Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA SEBELUM MENGENAL TULISAN

CELINE PELEALU
X IPA 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Zaman sebelum mengenal tulisan atau biasa disebut dengan zaman
Pra – Aksara. Pra memiliki arti sebelum dan Aksara berarti tulisan.
Zaman Pra Aksara atau zaman sebelum mengenal tulisan atau Nirleka
merupakan istilah yang sering digunakan untuk menuju pada masa
dimana catatan yang tertulis bemum tersedia, hal ini berarti zaman Pra
Aksara ini merupakan masa sebelum ditemukannya tulisan atau sebelum
manusia dan makhluk bumi mengenal tulisan. Setiap wilayah memiliki
masa pra aksaranya tersendiri seperti Mesir kuno yang berakhir pada
3000 tahun sebelum masehi pertama kalinya ditemukan peninggalan
sejarah tertulis berupa huruf hiorogliph, sedangkan di Indonesia sendiri
peninggalan sejarah tertulis yang memiliki usia paling tua ditemukan
pada prasasti yupa peninggalan kerajaan Hindu Kutai pada abad ke 5 atau
sekitar 400 an Masehi.
Ketika tidak adanya atau tidak ditemukannya peninggalan sejarah
berupa tulisan, maka sumber sejarah untuk mengungkap keberadaannya
dapat diketahui dengan peninggalan sejarah berupa artefak atau fosil.

1.2  Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
1.      Bagaimana keadaan sebelum mengenal tulisan?
2.      Bagaimana proses terbentuknya kepulauan Indonesia

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menjabarkan dan menjelaskan gambaran keadaan sebelum
mengenal tulisan.
2.      Untuk menjabarkan dan menjelaskan proses terbentuknya kepulauan
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, semua manusia awalnya buta tulisan (tidak bisa
menulis dan membaca). Namun, sesuai dengan perkembangan otak
manusia dan peradaban, manusia akhirnya bisa menulis dan membaca.
Berkaitan dengan tulisan ini, maka kehidupan manusia dalam ilmu
sejarah (ilmu yang mempelajari kehidupan masa lalu manusia) dapat
dibedakan atas masa Praaksara dan masa Sejarah. Untuk materi kali ini,
kita akan berbicara tentang masa praaksara.

2.1  Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan


"Praaksara" adalah istilah baru untuk menggantikan istilah
"prasejarah". Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan
perkembangan kehidupan dan budaya manusia sebelum mengenal tulisan
dianggap kurang tepat. Kata "prasejarah" terdiri atas dua kata, yaitu kata
"pra" artinya sebelum dan kata "sejarah" yang bermakna aktivitas
manusia di masa lalu. Jadi, kata prasejarah bermakna sebelum ada
aktivitas manusia. Padahal pada kenyataannya, manusia pada saat itu
sudah memiliki sejarah dan kebudayaan, meskipun belum mengenal
tulisan.
Adapun kata "praaksara" juga terdiri atas dua kata, yaitu "pra" dan
"aksara". Kata "pra" berarti sebelum, sedangkan kata "aksara" berarti
tulisan. Dengan demikian, praaksara dapat didefinisikan sebagai masa
kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Oleh karena itu,
prasejarawan sepakat untuk lebih menggunakan kata praaksara daripada
menggunakan kata prasejarah untuk mengungkap kehidupan manusia
sebelum mengenal tulisan. Selain prasejarah, ada istilah lain yang mirip
dengan arti praaksara, yaitu nirleka. Kata "nir" artinya tanpa dan kata
"leka" artinya tulisan.
Awal mula peradaban manusia dimulai dengan banyak
keterbatasan hingga semakin hari semakin sempurna dan terus tambah
sempurna. Namun tentunya karena pada zaman tersebut belum mengenal
tulisan maka sejarahnya tentu kita dapatkan berdasarkan penemuan-
penemuan yang berupa artefak-artefak yang tertimbun di dalam berbagai
lapisan tanah. Bisa berupa perkakas untuk mengolah makanan, untuk
berburu, dll sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan manusia purba
dulu. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa tahap perkembangan
Indonesia di zaman prasejarah atau sejarah Indonesia berikut
penjelasannya.

2.1.1        Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan Di Zaman Batu Tua


Zaman ini disebut juga dengan zaman Palaeolithikum. Untuk
mengetahui bagaimana kehidupan manusia pada zaman ini kita dapat
melihat kebudayaan pacitan dan kebudayaan Ngandong. Dua kebudayaan
yang memiliki perbedaan dari alat-alat yang digunakan untuk membantu
mereka dalam mempertahankan hidup. Benarkah Atlantis yang Hilang
Ternyata Indonesia? Pada kebudayaan pacitan ditemukan peralatan yang
berhubungan dengan berbagai jenis kapak. Mulai dari kapak genggam,
kapak perimbas, dan kapak penetak. Sementara pada kebudayaan
Ngandong yang ditemukan adalah berbagai perkakas yang berhubungan
dengan flakes dan berbagai peralatan yang terbuat dari tulang.
Dari dua kebudayaan tersebut kita dapat menyimpulkan ciri
kehidupan mereka yang hidup pada zaman ini adalah sebagai berikut:
1.      Melihat berbagai jenis kapak genggam yang bentuknya tidak beraturan
dan tekstur yang kasar maka kita bisa mengetahui bahwa mereka belum
memiliki rasa estetika.
2.      Karena pada zaman ini belum ditemukan alat yang dapat digunakan
untuk menggemburkan tanah maka dapat dipastikan bahwa pada zaman
ini mereka belum mengenal bercocok tanam.
3.      Tulang-tulang yang ditemukan sebagai perkakas menandakan bahwa
pada zaman ini mereka bertahan hidup dengan cara yang sangat
tradisional yaitu berburu dan makan buah-buahan serta berbagai jenis
umbi. Itulah sebabnya mereka selalu berpindah ke tempat yang lain
ketika persediaan makanan mereka sudah mulai habis atau dikenal
dengan istilah nomaden
4.      Mereka juga hidup di sekitar sumber air. Alasannya karena sumber air
adalah area aman yang sudah pasti tersedia banyak hewan dan juga
tumbuh-tumbuhan untuk menjadi makanan mereka.
5.      Masa perburuan yang berbahaya membuat mereka hidup berkelompok.
6.      Mereka juga menemukan api yang bisa mejadi alat untu perlindungan
mereka selain untuk mengolah bahan makanan yang akan mereka makan.

2.1.2        Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan di Zaman Batu Tengah


Zaman ini dikenal juga dengan zaman Mesolithikum. Pada zaman
ini perburuan dan pengumpulan makanan sudah dilakukan dengan cara
yang lebih baik lagi. Hal ini dapat kita lihat dari kebudayaan
Kjokkenmoddinger yang berarti “sampah dapur” dan Abris Sous Roche
yang berarti “gua-gua” yang menjadi tempat tinggal mereka. Berdasarkan
artefak-artefak yang ditemukan pada sepenggal perode zaman sejarah
Indonesia sebelum mengenal tulisan ini maka kita dapat melihat ciri
kehidupan mereka sebagai berikut:
1.      Dari Kapak Sumatera yang ditemukan dengan bentuk lebih beraturan
dan halus pada kapak genggam maka dapat dipastikan pada zaman ini
mereka sudah mengenal estetika.
2.      Dari gundukan sampah dapur mereka yang tinggi menjadi petunjuk
bahwa mereka sudah hidup menetap walaupun sifatnya sementara namun
dalam kurun waktu yang cukup lama.
3.      Berbagai peralatan yang dtemukan di gua-gua menandakan bahwa
gua-gua ini dijadikan tempat menetap mereka yang hidup pada zaman
ini.

2.1.3        Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan di Zaman Batu Muda


Zaman ini dikenal pula dengan Zaman Neolithikum. Pada zaman
ini kehidupan mereka sudah mulai menyebar hingga berbagai artefak
sudah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Mulai dari Kapak
persegi berleher yang ditemukan di Minahasa, perhiasan berbentuk
kalung dan batu indah yang ditemukan di Jawa, Periuk Belaga yang
ditemukan tidak hanya di Jawa tapi juga di Sumatera dan Sunda.
Dari peralatan yang digunakan oleh manusia pendukung zaman ini
yaitu Austronesia dan Austro-Asia maka kita dapat menemukan ciri
kebudayaan mereka:
1.    Dari penyebaran berbagai artefak pada zaman ini maka dapat
dipastikan bahwa mereka tidak lagi bergantung sepenuhnya pada tempat
mereka tinggal. Mereka sudah tinggal menetap berkelompok di berbagai
area di wilayah Indonesia.
2.    Ditemukannya perkakas untuk bercocok tanam menandakan bahwa
mereka sudah mengenal cocok tanam dan hidup dari hasi bercocok tanam
untuk sumber makanan mereka selain hasil berburu.
3.    Dari hasil ciptaan mereka baik berupa benda-benda yang merupakan
peralatan kerja, memasak hingga pakaian yang mereka buat menandakan
bahwa mereka juga sudah mengenal rasa estetika. Tidak hanya fungsi
yang mereka utamakan tapi juga keindahannya.
4.    Wujud rasa estetika yang mereka tunjukan terlihat jelas pada berbagai
perhiasan yang ditemukan. Benda-benda yang dibuat tanpa fungsi
pertahanan hidup melainkan untuk mempercantik diri.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan. Mempelajari
masa Praaksara memiliki arti yang penting bagi bangsa Indonesia sebagai
berikut. Untuk menuju sama Sejarah dari masa Praaksara pasti
diperlukan suatu proses dan tahapan. Saat menuju tahap masa Sejarah,
umumnya dicirikan dengan munculnya tulisan tentang suatu masyarakat
yang tinggal di wilayah tertentu, tetapi tulisan tersebut tidak berasal dari
bangsa itu sendiri. Sumber tertulis bisa juga berasal dari wilayah atau
bangsa itu sendiri, namun sumber tersebut belum bisa dibuka atau
ditafsirkan. Masa ini sering disebut masa Proto Sejarah.

3.2  Saran
Menumbuhkan kesadaran tentang asal usul manusia, Semakin
berbudaya seseorang atau masyarakat, maka semakin dalam kesadaran
kolektifnya tentang asal usul tradisi. Manusia yang melupakan budaya
bangsanya akan mudah terombang ambing oleh terapan budaya asing
sehingga dapat menghilangkan jati dirinya.
Kita bisa belajar dari capaian terbaik para pendahulu kita manusia
tidak selamanya berhasil dalam mengarungi kehidupan ini. Kegagalan
demi kegagalan juga sering dihadapi. Hal yang terpenting adalah
bagaimana bisa bangkit atau mampu mengatasi kegagalan yang terjadi
sehingga dapat menjadi inspirasi bagi kehidupan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. Sejarah Indonesia.2014.Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang

http://belajar-sejarahindonesia.blogspot.co.id/2015/12/zaman-sebelum-mengenal-
tulisan.html diakses tgl 4 Agustus 2017

http://sejarah-smu.blogspot.co.id/2014/08/proses-terbentuknya-kepulauan-indonesia.html
diakses tgl 4 Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai