Jejak Jihad SM - Kartosuwiryo-Final
Jejak Jihad SM - Kartosuwiryo-Final
A UswaH
Judul: ~7~
JEJAK JIHAD SM. K A R T O S U W I R Y O
Penulis:
Irfan S. Awwas
Proof Reader:
Mahasin Zaeni
Desain Cover:
Budi Yuwono
Setting/Layout
Muflich Asy
Penerbit:
USWAH
Jl. Jogokaryan 3 5 Yogyakarta 55143
Telp. (0274) 7447222 / 376301, Faks.(0274) 376301
e-mail: penerbituswah@plasa.com
Karakteristik Perjuangan D I / T I I
Dalam pandangan al-Qur'an, melaksanakan Syari'at Islam
dan mendirikan Negara Islam, adalah kewajiban kolektif seluruh
Muslim. Akan tetapi mengapa kewajiban itu justru menjadi
sesuatu yang menakutkan dan mengundang kontroversi di
kalangan tokoh tokoh umat Islam? Dan lebih dari itu, per-
juangan ke arah terlaksananya hukum Allah telah membangun
menara kebencian dari pemerintah, padahal sebagian besar dari
mereka mengaku beragama Islam.
Dari rentetan peristiwa masa lalu, berpadu dengan ekses-
ekses yang menyusul kemudian dengan jumlah korban yang
bukan main banyaknya, tetapi tetap ditutupi kabut misteri,
mengusik nurani orang orang beriman dan mengundang tanda
tanya, khususnya bagi generasi muda Islam yang datang
kemudian. Bagaimana sebenarnya sifat dan watak perjuangan
Darul Islam yang melahirkan Negara Islam Indonesia itu?
Bagaimana konsep politik maupun konsep ideologi yang menjadi
keyakinannya? Apa hubungan antara NII dengan kasus kasus
subversi yang terjadi belakangan ini? Dan terutama, seperti
apakah sosok pribadi proklamator NII itu sendiri?
Berawal dari rasa ingin tahu, selanjutnya ingin mengenal
pribadi figur proklamator N I I , Imam Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo secara lebih transparan, telah memberikan
inspirasi bagi penulis buku ini. Namun, walau sekadar memenuhi
rasa ingin tahu, agaknya bukanlah perkara mudah. Apalagi jika
menyangkut nama seorang tokoh sejarah yang kontroversial,
11
1 Muharram 1420 H.
Yogyakarta,
17 April 1999 M.
p e n g a n t a r : < S M - ICartosuwiryo
M " j a ^ » d Y ^ n g Jsticpniari
16
Bissmillahirrahmanirrahim
BERBICARA tentang Kartosuwiryo yang nama lengkapnya
adalah Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, tidak terlepas dari
kegiatan awalnya dalam partai politik paling pertama di
Indonesia, yaitu Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII).
Sebagai orang kepercayaan HOS. Cokroaminoto yang
terkenal itu, maka Kartosuwiryo pernah menjabat Sekjen partai
tersebut pada tahun 1931. Dan kemudian tetap duduk dalam
pucuk pimpinan partai tersebut sampai pada tahun 1939, pada
tahun mana beliau dipecat dari PSII karena perbedaan visi
politik dengan beberapa tokoh partai tersebut tentang konsep
hijrahnya SM. Kartosuwiryo. Seperti diketahui, Syarikat Islam
adalah sebuah partai politik yang mempunyai disiplin baja dan
bertindak keras terhadap siapa pun yang melawan disiplin
organisasi. Dalam SI tidak ada tokoh yang besar atau kecil. Di
mata organisasi semua orang sama derajatnya. Maka tidak usah
heran jika tokoh-tokoh seperti Dr. Sukiman, Agus Salim, AM.
Sangaji, Mr. Mohammad Roem, Kartosuwiryo, Abikusno dan
terakhir, Anwar Cokroaminoto, semuanya mengalami tindakan
pemecatan dari Syarikat Islam.
Dan terhadap Muhammadiyah, sayap moderat Syarikat
Islam (karena didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, salah seorang
anggota pucuk pimpinan SI di bawah Cokroaminoto) pun
dikenakan disiplin organisasi. Sebabnya, karena Muhammadiyah
menerima subsidi (uang) dari pemerintah kolonial Belanda mulai
1926 di saat orang orang lain melawan dengan sengitnya.
17
Mendapat R e s t u P a n g l i m a B e s a r J e n d r a l
Sudirman
Setelah perjanjian Renvile ditandatangani antara Indonesia
dan Belanda pada tanggal 17 Januari 1948, maka pasukan
Siliwangi harus "hijrah" dari Jawa Barat ke Yogyakarta, sehingga
19
Terjemahan SIN:
"Dalam Manifesto politiknya yang dikeluarkan tidak lama setelah
proklamasi (Negara Islam Indonesia, SIN) dirancang dan
diadakannya Konferensi Meja Bundar yang menuju terbentuknya
Negara Indonesia Serikat. Kartosuwiryo menerangkan, bahwa kini
telah tiba saatnya untuk menentukan nasib Bangsa Indonesia,
khususnya umat Islam. Perjuangan kini haruslah dilaksanakan lebih
luas lagi dengan Islam, agar dapat tercapai Mardhatillah. Ini adalah
satu satunya cara (jalan) yang akan melepaskan umat Islam dari
segala bentuk penindasan, di dunia dan di akhirat. Musuh Allah,
(musuh) agama, dan (musuh) Negara Islam Indonesia haruslah
dibinasakan, agar hukum Islam yang sesuai dengan ajaran Al Qur'an,
Sunnah Nabi dapat terwujud secara lengkap di seluruh Indonesia."
2
Salim pergi ke Genewa pada bulan Juni 1929 dan HOS Cokroaminoto jatuh sakit
bulan September 1929. Lihat Fajar Asia, 22 Juni dan September 1929
3
SM. Kartosuwiryo, Sambil Laloe, Fadjar Asia, 16.1.1929
4
Keterangan Ny. Siti Dewi Kalsum, istri kedua Kartosuwiryo di Malangbong, Mei
1983. Dr. Holk H . Dengel, h. 11.
23
5
SM. Kartosuwirjo, Roedjak Sentoel dalam Fadjar Asia 17.7.1929, vide Dr. Holk
H . Dengel
6
HOS. Cokroaminoto: Islam dan Nasionalisme, Fadjar Asia 25 Mei 1929 dalam
buku Dr Holk H . Dengal: Kartosuwiryo, 1986 h. 26. Catatan SIN: "Darmo Kondo
adalah surat kabar milik Boedi Oetomo, kemudian dikelola.... Parindra (Partai
Indonesia Raya), setelah BO fusi dengan PBI. Terbit di Solo, mula mula dalam
Bahasa Jawa, kemudian Jawa Indonesia dan dalam perkembangannya berganti
ama menjadi "Pewaris Oemoem" _ Tngff|i iwiii
B
,
Negara Islam
Darul Islam atau Negara Islam itulah puncak cita-cita
Kartosuwiryo yang hendak dicapainya dengan perjuangan yang
gagah berani.
Sementara itu ada pihak-pihak yang sinis mengatakan bahwa
Negara Islam itu tidak ada dalam Al-Qur an. Inilah bicara yang
5
Penutup
Terus terang penulis ini bukanlah pengikut Imam SM.
Kartosuwiryo. Tetapi kita semua dapat menghargai pemimpin
yang jujur dan ikhlas berjihad memperjuangkan cita-citanya
sebagaimana halnya Kartosuwiryo. Ia syahid sebelum cita-
citanya tercapai, namun dia telah menebus cita-citanya yang
mulia itu dengan darah dan jiwanya sendiri; seperti halnya
pemimpin-pemimpin Ikhwanul Muslimin di Mesir yang syahid
di atas tiang gantungan musuh-musuhnya yang dzalim. Berbeda
dengan Abdul Qadir Audah; seorang hakim dan sarjana hukum
di Kairo yang divonis mati dan dieksekusi di tiang gantungan,
27
K . H . Firdaus A.N
Manipulasi atau distorsi sejarah yang memutar balikkan fakta sejarah secara mencolok
adalah terjadi pada Budi Utomo yang dijadikan tonggak sejarah pergerakan nasional
Indonesia. Padahal bukan Budi Utomo yang merupakan partai politik pertama,
tetapi Syarikat Islam (pertama kali bernama Syarikat Dagang Islam ) lahir tahun
1905. D i samping itu BU bukanlah partai rakyat yang menantang penjajah Belanda,
tetapi golongan kaum priyayi yang menjadi anak mas dan bekerjasama dengan
Belanda. Anggota BU tidak ada yang masuk penjara, dibuang ke Digul atau yang
ditembak mati oleh Belanda. Tetapi tokoh-tokoh SI berdesak-desak masuk penjara
yang sempit, ditembak mati atau di buang ke Digul (Irian Barat). BU bukanlah
bersifat nasional, tetapi regional dan anggotanya terbatas pada suku, bangsa tertentu
saja (Jawa dan Madura) dan yang lain .... dari pada itu tidak boleh menjadi anggotanya.
Sedang tokoh-tokoh SI mencakup seluruh suku Bangsa Indonesia, Jawa, Sumatera,
Sulawesi, Maluku, dan Kalimantan, bersifat nasional. BU tidak mengantarkan
Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan, tetapi SI mengantarkan Bangsa Indonesia
ke pintu gerbang kemerdekaan itu. Beda dengan SI, anggaran dasar BU memakai
Bahasa Belanda. BU itu sekuler dan anti Islam, karena itu ia dikutuk oleh kaum
muslimin dan bubar pada tahun 1935. Tetapi anehnya dia diperingati sebagai tonggak
sejarah Indonesia. Itulah distorsi sejarah yang harusdikoreksi dan diperbaiki oleh
generasi penerus. Jangan mau saja menelan yang diputar balikkan, demi kebenaran.
Generasi penerus harus membuka matanya untuk memberantas kepalsuan demi
tegaknya keadilan sejarah sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Pengantar Penulis
•i
JEJAK J I H A D
39
1 Muharram 1420 H
Jogjakarta,
17April 1999 M
Muqaddimah
Bila kita teliti dan cermati, lepas dari sentimen chauvinis yang
merusak, tentang kehidupan tokoh sejarah seperti Imam SM
Kartosuwiryo. Melihatnya dari sudut pandang agama (dienul
haq) dan tidak semata-mata politis, maka sangat mudah bagi
orang orang berakal, jujur dan cinta kebenaran untuk menolak
dan membuktikan, bahwa tuduhan tuduhan buruk dan serangan
serangan negatif yang selama ini dialamatkan terhadap diri dan
missi Islam yang diperjuangkannya, sesungguhnya keliru dan
tidak bersumber pada hujjah yang benar.
Dalam sejarah Indonesia modern, SM Kartosuwiryo masih
dipandang sebagai tokoh yang sangat kontroversial. Sebab masih
terlalu banyak misteri sejarah disekitar diri dan perjuangannya,
yang hingga kini menanti campur tangan ahli sejarah yang jujur
dan obyektif untuk mengungkap serta meluruskannya.
Apabila peristiwa itu tidak diungkap dan tidak pula disajikan
secara benar dan obyektif, maka Indonesia akan kehilangan
momen sejarah yang paling dramatis. Dan bagi umat Islam
khususnya, mengabaikan masalah ini berarti tidak menghargai
pejuangan seorang mujahid besar yang dengan segala keikhlasan
dan keberaniannya, rela mengorbankan hidupnya demi
menegakkan Syari'at Islam sebagaimana dicontohkan
Rasulullah M dan para khulafaur rasyidin. Dan itu juga berarti,
kemunduran mental serta merosotnya semangat dalam bejihad
fisabilillah. Bila umat Muslim sehari saja behenti untuk
kebangkitannya, berarti mereka telah menyia-nyiakan waktu
yang lama di dalam meraih kemenangannya. Bukankah di
antara seman jihad, termasukjuga rasa gairah dan rindu untuk
MUKADIMAH
48
Darul Islam
jadi kian menguatkan rasa ingin tahu, apa dan siapa Darul Islam
dan SM. Kartosuwiryo?
Pengamat politik yang paling getol mengampanyekan paham
ini, adalah Sidney Jones, seorang wanita Yahudi Amerika, dan
direktur International Crisis Group (ICG) di Indonesia. Ia tidak
saja mengaitkan gerakan Islam Syari'at dengan Darul Islam,
tapi juga menyematkan labelilasi terorisme.
Kedua, upaya menyelewengkan missi Darul Islam yang
diperjuangkan SM. Kartosuwiryo, telah dilakukan bukan saja
oleh mereka yang memusuhinya. Tapi, yang lebih berbahaya
justru munculnya gerakan sempalan NII, yang melakukan
penyimpangan atas nama NII oleh orang yang malah mengaku
sebagai penerus perjuangan NII. Salah satu upaya jahat itu
dilakukan oleh Totok Abdussalam alias AS Panji Gumilang,
pimpinan Ma'had Al-Zaytun, Inderamayu, Jawa Barat, di bawah
paying gerakan N i l KW 9.
Padahal, missi NII yang diperjuangkan SM. Kartosuwiryo
dan N i l KW 9 versi AS Panji Gumilang, membawa missi
kontradiktif, berbeda dalam tujuan, dan bertentangan secara
aqidah. NII atau DI/TII Kartosuwiryo berjuang menegakkan
Negara Islam Indonesia berdasarkan Qur'an dan Sunnah,
sedangkan AS Panji Gumilang membawa missi sesat dan
menyesatkan. Yaitu, membangun NII sebagai retorika belaka,
dengan menginjak-injak ajaran Qur'an dan Sunnah Nabi
Muhammad Saw.
Istilah N I I , bukan nama sebuah gerakan keagamaan,
melainkan institusi Negara dengan konstitusi Islam yang memiliki
kekuasaan berdaulat penuh. Memberi label NII pada aktivitas
52
antara warga NII dan RI, dan daerah front perang antara
pasukan T I I dengan TNI. Adapun D3, merupakan wilayah
musuh yang berlokasi di pusat-pusat kota, dan menjadi obyek
dakwah.
10 April 2007 M /
'21 Rabiul awwal 1428 H
BABI
Proklamator
N e g a r a |slam I n d o n e s i a
Kami mengenal kebenaran bukan karena seseorang
Melainkan kami kenali kebenaran lebih dahulu,
Lalu kami mengenal siapa ahlinya.
- Ali bin Abi Thalib Karamullahu Wajhah -
58
2. Bertemu Jodoh
Seorang mahasiswa militan, muda, terpelajar dan aktivis
partai Islam, di tengah kehidupan masyarakat yang di dominasi
kaum penjajah asing, tentulah identitas demikian cukup berharga
dan disegani. Setiap orang tua tentu bangga sekiranya mendapat
menantu yang memiliki idealisme yang sama dengan dirinya.
Begitulah pada tahun 1929, ketika SM. Kartosuwiryo berusia
23 tahun, ia menemukan jodohnya di kampung Bojong, dengan
menikahi seorang gadis lima belas tahun bernama Dewi Siti
Kalsum, putri dari Ardiwisastra, seorang ulama yang dihormati
dan tokoh PSII di Malangbong. Dari pernikahannya ini, beliau
dikaruniai 12 orang putra-putri, tapi hanya 6 orang yang masih
hidup hingga kini, antara lain: Mohammad Darda, Tahmid,
Danti, Kartika, Komalasari dan Sarjana.
Sebagai seorang aktivis partai dengan jabatan Sekjen PSII
waktu itu, hari-hari beliau tentu sangat sibuk. Namun demikian,
kepentingan keluarga tak pernah diabaikannya. Menurut cerita
yang sampai kepada penulis, SM. Kartosuwiryo dikenal sebagai
seorang yang tinggi akhlaqnya, suami yang sangat santun pada
istrinya dan penuh kasih sayang pada anak-anaknya. Mengenai
61
3. Aktivitas Politik
Sejak masa mudanya, SM. Kartosuwiryo telah memperlihat-
kan kecenderungan yang kuat terhadap pergerakan politik
Islam. Pengaruh perkembangan politik Indonesia begitu menarik
perhatiannya. Untuk itu ia giat di dalam Syarekat Islam
pimpinan HOS. Cokroaminoto. Dari pimpinan Syarekat Islam
inilah, yang terbukti kemudian tempatnya berguru mengenai
taktik dan perjuangan partai, juga tempatnya memperoleh
gagasan mengenai suatu negara Indonesia yang berlandaskan
Islam. 8
8
HOS Cokroaminoto (1882 1934), seorang tokoh dinamis yang berasal dari
lingkungan priyayi muslim. Ia muncul sebagai tokoh modernis Islam pertama
Indonesia yang mempersatukan rasa kebangsaan dengan rasa keislaman dengan
padu. Soekarno adalah salah seorang anggota klub Surabaya yang diselenggarakan
63
11
Tulisan beliau selama menjadi kolonis Fajar Asia menyangkut berbagai persoalan
Agama, Politik Idiologi serta pembelaannya terhadap kaum dlu'afa, akan diterbitkan
di bawah judul: "Kartosuwiryo, Pembela Kaum Tertindas", Insya Allah.
12
Ciri-ciri Hizbullah: "Apabila muncul seorang yang telah menetapi pada dirinya
cinta kepada Allah, bersikap lemah-lembut pada orang mu'min, tegas kepada orang
kafir, berjihad serta menyerahkan keta'atan hanya kepada Allah, Rasul Nya dan
orang mu'min maka ketika itu telah lahir suatu undividu Hizbullah. Dan sekiranya
terdapat individu-individu seperti ini tetapi tidak saling mengenal antara satu sarna
lainnya, juga, tidak ada hubungan antara, mereka dan tidak bekerja sarna dalarn
67
tidak benar, maka tidak diterima. Dan apabila amal itu benar te
tidak ikhlas juga tidak diterima, sehingga amal itu ikhlas dan benar
benar dan ikhlas. Adapun yang disebut ikhlas itu mesti karena Allah,
benar itu mesti mengikuti sunnah".
Ukhuwah fillah, persaudaraan dijalan Allah, juga mendapat
perhatian amat besar Imam SM. Kartosuwiryo dalam
menggalang persatuan ummat. Persaudaraan dijalan Allah, kata
beliau, harus terbangun kokoh di atas landasan taqwa, kasih
sayang, rasa cinta dan senasib di antara para mujahid dimanapun
mereka berada dan pada posisi apapun mereka ditempatkan.
Sejauh mana tingkat kemesraan antar individu jama'ah dengan
pemimpinnya atau antara sesama personil jama'ah, sejauh itulah
tingkat kekuatan dan ketahanan bangunan lembaga dalam
menghadapi anasir-anasir perusak; dan ini menunjukkan rapinya
bangunan jama'ah. Setiap mujahid haruslah menjalin hubungan
dengan sikap lembut, kasih sayang dan rendah hati, sehingga setiap
orang di antara mereka menjadi perekat dengan lainnya demi
kuatnya ikatan tali persaudaraan. Hubungan yang penuh emosi,
keras, congkak dan acuh tak acuh harus dihindari sejauh-jauhnya.
Apabila hubungan antar individu jama'ah dalam suatu harakah,
laksana budak dengan majikan, atau semisal atasan dengan
bawahan, seperti birokrat dengan rakyatnya tanpa adanya
ukhuwah dan rasa kebersamaan di dalamnya, ibarat api di dalam
sekam, setiap saat siap meledak dan membakar hangus bangunan
yang telah dengan susah payah didirikan oleh para pendahulu
kita. Sesungguhnya pribadi-pribadi mujahid itu bersatu dalam
persaudaraan Ilahiyah, laksanaj^/dan marjan. Bertambah indah
70
dan yang itu salah", serta dapat merasakan yang indah dan yang
buruk. Bukankah Islam mengajarkan cara paling utama untuk
menghubungkan hati seorang muslim dengan khalik-Nya, yaitu
dengan mujahadah, mendidik intuisi yang peka dan perasaan
halus. Pemikiran islami dapat meningkatkan dan mendorong
kepada penemuan baru yang dapat mengetahui alam dan
mengetahui rahasianya. Karena itu manusia muslim diwajibkan
agar senantiasa menjaga ibadah dan mengikuti perintah Allah
guna meningkatkan intuisi ummat, mempelajari apa-apa yang
13
Drs. Suyono H W "Penumpasan Pemberontakan D I Tentara Islam Indonesia /
SMK di Jawa Barat", Dinas Sejarah T N I AD, 1974, hal. 27 dan seterusnya.
78
M E N G E N A L PRi
80
BABU
Perjuangan M e n u j u
N e g a r a Jslam I n d o n e s i a
Mendirikan Negara Islam dan melaksanakan Syari'at Islam,
dalam konsep Al Qur'an merupakan kewajiban setiap muslim.
Tetapi mengapa, dalam pandangan sebagian besar
umat Islam kini, kewajiban tersebut malah menjadi
unsur pemecah belah dan menakutkan ?
Ikhtiyar menjadikan Indonesia sebagai negara dan
pemerintahan yang berlandaskan Islam,
telah lama menjadi bahan kajian dan perdebatan.
Dan telah ditempuh dengan banyak cara, melalui
parlemen dan juga peperangan
82
14
Abui A'la A l Maududi, The Islamic Law and Constitution, (terj: Hukum dan
Konstitusi, Sistem Politik Islam), Pen. A l Mizan Bandung, 1413H/1993M, hal 32 33.
84
satu sikap yang positif dan bersifat membangun. Sebab hijrah itu
sesungguhnya suatu sikap penolakan, akantetapi disamping itu dijal
usaha dengan sekuat-kuatnya untuk membentuk kekuatan hebatyan
kepada Darul Islam". ® 2
20
Cornells Van Dijk, Darul Islam Sebuah Pemberontakan, Pen.Grafiti Pers Jakarta,
1983. hal 23. Selanjutnya Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia,
hal. 141.
98
dan sentausa, luas dan mendalam, suci dan terpelihara yang tidak
dapat diperkuda dan dipermainkan oleh siapapun juga. Kami
tidak ingin ingkar dari padanya . 55 24
25
Dr. Majid Ali Khan, Muhammad SAW. Rasul Terakhir, Penerbit Pustaka Salman,
Bandung, 1405 H , hal. 92
113
26
Sebenarnya Dasar Negara I (Sila Pertama Pancasila) yang aslinya terdapat dalam
Piagam Jakarta, berbunyi: "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari'at
Islam bagi pemeluk pemeluknya". Jadi bukan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai-
mana yang tercantum dalam Pembukaan U U D 1945, maka dikalangan ahli tata
negara populerlah adanya ungkapan bahwa pengguguran "Tujuh Kata" yaitu anak
kalimat Islam dari Piagam Jakarta tersebut yang menggantikannya dengan "tiga
kata" yaitu Yang Maha Esa sesuai Pembukaan U U D 1945. Sejarah terjadinya
perubahan ini sangat menarik dan sangat penting untuk disimak secara obyektif
dan ilmiah. Perubahan itu terjadi mendadak dan tergesa-gesa yaitu pada sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945. Usul
perubahan itu datang dari Hatta yang pada petang hari 17 Agustus 1945 mengaku
kedatangan tamu Opsir Kaigun Jepang, yang namanya sudah tidak diingatnya yang
mengatakan bahwa wakil wakil Protestan dan Katolik dalam kawasan Kaigun
(angkatan laut Jepang) berkeberatan sangat atas kalimat dalam rancangan
Pembukaan U U D 1945 yang berbunyi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
Syari'at Islam bagi pemeluk pemeluknya". Bung Hatta dengan mudahnya percaya
pada perkataan opsir Jepang itu dan menjadikannya sebagai bahan masukan penting
dalam sidang PPKI. Dalam istilah era reformasi sekarang ini, opsir Jepang itu
sebenarnya adalah seorang provokator yang telah berhasil memprovokasi Bung
Hatta. Selanjutnya Bung Hatta dengan dibantu oleh Bung Karno yang ketua sidang
PPKI berhasil memprovokasi K i Bagus Hadikusumo, Mr Kasman Singodimejo,
dan Mr Teuku Hasan dari Aceh, dan seluruh anggota sidang terprovokasi. Mereka
yang beragama Islam lupa bahwa Opsir Jepang itu adalah orang kafir, zalim dan
fasik yang omongannya tidak boleh dipercaya begitu saja mengingat firman Allah
n
114
Rintangan Perjalanan.
Perjuangan menuju terbentuknya Negara Islam Indonesia
(DarulIslam), tidaklah lempang tanpa rintangan. Sebab siapapun
yang sungguh-sungguh hendak melanjutkan perjuangan
Rasulullah $|, maka dia juga harus siap menerima segala
rintangan dan ujian yang pernah menimpa beliau dan para
sahabatnya. Isyarat tentang berbagai rintangan yang bakal
meng-halangi perjalanan jihad fi sabilillah, tertera dalam A l
Qur'an: "Apakah kamu mengira bahwa akan dibiarkan begitu saja (t
ada ujian), sedang Allah belum mengetahui dalam kenyataan orang
yang berjihad di antara kamu dan mereka tidak mengambil menjadi
setia selain Allah, Rasul Nya dan orang orangyang beriman. Dan A
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. 9:16). Pada surat
dan ayat yang lain Allah berfirman: "Dan sesungguhnya Kami bena
benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang orangyan
dan bersabar di antara kamu dan agar Kami menyatakan baik b
hal ihwalmu". (QS.47:31).
Iman itu tidak hanya pengakuan, tapi juga pengamalan.
Manusia akan diuji dengan berbagai kesulitan sebagai test
kesabaran dan keimanan, siapa yang sungguh-sungguh dengan
keimanannya dan siapa yang hanya pengakuan di mulutnya saja.
Sebagaimana hadits Rasulullah M yang artinya: "Bukan
dinamakan iman jika hanya angan-angan. Akan tetapi (iman i
yang terhujam di dalam hati dan dilaksanakan dalam amal perbu
(Muttafaq alaih)
Allah Malikurrahman berfirman: "AlifLaam Mim. Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan
u
kami beriman". Sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhn
Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesunggu
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta". (Qs. Al-Ankabut, 29:1-3).
Bagi mereka yang sabar dan konsisten dengan keimanannya,
mengetahui dengan jelas bahwa setiap rintangan di arena jihad
fie sabilillah merupakan jalan jalan syari'at yang harus dilalui
oleh setiap mujahid. Dan bagi mujahid yang ikhlas, rintangan
dijalan Allah bagaikan seorang yang berwudlu ketika hendak
shalat, menjadi pencuci bagi dosa dosanya. Adapun rintangan
yang menghalangi perjalanan ke arah berdirinya Negara Islam
Indonesia, datang dari berbagai jurusan. Bukan saja datang dari
musuh kafirin dan penguasa thaghut, tapi juga datang dari
kawan yang tidak sefaham.
117
apa yang diharamkan Allah dan Rasul Nya, dan mereka tidak
beragama dengan agama yang benar (Islam). Mereka adalah
orang-orang yang diberi kitab (Taurat dan Injil), sehingga mereka
membayarjizyah dengan tunduk dan patuh". (Qs. At-Taubah, 9:29)
"Hai orang-orang beriman! Perangilah orang-orang kafir
disekitarmu, dan hendaklah mereka merasakan kekerasan (kekuatan)
daripadamu. Dan ketahuilah Allah bersama (membela) orang orangyan
bertaqwa". (Qs. At-Taubah, 9:123)
Api semangat yang memancar dari wahyu Ilahiy inilah,
yang mendorong Tentara Islam Indonesia bangkit dengan gagah
perkasa mempelopori perjuangan ummat Islam Bangsa
Indonesia. Komando perang dikeluarkan dengan M K T
(Maklumat Komandemen Tertinggi) yang menyatakan bahwa
negara dalam situasi perang, dan diberlakukan hukum Islam
kondisi perang. Di samping itu, maklumat tersebut juga berisi
pernyataan jatuhnya RI dan dengan tertangkapnya tokoh tokoh
pemerintah RI, maka RI dinyatakan de Vacto Van Mook.
Setelah seman ini dikeluarkan, maka revolusi nasional yang
semula dikumandangkan oleh pemerintah RI berubah menjadi
revolusi Islam di bawah bendera Tentara Islam Indonesia (TII).
Maklumat Imam bertarikh, 19 Shafar 1368 H/ 20 Desember 1948
M itu berpendapat, bahwa perang suci, perang totalitas, perang
rakyat seluruhnya menghadapi Belanda.
Komando perang itu berbunyi:
1. Diperintahkan kepada seluruh ummat Islam Indonesia untuk
perang suci mutlak hingga penjajahan musnah dari muka
bumi Indonesia.
122
Kedudukan T I I
Kedudukan TII dalam Negara Islam Indonesia di-terangkan
melalui MKT. No. 10, Lampiran No.5, PPT. I , yaitu:
A Sebagai Tentara Allah, yang menerima serta bertang-
gung] awab langsung atas penunaian tugas Ilahi mutlak, tugas
mendlahirkan kerajaan Allah di dunia, tugas menggalang
negara karunia Allah, Negara Islam Indonesia.
B. Sebagai Tentara Ideologi, tegasnya: Ideologi Islam.
Oleh karenanya, maka tiap-tiap anggota tentara Islam
Indonesia, dan setiap mujahid umumnya, haruslah yakin akan:
128
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Bismillahi Tawakkalna 'alallah, La haula wala quwwata lila
billah..
Asyhadu an-La Ilaha Riallah, wa asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah.
Wallahi, Demi Allah/
1) Saya menyatakan Baiat ini kepada Allah di hadapan dan
dengan persaksian Komandan Tentara/ Pimpinan Negara
yang bertanggung jawab.
2) Saya menyatakan Bai'at ini sungguh-sungguh karena
ikhlas dan suci hati, lillahi ta'ala semata-mata, dan tidak
karena sesuatu diluar dan keluar dari pada kepentingan
agama Allah, Agama Islam dan Negara Islam Indonesia.
3) Saya sanggup berkorban dengan jiwa, raga, dan nyawa
saya serta apapun yang ada pada saya berdasarkan
sebesar-besar taqwa dan sesempurna sempurna tawakkal
'alallah, bagi:
a. Menegakkan kalimatullah lii'lai kalimatillah, dan
b. Mempertahankan berdirinya negara Islam Indonesia,
hingga hukum syari'at Islam seluruhnya berlaku dengan
seluas-luasnya dalam kalangan Umat Islam Bangsa
Indonesia di Indonesia.
4) Saya akan taat sepenuhnya pada perintah Allah, kepada
perintah Rasulullah dan kepada perintah Ulil Amri saya,
dan menjauhi segala larangannya, dengan tulus dan setia
hati.
130
Mujahidin umumnya.
3. Hamba Allah (Muslim, Mujahid, Muwahhid) yang
berakhlaq, berbudi pekerti dan berbuat demikian rupa
sehingga patut menerima dan mendapatkan kepercayaan
penghargaan dan kecintaan Rakyat.
E. Hendaklah diperhatikan pula dengan sungguh sungguh:
1. Disiplin tentara harus dan wajib diperbuat.
2. Tata tertib Tentara dan ketentaraan harus selalu diingati
dan dipergunakan sebaik-baiknya, terutama di dalam
peperangan.
3. Latihan ketentaraan hendaknya dilakukan menurut
keadaan dan kesempatan walaupun masih di medan
gerilya.
PPT. II
Tentara Islam Indonesia:
A. Bukanlah Tentara buruh, Tentara belian, dan Tentara
penjajah, yang berlaku sebagai "alat mati" yang diperintah
dan digerakkan oleh tuannya, komandannya yang memberi
makan dan pakaian kepadanya. Bukanlah tentara yang
kosong dari ideologi, sepi dari keyakinan dan jauh dari
keagamaan dan ketuhanan (Islam) serta tiada berjiwa hidup.
T
Pada waktu itu, T I I menyebut Republik Indonesia dengan Republik Indonesia
Komunis.
132
PPT. IV
Kedudukan Polisi Islam Indonesia dan Baris
A. Kedudukan Polisi Islam Indonesia menghampiri (mendekati)
kedudukan Tentara Islam Indonesia. Oleh sebab itu, maka
Polisi menjadi pembantu tentara yang pertama dan
terutama. Istimewa dalam soal-soal dan kemiliteran.
B. Adapun Baris (Baris Rakyat Islam) hendaknya betul-betul
merupakan barisan rakyat, pembela rakyat, dan tentara
rakyat.
PPT. V
Kedudukan Rois dan Baris
A. Golongan Rois dan Baris tidak masuk Angkatan Perang
Negara Islam Indonesia, melainkan menjadi pembantu yang
aktif didalam menunaikan tugas suci, menggalang negara
karunia Allah, Negara Islam Indonesia.
B. Kepada Plm. K.W./DIV,Kmd.K.D./Res, Kmd. K.K/Bat.,
dibolehkan mengeluarkan peraturan-peraturan tersendiri bagi
keperluan golongan Rois dan Baris sesuai dengan isi dan
maksud yang terkandung dalam M.K.T. No.9 dan 10.
Pantangan Tentara Islam Indonesia.
Dengan turunnya Karunia Allah jangan sekali-kali menjadi
sebab dan tempat berjangkitnya penyakit-penyakit diri dan
penyakit-penyakit masyarakat seperti:
1. Kemegahan, kecongkakan, kesombongan, gila pangkat dll.
yang menuju kerendahan budi dan akhlaq seorang manusia,
terutama seorang mujahid.
E R J U A N G A N MENUJU N E G A R A ISLAM
134
Resimen X I I Sunan Rahmat, Pimpinan R. Oni Qital oleh tentara Belanda sering
diplesetkan sebagai singkatan dari : X (Ekstrimis), I (Islam), I (Indonesia).
143
QANUN ASASI
NEGARA ISLAM INDONESIA
Bismillahirrahmanirrahim
Inna Fatahna lakafatham mubina
Muqaddimah
SEJAK mula pertama umat Islam berjuang, baik sejak masa
kolonial yang dulu, maupun pada masa pendudukan Jepang
hingga pada zaman Republik Indonesia, sampai pada saat ini
selama itu mengandung suatu maksud yang suci menuju suatu
arah yang mulia, ialah mencari dan mendapatkan mardhatillah
yang merupakan hidup didalam suatu ikatan baru, yakni negara
Islam Indonesia yang merdeka.
Dalam masa Umat Islam melakukan wajib yang suci itu
dengan beraneka jalan haluan yang diikuti, maka di
ketahuinyalah beberapa jembatan yang perlu di lintasi adalah
jembatan pendudukan Jepang dan Kemerdekaan kebangsaan
Indonesia.
Hampir juga kaki umat Islam selesai melalui j embat-an emas
yang terakhir ini maka badai baru mendampar bahtera Umat
Islam sehingga keluar dari daerah Republik, terlepas dari
tanggung jawab pemerintah Republik Indonesia.
Alhamdulillah, pasang dan surutnya air di gelombang
samudera tidak sedikitpun mempengaruhi niat suci yang
terkandung dalam kalbu Muslimin yang sejati. Di dalam
keadaan demikian itu ummat Islam bangkit dan bergerak
mengangkat senjata melanjutkan revolusi Indonesia.
144
Babi
Negara, Hukum, dan Kekuasaan
Pasal 1
1. Negara Islam Indonesia adalah Negara Karunia Allah H
kepada Bangsa Indonesia.
2. Sifat Negara ini Djumhuriah (Republik).
3. Negara menjamin berlakunya syari'at Islam di dalam
kalangan kaum Muslimin.
4. Negara memberi keleluasaan kepada pemeluk agama
lainnya, di dalam melakukan ibadahnya.
Pasal 2
1. Dasar dan Hukum yang berlaku, di Negara Islam Indonesia
adalah Islam.
2. Hukum yang tertinggi adalah AI-Qur'an dan Hadist Shahih.
Pasal 3
1. Kekuasaan Tertinggi membuat hukum, dalam Negara Islam
Indonesia, ialah Mejelis Syura (parlemen).
2. Jika keadaan memaksa, hak Majelis Syura boleh beralih
kepada Imam dan Dewan Imamah.
Bab II
Majelis Syuro
Pasal 4
1 Majelis syuro terdiri dari wakil-wakil rakyat, ditambah
dengan utusan-utusan golongan menurut aturan yang di
tetapkan dengan Undang-undang.
2. Majelis Syura bersidang sedikitnya sekali dalam satu tahun.
3. Sidang Majelis Syura di anggap syah, Jika 2/3 dari pada
jumlah anggota hadir.
146
Pasal 8
1. Anggota Dewan Syura berhak memajukan rencana undang-
undang.
2. Jika sesuatu rencana undang-undang tidak mendapat
persetujuan Dewan Syura maka rencana tidak boleh di
majukan lagi dalam sidang Dewan Syura itu.
3. Jika rencana itu meskipun di setujui oleh Dewan syura tidak
di syahkan oleh Imam, maka rencana tadi tak boleh
dimajukan lagi dalam sidang dewan Syura masa itu.
Pasal 9
1. Dalam hal ikhwal kepentingan yang memaksa, Imam berhak
menetapkan Peraturan-peraturan pemerintah sebagai
pengganti Undang-undang.
2. Peraturan pemerintah itu harus mendapatkan persetujuan
Dewan Syura dalam sidang yang berikut.
3. Jika tidak mendapat persetujuan, maka Peraturan
Pemerintah itu harus di cabut.
Bab IV
Kekuasaan Pemerintahan Negara
Pasal 10
Imam Negara Islam Indonesia Memegang kekuasaan
Pemerintahan menurut Qanun Asasi, sepanjang hukum Islam
Pasal 11
1. Imam memegang kekuasaan membentuk Undang- undang
dengan persetujuan Majelis Syura.
148
Bismillahirrahmanirrahim,
Asyhadu an laa ilaaha Mallah, wa asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah. Wallahi (Demi Allah), Saya menyatakan Bai'at saya,
sebagai Imam Negara Islam Indonesia, di hadapan sidang majelis
syuro ini, dengan ikhlas dan suci hati dan tidak karena sesuatu di
luar kepentingan Agama dan Negara. Saya sanggup berusaha
melakukan kewajiban sebagai Imam Negara Islam Indonesia, dengan
sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya sepanjang ajaran
Agama Islam bagi kepentingan Agama dan Negara.
Pasal 15
Imam memegang kekuasaan yang tertinggi atas seluruh
Angkatan Perang Negara Islam Indonesia.
Pasal 16
Imam atas persetujuan Majelis Syuro menyatakan perang,
membuat perdamaian/perjanjian dengan negara lain.
Pasal 17
Imam menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibat
bahaya, di tetapkan dengan undang-undang.
Pasal 18
1. Imam mengangkat duta dan konsul
2. Menerima duta negara lain.
Pasal 19
Imam memberi amnesti, abolisi, grasi dan rehabilitasi.
Pasal 20
Imam memberi gelar, tanda jasa dan lain-lainnya tanda
kehormatan.
Bab V
Dewan Fatwa
Pasal 21
1. Dewan Fatwa terdiri dari seorang Mufti besar dan beberapa
Mufti lainnya, sebanyak-banyaknya 7 orang.
2. Dewan ini berkewajiban memberikan jawab atas pertanyaan
Imam dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah.
Pengangkatan dan pemberhentian anggota-anggota itu
dilakukan oleh Imam.
Bab VI
Dewan Imamah
Pasal 22
1. Dewan Imamah terdiri dari Imam dan Kepala-Kepala
Majelis.
2. Anggota-anggota Dewan Imamah diangkat dan diberhenti-
kan oleh Imam.
3. Tiap-Tiap Anggota Dewan Imamah bertanggung jawab atas
kebaikan berlakunya pekerjaan Majelis, yang di serahkan
kepadanya.
4. Dewan Imamah bertanggungjawab kepada Imam dan
Majelis syuro atas kewajiban yang di serahkan kepadanya.
Bab VII
Pembagian Daerah
Pasal 23
Pembagian daerah dalam Negara Islam Indonesia
ditentukan menurut undang-undang.
151
Bab VIII
Keuangan
Pasal 24
1. Anggaran Pendapatan dan belanja di tetapkan tiap-tiap tahun
dengan undang-undang. Apabila Dewan syuro tidak
menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka
pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.
2. Pajak dilenyapkan dan diganti dengan infaq. Segala infaq
untuk kepentingan Negara dan diatur dengan undang-undang.
3. Macam dan mata uang ditetapkan dengan undang-undang.
4. Hal dan keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang-
undang.
5. Untuk memeriksa tanggung)awab tentang keuangan negara
diadakan suatu badan Pemeriksa Keuangan, yang
peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil
pemeriksaan itu di tetapkan dengan undang-undang. Hasil
pe-meriksaan itu di berikan kepada dewan Syura.
Bab I X
Kehakiman
Pas al 25
1. Kehakiman di lakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
lain-lain badan kehakiman menurut undang-undang.
2. Susunan dan kekuasaan bsidan kehakiman itu diatur dengan
undang-undang.
Pzisal 26
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diperhatikan sebagai
hakim ditetapkan dengan u ndang-undang.
152
BabX
Warga Negara
Pasal 27
L Yang menjadi warga negara ialah orang Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disyahkan undang-undang
sebagai warga negara.
2. Syarat-syarat yang mengenai warga negara ditetapkan
dengan undang-undang.
Pasal 28
1. Segala warga negara sama kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Jabatan-jabatan dan kedudukan yang penting dan
bertanggungjawab di dalam pemerintahan baik sipil maupun
militer, ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 29
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, melahirkan pikiran
dengan lisan dan pikiran, dan sebagainya, ditetapkan dengan
undang-undang.
Bab X I
Pertahanan Negara
Pasal 30
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta di dalam
usaha pembelaan negara.
153
Bab XV
Perubahan Qanun Asasi
Pasal 34
1. Untuk mengubah Kanun Azasy harus sekurang-kurangnya
2/3 dari pada jumlah anggota Majelis Syuro yang hadir.
2. Putusan di ambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya,
setengah dari pada jumlah anggota Majelis syuro.
Mekanisme pemerintahan:
1 . Pada umumnya roda pemerintahan N.I.I berjalan menurut
dasar yang di tetapkan dalam "Qanun Asasi" dan sesuai
dengan pasal 3 Kanun Azasy tadi, sementara belum ada
parlemen (Majelis syuro). Segala undang-undang ditetapkan
Dewan Imamah, dalam bentuk maklumat-maklumat yang
ditanda-tangani oleh imam.
2. Berdasarkan maklumat-maklumat Imam tadi, Majelis
(kementerian-kementerian) menurut pembagian tugas
kewajiban masing-masing, membuat peraturan atau
penjelasan untuk memudahkan pelaksanaannya.
3. Juga dasar politik pemerintahan N.I.I. ditentukan oleh Dewan
Imamah.
Anggota-anggota pada waktu pembentukannya ialah:
1. S.M. Kartosuwiryo, selaku Imam merangkap kepala
Majelis Pertahanan.
2. Sanoesi Partawidjaja, selaku kepala Majelis dan Negeri
dan Keuangan.
3. K.H. Gozali Tusi, selaku kepala Majelis Kehakiman.
155
Pasal 2
Hukum Perang
1. Hukum perang pada masa ini (tahun 1949 sampai....) adalah
Fardlu 'ain menurut al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 91.
2. Orang yang dibolehkan tak mengikuti perang ialah karena
sebab-sebab:
a. Karena buta
b. Karena ricang (sakit mata)
c. Karena Sakit
d. Karena lemah (tak mempunyai kekuatan)
e. Karena mempunyai penyakit menular.
Menurut al-Qur'an surat at-Taubah ayat 91
Pasal 3
Orang Yang Diperangi
Orang yang harus diperangi adalah:
1. Orang yang Musyrik (bertuhan lain selain Allah)
2. Orang yang melanggar Bai'at (muharrab)
3. Orang yang tak mengharamkan barang yang di haramkan
Allah dan Rasul-Nya (Agama) dengan keterangan yang nyata
(dalam al-Qur'an surat at-Taubah ayat 29)
4. Orang yang tak menetapi agama yang sebenarnya (Agama
Islam)
5. Orang yang Munafik (orang-orang yang merintangi
berlakunya agama Islam dengan berkedok Islam). Menurut
al-Qur'an surat at-Taubah ayat 12.
6. Orang yang Bughat, ialah orang yang tak mau taat kepada
Imam dengan alasan pendapat akal sendiri membatalkan
160
Pasal 9
Barang rampasan dari musuh dibagi menjadi dua:
1. Ghanimah, salab, dan
2. Fa'i
Keterangan:
a. Ghanimah: Barang yang didapat dari musuh dengan jalan
pertempuran.
b. Salab: Barang yang dipakai musuh pada waktu
pertempuran.
c. Fa'i: Barang-barang yang dipakai musuh tidak dengan
pertempuran.
d. Caranya memberi barang-barang ghanimah.
1. Ghanimah itu dibagi menjadi dua bagian:
A. 1/5 (20%) untuk:
1. 4 %- untuk Imam.
2. 4% -Fuqara dan masakin (kaum Fakir
dan kaum miskin)
3. 4% - Mashalihul Muslim (untuk kema-
shlahatan kaum Muslimin)
4. 4% -Ibnu Sabil (kaum yang berperang)
5. 4% -Yatama (anak-anak yatim)
B. 4/5 (80%) diserahkan bulat sebagai bagian Tentara
Islam Indonesia.
2. Fa'i itu dibagi menjadi dua bagian:
A. 1/5(20%)
1. 4% - untuk Imam
2. 4% - Mushalihul Muslimin (untuk
kemashlahatan kaum Muslimin)
Tambahan Keterangan:
Semua Ghanimah dan Fa'i harus diserahkan kepada kas
Negara. Ongkos pengangkutan barang-barang ghanimah
dan Fa'i di ambil dari harga sebelumnya barang-barang
itu di bagikan. Caranya di serahkan kepada kebijakan
Kepala Majelis Keuangan.
Pasal 10
Boyongan:
Boyongan dari orang kafir asli (orang yang ibu bapaknya
orang kafir, yakni tak nikah secara Agama Islam). Yang putri
hukumannya menjadi Amat (budak), yang laki-laki
hukumannya menjadi abid (budak). Abid dan Amat adalah
hak negara. Ketetapan menjadi Amat dan Abid setelah di
tetapkan hukumannya oleh Imam dan wakilnya, Amat.
165
Bab VIII
Pasal 21
Hukuman Begal dan Pencurian
1. Dihukum mati dan disalib (dipancer)
2. Dihukum mati biasa
3. Dipotong tangan sebelah kanan dan kaki sebelah kiri.
4. Dita'zir di penjara di tempat lain.
Keterangan:
1. Siapa orang yang membegal dengan membunuh orang serta
merampas hartanya dijatuhi hukuman menurut pasal 21,
ayat 1.
2. Siapa yang membegal dengan tidak merampas harta
bendanya (hanya membunuh saja) dijatuhi hukuman menurut
pasal 21 ayat 2.
3. Siapa yang membegal hanya merampas barangnya (tidak
merusak orangnya) dijatuhi hukuman menurut pasal 21 ayat
3.
171
Keterangan:
L Pasal 23, ayat 2, sub a;
Kepada Imam dan amir di bolehkan memilih 1 diantara 4
hukuman;
a. Dibuang mati.
b. Ditukar atau di tebus dengan harta benda.
c. Dijadikan 'Abid (ghanimah)
d. Dibebaskan.
2. Pasal 25 ayat 2 dan sub b, Kepada Imam atau amir di
perbolehkan mengambil tindakan 1, diantara 1 dan 3:
a. Dipakai sebagai penukar atau ditebus dengan harta benda.
b. Dijadikan budak belian (ghanimah)
c. Dilepaskan.
Di dalam pasal 23, ayat 1 dan 2, Imam dan Amir harus
mengambil tindakan (yang serasi) kaum muslimin.
Pasal 26
Tawanan
1. Tawanan itu ada dua bagian:
a. Laki-laki kafir yang berakal dan
b. Perempuan, anak-anak orang gila dan banci.
2. Barang-barang Tinggalan:
a. Barang-barang musuh yang ditinggalkan;
b. Barang-barang yang di ambil dari orang musyrik.
c. Penyewa-penyewa tanah Negara.
d. Barang-barang kepunyaan orang murtad ketika di bunuh
sewaktu murtad.
174
Keterangan:
Menurut Aimatuts tsalasiyyah semua yang tersebut di atas itu,
termasuk menjadi harta fa'i semua itu di masukkan kedalam
bagian Mushalihul Muslimin (kas Negara).
Menurut Imam Syafi'i : 4/5 untuk nafkah (gaji) pegawai
negeri, sedangkan yang 1/5 lain-lainnya bagian fa'i.
Pasal 27
Pemeliharaan Mayat
1. Orang Islam yang mendapat hukuman mati, mayatnya wajib
dipelihara sebagaimana mestinya.
2. Mayat kafir harbi tidak wajib dipelihara sebagaimana
mestinya, tetapi harus dikubur atau sebagainya, untuk
menjaga kesehatan umum.
3. Mayat orang murtad diperlakukan seperti mayat muharrab.
4. Orang yang dibunuh dengan membaca syahadat, orang itu
disebut orang Islam. Pemeliharaan mayatnya dilakukan
sebagaimana yang termaktub dalam pasal 27 ayat L
5. Orang yang gugur di pertempuran atau luka parah, kemudian
meninggal dunia setelah pertempuran di dalam tempo 24
jam maka orang itu masuk golongan mati syahid dunia
akhirat.
BAB IV
Terang 5 ^ g i T»ga pertama
(TNI-Tli-belanda)
176
2 9
Informasi penting dan cukup berharga dalam upaya pelurusan sejarah, disampaikan
oleh salah seorang peserta dialog dalam acara bedah buku yang diselenggarakan
oleh Front Sabilillah bekerjasama dengan majalah UMMAT, 27 Juli 1998. Peserta
tersebut, Dr. Bambang Sulistomo, menaggapi isi buku di bawah sub judul Militer
dan organisasi Islam di Indonesia, khususnya yang menyangkut Darul Islam Pimpinan
SM. Kartosuwiryo, yang telah menjadi isu sentral dalam persidangan kasus subversi
pada dekade 80-an di Indonesia. Dr. Bambang Sulistomo, putera pahlawan
kemerdekaan Bung Tomo, merasa perlu menyampaikan kesaksiannya. Tuduhan
pembrontak terhadap Kartosuwiryo dengan Darul Islamnya dinilai bertentangan
dengan fakta sejarah yang sebenarnya. Dia mengatakan: "Menurut kesaksian
almarhum ayah saya, yang ditulisnya dalam sebuah "HIMBAUAN, dikatakan bahwa
pasukan -Hizbullah dan Sabilillah menolak perintah hijrah ke Yogyakarta, dan
memilih berjuang dengan gagah berani mengusir penjajah dari wilayah Jawa Barat,
adalah atas persetujuan Panglima Jendral Soedirman dan wakil presiden Mohammad
Hatta. Pada saat clash Belanda kedua, pasukan T N I kembali ke Jawa Barat dan
merasa lebih berhak menguasai wilayah yang pernah ditinggalkan dan berhasil
direbut dengan berkuah darah dari tangan penjajah oleh pasukan Hisbullah dan
Sabilillah dibawah komando SM, Kartosuwiryo. Karena tidak dicapai kesepakatan
maka terjadilah pertempuran antara pasukan Islam dan tentara Republik. Sejauh
mana kebenaran dari kesaksian ayah saya ini, perlu penelitian para sejarahwan.
Bagaimana menurut pendapat bapak Deliar Noor?", tanya Bambang mengakhiri
pendapatnya. Sebagai ahli sejarah yang cukup disegani, Prof. Dr. Deliar Noor,
salah seorang pembicara dalam acara bedah buku tersebut, menjawab: "Kesaksian
almarhum ayah Saudara itu persis seperti kesaksian Haji Agoes Salim yang
disampaikan Cornel University Amerika Serikat, tahun 1953. Memang perlu
penelitian ulang terhadap sejarah yang ditulis sekarang". Demikian Deliar Noor
(Pengantar Cetakan ke empat, buku F A K T A D I S I K R I M I N A S I R E Z I M
SOEHARTO TERHADAP UMAT ISLAM, terjemahan dari Mihnatul Islam fie
Indonesia, karya Team Peduli Tapol Amesti
181
Persidangan Sandiwara
Pada tanggal 4 juni 1962 Imam SM. Kartosuwiryo
tertangkap di gunung Geber. Pemerintah RI mengadakan sidang
tertutup secara kilat 14-16 Agustus 1962, dan memutus-kan
hari eksekusi mati bagi sang mujahid.
Tuduhan yang dikenakan oleh penuntut umum, Mayor Chk.
Sutarjono, BcHk. terhadap terdakwa, dalam sidang yang hanya
berlangsung dua hari itu, sebagaimana dapat dibaca dalam
requisitornya antara lain:
32
Allah Malikur Rahman berfirman: "Dan Dialah yang mencegah tangan mereka dari
(membinasakan) kamu dan Dia lah yang mencegah tangan kamu dari
(membinasakan) mereka ditengah kota Makkah, sesudah Allah memenangkan kamu,
dan mengalahkan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu lakukan."
"...dan kalau tidaklah karena pria yang mukmin dan wanita yang mukminah yang
tidak kamu ketahui bahwa kamu akan membinasakan mereka yang menyebabkan
kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuan, (tentu dibiarkan Allah terjadi
pertempuran). Akan dimasukkan Nya ke dalam rahmat Nya siapa yang dikehendaki
Nya. Kalau terpisah dari orang orang beriman, tentu akan Kami adzab orang orang
yang kafir diantara mereka dengan adzab yang berat". (Qs. al-Fath, 48:24-25).
193
Pemardi dalam Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, hal. 16. Pen. PT. Badan Penerbit
ARYAGUNA PO BOX 273 Djakarta, 1964.
194
Penutup
3 5
Periksa PDB jilid //, "Menggalang Negara Kurnia Allah, Negara Islam Indonesia",
bab V I I , Negara Islam Indonesia, Belanda dan RIS", hal 58.
201
.(Mh m
221
hingga ajal tiba. Hal ini berarti penekanan, agar ummat Islam
waspada jangan sampai kehilangan jama'ah dan Imamah,
sehingga mereka tidak perlu uzlah (mengisolir diri).
Adapun orang-orang yang beriman, ketika membaca hadits
di atas, tidak mungkin berkata bahwa wawasan Rasulullah
kurang luas dan miskin informasi. Mengapa beliau tidak
mengatakan: 'Jikajama'ah dan Imamah bagi keseluruhan kaum
muslimin sudah tidak ada, maka cukuplah dengan jama'ah-
jama'ah minal muslimin". Ucapan demikian hanya dimiliki oleh
otak orang-orang yang ada penyakitnya.
Jama'atum minal muslimin yang sadar akan tugas dan
tanggung jawabnya terhadap ad-dien, niscaya akan segera
bersatu dalam satu kesatuan jama'ah dan ummah, bukan justru
mempertahankan statusnya yang berada di luar jama'ah, tanpa
Imam. atau khalifah. Islam tidak mengenal jalan buntu dalam
menjawab problem ummatnya, kecuali bagi orang-orang yang
sesat. Karena solusi bagi setiap persoalan senantiasa diberikan
Allah kepada hamba-hambaNya yang bertaqwa dan
bersungguh-sungguh di dalam berfikir. Allah ber-firman:
"Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridha'an Ka
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kam
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik". (Qs. al-Ankabut, 29:69).
Patudah kita bersyukur kepada Allah, bahwa para intelektual
muslim dari berbagai bidang ilmu dan keahlian dewasa ini.
Setelah menyaksikan kebobrokan mental manusia disegala
223
Appendix Kedua
Saatnya Umat Islam Bertindak
(Penyimpangan di Sekitar Proklamasi)
Oleh :KH. Firdaus AN.
seluruhnya .
55
APPI DUA
234
Sebuah Intermezo
Sebelum kita sampai pada bagian akhir dari tulisan ini, saya
ingin mengajak anda sejenak untuk menyimak peristiwa yang
cukup menarik yang terjadi pada dua orang Proklamator. Mereka
saling menghujat satu sama lain, demikian kompaknya mereka
saat menyusun teks Proklamasi pada malam 17 Agustus 1945,
siapa mengira Dwi tunggal itu belasan tahun kemudian pecah.
Pertama kali BK menyerang Hatta dengan kalimat seperti
ini: "Hatta tidak ada", kataku. "Saya tidak mau mengucapkan
Proklamasi kalau Hattatidakada."
"Tidak ada orang berteriak, "Kami menghendaki Bung
Hatta"! Aku tidak memerlukannya. Sama seperti aku juga tidak
memerlukan Sjahrir yang menolak memperlihatkan diri disaat
pembacaan Proklamasi (Sjahrir tidak mau hadir mungkin ia
tahu teks Proklamasi telah dipalsukan dan tidak aspiratif Peri).
Sebenarnya aku dapat melakukannya seorang diri dan aku
memang melakukannya sendirian. Di dalam dua hari yang
241
1. Teks Proklamasi
Teks Prpklamasi kemerdekaan RI yang dikumandangkan
setiap 17 Agustus, adalah teks yang tidak sah dan tidak otentik.
Karena sarria sekali tidak sesuai dengan apa yang di putuskan
244
Dekrit Presiden
Koreksi itu, hendaklah berjalan dengan cepat, tidak perlu
bertele-tele, cukup dengan Dekrit Presiden BJ. Habibie sebagai
seorang Presiden dan seorang muslim harus prihatin atas
manipulasi sejarah ini dan harus empati atas hasil yang diderita
umat Islam Indonesia, sehingga negara terhindar dari kehan-
curannya, disebabkan jalan sejarah yang telah melenceng dari
jalur kebenaran itu.
Dengan sebuah dekrit Presiden BJ Habibie bisa tampil
sebagai seorang pahlawan reformasi akan dicatat dalam sejarah.
Dengan demikian BJ Habibie akan tercatat sebagai
246
Rujukan
Al Qur'artul Karim
Abdul Qahhar Mudzakkar, Tjatatan Bathin Pedjoang Islam
Revolusioner, Djilid III, Qalam Press, Geylang Road,
Singapore, 1382 H..
AbulA'laAlMaududi, Sistem Politik Islam, Mizan, Bandung, 1413
H / 1993M
AH. Nasution, Jendral Tanpa Pasukan, Politisi Tanpa Partaai,
Perjalanan Hidup AH. Nasution. Pen. PDAT Jakarta, 1998
, Pokok Pokok Gerilya, Pen. Angkasa, Bandung,
1984
Armahedi Mazhar, Majalah Panji Masyarakat No.403.1403 H /
1983 M .
BJ. Boland, Pergumulan Islam di Indonesia, Grafiti Press, Jakarta,
1985.
Cornelis Van Dijk, Darul Islam Sebuah Pemberontak-an, Grafiti
Press, Jakarta, 1983.
Deliar Noer, Partai Islam Di Pentas Nasional, Cetakan pertama,
PT. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1987.
Hasan Al Banna, Konsep Pembaharuan Masyarakat Islam, Media
dakwah, Jakarta, 1407 H / 1987 M
Hem S dan Joebaar Ajoeb, SM. Kartosuwiryo, Orang Seiring
Bertukar Jalan, Prisma, 5 Mei 1982
250
ISBN 978-979-15806-3-2