Anda di halaman 1dari 8

NAJIS KEPUTIHAN DAN TATA CARA SHOLAT WANITA YANG KEPUTIHAN

PERTANYAAN :
‫السالم عليكم و رحمة اهلل و بركاته‬
Kami ingin menanyakan, Apakah darah keputihan termasuk ruthubah alfarji / ‫رطوبة الفرج‬, sehingga di–hukumi
Najis ?Terima kasih atas Jawabannya.
JAWABAN :
Wa'alaikumsalam. Berikut hasil pembahasan Shalat Wanita Yang Keputihan  dalam Hasil Bahts Masail LBM NU
Mojokerto :
Permasalahan : Cairan putih yang keluar dari kemaluan seorang wanita, akibat penyakit keputihan apakah
termasuk haid? Najis ataukah tidak? Dan bagaimana caranya shalat bagi wanita tersebut?
Jawaban:
Tidak termasuk haid. Cairan putih sebab keputihan hukumnya najis, karena keluar dari dalam farji. Untuk
masalah shalat bagi wanita yang menderita keputihan, apabila cairan itu keluar terus menerus seperti orang
beser, maka berlaku hukum seperti orang yang beser.
Cara yang harus dilakukan adalah dengan mensucikan kemaluan/farji, setelah itu disumbat dengan pembalut
atau kapas. Barulah kemudian berwudlu dengan menyegerakan shalat. Penderita keputihan dan orang yang
beser tidak boleh menunda-nunda shalat setelah berwudlu, kecuali untuk kemaslahatan shalat seperti menjawab
adzan atau menunggu jamaah. Dasar Pengambilan :
- Hasyiyah Jamal II hal. 149 :
ُ‫ب غَ ْسلُه‬ ِ ِ ِ ْ ‫ فَِإ ْن َخرج‬، ُ‫ت ِمن مح ٍّل ي ِجب غَسلُه‬ َ ِ‫ْي َوال َْع َر ِق َو َم ِح ُّل ذَل‬
ِ ‫ض ُمَت َر ِّد ٌد َب ْي َن ال َْمذ‬ ِ ٍ
ُ ‫ت م ْن َمح ٍّل اَل يَج‬ ََ ْ ُ َ َ َ ْ ْ ‫ك إذَا َخ َر َج‬ ُ َ‫( َق ْولُهُ َو ُرطُوبَة َف ْر ٍج ) ه َي َماءٌ أ َْبي‬
ِ َّ ِ ِ ْ ‫سةٌ ؛ أِل ََّن َها ُرطُوبَةٌ َج ْوفِيَّةٌ َو ِه َي إذَا َخ َر َج‬ ِ
‫س‬ َ َ‫استِ َها َوإِذَا اَل ق‬
َ ‫اها َش ْيءٌ م ْن الطاه ِر َتنَ َّج‬ َ ‫ت إلَى الظَّاه ِر يُ ْح َك ُم بِنَ َج‬ َ ‫فَ ِه َي نَج‬
(Pernyataan cairan dalam kemaluan) yaitu cairan putih yang ambigu antara madzi dan keringat. Titik tekan
masalah ini, yaitu ketika cairan itu keluar dari tempatnya yang wajib membersihkannya. Apabila cairan itu keluar
dari tempat yang tidak wajib dibersihkan maka dihukumi najis, karena hal itu merupakan cairan dari dalam.
Apabila cairan itu keluar dari anggota dzahir, maka dihukumi najis. Apabila sesuatu yang suci bersentuhan
dengannya maka menjadi mutanajis.
- Minhaj al Tullab I hal 26 :
‫واالستحاضة كسلس فال تمنع ما يمنعه الحيض فيجب أن تغسل مستحاضة فرجها فتحشوه فتعصبه بشرطهما فتطهر لكل فرض وقته وتبادر به وال يضر‬
‫تأخيرها لمصلحة كستر وانتظار جماعة‬
Istihadzah (darah penyakit) itu seperti orang yang beser, maka orang yang istihadzah tidak tercegah melakukan
sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang haid. Maka wajib bagi seorang yang istihadzah untuk
mensucikan farjinya, menyumpal dan membalutnya sesuai dengan syarat-syaratnya, kemudian berwudlu. Hal ini
wajib dilakukan setiap akan menjalankan shalat fardlu dan bersegera menjalankannya. Mengakhirkan shalat
(setelah wudlu) diperboleh bila untuk kemaslahatan seperti menutup aurat atau menunggu jamaah.

KEPUTIHAN [ RUTHUBATUL FARJI ] DAN HUKUMNYA


PERTANYAAN :
Apa yang dimaksud basahannya Farji'
‫رطوبة الفرج‬
Apa peluh/keringat ? Atau lendir ? Atau ? Apa suci atau najis ? [Rampak Naung ].
JAWABAN :
Keputihan (rutubatul farji) adalah lendir normal pada tiap perumpuan dan dapat pula karena infeksi,maka bila
normal ditafshil:
1.lendir atau kelembaban yang keluar dari organ farji yang wajib dibasuh ketika istinja' (organ farji yang tampak
ketika wanita duduk) maka hukumnya suci.
2.bila keluar dari balik farji (organ farji yang tidak tersentuh dzakar mujami') maka hukumnya najis karena
tergolong keluar dari dalam (jauf).
3.bila keluar dari organ farji yang tidak wajib dibasuh namun dapat terjangkau dzakar mujami' maka hukumnya
suci menurut qoul ashoh. [Awan As-Safaritiyy Asy-syaikherriyy].
.‫على األصح)مقابله أنها نجاسة‬:‫(قوله‬.‫سواء خرجت من آدمي أو من حيوان طاهر غيره‬,‫أي فهي طاهرة أيضا‬.‫(قوله رطوبة فرج)معطوف على بلغم‬
‫الذي اليجب‬:‫(قوله‬.‫متردد بين المذي ووالعرق)أي ليس مذيا محضا وال عرقا كذالك‬:‫(قوله‬.‫وهي)أي رطوبة الفرج الطاهرة على األصح‬:‫(قوله‬
‫وحاصل ما ذكره الشارح‬.‫ألنها حينئذ رطوبة جوفية‬,‫إنها إن خرجت من محل اليجب غسله فهي نجسة‬:‫وقال‬,‫غسله)خالف فى ذالك الجمال الرملي‬
‫وهي ما تخرج من وراء باطن‬,‫ونجسة قطعا‬.‫وهو ما يظهر عند جلوسها‬,‫وهي ما تخرج مما يجب غسله فى اإلستنجاء‬,‫طاهرة قطعا‬:‫فيها أنها ثالثة أقسام‬
‫وهذا التفصيل هو ملخض ما فى‬.‫وهي ما تخرج مما اليجب غسله ويصله ذكر المجامع‬,‫وطاهرة على األصح‬.‫وهو ما اليصله ذكر المجامع‬,‫الفرج‬
‫والحاصل أن األوجه‬.‫وفى شرح العباب بعد كالم طويل‬,‫أطلق فى شرحي اإلرشاد نجاسة ما تحقق خروجه من الباطن‬: ‫وقل العالمة الكردي‬.‫التحفة‬
.‫أنها متى خرجت مما اليجب غسله كانت نجسة‬.‫مادل عليه كالم المجموع‬
Fokus :
‫وهي‬,‫ونجسة قطعا‬.‫وهو ما يظهر عند جلوسها‬,‫وهي ما تخرج مما يجب غسله فى اإلستنجاء‬,‫طاهرة قطعا‬:‫وحاصل ما ذكره الشارح فيها أنها ثالثة أقسام‬
‫إعانة الطالبين‬  ‫وهي ما تخرج مما اليجب غسله ويصله ذكر المجامع‬,‫وطاهرة على األصح‬.‫وهو ما اليصله ذكر المجامع‬,‫ما تخرج من وراء باطن الفرج‬
106 ‫ ص‬1 ‫ج‬
APAKAH KEPUTIHAN MEMBATALKAN SHOLAT
PERTANYAAN :
Bagaimana hukumnya apabila seorang wanita sedang keputihan, waktu ia berwudhu keputihannya tidak keluar.
Tapi ketika sholat baru dapat 1 atau 2 rokaat keputihannya keluar sedikit. Itu sholatnya batal tidak ya ?
Dihentikan wudhu lagi atau dilanjutkan ?
JAWABAN :
Da’imul hadats yang hendak salat fardlu, wudlunya wajib dilaksanakan setelah masuknya waktu salat. Setiap
akan bersesuci (wudlu/tayamum), wajib membersihkan kemaluannya dengan air atau istinja’ dengan benda
padat dsb. Lalu menyumbat lubang kemaluannya dengan sejenis kapas yang suci. Bila setelah disumbat
hadasnya (darah/kencing) masih merembes keluar, ia wajib memakai pembalut dan bercelana dalam yang kuat.
Untuk pria hal ini dilakukan dengan cara membalut kepala penis lalu mengikatnya.
Semua ini dilakukan bila memang;
1.Tidak membahayakan diri; misalnya menimbulkan rasa sakit atau panas dengan terhentinya aliran darah. Bila
hal itu dirasa membahayakan / menyakitkan, maka boleh tidak melakukan penyumbatan atau pembalutan.
2.Tidak berpuasa. Bagi mereka yang berpuasa tidak boleh melakukan penyumbatan. Sebab bisa membatalkan
puasa.
Jika setelah disumbat atau memakai pembalut hadasnya masih merembes keluar karena darah/kencingnya
sangat kuat –bukan karena kurang kuat dalam membalut-, tidak menjadi masalah. Artinya salatnya sah, karena
wudlunya tidak batal. Berbeda halnya jika hadas tersebut merembes karena kurang kuat dalam membalut.
Ketika menyumbat tidak boleh ada bagian kain/kapas penyumbat yang keluar, atau berada pada vagina/penis
bagian luar. Meskipun sedikit. Sebab bila ada penyumbat yang keluar ke vagina/penis luar –walaupun hanya
sehelai benang-, maka salatnya tidak sah. Sebab dianggap membawa barang najis. Yang dimaksud vagina
bagian luar adalah daerah yang tampak ketika sedang jongkok buang air.
Semua hal di atas (membasuh kelamin, menyumbat sampai dengan salat) harus dilaksanakan setelah
masuknya waktu dan tidak boleh lamban. Bila setelah wudlu, ia tidak langsung salat, maka wudlunya batal.
Kecuali jika kelambanannya tersebut untuk kemaslahatan salat, semisal untuk menutup aurat, menunggu
adzan /iqamah, mencari arah qiblat atau menunggu jamaah.
Perlu diketahui bahwa, wudlu bagi orang yang selalu berhadas (termasuk mustahadhah) hukumnya sama
dengan orang bertayammum. Dalam artian, niat wudlunya sama dengan niat tayammum. Tidak boleh niat wudlu
sebagaimana biasa.
Contoh niat wudlu bagi mustahadhah adalah;
a) niat wudlu agar diperbolehkan salat Ashar,
b) niat wudlu agar diperbolehkan membaca al-Qur’an, atau lainnya.
Satu kali wudlu yang diniatkan untuk salat fardlu hanya dapat dipakai untuk satu kali salat fardlu dan beberapa
salat atau ibadah sunnat, sampai dengan keluarnya waktu salat. Jadi misalkan wudlunya untuk salat Zuhur,
maka setelah melakukan salat Zuhur ia boleh melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang lain –tanpa
mengulangi wudlunya– sampai keluarnya waktu Zuhur. Setelah itu wudlunya dianggap batal.
Da’imul hadats yang setelah wudlu hadasnya (darah/kencing) berhenti cukup lama (cukup untuk salat dan
wudlu), maka wudlunya batal. Demikian juga sebaliknya, wudlu yang dilaksanakan saat darahnya berhenti
(lama) tersebut batal dengan keluarnya darah.Mustahadhah yang memiliki kebiasaan kadang-kadang darahnya
bersih (yang lama) dan kadang-kadang keluar, wajib melaksanakan salat dan wudlu pada saat masa bersih.
Kecuali bila khawatir kehabisan waktu salat. Maka wajib wudlu dan salat pada saat darahnya mengalir, tanpa
menunggu masa bersih.Mustahadhah yang jika melaksanakan shalat berdiri darahnya lebih deras daripada saat
duduk, maka harus shalat dengan duduk. Wallahu A’lam.

INILAH NAJIS-NAJIS YANG DIMA'FU (DIMAAFKAN)

PERTANYAAN :

Assalamualaikum, para mualim kitab saya mohon dicopaskan tentang macam-macam najis ma'fu baik di dalam
sholat maupun luar sholat, terima kasih atas jawabannya. Wassalam. [Alhimni Rusdy].

JAWABAN :

Wa alaikumus salaam warohmatulloh, pembagian Najis di antaranya :


1.najis yang dima'fu baik sedikit maupun banyaknya, baik di baju maupun di badan, yaitu : darahnya kutu loncat,
kutu rambut, nyamuk, jerawat, nanah, bisul, cacar dan darah tempatnya bekam.di ma'funya najis-najis tsb
dengan 2 syarat :
a.bukan atas perbuatan diri sendiri, jadi misalnya membunuh kutu kemudian darahnya mengotori baju dan
banyak darahnya maka tidak dima'fu.
b.tidak melampaui batas dalam membiarkannya, karena manusia mempunyai kebiasaan mencuci baju,jika baju
ditinggalkan tanpa dicuci selama setahun misalnya, dan dibiarkan bertumpuk-tumpuk maka tidak dima'fu.
2.najis yang sedikitnya dima'fu, jika banyak tidak dima'fu, yaitu : darahnya orang lain dan tanah jalanan yang
diyakini najisnya.
3.najis yang dima'fu bekasnya dan tidak di ma'fu dzatiyahnya, yaitu : bekas istinja' dan sisa bau atau warna najis
yang sulit hilangnya.
4.najis yang tidak dima'fu dztiyah dan bekasnya, yaitu selain najis-najis yang disebut diatas.

Pembagian najis yang dima'fu :


1.najis yang dima'fu di air dan baju, yaitu : najis yang tidak terlihat pandangan mata, debu najis yang kering,
sedikit asap, rambut, mulutnya kucing dan bayi.yang semisal air adalah benda cair, dan yang semisal baju
adalah badan.
2.najis yang dima'fu di air dan benda cair tapi tidak di ma'fu dibaju dan badan, yaitu : bangkai hewan yang tidak
mempunyai darah mengalir, lobang kotoran burung, kotoran ikan, dan cacing yang muncul dalam benda cair.
3.sebailknya kedua, dima'fu di baju dan badan tapi tidak dima'fu di air dan benda cair, yaitu : darah sedikit, tanah
jalanan, ulat sutera jika mati di dalamnya.maka tidak wajib membasuhnya sebagaimana penjelasan al hamawy,
sedangkan penjelasan qodhi husain sebaliknya.
4.najis yang dima'fu pada tempat saja, yaitu : kotoran burung di masjid dan tempat towaf, dan disamakan
dengannya yaitu sesuatu yang berada dalam perut ikan yang kecil.

Macam-macam najis dari segi dima'funya :


1.najis yang dima'fu jika ada di baju dan badan yaitu najis yang sangat kecil yang tidak terlihat oleh mata.
2.najis yang dima'fu di baju tapi tidak dima'fu jika ada di air, yaitu : seperti darah yang sedikit.
3.najis yang dima'fu di air tapi tidak dima'fu jika ada di baju : seperti bangkai yang tidak mengalir padanya darah,
seperti bangkai lalat dan semut.
4.najis yang tidak dima'fu sama sekali yaitu selain dari pada najis yang telah disebutkan di atas. Wallohu a'lam
bis showab. (Mas Hamzah, Muhib Salaf Soleh ).
- kitab asbah wan nadhoir :
‫تقسيم النجاسات‬
‫أقسامأحدها ‪ :‬ما يعفى عن قليله وكثيره في الثوب والبدن وهو ‪ :‬دم البراغيث والقمل والبعوض والبثرات والصديد والدماميل والقروح وموضع الفصد‬
‫والحجامة ولذلك شرطان‬
‫أحدهما ‪ :‬أن ال يكون بفعله ‪ ،‬فلو قتل برغوثا فتلوث به وكثر ‪ :‬لم يعف عنه‬
‫واآلخر ‪ :‬أن ال يتفاحش باإلهمال فإن للناس عادة في غسل الثياب ‪ ،‬فلو تركه سنة مثال وهو متراكم لم يعف عنه قال اإلمام ‪ :‬وعلى ذلك حمل الشيخ‬
‫جالل الدين المحلي قول المنهاج إن لم يكن بجرحه دم كثير ‪.‬‬
‫الثاني ‪ :‬ما يعفى عن قليله دون كثيره وهو ‪ :‬دم األجنبي وطين الشارع المتيقن نجاسته ‪.‬‬
‫الثالث ‪ :‬ما يعفى عن أثره دون عينه وهو ‪ :‬أثر االستنجاء ‪ ،‬وبقاء ريح أو لون عسر زواله ‪.‬‬
‫الرابع ‪ :‬ما ال يعفى عن عينه وال أثره وهو ما عدا ذلك ‪.‬‬

‫تقسيم ثان ما يعفى عنه من النجاسة أقسام ‪:‬‬


‫أحدها ‪ :‬ما يعفى عنه في الماء والثوب وهو ‪ :‬ما ال يدركه الطرف وغبار النجس الجاف وقليل الدخان والشعر وفم الهرة والصبيان ‪ .‬ومثل الماء ‪:‬‬
‫المائع ومثل الثوب ‪ :‬البدن‬
‫الثاني ‪ :‬ما يعفى عنه في الماء والمائع دون الثوب والبدن وهو الميتة التي ال دم لها سائل ومنفذ الطير وروث السمك في الحب والدود الناشئ في‬
‫المائع ‪.‬‬
‫الثالث ‪ :‬عكسه ‪ ،‬وهو ‪ :‬الدم اليسير وطين الشارع ودود القز إذا مات فيه ‪ :‬ال يجب غسله صرح به الحموي وصرح القاضي حسين بخالفه‬
‫الرابع ‪ :‬ما يعفى عنه في المكان فقط ‪ ،‬وهو ذرق الطيور في المساجد والمطاف كما أوضحته في البيوع ويلحق به ما في جوف السمك الصغار على‬
‫القول بالعفو عنه لعسر تتبعها وهو الراجح ‪.‬‬

‫التقريرات السديدة ج ‪ ١‬ص ‪.١٣٠‬‬


‫أقسام النجاسات المعفو عنها أربعة ‪ .١ :‬ما يعفى عنه في الثوب و الماء و هو ما ال يدرك الطرف ‪ .٢.‬ما يعفى عنه في الثوب دون الماء كقليل الدم‪.‬‬
‫‪ .٣‬ما يعفى عنه في الماء دون الثوب ‪ :‬الميتة التي ال دم لها سائل كذباب و نمل‪ .٤.‬ما ال يعفى عنه مطلقا ‪ :‬بقية المجاسات‪.‬‬
‫‪.‬‬

‫‪SEKILAS TENTANG SHOLAT SUNAT HADIYYAH‬‬


‫‪PERTANYAAN :‬‬
‫‪Assalamu'alaikum, wong bodoh mau tanya :‬‬
‫?‪1. sholat sunnat hadiyyah itu afdholnya dikerjakan kapan ya..‬‬
‫‪2. tolong dong, sundulin artikel atau dokumen tentang puasa..! soalnya saya lagi butuh banget,‬‬
‫‪sebelum & sesudahnya, saya haturkan terima kasih..! wassalamu'alaikum. [Jalil Abdul].‬‬
‫‪JAWABAN :‬‬
‫‪Wa'alaikumussalam,‬‬
‫‪1. Menurut Syaikh Arsyad banjar dan Syaikh Nawawi tanara ada kok sholat hadiyah. Pelaksanaan nya ba'da‬‬
‫‪maghrib malam pertama setelah mayit dikubur. Entah ini hadits sohih atau bukan. Hadits ini yang disebutkan‬‬
‫‪Syaikh Arsyad:‬‬
‫عن حذيفة قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم ﻻ يأتي على الميت ساعة أشد من أول ليلة فارحموا أمواتكم بالصدقة فإن لم تجدوا فليصل أحدكم‬
‫ركعتين الخ‬
‫‪Diriwayatkan dari Hudzaifah Rosulullah SAW bersabda : Tidaklah datang pada mayit satu waktu yang lebih berat‬‬
‫‪dari malam pertama, maka kasihanilah mayit-mayit kamu sekalian dengan shodaqoh. Maka jika kamu tidak bisa‬‬
‫‪shodaqoh sholatlah salah satu dari kamu dua roka'at.. (afwan haditsnya panjang).‬‬
‫روي عن النبي صلى اهلل عليه وسلم أنه قال ال يأتى على الميت أشد من الليلة األولى‪ ,‬فارحموا بالصدقة من يموت‪ .‬فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ‬
‫فيهما‪ :‬أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة‪ ,‬وآية الكرسى مرة‪ ,‬وألهاكم التكاثر مرة‪ ,‬وقل هو اهلل أحد عشر مرات‪ ,‬ويقول بعد السالم‪ :‬اللهم‬
‫إني صليت هذه الصالة وتعلم ما أريد‪ ,‬اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فالن بن فالن فيبعث اهلل من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية‬
‫يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور‪.‬‬
‫‪Diriwayatkan dari Rasulullah, Ia bersabda, “Tiada beban siksa yang lebih keras dari malam pertama‬‬
‫‪kematiannya. Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah. Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka‬‬
hendaklah sembahyang dua raka‘at. Di setiap raka‘at, ia membaca surat Alfatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat
Attaktsur 1 kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata
wa ta‘lamu ma urid. Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’
Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala
sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000
malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.”
[ Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain, (Bandung, Almaarif) Hal. 107 ].

HUKUM SERTA TATACARA SHALAT ANISIL QOBRI DAN SHALAT REBO WEKASAN
PERTANYAAN :
Assalamu'alaikum wr wb. Tanya & minta penjelasan : Apakah sholat "Anisil qubri" itu? Adakah tuntunanya dan
bagaimana pelaksanaanya? Terima kasih sebelumnya. [Em Muhson].
Pertanyaan titipan : assalamu alaikum...mba tlg dong postingin sholat liunsil qobri apa tujuanya dan apakah ada
tuntunanya..bila ada bacaan2 khususnya apa saja..? Makasih sebelum dan sesudahnya..wassalamu alaikum.
[Ayda Az-zahra].
Assalammu'alaikum poro sesepuh piss-ktb ingkang kulo tresnani. Kulo badhe tanglet, babagan sholat Unsyil
Qobri? Caranipun, waktu, lan keutamaanipun. Nyuwun penjelasanipun. Suwun. [Andri Atma].
Assalamualaikum.mau tanya tentang ibarotnya sholat sunat unsi.atw solat hadiah yang di peruntukan bagi orang
yang baru meninggal dunia. [Raihan Abdulhakim].
Mau nanya nih apa yang dimaksud dengan sholat anisul qobri dan apa hukumnya. Trims. [Nurisy Ag].
Ini saya dapatkan di Majalah AULA Majalah bulanan Nahdhatul Ulama PWNU Jawa Timur. pada rubrik Bahtsul
Masa'il tentang REBO WEKASAN. Dalam hadts riwayat Bukhari dan Muslim. Rasulullah SAW bersabda: "Tidak
ada penularan, tidak boleh meramal dengan burung (tathayyur), tidak boleh (mempercayai sial-sial) burung
Haamah dan tidak boleh percaya sialnya bulan Shafar (laa Shafaro)". Imam Abu Daud mengomentari hadits di
atas dengan ungkapan, "Aku mendengar bahwa orang jahiliyah dahulu memandang sial terhadap bulan Shafar.
Maka Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak boleh percaya sialnya bulan Shafar," (Sunan Abu Daud. Jilid 4,
hal. 18). Bagaimana menurut Anda ?
JAWABAN :
Wa'alaikumussalam. Di antara shalat sunah yang tidak dikerjakan secara berjamaah adalah shalat dua rakaat
untuk memberikan penghiburan bagi mayit dalam kubur, diriwayatkan dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam
beliau bersabda : “Tidak ada yang lebih berat bagi orang yang meninggal selain malam pertamanya, maka
belasilah dengan memberi shadaqah atas yang telah meninggal, barangsiapa tidak menemukan (harta) maka
shalatlah dua rakaat yang disetiap rakaatnya membaca surat al-Fatihah sekali, ayat kursi sekali, surat at-
takaatsur sekali dan surat al-Ikhlaash 10 kali, dan ucapkanlah seusai salam :
Ya Allah, sesungguhnya aku shalat dengan shalat ini dan Engkau mengetahui akan apa yang aku inginkan. Ta
Allah, berikan pahalanya pada kuburan fulan anaknya fulan (disebut nama orang yang meninggal disertai nama
ayahnya), maka seketika itu juga, Allah mengirimkan 1000 malaikat dengan setiap satu malaikat membawa
cahaya dan hadiah yang dapat menghiburnya hingga datangnya hari ditiupkannya sangkakala”
Dalam sebuah hadits : “Bahwa yang mengerjakan shalat tersebut dianugerahi pahala besar diantaranya dia tidak
akan keluar dari dunia ini (mati) hingga terlebih dahulu melihat tempatnya disurga”. Berkata sebagian Ulama
“Berbahagialah bagi hamba yang merutinkan shalat ini setiap malam dan menghadiahkan pahalanya untuk
setiap orang meninggalnya kaum muslimin”. Lihat  Nihaayah az-Zain I/107 :
‫ومنه صالة ركعتين لألنس في القبر روي عن النبي صلى اهلل عليه وسلم أنه قال ال يأتي على الميت أشد من الليلة األولى فارحموا بالصدقة من يموت‬
‫ مرة و‬1 ‫ التكاثر اآلية‬102 } ‫فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة وآية الكرسي مرة و { ألهاكم التكاثر‬
‫ عشر مرات ويقول بعد السالم اللهم إني صليت هذه الصالة وتعلم ما أريد اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فالن‬1 ‫ اإلخالص اآلية‬112 } ‫{ قل هو اهلل أحد‬
‫ابن فالن فيبعث اهلل من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ في الصور اه‬
‫منه أنه ال يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه في الجنة قال بعضهم فطوبى لعبد واظب على هذه الصالة كل‬  ‫وفي الحديث أن فاعل ذلك له ثواب جسيم‬
‫ليلة وأهدى ثوابها لكل ميت من المسلمين وباهلل التوفيق‬
Kematian bagi makhluk hidup adalah suatu kemestian. Meskipun berbeda cara dan penyebabnya sakit, tua,
kecelakaan, dan seterusnya. Jasadnya pun, bisa dimana saja, atau musnah sama sekali tanpa bekas. Kematian
lambat atau cepat adalah mutlak bagi makhluk termasuk manusia.
Manusia adalah makhluk yang terbebani tanggung jawab dalam hayatnya, terutama terhitung sejak baligh.
Perbuatan manusia akan dibalas menurut baik dan buruknya. Pertanggungjawaban mereka akan dihisab kelak
di hari Kiamat. Allah sebagai hakim yang adil, takkan keliru dalam menghitung dan mengadili amal setiap
orang.Namun, sebelum pembalasan hari Kiamat, nikmat dan siksa kubur benar adanya. Manusia yang telah
terpisah jiwa dari raganya, akan didatangi malaikat untuk pertanyaan tentang Tuhan, rasul, pedoman hidup dan
seterusnya. Malaikat ini akan bersikap sesuai perintah, menyiksa dan memberikan nikmat bagi mayit.
Manusia kecuali para rasul, dalam hidupnya tak lepas dari dosa. Dosa inilah yang lalu mesti ditebus dengan
siksa kubur oleh yang bersangkutan. Jerit pedih mereka yang sudah mati memang tak didengar oleh manusia
yang hidup. Dalam keterangan Rasulullah, hanya hewan hidup lah yang mendengar jeritan mayit yang tersiksa.
Mayit pun harus menanggung kelakuan buruknya di dunia. Mereka hanya bisa menerima siksa tanpa bisa
melakukan sesuatu apapun.
Mengingat itu, kita yang masih hidup mesti mengambil satu langkah agar dapat meringankan siksa kubur mayit.
Lebih istimewa lagi, kita lakukan terhadap orang yang kita kenal, cintai atau yang sangat berjasa dalam
kehidupan kita, orang tua, guru, atau kiai.
Di antaranya dengan memberikan hadiah kepada mayyit. Hadiah itu bisa berupa shalat dua rakaat atau berupa
sedekah yang pahalanya ditujukan kepada mayyit. Seperti yang diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya;
‫ فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ‬.‫ فارحموا بالصدقة من يموت‬,‫روي عن النبي صلى اهلل عليه وسلم أنه قال ال يأتى على الميت أشد من الليلة األولى‬
‫ اللهم‬:‫ ويقول بعد السالم‬,‫ وقل هو اهلل أحد عشر مرات‬,‫ وألهاكم التكاثر مرة‬,‫ وآية الكرسى مرة‬,‫ أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة‬:‫فيهما‬
‫ اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فالن بن فالن فيبعث اهلل من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية‬,‫إني صليت هذه الصالة وتعلم ما أريد‬
.‫يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور‬
Diriwayatkan dari Rasulullah, Ia bersabda, “Tiada beban siksa yang lebih keras dari malam pertama
kematiannya. Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah. Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka
hendaklah sembahyang dua raka‘at. Di setiap raka‘at, ia membaca surat Alfatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat
Attaktsur 1 kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata
wa ta‘lamu ma urid. Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’
Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala
sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000
malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.”
[Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain, (Bandung, Almaarif) Hal. 107].
Hadiah semacam ini dalam tradisi Islam Nusantara dikenal dengan berbagai sebutan sesuai kaedah lokal
masing-masing. Ada yang menyebutnya ‘tahlilan’, ada yang menyebutnya arwahan, ada yang menyebut
samadiahan dan lain sebagainya. Semua itu merupakan perilaku terpuji yang telah me-tradisi dalam wacana
Islam Nusantara. Begitu pula dengan shalat hadiah dua rakaat untuk mayit, yang kesunnahannya dilakukan saat
malam pertama mayit meninggal. Walaupun taka apa pula jika dilakukan setelah jauh-jauh hari sepeninggal si
mayit.
Pahala dari berbagai hadiah itu juga mengalir bagi kita yang masih hidup dan melakukannya, seperti yang
diterangkan dalam sebuah hadits
.‫ منه أنه ال يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه فى الجنة‬,‫أن فاعل ذلك له ثواب جسيم‬
“Siapa saja yang melakukan sedekah atau sembahyang itu, akan mendapat pahala yang besar. Di antaranya, ia
takkan meninggalkan dunia sampai melihat tempatnya di surga kelak.”
Sejumlah ulama menganjurkan akan baiknya sembahyang 2 raka‘at ini. Ringan dan mudah dilakukan,
“Beruntunglah orang yang melakukan sembahyang ini setiap malam dan menghadiahkan pahalanya untuk mayit
kaum muslimin.”
Sebagai umat Islam, kita dipanggil untuk peduli dan menanam bibit kasih sayang terhadap alam, hewan dan
manusia baik hidup maupun sudah meninggal. Hanya saja, bentuk kasih yang dipersembahkan mesti
disesuaikan bagi penerimanya. Untuk saudara kita yang sudah meninggal, kita bisa melakukan sedekah dan
sembahyang 2 raka‘at di atas.
Inilah yang dicontohkan Rasulullah SAW. para ulama dan kiai mengawetkan ajaran luhur Rasulullah dengan
menuliskan, mengajarkan, menyontohkannya kepada masyarakat luas. Dengan demikian, ajaran Nabi
Muhammad SAW. akan lestari hingga hari akhir kelak. [ Redaktur: Ulil A. Hadrawiy, Penulis: Alhafiz Kurniawan ].
‫‪Namun berdasarkan hasil MUKTAMAR NASIONAL ke-25 di Surabaya pada Tanggal 20-25 Desember 1971 M,‬‬
‫‪shalat hadiah ini termasuk yang dilarang, Tidak sah dan haram hukumnya :‬‬
‫َق الصَّاَل ِة ثُ َّم َد َعا َب ْع َد َها بِ َما َيتَ َ‬ ‫ات الَّتِي استحسنها ُّ ِ‬ ‫ص ُّح َه ِذ ِه َّ‬
‫ض َّم ُن‬ ‫السن َِّة َن َع ْم إ ْن َن َوى ُمطْل َ‬
‫َص ٌل ِفي ُّ‬
‫الصوفِيَّةُ م ْن غَْي ِر أَ ْن يَ ِر َد ل ََها أ ْ‬ ‫ْ َ ْ ََ َ‬ ‫النيَّ ِ‬
‫ْك ِّ‬ ‫ات بِتِل َ‬ ‫الصل ََو ُ‬ ‫واَل تَ ِ‬
‫َ‬
‫ْس‬ ‫أ‬ ‫ب‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫نَحو استِعاذَ ٍة أَو استِ َخار ٍة مطْلَ َق ٍة لَم ي ُكن بِ َذلِ‬
‫َ ٌ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َْ ْ َ ْ ْ َ ُ‬
‫‪Tidak sah shalat dengan niat seperti yang dianggap baik kalangan sufi tanpa dasar hadits sama sekali. Namun‬‬
‫‪jika melakukan shalat muthlak dan berdoa sesudahnya dengan sesuatu yang mengandung semisal doa‬‬
‫‪isti’adzah (mohon perlindungan) atau istikharah (meminta petunjuk Allah untuk di pilihkan yang terbaik) maka‬‬
‫‪shalat tersebut sah-sah saja. (Tuhfah al-Muhtaj Juz VII, Hal 317).‬‬
‫‪Dan berikut paparan ALMUKARRAM KH. HASYIM ASY'ARI MENGENAI SHALAT-SHALAT SEMACAM DI‬‬
‫‪ATAS MISAL SHALAT REBO WEKASAN di Hasil Keputusan Bahtsul Masail PWNU Jatim 1980 di PP.‬‬
‫‪Asembagus Situbondo :‬‬
‫‪Pertanyaan : Shalat rebo wekasan dan rangkainnya, bagaimana hukumnya menurut fuqoha dan menurut ulama‬‬
‫?‪sufi‬‬
‫‪Jawab : Menurut fatwa Roisul Akbar Almarhum Asyaikh Hasim Asy’ari tidak boleh. Shalat rebo wekasan karena‬‬
‫‪tidak masyru’ah dalam syara’ dan tidak ada dalil syar’i. Adapun fatwa tersebut sabagaimana dokumen asli yang‬‬
‫‪ada pada cabang NU Sidoarjo sebagai berikut:‬‬
‫‪Mas’alah :‬‬
‫‪a. Kados pundi hukumipun ngelampahi shalat rebo wulan shofar, kasebat wonten ing kitab mujarobat lan‬‬
‫? ‪ingkang kasebat wonten ing akhir bab 18‬‬
‫ك فِى يوِم اْألَربِع ِاء اْ ِ‬
‫آلخ ْي ِر ِم ْن‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ض ال َْعا ِرفِ ْين ِمن اَ ْه ِل الْ َك ْش ِ‬
‫ف َوالت َّْمك ْي ِن أَنَّهُ َي ْن ِز ُل ُك َّل َسنَة ثَالَثَ ِمائَة َوع ْش ُر ْو َن أَلْ ًفا م َن الْبَليَّات َو ُك ُّل ذَل َ َ ْ ْ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫فَائِ َدةٌ اُ ْخ َرى‪ :‬ذَ َك َر َب ْع ُ‬
‫ك الْيوِم اَربع ر َكع ٍ‬ ‫ِ ِ‬ ‫َصعب اَيَّ ِام َّ ِ‬ ‫ِ‬
‫ص َف َر َفيَ ُك ْو ُن فِى ذَلِ َ‬
‫ات ‪ .....‬الخ‪    .‬فونافا ساهى فونافا أوون؟ يعنى سنة‬ ‫صلَّى فى ذَل َ َ ْ ْ َ َ َ َ‬ ‫السنَة ُكلِّ َها فَ َم ْن َ‬ ‫ك الَْي ْوم أ ْ َ ُ‬ ‫َش ْه ِر َ‬
‫فونافا حرام؟ أفتونا اثابكم اهلل؟‬
‫‪Sebagian orang yang ma’rifat dari ahli al-kasyafi dan tamkin menyebutkan: setiap tahun, turun 320.000 cobaan.‬‬
‫‪Semuannya itu pada hari rabu akhir bulan shafar. Maka pada hari itu menjadi sulit-sulitnya hari di tahun tersebut.‬‬
‫‪Barangsiapa shalat di hari itu 4 rokaat dst.‬‬
‫‪b. Kados pundi hukumipun ngelampai shalat hadiyah ingkang kasebat wonten ing kitab :‬‬

‫اب ال ُْم ْختاَ ِر ال يَأْتِى َعلَى ال َْميَّتِ َو َمطَالِ ِع‬ ‫س َع ْن كِتَ ِ‬ ‫فى ُن ْز َه ِة ال َْمجاَلِ ِ‬
‫صهُ‪ :‬فَائِ َدةٌ‪ :‬ذَ َك َر ِ‬
‫حاشية المهى على الستين مسئلة وونتن آخريفون باب يالمتى ميت َونَ ُّ‬
‫اب َوآيَِة الْ ُك ْر ِس ِّي‬ ‫ْكتَ ِ‬ ‫الص َدقَ ِة فَمن لَم ي ِج ْد َفلْيص ِّل ر ْكعَتي ِن ي ْقرأُ فِى ُك ِّل ر ْكع ٍة فِي ِهما فَاتِح ِة ال ِ‬
‫َ َ ْ َ َ‬ ‫َُ َ َْ ََ‬ ‫َْ َْ‬ ‫االَنْواَ ِر َع ْن النَّبِى أَ َش ُّد ِم َن اللَّْيل َِة األ ُْولَى فَ ْار َح ُمواْ َم ْوتَا ُك ْم بِ َّ‬
‫ث اهلل ِم ْن‬ ‫ث ثَواَبَها اِلَى َق ْب ِر فُالن َفيَْب َع ُ‬ ‫َم َمااُ ِريْ ُد‪ .‬اللهم ْاب َع ْ‬ ‫ت َه ِذ ِه َّ‬
‫الصالةَ َوَت ْعل ُ‬ ‫صلَّْي ُ‬
‫ّله َّم إِنِّى َ‬
‫ول‪ :‬ال ُ‬ ‫َح ْد اِ ْح َدى َع ْش َرةَ َم َّرةً َوَي ُق ُ‬ ‫َوإِل َُه ُك ْم ‪َ ...‬وقُ ْل ُه َواهللُ أ َ‬
‫ْف َش ِه ْي ٍد‬ ‫ت َعل ِ‬ ‫الصو ِر وي ْع ِطى اهلل المصلَّى بِع ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫اعتِ ِه اَلَى َق ْب ِر ِه اَل َ ِ ِ‬
‫س أَل َ‬ ‫الش ْم ُ‬ ‫َيه َّ‬ ‫دد َماطَل ََع ْ‬ ‫ِّس ْونَةُ فى َق ْب ِره الَى اَ ْن ُي ْن َف َخ فى ُّ ْ َ ُ ْ ُ ُ َ َ‬ ‫ْف َملك َم َع ُك ِّل َملك نُ ْو ٌر َهديَّةً ُي َؤن ُ‬ ‫َس َ‬
‫ِ‬
‫ت ال ُْم ْسل ِم ْي َن‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ضياعهاَ‪َ ،‬في ْنب ِغى ل ُك ِّل مسل ٍم اَ ْن يصلِّْي َها ُك ِّل ل َْيل ٍَة أل َْمواَ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ْسى أَل َ ٍ‬ ‫ويك ِ‬
‫َُ‬ ‫ُْ‬ ‫ََ‬ ‫ْف ُحلَّة‪ .‬ا ْنَت َهى َوقَ ْد ذَ َك َرنَا َهذه الْ َفائ َدةُ ل ُعظ ِْم َن ْفع َها َو َخ ْوفاً َم ْن َ‬ ‫َُ‬
‫جواب‪:‬‬
‫ص ْحبِ ِه َو َسلَّ َم‪.‬‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَى َسيِّدنَا ُم َح َّمد َو َعلَى اَله َو َ‬ ‫الر ِح ْي ِم َوبِ ِه نَ ْستَ ِع ْي ُن َعلَى اُُم ْو ِر ُّ‬
‫الد ْنيَا َوالدِّيْ ِن َو َ‬ ‫الر ْح َم ِن َّ‬ ‫بِس ِم ِ‬
‫اهلل َّ‬ ‫ْ‬
‫أورا وناع فيتواه‪ ،‬اجاء‪-‬اجاء لن عالكونى صالة ربو وكاسان لن صالة هدية كاع كاسبوت اع سوأل‪ ،‬كرنا صالة لورو ايكو ماهو دودو صالة‬
‫ب ال ُْم ْعتَ َم َد ِة َع ْن ِذ ْك ِر َها كيا كتاب تقريب‪ ،‬المنهاج القويم‪ ،‬فتح المعين‪،‬‬ ‫مشروعة فى الشرع لن اور انا اصلى فى الشرع‪َ .‬والدَّلِْي ُل َعلَى َذلِ َ‬
‫ك ُخل ُُّو الْ ُكتُ ِ‬
‫التحرير لن سأفندوكور‪ .‬كيا كتاب النهاية‪ ،‬المهذب لن إحياء علوم الدين‪ ،‬كابيه ماهو اورا انا كع نوتور صالة كع كاسبوت‪.‬‬
‫ِ‬ ‫ادةُ تُ ِحيل اَ ْن ي ُكو َن ِمثْل َه ِذ ِه ُّ ِ ِ‬ ‫ادروا إِلَى ِذ ْك ِرها و ِذ ْك ِر فَ ْ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َم الدِّيْ ِن َوقُ ْد َوةُ‬
‫ب َع ْن َه ُؤالَء َو ُه ْم أَ ْعل ُ‬ ‫السنَّة‪َ ،‬وتَغ ْي ُ‬ ‫ُ‬ ‫ضل َها‪َ ،‬وال َْع َ ْ ُ َ ْ‬ ‫َ َ‬ ‫َوم َن ال َْم ْعل ُْوم اَنَّهُ ل َْو َكا َن ل ََها أ ْ‬
‫َص ٌل لَبَ َ ُ ْ‬
‫ال ُْم ْؤ ِمنِْي ِن ‪ .‬لن اورا وناع اويه قيتواه أتوا عافيك حكوم ساكا كتاب مجربات لن كتاب نزهة المجالس‪ .‬كتراعان سكع حواشى األشباه والنظائر لإلمام‬
‫اديْ ِ‬ ‫ب اْلغَي ِر الْم ْعتَبر ِة ‪ ،‬لن كتراعان سكع كتاب تذكرة الموضوعات للمال على القارى‪ :‬الَ يجو ُز َن ْقل اأْل َح ِ‬ ‫ِ‬
‫ث‬ ‫ُ َ‬ ‫َ ُْ‬ ‫الحمدى قال‪َ :‬والَ يَ ُج ْو ُز اْ ِإلفْتَاءُ م َن الْ ُكتُ ِ ْ ُ َ َ‬
‫اد الْمالَح َد ِة بِ ِخالَ ِ‬ ‫ادقَ ِة وإِل ِ‬ ‫اد َعلَى غَي ِر َها ِمن و َد ِع َّ ِ‬ ‫ب الْم َداول َِة (الْم ْشهور ِة) لِع َدِم اْ ِإل ْعتِم ِ‬ ‫ِِ ِ‬ ‫النَّب ِويَِّة والْمسائِ ِل ال ِْف ْق ِهيَّ ِة و َّ ِ‬
‫ف‬ ‫ْح ُ َ‬ ‫الزنَ َ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ُْ َ َ‬ ‫الت َفاس ْي ِر الْ ُق ْراَنيَّة إِاَّل م َن الْ ُكتُ ِ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ََ‬
‫ات الد َّْي َربِيَّ ِة‬
‫ْت اَ َّن َن ْقل الْمج َّرب ِ‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ع‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬ ‫ِ‬
‫ة‬ ‫ب‬‫ي‬‫ر‬‫ِ‬ ‫غ‬‫ْ‬‫ل‬‫ا‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ِ‬
‫م‬ ‫اء‬ ‫ْت‬‫ف‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ح‬‫ِ‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫الحميدية‪:‬‬ ‫الفتوى‬ ‫تنقيح‬ ‫كتاب‬ ‫سكع‬ ‫كتراعان‬ ‫لن‬ ‫انتهى‬ ‫‪.‬‬ ‫ِ‬
‫َة‬‫ظ‬ ‫و‬ ‫الْ ُكتُ ِ‬
‫َ َُ َ‬ ‫َ َ َ ُّ إْل َ ُ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ‬ ‫ب ال َْم ْح ُ ْ‬
‫ف‬
‫ص ُّح َواَل يَ ُج ْو ُز اإْلِ فْتَاءُ بِ َها‪ .‬لن ماليه حديث كع كاسبات وونتن‬ ‫ع اْ ِلف ْق ِهيَّ ِة فَاَل ي ِ‬
‫َ‬ ‫ب الْ ُف ُر ْو َ‬‫ف ُكتُ َ‬ ‫اب َه ِذ ِه الصَّاَل ِة ال َْم ْذ ُك ْو َر ِة يُ َخالِ ُ‬
‫الست ِّْي َن اِل ْستِ ْحبَ ِ‬ ‫اشيَ ِة ِّ‬ ‫وح ِ‬
‫ََ‬
‫ع ويحرم ِروايتُهُ مع ال ِْعل ِْم بِهِ‬
‫ض ْو َ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ‬ ‫َف ال َْم ْو ُ‬
‫س َّمى ال ُْم ْخَتل ُ‬
‫كتاب حاشية الستين فونيكا حديث موضوع‪ .‬كتراعان سكع كتاب القسطالنى على البخارى‪َ :‬ويُ َ‬
‫ُمَبِّينًا َواْ َلع َم ُل بِ ِه ُمطْلَ ًقا‪ .‬انتهى‬
: ‫ب إِالَّ َم َع‬ ِ ‫ص َوالت َّْر ِغ ْي‬ ِ ‫ص‬ ِِ ِ
َ ‫َح َك ِام أ َْو فى غَْي ِر َها َكال َْم َواعظ َوالْ َق‬
ِ
ْ ‫ض ْوعٌ َس َواءٌ َكا َن فى اْأل‬ ُ ‫َن اَنَّهُ َم ْو‬ َّ ‫َى َعلَى َم ْن َعلِ َم اَ ْو ظ‬ ِ ِ َ َ‫ق‬
ْ ‫ َويَ ْح ُر ُم ِر َو َايتُهُ أ‬:‫ال فى َن ْي ِل اْأل ََمانى‬
‫َص َحابِنَا بِ ُك ْف ِر ُم ْعتَ ِم ِد ِه َويُ َرا ُق‬
ْ ‫ْج َويْنِى َع ْن أَئِ َّم ِة أ‬ َ َ‫َح ُد الْ َك َّذابِين َو ُه َو ِم َن الْ َكبَائِ ِر َحتَّى ق‬
ُ ‫ال ال‬ َ ‫ َف ُه َو أ‬،‫ب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ْ ‫ان و‬
ٌ ‫ض ِعه ل َق ْوله أَنَّهُ َكذ‬ ِ ِ
َ َ‫َم ْن َر َوى َعنِّي َحديثًا َو ُه َو َي َر َىبي‬
ِ َ َ‫َح ٍد أَ ْن اَنَّهُ ق‬ ِ ِ
‫ص َّح َع ْن‬ َ ‫الصالَةُيَ ْستَْبد َل بِ َما‬ َّ :‫ال‬ َ ‫ َول َْي‬.‫ ا ْنَت َهى‬..... ‫ بَ ْل يُ ْختَ ُم‬،‫ف َو ُت َر ُّد ِر َو َايتُهُ أَبَ ًدا‬
َ ‫س ِأل‬ ُ َّ‫ضع‬ ْ ‫ْج ْم ُه ْو ُر اَنَّهُ الَ يَ ْك ُف ُر إِالَّ إِ ِن‬
َ ُ‫استَ َحلَّهُ َوانَّ َما ي‬ ُ ‫ َوال‬.ُ‫َد ُمه‬
‫صالَة َم ْش ُر ْوعيَّة سكيرا اورا بيصا تتف كسنتانى صالة هدية كلوان‬ ٍ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ فَا َّن ذَل‬،‫اء َفلْيَ ْسَت ْقل ْل‬ ِ ِ ‫رسو ِل‬
َ ‫صب‬ ٌّ َ‫ك ُم ْخت‬ َ ‫اء َفلْيَ ْستَكْث ْر َو َم ْن َش‬ َ ‫ض ْوعٌ فَ َم ْن َش‬ ُ ‫اهلل َخ ْي ٌر َم ْو‬ ُْ َ
‫ سباب ايكى‬،‫ مااله بيصا حرام‬،‫ موعكا اورا بيصا تتف كسنتانى صالة ربو وكاسان كلوان دليل داووهى ستعاهى علماء العارفين‬،‫دليل حديث موضوع‬
.‫ واهلل سبحانه وتعالى أعلم‬.‫بيصا تلبس بعبادة فاسدة‬
)‫(هذا جواب الفقير اليه تعالى محمد هاشم أشعارى جومباع‬
Syeikh Zainuddin murid dari Syeikh Ibnu Hajar Al Maliki dalam kitab Irsyadul Ibad yang mengatakan bahwa hal
itu juga termasuk Bid’ah madzmumah ( tercela ). Maka bagi orang yang ingin melaksanakan sholat tersebut
sesuai dengan tuntunan syeikh Al-Kamil Farid Ad-Din dalam kitab Jawahir Al-Khomis hendaknya berniat
melaksanakan sholat sunnah mutlak dimana sholat mutlak adalah sholat yang tidak dibatasi oleh waktu, sebab
dan bilangannya.
Ulama nusantara yang jelas-jelas tidak memperbolehkannya di antaranya adalah KH. Hasyim Asy'ary.
Sedangkan ulama-ulama yang berhaluan sufi cenderung melaksanakannya, solusi yang digunakan untuk
mendamaikan dua kutub yang bertentangan ini menurut KH. Bisyri Mustofa adalah niat solatnya adalah niat solat
muthlaq, hal ini juga berlaku dalam sholat-sholat lain yang tidak ada dalil hadits dan qur'an seperti sholat anisul
qobri (sebagian orang menyebutnya sholat rahmat yaitu sholat yang dilakukan dengan tujuan untuk meminta
ampunan kepada orang yang telah meninggal). Lihat Nuzhatul majaliz bab sholat anisul qobri.

Anda mungkin juga menyukai