TPACK
TPACK
PEMBELAJARAN PKN SD II
TENTANG
“Berlatih Menggunakan Pendekatan Metode, Model Pembelaaran Tematik Yang
Berbasis TPACK”
Disusun Oleh :
Nurul Fhadillah
18129074
18 BKT 11
5. Menarik kesimpulan
6. Mengomunikasikan
4. Keunggulan Saintifik
Sehingga dapat diartikan bahwa PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal
pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa
dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini
akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan
kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL. PBL merupakan satu
proses pembelajaran di mana masalah merupakan pemandu utama ke arah pembelajaran
tersebut. Dengan demikian, masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik
dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuannya.
2. Tujuan PBL
Pembelajaran berbasis masalah(PBL) bermaksud untuk memberikan ruang gerak
berpikir yang bebas kepada siswa untuk mencari konsep dan menyelesaikan masalah yang
terkait dengan materi yang disampaikan oleh guru. Karena pada dasarnya ilmu
Matematika bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep Matematika dengan
kehidupan sehari-hari. Memiliki ketrampilan tentang alam sekitar untuk mengembangkan
pengetahuan tentang proses alam sekitar,mampu menerapkan berbagi konsep matematika
untuk menjelaskan gejala alam dan mampu menggunakan teknologi sederhana untuk
memecahkan masalah yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari(Depdikbud:1994).
3. Langkah-Langkah PBL
Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan
segala perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah memahami
prosesnya, dan telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok
menjalankan proses yang dikenal dengan proses tujuh langkah:
4. Keunggulan PBL
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi
pelajaran.
b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata
pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan
cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar
belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
g. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
h. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru
i. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa yang
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus
belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir
c. Hakekat Pendekatan Discovery
1. Pengertian
Teori belajar penemuan (discovery) dari Bruner mengasumsikan bahwa belajar
paling baik apabila siswa menemukan sendiri informasi dan konsep-konsep. Dalam
belajar penemuan, siswa menggunakan penalaran induktif untuk mendapatkan prinsip-
prinsip, contoh-contoh. Seorang ahli mencoba mengalihkan kegiatan belajar-mengajar
dari situasi yang didominasi guru ke situasi yang melibatkan siswa dalam proses mental
melalui tukar pendapat yang berwujud diskusi, seminar, dan sebagainya. Salah satu
bentuknya disebut Guided Discovery Lesson (pelajaran dengan penemuan terpimpin)
Discovery (penemuan terbimbing) sering dipertukarkan pemakainnya dengan
inquiry (penyelidikan). Sund berpendapat bahwa discovery (penemuan terbimbing) adalah
proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses
mental, Sebagai model pembelajaran dari sekian banyak model pembelajaran yang ada,
penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa
dimana ia diperlukan. Dalam model ini siswa didorong untuk berfikir sendiri, sehingga
dapat “menemukan” prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan
oleh guru. Sampai seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan
materi yang sedang dipelajari.
2. Tujuan
Dengan metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi dimana ia bebas menyelidiki
dan menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi dan mencoba-coba (trial and error) hendaknya
dianjurkan. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan, ia membantu siswa agar
mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya
untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru
akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka dalam “menemukan”
pengetahuan baru tersebut.Model ini membutuhkan waktu yang relatif banyak dalam
pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai sebanding dengan waktu yang
digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan
secara langsung dalam proses pemahaman dan ‘mengkonstruksi’ sendiri konsep atau
pengetahuan tersebut. Model ini bisa dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok
.
3. Langkah-Langkah Discovery
1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan,
dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi
pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat
pengalaman belajar mengamati pengetahuan konsep- tual melalui kegiatan
membaca, meng- amati situasi atau melihat gambar.
2. Problem Statement (mengidentifikasi ma- salah). Dari tahapan tersebut, peserta
didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga
pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya mencari
informasi, dan merumuskan masalah.
3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan
pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk
menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan
melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk
mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif
mengalami kegagalan.
4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta
didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan kon-
septualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga
akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk
mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai
kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber
yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi
suatu kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan
yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi
peserta didik
No Kelebihan Kekurangan
1. Demonstrasi dapat mendorong Peserta didik terkadang sukar
motivasi belajar peserta didik. melihat dengan jelas benda yang
akan dipertunjukkan.
2. Demonstrasi dapat menghidupkan Stidak semua benda dapat di
pelajaran karena peserta didik tidak demonstrasikan
hanya mendengar tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
3. Domonstrasi dapat mengaitkan Sukar dimengerti apabila
teori dengan peristiwa alam didemonstrasikan oleh guru yang
sekitar. kurang menguasai materi.
4. Demonstrasi apabila dilaksanakan Demonstrasi memerlukan
dengan tepat,dapat terlihat hasilnya. persiapan yang lebiuh matang.
5. Demonstarasi seringkali Demonstrasi memerlukan
mudah teringat daripada peralatan,bahan bahan dan
bahasa dalam buku pegangan tempat yang memadai.
atau penjelasan
pendidik
6. Melalui demonstrasi peserta Demonstrasi merupakan
didik terhindar dari verbalisme kemampuan dan keterampilan
karena langsung diperhatikan guru yang khusus sehingga
bahan pelajaran yang dijelaskan guru dituntut untuk bekerja
lebih
profesional.4
No Kelebihan Kekurangan
1 Dengan model pembelajaran Model pembelajaran langsung
langsung guru menyampaikan bersandar pada kemampuan
informasi yang banyak dalam siswa melalui kegiatan
waktu yang singkat. mendengarkan, mengamati,
mencatat. Namun tidak semua
siswa memiliki keterampilan
dalam hal-hal tersebut sehingga
menyebabkan siswa merasa
bosan.
2 Merupakan cara yang paling efektif Model pembelajaran langsung
untuk mengajarkan konsep dan melibatkan banyak komunikasi
keterampilan-keterampilan yang satu arah sehingga guru sulit
eksplisit terhadap siswa yang untuk mendapatkan unpan balik
berprestasi rendah mengenai pemahaman siswa, hal
ini dapat membuat siswa tidak
paham atau salah paham.
3 Guru dapat mengendalikan isi Model pembelajaran langsung
materi dan urutan informasi yang sulit untuk mengatasi perbedaan
diterima oleh siswa. dalam hal kemampuan
pengetahuan, pemahaman atau
ketertarikan siswa.5
4) Presentasi
Setiap kelompok mempersentasikan hasil dari topik-topik
yang telah dibahasnya dan memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk memberikan kritik, tanggapan ataupun
pertanyaan.
5) Evaluasi
Guru menilai kontribusi masing-masing kelompok dan
memberikan arahan terhadap topik yang dipersentasikan oleh
kelompok.6
NO Kelebihan Kekurangan
1. Dirancang untuk membantu Sedikitnya materi yang
terjadinya
tersampaikan pada satu kali
pembagian tanggung jawab ketika
pertemuan.
siswa mengikuti pembelajaran.
2. Beorientasi menuju pembentukan Sulitnya memberikan penilaian
siswa menjadi manusia sosial. secara personal.
3. Dapat mengembangkan kreatifitas Tidak semua topik cocok dengan
siswa, baik secara individu model pembelajaran
maupun kelompok.
NO Kelebihan Kekurangan
1. Mempermudah pekerjaan guru Pengelompokan dilakukan
dalam mengajar karena sudah ada terlebih dahulu, mengurutkan
kelompok ahli yang bertugas kemampuan belajar siswa dalam
menjelaskan materi kepada rekan- kelas.
rekannya.
2. Pemerataan penguasaan materi Sebelum tim ahli, misalnya ahli
dapat dicapai dalam waktu yang materi pertama kembali
lebih singkat. kekelompok asal yang akan
bertugas sebagai tutor
sebaya,perlu dilakukan
penguasaan materi yang menjadi
tugas mereka.7
d. Penerapan model pembelajaran jigsaw
Dalam pembelajaran jigsaw dapat diterapkan pada mata
pelajaran PPKn dengan materi keputusan bersama di kelas 5
semester 2. Seorang pendidik memberikan topik pembelajaran
tentang musyawarah dan mufakat dengan mengikuti langkah-
langkah model pembelajaran jigsaw dalam bentuk kelompok.
Kelompok pertama membahas tentang pemilihan ketua kelas,
kelompok ke dua membahas tentang menghargai pendapat dan
kelompok tiga membahas tentang dalam musyawarah. Setelah
mendiskusikan topik tersebut kemudian perwakilan dari kelompok
menyebar ke kelompok lain danmenyampaikan hasil diskusi mereka.
5. Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
Model pembelajaran Inquiry Based Learning merupakan
salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam
pembelajaran (Shoimin,2014, h. 85). Sedangkan menurut Gunawan