DI KOTA BANDUNG
METODOLOGI RISET II
Oleh :
200207149
2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Cyberbullying.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
bisa dihindari lagi, banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari perkembangan
ini. Namun, disisi lain ternyata ada dampak negatif dari adanya perkembangan
Kita mengenal istilah media sosial saat ini yang dimana banyak berbagai
jenis atau platform yang bisa di sebut sebagai media sosial yang menyajikan
berbagai informasi menarik yang bisa memberitahu kita hal apa yang sedang
terjadi di belahan dunia lainnya, ditambah lagi akses internet yang semakin
terhadap sesuatu dan sedikit demi sedikit akan mempengaruhi pola pikir dan
budaya pada masyarakat. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar
dalam setiap lini kehidupan manusia, baik itu pengaruh positif maupun negatif
beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat dilihat sebagai
berkembang pesat. Berdasarkan laporan Digital 2022 yang dilansir We are Social
and Hootsuite oleh Kemp (2020), sekitar 175,4 juta jiwa penduduk Indonesia telah
menggunakan internet, dan 160 juta jiwa sebagai pengguna media sosial aktif.
Sebanyak 210,3 juta jiwa di antaranya berusia 13-17 tahun menduduki peringkat
menggunakan media sosial (Kemp, 2020). Hal ini tentunya harus menjadi
yang terhubung 353,8 juta jiwa (128 % dari total populasi, kemudian pengguna
internet sebesar 212,9 juta (77% dari total populasi) dan pengguna media sosial
aktif 167 juta (60,4 & dari total populasi dan naik beberapa persen dari data di
tahun 2020).
Salah satu yang menjadi masalah di dunia media sosial yang sangat
dilakukan oleh orang lain baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja atau
dilakukan di dunia digital atau di dunia maya atau media sosial. Pelecehan ini
dapat dilakukan melalui pesan teks, email, pesan instan, game online, situs
web , ruang chat, atau melalui jaringan sosial (Kowalski & Limber, 2013).
Case in Indonesia yang dilakukan pada 3.077 siswa SMP dan SMA usia 13-18 di 34
pernah menjadi korban, sementara 1.182 siswa (38,41%) lainnya menjadi pelaku.
Pada data tersebut bisa kita amati bahwasannya masih banyak remaja yang
masa dewasa. Di masa ini juga setiap individu akan mengalami perkembangan
cyberbullying ini karena mereka belum memiliki kontrol diri yang baik, sebab
secara kritis terlebih dahulu sebelum bertindak, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir
sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang (Hurlock, 1994:
213). Individu yang telah mencapai kematangan emosi mampu mengontrol dan
secara obyektif dan mampu mengambil sikap dan keputusan akan suatu hal
agresif yang sengaja dilakukan oleh seseorang ataupun oleh sekelompok orang
korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya. (Kathryn Gerald, 2013). Hal
kecil dari perilaku ini yaitu penghinaan seperti menghina bentuk badan, warna
kulit ataupun hal-hal yang berkaitan dengan fisik. Dengan kata lain adanya
Selain itu kasus cyberbullying yang saat ini marak terjadi adalah
penyebaran foto maupun video seseorang yang dirasa tidak senonoh atau
kontroversial, yang dimana mengarah kepada satu orang. Namun, keaslian dari
adanya korban perundungan di media sosial. Hal ini sejalan dengan penelitian
dari Terry Brequet, Cyberbullying adalah bentuk intimidasi yang pelaku lakukan
seseorang terluka, ada banyak cara yang mereka lakukan untuk menyerang
korban dengan pesan kejam dan gambar yang mengganggu dan disebarkan
15 tahun yang pernah viral di platform youtube pada tahun 2012. Amanda tidak
menyangka jika foto-foto fulgar dia tersebar di internet dan hal yang
bullying di dunia nyata dan dunia maya. Amanda yang tidak tahan dengan
Dalam kasusnya amanda kita bisa melihat jika orang-orang yang tidak
mengenal amanda saja bisa ikut serta melakukan perilaku bullying, hal ini bisa
terjadi karena kontrol diri mereka yang rendah. Di Indonesia sendiri banyak
kasus cyberbullying, salah satunya yang sempat viral dan berujung laporan ke
pihak kepolisian adalah bullying yang dilakukan warganet kepada Bilqis putri
dari pedangdut Ayu Ting-Ting. Kasus cyberbullying yang kita ketahui muncul di
publik mungkin hanya sebagian kecil saja, bisa jadi banyak diluar sana yang
menjadi korban cyberbullying namun mereka tidak berani untuk melapor atau
angkat bicara.
jika masa remaja ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, emosi, dan sosial.
sebagai masa kekacauan emosi. Keadaan yang ekstrim, pandangan tentang masa
“storm and stress” atau juga disebut masa badai dan tekanan karena di masa
remaja ini adalah saat dimana meningkatnya fluktuasi emosi yang kurang stabil
pada remaja disebabkan oleh perubahan hormon yang di alami remaja tersebut.
masalahnya dengan orang lain, atau dapat menggunakan katarsis emosi dalam
menyalurkan 6 emosinya, seperti melakukan latihan fisik, bekerja, menangis,
serta dorongan dari dalam dirinya sehingga mampu membuat keputusan dan
mengambil tindakan yang efektif sesuai dengan standar ideal, nilai-nilai moral
dan harapan sosial (deRidder, dkk, dalam Malihah & Alfiasari, 2018).
aspek pada kontrol diri (self control), yaitu: Kontrol perilaku, kontrol kognitif dan
seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu
yang diyakini atau disetujuinya, kontrol diri dalam menentukan pilihan akan
mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.
kontrol diri rendah, 8 % memiliki kontrol diri sedang. Selanjutnya pada 204
rendah kontrol diri pada remaja maka semakin tinggi perilaku cyberbullying
muncul pada remaja, dan berlaku juga sebaliknya semakin tinggi kontrol diri
lain: fisik (seperti sakit kepala, sakit perut, gangguan tidur, kelelahan, dll),
kesedihan, stres dan gejala depresi), aktivitas sekolah (kurangnya motivasi dan
(Navarro, Yubero & Larranaga (2016)). Selain itu dampak yang paling
di media sosial memiliki dampak yang begitu besar yang mempengaruhi segala
aspek kehidupan mulai dari aspek psikologis, fisik, dan juga sosial. Dampak
cyberbullying yang dirasakan bukan hanya pada korban saja, melainkan pelaku,
pelaku dan korban juga akan berdampak. Pelaku pun bisa terjerat kasus hukum
bila mana pihak korban melaporkan pelaku ke pihak berwajib, selain itu pelaku
juga bisa mendapatkan kecaman dari masyarakat karena aksinya yang terlebih
lagi jika hal ini sudah masuk ke dunnia maya, pelaku bisa menjadi bulan-
bulanan warganet. Pada bulan juli lalu Polrestabes Bandung menerima laporan
Kota Bandung, bahkan aksi mereka di rekam dan tersebar di media sosial.
Dari hasil data awal yang peneliti lakukan secara random kepada 22
subjek di Kota Bandung pada bulan oktober 2023 mendapati bahwa mereka
mengalami atau menjadi korban dari perilaku cyberbullying, 86% dari mereka
akun.
Salah satu dari subjek pernah bercerita jika dia menyaksikan sendiri
yakni berupa penghinaan, pencemaran nama baik sampai fitnah yang membuat
korban merasa takut dan trauma untuk bermain media sosial lagi. Selain itu ada
salah satu subjek yang mengakui jika dirinya pernah menjadi korban
cyberbullying, yakni berupa pemerasan. Jadi awalnya ada akun tidak dikenal
dan di privasi mengirim subjek pesan, salah satunya berupa foro yang di edit
akun tidak di kenal ini mengancam akan menyebarkan foto ini jika subjek tidak
mengirimkan uang. Namun subjek tidak ambil pusing dan dia langsung
remaja di Kota Bandung. Akhir-akhir ini banyak sekali berita tentang pembulian
atau perundungan remaja, khususnya pada media sosial. Hal ini harus jadi
perhatian penting dari semua pihak demi kesejahteraan remaja, terlebih lagi
kontrol diri pada usia remaja ini masih sangat labil. Maka dari itu pentingnya
memiliki kontrol diri yang baik supaya bisa menghindari perilaku cyberbullying.
Maka dari itu peneliti akan mengangkat penelitian yang berjudul “Hubungan
kontrol diri (Self Control) dan Cyberbullying serta penelitian ini bisa di
gunakan sebagai referensi untuk peneliti lainnya dengan tema yang sama
perilaku cyberbullying.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Cyberbullying
1. Definisi
perundungan ini dilakukan dalam dunia maya atau dunia digital atau juga
dalam media sosial. Perundungan ini dapat dilakukan melalui pesan teks, e-mail,
pesan instan, permainan online, situs web, chat rooms, atau melalui jejaring
kelompok dengan sengaja melukai orang lain baik dalam bentuk tulisan, visual
komunikasi (Nartgün & Cicioğlu, 2015; Nixon, 2014; Nordahl, Beran, & Dittrick,
baik secara tulisan, visual atau gambar, video dan/ komunikasi oral dengan niat
jangka waktu yang lama. Penindasan siber mirip dengan penindasan biasa,
2. Aspek-aspek Cyberbullying
forum publik, chat room atau papan pengumuman yang bisa dilihat
orang lain.
mengirimkannya kepada orang lain melalui surel atau pesan instan, atau
pesan elektronik di dalam chat, pesan instan atau via email dengan
sosial dan menggunakan identitas daring orang itu untuk mengirim atau
orang lain.
Orang lain secara online hanya mengenal mereka dengan nama samaran
merugikan.
komunikasi pribadi seperti pesan teks, email atau pesan instan. Berbagi
h. Cyber Stalking, ini adalah bentuk pelecehan. Pelaku akan berulang kali
keselamatan dia.
3. Dampak Cyberbullying
stres dan bahkan ketika dirinya tidak mampu lagi menangani hal tersebut
pada setiap individunya. Hal ini tergantung dari cara individu tersebut
perkembangan selanjutnya.
Faktor keluarga meliputi pola asuh, dukungan keluarga, dan stress orang
tua. Faktor teman berupa dukungan. Faktor sekolah yaitu jenis sekolah.
Menurut Block dan Block ada tiga jenis kualitas kontrol diri
secara tepat.
dari:
Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia
yang terpola secara genetik, kecuali jika gangguan atau hambatan oleh
menerapkan sikap disiplin kepada anaknya secara intens sejak dini, dan
karena pasalnya dengan internet yang kaitannya media sosial semua informasi
dan komunikasi bisa dengan sangat cepat merebak luas. Dalam sebuah
namun tak dapat disangkal ia akan diiringi oleh dampak negatif dan salah
satunya adalah cyberbullying (Agustina, 2019; Syah & Hermawati, 2018), sebagai
positif dan negatif terhadap penggunanya. Kasus tentang bullying sudah sering
terjadi di dalam kehidupan sehari-hari dan sudah berlangsung kurang lebih dari
tiga puluh tahun lalu (Fadli, 2017). Bullying merupakan perilaku agresif yang di
secara fisik (mendorong, menampar, atau memukul). Metode lain yang umum
tentang seseorang dalam forum publik online. Oleh karena itu, Cyberbullying
korban yang jauh secara fisik. Dampak dari cyberbullying untuk para korban
tidak berhenti sampai pada tahap depresi saja, melainkan sudah sampai pada
tindakan yang lebih ekstrim, yaitu bunuh diri (Fadli & Gazi, 2017).
Masa remaja menjadi masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Masa remaja sering diidentikkan sebagai masa individu mulai berusaha
masa peralihan ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami
Cyberbullying yang terjadi pada remaja tidak muncul begitu saja. Namun,
oleh Zhang, dkk. (2021) pada karyawan di United States. Hasil penelitiannya
yaitu kontrol diri yang rendah pada karyawan memiliki kecenderungan yang
lebih besar untuk menjadi pelaku cyberbyllying. Pada hasil penelitian yang
dilakukan oleh Peker (2017) pada menunjukkan bahwa kontrol diri memberikan
perilaku cyberbullying.
semakin tinggi kontrol diri yang dilakukan oleh individu tertentu, akan
D. Kerangka Pemikiran
s
E. Hipotesis Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Alhamidi, R. (2023, Juni 9). Ortu Korban Perundungan Bocah di Bandung Lapor
dan-kriminal/d-6764120/ortu-korban-perundungan-bocah-di-bandung-
lapor-polisi
Dewi, H. A., Suryani, & Sriati, A. (2020, Juni 2). Faktor faktor yang memengaruhi
36.
Marsela, R. D., & Supriatna, M. (2019). Kontrol Diri : Definisi dan Faktor. Journal
NINGRUM, F. S., & AMNA, Z. (2020, Juni 26). Cyberbullying Victimization dan
1, 44 - 62.
Projo, K. D., Nuqul, F. L., & Widodo, R. W. (2022, Oktober). Pengaruh kontrol
https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jpt/index
Putri, M. A., Supriatna, M., & Nadhirah, N. A. (2022, Desember 2). Upaya Guru
doi:https://doi.org/10.24176/jkg.v8i2.7700
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/asjn/issue/view/1328
09.018
Nartgün, Ş. S., & Cicioğlu, M. (2015). Problematic Internet Use and Cyber
Nordahl, J., Beran, T., & Dittrick, C. J. (2013). Psychological Impact of Cyber-
Bullying Implications for School Counsellors. Canadian Journal of Counseling and
Psychotherapy, 47(3), 383-402.
Navarro, Raul., Yubero, Santiago., & Larranaga, Elisa (eds). 2016. Bandung:
1976) 31 M. Nur Gufron & Rini Risnawita S. Teori-teori Psikologi, 2016. 32.
Prawira, A. E. (2013). Jejaring sosial bikin orang kehilangan kontrol diri. Diunduh
Technology. https://doi.org/10.1177/02683962211027888
perilaku cyberbullying pada remaja pengguna media sosial anonym. Buletin riset