Anda di halaman 1dari 5

Mengenal Sosok Jim Geovedi, Hacker Tanah

Air yang Pernah Acak-Acak Orbit Satelit


China dan Mampu Matikan Internet di
Indonesia
Tim Editor 08 Jun 2021 21:15


Jim Geovedi, pengamat teknologi informasi yang terkenal karena pernah memperagakan cara meretas satelit. (Foto: Jim Geovedi/Flickr)

ERA.id - Bila di dunia ini ada sekelompok elit yang tahu seluk-beluk dunia siber, salah satu orangnya
tentu Jim Geovedi. Ia termasuk yang paling jeli. Jika mau, dia bisa mengakses semua informasi, mulai
dari percakapan surat elektronik hingga menelusuri jejak percintaan Anda di dunia maya.

"Kalau mau saya bisa mengontrol internet di seluruh Indonesia," kata Jim dalam percakapannya
dengan Detusche Welle, (16/8/2013).

Ia mengaku bisa mengalihkan trafik internet, mengamati trafik yang keluar maupun masuk Indonesia.
Ia juga mengaku bisa memanipulasi transaksi keuangan.

Baca juga:
 Tes Acak Penumpang KRL di Stasiun Bogor, Bekasi, Tangerang, 6 Orang Reaktif COVID-19
 Satelit Nusantara Satu, Jokowi: Menjangkau Seluruh Indonesia
 Menpora Berharap Siaran Asian Games Tidak Diacak
 Satelit Merah Putih: Interaksi Antariksa Terkeren Bangsa Ini

Ia mungkin tidak terlihat seperti penjahat di film James Bond, tapi, seperti disebut BBC, "ia memiliki
rahasia yang mungkin bisa membunuh Anda."
Jadi, sebenarnya, siapakah si Jim Geovedi ini?

Diselamatkan Pendeta
Jim Geovedi adalah peretas asal Indonesia dengan reputasi global. Pria kelahiran 28 Juni 1979 ini
namanya begitu dikenal di komunitas peretas(hacker)  karena bolak-balik menjadi pembicara
pertemuan hacker di Berlin, Amsterdam, Paris, Torino, hingga Krakow.

Apa keahliannya? Sebagai contoh, Jim bisa meretas satelit. Peragaannya terkait cara meretas satelit,
hingga menggeser posisinya, dilakukan di sebuah seminar yang videonya telah diunggah ke Youtube.

Kini pria asal Bandar Lampung itu menjalankan perusahaan konsultan jasa sistem keamanan siber,
yang markasnya ada di London, Inggris, setelah ia pindah ke sana pada tahun 2012. Jasa yang ia
tawarkan termasuk pengamanan sistem satelit, perbankan, hingga telekomunikasi.

'Kecanggihan' Jim dalam memahami suatu sistem siber mungkin membuatnya dikira sebagai anak
sekolahan. Tapi itu keliru.

Jim sendiri tidak pernah sekolah di bidang teknologi informasi (IT). Media Deutsche Welle menyebut
bahwa setelah lulus SMA, ia turun dalam kehidupan jalanan yang keras di Bandar Lampung sebagai
seniman grafis. Nasibnya  berubah saat seorang pendeta memperkenalkan dirinya pada komputer dan
internet. Sejak itu, ia mempelajari internet secara otodidak dengan menyimak chatting dari para hacker
dunia.

Hingga kini Jim ogah dijuluki sebagai 'ahli', dan lebih mau dipanggil sebagai 'pengamat' atau
'partisipan aktif'.

"Saya tidak memulai dengan menghack sistem kemudian setelah terkenal membuka identitas dan
membangun bisnis sistem keamanan," kata dia, dikutip dari DW.
Jim Geovedi (kiri) saat berbicara dengan Pavel Durov, pendiri aplikasi Telegram. (Foto: Wikimedia Commons)
 

"Sejak awal saya lebih banyak bergaul dengan para hacker dunia ketimbang Indonesia, dan dari sana
saya sering diundang menjadi pembicara seminar atau diwawancara media internasional."

"Beberapa tahun setelah itu saya mulai diperhatikan di Indonesia."

Tahun 2004, Jim diminta membantu Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat data pusat penghitungan
suara pemilu diretas. Kasus ini berhasil diusut hingga berujung pada penangkapan hacker bernama
Dani Firmansyah.

Dua tahun kemudian, per 2006, ia diminta jadi pembicara isu sistem keamanan satelit. Sejak itulah ia
namanya mulai dikenal secara luas.

Paham Seluk Beluk Satelit


Terkait meretas satelit, Jim Geovedi mengaku bahwa sistem satelit cukup unik.

"Orang yang bisa mengontrol satelit harus tahu A sampai Z tentang isi satelit. Satu-satunya cara adalah
masuk ke ruang operator atau berada dalam situasi kerja sang operator (lewat peretasan)," sebutnya
dalam wawancara dengan DW.
Dari cara itu hacker bisa mengetahui kapan satelit diluncurkan, bagaimana cara kontrolnya, sistem
yang dipakai. Dari sini bisa diketahui kelemahan sistemnya. "Itu semua total insting. Semakin sering
Anda mempelajari kasus, jika berhadapan dengan kasus lain, Anda akan bisa melihat adanya kesamaan
pola," ungkapnya.

Kepada DW, Jim mengaku pernah meretas satelit Indonesia dan satelit China, di mana keduanya
merupakan satelit milik kliennya. Di kedua kasus satelit itu, Geovedi ditugasi untuk menguji sistem
keamanan kontrol satelit. Dan ia melihat ada celah untuk melakukan penggeseran.

"Satelit yang dari China bisa saya geser, tapi kalau yang dari Indonesia saya ubah rotasinya," kata dia.

Kemampuan Jim Geovedi kini kerap dijadikan bukti bahwa tanpa diploma di bidang IT, seseorang
sebenarnya bisa mencapai kesuksesan. Jim, yang telah menetap di London, kerap diwawancarai terkait
sistem keamanan satelit dan pencegahan kejahatan.

Di luar isu IT, ia juga merupakan DJ profesional dan produser musik. Ia menjadi musisi yang dinaungi
label Elektrax Recordings, sebuah label musik yang bermarkas di Sydney, Australia.

Anda mungkin juga menyukai