Anda di halaman 1dari 63

SOAL

&
PEMBAHASAN
KIMIA ANALISIS
DASAR
untuk Mahasiswa Sains dan Teknik

Ditulis oleh Bimmo Dwi Baskoro, S.Si.

Departemen Kimia Universitas Indonesia


PENGANTAR PENULIS

Saat ini, perkembangan ilmu kimia khususnya bidang ilmu kimia analisis
cukup pesat dan terus mencapai kemajuan yang cukup signifikan kaitannya dalam
berbagai bidang. Kimia analisis dasar diajarkan dalam aneka ragam cara pada
universitas yang berbeda-beda. Beberapa diperuntukkan mahasiswa kimia;
lainnya merupakan kuliah layanan untuk mahasiswa dalam bidang-bidang lain
seperti pertanian, biologi, rekayasa, dan teknologi kedokteran.
Kimia analisis sama tuanya dan sama barunya seperti ilmu kimia itu
sendiri. Cukup adil untuk dikatakan bahwa riset analisis telah digiring dalam
perubahan kimia yang ilmiah dan kuantitatif.
Kimia analisis dapat dibagi menjadi dua bidang yaitu analisis kuantitatif
dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat atau senyawa.
Kaitannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel
(contoh). Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu zat
tertentu yang ada dalam sampel. Kedua hal tersebut dapat dipahami jika
menguasai dasar-dasar kimia analisis secara menyeluruh.
Sejalan dengan perkembangan ilmu kimia analisis, semakin banyak pula
hal-hal yang dapat kita pelajari dan harus diketahui. Berbagai hal tersebut dapat
kita kaji dari buku ini. Buku ini dinilai istimewa lantaran menyajikan beragam
soal dan langkah-langkah penyelesaian yang lebih variatif ketimbang buku Ilmu
Kimia Analisis Dasar pada umumnya.
Berbagai materi dalam buku ini disusun sedemikian rupa agar mampu
memenuhi kebutuhan mahasiswa dari berbagai program studi, misalnya kimia,
biologi, farmasi, kedokteran, kesehatan masyarakat, pertanian, perikanan, serta
kehutanan. Selain itu, buku ini juga dapat digunakan oleh mahasiswa D-3 Kimia
Industri, D-3 Kimia Terapan, D-3 Analis Kimia, serta program studi yang
berhubungan dengan bidang ilmu kimia anasis dasar, ataupun para siswa SMA
yang dipersiapkan untuk mengikuti olimpiade sains, seperti OSN (Olimpiade
Sains Nasional) dan IChO (International Chemistry Olimpiad).

Jakarta, Januari 2010


Penulis
OUTLINE NASKAH
MENAKLUKAN KIMIA ANALISIS DASAR

BAB 1 KESETIMBANGAN KIMIA DAN LARUTAN


BAB 2 EFEK ELETROLIT PADA KESETIMBANGAN KIMIA
BAB 3 METODE ANALISIS GRAVIMETRI
BAB 4 METODE ANALISIS TITRIMETRI
BAB 5 METODE ELEKTROKIMIA
BAB 1 KESETIMBANGAN KIMIA DAN LARUTAN

1. Jelaskan secara umum dan berikan contoh dari hal berikut ini!
(a) Elektrolit lemah;
(b) Asam Brønsted-Lowry;
(c) Asam konyugasi basa Brønsted-Lowry;
(d) Netralisasi, dalam konsep Brønsted-Lowry;
(e) Pelarut amfoterik;
(f) Ion-zwitter;
(g) Autoprotolisis;
(h) Asam kuat;
(i) Prinsip Le Chătelier; dan
(j) Efek ion senama.
Pembahasan:
(a) Elektrolit lemah hanya mengion sebagian ketika dilarutkan dalam air. Senyawa
NaHCO3 merupakan salah satu contoh elektrolit lemah.
(b) Asam Brønsted-Lowry adalah sebuah molekul yang mendonasikan proton
ketika bertemu dengan basanya (penerima proton). Dengan definisi ini, NH4+
dapat dikatakan sebagai asam Brønsted-Lowry.
(c) Asam konyugasi basa Brønsted-Lowry adalah spesi yang dibentuk ketika basa
Brønsted-Lowry menerima proton. Sebagai contoh, NH4+ adalah suatu asam
konyugasi NH3.
(d) Netralisasi, berdasarkan konsep Brønsted-Lowry, terjadi dimana reaksi suatu
asam dan basa konyugasinya yang berkombinasi dengan reaksi selanjutnya
dengan basa dan asam konyugasinya. Jadi,
NH3 + H2O  NH4+ + OH-
Dalam contoh di atas, NH3 bertindak sebagai basa dengan NH4+ asam
konyugasinya. H2O sebagai asam dengan OH- basa konyugasinya.
(e) Pelarut amfoterik dapat bertindak sebagai asam atau basa tergantung pada
larutannya. Air merupakan contoh spesi kimia amfiprotik.
(f) Ion-zwitter adalah spesi kimia yang memiliki muatan positif dan negatif. Asam
amino bebas, seperti glisin, dapat eksis sebagai zwitterion dalam larutan.
NH2CH2COOH → NH3+CH2COO-
glisin ← ion zwitter
(g) Autoprotolisis adalah istilah pada zat terlarut yang terionisasi sendiri untuk
menghasilkan asam konyugasi dan basa konyugasinya.
(h) Asan kuat terdisosiasi sempurna seperti molekul yang tidak terdapat molekul
yang tidak terdisosiasi yang tertinggal dalam larutan cair. Asam klorida, HCl,
adalah suatu contoh asam kuat.
(i) Prinsip Le Chătelier menyatakan bahwa keadaan kesetimbangan selalu berganti
dalam keadaan tertentu bergantung pada tekanan yang diberikan pada sistem.
(j) Efek ion senama berpengaruh pada berkurangnya kelarutan endapan ionic ketika
satu komponen terlarut bereaksi membentuk endapan yang ditambahkan pada
larutan dalam kesetimbangan dengan endapan.

2. Jelaskan secara umum mengapa tidak ada bahasan mengenai pernyataan konstanta
kesetimbangan untuk air atau untuk zat padat murni, meskipun salah satu (atau
keduanya) terdapat dalam persamaan kesetimbangan ionik dalam kesetimbangan?
Pembahasan:
Untuk kesetimbangan zat cair dalam air, konsentrasi air secara normal lebih besar
dibandingkan reaktan ataupun produk yang diasumsikan konstan dan tidak
terpengaruh posisi kesetimbangan. Jadi, konsentrasinya sudah ada dalam konstanta
kesetimbangan. Untuk padatan murni, konsentrasi spesi kimia dalam fasa padat itu
konstan. Selama beberapa padatan eksis sebagai fasa kedua, efeknya pada
kesetimbangan itu konstan dan terdapat dalam konstanta kesetimbangan.

3. Identifikasilah asam pada bagian kiri dan basa konyugasinya pada bagian kanan dari
persamaan berikut!
(a) HOCl + H2O ↔ H3O+ + OCl-
(b) HONH2 + H2O ↔ HONH3+ + OH-
(c) NH4+ + H2O ↔ NH3 + H3O+
(d) 2HCO3- ↔ H2CO3 + CO32-
(e) PO43- + H2PO4- ↔ 2HPO42-
Pembahasan:
Asam Basa Konyugasi
(a) HOCl OCl-
(b) H2O OH-
(c) NH4+ NH3
-
(d) HCO3 CO32-
(e) H2PO4- HPO42-

4. Identifikasilah basa pada bagian kiri dan asam konyugasinya pada bagian kanan
pada soal 3!
Pembahasan:
Basa Asam Konyugasi
(a) H2O H3O+
(b) HONH2 HONH3+
(c) H2O H3O+
(d) HCO3- H2CO3
(e) PO43- HPO42-

5. Hitunglah konstanta kelarutan produk (Ksp) untuk substansi berikut, berikan


konsentrasi molar untuk larutan berikut!
(a) CuSeO3 (1.42  10-4 M)
(b) Pb(IO3)2 (4.3  10-5 M)
(c) SrF2 (8.6  10-4 M)
(d) Th(OH)4 (3.3  10-4 M)
Pembahasan:
(a) CuSeO3 (1.42  10-4 M)
Cu 2   SeO32   1.42 104 mol / L

CuSeO3  s  Cu 2  SeO32

Ksp  Cu 2  SeO32   1.42 104   1.42 104   2.02 108

(b) Pb(IO3)2 (4.3  10-5 M)


Pb2   4.3 105 mol / L
IO3   2 Pb2   2   4.3 105 mol / L   8.6 105 mol / L

Pb  IO3 2  s  Pb2  2IO3

   
2 2
Ksp  Pb2  IO3   4.3 105  8.6 105  3.2 1013

(c) SrF2 (8.6  10-4 M)


Sr 2   8.6 104 mol / L

F   2 Sr 2   2  8.6 104 mol / L   1.7 103 mol / L

SrF2  s  Sr 2  2F

   
2 2
Ksp  Sr 2   F   8.6 104  1.7 103  2.5 109

(d) Th(OH)4 (3.3  10-4 M)


Th 4   3.3 104 mol / L

OH   4 Th 4   4   3.3 104 mol / L   1.3 103 mol / L

Th  OH 4  s  Th 4  4OH

   
4 4
Ksp  Th 4  OH   3.3 104  1.3 103  1.0 1015

6. Hitunglah kelarutan zat terlarut pada soal 5 untuk larutan dimana konsentrasi
kationnya 0.050 M!
Pembahasan:
(a) CuSeO3 (1.42  10-4 M)
Ksp  2.02 108  Cu 2  SeO32    0.050 M  SeO32 

2.0 108
S  SeO32    4.0 107 M
0.050
(b) Pb(IO3)2 (4.3  10-5 M)

Ksp  3.2 1013  Pb2  IO32    0.050 M  IO32 


2 2

3.2 1013
 IO32    2.5 106 M
0.050
S
1
2
1

 IO3   2.5 106 M  1.3 106 M
2

(c) SrF2 (8.6  10-4 M)

Ksp  2.5 109  Sr 2  F    0.050 M  F 


2 2

2.5 109
 F    2.2 104 M
0.050

S
1 
2
1

 F   2.2 104 M  1.1104 M
2

(d) Th(OH)4 (3.3  10-4 M)

Ksp  1.0 1015  Th 4  OH    0.050 M  OH  


4 4

1.0 1015
OH    4  3.8 104 M
0.050

S
1
4
1

OH     3.8 104 M  9.4 105 M
4

7. Tentukan konsentrasi CrO42- yang diperlukan untuk


(a) mengendapkan Ag2CrO4 dari larutan yang mengandung 3.41  10-2 M Ag+!
(b) menurunkan konsentrasi Ag+ dalam larutan menjadi 2.00  10-6 M!
Pembahasan:

Ag 2CrO4  s 
2
2Ag   CrO42 Ksp  1.2 1012  Ag   CrO4 2 

1.2 1012
(a) CrO4 2    1.0 109 M
3.4110 
2
2

1.2 1012
(b) CrO4 2    0.30 M
 
2
2.00 106

8. Berapakah konsentrasi hidroksida yang diperlukan untuk


(a) mengendapkan Al3+ dari 2.50  10-2 M larutan Al2(SO4)3?
(b) menurunkan konsentrasi Al3+ menjadi 2.00  10-7 M?
Pembahasan:

Al  OH 3  s 
3
Al3  3OH Ksp  3.0 1034  Al3  OH 
1
Kelarutan molar Al  OH 3  OH  
3
1
 Al3   5.0 102 M  OH  
3
 1  3
K sp   5.0 102 M  OH    OH    3.0 1034
 3 
(a) Karena Ksp begitu kecil, kita asumsikan kelarutan Al(OH)3 tidak besar.
Sehingga, Al3  5.0 102 M . Persamaan Ksp disederhanakan menjadi

 
3
Ksp  5.0 102 M OH    3.0 1034

3.0 1034
OH    3  2.0 1011 M
5.0 102 M
(b) Sama dengan bagian (a),

3.0 1034
OH    3  1.1109 M
2.00 107 M

9. Konstanta kelarutan produk untuk Ce(IO3)2 3.2  10-10. Berapakah konsentrasi Ce3+
dalam larutan yang dibuat dengan mencampurkan 50.0 mL 0.0250 M Ce3+ dengan
50.00 mL
(a) air?
(b) 0.040 M IO3-?
(c) 0.250 M IO3-?
(d) 0.150 M IO3-?
Pembahasan:

Ksp  Ce3   IO3   S  3S  3.2 1010


3 3

(a) 50.0 mL 0.0250 M Ce3+ dengan 50.00 mL air


mol L
0.0250 M Ce3  2.5 102   50.0 mL 1.25 103mol
L 1000mL
1.25 103 mol 1000 mL
  0.0125 M
 50.0 mL  50.0 mL  L

(b) 50.0 mL 0.0250 M Ce3+ dengan 50.00 mL 0.040 M IO3-


mol L
0.040 M IO3  4.0 102   50.0 mL 2.0 103mol
L 1000 mL

mol Ce3+ tidak bereaksi  1.25 103 mol 


1
3
 
2.0 103mol  5.833 104 mol

 5.833 104 mol 1000 mL 


Ce3     3
  S  5.833 10 M  S
  50.0 mL  50.0 mL  L
 
dimana S diturunkan secara iteratif menggunakan persamaan

 
Ksp  5.833 103  S  3S
3

Kita mulai dengan menyelesaikan untuk S dengan mengasumsikan tidak ada


pengaruh [Ce3+] dari disosiasi Ce(IO3)3. Dalam kasus ini, S sama dengan
1.855  10-3. Sekarang, kita substitusikan 1.855  10-3 dalam persamaan Ksp di
atas dan solusi untuk Kiteratif. Kiteratif sama dengan 1.3259  10-9. S terlalu besar;
kita gunakan S terkecil (misalnya 1  10-3) dan menghitung ulang Kiteratif. Iterasi
berlanjut sampai Kiteratif ≈ Ksp. Hasil dari pendekatan ini ditunjukkan sebagai
berikut.
Iterasi S Kiteratif
1 1.855  10 -3
1.3259  10-9
2 1  10-3 1.8449  10-10
3 1.2  10-3 3.2813  10-10
4 1.19  10-3 3.1954  10-10
Kita sekarang substitusi S = 1.19  10-3 dalam persamaan di bawah ini,
[Ce3+] = 5.833  10-3 M + 1.19  10-3 = 7.0 103 M

(c) 50.0 mL 0.0250 M Ce3+ dengan 50.00 mL 0.250 M IO3-


mol L
0.250 M IO3  2.5 101   50.0 mL 0.0125 mol
L 1000 mL
Ce3+ habis terpakai sehingga,
mol IO3 bereaksi  0.0125 mol  3 1.25 103 mol   8.75 103 mol

 8.75 103 mol 1000 mL 


 IO3   

   3S  0.0875M  3S
 100.0 mL L 

Ksp  S  0.0875M  3S  3.2 1010


3

Asumsikan bahwa 3S 0.0375 M.


Ksp  S  0.0875 M   3.2 1010
3

 3.2 1010 
Ce3+   S     4.8 107 M
  0.0875 M 3 
 
(d) 50.0 mL 0.0250 M Ce3+ dengan 50.00 mL 0.150 M IO3-
mol L
0.150 M IO3  1.5 101   50.0 mL 7.5 103 mol
L 1000 mL
Ce3+ habis terpakai sehingga,
mol IO3 tidak bereaksi  7.5 103 mol  3 1.25 103mol   3.75 103 mol
 3.75 103 mol 1000 mL 
 IO3       3S  0.0375 M  3S
 100 mL L 

Ksp  S  0.0375 M  3S  3.2 1010


3

Asumsikan bahwa 3S 0.0375 M.

Ksp  S  0.0375 M   3.2 1010


3

 3.2 1010 
Ce3+   S     6.1106 M
  0.0375 M 3 
 

10. Hasil kelarutan untuk berbagai senyawaan iodida yakni


CuI Ksp  11012

AgI Ksp  8.3 1017

PbI2 Ksp  7.1109

BiI3 Ksp  8.11019

Urutkanlah empat senyawa di atas berdasarkan berkurangnya kelarutan molar dalam


(a) air!
(b) 0.10 M NaI!
(c) 0.010 M larutan kation terlarut!
Pembahasan:
CuI  s  Cu   I Ksp  Cu   I   11012

AgI  s  Ag   I Ksp  Ag   I   8.3 1017


PbI2  s  Pb2  2I Ksp  Pb2  I   7.1109  S  2S  4S3
2 2

BiI3  s  Bi3  3I Ksp   Bi3  I   8.11019  S  3S  27S4


3 2

(a) Kelarutan dalam air

SCuI  Cu     I  S  11012  1106

SAgI  Ag     I  S  8.3 1017  9.1109

1  7.1109
SPbI2   I    Pb 2  S  3  1.2 103
2 4

1 8.11019
SBiI3   I    Bi3  S  4  1.3 105
3 27
Kelarutan berkurang dari kiri ke kanan dalam air sebagai berikut.
PbI2 > BiI3 > CuI > AgI
(b) Kelarutan dalam 0.10 M NaI
11012
SCuI   11011
0.10 M
8.3 1017
SAgI   8.3 1016
0.10 M
7.1109
SPbI2   7.1107
 0.10 M 
2

8.11019
SBiI3   8.11016
 0.10 M 
3

Kelarutan berkurang dari kiri ke kanan dalam 0.10 M NaI sebagai berikut.
PbI2 > CuI > AgI > BiI3 dalam 0.10 M NaI
(c) Kelarutan dalam 0.010 M larutan kation terlarut
11012
SCuI   11010
0.010 M
8.3 1017
SAgI   8.3 1015
0.010 M

1 7.1109
SPbI2   4.2 104
2 0.010 M
1 3 8.11019
SBiI3   1.4 106
3 0.010 M
Kelarutan berkurang dari kiri ke kanan dalam 0.010 M larutan kation terlarut
sebagai berikut.
PbI2 > BiI3 > CuI > AgI dalam 0.010 M larutan kation terlarut.

11. Hitunglah pH air pada suhu 0°C dan 100°C!


Pembahasan:
Pada suhu 0°C,
Ksp  H3O  OH   0.114 1014
H3O   OH   0.114 1014  3.38 108 M

pH   log H3O    log  3.38 108 M   7.472

Pada suhu 100°C,


Ksp  H3O  OH   49 1014

 H3O   OH   49 1014  7.00 107 M

pH   log H3O    log  7.00 107 M   6.155

12. Pada suhu 25°C, berapa konsentrasi molar H3O+ dan OH- dalam
(a) 0.0300 M HOCl?
(b) 0.0600 M asam butanoat?
(c) 0.100 M etilamin?
(d) 0.200 M trimetilamin?
(e) 0.200 M NaOCl?
(f) 0.0860 M CH3CH2COONa?
(g) 0.250 M hidroksilamin hidroklorida?
Pembahasan:
(a) 0.0300 M HOCl
OCl   H3O 
HOCl  H2O OCl  H3O K a    3.0 108
 HOCl
H3O   OCl  HOCl  0.0300 M  H3O 
2
 H3O 
 3.0 108
 0.0300 M   H3O 


 
2
 H3O   3.0 108 0.0300 M  H3O 

2
 H3O   3.0 108 H3O   9.0 1010  0

3.0 10   
2
3.0 108  8
 4 9.0 1010
 H3O   

 3.0 105 M
2
1.0 1014
OH    5
 3.3 1010 M
3.0 10 M
(b) 0.0600 M asam butanoat
CH3CH2CH2COOH  H2O CH3CH2CH2COO  H3O

CH3CH 2CH 2COO   H3O 


Ka   1.52 105
 3 2 2
CH CH CH COOH 
H3O   CH3CH2CH2COO 

CH3CH2CH2COOH  0.0600 M  H3O 


2
 H3O 
 1.52 105
 0.0600 M   H3O 


 
2
 H3O   1.52 105 0.0600 M  H3O 

2
 H3O   1.52 105 H3O   9.12 107  0

1.52 10   
2
1.52 105  5
 4 9.12 107
 H3O   

 9.47 104 M
2
1.0 1014
OH    4
 1.06 1011 M
9.47 10 M
(c) 0.100 M etilamin
C2 H5 NH2  H2O C2 H5 NH3  OH
C2 H5 NH3  OH   K 1.0 1014
Kb   w   4.33 104
C2 H5 NH2  K a 2.3110 11

OH   C2 H5 NH3  C2H5 NH2   0.100 M  OH 


2
OH  
 4.33 104
 0.100 M  OH 


 
2
OH   4.33 104 0.100 M  OH  

2
OH   4.33 104 OH    4.33 105  0

 4.33 10   
2
4.33 104  4
 4 4.33 105
OH   

 6.4 103 M
2
1.0 1014
 H3O   3
 1.6 1012 M
6.4 10 M
(d) 0.200 M trimetilamin
 CH3 3 N  H2O  CH3 3 NH  OH
 CH3 3 NH   OH   K 1.0 1014
Kb   w   6.33 105
 CH3 3 N  K a 1.58 10 10

OH    CH3 3 NH   CH3 3 N   0.200 M  OH 


2
OH  
 6.33 105
 0.200 M  OH 


 
2
OH   6.33 105 0.200 M  OH  

2
OH   6.33 105 OH    1.27 105  0

 6.33 10   
2
6.33 105  5
 4 1.27 105
OH   

 3.53 103 M
2
1.0 1014
 H3O   3
 2.83 1012 M
3.53 10 M
(e) 0.200 M NaOCl
OCl  H2O HOCl  OH
 HOCl OH  K w 1.0 1014
Kb    8
 3.3 107
OCl  K a 3.0 10

OH    HOCl OCl   0.200 M  OH 


2
OH  
 3.3 107
 0.200 M  OH 


 
2
OH   3.3 107 0.200 M  OH  

2
OH   3.3 107 OH    6.7 108  0

3.3 10   
2
3.3 107  7
 4 6.7 108
OH   

 2.6 104 M
2
1.0 1014
 H3O    3.9 1011 M
2.6 104 M
(f) 0.0860 M CH3CH2COONa
C2 H5COO  H2O C2 H5COOH  OH

C2 H5COOH OH  K w 1.0 1014


Kb    5
 7.42 1010
C2 H5COO  K a 1.34 10

OH   C2 H5COOH C2 H5COO   0.0860 M  OH 


2
OH  
 7.42 1010
 0.0860 M  OH 


 
2
OH   7.42 1010 0.0860 M  OH  

2
OH   7.42 1010 OH    6.42 1011  0

 7.42 10   
2
7.42 1010  10
 4 6.42 1011
OH   

 8.01106 M
2
1.0 1014
 H3O   6
 1.25 109 M
8.0110 M
(g) 0.250 M hidroksilamin hidroklorida
HONH3  H2O HONH2  H3O
 HONH2  H3O 
Ka   1.10 106
 HONH3 

H3O    HONH2  HONH3   0.250 M  H3O 


2
 H3O 
 1.10 106
 0.250 M   H3O 


 
2
 H3O   1.10 106 0.250 M  H3O 

2
 H3O   1.10 106 H3O   2.75 107  0

1.10 10   
2
1.10 106  6
 4 2.75 107
 H3O   

 5.24 104 M
2
1.0 1014
 H3O    1.911011 M
5.24 104 M

13. Apakah yang dimaksud larutan buffer dan bagaimana karakteristiknya?


Pembahasan:
Larutan buffer menahan perubahan dalam pH dengan pelemahan atau dengan
tambahan asam atau basa. Suatu buffer terdiri atas campuran asam lemah dengan
basa konyugasinya.

14. Definisikanlah kapasitas buffer itu?


Pembahasan:
Kapasitas buffer suatu larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol asam kuat (atau
basa kuat) yang menyebabkan 1.00 L buffer mengalami perubahan 1.00 unit pH.

15. Manakah yang memiliki kapasitas buffer terbesar: (a) campuran 0.100 mol NH3 dan
0.200 mol NH4Cl atau (b) campuran 0.0500 mol NH3 dan 0.100 mol NH4Cl?
Pembahasan:
(a) Campuran 0.100 mol NH3 dan 0.200 mol NH4Cl
 NH3   0.100M   8.943
pH  pK a  log
 NH 4  

  log 5.7 1010  log   0.200M 
(b) Campuran 0.0500 mol NH3 dan 0.100 mol NH4Cl
 NH3   0.050M   8.943
pH  pK a  log
 NH 4 
  
  log 5.7 1010  log
 0.100M 
Kedua larutan mempunyai nilai pH yang identik, tetapi larutan (a) memiliki
kapasitas buffer yang besar karena tingginya konsentrasi asam lemah dan basa
konyugasinya.

16. Larutan berikut dibuat dengan


(a) melarutkan 8.00 mmol NaOAc dalam 200 mL 0.100 M HOAc.
(b) menambahkan 100 mL 0.0500 M NaOH pada 100 mL 0.175 M HOAc.
(c) menambahkan 40.0 mL 0.1200 M HCl pada 160.0 mL 0.0420 M NaOAc.
Dalam keadaan bagaimana larutan tersebut memiliki kesamaan satu dengan lainnya?
Bagaimana membedakannya?
Pembahasan:
(a) 8.00 mmol NaOAc dalam 200 mL 0.100 M HOAc
HOAc  H2O H3O  OAc

OAc  H2O HOAc  OH

0.100 mol L
0.100 M HOAc    200 mL 0.020 mol
L 1000 mL

 
pH   log 1.75 105  log
0.008
0.020
 4.359

(b) 100 mL 0.0500 M NaOH pada 100 mL 0.175 M HOAc


0.175 mol L
0.175 M HOAc   100 mL 0.0175 mol
L 1000 mL
0.0500 mol L
0.0500 M NaOH   100 mL 0.005 mol
L 1000 mL
 0.0175  0.0050  mol  1000 mL  6.25 102 M
 HOAc 
200 mL L
0.0050 mol 1000 mL
OAc     2.50 102 M
200 mL L
2.5 102
 
pH   log 1.75 105  log
6.25 102
 4.359

(c) 40.0 mL 0.1200 M HCl pada 160.0 mL 0.0420 M NaOAc


0.042 mol L
0.0420 M OAc  160 mL 0.00672 mol
L 1000 mL
0.1200 mol L
0.1200 M HCl   40.0 mL 0.0048 mol
L 1000 mL

OAc  
 0.00672  0.0048 mol  1000 mL  9.6 103 M
200 mL L
0.0048 mol 1000 mL
 HOAc    2.4 102 M
200 mL L
9.6 103
 
pH   log 1.75 105  log
2.4 102
 4.359

Rasio banyaknya asam lemah dengan basa konyugasi identik pada ketiga larutan
tersebut dengan pH yang sama. Larutan tersebut berbeda dalam kapasitas buffer
yang dimilikinya; (a) yang terbesar dan (c) yang terkecil.

17. Berapa banyak natrium format yang ditambahkan dalam 400.0 mL asam format 1.00
M untuk mendapatkan larutan buffer dengan pH 3.50?
Pembahasan:
 HCOO   HCOO 
pH  3.50  pK a  log
 HCOOH
 4

  log 1.8 10  log
 HCOOH
 HCOO 
pH  3.50  3.74  log
 HCOOH
 HCOO   HCOO 
log  0.245   100.245  0.569
 HCOOH  HCOOH
mol HCOO
 0.569
mol HCOOH
1.00 mol L
1.00 M HCOOH    400.0 mL  0.400 mol HCOOH
L 1000 mL
mol HCOO   0.569   0.400 mol HCOOH   0.228 mol

1 mol HCOONa 67.997 g


berat HCOONa  0.228 mol HCOO    15.5 g
1 mol HCOO 1 mol
18. Berapa berat natrium glikolat yang harus ditambahkan pada 300.0 mL 1.0 M asam
glikolat untuk menghasilkan larutan buffer dengan pH 4.00?
Pembahasan:
 HOCH 2COO   HOCH 2COO 
pH  4.00  pK a  log
 HOCH2COOH
 4
  log 1.47 10 log 
 HOCH2COOH
 HOCH 2COO 
pH  4.00  3.83  log
 HOCH2COOH
 HOCH 2COO   HOCH 2COO 
log  0.167   100.167  1.47
 HOCH 2 COOH   HOCH 2 COOH 
mol HOCH 2COO
 1.47
mol HOCH 2COOH

1.00 mol L
1.00 M HOCH 2COOH    300.0 mL
L 1000 mL
1.00 M HOCH2COOH  0.300 mol HOCH2COOH

mol HOCH2COO  1.47    0.300 mol HOCH2COOH   0.441 mol

1 mol HOCH2COONa 98.01 g


berat HOCH2COONa  0.441 mol HOCH2COO    43.2 g
1 mol HOCH2COO 1 mol

19. Berapa volume 0.200 M HCl yang harus ditambahkan pada 250.0 mL 0.300 M
natrium mandelat untuk membuat larutan buffer dengan pH 3.37?
Pembahasan:
0.300 mol L
0.300 M C6 H5CHOHCOONa    250.0 mL
L 1000 mL
0.300 M C6 H5CHOHCOONa  0.0750 mol C6 H5CHOHCOONa

C6 H5CHOHCOO 
pH  3.37  pK a +log
C6 H5CHOHCOONa 
C6 H5CHOHCOO 

pH  3.37   log 4.0 10 4
 +log
C6 H5CHOHCOONa 
C6 H5CHOHCOO 
 3.40  log
C6 H5CHOHCOONa 
C6 H5CHOHCOO  C6 H5CHOHCOO 
log  0.03   100.03  0.933
C6 H5CHOHCOONa  C6 H5CHOHCOONa 
mol C6 H5CHOHCOO
 0.933
mol C6 H5CHOHCOOH

 mol C H CHOHCOO
6 5

 a mol HCl   0.933
a mol HCl
mol C6 H5CHOHCOO  a mol HCl  0.933  a mol HCl 

mol C6 H5CHOHCOO 0.075 mol


a mol HCl    0.0388
1.933 1.933
L 1000 mL
volume HCl  0.0388 mol    194 mL HCl
0.200 mol L

20. Apakah pernyataan ini benar atau salah atau keduanya? Definisikan jawaban Anda
dengan persamaan , contoh, atau grafik! “Buffer menjaga pH larutan konstan.”
Pembahasan:
Pernyaatan “buffer menjaga pH larutan konstan” adalah pernyataan salah.
Perubahan pH larutan buffer relatif kecil dengan penambahan sedikit volume asam
atau basa seperti contoh di bawah ini.

pH  pK a  log
 NaA
 HA
 NaA  pH
mL 0.050 M NaOH
 HA 
1.48 0.170
100 1.59 0.200
200 1.70 0.230
300 1.83 0.262
BAB 2 EFEK ELEKTROLIT PADA KESETIMBANGAN KIMIA

1. Jelaskan perbedaan antara


(a) aktivitas dan koefisien aktivitas!
(b) termodinamika dan konstanta kesetimbangan konsentrasi!
Pembahasan:
(a) Aktivitas, aA, adalah konsentrasi efektif spesi kimia A dalam larutan. Koefisien
aktivitas, γA, adalah faktor numerik yang diperlukan untuk mengubah
konsentrasi molar spesi kimia A menjadi aktivitas seperti:
a A   A  A

(b) Konstanta kesetimbangan termodinamika berkaitan dengan sistem ideal dimana


spesi kimia tidak bergantung dengan yang lainnya. Konstanta kesetimbangan
konsentrasi berkaitan dalam pengaruh yang ditimbulkan spesi terlarut satu sama
lainnya. Konstanta kesetimbangan termodinamika secara numerik konstan dan
tidak tergantung kekuatan ioniknya; konstanta kesetimbangan konsentrasi
bergantung pada konsentrasi molar reaktan dan hasil seperti spesi kimia yang
tidak ada pada kesetimbangan.

2. Dengan mengabaikan efek yang ditimbulkan perubahan volume, perkirakanlah


kekuatan ionik (1) meningkat, (2) menurun, atau (3) sama sekali tidak berubah
dengan penambahan NaOH pada
(a) magnesium klorida [bentuk Mg(OH)2 (s)]?
(b) HCl?
(c) CH3COOH?
Pembahasan:
(a) Penambahan NaOH pada MgCl2
MgCl2  2NaOH Mg  OH 2 s   2NaCl

Dengan mengganti divalen-Mg2+ dengan Na+ menyebabkan koefisien aktivitas


meningkat. Jadi, kekuatan ionik menurun.
(b) Penambahan NaOH pada HCl
HCl  NaOH H2O  NaCl
Koefisien aktivitas yang ada relatif konstan ketika NaOH (basa kuat)
ditambahkan HCl (asam kuat). Tidak terdapat perubahan keadaan muatan
dengan adanya ion dalam kesetimbangan larutan. Kekuatan ionik tidak berubah.
(c) Penambahan NaOH pada asam asetat
HOAc  NaOH H2O  NaOAc
Koefisien aktivitas akan menurun saat NaOH (asam kuat) ditambahkan pada
asam asetat (asam lemah) yang menghasilkan air, Na+, dan OAc- (basa
konyugasi). Jadi, kekuatan ionik meningkat.

3. Berapakah nilai numerik koefisien aktivitas ammonia cair (NH3) saat kekuatan ionik
0.1?
Pembahasan:
Spesi kimia NH3 tidak bermuatan sehingga koefisien aktivitasnya bersatu.

4. Hitunglah kekuatan ionik larutan berikut ini dengan


(a) 0.040 M pada FeSO4!
(b) 0.20 M pada (NH4)2CrO4!
(c) 0.10 M pada FeCl3 dan 0.20 M pada FeCl2!
(d) 0.060 M pada La(NO3)3 dan 0.030 M pada Fe(NO3)2!
Pembahasan:
(a) 0.040 M FeSO4


1
2
 2

0.040  2   0.040  2   0.16
2

(b) 0.20 M (NH4)2CrO4


1
2
 2

0.40 1  0.20  2   0.60
2

(c) 0.10 M FeCl3 dan 0.20 M FeCl2


1
2
 2 2

0.10  3  0.30 1  0.20  2   0.40 1  1.20
2 2

(d) 0.060 M La(NO3)3 dan 0.030 M Fe(NO3)2


1
2
 2 2

0.060  3  0.180 1  0.030  2   0.060 1  0.45
2 2
5. Gunakan persamaan di bawah ini untuk menghitung koefisien aktivitas
(a) Fe3+ pada μ = 0.075.
(b) Pb2+ pada μ = 0.012.
(c) Ce4+ pada μ = 0.080.
(d) Sn4+ pada μ = 0.060.
0.51ZA 2 
 log  A 
1  3.3 A 
Pembahasan:

Z μ  α - log γ γ

(a) 3 0.075 0.274 0.9 0.693 0.20


(b) 2 0.012 0.110 0.45 0.193 0.64
(c) 4 0.080 0.283 1.1 1.139 0.073
(d) 4 0.060 0.245 1.1 1.058 0.087

6. Hitunglah koefisien aktivitas untuk spesi pada soal no. 5 dengan interpolasi linear
data pada tabel berikut!

Pembahasan:
(a) Fe3+ (μ = 0.075)
  0.05  Fe3  0.24   0.10  Fe3  0.18

0.025
 Fe3    0.075  0.18   0.24  0.18  0.21
0.05
(b) Pb2+ (μ = 0.012)
  0.01  Pb2  0.665   0.05  Pb2  0.45

0.038
 Pb2    0.012   0.45   0.665  0.45  0.61
0.05
(c) Ce4+ (μ = 0.080)
  0.05  Ce4  0.10   0.10  Ce4  0.063

0.02
 Ce4    0.080   0.063   0.10  0.063  0.078
0.05
(d) Sn4+ (μ = 0.060)
  0.05  Ce4  0.10   0.10  Ce4  0.063

0.04
Sn 4    0.060   0.063   0.10  0.063  0.093
0.05

7. Untuk larutan dengan μ sama dengan 5.0  10-2, hitunglah K’sp untuk
(a) AgSCN.
(b) PbI2.
(c) MgNH4PO4.
Pembahasan:
(a) AgSCN
  5 102  Ag  0.80 SCN  0.81

K sp 1.11012
K sp 
'
  1.7 1012
 Ag SCN  0.80  0.81
(b) PbI2
  5 102  Pb2  0.46  I  0.80

K sp 7.9 109
K 'sp    2.7 108
 Pb2  I   
0.45 0.80

(c) MgNH4PO4
  5 102  Mg2  0.52  NH   0.80  PO 3  0.16
4 4

K sp 3.0 1013
K sp 
'
  4.5 1012
 Mg2  NH   PO 3
4 4
 0.52  0.80  0.16 
8. Gunakan aktivitas untuk menghitung kelarutan molar Zn(OH)2 dalam
(a) 0.0100 M KCl.
(b) 0.0167 M K2SO4.
(c) larutan yang dihasilkan dengan mencampurkan 20.0 mL 0.250 M KOH dengan
80.0 mL 0.0250 M ZnCl2.
Pembahasan:
Zn  OH 2  s  Zn 2  2OH Ksp  3.0 1016

(a) Kelarutan molar Zn(OH)2 dalam 0.0100 M KCl


1
2

0.0100 1  0.0100 1  0.0100
2 2

Dari tabel pada soal no. 6,
 Zn2  0.675  OH  0.90

K'sp  a Zn2 a OH 2   Zn2  Zn 2    OH 2 OH 

2 3.0 1016 3.0 1016


 Zn 2  OH      5.49 1016
 Zn 2  OH  0.675 0.90 
2 2

1
Kelarutan  S   Zn 2   OH  
2

S  2S  5.49 1016


2

1
 5.49 1016  3 6
S   5.2 10 M
 4 
(b) Kelarutan molar Zn(OH)2 dalam 0.0167 M K2SO4


1
2

 2  0.0167 1  0.0167  2   0.050
2 2

 Zn 2  0.48  OH  0.81

K'sp  a Zn2 a OH 2   Zn2  Zn 2    OH 2 OH 

2 3.0 1016 3.0 1016


 Zn 2  OH      9.53 1016
 Zn 2  OH  0.48 0.81
2 2

1
Kelarutan  S   Zn 2   OH  
2

S  2S  9.53 1016


2
1
 9.53 1016  3 6
S   6.2 10 M
 4 
(c) Kelarutan molar Zn(OH)2 dalam larutan yang dihasilkan dengan mencampurkan
20.0 mL 0.250 M KOH dengan 80.0 mL 0.0250 M ZnCl2
0.250 mol L
0.25 M KOH    20.0 mL  5.0 103 mol KOH
L 1000 mL
0.0250 mol L
0.025 M ZnCl2    80.0 mL  2.0 103 mol ZnCl2
L 1000 mL
5.0 103 mol 1000 mL
 K      5.0 102 M
100.0 mL L

OH  
5.0 10   2   2.0 10  mol  1000 mL  1.0 10

3 3
2
M
  100.0 mL L

Cl  
 
2  2.0 103 mol 1000 mL


 4.0 102 M
100.0 mL L
 Zn 2   0


1
2

0.05 1  0.010 1  0.04 1  0.05
2 2 2

Dari tabel pada soal no. 6,
 Zn2  0.48  OH  0.81 K'sp  a Zn2 a OH 2   Zn2  Zn 2    OH 2 OH 

2 3.0 1016 3.0 1016


 Zn 2  OH      9.53 1016
 Zn 2  OH  0.48 0.81
2 2

 
2
Kelarutan  S   Zn 2  S 1.0 102  9.53 1016
1
  3
9.53 1016 
S  9.53 1012 M

 1.0 102 2 
  

9. Hitunglah kelarutan senyawa berikut ini dalam 0.0333 M larutan Mg(ClO4)2


menggunakan (1) aktivitas dan (2) konsentrasi molar:
(a) AgSCN!
(b) PbI2!
(c) Cd2Fe(CN)6!
Pembahasan:


1
2

0.0333  2    2   0.0333  1  0.100
2 2

(a) AgSCN
AgSCN  s  Ag   SCN

(1)  Ag  0.75 SCN  0.76 Ksp


'
 a Ag a SCN   Ag2 Ag    SCN SCN 

1.11012 1.11012
 Ag   SCN      1.93 1012
 Ag SCN  0.75 0.76 

kelarutan  S   Ag    SCN 
1
S2  1.93 1012  S  1.93 1012   2  1.4 106 M
1


(2) S  1.11012  2  1.0 106 M

(b) PbI2
PbI2  s  Pb2  2I

 
2
(1)  Pb2  0.36  I  0.75 Ksp
'
 a Pb2 a I 2   Pb2 Pb2    I  I 

2 7.9 109 7.9 109


 Pb2   I     3.90 108
 Pb2  I 2
 0.36 0.75
1 
kelarutan  S   Pb2   I 
2 
1
 3.90 108  3
S  2S  3.90 108  S   3
2
  2.110 M
 4 
1
 7.90 109  3 3
(2) S     1.3 10 M
 4 
(c) Cd2Fe(CN)6

Cd 2 Fe  CN 6  s  2Cd 2  Fe  CN 6
4

 Cd2  0.38  Fe CN  0.020


 64
 
 a Cd2 2a Fe CN  4   Cd2 Cd 2    Fe CN  4 Fe  CN 6 
2 4
'
Ksp
6 6  

3.2 1017 3.2 1017


Cd 2   Fe  CN 6  
2 4
  1.11013
   2 2  4  0.38  0.020 
2
Cd Fe CN  6

1
Cd 2   Fe  CN 6 
4
kelarutan  S 
2  
1
 1.10 1013  3
  13 5
2
2S S  1.10  10  S     1.4 10 M
 4 
1
 3.2 1017  3 6
(2) S     2.0 10 M
 4 
BAB 3 METODE ANALISIS GRAVIMETRI

1. Berapa massa Cu(IO3)2 yang dapat dibentuk dari 0.500 gram CuSO4.5H2O?
Pembahasan:

1 mol CuSO4  5H 2O 1 mol Cu  IO3 2


0.500 gr CuSO4  5H 2O  
249.67 gr CuSO4  5H 2O 1 mol CuSO4  5H 2O

413.35 gr Cu  IO3 2
  0.828 g Cu  IO3 2
1 mol Cu  IO3 2

2. Berapa massa KIO3 yang diperlukan untuk mengubah tembaga dalam 0.200 gram
CuSO4.5H2O menjadi Cu(IO3)2?
Pembahasan:

1 mol CuSO4  5H 2O 1 mol Cu  IO3 2


0.200 gr CuSO4  5H 2O  
249.67 gr CuSO4  5H 2O 1 mol CuSO4  5H 2O
2 mol KIO3 214 gr KIO3
   0.342 g KIO3
1 mol Cu  IO3 2 1 mol KIO3

3. Endapan digunakan dalam penentuan gravimetrik uranium yang terdiri dari


Na2U2O7 (634.0 g/mol), (UO2)2P2O7 (714.0 g/mol), dan V2O5.2UO3 (753.9 g/mol).
Manakah dari bentuk uranium yang membentuk endapan dengan massa terbesar dari
kuantitas uranium yang diberikan?
Pembahasan:
Endapan V2O5.2UO3 memberikan massa terbesar dari kuantitas uranium yang ada.

4. Sebanyak 0.2121 gr sampel senyawa organik dibakar dengan oksigen dan CO2 yang
dihasilkan ditampung dalam larutan barium hidroksida. Hitunglah persentase karbon
dalam sampel jika 0.6006 gr BaCO3 dibentuk?
Pembahasan:
1 mol BaCO3 1 mol C 12.011 g C
0.6006 g BaCO3   
197.34 g 1 mol BaCO3 1 mol C
100%  17.23%
0.2121 g sampel
5. Nitrogen ammoniakal dapat ditentukan melalui perlakuan sampel dengan asam
kloroplatinat; hasil (produk) sedikit larut dalam ammonium kloroplatinat:
H2 PtCl6  2NH4   NH4 2 PtCl6  2H

Endapan mengurai pada pembakaran, menghasilkan logam platinum dan gas:


 NH4 2 PtCl6  Pt s   2Cl2  g   2NH3  g   2HCl  g 
Hitunglah persentase ammonia dalam sampel jika 0.2115 gr yang diberikan
meningkat menjadi 0.4693 gr platinum!
Pembahasan:
17.0306 g 195.08 g
M NH3  M Pt 
mol mol
 1 mol Pt   2 mol NH3   17.0306 g NH3 
0.4693 g Pt     
 195.08 g Pt   1 mol Pt   1 mol NH3 
100%  38.74% NH3
0.2115 g sampel tidak murni

6. Fosfor dalam 0.1969 g sampel diendapkan karena sedikit larut sebagai


(NH4)3PO4.12MoO3. Endapan ini disaring, dicuci, dan kemudian dilarutkan kembali
dalam asam. Perlakuan pada larutan dengan Pb2+ berlebih dihasilkan pembentukan
0.2554 g PbMoO4. Tuliskan hasil analisis dalam persen P2O5!
Pembahasan:
MPbMoO4  367.14 g / mol MP2O5  141.94 g / mol

1 mol PbMoO4
mol PbMoO4  0.2554 g PbMoO4   6.9565 104 mol PbMoO4
367.14 g PbMoO4
1 mol P 1 mol P2O5 141.94 g P2 O5
6.9565 104 mol PbMoO4   
12 mol PbMoO4 2 mol P 1 mol
100%
0.1969 g sampel
 2.089% P2O5

7. Suatu sampel biji besi berbobot 0.6428 gr dilarutkan dalam asam. Besi itu direduksi
menjadi Fe2+ dan dititrasi dengan 36.30 mL larutan K2Cr2O7 0.1052 N.
(a) Hitunglah persentase besi (Fe) dalam sampel!
(b) Nyatakan persentase sebagai Fe2O3 (bukan sebagai Fe)!
Pembahasan:
(a) Berat ekivalen besi adalah berat atomnya, 55.847 mg/mek, karena tiap atom besi
kehilangan satu elektron dalam reaksi ini. Jadi,
36.30 mL  0.1052 mek / mL  55.847 mg / mek
%Fe  100%
642.8 mg
%Fe  33.18%
(b) Untuk menyatakan persentase sebagai Fe2O3 hendaknya digunakan berat
ekivalen oksida sebagai pengganti besi seperti yang digunakan pada soal (a).
Karena tiap atom besi kehilangan satu elektron dan tiap Fe2O3 berisi dua atom
besi, maka berat ekivalen Fe2O3 adalah berat molekul dibagi dua, 159.69/2 =
79.85 mg/mek. Jadi,
36.30 mL  0.1052 mek / mL  79.85 mg / mek
%Fe2O3  100%
642.8 mg
%Fe2O3  47.44%

8. Suatu sampel biji besi seberat 0.4852 gr dilarutkan dalam asam, besinya dioksidasi
ke dalam keadaan oksidasi +3, dan kemudian diendapkan sebagai oksida hidrat,
Fe2O3.xH2O, Endapan disaring, dicuci, dan dibakar menjadi Fe2O3 yang ternyata
beratnya 0.2481 gr. Hitunglah persentase besi (Fe) dalam sampel itu!
Pembahasan:
Misalkan ada t gram Fe dalam sampel. Reaksinya adalah
2Fe3  Fe2O3  xH2O  Fe2O3 s 

Karena 2 mol Fe3+ menghasilkan 1 mol Fe2O3, maka


Banyaknya mol Fe = 2  banyaknya mol Fe2O3
t 0.2481
 2
55.85 159.69
2  55.85
t  0.2481
159.69
0.2481  2  55.85 /159.69 
%Fe  100%  35.77%
0.4852
9. Hitunglah berat sampel yang mengandung 12.0% klor (Cl) harus diambil untuk
dianalisis jika seorang ahli kimia itu ingin memperoleh endapan AgCl seberat 0.500
gr?
Pembahasan:
Reaksi pengendapan adalah
Ag   Cl  AgCl

banyaknya mol Cl  banyaknya mol AgCl


Jika t = banyaknya sampel dalam gram, maka
t  0.120 0.500

35.45 143.32
t  1.03 gr

10. Dalam penerapan gravimetri terhadap belerang, terkadang endapan BaSO4 yang
sudah dipanggang sebagian tereduksi menjadi BaS. Hal ini menyebabkan suatu galat
jika analis tidak menyadari dan mengubah BaSO4 kembali menjadi BaSO4.
Misalkan suatu sampel yang mengandung 32.3% SO3 dianalisis dan 20% endapan
akhir yang ditimbang adalah BaS (80.0% adalah BaSO4). Berapa persentase SO3
hasil perhitungan analisis ini jika dimisalkan seluruh endapan adalah BaSO4?
Pembahasan:
Misalkan f adalah fraksi SO3 dan hasil hitungannya (100 f = persen SO3) serta t
adalah berat campuran BaSO4 dan BaS yang diperoleh dari 1.000 gr sampel. Jadi,
SO3
t
BaSO4
100  100f
1.000
dan
BaSO4
tf (1)
SO3
Karena 80.0% endapan adalah BaSO4 dan 20% BaS, maka persentase SO3 yang
benar adalah
SO3 SO
0.800t   0.2t  3
BaSO4 BaS
100  32.3 (2)
1.000
Bila (1) disubstitusi ke dalam (2) diperoleh
BaSO4
0.800f  0.200f 
BaS 100  32.3
1.000
Dengan memasukkan berat molekul tersebut dan menyelesaikan persamaan untuk
mencari f, maka didapatkan f = 0.300. Artinya, analis akan mendapatkan 100  0.300
= 30.00% SO3.

11. Suatu biji besi mengandung magnetit, Fe3O4, dianalisis dengan melarutkan 1.5419
gr sampel dalam HCl, memberikan campuran Fe2+ dan Fe3+. Setelah menambahkan
HNO3 untuk mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+, larutan yang dihasilkan diencerkan
dengan air dan Fe3+ mengendap sebagai Fe(OH)3 dengan penambahan NH3. Setelah
disaring dan dicuci, residu dibakar, memberikan 0.8525 gr Fe2O3 murni. Hitunglah
%w/w Fe3O4 dalam sampel!
Pembahasan:
Dengan menerapkan konservasi massa Fe, dapat dituliskan
3  mol Fe3O4  2  mol Fe2O3
Dengan menggunakan berat molekul, BM, untuk mengubah mol menjadi gram
dalam persamaan didapatkan
3  gr Fe3O4 2  gr Fe2O3

BM Fe3O4 BM Fe2O3
2  gr Fe2O3  BM Fe3O4 2  0.8525 gr  231.54 gr/mol
  0.82405 gr Fe3O4
3  BM Fe2O3 3 159.69 gr/mol
gr Fe3O4 0.82405 gr
100  100  53.44% w/w Fe3O4
gr sampel 1.5419 gr

12. Termogram seperti gambar di bawah ini menunjukkan perubahan massa untuk
sampel kalsium oksalat monohidrat, CaC2O4.H2O. Berat sampel asli 24.60 mg dan
dipanaskan dari temperatur ruangan sampai 1000°C pada penambahan 5°C per
menit. Berikut ini perubahan massa yang terjadi dengan rentang suhu yang diamati:
Kehilangan 3.03 mg dari 100-250°C
Kehilangan 4.72 mg dari 400-500°C
Kehilangan 7.41 mg dari 700-850°C
Tentukan identitas produk yang diuapkan dan residu padat pada setiap langkah
dekomposisi termalnya!

Pembahasan:
Kehilangan 3.03 mg dari 100-250°C sesuai dengan 12.32% berkurangnya massa
sampel asli.
3.03 mg
100  12.32%
24.60 mg
Dalam ranah CaC2O4.H2O, hal ini bersesuaian dengan hilangnya 18.00 g/mol.
0.1232 146.11 g/mol  18.00 g/mol
Massa molar produk dipasangkan dengan rentang temperatur mengisyaratkan
adanya H2O yang hilang. Residunya adalah CaC2O4.
Hilangnya 4.72 mg dari 400-500°C yang mewakili berkurangnya 19.19% massa
sampel asli 24.60 mg, atau kehilangan
0.1919 146.11 g/mol  28.04 g/mol
Kehilangan ini konsisten dengan CO sebagai produk uap yang meninggalkan residu
CaCO3.
Hilangnya 7.41 mg dari 700-850°C mewakili berkurangnya 30.12% massa
sampel asli 24.60 mg, atau kehilangan
0.3012 146.11 g/mol  44.01 g/mol
yang mengisyaratkan hilangnya CO2. Residu akhirnya adalah CaO.

13. Sebanyak 101.3 mg sampel senyawa organik diketahui mengandung Cl dibakar


dengan O2 murni dan gas hasil pembakaran disimpan pada tabung absorben. Tabung
yang digunakan untuk menyimpan pertambahan gas CO2 sebesar 167.6 mg dan
tabung yang digunakan untuk menyimpan pertambahan H2O sebesar 13.7 mg.
Sampel kedua dengan berat 121.8 mg ditangani dengan HNO3 yang menghasilkan
Cl2 dimana akan bereaksi dengan Ag+ membentuk 262.7 mg AgCl. Tentukan
komposisi senyawa organik tersebut sesuai dengan rumus empiriknya!
Pembahasan:
Dengan menerapkan konservasi massa menjadi karbon, kita tulis
mol C = mol CO2
Dengan mengubah mol menjadi gram dan penataan untuk menyelesaikan miligram
karbon didapatkan
g CO2  Ar C 1000 mg/g 0.1676 g 12.011 g/mol 1000 mg/g

BM CO2 44.011 g/mol
 45.74 mg C
Jadi, %w/w C dalam sampel adalah
mg C 45.74 mg
100  100  45.15%w / w C
mg sampel 101.3 mg
Perhitungan diulang untuk hidrogen
mol H = 2  mol H2O
2  g H 2O  Ar H 1000 mg/g 2  0.0137 g 1.008 g/mol 1000 mg/g

BM H 2O 18.015 g/mol
 1.533 mg H
mg H 1.533 mg
100  100  1.51%w / w H
mg sampel 101.3 mg
dan untuk klorin (Cl)
mol Cl = mol AgCl
g AgCl  Ar Cl 1000 mg/g 0.2627 g  35.453 g/mol 1000 mg/g

BM AgCl 143.32 g/mol
 64.98 mg Cl
mg Cl 64.98 mg
100  100  53.35%w / w Cl
mg sampel 121.8 mg
Dengan penambahan bersama persen berat untuk C, H, dan Cl memberikan hasil
total 100.01%. Senyawa ini terdiri dari tiga komponen. Untuk menentukan rumus
empirik senyawa, kita asumsikan terdapat 1 gr senyawa yang terdiri dari 0.4515 gr
C (0.0376 mol C), 0.0151 gr H (0.0150 mol H), dan 0.5335 gr Cl (0.0150 mol Cl).
Hidrogen dan klorin mempunyai rasio molar 1:1. Ratio molar C pada mol H atau Cl
adalah
mol C mol C 0.0376
   2.51  2.5
mol H mol Cl 0.0150
Jadi, rumus empirik senyawa tersebut adalah C5H2Cl2.
BAB 4 METODE ANALISIS TITRIMETRI

1. Sebanyak 0.4512 gr sampel standar primer Na2CO3 membutuhkan 36.44 mL larutan


H2SO4 untuk mencapai titik akhir pada reaksi
CO32  2H H2O  CO2  g 

Berapakah molaritas dari H2SO4?


Pembahasan:
M Na 2CO3  105.99 g/mol

CO32  2H H2O  CO2  g 

1 mol Na 2CO3 2 mol H + 1 mol H 2SO4 1000 mmol H 2SO4


0.4512 g Na 2CO3    
105.99 g mol Na 2CO3 2 mol H + mol
36.44 mL
 0.1168 M H2SO4

2. Titrasi 50.00 mL 0.05251 M Na2C2O4 membutuhkan 36.75 mL larutan kalium


permanganat.
2MnO4  5H2C2O4  6H  2Mn 2  10CO2  g   8H2O

Hitunglah kemolaran larutan KMnO4!


Pembahasan:
2MnO4  5H2C2O4  6H  2Mn 2  10CO2  g   8H2O

0.05251 mol Na 2 C2 O4 L 2 mol KMnO4 1000 mmol


50.00 ml Na 2 C2 O4    
L 1000 mL 5 mol Na 2C2O4 mol
36.44 mL
 0.02858 M KMnO4

3. Sebanyak 0.3125 g sampel standar primer Na2CO3 ditangani dengan 40.00 mL asam
perklorat encer. Larutan ini dipanaskan untuk menghilangkan CO2, kemudian
HClO4 berlebih dititrasi kembali dengan 10.12 mL NaOH encer. Dalam eksperimen
terpisah, dibutuhkan 27.43 mL HClO4 untuk menetralisasi NaOH sebanyak 25.00
mL. Hitunglah kemolaran HClO4 dan NaOH!
Pembahasan:
VHClO4 27.43 mL HClO4 mL HClO4
  1.0972
VNaOH 25.00 mL NaOH mL NaOH
Volume HClO4 yang dibutuhkan untuk menitrasi 0.3125 gr Na2CO3 adalah
 1.0972 mL HClO4 
40.00 mL HClO4  10.12 mL NaOH    28.896 mL HClO4
 mL NaOH 
Jadi,
0.3125 g Na 2CO3 1 mol Na 2CO3 2 mol HClO4 1000 mmol
    0.2041 M HClO4
28.896 mL HClO4 105.99 g 1 mol Na 2CO3 mol
dan
VHClO4
c NaOH  cHClO4 
VNaOH
0.2041 mol HClO4 1.0972 mL HClO4 1 mol NaOH
 0.2041 M     0.2239 M NaOH
L mL NaOH mol HClO4

4. Arsenik dalam 1.010 gr sampel pestisida diubah menjadi H3AsO4 dengan perlakuan
berikut. Asam yang dinetralisasi dan penambahan 40.00 mL 0.06222 M AgNO3
untuk mengendapkan arsenik secara kuantitatif sebagai Ag3AsO4. Kelebihan Ag+
pada filtrat dan dalam pencucian endapan dititrasi dengan 10.76 mL 0.1000 M
KSCN; reaksinya adalah
Ag   SCN  AgSCN  s 

Hitunglah persentase As2O3 pada sampel!


Pembahasan:
H3AsO4  3Ag   3H  Ag3AsO4  s 

mmol Ag+ berlebih sama dengan mmol KSCN,


0.1000 mmol KSCN 1 mmol Ag 
mmol Ag  berlebih   10.76 mL  1.0760 mmol Ag 
mL 1 mmol KSCN
0.06222 mmol AgNO3
mmol AgNO3 ditambahkan   40.00 mL  2.4888 mmol AgNO3
mL
mmol Ag + bereaksi   2.4888  1.0760 mmol  1.4128 mmol Ag +

%As2O3 dalam sampel 

1 mmol Ag3AsO4 1 mmol As 2O3 197.84 g As 2O3


1.4128 mmol Ag +  +
 
3 mmol Ag 2 mmol Ag3AsO4 1000 mmol
100
1.010 g sampel
 4.612% As2O3

5. Sebanyak 0.1752 gr sampel standar primer AgNO3 dilarutkan dalam 502.3 air
destilasi. Hitunglah molaritas berat Ag+ dalam larutan ini!
Pembahasan:
1 mol AgNO3 1 mol Ag + 1000 mmol
0.1752 g AgNO3   
169.87 g 1 mol AgNO3 mol
molaritas berat Ag + 
502.3 mL
 2.0533 103

6. Larutan standar yang digunakan pada soal no. 5 digunakan untuk menitrasi 25.171
gr sampel larutan KSCN. Titik akhir diketahui setelah penambahan 23.765 gr
larutan AgNO3. Hitunglah molaritas berat larutan KSCN ini!
Pembahasan:
2.0533 103 mol AgNO3 1000 mmol
 23.765 mL 
molaritas berat KSCN  1000 mL mol
25.171 mL
 1.9386 103

7. Larutan yang digambarkan pada soal no. 5 dan 6 digunakan untuk menentukan
BaCl2.2H2O dalam 0.7120 gr sampel. Sebanyak 20.102 gr sampel AgNO3
ditambahkan pada larutan sampel dan kelebihan AgNO3 dititrasi kembali dengan
7.543 gr larutan KSCN. Hitunglah persentase BaCl2.2H2O dalam sampel!
Pembahasan:
g
M BaCl2 2H2O  244.26
mol
 2.0533 103 mmol AgNO3 
mmol AgNO3 terpakai    20.102 mL  
 mL 

 1.9386 103 mmol KSCN 1 mmol AgNO3 


   7.543 mL 
 mL 1 mmol KSCN 
 0.026653 mmol
1 mmol BaCl2  2H 2O 244.26 g
0.026653 mol AgNO3  
2 mol AgNO3 1000 mmol
% BaCl2  2H 2O  100%
0.7120 g sampel
 0.4572%

8. Suatu sampel natrium oksalat murni bermassa 0.2856 gr dilarutkan dalam air,
ditambahkan asam sulfat, dan larutan dititrasi pada 70°C, diperlukan larutan KMnO4
45.12 mL. Titik akhir dilampaui dan dilakukan titrasi-balik dengan 1.74 mL 0.1032
N larutan asam oksalat. Hitunglah normalitas larutan KMnO4 itu!
Pembahasan:
Reaksi ion:
5C2O42  2MnO4  16H  2Mn 2  10CO2  8H2O
Diketahui bahwa
mek permanganat = mek oksalat
atau
mek KMnO4 = mek Na2C2O4 + mek H2C2O4

VKMnO4  N KMnO4 
mg Na 2C2O4
BE Na 2C2O4

 VH2C2O4  N H2C2O4 
Karena ion oksalat kehilangan dua elektron dalam reaksi tersebut, berat ekivalen
Na2C2O4 adalah setengah bobot molekulnya atau 134.0/2 = 67.00. Karena itu
285.6
45.12  N KMnO4   1.74  0.1032 
67.00
NKMnO4  0.0985 mek/mL

9. Sketsalah kurva titrasi untuk titrasi 50.0 mL 0.100 M asam asetat dengan 0.100 M
NaOH!
Pembahasan:
(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

10. Sebanyak 50.00 mL sampel minuman citrus membutuhkan 17.62 mL 0.04166 M


NaOH untuk mencapai titik akhir PP seperti pada gambar di bawah ini. Tentukan
keasaman sampel dalam ranah gram asam sitrat, C6H8O7, per 100 mL!
Pembahasan:
Karena asam sitrat merupakan asam lemah triprotik, kita harus menentukan dahulu
titik ekivalen yang akan didapatkan. Tiga konstanta disosiasi asam sitrat adalah pKa1
= 3.13, pKa2 = 4.76, dan pKa3 = 6.40.

Diagram Ladder untuk asam sitrat adalah

Titik akhir PP adalah dasar, berdasarkan perhitungan pH 8.30 dan dapat


mencapainya hanya jika titrasi dilakukan pada titik ekivalensi. Jadi,
3  mol asam sitrat  mol NaOH
Dengan membuat substitusi yang tepat untuk mol asam sitrat dan mol NaOH
memberikan persamaan berikut
3  g asam sitrat
 M b  Vb
BM asam sitrat
yang dapat diselesaikan untuk gram asam sitrat
M b  Vb  BM asam sitrat  0.04166 M  0.01762 L 192.13 g/mol 
g asam sitrat  
3 3
 0.04701 g asam sitrat
Karena gram asam sitrat dalam 50 mL sampel, konsentrasi asam sitrat minuman
citrus adalah 0.09402 g/100 mL.

11. Kemurnian dalam pembuatan sulfanilamida, C6H4N2O2S, ditentukan dengan


mengoksidasi belerang menjadi SO2 dan mendidihkan SO2 dalam H2O2 untuk
menghasilkan H2SO4. Asam kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH
sampai titik akhir bromtimol biru, dimana keasaman proton asam sulfat dinetralisasi.
Hitunglah kemurnian dalam pembuatannya jika digunakan 0.5136 g sampel
membutuhkan 0.1251 M NaOH!
Pembahasan:
Konservasi proton untuk reaksi titrasi diketahui bahwa
2  mol H2SO4  mol NaOH
Karena semua belerang dalam H2SO4 berasal dari sulfanilamida, kita gunakan
konservasi massa pada belerang untuk menyetarakan hubungan stoikiometrik.
2  mol C6 H4 N2O2S  mol H2SO4
Kombinasi dua persamaan konservasi memberikan persamaan tunggal yang
menghubungkan mol analit dengan mol titran.
2  mol C6 H4 N2O2S  mol NaOH
Dengan mensubstitusikan untuk mol sulfanilamida dan mol NaOH memberikan
2  g sulfanilamida
 M b  Vb
BM sulfanilamida
yang dapat diselesaikan untuk mencari gram sulfanilamida
M b  Vb  BM sulfanilamida  0.1251 M  0.04813 L 168.18 g/mol 

2 2
 0.5063 g sulfanilamida
Jadi, kemurnian dalam pembuatan sulfanilamida adalah
g sulfanilamida 0.5063 g
100  100  98.58% w/w sulfanilamida
g sampel 0.5136 g

12. Alkalinitas air alam biasanya dipengaruhi oleh OH-, CO32-, dan HCO3-, yang ditemui
secara sendiri maupun kombinasinya. Penitrasian 100.0 mL sampel pada pH 8.3
membutuhkan 18.67 mL 0.02812 M larutan HCl. Pada 100.0 mL alikuot kedua
membutuhkan 48.12 mL titran yang sama untuk mencapai pH 4.5. Identifikasilah
sumber alkalinitas dan konsentrasinya dalam ppm!
Pembahasan:
Karena volume titran yang diperlukan untuk mencapai pH 4.5 lebih dua kali dari
volume yang diperlukan untuk mencapai pH 8.3, maka sesuai dengan tabel di bawah
ini, alkalinitas dipengaruhi oleh CO32- dan HCO3-.
Hubungan antara Volume Titik Akhir dan Sumber Alkalinitas
Sumber Alkalinitas Hubungan antara Volume Titik Akhir
-
OH VpH 4.5 = VpH 8.3
CO32- VpH 4.5 = 2  VpH 8.3
HCO3- VpH 8.3 = 0; VpH 4.5 > 0
OH- dan CO32- VpH 4.5 < 2  VpH 8.3
CO32- dan HCO3- VpH 4.5 > 2  VpH 8.3

Penitrasian sampai pH 8.3 menetralkan CO32- sampai HCO3-, tetapi tidak


menyebabkan reaksi antara titran dengan HCO3-.
Jadi,
mol HCl pada pH 8.3  mol CO32
atau
g CO32
Ma  Va,pH8.3 
BM CO32
Penyelesaian gram karbonat memberikan
g CO32  Ma  Va,pH8.3  BM CO32

0.02812 M  0.01867 L  60.01 g/mol  0.03151 g CO32


Konsentrasi CO32- adalah
mg CO32 31.51 mg
  315.1 ppm CO32
liter 0.1000 L
Penitrasian titik akhir kedua pada pH 4.5 menetralkan CO32- sampai H2CO3 dan
HCO3- sampai H2CO3.

Dengan konservasi proton membutuhkan


mol HCl pada pH 4.5  2  mol CO32  mol HCO3
atau
2  g CO32 g HCO3
Ma  Va,pH4.5  
BM CO32 BM HCO3
Penyelesaian gram bikarbonat memberikan
 2  g CO32 
g HCO3   Ma  Va,pH4.5  2 
 BM HCO3
 BM CO3 

 2  0.03151 g  
 0.02812 M  0.04812 L    61.02 g/mol  0.01849 g HCO3
 60.01 g/mol 
Konsentrasi HCO3- adalah
mg HCO3 18.49 mg
  184.9 ppm HCO3
liter 0.1000 L

13. Tuliskan persamaan kimia dan konstanta kesetimbangan untuk tahapan


pembentukan
(a) Ni(CN)42-!
(b) Cd(SCN)3-!
Pembahasan:
(a) Ni(CN)42-
 Ni  CN  
Ni  CN  K1   2 

Ni 2  CN
 Ni  CN  

 Ni  CN 2 
Ni  CN   CN Ni  CN 2

K2 
 Ni  CN   CN  
  

 Ni  CN   
Ni  CN 2  CN 
Ni  CN 3

K3   3 

 Ni  CN 2  CN  

 Ni  CN  2 
Ni  CN 3  CN

Ni  CN 4
2
K4   4 

 Ni  CN   CN  

 3  
(b) Cd(SCN)3-
Cd  SCN  
Cd SCN  K1   2 
2  
Cd  SCN
Cd  SCN 

Cd  SCN 2 
Cd SCN   SCN Cd SCN 2

K2 
Cd  SCN   SCN  
  

Cd  SCN   
Cd SCN 2  SCN Cd SCN 3

K3   3 

Cd  SCN 2  SCN  

14. Tuliskan persamaan konstanta disosiasi asam dan [H+] untuk nilai alfa tertinggi
untuk setiap ligan asam lemah
(a) asetat (α1)!
(b) tartrat (α2)!
Pembahasan:
(a) Asetat (α1)
CH3COOH CH3COO  H

CH3COO   H  
cT  CH3COOH  CH3COO  
Ka 
CH3COOH
CH3COO   H  
CH3COOH 
Ka

CH3COO   H    H  
cT   CH3COO   CH3COO      1
 

Ka  Ka 
 
 H   Ka 
cT  CH3COO    


 Ka 
 
CH3COO  CH3COO 
1  
Ka
 
cT  H   Ka   H   K a

CH3COO    


 Ka 
 
(b) Tartrat (α2)
C2 H4O2  COOH 2 C2 H4O2  COOH   COO   H 


C2 H 4 O2  COOH  COO   H  
  
K a1  
C2 H 4 O2  COOH 2 

C2 H4O2  COOH  COO  


C2 H4O2 COO  2
 H

 
C2 H 4O2 COO   H  
2 
Ka 2  

C2 H 4O2  COOH  COO 
  
C2 H 4O2 COO   H  
2   
  
C2 H 4O2  COOH  COO    

Ka 2

 
C2 H 4O2  COOH  COO   H   C2 H 4O2 COO  H    
2

    2 
C2 H 4O2  COOH 2   
K a1 K a1K a 2

cT  C2 H4O2  COOH 2   C2 H4O2  COOH  COO   C2 H4O2 COO 
 2
  

C2 H 4O2 COO   H    
C2 H 4O2 COO   H   
2

2  2  
 
K a1K a 2

Ka 2  
 C2 H 4O2 COO 
2

 H  2 H  
 
2 K K

 C2 H 4O2 COO         1

Ka 2 
 a1 a 2 

 H  2  K H   K K 
 
 C2 H 4O2 COO    
2

a1 

K a1K a 2
 a1 a 2


 

C2 H 4O2 COO   


2   2

cT

C2 H 4O2 COO  


 2
 

 H   K H   K K 
 2




C2 H 4O2 COO    
2

a1 

K a1K a 2
 a1 a 2


 
K a1K a 2
 2
 H    K a1  H    K a1K a 2

15. Mengapa hanya sedikit MgY2- yang ditambahkan pada sampel air untuk dititrasi
dalam penentuan kekerasan air?
Pembahasan:
MgY2- ditambahkan untuk meyakini adanya konsentrasi analitik tertentu Mg2+ untuk
menambahkan titik akhir dengan indikator Eriochrome Black T (EBT).

16. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 3.0 g NaH2Y.2H2O dalam 1.0 L air dan
distandarisasi dengan 50.00 mL alikuot 0.004517 M Mg2+. Titrasi rata-rata
diperlukan 32.22 mL. Hitunglah konsentrasi molar EDTA!
Pembahasan:
0.004517 mmol Mg 2+ 1 mmol EDTA
50.00 mL  
mL mmol Mg 2+
 0.007010 M EDTA
32.22 mL EDTA

17. Suatu larutan mengandung 1.694 mg CoSO4 (155.0 g/mol) per mililiter. Hitunglah
(a) volume 0.08640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi 25.00 mL alikuot
larutan tersebut!
(b) volume 0.009450 M Zn2+ yang diperlukan untuk menitrasi kelebihan reagen
setelah penambahan 50.00 mL 0.008640 M EDTA pada 25.00 mL alikuot
larutan tersebut!
(c) volume 0.008640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi Zn2+ pengganti
Co2+ setelah penambahan ZnY2- berlebih pada 25.00 mL alikuot larutan CoSO4.
Reaksinya adalah
Co2  ZnY2  CoY2  Zn 2
Pembahasan:
Pertama, kita hitung konsentrasi CoSO4,
1.694 mg CoSO4 1 mL CoSO4
  0.01093 M CoSO4
mL 155.0 mg
Dalam setiap bagian,
0.01093 mmol
mmol CoSO4   25.00 mL  0.2732 mmol CoSO4
mL
(a) Penentuan volume 0.08640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi 25.00 mL
alikuot larutan
1 mmol EDTA 1 mL EDTA
0.2732 mmol CoSO4    31.62 mL EDTA
mmol CoSO4 0.008640 mmol
(b) Penentuan volume 0.009450 M Zn2+ yang diperlukan untuk menitrasi kelebihan
reagen setelah penambahan 50.00 mL 0.008640 M EDTA pada 25.00 mL
alikuot larutan
 0.008640 mmol EDTA 
mmol ekses EDTA    50.00 mL  
 mL 
 1 mmol EDTA 
 0.2732 mmol CoSO4    0.1588 mmol EDTA
 mmol CoSO4 

1 mmol Zn 2+ 1 mL Zn 2+
0.1588 mmol EDTA    16.80 mL Zn 2+
mmol EDTA 0.009450 mmol
(c) Penentuan volume 0.008640 M EDTA yang diperlukan untuk menitrasi Zn2+
pengganti Co2+ setelah penambahan ZnY2- berlebih pada 25.00 mL alikuot
larutan CoSO4.
1 mmol Zn 2+ 1 mmol EDTA 1 mL EDTA
0.2732 mmol CoSO4   2+

mmol CoSO4 mmol Zn 0.008640 mmol

 31.62 mL EDTA

18. Penyepuhan Cr pada permukaan terhitung 3.00  4.00 cm dilarutkan dalam HCl. pH
sudah ditentukan sebelumnya dimana 15.00 mL 0.01768 M EDTA diketahui.
Reagen berlebih membutuhkan 4.30 mL titrasi-balik dengan 0.008120 M Cu2+.
Hitunglah berat rata-rata Cr terhadap sentimeter kuadrat luas permukaan!
Pembahasan:
 0.01768 mmol EDTA 
mmol EDTA bereaksi   15.00 mL EDTA  
 mL 
 0.008120 mmol Cu 2+ 1 mmol EDTA 
  4.30 mL Cu 2+    0.2303 mmol EDTA
 mL mmol Cu 2+ 

 1 mmol Cr 51.996 mg Cr 
 0.2303 mmol EDTA   
 mmol EDTA mmol   0.998 mg Cr
 3.00  4.00  cm 2
cm 2

19. Larutan EDTA dibuat dengan melarutkan 4 g garam dinatrium dalam 1.0 L air.
Rata-rata 42.35 mL larutan ini dibutuhkan untuk menitrasi 50.00 mL alikuot standar
yang mengandung 0.7682 g MgCO3 per liter. Titrasi 25.00 mL sampel air mineral
pada pH 10 membutuhkan 18.81 mL larutan EDTA. Sebanyak 50.00 mL alikuot air
mineral terdapat alkalin kuat untuk mengendapkan Mg sebagai Mg(OH)2. Titrasi
dengan indikator kalsium-spesifik membutuhkan 31.54 mL larutan EDTA.
Hitunglah
(a) kemolaran larutan EDTA!
(b) konsentrasi CaCO3 dalam air mineral (ppm)!
(c) konsentrasi MgCO3 dalam air mineral (ppm)!
Pembahasan:
(a) Kemolaran larutan EDTA
 0.7682 g MgCO3 1000 mmol MgCO3 1 mmol EDTA 
   50.0 mL MgCO3  
 1000 mL 84.314 g mmol MgCO3 
42.35 mL EDTA
 0.01076 M EDTA

(b) Konsentrasi CaCO3 dalam air mineral (ppm)


 1.076 102 mmol 
 18.81 mL 
 mmol CaCO3  mmol MgCO3    mL   8.094 103 M
mL sampel 25.00 mL
 1.076 10 mmol EDTA
2
1 mmol CaCO3 
  31.54 mL EDTA  
mmol CaCO3  mL mmol EDTA 

mL sampel 50.00 mL
3
 6.786 10 M
mmol MgCO3
 8.094 103 M  6.786 103 M  1.308 103 M
mL sampel

6.786 103 mmol CaCO3 100.09 g CaCO3 1.000 mL sampel


  106 ppm
mL sampel 1000 mmol g sampel
 679.2 ppm CaCO3

(c) Konsentrasi MgCO3 dalam air mineral (ppm)


1.308 103 mmol MgCO3 84.314 g MgCO3 1.000 mL sampel
  106 ppm
mL sampel 1000 mmol g sampel
 110.3 ppm MgCO3

20. Spesimen urin umur 24 jam diencerkan sampai 2.00 L. Setelah larutan di buffer
pada pH 10, sebanyak 10 mL alikuot dititrasi dengan 27.32 mL 0.003960 M EDTA.
Kalsium dalam 10.00 mL alikuot kedua diisolasi sebagai CaC2O4 (s), dilarutkan
kembali, dan dititrasi dengan 12.21 mL larutan EDTA. Dengan mengasumsikan 15
dari 300 mg magnesium dan 50 dari 400 mg kalsium per hari adalah normal, apakah
spesimen ini jauh dari jangkauan ini?
Pembahasan:
mmol Mg2+  mmol Ca 2+ 

0.003960 mmol EDTA mmol Mg 2+  mmol Ca 2+


 27.32 mL EDTA   0.108187 mmol
mL mmol EDTA
0.00396 mmol EDTA 1 mmol Ca 2+
mmol Ca 2+  12.21 mL EDTA   0.048352 mmol Ca 2+
mL mmol EDTA
mmol Mg  0.108187  0.048352  0.059835 mmol Mg 2+
2+
 40.08 mg Ca 2+ 
 0.048352 mmol Ca 2+
 
 mmol   387.6 ppm Ca 2+
L 1
10.00 mL  
1000 mL 2.000 L
 24.305 mg Mg 2+ 
 0.059835 mmol Mg 2+
 
 mmol   290.9 ppm Mg 2+
L 1
10.00 mL  
1000 mL 2.000 L
Kedua nilai tersebut dalam keadaan normal.

21. Kromel adalah suatu alloy yang terdiri dari nikel, besi, dan kromium. Sebanyak
0.6472 g sampel dilarutkan sampai 250.0 mL. Ketika 50.00 mL alikuot 0.05182 M
EDTA dicampur dengan volume yang sama pada sampel yang dilarutkan, ketiga ion
terkelat, dan dibutuhkan 5.11 mL titrasi-balik dengan 0.06241 M tembaga (II).
Kromium dalam 50.00 mL alikuot kedua di-masking melalui penambahan
heksametilenatetramina; titrasi Fe dan Ni membutuhkan 36.28 mL 0.05182 M
EDTA. Besi dan kromium di-masking dengan pirofosfat dalam 50.00 mL alikuot
ketiga, dan nikel dititrasi dengan 25.91 mL larutan EDTA. Hitunglah persentase
nikel, kromium, dan besi pada alloy!
Pembahasan:
 0.05182 mmol EDTA 
mmol EDTA bereaksi dalam 50.00 mL    50.00 mL EDTA  
 mL 
 0.06241 mmol Cu 2+
1 mmol EDTA 
  5.11 mL Cu 2+    2.27208 mmol
 mL mmol Cu 2+ 

2.27208 mmol
mmol EDTA bereaksi dalam 350 mL  mmol Ni  Fe  Cr   11.3604 mmol
50.00 mL
250.0 mL
 0.05182 mmol EDTA 
  36.28 mL EDTA 
mmol Ni  mmol Fe     9.4002 mmol
mL
50.00 mL
250.0 mL
mmol Cr  11.3604 mmol  9.4002 mmol  1.9603 mmol Ni
 0.05182 mmol EDTA 1 mmol Ni 
  25.91 mL EDTA  
mmol Ni  
mL mmol EDTA 
 6.7133 mmol Ni
50.00 mL
250.0 mL
mmol Fe  9.4002 mmol  6.7133 mmol  2.6869 mmol Fe
51.996 g Cr
1.9603 mmol 
%Cr  1000 mmol 100%  15.75% Cr
0.6472 g
58.69 g Ni
6.7133 mmol 
%Ni  1000 mmol 100%  60.88% Ni
0.6472 g
55.847 g Fe
2.6869 mmol 
%Fe  1000 mmol 100%  23.19% Fe
0.6472 g
BAB 5 METODE ELEKTROKIMIA

1. Potensial elektroda standar untuk reduksi Ni2+ menjadi Ni adalah – 0.25V. Apakah
potensial elektroda nikel berkurang dalam 1.00 M larutan NaOH yang dijenuhkan
dengan Ni(OH)2 menjadi lebih negatif dibandingkan E0Ni2 / Ni atau lebih rendah?

Jelaskan!
Pembahasan:
Potensial dalam kehadiran basa mengakibatkan lebih negatif karena aktivitas ion
nikel dalam larutan ini akan jauh lebih rendah dari 1 M. Akibatnya akan terjadi gaya
reduksi jika Ni(II) menjadi keadaan logam juga akan lebih rendah dan potensial
elektroda secara signifikan menjadi negatif. Faktanya potensial elektroda standar
untuk reaksi
Ni  OH 2  2e Ni  s   2OH E0  0.72V

dimana untuk potensial standar Ni adalah


Ni 2  2e Ni  s  E0  0.250V

2. Tuliskan persamaan ionik setara untuk reaksi berikut ini! Berikan H+ dan/atau H2O
untuk menyetarakan reaksi tersebut!
(a) Cr (s) + Ag+ → Cr3+ + Ag (s)
(b) MnO42- + H2SO3 → Mn2+ + SO42-
Pembahasan:
(a) Cr (s) + 3Ag+ → Cr3+ + 3Ag (s)
(b) 2MnO42- + 5H2SO3 → 2Mn2+ + 5SO42- + 4H+ + 3H2O

3. Gunakan aktivitas untuk menghitung potensial elektroda hidrogen standar dimana


elektrolitnya adalah 0.0100 M HCl dan aktivitas H2 adalah 1.00 atm!
Pembahasan:
2H  2e H2  g 

 p   
0.0592   0.0592  1.00 
EE   0.00 
0 H2
log log
  H       H  
2  a 2 2  H  2   2 
Kekuatan ionik larutan μ adalah


1
2
  
0.0100 12  0.0100 12   0.0100
 H  0.913

0.0592  1.00 
E  0.00  log    0.00  0.121  0.121V
2   0.0100 2   0.9132 
 

4. Jika setengah-sel berikut terdiri dari elektrode sel galvani di kanan dan elektroda
standar hidrogen di kiri, hitunglah potensial selnya! Jika sel diketahui, tentukanlah
elektroda berikut manakah yang bertindak sebagai anoda atau katodanya!
(a) Ni|Ni2+ (0.0943 M)
(b) Ag|AgI (jenuh), KI (0.0922 M)
Pembahasan:
(a) Ni|Ni2+ (0.0943 M)
0.0592  1.00 
E Ni  0.250  log    0.250  0.030  0.280V anoda
2  0.0943 
(b) Ag|AgI (jenuh), KI (0.0922 M)
E Ni  0.151  0.0592log  0.0922  0.151   0.061  0.090V anoda

5. Konstanta kelarutan produk untuk Ag2SO3 adalah 1.5  10-14. Hitunglah E0 untuk
proses
Ag 2SO3  s   2e 2Ag  SO32

Pembahasan:
2Ag   2e 2Ag  s  E0  0.779V
2
Ag   SO32   1.5 1014  Ksp

   SO32  
log   
0.0592  1  0.0592
E  0.799  log  0.799 
2   

2
 2  K sp 
  Ag    

Saat [SO32-] = 1.00, E = E0 untuk Ag 2SO3  s   2e 2Ag  SO32 . Jadi,


0.0592  1.00  0.0592  1.00 
E  0.799  log    0.799  log  14 
 0.799  0.409
2   1.5 10 
 K sp  2

 0.390V

6. Hitunglah E0 untuk proses


ZnY2  2e Zn  s   Y4

dimana Y4- merupakan anion EDTA yang terdeprotonasi! Konstanta pembentukan


ZnY2- adalah 3.2  1016.
Pembahasan:

0.0592  1 
E  0.763  log  
2   Zn 2  
 
 ZnY 2 
 3.2 1016
 Zn   Y 
2 4

E  0.763 
0.0592
log 
 
 3.2 1016  Y 4  
 
2   ZnY 2  
 

Saat Y4    ZnY2   1.00 , E  E0ZnY2 . Jadi,

E  0.763 
0.0592
log 
 
 3.2 1016 1.00 
  0.763  0.489  1.25V
2  1.00 
 

7. Hitunglah potensial dua setengah-sel berikut yang dihubungkan dengan jembatan


garam; sel galvani dengan dua elektroda platina, satu elektroda di kiri dicelupkan
pada larutan 0.0301 M Fe3+ dan 0.0760 M Fe2+, satu elektroda di kanan dicelupkan
pada larutan 0.00309 M Fe(CN)64- dan 0.1564 M Fe(CN)63-!
Pembahasan:
 0.0760 
E Fe3  0.771  0.0592log    0.747V
 0.0301 
 0.00309 
E Fe CN  3  0.36  0.0592log    0.461V
6  0.1564 
Esel  Ekanan  Ekiri  0.747  0.461  0.286V
8. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 0.2256 g sampel kawat besi elektrolit dalam
asam yang ditambahkan pereduksi Jones. Besi (II) dititrasi membutuhkan 35.37 mL
titran. Hitunglah konsentrasi oksidan molar jika titran yang digunakan berupa
(a) Cr2O72- (produk: Cr3+)!
(b) V(OH)4+ (produk: VO2+)!
Pembahasan:
1000 mmol Fe2+
0.2256 g sampel   4.03961 mmol Fe 2+
55.847 g
(a) Cr2O72- (produk: Cr3+)
4.03961 mmol Fe2+ 1 mmol Cr2O7 2
  0.01904 M Cr2O7 2
35.37 mL 6 mmol Fe2+
(b) V(OH)4+ (produk: VO2+)

4.03961 mmol Fe2+ 1 mmol V  OH 4


 0.1142 M V  OH 4

 2+
35.37 mL mmol Fe

9. Sebanyak 0.7120 g biji besi terdapat pada larutan dan ditambahkan pereduksi Jones.
Titrasi Fe(II) yang dihasilkan membutuhkan 39.21 mL 0.02086 M KMnO4. Berikan
hasil analisis dalam (a) persen Fe dan (b) persen Fe2O3!
Pembahasan:
MnO4  5Fe2  8H  Mn 2  5Fe3  4H2O

1 mmol MnO4  5 mmol Fe2+  5 mmol Fe2O3


2
0.02086 mmol KMnO4
mmol KMnO4   39.21 mL KMnO4
mL
 0.8179 mmol KMnO4
(a) Persen Fe
 5 mmol Fe2+ 1 mmol Fe 55.847 g Fe 
 0.8179 mmol KMnO 4    
 mmol KMnO4 mmol Fe2+ 1000 mmol 
100%
0.7120 g sampel
 32.08% Fe

(b) Persen Fe2O3


 5 mmol Fe2O3 159.692 g Fe2O3 
 0.8179 mmol KMnO4   
 2 mmol KMnO4 1000 mmol 
100%
0.7120 g sampel
 45.86% Fe2O3

10. Sebanyak 2.559 g sampel mengandung Fe dan V dilarutkan pada kondisi tertentu
sehingga menjadi Fe(III) dan V(V). Larutan ini diencerkan sampai 500.0 mL dan
50.00 mL alikuot ditambahkan pereduksi Walden dan dititrasi dengan 17.74 mL
0.1000 M Ce4+. Alikuot kedua sebanyak 50.00 mL ditambahkan pereduksi Jones
dan dititrasi dengan 44.67 mL Ce4+ yang sama untuk mencapai titik akhir. Hitunglah
persentase Fe2O3 dan V2O5 dalam sampel!
Pembahasan:
Dalam pereduksi Walden,

V  OH 4  2H  e

VO2  3H2O

Dalam pereduksi Jones,

V  OH 4  4H  3e

V2  4H2O

Pada titrasi pertama,


Ce4  Fe2  Fe3  Ce3

Ce4  VO2  3H2O  V  OH 4  Ce3  2H


0.100 mmol Ce4+


mmol Fe dan V  mmol Ce 4+  17.74 mL Ce 4+
mL
 1.7740 mmol Fe dan V
Pada titrasi kedua,
Ce4  Fe2  Fe3  Ce3

3Ce4  V2  4H2O  V  OH 4  3Ce3  4H 


mmol Fe dan 3 V  mmol Ce4+ 


0.100 mmol Ce4+
 44.67 mL Ce4+  4.4670 mmol Fe dan 3  V
mL
Dengan mengurangi persamaan pertama dari persamaan kedua memberikan
4.4670 1.7740  2.6930  2  mmol V
2.6930
mmol V   1.3465 mmol V
2
1.3465 mmol V
mmol V2O5   0.67325 mmol V2O5
2
mmol Fe  1.7740 1.3465  0.4275 mmol Fe
0.4275 mmol Fe
mmol Fe2O3   0.21375 mmol Fe2O3
2
181.88 g V2O5
 0.67325 mmol V2O5  
1000 mmol 100%  47.85% V O
2 5
50.00 mL
2.559 g sampel 
500.0 mL
156.69 g V2O5
 0.21375 mmol Fe2O3  
1000 mmol 100%  13.34% Fe O
2 3
50.00 mL
2.559 g sampel 
500.0 mL

11. Metode Winkler untuk melarutkan oksigen dalam air berdasarkan oksidasi cepat
padatan Mn(OH)2 menjadi Mn(OH)3 dalam medium alkalin. Ketika pengasaman,
Mn(III) cepat melepaskan iodin dari iodida. Sebanyak 150.0 mL sampel air dalam
bejana, ditambahkan 1.00 mL larutan NaI dan NaOH, dan 1.00 mL larutan Mn(II).
Oksidasi Mn(OH)2 selesai dalam 1 menit. Endapan kemudian dilarutkan dengan
penambahan 2.00 mL H2SO4 saat banyaknya iodin ekivalen dengan Mn(OH)3 (serta
untuk melarutkan O2). Sebanyak 25.0 mL alikuot (dari 254 mL) dititrasi dengan
13.67 mL 0.00942 M tiosulfat. Hitunglah massa dalam miligram O2 per milimeter
sampel! (Asumsikan konsentrasi reagen bebas O2 dan sampel dilarutkan dalam
jumlah tertentu.)
Pembahasan:
O2  4Mn  OH 2  s   2H2O 4Mn  OH 3 s 

4Mn  OH 3  s   12H  4I 4Mn 2  2I2  6H2O

0.00942 mmol S2O32 1 mmol O2 32.0 mg O2


13.67 mL S2O32  2

mL 4 mmol S2O3 mmol
 1.03 mg O2
1.03 mg O2 0.0423 mg O2

 150 mL  mL sampel
 25 mL sampel  
 154 mL 
DAFTAR PUSTAKA

Bard, A.J. dan Faulkner, L.R. 2001. Electrochemical Methods. Second Edition.
New York: Wiley.
Butler, J.N. 1998. Ionic Equilibrium: Solubility and pH Calculations. New York:
Wiley.
Day dan Underwood. 1991. Quantitative Analysis. 4th Edition. New Jersey:
Prentice Hall International Inc.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. Boston: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Skoog, D.A., West, D.M., dan Holler, F.J., Crouch, S.R. 2004. Fundamental of
Analytical Chemistry. 8th Edition. Canada: Thomson Brooks/Cole.
Wilson, C.L. dan Wilson, D.W. 2003. Comprehensive Analytical Chemistry. New
York: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai