hanya pada roda belakang dengan kabel dan
sistem hubungan mekanis. Shoe rem yang sama digunakan baik untuk rem tangan maupun rem kaki

1. Booster rem 4. Sisi primer 7. Tuas rem tangan


2. Master cylinder 5. 4 way joint 8. Kabel rem tangan
3. Sisi sekunder 6. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy A: Kendaraan maju

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Catatan Diagnosis Rem
Pengujian Rem
Rem harus diuji di jalanan kering, bersih, mulus dan cukup rata yang tidak padat lalu lintas. Uji jalanlah rem dengan
cara menggunakan rem baik dengan kekuatan pedal ringan maupun berat pada berbagai tingkat kecepatan untuk
4A-2
menentukan apakah kendaraan berhenti dengan rata dan efektif. Kemudikan juga kendaraan untuk mengetahui
apakah ia mengarah ke satu sisi atau sisi yang lain tanpa menggunakan rem. Jika memang demikian, periksa
tekanan ban, wheel alignment dan bagian suspensi jika ada yang kendur. Lihat tabel diagnosa untuk sebab-sebab
lain.

Kebocoran Minyak Rem


Periksa level cairan master cylinder. Meskipun setetes dalam level reservoir dihasilkan dari keausan saluran normal,
level rendah yang tidak normal menunjukkan kebocoran di dalam sistem. Pada kasus semacam ini, periksa seluruh
sistem rem untuk melihat bagian yang bocor. Jika ditengarai ada kebocoran meski hanya sedikit, maka penyebabnya
harus diperbaiki atau suku cadang yang rusak harus diganti.

Minyak Rem di Bawah Standar atau Terkontaminasi


Minyak rem di bawah standar atau terkontaminasi dengan minyak mineral atau uap air akan menurunkan resistensi
atau memperburuk bagian-bagian karet yang akan menyebabkan kebocoran minyak rem.
Jika cairan rem semacam itu tercampur ke dalam sistem rem, atau jika dikuatirkan terjadi yang seperti itu, maka
gantilah suku cadang-suku cadang itu secara keseluruhan rangkaian jika memang tak bisa dibongkar. Jika bagian-
bagiannya bisa dibongkar, bongkar dan bersihkan dengan pembersih rem atau pembersih suku cadang. Bagian-
bagian karet harus diganti dengan yang baru. Selang rem harus diganti dengan yang baru.

Diagnosa Gejala Rem


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Tidak cukup daya pengereman Kebocoran minyak rem dari saluran Cari titik kebocoran dan perbaiki.
rem
Cakram atau pad terlumuri minyak Bersihkan atau ganti.
rem, gemuk atau oli lain
Rem panas Tentukan penyebabnya dan
perbaiki.
Kontak buruk sepatu pada teromol Perbaiki agar terjadi kontak yang
rem tepat.
Teromol dan sepatu rem terlumuri Bersihkan atau ganti.
minyak rem atau basah oleh air
Pad dan/atau sepatu rem sudah Ganti.
sangat aus
Wheel cylinder rusak Perbaiki atau ganti.
Kaliper rem assy tidak berfungsi Perbaiki atau ganti.
Booster rem tidak berfungsi Periksa sistem dan ganti
sekiranya perlu.
Master cylinder rem tidak berfungsi Periksa sistem dan ganti
sekiranya perlu.
Udara di dalam sistem Bleeding udara dari sistem rem.
Tekanan negatif untuk booster rem Periksa kondisi mesin dan selang
tidak memadai vacuum.
ABS tidak berfungsi Periksa sistem dan ganti
sekiranya perlu.
Tarikan rem (rem tidak bekerja Pad, cakram, sepatu dan/atau Bersihkan atau ganti.
secara serempak) teromol rem basah oleh air atau
terlumuri minyak rem pada
beberapa rem

4A-3
Celah teromol-ke-sepatu tidak Periksa mekanisme penyetelan
sesuai setelan di beberapa rem otomatis yang tidak beroperasi.
(Mekanisme penyetelan otomatis
jika tidak berfungsi)
Cakram dan/atau teromol tidak Ganti.
bundar pada sejumlah rem
Tekanan ban tidak merata Sesuaikan tekanan hingga merata.
Wheel cylinder rusak Perbaiki atau ganti.
Front wheel alignment tidak tepat. Setel seperti yang ditentukan.
Ban tidak sama pada as roda yang Ban-ban dengan jumlah kembang
sama kurang lebih sama harus
digunakan pada axle yang sama.
Pipa dan selang rem rusak Periksa apakah selang-selang
lembut dan apakah saluran yang
rusak. Ganti dengan selang-
selang baru dan tabung rem baja
berdinding ganda baru.
Kaliper assy tidak berfungsi Periksa apakah piston-piston
macet atau seret dan apakah
pelumasan pada pin geser kaliper
sudah tepat.
Kendurkan bagian-bagian suspensi Periksa semua dudukan suspensi.
Kendurkan kaliper Periksa dan kencangkan baut
sesuai spesifikasi.
Noise (Mendecit bernada tinggi Sepatu rem belakang / saluran Ganti sepatu rem.
tanpa menggunakan rem) depan sudah aus
Indikator keausan menyentuh Ganti pad.
cakram rem
Play pedal terlalu dalam (Langkah Sebagian sistim pengeraman rusak Periksa sistem rem dan ganti
pedal terlalu besar) sekiranya perlu.
Minyak rem bocor Perbaiki titik kebocoran, dan
bleeding udara.
Udara dalam sistem (pedal lembut / Bleeding udara dari sistem rem.
seperti spong)
Sistem rem belakang tidak disetel Perbaiki mekanisme penyetelan
(mekanisme penyetelan otomatis otomatis.
tak berfungsi)
Sepatu rem bengkok Ganti sepatu rem.
Rem terkunci ABS tidak berfungsi Periksa ABS.
ABS:  [4E-10]
P-Valve tak berfungsi (Penguncian Ganti.
Belakang)
Rem berderit (Derit amat ringan Piston-piston master cylinder tidak Ganti master cylinder.
terjadi pada semua rem segera kembali dengan benar
sesudah pedal dilepaskan) Pipa dan selang rem rusak Periksa selang-selang lunak atau
pipa-pipa rusak dan ganti dengan
selang-selang baru dan/atau pipa
rem baru.
Penyetelan rem tangan pada rem Periksa dan setel sesuai
belakang yang tidak tepat spesifikasi yang benar.
Return spring di dalam rem Ganti.
melemah atau rusak
Kabel-kabel atau sambungan- Perbaiki atau ganti.
sambungan rem tangan seret

4A-4
Silinder roda atau piston kaliper Perbaiki bila perlu.
lengket
Seal piston di dalam kaliper sangat Ganti seal piston.
aus
Ketinggian bebas pedal rem tidak Periksa ketinggian bebas pedal
tepat rem.
Getaran pedal (Pedal bergetar Wheel bearing rusak atau longgar Ganti bearing roda.
ketika ditekan untuk mengerem) Steering knuckle atau spindel Ganti knuckle atau spindel.
berubah bentuk
Runout cakram terlalu besar Periksa sesuai petunjuk. Jika tidak
sesuai spesifikasi, ganti cakram.
Kesejajaran antara pad dan cakram Periksa sesuai petunjuk. Jika tidak
tidak sesuai spesifikasi sesuai spesifikasi, ganti cakram.
Teromol belakang tidak bundar Perbaiki atau ganti teromol jika
diperlukan.
Kebisingan pengereman Pad dan/atau sepatu rem terlapisi Perbaiki atau ganti pad dan/atau
sepatu rem.
Sepatu rem aus atau berubah Ganti sepatu rem.
bentuk
Kendurkan bearing roda depan. Ganti bearing roda.
Pelat-pelat penopang berubah Ganti atau kencangkan lagi baut
bentuk atau baut dudukan longgar pengaman.
Indikator keausan menyentuh Ganti pad.
cakram rem
Lampu peringatan rem menyala Rem tangan dipakai Lepaskan rem tangan dan periksa
setelah mesin hidup apakah lampu rem mati.
Minyak rem kurang Periksa dan perbaiki titik yang
bocor, kemudian tambahkan
minyak rem.
Minyak rem bocor dari saluran rem Periksa dan perbaiki titik yang
bocor, kemudian tambahkan
minyak rem.
Sirkuit lampu rem rusak Perbaiki sirkuit.
Sistem EBD tidak berfungsi Periksa sirkuit lampu peringatan
EBD.
Model ABS:  [4E-22]
Lampu rem menyala saat rem Minyak rem bocor dari saluran rem Periksa dan perbaiki titik yang
digunakan. bocor, kemudian tambahkan
minyak rem.
Minyak rem kurang Periksa dan perbaiki titik yang
bocor, kemudian tambahkan
minyak rem.
Lampu rem tidak menyala meski Sirkuit lampu rem rusak Periksa sirkuit lampu rem.
rem tangan digunakan. Periksa level minyak rem.  [4A-5]

Petunjuk Perbaikan
Memeriksa Level Minyak Rem
PERINGATAN:

Jangan sekali-kali memakai minyak rem selain yang telah ditentukan.


Jika Anda memakai yang lain, selang rem dan bagian-bagian karet bisa rusak atau sistem rem mungkin tidak
beroperasi secara normal.
4A-5
PERHATIAN:

Jangan sampai minyak rem mengenai permukaan bercat. Permukaan bercat akan rusak oleh minyak rem,
segera siram dengan air jika ada cairan yang tumpah.

• Pastikan menggunakan minyak rem seperti yang tertera pada cap reservoir master cylinder (pada kendaraan)
atau di dalam buku petunjuk kendaraan.
• Periksa apakah level minyak rem berada antara tanda MAX dan MIN pada reservoir master cylinder rem.

CATATAN:
Jika lampu peringatan rem kadang menyala ketika mengemudi atau levle minyak rem pada reservoir
master cylinder “MIN” atau lebih rendah, periksa hal-hal berikut:
• Ketebalan pad depan dan sepatu rem belakang
• Kebocoran minyak rem dari seal piston kaliper rem depan
• Kebocoran minyak rem dari silinder roda rem belakang
• Keretakan atau kerusakan pada selang-selang rem dan pipa-pipa rem
• Kebocoran minyak rem dari master cylinder dan reservoir
Jika ditemukan kondisi yang tidak normal, perbaiki atau ganti suku cadang.
Setelah pemeriksaan dan perbaikan selesai dilakukan, isi ulang minyak rem sehingga level minyak
berada antara tanda “MAX” dan “MIN” pada reservoir master cylinder.

Memeriksa Switch Ketinggian Minyak Rem


Periksa kontinuitas antar terminal coupler switch ketinggian minyak rem (1). Jika ternyata rusak, ganti reservoir.

Spesifikasi switch ketinggian minyak rem


Posisi OFF (mengambang): Tidak ada hubungan
Posisi ON (tenggelam): Hubungan

Penggantian Minyak Rem


PERINGATAN:

Jangan sekali-kali memakai minyak rem selain yang telah ditentukan.


Jika Anda memakai yang lain, selang rem dan bagian-bagian karet bisa rusak atau sistem rem mungkin tidak
beroperasi secara normal.

4A-6
PERHATIAN:

Jangan sampai minyak rem mengenai permukaan bercat. Permukaan bercat akan rusak oleh minyak rem,
segera siram dengan air jika ada cairan yang tumpah.

CATATAN:
• Ketika mengganti minyak rem, mulai dengan rem yang paling dekat dengan master cylinder.
• Untuk mencegah udara masuk reservoir, hati-hati jangan sampai kehilangan minyak di dalam reservoir
ketika mengoperasikan pedal rem.

1) Dengan menggunakan penetes atau sejenis, ambil sebagian minyak rem dari reservoir master cylinder.

2) Tambahkan minyak rem baru ke reservoir master cylinder.


3) Lepaskan penutup bleeder plug. Rekatkan sebuah tabung vinyl (1) ke bleeder plug, dan masukkan ujung lain ke
dalam wadah (2).

4) Tekan pedal rem beberapa kali dengan melonggarkan bleeder plug.


5) Jika minyak rem baru mulai keluar, kencangkan bleeder plug sesuai spesifikasi.
• Depan:  [4B-2]
• Belakang:  [4C-2]
6) Lakukan Langkah 3) – 5) untuk roda-roda lain.
7) Sekiranya perlu, keluarkan udara.  [4A-7]

Pelepasan Udara dari Sistem Rem


PERINGATAN:

Jangan sekali-kali memakai minyak rem selain yang telah ditentukan.


Jika Anda memakai yang lain, selang rem dan bagian-bagian karet bisa rusak atau sistem rem mungkin tidak
beroperasi secara normal.

4A-7
PERHATIAN:

Minyak rem bersifat amat merusak cat. Jika secara tak sengaja minyak menyentuh permukaan bercat, segera
bilas minyak dari cat dan bersihkan permukaan bercat.

Operasi pelepasan harus dilakukan untuk melepaskan jika udara masuk ke dalam sistem rem hidrolis.
Saluran hidrolis sistem rem didasarkan pada diagonal split sistem. Jika sebuah pipa atau selang rem terputus di roda,
bleeding harus dilakukan di kedua ujung saluran dari pipa atau selang yang terlepas. Jika komponen master cylinder
dari komponen sambungan lain di antara master cylinder dan tiap rem (roda) dilepaskan, sistem rem hidrolik harus
dilakukakan bleeding pada ke 4 rodanya.

CATATAN:
Lakukan bleeding dimulai dengan silinder roda terjauh dari master cylinder dan kemudian kaliper depan dari
saluran rem yang sama. Lakukan hal yang sama pada lapisan rem yang lain.

1 3

A
B

2 4

1. Kaliper rem kanan 4. Silinder roda kiri


2. Kaliper rem kiri A: Depan
3. Silinder roda kanan B: Belakang

1) Isi reservoir master cylinder dengan minyak rem dan simpan sekurang-kurangnya satu setengah cairan selama
bleeding.

Cairan rem
: Lihat pada tutup reservoir (master cylinder rem atau manual pemilik’)

2) Lepaskan penutup bleeder plug. Rekatkan sebuah tabung vinyl (1) ke bleeder plug, dan masukkan ujung lain ke
dalam wadah (2).

4A-8
3) Tekan pedal rem beberapa kali, kemudian sambil menahannya tetap tertekanan, kencangkan bleeder plug
sekitar sepertiga sampai satu setengah putaran.
4) Ketika tekanan cairan pada silinder nyaris habis, kencangkan lagi bleeder plug.
5) Ulangi operasi ini sampai tidak ada lagi gelembung udara di dalam saluran hidrolis.

6) Ketika gelembung-gelembung berhenti, tekan dan tahan pedal gas lalu kencangkan bleeder plug.
• Depan:  [4B-2]
• Belakang:  [4C-2]

7) Kemudian rekatkan penutup bleeder plug.


8) Sesudah menyelesaikan operasi bleeding, berikan tekanan minyak pada saluran pipa dan periksa apakah ada
kebocoran.
9) Isi ulang minyak ke dalam reservoir sampai ketinggian yang ditentukan.  [4A-5]
10) Periksa apakah pedal rem ngempos. Jika ngempos, ulangi seluruh prosedur bleeding.

Komponen-Komponen Pedal Rem


PERHATIAN:

Jangan sekali-kali membongkar pedal rem assy.


Pembongkaran akan merusak kinerja aslinya. Jika ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai
satu rangkaian.

4A-9
b (a)

1
a (a)

1. Pedal rem : 13 N m (1,3 kgf-m, 9,5 lbf-ft)


2. Pedal rem assy a, b: Baut pemasangan pedal rem
Urutan pengencangan: a → b

Melepas dan Memasang Pedal Rem Assy


PERHATIAN:

Jangan sekali-kali membongkar pedal rem assy. Pembongkaran akan merusak kinerja aslinya. Jika
ditemukan kerusakan, ganti dengan yang baru.

Melepas
1) Lepas cover lubang steering column.
2) Untuk kendaraan model diesel, lepas koneksi konektor switch CPP (1).
3) Lepas koneksi konektor switch lampu rem (2).

4) Untuk model bensin, lepas koneksi kait kabel kopling dari pedal kopling.
5) Untuk model diesel, lepaskan push rod dari pedal kopling.
6) Lepaskan pin clevis dari push rod booster rem.
7) Lepaskan pedal rem assy.
8) Lepaskan switch CPP (model diesel) dan switch lampu rem dari pedal rem dan pedal kopling assy, sekiranya
perlu.

Memasang
Kebalikan prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan masing-masing baut dan mur sesuai spesifikasi.  [4A-9]
• Masukkan pin clevis booster rem dari sisi kiri.
• Untuk model bensin, pasang kait kabel kopling ke pedal kopling.  [5C-7]
• Untuk model diesel, pasang push rod master cylinder kopling ke pedal kopling.  [5C-26]
• Periksa ketinggian bebas pedal rem dan play pedal rem.
– Ketinggian bebas pedal rem:  [4A-11]

4A-10
– Play pedal rem:  [4A-11]
• Setel switch lampu rem.  [4A-13]
• Untuk model diesel, setel switch CPP.  [5C-21]

Memeriksa Ketinggian Bebas Pedal Rem


Periksa ketinggian bebas pedal rem. Jika tidak sesuai spesifikasi, periksa dan setel hal berikut.
• Periksa posisi switch lampu rem. Setel jika tidak sesuai spesifikasi.
• Periksa apakah pedal penyok.
• Periksa pemasangan booster rem.
• Periksa panjangnya push rod booster rem.

Ketinggian bebas pedal rem “a” dari dash panel


130 – 150 mm (5.12 – 5.91 in.)

Memeriksa Play Pedal Rem


Play pedal harus berada di dalam spesifikasi berikut. Jika tidak sesuai spesifikasi, periksa switch lampu rem apakah
posisi pemasangannya sudah benar dan setel sekiranya perlu.
Juga periksa pemasangan baut shaft pedal dan pin clevis booster apakah masih longgar dan ganti jika rusak.

Play pedal rem “a”


: 1 – 8 mm (0,04 – 0,3 inci)

“a”

Memeriksa Gerakan Pedal Yang Berlebihan


1) Hidupkan mesin.

4A-11
2) Tekan pedal rem beberapa kali.
3) Saat pedal rem ditekan dengan beban sekitar 300 N (30,6 kgf, 67,4 lbf), ukur celah pedal rem ke dash panel “a”.
Jika celah “a” kurang dari spesifikasi, penyebabnya kemungkinan besar adalah sepatu-sepatu rem belakang
sudah aus melebih batas atau terdapat udara di dalam saluran. Jika celah “a” tetap kurang dari spesifikasi
meskipun sepatu-sepatu rem sudah diganti dan sudah dilakukan bleeding sistem, penyebab lainnya yang jarang
terjadi adalah tidak berfungsinya adjuster sepatu rem belakang atau panjang booster push rod tidak tepat.
• Bleeding udara dari sistem rem.  [4A-7]
• Lepaskan teromol rem untuk memeriksa adjuster.  [4C-3]
Jika rusak, perbaiki atau ganti.

Celah arm pedal rem ke dash panel “a”


Ketika pedal ditekan pada 300 N (30,6 kg, 67,4 lbf):
• : di atas 85 mm (3,34 inci)

Melepas dan Memasang Switch Lampu Rem


Melepas
1) Lepas cover lubang steering column.
2) Lepas koneksi konektor switch lampu rem (1).
3) Lepaskan switch lampu rem (1) dari pedal rem assy.

Memasang
Kebalikan prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Setel switch lampu rem.  [4A-13]

4A-12
Menyetel Switch Lampu Rem
Penyetelan harus dilakukan sebagai berikut. Tarik pedal ke arah Anda dan sambil menahannya, setel posisi switch
sedemikian rupa sehingga celah antara ujung ulir dan pedal rem sesuai spesifikasi. Kemudian kunci dengan cara
memutarnya searah jarum jam.

Celah antara pedal rem dan switch lampu rem


“a”: 1.2 – 2,2 mm (0,047 – 0,087 inci)

Komponen-Komponen Selang dan Pipa Rem


9
(a)
11
[A]

(a)
(a)

(a) 10
12

(a)
[A] 7

8
12 (a)
(a)
2 1
9
6 10 11
(a)

5 3 4
7

4
8
(c)
(a)

13

(b)

15

[A]: Tampak A 10. Selang fleksibel rem kiri belakang ke rem kiri belakang
[B]: Model ABS 11. Selang fleksibel rem kiri belakang
1. Dari primer master cylinder ke unit hidrolis ABS 12. Selang fleksibel rem kanan belakang
2. Dari sekunder master cylinder ke unit hidrolis ABS 13. Selang fleksibel rem kiri depan
3. Dari unit hidrolis ABS ke rem kanan depan 14. Selang fleksibel rem kanan depan
4. Dari unit hidrolis ABS ke rem kiri depan 15. Washer
5. Unit hidrolik ABS : 16 N m (1,6 kgf-m, 12,0 lbf-ft)
6. Master cylinder : 22,5 N m (2,3 kgf-m, 16,6 lbf-ft)
7. Dari unit hidrolis ABS ke selang fleksibel rem kanan belakang : 25.3 N·m (2.6 kgf-m, 18.6 lbf-ft)

4A-13
8. Dari unit hidrolis ABS ke selang fleksibel rem kiri belakang : Jangan gunakan lagi
9. Selang fleksibel rem kanan belakang ke rem kanan belakang

Melepas dan Memasang Selang dan Pipa Rem


Referensi: Komponen-Komponen Selang dan Pipa Rem [4A-13]

PERHATIAN:

Jangan sampai minyak rem mengenai permukaan bercat. Permukaan bercat akan rusak oleh minyak rem,
segera siram dengan air jika ada cairan yang tumpah.

Melepas
1) Angkat kendaraan dan lepaskan roda.

CATATAN:
Operasi ini tidak perlu dilakukan ketika melepas pipa-pipa yang menghubungkan master cylinder.

2) Bersihkan kotoran dan material asing dari selang fleksibel dan alat-alat berujung pipa.
3) Kuras minyak rem di dalam reservoir.
4) Lepaskan selang atau pipa fleksibel rem.

Memasang
Referensi: Memeriksa Selang dan Pipa Rem [4A-14]
Balik prosedur pemasangan selang fleksibel rem, dengan memperhatikan hal berikut.
• Pasang klem-klem pipa rem dengan benar.  [4A-13]
• Pastikan steering wheel berada pada posisi lurus dan selang fleksibel tidak terpilin atau melengkung.
• Periksa untuk memastikan bahwa selang fleksibel tidak menyentuh suku cadang suspensi apapun baik dalam
kondisi belok kanan atau kiri secara tajam. Jika menyentuh, lepaskan atau betulkan.
• Bleeding udara dari sistem rem.  [4A-7]
• Pastikan bahwa sistem rem beroperasi dengan akurat dan tidak ada kebocoran minyak rem.

Memeriksa Selang dan Pipa Rem


Referensi: Melepas dan Memasang Selang dan Pipa Rem [4A-14]

Selang
Pastikan item berikut. Jika ada yang rusak, ganti selang rem.
• Periksa apakah bagian selang rem yang terhubung mengalami kebocoran dan kerusakan.
• Periksa apakah selang rem mengalami kerusakan, pelepuhan, keretakan dan kerusakan.

4A-14
Pipa
Periksa apakah pipa rem mengalami kerusakan, keretakan, bengkok dan kerusakan. Jika ada yang rusak, ganti.

Komponen-Komponen Master Cylinder


PERHATIAN:

Jangan sekali-kali membongkar master cylinder. Pembongkaran akan merusak kinerja aslinya.
Jika ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.

1. Seal master cylinder Gromet : 2,5 N m (0,25 kgf-m, 2,0 lbf-ft)


5. : Olesi minyak rem.
2. Reservoir 6. Pin stopper piston sekunder : 15 N m (1,5 kgf-m, 11,0 lbf-ft)
3. Mur pemasangan master cylinder 7. Baut reservoir : Jangan digunakan kembali.
4. Tutup reservoir 8. Bodi master cylinder
: Olesi minyak rem.

4A-15
Memeriksa Master Cylinder Assy dari atas Kendaraan
Periksa apakah master cylinder, reservoir dan selang reservoir (jika dilengkapi) mengalami keretakan, kerusakan dan
kebocoran minyak rem. Jika ada yang tidak beres, ganti.

CATATAN:
• Bersihkan komponen yang dilepas dengan minyak rem.
• Jangan menggunakan kembali piston cup dan tutup Cylinder cup

Periksa lubang master cylinder apakah mengalami baret atau karat. Sebaiknya cylinder yang karat diganti. Karat
dapat diketahui seperti permukaan lubang kasar.

CATATAN:
Dilarang memoles lubang master cylinder yang terbuat dari aluminium dengan apapun yang bersifat abrasif,
karena bisa menyebabkan kerusakan pada lubang cylinder.

Cuci cylinder di dalam minyak rem yang bersih. Kocok cairan pembilasan yang tersisa dari cylinder. Jangan gunakan
kain untuk membersihkan cylinder, karena serabut kain dapat tertinggal pada permukaan cylinder.

Melepas dan Memasang Master Cylinder Assy


PERHATIAN:

• Jangan sekali-kali membongkar master cylinder rem. Pembongkaran akan merusak kinerja aslinya.
Jika ditemukan kerusakan, ganti dengan yang baru.
• Jangan sampai minyak rem mengenai permukaan bercat. Permukaan bercat akan rusak oleh minyak rem,
segera siram dengan air jika ada cairan yang tumpah.

Melepas
1) Bersihkan bagian luar master cylinder.

4A-16
2) Lepaskan selang vacuum rem dari kait reservoir.
3) Kuras minyak rem di dalam reservoir.
4) Lepas koneksi konektor kopler switch ketinggian minyak rem (1) pada reservoir.
5) Untuk model diesel, lepaskan klem selang reservoir kopling (1) dan lepaskan selang reservoir kopling (3) dari
reservoir (2).

2
1

6) Lepaskan pipa-pipa rem (2) yang terhubung dengan master cylinder.


7) Lepaskan mur pemasangan master cylinder (1).

8) Lepaskan master cylinder dan seal master cylinder.

Memasang
1) Pasang seal master cylinder yang baru (2) ke master cylinder assy. (1)
2) Pasang master cylinder ke booster dan kencangkan mur pemasangan master cylinder sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Mur pemasangan master cylinder (a): 15 N·m (1,5 kg-m, 11,0 lb-ft)

(a)

3) Sambungkan pipa rem ke master cylinder dan kencangkan mur kembang sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Mur kembang pipa rem (a): 16 N·m (1,6 kg-m, 12,0 lb-ft) ((Model ABS))

4A-17
(a)

4) Untuk model diesel, sambungkan selang reservoir kopling dan pasang klem selang reservoir.
5) Sambungkan selang vacuum rem ke kait reservoir.
6) Sambungkan konektor switch ketinggian minyak rem (1).

7) Isi reservoir dengan minyak rem yang ditentukan sampai ketinggian MAX.
8) Sesudah dipasang, keluarkan udara dari sistem rem dan kopling.
• Rem:  [4A-7]
• Kopling (model diesel):  [5C-24]
9) Periksa apakah semua suku cadang yang dipasang mengalami kebocoran minyak rem.
10) Periksa play pedal rem.  [4A-11]
11) Pastikan bahwa sistem rem beroperasi dengan akurat dan periksa kebocoran minyak rem.

Melepas dan Memasang Reservoir Master Cylinder


PERHATIAN:

• Jangan lepaskan reservoir dari master cylinder agar tidak terjadi kerusakan sebelum master cylinder
dilepas dari booster rem.
• Jangan gunakan tools untukmembuka kaki penambatan reservoir agar tidak terjadi kerusakan.
• Jangan gunakan alat potong untuk melepaskan gromet, agar tidak terjadi kerusakan pada port master
cylinder.

Melepas
1) Bersihkan reservoir dari sisi luar.
2) Lepaskan kopler switch ketinggian minyak pada reservoir.
3) Keluarkan cairan dengan syringe.
4) Lepaskan klem selang reservoir kopling (2) dan selang (3) dari reservoir (1) untuk model diesel.

4A-18
1
2

5) Lepaskan baut reservoir (1).


6) Lepaskan pin reservoir (2), gromet (3) dan reservoir (4).

Memasang
1) Saat menggunakan gromet-gromet baru, beri pelumas dengan minyak yang sama dengan yang digunakan untuk
mengisi reservoir. Kemudian tekan dengan pas gromet-gromet itu ke master cylinder. Gromet harus di dudukkan
di tempatnya.
2) Pasang pin reservoir dan pasang reservoir ke master cylinder dengan baut reservoir.

Momen pengencangan
Baut reservoir (a): 2,5 N·m (0,25 kg-m, 2,0 lb-ft)
3) Sambungkan kopler switch ketinggian minyak ke reservoir.
4) Sambungkan selang reservoir kopling ke reservoir.
5) Pasang klem selang reservoir kopling.
6) Isi reservoir dengan minyak yang ditentukan.
7) Setelah selesai, periksa kebocoran minyak.

Memeriksa Master Cylinder Assy


Referensi: Melepas dan Memasang Master Cylinder Assy [4A-16]

PERHATIAN:

Setelah pemeriksaan, pastikan mencuci minyak rem agar special tool bersih. Jika tidak, sisa minyak rem
pada special tool bisa menyebabkan kerusakan.

4A-19
Pemeriksaan Tanpa Beban
1) Pasang special tool ke port di master cylinder assy (3) pada sisi primer (1) sebagaimana ditunjukkan di bawah ini.

Special Tool
(A): 09918M78211
(B): 09952M46010

(A) (B)
1

(C)

2. Sisi sekunder

2) Aktifkan special tool sambil mecoba memberikan tekanan pada master cylinder assy dan periksa bahwa tidak
ada tekanan pada master cylinder assy.
Jika ada tekanan, berarti ada ketidaknormalan pada master cylinder assy. Jika demikian, ganti master cylinder
assy.
3) Ulangi Langkah 1) dan 2) untuk port master cylinder assy pada sisi sekunder.

Memeriksa Kerapatan Udara


1) Dengan master cylinder assy dipasang di catok seperti dtunjukkan di bawah, pasang special tool ke port sisi
primer.

Special Tool
(A): 09918M78211
(B): 09952M46010
1
2

“a”

(C)

(A) (B)

“a”: 50 mm (2,0 inci)

2) Dengan special tool periksa apakah terdapat tekanan sebesar 50 kPa (0,5 kgf/cm 2 , 7,25 psi, 0,5 bar) pada
master cylinder assy.
Jika tidak ada tekanan sebagaimana ditentukan, berarti ada yang tidak beres pada master cylinder assy. Jika
demikian, ganti master cylinder assy.
3) Ulangi Langkah 1) dan 2) untuk port master cylinder assy pada sisi sekunder.

4A-20
Komponen-komponen Booster Rem
PERHATIAN:

Jangan sekali-kali membongkar booster rem. Pembongkaran akan merusak kinerja aslinya. Jika ditemukan
kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.

5
6 (a)
8

7 (b)

10 (b) 9

1. Booster rem 5. Clip 9. Master cylinder rem


2. Gasket 6. Mur booster 10. Mur booster
3. Selang vacuum rem 7. Mur kunci pin clevis : 13 N m (1,3 kgf-m, 9,5 lbf-ft)
4. Pin clevis 8. Push rod clevis : 20 N m (2,0 kgf-m, 15,0 lbf-ft)

Memeriksa Fungsi Booster Rem


CATATAN:
Untuk pemeriksaan, pastikan tidak ada udara di dalam saluran hidrolik.

Memeriksa Kerapatan Udara


1) Hidupkan mesin.
2) Matikan mesin setelah hidup selama 1 sampai 2 menit.
3) Tekan pedal rem beberapa kali dengan beban yang sama seperti di dalam pengereman biasa dan amati gerak
pedal. Jika pedal turun jauh pada saat pertama kali tapi gerakannya berkurang ketika ditekan kedua kalinya dan
seterusnya, maka kerapatan udara sudah diperoleh.

4A-21
1. Ke-1 2. Ke-2 3. Ke-3

4) Jika gerak pedal tidak berubah, maka kerapatan udara tidak diperoleh.

CATATAN:
Jika rusak, periksa saluran-saluran vacuum dan bagian-bagian sealing, lalu ganti bagian yang rusak.
Saat ini selesai dilakukan, ulangi seluruh tes.

1. Ke-1, ke-2, ke-3

Memeriksa Pengoperasian
1) Dalam kondisi mesin mati, tekan pedal rem beberapa kali dengan beban yang sama dan pastikan gerak pedal
tidak berubah.

2) Hidupkan mesin sambil menekan pedal rem. Jika gerak pedal sedikit bertambah, maka operasi memuaskan.
Tapi jika tidak ada perubahan gerak pedal berarti menunjukkan kerusakan.

4A-22
Memeriksa Kerapatan Udara Dalam Kondisi Kondisi Ada Beban
1) Degan mesin hidup, tekan pedal rem. Kemudian matikan mesin sambil tetap menekan pedal rem.

H: Tahan

2) Terus tekan pedal rem selama 30 detik. Jika ketinggian pedal tidak berubah, berarti kondisi bagus. Tapi tidak
bagus jika pedal naik.

H: Tahan T: 30 detik

Melepas dan Memasang Booster Rem


Referensi: Komponen-komponen Booster Rem [4A-21]

Melepas
1) Perbaiki refrigerant dari sistem A/C menggunakan perlengkapan perbaikan dan daur ulang.  [7B-30]
2) Lepaskan master cylinder assy dari booster  [4A-16]
3) Untuk model diesel, lepaskan pipa minyak kopling.  [5C-25]
4) Lepaskan selang sunction A/C dari unit HVAC.  [7B-13]
5) Lepaskan selang vacuum dari booster rem.  [4A-21]
6) Lepaskan pin push rod clevis dan mur dudukan booster kemudian lepaskan booster rem.

4A-23
7) Lepaskan selang vacuum rem dari booster rem.
8) Lepaskan booster rem dari dash panel.

Memasang
Referensi: Memeriksa Booster Rem [4A-25]
1) Kendurkan baut dudukan braket pedal rem.
2) Periksa dan setel jarak antara permukaan pemasangan booster (tanpa packing) dan titik tengah lubang pin clevis
dengan merujuk “Memeriksa dan Menyetel Booster Rem”.
3) Pasang booster (4) ke dash panel. Kemudian sambungkan push rod clevis (5) ke lengan pedal dengan pin clevis
(2) dan klip (6).

4) Kencangan mur dudukan booster (a) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Mur pemasangan booster (a): 13 N·m (1,3 kg-m, 9,5 lb-ft)
5) Kencangkan baut dudukan braket pedal rem.

Momen pengencangan
Baut dudukan braket pedal rem (a): 13 N·m (1,3 kg-m, 9,5 lb-ft)

(b)

(a)

6) Pasang selang sunction A/C ke unit HVAC.  [7B-13]


7) Untuk model diesel, pasang pipa minyak kopling.  [5C-25]
8) Pasang master cylinder assy pada booster.  [4A-16]
9) Isi reservoir dengan minyak yang ditentukan.

4A-24
10) Bleeding udara dari sistem rem.  [4A-7]
11) Untuk mode diesel, keluarkan air dari sistem kopling.  [5C-24]
12) Periksa ketinggian dan play pedal rem.
• Ketinggian bebas pedal rem:  [4A-11]
• Play pedal rem:  [4A-11]
13) Periksa switch lampu rem.  [4A-13]
14) Periksa apakah setiap bagian yang dipasang mengalami kebocoran minyak dan pastikan sistem rem beroperasi
secara benar.
15) Kosongkan dan isi daya refrigerant.  [7B-30]

Memeriksa Booster Rem


• Periksa operasi booster rem apakah mengalami kerusakan.
• Periksa apakah boot mengalami kerusakan dan penurunan fungsi.
• Periksa jarak push clevis rod.
Jika ada yang rusak, ganti booster rem.

Dorong jarak clevis rod


“a”: 114.5 – 115,5 mm (4,508 – 4,547 inci)

Momen pengencangan
Mur pengunci clevis (a): 15 N·m (1,5 kg-m, 11,0 lb-ft)

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur pemasangan master cylinder 15 1.5 11.0
Mur kembang pipa rem 16 1.6 12.0 (model ABS)
Baut reservoir 2.5 0.25 2.0
Mur pemasangan booster 13 1.3 9.5
Baut pemasangan braket pedal rem 13 1.3 9.5
Mur pengunci clevis 15 1.5 11.0

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen-Komponen Pedal Rem [4A-9]
Komponen-Komponen Selang dan Pipa Rem [4A-13]
Komponen-Komponen Master Cylinder [4A-15]
4A-25
Komponen-komponen Booster Rem [4A-21]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen-Komponen Master Cylinder [4A-15]

Special Tool
09918M78211 09952M46010
Radiator cap tester kit Master cylinder attachment

4A-26
Rem
Bab 4B

Rem Depan
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 4B-2
Uraian Rem Depan.................................................................................................................................................4B-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 4B-2
Komponen Rem Depan..........................................................................................................................................4B-2
Memeriksa Pad Rem Depan dari Atas Kendaraan ................................................................................................4B-3
Melepas dan Memasang Pad Rem Depan ............................................................................................................4B-3
Melepas dan Memasang Pad Rem Depan ............................................................................................................4B-5
Memeriksa Cakram dan Pad Rem Depan .............................................................................................................4B-6
Melepas dan Memasang Kaliper Rem Depan .......................................................................................................4B-7
Membongkar dan Merakit Kembali Kaliper Rem Depan........................................................................................4B-9
Memeriksa Kaliper Rem Depan ..........................................................................................................................4B-12
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 4B-12
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................4B-12
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 4B-13
Special Tool ..........................................................................................................................................................4B-13

4B-1
Uraian Umum
Uraian Rem Depan
Sistem rem depan berjenis rem cakram berlubang pada semua model.

Petunjuk Perbaikan
Komponen Rem Depan

1. Kaliper 9. Piston seal 17. Washer selang


: Berikan sedikit rubber grease
atau minyak rem yang
ditentukan.
2. Baut pin kaliper 10. Cylinder boot 18. Cakram rem
: Jika pad rem diganti, : Beri sedikit gemuk karet
gunakan baut pin kaliper
baru.
3. Boot 11. Carrier kaliper rem : 27 N m (2,7 kgf-m, 19,9 lbf-ft)
4. Slide pin 12. Baut carrier kaliper : 85 N m (8,7 kgf-m, 63,0 lbf-ft)
: Berikan rubber grease.
5. Pad rem 13. Bleeder plug kaliper depan : 8,5 N·m (0,871.0 kgf-m, 6,3
lbf-ft)

4B-2
6. Pad shim: Beri sedikit gemuk 14. Bleder plug cap : 22,5 N m (2,3 kgf-m, 16,6 lbf-
pad pada permukaan yang ft)
berpasangan dari pad rem
dan shim pad.
7. Pad spring 15. Selang fleksibel rem : Jangan digunakan kembali.
8. Piston rem cakram 16. Baut sambungan selang
: Beri minyak rem pada fleksibel
permukaan cylinder yang
menyentuh.

Memeriksa Pad Rem Depan dari Atas Kendaraan


Periksa lapisan pad (1) secara berkala sesuai jadwal perawatan tiap kali roda dilepas (untuk alasan putaran ban atau
alasan lainnya). Lihat semua ujung (atau lubang) kaliper dan periksa ketebalan lapisan di luar dan di dalam pad.
Jika lapisan aus atau ketebalannya (“a” di dalam gambar) kurang dari batas, semua pad harus diganti pada saat
yang bersamaan.

Ketebalan pad rem depan “a” (ketebalan lapisan)


Standar: sekitar 10 mm (0,40 inci)
Batas: 2 mm (0,08 inci)

Melepas dan Memasang Pad Rem Depan


Referensi: Komponen Rem Depan [4B-2]

PERHATIAN:

Saat melepas, hati-hati jangan sampai merusak selang fleksibel rem dan menekan pedal rem.

CATATAN:
Saat mengganti pad rem, ganti kedua kaliper sampingnya secara utuh.

Melepas
1) Angkat kendaraan dan lepaskan roda depan.
2) Lepaskan baut pin kaliper (1).

4B-3
1

3) Lepaskan kaliper (1) dari carrier caliper (2).

CATATAN:
Gantukan caliper yang sudah dilepas (1) dengan kait kawat (4) atau yang sejenisnya untuk mencegah
agar selang rem tidak bengkok dan membelit berlebihan atau tertarik.
Jangan operasikan pedal rem saat pad rem dilepas.

4) Lepaskan pad rem (3).

Memasang
Referensi: Memeriksa Cakram dan Pad Rem Depan [4B-6]
Referensi: Memeriksa Kaliper Rem Depan [4B-12]
1) Setel pegas pad rem (1), dan pasang pad rem (2).

CATATAN:
Pasang pad rem sisi kanan dengan indikator keausan (3) ke sisi tengah kendaraan pad rem depan.

2) Pasang kaliper dan kencangkan baut pin kaliper (1) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut pin kaliper (a): 27 N·m (2,7 kg-m, 19,9 lb-ft)

4B-4
CATATAN:
Jika pad rem diganti, gunakan baut pin kaliper baru yang sudah termasuk di dalam suku cadang pad rem.

1, (a)

3) Pasang roda depan.  [2D-7]


4) Setelah selesai dipasang, pastikan sistem rem berfungsi dengan benar.

Melepas dan Memasang Pad Rem Depan


Referensi: Komponen Rem Depan [4B-2]

PERHATIAN:

Saat melepas, hati-hati jangan sampai merusak selang fleksibel rem dan menekan pedal rem.

Melepas
1) Lepaskan kaliper dan pad rem.  [4B-3]
2) Lepaskan carrier kaliper dari steering knuckle.
3) Tarik cakram rem dengan baut 8 mm (1).

Memasang
Referensi: Memeriksa Cakram dan Pad Rem Depan [4B-6]

PERHATIAN:

Pastikan selang fleksibel tidak membelit saat memasang kaliper. Jika membelit, pasang kembali secara hati-
hati agar tidak membelit.

1) Pasang cakram rem ke hub rodal

4B-5
2) Pasang carrier kaliper ke steering knuckle.

Momen pengencangan
Baut carrier kaliper (a): 85 N·m (8,7 kg-m, 63,0 lb-ft)

3) Pasang kaliper dan pad rem.  [4B-3]


4) Setelah selesai dipasang, pastikan sistem rem berfungsi dengan benar.

Memeriksa Cakram dan Pad Rem Depan


Referensi: Melepas dan Memasang Pad Rem Depan [4B-3]
Referensi: Melepas dan Memasang Pad Rem Depan [4B-5]

Cakram rem
• Menggunakan magnetic stand dan dial gauge yang ditempatkan sekitar 10 mm (0,39 inci) di dalam permukaan
cakram, ukur penyimpangan cakram. Jika melebihi batas, betulkan atau ganti cakram rem.

Penyimpangan cakram rem depan


Batas: Maksimal 0,10 mm (0,004 inci)

Special Tool
: 09900–20607 (Dial gauge)
: 09900–20701 (Magnetic stand)

• Menggunakan micrometer, ukur ketebalan cakram rem. Jika kurang dari batas, ganti cakram rem.

Ketebalan cakram rem depan “a”


Standar: 20,0 mm (0,79 inci)
Batas: 18,0 mm (0,71 inci)

4B-6
Pad rem
Referensi: Memeriksa Kaliper Rem Depan [4B-12]

PERHATIAN:

Jangan sekali-kali memoles lapisan pad dengan sandpaper. Jika lapisan dipoles dengan sandpaper, partikel
keras dari sandpaper akan terendap di dalam lapisan dan mungkin merusak cakram. Saat lapisan pad rem
memerlukan perbaikan, ganti dengan yang baru.

CATATAN:
Saat pad rem dilepas, periksa kaliper secara visual apakah mengalami kebocoran minyak rem. Benarkan titik
yang bocor, jika ada.

• Periksa lapisan pad rem apakah mengalami keausan. Jika ausnya melebihi batas, ganti dengan yang baru.

Ketebalan pad rem depan (ketebalan lapisan)


Standar: 10 mm (0,40 inci)
Batas: 2 mm (0,08 inci)

Melepas dan Memasang Kaliper Rem Depan


Referensi: Komponen Rem Depan [4B-2]

PERHATIAN:

• Jangan sampai minyak rem mengenai permukaan bercat. Permukaan bercat akan rusak oleh minyak rem,
segera siram dengan air jika ada cairan yang tumpah.
• Saat melepas, hati-hati jangan sampai merusak selang fleksibel rem dan menekan pedal rem.
• Jangan gunakan kembali washer selang fleksibel rem. Jika digunakan kembali, minyak rem bisa bocor.

4B-7
Melepas
1) Angkat kendaraan dan lepaskan roda depan.
2) Lepaskan baut sambungan selang fleksibel (1) dari kaliper (2). Karena tahap ini mungkin akan membuat minyak
rem mengalir ke luar selang (3), sebelumnya siapkan wadah.

3) Lepaskan baut pin kaliper (1).

4) Lepaskan kaliper dari carrier kaliper.

Memasang
Referensi: Memeriksa Kaliper Rem Depan [4B-12]

PERHATIAN:

Pastikan selang fleksibel tidak membelit saat memasang kaliper. Jika membelit, pasang kembali secara hati-
hati agar tidak membelit.

1) Pasang kaliper ke carrier kaliper.


Kencangkan baut pin kaliper sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut pin kaliper (a): 27 N·m (2,7 kg-m, 19,9 lb-ft)

(a)

4B-8
2) Sambungkan selang fleksibel dengan washer baru ke kaliper. Kencangkan baut sambungan selang fleksibel
sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut sambungan selang fleksibel (a): 22,5 N·m (2,3 kg-m, 16,6 lb-ft)
3) Setelah selesai dipasang, isi reservoir dengan minyak rem dan keluarkan udara dari sistem rem.  [4A-7]
4) Periksa apakah tak ada kebocoran minyak rem.
5) Pasang roda depan.  [2D-7]
6) Pastikan sistem rem berfungsi dengan benar.

Membongkar dan Merakit Kembali Kaliper Rem Depan


Referensi: Komponen Rem Depan [4B-2]

PERINGATAN:

• Saat melepas piston rem, jangan beri udara yang terlalu terkompres yang akan membuat piston rem
keluar dari cylinder. Letakkan kain (1) untuk mencegah piston rem agar tidak rusak. Piston harus
dikeluarkan secara perlahan dengan udara yang terkompres secara sedang. Jangan letakkan jari Anda di
depan piston rem saat menggunakan udara kompres.
Jika Anda melakukannya, piston yang terlempar bisa mencederai jari Anda.

PERHATIAN:

• Hari-hati jangan sampai merusak bagian dalam (sisi lubang) cylinder.


• Jangan gunakan kembali suku cadang karet (seal piston, boot cylinder dan boot pin)

Membongkar

Kaliper
1) Bersihkan sekeliling kaliper dengan pembersih rem atau yang sejenisnya sebelum dibongkar.
2) Lepaskan piston rem dengan udara ditiupkan ke dalam lubang pemasangan baut sambungan selang fleksibel.
3) Lepaskan cylinder boot.

4B-9
4) Lepaskan seal piston menggunakan bilah tipis seperti gauge ketebalan, dll.
5) Lepaskan penutup dan bleeder plug.

Merakit Kembali

PERHATIAN:

• Sebelum dipasang, cuci bersih semua suku cadang di dalam minyak yan sama seperti yang digunakan di
dalam reservoir master cylinder.
• Jangan sekali-kali menggunakan minyak lainnya atau pelarut volatil.
• Setelah memasang seal piston atau boot cylinder ke cylinder, lumasilah dengan minyak rem.
• Pasang seal piston yang baru ke dalam ulir di dalam cylinder secara kuat agar tidak membelit.
• Sebelum memasang kaliper ke carrier, pasang slide pin yang suda diberi gemuk ke dalam lubang carrier
kaliper dan periksa apakah gerakkannya mulus dalam gerakan menusuk.
• Setelah merakit lagi saluran rem, keluarkan udara di dalamnya.

Kaliper
1) Sebelum memasang piston rem ke cylinder kaliper, lakukan hal berikut ini.
a) Periksa sekeliling piston rem dan bagian dalam cylinder apakah berkarat, mengalami korosi atau kerusakan
lainnya. Jika rusak, ganti kaliper rem assy.
b) Setelah mengolesi gemuk karet yang termasuk di dalam set seal piston suku cadang supply atau minyak rem
yang ditentukan, pasang seal piston yang baru (1) ke dalam ulir di dalam cylinder secara hati-hati agar tidak
membelit.

c) Olesi gemuk karet di dalam set seal piston cuku cadang bawaan atau minyak rem yang ditentukan ke boot
cylinder yang baru (a). Dan kemudian pasang ke piston sebagaimana diperlihatkan.

4B-10
“A”: 1 sisi berulir diarahkan ke sisi cylinder
“B”: 2 sisi berulir diarahkan ke sisi pad

2) Pasang boot cylinder dengan piston ke ulir boot di dalam cylinder kaliper dengan jari sebagaimana ditunjukkan.

3) Masukkan piston ke dalam cylinder dengan tangan dan pasang boot di dalam ulir boot pada piston.

CATATAN:
Periksa apakah boot terpasang di ulir boot secara kuat di sekeliling piston dan cylinder.

4) Untuk memastikan bahwa boot terpasang di dalam ulirnya di dalam cylinder dengan benar, sedikit tarik keluar
piston dari cylinder tapi jangan sampai keluar seluruhnya.

5) Masukkan piston ke dalam cylinder dengan tangan.

4B-11
Piston seal
Keausan berlebih atau tak rata pada lapisan pad mungkin menunjukkan kembalinya piston secara tidak mulus. Jika
demikian, ganti seal piston.

Memeriksa Kaliper Rem Depan


CATATAN:
Lakukan pemeriksaan ini pada keadaan berikut.
• Saat mengganti pad rem dengan yang baru.
• Saat memeriksa ketebalan pad rem.
• Sebelum merakit kembali kaliper rem.

Kaliper (body) dan Carrier


Periksa bodi kaliper rem dan carrier apakah mengalami perubahan bentuk, keretakan, kerusakan, dan berkarat. Jika
rusak, ganti kaliper rem dan carrier.

Boot Cylinder
Periksa boot cylinder (1) akan pecah, halus dan mengalami kebocoran minyak rem. Jika rusak, perbaiki atau ganti
kaliper rem.

Slide pin
Sebeum memasang kaliper ke carrier, periksa apakah gerakannya mulus saat arah masuk.
Jika rusak, ganti slide pin dan boot.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut pin kaliper 27 2.7 19.9
Baut carrier kaliper 85 8.7 63.0
Baut sambungan selang fleksibel 22.5 2.3 16.6

4B-12
CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Rem Depan [4B-2]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
09900–20607 09900–20701
Dial gauge Magnetic stand

4B-13
Rem
Bab 4C

Rem Belakang
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 4C-2
Uraian Rem Belakang ........................................................................................................................................... 4C-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 4C-2
Komponen Rem Belakang .................................................................................................................................... 4C-2
Memeriksa Brake shoe Belakang dari Atas Kendaraan........................................................................................ 4C-3
Melepas dan Memasang Teromol Rem Belakang ................................................................................................ 4C-3
Memeriksa Teromol dan Brake Shoe Belakang.................................................................................................... 4C-5
Memeriksa Ring Sensor ABS................................................................................................................................ 4C-6
Melepas dan Memasang Sepatu Rem Belakang.................................................................................................. 4C-6
Memeriksa Adjuster Sepatu dan Tuas Brake shoe Belakang ............................................................................... 4C-7
Melepas dan Memasang Wheel Cylinder. ............................................................................................................ 4C-7
Memeriksa Wheel Cylinder .................................................................................................................................. 4C-8
Melepas dan Memasang Brake Back Plate ......................................................................................................... 4C-9
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 4C-10
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 4C-10
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 4C-10
Material Servis Yang Dianjurkan ......................................................................................................................... 4C-10
Special Tool ......................................................................................................................................................... 4C-10

4C-1
Uraian Umum
Uraian Rem Belakang
Sistem rem belakang adalah rem teromol berjenis leading-trailing.

Petunjuk Perbaikan
Komponen Rem Belakang

10 (d)

11 12 (a)
1

(e)
2
9
13 (b) 9 5

3
8

14

15 3
7

16 (c)

17

1. Brake back plate 9. Wheel cylinder 17. Sindel cap


Setelah membersihkan brake back plate, olesi
gemuk tahan panas atau gemuk yang termasuk suku
cadang bawaan.
2. Brake shoe 10. Plug bleeder cylinder roda belakang : 8 N m (0,8 kgf-m, 6,0 lbf-ft)
3. Shoe return spring 11. Bleder plug cap : 73 N·m (7.4 kgf-m, 53.8 lbf-ft)
4. Brake adjuster (strut) 12. Baut pemasangan cylinder roda : 175 N m (17,8 kgf-m, 129,0 lbf-ft)
5. Antirattle spring 13. Baut spindel : 6,5 N m (0,66 kgf-m, 5,0 lbf-ft)
6. Hold down spring 14. Spindle (e) Olesi minyak rem.
7. Hold down retainer 15. Teromol rem : Jangan digunakan kembali.

4C-2
8. Pin shoe hold down 16. Mur spindel
Setelah mengencangkan mur spindel
sesuai spesifikasi, kunci mur dengan
kuat.

Memeriksa Brake shoe Belakang dari Atas Kendaraan


Banyaknya keausan brake shoe bisa diperiksa sebagai berikut.
1) Dongrak kendaraan.
2) Lepaskan cover karet (plug) (1) dari pelat belakang rem.
3) Melalui lubang pada back plate, periksa secara visual ketebalasan lapisan sepatu rem (2). Jika ketebalan lapisan
kurang dari batas keausan yang ditentukan, ganti semua brake shoe dengan yang baru.

Ketebalan lapisan brake shoe belakang “a” (rim lapisan + sepatu)


Standar: 5,6 mm (0,22 inci)
Batas: 2,6 mm (0,10 in.)

Melepas dan Memasang Teromol Rem Belakang


PERHATIAN:

Jangan sekali-kali menggunakan kembali tutup dan mur spindel.


Tutup spindel yang digunakan lagi akan memungkinkan air atau lumpur masuk ke dalam teromol hingga
menyebabkan kerusakan pada bearing roda.
Dan mur yang digunakan lagi akan menyebabkan mur menjadi longgar.

Melepas
1) Angkat kendaraan dan lepaskan roda belakang.
2) Lepaskan tutup spindel (1) sebagaimana yang diperlihatkan (dengan memalu perlahan di 3 tempat sekelilingnya
agar tidak merubah bentuk atau menyebabkan kerusakan pada bagian dudukan teromol rem.

3) Buka kunci mur spindel dan lepaskan mur spindel.


4) Lepaskan tuas rem tangan.
Sekiranya perlu, kendurkan kabel rem tangan.
4C-3
5) Lepaskan teromol rem belakang dari spindel belakang.
6) Tarik teromol rem (1) menggunakan special tools.

Special Tool
(A): 09943M17912
(B): 09942M15511

7) Sekiranya perlu, lepaskan bearing roda dari teromol rem.

Memasang
Referensi: Memeriksa Teromol dan Brake Shoe Belakang [4C-5]
1) Pasang bearing roda ke teromol rem, jika sudah dilepas.
2) Sebelum memasang teromol rem, untuk memaksimalkan celah sepatu-ke-teromol rem, letakkan obeng di antara
rod (1) dan ratchet (2) dan dorong ratchet seperti yang ditunjukkan di dalam gambar.

3) Pasang teromol rem setelah memastikan bahwa bagian dalam teromol rem dan brake shoe bersih dari kotoran
dan tanah.
4) Pasang mur spindel yang baru dan kencangkan sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Mur spindel (a): 175 N·m (17,8 kg-m, 129,0 lb-ft)

5) Kunci mur spindel (1).

4C-4
6) Pasang tutup spindel yang baru dengan benar.

CATATAN:
Saat memasang tutup spindel, pukul perlahan dengan palu beberapa tempat pada kerah tutup hingga
kerah menyentuh erat teromol rem.
Jika bagian pemasangan tutup berubah bentuk atau rusak atau jika dipasang dengan longgar, ganti
dengan yang baru.

7) Setelah semua pekerjaan selesai, setel kabel rem tangan.


8) Pasang roda belakang.
9) Periksa untuk memastikan bahwa teromol rem tidak mengalami penyeretan dan pastikan sistem rem beroperasi
dengan benar.

Memeriksa Teromol dan Brake Shoe Belakang


Referensi: Melepas dan Memasang Teromol Rem Belakang [4C-3]

Teromol rem
• Periksa teromol rem apakah mengalami kerusakan, perubahan bentuk, dan retak. Sekiranya perlu, ganti dengan
yang baru.
• Periksa teromol rem apakah aus.
Jika diameter dalam teromol melebihi batas atau tidak rata atau keausannya berlebihan, ganti dengan yang baru.

Diameter dalam teromol rem belakang “a”


Standar: 200 mm (7,87 inci)
Batas: 202 mm (7,95 inci)

4C-5
Brake shoe
• Periksa permukaan lapisan apakah mengalami pengerasan, keausan berlebih, pengelupasan, dan berminyak.
• Ukur ketebalan brake shoe (1).
Jika nilai terukur tidak sesuai spesifikasi, ganti brake shoe (kanan dan kiri) dengan yang baru.

Ketebalan lapisan brake shoe belakang “a” (rim lapisan + sepatu)


Standar: 5,6 mm (0,22 inci)
Batas: 2,6 mm (0,10 inci)

“a”
1

Memeriksa Ring Sensor ABS


Melepas
• Periksa ring serration (teetch) apakah hilang, rusak atau berubah bentuk.
• Periksa ring sensor (1) apakah berubah bentuk (cacat)
• Periksa apakah tak ada material asing yang menempel. Jika ditemukan kerusakan, perbaiki atau ganti.

Melepas dan Memasang Sepatu Rem Belakang


Referensi: Komponen Rem Belakang [4C-2]

CATATAN:
Saat menganti brake shoe, ganti bagian kanan dan kiri secara keseluruhan.

Melepas
1) Lepaskan teromol rem.  [4C-3]
2) Lepaskan spring hold down sepatu (1) dengan memutar pin hold down sepatu (2).
2

3) Lepaskan spring kembali, brake shoe dan strut.


4) Lepaskan tuas brake shoe tangan (1) dari kabel rem tangan (2).

4C-6
2
1

Memasang
Pasang brake shoe dengan cara membalik prosedur pelepasan, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
• Pasang spring hold down sepatu (1) dengan cara mendorongnya ke tempatnya dan memutar pin hold down (2).
• Pasang kabel dalam ke tuas brake shoe kuat-kuat.
• Setelah semua pekerjaan selesai, setel kabel rem tangan.
• Periksa untuk memastikan bahwa teromol rem tidak mengalami penyeretan dan pastikan sistem rem beroperasi
dengan benar.

Memeriksa Adjuster Sepatu dan Tuas Brake shoe Belakang


• Periksa ratchet adjuster rem (1) apakah mengalami keausan atau kerusakan.
• Periksa spring kembali shoe, antirattle spring dan spring hold down apakah mengalami kerusakan, korosi, dan
pelemahan.
• Periksa apakah gerakan tuas brake shoe (2) mulus di sepanjang rim shoe.
Jika ditemukan kerusakan atau malfungsi, gantilah.

Melepas dan Memasang Wheel Cylinder.


Referensi: Komponen Rem Belakang [4C-2]

PERHATIAN:

Jangan sampai minyak rem mengenai permukaan bercat. Permukaan bercat akan rusak oleh minyak rem,
segera siram dengan air jika ada cairan yang tumpah.

Melepas
1) Lepaskan teromol rem.  [4C-6]
2) Kendurkan mur kembang pipa rem (1) tapi hanya sejauh minyak rem tidak bocor.

4C-7
1

3) Lepaskan baut pemasangan wheel cylinder. Lepaskan pipa rem dari cylinder roda dan letakkan bleeder plug cap
(1) ke pipa untuk mencegah agar minyak tidak tumpah.
1

Memasang
Referensi: Memeriksa Wheel Cylinder [4C-8]
Pasang wheel cylinder dengan cara kebalikan prosedur pelepasan, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
• Pasang wheel cylinder (1) ke brake back plate (2), kemudian pasang pipa rem (3) ke wheel cylinder.
• Kencangkan mur pemasangan wheel cylinder dan mur kembang pipa rem belakang sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut pemasangan wheel cylinder (a): 8 N·m (0,8 kg-m, 6,0 lb-ft)
Mur kembang pipa rem belakang (b): 16 N·m (1,6 kg-m, 12,0 lb-ft)

(a)
4
1
(b)

3
2

• Setelah selesai dipasang, isi reservoir dengan minyak rem dan keluarkan udara dari sistem rem.
• Setelah semua pekerjaan selesai, setel kabel rem tangan.
• Periksa untuk memastikan bahwa teromol rem tidak mengalami gesekan dan pastikan sistem rem beroperasi
dengan benar.

Memeriksa Wheel Cylinder


Referensi: Melepas dan Memasang Wheel Cylinder. [4C-7]
• Periksa wheel cylinder apakah mengalami keausan, retak, korosi atau kerusakan, dan periksa apakah
mengalami kebocoran minyak.

4C-8
• Periksa boot apakah mengalami pecah, retak, dan kerusakan.
Jika ditemukan kerusakan atau malfungsi, ganti wheel cylinder.

Melepas dan Memasang Brake Back Plate


Referensi: Komponen Rem Belakang [4C-2]

PERHATIAN:

Jangan sampai minyak rem mengenai permukaan bercat. Permukaan bercat akan rusak oleh minyak rem,
segera siram dengan air jika ada cairan yang tumpah.

Melepas
1) Lepaskan wheel cylinder.  [4C-7]
2) Lepaskan kabel rem tangan (1) dari brake back plate.

3) Lepaskan wheel speed sensor belakang (1) dari brake back plate.
4) Lepaskan baut spindel (2), dan lepaskan brake back plate (3) dan spindel.
1 3 2

Memasang

PERHATIAN:

Jangan sekali-kali memakai ulang baut spindel. Karne batu telah dilapisi dengan friction stabilizer. Pastikan
menggantinya dengan yang baru.

4C-9
Pasang brake back plate dengan cara kebalikan prosedur pelepasan, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
• Pasang spindel beserta brake back plate, kemudian kencangkan baut spindel.
• Lepaskan kabel rem tangan (1) dari brake back plate.  [4D-2]
• Sesudah dipasang, keluarkan udara dari sistem rem.  [4A-7]
• Setelah semua pekerjaan selesai, setel kabel rem tangan.  [4D-2]

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur spindel 175 17.8 129.0
Baut pemasangan cylinder roda 8 0.8 6.0
Mur kembang pipa rem belakang 16 1.6 12.0

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Rem Belakang [4C-2]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Rem Belakang [4C-2]

Special Tool
09942M15511 09943M17912
Sliding hammer Wheel hub remover

4C-10
Rem
Bab 4D

Rem tangan
Pencegahan ............................................................................................................................................................ 4D-2
Pencegahan Perbaikan Rem Tangan ................................................................................................................... 4D-2
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 4D-2
Uraian Rem Tangan .............................................................................................................................................. 4D-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 4D-2
Komponen Rem Tangan........................................................................................................................................ 4D-2
Memeriksa dan Menyetel Rem Tangan................................................................................................................. 4D-2
Melepas dan Memasang Kabel Rem Tangan ....................................................................................................... 4D-4
Melepas dan Memasang Kabel Rem Tangan ....................................................................................................... 4D-4
Memeriksa Switch Rem Tangan............................................................................................................................ 4D-5
Spesifikasi............................................................................................................................................................... 4D-6
Spesifikasi Momen Pengencangan ....................................................................................................................... 4D-6

4D-1
Pencegahan
Pencegahan Perbaikan Rem Tangan
Untuk pencegahan perbaikan, baca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] .

Uraian Umum
Uraian Rem Tangan
Sistem rem tangan bersifat mekanis. Rem ini memberikan tekanan rem hanya pada roda belakang dengan kabel dan
sistem hubungan mekanis. Sepatu rem yang sama digunakan baik untuk rem tangan maupun rem kaki

Petunjuk Perbaikan
Komponen Rem Tangan

1. Tuas rem tangan 9. Brake shoe lever


2. Baut brake shoe lever 10. Ujung kabel rem tangan (sisi shoe lever)
: Pasang kabel rem tangan ke tuas sepatu rem kuat-kuat.
3. Equalizer 11. Kabel rem tangan
4. Braket kabel rem tangan 12. Ujung kabel rem tangan (Sisi equalizer)
: Pasang kabel rem tangan ke equalizer kuat-kuat.
5. Baut braket kabel rem tangan : 25 N m (2,5 kgf-m, 18,5 lbf-ft)
6. Gromet : 10 N m (1,0 kgf-m, 7,5 lbf-ft)
7. Mur tutup kabel rem tangan : 11 N m (1,1 kgf-m, 8,5 lbf-ft)
8. Baut klem kabel rem tangan

Memeriksa dan Menyetel Rem Tangan


CATATAN:
Pastikan kondisi berikut ini sebelum memeriksa dan menyetel rem tangan.
4D-2
• Tidak ada udara di dalam sistem rem.
• Gerak pedal rem benar.
• Sepatu rem belakan tidak aus melebihi batas.
• Pedal rem telah ditekan lebih dari 15 kali dengan kira-kira 160 N (16,3 kgf, 36,0 lbf), operasikan tuas rem
tangan beberapa kali dengan 500 N (51,0 kgf, 112,4 lbf) dan mekanisme penyetelan sendiri rem belakang
beroperasi dengan benar.

Memeriksa
• Saat tuas rem tangan ditarik, periksa hal berikut ini. Jika rusak, setel atau ganti kabel rem tangan.
a. Operasi tuas rem tangan mulus.
b. Roda belakang terkunci dengan kuat.
c. Operasikan tuas rem tangan dengan 200 N (20,4 kgf, 45,0 lbf) seperti yang ditunjukkan, hitung ratchet
notches.

CATATAN:
Suara klik sekali sama dengan satu notch.

Langkah rem tangan “a”


Langkah: 4 sampai 9 notches

• Saat tuas rem tangan dilepaskan, lampu peringatan rem mati. Kemudian periksa apakah lampu peringatan rem
hidup di dalam 1 notch saat tuas rem tangan ditarik. Jika rusak, periksa dan/atau perbaiki hal berikut ini.

CATATAN:
Pastikan lampu peringatan ABS mati.

a. Jumlah minyak rem yang tersisa


b. Switch minyak rem (dipasang pada reservoir master cylinder)
c. Switch tuas rem tangan

Penyetelan
1) Lepaskan console box.  [9H-15]
2) Kencangkan atau kendurkan mur penyetel (1) untuk mendapatkan langkah rem tangan yang ditentukan.

4D-3
CATATAN:
Tuas rem tangan harus dilepaskan saat menyetel.

3) Setelah selesai penyetelan, pastikan teromol rem tidak seret.

Melepas dan Memasang Kabel Rem Tangan


Melepas
1) Lepaskan sepatu rem belakang dan tuas sepatu rem.  [4C-6]
2) Lepaskan console box.  [9H-15]
3) Lepaskan kabel rem tangan dari kendaraan.  [4D-2]

CATATAN:
Jika perlu untuk melepaskan kabel rem tangan kanan dan kiri, ulangi langkah di atas.

Memasang
Pasang kabel rem tangan dengan cara membalik prosedur pelepasan, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
• Pasang klem dengan benar.  [4D-2]
• Kencangkan baut dan mur sesuai spesifikasi.  [4D-2]
• Periksa ujung kabel rem tangan terpasang ke equalizer dan tuas brake shoe dengan benar.
• Setel kabel rem tangan.  [4D-2]
• Setelah selesai memasang dan menyetel kabel rem tangan, pastikan sistem rem beroperasi dengan benar.

Melepas dan Memasang Kabel Rem Tangan


PERINGATAN:

Pastikan kondisi berikut ini sebelum melepas dan menyetel rem tangan.
• Lakukan di tempat yang rata.
• Pindah transmisi ke giri “ke-1st”.
• Gunakan stopper roda

Melepas
1) Lepaskan console box.  [9H-15]
2) Lepaskan kabel lead switch rem tangan di kopler.
3) Kendurkankabel rem tangan yang menyetel mur (1).

4D-4
4) Lepaskan buat tuas rem tangan (1) dan kemudian lepaskan rangkaian tuas rem tangan (2) dengan equalizer (3).

Memasang
1) Kencangkan baut tuas rem tangan (1) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut tuas rem tangan (a): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)

2) Pasang kabel rem tangan, kemudian setel kabel rem tangan.  [4D-2]
3) Pastikan sistem rem berfungsi dengan benar.

Memeriksa Switch Rem Tangan


Periksa kontinuitas antara terminal switch rem tangan dan ground bodi seperti yang ditunjukkan di dalam gambar.
Jika rusak, ganti rangkaian tuas rem tangan.

Spesifikasi switch rem tangan


Posisi OFF (rem tangan dilepaskan): Tidak ada hubungan
Posisi ON (tuas rem tangan ditarik): Hubungan

4D-5
2

1. Switch rem tangan 2. Tuas rem tangan

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut brake shoe lever 25 2.5 18.5

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Rem Tangan [4D-2]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

4D-6
Rem
Bab 4E

ABS
Tindakan Pencegahan ............................................................................................................................................4E-3
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan..............................................................................................4E-3
Tindakan Pencegahan dalam Servis pada Kendaraan..........................................................................................4E-3
Tindakan Pencegahan dalam Memeriksa Operasi Unit Hidrolik............................................................................4E-4
Uraian Umum ...........................................................................................................................................................4E-4
Uraian ABS.............................................................................................................................................................4E-4
Uraian Diagnosa ABS ............................................................................................................................................4E-5
Uraian Sistem Diagnosa On-Board........................................................................................................................4E-5
Uraian DLC.............................................................................................................................................................4E-6
Uraian Sistem Komunikasi CAN ............................................................................................................................4E-6
Skema dan Diagram ................................................................................................................................................4E-6
Diagram Skema ABS..............................................................................................................................................4E-6
Diagram Blok Input / Output ABS...........................................................................................................................4E-7
Diagram Sirkuit ABS...............................................................................................................................................4E-8
Lokasi Komponen .................................................................................................................................................4E-10
Lokasi Komponen ABS ........................................................................................................................................4E-10
Informasi dan Prosedur Diagnosis......................................................................................................................4E-10
Pemeriksaan ABS. ...............................................................................................................................................4E-10
Pemeriksaan Visual..............................................................................................................................................4E-13
Diagnosa Gejala ABS...........................................................................................................................................4E-13
Pemeriksaan Lampu Peringatan..........................................................................................................................4E-14
Pemeriksaan DTC ................................................................................................................................................4E-15
Menghapus DTC ..................................................................................................................................................4E-15
Tabel DTC ............................................................................................................................................................4E-16
Data Scan Tool .....................................................................................................................................................4E-18
Lampu Peringatan ABS Tidak Hidup Saat Kunci Kontak di Posisi ON ................................................................4E-19
Lampu Peringatan ABS Menyala Stabil ...............................................................................................................4E-21
Lampu Peringatan EBD (Lampu Peringatan Rem) Tidak Menyala Saat Kunci Kontak di Posisi ON..................4E-21
Lampu Peringatan EBD (Lampu Peringatan Rem) Menyala Stabil .....................................................................4E-22
Pemeriksaan Sirkit Serial Data Link.....................................................................................................................4E-23
DTC C1021 / C1022 / C1025 / C1026 / C1031 / C1032 / C1035 / C1036:..........................................................4E-25
DTC C1041 / C1042 / C1045 / C1046 / C1051 / C1052 / C1055 / C1056:..........................................................4E-27
DTC C1057: .........................................................................................................................................................4E-28
DTC C1061: .........................................................................................................................................................4E-29
DTC C1063: .........................................................................................................................................................4E-30
DTC C1071: .........................................................................................................................................................4E-31
4E-1
DTC U0073 ..........................................................................................................................................................4E-31
DTC U0100: .........................................................................................................................................................4E-31
Pemeriksaan Sirkuit Daya dan Sirkuit Ground Modul Kontrol ABS .....................................................................4E-32
Petunjuk Perbaikan ...............................................................................................................................................4E-33
Pemeriksaan Operasi Unit Hidrolik ABS ..............................................................................................................4E-33
Komponen Unit Hidrolik ABS / Modul Kontrol Assy..............................................................................................4E-34
Pemeriksaan Unit Hidrolik ABS / Modul Kontrol Assy. pada Kendaraan .............................................................4E-35
Melepas dan Memasang Unit Hidrolik ABS / Modul Kontrol Assy........................................................................4E-35
Pemeriksaan Sensor Putaran Roda Depan dan Belakang pada Kendaraan ......................................................4E-37
Melepas dan Memasang Sensor Putaran Roda Depan ......................................................................................4E-38
Memeriksa Sensor Putaran Roda Depan dan Belakang .....................................................................................4E-40
Melepas dan Memasang Sensor Putaran Roda Belakang ..................................................................................4E-40
Melepas dan Memasang Encoder Sensor Putaran Roda Depan ........................................................................4E-42
Melepas dan Memasang Ring Sensor Putaran Roda Belakang..........................................................................4E-42
Memeriksa Encoder Sensor Putaran Roda Depan dan Ring Sensor Putaran Roda Belakang ..........................4E-43
Spesifikasi..............................................................................................................................................................4E-43
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................4E-43
Special Tool dan Perlengkapan ...........................................................................................................................4E-44
Special Tool ..........................................................................................................................................................4E-44

4E-2
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan
Untuk memastikan bahwa diagnosa gangguan dilakukan dengan benar dan mulus, perhatikan berikut ini dan ikuti
Pemeriksaan ABS. [4E-10] .
• Informasi diagnosa yang tersimpan di memori modul control ABS dapat dihapus dan diperiksa menggunakan
SUZUKI scan tool. Sebelum menggunakan scan tool, baca Buku Petunjuk dengan cermat untuk memahami
fungsi-fungsi yang tersedia dan cara penggunaannya.
• Jika kendaraan dijalankan dengan cara berikut ini, lampu peringatan ABS mungkin menyala sebentar akan tetapi
ini tidak mengindikasikan masalah di dalam ABS.
– Kendaraan dikendarai saat rem tangan ditarik.
– Kendaraan dikendarai saat rem tangan seret.
– Kendaraan terperosok di dalam lumpur, pasir, dll.
– Roda berputar saat dikendarai.
– Roda diputar saat kendaraan didongkrak.
• Pastikan membaca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik [00-11] dan Tindakan Pencegahan untuk
Sistem Komunikasi CAN [00-11] sebelum memeriksa dan perhatikan apa yang tertulis di situ.
• Pastikan menggunakan prosedur diagnosa gangguan seperti yang dijelaskan di dalam Pemeriksaan ABS. [4E-
10] . Jika tidak mengikuti prosedur tersebut mungkin akan menyebabkan kesalahan diagnosa. (Beberapa code
gangguan diagnosa lainnya mungkin disimpan secara salah di dalam memori modul control ABS saat
pemeriksaan.)
• Saat memutus koneksi unit hidrolik ABS / konektor modul kontrol (1), tarik ke bawah tuas pengunci (2) konektor.
Saat menyambungkan, setel konektor pada unit hidrolik / modul kontrol assy dan tarik ke atas tuas pengunci (2)
hingga mengunci.
[A] 1 [B]

D
C

[A]: Memutus koneksi C: Tarik ke bawah untuk


memutus koneksi
[B]: Menyambung koneksi D: Tarik ke atas untuk
menyambung koneksi

• Komunikasi ECM, BCM, combination meter, konektor data link dan modul kontrol ABS dilakukan oleh CAN
(Contol Area Network). Karena itu, pastikan membaca tindakan Pencegahan untuk Pemasangan Peralatan
Komunikasi Seluler [00-10] sebelum memeriksa dan menangani saluran komunikasi CAN.

Tindakan Pencegahan dalam Servis pada Kendaraan


Saat konektor terhubung dengan unit hidrolik ABS / modul kontrol assy, jangan lepas koneksi konektor sensor dalam
keadaan kontak di posisi ON. Jika Anda melakukannya, DTC akan diset di dalam modul kontrol ABS.

4E-3
Tindakan Pencegahan dalam Memeriksa Operasi Unit Hidrolik
Fungsi unit hidrolik ABS / modul kontrol assy diperiksa dengan pengunci roda yang benar / kondisi pelepasan saat
tekanan rem ditekan / tidak diberi tekanan dengan menggunakan SUZUKI scan tool. Lihat “PERINGATAN” di dalam
Pemeriksaan Operasi Unit Hidrolik ABS [4E-33] .

Uraian Umum
Uraian ABS
ABS (Antilock Brake System) mengontrol tekanan minyak rem yang diberikan pada cylinder roda tiap rem dari
master cylinder sehingga masing-masing roda tidak terkunci meskipun yang dilakukan pengereman keras.
ABS ini memiliki fungsi berikut.
Saat dilakukan pengereman, namun sebelum control ABS efektif, daya pengereman terganggu di antara depan dan
belakang untuk mencegah roda belakang agar tidak terkunci terlalu cepat demi stabilitas kendaraan yang lebih baik.
ABS ini dilengkapi dengan sistem EBD (Electronic Brake force Distribution) yang mengontrol tekanan minyak di roda
belakang dengan sangat baik, merupakan fungsi yang sama dengan proportioning valve, dengan sinyal dari sensor
roda secara independen tentang perubahan beban karena kapasitas beban dan sebagainya. Dan jika sistem EBD
tidak beroperasi dengan benar, lampu peringatan rem menyala untuk memberi informasi ketidaknormalan.

Unit hidrolik / modul kontrol ABS assy


• Modul kontrol ABS mendeteksi slip roda dengan sinyal dari sensor putaran tiap-tiap roda dan mengirim sinyal
kontrol ke unit hidrolik. Kemudian unit hidrolik mengaktifkan solenoid valve di dalam unit hidrolik dengan sinyal
kontrol dari modul kontrol ABS dan mengontrol tekanan minyak rem masing-masing roda.
Modul kontrol ABS juga memonitor kondisi sistem dan menghentikan fungsi ABS dan menghidupkan lampu
peringatan ABS jika ia menilai sistem sedang tidak normal.
• Unit hidrolik terdiri dari inlet solenoid valve (4), outlet solenoid valve (5), pump (3), motor pump (2), reservoir (6)
dan check valve (7). Unit ini mengantifkan inlet solenoid valve dan outlet solenoid valve dengan sinyal dari modul
kontrol ABS dan mengontrol tekanan minyak rem yang diberikan pada tiap roda.

4
7
3 2

6 5
8

1. Master cylinder 8. Cylinder roda

Kontrol tekanan hidrolik dilakukan dalam tiga mode yaitu meningkatkan tekanan, menjaga tekanan dan mengurangi
tekanan.
• Di dalam model peningkatan tekanan, dengan memutar semua solenoid valve ke OFF, tekanan minyak rem yang
diberikan dari master cylinder ke cylinder roda ditingkatkan.

4E-4
• Di dalam mode menjaga tekanan, dengan memutar inlet solenoit valve ke ON, tekanan minyak rem yang
diberikan ke cylinder roda dijaga sehingga tekanan minyak rem mencapai ketinggian yang diperlukan di dalam
cylinder roda.
• Di dalam mode pengurangan tekanan, dengan memutar semua selenoid valve ke OFF, tekanan minyak rem
dilepaskan ke reservoir untuk menguranginya karena roda kendaraan mungkin terkunci. Dan, minyak rem yang
disimpan sementara di dalam reservoir dipompa kembali ke dalam master cylinder.

Sensor putaran roda


Kecepatan kendaraan dideteksi dengan sensor putaran roda jenis IC hall (1) dan encoder (4). Sensor putaran roda
ditetapkan ke knuckle dan termasuk IC hall (3) yang memiliki 2 elemen hall (2). Encoder yang mengandung magnet
permanen yang memiliki elektroda S/N memutar bagian dalam dari hub roda bersamaan dengan roda. Keluaran
sensor putaran roda membolak-balik arus. Karena siklus arus bolak-balik dalam proporsi kecepatan revolusi encoder,
sinyal AC ini (5) dikonversi ke dalam sinyal voltase di dalam modul kontrol ABS (6) untuk mendeteksi putaran roda.
6
4
N 3 12V
S 1
N
S
N
S
N
S 5
N
S
2

Uraian Diagnosa ABS


Kendaraan ini dilengkapi dengan sistem anti penguncian rem, yang berada di bawah kendali modul kontrol ABS.
Modul kontrol ABS memiliki Sistem Diagnosa On-Board, yang mendeteksi malfungsi di dalam sistem.
Saat mendiagnosa gangguan di dalam sistem ini, pastikan Anda memahami sepenuhnya jabaran Uraian Sistem
Diagnosa On-Board [4E-5] dan setiap item pada Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan [4E-3] serta
jalankan diagnosa sesuai dengan Pemeriksaan ABS. [4E-10] untuk mendapatkan hasil yang benar.

Uraian Sistem Diagnosa On-Board


Modul kontrol ABS memiliki fungsi berikut.
• Saat kunci kontak diputar ke ON, lampu peringatan ABS (1) dan lampu peringatan EBD (2) menyala sekitar 2
detik untuk memeriksa operasi lampu peringatan ABS dan lampu peringatan EBD dan kemudian keduanya mati.
• Saat modul kontrol ABS mendeteksi malfungsi di dalam sitem rem anti-lock, modul ini menghidupkan lampu
peringatan ABS (1) dan lampu peringatan EBD (2) dan menyimpan DTS malfungsi di dalam memorinya.
• Berkomunikasi dengan modul kontrol ABS melalui konektor data link (DLC) (4) dengan menggunakan SUZUKI
scan tool (3) mungkin dapat dilakukan. Informasi diagnosa bisa diperiksa dan dihapus dengan menggunakan
SUZUKI scan tool.

4E-5
2

3 4

Uraian DLC
Baca  [1A-13] untuk uraian DLC.

Uraian Sistem Komunikasi CAN


Lihat Uraian Sistem Komunikasi CAN [10H-3] atau Uraian Sistem Komunikasi CAN [10H-18] untuk uraian sistem
komunikasi CAN.

Skema dan Diagram


Diagram Skema ABS
14 16

9 18 19
11 22
10

12 13 21 20
5
7
4
1

8 6

3 2

15 17

1. Unit hidrolik ABS / modul kontrol 9. Switch lampu rem 17. Sensor putaran roda (kiri-
assy belakang)
2. Modul kontrol ABS 10. Lampu peringatan ABS 18. Battery
3. Unit hidrolik ABS 11. Lampu peringatan EBD (lampu 19. Kunci Kontak
peringatan rem)

4E-6
4. Solenoid valve power supply driver 12. Modul driver lampu 20. BCM
(transistor)
5. Solenoid valve driver (transistor) 13. Data link connector (DLC) 21. ECM
6. Pump motor driver (transistor) 14. Sensor putaran roda (kanan- 22. Combination meter
depan)
7. Solenoid valve 15. Sensor putaran roda (kiri-
depan)
8. Pump motor 16. Sensor putaran roda (kanan-
belakang)

Diagram Blok Input / Output ABS


INPUT OUTPUT

ABS hydraulic unit/control module assembly

ABS control module Hydraulic unit

Battery Power Supply Pump motor


Pump motor
driver (transistor)
Wheel speed sensor (Left-Front)
Solenoid valve power
Wheel speed sensor (Left-Rear) supply driver (transistor)

Wheel speed sensor (Right-Front)


Left-Front inlet solenoid valve

Wheel speed sensor (Right-Rear) Left-Front outlet solenoid valve

Ignition Switch Power Supply Left-Rear inlet solenoid valve

Left-Rear outlet solenoid valve


CPU Solenoid valve
driver (transistor)
Right-Front inlet solenoid valve

Right-Front outlet solenoid valve

Right-Rear inlet solenoid valve

Right-Rear outlet solenoid valve

Data link connector

ECM
Wheel speed signal (Left-Front)
Wheel speed signal (Left-Rear)
Wheel speed signal (Right-Front)
Wheel speed signal (Right-Rear)
ECM
ABS active
Brake light switch CAN driver

Combination meter
ABS warning
ning light
EBD warning light

4E-7
Diagram Sirkuit ABS
WHT/RED
WHT/BLU
3 4
WHT/BLU GRN GRN/ORN
2
BLK
9
PPL
WHT/RED 12V
5
1 7 6 E08-7
BLK E08-13 WHT/BLU
BLK E08-26 22 WHT/RED
8
21
E08-14 E08-1
RED
19 23 12V
WHT
5V M
20 VCC 11 12
WHT
RED 12V
RED RED E08-12
26 19 19
WHT WHT E08-6 10 13
27
A RED/BLK
29
RED/BLK
[A] RED/BLK
E08 WHT/BLK
GRN/WHT
14 1 +BB 18

15 2
12V
16 3
17 4 28 PPL/WHT E08-5

18 5 25
19 6 RED/BLK RED/BLK E08-10
19
WHT/BLK WHT/BLK E08-8
20 7 12V
21 8 12V
22 9 WHT RED E08-22
17 24
BLK RED/BLK E08-21
23 10 12V
24 11
WHT WHT E08-18
16
25 12 BLK WHT/BLK E08-19
12V

26 13 WHT LT GRN E08-16


15 LT GRN/BLK
BLK E08-15
12V

WHT YEL E08-24


14
BLK BRN E08-25

[A]: Konektor modul kontrol ABS (Tampak: A) 10. Solenoid valve power supply driver (transistor) 20. Lampu rem
1. Battery 11. ABS pump motor driver (transistor) 21. Switch lampu rem
2. Kotak sekring utama 12. Pump motor 22. Unit power control
3. Kunci Kontak 13. Solenoid valve 23. Memori internal
4. Junction block assy. 14. Sensor putaran roda kanan-belakang 24. Solenoid valve driver (transistor)
5. Combination meter 15. Sensor putaran roda kiri-belakang 25. ECM
6. Lampu peringatan ABS 16. Sensor putaran roda kanan-depan 26. BCM
7. Lampu peringatan EBD (lampu peringatan rem) 17. Sensor putaran roda kiri-depan 27. Switch ketinggian minyak rem
8. Modul driver lampu 18. Data link connector 28. Modul kontrol P/S
9. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy 19. CAN driver 29. Switch rem tangan

Terminal Warna kabel Sirkuit


E08 1 WHT/RED ABS pump motor driver (transistor)
2 — —
3 — —

4E-8
4 — —
5 PPL/WHT Data link connector
6 WHT Kabel komunikasi CAN (rendah) ke BCM
7 GRN/ORN Kunci Kontak
8 WHT/BLU Kabel komunikasi CAN (rendah) untuk ECM
9 — —
10 RED/BLK Kabel komunikasi CAN (tinggi) untuk ECM
11 — —
12 RED Kabel komunikasi CAN (tinggi) untuk BCM
13 BLK Ground
14 WHT/BLU Solenoid valve power supply driver (transistor)
15 LT GRN/BLK Sensor putaran roda kiri–belakang (–)
16 LT GRN Sensor putaran roda kiri–belakang (+)
17 — —
18 WHT Sensor putaran roda kanan–depan (+)
19 WHT/BLU Sensor putaran roda kanan–depan (–)
20 — —
21 RED/BLK Sensor putaran roda kiri–depan (–)
22 RED Sensor putaran roda kiri–depan (+)
23 — —
24 YEL Sensor putaran roda kanan–belakang (+)
25 BRN Sensor putaran roda kanan–belakang (–)
26 BLK Ground

4E-9
Lokasi Komponen
Lokasi Komponen ABS

7*
3*

2
6

[B] [A]
9
9

8 8
2

[A]: Model bensin 3. Switch lampu rem 7. Sekring ABS


[B]: Model diesel 4. Lampu peringatan ABS 8. Sekring motor ABS
1. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy 5. Lampu peringatan EBD (lampu peringatan rem) 9. Sekring solenoid ABS
2. Sensor putaran roda 6. Encoder sensor putaran roda

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Pemeriksaan ABS.
Lihat item-item berikut untuk rincian masing-masing langkah.
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1  Analisis malfungsi Ke Langkah 2. Ke Langkah 3.


1) Jalankan Analisis keluhan pelanggan .
2) Jalankan Konfirmasi gejala masalah .
3) Lakukan Pemeriksaan, pencatatan dan
menghapus DTC dan periksa kembali
DTC.
Ada malfungsi DTC?
YA TIDAK

2  Pemeriksaan visual Perbaiki atau ganti part Ke Langkah 4.


1) Lakukan pemeriksaan visual.  [4E-13] yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 9.
Ada kondisi yang rusak?

4E-10
YA TIDAK

3  Pemeriksaan visual Perbaiki atau ganti part Ke Langkah 7.


1) Lakukan pemeriksaan visual.  [4E-13] yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 9.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

4  Tes jalan Ke Langkah 5. Ke Langkah 8.


1) Jalankan Langkah 4: Tes Jalan .
Gejala masalah teridentifikasi?
YA TIDAK

5  Pemeriksaan DTC Ke Langkah 6. Ke Langkah 7.


1) Jalankan Pemeriksaan DTC [4E-15] .
Apakah kode malfungsi?
YA TIDAK

6  Pemeriksaan ABS Ke Langkah 7. Ke Langkah 9.


1) Periksa dan perbaiki dengan merujuk
pada bagan DTC yang bisa dipakai.
Gangguan terjadi lagi?
YA TIDAK

7  Diagnosa rem Ke Langkah 5. Ke Langkah 9.


1) Periksa dan perbaiki dengan merujuk
pada Diagnosa Gejala Rem [4A-3] .
Gangguan terjadi lagi?
YA TIDAK

8  Periksa untuk mengetahui masalah yang Ke Langkah 6. Ke Langkah 9.


terjadi berulang-ulang
1) Periksa untuk mengetahui masalah yang
terjadi berulang-ulang  [00-19] dan
sirkuit terkait dengan kode gangguan yang
dicatat di Langkah 1.
Gangguan terjadi lagi?
YA TIDAK

9  Uji konfirmasi akhir Ke Langkah 5. Selesai.


1) Jalankan Langkah 9: Uji Konfirmasi Akhir .
Gangguan terjadi lagi?

Langkah 1: Analisis malfungsi

Analisis keluhan pelanggan


Catat rincian masalah (kegagalan, keluhan) dan bagaimana terjadinya sesuai keterangan pelanggan.
Untuk keperluan ini, formulir angket seperti yang ditunjukkan berikut ini akan memudahkan pengumpulan informasi
yang diperlukan sehingga analisis dan diagnosis dapat dilakukan dengan tepat.

4E-11
Angket pelanggan (Contoh)

Konfirmasi gejala masalah


Periksa apakah yang diklaim pelanggan di dalam “Angket Pelanggan” benar-benar terjadi pada kendaraan dan jika
gejala itu ada, apakah teridentifikasi sebagai kegagalan. (Jika memungkinkan, langkah ini sebaiknya dilakukan
bersama pelanggan.) Periksa lampu peringatan yang terkait dengan sistem rem dengan merujuk “Memeriksa Lampu
Peringatan EBD (Lampu Peringatan Rem)” dan “Memeriksa Lampu Peringatan ABS”.  [4E-14]

Pemeriksaan, pencatatan dan menghapus DTC


Lakukan prosedur Pemeriksaan DTC [4E-15], catat dan kemudian bersihkan.  [4E-15]
Periksa lagi DTC.  [4E-15]
Saat DTC yang dicatat pada prosedur pemeriksaan DTC terdeteksi lagi setelah menghapus DTC, lihat Langkah 6:
Pemeriksaan ABS. untuk melanjutkan diagnosa.
Saat DTC yang dicatat pada prosedur pemeriksaan DTC tidak terlihat lagi setelah menghapus DTC, modul kontrol
ABS tidak melakukan diagnosa sistem, atau ketidaknormalan sementara mungkin terjadi, karena itu lihat Langkah 4:
Tes Jalan untuk melanjutkan diagnosa.

Langkah 2 dan 3: Pemeriksaan Visual


Sebagai langkah awal, pastikan menjalankan pemeriksaan visual atas item-item yang mendukung ketepatan fungsi
ABS.  [4E-13]

4E-12
Langkah 4: Tes Jalan
Lakukan tes jalan kendaraan pada kecepatan 40 km/jam (25 mil/ jam) selama lebih dari satu menit dan periksa
apakah ada gejala gangguan (seperti pencahayaan lampu peringatan ABS yang tidak normal).
Jika DTC yang rusak terkonfirmasi lagi pada posisi kunci kontak ON, tes jalan seperti yang dijelaskan tidak perlu
dilakukan. Lanjutkan ke Langkah 3.

Langkah 5: Pemeriksaan DTC


Periksa lagi DTC.  [4E-15]

Langkah 6: Pemeriksaan ABS.


Menurut pemeriksaan ABS untuk konfirmasi DTC di Langkah 5, cari penyebab gangguan, misalnya di dalam sensor,
switch, harness kabel, konektor, aktuator assy atau bagian lain dan perbaiki atau ganti bagian yang rusak.

Langkah 7: Diagnosa rem


Periksa suku cadang atau sistem yang diduga menjadi penyebab dengan merujuk Diagnosa Gejala Rem [4A-3] dan
berdasarkan gejala yang tampak pada kendaraan (gejala yang diperoleh melalui Langkah 1 sampai 3 dan perbaiki
atau ganti suku cadang yang rusak, jika ada).

Langkah 8: Periksa apakah ada masalah yang terjadi sesaat/berulang.


Periksa part dimana masalah sesaat/berulang mudah terjadi (misalnya harness kabel, konektor, dll.), dengan
merujuk pada Pemeriksaan Berulang dan Koneksi yang Buruk [00-19] dan sirkuit DTC terkait kode gangguan, yang
dicatat pada Langkah 1 sampai 5.

Langkah 9: Uji Konfirmasi Akhir


Pastikan gejala masalah telah hilang dan ABS bebas dari semua kondisi abnormal. Jika perbaikan terkait dengan
DTC yang rusak, hapus DTC sekali dengan merujuk Menghapus DTC [4E-15] dan lakukan tes jalan serta pastikan
bahwa tidak ada DTC yang muncul.

Pemeriksaan Visual
Periksa part dan sistem berikut secara visual.

Item Pemeriksaan Bab rujukan


Battery Ketinggian, kebocoran Deskripsi Battery [1J-3] dan/atau Deskripsi Battery [1J-24]
Konektor harness kabel Pemutusan koneksi, Pemeriksaan Berulang dan Koneksi yang Buruk [00-19]
elektrik gesekan
Sekring Terbakar
Minyak rem Ketinggian, kebocoran Memeriksa Level Minyak Rem [4A-5]
Lampu peringatan ABS Pengoperasian Pemeriksaan Lampu Peringatan [4E-14]
Lampu peringatan EBD Pengoperasian
Part lainnya yang dapat diperiksa secara visual

Diagnosa Gejala ABS


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Lampu peringatan ABS menyala Fungsi ABS rusak Lakukan pemeriksaan ABS. 
setelah mesin dihidupkan [4E-10]
Sirkuit lampu peringatan ABS rusak Perbaiki sirkuit.
Lampu peringatan ABS tidak Fungsi ABS rusak Periksa sirkit lampu peringatan
menyala selama 2 detik setelah ABS.  [4E-19]

4E-13
kunci kontak diputar ke posisi ON Combination meter rusak Periksa sirkit lampu peringatan
ABS.  [4E-19]
Sirkuit komunikasi CAN rusak Perbaiki sirkuit.
Lampu peringatan ABS berkedip- Unit hidrolis ABS baru / modul Jalankan Pemeriksaan Operasi
kedip kontrol assy dipasang Unit Hidrolik ABS [4E-33] .
Lampu peringatan EBD (lampu Rem tangan dipakai Lepaskan rem tangan dan periksa
peringatan rem) menyala setelah apakah lampu peringatan EBD
mesin dihidupkan (lampu peringatan rem) mati.
Minyak rem kurang Periksa titik yang bocor, perbaiki
dan tambahkan minyak rem.
Minyak rem bocor Periksa titik yang bocor, perbaiki
dan tambahkan minyak rem.
Sirkuit lampu peringatan EBD Perbaiki sirkuit.
(lampu peringatan rem) rusak
Sistem EBD tidak berfungsi Periksa sirkuit lampu peringatan
EBD.  [4E-22]
Lampu peringatan EBD (Lampu Fungsi EBD rusak Periksa sirkuit lampu peringatan
peringatan rem) tidak menyala EBD.  [4E-21]
selama 2 detik setelah kunci Combination meter rusak Periksa sirkuit lampu peringatan
kontak diputar ke ON
EBD.  [4E-21]
Sirkuit komunikasi CAN rusak Perbaiki sirkuit.

Pemeriksaan Lampu Peringatan


Lampu peringatan ABS
1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
2) Periksa apakah lampu peringatan ABS (1) menyala selama 2 detik dan kemudian mati. Jika lampu peringatan
ABS tidak menyala, lanjutkan ke Lampu Peringatan ABS Tidak Hidup Saat Kunci Kontak di Posisi ON [4E-19] .
Jika lampu peringatan ABS tetap hidup dan tidak ada DTC yang tersimpan di dalam modul kontrol ABS,
lanjutkan ke Lampu Peringatan ABS Menyala Stabil [4E-21] .

Lampu peringatan EBD

CATATAN:
Lakukan pemeriksaan ini di atas permukaan yang rata.

1) Putar kunci kontak ke posisi ON saat rem tangan digunakan.


2) Periksa apakah lampu peringatan EBD (lampu peringatan rem) (1) menyala.
Jika lampu peringatan EBD (lampu peringatan rem) tidak menyala, Lampu Peringatan EBD (Lampu Peringatan
Rem) Tidak Menyala Saat Kunci Kontak di Posisi ON [4E-21] .

4E-14
3) Lepaskan rem tangan saat kunci kontak di posisi ON kemudian periksa apakah lampu peringatan EBD (lampu
peringatan rem) mati.
Jika tidak mati, lanjutkan ke Lampu Peringatan EBD (Lampu Peringatan Rem) Menyala Stabil [4E-22] .

Pemeriksaan DTC
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) yang terletak di bawah panel instrumen sisi jok pengemudi.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

(A) 1

3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pastikan lampu peringatan ABS menyala.
4) Baca DTC sesuai petunjuk yang ditunjukkan pada SUZUKI scan tool dan cetak atau tulislah. Baca buku petunjuk
SUZUKI scan tool untuk rinciannya.
Jika komunikasi antara scan tool dan modul kontrol ABS tidak mungkin dilakukan, periksa apakah scan tool bisa
dikomunikasikan dengan menghubungkannya dengan modul kontrol ABS di kendaraan lain. Jika dengan cara
demikian komunikasi bisa dilakukan, scan tool dalam kondisi bagus. Kemudian periksa DLC dan saluran data
serial (sirkuit) di dalam kendaraan dimana komunikasi tidak bisa dilakukan. Jika konektor dan sirkuit baik-baik
saja, periksa apakah power supply dan sirkuit ground modul kontrol ABS dan DLC dalam kondisi bagus.  [4E-
32]
5) Setelah menyelesaikan pemeriksaan ini, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan SUZUKI scan tool dari
DLC.

Menghapus DTC
PERINGATAN:

Ketika melakukan tes jalan, pilih tempat aman yang tidak ada lalu lintas atau kemungkinan kecelakaan lalu
lintas, dan berhati-hatilah saat melakukan tes untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan cara seperti saat pemeriksaan DTC.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.

4E-15
3) Hapus DTC berdasarkan petunjuk yang tertera di SUZUKI scan tool. Baca buku petunjuk scan tool untuk
rinciannya.

CATATAN:
Untuk DTC C1021, C1022, C1025, C1026, C1031, C1032, C1035, C1036 dan C1061, pastikan bahwa lampu
peringatan ABS mati setelah melakukan Langkah 2 “Tes Jalan” di bawah Pemeriksaan ABS. [4E-10] ,
kemudian hapus DTC.

4) Lakukan “Tes Jalan” (Langkah 4 Pemeriksaan ABS. [4E-10] ) dan Pemeriksaan DTC [4E-15] dan pastikan tidak
ada DTC tertera pada scan tool.
5) Seusai menghapus, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan scan tool dari DLC.

Tabel DTC
PERHATIAN:

Pastikan melakukan Pemeriksaan ABS. [4E-10] sebelum memulai diagnosa.

DTC (tertera pada Item Diagnosa Mendeteksi kondisi (DTC akan disetel ABS EBD
SUZUKI scan saat mendeteksi) peringat peringat
tool) an an
lampu lampu
Voltase sirkuit sensor Sirkuit sensor putaran roda putus, koslet ke
C1021  [4E-25] • *1
putaran roda kanan-depan daya, ground dan/atau tiap sirkuit lainnya.
• Putaran roda berbeda dari putaran roda
lainnya (kecepatan kendaraan) lebih dari
Kinerja sinyal sensor waktu yang ditentukan.
C1022  [4E-25] • *1
putaran roda kanan-depan • Sinyal sensor putaran roda abnormal
terdeteksi selama lebih dari waktu yang
ditentukan.
Voltase sirkuit sensor Sirkuit sensor putaran roda putus, koslet ke
C1025  [4E-25] • *1
putaran roda kiri-depan daya, ground dan/atau tiap sirkuit lainnya.
• Putaran roda berbeda dari putaran roda
lainnya (kecepatan kendaraan) lebih dari
Kinerja sinyal sensor waktu yang ditentukan.
C1026  [4E-25] • *1
putaran roda kiri-depan • Sinyal sensor putaran roda abnormal
terdeteksi selama lebih dari waktu yang
ditentukan.
Voltase sirkuit sensor Sirkuit sensor putaran roda putus, koslet ke
C1031  [4E-25] • *1
putaran roda kiri-belakang daya, ground dan/atau tiap sirkuit lainnya.
• Putaran roda berbeda dari putaran roda
lainnya (kecepatan kendaraan) lebih dari
Kinerja sinyal sensor waktu yang ditentukan.
C1032  [4E-25] • *1
putaran roda kiri-belakang • Sinyal sensor putaran roda abnormal
terdeteksi selama lebih dari waktu yang
ditentukan.
Voltase sirkuit sensor Sirkuit sensor putaran roda putus, koslet ke
C1035  [4E-25] • *1
putaran roda kiri-belakang daya, ground dan/atau tiap sirkuit lainnya.

4E-16
• Putaran roda berbeda dari putaran roda
lainnya (kecepatan kendaraan) lebih dari
Kinerja sinyal sensor waktu yang ditentukan.
C1036  [4E-25] • *1
putaran roda kiri-belakang • Sinyal sensor putaran roda abnormal
terdeteksi selama lebih dari waktu yang
ditentukan.
Korelasi sirkuit inlet solenoid
C1041  [4E-27] • •
valve kanan-depan
Korelasi sirkuit outlet
C1042  [4E-27] • •
solenoid valve kanan-depan
Korelasi sirkuit inlet solenoid
C1045  [4E-27] • •
valve kiri-depan
Korelasi sirkuit outlet • Sirkuit solenoid valve putus, koslet ke
C1046  [4E-27] • •
solenoid valve kiri-depan daya, ground dan/atau tiap valve di dalam
Korelasi sirkuit inlet solenoid unit hidrolik ABS/ modul kontrol assy.
C1051  [4E-27] • Ketidaksesuaian output solenoid dan • •
valve kanan-belakang
monitor solenoid terdeteksi.
Korelasi sirkuit outlet
C1052  [4E-27] solenoid valve kanan- • •
belakang
Korelasi sirkuit inlet solenoid
C1055  [4E-27] • •
valve kiri-belakang
Korelasi sirkuit outlet
C1056  [4E-27] • •
solenoid valve kiri-belakang
Voltase power supply modul kontrol ABS lebih
• *3
rendah dari 9,6 V.
C1057  [4E-28] Voltase power supply
Voltase power supply modul kontrol ABS lebih
• •
di atas 16,8 V.
• Motor pump rusak dan/atau voltase power
supply motor terlalu rendah.
C1061  [4E-29] Kinerja sirkuit motor pump • Sirkuit motor pump di dalam modul • —
kontrol ABS putus, koslet ke sirkuit daya
atau ground.
• Sirkuit solenoid valve power supply driver
putus, koslet ke sirkuit daya dan ground di
dalam modul kontrol ABS.
• Voltase solenoid valve power supply
terlalu rendah.
Kinerja sirkuit solenoid valve
C1063  [4E-30] • Solenoid valve power supply driver macet • •
power supply driver
di posisi ON atau OFF.
• Sirkuit out dari unit kontrol putus atau
koslet di dalam modul kontrol ABS.
• Ketidaksesuaian output solenoid dan
monitor solenoid terdeteksi.
Kegagalan internal modul Kerusakan internal modul kontrol ABS
C1071  [4E-31] • *2
kontrol ABS terdeteksi.
• Tidak ada komunikasi saat semua modul
kontrol terhubung dengan CAN.
Communication bus modul
U0073  [4E-31] • Saluran komunikasi CAN koslet ke surkuit — —
kontrol mati
power, ground dan/atau tiap sirkuit
lainnya.
Komunikasi dengan ECM /
U0100  [4E-31] Data pesan ECM hilang dari komunikasi CAN — —
PCM hilang

4E-17
CATATAN:
*1: jika dua atau lebih sensor putaran roda rusak, lampu peringatan EBD menyala.
*2: Biasanya lampu peringatan tidak bisa dinyalakan dengan modul kontrol ABS.
*3: Jika voltase power supply modul kontrol ABS lebih rendah dari 7,6 V, lampu peringatan EBD menyala.

Data Scan Tool


Modul Kontrol ABS
Data parameter berikut ini adalah nilai yang terukur dengan scan tool saat kendaraan normal di bawah kondisi
berikut. Saat melakukan pengukuran untuk perbandingan menggunakan scan tool, pastikan memeriksa kendaraan di
bawah kondisi berikut.
• Gunakan rem tangan dan roda diganjal.
• Kunci kontak ON
• Matikan AC (jika dilengkapi)
• Jangan beri beban pada power steering (jika dilengkapi). (Jangan diputar)
• Matikan semua beban listrik (kecuali pengapian).
• Tak ada DTC.
• ABS tidak hidup. (Operasi pengereman normal)
Data Scan Standar Kondisi
Tool
Voltase 10.0 – 16,0 V —
Battery
Pump Motor 0,0 V —
Driver
Putaran 0 km/j, 0.0 MPH Kendaraan berhenti
Roda RF
Putaran 0 km/j, 0.0 MPH Kendaraan berhenti
Roda LF
Putaran 0 km/j, 0.0 MPH Kendaraan berhenti
Roda RR
Putaran 0 km/j, 0.0 MPH Kendaraan berhenti
Roda LR
Switch Rem ON Pedal rem ditekan
OFF Pedal rem dilepaskan

Definisi Data Scan Tool


Voltase Voltase Battery adalah sinyal input analog yang terbaca oleh modul kontrol ABS. Fungsi tertentu
Battery (V) modul kontrol ABS akan dimodifikasi jika voltase battery di bawah atau di atas ambang yang
terprogram.
Pump Motor Parameter ini mengindikasikan kondisi operasional dari pump motor driver (transistor).
Driver (V)

4E-18
Putaran Roda Putaran roda adalah parameter internal modul kontrol. Putaran roda dihitung dengan denyut
RF, Putaran referensi dari sensor putaran roda.
Roda LF,
Putaran Roda
RR dan
Putaran Roda
LF (km/j, MPH)
Switch Rem Sinyal switch ini memberi informasi pada modul kontrol ABS tentang apakah rem aktif atau tidak.
(ON, OFF)

Lampu Peringatan ABS Tidak Hidup Saat Kunci Kontak di Posisi ON


Diagram Kelistrikan
12

WHT/RED E08-1
WHT/BLU A
E08-14
3 4 12V
WHT/BLU GRN GRN/ORN E08-7
[A] E08
2
5 WHT/RED 1 14
G241-2
7 6
BLK E08-13
2 15
BLK E08-26
1 8 G241-4 BLK/ORN 3 16
4 17
G241-9 RED
9 5 18
G241-7 WHT
6 19
G04-2 WHT 7 20
G04-4 RED
8 21
10 E04-1 RED RED E08-12
9 9
E04-2 WHT WHT E08-6 9 22
12V 11
E04-5 RED/BLK 10 23
12V 13 11 24
L01-6 RED/BLK
12 25

[B] G241
13 26
B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 2122 23 24 25 26 27 28 29 30 3132

[C] G04 E04 L01

C 7 6 5 4 3 2 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1
11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 14 13 12 11 10 9 8 18 17 16 15 14 13 12 11 10

[A]: Konektor unit hidrolik ABS / modul kontrol (Tampak: A) 6. Lampu peringatan ABS
[B]: Konektor combination meter (Tampilan: B) 7. Lampu peringatan EBD (lampu peringatan rem)
[C]: Konektor BCM (Tampak: C) 8. Modul driver lampu
1. Battery 9. CAN driver
2. Kotak sekring utama 10. BCM
3. Kunci Kontak 11. Switch ketinggian minyak rem
4. Kotak sekring sirkuit 12. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy
5. Combination meter 13. Switch rem tangan

Uraian Sirkuit
Modul kontrol ABS mentransmisikan indikasi sinyal ON dari lampu peringatan ABS ke combination meter untuk
menghidupkan lampu peringatan ABS. Selanjutnya, combination meter menyalakan lampu peringatan ABS.
Jika ABS dalam kondisi bagus, modul kontrol ABS mentransmisikan sinyal indikasi ON ke combination meter untuk
menghidupkan lampu peringatan ABS pada saat kunci kontak di posisi ON, tetap menyala selama 2 detik dan

4E-19
kemudian mati. Jika abnormalitas di dalam terdeteksi, maka lampu peringatan ABS dinyalakan terus menerus oleh
modul kontrol ABS. Lampu peringatan ABS juga dinyalakan terus menerus oleh modul driver lampu saat konektor
modul kontrol ABS dilepaskan.

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan Lampu Peringatan Ke Langkah 2. Ke Langkah 3.


1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
Lampu peringatan lainnya ON?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lihat Tabel CAN DTC Tukar dengan


1) Hubungkan scan tool ke DLC dengan (Hilang Komunikasi dan combination meter yang
kunci kontak dalam posisi OFF. Bus Komunikasi Mati) terbukti baik dan periksa
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan [10H-8] atau Tabel CAN kembali. Jka lampu
periksa DTC. DTC (Hilang Komunikasi peringatan ABS tetap
Ada DTC U0073? dan Bus Komunikasi mati, tukar dengan unit
Mati) [10H-24] . hidrolik ABS / modul
kontrol assy yang bagus
dan periksa ulang.
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sekring Ke Langkah 4. Ganti sekring dan periksa


apakah terjadi sirkuit
Sekring sirkuit untuk combination meter
koslet ke ground.
dalam kondisi bagus?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.


1) Periksa sirkuit komunikasi CAN di antara
combination meter dan modul kontrol
ABS.
• Model bensin Tabel CAN DTC (Hilang
Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati)
[10H-8]
• Model diesel Tabel CAN DTC (Hilang
Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati)
[10H-24]
Sirkuit komunikasi CAN dalam kondisi
baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sumber daya Ke Langkah 6. Perbaiki sirkuit power


combination meter supply untuk combination
1) Lepaskan combination meter saat kunci meter.
kontak di putar ke posisi OFF.
2) Periksa koneksi yang benar ke kabel
“WHT/RED” dan “BLK/ORN” konektor
combination meter.
3) Jika OK, putar kunci kontak ke posisi ON
dan ukur voltase pada kabel “WHT/RED”
konektor combination meter dan ground
bodi kendaraan.
Apakah 10– 14 V?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit ground combination Ganti combination meter. Sirkuit “BLK/ORN”


meter terbuka atau resistan
1) Ukur resistansi antara kabel “BLK/ORN” tinggi.
konektor combination meter dan ground
bodi kendaraan.
Resistan kurang dari 2Ω?

4E-20
Lampu Peringatan ABS Menyala Stabil
Diagram Kelistrikan
Lihat “Diagram Kelistrikan” di bawah Lampu Peringatan ABS Tidak Hidup Saat Kunci Kontak di Posisi ON [4E-19] .

Uraian Sirkuit
Lihat “Uraian Sirkuit” di bawah Lampu Peringatan ABS Tidak Hidup Saat Kunci Kontak di Posisi ON [4E-19] .

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke Langkah 7 Ke Langkah 2.


1) Lakukan pemeriksaan kode gangguan dari Pemeriksaan ABS.
diagnosa. [4E-10] .
Ada DTC?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground unit Ke Langkah 3. Ganti sirkuit daya atau
hidrolik ABS / modul kontrol assy. sirkuit ground unit hidrolik
1) Periksa apakah sirkuit power supply dan ABS / modul kontrol assy.
sirkuit ground unit hidrolik ABS / modul
kontrol assy. dalam kondisi bagus.  [4E-
32]
Hasil pemeriksaan OK?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit saluran komunikasi Tukar dengan Perbaiki sirkuit dan


CAN combination meter yang periksa ulang.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. terbukti baik dan periksa
2) Lepas konektor semua modul kontrol yang kembali. Jika lampu
dikomunikasikan oleh CAN. peringatan tetap hidup,
3) Periksa apakah koneksi ke kabel saluran tukar dengan unit hidrolik
komunikasi CAN baik. ABS / modul kontrol assy
4) Jika OK, maka periksa sirkuit saluran yang bagus dan periksa
komunikasi CAN di antara modul kontrol ulang.
untuk mengetahui putus, koslet dan
resistan tinggi.
Sirkuit saluran komunikasi CAN dalam
kondisi baik?

Lampu Peringatan EBD (Lampu Peringatan Rem) Tidak Menyala Saat Kunci Kontak di Posisi ON
Diagram Kelistrikan
Lihat “Diagram Kelistrikan” di bawah Lampu Peringatan ABS Tidak Hidup Saat Kunci Kontak di Posisi ON [4E-19] .

Uraian Sirkuit
Lihat “Uraian Sirkuit” di bawah Lampu Peringatan EBD (Lampu Peringatan Rem) Menyala Stabil [4E-22] .

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan Lampu Peringatan Jalankan Lampu Tukar dengan


1) Putar kunci kontak ke posisi ON. Peringatan ABS Tidak combination meter yang
Hidup Saat Kunci Kontak terbukti baik dan periksa
Lampu peringatan “ABS” tidak menyala
stabil? di Posisi ON [4E-19] . kembali. Jika lampu
peringatan EBD tidak
menyala, tukar dengan
unit hidrolik ABS / modul
kontrol assy yang bagus
dan periksa ulang.

4E-21
Lampu Peringatan EBD (Lampu Peringatan Rem) Menyala Stabil
Diagram Kelistrikan
Lihat “Diagram Kelistrikan” di bawah Lampu Peringatan ABS Tidak Hidup Saat Kunci Kontak di Posisi ON [4E-19] .

Uraian Sirkuit
Lampu peringatan EBD (lampu peringatan rem) dikendalikan oleh modul kontrol ABS dan BCM melalui modul driver
lampu di dalam combination meter.
Jika sistem EBD dalam kondisi bagus, modul kontrol ABS menghidupkan lampu peringatan EBD saat kunci kontak di
posisi ON, membuatnya tetap menyala selama 2 detik dan kemudian mematikannya.
Lampu peringatan EBD dinyalakan terus menerus pada kondisi berikut.
• Sistem EBD mengalami ketidaknormalan.
• Konektor modul kontrol ABS terputus.
• Switch rem tangan di posisi ON
• Ketinggian minyak rem lebih rendah dari ketinggian minimal.
Informasi switch rem tangan dan ketinggian minyak rem ditransmisikan dari BCM ke modul driver lampu di dalam
combination meter melalui saluran komunikasi CAN.

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan rem tangan dan ketinggian Ke Langkah 2. Ke Langkah 3.


minyak rem
1) Pastikan bahwa:
• Rem tangan dilepaskan sepenuhnya.
• Ketinggian minyak rem di atas
ketinggian minimal.
Hasil pemeriksaan OK?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan operasi lampu peringatan Lakukan Lampu Ke Langkah 3.


ABS Peringatan ABS Menyala
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. Stabil [4E-21] yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
Lampu peringatan ABS menyala stabil?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit switch rem tangan dan Ke Langkah 4. Periksa tiap sirkuit yang
sirktui switch ketinggian minyak rem berfungsi apakah
1) Lepaskan rem tangan sepenuhnya, dan mengalami koslet dengan
periksa ketinggian minyak rem.  [4A-5] ground bodi kendaraan.
2) Lepaskan konektor BCM saat kunci Jika OK, selanjutnya
kontak di putar ke posisi OFF. periksa switch rem
3) Ukur resistan antara terminal “E04-5”, tangan dan/atau switch
“L01-6” dan ground bodi kendaraan. ketinggian minyak rem.
Resistan∞Ω?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan DTC pada BCM Lihat Tabel CAN DTC Ke Langkah 5.


1) Hubungkan scan tool ke DLC saat kunci (Hilang Komunikasi dan
kontak dalam posisi OFF. Bus Komunikasi Mati)
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan [10H-8] atau Tabel CAN
periksa DTC pada BCM. DTC (Hilang Komunikasi
Ada DTC U0073? dan Bus Komunikasi
Mati) [10H-24] .

4E-22
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit saluran komunikasi Tukar dengan Perbaiki sirkuit saluran


CAN combination meter yang komunikasi CAN.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. terbukti baik dan periksa
2) Lepas konektor semua modul kontrol yang kembali. Jika lampu
dikomunikasikan oleh CAN. peringatan EBD tetap
3) Periksa apakah koneksi ke kabel saluran mati, tukar dengan unit
komunikasi CAN baik. hidrolik BCM dan/atau
4) Jika OK, maka periksa sirkuit saluran ABS / modul kontrol assy
komunikasi CAN di antara modul kontrol yang bagus dan periksa
untuk mengetahui putus, koslet dan ulang.
resistan tinggi.
Sirkuit saluran komunikasi CAN dalam
kondisi baik?

Pemeriksaan Sirkit Serial Data Link


12

WHT/RED E08-1
WHT/BLU E08-14
3 4 12V
WHT/BLU GRN GRN/ORN E08-7
2
5 WHT/RED
G241-2 A
7 6
BLK E08-13
BLK E08-26
1 8 G241-4 BLK/ORN [A] E08

G241-9 RED 1 14
9
G241-7 WHT
2 15
G04-2 WHT
G04-4 RED 3 16
10 E04-1 RED RED E08-12 4 17
9 9
E04-2 WHT WHT E08-6
5 18
G04-3 RED/BLK
G04-1 WHT/BLK 6 19

E04-9 G04-5 7 20
+BB 11 8 21
B
PPL/WHT
9 22
12V
G G1 10 23
13 PPL/WHT E08-5 11 24
12 25

[B] G241 13 26

B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 2122 23 24 25 26 27 28 29 30 3132

[C] G04 E04 L01

C 7 6 5 4 3 2 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1
11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 14 13 12 11 10 9 8 18 17 16 15 14 13 12 11 10

[A]: Konektor modul kontrol ABS (Tampak: A) 4. Kotak sekring sirkuit 10. BCM
[B]: Konektor combination meter (Tampilan: B) 5. Combination meter 11. Data link connector (DLC)
[C]: Konektor BCM (Tampak: C) 6. Lampu peringatan ABS 12. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy
1. Battery 7. Lampu peringatan EBD (lampu peringatan 13. Ke modul kontrol P/S
rem)
2. Kotak sekring utama 8. Modul driver lampu
3. Kunci Kontak 9. CAN driver

Memeriksa

4E-23
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan kondisi scan tool Ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti part


1) Pastikan bahwa SUZUKI scan tool yang rusak.
sebagai berikut.
• Pastikan PCMCIA card (software)
yang digunakan sudah benar.
• Tidak ada perubahan bentuk dan
keausan pada terminal kabel DLC.
• Koneksi terminal kabel DLC dalam
kondisi bagus.
Semua kondisi OK?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan komunikasi scan tool Ke Langkah 2. Ke Langkah 3.


Scan tool berkomunikasi dengan BCM?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground unit Ke Langkah 6. Ganti sirkuit daya atau
hidrolik ABS / modul kontrol assy. sirkuit ground unit hidrolik
1) Periksa apakah sirkuit power supply dan ABS / modul kontrol assy.
sirkuit ground unit hidrolik ABS / modul
kontrol assy. dalam kondisi bagus.  [4E-
32]
Hasil pemeriksaan OK?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sumber daya konektor Ke Langkah 5. Sirkuit terminal B putus


data link atau koslet dengan
1) Lepaskan scan tool dari konektor data ground.
link.
2) Periksa koneksi yang benar ke scan tool.
3) Jika OK, maka putar kunci kontak ke
posisi ON dan ukur voltase antara
terminal B konektor data link dan ground
bodi kendaraan.
Apakah voltase 10 – 12 V?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit ground konektor data Ke Langkah 6. Sirkuit kabel terminal G


link dan/atau G1 terbuka atau
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF, dan resistan tinggi.
ukur resitensi antara terminal berikut.
• Terminal G konektor data link dan
ground bodi kendaraan.
• Terminal G1 konektor data link dan
ground bodi kendaraan.
Resistan kurang dari 2Ω?
YA TIDAK

6 Pemeriksan sirkuit komunikasi serial Ke Langkah 7. Perbaiki sirkuit dan


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. periksa ulang.
2) Lepas konektor semua modul kontrol yang
dikomunikasikan oleh sirkuit serial data.
3) Periksa koneksi pada terminal sirkuit
serial data.
4) Jika OK, selanjutnya periksa resistan
tinggi, putus atau koslet dengan sirkuit
daya atau ground di dalam sirkuit serial
data.
Hasil pemeriksaan dalam keadaan baik?

4E-24
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit saluran komunikasi Tukar unit hidrolik ABS / Perbaiki sirkuit saluran
CAN modul kontrol assy yang komunikasi CAN dan
1) Lepas konektor semua modul kontrol yang bagus dan periksa ulang. periksa ulang.
dikomunikasikan oleh CAN.
2) Periksa apakah koneksi ke kabel saluran
komunikasi CAN baik.
3) Jika OK, maka periksa sirkuit saluran
komunikasi CAN di antara modul kontrol
untuk mengetahui putus, koslet dan
resistan tinggi.
4) Jika OK, selanjutnya periksa resistan
tinggi, putus atau koslet dengan sirkuit
daya atau ground di dalam sirkuit serial
data.
Sirkuit saluran komunikasi CAN dalam
kondisi baik?

DTC C1021 / C1022 / C1025 / C1026 / C1031 / C1032 / C1035 / C1036:


PERHATIAN:

Sekiranya perlu, perbaiki puntiran harness kabel pada saluran CAN, pastikan Tindakan Pencegahan untuk
Sistem Komunikasi CAN [00-11] sebelum memperbaiki.

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1021, C1025, C1031, C1035: Voltase Sirkuit Sensor • Sensor putaran roda
Putaran Roda • Sirkuit sensor putaran roda
C1021: Kanan-Depan / C1025: Kiri-Depan / C1031: • Encoder roda
Kanan-Belakang / C1035: Kiri-Belakang • Modul kontrol ABS
Sirkuit sensor putaran roda putus, koslet ke sirkuit daya,
ground dan/atau tiap sirkuit lainnya.
C1022, C1026, C1032, C1036: Kinerja Sinyal Sensor
Putaran Roda
C1022: Kanan-Depan / C1026: Kiri-Depan / C1032:
Kanan-Belakang / C1036: Kiri-Belakang
• Putaran roda berbeda dari putaran roda lainnya
(kecepatan kendaraan) lebih dari waktu yang
ditentukan.
• Sinyal sensor putaran roda abnormal terdeteksi
selama lebih dari waktu yang ditentukan.

CATATAN:
Saat kendaraan dioperasikan dengan cara berikut ini, salah satu DTC ini mungkin muncul meskipun saat
sensor dalam kondisi bagus. Jika diduga ada kemungkinan semacam itu, hapus DTC saat  [4E-15] dan
setelah melakukan tes jalan seperti yang dijelaskan di dalam Langkah 4 dari Pemeriksaan ABS. [4E-10] ,
periksa apakah terjadi suatu yang tak normal.
• Kendaraan dikendarai saat rem tangan ditarik.
• Roda berputar saat dikendarai.
• Roda diputar saat kendaraan didongkrak.
• Kendaraan terperosok.

4E-25
Diagram Kelistrikan

9
[A]
E08
3 4
12V
WHT/BLU GRN GRN/ORN E08-7 14 1

2 12V
15 2
WHT E35-1 RED E08-22
5 16 3
BLK E35-2 RED/BLK E08-21 [B]
12V
17 4
E35,E33,L32,L31
WHT E33-1 WHT E08-18
6 18 5
BLK E33-2 WHT/BLK E08-19
1 12V 19 6
2 1
WHT L32-1 LT GRN E08-16 20 7
7 LT GRN/BLK
BLK L32-2 E08-15
12V 21 8

WHT L31-1 YEL E08-24 22 9


8
BLK L31-2 BRN E08-25 23 10

BLK E08-13 24 11

BLK E08-26 25 12

26 13

[A]: Konektor modul kontrol ABS (Tampak: A) 3. Kunci Kontak 7. Sensor putaran roda kiri-belakang
[B]: Konektor sensor putaran roda (Tampak: B) 4. Junction block assy. 8. Sensor putaran roda kanan-belakang
1. Battery 5. Sensor putaran roda kiri-depan 9. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy
2. Kotak sekring utama 6. Sensor putaran roda kanan-depan

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem ABS” sudah


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan ABS.
[4E-10] .
dilakukan?
YA TIDAK

2 Periksa kondisi ban Ke Langkah 3. Ganti ban dan setel


1) Periksa bahwa tekanan ban sesuai tekanan ban dan periksa
spesifikasi. ulang.
Apakah dalam kondisi bagus?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit sensor putaran roda Ke Langkah 4. Perbaiki sirkuit dan


1) Lepaskan konektor unit hidrolik ABS / periksa ulang.
modul kontrol dan konektor sensor
putaran roda yang berfungsi saat kunci
kontak diputar ke OFF.
2) Periksa koneksi ke konektor unit hidrolik
ABS / modul kontrol di terminal yang
berfungsi dan terminal dari sensor putaran
roda yang berfungsi.
3) Jika OK, selanjutnya periksa sirkuit sensor
putaran roda yang berfungsi apakah
putus, koslet dan resistansi tinggi.
Tiap sirkuit sensor putaran roda yang
berfungsi dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sinyal sensor putaran roda Ke Langkah 7. Ke Langkah 5.


1) Pemeriksaan sensor putaran roda yang
berfungsi.  [4E-37]
Apakah kondisinya baik?

4E-26
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sensor putaran roda Ke Langkah 6. Bersihkan atau ganti.


1) Pemeriksaan sensor putaran roda yang
berfungsi.  [4E-40]
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan encoder sensor putaran roda Ke Langkah 7. Bersihkan atau ganti


1) Pemeriksaan encoder sensor putaran bearing roda depan atau
roda yang berfungsi.  [4E-43] ring sensor putaran roda
Apakah kondisinya baik? belakang.
YA TIDAK

7 Pemeriksaan harness kabel Tukar unit hidrolik ABS / Perbaiki atau ganti
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. modul kontrol assy yang harness kabel.
2) Lepaskan konektor sensor putaran roda bagus dan periksa ulang.
dan konektor unit hidrolik ABS / modul
kontrol.
3) Ukur resistan harness kabel antara
konektor sensor putaran roda dan unit
hidrolik ABS / modul kontrol.
Resistan kurang dari 2Ω?

DTC C1041 / C1042 / C1045 / C1046 / C1051 / C1052 / C1055 / C1056:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1041 / C1045 / C1051 / C1055: Korelasi Sirkuit Inlet • Modul kontrol ABS
Solenoid Valve
C1041: Kanan-Depan / C1045: Kiri-Depan / C1051:
Kanan-Belakang / C1055: Kiri-Belakang
• Sirkuit solenoid valve putus, koslet ke daya, ground
dan/atau tiap valve di dalam unit hidrolik ABS/ modul
kontrol assy.
• Ketidaksesuaian output solenoid dan monitor
solenoid terdeteksi.

Diagram Kelistrikan

5 A

WHT/BLU E08-14
[A] E08
3 12V
2
5V
14 1

1 15 2
6 16 3
4
17 4
18 5
19 6
20 7
7 21 8
22 9
23 10
24 11
BLK E08-13 25 12
BLK E08-26
26 13

[A]: Konektor modul kontrol ABS (Tampak: A) 4. Solenoid valve

4E-27
1. Battery 5. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy
2. Kotak sekring utama 6. Solenoid valve power supply driver (transistor)
3. Unit power control 7. Solenoid valve driver (transistor)

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem ABS” sudah


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan ABS.
[4E-10] .
dilakukan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit daya dan sirkuit Tukar unit hidrolik ABS / “BLK” atau “WHT/BLU”
ground unit hidrolik ABS / modul kontrol modul kontrol assy yang sirkuit terbuka atau
assy. bagus dan periksa ulang. resistan tinggi.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepaskan konektor unit hidrolis ABS /
modul kontrol assy.
3) Periksa koneksi ke konektor unit hidrolik
ABS / modul kontrol di terminal “E08-13”
(“E08-26”) dan “E08-14”.
4) Jika OK, maka ukur voltase antara
terminal “E08-13” (“E08-26”) konektor
modul dan “E08-14”.
Jika OK, maka ukur voltase antara
terminal “E08-24” konektor modul dan
“E08-23”.
Apakah voltase 10 - 14 V?

DTC C1057:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1057: Voltase Power Supply • Sirkuit power supply modul kontrol ABS
Voltase power supply modul kontrol ABS terlalu tinggi • Modul kontrol ABS
atau terlalu rendah.

Diagram Kelistrikan

[A] E08

14 1
5

12V 15 2
3 4
WHT/BLU GRN GRN/ORN E08-7 16 3
17 4
18 5
2 BLK E08-13
19 6
BLK E08-26
20 7
1 21 8
22 9
23 10
24 11
25 12

26 13

4E-28
[A]: Konektor modul kontrol ABS (Tampak: A) 3. Kunci Kontak
1. Battery 4. Junction block assy.
2. Kotak sekring utama 5. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem ABS” sudah


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan ABS.
[4E-10] .
dilakukan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit daya dan sirkuit Ke Langkah 3. Ganti sirkuit daya atau
ground modul kontrol ABS assy. sirkuit ground unit hidrolik
1) Periksa apakah sirkuit power supply dan ABS / modul kontrol assy.
sirkuit ground unit hidrolik ABS / modul
kontrol assy. dalam kondisi bagus.  [4E-
32]
Hasil pemeriksaan OK?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase sumber daya unit Tukar unit hidrolik ABS / Periksa sistem pengisian.
hidrolik ABS / modul kontrol. modul kontrol assy yang Model bensin Tes
1) Ukur voltase power supply saat mesin bagus dan periksa ulang. Generator (Pemeriksaan
berkecepatan 3000 rpm. Battery yang Tidak Terisi)
Apakah voltase dalam 10 – 14 V? [1J-6]
Model diesel  [1J-29]

DTC C1061:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1061: Kinerja Sirkit Motor Pump • Sirkuit power supply pump motor dan/atau motor
• Motor pump rusak dan/atau voltase power supply driver
motor terlalu rendah. • Modul kontrol ABS
• Sirkuit motor pump di dalam modul kontrol ABS putus,
koslet ke sirkuit daya atau ground.

Diagram Kelistrikan

[A] E08

14 1

5 15 2
16 3
WHT/RED E08-1 3
17 4
2 12V
18 5
19 6
M 20 7
1 4
BLK E08-13
21 8
BLK E08-26
22 9
23 10
24 11
25 12

26 13

[A]: Konektor modul kontrol ABS (Tampak: A) 3. ABS pump motor driver (transistor)

4E-29
1. Battery 4. Pump motor
2. Kotak sekring utama 5. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem ABS” sudah


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan ABS.
[4E-10] .
dilakukan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit daya dan sirkuit Tukar unit hidrolik ABS / Ganti sirkuit daya atau
ground modul kontrol ABS assy. modul kontrol assy yang sirkuit ground unit hidrolik
1) Periksa apakah sirkuit power supply dan bagus dan periksa ulang. ABS / modul kontrol assy.
sirkuit ground unit hidrolik ABS / modul
kontrol assy. dalam kondisi bagus.  [4E-
32]
Hasil pemeriksaan OK?

DTC C1063:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1063: Kinerja Sirkuit Power Supply Solenoid Valve • Sirkuit power supply solenoid valve
• Sirkuit solenoid valve power supply driver putus, • Modul kontrol ABS
koslet ke sirkuit daya dan ground di dalam modul
kontrol ABS.
• Voltase solenoid valve power supply terlalu rendah.
• Solenoid valve power supply driver macet di posisi
ON atau OFF.
• Sirkuit out dari unit kontrol putus atau koslet di dalam
modul kontrol ABS.
• Ketidaksesuaian output solenoid dan monitor
solenoid terdeteksi.

Diagram Kelistrikan

[A] E08
5
14 1
3 4 12V
WHT/BLU GRN GRN/ORN E08-7 15 2
16 3
WHT/BLU E08-14 17 4
18 5
7
2 12V 19 6
5V
20 7

1 21 8

BLK E08-13 22 9
BLK E08-26 6 23 10
8 24 11
25 12

26 13

[A]: Konektor modul kontrol ABS (Tampak: A) 5. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy
1. Battery 6. Solenoid valve power supply driver (transistor)

4E-30
2. Kotak sekring utama 7. Unit power control
3. Kunci Kontak 8. Ke solenoid valve
4. Junction block assy.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem ABS” sudah


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan ABS.
[4E-10] .
dilakukan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit daya dan sirkuit Tukar unit hidrolik ABS / Ganti sirkuit daya atau
ground modul kontrol ABS assy. modul kontrol assy yang sirkuit ground unit hidrolik
1) Periksa apakah sirkuit power supply dan bagus dan periksa ulang. ABS / modul kontrol assy.
sirkuit ground unit hidrolik ABS / modul
kontrol assy. dalam kondisi bagus.  [4E-
32]
Hasil pemeriksaan OK?

DTC C1071:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1071: Kegagalan Internal Modul Kontrol ABS • Modul kontrol ABS
Kerusakan internal modul kontrol ABS terdeteksi.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem ABS” sudah


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan ABS.
[4E-10] .
dilakukan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit daya dan sirkuit Tukar unit hidrolik ABS / Ganti sirkuit daya atau
ground modul kontrol ABS assy. modul kontrol assy yang sirkuit ground unit hidrolik
1) Periksa apakah sirkuit power supply dan bagus dan periksa ulang. ABS / modul kontrol assy.
sirkuit ground unit hidrolik ABS / modul
kontrol assy. dalam kondisi bagus.  [4E-
32]
Hasil pemeriksaan OK?

DTC U0073
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-8] atau Tabel CAN DTC (Hilang
Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-24] .

DTC U0100:
Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-8] atau Tabel CAN DTC (Hilang
Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-24] .

4E-31
Pemeriksaan Sirkuit Daya dan Sirkuit Ground Modul Kontrol ABS
Diagram Kelistrikan

[A] E08

5 14 1

WHT/RED E08-1 7 15 2
16 3
WHT/BLU E08-14
11 12V 17 4
22
WHT/BLU GRN GRN/ORN E08-7 18 5
2 12V 19 6
3 4
5V
20 7
9
BLK E08-13
21 8
BLK E08-26
10 22 9
1 6 23 10
8 24 11
25 12

26 13

[A]: Konektor modul kontrol ABS (Tampak: A) 6. Solenoid valve power supply driver (transistor)
1. Battery 7. Ke pump motor driver
2. Kotak sekring utama 8. Ke solenoid valve
3. Kunci Kontak 9. Sekring motor ABS
4. Junction block assy. 10. Sekring solenoid ABS
5. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy 11. Sekring ABS

Uraian Sirkuit
Saat kunci kontak diputar ke posisi ON, power supply dipasok ke modul kontrol ABS. Dan, power supply dipasok ke
pump motor dan solenoid valve di saluran lainnya dengan fungsi switching di dalam modul kontrol ABS.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit. Ke Langkah 2. Ganti sekring dan periksa


apakah terjadi sirkuit
Sekring motor ABS, sekring solenoid ABS
koslet ke ground.
dan sekring ABS untuk ABS dalam kondisi
baik?
YA TIDAK

2 Periksa sirkuit power supply modul kontrol Ke Langkah 3. “GRN/ORN” sirkuit


ABS terbuka.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepaskan konektor modul kontrol ABS.
3) Periksa koneksi ke konektor modul kontrol
ABS di terminal “E08-1”, “E08-7”, “E08-
13”, “E08-14” dan “E08-26”.
4) Jika OK, maka putar kunci kontak ke
posisi ON dan ukur voltase antara
terminal “E08-7” dan ground bodi
kendaraan.
Apakah 10– 14 V?

4E-32
YA TIDAK

3 Sirkuit power supply pump motor dan Ke Langkah 4. “WHT/BLU” dan/atau


solenoid valve “WHT/RED” sirkuit
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. terbuka.
2) Ukur voltase antara tiap terminal “E08-1”,
“E08-14” dan ground bodi kendaraan.
Apakah voltase 10 – 14 V?
YA TIDAK

4 Periksa sirkuit ground unit hidrolik ABS / Sirkuit daya dan ground “BLK” sirkuit terbuka atau
modul kontrol assy unit hidrolik ABS / modul resistan tinggi.
1) Ukur resistan antara terminal “E08-13”, kontrol assy. dalam
“E08-26” dan ground bodi kendaraan. kondisi baik.
Resistan kurang dari 2Ω?

Petunjuk Perbaikan
Pemeriksaan Operasi Unit Hidrolik ABS
PERHATIAN:

Pastikan kondisi berikut ini sebelum pemeriksaan operasi unit hidrolik ABS dilakukan.
Jika tidak, operasi unit hidrolik ABS tidak dapat diperiksa dengan benar.
• Tidak ada udara di dalam sistem rem.
• Voltase battery 11 V atau lebih.
• Rem tidak seret.
• Modul kontrol ABS tidak mendeteksi DTC.

CATATAN:
• Pemeriksaan operasi harus dilakukan oleh 2 orang.
• Saat memasang unit hidrolik ABS / modul kontrol assy. yang baru, lampu peringatan ABS mungkin
berkedip saat kunci kontak diputar ke posisi ON. Karena itu, lakukan Tindakan Pencegahan dalam
Memeriksa Operasi Unit Hidrolik [4E-4] untuk menghentikan berkedipnya lampu peringatan ABS.

1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.


2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) yang terletak di bawah panel instrumen sisi jok pengemudi.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

(A) 1

3) Angkat kendaraan hingga ban bisa diputar.


4) Setel transmisi netral dan lepaskan rem tangan.

4E-33
5) Putar semua roda secara perlahan dengan tangan untuk memeriksa apakah terjadi gesekan rem. Jika terjadi,
perbaiki.
6) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pilih menu ke “HYDRAULIC CONTROL TEST” di bawah mode
“miscellaneous test” (“MISC. TEST”) SUZUKI scan tool.
7) Lakukan pemeriksaan berikut dengan bantuan orang lain.
Pedal rem (1) harus ditekan dan kemudian pilih tes roda dengan SUZUKI scan tool dan roda (2) harus diputar
dengan tangan orang satunya. Saat ini, periksa bahwa:
• Suara operasi solenoid terdengar dan roda berputar hanya sekitar 0,5 detik (daya rem tidak ditekan).
• Suaran operasi pump motor terdengar dan denyut terasa pada pedal rem.

8) Periksa kondisi keempat roda. Jika terdapat kerusakan, ganti unit hidrolik / modul kontrol assy.
9) Seusai pemeriksaan, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan SUZUKI scan tool dari DLC.

Komponen Unit Hidrolik ABS / Modul Kontrol Assy.


PERHATIAN:

Jangan sekali-kali membongkar unit hidrolik ABS / modul kontrol assy, melonggarkan blind plug atau
melepaskan motor. Melakukan salah satu hal tersebut akan mempengaruhi kinerja asli unit hidrolik ABS /
modul kontrol assy.

(a)

1
(b)
3

(a)
(c)
(c)

(b)

1. Unit hidrolik ABS / modul kontrol assy 3. Konektor : 9 N m (0,92 kgf-m, 7,0 lbf-ft)
2. Braket : 16 N m (1,6 kgf-m, 12,0 lbf-ft) : 25 N m (2,5 kgf-m, 18,5 lbf-ft)

4E-34
Pemeriksaan Unit Hidrolik ABS / Modul Kontrol Assy. pada Kendaraan
PERHATIAN:

Jangan sekali-kali membongkar unit hidrolik ABS / modul kontrol assy, melonggarkan blind plug atau
melepaskan motor. Melakukan salah satu hal tersebut akan mempengaruhi kinerja asli unit hidrolik ABS /
modul kontrol assy.

Periksa unit hidrolik apakah mengalami kebocoran minyak.


Jika bocor, ganti.

Melepas dan Memasang Unit Hidrolik ABS / Modul Kontrol Assy.


Referensi: Komponen Unit Hidrolik ABS / Modul Kontrol Assy. [4E-34]
Referensi: Pemeriksaan Unit Hidrolik ABS / Modul Kontrol Assy. pada Kendaraan [4E-35]

PERHATIAN:

Jangan sekali-kali membongkar unit hidrolik ABS / modul kontrol assy, melonggarkan blind plug atau
melepaskan motor. Melakukan salah satu hal tersebut akan mempengaruhi kinerja asli unit hidrolik ABS /
modul kontrol assy.
• Jangan membenturkan unit hidrolik.
• Berhati-hatilah jangan sampai debu masuk ke dalam unit hidrolik.
• Jangan letakkan unit hidrolik di sisi atasnya atau terbalik. Penanganan yang salah akan mempengaruhi
kinerja aslinya.

Melepas
1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepaskan konektor unit hidrolik ABS / modul kontrol assy (1) dengan menarik pengunci (2) ke bawah.
[A] 1 [B]

D
C

[A]: Memutus koneksi C: Tarik ke bawah untuk


memutus koneksi
[B]: Menyambung koneksi D: Tarik ke atas untuk
menyambung koneksi

3) Menggunakan special tool, kendurkan mur kembang (1) dan lepaskan pipa rem (2) dari unit hidrolik ABS / modul
kontrol assy (3).

Special Tool
(A): 09950M78220

CATATAN:
Letakkan tutup bleeder plug atau sejenisnya di atas pipa untuk mencegah minyak agar tidak tumpah.

4E-35
2

1
(A)

4) Lepaskan unit hidrolik ABS / modul kontrol dengan braket dari kendaraan dengan melepaskan tiga baut braket.
5) Lepaskan baut dan keluarkan unit hidrolik ABS / modul kontrol assy. (1) dari braket (3) menggunakan batang
pipih atau sejenisnya (2).

2 1

Memasang
1) Pasang unit hidrolik ABS / modul kontrol assy dengan cara membalik prosedur pelepasan dengan
memperhatikan hal berikut.

Momen pengencangan
Mur kembang pipa rem (a): 16 N·m (1,6 kg-m, 12,0 lb-ft)
Baut unit hidrolik ABS / modul kontrol assy. (b): 9 N·m (0,92 kg-m, 7,0 lb-ft)
Baut braket unit hidrolik ABS / modul kontrol assy (c): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)
(a)

(b)

(a) (c)
(c)

(b)

2) Keluarkan udara dari sistem rem.  [4A-7]

4E-36
3) Periksa semua part yang terpasang apakah mengalami kebocoran minyak dan lakukan Pemeriksaan Operasi
Unit Hidrolik ABS [4E-33] .

CATATAN:
Saat memasang unit hidrolik ABS / modul kontrol assy. yang baru, lampu peringatan ABS mungkin
berkedip saat kunci kontak diputar ke posisi ON.
Karena itu, lakukan Pemeriksaan Operasi Unit Hidrolik ABS [4E-33] untuk menghentikan berkedipnya
lampu peringatan ABS.

Pemeriksaan Sensor Putaran Roda Depan dan Belakang pada Kendaraan


PERHATIAN:

Voltase yang tidak tepat dan /atau koneksi yang salah menyebabkan kerusakan pada sensor putaran roda.

Pemeriksaan Voltase Output


1) Putus koneksi kabel negatif (–) dari battery.
2) Angkat kendaraan sedikit.
3) Lepaskan konektor sensor putaran roda.
4) Pasang alat pengukur seperti yang ditunjukkan di gambar.
1

4
3
5

1. Konektor sensor putaran roda 4. Terminal kabel “BLK”


2. Resistan (115 Ω) 5. Power supply (12 V)
3. Terminal kabel “WHT”

5) Ukur voltase di kedua ujung resistan tanpa putaran roda. Jika voltase tidak sesuai spesifikasi, periksa sensor,
encoder yang saling berpasangan dan kondisi pemasangannya.

Voltase pada resistan (115 Ω) tanpa putaran roda


680 – 960 mV
6) Ukur voltase di kedua ujung resistan dengan putaran roda dan pastikan voltase berubah secara bergantian
antara voltase tinggi dan rendah. Jika voltase tidak berubah dengan putaran roda, periksa sensor, encoder yang
saling berpasangan dan kondisi pemasangannya.

Voltase pada resistan (115 Ω) saat roda berputar


Voltase tinggi “a”: 1.3 V atau lebih
Voltase rendah “b”: 1 V atau kurang

4E-37
[A]: Voltase [B]: Waktu

Referensi
Saat menggunakan osiloskop untuk pemeriksaan ini, periksa voltase peak-to-peak dan gelombang sesuai spesifikasi.

Voltase peak-to-peak pada resistan (115 Ω) saat roda berputar


Voltase tinggi “a”: 1.3 V atau lebih
Voltase rendah “b”: 1 V atau kurang

Melepas dan Memasang Sensor Putaran Roda Depan


Referensi: Pemeriksaan Sensor Putaran Roda Depan dan Belakang pada Kendaraan [4E-37]

PERHATIAN:

• Jangan tarik harness kabel saat melepas sensor putaran roda depan.
• Jangan membuat kerusakan pada permukaan sensor putaran roda dan jangan sampai debu dll. masuk
lubang pemasangan.
• Jangan tarik atau belitkan harness kabel lebih dari yang diperlukan saat memasang sensor putaran roda
depan.

Melepas
1) Lepaskan kabel negatif dari battery.
2) Lepas koneksi kopler sensor putara roda depan (1).
3) Angkat kendaraan dan lepaskan roda.
4) Lepaskan klem harness, baut klem (2) dan gromet (3).
5) Lepaskan sensor putaran roda depan (4) dari knuckle.

4E-38
3

Memasang
Referensi: Memeriksa Sensor Putaran Roda Depan dan Belakang [4E-40]
1) Periksa apakah tidak ada material asing yang terhubung dengan sensor (1) dan encoder sensor putaran roda
(termasuk di dalam hub roda assy) (2).
2) Pasang dengan cara membalik prosedur pelepasan.

Momen pengencangan
Baut sensor putaran roda depan (a): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)
Buat klem harness sensor putaran roda depan (b): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
3) Periksa apakah tidak ada celah antara sensor dan knuckle.

4E-39
(b)

(a)

[A] [B]
1 1

[A]: OK [B]: NG

Memeriksa Sensor Putaran Roda Depan dan Belakang


Referensi: Melepas dan Memasang Sensor Putaran Roda Depan [4E-38]
Periksa sensor apakah mengalami kerusakan.
Jika ditemukan kondisi yang tidak normal, gantilah.

Melepas dan Memasang Sensor Putaran Roda Belakang

Referensi: Pemeriksaan Sensor Putaran Roda Depan dan Belakang pada Kendaraan [4E-37]

PERHATIAN:

• Jangan tarik harness kabel saat melepas sensor putaran roda belakang.
• Jangan merusak permukaan sensor putaran roda belakang dan jangan sampai debu dll. masuk lubang
pemasangan.

Melepas
1) Lepaskan kabel negatif dari battery.

4E-40
2) Lepaskan side-sill scuff belakang
3) Lepaskan baut dudukan jok (4).
4) Lipat jok belakang (2) ke atas seperti yang ditunjukkan, kemudian lipas karpet lantai (3).
5) Lepas koneksi kopler sensor putaran roda belakang (1).
6) Dongrak kendaraan.

7) Lepaskan harness kabel sensor putaran roda ABS (1).

CATATAN:
Jangan lepas klip konektor sensor putaran roda belakang dari bodi kendaraan kecuali jika perlu
melakukan penggantian.

8) Lepaskan sensor putaran roda belakang (2) dari axle belakang.

Memasang
Referensi: Memeriksa Sensor Putaran Roda Depan dan Belakang [4E-40]
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.

PERHATIAN:

Jangan tarik atau belitkan harness kabel lebih dari yang diperlukan saat memasang sensor putaran roda
depan.

• Periksa apakah tak ada material asing yang menempel pada sensor.

4E-41
• Pastikan memasang sensor putaran roda (2) dan bautnya pada posisi yang benar (atas) sebagaimana
ditunjukkan di dalam gambar.
Kencangkan baut sensor (1) dan baut klem harness sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut sensor putaran roda belakang (a): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
Baut klem harness sensor putaran roda belakang (b): 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
• Periksa apakah tidak ada celah antara sensor dan knuckle.
(b)

[A] 2 1, (a) [B] 2

[A]: OK [B]: NG

Melepas dan Memasang Encoder Sensor Putaran Roda Depan


Referensi: Memeriksa Encoder Sensor Putaran Roda Depan dan Ring Sensor Putaran Roda Belakang [4E-43]

PERHATIAN:

Encoder sensor putaran roda depan menempel pada bearing roda. Jika encoder sensor putaran roda depan
perlu diganti, ganti bearing roda satu set.

Untuk melepas dan memasang bearing roda, lihat Melepas dan Memasang Wheel Hub Depan, Steering Knuckle dan
Wheel Bearing [3A-14] .

Melepas dan Memasang Ring Sensor Putaran Roda Belakang


Referensi: Memeriksa Encoder Sensor Putaran Roda Depan dan Ring Sensor Putaran Roda Belakang [4E-43]

PERHATIAN:

• Jangan gunakan lagi ring sensor putaran roda.


• Jangan dekatkan magnet ke ring sensor putaran roda belakang.
• Jangan membenturkan ring sensor putaran roda belakang.

Melepas
1) Lepaskan teromol rem belakang.  [4C-3]
2) Lepaskan ring sensor putaran roda belakang (1) dari teromol rem belakang menggunakan tang.

4E-42
1

Memasang
1) Pasang ring sensor putaran roda belakang yang baru (1) menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09924M74510
(B): 09952M86310

(A)

(B)

2) Pasang teromol rem.  [4C-3]

Memeriksa Encoder Sensor Putaran Roda Depan dan Ring Sensor Putaran Roda Belakang
Referensi: Melepas dan Memasang Encoder Sensor Putaran Roda Depan [4E-42]
Referensi: Melepas dan Memasang Ring Sensor Putaran Roda Belakang [4E-42]
• Periksa encoder sensor apakah mengalami keretakan, kerusakan atau perubahan bentuk.
• Periksa apakah tak ada material asing yang menempel.
Jika ditemukan kerusakan, bersihkan atau ganti.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur kembang pipa rem 16 1.6 12.0
Baut unit hidrolik ABS / modul kontrol assy 9 0.92 7.0
Baut braket unit hidrolik ABS / modul kontrol
25 2.5 18.5
assy
Baut sensor putaran roda depan 25 2.5 18.5
Baut klem harness sensor putaran roda depan 11 1.1 8.5
Baut sensor putaran roda belakang 11 1.1 8.5
Baut klem harness sensor putaran roda
11 1.1 8.5
belakang

4E-43
CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Unit Hidrolik ABS / Modul Kontrol Assy. [4E-34]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
09924M74510 09950M78220
Bearing dan oil seal handle Flare nut wrench

09952M86310 SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2
Installer, Ring Sensor —
4
(Belakang) 3
Kit ini mencakup. 1. 5
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Probe
voltage meter 6. Kotak
penyimpanan

4E-44
Transmisi / Transaxle
Bab 5

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan .............................................................................................................................................. 5-2
Tindakan Pencegahan pada Transmisi/ Transaxle .................................................................................................. 5-2

5-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan pada Transmisi/ Transaxle
Peringatan Air Bag
Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Tindakan penegahan untuk pemasangan wiring harness


Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah elektrik.

5-2
Transmisi / Transaxle
Bab 5B

Transmisi/Transaxle Manual
K12M ......................................................................................................................................................................... 5B-3
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 5B-3
Konstruksi Transaxle Manual .................................................................................................................................5B-3
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 5B-7
Diagnosis Gejala Transaxle Manual.......................................................................................................................5B-7
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 5B-8
Pemeriksaan Level Oli Transaxle Manual..............................................................................................................5B-8
Penggantian Oli Transaxle Manual ........................................................................................................................5B-9
Penggantian Seal Oli Sisi Diferential ...................................................................................................................5B-10
Komponen Kabel dan Tuas Kontrol Persneling ...................................................................................................5B-12
Pelepasan dan Pemasangan Tuas dan Kabel Kontrol Persneling ......................................................................5B-12
Penyetelan Kabel Gear Select Control ................................................................................................................5B-13
Pelepasan dan Pemasangan Sakelar Lampu Mundur ........................................................................................5B-14
Periksa Sakelar Lampu Mundur...........................................................................................................................5B-15
Komponen Unit Transaxle Manual .......................................................................................................................5B-16
Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual ..........................................................................................5B-16
Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. .....................................................................................................5B-17
Pelepasan dan Pemasangan Persneling dan Gear Select Shaft Assy. ...............................................................5B-17
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Gear Shift dan Select Shaft...................................................................5B-19
Komponen Assy. Transaxle Manual .....................................................................................................................5B-21
Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Gear Ke-5........................................................................................5B-22
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy..........................................................................5B-27
Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Case Kanan Transaxle....................................................................5B-34
Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Case Kiri Transaxle .........................................................................5B-35
Komponen Input Shaft Assy. dan Countershaft Assy. ..........................................................................................5B-37
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Input Shaft Assy.....................................................................................5B-38
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Countershaft Assy. ................................................................................5B-42
Pemeriksaan Part Synchronizer...........................................................................................................................5B-47
Komponen Shaft Persneling ................................................................................................................................5B-48
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Shaft Persneling ke-5 dan Persneling Mundur .....................................5B-48
Pemeriksaan Shaft dan Fork Persneling..............................................................................................................5B-49
Komponen-komponen Diferential.........................................................................................................................5B-49
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Diferential ..............................................................................................5B-49
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 5B-52
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................5B-52

5B-1
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 5B-53
Material Servis Yang Dianjurkan ..........................................................................................................................5B-53
Special Tool ..........................................................................................................................................................5B-54

Z13DTJ.................................................................................................................................................................... 5B-56
Uraian Umum ........................................................................................................................................................ 5B-56
Konstruksi Transaxle Manual ...............................................................................................................................5B-56
Informasi dan Prosedur Diagnosis..................................................................................................................... 5B-60
Diagnosis Gejala Transaxle Manual.....................................................................................................................5B-60
Petunjuk Perbaikan .............................................................................................................................................. 5B-61
Pemeriksaan Level Oli Transaxle Manual............................................................................................................5B-61
Penggantian Oli Transaxle Manual ......................................................................................................................5B-62
Penggantian Seal Oli Sisi Diferential ...................................................................................................................5B-63
Komponen Kabel dan Tuas Kontrol Persneling ...................................................................................................5B-65
Pelepasan dan Pemasangan Tuas dan Kabel Kontrol Persneling ......................................................................5B-65
Penyetelan Kabel Gear Select Control ................................................................................................................5B-65
Pelepasan dan Pemasangan Sakelar Lampu Mundur ........................................................................................5B-65
Periksa Sakelar Lampu Mundur...........................................................................................................................5B-66
Komponen Unit Transaxle Manual .......................................................................................................................5B-66
Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual ..........................................................................................5B-66
Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. .....................................................................................................5B-67
Pelepasan dan Pemasangan Persneling dan Gear Select Shaft Assy. ...............................................................5B-68
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Gear Shift dan Select Shaft Assy. .........................................................5B-69
Komponen Assy. Transaxle Manual .....................................................................................................................5B-71
Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Gear Ke-5........................................................................................5B-72
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy..........................................................................5B-77
Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Case Kanan Transaxle....................................................................5B-84
Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Case Kiri Transaxle .........................................................................5B-86
Komponen Input Shaft dan Countershaft.............................................................................................................5B-89
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Input Shaft .............................................................................................5B-89
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Countershaft..........................................................................................5B-94
Komponen Shaft Persneling ..............................................................................................................................5B-100
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Shaft Persneling ke-5 dan Persneling Mundur ...................................5B-100
Pemeriksaan Shaft dan Fork Persneling............................................................................................................5B-101
Komponen-komponen Diferential.......................................................................................................................5B-101
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Diferential ............................................................................................5B-102
Spesifikasi........................................................................................................................................................... 5B-105
Spesifikasi Momen Pengencangan ....................................................................................................................5B-105
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................ 5B-105
Material Servis Yang Dianjurkan ........................................................................................................................5B-105
Special Tool ........................................................................................................................................................5B-106

5B-2
K12M

Uraian Umum
Konstruksi Transaxle Manual
Transaxle kendaraan ini memiliki lima kecepatan ke depan dan satu kecepatan ke belakang dengan menggunakan
tiga perangkat synchromesh dan tiga poros (shaft), yaitu input shaft, countershaft dan reverse gear shaft. Semua gigi
maju berada di mesh konstan, sementara gigi mundur menggunakan susunan gigi sliding idler gear.
Sleeve & hub penyinkron kecepatan rendah terpasang di countershaft dan berhubungan dengan countershaft gigi
ke-1 dan ke-2, sementara itu sleeve & hub high speed synchronizer dilakukan di input shaft dan berhubungan
dengan input shaft gear ke-3 atau ke-4. Sleeve & hub speed synchronizer ke-5 pada input shaft berhubungan
dengan input shaft gear ke-5 yang terpasang di input shaft.
Mekanisme double cone synchronizing tersedia untuk perangkat synchromesh gigi ke-2 demi mendapatkan performa
tinggi saat perpindahan ke gigi ke-2.
Countershaft memutar final gear dan diferential assy., oleh karena itu memutar drive shaft depan yang ditambahkan
ke roda depan.
Untuk perbaikan, harus digunakan sealant asli atau yang sebanding pada permukaan berpasangan transaxle case
yang terbuat dari aluminium. Baut yang mengencangkan case harus dirapatkan sesuai spesifikasi dengan
menggunakan torque wrench. Semua suku cadang juga harus dibersihkan sepenuhnya dengan cairan pembersih
dan dikeringkan sebelum dirakit kembali.
Lebih lanjut, penyesuaian pre-load roller bearing taper countershaft harus dilakukan dengan hati-hati. Synchronizer
ring tidak boleh ditutup dengan masing-masing gear cones menggunakan kompon lapping sebelum dirakit.

5B-3
1. sleeve & hub speed ke-5 8. Idler gear mundur 15. Gigi ke-3 countershaft
2. Gigi ke-5 input shaft 9. Input shaft 16. Gigi ke-2 countershaft
3. Gigi ke-4 Input shaft 10. Case kanan 17. Sleeve & hub low speed synchronizer
4. Sleeve & hub low speed synchronizer 11. Sisi cover 18. Gigi ke-1 countershaft
5. Gigi ke-3 input shaft 12. Gigi ke-5 countershaft 19. Final gear
6. Case kiri 13. Gigi ke-1 countershaft 20. Case diferential
7. Persneling mundur 14. Countershaft

Mekanisme Pergantian Gigi


Sistem kontrol pergantian gigi terdiri dari part utama berikut. Pergerakan tuas kontrol persneling ditransmisikan ke
persneling & select shaft melalui kabel persneling dan gear select.

5B-4
1. Kabel kontrol persneling 7. Tuas persneling mundur 13. Pelat comp. Interlock
2. Kabel kontrol persneling 8. Shaft guide persneling 5th & reverse 14. Shaft persneling kecepatan rendah
3. Select cable lever 9. Shaft persneling ke-5 & mundur 15. Shaft persneling kecepatan tinggi
4. Shift cable lever 10. Persneling & select shaft assy. 16. Tuas kontrol persneling assy.
5. Cam persneling ke-5 & mundur 11. Baut interlock guide 5th to reverse
6. Fork persneling ke-5 12. Baut interlock persneling

Gear Shift Cam ke-5& Mundur


Cam persneling 5th & reverse, cam guide return spring dan baut interlock guide 5th to reverse disediakan untuk
mencegah gear berpindah langsung dari gigi ke-5 ke gigi mundur.

1) Ketika tuas shift berada di posisi netral antara gigi ke-3 dan ke-4, maka shift cam (2) berada di bawah baut
interlock guide 5th to reverse (5) dan dapat secara bebas bergerak searah jarum jam (ke gigi ke-3) dan
berlawanan arah jarum jam (ke gigi ke-4).

5B-5
1. Shift & select shaft
3. Return spring (diregangkan)
4. Reverse select spring (diregangkan)

2) Ketika tuas shift dipindah ke kanan dari posisi netral, shift dan select shaft (1) bergerak ke atas tetapi shift cam
(2) terhalang oleh baut interlock guide 5th to reverse (5) dan return spring terkontraksi.

3. Select spring balik (terkontraksi)

3) Ketika tuas shift dipindah ke gear ke-5, maka shift & select shaft (1) berputar searah jarum jam dengan
membebaskan shift cam (2) dari baut guide dan tertekan oleh return spring. Dalam kondisi ini, pergerakan shift
cam dihalangi oleh baut interlock guide 5th to reverse (5) sehingga tidak terjadi perpindahan gigi ke gigi mundur.

3. Reverse select spring (diregangkan)

4) Ketika shift lever dipindah dari posisi netral antara gear ke-5 dan gear mundur ke gear mundur, maka shift cam
(2) berputar berlawanan arah jarum jam untuk mencapai gear mundur.

5B-6
1. Shift & select shaft
3. Return spring (terkontraksi)
4. Select spring balik (terkontraksi)
5. Baut interlock guide 5th to reverse

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Diagnosis Gejala Transaxle Manual
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Gigi selip keluar dari mesh Shift fork shaft aus Ganti shift fork shaft.  [5B-48]
Shift fork atau synchronizer sleeve Ganti shift fork atau synchronizer
aus sleeve berdasarkan Komponen
Shaft Persneling [5B-48] ,
Pembongkaran dan Pemasangan
Kembali Gear Ke-5 [5B-22] ,
Pembongkaran dan Perakitan
Kembali Input Shaft Assy. [5B-38]
dan/atau Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Countershaft
Assy. [5B-42] .
Locating spring lemah atau rusak Ganti locating spring.  [5B-27]
Bearing pada input shaft atau Ganti bearing input shaft atau
countershaft lemah bearing countershaft.
- Bearing input shaft:  [5B-38]
- Bearing countershaft:
Pembongkaran dan Perakitan
Kembali Countershaft Assy. [5B-42]
Chamfered tooth pada sleeve dan Ganti synchronizer sleeve dan
gigi aus gear.
Perpindahan sulit Pelumasan tidak memadai Isi kembali oli transaxle manual.
Kabel kopling salah setel Setel kabel kopling.  [5C-6]
Cakram kopling bengkok atau rusak Ganti clutch disc.  [5C-10]
Pelat penekan kopling rusak Ganti penutup pegas.  [5C-10]
Cincin synchronizer aus Ganti cincin synchronizer.
- Bearing input shaft:  [5B-38]
- Bearing countershaft:  [5B-42]
Chamfered tooth pada sleeve atau Ganti sleeve dan gear
gigi aus synchronizer
berdasarPembongkaran dan
Pemasangan Kembali Gear Ke-5
[5B-22] , Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Input Shaft
Assy. [5B-38] dan/atau
Pembongkaran dan Perakitan
Kembali Countershaft Assy. [5B-
42] .
Joint bush tuas kontrol persneling Ganti joint bush tuas kontrol
aus persneling.  [5B-17]
Shift shaft bengkok Ganti shift shaft.  [5B-48]
Kabel persneling / select control Ganti kabel persneling dan select
gear rusak control.  [5B-12]
Berisik Pelumasan yang tidak memadai Isi kembali oli transaxle manual.
atau tidak mencukupi

5B-7
Bearing rusak atau aus Ganti bearing dengan merujuk
pada Pembongkaran dan
Pemasangan Kembali Gear Ke-5
[5B-22] , Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Input Shaft
Assy. [5B-38] dan/atau
Pembongkaran dan Perakitan
Kembali Countershaft Assy. [5B-
42] .
Gigi rusak atau aus Ganti gigi berdasarkan
Pembongkaran dan Pemasangan
Kembali Gear Ke-5 [5B-22] ,
Pembongkaran dan Perakitan
Kembali Input Shaft Assy. [5B-38]
dan/atau Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Countershaft
Assy. [5B-42] .
Part synchronizer rusak atau aus Ganti komponen synchronizer
dengan merujuk pada
Pembongkaran dan Pemasangan
Kembali Gear Ke-5 [5B-22] ,
Pembongkaran dan Perakitan
Kembali Input Shaft Assy. [5B-38]
dan/atau Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Countershaft
Assy. [5B-42] .

Petunjuk Perbaikan
Pemeriksaan Level Oli Transaxle Manual
1) Angkat kendaraan dan periksa kebocoran oli. Perbaiki titik yang bocor, jika ada.
2) Lepas oil level / tutup pengisian (1) dan periksa apakah ada kontaminasi oli dan apakah oli mencapai bagian
bawah lubang oil level / tutup pengisian (2).
Jika oli sangat kotor atau hampir habis, ganti oli atau isi kembali dengan oli yang ditentukan hingga mencapai
lubang plug.
3) Gunakan sealant pada ulir level / tutup pengisian, lalu kencangkan sesuai spesifikasi momen pengencangan.
“A”: Sealant 99000M31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Momen pengencangan
Jumlah oli transaxle / tutup pengisian (a): 21 N·m (2.1 kg-m, 15.5 lb-ft)

5B-8
Penggantian Oli Transaxle Manual
1) Sebelum mengganti oli, pastikan Anda mematikan mesin dan mengangkat kendaraan secara horisontal.
2) Dengan kendaraan terangkat, periksa apakah terjadi kebocoran oli.
Jika terjadi kebocoran, perbaiki.
3) Lepaskan tutup pengisian oli (2).
4) Lepas drain plug (1), dan kosongkan oli yang lama.
5) Berikan sealant pada ulir drain plug (1), lalu kencangkan sesuai spesifikasi momen pengencangan.
“A”: Sealant 99000M31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Momen pengencangan
Drain plug oli transaxle (a): 21 N·m (2,1 kg-m, 15,5 lb-ft)
6) Isikan oli yang sudah ditentukan hingga level oli mencapai bagian bawah lubang tutup pengisian oli (3)
sebagaimana ditunjukkan pada gambar.

CATATAN:
Sangat disarankan untuk menggunakan oli gear API GL-4 75W-90.

Spesifikasi oli transaxle


: API GL-4 (Untuk klasifikasi SAE, lihat bagan kekentalan [A] pada gambar.)

Kapasitas oli transaxle manual


Referensi: 2,2 liter
7) Gunakan sealant pada ulir level / tutup pengisian, lalu kencangkan sesuai spesifikasi momen pengencangan.
“A”: Sealant 99000M31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Momen pengencangan
Jumlah oli transaxle / tutup pengisian (b): 21 N·m (2.1 kg-m, 15.5 lb-ft)

5B-9
Penggantian Seal Oli Sisi Diferential
1) Angkat kendaraan dan kosongkan oli transaxle.
2) Lepas drive shaft depan.  [3A-3]
3) Lepas seal oli (1) menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09913M50121

(A)

4) Pasang oil seal (1) baru dengan menghadapkan sisi spring ke arah dalam. Gunakan alat dan palu khusus untuk
pemasangan.

Special Tool
(A): 09913M75520

Jarak antara case dengan seal oli


“a”: 0 – 0,5 mm (0 – 0,51 mm.)
“b”: 2.5 – 3,0 mm (0,10 – 3,05 mm.)
5) Berikan grease pada bibir seal oli dan periksa drive shaft dimana seal oli bersentuhan untuk kelancaran.
5B-10
“A”: Grease 99000M25011 (SUZUKI Super Grease A)

6) Masukkan drive shaft depan.  [3A-3]


7) Isi kembali oli transaxle sesuai spesifikasi.  [5B-9]
Kemudian pastikan oli disegel dengan oil seal.

5B-11
Komponen Kabel dan Tuas Kontrol Persneling
1

3
A

5 (a)

10
7 (b) 4

2 (c)

9 8

1. Tombol tuas kontrol persneling 8. Braket kabel


2. Baut braket kabel 9. Clip

3. Kabel kontrol persneling 10. Bracket shift lever


: Berikan grease 99000-25011 ke ujung kabel.

4. Kabel kontrol persneling : 13 N m (1,3 kgf-m, 9,5 lbf-ft)


: Berikan grease 99000-25011 ke ujung kabel.
5. Mur pemasangan tuas kontrol persneling assy. : 10 N m (1,0 kgf-m, 7,5 lbf-ft)
6. Tuas kontrol persneling assy. : 55 N m (5,6 kgf-m, 40,5 lbf-ft)
7. Baut grommet kabel : Jangan digunakan kembali.

Pelepasan dan Pemasangan Tuas dan Kabel Kontrol Persneling


Referensi: Komponen Kabel dan Tuas Kontrol Persneling [5B-12]

Pelepasan
1) Lepas steering support member bracket (1) sesuai langkah 8) sampai 12) pada “Pelepasan” di bawah Melepas
dan Memasang Panel Instrumen [9C-14] .

5B-12
1

2) Lepas persneling dan ujung kabel select control (5) dari poros (6) tuas kontrol persneling assy.
3) Lepas koneksi kabel (1) dari tuas kontrol persneling assy. (2) sambil menarik quick joint (4) ke arah panah seperti
ditunjukkan oleh gambar.
4) Lepas tuas kontrol persneling assy. dari floor panel setelah melepas mur (3).

4
6
1
5

5) Lepas kabel persneling dan kabel gear select control dari transaxle.
6) Lepas baut grommet kabel, lalu lepas kabel persneling dan select control dari floor panel.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan masing-masing baut dan mur sesuai spesifikasi.  [5B-12]
• Setel kabel select control gear.  [5B-13]

Penyetelan Kabel Gear Select Control


1) Lepas lock plate (1) yang membatasi pergerakan cable end holder (2).
2) Dorong cable end holder (2) ke arah luar dari adjuster (4) dengan menggunakan alat yang tepat (3) untuk
melepas kabel.

5B-13
3) Berikan grease ke pin (5) tuas kontrol persneling, lalu pasang adjuster case (1) ke pin tuas kontrol persneling
secara aman.
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)
4) Dorong cable end holder (2) ke arah A.

CATATAN:
Jangan menekan paksa adjuster ke arah operasi kabel B.

5) Geser lock plate (3) ke arah C, hingga mencapai claw (4) cable end holder.

5, “A”

3 4 1

C
3
A 2

Pelepasan dan Pemasangan Sakelar Lampu Mundur


Pelepasan
1) Lepas coolant reservoir dan ECM dari tray battery.
2) Lepas aki dan wadah aki.
5B-14
3) Lepas konektor sakelar lampu mundur (1).
4) Lepas sakelar lampu mundur (2).

3. Kopling dan select shaft assy.

Pemasangan
Referensi: Periksa Sakelar Lampu Mundur [5B-15]
1) Berikan oli ke O-ring (1) dan kencangkan sakelar lampu mundur (2) sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Sakelar lampu mundur (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

1 2, (a)

2) Sambung konektor sakelar lampu mundur.


3) Pasang battery dan tray, lalu pasang coolant reservoir dan ECM ke tray battery.

Periksa Sakelar Lampu Mundur


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Sakelar Lampu Mundur [5B-14]
Periksa sakelar lampu mundur menggunakan ohmmeter.
Jika ditemukan kerusakan, ganti sakelar lampu mundur.

Spesifikasi sakelar lampu mundur


Nyalakan (Tekan): Hubungan
Matikan (Lepas): Tidak ada hubungan

5B-15
Komponen Unit Transaxle Manual
3 (a)

4 (a)

3 (a)

A: Forward (Maju/Depan) 2. Transaxle 4. Mur transaxle-engine


1. Mesin 3. Baut transaxle-engine : 55 N m (5,6 kgf-m, 40,5 lbf-
ft)

Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual


Pelepasan
1) Lepas mesin dengan transaxle.  [1D-27]
2) Lepas drive shaft assy.  [3A-3]
3) Lepas motor starter.  [1I-4]
4) Lepas konektor sakelar lampu mundur.
5) Lepas bracket dudukan mesin belakang (1).

6) Lepas suku cadang tambahan lain dari transaxle, jika ada.


7) Lepas baut dan mur mesin transaxle.
8) Tarik keluar transaxle dari mesin untuk melepas input shaft dari clutch disc.

Pemasangan kembali
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan kembali dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan masing-masing baut dan mur sesuai spesifikasi.  [5B-16]
5B-16
• Setel tiap clamp kelistrikan secara aman.
• Setel kabel kopling.  [5C-6]
• Periksa fungsi mesin, kopling dan transaxle.

Komponen Persneling dan Select Shaft Assy.

5
18
8
17 (b)
8 9 (a)
12 9
6 A
7 (a)
15 13 A

8 (a)
1 7
19 A
16

12

7 (a)

(a) 20
10 14 A

15

11 (a)
3 4

1. Persneling & select shaft assy. 14. Pilih lever boss


: Berikan grease 99000-25011 ke diameter dalam dan luar.
2. Cam persneling ke-5 & mundur 15. Pilih & clutch bracket
3. Gear shift interlock plate 16. Washer
4. Persneling & select lever 17. Mur
5. Shift cable lever 18. Boot luar

6. Select cable lever 19. Seal oli


: Berikan grease 99000-25011 ke permukaan luncur. : Berikan grease 99000-25011 ke bibir seal.
7. Baut No.1 case gear shift guide 20. Boot dalam
8. Baut No.2 case gear shift guide 21. Ball dan Spring
9. Baut select lever bracket : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
10. Baut interlock guide 5th to reverse : 13 N m (1,3 kgf-m, 9,5 lbf-ft)
11. Baut interlock persneling : Jangan digunakan kembali.

12. Guide case Gunakan oli transaxle.


: Berikan sealant 99000-31260 ke seluruh bagian ulir plug. :

13. Select lever shaft bush


: Berikan grease 99000-25011 ke seluruh bagian bush.

Pelepasan dan Pemasangan Persneling dan Gear Select Shaft Assy.


Referensi: Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. [5B-17]
5B-17
Pelepasan
1) Lepas coolant reservoir dan ECM dari tray battery.
2) Lepas battery dan tray battery.
3) Lepas baut interlock persneling (1) dan baut interlock guide 5th to reverse (2) dari case transaxle.
4) Lepas gear shift & pilih shaft assy. (3).

Pemasangan

PERHATIAN:

Pastikan menggunakan baut baru jika baut terlapisi perekat. Penggunaan kembali baut lama dapat
menyebabkan longgar.

1) Berikan grease ke select lever shaft bush dan select lever boss, kemudian pasang persneling dan select shaft
assy. ke transaxle.
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)
2) Kencangkan baut baru gear shift guide case No.1 (1) dan No.2 (2) dengan bracket tuas gear select sesuai
spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut gear shift guide case No.1 dan No.2 (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)
3) Pasang baut washer dan baut interlock persneling baru (4), lalu kencangkan sesuai spesifikasi momen
pengencangan.

Momen pengencangan
Gear shift interlock bolt (c): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)
4) Pasang washer baru dan baut interlock guide 5th to reverse (5) lalu kencangkan sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut interlock guide 5th to reverse (d): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)
5) Kencangkan baut select lever bracket (3).

Momen pengencangan
Pilih baut lever bracket (b): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

5B-18
6) Pasang battery dan tray, lalu pasang coolant reservoir dan ECM ke tray battery.
7) Periksa input shaft untuk mengetahui rotasi masing-masing posisi gear.

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Gear Shift dan Select Shaft


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Persneling dan Gear Select Shaft Assy. [5B-17]
Referensi: Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. [5B-17]
1) Dorong spring pin keluar dengan menggunakan special tool seperti ditunjukkan pada gambar.

Special Tool
(A): 09922M85811 4,5 mm
(B): 09925M78210 6,0 mm
2) Periksa bagian komponen dari keausan, gangguan atau kerusakan. Jika ditemukan kerusakan, ganti suku
cadang rusak dengan yang baru.

CATATAN:
• Saat mendorong ke spring pin, pastikan menopang persneling & select shaft dengan balok kayu agar
shaft tidak bengkok.
• Saat menggerakkan pin, cegah agar shaft tidak bengkok dengan cara menyangga menggunakan
balok kayu.
• Rakit gear shift cam ke-5 & mundur dengan lubang dan pin sejajar.
• Pastikan memilih spring yang tepat dengan mengidentifikasi warna cat agar kinerja pergeseran gear
sesuai rancangan.
– Select spring ke-1& ke-2: Oranye
– Select spring ke-5 & mundur: Pink

5B-19
1. E-ring 10. Ball
2. Washer 11. Persneling & select shaft assy.
3. Select spring ke-5 & 12. Cam persneling ke-5 & mundur
mundur
4. Gear shift interlock plate 13. Guide pin cam gear shift ke-5 & mundur
5. Ball 14. Cam guide return spring
6. Gear shift interlock spring 15. Guide cam persneling 5th & reverse
7. Persneling & select lever 16. Gear shift cam guide pin
8. Pin bagian dalam 17. Select spring ke-1& ke-2
9. Pin bagian luar 18. Pelepas spring pin (2,8 – 3,0 mm (0,11
– 0,12 in.))

5B-20
Komponen Assy. Transaxle Manual

1. Case kanan transaxle 26. Baut pelat case kiri transaxle


2. Case kiri transaxle 27. Mur countershaft
: Berikan sealant 99000-31260 pada permukaan : Setelah mengencangkan mur sesuai
case kiri dan case kanan yang berpasangan. spesifikasi momen pengencangan, kunci mur
dengan kuat.
3. Kopling dan select shaft assy. 28. Gigi ke-5 countershaft
: Untuk informasi rinci, lihat Pelepasan dan
Pemasangan Persneling dan Gear Select Shaft
Assy. [5B-17] .
4. Pelat case kiri transaxle 29. Shim
5. Penutup samping transaxle 30. Persneling mundur
: Berikan sealant 99000-31260 pada permukaan
penutup samping dan case kiri yang
berpasangan.
6. Sakelar lampu mundur 31. Baut persneling mundur

5B-21
7. O-ring 32. Washer
: Berikan oli transaxle ke O-ring.
8. Differential assy. 33. Idler gear mundur
: Untuk informasi rinci, lihat Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Diferential [5B-49] .
9. Oil level/tutup pengisian 34. Tuas persneling mundur
: Berikan sealant 99000-31260 ke seluruh
bagian ulir plug.
10. Oil drain plug 35. Baut tuas persneling mundur
: Berikan sealant 99000-31260 ke seluruh
bagian ulir plug.
11. Cap sensor 36. Seal oli
: Berikan grease 99000-25011 ke bibir seal.
12. Baut tutup sensor 37. Input shaft & countershaft assy.
: Untuk informasi rinci, lihat Komponen Input
Shaft Assy. dan Countershaft Assy. [5B-37] .
13. Oil gutter 38. Nol
14. Baut gutter oli 39. Pin shift fork
15. Baut No. 1 sisi cover 40. Baut locating persneling
16. Baut No. 2 sisi cover 41. Locating spring (pendek)
17. Baut case transaxle 42. Locating spring (panjang)
18. Circlip 43. Steel ball
19. Fork persneling ke-5 : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
20. Hub sleeve & hub speed synchronizer ke-5 : 10 N m (1,0 kgf-m, 7,5 lbf-ft)
21. Pegas synchronizer kecepatan ke-5 : 70 N m (7,1 kgf-m, 52,0 lbf-ft)
22. Kunci synchronizer kecepatan ke-5 : 13 N m (1,3 kgf-m, 9,5 lbf-ft)
23. Cincin synchronizer kecepatan ke-5 : 21 N m (2,1 kgf-m, 13,5 lbf-ft)
24. Gigi ke-5 input shaft : Jangan digunakan kembali.
25. Needle Bearing

Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Gear Ke-5


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-16]

Membongkar
1) Lepas baut penutup.
2) Lepas penutup samping (1) dari case kiri dengan menggunakan special tool dan palu.

PERHATIAN:

Pastikan untuk tidak merusak sisi cover ketika melepas.

Special Tool
(A): 09921M96510

5B-22
1

(A)

3) Dengan menggunakan tang snap ring (3), lepas circlip (1) dan pelat hub (2).
3

1
2

4) Keluarkan spring pin (1) dengan menggunakan special tool dan palu.

Special Tool
(A): 09922M89810
5) Lepas gear shift fork (2), synchronizer sleeve & hub assy. (3), synchronizer ring (4) dan gear ke-5 input shaft (5)
secara bersamaan. Gunakan gear puller untuk melakukan pelepasan jika spline fitting hub kuat.

2 4

(A)

6) Longgarkan penguncian mur countershaft (2), pasang gear ke-5 input shaft (1) dan special tool untuk
menghentikan putaran shaft, lalu lepas mur countershaft (2).

Special Tool
(A): 09927M76010

5B-23
7) Lepas special tool, gear ke-5 input shaft, needle bearing, kemudian gear ke-5 countershaft (1). Gear puller (2)
akan dibutuhkan jika pemasangan spline gear ke-5 countershaft 5th kencang.

Merakit Kembali
1) Masukkan sleeve synchronizer kecepatan ke-5 (1) ke hub (2), masukkan 3 kunci (3) ke dalamnya lalu setel
pegas (4) sesuai posisi yang sudah ditentukan sebagaimana ditunjukkan oleh gambar.

CATATAN:
Sisi pendek B kunci, flange panjang C hub dan sisi chamfered D sleeve harus menghadap ke dalam (sisi
gigi ke-5 A).

Posisi pemasangan kunci synchronizer


“a”=“b”

2) Pasang gigi ke-5 (1) ke countershaft seperti ditunjukkan oleh gambar.

5B-24
B: Sisi countershaft

3) Pasang needle bearing (1) ke input shaft, berikan oli ke needle bearing, kemudian pasang gear ke-5 input shaft
(2) dan special tool untuk menghentikan putaran shaft.

Special Tool
(A): 09927M76010
4) Kencangkan baut countershaft baru (3) sesuai spesifikasi momen pengencangan, dan kunci mur countershaft
secara aman.

Momen pengencangan
Mur countershaft (a): 70 N·m (7,1 kg-m, 52,0 lb-ft)

5) Lepas special tool.


6) Pasang cincin synchronizer (6).
7) Masukkan shift fork gear ke-5 (1) ke sleeve (2) dan hub (3) synchronizer assy. dan pasang ke input shaft dan
shaft persneling dengan menyejajarkan groove oli (4) dengan tanda yang cocok (5) pada input shaft.

CATATAN:
• Ketika menekan masuk sleeve & hub, pastikan bahwa slot kunci cincin synchronizer disejajarkan
dengan kunci (8) pada sleeve & hub assy.
• Periksa rotasi bebas dari gear ke-5 setelah menekan masuk sleeve & hub assy.

5B-25
A: Slot kunci 7. Flange panjang

8) Benamkan dalam pin pegas baru (1).


9) Masukkan pelat hub (2) dan, dengan menggunakan tang snap ring, pasang circlip baru (3) ke input shaft (4)
dengan arah yang ditentukan seperti ditunjukkan pada gambar.
4
5
3
3 2

5. Permukaan berkilau

10) Bersihkan permukaan case kiri (2) dan penutup samping (1) yang berpasangan, berikan sealant ke penutup
samping (1) seperti ditunjukkan pada gambar, pasangkan dengan case kiri kemudian kencangkan baut ke
momen yang ditentukan.
“B”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Momen pengencangan
5B-26
Baut sisi cover No.1 (a): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)
Baut sisi cover No.2 (b): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

(a)

1
(a)

(a)

(b)
1

“a”

“a”

“B”

“a”: 1,5 mm (0,059 in.)

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy.


Membongkar
1) Lepas persneling dan select shaft assy.  [5B-17]
2) Lepas gear ke-5.  [5B-22]
3) Lepas pelat case kiri (1) dan bearing set shim (2).

4) Lepas gear shift locating bolts (1) dengan washer (2), kemudian keluarkan locating spring (3) dan steel ball (4).
5) Lepas sakelar lampu mundur (5).

5B-27
6) Lepas baut reverse shaft (1) dengan washer.

7) Lepas baut case (1).


8) Lepas case kiri (2) dari case kanan dengan menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09912M34510
1

2 (A)

9) Lepas baut tuas persneling mundur (4) dan tuas persneling mundur (5).
10) Tarik shaft gear mundur (1) dengan washer (2), lalu lepas gear idler mundur (3).
5B-28
11) Tarik shaft guide persneling 5th & mundur (6) bersama-sama dengan shaft persneling 5th & reverse (7).

12) Dengan mengetuk ujung input shaft menggunakan palu plastik, tekan sedikit dari assy. dari case, lalu keluarkan
input shaft assy. (1), countershaft assy. (2), shaft persneling kecepatan tinggi (3) dan shaft persneling kecepatan
rendah (4) secara bersamaan.

13) Lepas countershaft left bearing outer race (1) dari case kiri (2) menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09913M84510

2
(A)

14) Lepas differential gear assy. dari case kanan.

Merakit Kembali

PERHATIAN:

Pastikan menggunakan baut baru jika baut terlapisi perekat. Penggunaan kembali baut lama dapat
menyebabkan longgar.

1) Pasang diferential assy. ke case kanan.


5B-29
2) Sambung input shaft (5), countershaft (4), low speed gear shift shaft (2) dan high speed gear shift shaft (3) assy.
bersama-sama, lalu pasang semuanya ke dalam case kanan (1).

PERHATIAN:

Hati-hati agar input shaft tidak merusak oil seal lip, atau akan terjadi kebocoran oli.

CATATAN:
Pastikan bahwa countershaft terhubung dengan final gear.

3) Pasang shaft persneling 5th & reverse (1) dengan shaft guide persneling 5th & reverse (2) ke case kanan (5).
Lengan persneling mundur (9) harus disambungkan dengan tuas persneling mundur (3) secara bersamaan.
4) Buat reverse idler gear (6) dengan tuas persneling mundur (3), masukkan shaft gear mundur (7) dan washer (8)
ke dalam case (5) melalui idler gear kemudian sejajarkan A pada shaft dengan B pada case.
5) Kencangkan baut tuas persneling mundur baru (4) sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut tuas persneling mundur (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

5B-30
6) Bersihkan permukaan case kanan dan kiri yang berpasangan, berikan sealant ke case kiri (2) seperti ditunjukkan
pada gambar, lalu pasangkan dengan case kanan (1).
“A”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)
7) Kencangkan baut case (3) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut transaxle case (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

“A”

“A”

“a”

2 “a”

“A”

“A”

3, (a)

“a”: 1,5 mm (0,059 in.)

8) Pasang baut reverse shaft baru (1) dengan washer aluminium baru (2) dan kencangkan sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut reverse shaft (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

5B-31
2

1, (a)

9) Pasang steel ball (3), locating spring dan washer baru (5) untuk masing-masing gear shift shaft dan kencangkan
baut baru (1) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut locating persneling (a): 13 N·m (1,3 kg-m, 9,5 lb-ft)

2. Locating spring (pendek)


4. Locating spring (panjang)

10) Untuk mendudukkan outer race bearing kiri countershaft (1) ke bearing cone, dan ketuk outer race bearing kiri
countershaft (1) dengan menggunakan special tool dan palu plastik (2).

Special Tool
(A): 09913M84510

11) Pilih shim gear ke-5 countershaft sebagai berikut.


a) Masukkan shim paling tebal sebagai suku cadang pada bearing outer race dan pasang pelat case kiri (2).
b) Kencangkan baut (1) sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut pelat case kiri (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

5B-32
c) Putar countershaft (3) 10 kali atau lebih.

4. Input shaft

d) Lepas pelat case kiri dan shim, lalu masukkan shim yang digunakan (3) pada outer race bearing (4)
sementara.
e) Taruh mistar lurus (1) pada shim dan tekan dengan tangan pada mistar lurus, dan kemudian ukur “a”
menggunakan feeler gauge (6). Jika celah “a” di luar spesifikasi, ulangi langkah a) sampai c).

Celah antara permukaan dengan mistar lurus


“a”: 0.18 – 0,22 mm (0,0071 – 0,2210 mm.)
f) Pilih shim yang sesuai yang menyetel celah “a” sesuai spesifikasi dan letakkan pada outer race bearing.

CATATAN:
• Masukkan feeler 0,20 mm (0,008 inci) untuk mengetahui apakah shim memenuhi spesifikasi dengan
cepat atau tidak.
• Ukuran shim tersedia mulai 0,50 hingga 1,15 mm dengan kelipatan 0,05 mm.

Ukuran shim yang tersedia

0,50 mm 0,75 mm 1,05 mm


0,55 mm 0,80 mm 1,10 mm
0,60 mm 0,85 mm 1,15 mm
0,65 mm 0,90 mm
0,70 mm 1,00 mm

12) Pasang pelat case kiri (2) dan kencangkan baut baru (1) sesuai spesifikasi.
5B-33
CATATAN:
Setelah mengencangkan baut, pastikan bahwa countershaft (4) dapat diputar dengan tangan dengan
merasakan beban tertentu.

Momen pengencangan
Baut pelat case kiri (a): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)

3. Input shaft

13) Pasang gear ke-5.  [5B-22]


14) Pasang kopling dan select shaft assy.  [5B-17]
15) Pasang sakelar lampu mundur.  [5B-14]
16) Periksa input shaft untuk mengetahui rotasi masing-masing posisi gear.
17) Juga pastikan adanya hubungan pada sakelar lampu mundur pada posisi mundur menggunakan ohmmeter.

Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Case Kanan Transaxle


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-16]
Referensi: Komponen Unit Transaxle Manual [5B-16]

Membongkar
1) Lepas shaft persneling, input shaft assy. dan countershaft assy.  [5B-27]
2) Lepas seal oli input shaft (1), jika perlu.

3) Tarik outer race bearing kanan countershaft (1) menggunakan special tool, jika dibutuhkan.

Special Tool
(A): 09930M30104
(B): 09941M64511

5B-34
(A)

1
(B)

4) Ganti oil seal sisi differential dari case kanan, jika perlu.  [5B-10]

Merakit Kembali

CATATAN:
Sebelum perakitan kembali, cuci setiap suku cadang dan berikan oli transaxle yang ditentukan ke
permukaan bearing dan gear yang bergesekan.

1) Pasang oil seal sisi differential ke case kanan, jika terlepas.  [5B-10]
2) Jika seal oli input shaft (1) sudah dilepas, pasang dengan sisi pegas menghadap ke atas. Gunakan special tool
dan palu selama pemasangan dan berikan grease pada bibir seal oli.
“B”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

Special Tool
(A): 09913M75810
3) Jika outer race bearing kanan countershaft (2) sudah dilepas, pasang menggunakan special tool dan palu.

Special Tool
(B): 09924M74510
(C): 09925M68210

4) Pasang shaft persneling, input shaft assy. dan countershaft assy.  [5B-27]

Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Case Kiri Transaxle


Membongkar
1) Ganti seal oli sisi diferential dari case kiri jika perlu.  [5B-10]
2) Lepas input oil gutter (1) dari case kiri jika perlu.

5B-35
1

Merakit Kembali
Balik prosedur pembongkaran untuk perakitan kembali dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan baut oil gutter sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut oil gutter (a): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)
(a)

(a)

5B-36
Komponen Input Shaft Assy. dan Countershaft Assy.
29

28
5 27
26
25

24

18
17
20 23

16 18

5 22

21 12 13

11
5
15
19 10
9
14
6

8
7
4
3 5
6

2
1

1. Input shaft 12. Bearing kiri input shaft 23. Cincin dalam synchronizer
gear ke-2
2. Seal oli 13. Spacer gear ke-5 24. Circlip
: Berikan grease 99000-25011 ke
bibir seal.
3. Bearing kanan input shaft 14. Bearing kanan countershaft 25. Gigi ke-2 countershaft
4. Gigi ke-3 input shaft 15. Countershaft 26. Gigi ke-3 countershaft
5. Needle Bearing 16. Gigi ke-1 countershaft 27. Spacer gigi ke-3 & ke-4
6. Cincin synchronizer kecepatan 17. Cincin synchronizer gear ke-1 28. Gigi ke-1 countershaft
tinggi
7. Pegas synchronizer kecepatan 18. Pegas synchronizer kecepatan 29. Bearing kiri countershaft
tinggi rendah
8. Sleeve & hub low speed 19. Sleeve & hub low speed : Jangan digunakan kembali.
synchronizer synchronizer
9. Kunci synchronizer kecepatan 20. Kunci synchronizer kecepatan : Gunakan oli transaxle.
tinggi rendah

10. Circlip 21. Cincin luar synchronizer gear


ke-2
11. Gigi ke-4 Input shaft 22. Synchronizer center cone gigi
ke-2

5B-37
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Input Shaft Assy.
Referensi: Komponen Input Shaft Assy. dan Countershaft Assy. [5B-37]
Referensi: Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy. [5B-27]

Membongkar
1) Lepas bearing kanan input shaft (2) dari input shaft (1) menggunakan bearing puller (3) dan kempa hidrolik.

2) Keluarkan gear spacer ke-5 (2), bearing kiri (3) dan gear ke-4 (5) dari input shaft (1) menggunakan bearing puller
(4) dan hydraulic press.

PERHATIAN:

Untuk menghindari kerusakan pada roda gigi, topang dengan sisi datar dari bearing puller.

2
4
3

3) Keluarkan needle bearing dan cincin synchronizer kecepatan tinggi.


4) Dengan snap ring plier (2), lepas circlip (1).

5) Keluarkan high speed synchronizer sleeve & hub assy. (2) bersama-sama dengan gigi ke-3 (3) dari input shaft
(1) dengan menggunakan bearing puller (4) dan hydraulic press.

PERHATIAN:

Pastikan menggunakan sisi datar bearing puller agar tidak terjadi kerusakan pada gear teeth ke-3.

5B-38
1

4 2

6) Keluarkan 3rd gear needle bearing dari shaft.


7) Bongkar high speed synchronizer sleeve & hub assy.

Merakit Kembali
1) Bersihkan semua komponen secara menyeluruh, periksa apakah terjadi ketidaknormalan dan ganti dengan
komponen baru jika perlu.
2) Untuk memastikan pelumasan input shaft (1), tiupkan udara ke dalam lubang oli (2) sebagaimana ditunjukkan
pada gambar dan pastikan bahwa lubang-lubang tersebut bebas sumbatan.

3) Pasang high speed synchronizer sleeve (1) ke hub (2), masukkan 3 kunci (3) ke dalamnya lalu setel spring (4)
sesuai posisi yang ditentukan seperti ditunjukkan pada gambar.

CATATAN:
• Tidak ada arah khusus yang ditentukan ke setiap kunci kecuali yang ditetapkan pada sleeve & hub
assy.
• High speed synchronizer sleeve, hub, key dan spring berada di antara kecepatan rendah dan
kecepatan ke-5.

Posisi pemasangan kunci synchronizer


“a”=“b”

5B-39
A: Sisi gigi ke-3 C: Projecting end
B: Flange panjang

4) Masukkan bearing kanan (1) ke input shaft (2) dengan menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09913M80113

(A)

5) Pasang 3rd gear needle bearing (4), beri oli, lalu pasang gear ke-3 (1) dan synchronizer ring (2).
6) Masukkan high speed synchronizer sleeve & hub assy. (3) dengan menggunakan special tool dan palu,
menghadapkan sisi flange panjang hub ke gear ke-3 seperti ditunjukkan pada gambar.

CATATAN:
• Pastikan synchronizer ring key slot disejajarkan dengan key (5) pada sleeve & hub assy.
• Periksa rotasi bebas dari gear ke-3 setelah menekan masuk sleeve & hub assy.
• Cincin synchronizer untuk gigi ke-3 dan ke-4 sama.

Special Tool
(A): 09913M84510

5B-40
D C A

3 (A)

4 B 2

A: Sisi gigi ke-3 C: Flange panjang


B: Slot kunci D: Projecting end

7) Pasang circlip baru (1) dan pastikan kembali bahwa circlip terpasang di groove secara aman.
8) Pasang needle bearing (2), beri oli, kemudian synchronizer ring (3) dan gear ke-4 (4).

5. Input shaft

9) Tekan masuk bearing kiri (1) dengan menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09925M98221
(A)

10) Dengan menggunakan special tool yang sama dengan Langkah 8), masukkan spacer gigi ke-5 (1).

PERHATIAN:

Untuk mencegah terpelintirnya spacer gigi ke-5 karena tekanan yang berlebihan, maka jangan menekan
dan memasang dengan bearing kiri sekaligus.
5B-41
Special Tool
(A): 09925M98221
(A)

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Countershaft Assy.


Referensi: Komponen Input Shaft Assy. dan Countershaft Assy. [5B-37]
Referensi: Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy. [5B-27]

Membongkar
1) Keluarkan bearing cone kiri (2) dengan gear ke-4 (3) dari countershaft (1) dengan menggunakan bearing puller
(4) dan hydraulic press.

PERHATIAN:

• Gunakan bearing puller dan kempa hidrolik yang akan menopang paling tidak bobot sebesar 5 ton
(11.000 lbf) secara aman.
• Untuk menghindari kerusakan pada roda gigi, topang gigi ke-4 pada sisi datar bearing puller.

2) Gunakan bearing puller (5) pada gear ke-2 (4), dan keluarkan spacer gear ke-3 & ke-4 (2) dan gigi ke-3 (3)
bersamaan dengan gigi ke-2 dari countershaft (1) dengan menggunakan hydraulic press. Keluarkan needle
bearing dari countershaft.

PERHATIAN:

Untuk menghindari kerusakan pada roda gigi, pastikan Anda menopangnya pada sisi datar bearing puller.

5B-42
3) Keluarkan cincin luar, cone tengah dan cincin dalam synchronizer gigi ke-2.
4) Dengan snap ring plier (3), lepas circlip (1).

2. Sleeve synchronizer kecepatan rendah

5) Gunakan bearing puller (3) ke gear pertama (2) dan keluarkan low speed synchronizer sleeve & hub assy. (1)
dengan gear pertama menggunakan hydraulic press.

PERHATIAN:

Untuk menghindari kerusakan pada roda gigi, topang dengan sisi datar dari bearing puller.

6) Bongkar low speed synchronizer sleeve & hub assy.


7) Keluarkan 1st gear needle bearing dari shaft.
8) Lepas bearing cone kanan (2) menggunakan bearing puller (3), metal stick (1) dan hydraulic press.

Merakit Kembali
1) Bersihkan semua komponen secara menyeluruh, periksa apakah terjadi ketidaknormalan dan ganti dengan
komponen baru jika perlu.

5B-43
2) Untuk memastikan pelumasan countershaft (1), tiupkan udara ke dalam lubang oli (2) sebagaimana ditunjukkan
pada gambar dan pastikan bahwa lubang-lubang tersebut bebas sumbatan.

3) Pasang low speed synchronizer sleeve (1) ke hub (2), masukkan 3 kunci (3) ke dalamnya lalu setel springs (4)
pada posisi yang ditentukan seperti ditunjukkan pada gambar.

CATATAN:
• Tidak ada arah khusus yang ditentukan ke setiap kunci kecuali yang ditetapkan pada sleeve & hub
assy.
• Kunci dan pegas synchronizer kecepatan rendah adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan
kunci dan pegas synchronizer kecepatan tinggi dan kecepatan ke-5.

Posisi pemasangan kunci synchronizer


“a”=“b”

A: Sisi gigi pertama B: Flange pendek

4) Pasang bearing cone kanan (1) ke countershaft (2) menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09923M78210

5B-44
5) Pasang needle bearing (4), berikan oli, lalu pasang gear pertama dan synchronizer ring gear pertama.
6) Masukkan low speed synchronizer sleeve & hub assy. (1) menggunakan special tool dan kempa hidrolik.

CATATAN:
• Topang shaft dengan special tool sebagaimana ditunjukkan pada gambar sehingga penahan cone
bearing akan bebas dari tekanan.
• Pastikan bahwa slot kunci (6) cincin synchronizer (2) sejajar dengan kunci (5) sambil menekan masuk
sleeve & hub assy.
• Periksa rotasi bebas gear pertama (3) setelah menekan masuk sleeve & hub assy.

Special Tool
(A): 09923M78210
(B): 09925M18011

A: Sisi gigi pertama B: Flange pendek

7) masukkan circlip baru (1) secara aman.


8) Pasang needle bearing (2), beri oli.
9) Pasang synchronizer outer ring gear ke-2 (3), center cone (4), inner ring (5) dan gear ke-2 (6) masukkan
bersama-sama seperti ditunjukkan pada gambar.

5B-45
[A]: Bagian A – A

10) Tekan-pas gigi ke-3 (1) menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09923M78210
(B): 09913M84510

(B)

(A)

11) Tekan-pas spacer (1) dan gear ke-4 (2) menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09923M78210
(B): 09913M84510

(B)

(A)

12) Pasang bearing cone kiri (1) menggunakan special tool dan hydraulic press.

CATATAN:
Untuk perlindungan cone bearing kanan (2), pastikan untuk menopang shaft dengan special tool
sebagaimana ditunjukkan oleh gambar.

5B-46
Special Tool
(A): 09923M78210
(B): 09925M98221

(B)
1

(A)
2

Pemeriksaan Part Synchronizer


Periksa celah “a” antara ring synchronizer (2) dengan gigi (1), masing-masing chamfered tooth gigi, synchronizer ring
dan sleeve synchronizer, lalu tentukan penggantian part.

Celah “a” antara cincin synchronizer dengan gigi


Standar: 0.7 – 1,0 mm (0,028 – 0,991 mm.)
Batas servis: 0,5 mm (0,020 in.)

Letakkan cicin luar synchronizer gigi ke-2 (1), cincin dalam (3) dan center cone (2) bersama-sama dan kemudian
ukur perbedaan langkah antara cincin luar dengan cincin dalam. Juga periksa setiap roda gigi chamfered serta cincin
synchronizer dan jika perlu ganti dengan yang baru. Periksa juga gear tooth.

Perbedaan“b” antara cincin luar dengan cincin dalam synchronizer


Standar: 0.7 – 1,0 mm (0,028 – 0,991 mm.)
Batas servis: 0,5 mm (0,020 in.)

5B-47
Komponen Shaft Persneling
1
8 7 (a)
2

3
5

1. Shaft persneling kecepatan rendah 5. Lengan persneling mundur : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
2. Shaft persneling kecepatan tinggi 6. Fork persneling ke-5 : Jangan digunakan kembali.
3. Shaft persneling ke-5 & mundur 7. Baut tuas persneling mundur
4. Shaft guide persneling 5th & reverse 8. Tuas persneling mundur

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Shaft Persneling ke-5 dan Persneling Mundur
Referensi: Komponen Shaft Persneling [5B-48]

Membongkar
Bongkar part komponen menggunakan special tool dan palu.

Special Tool
(A): 09922M85811

Merakit Kembali
Ganti atau perbaiki suku cadang seperti diminta dan rakit kembali shaft dengan memastikan bahwa suku cadang
komponen berada pada urutan yang benar seperti ditunjukkan.

CATATAN:
• Pasang 2 bola baja (3) pada lengan persneling mundur (1) dengan benar.
• Pastikan celah spring pin (4) menghadap ke sisi gigi ke-5 (6) kemudian masukkan spring pin (4) ke gear
shift shaft ke-5 & mundur (5).

5B-48
Pemeriksaan Shaft dan Fork Persneling
Referensi: Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy. [5B-27]
• Dengan menggunakan feeler gauge, periksa celah antara fork (1) dengan sleeve (2) dan ganti part tersebut jika
melebihi batas.

Celah “a” antara fork dengan sleeve


Batas servis“a”: 1,0 mm (0,039 in.)

• Masukkan setiap shaft persneling ke dalam case dan periksa untuk memastikan bahwa pergerakannya lancar.
Jika pergerakannya tidak lancar, perbaiki dengan oilstone, reamer atau sejenisnya.

Komponen-komponen Diferential
1 2 3
4

8 (a)

2
10
1

3 9

4 5 7

1. Washer pinion 6. Case diferential : 90 N m (9,0 kgf-m, 65,0


diferential lbf-ft)
2. Gigi pinion sisi 7. Final gear : Jangan digunakan
diferential kembali.
3. Gigi sisi diferential 8. Baut final gear : Gunakan oli transaxle.

4. Washer gigi sisi 9. Pinion shaft


diferential
5. Bearing sisi diferential 10. Pin shaft pinion
diferential

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Diferential


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-16]
5B-49
Referensi: Komponen-komponen Diferential [5B-49]

Membongkar
1) Dengan special tool dan hydraulic press, lepas bearing kanan (1).

Special Tool
(A): 09924M74510
(B): 09924M74590

(A)
(B)
1

2) Lepas bearing kiri dengan cara seperti Langkah 1).


3) Dukung case diferential dengan soft shawed vise dan lepas baut final gear serta keluarkan final gear.
4) Dengan menggunakan special tool dan palu, keluarkan pin shaft pinion diferential (1) dan kemudian bongkar part
komponen.

Special Tool
(C): 09922M85811

(C)

Merakit Kembali
1) Rakit gigi diferential dan ukur thrust play gigi diferential sebagai berikut.

Special Tool
(A): 09900M20607
(B): 09900M20701

Thrust play gigi diferential


0.03 – 0,31 mm (0,001 – 0,305 mm.)
Sisi kiri[A]
a) Perakitan diferential assy. dengan soft jawed vise dan gunakan measuring tip dari dial gauge pada
permukaan atas gigi (2).
b) Dengan menggunakan 2 obeng pipih (1), gerakkan gigi naik-turun dan baca pergerakan pointer dial gauge.
Sisi kanan[B]

5B-50
a) Dengan menggunakan prosedur yang sama seperti pada sisi kiri, setel ujung dial gauge ke bahu gigi (2) .
b) Gerakkan gigi naik-turun dengan tangan dan baca dial gauge.

2) Jika thrust play di luar spesifikasi, pilih thrust washer yang cocok dengan ukuran yang ada, pasang dan pastikan
lagi bahwa Anda mendapatkan thrust play sesuai spesifikasi.
• Ukuran shim tersedia mulai 0,95 hingga 1,35 mm dengan kelipatan 0,05 mm

Ukuran shim yang tersedia

0,95 mm 1,00 mm 1,05 mm


1,10 mm 1,15 mm 1,20 mm
1,25 mm 1,30 mm 1,35 mm
3) Tahan diferential assy. dengan soft jawed vise (3), pasang final gear (2) sebagaimana ditunjukkan pada gambar
dan kencangkan baut baru (1) sesuai spesifikasi.

PERHATIAN:

Pastikan Anda menggunakan baut baru yang telah dilapisi dengan perekat. Penggunaan kembali baut
lama dapat menyebabkan longgar.

Momen pengencangan
Baut final gear (a): 90 N·m (9,2 kg-m, 66,5 lb-ft)

5B-51
4) Dengan menggunakan special tool dan palu, masukkan pin pinion shaft baru (1) hingga kedalaman dari
permukaan case diferential (2) sekitar 1 mm (0,04 inci).

Special Tool
(A): 09922M85811

(A)

5) Tekan-pas bearing (1) dengan menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09913M76010

(A)

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan

5B-52
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Jumlah oli transaxle / filler plug 21 2.1 15.5
Transaxle oil drain plug 21 2.1 15.5
Sakelar lampu mundur 23 2.3 17.0
Baut No. 1 dan No.2 case gear shift guide 23 2.3 17.0
Baut interlock persneling 23 2.3 17.0
Baut interlock guide 5th to reverse 23 2.3 17.0
Baut select lever bracket 23 2.3 17.0
Mur countershaft 70 7.1 52.0
Baut No. 1 sisi cover 10 1.0 7.5
Baut No. 2 sisi cover 23 2.3 17.0
Baut tuas persneling mundur 23 2.3 17.0
Baut case transaxle 23 2.3 17.0
Reverse shaft bolt 23 2.3 17.0
Baut locating persneling 13 1.3 9.5
Baut pelat case kiri 23 2.3 17.0
Baut pelat case kiri 10 1.0 7.5
Baut gutter oli 10 1.0 7.5
Baut final gear 90 9.2 66.5

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Kabel dan Tuas Kontrol Persneling [5B-12]
Komponen Unit Transaxle Manual [5B-16]
Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. [5B-17]
Komponen Assy. Transaxle Manual [5B-21]
Komponen Shaft Persneling [5B-48]
Komponen-komponen Diferential [5B-49]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Grease SUZUKI Super Grease A P/No.: 99000–25011
SUZUKI Super Grease A P/No.: 99000M25011
Sealant SUZUKI Bond No.1217G P/No.: 99000–31260
SUZUKI Bond No.1217G P/No.: 99000M31260

5B-53
CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Kabel dan Tuas Kontrol Persneling [5B-12]
Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. [5B-17]
Komponen Assy. Transaxle Manual [5B-21]
Komponen Input Shaft Assy. dan Countershaft Assy. [5B-37]
Komponen-komponen Diferential [5B-49]

Special Tool
09900M20607 09900M20701
Dial gauge Magnetic stand

09912M34510 09913M50121
Case separator Oil seal remover

09913M75520 09913M75810
Bearing installer Bearing installer

09913M76010 09913M80113
Bearing installer Bearing installer

09913M84510 09921M96510
Bearing installer Seal cutter oil pan

09922M85811 09922M89810
Spring pin remover (4.5 mm) Shifter lock pin remover (3.5
mm)

5B-54
09923M78210 09924M74510
Bearing installer Bearing dan oil seal handle

09924M74590 09925M18011
Input shaft oil seal installer Transmission gear, bush
attachment and bearing installer

09925M68210 09925M78210
Bearing outer race installer Spring pin remover (6 mm)

09925M98221 09927M76010
Bearing installer Gear holder

09930M30104 09941M64511
Sliding shaft Bearing and oil seal
remover (30 mm Min.)

5B-55
Z13DTJ

Uraian Umum
Konstruksi Transaxle Manual
Transaxle kendaraan ini memiliki lima kecepatan ke depan dan satu kecepatan ke belakang dengan menggunakan
tiga perangkat synchromesh dan tiga poros (shaft), yaitu input shaft, countershaft dan reverse gear shaft. Semua gigi
maju berada di mesh konstan, sementara gigi mundur menggunakan susunan gigi sliding idler gear.
Low speed sleeve & hub terpasang di countershaft dan terhubung dengan countershaft gear ke-1 dan ke-2,
sementara itu high speed sleeve & hub dilakukan pada input shaft dan terhubung dengan input shaft gear ke-3 atau
ke-4. Speed sleeve & hub ke-5 pada input shaft terhubung dengan input shaft gear ke-5 yang terpasang pada input
shaft.
Untuk mencegah kebisingan karena keretakan dari reverse gear saat menggeser transaxle gear ke reverse gear,
digunakan reverse shift braking device.
Perangkat ini memanfaatkan synchromesh ke-5, yang merupakan jenis synchro tuas, untuk mengerem pada putaran
input shaft.
Mekanisme double cone synchronizing tersedia untuk perangkat synchromesh gear pertama dan ke-2 guna
mendapatkan performa tinggi pada pergantian ke gigi pertama dan ke-2.
Untuk perbaikan, harus digunakan sealant asli atau yang sebanding pada permukaan berpasangan transaxle case
yang terbuat dari aluminium. Baut yang mengencangkan case harus dirapatkan sesuai spesifikasi dengan
menggunakan torque wrench. Semua suku cadang juga harus dibersihkan sepenuhnya dengan cairan pembersih
dan dikeringkan sebelum dirakit kembali.
Lebih lanjut, penyesuaian pre-load roller bearing taper countershaft harus dilakukan dengan hati-hati. Synchronizer
ring tidak boleh ditutup dengan masing-masing gear cones menggunakan kompon lapping sebelum dirakit.

5B-56
1. Input shaft 6. Gigi ke-3 input shaft 11. Countershaft 16. Gigi ke-2 countershaft
2. sleeve & hub speed ke-5 7. Case kiri 12. Sisi cover 17. Low speed sleeve & hub
3. Gigi ke-5 input shaft 8. Persneling mundur 13. Gigi ke-5 countershaft 18. Gigi ke-1 countershaft
4. Gigi ke-4 Input shaft 9. Idler gear mundur 14. Gigi ke-1 countershaft 19. Final gear
5. High speed sleeve & hub 10. Case kanan 15. Gigi ke-3 countershaft 20. Case diferential

Mekanisme Pergantian Gigi


Sistem kontrol pergantian gigi terdiri dari part utama berikut. Pergerakan tuas kontrol persneling ditransmisikan ke
persneling & select shaft melalui kabel persneling dan gear select.

5B-57
1. Kabel kontrol persneling 7. Tuas persneling mundur 13. Persneling & select lever
2. Kabel kontrol persneling 8. Shaft guide persneling 5th & reverse 14. Shaft persneling kecepatan rendah
3. Select cable lever 9. Shaft persneling ke-5 & mundur 15. Shaft persneling kecepatan tinggi
4. Shift cable lever 10. Persneling & select shaft assy. 16. Tuas kontrol persneling assy.
5. Cam persneling ke-5 & mundur 11. Baut interlock guide 5th to reverse
6. Fork persneling ke-5 12. Baut interlock persneling

Gear Shift Cam ke-5& Mundur


Cam persneling 5th & reverse, cam guide return spring dan baut interlock guide 5th to reverse disediakan untuk
mencegah gear berpindah langsung dari gigi ke-5 ke gigi mundur.

1) Ketika tuas shift berada di posisi netral antara gigi ke-3 dan ke-4, maka shift cam (2) berada di bawah baut
interlock guide 5th to reverse (5) dan dapat secara bebas bergerak searah jarum jam (ke gigi ke-3) dan
berlawanan arah jarum jam (ke gigi ke-4).

5B-58
1. Shift & select shaft
3. Return spring (diregangkan)
4. Reverse select spring (diregangkan)

2) Ketika tuas shift dipindah ke kanan dari posisi netral, shift dan select shaft (1) bergerak ke atas tetapi shift cam
(2) terhalang oleh baut interlock guide 5th to reverse (5) dan return spring terkontraksi.

3. Select spring balik (terkontraksi)

3) Ketika shift lever dipindah ke gear ke-5, maka shift & select shaft (1) berputar searah jarum jam dengan
membebaskan shift cam (2) dari baut interlock guide 5th to reverse (5) dan tertekan oleh return spring. Dalam
kondisi ini, pergerakan shift cam terhalang oleh interlock guide 5-ke-mundur (5) sehingga tidak terjadi
perpindahan gigi ke gigi mundur.

3. Reverse select spring (diregangkan)

4) Ketika shift lever dipindah dari posisi netral antara gear ke-5 dan gear mundur ke gear mundur, maka shift cam
(2) berputar berlawanan arah jarum jam untuk mencapai gear mundur.

5B-59
1. Shift & select shaft
3. Return spring (terkontraksi)
4. Select spring balik (terkontraksi)
5. Baut interlock guide 5th to reverse

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Diagnosis Gejala Transaxle Manual
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Gigi selip keluar dari mesh Shift fork shaft aus Ganti shift fork shaft.  [5B-100]
Shift fork atau synchronizer sleeve Ganti shift fork atau synchronizer
aus sleeve berdasarkan Komponen
Shaft Persneling [5B-100] ,
Pembongkaran dan Pemasangan
Kembali Gear Ke-5 [5B-72] ,
Pembongkaran dan Perakitan
Kembali Input Shaft [5B-89]
dan/atau Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Countershaft
[5B-94] .
Locating spring lemah atau rusak Ganti locating spring.  [5B-77]
Bearing pada input shaft atau Ganti bearing input shaft atau
countershaft lemah bearing countershaft.
- Bearing input shaft:  [5B-89]
- Bearing countershaft:  [5B-94]
Chamfered tooth pada sleeve dan Ganti sleeve dan gear
gigi aus synchronizer
berdasarPembongkaran dan
Pemasangan Kembali Gear Ke-5
[5B-72] , Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Input Shaft [5B-
89] dan/atau Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Countershaft
[5B-94] .
Perpindahan sulit Pelumasan tidak memadai Pengisian ulang
Gerak bebas pedal kopling tidak pas Ganti lengan pedal kopling atau
master cylinder kopling.
- Lengan pedal kopling:  [5C-22]
- Master cylinder kopling:  [5C-26]
Cakram kopling bengkok atau rusak Ganti clutch disc.  [5C-29]
Pelat penekan kopling rusak Ganti penutup pegas.  [5C-29]
Cincin synchronizer aus Ganti cincin synchronizer.
- Bearing input shaft:  [5B-89]
- Bearing countershaft:  [5B-94]

5B-60
Chamfered tooth pada sleeve atau Ganti sleeve dan gear
gigi aus synchronizer
berdasarPembongkaran dan
Pemasangan Kembali Gear Ke-5
[5B-72] , Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Input Shaft [5B-
89] dan/atau Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Countershaft
[5B-94] .
Joint bush tuas kontrol persneling Ganti joint bush tuas kontrol
aus persneling.  [5B-67]
Shift shaft bengkok Ganti shift shaft.  [5B-100]
Kabel persneling / select control Ganti kabel persneling dan select
gear rusak control.  [5B-65]
Berisik Pelumasan yang tidak memadai Pengisian ulang
atau tidak mencukupi
Bearing rusak atau aus Ganti bearing dengan merujuk
pada Pembongkaran dan
Pemasangan Kembali Gear Ke-5
[5B-72] , Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Input Shaft [5B-
89] dan/atau Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Countershaft
[5B-94] .
Gigi rusak atau aus Ganti gigi berdasarkan
Pembongkaran dan Pemasangan
Kembali Gear Ke-5 [5B-72] ,
Pembongkaran dan Perakitan
Kembali Input Shaft [5B-89]
dan/atau Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Countershaft
[5B-94] .
Part synchronizer rusak atau aus Ganti komponen synchronizer
dengan merujuk pada
Pembongkaran dan Pemasangan
Kembali Gear Ke-5 [5B-72] ,
Pembongkaran dan Perakitan
Kembali Input Shaft [5B-89]
dan/atau Pembongkaran dan
Perakitan Kembali Countershaft
[5B-94] .

Petunjuk Perbaikan
Pemeriksaan Level Oli Transaxle Manual
1) Angkat kendaraan dan periksa kebocoran oli. Perbaiki titik yang bocor, jika ada.
2) Lepas oil level / tutup pengisian (1) dan periksa apakah ada kontaminasi oli dan apakah oli mencapai bagian
bawah lubang oil level / tutup pengisian (2).
Jika oli sangat kotor atau hampir habis, ganti oli atau isi kembali dengan oli yang ditentukan hingga mencapai
lubang plug.
3) Gunakan sealant pada ulir level / tutup pengisian, lalu kencangkan sesuai spesifikasi momen pengencangan.
“A”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Momen pengencangan

5B-61
Jumlah oli transaxle / tutup pengisian (a): 21 N·m (2.1 kg-m, 15.5 lb-ft)

1, (a), “A”

Penggantian Oli Transaxle Manual


1) Sebelum mengganti oli, pastikan Anda mematikan mesin dan mengangkat kendaraan secara horisontal.
2) Dengan kendaraan terangkat, periksa apakah terjadi kebocoran.
Jika terjadi kebocoran, perbaiki.
3) Lepaskan filler plug / tingkat oli (2).
4) Lepas drain plug (1), dan kosongkan oli yang lama.
5) Berikan sealant pada ulir drain plug (1), lalu kencangkan sesuai spesifikasi momen pengencangan.
“A”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Momen pengencangan
Drain plug oli transaxle (a): 21 N·m (2,1 kg-m, 15,5 lb-ft)
6) Isikan oli yang sudah ditentukan hingga level oli mencapai bagian bawah lubang tutup pengisian oli (3)
sebagaimana ditunjukkan pada gambar.

CATATAN:
Sangat disarankan untuk menggunakan oli gear API GL-4 75W-90.

Spesifikasi oli transaxle


: API GL-4 (Untuk klasifikasi SAE, lihat bagan kekentalan [A] pada gambar.)

Kapasitas oli transaxle (Referensi)


: 2,6 liter
7) Gunakan sealant pada ulir level / tutup pengisian, lalu kencangkan sesuai spesifikasi momen pengencangan.
“A”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Momen pengencangan
Jumlah oli transaxle / tutup pengisian (b): 21 N·m (2.1 kg-m, 15.5 lb-ft)

5B-62
2, (b), “A”

1, (a), “A”

[A]

Penggantian Seal Oli Sisi Diferential


Samping kiri
1) Angkat kendaraan dan kosongkan oli transaxle.
2) Lepas drive shaft assy. kiri.  [3A-3]
3) Lepas oil seal (1) menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09913M50121

(A)
1

4) Lepas oil seal (1) menggunakan special tool.

CATATAN:
• Pastikan memasang sisi spring permukaan oil seal ke arah dalam.
• Pastikan memasang oil seal ke permukaan case kiri (2) dengan sejajar.

Special Tool
(A): 09913M75510

Jarak antara permukaan case dan seal oli


“a”: 0 – 1,0 mm (0 – 1,02 mm.)
5B-63
5) Berikan grease pada bibir seal oli dan periksa drive shaft dimana seal oli bersentuhan untuk kelancaran.
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

“a”

(A)
1, “A”

6) Masukkan drive shaft assy. kiri.  [3A-3] .


7) Isi kembali oli transaxle.  [5B-62]

Samping kanan
1) Lepas mesin dengan transaxle.  [1D-117]
2) Lepas drive intermediate shaft assy.  [3A-12]
3) Lepas bracket dudukan mesin belakang (1).
4) Lepas oil seal (1) menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09913M50121

(A)

5) Lepas oil seal (1) menggunakan special tool.

CATATAN:
• Pastikan memasang sisi spring permukaan oil seal ke arah dalam.
• Pastikan memasang oil seal ke permukaan case kanan (2) dengan sejajar.

Special Tool
(A): 09913M75520

Jarak antara permukaan case dan seal oli


“a”: 0 – 1,0 mm (0 – 1,02 mm.)
6) Berikan grease pada bibir seal oli dan periksa drive shaft dimana seal oli bersentuhan untuk kelancaran.
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

5B-64
(A)

“a”

2 1, “A”

7) Pasang bracket dudukan mesin belakang.  [1D-116]


8) Lepas drive intermediate shaft assy.  [3A-12]
9) Pasang mesin dengan transaxle.  [1D-117]
10) Isi kembali oli transaxle.  [5B-62]

Komponen Kabel dan Tuas Kontrol Persneling


Lihat [5B-12] .

Pelepasan dan Pemasangan Tuas dan Kabel Kontrol Persneling


Referensi: Komponen Kabel dan Tuas Kontrol Persneling [5B-65]
Lihat [5B-12] .

Penyetelan Kabel Gear Select Control


Lihat [5B-13] .

Pelepasan dan Pemasangan Sakelar Lampu Mundur


Pelepasan
1) Lepas aki dan wadah aki.
2) Lepaskan rangkaian filter udara.  [1D-97]
3) Lepas konektor sakelar lampu mundur (1).
4) Lepas back up light switch.

2. Kopling dan select shaft assy.

Pemasangan
Referensi: Periksa Sakelar Lampu Mundur [5B-66]
1) Berikan oli ke O-ring (1) dan kencangkan sakelar lampu mundur (2) sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Sakelar lampu mundur (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

5B-65
1 2, (a)

2) Sambung konektor sakelar lampu mundur.


3) Pasang rangkaian filter udara.  [1D-97]
4) Pasang battery dan tray.

Periksa Sakelar Lampu Mundur


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Sakelar Lampu Mundur [5B-65]
Lihat [5B-15] .

Komponen Unit Transaxle Manual


3 (b)

3 (a) A

2 3 (b)

3 (a)

A: Forward 2. Transaxle : 55 N m (5,6 kgf-m, 40,5


(Maju/Depa lbf-ft)
n)
1. Mesin 3. Baut transaxle-engine : 85 N m (8,7 kgf-m, 63,0
lbf-ft)

Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual


Pelepasan
1) Lepas mesin dengan transaxle.  [1D-117]
2) Lepas left drive shaft assy. dan drive intermediate shaft assy.
- Drive shaft assy. kiri:  [3A-3]
- Intermediate shaft assy.:  [3A-12]
3) Lepas motor starter.  [1I-21]
5B-66
4) Lepas bracket dudukan mesin belakang (1).

5) Lepas suku cadang tambahan lain dari transaxle, jika ada.


6) Lepas baut transaxle-engine.
7) Tarik keluar transaxle dari mesin untuk melepas input shaft dari clutch disc.

Pemasangan kembali
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan kembali dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan masing-masing baut dan mur sesuai spesifikasi.  [5B-66]
• Setel tiap clamp kelistrikan secara aman.
• Periksa fungsi mesin, kopling dan transaxle.

Komponen Persneling dan Select Shaft Assy.


6

12

Identification mark

5 83KA0

1 11

13 A

8 (a)

7 (a)
9 (a)

10 (a)
3
4

1. Persneling & select shaft assy. 7. Baut guide case persneling No.1 13. Seal oli
: Berikan grease 99000-25011 ke bibir
seal.
2. Cam persneling ke-5 & mundur 8. Baut guide case persneling No.2 : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
3. Gear shift interlock plate 9. Baut interlock guide 5th to reverse : Jangan digunakan kembali.

5B-67
4. Persneling & select lever 10. Baut interlock persneling Gunakan oli transaxle.
:

5. Shift cable lever 11. Guide case


6. Select cable lever 12. Pilih lever bush

Pelepasan dan Pemasangan Persneling dan Gear Select Shaft Assy.


Referensi: Komponen Assy. Transaxle Manual [5B-71]
Referensi: Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. [5B-67]

Pelepasan
1) Lepas aki dan wadah aki.
2) Lepaskan rangkaian filter udara.  [1D-97]
3) Lepas kabel persneling dan kabel kontrol gear select dari transaxle.
4) Lepas baut interlock persneling (1) dan baut interlock guide 5th to reverse (2) dari case transaxle.
5) Lepas baut guide case persneling (5) dan persneling & select shaft assy. (3).

5
4

4. Penutup samping transaxle

Pemasangan

PERHATIAN:

Pastikan Anda menggunakan baut baru yang telah dilapisi dengan perekat. Penggunaan kembali baut lama
dapat menyebabkan longgar.

1) Bersihkan permukaan guide case (1) dan left case (5) yang berpasangan, berikan sealant ke case kiri seperti
ditunjukkan pada gambar, pasangkan guide case dengan case kiri.
“B”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Jumlah sealant untuk case kiri


“a”: 1,5 mm (0,059 in.)
2) Pasang baut guide case No.1 yang baru (6) dan baut guide case No.2 (2), kemudian kencangkan sesuai
spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut guide case No.1 (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)
Baut guide case No.2 (b): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)
3) Pasang baut washer dan baut interlock persneling baru (3), lalu kencangkan sesuai spesifikasi momen
pengencangan.

5B-68
Momen pengencangan
Gear shift interlock bolt (c): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)
4) Pasang washer baru dan baut interlock guide 5th to reverse (4) lalu kencangkan sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut interlock guide 5th to reverse (d): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

5) Hubungkan kabel persneling dan kabel kontrol gear select ke transaxle.


6) Pasang rangkaian filter udara.  [1D-97]
7) Pasang battery dan tray battery.
8) Periksa input shaft untuk mengetahui rotasi masing-masing posisi gear.

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Gear Shift dan Select Shaft Assy.
Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-66]
Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Persneling dan Gear Select Shaft Assy. [5B-68]
Referensi: Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. [5B-67]
1) Dorong spring pin keluar dengan special tool seperti ditunjukkan pada gambar.

Special Tool
(A): 09922M85811 4,5 mm
(B): 09925M78210 6,0 mm
2) Periksa bagian komponen dari keausan, gangguan atau kerusakan. Jika ditemukan kerusakan, ganti suku
cadang rusak dengan yang baru.

CATATAN:
• Saat mendorong ke spring pin, pastikan menopang persneling & select shaft dengan balok kayu agar
shaft tidak bengkok.
• Rakit cam persneling 5th & reverse dengan pit dan spring pin sejajar.
• Pastikan memilih spring yang tepat dengan mengidentifikasi warna cat agar kinerja pergeseran gear
sesuai rancangan.

5B-69
– Select spring ke-1& ke-2: Tidak ada cat
– Reverse select spring: Pink

1. E-ring 8. Pin pegas


2. Washer 9. Persneling & select shaft assy.
3. Reverse select spring 10. Cam persneling ke-5 & mundur
4. Gear shift interlock plate 11. Cam guide return spring
5. Ball 12. Guide cam persneling 5th & reverse
6. Gear shift interlock spring 13. Select spring ke-1& ke-2
7. Persneling & select lever 14. Pelepas spring pin (2,8 – 3,0 mm (0,11
– 0,12 in.))

5B-70
Komponen Assy. Transaxle Manual

1. Case kanan transaxle 26. Tuas persneling mundur


2. Case kiri transaxle 27. Baut tuas persneling mundur
: Berikan sealant 99000-31260 pada permukaan
case kiri dan case kanan yang berpasangan.
3. Kopling dan select shaft assy. 28. Persneling mundur
: Untuk informasi rinci, lihat Pelepasan dan
Pemasangan Persneling dan Gear Select Shaft
Assy. [5B-68] .
4. Pelat case kiri transaxle 29. Washer
5. Penutup samping transaxle 30. Idler gear mundur
: Berikan sealant 99000-31260 pada permukaan
penutup samping dan case kiri yang
berpasangan.
6. Sakelar lampu mundur 31. Reverse shaft bolt

5B-71
7. O-ring 32. Washer
8. Differential assy. 33. Seal oli
: Untuk informasi rinci, lihat Pembongkaran dan : Berikan grease 99000-25011 ke bibir seal.
Perakitan Kembali Diferential [5B-102] .
9. Oil level/tutup pengisian 34. Race luar
: Berikan sealant 99000-31260 ke seluruh bagian
ulir plug.
10. Oil drain plug 35. Shim
: Berikan sealant 99000-31260 ke seluruh bagian
thread.
11. Baut gutter oli 36. Oil gutter
12. Baut pelat case kiri 37. Baut tutup sensor
13. Baut penutup samping 38. Cap sensor
14. Baut case transaxle 39. Input shaft & countershaft assy.
: Untuk informasi rinci, lihat Komponen Input
Shaft dan Countershaft [5B-89] .
15. Cincin synchronizer kecepatan ke-5 40. Baut locating persneling
16. speed synchronizer lever ke-5 41. Locating spring
17. sleeve & hub speed ke-5 42. Steel ball
18. Circlip : 21 N m (2,1 kgf-m, 15,5 lbf-ft)
19. Bearing set shim : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
20. Gigi ke-5 countershaft : 10 N m (1,0 kgf-m, 7,5 lbf-ft)
21. Mur countershaft : 100 N m (10,2 kgf-m, 74,0 lbf-ft)
: Setelah mengencangkan, kunci mur dengan
kuat.
22. Baut shift fork : 13 N·m (1,3 kgf-m, 9.5.0 lbf-ft)
23. Fork persneling ke-5 : Jangan digunakan kembali.
24. Needle Bearing : Gunakan oli transaxle.

25. Gigi ke-5 input shaft

Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Gear Ke-5


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-66]
Referensi: Komponen Assy. Transaxle Manual [5B-71]

Membongkar
1) Lepas baut penutup dan lepaskan penutup samping transaxle (1) dengan menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09921M96510

5B-72
1

(A)

PERHATIAN:

Pastikan tidak merusak penutup samping saat dilepas dari case kiri.

2) Dengan snap ring pliers, lepas circlip (1).


3) Lepas baut shift fork shaft (2).
4) Lepaskan fork persneling (3) dan gear ke-5 secara bersamaan. Gunakan gear puller untuk melakukan pelepasan
jika spline fitting hub kuat.

3
2

5) Longgarkan penguncian mur countershaft (2), pasang gear ke-5 input shaft (1) dan special tool untuk
menghentikan putaran shaft, lalu lepas mur countershaft (2).

Special Tool
(A): 09927M76060

(A)

6) Lepas input shaft ke-5, needle bearing, kemudian countershaft gear ke-5 (1). Gear puller (2) akan dibutuhkan jika
pemasangan spline gear ke-5 countershaft 5th kencang.

5B-73
Merakit Kembali
1) Pasang gear ke-5 countershaft (1) ke countershaft seperti ditunjukkan oleh gambar.

A: Flange panjang (Dalam)


B: Flange pendek (Luar)
C: Sisi countershaft

2) Gunakan transaxle oil ke needle bearing (3), dan pasang ke input shaft.
3) Pasang input shaft gear ke-5 (1) ke input shaft.
4) Pasang special tool untuk menghentikan putaran shaft.

Special Tool
(A): 09927M76060
5) Kencangkan mur countershaft baru (2) sesuai spesifikasi, dan kunci mur hingga kencang.

Momen pengencangan
Mur countershaft (a): 100 N·m (10,2 kg-m, 74,0 lb-ft)

6) Rakit 5th speed synchronizer sleeve (1), hub (2), 5th speed synchronizer lever (3) dan synchronizer ring (4)
seperti berikut.

5B-74
a) Pasang hub (1) ke 5th speed synchronizer sleeve (2) pada arah yang ditentukan seperti ditunjukkan pada
gambar.
B 1

A: Sisi chamfered
B: Boss panjang

b) Paskan 5th speed synchronizer levers (1) ke hub (2) dengan mensejajarkan penonjolan “A” 5th speed
synchronizer levers (1) dengan alur hub (2).
A

1
A

c) Pasang synchronizer ring (1) ke hub (2) pada arah yang ditentukan seperti ditunjukkan pada gambar.
1

7) Masukkan fork persneling ke-5 (1) ke sleeve (2) dan hub (3) assy. kemudian pasang ke input shaft dan shaft
persneling dengan menyejajarkan punch mark (4) dengan matching mark (5) pada input shaft.

5B-75
8) Kencangkan baut shift fork shaft yang baru (2) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut shift fork shaft (a): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)
9) Dengan menggunakan snap ring plier, pasang circlip baru (1) ke input shaft (3).
2, (a) 3

10) Bersihkan permukaan case kiri dan penutup samping (1) yang berpasangan, berikan sealant ke penutup
samping seperti ditunjukkan pada gambar, kemudian kencangkan baut penutup samping sesuai spesifikasi.
“B”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Jumlah sealant untuk penutup samping


“a”: 1,5 mm (0,059 in.)

Momen pengencangan
Baut penutup samping (a): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)

5B-76
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy.
Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-66]
Referensi: Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Gear Ke-5 [5B-72]
Referensi: Komponen Assy. Transaxle Manual [5B-71]
Referensi: Komponen Input Shaft dan Countershaft [5B-89]
Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Persneling dan Gear Select Shaft Assy. [5B-68]

Membongkar
1) Lepaskan baut pelat case samping (1), dan lepas pelat case kiri (2).

3. Input shaft

2) Lepaskan bearing set shim (5).


3) Lepaskan snap ring (1) menggunakan tang snap ring (4).

5B-77
5
2 4

2. Input shaft
3. Bearing kiri input shaft

4) Lepas locating bolt persneling (1), kemudian keluarkan locating spring (2) dan steel ball (3).
2
1 1
2
2

5) Lepas baut reverse shaft (2) dengan washer.


6) Lepas baut transaxle case (1).

7) Lepas case kiri (1) dari case kanan (2) dengan menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09912M34510

8) Tarik shaft gear mundur (1) dengan washer (2), lalu lepas gear idler mundur (3).
9) Lepas baut tuas persneling mundur (4) dan tuas persneling mundur (5).
10) Tarik shaft guide persneling 5th & mundur (6) bersama-sama dengan shaft persneling 5th & reverse (7).

5B-78
CATATAN:
Saat melepas shaft persneling 5th & reverse (7) dan guide shaft (6), dorong shaft persneling kecepatan
tinggi ke atas dan pidahkan ke gear ke-4 untuk membantu pelepasan shaft shift 5th & reverse.

11) Dengan mengetuk ujung input shaft menggunakan palu plastik, tekan sedikit dari assy. dari case, lalu keluarkan
input shaft assy. (1), countershaft assy. (2), shaft persneling kecepatan tinggi (3) dan shaft persneling kecepatan
rendah (4) secara bersamaan.

12) Lepaskan countershaft left bearing outer race dari case kiri.
13) Lepas differential gear assy. dari case kanan.

Merakit Kembali

PERHATIAN:

Pastikan Anda menggunakan baut baru yang telah dilapisi dengan perekat. Penggunaan kembali baut lama
dapat menyebabkan longgar.

1) Pasang diferential assy. ke case kanan.


2) Sambungkan input shaft (5), countershaft (4), shaft persneling kecepatan rendah (2) dan shaft persneling
kecepatan tinggi (3) assy. bersama-sama, lalu pasang semuanya ke case kanan (1).

CATATAN:
• Pastikan tidak merusak oil seal dengan input shaft spline saat memasang.
• Pastikan bahwa countershaft terhubung dengan final gear.

5B-79
3) Pasang shaft persneling 5th & reverse (1) dengan shaft guide persneling 5th & reverse (2) ke case kanan (5).
Lengan persneling mundur (4) harus disambungkan dengan tuas persneling mundur (3) secara bersamaan.

4) Buat reverse idler gear (1) dengan tuas persneling mundur (2), masukkan shaft gear mundur (3) dan washer (6)
ke dalam case (4) melalui idler gear kemudian sejajarkan lubang baut “a” pada shaft dengan notch “b” pada case.
5) Kencangkan baut tuas persneling mundur baru (5) sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut tuas persneling mundur (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

6) Bersihkan permukaan case kanan dan kiri yang berpasangan, berikan sealant ke case kiri (2) seperti ditunjukkan
pada gambar, lalu pasangkan dengan case kanan (1).
5B-80
“A”: Sealant 99000–31260 (SUZUKI Bond No.1217G)

Jumlah sealant untuk case kiri


“a”: 1,5 mm (0,059 in.)
7) Kencangkan baut case (3) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut transaxle case (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)
8) Pasang baut reverse shaft baru (4) dengan washer aluminium baru dan kencangkan sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut reverse shaft (b): 21 N·m (21 kg-m, 15,5 lb-ft)

9) Periksa locating spring (2, 4 dan 5) untuk menemukan oenurunan dan ganti dengan yang baru bila perlu.

Panjang bebas locating spring

Locating spring Standar Batas servis


53,1 mm 47,8 mm
Kecepatan rendah (2)
(5,31 cm.) (4,78 cm.)
45,9 mm 41,4 mm
Kecepatan tinggi (4)
(4,60 cm.) (4,14 cm.)
29,9 mm 27,0 mm
ke-5 & mundur (5)
(3,00 cm.) (2,69 cm.)
10) Pasang steel ball (3) dan locating spring (2, 4 dan 5) untuk masing-masing shaft persneling dan kencangkan baut
baru (1) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut locating persneling (a): 13 N·m (1,3 kg-m, 9,5 lb-ft)

5B-81
4

1, (a)
5
2
3

11) Pasang snap ring baru (1) dengan snap ring pliers (4).
2 4

2. Input shaft
3. Bearing kiri input shaft

12) Untuk mendudukkan countershaft left bearing outer race (2) ke bearing cone, ketuk cup dengan menggunakan
special tool dan palu plastik.

Special Tool
(A): 09913M70123

1. Input shaft

13) Pilih shim gear ke-5 countershaft sebagai berikut.


a) Masukkan shim paling tebal sebagai suku cadang pada bearing outer race dan pasang pelat case kiri (2).
b) Kencangkan baut (1) sesuai spesifikasi momen pengencangan.
c) Putar countershaft (3) 10 kali atau lebih.

Momen pengencangan
Baut pelat case kiri (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

5B-82
4. Input shaft

d) Lepas pelat case kiri dan shim, lalu masukkan shim yang digunakan (3) pada outer race bearing (4)
sementara.
e) Taruh mistar lurus (1) pada shim dan tekan dengan tangan pada mistar lurus, dan kemudian ukur “a”
menggunakan feeler gauge (6). Jika celah “a” di luar spesifikasi, ulangi langkah a) sampai c).

Celah antara permukaan case (5) dan straightedge


“a”: 0.18 – 0,22 mm (0,0071 – 0,2210 mm.)
f) Pilih shim yang sesuai yang menyetel celah “a” sesuai spesifikasi dan letakkan pada outer race bearing.

CATATAN:
Masukkan feeler 0,2 mm (0,008 inci) untuk mengetahui apakah shim memenuhi spesifikasi dengan cepat
atau tidak.

Ukuran shim yang tersedia

0,65 mm 0,85 mm 1,05 mm


0,70 mm 0,90 mm 1,10 mm
0,75 mm 0,95 mm 1,15 mm
0,80 mm 1,00 mm 1,20 mm

2. Countershaft

14) Pasang pelat penutup kiri (2) dengan memasukkan ujungnya pada alur shift guide shaft (4), kemudian
kencangkan baut baru (1) sesuai spesifikasi.

5B-83
CATATAN:
Setelah mengencangkan baut, pastikan bahwa countershaft dapat diputar dengan tangan dengan
merasakan beban tertentu.

Momen pengencangan
Baut pelat case kiri (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

3. Input shaft
5. Countershaft

Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Case Kanan Transaxle


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-66]
Referensi: Komponen Assy. Transaxle Manual [5B-71]

Membongkar
1) Ganti differential side oil seal dari case kanan, jika perlu.  [5B-63]
2) Lepaskan differential side bearing outer race (1) dengan menggunakan brass bar (2), jika perlu.
2

3) Lepaskan input shaft oil seal dengan menggunakan special tool, jika perlu.

Special Tool
(A): 09913M75830

(A)

4) Tarik outer race bearing kanan countershaft keluar menggunakan special tool, jika perlu.
5B-84
Special Tool
(A): 09930M30104
(B): 09941M64511
(A)

(B)

Merakit Kembali
1) Pasang input shaft oil seal dengan menghadapkan sisi spring ke atas hingga rata dengan permukaan case.
Gunakan special tool dan palu selama pemasangan dan berikan grease pada bibir seal oli.
: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

Special Tool
(A): 09913M76010

(A)

2) Pasang countershaft right bearing outer race (1) dengan menggunakan special tool dan palu.

Special Tool
(A): 09913M75821
(B): 09924M84510–004

3) Pasang differential side bearing outer race dengan menggunakan special tool dan palu.

Special Tool
(A): 09924M74510
(B): 09925M14520

5B-85
(A)

(B)

4) Pasang differential side oil seal, jika terlepas.  [5B-63]

Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Case Kiri Transaxle


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-66]
Referensi: Komponen Assy. Transaxle Manual [5B-71]

Membongkar
1) Lepas oil gutter (1), bila perlu.

2) Lepaskan differential side oil seal sesuai Penggantian Seal Oli Sisi Diferential [5B-63] .
3) Lepaskan differential side bearing outer race (1) menggunakan special tool, kemudian lepas shim.

Special Tool
(A): 09942M15511
(B): 09944M96011
(A)

(B)

Merakit Kembali
1) Jika oil gutter dilepas, kencangkan baut baru sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut oil gutter (a): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)

5B-86
2) Pilih differential side shim seperti berikut.
a) Tekan terus outer race (4) dengan energi 35 N (3,6 kgf, 7,9 lbf) dengan tangan dan putar differential case 10
kali atau lebih.
b) Ukur jarak “a” differential assy. (1).
c) Ukur kedalaman “b” case kiri (2) dan “c” case kanan (3).
d) Hitung ketebalan shim dengan rumus di bawah ini.

Ketebalan shim = Kedalaman “b”+ Kedalaman “c”–


Jarak “a”

[A]: Tekan 35 N (3,5 kgf, 7,9 lbf)

3) PIlih shim yang terdekat dengan ketebalan shim yang dihitung dari ukuran yang tersedia berikut ini.

Ketebalan shim yang tersedia

Ketebalan shim yang Pilih shim


diukur
0.42 – 0,47 mm 0,65 mm
0.48 – 0,52 mm 0,70 mm
0.53 – 0,57 mm 0,75 mm
0.58 – 0,62 mm 0,80 mm
0.63 – 0,67 mm 0,85 mm

5B-87
0.68 – 0,72 mm 0,90 mm
0.73 – 0,77 mm 0,95 mm
0.78 – 0,82 mm 1,00 mm
0.83 – 0,87 mm 1,05 mm
0.88 – 0,92 mm 1,10 mm
0.93 – 0,97 mm 1,15 mm
0.98 – 1,02 mm 1,20 mm
4) Pasang shim, kemudian pasang differential side bearing outer race menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09924M74510
(B): 09925M14520

(A)
(B)

5) Pasang oil seal.  [5B-63]

5B-88
Komponen Input Shaft dan Countershaft

1. Input shaft 12. Bearing kiri input shaft 23. Synchronizer center cone gigi ke-2

2. Seal oli 13. Circlip 24. Cincin dalam synchronizer gear ke-2
: Berikan grease 99000-25011 ke bibir seal.
3. Bearing kanan input shaft 14. Spacer gear ke-5 25. Circlip
4. Gigi ke-3 input shaft 15. Bearing kanan countershaft 26. Gigi ke-2 countershaft
5. Needle Bearing 16. Countershaft 27. Gigi ke-3 countershaft
6. Cincin synchronizer kecepatan tinggi 17. Gigi ke-1 countershaft 28. Spacer gigi ke-3 & ke-4
7. Pegas synchronizer kecepatan tinggi 18. Bearing kiri countershaft 29. Gigi ke-1 countershaft
8. Sleeve & hub low speed synchronizer 19. Pegas synchronizer kecepatan rendah : Jangan digunakan kembali.
9. Kunci synchronizer kecepatan tinggi 20. Sleeve & hub low speed synchronizer Gunakan oli transaxle.
:

10. Circlip 21. Kunci synchronizer kecepatan rendah


11. Gigi ke-4 Input shaft 22. Cincin luar synchronizer gear ke-2

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Input Shaft


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-66]
Referensi: Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Gear Ke-5 [5B-72]
Referensi: Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy. [5B-77]
Referensi: Komponen Input Shaft dan Countershaft [5B-89]

5B-89
Membongkar
1) Lepas bearing kanan input shaft (2) dari input shaft (1) menggunakan bearing puller (3) dan kempa hidrolik.

2) Keluarkan gear spacer ke-5 (2), bearing kiri (3) dan gear ke-4 (4) secara bersamaan dengan menggunakan
puller (5) dan hydraulic press.

PERHATIAN:

Untuk menghindari kerusakan pada roda gigi, topang dengan sisi datar dari bearing puller.

1. Input shaft

3) Keluarkan needle bearing gear ke-4 dan high speed synchronizer ring.
4) Dengan snap ring plier (2), lepas circlip (1).

5) Keluarkan high speed synchronizer sleeve & hub assy. (2) bersama-sama dengan gigi ke-3 (3) dengan
menggunakan puller (4) dan hydraulic press.

PERHATIAN:

Untuk menghindari kerusakan pada roda gigi, topang dengan sisi datar dari bearing puller.

5B-90
1. Input shaft

6) Keluarkan 3rd gear needle bearing dari input shaft.


7) Bongkar synchronizer sleeve & hub assy.

Merakit Kembali
1) Bersihkan semua komponen secara menyeluruh, periksa apakah terjadi ketidaknormalan dan ganti dengan
komponen baru jika perlu.
2) Periksa celah “a” antara synchronizer ring (2) dan gear (1), lebar key slot “b” dalam synchronizer ring dan ganti
dengan yang baru, bila perlu. Periksa juga gear teeth.

Celah “a” antara cincin synchronizer dengan gigi


Standar: 1.0 – 1,4 mm (0,040 – 1,397 mm.)
Batas servis: 0,5 mm (0,020 in.)

Lebar key slot “b”


Standar: 10.0 – 10,2 mm (0,394 – 10,211 mm.)
Batas: 10,45 mm (0,4114 in.)

3) Untuk memastikan pelumasan input shaft (1), tiupkan udara ke dalam lubang oli (2) sebagaimana ditunjukkan
pada gambar dan pastikan bahwa lubang-lubang tersebut bebas sumbatan.

4) Pasang high speed synchronizer sleeve (4) ke hub (3), masukkan 3 kunci (2) ke dalamnya lalu setel springs (1)
sesuai posisi yang ditentukan seperti ditunjukkan pada gambar.

CATATAN:
• Tidak ada arah tertentu yang ditentukan untuk masinh-masing kunci.
• High speed synchronizer sleeve, hub, keys dan spring lebih kecil dari yang berkecepatan rendah.
5B-91
Posisi pemasangan kunci synchronizer
“a”=“b”

A: sisi gear ke-4


B: Sisi flange pendek
C: Projecting end

5) Masukkan bearing kanan (1) ke input shaft (2) dengan menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09913M80113

6) Pasang 3rd gear needle bearing (4), beri oli, lalu pasang gear ke-3 (1) dan synchronizer ring (2).
7) Masukkan high speed sleeve & hub assy. (3) menggunakan special tool dan hydraulic press.

CATATAN:
• Pastikan synchronizer ring key slot disejajarkan dengan key (5) pada sleeve & hub assy.
• Periksa rotasi bebas dari gear ke-3 setelah menekan masuk sleeve & hub assy.

Special Tool
(A): 09913M84510

5B-92
C
3 A

(A)

4 B 2

A: Sisi gigi ke-3


B: Key way
C: Flange panjang

8) Pasang circlip baru (1) ke alur dengan kencang.


9) Pasang needle bearing (2), beri oli, kemudian synchronizer ring (3) dan gear ke-4.

5. Input shaft

10) Tekan-pas bearing kiri (2) dengan menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09913M80113
11) Dengan menggunakan special tool yang sama dengan langkah 10), masukkan spacer gigi ke-5 (1).

PERHATIAN:

Untuk mencegah spacer gear ke-5 (1) terpelintir karena tekanan berlebihan, jangan menekan-pas dengan
bearing kiri (2) sekaligus.

5B-93
Pembongkaran dan Perakitan Kembali Countershaft
Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-66]
Referensi: Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Gear Ke-5 [5B-72]
Referensi: Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy. [5B-77]
Referensi: Komponen Input Shaft dan Countershaft [5B-89]

Membongkar
1) Keluarkan bearing cone kiri (2) dengan gear ke-4 (3) dengan menggunakan puller (4) dan hydraulic press.

PERHATIAN:

Untuk menghindari kerusakan pada gear teeth, topang gear ke-4 (3) pada sisi datar puller.

1. Countershaft

2) Gunakan puller (5) pada gear ke-2 (4), dan keluarkan gear spacer ke-3 & ke-4 (2) dan gear ke-3 (3) bersamaan
dengan gear ke-2 dengan menggunakan hydraulic press. Needle bearing akan terbuka keluar dengan gigi ke-2.

PERHATIAN:

Untuk menghindari kerusakan pada roda gigi, pastikan Anda menopangnya pada sisi datar bearing puller.

1. Countershaft

5B-94
3) Keluarkan synchronizer outer ring, center cone dan inner ring ke-2.
4) Dengan snap ring plier (3), lepas circlip (1).

2. Sleeve synchronizer kecepatan rendah

5) Gunakan puller (3) pada gear pertama (2) dan keluarkan low speed synchronizer sleeve & hub assy. (1) dengan
gear pertama menggunakan hydraulic press.

PERHATIAN:

Untuk menghindari kerusakan pada roda gigi, topang dengan sisi datar dari bearing puller.

6) Bongkar synchronizer sleeve & hub assy.


7) Keluarkan 1st gear needle bearing dari shaft.
8) Untuk melepas bearing kanan (1) dari countershaft, asah dengan grinder (2) satu sisi “a” bearing kanan (1)
seperti ditunjukkan hingga tipis.

PERHATIAN:

Berhati-hatilah untuk tidak mengasah countershaft (3).

3 2

1 “a”
3
1

9) Patahkan bearing kanan (2) pada titik yang tipis dengan chisel (1) dan bearing dapat dilepas.

5B-95
1

Merakit Kembali
1) Bersihkan semua komponen secara menyeluruh, periksa apakah terjadi ketidaknormalan dan ganti dengan
komponen baru jika perlu.
2) Periksa celah “a” antara synchronizer ring (2) dan gear (1), lebar key slot “b” dalam synchronizer ring dan ganti
dengan yang baru, bila perlu. Periksa juga gear teeth.

Celah “a” antara cincin synchronizer dengan gigi


Standar: 1.0 – 1,4 mm (0,040 – 1,397 mm.)
Batas servis: 0,5 mm (0,020 in.)

Lebar key slot “b”


Standar: 10.0 – 10,2 mm (0,394 – 10,211 mm.)
Batas: 10,45 mm (0,4114 in.)

3) Satukan synchronizer outer ring (1), inner ring (3) dan center cone (2), kemudian hitung selisih angka di antara
outer ring dan inner ring dan ganti dengan yang baru, bila perlu. Periksa juga gear teeth.

Perbedaan antara synchronizer outer ring dan inner ring (ke-2)


Standar “b”: 0.95 – 1,25 mm (0,0374 – 1,2497 mm.)
Batas servis“b”: 0,5 mm (0,0196 in.)

5B-96
4) Untuk memastikan pelumasan countershaft (1), tiupkan udara ke dalam lubang oli (2) sebagaimana ditunjukkan
pada gambar dan pastikan bahwa lubang-lubang tersebut bebas sumbatan.

5) Pasang low speed synchronizer sleeve (4) ke hub (3), masukkan 3 kunci (2) ke dalamnya lalu setel springs (1)
pada posisi yang ditentukan seperti ditunjukkan pada gambar.

CATATAN:
• Tidak ada arah tertentu yang ditentukan untuk masinh-masing kunci.
• Low speed synchronizer key dan spring lebih besar dari yang berkecepatan tinggi.

Posisi pemasangan kunci synchronizer


“a”=“b”

A: Sisi gigi pertama

6) Pasang bearing cone kanan (1) ke countershaft (2) menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09913M76010
(B): 09924M07720
5B-97
(A)

(B)
1

7) Pasang needle bearing (4), berikan oli, lalu pasang gear pertama (3).
8) Pasang synchronizer outer ring (2), center cone (6) dan inner ring (7) secara bersamaan seperti ditunjukkan
pada gambar.
9) Masukkan low speed sleeve & hub assy. (1) menggunakan special tool dan hydraulic press.

CATATAN:
• Topang shaft dengan special tool sebagaimana ditunjukkan pada gambar sehingga penahan cone
bearing akan bebas dari tekanan.
• Pastikan synchronizer ring key slot (8) sejajar dengan kunci (5) sambil menekan-pas sleeve & hub
assy.
• Periksa rotasi bebas gear pertama (3) setelah menekan masuk sleeve & hub assy.

Special Tool
(A): 09923M78210
(B): 09913M85210
(C): 09940M54910
(D): 09924M07710

[A]: Bagian B – B
A: Sisi gigi pertama
C: Flange pendek

10) Pasang circlip baru (1) ke alur dengan kencang.


11) Pasang needle bearing (2), dan beri oli pada needle bearing.

5B-98
12) Pasang gear ke-2 (6) dengan synchronizer outer ring (3), center cone (4), dan inner ring (5) secara bersamaan
seperti ditunjukkan pada gambar.

[A]: Bagian A – A

13) Tekan-pas gear ke-3 (2) dan spacer (1) menggunakan special tool dan hydraulic press.

CATATAN:
Disarankan menekan-pas spacer dan gear ke-3 lebih dulu, kemudian gear ke-4 secara terpisah sehingga
countershaft tidak tertekan berlebihan.

Special Tool
(A): 09923M78210
(B): 09913M85210

3. Gear ke-2

14) Tekan-pas gear ke-4 (2) dengan menggunakan prosedur yang sama pada langkah 11).
15) Pasang bearing cone kiri (1) menggunakan special tool dan hydraulic press.

CATATAN:
Untuk perlindungan cone bearing kanan (3), pastikan untuk menopang shaft dengan special tool seperti
ditunjukkan pada gambar.

Special Tool
(A): 09923M78210
(E): 09913M80113

5B-99
Komponen Shaft Persneling

1. Shaft persneling kecepatan rendah 4. Shaft guide persneling 5th & reverse : Jangan digunakan lagi
2. Shaft persneling kecepatan tinggi 5. Lengan persneling mundur
3. Shaft persneling ke-5 & mundur 6. Yoke persneling 5th & reverse

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Shaft Persneling ke-5 dan Persneling Mundur
Membongkar
Bongkar suku cadang komponen menggunakan special tool dan palu.

Special Tool
: 09922M85811

Merakit Kembali
Balik prosedur pembongkaran dengan memperhatikan hal berikut ini.

CATATAN:
Pasang 2 bola baja (3) pada lengan persneling mundur (1) dengan benar.

5B-100
2. Pegas 6. Yoke persneling 5th & reverse
4. Pin pegas 7. Shaft guide persneling 5th & reverse
5. Shaft persneling ke-5 &
mundur

Pemeriksaan Shaft dan Fork Persneling


1) Dengan menggunakan feeler gauge, periksa celah antara fork (1) dengan sleeve (2) dan ganti suku cadang
tersebut jika melebihi nilai yang ditentukan.

Celah “a” antara fork dengan sleeve


Batas servis: 1,0 mm (0,039 in.)

2) Masukkan setiap shaft persneling ke dalam case dan periksa untuk memastikan bahwa pergerakannya lancar.
Jika pergerakannya tidak lancar, perbaiki dengan oilstone, reamer atau sejenisnya.

Komponen-komponen Diferential
1 2 3
4

8 (a)
2
10
1

3 9

4
5 7

1. Washer pinion diferential 6. Case diferential : 90 N m (9,2 kgf-m, 66,5


lbf-ft)
2. Differential pinion 7. Final gear : Jangan digunakan
kembali.
3. Gigi sisi diferential 8. Baut final gear : Gunakan oli transaxle.

4. Washer gigi sisi 9. Pinion shaft diferential

5B-101
5. Bearing sisi diferential 10. Pin shaft pinion diferential

Pembongkaran dan Perakitan Kembali Diferential


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Transaxle Manual [5B-66]
Referensi: Pembongkaran dan Pemasangan Kembali Gear Ke-5 [5B-72]
Referensi: Pembongkaran dan Perakitan Kembali Transaxle Manual Assy. [5B-77]
Referensi: Komponen-komponen Diferential [5B-101]

Membongkar
1) Dengan menggunakan special tool, lepas bearing kiri (1).

Special Tool
(A): 09913M65135
(B): 09913M85230

(A)
(B)
1

2) Lepas bearing kanan dengan cara seperti langkah 1).


3) Dukung differential case (1) dengan soft jawed vise dan lepas baut final gear serta keluarkan final gear.
4) Keluarkan differential pinion shaft pin dengan menggunakan special tool dan palu, kemudian bongkar part
komponen.

Special Tool
(A): 09922M85811

2. Gigi sisi diferential

Merakit Kembali
1) Pasang differential pinion, side gear dan pinion shaft ke differential case, dan ukur backlash dan thrust play
differential side gear dengan menggunakan special tool sebagai berikut.
Jika nilai yang diukur tidak sesuai spesifikasi, pilih side gear washer dari ukuran yang tersedia, dan periksa lagi.

Ketebalan side gear washer yang tersedia

0,85 mm 1,1 mm
0,90 mm 1,15 mm
0,95 mm 1,20 mm

5B-102
1,0 mm 1,25 mm
1,05 mm 1,30 mm

Special Tool
(A): 09900M20607
(B): 09900M20701
(C): 09952M06010
a) Differential side gear backlash [A]
• Tahan diferential assy. dengan soft jawed vise dan gunakan measuring tip dari dial gauge pada side gear
seperti ditunjukkan pada gambar.
• Memperbaiki differential pinion, putar side gear maju mundur dan baca dial gauge.

Differential side gear backlash


0.10 – 0,15 mm (0,0039 – 0,1499 mm.)
b) Thrust play gear sisi diferential [B]
• Tahan diferential assy. dengan soft jawed vise dan gunakan measuring tip dari dial gauge pada side gear
seperti ditunjukkan pada gambar.
• Gerakkan side gear naik-turun dengan tangan dan baca dial gauge.

Thrust play gear sisi diferential


0.03 – 0,30 mm (0,001 – 0,305 mm.)

(A)
[A]

(B)

[B] (A)

(B)

(C)

2) Masukkan pinion shaft pin diferential baru dari sisi kanan hingga kedalaman dari permukaan case diferential
sekitar 1,2 mm (0,047 in.).
3) Tekan-pas bearing kiri (1) dengan menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09951M16080

5B-103
2. Case diferential

4) Tekan-pas bearing kanan (1) dengan menggunakan special tool dan hydraulic press.

Special Tool
(A): 09925M98221
(B): 09940M54910
(C): 09913M85230

2. Case diferential
3. Bearing kiri sisi diferential

5) Tahan diferential assy. dengan soft jawed vise (3), pasang final gear (2) kemudian kencangkan baut final gear
yang baru (1).

PERHATIAN:

Jangan gunakan kembali baut final gear. Jika digunakan kemabli, baut bisa longgar.

Momen pengencangan
Baut final gear (a): 90 N·m (9,2 kg-m, 66,5 lb-ft)

5B-104
Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Jumlah oli transaxle / filler plug 21 2.1 15.5
Transaxle oil drain plug 21 2.1 15.5
Sakelar lampu mundur 23 2.3 17.0
Baut guide case No.1 (a) 23 2.3 17.0
Baut guide case No.2 23 2.3 17.0
Baut interlock persneling 23 2.3 17.0
Baut interlock guide 5th to reverse 23 2.3 17.0
Mur countershaft 100 10.2 74.0
Baut shift fork shaft 10 1.0 7.5
Baut penutup samping 10 1.0 7.5
Baut tuas persneling mundur 23 2.3 17.0
Baut case transaxle 23 2.3 17.0
Reverse shaft bolt 21 21 15.5
Baut locating persneling 13 1.3 9.5
Baut pelat case kiri 23 2.3 17.0
Baut gutter oli 10 1.0 7.5
Baut final gear 90 9.2 66.5

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Unit Transaxle Manual [5B-66]
Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. [5B-67]
Komponen Assy. Transaxle Manual [5B-71]
Komponen-komponen Diferential [5B-101]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Grease SUZUKI Super Grease A P/No.: 99000–25011
Sealant SUZUKI Bond No.1217G P/No.: 99000–31260

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Persneling dan Select Shaft Assy. [5B-67]
Komponen Assy. Transaxle Manual [5B-71]
5B-105
Komponen Input Shaft dan Countershaft [5B-89]
Komponen-komponen Diferential [5B-101]

Special Tool
09900M20607 09900M20701
Dial gauge Magnetic stand

09912M34510 09913M50121
Case separator Oil seal remover

09913M65135 09913M70123
Bearing puller Alat pemasangan bearing

09913M75510 09913M75520
Bearing installer Bearing installer

09913M75821 09913M75830
Bearing installer attachment Pemasang bush steering
pinion

09913M76010 09913M80113
Bearing installer Bearing installer

09913M84510 09913M85210
Bearing installer Bearing installer

5B-106
09913M85230 09921M96510
Alat pelepas bearing Seal cutter oil pan

09922M85811 09923M78210
Spring pin remover (4.5 mm) Bearing installer

09924M07710 09924M07720
Pemasang synchronizer hub Pemasang synchronizer hub

09924M74510 09924M84510–004
Bearing dan oil seal handle Bearing installer attachment

09925M14520 09925M98221
Pemasang bearing dan oil Oil seal installer
seal (80 x 50 mm)

09925M78210 09927M76060
Spring pin remover (6 mm) Gear holder

09930M30104 09940M54910
Sliding shaft Driver pemasangan oil seal
fork depan

09941M64511 09942M15511
Bearing and oil seal Sliding hammer
remover (30 mm Min.)

5B-107
09944M96011 09951M16080
Pemasang bearing outer Bearing installer
race

09952M06010
Pelat dial gauge No.1

5B-108
Transmisi / Transaxle
Bab 5C

Kopling
K12M ......................................................................................................................................................................... 5C-3
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 5C-3
Konstruksi Kopling................................................................................................................................................. 5C-3
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 5C-3
Diagnosis Gejala Sistem Kopling .......................................................................................................................... 5C-3
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 5C-5
Memeriksa Pedal Kopling ..................................................................................................................................... 5C-5
Penyetelan Kabel Kopling ..................................................................................................................................... 5C-6
Komponen-komponen Kabel Kopling.................................................................................................................... 5C-7
Pelepasan dan Pemasangan Kabel Kopling......................................................................................................... 5C-7
Memeriksa Kabel Kopling ..................................................................................................................................... 5C-8
Komponen Pedal Kopling...................................................................................................................................... 5C-9
Pelepasan dan Pemasangan Pedal Kopling......................................................................................................... 5C-9
Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc........................................................................................................... 5C-10
Pelepasan dan Pemasangan Clutch Cover dan Clutch Disc.............................................................................. 5C-10
Memeriksa Clutch Cover dan Clutch Disc .......................................................................................................... 5C-12
Pelepasan dan Pemasangan Sistem Pelepasan Kopling................................................................................... 5C-13
Memeriksa Sistem Pelepasan Kopling................................................................................................................ 5C-16
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 5C-16
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 5C-16
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 5C-17
Material Servis Yang Dianjurkan ......................................................................................................................... 5C-17
Special Tool ......................................................................................................................................................... 5C-17

Z13DTJ.................................................................................................................................................................... 5C-19
Uraian Umum ........................................................................................................................................................ 5C-19
Konstruksi Kopling (Tipe Hidrolis) ....................................................................................................................... 5C-19
Informasi dan Prosedur Diagnosis..................................................................................................................... 5C-19
Diagnosis Gejala Sistem Kopling ........................................................................................................................ 5C-19
Petunjuk Perbaikan .............................................................................................................................................. 5C-21
Pelepasan dan Pemasangan Switch Posisi Pedal Kopling (CPP) ..................................................................... 5C-21
Pemeriksaan Switch Posisi Pedal Kopling (CPP)............................................................................................... 5C-21
Memeriksa Pedal Kopling ................................................................................................................................... 5C-22
Memeriksa Level Minyak Kopling........................................................................................................................ 5C-24
Pelepasan Udara dari Sistem Kopling ................................................................................................................ 5C-24
Komponen Pipa dan Selang Minyak Kopling...................................................................................................... 5C-25

5C-1
Pelepasan dan Pemasangan Pipa Minyak Kopling ............................................................................................ 5C-25
Pemeriksaan Pipa Minyak Kopling...................................................................................................................... 5C-26
Pelepasan dan Pemasangan Master Cylinder Kopling....................................................................................... 5C-26
Pelepasan dan Pemasangan Silinder Pengoperasian Kopling Assy.................................................................. 5C-27
Pemeriksaan Silinder Pengoperasian Kopling Assy ........................................................................................... 5C-28
Komponen Pedal Kopling.................................................................................................................................... 5C-28
Pelepasan dan Pemasangan Pedal Kopling....................................................................................................... 5C-29
Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc........................................................................................................... 5C-29
Pelepasan dan Pemasangan Clutch Cover dan Clutch Disc.............................................................................. 5C-29
Memeriksa Clutch Cover dan Clutch Disc .......................................................................................................... 5C-31
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 5C-32
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 5C-32
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 5C-32
Material Servis Yang Dianjurkan ......................................................................................................................... 5C-32
Special Tool ......................................................................................................................................................... 5C-32

5C-2
K12M

Uraian Umum
Konstruksi Kopling
Kopling pada kendaraan ini adalah kopling pegas diafragma dari tipe cakram tunggal kering. Pegas diafragma
kendaraan ini berjenis jari-jari, membentuk lingkaran yang kuat pada diameter luar, dengan serangkaian jari-jari
menunjuk ke dalam.
Cakram dengan empat pegas koil torsional yang terletak pada input shaft transaxle dengan involute spline.
Cover terpasang aman pada flywheel, dengan pegas diafragma sedemikian rupa sehingga sekeliling ujung pegas
menekan pelat pada flywheel (dengan cakram di antaranya), ketika release bearing kopling ditahan. Inilah kondisi
saat kopling bekerja.
Menekan pedal kopling menyebabkan release bearing maju dan mendorong ujung jari-jari dari pegas diagragma.
Ketika hal ini terjadi, pegas diafragma menarik pelat penekan dari flywheel, dengan demikian akan memutus putaran
mesin dari flywheel melalui clutch disc ke input shaft transaxle.

1. Crankshaft 4. Pelat penekan 7. Release bearing


2. Flywheel 5. Clutch cover 8. Input shaft
3. Clutch disc 6. Pegas diafragma 9. Release shaft

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Diagnosis Gejala Sistem Kopling
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Slipping Kabel kopling salah setel Setel kabel kopling.  [5C-6]
Permukaan clutch disc aus atau Ganti clutch disc.  [5C-10]
berminyak

5C-3
Cakram, pelat penekan atau Ganti clutch disc, cover atau
permukaan flywheel melengkung flywheel.
- Clutch disc dan cover:  [5C-10]
- Flywheel: Melepas dan Memasang
Flywheel [1D-36]
Pegas diafragma lemah Ganti penutup pegas.  [5C-10]
Kabel kopling berkarat Ganti kabel kopling.  [5C-7]
Kopling menyeret Kabel kopling salah setel Setel kabel kopling.  [5C-6]
Pegas diafragma lemah atau ujung Ganti penutup pegas.  [5C-10]
pegas aus
Input shaft spline berkarat Beri pelumas pada input shaft
spline.
Spline pada transaxle input shaft Ganti input shaft.  [5B-38]
rusak atau aus
Cakram kompling sangat goyang Ganti clutch disc.  [5C-10]
Permukaan kopling rusak atau kotor Ganti clutch disc.  [5C-10]
oleh minyak
Getaran kopling Bagian depan kopling berkaca Perbaiki atau ganti clutch disc. 
(seperti kaca) [5C-10]
Bagian depan kopling kotor oleh Ganti clutch disc.  [5C-10]
minyak
Release bearing tidak menyorong Beri pelumas pada input shaft atau
dengan halus pada penahan input ganti release bearing.  [5C-13]
shaft bearing
Clutch disc goyang atau kondisi Ganti clutch disc.  [5C-10]
permukaan kontak yang buruk
Pegas momen lemah di dalam Ganti clutch disc.  [5C-10]
clutch disc
Keling cakram longgar Ganti clutch disc.  [5C-10]
Pelat penekan atau permukaan Ganti clutch cover atau flywheel.
flywheel menyimpang - Clutch disc dan cover:  [5C-10]
- Flywheel: Melepas dan Memasang
Flywheel [1D-36]
Dudukan mesin melemah atau baut Ganti dudukan mesin atau
dan/atau mur dudukan mesin kencangkan lagi baut dan/atau
longgar mur dudukan mesin.  [1D-27]
Kopling bersuara Release bearing aus atau rusak Ganti release bearing.  [5C-13]
Bearing depan input shaft aus Ganti bearing input shaft.  [5B-
38]
Suara gemerutuk berlebihan pada Ganti clutch disc.  [5C-10]
hub clutch disc
Clutch disc retak Ganti clutch disc.  [5C-10]
Pelat penekan dan pegas diafragma Ganti penutup pegas.  [5C-10]
berderak
Kopling 'Grabbing' Permukaan clutch disc terkena Ganti clutch disc.  [5C-10]
minyak
Permukaan clutch disc sangat aus Ganti clutch disc.  [5C-10]
Kepala rivet menonjol keluar dari Ganti clutch disc.  [5C-10]
permukaan clutch disc
Pegas momen lemah Ganti clutch disc.  [5C-10]

5C-4
Petunjuk Perbaikan
Memeriksa Pedal Kopling
Ketinggian Pedal Kopling
Ukur jarak antara posisi bebas (1) dengan posisi tertekan penuh (2) pada pedal kopling yang ditunjukkan oleh “a”
dalam gambar. Jika ketinggian pedal di luar spesifikasi, setel ketinggiannya dengan memutar baut penyetel pedal
kopling (3). Pastikan Anda mengencangkan mur pengunci pedal kopling (4) setelah penyetelan.

Ketinggian pedal kopling


“a”: 121,2 mm (4,77 in.)

Momen pengencangan
Mur pengunci pedal kopling (a): 6 N·m (0,6 kg-m, 4,5 lb-ft)

Gerak Bebas Pedal Kopling


1) Tekan pedal kopling (1), hentikan sesaat ketika resistan kopling dirasakan, dan ukur jaraknya (gerak bebas pedal
kopling).
Gerak bebas harus berada di dalam spesifikasi berikut.
2) Jika gerak bebas tidak berada di dalam spesifikasi, setel kabel kopling.  [5C-6]

Gerak bebas pedal kopling


“a”: 15 – 20 mm (0,59 – 20,07 mm.)

5C-5
3) Periksa kembali gerak bebas pedal kopling.
Jika gerak bebas pedal kopling di luar spesifikasi, periksa sistem kopling.

Penyetelan Kabel Kopling


1) Lepas joint lock cap (2).
2) Sesuaikan gerak bebas release arm hingga spesifikasi dengan mur cable joint (1).

Lepaskan lengan gerak bebas


“a”: 0 – 2 mm (0 – 2,03 mm.)

“a”

3) Pasang joint lock cap.


4) Periksa gerak bebas pedal kopling berdasarkan “Free Travel Pedal Kopling” pada Memeriksa Pedal Kopling [5C-
5] .
5) Periksa kopling untuk mengetahui fungsinya dengan mesin dalam kondisi hidup.

5C-6
Komponen-komponen Kabel Kopling

1. Kabel kopling 4. Mur Joint 7. Baut klem


: Berikan grease 99000-25011 ke cangkuk
kabel.
2. Release arm 5. Joint lock cap 8. Pedal kopling

3. Joint pin 6. Baut luar kabel kopling : 9 N m (0,9 kgf-m, 7,0 lbf-ft)
: Berikan grease 99000-25011 ke joint pin.

Pelepasan dan Pemasangan Kabel Kopling


Pelepasan
1) Lepaskan joint lock cap.
2) Lepas mur joint kabel kopling (1) dan joint pin (2) dari kabel kopling (4).
3) Lepas kabel kopling (4) dari lengan pelepas kopling (3).
3

1 2

4) Lepas baut luar kabel kopling (1) pada dash panel (2) di ruang mesin.

5C-7
5) Lepas koneksi kabel kopling dari pedal kopling, kemudian lepas kabel.

Pemasangan
1) Berikan gemuk ujung pengait kabel (1) dan joint pin (2) sebelum memasang kabel.
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)
2) Kaitkan ujung kabel dengan pedal menggunakan obeng atau long nose plier dari dalam kabin, kemudian satukan
inner cable wire joint pin (2) dalam release arm (3).

3) Kencangkan kabel dengan baut kabel (1) ke dash panel (2).

Momen pengencangan
Baut cable kopling (a): 9 N·m (0,9 kg-m, 7,0 lb-ft)

4) Sekrupkan mur joint nut dan sesuaikan kabel kopling menurut Penyetelan Kabel Kopling [5C-6] , kemudian
pasang joint lock cap.
5) Periksa kopling untuk mengetahui fungsinya dengan mesin dalam kondisi hidup.

Memeriksa Kabel Kopling


Periksa kabel kopling, dan ganti jika terjadi hal berikut.
• Pergesekan kabel terlalu besar
• Kabel berjumbai
• Kabel peot dan kusut

5C-8
• Boot pecah
• Ujung aus

Komponen Pedal Kopling

1. Bracket pedal kopling 7. Return spring


: Berikan grease 99000-25011 ke bagian dalam
pegas.

2. Bush pedal a, b: Urutan pengencangan: a → b


: Berikan grease 9900-25011 ke bagian luar bush.
3. Pedal shaft spacer : 13 N m (1,3 kgf-m, 9,5 lbf-ft)
4. Pedal kopling : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
5. Pad pedal : 6 N m (0,6 kgf-m, 4,5 lbf-ft)
6. Cushion

Pelepasan dan Pemasangan Pedal Kopling


Pelepasan
1) Lepas kabel kopling dari pedal kopling.  [5C-7]
2) Lepas pedal kopling assy. dari kendaraan.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan masing-masing baut dan mur sesuai spesifikasi.  [5C-9]

5C-9
• Setel kabel kopling.  [5C-6]
• Berikan grease pada kait ujung kabel.
: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc


(a) 1 A

2
10

3 A

4 A

7 A
11

6 A

(a)

8
9

1. Joint pin 8. Clutch cover

2. Mur Joint 9. Clutch disc

3. Seal release shaft kopling 10. Release arm


: Berikan grease 99000-25011 ke bibir seal.

4. Bush No. 2 release shaft kopling 11. Pin


: Berikan grease 99000-25011 ke bagian dalam bush.

5. Release shaft kopling : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)


: Berikan grease 99000-25011 ke ujung lengan release shaft arm.

6. Bush No. 1 release shaft kopling Jangan digunakan kembali.


: Berikan grease 99000-25011 ke bagian dalam bush.

7. Release bearing
: Berikan grease 99000-25011 ke sambungan antara bearing dengan release shaft juga di
dalam bearing.

Pelepasan dan Pemasangan Clutch Cover dan Clutch Disc


Referensi: Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc [5C-10]

Pelepasan
1) Lepas transaxle manual.  [5B-16]
2) Pegang flywheel dengan special tool dan lepas baut clutch cover (1), clutch cover (2) dan clutch disc.

Special Tool
(A): 09924M17811

5C-10
Pemasangan
Referensi: Memeriksa Clutch Cover dan Clutch Disc [5C-12]

CATATAN:
Sebelum merakit, pastikan bahwa permukaan flywheel dan permukaan pelat penekan sudah dibersihkan dan
dikeringkan.

1) Dengan menyejajarkan clutch disc dengan bagian tengah flywheel menggunakan special tool (A), pasang clutch
disc (1) dan baut.
2) Kencangkan baut cover dengan urutan numerik (“1”–“6”) sesuai spesifikasi momen pengencangan.

CATATAN:
Sambil mengencangkan baut clutch cover, tekan clutch disc dengan special tool (B) (arahkan bagian
tengah kopling) dengan tangan Anda sehingga tepat di tengah.

Special Tool
(A): 09924M17811
(B): 09923M36320

Momen pengencangan
Baut clutch cover (a): 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft)

3) Berikan grease tipis ke input shaft (1), lalu sambungkan transaxle manual dengan mesin.  [5B-16]
“A”: Grease 99000–25210 (SUZUKI Super Grease I)

5C-11
CATATAN:
Ketika memasukkan input shaft transaxle ke clutch disc, arahkan crankshaft sedikit demi sedikit hingga
tepat dengan spline.

Memeriksa Clutch Cover dan Clutch Disc


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Clutch Cover dan Clutch Disc [5C-10]

Clutch Disc
Ukur kedalaman tekanan rivet head, yaitu jarak antara rivet head dengan permukaan bagian depan.
Jika tekanan ditemukan telah mencapai batas servis pada lubang rivet (2), ganti clutch disc (1).

Kedalaman head rivet


Standar: 1.15 – 1,75 mm (0,0453 – 1,7501 mm.)
Batas: 0,5 mm (0,02 in.)

Clutch Cover

PERHATIAN:

Jangan membongkar clutch cover ke dalam pegas diafragma dan pelat penekan.
Jika terdapat ketidaknormalan, ganti clutch cover.

Periksa clutch cover sebagai berikut.


• Periksa pegas diafragma (1) untuk mengetahui adanya keausan yang tidak normal atau kerusakan.
• Periksa pelat penekan (2) untuk mengetahui adanya titik-titik aus dan titik-titik panas.
Jangan membongkar clutch cover ke dalam pegas diafragma dan pelat penekan.
Jika terdapat ketidaknormalan, ganti clutch cover.

5C-12
Pelepasan dan Pemasangan Sistem Pelepasan Kopling
Referensi: Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc [5C-10]

Pelepasan
1) Lepas release arm dengan melonggarkan bautnya.
2) Ambil release bearing dengan memutar release shaft (1).
3) Keluarkan bush No.2 menggunakan special tool (A) dan palu. Seal release shaft juga akan tertekan.

Special Tool
(A): 09922M46010
4) Lepas release shaft (1).

5) Jika diperlukan, lepas bush release shaft kopling No.1 sebagai berikut.
a) Pasang tap (M16 X 1.5) (1) ke bush release shaft kopling No.1.

b) Tarik bush No.1 menggunakan (1) dan special tool.

Special Tool
(B): 09923M46020
(C): 09930M30104

5C-13
Pemasangan
Referensi: Memeriksa Sistem Pelepasan Kopling [5C-16]
1) Pasang bush No.1 baru menggunakan special tool dan palu, lalu berikan grease ke bagian dalam bush.

Special Tool
(A): 09943M88211
(B): 09923M46030
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

2) Pasang release shaft.


3) Berikan grease ke bagian dalam bush No.2 (1) dan tekan-pas menggunakan special tool sama seperti yang
digunakan saat pelepasan.
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

Special Tool
(A): 09922M46010
4) Berikan grease ke bibir seal release shaft (2), lalu pasang hingga merata pada permukaan case. Gunakan
special tool untuk pemasangan ini dan hadapkan bibir seal ke bawah (di dalam).
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)

Special Tool
(B): 09925M98221
5) Kunci seal pada A menggunakan alat pengunci dan palu.

5C-14
6) Berikan grease ke bagian dalam release bearing dan release shaft (2), lalu setel release bearing (1).
“A”: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)
7) Berikan grease ke input shaft (3) spline 0,3 g (0,01 oz)) dan ujung depan (0,15 g (0,005 oz)).
“B”: Grease 99000–25210 (SUZUKI Super Grease I)

8) Setel release arm (1) ke release shaft (2) luruskan tanda (4) release arm dan tanda (3) release shaft, kemudian
kencangkan baut sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut release arm (a): 23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft)

5C-15
Memeriksa Sistem Pelepasan Kopling
Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Sistem Pelepasan Kopling [5C-13]

Release Bearing Kopling


Periksa release bearing kopling (1) untuk mengetahui kelancaran rotasinya. Ganti jika perputarannya tak normal.

PERHATIAN:

Jangan cuci release bearing. Pencucian release bearing menyebabkan kebocoran grease dan kerusakan
bearing.

Release Shaft Kopling


Periksa release shaft kopling dan pin untuk mengetahui adanya defleksi atau kerusakan.
Ganti jika perputarannya tak normal.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur pengunci pedal kopling 6 0.6 4.5
Baut kabel kopling 9 0.9 7.0
Baut clutch cover 23 2.3 17.0
Baut release 23 2.3 17.0

5C-16
CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen-komponen Kabel Kopling [5C-7]
Komponen Pedal Kopling [5C-9]
Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc [5C-10]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Grease SUZUKI Super Grease A P/No.: 99000–25011
SUZUKI Super Grease I P/No.: 99000–25210

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen-komponen Kabel Kopling [5C-7]
Komponen Pedal Kopling [5C-9]
Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc [5C-10]

Special Tool
09922M46010 09923M36320
Clutch bush remover Center guide clutch (15 mm)

09923M46020 09923M46030
Joint pipe Joint pipe

09924M17811 09925M98221
Flywheel holder Bearing installer

5C-17
09930M30104 09943M88211
Sliding shaft Pinion bearing installer

5C-18
Z13DTJ

Uraian Umum
Konstruksi Kopling (Tipe Hidrolis)
Kopling pada kendaraan ini adalah kopling pegas diafragma dari tipe cakram tunggal kering. Pegas diafragma
kendaraan ini berjenis jari-jari, membentuk lingkaran yang kuat pada diameter luar, dengan serangkaian jari-jari
menunjuk ke dalam.
Cakram dengan empat pegas koil torsional yang terletak pada input shaft transaxle dengan involute spline.
Penutup kopling terpasang aman pada flywheel, dengan menahan diaphragm spring sedemikian rupa sehingga
sekeliling ujung pegas menekan pelat tekanan pada flywheel (dengan cakram di antaranya), ketika release bearing
kopling (menyatu di dalam silinder pengoperasian kopling) ditahan. Inilah kondisi saat kopling bekerja.
Menekan pedal kopling menyebabkan release bearing (menyatu di dalam silinder pengoperasian kopling) maju dan
mendorong ujung jari-jari dari pegas diagragma yang diruncingkan. Ketika hal ini terjadi, pegas diafragma menarik
pelat penekan dari flywheel, dengan demikian akan memutus putaran mesin dari flywheel melalui clutch disc ke input
shaft transaxle. Minyak kopling dipasok dari reservoir minyak rem. Ketinggian minyak kopling dapat diperiksa dengan
ketinggian minyak rem pada reservoir minyak rem.

1. Crankshaft 4. Pelat penekan 7. Operating cylinder assy


2. Flywheel 5. Clutch cover 8. Input shaft
3. Clutch disc 6. Pegas diafragma

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Diagnosis Gejala Sistem Kopling
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan

5C-19
Slipping Gerak bebas pedal kopling tidak pas Ganti lengan pedal kopling dan/atau
master cylinder kopling.
- Lengan pedal kopling:  [5C-29]
- Master cylinder kopling:  [5C-26]
Permukaan clutch disc aus atau Ganti clutch disc.  [5C-29]
berminyak
Cakram, pelat penekan atau Ganti clutch disc, cover atau
permukaan flywheel melengkung flywheel.
- Clutch disc dan cover:  [5C-29]
- Flywheel:  [1D-122]
Pegas diafragma lemah Ganti penutup pegas.  [5C-29]
Piston master cylinder atau seal cup Ganti master cylinder kopling. 
tidak kembali [5C-26]
Kopling menyeret Gerak bebas pedal kopling tidak pas Ganti lengan pedal kopling dan/atau
master cylinder kopling.
- Lengan pedal kopling:  [5C-29]
- Master cylinder kopling:  [5C-26]
Pegas diafragma lemah atau ujung Ganti penutup pegas.  [5C-29]
pegas aus
Input shaft spline berkarat Beri pelumas pada input shaft
spline.
Spline pada transaxle input shaft Ganti input shaft.  [5B-89]
rusak atau aus
Cakram kompling sangat goyang Ganti clutch disc.  [5C-29]
Permukaan kopling rusak atau kotor Ganti clutch disc.  [5C-29]
oleh minyak
Kebocoran minyak Perbaiki atau ganti sistem kopling.
Getaran kopling Bagian depan kopling berkaca Perbaiki atau ganti clutch disc. 
(seperti kaca) [5C-29]
Bagian depan kopling kotor oleh Ganti clutch disc.  [5C-29]
minyak
Release bearing tidak bergeser Ganti operating cylinder assy
dengan halus kopling.  [5C-27]
Clutch disc goyang atau kondisi Ganti clutch disc.  [5C-29]
permukaan kontak yang buruk
Pegas momen lemah di dalam Ganti clutch disc.  [5C-29]
clutch disc
Keling cakram longgar Ganti clutch disc.  [5C-29]
Pelat penekan atau permukaan Ganti clutch cover atau flywheel.
flywheel menyimpang - Clutch disc dan cover:  [5C-29]
- Flywheel:  [1D-122]
Dudukan mesin melemah atau baut Ganti dudukan mesin atau
/ mur dudukan mesin longgar kencangkan lagi baut / mur
dudukan mesin.  [1D-116]
Kopling bersuara Release bearing aus atau rusak Ganti operating cylinder assy
kopling.  [5C-27]
Suara gemerutuk berlebihan pada Ganti clutch disc.  [5C-29]
hub clutch disc
Clutch disc retak Ganti clutch disc.  [5C-29]
Pelat penekan dan pegas diafragma Ganti penutup pegas.  [5C-29]
berderak
Kopling 'Grabbing' Permukaan clutch disc terkena Ganti clutch disc.  [5C-29]
minyak
Permukaan clutch disc sangat aus Ganti clutch disc.  [5C-29]

5C-20
Kepala rivet menonjol keluar dari Ganti clutch disc.  [5C-29]
permukaan clutch disc
Pegas momen lemah Ganti clutch disc.  [5C-29]

Petunjuk Perbaikan
Pelepasan dan Pemasangan Switch Posisi Pedal Kopling (CPP)
Pelepasan
1) Lepas koneksi konektor switch CPP (4) dengan kunci kontak MATI.
2) Tekan pedal kopling, kemudian tarik keluar switch slider (1) switch CPP searah panah “a” pada gambar.
Kemudian, tarik penyetel (2) searah [anah “b” pada gambar.
3) Lepas switch CPP dengan menekan pin (3) ke arah dalam.

Pemasangan
1) Tarik keluar switch slider (1) switch CPP searah panah “a” pada gambar.
Kemudian, tarik penyetel (2) searah [anah “b” pada gambar.
2) Tarik pedal kopling kemudian pasang switch CPP.
3) Penyetelan switch CPP tidak diperlukan.
Setelah pedal kopling dilepaskan, setel jarak yang sesuai secara otomatis.
4) Hubungkan konektor ke switch CPP dengan kuat.

Pemeriksaan Switch Posisi Pedal Kopling (CPP)


Pemeriksaan
Periksa resistan antara terminal dalam masing-masing kondisi di bawah ini. Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan,
ganti.
5C-21
Resistan switch CPP
Saat switch shaft ditekan (1): Hubungan
Saat switch shaft tidak ditekan (2): Tidak ada hubungan

Memeriksa Pedal Kopling


Ketinggian Pedal Kopling
Ukur jarak antara posisi bebas (1) dengan posisi tertekan penuh (2) pada pedal kopling yang ditunjukkan oleh “a”
dalam gambar. Jika tinggi pedal kopling tidak sesuai spesifikasi, ganti lengan pedal dan/atau silinder master kopling
(3).

Ketinggian pedal kopling


“a”: 120 mm (4,72 in.)

3
1

“a”

Play Push Rod Silinder


Tekan pedal kopling (1) secara perlahan dengan jari, berhentilah saat terasa sedikit peningkatan resistan dan ukur
perpindahan pedal (play push rod) seperti ditunjukkan “a”.
Jika “a” tidak sesuai spesifikasi, ganti master cylinder (3) atau lengan pedal (2).

Play push rod


“a”: Maks. 3 mm (0,12 in.)

5C-22
3 2

“a”

Gerak Bebas Pedal Kopling


Tekan pedal kopling (1), hentikan saat resistan kopling terasa, dan ukur perpindahan pedal (gerak bebas pedal
kopling) seperti ditunjukkan “b” pada gambar.
Jika “a” tidak sesuai spesifikasi, periksa lengan pedal (2) dan master cylinder (3) atau ganti bagian yang rusak.

Gerak bebas pedal kopling


“b”: 2 – 8 mm (0,08 – 7,87 mm.)

Margin Pelepasan Kopling


1) Tarik rem rem tangan sepenuhnya dan ganjal roda.
2) Hidupkan mesin dan jaga mesin pada posisi idle dengan posisi gear netral.
3) Tanpa menekan pedal kopling (1), tekan sedikit shift lever ke posisi mundur hingga transaxle mengeluarkan
kebisingan kontak gear. Jangan memindahkan tuas ke posisi mundur.
4) Dengan mengeluarkan gear contact noise, tekan pedal kopling perlahan (1), dan pada posisi gear contact noise
mati (titik pelepasan) hentikan penekanan.
5) Ukur jarak antara release point (4) dan stroke point penuh (5) pada pedal kopling (1) yang ditunjukkan “c” pada
gambar.
Jika “c” tidak sesuai spesifikasi, kemungkinan ada udara yang terjebak di dalam sistem. Jika diduga demikian,
keluarkan udara.  [5C-24]
Setelah menyelesaikan pemeriksaan di atas, hidupkan mesin dan periksa kopling untuk mengetahui
pengoperasian yang tepat.

Margin pelepasan kopling


“c”: 25 – 55 mm (0,98 – 5,51 cm.)

5C-23
3
2

4 1

“b”
5 “c”

Memeriksa Level Minyak Kopling


1) Periksa sistem kopling untuk menemukan keretakan, kerusakan dan kebocoran minyak.
Jika ditemukan kerusakan, perbaiki atau ganti.
2) Periksa level minyak.  [4A-5]

Minyak kopling
: Lihat Tutup reservoir minyak rem

Pelepasan Udara dari Sistem Kopling


PERHATIAN:

• Minyak rem (Minyak kopling) bersifat amat merusak cat. Jika secara tak sengaja minyak menyentuh
permukaan bercat, segera bilas minyak dari cat dan bersihkan permukaan bercat.
• Saat mengoperasikan langkah pedal untuk pelepasan udara dari sistem kopling, setelah melepaskan
pedal kopling, pastikan menunggu 1 detik atau lebih sebelum menekannya lagi. Jika tidak, oil seal pada
silinder yang beroperasi akan rusak, sehingga menyebabkan kebocoran oli.

Keluarkan udara dari sistem kopling.


Lihat Pelepasan Udara dari Sistem Rem [4A-7] .

5C-24
Komponen Pipa dan Selang Minyak Kopling
4 3

1
2

1. Master cylinder kopling 3. Selang reservoir kopling 5. Silinder


pengoperasian
2. Pipa minyak kopling 4. Reservoir master cylinder rem

Pelepasan dan Pemasangan Pipa Minyak Kopling


Referensi: Komponen Pipa dan Selang Minyak Kopling [5C-25]

PERHATIAN:

Jangan sampai minyak mengenai permukaan bercat. Hal itu dapat menyebabkan permukaan bercat rusak.

Pelepasan
1) Hilangkan debu dan kotoran dari masing-masing sambungan pipa yang akan dilepas dan bersihkan sekitar tutup
reservoir master cylinder rem.
2) Keluarkan minyak dari reservoir master cylinder rem dengan syringe atau sejenisnya.
3) Tarik klem (1) master cylinder kopling (3) dan tarik klem (5) sambungan pipa minyak (4), dan lepaskan
sambungan pipa minyak kopling (2).
4) Tarik klem (6) peredam (7) kemudian lepaskan sambungan peredam (7) dari pipa minyak (2).

1
2

4
5 7 6

5C-25
Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.

PERHATIAN:

• Jangan sampai minyak mengenai permukaan bercat.


• Jangan sampai pipa bersentuhan keras dengan bodi atau bagian lain kendaraan.

• Pasang masing-masing klem dengan kencang.


• Setelah pemasangan, periksa gerak bebas pedal kopling.  [5C-22]
• Setelah dipasang, keluarkan udara dari sistem kopling.  [5C-24]
• Periksa kebocoran minyak.
• Tambahkan minyak hingga ketinggian reservoir MAX.

Pemeriksaan Pipa Minyak Kopling


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Pipa Minyak Kopling [5C-25]
Periksa pipa untuk menemukan kerusakan, kotoran dan kerusakan. Ganti jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan.

Pelepasan dan Pemasangan Master Cylinder Kopling


Pelepasan
1) Bersihkan sekeliling penutup reservoir master cylinder rem dan keluarkan minyak dari reservoir master cylinder
rem dengan syringe atau semacamnya.
2) Lepaskan sambungan pipa minyak kopling dari master cylinder kopling (1).  [5C-25]
3) Lepaskan sambungan selang reservoir kopling (2).
4) Lepaskan push rod dari pedal kopling.
5) Putar master cylinder kopling (1) searah jarum jam seperti ditunjukkan pada gambar, kemudian lepaskan.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Berikan grease pada ujung push rod.
“A”: Grease 99000–25100 (SUZUKI Silicone Grease)

“A”

5C-26
Pelepasan dan Pemasangan Silinder Pengoperasian Kopling Assy
PERHATIAN:

• Jangan sampai minyak mengenai permukaan bercat. Hal itu dapat menyebabkan permukaan bercat rusak.
• Jangan membongkar silinder pengoperasian kopling assy.

Pelepasan
1) Bersihkan sekeliling penutup reservoir master cylinder rem dan keluarkan minyak dari reservoir master cylinder
rem dengan syringe atau semacamnya.
2) Lepaskan transaxle assy.  [5B-66]
3) Kendurkan mur kembang pipa minyak kopling (1) pada silinder pengoperasian assy kopling (2).
4) Lepaskan sleeve sambungan pipa kopling (3) dari transaxle, kemudian lepaskan pipa minyak kopling (4).
5) Lepaskan silinder pengoperasian kopling assy dari transaxle.
3

Pemasangan
1) Pasang silinder pengoperasian kopling (2) ke transaxle. Kencangkan baut pemasangan baru sesuai dengan
spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut pemasangan silinder pengoperasian kopling assy (a): 10 N·m (1,0 kg-m, 7,5 lb-ft)
2) Hubungkan pipa minyak kopling (4) ke silinder pengoperasian kopling assy sementara.
3) Pasang sleeve sambungan pipa kopling (3) ke transaxle dengan kuat kemudian kencangkan mur kembang pipa
minyak kopling (1) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Mur kembang pipa minyak kopling (b): 16 N·m (1,6 kg-m, 12,0 lb-ft)

5C-27
3

1, (b)

(a)

4) Pasang kembali transaxle assy.  [5B-66]


5) Keluarkan udara dari sistem kopling dan periksa gerak bebas pedal kopling.
- Keluarkan udara sistem kopling:  [5C-24]
- Gerak bebas pedal kopling:  [5C-22]

Pemeriksaan Silinder Pengoperasian Kopling Assy


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Silinder Pengoperasian Kopling Assy [5C-27]
Periksa kebocoran minyak kopling, kerusakan pegas dan bearing untuk putaran yang halus. Jika ditemukan
malfungsi, ganti silinder pengoperasian kopling assy.

Komponen Pedal Kopling

1. Pedal kopling 5. Shaft spacer pedal kopling : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
2. Pad pedal kopling 6. Cushion : 13 N m (1,3 kgf-m, 9,5 lbf-ft)

3. Pegas 7. Bracket pedal kopling


: Berikan grease ke bagian dalam pegas.

4. Bush pedal a, b: Mur dan baut bracket pedal


: Berikan grease ke seluruh permukaan : Urutan pengencangan: a → b
bush.

5C-28
Pelepasan dan Pemasangan Pedal Kopling
PERHATIAN:

Untuk model LHD, jangan membongkar pedal kopling assy. Jika ditemukan kondisi malfungsi, ganti pedal
kopling assy.

Pelepasan
1) Lepaskan push rod dari pedal kopling.
2) Lepaskan sambungan konektor switch CPP, kemudian lepas switch CPP dari pedal kopling assy, bila perlu.
3) Lepas Lepas pedal kopling assy dari bodi kendaraan.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan masing-masing baut dan mur sesuai spesifikasi.  [5C-28]
• Berikan grease pada ujung push rod.
: Grease 99000–25100 (SUZUKI Silicone Grease)

Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc


(a)

1. Clutch cover : 15 N m (1,5 kgf-m, 11,0 lbf-ft)


2. Clutch disc

Pelepasan dan Pemasangan Clutch Cover dan Clutch Disc


Referensi: Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc [5C-29]

Pelepasan
1) Lepas transaxle manual.  [5B-66]
2) Tahan flywheel dengan special tool dan lepas penutup kopling (1) dan clutch disc.

Special Tool
(A): 09924–17811

5C-29
Pemasangan
Referensi: Memeriksa Clutch Cover dan Clutch Disc [5C-31]

CATATAN:
Sebelum pemasangan, pastikan bahwa permukaan flywheel dan permukaan pelat penekan sudah
dibersihkan dan dikeringkan.

1) Pastikan flywheel ditahan dengan menggunakan special tool (A).


2) Dengan menyejajarkan clutch disc dengan bagian tengah flywheel menggunakan special tool (B), pasang
penutup kopling (1) kemudian kencangkan baut (2) sesuai spesifikasi.

CATATAN:
• Sambil mengencangkan baut clutch cover, tekan clutch disc dengan special tool (B) (arahkan bagian
tengah kopling) dengan tangan Anda sehingga tepat di tengah.
• Kencangkan baut penutup sedikit demi sedikit dengan merata secara diagonal.

Special Tool
(A): 09924M17811
(B): 09923M36320

Momen pengencangan
Baut clutch cover (a): 15 N·m (1,5 kg-m, 11,0 lb-ft)

3) Berikan grease tipis ke input shaft (1), lalu sambungkan transaxle manual dengan mesin.  [5B-66]
“A”: Grease 99000–25210 (SUZUKI Super Grease I)

CATATAN:
Ketika memasukkan input shaft transaxle ke clutch disc, arahkan crankshaft sedikit demi sedikit hingga
tepat dengan spline.

5C-30
1

“A”

Memeriksa Clutch Cover dan Clutch Disc


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Clutch Cover dan Clutch Disc [5C-29]

Clutch Disc
Ukur kedalaman tekanan rivet head, yaitu jarak antara rivet head dengan permukaan bagian depan.
Jika tekanan ditemukan telah mencapai batas servis pada lubang rivet (2), ganti clutch disc (1).

Kedalaman head rivet


Standar: 1.65 – 2,25 mm (0,06 – 2,29 mm.)
Batas: 0,5 mm (0,02 in.)

Clutch Cover

PERHATIAN:

Jangan membongkar clutch cover ke dalam pegas diafragma dan pelat penekan.
Jika ditemukan kondisi malfungsi, ganti penutup kopling.

Periksa penutup kopling untuk menemukan hal berikut ini.


• Periksa pegas diafragma (1) untuk mengetahui adanya keausan yang tidak normal atau kerusakan.
• Periksa pelat penekan (2) untuk mengetahui adanya titik-titik aus dan titik-titik panas.

5C-31
Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut pemasangan silinder pengoperasian
10 1.0 7.5
kopling assy
Mur kembang pipa minyak kopling 16 1.6 12.0
Baut clutch cover 15 1.5 11.0

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Pedal Kopling [5C-28]
Komponen Cover Clutch dan Clutch Disc [5C-29]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Grease SUZUKI Silicone Grease P/No.: 99000–25100
SUZUKI Super Grease I P/No.: 99000–25210

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Pedal Kopling [5C-28]

Special Tool
09923M36320 09924–17811
Center guide clutch (15 mm) Flywheel holder

5C-32
Kemudi
Bab 6

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan .............................................................................................................................................. 6-2
Tindakan Pencegahan pada Kemudi ....................................................................................................................... 6-2

6-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan pada Kemudi
Peringatan Air Bag
Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Peringatan Servis Sistem Air Bag


Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Tindakan Pencegahan untuk Diagnosis Kemudi


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Diagnosis Kemudi [6A-2] .

Tindakan Pencegahan Servis pada Roda dan Steering Column


Lihat Tindakan Pencegahan Servis pada Roda Kemudi dan Steering Column [6B-2] .

Uraian Sistem P/S


Lihat Catatan untuk Sistem Kemudi [6C-3] .

Tindakan penegahan untuk pemasangan wiring harness


Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah elektrik.

6-2
Kemudi
Bab 6A

Diagnosis Umum Kemudi


Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 6A-2
Tindakan Pencegahan untuk Diagnosis Kemudi ...................................................................................................6A-2
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 6A-2
Diagnosis Gejala Kemudi.......................................................................................................................................6A-2
Pemeriksaan Sistem Kemudi .................................................................................................................................6A-3

6A-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Diagnosis Kemudi
Karena melibatkan beberapa sistem, semua masalah kemudi harus dipertimbangkan saat mendiagnosis keluhan.
Agar tidak menggunakan gejala yang salah, selalu lakukan tes jalan terlebih dahulu. Lanjutkan dengan pemeriksaan
awal berikut dan perbaiki semua kerusakan yang ditemukan.
1) Periksa ban untuk mengetahui tekanan yang tepat dan keausan tidak merata.
2) Angkat kendaraan periksa sistem kemudi untuk menemukan suku cadang yang kendur atau rusak.
3) Putar roda depan. Periksa untuk menemukan ban yang tidak rata, roda yang tidak seimbang, rim bengkok, wheel
bearing yang kendur dan/atau kasar.

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Diagnosis Gejala Kemudi
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Kemudi sulit Ban tidak rata Pompa ban hingga tekanan yang
sesuai.
Malfungsi sistem power steering Periksa dan perbaiki.
Kencangkan tie-rod end ball stud Ganti tie-rod end atau front
atau ball joint suspension control arm.
Wheel alignment depan terganggu. Periksa dan sesuaikan alignment
roda depan.
Kencangkan steering column Ganti steering column.
Penyetelan Rack dan pinion yang Pemeriksaan dan penyetelan
salah momen rack dan pinion.
Terlalu banyak putaran pada Wheel bearing aus Ganti wheel bearing.
kemudi Kendurkan baut steering gear case Kencangkan baut gear case.
Case steering gear assy. salah Ganti case steering gear assy.
Steering shaft joint aus Ganti steering column assy.
Tie-rod end atau tie-rod di dalam Ganti tie-rod end atau tie-rod.
ball joint aus
Ball joint aus Ganti front suspension control
arm.
Penyetelan Rack dan pinion yang Pemeriksaan dan penyetelan
salah momen rack dan pinion.
Kemampuan balik buruk Kencangkan tie-rod end ball stud Ganti tie-rod end.
Kencangkan ball joint Ganti front suspension control
arm.
Kencangkan steering column Ganti steering column.
Alignment front end terganggu Periksa dan sesuaikan alignment
front end.
Case steering gear assy. salah Ganti case steering gear assy.
Ban tidak rata Setel tekanan ban.
Penyetelan Rack dan pinion yang Pemeriksaan dan penyetelan
salah momen rack dan pinion.
Kebisingan rack dan pinion Kendurkan baut steering gear case Kencangkan baut steering gear
(Rattle or chuckle) case.
Penyetelan Rack dan pinion yang Pemeriksaan dan penyetelan
salah momen rack dan pinion.
Case steering gear assy. salah Ganti case steering gear assy.
6A-2
Wheel bearing rusak Ganti wheel bearing.
Stabilitas kemudi bergoyang atau Ban tidak cocok atau tidak Ganti atau pompa ban untuk
buruk seimbang tekanan yang sesuai.
Kendurkan ball joint dan tie-rod end Ganti suspension control arm atau
tie-rod end.
Strut atau dudukan rusak Ganti strut atau perbaiki dudukan.
Stabilizer bar longgar Kencangkan atau ganti stabilizer
bar atau bush.
Spring rusak atau melar Ganti spring.
Strut (shock absorber) rusak Ganti strut (shock absorber).
Penyetelan Rack dan pinion yang Pemeriksaan dan penyetelan
salah momen rack dan pinion.
Wheel alignment depan terganggu. Periksa dan sesuaikan alignment
roda depan.
Case steering gear assy. salah Ganti case steering gear assy.
Kemudi guncang saat mengerem Wheel bearing aus Ganti wheel bearing.
Coil spring rusak atau melar Ganti coil spring.
Strut (shock absorber) rusak Ganti strut (shock absorber).
Ban roda tidak rata Pompa ban hingga tekanan yang
sesuai.
Wheel alignment depan terganggu. Periksa dan sesuaikan alignment
roda depan.
Rem tidak bekerja secara serempak Periksa dan perbaiki sistem rem.
Caliper bocor Perbaiki atau ganti caliper.
Cakram rem mengerut Ganti cakram rem.
Pad rem sangat aus Ganti pad rem.

Pemeriksaan Sistem Kemudi


Periksa sistem kemudi menurut item berikut ini.

Item Pemeriksaan Bab referensi


Roda kemudi Play, berderik Pemeriksaan Steering Wheel Play [6C-41]
Tie-rod end Kekenduran dan kerusakan Pemeriksaan Tie-Rod End [6C-46]
Alignment roda Memeriksa dan Menyetel Alignment Roda Depan [2B-3]
Tie-rod end boot Kerusakan Pemeriksaan Tie-Rod End Boot Pada Kendaraan [6C-44]
Steering rack boot Kerusakan Pemeriksaan Steering Rack Boot [6C-48]
Steering shaft joint Derik dan kerusakan Pemeriksaan Steering Shaft Joint pada Kendaraan [6C-
46]
Sistem EPS Pengoperasian Pemeriksaan Sistem EPS [6C-7]

6A-3
Kemudi
Bab 6B

Roda Kemudi dan Column


Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 6B-2
Tindakan Pencegahan Servis pada Roda Kemudi dan Steering Column..............................................................6B-2
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 6B-2
Roda Kemudi dan Konstruksi Column ...................................................................................................................6B-2
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 6B-2
Memeriksa Kerusakan Steering Column karena Kecelakaan................................................................................6B-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 6B-4
Komponen Roda Kemudi dan Column ..................................................................................................................6B-4
Pelepasan dan Pemasangan Roda Kemudi ..........................................................................................................6B-4
Pelepasan dan Pemasangan Kabel Contact Coil Cable Assy ...............................................................................6B-6
Menengahkan Kabel Contact Coil Assy .................................................................................................................6B-8
Pemeriksaan Kabel Contact Coil Assy...................................................................................................................6B-9
Pelepasan dan Pemasangan Steering Column .....................................................................................................6B-9
Pemeriksaan Steering Column............................................................................................................................. 6B-11
Pelepasan dan Pemasangan Silinder Kunci Kontak............................................................................................6B-12
Pelepasan dan Pemasangan Steering Lock Assy (Kunci Kontak).......................................................................6B-12
Pelepasan dan Pemasangan Steering Lower Shaft ............................................................................................6B-13
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 6B-15
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................6B-15
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 6B-15
Special Tool ..........................................................................................................................................................6B-15

6B-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan Servis pada Roda Kemudi dan Steering Column
Untuk tindakan pencegahan servis, baca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] .

Servis dan Diagnosis


Untuk diagnosis dan servis, lihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] .

Menonaktifkan Sistem Air Bag


Untuk menonaktifkan sistem air bag, lihat Menon-aktifkan Sistem Air Bag [8B-68] .

Mengaktifkan Sistem Air Bag


Untuk mengaktifkan sistem air bag, lihat Mengaktifkan Sistem Air Bag [8B-69] .

Penanganan dan Penyimpanan


Untuk penanganan dan penyimpanan, lihat Tindakan Pencegahan pada Penanganan dan Penyimpanan Komponen
Sistem Air Bag [8B-4] .

Pembuangan
Untuk pembuangan, lihat Tindakan Pencegahan pada Pembuangan Air Bag dan Pretensioner Sabuk Keselamatan
[8B-8] .

Uraian Umum
Roda Kemudi dan Konstruksi Column
Steering column jenis tabung yang dapat meredam benturan ini memiliki tiga fitur tambahan penting berikut ini selain
fungsi kemudi:
• Column menyerap energi, dirancang untuk meredam benturan sisi depan.
• Kunci kontak dan kunci terpasang dengan pas pada column ini.
• Dengan kunci terpasang pada column, pengoperasian pengapian dan kemudi dapat dikunci untuk menghalangi
pencurian kendaraan.
Untuk memastikan tindakan penyerapan energi, baut dan mur digunakan seperti tujuan dan dikencangkan hingga
momen yang ditentukan. Saat column assy dilepaskan dari kendaraan, penanganan harus dilakukan dengan sangat
hati-hati. Penggunaan penarik roda kemudi atau tiupan keras di ujung steering shaft, memiringkan assy, atau
menjatuhkan assy dapat menggeser kapsul yang menjaga panjang dan posisi column.
Modul driver air bag (inflator) adalah salah satu komponen sistem pengamanan tambahan (air bag) dan terpasang di
tengah roda kemudi. Selama benturan depan tertentu, sistem air bag menambah keamanan sabuk keselamatan
pengemudi ’ dan penumpang ’ dengan mengembangkan air bag. Modul air bag (inflator) harus ditangani dengan hati-
hati untuk menghindari pengaktifan tidak disengaja. Saat menyervis, pastikan memeriksa Tindakan Pencegahan
untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] .

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Memeriksa Kerusakan Steering Column karena Kecelakaan
CATATAN:
Kendaraan yang mengalami kecelakaan menyebabkan kerusakan bodi, dimana steering column yang
terpengaruh atau air bag yang diaktifkan mungkin merusak atau membuat steering column tidak sejajar.

6B-2
Periksa kerusakan karena kecelakaan pada item berikut.
• Periksa apakah dua kapsul (1) terpasang ke bracket steering column dengan kuat. Jika longgar, ganti steering
column assy.

• Ukur “a”, “b” dan “c” seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Jika lebih pendek dari panjang yang ditentukan, ganti steering column assy dengan yang baru.

Panjang column power steering


“a”: 392,4 ± 1,8 mm (15,45 ± 1,778 mm.)
“b”: 63,8 ± 1,0 mm (2,51 ± 0,991 mm.)
“c”: 333,5 ± 0,5 mm (13,13 ± 0,483 mm.)
• Periksa apakah tidak ada kelonggaran aksial “d” dan tidak ada kelonggaran vertikal-aksial “e” untuk steering
column shaft.
Jika ditemukan kerusakan, ganti steering column assy. dengan yang baru.
“a”
“b”
“d”

“e”

“c”

• Periksa joint shaft bawah kemudi dan shaft bawah kemudi untuk menemukan kerusakan seperti retak, pecah,
malfungsi atau play berlebih.
Jika ditemukan ada yang rusak, ganti seperti steering column assy.

• Periksa steering column shaft untuk mengetahui kelancaran rotasinya.


Jika ditemukan rusak, ganti seperti steering column assy.
• Periksa shaft bawah kemudi dan steering column untuk menemukan tekukan, keretakan atau perubahan bentuk.
Jika ternyata rusak, ganti.

6B-3
Petunjuk Perbaikan
Komponen Roda Kemudi dan Column
PERINGATAN:

Saat melepas dan memasang roda kemudi, pastikan melakukan pelepasan dan pemasangan modul driver air
bag menurut prosedur yang dijelaskan di Pelepasan dan Pemasangan Modul Air Bag (Inflator) Pengemudi
[8B-71] .

PERHATIAN:

Saat memasang roda kemudi, lakukan perform centering contact coil cable assy.  [6B-8]

16
7
9
14

13 (c)
15

13 (c)

12 (d)

12 (d)
17
5
10 11

4 (b)

3 (a) 2
3 (a) 1
8

1. Modul driver air bag (inflator) 8. Penutup bawah steering column 15. Steering column
2. Roda kemudi 9. Steering column assy. 16. Penutup Steering joint
3. Baut dudukan modul driver air bag (inflator) 10. Steering lock assy (kunci kontak) 17. Audio control switch (jika
dilengkapi)
4. Mur roda kemudi 11. Silinder kunci kontak : 9 N m (0,92 kgf-m, 7,0 lbf-ft)

5. Contact coil cable assy 12. Mur dudukan steering column : 33 N m (3,4 kgf-m, 24,5 lbf-ft)
: Pastikan melakukan centering.  [6B-8] : Untuk prosedur pengencangan mur dudukan steering
column atas dan bawah, lihat Pelepasan dan
Pemasangan Steering Column [6B-9] .
6. KOSONG 13. Baut joint atas dan bawah : 25 N m (2,5 kgf-m, 18,5 lbf-ft)
: Untuk prosedur pengencangan baut joint atas dan
bawah, lihat Pelepasan dan Pemasangan Steering
Lower Shaft [6B-13]
7. Penutup atas steering column 14. Shaft bawah kemudi : 14 N m (1,4 kgf-m, 10,5 lbf-ft)

Pelepasan dan Pemasangan Roda Kemudi


Referensi: Komponen Roda Kemudi dan Column [6B-4]

6B-4
PERHATIAN:

Jangan memutar contact coil lebih dari jumlah putaran yang diizinkan (masing-masing sekitar dua setengah
putaran dari posisi tengah searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam) dengan roda kemudi dilepas,
atau coil akan rusak.

Pelepasan

PERHATIAN:

Jangan memukul ujung shaft dengan palu. Memukul dengan palu akan melonggarkan shear pin yang
menjaga panjang column dan merusak rancangan column yang dapat meredam benturan.

1) Lepas koneksi kabel negatif (–) pada battery.


2) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
3) Lepas modul driver air bag (inflator) dari roda kemudi.  [8B-71]
4) Lepas koneksi konektor horn dan konektor audio control switch, jika dilengkapi.
5) Lepaskan mur steering shaft kemudian buat tanda alignment (1) pada roda kemudi dan shaft untuk panduan
selama pemasangan kembali.

6) Lepaskan roda kemudi dengan menggunakan special tool.

Special Tool
(A): 09944M36011

(A)

Pemasangan

PERHATIAN:

2 Langkah berikut (Langkah 1) dan 2)) adalah prasyarat untuk pemasangan roda kemudi. Jika roda kemudi
telah terpasang tanpa 2 Langkah ini, contact coil akan rusak saat roda kemudi diputar.

6B-5
1) Periksa apakah ban depan kendaraan ’berada pada posisi lurus dan contact coil berada di tengah. Jika contact
coil berputar setelah melepas roda kemudi, tengahkan contact coil.  [6B-8]
2) Pasang roda kemudi ke steering shaft dengan 2 groove (1) pada contact coil yang terpasang pada 2 lug (2) di
bagian belakang roda kemudi dan tanda aligning (3) pada roda kemudi dan steering shaft.
3) Kencangan mur steering shaft (4) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Mur steering shaft (a): 33 N·m (3,4 kg-m, 24,5 lb-ft)

4) Sambungkan konektor klakson dan konektor switch audio control, bila perlu.
5) Pasang modul driver air bag (inflator) ke roda kemudi.  [8B-71]
6) Sambungkan kabel battery negatif (–).
7) Aktifkan sistem air bag.  [8B-69]

Pelepasan dan Pemasangan Kabel Contact Coil Cable Assy


Referensi: Komponen Roda Kemudi dan Column [6B-4]

PERHATIAN:

Jangan memutar contact coil lebih dari jumlah putaran yang diizinkan (masing-masing sekitar dua setengah
putaran dari posisi tengah searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam), atau coil akan rusak.

Pelepasan
1) Lepaskan roda kemudi dari steering column.  [6B-4]
2) Lepaskan sekrup penutup column kemudian lepas penutup bawah (2) dan penutup atas (1) steering column.

6B-6
1

3) Lepas koneksi konektor contact coil (1) sebagai berikut.


a) Lepas locking slider (2) dengan menggesernya ke arah panah.
b) Setelah dibuka, lepas sambungan konektor contact coil (1) dengan menariknya ke arah panah.

b)
1

a)
2

3: Contact coil assy

4) Lepas tab (2) dan lepas kabel contact coil assy.


2

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Kabel Contact Coil Assy [6B-9]
Referensi: Menengahkan Kabel Contact Coil Assy [6B-8]
1) Periksa untuk memastikan ban depan kendaraan’ disetel pada posisi lurus dan kunci kontak pada posisi LOCK.
2) Pasang kabel contact coil assy ke steering column dengan kuat.

CATATAN:
Kabel contact coil assy yang baru disertakan dengan contact coil set dan ditahan pada posisi tengahnya
dengan lock pin (1). Lepaskan lock pin setelah memasang kabel contact coil assy ke steering column.

6B-7
3) Sambungkan konektor contact coil (2) dan konektor audio switch (jika dilengkapi) (4) ke contact coil assy dengan
kuat.
1

4) Pasang penutup atas (1) dan penutup bawah (2) steering column dengan sekrup standar (3) dan sekrup tapping
(4).

PERHATIAN:

Saat memasang penutup, berhati-hatilah agar masing-masing kawat timbal terjepit di antara penutup.
Jika tidak, masing-masing kawat timbal akan rusak.

4 2

5) Pasang roda kemudi ke steering column.  [6B-4]

Menengahkan Kabel Contact Coil Assy


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Kabel Contact Coil Cable Assy [6B-6]
1) Periksa apakah roda (ban depan) kendaraan’ disetel pada posisi lurus.
2) Periksa apakah kunci kontak berada di posisi LOCK.
3) Putar perlahan contact coil berlawanan arah jarum jam dengan gaya ringan hingga contact coil tidak berputar lagi.

CATATAN:
Contact coil dapat berputar maksimal sekitar 5 putaran, jadi, jika berada di posisi tengah, dapat berputar
sekitar dua setengah putaran baik searah maupun berlawanan arah jarum jam.

6B-8
4) Dari posisi dimana contact coil tidak dapat berputar lagi (berhenti), putar kembali searah jarum jam sekitar dua
setengah putaran dan sejajarkan tanda pusat dengan tanda alignment (1).

Pemeriksaan Kabel Contact Coil Assy


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Kabel Contact Coil Cable Assy [6B-6]
Lihat Pemeriksaan Kabel Contact Coil dan Sirkuitnya [8B-61] .

Pelepasan dan Pemasangan Steering Column


Referensi: Komponen Roda Kemudi dan Column [6B-4]

PERHATIAN:

Setelah steering column dilepas dari kendaraan, column sangat rentan terhadap kerusakan.
• Menjatuhkan column assy di ujungnya dapat memiringkan steering shaft atau melonggarkan kapsul yang
menjaga panjang column.
• Memiringkan column assy dapat membuatnya membengkok atau berubah bentuk.
Semua kerusakan dapat merusak rancangan column’ yang dapat meredam benturan.
Mur dudukan steering column tidak boleh dikendurkan dengan baut sisi atas steering shaft joint
dikencangkan, karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada bearing shaft joint.

CATATAN:
Saat menyervis steering column atau komponen apa pun yang terpasang di column, lepas roda kemudi.
Tetapi jika melepas steering column hanya untuk mendapat akses ke komponen panel instrumen, biarkan
roda kemudi terpasang di steering column.

6B-9
Pelepasan

PERINGATAN:

Jangan meletakkan steering column assy pada roda kemudi dalam keadaan modul air bag (inflator)
menghadap ke bawah dan column vertikal. Jika tidak, kemungkinan cedera bisa terjadi.

1) Lepas roda kemudi dan kabel contact coil assy.


- Roda kemudi:  [6B-4]
- Kabel contact coil:  [6B-6]
2) Lepas modul kontrol immobilizer dari steering lock column.
- Model bensin:  [10C-17]
- Model diesel:  [10C-36]
3) Lepaskan switch lampu (2) dan switch wiper (1) dari steering column.
1

4) Lepas cover lubang steering column.


5) Lepaskan penutup steering joint.
6) Lepaskan shaft bawah kemudi.  [6B-13]
7) Lepas klem harness steering column (1) dari bracket.
8) Lepaskan mur dudukan steering column (2).

9) Lepas steering column dari kendaraan.


10) Lepas steering lock assy (kunci kontak), bila perlu.  [6B-12]

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Steering Column [6B-11]

PERHATIAN:

Setelah mengencangkan mur dudukan steering column, baut shaft joint harus dikencangkan.
Urutan pengencangan yang salah dapat menyebabkan kerusakan pada shaft joint.

1) Pastikan roda depan lurus.


2) Pasang steering lock assy (kunci kontak), bila dilepas.  [6B-12]

6B-10
3) Pasang steering column assy ke bracket atas dan bawah. Kemudian kencangkan mur bawah steering column (1)
terlebih dulu lalu mur atas (2) sesuai spesifikasi di bawah ini.

Momen pengencangan
Mur steering column (a): 14 N·m (1,4 kg-m, 10,5 lb-ft)

CATATAN:
• Saat memasang, pastikan celah “a” antara baut (3) dan bracket (4) 0 (zero).
• Setelah memasang tilt steering column, pastikan steering column bergerak maju mundur dengan
halus dan berhenti saat tilt lever tetap.

4) Pasang klem harness steering column (5) ke bracket.

2, (a)

2, (a)

1, (a)

1, (a)
5

“a” “a”

5) Pasang shaft bagian bawah kemudi.  [6B-13]


6) Pasang penutup steering joint.
7) Pasang switch lampu (2) dan switch wiper (1) ke steering column.
1

8) Pasang modul kontrol immobilizer ke steering lock column.


- Model bensin:  [10C-17]
- Model diesel:  [10C-36]
9) Pasang kabel contact coil assy dan roda kemudi.
- Kabel contact coil:  [6B-6]
- Roda kemudi:  [6B-4]
10) Pasang penutup lubang steering column.

Pemeriksaan Steering Column


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Steering Column [6B-9]
Periksa kerusakan dan pengoperasian steering column.  [6B-2]
6B-11
Pelepasan dan Pemasangan Silinder Kunci Kontak
Pelepasan
1) Lepas koneksi kabel negatif (–) pada battery.
2) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
3) Lepas steering column di atas dan di bawah cover.
4) Lepas modul kontrol immobilizer.
- Model bensin:  [10C-17]
- Model diesel:  [10C-36]
5) Lepas silinder kunci kontak sebagai berikut.
a) Putar kunci kontak ke posisi “OFF”.
b) Masukkan rod 2 mm (0,078 in.) (2) melalui lubang (3) dan dorong ignition switch cylinder lock.
c) Lepas silinder kunci kontak (1) dari steering lock assy (4).

Pemasangan
1) Pasang silinder kunci kontak sebagai berikut.
a) Putar kunci kontak ke posisi “OFF”.
b) Dalam langkah ini, dorong cylinder kunci kontak ke steering lock assy hingga berbunyi klik.
2) Pasang modul kontrol immobilizer.
- Model bensin:  [10C-17]
- Model diesel:  [10C-36]
3) Pasang steering column di atas dan di bawah cover.
4) Sambungkan kabel negatif (–) ke battery.
5) Aktifkan sistem air bag.  [8B-69]
6) Jika ignition switch cylinder (yaitu kunci kontak) diganti, registrasikan kode transponder kunci kontak ke ECM.
- Model bensin:  [10C-17]
- Model diesel:  [10C-37]

Pelepasan dan Pemasangan Steering Lock Assy (Kunci Kontak)


Pelepasan
1) Lepaskan steering column.  [6B-9]
2) Dengan menggunakan center punch (1), longgarkan dan lepas baut dudukan steering lock (2).

6B-12
CATATAN:
Berhati-hatilah agar tidak merusak bodi steering lock dengan center punch.

3) Putar kunci kontak ke posisi “ACC” atau “ON” dan lepas steering lock assy dari steering column.

Pemasangan
1) Tempatkan lubang oblong (1) steering shaft (2) di tengah lubang (3) pada column (4).
2) Putar kunci kontak ke posisi “ACC” atau “ON” dan pasang steering lock assy (5) ke column (4).
3) Sekarang putar kunci kontak ke posisi “LOCK” dan tarik keluar.
4) Sejajarkan hub pada lock dengan lubang oblong (1) steering shaft (2) dan putar shaft untuk memastikan steering
shaft terkunci.

2
1

4 5
3

5) Kencangkan baut steering lock baru (1) hingga kepala masing-masing baut terpotong.
6) Putar kunci kontak ke posisi “ACC” atau “ON” dan periksa untuk memastikan steering shaft (2) berputar dengan
halus. Putar ignition key ke posisi “LOCK” dan tarik keluar kemudian periksa pengoperasian lock.

7) Pasang steering column.  [6B-9]


8) Jika steering lock assy telah diganti, setelah menyelesaikan pemasangan, dafarkan kode transponder kunci
kontak di ECM.
- Model bensin:  [10C-17]
- Model diesel:  [10C-37]

Pelepasan dan Pemasangan Steering Lower Shaft


Referensi: Komponen Roda Kemudi dan Column [6B-4]

PERHATIAN:

Jangan sekali-kali memutar roda kemudi saat steering lower shaft dilepas.
6B-13
Jika sudah berputar dan keluar dari posisi terpusatnya, contact coil perlu ditengahkan lagi. Selain itu,
memutar roda kemudi lebih dari dua setengah putaran akan merusak contact coil.

Pelepasan
1) Putar roda kemudi sehingga ban depan kendaraan’ berada di posisi lurus.
2) Putar kunci kontak ke posisi LOCK dan lepas kunci.
3) Lepaskan penutup steering joint.
4) Buat tanda alignment (4) di suku cadang berikut untuk memudahkan saat pemasangan.
• Steering lower shaft (1) dan shaft joint steering column (2)
• Steering lower shaft (1) dan pinion shaft (3)
5) Lepas baut shaft joint bawah (5).
6) Lepaskan shaft bagian bawah kemudi (1).

2 2
5
4
1

5
4
3

Pemasangan

PERHATIAN:

Saat memasang steering lower shaft, untuk mencegah kerusakan pada bagian joint lower shaft, masukkan
sisi steering column terlebih dulu dan kemudian masukkan ke sisi pinion shaft.

1) Pastikan roda depan lurus.


2) Sejajarkan bagian flat “a” steering lower shaft (1) dengan lubang baut “b” shaft joint (2) column seperti
ditunjukkan. Kemudian masukkan lower shaft ke shaft joint steering column dengan tanda (4).
3) Masukkan lower shaft (1) ke pinion shaft (3) dengan matching marks (4).
4) Kencangkan baut lower joint (sisi pinion shaft) (6) sesuai spesifikasi momen dulu kemudian baut upper joint (sisi
steering column) (5) sesuai spesifikasi momen yang ditentukan.

Momen pengencangan
Baut steering shaft joint (a): 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft)

6B-14
5, (a)

2
“b”
2
4
“a” 1

6, (a)
4
3

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur steering shaft 33 3.4 24.5
Mur steering column 14 1.4 10.5
Baut steering shaft joint 25 2.5 18.5

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Roda Kemudi dan Column [6B-4]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
09944M36011
Pelepas roda kemudi

6B-15
Kemudi
Bab 6C

Sistem Power Steering


Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 6C-3
Catatan untuk Sistem Kemudi............................................................................................................................... 6C-3
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan............................................................................................. 6C-3
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 6C-3
Deskripsi P/S System............................................................................................................................................ 6C-3
Uraian Umum Diagnosis EPS ............................................................................................................................... 6C-4
Uraian Sistem Diagnosis On-Board ...................................................................................................................... 6C-4
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................... 6C-6
Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol EPS ................................................................................................... 6C-6
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 6C-7
Pemeriksaan Sistem EPS ..................................................................................................................................... 6C-7
Pemeriksaan Lampu Peringatan “EPS” .............................................................................................................. 6C-10
Pemeriksaan DTC ............................................................................................................................................... 6C-10
Menghapus DTC ..................................................................................................................................................6C-11
Tabel DTC ........................................................................................................................................................... 6C-12
Tabel Fail-Safe .................................................................................................................................................... 6C-14
Data Scan Tool .................................................................................................................................................... 6C-15
Pemeriksaan Visual............................................................................................................................................. 6C-17
Diagnosis Gejala Sistem P/S .............................................................................................................................. 6C-17
Pemeriksaan DLC dan Komunikasinya (Tidak Ada Komunikasi dengan P/S Control Module).......................... 6C-18
Lampu Peringatan “EPS” Tidak Hidup Saat Kunci Kontak ON Sebelum Mesin Hidup....................................... 6C-20
Lampu Peringatan “EPS” Masih Tetap ON setelah Mesin Hidup........................................................................ 6C-21
DTC C1113: ......................................................................................................................................................... 6C-22
DTC C1114: ......................................................................................................................................................... 6C-23
DTC C1117: ......................................................................................................................................................... 6C-25
DTC C1118: ......................................................................................................................................................... 6C-26
DTC C1119: ......................................................................................................................................................... 6C-27
DTC C1121 / C1123 / C1124:.............................................................................................................................. 6C-28
DTC C1122:......................................................................................................................................................... 6C-30
DTC C1141 / C1142 / C1143 / C1145 ................................................................................................................. 6C-32
DTC C1153:......................................................................................................................................................... 6C-34
DTC C1155:......................................................................................................................................................... 6C-34
Pemeriksaan Sirkuit Ground dan Power Supply Control Module P/S ................................................................ 6C-35
Pemeriksaan Control Module P/S dan Sirkuitnya ............................................................................................... 6C-36
Pemeriksaan Steering Wheel Play...................................................................................................................... 6C-41
Pemeriksaan Steering Force............................................................................................................................... 6C-42
6C-1
Petunjuk Perbaikan .............................................................................................................................................. 6C-43
Komponen Steering Gear Case Assy.................................................................................................................. 6C-43
Pemeriksaan Tie-Rod End Boot Pada Kendaraan.............................................................................................. 6C-44
Pelepasan dan Pemasangan Tie-Rod End ......................................................................................................... 6C-44
Pemeriksaan Tie-Rod End .................................................................................................................................. 6C-46
Pemeriksaan Steering Shaft Joint pada Kendaraan ........................................................................................... 6C-46
Pelepasan dan Pemasangan Steering Gear Case Assy..................................................................................... 6C-47
Pemeriksaan Steering Rack Boot ....................................................................................................................... 6C-48
Pelepasan dan Pemasangan Tie-Rod / Rack Boot............................................................................................. 6C-48
Pelepasan dan Pemasangan Steering Rack Plunger ......................................................................................... 6C-51
Pemeriksaan Steering Rack Plunger .................................................................................................................. 6C-53
Pelepasan dan Pemasangan Control Module P/S.............................................................................................. 6C-53
Pemeriksaan Torque Sensor dan Sirkuitnya ....................................................................................................... 6C-54
Pemeriksaan Motor P/S dan Sirkuitnya .............................................................................................................. 6C-55
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 6C-56
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 6C-56
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 6C-57
Material Servis Yang Dianjurkan ......................................................................................................................... 6C-57
Special Tool ......................................................................................................................................................... 6C-57

6C-2
Tindakan Pencegahan
Catatan untuk Sistem Kemudi
CATATAN:
Semua pengencang gigi kemudi merupakan part tambahan penting karena dapat mempengaruhi kinerja part
dan sistem vital, dan/atau dapat menyebabkan biaya perbaikan yang besar. Pengencang harus diganti
dengan pengencang bernomor komponen sama atau dengan komponen setara jika membutuhkan
penggantian. Jangan menggunakan komponen dengan kualitas yang lebih rendah atau mengganti desainnya.
Nilai momen harus digunakan sebagaimana yang ditentukan selama perakitan kembali untuk memastikan
resistan yang tepat pada komponen ini.

Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan


• Catat DTC yang ditunjukkan pada SUZUKI scan tool.
• Sebelum memeriksa, pastikan untuk melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik [00-11] dan
memahami apa yang tertulis di dalamnya.
• DTC C1122 (kegagalan sinyal putaran mesin) ditunjukkan ketika kunci kontak pada posisi ON dan mesin tidak
hidup, namun hal ini berarti tidak ditemukan ketidaknormalan jika indikasi berganti ke normal ketika mesin hidup.
• Karena DTC disimpan di dalam memori control module P/S, pastikan Anda menghapus memori setelah
memperbaiki dengan prosedur yang digambarkan pada Menghapus DTC [6C-11] .

Uraian Umum
Deskripsi P/S System
Sistem electronic power steering (EPS) ini terdiri dari modul kontrol power steering (P/S) (3), torque sensor (4), motor
P/S (5). Dalam sistem ini, modul kontrol P/S menentukan tingkat dan arah tenaga tambahan untuk roda kemudi (1)
menurut sinyal dari torque sensor dan sinyal putaran kendaraan dari BCM (9). Modul kontrol P/S menjalankan motor
untuk membantu pengoperasian roda kemudi.
Modul kontrol P/S mendiagnosis masalah yang mungkin terjadi di area yang mencakup komponen berikut saat kunci
kontak ON dan mesin hidup. Jika modul kontrol P/S mendeteksi malfungsi, pengoperasian motor berhenti.
• Torque sensor
• Sinyal putaran mesin
• Motor P/S
• Power supply modul kontrol P/S

6C-3
• Modul kontrol P/S

12

13

1
3

[B] 8 [B] 11

10
2

[A] 8

6
11
4

5
7

[A]: Model bensin 7. Sekring “EPS” 12. Combination meter


[B]: Model diesel 8. ECM 13. lampu peringatan “EPS”
2. Steering column 10. Modul kontrol ABS
6. Steering gear case assy. 11. Kotak sekring sirkuit individual No.1

Uraian Umum Diagnosis EPS


Sistem P/S dalam mesin ini dikontrol oleh modul kontrol P/S. Control module P/S memiliki sistem diagnosis on-board
yang mampu mendeteksi malfungsi di dalam sistem ini. Ketika mendiagnosis gangguan mesin, pastikan Anda
memahami sepenuhnya uraian dari Uraian Sistem Diagnosis On-Board [6C-4] dan setiap item pada Tindakan
Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan [6C-3] serta menjalankan diagnosis sesuai dengan Pemeriksaan Sistem
EPS [6C-7] .

Uraian Sistem Diagnosis On-Board


Control module P/S melakukan on-board diagnosis (diagnosis otomatis) pada sistem dan mengoperasikan lampu
peringatan “EPS” (1) sebagai berikut.
• Lampu peringatan “EPS” hidup ketika kunci kontak berada pada posisi ON (namun mesin mati) apa pun kondisi
P/S control system. Pemeriksaan hanya dilakukan untuk mengetahui apakah lampu peringatan “EPS” beroperasi
dengan benar.
• Jika area yang dimonitor oleh control module P/S bebas dari gangguan setelah mesin dihidupkan (ketika mesin
sedang berjalan), Lampu peringatan “EPS” pada posisi OFF.

6C-4
• Ketika control module P/S mendeteksi gangguan yang terjadi pada area yang dimonitor maka lampu peringatan
“EPS” menjadi ON ketika mesin hidup untuk memberi peringatan pengemudi atas kejadian gangguan tersebut
dan sekaligus menyimpan area yang mengalami gangguan secara tepat pada memori di dalam control module
P/S.

Driving Cycle
Satu “Driving Cycle” terdiri atas startup mesin dan shutoff mesin.

Logika Pendeteksian 3 Driving Cycle


Malfungsi yang terdeteksi pada driving cycle pertama dan kedua disimpan dalam memori modul kontrol P/S (dalam
bentuk DTC tertunda) tetapi lampu peringatan “EPS” tidak menyala saat ini. Lampu ini menyala setelah deteksi
malfungsi yang sama untuk ketiga kalinya pada driving cycle berikutnya.

6C-5
Skema dan Diagram
Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol EPS
14
21
12V
6
GRN E13-1
2 3
23
BLK 7 4 GRN
TL
WHT GRN /BLK E11-1 E61-1
5
WHT
1
E12-1 BLK
16 M
RED/BLK BLK E13-2 E12-2 RED
8
10
11 E61-2
PNK/
G240-1 G240-15 E11-5
BLU
20
17 18
9
22
E11-18 WHT E31-5
9
5V
5V
15 E11-6 BLU E31-7
G04-15 PPL E11-4
22
12V
13 E11-8 GRN E31-2
12V
5V 19
[A] E01-11 E11-20 RED E31-6
BRN E11-12
[B] E01-29

[A] 12V
E11-9 BRN E31-4
12 RED/ 5V
E01-6 E11-14
BLU
E11-16 YEL E31-1

PPL/WHT E11-11 E11-19 Y


GR

[C
] [D
] [E] ]
[F [G]
A

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 6 5 4 3 2 1 2 1
2 2

[A]: Model bensin 4. Sekring “IG SIG” 14. Modul kontrol P/S
[B]: Model diesel 5. Sekring “MTR” 15. BCM
[C]: Konektor “E11” (tampak A) 6. Sekring “EPS” 16. Motor P/S
[D]: Konektor “E13” (tampak A) 7. Sekring “IG ACC” 17. Pelindung
[E]: Konektor “E12” (tampak A) 8. Sekring “UTAMA” 18. Torque sensor
[F]: 9. Sensor putaran roda depan (kiri 19.
Konektor “E31” (tampak A) Amplifier torque sensor
dan kanan)
[G]: Konektor “E61” (tampak A) 10. Combination meter 20. Modul kontrol ABS
1. 11. 21. Kotak sekring sirkuit
Kotak sekring utama lampu peringatan “EPS”
individual No.1
2. Kunci kontak 12. Data link connector (DLC) 22. CAN driver
3. Junction block assy. 13. ECM 23. Relay fail-safe

Susunan Terminal P/S Control Module Coupler (nampak dari Samping Harness)

Terminal Sirkuit Terminal Sirkuit


Sinyal kunci kontak untuk control module
E11-1 E11-13 —
P/S
6C-6
Sinyal aktif P/S (sinyal idle up) (Model
E11-2 — E11-14
bensin)
E11-3 — E11-15 —
E11-4 Sinyal kecepatan kendaraan E11-16 Sinyal kegagalan internal torque sensor
E11-5 lampu peringatan “EPS” E11-17 —
E11-6 Sinyal torque sensor (Sub) E11-18 Sinyal torque sensor (Utama)
E11-7 — E11-19 Ground untuk shield wire
5 V power supply acuan untuk torque
E11-8 Power supply utama untuk torque sensor E11-20
sensor
E11-9 Ground untuk torque sensor E12-1 Motor output 1
E11-10 — E12-2 Motor output 2
Komunikasi serial untuk data link
E11-11 E13-1 Power supply untuk modul kontrol P/S
connector
E11-12 Sinyal putaran mesin E13-2 Ground untuk control module P/S

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Pemeriksaan Sistem EPS
PERINGATAN:

Lakukan tes jalan di kawasan yang tidak padat lalu lintas untuk menghindari kecelakaan.

Lihat item-item berikut untuk rincian masing-masing langkah.


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Analisis keluhan pelanggan  Lanjutkan ke Langkah 2. Lakukan analisis keluhan


1) Lakukan analisis keluhan pelanggan. pelanggan.
Analisis keluhan pelanggan sudah
dilakukan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan, pencatatan dan pembersihan Cetak DTC atau tulis, lalu Lanjutkan ke Langkah 4.
DTC  hapus dengan merujuk
1) Periksa DTC (termasuk pending DTC). ke Menghapus DTC [6C-
11] dan lanjutkan ke
Ada DTC?
Langkah 3.
YA TIDAK

3 Pemeriksaan visual Perbaiki atau ganti part Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Lakukan pemeriksaan visual.  [6C-17] yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 11.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan visual Perbaiki atau ganti part Lanjutkan ke Langkah 8.


1) Lakukan pemeriksaan visual.  [6C-17] yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 11.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

5 Konfirmasi gejala masalah Lanjutkan ke Langkah 6. Lanjutkan ke Langkah 7.


1) Konfirmasi gejala masalah.
Gejala masalah teridentifikasi?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan ulang dan pencatatan DTC  Lanjutkan ke Langkah 9. Lanjutkan ke Langkah 8.


1) Periksa kembali DTC.  [6C-10]
Ada DTC?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan ulang dan pencatatan DTC  Lanjutkan ke Langkah 9. Lanjutkan ke Langkah


1) Periksa kembali DTC.  [6C-10] 10.
Ada DTC?

6C-7
YA TIDAK

8 Diagnosis gejala kemudi dan diagnosis Lanjutkan ke Langkah 11. Periksa dan perbaiki part
gejala sistem P/S  yang rusak, dan lanjutkan
1) Periksa dan perbaiki. ke Langkah 11.
- Diagnosis gejala kemudi:  [6A-2]
- Diagnosis gejala sistem P/S:  [6C-17]
Pemeriksaan dan perbaikan selesai?
YA TIDAK

9 Perbaikan DTC  Lanjutkan ke Langkah 11. Periksa dan perbaiki part


1) Periksa dan perbaiki. yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 11.
Pemeriksaan dan perbaikan selesai?
YA TIDAK

10 Pemeriksaan masalah sesaat/berulang  Perbaiki atau ganti part Lanjutkan ke Langkah 11.
1) Periksa masalah sesaat/berulang. yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 11.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

11 Uji konfirmasi akhir  Lanjutkan ke Langkah 6. Selesai.


1) Hapus DTC, jika ada.
2) Jalankan uji konfirmasi akhir.
Ada gejala masalah, DTC atau kondisi
abnormal?

CATATAN:
• Karena pelaksanaan Menghapus DTC [6C-11] akan menghapus seluruh DTC, pastikan merekam semua
DTC sebelum menyervis.
• DTC C1122 ditunjukkan ketika kunci kontak pada posisi ON dan mesin tidak hidup, ini berarti tidak ada
yang tidak normal.
• DTC saat ini dan DTC riwayat dapat diidentifikasi melalui kondisi lampu peringatan “EPS”.
Lampu peringatan “EPS” beroperasi sebagai berikut.

DTC saat ini telah diatur. Hanya DTC riwayat yang diatur. DTC saat ini dan riwayat
(Terjadi ketidaknormalan (Kondisi rusak pernah terjadi, tersedia.
saat ini.) tetapi saat ini terdeteksi kondisi
normal.)
Lampu peringatan
“EPS” setelah Tetap ON. Posisi OFF. Tetap ON.
mesin dihidupkan

Langkah 1: Analisis Keluhan Pelanggan


Catat rincian masalah (kegagalan, keluhan) dan bagaimana terjadinya sesuai keterangan pelanggan. Untuk
keperluan ini, formulir inspeksi akan memudahkan pengumpulan informasi yang diperlukan sehingga analisis dan
diagnosis dapat dilakukan dengan tepat. Jika perlu, periksa apakah masalah yang digambarkan pada “Kuesioner
Pelanggan” benar-benar terjadi pada kendaraan.
(Jika memungkinkan, langkah ini sebaiknya dilakukan bersama pelanggan.)

6C-8
Formulir pemeriksaan masalah pelanggan (Contoh)

CATATAN:
Formulir ini adalah sampel standar. Formulir ini dapat dimodifikasi sesuai karakteristik kondisi masing-
masing daerah.

Langkah 2: Pemeriksaan, Pencatatan, dan Penghapusan DTC


Pertama, periksa DTC.  [6C-10] Jika DTC ada, cetak atau tulis lalu hapus.  [6C-11] DTC menunjukkan malfungsi
pada sistem tetapi tidak mungkin diketahui apakah malfungsi terjadi saat ini atau pernah terjadi dan telah dipulihkan
ke kondisi normal. Untuk memeriksa masalah yang terjadi, periksa gejala yang bersangkutan menurut Langkah 5
dan periksa lagi DTC menurut Langkah 6 dan 7.
Upaya mendiagnosis masalah menurut DTC atau kegagalan menghapus DTC pada langkah ini akan menimbulkan
kesalahan diagnosis, mengganggu diagnosis sirkuit normal atau kesulitan pemecahan masalah.

Langkah 3 dan 4: Pemeriksaan Visual


Sebagai langkah awal, pastikan menjalankan pemeriksaan visual atas item-item yang mendukung ketepatan fungsi
sistem P/S.  [6C-17]

Langkah 5: Konfirmasi Gejala Masalah


Berdasarkan informasi yang diperoleh di Langkah 1: Analisis Keluhan Pelanggan dan Langkah 2: Pemeriksaan,
Pencatatan, dan Penghapusan DTC, konfirmasikan gejala masalah. Selain itu, konfirmasi ulang gejala masalah
dengan melakukan tes jalan dan memutar roda kemudi penuh ke kanan dan ke kiri sementara kendaraan terhenti.

6C-9
Langkah 6 dan 7: Periksa kembali dan Catat DTC
Lihat Pemeriksaan DTC [6C-10] untuk prosedur pemeriksaan.

Langkah 8: Diagnosis Gejala Kemudi dan Diagnosis Gejala Sistem P/S


Jalankan pemeriksaan sistem kemudi dasar terlebih dahulu.  [6A-2] Ketika ujung aliran tercapai, periksa part
sistem yang diduga sebagai penyebab gangguan dengan merujuk kepada Diagnosis Gejala Sistem P/S [6C-17] dan
berdasarkan gejala yang muncul di kendaraan (gejala yang diperoleh melalui tahapan analisis keluhan pelanggan,
konfirmasi gejala masalah dan/atau pemeriksaan sistem P/S dasar) dan perbaiki atau ganti part yang rusak, jika ada.

Langkah 9: Perbaikan DTC (Lihat masing-masing Alur Diagnosis DTC)


Berdasarkan DTC yang terlihat di Langkah 6 atau 7 dan dengan merujuk pada alur diag. DTC yang digunakan, cari
penyebab gangguan, apakah di dalam sensor, switch, harness kabel, konektor, aktuator, modul kontrol P/S atau part
lain dan perbaiki atau ganti part yang rusak.

Langkah 10: Pemeriksaan Masalah Sesaat/Berulang


Periksa part dimana masalah sesaat/berulang mudah terjadi (misalnya harness kabel, konektor, dll.), dengan
merujuk pada Pemeriksaan Berulang dan Koneksi yang Buruk [00-19] dan sirkuit DTC terkait, yang direkam pada
Step 2.

Langkah 11: Uji Konfirmasi Akhir


Pastikan bahwa gejala masalah sudah hilang dan sistem P/S bebas dari kondisi abnormal. Jika perbaikan yang
dilakukan terkait dengan DTC, hapus DTC sekali, jalankan prosedur konfirmasi DTC dan pastikan bahwa tidak ada
DTC ditunjukkan.

Pemeriksaan Lampu Peringatan “EPS”


1) Putar kunci kontak pada posisi ON (tanpa menghidupkan mesin) dan periksa apakah lampu peringatan “EPS” (1)
hidup. Jika lampu tidak menyala, lanjutkan ke Lampu Peringatan “EPS” Tidak Hidup Saat Kunci Kontak ON
Sebelum Mesin Hidup [6C-20] aliran diagnosis.
2) Starter mesin dan periksa apakah lampu peringatan “EPS” pada posisi OFF. Jika lampu tetap ON dan tidak ada
DTC yang tersimpan di control module P/S, lihat Lampu Peringatan “EPS” Masih Tetap ON setelah Mesin Hidup
[6C-21] untuk perbaikan.

Pemeriksaan DTC
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) yang terletak di sisi bawah panel instrumen di bawah jok pengemudi.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

6C-10
1
)A(

3) Hidupkan mesin.
4) Baca DTC berdasarkan instruksi yang tertera di SUZUKI scan tool. Untuk rincian lebih lanjut, lihat operator’s
manual for SUZUKI scan tool.

CATATAN:
• Jika komunikasi antara SUZUKI scan tool dengan kendaraan tidak dapat tercipta, jalankan
Pemeriksaan DLC dan Komunikasinya (Tidak Ada Komunikasi dengan P/S Control Module) [6C-18] .
• DTC C1122 (kegagalan sinyal putaran mesin) ditunjukkan ketika kunci kontak pada posisi ON dan
mesin tidak hidup, namun hal ini berarti tidak ditemukan ketidaknormalan jika indikasi berganti ke
normal ketika mesin hidup.

5) Seusai pemeriksaan, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan scan tool dari DLC.

Menghapus DTC
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) yang terletak di sisi bawah panel instrumen di bawah jok pengemudi.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

1
)A(

3) Putar kunci kontak ke posisi ON.


4) Hapus DTC berdasarkan instruksi yang tertera di SUZUKI scan tool. Untuk rincian lebih lanjut, lihat operator’s
manual for SUZUKI scan tool.
5) Seusai menghapus, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan scan tool dari DLC.

6C-11
Tabel DTC
PERHATIAN:

Pastikan menjalankan Pemeriksaan Sistem EPS [6C-7] sebelum memulai perbaikan yang berhubungan
dengan setiap DTC.

CATATAN:
• DTC C1122 (kegagalan sinyal putaran mesin) ditunjukkan ketika kunci kontak pada posisi ON dan mesin
tidak hidup, namun hal ini berarti tidak ditemukan ketidaknormalan jika indikasi berganti ke normal ketika
mesin hidup.
• Satu “Driving Cycle” terdiri atas startup mesin dan shutoff mesin.

DTC No. Item pendeteksian Kondisi pendeteksian Area Masalah Driving lampu
(DTC akan diatur saat cycle peringata
mendeteksi) n “EPS”
Tidak ada
Normal — — — —
KODE
• Kabel sirkuit sinyal
Perbedaan voltase antara sinyal torque sensor
Korelasi sirkuit torque
C1113  utama dan sinyal sub torque (Utama dan / atau 1 driving
sensor kemudi (Utama Hidup
[6C-22] sensor lebih dari 0,6 V selama 1 Sub) cycle
dan Sub)
detik secara kontinu. • Torque sensor
• Modul kontrol P/S
• Kabel sirkuit power
Voltase sirkuit voltase power supply acuan 5 V
Sirkuit power supply supply acuan 5 V torque sensor torque sensor
C1114  1 driving
acuan sensor steering lebih dari 5,7 V atau kurang dari • Torque sensor Hidup
[6C-23] cycle
torque 4,3 V selama 1 detik secara • Modul kontrol P/S
kontinu. • Kabel sirkuit ground
torque sensor
Voltase sirkuit sinyal kegagalan
Sirkuit sinyal kegagalan
C1117  internal torque sensor kurang dari 1 driving
sensor steering torque Hidup
[6C-25] 1,7 V saat kunci kontak diputar ke • Sinyal kegagalan cycle
rendah internal torque
posisi ON.
sensor
Voltase sirkuit sinyal kegagalan • Torque sensor
Sirkuit sinyal kegagalan
C1118  internal torque sensor lebih dari • Modul kontrol P/S 1 driving
sensor steering torque Hidup
[6C-26] 3,7 V selama 1 detik secara cycle
tinggi
kontinu.
• Kabel sirkuit power
Voltase sirkuit power supply
supply utama torque
C1119  Sirkuit power supply utama torque sensor kurang dari 1 driving
sensor Hidup
[6C-27] sensor steering torque 7,5 V selama 1 detik secara cycle
• Torque sensor
kontinu.
• Modul kontrol P/S

6C-12
Putaran kendaraan 0 km/jam
meski putaran mesin lebih dari
• Kabel sirkuit sinyal
4000 rpm selama lebih dari 60
putaran kendaraan
detik secara kontinu (sebelum 5
• Sensor putaran
menit terlampaui sejak mesin
Tidak ada sinyal roda
C1121  dihidupkan). atau 1 driving Tidak
putaran kendaraan • BCM
[6C-28] Putaran kendaraan 0 km/ jam cycle hidup
(60 detik atau lebih) • Modul kontrol P/S
meski putaran mesin lebih dari
• Modul kontrol ABS
2500 rpm selama lebih dari 60
• Sirkuit komunikasi
detik secara kontinu (setelah 5
CAN
menit terlampaui sejak mesin
dihidupkan). atau
Sinyal putaran mesin kurang dari
220 rpm selama lebih dari 0,8
• Kabel sirkuit sinyal
detik.
putaran mesin
atau
C1122  • ECM 1 driving
Sinyal putaran mesin Sinyal putaran mesin kurang dari Hidup
[6C-30] • Modul kontrol P/S cycle
220 rpm selama lebih dari 20
• Sinyal kecepatan
detik secara kontinu meski sinyal
kendaraan
putaran mesin lebih dari 50 km/
jam.
Sinyal putaran kendaraan 0 km/
jam secara berkelanjutan dengan
lebih dari 3 driving cycle meski
putaran mesin lebih dari 4000
rpm selama lebih dari 30 detik
secara berkelanjutan (sebelum 5
menit terlampaui sejak mesin
Tidak ada sinyal dihidupkan). • Kabel sirkuit sinyal
C1123  3 driving
putaran kendaraan atau putaran kendaraan Hidup
[6C-28] cycle
(30 detik atau lebih) Sinyal putaran kendaraan 0 km/ • Sensor putaran
jam secara berkelanjutan dengan roda
lebih dari 3 driving cycle meski • BCM
putaran mesin lebih dari 2500 • Modul kontrol P/S
rpm selama lebih dari 30 detik • Modul kontrol ABS
secara berkelanjutan (setelah 5 • Sirkuit komunikasi
menit terlampaui sejak mesin CAN
dihidupkan).
Sinyal putaran kendaraan kurang
dari 5 km/ jam selama lebih dari 5
Kinerja putaran mesin
C1124  detik secara berkelanjutan 1 driving Tidak
(Deselerasi tidak
[6C-28] dengan lebih dari putaran cycle hidup
mungkin)
deselerasi yang ditentukan (–20
m/s 2 ) dari lebih dari 20 km/ jam.

6C-13
Voltase antara kedua sirkuit motor
C1141  Voltase sirkuit motor drive lebih dari 8,5 V atau kurang 1 driving
Hidup
[6C-32] P/S dari 0,2 V selama 0,5 detik secara cycle
kontinu saat motor tidak bergerak.
Arus kemudi motor yang diukur
C1142  Kinerja kisaran sirkuit lebih besar dari 10 A bila 1 driving
Hidup
[6C-32] motor P/S / dibandingkan dengan arus cycle
kemudi motor target.
C1143  Arus sirkuit motor P/S Arus kemudi motor yang diukur 1 driving
• Kabel sirkuit kemudi Hidup
[6C-32] terlalu tinggi lebih besar dari 50 A. cycle
motor P/S
Arus kemudi motor yang diukur • Motor P/S
kurang dari 2 A secara kontinu • Modul kontrol P/S
selama lebih dari 3 detik meski
arus kemudi motor target lebih
dari 4 A.
C1145  Arus sirkuit motor P/S atau 1 driving
Hidup
[6C-32] terlalu rendah Arus kemudi motor yang diukur cycle
kurang dari 0,8 A dan motor
control duty lebih dari 90%
selama total 1 detik meski arus
kemudi motor target kurang dari 8
A.
• Kabel sirkuit power
Voltase power supply modul supply modul
C1153  Sirkuit power supply 1 driving
kontrol P/S kurang dari 9 V kontrol P/S Hidup
[6C-34] modul kontrol P/S cycle
selama 5 detik secara kontinu. • Battery Tidak Terisi
• Modul kontrol P/S
Memori internal (EEPROM) 1 driving Tidak
• Modul kontrol P/S
mengalami error data. cycle hidup
C1155  Kegagalan internal Sirkuit internal rusak.
[6C-34] modul kontrol P/S • Battery Terlalu
atau 1 driving
Cepat Penuh Hidup
Voltase power supply modul cycle
• Modul kontrol P/S
kontrol P/S melebihi 17,5 V.

Tabel Fail-Safe
Ketika DTC berikut terdeteksi, maka control module P/S masuk mode fail-safe jika tetap berlangsung namun mode
tersebut dibatalkan ketika setelahnya ada kondisi pembatalan.

DTC No. Item pendeteksian Operasi Fail-safe Kondisi pembatalan operasi


fail-safe
C1113  Korelasi sirkuit torque sensor Modul kontrol P/S mematikan fail- Kunci kontak pada posisi OFF.
[6C-22] kemudi (Utama dan Sub) safe relay dan drive voltage untuk
motor P/S.
C1114  Sirkuit power supply acuan
[6C-23] sensor steering torque
C1117  Sirkuit sinyal kegagalan sensor
[6C-25] steering torque rendah
C1118  Sirkuit sinyal kegagalan sensor
[6C-26] steering torque tinggi
C1119  Sirkuit power supply sensor
[6C-27] steering torque

6C-14
Kontrol modul P/S mengontrol Sinyal putaran kendaraan lebih
motor P/S drive voltage hingga nilai dari 5 km/j.
C1121  Tidak ada sinyal putaran minimal. atau
[6C-28] kendaraan (60 detik atau lebih) Kunci kontak diputar ke posisi
OFF kemudian setelah itu posisi
ON menghapus DTC.
Modul kontrol P/S mematikan drive Sinyal putaran mesin lebih dari
C1122  voltage untuk motor P/S. 600 rpm.
Sinyal putaran mesin
[6C-30] atau
Kunci kontak pada posisi OFF.
C1123  Tidak ada sinyal putaran Kontrol modul P/S mengontrol Sinyal putaran kendaraan lebih
[6C-28] kendaraan (30 detik atau lebih) motor P/S drive voltage hingga nilai dari 5 km/j.
minimal. atau
Kinerja putaran mesin
C1124  (Deselerasi tidak mungkin) Kunci kontak diputar ke posisi
[6C-28] OFF kemudian setelah itu posisi
ON menghapus DTC.
C1141  Voltase sirkuit motor P/S Modul kontrol P/S mematikan fail- Kunci kontak pada posisi OFF.
[6C-32] safe relay dan drive voltage untuk
motor P/S.
C1142  Kinerja kisaran sirkuit motor P/S /
[6C-32]
C1143  Arus sirkuit motor P/S terlalu
[6C-32] tinggi
C1145  Arus sirkuit motor P/S terlalu
[6C-32] rendah
C1153  Sirkuit power supply modul Modul kontrol P/S mematikan drive Modul kontrol P/S mendeteksi
[6C-34] kontrol P/S voltage untuk motor P/S. kondisi normal atau kunci kontak
pada posisi OFF.
• Modul kontrol P/S mematikan
fail-safe relay dan drive voltage
C1155  Kegagalan internal modul kontrol
untuk motor P/S.
[6C-34] P/S
• Modul kontrol P/S mematikan
drive voltage untuk motor P/S.

Data Scan Tool


Modul Kontrol EPS

CATATAN:
• Saat motor P/S berada dalam kondisi dingin (yaitu, saat armature coil motor P/S tidak dipanaskan), nilai
normal yang bertanda asterisk (*) pada tabel berikut ditampilkan pada scan tool.
• Nilai normal dengan dua tanda asterisk (**) pada tabel berikut memiliki nilai normal bervariasi sesuai
tenaga kemudi.

Data scan tool Kondisi kendaraan Kondisi normal


Voltase Power Supply 10 – 14 V
Power Supply Sensor Kunci kontak ON
10 – 14 V

Roda kemudi sepenuhnya diputar ke kiri **–9,4 – 0 N·m
Momen Sensor (Utama) Mesin hidup pada kecepatan Roda kemudi pada posisi bebas 0 N·m
 idle
Roda kemudi sepenuhnya diputar ke
**0 – 9,4 N·m
kanan

6C-15
Roda kemudi sepenuhnya diputar ke kiri **–9,4 – 0 N·m
Mesin hidup pada kecepatan
Momen Sensor (Sub) Roda kemudi pada posisi bebas 0 N·m
idle

Roda kemudi sepenuhnya diputar ke
**0 – 9,4 N·m
kanan
Roda kemudi sepenuhnya diputar ke kiri **–9,4 – 0 N·m
Mesin hidup pada kecepatan Roda kemudi pada posisi bebas 0 N·m
Momen Kontrol 
idle
Roda kemudi sepenuhnya diputar ke
**0 – 9,4 N·m
kanan
Roda kemudi pada posisi bebas 0A
Mesin hidup pada kecepatan
Arus Motor Target  Roda kemudi sepenuhnya diputar ke kiri
idle *35 – 45 A
atau kanan
Roda kemudi pada posisi bebas 0A
Arus MOT yang diukur Mesin hidup pada kecepatan
 idle Roda kemudi sepenuhnya diputar ke kiri
*35 – 45 A
atau kanan
Kecepatan Kendaraan
Mesin hidup dan kendaraan dalam kondisi berhenti 0 km/j

Spesifikasi
Putaran Mesin  Mesin hidup pada putaran idle setelah pemanasan
kecepatan idle
Roda kemudi pada posisi bebas 0.8 – 1 V
Voltase Kemudi Motor Mesin hidup pada kecepatan
 idle Roda kemudi sepenuhnya diputar ke
Sekitar 5 V
kanan
Status Sistem Power  ON
Kunci kontak ON
Status IGN switch  ON
Status Torque Sensor
ON
 Mesin hidup pada kecepatan idle
Status FET Fail Safe  ON

Definisi Data Scan Tool

Voltase Power Supply


Parameter ini menunjukkan voltase positif battery.

Power Supply Sensor (Power Supply Torque Sensor, V)


Parameter ini menunjukkan voltase power supply yang dipasok modul kontrol P/S ke torque sensor.

Momen Sensor (Utama) (Momen Utama Torque Sensor, N·m)


Torque sensor dipasang untuk mendeteksi tenaga kemudi dan arah kemudi. Terdiri dari dua potensiometer dan
torque sensor utama adalah salah satunya.

Momen Sensor (Sub) (Momen Sub Torque Sensor, N·m)


Torque sensor dipasang untuk mendeteksi tenaga kemudi dan arah kemudi. Terdiri dari dua potensiometer dan
torque sensor sub adalah salah satunya. Karakteristik outputnya dibandingkan dengan output torque sensor utama.

Momen Kontrol (N·m)


Parameter ini merupakan parameter internal dari modul kontrol P/S. Ini diperoleh dengan menghitung sinyal input
torque sensor.

Arus Motor Target (Arus Kontrol Motor, A)


Berdasarkan sinyal input, modul kontrol P/S menentukan tambahan tenaga dan mengontrol arus ke motor yang
sesuai untuk tambahan tenaga itu. Parameter ini menunjukkan control value tersebut.
6C-16
Arus MOT yang Diukur (Arus Monitor Motor, A)
Parameter ini menunjukkan nilai pengukuran sebenarnya arus yang mengalir ke motor. Kondisi sirkuit motor
didiagnosis dengan membandingkan parameter ini dengan parameter “Kontrol Motor” yang diuraikan sebelumnya
parameter described previously.

Kecepatan Kendaraan (km/jam, MPH)


Sinyal putaran mesin diberikan dari sensor putaran ECM/. Modul kontrol P/S menentukan jumlah tambahan tenaga
berdasarkan sinyal putaran kendaraan ini dan sinyal torque sensor.

Putaran Mesin (rpm)


Sinyal putaran mesin diberikan dari ECM sehingga dapat digunakan untuk diagnosis masalah sistem power steering
elektrik.

Voltase Kemudi Motor (V)


Parameter ini menunjukkan voltase di antara terminal motor.

Status Sistem Power (System Power EPS, ON, OFF)


Parameter ini menunjukkan status input power supply sistem EPS.

Status Switch IGN (ON, OFF)


Parameter ini menunjukkan kondisi power supply melalui kunci kontak.

Status Torque Sensor (ON, OFF)


Parameter ini menunjukkan status output power supply torque sensor.

Status FET Fail Safe (ON, OFF)


Parameter ini menunjukkan status sirkuit power supply kemudi motor.

Pemeriksaan Visual
Periksa secara visual part dan sistem berikut.

Item Pemeriksaan Bab referensi


Battery Level, kebocoran,
Deskripsi Battery [1J-3] atau Deskripsi Battery [1J-24]
warna
Konektor harness kabel
Gesekan diskoneksi Pemeriksaan Berulang dan Koneksi yang Buruk [00-19]
elektrik
Sekring Tindakan Pencegahan dalam Perawatan Sistem Kelistrikan
Terbakar
Bodi [9A-4]
Part Pemasangan,
kerusakan
Part lainnya yang dapat diperiksa secara visual

Diagnosis Gejala Sistem P/S


Bagian ini menggambarkan diagnosis masalah part sistem P/S dimana masalah yang dialami tidak terindikasi oleh
Suzuki SDT (fungsi diagnosis otomatis). Ketika tidak terindikasi adanya malfungsi oleh Suzuki SDT (fungsi diagnosis
otomatis) dan part dasar kemudi sebagaimana digambarkan pada Diagnosis Gejala Kemudi [6A-2] semuanya pada
kondisi bagus, maka periksa part sistem power steering berikut yang mungkin dapat menjadi penyebab gejala
masalah kemudi.
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan

6C-17
Roda kemudi terasa berat Roda kemudi tidak terpasang Pasang roda kemudi dengan
dengan benar benar.
CATATAN:
Jalankan Pemeriksaan Steering Kinerja buruk torque sensor Periksa torque sensor.  [6C-54]
Force [6C-42] sebelum diagnosis. Kinerja motor P/S buruk Periksa motor.  [6C-55]
Malfungsi case gigi kemudi assy. Ganti case steering gear assy. 
[6C-47]
Kinerja buruk sinyal kecepatan Periksa sirkuit sinyal kecepatan
kendaraan dari sensor putaran kendaraan.  [6C-28]
/ECM
Roda kemudi kadang terasa berat Malfungsi case gigi kemudi assy. Ganti case steering gear assy. 
ketika dibelokkan ke kiri atau [6C-47]
kanan
Recovery yang buruk setelah Kinerja buruk torque sensor Periksa torque sensor.  [6C-54]
berbelok Malfungsi case gigi kemudi assy. Ganti case steering gear assy. 
[6C-47]
Kendaraan mengarah ke satu Kinerja buruk torque sensor Periksa torque sensor.  [6C-54]
saat berjalan lurus Malfungsi case gigi kemudi assy. Ganti case steering gear assy. 
[6C-47]
Kebisingan tidak normal Malfungsi motor P/S (terpasang di Ganti case steering gear assy. 
steering gear case assy.) [6C-47]
Tidak ada idle up Kerusakan modul kontrol P/S Periksa modul kontrol P/S.  [6C-
36]

Pemeriksaan DLC dan Komunikasinya (Tidak Ada Komunikasi dengan P/S Control Module)
Diagram Kelistrikan

+BB

WHT/ A
RED
1
A2
[A ]

BLK/
ORN BLK A1
2 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A3 A3
PPL/WHT E11-11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

[A]: Konektor “E11” (Tampak A) A2 Sirkuit power supply DLC 1. DLC


A1. Sirkuit komunikasi serial A3 Sirkuit ground DLC 2. Modul kontrol P/S

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan lampu peringatan “EPS” Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Lampu Peringatan


(pemeriksaan sederhana power supply “EPS” Tidak Hidup Saat
control module P/S) Kunci Kontak ON
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. Sebelum Mesin Hidup
[6C-20] .
Lampu peringatan “EPS” hidup?

6C-18
YA TIDAK

2 Pemeriksaan kondisi scan tool Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti part
1) Pastikan bahwa SUZUKI scan tool yang rusak.
sebagai berikut.
• Menggunakan perangkat lunak yang
terupdate dengan benar.
• Tidak ada perubahan bentuk dan
keausan pada terminal kabel DLC.
• Koneksi terminal kabel DLC dalam
kondisi bagus.
Semua kondisi OK?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan komunikasi Lanjutkan ke Langkah 4. Lanjutkan ke Langkah 5.


1) Periksa terminal DLC apakah ditemukan
perubahan bentuk dan keausan.
2) Jika dalam kondisi bagus, hubungkan
SUZUKI Scan tool ke DLC sementara
kunci kontak pada posisi OFF.
3) Periksa apakah komunikasi bisa dilakukan
dengan melakukan komunikasi dengan
modul kontrol (BCM atau SDM) lainnya.
Apakah memungkinkan untuk melakukan
komunikasi dengan modul kontrol lain?
YA TIDAK

4 Pemeriksan sirkuit komunikasi serial Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti kabel
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, “Sirkuit komunikasi serial
lepas sambungan konektor “G10” dari (A1)”.
control module P/S dan periksa untuk
mengetahui koneksi pada terminal
konektor control module P/S.
2) Jika koneksi OK, periksa bahwa kabel
“Sirkuit komunikasi serial (A1)” dalam
kondisi sebagai berikut.
• Resistan kelistrikan kabel “Sirkuit
komunikasi serial (A1)” antara
konektor DLC dengan konektor control
module P/S di bawah 1 Ω.
• Resistan isolasi kabel “Sirkuit
komunikasi serial (A1)” tidak terbatas
antara terminal kabel dengan terminal
lain pada konektor control module P/S.
• Resistan isolasi kabel “Sirkuit
komunikasi serial (A1)” tidak terbatas
antara terminal kabel dengan ground
bodi kendaraan.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan power supply DLC dan sirkuit Ganti dengan control Perbaiki atau kabel sirkuit
ground module P/S bagus dan yang rusak.
1) Periksa kabel “Sirkuit power supply DLC periksa kembali.
(A2)” dan kabel “sirkuit ground DLC (A3)”
untuk konektor DLC sebagai berikut.
• Voltase kabel “Sirkuit power supply
DLC (A2)” antara terminal konektor
DLC dengan ground bodi kendaraan
sebesar 10 – 14 V dengan kunci
kontak pada posisi ON.
• Resistan kabel dari setiap kabel
“sirkuit ground DLC (A3)” antara
terminal konektor DLC dengan ground
bodi kendaraan kurang dari 1Ω.
Hasil pemeriksaan dalam kondisi baik?

6C-19
Lampu Peringatan “EPS” Tidak Hidup Saat Kunci Kontak ON Sebelum Mesin Hidup
Diagram Kelistrikan
3 5 6 8 10
4 7 9
WHT WHT GRN RED/BLK G240-1 G240-15 PNK/BLU E11-5
1
2 A3 A2 A1

[A ] [B ]
A
16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

[A]: Konektor “E11” (Tampak A) 1. Kotak sekring utama 6. Junction block assy.
[B]: Konektor “G240” (Tampak A) 2. Sekring “UTAMA” 7. Sekring “MTR”
A1. Sirkuit lampu peringatan “EPS” 3. Kotak sekring sirkuit individual No.1 8. Combination meter
A2 Sirkuit sinyal kunci kontak combination meter 4. Sekring “IG ACC” 9. lampu peringatan “EPS”
A3 Sirkuit power supply combination meter 5. Kunci kontak 10. Modul kontrol P/S

Deskripsi Sistem
Operasi (ON/OFF) dari lampu “EPS” dikontrol oleh control module P/S melalui combination meter.
Jika sistem P/S dalam kondisi bagus, maka control module P/S mengubah lampu peringatan “EPS” ke ON saat kunci
kontak ON, dan kemudian mengubah ke OFF saat mesin hidup. Jika abnormalitas terdeteksi, maka lampu “EPS”
dihidupkan ON secara terus menerus oleh P/S control module. Jika koneksi control module P/S diputus, maka lampu
peringatan “EPS” tidak ON.

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan power supply lampu Lanjutkan ke Langkah 2. “Sirkuit sinyal kunci


peringatan “EPS” kontak pada combination
1) Putar kunci kontak ke posisi ON. meter (A2)”, “Sirkuit kabel
sirkuit power supply
Lampu peringatan lainnya hidup?
combination meter (A3)”
atau sekring sirkuit untuk
combination meter putus
atau korslet ke ground.
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit ground dan power Lanjutkan ke Langkah 3. Perbaiki atau ganti sirkuit
supply control module P/S yang rusak.
1) Periksa sirkuit power supply dan sirkuit
ground pada control module P/S.  [6C-
35]
Hasil pemeriksaan dalam kondisi baik?

6C-20
YA TIDAK

3 Pemeriksaan resistan sirkuit lampu Lanjutkan ke Langkah 4. Kabel sirkuit lampu


peringatan “EPS” peringatan ““EPS” (A1)”
1) Periksa untuk mengetahui koneksi yang terbuka atau memiliki
tepat ke combination meter pada terminal resistan tinggi.
“G240-15” dan modul kontrol P/S di
terminal “E11-5”.
2) Periksa apakah kabel sirkuit lampu
peringatan ““EPS” (A1)” sebagai berikut.
• Resistan isolasi kabel sirkuit lampu
peringatan ““EPS” (A1)” tidak terbatas
di antara terminalnya dan masing-
masing terminal pada konektor
combination meter.
• Resistan kelistrikan kabel sirkuit lampu
peringatan ““EPS” (A1)” kurang dari 1
Ω.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan voltase sirkuit lampu Ganti modul kontrol P/S. Ganti combination meter.
peringatan “EPS”
1) Hubungkan konektor combination meter
(“G240”) dengan kunci kontak pada posisi
OFF.
2) Periksa voltase antara terminal “E11-5”
dengan ground bodi sementara kunci
kontak pada posisi ON.
Apakah 10– 14 V?

Lampu Peringatan “EPS” Masih Tetap ON setelah Mesin Hidup


Diagram Kelistrikan
Lihat Lampu Peringatan “EPS” Tidak Hidup Saat Kunci Kontak ON Sebelum Mesin Hidup [6C-20] .

Deskripsi Sistem
Operasi (ON/OFF) dari lampu “EPS” dikontrol oleh control module P/S melalui combination meter.
Jika sistem P/S dalam kondisi bagus, maka control module P/S mengubah lampu peringatan “EPS” ke ON saat kunci
kontak ON, dan kemudian mengubah ke OFF saat mesin hidup. Jika abnormalitas terdeteksi, maka lampu “EPS”
dihidupkan ON secara terus menerus oleh P/S control module. Jika koneksi control module P/S diputus, maka lampu
peringatan “EPS” tidak ON.

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lanjutkan ke Langkah 2.


1) Periksa DTC.  [6C-10] diagram DTC yang
berlaku.
Apakah ada DTC (TIDAK ADA KODE pada
scan tool)?

6C-21
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit ground combination Ganti combination meter. Perbaiki atau ganti kabel
meter sirkuit lampu peringatan
1) Dengan kunci kontak diputar pada posisi ““EPS” (A1)”.
OFF, lepaskan combination meter dan
konektornya.
2) Periksa apakah sirkuit lampu peringatan
“EPS ” sebagai berikut.
• Resistan isolasi kabel sirkuit lampu
peringatan ““EPS” (A1)” tidak terbatas
di antara terminal “G240-15” dan
masing-masing terminal pada
konektor combination meter.
• Resistan isolasi kabel sirkuit lampu
peringatan ““EPS” (A1)” tidak terbatas
di antara terminal “G240-15” dan
ground bodi kendaraan.
Sirkuit dalam kondisi baik?

DTC C1113:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1113: Korelasi Sirkuit Torque Sensor Kemudi (Utama • Kabel sirkuit sinyal torque sensor (Utama dan Sub)
dan Sub) • Torque sensor
Perbedaan voltase antara sinyal utama dan sinyal sub • Modul kontrol P/S
torque sensor lebih dari 0,6 V selama 1 detik secara
kontinu.
(1 logika pendetesian driving cycle)

Diagram Kelistrikan
1 A1 2
[A
]
E11-18 WHT E31-5 A
5V
A2
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
E11-6 BLU E31-7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A5
12V
E11-8 GRN E31-2
[B
]
5V A3 3
E11-20 RED E31-6
7 6 5 4 3 2 1

E11-9 BRN E31-4


5V
A4

E11-16 YEL E31-1

[A]: Konektor “E11” (Tampak A) A3 Sirkuit power supply acuan 5 V torque 2. Torque sensor
sensor
[B]: Konektor “E31” (Tampak A) A4. Sirkuit sinyal kegagalan internal torque 3. Amplifier torque sensor
sensor
A1. Sirkuit sinyal torque sensor (sub) A5. Power supply utama sirkuit torque sensor
A2 Sirkuit sinyal Torque sensor (utama) 1. Modul kontrol P/S

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?

6C-22
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lanjutkan ke Langkah 3.


diagram yang sesuai.
Apakah DTC C1114 dan/atau DTC C1119
terindikasi bersamaan?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan kabel sirkuit sinyal torque Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti
sensor (Utama dan Sub) “Sirkuit sinyal torque
1) Dengan kunci kontak diputar ke posisi sensor (sub) (A1)”
OFF, putuskan koneksi konektor modul dan/atau kabel “Sirkuit
kontrol P/S (“E11”) dan konektor torque sinyal torque sensor
sensor (“E31”). (utama) (A2)”.
2) Periksa apakah sirkuit sinyal torque
sensor sebagai berikut.
• Resistan isolasi wire harness tidak
terbatas di antara “Sirkuit sinyal torque
sensor (sub) (A1)” dan terminal kabel
“Sirkuit sinyal torque sensor (utama)
(A2)” dan terminal lainnya pada
konektor torque sensor.
• Resistan wiring harness “Sirkuit sinyal
torque sensor (sub) (A1)” dan kabel
“Sirkuit sinyal torque sensor (utama)
(A2)” kurag dari 1 Ω.
• Resistan isolasi antara “Sirkuit sinyal
torque sensor (sub) (A1)” dan kabel
“Sirkuit sinyal torque sensor (utama)
(A2)” dan ground bodi kendaraan tidak
terbatas.
3) Putar kunci kontak ke posisi on.
• Voltase sirkuit antara “Sirkuit sinyal
torque sensor (sub) (A1)” dan kabel
“Sirkuit sinyal torque sensor (utama)
(A2)” dan ground bodi kendaraan 0 V
dengan kunci kontak diputar ke posisi
ON.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan voltase sirkuit sinyal torque Lanjutkan ke Langkah 5. Ganti dengan control
sensor (Utama dan Sub) module P/S bagus dan
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, periksa kembali.
hubungkan konektor modul kontrol P/S
(“E11”).
2) Periksa apakah voltase terminal sirkuit
sinyal torque sensor sebagai berikut
dengan kunci kontak pada posisi ON.
• Terminal “E31-7” dan ground bodi
sekitar 5 V
• Terminal “E31-5” dan ground bodi
sekitar 0 V
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan voltase output torque sensor Ganti control module P/S. Ganti rakitan steering
1) Sambungkan konektor ke torque sensor gear case (Torque
dengan kunci kontak pada posisi OFF. Sensor).
2) Periksa voltase output torque sensor. 
[6C-54]
Apakah torque sensor dalam kondisi baik?

DTC C1114:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

6C-23
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
C1114: Sirkuit Power Supply Acuan Sensor Steering • Kabel sirkuit power supply acuan 5 V torque sensor
Torque • Torque sensor
Voltase sirkuit voltase power supply acuan 5 V torque • Modul kontrol P/S
sensor lebih dari 5,7 V atau kurang dari 4,3 V selama 1 • Kabel sirkuit ground torque sensor
detik secara kontinu
(1 logika pendetesian driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC C1113: [6C-22] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lanjutkan ke Langkah 3.


diagram DTC yang
Apakah DTC C1153 dan/atau DTC C1155
berlaku.
terindikasi bersamaan?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase sirkuit power supply Lanjutkan ke Langkah 4. Lanjutkan ke Langkah 5.


acuan 5 V torque sensor
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF,
lepas koneksi konektor torque sensor
(“E31”) dan periksa apakah koneksi
terminal ke konektor torque sensor baik.
2) Jika koneksinya OK, periksa voltase di
antara terminal dan ground bodi berikut
dengan kunci kontak pada posisi ON.
• “E31-6”
Apakah sekitar 5 V?
YA TIDAK

4 Periksa power supply acuan 5 V torque Ganti dengan control Ganti rakitan steering
sensor module P/S bagus dan gear case (Torque
1) Dengan kunci kontak diputar ke posisi periksa kembali. sensor).
OFF, sambungkan konektor torque
sensor.
2) Periksa koneksi yang benar ke konektor
modul kontrol P/S (“E11”).
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Periksa voltase antara terminal “Sirkuit
power supply acuan torque sensor 5 V (A-
3)” dan ground bodi dengan konektor
(“E11”) terpasang ke modul kontrol P/S.
Apakah sekitar 5 V?

6C-24
YA TIDAK

5 Pemeriksaan kabel sirkuit power supply Ganti control module P/S. Perbaiki atau ganti kabel
acuan 5 V torque sensor “Sirkuit power supply
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, acuan torque sensor 5 V
putuskan koneksi konektor modul kontrol (A3)”.
P/S.
2) Periksa apakah sirkuit power supply
acuan torque sensor 5 V sebagai berikut.
• Resistan isolasi kabel “Sirkuit power
supply acuan torque sensor 5 V (A3)”
tidak terbatas di antara terminalnya
dan terminal lainnya pada konektor
torque sensor.
• Resistan kelistrikan kabel “Sirkuit
power supply acuan torque sensor 5 V
(A3)” kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi kabel “Sirkuit power
supply acuan torque sensor 5 V (A3)”
di antara sirkuit dan ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
• Voltase sirkuit antara kabel “Sirkuit
power supply acuan torque sensor 5 V
(A3)” dan ground bodi kendaraan 0 V
dengan kunci kontak pada posisi on.
Sirkuit dalam kondisi baik?

DTC C1117:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1117: Sirkuit Sinyal Kegagalan Sensor Steering • Sinyal kegagalan internal torque sensor
Torque Rendah • Torque sensor
Voltase sirkuit sinyal kegagalan internal torque sensor • Modul kontrol P/S
kurang dari 1,7 V saat kunci kontak diputar ke posisi ON
(1 logika pendetesian driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC C1113: [6C-22] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lanjutkan ke Langkah 3.


diagram yang sesuai.
Apakah DTC C1113, C1114 dan/atau DTC
C1119 terindikasi bersamaan?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase sirkuit sinyal Lanjutkan ke Langkah 4. Lanjutkan ke Langkah 5.


kegagalan internal torque sensor
1) Periksa koneksi yang benar ke konektor
modul kontrol P/S (“E11”).
2) Dengan kunci kontak diputar ke posisi
OFF, putuskan koneksi konektor torque
sensor.
3) Periksa voltase antara terminal berikut
dengan ground bodi sementara kunci
kontak pada posisi ON.
• “E31-1”
Apakah sekitar 5 V?

6C-25
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sinyal kegagalan internal Ganti dengan control Ganti rakitan steering
torque sensor module P/S bagus dan gear case (Torque
1) Dengan kunci kontak diputar ke posisi periksa kembali. sensor).
OFF, sambungkan konektor torque
sensor.
2) Periksa apakah bentuk gelombang voltase
sinyal antara terminal “E11-16” dan
ground boi sebagai “Waveform rujukan
No.6” di bawah Pemeriksaan Control
Module P/S dan Sirkuitnya [6C-36] pada
saat kunci kontak diputar ke posisi ON.
Apakah bentuk gelombang dalam keadaan
baik?
YA TIDAK

5 Pemeriksaaan sinyal kegagalan internal Ganti control module P/S. Perbaiki atau ganti kabel
torque sensor “Sirkuit sinyal kegagalan
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, internal torque sensor
putuskan koneksi konektor modul kontrol (A4)”.
P/S.
2) Periksa apakah kabel sirkuit sinyal
kegagalan torque sensor sebagai berikut.
• Resistan isolasi wire harness tidak
terbatas di antara terminal kabel
“Sirkuit sinyal kegagalan internal
torque sensor (A4)” dan terminal
lainnya pada konektor torque sensor.
• Resistan isolasi antara kabel “Sirkuit
sinyal kegagalan internal torque
sensor (A4)” dan ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
Sirkuit dalam kondisi baik?

DTC C1118:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1118: Sirkuit Kegagalan Sensor Steering Torque • Sinyal kegagalan internal torque sensor
Tinggi • Torque sensor
Voltase sirkuit sinyal kegagalan internal torque sensor • Modul kontrol P/S
lebih dari 3,7 V selama 1 detik secara kontinu
(1 logika pendetesian driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC C1113: [6C-22] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lanjutkan ke Langkah 3.


diagram yang sesuai.
Apakah DTC C1113, C1114 dan/atau DTC
C1119 terindikasi bersamaan?

6C-26
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase sirkuit sinyal Ganti dengan control Lanjutkan ke Langkah 4.


kegagalan internal torque sensor module P/S bagus dan
1) Periksa koneksi yang benar ke konektor periksa kembali.
modul kontrol P/S (“E11”).
2) Periksa voltase antara terminal “E11-16”
dengan ground bodi setelah kunci kontak
pada posisi ON beberapa saat.
Voltase 0– 1 V?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan voltase sirkuit sinyal Lanjutkan ke Langkah 5. Lanjutkan ke Langkah 6.


kegagalan internal torque sensor
1) Dengan kunci kontak diputar ke posisi
OFF, putuskan koneksi konektor torque
sensor (“E31”).
2) Periksa voltase antara terminal berikut
dengan ground bodi sementara kunci
kontak pada posisi ON.
“E31-1”
Apakah sekitar 5 V?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit sinyal kegagalan Lanjutkan ke Langkah 7. Perbaiki atau ganti kabel
internal torque sensor “Sirkuit sinyal kegagalan
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, internal torque sensor
putuskan koneksi konektor modul kontrol (A4)”.
P/S.
2) Periksa apakah kabel sirkuit sinyal
kegagalan torque sensor sebagai berikut.
• Resistan isolasi wire harness tidak
terbatas di antara terminal kabel
“Sirkuit sinyal kegagalan internal
torque sensor (A4)” dan terminal
lainnya pada konektor torque sensor.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit sinyal kegagalan Ganti dengan control Perbaiki atau ganti kabel
internal torque sensor module P/S bagus dan “Sirkuit sinyal kegagalan
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, periksa kembali. internal torque sensor
putuskan koneksi konektor modul kontrol (A4)”.
P/S.
2) Periksa apakah kabel sirkuit sinyal
kegagalan torque sensor sebagai berikut.
• Resistan isolasi wire harness tidak
terbatas di antara terminal kabel
“Sirkuit sinyal kegagalan internal
torque sensor (A4)” dan terminal
lainnya pada konektor torque sensor.
• Resistan wiring harness kabel “Sirkuit
sinyal kegagalan internal torque
sensor (A4)” kurang dari 1 Ω.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan sirkuit sinyal torque sensor Ganti rakitan steering Perbaiki atau ganti part
1) Periksa sirkuit sinyal torque sensor gear case (torque yang rusak.
menurut Langkah 3) – 5) “DTC C1113:”. sensor).
Apakah torque sensor dan sirkuitnya
dalam kondisi baik?

DTC C1119:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

6C-27
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
C1119: Sirkuit Power Supply Sensor Steering Torque • Kabel sirkuit power supply utama torque sensor
Voltase sirkuit power supply utama torque sensor kurang • Torque sensor
dari 7,5 V selama 1 detik secara kontinu • Modul kontrol P/S
(1 logika pendetesian driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC C1113: [6C-22] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lanjutkan ke Langkah 3.


diagram DTC C1153.
Apakah DTC C1153 ditunjukkan
bersamaan?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan voltase power supply utama Ganti rakitan steering Lanjutkan ke Langkah 4.
torque sensor gear case dan periksa
1) Dengan kunci kontak diputar ke posisi lagi.
OFF, putuskan koneksi konektor torque
sensor (“E31”).
2) Periksa ketepatan koneksi ke torque
sensor (“E31”).
3) Jika koneksinya OK, periksa voltase di
antara terminal dan ground bodi berikut
dengan kunci kontak pada posisi ON.
• “E31-2”
Apakah sekitar. 12 V?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit power supply utama Ganti control module P/S. Perbaiki atau ganti kabel
torque sensor “Sirkuit power supply
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, utama torque sensor
putuskan koneksi konektor modul kontrol (A5)”.
P/S (“E11”).
2) Periksa koneksi yang benar ke konektor
modul kontrol P/S (“E11”).
3) Periksa apakah power supply utama untuk
siruit torque sensor sebagai berikut.
• Resistan isolasi kabel “Sirkuit power
supply utama torque sensor (A5)”
tidak terbatas di antara terminalnya
dan terminal lainnya pada konektor
torque sensor.
• Resistan kelistrikan kabel “Sirkuit
power supply utama torque sensor
(A5)” kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi kabel “Sirkuit power
supply utama torque sensor (A5)” di
antara sirkuit dan ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
Sirkuit dalam kondisi baik?

DTC C1121 / C1123 / C1124:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

6C-28
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
C1121: Tidak Ada Sinyal Kecepatan Kendaraan (60 • Kabel sirkuit sinyal putaran kendaraan
Detik atau Lebih) • Sensor putaran roda
Sinyal putaran kendaraan 0 km/jam meski putaran mesin • BCM
lebih dari 4000 rpm selama lebih dari 60 detik secara • Modul kontrol P/S
kontinu (sebelum 5 mnt terlampaui sejak mesin • Modul kontrol ABS
dihidupkan) atau sinyak putaran kendaraan 0 km/ jam • Sirkuit komunikasi CAN
meski putaran mesin lebih dari 2500 rpm selama lebih
dari 60 detik secara kontinu (setelah 5 menit terlampaui
sejak mesin dihidupkan).
(Logika pendeteksian 1 driving cycle tapi MIL tidak hidup)
C1123: Tidak Ada Sinyal Kecepatan Kendaraan (30
Detik atau Lebih)
Sinyal putaran mesin 0 km/ jam dengan secara kontinu
lebih dari 3 driving cycle meski putaran mesin lebih dari
4000 rpm selama lebih dari 30 detik secara kontinu
(sebelum 5 mnt terlampaui sejak mesin dihidupkan) atau
sinyal putaran kendaraan 0 km/ jam dengan secara
kontinu lebih dari 3 driving cycle meski putaran mesin
lebih dari 2500 rpm selama lebih dari 30 detik secara
kontinu (setelah 5 menit terlampaui untuk menghidupkan
mesin).
(3 logika pendetesian driving cycle)
C1124: Kinerja Putaran Kendaraan (Deselerasi Tidak
Mungkin)
Sinyal putaran kendaraan kurang dari 5 km/ jam selama
lebih dari 5 detik secara berkelanjutan dengan lebih dari
putaran deselerasi yang ditentukan (–20 m/s 2 ) dari lebih
dari 20 km/ jam.
(Logika pendeteksian 1 driving cycle tapi MIL tidak hidup)

Diagram Kelistrikan
1 [A] [B]
2 5V
A 7 6 5 4 3 2 1
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 141312 1110 9 8
G04-15 PPL E11-4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A1

[A]: Konektor “E11” (Tampak A) A1. Sirkuit sinyal kecepatan kendaraan 2. ECM
[B]: Konektor “G04” (Tampak A) 1. Modul kontrol P/S

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lanjutkan ke Langkah 3.


Pemeriksaan DTC untuk BCM dan ABS. diagram DTC yang
- BCM:  [10B-16] berlaku.
- ABS:  [4E-15]
DTC terdeteksi?

6C-29
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sinyal kecepataan kendaraan Ganti dengan control Lanjutkan ke Langkah 4.


Periksa bahwa bentuk gelombang voltase module P/S bagus dan
sinyal antara terminal “E11-4” dengan ground periksa kembali.
bodi sama dengan “Referensi bentuk
gelombang No.6” pada Pemeriksaan BCM
dan Sirkuitnya [10B-21] .
Apakah output sinyal putaran kendaraan
dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sinyal kecepataan Tukar dengan BCM yang Perbaiki atau ganti kabel
kendaraan baik dan periksa kembali. “Sirkuit sinyal putaran
1) Dengan kunci kontak diputar ke posisi kendaraan (A1)”.
OFF, putuskan koneksi konektor modul
kontrol P/S (“E11”) dan konektor BCM
(“G04”).
2) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
konektor modul kontrol P/S (“E11”) dan
konektor BCM (“G04”).
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
putaran kendaraan dalam kondisi sebagai
berikut.
• Resistan isolasi wire harness “Sirkuit
sinyal putaran kendaraan (A1)” tidak
terbatas antara terminalnya dan
terminal lain pada konektor modul
kontrol BCM dan P/S.
• Resistan kelistrikan kabel “Sirkuit
sinyal putaran kendaraan (A1)” kurang
dari 1 Ω.
• Resistan isolasi kabel “Sirkuit sinyal
putaran kendaraan (A1)” di antara
sirkuit dan ground bodi kendaraan
tidak terbatas.
• Voltase sirkuit antara sirkuit kabel
“Sirkuit sinyal putaran kendaraan (A1)”
dan sirkuit ground adalah 0 – 1 V
dengan kunci kontak diputar ke posisi
ON.
Sirkuit dalam kondisi baik?

DTC C1122:
CATATAN:
DTC C1122 (kegagalan sinyal putaran mesin) ditunjukkan ketika kunci kontak pada posisi ON dan mesin
tidak hidup, namun hal ini berarti tidak ditemukan ketidaknormalan jika indikasi berganti ke normal ketika
mesin hidup.

Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1122: Sinyal Putaran Mesin • Kabel sirkuit sinyal putaran mesin
Sinyal putaran mesin kurang dari 220 rpm selama lebih • ECM
dari 0,8 detik. • Modul kontrol P/S
atau • Sirkuit sinyal kecepatan kendaraan
Sinyal putaran mesin kurang dari 220 rpm selama lebih
dari 20 detik secara kontinu meski sinyal putaran mesin
lebih dari 50 km/ jam.
(1 logika pendetesian driving cycle)

6C-30
Diagram Kelistrikan
2 1 [C]
A
12V A1

[A] E01-11 BRN E11-12 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20


[B] E01-29
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

[D]

E01 C01

15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16
45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31
60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46

[A]: Model bensin [D]: Konektor “E01” (Tampak A) 2. ECM


[B]: Model diesel A1. Sirkuit sinyal putaran mesin
[C]: Konektor “E11” (Tampak A) 1. Modul kontrol P/S

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lanjutkan ke Langkah 3.


1) Periksa DTC untuk ECM. diagram DTC yang
- Model bensin:  [1A-36] berlaku.
- Model diesel:  [1A-161]
Apakah ada DTC yang terkait dengan
putaran mesin?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan input sinyal putaran mesin Ganti dengan control Lanjutkan ke Langkah 4.
Periksa bahwa bentuk gelombang voltase module P/S bagus dan
sinyal antara terminal “E11-12” dengan periksa kembali.
ground bodi sama dengan “Referensi bentuk
gelombang No.17” pada  [1A-123] atau
sama dengan “Referensi bentuk gelombang
No.8” pada ECM dan Nilai Voltase Sirkuitnya
(untuk Acuan) [1A-276] .
Apakah sinyal putaran mesin dalam
kondisi baik?

6C-31
YA TIDAK

4 Pemeriksaan kabel sirkuit sinyal putaran Tukar dengan ECM yang Perbaiki atau ganti kabel
mesin baik dan periksa ulang. “Sirkuit sinyal torque
1) Dengan kunci kontak diputar ke posisi sensor (sub) (A1)”.
OFF, putuskan koneksi konektor ECM
(“E01”) dan konektor modul kontrol P/S
(“E11”).
2) Periksa ketepatan koneksi ke modul
kontrol P/S dan ECM pada masing-
masing terminal “Sirkuit sinyal torque
sensor (sub) (A1)”.
3) Jika koneksi OK, pastikan sirkuit sinyal
putaran engine dalam kondisi sebagai
berikut.
• Resistan isolasi kabel “Sirkuit sinyal
torque sensor (sub) (A1)” tidak
terbatas di antara terminalnya dan
terminal lain pada ECM dan konektor
modul kontrol P/S.
• Resistan kelistrikan terminal kabel
“Sirkuit sinyal torque sensor (sub)
(A1)” kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi kabel “Sirkuit sinyal
torque sensor (sub) (A1)” di antara
terminalnya dan ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
• Voltase sirkuit antara kabel “Sirkuit
sinyal torque sensor (sub) (A1)” dan
sirkuit ground adalah 0 – 1 V dengan
kunci kontak diputar ke posisi ON.
Sirkuit dalam kondisi baik?

DTC C1141 / C1142 / C1143 / C1145


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1141: Voltase Sirkuit Motor P/S • Kabel sirkuit kemudi motor P/S
Voltase antara kedua sirkuit motor drive lebih dari 8,5 V • Motor P/S
atau kurang dari 0,2 V selama 0,5 detik secara kontinu • Modul kontrol P/S
saat motor tidak bergerak
(1 logika pendetesian driving cycle)
C1142: Kinerja Kisaran Sirkuit Motor P/S /
Arus kemudi motor yang diukur lebih besar dari 10 A bila
dibandingkan dengan arus kemudi motor target.
(1 logika pendetesian driving cycle)
C1143: Arus Sirkuit Motor P/S Terlalu Tinggi
Arus kemudi motor yang diukur lebih besar dari 50 A.
(1 logika pendetesian driving cycle)
C1145: Arus Sirkuit Motor P/S Terlalu Rendah
Arus kemudi motor yang diukur kurang dari 2 A secara
kontinu selama lebih dari 3 detik meski arus kemudi
motor target lebih dari 4 A.
atau
Arus kemudi motor yang diukur kurang dari 0,8 A selama
total 1 detik meski motor control duty lebih dari 90%
sedangkan arus kemudi motor target kurang dari 8 A.
(1 logika pendetesian driving cycle)

6C-32
Diagram Kelistrikan
2
12V
A

A1 E61-1 [A
] [B]

E12-1 BLK
1 M
E12-2 RED 1 2 1

A1 E61-2 2

[A]: Konektor “E12” (Tampak A) 1. Motor P/S


[B]: Konektor “E61” (Tampak A) 2. Modul kontrol P/S
A1. Sirkuit kemudi motor P/S

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lanjutkan ke Langkah 3.


diagram DTC yang
Apakah DTC C1153 dan/atau DTC C1155
berlaku.
terindikasi bersamaan?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply dan Lanjutkan ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti sirkuit
sirkuit ground yang rusak.
1) Periksa sirkuit ground dan power supply
modul kontrol P/S.  [6C-35]
Dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit motor Lanjutkan ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti kabel


1) Dengan kunci kontak diputar ke posisi “Sirkuit sinyal torque
OFF, putuskan koneksi konektor motor sensor (sub) (A1)”.
P/S (“E61”) dan modul kontrol P/S (“E12”).
2) Periksa apakah sirkuit motor P/S sebagai
berikut.
• Koneksi yang benar pada terminal
konektor kabel “Sirkuit sinyal torque
sensor (sub) (A1)”.
• Resistan isolasi wire harness tidak
terbatas di antara masing-masing
terminal kabel “Sirkuit sinyal torque
sensor (sub) (A1)” dan terminal
lainnya pada konektor motor P/S.
• Resistan wiring harness masing-
masing kabel “Sirkuit sinyal torque
sensor (sub) (A1)” kurang dari 1 Ω.
• Resistan isolasi di antara masing-
masing kabel “Sirkuit sinyal torque
sensor (sub) (A1)” ground bodi
kendaraan tidak terbatas.
• Voltase sirkuit antara masing-masing
kabel “Sirkuit sinyal torque sensor
(sub) (A1)” dan sirkuit ground adalah 0
– 1 V dengan kunci kontak diputar ke
posisi ON.
Sirkuit dalam kondisi baik?

6C-33
YA TIDAK

5 Pemeriksaan motor P/S Ganti dengan control Ganti steering gear case
1) Periksa motor dan sirkuitnya.  [6C-55] module P/S bagus dan assy (motor P/S).
periksa kembali.
Apakah motor dalam kondisi baik?

DTC C1153:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1153: Sirkuit Power Supply Modul Kontrol P/S • Kabel sirkuit power supply modul kontrol P/S
Voltase power supply modul kontrol P/S kurang dari 9 V • Battery Tidak Terisi
selama 5 detik secara kontinu • Modul kontrol P/S
(1 logika pendetesian driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Lihat Pemeriksaan Sirkuit Ground dan Power Supply Control Module P/S [6C-35] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase battery Lanjutkan ke Langkah 3. Periksa sistem pengisian.


1) Ukur voltase antara terminal battery positif - Model bensin:  [1J-6]
dan ground bodi kendaraan dengan mesin - Model diesel:  [1J-28]
hidup.
Apakah voltase 10 V atau lebih?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply control Ganti dengan control Perbaiki sirkuit yang
module P/S module P/S bagus dan rusak.
1) Periksa sirkuit power supply dan sirkuit periksa kembali.
ground pada control module P/S.  [6C-
35]
Hasil pemeriksaan dalam kondisi baik?

DTC C1155:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


C1155: Kegagalan Modul Kontrol P/S • Battery Terlalu Cepat Penuh
Memori internal (EEPROM) mengalami error data. • Modul kontrol P/S
(1 logika pendeteksian driving cycle tetapi lampu
peringatan “EPS” tidak hidup)
atau
Sirkuit internal rusak.
atau
Voltase power supply modul kontrol P/S melebihi 17,5 V.
(1 logika pendetesian driving cycle)

Diagram Kelistrikan
Lihat Pemeriksaan Sirkuit Ground dan Power Supply Control Module P/S [6C-35] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Pemeriksaan Sistem EPS” sudah


Lanjutkan ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem EPS [6C-7] .
dijalankan?

6C-34
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase battery Ganti dengan control Periksa sistem pengisian.


1) Periksa voltase antara terminal battery module P/S bagus dan - Model bensin: Tes
positif dan ground bodi kendaraan dengan periksa kembali. Generator (Pemeriksaan
putaran mesin 3000 rpm. Battery yang Tidak Terisi)
Voltase 15,5 V atau kurang? [1J-6]
- Model diesel:  [1J-29]

Pemeriksaan Sirkuit Ground dan Power Supply Control Module P/S


Diagram Kelistrikan
1
4
A1 A1 12V
5 A
BLK GRN E13-1
7 8
6 9 LT GRN [A ] [B ]
2 WHT WHT GRN E11-1
/BLK

3 A2 A2 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1
BLK E13-2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2
A3

[A]: Konektor “E11” (Tampak A) 1. Modul kontrol P/S 6. Sekring “IG ACC”
[B]: Konektor “E13” (Tampak A) 2. Kotak sekring utama 7. Kunci kontak
A1. Power supply utama untuk memori internal dan motor P/S 3. Sekring “UTAMA” 8. Junction block assy.
A2 Sinyal kunci kontak untuk control module P/S 4. Kotak sekring sirkuit individual No.1 9. Sekring “IG SIG”
A3 Ground untuk control module P/S 5. Sekring “EPS”

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 Pemeriksaan sekring sirkuit Lanjutkan ke Langkah 2. Ganti sekring dan periksa


1) Lepas konektor control module P/S apakah terjadi hubung
(“E13”) dengan kunci kontak pada posisi pendek pada sirkuit yang
OFF. terhubung dengan
2) Periksa ketepatan koneksi ke konektor sekring.
control module P/S pada terminal “E13-1”,
“E13-2” dan “E11-1”.
3) Jika OK, periksa sekring “EPS” dan
sekring“IG SIG”.
Apakah sekring “EPS” dan sekring “IG
SIG” dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Memeriksa sirkuit power supply Lanjutkan ke Langkah 3. “Power supply utama


1) Ukur voltase antara terminal “E13-1” untuk memori internal
konektor modul kontrol P/S dan ground dan kabel motor P/S
bodi. (A1)” putus.
Apakah voltase 10 - 14 V?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sinyal pengapian Lanjutkan ke Langkah 4. “Sinyal kunci kontak


1) Putar kunci kontak ke posisi ON. untuk kabel control
2) Ukur voltase antara terminal “E11-1” module P/S (A2)” berada
konektor modul kontrol P/S dan ground pada sirkuit yang putus.
bodi.
Apakah voltase 10 - 14 V?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan resistan sirkuit ground Lanjutkan ke Langkah 5. “Ground untuk control


control module P/S module P/S (A3)” kabel
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. putus atau sirkuit resistan
2) Putuskan konektor dari modul kontrol P/S. tinggi.
3) Ukur resistan antara terminal “E13-2”
konektor modul kontrol P/S dan ground
bodi.
Apakah resistan 1 Ω atau kurang?

6C-35
YA TIDAK

5 Pemeriksaan voltase sirkuit ground control Sirkuit ground dan power “Ground untuk control
module P/S supply control module module P/S (A3)” kabel
1) Sambungkan konektor ke modul kontrol P/S dalam kondisi bagus. putus atau sirkuit resistan
P/S. tinggi.
2) Hidupkan mesin.
3) Ukur voltase antara terminal “E13-2”
konektor control module P/S dengan
ground bodi sementara roda kemudi
penuh diputar ke kiri atau ke kanan.
Voltase 0,3 V atau kurang?

Pemeriksaan Control Module P/S dan Sirkuitnya


Control module P/S (1) dan sirkuitnya dapat diperiksa pada konektor kelistrikan control module P/S (2) dengan
mengukur voltase dan resistan.

PERHATIAN:

Control module P/S dapat diperiksa secara otomatis. Sangat dilarang menghubungkan voltmeter atau
ohmeter ke control module P/S dengan konektor tidak tersambung dengan control module P/S.

[A] [C] [B]

1 1
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 2

[A]: Konektor “E11” (tampak A) [C]: Konektor “E13” (tampak A)


[B]: Konektor “E12” (tampak A)

Pemeriksaan Voltase
1) Lepaskan tuas persneling dan bracketnya.
- Model bensin:  [5B-12]
- Model diesel:  [5B-65]
2) Periksa voltase pada tiap-tiap terminal dengan konektor yang tersambung ke control module P/S.

CATATAN:
Saat setiap voltase terminal dipengaruhi oleh voltase aki, pastikan voltasenya 11 V atau lebih ketika kunci
kontak diputar ke ON.
*: Voltase sirkuit ini dapat diperiksa dengan voltmeter. Jika demikian, gunakan osiloskop.

6C-36
Terminal Warna kabel Sirkuit Voltase normal Keterangan
Sinyal kunci kontak untuk
E11-1 LT GRN/BLK 10 – 14 V Kunci kontak ON
control module P/S
E11-2 — — — —
E11-3 — — — —
Sinyal kecepatan kendaraan *0 – 1 V
↑↓ • Kunci kontak ON
E11-4 PPL 8 – 14 V • Ban kiri depan berputar dengan
( Referensi bentuk cepat sedang ban kanan terkunci
gelombang No.4 )
• Kunci kontak ON
0V • Lampu peringatan “EPS” ON
(Mesin berhenti)
E11-5 PNK/BLU lampu peringatan “EPS”
• Kunci kontak ON
10 – 14 V • Lampu peringatan “EPS” OFF
(Mesin hidup)
E11-6 BLU Sinyal torque sensor (Sub) • Roda kemudi dengan belok kiri
Sekitar 0 – 2,5 V • Voltase output beragam secara
linier tergantung tenaga kemudi
Sekitar 2,5 V Roda kemudi pada posisi bebas
• Roda kemudi dengan belok kanan
Sekitar 2,5 – 6 V • Voltase output beragam secara
linier tergantung tenaga kemudi
E11-7 — — — —
• Kunci kontak ON
Power supply utama untuk
E11-8 GRN Sekitar 12 V • Periksa voltase antara terminal
torque sensor
“E11-8” dan “E11-9”
E11-9 BRN Ground untuk torque sensor Di bawah 0,3 V —
E11-10 — — — —
Komunikasi serial untuk data
E11-11 PPL/WHT — —
link connector
*0 – 1 V
↑↓
E11-12 BRN Sinyal putaran mesin 8 – 14 V Mesin idle
( Referensi bentuk
gelombang No.5 )
E11-13 — — — —
Sekitar 12 V Kunci kontak ON
Sinyal aktif P/S (sinyal idle
E11-14 RED/BLU Mesin idle dan roda kemudi diputar ke
up) (Model bensin) 0–1V
kanan atau kiri hingga berhenti
E11-15 — — — —
0 V → Sekitar 5 V → Pada saat Kunci kontak ON
Sinyal kegagalan internal 0V
E11-16 YEL Kunci kontak ON
torque sensor ( Referensi bentuk
gelombang No.6 )
E11-17 — — — —

Sinyal torque sensor • Roda kemudi dengan belok kiri


E11-18 WHT Sekitar 0 – 2,5 V • Voltase output beragam secara
(Utama)
linier tergantung tenaga kemudi
Sekitar 2,5 V Roda kemudi pada posisi bebas

6C-37
• Roda kemudi dengan belok kanan
Sekitar 2,5 – 6 V • Voltase output beragam secara
linier tergantung tenaga kemudi
E11-19 GRY Ground untuk shield wire Di bawah 0,3 V —
• Kunci kontak ON
5 V power supply acuan
E11-20 RED Sekitar 5 V • Periksa voltase antara terminal
untuk torque sensor
“E11-20” dan “E11-9”
Motor output 1 *0 – 1 V
↑↓
10 – 14 V
( Referensi bentuk • Mesin idle dan roda kemudi pada
gelombang No.1 , posisi lurus
E12-1 BLK
Referensi bentuk • Voltase antara “E12-1” dan ground
gelombang No.2 bodi kendaraan
dan Referensi
bentuk gelombang
No.3 )
Motor output 2 *0 – 1 V
↑↓
10 – 14 V
( Referensi bentuk • Mesin idle dan roda kemudi pada
gelombang No.1 , posisi lurus
E12-2 RED
Referensi bentuk • Voltase antara “E12-2” dan ground
gelombang No.2 bodi kendaraan
dan Referensi
bentuk gelombang
No.3 )
Power supply utama untuk
E13-1 GRN memori internal dan motor 10 – 14 V —
P/S
Ground untuk control module
E13-2 BLK Di bawah 0,3 V —
P/S

Referensi bentuk gelombang No.1


Sinyal output motor 1(1), Sinyal output motor 2(2), dengan mesin idle

Terminal CH1: “E12-1” ke ground bodi


pengukuran kendaraan
CH2: “E12-2” ke ground bodi
kendaraan
Setelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 5 V/DIV
osiloskop WAKTU: 20 µs/DIV
Kondisi • Mesin idle dan roda kemudi pada
pengukuran posisi lurus

6C-38
Referensi bentuk gelombang No.2
Sinyal output motor 1(1), Sinyal output motor 2(2), dengan mesin idle

Terminal CH1: “E12-1” ke ground bodi


pengukuran kendaraan
CH2: “E12-2” ke ground bodi
kendaraan
Setelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 5 V/DIV
osiloskop WAKTU: 20 µs/DIV
Kondisi • Mesin idle dan roda kemudi
pengukuran diputar ke kiri atau kanan pada
turning speed 90°/dtk

[A]: Roda kemudi diputar ke kiri pada turning speed 90°/dtk


[B]: Roda kemudi diputar ke kanan pada turning speed 90°/dtk
[C]: 12 V ON
[D]: GND ON
[E]: 1 duty cycle

Referensi bentuk gelombang No.3


Sinyal output motor 1(1), Sinyal output motor 2(2), dengan mesin idle

Terminal CH1: “E12-1” ke ground bodi


pengukuran kendaraan
CH2: “E12-2” ke ground bodi
kendaraan
Setelan CH1: 5 V/DIV, CH2: 5 V/DIV
osiloskop WAKTU: 20 µs/DIV
Kondisi • Mesin idle dan roda kemudi
pengukuran diputar penuh ke kiri atau ke
kanan hingga berhenti

6C-39
[A]: Roda kemudi diputar penuh ke kiri hingga berhenti
[B]: Roda kemudi diputar penuh ke kanan hingga berhenti
[C]: 12 V ON
[D]: GND ON

Referensi bentuk gelombang No.4


Sinyal kecepatan kendaraan dengan kendaraan berjalan

Terminal CH1: “E11-4” sampai “E13-2”


pengukuran
Setelan Lihat “Referensi bentuk gelombang
osiloskop No.6” dengan Pemeriksaan BCM dan
Sirkuitnya [10B-21] .
Kondisi
pengukuran
Bentuk gelombang referensi
Lihat “Referensi bentuk gelombang No.6” dengan Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya [10B-21] .

Referensi bentuk gelombang No.5


Sinyal putaran mesin dengan mesin idle

Terminal CH1: “E11-2” sampai “E13-2”


pengukuran
Setelan Lihat “Referensi bentuk gelombang
osiloskop No.17” pada  [1A-123] atau
“Referensi bentuk gelombang No.8”
Kondisi
pada ECM dan Nilai Voltase
pengukuran
Sirkuitnya (untuk Acuan) [1A-276] .
Bentuk gelombang referensi
Referensi bentuk gelombang No.17” pada  [1A-123] atau “Referensi bentuk gelombang No.8” pada ECM dan Nilai
Voltase Sirkuitnya (untuk Acuan) [1A-276] .

6C-40
Referensi bentuk gelombang No.6
Sinyal kegagalan internal torque sensor (1) pada saat Kunci kontak ON

Terminal CH1: “E11-16” sampai “E11-9”


pengukuran
Setelan CH1: 5 V/DIV
osiloskop WAKTU: 400 ms / DIV
Kondisi • Pada saat Kunci kontak ON
pengukuran

[A]: Saat kunci kontak ke posisi OFF


[B]: Saat kunci kontak di posisi ON

Pemeriksaan Steering Wheel Play


• Periksa roda kemudi apakah terjadi kelonggaran atau suara gemerutuk saat menggerakkan ke arah shaft dan
arah lateral.
Jika ditemukan kerusakan, perbaiki atau ganti.
• Pemeriksaan roda kemudi, dengan membawa kendaraan pada kondisi lurus di jalan dengan mesin mati.
Jika kondisi kemudi tidak sesuai dengan spesifikasi, periksa dengan langkah berikut dan ganti jika ditemukan
adanya kerusakan.
• Tie-rod end ball stud untuk keausan (Ball stud harus bergerak saat momen lebih dari 0,2 N·m (2 kg-cm, 0,44 lbf-
ft) diberikan.)
• Lower ball joint untuk keausan
• Pemeriksaan keausan steering shaft joint
• Pemeriksaan keausan atau keretakan steering pinion atau rack gear
• Pemeriksaan jika terjadi kelonggaran pada masing-masing part

Pemeriksaan putaran roda kemudi “a”


: 0 – 30 mm (0 – 1,2 inci)

6C-41
Pemeriksaan Steering Force
1) Tempatkan kendaraan di jalan rata dan setel roda kemudi pada posisi lurus ke depan.
2) Periksa apakah tekanan inflasi sebesar spesifikasi dengan merujuk pada plakad ban.
3) Lepaskan modul driver air bag (inflator).  [8B-71]
4) Hidupkan mesin.
5) Dengan mesin idle, ukur tenaga kemudi dengan memutar torque wrench.

Tenaga kemudi
: Kurang dari 6,4 N·m (0,65 kgf-m, 4,7 lbf-ft)

6) Pasang modul driver air bag (inflator).  [8B-71]

6C-42
Petunjuk Perbaikan
Komponen Steering Gear Case Assy.

7 (b)

6
8 5
18 4

19

9 (b)
10
20

3 (a)
14 (e) 1215
2
E
15 (f)

(c)
13 (c)
(c) 12

17
16
(g)
(g) 1
(d)

11
3 (a)

4
7 (b)
5

8
18

19

9 (b)

20

1. Steering gear case 15. Mur pengunci steering rack damper


: Untuk prosedur pengencangan mur
pengunci steering rack damper, lihat
Pelepasan dan Pemasangan Steering Rack
Plunger [6C-51] .
2. Tie-rod lock washer 16. Isolator panas
3. Tie-rod 17. Bracket gear rack side No.2
4. Band 18. Clip
5. Boot 19. Boot
6. Rack boot clip 20. Cotter pin
7. Mur pengunci tie-rod end : 93 N m (9,5 kgf-m, 68,5 lbf-ft)
8. Tie-rod end : 45 N m (4,6 kgf-m, 33,5 lbf-ft)

6C-43
9. Mur tie-rod end : 55 N m (5,6 kgf-m, 40,5 lbf-ft)
: Untuk prosedur pengencangan mur tie-
rod end, lihatPelepasan dan Pemasangan
Tie-Rod End [6C-44] .
10. Grommet steering gear case : 40 N m (4,1 kgf-m, 29,5 lbf-ft)
11. Bracket gear rack side No.1 : Lihat Pelepasan dan Pemasangan Steering
Rack Plunger [6C-51] .
12. Steering rack plunger : Lihat Pelepasan dan Pemasangan Steering
: Berikan grease 99000-25050 ke rack Rack Plunger [6C-51] .
plunger.
13. Pegas steering rack plunger : 9,5 N m (1,0 kgf-m, 7,0 lbf-ft)
: Berikan grease 99000-25050 ke ujung
pegas.
14. Sekrup damper steering rack : Jangan digunakan kembali.
: Berikan sealant 99000-31110 ke seluruh
bagian ulir sekrup damper steering rack.

Pemeriksaan Tie-Rod End Boot Pada Kendaraan


Periksa keretakan dan kerusakan boot.
Jika ada kerusakan, ganti dengan yang baru.

Pelepasan dan Pemasangan Tie-Rod End


Referensi: Pemeriksaan Tie-Rod End Boot Pada Kendaraan [6C-44]
Referensi: Komponen Steering Gear Case Assy. [6C-43]

Pelepasan
1) Dongkrak kendaraan, lalu lepas roda.  [2D-7]
2) Lepas cotter pin (2), dan mur tie-rod end (1) dari steering knuckle.

3) Lepas tie-rod end (1) dari engsel (2) menggunakan puller (3).

6C-44
1

2 3

4) Untuk memudahkan pengaturan setelah pemasangan, tandai (1) mur tie-rod end lock (2) posisi pada ulir tie-rod
end. Lalu, longgarkan mur pengunci dan lepas tie-rod end (3) dari tie-rod (4).
2

4 1 3

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Tie-Rod End [6C-46]
1) Pasang mur pengunci tie-rod end (2) dan tie-rod end (3) ke tie-rod (4). Sejajarkan mur pengunci dengan tanda
(1) pada ulir tie-rod.
2

4 1 3

2) Sambungkan tie-rod end ke knuckle. Kencangkan mur tie-rod end (1) sesuai spesifikasi momen pengencangan.
3) Bengkokkan cotter pin (2) yang baru.

CATATAN:
• Setelah mengencangkan mur tie-rod end sesuai spesifikasi momen pengencangan, pasangkan slot
mur pertama berikutnya dengan pengencangan minimum pada lubang tie-rod end untuk memasukkan
cotter pin (sudut putaran 60° maksimal).
• Masukkan cotter pin sepenuhnya sebagaimana ditunjukkan pada gambar. (Lengan panjang harus
berada pada sisi yang lebih tinggi.) Setelah memasukkan cotter pin, bengkokkan cotter pin
sebagaimana ditunjukkan pada gambar.

Momen pengencangan
Mur tie-rod end (a): 45 N·m (4,6 kg-m, 33,5 lb-ft)

6C-45
1,(a)

1,(a)

4) Periksa ketepatan toe.  [2B-3]


5) Setelah memastikan toe tepat, kencangkan mur pengunci tie-rod sesuai dengan spesifikasi momen
pengencangan.

Momen pengencangan
Mur pengunci tie-rod end (a): 45 N·m (4,6 kg-m, 33,5 lb-ft)

6) Kencangkan mur roda sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.  [2D-7]

Pemeriksaan Tie-Rod End


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Tie-Rod End [6C-44]
• Periksa play pada ball joint.
• Periksa play pada ball joint rack end.
Pada setiap kejadian, jika ditemukan rusak, ganti.

Pemeriksaan Steering Shaft Joint pada Kendaraan


Periksa keausan, patah atau kerusaan lain pada shaft joint dan ganti jika ada cacat.

6C-46
Pelepasan dan Pemasangan Steering Gear Case Assy.
Referensi: Komponen Steering Gear Case Assy. [6C-43]
Referensi: Pemeriksaan Steering Shaft Joint pada Kendaraan [6C-46]

Pelepasan

PERHATIAN:

Pastikan untuk menyetel roda depan (ban) dengan arah lurus dan lepas kunci kontak dari silinder kunci
sebelum menjalankan langkah-langkah berikut; jika tidak, maka sistem air bag bisa rusak.

1) Lepas kerangka suspensi depan dengan steering gear case assy.  [2B-20]
2) Lepaskan baut pemasangan steering gear case No.1 (1), baut No.2 (2), dan baut dudukan kabel massa (4), lalu
lepaskan gear case (3) dari suspension frame depan (5).
4

1 3

1 5 2

Pemasangan
1) Pasang steering gear case (1) ke suspension frame depan (2) dan kencangkan baut dudukan gear case No.1 (3)
dan baut No.2 (4) sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut dudukan steering gear case No.1 (a): 55 N·m (5,6 kg-m, 40,5 lb-ft)
Baut dudukan steering gear case No.2 (c): 40 N·m (4.1 kg-m, 29,5 lb-ft)
2) Kencangkan baut dudukan kabel massa (5) sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut dudukan kabel massa (a): 4,5 N·m (0,46 kg-m, 3,5 lb-ft)

6C-47
5, (c)

3, (a)
1

3, (a) 2 4, (b)

3) Pasang grommet (1) yang memiliki tonjolan (2) menghadap bagian depan kendaraan.
F
2 1

F: Depan

4) Pasang rangka suspensi depan dengan steering gear case assy.  [2B-20]

Pemeriksaan Steering Rack Boot


Angkat kendaraan.
Periksa masing-masing boot apakah ada kebocoran. Boot yang bocor memungkinkan masuknya debu dan air yang
dapat menyebabkan keausan steering rack dan pinion yang akibatnya menimbulkan suara berisik serta suara
gemerutuk sehingga sistem kemudi mengalami malfungsi.
Ganti dengan yang baru, meskipun kebocoran boot kecil.
Selain itu, periksa setiap boot apakah penyok. Jika ditemukan penyok, pertahankan boot pada kondisi yang sangat
terkompresi untuk beberapa detik untuk mengembalikan kepenyokan tersebut.
Boot harus diperiksa secara visual untuk mengetahui adanya kerusakan, kepenyokan dan kebocoran pada setiap
pemeriksaan rutin pada interval waktu yang sudah ditentukan dan setiap kali kendaraan didongkrak untuk tujuan-
tujuan lainnya.

Pelepasan dan Pemasangan Tie-Rod / Rack Boot


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Tie-Rod End [6C-44]
Referensi: Komponen Steering Gear Case Assy. [6C-43]
Referensi: Pemeriksaan Steering Rack Boot [6C-48]

Pelepasan
1) Lepas steering gear case assy.  [6C-47]

6C-48
2) Untuk memudahkan pengaturan setelah pemasangan, tandai (1) posisi mur pengunci tie-rod end pada ulir tie-rod.

3) Kendurkan mur pengunci tie-rod end dan lepas remove tie-rod end.
4) Lepas pita (2) dan klip (1) boot.
5) Lepas boot (3) dari tie-rod.

6) Luruskan part bengkok dari tie-rod lock washer (1).


7) Lepas tie-rod (3) dari rack (2) seperti ditunjukkan pada gambar.

Pemasangan
1) Pasang tie-rod (1) dan tie-rod lock washer baru (3) ke rack (2), kemudian kencangkan tie-rod sesuai spesifikasi
momen pengencangan .

Momen pengencangan
Tie-rod (a): 93 N·m (9,5 kg-m, 68,5 lb-ft)

1, (a)

2) Bengkokkan lock washer (1) di 2 tempat sebagaimana ditunjukkan pada gambar.

6C-49
1

3) Berikan sealant ke alur gear case groove dan tie-rod “A” seperti ditunjukkan pada gambar. Tempatkan boot
dengan benar pada gear case groove (atau dudukan rack) dan tie-rod.
Setelah itu, periksa untuk memastikan bahwa boot tidak terpuntir dan penyok.
“A”: Grease 99000–25050 (SUZUKI Super Grease A)

“A” “A”

4) Kencangkan boot dengan pita (1) dan klip (2) baru dengan aman.

Special Tool
(A): 09943M55010
(A)
2

5) Pasang mur pengunci tie-rod end (2) dan tie-rod end (3) ke tie-rod (4). Pasang mur pengunci ke tanda (4) yang
dibuat saat pelepasan.

CATATAN:
Setelah tie-rod diganti, ukur panjang “a” pada tie-rod yang dilepas dan gunakan pada pengganti baru
sehingga menempatkan mur pengunci dengan benar.

6) Kencangkan mur pengunci tie-rod end (1) sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur pengunci tie-rod end (a): 45 N·m (4,6 kg-m, 33,5 lb-ft)
3 4 1, (a) 2

“a”

7) Pasang steering gear case assy.  [6C-47]

6C-50
Pelepasan dan Pemasangan Steering Rack Plunger
Referensi: Komponen Steering Gear Case Assy. [6C-43]

Pelepasan
1) Lepas gear case assy.  [6C-47]
2) Longgarkan mur pengunci (1) dengan menahan sekrup damper (2).
3) Lepas mur pengunci (1), sekrup rack damper (2), rack plunger spring (3) dan rack plunger (4).

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Steering Rack Plunger [6C-53]
1) Berikan grease “A” tipis ke bagian plunger yang bergesekan (1) dengan rack dan setiap ujung depan rack
plunger spring (2).
“A”: Grease 99000–25050 (SUZUKI Super Grease A)
2) Pasang plunger (1) dan pegas (2) sebagaimana ditunjukkan.
3) Berikan sealant “B” ke sekrup damper rack (3) dan mur pengunci(4), kemudian kencangkan sebagai berikut.
a) Kuatkan sekrup damper ke 25 N·m (2,5 kgf-m, 18,5 lbf-ft).
b) Kendurkan sekrup damper hingga 0 N·m (0 kgf-m, 0 lbf-ft).
c) Kencangkan kembali sekrup damper ke 3,9 N·m (0,4 kgf-m, 3,0 lbf-ft).
“B”: Sealant 99000–31110 (SUZUKI Bond No.1215)

Momen pengencangan
Sekrup rack damper* (a): Kuatkan 25 N·m (2,5 kg-m, 18,5 lb-ft) (→ 0 N·m (0 kgf-m, 0 lbf-ft) → 3,9 N·m
(0,4 kgf-m, 3,0 lbf-ft) → memutarnya kembali sejauh 7 ± 3°)

6C-51
4

"B"
3

"A"

"A"

d) Setelah mengencangkan sekrup damper rack sesuai spesifikasi, putar kembali 7 ± 3°.
a

“a”: 7 ± 3°

4) Momen rotasi pinion harus diperiksa dengan posisi di tengah.


Selain itu, periksa apakah rack bergerak dengan lancar atau tidak.

Special Tool
(A): 09944M18310

Momen pengencangan
Momen rotasi pinion (a): Kurang dari 2,0 N·m (0,2 kg-m, 1,5 lb-ft)

6C-52
5) Setelah pengaturan, kencangkan mur pengunci sesuai spesifikasi momen pengencangan dengan
mempertahankan sekrup damper pada posisi tersebut.

Momen pengencangan
Mur pengunci sekrup rack damper (a): 64 N·m (6,5 kg-m, 47,5 lb-ft)
6) Pasang gear case assy.  [6C-47]

Pemeriksaan Steering Rack Plunger


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Steering Rack Plunger [6C-51]
• Periksa rack plunger (1) apakah terjadi keausan atau kerusakan.
• Periksa apakah terjadi penurunan rack plunger spring (2).
2

Pelepasan dan Pemasangan Control Module P/S


Pelepasan
1) Putuskan sambungan kabel negatif pada battery.
2) Lepaskan tuas persneling dan bracketnya.
- Model bensin:  [5B-12]
- Model diesel:  [5B-65]
3) Putuskan konektor (1) dari modul kontrol P/S (2).
4) Lepas modul kontrol P/S (2) dengan bracket (3) dari floor panel.
5) Pisahkan modul kontrol P/S dan bracket.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan masing-masing sekrup sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Sekrup bracket modul kontrol P/S (a): 9 N·m (0,9 kg-m, 7,0 lb-ft)
Sekrup dudukan modul kontrol P/S (b): 5 N·m (0,5 kg-m, 4,0 lb-ft)

6C-53
(a)

(b)

3 1

Pemeriksaan Torque Sensor dan Sirkuitnya


1) Lepaskan tuas persneling dan bracketnya.
- Model bensin:  [5B-12]
- Model diesel:  [5B-65]
2) Dengan kunci kontak OFF, hubungkan scan tool ke DLC atau hubungkan voltage tester di antara “E11-18”–“E11-
9” (sensor utama) atau “E11-6”–“E11-9” (sensor sub) dengan konektor (1) terpasang ke modul kontrol P/S
1
E11

18
6 99

3) Setel torque wrench ke roda kemudi untuk memeriksa tenaga kemudi.  [6C-42]

4) Putar kunci kontak ke ON saat mesin tidak berjalan dan pilih mode “Data list” scan tool untuk memeriksa tampila
“Sensor (Utama) Torque”, “Sensor (Sub) Torque” dan “Control Torque” pada scan tool saat roda kemudi diputar
ke kiri dan ke kanan (jika digunakan).
5) Periksa apakah karakteristik torque sensor sebagai berikut saat roda kemudi diputar ke kiri dan kanan.
• Voltase output torque sensor (utama dan sub) atau data scan tool sesuai nilai yang ditentukan pada grafik
berikut.

6C-54
• Voltase output torque sensor (utama dan sub) atau data scan tool sesuai nilai yang ditentukan pada grafik
berikut.
• Voltase output torque sensor (utama dan sub) bervariasi lebih dari sekitar 1,7 V dari voltase sensor netral
dengan tenaga kemudi (kiri dan kanan ) 6,86 N·m.
Jika karakteristik torque sensor di luar spesifikasi, periksa modul kontrol P/S dan sirkuitnya.
Jika OK, ganti steering gear case assy.
[D] [V]

6.86 3.85 – 4.77

0 [E] 2.17 – 2.83

-6.86 0.23 – 1.15

-6.86 0 6.86 [N.m]


[A] [B]
MIN [C] MAX

[A]: Tenaga kemudi pada belokan kiri


[B]: Tenaga kemudi pada belokan kanan
[C]: Roda kemudi pada posisi bebas
[D]: “Sensor (Utama) Torque”, “Sensor (Sub) Torque” dan “Control Torque”
pada “Data List” yang ditampilkan di scan tool
[E]: Voltase sensor netral

Pemeriksaan Motor P/S dan Sirkuitnya


1) Lepaskan tuas persneling dan bracketnya.
- Model bensin:  [5B-12]
- Model diesel:  [5B-65]
2) Putuskan koneksi motor connector (“E12”) dari modul kontrol P/S dengan kunci kontak di posisi OFF.
3) Periksa resistan di antara terminal-terminal motor connector (“E12”).
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti steering gear case assy.

Resistan sirkuit motor

“E12-1” dan “E12-2” (Untuk motor) Sekitar 1 Ω


4) Periksa hubungan di antara terminal motor connector (“E12”) dan ground bodi.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti steering gear case assy.

Resistan sirkuit motor

“E12-2” dan ground bodi Tidak ada


hubungan
E12

1 1

1. Konektor “E12” (dilihat dari sisi harness)

5) Angkat kendaraan.
6C-55
6) Sambungkan konektor “E12” ke modul kontrol P/S dengan kunci kontak di posisi OFF.
7) Dengan menggunakan ammeter (2), periksa apakah arus motor P/S (1) sesuai tabel berikut dengan mesin idle.
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, periksa modul kontrol P/S.  [6C-36]
Jika OK, ganti steering gear case assy.

Arus motor pada kendaraan yang didongkrak

Saat roda
Saar roda
Saat roda kemudi
kemudi diputar
kemudi diputar ke kiri
penuh ke kiri
Kondisi ditinggalkan atau kanan
atau kanan
di posisi dengan
hingga
lurus: [A] turning speed
berhenti.: [C]
90°/sec: [B]
Arus Sekitar Sekitar
Sekitar 0 A
motor 0–4A 30 – 45 A
[A]

[B] [B]

[C]

3
1 2

E12-1

E12-2

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
PERHATIAN:

Untuk pengencang dengan * (tanda bintang) di bawah ini, kencangkan sesuai spesifikasi dalam “Petunjuk
Perbaikan”.

Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Mur tie-rod end 45 4.6 33.5
Mur pengunci tie-rod end 45 4.6 33.5
Baut dudukan steering gear case mounting
55 5.6 40.5
No.1
6C-56
Baut dudukan steering gear case mounting
40 4.1 29.5
No.2
Baut dudukan earth cable 4.5 0.46 3.5
Tie-rod 93 9.5 68.5
Rack damper screw* → 0 N·m (0 kgf-m, 0
lbf-ft) → 3,9 N·m (0,4
Kencangkan
2.5 18.5 kgf-m, 3,0 lbf-ft) →
25
memutarnya kembali
sejauh 7 ± 3°
Momen rotasi pinion Kurang dari
0.2 1.5
2,0
Lock nut rack damper screw 64 6.5 47.5
Sekrup bracket modul kontrol P/S 9 0.9 7.0
Sekrup pemasangan control module P/S 5 0.5 4.0

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Steering Gear Case Assy. [6C-43]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Grease SUZUKI Super Grease A P/No.: 99000–25050
Sealant SUZUKI Bond No.1215 P/No.: 99000–31110

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Steering Gear Case Assy. [6C-43]

Special Tool
09943M55010 09944M18310
Boot clamp plier Soket pemeriksaan momen
pinion

6C-57
SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini terdiri dari item-item 3
berikut. 1. SUZUKI-SDT 2. 5
Kabel DLC 3. Kabel USB 4.
Power supply AC/DC 5.
Probe voltage meter 6.
Kotak penyimpanan

6C-58
HVAC
Bab 7

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan .............................................................................................................................................. 7-2
Tindakan Pencegahan pada HVAC.......................................................................................................................... 7-2

7-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan pada HVAC
Peringatan Air Bag
Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Peringatan Sistem A/C


Lihat Peringatan Sistem A/C [7B-3] .

Tindakan Pencegahan untuk Menyervis Sistem A/C


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Menyervis Sistem A/C [7B-3] .

Tindakan penegahan untuk pemasangan wiring harness


Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah elektrik.

7-2
HVAC
Bab 7B

Sistem HVAC
Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 7B-3
Peringatan Sistem A/C ...........................................................................................................................................7B-3
Tindakan Pencegahan untuk Menyervis Sistem A/C .............................................................................................7B-3
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan..............................................................................................7B-4
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 7B-4
Uraian Sistem HVAC ..............................................................................................................................................7B-4
Uraian Sub-Cool A/C ..............................................................................................................................................7B-6
Uraian Operasi A/C pada ECM (Model Bensin) .....................................................................................................7B-7
Uraian Operasi A/C pada ECM (Model Diesel) .....................................................................................................7B-8
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................. 7B-10
Diagram Blok Input / Output Kontrol Elektronik HVAC.........................................................................................7B-10
Diagram Sirkuit Sistem Kontrol HVAC ................................................................................................................. 7B-11
Lokasi Komponen ................................................................................................................................................ 7B-13
Lokasi Komponen Utama Sistem A/C ..................................................................................................................7B-13
Lokasi Komponen Sistem Kontrol Elektronik .......................................................................................................7B-14
Informasi dan Prosedur Diagnosis..................................................................................................................... 7B-15
Pemeriksaan Kinerja Sistem A/C .........................................................................................................................7B-15
Diagnosis Gangguan Tekanan Abnormal.............................................................................................................7B-21
Diagnosis Gejala Sistem HVAC ...........................................................................................................................7B-24
Diagnosis Gejala Bunyi Abnormal Sistem HVAC.................................................................................................7B-27
Pemeriksaan Unit Kontrol HVAC dan Sirkuitnya..................................................................................................7B-28
Pemeriksaan Sistem A/C pada ECM ...................................................................................................................7B-30
Petunjuk Perbaikan .............................................................................................................................................. 7B-30
Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant ...................................................................................................7B-30
Pelepasan dan Pemasangan Kipas Pendingin Radiator .....................................................................................7B-39
Pemeriksaan Kipas Pendingin Radiator...............................................................................................................7B-39
Pemeriksaan Rangkaian Condenser pada Kendaraan........................................................................................7B-39
Pelepasan dan Pemasangan Rangkaian Condenser ..........................................................................................7B-39
Komponen Unit HVAC..........................................................................................................................................7B-41
Pelepasan dan Pemasangan Unit HVAC.............................................................................................................7B-41
Pelepasan dan Pemasangan Motor Blower.........................................................................................................7B-43
Pemeriksaan Motor Blower ..................................................................................................................................7B-43
Pelepasan dan Pemasangan Resistan Motor Blower..........................................................................................7B-44
Pemeriksaan Resistan Motor Blower ...................................................................................................................7B-44
Pemeriksaan Evaporator......................................................................................................................................7B-45
Pelepasan dan Pemasangan Sensor Suhu Evaporator (Model Bensin) .............................................................7B-45
7B-1
Pemeriksaan Sensor Suhu Evaporator................................................................................................................7B-46
Pelepasan dan Pemasangan Expansion Valve ...................................................................................................7B-46
Pemeriksaan Expansion Valve.............................................................................................................................7B-47
Komponen Unit Kontrol HVAC .............................................................................................................................7B-47
Pelepasan dan Pemasangan Unit Kontrol HVAC ................................................................................................7B-48
Pemeriksaan Selektor Putaran Blower ................................................................................................................7B-50
Pemeriksaan Sensor Tekanan Refrigerant A/C dan Sirkuitnya............................................................................7B-50
Pelepasan dan Pemasangan Sensor Tekanan Refrigerant A/C ..........................................................................7B-51
Pemeriksaan Selektor Udara Masuk....................................................................................................................7B-52
Pelepasan dan Pemasangan Aktuator Kontrol Udara Masuk..............................................................................7B-52
Pemeriksaan Aktuator Kontrol Udara Masuk .......................................................................................................7B-53
Pemeriksaan Linkage Aktuator ...........................................................................................................................7B-54
Pelepasan dan Pemasangan Kisi-kisi Ventilasi Pusat .........................................................................................7B-54
Pelepasan dan Pemasangan Kisi-kisi Ventilasi Samping ....................................................................................7B-55
Pemeriksaan Switch A/C......................................................................................................................................7B-56
Pemeriksaan Relay Sistem HVAC .......................................................................................................................7B-56
Pemeriksaan dan Penyetelan Drive Belt Kompresor...........................................................................................7B-57
Pelepasan dan Pemasangan Drive Belt Kompresor............................................................................................7B-58
Pelepasan dan Pemasangan Kompresor Assy. ...................................................................................................7B-58
Komponen Rangkaian Kompresor .......................................................................................................................7B-61
Pemeriksaan Magnetic Clutch .............................................................................................................................7B-61
Pelepasan dan Pemasangan Magnetic Clutch ....................................................................................................7B-62
Pemeriksaan Relief Valve ....................................................................................................................................7B-65
Pelepasan dan Pemasangan Relief valve ...........................................................................................................7B-65
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 7B-66
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................7B-66
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 7B-67
Material Servis Yang Dianjurkan ..........................................................................................................................7B-67
Special Tool ..........................................................................................................................................................7B-67

7B-2
Tindakan Pencegahan
Peringatan Sistem A/C
PERHATIAN:

Ketika mengisi ulang atau mengganti refrigerant dan oli kompresor serta ketika mengganti suku cadang,
pastikan bahwa bahan atau suku cadang yang akan digunakan sesuai dengan A/C yang dipasang di
kendaraan yang sedang diservis.
Penggunaan material atau suku cadang yang tidak sesuai akan menyebabkan kebocoran refrigerant,
kerusakan suku cadang atau kerusakan lainnya.

Tindakan Pencegahan untuk Menyervis Sistem A/C


Menangani refrigerant HFC-134a (R-134a) dan oli kompresor yang ditentukan

PERINGATAN:

• Tangani refrigerant HFC-134a (R-134a) dengan hati-hati dengan cara berikut. Jika tidak, refrigerant HFC-
134a (R-134a) bisa menyebabkan cidera seperti kebutaan dan radang dingin.
– Hindari jangan sampai terkena kulit dan mata dengan mengenakan kacamata dan sarung tangan
pengaman. Jika terkena kulit atau mata, segera cari bantuan medis.
– Jauhkan dari api. Suhu tinggi bisa menyebabkan gas beracun. Oleh karena itu, beri ventilasi ruangan
yang banyak.
– Suhu di atas 40 °C (104 °F) pada wadah refrigerant bisa menyebabkan ledakan.

PERHATIAN:

• Jaga agar refrigerant cair tidak terkena logam ringan. Refrigerant yang dikombinasikan dengan uap
lembab akan bersifat korosif dan membuat kusam permukaan logam ringan termasuk krom.
• Jangan membuang refrigerant HFC-134a (R-134a) ke udara.
• Oli kompresor HFC-134a (R-134a) yang ditentukan bersifat sangat higroskopis.
Jauhkan part internal pendingin udara dari uap lembab dan debu. Ketika melepaskan saluran apa saja
dari sistem, segera pasang blind plug atau tutup ke fitting.
• Jika selang atau pipa diganti, isi ulang dengan banyaknya oli kompresor yang telah ditentukan ke bagian
isap kompresor dengan merujuk ke “Mengisi Ulang Oli Kompresor” di Prosedur Operasi untuk Pengisian
Refrigerant [7B-30].

Menangani peralatan dan cycle part A/C

PERHATIAN:

• Ketika menyambungkan selang dan pipa, berikan beberapa tetes oli kompresor(oli refrigerant) ke O-ring.
• Ganti O-ring dengan yang baru setelah selang, pipa dan bagian-bagian dicabut.
• Atur rute selang kuras sehingga air yang dikuras tidak mengenai komponen kendaraan.

7B-3
• Jika selang atau pipa diganti, isi ulang dengan banyaknya oli kompresor yang telah ditentukan ke bagian
isap kompresor dengan merujuk ke “Mengisi Ulang Oli Kompresor” di Prosedur Operasi untuk Pengisian
Refrigerant [7B-30].
• Ketika menangani perlengkapan penambahan dan daur ulang, pastikan untuk mengikuti buku petunjuk
untuk perlengkapan itu.

CATATAN:
• Periksa peraturan pemerintah setempat mengenai bekerja dengan sistem refrigerator dan
perlengkapannya.

Menambahkan Refrigerant
Ketika membuang refrigerant dari sistem A/C, selalu tambahkan sistem menggunakan perlengkapan penambahan
dan daur ulang karena membuang refrigerant HFC-134a (R-134a) ke udara akan berdampak merugikan bagi
lingkungan dengan merujuk ke “Penambahan” di Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30] .

Mengisi Refrigerant
Setelah melakukan pengisian ulang dan pengosongan oli kompresor, isi refrigerant dalam jumlah yang tepat ke
sistem A/C dengan merujuk ke “Pengisian” di Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30].

Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan


Pemanas tambahan
• Jangan memutuskan koneksi coupler dari kontroler pemanas tambahan, kabel battery dari battery, harnes kabel
ground kontroler pemanas tambahan dari bodi atau sekring utama sebelum memastikan informasi diagnostik
(kode masalah diagnostik) yang tersimpan dalam memori kontroler pemanas tambahan.
• Informasi diagnostik (kode gangguan diagnostik) yang tersimpan di dalam kontroler pemanas dapat diperiksa
menggunakan SUZUKI scan tool. Sebelum memeriksa informasi diagnostik (kode gangguan diagnostik), baca
panduan ini dan panduan operator untuk SUZUKI scan tool untuk mengetahui cara membaca informasi
diagnostik (kode gangguan diagnostik).
• Saat masalah didiagnosis menggunakan informasi diagnostik (kode gangguan diagnostik) pada layar SUZUKI
scan tool.
• Pastikan membaca Peringatan Air Bag [00-14] sebelum pemeriksaan.

Uraian Umum
Uraian Sistem HVAC
• HVAC ini adalah Sistem Pendingin Udara jenis manual.
• Perubahan mode aliran udara dan kontrol suhu dapat digunakan dengan mengoperasikan selektor aliran udara
(1) dan selektor suhu (2) secara berturut-turut. Pilihan posisi selektor yang diinginkan ditransmisikan melalui
kabel kontrol dan menyebabkan pintu kontrol aliran udara dan pintu kontrol suhu beroperasi.
• Perubahan mode salur-masuk udara (air inlet) dapat dilakukan dengan mengoperasikan selektor saluran udara
(3). PIlihan mode selektor yang diinginkan menyebabkan pintu saluran udara beroperasi dengan aktuator udara
masuk (4) untuk udara resirkulasi atau udara segar.

7B-4
• Aliran udara dapat disetel dalam 4 langkah, LO, ML, MH dan HI dengan mengoperasikan selektor putaran blower
(5).
• Switch defogger belakang (6) terletak di unit kontrol HVAC (7).
• Sinyal dari switch A/C (8) ditransmisikan oleh sistem komunikasi CAN melalui BCM ke ECM (9). Relay
kompresor A/C dan relay kipas pendingin (condenser) radiator dikontrol oleh area kontrol A/C ECM (9). Lihat
Uraian Operasi A/C pada ECM (Model Bensin) [7B-7] atau Uraian Operasi A/C pada ECM (Model Diesel) [7B-8]
untuk detailnya.
• Dengan model bensin, sinyal dari sensor suhu evaporator A/C digunakan untuk mengontrol suhu evaporator.
Lihat Uraian Operasi A/C pada ECM (Model Bensin) [7B-7] untuk detailnya. Dengan model diesel, di sisi lain,
kompresor A/C kapasitas variabel digunakan untuk mengontrol suhu evaporator. Kompresor A/C memantau
tekanan refrigerant A/C secara mekanik dan menyetel aliran refrigerant A/C, sehingga menjaga suhu evaporator
pada tingkat optimal.
• Sensor tekanan refrigerant A/C (10) yang digunakan untuk kendaraan ini dapat mendeteksi tekanan refrigerant
secara linier.
• Unit HVAC (11) memiliki unit blower motor, unit heater core dan unit evaporator yang digabungkan menjadi satu
unit. Ventilator samping juga mempunyai mekanisme penutup.
• Condenser (13) adalah jenis sub-cool yang digabungkan dengan receiver/dryer dan dipasang ke bodi kendaraan
secara menggantung.

2 5 1

4 7

3 8 6

[B] 9

11
[A]

10

13

[A]: Model bensin [B]: Model diesel

7B-5
Konstruksi Sistem HVAC

9
12

10
13 13

9
24 23

19
1

20

26
22
25
14
15

18 11 11
17
16

8
6

4
2
7
5

3
:A

:B

A: Aliran udara 6. Selang isap 13. Udara defroster sisi 20. Heater core
B: Aliran refrigerant 7. Pipa cairan 14. Udara segar 21. Nol
1. Unit HVAC 8. Expansion valve 15. Udara sirkulasi ulang 22. Mesin
2. Kompresor 9. Udara ventilasi samping 16. Evaporator 23. Radiator
3. Condenser assy. 10. Udara ventilasi pusat 17. Pintu udara masuk 24. Reservoir
4. Receiver/dryer 11. Aliran udara bawah depan 18. Pintu kontrol suhu 25. Aliran udara bawah belakang
(jika dilengkapi)
5. Selang pembuangan 12. Udara defroster depan 19. 26. Heater tambahan (jika
Pintu kontrol aliran udara dilengkapi)

Uraian Sub-Cool A/C


Dalam sistem sub-cool A/C (condenser terintegrasi dengan receiver/dryer), bagian dalam condenser dibagi menjadi
bagian kondensasi dan bagian sub-cooler, dan receiver/dryer terletak di antara bagian-bagian itu. Pada
receiver/dryer, refrigerant dipisah menjadi refrigerant uap dan refrigerant cair. Hanya refrigerant cair yang dikirimkan
ke bagian sub-cooler condenser. Refrigerant didinginkan sampai di bawah titik beku tanpa menjadi padat (supercool)
oleh bagian sub-cooler condenser.

7B-6
5

: [A]
3 : [B]
: [C]

1
2

[A]: Cair 1. Kompresor 4. Expansion valve 7. Bagian sub-cooler


[B]: Uap 2. Kondenser 5. Evaporator A/C
[C]: Uap yang dipanaskan 3. Receiver/dryer 6. Bagian kondensasi

Uraian Operasi A/C pada ECM (Model Bensin)


Ketika ECM menerima sinyal ON switch A/C yang dikirim dari unit kontrol HVAC, ECM mengontrol relay kompresor
A/C dan relay kipas pendingin (condenser) radiator seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Switch A/C ON sinyal dari unit kontrol HVAC ditransmisikan ke ECM melalui BCM. Untuk sistem komunikasi CAN,
baca Uraian Sistem Komunikasi CAN [10H-3] .

Item kontrol Sensor (atau Gambaran


sinyal) input
Kontrol relay kontrol suhu Sensor suhu ECM mengontrol kompresor A/C dengan memutar relay
Kompresor A/C evaporator evaporator A/C kompresor A/C ON/OFF sesuai dengan sinyal dari sensor suhu
evaporator A/C untuk mencegah agar evaporator tidak membeku.
Kontrol selama Sensor CKP ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
putaran mesin (rpm mesin) kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari sensor CKP (rpm
rendah mesin) untuk mencegah agar evaporator tidak terhenti ketika
kecepatan mesin rendah.
Kontrol selama ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
putaran mesin kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari sensor CKP (rpm
tinggi mesin) untuk mencegah agar kompresor A/C tidak mengalami
putaran berlebihan ketika kecepatan mesin tinggi.

7B-7
Kontrol pada ECM menghentikan kompresor A/C untuk sementara dengan
saat mesin memutar relay kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari
distarter sensor CKP (rpm mesin) dan sinyal lainnya untuk memastikan
kestabilan putaran idle mesin setelah mesin distarter.
Kontrol pada Sensor tekanan • ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
tekanan refrigerant A/C kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari sensor
refrigerant tekanan refrigerant A/C untuk melindungi sistem ketika
abnormal tekanan refrigerant abnormal.
• ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
kompresor A/C OFF ketika sensor tekanan refrigerant A/C
malfungsi.
Kontrol selama Sensor posisi • ECM menghentikan kompresor A/C untuk sementara dengan
akselerasi throttle dan memutar relay kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari
sensor putaran sensor posisi throttle untuk memastikan akselerasi ketika
roda throttle terbuka sepenuhnya berapa pun kecepatan
kendaraan.
• ECM menghentikan kompresor A/C untuk sementara dengan
memutar relay kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari
sensor posisi throttle untuk memastikan akselerasi ketika
bukaan throttle lebih lebar dari spesifikasi ketika kecepatan
kendaraan rendah.
Kontrol pada Sensor ECT • ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
suhu coolant kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari sensor ECT
mesin tinggi untuk mencegah overheating ketika suhu coolant mesin lebih
tinggi daripada level yang ditentukan.
• ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
kompresor A/C OFF ketika sensor ECT malfungsi.
Kontrol relay Sensor tekanan Untuk model M/T, ECM menggerakkan kipas pendingin radiator
kipas pendingin refrigerant A/C berdasarkan kondisi berikut dengan memutar relay kipas
(condenser) dan sensor pendingin radiator ON sesuai dengan sinyal dari sensor tekanan
radiator putaran roda refrigerant A/C dan sensor putaran roda ketika relay kompresor
A/C berada dalam posisi ON.
• Kecepatan kendaraan kurang dari rentang yang ditentukan
• Kecepatan kendaraan lebih dari rentang yang ditentukan dan
tekanan refrigerant lebih dari rentang yang ditentukan
• Malfungsi sensor putaran roda tidak terdeteksi

Uraian Operasi A/C pada ECM (Model Diesel)


Ketika ECM menerima sinyal ON switch A/C yang dikirim dari unit kontrol HVAC, ECM mengontrol relay kompresor
A/C dan relay kipas pendingin (condenser) radiator seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Switch A/C ON sinyal dari unit kontrol HVAC ditransmisikan ke ECM melalui BCM. Untuk sistem komunikasi CAN,
baca Uraian Sistem Komunikasi CAN [10H-18] .

Item kontrol Sensor (atau Gambaran


sinyal) input
Kontrol relay Kontrol selama Sensor CKP ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
Kompresor A/C putaran mesin (rpm mesin) kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari sensor CKP (rpm
rendah mesin) untuk mencegah agar evaporator tidak terhenti ketika
kecepatan mesin rendah.
Kontrol pada Sensor tekanan • ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
tekanan refrigerant A/C kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari sensor
refrigerant tekanan refrigerant A/C untuk melindungi sistem ketika
abnormal tekanan refrigerant abnormal.
• ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
kompresor A/C OFF ketika sensor tekanan refrigerant A/C
malfungsi.

7B-8
Kontrol selama Sensor posisi • ECM menghentikan kompresor A/C untuk sementara dengan
akselerasi pedal gas dan memutar relay kompresor A/C OFF sesuai sinyal dari sensor
sensor putaran posisi pedal gas untuk memastikan akselerasi ketika pedal
roda gas tertekan sepenuhnya berapa pun kecepatan kendaraan.
• ECM menghentikan kompresor A/C untuk sementara dengan
memutar relay kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari
sensor posisi throttle untuk memastikan akselerasi ketika
pedal gas lebih lebar ditekan lebih besar daripada spesifikasi
ketika kecepatan kendaraan rendah.
Kontrol pada Sensor ECT • ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
suhu coolant kompresor A/C OFF sesuai dengan sinyal dari sensor ECT
mesin tinggi untuk mencegah overheating ketika suhu coolant mesin lebih
tinggi daripada level yang ditentukan.
• ECM menghentikan kompresor A/C dengan memutar relay
kompresor A/C OFF ketika sensor ECT malfungsi.

7B-9
Kontrol relay kipas pendingin Sensor tekanan ECM menggerakkan kipas pendingin radiator dalam mode
(condenser) radiator refrigerant A/C rendah atau tinggi dengan memutar relay kipas pendingin
radiator No.1, No.2 dan No.3 ON/OFF menurut sinyal dari sensor
tekanan refrigerant A/C.

Skema dan Diagram


Diagram Blok Input / Output Kontrol Elektronik HVAC
Input sensor (or signal) Electronic control Output actuator (or signal)

ECM (A/C control area)

A/C evaporator A/C Compressor relay


[A] A/C compressor relay
temperature sensor control

A/C refrigerant
A/C compressor
pressure sensor

[A] Throttle position sensor Radiator (condenser)


Radiator cooling fan relay
cooling fan relay control
Accelerator Pedal
[B]
position sensor
Radiator cooling fan
ECT sensor

CKP sensor (engine rpm)

Wheel speed sensor


(VSS)

ABS control module *

*
BCM

HVAC control unit

A/C switch Blower motor

Blower speed selector Blower motor resistor

Air intake selector Air intake control actuator

[A]: Untuk model bensin [B]: Untuk model diesel *: Komunikasi CAN

7B-10
Diagram Sirkuit Sistem Kontrol HVAC
Model - Bensin

7
5 2
3
BLU BLK/YEL M

YEL BLK 6
BLK/WHT G155- 6
G155- 1
YEL G155- 7
GRN RED/BLK BLK
BLU/WHT G155- 3 21
4
WHT RED G155- 2

G155- 5
BRN/WHT 22
G154- 4
25
1 RED/BLK G154- 6 G154- 5 GRN/WHT
12
26
M
RED G154- 8 23
G154- 3
GRN G154- 7 BLK/ORN 8
28
RED/YEL G154-10 24
G154- 2 BRN
BLK G154- 9 27
31
G154- 1 BLK/RED
29
10
30
BLK/YEL BLK/YEL BRN/WHT E01- 3 11 31 32
E01-55 RED/BLK
BLK/YEL BLK/RED BLK/RED E01- 2 31
E01-56 WHT/BLK
BLK/RED E01- 1 9
13
E01-27 GRY/RED
GRY E01-20
E01-22 RED/GRN
BLU/YEL WHT 14
E01-45 ORN
19 15
E01-24 WHT/BLK
LT GRN E01-15
E01-34 ORN
17 GRY BLU/RED
20 16
M C01-4 BLK
BLK C01-6 BLK
C01-7 BLK
18

1. Kunci kontak 9. Sensor tekanan refrigerant 17. Kotak sekring sirkuit individual No.1 25. Lampu indikator “A/C”
A/C
2. Motor blower 10. ECM 18. Kotak sekring utama 26. Lampu indikator “REC”
3. Unit kontrol HVAC 11. Modul kontrol ABS 19. Relay kipas pendingin radiator No.1 27. Indikator defogger belakang
(RDTR FAN 1)
4. Switch lampu 12. Aktuator kontrol udara masuk 20. Motor kipas pendingin radiator 28. Lampu iluminasi
5. Relay motor blower (HEATER) 13. Relay kompresor (A/C COMP) 21. Selektor putaran blower 29. Defogger belakang
6. Resistor motor blower 14. Magnet clutch kompresor 22. Switch A/C 30. Relay utama (FI MAIN)
7. Junction block assy. 15. Sensor suhu evaporator 23. Selektor udara masuk 31. CAN driver
8. BCM 16. Sensor ECT 24. Switch defogger belakang 32. Sensor putaran roda (VSS)
(disertakan dalam junction
block assy)

7B-11
Model Diesel

3
6
RED G155- 2

BLU/
G155- 3 G155- 1 BLK
WHT
YEL G155- 7 21
7
2 BLK/
5 G155- 6
BLK/ WHT
BLU M G155- 5
YEL
BRN/WHT 22
YEL BLK
G154- 4
RED/ RED/ 25
GRN G154- 6 G154- 5 GRN/WHT
BLK BLK
12 26
M
1 RED G154- 8 23
G154- 3 BLK/ORN
GRN G154- 7 8

4 24
28
WHT RED/YEL G154-10 G154- 2 BRN
27
BLK G154- 9 G154- 1 BLK/RED 32
29
10
15
BLK/YEL BLK/YEL BRN/WHT E01- 80 E01-64 RED/BLK
34 32
BLK/ E01-40 WHT/BLK
BLK/YEL BLK/RED E01-4
RED 11 32 33
BLK/RED E01- 6
13
GRY E01-79
E01-37 GRY/RED
BLU/YEL WHT 9
E01-87 RED/GRN
19 14
LT GRN E01-7 E01-10 ORN
17 GRY BLU/RED
16
30 GRN E01-8
L+
H+ E01-1 BRN
BLU/ 20 BLK E01-2 BRN
BLK
L- E01-3 BRN
18 31 H-
WHT/ E01-30
BLU/ GRN
BLK
BLK

1. Kunci kontak 10. ECM 19. Relay kipas pendingin 28. Lampu iluminasi
radiator No. 1
(RDTR FAN 1)
2. Motor blower 11. Modul kontrol 20. Motor kipas pendingin 29. Defogger belakang
ABS/ESP ® radiator
3. Unit kontrol HVAC 12. Aktuator kontrol 21. Selektor putaran blower 30. Relay kipas pendingin
udara masuk radiator No. 2
(RDTR FAN 2)
4. Switch lampu 13. Relay kompresor 22. Switch A/C 31. Relay kipas pendingin
(A/C COMP) radiator No. 3
(RDTR FAN 3)
5. Relay motor blower 14. Magnet clutch 23. Selektor udara masuk 32. CAN driver
(HEATER) kompresor
6. Resistor motor blower 15. Relay utama 24. Switch defogger belakang 33. Sensor putaran roda
(VSS)
7. Junction block assy. 16. Sensor ECT, TP, 25. Lampu indikator “A/C” 34. Kotak sekring sirkuit
CKP individual No.3
8. BCM 17. Kotak sekring sirkuit 26. Lampu indikator “REC”
(disertakan dalam individual No.1
junction block assy)

7B-12
9. Sensor tekanan 18. Kotak sekring utama 27. Indikator defogger
refrigerant A/C belakang

Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Utama Sistem A/C

(a)

(d)
9

(c)

(a)
8

11 (d)
12 (a)

[A] 7 11 [B] 11
7
6
(a)
(a)
(a) 6
(a)
(a) (b)
(a)
10
11

2 11

11 2
(a)

5 5

11

[A]: Model bensin 6. Selang pembuangan : 11 N m (1,1 kgf-m, 8,5


lbf-ft)
[B]: Model diesel 7. Selang isap : 25 N m (2,5 kgf-m,
18,5 lbf-ft)
1. Unit HVAC 8. Pipa cairan : 3,5 N m (0,36 kgf-m,
2,5 lbf-ft)
2. Kompresor 9. Expansion valve : 6 N m (0,61 kgf-m, 4,5
lbf-ft)

7B-13
3. Kondenser dengan receiver/dryer 10: Tegangan pulley : Jangan digunakan
kembali.
4. Kipas pendingin radiator 11. O-ring
: Berikan oli kompresor.
5. Baut pemasangan kompresor 12. Sensor tekanan refrigerant
: Untuk prosedur pengencangan A/C
baut pemasangan kompresor. 
[7B-58]

Lokasi Komponen Sistem Kontrol Elektronik


[B] 4 [B] 19 20
21

5 3
[A]

[A]

1
18 2

[C]
7
6

10
8
11

[A]

14 15 16

22
12 17 13

[A]: Model bensin 7. Junction block assy dengan BCM 16. Selektor aliran udara
[B]: Model diesel 8. Aktuator kontrol udara masuk 17. Switch A/C
[C]: Junction block assy tampak dari sisi relay 9. Motor blower 18. Kompresor A/C (magnet clutch)

7B-14
1. Sensor tekanan refrigerant A/C 10. Resistor motor blower 19. Relay kipas pendingin radiator No. 1
2. Relay kompresor 11. Unit kontrol HVAC 20. Relay kipas pendingin radiator No. 2
3. Relay kipas pendingin radiator No. 1 12. Selektor udara masuk 21. Relay kipas pendingin radiator No. 3
4. ECM 13. Switch defogger belakang 22. Sensor suhu evaporator A/C
5. Kipas pendingin radiator 14. Selektor suhu
6. Relay motor blower 15. Selektor putaran blower

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Pemeriksaan Kinerja Sistem A/C
1) Pastikan kondisi kendaraan dan lingkungan dalam kondisi berikut.
• Kendaraan berada di dalam ruangan.
• Suhu ruang antara 25 – 35 °C (77 – 95 °F).
• Kelembaban relatif antara 30–70%.
• Tidak ada angin di dalam ruangan.
• Unit HVAC berada dalam kondisi normal.
• Motor blower berada dalam kondisi normal.
• Tidak ada kebocoran udara dari saluran udara.
• Sirip condenser bersih.
• Filter udara HVAC (jika dilengkapi) tidak tersumbat kotoran dan debu.
• Voltase battery sekitar 12 V atau lebih (battery dalam kondisi baik).
• Kipas pendingin radiator bekerja dengan normal.
2) Pastikan bahwa valve tekanan tinggi (1) dan valve tekanan rendah (2) manifold gauge tertutup rapat.
3) Hubungkan selang pengisian tekanan tinggi (3) ke valve servis tekanan tinggi (5) pada kendaraan dan selang
pengisian tekanan rendah (4) ke valve servis tekanan rendah.

6
2 3

4) Panaskan mesin sampai suhu pengoperasian normal dan pertahankan suhu itu pada putaran idle yang
ditentukan.
5) Putar switch A/C ON, setel selektor putaran blower pada posisi kecepatan maksimum, selektor suhu pada posisi
dingin maksimum, selektor aliran udara pada posisi face, selektor udara masuk pada posisi sirkulasi kembali dan
kisi-kisi ventilasi samping terbuka. (Pastikan bahwa kompresor A/C dan kipas pendingin radiator bekerja.)
7B-15
6) Tunggu selama sepuluh menit untuk menstabilkan operasi A/C.
7) Buka semua jendela pintu, pintu depan dan hood mesin.
8) Dengan sekitar 20 mm (0,8) bulb thermometer kering (1) yang diletakkan tepat di depan kisi-kisi ventilasi pusat
dan bulb thermometer basah (2) di dekat saluran-masuk udara (air inlet) unit HVAC.

9) Periksa setiap tekanan sisi rendah dan sisi tinggi untuk mengetahui apakah tekanan itu berada di dalam rentang
grafik yang diarsir. Jika setiap pencatatan pengukur (gauge) di luar tekanan yang ditentukan, perbaiki bagian
yang rusak dengan melihat tabel berikut.
Ketika mendiagnosis gangguan tekanan abnormal pada sisi rendah dan sisi tinggi untuk setiap tekanan secara
lebih spesifik, lihat Diagnosis Gangguan Tekanan Abnormal [7B-21].

CATATAN:
Tekanan tercatat pada pengukur bervariasi sesuai dengan suhu ruang. Oleh karena itu, gunakan grafik
tersebut ketika menentukan apakah tekanan normal atau tidak.

Contoh tekanan sisi rendah dan sisi tinggi, pengukur harus mencatat sebagai berikut ketika suhu
ruangan adalah 30 °C (86 °F)

Model bensin Model diesel


Tekanan pada pengukur tekanan tinggi 1323 – 1617 kPa (13,5 – 16,75 1421 – 1746 kPa (14,5 – 17,8 kgf/cm
(H) kgf/cm 2 ) 2
)
Tekanan pada pengukur tekanan rendah 265 – 392 kPa (2,7 – 4,0 kgf/cm 2 )
205 – 299 kPa (2,1 – 3,05 kgf/cm 2 )
(LO)

7B-16
2
Kgf/cm
25
70%

20 30%

[A] 'H' [F]


G
15
'I'
10
25 30 35 40 45 oC

2 [E]
Kgf/cm
25 70%

20 30%
'H' G [F]
[B] 15
'I'
10
25 30 35 40 45
o
C
[E]
[A]: Tekanan pada Pengukur [E]: Suhu ruang [G]: Rentang yang
tekanan tinggi (Model dapat diterima
bensin)
[B]: Tekanan pada Pengukur [F]: Kelembaban
tekanan tinggi (Model
diesel)

7B-17
2
Kgf/cm
8 %
7

6 [F]
[A] 5
Ps ‘J’ %
4 G

2 ‘K’
1
25 30 [E] 35 40 45 oC

2
Kgf/cm
6

5 %

4
[F]
[B] ‘J’
3 G %
Ps
2
‘K’
1
o
25 30 35 40 45 C
[E]

[A]: Tekanan pada Pengukur [E]: Suhu ruang [G]: Rentang yang
tekanan rendah (Model dapat diterima
bensin)
[B]: Tekanan pada Pengukur [F]: Kelembaban
tekanan rendah (Model
diesel)
Pengukur tekanan tinggi

Kondisi Kemungkinan penyebab Koreksi


Tekanan lebih tinggi dari Refrigerant diisi terlalu banyak Isi ulang.
rentang yang dapat
Expansion valve beku atau tersumbat Periksa expansion valve.
diterima
((daerah “H”) Saluran sisi tekanan tinggi refrigerant tersumbat Bersihkan atau ganti.
Malfungsi kipas pendingin radiator (Pendinginan Periksa kipas pendingin radiator.
kondenser tidak cukup)
Sirip condenser kotor atau bengkok (Pendingin Bersihkan atau perbaiki.
condenser tidak cukup)
Malfungsi kompresor (Oli tidak cukup dll.) Periksa kompresor.
Mesin overheat Periksa sistem pendingin mesin.
- Model bensin:  [1F-5]
- Model diesel:  [1F-22]

7B-18
Tekanan lebih rendah dari Refrigerant tidak cukup (Pengisian tidak cukup Periksa untuk melihat kemungkinan
rentang yang dapat atau bocor) kebocoran, perbaiki jika perlu dan isi
diterima ulang.
(Area “I”)
Expansion valve malfungsi (valve membuka Periksa expansion valve.
terlalu lebar)
Malfungsi kompresor (Kompresi tidak cukup) Periksa kompresor.
Pengukur tekanan rendah

Kondisi Kemungkinan penyebab Koreksi


Tekanan lebih tinggi dari Expansion valve malfungsi (valve membuka Periksa expansion valve.
rentang yang dapat terlalu lebar)
diterima
Malfungsi kompresor (Kompresi tidak cukup) Periksa kompresor.
(Area “J”)
Tekanan lebih rendah dari Refrigerant tidak cukup (Pengisian tidak cukup Periksa untuk melihat kemungkinan
rentang yang dapat atau bocor) kebocoran, perbaiki jika perlu dan isi
diterima ulang.
(Area “K”)
Expansion valve malfungsi (valve membuka Periksa expansion valve.
terlalu sempit)
Saluran refrigerant tersumbat (pipa pecah) Perbaiki atau ganti.
10) Periksa hubungan suhu port masuk dengan suhu port keluar menggunakan grafik tersebut. Misalnya, jika suhu di
dekat salur-masuk udara unit HVAC adalah 30°C dan suhu di salur-keluar udara (air outlet) kisi-kisi ventilasi
pusat adalah 15°C, maka titik silang berada dalam rentang yang dapat diterima seperti yang ditunjukkan pada
grafik. Dalam hal ini, kinerja pendingin memuaskan dan tepat.
11)Jika titik silang di luar rentang yang dapat diterima, lakukan diagnosis gangguan dengan merujuk ke tabel berikut.

7B-19
o
C
50
45
40 %
35
30 [E]
25 ‘H’
%
[A] 20 [F]
15 [G]
10
5 ‘I’
0
25 30 35 40 45 o
C
[D]

o
C
50
45
40
35 %
30
25 [E]
‘H’
[B] 20 [F] %
15 [G]
10
‘I’
5
0
25 30 35 40 45 o
[D] C

[A]: Suhu pada salur-keluar udara kisi-kisi ventilasi [D]: Suhu di dekat salur-masuk udara unit HVAC [G]: Titik silang
pusat
(Model bensin)
[B]: Suhu pada salur-keluar udara kisi-kisi ventilasi [E]: Kelembaban
pusat (Model diesel
[C]: Nol [F]: Rentang yang dapat diterima

Thermometer di kisi-kisi ventilasi pusat

Kondisi Kemungkinan penyebab Koreksi


Titik silang lebih tinggi Pengisian refrigerant tidak mencukupi atau Periksa tekanan refrigerant.
dari rentang yang dapat berlebihan
diterima (area “H”)
Sirip evaporator A/C kotor atau bengkok Bersihkan atau perbaiki.
Kebocoran udara dari unit (pemanas) pendingin Perbaiki atau ganti.
atau saluran udara
Malfungsi, memindah hubungan fungsi pintu Perbaiki atau ganti.
dalam unit (pemanas) pendingin
Malfungsi kompresor Periksa kompresor.
Titik silang lebih rendah Volume udara dari kisi-kisi ventilasi pusat tidak Periksa motor blower dan kipas.
dari rentang yang dapat mencukupi (Blower heater malfungsi)
diterima (area “I”)
Malfungsi kompresor Periksa kompresor.

7B-20
Diagnosis Gangguan Tekanan Abnormal
Model Bensin

CATATAN:
Nilai tekanan normal pada sisi tinggi dan sisi rendah dalam tabel berikut diukur ketika suhu ruang sekitar
30°C. Karena nilai tekanan normal pada sisi tinggi dan sisi rendah bervariasi bergantung pada suhu ruang,
pastikan untuk melakukan langkah berikut terlebih dahulu ketika mendiagnosis gangguan.
1. Ukur suhu ruang dan berdasarkan nilai itu, baca nilai normal dari grafik yang diberikan pada Langkah 10)
Pemeriksaan Kinerja Sistem A/C [7B-15]
2. Letakkan nilai itu sebagai pengganti tekanan normal dalam tabel berikut.

Kondisi
Kemungkinan
Manifold gauge kPa (kgf/cm 2 ) (psi) penyebab
Koreksi
Rincian
Lo Hi
265 – 392 1323 – 1617 Kondisi normal
(2.7 – 4.0) (13.5 – 16.5) — —
(38.4 – 56.9) (192 – 235)
Tekanan negatif 500 – 600 Sisi tekanan rendah Partikel debu atau Ganti expansion valve.
(5.1 – 6.1) mencatat tekanan tetesan air mungkin Ganti kondenser assy.
(72.5 – 87.0) negatif, dan sisi tekanan menempel atau Kosongkan sistem A/C
tinggi mencatat tekanan mungkin membeku di dan isi ulang dengan
yang sangat rendah. dalam expansion refrigerant baru.
Adanya embun beku di valve, mencegah agar
sekitar tabung ke dan refrigerant tidak
dari kondenser assy mengalir.
serta expansion valve.
Normal: Normal: Selama operasi A/C, sisi Expansion valve Ganti expansion valve.
265 – 392 1323 – 1617 tekanan rendah kadang- membeku karena uap Ganti kondenser assy.
(2.7 – 4.0) (13.5 – 16.5) kadang menunjukkan lembab dalam sistem, Kosongkan sistem A/C
(38.4 – 56.9) (192 – 235) tekanan negatif, dan dan untuk sementara dan isi ulang dengan
↑↓ ↑↓ kadang-kadang tekanan menghentikan siklus refrigerant baru.
Abnormal: Abnormal: normal. Pencatatan sisi refrigerant.
Tekanan 700 – 1000 tekanan tinggi juga
negatif (7.1 – 10.2) berfluktuasi antara
(102 – 145) tekanan normal dan
abnormal.

7B-21
50 – 150 700 – 1000 Baik tekanan rendah Refrigerant dalam Dengan detektor
(0.5 – 1.5) (7.1 – 10.2) maupun tekanan tinggi sistem tidak kebocoran, periksa
(7.25 – 21.8) (102 – 145) menunjukkan mencukupi untuk melihat
pencatatan rendah. (Refrigerant bocor). kemungkinan
Udara output sedikit kebocoran dan
dingin. perbaiki sebagaimana
diperlukan.
Isi ulang refrigerant
sampai jumlah yang
ditentukan.
Jika pencatatan
tekanan hampir 0
ketika manifold gauge
dipasang, periksa
untuk melihat
kemungkinan
kebocoran, perbaiki
kebocoran, dan
kosongkan sistem.
400 – 600 Tekanan pada sisi Kebocoran internal Periksa kompresor
(4.1 – 6.1) tekanan rendah tinggi. pada kompresor. dan perbaiki atau ganti
(58.0 – 87.0) Tekanan pada sisi bila perlu.
tekanan tinggi rendah.
Kedua tekanan menjadi
sama tepat setelah A/C
diputar ke posisi OFF.
400 – 450 2000 – 2500 (20.4 – Pencatatan tekanan Sistem A/C diisi terlalu Atur refrigerant
(4.1 – 4.6) 25.5) (290 – 363) tinggi baik pada sisi banyak. sampai jumlah yang
(58.0 – 65.3) tekanan rendah maupun ditentukan.
tinggi.
Opearasi pendingin Bersihkan condenser.
condenser rusak.
Operasi kipas Periksa dan perbaiki
pendingin condenser kipas pendingin
rusak. kondenser.
Pencatatan tekanan Tekanan udara dalam Ganti kondenser.
tinggi baik pada sisi sistem A/C Periksa banyaknya oli
tekanan rendah maupun (Tidak dikosongkan kompresor dan
tinggi. dengan tepat) adanya kontaminan
Tabung sisi tekanan dalam oli.
rendah tidak dingin Kosongkan sistem dan
ketika disentuh. isi ulang dengan
refrigerant baru.
450 – 550 (4.6 – 5.6) Pencatatan tekanan Expansion valve Ganti expansion valve.
(65.3 – 79.8) tinggi baik pada sisi rusak.
tekanan rendah maupun Aliran refrigerant tidak
tinggi. diatur dengan benar.
Jumlah embun beku
atau embun yang
banyak pada tabung sisi
tekanan rendah.

Model Diesel

CATATAN:
Nilai tekanan normal pada sisi tinggi dan sisi rendah dalam tabel berikut diukur ketika suhu ruang sekitar
30°C. Karena nilai tekanan normal pada sisi tinggi dan sisi rendah bervariasi bergantung pada suhu ruang,
pastikan untuk melakukan langkah berikut terlebih dahulu ketika mendiagnosis gangguan.
7B-22
1. Ukur suhu ruang dan berdasarkan nilai itu, baca nilai normal dari grafik yang diberikan pada Langkah 10)
Pemeriksaan Kinerja Sistem A/C [7B-15]
2. Letakkan nilai itu sebagai pengganti tekanan normal dalam tabel berikut.

Kondisi
Kemungkinan
Manifold gauge kPa (kgf/cm 2 ) (psi) penyebab
Koreksi
Rincian
Lo Hi
205 – 299 1421 – 1746 Kondisi normal
(2.1 – 3.05) (14.5 – 17.8) — —
(29.9 – 43.4) (206 – 253)
Tekanan negatif 500 – 600 Sisi tekanan rendah Partikel debu atau Ganti expansion valve.
(5.1 – 6.1) mencatat tekanan tetesan air mungkin Ganti kondenser assy.
(72.5 – 87.0) negatif, dan sisi tekanan menempel atau Kosongkan sistem A/C
tinggi mencatat tekanan mungkin membeku di dan isi ulang dengan
yang sangat rendah. dalam expansion refrigerant baru.
Adanya embun beku di valve, mencegah agar
sekitar tabung ke dan refrigerant tidak
dari kondenser assy mengalir.
serta expansion valve.
Normal: Normal: Selama operasi A/C, sisi Expansion valve Ganti expansion valve.
205 – 299 1421 – 1746 tekanan rendah kadang- membeku karena uap Ganti kondenser assy.
(2.1 – 3.05) (14.5 – 17.8) kadang menunjukkan lembab dalam sistem, Kosongkan sistem A/C
(29.9 – 43.4) (206 – 253) tekanan negatif, dan dan untuk sementara dan isi ulang dengan
↑↓ ↑↓ kadang-kadang tekanan menghentikan siklus refrigerant baru.
Abnormal: Abnormal: normal. Pencatatan sisi refrigerant.
Tekanan 700 – 1000 tekanan tinggi juga
negatif (7.1 – 10.2) berfluktuasi antara
(102 – 145) tekanan normal dan
abnormal.
50 – 150 700 – 1000 Baik tekanan rendah Refrigerant dalam Dengan detektor
(0.5 – 1.5) (7.1 – 10.2) maupun tekanan tinggi sistem tidak kebocoran, periksa
(7.25 – 21.8) (102 – 145) menunjukkan mencukupi untuk melihat
pencatatan rendah. (Refrigerant bocor). kemungkinan
Udara output sedikit kebocoran dan
dingin. perbaiki sebagaimana
diperlukan.
Isi ulang refrigerant
sampai jumlah yang
ditentukan.
Jika pencatatan
tekanan hampir 0
ketika manifold gauge
dipasang, periksa
untuk melihat
kemungkinan
kebocoran, perbaiki
kebocoran, dan
kosongkan sistem.
400 – 600 Tekanan pada sisi Kebocoran internal Periksa kompresor
(4.1 – 6.1) tekanan rendah tinggi. pada kompresor. dan perbaiki atau ganti
(58.0 – 87.0) Tekanan pada sisi bila perlu.
tekanan tinggi rendah.
Kedua tekanan menjadi
sama tepat setelah A/C
diputar ke posisi OFF.

7B-23
400 – 450 2000 – 2500 (20.4 – Pencatatan tekanan Sistem A/C diisi terlalu Atur refrigerant
(4.1 – 4.6) 25.5) (290 – 363) tinggi baik pada sisi banyak. sampai jumlah yang
(58.0 – 65.3) tekanan rendah maupun ditentukan.
tinggi.
Opearasi pendingin Bersihkan condenser.
condenser rusak.
Operasi kipas Periksa dan perbaiki
pendingin condenser kipas pendingin
rusak. kondenser.
Pencatatan tekanan Tekanan udara dalam Ganti kondenser.
tinggi baik pada sisi sistem A/C Periksa banyaknya oli
tekanan rendah maupun (Tidak dikosongkan kompresor dan
tinggi. dengan tepat) adanya kontaminan
Tabung sisi tekanan dalam oli.
rendah tidak dingin Kosongkan sistem dan
ketika disentuh. isi ulang dengan
refrigerant baru.
450 – 550 (4.6 – 5.6) Pencatatan tekanan Expansion valve Ganti expansion valve.
(65.3 – 79.8) tinggi baik pada sisi rusak.
tekanan rendah maupun Aliran refrigerant tidak
tinggi. diatur dengan benar.
Jumlah embun beku
atau embun yang
banyak pada tabung sisi
tekanan rendah.

Diagnosis Gejala Sistem HVAC


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Motor blower tidak beroperasi Sekring putus Periksa sekring terkait, lalu
periksa untuk melihat
kemungkinan hubungan pendek
ke ground.
Relay motor blower rusak Periksa relay motor blower. 
[10B-33]
Resistan motor blower rusak Periksa resistan motor blower. 
[7B-44]
Selektor putaran blower rusak Periksa selektor putaran blower.
 [7B-50]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki jika perlu.
Motor blower rusak Periksa motor blower.  [7B-43]
Ada benda asing Buang benda asing.
Salur-keluar udara tidak berubah Kabel kontrol aliran udara rusak Periksa kabel kontrol aliran udara.
atau tidak sesuai dengan posisi atau bengkok
selektor aliran udara’ meskipun Selektor aliran udara rusak Periksa selektor aliran udara.
selektor aliran udara diubah
Pemasangan kabel kontrol aliran Periksa posisi dan setel
udara salah sebagaimana diperlukan.
Rangkaian pintu kontrol aliran udara Perbaiki rangkaian pintu kontrol
rusak aliran udara rusak.
Saluran udara bocor atau tersumbat Perbaiki saluran udara.
Pintu udara masuk tidak berubah Pintu udara masuk pecah Perbaiki pintu udara masuk
meskipun mode udara masuk Air intake control actuator rusak Periksa air intake control actuator.
diubah.
 [7B-53]
Selektor udara masuk Periksa selektor udara masuk. 
[7B-52]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki jika perlu.

7B-24
Udara hangat tidak keluar atau Kabel kontrol suhu pecah atau Periksa kabel kontrol suhu.
pemanasan tidak mencukupi bengkok
(Output suhu salah) Selektor suhu salah Periksa selektor suhu
Pemasangan kabel kontrol suhu Periksa posisi dan setel
salah sebagaimana diperlukan.
Rangkaian pintu kontrol suhu rusak Perbaiki rangkaian pintu kontrol
suhu.
Saluran udara tersumbat Perbaiki saluran udara.
Heater core bocor atau tersumbat Ganti heater core.
Selang pemanas bocor atau Ganti selang pemanas.
tersumbat
Thermostat rusak Periksa thermostat. Pemeriksaan
Thermostat [1F-13]
Tidak ada udara dingin keluar Tidak ada refrigerant Lakukan pemulihan, evakuasi dan
(kompresor A/C tidak beroperasi) pengisian.  [7B-30]
Sekring putus Periksa sekring terkait, lalu
periksa untuk melihat
kemungkinan hubungan pendek
ke ground.
Switch A/C rusak Periksa switch A/C.  [7B-56]
Selektor putaran blower rusak Periksa selektor putaran blower.
 [7B-50]
Sensor suhu evaporator rusak Periksa sensor suhu evaporator.
(Model bensin)  [7B-46]
Sensor tekanan refrigerant A/C Periksa sensor tekanan refrigerant
rusak A/C.  [7B-50]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki jika perlu.
ECM dan sirkuitnya rusak Periksa ECM.
- Model bensin:  [1A-123]
- Model diesel:  [1A-276]
Magnet clutch rusak Periksa magnet clutch.  [7B-61]
Drive belt kompresor longgar atau Setel atau ganti drive belt.
rusak
Kompresor rusak Periksa kompresor.
Relay kompresor rusak Periksa relay kompresor.  [7B-
56]
BCM rusak. Periksa BCM.  [10B-21]
ABS rusak Periksa ABS. Pemeriksaan ABS.
[4E-10]
Tidak ada udara dingin keluar Sekring putus Periksa sekring terkait, lalu
(motor kipas pendingin radiator periksa untuk melihat
tidak beroperasi) kemungkinan hubungan pendek
ke ground.
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki jika perlu.
Relay kipas pendingin radiator rusak Periksa relay kipas pendingin
radiator.  [10B-33]
Motor kipas pendingin radiator rusak Periksa motor kipas pendingin
radiator.
- Model bensin:  [1F-14]
- Model diesel:  [1F-29]
ECM rusak Periksa ECM.  [7B-30]
Udara dingin tidak keluar atau Pengisian refrigerant tidak Periksa jumlah refrigerant dan
pendingin tidak mencukupi mencukupi atau berlebihan sistem untuk menemukan
(Pengoperasian normal kebocoran.
7B-25
kompresor A/C) Condenser tersumbat Periksa condenser.  [7B-39]
Evaporator A/C tersumbat atau beku Periksa evaporator A/C dan sensor
suhu evaporator.
- Evaporator A/C:  [7B-45]
- Sensor suhu evaporator:  [7B-
46]
Sensor suhu evaporator rusak Periksa sensor suhu evaporator.
(model bensin)  [7B-46]
Expansion valve rusak Periksa expansion valve.  [7B-
47]
Drive belt kompresor longgar atau Setel atau ganti drive belt.
rusak
Magnet clutch rusak Periksa magnet clutch.  [7B-61]
Kompresor rusak Periksa kompresor.
Udara dalam sistem A/C Ganti condenser, lalu lakukan
pengosongan dan pengisian. 
[7B-30]
Kebocoran udara dari unit HVAC Perbaiki jika perlu.
atau saluran udara
Sistem pemanas dan ventilasi rusak Periksa unit HVAC.
Motor blower rusak Periksa motor blower.  [7B-43]
Oli kompresor dalam sistem A/C Kuras oli kompresor yang berlebih
berlebih dari sirkuit dan kompresor sistem
A/C.
Udara dingin tidak hanya keluar Sambungan kelistrikan rusak Perbaiki jika perlu.
secara sesaat/berulang Sensor suhu evaporator rusak Periksa sensor suhu evaporator.
(model bensin)  [7B-46]
Expansion valve rusak Periksa expansion valve.  [7B-
47]
Sistem A/C uap lembab berlebih Ganti condenser, lalu lakukan
pengosongan dan pengisian. 
[7B-30]
Magnet clutch rusak Periksa magnet clutch.  [7B-61]
Jumlah refrigerant berlebih Periksa jumlah refrigerant.
Udara dingin hanya keluar dari Condenser tersumbat Periksa condenser.  [7B-39]
pada kecepatan tinggi Pengisian refrigerant tidak Periksa jumlah refrigerant dan
mencukupi sistem untuk menemukan
kebocoran.
Udara dalam sistem A/C Ganti condenser, lalu lakukan
pengosongan dan pengisian. 
[7B-30]
Drive belt kompresor longgar Setel atau ganti drive belt.
Kompresor rusak Periksa kompresor.
Udara dingin tidak keluar hanya Jumlah refrigerant berlebih Periksa jumlah refrigerant.
pada kecepatan tinggi Evaporator A/C beku Periksa evaporator A/C dan sensor
suhu evaporator.
- Evaporator A/C:  [7B-45]
- Sensor suhu evaporator:  [7B-
46]
Aliran udara dingin tidak Evaporator A/C tersumbat atau beku Periksa evaporator A/C dan sensor
mencukupi suhu evaporator (model bensin).
- Evaporator A/C:  [7B-45]
- Sensor suhu evaporator:  [7B-
46]

7B-26
Kebocoran udara dari unit HVAC Perbaiki jika perlu.
atau saluran udara
Motor blower rusak Periksa motor blower.  [7B-43]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki jika perlu.

Diagnosis Gejala Bunyi Abnormal Sistem HVAC


Bunyi Abnormal dari Kompresor
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Selama operasi kompresor, bunyi Celah dalam daerah gulung (scroll Ganti kompresor.
bergemuruh terdengar sebanding area) tidak mencukupi
dengan putaran mesin
Bunyi keras terdengar pada rpm Drive belt kompresor longgar atau Setel tegangan drive belt atau
tertentu, tidak sebanding dengan rusak ganti drive belt.
putaran mesin Baut dudukan kompresor longgar Kencangkan kembali baut
pemasangan.
Derik keras terdengar pada rpm Baut pelat kopling kompresor Kencangkan kembali baut pelat
mesin rendah longgar kopling
Ganti kompresor jika kompresor
terus dioperasikan dalam kondisi ini
untuk waktu yang lama.

Bunyi Abnormal dari Magnetic Clutch


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Bunyi bergemuruh terdengar Bearing aus atau rusak Ganti magnet clutch assy.
ketika kompresor tidak sedang
beroperasi
Bunyi bergemeretak terdengar Celah magnetic clutch rusak (celah Setel celah magnet clutch.
ketika kompresor tidak sedang berlebihan)
beroperasi Permukaan friksi magnetic clutch Ganti magnet clutch assy.
Oli kompresor bocor dari shaft seal, Ganti bodi kompresor assy.
mengotori permukaan friksi

Bunyi Abnormal dari Tabung


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Bunyi mendengung terdengar Klem tabung rusak Ganti posisi klem atau tambah
dari bagian dalam kendaraan, jumlah klem
tetapi tidak begitu terdengar Gaung yang disebabkan oleh Pasang peredam ke tabung, atau
dalam kompartemen mesin getaran dari variasi dalam tekanan ubah posisi dan panjangnya.
refrigerant

Bunyi Abnormal dari Condenser Assy.


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Getaran sangat besar pada Gaung dari braket rangkaian Masukkan peredam dengan rapat
rangkaian condenser condenser dan bodi di antara braket rangkaian
condenser dan bodi.

Bunyi Abnormal dari Pulley Crankshaft


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan

7B-27
Bunyi berderik besar terdengar Longgarkan baut pulley crankshaft. Kencangkan kembali baut.
pada saat idle atau akselerasi
tiba-tiba

Bunyi Abnormal dari Tegangan Pulley


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Bunyi menggerodak terdengar Bearing aus atau rusak Ganti tegangan pulley.
dari pulley
Pulley memutar terjadi kontak Braket retak atau longgar Ganti atau kencangkan braket
kembali.

Bunyi Abnormal dari Evaporator A/C


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Suara berdesing terdengar dari Tergantung pada kombinasi suhu Menambah sedikit volume
evaporator A/C interior / eksterior, rpm mesin dan refrigerant kadang-kadang bisa
tekanan refrigerant, refrigerant yang menghentikan bunyi ini.
mengalir keluar dari expansion Periksa expansion valve dan ganti
valve mungkin, dalam beberapa jika rusak.
kondisi tertentu, mengeluarkan
suara berdesing

Bunyi Abnormal dari Motor Blower


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Motor blower mengeluarkan Sikat motor atau komutator aus atau Ganti motor blower.
suara mengerik sebanding rusak
dengan kecepatan rotasinya
Bunyi menggelepar atau bunyi Daun atau serpihan lainnya masuk Buang serpihan dan pastikan
mendengung terdengar dari dari salur-masuk udara segar ke saringan pada salur-masuk udara
motor blower motor blower utuh.

Pemeriksaan Unit Kontrol HVAC dan Sirkuitnya


Unit kontrol HVAC dan sirkuitnya dapat diperiksa pada koupler kelistrikan unit kontrol HVAC dengan mengukur
voltase.

PERHATIAN:

Unit kontrol HVAC tidak dapat diperiksa secara terpisah. Menghubungkan voltmeter ke unit kontrol HVAC
dengan koupler yang diputus dari unit kontrol HVAC adalah sangat dilarang.

Pemeriksaan Voltase
1) Lepaskan unit kontrol HVAC.  [7B-48]
2) Periksa voltase pada setiap terminal.

CATATAN:
Karena setiap voltase terminal dipengaruhi oleh voltase battery, pastikan voltasenya 11 V atau lebih
ketika kunci kontak ON.

7B-28
2
G155 1
G154
3 2 1 A
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
7 6 5 4

1. Unit kontrol HVAC 2. Konektor unit kontrol HVAC (Tampak: A)

Terminal Warna Kabel Sirkuit Voltase Kondisi


Normal
Defogger belakang OFF (indikator
0–1V
Sinyal indikator defogger defogger belakang OFF)
G154-1 BLK/RED
belakang Defogger belakang ON (indikator
10 – 14 V
defogger belakang ON)
Sinyal switch defogger Lihat referensi bentuk gelombang No. 9 di bawah
G154-2 BRN
belakang Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya [10B-21]
Ground untuk unit kontrol
G154-3 BLK/ORN Di bawah 0,5 V —
HVAC
Switch A/C pada OFF atau switch A/C
0–1V ON dan selektor putaran blower pada
G154-4 BRN/WHT Ground untuk switch A/C posisi selain OFF
Switch A/C ON dan selektor putaran
10 – 14 V
blower posisi OFF
Lihat referensi bentuk gelombang No. 9 di bawah
G154-5 GRN/WHT Sakelar switch A/C
Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya [10B-21]
0–1V Kunci kontak OFF
G154-6 RED/BLK Sinyal kunci kontak
10 – 14 V Kunci kontak ON
Posisi “FRE” selektor udara masuk
Sinyal aktuator udara masuk 0–1V atau aktuator kontrol udara masuk
G154-7 GRN beroperasi dari “REC” ke “FRE”
(Udara segar)
10 – 14 V Posisi “REC” selektor udara masuk
Posisi “REC” selektor udara masuk
Sinyal aktuator udara masuk 0–1V atau aktuator kontrol udara masuk
G154-8 RED beroperasi dari “FRE” ke “REC”
(Udara resirkulasi)
10 – 14 V Posisi “FRE” selektor udara masuk
G154-9 BLK Ground untuk iluminasi Di bawah 0,5 V —
0–1V Switch lampu di posisi OFF
G154-10 RED/YEL Sinyal switch iluminasi
10 – 14 V Switch lampu di posisi ON
Ground untuk selektor putaran
G155-1 BLK Di bawah 0,5 V —
blower
10 – 14 V Selektor putaran blower posisi OFF
G155-2 RED Selektor putaran blower (ke-1)
0–1V Bukan kondisi di atas
10 – 14 V Selektor putaran blower posisi OFF

G155-3 BLU/WHT Selektor putaran blower (ke-2) Kira-kira 4 V Selektor putaran blower posisi ke-1
Selektor putaran blower antara posisi
0–1V
ke-2 dan ke-4
G155-4 — — — —

7B-29
Switch A/C OFF atau switch A/C ON
0–1V dan selektor putaran blower pada
G155-5 BRN/WHT Ground untuk switch A/C posisi selain OFF
Switch A/C ON dan selektor putaran
10 – 14 V
blower posisi OFF
10 – 14 V Selektor putaran blower posisi OFF
Kira-kira 8 V Selektor putaran blower posisi ke-1
G155-6 BLK/WHT Selektor putaran blower (ke-4) Kira-kira 5 V Selektor putaran blower posisi ke-2
Kira-kira 3 V Selektor putaran blower posisi ke-3
0–1V Selektor putaran blower posisi ke-4
10 – 14 V Selektor putaran blower posisi OFF
Kira-kira 6 V Selektor putaran blower posisi ke-1
G155-7 YEL Selektor putaran blower (ke-3) Kira-kira 3 V Selektor putaran blower posisi ke-2
Selektor putaran blower posisi ke-3
0–1V
dan ke-4

Pemeriksaan Sistem A/C pada ECM


Periksa voltase yang terkait dengan sistem A/C di terminal ECM.
- Model bensin:  [1A-123]
- Model diesel:  [1A-276]

Petunjuk Perbaikan
Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant
PERINGATAN:

• Tangani refrigerant HFC-134a (R-134a) dengan hati-hati dengan cara berikut. Jika tidak, refrigerant HFC-
134a (R-134a) bisa menyebabkan cidera seperti kebutaan dan radang dingin.
– Hindari jangan sampai terkena kulit dan mata dengan mengenakan kacamata dan sarung tangan
pengaman. Jika terkena kulit atau mata, segera cari bantuan medis.
– Jauhkan dari api. Suhu tinggi bisa menyebabkan gas beracun. Oleh karena itu, beri ventilasi ruangan
yang banyak.
– Suhu di atas 40 °C (104 °F) pada wadah refrigerant bisa menyebabkan ledakan.

PERHATIAN:

• Jaga agar refrigerant cair tidak terkena logam ringan. Refrigerant yang dikombinasikan dengan uap
lembab akan bersifat korosif dan membuat kusam permukaan logam ringan termasuk krom.
• Oli kompresor HFC-134a (R-134a) yang ditentukan bersifat sangat higroskopis. Jauhkan part internal
pendingin udara dari uap lembab dan debu. Ketika melepaskan saluran apa saja dari sistem, segera
pasang blind plug atau tutup ke fitting.
• Jangan membuang refrigerant HFC-134a (R-134a) ke udara.
• Ketika menangani perlengkapan penambahan dan daur ulang, pastikan untuk mengikuti buku petunjuk
untuk perlengkapan itu.

7B-30
CATATAN:
• Periksa peraturan pemerintah setempat mengenai bekerja dengan sistem refrigerator dan
perlengkapannya.

Start evacuation.
15 minutes (below -100 kPa)
Stop evacuation. Inspect and repair connections.
Wait 10 minutes
If gauge shows
Check A/C system for abnormal conditions
pressure tighteness.

Recharge A/C system with Recharge 420 20 g of


refrigerant. refrigerant.

Check A/C system for refrigerant


leaks and amount of refrigerant
charged.

Performance test

Penambahan
Ketika membuang refrigerant dari sistem A/C selalu tambahkan sistem menggunakan perlengkapan penambahan
dan daur ulang karena membuang refrigerant HFC-134a (R-134a) ke udara akan berdampak merugikan bagi
lingkungan.

CATATAN:
• Setelah menambahkan refrigerant dari sistem, banyaknya oli kompresor yang dibuang harus diukur
untuk mengisi ulang oli kompresor.
• Ketika menangani perlengkapan penambahan dan daur ulang, pastikan untuk mengikuti buku petunjuk
untuk perlengkapan itu.

Mengisi Ulang Oli Kompresor


Oli kompresor dalam jumlah yang ditentukan perlu diisikan lagi ke kompresor dari lubang bagian isap kompresor (1)
sebelum mengosongkan dan mengisi refrigerant.

7B-31
[A]
1

1
[B]

[A]: Model bensin [B]: Model diesel

Ketika hanya mengisi refrigerant


Ketika mengisi refrigerant tanpa mengganti komponen apa pun, isi ulang oli dengan jumlah yang sama dengan yang
diukur ketika menambahkan refrigerant (jika tidak mengukur, isi lagi oli sebanyak 10 cm 3 (10 ml)).

Saat mengganti kompresor

PERHATIAN:

Pastikan untuk menggunakan oli kompresor yang ditentukan atau oli kompresor yang ekuivalen.

Oli kompresor disegel pada setiap kompresor baru dengan jumlah yang diperlukan untuk sistem A/C. Oleh karena itu,
ketika menggunakan kompresor baru, kuras jumlah oli yang dihitung dari kompresor itu.
“C”=“A”–“B”
“C”: Banyaknya oli yang akan dikuras
“A”: Banyaknya oli dalam kompresor baru
“B”: Banyaknya oli dalam kompresor yang dilepas

CATATAN:
Kompresor assy yang disediakan dari pabrik terisi penuh dengan jumlah oli sebagai berikut.

Model bensin: Oli kompresor (Oli kompresor (DH-PS, 90 cc))


Model diesel: Oli kompresor (Oli kompresor (SP10, 120 cc))

Jumlah oli di dalam kompresor


Model mesin bensin:
80 – 100 cm 3 (80 – 100 ml)
Model mesin diesel:
105 – 135 cm 3 (105 – 135 ml)

7B-32
1 2

"C"
"A"
"B"

1. Kompresor baru
2. Kompresor yang dilepas

Ketika mengganti suku cadang lainnya


Isi ulang jumlah oli sebagai berikut ke dalam kompresor.

Banyaknya oli kompresor yang akan diisi ulang


Evaporator: 25 cm 3 (25 ml, 0.85 US.oz, 0.88 Imp.oz)
Kondenser (dengan receiver/dryer): 20 cm 3 (20 ml, 0,66 US.oz, 0,70 Imp.oz)
Selang: masing-masing 5 cm 3 (5 ml, 0,17 US.oz, 0,18 Imp.oz)
Pipa: masing-masing 5 cm 3 (5 ml, 0,17 US.oz, 0,18 Imp.oz)

Pengosongan

PERHATIAN:

Jangan kosongkan sebelum menambahkan refrigerant dalam sistem A/C.

CATATAN:
Setelah sirkuit sistem pendingin udara dibuka (terpapar) ke udara atmosfer, sistem harus dievakuasi
menggunakan pompa vacuum. Sistem A/C harus dipasangi dengan manifold gauge set, dan harus
dikosongkan selama sekitar 15 menit.

1) Hubungkan masing-masing selang pengisian tinggi (1) dan selang pengisian rendah (2) dari special tool (3)
(manifold gauge set) sebagai berikut:
Selang pengisian tinggi → Valve pengisian tekanan tinggi (4) pada selang pembuangan
Selang pengisian rendah → Valve pengisian tekanan rendah (5) pada pipa isap

Special Tool
(A): 09990M06020
2) Pasang selang pengisian pusat (6) dari manifold gauge set ke pompa vacuum (7).
3) Operasikan pompa vacuum, lalu buka valve sisi pembuangan (Hi) (8) manifold gauge set.
Jika sistem tidak buntu, akan ada indikasi pada pengukur tekanan tinggi (9).
Apabila hal ini terjadi, buka valve sisi lainnya (Lo) (10) pada set itu.

7B-33
4) Sekitar 10 menit kemudian, pengukur tekanan rendah (11) harus menunjukkan vacuum yang lebih rendah dari –
100 kPa (–1,0 kgf/cm 2 , –760 mmHg, –14,7 psi) asalkan tidak ada kebocoran.

CATATAN:
• Jika sistem tidak menunjukkan vacuum di bawah –100 kPa (–1,0 kgf/cm 2 , –760 mmHg, –14,7 psi),
tutup kedua valve itu, hentikan pompa vacuum dan perhatikan gerakan pengukur tekanan rendah.
• Kenaikan dalam pencatatan pengukur menunjukkan adanya kebocoran. Dalam hal ini, perbaiki sistem
sebelum melanjutkan pengosongannya.
• Jika pengukur menunjukkan pencatatan yang sabil (menunjukkan tidak adanya kebocoran), lanjutkan
pengosongan.

5) Pengosongan harus dilakukan selama total waktu setidaknya 15 menit.


6) Lanjutkan pengosongan sampai pengukur tekanan rendah menunjukkan vacuum kurang dari –100 kPa (–1,0
kgf/cm 2 , –760 mmHg, –14,7 psi), lalu tutup kedua valve itu.
7) Hentikan pompa vacuum. Cabut selang pengisian pusat dari salur-masuk pompa. Sekarang, sistem siap untuk
pengisian refrigerant.
3, (A)

11 9

8
6 7

10 1

Memeriksa Sistem A/C untuk Melihat Kemungkinan Kebocoran Tekanan


Setelah pengosongan selesai, tutup valve tekanan tinggi dan tekanan rendah manifold gauge lalu tunggu selama10
menit. Pastikan bahwa pencatatan pengukur tekanan rendah tidak berubah.

PERHATIAN:

Jika pencatatan pengukur bergerak lebih dekat ke “0”, maka ada kebocoran di suatu tempat. Periksa
sambungan tabung dan lakukan perbaikan yang diperlukan. Lalu, kosongkan sistem sekali lagi dan pastikan
bahwa tidak ada kebocoran.

7B-34
Pengisian

PERHATIAN:

• Karena kaca penduga (sight glass) tidak digunakan untuk sistem A/C ini, jangan melakukan pengisian
tambahan ke sistem A/C. Untuk mengisi refrigerant dalam jumlah yang tepat, tambahkan dan kosongkan
sistem A/C terlebih dahulu. Lalu, isi refrigerant dalam jumlah yang tepat ke dalam sistem A/C.
• Selalu isikan refrigerant melalui sisi bertekanan rendah pada sistem A/C setelah pengisian awal
dilakukan dari sisi bertekanan tinggi dengan mesin dimatikan.
• Jangan sekali-kali mengisi refrigerant melalui sisi tekanan tinggi sistem A/C dengan mesin hidup.
• Jangan isi refrigerant ketika kompresor panas.
• Ketika memasang tap valve ke wadah refrigerant untuk membuat lubang, ikuti dengan cermat petunjuk
yang diberikan oleh pabrikan.
• Pengukur tekanan harus selalu digunakan sebelum dan selama pengisian refrigerant.
• Wadah refrigerant harus dikosongkan dari refrigerant ketika membuangnya.
• Wadah refrigerant harus dipanaskan sampai suhu 40°C (104 °F) atau lebih.
• Arah wadah refrigerant harus dibalik selama pengisian refrigerant. Membalikkan arah akan menyebabkan
refrigerant cair masuk ke kompresor, menyebabkan gangguan, seperti pemampatan refrigerant cair dan
gangguan seperti itu.

CATATAN:
Sistem pendingin udara berisi HFC-134a (R-134a).
Yang diuraikan di sini adalah cara mengisi sistem pendingin udara dengan refrigerant dari wadah servis
refrigerant.
Ketika mengisi refrigerant yang ditambahkan menggunakan perlengkapan refrigerant dan daur ulang (ketika
mendaur ulang refrigerant) ikuti prosedur yang diuraikan dalam buku petunjuk ’ pabrikan perlengkapan
tersebut.

Pengisian awal sistem A/C dilakukan melalui sisi bertekanan tinggi dengan mesin dimatikan.
Dan selanjutnya, metode ini harus diikuti dengan pengisian dari sisi bertekanan rendah dengan mesin hidup.
1) Periksa apakah rute selang diatur dengan benar setelah mengosongkan sistem.
2) Hubungkan selang pengisian rendah (1) dan selang pengisian tinggi (2) dari manifold gauge set (3) di tempatnya.
Kemudian, buka valve wadah refrigerant (4) untuk membersihkan saluran pengisian.
3) Buka valve sisi tekanan tinggi (5) dan isi refrigerant ke sistem.
4) Setelah beberapa saat, buka valve sisi tekanan rendah (6) dan tutup valve sisi tekanan tinggi.

PERINGATAN:

Pastikan bahwa valve sisi tekanan tinggi tertutup rapat. Jika tidak tertutup rapat, wadah refrigerant bisa
meledak dengan melalui semburan balik refrigerant bertekanan tinggi.

5) Starter mesin dan pertahankan kecepatan mesin pada 1500 r/menit, lalu operasikan sistem A/C.
6) Isi sistem A/C dengan refrigerant dalam kondisi uap. Pada saat ini, wadah refrigerant harus dipegang tegak.

7B-35
3
4
5

7) Ketika wadah refrigerant (1) dikosongkan, gunakan prosedur berikut untuk menggantinya dengan wadah
refrigerant baru.
a) Tutup valve tekanan rendah.
b) Ganti wadah kosong dengan wadah refrigerant yang telah diisi dengan refrigerant. Saat menggunakan tap
valve wadah refrigerant (2), gunakan prosedur penggantian berikut.
i) Tarik needle (3) dan lepaskan tap valve wadah refrigerant dengan mengendurkan mur platnya (4).
ii) Pasang tap valve wadah refrigerant ke wadah refrigerant baru.

c) Buang udara yang ada dalam selang pengisian pusat,


Saat menggunakan tap valve wadah refrigerant, gunakan prosedur pembuangan udara berikut.
i) Setelah mengencangkan tap valve wadah refrigerant (1), kemudian kendurkan (buka) mur plat (2) sedikit.
ii) Buka katup sisi bertekanan rendah (3) manifold gauge set (4) sedikit.
iii) Begitu refrigerant keluar dengan “suara desis” melalui celah antara wadah refrigerant dan tap valve,
kencangkan mur plat dan katup sisi bertekanan rendah.
iv) Putar pegangan tap valve searah jarum jam sehingga jarumnya menembus wadah baru untuk membuat
lubang bagi aliran refrigerant.

7B-36
8) Setelah sistem diisi dengan jumlah refrigerant yang ditentukan atau ketika pengukur tekanan rendah (1) dan
pengukur tekanan tinggi (2) telah menunjukkan nilai yang ditentukan, tutup valve sisi tekanan rendah (3) pada
manifold gauge set (4).

Jumlah refrigerant yang ditentukan berlebih


420 ± 20 g

Contoh tekanan sisi rendah dan sisi tinggi (Model bensin)

Berikut harus dicatat oleh pengukur ketika suhu ruang


30 °C (86°F).
Tekanan 1400 – 1730 kPa
pada pengukur tekanan (14.3 – 17,6 kgf/cm 2 )
tinggi (203 – 250 psi)
Tekanan 240 – 380 kPa
pada pengukur tekanan (2.4 – 3,9 kgf/cm 2 )
rendah (34.8 – 55,1 psi)

Contoh tekanan sisi rendah dan sisi tinggi (Model diesel)


Berikut harus dicatat oleh pengukur ketika suhu ruang
30 °C (86°F).
Tekanan 1400 – 1620 kPa
pada pengukur tekanan (14.3 – 16,5 kgf/cm 2 )
tinggi (203 – 235 psi)
Tekanan 210 – 280 kPa
pada pengukur tekanan (2.1 – 2,9 kgf/cm 2 )
rendah (30.5 – 40,6 psi)

7B-37
4

1 2

Pelepasan Manifold Gauge Set

PERINGATAN:

Sisi bertekanan tinggi berada di bawah yang bertekanan tinggi. Karena itu, berhati-hatilah agar tidak cedera
terutama pada mata dan kulit Anda.

Untuk sistem A/C yang diisi dengan refrigerant yang ditentukan, lepaskan manifold gauge set dengan cara sebagai
berikut:
1) Tutup valve sisi tekanan rendah manifold gauge set. (Valve sisi tekanan tinggi ditutup terus selama proses
pengisian.)
2) Tutup valve wadah refrigerant.
3) Matikan mesin.
4) Dengan kain perca, lepas selang pengisian dari service valve. Operasi ini harus dilakukan dengan cepat.
5) Letakkan tutup di atas valve servis.

Periksa Sistem A/C untuk Melihat Kemungkinan Kebocoran Refrigerant


Apabila diduga ada kebocoran refrigerant dalam sistem atau ada operasi servis yang telah dilakukan yang mungkin
mengakibatkan saluran dan sambungan malfungsi, maka harus dilakukan pemeriksaan untuk melihat kemungkinan
kebocoran.
Saat tes kebocoran harus digunakan akal sehat, karena kebutuhan dan banyaknya tes itu secara umum akan
bergantung pada sifat keluhan dan jenis servis yang dilakukan pada sistem.

Detektor kebocoran cairan

PERINGATAN:

• Untuk mencegah kebocoran dan cairan, pastikan bahwa tidak ada bahan mudah terbakar di area sekitar.
• Apabila refrigerant dipaparkan ke api, refrigerant berubah menjadi gas beracun (phosgene). Jangan
menghirup gas ini.

7B-38
Ada sejumlah fitting dan tempat di seluruh sistem A/C di mana cairan detektor kebocoran bisa digunakan untuk
menemukan dengan tepat kebocoran refrigerant.
Cukup dengan memberikan larutan di daerah yang berkenaan dengan kain perca, seperti ditempelkan ke tutup vial,
maka dalam beberapa saat akan terbentuk gelembung-gelembung jika ada kebocoran.
Untuk menentukan kebocoran pada daerah terbatas, seperti bagian evaporator dan condenser, sebaiknya digunakan
detektor kebocoran (refrigerant) elektronik yang lebih praktis.

Special Tool
(A): 09990–86012

(A)

Pelepasan dan Pemasangan Kipas Pendingin Radiator


Lihat Melepas dan Memasang Kipas Pendingin Radiator Assy. [1F-15] atau Melepas dan Memasang Kipas
Pendingin Radiator Assy. [1F-30] .

Pemeriksaan Kipas Pendingin Radiator


Lihat Memeriksa Kipas Pendingin Radiator pada Kendaraan [1F-14] atau Memeriksa Kipas Pendingin Radiator pada
Kendaraan [1F-29] .

Pemeriksaan Rangkaian Condenser pada Kendaraan


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Rangkaian Condenser [7B-39]
Periksa hal berikut.
• Sumbat pada sirip condenser
Jika tersumbat, sirip condenser harus dicuci dengan air dan harus dikeringkan dengan udara kempaan.
• Sirip condenser untuk melihat kemungkinan kebocoran dan kerusakan
Jika ditemukan kerusakan, perbaiki atau ganti condenser.
• Fitting condenser untuk melihat kemungkinan kebocoran.
Jika ditemukan kerusakan, perbaiki atau ganti condenser.

Pelepasan dan Pemasangan Rangkaian Condenser


PERHATIAN:

Jangan sampai sirip condenser rusak. Jika sirip condenser bengkok, luruskan menggunakan obeng minus
atau tang.

Pelepasan
1) Tambahkan refrigerant dari sistem A/C dengan merujuk ke “Penambahan” di Prosedur Operasi untuk Pengisian
Refrigerant [7B-30] .

7B-39
CATATAN:
Banyaknya oli kompresor yang dibuang harus diukur untuk mengisi ulang oli kompresor.

2) Lepaskan bumper depan.  [9H-2]


3) Cabut selang pembuangan (1) dan selang cairan (2) dari rangkaian condenser (3).
4) Lepas baut pemasangan condenser assy (4).

4 4

2
3

5) Lepas rangkaian condenser dari radiator.

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Rangkaian Condenser pada Kendaraan [7B-39]
Balik prosedur pelepasan untuk memasang kondenser dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Isi ulang jumlah oli kompresor yang ditentukan ke bagian isap kompresor dengan merujuk ke “Mengisi Ulang Oli
Kompresor“ di Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30].
• Kosongkan dan isi sistem A/C dengan merujuk ke “Pengosongan” dan “Pengisian” di Prosedur Operasi untuk
Pengisian Refrigerant [7B-30] .

7B-40
Komponen Unit HVAC
4 17

18
17
7

24
4
9

6
10
1

11

4 20
5
22
3 19
4
8
12 5
16

13
2
15 4 23

21
14

1. Case udara masuk 7. Saluran udara masuk 13. Evaporator 19. Tuas kontrol suhu
atas
2. Case udara masuk 8. Pintu kontrol udara 14. Sensor suhu 20. Pintu kontrol suhu
bawah masuk evaporator (Model
bensin)
3. Case unit HVAC 9. Motor blower 15. Expansion valve 21. Selang kuras
4. Packing 10. Penutup heater core 16. Expansion pipe 22. Klem kabel
5. Saluran kaki 11. Resistan motor blower 17. Tuas kontrol aliran 23. O-ring
udara : Berikan oli kompresor
yang ditentukan.
6. Aktuator kontrol 12. Heater core 18. Pintu kontrol aliran : Jangan digunakan
udara masuk udara assy kembali.

Pelepasan dan Pemasangan Unit HVAC


Referensi: Komponen Unit HVAC [7B-41]
Referensi: Pemeriksaan Sensor Suhu Evaporator [7B-46]

Pelepasan
1) Tambahkan refrigerant dari sistem A/C dengan perlengkapan penambahan dan daur ulang dengan merujuk ke
“Penambahan” di Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30].
2) Kuras coolant mesin.
- Model bensin:  [1F-11]
- Model diesel:  [1F-26]
Kemudian cabut selang pemanas dari unit HVAC.
3) Lepas garnish cowl top dari bodi kendaraan.  [9H-5]
7B-41
4) Longgarkan baut (1) dan lepas pipa dari expansion valve (2).

5) Lepaskan panel instrumen dari bodi kendaraan.  [9C-14]


6) Lepaskan unit HVAC (1) dari bodi kendaraan dengan melepas mur (2).

CATATAN:
Ketika melepas unit HVAC, hati-hati coolant mesin dan oli kompresor jangan sampai tertumpah ke lantai
kendaraan.

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Evaporator [7B-45]
Referensi: Pemeriksaan Sensor Suhu Evaporator [7B-46]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Isi ulang jumlah oli kompresor yang ditentukan ke bagian isap kompresor dengan merujuk ke “Mengisi Ulang Oli
Kompresor“ di Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30].

7B-42
• Pasang bantalan (1) ke lubang pemasangan secara merata.

• Kencangkan baut dan mur sesuai spesifikasi momen pengencangan.  [7B-13]


– Pipa cairan dan baut selang suction
– Baut expansion valve
– Mur dudukan unit HVAC
• Kosongkan dan isi sistem A/C dengan merujuk ke “Pengosongan” dan “Pengisian” di Prosedur Operasi untuk
Pengisian Refrigerant [7B-30] .
• Isi ulang sistem pendingin dengan coolant.
- Model bensin:  [1F-11]
- Model diesel:  [1F-26]
• Atur kabel kontrol.  [7B-48]

Pelepasan dan Pemasangan Motor Blower


Pelepasan
1) Lepas koneksi kabel negatif (–) dari battery.
2) Lepaskan pedal rem assy.  [4A-10]
3) Cabut konektor (1) dari motor blower (2).
4) Lepaskan blower motor (2) dari unit HVAC sebagai berikut.
a) Lepas sekrup (4).
b) Lepaskan tub (3) searah panah.
c) Tahan Langkah b) dan putar blower motor (2) ke arah panah.

4
1 3

2 c)

4
4

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Pemeriksaan Motor Blower


• Periksa motor blower untuk melihat resistan antara dua terminal seperti yang terlihat pada gambar.
7B-43
Jika tak ada hubungan, ganti motor blower.

• Periksa untuk melihat operasi dan arus


a. Letakkan motor blower (1) pada soft-jawed vise.
b. Hubungkan battery ke motor blower seperti terlihat pada gambar.
c. Periksa apakah motor blower beroperasi dengan lancar tanpa bunyi.
d. Periksa arus listrik yang ditunjukkan ammeter saat tegangan ditingkatkan selama 1 menit.
Jika arus terukur di luar spesifikasi, ganti motor blower.

Arus motor blower yang ditentukan pada 13,5 V


18,9 A maksimum pada 20 – 25 °C (68 – 77 °F)

Pelepasan dan Pemasangan Resistan Motor Blower


Pelepasan
1) Lepas koneksi kabel negatif (–) dari battery.
2) Cabut konektor (1) dari resistan motor blower (2), lalu lepas resistan motor blower dari unit HVAC dengan
melepas sekrup (3).

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Pemeriksaan Resistan Motor Blower


Ukur resistan setiap terminal-ke-terminal. Jika resistan terukur di luar spesifikasi, ganti resistan motor blower.

7B-44
Resistan resistor motor blower
“H”–“MH”: Sekitar 0,6 Ω pada 20 – 25 °C (68 – 77 °F)
“MH”–“ML”: Sekitar 1,0 Ω pada 20 – 25 °C (68 – 77 °F)
“ML”–“L”: Sekitar 1,8 Ω pada 20 – 25 °C (68 – 77 °F)

H
"L" "ML"
MH

ML
"MH" "H"
L

Pemeriksaan Evaporator
Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit HVAC [7B-41]
Periksa hal berikut.
• Sumbat pada sirip evaporator A/C
Jika tersumbat, sirip evaporator A/C harus dicuci dengan air dan harus dikeringkan dengan udara bertekanan.
• Sirip evaporator A/C untuk melihat kemungkinan kebocoran dan kerusakan
Jika ditemukan kerusakan, perbaiki atau ganti evaporator A/C.
• Fitting evaporator A/C untuk melihat kemungkinan kebocoran
Jika ditemukan kerusakan, perbaiki atau ganti evaporator A/C.

Pelepasan dan Pemasangan Sensor Suhu Evaporator (Model Bensin)


Pelepasan
1) Lepas unit HVAC dari bodi kendaraan.  [7B-41]
2) Lepas sensor suhu evaporator (1) dari evaporator (2) dengan membongkar unit HVAC.

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Sensor Suhu Evaporator [7B-46]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.

7B-45
• Pasang sensor suhu evaporator (1) ke evaporator (2) seperti ditunjukkan.

2
5 1 4

3. 30 ± 2 mm
4. Bagian sensor dipasang ke sirip ke-14 dari sisi fitting pipa
5. Bagian sensor dipasang ke sirip ke-15 dari sisi fitting pipa
6. Fitting pipa

Pemeriksaan Sensor Suhu Evaporator


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Sensor Suhu Evaporator (Model Bensin) [7B-45]
Periksa resistan antara terminal sensor suhu evaporator (1).
Jika hasil pemeriksaan tidak seperti yang ditentukan, ganti sensor suhu evaporator.

Resistan sensor suhu evaporator


0 °C (0,00 °C): 6.6 – 6,8 kΩ
25 °C (25,00 °C): 2.0 – 2,1 kΩ

1
10000

9000

8000

7000

6000
[A] 5000

4000

3000
2000

1000

0 5 10 15 20 25 30 (°C)
32 41 50 59 68 77 86 (°F)
[B]

[A]: Resistan
[B]: Suhu

Pelepasan dan Pemasangan Expansion Valve


Referensi: Komponen Unit HVAC [7B-41]

7B-46
Pelepasan
1) Tambahkan refrigerant dari sistem A/C dengan perlengkapan penambahan dan daur ulang dengan merujuk ke
“Penambahan” di Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30] .
2) Longgarkan baut (1) dan lepas pipa dari expansion valve (2).
3) Longgarkan baut (3) dan lepas expansion valve.

1
3

2
2

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Expansion Valve [7B-47]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Berikan oli kompresor ke O-ring expansion valve dan pipa.
• Kencangkan baut expansion valve dan pipa cairan dan baut suction hose sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut expansion valve: 3,5 N·m (0,36 kg-m, 2,5 lb-ft)
Pipa cairan dan baut suction hose: 11 N·m (1,1 kg-m, 8,5 lb-ft)
• Kosongkan dan isi sistem A/C dengan merujuk ke “Pengosongan” dan “Pengisian” di Prosedur Operasi untuk
Pengisian Refrigerant [7B-30] .

Pemeriksaan Expansion Valve


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Expansion Valve [7B-46]
Lihat Pemeriksaan Kinerja Sistem A/C [7B-15] .

Komponen Unit Kontrol HVAC


6

2
5
4
3

1. Bodi kontrol HVAC assy 3. Selektor aliran udara 5. Selektor suhu


2. Panel kontrol HVAC 4. Selektor putaran blower 6. Bohlam

7B-47
Pelepasan dan Pemasangan Unit Kontrol HVAC
Referensi: Komponen Unit Kontrol HVAC [7B-47]

Pelepasan
1) Lepas koneksi kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepas radio assy dari panel instrumen.
3) Lepas koneksi kabel kontrol suhu (1) dan kabel kontrol aliran udara (2) dari unit HVAC.
2

4) Lepaskan konektor dari unit kontrol HVAC.


5) Lepaskan dua sekrup (2) kemudian lepaskan unit kontrol HVAC (1) dari panel instrumen.

CATATAN:
Berhati-hatilah untuk tidak merusak unit kontrol HVAC dan panel instrumen dengan kekerasan.

2
2

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Selektor Putaran Blower [7B-50]
Referensi: Pemeriksaan Selektor Udara Masuk [7B-52]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Hubungkan kabel kontrol suhu (3) dan kabel kontrol aliran udara (4) unit kontrol HVAC ke sambungan unit HVAC
sebagai berikut.

7B-48
a. Setel selektor aliran udara (1) ke posisi “DEF” dan selektor suhu (2) ke posisi “MAX HOT”.
4

2 1

b. Gerakkan tuas kontrol suhu (1) dan pelat kontrol aliran udara (2) sepenuhnya ke arah panah.
2

c. Pasang kabel bagian dalam kontrol suhu (1) ke pin pelat kontrol suhu dan kabel bagian dalam aliran udara
(2) ke pin pelat kontrol aliran udara, lalu pasang masing-masing kabel bagian luar (3) ke masing-masing klem
kunci kabel.
2

CATATAN:
Setelah memasang kabel kontrol, pastikan tuas kontrol dan pelat bergerak lancar serta berhenti di
posisi yang tepat.

• Pastikan outlet aliran udara berubah dengan benar ketika selektor aliran udara diubah.

7B-49
• Pastikan suhu outlet berubah dengan benar ketika selektor suhu diubah.

Pemeriksaan Selektor Putaran Blower


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Kontrol HVAC [7B-48]
Periksa selektor putaran blower pada untuk setiap hubungan terminal ke terminal. Jika hasil pemeriksaan tidak
memenuhi kondisi berikut, ganti unit kontrol HVAC.

I H MH

GND L ML

Terminal
Position GND I L ML MH H
OFF
1
2
3
4

Pemeriksaan Sensor Tekanan Refrigerant A/C dan Sirkuitnya


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Sensor Tekanan Refrigerant A/C [7B-51]
1) Cabut konektor sensor tekanan refrigerant A/C.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Periksa apakah voltase antara terminal kabel “GRY/RED” dan terminal kabel “GRN/YEL” (Model bensin) atau
“ORN” (Model diesel) konektor sensor tekanan refrigerant A/C adalah 4,75 V hingga 5,25 V.
Jika tidak, periksa sirkuit sensor tekanan refrigerant A/C.
4) Hubungkan konektor sensor tekanan refrigerant A/C dengan kunci kontak diputar ke posisi OFF
5) Hubungkan manifold gauge set ke valve pengisian.
6) Periksa voltase sensor tekanan refrigerant A/C konektor ECM.
- Model bensin:  [1A-123]
- Model diesel:  [1A-276]
Jika voltase tidak seperti yang ditentukan di bawah ini, ganti sensor tekanan refrigerant A/C.

Spesifikasi sensor tekanan refrigerant A/C (tekanan refrigerant A/C diukur dengan manifold gauge)
0,28 MPa (2,90 kgf-m, 40,6 psi): 0,497 V
2,70 MPa (27,5 kgf-m, 392 psi): 3,796 V

7B-50
3,40 MPa (34,7 kgf-m, 493 psi): 4,751 V
(V)
5.0
4.751

4.0
3.796

3.0

2.0

1.0

0.497

0 0.28 1.0 2.0 2.7 3.0 3.4 (MPa)

Pelepasan dan Pemasangan Sensor Tekanan Refrigerant A/C


PERHATIAN:

Ketika mengencangkan atau melonggarkan fitting, gunakan dua kunci, satu untuk memutar dan yang
satunya lagi untuk menahan.

Pelepasan
1) Tambahkan refrigerant dari sistem A/C dengan perlengkapan penambahan dan daur ulang dengan merujuk ke
“Penambahan” di Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30] .
2) Lepas koneksi kabel negatif (–) dari battery.
3) Cabut konektor sensor tekanan refrigerant A/C.
4) Lepaskan sensor tekanan refrigerant A/C (1) dari pipa cairan (2).
2

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Sensor Tekanan Refrigerant A/C dan Sirkuitnya [7B-50]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Berikan oli kompresor ke O-ring baru sensor tekanan refrigerant A/C.
• Kencangkan sensor tekanan refrigerant A/C sampai spesifikasi momen pengencangan..

Momen pengencangan
Sensor tekanan refrigerant A/C (a): 11 N·m (1.1 kg-m, 8.5 lb-ft)

7B-51
(a)

• Kosongkan dan isi sistem A/C dengan merujuk ke “Pengosongan” dan “Pengisian” di Prosedur Operasi untuk
Pengisian Refrigerant [7B-30] .

Pemeriksaan Selektor Udara Masuk


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Unit Kontrol HVAC [7B-48]

CATATAN:
Ukurlah dengan diode range tester sirkuit sehingga ada diode (2) di antara terminal “a” dan terminal “c” saat
Anda memeriksa sirkuit sisi resirkulasi dalam unit kontrol HVAC (1) seperti ditunjukkan.

1
2
c G154- 8 a
G154- 3
G154- 7
b

• Periksa bahwa ada hubungan antara terminal (a) dan terminal (b) ketika selektor udara masuk berada pada
posisi fresh.
• Periksa bahwa tidak ada hubungan antara terminal (a) dan terminal (b) dan ada hubungan antara terminal (a)
dan terminal (c) saat selektor udara masuk berada di posisi resirkulasi.
Jika hasil pemeriksaan tidak memenuhi kondisi di atas, ganti unit kontrol HVAC.

c b a

Pelepasan dan Pemasangan Aktuator Kontrol Udara Masuk


Referensi: Komponen Unit HVAC [7B-41]
7B-52
Pelepasan
1) Lepaskan panel instrumen dari bodi kendaraan.  [9C-14]
2) Lepas koneksi konektor aktuator kontrol udara masuk (3).
3) Lepas sekrup (1).
4) Lepaskan aktuator kontrol udara masuk (2) dari unit HVAC.

2
1

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Aktuator Kontrol Udara Masuk [7B-53]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Pastikan memasukkan linkage pin (1) ke groove (2) aktuator kontrol udara masuk.

Pemeriksaan Aktuator Kontrol Udara Masuk


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Aktuator Kontrol Udara Masuk [7B-52]
Periksa aktuator kontrol udara masuk (3) seperti berikut ini:
1) Dengan kabel jumper, hubungkan terminal positif battery ke terminal “a” dan terminal negatif battery ke terminal
“b”. Kemudian, periksa apakah link selektor udara masuk beroperasi dengan halus dan berhenti pada posisi
resirkulasi (2).
2) Dengan kabel jumper, hubungkan terminal positif battery ke terminal “a” dan terminal negatif battery ke terminal
“c”. Kemudian, periksa apakah link selektor udara masuk beroperasi dengan halus dan berhenti pada posisi fresh
(1).
Jika ditemukan malfungsi, ganti aktuator kontrol udara masuk.

7B-53
2

1
b

a
M

3 c

Pemeriksaan Linkage Aktuator


• Periksa apakah masing-masing linkage aktuator beroperasi dengan halus.
• Periksa tekukan aktuator.
• Periksa kerusakan linkage aktuator.
• Pastikan tidak ada hambatan pada rentang pengoperasian linkage aktuator.
Jika ditemukan malfungsi apa pun, perbaiki atau ganti bagian yang rusak.

Pelepasan dan Pemasangan Kisi-kisi Ventilasi Pusat


Pelepasan
1) Lepas koneksi kabel negatif (–) dari battery.
2) Lepas radio assy dari panel instrumen.
3) Lepas kisi-kisi ventilasi pusat (1) dengan garnish (2) dari panel instrumen, kemudian lepaskan sambungan
konektor dari switch yang berbahaya.

CATATAN:
Garnish dipasangkan ke panel instrumen denga empat klip. Saat melepaskan garnish dari panel
instrumen, berhati-hatilah agar tidak merusaknya.

7B-54
1

E E
2

4) Lepaskan tub (3) lalu pisahkan kisi-kisi ventilasi pusat dan garnish.
3
1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Pelepasan dan Pemasangan Kisi-kisi Ventilasi Samping


Kisi-kisi ventilasi samping penggerak

Pelepasan
1) Lepas koneksi kabel negatif (–) dari battery.
2) Lepaskan cover lubang steering column dari panel instrumen.
3) Lepaskan combination meter cluster panel dari panel instrumen.  [9C-12]
4) Lepaskan klip (4) dan tub (3) kemudian pisahkan kisi-kisi ventilasi sisi pengemudi (1) dan combination meter
cluster (2) searah panah.

4 E

1 3

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

7B-55
Kisi-kisi ventilasi sisi penumpang

Pelepasan
1) Lepas koneksi kabel negatif (–) dari battery.
2) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
3) Lepas glove box dari panel instrumen.
4) Lepaskan modul passenger air bag dari panel instrumen.  [8B-73]
5) Lepaskan klip (4) dan tab (3) kemudian pisahkan kisi-kisi ventilasi sisi penumpang (1) dan modul passenger air
bag (2) searah panah.
3
1
3
E

E 4

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Pemeriksaan Switch A/C


• Periksa bahwa ada hubungan antara terminal (a) dan terminal (b) ketika switch A/C pada posisi ON.
• Periksa bahwa tidak ada hubungan antara terminal (a) dan terminal (b) ketika switch A/C pada posisi OFF.
Jika hasil pemeriksaan tidak memenuhi kondisi di atas, ganti unit kontrol HVAC.

a b

Pemeriksaan Relay Sistem HVAC


Relay Kompresor
Lihat Memeriksa Relay Kontrol [10B-33]

Relay Motor Blower


Lihat Memeriksa Relay Kontrol [10B-33] .

7B-56
Pemeriksaan dan Penyetelan Drive Belt Kompresor
Model Bensin

Pemeriksaan
• Periksa drive belt kompresor (1) untuk melihat kemungkinan keausan, pecah, perubahan bentuk dan melihat
kebersihannya. Jika ditemukan kerusakan, ganti belt dengan yang baru.  [7B-58]
• Periksa tegangan drive belt kompresor dengan mengukur seberapa besar kelenturan belt berbelok ketika ditekan
titik tengah di antara pulley magnetic clutch (2) dan pulley crankshaft (3) dengan gaya sekitar 100 N (10 kg)
setelah memutar pulley crankshaft 360 °. Jika tegangan belt di luar spesifikasi, setel tegangan belt dengan
merujuk ke “Menyetel”.

Tegangan drive belt kompresor “a” (K12M, Z13DTZ)


: 7 – 8 mm (0,28 – 0,31 in.) (/ 100N (10kgf atau 22 lb) antara pulley Magnet clutch dan pulley Crankshaft)

CATATAN:
Saat mengganti drive belt, setel drive belt hingga spesifikasi berikut.

Tegangan drive belt kompresor baru “a” (mesin K12M,Z13DTJ)


: 6 – 7 mm (0,24 – 0,28 in.) (/ 100N (10kgf atau 22 lb) antara pulley Magnet clutch dan pulley Crankshaft)

“a”
3

Menyetel
1) Longgarkan mur tegangan pulley (1).
2) Setel tegangan belt dengan mengencangkan atau melonggarkan baut penyetel tegangan pulley (2).
3) Kencangkan mur tegangan pulley.
4) Putar pulley crankshaft 360°, lalu periksa kembali tegangan drive belt (3).

7B-57
Model Diesel
Untuk pemeriksaan dan penyetelan, lihat Pemeriksaan Tegangan Drive Belt Aksesori [1F-32] .

Pelepasan dan Pemasangan Drive Belt Kompresor


Model Bensin

Pelepasan
1) Longgarkan mur tegangan pulley (1).
2) Longgarkan tegangan baut yang melonggarkan baut penyetel tegangan pulley (2).
3) Lepaskan drive belt kompresor (3).

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Setel tegangan belt.  [7B-57]

Model Diesel
Untuk pelepasan dan pemasangan, lihat Melepas dan Memasang Drive Belt Aksesori [1F-32] .

Pelepasan dan Pemasangan Kompresor Assy.


Pelepasan
1) Hidupkan mesin pada putaran idle dengan A/C ON selama 10 menit.
2) Matikan mesin.
3) Lepas koneksi kabel negatif dari battery.
4) Tambahkan refrigerant dari sistem A/C dengan perlengkapan penambahan dan daur ulang dengan merujuk ke
“Penambahan” di Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30] .
5) Lepaskan drive belt kompresor.  [7B-58]
6) Lepaskan cover bawah mesin sisi kanan.
7) Cabut koupler kawat timbal magnet (1).
8) Cabut selang pembuangan (2) dan selang isap (3) dari kompresor (4).

CATATAN:
Segera tutup fitting yang terbuka agar uap lembab tidak masuk ke sistem.

9) Lepaskan baut dudukan kompresor (5), kemudian lepaskan kompresor (4) dari bracket.

7B-58
[A]
1

3 4 5 2 5

[B] 5 1

4 5 3 2 5

[A]: Model bensin


[B]: Model diesel

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Magnetic Clutch [7B-61]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Jika kompresor diganti, tuangkan oli kompresor baru berdasarkan “Mengisi Oli Kompresor” pada Prosedur
Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30] .

7B-59
• Kencangkan baut dudukan kompresor sesuai urutan numerik (“1” hingga “3”) sesuai momen yang ditentukan
seperti pada gambar yang ditunjukkan.
[A]

"2" "3"
"1"

[B]

"3" "1" "2"

Momen pengencangan
Baut dudukan kompresor: 23 N·m (2,3 kg-m, 17,0 lb-ft) (menurut prosedur yang ditentukan)
• Kosongkan dan isi sistem A/C dengan merujuk ke “Pengosongan” dan “Pengisian” di Prosedur Operasi untuk
Pengisian Refrigerant [7B-30] .
• Setel tegangan drive belt.  [7B-57]

7B-60
Komponen Rangkaian Kompresor
Model Bensin

OIL
5 (b)

OIL
6

4
3

3 4
2

(a)

1. Set Kopling 4. Sekrup : 20 N m (2,0 kgf-m, 15,0 lbf-ft)


2. Clip set 5. Relief : 10 N m (1,0 kgf-m, 7,5 lbf-ft)
3. Braket 6. Relief valve O-ring : Jangan digunakan kembali.
: Berikan oli kompresor

Model Diesel

PERHATIAN:

Jangan membongkar kompresor assy. Jika kompresor perlu diperbaiki, ganti pompa sebagai satu rangkaian.

Pemeriksaan Magnetic Clutch


• Periksa pelat armature dan pulley magnetic clutch masing-masing untuk memeriksa keausan dan perendaman
oli.
• Periksa bearing pulley magnetic clutch untuk memeriksa bunyi, keausan dan kebocoran grease.
• Ukur coil magnetic clutch untuk melihat resistan pada 20 °C (68 °F). Jika resistan terukur di luar spesifikasi, ganti
rangkaian magnetic clutch.

Resistan coil magnetic clutch


Model mesin bensin: 4.2 – 4,6 Ω (pada 20 °C (68 °F))
Model mesin diesel: Sekitar 3,7 Ω (pada 20 °C (68 °F))

7B-61
[A]

[B]

[A]: Model bensin


[B]: Model diesel

Pelepasan dan Pemasangan Magnetic Clutch


Model Bensin

Pelepasan
1) Lepaskan kompresor dari kendaraan.  [7B-58]
2) Pasang pelat armature (3) dengan special tool dan lepaskan baut pelat armature (1) dan spacer (2).

Special Tool
(A): 09991M06310
3) Lepaskan pelat armature (3).
1
2

(A)

4) Lepaskan shim (1) dari shaft.


5) Lepaskan circlip (2) menggunakan tang jepit (snap ring plier).
6) Lepaskan pulley magnetic clutch (3) menggunakan puller.

7B-62
1

7) Lepaskan circlip (2) menggunakan tang jepit (snap ring plier).


8) Lepaskan klem kawat timbal magnetic clutch (1).
9) Lepaskan coil magnetic clutch (3) dari kompresor.
2

Pemasangan
1) Pasang tonjolan (3) coil magnetic clutch (2) dari coil magnetic clutch pada lubang (4) kompresor.
2) Pasang circlip baru (1) yang mengarahkan sisi plane ke atas menggunakan tang jepit.
1
1

2
3

3) Tekan dan paskan pulley magnetic clutch (1) menggunakan special tool dan tekanan hidrolis.

Special Tool
(A): 09913M84510

(A)

7B-63
4) Pasang circlip baru (2) dengan mengarahkan sisi plane ke bawah menggunakan tang jepit.

5) Pasang jumlah shim yang sama dengan yang dilepas.


6) Pasang spacer (1) dan kencangkan baut pelat armature (2) sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur pelat armature (a): 20 N·m (2.0 kg-m, 15 lb-ft)

Special Tool
(A): 09991M06310
2, (a)
1
1

(A)

7) Setel celah antara pelat armature (1) dan pulley magnetic clutch (2) dengan meletakkan shim di atas shaft
kompresor. Untuk mengukur celah, lakukan langkah berikut.
a) Letakkan kompresor pada catok (3).
b) Setel piringan ukur jam (dial gauge) (4) pada pelat armature, lalu setel penunjuknya pada 0.
c) Hubungkan terminal positif battery (+) ke kawat timbal magnetic clutch.
d) Hubungkan terminal negatif battery (–) ke rangkaian bodi kompresor. (Pada titik ini, pelat armature dan pulley
magnetic clutch harus selalu dihubungkan.)
e) Putuskan terminal negatif battery (–) ke rangkaian bodi kompresor. (Pada titik ini, pelat armature dan pulley
magnetic clutch tidak boleh dihubungkan.)
f) Baca langkah pelat armature dari dial gauge dengan melakukan langkah berikut) berulang-ulang. (Langkah
pelat armature adalah celah antara pelat armature dan pulley magnetic clutch.)

Celah standar antara pelat armature dan pulley magnetic clutch“a”:


0.25 – 0,54 mm (0,0098 – 0,5385 mm.)

7B-64
1 4

̌C̍
3

Pemeriksaan Relief Valve


Dengan special tool, periksa apakah ada kebocoran refrigerant.
Jika terjadi kebocoran refrigerant, ganti relief valve (model mesin bensin) atau ganti kompresor assy (model diesel).

Special Tool
(C) : 09990M86012
[A]
(C)

[B]
(C)

[A]: Model bensin


[B]: Model diesel

Pelepasan dan Pemasangan Relief valve


Model Bensin

Pelepasan
1) Tambahkan refrigerant dari sistem A/C dengan perlengkapan penambahan dan daur ulang dengan merujuk ke
“Penambahan” di Prosedur Operasi untuk Pengisian Refrigerant [7B-30] .
2) Lepaskan cover bawah mesin sisi kanan.
3) Lepaskan relief valve (1) dari kompresor (2).

7B-65
1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Gunakan O-ring baru.
• Berikan oli kompresor ke O-ring.
• Kencangkan relief valve sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Relief valve (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)
(a)

• Kosongkan dan isi sistem A/C dengan merujuk ke “Pengosongan” dan “Pengisian” di Prosedur Operasi untuk
Pengisian Refrigerant [7B-30] .

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut expansion valve 3.5 0.36 2.5
Pipa cairan dan baut selang suction 11 1.1 8.5
Sensor tekanan refrigerant A/C 11 1.1 8.5
Baut pemasangan kompresor menurut prosedur yang
23 2.3 17.0
ditentukan
Mur pelat armature 20 2.0 15
Relief valve 10 1.0 7.5

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Lokasi Komponen Utama Sistem A/C [7B-13]
Komponen Rangkaian Kompresor [7B-61]

7B-66
Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Oli kompresor Oli kompresor (DH-PS, 90 cc) —
Oli kompresor (SP10, 120 cc) —

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Lokasi Komponen Utama Sistem A/C [7B-13]
Komponen Unit HVAC [7B-41]

Special Tool
09913M84510 09990M06020
Bearing installer Manifold gauge set (R134a)
1.Manifold gauge 2.Selang
pengisian 3.Konektor cepat
4.Tap valve wadah
refrigerant 5.Sambungan T
wadah refrigerant
6.Packing set 7.Case
09990–86012 09991M06310
2
Detektor kebocoran gas 1
Armature plate holder
Kit ini terdiri dari item-item
berikut. 1. Detektor 5
kebocoran gas, 2. Buku
petunjuk, 3. Filter, 4. Sensor, 3 4
5. Battery sel kering (ukuran
D)

7B-67
Pengaman
Bab 8

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan .............................................................................................................................................. 8-2
Tindakan Pencegahan pada Pengaman.................................................................................................................. 8-2

8-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan pada Pengaman
Peringatan Air Bag
Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Peringatan Pengencang
Lihat Peringatan Pengencang [00-15] .

Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan


Lihat Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan [8A-2] .

Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sistem Air Bag


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] .

Tindakan Pencegahan pada Penanganan dan Penyimpanan Komponen Air Bag


Lihat Tindakan Pencegahan pada Penanganan dan Penyimpanan Komponen Sistem Air Bag [8B-4] .

Tindakan Pencegahan pada Pembuangan Air Bag dan Pretensioner Sabuk Keselamatan
Lihat Tindakan Pencegahan pada Pembuangan Air Bag dan Pretensioner Sabuk Keselamatan [8B-8] .

Tindakan penegahan untuk pemasangan wiring harness


Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah elektrik.

8-2
Pengaman
Bab 8A

Sabuk Keselamatan
Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 8A-2
Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan ..............................................................8A-2
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 8A-3
Konstruksi Sabuk Keselamatan .............................................................................................................................8A-3
Informasi dan Prosedur Diagnosa........................................................................................................................ 8A-4
Pemeriksaan dan Perbaikan yang Diperlukan setelah Kecelakaan ......................................................................8A-4
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 8A-4
Komponen Sabuk Keselamatan Depan .................................................................................................................8A-4
Pemasangan dan Pelepasan Sabuk Keselamatan Depan ....................................................................................8A-5
Pemeriksaan Sabuk Keselamatan Depan .............................................................................................................8A-7
Komponen Sabuk Keselamatan Belakang.............................................................................................................8A-8
Pemasangan dan Pelepasan Sabuk Keselamatan Belakang................................................................................8A-9
Pemeriksaan Sabuk Keselamatan Belakang.......................................................................................................8A-10
Spesifikasi..............................................................................................................................................................8A-11
Spesifikasi Momen Pengencangan ...................................................................................................................... 8A-11

8A-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan
PERINGATAN:

Bila memerlukan penggantian sabuk keselamatan, ganti gasper dan sabuk keselamatan sekaligus. Hal ini
untuk memastikan penguncian tongue plate dengan buckle. Jika komponen-komponen ini diganti secara
invidual, maka kondisi penguncian tidak dapat diandalkan. Karena inilah, SUZUKI hanya akan mensuplai
buckle dan sabuk keselamatan pengganti dalam satu set.

Sebelum menservis atau mengganti sabuk keselamatan, jadikan item berikut ini sebagai acuan.
• Sabuk keselamatan harus normal relatif terhadap komponen strap retractor dan buckle.
• Jauhkan benda berujung tajam dan merusak dari sabuk keselamatan.
• Jangan menekuk atau merusak bagian manapun dari buckle dan latch plate sabuk keselamatan.
• Jangan merendam atau mencelup webbing sabuk keselamatan. (Gunakan hanya sabun yang tidak mengandung
zat kimia berbahaya dan air hangat kuku untuk membersihkannya.)
• Saat memasang baut anchor sabuk keselamatan, komponen tersebut harus dikencangkan menggunakan tangan
terlebih dahulu untuk menghindari cross-threading kemudian menggunakan torsi yang sesuai dengan spesifikasi.
• Jangan memperbaiki mekanisme atau penutup retraktor. Ganti assy yang cacat dengan komponen pengganti
yang baru.
• Sabuk keselamatan harus selalu bersih dan kering.
• Ganti komponen yang meragukan, bila ada.
• Ganti sabuk keselamatan yang sobek atau rusak.
• Jangan meletakkan benda apapun pada bukaan trim panel yang dilalui oleh webbing sabuk keselamatan.

8A-2
Uraian Umum
Konstruksi Sabuk Keselamatan

8
8

4
2 8

8
3

6
7 5

1. Sabuk keselamatan depan (dengan ELR dan 4. Buckle sabuk keselamatan depan 7. Sambungan anchor sabuk keselamatan
pretensioner) tengah
2. Sabuk keselamatan belakang (dengan ELR) 5. Buckle sabuk keselamatan depan 8. Retraktor
3. Sabuk lingkar tengah belakang 6. Buckle sabuk keselamatan depan

Sabuk Keselamatan dengan ELR


Sabuk keselamatan yang dilengkapi dengan Emergency Locking Retractor (ELR) dirancang agar dapat mengunci
seketika (untuk mencegah agar webbing tidak tertarik semakin jauh oleh retractor) saat setiap item di bawah ini
terdeteksi melebihi nilai set masing-masing.
• Kecepatan penarikan webbing oleh retractor.
• Akselerasi atau deselerasi kecepatan kendaraan.
• Inklinasi.

Sabuk Keselamatan dengan ELR dan Pretensioner


Sabuk keselamatan yang dilengkapi dengan ELR dan pretensioner memiliki mekanisme pretensioner yang
beroperasi selaras dengan air bag selain ELR yang telah disebutkan.
Pretensioner disatukan dalam retractor dan dikontrol oleh SDM sabagai salah satu komponen sistem air bag.
Pretensioner akan diaktifkan bersamaan dengan modul air bag pengemudi dan penumpang saat terjadi benturan di
bagian depan kendaraan yang melebihi spesifikasi.
Saat menservis sabuk keselamatan (retractor) dan pretensioner, pastikan Anda mengamati PERINGATAN dan
PERHATIAN dan Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3].

8A-3
PERHATIAN:

Jangan menggunakan kembali pretensioner (retractor) sabuk keselamatan yang telah diaktifkan. Ganti
dengan sabuk keselamatan dan buckle baru dalam satu set. Gunakan Pemeriksaan dan Perbaikan yang
Diperlukan setelah Kecelakaan [8B-65] sebagai referensi untuk prosedur pengecekan pretensioner sabuk
keselamatan setelah kecelakaan.

Pengingat Sabuk Keselamatan


Saat sabuk keselamatan pengemudi ’tidak dikencangkan, lampu reminder sabuk keselamatan memberitahukan
pengemudi bahwa sabuk keselamatan pengemudi ’ tidak dikencangkan. Lampu pengingat sabuk keselamatan
terletak pada combination meter.

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Pemeriksaan dan Perbaikan yang Diperlukan setelah Kecelakaan
Setelah kecelakaan, apakah pretensioner sabuk keselamatan telah diaktifkan atau tidak, pastikan Anda melakukan
pemeriksaan dan perbaikan seperti yang digambarkan pada Pemeriksaan dan Perbaikan yang Diperlukan setelah
Kecelakaan [8B-65].

Petunjuk Perbaikan
Komponen Sabuk Keselamatan Depan
PERINGATAN:

• Jangan pernah mencoba membongkar atau memperbaiki pretensioner (retraktor) sabuk keselamatan.
Jika ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.
• Bacalah Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan [8A-2] sebelum
memperbaiki dan mengamati setiap tindakan pencegahan selama perbaikan. Mengabaikan tindakan
pencegahan tersebut bisa menyebabkan cedera fisik atau tidak aktifnya pretensioner sabuk keselamatan
saat dibutuhkan.

8A-4
13
11 12
13

11 (a)

6 (b)
7 5

8 (a) 3

12 13 2

9 (a) 6 (a)
9 (a)

10 (a) 4

13

1. Sash guide 9. Baut anchor


: Kencangkan sash guide terlebih dahulu,
kemudian kencangkan baut anchor.
2. Plat anchor 10. Baut dudukan buckle
3. Retraktor 11. Baut sash guide
: Kencangkan sash guide dahulu, kemudian
kencangkan baut anchor.
4. Buckle 12. Spacer
5. Konektor (untuk pretensioner sabuk 13. Washer
keselamatan) (bila dilengkapi)
6. Baut dudukan retraktor : 43 N m (4,4 kgf-m, 31,7 lbf-ft)
7. Shoulder adjuster (bila dilengkapi) : 5,5 N m (0,56 kgf-m, 4,0 lbf-ft)
8. Baut shoulder adjuster
: Kencangkan baut atas dahulu, kemudian
baut yang lebih rendah.

Pemasangan dan Pelepasan Sabuk Keselamatan Depan


Referensi: Komponen Sabuk Keselamatan Depan [8A-4]

PERINGATAN:

• Jangan pernah mencoba membongkar atau memperbaiki retraktor (pretensioner sabuk keselamatan).
Jika ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.

8A-5
• Bacalah Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan [8A-2] sebelum
memperbaiki dan mengamati setiap tindakan pencegahan selama perbaikan. Mengabaikan tindakan
pencegahan tersebut bisa menyebabkan cedera fisik atau tidak aktifnya pretensioner sabuk keselamatan
saat dibutuhkan.

Pelepasan
1) Putuskan sambungan kabel negatif –pada battery.
2) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
3) Lepaskan trim bawah pilar tengah.  [9H-10]
4) Putuskan sambungan konektor (1) dari retraktor (pretensioner sabuk keselamatan) (2) seperti tahapan berikut ini.
a) Buka tombol kunci (3) dengan menariknya.
b) Setelah membuka, putuskan sambungan konektor.

5) Lepaskan sabuk keselamatan depan dari kendaraan.

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Sabuk Keselamatan Depan [8A-7]
Pasang dengan urutan yang berkebalikan dengan pelepasan, sesuai petunjuk berikut.
• Baut anchor sabuk keselamatan harus memiliki sebuah alur halus yang menyatu (7/16-20 UNF). Jangan
menggunakan baut metrik yang berbeda ukuran atau alur.
• Pasang retraktor dengan menyejajarkan locating pin (3) bodi kendaraan dengan lubang pemasangan (2).

• Kencangkan masing-masing baut sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.  [8A-4]


• Sambungkan konektor pretensioner sabuk keselamatan (1) dengan retraktor (pretensioner sabuk keselamatan)
dengan aman dengan tahapan di bawah ini.
a. Pastikan bahwa tombol kunci (2) dalam posisi tidak terkunci.
b. Masukkan konektor ke dalam retraktor (pretensioner sabuk keselamatan) hingga berhenti dengan tombol
kunci yang tidak terkunci (2).

8A-6
c. Kunci konektor dengan aman dengan memasukkan tombol kunci (2).

• Aktifkan sistem air bag.  [8B-69]

Pemeriksaan Sabuk Keselamatan Depan


Referensi: Pemasangan dan Pelepasan Sabuk Keselamatan Depan [8A-5]

PERINGATAN:

• Jangan pernah mencoba membongkar atau memperbaiki pretensioner (retraktor) sabuk keselamatan.
Jika ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.
• Bacalah Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan [8A-2] sebelum
memperbaiki dan mengamati setiap tindakan pencegahan selama perbaikan. Mengabaikan tindakan
pencegahan tersebut bisa menyebabkan cedera fisik atau tidak aktifnya pretensioner sabuk keselamatan
saat dibutuhkan.
• Jangan mengukur resistan pretensioner atau membongkarnya. Jika tidak, kemungkinan cedera bisa
terjadi.

PERHATIAN:

Jika pretensioner sabuk keselamatan (retraktor) terjatuh dari ketinggian 30 cm (1 ft) atau lebih, maka harus
diganti.

Sabuk keselamatan dan komponen yang terkait dapat mempengaruhi komponen dan sistem vital kendaraan.
Oleh karena itu, komponen-komponen tersebut harus diperiksa dengan cermat dan diganti hanya dengan suku
cadang asli.

Sabuk Keselamatan
• Webbing atau strap sabuk keselamatan harus bebas dari kerusakan.

Retraktor (dengan Pretensioner Sabuk Keselamatan)


1) Periksa retraktor dengan tahapan berikut ini.
8A-7
• Retraktor (1) harus mengunci webbing saat ditarik dengan cepat.
• Retraktor (1) harus mengunci webbing bahkan saat dimiringkan (sekitar 15) ke arah depan dan belakang
atau kanan dan kiri.
2) Periksa penampilan retraktor (1) bersama dengan pretensioner sabuk keselamatan secara visual untuk
memeriksa gejala-gejala berikut dan apabila ada, ganti dengan yang baru sebagai satu rangkaian.
• Pretensioner telah diaktifkan.
• Terdapat retakan pada pretensioner sabuk keselamatan (retraktor).
• Pretensioner sabuk keselamatan (retraktor) rusak atau terkena benturan kuat (misal: terjatuh).

Baut Anchor
• Baut anchor harus dipasang dengan momen yang sesuai spesifikasi.

Belt Latch
• Belt latch harus aman saat terkunci.

Switch Buckle Sabuk Keselamatan


Periksa hubungan switch sabuk keselamatan pengemudi menggunakan ohmmeter.

“1” “2”

[B]
“1” “2”
[A]

Unfastened

Fastened

[A]: Switch posisi sabuk [B]: Terminal


keselamatan

Komponen Sabuk Keselamatan Belakang


PERINGATAN:

Bacalah Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan [8A-2] sebelum memperbaiki
dan mengamati setiap tindakan pencegahan selama perbaikan.

8A-8
1 12 13

14

12 (a)

3
9 (a)

16 (a)
16 (a) 8

16 (a) 10 (a)

6
5
5 7

1. Sash guide 10. Baut anchor


: Kencangkan sash guide dan baut dudukan retraktor dahulu, kemudian
kencangkan baut anchor.
2. Plat anchor 11. KOSONG
3. Retraktor samping 12. Baut sash guide
: Kencangkan sash guide dahulu, kemudian kencangkan baut dudukan
retraktor samping.
4. Sabuk keselamatan tengah 13. Washer
5. Buckle sabuk keselamatan samping 14. Spacer
6. Lidah sabuk lingkar tengah 15. Baut dudukan retraktor tengah
7. Buckle sabuk lingkar tengah 16. Baut dudukan buckle
8. Sabuk keselamatan samping : 43 N m (4,4 kgf-m, 31,7 lbf-ft)

9. Baut dudukan retraktor samping


: Kencangkan sash guide dahulu, kemudian kencangkan baut
dudukan retraktor samping.

Pemasangan dan Pelepasan Sabuk Keselamatan Belakang


PERINGATAN:

Bacalah Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan [8A-2] sebelum memperbaiki
dan mengamati setiap tindakan pencegahan selama perbaikan.

Pelepasan
1) Lepaskan lapisan atas.  [9H-13]
2) Lepaskan C-pillar quarter trim.
8A-9
3) Lepaskan sabuk keselamatan belakang  [8A-8]

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Sabuk Keselamatan Belakang [8A-10]
Balik prosedur pelepasan untuk instalasi dengan memperhatikan hal berikut.
• Baut anchor sabuk keselamatan harus memiliki sebuah alur halus yang menyatu (7/16-20 UNF). Jangan
menggunakan sekrup metrik yang berbeda ukuran atau alur.
• Pasang retraktor samping (1) dengan menyejajarkan locating pin (3) bodi kendaraan dengan lubang
pemasangan (2).

• Pasang plat anchor sabuk keselamatan (1) tanpa menutupi locating convexity (2) seperti pada gambar.

• Pasang plat anchor buckle tengah(1) tanpa menutupi locating convexity (2) seperti pada gambar.

3 2 3 1

Pemeriksaan Sabuk Keselamatan Belakang


Referensi: Pemasangan dan Pelepasan Sabuk Keselamatan Belakang [8A-9]

PERINGATAN:

Bacalah Tindakan Pencegahan pada Diagnosis dan Servis Sabuk Keselamatan [8A-2] sebelum memperbaiki
dan mengamati setiap tindakan pencegahan selama perbaikan.

• Periksa sabuk keselamatan belakang dengan cara yang sama seperti pada Pemeriksaan Sabuk Keselamatan
Depan [8A-7] .

8A-10
Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
CATATAN:
Spesifikasi momen pengencangan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Sabuk Keselamatan Depan [8A-4]
Komponen Sabuk Keselamatan Belakang [8A-8]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

8A-11
Pengaman
Bab 8B

Sistem Air Bag


Pencegahan ............................................................................................................................................................ 8B-3
Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag..............................................................................................8B-3
Tindakan Pencegahan pada Penanganan dan Penyimpanan Komponen Sistem Air Bag ...................................8B-4
Tindakan Pencegahan pada Pembuangan Air Bag dan Pretensioner Sabuk Keselamatan .................................8B-8
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 8B-9
Uraian Umum Diagnosis Air Bag............................................................................................................................8B-9
Uraian Sistem Diagnosa On-Board........................................................................................................................8B-9
Konstruksi Sistem Air Bag......................................................................................................................................8B-9
Tabel Input / Output Sistem Air Bag .....................................................................................................................8B-10
Skema dan Diagram ..............................................................................................................................................8B-11
Diagram Blok Sistem Air Bag ............................................................................................................................... 8B-11
Diagram Sirkuit Perkabelan Sistem Air Bag......................................................................................................... 8B-11
Lokasi Komponen ................................................................................................................................................ 8B-13
Komponen Sistem Airbag, Perkabelan dan Lokasi Sambungan .........................................................................8B-13
Informasi dan Prosedur Diagnosis..................................................................................................................... 8B-14
Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag ..............................................................................................................8B-14
Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air Bag ......................................................................................................8B-15
Tabel DTC ............................................................................................................................................................8B-17
Pemeriksaan Lampu peringatan “AIR BAG” ........................................................................................................8B-18
Pemeriksaan DTC ................................................................................................................................................8B-19
Menghapus DTC ..................................................................................................................................................8B-19
Data Scan Tool .....................................................................................................................................................8B-20
Pemeriksaan Visual..............................................................................................................................................8B-21
Lampu Peringatan “AIR BAG”Menyala Stabil ......................................................................................................8B-21
Lampu Peringatan “AIR BAG”Menyala Stabil ......................................................................................................8B-23
Pemeriksaan Sirkit Serial Data Link.....................................................................................................................8B-24
DTC B1011:..........................................................................................................................................................8B-26
DTC B1013:..........................................................................................................................................................8B-26
DTC B1014:..........................................................................................................................................................8B-27
DTC B1016:..........................................................................................................................................................8B-27
DTC B1017:..........................................................................................................................................................8B-29
DTC B1021:..........................................................................................................................................................8B-29
DTC B1024 / B1025: ............................................................................................................................................8B-30
DTC B1026:..........................................................................................................................................................8B-31
DTC B1031:..........................................................................................................................................................8B-31
DTC B1032:..........................................................................................................................................................8B-34
8B-1
DTC B1033:..........................................................................................................................................................8B-36
DTC B1034:..........................................................................................................................................................8B-38
DTC B1041:..........................................................................................................................................................8B-40
DTC B1042:..........................................................................................................................................................8B-42
DTC B1043:..........................................................................................................................................................8B-44
DTC B1044:..........................................................................................................................................................8B-45
DTC B1051 / B1055: ............................................................................................................................................8B-47
DTC B1052 / B1056: ............................................................................................................................................8B-50
DTC B1053 / B1057: ............................................................................................................................................8B-52
DTC B1054 / B1058: ............................................................................................................................................8B-53
DTC B1071:..........................................................................................................................................................8B-55
DTC B1072:..........................................................................................................................................................8B-55
DTC B1073:..........................................................................................................................................................8B-56
DTC B1074:..........................................................................................................................................................8B-57
Pemeriksaan sirkuit Power Supply dan Sirkuit Ground SDM ..............................................................................8B-60
Pemeriksaan Kabel Contact Coil dan Sirkuitnya .................................................................................................8B-61
Pemeriksaan Koneksi yang Buruk dan Berulang.................................................................................................8B-63
Pemeriksaan dan Perbaikan yang Diperlukan setelah Kecelakaan ....................................................................8B-65
Petunjuk Perbaikan .............................................................................................................................................. 8B-68
Menon-aktifkan Sistem Air Bag ............................................................................................................................8B-68
Mengaktifkan Sistem Air Bag ...............................................................................................................................8B-69
Pelepasan dan Pemasangan SDM ......................................................................................................................8B-69
Pemeriksaan SDM ...............................................................................................................................................8B-71
Pelepasan dan Pemasangan Modul Air Bag (Inflator) Pengemudi......................................................................8B-71
Pemeriksaan Modul Air Bag (Inflator) Pengemudi ...............................................................................................8B-73
Pelepasan dan Pemasangan Modul Air Bag (Inflator) Penumpang ....................................................................8B-73
Pemeriksaan Modul Air Bag (Inflator) Penumpang..............................................................................................8B-76
Pelepasan dan Pemasangan Sensor Benturan Depan .......................................................................................8B-77
Pemeriksaan sensor benturan depan. .................................................................................................................8B-78
Pemasangan harness Perbaikan Modul Air Bag (Inflator) Penumpang ..............................................................8B-79
Pembuangan Modul Air Bag (Inflator) dan Pretensioner Sabuk Keselamatan ....................................................8B-81
Pembuangan Modul Air Bag (Inflator) Terbuka dan Pretensioner Sabuk Keselamatan Aktif ..............................8B-94
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 8B-95
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................8B-95
Special Tool dan Perlengkapan .......................................................................................................................... 8B-95
Penggunaan Special Tool.....................................................................................................................................8B-95
Special Tool ..........................................................................................................................................................8B-97

8B-2
Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag
PERINGATAN:

• Pengerjaan perbaikan teknis harus dimulai setidaknya 90 detik setelah kunci kontak diposisikan ke LOCK
dan kabel negatif diputuskan koneksinya dari battery. Jika tidak, maka sistem tersebut dapat diaktifkan
dengan energi cadangan di dalam Sensing and Diagnostic Module (SDM).
• Ketika melakukan servis pada atau di sekitar komponen sistem air bag atau wiring air bag, ikut prosedur
yang tercantum dalam Menon-aktifkan Sistem Air Bag [8B-68] untuk menonaktifkan sistem air bag
sementara.
Kelalaian mengikuti prosedur dapat menyebabkan kemungkinan aktivasi sitem air bag, cedera, atau
perbaikan sistem air bag yang tidak seharusnya.
• Jika sistem air bag dan sistem kendaraan lain sama-sama memerlukan perbaikan, MARUTI SUZUKI
menyarankan agar sistem air bag diperbaiki terlebih dahulu, guna membantu menghindari aktivasi
sistem air bag yang tidak diinginkan.
• Jangan mengubah roda kemudi, panel instrumen, atau komponen lainnya pada atau di sekitar komponen
sistem air bag. Perubahan dapat berdampak negatif bagi kinerja sistem air bag dan menyebabkan cedera.
• Pastikan mengikuti prosedur yang diuraikan dalam bab ini. Kelalaian mengikuti prosedur dapat
menyebabkan kemungkinan aktivasi sitem air bag, cedera, atau perbaikan sistem air bag yang tidak
seharusnya.

• Label PERINGATAN / PERHATIAN disertakan pada setiap komponen sistem air bag (SDM, modul air bag
(inflator) dan pretensioner sabuk keselamatan). Pastikan mengikuti petunjuk yang ada.
• Banyak prosedur servis mengharuskan pemutusan kabel battery negatif atau sekring “A/B” dari sirkuit inisiator
untuk menghindari terjadinya pengembangan secara tidak disengaja.
• Jangan mengalirkan energi listrik ke sistem air bag sebelum semua komponen disambungkankan koneksinya
atau diperlukan aliran diagnosis, karena hal ini akan memunculkan DTC.
• Jangan pernah menggunakan komponen air bag dari kendaraan lain.
• Jika kendaraan terpapar di suhu hingga lebih dari 93 °C (200 °F) (misalnya selama proses pengeringan), lepas
komponen sistem air bag terlebih dahulu guna menghindari kerusakan komponen atau aktivasi sistem yang tidak
diinginkan.
• Saat menangani modul air bag (inflator) (modul pengemudi dan penumpang), pretensioner sabuk keselamatan
(modul pengemudi dan penumpang), SDM atau forward impact-sensor, hati-hati jangan sampai menjatuhkannya
atau terbentur. Jika terjadi benturan yang terlalu kuat (mis., SDM, forward impact-sensor jatuh, modul air bag
(inflator) jatuh dari ketinggian 90 cm (3 kaki) atau lebih, pretensioner sabuk keselamatan (retractor assembly)
jatuh dari ketinggian 30 cm (1 kaki) atau lebih), jangan dibongkar, tetapi ganti dengan yang baru.
• Ketika menggunakan pengelasan listrik, pastikan melepas semua konektor modul air bag (inflator) (modul
pengemudi dan penumpang) dan konektor pretensioner sabuk keselamatan (modul pengemudi dan penumpang)
secara berurutan.

8B-3
• Ketika mengecat komponen di sekitar sistem air bag, berhati-hatilah jangan sampai semprotan cat mengenai
harness atau konektor.
• Jangan pernah memapar suku cadang komponen sistem air bag secara langsung ke udara panas
(mengeringkan atau memanaskan kendaraan setelah pengecatan) atau api.

Tindakan Pencegahan pada Penanganan dan Penyimpanan Komponen Sistem Air Bag
SDM

PERINGATAN:

Jangan menghidupkan sistem air bag ketika SDM tidak terpasang kuat pada kendaraan. Jika tidak,
kemungkinan cedera bisa terjadi.

PERHATIAN:

Setelah mendeteksi benturan sekali untuk memenuhi persyaratan pembukaan, SDM tidak boleh digunakan.
Lihat Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14] saat memeriksa SDM.

• Jangan membongkar SDM.


• Ketika menyimpan SDM, pilih tempat yang tidak bersuhu tinggi maupun sangat lembab dan jauhkan dari minyak,
air, atau debu.

• Jika SDM pernah jatuh, ganti dengan yang baru.


• Jika komponen pemasangan SDM rusak, perbaiki komponen tersebut sebelum dipasang kembali.
• Semua pengencang SDM dan braket dudukan harus diputar dengan hati-hati dan panah harus diarahkan ke
depan kendaraan untuk memastikan pengoperasian sistem air bag yang benar.

Modul Air Bag (Inflator) Aktif (Tidak terbuka)


Hati-hati ketika menangani dan menyimpan modul air bag (inflator) aktif (tidak terbuka).

8B-4
Terbentuknya gas yang sangat cepat selama pengembangan air bag dapat menyebabkan modul air bag (inflator)
atau objek di depan modul air bag (inflator) terlempar ke udara secara tidak sengaja.

PERINGATAN:

Jangan pernah mencoba untuk mengukur resistan modul air bag (inflator) (modul pengemudi dan
penumpang). Hal ini sangat berbahaya karena arus listrik yang mengalir dari tester tersebut dapat membuka
air bag tersebut.

• Jangan pernah membongkar modul air bag (inflator).


• Jika ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.
• Ketika terjadi abnormalitas pada modul air bag (inflator) aktif (tidak terbuka), pastikan membukanya sebelum
dibuang.
• Ketika grease, bahan pembersih, minyak, air, dsb. mengenai modul air bag (inflator) (pengemudi dan
penumpang), bersihkan segera dengan kain kering.
• Jika modul air bag (inflator) terjatuh dari ketinggian 90 cm (3 ft) atau lebih, maka harus diganti dengan yang baru
sebagai satu rangkaian.

PERINGATAN:

• Untuk menangani atau menyimpan modul air bag (inflator) aktif, pilih tempat dengan suhu di bawah 65 °C
(65,56 °C), yang tidak memiliki kelembaban tinggi dan jauh dari gangguan elektrik.
• Ketika membawa modul modul air bag (inflator) aktif, pastikan bahwa bukaan kantung tersebut jauh dari
Anda. Pada kasus pengaktifan tak disengaja, kantung tersebut akan aktif dengan kemungkinan cedera
minimal. Jangan pernah membawa modul air bag (inflator) dengan kabel atau konektor di sisi bawah
modul tersebut.
Jika tidak, kemungkinan cedera bisa terjadi.

8B-5
PERINGATAN:

Ketika meninggalkan atau menyimpan modul air bag (inflator) aktif tanpa terjaga di bangku atau permukaan
lain, pastikan kantungnya (trim cover) menghadap ke atas.
Juga dilarang menaruh sesuatu di atas trim cover atau modul air bag (inflator).
Oleh karena itu diperlukan ruang bebas untuk memungkinkan air bag tersebut membesar ketika terjadi
pengaktifan yang tidak disengaja.
Jika tidak, kemungkinan cedera bisa terjadi.

Pretensioner Sabuk Keselamatan Aktif (Tidak Diaktifkan)


Hati-hati ketika menangani dan menyimpan pretensioner sabuk keselamatan aktif (tidak diaktifkan).
Selain itu, ketika pretensioner sabuk keselamatan aktif, gas akan terbentuk dan sabuk keselamatan (1) ditarik ke
dalam retraktor assy. (2) dengan cepat.
Oleh karena itu, perhatikan bahwa jika tiba-tiba aktif, pretensioner sabuk keselamatan dan objek lain di sekitarnya
mungkin akan terlempar ke udara

PERINGATAN:

Jangan pernah mencoba mengukur resistan pretensioner sabuk keselamatan. Hal ini sangat berbahaya
karena arus listrik yang mengalir dari tester dapat mengaktifkan pretensioner.

8B-6
• Jangan pernah mencoba membongkar pretensioner (retraktor assy.) sabuk keselamatan.
• Jika ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.
• Ketika terjadi abnormalitas pada pretensioner sabuk keselamatan aktif (tidak diaktifkan), pastikan
mengaktifkannya sebelum dibuang.
• Ketika grease, bahan pembersih, minyak, air, dsb. mengenai pretensioner sabuk keselamatan (retractor
assembly), bersihkan segera dengan kain kering.
• Jika pretensioner sabuk keselamatan terjatuh dari ketinggian 30 cm (1ft) atau lebih, maka harus diganti dengan
yang baru sebagai satu rangkaian.

PERINGATAN:

• Untuk menangani dan menyimpan pretensioner sabuk keselamatan aktif, pilih tempat dengan suhu di
bawah 65 °C (150 °F), yang tidak memiliki kelembaban tinggi dan jauh dari gangguan elektrik.
• Jangan pernah membawa pretensioner sabuk keselamatan di bagian web.
• Ketika meletakkan pretensioner sabuk keselamatan pada meja kerja atau permukaan lain, pastikan tidak
meletakkannya dengan lubang exhaust menghadap (1) ke bawah. Anda juga dilarang meletakkan sesuatu
di depan lubang exhaust atau meletakkan pretensioner sabuk keselamatan di atas pretensioner lain.
Jika tidak, kemungkinan cedera bisa terjadi.

Modul Air Bag (Inflator) Terbuka dan Pretensioner Sabuk Keselamatan Aktif

PERINGATAN:

• Modul air bag (inflator) dan pretensioner sabuk keselamatan sesaat setelah mengembang/aktivasi akan
sangat panas Tunggu paling tidak selama 30 menit untuk mendinginkannya sebelum melanjutkan ke
tahap pekerjaan berikutnya.
• Jangan menyiramkan air, oli, dll. pada modul air bag (inflator) yang terbuka dan pretensioner sabuk
keselamatan yang aktif.

8B-7
• Setelah modul air bag (inflator) sudah digunakan, permukaan air bag tersebut dapat mengandung residu
berbubuk. Bubuk ini terutama mengandung tepung jagung (digunakan untuk melumasi kantung saat
menggembung) dan hasil ikutan dari reaksi kimia. Seperti pada sebagian besar prosedur perbaikan,
sarung tangan dan kacamata pengaman harus dikenakan.
• Cuci tangan anda dengan sabun dan air setelah selesai bekerja.

Lihat prosedur yang dijelaskan pada Pembuangan Modul Air Bag (Inflator) Terbuka dan Pretensioner Sabuk
Keselamatan Aktif [8B-94] tentang pembuangan.

Harness Kabel dan Konektor Air Bag


Harness kabel air bag meliputi harness utama (1), harness panel instrumen (4) dan harness lantai (3). Harness
kawat air bag dapat dikenali dengan mudah karena bagian dari sisi konektor harness kabel ditutupi dengan tabung
atau pita pelindung berwarna kuning. Hati-hati saat menanganinya.
• Ketika ditemukan lubang di harness kabel air bag, harness kabel, konektor atau terminal rusak, gantilah dengan
harness kabel, konektor atau terminal baru dalam satu pasang.
• Ketika memasangnya, hati-hati agar harness kabel air bag tidak terlilit atau bersinggungan dengan bagian
lainnya.
• Pastikan titik grounding (2) sistem air bag dalam keadaan bersih dan ground telah dipasang dengan kuat untuk
sambungan logam ke logam secara sempurna. Grounding yang buruk dapat menyebabkan masalah yang sulit
didiagnosa.
4

Tindakan Pencegahan pada Pembuangan Air Bag dan Pretensioner Sabuk Keselamatan
Jangan membuang modul air bag (inflator) aktif (tidak terbuka) dan pretensioner sabuk keselamatan aktif (tidak
diaktifkan).
Ketika perlu dibuang, pastikan mengembangkan/mengaktifkan air bag dan pretensioner sabuk keselamatan sesuai
dengan prosedur pengembangan /aktivasi yang dijelaskan pada Pembuangan Modul Air Bag (Inflator) dan
Pretensioner Sabuk Keselamatan [8B-81].

PERINGATAN:

Kelalaian mengikuti prosedur pembuangan modul air bag (inflator) dan pretensioner sabuk keselamatan
secara benar dapat menyebabkan pengembangan air bag dan aktivasi pretensioner yang dapat
menyebabkan cedera. Modul Air bag (inflator) yang tidak tidak terbuka dan pretensioner sabuk keselamatan
yang tidak aktif tidak boleh dibuang lewat secara normal.

8B-8
Modul air bag (inflator) yang tidak mengembang dan pertensioner sabuk keselamatan yang tidak aktif
mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit parah atau cedera jika kontainer yang tertutup rusak
selama pembuangan.

Uraian Umum
Uraian Umum Diagnosis Air Bag
Sistem Air Bag pada kendaraan ini dikendalikan oleh SDM. SDM memiliki sistem diagnosis on-board yang mampu
mendeteksi malfungsi pada sistem ini. Ketika mendiagnosis gangguan, pastikan Anda memahami sepenuhnya
uraian dari Uraian Sistem Diagnosa On-Board [8B-9], dan menjalankan diagnosis sesuai dengan Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air bag [8B-14] .

Uraian Sistem Diagnosa On-Board


SDM melakukan on-board diagnosis (diagnosis otomatis) pada sistem dan mengoperasikan lampu peringatan (1)
“AIR BAG” sebagai berikut.
• Lampu peringatan “AIR BAG” akan menyala selama 6 detik setelah kontak diubah pada posisi ON. Lampu ini
merupakan pemeriksaan awal sistem “AIR BAG”.
• Jika area yang dimonitor oleh SDM bebas masalah setelah lampu peringatan “AIR BAG” menyala selama 6 detik,
maka lampu peringatan “AIR BAG” akan padam.
• Ketika SDM mendeteksi gangguan yang terjadi pada area yang dimonitor, maka lampu peringatan “AIR BAG”
akan menyala ketika kontak pada posisi ON untuk memperingatkan pengemudi tentang masalah tersebut dan
pada saat yang sama menyimpan area gangguan secara tepat pada memori di dalam SDM.

Konstruksi Sistem Air Bag


Sistem air bag pada model ini adalah sistem air bag 4-channel yang terdiri dari komponen sebagai berikut.
• Modul driver air bag (inflator) pengemudi dan penumpang
• Pretensioner sabuk keselamatan pengemudi dan penumpang
• Forward impact sensor
• SDM
Dengan sistem air bag yang mencakup air bag bagian depan baik untuk pengemudi’ maupun penumpang’ dan juga
pretensioner sabuk keselamatan, lekukan sabuk keselamatan akan diluruskan (untuk sabuk keselamatan dengan
pretensioner), modul air bag (inflator) pengemudi terbuka dari tengah kolom pengemudi dan modul air bag (inflator)
penumpang dari atas panel instrumen di depan kursi penumpang pada saat terjadi benturan dari depan dengan
dampak yang lebih besar dari nilai tertentu untuk menambah perlindungan yang diberikan oleh sabuk keselamatan
pengemudi dan penumpang.
Untuk rincian input / output sistem air bag, silahkan lihat pada Tabel Input / Output Sistem Air Bag [8B-10].

8B-9
1. Air bag pengemudi
2. Air bag penumpang
3. Pretensioner sabuk
keselamatan

Sistem air bag dirancang untuk diaktifkan hanya pada saat benturan hebat dari depan “a”. Air bag tidak dirancang
untuk diaktifkan karena benturan dari belakang, samping, terguling, atau benturan ringan dari depan dan samping,
karena tidak menawarkan perlindungan dari kecelakaan seperti itu.

"a"

Tabel Input / Output Sistem Air Bag


OUTPUT
(perlengkapan Air bag Air bag
Pretensioner Pretensioner
mengembang (inflator) (inflator)
sabuk sabuk
& aktivasi) module module
INPUT pengemudi penumpang
pengemudi penumpang
(sinyal sensor)

X-Y G Sensor
(longitudinal / lateral
akselerasi) pada SDM

Sensor forward impact

8B-10
Skema dan Diagram
Diagram Blok Sistem Air Bag
INPUT OUTPUT
SDM

Air Bag Module pengemudi


Pengem
Safing Power Driver bang
Voltase Battery DC / DC Converter
/ Back Up Capacitor Air Bag Module penumpang
Air Bag
Bag dan
Preten-
Pretensioner sabuk pengemudi
tioner
sabuk
Pengemudi
Pretensioner sabuk penumpang
X-Y G sensor
(Longitudinal /
Lateral Akselerasi)

Sensor Forward Impact


Main CPU

Diagram Sirkuit Perkabelan Sistem Air Bag


7 20
19 L376 G343 G347 S172
8 22
21
9 GRN/RED GRN/RED
L04-6
30
10 G240
11 G GRN GRN
X L04-5
Y

WHT/RED YEL/BLK G259


WHT RED/BLK BLU/RED BLU/RED
L04-7
23
WHT G271 YEL/RED YEL/RED
G272 31 L04-8
E324

1 L313 L283
3
YEL/BLK
4 L04-12 GRN/ORN
L04-2
G273
GRN 24
5 RED
L04-10 32 GRN/YEL
L04-1
+BB 6
12
33 L285
YEL
L04-16
BLU/ORN
G04 L04-3
PPL/WHT 25
L04-17 BLU/YEL
L04-4
2

E388 L372
E40 ORN ORN
L04-22
16
PNK/BLK PNK/BLK
L04-23

[A]: Shorting bar 9. Lampu peringatan “AIR BAG” 23. Modul driver air bag (inflator)
1. Kunci Kontak 10. CPU 24. Pretensioner sabuk keselamatan
pengemudi
2. Junction block assy. 11. Sirkuit antar muka 25. Pretensioner sabuk keselamatan
penumpang

8B-11
3. Sekring “RADIO” 12. Data link connector (DLC) 30. X-Y-G (akselerasi longitudinal /lateral)
4. Sekring “MTR” 16. Forward impact sensor 31. Safing power driver
5. Sekring “A/B” 19. Sekring Utama 32. Konverter DC / DC
6. BCM 20. SDM 33. Kapasitor cadangan
7. Combination meter 21. Contact coil assy.
8. Power supply 22. Modul driver air bag (inflator)

Susunan terminal SDM (Tampilan A)

1 2 3 4 5 6 7 8
A 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Konektor SDM “L04” (YEL)

Konektor “L04”

Terminal Sirkuit Terminal Sirkuit


Pretensioner sabuk keselamatan pengemudi
L04-1 L04-9 Ground

Pretensioner sabuk keselamatan pengemudi
L04-2 L04-10 Sumber Daya
(+)
Pretensioner sabuk keselamatan penumpang
L04-3 L04-12 Lampu peringatan
(+)
Pretensioner sabuk keselamatan penumpang
L04-4 L04-16 Sinyal pembukaan airbag
(–)
L04-5 Airbag Depan Pengemudi– L04-17 Scan tool data serial
Sensor samping airbag depan pengemudi
L04-6 Airbag Depan Pengemudi(+) L04-22
(+)
L04-7 Airbag Depan penumpang (+) L04-23 Sensor samping airbag depan pengemudi –
L04-8 Airbag penumpang depan –

8B-12
Lokasi Komponen
Komponen Sistem Airbag, Perkabelan dan Lokasi Sambungan
B

2 3

16

B
7
A

15

91

14
18
17
13 8

12

A: Combination meter 7. Contact coil assy. 16. Harness air bag pada harness
panel instrumen
B: Roda kemudi 8. Forward impact sensor 17. Harness air bag pada harness
lantai
1. Lampu peringatan “AIR BAG” 12. SDM 19. Ground untuk sistem air bag

8B-13
2. Modul driver air bag (inflator) 13. Pretensioner sabuk
keselamatan
3. Penutup air bag penumpang 14. Sekering “A/B” pada junction
block assy.
4. Modul driver air bag (inflator) 15. Harness air bag pada harness
utama

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag
PERINGATAN:

• Untuk menghindari pembukaan ketika melakukan perbaikan sistem air bag, jangan menggunakan
peralatan penguji kelistrikan seperti voltmeter, ohmmeter, dll. berdaya battery atau AC, atau semua jenis
perlengkapan kelistrikan selain dari yang ditentukan di dalam buku pedoman ini. Jangan menggunakan
alat uji jenis tanpa daya.
Instruksi pada buku pedoman ini harus diikuti secara cermat, atau akan dapat menyebabkan cedera.
• Pengerjaan perbaikan teknis harus dimulai setidaknya 90 detik setelah kunci kontak diposisikan ke LOCK
dan kabel negatif diputuskan koneksinya dari battery. Jika tidak, maka sistem tersebut dapat diaktifkan
dengan energi cadangan di dalam Sensing and Diagnostic Module (SDM).

PERHATIAN:

• Urutan diagnosa DTC sangat penting. Kelalaian mendiagnosa DTC sesuai dengan urutan yang telah
ditentukan akan menyebabkan waktu diagnosa yang lebih lama, diagnosis yang salah dan penggantian
komponen yang salah.
• Ketika pengukuran resistan atau voltase diperlukan pada alur kerja, gunakan alat uji dengan adapter
terminal yang benar dari alat khusus (Connector test adapter kit).l
• Ketika diperlukan pemeriksaan sambungan, lihat Pemeriksaan Koneksi yang Buruk dan Berulang [8B-63].
• Jika ditemukan kerusakan pada sirkuit putus pada harness kabel air bag, konektor atau terminal rusak,
gantilah harness kabel, konektor dan terminal baru dalam satu pasang.

Prosedur diagnostik yang digunakan telah dirancang untuk menemukan dan memperbaiki malfungsi pada sistem air
bag.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, penting sekali menggunakan alur diagnosis dan mengikuti urutan sebagai
berikut.
1) Lakukan Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air Bag [8B-15] .
(Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air Bag [8B-15] harus merupakan titik awal dari semua diagnosis sistem air
bag.
Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air Bag [8B-15] memeriksa operasi lampu peringatan “AIR BAG” dengan
benar lewat lampu peringatan “ AIR BAG ” dan apakah ada DTC air bag atau tidak.)
2) Lihat alur diagnostik yang benar seperti dianjurkan oleh Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air Bag [8B-15].

8B-14
(Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air Bag [8B-15] akan memandu anda pada alur diagnosa yang benar untuk
semua malfungsi sistem air bag. Melewatkan prosedur ini dapat menyebabkan waktu diagnosis yang lebih lama,
diagnosis yang tidak tepat, dan penggantian suku cadang yang tidak perlu.)
3) Ulangi Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air Bag [8B-15] setelah melakukan perbaikan atau prosedur
diagnostik.
(Melakukan Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air Bag [8B-15] setelah semua prosedur perbaikan atau
diagnostik akan memastikan bahwa perbaikan telah dilakukan dengan benar dan tidak lagi terdapat malfungsi.)

Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air Bag


PERHATIAN:

• Pastikan melakukan Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14] sebelum memulai diagnosa
berdasarkan masing-masing alur.
• Ketika pengukuran resistan atau voltase diperlukan pada alur kerja, gunakan alat uji dengan adapter
terminal yang benar dari alat khusus (Connector test adapter kit).l
• Ketika diperlukan pemeriksaan sambungan, lihat Pemeriksaan Koneksi yang Buruk dan Berulang [8B-63].
• Jika ditemukan kerusakan pada sirkuit putus pada harness kabel air bag, konektor atau terminal rusak,
gantilah harness kabel, konektor dan terminal baru dalam satu pasang.

Langkah Tindakan YA TIDAK


YA TIDAK

1 Pemeriksaan, pencatatan dan menghapus Cetak DTC atau tulis, lalu Ke Langkah 3.
DTC  hapus dengan merujuk
1) Periksa DTC (sekarang dan sebelumnya) ke Menghapus DTC [8B-
dengan melihat pada Pemeriksaan DTC 19] dan lanjutkan ke
[8B-19], Pencatatan dan Jarak Bebas. Langkah 2.
Ada DTC?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan visual  Perbaiki atau ganti part Ke Langkah 4.


1) Lakukan pemeriksaan visual.  [8B-21] yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 9.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan visual  Perbaiki atau ganti part Ke Langkah 5.


1) Lakukan pemeriksaan visual.  [8B-21] yang rusak, dan lanjutkan
ke Langkah 9.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan tanda benturan  Periksa dan ganti Ke Langkah 5.


1) Periksa bodi kendaraan akan tanda-tanda komponen sesuai dengan
benturan. Pemeriksaan dan
Apakah ada tanda-tanda benturan? Perbaikan yang
Diperlukan setelah
Kecelakaan [8B-65], dan
lanjutkan ke Langkah 5.
YA TIDAK

5 Pemeriksaan tanda benturan  Periksa dan ganti Ke Langkah 9.


1) Periksa bodi kendaraan akan tanda-tanda komponen sesuai dengan
benturan. Pemeriksaan dan
Apakah ada tanda-tanda benturan? Perbaikan yang
Diperlukan setelah
Kecelakaan [8B-65], dan
lanjutkan ke Langkah 9.

8B-15
YA TIDAK

6 Pemeriksaan kembali dan pencatatan DTC Ke Langkah 7. Ke Langkah 8.



1) Periksa kembali DTC.  [8B-19]
Ada DTC?
YA TIDAK

7 Memperbaiki DTC  Ke Langkah 9. Periksa dan perbaiki part


1) Periksa dan perbaiki sesuai alur diagram yang rusak, dan lanjutkan
DTC yang berlaku. ke Langkah 9.
Apakah pemeriksaan dan perbaikan
selesai?
YA TIDAK

8 Pemeriksaan masalah sesaat  Perbaiki atau ganti part Ke Langkah 9.


1) Periksa apakah ada masalah yang rusak, dan lanjutkan
sesaat/berulang dengan merujuk ke ke Langkah 9.
“Pemeriksaan Masalah Sesaat/Berulang”.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

9 Uji konfirmasi akhir  Ke Langkah 6. Selesai.


1) Hapus DTC, jika ada.
2) Jalankan uji konfirmasi akhir. 
Ada gejala masalah, DTC atau kondisi
abnormal?

Langkah 1: Pemeriksaan, Pencatatan, dan Penghapusan DTC


Pertama, periksa DTC, dengan melihat Pemeriksaan DTC [8B-19] Jika DTC ada, cetak atau tulis lalu hapus dengan
merujuk pada Menghapus DTC [8B-19] . DTC mengindikasikan malfungsi yang terjadi di dalam sistem namun tidak
menunjukkan apakah malfungsi itu terjadi saat ini atau dulu dan kondisi normal telah dikembalikan saat ini. Untuk
memeriksa kasus mana yang berlaku, periksa kembali DTC sesuai dengan Langkah 6.
Upayakan mendiagnosa masalah berdasarkan pada DTC pada langkah ini saja atau kegagalan melalui DTC pada
langkah ini akan menyebabkan diagnosis yang salah, diagnosis masalah sirkuit normal atau kesulitan perbaikan.

Langkah 2 dan 3: Pemeriksaan Visual


Sebagai langkah awal, pastikan menjalankan pemeriksaan visual atas item-item yang mendukung ketepatan ungsi
ABS.  [8B-21]

Langkah 4 dan 5: Pemeriksaan tanda benturan


Sebagai langkah awal, pastikan melakukan pemeriksaan tanda benturan pada bodi kendaraan.  [8B-65]

Langkah 6: Periksa kembali dan Catat DTC


Lihat Pemeriksaan DTC [8B-19] untuk prosedur pemeriksaan.

Langkah 7: Perbaikan DTC (Lihat masing-masing Alur Diagnosis DTC)


Berdasarkan DTC yang terlihat di Langkah 6 dan dengan merujuk pada alur diagnosis DTC yang digunakan, cari
penyebab gangguan, apakah di dalam sensor, saklar, harness kabel, konektor, modul air bag (inflator), SDM atau
suku cadang lain dan perbaiki atau ganti suku cadang yang rusak.

Langkah 8: Pemeriksaan Masalah Sesaat/Berulang


Periksa part tempat masalah sesaat/berulang mudah terjadi (misalnya harness kabel, konektor, dll.), dengan merujuk
pada Pemeriksaan Koneksi yang Buruk dan Berulang [8B-63] dan sirkuit DTC terkait, yang direkam pada Langkah 1.

Langkah 9: Uji Konfirmasi Akhir


Pastikan gejala masalah telah hilang dan ABS bebas dari semua kondisi abnormal. Jika perbaikan yang dilakukan
terkait dengan DTC, hapus DTC sekali, periksa DTC dan pastikan bahwa tidak ada DTC yang tampil.

8B-16
Tabel DTC
SDM DTC

Mendeteksi item Mendeteksi keadaan Area Masalah


DTC No. (DTC akan menyala ketika
mendeteksi)
B1011 SDM memiliki kode ID yang
Kesalahan SDM assy. • SDM
 [8B-26] tidak konsisten.
B1013  [8B-
Kegagalan internal SDM Kegagalan internal SDM. • SDM
26]
• Sirkuit lampu peringatan
Sirkuit lampu peringatan “AIR
B1014  [8B- Kegagalan sirkuit lampu “AIR BAG”
BAG” terhubung dengan ground,
27] peringatan “AIR BAG” • Combination meter
ke power supply atau terbuka.
• SDM
B1016  [8B- Voltase power supply terlalu Voltase power supply lebih dari
27] tinggi kisaran yang ditentukan. • Sistem Pengisian
B1017  [8B- Voltase power supply terlalu Voltase power supply kurang • SDM
29] rendah dari kisaran yang ditentukan.
Jika DTC ini telah mencatat
meski air bag belum
mengembang
B1021  [8B- Catatan pengembangan air Pengembangan air bag depan
• SDM
29] bag depan telah dicatat pada SDM.
• Modul air bag Pengemudi
dan/atau Penumpang
• Sirkuit Inisiator.
Jika DTC ini telah mencatat
meski pretensioner belum
diaktifkan
Aktivasi pretensioner sabuk
B1026  [8B- Catatan aktivasi pretensioner • SDM
keselamatan telah dicatat pada
31] sabuk keselamatan • Pretensioner sabuk
SDM.
keselamatan pengemudi
dan/atau penumpang
• Sirkuit Inisiator.
Resistan sirkuit air bag
B1031  [8B- Resistan tinggi pada sirkuit air
pengemudi melebihi kisaran • Sirkuit air bag pengemudi
31] bag pengemudi
yang ditentukan. • Contact coil assy.
Resistan sirkuit air bag • Modul air bag pengemudi
B1032  [8B- Resistan rendah pada sirkuit • SDM
pengemudi kurang dari kisaran
34] air bag pengemudi
yang ditentukan.
B1033  [8B- Sirkuit air bag pengemudi Sirkuit air bag pengemudi telah
36] terhubung ke ground terhubung ke ground. • Sirkuit air bag pengemudi
• Contact coil assy.
B1034  [8B- Sirkuit air bag pengemudi Sirkuit air bag pengemudi telah • SDM
38] terhubung ke power supply terhubung ke power supply.
Resistan sirkuit air bag
B1041  [8B- Resistan tinggi pada sirkuit air
penumpang melebihi kisaran
40] bag penumpang • Sirkuit air bag penumpang
yang ditentukan.
• Modul air bag penumpang
Resistan sirkuit air bag • SDM
B1042  [8B- Resistan rendah pada sirkuit
penumpang kurang dari kisaran
42] air bag penumpang
yang ditentukan.
B1043  [8B- Sirkuit air bag penumpang Sirkuit air bag penumpang telah
44] terhubung ke ground terhubung ke ground. • Sirkuit air bag penumpang
B1044  [8B- Sirkuit air bag penumpang Sirkuit air bag penumpang telah • SDM
45] terhubung ke power supply terhubung ke power supply.

8B-17
Resistan sirkuit pretensioner
Resistan tinggi pada sirkuit
B1051  [8B- sabuk keselamatan pengemudi
pretension sabuk keselamatan • Sirkuit pretensioner sabuk
47] melebihi kisaran yang
pengemudi keselamatan pengemudi
ditentukan.
• Pretensioner sabuk
Resistan sirkuit pretensioner keselamatan pengemudi
Resistan rendah pada sirkuit
B1052  [8B- sabuk keselamatan pengemudi • SDM
pretensioner sabuk
50] kurang dari kisaran yang
keselamatan pengemudi
ditentukan.
Sirkuit pretensioner sabuk Sirkuit pretensioner sabuk
B1053  [8B-
keselamatan pengemudi keselamatan pengemudi telah
52] • Sirkuit pretensioner sabuk
terhubung ke ground. terhubung ke ground.
keselamatan pengemudi
Sirkuit pretensioner sabuk Sirkuit pretensioner sabuk • SDM
B1054  [8B-
keselamatan pengemudi keselamatan pengemudi telah
53]
terhubung ke power supply terhubung ke power supply.
Resistan sirkuit pretensioner
Resistan tinggi pada sirkuit
B1055  [8B- sabuk keselamatan penumpang
pretensioner sabuk • Sirkuit pretensioner sabuk
47] melebihi kisaran yang
keselamatan penumpang keselamatan penumpang
ditentukan.
• Pretensioner sabuk
Resistan sirkuit pretensioner keselamatan penumpang
Resistan rendah pada sirkuit
B1056  [8B- sabuk keselamatan penumpang • SDM
pretensioner sabuk
50] kurang dari kisaran yang
keselamatan penumpang
ditentukan.
Sirkuit pretensioner sabuk Sirkuit pretensioner sabuk
B1057  [8B-
keselamatan penumpang keselamatan penumpang telah
52] • Sirkuit pretensioner sabuk
terhubung ke ground terhubung ke ground.
keselamatan penumpang
Sirkuit pretensioner sabuk Sirkuit pretensioner sabuk • SDM
B1058  [8B-
keselamatan penumpang keselamatan penumpang telah
53]
terhubung ke power supply terhubung ke power supply.
• Sensor benturan depan
Sensor benturan depan
pengemudi
kegagalan sensor benturan pengemudi telah berkomunikasi
B1071 [8B-55] • Sirkuit sensor benturan
depan pengemudi namun tanpa tanggapan atau
depan pengemudi
kode ID tidak konsisten.
• SDM
Data komunikasi sensor Sensor benturan depan • Sensor benturan depan
B1072  [8B-
benturan depan pengemudi pengemudi berkomunikasi pengemudi
55]
tidak valid dengan data yang tidak valid. • SDM
Sirkuit sensor benturan depan Sirkuit sensor benturan depan • Sensor benturan depan
B1073  [8B-
pengemudi terhubung ke pengemudi telah terhubung ke pengemudi
56]
ground ground • Sensor benturan depan
Sirkuit sensor benturan depan pengemudi
B1074  [8B- Sirkuit sensor benturan depan • sirkuit
pengemudi telah terhubung ke
57] pengemudi putus • SDM
power supply atau putus.

Pemeriksaan Lampu peringatan “AIR BAG”


1) Putar kontak ke posisi ON dan periksa apakah lampu peringatan (1) “AIR BAG” tetap menyala selama 6 detik.
Jika lampu peringatan tetap menyala setelah 6 detik atau tidak menyala, lanjutkan ke alur diagnostik berikut ini.
• Lampu Peringatan “AIR BAG”Menyala Stabil:  [8B-21]
• Lampu Peringatan “AIR BAG”Menyala Stabil:  [8B-23]
2) Pada kondisi Langkah 1), periksa apakah lampu peringatan “AIR BAG” mati setelah 6 detik memutar kontak ke
posisi ON. Jika Lampu Peringatan “AIR BAG” tetap menyala, lanjutkan ke Pemeriksaan DTC.  [8B-19]

8B-18
1

Pemeriksaan DTC
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) yang terletak di sisi bawah panel instrumen di bawah jok pengemudi.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Baca DTC sesuai petunjuk yang tertera pada SUZUKI scan tool dan cetak atau tulislah. Baca buku petunjuk
SUZUKI scan tool untuk rinciannya.
Jika tidak ada komunikasi antara scan tool SDM, periksa apakah scan tool bisa berkomunikasi dengan cara
menghubungkannya ke SDM di kendaraan lain. Jika dengan cara demikian komunikasi bisa dilakukan, scan tool
dalam kondisi bagus. Kemudian periksa DLC dan saluran data serial (sirkuit) di dalam kendaraan dimana
komunikasi tidak bisa dilakukan.
Jika konektor dan sirkuit baik-baik saja, periksa apakah sirkuit DLC dan power supply dan sirkuit ground SDM
dalam kondisi bagus.
• Pemeriksaan sirkuit DLC:  [8B-24]
• Pemeriksaan sirkuit power supply dan sirkuit ground SDM:  [8B-60]
5) Seusai pemeriksaan, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan SUZUKI scan tool dari DLC (1).

1
)A(

Menghapus DTC
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) dengan cara seperti saat pemeriksaan DTC.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

8B-19
1
)A(

3) Putar kunci kontak ke posisi ON.


4) Hapus DTC berdasarkan petunjuk yang tertera di SUZUKI scan tool. Baca buku petunjuk SUZUKI scan tool
untuk rinciannya.
5) Setelah menyelesaikan langkah pembersihan, lakukan Pemeriksaan DTC [8B-19] dan pastikan bahwa DTC
normal (NO CODES) telah tampil dan DTC tidak malfungsi.
6) Putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan scan tool SUZUKI dari DLC.

CATATAN:
Jika DTC B1021, DTC B1024, DTC B1025 atau DTC B1026 tersimpan di dalam SDM, maka menghapus
DTC tidak dapat dilakukan.

Data Scan Tool


Modul Kontrol Air Bag
Daftar Data SDM

Kondisi Normal / Nilai


Data Scan Tool
Acuan
ID Sistem 4ch
Voltase battery  10 – 14 V
Voltase Cadangan  22.0 – 26,0 V
Resistan Awal A/B
2.0 – 4,8 ohm
Pengemudi 
Resistan Awal A/B
1.7 – 4,0 ohm
Penumpang 
Resistan Awal Pretensioner
1.7 – 4,0 ohm
Pengemudi 
Resistan Awal Pretensioner
1.7 – 4,0 ohm
Penumpang 

Definisi Data Scan Tool

Voltase Battery (V)


Voltase batterey adalah sinyal input analog yang terbaca oleh SDM.

Voltase Cadangan (V)


Parameter ini menunjukkan kapasitas kapasitor cadangan yang terpasang untuk menjaga arus pengapian (sebanyak
mungkin) bahkan ketika power supply ke SDM yang memicu inflator dalam kondisi mati.

Resistan Awal A/B Pengemudi (Resistan inisiator air bag pengemudi) (ohm)
Parameter ini menunjukkan resistan sirkuit inisiator air bag pengemudi.
8B-20
Resistan Awal A/B Penumpang (Resistan inisiator air bag penumpang ) (ohm)
Parameter ini menunjukkan resistan sirkuit inisiator air bag penumpang.

Resistan Awal Pretensioner Pengemudi (Resistan inisiator pretensioner pengemudi) (ohm)


Parameter ini menunjukkan resistan sirkuit inisiator pretensioner sabuk keselamatan pengemudi.

Resistan Awal Pretensioner Penumpang (Resustab inisiator pretensioner penumpang) (ohm)


Parameter ini menunjukkan resistan sirkuit inisiator pretensioner sabuk keselamatan penumpang.

Pemeriksaan Visual
Periksa secara visual part dan sistem berikut.

Item Pemeriksaan Bab rujukan


Level, kebocoran,
Battery Deskripsi Battery [1J-3] atau Deskripsi Battery [1J-24]
warna
Konektor harness
Gesekan diskoneksi Pemeriksaan Koneksi yang Buruk dan Berulang [8B-63]
kabel elektrik
Sekring Tindakan Pencegahan dalam Perawatan Sistem Kelistrikan Bodi [9A-
Terbakar
4]
Part Pemasangan,
kerusakan
Part lainnya yang dapat diperiksa secara
visual

Lampu Peringatan “AIR BAG”Menyala Stabil


Diagram Kelistrikan
“G273” 2 “G271”
1 9
WHT GRN 3 RED/BLK

“G240”
8 7
6
12V
YEL/BLK
L04-12

A1

[A] [B]

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8
A
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

[A]: Konektor meter kombinasi 3. Sekring “A/B” 7. CPU


“G240” (Nampak A)
[B]: Konektor SDM “L04” (Nampak 4. Combination meter 8. Sirkuit antar muka
A)
1. Kunci Kontak 5. Power supply 9. SDM
2. Junction block assy. 6. Lampu peringatan “AIR
BAG”

Perbaikan

8B-21
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply dan sirkuit Ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit power
ground SDM: supply dan sirkuit
1) Periksa sirkuit power supply dan sirkuit ground ground yang rusak.
SDM.  [8B-60]
Apakah sirkuit power supply dan sirkuit ground
SDM dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan (resistance) sirkuit Lampu Ke Langkah 4. perbaiki kabel “A1”


peringatan “AIR BAG” (antara combination
1) Putus koneksi konektor combination meter dan konektor
meter“G240”.  [9C-12] SDM) untuk resistan
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”. terbuka atau tinggi.
3) Periksa koneksi ke konektor SDM pada
terminal “L04-12”.
4) Periksa koneksi ke combination meter pada
terminal “G240-12”.
5) Jika OK, ukur resistan antara terminal “G240-
12” dan “ L04-12”.
Special Tool
(A): 09932–76010
G240

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

L04
(A)
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah resistan 1 Ω atau kurang?


YA TIDAK

4 Pemeriksaan (terhubung ke ground) sirkuit Ke Langkah 5. Perbaiki kabel “A1”


Lampu peringatan “AIR BAG” (antara combination
1) Ukur resistan antara terminal “L04-12” dan bodi meter dan konektor
ground. SDM) akan adanya
Special Tool hubungan pendek ke
(A): 09932M76010 ground.
L04
(A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah resistan yang terukur pada posisi tak


terhingga?

8B-22
YA TIDAK

5 Pemeriksaan SDM Ganti combination Ganti SDM.


1) Sambungkan konektor SDM “L04” dan meter.
konektor combination meter “G240”.
2) Dengan kunci kontak pada posisi ON, ukur
voltase antara terminal “G240-12” dan bodi
ground.
Special Tool
(A): 09932M76010
G240

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

(A)

Apakah voltase terukur pada 8 – 12 V?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

Lampu Peringatan “AIR BAG”Menyala Stabil


Diagram Kelistrikan
Lihat Lampu Peringatan “AIR BAG”Menyala Stabil [8B-21] .

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit saluran daya Ke Langkah 3. Periksa sirkuit daya


combination meter combination meter dan
1) Setel rem tangan. sirkuit ground.  [9A-
2) Perhatikan combination meter ketika 88]
memutar kontak ke posisi ON.
Apakah lampu rem menyala?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan SDM Tukar ECM yang bagus Ke Langkah 4.


1) Putus koneksi konektor SDM “L04”. dan periksa kembali.
2) Perhatikan combination meter ketika
memutar kontak ke posisi ON.
Apakah lampu peringatan “AIR BAG”
menyala?

8B-23
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit lampu peringatan “AIR Ganti combination Perbaiki kabel “A1” akan
BAG” (terhubung ke sirkuit daya) meter. adanya hubungan
1) Putus koneksi konektor SDM “L04”. pendek ke sirkuit daya.
2) Dengan kontak pada posisi ON, ukur voltase
antara terminal “L04-12” dan bodi ground.
Special Tool
(A): 09932M76010
L04 (A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah voltase terukur pada 0V?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

Pemeriksaan Sirkit Serial Data Link


Diagram Kelistrikan

2 5 A
A1 3 A1
PPL/WHT PPL/WHT
L04-17
+BB [A]

WHT/RED 1 2 3 4 5 6 7 8
A2 1
4 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
BLK/ORN
BLK
A3
A3

[A]: Konektor SDM “L04” (Nampak A) A3: Sirkuit ground DLC 3. BCM
A1: Sirkuit data serial 1. Data link connector (DLC) 4. Ke modul kontrol P/S
A2: Sirkuit power supply DLC 2. Junction block assy. 5. SDM

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan lampu peringatan “AIR BAG” Lihat Lampu Peringatan Ke Langkah 3.


1) Putar kunci kontak ke posisi ON. “AIR BAG”Menyala Stabil
[8B-21] .
Apakah lampu peringatan “AIR BAG”
menyala stabil?

8B-24
YA TIDAK

3 Pemeriksaan kondisi scan tool Ke Langkah 4. Perbaiki atau ganti part


1) Pastikan bahwa SUZUKI scan tool yang rusak.
sebagai berikut.
• Menggunakan perangkat lunak yang
terupdate dengan benar.
• Tidak ada perubahan bentuk dan
keausan pada terminal kabel DLC.
• Koneksi terminal kabel DLC dalam
kondisi bagus.
Semua kondisi OK?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan komunikasi Ke Langkah 5. Ke Langkah 6.


1) Periksa terminal DLC apakah ditemukan
perubahan bentuk dan keausan.
2) Jika dalam kondisi bagus, hubungkan
SUZUKI scan tool ke DLC sementara
kunci kontak pada posisi OFF.
3) Periksa apakah komunikasi bisa dilakukan
dengan berkomunikasi dengan modul
kontrol (BCM atau modul kontrol P/S).
Apakah mungkin melakukan komunikasi
dengan modul kontrol lain?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit data serial Ke Langkah 6. Perbaiki atau ganti kabel


1) Dengan kontak pada posisi OFF, putukan “Sirkuit komunikasi serial
sambungan konektor “L04” dari SDM dan (A1)”.
periksa apakah koneksi pada terminal
konektor SDM telah benar.
2) Jika koneksi OK, periksa bahwa kabel
“Sirkuit komunikasi serial (A1)” dalam
kondisi berikut.
• Tahanan kelistrikan kabel “Sirkuit data
serial (A1)” antara konektor DLC
dengan konektor SDM kurang dari 1
Ω.
• Tahanan isolasi kabel “Sirkuit data
serial (A1)” adalah tak terhingga
antara terminal kabel dengan terminal
lain pada konektor SDM.
• Tahanan isolasi kabel “Sirkuit
komunikasi serial (A1)” tidak terbatas
antara terminal kabel dengan ground
bodi kendaraan.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan power supply DLC dan Tukar ECM yang bagus Perbaiki atau kabel sirkuit
sirkuit ground dan periksa kembali. yang rusak.
1) Periksa kabel “Sirkuit power supply DLC
(A2)” dan kabel “sirkuit ground DLC (A3)”
untuk konektor DLC sebagai berikut.
• Voltase kabel “Sirkuit power supply
DLC (A2)” antara terminal konektor
DLC dengan ground bodi kendaraan
sebesar 10 – 14 V dengan kunci
kontak pada posisi ON.
• Tahanan kabel dari setiap kabel
“sirkuit ground DLC (A3)” antara
terminal konektor DLC dengan ground
bodi kendaraan kurang dari 1Ω.
Hasil pemeriksaan dalam keadaan baik?

8B-25
DTC B1011:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1011: Kesalahan SDM assy.
• SDM
SDM memiliki kode ID yang tidak konsisten.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air Bag
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
[8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Tukar ECM yang bagus Periksa apakah ada


1) Hapus DTC.  [8B-19] dan periksa kembali. masalah yang terjadi
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF sesaat/berulang.  [8B-
3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan 63]
periksa DTC.
Apakah DTC B1011 tetap terdeteksi?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1013:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1013: Kegagalan internal SDM
• SDM
Kegagalan internal SDM.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air Bag
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
[8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Ke Langkah 3. Periksa apakah ada


1) Hapus DTC.  [8B-19] masalah yang terjadi
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF sesaat/berulang.  [8B-
3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan 63]
periksa DTC.
Apakah DTC B1013 tetap terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply dan Tukar ECM yang bagus Perbaiki sirkuit power
sirkuit ground SDM: dan periksa kembali. supply dan sirkuit ground.
1) Periksa sirkuit power supply dan sirkuit
ground SDM.  [8B-60]
Apakah sirkuit power supply dan sirkuit
ground SDM dalam kondisi baik?

8B-26
CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1014:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1014: Kegagalan sirkuit lampu peringatan AIR BAG • Sirkuit lampu peringatan “AIR BAG”
Sirkuit lampu peringatan “AIR BAG” terhubung dengan • Combination meter
ground, ke power supply atau terbuka. • SDM

Diagram Kelistrikan
Lihat Lampu Peringatan “AIR BAG”Menyala Stabil [8B-21] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan lampu peringatan Air bag Tukar SDM yang bagus Lanjutkan ke alur
dan periksa kembali. pemeriksaan diagnosis
Pada “Alur Pemeriksaan Sistem
gejala yang berlaku
Diagnostik Air Bag”, apakah operasi lampu
peringatan air bag dalam kondisi baik? dengan merujuk pada
Lampu Peringatan “AIR
BAG”Menyala Stabil [8B-
21]atau Lampu
Peringatan “AIR
BAG”Menyala Stabil [8B-
23].

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1016:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1016: Voltase power supply terlalu tinggi • Sistem Pengisian
Voltase power supply lebih dari kisaran yang ditentukan. • SDM

8B-27
Diagram Kelistrikan

5
1 2

WHT GRN 3 RED


L04-10

BLK
L04-9
BLK
4
ACG

[A]

1 2 3 4 5 6 7 8
A
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

[A]: Konektor SDM “L04” (Nampak A) 3. Sekring “A/B”


1. Kunci Kontak 4. Generator
2. Junction block assy. 5. SDM

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan voltase power supply SDM Ke Langkah 3. Periksa sistem pengisian


1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, lepas dan perbaiki sekiranya
konektor SDM “L04”. perlu.
2) Jalankan mesin pada putaran di atas 3000 Model K12M: Tes
rpm. Generator (Pemeriksaan
3) Pada kondisi ini, periksa voltase antara Battery yang Tidak
terminal “L04-10” pada konektor SDM dan Terisi) [1J-6]
bodi ground. Model Z13DTJ:  [1J-
Special Tool 29]
(A): 09932M76010
L04 (A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah voltase terukur pada 15 V atau


kurang?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan kembali DTC B1016 Tukar ECM yang bagus Periksa apakah ada
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, dan periksa kembali. masalah yang terjadi
sambungkan kembali konektor SDM. sesaat/berulang.  [8B-
Dengan kunci kontak pada posisi ON, apakah 63]
DTC B1016 masih terdeteksi? Jika OK, tukar dengan
SDM yang terbukti baik
dan periksa kembali.

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]

8B-28
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1017:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1017: Voltase sumber daya terlalu rendah • Sistem Pengisian
Voltase power supply kurang dari kisaran yang • SDM
ditentukan.

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1016: [8B-27] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air Bag
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
[8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit power supply dan Ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit kabel


sirkuit ground SDM: yang rusak.
1) Periksa sirkuit power supply dan sirkuit
ground SDM.  [8B-60]
Apakah sirkuit power supply dan sirkuit
ground SDM dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan kembali DTC B1017 Tukar ECM yang bagus Periksa apakah ada
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, dan periksa kembali. masalah yang terjadi
sambungkan kembali konektor SDM. sesaat/berulang.  [8B-
Dengan kunci kontak pada posisi ON, 63]
apakah DTC B1017 masih tetap ada? Jika OK, tukar dengan
SDM yang terbukti baik
dan periksa kembali.

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1021:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


Jika DTC ini telah mencatat meski air bag belum
mengembang
B1021: Catatan pengembangan air bag depan
• SDM
Pengembangan air bag depan telah dicatat pada SDM.
• Modul air bag Pengemudi dan/atau Penumpang
• Sirkuit Inisiator.

8B-29
CATATAN:
DTC B1201 tidak dapat dihapus ketika telah dimunculkan.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan pengembangan air bag Periksa dan ganti Ke Langkah 3.


depan komponennya.  [8B-65]
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF
2) Periksa apakah DTC B1021 telah
dimunculkan walaupun air bag belum
mengembang.
Apakah air bag telah mengembang?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan tanda benturan depan Periksa dan ganti Ganti SDM.


1) Periksa bagian depan dan bawah komponennya.  [8B-65]
kendaraan untuk tanda-tanda benturan.
Apakah ada tanda-tanda benturan?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.
• Hapus DTC pada BCM.  [10B-17]
• Hapus DTC B1157 (air bag mengembang) pada BCM, jika ada.  [10B-17]

DTC B1024 / B1025:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1024: Catatan pengembangan air bag samping Pemeriksaan apakah DTC ini telah dicatat
pengemudi • SDM
Pengembangan air bag samping pengemudi telah dicatat • Modul air bag samping pengemudi (penumpang)
pada SDM. • Sirkuit Inisiator.
B1025:
Pengembangan air bag samping penumpang telah
dicatat pada SDM.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Periksa dan ganti Lihat Alur Pemeriksaan
komponennya.  [8B-65] Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15]

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.

8B-30
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.
• Hapus DTC B1157 (air bag mengembang) pada BCM, jika ada.  [10B-17]

DTC B1026:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


Jika DTC ini telah mencatat meski pretensioner belum
B1026: Catatan aktivasi pretensioner sabuk diaktifkan
keselamatan • SDM
Aktivasi pretensioner sabuk keselamatan telah dicatat • Pretensioner sabuk keselamatan pengemudi
pada SDM. dan/atau penumpang
• Sirkuit Inisiator.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan aktivasi pretensioner sabuk Periksa dan ganti Ke Langkah 3.


keselamatan komponennya.  [8B-65]
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF
2) Periksa apakah DTC B1026 telah diatur
walaupun pretensioner belum diaktifkan.
Apakah pretensioner telah diaktifkan?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan tanda benturan depan Periksa dan ganti Ganti SDM.


1) Periksa bagian depan dan bawah komponennya.  [8B-65]
kendaraan untuk tanda-tanda benturan.
Apakah ada tanda-tanda benturan?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.
• Hapus DTC B1157 (air bag mengembang) pada BCM, jika ada.  [10B-17]

DTC B1031:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1031: Resistan tinggi pada sirkuit air bag • Sirkuit air bag pengemudi
pengemudi • Contact coil assy.
Resistan sirkuit air bag pengemudi melebihi kisaran yang • Modul air bag pengemudi
ditentukan. • SDM

8B-31
Diagram Kelistrikan
1
A1 A3
L376 G343 G347 S172
3
2
GRN/RED GRN/RED
L04-6

GRN GRN
L04-5

A2 A4
[A ]

[B] [C] [D]

A
1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

[A]: Shorting bar A1. Sirkuit output sinyal pengembangan air bag 1. SDM
pengemudi pada harness lantai.
[B]: Konektor harness panel instrumen “G347” (Nampak A2. Sirkuit ground sinyal pengembangan air bag 2. Contact coil assy.
A) pengemudi pada harness lantai.
[C]: Konektor SDM “L04” (Nampak A) A3. Sirkuit output sinyal pengembangan air bag 3. Modul driver air bag (inflator)
pengemudi pada harness panel.
[D]: Konektor harness lantai “L376” (Nampak A) A4. Sirkuit ground sinyal pengembangan air bag
pengemudi pada harness panel.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit air bag pengemudi Ke Langkah 3. Ke Langkah 5.


1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF,
putus sambungan konektor contact coil
yang terletak di bawah kolom kemudi.
2) Periksa koneksi ke konektor contact coil
pada terminal “G347”.
3) Jika baik, maka sambungkan special tools
(A) dan (B) ke konektor “G347” yang
diputus pada Langkah 1).
Special Tool
(A): 09932M75010
(B): 09932M78340

“G347”

PENGEMUDI PENUMPANG

(B)

(A) DASAR COLUMN

4) Periksa SDM untuk DTC.


Dengan kunci kontak pada posisi ON,
apakah DTC B1031 masih terdeteksi?

8B-32
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit air bag pengemudi Tukar ECM yang bagus Ke Langkah 4.
1) Putus koneksi konektor SDM “L04”. dan periksa kembali.
2) Periksa koneksi ke SDM pada terminal
“L04-6” dan “L04-5”.
3) Ukur resistan antara terminal “L04-6” dan
“G347-2”.
4) Ukur resistan antara terminal “L04-5” dan
“G347-1”.
Special Tool
(A): 09932M76010
L04
(A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

G347

1 2

Apakah masing-masing resistan terukur 1Ω


atau kurang?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki resistan tinggi Perbaiki ersistan tinggi
1) Putus sambungan konektor “L376” yang atau kabel putus pada atau kabel terbuka pada
terletak di belakang glove box. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Periksa koneksi ke konektor harness lantai pengembangan air bag pengembangan air bag
pada terminal di konektor “L376”. pengemudi (A3)” atau pengemudi (A1)” atau
3) Ukur resistan antara terminal “L04-6” dan “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
“L376-1”. pengembangan air bag pengembangan air bag
4) Ukur resistan antara terminal “L04-5” dan pengemudi (A4) ” pada pengemudi (A2) ” pada
“L376-2”. harness panel instrumen. harness lantai.
Special Tool
(A): 09932M76010
L04
(A)
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

L376

1 2 3 4

Apakah masing-masing resistan terukur 1Ω


atau kurang?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit contact coil Ganti modul air bag Ganti contact coil assy.
1) Periksa sirkuit contact coil.  [8B-61] (inflator) pengemudi.   [6B-6]
[8B-71]
Apakah sirkuit contact coil dalam kondisi
baik?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

8B-33
DTC B1032:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


DTC B1032: Resistan rendah pada sirkuit air bag • Sirkuit air bag pengemudi
pengemudi • Contact coil assy.
Resistan sirkuit air bag pengemudi kurang dari kisaran • Modul air bag pengemudi
yang ditentukan. • SDM

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1031: [8B-31] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit air bag pengemudi Ke Langkah 3. Ke Langkah 5.


1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF,
putus sambungan konektor contact coil
yang terletak di bawah kolom kemudi.
2) Sambungkan special tools (A) dan (B) ke
konektor “G347” yang diputus pada
Langkah 1).
Special Tool
(A): 09932M75010
(B): 09932M78340

“G347”

PENGEMUDI PENUMPANG

(B)

(A) DASAR COLUMN

3) Periksa SDM untuk DTC.


Dengan kunci kontak pada posisi ON,
apakah DTC B1032 masih terdeteksi?

8B-34
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit air bag pengemudi Tukar ECM yang bagus Ke Langkah 4.
1) Putus koneksi konektor SDM “L04”. dan periksa kembali.
2) Putus sambungan konektor “G347” dari
special tools.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Ukur resistan antara terminal “L04-6” dan
“L04-5”.
L04
(A)

(B)

L04-5
L04-6

Apakah resistan yang terukur pada posisi


tak terhingga?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan resistan harness lantai Perbaiki adanya Perbaiki adanya


1) Putus sambungan konektor “L376” yang hubungan pendek pada hubungan pendek pada
terletak di belakang glove box. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM pengembangan air bag pengembangan air bag
dengan memasukkan release tool (B). pengemudi (A3)” dengan pengemudi (A1)” ke
Special Tool “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
(A): 09932M76010 pengembangan air bag pengembangan air bag
(B): 09932M75100 pengemudi (A4) ” pada pengemudi (A2) ” pada
3) Ukur resistan antara terminal “L04-6” dan harness panel instrumen. harness lantai.
“L04-5”.
L04
(A)

(B)

L04-5
L04-6

Apakah resistan yang terukur pada posisi


tak terhingga?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit contact coil Ganti modul air bag Ganti contact coil assy.
1) Periksa sirkuit contact coil.  [8B-61] (inflator) pengemudi.   [6B-6]
[8B-71]
Apakah sirkuit contact coil dalam kondisi
baik?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

8B-35
DTC B1033:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1033: Sirkuit air bag pengemudi terhubung ke • Sirkuit air bag pengemudi
ground • Contact coil assy.
Sirkuit air bag pengemudi telah terhubung ke ground. • SDM

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1031: [8B-31] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit air bag pengemudi Ke Langkah 4. Ke Langkah 3.


1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF,
putus sambungan konektor contact coil
“G347” yang terletak di bawah kolom
kemudi.
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Ukur resistan antara terminal “L04-6” dan
bodi ground, dan antara terminal “L04-5”
dengan bodi ground.
L04

(A)

(B)

L04-5
L04-6

Apakah masing-masing resistan yang


terukur pada posisi tak terhingga?

8B-36
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki adanya Perbaiki adanya


1) Putus sambungan konektor “L376” yang hubungan pendek pada hubungan pendek pada
terletak di belakang glove box. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM pengembangan air bag pengembangan air bag
dengan memasukkan release tool (B). pengemudi (A2)” atau pengemudi (A1)” atau
Special Tool “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
(A): 09932M76010 pengembangan air bag pengembangan air bag
(B): 09932M75100 pengemudi (A2) ” ke pengemudi (A2) ” ke
3) Ukur resistan antara terminal “L04-6” dan ground pada harness ground pada harness
bodi ground, dan antara terminal “L04-5” panel instrumen. lantai.
dengan bodi ground.
L04

(A)

(B)

L04-5
L04-6

Apakah masing-masing resistan yang


terukur pada posisi tak terhingga?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit contact coil Tukar ECM yang bagus Ganti contact coil assy.
1) Sambungkan konektor contact coil “G347” dan periksa kembali.  [6B-8]
yang terletak di bawah kolom kemudi.
2) Lepaskan modul air bag (inflator)
pengemudi dari kolom kemudi.  [8B-71]
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Ukur resistan antara masing-masing
terminal konektor (2) modul air bag
(inflator) pengemudi dan bodi ground.

L04

(A)

(B)

L04-5
L04-6

Apakah masing-masing resistan yang


terukur pada posisi tak terhingga?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.

8B-37
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1034:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1034: Sirkuit air bag pengemudi terhubung ke • Sirkuit air bag pengemudi
power supply • Contact coil assy.
Sirkuit air bag pengemudi telah terhubung ke power • SDM
supply.

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1031: [8B-31] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit air bag pengemudi Ke Langkah 4. Ke Langkah 3.


1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF,
putus sambungan konektor contact coil
“G347” yang terletak di bawah kolom
kemudi.
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Dengan kunci kontak pada posisi ON, ukur
resistan antara terminal “L04-6” dan bodi
ground, dan antara terminal “L04-5”
dengan bodi ground.
L04

(A)

(B)

L04-5
L04-6

Apakah masing-masing voltase terukur


pada 0V?

8B-38
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki adanya Perbaiki adanya


1) Putus sambungan konektor “L376” yang hubungan pendek pada hubungan pendek pada
terletak di belakang glove box. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM pengembangan air bag pengembangan air bag
dengan memasukkan release tool (B). pengemudi (A3)” atau pengemudi (A1)” atau
Special Tool “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
(A): 09932M76010 pengembangan air bag pengembangan air bag
(B): 09932M75100 pengemudi (A4) ” ke pengemudi (A2) ” ke
3) Dengan kunci kontak pada posisi ON, ukur power supply pada power supply pada
resistan antara terminal “L04-6” dan bodi harness panel instrumen. harness lantai.
ground, dan antara terminal “L04-5”
dengan bodi ground.
L04

(A)

(B)

L04-5
L04-6

Apakah masing-masing voltase terukur


pada 0V?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit contact coil Tukar ECM yang bagus Ganti contact coil assy.
1) Sambungkan konektor contact coil “G347” dan periksa kembali.  [6B-6]
yang terletak di bawah kolom kemudi.
2) Lepaskan modul air bag (inflator)
pengemudi dari kolom kemudi.  [8B-71]
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Dengan kunci kontak pada posisi ON, ukur
voltase antara masing-masing terminal
konektor (2) modul air bag (inflator)
pengemudi dan bodi ground.

L04

(A)

(B)

L04-5
L04-6

Apakah masing-masing voltase terukur


pada 0V?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.

8B-39
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1041:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1041: Resistan tinggi pada sirkuit air bag • Sirkuit air bag penumpang
penumpang • Modul air bag penumpang
Resistan sirkuit air bag penumpang melebihi kisaran • SDM
yang ditentukan.

Diagram Kelistrikan

1
A1 A3
L376 G343 G259
BLU/RED BLU/RED
L04-7
2
YEL/RED YEL/RED
L04-8

A2 A4
[A ]

[B] [C] [D]

1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4
A
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

[A]: Shorting bar A2. Sirkuit ground sinyal pengembangan air bag penumpang pada harness lantai.
Sirkuit output sinyal pengembangan air bag penumpang pada harness panel
[B]: Konektor air bag penumpang “G259” (nampak A) A3. instrumen.
[C]: Konektor SDM “L04” (Nampak A) A4. Sirkuit ground sinyal pengembangan air bag penumpang pada harness panel
instrumen.
[D]: Konektor harness lantai “L376” (Nampak A) 1. SDM
A1. Sirkuit output sinyal pengembangan air bag penumpang pada
harness lantai. 2. Modul driver air bag (inflator)

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .

8B-40
YA TIDAK

2 Pemeriksaan air bag penumpang Ke Langkah 3. Ganti modul air bag


1) Lepaskan modul air bag (inflator) (inflator) penumpang. 
penumpang.  [8B-73] [8B-73]
2) Periksa sambungan ke modul air bag
(inflator) penumpang pada terminal pada
konektor “G259”.
3) Jika baik, maka sambungkan special tools
(A), (B) dan (C) ke konektor “G259”.
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75010
(C): 09932M78310
(C)

STEERING WHEEL

(B)

(A)
G259

4) Periksa SDM untuk DTC.


Dengan kunci kontak pada posisi ON, apakah
DTC B1041 masih terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit air bag penumpang Tukar ECM yang bagus Ke Langkah 4.
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, lepas dan periksa kembali.
konektor SDM “L04”.
2) Periksa koneksi ke SDM pada terminal “L04-
7” dan “L04-8”.
3) Ukur resistan antara terminal “L04-7” dan
“G259-2”.
4) Ukur resistan antara terminal “L04-8” dan
“G259-1”.
Special Tool
(A): 09932M76010
L04
(A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

G259

1 2

Apakah masing-masing resistan terukur 1Ω


atau kurang?

8B-41
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki resistan tinggi Perbaiki resistan tinggi
1) Putus sambungan konektor “L376” yang atau kabel terbuka pada atau kabel terbuka pada
terletak di belakang glove box. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Periksa koneksi ke konektor harness lantai pengembangan air bag pengembangan air bag
pada terminal di konektor “L376”. penumpang (A3)” atau penumpang (A1)” atau
3) Ukur resistan antara terminal “L04-7” dan “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
“L376-3”. pengembangan air bag pengembangan air bag
4) Ukur resistan antara terminal “L04-8” dan penumpang (A4) ” pada penumpang (A2) ” pada
“L376-4”. harness panel harness lantai.
Special Tool instrumen.
(A): 09932M76010
L04
(A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

L376

1 2 3 4

Apakah masing-masing resistan terukur 1Ω


atau kurang?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1042:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1042: Resistan rendah pada sirkuit air bag • Sirkuit air bag penumpang
penumpang • Modul air bag penumpang
Resistan sirkuit air bag penumpang kurang dari kisaran • SDM
yang ditentukan.

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1041: [8B-40] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .

8B-42
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit air bag penumpang Ke Langkah 3. Ganti modul air bag
1) Lepaskan modul air bag (inflator) (inflator) penumpang. 
penumpang.  [8B-73] [8B-73]
2) Sambungkan special tools (A), (B) dan (C) ke
konektor “G259”.
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75010
(C): 09932M78310
(C)

STEERING WHEEL

(B)

(A)
G259

3) Periksa SDM untuk DTC.


Dengan kunci kontak pada posisi ON, apakah
DTC B1042 masih terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit air bag penumpang Tukar ECM yang bagus Ke Langkah 4.
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, lepas dan periksa kembali.
konektor SDM “L04”.
2) Putus sambungan konektor “G259” dari
special tools.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Ukur resistan antara terminal “L04-8” dan
“L04-7”.
L04
(A)

(B)

L04-7
L04-8

Apakah resistan yang terukur pada posisi tak


terhingga?

8B-43
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki adanya Perbaiki adanya


1) Putus sambungan konektor “L376” yang hubungan pendek pada hubungan pendek pada
terletak di belakang glove box. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM pengembangan air bag pengembangan air bag
dengan memasukkan release tool (B). penumpang (A3)” ke penumpang (A1)” ke
Special Tool “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
(A): 09932M76010 pengembangan air bag pengembangan air bag
(B): 09932M75100 penumpang (A4) ” pada penumpang (A2) ” pada
3) Ukur resistan antara terminal “L04-8” dan harness panel harness lantai.
“L04-7”. instrumen.
L04
(A)

(B)

L04-7
L04-8

Apakah resistan yang terukur pada posisi tak


terhingga?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1043:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1043: Sirkuit air bag penumpang terhubung ke • Sirkuit air bag penumpang
ground • SDM
Sirkuit air bag penumpang telah terhubung ke ground.

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1041: [8B-40] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .

8B-44
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit air bag penumpang Tukar ECM yang bagus Ke Langkah 3.
1) Lepaskan modul air bag (inflator) dan periksa kembali.
penumpang.  [8B-73]
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Ukur resistan antara terminal “L04-7” dan
bodi ground, dan antara terminal “L04-8”
dengan bodi ground.
L04

(A)

(B)

L04-7
L04-8

Apakah masing-masing resistan yang


terukur pada posisi tak terhingga?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki adanya Perbaiki adanya


1) Putus sambungan konektor “L376” yang hubungan pendek pada hubungan pendek pada
terletak di belakang glove box. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM pengembangan air bag pengembangan air bag
dengan memasukkan release tool (B). penumpang (A3)” atau penumpang (A1)” atau
Special Tool “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
(A): 09932M76010 pengembangan air bag pengembangan air bag
(B): 09932M75100 penumpang (A4) ” ke penumpang (A2) ” ke
3) Ukur resistan antara terminal “L04-7” dan ground pada harness ground pada harness
bodi ground, dan antara terminal “L04-8” panel instrumen. lantai.
dengan bodi ground.
L04

(A)

(B)

L04-7
L04-8

Apakah masing-masing resistan yang


terukur pada posisi tak terhingga?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1044:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

8B-45
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
B1044: Sirkuit air bag penumpang terhubung ke power supply • Sirkuit air bag penumpang
Sirkuit air bag penumpang telah terhubung ke power supply. • SDM

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1041: [8B-40] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit air bag penumpang Tukar ECM yang bagus Ke Langkah 3.
1) Lepaskan modul air bag (inflator) dan periksa kembali.
penumpang.  [8B-73]
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor
SDM dengan memasukkan release tool
(B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Dengan kunci kontak pada posisi ON, ukur
resistan antara terminal “L04-7” dan bodi
ground, dan antara terminal “L04-8”
dengan bodi ground.
L04
(A)

(B)

L04-7
L04-8

Apakah masing-masing voltase terukur


pada 0V?

8B-46
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki adanya Perbaiki adanya


1) Putus sambungan konektor “L376” yang hubungan pendek pada hubungan pendek pada
terletak di belakang glove box. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Lepaskan shorting bar pada konektor pengembangan air bag pengembangan air bag
SDM dengan memasukkan release tool penumpang (A3)” atau penumpang (A1)” atau
(B). “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
Special Tool pengembangan air bag pengembangan air bag
(A): 09932M76010 penumpang (A4) ” ke penumpang (A2) ” ke
(B): 09932M75100 power supply pada power supply pada
3) Dengan kunci kontak pada posisi ON, ukur harness panel instrumen. harness lantai.
resistan antara terminal “L04-8” dan bodi
ground, dan antara terminal “L04-7”
dengan bodi ground.
L04
(A)

(B)

L04-7
L04-8

Apakah masing-masing voltase terukur


pada 0V?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1051 / B1055:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

8B-47
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
B1051: Resistan tinggi pada sirkuit pretension sabuk • Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan pengemudi /
keselamatan pengemudi penumpang
Resistan sirkuit pretensioner sabuk keselamatan • Pretensioner sabuk keselamatan pengemudi /
pengemudi melebihi kisaran yang ditentukan. penumpang
• SDM
B1055: Resistan tinggi pada sirkuit pretensioner
sabuk keselamatan penumpang
Resistan sirkuit pretensioner sabuk keselamatan
penumpang melebihi kisaran yang ditentukan.

Diagram Kelistrikan
[B]
1

A1 L283
1 2 3 4 5 6 7 8
GRN/ORN
L04-2 9 10 11 12 13 14 15 16
2
GRN/YEL 17 18 19 20 21 22 23
L04-1

A2

A1 L285
[C]
BLU/ORN
L04-3
3 1 2
BLU/YEL A
L04-4

A2
[A ]

[A]: Shorting bar A2. Pretensioner sabuk keselamatan mengaktifkan sinyal sirkuit ground
[B]: Konektor SDM “L04” (Nampak A) 1. SDM
[C]: Kontekor “L283” atau “L285” pretensioner sabuk keselamatan (nampak A) 2. Pretensioner sabuk keselamatan pengemudi
A1. Pretensioner sabuk keselamatan mengaktifkan sinyal sirkuit output 3. Pretensioner sabuk keselamatan penumpang

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .

8B-48
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit pretensioner sabuk Ke Langkah 3. Ganti pretensioner sabuk


keselamatan keselamatan yang rusak.
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF,  [8A-5]
lepas pilar bagian tengah trim bawah pada
sisi yang berlaku dan putuskan konektor
pretensioner sabuk keselamatan“L283”
atau “L285”.
2) Periksa sambungan yang benar pada
pretensioner sabuk keselamatan yang
berlaku pada terminal di bagian konektor
“L283” atau “L285”.
3) Jika baik, maka sambungkan special tools
(A), (B) dan (C) ke konektor “L283” atau
“L285” yang diputus pada Langkah 1).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75010
(C): 09932M78310
(A)

“L283”, “L285”

(C)

(B)
STEERING WHEEL

4) Periksa SDM untuk DTC.


Dengan kunci kontak pada posisi ON,
apakah DTC B1051 atau B1055 masih
terdeteksi?

8B-49
YA TIDAK

3 Pemeriksaan resistan sirkuit pretensioner Tukar ECM yang bagus Perbaiki kabel yang
sabuk keselamatan dan periksa kembali. terbuka atau yang
1) Lepas special tool dari konektor memiliki resistan tinggi
pretensioner sabuk keselamatan yang pada sirkuit sinyal
berlaku. aktivasi pretensioner
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”. sabuk keselamatan atau
3) Periksa sambungan ke SDM pada terminal sirkuit ground sinyal
“L04-2” dan “L04-1” (untuk DTC B1051) aktivasi pretensioner
atau terminal “L04-3” dan “L04-4” (untuk sabuk keselamatan.
DTC B1055).
4) JIka baik, lepaskan shorting bar pada
konektor SDM dengan memasukkan
release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
5) Ukur resistan antara “L04-2” dan “L283-1”,
dan antara “L04-1” dan “L283-2” (untuk
DTC B1051).
6) Ukur resistan antara “L04-3” dan “L285-1”,
dan antara “L04-4” dan “L285-2” (untuk
DTC B1055).
L04
(A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

L283, L285

1 2

Apakah masing-masing resistan terukur 1Ω


atau kurang?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1052 / B1056:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

8B-50
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
B1052: Resistan rendah pada sirkuit pretensioner
sabuk keselamatan pengemudi • Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan pengemudi /
Resistan sirkuit pretensioner sabuk keselamatan penumpang
pengemudi kurang dari kisaran yang ditentukan. • Pretensioner sabuk keselamatan pengemudi /
B1056: Resistan rendah pada sirkuit pretensioner penumpang
sabuk keselamatan penumpang • SDM
Resistan sirkuit pretensioner sabuk keselamatan
penumpang kurang dari kisaran yang ditentukan.

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1051 / B1055: [8B-47] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit pretensioner sabuk Ke Langkah 3. Ganti pretensioner sabuk


keselamatan keselamatan yang rusak.
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF,  [8A-5]
lepas pilar bagian tengah trim bawah pada
sisi yang berlaku dan putuskan konektor
pretensioner sabuk keselamatan “L283”
atau “L285” yang berlaku.
2) Sambungkan special tools (A), (B) dan (C)
ke konektor “L283” atau “L285” yang
diputus pada Langkah 1).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75010
(C): 09932M78310
(A)

“L283”, “L285”

(C)

(B)
STEERING WHEEL

3) Periksa SDM untuk DTC.


Dengan kunci kontak pada posisi ON,
apakah DTC B1052 atau B1056 masih
terdeteksi?

8B-51
YA TIDAK

3 Pemeriksaan resistan sirkuit pretensioner Tukar ECM yang bagus Perbaiki kabel yang
sabuk keselamatan dan periksa kembali. terhubung pada sirkuit
1) Lepas special tool dari konektor yang rusak.
pretensioner sabuk keselamatan yang
berlaku.
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Ukur ersistan antara “L04-2” dan “L04-1”
(untuk DTC B1052) atau antara “L04-3”
dan “L04-4” (untuk DTC B1056).
L04-3 L04-2
L04-4 L04-1

(A)

(B)

L04

Apakah masing-masing resistan yang


terukur pada posisi tak terhingga?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1053 / B1057:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1053: Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan
pengemudi terhubung ke ground.
Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan pengemudi telah • Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan pengemudi /
terhubung ke ground. penumpang
B1057: Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan • SDM
penumpang terhubung ke ground
Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan penumpang telah
terhubung ke ground

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1051 / B1055: [8B-47] .

Perbaikan DTC

8B-52
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit pretensioner sabuk Tukar ECM yang bagus Perbaiki kabel yang
keselamatan dan periksa kembali. terhubung ke ground
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, pada sirkuit yang rusak.
lepas pilar bagian tengah trim bawah pada
sisi yang berlaku dan putuskan konektor
pretensioner sabuk keselamatan “L283”
atau “L285” yang berlaku.
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
4) Ukur resistan antara “L04-2” dan bodi
ground, dan antara “L04-1” dengan bodi
ground (untuk DTC B1053).
5) Ukur resistan antara “L04-3” dan bodi
ground, dan antara “L04-4” dengan bodi
ground (untuk DTC B1057).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
L04-3 L04-2
L04-4 L04-1

(A)

(B)

L04

Apakah masing-masing resistan yang


terukur pada posisi tak terhingga?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1054 / B1058:


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

8B-53
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
B1054: Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan
pengemudi terhubung ke power supply
Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan pengemudi telah • Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan pengemudi /
terhubung ke power supply. penumpang
B1058: Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan • SDM
penumpang terhubung ke power supply
Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan penumpang telah
terhubung ke power supply.

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1051 / B1055: [8B-47] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit pretensioner sabuk Tukar ECM yang bagus Perbaiki kabel yang
keselamatan dan periksa kembali. terhubung ke power
1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, supply pada sirkuit yang
lepas pilar bagian tengah trim bawah pada rusak.
sisi yang berlaku dan putuskan konektor
pretensioner sabuk keselamatan “L283”
atau “L285” yang berlaku.
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Dengan kunci kontak pada posisi ON, ukur
resistan antara “L04-2” dan bodi ground,
dan antara “L04-1” dengan bodi ground
(untuk DTC B1054).
5) Ukur voltase antara “L04-3” dan bodi
ground, dan antara “L04-4” dengan bodi
ground (untuk DTC B1058).
L04-3 L04-2
L04-4 L04-1

(A)

(B)

L04

Apakah masing-masing voltase terukur


pada 0V?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]

8B-54
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1071:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1071: kegagalan sensor benturan depan pengemudi • Forward impact sensor
Sensor benturan depan pengemudi telah berkomunikasi • Sirkuit sensor benturan depan.
namun tanpa tanggapan atau kode ID tidak konsisten • SDM

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Ganti sensor benturan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC diagram DTC yang depan yang rusak dan
saat kunci kontak pada posisi OFF. berlaku. periksa kembali.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan Jika DTC masih
periksa SDM untuk DTC. terdeteksi, ganti SDM.
Apakah ada DTC B1073, B1074?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1072:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1072: Data komunikasi sensor benturan depan
pengemudi tidak valid • Forward impact sensor
Sensor benturan depan pengemudi berkomunikasi • SDM
dengan data yang tidak valid.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Ganti sensor benturan


1) Sambungkan SUZUKI scan tool ke DLC diagram DTC yang depan yang rusak dan
saat kunci kontak pada posisi OFF. berlaku. periksa kembali.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan Jika DTC masih
periksa SDM untuk DTC. terdeteksi, ganti SDM.
Apakah ada DTC B1071, B1073, B1074?

8B-55
CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1073:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1073: Sirkuit sensor benturan depan pengemudi • Forward impact sensor
terhubung ke ground • Sirkuit sensor benturan depan.
Sirkuit sensor benturan depan pengemudi telah • SDM
terhubung ke ground

Diagram Kelistrikan
1

A1 A3
L372 E388
E40
ORN ORN
L04-22
2
PNK/BLK PNK/BLK
L04-23

A2 A4

[B]
[A] [C]
1 2 3 4 5 6 7 8
A
1 2 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2

17 18 19 20 21 22 23

[A]: Konektor “E40” sensor benturan depan pengemudi (nampak A) A3. Sirkuit output sinyal sensor benturan depan pengemudi pada harness
utama
[B]: Konektor SDM “L04” (Nampak A) A4. Sirkuit ground sinyal sensor benturan depan pengemudi pada harness
utama
[C]: Konektor harness lantai “L372” (Nampak A) 1. SDM
A1. Sirkuit output sinyal sensor benturan depan pengemudi pada harness lantai 2. Sensor benturan depan pengemudi
A2. Sirkuit ground sinyal sensor benturan depan pengemudi pada harness
lantai

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem Diagnostik


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .

8B-56
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sensor benturan depan Ganti sensor benturan Ke Langkah 3.


1) Putus sambungan konektor sensor benturan depan yang rusak dan
depan “E40”. periksa kembali.
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”. Jika DTC masih
3) Ukur resistan antara terminal “L04-22” dan bodi terdeteksi, ganti SDM.
ground.
4) Ukur resistan antara terminal “L04-22” dan
“L04-23”.
Special Tool
(A): 09932M76010
L04
(A)
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah masing-masing resistan yang terukur


pada posisi tak terhingga?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki adanya Perbaiki adanya


1) Putus sambungan konektor “L372” yang hubungan pendek hubungan pendek
terletak di dekan junction block. pada “sirkuit output pada “sirkuit output
Special Tool sinyal sensor benturan sinyal sensor benturan
(A): 09932M76010 depan pengemudi depan pengemudi
2) Ukur resistan antara terminal “L04-22” dan bodi (A3)” atau “sirkuit (A1)” atau “sirkuit
ground. ground sinyal ground sinyal benturan
3) Ukur resistan antara terminal “L04-22” dan benturan depan depan pengemudi
“L04-23”. pengemudi (A4) ” ke (A2) ” ke ground pada
L04 ground pada harness harness lantai.
(A) utama.
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah masing-masing resistan yang terukur


pada posisi tak terhingga?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

DTC B1074:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1074: Sirkuit sensor benturan depan pengemudi putus • Forward impact sensor
Sirkuit sensor benturan depan pengemudi telah terhubung ke • Sirkuit sensor benturan depan.
power supply atau putus. • SDM

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1073: [8B-56] .

8B-57
Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Apakah “Alur Pemeriksaan Sistem


Ke Langkah 2. Lihat Alur Pemeriksaan
Sistem Diagnostik Air
Diagnostik Air bag” telah dilakukan?
Bag [8B-15] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit sensor benturan depan Ke Langkah 4. Ke Langkah 3.


1) Putus sambungan konektor sensor benturan
depan “E40”.
2) Putus koneksi konektor SDM “L04”.
3) Periksa koneksi ke konektor SDM pada
terminal “L04-22” dan “L04-23”.
4) Periksa koneksi pada konektor sensor
benturan depan pada terminal “E40-1” dan
“E40-2”.
5) Ukur resistan antara terminal “L04-22” dan
“E40-2”, dan antara terminal “L04-23” dan
“E40-1”.
Special Tool
(A): 09932M76010
L04

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

(A)

E40

1 2

Apakah masing-masing resistan terukur 1Ω


atau kurang?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki resistan tinggi Perbaiki resistan tinggi
1) Putus sambungan konektor “L372” yang atau kabel terbuka pada atau kabel terbuka pada
terletak di dekan junction block. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Periksa koneksi konektor harness lantai di sensor benturan depan sensor benturan depan
terminal “L372-1” and “L372-1”. pengemudi (A3)” atau pengemudi (A1)” atau
3) Ukur resistan antara terminal “L04-22” dan “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
“L372-2”, dan antara terminal “L04-23” dan sensor benturan depan sensor benturan depan
“L372-4”. pengemudi (A4) ” pada pengemudi (A2) ” pada
Special Tool harness utama. harness lantai.
(A): 09932M76010
L04

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
(A)
L372

1 2

Apakah masing-masing resistan terukur 1Ω


atau kurang?

8B-58
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit sensor benturan depan Ganti sensor benturan Ke Langkah 5.


1) Dengan kunci kontak pada posisi ON, ukur depan yang rusak,
voltase antara terminal “L04-22” dan bodi periksa kembali.
ground, antara terminal “L04-23” dengan Jika DTC masih
bodi ground. terdeteksi, ganti SDM.
Special Tool
(A): 09932M76010
L04 (A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah masing-masing voltase terukur pada


0V?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit harness lantai Perbaiki adanya Perbaiki adanya


1) Putus sambungan konektor “L372” yang hubungan pendek pada hubungan pendek pada
terletak di dekan junction block. “sirkuit output sinyal “sirkuit output sinyal
2) Dengan kunci kontak pada posisi ON, ukur sensor benturan depan sensor benturan depan
voltase antara terminal “L04-22” dan bodi pengemudi (A3)” atau pengemudi (A1)” atau
ground, antara terminal “L04-23” dengan “sirkuit ground sinyal “sirkuit ground sinyal
bodi ground. benturan depan benturan depan
Special Tool pengemudi (A4) ” ke pengemudi (A2) ” ke
(A): 09932M76010 sirkuit power supply sirkuit power supply
L04 (A) pada harness utama. pada harness lantai.
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah masing-masing voltase terukur pada


0V?

CATATAN:
Saat selesai pekerjaan pemeriksaan dan perbaikan, lakukan hal-hal berikut ini.
• Sambungkan kembali semua komponen sistem air bag dan pastikan semua komponen telah dipasang
dengan benar.
• Hapus DTC, jika ada.  [8B-19]
• UlangiPemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]untuk memastikan bahwa masalah telah diatasi.

8B-59
Pemeriksaan sirkuit Power Supply dan Sirkuit Ground SDM
Diagram Kelistrikan
4

1 2
3
WHT GRN RED L04-10 5

6
BLK L04-9

[A]

1 2 3 4 5 6 7 8
A
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

[A]: Konektor SDM “L04” (Nampak A) 4. SDM


1. Kunci Kontak 5. Konverter DC / DC
2. Junction block assy. 6. Kapasitor cadangan
3. Sekring “A/B”

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan voltase battery Ke Langkah 2. Periksa sistem pengisian


1) Ukur voltase battery dan perbaiki sekiranya
perlu
Apakah voltase pada 9 – 16 V?
Overcharged (Model
K12M):  [1J-6]
Overcharged (Model
Z13DTJ):  [1J-28]
Undercharged (Model
K12M): Tes Generator
(Pemeriksaan Battery
yang Tidak Terisi) [1J-6]
Undercharged (Model
Z13DTJ):  [1J-29]
YA TIDAK

2 Pemeriksaan koneksi Ke Langkah 3. Periksa apakah ada


1) Periksa kelonggaran pada masing-masing masalah yang terjadi
koneksi. sesaat/berulang.  [8B-
Apakah telah tersambung sempurna? 63]
Jika OK, tukar dengan
SDM yang terbukti baik
dan periksa kembali.
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sekring sirkuit Ke Langkah 4. Perbaiki sirkuit kabel


1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, yang rusak. Setelah
periksa apakah sekering “A/B” terbakar. selesai perbaikan, ganti
Apakah sekring “A/B” dalam kondisi baik? sekring “A/B”.

8B-60
YA TIDAK

4 Memeriksa sirkuit power supply Ke Langkah 5. Perbaiki sirkuit kabel


1) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, putus yang rusak.
sambungan konektor dari SDM.
2) Periksa koneksi ke terminal SDM pada “L04-
10”.
3) Dengan kontak pada posisi ON, ukur voltase
antara terminal “L04-10” pada konektor SDM
dan bodi ground.
Special Tool
(A): 09932M76010
L04 (A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah voltase pada 10 – 14 V?


YA TIDAK

5 Memeriksa sirkuit ground Sirkuit Power Supply Perbaiki sirkuit kabel


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dan sirkuit ground SDM yang rusak.
2) Periksa koneksi ke terminal SDM pada “L04- dalam kondisi baik
1”.
3) Ukur resistan antara terminal “L04-1” dan
bodi ground kendaraan.
Special Tool
(A): 09932M76010
L04 (A)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23

Apakah resistensi 1 Ω atau kurang?

Pemeriksaan Kabel Contact Coil dan Sirkuitnya


Diagram Kelistrikan

Perbaikan

8B-61
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit air bag pengemudi Ke Langkah 2. Periksa harness kabel


1) Lepas modul air bag (inflator) pengemudi. yang rusak.
 [8B-71] Jika kabel dalam kondisi
2) Dengan kunci kontak pada posisi OFF, baik, ganti contact coil.
lepas konektor SDM “L04”.
3) Lepaskan shorting bar pada konektor SDM
dengan memasukkan release tool (B).
Special Tool
(A): 09932M76010
(B): 09932M75100
4) Ukur resistan antara terminal “L04-6” dan
“L04-5”.
L04
(A)

(B)

L04-5
L04-6

Apakah masing-masing resistan yang


terukur pada posisi tak terhingga?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sirkuit contact coil (sirkuit air Ke Langkah 3. Ganti contact coil.
bag pengemudi)
1) Lepas contact coil.  [6B-6]
2) ukur resistan antara terminal “A” pada
konektor (1) air bag pengemudi dan
terminal “A” pada konektor (2) contact coil.
3) ukur resistan antara terminal “B” pada
konektor (1) air bag pengemudi dan
terminal “B” pada konektor (2) contact coil.
Special Tool
(A): 09932M76010
1

A B

b a
(A)

Apakah masing-masing resistan terukur 1Ω


atau kurang?

8B-62
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit contact coil (sirkuit Ke Langkah 4. Ganti contact coil.


saklar klakson dan kontrol audio)
1) Periksa keberlangsungan antara masing-
masing terminal pada terminal saklar
klakson [A] dan terminal saklar kontrol
audio[B] (jika ada) seperti ditunjukkan pada
gambar.

A B C D E F

a b c d e f

[A] [B]
Terminal Terminal
E e A a
F f B b
C c
D d

Apakah masing-masing resistan terukur 3 Ω


atau kurang?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit contact coil Contact coil dan Ganti contact coil.
1) Ukur resistan antara masing-masing sirkuitnya dalam kondisi
terminal dan terminal lainnya. baik.
Apakah masing-masing resistan yang
terukur pada posisi tak terhingga?

Pemeriksaan Koneksi yang Buruk dan Berulang


Kebanyakan kejadian berulang disebabkan oleh sambungan atau perkabelan kelistrikan yang rusak. Ketika
diperlukan pemeriksaan koneksi pada alur diagnosis, lakukan pemeriksaan secara cermat pada sirkuit yang dicurigai.
Jika terdapat ketidaknormalan, perbaiki atau ganti dengan harness kabel secara kesatuan.
• Sambungan bagian konektor yang buruk, atau terminal tidak sepenuhnya masuk (mundur).
• Kotoran atau korosi pada terminal. Terminal harus dibersihkan dan bebas dari benda asing yang dapat
mempengaruhi koneksi terminal.
Namun tidak diperbolehkan melakukan pembersihan terminal dengan amplas atau sejenisnya.
• Connector body yang rusak, yang memapar terminal ke kelembaban dan kotoran, serta tidak memelihara
orientasi terminal yang memadai dengan komponen atau konektor berpasangan.
• Terminal yang tidak terbentuk dengan benar atau rusak.
Periksa masing-masing terminal konektor pada sirkuit yang bermasalah secara teliti untuk memastikan
ketegangan sambungan yang bagus dengan menggunakan terminal persambungan yang terdapat pada
connector test adapter kit (special tool).
Jika ketegangan sambungan tidak cukup, ubah tatanan terminal untuk meningkatkan ketegangan sambungan
atau ganti.

Special Tool
(A): 09932M76010 Connector test adapter kit

8B-63
(A)

• Koneksi terminal ke kabel yang buruk.


Periksa masing-masing harness kabel pada sirkuit yang bermasalah untuk mengetahui adanya koneksi yang
buruk dengan menggoyang pelan dengan tangan Anda. Jika terdapat ketidaknormalan, ganti assy. harness kabel
atau suku cadang komponen dengan yang baru.

• Isolasi kabel yang tergesek menyebabkan korslet berulang ketika bagian yang terbuka tersebut menyentuh kabel
atau komponen kendaraan lain.
• Kabel yang rusak di dalam isolasi. Kondisi ini dapat menyebabkan pemeriksaan hubungan menunjukkan sirkuit
yang bagus, namun jika hanya 1 atau 2 untai dari kabel jenis multiuntai utuh, maka tahanannya bisa terlalu tinggi.

8B-64
Pemeriksaan dan Perbaikan yang Diperlukan setelah Kecelakaan
PERHATIAN:

• Komponen sistem air bag, termasuk harness kelistrikan (titik mounting komponen) harus diperiksa
setelah mengalami kecelakaan. Jika ada komponen yang rusak atau bengkok, maka harus diganti
bahkan meski aktivasi sistem air bag tidak terjadi.
• Jangan pernah menggunakan komponen air bag dari kendaraan lain.
• Jangan mencoba memperbaiki suku cadang di bawah ini. Perbaikan suku cadang ini hanya dengan
penggantian saja.
– Modul driver air bag (inflator) Pengemudi /Penumpang
– Pretensioner sabuk keselamatan Pengemudi / Penumpang
– Forward impact sensor
– SDM
– Contact coil and combination switch assembly
– Harness air bag pada harness utamam harness panel instrument dan harness lantai.
• Pengoperasian yang benar pada sensor-sensor dan sistem air bag mensyaratkan bahwa perbaikan
struktur kendaraan harus kembali ke konfigurasi produksi asli.

PERHATIAN:

Setelah mendeteksi terjadinya satu kali benturan untuk memenuhi persyaratan pembukaan, SDM tidak boleh
digunakan lagi.
Lihat Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14] saat memeriksa SDM.

Kecelakaan dengan Pembukaan/Pengaktifan–Penggantian Komponen


Ketika air bag pengemudi dan penumpang mengembang, maka komponen berikut ini harus diganti.
• Modul driver air bag (inflator) pengemudi dan penumpang
• Pretensioner sabuk keselamatan pengemudi dan penumpang
• SDM setelah mendeteksi suatu benturan untuk memenuhi syarat Pengembangan
• Forward impact sensor
• Panel instrumen

Kecelakaan dengan atau tanpa Pengembangan/Pengaktifan–Pemeriksaan Komponen


Komponen air bag dan penahan tertentu harus diperiksa setelah tabrakan, meski sistem air bag diaktifkan atau tidak.
Jika ditemukan kondisi kerusakan pada pemeriksaan berikut, ganti suku cadang yang rusak.
Komponen-komponen tersebut adalah:
• Kolom kemudi dan shaft joint
– Periksa panjang, kerusakan dan bengkok.  [6B-2]
• Braket dan kapsul kolom kemudi.
– Periksa adanya kerusakan dan bengkok.  [6B-2]
• Kemudi dan modul air bag (inflator) pengemudi.
– Periksa kerusakan atau kekencangan modul air bag (inflator).

8B-65
– Periksa adanya retakan pada penutup trip (permukaan bantalan).
– Periksa kerusakan atau kekencangan pada harness kabel dan konektor.

• Contact coil assy.


– Periksa kerusakan atau kekencangan pada harness kabel dan konektor.
– Periksa kerusakan pada coil case.
– Periksa sirkuit contact coil.  [8B-61]

• Kelengkapan dan pendukung panel instrumen


– Periksa adanya distorsi, bengkokan, retakan atau kerusakan lainnya.
– Periksa adanya keretakan atau perubahan bentuk pada panel instrumen.
• Modul driver air bag (inflator)
– Periksa lekukan, retakan, kerusakan atau kekencangan.
– Periksa kerusakan atau kekencangan pada harness dan konektor.

• SDM
– Periksa kerusakan bagian luar seperti perubahan bentuk, goresan, retakan, cat yang terkelupas, dll.
– Periksa penyebab sehingga tidak terjadi pemasangan yang benar pada SDM. (Ada jarak antara SDM dan
plat SDM, atau SDM tidak dapat dipasang dengan sempurna).
– Periksa apakah konektor atau kabel timah SDM hangus, leleh atau rusak.
– Periksa kekencangan konektor dan terminal SDM.

8B-66
– Periksa apakah SDM mengatur DTC dan dinilai malfungsi sesuai dengan alur diagnostik.

FWD

• Harness kawat dan sambungan air bag


– Periksa kerusakan, perubahan bentuk atau sambungan yang buruk.  [8B-63]
– Periksa kekencangan penjepit harness kabel.
4

1. Harness utama 3. Harness lantai


2. Titik ground 4. Harness panel instrumen

• Forward impact sensor


– Periksa kerusakan, bengkok atau karat pada sensor (1) dan kelengkapan pada sisi depan (sisi pengemudi)
(2).
– Periksa apakah konektor atau kabel timah pada sensor depan hangus, leleh atau rusak.
1
4

3
2

• Pretensioner sabuk keselamatan


– Periksa lekukan, retakan, kerusakan atau kekencangan
– Periksa kerusakan atau kekencangan pada harness dan konektor.

1. Sabuk Keselamatan 2. Retractor assy.

• Sabuk keselamatan dan titik dudukan

8B-67
Periksa dudukan yang benar dan kondisinya, lihat pada Komponen Sabuk Keselamatan Depan [8A-4]
• Lampu peringatan “AIR BAG”
– Lakukan setelah kendaraan selesai diperbaiki.
Pemeriksaan Sistem Diagnostik Air bag [8B-14]

Petunjuk Perbaikan
Menon-aktifkan Sistem Air Bag
PERINGATAN:

• Penonaktifan sistem air bag harus dimulai setidaknya 90 detik setelah kunci kontak diposisikan ke LOCK
dan kabel negatif diputuskan koneksinya dari battery. Jika tidak, maka sistem tersebut dapat diaktifkan
dengan energi cadangan di dalam Sensing and Diagnostic Module (SDM).
• “Sirkuit air bag (+)” atau “Sirkuit pretensioner sabuk keselamatan (+)” terhubung ke “sirkuit power
supply”, dan “sirkuit air bag (–) ” atau “ sirkuit pretensioner sabuk keselamatan (–) ” terhubung ke
“ sirkuit ground”, sistem air bag terbuka ketika kedua kejadian tersebut terjadi pada saat yang
bersamaan.
Ketika bekerja di bagian yang terkait dengan air bag yang kemungkinan dapat mengembang, efektifkan
shorting bar dengan memutuskan konektor dari modul air bag (inflator) untuk mencegah
mengembangnmya sistem air bag.

Ketika memperbaiki sistem air bag, suku cadang yang terkait dan semua pekerjaan di sekitar modul air bag (inflator),
non-aktifkan modul air bag (inflator) sebagai berikut.

Item perbaikan Prosedur non-aktif


• Ketika memutus atau menyambung konektor sistem Putus kabel negatif (–) battery. 
air bag.
• Ketika melepas atau memasang komponen sistem air
bag.
Ketika memperbaiki sistem air bag, suku cadang terkait
atau di sekitar modul air bag (inflator). (Jika kunci kontak
belum dinyalakan)
Ketika memperbaiki sistem air bag, suku cadang terkait Lepas sekring “A/B”. 
atau di sekitar modul air bag (inflator). (Jika kunci kontak
sudah dinyalakan)
• Ketika melakukan pengelasan listrik. Putus kabel negatif (–) battery dan lepas semua modul air
• Ketika sistem air bag atau suku cadang terkait bag (inflator). 
mungkin dipanaskan sampai suhu 93 °C (200 °F)
atau lebih menggunakan las listrik atau proses
pembakaran cat.

Prosedur penon-aktifan (memutus kabel negatif (–) battery).


1) Putar kemudi sehingga roda kendaraan‘ (roda depan) mengarah lurus ke depan.
2) Putar kunci kontak ke posisi “LOCK” dan lepas anak kunci.
3) Putus kabel negatif (–) battery.
4) Tunggu sekurang-kurangnya 90 detik setelah melakukan langkah 3), lalu mulai bekerja.

8B-68
Prosedur non-aktif (Melepas sekring “A/B”).

CATATAN:
Ketika sekering “A/B” dilepas dan kunci kontak pada posisi ON, lampu peringatan “AIR BAG” akan menyala.
Ini adalah operasi normal dan tidak menunjukkan malfungsi pada sistem air bag.

1) Putar kunci kontak ke posisi “LOCK”.


2) Lepas sekering “A/B” pada junction block assy.  [8B-13]
3) Tunggu sekurang-kurangnya 90 detik setelah melakukan langkah 2), lalu mulai bekerja dan putar kontak pada
posisi ON.

Prosedur non-aktif (memutus kabel negatif (–) battery dan melepas semua modul air bag (inflator).
1) Putar kemudi sehingga roda kendaraan‘ (roda depan) mengarah lurus ke depan.
2) Putar kunci kontak ke posisi “LOCK” dan lepas anak kunci.
3) Putus kabel negatif (–) battery.
4) Tunggu sekurang-kurangnya 90 detik setelah melakukan langkah 3).
Lepas semua modul air bag (inflator) dari kendaraan, lalu mulai bekerja.

Mengaktifkan Sistem Air Bag


1) Pastikan bahwa komponen-komponen yang dilepas telah dipasang kembali dan /atau konektor yang telah
diputus telah disambung dengan benar.
2) Pastikan bahwa kunci kontak pada posisi “LOCK” dan lepas anak kunci.
3) Sambung kabel negatif (–) battery dan / atau pasang sekering “A/B” ke junction block assy.  [8B-13]
4) Putar kunci kontak ke poisi ON dan pastikan bahwa lampu peringatan “AIR BAG” menyala selama 6 detik lalu
putar kunci kontak ke posisi OFF. Jika tidak berlaku seperti yang dijelaskan, lakukan Pemeriksaan Sistem
Diagnostik Air bag [8B-14].

Pelepasan dan Pemasangan SDM


PERINGATAN:

Selama prosedur perbaikan, berhati-hatilah ketika menangani Sensing and Diagnostic Module (SDM).
Bacalah Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] sebelum memperbaiki dan mengamati
setiap tindakan pencegahan selama perbaikan. Mengabaikan instruksi ini bisa menyebabkan cedera pribadi
atau tidak aktifnya sistem air bag saat dibutuhkan.

Melepas
1) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
2) Lepaskan kursi depan.  [9G-4]
3) Lepaskan console box.  [9H-15]
4) Balik karpet lantai.  [9H-13]
5) Lepaskan connector bracket (1).

8B-69
1

2. SDM

6) Putus konektor SDM dari SDM seperti ditunjukkan pada gambar.


7) Lepas SDM (1) dari kendaraan.

FWD

Memasang
Referensi: Pemeriksaan SDM [8B-71]
1) Periksa bahwa tidak terdapat kondisi kesalahan berikut ini.
• Bengkokan, goresan, perubahan bentuk pada bodi kendaraan ketika SDM dipasang.
• Benda asing atau karat pada permukaan karpet pada bodi kendaraan ketika SDM dipasang.
2) Pasang SDM (1) ke kendaraan.

PERHATIAN:

Pastikan bahwa tanda panah pada SDM menunjuk ke arah depan kendaraan.

3) Kencangkan baut SDM sesuai spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut SDM (a): 9 N·m (0.92 kg-m, 7.0 lb-ft)
4) Sambungkan konektor SDM ke SDM dengan benar seperti ditunjukkan pada gambar.
(a)

FWD

8B-70
A: Forward (Maju/Depan)

5) Pasang connector bracket.


6) Buka karpet lantai, dan pasang console box.  [9H-15]
7) Pasang kursi depan.  [9G-4]
8) Aktifkan sistem air bag.  [8B-69]

Pemeriksaan SDM
Referensi: Pelepasan dan Pemasangan SDM [8B-69]

PERINGATAN:

Selama prosedur perbaikan, berhati-hatilah ketika menangani Sensing and Diagnostic Module (SDM).
Bacalah Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] sebelum memperbaiki dan mengamati
setiap tindakan pencegahan selama perbaikan. Mengabaikan instruksi ini bisa menyebabkan cedera pribadi
atau tidak aktifnya sistem air bag saat dibutuhkan.

PERHATIAN:

• Jangan menghubungkan tester jenis apapun.


• Jangan pernah memperbaiki atau membongkar SDM.
• Jika SDM terjatuh, maka sensor harus diganti.

Jika ditemukan kondisi kerusakan pada pemeriksaan berikut, ganti.


• Periksa lekukan, retakan dan perubahan bentuk pada SDM dan plat SDM.
• Periksa kerusakan, retakan atau mekanisme penguncian pada konektor SDM.
• Periksa adanya bengkokan, korosi atau karat pada terminal SDM.

Pelepasan dan Pemasangan Modul Air Bag (Inflator) Pengemudi


PERINGATAN:

Ketika menangani modul air bag (inflator), pastikan membaca Tindakan Pencegahan pada Penanganan dan
Penyimpanan Komponen Sistem Air Bag [8B-4] dan memperhatikan setiap instruksi. Kelalaian mengikuti
instruksi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada modul air bag (inflator) atau menyebabkan cedera
pribadi.

Melepas
1) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
2) Longgarkan baut pengikat (1) modul air bag (inflator) pengemudi hingga dapat diputar dengan mudah.

8B-71
3) Lepaskan modul air bag (inflator) dari kemudi.
4) Putus sambungan konektor (1) modul air bag (inflator) pengemudi pada modul air bag (inflator) pengemudi dan
konektor klaskon (2) seperti yang ditunjukkan pada gambar.
a) Buka tombol kunci (3)
b) Dengan terbukanya tombol kunci, putus konektor.

3
a)
b)

PERINGATAN:

Hati-hati ketika menangani dan menyimpan modul air bag (inflator) aktif (tidak terbuka). Perhatikan
Tindakan Pencegahan pada Penanganan dan Penyimpanan Komponen Sistem Air Bag [8B-4] Jika
tidak, kemungkinan cedera bisa terjadi.

Memasang
Referensi: Pemeriksaan Modul Air Bag (Inflator) Pengemudi [8B-73]
1) Sambungkan konektor (1) klakson dengan sempurna.
2) Sambungkan konektor (2) modul air bag (inflator) pengemudi pada modul (3) air bag (inflator) pengemudi dengan
sempurna) seperti yang ditunjukkan pada gambar.
a) Sambungkan konektor.
b) Kunci konektor dengan tombol pengunci.

3
b)
a)

8B-72
3) Pasang modul (1) air bag (inflator) pengemudi ke kemudi (2), hati-hati agar jangan sampai bagian harness kabel
terjepit di antaranya.
4) Pastikan jarak bebas di antara modul (1) dan kemudi (2) seragam seluruhnya.
5) Kencangkan baut pengikat (3) modul air bag (inflator) pengemudi sampai torsi yang telah ditentukan.

Momen pengencangan
Baut penguat Modul air bag (inflator) pengemudi (a): 9 N·m (0.92 kg-m, 7.0 lb-ft)

6) Aktifkan sistem air bag.  [8B-69]

Pemeriksaan Modul Air Bag (Inflator) Pengemudi


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Modul Air Bag (Inflator) Pengemudi [8B-71]

PERINGATAN:

Jangan pernah membongkar modul air bag (inflator) atau mengukur resistannya. Jika tidak, kemungkinan
cedera bisa terjadi.

PERHATIAN:

Jika modul air bag (inflator) terjatuh, maka harus diganti.

Periksa modul air bag (inflator) secara visual dan jika ditemukan hal-hal berikut ini, ganti dengan yang baru.
• Air bag mengembang
• Penutup trip (permukaan bantalan) (1) retak
• Tempat inflator (2) rusak atau telah terkena benturan kuat (jatuh)
• Bengkok atau perubahan bentuk braket modul air bag (inflator).
1 2

Pelepasan dan Pemasangan Modul Air Bag (Inflator) Penumpang


PERINGATAN:

• Jangan pernah mencoba membongkar atau memperbaiki modul air bag (inflator) penumpang. Jika
ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.

8B-73
• Bacalah Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] , Tindakan Pencegahan pada
Penanganan dan Penyimpanan Komponen Sistem Air Bag [8B-4], dan Tindakan Pencegahan pada
Pembuangan Air Bag dan Pretensioner Sabuk Keselamatan [8B-8] sebelum memperbaiki dan mengamati
setiap tindakan pencegahan selama perbaikan. Mengabaikan instruksi ini bisa menyebabkan cedera
pribadi atau tidak terbukanya sistem air bag saat dibutuhkan.

Melepas
1) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
2) Lepas panel instrumen pada kotak bagian tengah atas dengan merujuk pada langkah 2) sampai langkah 6) pada
Melepas dan Memasang Combination Meter [9C-12].
3) Lepaskan glove box.  [9C-14]
4) Lepas baut pengikat (1) dan klip (6) pada modul air bag (inflator) penumpang.
5) Pegang modul air bag (inflator) penumpang dengan penutupnya (5) tanpa memperpanjang harness kabel (2)
untuk mencegah konektor air bag rusak dan memutuskan konektor (3) modul air bag (inflator) penumpang
seperti ditunjukkan pada gambar.
a) Buka tombol kunci (4)
b) Dengan terbukanya tombol kunci, putus konektor.
6) Lepas modul air bag (inflator) penumpang dengan penutupnya (5) dari panel instrumen.

4 a)

b) 6

3 2

7) Lepas modul (1) air bag (inflator) penumpang dari penutupnya (2).

8B-74
1

PERINGATAN:

• Ketika membawa modul modul air bag (inflator) aktif, pastikan bahwa bukaan kantung tersebut jauh dari
Anda.
Jangan pernah membawa modul air bag (inflator) dengan kabel atau konektor di sisi modul tersebut.
Pada kasus pengaktifan tak disengaja, kantung tersebut akan aktif dengan kemungkinan cedera minimal.
• Modul air bag (inflator) penumpang yang aktif harus disimpan dengan kantung (penutup trip) menghadap
ke atas ketika disimpan atau dibiarkan tegak. Oleh karena itu diperlukan ruang bebas untuk
memungkinkan air bag tersebut membesar ketika terjadi pengaktifan yang tidak disengaja.
• Perhatikan Tindakan Pencegahan pada Penanganan dan Penyimpanan Komponen Sistem Air Bag [8B-4]
untuk penanganan dan penyimpanan air bag.
Jika tidak, kemungkinan cedera bisa terjadi.

Memasang
1) Pasang modul air bag (inflator) penumpang ke penutupnya (2).

PERHATIAN:

Pastikan kait (1) modul air bag (inflator) penumpang menggantung pada penutupnya (2).

2) Sambungkan konektor (1) modul air bag (inflator) penumpang dengan sempurna seperti ditunjukkan pada
gambar.

8B-75
a) Sambungkan konektor.
b) Kunci konektor dengan tombol pengunci (2).
3) Pasang modul air bag (inflator) penumpang dengan penutupnya (3) ke panel instrumen dengan torsi yang telah
ditentukan.

Momen pengencangan
Baut pengikat modul air bag (inflator) penumpang (a): 23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft)
4) Pasang clip (4).

b)
2

a) 4

(a)

5) Pasang glove box.


6) Pasang kotak panel instrumen pada kotak bagian tengah atas.
7) Aktifkan sistem air bag.  [8B-69]

Pemeriksaan Modul Air Bag (Inflator) Penumpang


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Modul Air Bag (Inflator) Penumpang [8B-73]

PERINGATAN:

• Jangan pernah mengukur resistan modul air bag (inflator) penumpang atau membongkarnya. Jika tidak,
kemungkinan cedera bisa terjadi.
• Jangan pernah mencoba membongkar atau memperbaiki modul air bag (inflator) penumpang. Jika
ditemukan kerusakan, gantilah dengan yang baru sebagai satu rangkaian.
• Bacalah Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] , Tindakan Pencegahan pada
Penanganan dan Penyimpanan Komponen Sistem Air Bag [8B-4], dan Tindakan Pencegahan pada
Pembuangan Air Bag dan Pretensioner Sabuk Keselamatan [8B-8] sebelum memperbaiki dan mengamati
setiap tindakan pencegahan selama perbaikan. Mengabaikan instruksi ini bisa menyebabkan cedera
pribadi atau tidak terbukanya sistem air bag saat dibutuhkan.
8B-76
PERHATIAN:

Jika modul air bag (inflator) terjatuh dari ketinggian 90 cm (3ft) atau lebih, maka harus diganti.

Periksa penampakan modul air bag (inflator) secara visual untuk mengetahui gejala-gejala berikut ini dan jika
ditemukan gejala-gejala tersebut, ganti dengan yang baru.
• Air bag mengembang.
• Harness kabel atau konektor rusak.
• Modul air bag (inflator) rusak atau telah terkena benturan kuat.
• Bengkok atau perubahan bentuk braket modul air bag (inflator).

Pelepasan dan Pemasangan Sensor Benturan Depan


PERINGATAN:

Selama prosedur perbaikan, hati-hatilah ketika menangani sensor.


• Jangan pernah membentur atau mengguncang sensor.
• Sensor dan baut braket pengikat harus diberi torsi secara cermat untuk memastikan pengoperasian yang
benar. Dengan sambungan yang longgar maka dapat menyebabkan pengoperasian yang kurang benar
pada sistem air bag.

Melepas
1) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
2) Putus sambungan konektor sensor benturan depan sbg berikut.
a) Buka tombol kunci (1)
b) Dengan terbukanya tombol kunci, putus konektor.
1
1

3) Lepas baut (1) sensor benturan depan dan sensor benturan depan (2) dari apron-side-member (sisi pengemudi)
(3).

8B-77
1

3
2

Memasang
Referensi: Pemeriksaan sensor benturan depan. [8B-78]

PERHATIAN:

Pengoperasian yang benar pada sensor benturan depan mensyaratkan sensor dipasang dengan kuat pada
struktur kendaraan.

1) Periksa bahwa tidak terdapat kondisi kesalahan berikut ini.


• Bengkok, perubahan bentuk atau karat pada panel depan.
• Benda asing pada permukaan karpet sensor.
2) Pasang sensor benturan depan (1) dengan menyejajarkan locating pin (2) dengan lubang pemasangan (3) pada
bodi kendaraan, dan kencangkan baut pengikat.

Momen pengencangan
Baut penguat sirkuit sensor benturan depan. (a): 9 N·m (0.92 kg-m, 7.0 lb-ft)
(a)

1
2

3) Sambungkan konektor sensor benturan depan sebagai berikut.


a) Sambungkan konektor (1).
b) Kunci konektor dengan tombol pengunci (2).
2
2

4) Pasang battery dan tray battery (model diesel).


5) Aktifkan sistem air bag.  [8B-69]

Pemeriksaan sensor benturan depan.


Referensi: Pelepasan dan Pemasangan Sensor Benturan Depan [8B-77]

8B-78
PERINGATAN:

Selama prosedur perbaikan, hati-hatilah ketika menangani sensor.


• Jangan pernah membentur atau mengguncang sensor.
• Sensor dan baut braket pengikat harus diberi torsi secara cermat untuk memastikan pengoperasian yang
benar. Dengan sambungan yang longgar maka dapat menyebabkan pengoperasian yang kurang benar
pada sistem air bag.

PERHATIAN:

• Jangan pernah membongkar sensor benturan depan.


• Sensor harus diganti ketika terjatuh dari ketinggian 90 cm (3ft) atau lebih.

• Periksa sensor apakah mengalami lekukan, retakan atau perubahan bentuk.


• Periksa kerusakan atau retakan pada konektor sensor (sisi sensor dan sisi harness) dan mekanisme pengunci
konektor sensor.
• Periksa adanya bengkokan, korosi atau karat pada terminal konektor.

Pemasangan harness Perbaikan Modul Air Bag (Inflator) Penumpang


Ganti harness (2) perbaikan modul air bag (inflator) penumpang sesuai dengan prosedur berikut ini ketika harness
(9) yang tersambung dengan modul air bag (inflator) penumpang pada harness air bag yang terdapat pada harness
(7) panel instrumen dan konektor (1) modul air bag (inflator) penumpang dalam keadaan rusak.
4

9 8
3
5

7
6
10
3
10

3. Modul driver air bag (inflator)


4. Modul driver air bag (inflator)
5. Harness lantai
6. Pita Isolasi
7. Harness panel instrumen
8. Konektor sambungan harness lantai (kuning) dengan modul air bag
(inflator) penumpang pada harness air bag yang terdapat pada harness
panel instrumen.
10. Konektor sambungan harness lantai (kuning) pada harness perbaikan
modul air bag (inflator) penumpang.

1) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]


8B-79
2) Lepaskan modul air bag (inflator) penumpang jika telah dipasang.  [8B-73]
3) Putus konektor kuning pada air bag pengemudi dan penumpang.  [8B-68]
4) Putus harness (1) modul air bag (inflator) penumpang yang terdapat pada harness panel instrumen seperti yang
ditunjukkan, dan selanjutnya kencangkan ke harness panel instrumen dengan pita isolasi untuk menghindari
gangguan dengan bagian lainnya.

A
B

B 1

A: Forward (Maju/Depan) B: Tampilan B

5) Pasang harness (1) perbaikan modul air bag (inflator) penumpang ke harness (2) panel instrumen.

PERHATIAN:

Untuk menghindari gangguan dengan bagian lainnya, kencangkan harness perbaikan ke harness panel
instrumen dengan penjepit (3) seperti ditunjukkan pada gambar.

6) Sambungkan harness (1) perbaikan modul air bag (inflator) penumpang ke harness (2) lantai dan harness
instrumen.
3
A
B 2

B
3
3
1 1

A: Forward (Maju/Depan) B: Tampilan B

7) Pasang modul air bag (inflator) penumpang.  [8B-73]


8) Aktifkan sistem air bag.  [8B-69]
9) Pastikan bahwa tidak ada DTC terdeteksi pada SDM ketika kunci kontak pada posisi ON.

8B-80
Pembuangan Modul Air Bag (Inflator) dan Pretensioner Sabuk Keselamatan
PERINGATAN:

Kelalaian mengikuti prosedur pembuangan modul air bag (inflator) dan pretensioner sabuk keselamatan
secara benar dapat menyebabkan pengembangan air bag dan aktivasi pretensioner yang dapat
menyebabkan cedera. Jangan membuang modul air bag (inflator) yang aktif (belum mengembang) dan
pretensioner sabuk keselamatan aktif (tidak diaktifkan). Karena modul air bag (inflator) yang tidak
mengembang /pretensioner sabuk keselamatan yang tidak aktif tidak boleh dibuang secara normal. Modul
air bag (inflator) tidak yang tidak mengembang dan pertensioner sabuk keselamatan yang tidak aktif
mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit parah atau cedera pribadi jika kontainer yang
tertutup rusak selama pembuangan.

Modul air bag (inflator) /pretensioner sabuk keselamatan dapat dibuka/diaktifkan di dalam atau di luar kendaraan.
Metode Pembukaan/ Pengaktifan yang digunakan tergantung pada pembawaan akhir kendaraan. Pelajari instruksi
berikut ini untuk menentukan mana yang terbaik pada suatu situasi tertentu.
Pembukaan/ Pengaktifan di Luar Kendaraan: Ketika anda ingin melakukan perbaikan kendaraan, buka modul air bag
(inflator) dan/atau aktifkan pretensioner sabuk keselamatan di luar kendaraan.
Pengembangan / Pengaktifan di Dalam Kendaraan: Ketika kendaraan akan dihancurkan, atau diambil suku
cadangnya, aktifkan modul air bag (inflator) dan/atau aktifkan pretensioner sabuk keselamatan yang terpasang di
kendaraan.

PERINGATAN:

Tindakan pencegahan berikut ini harus diperhatikan dalam melakukan pekerjaan tersebut. Kelalaian
mematuhi peringatan tersebut dapat menyebabkan cedera.
• Prosedur harus diikuti dengan ketat seperti yang dijelaskan di bawah ini.
• Pastikan membaca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] sebelumnya
• Untuk menghindari pengembangan/pengaktifan secara tidak disengaja, pekerjaan ini tidak boleh
dilakukan oleh lebih dari satu orang,
• Karena akan muncul asap ketika modul air bag (inflator) dan pretensioner diaktifkan, pilihlah tempat
dengan ventilasi yang baik
• Modul air bag (inflator) dan pretensioner sabuk keselamatan akan segera terbuka /aktif ketika
disambungkan dengan battery kendaraan 12 volt. Gunakan kacamata pengaman di sepanjang prosedur
pengembangan/aktivasi dan pembuangan.
• Gunakanlah pelindung telinga ketika membuka modul air bag (inflator) / mengaktifkan pretensioner
sabuk keselamatan. Selain itu, anjurkan orang lain yang berada di dekat lokasi pengembangan/aktivasi
untuk menggunakan pelindung telinga yang tepat.
• Jangan mengembangkan/mengaktifkan dua komponen sistem air bag atau lebih (modul air bag (inflator
dan pretensioner sabuk keselamatan) pada saat yang bersamaan.
• Jangan pernah menyambung harness pengaktifan ke battery kendaraan 12 volt sebelum menyambung
harness pengembangan ke modul air bag (inflator) dan pretensioner sabuk keselamatan. Harness
pengembangan harus tetap terhubung dan tidak boleh disambungkan ke battery kendaraan 12 volt

8B-81
sampai anda siap mengembangkan modul air bag (inflator) atau mengaktifkan pretensioner sabuk
keselamatan.

Pengembangan / Pengaktifan di Luar Kendaraan:


Ketika anda ingin melakukan perbaikan kendaraan, kengembangkan modul air bag (inflator) atau aktifkan
pretensioner sabuk keselamatan di luar kendaraan.
1) Putar kunci kontak ke posisi LOCK dan lepas anak kunci.
2) Gunakan kacamata pengaman selama prosedur pengembangan/aktivasi ini.
3) Periksa bahwa tidak ada yang terbuka, terhubung atau rusak pada special tool (harness pengembangan (A) dan
kabel adapter (B)). Jika terdapat kerusakan, jangan menggunakannya dan pastikan menggunakan special tool
yang baru.

Special Tool
(A): 09932M75031
(B): 09932M76510
4) Hubungkan dua timah harness pengembangan (1) dengan menumpuk colokan di atas colokan lainnya secara
sempurna.

PERINGATAN:

Harness pengembangan (A) harus tetap terhubung dan tidak boleh disambungkan ke battery kendaraan
12 volt sampai anda siap mengembangkan modul air bag atau mengaktifkan pretensioner sabuk
keselamatan.

5) Lepas modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan dari kendaraan.
• Modul driver air bag (inflator):  [8B-71]
• Modul passenger air bag (inflator):  [8B-73]
• Pretensioner sabuk keselamatan:  [8A-5]

PERINGATAN:

• Untuk menangani atau menyimpan modul air bag (inflator) aktif, pilih tempat dengan suhu di bawah
65 °C (150 °F), yang tidak memiliki kelembaban tinggi dan jauh dari gangguan elektrik.
• Selalu bawa modul air bag (inflator) dengan trim cover jauh dari tubuh anda.

8B-82
• Ketika meninggalkan atau menyimpan modul air bag (inflator) aktif tanpa terjaga di meja kerja atau
permukaan lain, pastikan kantungnya (trim cover) menghadap ke atas. Juga dilarang menaruh
sesuatu di atas trim cover atau modul air bag (inflator). Ini diperlukan agar tersedia ruang bebas
untuk membiarkan modul air bag (inflator) tersebut mengembang ketika terjadi aktivasi yang tidak
disengaja.
Kelalaian mengikuti prosedur ini dapat menyebabkan cedera.

[A]

[B]

[A]: Selalu bawa modul air bag (inflator) dengan trim cover (bukaan air bag)
jauh dari badan.
[B]: Selalu tempatkan modul air bag (inflator) pada bangku kerja dengan trim
cover (bukaan air bag) ke atas, jauh dari benda longgar.

PERINGATAN:

• Untuk menangani dan menyimpan pretensioner sabuk keselamatan, pilih tempat dengan suhu di
bawah 65 °C (150 °F), yang tidak memiliki kelembaban tinggi dan jauh dari gangguan elektrik.
• Jangan pernah membawa pretensioner sabuk keselamatan di bagian web.
• Ketika meletakkan pretensioner sabuk keselamatan pada meja kerja atau permukaan lain, pastikan
meletakkannya dengan lubang exhaust menghadap (1) ke atas. Anda juga dilarang meletakkan
sesuatu di atas pretensioner sabuk keselamatan.
Jika tidak, kemungkinan cedera bisa terjadi.

8B-83
1

6) Atur modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan sebagai berikut.
• Untuk Modul air bag (inflator) pengemudi
a. Berikan ruang (3) di lantai kira-kira dengan diameter 185 cm (6ft) dimana modul (1) air bag (inflator)
pengemudi akan dibuka. Lebih diutamakan lokasi yang digunakan adalah di luar ruangan tanpa ada
aktivitas di sekitarnya. Jika tidak tersedia lokasi di luar ruangan, gunakan ruang di lantai bengkel dimana
tidak ada aktivitas dan terdapat ventilasi yang memadai. Pastikan tidak ada obyek mudah terbakar di
sekitar area pengembangan.
b. Tempatkan modul (1) air bag (inflator) dengan penutup trim vinyl menghadap ke atas (2) di lantai pada
Langkah a.

• Untuk modul air bag (inflator) penumpang


a. Berikan ruang (3) di lantai kira-kira dengan diameter 185 cm (6ft) dimana modul (1) air bag (inflator)
penumpang akan dibuka. Lebih diutamakan lokasi yang digunakan adalah di luar ruangan tanpa ada
aktivitas di sekitarnya. Jika tidak tersedia lokasi di luar ruangan, gunakan ruang di lantai bengkel dimana
tidak ada aktivitas dan terdapat ventilasi yang memadai. Pastikan tidak ada obyek mudah terbakar di
sekitar area pengembangan.
b. Letakkan perkakas pembukaan (A) di lantai pada Langkah a.

Special Tool
(A): 09932M75041
c. Isi tandon plastik pada perkakas pembukaan (A) dengan air atau pasir. Ini diperlukan untuk memberikan
stabilisasi terhadap perkakas selama pengembangan.
d. Pasang modul (1) air bag (inflator) penumpang pada perkakas pengembangan (A) dengan sempurna
menggunakan baut M8 (2).

8B-84
PERHATIAN:

Pastikan menggunakan baut penguat berukuran M8 dan 7T untuk memasang modul (1) air bag
(inflator) penumpang pada perkakas pengembangan (A).

(A)

• Untuk pretensioner sabuk keselamatan


a. Potong webbing (1) pada tounge plate stopper (3) dari sisi pretensioner sabuk keselamatan (2) seperti
ditunjukkan.

CATATAN:
Pegang pretensioner sabuk keselamatan (2) secara vertikal pada kondisi yang sama seperti saat
dipasang. Jika tidak, maka webbing tidak dapat dilepas.

b. Lepas tongue plate (4) dan kait bahu (5) dari webbing.
c. Ikat webbing (1) dengan kuat dengan jarak 10 cm (3,9in) dari ujung pemotongan seperti ditunjukkan.

5
4

1
3

10 cm (3.9 in.)

d. Ikat pretensioner sabuk keselamatan (2) dengan harness kabel (3) ke roda (4) seperti ditunjukkan.

Spesifikasi harness kabel


8B-85
Kupas bagian harness kabel dengan ukuran 1,25 mm2 (0,0019 in.2) atau lebih (Diameter harness
kabel yang dikupas adalah 1,25 mm (0,05 in.) atau lebih)

CATATAN:
Gulung harness kabel (3) sedikitnya 3 kali.

e. Berikan ruang (5) di lantai kira-kira dengan diameter 185 cm (6ft) dimana pretensioner sabuk
keselamatan (2) akan diaktifkan. Lebih diutamakan lokasi yang digunakan adalah di luar ruangan tanpa
ada aktivitas di sekitarnya. Jika tidak tersedia lokasi di luar ruangan, gunakan ruang di lantai bengkel
dimana tidak ada aktivitas dan terdapat ventilasi yang memadai. Pastikan tidak ada obyek mudah
terbakar di sekitar daerah pengaktifan.
f. Letakkan roda (4) dengan pretensioner sabuk keselamatan (2) di lantai pada Langkah e.
5

1
3

4
3

1. Webbing

7) Rentangkan harness pengembangan (A) dari modul air bag (infaltor) atau pretensioner sabuk keselamatan
sampai panjang sepenuhnya 10 (33ft).

Special Tool
(A): 09932-75031
8) Letakkan battery kendaraan 12 volt (1) di dekat ujung harness pengembangan yang terhubung (A).
9) Periksa bahwa daerah di sekitar modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan bebas dari orang
lain dan obyek mudah terbakar.
10) Sambung kabel adapter (B) sebagai berikut.

Special Tool
(B): 09932M76510
• Untuk Modul air bag (inflator) pengemudi [A]:
Periksa bahwa modul air bag (inflator) pengemudi telah diletakkan dengan penutup trip vinyl menghadap ke
atas, dan sambungkan kabel adapter (B) ke modul air bag (inflator) pengemudi.
• Untuk modul air bag (inflator) penumpang [B]:
Periksa bahwa modul air bag (inflator) penumpang telah dipasang dengan kuat dan benar pada perkakas
pembukaan (special tool), dan sambungkan kabel adapter (B) ke modul air bag (inflator) penumpang.

CATATAN:
Gulung harness kabel (5) sedikitnya 2 kali.

8B-86
• Untuk pretensioner sabuk keselamatan [E]:
a. Sambungkan kabel adapter (B) ke pretensioner sabuk keselamatan.
b. Tumpuk 2 roda (3) di atas roda yang dipasang pretensioner sabuk keselamatan (6), dan ikat mereka
menggunakan harness kabel (5) seperti yang ditunjukkan.

Spesifikasi harness kabel


Kupas bagian harness kabel dengan ukuran 1,25 mm2 (0,0019 in.2) atau lebih (Diameter harness
kabel yang dikupas adalah 1,25 mm (0,05 in.) atau lebih)

CATATAN:
Gulung harness kabel (5) sedikitnya 2 kali.

c. Tutupkan kain (7) pada roda-roda tersebut.


11) Sambungkan kabel adapter (B) ke konektor harness pembukaan (A) dan kunci konektor menggunakan tuas
pengunci.
[A]

(A)

10 m (33 ft) (B)

1 5

[B]
3

2
4
(B)

(A)

10 m (33 ft)

[C]
7

(B)

10 m (33 ft)

(A) 3
1

6 5

12) Beritahu orang di sekitar lokasi bahwa anda akan mengembangkan/mengaktifkan modul air bag (inflator) atau
pretensioner sabuk keselamatan.

8B-87
CATATAN:
• Ketika modul air bag (inflator terbuka dan pretensioner sabuk keselamatan aktif, gas yang
mengembang dengan sangat cepat akan mengeluarkan bunyi keras. Gunakan pelindung telinga yang
tepat. Beritahu orang di sekitar lokasi bahwa anda akan membuka modul air bag (inflator) atau
mengaktifkan pretensioner sabuk keselamatan dan pelindung telinga yang tepat harus dikenakan.
• Ketika modul air bag (inflator) pengemudi telah terbuka, modul air bag (inflator) pengemudi dapat
terangkat sekitar 30 cm (1ft) secara vertikal. Ini adalah reaksi yang normal karena kekuatan gas yang
mengembang sangat cepat di dalam modul air bag (inflator) pengemudi.
• Setelah modul air bag (inflator) sudah terbuka, permukaan air bag (inflator) tersebut dapat
mengandung residu berbubuk. Bubuk ini mengandung tepung jagung (digunakan untuk melumasi
kantung (inflator) saat menggembung) dan produk sampingan dari reaksi kimia.

PERINGATAN:

• Jangan meletakkan modul air bag (inflator) yang terbuka dan pretensioner sabuk keselamatan yang
aktif di dekat obyek yang mudah terbakar.
• Jangan menggunakan air, oli, dll. ke modul air bag (inflator) yang terbuka dan pretensioner sabuk
keselamatan aktif.
• Tunggu sekitar 30 menit sebelum menyentuh permukaan logam modul air bag (inflator) atau modul
pretensioner sabuk keselamatan. Mengabaikan peringatan ini dapat menyebabkan kebakaran atau
cedera.
Kelalaian mengikuti prosedur ini dapat menyebabkan kebakaran atau cedera.

13) Pisahkan dua colokan (1) pada harness pembuka.


14) Sambungkan harness mengembangkan ke battery kendaraan 12 volt (2). Tindakan ini akan segera
mengembangkan atau mengaktifkan modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan.
15) Putus harness pengembangan dari battery kendaraan 12 volt (2) dan hubungkan dua timah harness
pengembangan dengan menumpuk colokan ke colokan lain dengan sempurna.

16) Jika dalam suatu kondisi dimana modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk pemgaman tidak
mengembang/aktif setelah mengikuti prosedur ini, lanjutkan segera ke Langkah 22) sampai 25) Jika modul air
bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan tidak terbuka atau aktif, lanjutkan ke Langkah 18) sampai 21).
17) Gunakan sepasang sarung tangan kerja untuk melindungi tangan anda dari iritasi dan panas ketika menangani
modul air bag (inflator) yang terbuka atau pretensioner sabuk keselamatan yang aktif.

8B-88
18) Putus kabel adapter (special tool) dari modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan sesegera
mugkin. Ini akan mencegah kabel adapter (special tool) agar tidak rusak karena bersinggungan dengan modul air
bag (inflator) yang panas atau pretensioner sabuk keselamatan yang panas.
19) Periksa kabel adapter dengan tahapan berikut ini.
• Untuk modul air bag (inflator)
Pastikan memeriksa adanya kerusakan pada kabel adapter (special tool) modul air bag (inflator) setelah
pembukaan dan gantikan dengan kabel adapter (special tool) yang baru jika memang rusak.
• Untuk pretensioner sabuk keselamatan
Pastikan memeriksa adanya kerusakan pada kabel adapter pretensioner sabuk keselamatan setelah
pretensioner sabuk keselamatan aktif. Ganti dengan konektor cadangan (special tool) atau adapter yang baru
jika perlu.
20) Buang modul air bag (infaltor) yang terbuka (1) atau pretensioner sabuk keselamatan yang telah aktif (2) lewat
refuse channel normal setelah didinginkan selama 30 menit dan tutup dengan kuat modul air bag (inflator) atau
pretensioner sabuk keselamatan (2) dalam kantung vinyl yang kuat.
Lihat Pembuangan Modul Air Bag (Inflator) Terbuka dan Pretensioner Sabuk Keselamatan Aktif [8B-94] untuk
detailnya.

21) Cuci tangan anda dengan sabun dan air setelah selesai bekerja.

CATATAN:
Langkah berikutnya harus diikuti jika modul air bag (inflator) tidak terbuka atau pretensioner sabuk
keselamatan tidak aktif.

22) Pastikan bahwa harness pembuka telah diputus dari battery kendaraan 12 volt dan bahwa dua colokan telah
dihubungkan dengan meletakkan colokan di atas colokan lain secara sempurna.
23) Putus harness pembuka dan kabel adapter dari modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan.
24) Untuk sementara simpan modul air bag (inflator) yang tidak terbuka dengan merujuk pada Tindakan Pencegahan
untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] untuk keterangan lebih lanjut.
25) Hubungi distributor di tempat anda untuk bantuan lebih lanjut.

Pengembangan/ Pengaktifan di Dalam Kendaraan


Ketika kendaraan akan dihancurkan, atau diambil suku cadangnya, buka modul air bag (inflator) dan/atau aktifkan
pretensioner sabuk keselamatan yang terpasang di kendaraan.
1) Putar kunci kontak pada posisi LOCK, lepas anak kunci dan pakai kacamata pengaman.
2) Lepas semua obyek dari kursi depan dan panel instrumen.
3) Putus konektor modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan sebagai berikut.

8B-89
• Untuk modul air bag (inflator) pengemudi dan penumpang [A]:
Lepas glove box dengan merujuk pada Melepas dan Memasang Panel Instrumen [9C-14] dan lepas konektor
modul air bag (inflator) pengemudi (1).
• Untuk pretensioner sabuk keselamatan (kanan dan kiri) [D]
Lepas kedua sisi pilar tengah trim bagian bawah (sisi pengemudi dan penumpang) dan putus konektor
pretensioner sabuk keselamatan (4).
4) Pastikan bahwa masing-masing modul air bag (inflator) dan/atau pretensioner sabuk keselamatan telah dipasang
dengan kuat.
[A]

[B]

1
4

A: Tampak A

5) Periksa bahwa tidak ada yang terbuka, terhubung atau rusak pada special tool (harness pembuka (A) dan kabel
adapter (B), (C), dan (D)). Jika terdapat kerusakan, jangan menggunakannya dan pastikan menggunakan special
tool yang baru. Sambungkan kabel adapter (B), (C), atau (D) ke konektor harness pembuka (A) dan kunci
konektor menggunakan tuas pengunci.

Special Tool
(A): 09932M75031
(B): 09932M78332
(C): 09932M77310
(D): 09932M76510
8B-90
6) Hubungkan dua timah harness pengembangan dengan menumpuk colokan di atas colokan lainnya secara
sempurna.

PERINGATAN:

Harness pembuka (A) harus tetap terhubung dan tidak boleh disambungkan ke battery kendaraan 12 volt
sampai anda siap mengembangkan modul air bag atau mengaktifkan pretensioner sabuk keselamatan.

7) Sambungkan kabel adapter (B), (C), atau (D) secara seri dengan harness pengembangan (A) ke modul air bag
(inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan sebagai berikut.
• Untuk modul air bag (inflator) pengemudi dan penumpang [A]:
Sambungkan kabel adapter (B) secara seri dengan harness pembuka (A) dan tekan konektor kabel adapter
(B) ke modul air bag (inflator) sampai terdengan bunyi klik.
• Untuk pretensioner sabuk keselamatan [D]
Sambungkan kabel adapter (D) secara seri dengan harness pengembangan (A) ke pretensioner sabuk
keselamatan dan kunci konektor menggunakan komponen pengunci.

[A]

(C)

(A)

[D]

(D)

(A)

8) Tarik harness pengembangan (1) keluar kendaraan.


9) Periksa bahwa bagian dalam kendaraan dan daerah sekitar kendaraan bebas dari kegiatan orang lain dan obyek
mudah terbakar.

8B-91
10) Rentangkan harness pembuka (1) sampai panjang sepenuhnya 10m (33ft).
11) Letakkan battery kendaraan 12 volt (2) di dekat ujung harness pengaktifan yang terhubung (1).
12) Tutup daerah kaca depan kendaraan dan bukaan jendela pintu depan secara sempurna dengan kain, selimut
atau benda sejenis. Tindakan ini dapat mengurangi kemungkinan cedera karena pecahan kaca atau bagian
dalam kendaraan.

10 m (33 ft)

13) Beritahu orang di sekitar lokasi bahwa anda akan mengembangkan modul air bag (inflator) atau mengaktifkan
pretensioner sabuk keselamatan.

CATATAN:
• Ketika modul air bag (inflator mengembang dan pretensioner sabuk keselamatan aktif, gas yang
mengembang dengan sangat cepat akan mengeluarkan bunyi keras. Gunakan pelindung telinga yang
tepat. Beritahu orang di sekitar lokasi bahwa anda akan mengembangkan modul air bag (inflator) atau
mengaktifkan pretensioner sabuk keselamatan dan pelindung telinga yang tepat harus dipakai.
• Setelah modul air bag (inflator) sudah mengembang, permukaan air bag tersebut dapat mengandung
residu berbubuk. Bubuk ini mengandung tepung jagung (digunakan untuk melumasi kantung
(inflator) saat mengembang) dan produk sampingan dari reaksi kimia.

PERINGATAN:

• Jangan meletakkan modul air bag (inflator) yang terbuka dan pretensioner sabuk keselamatan yang
aktif di dekat obyek yang mudah terbakar.
• Jangan menggunakan air, oli, dll. ke modul air bag (inflator) yang terbuka dan mengaktifkan
pretensioner sabuk keselamatan.
• Tunggu sekitar 30 menit sebelum menyentuh permukaan logam modul air bag (inflator) atau modul
pretensioner sabuk keselamatan. Mengabaikan peringatan ini dapat menyebabkan kebakaran atau
cedera.
Kelalaian mengikuti prosedur ini dapat menyebabkan kebakaran atau cedera.

14) Pisahkan dua colokan (1) pada harness pembuka (2).


15) Sambungkan harness pembuka (2) ke battery kendaraan 12 volt (3). Tindakan ini akan segera membuka atau
mengaktifkan modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan.
16) Putus harness pembuka (2) dari battery kendaraan 12 volt (3) dan hubungkan dua timah harness
pengembangan dengan menumpuk colokan ke colokan lain dengan sempurna.
8B-92
2

17) Ulangi Langkah 3) sampai 16) untuk mengembangkan / mengaktifkan modul air bag (inflator) dan pretensioner
sabuk keselamatan yang belum mengembang/ aktif, jika ada.
18) Jika dalam suatu kondisi dimana modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk pemgaman tidak mengembang
atau aktif setelah mengikuti prosedur ini, lanjutkan segera ke Langkah 24) sampai 26) Jika modul air bag
(inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan tidak mengembang/aktif, lanjutkan ke Langkah 19) sampai 23).
19) Lepas dengan hati-hati kain penutup dari kendaraan dan bersihkan adanya pecahan atau buang seluruhnya.
20) Gunakan sepasang sarung tangan kerja untuk melindungi tangan anda dari iritasi dan panas ketika menangani
modul air bag (inflator) yang terbuka dan pretensioner sabuk keselamatan yang aktif.
21) Putus kabel adapter (special tool) dari modul air bag (inflator) atau pretensioner sabuk keselamatan sesegera
mugkin. Ini akan mencegah kabel adapter (special tool) agar tidak rusak karena bersinggungan dengan modul air
bag (inflator) yang panas atau pretensioner sabuk keselamatan yang panas.
22) Periksa kabel adapter dengan tahapan berikut ini.
Konektor kabel adapter (special tool) dirancang untuk dapat digunakan lagi. Namun, konektor tersebut harus
diperiksa akan adanya kerusakan setelah pembukaan dan diganti jika perlu.
23) Dengan modul air bag (inflator) yang terbuka dan pretensioner sabuk keselamatan yang aktif, kendaraan dapat
dihancurkan dengan cara yang sama seperti kendaraan yang tidak dilengkapi dengan sistem air bag /
pretensioner sabuk keselamatan.

CATATAN:
Langkah berikutnya harus diikuti jika modul air bag (inflator) tidak terbuka atau pretensioner sabuk
keselamatan tidak aktif.

24) Lepas modul air bag (inflator) dan / atau pretensioner sabuk keselamatan dari kendaraan.
• Modul driver air bag (inflator):  [8B-71]
• Modul passenger air bag (inflator):  [8B-73]
• Pretensioner sabuk keselamatan.  [8A-5]
25) Untuk sementara, simpan modul air bag (inflator) yang tidak mengembang.  [8B-3]
26) Hubungi distributor di tempat anda untuk bantuan lebih lanjut.

8B-93
Pembuangan Modul Air Bag (Inflator) Terbuka dan Pretensioner Sabuk Keselamatan Aktif
PERINGATAN:

Kelalaian mengikuti prosedur pembuangan modul air bag (inflator) dan pretensioner sabuk keselamatan
secara benar dapat menyebabkan pengembangan air bag dan aktivasi pretensioner yang dapat
menyebabkan cedera. Modul Air bag (inflator) yang tidak terbuka dan pretensioner sabuk keselamatan yang
tidak aktif tidak boleh dibuang secara normal.
Modul air bag (inflator) yang tidak mengembang dan pertensioner sabuk keselamatan yang tidak aktif
mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit parah atau cedera jika kontainer yang tertutup rusak
selama pembuangan.

Modul Air bag (inflator) yang tidak mengembang dan pretensioner sabuk keselamatan yang tidak aktif tidak boleh
dibuang secara normal seperti komponen lainnya. Namun, untuk pembuangannya harus memperhatikan hal-hal
berikut ini.
• Modul air bag (inflator) dan pretensioner sabuk keselamatan sesaat setelah mengembang / pengaktifan akan
sangat panas. Tunggu selama 30 menit sampai dingin sebelum menanganinya.
• Jangan pernah menggunakan air, minyak, dll pada modul air bag (inflator) yang mengembang dan pretensioner
sabuk keselamatan aktif untuk mendinginkannya dan hati-hati agar air, minyak dll, tidak mengenai modul air bag
(inflator) yang mengembang dan pretensioner sabuk keselamatan yang aktif.

• Setelah modul air bag (inflator) sudah digunakan, permukaan air bag tersebut dapat mengandung residu
berbubuk. Bubuk ini terutama mengandung tepung jagung (digunakan untuk melumasi kantung saat
menggembung) dan hasil ikutan dari reaksi kimia. Seperti pada sebagian besar prosedur perbaikan, sarung
tangan dan kacamata pengaman harus dikenakan.
• Ketika membuang modul air bag (inflator) yang mengembang dan pretensioner sabuk keselamatan yang aktif,
pastikan menutupnya dengan kantung vinyl.

• Ketika modul air bag (inflator) dan pretensioner sabuk keselamatan telah mengembang/aktif di dalam kendaraan
yang akan dihancurkan, biarkan mereka terpasang di dalam kendaraan.

8B-94
• Pastikan anda mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menanganinya.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencangan Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut SDM 9 0.92 7.0
Baut penguat Modul air bag (inflator)
9 0.92 7.0
pengemudi
Baut pengikat modul air bag (inflator)
23 2.3 17.0
penumpang
Baut penguat sirkuit sensor benturan depan. 9 0.92 7.0
Acuan:
Momen pengencangan yang tidak tercantum di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Penggunaan Special Tool
PERINGATAN:

Untuk menghindari mengembang ketika melakukan perbaikan sistem air bag, jangan menggunakan
peralatan penguji kelistrikan seperti voltmeter, ohmmeter, dll. berdaya battery atau AC, atau semua jenis
perlengkapan kelistrikan selain yang ditentukan di dalam buku pedoman ini. Jangan menggunakan alat uji
jenis tanpa daya.
Instruksi pada buku pedoman ini harus diikuti secara cermat, atau akan dapat menyebabkan cedera.

Anda harus mengenal peralatan yang terdaftar di bawah judul “Special Tool”. Anda harus bisa mengukur voltase dan
resistan. Anda harus mengenal penggunaan scan tool yang benar seperti Air Bag Driver/ Passanger Load Tool,
Connector Test Adapter Kit dan Digital Multimeter.

Special Tool
(A): 09932M76010 Connector Test Adapter Kit
(B): 09932M75100 (Shorting bar release tool)
Alat ini harus digunakan ketika prosedur diagnostik menyaratkan pemeriksaan atau pengujian terminal.
Penggunaan adapter yang sesuai pada special tool akan memastikan tidak terjadinya kerusakan pada terminal dari
pengujian multimeter, seperti perluasan atau pembengkokan.

(A) (A)

Adapter (1) diperlukan untuk mengetahui kekencangan sambungan sudah cukup, dan membantu menemukan
bagian yang putus atau putus sementara yang dikarenakan oleh sambungan terminal yang buruk. SDM shorting bar

8B-95
release tool (2) tersedia pada connector test adapter kit. Memasangnya pada konektor SDM (3) akan melepaskan
shorting bar.

Special Tool
(B): 09932M75010 Air bag driver / passenger load tool
Alat ini digunakan sebagai bantuan diagnosis dan alat pengaman untuk mencegah pembukaan modul air bag
(inflator) yang tidak diinginkan.
Load tool mempunyai tiga konektor yang terpasang pada tempatnya dimana mereka telah berfungsi secara
kelistrikan dan bertindak sebagai pengganti muatan resistif.
Tidak boleh menggunakan lebih dari dua konektor pada saat yang bersamaan.
salah satu konektor (“KEMUDI”) digunakan untuk mengganti muatan berikut ini.
• Modul air bag (inflator) pengemudi ketika disambung pada bagian atas kolom untuk terhubung dengan contact
coil assy.
• Modul air bag (inflator) penumpang ketika disambung dengan konektor harness air bag pada harness panel
instrumen untuk modul air bag (inflator) penumpang.
• Masing-masing pretensioner sabuk keselamatan pengemudi dan penumpang ketika disambung dengan konektor
harness air bag pada harness panel instrumen untuk pretensioner sabuk keselamatan pengemudi dan
penumpang.
Konektor lain (“BAGIAN DASAR KOLOM”) digunakan untuk mengganti muatan modul air bag (inflator) pengemudi
dan contact coil assy. ketika disambungkan pada bagian dasar kolom ke harness kabel air bag.
Konektor ketiga (“INFLATOR PENUMPANG”) tidak digunakan.
Dengan mengganti resistan load tool ketika dibutuhkan, penetapan dapat dilakukan apakah komponen sirkuit inflator
menyebabkan malfungsi sistem dan komponen mana yang menyebabkan malfungsi.
Load tool hendaknya hanya digunakan ketika memang diperlukan oleh prosedur diagnostik.

8B-96
1. Konektor untuk contact coil dan modul air bag (inflator) pengemudi
(Terletak di dekat bagian dasar kolom kemudi)
2. Konektor untuk modul air bag (inflator) pengemudi, pengendara dan
pretensioner sabuk keselamatan pengemudi dan penumpang
3. Tidak digunakan

Special Tool
09932M75010 09932M75031
Load tool air bag Harness pengembang air
bag

09932M75041 09932M75100
Perkakas pengembang Shorting bar release tool
modul driver air bag
(inflator) penumpang

09932–76010 09932M76510
Connector test adapter set Deployment adapter cable
Set ini terdiri dari item-item
berikut. 1. Connector test
adapter kit (09932-75020),
2. Connector test adapter &
shorting bar release tool
(09932-76020)
09932M77310 09932M78310
Deployment adapter cable Kabel adapter
4P

8B-97
09932M78332 09932M78340
Deployment adapter cable Deployment adapter cable

SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Probe
voltage meter 6. Kotak
penyimpanan

8B-98
Bodi, Kabin dan Aksesori
Bab 9

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan .............................................................................................................................................. 9-2
Tindakan Pencegahan untuk Bodi, Kabin dan Aksesori .......................................................................................... 9-2
Tindakan Pencegahan untuk Servis Bodi ................................................................................................................ 9-2
Peringatan Pengencang untuk Servis Bodi.............................................................................................................. 9-2

9-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Bodi, Kabin dan Aksesori
Peringatan Air Bag
Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Perhatian dalam Pengencang


Lihat Peringatan Pengencang [00-15] .

Tindakan Pencegahan untuk Servis Bodi


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Servis Bodi [9-2] .

Perhatian dalam Pengencang untuk Servis Bodi:


Lihat Peringatan Pengencang untuk Servis Bodi [9-2] .

Tindakan Pencegahan dalam Perawatan Sistem Kelistrikan Bodi


Lihat Tindakan Pencegahan dalam Perawatan Sistem Kelistrikan Bodi [9A-4] .

Tindakan pencegahan untuk pemasangan wiring harness


Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah elektrik.

Tindakan Pencegahan untuk Servis Bodi


PERINGATAN:

Untuk kendaraan yang dilengkapi dengan Sistem Pengaman Tambahan (Air Bag):
Ketika menyervis bodi kendaraan, jika bagian komponen sistem air bag mungkin akan mendapat guncangan,
maka lepas bagian itu terlebih dahulu.

Peringatan Pengencang untuk Servis Bodi


PERHATIAN:

• Pengencang adalah bagian pelengkap yang penting karena bagian itu dapat mempengaruhi kinerja
komponen dan sistem, dan/atau dapat mengakibatkan perbaikan yang memakan biasa besar.
Pengencang harus diganti dengan pengencang bernomor part sama atau dengan komponen yang setara
jika dibutuhkan penggantian.
• Jangan menggunakan komponen pengganti dengan kualitas yang lebih rendah atau mengganti
desainnya. Nilai torsi harus digunakan sebagaimana yang ditentukan selama perakitan kembali untuk
memastikan tahanan yang tepat pada komponen ini.

9-2
Bodi, Kabin dan Aksesori
Bab 9A

Sistem Kelistrikan
K12M ......................................................................................................................................................................... 9A-4
Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 9A-4
Tindakan Pencegahan dalam Perawatan Sistem Kelistrikan Bodi ........................................................................9A-4
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 9A-4
Singkatan ...............................................................................................................................................................9A-4
Simbol Warna Kabel / Konektor .............................................................................................................................9A-4
Simbol dan Tanda...................................................................................................................................................9A-4
Cara Membaca Diagram Layout Konektor.............................................................................................................9A-6
Cara Membaca Kode Konektor dan Nomor Terminal ............................................................................................9A-7
Cara Membaca Titik Ground ................................................................................................................................9A-10
Cara Membaca Diagram Pasokan Daya ............................................................................................................. 9A-11
Cara Membaca Diagram Sirkuit Sistem ............................................................................................................... 9A-11
Glosarium .............................................................................................................................................................9A-13
Diagram Layout Konektor ................................................................................................................................... 9A-17
Diagram Layout Konektor ....................................................................................................................................9A-17
Kompartemen Mesin ............................................................................................................................................9A-18
Panel Instrumen ...................................................................................................................................................9A-25
Pintu, Atap ............................................................................................................................................................9A-29
Lantai....................................................................................................................................................................9A-30
Belakang ..............................................................................................................................................................9A-32
Titik Ground .......................................................................................................................................................... 9A-32
Titik Ground (Tanah).............................................................................................................................................9A-32
Diagram Pasokan Daya........................................................................................................................................ 9A-34
Diagram Power Supply (Model Bensin) ...............................................................................................................9A-34
Diagram Power Supply (Model DSL) ...................................................................................................................9A-36
Sekring dan Suku Cadang Terlindung..................................................................................................................9A-37
Sekering dalam Kotak Sekering Utama (Model Bensin)......................................................................................9A-38
Sekering dalam Kotak Sekering Utama (Model DSL)..........................................................................................9A-38
Kotak Sekering Sirkuit Individual No. 1 (Model Bensin).......................................................................................9A-39
Kotak Sekring Sirkuit Individual No. 1 (Model DSL).............................................................................................9A-40
Kotak Sekring Sirkuit Individual No. 2 (Pada J/B)................................................................................................9A-41
Kotak Sekring Sirkuit Individual No. 3 (Model DSL).............................................................................................9A-43
Konektor / Layout Sekring Junction Block (J/B) ..................................................................................................9A-44
Junction Block Inner Circuit (Ikhtisar)...................................................................................................................9A-45
Junction Block Inner Circuit (Detail) .....................................................................................................................9A-47

9A-1
Diagram Sirkuit Sistem ........................................................................................................................................ 9A-51
Diagram Sirkuit Sistem.........................................................................................................................................9A-51
A-1 Diagram Sirkuit Sistem Cranking (Model Bensin) .........................................................................................9A-53
A-1 Diagram Sirkuit Sistem Cranking (Model DSL) .............................................................................................9A-54
A-2 Diagram Sirkuit Sistem Pengisian Daya (Model Bensin) ..............................................................................9A-55
A-2 Diagram Sirkuit Sistem Pengisian Daya (Model DSL) ..................................................................................9A-56
A-3 Diagram Sirkuit Sistem Pengapian................................................................................................................9A-57
A-4 Diagram Sirkuit Sistem Pendingin (Model Bensin)........................................................................................9A-58
A-4 Diagram Sirkuit Sistem Pendingin (Model DSL)............................................................................................9A-59
A-5 Diagram Mesin dan Sirkuit Sistem Kontrol A/C (Model Bensin)....................................................................9A-60
A-5 Diagram Mesin dan Sirkuit Sistem Kontrol A/C (Model DSL)........................................................................9A-64
A-7 Diagram Sirkuit Sistem Immobilizer (Model Bensin) .....................................................................................9A-69
A-7 Diagram Sirkuit Sistem Immobilizer (Model DSL) .........................................................................................9A-70
A-8 Diagram Sirkuit Sistem Kontrol Bodi .............................................................................................................9A-71
A-9 Diagram Sirkuit CAN (Tanpa BCM) ...............................................................................................................9A-75
A-9 Diagram Sirkuit CAN (Dengan BCM) ............................................................................................................9A-76
A-10 Diagram Sirkuit Sistem Kontrol Keamanan .................................................................................................9A-77
B-1 Diagram Sirkuit Wiper dan Washer Kaca Depan ..........................................................................................9A-79
B-2 Diagram Sirkuit Wiper dan Washer Belakang (Opsional) .............................................................................9A-80
B-3 Diagram Sirkuit Defogger Belakang (Opsional) ............................................................................................9A-81
B-4 Diagram Sirkuit Power Window (Model 2 Pintu) ...........................................................................................9A-82
B-4 Diagram Sirkuit Power Window (Model 4 Pintu, 5 Pintu) ..............................................................................9A-83
B-5 Diagram Sirkuit Power Door Lock .................................................................................................................9A-85
B-7 Diagram Sirkuit Klakson ................................................................................................................................9A-87
C-1 Diagram Sirkuit Combination Meter ..............................................................................................................9A-88
C-2 Diagram Sirkuit TACHO Meter ......................................................................................................................9A-90
D-1 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Besar ...........................................................................................................9A-91
D-2 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Posisi, Kota dan Plat Nomor .......................................................................9A-92
D-3 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Kabut Depan (Model Bensin) ......................................................................9A-93
D-3 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Kabut Depan (Model DSL) ..........................................................................9A-94
D-4 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Iluminasi ......................................................................................................9A-95
D-5 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Interior (Model 2 Pintu) ................................................................................9A-96
D-5 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Interior (Model 4 Pintu, 5 Pintu)...................................................................9A-97
D-6 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Sein dan Lampu Peringatan Hazard ...........................................................9A-98
D-7 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Rem ...........................................................................................................9A-100
D-8 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Mundur ......................................................................................................9A-101
D-9 Diagram Sirkuit Sistem Penyetelan Lampu Besar ......................................................................................9A-102
D-10 Diagram Sirkuit Lampu Kabut Belakang ...................................................................................................9A-103
E-1 Diagram Sirkuit Sistem Pemanas (Opsional) ..............................................................................................9A-104
F-1 Diagram Sirkuit Sistem Air Bag (Opsional)..................................................................................................9A-106
F-2 Diagram Sirkuit Sistem ABS (Opsional).......................................................................................................9A-107

9A-2
F-4 Diagram Sirkuit Sistem Power Steering.......................................................................................................9A-109
G-1 Diagram Sirkuit Sistem Audio...................................................................................................................... 9A-111
G-2 Diagram Sirkuit Sistem Soket Aksesori....................................................................................................... 9A-112
Daftar Konektor ...................................................................................................................................................9A-112
Daftar Konektor .................................................................................................................................................. 9A-112
Konektor C ......................................................................................................................................................... 9A-113
D Connector (Model DSL).................................................................................................................................. 9A-114
Konektor E.......................................................................................................................................................... 9A-114
Konektor G ......................................................................................................................................................... 9A-116
Konektor J .......................................................................................................................................................... 9A-118
Konektor K.......................................................................................................................................................... 9A-118
Konektor L .......................................................................................................................................................... 9A-118
Konektor O ......................................................................................................................................................... 9A-119
Konektor R .........................................................................................................................................................9A-120
Konektor S..........................................................................................................................................................9A-120
Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness.................................................................................... 9A-120
Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness.......................................................................................9A-120
Seputar Mesin ....................................................................................................................................................9A-121
Seputar Battery ..................................................................................................................................................9A-123
Seputar Strut ......................................................................................................................................................9A-125
Seputar Dash Panel (Interior) ............................................................................................................................9A-128
Harness Panel Instrumen...................................................................................................................................9A-129
Instrument Panel Harness / Harness Lantai (Dash Side Panel) ........................................................................9A-130
Harness lantai ....................................................................................................................................................9A-131
Harness pintu bagasi .........................................................................................................................................9A-134
Spesifikasi........................................................................................................................................................... 9A-134
Spesifikasi Momen Pengencangan ....................................................................................................................9A-134

9A-3
K12M

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan dalam Perawatan Sistem Kelistrikan Bodi
Saat melakukan servis pada sistem kelistrikan, perhatikan tindakan pencegahan yang diuraikan dalam Tindakan
Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik [00-11] untuk melindungi suku cadang listrik dan mencegah kebakaran.

Uraian Umum
Singkatan
Lihat Singkatan [0A-2] untuk singkatan-singkatan umum.

Singkatan Istilah lengkap Singkatan Istilah lengkap


2 Wheel Drive Vehicles (2
2WD Kendaraan Penggerak J/B Junction block
Roda)
4 Wheel Drive Vehicles
4WD (Kendaraan Berpenggerak 4 J/C Joint connector
Roda)
A/B Air Bag L Left (Kiri)
ACC Accessory (Aksesori) LED Light Emitting Diode
Left Hand Drive Vehicle
CAN Controller Area Network LHD
(Kendaraan Setir Kiri)
COMB Combination (Kombinasi) LO Low (Rendah)
DSL Diesel engine (Mesin diesel) OCV Oil Control valve
®
DPF Diesel Particulate Filter P/N Power Normal
EVAP leak check module
ELCM (modul pemeriksaan R Right (Kanan)
kebocoran EVAP)
Electronic Stability Program
Right Hand Drive Vehicle
ESP ® (Program Stabilitas RHD
(Kendaraan Setir Kanan)
Elektronik)
FWD Forward (Maju/Depan) ST Starter
HI High (Tinggi) TCSS Traction Control Support System
IF EQPD If equipped (Jika dilengkapi) TPMS Tyre Pressure Monitoring System
ILL Illumination (Iluminasi) VIM Variable Intake Manifold
Vacuum switching valve (Katup
IND Indicator (Indikator) VSV
pengalihan vakum)
INT Intermittent (Berulang)
ESP ® merupakan merek terdaftar milik Daimler AG.

Simbol Warna Kabel / Konektor


Lihat Simbol Warna Kabel [0A-6] .

Simbol dan Tanda


Battery Ground Sekring normal Sekring slow blow

9A-4
Circuit breaker
Coil, Solenoid Pemanas Bohlam
(pemutus sirkuit)

Cigarette lighter
Motor Pompa Klakson Speaker
(Pemantik)

Buzzer Chime Kondenser Thermistor Switch reed

Tahanan Variable resistance Transistor

NPN PNP
Dioda pemancar
Transistor foto Dioda Zener Diode Dioda foto
cahaya

Elemen piezoelectric Harnes Terminal ring Konektor

Terhubung Tak terhubung


Relay Switch

Terbuka normal Tertutup normal Switch buka Switch tutup


Kunci Kontak Keyless entry Sistem immobilizer Combination meter Switch lampu

Penyetel lampu Lampu kabut


Hazard warning light Lampu kabut depan Busi
besar belakang

9A-5
Kipas pendingin
Fuel pump Injektor bahan bakar Modul kontrol XX Wiper kaca depan
radiator

XX
Cont M

Washer kaca depan Wiper belakang Washer belakang Defogger belakang Power window

Power door lock Power mirror A/B Pretensioner Sisi penumpang

Air bag samping (R)


Sisi pengemudi Pemanas tempat duduk A/C Power steering
)

Air bag curtain samping Air bag curtain samping


Air bag samping (L) Glow plug
(R) (L)

Cara Membaca Diagram Layout Konektor


[A-1]: Simbol harness dan nama harness
A: Kabel battery
B: Harness A/C
C: Harness mesin
D: Harnes injektor, Kabel switch tekanan oli
E: Harness utama, Kabel power steering
F: Kabel konsol
G: Harness panel instrumen, Kabel antena panel instrumen
J: Kabel pintu samping (termasuk kabel terkait P/W)
K: Harness lampu interior, Kabel atap, Kabel antena radio, Kabel speaker belakang.
L: Harness lantai, Kabel antena, Harness coupling, Kabel soket aksesori, Kabel sensor G.
M: Harness bumper belakang
O: Kabel-kabel/harness belakang (kecuali harness bumper belakang)
Q: Kabel curtain-air bag samping, Harness air bag samping, Harness Pretensioner
R: Kabel fuel pump
S: Contact coil
[A-2]: Nomor Konektor
[B]: Nomor Titik Ground
9A-6
11 [B]

L33 L25 L24 L26 (KE O01) L36


L20 L28 R02 Kode konektor
L09
L10 L 36
L11
L12
[A-1] [A-2]
L14

{ L15
R01

L42
R04

L01 (KE G01)


L02 (KE E04) L05
[B] R05 L13
L03 (KE E05)
L19 L32 L16 L07 (KE K02)

12

Cara Membaca Kode Konektor dan Nomor Terminal


1) Kode konektor/Nomor Terminal/Layout Terminal
• Bentuk konektor dan layout terminal yang ditunjukkan di manual ini adalah bentuk dan layout yang dilihat dari
“Z” di dalam ilustrasi.
Lihat Daftar Konektor [9A-112] .

9A-7
Tampak Z

"DAFTAR KONEKTOR "

Terminal laki A40 Kode konnektor


4 3 2 1
8 7 6 5

(Tampak Z) A40
5
D18
Terminal D18
perempuan 1 2 3 4
5 6 7 8
(Tampak Z) Kode konnektor
No. Terminal

CATATAN:
Nomor terminal yang berbeda dari nomor di atas bisa ditemukan di beberapa konektor.
Nomor cetak seperti ini tidak digunakan di dalam manual ini.

2) Jenis konektor

3) Terminal-terminal di dalam satu konektor (Garis putus-putus) (B15)/Terminal-terminal di konektor berbeda (B14,
B16)

9A-8
B15
B14 B16

B15 5 7 B14 5 B16 7

4) Joint connector (J/C)


• Beberapa kabel berbeda yang berwarna sama digabungkan dalam satu bagian dari J/C.
CONTOH
J/C
WHT/BLK WHT/BLK
WHT/BLK WHT/BLK WHT/BLK
1 2 4 9 10
J/C

12
WHT/BLK WHT/BLK RED/YEL
5
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
RED/YEL
13
RED/YEL
BLK
BLK
7
8
BLK

16
BLK

5) Weld splice (W/S)


• Beberapa kabel berbeda yang berwarna sama digabungkan dengan las dalam W/S.

CONTOH
W/S Diagram layout konektor

ORN W/S
ORN ORN ORN ORN ORN

Weld W/S
W/S W/S W/S
ORN

6) Junction block (J/B)

9A-9
Contoh
Sirkuit dalam J/B
Connector No. / Terminal No. J/B
J/B BCM E39 E40 E41 G32 G33 G34 K01 L04 L05 L06

IG1 IG1
2

IMMOBI IG
6

IG Coil
23
15A IG Coil, etc
5
BLK/WHT
BCM ;IG1
11
25
MTR 10A MTR Power, etc
6

30
A/B 15A A/B CONT
1

K-LINE
8

K-LINE
3

A/B SIGNAL
9

A/B SIGNAL
2

J/B A/B SIG


4 ORN
A/B SIG
13
MTA
11

IG Sig
29
10A EPS AT
12
J/B

GRN BLU

7) Lokasi, bentuk, dan nomor terminal konektor


Lihat Diagram Layout Konektor [9A-17] .
Lihat Diagram Sirkuit Sistem [9A-51] .
Lihat Daftar Konektor [9A-112] .

"DIAGRAM SIRKUIT SISTEM"


- No. terminal dan kode konektor

"DIAGRAM LAYOUT KONEKTOR " "DAFTAR KONEKTOR"


- Letak konektor. - Posisi dan bentuk konektor.

C02

C02 C02

C02

C02

C02 REFERENSI

Cara Membaca Titik Ground


Lihat Diagram Sirkuit Sistem [9A-51] .
Lihat Titik Ground (Tanah) [9A-32] .

9A-10
"DIAGRAM SIRKUIT SISTEM" "TITIK GROUND"
Individual
20 circuit
15A fuse box

YEL/BLU 10
10 11 12

E40
16 20 5 6 7

BLU/BLK BLK BLU BLU/RED BLU/WHT


E09 2 E20 2 1 3 4
Motor Motor
washer wiper
M kaca depan kaca depan
M
1

Off
BLK BLK BLK On
Circuit
breaker

60A-B003-
1 10 9

10
Ground bodi tidak diberikan nomor ground.

REFERENSI
Cara Membaca Diagram Pasokan Daya
Lihat Diagram Power Supply (Model Bensin) [9A-34] .
Lihat Diagram Sirkuit Sistem [9A-51] .

"DIAGRAM POWER SUPPLY"


Battery

- + BLK Nomor sekring


Box sikring utama Box sekring tambahan

1 2 3 4 5 6 7 8 29 9
80A 15A 15A 15A 25A 50A 30A 60A 30A 60A

32
E44 3 2 1 B01 1 E45 1 E40 2 1 15A
WHT/BLU WHT/RED BLU/RED RED WHT/BLU WHT/YEL WHT/GRN

WHT/GRN WHT/GRN
2 3 4
BLU

Box sekring
sirkuit 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Individual
15A 15A 15A 20A 20A 15A 15A 15A 15A 15A 15A

WHT WHT/GRN WHT/BLK YEL YEL/GRN PNK/BLK


1 2 GRN RED BLK/WHT YEL/BLU LT GRN YEL/BLK BLU/RED

"DIAGRAM SIRKUIT SISTEM" 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 29 32

13 17
15A 15A Hubungan ke sistem.
RY
Sekring WHT/GRN YEL RED/YEL

Cara Membaca Diagram Sirkuit Sistem


Diagram sirkuit dirancang agar arus listrik mengalir dari bagian atas diagram (sumber tenaga) ke bagian bawah
diagram (ground) seperti gambar aliran air.
[A]: Nomor Sekring

9A-11
[B]: Arah / Halaman Lompat Sirkuit

CATATAN:
Maksudnya “Melompat ke nomor halaman yang ditunjukkan dengan tanda panah.
Misalnya:” Dua tanda panah ke kiri” berarti” Melompat ke dua halaman sebelum”.)
Anda akan menemukan simbol yang sama dengan tanda panah ke arah sebaliknya di halaman yang dirujuk.
Sirkuit tersambung di antara simbol-simbol itu.

[C]: Arah / Titik Lompat Sirkuit

CATATAN:
Sirkuit berlanjut ke simbol yang sama dengan arah sebaliknya di halaman tersebut.
Anda akan menemukan simbol-simbol lain pada arah tanda panah.

[D]: Tanda Terminal-terminal-dalam-Satu-Konektor


[E]: Warna Kabel
[F]: Shield wire
[G]: Titik Ground
[H]: “Dari” atau “Ke” (Dengan Huruf ID)
[I]: Variasi spesifikasi
Tanda panah putih di antara A dan B berarti “atau”.
[J]: “Dari” (Dengan Huruf ID)
[K]“Ke” (Dengan Huruf ID)
[L]: Kode konektor
[M]: No. Terminal
[N]: Tanda simbol
[O]: “LIHAT” Tanda

9A-12
4-PINTU
A
B 2-PINTU [I] [J] [K] [L] [M] [N] [O]

3 Sekring 1 6
Sekring
15A 15A 20A
[A] "XX"
GB

[B] 3 BLK/RED GRN/BLK


BLU ORN C40 1
E08 2 1
C71 A 5 GB GR
E03 B 6 Solenoid
Main
4 relay

4 3 2
[C] YEL
BLU GRN/BLK GRN/RED GRN

[D] GRN

GRN
2 E34 2 1
E33 1 E34 7 5 1 O06

XX
Cont.M
GRN GRN

[E] 2 5 6 4 4 6

GRN
GRN/BLK ORN WHT BLK YEL 2
C26
2 1 2 A B
Switch
[F] RED BRN/RED
OFF ON
Sensor E52 1 E52 1
Y
[G] 1
M Motor M Motor

[H] 2 2
BLK

BLK BRN/RED C31 5


E19

Sirkuit sistem lain


RED BRN/RED BRN/RED BLK

Y Y
G20 3 8 5 5 6 1
GRN/RED

YEL/RED YEL
L50 1 3
GR GR
P

2 4

Glosarium
Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
A/C amplifier Amplifier A/C
A/C mode actuator Actuator mode A/C
A/C Pressure sensor Sensor tekanan A/C
A/C refrigerant pressure sensor Sensor tekanan refrigerant A/C

9A-13
A/C & Rear defogger switch Switch A/C & defogger belakang
A/T fluid Oli transmisi otomatis
A/T mode switch Switch mode A/T
A/T shift illumination Iluminasi tuas A/T
A/T shift lock solenoid Solenoid shift lock A/T
ABS control actuator Aktuator kontrol ABS
Acceleration pedal sensor Sensor pedal gas
Actuator (state) Aktuator (statis)
Air flow control actuator Aktuator kontrol aliran udara
Air intake control actuator Aktuator kontrol aliran masuk
Ambient temperature sensor Sensor temperature ruang
Antenna amplifier Amplifier antena
Back-up light switch wire Kabel switch lampu mundur
Blower motor (controller) Motor blower (pengontrol)
Blower speed selector Selektor putaran blower
Boost pressure (sensor) Boost pressure (sensor)
Boost pressure control solenoid valve Solenoid valve kontrol boost pressure
Cancel switch Cancel switch
Canister purge valve Canister purge valve
Circuit breaker (pemutus sirkuit) Pemutus sirkuit
Switch posisi pedal kopling Switch posisi pedal kopling
Resistor penyesuai CO Resistor penyetel CO
Coil antenna Coil antenna
Combination switch Switch kombinasi
Condenser (fan) Kondensor (kipas)
Console light Lampu console
Contact coil Contact coil
Coupling air temperature sensor Sensor coupling air temperature
Coupling solenoid Coupling solenoid
Cruise actuator Aktuator cruise
Current sensor Current sensor
Curtsy light Lampu tambahan
Diesel engine control circuit Sirkuit kontrol mesin diesel
Differential temperature (/pressure) sensor Sensor perbedaan temperatur (/tekanan)
Double relay Relay ganda
Dual cut switch Switch dual cut
Dual pressure switch Switch dual pressure
EGR stepper motor EGR stepper motor
ESP control module Control module ESP
ESP-off switch Switch ESP-off
EVAP canister (purge/vent) valve EVAP canister (purge/vent) valve
Evaporator temperature sensor Sensor temperatur penguapan

9A-14
Exhaust gas temperature sensor Sensor temperatur exhaust gas
Forward clutch cylinder revolution sensor Sensor putaran cylinder forward clutch
Forward sensor Forward sensor
Front clearance light Lampu posisi depan
Front (Rear) height sensor Height sensor depan (belakang)
Fuel filter water sensor sensor air filter bahan bakar
Fuel flow actuator Aktuator aliran bahan bakar
Front intermittent timer relay Relay waktu intermittent depan
Fuel heating relay Relay pemanasan bahan bakar
Fuel level gauge Indikator bahan bakar
Fuel pressure regulator valve Regulator valve tekanan bahan bakar
Fuel pressure (sensor/regulator) Tekanan bahan bakar (sensor/regulator)
Fuel temperature sensor Sensor temperatur bahan bakar
Gas generator Gas generator
Glow controller Glow controller
Hazard warning light Lampu hazard
Head light beam leveling actuator Aktuator penyetelan lampu besar
Head light leveling motor Motor penyetelan lampu besar
Heated oxygen sensor Heated oxygen sensor
Heater blower motor Heater blower motor
Heater resistor Heater resistor
High mounted stop light Lampu rem atas
HVAC control (unit/module) HVAC control (unit/module)
ID control module ID control module
Ignition timing resister Resistor waktu pengapian
Ignitor Ignitor
Illumination controller Pengontrol Iluminasi
Individual fuse box Box sekring individual
Inlet throttle valve Inlet throttle valve
Input sensor Input sensor
Inside air temperature sensor Sensor temperatur udara dalam
Intake control valve Intake control valve
Interior (dome) light Lampu interior (dome)
J/B (Junction Block) side connector Konektor J/B (Junction Block)
Knock sensor Knock sensor
License plate light Lampu plat nomor
Lighting controller Kontrol lampu
Linear solenoid Linear solenoid
Limit switch Limit switch
Lock up solenoid Lock up solenoid
Luggage compartment (light) Luggage compartment (light)
Noise (filter/suppressor) Bunyi (filter/peredam)

9A-15
Meter illumination control Kontrol meter iluminasi
Mode actuator Mode actuator
Mode control switch Switch mode control
Mode select switch Mode select switch
Occupancy classification ECM Klasifikasi ECM
O/D cut switch O/D cut switch
Oil control valve Oil control valve
Oil level switch Switch jumlah oli
Oil pressure switch Switch tekanan oli
Oil temperature sensor Sensor temperatur oli
Output diagnosis coupler Soket output diagnosis
Output shaft speed sensor Sensor putaran output shaft
Outside air temperature sensor sensor temperatur udara luar
Parking brake switch Switch rem tangan
Passenger A/B-off light Lampu A/B-off penumpang
Position light Lampu posisi
Power integration Integrasi power
Pressure regulator Regulator tekanan
Pressure switch Switch tekanan
WTP control module Control module WTP
WTP (heater/relay) WTP (heater/relay)
Pump pressure switch switch tekanan pompa
Rail pressure Rail pressure
Rear intermittent timer relay Relay waktu intermiten belakang
Receiver Penerima
Reference (zener) diode Diode referensi (zener)
Request switch Switch perintah
Roof audio antenna amplifier Amplifier antena atap audio
Security Pengaman
Shift illumination Iluminasi perpindahan gigi
Shift lock relay Relay pengunci perpindahan gigi
Shift lock solenoid Solenoid pengunci perpindahan gigi
Side air-bag inflator Inflator air-bag samping
Slide switch Slide switch
Sliding roof Sliding roof
Solenoid valve Solenoid valve
Starting motor Motor stater
Steering angle (switch/sensor) Sudut setir (switch/sensor)
Stepper motor Stepper motor
Sub fan relay Relay sub fan
Sunload sensor Sensor sinar matahari
Taillight Lampu kecil/kota

9A-16
Thermo plug Thermo plug
Throttle motor relay Relay throttle motor
Throttle position sensor Sensor posisi throttle
Tilt switch Tilt switch
Torque sensor Torque sensor
Transmission control module Control module transmisi
Transaxle range switch Transaxle range switch
Triple pressure switch Triple pressure switch
Trunk room light (switch) Lampu ruang bagasi (switch)
Trunk room lock solenoid Lock solenoid ruang bagasi
Trunk room request switch Request switch ruang bagasi
Turn signal light Lampu sein
Tweeter (R) (L) Tweeter (R-Kanan) (L-Kiri)
Up (Down) stream turbine temperature Temperatur arus turbin Naik (Turun)
Vanity light Lampu hias
Variable resistance Variable resistance
Vehicle speed sensor Sensor kecepatan kendaraan
Warning controller Pengontrol lampu peringatan
Water-in-fuel (sensor) Air-pada-bahan bakar (sensor)
Weld splice Weld splice
With Dengan
Without Tanpa
Woofer Woofer
Yaw sensor Yaw sensor

Diagram Layout Konektor


Diagram Layout Konektor
Lihat Kompartemen Mesin [9A-18] .
Lihat Panel Instrumen [9A-25] .
Lihat Pintu, Atap [9A-29] .
Lihat Lantai [9A-30] .
Lihat Belakang [9A-32] .

9A-17
Kompartemen Mesin
A: Kabel Baterai / C: Harness mesin (Model bensin)

3 4 C192 C36 C48 C32 C282


C31 C37 W/S C123 C40 C C283

C343
C194 (Ke E371)
C195 C01

C91 C122
C165
C92
C101

C102

C141

C162 C196 C93 C103 C47 C94 C104 C42 C39 C33 2 A 1

C: Harness Mesin

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


C01 BLK ECM
C31 GRY Sensor CKP
C32 BLU Sensor CMP
C33 GRY VSS
C36 BLK Sensor MAP
C37 BLK Knock sensor
C39 BLK Sensor ECT
C40 BLK Sensor A/F
C42 GRY HO2S
C47 BLK Sensor MAF dan IAT
C48 BLK Throttle body elektrik
C91 GRY Injektor Bahan Bakar #1
C92 GRY Injektor Bahan Bakar #2
C93 GRY Injektor Bahan Bakar #3
C94 GRY Injektor Bahan Bakar #4
C101 GRY Ignition coil #1
C102 GRY Ignition coil #2

9A-18
C103 GRY Ignition coil #3
C104 GRY Ignition coil #4
C122 GRY valve EGR
C123 BLK EVAP canister purge valve
C141 BLK Kompresor A/C
C162 N Switch tekanan oli mesin.
C165 BLK Switch Lampu Mundur
C192 - Generator (+B)
C194 BLK Generator
C195 BLK Motor starter
C196 - Motor starter(+B)
C282 - Kotak sekring utama
C283 - Kotak sekring utama
C343 N Harness Utama (Ke E371)

C: Harness mesin (Model DSL)


3 C33 C C283 C282

C194

C192

C195 C196 2 C165 1 C344


(Ke E372)

C: Harness Mesin

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


C33 GRY VSS
C165 BLK Switch Lampu Mundur
C192 - Generator (+B)
C194 - Generator

9A-19
C195 - Motor starter
C196 - Motor starter(+B)
C282 - Kotak sekring utama
C283 - Kotak sekring utama
C344 GRY Harness Utama (Ke E372)

D: Harness injektor (Model DSL)


D17 D71 D72 D16 D73 D74 D D141 D103 D101

D01

D243
(Ke E375)

D13

D12
D102

D80 D79 D78 D77 D11 D242


(Ke E374)

D ]: Harness Injektor

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


D01 BLK ECM
D11 BLK Sensor CKP
D12 GRY Sensor CMP
D13 GRN Sensor ECT
D16 BLK Sensor tekanan boost
D17 BLK Sensor tekanan bahan bakar
D71 BLK Injektor Bahan Bakar #1
D72 BLK Injektor Bahan Bakar #2
D73 BLK Injektor Bahan Bakar #3
D74 BLK Injektor Bahan Bakar #4
D77 BLK Glow plug #1
D78 BLK Glow plug #2
D79 BLK Glow plug #3

9A-20
D80 BLK Glow plug #4
D101 GRY valve EGR
D102 GRY Kompresor A/C
D103 BLK Fuel pressure regulator valve
D141 BLK Switch tekanan oli mesin.
D242 BLK Harness Utama (Ke E374)
D243 BLK Harness Utama (Ke E375)

E: Harness utama (Model bensin)


E371
(Ke C343)
E E31 E311 E312 6 7 E222 E223 E224

E225
E64 E166
E183 E221
E165
9 E227
8 E229
E08 E234

E304

E36 E01
E210
E33
E35
W/S
E40
E178
E179
E151
E152
E63
E62

E163

E282 E303 E281 E302 E61 E65 E164

E: Harness utama

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


E01 BLK ECM
E08 BLK Modul kontrol ABS
E31 BLK Torque sensor
E33 BLK Sensor putaran roda (Depan-kanan)
E35 BLK Sensor putaran roda (Depan-kiri)
E36 BLK Sensor tekanan refrigerant A/C
E40 YEL Forward impact sensor
E61 GRY Motor P/S
E62 BLU Motor washer kaca depan
E63 GRN Motor washer belakang

9A-21
E64 GRY Motor wiper kaca depan
E65 GRY Motor kipas pendingin radiator
E151 BLK Lampu Besar (R)
E152 BLK Lampu Besar (L)
E163 BLK Lampu kabut depan (R) IF EQPD
E164 BLK Lampu kabut depan (L) IF EQPD
E165 N Lampu sein samping (R)
E166 N Lampu sein samping (L)
Unit lampu besar (R) (Lampu posisi depan, Lampu sein
E178 GRY
depan, Aktuator penyetelan lampu besar)
Unit lampu besar (L) (Lampu posisi depan, Lampu sein
E179 GRY
depan, Aktuator penyetelan lampu besar)
E183 GRY Switch ketinggian minyak rem
E210 BLK Switch hood pengaman
E221 BLK Relay utama
E222 BLK Relay kipas pendingin radiator #1
E223 BLK Relay kipas pendingin radiator #2
E224 BLK Relay kipas pendingin radiator #3
E225 BLK Relay motor starter
E227 BLK Relay fuel pump
E229 BLK Relay kompresor A/C
E234 BLK Relay lampu kabut depan IF EQPD
E281 N Klakson
E282 N Klakson
E302 N Klakson HI
E303 N Klakson HI
E304 BLK Klakson pengaman (Sirene)
E311 BRN Kotak sekring utama
E312 GRY Kotak sekring utama
E371 N Harness Mesin (Ke C343)

9A-22
E: Harness Utama, ECM GND Wire (Model DSL)
Kabel ECM GND E327 E371
(Ke C343)
E E31 E01 E47 11 12 5 6 7 E328 E223

E64 E166
E183 E224
E165 E225
9 E222
E229
8
E311
E08
E312
E372
(Ke C344)
E36 E227
W/S E210
E33 E221
E61 E234

E178
E179
E151 E152

E62

E57 E163
E164

E303 E282 E302 E281 E375 E281 E59 E65 E02 E374 E56 E304 E07 E35
(Ke D243) (Ke D242)

E: Harness utama

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


E01 BLK ECM
E07 BLK Modul Kontrol Glow
E08 BLK Modul kontrol ABS
E31 BLK Torque sensor
E33 BLK Sensor putaran roda (Depan-kanan)
E35 BLK Sensor putaran roda (Depan-kiri)
E36 BLK Sensor tekanan refrigerant A/C
E47 BLK Sensor pendeteksi air pada filter bahan bakar
E56 BLK Sensor MAF dan IAT
E57 BLK Sensor A/F
E59 BLK Fuel temperature sensor
E61 GRY Motor P/S
E62 BLK Motor washer kaca depan
E64 GRY Motor wiper kaca depan
E65 BLK Motor kipas pendingin radiator
E151 BLK Lampu Besar (R)

9A-23
E152 BLK Lampu Besar (L)
E163 BLK Lampu kabut depan (R) IF EQPD
E164 BLK Lampu kabut depan (L) IF EQPD
E165 N Lampu sein samping (R)
E166 N Lampu sein samping (L)
Unit lampu besar (R) (Lampu posisi depan, Lampu sein
E178 BLK
depan, Aktuator penyetelan lampu besar)
Unit lampu besar (L) (Lampu posisi depan, Lampu sein
E179 BLK
depan, Aktuator penyetelan lampu besar)
E183 GRY Switch ketinggian minyak rem
E210 BLK Switch hood pengaman
E221 BLK Relay utama
E222 BLK Relay kipas pendingin radiator #1
E223 BLK Relay kipas pendingin radiator #2
E224 BLK Relay kipas pendingin radiator #3
E225 BLK Relay motor starter
E227 BLK Relay fuel pump
E229 BLK Relay kompresor A/C
E234 BLK Relay lampu kabut depan IF EQPD
E281 N Klakson
E282 N Klakson
E302 N Klakson HI
E303 N Klakson HI
E304 BLK Klakson pengaman (Sirene)
E311 BRN Kotak sekring utama
E312 GRY Kotak sekring utama
E327 - Individual circuit fuse box No.1
E328 - Kotak Sekring Sirkuit Individual No.2
E372 GRY Harness Mesin (Ke C344)
E374 BLK Harness injektor bahan bakar (Ke D242)
E375 BLK Harness injektor bahan bakar (Ke D243)
E: ECM GND Wire

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


E02 - ECM

9A-24
Panel Instrumen
E: Harness utama (Model bensin)

E346
E347 E E181 E191

E325
E323
E324
E381
(Ke G333)
E382
(Ke G334)

E209 E280 E387 E388 E04


(Ke L371) (Ke L372)

10 E12 E13 E11

E: Harness utama

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


E04 BLU BCM
E11 BLK Modul kontrol P/S Model RHD
E12 BLU Modul kontrol P/S Model RHD
E13 BLK Modul kontrol P/S
E181 N Switch lampu rem
E191 BLK Sensor APP (Acceleration pedal position)
E209 N Opsi #1
E280 N Opsi #2
E323 BRN J/B
E324 N J/B
E325 N J/B
E346 BLK J/C
E347 BLK J/C
E381 N Harness panel instrumen (Ke G333)
E382 GRY Harness panel instrumen (Ke G334)
E387 N Harness lantai (Ke L371)
E388 YEL Harness lantai (Ke L372)

9A-25
E: Harness utama (Model DSL)

E346
E347 E190 E E181 E191

E325
E323
E324
E381
(Ke G333)
E382
(Ke G334)

E209 E280 E387 E04


(Ke L371)

10 E12 E13 E11

E: Harness utama

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


E04 BLU BCM
E11 BLK Modul kontrol P/S
E12 BLU Modul kontrol P/S
E13 BLK Modul kontrol P/S
E181 N Switch lampu rem
E190 BRN Switch CPP (Clutch pedal position)
E191 BLK Sensor APP (Acceleration pedal position)
E209 N Opsi #1
E280 N Opsi #2
E323 BRN J/B
E324 N J/B
E325 N J/B
E346 BLK J/C
E347 BLK J/C
E381 N Harness panel instrumen (Ke G333)
E382 GRY Harness panel instrumen (Ke G334)
E387 N Harness lantai (Ke L371)

9A-26
G: Harness Panel Instrumen, Kabel Antena Panel Instrumen / S: Contact Coil
G306 G308
Instrument panel G307 G309
kabel antena
G259 G155 G154 G267 G248 G153 G238 G28 G240 G17 17 G141

G144
G146
G164
G152
G151
G04
G271
G272
G341
(Ke L374) G273
G265
G343
(Ke L376) G310

G354
(Ke K154)

16
G211 G147
15
13 G62 G101 G32 G251 G61 S G346 S61 G333
S171 (Ke E381)
G G347 S121 S G334
S172 (Ke E382)

G: Harness Panel Instrumen

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


G04 BLU BCM
G17 BLK atau N Modul kontrol immobilizer
G28 N Modul kontrol pengaman / keyless
G32 N Sensor suhu evaporator
G61 N Motor blower
G62 GRN Aktuator kontrol udara masuk
G101 N Tahanan motor blower
G141 BLK Switch COMB
G144 N Switch COMB
G146 N Switch utama (kunci)
G147 N Kunci Kontak
G151 GRN Switch lampu fog depan
G152 N Switch penyetel lampu besar
G153 N Switch hazard
G154 GRN Unit kontrol HVAC
G155 BRN Selektor putaran blower
G164 BLU Switch valet
G211 BLK DLC
G238 N TACHO meter
G240 GRY COMB meter

9A-27
G248 BLU Audio (Navigasi)
G251 N Soket Aksesori
G259 ORN Inflator penumpang
G265 BLK Opsi #3
G271 N J/B
G272 N J/B
G273 N J/B
G306 BLK J/C
G307 BLK J/C
G308 N J/C
G309 N J/C
G310 N J/C
G333 N Harness Utama (Ke E381)
G334 GRY Harness Utama (Ke E382)
G341 N Harness lantai (Ke L374)
G343 YEL Harness lantai (Ke L376)
G346 N Contact coil (Ke S171)
G347 YEL Contact coil (Ke S172)
G: Kabel Antena Panel Instrumen

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


G267 BLK Audio (Navigasi)
G354 BLK Kabel antena audio (Ke K154)
S: Contact Coil

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


S61 - Switch steering (Klakson, Kontrol audio)
S121 - Inflator pengemudi
S171 - Harness panel instrumen (Ke G346)
S172 - Harness panel instrumen (Ke G347)

9A-28
Pintu, Atap
J: Kabel Pintu Depan dan Belakang dan Kabel Pintu Belakang / K: Kabel Atap, Kabel Antena Audio Atap
Kabel antena audio atap

J J83 K51 K121 J35 J22 J32 J26 J84

J J21 J31

K131

J36

J142 J82 J218 J146


(Ke L382)

J215 J81 J141 J216 J


(Ke L379) (Ke L380)
J217 J25 J145 K154
(Ke L381) (Ke G354)

J: Harness pintu (Sisi pengemudi)

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


J21 BLK Motor power window depan (Sisi pengemudi)
J31 N Motor door lock depan (Sisi pengemudi)
J81 N Switch utama power window
J141 N Speaker depan (R)
J215 N Harness lantai (Ke L379)
J: Harness pintu (Sisi penumpang)

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


J22 BLK Motor power window depan (Sisi penumpang)
J32 N Motor door lock depan (Sisi penumpang)
J82 N Sub switch power window
J142 N Speaker depan (L)
J216 N Harness lantai (Ke L380)
J: Kabel Pintu Belakang

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


J25 BLK Motor power window belakang (R)
J26 BLK Motor power window belakang (L)
J35 N Motor door lock belakang (R)
J36 N Motor door lock belakang (L)

9A-29
J83 N Sub switch power window belakang (R)
J84 N Sub switch power window belakang (L)
J145 N Speaker belakang (R)
J146 N Speaker belakang (L)
J217 N Harness lantai (Ke L381)
J218 N Harness lantai (Ke L382)
K: Kabel Atap

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


K51 N Lampu interior
K131 N J/B
K: Kabel Antena Audio Atap

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


K121 N Roof audio antenna amplifier
K154 BLK Kabel antena panel instrumen (Ke G354)

Lantai
L: Harness Lantai / R: Kabel Fuel Pump
L382 L374
(Ke J218) (Ke G341)
L390 L164 L133 L139 L285 L162 L163 L04 L380 L376 19 20 21
(Ke O231) (Ke J216) (Ke G343)

L315
L371
(Ke E387)
L372
(Ke E388)
L313
L134
L01
L314
23 L379
(Ke J215)
L161
L381
(Ke J217)

L
L283
L170

L135 L32 L356 L167 L31 L389 L354


L357 R151 L355
L178 24 27 R101 R
L: Harness lantai

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


L01 BLU BCM
L04 YEL A/B SDM

9A-30
L31 N Sensor putaran roda (Belakang-kanan)
L32 N Sensor putaran roda (Belakang-kiri)
L133 N Lampu kombinasi belakang (R)
L134 N Lampu kombinasi belakang (L)
L135 N Lampu kabut belakang
L139 N High mounted brake light
L161 N Switch pintu depan (Sisi pengemudi)
L162 N Switch pintu depan (Sisi penumpang)
L163 N Switch pintu belakang (R)
L164 N Switch pintu belakang (L)
L167 BLK Switch rem tangan
L170 N Switch sabuk keselamatan
L178 N Opsi #4
L283 BLK Pretensioner (Sisi pengemudi)
L285 BLK Pretensioner (Sisi penumpang)
L313 YEL J/B
L314 N J/B
L315 N J/B
L354 BLK J/C
L355 BLK J/C
L356 N J/C
L357 N J/C
L371 N Harness Utama (Ke E387)
L372 YEL Harness Utama (Ke E388)
L374 N Harness panel instrumen (Ke G341)
L376 YEL Harness panel instrumen (Ke G343)
L379 N Harness pintu (Sisi penumpang) (Ke J215)
L380 N Harness pintu (Sisi penumpang) (Ke J216)
L381 N Kabel pintu belakang (Ke J217)
L382 N Kabel pintu belakang (Ke J218)
L389 GRY Kabel fuel pump (Ke R101)
L390 N Harness pintu belakang (Ke O231)
R: Kabel Pompa Bahan bakar

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


R101 BLK Fuel pump dan gauge Model bensin
R101 BLK Fuel pump dan gauge Model DSL
R151 GRY Harness lantai (Ke L389)

9A-31
Belakang
O: Harness Pintu Bagasi, Kabel Defogger Belakang
26 O182

O181
O21

O231
(Ke L390)

O121
O94

O95 O122 25

Kabel defogger
belakang

O: Harness Pintu Bagasi

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


O21 N Motor wiper belakang
O94 N Lampu plat nomor #1
O95 N Lampu plat nomor #2
O121 N Solenoid pintu bagasi
O122 N Switch pintu bagasi
O181 BLK Defogger belakang (+)
O231 N Harness lantai (Ke L390)
O: Kabel Defogger Belakang

No. Warna Posisi Konekftif Keterangan


O182 BLK Defogger belakang (–)

Titik Ground
Titik Ground (Tanah)
Referensi: Cara Membaca Diagram Sirkuit Sistem [9A-11]
Lihat Diagram Layout Konektor [9A-17] .

9A-32
27

26

DEPAN
Sisi kanan
25
15 16 (R)

13 (L)

21
DEPAN

10
23 (L)
19 20 Sisi kiri
24 (R)

17
6 7

DEPAN
1

8 9

DEPAN

DEPAN

3
2

9A-33
Diagram Pasokan Daya
Diagram Power Supply (Model Bensin)
Generator
"A-2" 1

BLK

Battery C283 Box sekring utama


1

43
C282 1 80A

47 46 45 44
BLK BLK/GRY WHT 80A 80A 50A 50A

E311 2 1 E312 2 1
BLK WHT WHT WHT/BLU

Starting motor
"A-1" E324 1

J/B
1 2
G273 3
Box sekring sirkuit IndividualNo.1 JK DLKP

1 2 3 5 6 7 9 10 11 13 16 17 18
30A 15A 10A 15A 30A 30A 50A 30A 30A 30A 15A 15A 15A

BLK/YEL PNK RED WHT WHT/BLU WHT/GRN WHT/RED


BLU BLU/YEL WHT/RED GRN 2 GRY WHT/BLU WHT/BLU
E382
G334
2 3 5 6 7 9 WHT 11 13 16 17 18
G273 4
G147 4 3

+B1 +B2 ACC IG1 IG2 ST


OUT LOCK
J/B 33
10A
ACC

ON
E325 10
IN
RED/WHT
ST

Starting motor
6 1 2 relay
5
"A-1"
BLU GRN YEL GRN/WHT
2

9A-34
1

WHT

E324 2

29 39 36 40 41 38 31 32 37
10A 15A 15A 10A 20A 20A 20A 10A 15A

Flasher relay H
relay
relay

BCM

4
YEL BLU BLU GRN
5
G273 1 E323 7 G273 5 2

42 25 35 23 24 20 21 22 26 27 28
30A 15A 10A 15A 15A 15A 10A 10A 10A 15A 10A

Blower
fan relay
relay

BCM

J/B

9A-35
Diagram Power Supply (Model DSL)

Generator 1
"A-2"

BLK

Battery C283 1

52 48
C282 1 80A 120A

Main fuse box

51 50 49
BLK BLK WHT 50A 50A 50A

E312 1 2 E311 2 1

RED WHT BLK WHT

Starting Glow
motor Cont.M
"A-1"
1 2 "A-5"
Individual circuit fuse box No.1 E327 1 E328 1

2 1 3 7 9 11 59 10 12 5 6 13 17 18
30A 30A 10A 30A 50A 30A 15A 30A 50A 15A 30A 30A 15A 15A

BLK/YEL BLU/YEL BLU LT GRN/RED WHT/BLU PNK WHT/BLU WHT/RED


BLU RED GRY WHT E324 1 WHT/RED WHT/BLU

BLK/YEL BLK/YEL
E382 2 J/B
E221 2 1 3 7 9 11 59 G334 5 6 13 17 18
G273 3
Main
relay WHT WHT/BLU

3 4 G147 4 3 G273 4
BRN/WHT
+B1 +B2 ACC IG1 IG2 ST
OUT LOCK
J/B 33
ECM ACC
BLK/RED 10A
ON
"A-5"
IN
ST
E325 10
Individual RED/WHT
circuit
fuse box 58 56 5 6 1 2
No.3 Starting motor
10A 20A BLU GRN YEL GRN/WHT relay
"A-1"
2
BLU BLK/RED
3

58 56 5

9A-36
1

WHT

E324 2

29 39 36 40 41 38 31 32 37
10A 15A 15A 10A 20A 20A 20A 10A 15A

Flasher relay H
relay
relay

BCM

4
YEL BLU BLU GRN
5
G273 1 E323 7 G273 5 2

42 25 35 23 24 20 21 22 26 27 28
30A 15A 10A 15A 15A 15A 10A 10A 10A 15A 10A

Blower
fan relay
relay

BCM

J/B

Sekring dan Suku Cadang Terlindung


Bagan berikut ini menggambarkan suku cadang yang dilindungi oleh masing-masing sekring.

9A-37
Sekering dalam Kotak Sekering Utama (Model Bensin)

46
47
43

45
44

No. Sekring Sirkuit yang Terlindungi


Semua sirkuit listrik
80 A Battery
Generator
50 A Kotak sekering sirkuit individual No.2 (dalam J/B)
50 A Kotak sekering sirkuit individual No.2 (dalam J/B)
80 A Individual circuit fuse box No.1
80 A Individual circuit fuse box No.1

Sekering dalam Kotak Sekering Utama (Model DSL)

49
50
48

51
52

No. Sekring Sirkuit yang Terlindungi


Semua sirkuit listrik
120 A Battery
Generator
50 A Individual circuit fuse box No.1
50 A Individual circuit fuse box No.1
50 A Kotak sekering sirkuit individual No.2 (dalam J/B)
80 A Modul Kontrol Glow

9A-38
Kotak Sekering Sirkuit Individual No. 1 (Model Bensin)

Starting
motor Compressor
Relay #1 relay Main relay Relay relay
Relay
"A-5" "A-1" "A-5" "A-5" "D-3" "E-1"
E222 E225 E221 E227 E234 E229

Relay #2

"A-5"
E223

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Relay #3

"A-5"
10 11 12 13 14 15 16 17 18
E224
USE THE DESINGNATED FUSES
AND RELAYS ONLY.

No. Sekring Uraian pada cover Sirkuit yang Terlindungi


30 A HTR FAN J/B
15 A FI Relay utama
10 A A/C CPRSR Relay kompresor A/C
KOSONG KOSONG KOSONG
15 A Lampu Rem Switch lampu rem
30 A ABS MOT Modul kontrol ABS
30 A ST MOT Relay motor starter
KOSONG KOSONG KOSONG
50 A EPS Kontrol Modul Power Steering
30 A IG ACC Kunci Kontak
Relay kipas pendingin radiator #1
30 A RDTR FAN
Relay kipas pendingin radiator #2
KOSONG KOSONG KOSONG
30 A ABS SOL Modul kontrol ABS
KOSONG KOSONG KOSONG
KOSONG KOSONG KOSONG
15 A FR FOG Relay lampu kabut depan
15 A H/L L Lampu Besar (L)
15 A H/L R Lampu Besar (R)

9A-39
Kotak Sekring Sirkuit Individual No. 1 (Model DSL)

12 10 16 17 18 5 6 13

9 11 1 2 59 3 7 60

E225 E229 E224 E223 E222

Starting
motor Compressor
relay Relay #3 Relay #2
Relay Relay #1
"A-1" "E-1" "A-4" "A-4" "A-4"

No. Sekring Uraian pada cover Sirkuit yang Terlindungi


30 A HTR FAN J/B
30 A FI Relay utama
10 A A/C CPRSR Relay kompresor A/C
15 A Lampu Rem Switch lampu rem
30 A ABS MOT Modul kontrol ABS
30 A ST MOT Relay motor starter
50 A EPS Kontrol Modul Power Steering
30 A IG ACC Kunci Kontak
Relay kipas pendingin radiator #1
30 A RDTR FAN Relay kipas pendingin radiator #2
Relay kipas pendingin radiator #3
50 A IG Kunci Kontak
30 A ABS SOL Modul kontrol ABS
15 A FR FOG Relay lampu kabut depan
15 A H/L L Lampu Besar (L)
15 A H/L R Lampu Besar (R)
15 A FUEL PUMP Relay fuel pump
KOSONG KOSONG KOSONG

9A-40
Kotak Sekring Sirkuit Individual No. 2 (Pada J/B)

USE THE DESINGNATED


FUSES AND RELAYS ONLY.

42
19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31 32 33
34 35 36 37 38 39 40 41
*1 DEICER/RR FOG
*2 DIESEL/HID L
*3 MTA/HID R

No. Sekring Uraian pada cover Sirkuit yang Terlindungi


KOSONG KOSONG KOSONG
Relay kompresor A/C
ECM
Relay fuel pump
Generator
Modul Kontrol Glow
Modul kontrol immobilizer
15 A IG COIL
Ignition coil #1
Ignition coil #2
Ignition coil #3
Ignition coil #4
Sensor MAF dan IAT
Switch lampu rem
Switch Lampu Mundur
Modul kontrol pengaman / keyless
Aktuator kontrol udara masuk
10 A BACK
Head light leveling actuator (R)
Head light leveling actuator (L)
Unit kontrol HVAC
COMB meter
10 A MTR Flasher relay
BCM
BCM
15 A ACC
Soket Aksesori
15 A ACC 2 Audio
15 A WIP Switch COMB
Motor washer kaca depan

9A-41
Motor wiper kaca depan
Motor wiper belakang
Motor washer belakang
10 A IG1 SIG Kontrol Modul Power Steering
15 A A/B A/B SDM
10 A ABS Modul kontrol ABS
10 A TAIL Switch COMB
KOSONG KOSONG KOSONG
BCM
20 A D/L
Opsi #3
10 A (*2 DIESEL/HID L) ECM
Kunci Kontak
10 A ST SIG
Relay motor starter
15 A S/H KOSONG
10 A IG2 SIG Relay motor blower
15 A (*1 DEICER/RR FOG) Switch COMB
Audio
BCM
COMB meter
DLC
15 A RADIO
TACHO meter
Modul kontrol pengaman / keyless
Switch Utama (Switch Kunci)
Lampu interior
20 A RR DEF Relay defogger belakang
Relay klakson
15 A HORN-HAZ
Flasher relay
10 A (*3 MTA/HID R) KOSONG
20 A P/WT KOSONG
Switch utama power window
Sub switch power window
30 A P/W
Sub switch power window belakang (R)
Sub switch power window belakang (L)

9A-42
Kotak Sekring Sirkuit Individual No. 3 (Model DSL)

55
USE THE DESIGNATED FUSES AND RELAYS ONLY.
56
57
58

Main relay
Relay
"A-5"
"A-5"
E221
E227

No. Sekring Uraian pada cover Sirkuit yang Terlindungi


KOSONG KOSONG KOSONG
ECM
20 A FI Relay utama
Modul kontrol immobilizer
KOSONG KOSONG KOSONG
ECM
Relay utama
10 A FI-3
Sensor A/F
valve EGR

9A-43
Konektor / Layout Sekring Junction Block (J/B)
Sisi BCM

Dengan BCM

BCM (konektor sisi J/B )


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111213 14 15 17 18 20 2122 2324 25

25 24 23 22 21 20 18 17 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 12 11 10 9 8 7

G271 G272 G273


1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 1
1 2
7 8 9 10 11 12 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
6 5 4 3 3 4 5 6

9A-44
Sisi Relay
Blower motor relay

K131
1 2
3 4 5 6

Relay 3
2 1 2 H
5 4 2 4 3
6 5 4 3 1
1
Relay

2 2 2
4 3 4 3 4 3
1 1 1

E323 E325
1 2 3 4 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
4 3 2 1
5 6 7 8 9 10 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10 9 8 7 6 5 16 15 14 13 12 11 10 9 8

L314 L315
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 7 6 5 4 3 2 1
9 8 7 6 5 4 3 2 1 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10 11 12 13 14 15 16 17 18 18 17 16 15 14 13 12 11 10 16 15 14 13 12 11 10 9 8

E324 L313
3 8
1 2 2 1 4 3 2 1 1 2 3 4
7
6
2 5
1 4

Flasher relay

Junction Block Inner Circuit (Ikhtisar)


Singkatan

Singkatan Istilah lengkap Singkatan Istilah lengkap


Assistant (Penumpang
AS LP Lampu
depan)
CTR Center O/H Over head (Bagian atas)
DR Pengemudi R/B Kotak relay
F-L L depan R-L L belakang
F-R R depan R-R R belakang
FR Depan RR Belakang
INP Panel instrumen S/H Pemanas tempat duduk
Leveling/Pendataran (Lampu
LEV
besar)

9A-45
Ke instrument panel harness Ke floor harness *: Tidak
(G273) (K131) digunakan

DOME LP DOOR
DOME LP (+B)
IG SW (+B)

GND
ACC
HTR

IG2

IG1
ST

*
6 4 1 5 3 2 6 5 4 3

Ke instrument panel
harness
(G271 , G272)
Ke main
G272 18
* harness
RR FOG(+B) G272 10
DEF IND G271 7 (E324)
D/L G271 4
2 LAMP FL
TAIL(+B) G272 15
1 IG2 SW
TAIL SW G272 7
TURN SW-L G272 19
TURN SW-R G272 1
Ke floor
METER (L) G271 12 harness
METER (R) G271 9
(L313)
HAZARD SW G272 11
HORN SW G272 3 4 A/B IND
G272 2 1 A/B CONT
*
H/L LVL SW G272 8 2 A/B SIGNAL
G272 16 K-LINE
* 3
MTR (IG) G271 6 BCM
IG COIL G272 6 8 K-LINE
IG COIL 15A
DOME +B G271 5 9 A/B SIGNAL
MTR 10A
IMMOBI G271 8 11 BCM IG1
A/B 15A
SPARE-5 G271 10
ACC 1 G272 5
IG1 SIG 10A
25
*
23 D/L-IN
ABS 10A
ACC 2 G271 11 24 D/UL-1
BACK 10A
A/B IND G272 13 6
*
G272 4 20 SEQULITY IN
* G271 1 12 HAZARD
* G272 20 14 TAIL BCM
*
G271 2 1 D/L (BCM)
*
GND (IP) G272 9 18 RR DEF RLY
SIGNAL GND (IP) G271 3
TAIL 10A
15
*
G272 12 2 BCM (+B)
* G272 14
D/L 20A
DOME LP CONT
* P/WT 20A
7
10 ACC
RR DEF 20A
DEICER/RR FOG 15A RR DEF RLY
17
*
E323 10
* MTA/HID R 10A
22 GND
IG COIL E325 5 3 SIGNAL GND (BCM)
RADIO 15A SPARE-3
EPS AT E325 12
ABS CONT E325 9
HORN HAZ 15A
DIESEL/HID L 10A HORN RLY
Dengan BCM
BACK E325 14
STOP SW E325 1
SPARE-1
Ke relay
* E325 8
ACC 15A
flasher
EPI E325 2 1 IG
ACC 2 15A
BUL IN E325 11 2 LP-R
HORN E325 3 3 LP-L
FR TURN (R) E323 6 4 +B
WIP 15A
FR TURN (L) E323 5 5 SW-L
P/W 30A SPARE-4
POSI LP E325 16 6 SW-R
SPARE-2
E325 7
* S/H 15A
7 GND
EPI E323 4 8 HAZ
IG2 SIG 10A
E323 2
* E323 9
ST SIG 10A BLOWER MOTOR RLY
F-WASHER
F-WIP E323 3
HTR FUSE E323 7
ST RLY COIL E325 10

Ke main harness
(E323 , E325)

4 15 16 5 9 2 12 13 14 7 15 14 11 6 5 8 7 6 18 3 1 10 9 10 1 3 2 8 11 4
L314
SIGNAL GND (FL) L314
L314
P/W L314
R-WIP (+) L314
L314

L314
L315
L315
DOME LP SW L315
L315
L314

BUL-L L315
L314
L315
L315
L314
L314
L314
L314
L314
RR-TURN (L) L314
RR-TURN (R) L314
D/UL-1 L315
D/L-1 L315
L315

STOP LP L315
L315
L315
L315
*

*
*
*

*
*
*

*
*
*
RR DEF
*
*
*
*

*
*
*
TAIL LP, LICENSE

Ke floor harness (L314 , L315)

9A-46
Junction Block Inner Circuit (Detail)
No. Konektor / No.Terminal
J/B BCM E323 E324 E325 G273 G271 G272 K131 L313 L314 L315

IG1 IG1
2

IG COIL
6
20
IG COIL 15A IG COIL
5

BCM IG1
11
22
MTR 10A MTR (IG)
6

27
A/B 15A A/B CONT
1

K-LINE
8

K-LINE
3

A/B SIGNAL
9

A/B SIGNAL
2

A/B IND
4

A/B IND
13

26
IG1 SIG 10A EPS AT
12

28
ABS 10A ABS CONT
9

H/L LVL SW
8
21
BACK 10A BACK
14

Individual circuit fuse box No.2


(In J/B)
STOP SW
1

STOP LP
2

EPI
2
BUL IN 11
1 BUL-L
3

(Berlanjut)

BCM (Konektor sisi J/B) E323 E324 E325


K131
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2
5 6 7 8 9 10 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 4 5 6

G273 G271 G272 L313 L315


L314
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 10 11 12 13 14 15 16 17 18 8 9 10 11 12 13 14 15 16

9A-47
(Lanjutan)
No. Konektor / No.Terminal
J/B BCM E323 E324 E325 G273 G271 G272 K131 L313 L314 L315

HORN RELAY
3 4 HORN
3

1 2 HORN SW
3

SEQULITY IN
20

HAZARD SW
11

HAZARD
IG +B HAZ 12
1 4 8
Flasher Relay METER (R)
9
7 5 6 3 2
GND SW-L SW-R LP-L LP-R FR TURN (R)
6

RR-TURN (R)
10

METER (L)
12

FR TURN (L)
5

RR-TURN (L)
1

TURN SW-R
1

TURN SW-L
19
5
TAIL SW
7

POSI LP
16
TAIL LP,
LICENSE
3
Box sekring sirkuit individual No.2
TAIL BCM
(Di dalam J/B) 14

+B LAMP FL
2

31
D/L 20A D/L
1

D/L
4

2 3

(Berlanjut)

BCM (konektor sisi J/B) E323 E324 E325


K131
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2
5 6 7 8 9 10 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 4 5 6

G273 G271 G272 L313 L315


L314
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 10 11 12 13 14 15 16 17 18 8 9 10 11 12 13 14 15 16

9A-48
(Lanjutan)
No. Konektor / No. Terminal
J/B BCM E323 E324 E325 G273 G271 G272 K131 L313 L314 L315

2 3

RR-DEF RLY DEF IND


7
38
RR DEF 20A 3 4 RR DEF
8
2 1 RR DEF RLY
18

29
TAIL 10A TAIL (+B)
15

RR FOG (+B)
10
DEICER/ 36
RR FOG 15A

BCM (+B)
2

EPI
4

DOME (+B)
5
37
RADIO 15A DOME LP (+B)
6
39
HORN-HAZ 15A

32
DIESEL 10A IMMOBI
8

Box sekring sirkuit individual No.2 (In J/B)

(Berlanjut)

BCM (Konnektor sisi J/B) E323 E324 E325


K131
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2
5 6 7 8 9 10 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 4 5 6

G273 G271 G272 L313 L315


L314
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 10 11 12 13 14 15 16 17 18 8 9 10 11 12 13 14 15 16

9A-49
(Lanjutan)
No. Konektor / No.Terminal
J/B BCM E323 E324 E325 G273 G271 G272 K131 L313 L314 L315

ACC SW
5

ACC
10
23
ACC 15A ACC 1
5

24
ACC 2 15A ACC 2
11

IG2 SW
1

IG SW (+B)
3

IG2
1

R-WIP (+)
5

F-WASHER
9

F-WIP
6 3
25
WIP 15A F-WIP (RLY)
1
42
P/W 30A P/W
16

Box sekring sirkuit individual No.2 (In J/B)

(Berlanjut)

BCM (konektor sisi J/B) E323 E324 E325


K131
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2
5 6 7 8 9 10 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 4 5 6

G273 G271 G272 L313 L315


L314
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 10 11 12 13 14 15 16 17 18 8 9 10 11 12 13 14 15 16

9A-50
(Lanjutan)

No. Konektor / No. Terminal


J/B BCM E323 E324 E325 G273 G271 G272 K131 L313 L314 L315

4
BLOWER MOTOR
35 RELAY
IG2 SIG 10A 1 3
2
5 4 HTR FUSE
7

HTR
6

ST
4
33
ST SIG 10A ST RLY COIL
10

POWER GND
GND (IP)
5 6 9

GND
3
Box sekring sirkuit individual No.2
(Dalam J/B) GND
22

SIGNAL
GND (BCM)
3
SIGNAL
GND (IP)
3
SIGNAL
GND (FL)
4

DOME LP DOOR
5

DOME LP CONT
7

DOME LP SW
7

D/L-IN
23

D/L-1
10

D/UL-IN
24

D/UL-1
9

BCM (Konektor sisi J/B) E323 E324 E325


K131
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2
5 6 7 8 9 10 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 4 5 6

G273 G271 G272 L313 L315


L314
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 10 11 12 13 14 15 16 17 18 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Diagram Sirkuit Sistem


Diagram Sirkuit Sistem
Referensi: Cara Membaca Diagram Sirkuit Sistem [9A-11]
Referensi: Cara Membaca Kode Konektor dan Nomor Terminal [9A-7]

9A-51
Lihat A-1 Diagram Sirkuit Sistem Cranking (Model Bensin) [9A-53] .
Lihat A-1 Diagram Sirkuit Sistem Cranking (Model DSL) [9A-54] .
Lihat A-2 Diagram Sirkuit Sistem Pengisian Daya (Model Bensin) [9A-55] .
Lihat A-2 Diagram Sirkuit Sistem Pengisian Daya (Model DSL) [9A-56] .
Lihat A-3 Diagram Sirkuit Sistem Pengapian [9A-57] .
Lihat A-4 Diagram Sirkuit Sistem Pendingin (Model Bensin) [9A-58] .
Lihat A-4 Diagram Sirkuit Sistem Pendingin (Model DSL) [9A-59] .
Lihat A-5 Diagram Mesin dan Sirkuit Sistem Kontrol A/C (Model Bensin) [9A-60] .
Lihat A-5 Diagram Mesin dan Sirkuit Sistem Kontrol A/C (Model DSL) [9A-64] .
Lihat A-7 Diagram Sirkuit Sistem Immobilizer (Model Bensin) [9A-69] .
Lihat A-7 Diagram Sirkuit Sistem Immobilizer (Model DSL) [9A-70] .
Lihat A-8 Diagram Sirkuit Sistem Kontrol Bodi [9A-71] .
Lihat A-9 Diagram Sirkuit CAN (Tanpa BCM) [9A-75] .
Lihat A-9 Diagram Sirkuit CAN (Dengan BCM) [9A-76] .
Lihat A-10 Diagram Sirkuit Sistem Kontrol Keamanan [9A-77] .
Lihat B-1 Diagram Sirkuit Wiper dan Washer Kaca Depan [9A-79] .
Lihat B-2 Diagram Sirkuit Wiper dan Washer Belakang (Opsional) [9A-80] .
Lihat B-3 Diagram Sirkuit Defogger Belakang (Opsional) [9A-81] .
Lihat B-4 Diagram Sirkuit Power Window (Model 2 Pintu) [9A-82] .
Lihat B-4 Diagram Sirkuit Power Window (Model 4 Pintu, 5 Pintu) [9A-83] .
Lihat B-5 Diagram Sirkuit Power Door Lock [9A-85] .
Lihat B-7 Diagram Sirkuit Klakson [9A-87] .
Lihat C-1 Diagram Sirkuit Combination Meter [9A-88] .
Lihat C-2 Diagram Sirkuit TACHO Meter [9A-90] .
Lihat D-1 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Besar [9A-91] .
Lihat D-2 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Posisi, Kota dan Plat Nomor [9A-92] .
Lihat D-3 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Kabut Depan (Model Bensin) [9A-93] .
Lihat D-4 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Iluminasi [9A-95] .
Lihat D-5 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Interior (Model 2 Pintu) [9A-96] .
Lihat D-5 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Interior (Model 4 Pintu, 5 Pintu) [9A-97] .
Lihat D-6 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Sein dan Lampu Peringatan Hazard [9A-98] .
Lihat D-7 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Rem [9A-100] .
Lihat D-8 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Mundur [9A-101] .
Lihat D-9 Diagram Sirkuit Sistem Penyetelan Lampu Besar [9A-102] .
Lihat D-10 Diagram Sirkuit Lampu Kabut Belakang [9A-103] .
Lihat E-1 Diagram Sirkuit Sistem Pemanas (Opsional) [9A-104] .
Lihat F-1 Diagram Sirkuit Sistem Air Bag (Opsional) [9A-106] .
Lihat F-2 Diagram Sirkuit Sistem ABS (Opsional) [9A-107] .
Lihat F-4 Diagram Sirkuit Sistem Power Steering [9A-109] .
Lihat G-1 Diagram Sirkuit Sistem Audio [9A-111] .
Lihat G-2 Diagram Sirkuit Sistem Soket Aksesori [9A-112] .

9A-52
A-1 Diagram Sirkuit Sistem Cranking (Model Bensin)

+B1 +B2 ACC IG1 IG2 ST


OUT LOCK 7 ST MOT
30A
ACC

ON
box sekring
IN sirkuit individual (No.1)
ST

G147 2

C282 GRN/WHT
1
Battery RED
G273 4

J/B
33 ST SIG
10A

E325 10

BLK BLK/GRY RED/WHT

2 4
E225

Starting motor
relay

1 3

WHT BLK YEL/GRN


E371 1
C343
YEL/GRN

1 2

E347 8

J/C
YEL/GRN YEL/GRN

YG E346 10

ECM

"A-5"
C196 1 C195 1
BLK

Starting motor

9A-53
A-1 Diagram Sirkuit Sistem Cranking (Model DSL)

+B1 +B2 ACC IG1 IG2 ST


OUT LOCK 7 ST MOT
30A
ACC

ON
Individual circuit
IN fuse box (No.1)
ST

G147 2

C282 GRN/WHT
1
RED
Battery G273 4

J/B
33 ST SIG
10A

E325 10
BLK BLK
RED/WHT

E225 3 5

Starting motor
relay

1 4

BLK BLK YEL

E372 2
1 2 C344

E347 8
YEL

J/C

E346 10

C196 1 C195 1
BLK

Starting motor

9A-54
A-2 Diagram Sirkuit Sistem Pengisian Daya (Model Bensin)

Main fuse box 43 J/B 20 IG COIL


15A
80A

C283 1 E325 5

BLK/WHT

BCM ECM

"A-8" "A-5"
WB BY BW

BLK WHT/BLU

E371 4 16
C343

BLK/WHT

W/S WHT/BLU BLU/YEL BRN/WHT

BLK/WHT

C192 1 C194 2 4 1 3

Generator IC
regulator

9A-55
A-2 Diagram Sirkuit Sistem Pengisian Daya (Model DSL)

Main fuse box 48


120A

C283 1

WHT

BCM

"A-8"
WB

WHT/BLU

E372 3
C344

WHT/BLU

C192 1 C194 1

Generator IC
regulator

9A-56
A-3 Diagram Sirkuit Sistem Pengapian

20 IG COIL J/B
15A

E325 5

BLK/WHT

E371 4 ECM
C343

C01 53 40 52 51
GY GW BO GB

GRN/WHT BLU/ORN GRY/BLU

W/S W/S
W/S

GRN/YEL BLK/WHT BLK/WHT BLK/WHT BLK/WHT

C101 3 1 C102 3 1 C103 3 1 C104 3 1

Ignition 2 Ignition 2 Ignition 2 Ignition 2


coil coil coil coil
#1 #2 #3 #4

BLK BLK BLK BLK

BLK

9A-57
A-4 Diagram Sirkuit Sistem Pendingin (Model Bensin)

2 FI 11 RDTR Individual circuit


FAN fuse box (No.1)
15A 30A

BLK/YEL BLK/YEL
ECM

E221 1 3
"A-5"
G
Main relay

2 4

BLK/RED GRY GRN GRN

W/S

BLK/RED GRY GRY BLU/WHT

E222 3 4 E223 1 4 E224 1 5

Relay #1 Relay #2 Relay #3


1 5 3 5 3 4
BR BB BW

BRN/WHT LT GRN BLU/RED BLU/RED BLU/BLK BLU/RED BLK

BW Lg

ECM
BLU/RED

"A-5"

E65 2 4 3

M
Motor

1
BLK

BLK

9A-58
A-4 Diagram Sirkuit Sistem Pendingin (Model DSL)

11 RDTR Individual circuit


FAN fuse box (No.1)
30A

GRY

GRY GRY GRY GRY GRY BLU/WHT

E222 3 4 E223 3 4 E224 3 5

Relay #1 Relay #2 Relay #3


1 5 1 5 1 4
BR BB BW

LT GRN BLU/RED GRN BLU/BLK WHT/GRN BLK

Lg G WG

ECM ECM ECM

"A-5" "A-5" "A-5"

E65 1 2 4

M
Motor

3
BLK

BLK

9A-59
A-5 Diagram Mesin dan Sirkuit Sistem Kontrol A/C (Model Bensin)

A/C STOP Individual circuit 20


3 5 2 FI IG COIL J/B
CPRSR LAMP fuse box (No.1)
10A 15A 15A 15A

E325 5

PNK BLK/YEL BLK/YEL


E181 3 E221 1 3
1
Main
Brake
relay
light
switch BLK/WHT BLK/RED
2 4
BLK/RED
1
W/S W/S W/S W/S

BLU/YEL BLK/RED GW BW W/S


E371 4 Starting
E229 3 2 GRN/WHT BRN/WHT BLK/RED BLK/RED
C343 Immobilizer motor
control module relay
E325 1 W/S "A-7" "A-1"
E227 3 2 YR YB YG
J/B BLK/WHT
Compressor
relay 4 1 2 Relay C343 3

GRY GRN/WHT
E371
4 1
BLK/WHT BLK/RED BLK/RED YEL/RED YEL/BLK YEL/GRN
PPL/WHT

E01 20 49 3 8 52 1 2 53 19 C01 5

ECM
WHT

C01 8 30 37 34 14 26 21 3 18 29 16 17 31

"C-1" BRN/YEL RED/WHT YEL/GRN


YR RED/BLU W/S
2
PNK YEL/RED
E387 2 G341 11
L371 L374
PNK YEL/RED
E371 11 L389 4 2 BLK/RED YEL/RED
C343 R151
PNK YEL/RED
R101 3 1
ORN/BLU WHT/BLU BLK/RED BLK YEL BLU RED
BRN YEL

P
and gauge
C42 3 4 2 1 C37 1 C40 5 2 6 4 1 3
4 2
WHT BLK BLK/ORN

3 1
C141 1 BLK BLK BLK/ORN
HO2S Knock 2
L371 1 sensor A/F sensor
BLK E387
L374 10 BLK/ORN
G341 E371 C343
BLK BLK/ORN
15
Compressor
27 20 13 3

9A-60
Individual circuit
11 RDTR
fuse box (No.1)
FAN
30A

W/S W/S E371 C343 W/S


1 BLK/RED BLK/RED 3
7
GRY BLK/RED BLK/RED 4
BLK/RED
8
GRY GRN GRY GRN BLU/WHT BLK/RED BLK/RED BLK/RED
E222 3 4 E223 1 4 E224 1 5 C33 3

Relay Relay VSS


Relay
#2 #3
Lg 1 5 3 5 3 4
BLU/RED BLU/RED BLU/RED BLK/RED BLK/RED BLK/RED BLK/RED
2 1
C91 1 C92 1 C93 1 C94 1
LT GRN BLU/RED GRN BLU/BLK BLK
BR BB BW

G
#1 2 #2 2 #3 2 #4 2
motor motor motor BLU/YEL BLU/WHT BLU/RED BLU/ORN BLK/ORN PPL
"A-4" "A-4" "A-4"
E01 15 16 C01 44 20 32 56 47

ECM

C01 25 24 35 23 28 55

W/S
2
ORN

LT GRN BLK/RED GRN/BLK ORN RED/GRN RED/BLK GRY/RED

C39 2 C47 3 5 4 1 C36 3 1

ECT MAP
sensor sensor

1 2
MAF and IAT sensor
2
ORN ORN ORN ORN

6 3

9A-61
W/S W/S
3

4
APP sensor

SUB MAIN
BLK/RED BLK/RED BLK/RED BLK/RED BLK/RED

close open close open


C123 1 C32 3 C31 3

EVAP C122 2 5
E191 1 6 5 2 3 4 canister
purge
valve
CMP CKP
2 1 2 EGR 1 3 4 6 1 2
sensor valve sensor
RED YEL WHT BRN GRN BLU
BLU/BLK RED/YEL GRN/ORN GRN/RED YEL/BLU BLK/ORN PNK
WHT/RED
BLK

E01 13 14 25 35 26 28 33 C01 19 49 10 12 9 13 48

ECM

E01 27 22 45 34 24 C01 4 6 7

GRY/RED RED/GRN ORN ORN WHT/BLK BLK/ORN BLK BLK BLK

E381 2 4
G333

ORN WHT/BLK BLK

E36 3 2 G32 1

A/C Evaprator
refrigerant temperature
pressure sensor
sensor

2
1

3 3

9A-62
A Tanpa BCM
B Dengan BCM
C Tanpa model ABS
D Dengan model ABS

Electric throttle body

TP sensor

MAIN SUB

close open close open

Throttle A B
actuator C D
C48 5 6 2 1 3 4
ABS
"A-9","C-1" BCM Cont.M
W R

E04 2 1 E08 8 10
(CAN) (CAN) (CAN)

LT GRN/RED LT GRN/BLK RED GRN WHT BLK WHT RED WHT RED WHT/BLK RED/BLK
W R W R WB RB

BLK/YEL

C01 2 1 43 15 27 36 22 E01 55 56

ECM

E01 9 12 10 51 C01 53 40 52 51 46 50

BLU/WHT PPL BRN RED/BLU GRN/YEL GRN/WHT BLU/ORN GRY/BLU BLU/YEL BRN/WHT

E382 10
G334
BLU/WHT

BW P B RB GY GW BO GB BY BW

Selektor Ignition coil Ignition coil Ignition coil Ignition coil Generator
P/S
putaran Cont.M #1 #2 #3 #4 "A-2"
blower "A-3"
"E-1" "F-4"

9A-63
A-5 Diagram Mesin dan Sirkuit Sistem Kontrol A/C (Model DSL)
Individual Main
STOP circuit
5 LAMP fuse box
52 fuse 20 IG COIL J/B
box
15A (No.1) 80A 15A

E312 1 E325 5
BLK/WHT
1
BLK/WHT
E347 5

PNK BLK/WHT RED J/C

E181 2 4 E346 2
BLK/WHT
E07 7 1
Brake
light
Glow
switch Cont.M

1 3
3 8 5 4 6
WHT GRN

GRN/WHT BLU/WHT BLU GRY/BLU WHT WHT GRN GRN BLK

BW
E374 6 5 4 3
E325 1 D242
BLK BLK BLK BLK
J/B D77 1 D78 1 D79 1 D80 1

2
GRN/WHT

E01 81 68 70 74

ECM

37 87 10 83 65 35 15 41 32

GRY/RED RED/GRN ORN BRN LT GRN/BLK YEL WHT


GRN/RED RED/YEL

E36 1 3 2 E191 2 3 4 1 6 5

open close open close

MAIN SUB

A/C refrigerant APP sensor


pressure sensor

9A-64
A Without BCM
B With BCM
C Without ABS model
D With ABS model

BLK/WHT

E347 5

J/C

E346 2
A B
BLK/WHT BLK/WHT C D

E47 3 E190 2
ABS
"A-9","C-1" BCM Cont.M
W R
Fuel filter CPP
water detection
sensor
switch E04 2 1 E08 8 10
(CAN) (CAN) (CAN)
1 2 1
WHT RED WHT RED WHT/BLK RED/BLK
W R W R WB RB

BLK YEL/RED YEL/GRN

E01 90 22 40 64

ECM

E01 61 13 1 2 3 E02 1

BLK/YEL RED/BLU BRN BRN BRN BLK

E59 1

Fuel
temperature
sensor

6 11 12 5

9A-65
J/B 20 IG COIL 2 FI 3 A/C 56 FI
15A 30A 10A 20A

Individual circuit Individual circuit


E325 5 fuse box (No.1) BLK/RED fuse box (No.3)

BLK/RED BLK/RED
E372 6
C344
GRN
BLK/YEL BLK/WHT
C33 3
E347 5

J/C VSS

6
BLK/YEL BLK/YEL BLK/WHT BLU/YEL 2 1
BLK/ORN PPL
"C-1" E221 2 1 E229 3 4
BB
10
Main PPL
relay Compressor
BLU/BLK relay E347 11

G333 8 3 4 1 5
E381 J/C

BLU/BLK BRN/WHT BLK/RED GRY WHT BLK/RED BLK/RED

E346 7
P
PPL
E01 78 80 79 89 4 6

ECM

D01 29 54 59 43 E375 4 E01 29


D243
BLK/PPL
D102 2

GRN PPL/WHT YEL/RED GRY/BLK BRN

Compressor

1
D13 1 D11 1 BRN/WHT
B
5
BLK P/S
ECT CKP
sensor sensor E347 8 Cont.M

"F-4"
2 2
J/C

E346 10
BLK

9 3

9A-66
Individual Individual
circuit circuit
58 FI-3 J/B 20 IG 59 FUEL fuse
fuse box COIL PUMP box
10A (No.3) 15A 15A
(No.1)

BLK/RED BLU E325 5

2
BLU BLK/WHT
E375 1 E347 5
D243
1 J/C

E346 2
BLU PNK/WHT BLK/WHT LT GRN/RED

A/F sensor E57 6 D101 1 E227 3 4

EGR
valve relay #1 relay #2 relay #3
Relay "A-4" "A-4" "A-4"
Lg G WG
2 1 5
2 3 1 4 5

RED/WHT GRN/WHT YEL BLK LT GRN BLU/BLK PNK/WHT BLK/WHT PPL/WHT PNK LT GRN GRN WHT/GRN

E01 44 46 45 47 12 D01 15 5 E01 23 75 7 8 30

ECM

D01 47 16 49 17 48 31 46 1
(Fuel)
"C-1"
YR

ORN ORN/WHT YEL YEL/BLK GRN WHT/GRN BLU WHT/BLU YEL/RED


E387 2 G341 11 E387 1
L371 L374 L371
PNK YEL/RED BLK/ORN BLK/ORN
L389 4 2 1 E372 11
D71 1 D72 1 D73 1 D74 1 R151 C344
PNK YEL/RED BLK/ORN BLK/ORN
R101 3 1 2

and P
#1 #2 #3 #4 Gauge
2 2 2 2
4
BLK

BLK BLK
R151 3 L374 10
L389 G341
BLK BLK BLK

27 20 13 3

9A-67
IG RADIO
J/B 20 COIL 32 DIESEL 37
15A 10A 15A

E325 5 G271 8 5

BLK/WHT PNK

E347 5

G333 9
J/C
E381

E346 2

BLK/WHT PNK

Fuel pressure sensor D103 2 E56 1

Fuel
pressure MAF and IAT
regulator sensor
valve

1
D17 3 2 1 4 2 3

GRN/YEL ORN/BLK YEL/RED GRY/BLK LT BLU/RED BLU/RED BLU/YEL BLU/ORN

D01 8 38 6 4 34 E01 56 34 62 50

ECM

D01 25 56 21 23 41 24 9 66

C344 11
E372
BLK/ORN PPL/WHT
PNK PNK/BLK PPL RED/BLK ORN BLK GRY/YEL BLK/ORN E382 1 E381 2
G334 G333
BLK/ORN PPL/WHT "A-9","C-1"
G309 6 PW WB RB

D12 3 2 1 D16 1 3 2
J/C
BLK
G308 9
G308 1
CMP sensor Boost pressure sensor D141 1 BLK BLK/ORN WHT/RED WHT/BLK RED/BLK
J/C
(CAN)
G211 4 5 7 16 14 6
Engine oil
pressure G309 10
switch BLK
DLC

3 17

9A-68
A-7 Diagram Sirkuit Sistem Immobilizer (Model Bensin)

J/B 20 IG COIL

15A

G272 6 E325 5

BLK/WHT

E371 4
C343

BLK/WHT

W/S

BLK/WHT

C343 3
E381 15 5 YR YB E371
G333

BLK/WHT YEL/BLK YEL/RED YEL/RED YEL/BLK BLK/WHT

G17 1 3 4 E01 53 19 52

Immobilizer ECM
control module

BLK/ORN

G308 1

J/C

G309 6

BLK/ORN

G334 1
E382
BLK/ORN

E371 15
C343
BLK/ORN

9A-69
A-7 Diagram Sirkuit Sistem Immobilizer (Model DSL)
Individual
circuit 56 FI
20 IG COIL
37 RADIO
fuse J/B
box 20A 15A 15A
(No.3)

G272 6 G271 5

BLK/RED
"A-9","C-1"
W R
E381 11
G333
(CAN)

WHT RED BLK/RED BLK/WHT

G17 5 6 8 4

Immobilizer control module

7 3

C344 11
E372
GRY BLK/ORN
G333 6 E382 1
E381 G334
"A-9","C-1"
GRY BLK/ORN BLK/ORN PPL/WHT
WB RB
G309 6
G309 5

J/C J/C
BLK
G308 9
6
G308 1
BLK BLK/ORN PPL/WHT WHT/RED WHT/BLK RED/BLK
J/C
PW (CAN)
G211 4 5 7 16 14 6

GRY G309 10
BLK
DLC

7 11 3 17

9A-70
A-8 Diagram Sirkuit Sistem Kontrol Bodi
A Konektor sisi J/B (BCM)

H
37 RADIO 31 D/L
relay relay
15A 20A
J/B "D-1" "B-3"

G271 5

WHT/RED

A 20 18 1 2

BCM

E04 2 1 9 G04 2 4 5

(CAN) BLK/ORN
E382 1 E371 15
WHT RED PPL/WHT WHT RED
G310 6 3 "A-9","C-1" G334 C343
WB RB PW BLK/ORN

J/C J/C
G309 6

2 1 7 4 J/C
WHT RED WHT RED WHT/BLK RED/BLK PPL/WHT
(CAN) (CAN) (CAN) (CAN)
W R PW W R W R G308 1
Immobilizer BLK/ORN
ECM
P/S
Cont.M control G211 14 6 7 16 5 4
module BLK BLK/ORN
"A-9","C-1"
"A-5,9" "F-4" "A-7,9"
G308 9
ABS DLC
Cont.M

"A-9","F-2"

G309 10
BLK

17 3

9A-71
A Konektor sisi J/B (BCM)

HORN MTR ACC RADIO


39 -HAZ 22 23 37 J/B

15A 10A 15A 15A

E323 4

WHT/RED

E381 12
G333
WHT/RED

4
G146 2
Flasher relay
Main switch
(Key switch)
7 8 1
1

BLU/YEL

A 22 12 11 10 G04 16

BCM

L01 6 14 E04 11 5 L01 16 17 12 5 15 7


PB B GRY/RED
L356 12
PNK/BLK BRN/YEL BLU GRN/BLK LT GRN/BLK BRN GRY/BLU GRY BLK/RED
J/C

L170 1 E183 1 11
E371 14 GRY/RED
C343 Brake
Seat LgB B GB G GR
fluid
belt
level Front door
switch
BLU switch switch

2 2
L354 12 "D-5"
Switch Main switch
"B-5" "B-5"
J/C J/C

L167 1 BLK/ORN BLK 11 L355 8 7


C162 1 BLK/RED BLK/RED BLK/RED
BR BR BR
Parking Engine oil
brake Rear door Rear door Front door
pressure
switch switch (R) switch (L) switch
switch
"D-5" "D-5"

21 9 "D-5"

9A-72
A Konektor sisi J/B (BCM)

Bagasi

Switch
"D-5"
Option #4
"A-10"
BY

BLK/YEL

L01 3

BCM

G04 18 17 J/B
A 24 23 12

L315 9 10 G272 11

GRN/WHT BRN GRN RED/BLU WHT

GW B GRN RED/BLU W

HVAC HVAC
control unit control unit
L356 9 3
"E-1" "B-3" switch
"D-6"
J/C J/C

10 4 L357 9 3 10 4

GRN RED/BLU GRN RED/BLU GRN RED/BLU GRN RED/BLU

G RB G RB G RB G RB

Rear Rear

Motor (R) Motor (L)


"B-5" "B-5"
"B-5" "B-5"

9A-73
A Konektor sisi J/B (BCM)

BCM

A 3 22 2 7 9 8 14 E04 4
J/B

L314 4 G271 3 G272 9 K131 3 6 5 L313 2 3 L314 3 E325 16 G272 7

BLK/ORN BLK BLK WHT/RED WHT YEL PPL/WHT RED/YEL RED/YEL RED/YEL WHT/BLU

G308 12
B WR W Y PW RY RY WB
J/C Lampu interior Lampu posisi Generator
A/B
"D-5" SDM depan "A-2"

G309 8 "F-1" L354 5 "D-2"


"D-2"
J/C J/C
BLK/ORN BLK/ORN

L355 1 2 6
RED/YEL RED/YEL RED/YEL

RY RY RY
Lampu
Lampu (L) kecil (R)
plat nomor "D-2" "D-2"
"D-2"

21 15 13

9A-74
A-9 Diagram Sirkuit CAN (Tanpa BCM)
A Model bensin
B Model diesel

G241 7 9 6 8
WB RB

(CAN) (CAN)

WHT RED WHT/BLK RED/BLK


B

G310 2 1
G211 14 6
J/C

DLC
6 3 7 4
(CAN)

WHT RED WHT RED

G333 13 14
E381
W R W R

WHT RED

A 55 A 56
E01 B 40 B 64 G17 5 6

ECM Immobilizer control


module

9A-75
A-9 Diagram Sirkuit CAN (Dengan BCM)
A Model bensin
B Model diesel
C Tanpa model ABS
D Dengan model ABS

BCM

D C

E04 2 1 2 1 G04 2 4

(CAN)

WHT RED
B

G310 6 3

J/C

W R 2 1 7 4

(CAN) (CAN) (CAN)

WHT RED WHT RED WHT RED

W R W R

A 55 A 56
E01 B 40 B 64 G240 7 9 G17 5 6

ECM Immobilizer control


module

A 55 A 56 6 8
B 40 B 64 WB RB

(CAN)

WHT/BLK RED/BLK
W R WB RB
G211 14 6
(CAN) (CAN)

WHT RED WHT/BLK RED/BLK


DLC

E08 6 12 8 10

ABS
Cont.M

9A-76
A-10 Diagram Sirkuit Sistem Kontrol Keamanan
A Dengan pengaman
B Tanpa pengaman
37 RADIO J/B
15A

E323 4
WHT/RED
E381 12
G333
WHT/RED

WHT/RED
G146 2

Main switch
(Key switch)

1
BLU/YEL WHT/RED
G28 1 10

Keyless/security control module

20 2 24 13 21 3
PPL
G308 3
B
Option #2 Option #1
RED RED/WHT BLK/ORN YEL WHT/RED
J/C

G333 17 7
E280 1 E209 1 E381
G164 7 6 G309 3
YEL WHT/RED YEL WHT/RED
PPL
Valet
switch P

E304 2 P/S
8 5 Cont.M

"F-4"
BLK/ORN BLK/ORN Security
horn H

BLK/ORN BLK

G308 11 E347 9

J/C J/C

G309 8 E346 10
E210 1

BLK/ORN BLK
Security
hood
switch

15 5

9A-77
A Dengan pengaman
Tidak digunakan B Tanpa pengaman
J/B 31 D/L J/B 21 BACK
20A 10A

G271 10 4 G272 8

GRN/WHT WHT/GRN RED/BLK

G306 1
G265 2 1
J/C

Option #3 2

B RED/BLK

G28 15

A
Keyless/security control module

JK DLKP

3 11 12 22 17 23 6
GRY/BLU GRY/BLU

GRY/BLU GRY BLK/RED GRY/RED BLK/YEL


G341 16 7 9 8 17
L374
GRY/BLU BLK/RED GRY/RED BLK/YEL WHT
L357 1 L355 9 L357 7 L357 12

J/C J/C
J/C J/C
7 8 L354 11 11

L356 6 L356 11
GRY/BLU GRY BLK/RED BLK/RED BLK/RED GRY/RED BLK/YEL

GB G BR BR BR GR BY W

Switch pintu (L) (R) Switch pintu Belakang


depan Switch pintu depan
belakang
switch
"D-5" "D-5" switch "D-6"
P "D-5"
Main switch "D-5" "D-5"
"B-5" Option #4
"D-5"

9A-78
B-1 Diagram Sirkuit Wiper dan Washer Kaca Depan

25
WIP
J/B
15A

E323 9 3
YEL YEL

E62 2

M
motor

1
YEL BLU/ORN YEL
E382 5 15
G334
YEL BLU/ORN

G141 3 7

P T WF EW
OFF
Switch
Switch ON
P T +B +2 +1 +S INT1 INT2 B1
MIST
OFF
INT
LO
HI

INT Unit

2 4 5 6

BLU/RED BLU/YEL BLU BLK

G334 3 8 13
E382
BLU/RED BLU/YEL BLU

E64 2 3 1 6
LO
G309 9

HI J/C
M
10

motor

BLK BLK

9 17

9A-79
B-2 Diagram Sirkuit Wiper dan Washer Belakang (Opsional)

25 WIP
J/B
15A

L314 5 E323 9
YEL
E63 1

M
motor

2
YEL YEL/RED
L390 1 E382 12
O231 G334
YEL YEL/RED
G141 8

P T +1R EW WR
WASH
OFF
ON
ON+WASH Switch

9 6
ORN
G309 12

J/C

G308 7
ORN
G341 20
L374
ORN
L390 8
O231
ORN BLK

O21 2 4 G309 9

J/C

M
10
motor

BLK BLK BLK


2
O231
L390
BLK

25 23 17

9A-80
B-3 Diagram Sirkuit Defogger Belakang (Opsional)
A J/B side connector (BCM)

38 RR
DEF
20A
J/B
3 2

Relay
4 1

L314 8 G271 7

A 18

BCM

G04 17

BLK/RED BLK/RED BRN

G306 10 7

J/C

G307 9 12

BLK/RED BRN
L390 3
BR B
O231

G154 1 2

BLK/RED
REAR
DEF

HVAC
control unit

O182 O181
9
1 1
BLK

G309 9

BLK J/C

10

BLK

26 17

9A-81
B-4 Diagram Sirkuit Power Window (Model 2 Pintu)

J/B 42 P/W
30A

L314 16

WHT/BLU
L379 22
J215
WHT/BLU WHT/BLU
J81 13

DRIVER SWITCH PASSENGER SWITCH

IG E DRU DRD IG E ASU ASD


UP

UNLOCK OFF L356 2


DOWN
Main switch
UP J/C
LOCK OFF

DOWN
L357 5

6 7 15 3 2

BLK RED/WHT GRN/WHT

J215 15 20 19
L379
RED/WHT GRN/WHT WHT/BLU
19
L380 20 22
J216
GRN RED BLK RED/WHT GRN/WHT WHT/BLU

J82 2 5 3

IG E ASU ASD
UP
UNLOCK OFF
DOWN
UP
LOCK OFF
DOWN Sub switch

1 4
RED GRN
J21 2 1
Front
J22 1 2
Front

M M
Motor Motor

19

9A-82
B-4 Diagram Sirkuit Power Window (Model 4 Pintu, 5 Pintu)

J/B
42 P/W
30A

L314 16
L356
WHT/BLU
2 1
WHT/BLU 1
WHT/BLU J/C 6
WHT/BLU 7
L379 22
J215 L357 5
WHT/BLU WHT/BLU

1
J81 13

DRIVER SWITCH PASSENGER SWITCH REAR R SWITCH REAR L SWITCH

IG E DRU DRD IG E ASU ASD IG E RRU RRD IG E RLU RLD


UP

UNLOCK OFF

DOWN
Main switch
UP

LOCK OFF

DOWN

6 7 15 3 2 17 16 11 10
1

GRN/YEL 3
BLK RED/WHT GRN/WHT

J215 15 20 19 BLU/YEL 4
L379
RED/WHT GRN/WHT WHT/BLU WHT/GRN 5
20 19 22
L380
RED/BLK 6
J216
GRN RED BLK RED/WHT GRN/WHT WHT/BLU

J82 2 5 3

IG E ASU ASD
UP
UNLOCK OFF
DOWN
UP
LOCK OFF
DOWN Sub switch

1 4
RED GRN
J21 2 1
Depan
J22 1 2
Depan

M M
Motor Motor

19

9A-83
1

WHT/BLU WHT/BLU

3 GRN/YEL

4 BLU/YEL

5 WHT/GRN

6 RED/BLK
6 5 27 28
J215 J215
L379 L379
BLU/YEL GRN/YEL RED/BLK WHT/GRN
L382 2 3 1 L381 2 3 1
J218 J217
BLU/YEL GRN/YEL WHT/BLU RED/BLK WHT/GRN WHT/BLU
J84 2 5 3 J83 2 5 3

IG E RLU RLD IG E RRU RRD


UP UP
UNLOCK OFF UNLOCK OFF
DOWN DOWN
UP Belakang UP Belakang
LOCK OFF (L) LOCK OFF (R)
DOWN Sub switch DOWN Sub switch

1 4 1 4
RED GRN RED GRN
J26 2 1 J25 2 1
Belakang Belakang
M M
Motor (L) Motor (R)

9A-84
B-5 Diagram Sirkuit Power Door Lock
A Konektor sisi J/B (BCM)

BCM

L01 12 5 16 17 10

GB G LgB B G 1

GRY/BLU GRY LT GRN/BLK BRN GRN RED/BLU

RB

L379 17 9 18 10 21 25
J215
GRY/BLU GRY LT GRN/BLK BRN GRN RED/BLU

J81 9 14 J31 6 7 1 3

E LOCK UNLOCK E LOCK UNLOCK M


UP UP
OFF OFF
Depan
DOWN DOWN
Main switch

15

Switch

BLK BLK

BLK

J215 15
L379

BLK

19

9A-85
A Konektor sisi J/B (BCM)

31 D/L
20A

J/B

A 1

BCM

J/B A 24 23

L315 9 10
RED/BLU

1 RED/BLU

GRN RED/BLU

L356 9 3

J/C J/C

L357 9 3 10 4 10 4

GRN RED/BLU

G RB G RB G RB

RED/BLU GRN GRN RED/BLU GRN RED/BLU GRN RED/BLU

L390 7 6 L380 21 25 L382 8 7 L381 8 7


O231 J216 J218 J217
RED/BLU GRN GRN RED/BLU GRN RED/BLU GRN RED/BLU

O121 1 J32 4 2 J36 1 3 J35 4 2


Depan
Bagasi
M M M
M
Motor Motor Motor
Solenoid
belakang belakang
2 (L) (R)

9A-86
B-7 Diagram Sirkuit Klakson
A Konektor sisi J/B (BCM)

39 HORN-HAZ
15A
J/B
3 1

H
A
Relay 4 2 20
BCM

E325 3 G272 3

BLK/BLU

B
E347 6

2 J/C

E346 1

BLK/BLU BLK/BLU BLU

G346
E302 1 E281 1 S171 1
Contact
coil
HI
H H

E303 1 E282 1

BLK BLK
S61 1

BLK BLK Steering switch


(Horn switch)

6 9 6

9A-87
C-1 Diagram Sirkuit Combination Meter

ECM
J/B 22 MTR 37 RADIO
"A-5,9"
10A 15A
BCM
DLC J/B
G271 6 E323 4 "A-8,9" "A-8,9" "D-10" "D-6"
W R WB RB RB GR BY
(CAN)

WHT/RED

E381 12
G333

RED/BLK WHT/RED WHT RED WHT/BLK RED/BLK RED/BLU GRN/RED BLU/YEL


(CAN)

G240 1 2 7 9 6 8 17 10 11

COOL TEMP

REAR FOG
HOT TEMP
HI BEAM

AIR BAG

TURN-R
TURN-L
BREAK
EPS

SPEED

LOW High
Voltage regulator CAN

CPU

LCD

4 16 15 12 20 30 5

BLK/ORN RED PNK/BLU YEL/BLK BRN RED/YEL YEL/RED

G308 2

J/C

R PB YB B RY YR

G309 6 Lampu besar P/S A/B


TACHO
"D-1" Cont.M SDM meter
"C-2" dan
BLK/ORN "F-4" "F-1" fuel gauge
"A-5"
G334 1
E382
BLK/ORN

E371 15
C343
BLK/ORN

9A-88
1

CHEAK ENGINE
OIL PRESSURE
KEY START BLUE
KEY START RED

LOW FUEL
SEAT BELT
CHARGE

IMMOBI
DOOR

CPU

G240 28 31 32 29 14 3
PB B
PNK/BLK WHT/BLU BLU GRN/BLK GRN/WHT RED/YEL

G341 18 G333 16 19 18
L374 E381
PNK/BLK WHT/BLU BLU GRN/BLK

E371 14
WB C343 GW RY
E183 1
Generator BLU HVAC
"A-2" control unit
Brake
"E-1"
fluid
level
switch "D-2,4,9"

L167 1 C162 1 BLK

Parking Engine oil


brake pressure
switch switch

9
Tanpa BCM

9A-89
C-2 Diagram Sirkuit TACHO Meter

J/B 37 RADIO
15A

G271 5

"C-1"
B RY

WHT/RED BRN RED/YEL

G238 1 2 4

TACHO meter

BLK/ORN

G308 1

J/C

G309 6

BLK/ORN

G334 1
E382
BLK/ORN
A

E371 15
C343
BLK/ORN

9A-90
D-1 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Besar

Box sekring 17 18
J/B 37 RADIO 29 TAIL Sirkuit individual
H/L L H/L R
15A 15A
15A 10A (No.1)

E323 WHT/BLU WHT/RED


4 G272 15
E152 3 E151 3

WHT/RED Lampu besar Lampu besar


(L) (R)
E381 12
G333 2 1 2 1

WHT/RED RED RED/WHT RED RED/WHT

G241 2
HI BEAM

RED RED RED/WHT


E381 20 10 1
J/B
16 G333
"D-4"
R RY R

WHT/RED RED/YEL RED RED RED/WHT

RED

G144 5 8 9 10

P T -B T (H) EL P T UP LOW (ED) EL


Switch dimmer /
OFF FLASH
mendahului
TAIL
LOW
HEAD
UP
Switch lampu

BLK

16

9A-91
D-2 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Posisi, Kota dan Plat Nomor
A Konektor sisi J/B (BCM)
B Tanpa BCM
C Dengan BCM A 14
J/B 29 TAIL
10A BCM

G272 15 7 L314 3 E325 16 C


RY B RY

WHT/RED RED/YEL

G144 5 "C-1"
RY

P T +B T
RED/YEL RED/YEL RED/YEL
OFF
TAIL G306 11
HEAD
J/C

8
12
RED/YEL RED/YEL

RY

L354 5 E347 3

J/C J/C J/C

L355 1 2 6 4 E346 4
RED/YEL

L390 4
O231
RED/YEL RED/YEL RED/YEL RED/YEL RED/YEL RED/YEL

O94 1 O95 1 L134 3 L133 3 E179 7 E178 7


Lampu Lampu
plat plat
nomor #1 nomor #2

2 2 5 (L) (R) 5 6 (L) (R) 6


Lampu kecil Lampu
posisi
depan
BLK BLK BLK BLK BLK BLK

E347 8 E346 11

J/C J/C
BLK
10

BLK BLK
O231 2 L390 2
L390 O231
BLK BLK BLK

25 23 23 25 24 9

9A-92
D-3 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Kabut Depan (Model Bensin)

16 FR Box sekring
FOG sirkuit individual
15A (No.1)

G334 7
E382
GRY/RED WHT/GRN

"D-4"
E234 2 4
RY

RED/YEL Relay
1 3

RED/YEL RED/YEL GRY/RED BLK


G151 7 4 6

TERMINAL
IG LOAD E Il Ile
POSITION

FREE
Switch
PUSH

8 5
LT GRN LT GRN

BLK BLK
E164 1 E163 1

(L) (R)
2 2

BLK BLK BLK

G309 2

J/C

1 G308 5 6

BLK BLK BLK BLK

17 13 16 7

9A-93
D-3 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Kabut Depan (Model DSL)

16 FR Individual circuit
FOG fuse box (No.1)
15A

G334 7
E382
GRY/RED WHT/GRN

"D-4"
E234 3 5
RY

RED/YEL Relay
1 4

RED/YEL RED/YEL GRY/RED BLK


G151 7 4 6

TERMINAL
IG LOAD E Il Ile
POSITION

FREE
Switch
PUSH

8 5
LT GRN LT GRN

BLK BLK
E164 1 E163 1

(L) (R)
2 2

BLK BLK BLK

G309 2

J/C

1 G308 5 6

BLK BLK BLK BLK

17 13 16 9

9A-94
D-4 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Iluminasi
A Konektor sisi J/B (BCM)
B Tanpa BCM
C Dengan BCM 29 A 14
J/B TAIL
10A
BCM

G272 15 7 L314 3 E325 16 C

WHT/RED RED/YEL RED/YEL RED/YEL


RY
G144 5

P T +B T
OFF
TAIL
HEAD

8
RED/YEL

B
RED/YEL

RY RY RY
"C-1"
RY Lampu kecil Lampu posisi
"D-2" depan
Switch Lampu plat
"D-6" nomor "D-2"
RED/YEL RED/YEL Audio "D-2"
"G-1"

G306 12 11

J/C

G307 7 8
RED/YEL RED/YEL

RY RY

Switch Switch
"D-3" "D-9"
HVAC
control unit
"E-1"

9A-95
D-5 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Interior (Model 2 Pintu)

37
J/B RADIO
15A

K131 6 5 3 G272 9 L315 7

WR W B

WHT/RED WHT BLK BLK BLK/RED

K51 2

Interior
ON OFF
light

DOOR

1 3
BLK WHT BLK

L354 12

J/C

L355 7 11

BLK/RED BLK/RED

L162 1 L161 1
Front door Front door
OFF switch OFF switch
ON ON

13

9A-96
D-5 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Interior (Model 4 Pintu, 5 Pintu)
A Konektor sisi J/B (BCM)
37
RADIO
J/B 15A

K131 6 5 3 G272 9 A 22 7 2

BCM

L01 15 7 3

WR W B BY

WHT/RED WHT BLK BLK BLK/RED BLK/YEL

K51 2

Lampu
interior ON OFF

DOOR

1 3
BLK WHT BLK

L390 5
O231
BLK/YEL

O122 2
L354 12
Bagasi
OFF
J/C ON
Switch
11 L355 8 7
1
BR BR BR GR
BLK
BLK/RED BLK/RED BLK/RED GRY/RED

O231 2
L163 1 L164 1 L162 1 L161 1 L390
Switch Switch BLK BLK
OFF (R) (L) OFF OFF pintu depan OFF pintu depan
Switch
ON ON ON ON
pintu
belakang

13 25 23

9A-97
D-6 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Sein dan Lampu Peringatan Hazard
A Konektor sisi J/B (BCM)
39 HORN-HAZ 22 MTR
Dengan BCM 15A 10A

J/B Flasher relay +B IG 1


A 1 4 1
8 5 6 7 3 2
12 HAZ SW-L SW-R GND LP-L LP-R
BCM 22
2

G272 11 19 1 9 L314 1 10

BLU/RED PNK/BLU GRN/RED BLU/YEL

"D-4"
RY

G144 11 13 L134 6 L133 6


W
T
P TL TB TR
RED/YEL WHT
L
TURN N
G153 4 2 5 (L) (R) 5
R
Lampu sein
belakang
ON Switch lampu sein
12
OFF
Switch

1 3

BLK BLK/ORN BLK/ORN BLK BLK BLK

BLK/ORN

G308 6

J/C

G309 8

BLK
BLK/ORN
L390 2
O231
BLK BLK

17 15 13 23 25 24

9A-98
1 J/B

E323 5 6 G271 12 9

GRN/RED BLU/YEL GRN/RED BLU/YEL

GR BY

Turn (L) Turn (R)

"C-1"
GRN/RED GRN/RED
E166 1 E179 2

Lampu sein Lampu sein


samping (L) depan (L)

2 1
BLU/YEL BLU/YEL
E165 1 E178 2

Lampu sein Lampu sein


samping(R) depan (R)

BLK BLK
2 1

BLK BLK

BLK BLK

E347 8 E346 11
J/C J/C

10

BLK

9A-99
D-7 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Rem

5 STOP
Box sekring sirkuit
individual (No.1)
15A LAMP

PNK

Brake
light
switch

GRN/WHT

GW

E325 1

J/B

L315 2 2

GRN/WHT GRN/WHT

L354 4 GW

J/C J/C ECM

L355 4 3 "A-5"
GRN/WHT

GRN/WHT GRN/WHT GRN/WHT

L139 2 L134 2 L133 2


Lampu rem
atas
(L) (R)
1 5 Lampu rem
5
BLK BLK BLK
L354 9

J/C BLK
7
L390 2
L355 11 12 O231
BLK BLK BLK BLK BLK

19 20 24 23 25 24

9A-100
D-8 Diagram Sirkuit Sistem Lampu Mundur

21
BACK J/B
10A

E325 14
RED/BLK

E371 19
C343
RED/BLK

C165 2

Switch
lampu
mundur

OFF ON

1
RED

20

R
RED
E325 11

J/B

L315 3
RED
L354 1

J/C J/C

L355 6 2
RED RED
L134 1 L133 1
Lampu Lampu
mundur mundur
(L) (R)

5 5
BLK

BLK
L390 2
BLK BLK
O231
BLK

23 25 24

9A-101
D-9 Diagram Sirkuit Sistem Penyetelan Lampu Besar
A Konektor sisi J/B (BCM)
B Tanpa BCM
A 14 C Dengan BCM
J/B 29 TAIL 21 BACK
10A 10A BCM

G272 15 7 E325 14 C
WHT/RED RED/YEL
G144 5 RED/BLK

P T +B T
OFF
TAIL
HEAD
RED/BLK RED/BLK

B 8 E179 5 E178 5

RED/YEL

"C-1"
RY Actuator (L) M Control circuit M Control circuit
Actuator (R)

RED/YEL RED/YEL
4 3 4 3
G306 11 12
GRN BLK/ORN GRN BLK/ORN

E347 2 E346 5
J/C
J/C J/C

G307 8 1
RED/YEL GRN
E382 9
RY G334
RED/YEL RED/YEL GRN
G152 6 5 3

R1 P0
R2
P1
R3 P2
ILL

R4 P3 switch
R5

R6 P4

2 4
BLK BLK

BLK
G334 14
E382
BLK
E347 9 7 E346 12

J/C J/C

10
BLK

9A-102
D-10 Diagram Sirkuit Lampu Kabut Belakang

36
RR
J/B
15A FOG

G272 10

YEL/BLK

G144 2

OFF
ON Switch
(COMB switch)

RED/BLU

RED/BLU RED/BLU

G341 6 RB
L374
RED/BLU
"C-1"

L135 2

BLK

L354 8

J/C
7

L355 11 12

BLK BLK BLK

19 20 24

9A-103
E-1 Diagram Sirkuit Sistem Pemanas (Opsional)
A Tanpa BCM
B Dengan BCM

J/B
21 BACK
10A

G272 8

JK DLKP B
A
BCM BCM
J/B
"B-3" "B-3" "D-4" "A-8" "C-1"
BR B RY GW

RED/BLK GRN/WHT
A 3
G306 1 B 4

J/C

G307 6 5 3
BLK/RED BRN RED/YEL RED/BLK RED/BLK GRN/WHT

G62 1

M Air intake
control
actuator 1

5 4
GRN RED BRN/WHT
G154 1 2 10 7 8 6 5 4
REAR
DEF

A/C

HARF REC
CIRCUIT
HVAC control
unit
FRE

REC

9 3

BLK BLK/ORN

G309 9 7

J/C

10 8

BLK BLK/ORN

17 15

9A-104
Box sekring
1 HTR
sirkuit individual FAN 35 IG2
30A
(No.1) SIG
10A
E323
J/B
BLU
7 5 1
Blower
motor
relay
4 2 3

G273 6 G272 9

BLK/YEL

G61 1

Blower
motor M

2
Blower motor resister

ECM

"A-5"
BW G101 4 3 2 1

BLU/WHT BLK/WHT BLU/WHT BLK/WHT


1

BRN/WHT RED YEL BLU/WHT BLK/WHT

G155 5 2 7 3 6

Selektor
putaran blower
FAN

BLK BLK

13 13

9A-105
F-1 Diagram Sirkuit Sistem Air Bag (Opsional)
A Konektor sisi J/B (BCM)

27 37 J/B
A/B RADIO
15A 15A

L313 1 G271 5

Forward impact-sensor

J/B
"A-8" "C-1"
Y YB
E40 2 1

YEL/BLK ORN PNK/BLK

G272 13
E388 1 3
J/B
L372
L313 4
RED YEL WHT/RED YEL/BLK ORN PNK/BLK
Check terminal

L04 10 16 12 22 23

A/B
SDM

9 17 6 5 7 8 2 1 3 4
PW

PPL/WHT GRN/RED GRN BLU/RED YEL/RED

L313 3 L376 1 2 3 4
C343 15 G343
E371 J/B A 8 GRN/RED GRN BLU/RED YEL/RED GRN/ORN GRN/YEL BLU/ORN BLU/YEL
BLK/ORN
BCM G347 2 1
E382 1
G334 S172
BLK BLK/ORN BLK/ORN
G04 5
G308 9 G309 6
Contact
coil

J/C J/C "A-9","C-1"


WB RB
S121 2 1 G259 2 1 L283 1 2 L285 1 2
G309 10 G308 1 (CAN)
BLK BLK BLK/ORN PPL/WHT WHT/BLK RED/BLK

G211 4 5 7 16 14 6

DLC

21 17 3

9A-106
F-2 Diagram Sirkuit Sistem ABS (Opsional)

13 ABS 6 ABS Box sekring


28
SOL MOT sirkuit individual ABS J/B
30A 30A 10A
(No.1)

E325 9

GRN/ORN BCM
WHT/BLU WHT/RED

"A-8,9"
W R

(CAN)

WHT RED

E08 14 1 7 6 12

ABS
Cont.M

13 26 8 10

BLK BLK WHT/BLK RED/BLK


(CAN)

WB RB

ECM

"A-5,9"

9A-107
Wheel speed Wheel speed Wheel speed Wheel speed
sensor sensor sensor sensor
(Belakang-kiri) (Belakang-kanan) (Depan-kiri) (Depan-kanan)

L32 L31 E35 E33


2 1 2 1 2 1 2 1

LT GRN LT GRN/BLK YEL BRN

L371 3 4 5 6
RED RED/BLK WHT WHT/BLK
E387

LT GRN LT GRN/BLK YEL BRN

E08 16 15 24 25 22 21 18 19

ABS
Cont.M

9A-108
F-4 Diagram Sirkuit Sistem Power Steering

26 9 EPS Box sekring


IG1 SIG J/B sirkuit individual (No.1)
10A 50A

E325 12
Keyless/security ECM
control module
"A-10" "A-5" "C-1"
P P PB

LT GRN/BLK GRN PPL PNK/BLU


G334 4 G333 3
E382 E381
PPL PPL PNK/BLU

E347 12 E346 7

J/C

8
PPL

E11 1 E13 1 E11 4 5

P/S
Cont.M

E13 2 E11 8 20 18 6 9 16 19

BLK GRN RED WHT BLU BRN YEL

E31 2 6 5 7 4 1

Torque sensor

10

9A-109
A Tanpa BCM
B Dengan BCM
J/B 37 RADIO
15A

G271 5

ECM

"A-5"
B RB

BRN RED/BLU

E11 12 14

P/S
Cont.M

E12 1 2 11
A

PPL/WHT
BLK RED WHT/RED E382 12
G334
PPL/WHT
E61 1 2 G307 2

BLK/ORN
B G306 6
Motor PPL/WHT E382 1 E371 15
PW
G334 C343
PPL/WHT BLK/ORN
G308 9 E04 9 G309 6

BCM "A-9","C-1"
J/C WB RB J/C

G04 5 (CAN)
G309 10 G308 1
BLK BLK PPL/WHT WHT/BLK RED/BLK BLK/ORN BLK/ORN

G211 4 16 7 14 6 5

DLC
17 3

9A-110
G-1 Diagram Sirkuit Sistem Audio

37 RADIO 24 ACC2 J/B


15A 15A

G271 5 11
Steering switch (switch kontrol audio)

"D-4" Antena audio atap


RY
S61 4 3

Antenna amplifer
Contact
K121 1 coil

WHT/RED BLU/WHT RED/YEL BLK


1
S171 4 3
K154 G346
G354
BLK GRN BLK/YEL

G248 1 9 2 G267 1 19 20

Audio

3 13 4 14 5 15 6 16 11

PNK BLU YEL/RED YEL/BLK LT GRN LT GRN/BLK GRY/RED GRY BLK

G341 3 13 2 12 5 15 4 14
L374

PNK BLU YEL/RED YEL/BLK LT GRN LT GRN/BLK GRY/RED GRY

L380 3 4 L379 3 4 L382 4 5 L381 4 5


J216 J215 J218 J217

PNK BLU YEL/RED YEL/BLK LT GRN LT GRN/BLK GRY/RED GRY

J142 2 1 J141 2 1 J146 2 1 J145 2 1

Depan (L) Depan (R) Belakang (L) Belakang (R)

15

9A-111
G-2 Diagram Sirkuit Sistem Soket Aksesori

J/B 23
ACC
15A

G272 5

WHT/BLK

G251 2

Soket
aksesoris

BLK

17

Daftar Konektor
Daftar Konektor
Lihat Konektor C [9A-113] .
Lihat D Connector (Model DSL) [9A-114] .

9A-112
Lihat Konektor E [9A-114] .
Lihat Konektor G [9A-116] .
Lihat Konektor J [9A-118] .
Lihat Konektor K [9A-118] .
Lihat Konektor L [9A-118] .
Lihat Konektor O [9A-119] .
Lihat Konektor R [9A-120] .
Lihat Konektor S [9A-120] .

Konektor C
C01 C31 C32 C33 C33

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

Model bensin Model bensin Model bensin Model bensin Model DSL
C36 C37 C39 C40 C42 C47

1 2
1 2 3 1 2 3
1 2 1 2 1 2 3 4 5
4 5 6 3 4

Model bensin Model bensin Model bensin Model bensin Model bensin Model bensin
C48 C91 C92 C93 C94

1 1 1 1
1 2 3 4 5 6
2 2 2 2

Model bensin Model bensin Model bensin Model bensin Model bensin
C101 C102 C103 C104 C122 C123

1 2 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2
4 5 6

Model bensin Model bensin Model bensin Model bensin Model bensin Model bensin
C141 C162 C165 C192 C194 C194

1 1 2
1 1 2 1 1
3 4

Model bensin Model bensin Model bensin Model DSL


C195 C195 C196 C196 C282 C283

1 1 1 1 1
1

Model bensin Model DSL Model bensin Model DSL

C343 (Ke E371) C344 (Ke E372)

9A-113
1 2 3 4 3 2 1
5 6 7 8 9 10 6 4
5
11 12 13 14 9 7
8
15 16 17 18 19 20
11 10

Model bensin Model DSL

D Connector (Model DSL)


D01 D11 D12 D13

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 2 1 2 3 1 2

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

D16 D17 D71 D72 D73 D74

1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2

D77 D78 D79 D80 D101 D102

1 1 1 1 1 2
1 2

D103 D141 D242 (Ke E374) D243 (Ke E375)

1 2 3 1 2 3
1 2 1
4 5 6 4 5 6

Konektor E
E01 E01

1 2 3 4 5 6 7 8
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

3 4
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
5 6
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

Model bensin Model DSL


E02 E04 E07 E08
1 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 2 3 4 5 6 7
1 4 5
8 9 10 11 12 13 14 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
6 7 8

9A-114
Model DSL Model DSL
E11 E12 E13 E31

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1
1 2 3 4 5 6 7
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2 2

E33 E35 E36 E36 E40 E47

2 1 2 1 1 2 3 1 2 1 2 1 2 3
3

Model bensin Model DSL Model bensin Model DSL


E56 E57 E59 E61 E62 E63

1 2 3 1 1
1 2 3 4 1 2 1 2
4 5 6 2 2

Model DSL Model DSL Model DSL Model bensin


E64 E65 E151 E152 E163 E164
1 1
1 2 3 1 2
2 3 2 3 1 2 1 2
4 5 6 3 4

IF EQPD IF EQPD
E165 E166 E178 E179 E181 E181

1 2 1 2
1 2 1 2
1 2 1 2 3 4 5 3 4 5
3 4 3 4
6 7 6 7

Model bensin Model DSL


E183 E190 E191 E209 E210

1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 1

Model DSL
E221 E221 E222 E223 E224 E225

1 2 1 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2
3 2 3 4 4 4 3
4 4 5 5 5 4

Model bensin Model DSL Model bensin


E225 E227 E227 E229 E229 E234
1 2 3 1 2 1 2 3 1 2 1 2 3 1 2
4 3 4 3 4 3
5 4 5 4 5 4

Model DSL Model bensin Model DSL Model bensin Model DSL IF EQPD
E280 E281 E282 E302 E303 E304

1 1 1 1 1 1 2

9A-115
E311 E312 E323 E324 E325

1 1 1 2 3 4
1 2 1 2 3 4 5 6 7
2 2 5 6 7 8 9 10
8 9 10 11 12 13 14 15 16

E327 E328 E346 E347

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 7 8 9 10 11 12
1 1

Model DSL Model DSL


E371 (Ke C343) E372 (Ke C344) E374 (Ke D242) E375 (Ke D243) E381 (Ke G333)
4 3 2 1 1 2 3
10 9 8 7 6 5 4 5 6 3 2 1 3 2 1 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
14 13 12 11 7 9 6 5 4 6 5 4 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11
20 19 18 17 16 15 8
10 11

Model DSL Model DSL Model DSL


E382 (Ke G334) E387 (Ke L371) E388 (Ke L372)
3 1
2 1 2
8 7 5 4 1 2
6
13 12 10 9 3 4 5 6 7 3 4
11
15 14

Konektor G
G04 G17 G17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

Model bensin Model DSL


G28 G32 G61 G62 G101

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 2
1 2 3 4 5
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 2 2 3 4

G141 G144 G146 G147


1 2 3 4 1 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2
5 6 7 8 9 10 11 12 13 4 5 6

G151 G152 G153 G154 G155


1 2 3 1 2 1 2 3
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 5 6 7 8 3 4 5 6 4 5 6 7

9A-116
G164 G211 G238
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2
4 5 6 7 8 3 4
9 10 11 12 13 14 15 16

G240 G248 G251

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2

G259 G265 G267 G271 G272


1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 2 3 4 5 6
1
2 7 8 9 10 11 12 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

G273 G306 G307

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 7 8 9 10 11 12
1 2
3 4 5 6

( ) ( )
G308 G309 G310

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 2
7 8 9 10 11 12 7 8 9 10 11 12 3 4 5 6 7

( ) ( ) ( )
G333 (Ke E381) G334 (Ke E382) G341 (Ke L374)
1 3
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 5 7 8 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
6
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 9 10 12 13 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11
11
14 15

G343 (Ke L376) G346 (Ke S171) G346 (Ke S171) G347 (Ke S172) G354 (Ke K154)

4 3 2 1 1 1 2 3 4 5 6 1 2 1

Tanpa A/B Dengan A/B

Konektor J
J21 J22 J25 J26 J31 J32
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 1 2 1 2 1 2 5 6 7 8 9 10 5 6 7 8 9 10

9A-117
J35 J36 J81 J82 J83
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8
5 6 7 8 9 10 5 6 7 8 9 10 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

J84 J141 J142 J145 J146 J215 (Ke L379)

22 14
21 13
28 20 12 6
27 19 11 5
1 1 1 1 26 4
1 2 3 4 5
2 2 2 2 25 3
24 18 10 2
23 17 9 1
16 8
15 7

J216 (Ke L380) J217 (Ke L381) J218 (Ke L382)

22 14
21 13
28 20 12 6
27 19 11 5
26 4 1 2 3 1 2 3
25 3 4 5 6 7 8 4 5 6 7 8
24 18 10 2
23 17 9 1
16 8
15 7

Konektor K
K51 K121 K131 K154 (Ke G354)
1 2
1 2 3 1 3 4 5 6 1

Konektor L
L01 L04 L31 L32

1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9
9 10 11 12 13 14 15 16 2 1 2 1
10 11 12 13 14 15 16 17 18
17 18 19 20 21 22 23

L133 L134 L135 L139 L161 L162


1 2 3 1 2 3
1 2 2 1 1 1
4 5 6 4 5 6

L163 L164 L167 L170 L178 L313

1 1 1 1 2 1 1 2 3 4

9A-118
L314 L315 L354

1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 8 9 10 11 12 13 14 15 16

L355 L356 L357

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 7 8 9 10 11 12 7 8 9 10 11 12

( ) ( )
L371 (Ke E387) L372 (Ke E388) L374 (Ke G341) L376 (Ke G343) L379 (Ke J215)
14 22
13 21
6 12 20 28
5 11 19 27
2 1 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 26
1 2 3 4
7 6 5 4 3 4 3 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 3 25
2 10 18 24
1 9 17 23
8 16
7 15

L380 (Ke J216) L381 (Ke J217) L382 (Ke J218) L389 (Ke R151) L390 (Ke O231)
14 22
13 21
6 12 20 28
5 11 19 27
4 26 3 2 1 3 2 1 1 2 3 2 1
3 25 8 7 6 5 4 8 7 6 5 4 3 4 8 7 6 5 4
2 10 18 24
1 9 17 23
8 16
7 15

Konektor O
O21 O94 O95 O121 O122 O181
1 2 1 1
1 2 1 2 1
3 4 2 2

O182 O231 (Ke L390)

1 2 3
1
4 5 6 7 8

9A-119
Konektor R
R101 R101 R151 (Ke L389)

1 2 2 1
1 2 3 4 4 3
3 4

Model bensin Model DSL

Konektor S
S61 S61 S121 S171 (Ke G346) S171 (Ke G346)

1 2
1 1 2 3 4 5 6 1 6 5 4 3 2 1

Tanpa A/B Dengan A/B Tanpa A/B Dengan A/B


S172 (Ke G347)

2 1

Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness


Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness
Lihat Seputar Mesin [9A-121]
Lihat Seputar Battery [9A-123]
Lihat Seputar Strut [9A-125]
Lihat Seputar Dash Panel (Interior) [9A-128]
Lihat Harness Panel Instrumen [9A-129]
Lihat Instrument Panel Harness / Harness Lantai (Dash Side Panel) [9A-130]
Lihat Harness lantai [9A-131]
Lihat Harness pintu bagasi [9A-134]

Baut Ground untuk Panel Bercat


Baut-baut itu dirancang khusus untuk kontak yang baik dari logam-ke-logam pada panel bercat.
Gunakan baut ground sesuai spesifikasi.
Penggunaan baut standar dapat menyebabkan grounding yang buruk pada panel bercat.

PERHATIAN:

Penggunaan baut standar pada blok aluminium dapat merusak lubang sekrup. Jangan gunakan baut standar
pada blok aluminium.

CATATAN:
Baut ground tidak boleh digunakan pada mesin blok, case transmisi atau pada kolom kemudi dudukan
braket (tak-bercat). Identifikasi baut yang bertanda goresan cat (1) pada sekrup.

9A-120
1

Seputar Mesin
Model Bensin (Mesin Harness)

5 12
[A] 4
3
2

[F]

10 9
8
7
11 6

[a]
1
1
1

[b]
[B] [C]

17
19 15
1
“a”

14 18 [c]
1 16
13

14
20
1 (a)
13

[A]: Tampilan [a] 7. Injeksi Bahan Bakar #2 16. Motor starter


[B]: Tampilan [b]: 8. Injeksi Bahan Bakar #3 17. Generator (+B)
: Kencangkan terminal sesuai sudut
berikut.
[C]: Tampilan [c] 9. Injeksi Bahan Bakar #4 18. Generator
1. Klem 10. Harness mesin 19. Harness mesin
: Lewatkan kabel ke atas trunk
harness.
2. Ignition coil #1 11. Sensor CMP 20. Baut GND (Mesin)
: Lewatkan kabel di depan trunk harness.

9A-121
3. Ignition coil #2 12. Harness mesin [F]: Forward (Maju/Depan)
: Lewatkan harness ke dalam rusuk head
cover.
Janga’n lewatkan harness di atas rusuk head
cover.
4. Ignition coil #3 13. Knock sensor : 11 N m (1.1 kgf-m, 8.5 lbf-ft)
5. Ignition coil #4 14. Sensor CKP
6. Injeksi Bahan Bakar #1 15. Motor starter(+B)
: Kencangkan terminal sesuai sudut berikut.

Model DSL (Mesin Harness)

5
[F]

3 (a)
[b]
1

1 1

4 (a)

[a]
2

[A] [B] [C]


10
7
1

9
[c]

[A]: Tampilan [a] 3. Baut GND (Baterai) 8. Generator (+B)


[B]: Tampilan [b]: 4. Baut GND (Mesin) 9. Generator
[C]: Tampilan [c] 5. Switch Lampu Mundur 10. Generator
: Kencangkan terminal dengan menekan
pendeteksi.
1. Klem 6. Motor starter(+B) [F]: Forward (Maju/Depan)
2. VSS 7. Motor starter : 25 N m (2.5 kgf-m, 18.5 lbf-ft)

9A-122
Seputar Battery
Model bensin
3 6 [A]

6
5

3
4

7
2

[A]: Tampak atas 3. Harness utama 6. Individual circuit fuse box No.1
1. Klem 4. Harness utama 7. ECM
: Rapatkan cover sisi engsel setelah
menghubungkan
Harness utama.

2. Harness mesin 5. Kotak sekring utama


: Lewatkan harness itu di atas harness : Atur cover dengan kuat.
utama.

[A]
[F]
2

[b] 4

[F]

[B]

6
[F]
[a]

5 (a)

[A]: Tampilan [a] 3. Kabel battery [F]: Forward (Maju/Depan)


[B]: Tampilan [b]: 4. Kabel battery : 25 N m (2.5 kgf-m, 18.5 lbf-ft)
: Jangan memasang harness ’ dekat dudukan (L) dan panel
bodi.

9A-123
1. Klem 5. Baut GND (Mesin)
2. Battery (–) 6. Baut GND (Mesin)
: Kencangkan terminal ke arah belakang.

Model DSL
[B]

[F]
5

5
1 2
3

[a]
1

3
1 4

[A] [C]

5 [c]

[b]

[A]: Tampilan [a] 2. Battery (–) 6. Selang air


: Letakkan kotak sekring utama di belakang
selang air.
[B]: Tampilan [b]: 3. Harness utama 7. Baut GND (Bodi)
[C]: Tampilan [c] 4. Harness mesin [F]: Forward (Maju/Depan)
1. Klem 5. Kotak sekring utama

9A-124
Seputar Strut
Samping kanan

[B]

17
[b]
[a]
1
1
4
2

3
1
9
[F] 1
11 16
10

1
1
6

1
1 7

1
8
5 1

[A]

12

2 15
14 13

[A]: Tampilan [a] 6. Sensor tekanan refrigerant A/C (Model Bensin) 13. Harness utama
: Lewatkan harness pada
lubang ini.
[B]: Detail [b] 7. Sensor tekanan refrigerant A/C (Model DSL) 14. Selang washer
1. Klem 8. Sensor putaran roda (Depan-kanan) 15. Kabel pelepasan hood
: Lewatkan kabel timbal ke atas harness.
2. Lampu sein samping (R) 9. Switch ketinggian minyak rem 16. Gromet
3. Sensor A/F (model DSL) 10. Harness utama 17. Motor wiper kaca depan
: Lewatkan cabang ABS ke bagian belakang trunk utama.
4. Modul kontrol ABS 11. Baut GND (Depan-kanan utama)
: Lewatkan kabel ke sisi panel trunk.
5. Untuk tanki washer 12. Harness utama
: Lewatkan harness ke bagian dalam kabel pelepasan hood dan selang
washer.

9A-125
Samping kiri
[A]
8
9
[b]

3 [F]

2 10 11 1

12

14

5 7
1
[a]
[B]
4

1 1
13
6

[C] [c] 9

15
1
16
1
1
1

[A]: Tampilan [a] 5. Klakson Pengamanan 12. Head light unit (L)
[B]: Tampilan [b]: 6. Sensor putaran roda (Depan-kiri) 13. Untuk lampu kabut depan (L)
[C]: Tampilan [c] 7. ECM 14. Lampu kabut depan (L)
1. Klem 8. Individual circuit fuse box No.1 15. Lampu sein samping (L)
2. Kotak sekring utama 9. Switch hood pengaman 16. Motor kipas pendingin radiator
3. Baut GND (Depan-kiri utama) 10. Untuk lampu sein samping (L)
4. Harness utama 11. Lampu Besar (L)

9A-126
Model DSL
[B]
11

10
[F]
[b]

[A]
5

1
9
[a]

1 3

7 1
1 8
1
4

6
1 [F]

[A]: Tampilan [a] 4. Sensor putaran roda (Depan-kiri) 9. Kabel ECM GND
: Lewatkan kabel ECM GND ke harness
utama.
[B]: Detail [b] 5. ECM 10. Baut GND (ECM utama)
: Kencangkan terminal secara diagonal.
1. Klem 6. Fuel temperature sensor 11. Baut GND (Depan-kiri utama)
: Kencangkan terminal secara diagonal.
2. Harness utama 7. Harness Injektor [F]: Forward (Maju/Depan)
3. Sensor pendeteksi air pada filter 8. Baut GND (ECM utama)
bahan bakar

9A-127
Seputar Dash Panel (Interior)
[b] [C] 7 [D]

1
1
3 8 8

6 9
[c] [d]
1 2
2
[e] 1
1
[a]

[E] [G] 1
1 1
1 11
10
[g]
[F] 1

[A] [B]
1

4 12
1

5
1

[A]: Tampilan [a] 2. Gromet 9. Harness panel instrumen


: Pasang sesuai J/B.
[B]: Tampilan [b]: 3. Harness utama 10. Switch CPP
[C]: Tampilan [c] 4. Switch lampu rem 11. Modul kontrol P/S
[D]: Tampilan [d] 5. Sensor APP 12. Baut GND (EPS)
: Kencangkan hingga sejajar dengan P/S
modul kontrol.
[E]: Tampilan [e] 6. BCM [F]: Forward (Maju/Depan)
[G]: Detail [g] (Tentang P/S modul kontrol) 7. Untuk harness lantai
: Pasang sesuai J/B.
1. Klem 8. J/B

9A-128
Harness Panel Instrumen
[B]
1 1
2
6
1
5
[a]

1
8
4

1 9
1
1

[A]

3 10
(a)

[A]: Detail [a] 4. Keyless / Security control module 9. Untuk harness utama (Natural)
(Modul Kotrol Keamanan tanpa
Kunci)
[B]: Seputar J/B 5. Harness panel instrumen 10. Baut GND (Member panel instrument)
: Pasang stopper pada braket bagian
belakang.
1. Klem 6. BCM (Biru) : 8.8 N m (0.9 kgf-m, 6.5 lbf-ft)
2. COMB meter 7. J/B (Natural)
3. DLC 8. Untuk harness utama (Abu-abu)

9A-129
Instrument Panel Harness / Harness Lantai (Dash Side Panel)
[A] [B]

[c]

1 1

3
1

[d] [e]
2
2

5 7

[C] [D] [E]

9 “a”
8
10 “a”

[F]

[A]: Samping kiri 2. Baut GND (Panel Instrument) 8. Untuk instrument panel harness (Kuning)
[B]: Samping kanan 3. Harness mesin 9. Untuk instrument panel harness (Natural)
: Sambungkan harness pada feeder antena.
[C]: Detail [c] 4. Harness lantai 10. Untuk instrument panel harness (Natural) (Hanya model
: Sambungkan harness pada feeder antena. OPEL)
[D]: Detail [d] 5. Untuk mesin harness (Hanya model CVT) [F]: Forward (Maju/Depan)
: Setel konektor, setelah joint konektor.
[E]: Detail [e] .6. Modul Kontrol CVT (Hanya model CVT) “a”. ±45°
1. Klem 7. Harness lantai

9A-130
Harness lantai
Center

[A]
2
[a]
2 [F]

1 1
1
1 1

[b] 4 [F]
5
3 5
1
1

1 1 3

[B]

[A]: Detail [a] 2. Baut GND (Lantai) 5. Switch rem tangan


[B]: Detail [b] 3. A/B SDM 6. Switch rem tangan
: Setel tuas rem tangan hingga celah karpet.
1. Klem 4. Switch sabuk [F]: Forward (Maju/Depan)
keselamatan

9A-131
Samping kanan

1 1
5
6

7
1
[F]
1
1

1
1 1

1
1
1

2 4 [a]
1

[A]

8 9

[A]: Detail [a] 4. Pretensioner (Sisi pengemudi) 8. Untuk kabel pompa bahan bakar
1. Klem 5. Switch pintu depan (Sisi 9. Sensor putaran roda (Belakang-
pengemudi) kanan)
2. Harness lantai 6. Kabel Pintu Belakang [F]: Forward (Maju/Depan)
3. Sensor benturan samping 7. Untuk kabel pintu belakang
pengemudi

[A]

4
1

1
1 8
[F]

1 6

2
7

[B]
1

[b] “a”

9A-132
[A]: Seputar selang washer 3. Baut GND (Lantai) 7. Untuk Kabel lampu rem atas
[B]: Tampilan [b]: 4. Air bag curtain samping (R) (Dengan air bag 8. Selang washer: Lewati bagian atas
curtain) selang washer
1. Klem 5. Lampu kombinasi belakang (R) [F]: Forward (Maju/Depan)
2. Switch pintu belakang (R) 6. Luggage compartment (light)

Samping kiri

1 5
6
[F]
1
7

2
1
1 1 1

1
1
1 1
1 1

1. Klem 4. Pretensioner (Sisi penumpang) 7. Untuk kabel pintu belakang


2. Harness lantai 5. Switch pintu depan (Sisi penumpang) [F]: Forward (Maju/Depan)

3. Sensor benturan samping 6. Kabel Pintu Belakang


pengemudi

[b] [A] [B]

6
4 9

1
[F]
10

1 1
5 8

1
7
1 2

1
[C]
[c]

[a]

1 1
1 3

“a”

11

[A]: Tampilan [a] 3. Baut GND (Lantai) 8. Harness pintu bagasi


[B]: Detail [b] 4. Air bag curtain samping (L (Dengan air bag curtain) 9. Untuk harness pintu bagasi
[C]: Detail [c] 5. Lampu kombinasi belakang (L) 10. Harness lantai
: Lewatkan harness di atas antena. (Hanya model
Jepang)

9A-133
1. Klem 6. Switch pintu belakang (L) 11. Harness lantai
: Switch pintu belakang (L) tida’k boleh dilewatkan antara : Lewatkan harness di atas antena.
panel dan kabel pembuka katup bahan bakar. (Hanya model Jepang)
2. Switch pintu belakang (L) 7. Kabel pembuka katup bahan bakar [F]: Forward (Maju/Depan)
: Kabel pembuka katup bahan bakar tida’k boleh
bersilangan denngan harness.

Harness pintu bagasi


3 2
[c]
[c]

5
[a]

[b]

4
7 1 1 6 1
1

10
1
11

9 8

[A] [B] [C]

“a”
12

“a”

[A]: Detail [a] 4. Baut GND (Pintu bagasi) 10. Switch dan solenoid pintu bagasi
[B]: Detail [b] 5. Motor wiper belakang 11. Harness pintu bagasi
[C]: Detail [c] 6. License plate light #1 12. Defogger belakang
: Letakkan harness di celah trim pintu bagasi.
1. Klem 7. License plate light #2 “a”. ±45°
2. Defogger belakang (+) 8. Switch pintu bagasi
3. Defogger belakang (–) 9. Solenoid pintu bagasi

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Seputar Mesin [9A-121]
Seputar Battery [9A-123]
Harness Panel Instrumen [9A-129]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

9A-134
Bodi, Kabin dan Aksesori
Bab 9B

Sistem Lampu
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 9B-3
Uraian Sistem Lampu.............................................................................................................................................9B-3
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................... 9B-4
Diagram Sirkuit Wiring PendatarLampu Besar ......................................................................................................9B-4
Lokasi Komponen .................................................................................................................................................. 9B-4
Letak Komponen Sistem Pendatar Lampu Besar ..................................................................................................9B-4
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 9B-5
Diagnosa Gejala Lampu Besar ..............................................................................................................................9B-5
Diagnosa Gejala Sistem Pendatar Lampu Besar ..................................................................................................9B-5
Diagnosa Gejala Lampu Sein dan Hazard Warning ..............................................................................................9B-5
Diagnosa gejala lampu jarak, lampu kota, dan lampu plat nomor .........................................................................9B-6
Diagnosa gejala lampu mundur .............................................................................................................................9B-6
Diagnosis Gejala Lampu Rem ...............................................................................................................................9B-7
Memeriksa Gejala Lampu Kabut Depan (Jika dilengkapi) .....................................................................................9B-7
Memeriksa Gejala Lampu Kabut Belakang............................................................................................................9B-7
Diagnosis Gejala Lampu Interior............................................................................................................................9B-7
Pemeriksaan Operasi Sistem Pendatar Lampu Besar ..........................................................................................9B-8
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 9B-8
Melepas dan Memasang Housing Lampu Besar ...................................................................................................9B-8
Menyetel Bidikan Lampu Besar dengan Layar ....................................................................................................9B-10
Melepas dan Memasang Rangkaian Lampu Kabut Depan (Jika Dilengkapi)...................................................... 9B-11
Menyetel Bidikan Lampu Kabut Depan dengan Layar (Jika Dilengkapi).............................................................9B-12
Melepas dan Memasang Lampu Kombinasi Belakang........................................................................................9B-13
Melepas dan Memasang Lampu Sein Samping ..................................................................................................9B-14
Melepas dan Memasang Lampu Rem Atas .........................................................................................................9B-14
Melepas dan Memasang Rangkaian Lampu Plat Nomor ....................................................................................9B-15
Melepas dan Memasang Lampu Dome ...............................................................................................................9B-15
Melepas dan Memasang Switch Lampu ..............................................................................................................9B-16
Memeriksa Switch Lampu ....................................................................................................................................9B-17
Melepas dan Memasang Switch Hazard..............................................................................................................9B-18
Memeriksa Switch Hazard ...................................................................................................................................9B-18
Melepas dan Memasang Relay Sein dan Hazard................................................................................................9B-18
Memeriksa Relay Sein dan Hazard......................................................................................................................9B-19
Memeriksa Switch Lampu Kabut Depan (Jika Dilengkapi) ..................................................................................9B-20
Pemeriksaan Leveling Switch (Jika Dilengkapi) ..................................................................................................9B-21
Memeriksa Aktuator Penyetelan Lampu Besar....................................................................................................9B-21
9B-1
Memeriksa Relay Lampu Kabut Depan ...............................................................................................................9B-22

9B-2
Uraian Umum
Uraian Sistem Lampu
Sistem Pendatar Lampu Besar
Sistem pendatar lampu besar terdiri dari sebuah switch pendatar lampu besar dan sebuah aktuator pendatar lampu
besar. Sistem ini mengontrol sumbu lampu dalam arah vertikal dengan menggerakkan reflektor di lampu besar. Saat
switch pendatar lampu besar diaktifkan, nilai tahanan switch pendatar lampu besar berubah tergantung posisinya (0
sampai 4) dan voltase sinyal berdasarkan tahanan tersebut merupakan keluaran aktuator pendatar lampu besar.
Kemudian, aktuator pendatar lampu besar menyesuaikan sudut vertikal reflektor di lampu besar sesuai voltase sinyal
tersebut, juga menyesuaikan sudut lampu.

Lampu Kabut Depan


Sirkuit lampu kabut depan disusun sejajar dengan sirkuit switch lampu untuk menyalakan lampu kabut depan melalui
relay lampu kabut depan. Saat switch lampu dinyalakan (ke posisi “HEAD” atau posisi “CLEARANCE”) dan switch
lampu kabut depan dinyalakan, tenaga dipasok ke lampu kabut depan melalui relay lampu kabut depan untuk
menyalakannya.

Lampu Kabut Belakang


Switch lampu kabut belakang termasuk dalam switch lampu. Karena struktur internalnya, switch tidak bisa
dinyalakan kecuali switch lampu ada pada posisi “HEAD”. Selain itu, switch lampu kabut belakang juga mati jika
switch lampu dimatikan.

Lampu Sein dan Hazard


Lampu sein dan lampu hazard dikendalikan dengan relay sein dan hazard yang terdapat di junction block.
Lampu hazard juga dikendalikan oleh BCM selain oleh switch hazard. Untuk fungsi penjawab keyless entry dan hasil
fungsi tes dengan mesin scan tool, BCM membuat relai sein dan hazard warning menyala.

Lampu interior
Lampu interior akan menyala sendiri jika switch lampu interior dinyalakan. Saat berada pada posisi “DOOR” BCM (3)
mendeteksi setiap sinyal masuk (dari setiap switch pintu,dsb.) untuk dapat menyalakan/ mematikan lampu interior.
Lampu interior berfungsi untuk mencegah lampu terus menyala ketika salah satu pintu dibiarkan terbuka (berfungsi
untuk melindungi baterai agar tidak soak) sehinga lampu akan mati secara otomatis saat ditinggalkan lebih lama dari
waktu yang ditentukan.

3 +B
1
OFF
DOOR

ON

Untuk informasi rinci, lihat Uraian Umum BCM [10B-2] .

9B-3
Skema dan Diagram
Diagram Sirkuit Wiring PendatarLampu Besar
2

C
RED/BLK RED/BLK
3 4
E179-5 E178-5

E179-4 E179-3 E178-4 E178-3

GRN BLK/ORN GRN BLK/ORN

GRN
5
G152-3

RED/YEL G152-5 G152-4 BLK

[A] [B]
2 1
A 2 1
5 4 3
6 5 4 3
7 6

[A]: Konektor Switch Pendatar Lampu Besar (Lihat: A) 2. Switch lampu 5. Switch penyetel lampu besar
[B]: Unit Konektor Lampu Besar (Lihat: A) 3. Aktuator Pendatar Lampu Besar Kiri
1. Junction block 4. Aktuator Pendatar Lampu Besar Kanan

Lokasi Komponen
Letak Komponen Sistem Pendatar Lampu Besar

1. Switch penyetel lampu besar 2. Aktuator Pendatar Lampu Besar (termasuk dalam unit
lampu besar)

9B-4
Informasi dan Prosedur Diagnosis
Diagnosa Gejala Lampu Besar
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Satu sorotan rendah tidak Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
menyala korslet.
Bohlam putus Mengganti Bohlam
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Sorotan rendah tidak menyala Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet
Switch lampu atau dimmer rusak Periksa switch lampu dan dimmer.
 [9B-17]
Bohlam putus Mengganti Bohlam
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Satu sorotan rendah tidak Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
menyala korslet.
Bohlam putus Mengganti Bohlam
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Lampu tinggi tidak menyala Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet
Switch lampu atau dimmer rusak Periksa switch lampu dan dimmer.
 [9B-17]
Bohlam putus Mengganti Bohlam
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.

Diagnosa Gejala Sistem Pendatar Lampu Besar


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Sumbu Optis kedua lampu besar Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
tidak berubah korslet.
Switch pendatar lampu besar rusak Periksa switch pendatar lampu
besar  [9B-21]
Suplai voltase terlalu rendah Periksa sistem pengisian.
Model K12M:  [1J-6]
Model model Z13DTJ:  [1J-28]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Sumbu optis satu lampu besar Aktuator pendatar lampu besar Periksa aktuator.  [9B-21]
tidak berubah rusak
Housing lampu besar berubah Mengganti housing lampu besar
bentuk
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.

Diagnosa Gejala Lampu Sein dan Hazard Warning


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Kedip lampu terlalu cepat atau Bohlam putus pada “ sisi yang Mengganti Bohlam
hanya satu yang berkedip berkedip cepat”
Bohlam rusak Mengganti Bohlam
Relay lampu sein / dan hazard Periksa relai lampu sein / hazard
warning rusak warning.  [9B-19]

9B-5
Sirkuit putus atau resistensi tinggi Perbaiki sirkuit.
yang muncul baik antara switch
lampu sein maupun pada, atau
antara switch hazard dan bohlam
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Tidak berkedip Sekring terkait putus Ganti sekring dan periksa apakah
CATATAN: korslet
• Penggunaan SUZUKI scan Relay lampu sein / dan hazard Periksa relay lampu sein / hazard
tool memudahkan warning rusak warning.  [9B-19]
pemeriksaan apakah Switch lampu sein rusak Periksa switch lampu sein  [9B-
kerusakan ada pada sisi input 17]
atau output BCM. Untuk
Switch hazard rusak Periksa switch hazard.  [9B-18]
prosedur pemeriksaan, lihat
“Diagnosis Menggunakan Sirkuit putus atau resistensi tinggi Perbaiki sirkuit.
Fungsi Uji Output SUZUKI yang muncul pada baterai dan
Scan Tool” pada Data Scan switch
Tool [10B-12] . Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
• Periksa masing-masing part BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
secara berurutan dari atas
ada bagian di atas yang rusak.
pada daftar berikut.

Daya Kedip rendah Suplai voltase rendah Periksa sistem pengisian.


Model K12M:  [1J-6]
Model Z13DTJ:  [1J-28]
Relay lampu sein / dan hazard Periksa relay lampu sein / hazard.
rusak  [9B-19]

Diagnosa gejala lampu jarak, lampu kota, dan lampu plat nomor
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Semua lampu tidak menyala Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet.
Switch lampu dan dimmer rusak Periksa switch lampu dan dimmer.
 [9B-17]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Beberapa lampu tidak menyala Bohlam putus Mengganti bohlam.
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.

Diagnosa gejala lampu mundur


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Lampu mundur tidak menyala Bohlam putus Mengganti bohlam
Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet.
Switch Lampu Mundur rusak Periksa switch lampu mundur
Model model K12M:  [5B-15]
Model model Z13DTJ:  [5B-66]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Lampu mundur terus menyala Switch Lampu Mundur rusak Periksa switch lampu mundur
Model model K12M:  [5B-15]
Model model Z13DTJ:  [5B-66]
Korslet sirkuit dan daya dalam Perbaiki sirkuit.
wiring

9B-6
Diagnosis Gejala Lampu Rem
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Lampu rem tidak menyala Bohlam putus Mengganti bohlam.
Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet.
Switch lampu rem rusak Periksa switch lampu rem.
Menyetel Switch Lampu Rem [4A-
13]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Lampu rem terus menyala Switch lampu rem rusak Periksa atau setel switch lampu rem
Periksa: Menyetel Switch Lampu
Rem [4A-13]
Setel:  [4A-13]
Korslet sirkuit dan daya dalam Perbaiki sirkuit.
wiring

Memeriksa Gejala Lampu Kabut Depan (Jika dilengkapi)


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Hanya satu lampu tidak menyala Bohlam putus Mengganti Bohlam
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Lampu kabut depan tidak Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
menyala korslet.
Bohlam putus Mengganti Bohlam
Switch lampu kabut depan rusak Periksa switch lampu kabut depan
 [9B-20]
Relay lampu kabut depan rusak Periksa relay lampu kabut depan.
 [10B-33]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.

Memeriksa Gejala Lampu Kabut Belakang


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Lampu Kabut Belakang tidak Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
menyala korslet.
Bohlam putus Mengganti Bohlam
Switch lampu kabut belakang (pada Periksa switch lampu kabut
switch lampu) rusak belakang  [9B-17]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.

Diagnosis Gejala Lampu Interior


CATATAN:
• Penggunaan SUZUKI scan tool memudahkan pemeriksaan apakah kerusakan ada pada sisi input atau
output BCM. Untuk prosedur pemeriksaan, lihat “Diagnosis Menggunakan Fungsi Uji Output SUZUKI
Scan Tool” pada Data Scan Tool [10B-12] .
• Periksa masing-masing part secara berurutan dari atas pada daftar berikut.

Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan

9B-7
Lampu dome tidak menyala Bohlam putus Mengganti Bohlam
Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet.
Switch lampu dome rusak Periksa switch lampu dome.
Switch pintu rusak Periksa switch pintu.  [9F-15]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.

Pemeriksaan Operasi Sistem Pendatar Lampu Besar


1) Pastikan semua kopler lampu besar dan aktuator pendatar terhubung dengan aman.
2) Parkir kendaraan di depan dinding yang kosong (layar).
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Putar switch lampu pada posisi “HEAD”.
5) Gerakkan switch peyetelan lampu besar dan periksa apakah perubahan sumbu optisnya tergambar pada dinding
kosong (layar). Jika sumbu optisnya tidak berubah, lihat Diagnosa Gejala Sistem Pendatar Lampu Besar [9B-5] .

Petunjuk Perbaikan
Melepas dan Memasang Housing Lampu Besar
PERINGATAN:

• Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuhnya saat bohlam masih panas.
• Jangan sentuh permukaan kaca bohlam, untuk mengindari penurunan karena case mungkin jadi tak jelas
saat bohlam menyala pada kondisi kotor.

CATATAN:
Jarak ruang pada bagian belakang lampu besar kiri terlalu sempit Karena itu lepaskan baterai dan kotak
relay saat melepas bohlam lampu besar kiri.

Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan bumper depan.  [9H-2]
3) Lepaskan baut housing lampu besar (1)
4) Pisahkan housing lampu besar (2) dari kendaraan.
5) Putuskan koneksi konektor dari housing lampu besar dengan menarik tuas kunci (3).

9B-8
5

4
6

2 1

4. Bohlam lampu besar 6. Jarak bohlam lampu


5. Bohlam lampu sein

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Aktuator Penyetelan Lampu Besar [9B-21]
Balik prosedur pelepasan sesuai petunjuk berikut.
• Pasang baut housing lampu besar lalu kencangkan berdasarkan urutan bernomor “1”–“3”) dalam gambar.

“1”

“2”

“3”

• Setelah pemasangan, pastikan memeriksa dan menyetel bidikan lampu besar.  [9B-10]

9B-9
Menyetel Bidikan Lampu Besar dengan Layar
CATATAN:
• Kecuali jika diharuskan oleh peraturan setempat, setel bidikan lampu besar menurut prosedur berikut ini.
• Setelah melepas housing, pastikan menyetel bidikan lampu besar.
• Saat memeriksa dan menyetel lampu besar dengan sistem pendatar, pastikan untuk menyetel switch
pendatar ke posisi “0” dengan kunci kontak di posisi ON.

1) Pastikan item berikut ini.


• Tempatkan kendaraan di permukaan yang rata di depan dinding kosong (layar) (1) di depan permukaan
lampu besar.

Jarak “a”
10 m (33 ft.)
• Setel tekanan udara semua ban ke masing-masing nilai yang ditentukan.
• Naik turunkan bodi kendaraan dengan tangan untuk menstabilkan suspensi.
• Lakukan bidikan dengan pengemudi di dalam kendaraan.

Berat pengemudi
75 kg (165 lb)
2) Periksa untuk mengetahui apakah daerah yang panas (daerah berintensitas tinggi) dari tiap sudut sorotan
rendah berada seperti yang ditunjukkan di gambar.

CATATAN:
Jika lampu besar saling bercampur sehingga sulit untuk melihat garis potong dengan jelas, tutupi salah
satu lampu besar. Ini akan memudahkan penyetelan bidikan.

Spesifikasi daerah panas


Sudut “b”: 0,57° (Spesifikasi)
Jarak terhitung “H”: Kira-kira 100 mm (3.94 in.)
3) Menggunakan obeng, ratakan bidikan lampu besar ke spesifikasi dengan menyetel gigi bidikan jika tidak disetel
sebagaimana mestinya.

CATATAN:
Untuk menyetel bidikan, pertama-tama setel ketinggian sudut optik menggunakan dua gigi bidikan dan
kemudian setel arah horizontal sudut optik menggunakan gigi bidikan (untuk penyetelan kanan / kiri).

9B-10
1
2

A B
“b”

3 3
“H” “H” “H”
X X

[A] [B] “a”


4
A B

[B] [A]

5
7 5 7

6 6

2. Bohlam lampu besar 6. Housing lampu besar B-B: Garis pusat vertikal bohlam
lampu besar kanan
3. Garis Potong (Bounding line) 7. Gigi bidikan [A]: Lampu besar kiri
4. Daerah panas X-X: Garis pusat horizontal bohlam [B]: Lampu besar kanan
lampu besar
5. Gigi bidikan (untuk penyetelan A-A: Garis pusat vertikal bohlam
kiri / kanan) lampu besar kiri

Melepas dan Memasang Rangkaian Lampu Kabut Depan (Jika Dilengkapi)


PERINGATAN:

• Untuk menghindari bahaya terbakar, jangan menyentuhnya saat bohlam masih panas.
• Jangan menyentuh permukaan kaca bohlam untuk menghindari penurunan karena case mungkin jadi tak
jelas saat bohlam menyata pada kondisi kotor.

Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan bumper depan.  [9H-2]
3) Putuskan koneksi kopler dari lampu kabut (2).
4) Lepaskan sekrup lampu kabut depan (3) dan lepaskan lampu kabut depan assy.(2)

9B-11
3

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut:
• Setelah memasang, setel bidikan.  [9B-12]

Menyetel Bidikan Lampu Kabut Depan dengan Layar (Jika Dilengkapi)


Bidikan Dasar

CATATAN:
• Kecuali jika diharuskan oleh peraturan setempat, setel bidikan lampu kabut depan sesuai prosedur
berikut ini.
• Contoh jika jarak lampu-ke-dinding 10 m ditunjukkan di dalam ilustrasi. Jarak penurunan sorotan “H”
dihitung saat “a” adalah 10 m dengan sudut spesifikasi “b” (1.14°).

1) Pastikan item berikut ini.


• Tempatkan kendaraan di permukaan yang rata di depan dinding kosong (layar) (1) di depan lampu besar.

Jarak antara layar dan lampu kabut depan


“a”: 10 m (32.8 ft.)
• Setel tekanan udara semua ban ke masing-masing nilai yang ditentukan.
• Naik turunkan bodi kendaraan dengan tangan untuk menstabilkan suspensi.
• Lakukan bidikan dengan pengemudi di dalam kendaraan.

Berat pengemudi
75 kg (165 lb)
2) Periksa untuk mengetahui apakah daerah yang panas (daerah berintensitas tinggi) dari tiap sudut sorotan
rendah berada seperti yang ditunjukkan di gambar.

CATATAN:
Jika lampu kabut saling bercampur sehingga sulit untuk melihat garis potong dengan jelas, tutupi salah
satu lampu kabut. Ini akan memudahkan penyetelan bidikan.

Spesifikasi daerah panas


Sudut “b”: 1.14° (Spesifikasi)
Jarak terhitung “H”: Kira-kira 199 mm (7.83 in.)

9B-12
3) Jika tidak disetel sebagaimana mestinya, menggunakan obeng (8) ratakan lampu kabut depan ke spesifikasi
dengan memutar gigi bidikan.
1

“b”
“H”
“a”

A B

2 “H” 2 “H”
X X

[A] [B]
A 3 B

4
5
8
6

2. Bounding line
3. Daerah panas
4. Gigi bidikan (untuk penyetelan tinggi / rendah)
5. Penyetelan ke atas
6. Penyetelan turun
7. Rangkaian lampu kabut depan
X-X: Garis tengah horizontal dari bohlam lampu kabut depan
A-A: Garis tengah vertikal dari bohlam lampu kabut depan kiri
B-B: Garis tengah vertikal dari bohlam lampu kabut depan kanan
[A]: Lampu kabut depan kiri
[B]: Lampu kabut depan kanan

Melepas dan Memasang Lampu Kombinasi Belakang


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan baut lampu kombinasi belakang (1).
3) Lepaskan kombinasi lampu belakang (2) dari kendaraan.

9B-13
1

4) Putus koneksi kopler dari lampu kombinasi belakang.

CATATAN:
Periksa penurunan grommet.
Ganti jika perlu.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Melepas dan Memasang Lampu Sein Samping


Pelepasan
1) Buka kunci sebuah pengait (3) dengan menggerakkan lampu sein samping. Kemudian, lepaskan lampu sein (1).
2) Putus koneksi kopler (2) dari lampu sein samping.
3) Putar holder bohlam untuk memindah atau mengganti bohlam.
[A] [B]
“1” A “1”
A

“2” “2”
3 3

2 2

“3” “3”

[A]: Lampu sein samping kiri A: Kendaraan maju


[B]: Lampu sein samping kanan

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Melepas dan Memasang Lampu Rem Atas


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan mur (1) dan kemudian, pisahkan lampu rem atas (2) dari kendaraan.
3) Putus koneksi kopler (4) dan selang washer belakang (2) dari lampu rem atas.
4) Lepaskan plat kontak dengan cara mengendurkan sekrup untuk mengganti bohlam

9B-14
1

4
2

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Melepas dan Memasang Rangkaian Lampu Plat Nomor


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan rangkaian lensa lampu (1) dan bohlam (2).
3) Dorong bagian pengunci (4) sesuai tanda panah menggunakan obeng minus (5), lalu lepaskan rangkaian soket
lampu bohlam (3).
4) Putus koneksi kopler dari rangkaian soket lampu bohlam (3).
3

1 2
4 “1”

“2”

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan.

Melepas dan Memasang Lampu Dome


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Pisahkan lampu dome (1) dari kendaraan.
3) Putus koneksi kopler dari lampu dome.

9B-15
1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Melepas dan Memasang Switch Lampu


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan sekrup standar (1) dan sekrup pengaman (2) lalu lepaskan kolom kover kemudi (3).
Putar roda kemudi untuk menjangkau sekrup pengaman.
2 3

3) Lepaskan switch lampu (1) dari kolom kemudi (2) dan lepas koneksi kopler (3).

2 1

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Switch Lampu [9B-17]
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan.

9B-16
Memeriksa Switch Lampu
Periksa kontinuitas antar terminal di semua posisi switch. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti
switch.

HI
HEAD

CLEARANCE

OFF
PASS

1 2 3 4 5

Terminal
5 3 1 2 4
Switch Position
LOW
OFF PASS
HI
LOW
CLEARANCE PASS
HI
LOW
HEAD PASS
HI

Switch Lampu Sein

1 2 3

Terminal 1 2 3
Turn signal SW
L
N
R

Switch Lampu Kabut Belakang

1 2
Terminal
1 2
Switch position
OFF
ON

9B-17
Melepas dan Memasang Switch Hazard
Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan kisi-kisi ventilasi tengah (1).  [7B-54]
3) Putus koneksi kopler, dan kemudian lepaskan switch hazard (2) dari kisi-kisi ventilasi tengah (1) saat
melepaskan pengunci (3).

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Switch Hazard [9B-18]
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan.

Memeriksa Switch Hazard


Referensi: Melepas dan Memasang Switch Hazard [9B-18]
Periksa kontinuitas antar terminal di semua posisi switch. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti
switch.
Y
RL IL

E Y
RL

IL ILE

E ILE

Terminal
RLY E IL ILE
Switch Position
OFF
ON

Melepas dan Memasang Relay Sein dan Hazard


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan junction block assy (1).  [10B-32]
3) Lepaskan relay lampu sein dan hazard warning (2).

9B-18
1 2

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Relay Sein dan Hazard [9B-19]
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan.

Memeriksa Relay Sein dan Hazard


Referensi: Melepas dan Memasang Relay Sein dan Hazard [9B-18]
1

3 2 1
3 3 8 7 6 5 4

4
2

1) Sambungkan relay lampu sein dan hazard warning (1), baterai (2) dan enam bohlam uji coba ((12V, 21W) (3)
dan 12 V, 5W (4)) sebagaimana pada gambar.
2) Periksa sirkuit turn L
Sambungkan terminal “5” dan baterai terminal negatif (–) dengan kabel jumper.
Periksa bohlam samping kiri (1) untuk siklus kedipan.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti relay sein dan hazard

9B-19
3 2 1
1
8 7 6 5 4

3) Periksa sirkuit turn L


Sambungkan terminal “6” dan baterai terminal negatif (–) dengan kabel jumper.
Periksa bohlam samping kanan (1) untuk siklus kedipan.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti relay sein dan hazard.

3 2 1
1
8 7 6 5 4

4) Periksa sirkuit Hazard ON


Sambungkan terminal “8” dan baterai terminal negatif (–) dengan kabel jumper.
Periksa semua bohlam (1) untuk siklus kedipan.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti relay sein dan hazard.

3 2 1
1 1
8 7 6 5 4

Memeriksa Switch Lampu Kabut Depan (Jika Dilengkapi)


Periksa kontinuitas antar terminal di semua posisi switch. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti
switch.

9B-20
“2” “5” 1

3
4

“3” “1” “4”

[A]
[B] 2 3 1 5 4

OFF
ON

[A]: Terminal
[B]: Posisi switch

Pemeriksaan Leveling Switch (Jika Dilengkapi)


Periksa tahanan antar terminal di semua posisi switch.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti switch.

1
“4” “5”
2 “3”

3
“1” “2”

Posisi switch Terminal Resistansi Ω)


— 1 dan 2 Sekitar 4600
0 2 dan 3 Sekitar 3920
1 2 dan 3 Sekitar 3240
2 2 dan 3 Sekitar 2560
3 2 dan 3 Sekitar 1880
4 2 dan 3 Sekitar 1200
— 4 dan 5 Kontinuitas

Memeriksa Aktuator Penyetelan Lampu Besar


Referensi: Melepas dan Memasang Housing Lampu Besar [9B-8]
1) Pastikan semua kopler lampu besar dan kopler aktuator penyetelan tersambung dengan benar.
2) Putar kunci kontak ke posisi ON.
3) Periksa apakah aktuator penyetelan sedikit bersuara saat switch pendatar digerakkan.
Jika tak ada suara yang terdengar saat switch penyetelan digerakkan, periksa switch penyetelan lampu besar
dan kelistrikan.
Jika switch penyetelan lampu besar dan kelistrikan dalam keadaan baik, ganti housing lampu besar.
4) Pastikan aktuator penyetelan pengganti berfungsi dengan baik setelah penggantian.

9B-21
Memeriksa Relay Lampu Kabut Depan
Lihat Memeriksa Relay Kontrol [10B-33] .

9B-22
Bodi, Kabin dan Aksesori
Bab 9C

Instrumentasi / Info Pengemudi . /Klakson


Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 9C-2
Uraian Combination Meter .................................................................................................................................... 9C-2
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................... 9C-4
Diagram Sirkuit Combination Meter ...................................................................................................................... 9C-4
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 9C-6
Diagnosis Combination Meter ............................................................................................................................... 9C-6
Memeriksa Combination Meter dan Sirkuitnya ..................................................................................................... 9C-7
Petunjuk Perbaikan .............................................................................................................................................. 9C-10
Melepas dan Memasang Kunci Kontak............................................................................................................... 9C-10
Pemeriksaan Kunci Kontak ..................................................................................................................................9C-11
Melepas dan Memasang Combination Meter ..................................................................................................... 9C-12
Melepas dan Memasang Tachometer (Jika Dilengkapi) ..................................................................................... 9C-14
Melepas dan Memasang Panel Instrumen.......................................................................................................... 9C-14
Melepas dan Memasang Klakson ....................................................................................................................... 9C-19
Pemeriksaan Klakson ......................................................................................................................................... 9C-19
Memeriksa Relay Klakson................................................................................................................................... 9C-20
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 9C-20
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 9C-20

9C-1
Uraian Umum
Uraian Combination Meter
Combination meter menggunakan sinyal-sinyal (informasi) dari setiap modul kontrol oleh komunikasi CAN untuk
mengontrol sppedometer, tachometer, lampu peringatan, dan lampu indikator (selain MIL (model diesel), lampu
peringatan air bag, lampu peringatan ESP, lampu indikator kabut belakang, lampu indikator sinar kuat, dan lampu
indikator sein).
Untuk informasi lebih lanjut mengenai data komunikasi CAN yang diterima oleh combination meter, lihat Uraian
Sistem Komunikasi CAN [10H-3] atau Uraian Sistem Komunikasi CAN [10H-18] .

2
1

1. Combination meter 2. Tachometer

Speedometer
ECM menghitung kecepatan kendaraan menggunakan sinyal dari sensor putaran roda dan mengirimkan sinyal
kecepatan kendaraan melalui komunikasi CAN ke combination meter. Kemudian, combination meter menggerakkan
speedometer berdasarkan sinyal kecepatan kendaraan.

Tachometer
ECM menghitung putaran mesin menggunakan sinyal dari sensor CKP dan mengirimkan sinyal putaran mesin
melalui komunikasi CAN ke combination meter. Kemudian, combination meter menggerakkan tachometer
berdasarkan sinyal putaran mesin.

LCD

Fuel meter
• Sensor ketinggian bahan bakar mengirimkan sinyal ketinggian bahan bakar ke combination meter. Menggunakan
sinyal ketinggian bahan bakar ini, combination meter menghitung ketinggian bahan bakar saat ini dan membuat
LCD (fuel meter) menunjukkan ketinggian bahan bakar dengan 1 sampai 10 “segmen (1)”.
• Jika bahan bakar yang tersisa kurang dari standar bahan bakar, terakhir kali “Segmen (2)” berkedip.

9C-2
1

Odometer, trip meter dan kontrol iluminasi


Odometer, trip meter “A”, trip meter “B”, bisa ditayangkan di LCD. Setiap menekan tombol MODE item yang tampak
akan berubah. Selain itu, kontrol iluminasi bisa diubah saat tombol lampu ON dinyalakan.

[A]
km

[D]
[B]
km km

[D]
[C]
km km

[E]
[G]
[F]

[A]: Odometer [E]: Saat switch lampu pada posisi ON (mode


kontrol iluminasi)
[B]: Trip meter “A” [F]: Terus tekan tombol MODE
[C]: Trip meter “B” [G]: Tanda level iluminasi
[D]: Terus tekan tombol MODE selama 1 detik atau
lebih (reset)

Buzzer Peringatan
Jika semua syarat setiap fungsi dipenuhi, BCM akan mengirim sinyal permintaan buzzer melalui komunikasi CAN ke
combination meter. Kemudian, combination meter akan mengeluarkan suara peringatan buzzer sesuai sinyal
permintaan buzzer.

Fungsi pengingat kunci (jika dilengkapi)


• Kunci kontak OFF
• Kunci dimasukkan ke silinder kunci.
• Pintu sisi pengemudi terbuka

Fungsi pengingat lampu ON (jika dilengkapi)


• Switch lampu di posisi “CLEARANCE” atau “HEAD”
• Kunci tidak dimasukkan ke silinder kunci.
• Pintu sisi pengemudi terbuka

9C-3
Fungsi pengingat sabuk keselamatan (jika dilengkapi)
Lihat Konstruksi Sabuk Keselamatan [8A-3] .

Lampu Peringatan dan Lampu Indikator

Lampu peringatan suhu coolant mesin tinggi


Saat suhu coolant mesin meningkat lebih tinggi dari 116 °C (116,11 °C), ECM mengirim perintah berkedip lampu
peringatan suhu coolant mesin tinggi melalui komunikasi CAN ke combination meter dan saat suhu coolant mesin
meningkat lebih tinggi dari 120 °C (248 °F), (model diesel), mengirim perintah menyala. Kemudian, combination
meter membuat lampu peringatan suhu coolant mesin tinggi berkedip atau menyala sesuai sinyal perintahnya.
[A] [B]

ON ON

Flashing Flashing

OFF OFF

[A]: Model bensin [B]: Model diesel

Skema dan Diagram


Diagram Sirkuit Combination Meter
Model bensin
1

12
8

13
15 14
9
4 YEL/BLK G240-12

5 RED/BLK G240-1
+B 17
16
WHT/RED
G240-20 BRN
6 WHT/RED G240-2 10
G240-30 RED/YEL

11 BLK/ORN

G240-15 PNK/BLU 18

G240-16 RED 19

G240-17 RED/BLU 21

7 GRN/RED G240-10 G240-11 BLU/YEL 7

G240-4 BLK/ORN

1. Combination meter 9. Sirkuit antar muka 17. Tachometer (jika dilengkapi)

9C-4
2. KOSONG 10. Sirkuit power supply 18. Modul kontrol P/S
3. KOSONG 11. CPU 19. Switch dimmer (switch lampu)
4. SDM 12. Speedometer 20. KOSONG
5. Sekring “DOME” 13. LCD 21. Switch lampu kabut belakang (switch
lampu)
6. Sekring “MTR” 14. Switch CLOCK 22. KOSONG
7. Relay sinyal belok dan hazard 15. Switch MODE
8. CAN driver 16. Buzzer

Model diesel
1

13
9

14
16 15

4 YEL/BLK G240-12 10

5 BLU/BLK G240-19
+B 18
17
6 RED/BLK G240-1 WHT/RED
G240-20 BRN

7 WHT/RED G240-2 11 G240-30 RED/YEL

12 BLK/ORN

G240-15 PNK/BLU 19

G240-16 RED 20

G240-17 RED/BLU 22

8 GRN/RED G240-10 G240-11 BLU/YEL 7

G240-4 BLK/ORN

1. Combination meter 9. CAN driver 17. Buzzer


2. KOSONG 10. Sirkuit antar muka 18. Tachometer (jika dilengkapi)
3. KOSONG 11. Sirkuit power supply 19. Modul kontrol P/S
4. SDM 12. CPU 20. Switch dimmer (switch lampu)
5. ECM 13. Speedometer 21. KOSONG
6. Sekring “DOME” 14. LCD 22. Switch lampu kabut belakang (switch
lampu)

9C-5
7. Sekring “MTR” 15. Switch CLOCK 23. KOSONG
8. Relay sinyal belok dan hazard 16. Switch MODE

Pengaturan terminal meter kombinasi (lihat A)

16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
A
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17

Terminal Sirkuit Terminal Sirkuit


Untuk switch lampu (switch lampu kabut
G240-1 Untuk“MTR” sekring G240-17
belakang)
G240-2 Untuk“DOME” sekring G240-18 —
G240-3 — G240-19 Untuk ECM (MIL sinyal kontrol) (model diesel)
G240-4 GND G240-20 Ke tachometer (output sinyal putaran mesin)
G240-5 Untuk sensor level bahan bakar G240-21 —
G240-6 — G240-22 —
G240-7 Saluran komunikasi CAN (rendah) G240-23 —
G240-8 — G240-24 —
G240-9 Saluran komunikasi CAN (tinggi) G240-25 —
G240-10 Relay sein dan peringatan hazard (belok L) G240-26 —
G240-11 Relay sein (belok R) dan hazard G240-27 —
Ke SDM (sinyal kontrol lampu peringatan air
G240-12 G240-28 —
bag)
G240-13 — G240-29 —
G240-14 — G240-30 Ke tachometer (output sinyal iluminasi)
Ke modul kontrol P/S (sinyal kontrol lampu
G240-15 G240-31 —
peringatan EPS)
G240-16 Switch lampu (switch sorotan tinggi) G155-7 —

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Diagnosis Combination Meter
Combination meter mengontrol operasi semua meter, lampu peringatan dan lampu indikator menggunakan informasi
yang dikirimkan dari tiap controller melalui komunikasi CAN.
Untuk alasan ini, masalah perlu didiagnosis menurut prosedur pemeriksaan berikut ini saat operasi combination
meter ditemukan rusak.
1) Periksa sirkuit daya combination meter dan sirkuit ground.
2) Menggunakan peralatan scan SUZUKI, periksa tiap DTC dari semua modul kontrol.
• Jika beberapa DTC dari beberapa modul kontrol muncul selama pemeriksaan di Langkah 2), baca alur
diagnosis DTC yang bisa dipakai.
• Jika masalah yang diuraikan berikut ini telah muncul secara terpisah meskipun tampilan DTC normal selama
pemeriksaan di Langkah 2), periksa lokasi masalah sesuai petunjuk di tabel berikut.

9C-6
Item yang rusak Kemungkinan penyebab Item Referensi / Perbaikan
Lihat Memeriksa Combination Meter dan
Sirkuit tachometer
Tachometer Sirkuitnya [9C-7] .
Tachometer Ganti.
Lihat Memeriksa Oil Pressure Switch Pada
Lampu peringatan tekanan Switch tekanan oli Kendaraan [1E-10] atau Memeriksa Oil
oli Pressure Switch Pada Kendaraan [1E-24] .
Sirkuit switch tekanan oli Perbaiki sirkuit.
Lihat Tes Generator (Pemeriksaan Battery
yang Tidak Terisi) [1J-6] (model bensin) atau
Tes Generator (Pemeriksaan Battery yang
Generator
Lampu Peringatan Pengisian Tidak Terisi) [1J-28] dan Tes Generator
Battery (Pemeriksaan Battery yang Terisi Terlalu
Banyak Daya) [1J-29] (model diesel).
Lihat Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya [10B-
Sirkuit terminal “L” generator
21] .
Lihat Pemeriksaan Sabuk Keselamatan
Switch buckle sabuk keselamatan
Lampu pengingat sabuk Depan [8A-7] .
keselamatan Sirkuit switch buckle sabuk Lihat Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya [10B-
keselamatan 21] .
Switch rem tangan Lihat Memeriksa Switch Rem Tangan [4D-5] .

Lampu peringatan rem Switch ketinggian minyak rem Lihat Memeriksa Level Minyak Rem [4A-5] .
Sirkuit saklar rem tangan dan/atau Lihat Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya [10B-
sirkuit saklar ketinggian minyak rem 21] .
Lihat Memeriksa Switch Pintu (Pintu Depan /
Switch pintu Belakang) [9F-15] dan/atau Pemeriksaan
Lampu peringatan pintu Switch Pintu Bagasi [9F-20] .
terbuka
Lihat Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya [10B-
Sirkuit switch pintu
21] .
Switch lampu besar (switch lampu) Lihat Memeriksa Switch Lampu [9B-17] .
Lampu indikator sorotan
tinggi Sirkuit switch lampu besar (switch Perbaiki sirkuit.
lampu)
Switch lampu sein (switch lampu) Lihat Memeriksa Switch Lampu [9B-17] .
Lihat Memeriksa Relay Sein dan Hazard [9B-
Relay sinyal belok dan hazard
19] .
Lampu indikator sein
Sirkuit switch lampu sein (switch
Perbaiki sirkuit.
lampu)
Sirkuit relay sinyal belok dan hazard Perbaiki sirkuit.
Switch lampu kabut belakang (switch Lihat Memeriksa Switch Lampu [9B-17] .
Lampu indikator kabut lampu)
belakang Sirkuit switch lampu kabut belakang
Perbaiki sirkuit.
(switch lampu)

Memeriksa Combination Meter dan Sirkuitnya


1) Lepaskan combination meter.  [9C-12]
2) Hubungkan konektor ke combination meter.
3) Periksa voltase dan/atau sinyal pulsa gunakan voltmeter dan oscilloscope.

9C-7
CATATAN:
• Karena setiap voltase terminal dipengaruhi oleh voltase battery, pastikan voltase battery 11 V atau lebih
ketika kunci kontak diputar ke posisi ON.
• Voltase dengan tanda bintang (*) tidak dapat diukur dengan voltmeter karena ini adalah sinyal pulsa.
Periksa terminal ini dengan oscilloscope jika diperlukan.

Pengaturan terminal meter kombinasi (lihat A)

16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
A
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


G240-1 Power supply Sekitar 12.0 V Kunci kontak di posisi ON.
G240-2 Sumber tenaga cadangan Sekitar 12.0 V Kunci kontak di semua posisi.
G240-4 Ground 0V Kunci kontak di semua posisi.
Kunci kontak di posisi ON (voltase
G240-5 Sinyal sensor ketinggian bahan bakar Sekitar 2.3 – 7.6 V bervariasi tergantung pada
ketinggian bahan bakar).
G240-7 Saluran komunikasi CAN (rendah) Lihat Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya [10B-21] .
G240-9 Saluran komunikasi CAN (tinggi) Lihat Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya [10B-21] .
Sekitar 12.0 V
Switch lampu sein pada posisi
G240-10 Relay sein (belok L) dan hazard ↑↓
belok kiri.
0V
Sekitar 12.0 V
Relay sein dan peringatan hazard Switch lampu sein pada posisi
G240-11 ↑↓
(belok R) belok kanan.
0V
Sekitar 10.0 V Ketika lampu peringatan “AIR BAG”
↑↓ menyala selama 6 detik setelah
0V kunci kontak diputar ke posisi ON.
G240-12 SDM (lampu peringatan air bag) Ketika lampu peringatan “AIR BAG”
mati selama setelah menyala
Sekitar 10.0 V
selama 6 detik setelah kunci kontak
diputar ke posisi ON.
Mesin hidup (lampu peringatan
Sekitar 12.0 V
EPS di posisi OFF).
Modul kontrol P/S (lampu peringatan
G240-15 Kunci kontak di posisi ON tanpa
EPS)
0V mesin hidup (lampu peringatan
EPS di posisi ON).
Switch lampu besar selain posisi
Sekitar 12.0 V
sorotan tinggi.
G240-16 Switch lampu (sorotan tinggi)
Switch lampu besar di posisi
0V
sorotan tinggi.
Sekitar 12.0 V Switch lampu kabut belakang di
posisi ON.
G240-17 Switch lampu kabut belakang
Switch lampu kabut belakang di
0V
posisi OFF.
Sekitar 12.0 V Mesin hidup (MIL di posisi OFF).
G240-19 ECM (MIL) (model diesel)
0V Mesin mati (MIL di posisi ON).

9C-8
*Sekitar 5.0 V
Tachometer (output sinyal putaran Lihat Referensi bentuk gelombang
G240-20 ↑↓
mesin) No. 1 .
0.3 V
*Sekitar 10.0 V
Lihat Referensi bentuk gelombang
G240-30 Tachometer (output sinyal iluminasi) ↑↓
No. 2 .
4.5V

Referensi bentuk gelombang No. 1


Sinyal output pulsa putaran mesin (1).

Terminal pengukuran CH1: “G240-20” hingga


“G240-4”
Setelan osiloskop CH1: 2 V / DIV
WAKTU: 20 ms / DIV
Kondisi pengukuran Mesin hidup dengan putaran
idle.

Referensi bentuk gelombang No. 2


Sinyal output pulsa iluminasi (1).

Terminal pengukuran CH1: “G240-30” hingga


“G240-4”
Setelan osiloskop CH1: 2V / DIV
WAKTU: 40 µs/DIV
Kondisi pengukuran Switch lampu di posisi ON.
Posisi ke-4 kontrol iluminasi (Paling Terang)

9C-9
Posisi ke-3 kontrol iluminasi

Posisi ke-2 kontrol iluminasi

Posisi ke-1 kontrol iluminasi (Paling Redup)

Petunjuk Perbaikan
Melepas dan Memasang Kunci Kontak
Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Pastikan kunci dilepas.
3) Lepaskan cover lubang steering column (1).
4) Putar steering wheel untuk melepas sekrup cover steering column (3), kemudian lepaskan cover steering column
(2).

9C-10
2

3 1

5) Lepaskan mur pemasangan steering column dengan mengacu ke Langkah 9) “Pelepasan” pada Pelepasan dan
Pemasangan Steering Column [6B-9] .
6) Putus koneksi coupler (1) dari kunci kontak (2).
7) Lepaskan kunci kontak (2) dari silinder kunci (3).

1 3

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Kunci Kontak [9C-11]
Balik prosedur pelepasan sesuai petunjuk berikut.
Kencangkan mur pemasangan steering column dengan mengacu ke Langkah 3) “Pemasangan” pada Pelepasan dan
Pemasangan Steering Column [6B-9] .

Pemeriksaan Kunci Kontak


Referensi: Melepas dan Memasang Kunci Kontak [9C-10]

9C-11
• Periksa hubungan antar terminal di semua posisi switch. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti
switch.

K2

B2 ST IG2

K1

IG1 ACC B1

Terminal
B1 B2 ACC IG1 IG2 ST K1 K2
Kunci Posisi

OUT
LOCK

ACC

IN
ON

START

Melepas dan Memasang Combination Meter


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan tombol tuas kontrol persneling (1).
3) Lepaskan cover garnish shift panel instrumen (2) dan garnish shift panel instrumen (3) dengan menariknya
sesuai tanda panah.

4) Lepaskan clip (1) dan sekrup (2), kemudian lepaskan trim garnish pusat panel instrumen (3) dengan menariknya
searah tanda panah.

9C-12
1

5) Lepaskan unit audio dan kisi-kisi ventilasi tengah.  [7B-54]


6) Lepaskan kotak atas pusat panel instrumen (1) dengan cara menariknya searah tanda panah.
1

7) Lepaskan panel combination meter cluster (1) dengan menariknya sesuai arah panah, dan putus koneksi kopler
(2) dari tachometer (jika dilengkapi).

8) Lepaskan combination meter (1) dengan menariknya searah tanda panah.

9C-13
1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Melepas dan Memasang Tachometer (Jika Dilengkapi)


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepas combination meter cluster sesuai langkah 2) sampai 7) pada “Pelepasan” di bawah Melepas dan
Memasang Combination Meter [9C-12] .
3) Lepaskan tachometer pengencang sekrup braket (1), dan lepaskan tachometer dari panel combination meter
cluster (2).

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Melepas dan Memasang Panel Instrumen


PERINGATAN:

Lihat Peringatan Air Bag [00-14] sebelum memulai servis.

Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
3) Lepaskan trim sisi dasbor (3) dan cover lubang steering column (1).
4) Lepaskan sekrup standar (4) dan sekrup pengaman (5) lalu lepaskan cover steering column (2). Putar roda
kemudi untuk menjangkau sekrup pengaman.

9C-14
2

5
1 3
4

5) Lepaskan glove box seperti ditunjukkan di gambar.

6) Lepaskan tuas pelepas hood latch.


7) Lepaskan tombol tuas kontrol persneling (1).
8) Lepaskan cover garnish shift panel instrumen (2) dan garnish shift panel instrumen (3) dengan menariknya
sesuai arah panah.

9) Lepaskan clip (1) dan sekrup (2), kemudian lepaskan trim garnish pusat panel instrumen (3) dengan menariknya
searah tanda panah.

9C-15
1

10) Lepaskan cover bawah instrument panel shift (1) dengan cara menariknya searah tanda panah.

11) Lepaskan braket bawah steering support member (1)

12) Lepaskan front door weather-strip.


13) Lepaskan cover bawah dalam pilar depan (1), kemudian lepaskan trim dalam pilar depan (2) seperti pada
gambar.

9C-16
2
A

14) Lepaskan konektor harness panel instrumen (1), kabel kontrol heater (2) dan kabel antena (3) untuk pelepasan
panel instrumen.
15) Lepaskan kabel ground (4) pada harness panel instrumen.
16) Lepaskan steering column assy.  [6B-9]

17) Lepaskan baut (5) dan clip (6) panel instrumen.


18) Lepaskan panel instrumen (7) dengan steering support member dan harness panel instrumen.

9C-17
6

[A]
[B]

[C]
5 [D]
7

[C] [A]

1
1

[D]
1

1 4

[B]
1

[A]: Tampilan [A] [C]: Tampilan [C]


[B]: Tampilan [B] [D]: Tampilan [D]

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan sesuai petunjuk berikut.
• Saat memasang tiap suku cadang, kabel atau harness kelistrikan jangan sampai tersangkut.
• Kencangkan baut panel instrumen sesuai momen yang ditentukan.

Momen pengencangan
Baut panel instrumen (a): 23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft)

9C-18
(a)

(a)

• Untuk memasang steering column assy., lihat Pelepasan dan Pemasangan Steering Column [6B-9] .
• Untuk memasang kabel kontrol heater., lihat Pelepasan dan Pemasangan Unit Kontrol HVAC [7B-48] .

Melepas dan Memasang Klakson


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan bumper depan.  [9H-2]
3) Lepaskan konektor klakson (1).
4) Lepaskan klakson (2).
2
1
[A]

[B]

2
1
[A]: Model bensin [B]: Model diesel

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Klakson [9C-19]
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan.

Pemeriksaan Klakson
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan bumper depan.  [9H-2]
3) Lepaskan konektor klakson (1).
4) Sambungkan terminal positif (+) battery ke konektor klakson (2) dan terminal negatif (–) ke ground bodi.

9C-19
Jika sirine klakson tidak bersuara, ganti klakson.
[A]

[B]

[A]: Model bensin [B]: Model diesel

Memeriksa Relay Klakson


Lihat Memeriksa Relay Kontrol [10B-33] .

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut panel instrumen 23 2.3 17.0
Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

9C-20
Bodi, Kabin dan Aksesori
Bab 9D

Wiper / Washer
Uraian Umum .......................................................................................................................................................... 9D-2
Uraian Sistem Wiper Belakang ............................................................................................................................. 9D-2
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................... 9D-2
Diagram Sirkuit Wiper dan Washer ....................................................................................................................... 9D-2
Lokasi Komponen .................................................................................................................................................. 9D-4
Lokasi Komponen Wiper dan Washer................................................................................................................... 9D-4
Informasi dan Prosedur Diagnosis....................................................................................................................... 9D-5
Diagnosis Gejala Wiper dan Washer Kaca Depan ............................................................................................... 9D-5
Diagnosis Gejala Wiper dan Washer Belakang .................................................................................................... 9D-5
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 9D-6
Komponen Selang dan Tangki Washer ................................................................................................................. 9D-6
Melepas dan Memasang Tangki Washer dan Pompa Washer ............................................................................. 9D-6
Memeriksa Pompa Washer ................................................................................................................................... 9D-7
Melepas dan Memasang Wiper Kaca Depan........................................................................................................ 9D-8
Memeriksa Fungsi Motor Wiper Kaca Depan ....................................................................................................... 9D-9
Melepas dan Memasang Wiper Belakang ...........................................................................................................9D-11
Memeriksa Motor Wiper Belakang ...................................................................................................................... 9D-13
Melepas dan Memasang Switch Wiper dan Washer .......................................................................................... 9D-14
Memeriksa Switch Wiper dan Washer ................................................................................................................ 9D-15
Memeriksa Relay Wiper Belakang ...................................................................................................................... 9D-18
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 9D-18
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 9D-18

9D-1
Uraian Umum
Uraian Sistem Wiper Belakang
Power wiper belakang dikontrol oleh BCM. Untuk uraian BCM, lihat Uraian Umum BCM [10B-2] .

Skema dan Diagram


Diagram Sirkuit Wiper dan Washer
Wiper dan Washer Kaca Depan

E323-9 YEL
7 5
E323-3 6

YEL
1 BLU/ORN

G141-8 G141-4
8 [D]
3
MIST OFF
OFF ON
2 INT
YEL LO
HI

10

G141-9

G141-7 4
G141-6 G141-5

BLU/ BLU/
BLU BLK
RED YEL

E64-6 E64-1 E64-2 E64-3


9

E64-4

BLK

[C]
[A] [B]
A 1 2 3
1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 6 7 8 9 10 4 5 6

[A]: Konektor junction block “E325” (dilihat dari 2. Switch wiper kaca depan 7. Sekring “WIPER”
A)
[B]: Konektor wiper dan washer “G141” (dilihat 3. Switch washer 8. Kunci Kontak
dari sisi A)
[C]: Konektor motor wiper kaca depan “E64” 4. Unit control “INT” 9. Motor wiper kaca
(dilihat dari A) depan

9D-2
[D]: Dengan switch kontrol waktu INT 5. Motor washer depan 10. Switch kontrol
waktu INT
1. Switch wiper dan washer 6. Junction block assy (termasuk
dalam BCM)

Wiper dan Washer Belakang

A
7

8 3 [A]
1 2 3 4
G04-22 G04-21
4 5 6 7 8 9 10
L314-5 L314-9 E323-9

YEL [B]

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
YEL ORN GRN BLU/BLK 6
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

YEL/RED
1 [C]
O21-2 O21-4 G141-2 G141-1 G141-3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
WASH
OFF
2 [D]
INT
ON
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ON+WASH
10 11 12 13 14 15 16 17 18
O21-3 G141-5
[E]
BLK BLK
1 2
3 4

[A]: Konektor junction block “E325” (dilihat dari 1. Switch wiper dan washer 6. Motor washer
A) belakang
[B]: Konektor BCM “G04” 2. Motor wiper belakang 7. Sekring
“WIPER”
[C]: Konektor wiper dan washer “G141” (dilihat 3. Junction block assy (termasuk 8. Kunci Kontak
dari sisi A) dalam BCM)
[D]: Konektor junction block “L314” (dilihat dari 4. Relay wiper belakang
A)
[E]: Konektor motor wiper belakang “O21” 5. BCM
(dilihat dari A)

9D-3
Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Wiper dan Washer

(b) 1
5
1

(c)
6 2
(a)

11
(a)
2
10

(b) 4
(b)
3

11
11
12

10

10

14 9

15 (d)
10

[A] 14

13
8
14
7

1. Blade wiper kaca depan 8. Pompa washer belakang 15. Baut tangki washer
2. Lengan wiper kaca depan 9. Tangki washer [A]: Junction block tampak dari
sisi relay
3. Motor wiper kaca depan assy. 10. Selang washer : 18 N m (1,8 kgf-m, 13,5 lbf-
ft)
4. Baut motor wiper kaca depan 11. Nosel washer : 8 N m (0,82 kgf-m, 6,0 lbf-ft)
: Kencangkan baut sesuai urutan.
5. Lengan wiper belakang dengan 12. Switch wiper : 5 N m (0,51 kgf-m, 4,0 lbf-ft)
blade assy.
6. Motor wiper belakang 13. Relay wiper belakang : 4 N m (0,41 kgf-m, 3,0 lbf-ft)

9D-4
7. Pompa washer kaca depan 14. Junction block.

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Diagnosis Gejala Wiper dan Washer Kaca Depan
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Wiper malfungsi Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet.
Motor wiper rusak Periksa motor wiper.  [9D-9]
Switch kombinasi (switch wiper) Periksa switch wiper.  [9D-15]
rusak
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Washer malfungsi Selang atau nosel tersumbat Bersihkan atau perbaiki selang
atau nosel yang tersumbat.
Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet.
Pompa washer rusak Periksa water pump.  [9D-7]
Switch kombinasi (switch washer) Periksa switch washer.  [9D-15]
rusak
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.

Diagnosis Gejala Wiper dan Washer Belakang


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Malfungsi wiper Sekring sirkuit putus (sekring “WIP” Ganti sekring dan periksa apakah
dan/atau “ACC1”) korslet.
CATATAN:
• Penggunaan SUZUKI scan Sinyal “ACC” ON tidak diinput ke Periksa sirkuti power supply
tool memudahkan BCM aksesori ke BCM.
pemeriksaan apakah Motor wiper rusak Periksa motor wiper.  [9D-13]
kerusakan ada pada sisi input Switch kombinasi (switch wiper) Periksa switch wiper.  [9D-15]
atau output BCM. Untuk rusak
prosedur pemeriksaan, lihat
“Diagnosis Menggunakan Relay wiper belakang rusak Periksa relay wiper belakang. 
Fungsi Uji Output SUZUKI [9D-18]
Scan Tool” pada Data Scan Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Tool [10B-12] . BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
• Periksa masing-masing part
ada bagian di atas yang rusak.
secara berurutan dari atas
pada daftar berikut.

Washer malfungsi Selang atau nosel tersumbat Bersihkan atau perbaiki selang
atau nosel yang tersumbat.
Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet.
Pompa washer rusak Periksa water pump.  [9D-7]
Switch kombinasi (switch washer) Periksa switch washer.  [9D-15]
rusak
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.

9D-5
Petunjuk Perbaikan
Komponen Selang dan Tangki Washer
Depan
8 4
5 6

7
1

2 1
5

Belakang

4
6

8 7

1. Selang washer depan 4. Nosel washer 7. Sisi pompa washer


2. Selang washer belakang 5. Hood 8. Sisi nosel washer
3. Tangki washer 6. Check valve

Melepas dan Memasang Tangki Washer dan Pompa Washer


Referensi: Lokasi Komponen Wiper dan Washer [9D-4]

Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan bumper depan dan housing lampu besar sisi kanan.  [9B-8]
3) Cabut soket kawat timbal (5) dan selang (6) pompa washer.
4) Lepaskan baut tangki washer (4) kemudian lepaskan tangki washer (1).

9D-6
5) Lepaskan pompa washer kaca depan (2) dari pompa washer (3) dari tangki washer (1) dengan menariknya
sesuai arah panah.
4

3
2

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Pompa Washer [9D-7]
Pasang tangki washer dan pompa washer dengan cara membalik prosedur pelepasan, dengan memperhatikan hal-
hal berikut.
• Kencangkan baut tangki washer ke spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut tangki washer: 4 N·m (0.41 kg-m, 3.0 lb-ft)
• Sambungkan konektor dan selang pompa washer dengan erat.
• Setelah pemasangan, pastikan memeriksa dan menyetel bidikan lampu besar.  [9B-10]

Memeriksa Pompa Washer


Referensi: Melepas dan Memasang Tangki Washer dan Pompa Washer [9D-6]
1) Sambungkan terminal positif (+) dan negatif (–) battery ke terminal pompa (+) dan (–) secara berurutan.
2) Periksa operasi pompa washer kaca depan dan belakang.
Jika pompa tidak beroperasi, ganti pompa washer.

9D-7
Melepas dan Memasang Wiper Kaca Depan
Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan tutup wiper pivot (1) dan mur lengan wiper (2), dan lepaskan lengan wiper kaca depan dengan wiper
blade (3).
3) Lepaskan cowl top garnish (4).  [9H-5]

1
1
3

2
4

4) Lepas soket dari assy motor wiper kaca depan (2).


5) Lepaskan baut (1), dan lepaskan motor wiper kaca depan assy.
1

Pemasangan
1) Kencangkan baut motor wiper kaca depan assy.(1), dan kencangkan baut sesuai spesifikasi momen
pengencangan berdasarkan urutan angka (“1”, “2” dan “3”) seperti ditunjukkan dalam gambar.

Momen pengencangan
Baut motor wiper kaca depan (a): 8 N·m (0.82 kg-m, 6.0 lb-ft)
“1”,(a) “3”,(a) “2”,(a)

2) Sambung soket ke assy. motor wiper kaca depan.


3) Pasang cowl top garnish.  [9H-5]

9D-8
4) Pasang lengan wiper kaca depan dengan wiper blade (1) di posisi yang ditentukan seperti terlihat pada gambar,
kemudian kencangkan mur wiper kaca depan ke spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur lengan wiper kaca depan (a): 18 N·m (1.8 kg-m, 13.5 lb-ft)
5) Pasang tutup wiper pivot (2) ke mur lengan wiper kaca depan.

[B] [A]
3 4 3
4

“a”
“b”
1 1
2

1 2

(a)

3. Saluran keramik
4. Wiper blade center

6) Sambungkan kabel (–) negatif ke battery.

Memeriksa Fungsi Motor Wiper Kaca Depan


Referensi: Melepas dan Memasang Wiper Kaca Depan [9D-8]

CATATAN:
Pastikan voltase battery adalah 12 V atau lebih.

1) Beri tanda (1) pada posisi berhenti motor wiper kaca depan seperti dtunjukkan pada gambar.

2) Periksa operasi motor wiper kaca depan sebagai berikut


• Untuk operasi motor pada putaran rendah
a. Sambungkan terminal positif (+) battery ke terminal “3” dan terminal negatifnya (–) ke terminal “4”.
b. Periksa rotasi putaran rendah pada motor dan gantilah jika tidak normal.

Referensi
1.2 – 1.5 detik / satu putaran

9D-9
3 2 1

6 5 4

• Untuk operasi motor pada kecepatan tinggi


a. Sambungkan terminal positif (+) battery ke terminal “2” dan terminal negatifnya (–) ke terminal “4”.
b. Periksa rotasi putaran tinggi pada motor dan gantilah jika tidak normal.

Referensi
0.7 – 1.0 detik / satu putaran

3 2 1

6 5 4

• Untuk operasi berhenti otomatis


a. Sambungkan terminal positif (+) battery ke terminal “3” dan terminal negatifnya (–) ke terminal “4” dan
biarkan motor berputar.
b. Lepaskan terminal “3” dari terminal positif (+) battery, dan biarkan motor berhenti.
c. Hubungkan terminal “1” dan terminal “3” dengan kabel jumper, dan hubungkan terminal ”6+ ke terminal
positif (+) battery.
Amati putaran motor sekali lagi kemudian hentikan pada posisi yang ditentukan di gambar.

9D-10
1

3 2 1

6 5 4

1. Tanda

d. Ulangi langkah a. sampai c. beberapa kali dan periksa apakah motor berhenti pada posisi yang
ditentukan.
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, gantilah motor.

Melepas dan Memasang Wiper Belakang


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan cover lengan (1), mur lengan wiper belakang (2), lengan wiper belakang dengan blade assy. (3), tutup
pivot wiper belakang (4), mur wiper belakang (5) dan seal wiper belakang (6).

1
2

4
5
6

3) Lepaskan trim pintu bagasi.


4) Lepaskan motor wiper belakang.
5) Lepaskan soket (1) dari motor wiper belakang dengan obeng pipih (2) seperti ditunjukkan di gambar.

9D-11
2
1

Pemasangan
1) Pasang motor wiper belakang assy. (1), dan kencangkan baut pemasangan motor wiper belakang sesuai
spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Baut pemasangan motor wiper belakang (a): 8 N·m (0.82 kg-m, 6.0 lb-ft)
(a)

2) Sambung soket ke motor wiper belakang.


3) Pasang trim pintu bagasi.
4) Pasang seal wiper belakang (1), dan kencangkan mur wiper belakang ke spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Mur wiper belakang (a): 5 N·m (0.51 kg-m, 4.0 lb-ft)
5) Pasang tutup wiper pivot belakang (2).

(a)
1

6) Pasang lengan wiper belakang dengan blade assy (1) ke posisi yang ditentukan sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar.

9D-12
3 1

a b

2 a=b

2. Blade wiper belakang


3. Kabel defogger jendela pintu bagasi

7) Kencangkan mur lengan wiper belakang ke spesifikasi momen pengencangan, dan pasang cover lengan (1).

Momen pengencangan
Mur lengan wiper belakang (a): 8 N·m (0.82 kg-m, 6.0 lb-ft)
1
(a)

8) Sambungkan kabel (–) negatif ke battery.

Memeriksa Motor Wiper Belakang


Referensi: Melepas dan Memasang Wiper Belakang [9D-11]

CATATAN:
Pastikan voltase battery adalah 12 V atau lebih.

1) Beri tanda (1) pada posisi berhenti motor wiper belakang (2) seperti dtunjukkan di gambar.
2 1

2) Periksa operasi motor wiper belakang seperti berikut.


• Untuk pengoperasian motor
a. Sambungkan terminal positif (“) battery ke terminal ”1“ dan terminal negatifnya ke terminal ”2“.
b. Periksa kelancaran rotasi motor pada kecepatan tinggi dan gantilah jika tidak normal.

Referensi
1.3 – 1.7 detik / satu putaran

9D-13
1

2 3

• Untuk operasi berhenti otomatis


a. Sambungkan terminal positif (+) battery ke terminal “1” dan terminal negatifnya (–) ke terminal “2” dan
biarkan motor berputar.
b. Lepaskan terminal “2” dari terminal negatif (–) battery, dan biarkan motor berhenti.
c. Sambungkan terminal “3” ke terminal negatif (–) battery.
Amati putaran motor (4) sekali lagi, kemudian hentikan pada posisi yang ditentukan di gambar.
4
5

2 3

5. Tanda

d. Ulangi langkah a. sampai c. beberapa kali dan periksa apakah motor berhenti pada posisi yang
ditentukan.
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, gantilah motor.

Melepas dan Memasang Switch Wiper dan Washer


Pelepasan
1) Lepaskan kabel negatif (–) pada battery.

9D-14
2) Lepaskan cover steering column (2).
Putar steering wheel untuk menjangkau sekrup belakang cover steering column (1).

3) Lepas modul kontrol immobilizer.


• Model K12M:  [10C-17]
• Model Z13DTJ:  [10C-36]
4) Lepaskan switch wiper dan washer (1) dari kolom kemudi (2) dan lepaskan kopler (3).
2

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Switch Wiper dan Washer [9D-15]
Balik prosedur pelepasan.

Memeriksa Switch Wiper dan Washer


Referensi: Melepas dan Memasang Switch Wiper dan Washer [9D-14]

Switch Wiper dan Washer


Periksa kontinuitas antar terminal di semua posisi switch. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti
switch.

9D-15
Switch Wiper dan Washer Kaca Depan

MIS T

INT

LO Washer ON

HI
1 2 3 4 5 6

Terminal
5 6 4 3
SW Wiper
OFF
INTO
LO
HI
MIS T

Terminal
1 2
SW Washer
ON
OFF

Switch wiper dan washer belakang


ON + WASHER

ON

ON + WASHER
2 3 4

SW Wiper

Terminal
1 2 4 3
Posisi
OFF

ON
ON + WASHER

9D-16
Sirkuit Relay Wiper Berulang
1) Putar switch wiper kaca depan ke posisi “INT”.
2) Sambungkan terminal positif (+) battery ke terminal “5” dan terminal negatifnya (–) ke terminal “2”.
3) Sambungkan ujung positif voltmeter ke terminal positif “4” dan ujung negatifnya ke terminal ”2“.
4) Periska apakah voltmeter menunjukkan voltase battery (10 – 14 V).
5) Sambungkan terminal “3” dan terminal “5” dengan kabel jumper.

5
3 4

6) Putus koneksi ujung kabel jumper dari terminal ”5“.


7) Sambungkan ujung kabel jumper ke terminal “2”, kemudian periksa apakah voltase antara terminal “4” dan
terminal “2” berubah seperti ditunjukkan di gambar.
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, gantilah switch.
Switch posisi
kontrol INT time Voltase

10-14V

INT
0V
TIME
1.6 ± 1 s ec.

10-14V
INT
TIME

0V
10.7 ± 5 s ec.

5
3 4

Sirkuit Linked Washer


1) Pastikan switch wiper kaca depan berada pada posisi “OFF”.
2) Sambungkan terminal positif (+) battery ke terminal “5” dan terminal negatifnya (–) ke terminal “2”.
3) Sambungkan ujung positif voltmeter ke terminal positif “4” dan ujung negatifnya ke terminal ”2“.
4) Saat switch washer depan ON, periksa apakah voltase berubah seperti ditunjukkan di gambar.
Jika hasil pemeriksaan tidak memuaskan, gantilah switch.

9D-17
Sekitar 2,2 detik

Sekitar 0,3 detik

Memeriksa Relay Wiper Belakang


Lihat Memeriksa Relay Kontrol [10B-33] .

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Baut tangki washer 4 0.41 3.0
Baut motor wiper kaca depan 8 0.82 6.0
Mur lengan wiper kaca depan 18 1.8 13.5
Baut pemasangan motor wiper belakang 8 0.82 6.0
Mur wiper belakang 5 0.51 4.0
Mur lengan wiper belakang 8 0.82 6.0

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Lokasi Komponen Wiper dan Washer [9D-4]

Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

9D-18
Bodi, Kabin dan Aksesori
Bab 9E

Kaca / Jendela / Kaca Spion


Tindakan Pencegahan ............................................................................................................................................9E-3
Perhatian untuk Menangani Kaca ..........................................................................................................................9E-3
Perhatian untuk Menangani Power Window ..........................................................................................................9E-3
Uraian Umum ...........................................................................................................................................................9E-3
Uraian Sistem Power Window (Jika Dilengkapi)....................................................................................................9E-3
Sistem Defogger Jendela Pintu Bagasi (Jika Dilengkapi)......................................................................................9E-4
Skema dan Diagram ................................................................................................................................................9E-4
Diagram Sirkuit Sistem Power Window..................................................................................................................9E-4
Diagram Sirkuit Sistem Defogger Jendela Pintu Bagasi........................................................................................9E-4
Informasi dan Prosedur Diagnosis........................................................................................................................9E-5
Diagnosis Gejala Kontrol Defogger Jendela Pintu Bagasi.....................................................................................9E-5
Diagnosis Gejala Sistem Power Window (jika dilengkapi).....................................................................................9E-5
Petunjuk Perbaikan .................................................................................................................................................9E-6
Komponen Kaca Depan .........................................................................................................................................9E-6
Melepas dan Memasang Kaca Depan ...................................................................................................................9E-6
Komponen Jendela Pintu Bagasi .........................................................................................................................9E-12
Melepas dan Memasang Kaca Pintu Bagasi .......................................................................................................9E-13
Komponen Jendela Pintu Depan .........................................................................................................................9E-15
Melepas dan Memasang Kaca Pintu Depan........................................................................................................9E-15
Melepas dan Memasang Regulator Jendela Pintu Depan...................................................................................9E-19
Pemeriksaan Regulator Jendela Pintu Depan .....................................................................................................9E-20
Komponen Jendela Pintu Belakang .....................................................................................................................9E-21
Melepas dan Memasang Kaca Pintu Belakang ...................................................................................................9E-22
Melepas dan Memasang Regulator Jendela Pintu Belakang ..............................................................................9E-25
Pemeriksaan Regulator Jendela Pintu Belakang.................................................................................................9E-26
Pemeriksaan Switch Defogger Jendela Pintu Bagasi..........................................................................................9E-26
Pemeriksaan Repay Defogger Jendela Pintu Bagasi ..........................................................................................9E-27
Pemeriksaan Switch Defogger Jendela Pintu Bagasi..........................................................................................9E-27
Perbaikan Switch Defogger Jendela Pintu Bagasi...............................................................................................9E-28
Pemeriksaan Switch Utama Power Window ........................................................................................................9E-28
Pemeriksaan Sub Switch Power Window ............................................................................................................9E-30
Komponen Kaca Spion Pintu ...............................................................................................................................9E-31
Melepas dan Memasang Kaca Spion Pintu .........................................................................................................9E-31
Melepas dan Memasang Kaca Spion Pintu .........................................................................................................9E-32
Spesifikasi..............................................................................................................................................................9E-32
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................9E-32
9E-1
Special Tool dan Perlengkapan ...........................................................................................................................9E-33
Material Servis Yang Dianjurkan ..........................................................................................................................9E-33

9E-2
Tindakan Pencegahan
Perhatian untuk Menangani Kaca
Perhatian untuk Memberikan Primer
• Primer memiliki peranan penting untuk menambah efek perekatan. Jenis primer yang digunakan untuk bodi dan
kaca berbeda. Pastikan menggunakan Primer yang tepat. (Jangan gunakan kasa dan nosel yang biasanya untuk
kedua jenis.)
• Beri selotip pada panel instrumen dan part lainnya agar terlindung dari primer.
• Kocok wadah primer sebelum dibuka dan gunakan primer secara merata.
• Jangan gunakan primer ke permukaan bodi yang masih terdapat perekat.
• Jika primer secara tidak sengaja mengenai area yang tidak semestinya, bersihkan langsung dengan bensin.
• Pastikan bahwa Anda mengikuti petunjuk pembuat primer untuk penanganan dan waktu pengeringan yang tepat.

Perhatian untuk Memberikan Perekat


• Pasang kaca dalam 5 menit setelah memberikan perekat.
• Sesuaikan nosel perekat agar Anda dapat memberikan perekat dengan sedemikian rupa seperti ditunjukkan
“Bentuk Perekat” yang dijelaskan dalam bagian untuk pemasangan kaca.
• Jika perekat secara tidak sengaja mengenai area yang tidak semestinya, bersihkan langsung dengan bensin.
• Setelah memberikan perekat, biarkan kaca terbuka saat membuka dan menutup pintu dan jangan sampai
terbentur atau terguncang sampai betul-betul kering.
• Bila perlu jalankan kendaraan secara perlahan.
• Jangan dikeringkan dengan lampu inframerah atau sejenisnya.

Perhatian untuk Menangani Power Window


Perhatian untuk Pemasangan dan Penggantian
• Hindari benturan pada power window regulator assy., seperti terjatuh.
• Jangan mengaktifkan motor ketika regulator assy tidak disertai kaca pintu.
• Jika part periferal rusak, ganti regulator assy, tergantung pada tingkat kerusakan.

Uraian Umum
Uraian Sistem Power Window (Jika Dilengkapi)
• Sistem Power Window terdiri dari power window main switch (1) dan sub switch (2), power window regulator
assy sisi pengemudi. (3) dan selain regulator assy. sisi pengemudi (4).
• Jika switch sisi pengemudi ditekan ke tahap kedua (auto down switch (5) berubah ke “ON”), CPU (6) pada power
window main switch mengubah relay ke “ON” (7), oleh karena itu menyebabkan kaca pintu bergerak ke bawah
secara otomatis. Setelah waktu tertentu, CPU mengubah relay ke “OFF” untuk menghentikan operasi turun kaca
pintu otomatis.

9E-3
• Jika power window lock switch (8) ditekan (terkunci), sub switch tidak di-groundkan dan operasi (naik/turun)
semua jendela selain sisi pengemudi dinonaktifkan.
1

9 5

7
10 10 9 10 9 10 9

2 2 2

4 4 4

9. Switch turun manual 10. Switch naik manual

Sistem Defogger Jendela Pintu Bagasi (Jika Dilengkapi)


• Sistem defogger jendela pintu bagasi terdiri dari defogger belakang (1), switch defogger belakang (2) (unit kontrol
HVAC (3)), relay defogger belakang (4) dan BCM (5).
• BCM mendeteksi kondisi switch defogger belakang ketika kunci kontak diputar ke “ON” dan relay defogger
belakang diputar ke “ON”, sehingga menyebabkan defogger beroperasi. Setelah waktu tertentu, BCM mengubah
relay ke “OFF” untuk menghentikan operasi defogger belakang.
6
3
4 2
5

6. Junction block 7. Indikator defogger belakang

Skema dan Diagram


Diagram Sirkuit Sistem Power Window
Lihat “B-4 Diagram Sirkuit Power Window Bab 9A

Diagram Sirkuit Sistem Defogger Jendela Pintu Bagasi


Lihat “B-3 Diagram Sirkuit Defogger Belakang Bab 9A

9E-4
Informasi dan Prosedur Diagnosis
Diagnosis Gejala Kontrol Defogger Jendela Pintu Bagasi
CATATAN:
• Penggunaan SUZUKI scan tool memudahkan pemeriksaan apakah kerusakan ada pada sisi input atau
output BCM. Untuk prosedur pemeriksaan, lihat “Diagnosis Menggunakan Fungsi Uji Output SUZUKI
Scan Tool” pada Data Scan Tool [10B-12] .
• Periksa masing-masing part secara berurutan dari atas pada daftar berikut.

Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan


Defogger jendela pintu bagasi Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
tidak beroperasi korslet.
Switch defogger jendela pintu Periksa switch defogger jendela
bagasi rusak pintu bagasi.  [9E-26]
Relay defogger jendela pintu bagasi Periksa relay defogger jendela
rusak pintu bagasi.  [9E-27] .
Kabel defogger rusak Periksa kabel defogger.  [9E-27]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.

Diagnosis Gejala Sistem Power Window (jika dilengkapi)


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Semua power window tidak Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
beroperasi korslet.
Switch utama power window rusak Periksa switch utama power
window.  [9E-28]
Kunci kontak rusak Periksa kunci kontak.  [9C-11]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Hanya satu power window tidak Switch utama power window rusak Periksa switch utama power
beroperasi window.  [9E-28]
Sub switch power window rusak Periksa sub switch power window.
 [9E-30]
Kelistrikan dan/atau soket rusak Periksa kelistrikan dan/atau soket.
Regulator power window rusak Periksa regulator jendela.
Motor power window rusak Periksa motor power window.
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Kebisingan tidak normal Longgarkan baut pemasangan Kencangkan baut pemasangan
window regulator window regulator.
Keausan atau kerusakan pada Ganti regulator jendela.
bagian yang berputar dan luncuran
regulator jendela
Kekurangan gemuk pada setiap part Lumasi.
Power window tidak dapat Longgarkan baut pemasangan Kencangkan baut pemasangan
bergerak lancar window regulator window regulator.
Keausan atau kerusakan pada Ganti regulator jendela.
bagian yang berputar dan luncuran
regulator jendela
Kekurangn gemuk pada setiap part Lumasi.

9E-5
Petunjuk Perbaikan
Komponen Kaca Depan
2

4
4
3

1. Kaca Depan 3. Penahan kaca pada kaca depan : Jangan digunakan kembali.
2. Molding kaca depan 4. Spacer

Melepas dan Memasang Kaca Depan


Referensi: Komponen Kaca Depan [9E-6]

Persiapan
Kaca depan dipasang menggunakan jenis perekat khusus (yaitu, perekat urethana yang digunakan dengan primer).
Untuk penggantian kaca depan, pastikan menggunakan perekat dengan kekuatan rekat yang memadai dan ikut
prosedur yang tepat.

PERHATIAN:

• Berikut pelepasan kaca menggunakan 3 jenis primer dan 1 jenis perekat yang dibuat oleh YOKOHAMA
(perekat urethana yang akan dicampur dengan primer). Ketika menggunakan primer dan perekat yang
dibuat oleh pabrik lain, pastikan Anda mengikuti petunjuk penanganan yang disediakan. Jika prosedur
tidak diikuti atau terjadi kesalahan penggunaan perekat, perekat tidak akan berfungsi dengan semestinya.
Oleh karena itu, sebelum bekerja, pastikan membaca petunjuk dan penjelasan yang diberikan oleh
pembuat perekat dengan seksama dan pastikan mengikuti prosedur serta memperhatikan setiap
peringatan pada di semua kerja.
• Apabila permukaan yang berlapisan tergores atau rusak, pastikan memperbaiki bagian yang rusak. Jika
tidak akan menimbulkan korosi pada bagian tersebut.

Gunakan perekat khusus yang memiliki karakteristik berikut.

Kekuatan geser perekat kaca


40 kg/cm 2 (569 lb/in 2 ) atau lebih
Bahan perekat dan alat yang diperlukan untuk melepas dan memasang.
• campuran perekat urethana dan primer yang digunakan (Untuk satu lembar kaca depan).
– Perekat (470 g (15.7 oz.))
9E-6
– Primer untuk kaca (30 g)
– Primer untuk bodi (30 g)
– Primer untuk molding (30 g)
• Eyeleteer
• Piano string
• Pisau kaca depan
• Sikat untuk memberikan primer (2 buah)
• Pisau
• Rubber sucker grip
• Sealant gun (untuk mengisikan perekat)
• Spatula dempul (untuk memperbaiki bagian yang diberi perekat)

Pelepasan
1) Bersihkan bagian dalam dan luar kaca serta sekelilingnya.
2) Lepas lengan wiper dan garnish cowl top.  [9H-5]
3) Tutup permukaan bodi sekeliling kaca dengan selotip untuk mencegah kerusakan.
4) Lepaskan kaca spion, sun visor dan trim pilar depan (kanan & kiri).
5) Lepaskan panel instrumen bila perlu.  [9C-14]
6) Lepaskan head lining bila perlu.  [9H-13]
7) Lepaskan (atau potong) molding kaca depan.
8) Lubangi dengan eyeleteer (1) melalui perekat dan masukkan piano string melalui lubang itu.

9) Potong perekat di sekeliling kaca depan (1) dengan piano string (2). Ketika menggunakan alat, pisau kaca depan
(3), untuk memotong perekat, pastikan tidak merusak kaca depan. Gunakan kawat untuk memotong perekat di
sepanjang bagian bawah kaca depan.

CATATAN:
Gunakan piano string (2) sedekat mungkin dengan kaca untuk mencegah kerusakan pada bodi dan panel
instrumen.

9E-7
10) Gunakan pisau (1), haluskan dan ratakan perekat (2) yang tersisa di bagian bodi (3) sehingga tebal seluruhnya 1
– 2 mm (0.04 – 0.08 in.).

CATATAN:
Sebelum menggunakan pisau (1), bersihkan terlebih dulu dengan alkohol atau sejenisnya untuk
menghilangkan oli.

11) Ketika menggunakan kaca depan kembali, bersihkan perekat (1) dengan hati-hati agar tidak merusakan
permukaan berlapis primer (2).

9E-8
Pemasangan

CATATAN:
Pastikan bahwa Anda mengikuti petunjuk pembuat primer dan perekat untuk penanganan dan waktu
pengeringan yang tepat.

1) Bersihkan dengan larutan pembersih tepi kaca depan tempat pemasangan kaca depan. (Biarkan kering selama
lebih dari 10 menit.)
2) Pasang penahan kaca baru (1) (2 buah) ke panel bodi.

3) Untuk menentukan posisi pemasangan kaca (1) ke bodi (2), posisi kaca menghadap bodi sehingga jarak antara
ujung atas kaca (1) dan bodi (2) adalah sekitar 5.5 mm (0.22 in.) dan jarak antara masing-masing ujung sisi
(kanan & kiri) kaca (1) dan bodi (2) sama. Kemudian beri tanda padan (3) pada kaca (1) dan bodi (2) seperti
ditunjukkan. Jarak bagian atas dapat disetel dengan menggeser posisi penahan kaca.

Celah kaca depan


“a”: kira-kira 5,5 mm (0,22 inci)
3

2
“a”

4) Bersihkan permukaan kontak perekat lama (4), cat atau logam terbuka seluruhnya.
Jika permukaan cat atau logam terbuka keluar, berikan primer (2) ke bodi dan jangan sampai primer (2)
mengenai permukaan perekat pada bodi.

CATATAN:
Jangan menyentuh bodi dan permukaan perekat lama tempat kaca akan dipasang.

1. Jangan memberikan primer 3. Oleskan primer

9E-9
5) Pasang molding baru ke kaca.
6) Bersihkan permukaan kaca yang akan dipasang ke bodi dengan kain bersih. Jika menggunakan cairan
pembersih, keringkan selama 10 menit atau lebih.

Area Pembersihan kaca depan (jarak dari tepi kaca atau molding)
30 – 50 mm (1.2 – 2.0 in.)
7) Pasang spacer (1) baru ke kaca depan (2).

8) Gunakan sikat baru, oleskan primer secukupnya pada kaca ke sepanjang tepi kaca.

CATATAN:
• Jangan oleskan primer ke luar permukaan yang berlapis keramik.
• Jangan menyentuh permukaan yang berlapis primer.
• Lakukan langkah 8) dan 9) dalam 10 menit untuk memastikan perekat cukup merekat.

Lebar pemberian primer pada kaca depan


“a”: 17 mm (0.67 in.)
“b”: 20 mm (0.79 in.)

“a”
1

“a”
1

“b” 2

1. Molding 2. 29 mm (1.2 in.)

9) Berikan primer ke molding sepanjang permukaan modling.


10) Berikan perekat (1) dengan mengacu ke gambar.

CATATAN:
• Tekan kaca (2) ke permukaan pemasangan pada panel bodi secara cepat setelah perekat (1) diberikan.
• Penggunaan rubber sucker grip dapat membantu untuk menahan dan membawa kaca setelah perekat
(1) diberikan.
• Mulailah dari bagian bawah kaca (2).
• Berhati-hatilah agar tidak merusak primer.

9E-10
Spesifikasi jumlah perekat dan posisi untuk kaca depan
Lebar “a”: Kira-kira 7 mm (0.3 in.)
Tinggi “b”: Kira-kira 15 mm (0.59 in.)
Posisi “c”: Kira-kira 10 mm (0.39 in.) untuk bagian kanan, kiri, dan atas
Posisi “d”: Kira-kira 39 mm (1.6 in.) untuk bagian bawah

“c” “c”
1 “a”
“a”

“b” “b” 1

2
2

2 “b”

“a”

“d”
1

3. Molding 4. Spacer kaca pada kaca


depan

11) Pegang rubber sucker grip (1), letakkan kaca pada bodi dengan menyejajarkan tanda padanan pada langkah 3)
dan tekan.

12) Periksa kebocoran air dengan menyiramkan air ke kaca depan dengan selang. Jika bocor, keringkan kaca depan
dan tutup bagian yang bocor dengan perekat. Jika air masih bocor setelah melewati waktu itu, lepas kaca dan
ulangi prosedur pemasangan.

9E-11
CATATAN:
• Jangan menggunakan air tekanan tinggi.
• Jangan menyemprotkan angin langsung ke bagian yang terdapat perekat saat mengeringkan.
• Jangan menggunakan lampu inframerah atau sejenisnya untuk mengeringkan.

PERHATIAN:

Setelah memasang, perhatikan hal-hal berikut.


• Kaca akan longgar atau lepas jika pintu dengan kaca yang belum terekat kuat ditutup secara
mendadak. Oleh karena itu, jika pintu dibuka atau ditutup sebelum perekat kering, pastikan membuka
semua kaca pintu dan berhati-hatilah.
• Jika molding tidak terpasang kencang, tahan dengan selotip sampai perekat kering.
• Setiap perekat memiliki waktu pengeringan masing-masing.
• Pastikan Anda mematuhi petunjuk pembuat, lihat waktu perekat yang ditentukan yang akan
diterapkan dan amati tindakan pencegahan yang akan diambil sebelum kering.
• Jangan mengemudi dahulu sebelum perekat betul-betul kering untuk memastikan perekatan yang
kuat dan baik.

Komponen Jendela Pintu Bagasi

9E-12
1. Kaca pintu bagasi 3. Molding kaca pintu bagasi
2. Pengencang

Melepas dan Memasang Kaca Pintu Bagasi


Referensi: Komponen Jendela Pintu Bagasi [9E-12]
Lihat Melepas dan Memasang Kaca Depan [9E-6] karena pada dasarnya prosedur persiapan, pelepasan, dan
pemasangannya sama. Namun, perhatikan berikut ini.
• Perhatikan tindakan pencegahan berikut ketika memberikan perekat (1) di sepanjang tepi kaca (2).
• Perekat (1) harus diberikan secara merata terutama tingginya.
• Berhati-hatilah jangan sampai merusak primer (3).
• Pasang kaca (2) pada panel pintu bagasi (5) sesuai petunjuk berikut.
– Dengan posisi pengencang (4) dalam posisi sejajar.
• Tekan kaca ke bodi secara cepat setelah perekat (1) diberikan.

Posisi dan spesifikasi jumlah perekat untuk kaca pintu bagasi


Tinggi “a”: 13 mm (0.51 in.)
Lebar “b”: 7 mm (0.28 in.)
Lebar “c”: 14 mm (0.55 in.)
Posisi “d”: 16 mm (0.63 in.)
Posisi “e”: 11 mm (0.43 in.)
Posisi “f”: 41 mm (1.6 in.)
Posisi “g”: 36 mm (1.4 in.)

9E-13
A B

A
C
D
E
F C
F
D
E
1

1 5

“e” “d”

“b” “c”
4
3 5
“a” 2 2

A-A B-B

2 3
“a”
“c”
“b”
2 “d”
“e”
1
5

3
5
1 D-D

C-C “c”
2
“f” 3
“g”
“a”
2
“b”
“a” 1
3 5
1
“c” F-F
“b” “d”
“e”

E-E

9E-14
Komponen Jendela Pintu Depan
13
(b)
6
3

12
16

10 9
11

(a)
4

17

8 5
14
(a) 15
1

[A] [B]

2 A
2 A

(a)

(a)
(a)

[A]: Jenis power window 6. Panel pintu 13. Weather-strip dalam pintu depan
[B]: Jenis jendela manual 7. Front door front upper sash 14. Door trim bracket
1. Kaca pintu 8. Front door front lower sash 15. Window regulator handle (jenis jendela manual)

2. Window regulator assy. 9. Front door rear sash 16. Trim spion pintu
: Berikan gemuk lithium 99000-25011 pada bagian
yang bergesekan.
3. Glass run 10. Partisi kaca pintu depan 17. Front door front lower glass run
4. Trim pintu 11. Front door partition weather-strip : 5.5 N·m (0.56 kgf-m, 4.5 lbf-ft)
5. Cover sealing pintu 12. Weather-strip luar depan : 3.0 N·m (0.31 kgf-m, 2.5 lbf-ft)

Melepas dan Memasang Kaca Pintu Depan


Referensi: Komponen Jendela Pintu Depan [9E-15]

Pelepasan
1) Melepas window regulator handle (2) (jenis jendela manual).
Untuk melepas, tarik snap menggunakan kain (1) seperti ditunjukkan di gambar.

9E-15
2) Lepaskan trim spion pintu (1).
3) Lepaskan sekrup (1) dan clip (2), kemudian lepaskan trim pintu (4) dengan menariknya sesuai arah panah.
4) Putus koneksi konektor dari switch power window (jika dilengkapi).
2
4

A A
A A
A
1

2 A
3 A
A

5) Turunkan jendela sepenuhnya, kemudian lepaskan weather-strip luar (1) seperti ditunjukkan di gambar.

1
“2”

“1”

3 1
1
2
4

2. Kait 4. Kaca pintu


3. Weather-strip dalam pintu

6) Lepaskan weather-strip dalam (1) seperti ditunjukkan di gambar.


7) Lepaskan braket trim pintu (2).
8) Lepaskan cover sealing pintu (3).
9) Lepaskan spion pintu (4).  [9E-31]

9E-16
1

5. Kaca pintu

10) Lepaskan weather-strip pintu depan (1), kemudian lepaskan sekrup (2).
11) Lepaskan baut (3), kemudian lepaskan glass run dengan front door upper sash (4).
2
1

12) Lepaskan kaca partisi pintu depan (1) dengan weather-strip partisi pintu depan (2) dengan menariknya sesuai
arah panah.

13) Lepaskan baut (1), kemudian lepaskan kaca pintu (2) seperti ditunjukkan di gambar.

9E-17
2

14) Lepaskan baut (1), kemudian lepaskan front door front lower sash (2).
15) Lepaskan baut (3), kemudian lepaskan front door rear sash (4) dengan menariknya sesuai arah panah.

2
3

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Pasang bottom channel (1) pada bagian bawah kaca seperti ditunjukkan di gambar.

Posisi pemasangan kaca pada bottom channel


“a”: 79.8 – 82.8 mm (3.14 – 3.26 in.)

1 “a”

• Kencangkan ke spesifikasi momen pengencangan seperti ditunjukkan di Komponen Jendela Pintu Depan [9E-
15] .
• Jika ada kerusakan pada glass run, ganti dengan yang baru.

9E-18
• Pasang front door front lower glass run (1) dengan benar ke kait front door front lower sash (2).

• Kencangkan cover sealing pintu (1) dengan perekat (2).

Melepas dan Memasang Regulator Jendela Pintu Depan


Referensi: Komponen Jendela Pintu Depan [9E-15]

Pelepasan
1) Lepaskan kaca pintu.  [9E-15]
2) Lepas koneksi kabel power window pada soket (jenis power window).
3) Lepaskan sekrup pemasangan regulator (1), kemudian lepaskan regulator jendela pintu depan (2).

9E-19
2

[A]

2 [B]

[A]: Jenis power window [B]: Jenis jendela manual

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Regulator Jendela Pintu Depan [9E-20]
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Berikan grease ke bagian luncuran regulator jendela.
: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)
• Kencangkan ke spesifikasi momen pengencangan seperti ditunjukkan di Komponen Jendela Pintu Depan [9E-
15] .

Pemeriksaan Regulator Jendela Pintu Depan


Regulator Jendela Manual (Jika Dilengkapi)
Referensi: Melepas dan Memasang Regulator Jendela Pintu Depan [9E-19]
Periksa apakah part berikut aus, rusak, dan pastikan lancar dan diberi pelumas:
• Periksa luncuran regulator dan bagian yang berputar.
• Periksa roller.

Pemeriksaan Regulator Power Window (Jika Dilengkapi)


1) Lepaskan trim pintu depan dari panel pintu, sesuai dengan Langkah 1) hingga 3) Melepas dan Memasang Kaca
Pintu Depan [9E-15] .
2) Lepaskan konektor motor power window.
3) Sambungkan battery ke motor power window seperti ditunjukkan di gambar, dan pastikan regulator power
window bergerak dengan lancar.
Jika ditemukan malfungsi, periksa keausan, kerusakan, dan pelumasan pada part berikut:
• Periksa apakah glass run, weather-strip dalam dan weather-strip luar mengalami keausan dan kerusakan.

9E-20
• Periksa keausan, kerusakan, kelancaran, dan pelumasan pada roller, bagian regulator yang bergeser dan
berputar
Jika dalam kondisi baik, ganti regulator jendela pintu.

2 1

Terminal
Motor operation 1 2

Down

Up

Komponen Jendela Pintu Belakang


8 3
7
1 11
10

6
9

“1” (b)
“2” (a)

“3” (a)

13
5

“1” (a)

2 A

“2” (a)
12
“4” (a)
“3” (a)

1. Kaca pintu 6. Sash pintu belakang 11. Weather-strip partisi pintu


: Kencangkan baut dan sekrup sesuai belakang
urutan angka (“1”–“3”) yang ditunjukkan di
gambar.

9E-21
2. Window regulator assy. 7. Panel pintu 12. Window regulator handle
: Berikan grease lithium 99000-25011 pada bagian
yang bergesekan.
: Kencangkan sekrup sesuai urutan angka (“1“”–4”)
yang ditunjukkan di gambar.
3. Glass run 8. Weather-strip dalam pintu belakang 13. Door trim bracket
4. Trim pintu 9. Weather-strip luar pintu belakang : 5,5 N m (0,56 kgf-m, 4,5 lbf-ft)
5. Cover sealing pintu 10. Partisi kaca pintu belakang : 3,0 N m (0,31 kgf-m, 2,5 lbf-ft)

Melepas dan Memasang Kaca Pintu Belakang


Referensi: Komponen Jendela Pintu Belakang [9E-21]

Pelepasan
1) Melepas window regulator handle (2) (jenis jendela manual).
Untuk melepas, tarik snap menggunakan kain (1) seperti ditunjukkan di gambar.

2) Lepaskan sekrup (1) dan klip (2), kemudian lepaskan trim pintu (4) dengan menariknya sesuai arah panah.
2

A A

A A
2
3
1 A
A

A A
A

3) Turunkan jendela sepenuhnya, kemudian lepaskan weather-strip luar (1) seperti ditunjukkan di gambar.

9E-22
1
“2”

“1”

1
1
2

2. Kait

4) Lepaskan weather-strip dalam (1) seperti ditunjukkan di gambar.


5) Lepaskan braket trim pintu (2).
6) Lepaskan cover sealing pintu (3).

7) Lepaskan sekrup (1) dan baut (2), kemudian lepas bagian belakan glass run (3) dengan sash pintu belakang (4).
3 4

8) Lepaskan kaca partisi pintu belakang (1) dengan weather-strip partisi pintu belakang (2) dengan menariknya
sesuai arah panah.

9E-23
1 2

9) Lepaskan kaca pintu (1) dengan cara menariknya searah tanda panah.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dengan memperhatikan petunjuk berikut.
• Pasang bottom channel (1) pada bagian bawah kaca seperti ditunjukkan di gambar.

Posisi pemasangan kaca pada bottom channel


“a”: 177.5 – 180.5 mm (6.99 – 7.11 in.)

1 “a”

• Kencangkan baut dan sekrup pemasangan door sash sesuai urutan angka yang ditunjukkan di gambar.

“1”

“2”

“3”

9E-24
• Kencangkan ke spesifikasi momen pengencangan seperti ditunjukkan di Komponen Jendela Pintu Belakang [9E-
21] .
• Jika ada kerusakan pada glass run, ganti dengan yang baru.
• Kencangakn cover sealing pintu (1) dengan perekat (2).

Melepas dan Memasang Regulator Jendela Pintu Belakang


Referensi: Komponen Jendela Pintu Belakang [9E-21]

Pelepasan
1) Lepaskan kaca pintu.  [9E-22]
2) Longgarkan sekrup pemasangan regulator, kemudian lepas regulator jendela belakang (1).

Pemasangan
Referensi: Pemeriksaan Regulator Jendela Pintu Belakang [9E-26]
Balik prosedur pelepasan sesuai petunjuk berikut.
• Berikan grease ke bagian yang bergeser dan berputar pada regulator jendela.
: Grease 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)
• Kencangkan sekrup pemasangan regulator jendela pintu belakang sesuai urutan angka yang ditunjukkan di
gambar.

9E-25
• Kencangkan ke spesifikasi momen pengencangan seperti ditunjukkan di Komponen Jendela Pintu Belakang [9E-
21] .

“2”

“1”

“3” “4”

Pemeriksaan Regulator Jendela Pintu Belakang


Referensi: Melepas dan Memasang Regulator Jendela Pintu Belakang [9E-25]
Periksa poin-poin berikut:
• Periksa luncuran regulator dan bagian yang berputar.
• Periksa apakah roller aus atau rusak.

Pemeriksaan Switch Defogger Jendela Pintu Bagasi


1) Periksa pengoperasian switch defogger jendela pintu bagasi seperti berikut.
a) Switch defogger jendela pintu bagasi terpasang di unit kontrol HVAC.
Lepas modul (unit) kontrol HVAC.  [7B-48]
b) Periksa apakah ada hubungan antara terminal “2” dan terminal “3” modul kontrol HVAC (unit) (1) ketika
switch defogger jendela pintu bagasi (2) berada pada posisi ON. (Switch defogger kaca pintu bagasi tetap
ditekan.)
c) Periksa apakah tidak ada hubungan antara terminal “2” dan terminal “3” modul kontrol HVAC (unit) ketika
switch defogger jendela pintu bagasi berada pada posisi OFF.
Jika hasil pemeriksaan tidak memenuhi kondisi di atas, ganti modul kontrol HVAC (unit).

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

2
“2”

“1” “3” 1
3
2

3. Indikator defogger belakang

9E-26
Pemeriksaan Repay Defogger Jendela Pintu Bagasi
Lihat Memeriksa Relay Kontrol [10B-33] .

Pemeriksaan Switch Defogger Jendela Pintu Bagasi


CATATAN:
• Ketika membersihkan kaca jendela pintu bagasi, gunakan kain kering untuk mengusapnya sepanjang
arah heat wire (1).
• Ketika membersihkan kaca, jangan menggunakan deterjen atau pembersih kaca yang mengandung
bahan abrasif.
• Ketik mengukur tegangan kabel, gunakan tester dengan probe positif (2) yang dibungkus dengan foil
tipis (3) yang harus ditahan pada kabel dengan cara ditekan dengan jari.

Pemeriksaan Kerusakan Kabel


1) Hidupkan mesin.
2) Putar switch defogger ke posisi ON.
3) Ukur voltase di bagian tengah setiap kabel defogger (1), dan periksa kondisi kabel defogger sesuai tabel berikut.
Jika kabel defogger terbuka, lanjutkan ke langkah berikutnya.

Tegangan kabel defogger

Voltase Sirkuit
0–1V Kabel defogger terbuka antara bagian
tengah dan ujung terminal sumber tenaga
kabel defogger (2)
4–6V Kondisi normal
10 – 12 V Kabel defogger terbuka antara bagian
tengah dan ujung terminal sumber tenaga
kabel defogger (3)
1
3 2

4) Hubungkan ujung negatif voltmeter (–) ke ujung terminal ground kabel defogger (1).

9E-27
5) Hubungkan ujung positif voltmeter (+) dengan strip foil ke ujung terminal sumber daya kabel defogger (2),
kemudian gerakkan sepanjang kabel ke ujung terminal ground kabel defogger (1).
Posisi pada saat voltmeter berfluktuasi dari 10 – 12 V ke 0 – 1 V menunjukkan ada yang putus.
Jika ditemukan kerusakan, perbaiki kabel defogger.  [9E-28]
1 2

Perbaikan Switch Defogger Jendela Pintu Bagasi


1) Gunakan bensin untuk membersihkan.
2) Beri selotip (1) pada bagian atas dan bawah heat wire (2) yang akan diperbaiki.
3) Gunakan bahan untuk perbaikan yang dijual bebas (3) dengan sikat berujung halus (4).
4) 2 sampai 3 menit kemudian, lepaskan selotip (1).

5) Biarkan heat wire yang telah diperbaiki minimal selama 24 jam sebelum mengoperasikan defogger lagi.

Pemeriksaan Switch Utama Power Window


Switch Untuk Jendela Sisi Pengemudi
1) Lepaskan trim pintu sisi pengemudi sesuai Langkah 1) hingga 3) Melepas dan Memasang Kaca Pintu Belakang
[9E-22] .
2) Lepaskan switch utama power window dari trim.
3) Sambungkan terminal positif (+) battery 12 V ke terminal “IG” switch utama power window dan terminal
negatifnya (–) ke terminal “E” switch utama power window.
4) Periksa hubungan antar terminal seperti ditunjukkan di bawah.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti switch utama power window.

9E-28
1. Switch power window sisi
pengemudi

Switch Untuk Jendela Selain Sisi Pengemudi


1) Lepaskan trim pintu sisi pengemudi sesuai Langkah 1) hingga 3) Melepas dan Memasang Kaca Pintu Depan
[9E-15] .
2) Lepaskan switch utama power window dari trim.
3) Periksa hubungan antar terminal seperti ditunjukkan di bawah.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti switch utama power window.

9E-29
Pemeriksaan Sub Switch Power Window
1) Lepaskan trim pintu depan dari panel pintu, sesuai dengan Langkah 1) hingga 4) Melepas dan Memasang Kaca
Pintu Depan [9E-15] .
2) Lepaskan sub switch power window dari trim pintu.
3) Periksa hubungan antar terminal di semua kondisi switch.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti switch.

9E-30
Komponen Kaca Spion Pintu
3
1

(a)

1. Kaca spion pintu 3. Cover visor kaca spion


2. Kaca spion : 8,0 N m (0,82 kgf-m, 6,0 lbf-ft)

Melepas dan Memasang Kaca Spion Pintu


Pelepasan
1) Lepaskan trim pintu sesuai langkah 1) hingga 3) Melepas dan Memasang Kaca Pintu Depan [9E-15] .
2) Lepaskan mur (2), kemudian lepaskan kaca spion pintu (1).

9E-31
2

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan sesuai petunjuk berikut.

Melepas dan Memasang Kaca Spion Pintu


Pelepasan
1) Lepas cover (1).
2) Lepaskan kaca spion dalam (2).

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Jendela Pintu Depan [9E-15]
Komponen Jendela Pintu Belakang [9E-21]
Komponen Kaca Spion Pintu [9E-31]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

9E-32
Special Tool dan Perlengkapan
Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Grease SUZUKI Super Grease A P/No.: 99000–25011

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Jendela Pintu Depan [9E-15]
Komponen Jendela Pintu Belakang [9E-21]

9E-33
Bodi, Kabin dan Aksesori
Bab 9F

Pengaman dan Pengunci


Uraian Umum ...........................................................................................................................................................9F-3
Konstruksi Pengkodean Kunci ...............................................................................................................................9F-3
Uraian Sistem Keyless Entry Cum Alarm (Jika Dilengkapi) ...................................................................................9F-3
Uraian Sistem Door Lock .......................................................................................................................................9F-4
Skema dan Diagram ................................................................................................................................................9F-4
Diagram Sirkuit Sistem Power Door Lock ..............................................................................................................9F-4
Lokasi Komponen ...................................................................................................................................................9F-4
Lokasi Komponen Sistem Keyless Entry dan Power Door Lock (Jika Dilengkapi)................................................9F-4
Informasi dan Prosedur Diagnosis........................................................................................................................9F-5
Diagnosis Gejala Sistem Power Door Lock (Jika Dilengkapi) ...............................................................................9F-5
Pemeriksaan Operasi Sistem Power Door Lock (Jika Dilengkapi) ........................................................................9F-5
Diagnosis Gejala Sistem Keyless Entry (Jika Dilengkapi) .....................................................................................9F-5
Pemeriksaan Operasi Sistem Keyless Entry (Jika Dilengkapi)..............................................................................9F-6
Diagnosis Gejala Sistem Pembuka Pintu Bagasi (Jika Dilengkapi).......................................................................9F-7
Pemeriksaan Operasi Sistem Pembuka Pintu Bagasi (Jika Dilengkapi) ...............................................................9F-7
Petunjuk Perbaikan .................................................................................................................................................9F-8
Komponen Door Lock Assy. Depan .......................................................................................................................9F-8
Melepas dan Memasang Door Lock Assy. Depan .................................................................................................9F-8
Memeriksa Door Lock Assy. Depan ..................................................................................................................... 9F-11
Memeriksa Switch Power Door Lock (Jika Dilengkapi)........................................................................................ 9F-11
Pemeriksaan Switch Silinder Kunci Pintu (Jika Dilengkapi) ................................................................................9F-12
Memeriksa Aktuator Power Door Lock (Jika Dilengkapi) .....................................................................................9F-13
Memeriksa Switch Pintu (Pintu Depan / Belakang) .............................................................................................9F-15
Komponen Door Lock Assy. Belakang .................................................................................................................9F-16
Melepas dan Memasang Door Lock Assy. Belakang...........................................................................................9F-16
Memeriksa Door Lock Assy. Belakang.................................................................................................................9F-17
Komponen Door Lock Assy. Belakang .................................................................................................................9F-18
Melepas dan Memasang Door Lock Assy. Belakang...........................................................................................9F-18
Memeriksa Door Lock Assy. Belakang.................................................................................................................9F-20
Pemeriksaan Switch Pintu Bagasi .......................................................................................................................9F-20
Penggantian Battery Transmiter...........................................................................................................................9F-21
Pemrograman Kode Transmiter untuk Sistem Keyless Entry ..............................................................................9F-21
Pelepasan dan Pemasangan Security Controller (Jika Dilengkapi) ....................................................................9F-22
Memeriksa Switch Valet (Jika Dilengkapi) ...........................................................................................................9F-22
Melepas dan Memasang Switch Hood (Jika Dilengkapi).....................................................................................9F-23
Memeriksa Switch Valet (Jika Dilengkapi) ...........................................................................................................9F-23
9F-1
Melepas dan Memasang Sirine (Jika Dilengkapi)................................................................................................9F-24
Memeriksa Sirine (Jika Dilengkapi)......................................................................................................................9F-24
Prosedur Menghapus Kode PIN Sistem Pengaman (Jika Dilengkapi) ................................................................9F-25
Spesifikasi..............................................................................................................................................................9F-25
Spesifikasi Momen Pengencangan ......................................................................................................................9F-25
Special Tool dan Perlengkapan ...........................................................................................................................9F-26
Material Servis Yang Dianjurkan ..........................................................................................................................9F-26

9F-2
Uraian Umum
Konstruksi Pengkodean Kunci
Identifikasi dan Penggunaan Kunci
Kunci digunakan pada silinder door lock dan pengapian. Kunci dipotong simetrik agar bisa digunakan keduanya.
Identifikasi kunci didapatkan dari kode kunci enam karakter yang tercetak pada tag kode kunci. Gunakan kode kunci
ini, kombinasi pemotongan kode kunci dapat ditentukan dari daftar kode (tersedia untuk pemilik perlengkapan
pemotong kunci dari pemasok).

Uraian Sistem Keyless Entry Cum Alarm (Jika Dilengkapi)


Sistem keyless entry cum alarm terdiri dari transmitter, controller pengaman, door lock actuator (door lock assy.),
switch pintu, sirine pengaman dan BCM.
Saat tombol “Lock” atau “Unlock” pada transmitter ditekan, transmitter mengirimkan sinyal “Lock” atau “Unlock” ke
security controller. Sinyal “Lock” atau “Unlock” dikirim ke BCM dari controller pengaman. Dan kemudian BCM
memverifikasi apakah sinyal yang diterima sesuai dengan kode yang terdaftar. Saat BCM memutuskan sesuai, maka
setiap door lock actuator bekerja sehingga semua door lock terkunci atau terbuka.
Juga, saat door lock terkunci atau terbuka melalui transmitter, BCM “menjawab kembali” menggunakan lampu
hazard dan lampu interior.
Saat pintu manapun setengah terbuka atau sepenuhnya atau saat kunci dimasukkan ke dalam silindernya, BCM
mencegah door lock actuator beroperasi.
Controller Pengaman

BCM Aktuator pintu


Transmitter

Relay sein
RECEIVER

Klaksson pengaman
Sinyal pintu
(Siren)

Sinyal valet LED

Sinyal kecepatan

Sinyal pengapian

Battery
SHOCK
SENSOR

9F-3
Uraian Sistem Door Lock
Tindakan Pencegahan pada Sistem Power Door Lock (Jika dilengkapi)
Power door lock dikontrol oleh BCM. Untuk pemeriksaan sistem power door lock, lihat Pemeriksaan BCM dan
Sirkuitnya [10B-21] .

Uraian Sistem Power Door Lock (Jika dilengkapi)


Sistem power door lock terdiri dari switch power door lock, door lock actuator (door lock assy.), switch silinder kunci
pintu, relay door lock actuator (pada BCM) dan BCM.
BCM mengontrol relay door lock actuator (pada BCM) menggunakan sinyal dari switch power door lock atau switch
silinder kunci pintu untuk mengaktifkan tiap aktuator door lock sehingga semua door lock terkunci atau terbuka.

Skema dan Diagram


Diagram Sirkuit Sistem Power Door Lock
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Listrik Bodi [10B-4] .

Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Sistem Keyless Entry dan Power Door Lock (Jika Dilengkapi)

4 4
5 5

1
3
7

1. Controller pengaman 5. Door lock actuator belakang (door lock assy.) 9. Tuas darurat
2. Transmitter 6. Aktuator lock pintu bagasi (door lock assy.)
3. Switch power door lock 7. Switch pintu
4. Aktuator door lock depan (door lock assy.) 8. BCM

9F-4
Informasi dan Prosedur Diagnosis
Diagnosis Gejala Sistem Power Door Lock (Jika Dilengkapi)
CATATAN:
• Penggunaan SUZUKI scan tool memudahkan pemeriksaan apakah kerusakan ada pada sisi input atau
output BCM. Untuk prosedur pemeriksaan, lihat “Diagnosis Menggunakan Fungsi Uji Output SUZUKI
Scan Tool” pada Data Scan Tool [10B-12] .
• Periksa masing-masing part secara berurutan dari atas pada daftar berikut.

Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan


Semua pintu tidak dapat dikunci / Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
dibuka dengan semua switch. korslet.
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.
Semua pintu tidak dapat dikunci / Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
dibuka hanya menggunakan korslet.
switch power door lock Switch power door lock rusak Periksa switch power door lock. 
[9F-11]
Harness kelistrikan yang terhubung Perbaiki.
ke switch power door lock rusak
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.
Semua pintu tidak dapat dikunci / Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
dibuka dengan hanya korslet.
menggunakan switch silinder Switch silinder kunci rusak Periksa switch silinder kunci. 
kunci.
[9F-12]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.
Hanya satu pintu yang tidak dapat Power door lock actuator rusak Periksa aktuator.  [9F-13]
dikunci / dibuka Harness kelistrikan yang terhubung Perbaiki.
ke aktuator door lock yang
digunakan rusak
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.

Pemeriksaan Operasi Sistem Power Door Lock (Jika Dilengkapi)


1) Periksa semua door lock bila silinder kunci pada sisi pengemudi diputar ke LOCK sekali.
2) Periksa semua kunci pintu terbuka bila silinder kunci pada sisi pengemudi diputar ke UNLOCK.
Bila menemukan malfungsi, lanjutkan ke Diagnosis Gejala Sistem Power Door Lock (Jika Dilengkapi) [9F-5] .

Diagnosis Gejala Sistem Keyless Entry (Jika Dilengkapi)


CATATAN:
• Pastikan sistem power door lock dalam kondisi baik sebelum memperhatikan kemungkinan penyebab
berikut.
• Periksa masing-masing part secara berurutan dari atas pada daftar berikut.
9F-5
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Semua pintu tidak dapat dikunci / Baterai transmiter mati Ganti battery.  [9F-21]
dibuka hanya menggunakan Switch pintu rusak Periksa switch pintu.
transmiter keyless entry. Pintu depan / belakang:  [9F-15]
Pintu bagasi:  [9F-20]
Transmiter rusak Ganti transmiter.
Switch pengingat kunci di dalam Periksa kunci kontak.  [9C-11]
kunci kontak rusak
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
Security controller rusak Periksa security controller.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.
Lampu interior tidak menyala saat Posisi switch lampu interior rusak Periksa switch lampu interior pada
pintu dibuka dengan transmiter posisi tengah.
keyless entry Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.
Lampu hazard tidak menyala saat Relay lampu sein dan hazard rusak Periksa relay hazard dan lampu
pintu dikunci/dibuka dengan sein.  [9B-5]
transmiter keyless entry Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.
Kode transmiter tidak dapat Switch pintu rusak Periksa switch pintu.
diprogram ke BCM Pintu depan / belakang:  [9F-15]
Pintu bagasi:  [9F-20]
Security controller rusak Periksa security controller.
Switch pengingat kunci di dalam Periksa kunci kontak.  [9C-11]
kunci kontak rusak
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.

Pemeriksaan Operasi Sistem Keyless Entry (Jika Dilengkapi)


CATATAN:
Sistem keyless entry tidak bekerja bila pintu terbuka sedikit atau terbuka penuh dan saat kunci dimasukkan
ke silindernya. Karena itu, sebelum pemeriksaan, periksa apakah semua pintu benar-benar tertutup dan
kunci tidak dimasukkan ke dalam silindernya.

1) Pastikan sistem power door lock bekerja dengan normal.  [9F-5]


2) Pastikan semua pintu tertutup dan tidak terkunci.
3) Periksa operasi berikut ini:
a) Tekan tombol “lock” (1) pada transmiter (2) sekali, dan periksa semua pintu terkunci dan lampu hazard
berkedip sekali.
b) Tekan tombol “unlock” (3) pada transmiter (2), dan periksa semua pintu tidak terkunci dan hazard warning
light berkelip dua kali dan lampu interior menyala beberapa detik bila switch lampu interior berada pada
posisi tengah.
9F-6
Bila menemukan malfungsi, lanjutkan ke Diagnosis Gejala Sistem Keyless Entry (Jika Dilengkapi) [9F-5] .
3
1

Diagnosis Gejala Sistem Pembuka Pintu Bagasi (Jika Dilengkapi)


Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Pintu bagasi tidak dapat dibuka Sekring sirkuit putus Ganti sekring dan periksa apakah
korslet.
Kerusakan handle pintu bagasi Periksa handle pintu bagasi.
Aktuator pintu bagasi rusak Periksa aktuator pintu bagasi. 
[9F-13]
Kelistrikan atau ground rusak Perbaiki sirkuit.
BCM rusak. Ganti setelah memastikan tidak
ada bagian di atas yang rusak.

Pemeriksaan Operasi Sistem Pembuka Pintu Bagasi (Jika Dilengkapi)


1) Buka kunci semua pintu menggunakan manual lock switch, transmiter keyless entry atau switch silinder kunci.
2) Pastikan latch pintu bagasi terlepas dari striker saat handle pintu bagasi ditarik
Periksa handle pintu bagasi jika menemukan kerusakan.

9F-7
Petunjuk Perbaikan
Komponen Door Lock Assy. Depan

5
A 2 A 3
(c)

7
7
(a)
4

(b)

A 1

(c)

1. Door lock assy. Depan 5. Silinder kunci : 10 N m (1,0 kgf-m, 7,5 lbf-ft)
: Berikan gemuk lithium 99000-25011 ke bagian yang
bergesekan dan berputar dan pegas jika ada.

2. Handle Luar Assy. 6. Handle bezel dalam : 5,5 N m (0,56 kgf-m, 4,0 lbf-ft)
: Berikan gemuk lithium 99000-25011 pada bagian yang
bergesekan.

3. Rangka handle luar 7. Pad


: Berikan gemuk lithium 99000-25011 pada bagian yang
bergesekan dan pegas.
4. Latch striker : 4,5 N m (0,46 kgf-m, 3,5 lbf-ft)

Melepas dan Memasang Door Lock Assy. Depan


Referensi: Komponen Door Lock Assy. Depan [9F-8]

Pelepasan
1) Lepaskan door trim dan cover door sealing sesuai dengan Tahap 1) hingga 4) pada Melepas dan Memasang
Kaca Pintu Depan [9E-15] .
2) Naikkan jendela secara penuh.
3) Lepaskan baut door sash (1), kemudian lepaskan door sash (2) seperti yang ditunjukkan pada gambar.

9F-8
2

4) Lepaskan penutup (1).


5) Lepaskan sekrup silinder kunci (2), kemudian lepaskan silinder kunci (3).

3 3

6) Lepas koneksi kabel tembaga motor door lock pada sambungan (jika dilengkapi).
7) Putus koneksi batang kontrol pembuka pintu (1) dari handle luar seperti ditunjukkan di gambar.
8) Lepaskan sekrup door lock (2)
9) Lepaskan handle bezel dalam (3) dari panel pintu seperti yang ditunjukkan pada gambar.
10) Lepaskan door lock assy. (4) dengan handle bezel dalam.
“2” 3

“1” “2”

1 “1”

11) Putus koneksi kabel door lock (1) dari inside handle bezel (2) dengan menariknya sesuai arah anak panah.

9F-9
2
1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Berikan gemuk ke bagian yang bergesekan dari door lock assy.
: Gemuk 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)
• Kencangkan tiap sekrup sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Sekrup door lock: 4.5 N·m (0.46 kg-m, 3.5 lb-ft)
Sekrup silinder kunci: 5.5 N·m (0.56 kg-m, 4.0 lb-ft)
• Naik turunkan door latch striker (2) sehingga bagian tengahnya sejajar dengan bagian tengah groove “A” pada
door lock assy. (1) seperti ditunjukkan.
Striker harus digerakkan secara vertikal dan ditempatkan secara rata. Jangan menyetel door lock (1).
1 2

“A”

(a)

• Gerakkan door latch striker (1) ke samping untuk menyetel permukaan panel luar pintu (2) rata dengan panel luar
pintu belakang atau permukaan panel bodi luar (3) seperti ditunjukkan.

Momen pengencangan
Sekrup striker door latch: 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)

9F-10
[A]: Pintu depan [B]: Pintu belakang

Memeriksa Door Lock Assy. Depan


• Periksa apakah pintu membuka dan menutup dengan lancar dan sebagaimana mestinya.
• Periksa apakah pintu berhenti di posisi terkunci sekunder sebagaimana mestinya (mencegah pintu tidak terbuka
dengan bebas) dan pintu tertutup sepenuhnya pada posisi terkunci penuh.
• Setel posisi striker door latch, jika diperlukan.  [9F-8]

Memeriksa Switch Power Door Lock (Jika Dilengkapi)


Periksa hubungan antar terminal di semua posisi switch. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti switch.

9F-11
1. Switch power door lock

Pemeriksaan Switch Silinder Kunci Pintu (Jika Dilengkapi)


1) Lepaskan door trim depan sesuai dengan Tahap 1) hingga 4) Melepas dan Memasang Kaca Pintu Depan [9E-
15] .
2) Periksa hubungan antar terminal di semua posisi switch. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti
door lock assy.

9F-12
Kunci Buka

4 3 2 1
10 9 8 7 6 5

“E” “UL” “L”

Terrminal Terrminal
switch kanan 8 7 6
Operasi
switch silinder Terrminal
kunci pintu 7 8 9
switch kiri

Lock

Off

Unlock

“L”
“E”

“UL”

Memeriksa Aktuator Power Door Lock (Jika Dilengkapi)


1) Lepaskan door trim dari panel pintu.
Untuk pintu depan, lihat Tahap 1) hingga 4) pada Melepas dan Memasang Kaca Pintu Depan [9E-15] .
Untuk pintu belakang, lihat Tahap 1) hingga 2) pada Melepas dan Memasang Kaca Pintu Belakang [9E-22] .
Untuk pintu bagasi, lihat Tahap 1) pada Melepas dan Memasang Pintu Bagasi Assy. [9J-9] .
2) Lepaskan sambungan aktuator power door lock
3) Sambungkan terminal positif (+) dan negatif (–) battery ke terminal aktuator door lock (1, 2, 3, 4) seperti
ditunjukkan di gambar.
Jika tidak berfungsi seperti yang ditentukan di tabel berikut, ganti door lock assy.

9F-13
Untuk pintu depan

Buka Kunci

Buka Kunci

4 3 2 1
10 9 8 7 6 5

“L” “UL”

Terrminal Terrminal
switch
1 3
kanan
Operasi aktuator Terrminal
4 2
power door lock switch kiri

Lock Unlock

Unlock Lock

“L”

“UL”

9F-14
Untuk pintu belakang

Buka Kunci

4 3 2 1
10 9 8 7 6 5

“L” “UL”
Terrminal
Terrminal switch 4 2
kanan
Operasi aktuator Terrminal 1 3
power door lock switch kiri

Lock Unlock

Unlock Lock

“L”

“UL”

Untuk pintu bagasi

Kunci

Buka

2 1

Terminal
Operasi power 1 2
door lock actuator

Kunci Buka

Memeriksa Switch Pintu (Pintu Depan / Belakang)


Lepaskan switch pintu dari panel bodi dan periksa hubungan switch. Jika rusak, ganti switch.

9F-15
Komponen Door Lock Assy. Belakang

6 1 A
2 A

(c)

(a)

4 5

(b) 3 A

(c)

1. Handle luar 4. Latch striker : 4,5 N m (0,46 kgf-m, 3,5 lbf-ft)


: Berikan gemuk lithium 99000-25011 pada bagian yang bergesekan.

2. Rangka handle luar 5. Handle bezel dalam : 10 N m (1,0 kgf-m, 7,5 lbf-ft)
: Berikan gemuk lithium 99000-25011 pada bagian yang bergesekan
dan pegas.

3. Door lock assy. belakang 6. Tutup handle luar : 5,5 N m (0,56 kgf-m, 4,0 lbf-ft)
: Berikan gemuk lithium 99000-25011 pada bagian yang bergesekan.

Melepas dan Memasang Door Lock Assy. Belakang


Referensi: Komponen Door Lock Assy. Belakang [9F-16]

Pelepasan
1) Lepaskan kaca pintu belakang.  [9E-22]
2) Lepas koneksi kabel tembaga motor door lock (jika dilengkapi).
9F-16
3) Lepaskan sekrup door lock (1)
4) Lepaskan handle bezel dalam (2) dari panel pintu seperti yang ditunjukkan pada gambar.
5) Lepas koneksi batang door lock dari tuas handle luar seperti pada gambar.
6) Lepaskan door lock assy. (3) dengan handle bezel dalam.
“2”
2

4 3 “1”

4. Handle luar

7) Putus koneksi kabel door lock (1) dari inside handle bezel (2) dengan menariknya sesuai arah anak panah.
2
1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Berikan gemuk ke bagian yang bergesekan dari door lock assy.
: Gemuk 99000–25011 (SUZUKI Super Grease A)
• Kencangkan sekrup door lock sesuai spesifikasi momen.

Momen pengencangan
Sekrup door lock: 4.5 N·m (0.46 kg-m, 3.5 lb-ft)
• Setel striker latch pintu.  [9F-8]

Memeriksa Door Lock Assy. Belakang


Referensi: Melepas dan Memasang Door Lock Assy. Belakang [9F-16]
• Periksa apakah pintu membuka dan menutup dengan lancar dan semestinya.
• Periksa apakah pintu berhenti di posisi latch sekunder yang semestinya (mencegah pintu tidak terbuka dengan
bebas) dan apakah pintu menutup sempurna pada posisi latch penuh.
• Setel posisi striker door latch, jika diperlukan.  [9F-16]

9F-17
Komponen Door Lock Assy. Belakang

(a)

(b)

“3” (c) “3” (c)


“2” (c) “1” (c)

(2) (c) (1) (c)

1. Door lock assy. belakang 5. Batang kontrol bukaan pintu


(switch pintu bagasi terpasang di assy. ini)
2. Handle pintu bagasi : 10 N m (1,0 kgf-m, 7,5 lbf-ft)
: Kencangkan mur ((1) – (2)) berdasarkan urutan
numerik
3. Latch striker : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
4. Garnish plat nomor pintu bagasi : 5,5 N m (0,56 kgf-m, 4,0 lbf-ft)
: Kencangkan mur (“1”–“3”) berdasarkan urutan
numerik

Melepas dan Memasang Door Lock Assy. Belakang


Referensi: Komponen Door Lock Assy. Belakang [9F-16]

Pelepasan
1) Lepaskan trim pintu (1) dari panel pintu belakang.

9F-18
A
A
A
A A
A
A
A A A
A

2) Lepas koneksi sambungan switch pintu motor door lock (3) (bila dilengkapi) dan batang kontrol pembuka pintu
(1).
3) Renggangkan baut door lock dan lepaskan door lock assy (2).

“1”

“2”

2
3

Pemasangan
Referensi: Memeriksa Door Lock Assy. Belakang [9F-20]
Balik prosedur pelepasan untuk memasang kunci pintu bagasi assy. dengan memperhatikan instruksi berikut ini.
• Kencangkan baut door lock belakang sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan
Baut door lock belakang (a): 10 N·m (1.0 kg-m, 7.5 lb-ft)
(a)

• Setel door latch striker sehingga bagian tengahnya sejajar dengan bagian tengah groove di dasar door latch.

Momen pengencangan
Sekrup striker pintu bagasi (a): 23 N·m (2.3 kg-m, 17.0 lb-ft)

9F-19
(a)

Memeriksa Door Lock Assy. Belakang


Referensi: Melepas dan Memasang Door Lock Assy. Belakang [9F-18]
• Periksa apakah pintu membuka dan menutup dengan lancar dan semestinya.
• Periksa apakah pintu berhenti di posisi terkunci sekunder sebagaimana mestinya (mencegah pintu tidak terbuka
dengan bebas) dan pintu tertutup sepenuhnya pada posisi terkunci penuh (jika dilengkapi).
• Setel posisi striker door latch, jika diperlukan.  [9F-18]

Pemeriksaan Switch Pintu Bagasi


1) Lepaskan trim pintu bagasi.
2) Lepas koneksi sambungan switch pintu bagasi.
3) Periksa apakah ada hubungan antara terminal “1” dan terminal “2” saat pintu bagasi (1) terbuka.
4) Periksa apakah ada hubungan antar terminal saat pintu bagasi (1) tertutup.
Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti switch.

2 1

Terminal
Rear end door 1 2
operation

Close

Open

9F-20
Penggantian Battery Transmiter
Jika transmitter tak lagi berfungsi baik, ganti battery transmitter seperti berikut.
1) Lepaskan sekrup (1) dan cover transmitter (2).
2) Lepaskan transmitter (3) dari transmitter holder (4).

PERHATIAN:

Gunakan pelindung agar gemuk atau kotoran tidak melekat pada PCB dan battery.

3) Dengan ujung obeng belah rata yang diletakkan di slot transmitter, renggangkan transmitter.
4) Ganti battery (tipe lithium disc CR 1620 atau battery sejenis) sehingga terminalnya (+) menghadap tanda “+”
pada transmitter.
5) Satukan transmitter (3) dan pasang ke dalam transmitter holder (4).
6) Pasang cover transmitter (2) dan sekrup (1).
7) Pastikan door lock bisa dioperasikan dengan transmitter.

CATATAN:
• Untuk mencegah pencurian, pastikan memutus transmitter sebelum membuangnya.
• Buang battery yang sudah terpakai sesuai aturan dan regulasi yang berlaku. Jangan buang battery
lithium bersama sampah rumah tangga lainnya.

Pemrograman Kode Transmiter untuk Sistem Keyless Entry


CATATAN:
• Empat kode transmitter bisa diregistrasikan.
• Saat sebuah kode transmitter baru diregistrasikan, kode yang lama akan dihilangkan.

Jika transmitter atau Security controller diganti dengan yang baru atau diperlukan transmitter tambahan, programlah
kode transmitter.
1) Pastikan semua pintu tertutup dan kunci di luar silinder kunci.
2) Buka pintu sisi pengemudi.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON, kemudian keluarkan kunci dari silinder kunci dalam waktu 10 detik setelahnya.
4) Dorong dan lepaskan switch pintu sisi pengemudi (1) tiga kali dengan tangan dalam waktu 20 detik setelah
melepaskan kunci dari silinder kunci.

9F-21
5) Putar kunci kontak ke posisi ON, kemudian keluarkan kunci dari silinder kunci dalam waktu 10 detik setelahnya.
Semua pintu otomatis mengunci dan membuka.
Dengan ini, mode registrasi.
6) Tekan tombol “UNLOCK” (2) pada transmiter (3) dalam 20 detik setelah Tahap 5). Semua pintu otomatis
mengunci dan membuka.
Dengan ini, registrasi kode selesai.
7) Jika sebuah transmitter tambahan perlu diprogram, ulangi prosedur Langkah 1).

1
2
3

Pelepasan dan Pemasangan Security Controller (Jika Dilengkapi)


Pelepasan
1) Lepas kabel negatif pada battery.
2) Lepas koneksi sambungan security controller.
3) Lepaskan security controller (2) dengan membuka sekrup (1) sebagaimana ditunjukkan.

1 1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Memeriksa Switch Valet (Jika Dilengkapi)


Periksa hubungan antar terminal di semua posisi switch. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi, ganti switch.

CATATAN:
• Ukur hubungan dengan sirkuit dioda sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar, karena ada dioda antara
terminal “1” dan “2”.

9F-22
• Sambungkan probe tester sirkuit positif (+) ke terminal “1” switch valet dan probe negatif (–) ke terminal
“2”.

Terminal
3 4 1 2
Posisi switch

OFF

ON

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Melepas dan Memasang Switch Hood (Jika Dilengkapi)


Pelepasan
1) Lepas kabel negatif (–) dari battery.
2) Lepaskan baut (3), dan kemudian switch hood (1).
3) Putus koneksi konektor (2) dari kunci hood (1).

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dan kencangkan baut hood switch (3) sesuai momen yang ditentukan.

Momen pengencangan
Baut switch hood (a): 8.0 N·m (0.82 kg-m, 6.0 lb-ft)

Memeriksa Switch Valet (Jika Dilengkapi)


Lepaskan switch hood dari kendaraan dan periksa hubungan switch. Jika rusak, ganti switch hood.

9F-23
ON

OFF 1

Terminal
1 Bodi
Posisi switch

OFF (kap menutup)

ON (kap membuka)

Melepas dan Memasang Sirine (Jika Dilengkapi)


Pelepasan
1) Lepas kabel negatif (–) dari battery.
2) Putus koneksi konektor (2) dari sirine (1).
3) Lepaskan mur (3), dan kemudian sirine (1).
2 1 3 (a)

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan dan kencangkan mur sirine sesuai momen yang ditentukan.

Momen pengencangan
Mur sirine (a): 7.0 N·m (0.71 kg-m, 5.5 lb-ft)

Memeriksa Sirine (Jika Dilengkapi)


Sambungkan terminal positif (+) battery ke konektor sirine (1) dan terminal negatif (–) ke ground bodi. Jika sirine
tidak bersuara, ganti sirine.

9F-24
1

Prosedur Menghapus Kode PIN Sistem Pengaman (Jika Dilengkapi)


Pemasangan
Kode PIN sistem pengaman (kode 4 digit) bisa dihapus dengan melakukan prosedur berikut.
1) Pastikan sistem pengaman tidak dihidupkan.
2) Buka pintu sisi pengemudi.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan putar kunci kontak ke posisi OFF dalam waktu 5 menit.
4) Dorong dan lepaskan switch valet 5 kali dalam waktu 5 detik. Satu decitan pendek dan satu decitan panjang dari
sirine, dan kemudian masukkan kode penghapusan pemrograman.
5) Tekan tombol lock pada kunci, setelah satu decit masukkan digit pertama (dengan angka antara 1-9) dengan
menekan switch security/valet (contoh, untuk memasukkan 2, tekan dan lepaskan switch keamanan dua kali).
6) Tekan tombol lock pada kunci, setelah dua decit, masukkan digit kedua (dengan angka antara 1-9) dengan
menekan switch keamanan.
7) Tekan tombol lock pada kunci, setelah tiga decit, masukkan digit ketiga (dengan angka antara 1-9) dengan
menekan switch keamanan.
8) Tekan tombol lock pada kunci, setelah empat decit, masukkan digit keempat (dengan angka antara 1-9) dengan
menekan switch keamanan.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Sekrup door lock 4.5 0.46 3.5
Sekrup silinder kunci 5.5 0.56 4.0
Sekrup door latch striker 10 1.0 7.5
Baut door lock belakang 10 1.0 7.5
Sekrup striker pintu bagasi 23 2.3 17.0
Baut switch hood 8.0 0.82 6.0
Mur sirine 7.0 0.71 5.5

CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Door Lock Assy. Depan [9F-8]

9F-25
Komponen Door Lock Assy. Belakang [9F-16]
Komponen Door Lock Assy. Belakang [9F-18]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

Special Tool dan Perlengkapan


Material Servis Yang Dianjurkan
Material Produk atau Spesifikasi yang direkomendasikan SUZUKI Catatan
Gemuk SUZUKI Super Grease A P/No.: 99000–25011

CATATAN:
Material servis yang diperlukan juga diuraikan sebagai berikut.
Komponen Door Lock Assy. Depan [9F-8]
Komponen Door Lock Assy. Belakang [9F-16]

9F-26
Bodi, Kabin dan Aksesori
Bab 9G

Tempat duduk
Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 9G-2
Tindakan Pencegahan pada Jok........................................................................................................................... 9G-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 9G-3
Komponen Jok Depan........................................................................................................................................... 9G-3
Pemasangan dan Pelepasan Jok Depan.............................................................................................................. 9G-4
Komponen Jok Belakang ...................................................................................................................................... 9G-5
Pemasangan dan Pelepasan Jok Belakang ......................................................................................................... 9G-6
Spesifikasi............................................................................................................................................................... 9G-6
Spesifikasi Momen Pengencangan ....................................................................................................................... 9G-6

9G-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan pada Jok
PERINGATAN:

Bacalah Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] sebelum memperbaiki dan mengamati
setiap tindakan pencegahan selama perbaikan. Mengabaikan tindakan pencegahan tersebut bisa
menyebabkan cedera fisik atau tidak aktifnya pretensioner sabuk keselamatan saat dibutuhkan.

Peringatan Air Bag


Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

9G-2
Petunjuk Perbaikan
Komponen Jok Depan
1

17
5

3
15

10

13 (b)

12

11

7
17

(a)

16

8
14

(a)

1. Sandaran kepala 8. Rangka assy cushion jok depan 15. Gesper sabuk keselamatan
depan
2. Guide sandaran kepala 9. Cover luar penyetelan sandaran 16. Tray (Sisi penumpang) (jika
dilengkapi)
3. Cover belakang jok 10. Knob penyetelan sandaran 17. Trim ring
4. Pad belakang jok depan 11. Cover dalam penyetelan : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
sandaran
5. Rangka belakang jok depan 12. Tuas pengangkat jok (jika : 43 N m (4,3 kgf-m, 32,0 lbf-ft)
dilengkapi)
6. Trim cushion jok depan 13. Tutup tuas pengangkat jok (jika : Jangan digunakan kembali.
dilengkapi)
9G-3
7. Cushion pad jok depan 14. Cover dalam pengangkat (jika
dilengkapi)

Pemasangan dan Pelepasan Jok Depan


Referensi: Komponen Jok Depan [9G-3]

Pelepasan
1) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
2) Lepas koneksi sambungan harness jok dan sambungan air bag samping, bila dilengkapi.
3) Lepas 4 baut dudukan untuk melepaskan jok assy.
4) Bongkar dan perbaiki jok bila perlu.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang jok depan dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan baut dudukan dengan torsi yang ditentukan dalam Komponen Jok Depan [9G-3] .
• Aktifkan sistem air bag setelah pemasangan selesai.  [8B-69]

9G-4
Komponen Jok Belakang
15 (c)

1
“3” “2” “1”

2
14

5
4
3

16

13

12

9
11

(a) (b)

10

16
(a)

(a)

1. Sandaran kepala 8. Rangka cushion assy jok 15. Baut dudukan striker jok belakang
belakang : Urutan pengencangan (Sebelah
kanan): “1”→“2”→“3”
: Urutan pengencangan (Sebelah
kiri): “2 →“1”→“3”
2. Guide sandaran kepala 9. Braket bawah engsel 16. Trim ring
3. Trim sandaran jok depan 10. Gesper sabuk keselamatan : 45 N m (4,6 kgf-m, 33,5 lbf-ft)
belakang
4. Pad sandaran jok belakang 11. Pengunci sandaran jok : 39 N m (4,0 kgf-m, 29,0 lbf-ft)
belakang

9G-5
5. Rangka sandaran jok 12. Kawat pengunci sandaran : 23 N m (2,3 kgf-m, 17,0 lbf-ft)
belakang jok belakang
6. Trim cushion jok belakang 13. Strap pengunci sandaran : Jangan digunakan kembali.
belakang
7. Pad cushion jok belakang 14. Striker sandaran jok

Pemasangan dan Pelepasan Jok Belakang


Referensi: Komponen Jok Belakang [9G-5]

Pelepasan
1) Lepas baut cushion jok dari cushion jok belakang.
2) Untuk model terpisah, lepaskan jok belakang seperti berikut
a) Angkat cushion jok belakang.
b) Lepas baut bracket bawah engsel.
c) Lepas cushion jok belakang dengan sandaran jok belakang.
3) Untuk model bangku, lepaskan jok belakang seperti berikut
a) Lepaskan cushion jok belakang.
b) Lepas baut bracket bawah engsel dan lepas sandaran jok belakang.
4) Bongkar dan perbaiki jok bila perlu.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang jok belakang dengan memperhatikan hal berikut.
• Kencangkan baut dudukan dengan torsi yang ditentukan dalam Komponen Jok Belakang [9G-5] .

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
CATATAN:
Momen pengencangan yang ditentukan dijelaskan sebagai berikut.
Komponen Jok Depan [9G-3]
Komponen Jok Belakang [9G-5]

Acuan:
Untuk momen pengencangan yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-6] .

9G-6
Bodi, Kabin dan Aksesori
Bab 9H

Trim Exterior / Trim Interior


Tindakan Pencegahan ........................................................................................................................................... 9H-2
Tindakan Pencegahan pada Trim Exterior / Trim Interior...................................................................................... 9H-2
Petunjuk Perbaikan ................................................................................................................................................ 9H-2
Komponen Bumper Depan.................................................................................................................................... 9H-2
Komponen Bumper Belakang ............................................................................................................................... 9H-4
Komponen Tutup Atas Garnish ............................................................................................................................. 9H-5
Melepas dan Memasang Garnish Top Cowl ......................................................................................................... 9H-5
Komponen Molding Atap ....................................................................................................................................... 9H-7
Pelepasan dan Pemasangan Selotip Luar Pintu .................................................................................................. 9H-7
Melepas dan Memasang Trim............................................................................................................................. 9H-10
Melepas dan Memasang Karpet Lantai .............................................................................................................. 9H-13
Melepas dan Memasang Head Lining................................................................................................................. 9H-13
Komponen Console Box ..................................................................................................................................... 9H-15
Melepas dan Memasang Soket Aksesori ............................................................................................................ 9H-15
Pelepasan dan Pemasangan Rib Pad (Jika Dilengkapi) .................................................................................... 9H-16
Spesifikasi............................................................................................................................................................. 9H-16
Spesifikasi Momen Pengencangan ..................................................................................................................... 9H-16

9H-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan pada Trim Exterior / Trim Interior
PERINGATAN:

Bacalah Tindakan Pencegahan untuk Servis Sistem Air Bag [8B-3] sebelum memperbaiki dan mengamati
setiap tindakan pencegahan selama perbaikan. Mengabaikan tindakan pencegahan tersebut bisa
menyebabkan cedera fisik atau tidak aktifnya pretensioner sabuk keselamatan saat dibutuhkan.

Petunjuk Perbaikan
Komponen Bumper Depan

[B] 2
7
A

[A] 7

B
6

5
1

A B

[A]: Model bensin 1. Bumper depan 5. Cover samping ujung depan


[B]: Model diesel 2. Penahan bumper depan 6. Cover bawah depan
A: Tampak A 3. Komponen atas bumper depan 7. Cover depan mesin

9H-2
B: Tampilan B 4. Nol

1
9 [C]

6
2

[D]

[A]: Dengan lampu kabut 3. Grill bawah radiator 7. Cover lubang lampu kabut
depan
[B]: Tanpa lampu kabut 4. Grill atas radiator 8. Cap bumper depan.
1. Bumper depan 5. Nol 9. Emblem Merek
2. Skirt air dam depan 6. Bezel lampu kabut depan

9H-3
Komponen Bumper Belakang

[A]
5

2
5

[A]

[A]: Tampak A 2. Penahan bumper belakang 4. Lining spatbor belakang


1. Bumper belakang 3. Nol 5. Bumper holder stay

9H-4
Komponen Tutup Atas Garnish

2 4

5
1
2

1. Garnish cowl top 3. Cover atas spatbor depan 5. Cowl top panel
2. Tutup atas samping garnish 4. Seal belakang hood mesin

Melepas dan Memasang Garnish Top Cowl


Pelepasan
1) Lepaskan lengan wiper.  [9D-8]
2) Lepaskan garnish atas tutup dengan garnish sisi atas tutup.

PERHATIAN:

• Hati-hati jangan sampai merobek seal garnish atas tutup.


• Saat melepas garnish sisi atas tutup, lepaskan bersama garnish atas tutup dari bodi kendaraan dan
pisahkan dari garnish atas tutup.

3) Lepas sambungan dengan panel spatbor depan (1) dan lepas cover atas fender depan (2) saat menggesernya
ke arah anak panah.

9H-5
2
1

Pemasangan
1) Pasang cover atas spatbor depan (2) saat menggesernya ke arah anak panah hingga bersambung dengan panel
spatbor depan (1).

PERHATIAN:

• Periksa pengancing cover atas spatbor depan dan ganti dengan yang baru jika diperlukan.
• Hati-hati agar bibir molding kaca depan tidak terkena.

2
1

9H-6
Komponen Molding Atap

2 "a"
2

"c" 1
"a"

"b" 2

1. Molding atap “b”: 13,6 mm (0.535 in.)


: Saat menggunakan molding kembali, pegang dengan hati-hati agar tidak berubah bentuk.
: Saat ujung depan digunakan sebagai referensi posisi, pemasangan molding dimulai dari
depan.

2. Klip molding atap “c”: 13,8 mm (0.543 in.)


: Pasang klip molding atap pada posisi yang ditentukan pada body menggunakan lem epoxy.
“a”: 30 mm (1.2 in.)

Pelepasan dan Pemasangan Selotip Luar Pintu


Pelepasan
• Untuk selotip luar pintu depan, lepas seperti berikut.
a. Lepaskan trim pintu depan, weather-strip luar dan dalam pintu sesuai dengan Tahap 1) hingga 6) Melepas
dan Memasang Kaca Pintu Depan [9E-15] .
b. Lepas jalur kaca pintu (1).
c. Panaskan selotip luar pintu depan (2).
d. Tarik ke belakang ujung selotip pintu depan dan tarik sejajar bodi mobil untuk melepasnya.
1

• Untuk selotip luar pintu belakang, lepas seperti berikut.


a. Lepaskan kaca pintu belakang.  [9E-22]

9H-7
b. Lepas jalur kaca pintu belakang (1).
c. Panaskan selotip luar pintu belakang (2).
d. Tarik ke belakang ujung selotip pintu belakang dan tarik sejajar bodi mobil untuk melepasnya.
1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.
• Bersihkan permukaan sambungan panel luar pintu (1).

9H-8
• Pasang selotip luar pintu depan seperti tampak dalam gambar.

A-A B-B [A] b a

1
2
1 “a”
3

A [A]

B
[B] B

[B]

“c”

“b”

[A]: Tampilan [A] “c”: 3 mm (0.12 in.) 4. Lembar aplikasi


Aplikasi sheet edge (a) pada ujung pintu depan (b).
[B]: Tampilan [B] 1. Panel luar pintu depan 5. Lubang posisi bawah
“a”: 5 mm (0.20 in.) 2. Selotip luar pintu depan
“b”: 2,2 mm (0.087 in.) 3. Bagian bengkok

9H-9
• Pasang selotip luar pintu belakang seperti tampak dalam gambar.
A-A B-B [A] 1
a b
2

1
2

“a” 3

4
2
[A] A

A
B
B

[B]

[B]

“c”

“b”

[A]: Tampilan [A] “c 3 mm (0.12 in.) 4. Lembar aplikasi


Aplikasi sheet edge (a) pada ujung pintu depan (b).
[B]: Tampilan [B] 1. Panel luar pintu belakang 5. Lubang posisi bawah
“a”: 6 mm (0.24 in.) 2. Selotip luar pintu belakang
“b”: 2,2 mm (0.087 in.) 3. Bagian bengkok

Melepas dan Memasang Trim


Pelepasan
• Cover bawah pilar depan.
a. Lepaskan cover bawah pilar depan (1) dengan cara menariknya searah tanda panah.
• Trim atas pilar depan.
a. Lepaskan cover bawah pilar depan (1).
b. Lepaskan baut (2) (jika dilengkapi).

9H-10
c. Lepaskan trim atas pilar depan (3) dengan cara menariknya searah tanda panah.

2 A

A
1
A

• Trim bawah dalam pilar tengah.


a. Lepaskan trim bawah dalam pilar tengah (1) seperti pada gambar.
• Trim atas pilar tengah.
a. Lepaskan trim bawah dalam pilar tengah (1).
b. Lepaskan cover (2), kemudian baut sash guide sabuk keselamatan depan (3).
c. Lepaskan trim atas pilar tengah (4) dengan menariknya searah tanda panah.

4 2

“2”
3

“1” “1”

• Trim sisi dasbor.


a. Lepaskan trim samping dash (1) dengan menariknya searah tanda panah.
• Side sill scuff (depan dan belakang).
a. Lepaskan trim bawah dalam pilar tengah.
b. Lepaskan trim sisi dash (1).
c. Lepaskan side sill scuff (2) (depan dan belakang) dengan menariknya searah tanda panah.

B
1
B
2

B
2

• Trim tail end.

9H-11
a. Lepaskan clip (1).
b. Lepaskan trim ujung belakang (2) dengan menariknya searah tanda panah.

• Trim bawah quarter belakang.


a. Lepaskan jok belakang.  [9G-6]
b. Lepaskan side sill scuff (belakang).
c. Lepaskan trim ujung belakang.
d. Lepaskan clip (1).
e. Lepaskan trim bawah quarter belakang (2) dengan menariknya searah tanda panah.
• Trim atas quarter belakang.
a. Lepaskan trim bawah quarter belakang (2).
b. Lepaskan baut anchor sabuk keselamatan belakang (3).
c. Lepaskan trim atas quarter belakang (4) dengan menariknya searah tanda panah.

A
1 B

B
B

B
A

B
B
3

Pemasangan

PERHATIAN:

Modul air bag (inflator) dan harness air bag jangan sampai terkena claw, clip, rusuk atau yang lainnya dari
trim

Balik prosedur pelepasan untuk pemasangan dengan memperhatikan hal berikut.


• Lihat Komponen Jok Belakang [9G-5] untuk momen pengencangan baut dudukan jok belakang.
• Lihat Komponen Sabuk Keselamatan Depan [8A-4] untuk momen pengencangan baut dudukan jok depan.

9H-12
• Lihat Komponen Sabuk Keselamatan Belakang [8A-8] untuk momen pengencangan baut anchor sabuk
keselamatan belakang.

Melepas dan Memasang Karpet Lantai


Pelepasan
1) Lepaskan jok depan dan belakang.
• Jok depan:  [9G-4]
• Jok belakang:  [9G-6]
2) Lepaskan side sill scuff (depan dan belakang), trim samping dasbor, trim bawah dalam pilar tengah, trim ujung
belakang, trim bawah quarter belakang.  [9H-10]
3) Lepaskan console box.  [9H-15]
4) Lihat Tahap 11) pada Melepas dan Memasang Panel Instrumen [9C-14] untuk melepas cover bawah shift panel
instrumen.
5) Lepaskan karpet lantai.

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan untuk memasang karpet lantai depan dengan memperhatikan hal berikut.
• Lihat Komponen Jok Belakang [9G-5] untuk momen pengencangan baut dudukan jok belakang.
• Lihat Komponen Jok Depan [9G-3] untuk momen pengencangan baut dudukan jok depan.

Melepas dan Memasang Head Lining


PERINGATAN:

Lihat Peringatan Air Bag [00-14] sebelum memulai servis.

Pelepasan
1) Lepaskan sun visor (1).

2) Lepaskan lampu dome (1).

9H-13
1

3) Lepaskan trim atas pilar depan, cover bawah pilar depan, trim bawah dalam pilar tengah, trim ujung belakang,
trim bawah quarter belakang dan trim atas quarter belakang.  [9H-10]
4) Lepaskan assist grip (1) dan tempat kaca mata (jika dilengkapi).
5) Lepaskan sekrup (2).
6) Lepaskan klip head lining (3) dan lepaskan head lining (4).

1
2
3 1

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan sesuai petunjuk berikut.
• Pasang klip sun visor (1) dahulu lalu setel head lining pada posisi dan pasang empat klip (2) dan sekrup (3).
• Kencangkan sekrup sun visor sesuai dengan spesifikasi momen pengencangan.

Momen pengencangan
Sekrup sun visor (a): 3.5 N·m (0.36 kg-m, 2.5 lb-ft)

9H-14
1
(a)

3
2

Komponen Console Box


2

A
A

1. Console box 2. Garnish tuas rem parkir

Melepas dan Memasang Soket Aksesori


Pelepasan
1) Dorong pengancing (A) keluar dan tarik keluar bagian dalam soket aksesori (1).
2) Dorong pengancing (B) ke dalam dan tarik keluar bagian luar (cover) (2) soket aksesori.

9H-15
1
A

2 B

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Pelepasan dan Pemasangan Rib Pad (Jika Dilengkapi)


Pelepasan
1) Lepaskan lapisan atas.  [9H-13]
2) Lepaskan rib pad (1) (depan dan belakang).

Pemasangan
Balik prosedur pelepasan.

Spesifikasi
Spesifikasi Momen Pengencangan
Momen pengencangan
Bagian pengencang Catatan
N·m kgf-m lbf-ft
Sekrup sun visor 3.5 0.36 2.5
Acuan:
Untuk momen pengencangan pengencang yang tidak ditentukan di bab ini, lihat Informasi tentang Pengencang [0A-
6] .

9H-16
Sistem Kontrol
Bab 10

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan ............................................................................................................................................ 10-2
Tindakan Pencegahan untuk Sistem Kontrol ......................................................................................................... 10-2

10-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan untuk Sistem Kontrol
Peringatan Air Bag
Lihat Peringatan Air Bag [00-14] .

Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN


Lihat Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN [00-11] .

Tindakan Penegahan untuk Pemasangan Wiring Harness


Pastikan membaca Catatan Pemasangan Kembali untuk Wiring Harness [9A-120] saat memasang wiring harness.
Jika tidak memperhatikan bab tersebut, berisiko menimbulkan masalah elektrik.

10-2
Sistem Kontrol
Bab 10B

Sistem Kontrol Listrik Bodi


Tindakan Pencegahan ......................................................................................................................................... 10B-2
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Masalah ...............................................................................................10B-2
Uraian Umum ........................................................................................................................................................ 10B-2
Uraian Umum BCM ..............................................................................................................................................10B-2
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................. 10B-4
Diagram Input / Output BCM................................................................................................................................10B-4
Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Listrik Bodi........................................................................................10B-4
Diagram Layout Konektor BCM dan Junction Block ............................................................................................10B-7
Lokasi Komponen ................................................................................................................................................ 10B-7
Lokasi BCM dan Komponen Terkait Sistem.........................................................................................................10B-7
Lokasi Komponen Relay Kontrol..........................................................................................................................10B-9
Informasi dan Prosedur Diagnosis................................................................................................................... 10B-10
Fungsi Diagnosa Otomatis BCM........................................................................................................................10B-10
Memeriksa Sistem Kontrol Listrik Bodi...............................................................................................................10B-10
Data Scan Tool ...................................................................................................................................................10B-12
Tabel DTC ..........................................................................................................................................................10B-15
Pemeriksaan DTC ..............................................................................................................................................10B-16
Menghapus DTC ................................................................................................................................................10B-17
Memeriksa Sirkuit Power BCM dan Sirkuit Ground ...........................................................................................10B-18
DTC B1133 (No. 1133) .......................................................................................................................................10B-19
DTC B1150 (No. 1150): ......................................................................................................................................10B-19
DTC B1157 (No. 1157) .......................................................................................................................................10B-20
DTC B1170 (No. 1170): ......................................................................................................................................10B-21
DTC U0073 (No. 0073): .....................................................................................................................................10B-21
DTC U0100 (No. 0100): .....................................................................................................................................10B-21
Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya .....................................................................................................................10B-21
Petunjuk Perbaikan ............................................................................................................................................ 10B-32
Melepas dan Memasang BCM (Terpasang di Junction Block) ..........................................................................10B-32
Memeriksa Relay Kontrol ...................................................................................................................................10B-33
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................ 10B-34
Special Tool ........................................................................................................................................................10B-34

10B-1
Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Masalah
• Informasi diagnosa yang tersimpan di memori BCM dapat dihapus dan diperiksa menggunakan SUZUKI scan
tool. Sebelum menggunakan scan tool, baca Buku Petunjuk dengan cermat untuk memahami fungsi-fungsi yang
tersedia dan cara penggunaannya.
• Pastikan membaca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik [00-11] sebelum melakukan pemeriksaan
dan patuhi yang tertulis di sana.
• Komunikasi ECM, modul kontrol ABS, combination meter dan BCM dilakukan oleh CAN (Controller Area
Network). Untuk rincian komunikasi CAN BCM, lihat  [10H-18] atau  [10H-3] . Oleh karena itu, tangani
saluran komunikasi CAN dengan cermat dan merujuk ke Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN
[00-11] .

Uraian Umum
Uraian Umum BCM
Modul Kontrol Listrik Bodi (BCM) disatukan di dalam junction block. Jangan coba-coba melepaskan BCM dari
junction block karena bisa menyebabkan kegagalan kontak.
BCM menyatukan relay dan kontroller, yang digunakan untuk sistem berikut ini serta mengontrolnya.
• Kontrol lampu interior
• Kontrol door lock (jika dilengkapi)
• Kontrol defogger jendela pintu bagasi
• Kontrol buzzer peringatan
• Kontrol pengingat sabuk keselamatan

Kontrol Lampu Interior

Kontrol Lampu ON
Saat switch lampu interior di posisi door, BCM menilai sinyal yang dikirim ke switch ini dan mengontrol ON/OFF
lampu interior dan lampu kompartemen bagasi.
Saat terjadi kondisi berikut ini, BCM menghidupkan lampu-lampu tersebut.
• Sinyal ON dikirim dari salah satu switch pintu (pintu terbuka) ke BCM
• Aktuator door lock dibuka dengan sinyal unlock dari transmitter keyless entry
• Semua switch pintu dimatikan (semua pintu tertutup) dan sinyal OFF dikirimkan dari switch pengingat kunci
(kunci dilepas dari cylinder kunci) ke BCM

Kontrol lampu OFF


Saat terjadi kondisi berikut ini, BCM mamatikan lampu-lampu ini.
• 15 detik telah berlalu setelah semua switch pintu diputar ke OFF (semua pintu tertutup)
• Aktuator door lock dikunci dengan sinyal mengunci dari transmitter keyless entry.
• Semua switch pintu dimatikan (semua pintu tertutup) dan sinyal ON dikirimkan dari switch pengingat kunci (kunci
dimasukkan ke cylinder kunci)
• Fungsi proteksi battery berfungsi.

10B-2
Fungsi proteksi battery
BCM memiliki fungsi mematikan lampu interior, lampu kompartemen bagasi dan lampu peringatan pintu terbuka di
dalam combination meter saat pintu dibiarkan terbuka selama lebih dari 15 menit untuk mengurangi penggunaan
battery tak berguna.

Kontrol Door Lock

Kontrol power door lock


Saat sinyal mengunci/membuka dikirimkan dari switch cylinder kunci atau swtich door lock manual ke BCM, sinyal ini
mengontrol relay actuator door lock di dalamnya untuk mengaktifkan masing-masing actuator door lock sehingga
semua pintu terkunci/terbuka.
Untuk informasi rinci, lihat Uraian Sistem Door Lock [9F-4] .

Kontrol pembatalan door lock


Saat sinyal penggunaan air bag dari SDM dikirimkan ke BCM, sinyal tersebut mengontrol relay actuator door lock di
dalamnya untuk membuka semua actuator door lock.

Kontrol Defogger Jendela Pintu Bagasi


Saat sebuah sinyal switch defogger jendela pintu bagasi dikirimkan dari unit kontrol HVAC ke BCM, sinyal tersebut
mengontrol relay defogger jendela pintu bagasi untuk menghidupkan dan mematikan defogger dan indikator jendela
pintu bagasi.
Untuk informasi rinci, lihat Pemeriksaan Switch Defogger Jendela Pintu Bagasi [9E-26] .

Kontrol Buzzer Peringatan


Saat “Fungsi pengingat kunci”, “Fungsi pengingatan lampu ON” dan “Fungsi pengingat sabut keselamatan” sedang
digunakan, BCM mentransmisikan sinyal permintaan buzzer ke combination meter melalui komunikasi CAN.
Untuk informasi rinci, lihat Uraian Combination Meter [9C-2] .

Kontrol Pengingat Sabuk Keselamatan


BCM melakukan penilaian kondisi switch sabuk keselamatan pengemudi, kecepatan kendaraan dan kunci kontak.
Jika terjadi kondisi spesifik, BCM mengontrol pengingat sabuk keselamatan.
Untuk informasi rinci, lihat Konstruksi Sabuk Keselamatan [8A-3] .

10B-3
Skema dan Diagram
Diagram Input / Output BCM
INPUT BCM OUTPUT

Battery Sirkuit power source Memory

Kunci kontak

Switch pintu Control driver lampu interior Lampu interior

Switch cylinder kunci pintu

Relay door lock control Aktuator door lock (jk dilengkapi)


Switch door lock manual
(jk dilengkapi)

Hazard warning control


SDM Relay lampu sein dan hazard
driver

Switch defogger kaca bagasi Kontrol defogger kaca bagasi Relay defogger kaca bagasi

CPU

BCM self-diagnosis DLC

Switch tekanan oli

Switch A/C

Switch rem tangan

Switch minyak lampu rem

Generator

Switch penginggat kunci

Combination meter
Switch sabuk pengemudi Kontrol pengingat sabuk

Switch lampu Kontrol buzzer

ECM CAN driver ECM

: Komunikasi Serial
: Komunikasi CAN

Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Listrik Bodi


Referensi: Uraian Umum BCM [10B-2]

10B-4
2
1

26
IG2
25 YEL E323-9

RED/BLK
WHT/BLK 28
3 E04-1 RED
WR INT ON EW E04-2 29
WHT
WASH
OFF
INT
ON
WASH, ON 31
G04-4 RED RED
+BB G04-2 WHT WHT
5 32
BLU/YEL G04-16
G04-3 RED/BLK
IG1 G04-1 WHT/BLK
7 IG1 +BB
BLU E04-11 5V 33

E04-9 PPL/WHT 34
YEL L313-2 L313-3 PPL/WHT 35
8
G04-5 PPL/WHT
36
10 +B
PPL G04-15
37 L01-10 GRN
41 40 40 39 38
+B
12 IG1
L315-9 GRN
37
WHT/BLU E04-4 L315-10 RED/BLU
13

42
G272-11 WHT
+B
43 44 45
+B OFF
DOOR
+B K131-5 WHT
GRY/RED L01-7
15 ON
BLK/RED L01-15 +B +B 46
16 16 16
BLK/YEL L01-3
17 IG1 L314-8 BLK/RED
18 G271-7 BLK/RED
IG1 49
BRN/YEL L01-14 50
19
GRN/BLK E04-5 IG1
20
RED/BLK L01-6
+B
+B +BB
21 LT GRN/BLK L01-16
G272-7 RED/YEL
BRN L01-17 +B 54 +BB
+B
22 GRY/BLU L01-12 +B E324-2 WHT
GRY L01-5
IG1 G273-5 BLU 55
IG1
23 G273-2 GRN
GRN/WHT G04-18 IG1 G272-9 BLK
24 G271-3 BLK/ORN
BRN G04-17 L314-4 BLK/ORN 56

: 57 : 58

1. BCM (termasuk di dalam junction 21. Switch cyinder kunci pintu 41. Aktuator door lock belakang (jika
block) (termasuk di dalam aktuator door dilengkapi)
lock) (jika dilengkapi)
2. Motor washer belakang 22. Switch door lock manual (jika 42. Switch peringatan hazard
dilengkapi)
3. Switch wiper dan washer 23. Switch A/C 43. Relay sinyal belok dan hazard
belakang

10B-5
4. Nol 24. Switch defogger jendela pintu 44. Ke lampu sinyal belok
bagasi
5. Switch pengingat kunci 25. Motor wiper belakang 45. Lampu interior
6. Nol 26. Relay wiper belakang 46. Relay defogger jendela pintu
bagasi
7. Switch tekanan oli (model 27. Nol 47. Nol
bensin)
8. SDM 28. ECM 48. Nol
9. Nol 29. Modul kontrol ABS 49. Defogger jendela pintu bagasi
10. Modul kontrol P/S 30. Nol 50. Lampu indikator defogger jendela
pintu bagasi
11. Nol 31. Junction Connector 51. Nol
12. Nol 32. Combination meter 52. Nol
13. Generator 33. DLC 53. Nol
14. Nol 34. Ke modul kontrol P/S 54. Switch lampu
15. Switch pintu sisi pengemudi 35. Ke SDM 55. Kunci Kontak
16. Selain switch pintu sisi 36. Ke modul kontrol immobilizer 56. Battery
pengemudi (model diesel)
17. Switch pintu bagasi 37. Relay aktuator door lock (jika 57. Ground bodi
dilengkapi)
18. Switch sabuk keselamatan sisi 38. Aktuator door lock sisi pengemudi 58. Ground mesin
pengemudi (jika dilengkapi)
19. Switch ketinggian minyak rem 39. Aktuator door lock sisi penumpang
(jika dilengkapi)
20. Switch rem tangan 40. Aktuator door lock belakang (jika
dilengkapi)

10B-6
Diagram Layout Konektor BCM dan Junction Block
Konektor BCM dan Junction Block (Tampak: A)

[A]
E04

7 6 5 4 3 2 1
14 13 12 11 10 9 8
L01

9 8 7 6 5 4 3 2 1
18 17 16 15 14 13 12 11 10

G272 G271

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1

1 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 12 11 10 9 8 7

G04

G273
11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 2 1
6 5 4 3

A
[B] K131

2 1
6 5 4 3

E325

E323 7 6 5 4 3 2 1
16 15 14 13 12 11 10 9 8
4 3 2 1
3
10 9 8 7 6 5
4
L315

L314 7 6 5 4 3 2 1
16 15 14 13 12 11 10 9 8
9 8 7 6 5 4 3 2 1
18 17 16 15 14 13 12 11 10 5

L313

E324
4 3 2 1
2
2 1

[A]: Junction block (tampak dari sisi BCM) 2. Junction block 5. Relay sinyal belok dan hazard
[B]: Junction block (tampak dari sisi relay) 3. Relay motor blower
1. BCM 4. Relay defogger jendela pintu
bagasi

Lokasi Komponen
Lokasi BCM dan Komponen Terkait Sistem
Referensi: Uraian Umum BCM [10B-2]

10B-7
2 3
9
8

4
1

7
11 10

19

22

25

14 13 15 21 26

12

18

29 30
27

31

28

1. Generator 12. Switch lampu 23. Nol


2. Lampu interior 13. Switc wiper belakang 24. Nol
3. Switch ketinggian minyak rem 14. Switch peringatan hazard 25. Relay defogger jendela pintu
bagasi
4. Aktuator door lock bagasi 15. Switch pengingat kunci (termasuk di 26. Relay sinyal belok dan
(menyatu dengan switch pintu) dalam kunci kontak) hazard
(jika dilengkapi)

10B-8
5. Switch tekanan oli (model 16. Nol 27. Switch buckle sabuk
bensin) keselamatan
6. Nol 17. Nol 28. Switch rem tangan
7. ECM (model bensin) 18. Switch door lock manual (jika 29. Switcth A/C (jika dilengkapi)
dilengkapi)
8. ECM (model diesel) 19. Receiver keyless entry (jika 30. Switch defogger jendela pintu
dilengkapi) bagasi
9. Modul kontrol ABS/ESP ® 20. Nol 31. SDM (jika dilengkapi)
10. AKtuator door lock (menyatu di 21. Junction block
dalam switch cylinder kunci)
11. Switch pintu 22. BCM

Lokasi Komponen Relay Kontrol

[A] 3 2 [B]
1 2
1
3
4

5 9

8 4

9
7

[B]

5
13 12

8
7

14

16 17

19

15

[A]: Model bensin 6. Nol 13. Nol


[B]: Model diesel 7. Relay lampu kabut depan 14. Nol
1. Relay kipas pendingin 8. Relay fuel pump 15. Junction block
radiator No.1
2. Relay kipas pendingin 9. Relay kompresor 16. Relay motor blower
radiator No.2
10B-9
3. Relay kipas pendingin 10. Nol 17. Nol
radiator No.3
4. Relay kontrol motor starter 11. Nol 18. Nol
5. Relay utama 12. Nol 19. Relay defogger belakang

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Fungsi Diagnosa Otomatis BCM
• BCM memonitor kondisi komponen sistem dan sirkuitnya saat kunci kontak diputar ke posisi ON. Saat terjadi
ketidakberesan di dalam sistem, area terjadinya ketidakberesan disimpan di dalam memori EEPROM di dalam
BCM.
• DTC bisa diperiksa dengan cara berikut.
– DTC bisa diperiksa dengan SUZUKI scan tool (2) yang dihubungkan dengan DLC (1).
– DTC bisa dibaca dari tampilan combination meter (3).

1
2 3

Memeriksa Sistem Kontrol Listrik Bodi


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Analisis keluhan pelanggan  Ke Langkah 2. Lakukan analisis keluhan


1) Lakukan analisis keluhan pelanggan. pelanggan.
Analisis keluhan pelanggan sudah
dilakukan?
YA TIDAK

2 Konfirmasi gejala masalah  Ke Langkah 3. Ke Langkah 7.


1) Lakukan konfirmasi gejala masalah.
Gangguan terjadi lagi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC  Ke Langkah 4. Ke Langkah 5.


1) Periksa DTC.
Apakah kode malfungsi?
YA TIDAK

4 Perbaikan DTC  Ke Langkah 7. Periksa dan perbaiki


1) Periksa dan perbaiki sesuai alur diagram suku cadang yang rusak.
DTC.
Pemeriksaan dan perbaikan selesai?
YA TIDAK

5 Diagnosa gejala sistem kontrol listrik bodi Perbaiki atau ganti suku Ke Langkah 6.
 cadang yang rusak.
1) Lakukan pemeriksaan dan perbaikan
dengan merujuk “Diagnosa Gejala” sistem
yang terjadi gangguan.
Ada kondisi yang rusak?

10B-10
YA TIDAK

6 Periksa masalah yang terjadi Perbaiki atau ganti suku Ke Langkah 7.


sesaat/berulang  cadang yang rusak.
1) Periksa apakah ada masalah
sesaat/berulang.
Ada kondisi yang rusak?
YA TIDAK

7 Uji konfirmasi akhir  Ke Langkah 4. Selesai.


1) Hapus DTC.  [10B-17]
2) Periksa DTC.  [10B-16]
Ada malfungsi DTC?

Analisis Keluhan Pelanggan


Catat rincian masalah (kegagalan, keluhan) dan bagaimana terjadinya sesuai keterangan pelanggan.
Untuk keperluan ini, formulir angket seperti yang ditunjukkan di dalam gambar akan memudahkan pengumpulan
informasi yang diperlukan sehingga analisis dan diagnosis dapat dilakukan dengan tepat.
Angket pelanggan (Contoh)

Nama Customer: Model: VIN:

Tgl. Terbit: Tgl. Reg.: Tgl. Masalah: Km.:

Sistem power door lock tidak beroperasi


Sistem keyless entry tidak beroperasi
Defogger kaca bagasi tidak beroperasi
Wiper belakang tidak beroperasi
Gejala masalah Pembuka pintu bagasi tidak beroperasi
Buzzer tidak berbunyi
Lampu interior tidak menyala
Lampu anti pencuri tidak mengedip
Lain2

Frekuensi kejadian Terus menerus / Intermiten ( X sehari, sebulan)


/ Lain2
Cuaca:
Kondisi lingkungan Cerah / Berawan / Hujan / Lain2
Temperatur: ( F)

DTC Kode normal / Kode kerusakan ( )

Konfirmasi Gejala Masalah


Periksa apakah yang diklaim pelanggan di dalam “Angket Pelanggan” benar-benar terjadi di dalam kendaraan. Jika
gejala tersebut ditemukan, periksa apakah gejala itu dikenali sebagai kegagalan. (Jika memungkinkan, langkah ini
sebaiknya dilakukan bersama pelanggan.)

Pemeriksaan DTC
Periksa DTC yang tersimpan di dalam memori BCM  [10B-16] , catat dan kemudian hapus.  [10B-17] DTC
mengindikasikan malfungsi yang terjadi di dalam sistem namun tidak menunjukkan apakah malfungsi itu terjadi saat

10B-11
ini atau terjadi dulu dan kondisi normal telah dikembalikan. Untuk memeriksa masalah apa yang terjadi, bersihkan
DTC sekali dan periksa apakah terjadi kerusakan atau tidak.

Memperbaiki DTC
Berdasarkan DTC yang terlihat di Langkah 3 dan dengan merujuk pada alur DTC yang digunakan, cari penyebab
gangguan, apakah di dalam sensor, harness kabel, konektor, BCM atau suku cadang lain dan perbaiki atau ganti
suku cadang yang rusak.

Diagnosa Gejala Sistem Kontrol Listrik Bodi


Periksa suku cadang atau sistem yang diduga sebagai penyebab dengan merujuk pada diagnosa gejala masing-
masing sistem.

Periksa masalah yang terjadi sesaat/berulang


Periksa suku cadang dimana masalah sesaat/berulang mudah terjadi (misal, harness kabel, konektor, dll).  [00-19]

Uji Konfirmasi Akhir


Pastikan gejala masalah telah hilang dan sistem kontrol listrik bodi bebas dari semua kondisi abnormal. Jika
perbaikan yang dilakukan terkait dengan malfungsi DTC, periksa DTC lagi dan pastikan tidak ada DTC yang terlihat.

Data Scan Tool


BCM

Data scan tool Kondisi Kondisi normal /


nilai acuan
Kecepatan Kendaraan  Kendaraan berhenti saat kunci kontak diputar ke ON 0 km/j
Voltase Battery  Mesin hidup pada putaran idle setelah pemanasan 10 – 14 V
Coolant Temp  Mesin hidup pada putaran idle setelah pemanasan 80 °C – 100 °C
(176 °F – 212 °F)
Putaran Mesin  Mesin hidup pada kecepatan idel tanpa beban setelah pemanasan Putaran idle yang
diinginkan
± 50 rpm
Switch Pengingat Kunci  Kunci dimasukkan ke silinder kunci. ON
Switch Wiper Belakang Switch wiper belakang pada posisi ON dengan kunci kontak ON
ON  diputar ke ON
Switch wiper belakang pada posisi OFF atau INT dengan kunci OFF
kontak diputar ke ON
Switch Wiper INT Switch wiper belakang pada posisi INT dengan kunci kontak ON
Belakang  diputar ke ON
Switch wiper belakang pada posisi ON atau OFF dengan kunci OFF
kontak diputar ke ON
Switch kunci pintu (lock) Switch cylinder kunci pintu sisi pengemudi pada posisi lock ON

Switch silinder kunci pintu sisi pengemudi di semua posisi selain OFF
posisi lock
Switch kunci pintu (unlock) Switch cylinder kunci pintu sisi pengemudi pada posisi unlock ON

Switch silinder kunci pintu sisi pengemudi di semua posisi selain OFF
posisi unlock
Switch Door Lock (lock)  Switch door lock manual ditekan ke sisi lock ON
Switch door lock manual di semua posisi selain posisi lock OFF

10B-12
Switch Door Lock (unlock) Switch door lock manual ditekan ke sisi unlock ON

Switch door lock manual di semua posisi selain posisi unlock OFF
Switch Pintu Pengemudi Pintu sisi pengemudi terbuka Buka

Pintu sisi pengemudi tertutup Tutup
Switch Pintu Penumpang Semua pintu selain yang di sisi pengemudi terbuka Buka

Semua pintu selain yang di sisi pengemudi tertutup Tutup
Ketinggan Minyak Rem  Ketinggian minyak rem di tingkat MIN atau lebih tinggi Normal
Ketinggian minyak rem lebih rendah dari MIN Low (Rendah)
Switch Rem Tangan  Tuas rem tangan ditarik ON
Tuas rem tangan dilepaskan OFF
Switch Defogger Belakang Switch defogger jendela pintu bagasi ditekan dengan kunci kontak ON
 diputar ke ON
Switch defogger jendela pintu bagasi tidak ditekan dengan kunci OFF
kontak diputar ke ON
Switch Lampu Kecil  Switch lampu di posisi HEAD atau CLEARANCE ON
Switch lampu di posisi OFF. OFF
Switch Sabuk Sabuk keselamatan sisi pengemudi dipasang Pasang
Keselamatan Pengemudi
Sabuk keselamatan sisi pengemudi dilepas Lepas

Lampu pengisian daya  Kendaraan berhenti dengan kunci kontak diputar ke ON ON
Mesin hidup OFF
Switch tekanan oli  Kendaraan berhenti dengan kunci kontak diputar ke ON ON
Mesin hidup OFF
Switch A/C  A/C dan kunci kontak diputar ke ON ON
Switch A/C diputar ke OFF OFF

Definisi Data Scan Tool


Kecepatan Parameter ini menunjukkan kecepatan kendaraan yang dihitung oleh ECM.
Kendaraan
(km/jam, mph)
Voltase Battery Parameter ini menunjukkan voltase battery yang dimasukkan ke BCM.
(V)
Suhu Coolant Parameter ini menunjukkan suhu yang terdeteksi oleh sensor suhu coolant mesin.
(Suhu coolant
mesin) (°C, °F)
Putaran Mesin Parameter ini menunjukkan putaran mesin yang dihitung oleh ECM.
(RPM)
Sw Pengingat Parameter ini menunjukkan keadaan switch pengingat kunci.
Kunci (Switch
pengingat
kunci) (ON)
Sw Wiper ON Parameter ini menunjukkan apakah switch wiper belakang pada posisi ON atau tidak.
Belakang
(Switch wiper
ON belakang)
(ON / OFF)

10B-13
Sw Wiper INT Parameter ini menunjukkan apakah switch wiper belakang pada posisi INT atau tidak.
Belakang
(Switch
sesaat/berulang
wiper belakang)
(ON / OFF)
Sw kunci pintu Parameter ini menunjukkan apakah switch cylinder kunci pintu pada posisi lock atau tidak.
(lock) (Switch
cylinder kunci
pintu) (ON /
OFF)
Sw kunci pintu Parameter ini menunjukkan apakah switch cylinder kunci pintu pada posisi unlock atau tidak.
(unlock)
(Switch
cylinder kunci
pintu) (ON /
OFF)
Sw Door Lock Parameter ini menunjukkan apakah switch door lock manual pada posisi lock atau tidak.
(lock) (Switch
door lock
manual) (ON /
OFF)
Sw Door Lock Parameter ini menunjukkan apakah switch door lock manual pada posisi unlock atau tidak.
(unlock)
(Switch door
lock manual)
(ON / OFF)
Sw Pintu Parameter ini menunjukkan keadaan switch pintu sisi pengemudi.
Pengemudi
(Switch pintu
sisi pengemudi)
(Terbuka /
Tertutup)
Sw Pintu Parameter ini menunjukkan keadaan switch pintu selain switch pintu sisi pengemudi.
pengemudi
(Selain switch
pintu sisi
pengemudi)
(Terbuka /
Tertutup)
Ketinggian Low (Rendah) Ketinggian minyak rem lebih rendah dari ketinggian yang ditentukan.
Minyak Rem Normal: Ketinggian minyak rem lebih tinggi dari ketinggian yang ditentukan.
(Rendah /
Normal)
Sw Rem ON: Tuas rem tangan ditarik.
Tangan (Switch OFF: Tuas rem tangan dilepaskan.
rem tangan)
(ON / OFF)
Sw Defogger Parameter ini menunjukkan keadaan switch defogger jendela pintu bagasi.
Belakang
(Switch
defogger
jendela pintu
bagasi) (ON /
OFF)

10B-14
Switch Lampu Parameter ini menunjukkan keadaan switch lampu.
Kecil (Switch
lampu) (ON /
OFF)
Sw Sabuk Parameter ini menunjukkan keadaan switch buckle sabuk keselamatan sisi pengemudi.
Keselamatan
Pengemudi
(Switch sabuk
keselamatan
pengemudi)
(Pasang /
Lepaskan)
Lampu Parameter ini menunjukkan keadaan switch monitor sistem pengisian daya.
Pengisian Daya
(ON / OFF)
Sw Tekanan Oli Parameter ini menunjukkan keadaan switch tekanan oli.
(ON / OFF)
(Model bensin)
Sw A/C (ON / Parameter ini menunjukkan status switch AC.
OFF)

Diagnosa Menggunakan Fungsi Tes Output SUZUKI Scan Tool


SUZUKI scan tool memiliki fungsi uji output yang bisa mendorong operasi aktuator dan relay sistem berikut ini yang
dikendalikan oleh BCM. Saat ditemukan kerusakan di dalam sistem yang dikontrol oleh BCM, lakukan uji output yang
memudahkan penilaian apakah kerusakan itu terjadi pada sisi input atau sisi output BCM. Untuk informasi rinci
mengenai operasi SUZUKI scan tool, lihat “Buku Petunjuk SUZUKI Scan Tool’”.

CATATAN:
Untuk item dengan tanda bintang (*) di tabel ini, pilih menu “Utility”.

Item Uji Output Suku Cadang yang Dikendalikan


Lampu Peringatan Hazard Relay sinyal belok dan hazard
Lampu Interior (Dome) Lampu Interior (Dome) (saat switch lampu interior di posisi DOOR)
Defogger belakang Relay defogger jendela pintu bagasi
Uji Kontrol Dead lock* Masing-masing aktuator door lock
Door Unlock Selain aktuator door lock sisi pengemudi
Pintu pengemudi tak terkunci Aktuator door lock sisi pengemudi
Door lock Masing-masing aktuator door lock
Buzzer Peringatan Buzzer peringatan (di dalam combination meter)

Tabel DTC
DTC (tertera DTC DTC (tertera pada Item yang terdeteksi Mendeteksi keadaan
pada SUZUKI (ditunjukkan odometer di dalam
scan tool) oleh lampu combination meter)
peringatan
pencurian)
Tak ada DTC 0000 0000 — Tak ada DTC yang terdeteksi
B1133  [10B- 1133 b1133 Voltase battery terlalu tinggi Voltase battery terlalu tinggi
19]

10B-15
B1150  [10B- 1150 b1150 Sirkuit komunikasi air bag Sirkuit komunikasi air bag
19] mengalami malfungsi terbuka atau koslet ke ground
B1157  [10B- 1157 b1157 Input sinyal penggunaan air Input sinyal penggunaan air
20] bag bag yang dimasukkan
B1170  [10B- 1170 b1170 EEPROM access error Memory error
21]
U0073  0073 U0073 Communication bus modul Error pentransmisian dan
[10B-21] kontrol mati penerimaan BCM selama
waktu yang ditentukan secara
kontinu.
U0100  0100 U0100 Komunikasi dengan ECM Error penerimaan BCM dari
[10B-21] hilang ECM selama waktu yang
ditentukan secara kontinu.

Pemeriksaan DTC
Menggunakan SUZUKI Scan tool
1) Siapkan SUZUKI scan tool.
2) Dengan kunci kontak diputar ke OFF, hubungkan Suzuki scan tool ke DLC (1) yang terletak di bawah panel
instrumen di sebelah jok pengemudi.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

1
(A)

3) Putar kunci kontak ke posisi ON.


4) Baca DTC sesuai petunjuk yang tertera pada SUZUKI scan tool dan cetak atau tulislah.
Baca buku petunjuk SUZUKI scan tool untuk rinciannya.
Jika tidak ada komunikasi antara SUZUKI scan tool dan BCM, periksa apakah SUZUKI scan tool bisa
berkomunikasi dengan cara menghubungkannya ke BCM di kendaraan lain. Jika dengan cara demikian
komunikasi bisa dilakukan, SUZUKI scan tool dalam kondisi bagus. Kemudian periksa DLC dan saluran data
serial (sirkuit) di dalam kendaraan dimana komunikasi tidak bisa dilakukan.
5) Setelah menyelesaikan pemeriksaan ini, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan SUZUKI scan tool dari
DLC.

Tanpa Menggunakan SUZUKI Scan tool


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lakukan Langkah berikut a) sampai d) dalam 10 detik setelah kunci kontak diputar ke ON dan mesin mati.
a) Putar switch lampu besar ke posisi “SMALL”.
b) Putar switch lampu besar ke posisi “OFF”.
c) Ulangi Langkah a) dan b) dua kali.
d) Tekan dan lepaskan switch pintu sisi pengemudi 3 kali.
10B-16
3) Periksa DTC yang tertera pada LCD (1) combination meter, yang mewakili DTC seperti yang ditunjukkan di
dalam contoh berikut dan tulis.
Saat lebih dari dua 2 DTC disimpan di dalam memori, kedipan untuk masing-masing DTC dimulai dengan nomor
DTC terkecil dalam urutan meningkat. Juga, DTC ditunjukkan berulang-ulang hingga kunci kontak diputar ke OFF.
[A]
0 0 0 0
A

B
T2 T2 T2 T2

[B]
1 1 3 3
A

1
B
T2 T2 T2

T1 T1 T1 T1

[C]
1 1 3 3 1 1 5 0
A

B
T2 T2 T2 T3 T2 T2 T2 T2

T1 T1 T1 T1 T1 T1 T1

[A]: Tak ada DTC (No. A: Lampu indikator diputar T2: 1,0 detik
0000) ke ON
[B]: DTC B1133 (No. 1133) B: Lampu indikator diputar T3: 3,0 detik
ke OFF
[C]: Saat 2 DTC terdeteksi T1: 0,3 detik
4) Setelah pemeriksaan selesai, putar kunci kontak ke posisi OFF.

Menghapus DTC
Menggunakan SUZUKI Scan tool
1) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC dengan cara seperti saat pemeriksaan DTC.
2) Putar kunci kontak ke ON dan mesin mati.
3) Hapus DTC berdasarkan petunjuk yang tertera di SUZUKI scan tool. Baca buku petunjuk scan tool untuk
rinciannya.
4) Setelah menyelesaikan penghapusan, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan scan tool dari DLC.

Tanpa Menggunakan SUZUKI Scan tool


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lakukan Langkah berikut a) sampai d) dalam 10 detik setelah kunci kontak diputar ke ON dan mesin mati.
a) Putar switch lampu besar ke posisi “SMALL”.
b) Putar switch lampu besar ke posisi “OFF”.
c) Ulangi Langkah a) dan b) 3 kali.
d) Tekan dan lepaskan switch pintu sisi pengemudi 4 kali.
3) Setelah selesai melakukan Langkah-langkah di atas, pastikan tak terdeteksi malfungsi DTC.

10B-17
Memeriksa Sirkuit Power BCM dan Sirkuit Ground
Diagram Kelistrikan

1
+BB

+B E324-2 WHT
G273-5 BLU 2
G273-2 GRN
IG1 G272-9 BLK
G271-3 BLK/ORN
L314-4 BLK/ORN
3
[A] G272 G271 [A] G273 [A] E324 [A] L314

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 2 1 2 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3
18 17 16 15 14 13 12 11 10 A

[A]: Konektor junction block (tampak: A) 2. Kunci Kontak


1. Junction block 3. Battery

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sekring Ke Langkah 2. Ganti sekring dan periksa


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. apakah terjadi sirkuit
2) Periksa kondisi sekring sirkuit koslet ke ground.
Sekring sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Memeriksa sirkuit power supply Ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit power


1) Lepas koneksi konektor dari junction supply.
block.
2) Periksa koneksi yang benar konektor
junction block di terminal “E324-2”.
3) Jika OK, ukur voltase antara terminal
konektor “E324-2” konektor junction block
dan ground bodi kendaraan.
Apakah voltase 10 – 14 V?
YA TIDAK

3 Memeriksa sirkuit power supply Ke Langkah 4. Perbaiki sirkuit power


1) Periksa apakah koneksi konektor junction supply.
block di terminal “G273-2” dan “G273-5”
sudah benar.
2) Jika koneksi OK, putar kunci kontak ke
posisi ON.
3) Ukur voltase antara terminal berikut.
• Antara terminal “G273-2” konektor
junction block dan ground bodi
kendaraan
• Antara terminal “G273-5” konektor
junction block dan ground bodi
kendaraan
Apakah voltase 10 – 14 V?

10B-18
YA TIDAK

4 Memeriksa sirkuit ground Sirkuit power supply Perbaiki sirkuit ground.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. BCM dan sirkuit ground
2) Periksa apakah koneksi ke konektor dalam kondisi baik?
junction block di terminal “G271-3”,
“G272-9” dan “L314-4” sudah benar.
3) Jika OK, ukur resistan antara terminal
berikut.
• Antara terminal “G271-3” konektor
junction block dan ground bodi
kendaraan
• Antara terminal “G272-9” konektor
junction block dan ground bodi
kendaraan
• Antara terminal “L314-4” konektor
junction block dan ground bodi
kendaraan
Resistan 2 Ω atau kurang?

DTC B1133 (No. 1133)


Kondisi Pendeteksian DTC dan Kemungkinan Penyebabnya

Kondisi pendeteksian DTC Kemungkinan penyebab


B1133 (No.1133): Voltase Battery Terlalu • Malfungsi sistem pengisian daya
Tinggi • Malfungsi BCM
Voltase daya yang disupply dari battery ke
BCM lebih tinggi dari 16V.

Diagram Kelistrikan
Lihat Memeriksa Sirkuit Power BCM dan Sirkuit Ground [10B-18] .

Uraian Uji Alur


Langkah 1: Periksa sistem pengisian daya

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Memeriksa operasi sistem pengisian daya Tukar BCM yang bagus Perbaiki sistem
1) Periksa operasi generator. (di dalam junction block) pengisian.
• Model K12M: Tes Generator dan periksa ulang.
(Pemeriksaan Battery yang Tidak
Terisi) [1J-6]
• Model Z13DTJ:  [1J-29]
Apakah kondisinya baik?

DTC B1150 (No. 1150):


Kondisi Pendeteksian DTC dan Kemungkinan Penyebabnya

Kondisi pendeteksian DTC Kemungkinan penyebab


B1150 (No. 1150): Malfungsi Sirkuit Komunikasi Air • Sirkuit komunikasi air bag putus atau koslet
Bag • Malfungsi SDM
Setelah kunci kontak diputar ke ON, sinyal abnormal • Malfungsi BCM
diberikan dari SDM ke BCM.

10B-19
Diagram Kelistrikan
2
5V
1

L313-2 YEL L04-16

[A] L313
A
4 3 2 1

[A]: Konektor junction block (tampak: A) 1. SDM


[B]: Konektor SDM (Tampak: B) 2. BCM

Uraian Uji Alur


Langkah 1: Periksa sirkuit komunikasi air bag.
Langkah 2: Periksa sirkuit komunikasi air bag.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Memeriksa Sirkuit komunikasi air bag Ke Langkah 2. Perbaiki sirkuit.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepas koneksi konektor dari junction block
dan SDM.
3) Periksa apakah koneksi terminal ke
konektor BCM dan SDM sudah benar.
4) Jika koneksi OK, periksa sirkuit
komunikasi air bag apakah putus, korslet
dan resistan tinggi.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

2 Memeriksa Sirkuit komunikasi air bag Tukar ECM yang bagus Tukar BCM yang bagus
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. dan periksa kembali. (di dalam junction block)
2) Sambungkan konektor ke junction block. dan periksa ulang.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Ukur voltase antara terminal “L313-2”
konektor junction block dan ground bodi
kendaraan
Apakah voltase 4 – 6 V?

DTC B1157 (No. 1157)


Kondisi Pendeteksian DTC dan Kemungkinan Penyebabnya

Kondisi pendeteksian DTC Kemungkinan penyebab


B1157 (No. 1157): Input Sinyal Penggunaan Air Bag • Part komponen air bag
Sinyal pengaktifan air bag diberikan dari SDM ke BCM. • Malfungsi BCM

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC B1150 (No. 1150): [10B-19] .

Uraian Uji Alur


Langkah 1: Periksa DTC untuk SDM.

Perbaikan DTC

10B-20
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan DTC pada SDM Lihat DTC B1021: [8B- Tukar BCM yang bagus
1) Periksa DTC yang tersimpan di SDM.  29] . (di dalam junction block)
[8B-19] dan periksa ulang.
Apakah DTC B1021 terdeteksi?

DTC B1170 (No. 1170):


Kondisi Pendeteksian DTC dan Kemungkinan Penyebabnya

Kondisi pendeteksian DTC Kemungkinan penyebab


B1170 (No. 1170): EEPROM Access Error Malfungsi BCM
Error penulisan data atau check sum error.

Perbaikan DTC

CATATAN:
Sebelum melakukan langkah-langkah di bawah ini, pastikan melakukan Memeriksa Sistem Kontrol Listrik
Bodi [10B-10] .

1) Kunci kontak OFF


2) Ganti BCM.
3) Ulangi Tabel Alur Pemeriksaan BCM.

DTC U0073 (No. 0073):


Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-8] atau Tabel CAN DTC (Hilang
Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-24] .

DTC U0100 (No. 0100):


Lihat Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-8] atau Tabel CAN DTC (Hilang
Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) [10H-24] .

Pemeriksaan BCM dan Sirkuitnya


BCM dan sirkuitnya bisa diperiksa pada kopler kelistrikan BCM dengan cara mengukur voltase dan resistan.

PERHATIAN:

BCM tidak dapat diperiksa secara langsung. Menghubungkan voltmeter atau ohmmeter ke BCM dengan
koupler yang dilepas sangat dilarang.

Pemeriksaan Voltase
1) Lepas koneksi kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan BCM (terpasang di dalam junction block)  [10B-32]
3) Hubungkan konektor ke BCM (1) dan junction block (2).
4) Periksa voltase di setiap nomor terminal kopler yang tersambung.
Untuk nomor konektor dan terminal, lihat Diagram Layout Konektor BCM dan Junction Block [10B-7] .

10B-21
1

2
2

CATATAN:
• Karena setiap voltase terminal dipengaruhi oleh voltase battery, pastikan voltasenya 11 V atau lebih
ketika kunci kontak ON.
• Voltase dengan tanda bintang (*) tidak dapat diukur dengan voltmeter karena ini adalah sinyal pulsa.
Periksa terminal ini dengan oscilloscope jika diperlukan.

Konektor BCM “L01”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


L01-1 — — —
L01-2 — — —
L01-3 Switch pintu bagasi 10 – 14 V Pintu bagasi tertutup
0V Pintu bagasi terbuka
L01-4 — — —
L01-5 Switch door lock manual (Unlock) 10 – 14 V Switch door lock manual di semua posisi
(jika dilengkapi) selain posisi unlock
0V Switch door lock manual di posisi unlock
L01-6 Switch rem tangan *0 – 3 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 1
↑↓
10 – 14 V
0V Kunci kontak di posisi ON dan tuas rem
tangan ditarik.
L01-7 Switch pintu sisi pengemudi 10 – 14 V Pintu sisi pengemudi tertutup
0V Pintu sisi pengemudi terbuka.
L01-8 — — —
L01-9 — — —
L01-10 Kontrol aktuator door lock sisi 10 – 14 V Sinyal unlock adalah output untuk aktuator
pengemudi (Unlock) (jika door lock sisi pengemudi
dilengkapi)
0V Sinyal unlock bukan output untuk aktuator
door lock sisi pengemudi
L01-11 — — —
L01-12 Switch door lock manual (Lock) 10 – 14 V Switch door lock manual di semua posisi
(jika dilengkapi) selain posisi lock
0V Switch door lock manual di posisi lock
L01-13 — — —

10B-22
L01-14 Switch sabuk keselamatan sisi *0 – 3 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 2
pengemudi ↑↓
10 – 14 V
0V Kunci kontak di posisi ON dan sabuk
keselamatan sisi pengemudi tak dipasang
L01-15 Switch pintu (selain pintu sisi 10 – 14 V Pintu sisi kanan dan kiri belakang dan pintu
pengemudi dan pintu bagasi) sisi penumpang tertutup.
0V Salah satu pintu terbuka (kecuali pintu sisi
pengemudi dan pintu bagasi)
L01-16 Switch silinder kunci pintu sisi 10 – 14 V Switch silinder kunci pintu sisi pengemudi di
pengemudi (Lock) (jika dilengkapi) semua posisi selain posisi lock
0V Switch silinder kunci pintu sisi pengemudi di
posisi lock
L01-17 Switch silinder kunci pintu sisi 10 – 14 V Switch silinder kunci pintu sisi pengemudi di
pengemudi (Unlock) (jika semua posisi selain posisi unlock
dilengkapi)
0V Switch silinder kunci pintu sisi pengemudi di
posisi unlock
L01-18 — — —
Konektor BCM “E04”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


E04-1 Saluran komunikasi CAN (tinggi) *2,2 – 2,8 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 3
untuk modul kontrol ABS ↑↓
3.2 – 3,8 V
E04-2 Saluran komunikasi CAN (rendah) *1,2 – 1,8 V
untuk modul kontrol ABS ↑↓
2.2 – 2,8 V
E04-3 — — —
E04-4 Terminal “L” generator 10 – 14 V Mesin hidup.
0V Kunci kontak di posisi ON.
E04-5 Switch ketinggian minyak rem *0 – 3 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 1
↑↓
10 – 14 V
0V Kunci kontak di posisi ON dan ketinggian
minyak rem lebih rendah dari ketinggian
MIN.
E04-6 — — —
E04-7 — — —
E04-8 0V Kunci kontak di semua posisi.
E04-9 Saluran komunikasi serial DLC 4–6V Kunci kontak di posisi ON.
untuk modul kontrol P/S
E04-10 Sekitar 1,5 V Kunci kontak di posisi ON dan suhu udara
luar kira-kira 20 °C (68 °F)
E04-11 Switch tekanan oli (model bensin) *4 – 6 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 4
↑↓
8 – 10 V
0V Kunci kontak di posisi ON dan mesin mati.
E04-12 — — —
E04-13 — — —

10B-23
E04-14 — — —
Konektor BCM “G04”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


G04-1 Saluran komunikasi CAN (rendah) *1,2 – 1,8 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 3
untuk DLC ↑↓
2.2 – 2,8 V
G04-2 Saluran komunikasi CAN (rendah) *1,2 – 1,8 V
untuk tiap modul kontrol ↑↓
2.2 – 2,8 V
G04-3 Saluran komunikasi CAN (tinggi) *2,2 – 2,8 V
untuk DLC ↑↓
3.2 – 3,8 V
G04-4 Saluran komunikasi CAN (tinggi) *2,2 – 2,8 V
untuk tiap modul kontrol ↑↓
3.2 – 3,8 V
G04-5 Saluran komunikasi serial DLC 4–6V Kunci kontak di posisi ON.
G04-6 — — —
G04-7 — — —
G04-8 — — —
G04-9 — — —
G04-10 — — —
G04-11 — — —
G04-12 — — —
G04-13 — — —
G04-14 — — —
G04-15 Output sinyal kecepataan *0 – 1 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 8
kendaraan ↑↓
4–6V
G04-16 Switch pengingat kunci 10 – 14 V Kunci dimasukkan ke silinder kunci.
0V Kunci dikeluarkan dari silinder kunci.
G04-17 Switch defogger jendela pintu *4 – 7 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 9
bagasi ↑↓
10 – 14 V
0V Kunci kontak di posisi ON dan switch
defogger jendela pintu bagasi ditekan
G04-18 Switcth A/C (jika dilengkapi) *3 – 7 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 9
↑↓
10 – 14 V
0V Kunci kontak di posisi ON, selektor putaran
blower di semua posisi selain posisi OFF
dan switch A/C di posisi ON
G04-19 — — —
G04-20 — — —
G04-21 Switch wiper INT belakang *0 – 1 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 10
↑↓
10 – 14 V
0V Kunci kontak di posisi ON dan switch wiper
belakang di posisi INT

10B-24
G04-22 Switch rendah wiper belakang *0 – 1 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 10
↑↓
10 – 14 V
0V Kunci kontak di posisi ON dan switch wiper
belakang di posisi LOW
Konektor junction block “E324”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


E324-2 Sumber tenaga cadangan 10 – 14 V Kunci kontak di semua posisi.
Konektor junction block “E325”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


E325-3 Klakson 10 – 14 V Switch Klakson di posisi ON
0V Switch klakson di posisi OFF
Konektor junction block “G271”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


G271-3 Ground untuk BCM 0V Kunci kontak di semua posisi.
G271-7 Lampu indikator defogger jendela 10 – 14 V Mesin hidup dan lampu indikator defogger
pintu bagasi kaca pintu bagasi hidup
0V Mesin hidup dan lampu indikator defogger
kaca pintu bagasi tidak hidup
Konektor junction block “G272”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


G272-3 Switch klakson 10 – 14 V Switch klakson tidak ditekan
0V Switch klakson ditekan
G272-7 Switch lampu 10 – 14 V Mesin hidup (dengan model DRL) atau
switch lampu di semua posisi selain posisi
OFF
0V Switch lampu di posisi OFF.
G272-9 Ground untuk BCM 0V Kunci kontak di semua posisi.
G272-11 Switch peringatan hazard 10 – 14 V Switch peringatan hazard di posisi OFF.
0V Switch peringatan hazard di posisi ON atau
tombol lock atau unlock pada transmitter
keyless entry (kontrol penjawab) ditekan
Konektor junction block “G273”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


G273-2 Sumber tenaga (IG) 10 – 14 V Kunci kontak di posisi ON.
0V Kunci kontak di semua posisi selain posisi
ON
G273-5 Sumber tenaga (ACC) 10 – 14 V Kunci kontak di posisi ACC atau ON
0V Kunci kontak di semua posisi selain posisi
ACC atau ON
Konektor junction block “K131”

10B-25
Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi
Switch lampu interior di posisi DOOR dan
10 – 14 V
lampu interior tidak dinyalakan.
K131-5 Lampu interior
Switch lampu interior di posisi DOOR dan
0V
lampu interior dinyalakan.
Konektor junction block “L313”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


L313-2 Saluran komunikasi air bag *0 – 1 V Lihat Referensi bentuk gelombang No. 11
↑↓
4–6V
L313-3 Saluran komunikasi serial DLC 4–6V Kunci kontak di posisi ON.
untuk SDM
Konektor junction block “L314”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


L314-4 Ground untuk BCM 0V Kunci kontak di semua posisi.
Power supply untuk motor wiper Kunci kontak di posisi ON.
L314-5 10 – 14 V
belakang
L314-6 Pemanas kaca spion lampu sisi 10 – 14 V Mesin hidup dan defogger kaca pintu bagasi
kanan (jika dilengkapi) berfungsi
0V Mesin hidup dan defogger kaca pintu bagasi
tidak berfungsi
L314-7 Pemanas kaca spion lampu sisi 10 – 14 V Mesin hidup dan defogger kaca pintu bagasi
kiri (jika dilengkapi) berfungsi
0V Mesin hidup dan defogger kaca pintu bagasi
tidak berfungsi
L314-8 Kabel defogger jendela pintu 10 – 14 V Mesin hidup dan defogger kaca pintu bagasi
bagasi berfungsi
0V Mesin hidup dan defogger kaca pintu bagasi
tidak berfungsi
L314-9 Kontrol wiper belakang 10 – 14 V Kunci kontak di posisi ON dan wiper
belakang tidak sedang difungsikan
0V Kunci kontak di posisi ON dan wiper
belakang sedang difungsikan
Konektor junction block “L315”

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


L315-1 Kontrol aktuator door lock (Dead 10 – 14 V Silinder kunci sisi pengemudi diputar ke lock
lock) (jika dilengkapi) dua kali dalam 3 detik
0V Switch door loack manual di semua posisi
selain posisi LOCK dan switch silinder kunci
pintu sisi pengemudi di semua posisi selain
posisi LOCK
L315-9 Selain kontrol aktuator door lock 10 – 14 V Sinyal unlock adalah output untuk selain
sisi pengemudi (Unlock) (jika aktuator door lock sisi pengemudi
dilengkapi)
0V Sinyal unlock bukan output untuk selain
aktuator door lock sisi pengemudi

10B-26
L315-10 Kontrol aktuator door lock (Lock) 10 – 14 V Sinyal mengunci adalah output untuk semua
(jika dilengkapi) aktuator door lock
0V Sinyal mengunci bukan output untuk semua
aktuator door lock

Referensi bentuk gelombang No. 1


Rem tangan atau sinyal switch ketinggian minyak rem (1)

Terminal pengukuran Switch rem tangan


CH1: “L01-6” ke “G271-3”
Switch ketinggian minyak rem
CH1: “E04-5” ke “G271-3”
Setelan osiloskop CH1: 5 V/DIV
Waktu: 10 ms / DIV
Kondisi pengukuran Switch rem tangan:
• Kunci kontak di posisi ON,
tuas rem tangan
dilepaskan(2)
Switch ketinggian minyak rem
• Kunci kontak di posisi ON,
ketinggian minyak rem
normal.

3: Tuas rem tangan ditarik.


Ketinggian minyak rem lebih rendah dari
MIN

Referensi bentuk gelombang No. 2


Sinyal switch sabuk keselamatan sisi pengemudi

Terminal pengukuran CH1: “L01-14” ke “G271-3”


Setelan osiloskop CH1: 5 V/DIV
Waktu: 20 ms / DIV
Kondisi pengukuran Kunci kontak di posisi ON dan
sabuk keselamatan sisi
pengemudi dipasang

10B-27
3: Sabuk keselamatan pengemudi tak
dipasang

Referensi bentuk gelombang No. 3


Sinyal komunikasi CAN

Terminal pengukuran Sinyal komunikasi CAN untuk


modul kontrol ABS / ESP ®
CH1: “E04-1” ke “G271-3”
CH2: “E04-2” ke “G271-3”
Sinyal komunikasi CAN untuk
DLC
CH1: “G04-3” ke “G271-3”
CH2: “G04-1” ke “G271-3”
Sinyal komunikasi CAN untuk
tiap modul kontrol
CH1: “G04-4” ke “G271-3”
CH2: “G04-2” ke “G271-3”
Setelan osiloskop CH1: 1 V/DIV
CH2: 1 V/DIV
Waktu: 40 µs/DIV
Kondisi pengukuran Kunci kontak di posisi ON.

1. Sinyal saluran komunikasi CAN (Tinggi)


2. Sinyal saluran komunikasi CAN (Rendah)

Referensi bentuk gelombang No. 4


Sinyal switch tekanan oli (1)

Terminal pengukuran CH1: “E04-11” ke “G271-3”


Setelan osiloskop CH1: 5 V/DIV
Waktu: 10 ms / DIV

10B-28
Kondisi pengukuran Mesin hidup dan tekanan oli
dalam kondisi normal (3)

2. Kunci kontak di posisi ON dan mesin mati.

Referensi bentuk gelombang No. 5


Sinyal komunikasi serial kontroler pemanas tambahan (1)

Terminal pengukuran CH1: “G04-10” ke “G271-3”


Setelan osiloskop CH1: 5 V/DIV
Waktu: 2 ms
Kondisi pengukuran Kunci kontak di posisi ON.

Referensi bentuk gelombang No. 6


Sinyal komunikasi serial kontroler pemanas tambahan (1)

Terminal pengukuran CH1: “G04-11” ke “G271-3”


Setelan osiloskop CH1: 5 V/DIV
Waktu: 2 ms
Pengukuran Kunci kontak di posisi ON.
kondisi

10B-29
Referensi bentuk gelombang No. 7
Sinyal receiver keyless entry (1) dan sinyal power supply (2)

Terminal pengukuran CH1: “G04-14” ke “G271-3”


CH2: “G04-13” ke “G271-3”
Setelan osiloskop CH1: 2 V / DIV
CH2: 2 V / DIV
Waktu: 200 ms / DIV
Pengukuran Tombol Lock atau unlock pada
kondisi transmiter keyless entry ditekan
(3)

Referensi bentuk gelombang No. 8


Sinyal output pulsa kecepatan kendaraan (1)

Terminal pengukuran CH1: “G04-15” ke “G271-3”


Setelan osiloskop CH1: 2 V / DIV
Waktu: 20 ms / DIV
Kondisi pengukuran Kecepatan kendaraan pada 40
km/j (25 mil/jam)

10B-30
Referensi bentuk gelombang No. 9
Sinyal switch A/C atau defogger kaca pintu bagasi (1)

Terminal pengukuran Switch defogger jendela pintu


bagasi
CH1: “G04-17” ke “G271-
3”switch A/C
CH1: “G04-18” ke “G271-3”
Setelan osiloskop CH1: 5 V/DIV
Waktu: 10 ms / DIV
Kondisi pengukuran Switch defogger kaca pintu
bagasi
• Kunci kontak di posisi ON
dan switch defogger kaca
pintu bagasi tidak ditekan
(2)
Switch A/C:
• Kunci kontak di posisi ON,
switch A/C atau selektor
putaran blogwer di posisi
OFF (2)

3. Switch defogger kaca pintu bagasi ditekan


Selektor putaran blower di semua posisi selain posisi OFF dan switch
A/C di posisi ON

Referensi bentuk gelombang No. 10


Sinyal switch wiper belakang (1)

Terminal pengukuran Switch wiper INT belakang


CH1: “G04-21” ke “G271-3”
Switch wiper LOW belakang
CH1: “G04-22” ke “G271-3”

10B-31
Setelan osiloskop CH1: 5 V/DIV
Waktu: 10 ms / DIV
Pengukuran Switch wiper INT belakang
kondisi • Kunci kontak di posisi ON
dan switch wiper belakang
di semua posisi selain
posisi INT (2)
Switch wiper LOW belakang:
• Kunci kontak di posisi ON
dan switch wiper belakang
di semua posisi selain
posisi LOW dan ON +
WASH (2)

3. Switch wiper INT belakang Switch wiper belakang di posisi INT


Switch wiper LOW belakang: Switch wiper belakang di posisi
LOW

Referensi bentuk gelombang No. 11


Sinyal komunikasi SDM (1)

Terminal pengukuran CH1: “L314-2” ke “G271-3”


Setelan osiloskop CH1: 2 V / DIV
Waktu: 400 ms / DIV
Pengukuran Kunci kontak di posisi ON.
kondisi

Petunjuk Perbaikan
Melepas dan Memasang BCM (Terpasang di Junction Block)
PERHATIAN:

Jangan coba-coba melepaskan BCM dari junction block karena bisa menyebabkan kegagalan kontak.

10B-32
Jika terjadi kondisi kerusakan di BCM, ganti junction block assy.

Melepas
1) Lepaskan kabel negatif dari battery.
2) Nonaktifkan sistem air bag.  [8B-68]
3) Lepaskan trim sisi dasbor (1) dan cover lubang steering column (2).
4) Lepaskan mur pemasangan junction block (3).

4. BCM 5. Junction block

5) Lepas koneksikonektor dari BCM dan junction block.


6) Pisahkan klem harness kelistrikan dari junction block.

Memasang
Balik prosedur pelepasan untuk memasang dengan memperhatikan hal berikut.
• Sambungkan konektor dengan kuat.
• Aktifkan sistem air bag.  [8B-69]
• Dengan sistem keyless entry, jika BCM diganti, registrasikan kode transmitter ke BCM.  [9F-21]

Memeriksa Relay Kontrol


1) Lepas kabel negatif battery.
2) Lepas koneksi relay yang diperiksa.  [10B-9]
3) Periksa apakah tidak ada hubungan antara terminal “3” dan terminal “4”.
Jika ada hubungan, ganti relay.
4) Hubungkan terminal positif (+) battery ke terminal “2” relay. Hubungkan terminal negatif (–) battery ke terminal “1”
relay. Periksa hubungan antara terminal “3” dan “4”.
Jika tidak ada hubungan ketika relay dihubungkan ke battery, ganti relay.

10B-33
“1” “3” “4”

“2” “1” “2”


“2”
“3”
“4” “1”
“3” “4”

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Voltage
meter probe 6. Kotak
penyimpanan

10B-34
Sistem Kontrol
Bab 10C

Sistem Kontrol Immobilizer


K12M ....................................................................................................................................................................... 10C-3
Tindakan Pencegahan ......................................................................................................................................... 10C-3
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan........................................................................................... 10C-3
Tindakan Pencegahan dalam Penggantian ECM ............................................................................................... 10C-3
Tindakan Pencegahan dalam Mengganti Kunci ................................................................................................. 10C-3
Tindakan Pencegahan dalam Menangani Sistem Kontrol Immobilizer............................................................... 10C-3
Uraian Umum ........................................................................................................................................................ 10C-4
Uraian Sistem Kontrol Immobilizer...................................................................................................................... 10C-4
Uraian Sistem Diagnosa On-Board (Fungsi Diagnosis Otomatis) ...................................................................... 10C-5
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................. 10C-6
Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer ...................................................................................... 10C-6
Lokasi Komponen ................................................................................................................................................ 10C-7
Lokasi Komponen Sistem Kontrol Immobilizer ................................................................................................... 10C-7
Informasi dan Prosedur Diagnosis..................................................................................................................... 10C-7
Pemeriksaan Sistem Kontrol Immobilizer ........................................................................................................... 10C-7
Pemeriksaan DTC ............................................................................................................................................... 10C-7
Menghapus DTC ................................................................................................................................................. 10C-8
Tabel DTC ........................................................................................................................................................... 10C-8
Data Scan Tool .................................................................................................................................................... 10C-9
Lampu Indikator Immobilizer Tidak ON dengan Kunci Kontak ON dan Mesin Mati............................................ 10C-9
DTC P1614:....................................................................................................................................................... 10C-10
DTC P1621: ...................................................................................................................................................... 10C-12
DTC P1623:....................................................................................................................................................... 10C-13
DTC P1625:....................................................................................................................................................... 10C-13
DTC P1636:....................................................................................................................................................... 10C-14
DTC P1638:....................................................................................................................................................... 10C-14
Pemeriksaan Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya................................................................................... 10C-15
Petunjuk Perbaikan ............................................................................................................................................ 10C-17
Melepas dan Memasang Modul Kontrol Immobilizer ........................................................................................ 10C-17
Registrasi Kunci ................................................................................................................................................ 10C-17
Prosedur setelah Penggantian ECM................................................................................................................. 10C-18
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................ 10C-18
Special Tool ....................................................................................................................................................... 10C-18

Z13DTJ.................................................................................................................................................................. 10C-19
Tindakan Pencegahan ....................................................................................................................................... 10C-19

10C-1
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan......................................................................................... 10C-19
Tindakan Pencegahan dalam Mengganti Sistem Kontrol Immobilizer.............................................................. 10C-19
Tindakan Pencegahan dalam Penggantian ECM ............................................................................................. 10C-19
Tindakan Pencegahan dalam Mengganti Kunci ............................................................................................... 10C-19
Tindakan Pencegahan dalam Menangani Sistem Kontrol Immobilizer............................................................. 10C-20
Uraian Umum ...................................................................................................................................................... 10C-21
Uraian Sistem Kontrol Immobilizer.................................................................................................................... 10C-21
Uraian Sistem Diagnosa On-Board................................................................................................................... 10C-21
Skema dan Diagram ........................................................................................................................................... 10C-22
Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer .................................................................................... 10C-22
Lokasi Komponen .............................................................................................................................................. 10C-23
Lokasi Komponen Sistem Kontrol Immobilizer ................................................................................................. 10C-23
Informasi dan Prosedur Diagnosis................................................................................................................... 10C-23
Pemeriksaan Sistem Kontrol Immobilizer ......................................................................................................... 10C-23
Pemeriksaan DTC ............................................................................................................................................. 10C-23
Menghapus DTC ............................................................................................................................................... 10C-24
Tabel DTC ......................................................................................................................................................... 10C-24
Data Scan Tool .................................................................................................................................................. 10C-25
Lampu SVS Tidak ON dengan Kunci Kontak ON dan Mesin Mati.................................................................... 10C-26
DTC B1701 / B1710 .......................................................................................................................................... 10C-27
DTC B1702 / B1709 .......................................................................................................................................... 10C-27
DTC B1703:....................................................................................................................................................... 10C-28
DTC B1704:....................................................................................................................................................... 10C-29
DTC B1705:....................................................................................................................................................... 10C-30
DTC B1706........................................................................................................................................................ 10C-30
DTC B1707........................................................................................................................................................ 10C-31
DTC B1708........................................................................................................................................................ 10C-31
DTC B1711........................................................................................................................................................ 10C-32
DTC B1712........................................................................................................................................................ 10C-32
DTC B1713........................................................................................................................................................ 10C-33
DTC B1714........................................................................................................................................................ 10C-34
Pemeriksaan Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya................................................................................... 10C-34
Petunjuk Perbaikan ............................................................................................................................................ 10C-36
Melepas dan Memasang Modul Kontrol Immobilizer ........................................................................................ 10C-36
Registrasi Kunci ................................................................................................................................................ 10C-37
Prosedur setelah Penggantian ECM................................................................................................................. 10C-37
Prosedur setelah Penggantian Modul Kontrol Immobilizer. .............................................................................. 10C-37
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................ 10C-38
Special Tool ....................................................................................................................................................... 10C-38

10C-2
K12M

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan
• Sebelum memastikan kode diagnosa gangguan (DTC), jangan melepaskan konektor dari ECM, kabel battery dari
battery, harness kabel ground, atau sekring utama. Tindakan tersebut akan menghapus DTC yang tersimpan di
dalam ECM.
• DTC yang tersimpan di dalam memori ECM bisa diperiksa dan dihapus menggunakan SUZUKI scan tool.
Sebelum menggunakan SUZUKI scan tool, baca buku panduannya dengan seksama untuk mengetahui cara
penggunaannya dan fungsi apa saja yang tersedia.
• Pastikan membaca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik [00-11] sebelum pemeriksaan.
• Komunikasi ECM, BCM, modul kontrol ABS, combination meter dan DLC dilakukan oleh CAN (Controller Area
Network). Oleh karena itu, tangani saluran komunikasi CAN dengan cermat dan merujuk ke Tindakan
Pencegahan untuk Sistem Komunikasi CAN [00-11] .
Untuk uraian sistem komunikasi CAN, baca Uraian Sistem Komunikasi CAN [10H-3] .

Tindakan Pencegahan dalam Penggantian ECM


• Jika ECM diganti dengan yang baru atau bekas tanpa fungsi kontrol immobilizer, mesin tidak akan bisa
dihidupkan. Jika demikian, periksa apakah ECM yang baru dipasang memiliki fungsi kontrol immobilizer.
• Setelah ECM diganti dengan ECM baru atau bekas, kode transponder di dalam transponder yang terpasang
pada kunci harus diregistrasi dengan ECM. Atau, mesin tak bisa dihidupkan. Untuk prosedur registrasi, lihat
Prosedur setelah Penggantian ECM [10C-18] .

Tindakan Pencegahan dalam Mengganti Kunci


Untuk registrasi kunci saat mengganti kunci dan/atau membuat kunci cadangan, kode transponder pada kunci
diregistrasi oleh ECM. Jika tidak, maka mesin tidak dapat dihidupkan. Untuk prosedur registrasi, lihat Registrasi
Kunci [10C-17] .

Tindakan Pencegahan dalam Menangani Sistem Kontrol Immobilizer


• Jangan memutar kunci kontak ke posisi ON dengan kunci yang bersentuhan atau berdekatan dengan kunci lain.
Hal ini menyebabkan sistem kontrol immobilizer dapat mendeteksi kondisi tidak normal dan membuat mesin tidak
dapat dihidupkan.

10C-3
• Jangan memutar kunci kontak ke posisi ON menggunakan kunci berjenis logam (1) yang terbelit di pegangannya
atau bersentuhan dengannya. Hal ini menyebabkan sistem kontrol immobilizer dapat mendeteksi kondisi tidak
normal dan membuat mesin tidak dapat dihidupkan.

• Jangan meninggalkan kunci di tempat bersuhu tinggi. Suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan transponder
yang terpasang di dalam kunci.

• Jangan memutar kunci kontak ke posisi ON dengan mendekatkan antena radio ke antena koil. Hal ini
menyebabkan sistem kontrol immobilizer dapat mendeteksi kondisi tidak normal dan membuat mesin tidak dapat
dihidupkan.

Uraian Umum
Uraian Sistem Kontrol Immobilizer
Sistem kontrol immobilizer adalah perangkat anti-pencuri yang melumpuhkan mesin kendaraan. Sistem kontrol ini
menghentikan kerja mesin dan mencegah kendaraan dari pencurian. Sistem kontrol ini terutama terdiri dari
komponen-komponen berikut. Untuk mengetahui lokasi komponen sistem kontrol immobilizer, lihat Lokasi Komponen
Sistem Kontrol Immobilizer [10C-7] .
• ECM

10C-4
• Kontrol modul immobilizer dengan antena koil terpasang
• Kunci dengan transponder terpasang
Suatu kode yang disebut kode transponder direkam di dalam transponder. Selain itu, kode tersebut diregistrasi oleh
ECM. Pada dasarnya, ketika kunci kontak dihidupkan, maka ECM membaca kode tersebut dengan antena koil.
Berikutnya, jika kode di dalam transponder kunci tidak cocok dengan kode yang terdaftar dengan ECM, ECM
menghentikan kerja injeksi bahan bakar sehingga mesin tidak hidup serta menghidupkan dan mematikan lampu
indikator immobilizer menggunakan saluran komunikasi CAN.

Kunci kontak Combination meter


Transponder Lampu indikator immobilizer

ECM
Immobilizer control module Fuel injector

: Komunikasi serial
Ignition coil
: Komunikasi CAN

Uraian Sistem Diagnosa On-Board (Fungsi Diagnosis Otomatis)


ECM mendiagnosa apakah ada masalah dengan sistem kontrol immobilizer. Informasi diagnostik disimpan sebagai
kode masalah diagnostik (diagnostic trouble code (DTC)) di dalam ECM. Untuk membaca informasi diagnostik,
gunakan SUZUKI scan tool.  [10C-7]
Dengan kunci kontak pada posisi ON (namun mesin dalam kondisi mati) apa pun kondisi sistem mesin dan sistem
kontrol emisinya, ECM mengindikasikan ada tidaknya masalah pada sistem kontrol immobilizer melalui lampu
indikator menyala ON atau berkedip ON dan OFF.

Lampu indikator immobilizer menyala ON:


Tidak ada masalah pada sistem immobilizer. (Setelah menghidupkan mesin, lampu OFF.)

Lampu indikator immobilizer berkedip ON dan OFF.


Ada masalah pada sistem kontrol immobilizer. Informasi diagnosisnya disimpan di dalam ECM.

10C-5
Skema dan Diagram
Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer
3 4 5 6
12V
2
BLK/WHT G17-1 12V
G17-4 YEL/RED E01-53
G17-2 12V 12V
BLK/ORN
G17-3 YEL/BLK E01-19
2

7
2 E08-8 WHT/BLK E01-55
IG1
E08-10 RED/BLK E01-56 11
1

12
9 10
E08-12 RED E04-1 G04-4 RED RED G240-9

E08-6 WHT E04-2 G04-2 WHT WHT G240-7

WHT/BLK G240-6
8

RED/BLK G240-8

[A] G17

6 5 4 3 2 1
A
12 11 10 9 8 7

[B]

E01 C01

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

[A]: Konektor modul kontrol immobilizer (Tampak: A) 4. Junction block 9. BCM


[B]: Konektor ECM (Tampak: A) 5. Modul kontrol immobilizer 10. Konektor junction CAN
1. Battery 6. ECM 11. Combination meter
2. Sekring 7. Modul kontrol ABS 12. Lampu indikator Immobilizer
3. Kunci Kontak 8. DLC

10C-6
Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Sistem Kontrol Immobilizer
1
3

2
2

6
3

4 5

1. ECM 4. Kunci (model keyless entry)


2. Lampu indikator Immobilizer 5. Kunci (model non keyless entry)
3. Modul kontrol immobilizer 6. Transponder

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Pemeriksaan Sistem Kontrol Immobilizer
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan lampu indikator immobilizer Ke Langkah 2. Lihat Lampu Indikator


1) Putar kunci kontak ke posisi ON. Immobilizer Tidak ON
dengan Kunci Kontak ON
Lampu indikator immobilizer ON?
dan Mesin Mati [10C-9] .
YA TIDAK

2 Memeriksa penyalaan mesin Ke Langkah 3. Ke Langkah 4.


1) Hidupkan mesin.
Mesin hidup?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan lampu indikator immobilizer Tukar dengan Sistem kontrol


combination meter yang immobilizer dalam kondisi
Lampu indikator immobilizer tetap ON
terbukti baik dan periksa bagus.
setelah mesin hidup?
kembali. Jika lampu
indikator immobilizer
tetap ON, tukar dengan
ECM yang terbukti baik
dan periksa kembali.
YA TIDAK

4 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Lihat  [1A-54] .


1) Periksa DTC.  [10C-7] diagram DTC yang
berlaku.
Apakah DTC terdeteksi?

Pemeriksaan DTC
CATATAN:
Untuk mengetahui cara penggunaan SUZUKI scan tool secara rinci, baca buku panduan pengguna.

1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.


2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) yang terletak di sisi bawah panel instrumen di bawah jok pengemudi.

10C-7
Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

3) Putar kunci kontak ke posisi ON.


4) Baca DTC sesuai petunjuk yang tertera pada SUZUKI scan tool dan cetak atau tulislah petunjuk tersebut. Lihat
buku petunjuk scan tool untuk rinciannya.
Jika komunikasi antara scan tool dan ECM tidak dimungkinkan, lihat Perbaikan untuk Bus Komunikasi Off [10H-
11] .
5) Seusai pemeriksaan, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan SUZUKI scan tool dari DLC.

Menghapus DTC
CATATAN:
Untuk mengetahui cara penggunaan SUZUKI scan tool secara rinci, baca buku panduan pengguna.

1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.


2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) yang terletak di sisi bawah panel instrumen di bawah jok pengemudi.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

3) Putar kunci kontak ke posisi ON.


4) Hapus DTC sesuai petunjuk yang tertera di SUZUKI scan tool.
5) Seusai menghapus, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan SUZUKI scan tool dari DLC.

Tabel DTC
ECM

CATATAN:
ECM mendeteksi DTC. Modul kontrol Immobilizer tidak mendeteksi DTC.

10C-8
DTC No. Item Pendeteksian Kondisi Pendeteksian Lampu
indikator
immobilizer
Kode transponder di transponder yang
P1614 
Respon transponder error terpasang di kunci tidak dapat dibaca melalui Berkedip
[10C-10]
modul kontrol immobilizer.
P1621  Error komunikasi antara modul kontrol
Error saluran komunikasi immobilizer Berkedip
[10C-12] immobilizer dan ECM.
P1623  Kode transponder di dalam transponder yang
Transponder tak terdaftar Berkedip
[10C-13] terpasang di kunci tidak valid.
P1625 
Error antena immobilizer Modul kontrol immobilizer rusak. Berkedip
[10C-13]

CATATAN:
Jika terdeteksi DTC selain DTC di atas, lihat  [1A-37]

Data Scan Tool


Modul kontrol immobilizer
Suzuki scan tool menampilkan data berikut ini menggunakan mode “Informasi Registrasi”.

Data Scan Tool Kondisi kendaraan Data Normal


(Data Informasi Registrasi)
Nomor Kunci Immobilizer yang Terdaftar  Kunci kontak di posisi ON. 2 Kunci
Tahun Terbaru untuk Registrasi Kunci  2007
Bulan Terbaru untuk Registrasi Kunci  Juni

Definisi Data Scan Tool

Nomor Kunci Immobilizer yang Terregistrasi (0 – 4 kunci)


Nomor kode transponder di dalam transponder yang terpasang di kunci yang terdaftar pada ECM.

CATATAN:
Maksimal empat kode transponder yang bisa diregistrasikan pada ECM. Karena itu, nilai maksimal harus 4.

Tahun Terakhir untuk Registrasi Kunci (2007 atau Lebih Baru)


Tahun ketika kode transponder di dalam transponder yang terpasang di kunci diregistrasikan pada ECM.

Bulan Terbaru untuk Registrasi Kunci (Januari-Desember)


Bulan ketika kode transponder di dalam transponder yang terpasang di kunci diregistrasikan pada ECM.

Lampu Indikator Immobilizer Tidak ON dengan Kunci Kontak ON dan Mesin Mati
Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-6] .

Uraian Sirkuit
Saat kunci kontak diputar ke ON, ECM mentransmisikan sinyal indikasi ON ke combination meter untuk
menghidupkan lampu indikator immobilizer jika tidak ada masalah dengan sistem kontrol immobilizer. Kemudian,
combination meter mematikan lampu. Saat mesin dihidupkan, ECM mentransmisikan sinyal indikasi OFF ke

10C-9
combination meter untuk mematikan lampu. Kemudian, combination meter mematikan lampu indikator immobilizer.
Namun, jika tidak ada masalah dengan sistem kontrol immobilizer, lampu indikator immobilizer berkedip ON dan OFF
ketika kunci kontak diputar ke ON.

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan operasi combination meter Ke Langkah 2. Ke Langkah 5.


1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
Lampu peringatan ABS dan lampu
peringatan rem menyala setelah kunci
kontak diputar ke ON?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC di ECM Lanjutkan ke alur Ke Langkah 3.


1) Periksa ECM apakah ada DTC.  [1A-36] diagram DTC yang
berlaku.
DTC terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit power supply dan Ke Langkah 4. Perbaiki sirkuit.


sirkuit ground ECM
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground
ECM.  [1A-142]
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan DTC pada BCM Lanjutkan ke alur Periksa sirkuit daya


1) Periksa BCM apakah ada DTC.  [10B- diagram DTC yang combination meter dan
16] berlaku. sirkuit ground. Jika OK,
DTC U0100 terdeteksi? tukar dengan ECM yang
terbukti baik dan periksa
kembali. Jika lampu
indikator immobilizer
tetap OFF, tukar dengan
ECM yang terbukti baik
dan periksa kembali.
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit daya dan sirkuit Tukar dengan Perbaiki sirkuit.


ground combination meter combination meter yang
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground terbukti baik dan periksa
combination meter apakah terbuka, koslet kembali.
dan resistansi tinggi.
Sirkuit dalam kondisi baik?

DTC P1614:
Kondisi Pendeteksian dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian Area Masalah


P1614: Respon Transponder Error • Penggunaan kunci tanpa transponder
Kode transponder di transponder yang terpasang di kunci • Penggunaan kunci yang tidak terregistrasi
tidak dapat dibaca melalui modul kontrol immobilizer. • Kerusakan transponder di dalam kunci
• Modul kontrol immobilizer
• ECM

10C-10
Diagram Kelistrikan
5 6
3 4 12V 7
2
BLK/WHT G17-1 12V
G17-4 YEL/RED E01-53
G17-2 12V 12V
BLK/ORN
2 G17-3 YEL/BLK E01-19

8
[A] G17
2
6 5 4 3 2 1
12 11 10 9 8 7 A
2

[B]
1

E01 C01

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

[A]: Konektor modul kontrol immobilizer (Tampak: A) 4. Junction block


[B]: Konektor ECM (Tampak: A) 5. Modul kontrol immobilizer
1. Battery 6. ECM
2. Sekring 7. Sirkuit jam
3. Kunci Kontak 8. Sirkuit komunikasi serial

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-7] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC di ECM Lanjutkan ke alur Ke Langkah 3.


1) Periksa apakah DTC selain P1614 diagram DTC yang
terdeteksi.  [10C-7] berlaku.
DTC selain P1614 terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sirkuit kabel ground modul Ke Langkah 4. Perbaiki sirkuit.


kontrol immobilizer
1) Lepaskan konektor modul kontrol
immobilizer.
2) Ukur voltase antara terminal “G17-2”
konektor modul kontrol immobilzer dan
ground bodi kendaraan
Apakah resistan 1 Ω atau kurang?

10C-11
YA TIDAK

4 Registrasi kunci digunakan pada ECM Periksa lagi DTC. Ke Langkah 5.


1) Hubungkan konektor modul kontrol
immobilizer.
2) Registrasikan kunci yang digunakan pada
 [10C-17]
Registrasi kunci selesai?
YA TIDAK

5 Registrasi kunci cadangan Ganti kunci yang tidak Ganti dengan ECM yang
1) Registrasikan kunci cadangan pada ECM. dapat diregistrasikan. bagus dan periksa
 [10C-17] kembali.
Registrasi kunci cadangan selesai?

DTC P1621:
Kondisi Pendeteksian dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian Area Masalah


P1621: Error Saluran Komunikasi Immobilizer • Sekring terkait putus
Error komunikasi antara modul kontrol immobilizer dan • Koneksi buruk pada konektor modul kontrol
ECM. immobilizer
• Koneksi buruk pada konektor ECM
• Sirkuit power supply
• Sirkuit ground
• Error komunikasi antara modul kontrol immobilizer
dan ECM.
• Modul kontrol immobilizer
• ECM

Diagram Kelistrikan
Lihat DTC P1614: [10C-10] .

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-7] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan sekring Ke Langkah 3. Ganti sekring yang putus,


1) Periksa sekring untuk sirkuit modul kontrol kemudian periksa sirkuit
immobilizer. yang koslet.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan modul kontrol immobilizer Ke Langkah 4. Perbaiki koneksi yang


dan konektor ECM buruk.
1) Dengan kunci kontak di posisi OFF,
periksa masalah sesaat/berulang dan
koneksi buruk pada konektor modul
kontrol immobilizer dan konektor ECM. 
[00-19]
Semua konektor dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit kabel power supply Ke Langkah 5. Perbaiki sirkuit.


modul kontrol immobilizer
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepaskan konektor modul kontrol
immobilizer.
3) Ukur voltase antara terminal “G17-1”
konektor modul kontrol immobilzer dan
ground kendaraan.
Apakah voltase 10 – 14 V?

10C-12
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit kabel ground modul Ke Langkah 6. Perbaiki sirkuit.


kontrol immobilizer
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Ukur voltase antara terminal “G17-2”
konektor modul kontrol immobilzer dan
ground kendaraan.
Apakah resistan 1 Ω atau kurang?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan error komunikasi antara Ganti dengan modul Perbaiki sirkuit.


modul kontrol immobilizer dan ECM. kontrol immobilizer yang
1) Periksa komunikasi serial dan sirkuit jam baik dan periksa kembali.
apakah terbuka, koslet dan resistensi Jika DTC P1621
tinggi antara modul kontrol immobilize dan terdeteksi lagi, tukar
ECM. dengan ECM yang
Semua sirkuit komunikasi dalam kondisi terbukti baik dan periksa
baik? kembali.

DTC P1623:
Kondisi Pendeteksian dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian Area Masalah


P1623: Transponder Tak Terregistrasi • Penggunaan kunci yang tidak terregistrasi
Kode transponder di dalam transponder yang terpasang • Modul kontrol immobilizer
di kunci tidak valid. • ECM

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-7] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC di ECM Lanjutkan ke alur Ke Langkah 3.


1) Periksa apakah DTC selain P1623 diagram DTC yang
terdeteksi.  [10C-7] berlaku.
DTC selain P1623 terdeteksi?
YA TIDAK

3 Registrasi kunci yang tak terregistrasi Periksa lagi DTC. Ke Langkah 4.


pada ECM
1) Registrasikan kunci tak terregistrasi pada
ECM.  [10C-17]
Registrasi kunci selesai?
YA TIDAK

4 Registrasi kunci cadangan Ganti kunci yang tidak Ganti dengan ECM yang
1) Registrasikan kunci serep.  [10C-17] dapat diregistrasikan. bagus dan periksa
kembali.
Registrasi kunci cadangan selesai?

DTC P1625:
Kondisi Pendeteksian dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian Area Masalah


P1625: Error Antena Immobilizer • Modul kontrol immobilizer
Modul kontrol immobilizer rusak. • ECM

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-7] .

10C-13
YA TIDAK

2 Konfirmasi DTC Ganti dengan modul Periksa apakah ada


1) Hapus DTC.  [10C-8] kontrol immobilizer yang masalah yang terjadi
2) Putar kunci kontak ke posisi OFF. baik dan periksa kembali sesaat/berulang.  [00-
3) Periksa DTC.  [10C-7] DTC. Jika DTC P1625 19] .
DTC P1625 tetap terdeteksi? terdeteksi lagi, tukar
dengan ECM yang
terbukti baik dan periksa
kembali.

DTC P1636:
Kondisi Pendeteksian dan Area Masalah

Kondisi Pendeteksian Area Masalah


P1636: Kegagalan Registrasi Informasi Immobilizer • Sirkuit komunikasi CAN
Error komunikasi antara ECM dan BCM • Combination meter
• Modul kontrol ABS
• BCM
• ECM

Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-6] .

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-7] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC di ECM Lanjutkan ke alur Ke Langkah 3.


1) Periksa ECM apakah ada DTC. diagram DTC yang
Pemeriksaan DTC [1A-36] . berlaku.
DTC U0073, U0121 dan/atau U0140
terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC pada BCM Lanjutkan ke alur Ke Langkah 4.


1) Periksa BCM apakah ada DTC.  [10B- diagram DTC yang
16] berlaku.
DTC U0073 dan/atau U0100 terdeteksi?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 5. Perbaiki sirkuit.


1) Lepaskan konektor dari ECM, BCM dan
modul kontrol ABS.
2) Periksa sirkuit komunikasi CAN apakah
putus, koslet dan resistensi tinggi.
• Antara ECM dan modul kontrol ABS
• Antara BCM dan modul kontrol ABS
Apakah tiap sirkuit komunikasi CAN dalam
kondisi baik?
YA TIDAK

5 Penggantian BCM Ganti dengan ECM yang Selesai.


1) Ganti BCM dengan yang baru.  [10B-32] bagus dan periksa
2) Periksa ECM apakah ada DTC.  [10C-7] kembali.
DTC P1636 tetap terdeteksi?

DTC P1638:
Kondisi Pendeteksian dan Area Masalah

10C-14
Kondisi Pendeteksian Area Masalah
P1638: Informasi Immobilizer Tak Sesuai • BCM
Error komunikasi antara ECM dan BCM • ECM

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-7] .
YA TIDAK

2 Konfirmasi DTC Ke Langkah 3. Periksa apakah ada


1) Lepas koneksi kabel negatif (–) dari masalah yang terjadi
battery selama 5 detik atau lebih. sesaat/berulang.  [00-
2) Sambungkan kabel negatif (–) ke battery. 19] .
3) Periksa apakah ada DTC yang terdeteksi.
 [10C-7]
DTC P1638 tetap terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan spesifikasi ECM Ke Langkah 4. Ganti ECM dengan ECM


1) Periksa nomor part ECM untuk melihat yang benar dan periksa
apakah ECM berlaku pada kendaraan kembali apakah DTC
yang sedang diservis. P1638 masih terdeteksi
ECM yang benar digunakan untuk oleh ECM.
kendaraan yang sedang diservis?
YA TIDAK

4 Penggantian BCM Ganti dengan ECM yang BCM rusak.


1) Ganti BCM dengan yang baru.  [10B-32] bagus dan periksa
2) Periksa ECM apakah ada DTC.  [10C-7] kembali.
DTC P1638 tetap terdeteksi?

Pemeriksaan Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya


Referensi: Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-6]
Modul kontrol immobilizer dan sirkuitnya dapat diperiksa melalui konektor kelistrikan modul kontrol immobilizer
dengan cara mengukur voltase.

PERHATIAN:

Modul kontrol immobilizer tidak dapat diperiksa secara langsung. Dilarang keras menghubungkan voltmeter
dan ohmmeter ke modul kontrol immobilizer dengan konektor yang dilepas.

Pemeriksaan Voltase
1) Lepaskan modul kontrol immobilizer (1) dari steering lock assy atau unit steering lock.  [10C-17]
2) Sambungkan konektor modul kontrol immobilizer (2) ke modul kontrol immobilizer.
3) Periksa voltase pada setiap terminal.

CATATAN:
Karena setiap voltase terminal dipengaruhi oleh voltase battery, pastikan voltase battery 11 V atau lebih
ketika kunci kontak diputar ke posisi ON.

10C-15
A
1

[A]

2
6 5 4 3 2 1
12 11 10 9 8 7

G17

[A]: Konektor modul kontrol immobilizer (Tampak: A)

Terminal Sirkuit Voltase Normal Kondisi


Sekitar 12,0 V Kunci kontak di posisi ON.
G17-1 Power supply
0,0 V Kunci kontak di posisi OFF.
G17-2 Ground 0,0 V —
Lihat referensi
bentuk —
G17-3 Saluran komunikasi serial gelombang.
0,0 V Kunci kontak di posisi OFF.
Lihat referensi
bentuk —
G17-4 Saluran jam gelombang.
0,0 V Kunci kontak di posisi OFF.

Bentuk Gelombang Referensi

CATATAN:
Saat ECM tidak dapat membaca kode transponder pada percobaan pertama, ECM berusaha membaca kode
transponder berulang-ulang sampai 8 kali. Bentuk gelombang kedua adalah contoh yang menunjukkan
bahwa ECM berhasil membaca kode transponder pada percobaan kedua.

Terminal pengukuran CH1: G17-3 ke G17-2


CH2: G17-4 ke G17-2
Setelan osiloskop CH1: 5 V/DIV
CH2: 5 V/DIV
Waktu: 40 ms
Kondisi pengukuran Tepat setelah kunci kontak diputar ke ON, bentuk gelombang dapat
dibaca.

10C-16
Petunjuk Perbaikan
Melepas dan Memasang Modul Kontrol Immobilizer
Referensi: Pemeriksaan Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya [10C-15]

Melepas
1) Putus koneksi kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan cover steering column (2).
Putar steering wheel untuk menjangkau sekrup cover steering column (1).

3) Lepas koneksi konektor (1) dari modul kontrol immobilizer (2).


4) Lepas sekrup (3) dari modul kontrol immobilizer.
2

3
1

5) Lepas modul kontrol immobilizer dari steering lock assy.

CATATAN:
Part antena pada modul kontrol immobilizer mudah pecah. Karena itu, jangan menambahkan daya kuat
ke part ini ataupun memuntir part ini.

Memasang
Balik prosedur melepas.

Registrasi Kunci
Untuk menyelesaikan registrasi kunci, kode transponder yang disimpan di dalam transponder yang terpasang di
dalam kunci harus diregistrasi dengan ECM. Untuk meregristrasi kode transponder dengan ECM, lakukan mode
“Registrasi Kunci Immobilizer” pada SUZUKI scan tool dengan merujuk pada “Buku Petunjuk SUZUKI scan tool ’”.

CATATAN:
• Maksimal empat kode transponder yang bisa diregistrasikan pada ECM.

10C-17
• Pada bagian awal proses registrasi, semua kode transponder kunci yang digunakan yang sudah
terregistrasi dengan ECM dihapus. Oleh karena itu, sebelum memulai registrasi, siapkan semua kunci
yang digunakan selain kunci baru yang akan diregistrasikan dengan ECM.

Prosedur setelah Penggantian ECM


Setelah ECM diganti dengan ECM baru atau bekas, kode transponder di dalam transponder yang terpasang pada
kunci harus diregistrasi dengan ECM. Untuk meregristrasi kode transponder di kunci dengan ECM, lakukan mode
“Registrasi Kunci Immobilizer” pada SUZUKI scan tool dengan merujuk pada “Buku Petunjuk SUZUKI scan tool ’”.

CATATAN:
Maksimal empat kode transponder yang bisa diregistrasikan pada ECM.

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Probe
voltage meter 6. Kotak
penyimpanan

10C-18
Z13DTJ

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan dalam Diagnosis Gangguan
• Sebelum memastikan DTC, jangan melepaskan konektor modul kontrol immobilizer dan ECM, kabel battery dari
battery, harness kabel ground, atau sekring utama. Melepas konektor akan menghapus informasi yang tersimpan
di modul kontrol immobilizer dan ECM.
• DTC yang tersimpan di memori modul control immobilizer dapat dihapus dan diperiksa menggunakan SUZUKI
scan tool. Sebelum menggunakan scan tool, baca Buku Petunjuk. secara seksama agar benar-benar memahami
fungsi apa saja yang tersedia dan bagaimana cara menggunakannya.
• Pastikan membaca Tindakan Pencegahan untuk Servis Sirkuit Elektrik [00-11] sebelum melakukan pemeriksaan
dan patuhi yang tertulis di sana.
• Ada kondisi dimana lampu SVS mengindikasikan bahwa terjadi masalah hanya sesaat dan hilang. Dalam kondisi
demikian, hal itu mungkin terjadi karena part yang bagus diganti. Agar kondisi sepeti itu tidak terjadi, pastikan
mengikuti petunjukkan saat memeriksa dengan menggunakan Pemeriksaan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-
23] .
• Komunikasi ECM, BCM, modul kontrol ABS, combination meter dan DLC dilakukan oleh CAN (Controller Area
Network).
Oleh karena itu, tangani saluran komunikasi CAN dengan cermat dan merujuk ke Tindakan Pencegahan untuk
Sistem Komunikasi CAN [00-11] .
Untuk uraian sistem komunikasi CAN, baca Uraian Sistem Komunikasi CAN [10H-18] .

Tindakan Pencegahan dalam Mengganti Sistem Kontrol Immobilizer


• Setelah modul kontrol immobilizer diganti dengan yang baru atau bekas, mesin tidak dapat dihidupkan kecuali
kode transponder di dalam transponder yang terpasang di kunci diregistrasikan di dalam modul kontrol
immobilizer dan kode verifikasi kunci yang disimpan di dalam modul kontrol immobilizer diregistrasikan di dalam
sistem kontrol immobilizer. Untuk prosedur registrasi, lihat Prosedur setelah Penggantian Modul Kontrol
Immobilizer. [10C-37] .

Tindakan Pencegahan dalam Penggantian ECM


• Setelah ECM diganti dengan yang baru atau bekas, mesin tidak dapat dihidupkan kecuali kode verifikasi yang
disimpan di ECM diregistrasikan di dalam sistem kontrol immobilizer. Untuk prosedur registrasi, lihat Prosedur
setelah Penggantian Modul Kontrol Immobilizer. [10C-37] .

Tindakan Pencegahan dalam Mengganti Kunci


• Untuk meregistrasikan kunci saat mengganti kunci dan/atau membuat kunci cadangan, kode transponder pada
kunci diregistrasi dengan modul kontrol immobilizer. Jika tidak, mesin tak bisa dihidupkan. Untuk prosedur
registrasi, lihat Registrasi Kunci [10C-37] .

10C-19
Tindakan Pencegahan dalam Menangani Sistem Kontrol Immobilizer
• Jangan memutar kunci kontak ke posisi ON dengan kunci yang bersentuhan atau berdekatan dengan kunci lain.
Hal ini menyebabkan sistem kontrol immobilizer dapat mendeteksi kondisi tidak normal dan membuat mesin tidak
dapat dihidupkan.

• Jangan memutar kunci kontak ke posisi ON menggunakan kunci berjenis logam (1) yang terbelit di pegangannya
atau bersentuhan dengannya. Hal ini menyebabkan sistem kontrol immobilizer dapat mendeteksi kondisi tidak
normal dan membuat mesin tidak dapat dihidupkan.

• Jangan meninggalkan kunci di tempat bersuhu tinggi. Suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan transponder
yang terpasang di dalam kunci.

10C-20
• Jangan memutar kunci kontak ke posisi ON dengan mendekatkan antena radio ke antena koil. Hal ini
menyebabkan sistem kontrol immobilizer dapat mendeteksi kondisi tidak normal dan membuat mesin tidak dapat
dihidupkan.

Uraian Umum
Uraian Sistem Kontrol Immobilizer
Sistem kontrol immobilizer adalah perangkat anti-pencuri yang melumpuhkan mesin kendaraan. Sistem kontrol ini
menghentikan kerja mesin dan mencegah kendaraan dari pencurian. Sistem kontrol ini terutama terdiri dari
komponen-komponen berikut. Untuk mengetahui lokasi komponen sistem kontrol immobilizer, lihat Lokasi Komponen
Sistem Kontrol Immobilizer [10C-23] .
• Engine Control Module (ECM)
• Kontrol modul immobilizer dengan antena koil terpasang
• Kunci dengan transponder terpasang

Suatu kode yang disebut kode transponder direkam di dalam transponder. Selain itu, kode tersebut diregistrasi oleh
ECM. Pada dasarnya, ketika kunci kontak dihidupkan, maka ECM membaca kode tersebut dengan antena koil.
Ketika kode itu sesuai dengan kode yang terregistrasi pada modul kontrol immobilizer, modul kontrol immobilizer
membandingkan kode rahasia tersebut dengan ECM. Jika kode rahasia itu cocok, mesin bisa dihidupkan. Jika kode
transponder modul kontrol immobilizer dan kunci atau kode rahasia modul kontrol immobilizer dan ECm tidak cocok,
ECM menghentikan injeksi bahan bakar untuk mencegah mesin agar tidak hidup dan menghidupkan dan mematikan
lampu SVS ON menggunakan saluran komunikasi CAN.

Ignition key Combination meter


Transponder SVS light

ECM
Immobilizer control module Fuel injector

: CAN communication

Uraian Sistem Diagnosa On-Board


Modul kontrol immobilizer dan ECM mendiagnosa apakah ada masalah di dalam sistem kontrol immobilizer.
Informasi diagnostik disimpan sebagai DTC di dalam modul kontrol immobilizer. Informasi diagnostik dapat dibaca
dengan SUZUKI scan tool.

10C-21
Dengan kunci kontak pada posisi ON (namun mesin dalam kondisi mati) apa pun kondisi sistem mesin dan sistem
kontrol emisinya, ECM mengindikasikan ada tidaknya masalah dengan sistem kontrol immobilizer dengan
menghidupkan atau mengedip-ngedipkan ON dan OFF lampu SVS.
Lampu SVS berkedip ON dan OFF pada interval 0,25 detik:
ECM atau modul kontrol immobilizer telah mendeteksi masalah di dalam sistem kontrol immobilizer.

CATATAN:
Segera setelah kunci kontak diputar ke posisi ON, ECM dan modul kontrol immobilizer mendiagnosa apakah
terjadi masalah di dalam sistem kontrol immobilizer maksimal sekitar 3 detik. Saat diagnosa sedang
dilakukan, lampu SVS tetap on dan hasil diagnosa “abnormal”, kemudian mulai berkedip akan tetapi jika
hasilnya “normal”, lampu SVS mati.

Skema dan Diagram


Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer
7

2
1 BLK/RED G17-8 G17-7 GRY

3 G17-5 WHT
BLK/WHT G17-4

4 G17-3 G17-6 RED 9

G240-6 WHT/BLK 6

G240-8 RED/BLK

PPL/WHT
G240-7 WHT

G240-9 RED

IG1 8 WHT

8 RED
5

[A]

[a]
8 7 6 5 4 3 2 1

[A]: Konektro modul kontrol immobilizer (tampak [a}) 4. Combination meter 8. KE ECM
1. Ke relay utama 5. Lampu SVS 9. Junction Connector
2. Sekring “FI” 6. DLC
3. Sekring “IG COIL” 7. Modul kontrol immobilizer

10C-22
Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Sistem Kontrol Immobilizer

2
2
3 1

6
3

4 5

1. ECM 4. Kunci (model keyless entry)


2. Lampu SVS 5. Kunci (model non keyless entry)
3. Modul kontrol immobilizer 6. Transponder

Informasi dan Prosedur Diagnosis


Pemeriksaan Sistem Kontrol Immobilizer
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Memeriksa lampu SVS Ke Langkah 2. Ke Langkah 3.


1) Putar kunci kontak ke posisi ON
menggunakan kunci.
2) Periksa apakah lampu SVS hidup selama
4 detik dan kemudian mati.
Lampu SVS beroperasi sebagaimana
ditentukan?
YA TIDAK

2 Memeriksa Penyalaan Mesin Sistem immobilizer dalam Lihat Pemeriksaan


1) Hidupkan mesin menggnakan kunci. kondisi baik. Sistem Mesin dan Kontrol
Emisi [1A-158] .
Mesin hidup?
YA TIDAK

3 Memeriksa sistem Periksa DTC di ECM.  Ke Langkah 4.


[1A-161]
Lampu SVS tetap ON pada Langkah 1?
YA TIDAK

4 Memeriksa sistem Periksa DTC. Lihat Lampu SVS Tidak


Modul kontrol immobilizer ON dengan Kunci Kontak
Lampu SVS berkedip terus menerus di
 [10C-23] ON dan Mesin Mati [10C-
Langkah 1?
ECM:  [1A-161] 26] .

Pemeriksaan DTC
CATATAN:
Untuk mengetahui cara penggunaan SUZUKI scan tool secara rinci, baca buku petunjuk.

1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.


2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) yang terletak di sisi bawah panel instrumen di bawah jok pengemudi.

10C-23
Special Tool
: SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

3) Putar kunci kontak ke posisi ON.


4) Periksa apakah ada DTC yang disimpan di modul kontrol immobilizer sesuai petunjuk yang tertera pada SUZUKI
scan tool.
5) Seusai pemeriksaan, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan SUZUKI scan tool dari DLC.

Menghapus DTC

CATATAN:
Untuk mengetahui cara penggunaan SUZUKI scan tool secara rinci, baca buku petunjuk.

1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.


2) Hubungkan SUZUKI scan tool ke DLC (1) yang terletak di sisi bawah panel instrumen di bawah jok pengemudi.

Special Tool
: SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

3) Putar kunci kontak ke posisi ON.


4) Hapus DTC sesuai petunjuk yang tertera di SUZUKI scan tool.
5) 5) Seusai menghapus, putar kunci kontak ke posisi OFF dan lepaskan SUZUKI scan tool dari DLC.

Tabel DTC

DTC No. Item yang terdeteksi Mendeteksi keadaan


Data transponder dari transponder tak konsisten saat
B1701 Error Kode Transponder 1
meregistrasikan kunci
Erorr komunikasi antara modul kontrol immobilizer
B1702 Error Komunikasi ECM 1 dan ECM dan / atau voltase battery lebih rendah dari
nilai yang ditentukan
10C-24
B1703 Transponder Tak Terregistrasi Kode transponder tak terregistrasi
B1704 Transponder Code Error 2 Data transponder dari transponder tak konsisten
Tak ada data transponder yang diambil dari
B1705 Error Respons Transponder
transponder
B1706 Error Antena Immobilizer Antena Immobilizer rusak
B1707 Error IMM EEPROM EEPROM di dalam Modul kontrol immobilizer rusak.
Error verifikasi antara modul kontrol immobilizer dan
B1708 Error Kode ECM
ECM.
Error komunikasi antara modul kontrol immobilizer
B1709 Error Komunikasi ECM 2
dan ECM.
Data transponder dari transponder tak konsisten saat
B1710 Kode Transponder Error 3
meregistrasikan kunci
B1711 * Error ECM EEPROM EEPROM di dalam ECM rusak
Error komunikasi antara modul kontrol immobilizer
B1712* Error Komunikasi Immobilizer
dan ECM.
Error verifikasi antara modul kontrol immobilizer dan
B1713* Error Kode Immobilizer
ECM.
B1714* Kode tak terregistrasi Kode ECM tak terregistrasi

CATATAN:
DTC yang ditandai dengan (*) dideteksi oleh ECM, ditransmisikan melalui CAN ke modul kontrol immobilizer
dan diindikasikan oleh modul kontrol immobilizer. ECM tidak mengindikasikan (*) DTC yang ditandai.

Data Scan Tool


ICM
Kondisi normal di bawah ini yang bisa diperiksa dengan scan tool adalah kondisi normal yang dideteksi oleh modul
kontrol immobilizer.

Data Scan Tool Kondisi kendaraan Kondisi normal


Nomor Kunci yang Dipelajari Kunci kontak di posisi ON. 0–4
Tahun Input Kunci kontak di posisi ON. 2006 atau lebih baru
Bulan Input Kunci kontak di posisi ON. 1 – 12

Definisi Data Scan Tool

NOMOR KUNCI YANG DIPELAJARI


0 – 4 PCS: Nomor kode transponder di transponder yang terpasang di kunci yang diregistrasikan dengan sistem
kontrol immobilizer

TAHUN INPUT
20**: Tahun ketika kode transponder di dalam transponder yang terpasang di kunci diregistrasikan dengan
sistem kontrol immobilizer

BULAN INPUT
1 – 12: Tahun ketika kode transponder di dalam transponder yang terpasang di kunci diregistrasikan dengan
sistem kontrol immobilizer

10C-25
Lampu SVS Tidak ON dengan Kunci Kontak ON dan Mesin Mati
Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-22] .

Uraian Sirkuit
Saat kunci kontak diputar ke ON, modul kontrol immobilizer membaca kode dengan antena coil dari kunci. Kemudian
jika kode di transponder di kunci sesuai dengan kode yang diregistrasikan dengan modul kontrol immobilizer dan
ECM, ECM mentransmisikan sinyal indikasi ON lampu SVS ke combination meter untuk menghidupkan lampu SVS.
Kemudian, combination meter menyalakan lampu SVS selama 4 detik dan setelah itu mati. Ketika mesin mulai hidup
dan tidak ada malfungsi yang terdeteksi pada sistem, ECM mengirim sinyal OFF indikasi lampu SVS ke combination
meter agar mematikan lampu SVS. Kemudian, combination meter mematikan lampu SVS, namun jika malfungsi
terdeteksi, lampu SVS berkedip-kedip, saat kunci kontak diputar ke posisi ON.

Perbaikan
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Memeriksa power supply lampu SVS Ke Langkah 2. Ke Langkah 3.


1) Putar kunci kontak ke posisi ON.
Lampu peringatan lainnya ON?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Tukar dengan


1) Hubungkan scan tool ke DLC dengan diagram DTC yang combination meter yang
kunci kontak dalam posisi OFF. berlaku. terbukti baik dan periksa
2) Putar kunci kontak ke posisi ON dan kembali. Jika lampu SVS
periksa DTC. tetap off, tukar dengan
Ada DTC? ECM yang baik dan
periksa kembali.
YA TIDAK

3 Pemeriksaan sekring Ke Langkah 4. Ganti sekring dan periksa


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. apakah koslet.
2) Periksa sekring sirkuit combination meter
di junction block assy. apakah putus.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sirkuit saluran komunikasi Ke Langkah 5. Perbaiki atau ganti.


CAN
1) Periksa sirkuit komunikasi CAN di antara
combination meter dan ECM.
Sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

5 Memeriksa power supply combination Ke Langkah 6. Sirkuit power supply


meter combination meter
1) Lepaskan combination meter.  [9C-12] terbuka.
2) Periksa koneksi terminal dan kabel
konektor combination meter apakah baik.
3) Jika OK, maka putar kunci kontak ke
posisi ON dan ukur voltase antara
terminal power supply konektor
combination meter dengan ground bodi
kendaraan.  [9C-4]
Apakah 10– 14 V?

10C-26
YA TIDAK

6 Memeriksa sirkuit combination meter Tukar dengan Sirkuit ground


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. combination meter yang combination meter
2) Ukur resistansi antara terminal ground terbukti baik dan periksa terbuka atau resistensi
konektor combination meter dan ground kembali. Jika lampu SVS tinggi.
bodi kendaraan.  [9C-4] tetap off, tukar dengan
Apakah resistan 1 Ω atau kurang? ECM yang baik dan
periksa kembali.

DTC B1701 / B1710


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1701 / B1710: Error Kode Transponder 3 • Transponder di kunci
Data transponder dari transponder saat meregistrasikan • Modul kontrol immobilizer
kunci tak konsisten.

Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-22] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-23] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke bagan alur Ke Langkah 3.


1) Periksa modul kontrol immobilizer apakah terkait untuk DTC selain
ada DTC. Pemeriksaan DTC [10C-23] B1701 dan B1710.
Ada DTC selain B1701 dan B1710 yang
terdeteksi?
YA TIDAK

3 Registrasi Kunci Ganti kunci yang tidak Ganti dengan modul


dapat diregistrasikan. kontrol immobilizer yang
Kunci sudah diregistrasi?
baik dan periksa kembali.

DTC B1702 / B1709


Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1702: Error Komunikasi ECM 1 • Voltase battery lebih rendah
Erorr komunikasi antara modul kontrol immobilizer dan • Sekring terkait putus
ECM dan / atau voltase battery lebih rendah dari nilai yang • Sirkuit daya dan ground modul kontrol immobilizer.
ditentukan • Sirkuit daya dan sirkuit ground ECM
B1709: Error Komunikasi ECM 2 • Sirkuit komunikasi CAN atau modul kontrol terkait
Error komunikasi antara modul kontrol immobilizer dan
ECM.

CATATAN:

• Saat modul kontrol immobilizer mendeteksi DTC B1702 meskipun mesin sudah dihidupkan, battery
mungkin rusak. Dalam kasus semacam ini, periksa battery dengan merujuk Memeriksa Battery [1J-26] .
Juga, isi ulang atau ganti battery jika perlu. Setelah itu, periksa kembali DTC
• Saat DTC B1702 dan B1709 terdeteksi pada saat bersamaan, sirkuit komunikasi CAN mungkin rusak.
Periksa apakah DTC terkait kegagalan CAN terdeteksi oleh ECM, BCM dan/atau modul kontrol ABS. Jika
terdeteksi, lakukan alur diagram DTC yang berlaku
10C-27
Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-22] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-23] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Ke Langkah 3.


1) Periksa ECM apakah ada DTC.  [1A- diagram DTC yang
161] berlaku.
2) Periksa BCM apakah ada DTC.  [10B-
16]
Ada DTC yang terdeteksi?
YA TIDAK

3 Memeriksa sekring Perbaiki part yang rusak Ke Langkah 4


1) Periksa apakah ada sekring yang putus. dan ganti sekring yang
putus.
Ada sekring yang putus?
YA TIDAK

4 Memeriksa konektor modul kontrol Ke Langkah 5. Perbaiki koneksi yang


1) Dengan kunci di posisi OFF, lepas buruk.
koneksi konektor modul kontrol
immobilizer dan konektor ECM
2) Periksa koneksi pada terminal dan kabel
modul kontrol immobilizer dan konektor
ECM apakah sudah benar.  [00-19]
Semua koneksi terminal dan kabel
normal?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 6. Perbaiki sirkuit.


1) Periksa sirkuit komunikasi CAN di antara
modul kontrol immobilizer dan ECM
apakah terbuka, koslet dan resistensi
tinggi.  [00-16]
Apakah tiap sirkuit komunikasi CAN dalam
kondisi baik?
YA TIDAK

6 Memeriksa sirkuit daya dan sirkuit ground Ganti dengan modul Perbaiki sirkuit daya
modul kontrol immobilizer. kontrol immobilizer yang dan/atau sirkuit ground.
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground baik dan periksa kembali.
modul kontrol immobilizer. Pemeriksaan Jika DTC B1702 atau
Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya B1709 terdeteksi lagi,
[10C-34] tukar dengan ECM yang
Sirkuit daya dan sirkuit ground modul baik dan periksa kembali.
kontrol immobilizer normal?

DTC B1703:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah
B1703: Transponder Tak Terregistrasi
Kode transponder tidak terregistrasi di dalam modul kontrol immobilizer.

CATATAN:
Perbaiki DTC B1703 dulu jika B1703 dan 1712 terdeteksi pada saat yang bersamaan.

10C-28
Perbaikan DTC
Lakukan Registrasi Kunci [10C-37] dan periksa kembali DTC.

DTC B1704:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1704: Error Kode Transponder 2 • Penggunaan kunci yang tidak terregistrasi
Data transponder yang diambil dari transponder tak • Kerusakan transponder di dalam kunci
konsisten • Transponder di kunci
• Modul kontrol immobilizer

CATATAN:
• Perbaiki DTC B1704 dulu jika B1704 dan 1712 terdeteksi pada saat yang bersamaan.

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-23] .
YA TIDAK

2 Registrasi kunci yang digunakan dengan Periksa apakah mesin Ke Langkah 3.


modul kontrol immobilizer bisa dihidupkan dan
1) Registrasikan kunci yang digunakan periksa kembali DTC.
dengan modul kontrol immobilizer
Registrasi Kunci [10C-37]
Kunci sudah diregistrasi?
YA TIDAK

3 Registrasi kunci cadangan dengan modul Periksa apakah mesin Ke Langkah 4.


kontrol immobilizer bisa dihidupkan dan ganti
1) Registrasikan kunci cadangan dengan kunci yang tidak dapat
modul kontrol immobilizer Registrasi diregistrasikan
Kunci [10C-37] .
Kunci cadangan sudah diregistrasi?
YA TIDAK

4 Memeriksa konektor modul kontrol Ke Langkah 5. Perbaiki koneksi yang


immobilizer buruk.
1) Dengan kunci di posisi OFF, lepas
koneksi konektor modul kontrol
immobilizer.
2) Periksa koneksi pada terminal dan kabel
konektor modul kontrol immobilizer
apakah sudah benar.  [00-19]
Semua koneksi terminal dan kabel
normal?
YA TIDAK

5 Memeriksa sirkuit daya dan sirkuit ground Ganti dengan modul Perbaiki sirkuit daya
modul kontrol immobilizer. kontrol immobilizer yang dan/atau sirkuit ground.
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground baik dan periksa kembali.
modul kontrol immobilizer. Pemeriksaan
Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya
[10C-34] .
Sirkuit daya dan sirkuit ground modul
kontrol immobilizer normal?

10C-29
DTC B1705:
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1705: Respon Transponder Error • Penggunaan kunci tanpa transponder
Tak ada data transponder yang diambil dari • Penggunaan kunci yang tidak terregistrasi
transponder • Kerusakan transponder di dalam kunci
• Modul kontrol immobilizer

Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-22] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Sudah Pemeriksaan Sistem Kontrol


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
Immobilizer [10C-23] dilakukan?
Immobilizer [10C-23] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Ke Langkah 3.


diagram DTC yang
DTc B1706 yang terdeteksi berbeda dari
berlaku.
B1705?
YA TIDAK

3 Registrasi kunci yang digunakan dengan Periksa apakah mesin Ke Langkah 4.


modul kontrol immobilizer bisa dihidupkan dan
1) Registrasikan kunci yang digunakan periksa kembali DTC.
dengan modul kontrol immobilizer
Registrasi Kunci [10C-37]
Kunci sudah diregistrasi?
YA TIDAK

4 Registrasi kunci cadangan dengan modul Periksa apakah mesin Ke Langkah 5.


kontrol immobilizer bisa dihidupkan dan ganti
1) Registrasikan kunci cadangan dengan kunci yang tidak dapat
modul kontrol immobilizer Registrasi diregistrasikan
Kunci [10C-37]
Kunci cadangan sudah diregistrasi?
YA TIDAK

5 Memeriksa konektor modul kontrol Ke Langkah 6. Perbaiki koneksi yang


immobilizer buruk.
1) Dengan kunci di posisi OFF, lepas
koneksi konektor modul kontrol
immobilizer.
2) Periksa koneksi pada terminal dan kabel
konektor modul kontrol immobilizer
apakah sudah benar.  [00-19]
Semua koneksi terminal dan kabel
normal?
YA TIDAK

6 Memeriksa sirkuit daya dan sirkuit ground Ganti dengan modul Perbaiki sirkuit daya
modul kontrol immobilizer. kontrol immobilizer yang dan/atau sirkuit ground.
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground baik dan periksa kembali.
modul kontrol immobilizer. (Pemeriksaan
Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya)
Sirkuit daya dan sirkuit ground modul
kontrol immobilizer normal?

DTC B1706
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

10C-30
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
B1706: Error Antena Immobilizer Modul kontrol immobilizer
Antena Immobilizer rusak.

Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-22] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan “Sistem Kontrol Immobilizer”


Ke Langkah 6. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
sudah dilakukan?
Immobilizer [10C-23] .
YA TIDAK

2 Memeriksa sirkuit daya dan sirkuit ground Ganti dengan modul Perbaiki sirkuit daya
modul kontrol immobilizer. kontrol immobilizer yang dan/atau sirkuit ground.
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground baik dan periksa kembali.
modul kontrol immobilizer.
Sirkuit daya dan sirkuit ground modul
kontrol immobilizer normal?

DTC B1707
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1707: Error IMM EEPROM Kegagalan internal (kerusakan EEPROM) modul kontrol
EEPROM di dalam modul kontrol immobilizer immobilizer.
rusak.

Perbaikan DTC
1. Hapus DTC. Menghapus DTC [10C-24]
2. Putar kunci kontak ke posisi OFF.
3. Periksa apakah B1707 masih terdeteksi dengan merujuk Pemeriksaan DTC [10C-23] . Jika masih terdeteksi,
lanjutkan ke langkah selanjutnya. JIka tidak, perbaikan selesai.
4. Ganti dengan modul kontrol immobilizer yang baik dan periksa kembali.

DTC B1708
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1708: Error kode ECM • ECM tidak terregistrasi dengan sistem kontrol immobilizer.
Error verifikasi antara modul kontrol immobilizer • Modul kontrol immobilizer
dan ECM. • ECM

Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-22] .

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Sudah Pemeriksaan Sistem Kontrol


Ke langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
Immobilizer [10C-23] dilakukan?
Immobilizer [10C-23]

10C-31
YA TIDAK

2 Pemeriksaan ECM Ke Langkah 3. Ke Langkah 4.


DTC B1708 terdeteksi tidak lama setelah
mengganti CM?
YA TIDAK

3 Registrasikan ECM Ke Langkah 4. Periksa apakah mesin


1) Registrasikan ECM Prosedur setelah bisa dihidupkan dan
Penggantian ECM [10C-37] periksa kembali DTC.
2) Periksa lagi DTC.
DTC B1707 terdeteksi?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan DTC
1) Periksa ECM apakah ada DTC.  [1A-
161]
2) Periksa BCM apakah ada DTC.  [10B-
16]

YA TIDAK

5 Memeriksa konektor modul kontrol


1) Dengan kunci di posisi OFF, lepas
koneksi konektor modul kontrol
immobilizer dan konektor ECM
2) Periksa koneksi pada terminal dan kabel
modul kontrol immobilizer dan konektor
ECM apakah sudah benar.  [00-19]

YA TIDAK

6 Memeriksa sirkuit daya dan sirkuit ground Ganti dengan modul Perbaiki sirkuit daya
modul kontrol immobilizer. kontrol immobilizer yang dan/atau sirkuit ground.
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground baik dan periksa kembali.
modul kontrol immobilizer. Pemeriksaan Jika DTC B1708 masih
Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya terdeteksi, tukar dengan
[10C-34] . ECM yang baik dan
Sirkuit daya dan sirkuit ground modul periksa kembali.
kontrol immobilizer normal?

DTC B1711
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1711: Error EEPROM ECM Kegagalan internal (kerusakan EEPROM) ECM
EEPROM di dalam ECM rusak.

Perbaikan DTC
1. Hapus DTC. Menghapus DTC [10C-24]
2. Putar kunci kontak ke posisi OFF.
3. Periksa apakah B1711 masih terdeteksi dengan merujuk Pemeriksaan DTC [10C-23] . Jika masih terdeteksi,
lanjutkan ke langkah selanjutnya. JIka tidak, perbaikan selesai.
4. Ganti dengan ECM yang bagus dan periksa kembali.

DTC B1712
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah


B1712: Error Komunikasi Immobilizer • Sekring terkait putus
Error komunikasi antara modul kontrol • Sirkuit daya dan ground modul kontrol immobilizer
immobilizer dan ECM. • Sirkuit daya dan sirkuit ground ECM
• Sirkuit komunikasi CAN atau modul kontrol terkait

10C-32
CATATAN:
Perbaiki DTC B1703 dulu jika B1703 dan 1712 terdeteksi pada saat yang bersamaan.

Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-22]

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Sudah Pemeriksaan Sistem Kontrol


Ke langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
Immobilizer [10C-23] dilakukan?
Immobilizer [10C-23] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Ke Langkah 3.


1) Periksa modul kontrol immobilizer apakah diagram DTC yang
ada DTC. Pemeriksaan DTC [10C-23] berlaku.
Ada DTC selain DTC B1712 yang
terdeteksi?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Ke Langkah 4.


1) Periksa ECM apakah ada DTC  [1A- diagram DTC yang
161] . berlaku.
2) Periksa BCM apakah ada DTC [10B-
16] .
Ada DTC yang terdeteksi?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan sekring Ganti sekring terkait yang Ke Langkah 5.


1) Periksa apakah ada sekring yang putus. putus.
Ada sekring yang putus?
YA TIDAK

5 Memeriksa konektor modul kontrol Ke Langkah 6. Perbaiki koneksi yang


1) Dengan kunci di posisi OFF, lepas buruk.
koneksi konektor modul kontrol
immobilizer dan konektor ECM
2) Periksa koneksi pada terminal dan kabel
modul kontrol immobilizer dan konektor
ECM apakah sudah benar.  [00-19]
Semua koneksi terminal dan kabel
normal?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 7. Perbaiki sirkuit.


1) Periksa sirkuit komunikasi CAN antara
modul kontrol immobilizer apakah terbuka,
koslet, atau resistensi tinggi  [00-16] .
Apakah tiap sirkuit komunikasi CAN dalam
kondisi baik?
YA TIDAK

7 Memeriksa sirkuit daya dan sirkuit ground Ganti dengan modul Perbaiki sirkuit daya
modul kontrol immobilizer. kontrol immobilizer yang dan/atau sirkuit ground.
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground baik dan periksa kembali.
modul kontrol immobilizer Pemeriksaan Jika DTC B1712 masih
Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya terdeteksi, tukar dengan
[10C-34] . ECM yang baik dan
Sirkuit daya dan sirkuit ground modul periksa kembali.
kontrol immobilizer normal?

DTC B1713
Kondisi Pendeteksian DTC dan Area Masalah

10C-33
Kondisi pendeteksian DTC Area Masalah
B1713: Error Kode Immobilizer • Modul kontrol immobilizer
Error verifikasi antara modul kontrol immobilizer • ECM
dan ECM.

CATATAN:
Perbaiki DTC B1704 dulu jika B1704 dan 1712 terdeteksi pada saat yang bersamaan.

Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Kelistrikan Sistem Kontrol Immobilizer [10C-22]

Perbaikan DTC
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Sudah Pemeriksaan Sistem Kontrol


Ke Langkah 2. Lihat Pemeriksaan
Sistem Kontrol
Immobilizer [10C-23] dilakukan?
Immobilizer [10C-23] .
YA TIDAK

2 Pemeriksaan DTC Lanjutkan ke alur Ke Langkah 3.


1) Periksa ECM apakah ada DTC  [1A- diagram DTC yang
161] . berlaku.
2) Periksa BCM apakah ada DTC
[10B-15] .
Ada DTC yang terdeteksi?
YA TIDAK

3 Memeriksa konektor modul kontrol Ke Langkah 4. Perbaiki koneksi yang


1) Dengan kunci di posisi OFF, lepas buruk.
koneksi konektor modul kontrol
immobilizer dan konektor ECM
2) Periksa koneksi pada terminal dan kabel
modul kontrol immobilizer dan konektor-
konektor ECM apakah sudah benar 
[00-19] .
Semua koneksi terminal dan kabel
normal?
YA TIDAK

4 Memeriksa sirkuit daya dan sirkuit ground Ganti dengan modul Perbaiki sirkuit daya
modul kontrol immobilizer. kontrol immobilizer yang dan/atau sirkuit ground.
1) Periksa sirkuit daya dan sirkuit ground baik dan periksa kembali.
modul kontrol immobilizer Pemeriksaan Jika DTC B1713 masih
Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya terdeteksi, tukar dengan
[10C-34] . ECM yang baik dan
Sirkuit daya dan sirkuit ground modul periksa kembali.
kontrol immobilizer normal?

DTC B1714
Kondisi pendeteksian DTC
B1714: Kode Tak Terregistrasi
ECM belum pernah diregristrasi dengan sistem kontrol immobilizer.

Perbaikan DTC
ECM tidak terregistrasi dengan sistem kontrol immobilizer. Jalankan Prosedur setelah Penggantian ECM [10C-37] .

Pemeriksaan Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya


Modul kontrol immobilizer dapat diperiksa pada konektor-konektor kelistrikan dengan mengukur voltase.

10C-34
PERHATIAN:

Modul kontrol immobilizer tidak dapat diperiksa secara langsung. Dilarang keras menghubungkan voltmeter
dan ohmmeter ke modul kontrol immobilizer dengan konektor yang sedang dilepas.

CATATAN:
Karena voltase battery mempengaruhi setiap voltase terminal, pastikan voltasenya 11 V atau lebih ketika
kunci kontak diputar ke ON.

Pemeriksaan Voltase
1) Lepaskan modul kontrol immobilizer (1) dari steering lock assy atau unit steering lock.  [10C-36]
2) Sambungkan konektor modul kontrol immobilizer (2) ke modul kontrol immobilizer.
3) Periksa voltase pada setiap terminal.

[a]
8 7 6 5 4 3 2 1
3

3. Konektor modul kontrol immobilizer (Tampak: A)

Terminal Sirkuit Voltase normal Kondisi


Saluran komunikasi Sekitar 6 V Kunci kontak di posisi ON.
G17-3
serial DLC Sekitar 7 V Setelah mesin hidup
Sekitar 12 V Kunci kontak di posisi ON.
G17-4 Sinyal kunci kontak
Sekitar 0 V Kunci kontak di posisi OFF.
G17-5 Saluran komunikasi
CAN (rendah) Lihat referensi —
bentuk
G17-6 Saluran komunikasi
gelombang.
CAN (tinggi)
G17-7 Ground untuk modul Sekitar 0 V Secara konstan
kontrol immobilizer
G17-8 Sumber daya Sekitar 12 V Secara konstan

10C-35
Bentuk Gelombang Referensi

1. Sinyal komunikasi CAN (Tinggi)


2. Sinyal komunikasi CAN (Rendah)

CATATAN:
Sinyal saluran komunikasi CAN berupa pulse. Frekuensi pulse berbeda-beda tergantung kondisi kendaraan.

Petunjuk Perbaikan
Melepas dan Memasang Modul Kontrol Immobilizer
Referensi: Pemeriksaan Modul Kontrol Immobilizer dan Sirkuitnya [10C-34]

Melepas
1) Putus koneksi kabel negatif (–) pada battery.
2) Lepaskan cover steering column (2).
Putar steering wheel untuk menjangkau sekrup cover steering column (1).

3) Lepas koneksi konektor (1) dari modul kontrol immobilizer (2).


4) Lepas sekrup (3) dari modul kontrol immobilizer.

10C-36
2

3
1

5) Lepas modul kontrol immobilizer dari steering lock assy.

CATATAN:
Jangan menambahkan atau membelit daya kuat ke part antena modul kontrol immobilizer.

Memasang
Balik prosedur melepas.

Registrasi Kunci
Untuk menyelesaikan registrasi kunci, kode transponder yang disimpan di dalam transponder yang terpasang di
dalam kunci harus diregistrasi dengan ECM. Untuk meregristrasi kode transponder dengan ECM, lakukan mode
“Registrasi Kunci Immobilizer” pada SUZUKI scan tool dengan merujuk pada “Buku Petunjuk SUZUKI scan tool ’”.

CATATAN:
• Maksimal empat kode transponder yang bisa diregistrasikan dengan modul kontrol immobilizer.
• Pada bagian awal proses registrasi, semua kode transponder kunci yang digunakan yang sudah
terregistrasi dengan modul kontrol immobilizer dihapus. Oleh karena itu, sebelum memulai registrasi,
siapkan semua kunci yang digunakan selain kunci baru yang akan diregistrasikan dengan modul kontrol
immobilizer.

Prosedur setelah Penggantian ECM


Setelah ECM diganti dengan yang baru atau bekas, kode verifikasi kunci yang tersimpan di ECM harus
diregistrasikan dengan sistem kontrol immobilizer. Untuk meregristrasi kode verifikasi kunci yang tersimpan di ECM
dengan sistem kontrol immobilizer, lakukan mode “Ganti ECM” pada SUZUKI scan tool dengan merujuk pada “Buku
Petunjuk SUZUKI scan tool ’”.

Prosedur setelah Penggantian Modul Kontrol Immobilizer.


Setelah modul kontrol immobilizer diganti dengan yang baru atau bekas, kode transponder yang disimpan di
transponder yang terpasang di kunci yang sedang digunakan harus diregistrasikan dengan modul kontrol immobilizer
dan kemudian, kode verifikasi kunci yang disimpan di modul kontrol immobilizer harus diregistrasikan dengan sistem
kontrol immobilizer.
Untuk meregristasikan kunci yang sedang dipakai dengan modul kontrol immobilizer dan untuk meregistrasikan kode
verifikasi yang disimpan di modul kontrol immobilizer dengan sistem kontrol immobilizer, lakukan mode “Ganti Modul
Immobilizer” pada SUZUKI scan tool dengan merujuk pada “Buku Petunjuk SUZUKI scan tool '”.

10C-37
CATATAN:

• Maksimal empat kode transponder yang bisa diregistrasikan dengan modul kontrol immobilizer.
• Pada bagian awal proses registrasi, semua kode transponder kunci yang digunakan yang sudah
terregistrasi dengan modul kontrol immobilizer dihapus. Oleh karena itu, sebelum memulai registrasi,
siapkan semua kunci yang digunakan selain kunci baru yang akan diregistrasikan dengan modul kontrol
immobilizer.

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Probe
voltage meter 6. Kotak
penyimpanan

10C-38
Sistem Kontrol
Bab 10H

Sistem Komunikasi
K12M ....................................................................................................................................................................... 10H-3
Tindakan Pencegahan ......................................................................................................................................... 10H-3
Tindakan Pencegahan saat Menyervis Saluran Komunikasi CAN ..................................................................... 10H-3
Tindakan Pencegahan saat Mendiagosis Gangguan ......................................................................................... 10H-3
Uraian Umum ........................................................................................................................................................ 10H-3
Uraian Sistem Komunikasi CAN ......................................................................................................................... 10H-3
Uraian Umum Diagnosis Sistem Komunikasi CAN............................................................................................. 10H-4
Tabel Sistem Komunikasi CAN yang Mengirimkan dan Menerima Data ............................................................ 10H-5
Skema dan Diagram ............................................................................................................................................. 10H-6
Diagram Sirkuit Sistem Komunikasi CAN ........................................................................................................... 10H-6
Lokasi Komponen ................................................................................................................................................ 10H-7
Lokasi Komponen Sistem Komunikasi CAN ....................................................................................................... 10H-7
Informasi dan Prosedur Diagnosa...................................................................................................................... 10H-7
Diagnosis Gejala Sistem Komunikasi CAN......................................................................................................... 10H-7
Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) ....................................................................... 10H-8
Perbaikan untuk Hilang Komunikasi ................................................................................................................... 10H-9
Perbaikan untuk Bus Komunikasi Off.................................................................................................................10H-11
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................ 10H-17
Special Tool ....................................................................................................................................................... 10H-17

Z13DTJ.................................................................................................................................................................. 10H-18
Tindakan Pencegahan ....................................................................................................................................... 10H-18
Tindakan Pencegahan saat Menyervis Saluran Komunikasi CAN ................................................................... 10H-18
Tindakan Pencegahan saat Mendiagosis Gangguan ....................................................................................... 10H-18
Uraian Umum ...................................................................................................................................................... 10H-18
Uraian Sistem Komunikasi CAN ....................................................................................................................... 10H-18
Uraian Umum Diagnosis Sistem Komunikasi CAN........................................................................................... 10H-20
Tabel Sistem Komunikasi CAN yang Mengirimkan dan Menerima Data .......................................................... 10H-20
Skema dan Diagram ........................................................................................................................................... 10H-22
Diagram Sirkuit Sistem Komunikasi CAN ......................................................................................................... 10H-22
Lokasi Komponen .............................................................................................................................................. 10H-23
Lokasi Komponen Sistem Komunikasi CAN ..................................................................................................... 10H-23
Informasi dan Prosedur Diagnosa.................................................................................................................... 10H-23
Pemeriksaan Sistem Komunikasi CAN ............................................................................................................. 10H-23
Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati) ..................................................................... 10H-24
Perbaikan untuk Hilang Komunikasi ................................................................................................................. 10H-25

10H-1
Perbaikan untuk Bus Komunikasi Off................................................................................................................ 10H-28
Special Tool dan Perlengkapan ........................................................................................................................ 10H-36
Special Tool ....................................................................................................................................................... 10H-36

10H-2
K12M

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan saat Menyervis Saluran Komunikasi CAN
Saat memperbaiki saluran komunikasi CAN, pastikan Anda melihat Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi
CAN [00-11] .

Tindakan Pencegahan saat Mendiagosis Gangguan


• Untuk fungsi Suzuki scan tool yang digunakan untuk sistem komunikasi CAN, lihat buku petunjuk' Suzuki scan
tool.
• Untuk mendiagnosis masalah pada sistem komunikasi CAN, hanya mendiagnosis sensor / modul kontrol target
tidak cukup untuk menghasilkan diagnosis yang akurat. Periksa kondisi komunikasi keseluruhan sistem
(termasuk modul kontrol dan sensor yang terkait dengan komunikasi CAN) dan diagnosis masalahnya dengan
mempertimbangkan semua informasi tersebut.
• Sistem CAN bisa saja mengalami masalah karena sekring yang putus atau voltase battery yang lemah. Sebelum
melakukan perbaikan, pastikan bahwa sekring, voltase battery dan kondisi sistem pengisian normal.
• Error komunikasi CAN dapat dideteksi jika konektor modul kontrol atau sensor yang terhubung ke saluran
komunikasi CAN atau sekring yang digunakan terhubung / terputus saat kunci kontak dalam posisi ON.
• Pastikan bahwa tidak ada peralatan atau opsi selain part asli yang terhubung ke bus CAN. Jika terdapat part lain
yang terhubung, lepaskan sebelum memulai perbaikan.
• Sebelum memperbaiki sistem komunikasi CAN, pastikan Anda melihat Tindakan Pencegahan untuk Servis
Sirkuit Elektrik [00-11] .
• Bahkan jika DTC disertai Hilang Komunikasi (Error penerimaan) dan/atau Bus Komunikasi Putus ditampilkan,
mulailah perbaikan komunikasi CAN terlebih dahulu.
• Sebelum mendiagnosis masalah, pastikan Anda telah memeriksa peralatan kendaraan yang diservis serta modul
kontrol dan sensor yang terhubung ke saluran komunikasi CAN.
• Pastikan menghapus semua DTC setelah menyelesaikan perbaikan.
• Pastikan Anda telah Tindakan Pencegahan Umum [00-6] . sebelum mulai bekerja.

Uraian Umum
Uraian Sistem Komunikasi CAN
Uraian Sistem
ECM, modul kontrol ABS (jika dilengkapi) dan combination meter kendaraan ini mengomunikasikan data kontrol
antara setiap modul kontrol.
Komunikasi setiap modul kontrol dijalin oleh sistem komunikasi CAN (Controller Area Network). Sistem komunikasi
CAN menggunakan komunikasi seri yang mengirimkan data dengan kecepatan tinggi. Sistem ini dapat
mentransmisikan dan menerima data menggunakan sepasang saluran komunikasi silang (CAN High / CAN Low) di
antara semua modul kontrol. Selain itu, terdapat fungsi untuk mendeteksi kesalahan komunikasi secara otomatis.
Setiap modul membaca data yang diperlukan dari data yang diterima dan mentransmisikan data.
Sistem ini berstruktur sedemikian rupa sehingga modul kontrol lainnya terhubung (tertancap) ke bus utama CAN
(sirkuit utama CAN) antara ECM dan combination meter. ECM dan combination meter memiliki resistan pembatas
terintegrasi untuk menstabilkan keseluruhan bus CAN (sirkuit CAN). Jika ada modul yang terputus atau terdapat

10H-3
ketidaknormalan (sirkuit CAN terbuka atau korslet), bus CAN secara keseluruhan menjadi tidak stabil dan
mengakibatkan malfungsi komunikasi CAN antara modul.

Sinyal Komunikasi CAN


Sistem komunikasi CAN adalah sistem komunikasi serial untuk mengirimkan banyak data (nilai dari sensor, data
kontrol dan sinyal kontrol) sebagai sinyal digital ON-OFF melalui saluran komunikasi. Sistem ini menggunakan dua
saluran komunikasi (CAN High dan CAN Low) untuk sirkuit komunikasi sehingga dapat mempertahankan
kemampuan tinggi meskipun jika digunakan untuk komunikasi serial kecepatan tinggi.
Komunikasi serial terjadi seperti yang ditunjukkan dibawah ini dengan 2,5 V sebagai tingkat referensi untuk sinyal
CAN High (1) dan sinyal CAN Low (2). Kisaran sinyal CAN High mulai dari 2,5 V hingga sekitar 3,5 V sedangkan
sinyal CAN Low mulai dari 2,5 V hingga sekitar 1,5 V. Jika keduanya bernilai 2,5 V, sinyal dianggap sebagai OFF dan
jika sinyal CAN High bernilai 3,5 V dan sinyal CAN Low bernilai 1,5 V (yaitu, saat selisih voltase High ke Low lebih
dari 2 V) maka sinyal dianggap sebagai ON. Oleh karena itu, sinyal komunikasi CAN memiliki bentuk gelombang
sinyal yang simetris antara sinyal CAN High dan CAN Low dengan acuan tingkat 2,5 V. Komunikasi CAN gagal jika
bentuk sinyal tersebut rusak.
1
3.5 V

2.5 V
2.5 V

1.5 V
2

Uraian Umum Diagnosis Sistem Komunikasi CAN


Suzuki scan tool digunakan untuk diagnosis pada bagian ini. Keterangan berikut adalah metode komunikasi antara
Suzuki scan tool dan tiap modul kontrol.

Special Tool
: SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

1 3 4
[A]

[B] 2

[C]

[A]: Model non-ABS [B]: Model ABS [C]: Saluran komunikasi CAN

Modul kontrol Komunikasi dengan scan tool Monitor CAN-DTC Fungsi bus check
1 ECM CAN Ada Ada
2 Modul kontrol ABS CAN Ada Ada
3 BCM CAN Ada Ada
4 Combination meter Tidak ada Tidak ada Ada

10H-4
5 DLC — — —

Tabel Sistem Komunikasi CAN yang Mengirimkan dan Menerima Data


Combination Modul kontrol
ECM BCM
meter ABS
Sinyal posisi pedal gas T — — —
Sinyal putaran mesin T R — —
Sinyal posisi throttle T — — —
Sinyal kopling kompresor A/C T — — —
Sinyal torsi mesin T — — —
Sinyal putaran mesin untuk
T — R —
combination meter
Sinyal kontrol MIL T — R —
Sinyal suhu coolant mesin T — — —
Sinyal lampu indikator
T — R —
immobilizer
Sinyal kecepatan kendaraan T R R —
Sinyal switch pedal rem T — — R
Sinyal lampu peringatan suhu
T — R —
coolant mesin tinggi
Sinyal iluminasi ON — T R —
Sinyal switch ketinggian minyak
— T R —
rem
Sinyal sistem pengisian daya — T R —
Sinyal switch tekanan oli — T R —
Sinyal switch rem tangan — T R —
Sinyal permintaan A/C ON / OFF
R T — —
(dari BCM)
Sinyal suhu evaporator A/C R T — —
Sinyal buzzer — T R —
Sinyal switch buckle sabuk
— T R —
pengaman
Status switch pintu — T R —
Diagnostic trouble code (DTC) — T R —
Sinyal kecepatan roda R — — T
Sinyal aktif ABS — — — T
Sinyal indikasi ABS — — R T
Sinyal indikasi EBD (sinyal
— — R T
lampu peringatan rem)

CATATAN:
• T (Transmitting): Apabila dua atau beberapa modul kontrol memulai transmisi secara bersamaan, modul
kontrol yang mentransmisikan informasi dengan prioritas tertinggi langsung melakukan transmisi,
sedangkan semua modul kontrol lainnya masuk reception mode (menerima).

10H-5
• R (Receiving): Semua modul kontrol yang terhubung dengan saluran komunikasi CAN menerima semua
informasi pada saluran komunikasi CAN. Setiap modul kontrol memilih informasi yang diperlukan saja
dan menggunakannya untuk fungsi kontrolnya.
• ECM, menggunakan sinyal kecepatan roda yang ditransmisikan dari modul kontrol ABS, menghitung dan
menentukan kecepatan kendaraan dan mentransmisikan informasi tersebut ke tiap modul kontrol.

Skema dan Diagram


Diagram Sirkuit Sistem Komunikasi CAN

1
[A] [a]
E04-11 WHT/GRN E01-2
8 8
E04-4 RED/GRN E01-1

2
[B] [b] [c]
WHT/BLK E09-45
E08-6 E09-44
E08-8 WHT/GRN
8
RED/BLK E08-12 E09-43
E08-10 RED/GRN

[f]
G04-17 WHT/GRN G240-6
8
G04-1 RED/GRN G240-8
4
[g]
WHT/BLU G240-7
7

RED/BLU G240-9

[C]
C01 E01
[D] E08
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A
14 1 [E] G211
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 15 2 16 15 14 13 12 11 10 9
16 3
17 4 8 7 6 5 4 3 2 1
37 38 41 39 40 42 43 44 45 46 47 48 37 38 41 39 40 42 43 44 45 46 47 48
18 5
49 50 51 52 53 54 55 56 49 50 51 52 53 54 55 56
19 6
20 7
21 8
[G] 22 9
G04 E04 [F] G240
23 10
24 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1314 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 5 6 7 25 12
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 8 9 10 11 12 13 14 26 13

[A]: Model non-ABS [F]: Konektor combination meter 3. BCM


(Tampilan: A)
[B]: Model ABS [G]: Konektor BCM (Tampak A) 4. Combination meter

10H-6
[C]: Konektor ECM (Tampak A) [a] Saluran komunikasi CAN (link 5. DLC
hingga dengan alur diagnosis [a]
[g]: hingga [g] pada “Tabel
Pemilihan Alur Diagnosis
menurut Peralatan: “.
[D]: Konektor modul kontrol ABS 1. ECM 6. CAN driver
(Tampak: A)
[E]: DLC (Tampilan: A) 2. Modul kontrol ABS

Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Sistem Komunikasi CAN

4
5

1. ECM 2. Modul kontrol ABS 3. Combination meter


4. BCM 5. DLC

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Diagnosis Gejala Sistem Komunikasi CAN
Menggunakan Suzuki scan tool, jalankan “Communication Malfunction DTC” di bawah “Bus Check” dan periksa DTC
semua modul kontrol yang terhubung ke Bus Komunikasi CAN.
Kondisi Kemungkinan Penyebab Tindakan
Hanya catatan DTC yang Periksa kembali DTC setelah —
terdeteksi dalam salah satu menghapus DTC dan menjalankan
sistem tes jalan. Jika hasil pemeriksaan
OK, maka masalahnya sesaat.
10H-7
“Control Module Bus Off” Lakukan “Perbaikan untuk Bus  [10H-11]
terdeteksi di salah satu sistem Komunikasi Off”
(DTC saat ini)
Hanya “Hilang Komunikasi” Lakukan “Perbaikan untuk Hilang  [10H-9]
terdeteksi di salah satu sistem Komunikasi”
(DTC saat ini)
Tidak ada tampilan pada Suzuki Periksa apakah Suzuki scan tool —
scan tool (Tidak dapat dapat berkomunikasi dengan
berkomunikasi dengan semua menghubungkannya ke kendaraan
sistem.) lain.
Lakukan “Perbaikan untuk Hilang  [10H-9]
Komunikasi”

Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati)


Mendeteksi kondisi (DTC
DTC No. Mendeteksi item akan ditentukan saat
mendeteksi:)
ECM
Error pengiriman dan
Communication Bus Modul penerimaan ECM selama
U0073  [10H-8]
Kontrol Off waktu yang ditentukan
secara kontinu.
Error penerimaan ECM dari
Hilang Komunikasi dengan modul kontrol ABS selama
U0121  [10H-8]
Modul Kontrol ABS waktu tertentu secara
kontinu.
Error penerimaan ECM dari
Hilang Komunikasi dengan BCM
BCM atau combination
U0155  [10H-8] atau Modul Kontrol Instrument
meter selama waktu tertentu
Panel Cluster (IPC)
secara kontinu.
Error penerimaan ECM dari
Hilang Komunikasi dengan BCM
BCM atau combination
U1081  [10H-8] atau Modul Kontrol Instrument
meter selama waktu tertentu
Panel Cluster (IPC)
secara kontinu.
Modul kontrol ABS (jika dilengkapi)
Error pengiriman dan
Communication Bus Modul penerimaan ECM selama
U0073  [10H-11]
Kontrol Off waktu yang ditentukan
secara kontinu.
Error penerimaan modul
kontrol ABS dari ECM
U0100  [10H-9] Hilang Komunikasi dengan ECM
selama waktu tertentu
secara kontinu.
Error penerimaan ECM dari
U0140* [10H-9] Hilang Komunikasi dengan BCM BCM selama waktu tertentu
secara kontinu.
BCM
Error pengiriman dan
Communication Bus Modul penerimaan ECM selama
U0073  [10H-11]
Kontrol Off waktu yang ditentukan
secara kontinu.

10H-8
Error penerimaan modul
kontrol ABS dari ECM
U0100  [10H-9] Hilang Komunikasi dengan ECM
selama waktu tertentu
secara kontinu.

Perbaikan untuk Hilang Komunikasi


Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Sistem Komunikasi CAN [10H-6] .

Prosedur Diagnosis

CATATAN:
• Sebelum melakukan hal-hal dalam diagram alir berikut, pastikan Anda melakukan Diagnosis Gejala
Sistem Komunikasi CAN [10H-7] .
• Terjadinya beberapa masalah sekaligus tidak disertakan dalam cakupan diagnosis masalah ini.

Bila “Hilang Komunikasi” terdeteksi dalam modul kontrol mana pun, lakukan pemeriksaan menggunakan prosedur
berikut.
1) Sambungkan Suzuki scan tool ke DLC, kemudian putar kunci kontak ke posisi ON.
2) Menggunakan “Communication Bus Check” di bawah “Bus Check” dari Suzuki scan tool, periksa modul kontrol
mana yang tidak dapat berkomunikasi (tak ada tampilan pada layarnya).
3) Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, pilih kode alur diagnosis yang berlaku ([a] hingga [g]) dari Tabel
Pemilihan Alur Diagnosis menurut Peralatan .
4) Jalankan perbaikan menurut alur diagnosis yang dipilih.

Tabel Pemilihan Alur Diagnosis menurut Peralatan

PERHATIAN:

• Jika modul kontrol atau sensor gagal berkomunikasi, periksa apakah sirkuit daya atau sirkuit ground dari
modul kontrol terkait atau sensor dalam kondisi baik, dengan melihat diagram sirkuit sistem, dll. sebelum
mendiagnosis masalah menurut diagram alir.
• Jika tidak memungkinkan untuk memilih kode alur diagnosis yang sesuai dari Tabel Pemilihan Alur
Diagnosis menurut Peralatan atau “dua atau beberapa alur diagnosis dapat dipilih”, jalankan Perbaikan
untuk Bus Komunikasi Off [10H-11] .

CATATAN:
Alur diagnosis [a] hingga [g] link dengan saluran komunikasi CAN [a] hingga [g] pada Diagram Sirkuit Sistem
Komunikasi CAN [10H-6] .

Model non-ABS

Sensor / modul kontrol komunikasi nonaktif Alur diagnosis


BCM dan ECM [b]
Semua modul kontrol yang dikomunikasikan oleh CAN [c]
Model ABS

10H-9
Sensor / modul kontrol komunikasi nonaktif Alur diagnosis
Modul kontrol ABS dan ECM [a]
ECM, BCM dan ABS [b]
Semua modul kontrol yang dikomunikasikan oleh CAN [c]

Perbaikan

Alur diagnosis: [a]


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti kabel


1) Lepas kabel negatif dari battery. harness yang cacat.
2) Lepaskan konektor “E04” dari BCM dan
konektor berikut ini dari modul kontrol
ABS.
• Model ABS: Konektor “E08”
3) Periksa ketepatan koneksi terminal pada
konektor BCM dan modul kontrol ABS.
4) Jika OK, periksa apakah sirkuit
komunikasi CAN “b” antara BCM dan
konektor modul kontrol ABS putus.
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan resistan sirkuit komunikasi Ganti dengan modul Ganti dengan BCM yang
CAN kontrol ABS yang bagus bagus dan periksa
1) Hubungkan konektor “E04” ke BCM. dan periksa kembali. kembali.
2) Ukur resistan antara terminal konektor
modul kontrol ABS sebagai berikut.
• Model ABS: “E08-6” dan “E08-12”
Apa resistannya 114 – 134 Ω?

Alur diagnosis: [b]


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti kabel


1) Lepas kabel negatif dari battery. harness yang cacat.
2) Lepaskan konektor “G04” dari BCM dan
konektor “G240” dari combination meter.
3) Periksa ketepatan koneksi terminal pada
konektor BCM dan konektor combination
meter.
4) Jika OK, periksa apakah sirkuit
komunikasi CAN “f” antara BCM dan
konektor combination meter putus.
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan resistan pembatas Ganti dengan BCM yang Tukar dengan


combination meter bagus dan periksa combination meter yang
1) Hubungkan konektor “G240” ke kembali. terbukti baik dan periksa
combination meter. ulang.
2) Ukur resistan antara terminal “G04-1” dan
“G04-17” konektor BCM.
Apa resistannya 114 – 134 Ω?

Alur diagnosis: [c]

10H-10
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti kabel


1) Lepas kabel negatif dari battery. harness yang cacat.
2) Cabut konektor “G240” dari combination
meter.
3) Periksa ketepatan koneksi terminal pada
combination meter dan DLC.
4) Jika OK, periksa apakah sirkuit
komunikasi CAN “g” antara konektor
combination meter dan DLC putus.
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan resistan pembatas Lihat Perbaikan untuk Tukar dengan


combination meter Bus Komunikasi Off combination meter yang
1) Hubungkan konektor “G240” ke [10H-11] . terbukti baik dan periksa
combination meter. ulang.
2) Lepaskan konektor “G04” dari BCM.
3) Ukur resistan antara terminal “G211-6”
dan “G211-14” DLC.
Apa resistannya 114 – 134 Ω?

Perbaikan untuk Bus Komunikasi Off


CATATAN:
Sebelum melakukan hal-hal dalam diagram alir berikut, pastikan Anda melakukan Diagnosis Gejala Sistem
Komunikasi CAN [10H-7] .

Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Sistem Komunikasi CAN [10H-6] .

Prosedur Diagnosis
Saat “Bus Komunikasi CAN Off” terdeteksi di modul kontrol mana pun, atau saat tidak memungkinkan untuk
berkomunikasi dengan ECM, modul kontrol ABS (jika dilengkapi) dan/atau combination meter menggunakan Suzuki
scan tool, lakukan pemeriksaan menggunakan prosedur berikut.
1) Menggunakan osiloskop atau fungsi osiloskop pada Suzuki scan tool, perhatikan bentuk gelombang DLC pada
kondisi berikut ini saat kunci kontak dalam posisi ON.

Channel Probe No. Terminal


+ G211-6  [10H-6]
1
– Ground bodi kendaraan
+ G211-14  [10H-6]
2
– Ground bodi kendaraan
2) Bandingkan bentuk gelombang sinyal yang diamati dan bentuk gelombang yang disediakan sebagai “Bentuk
Gelombang Referensi:”. Carilah bentuk gelombang sinyal yang paling mirip dan tentukan masalah sistem dan
penyebabnya. 
3) Jalankan perbaikan sesuai dengan Perbaikan .

10H-11
Bentuk Gelombang Referensi

CATATAN:
• Gambar di bawah ini adalah bentuk gelombang yang diamati dengan fungsi osiloskop Suzuki scan tool
sebagai contoh untuk dijadikan acuan.
• Bentuk gelombang dalam “Contoh bentuk gelombang abnormal” diambil sebagai contoh di antara
bentuk gelombang komunikasi CAN pada saat terjadi ketidaknormalan. Namun, bentuk gelombang yang
sama tak selalu dapat diamati. Karena itu, untuk mengenali isi ketidaknormalan, pilih bentuk gelombang
yang paling mirip dengan bentuk gelombang yang diamati dari Contoh bentuk gelombang yang tidak
normal .

Bentuk gelombang normal

Bentuk gelombang normal Gambaran


Voltase acuan sinyal CAN High dan
sinyal CAN Low adalah 2,5 V. Bentuk
gelombang sinyal CAN High adalah
2,5 –3,5 V dan bentuk gelombang
sinyal CAN Low adalah 2,5 – 1,5 V.

[A]: Tinggi ground masing-masing [D]: Bentuk gelombang channel 1


channel
[B]: Volt/div masing-masing [E]: Bentuk gelombang channel 2
channel
[C]: Time/div masing-masing
channel

Contoh bentuk gelombang yang tidak normal

Kemungkinan Bentuk gelombang khas Gambaran


penyebab
Sinyal CAN High Sinyal CAN Low

10H-12
Terhubung ke ground Jika kabel sinyal CAN High
terhubung pendek ke sirkuit
ground
Sinyal CAN High dan sinyal
CAN Low tetap pada level
GND (0 V)
Jika kabel sinyal CAN Low
terhubung pendek ke sirkuit
ground
Level acuan sinyal CAN
High dan sinyal CAN Low
adalah level GND (0 V) dan
bentuk gelombang sinyal
CAN High berosilasi secara
tak tentu.
• Sinyal CAN High:
Antara 0 V dan 3 V
• Sinyal CAN Low: Tetap
pada 0 V
Buka Jika kabel sinyal CAN High
terbuka
Voltase acuan sinyal CAN
High dan sinyal CAN Low
adalah 2,5 V dan bentuk
gelombang sinyal ini
berosilasi secara tak tentu.
• Sinyal CAN High:
Antara 3,5 V dan 1,0 V
• Sinyal CAN Low: Antara
2,5 V dan 1,0 V.
Jika kabel sinyal CAN Low
terbuka
Voltase acuan sinyal CAN
High dan sinyal CAN Low
adalah 2,5 V dan bentuk
gelombang sinyal ini
berosilasi secara tak tentu.
• Sinyal CAN High:
Antara 2,5 V dan 4,0 V
• Sinyal CAN Low: Antara
1,5 V dan 4,0 V.
Terhubung pendek Jika kabel sinyal CAN High
ke sirkuit pasokan terhubung pendek ke sirkuit
daya (12 V) pasokan daya (12 V)
Sinyal CAN High tetap pada
12 V dan sinyal CAN Low
berosilasi tidak menentu
antara 12 V dan 2 V.
Jika kabel sinyal CAN Low
terhubung pendek ke sirkuit
pasokan daya (12 V)
Sinyal CAN High dan sinyal
CAN Low tetap pada 12 V.

10H-13
Terhubung pendek Jika kabel sinyal CAN High
ke sirkuit pasokan terhubung pendek ke sirkuit
daya (5 V) pasokan daya (5 V)
Voltase acuan sinyal CAN
High dan sinyal CAN Low
adalah 5,0 V dan bentuk
gelombang sinyal ini
berosilasi secara tak tentu.
• Sinyal CAN High:
Antara 5,5 V dan 4,5 V
• Sinyal CAN Low: Antara
5,0 V dan 1,5 V.
Jika kabel sinyal CAN Low
terhubung pendek ke sirkuit
pasokan daya (5 V)
Sinyal CAN High dan sinyal
CAN Low tetap pada 5 V.
Kabel sinyal CAN Sinyal CAN High dan sinyal
High dan sinyal CAN CAN Low tetap pada 2,5 V
Low saling
terhubung pendek

Perbaikan
Jalankan pemeriksaan menurut prosedur perbaikan berikut ini.

CATATAN:
• Sebelum mendiagnosis masalah, pastikan Anda telah memeriksa peralatan kendaraan yang diservis
serta modul kontrol dan sensor yang terhubung ke saluran komunikasi CAN.
• Sebelum menggunakan Suzuki scan tool, bacalah buku petunjuknya' untuk mengetahui cara
menggunakan dan fungsi apa saja yang tersedia.
• Saat menjalankan “Pemeriksaan Bus Komunikasi” menggunakan Suzuki scan tool dalam perbaikan ini,
lihat Pemeriksaan Komunikasi menurut Penilaian .

10H-14
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan saluran komunikasi CAN Ke Langkah 2. Perbaiki atau ganti


1) Lepas kabel negatif dari battery. kabel harness yang
2) Lepaskan konektor dari semua modul kontrol berikut cacat.
dan sensor yang berkomunikasi melalui CAN. 
[10H-6]
3) Periksa ketepatan koneksi terminal ke tiap sirkuit
komunikasi CAN di semua konektor modul kontrol
(yang berkomunikasi melalui CAN), sensor dan DLC.
4) Jika OK, periksa apakah tiap sirkuit komunikasi CAN
putus, terhubung pendek ke sirkuit daya, saling
terhubung pendek ke kabel komunikasi CAN atau
resistan tinggi, berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengukuran dan identifikasi masalah alami dalam
Langkah 2) Prosedur Diagnosis .
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan resistan pembatas ECM CAN Ke Langkah 3. Ganti dengan ECM


1) Hubungkan konektor “E01” ke ECM. yang bagus dan
2) Ukur resistan pembatas ECM sebagai berikut. periksa kembali.
• Model non-ABS
– Antara terminal “E04-4” dan “E04-11” pada
konektor BCM
• Model ABS
– Antara terminal “E08-8” dan “E08-10” pada
konektor modul kontrol ABS
Apa resistannya antara 114 – 134 Ω?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan resistan pembatas CAN combination Ke Langkah 4. Tukar dengan


meter combination meter
1) Hubungkan konektor “G240” ke combination meter. yang terbukti baik
2) Ukur resistan antara terminal “G04-1” dan “G04-17” dan periksa ulang.
konektor BCM.
Apa resistannya antara 114 – 134 Ω?

10H-15
YA TIDAK

4 Pemeriksaan ECM, Combination meter dan BCM Jalankan Ke Langkah 5.


1) Hubungkan konektor “E04” dan “G04” ke BCM. Pemeriksaan
2) Untuk model ABS, hubungkan terminal konektor Komunikasi menurut
modul kontrol ABS berikut ini menggunakan kabel Peralatan .
jumper (1).
• Model ABS [A]:
– Antara terminal “E08-6” dan “E08-8”
– Antara terminal “E08-10” dan “E08-12”
[A]
A

1
“E08-6”

“E08-8”

“E08-10”

“E08-12”
“E09-13”

“E09-46”

3) Hubungkan kabel negatif ke battery.


4) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pilih
“Communication Bus Check” di bawah menu “Bus
Check” pada Suzuki scan tool.
5) Pastikan bahwa komunikasi CAN dalam kondisi
normal untuk ECM, combination meter dan BCM.
Apakah komunikasinya normal?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan komunikasi BCM Ganti dengan BCM Ke Langkah 6.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. yang bagus dan
2) Lepaskan konektor “G04” dan “E04” dari BCM. periksa kembali.
3) Menggunakan kabel jumper (1), hubungkan terminal
konektor BCM berikut ini.
• Antara terminal “E04-4” dan “G04-1”.
• Antara terminal “E04-11” dan “G04-17”
1

“E04-4”
“G04-1”

“G04-17”
“E04-11”

1
4) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pilih
“Communication Bus Check” di bawah menu “Bus
Check” pada Suzuki scan tool
5) Pastikan bahwa komunikasi CAN dalam kondisi
normal untuk ECM dan combination meter.
Apakah komunikasinya normal?

10H-16
YA TIDAK

6 Pemeriksaan komunikasi combination meter Ganti combination Ganti dengan ECM


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. meter yang rusak. yang bagus dan
2) Ganti combination meter. Melepas dan Memasang (Combination meter periksa kembali.
Combination Meter [9C-12] dalam kondisi
3) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pilih rusak)
“Communication Bus Check” di bawah menu “Bus
Check” pada Suzuki scan tool.
4) Pastikan bahwa komunikasi CAN dalam kondisi
normal untuk ECM, combination meter dan BCM.
Apakah komunikasinya normal?

Pemeriksaan Komunikasi menurut Peralatan

Modul kontrol ABS (jika dilengkapi)


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Lepaskan kabel jumper yang terhubung di Langkah 4 Perbaikan dari konektor modul kontrol ABS.
3) Sambungkan konektor berikut ini ke modul kontrol ABS dan putar kunci kontak ke posisi ON.
• Model ABS: Konektor “E08”
4) Pilih “Communication Bus Check” di bawah menu “Bus Check” pada Suzuki scan tool.
5) Pastikan pada CAN communication bahwa modul kontrol, sensor dan modul kontrol ABS telah tersambung
dalam kondisi normal. 
6) Jika terdapat kerusakan, ganti dengan modul kontrol ABS yang bagus dan periksa kembali.

Pemeriksaan Komunikasi menurut Penilaian


Saat menjalankan “Communication Bus Check” menggunakan Suzuki scan tool, lihat tabel berikut ini untuk menilai.

Penilaian Tampilan Communication Bus Check


Normal • Semua sensor / modul kontrol yang tersambung (dikomunikasikan oleh CAN)
ditampilkan dan warna latar belakangnya “Putih”.
• Keadaan di atas tetap tidak berubah saat memantau lebih dari 1 menit.
Abnormal • Salah satu sensor / modul kontrol yang tersambung (dikomunikasikan oleh CAN) tidak
ditampilkan.
• Warna latar belakang sensor / modul kontrol (dikomunikasikan oleh CAN) ditampilkan
dengan warna “Abu-abu” atau “Biru muda”.
• Warna latar belakang sensor / modul kontrol (dikomunikasikan oleh CAN) diubah
menjadi “Abu-abu” (jumlah sensor / modul kontrol menurun) atau “Biru tua” (jumlah
sensor / modul kontrol meningkat).
• “Communication Bus Check” tidak dapat dijalankan.

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Voltage
meter probe 6. Kotak
penyimpanan

10H-17
Z13DTJ

Tindakan Pencegahan
Tindakan Pencegahan saat Menyervis Saluran Komunikasi CAN
Saat memperbaiki saluran komunikasi CAN, pastikan Anda melihat Tindakan Pencegahan untuk Sistem Komunikasi
CAN [00-11] .

Tindakan Pencegahan saat Mendiagosis Gangguan


• Untuk mendiagnosis masalah pada sistem komunikasi CAN, hanya mendiagnosis sensor / modul kontrol target
tidak cukup untuk menghasilkan diagnosis yang akurat. Periksa kondisi komunikasi keseluruhan sistem
(termasuk modul kontrol dan sensor yang terkait dengan komunikasi CAN) dan diagnosis masalahnya dengan
mempertimbangkan semua informasi tersebut.
• Sistem CAN bisa saja mengalami masalah karena sekring yang putus atau voltase battery yang lemah. Sebelum
melakukan perbaikan, pastikan sekring, voltase battery dan kondisi sistem pengisian normal.
• Pastikan bahwa tidak ada peralatan atau opsi selain part asli yang terhubung ke bus CAN. Jika terdapat part lain
yang terhubung, lepaskan sebelum memulai perbaikan.
• Sebelum memperbaiki sistem komunikasi CAN, pastikan Anda melihat Tindakan Pencegahan Umum [00-6] .
• Bahkan jika DTC disertai Hilang Komunikasi (Error penerimaan) dan/atau Bus Komunikasi Putus ditampilkan,
mulailah perbaikan komunikasi CAN terlebih dahulu.
• Ketika melepas setiap konektor modul kontrol dalam perbaikan CAN, berbagai DTC akan terdeteksi. Pastikan
menghapus DTC di modul kontrol berikut ini setelah menyelesaikan perbaikan.
– ECM
– BCM
– Modul kontrol ABS
– Modul kontrol P/S

Uraian Umum
Uraian Sistem Komunikasi CAN
Uraian Sistem
ECM, modul kontrol ABS, BCM dan combination meter kendaraan ini mengomunikasikan data kontrol antara setiap
modul kontrol.
Komunikasi setiap modul kontrol dijalin oleh sistem komunikasi CAN (Controller Area Network).
Sistem komunikasi CAN menggunakan komunikasi seri yang mengirimkan data dengan kecepatan tinggi. Sistem ini
menggunakan sepasang saluran komunikasi twisted (CAN High / CAN Low) untuk transmisi data kecepatan tinggi.
Sebagai salah satu karakteristiknya, beberapa modul kontrol dapat berkomunikasi secara simultan. Selain itu,
terdapat fungsi untuk mendeteksi kesalahan komunikasi secara otomatis. Setiap modul membaca data yang
diperlukan dari data yang diterima dan mentransmisikan data.
Sistem ini berstruktur sedemikian rupa sehingga sensor / modul kontrol lainnya terhubung (tertancap) ke bus utama
CAN (sirkuit utama CAN) antara ECM dan combination meter. ECM dan combination meter memiliki resistan
pembatas terintegrasi untuk menstabilkan keseluruhan bus CAN (sirkuit CAN). Jika ada modul yang terputus atau
terdapat ketidaknormalan (sirkuit CAN terbuka atau korslet), bus CAN secara keseluruhan menjadi tidak stabil dan
mengakibatkan malfungsi komunikasi CAN antara modul.

10H-18
Diagram Blok Sistem
2

1 4

9 9 8
8

6
5 : [A]
8
: [B]
7
: [C]

[A]: Saluran komunikasi CAN 2. Modul kontrol ABS 6. DLC


[B]: Komunikasi diagnosis saluran-k 3. Nol 7. SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)
[C]: Komunikasi diagnosis CAN 4. Combination meter 8. CAN driver
1. ECM 5. BCM 9. Resistan pembatas CAN

Komunikasi dengan Scan Tool


• Saluran K atau saluran CAN digunakan untuk komunikasi antara setiap modul kontrol dengan scan tool.
Lihat Tabel Komunikasi Diagnosis untuk menentukan saluran mana yang digunakan untuk komunikasi antara
setiap modul kontrol dengan scan tool.
• Modul kontrol ABS menggunakan saluran CAN untuk berkomunikasi dengan scan tool. Sekalipun masalah
saluran CAN bukan antara DLC dan BCM, komunikasi antara scan tool dan modul kontrol ini bisa juga gagal.
• ECM dan BCM menggunakan saluran K untuk berkomunikasi dengan scan tool. Meskipun saluran CAN
bermasalah, masih memungkinkan untuk berkomunikasi antara scan tool dan modul kontrol ini.

Fungsi Pemeriksaan Bus pada SUZUKI Scan Tool (SUZUKI-SDT)


SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT) secara efisien mendiagnosis malfungsi CAN bus berdasarkan “Communication
Bus Check” dan “Communication Malfunction DTC” pada “Bus check”.
“Communication Bus Check” dapat menampilkan semua nama sensor / modul kontrol yang dikomunikasikan oleh
CAN.
Selain itu, “Communication Malfunction DTC” hanya dapat menampilkan DTC yang terkait CAN, yang terdeteksi oleh
modul kontrol (modul kontrol ABS) saat berkomunikasi dengan scan tool menggunakan saluran komunikasi CAN.

Tabel Komunikasi Diagnosis

Sensor / modul kontrol Komunikasi dengan scan tool Monitor CAN-DTC


Combination meter Tidak ada Tidak ada
ECM saluran K Ada
Modul kontrol ABS CAN Ada
BCM saluran K Ada
Junction Connector — —
DLC — —

Sinyal Komunikasi CAN


Sistem komunikasi CAN adalah sistem komunikasi serial untuk mengirimkan banyak data (nilai dari sensor, data
kontrol dan sinyal kontrol) sebagai sinyal digital ON-OFF melalui saluran komunikasi. Sistem ini menggunakan dua

10H-19
saluran komunikasi (CAN High dan CAN Low) untuk sirkuit komunikasi sehingga dapat mempertahankan
kemampuan tinggi meskipun jika digunakan untuk komunikasi serial kecepatan tinggi.
Komunikasi serial terjadi seperti yang ditunjukkan dibawah ini dengan 2,5 V sebagai tingkat referensi untuk sinyal
CAN High (1) dan sinyal CAN Low (2). Kisaran sinyal CAN High mulai dari 2,5 V hingga sekitar 3,5 V sedangkan
sinyal CAN Low mulai dari 2,5 V hingga sekitar 1,5 V. Jika keduanya bernilai 2,5 V, sinyal dianggap sebagai OFF dan
jika sinyal CAN High bernilai 3,5 V dan sinyal CAN Low bernilai 1,5 V (yaitu, saat selisih voltase High ke Low lebih
dari 2 V) maka sinyal dianggap sebagai ON. Oleh karena itu, sinyal komunikasi CAN memiliki bentuk gelombang
sinyal yang simetris antara sinyal CAN High dan CAN Low dengan acuan tingkat 2,5 V. Komunikasi CAN gagal jika
bentuk sinyal tersebut rusak.
1
3.5 V

2.5 V
2.5 V

1.5 V
2

Uraian Umum Diagnosis Sistem Komunikasi CAN


Karena banyak sensor / modul kontrol yang terlibat dalam sistem komunikasi CAN, setelah terjadi kesalahan dalam
sistem komunikasi CAN, modul kontrol yang terlibat (ECM, BCM dan/atau modul kontrol ABS) mendeteksi error
komunikasi secara bersamaan. Saat mendiagnosis masalah di sistem komunikasi CAN, pastikan Anda memiliki
pemahaman menyeluruh tentang setiap item dalan Tindakan Pencegahan saat Mendiagosis Gangguan [10H-18] dan
jalankan diagnosis menurut Pemeriksaan Sistem Komunikasi CAN [10H-23] untuk memperoleh hasil yang benar
dengan mudah.

Tabel Sistem Komunikasi CAN yang Mengirimkan dan Menerima Data


ECM BCM Combination meter Modul kontrol
ABS
Sinyal suhu coolant mesin T R — —
Sinyal kopling kompresor A/C T R — —
Sinyal kecepatan kendaraan T R R —
Sinyal putaran mesin T R R —
Sinyal lampu SVS T — R —
Sinyal lampu peringatan tekanan oli
T — R —
mesin
Sinyal lampu indikator glow plug T — R —
Sinyal konsumsi bahan bakar T — R —
Sinyal lampu peringatan suhu
T — R —
coolant mesin tinggi
Sinyal switch pedal rem T — — R
Sinyal torsi mesin T — — —
Sinyal posisi pedal gas T — — —
Sinyal ON switch A/C R T — —

10H-20
Sinyal iluminasi ON — T R —
Sinyal lampu peringatan sistem
— T R —
pengisian
Sinyal permintaan buzzer — T R —
Sinyal switch buckle sabuk
— T R —
pengaman
Status switch pintu — T R —
Diagnostic trouble code (DTC) — T R —
Sinyal switch rem tangan — T R —
Sinyal switch ketinggian minyak
— T R —
rem
Sinyal permintaan oli mesin R — T —
Sinyal permintaan torsi R — — —
Sinyal kecepatan roda R — — T
Sinyal aktif ABS R — — T
Sinyal indikasi ABS — — R T
Sinyal indikasi EBD
— — R T
(Sinyal lampu peringatan rem)

CATATAN:
T: Mengirimkan
R: Menerima

10H-21
Skema dan Diagram
Diagram Sirkuit Sistem Komunikasi CAN
1 6 5
[c] [c]
G240-9 RED RED G04-4
8
G240-7 WHT WHT G04-2

7 [d]
WHT/BLK G04-1

8
RED/BLK G04-3

3 8
[a] [b]
E01-64 RED/BLK RED/BLK E08-10 E08-12 RED RED E04-1
8
E01-40 WHT/BLK WHT/BLK E08-8 E08-6 WHT WHT E04-2

[f] [g]

[A] E01 D01


[D]

16 15 14 13 12 11 10 9
28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 2 1 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

8 7 6 5 4 3 2 1
50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16
4 3

72 71 70 69 68 67 66 65 64 63 62 61 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 E08
6 5
94 93 92 91 90 89 88 87 86 85 84 83 82 81 80 79 78 77 76 75 74 73 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 14 1

15 2
16 3
[B] G04 E04 [C] G240 17 4
18 5
1110 9 8 7 6 5 4 3 2 1 7 6 5 4 3 2 1 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 19 6
2221201918171615141312 141312 1110 9 8 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 20 7
21 8
22 9
23 10
24 11
25 12

26 13

[A]: Konektor ECM (Tampak: [f]) [e]: Saluran komunikasi CAN antara DLC dan BCM
[B]: Konektor BCM (Tampak: [f]) 1. Combination meter
[C]: Konektor combination meter (Tampilan: [f]) 2. ECM
[D]: DLC (Tampilan: [g]) 3. Modul kontrol ABS
[E]: Konektor modul kontrol ABS (Tampak: [g]) 4. BCM
[a]: Saluran komunikasi CAN antara ECM dan modul kontrol ABS 5. Junction Connector
[b]: Saluran komunikasi CAN antara modul kontrol ABS dan BCM 6. DLC
[c]: Saluran komunikasi CAN antara BCM dan combination meter 7. CAN driver

10H-22
Lokasi Komponen
Lokasi Komponen Sistem Komunikasi CAN
2

1. ECM 3. BCM 5. DLC


2. Modul kontrol ABS 4. Combination meter

Informasi dan Prosedur Diagnosa


Pemeriksaan Sistem Komunikasi CAN
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan DTC Ke Langkah 2. Ke Langkah 3.


1) Sambungkan SUZUKI scan tool (SUZUKI
SDT) ke DLC.
2) Periksa modul kontrol yang berkomunikasi
dengan CAN untuk DTC.
Apakah “Control Module Bus OFF”
terdeteksi di salah satu modul kontrol?

10H-23
YA TIDAK

2 Pemeriksaan masalah sesaat Lihat Perbaikan untuk Sambungkan konektor


1) Periksa ketepatan koneksi terminal ke tiap Bus Komunikasi Off dengan kuat dan periksa
sirkuit komunikasi CAN di semua konektor [10H-28] . ulang DTC.
sensor / modul kontrol (yang
berkomunikasi melalui CAN).
Apakah dalam keadaan bagus?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan DTC Lihat Perbaikan untuk Ke Langkah 4.


Hilang Komunikasi [10H-
Apakah “Hilang Komunikasi” terdeteksi
25] .
pada salah satu modul kontrol?
YA TIDAK

4 Pemeriksaan komunikasi BCM Ke Langkah 5. Ke Langkah 6.


Apakah memungkinkan untuk
berkomunikasi dengan BCM menggunakan
SUZUKI scan tool (SUZUKI SDT)?
YA TIDAK

5 Pemeriksaan komunikasi modul kontrol Sistem komunikasi CAN Lihat Perbaikan untuk
ABS dalam kondisi baik. Bus Komunikasi Off
[10H-28] .
Apakah memungkinkan untuk
berkomunikasi dengan modul kontrol ABS
menggunakan SUZUKI scan tool (SUZUKI
SDT)?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan sirkuit DLC Ke Langkah 7. Perbaiki sirkuit.


1) Lepas SUZUKI scan tool (SUZUKI SDT)
dari DLC.
2) Periksa apakah sirkuit daya DLC, sirkuit
ground dan sirkuit komunikasi serial
rusak, korslet dan resistan tinggi.
Apakah tiap sirkuit dalam kondisi baik?
YA TIDAK

7 Pemeriksaan SUZUKI scan tool (SUZUKI Lihat Perbaikan untuk Ganti SUZUKI scan tool
SDT) Bus Komunikasi Off (SUZUKI SDT) dan
1) Periksa apakah SUZUKI scan tool [10H-28] . periksa kembali?
(SUZUKI SDT) dapat berkomunikasi
dengan menghubungkannya ke
kendaraan lain.
Dapatkah SUZUKI scan tool (SUZUKI SDT)
berkomunikasi dengan benar?

Tabel CAN DTC (Hilang Komunikasi dan Bus Komunikasi Mati)


DTC No. Mendeteksi item Mendeteksi keadaan
(DTC akan ditentukan saat mendeteksi:)
ECM
U2101  [10H-
Error Program Modul Kontrol Data varian kendaraan tidak terdaftar di ECM
28]
U2103  [10H- Error pengiriman dan penerimaan ECM selama
Communication Bus Modul Kontrol Off
28] waktu yang ditentukan secara kontinu.
U2107  [10H- Error penerimaan ECM dari BCM selama waktu
Hilang Komunikasi dengan BCM
25] tertentu secara kontinu.
U2108  [10H- Error penerimaan ECM dari modul kontrol ABS
Hilang Komunikasi dengan Modul Kontrol ABS
25] selama waktu tertentu secara kontinu.
U2116  [10H- Error penerimaan ECM dari combination meter
Hilang Komunikasi dengan Combination Meter
25] selama waktu yang ditentukan secara kontinu.
BCM
U0073  [10H- Error pengiriman dan penerimaan BCM selama
Communication Bus Modul Kontrol Off
28] waktu yang ditentukan secara kontinu.

10H-24
U0100  [10H- Error penerimaan BCM dari ECM selama waktu
Hilang Komunikasi dengan ECM
25] tertentu secara kontinu.
Modul kontrol ABS
Error pengiriman dan penerimaan modul kontrol
U0073  [10H-
Communication Bus Modul Kontrol Off ABS selama waktu yang ditentukan secara
28]
kontinu.
U0100  [10H- Error penerimaan modul kontrol ABS dari ECM
Hilang Komunikasi dengan ECM
25] selama waktu tertentu secara kontinu.

Perbaikan untuk Hilang Komunikasi


Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Sistem Komunikasi CAN [10H-22] .

Prosedur Diagnosis

CATATAN:
Sebelum melakukan hal-hal dalam diagram alir berikut, pastikan Anda melakukan Pemeriksaan Sistem
Komunikasi CAN [10H-23] .

Bila “Hilang Komunikasi” terdeteksi dalam modul kontrol mana pun, lakukan pemeriksaan menggunakan prosedur
berikut.
1) Putar kunci kontak ke posisi OFF.
2) Hubungkan SUZUKI Scan tool ke DLC (1) dan kunci kontak diputar ke ON.

Special Tool
(A): SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT)

1
(A)

3) Periksa spesifikasi dan peralatan kendaraan dan pilih tabel pemilihan alur dari Tabel Pemilihan Alur Diagnosis
menurut Peralatan .
4) Menggunakan “Communication Bus Check” di bawah “Bus Check” dari SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT),
periksa modul kontrol mana yang tidak dapat berkomunikasi (tak ada tampilan pada layarnya).
5) Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, pilih kode alur diagnosis yang berlaku (A hingga F) dari Tabel Pemilihan
Alur Diagnosis menurut Peralatan dan jalankan perbaikan menurut alur diagnosis yang dipilih.

CATATAN:
Jika tidak memungkinkan untuk memilih kode alur diagnosis yang sesuai dari Tabel Pemilihan Alur
Diagnosis menurut Peralatan atau “dua atau beberapa alur diagnosis dapat dipilih”, jalankan Perbaikan
untuk Bus Komunikasi Off [10H-28] .

10H-25
Tabel Pemilihan Alur Diagnosis menurut Peralatan

CATATAN:
Alur diagnosis link A ke E dengan saluran komunikasi CAN [a] ke [e] pada Diagram Sirkuit Sistem
Komunikasi CAN [10H-22] .

Sensor / modul kontrol komunikasi nonaktif Kode alur diagnosis


ECM A
Modul kontrol ECM dan ABS B
Combination meter C
Semua modul kontrol yang dikomunikasikan oleh CAN D
Modul kontrol ABS
E
BCM

Perbaikan

Kode alur diagnosis: A


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 2. Perbaiki sirkuit


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. komunikasi CAN.
2) Lepaskan konektor dari ECM dan modul
kontrol ABS / ESP ®.
3) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
sirkuit komunikasi CAN pada konektor
ECM dan modul kontrol ABS.
4) Jika OK, periksa apakah sirkuit
komunikasi CAN antara konektor ECM
dan konektor modul kontrol ABS putus.
Apakah tiap sirkuit komunikasi CAN dalam
kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground ECM Ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit daya
1) Periksa daya dan sirkuit ground ECM. dan/atau ground.
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan resistan pembatas ECM CAN Ganti dengan modul Ganti dengan ECM yang
1) Hubungkan konektor ke ECM. kontrol ABS / ESP ® yang bagus dan periksa
2) Periksa resistan pembatas CAN di ECM bagus dan periksa kembali.
sebagai berikut. kembali.
• Ukur Resistan antara terminal “E08-
10” dan “E08-8” pada konektor modul
kontrol ABS.
Apa resistannya 114 – 134 Ω?

Kode alur diagnosis: B

10H-26
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 2. Perbaiki sirkuit


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. komunikasi CAN.
2) Lepaskan konektor dari BCM dan modul
kontrol ABS.
3) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
sirkuit komunikasi CAN pada konektor
BCM dan modul kontrol ABS.
4) Jika OK, periksa apakah sirkuit
komunikasi CAN antara konektor BCM
dan konektor modul kontrol ABS putus.
Apakah tiap sirkuit komunikasi CAN dalam
kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground Ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit daya


modul kontrol ABS / ESP® dan/atau ground.
1) Pemeriksaan pasokan daya modul kontrol
ABS dan sirkuit ground. Pemeriksaan
Sirkuit Daya dan Sirkuit Ground Modul
Kontrol ABS [4E-32]
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan resistan pembatas ECM CAN Ganti dengan BCM yang Ganti dengan modul
1) Hubungkan konektor ke modul kontrol bagus dan periksa kontrol ABS yang bagus
ABS. kembali. dan periksa kembali.
2) Ukur resistan antara terminal “E04-1” dan
“E04-2” konektor BCM.
Apa resistannya 114 – 134 Ω?

Kode alur diagnosis: C


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 2. Perbaiki sirkuit


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. komunikasi CAN.
2) Cabut konektor dari BCM dan combination
meter.
3) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
sirkuit komunikasi CAN pada konektor
BCM dan combination meter.
4) Jika OK, periksa apakah sirkuit
komunikasi CAN antara konektor BCM
dan konektor combination meter putus.
Apakah tiap sirkuit komunikasi CAN dalam
kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground Ke Langkah 3. Perbaiki sirkuit daya


combination meter dan/atau ground.
1) Periksa daya combination meter dan
sirkuit ground.
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan resistan pembatas CAN Ganti dengan BCM yang Tukar dengan
combination meter bagus dan periksa combination meter yang
1) Hubungkan konektor ke combination kembali. terbukti baik dan periksa
meter. ulang.
2) Ukur resistan antara terminal “G04-4” dan
“G04-2” konektor BCM.
Apa resistannya 114 – 134 Ω?

Kode alur diagnosis: D

10H-27
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan sirkuit komunikasi CAN Ke Langkah 2. Perbaiki sirkuit


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. komunikasi CAN.
2) Lepaskan konektor “G04” dari BCM.
3) Periksa ketepatan koneksi terminal ke
sirkuit komunikasi CAN pada konektor
BCM.
4) Jika OK, periksa apakah sirkuit
komunikasi CAN antara DLC dan
konektor BCM putus.
Apakah tiap sirkuit komunikasi CAN dalam
kondisi baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan resistan pembatas CAN Lihat Perbaikan untuk Ganti dengan BCM yang
combination meter Bus Komunikasi Off bagus dan periksa
1) Hubungkan konektor “G04” ke BCM. [10H-28] . kembali.
2) Lepaskan konektor “E04” dari BCM.
3) Ukur resistan antara terminal CAN High
dan terminal CAN Low pada DLC.
Apa resistannya 114 – 134 Ω?

Kode alur diagnosis: E


Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan komunikasi BCM Ke langkah 2. Ke Langkah 3.


Apakah memungkinkan untuk
berkomunikasi dengan BCM menggunakan
SUZUKI scan tool (SUZUKI SDT)?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground Ganti dengan modul Perbaiki sirkuit daya
modul kontrol ABS kontrol ABS yang bagus dan/atau ground.
1) Periksa sirkuit daya dan ground dari dan periksa kembali.
modul kontrol berikut. Pemeriksaan Sirkuit
Daya dan Sirkuit Ground Modul Kontrol
ABS [4E-32]
Apakah kondisinya baik?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan daya dan sirkuit ground BCM Ganti dengan BCM yang Perbaiki sirkuit daya
1) Periksa daya dan sirkuit ground BCM. bagus dan periksa dan/atau ground.
Memeriksa Sirkuit Power BCM dan Sirkuit kembali.
Ground [10B-18]
Apakah kondisinya baik?

Perbaikan untuk Bus Komunikasi Off


Diagram Kelistrikan
Lihat Diagram Sirkuit Sistem Komunikasi CAN [10H-22] .

Prosedur Diagnosis

CATATAN:
Sebelum melakukan hal-hal dalam diagram alir berikut, pastikan Anda melakukan Pemeriksaan Sistem
Komunikasi CAN [10H-23] .

Saat “Bus Komunikasi CAN Off” terdeteksi di modul kontrol mana pun, atau saat tidak memungkinkan untuk
berkomunikasi dengan ECM, BCM, ABS dan/atau combination meter menggunakan SUZUKI scan tool (SUZUKI
SDT), lakukan pemeriksaan menggunakan prosedur berikut.

10H-28
1) Sambungkan SUZUKI scan tool (SUZUKI SDT) dan tampilkan DTC modul kontrol ABS untuk memeriksa
komunikasi dengan modul kontrol ABS. Jika scan tool gagal berkomunikasi dengan modul kontrol ABS, periksa
SUZUKI scan tool dan kabel komunikasi, daya DLC dan sirkuit ground.
Jika komunikasi bagus, lanjutkan ke Langkah berikutnya.
2) Menggunakan osiloskop atau fungsi osiloskop pada Suzuki scan tool (SUZUKI SDT), perhatikan bentuk
gelombang sinyal komunikasi pada terminal CAN High (1) dan terminal CAN Low (2) di DLC pada kondisi berikut
ini saat kunci kontak dalam posisi ON.
Kondisi pengukuran

Terminal pengukuran CH1: Terminal CAN High (1) ke terminal ground DLC (3)
CH2: Terminal CAN Low (2) ke terminal ground DLC (3)
Setelan osiloskop CH1: 1 V/DIV, CH2: 1 V/DIV
TIME: 5 ms/DIV
Kondisi pengukuran Kunci kontak pada posisi ON

[A] 2

16 15 14 13 12 11 10 9 [a]

8 7 6 5 4 3 2 1

1 3
3

[A]: DLC (Tampilan: [a])

3) Bandingkan bentuk gelombang sinyal yang diamati dan bentuk gelombang yang disediakan sebagai Bentuk
Gelombang Referensi . Carilah bentuk gelombang sinyal yang paling mirip dan tentukan masalah sistem dan
sifat masalah dari “Bentuk Gelombang Referensi” yang berlaku.
4) Berdasarkan pada masalah sistem dan sifat masalah, lakukan perbaikan sesuai dengan Perbaikan .

Bentuk Gelombang Referensi

CATATAN:
• Gambar di bawah ini adalah bentuk gelombang yang diamati dengan fungsi osiloskop Suzuki scan tool
(SUZUKI-SDT) sebagai contoh untuk dijadikan acuan.
• Bentuk gelombang dalam “Contoh bentuk gelombang abnormal” diambil sebagai contoh di antara
bentuk gelombang komunikasi CAN pada saat terjadi ketidaknormalan. Namun, bentuk gelombang yang
sama tak selalu dapat diamati. Karena itu, untuk mengenali isi ketidaknormalan, pilih bentuk gelombang
yang paling mirip dengan bentuk gelombang yang diamati dari Contoh bentuk gelombang yang tidak
normal .

Bentuk gelombang normal


Voltase acuan adalah 2,5 V (1) untuk sinyal CAN High (2) dan sinyal CAN Low (3).
Bentuk gelombang sinyal CAN High adalah 2,5 – 3,5 V dan bentuk gelombang sinyal CAN Low adalah 2,5 – 1,5 V.
Untuk perincian, lihat “Sinyal Komunikasi CAN” di bawah Uraian Sistem Komunikasi CAN [10H-18] .

10H-29
Acuan (pembagian waktu 50 us)

1. Voltase referensi (2,5 V) 3. Sinyal CAN Low


2. Sinyal CAN High

Contoh bentuk gelombang yang tidak normal

Jika kabel sinyal CAN High dan/atau kabel sinyal CAN Low terhubung pendek ke sirkuit ground
Bentuk gelombang khas
• Jika kabel sinyal CAN High terhubung pendek ke sirkuit ground: [A]
Sinyal CAN High dan sinyal CAN Low tetap pada level GND (0 V) (1).
• Jika kabel sinyal CAN Low terhubung pendek ke sirkuit ground: [B]
Level acuan sinyal CAN High dan sinyal CAN Low adalah level GND (0 V).
Bentuk gelombang sinyal CAN High berosilasi secara tak tentu (4) antara 0 V dan 3 V dan bentuk gelombang
sinyal CAN Low selalu tetap pada 0 V (3).

10H-30
2. Voltase referensi (2,5 V)

Jika kabel sinyal CAN High dan/atau kabel sinyal CAN Low terbuka
Bentuk gelombang khas
• Jika kabel sinyal CAN High terbuka: [A]
Level voltase acuan sinyal CAN High dan sinyal CAN Low tidak stabil dan cenderung menunjukkan nilai yang
lebih rendah dari keadaan normal (2,5 V) (1). Selain itu, bentuk gelombang sinyal CAN High berosilasi secara tak
tentu (3) tapi bentuk gelombang sinyal CAN Low hampir selalu konstan (2).
• Jika kabel sinyal CAN Low terbuka: [B]
Level voltase acuan sinyal CAN High dan sinyal CAN Low tidak stabil dan cenderung menunjukkan nilai yang
lebih tinggi dari keadaan normal (2,5 V) (4). Selain itu, bentuk gelombang sinyal CAN High hampir selalu konstan
(5) tapi bentuk gelombang sinyal CAN Low berosilasi secara tak tentu (6).

Jika kabel sinyal CAN High dan/atau kabel sinyal CAN Low terhubung pendek ke sirkuit pasokan daya (12 V).
Bentuk gelombang khas
Sinyal CAN High dan sinyal CAN Low tetap pada 12 V (2).

10H-31
1. Voltase referensi (2,5 V)

Jika kabel sinyal CAN High dan/atau kabel sinyal CAN Low terhubung pendek ke sirkuit pasokan daya (5 V).
Bentuk gelombang khas
• Jika kabel sinyal CAN High terhubung pendek ke sirkuit pasokan daya (5 V): [A]
Voltase acuan (1) adalah 5 V untuk sinyal CAN High dan sinyal CAN Low.
Bentuk gelombang sinyal CAN High berosilasi secara tak tentu mendekati 5 V (3) dan bentuk gelombang sinyal
CAN Low berada di antara 5 V dan 2 V (4).
• Jika kabel sinyal CAN Low terhubung pendek ke sirkuit pasokan daya (5 V): [B]
Voltase acuan (5) adalah 5 V dan pada fase yang sama untuk sinyal CAN High dan sinyal CAN Low dan bentuk
gelombang mereka berosilasi secara tak tentu (6) antara 5 V dan 2,5 V.

2. Voltase referensi (2,5 V)

Jika kabel sinyal CAN High dan sinyal CAN Low saling terhubung pendek
Bentuk gelombang khas
Sinyal CAN High dan sinyal CAN Low tetap pada 2,5 V (1).

10H-32
2. Voltase referensi (2,5 V)

Perbaikan
Jalankan pemeriksaan menurut prosedur perbaikan berikut ini.

CATATAN:
• Saat menjalankan “Communication Bus Check” menggunakan SUZUKI scan tool (SUZUKI-SDT) pada
setiap langkah perbaikan, gunakan tabel berikut untuk menentukan apakah modul kontrol dalam kondisi
baik atau tidak.
Selain itu, selagi menjalankan “Communication Bus Check”, jangan melakukan pekerjaan apa pun selain
yang diperintahkan pada perbaikan ini. Jika dilakukan, tampilan sensor / modul kontrol pada layar
SUZUKI-SDT dan/atau warna latar belakangnya bisa berubah.

Penilaian Tampilan Communication Bus Check


• Semua sensor / modul kontrol yang tersambung (dikomunikasikan oleh CAN)
Normal ditampilkan dan warna latar belakangnya “Putih”.
• Keadaan di atas tetap tidak berubah saat memantau lebih dari 1 menit.
• Salah satu sensor / modul kontrol yang tersambung (dikomunikasikan oleh CAN)
tidak ditampilkan.
• Tampilan salah satu sensor / modul kontrol yang tersambung (dikomunikasikan
oleh CAN) berubah.
• Latar belakang dari salah satu sensor / modul kontrol yang tersambung
Abnormal
(dikomunikasikan oleh CAN) ditampilkan dengan warna “Abu-abu” atau “Hijau
muda”.
• Warna latar belakang salah satu sensor / modul kontrol yang tersambung
(dikomunikasikan oleh CAN) berubah.
• “Communication Bus Check” tidak dapat dijalankan.
• Periksa spesifikasi kendaraan dan pahami terlebih dahulu modul kontrol yang terinstal sebelum
pemeriksaan.

10H-33
Langkah Tindakan YA TIDAK
YA TIDAK

1 Pemeriksaan saluran komunikasi CAN Ke Langkah 2. Perbaiki saluran


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. komunikasi CAN.
2) Lepaskan konektor dari semua modul kontrol
berikut ini.
• Modul kontrol yang dikomunikasikan oleh
CAN
– ECM
– Modul kontrol ABS
– BCM
– Combination meter
3) Periksa ketepatan koneksi terminal ke tiap
sirkuit komunikasi CAN di semua konektor
sensor / modul kontrol (yang berkomunikasi
melalui CAN).
4) Jika OK, periksa apakah tiap bagian sirkuit
komunikasi CAN berikut ini putus, terhubung
pendek ke sirkuit daya, saling terhubung
pendek ke kabel komunikasi CAN atau resistan
tinggi, berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengukuran dan identifikasi masalah alami
dalam Langkah 2) Prosedur Diagnosis .
• Antara konektor BCM dan DLC
• Antara konektor BCM dan konektor modul
kontrol ABS
• Antara konektor modul kontrol ABS dan
konektor ECM
• Antara konektor BCM dan konektor
combination meter
Semua sirkuit komunikasi CAN dalam kondisi
baik?
YA TIDAK

2 Pemeriksaan resistan pembatas ECM CAN Ke Langkah 3. Ganti dengan ECM


1) Hubungkan konektor ke ECM. yang bagus dan
2) Periksa resistan pembatas CAN di ECM periksa kembali.
sebagai berikut.
• Ukur resistan antara terminal “E08-10” dan
“E08-8” pada konektor modul kontrol ABS.
Apa resistannya 114 – 134 Ω?
YA TIDAK

3 Pemeriksaan resistan pembatas CAN model: Ke Langkah 4. Tukar dengan


combination meter combination meter
1) Hubungkan konektor ke combination meter. yang terbukti baik dan
2) Ukur resistan antara terminal “G04-4” dan periksa ulang.
“G04-2” konektor BCM.
Apa resistannya 114 – 134 Ω?

10H-34
YA TIDAK

4 Pemeriksaan modul kontrol ABS Ganti dengan modul Ke Langkah 6.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. kontrol ABS yang
2) Hubungkan konektor ke BCM. bagus dan periksa
3) Lepaskan konektor dari modul kontrol ABS. kembali
4) Menggunakan kabel jumper (1), hubungkan
terminal konektor modul kontrol ABS berikut ini.
• Sambungkan kabel jumper antara terminal
“E08-12” dan “E08-10” pada konektor
modul kontrol ABS.
• Sambungkan kabel jumper antara terminal
“E08-6” dan “E08-8” pada konektor modul
kontrol ABS.
[A]
A

1
“E08-6”

“E08-8”

“E08-10”

“E08-12”
“E09-13”

“E09-46”

5) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pilih


“Communication Bus Check” di bawah menu
“Bus Check” pada SUZUKI scan tool.
6) Pastikan bahwa komunikasi CAN dalam kondisi
normal untuk ECM dan BCM.
Apakah komunikasinya normal?

10H-35
YA TIDAK

5 Pemeriksaan BCM Ganti dengan BCM Ke Langkah 7.


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. yang bagus dan
2) Lepaskan kabel jumper yang terhubung di periksa kembali.
Langkah 5 sebelumnya dari konektor modul
kontrol ABS / ESP ®.
3) Hubungkan konektor ke modul kontrol ABS /
ESP ®.
4) Lepaskan konektor dari BCM.
5) Menggunakan kabel jumper (1), hubungkan
terminal konektor BCM berikut ini.
• Sambungkan kabel jumper antara terminal
“E04-1”, “G04-3” dan “G04-4” dari konektor
BCM.
• Sambungkan kabel jumper antara terminal
“E04-2”, “G04-2” dan “G04-1” dari konektor
BCM.
1

“G04-4” “G04-2” “G04-1” “E04-1”

“E04-2”
“G04-3”

1
6) Putar kunci kontak ke posisi ON dan pilih
“Communication Bus Check” di bawah menu
“Bus Check” pada SUZUKI scan tool.
7) Pastikan bahwa komunikasi CAN dalam kondisi
normal untuk ECM dan combination meter.
Apakah komunikasinya normal?
YA TIDAK

6 Pemeriksaan ECM Tukar dengan Ganti dengan ECM


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF. combination meter yang bagus dan
2) Lepaskan kabel jumper yang terhubung di yang terbukti baik dan periksa kembali.
Langkah 6 dari konektor BCM. periksa ulang.
3) Putar kunci kontak ke posisi ON.
4) Amati bentuk gelombang yang diperoleh pada
terminal “E04-1” and “E04-2” konektor BCM.
Apakah bentuk gelombang yang diamati
normal?

Special Tool dan Perlengkapan


Special Tool
SUZUKI scan tool (SUZUKI- 6

SDT)
1 2

4
Kit ini mencakup. 1. 3
SUZUKI-SDT 2. Kabel DLC 5
3. Kabel USB 4. Power
supply AC/DC 5. Voltage
meter probe 6. Kotak
penyimpanan

10H-36

Anda mungkin juga menyukai