Anda di halaman 1dari 19

KEMITRAAN DAN PEMBERDAYAAN DALAM

KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

Dr. RIKA DAMAYANTI, SKp, M.Kep., Ns. Sp.Kep.J


LATAR BELAKANG

Kemiskinan Pendidikan,
Kesehatan, Ketidakberdayaan Meningkatkan beban
HDI Indonesia Menurunnya
Ekonomi, Pekerjaan, individu, keluarga,
(Meningkatkan produktivitas dan
Urutan 111 dari 189 Berpartisipasi masyarakat dan
masalah kesehatan kualitas hidup
negara negara
(Basic Need fisik dan jiwa)
Urutan 6 di ASEAN Approach)

Hasil penelitian 20 tahun terakhir menunjukkan


1. Kelompok berpenghasilan rendah berisiko mengalami depresi 1,5 hingga 2 kali lebih tinggi dibandingkan
kelompok berpenghasilan tinggi
2. Orang yang mengalami kelaparan atau menghadapi hutang lebih mungkin untuk menderita gangguan mental
yang umum
3. Gangguan mental umum juga lebih lazim bagi orang yang tinggal di perumahan miskin dan padat
4. Perkiraan prevalensi gangguan mental tertinggi dapat ditemukan di antara orang-orang dengan tingkat
pendidikan terendah atau orang-orang yang menganggur (Das et al., 2009)
MASALAH KESEHATAN JIWA NASIONAL
(Hasil Riset Kesehatan Dasar Puslitbang Kemenkes)

2013 2018
INDONESIA INDONESIA

ODGJ : 1,7 ODGJ : 7


permil permil

ODMK : 6,7 ODMK : 9,8


% %

Sumber: Riskesdas 2018


DAMPAK MASALAH KESEHATAN JIWA DI INDONESIA

JUMLAH PENDUDUK INDONESIA


Perubahan Paradigma Pelayanan
Kesehatan Jiwa
267.700.000 (Hospital based menjadi community
based, fokus pengobatan menuju
Jumlah Penduduk Dewasa 70% X 267.700.000 = pemberdayaan)
175.000.000 ORANG

Jumlah Orang Dengan 0.007 X 175 JT = 1.225.000


Gangguan Jiwa Berat ORANG Empowering Process+literacy+self efficacy
(tidak dapat bekerja) 1.225.000 x 2 juta = (Lifelong Learning Process)
2,450,000,000,000 (SDGs 4) menjamin kualitas pendidikan yang
inklusif dan merata serta meningkatkan
kesempatan belajar sepanjang hayat untuk
semua
Pendamping pasien (care 1.225.000 X 1 juta =
giver) jika 50% tidak 1,225,000,000,000
bekerja karena harus
merawat anggota Kemitraan lintas program, sektor,
keluarganya bidang
(SDGs : meningkatkan kemitraan global
Total estimasi kehilangan 3,675,000,000,000 dengan prinsip utamanya Leave No One
potensi ekonomi per bulan Behind
TEMUAN ANALISA POLA KEMITRAAN DALAM
PELAYANAN KESEHATAN JIWA Potensi integrasi program kesehatan jiwa
ke dalam program lintas sektor

Kementerian
Pemberdayaan Pengembangan model pembangunan
Perempuan dan kesehatan jiwa yang berfokus pada
Perlindungan
Anak perlindungan anak dan kelompok rentan
Kementerian
Kementerian
Hukum dan Hak
Dalam Negeri Peningkatan pemberdayaan masyarakat
Asasi Manusia
dengan mengikutsertakan pemberdayaan
Tahun 2011
perempuan
Kementerian
kesehatan
melakukan
koordinasi Peningkatan sistem rujukan kesehatan
Kementerian Kementerian
jiwa
Sosial Agama

Kementerian Penguatan program PNPM, baik PNPM


Pendidikan Mandiri Pedesaan dan PNPM Generasi
Nasional

IMPLEMENTASINYA MASIH BELUM SEPERTI YANG


DIHARAPKAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH

UU Kesehatan Jiwa No 18 tahun 2014 yang


menekankan pada upaya promotif, preventif, kuratif Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian
Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) No dan rehabilitatif yang terintegrasi dan Kesehatan tahun 2015-2019 merumuskan
406 tahun 2009 tentang Pedoman berkesinambungan dengan melibatkan lembaga visi Peningkatan Pelayanan Kesehatan
pemerintah maupun swasta serta keluarga dan
Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Jiwa Masyarakat yang Optimal dan
masyarakat. Pasal 26 mencantumkan bahwa upaya
yang menekankan perubahan fundamental rehabilitatif meliputi rehabilitatif psikiatrik dan atau Berkeadilan. Salah satu misinya adalah:
pada pelayanan kesehatan jiwa berbasis rehabilitatif psikososial serta rehabilitasi sosial. mendorong kemandirian dan kemitraan
klinik individual menjadi produktif sosial Pasal 28 menjelaskan bahwa rehablitasi sosial bisa masyarakat untuk mewujudkan jiwa yang
dilakukan antara lain melalui pelatihan vokasional sehat.
dan pembinaan kewirausahaan.

Peraturan Menteri Kesehatan No 39 tahun


2016, tentang Pedoman Penyelenggaraan Peraturan Menteri Kesehatan No 54 tahun
Program Indonesia Sehat dengan 2017, tentang Penanggulangan Pemasungan
Pendekatan Keluarga (PIS PK), pedoman ini pada Orang Dengan Gangguan Jiwa, PMK ini
menekankan pentingnya pemberdayaan menekankan pentingnya rehabilitasi
keluarga dan masyarakat untuk sebagai upaya mencegah pemasungan
meningkatkan kemandirian dalam bidang kembali dan pemberdayaan ODGJ dalam
kesehatan yang didukung dengan proses reintegrasi di masyarakat dan
pelindungan finansial dan pemerataan peningkatan kualitas hidup (pasal 7)
pelayanan kesehatan.
KAJIAN TEORI

Pemberdayaan Kemitraan
masyarakat & Lintas program,
Community Based sektor dan bidang
Education (CBE)

Pelayanan
kesehatan jiwa
masyarakat
PEMBERDAYAAN
• Pemberdayaan adalah suatu proses untuk memberikan
daya/ kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah
(powerless) dan mengurangi kekuasaan (disempowered)
kepada pihak yang terlalu berkuasa (powerfull) sehingga
terjadi keseimbangan (Djohani, 2003)

Empowerment is not an end,


but a process that all human
beings experience
community
leader

community community
technology organization

CIRI-CIRI
PEMBERDAYAAN

community community
knowledge fund

community
material
TAHAPAN PEMBERDAYAAN

Collabora
informing consulting involving empowering
ting
EMPOWERING SETTING
Aras makro Perumusan kebijakan, perencanaan
• Pemberdayaan sosial, kampanye aksi sosial, lobbying,
komunitas pengorganisasian masyarakat,
manajemen konflik
Aras Mezzo
• Pemberdayaan
kelompok Pemberdayaan dilakukan terhadap
sekelompok klien: Supportif Group,
Self Help Group

Aras mikro
• Pemberdayaan
individu Bimbingan, konseling, stress
management, crisis intervention
INDEKS KEBERDAYAAN
Schuler, Hashemi dan Riley mengembangkan
beberapa indikator pemberdayaan yang Mardikanto (2018) mengemukakan indikator keberhasilan
disebut sebagai empowerment index atau yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-
indeks pemberdayaan (Girvan, 2004 dalam program pemberdayaan masyarakat mencakup :
Suharto, 2005) 1. Jumlah warga yang secara nyata tertarik untuk hadir
dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan
2. Frekuensi kehadiran tiap-tiap warga pada pelaksanaan
1. Kemampuan menyelesaikan masalah tiap jenis kegiatan
kesehatan 3. Tingkat kemudahan penyelenggaraan program untuk
2. Kebebasan mobilitas memperoleh pertimbangan atau persetujuan warga atas
ide baru yang dikemukakan
3. Kemampuan membeli komoditas “kecil” 4. Jumlah dan jenis ide yang dikemukakan oleh masyarakat
yang ditujukan untuk kelancaran pelaksanaan program
4. Kemampuan membeli komoditas “besar” pengendalian
5. Terlibat dalam pembuatan keputusan- 5. Jumlah dana yang dapat digali dari masyarakat untuk
keputusan rumah tangga menunjang pelaksanaan program kegiatan
6. Intensitas kegiatan petugas dalam pengendalian
6. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga
masalah
7. Kesadaran hukum dan politik 7. Meningkatnya kapasitas skala partisipasi masyarakat
dalam bidang kesehatan
8. Keterlibatan dalam kampanye dan protes- 8. Berkurangnya masyarakat yang menderita
protes
9. Meningkatnya kepedulian dan respon terhadap perlunya
9. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap peningkatan kehidupan kesehatan
keluarga 10.Meningkatnya kemandirian kesehatan masyarakat
PELAYANAN KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

• Kesehatan jwa masyarakat adalah suatu pendekatan pelayanan


kesehatan jiwa berbasis masyarakat, dimana seluruh potensi yang ada
di masyarakat dilibatkan secara aktif.
• Paradigma baru dalam kesehatan jiwa komunitas adalah konsep
penanganan masalah kesehatan jiwa di bidang promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
• Dalam penanganan gangguan jiwa, terutama terhadap penderita
gangguan jiwa berat, dilakukan secara manusiawi tanpa mengabaikan
hak-hak azasi mereka. Pendekatan yang dilakukan beralih dari klinis-
individual ke produktif-sosial sesuai dengan berkembangnya konsep
kesehatan jiwa komunitas (Siti, 2015).
KEMITRAAN
Masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala sudah menjunjung tinggi budaya
kerjasama dengan istilah gotong royong yang esensinya sesungguhnya adalah
kemitraan. Setiap propinsi di Indonesia memiliki budaya gotong royong dengan istilah
yang berbeda-beda sesuai kearifan lokal dan bahasa daerah masing-masing, begitu juga
dengan bidang kerjasamanya.

Kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok


atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Dalam
kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing
anggota tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah
dibuat dan saling berbagi (sharing) baik dalam risiko maupun keuntungan yang
diperoleh. Dari batasan ini terdapat 3 kata kunci dalam kemitraan, yakni: a) kerjasama
antara kelompok, organisasi, dan individu, b) bersama-sama mencapai tujuan tertentu
(yang disepakati bersama), c) saling menanggung risiko dan keuntungan.
PRINSIP KEMITRAAN
• Saling menghormati dan mendengarkan dengan seksama privasi
mitra.
• Keadilan dan transparansi dalam alokasi sumber daya dan dana
• Peran yang jelas dan harapan (tinggi) dari masing-masing mitra
• Struktur manajemen yang fleksibel dan lebih datar untuk
mempromosikan kesetaraan dan kepercayaan di antara para mitra
• Membangun hubungan yang tulus dan lama berdasarkan pada
keterbukaan dan kepercayaan.
(Breuer et al., 2019)
INDIKATOR KEMITRAAN

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

Pertemuan- Terbentuknya
Banyaknya mitra pertemuan jaringan kerja
Membaiknya
yang terlibat Lokakarya Tersusunnya
indikator derajat
Sumber daya (3 Kesepakatan program dan
kesehatan
M) yang tersedia bersama pelaksanaan
Seminar kegiatan bersama

Anda mungkin juga menyukai