Soal Dan Pembahasan Kimia Analisis Dasar PDF Free
Soal Dan Pembahasan Kimia Analisis Dasar PDF Free
&
PEMBAHASAN
KIMIA ANALISIS
DASAR
untuk Mahasiswa Sains dan Teknik
Saat ini, perkembangan ilmu kimia khususnya bidang ilmu kimia analisis
cukup pesat dan terus mencapai kemajuan yang cukup signifikan kaitannya dalam
berbagai bidang. Kimia analisis dasar diajarkan dalam aneka ragam cara pada
universitas yang berbeda-beda. Beberapa diperuntukkan mahasiswa kimia;
lainnya merupakan kuliah layanan untuk mahasiswa dalam bidang-bidang lain
seperti pertanian, biologi, rekayasa, dan teknologi kedokteran.
Kimia analisis sama tuanya dan sama barunya seperti ilmu kimia itu
sendiri. Cukup adil untuk dikatakan bahwa riset analisis telah digiring dalam
perubahan kimia yang ilmiah dan kuantitatif.
Kimia analisis dapat dibagi menjadi dua bidang yaitu analisis kuantitatif
dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat atau senyawa.
Kaitannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel
(contoh). Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu zat
tertentu yang ada dalam sampel. Kedua hal tersebut dapat dipahami jika
menguasai dasar-dasar kimia analisis secara menyeluruh.
Sejalan dengan perkembangan ilmu kimia analisis, semakin banyak pula
hal-hal yang dapat kita pelajari dan harus diketahui. Berbagai hal tersebut dapat
kita kaji dari buku ini. Buku ini dinilai istimewa lantaran menyajikan beragam
soal dan langkah-langkah penyelesaian yang lebih variatif ketimbang buku Ilmu
Kimia Analisis Dasar pada umumnya.
Berbagai materi dalam buku ini disusun sedemikian rupa agar mampu
memenuhi kebutuhan mahasiswa dari berbagai program studi, misalnya kimia,
biologi, farmasi, kedokteran, kesehatan masyarakat, pertanian, perikanan, serta
kehutanan. Selain itu, buku ini juga dapat digunakan oleh mahasiswa D-3 Kimia
Industri, D-3 Kimia Terapan, D-3 Analis Kimia, serta program studi yang
berhubungan dengan bidang ilmu kimia anasis dasar, ataupun para siswa SMA
yang dipersiapkan untuk mengikuti olimpiade sains, seperti OSN (Olimpiade
Sains Nasional) dan IChO (International Chemistry Olimpiad).
1. Jelaskan secara umum dan berikan contoh dari hal berikut ini!
(a) Elektrolit lemah;
(b) Asam Brønsted-Lowry;
(c) Asam konyugasi basa Brønsted-Lowry;
(d) Netralisasi, dalam konsep Brønsted-Lowry;
(e) Pelarut amfoterik;
(f) Ion-zwitter;
(g) Autoprotolisis;
(h) Asam kuat;
(i) Prinsip Le Chătelier; dan
(j) Efek ion senama.
Pembahasan:
(a) Elektrolit lemah hanya mengion sebagian ketika dilarutkan dalam air. Senyawa
NaHCO3 merupakan salah satu contoh elektrolit lemah.
(b) Asam Brønsted-Lowry adalah sebuah molekul yang mendonasikan proton
ketika bertemu dengan basanya (penerima proton). Dengan definisi ini, NH4+
dapat dikatakan sebagai asam Brønsted-Lowry.
(c) Asam konyugasi basa Brønsted-Lowry adalah spesi yang dibentuk ketika basa
Brønsted-Lowry menerima proton. Sebagai contoh, NH4+ adalah suatu asam
konyugasi NH3.
(d) Netralisasi, berdasarkan konsep Brønsted-Lowry, terjadi dimana reaksi suatu
asam dan basa konyugasinya yang berkombinasi dengan reaksi selanjutnya
dengan basa dan asam konyugasinya. Jadi,
NH3 + H2O NH4+ + OH-
Dalam contoh di atas, NH3 bertindak sebagai basa dengan NH4+ asam
konyugasinya. H2O sebagai asam dengan OH- basa konyugasinya.
(e) Pelarut amfoterik dapat bertindak sebagai asam atau basa tergantung pada
larutannya. Air merupakan contoh spesi kimia amfiprotik.
(f) Ion-zwitter adalah spesi kimia yang memiliki muatan positif dan negatif. Asam
amino bebas, seperti glisin, dapat eksis sebagai zwitterion dalam larutan.
NH2CH2COOH → NH3+CH2COO-
glisin ← ion zwitter
(g) Autoprotolisis adalah istilah pada zat terlarut yang terionisasi sendiri untuk
menghasilkan asam konyugasi dan basa konyugasinya.
(h) Asan kuat terdisosiasi sempurna seperti molekul yang tidak terdapat molekul
yang tidak terdisosiasi yang tertinggal dalam larutan cair. Asam klorida, HCl,
adalah suatu contoh asam kuat.
(i) Prinsip Le Chătelier menyatakan bahwa keadaan kesetimbangan selalu berganti
dalam keadaan tertentu bergantung pada tekanan yang diberikan pada sistem.
(j) Efek ion senama berpengaruh pada berkurangnya kelarutan endapan ionic ketika
satu komponen terlarut bereaksi membentuk endapan yang ditambahkan pada
larutan dalam kesetimbangan dengan endapan.
2. Jelaskan secara umum mengapa tidak ada bahasan mengenai pernyataan konstanta
kesetimbangan untuk air atau untuk zat padat murni, meskipun salah satu (atau
keduanya) terdapat dalam persamaan kesetimbangan ionik dalam kesetimbangan?
Pembahasan:
Untuk kesetimbangan zat cair dalam air, konsentrasi air secara normal lebih besar
dibandingkan reaktan ataupun produk yang diasumsikan konstan dan tidak
terpengaruh posisi kesetimbangan. Jadi, konsentrasinya sudah ada dalam konstanta
kesetimbangan. Untuk padatan murni, konsentrasi spesi kimia dalam fasa padat itu
konstan. Selama beberapa padatan eksis sebagai fasa kedua, efeknya pada
kesetimbangan itu konstan dan terdapat dalam konstanta kesetimbangan.
3. Identifikasilah asam pada bagian kiri dan basa konyugasinya pada bagian kanan dari
persamaan berikut!
(a) HOCl + H2O ↔ H3O+ + OCl-
(b) HONH2 + H2O ↔ HONH3+ + OH-
(c) NH4+ + H2O ↔ NH3 + H3O+
(d) 2HCO3- ↔ H2CO3 + CO32-
(e) PO43- + H2PO4- ↔ 2HPO42-
Pembahasan:
Asam Basa Konyugasi
(a) HOCl OCl-
(b) H2O OH-
(c) NH4+ NH3
-
(d) HCO3 CO32-
(e) H2PO4- HPO42-
4. Identifikasilah basa pada bagian kiri dan asam konyugasinya pada bagian kanan
pada soal 3!
Pembahasan:
Basa Asam Konyugasi
(a) H2O H3O+
(b) HONH2 HONH3+
(c) H2O H3O+
(d) HCO3- H2CO3
(e) PO43- HPO42-
CuSeO3 s Cu 2 SeO32
2 2
Ksp Pb2 IO3 4.3 105 8.6 105 3.2 1013
SrF2 s Sr 2 2F
2 2
Ksp Sr 2 F 8.6 104 1.7 103 2.5 109
Th OH 4 s Th 4 4OH
4 4
Ksp Th 4 OH 3.3 104 1.3 103 1.0 1015
6. Hitunglah kelarutan zat terlarut pada soal 5 untuk larutan dimana konsentrasi
kationnya 0.050 M!
Pembahasan:
(a) CuSeO3 (1.42 10-4 M)
Ksp 2.02 108 Cu 2 SeO32 0.050 M SeO32
2.0 108
S SeO32 4.0 107 M
0.050
(b) Pb(IO3)2 (4.3 10-5 M)
3.2 1013
IO32 2.5 106 M
0.050
S
1
2
1
IO3 2.5 106 M 1.3 106 M
2
(c) SrF2 (8.6 10-4 M)
2.5 109
F 2.2 104 M
0.050
S
1
2
1
F 2.2 104 M 1.1104 M
2
(d) Th(OH)4 (3.3 10-4 M)
1.0 1015
OH 4 3.8 104 M
0.050
S
1
4
1
OH 3.8 104 M 9.4 105 M
4
Ag 2CrO4 s
2
2Ag CrO42 Ksp 1.2 1012 Ag CrO4 2
1.2 1012
(a) CrO4 2 1.0 109 M
3.4110
2
2
1.2 1012
(b) CrO4 2 0.30 M
2
2.00 106
Al OH 3 s
3
Al3 3OH Ksp 3.0 1034 Al3 OH
1
Kelarutan molar Al OH 3 OH
3
1
Al3 5.0 102 M OH
3
1 3
K sp 5.0 102 M OH OH 3.0 1034
3
(a) Karena Ksp begitu kecil, kita asumsikan kelarutan Al(OH)3 tidak besar.
Sehingga, Al3 5.0 102 M . Persamaan Ksp disederhanakan menjadi
3
Ksp 5.0 102 M OH 3.0 1034
3.0 1034
OH 3 2.0 1011 M
5.0 102 M
(b) Sama dengan bagian (a),
3.0 1034
OH 3 1.1109 M
2.00 107 M
9. Konstanta kelarutan produk untuk Ce(IO3)2 3.2 10-10. Berapakah konsentrasi Ce3+
dalam larutan yang dibuat dengan mencampurkan 50.0 mL 0.0250 M Ce3+ dengan
50.00 mL
(a) air?
(b) 0.040 M IO3-?
(c) 0.250 M IO3-?
(d) 0.150 M IO3-?
Pembahasan:
Ksp 5.833 103 S 3S
3
3.2 1010
Ce3+ S 4.8 107 M
0.0875 M 3
(d) 50.0 mL 0.0250 M Ce3+ dengan 50.00 mL 0.150 M IO3-
mol L
0.150 M IO3 1.5 101 50.0 mL 7.5 103 mol
L 1000 mL
Ce3+ habis terpakai sehingga,
mol IO3 tidak bereaksi 7.5 103 mol 3 1.25 103mol 3.75 103 mol
3.75 103 mol 1000 mL
IO3 3S 0.0375 M 3S
100 mL L
3.2 1010
Ce3+ S 6.1106 M
0.0375 M 3
1 7.1109
SPbI2 I Pb 2 S 3 1.2 103
2 4
1 8.11019
SBiI3 I Bi3 S 4 1.3 105
3 27
Kelarutan berkurang dari kiri ke kanan dalam air sebagai berikut.
PbI2 > BiI3 > CuI > AgI
(b) Kelarutan dalam 0.10 M NaI
11012
SCuI 11011
0.10 M
8.3 1017
SAgI 8.3 1016
0.10 M
7.1109
SPbI2 7.1107
0.10 M
2
8.11019
SBiI3 8.11016
0.10 M
3
Kelarutan berkurang dari kiri ke kanan dalam 0.10 M NaI sebagai berikut.
PbI2 > CuI > AgI > BiI3 dalam 0.10 M NaI
(c) Kelarutan dalam 0.010 M larutan kation terlarut
11012
SCuI 11010
0.010 M
8.3 1017
SAgI 8.3 1015
0.010 M
1 7.1109
SPbI2 4.2 104
2 0.010 M
1 3 8.11019
SBiI3 1.4 106
3 0.010 M
Kelarutan berkurang dari kiri ke kanan dalam 0.010 M larutan kation terlarut
sebagai berikut.
PbI2 > BiI3 > CuI > AgI dalam 0.010 M larutan kation terlarut.
12. Pada suhu 25°C, berapa konsentrasi molar H3O+ dan OH- dalam
(a) 0.0300 M HOCl?
(b) 0.0600 M asam butanoat?
(c) 0.100 M etilamin?
(d) 0.200 M trimetilamin?
(e) 0.200 M NaOCl?
(f) 0.0860 M CH3CH2COONa?
(g) 0.250 M hidroksilamin hidroklorida?
Pembahasan:
(a) 0.0300 M HOCl
OCl H3O
HOCl H2O OCl H3O K a 3.0 108
HOCl
H3O OCl HOCl 0.0300 M H3O
2
H3O
3.0 108
0.0300 M H3O
2
H3O 3.0 108 0.0300 M H3O
2
H3O 3.0 108 H3O 9.0 1010 0
3.0 10
2
3.0 108 8
4 9.0 1010
H3O
3.0 105 M
2
1.0 1014
OH 5
3.3 1010 M
3.0 10 M
(b) 0.0600 M asam butanoat
CH3CH2CH2COOH H2O CH3CH2CH2COO H3O
2
H3O 1.52 105 H3O 9.12 107 0
1.52 10
2
1.52 105 5
4 9.12 107
H3O
9.47 104 M
2
1.0 1014
OH 4
1.06 1011 M
9.47 10 M
(c) 0.100 M etilamin
C2 H5 NH2 H2O C2 H5 NH3 OH
C2 H5 NH3 OH K 1.0 1014
Kb w 4.33 104
C2 H5 NH2 K a 2.3110 11
2
OH 4.33 104 OH 4.33 105 0
4.33 10
2
4.33 104 4
4 4.33 105
OH
6.4 103 M
2
1.0 1014
H3O 3
1.6 1012 M
6.4 10 M
(d) 0.200 M trimetilamin
CH3 3 N H2O CH3 3 NH OH
CH3 3 NH OH K 1.0 1014
Kb w 6.33 105
CH3 3 N K a 1.58 10 10
2
OH 6.33 105 OH 1.27 105 0
6.33 10
2
6.33 105 5
4 1.27 105
OH
3.53 103 M
2
1.0 1014
H3O 3
2.83 1012 M
3.53 10 M
(e) 0.200 M NaOCl
OCl H2O HOCl OH
HOCl OH K w 1.0 1014
Kb 8
3.3 107
OCl K a 3.0 10
2
OH 3.3 107 OH 6.7 108 0
3.3 10
2
3.3 107 7
4 6.7 108
OH
2.6 104 M
2
1.0 1014
H3O 3.9 1011 M
2.6 104 M
(f) 0.0860 M CH3CH2COONa
C2 H5COO H2O C2 H5COOH OH
2
OH 7.42 1010 OH 6.42 1011 0
7.42 10
2
7.42 1010 10
4 6.42 1011
OH
8.01106 M
2
1.0 1014
H3O 6
1.25 109 M
8.0110 M
(g) 0.250 M hidroksilamin hidroklorida
HONH3 H2O HONH2 H3O
HONH2 H3O
Ka 1.10 106
HONH3
2
H3O 1.10 106 H3O 2.75 107 0
1.10 10
2
1.10 106 6
4 2.75 107
H3O
5.24 104 M
2
1.0 1014
H3O 1.911011 M
5.24 104 M
15. Manakah yang memiliki kapasitas buffer terbesar: (a) campuran 0.100 mol NH3 dan
0.200 mol NH4Cl atau (b) campuran 0.0500 mol NH3 dan 0.100 mol NH4Cl?
Pembahasan:
(a) Campuran 0.100 mol NH3 dan 0.200 mol NH4Cl
NH3 0.100M 8.943
pH pK a log
NH 4
log 5.7 1010 log 0.200M
(b) Campuran 0.0500 mol NH3 dan 0.100 mol NH4Cl
NH3 0.050M 8.943
pH pK a log
NH 4
log 5.7 1010 log
0.100M
Kedua larutan mempunyai nilai pH yang identik, tetapi larutan (a) memiliki
kapasitas buffer yang besar karena tingginya konsentrasi asam lemah dan basa
konyugasinya.
0.100 mol L
0.100 M HOAc 200 mL 0.020 mol
L 1000 mL
pH log 1.75 105 log
0.008
0.020
4.359
OAc
0.00672 0.0048 mol 1000 mL 9.6 103 M
200 mL L
0.0048 mol 1000 mL
HOAc 2.4 102 M
200 mL L
9.6 103
pH log 1.75 105 log
2.4 102
4.359
Rasio banyaknya asam lemah dengan basa konyugasi identik pada ketiga larutan
tersebut dengan pH yang sama. Larutan tersebut berbeda dalam kapasitas buffer
yang dimilikinya; (a) yang terbesar dan (c) yang terkecil.
17. Berapa banyak natrium format yang ditambahkan dalam 400.0 mL asam format 1.00
M untuk mendapatkan larutan buffer dengan pH 3.50?
Pembahasan:
HCOO HCOO
pH 3.50 pK a log
HCOOH
4
log 1.8 10 log
HCOOH
HCOO
pH 3.50 3.74 log
HCOOH
HCOO HCOO
log 0.245 100.245 0.569
HCOOH HCOOH
mol HCOO
0.569
mol HCOOH
1.00 mol L
1.00 M HCOOH 400.0 mL 0.400 mol HCOOH
L 1000 mL
mol HCOO 0.569 0.400 mol HCOOH 0.228 mol
1.00 mol L
1.00 M HOCH 2COOH 300.0 mL
L 1000 mL
1.00 M HOCH2COOH 0.300 mol HOCH2COOH
19. Berapa volume 0.200 M HCl yang harus ditambahkan pada 250.0 mL 0.300 M
natrium mandelat untuk membuat larutan buffer dengan pH 3.37?
Pembahasan:
0.300 mol L
0.300 M C6 H5CHOHCOONa 250.0 mL
L 1000 mL
0.300 M C6 H5CHOHCOONa 0.0750 mol C6 H5CHOHCOONa
C6 H5CHOHCOO
pH 3.37 pK a +log
C6 H5CHOHCOONa
C6 H5CHOHCOO
pH 3.37 log 4.0 10 4
+log
C6 H5CHOHCOONa
C6 H5CHOHCOO
3.40 log
C6 H5CHOHCOONa
C6 H5CHOHCOO C6 H5CHOHCOO
log 0.03 100.03 0.933
C6 H5CHOHCOONa C6 H5CHOHCOONa
mol C6 H5CHOHCOO
0.933
mol C6 H5CHOHCOOH
mol C H CHOHCOO
6 5
a mol HCl 0.933
a mol HCl
mol C6 H5CHOHCOO a mol HCl 0.933 a mol HCl
20. Apakah pernyataan ini benar atau salah atau keduanya? Definisikan jawaban Anda
dengan persamaan , contoh, atau grafik! “Buffer menjaga pH larutan konstan.”
Pembahasan:
Pernyaatan “buffer menjaga pH larutan konstan” adalah pernyataan salah.
Perubahan pH larutan buffer relatif kecil dengan penambahan sedikit volume asam
atau basa seperti contoh di bawah ini.
pH pK a log
NaA
HA
NaA pH
mL 0.050 M NaOH
HA
1.48 0.170
100 1.59 0.200
200 1.70 0.230
300 1.83 0.262
BAB 2 EFEK ELEKTROLIT PADA KESETIMBANGAN KIMIA
3. Berapakah nilai numerik koefisien aktivitas ammonia cair (NH3) saat kekuatan ionik
0.1?
Pembahasan:
Spesi kimia NH3 tidak bermuatan sehingga koefisien aktivitasnya bersatu.
1
2
2
0.040 2 0.040 2 0.16
2
1
2
2
0.40 1 0.20 2 0.60
2
1
2
2 2
0.10 3 0.30 1 0.20 2 0.40 1 1.20
2 2
1
2
2 2
0.060 3 0.180 1 0.030 2 0.060 1 0.45
2 2
5. Gunakan persamaan di bawah ini untuk menghitung koefisien aktivitas
(a) Fe3+ pada μ = 0.075.
(b) Pb2+ pada μ = 0.012.
(c) Ce4+ pada μ = 0.080.
(d) Sn4+ pada μ = 0.060.
0.51ZA 2
log A
1 3.3 A
Pembahasan:
Z μ α - log γ γ
6. Hitunglah koefisien aktivitas untuk spesi pada soal no. 5 dengan interpolasi linear
data pada tabel berikut!
Pembahasan:
(a) Fe3+ (μ = 0.075)
0.05 Fe3 0.24 0.10 Fe3 0.18
0.025
Fe3 0.075 0.18 0.24 0.18 0.21
0.05
(b) Pb2+ (μ = 0.012)
0.01 Pb2 0.665 0.05 Pb2 0.45
0.038
Pb2 0.012 0.45 0.665 0.45 0.61
0.05
(c) Ce4+ (μ = 0.080)
0.05 Ce4 0.10 0.10 Ce4 0.063
0.02
Ce4 0.080 0.063 0.10 0.063 0.078
0.05
(d) Sn4+ (μ = 0.060)
0.05 Ce4 0.10 0.10 Ce4 0.063
0.04
Sn 4 0.060 0.063 0.10 0.063 0.093
0.05
7. Untuk larutan dengan μ sama dengan 5.0 10-2, hitunglah K’sp untuk
(a) AgSCN.
(b) PbI2.
(c) MgNH4PO4.
Pembahasan:
(a) AgSCN
5 102 Ag 0.80 SCN 0.81
K sp 1.11012
K sp
'
1.7 1012
Ag SCN 0.80 0.81
(b) PbI2
5 102 Pb2 0.46 I 0.80
K sp 7.9 109
K 'sp 2.7 108
Pb2 I
0.45 0.80
(c) MgNH4PO4
5 102 Mg2 0.52 NH 0.80 PO 3 0.16
4 4
K sp 3.0 1013
K sp
'
4.5 1012
Mg2 NH PO 3
4 4
0.52 0.80 0.16
8. Gunakan aktivitas untuk menghitung kelarutan molar Zn(OH)2 dalam
(a) 0.0100 M KCl.
(b) 0.0167 M K2SO4.
(c) larutan yang dihasilkan dengan mencampurkan 20.0 mL 0.250 M KOH dengan
80.0 mL 0.0250 M ZnCl2.
Pembahasan:
Zn OH 2 s Zn 2 2OH Ksp 3.0 1016
1
2
0.0100 1 0.0100 1 0.0100
2 2
Dari tabel pada soal no. 6,
Zn2 0.675 OH 0.90
1
Kelarutan S Zn 2 OH
2
1
5.49 1016 3 6
S 5.2 10 M
4
(b) Kelarutan molar Zn(OH)2 dalam 0.0167 M K2SO4
1
2
2 0.0167 1 0.0167 2 0.050
2 2
Zn 2 0.48 OH 0.81
1
Kelarutan S Zn 2 OH
2
OH
5.0 10 2 2.0 10 mol 1000 mL 1.0 10
3 3
2
M
100.0 mL L
Cl
2 2.0 103 mol 1000 mL
4.0 102 M
100.0 mL L
Zn 2 0
1
2
0.05 1 0.010 1 0.04 1 0.05
2 2 2
Dari tabel pada soal no. 6,
Zn2 0.48 OH 0.81 K'sp a Zn2 a OH 2 Zn2 Zn 2 OH 2 OH
2
Kelarutan S Zn 2 S 1.0 102 9.53 1016
1
3
9.53 1016
S 9.53 1012 M
1.0 102 2
1
2
0.0333 2 2 0.0333 1 0.100
2 2
(a) AgSCN
AgSCN s Ag SCN
1.11012 1.11012
Ag SCN 1.93 1012
Ag SCN 0.75 0.76
kelarutan S Ag SCN
1
S2 1.93 1012 S 1.93 1012 2 1.4 106 M
1
(2) S 1.11012 2 1.0 106 M
(b) PbI2
PbI2 s Pb2 2I
2
(1) Pb2 0.36 I 0.75 Ksp
'
a Pb2 a I 2 Pb2 Pb2 I I
Cd 2 Fe CN 6 s 2Cd 2 Fe CN 6
4
1
Cd 2 Fe CN 6
4
kelarutan S
2
1
1.10 1013 3
13 5
2
2S S 1.10 10 S 1.4 10 M
4
1
3.2 1017 3 6
(2) S 2.0 10 M
4
BAB 3 METODE ANALISIS GRAVIMETRI
1. Berapa massa Cu(IO3)2 yang dapat dibentuk dari 0.500 gram CuSO4.5H2O?
Pembahasan:
413.35 gr Cu IO3 2
0.828 g Cu IO3 2
1 mol Cu IO3 2
2. Berapa massa KIO3 yang diperlukan untuk mengubah tembaga dalam 0.200 gram
CuSO4.5H2O menjadi Cu(IO3)2?
Pembahasan:
4. Sebanyak 0.2121 gr sampel senyawa organik dibakar dengan oksigen dan CO2 yang
dihasilkan ditampung dalam larutan barium hidroksida. Hitunglah persentase karbon
dalam sampel jika 0.6006 gr BaCO3 dibentuk?
Pembahasan:
1 mol BaCO3 1 mol C 12.011 g C
0.6006 g BaCO3
197.34 g 1 mol BaCO3 1 mol C
100% 17.23%
0.2121 g sampel
5. Nitrogen ammoniakal dapat ditentukan melalui perlakuan sampel dengan asam
kloroplatinat; hasil (produk) sedikit larut dalam ammonium kloroplatinat:
H2 PtCl6 2NH4 NH4 2 PtCl6 2H
1 mol PbMoO4
mol PbMoO4 0.2554 g PbMoO4 6.9565 104 mol PbMoO4
367.14 g PbMoO4
1 mol P 1 mol P2O5 141.94 g P2 O5
6.9565 104 mol PbMoO4
12 mol PbMoO4 2 mol P 1 mol
100%
0.1969 g sampel
2.089% P2O5
7. Suatu sampel biji besi berbobot 0.6428 gr dilarutkan dalam asam. Besi itu direduksi
menjadi Fe2+ dan dititrasi dengan 36.30 mL larutan K2Cr2O7 0.1052 N.
(a) Hitunglah persentase besi (Fe) dalam sampel!
(b) Nyatakan persentase sebagai Fe2O3 (bukan sebagai Fe)!
Pembahasan:
(a) Berat ekivalen besi adalah berat atomnya, 55.847 mg/mek, karena tiap atom besi
kehilangan satu elektron dalam reaksi ini. Jadi,
36.30 mL 0.1052 mek / mL 55.847 mg / mek
%Fe 100%
642.8 mg
%Fe 33.18%
(b) Untuk menyatakan persentase sebagai Fe2O3 hendaknya digunakan berat
ekivalen oksida sebagai pengganti besi seperti yang digunakan pada soal (a).
Karena tiap atom besi kehilangan satu elektron dan tiap Fe2O3 berisi dua atom
besi, maka berat ekivalen Fe2O3 adalah berat molekul dibagi dua, 159.69/2 =
79.85 mg/mek. Jadi,
36.30 mL 0.1052 mek / mL 79.85 mg / mek
%Fe2O3 100%
642.8 mg
%Fe2O3 47.44%
8. Suatu sampel biji besi seberat 0.4852 gr dilarutkan dalam asam, besinya dioksidasi
ke dalam keadaan oksidasi +3, dan kemudian diendapkan sebagai oksida hidrat,
Fe2O3.xH2O, Endapan disaring, dicuci, dan dibakar menjadi Fe2O3 yang ternyata
beratnya 0.2481 gr. Hitunglah persentase besi (Fe) dalam sampel itu!
Pembahasan:
Misalkan ada t gram Fe dalam sampel. Reaksinya adalah
2Fe3 Fe2O3 xH2O Fe2O3 s
10. Dalam penerapan gravimetri terhadap belerang, terkadang endapan BaSO4 yang
sudah dipanggang sebagian tereduksi menjadi BaS. Hal ini menyebabkan suatu galat
jika analis tidak menyadari dan mengubah BaSO4 kembali menjadi BaSO4.
Misalkan suatu sampel yang mengandung 32.3% SO3 dianalisis dan 20% endapan
akhir yang ditimbang adalah BaS (80.0% adalah BaSO4). Berapa persentase SO3
hasil perhitungan analisis ini jika dimisalkan seluruh endapan adalah BaSO4?
Pembahasan:
Misalkan f adalah fraksi SO3 dan hasil hitungannya (100 f = persen SO3) serta t
adalah berat campuran BaSO4 dan BaS yang diperoleh dari 1.000 gr sampel. Jadi,
SO3
t
BaSO4
100 100f
1.000
dan
BaSO4
tf (1)
SO3
Karena 80.0% endapan adalah BaSO4 dan 20% BaS, maka persentase SO3 yang
benar adalah
SO3 SO
0.800t 0.2t 3
BaSO4 BaS
100 32.3 (2)
1.000
Bila (1) disubstitusi ke dalam (2) diperoleh
BaSO4
0.800f 0.200f
BaS 100 32.3
1.000
Dengan memasukkan berat molekul tersebut dan menyelesaikan persamaan untuk
mencari f, maka didapatkan f = 0.300. Artinya, analis akan mendapatkan 100 0.300
= 30.00% SO3.
11. Suatu biji besi mengandung magnetit, Fe3O4, dianalisis dengan melarutkan 1.5419
gr sampel dalam HCl, memberikan campuran Fe2+ dan Fe3+. Setelah menambahkan
HNO3 untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+, larutan yang dihasilkan diencerkan
dengan air dan Fe3+ mengendap sebagai Fe(OH)3 dengan penambahan NH3. Setelah
disaring dan dicuci, residu dibakar, memberikan 0.8525 gr Fe2O3 murni. Hitunglah
%w/w Fe3O4 dalam sampel!
Pembahasan:
Dengan menerapkan konservasi massa Fe, dapat dituliskan
3 mol Fe3O4 2 mol Fe2O3
Dengan menggunakan berat molekul, BM, untuk mengubah mol menjadi gram
dalam persamaan didapatkan
3 gr Fe3O4 2 gr Fe2O3
BM Fe3O4 BM Fe2O3
2 gr Fe2O3 BM Fe3O4 2 0.8525 gr 231.54 gr/mol
0.82405 gr Fe3O4
3 BM Fe2O3 3 159.69 gr/mol
gr Fe3O4 0.82405 gr
100 100 53.44% w/w Fe3O4
gr sampel 1.5419 gr
12. Termogram seperti gambar di bawah ini menunjukkan perubahan massa untuk
sampel kalsium oksalat monohidrat, CaC2O4.H2O. Berat sampel asli 24.60 mg dan
dipanaskan dari temperatur ruangan sampai 1000°C pada penambahan 5°C per
menit. Berikut ini perubahan massa yang terjadi dengan rentang suhu yang diamati:
Kehilangan 3.03 mg dari 100-250°C
Kehilangan 4.72 mg dari 400-500°C
Kehilangan 7.41 mg dari 700-850°C
Tentukan identitas produk yang diuapkan dan residu padat pada setiap langkah
dekomposisi termalnya!
Pembahasan:
Kehilangan 3.03 mg dari 100-250°C sesuai dengan 12.32% berkurangnya massa
sampel asli.
3.03 mg
100 12.32%
24.60 mg
Dalam ranah CaC2O4.H2O, hal ini bersesuaian dengan hilangnya 18.00 g/mol.
0.1232 146.11 g/mol 18.00 g/mol
Massa molar produk dipasangkan dengan rentang temperatur mengisyaratkan
adanya H2O yang hilang. Residunya adalah CaC2O4.
Hilangnya 4.72 mg dari 400-500°C yang mewakili berkurangnya 19.19% massa
sampel asli 24.60 mg, atau kehilangan
0.1919 146.11 g/mol 28.04 g/mol
Kehilangan ini konsisten dengan CO sebagai produk uap yang meninggalkan residu
CaCO3.
Hilangnya 7.41 mg dari 700-850°C mewakili berkurangnya 30.12% massa
sampel asli 24.60 mg, atau kehilangan
0.3012 146.11 g/mol 44.01 g/mol
yang mengisyaratkan hilangnya CO2. Residu akhirnya adalah CaO.
3. Sebanyak 0.3125 g sampel standar primer Na2CO3 ditangani dengan 40.00 mL asam
perklorat encer. Larutan ini dipanaskan untuk menghilangkan CO2, kemudian
HClO4 berlebih dititrasi kembali dengan 10.12 mL NaOH encer. Dalam eksperimen
terpisah, dibutuhkan 27.43 mL HClO4 untuk menetralisasi NaOH sebanyak 25.00
mL. Hitunglah kemolaran HClO4 dan NaOH!
Pembahasan:
VHClO4 27.43 mL HClO4 mL HClO4
1.0972
VNaOH 25.00 mL NaOH mL NaOH
Volume HClO4 yang dibutuhkan untuk menitrasi 0.3125 gr Na2CO3 adalah
1.0972 mL HClO4
40.00 mL HClO4 10.12 mL NaOH 28.896 mL HClO4
mL NaOH
Jadi,
0.3125 g Na 2CO3 1 mol Na 2CO3 2 mol HClO4 1000 mmol
0.2041 M HClO4
28.896 mL HClO4 105.99 g 1 mol Na 2CO3 mol
dan
VHClO4
c NaOH cHClO4
VNaOH
0.2041 mol HClO4 1.0972 mL HClO4 1 mol NaOH
0.2041 M 0.2239 M NaOH
L mL NaOH mol HClO4
4. Arsenik dalam 1.010 gr sampel pestisida diubah menjadi H3AsO4 dengan perlakuan
berikut. Asam yang dinetralisasi dan penambahan 40.00 mL 0.06222 M AgNO3
untuk mengendapkan arsenik secara kuantitatif sebagai Ag3AsO4. Kelebihan Ag+
pada filtrat dan dalam pencucian endapan dititrasi dengan 10.76 mL 0.1000 M
KSCN; reaksinya adalah
Ag SCN AgSCN s
5. Sebanyak 0.1752 gr sampel standar primer AgNO3 dilarutkan dalam 502.3 air
destilasi. Hitunglah molaritas berat Ag+ dalam larutan ini!
Pembahasan:
1 mol AgNO3 1 mol Ag + 1000 mmol
0.1752 g AgNO3
169.87 g 1 mol AgNO3 mol
molaritas berat Ag +
502.3 mL
2.0533 103
6. Larutan standar yang digunakan pada soal no. 5 digunakan untuk menitrasi 25.171
gr sampel larutan KSCN. Titik akhir diketahui setelah penambahan 23.765 gr
larutan AgNO3. Hitunglah molaritas berat larutan KSCN ini!
Pembahasan:
2.0533 103 mol AgNO3 1000 mmol
23.765 mL
molaritas berat KSCN 1000 mL mol
25.171 mL
1.9386 103
7. Larutan yang digambarkan pada soal no. 5 dan 6 digunakan untuk menentukan
BaCl2.2H2O dalam 0.7120 gr sampel. Sebanyak 20.102 gr sampel AgNO3
ditambahkan pada larutan sampel dan kelebihan AgNO3 dititrasi kembali dengan
7.543 gr larutan KSCN. Hitunglah persentase BaCl2.2H2O dalam sampel!
Pembahasan:
g
M BaCl2 2H2O 244.26
mol
2.0533 103 mmol AgNO3
mmol AgNO3 terpakai 20.102 mL
mL
8. Suatu sampel natrium oksalat murni bermassa 0.2856 gr dilarutkan dalam air,
ditambahkan asam sulfat, dan larutan dititrasi pada 70°C, diperlukan larutan KMnO4
45.12 mL. Titik akhir dilampaui dan dilakukan titrasi-balik dengan 1.74 mL 0.1032
N larutan asam oksalat. Hitunglah normalitas larutan KMnO4 itu!
Pembahasan:
Reaksi ion:
5C2O42 2MnO4 16H 2Mn 2 10CO2 8H2O
Diketahui bahwa
mek permanganat = mek oksalat
atau
mek KMnO4 = mek Na2C2O4 + mek H2C2O4
VKMnO4 N KMnO4
mg Na 2C2O4
BE Na 2C2O4
VH2C2O4 N H2C2O4
Karena ion oksalat kehilangan dua elektron dalam reaksi tersebut, berat ekivalen
Na2C2O4 adalah setengah bobot molekulnya atau 134.0/2 = 67.00. Karena itu
285.6
45.12 N KMnO4 1.74 0.1032
67.00
NKMnO4 0.0985 mek/mL
9. Sketsalah kurva titrasi untuk titrasi 50.0 mL 0.100 M asam asetat dengan 0.100 M
NaOH!
Pembahasan:
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
12. Alkalinitas air alam biasanya dipengaruhi oleh OH-, CO32-, dan HCO3-, yang ditemui
secara sendiri maupun kombinasinya. Penitrasian 100.0 mL sampel pada pH 8.3
membutuhkan 18.67 mL 0.02812 M larutan HCl. Pada 100.0 mL alikuot kedua
membutuhkan 48.12 mL titran yang sama untuk mencapai pH 4.5. Identifikasilah
sumber alkalinitas dan konsentrasinya dalam ppm!
Pembahasan:
Karena volume titran yang diperlukan untuk mencapai pH 4.5 lebih dua kali dari
volume yang diperlukan untuk mencapai pH 8.3, maka sesuai dengan tabel di bawah
ini, alkalinitas dipengaruhi oleh CO32- dan HCO3-.
Hubungan antara Volume Titik Akhir dan Sumber Alkalinitas
Sumber Alkalinitas Hubungan antara Volume Titik Akhir
-
OH VpH 4.5 = VpH 8.3
CO32- VpH 4.5 = 2 VpH 8.3
HCO3- VpH 8.3 = 0; VpH 4.5 > 0
OH- dan CO32- VpH 4.5 < 2 VpH 8.3
CO32- dan HCO3- VpH 4.5 > 2 VpH 8.3
2 0.03151 g
0.02812 M 0.04812 L 61.02 g/mol 0.01849 g HCO3
60.01 g/mol
Konsentrasi HCO3- adalah
mg HCO3 18.49 mg
184.9 ppm HCO3
liter 0.1000 L
Ni CN 2
Ni CN CN Ni CN 2
K2
Ni CN CN
Ni CN
Ni CN 2 CN
Ni CN 3
K3 3
Ni CN 2 CN
Ni CN 2
Ni CN 3 CN
Ni CN 4
2
K4 4
Ni CN CN
3
(b) Cd(SCN)3-
Cd SCN
Cd SCN K1 2
2
Cd SCN
Cd SCN
Cd SCN 2
Cd SCN SCN Cd SCN 2
K2
Cd SCN SCN
Cd SCN
Cd SCN 2 SCN Cd SCN 3
K3 3
14. Tuliskan persamaan konstanta disosiasi asam dan [H+] untuk nilai alfa tertinggi
untuk setiap ligan asam lemah
(a) asetat (α1)!
(b) tartrat (α2)!
Pembahasan:
(a) Asetat (α1)
CH3COOH CH3COO H
CH3COO H
cT CH3COOH CH3COO
Ka
CH3COOH
CH3COO H
CH3COOH
Ka
CH3COO H H
cT CH3COO CH3COO 1
Ka Ka
H Ka
cT CH3COO
Ka
CH3COO CH3COO
1
Ka
cT H Ka H K a
CH3COO
Ka
(b) Tartrat (α2)
C2 H4O2 COOH 2 C2 H4O2 COOH COO H
C2 H 4 O2 COOH COO H
K a1
C2 H 4 O2 COOH 2
C2 H 4O2 COO H
2
Ka 2
C2 H 4O2 COOH COO
C2 H 4O2 COO H
2
C2 H 4O2 COOH COO
Ka 2
C2 H 4O2 COOH COO H C2 H 4O2 COO H
2
2
C2 H 4O2 COOH 2
K a1 K a1K a 2
cT C2 H4O2 COOH 2 C2 H4O2 COOH COO C2 H4O2 COO
2
C2 H 4O2 COO H
C2 H 4O2 COO H
2
2 2
K a1K a 2
Ka 2
C2 H 4O2 COO
2
H 2 H
2 K K
C2 H 4O2 COO 1
Ka 2
a1 a 2
H 2 K H K K
C2 H 4O2 COO
2
a1
K a1K a 2
a1 a 2
cT
C2 H 4O2 COO
2
a1
K a1K a 2
a1 a 2
K a1K a 2
2
H K a1 H K a1K a 2
15. Mengapa hanya sedikit MgY2- yang ditambahkan pada sampel air untuk dititrasi
dalam penentuan kekerasan air?
Pembahasan:
MgY2- ditambahkan untuk meyakini adanya konsentrasi analitik tertentu Mg2+ untuk
menambahkan titik akhir dengan indikator Eriochrome Black T (EBT).
16. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 3.0 g NaH2Y.2H2O dalam 1.0 L air dan
distandarisasi dengan 50.00 mL alikuot 0.004517 M Mg2+. Titrasi rata-rata
diperlukan 32.22 mL. Hitunglah konsentrasi molar EDTA!
Pembahasan:
0.004517 mmol Mg 2+ 1 mmol EDTA
50.00 mL
mL mmol Mg 2+
0.007010 M EDTA
32.22 mL EDTA
17. Suatu larutan mengandung 1.694 mg CoSO4 (155.0 g/mol) per mililiter. Hitunglah
(a) volume 0.08640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi 25.00 mL alikuot
larutan tersebut!
(b) volume 0.009450 M Zn2+ yang diperlukan untuk menitrasi kelebihan reagen
setelah penambahan 50.00 mL 0.008640 M EDTA pada 25.00 mL alikuot
larutan tersebut!
(c) volume 0.008640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi Zn2+ pengganti
Co2+ setelah penambahan ZnY2- berlebih pada 25.00 mL alikuot larutan CoSO4.
Reaksinya adalah
Co2 ZnY2 CoY2 Zn 2
Pembahasan:
Pertama, kita hitung konsentrasi CoSO4,
1.694 mg CoSO4 1 mL CoSO4
0.01093 M CoSO4
mL 155.0 mg
Dalam setiap bagian,
0.01093 mmol
mmol CoSO4 25.00 mL 0.2732 mmol CoSO4
mL
(a) Penentuan volume 0.08640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi 25.00 mL
alikuot larutan
1 mmol EDTA 1 mL EDTA
0.2732 mmol CoSO4 31.62 mL EDTA
mmol CoSO4 0.008640 mmol
(b) Penentuan volume 0.009450 M Zn2+ yang diperlukan untuk menitrasi kelebihan
reagen setelah penambahan 50.00 mL 0.008640 M EDTA pada 25.00 mL
alikuot larutan
0.008640 mmol EDTA
mmol ekses EDTA 50.00 mL
mL
1 mmol EDTA
0.2732 mmol CoSO4 0.1588 mmol EDTA
mmol CoSO4
1 mmol Zn 2+ 1 mL Zn 2+
0.1588 mmol EDTA 16.80 mL Zn 2+
mmol EDTA 0.009450 mmol
(c) Penentuan volume 0.008640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi Zn2+
pengganti Co2+ setelah penambahan ZnY2- berlebih pada 25.00 mL alikuot
larutan CoSO4.
1 mmol Zn 2+ 1 mmol EDTA 1 mL EDTA
0.2732 mmol CoSO4 2+
mmol CoSO4 mmol Zn 0.008640 mmol
31.62 mL EDTA
18. Penyepuhan Cr pada permukaan terhitung 3.00 4.00 cm dilarutkan dalam HCl. pH
sudah ditentukan sebelumnya dimana 15.00 mL 0.01768 M EDTA diketahui.
Reagen berlebih membutuhkan 4.30 mL titrasi-balik dengan 0.008120 M Cu2+.
Hitunglah berat rata-rata Cr terhadap sentimeter kuadrat luas permukaan!
Pembahasan:
0.01768 mmol EDTA
mmol EDTA bereaksi 15.00 mL EDTA
mL
0.008120 mmol Cu 2+ 1 mmol EDTA
4.30 mL Cu 2+ 0.2303 mmol EDTA
mL mmol Cu 2+
1 mmol Cr 51.996 mg Cr
0.2303 mmol EDTA
mmol EDTA mmol 0.998 mg Cr
3.00 4.00 cm 2
cm 2
19. Larutan EDTA dibuat dengan melarutkan 4 g garam dinatrium dalam 1.0 L air.
Rata-rata 42.35 mL larutan ini dibutuhkan untuk menitrasi 50.00 mL alikuot standar
yang mengandung 0.7682 g MgCO3 per liter. Titrasi 25.00 mL sampel air mineral
pada pH 10 membutuhkan 18.81 mL larutan EDTA. Sebanyak 50.00 mL alikuot air
mineral terdapat alkalin kuat untuk mengendapkan Mg sebagai Mg(OH)2. Titrasi
dengan indikator kalsium-spesifik membutuhkan 31.54 mL larutan EDTA.
Hitunglah
(a) kemolaran larutan EDTA!
(b) konsentrasi CaCO3 dalam air mineral (ppm)!
(c) konsentrasi MgCO3 dalam air mineral (ppm)!
Pembahasan:
(a) Kemolaran larutan EDTA
0.7682 g MgCO3 1000 mmol MgCO3 1 mmol EDTA
50.0 mL MgCO3
1000 mL 84.314 g mmol MgCO3
42.35 mL EDTA
0.01076 M EDTA
20. Spesimen urin umur 24 jam diencerkan sampai 2.00 L. Setelah larutan di buffer
pada pH 10, sebanyak 10 mL alikuot dititrasi dengan 27.32 mL 0.003960 M EDTA.
Kalsium dalam 10.00 mL alikuot kedua diisolasi sebagai CaC2O4 (s), dilarutkan
kembali, dan dititrasi dengan 12.21 mL larutan EDTA. Dengan mengasumsikan 15
dari 300 mg magnesium dan 50 dari 400 mg kalsium per hari adalah normal, apakah
spesimen ini jauh dari jangkauan ini?
Pembahasan:
mmol Mg2+ mmol Ca 2+
21. Kromel adalah suatu alloy yang terdiri dari nikel, besi, dan kromium. Sebanyak
0.6472 g sampel dilarutkan sampai 250.0 mL. Ketika 50.00 mL alikuot 0.05182 M
EDTA dicampur dengan volume yang sama pada sampel yang dilarutkan, ketiga ion
terkelat, dan dibutuhkan 5.11 mL titrasi-balik dengan 0.06241 M tembaga (II).
Kromium dalam 50.00 mL alikuot kedua di-masking melalui penambahan
heksametilenatetramina; titrasi Fe dan Ni membutuhkan 36.28 mL 0.05182 M
EDTA. Besi dan kromium di-masking dengan pirofosfat dalam 50.00 mL alikuot
ketiga, dan nikel dititrasi dengan 25.91 mL larutan EDTA. Hitunglah persentase
nikel, kromium, dan besi pada alloy!
Pembahasan:
0.05182 mmol EDTA
mmol EDTA bereaksi dalam 50.00 mL 50.00 mL EDTA
mL
0.06241 mmol Cu 2+
1 mmol EDTA
5.11 mL Cu 2+ 2.27208 mmol
mL mmol Cu 2+
2.27208 mmol
mmol EDTA bereaksi dalam 350 mL mmol Ni Fe Cr 11.3604 mmol
50.00 mL
250.0 mL
0.05182 mmol EDTA
36.28 mL EDTA
mmol Ni mmol Fe 9.4002 mmol
mL
50.00 mL
250.0 mL
mmol Cr 11.3604 mmol 9.4002 mmol 1.9603 mmol Ni
0.05182 mmol EDTA 1 mmol Ni
25.91 mL EDTA
mmol Ni
mL mmol EDTA
6.7133 mmol Ni
50.00 mL
250.0 mL
mmol Fe 9.4002 mmol 6.7133 mmol 2.6869 mmol Fe
51.996 g Cr
1.9603 mmol
%Cr 1000 mmol 100% 15.75% Cr
0.6472 g
58.69 g Ni
6.7133 mmol
%Ni 1000 mmol 100% 60.88% Ni
0.6472 g
55.847 g Fe
2.6869 mmol
%Fe 1000 mmol 100% 23.19% Fe
0.6472 g
BAB 5 METODE ELEKTROKIMIA
1. Potensial elektroda standar untuk reduksi Ni2+ menjadi Ni adalah – 0.25V. Apakah
potensial elektroda nikel berkurang dalam 1.00 M larutan NaOH yang dijenuhkan
dengan Ni(OH)2 menjadi lebih negatif dibandingkan E0Ni2 / Ni atau lebih rendah?
Jelaskan!
Pembahasan:
Potensial dalam kehadiran basa mengakibatkan lebih negatif karena aktivitas ion
nikel dalam larutan ini akan jauh lebih rendah dari 1 M. Akibatnya akan terjadi gaya
reduksi jika Ni(II) menjadi keadaan logam juga akan lebih rendah dan potensial
elektroda secara signifikan menjadi negatif. Faktanya potensial elektroda standar
untuk reaksi
Ni OH 2 2e Ni s 2OH E0 0.72V
2. Tuliskan persamaan ionik setara untuk reaksi berikut ini! Berikan H+ dan/atau H2O
untuk menyetarakan reaksi tersebut!
(a) Cr (s) + Ag+ → Cr3+ + Ag (s)
(b) MnO42- + H2SO3 → Mn2+ + SO42-
Pembahasan:
(a) Cr (s) + 3Ag+ → Cr3+ + 3Ag (s)
(b) 2MnO42- + 5H2SO3 → 2Mn2+ + 5SO42- + 4H+ + 3H2O
p
0.0592 0.0592 1.00
EE 0.00
0 H2
log log
H H
2 a 2 2 H 2 2
Kekuatan ionik larutan μ adalah
1
2
0.0100 12 0.0100 12 0.0100
H 0.913
0.0592 1.00
E 0.00 log 0.00 0.121 0.121V
2 0.0100 2 0.9132
4. Jika setengah-sel berikut terdiri dari elektrode sel galvani di kanan dan elektroda
standar hidrogen di kiri, hitunglah potensial selnya! Jika sel diketahui, tentukanlah
elektroda berikut manakah yang bertindak sebagai anoda atau katodanya!
(a) Ni|Ni2+ (0.0943 M)
(b) Ag|AgI (jenuh), KI (0.0922 M)
Pembahasan:
(a) Ni|Ni2+ (0.0943 M)
0.0592 1.00
E Ni 0.250 log 0.250 0.030 0.280V anoda
2 0.0943
(b) Ag|AgI (jenuh), KI (0.0922 M)
E Ni 0.151 0.0592log 0.0922 0.151 0.061 0.090V anoda
5. Konstanta kelarutan produk untuk Ag2SO3 adalah 1.5 10-14. Hitunglah E0 untuk
proses
Ag 2SO3 s 2e 2Ag SO32
Pembahasan:
2Ag 2e 2Ag s E0 0.779V
2
Ag SO32 1.5 1014 Ksp
SO32
log
0.0592 1 0.0592
E 0.799 log 0.799
2
2
2 K sp
Ag
0.390V
0.0592 1
E 0.763 log
2 Zn 2
ZnY 2
3.2 1016
Zn Y
2 4
E 0.763
0.0592
log
3.2 1016 Y 4
2 ZnY 2
E 0.763
0.0592
log
3.2 1016 1.00
0.763 0.489 1.25V
2 1.00
0.1142 M V OH 4
2+
35.37 mL mmol Fe
9. Sebanyak 0.7120 g biji besi terdapat pada larutan dan ditambahkan pereduksi Jones.
Titrasi Fe(II) yang dihasilkan membutuhkan 39.21 mL 0.02086 M KMnO4. Berikan
hasil analisis dalam (a) persen Fe dan (b) persen Fe2O3!
Pembahasan:
MnO4 5Fe2 8H Mn 2 5Fe3 4H2O
10. Sebanyak 2.559 g sampel mengandung Fe dan V dilarutkan pada kondisi tertentu
sehingga menjadi Fe(III) dan V(V). Larutan ini diencerkan sampai 500.0 mL dan
50.00 mL alikuot ditambahkan pereduksi Walden dan dititrasi dengan 17.74 mL
0.1000 M Ce4+. Alikuot kedua sebanyak 50.00 mL ditambahkan pereduksi Jones
dan dititrasi dengan 44.67 mL Ce4+ yang sama untuk mencapai titik akhir. Hitunglah
persentase Fe2O3 dan V2O5 dalam sampel!
Pembahasan:
Dalam pereduksi Walden,
V OH 4 2H e
VO2 3H2O
V OH 4 4H 3e
V2 4H2O
11. Metode Winkler untuk melarutkan oksigen dalam air berdasarkan oksidasi cepat
padatan Mn(OH)2 menjadi Mn(OH)3 dalam medium alkalin. Ketika pengasaman,
Mn(III) cepat melepaskan iodin dari iodida. Sebanyak 150.0 mL sampel air dalam
bejana, ditambahkan 1.00 mL larutan NaI dan NaOH, dan 1.00 mL larutan Mn(II).
Oksidasi Mn(OH)2 selesai dalam 1 menit. Endapan kemudian dilarutkan dengan
penambahan 2.00 mL H2SO4 saat banyaknya iodin ekivalen dengan Mn(OH)3 (serta
untuk melarutkan O2). Sebanyak 25.0 mL alikuot (dari 254 mL) dititrasi dengan
13.67 mL 0.00942 M tiosulfat. Hitunglah massa dalam miligram O2 per milimeter
sampel! (Asumsikan konsentrasi reagen bebas O2 dan sampel dilarutkan dalam
jumlah tertentu.)
Pembahasan:
O2 4Mn OH 2 s 2H2O 4Mn OH 3 s
Bard, A.J. dan Faulkner, L.R. 2001. Electrochemical Methods. Second Edition.
New York: Wiley.
Butler, J.N. 1998. Ionic Equilibrium: Solubility and pH Calculations. New York:
Wiley.
Day dan Underwood. 1991. Quantitative Analysis. 4th Edition. New Jersey:
Prentice Hall International Inc.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. Boston: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Skoog, D.A., West, D.M., dan Holler, F.J., Crouch, S.R. 2004. Fundamental of
Analytical Chemistry. 8th Edition. Canada: Thomson Brooks/Cole.
Wilson, C.L. dan Wilson, D.W. 2003. Comprehensive Analytical Chemistry. New
York: Elsevier.