Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR FIQIH HAID

Sheila Ardiana
3 Jenis Darah Perempuan dan
Hukum Mempelajarinya

 3 Jenis darah yang keluar dari farji perempuan:


Haid, Nifas dan Istihadhah

 Hukum belajar fiqih darah perempuan:


o Fardhu `Ain bagi perempuan
o Fardhu Kifayah bagi laki-laki

Hukum fiqih tanya ulama, diagnosa medis tanya dokter!


Wanita muslimah harus mampu membedakan
jenis darah yang keluar dari farjinya

Haid-nifas adalah hadas besar, wanita yang mengalaminya


diharamkan shalat puasa dan hal-hal lain yang dilarang saat
darah keluar.

Istihadhah adalah hadas yang senantiasa keluar namun


tidak menghalangi dari kewajiban melakukan ibadah.
Pentingnya Belajar Fiqih
Haid, Nifas dan Istihadhah

Bagi perempuan muslimah, haid, nifas dan


istihadhah bukan hanya sekedar siklus keluarnya
darah melalui kemaluan, namun ia berkaitan erat
dengan sah tidaknya ibadah yang dilakukan.

Seorang muslimah: harus mencatat waktu keluar


dan berhentinya darah, jangan meremehkan!
Syarat Darah Haid

 Darah keluar setelah berusia 9 tahun kurang 16 hari


Hijriyah.
 Darah keluar minimal 24 jam.
 Darah keluar tidak lebih dari 15 hari 15 malam.
 Antara 2 siklus haid dipisahkan minimal 15 hari masa
suci.

*jika salah satu dari 4 syarat di atas tidak terpenuhi maka


darahnya tidak dihukumi haid.
Menghukumi Haid - Suci

Dengan memasukkan kapas ke bagian dalam


kemaluan: jika ada darah di masa imkan haid
(memenuhi 4 syarat darah haid) maka dihukumi haid,
meski darahnya tidak menetes di pembalut.

Jika tidak ada darah maka dihukumi suci, kaidahnya:


“al-ibrah bil wujud”.
Usia Minimal dan Maksimal Haid

 Usia minimal Haid 9 tahun kurang 16 hari (Hijriyyah).

 Bila mengeluarkan darah yang dimulai sebelum usia tersebut


dan terus keluar hingga usia 9th, maka yang dihukumi haid
hanya yang keluar pada usia haid.

 Tidak ada batasan maksimal usia haid. Artinya darah yang


keluar pada usia menopause tetap dihukumi haid jika
memenuhi syaratnya.
Masa Minimal Haid

Batas minimal Haid: sehari semalam/ akumulasi 24 jam


(baik darahnya keluar terus menerus maupun terputus putus dalam
beberapa hari asal tidak lebih 15 hari).

KAEDAH: Seorang perempuan begitu melihat darah di masa imkan haid


(sudah berusia lebih dari 9th H dan sudah suci 15 hari dari haid
sebelumnya), maka dihukumi HAID dan tidak perlu menunggu hingga
24 jam. Jika ternyata darahnya nanti tidak sampai 24 jam, maka ia wajib
qadha shalat dan puasa yang ditinggalkannya.
Masa Maksimal Haid

Batas maksimal haid: 15 hari 15 malam.

KAEDAH: Semua darah yang keluar selama minimal 24 jam dan tidak
lebih dari 15 hari, meski warna dan sifatnya berbeda-beda, meski
sempat terputus dan keluar lagi, meski berbeda dari kebiasaan haid
sebelumnya maka semuanya dihukumi HAID.
Catatan:
- untuk hukum kuning dan keruh yang keluar setelah suci dari haid, silahkan
merujuk tulisan kami tema “keputihan”.
Hal-hal Yang Diharamkan Bagi
Perempuan yang sedang Haid dan Nifas
1. Shalat 7. Berdiam diri dalam masjid

2. Puasa 8. Lewat masjid jika takut mengotori

9. Bersetubuh - jimak
3. Thawaf
10. Bercumbu antar pusar dan lutut
4. Menyentuh Al-Quran tanpa pembatas

11. Sujud Tilawah dan Sujud Syukur


5. Membaca Al-Quran
12. Thaharah dengan niat
6. Dicerai menghilangkan hadas

*Apabila darah haid/nifas sudah berhenti namun belum mandi wajib, maka hal-hal
tersebut di atas tetap haram, kecuali: puasa, dicerai, dan lewat dalam masjid.
Perempuan haid/nifas haram shalat

ْ ُ َ ََْ َ ُ َْ ْ َ َ َ َ ََْ
.‫ «أليس إِذا حاضت لم تص ِل ولم تصم» رواه أحمد‬ ‫قال رسول اهلل‬
Shalat yang ditinggalkan selama keluar darah haid/nifas tidak
boleh diqadha (sebagian ulama mengharamkannya sebagian
lain memakruhkan).
 Shalat dan puasa yang ditinggalkan selama darah keluar dan
ternyata tidak memenuhi syarat darah haid/nifas maka wajib
diqadha.
Termasuk diharamkan baginya sujud syukur dan sujud
tilawah.
Perempuan haid/nifas haram puasa

Perempuan yang sedang haid/nifas diharamkan melaksanakan


puasa fardhu maupun puasa sunnah.
Puasa Ramadhan yang ditinggalkan selama haid/nifas wajib
diqadha.
َ َّ َ َ ُ َ ْ ُ َ َ ِ ْ َّ َ َ ُ َ ْ ُ َّ ُ َ َ
.‫عن عائِشة «كنا نؤمر بِقضا ِء الصوم ولا نؤمر بِقضا ِء الصلاة ِ» رواه مسلم‬
Puasa yang dilakukan perempuan haid/nifas tidak sah.
Perempuan yang meninggalkan shalat dan puasa saat
haid/nifas demi menaati perintah Allah maka insyaAllah ia
mendapat pahala. Karena meninggalkan larangan syariat juga
termasuk ibadah.
Perempuan haid/nifas haram thawaf

َ ُ َ َ ْ َْ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ ُّ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ
.‫ت ولا تصلِي» رواه البخاري ومسلم‬ِ ‫«واصن ِعي ما يصنع الحاج غير أن لا تطوفِي بِالبي‬
“lakukan semua amalan yang dilakukan oleh orang yang melaksanakan haji,
hanya saja engkau tidak boleh melakukan thawaf di baitullah”.

Mayoritas ulama mengatakan bahwa perempuan haid/nifas


diperbolehkan melakukan semua rukun dan sunah haji kecuali thawaf
(baik thawaf wajib maupun sunnah) dan juga haram shalat sunah
thawaf. Karena thawaf harus dalam keadaan suci, sedangkan
perempuan haid-nifas diharamkan ber-thaharah.
Perempuan haid/nifas haram menyentuh al-Quran
َ ْ ُ َّ َ ُ ْ َّ ٓ ُ ُّ َ َ َّ
.79 :‫ الواقعة‬‫ لا يمسهۥ إِلا المطهرون‬
Disebutkan dalam Tafsir Qurthubi “makna yang paling dzahir adalah tidaklah
menyentuh mushaf Al-Quran kecuali dalam keadaan suci, sebagaimana
diriwayatkan dari Ibn Umar dari Nabi Saw”. 17/225.
‫ روي من حديث ابن عمر‬."‫" لا تقرأ الحائض ولا الجنب شيئا من القرآن‬
 Haram: bagi orang haid-nifas menyentuh mushaf al-Quran.
 Haram: menyentuh mushaf jika ayat al-Qurannya lebih sedikit dari tafsirnya.
 Boleh: jika jumlah tafsirnya lebih banyak dari ayat al-Qurannya, karena
dalam hal ini ia bukan termasuk mushaf, dan hendaknya dengan tidak
menyentuh tulisan ayat al-Qurannya.
 Boleh: melihat mushaf tanpa menyentuh.
 Boleh: menyentuh mushaf dalam keadaan darurat, misal
menghindarkannya dari banjir, kebakaran, dari najis, dst.
 Boleh: menyentuh mushaf jika tujuannya belajar atau mengajar (pendapat
Ulama Malikiyah).
Perempuan haid/nifas haram
membaca al-Quran

Haram: bagi perempuan yang sedang haid - nifas membaca al-Quran


dengan melafalkannya/ bersuara, menurut jumhur ulama.
Boleh: membaca al-Quran di dalam hati tanpa melafalkannya.
Boleh: membaca al-Quran jika diniatkan untuk dzikir (seperti dzikir
pagi dan petang yang terdapat bacaan ayat al-Quran).
Boleh: membaca doa dari ayat al-Quran, semisal saat akan makan
dan minum membaca Bismillahirrahmanirrahim, saat ada musibah
membaca Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun, dst.
Boleh: membaca al-Quran dengan melafalkannya ketika belajar atau
mengajar, (pendapat ulama Malikiyah).
Perempuan haid/nifas haram
berdiam diri di dalam masjid

Mayoritas ulama fiqih sepakat bahwa perempuan yang sedang haid dan nifas
ْ ُّ ُ
diharamkan berdiam diri di dalam masjid.
ُ ُ َ َ َ ْ َ َ
.‫ب» رواه أبو داود‬
ٍ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫لا‬ ‫و‬ ‫ض‬ٍِ ‫ئ‬ ‫ا‬ ‫ِح‬
‫ل‬ ‫د‬ ‫ج‬
ِ ‫س‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ل‬ ‫ح‬
ِ ‫أ‬ ‫لا‬ ‫ي‬ِ ِ ‫«ف‬
‫ن‬ ‫إ‬
Imam Muzani membolehkan perempuan haid masuk masjid.
Syeikh Ahmad Hajin menyatakan boleh dengan syarat sesuai hajat, kaidahnya:

“‫"الضرورة تقدر بقدرها‬


“Darurat itu dinilai berdasarkan kadarnya”
Contoh: perempuan sedang haid masuk masjid untuk kajian keilmuan, dan
tidak ada kajian live-nya via online, maka jika sudah selesei acaranya, harus
segera keluar dari masjid.
Perempuan haid/nifas haram lewat
di dalam masjid

 Haram : jika khawatir darahnya menetes.


 Mubah : jika dalam keadaan darurat - karena ada hajat.
 Makruh : jika tidak ada hajat.
 Haram : berhilir mudik di dalam masjid, karena ia sama
dengan berdiam diri.
ْ ُ َ ْ َ َّ َ َ َ َّ ً ُ ُ َ َ
.43 :‫سلوا” النساء‬ ِ ‫يل حتى تغت‬ ٍ ِ ‫قال تعالي “ولا جنبا إِلا عابِرِي سب‬
Keterangan: Haid/nifas dikiaskan kepada junub.
»‫ن ْالَس ِج ِْد‬
َْ ‫اولِينِي اْلُم َر َْة ِم‬
ِ ‫ « َن‬:‫ّللُ َع َلي ِْه َو َس َل َْم‬
ْ ‫ّل ا‬ ْ َ ‫ّللَِ َص‬
ْ ‫ول ا‬ْ ُ ‫ل َر ُس‬ ْ ِ ‫ال‬ ْ َ ‫ َق‬:ْ‫ َعنْ َع ِائ َش َْة َقا َلت‬
"‫ك‬ ِْ ‫ف َي ِد‬
ِْ‫ك‬ ْ ِ ‫ َلي َستْ َحي َض ُت‬:‫ال‬ ْ َ ‫ َف َق‬،‫ّن َح ِائ ٌض‬ ْ ِ ِ ‫ إ‬:‫ت‬
ْ ُ ‫َف ُقل‬
Perempuan haid/nifas haram dicerai

َ َّ ْ ُ ْ َ َ َّ َّ َّ ُ ُ َ َ َ َ ُ ُ ْ َّ َ َ ُّ َّ َ ُّ َ َ
1 :‫ الطلاق‬‫ياأيها الن ِبى إِذا طلقتم النِساء فطلِقوهن لِعِدت ِ ِهن وأحصوا العِدة‬ ‫قال تعالي‬

Menceraikan istri saat haid hukumnya haram dan termasuk


dosa besar, namun cerainya tetap sah. Cerai tersebut
diharamkan saat haid karena akan menimbulkan iddah yang
semakin lama terhadap istri, karena iddah perempuan yang
dicerai adalah 3 kali suci. Thalaq hendaknya dilakukan saat
masa suci dimana suami tidak menjimaknya di masa tersebut.
Perempuan haid/nifas haram
bersetubuh

ُ ََُْ ََ
َّ‫وهن‬ َ ْ َ َ ُ َْ َ ًَ َُ ُْ َ ْ َ َ َ َُ ْ ََ
‫يض ولا تقرب‬ ِ ‫ح‬ ِ ‫يض قل هو أذى فاعت ِزلوا النِساء فِي الم‬
ِ ‫ح‬
ِ ‫قال تعالي “ويسألونك ع ِن الم‬
ُّ‫حب‬ ُ َ َ َّ َّ ُّ ُ َ َّ َّ ُ َّ ُ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ َّ ُ ُ ْ َ َ ْ َّ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َّ َ
ِ ‫حتى يطهرن فإِذا تطهرن فأتوهن مِن حيث أمركم اهلل إِن اهلل يحِب التوابِين وي‬
َ َ َ ُ ْ
.222 :‫المتط ِهرِين” البقرة‬

Jumhur ulama menyatakan bahwa menyetubuhi perempuan


haid/nifas adalah haram dan termasuk dosa besar, keharaman
bersetubuh ini masih berlaku meski darah sudah terhenti
namun belum thaharah/ mandi wajib.
Perempuan haid/nifas haram dicumbu
antara pusar dan lutut tanpa penghalang

َ ُ َ ُ ُ َّ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ َْ َ ُ َ َ َ َ َ َ
ِ ‫ وكان يأمرنِي فأتزِر فيب‬:‫عن عائِشة ر ِضى اهلل عنها قالت‬
‫اشرنِي وأنا حائِض‬
.‫ ما فوق الإزار‬:‫ قال‬.‫ ما يحل للرجل من امرأته يعنى الحائض‬ ‫سئل النبى‬
Suami tidak dilarang bercumbu dengan bagian tubuh istri
antara pusar dan lutut dengan syarat menutupi bagian
tersebut dengan kain.
Suami tidak dilarang untuk berpelukan, berciuman dan
bersenang-senang dengan istrinya yang sedang haid pada area
di atas pusar dan di bawah lutut, pusar dan lutut termasuk
bagian yang diperbolehkan.
Perempuan haid/nifas haram bersuci
dengan niat menghilangkan hadas

Haram: bagi perempuan yang sedang haid/nifas jika darah belum


berhenti untuk wudhu atau mandi dengan niat menghilangkan
hadas, hal tersebut termasuk bermain-main dengan ibadah.
Karena haid-nifas adalah hadas besar yang mewajibkan
thaharah, dan sesuatu yang mewajibkan thaharah maka
penghalang dari ke-sah-an thaharah tersebut.
Daftar Pustaka

 Al-Ibanah wal Ifadhoh fi Ahkam Haid wa Nifas wal Istihadoh.


 Izalatul Iltibas fi Ahkam Haid wa Istihadoh wa Nifas.
 Dhawabith Fann Riyadhah fi Ahkam Haid wa Nifas wa Istihadhah.
 Al-Majmu` Syarh Muhadzab
 Ahkam Thaharah Inda Nisa`
 Risalah fi Ahkam Haid wa Nifas wa Istihadhah
 Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu.
 Mausu`ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah.
 Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid.
 Dars Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan Syarh Fathul Qarib Bab Haid Nifas
Istihadhah: Syeikh Yusri Jabar.
 Dars Bab Haid Nifas Istihadhah: Syeikh Ahmad Hajin.

Anda mungkin juga menyukai