Anda di halaman 1dari 3

Menyikapi Trending Topik Hacker “BJORKA” di media

Deddy corbuzier menghadirkan sebuah episode menarik melalui podcast yang


diunggah di channel YouTube nya, kali ini ia membahas tema mengenai “Bjorka” yang
tengah ramai diperbincangkan. Daddy corbuzier mengundang seseorang dengan profesi
terkait hacking, yaitu Gildas Deograt Lumy. Gildas deograt lumy adalah ketua koordinator
Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi).

Diketahui, hacker Bjorka telah meretas data penting penduduk hingga data
penting pejabat negara. Pemerintahan pun mulai panik. Banyak netizen beranggapan
bahwa sosok Bjorka berasal dari Indonesia. Bapak Gildas pun beranggapan sama. Deddy
corbuzier lalu bertanya soal isu yang menyebutkan bahwa bjorka itu sebenarnya orang
Indonesia, namun bukan sosok bjorka lah si peretasnya. Menurut pak Gildas “paling tidak
yang kebocoran data 1,3 miliyar dia juga beli dari yang lain, jika dilihat dari bisnis modal
ekosistem di dark web secara umum bukan peretasnya yang menjual, yang menemukan
curi keamanan ada orang lain, yang mengeksploitasi ada orang lain, kemudian yang
menggunakan akun mencuri data orang lain, yang menjual orang lain, itu secara umum
ekosistemnya, bahkan data – data dijual sebagai services tapi ini di dark web”. Jika kita
lihat internet itu sebagai gunung es, dark web itu ujung paling bawahnya gunung es.
Isinya 99% penjahat atau aparat penegak hukum atau orang orang yang ikut melakukan
investigasi / riset terkait dengan cyber security.

Deddy corbuzier kembali mempertanyakan soal keheranannya kenapa sosok


bjorka hingga saat ini bisa lolos dan belum tertangkap. Bapak gildas deograt lumy lalu
menjelaskan bahwa saat ini tahapan yang dilakukan adalah penyelidikan darimana data
yang bocor bisa diperoleh, namun belum masuk ke tahap untuk investigasi pencarian
pelaku. Gildas deograt lumy juga mengatakan bahwa hacker bjorka bisa tertangkap,
tinggal menunggu waktu yang tepat. Namun penangkapan bjorka ini juga bisa dibilang
cukup sulit tetapi tergantung pelakunya, semakin dia profesional dan bisa mengumpat
maka sulit untuk ditangkap. Beberapa kasus walaupun kejahatannya dilakukan di dark
web, tetapi bisa diungkap. Bapak gildas juga mengatakan “Tidak heran jika data data
tersebut sudah berceceran di dark web”. Dan ia menambahkan bahwa security cyber kita
rendah banget jika dilihat dari skala 1-10, cyber security berada diposisi 3. Lalu Deddy
corbuzier menambahkan “Kemarin pak menteri menkominfo mengatakan bahwa kita
harus menjaga data pribadi masing – masing, itu kan sulit bagaimana cara kita untuk
menjaganya?”. “Sebenarnya bukan sulit, tapi karena memang tidak mungkin” tambah pak
Gildas.

Kalau bjorka ini menjual atau membeli dari dark web dan siapapun bisa masuk ke
dark web artinya semua orang bisa melakukan hal yang sama jika dia memiliki
kemampuan seperti ini. Namun Gildas Deograt lumy ini menyimpulkan bahwa bjorka ini
hanya menjual data saja di dark web, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa bisa jadi
dia meretas atau bisa jadi memang dalam satu bisnis proses itu tidak semuanya diproses
didalam sistem data base yang terlindungi, banyak proses yang kemudian data tersebut
di eksak keluar dari data base masuk ke laptop lalu dibagikan kepada orang orang yang
berhak lewat USB, nanti data tersebut bocor/berceceran. Jika kita melihat hal seperti ini di
Indonesia, Gildas Deograt Lumy sebagai salah satu yang mengerti tentang keamanan
siber ia mengatakan tujuan dari bjorka ini adalah untuk motif keuangan tapi kalo dilihat

1
dari narasi bjorka yang ada, bukan lagi tentang keuangan tetapi punya kepentingan lain.
Besar sekali kemungkinan macam macam tujuan dari bjorka ini. Bjorka ini kebanyakan
menyerang pemerintah tetapi data – data rakyat juga ada. Menurut bapak Gildas
kesalahan ini yang pasti adalah kesalahan pemerintah, data ini dikumpulkan bagian dari
proses bisnisnya pemerintah, ada payung hukumnya. Yang menjadi korban adalah warga
negara Indonesia. Jadi negara bukan hanya harus hadir, tetapi harus bertanggung jawab.
Deddy corbuzier lalu menanyakan “kenapa ini kesalahan pemerintah? Dan kenapa
masyarakat dirugikan?”, lalu Gildas menjawab “karena pemerintah yang mewajibkan kita
untuk menjalankan proses tersebut tanpa mampu menjaganya. Kita tidak bilang spesifik
kementerian lembaga tetapi pemerintah kan sebagai satu kesatuan. Dan masyarakat
dirugikan dengan data data pribadi kita yang bisa dibilang ada ditangan penjahat, berarti
ini memfasilitasi penjahat untuk melakukan kejahatannya”.

Sebagian rakyat menganggap bahwa bjorka ini adalah pahlawan, menurut Gildas
ini adalah masalah. Dalam konteks undang undang ITE itu bukan hanya yang mengakses
yang melanggar, yang memperbanyak dan yang menyebarkan itu semua kena. Jika
Gildas deograt ini memposisikan sebagai orang awam, ia tidak tahu kenapa bjorka ini
baru muncul sekarang karena bisa jadi ada unsur politis. Jika dilihat, tidak lagi murni
sebagai penjahat siber yang jual beli data tetapi sudah mulai melebar. Ada tujuan yang
bukan umumnya di dark web berkaitan dengan itu. Dark web itu isinya jual beli narkoba,
trachium trafficking, senjata, senjata siber marwe atau alat peretas, jual beli data itu
modalnya. Bapak gildas diminta beberapa bagan pemerintah untuk membantu, yang
dilakukan pemerintah sekarang adalah memastikan sampling data ini valid atau tidak.
Minimum dari banyak data yang agak aneh misalnya dalam kasus sampling data yang
dikeluarkan terkait 1,3 miliyar data tersebut, ada 1 nomor yang digunakan untuk
meregistrasi. Tapi yang kemudian bisa dikaji juga adalah dengan struktur datanya.
Struktur datanya ada atau tidak di salah satu sistem pemerintah dan dalam beberapa
analisa itu bisa jadi data ini dikumpulkan kemudian dioplos.

Deddy corbuzier mengatakan “jika bjorka yang melakukan ini, lalu dia bisa
memecah belah satu negara karena informasi informasi tertentu baik itu benar atau tidak
tapi tetap saja masyarakat terpengaruh dan terbelah artinya bisa saja serangan seperti ini
bukan berhenti di bjorka doang, bisa saja orang lain melakukan hal yang sama jika
pengamanan kita tidak kuat”. Menurut Gildas Deograt, lebih baik kita fokus. Rasa aman
itu berbahaya, jadi bapak gildas sangat menentang konsep yang menciptakan rasa aman.
Rasa aman membuat kita lengah. Yang kita butuhkan adalah keamanan yang substantif.
Keamanan substantif itu adalah ketika merasa aman bilang aman, dan ketika kita tidak
aman bilang tidak aman.

Satu bangsa dan satu negara mulai dari presiden sampai jabatan yang paling
bawah, kita harus me-revolusi pola pikir keamanan seleksiber, kedaulatan siber karena
industri be-revolusi, sedangkan masyarakat berevolusi. Tapi dalam konteks keamanan,
kedaulatan, privasi itu ber evolusi, sehingga sudah pasti kalah. Itu menjadi hal yang
fundamental. Masalah fundamental dari masalah yang ada adalah uji keamanan harus
dilakukan terhadap sistem elektronik perbankan dilakukan minimum setahun sekali
secara independen. Pada prakteknya, independensi itu tergantung uang nya darimana.

2
Deddy corbuzier mengambil kesimpulan bahwa “Kita sebagai manusia tidak
mumpuni untuk mengikuti perkembangan zaman dan teknologi itu terlalu cepat
perkembangannya”.

Hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari podcast tersebut adalah bahwa
terkait keamanan siber di negara ini yang lemah dan mudah dibobol peretas. Alhasil
masyarakat yang seharusnya dilindungi malah terancam bahaya kejahatan siber karena
data datanya tersebar di situs situs hacker. Ini memberi pelajaran kepada pemerintah
agar menguatkan dan menjaga keamanan data dan juga teknologi. Selain itu membuka
mata dan pikiran kita, bahwa tidak ada yang aman dengan dunia maya, apalagi Indonesia
dengan sistem keamanan yang rendah. Kita sebagai pengguna media sosial juga harus
berhati hati lagi dalam menggunakan sosial media.

KETERANGAN PODCAST :

a. Nama YT dan link podcast : YouTube = Deddy Corbuzier, link podcast


https://youtu.be/7xc6Mksvnhk

b. Nama MC podcast : Deddy Corbuzier

c. Nama Narasumber dan Jabatan : Gildas Deograt Lumy dengan jabatan sebagai ketua
koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi).

d. Tanggal podcast tersebut rilis : 14 September 2022

e. Durasi video : 1:08:36 (1 jam 8 menit 36 detik)

Anda mungkin juga menyukai