Anda di halaman 1dari 1

PENA Ku - 

Di era digital, dimana perilaku manusia lebih banyak memih sesuatu yang instan,  begitu
juga dengan urusan bisnis. Banyak sekarang orang lebih memilih belanja secara online sehingga
pengusaha dituntut untuk bisa adaptasi dengan arus perubahan agar bisa tetap berada di zona
nyaman. Tidak terkecuali dalam bisnis buku.
Di era digital, banyak orang lebih memilih menjual buku secara online karena lebih praktis dan tidak
membutuhkan banyak modal. Tidak heran sekarang banyak kios-kios buku yang gulung tikar,
dimana karena adanya faktor persaingan bisnis dengan toko online dan juga berkurangnya
pengunjung.
Tetapi, Di Jember ada kios buku bekas yang tak hilang dimakan zaman. Kakek Mustakim namanya,
warga Jalan Kenanga II, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Usianya sudah
tidak muda lagi, Namun kecekatan jari-jemarinya dalam menata ribuan buku bekas masih mumpuni
dan daya ingat nya juga masih kuat.
Minggu (25/9/22) Sore, PENA-Ku ditemani satu temannya Dyah memdatangi rumah Kakek
Mustakim yang berada dipemukiman dengan melewati jalan tikus yang tak jauh dari pusat kota
Jember. Sore itu, Kami dirumah bapak Mustakim di sambut dengan ramah. Rumah Bapak Mustakim
sengaja di sulap menjadi kios buku, karena beliau sendiri untuk bembuka toko buku tidak memiliki
modal dan sudah tua.
"Saya mulai usaha ini sejak masi muda, waktu itu awalnya berjualan koran, namun suatu ketika saya
meliat transaksi buku bekas. setelah saya amati ternyata buku bekas masi ada peminatnya, dan dari
situ saya tertarik untuk berjualan buku bekas" kenangnya.
Mulai dari sanalah di tahun perkiraan 1964an kakek Mustakim Merintis toko bukunya. dengan
bermodalkan uang hasil penjualan koran dan juga dibantu adanya amanah yang di percayakan kepada
beliau untuk menjualkan buku-bukunya tanpa diminta uang modal awal.
beliau juga mengaku tidak sempat menamatkan pendidikan di bangku sekolah dasarnya, karna
adanya kendala ekonomi keluarga yang buruk pada saat itu.
" saya bukan orang berpendidikan. Bahkan saya saja awalnya tidak bisa membaca, tetapi kemudian
saya punya semangat untuk belajar membaca, ya lambat laun lama-lama akhirnya saya bisa
membaca, masak mau kalah sama anak-anak. karena dengan membaca kita bisa mengetahui hal-hal
yang belum kita tau"ujarnya.
Dari profesinya, kakek Mustakim dipaksa untuk bisa membaca dan mau belajar dengan membaca
buku-bukunya sambil menunggu pengunjung datang.
"saya disini sendirin, ketika saya didatangin temen-temen mahasiswa saya sangat senanag sekali.
Selain saya bisa ngasih motivasi pengalaman, juga saya bisa mendapatkan ilmu dari mereka,"
ujarnya.
kakek Mustakim meyakini, meskipun sekarang banyak buku  elektronik yang bisa didapatkan secara
mudah di internat, buku cetak masih sangat dibutuhkan. Pesan dari beliau kepada anak muda untuk
tidak bosan-bosan membaca dan lebih memingkatkan minat bacanya. Karena buku merupakan
jendela dunia, dan dengan buku kita bisa menambah pengetahuan dan bisaa mengasah otak kita.
Belau juga berpesan supaya tidak melalaikan kewajibaannya dan selalu patuh kepada orang tua.

Anda mungkin juga menyukai