Anda di halaman 1dari 2

Dialog konseling keluarga

Kasus pengusaha bangkrut akibat pandemic

Narasi

Awalnya Keluarga bapak Mamang dan ibu fita adalah pengusaha batik yang terkenal di desa
simbangkulon, mereka menjual berbagai macam model batik, dari atasan batik hingga rok dan
bahan-bahan batik, mereka memiliki tiga butik yang tersebar di sekitar simbangkulon, dari ketiga
butik, setiap harinya selalu ramai pembeli. Keluarga mereka hidup dengan berkecukupan dan
setiap akhir pekan keluarga mereka selalu pergi berlibur.

Kecukupan materi membuat keluarga mereka memiliki sifat angkuh. Keluarga pak mamang juga
jarang bersosialisasi atau berbaur dengan tetangga sekitar, setiap hari nya pak mamang selalu
sibuk mengntrol ketiga butiknya dan berbelanja untuk kebutuhan tokonya. Sedangkan ibu fita
menghabiskan waktunya dirumah untuk mengurus kedua anaknya yang sedang menempuh
pendidikan diperguruan tinggi dan sekolah menengah keatas.

Pada tahun 2019 tepatnya dibulan maret Indonesia dinyatakan adanya virus Covid-19, dan
pemerintah Indonesia memberlakuan sistem lockdown. Sehingga toko-toko dilarang beroprasi
selama pemberlakuan sistem tersebut. Dengan demikian, ketiga butik pak mamang mengalami
penurunan omset yang sangat besar. Dengan penurunan tersebut, pak mamang mencari cara agar
tetap bisa membayar gaji karyawan serta biaya sewa ketiga butiknya.

Pada bulan November pak mamang memutuskan mengurangi karyawan karena untuk
meminimalisir pengeluaran. Disaat itu juga pak mamang harus membayar sewa toko yang sudah
jatuh tempo. Sehingga pak mamang menghubungi teman lamanya yang sukses berjualan online
di Jakarta. Pak mamng meminta bantuan kepada teman lamanya yang bernama pak agus untuk
menjualkan barang dagangannya. Lalu Pak agus menyetujui untuk membantu menjual barang
dagangan pak mamang, namun pak agus meminta pembayaran dilakukan setelah barang terjual
habis. Pak mamang pun menyetujui dan segera mengirim barang ke Jakarta sebanyak satu truk.
Satu bulan kemudian pak agus sulit untuk dihubungi. Pak Mamang mulai curiga, karena pada
saat pengiriman barang tidak disertai dokumen perjanjian secara tertulis. Sementara itu pak
Mamang sudah tidak memiliki stok barang. Pak Mamang terpaksa menutup ketiga butiknya agar
tidak lagi mengeluarkan biaya sewa. Disaat itu juga pak Mamang harus membayar biaya sekolah
kedua anaknya, sedangkan pak Mamang tidak ada pemasukan. Kemudian pak Mamang
memutuskan untuk meminjam uang dengan jumlah yang besara di bank. Untuk membantu pak
Mamang, bu Fita memutuskan untuk mencari pekerjaan. Namun di kondisi pandemi saat ini,
sangat sulit untuk mendapatkan lowongan kerja.

Seiring berjalannya waktu, keadaan tersebut semakin memburuk. Pak Mamang mulai sering
keluar malam untuk menghilangkan stres. Bahkan banyak warga yang melihat pak Mamang
sering meminum minuman keras.

Dan kedua anak bu Fita belum beradaptasi dengan keadaan, mereka masih sering berfoya-foya
dengan meminta uang kepada bu Fita. Sedangkan keuangan bu fita tidak stabil. Dengan keadaan
tersebut, bu fita meminta bantuan kepada konselor agar memberi masukan untuk masalah yang
dialami keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai