Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Disusun Oleh:
1. Fitriyani
2. Asri Apriyanti
3. Linda Wati
4. Mela Fatika Sari
5. Nila Sari

Kelas XI Agronomi

HALAMAN JUDUL
YAYASAN PENDIDIKAN AL.BAROKAH
SMK TERPADU WAWAY KARYA
LAMPUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan yang berjudul “Kunjungan Kerja Industri di Politeknik Negeri Lampung telah di
periksa dan di sahkan:

Pada hari : ........................................


Tanggal : ........................................
Tempat : SMK Terpadu Waway Karya

Mengetahui,
Kepala SMK Terpadu Waway Karya Guru Pembimbing,

Andi Hermawan, S.Kom Putriyana, S.Pd

ii
KATA PENGATAR

Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
taufiknya kepada kita semua. Sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk mememenuhi tugas prakerin dan sebagai salah satu syarat
kenaikan serta laporan ini juga sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan dan
menyelesaikan Kunjungan Kerja Industri (KI) di Politeknik Negeri Lampung. Pada
program keahlian Agronomi tahun pelajaran 2019/2020.

Laporan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua tercinta yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis
dalam proses pelaksanaan Kunjungan Kerja Industri (KI).
2. Bapak Andi Hermawan, S.Kom. selaku kepala sekolah.
3. Putriyana, S.Pd, selaku pembimbing sekolah.
4. Seluruh dewan guru di SMK Terpadu Waway Karya.
5. Seluruh teman-teman yang ada di SMK Terpadu Waway Karya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih
dalam tahap pembelajaran. Akan tetapi sedikit harapan penulis semoga laporan ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun,

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii

KATA PENGATAR.................................................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1


1.2. Tujuan Program Kunjungan Industri (KI).................................................................2
BAB II TEMPAT KUNJUNGAN.............................................................................................3

2.1. Sejarah Politeknik Negeri Lampung..........................................................................3


2.2. Visi, Misi Dan Tujuan...............................................................................................5
BAB III PEMBENIHAN TANAMAN LADA DAN SAWIT..................................................7

3.1. Pembenihan Tanaman Lada.......................................................................................7


3.2. Pembenihan Tanaman Sawit....................................................................................12
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................28

A. Kesimpulan................................................................................................................28
B. Saran...........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Politeknik Negeri Lampung pada awalnya dikenal dengan nama Politeknik Pertanian
Negeri Lampung dan resmi menyelenggarakan pendidikan tinggi secara mandiri dan menjadi
salah satu bentuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Provinsi Lampung sejak tanggal 7 April
2001, berdasarkan SK. Mendiknas RI No. 036/O/2001.
Selain sebagai penyelenggara kegiatan pendidikan tinggi, keberadaan Politeknik di era
otonomi daerah diharapkan dapat berperan sebagai motivator, dinamisator dan akselerator
pembangunan daerah. Dalam kaitan tersebut Politeknik terus melakukan pengembangan
aktivitas dan fasilitas akademik dengan memperluas penyelenggaraan bidang studi guna
mencetak tenaga professional di sejumlah bidang pengetahuan khusus. Sejak 2 Agustus 2004
Politeknik Pertanian Negeri Lampung resmi berubah nama menjadi Politeknik Negeri
Lampung, hal ini di karenakan rencana pengembangan Politeknik yang di masa datang
dimana bidang studi yang di selenggarakan tidak lagi hanya di bidang pertanian.
Politeknik Negeri Lampung diamanatkan untuk melaksanakan Pendidikan Vokasi, yaitu
pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dan
profesionalitas dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
Oleh karena itu pendidikan di Politeknik Negeri Lampung lebih diarahkan kepada
pembelajaran yang professional dengan dukungan tenaga pengajar (dosen), teknisi, tenaga
administrasi dan fasilitas pendukung proses belajar mengajar yang menunjang sistem
pembelajaran tersebut.
Politeknik mempunyai filosofi adalah sebagai berikut :
a. Keterkaitan dan kesepadanan antara kurikulum dan kebutuhan industri yang
berorientasi kepada kepuasan pelanggan (customer satisfactory).
b. Penyelenggarakan pendidikan berbasis kompetensi.
c. Peningkatan kualitas secara berkelanjutan (continuous quality improvment).
d. Belajar dengan melakukan (learning by doing).
e. Pengembangan organisasi dan manajemen modern yang berorientasi pada mutu,
profesionalisme dan keterbukaan serta mampu bersiang secara nasional maupun
regional.
f. Profesional dan berakhlak mulia.

1
1.2. Tujuan Program Kunjungan Industri (KI)
1. Memberikan pengalaman kepada peserta melalui kunjungan industri di dunia kerja dan
dunia industri.
2. Memberikan wawasan, tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan,
kedisiplinan dan beretos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja melalui program
kunjungan industri (KI).
3. Memperkokoh/memperkuat Link and Match antara program SMK dengan dunia usaha /
dunia industri dengan melakukan kunjungan industri (KI).
4. Memberikan wawasan kepada peserta didik dalam proses pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja yang efisien, berkualitas profesional melalui kunjungan industri (KI).
5. Memperoleh pengalaman dan penghargaan sebagai bagian dari proses pendidikan.

2
BAB II
TEMPAT KUNJUNGAN

2.1. Sejarah Politeknik Negeri Lampung


Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga trampil dan profesional tingkat madya,
Pemerintah Indonesia membuka sistem pendidikan baru yang berbentuk politeknik.
Politeknik Negeri Lampung yang pada awal berdirinya bernama Politeknik Pertanian
Universitas Lampung atau disingkat Politani Unila resmi terbentuk dengan diterbitkannya SK
Dirjen Dikti Depdikbud No. 14/Dikti/Kep/1984, tanggal 7 April 1984 yang kegiatan
administrasinya dipusatkan pada salah satu gedung di Fakultas Pertanian Unila. Dalam
rangka mempersiapkan pengembangan Politeknik, yang meliputi pengembangan fisik
kampus, tenaga akademik dan kurikulum maka pada tanggal 3 Desember 1985, dengan SK
Dirjen Dikti Depdikbud no. 79/Dikti/Kep/1985, dibentuk penanggung jawab Unit Pelaksana
Proyek pada Proyek Pengembangan Pendidikan Politeknik Pertanian dan Diploma (P5D).
Pada tanggal 3 November 1988, Politeknik menempati kampus baru di jalan Soekarno-
Hatta, Rajabasa, Bandar Lampung dan pada tanggal 15 Desember 1988 Penaggungjawab
Pengembangan Politeknik dilantik oleh Rektor Universitas Lampung. Aktivitas Politeknik
semakin nyata dengan adanya instruksi Direktur Jenderal pendidikan Tinggi No.
2040/D/Q/1988, tanggal 20 Oktober 1988 tentang Ujian Tulis pernerimaan Mahasiswa baru.
Kegiatan perkuliahan perdana dimulai pada tanggal 20 Februari 1989, yang terdiri dari 3
jurusan yaitu Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Budidaya Tanaman Pangan dan
Teknologi Pertanian, sedangkan Program Studi (PS) yang diasuh terdiri dari 5 PS, yaitu :
1. Budidaya Tanaman Perkebunan
2. Budidaya Tanaman Pangan
3. Teknologi Makanan
4. Tata Air Pertanian
5. Mekanisasi dan Bangunan Pertanian
Dalam rangka pengembangan aktivitas akademik, pada TA. 1998/1999 Politeknik
membuka program studi baru yaitu Budidaya Peternakan, melalui SK Dirjen Dikti No.
404/Dikti/Kep/1998, dan pada TA. 1999/2000 kembali membuka PS baru yaitu Agribisnis
dengan SK No. 209/Dikti/Kep/2000. Pada TA 2000/2001 dibuka PS Hortikultura dengan SK
No. 208/Dikti/KEP/2000 dan pada TA. 2001/2002 dibuka PS Budidaya Perikanan dengan SK
No. 344/Dikti/Kep/2000.

3
Pada tanggal 7 April 2001, berdasarkan SK. Mendiknas RI No. 036/O/2001 politeknik
resmi mandiri menjadi salah satu bentuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Provinsi
Lampung dengan nama Politeknik Pertanian Negeri Bandar Lampung.
Politeknik Pertanian Negeri Bandar Lampung mengelola 3 jurusan yaitu, Budidaya
Tanaman Perkebunan, Budidaya Tanaman Pangan, dan Teknologi Pertanian, dengan
mengasuh 9 Program Studi, yaitu :
a. Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan
b. Program Studi Produksi Tanaman Pangan
c. Program Studi Teknologi Makanan
d. Program Studi Tata Air Pertanian
e. Program Studi Mekanisasi dan Bangunan Pertanian
f. Program Studi Budidaya Peternakan
g. Program Studi Agribisnis
h. Program Studi Hortikultura
i. Program Studi Budidaya Perikanan
Berdasarkan rapat Senat Politeknik tanggal 19 Oktober 2002, ditetapkan usulan perubahan
nama politeknik menjadi Politeknik Negeri Lampung.
Pertimbangan perubahan nama tersebut sesuai dengan rencana jangka panjang
pengembangan Politeknik pada masa mendatang yaitu memperluas bidang studi sesuai
kebutuhan masyarakat pada bidang ekonomi secara umum, keteknikan, manajemen, dan lain
sebagainya.
Politeknik pada dasarnya telah memiliki embrio atau dasar untuk pengembangan ke arah
hal di atas. Selama ini Politeknik telah menyelenggarakan Program Studi Agribisnis yang
diasuh oleh dosen tetap dan telah meluluskan mahasiswa. Selain itu ada program studi yang
sama sekali tidak mempelajari teknik budidaya pertanian yaitu Program Studi Teknologi
Makanan. Adapun keuntungan mengubah pertanian ke bidang yang lebih luas adalah untuk
memberikan daya tarik (pulling-factor) terhadap sektor pertanian.
Usulan perubahan nama Politeknik Negeri Bandar Lampung menjadi Politeknik Negeri
Lampung akhirnya mendapat restu dari Menteri Pendidikan Nasional dengan diterbitkannya
Surat Keputusan No. 092/O/2004 Tanggal 2 Agustus 2004.
Sampai pada usianya yang ke-22 pada hari Jum’at tanggal 7 April 2006, Polteknik Negeri
Lampung telah mengelola lima jurusan yaitu : Budidaya Tanaman Perkebunan, Budidaya
Tanaman Pangan, Teknologi Pertanian, Peternakan dan Ekonomi Bisnis dengan 10 program
studi yaitu :
4
a. Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan
b. Program Studi Produksi Tanaman Pangan
c. Program Studi Teknologi Pangan
d. Program Studi Sumber daya lahan, Air dan Lingkungan
e. Program Studi Mekanisasi Pertanian
f. Program Studi Budidaya Peternakan
g. Program Studi Agribisnis
h. Program Studi Hortikultura
i. Program Studi Budidaya Perikanan
j. Program Studi Akuntansi
Sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat di era globalisasi dan informasi
maka pada TA 2006/2007 Politeknik Negeri Lampung membuka PS baru yaitu Manajemen
Informatika berdasarkan SK Ditjen Dikti no. 1083/D2.2/2006 tanggal 14 Juni 2006 sehingga
pada TA 2006/2007 program studi yang ada menjadi 11 PS.

2.2. Visi, Misi Dan Tujuan


a. Visi
Menjadi politeknik yang bermutu, inovatif, dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi terapan.

b. Misi
1. menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi yang berorientasi pada akhlak mulia,
terampil, disiplin, mandiri, dan kompetitif;
2. melaksanakan kajian keilmuan dan penelitian terapan untuk menopang pendidikan
dan pengajaran;
3. melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui transfer ilmu pengetahuan dan
teknologi terapan;
4. menguatkan budaya akademik, organisasi, dan kerja yang berkarakter dan beretika;
5. menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan pihak lain.
c.Tujuan Strategis
1. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, terampil, disiplin, mandiri, dan
memiliki keahlian di bidang iptek terapan;
2. Mengembangkan pengetahuan terapan bidang teknologi terapan yang memajukan
penerapan teknologi di industri dan masyarakat;

5
3. Meningkatkan budaya akademik, organisasi, dan kerja yang sehat dan dinamis
sebagai basis kerja sama dengan pemangku kepentingan guna mengembangkan
penerapan teknologi dan memajukan kemandirian masyarakat;
4. Menerapkan manajemen perguruan tinggi modern dalam pengelolaan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
5. Mewujudkan kepakaran bidang teknologi dan bisnis yang bermanfaat dan diakui
secara nasional dan internasional.

6
BAB III

PEMBENIHAN TANAMAN LADA DAN SAWIT


3.1. Pembenihan Tanaman Lada
3.1.1. Syarat-Syarat Tumbuh Lada 
Jika anda tertarik melakukan budidaya lada tetapi masih bingung mengenai cara
menanam lada yang benar, kesempatan kali ini kami akan menjelaskan tahap-tahap
budidaya lada dan syarat tumbuh lada dibawah ini:
1. Tanah
Pertama adalah jenis tanah, meskipun sebenarnya tanaman lada tidak terlalu sudah untuk
tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Andisol, Vertisol, Alfisol, Oxisol yang penting
mengandung banyak zat hara, subur dan memiliki drainase yang baik. Selain beberapa
jenis tanah diatas terdapat satu jenis tanah yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman
lada yaitu Tanah liat berpasir (Sandy clay).
2. Ketinggian tempat
Selanjutnya ketinggian tempat, tanaman lada dapat tumbuh dengan subur didaerah yang
memiliki ketinggian 0-500 dpl. Jika lokasi yang dipilih lebih tinggi dari ketinggian
idealnya maka tanaman lada tidak akan tumbuh dengan maksimal atau subur.
3. Iklim
Tanaman lada dapat tumbuh dengan subur pada daerah yang memiliki kelembaban
anatara 200 C sampai 340 C. Selain itu lada juga sangat menyukai daerah yang bercurah
hujan antara 2000-3000 MM pertahun.

Gambar 1. Tanaman Lada

7
3.1.2. Cara Menanam Lada
A. Cara Menanam Lada Step by Step 
Sebelum melakukan cara menanam lada ada baiknya anda memahami dulu syarat-syarat
diatas agar hasil budidaya lada dapat berjalan dengan mulus. Selanjutnya kami akan
membahasa cara menanam lada step by step dibawah ini.
1. Pemilihan bibit lada unggulan
Tahap pertama dalam proses cara menanam lada adalah pemilihan bibit unggulan, dengan
menggunakan bibit yang memiliki kualitas baik maka hasil buah nantinya akan baik juga.
Namun banyak petani pemula yang menganggap penggunaan bibit unggulan tidak terlalu
penting serta kurangnya pengetahuan mengenai ciri dan cara memilih atau membuat bibit
lada berkualitas, dibawah ini akan kami jelaskan semuanya.
a. Ciri bibit lada unggulan 
 Pertumbuhan bibit seragam, maksudnya adalah jika bibit yang anda tanaman benar
benar memiliki kualitas yang baik maka proses pertumbuhannya akan seragam atau
bareng
 Tahan saat dipindah, bibit yang memiliki kualitas baik akan tahan saat dipindahkan
dari satu tempat ketempat lain.
 Proses pertumbuhan cepat, anda bisa membedakan mana bibit yang berkualitas dan
bibit yang tidak berkualitas dengan melihat proses atau lama pertumbuhan bibit,
apakah lebih cepat atau lambat jika bibit yang dipilih tumbuh lebih cepat dari masa
pertumbuhan biasanya serta seragam maka bibit tersebut berkualitas baik.

Gambar 2. Pemilihan Bibit Lada

8
b. Cara membuat bibit lada berkualitas 
 Langkah pertama yang perlu anda lakukan adalah memenuhi persyarat lokasi
pembibit lada. Lokasi yang cocok untuk proses pembibitan adalah tempat datar, dekat
dengan sumber air, dekat dengan lokasi budiaya lada, bebas dari serangan hama
pengganggu
 Setelah semua syarat lokasi anda siap, langkah selanjutnya yang harus dilakukan
adalah menyiapkan tempat penanam berupa polybag dan media tanan berupa tanah
biasa, tanah humus dan pupuk kandang kering
 Pilih indukan lada yang subur, lalu potong cabang lada yang tidak terlalu tua namun
sudah memiliki batang dan daun
 Selanjutnya tanam bahan steak tersebut kedalam polybag yang sudah diisi media
tanam
 Lakukan penyiraman dan perawatan bibit lada hingga siap dipindah kelahan tanam

Gambar. 3 Semai bibit lada


2. Pengolahan lahan tanam lada
Cara menanam lada selanjutnya adalah pengolahan lahan tanam, meskipun sebenarnya
anda bisa menggunakan polybag langsung tapi dalam penggunaan polybag jumlah tanaman
terbatas.
Oleh karena itu kami menyarankan untuk menggunakan lahan kosong jika proses budidaya
lada berjumlah banyak, berikut ini adalah step by step pengolahan lahan tanaman lada.

9
Gambar 4. Pengolahan Lahan Lada
 3. Cara pengolahan lahan tanam lada step by step 
 Persiapkan lokasi lahan yang sudah memenuhi persyaratan tumbuh tanaman lada
diatas, setelah itu siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengolahan
lahan tanam berupa cangkul, sabit, tanah humus, pupuk kandang kering
 Selanjutnya bersihkan lahan dari hama pengganggu baik rumput atau tanaman yang
tidak berguna lainnya
 Setelah lahan bersih, lakukan penggemburan tanah dengan mencangkul berkedalam
40 cm dalam proses ini anda bisa menambahkan tanah humus dan pupuk kandang
agar tanah lebih kaya akan unsur hara (biarkan selama 7 hari)
 Setelah lahan dibiarkan selama 1 minggu anda bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya
yaitu pembuatan bedengan dengan ukuran lebar 135-140 cm, ketinggian 50 cm,
panjang sesuaikan dengan kondisi lahan serta buat drainase disekitar bedengan agar
proses pengaliran air lancar
 Tahap terakhir buatlah lubang yang akan digunakan untuk penanam bibit lada yang
sudah disiapkan sebelumnya dengan jarak 40 cm antar lubang.
B. Proses Penanam Lada
Penanaman lada dilakukan jika bibit sudah berumur cukup serta memang benar benar siap
ditanam, karena jika bibit dipindahkan dalam waktu yang tidak tepat potensi kematiannya
akan tinggi.
Cara menanam lada, anda bisa mengambil bibit lada yang sudah berusia dan memiliki ciri
ciri siap ditanam pada lahan yang sudah disiapkan sebelumnya. Ambil bibit lada dari tempat
pembibitan, sobek polybag lalu keluar bibit beserta tanahnya dan tanam kedalam lubang yang

10
sudah disiapkan tadi tutup kembali menggunakan tanah yang sudah dicampur pupuk
kandang.
C. Proses Perawatan Tanaman Lada
Perawatan tanaman lada dilakukan agar buah yang dihasilkan melimpah atau banyak,
sehingga para petani bisa mengalami untung yang banyak saat memasarkannya. Disini kami
akan menyajikan proses perawatan tanaman yang masuk dalam salah satu tahap cara
menanam lada terpenting dibawah ini.
1. Pembuatan sulur
Cara perawatan tanaman lada yang pertama adalah pembuatan sulur, tujuan dilakukan
pembuatan sulur agar cabang baru dari tanaman lada dapat merambat di tiang tiang sulur
tersebut. Anda bisa membuat tiang sulur dari bambu yang sudah dipotong.
2. Penyiangan
Selanjutnya adalah penyianngan atau pembersihan lokasi lahan tanaman lada dari rumput
dan hama pengganggu lainnya, kegiatan ini dilakukan pada lahan yang sudah mulai
ditumbuhi rumput biasanya pada 2 minggu awal penanaman.
3. Pemupukan susulan
Perawatan tanaman lada berikutnya adalah pemupukan susulan, tujuan dilakukan kegiatan
ini agar tanaman mendapat asupan yang digunakan untuk pembuatan makanan atau
fotosintesis ditambah jika tanaman lada sudah mulai berbuah maka kebutuhan akan zat hara
akan bertambah.
D. Proses panen
Cara menanam lada yang terakhir dan yang paling ditunggu tunggu oleh petani adalah
proses panen, namun perlu anda ingat proses panen tidak dapat dilakukan secara
sembarangan karena dapat merusak kualitas buah lada. Cara menanam lada dari awal hingga
proses panen ini memang membutuhkan waktu yang panjang namun semua itu akan terbayar
jika hasil panen sesuai dengan harapan kita diawal.
Tanaman lada yang siap dipanen biasanya berumur 6-7 bulan dari waktu awal penanaman
lada serta buah sudah berwarna hijau tua. Selain itu anda juga bisa mengecek buah lada siap
dipanen atau belum dengan cara memijit buah sudah keras/ masih lunak. Setelah itu kami
akan menjelaskan cara panen lada yang benar secara step by step dibawah ini.
1. Pastikan dulu buah lada sudah benar benar siap dipanen dengan melakukan seperti diatas
2. Buah harus dipetik secara selektif, dan panen harus dilakukan sesering mungkin selama
musim panen. Dengan seringnya dilakukan pemetikan selama musim panen ini, dapat
diharapkan buah lada yang di petik menjadi seragam. Bila pemetikan lada hanya dilakukan
11
satu atau dua kali selama musim panen, kemungkinan buah yang tidak matang atau terlalu
tua akan ikut terbawa
3. Buah lada yang jatuh ke tanah harus diambil secara terpisah dan tidak boleh dicampur
dengan buah lada yang berasal dari pohon. Buah lada yang jatuh ke tanah harus diproses
secara terpisah untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan
4. Pemetikan lada harus dilakukan dengan cara yang higienis /bersih, dikumpulkan dan di
angkut di dalam kantong atau keranjang yang bersih untuk dibawa ketempat pemrosesan.

3.2. Pembenihan Tanaman Sawit


3.2.1. Tahapan Pembibitan
 Pre Nursery (pembibitan awal) selama 3 bulan pertama dengan polibag  kecil
 Main Nursery (pembibitan utama) bibit dipindahkan ke dalam polibag besar,
dipelihara selama 9 – 12 bulan sampai siap untuk dapat ditanam
 Umur bibit yang dapat ditanam di areal pertanaman :
o paling muda           : 8 bulan
o ideal                      : 12 bulan
o paling tua               : 24 bulan; untuk daerah yang rawan hama  (gajah, babi, beruang,
tikus, dan landak
3.2.2. Lokasi Pembibitan

Gambar 5. Lokasi Pembibitan


 Tanah/arealnya rata/datar. Jika areal datar tidak diperoleh dapat juga digunakan areal
bergelombang atau berbukit namun perlu dibuat teras-teras yang disesuaikan dengan
kemiringannya asal saja jaringan penyiramannya mampu mencapai tempat tertinggi
atau terjauh.

12
 Dekat dengan sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun. Bibit perlu disiram 2
kali sehari jika tidak turun hujan yaitu dari pagi sampai pukul 11.00 wib siang dan
sore mulai pukul 16.00 wib. Bibit memerlukan banyak air yaitu 0,25 – 2 liter
tergantung dari umur dan kondisi bibit. Air harus bersih dan tidak beracun.
 Dekat dengan areal yang akan ditanami jika mungkin ditengah lokasi untuk
mengurangi biaya angkutan bibit.
 Drainasenya baik/arealnya tidak tergenang
 Aman dari gangguan hama berupa binatang besar maupun serangga, dekat dari
pengawasan dan mudah dikunjungi
 Dekat dari sumber tanah untuk pengisi kantong plastik (top soil) karena tiap kantong
besar membutuhkan 20-25 kg tanah
3.2.3. Kebutuhan dan Pengadaan Bibit
 Kebutuhan bibit/kecambah sebanyak 140% dari jumlah yang akan ditanam.
 Perhitungannya adalah :
o Seleksi kecambah                     : 2,5%
o Seleksi di pembibitan awal       : 10%
o Seleksi di pembibitan utama     : 15%
o Cadangan penyisipan                : 5%
 Kebutuhan kecambah = 100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95 = 1,40 x jumlah
pohon/ha
 Kerapatan 130 ph/ha (9,4 m) diperlukan kecambah 180/ha Kerapatan 143 ph/ha (9,0
m) diperlukan kecambah 200/ha
      3.2.4. Sistem tanam segitiga sama sisi
 Kecambah dibeli 12 bulan sebelum rencana penanaman. Bila rencana penanaman
dalam jumlah banyak, pemesanan sebaiknya bertahap sesuai dengan fasilitas dan
tenaga yang ada.
 Untuk tempat yang agak jauh dari sumber benih, pengangkutan agar diusahakan
dengan cargo (angkutan) udara
 Benih yang sudah diterima agar ditempatkan di tempat yang teduh kemudian segera
ditanam karena paling lama hanya dapat bertahan 3-5 hari dari tempat penghasil benih
 Kebutuhan benih dan luas pembibitan :

Luas areal Kebutuhan Luas Bibit ke Luas Bibit Yang


yang akan Benih Pembibitan Pembibitan Pembibitan Akan

13
Ditanami awal (ha) utama utama (ha) Ditanam
(ha) ke
Lapangan

500 90.000 0.2 81.000 6 68.850

1000 180.000 0.4 162.000 12 137.700

1500 270.000 0.5 243.000 17 206.650

2000 360.000 0.7 324.000 23 275.400

2500 450.000 0.9 405.000 29 344.250

3000 540.000 1.0 486.000 35 413.100


Keterangan :
o Perhitungan tersebut menggunakan standar seleksi di pembibitan awal 10% dan
pembibitan utama 15%
o Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan awal sebanyak 500.000
polibag dan pembibitan utama ± 14.000 polibag
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
 Standard kebutuhan per ha pembibitan tenaga kerja : 5–6 hk per hari                           
3.2.5.  Penyiraman Bibit
      Sistem penyiraman yang harus digunakan perlu dipertimbangkan :
 Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama atau berapa tahun akan
digunakan. Jika penggunaannya cukup lama atau akan digunakan lebih dari 5 tahun
mungkin pemakaian sprinkler akan lebih menguntungkan karena akan memperkecil
biaya penyusutan dari instalasinya. Demikian pula dengan luasnya, luas hendaknya
sesuai dengan kapasitas pompa yang akan digunakan.
 Bagaimana dengan keadaan areal pembibitan tersebut apakah rata atau bergelombang.
Rata dengan sprinkler lebih baik, bergelombang dengan semi mekanis akan lebih
murah dimana dapat memanfaatkan tenaga gravitasi. Cara ini dilakukan dengan
membangun bak penampung ditempat yang tertinggi dan baru dialirkan ke tempat
yang lebih rendah
 Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan. Jika cukup dekat
penggunaan sprinkler mungkin cukup baik. Jika terlalu jauh maka perlu pertimbangan
lain apakah pompa yang digunakan mampu.

14
 Bagaimana dengan persediaan tenaga yang ada. Penggunaan sprinkler memerlukan
tenaga kerja yang lebih sedikit 4.000 bibit/hk sedangkan secara manual 2.500
bibit/hk
 Berapakah debit air yang ada terutama pada musim kemarau. Untuk 1 ha dibutuhkan
lebih dari 77 m3/hari (bibit saja 2,5 liter/hari, sisanya untuk peresapan dan
pengaliran di permukaan)
3.2.6. Kebutuhan Air Bibit
 Pembibitan awal, kebutuhan air per pokok : 0,1 – 0,3 liter/hari
 Pembibitan utama :

Umur Bibit ( bulan ) Kebutuhan Air/pokok/hari ( liter )

0–3 1 (sprinkler 1,5 jam)


3–6 2 (sprinkler 1 jam 45 menit)
6 - 12 3 (sprinkler 2 jam
Sumber data :Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – Bandar Kuala (1992)
3.2.7. Instalasi penyiraman
   a. Secara Manual
Air dihisap dari sungai dengan menggunakan pompa air dan dialirkan ke areal pembibitan
dengan menggunakan pipa dan selang
 Pipa primer 6 inch ditempatkan ditengah-tengah lapangan
 Cabang I dengan pipa 2 inch
 Cabang II dengan pipa 1 inch yang disambung dengan selang plastik 25 m yang
ujungnya diberi gembor
 Penyiraman dilakukan dengan tenaga manusia
     b. Sprinkler
 Penggunaan pipa :

Penyiraman Menggunakan Sprinkler


1. Pipa induk 6 inch dari rumah pompa

15
2. Pipa utama 4 inch dilengkapi dengan kran (valve) ke pipa distrubusi 2 inch. Tiap
sambungan dilengkapi stand pipes 0,75 inch yang dipasang berdiri dan ujungnya
dilengkapi dengan nozzle yang dapat memancarkan air dan berputar karena aliran air
3. Pada tiap pipa distribusi terdapat 8 – 10 sprinkler yang berjarak 9 – 18 m
4. Untuk 8 ha pembibitan diperlukan 30 sprinkler, 2 line pipa distribusi
 Kebutuhan air ± 75 m3/ha/hari. Efisiensi 30-40%
 Pompa berdaya pancar 45 psi (3,6 kg/cm2)
 Kekuatan pompa 18-20 HP untuk 8 ha pembibitan
3.2.7. Pembibitan Awal (Pre Nursery)
    a. Persiapan Areal
 Areal yang sudah di buka (LC) dibersihkan dan diratakan
 Kebutuhan bahan/tenaga : Manual 20 HK/Ha dan mekanis 6 JKT (Jam Kerja Traktor)
per ha
 Kebutuhan areal 1 m2 untuk 70 bibit pada pembibitan awal
   b. Membuat Bedengan
 Ukuran bedengan : lebar bedengan 1,2 m ; jarak antar bedengan 0,8 m
 Jumlah bibit dalam satu bedengan : 840 bibit
 Kebutuhan tenaga untuk membuat bedengan : 1,5 HK/bed
 Tepi bedengan diberi batas dengan bambu atau papan
 Jumlah bahan digunakan : 4 bambu @ 6 m dan 5 papan/bed
    c. Menabur Pasir
 Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2 cm
 Jumlah kebutuhan pasir : 0,3 m3/bed
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 0,2 HK/bed
    d. Meracun Serangga
 Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan insektisida, contoh Sevin
atau Thiodan
 Jumlah dan jenis bahan digunakan : Sevin 85 EC dosis : 5 cc/l air/bed
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 1 HK/30 bed
    e. Naungan
 Pada tahap awal bibit harus diletakkan di bawah naungan, setelah dua daun keluar
(1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5
bulan) naungan harus sudah dihilangkan.
 Luas naungan minimal sebesar bedengan dengan tinggi ± 2 m
16
 Bentuk naungan : tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2 m, dan jarak antar
tiang 3 m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet.
 Jumlah bahan yang digunakan : 7 bambu/bed @ 6 m dan 10 pelepah/bed
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja membuat naungan : 1 HK/bed
    f. Mengumpulkan Tanah/Media Tanam
 Media tanam menggunakan top soil (kedalaman 20-30 cm) tanah mineral dengan
tekstur lempung, kecuali di areal gambut dapat menggunakan tanah gambut
 Tanah diayak dengan saringan kawat 2 cm agar bersih dari akar, rumputan, batuan
dan sampah lainnya.
 Hasil pengayakan ± 60% (dari 1m3 diperoleh ± 1.000 kg tanah)
 Bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir perbandingan 3:1
 Media tanam harus dicampur dengan 50 kg pupuk RP per ± 2 m3 tanah (± 1.000
polybag kecil)
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengumpulkan tanah secara manual 1,5 m3/HK
sedangkan secara mekanis 8 JKT/Ha
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengayak 3 m3/HK
    g. Ukuran Polybag
 Ukuran polybag kecil 0,075 mm x 15 cm x 23 cm lay flat, warna hitam
 Setelah diisi berukuran : diameter ± 10 cm dan tinggi ± 17,5 cm
 Lubang polybag berjumlah 12-24 dengan diameter 0,5 cm
 1 kg Plb ± 200 lembar polybag kecil
     h. Mengisi Polybag
 Empat minggu sebelum penanaman kecambah, polybag harus sudah diisi tanah dalam
jumlah cukup
 Guncang polybag pada saat pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai
mencapai ketinggian 1 cm dari bibir polybag
 Polybag disiram air setiap hari sampai tampak jenuh sebelum dilakukan penanaman
dan diisi kembali dengan tanah bila diperlukan
 Jumlah tanah adalah 1 kg per polybag
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja pengisian polybag 400 unit/HK
     i.Menyusun di Bedengan
 Polybag harus disusun secara tegak dan rapat di bedengan.
 Tiap 1 m2 dapat memuat 70 polibag atau 840 polybag/bedengan

17
 Diusahakan air tidak akan menggenangi di bedengan dengan mengikis permukaan
tanah yang tidak datar
 Jumlah tenaga kerja untuk menyusun polybag adalah 1.000 unit/HK
    j. Seleksi Kecambah
 Kecambah normal : calon akar (radicula) dan calon batang (plumula) terlihat jelas,
panjangnya 8-25 mm.
 Radicula berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar
 Plumula ujungnya tajam seperti tombak
 Kriteria kecambah yang abnormal :
1. Calon akar/batang patah
2. Calon akar/batang tidak tumbuh
3. Calon akar/batang membengkok
4. Calon akar/batang tumbuh satu arah
5. Calon akar/batang busuk terserang cendawan
6. Calon akar/batang layu karena terlalu kering
 Jumlah kebutuhan untuk seleksi kecambah 5.000 kecambah/HK
 Pada saat diterima peti harus diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari
 Setiap kantong kecambah harus dibiarkan terbuka selama beberapa menit untuk
pergantian udara
     k. Menanam Kecambah
 Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah ditanam
 Kantong plastik kecambah dibuka dengan hati-hati dan letakkan kecambah di baki
yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan fungisida Thiram
dengan konsentrasi 0,2%
 Kecambah diseleksi dan dihitung (% seleksi)
 Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radikula yang akan diposisikan
arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan ke atas
 Kecambah ditanam dengan kedalaman sekitar 2-3 cm di bawah permukaan tanah
polybag (dilobang dengan ibu jari)
 Polybag disiram sampai jenuh setelah kecambah ditanam
 Diberi naungan sesuai iklim setempat
 Sebaiknya penanaman dilakukan secara beregu.
 Kecambah yang memiliki persilangan yang sama ditanam pada bedengan yang sama.
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menanam kecambah 1.000 bbt/HK
18
     l.Penyiraman
 Bibit disiram 2 x sehari
 Jam penyiraman : 07.00 wib – selesai paling lambat jam 11.00 wib; sore hari jam
15.00 wib – selesai
 Bila malam sebelumnya turun hujan (> 8 mm) dan tanah di polybag masih basah
maka penyiraman hanya dilakukan sore hari saja.
 Bila pagi harinya hujan turun (> 10 mm) maka tidak perlu penyiraman pagi dan sore.
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bbt/HK (16 bed/HK) 
 m. Pengendalian Gulma
 Dilakukan 1 x tiap 2 minggu
 Cara pelaksanaan adalah manual tidak boleh dengan herbisida
 Pengendalian dengan mencabut rumput dan gulma lain di dalam polibag dan yang
berada di antara polibag
 Sekaligus melakukan konsolidasi dengan menambah tanah pada polibag apabila
kekurangan.
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bibit/HK atau 16 bed/HK
     n. Pemeliharaan Drainase
 Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan
 Diperiksa agar air jangan tergenang di polybag
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK
 Rotasi yang diperlukan 1 x /minggu
     o. Pemupukan
 Minggu genap (minggu ke 4, 6, 8, 10, 12) dengan pupuk majemuk (contohnya
Rustika) 15.15.6.4 konsentrasi 0,2% (2gr/l air)
 Minggu ganjil (minggu ke 5, 7, 9, 11) dengan urea 0,2%
 Cara dilarutkan pupuk dalam gembor : 10 gr Urea atau 10 gr pupuk majemuk dalam 5
liter air untuk 500 bibit
 Pemupukan dilakukan pagi hari setelah selesai penyiraman pertama/pagi
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK
    p. Konsolidasi Bibit
 Dilakukan 1 kali/minggu meliputi :
o Menambah tanah yang kurang
o Menegakkan polibag yang miring

19
o Menukar bibit yang mati dengan bibit pada bedengan terakhir yang biasanya
tidak penuh
o Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 4.000 bibit/HK atau 5 bed/HK
    q. Pengendalian Hama dan penyakit
 Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan setiap hari
 Pengendalian dilakukan dengan cara manual
 Apabila gangguan hama/penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat maka dilakukan
dengan penyemprotan insektisida, fungisida dengan rotasi 1 kali/minggu
 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK
    r. Tata cara seleksi Bibit di pre-nursery
 Angkat dan singkirkan semua bibit afkir dari bedengan sebelum dilakukan
pemindahan bibit sehat ke polybag besar
 Musnahkan semua bibit afkir
 Catat dan laporkan bibit yang diafkir
 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 5.000 bibit/HK
     Standar Pertumbuhan Bibit kelapa sawit

Umur Tinggi (cm) Diameter (cm) Banyak daun


(bulan)

4,5 26,0 + 1,3 1,30 + 0,02 5,0 + 0,2


6 39,9 + 1,1 1,84 + 0,02 8,6 + 0,2
7 52,2 + 1,4 2,70 + 0,12 10,8 + 0,3
8 64,3 + 0,6 3,56 + 0,04 11,0 + 0,0
9 88,3 + 2,5 4,50 + 0,15 13,3 + 0,3
10 101,9 + 5,1 5,96 + 0,33 15,8 + 0,1
11 114,1 + 3,9 5,84 + 0,14 15,6 + 0,3
12 126,9 + 7,0 6,02 + 0,24 15,8 + 0,4
 Sumber data :Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – Bandar Kuala (1992)
    
Beberapa ciri Fisik bibit yang di-afkir
 Pucuk bengkok atau daun berputar : akibat penanaman kecambah yang terbalik atau
faktor genetik
 Daun lalang atau daun sempit (narrow grass leaf) : akibat faktor genetik
 Daun kerdil dan sempit (stump/little leaf)

20
 Daun menyempit dan tegak (acute/erect leaf)
 Daun yang menggulung (rolled leaf) : akibat factor genetic
 Daun berkerut/keriput (crinkle leaf) : akibat factor genetic
 Daun melipat (collante) : akibat kekurangan air
 Bibit kerdil (stunted) : akibat factor genetic
 Chimaera : sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris
kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dan jaringan yang
normal
 Bibit dengan serangan penyakit berat
 H. Pembibitan Utama (Main Nursery)
     
Persiapan Areal
 Areal Pembibitan dekat dengan sumber air atau sungai
 Areal datar dengan penggunaan areal 1 ha untuk 14.000 bibit
 Dibuat parit drainase mengikuti pipa sekunder dari jaringan pipa penyiraman
 Ukuran parit lebar dasar 30 cm, lebar atas 70 cm, dalam 40 cm
 Bila penyiraman dengan sprinkler hendaknya dibuat dulu desainnya dan penempatan
pipa-pipanya
 Bila diperlukan buat pagar keliling 150 m dengan kawat. Jarak antara tiang 3 m,
tinggi pagar 1,5 m
 Jumlah tenaga kerja untuk membuat pagar 100 m/HK
 Transplanting ke main nursery dilakukan pada bibit berumur 3-4 bulan atau memiliki
4-5 helai daun
     Memancang
 Umur bibit 8-10 bulan : jarak pancang 70 x 70 x 70 cm (23.000 bibit/ha)
 Umur bibit ≥ 10 bulan : jarak pancang 90 x 90 x 90 cm (14.000 bibit/ha)
 Kebutuhan tenaga kerja memancang 1.000 pancang/HK
     Mengumpulkan Tanah
 Metode sama dengan pembibitan Pre-Nursery
 Tanah di polybag besar harus dilubangi dan selanjutnya dimasukkan 100 g pupuk RP
ke lubang polybag besar sebelum bibit ditanam
     Ukuran Polybag
 Ukuran polybag besar adalah 0,15 mm x 35 cm x 50 cm lay flat
 Setelah diisi tanah diameter ± 23 cm dan tinggi ± 39 cm ; warna hitam
21
 Lubang empat baris perforasi berjarak 5 cm x 5 cm
 Tebal polibag harus merata tidak ada tebal tipis
     Mengisi Polybag
 Polybag harus sudah siap diisi tanah minimal 4 minggu sebelum transplanting dari PN
untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil.
 Polybag harus dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat berdiri tegak dan
silindris
 Persiapan media tanam dan isikan ke dalam polybag. Hindarkan pemadatan tanah
dalam polybag dengan cara menekan kuat ke arah bawah
 Guncang polybag pada waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan mencegah agar
tidak ada bagian yang mengkerut atau terlipat sehingga ketinggian tanah dapat
mencapai 2,5 cm dari bibir polybag.
 Jumlah polybag 1 kg = 18 lembar; 1 plb ± 20 kg
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 100 unit/HK
      Menyusun Polybag
 Polybag disusun di areal bibitan yang sudah dipancang
 Menyeragamkan cara peletakan (contoh di selatan pancang). Pancang tidak boleh
dicabut
 Setiap 5 baris dikosongkan 1 baris untuk jalan pemeliharaan bibit
 Kedua tangan pekerja harus berada pada dasar polybag dan tidak dibenarkan 1 tangan
menyengkeram bibit polybag bagian atas
 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 100 – 150 unit/HK
     Menanam/Transplanting di Polybag Besar
 Tanah di polybag dilubangi sebesar ukuran polybag kecil dengan alat berupa bor
tanah atau yang dibuat dari pipa 4 inch
 Jumlah tenaga kerja untuk melubangi 250 unit/HK
 Bibit yang telah memenuhi syarat (umur 3 bulan, daun 3-4, bentuk sempurna)
diangkut dengan kotak papan, diecer ke tempat polybag
 Jumlah tenaga kerja untuk mengecer 700 bibit/HK
 Penanaman dilakukan : bibit di polybag kecil dipegang miring, dasarnya disayat
keliling kemudian dilepas. Dimasukkan ke dalam lubang polybag besar. Sambil
menahan bibit polybagnya ditarik/dilepas. Tanah diratakan dan dipadatkan
 Jumlah tenaga kerja untuk menanam 100 bibit/HK
    
22
  Penyiraman Bibit
 Bibit disiram 2 kali/sehari : pagi; jam 7.00 – selesai selambat lambatnya jam 11.00,
sore jam 15.00 – selesai
 Jumlah tenaga kerja 2.500 bibit/HK
 Apabila malam sebelumnya turun hujan dan tanah di polibag masih basah maka
penyiraman hanya dilaksanakan sore hari. Bila hujan pagi hari cukup lebat (> 10 mm)
maka sampai sore bibit tidak perlu disiram.
 Kebutuhan air bibit : 1-3 bl = 1.0 ltr; 3-6 bl = 1.5 ltr; > 6 bl = 2 ltr
      Pengendalian Gulma
 Dilakukan 2 minggu sekali
 Penyiangan dilakukan dalam polibag dan di luar polibag
 Dalam polibag penyiangan dilakukan secara manual
 Di antara polibag rumput-rumput disemprot dengan 2 kg karmex + 2,2 ltr
gramoxone/450 ltr air/ha bibitan
 Tenaga kerja diperlukan untuk penyiangan 0,7 ha/HK atau 8.000 bibit/HK
     Pemberian Mulsa
 Pada daerah yang terlalu kering/panas, bibit dalam polybag harus diberi mulsa
 Mulsa diberikan secara merata di atas permukaan tanah dalam polybag segera setelah
bibit ditanam
 Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang, jerami ataupun lalang kering
 Jumlah cangkang sawit yang diperlukan 0,5 kg/polibag
 Jumlah tenaga kerja diperlukan adalah 2.500 bibit/HK
     Konsolidasi Bibit
 Konsolidasi bibit dilakukan 1x/bulan
 Menegakkan polibag-polibag yang miring
 Mengganti/membalut polibag yang pecah
 Menambah tanah di polybag (hanya sampai umur 6 bulan)
 Jumlah tenaga kerja diperlukan 2.000 bibit/HK
     Pemeliharaan Parit drainase
 Mengalirkan air yang tergenang 1 kali/minggu
 Mendalamkan parit pada ukuran semula
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK
     Pemupukan
23
 Dimulai pada minggu ke 2 setelah bibit di transplanting
 Jenis pupuk : pupuk majemuk (contoh Rustika) R 15.15.6.4 dan R 12.12.17.2 serta
pupuk Kieserite atau Dolomit
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 3.000 bibit/HK atau 5 HK/ha bibit
 Cara pemupukan :
o Buat takaran pupuk sesuai dengan dosis
o Pupuk ditaburkan merata pada permukaan tanah di polybag melingkar/keliling
sejauh 10 cm dari bibit
o Pupuk tidak boleh menyentuh bibit
o Pelaksanaan setelah penyiraman pertama
     Dosis Pemupukan Pembibitan Utama

Umur Bibit Dosis Pupuk (gram/pohon)

(Minggu) RI R II K atau D

2 2.5 - - -
3 2.5 - - -
4 5.0 - - -
5 5.0 - - -
6 7.5 - - -
8 7.5 - - -
10 10.0 - - -
12 10.0 - - -
14 - 10.0 7.5 10.0
16 - 10.0 - -
18 - 10.0 7.5 10.0
20 - 10.0 - -
22 - 15.0 10.0 15.0
24 - 15.0 - -
26 - 15.0 10.0 15.0
28 - 15.0 - -
30 - 20.0 15.0 22.5
32 - 20.0 - -
34 - 20.0 15.0 22.5
36 - 20.0 - -

24
38 - 25.0 15.0 22.5
40 - 25.0 - -

Jumlah 50 230 80 117.5


Keterangan :   R I        = Rustika 15.15.6.4
                      R II      = Rustika 12.12.17.2
                      K          = Kieserite
                      D          = Dolomit
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
     
       Pengendalian Hama Penyakit
 Pengamatan dilakukan secara rutin 1 x/minggu untuk mengetahui ada tidaknya
serangan hama/penyakit
 Cara pengendalian pada saat serangan awal/ringan secara manual, hama dikutip
kemudian dimusnahkan
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja 2.000 bibit/HK
 Bila dari hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan gejala serangan maka
dapat dikendalikan dengan penyemprotan pestisida.
 Penyemprotan dilakukan setelah penyiraman pagi dan ditambahkan dengan perekat.
 Khusus bibit yang terkena penyakit dan mudah menular harus dipisahkan dari bibit
sehat
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja 3.000 bibit/HK
     Kebutuhan Larutan Semprot

Umur (bulan) Vol. Semprot (cc/pk) Tenaga (bibit/HK)

4–6 25 5.000

7–9 50 3.000

10 - 12 100 1.00
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)

25
    
Seleksi Bibit
 Seleksi dilaksanakan dengan tahapan umur bibit 6, 9, 12 bulan dan pada persiapan
pengiriman bibit ke lapangan
 Tata cara pelaksanaan seleksi bibit :
o Berikan tanda dengan cat warna putih di polybag setiap bibit afkir/abnormal
o Catat dan dibuat berita acara semua bibit afkir
o Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan, jumlah bibit afkir
selama di main nursery antara 10-15 %
 Jumlah tenaga kerja dibutuhkan 3.000 bbt/HK
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
 Kerdil (runt/stunted): Bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil
dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya
 Bibit erect: Faktor genetis, daun tumbuh dengan sudut yang sangat  sempit/tajam
terhadap sumbu vertikal sehingga seperti tumbuh tegak.
 Bibit yang layu dan lemah (limp): Penampilan pucat dan pertumbuhan daun muda
cenderung lebih pendek dari yang seharusnya
 Bibit flat top: Faktor genetik, daun yang baru tumbuh dengan ukuran yang makin
pendek dari daun tua, sehigga tajuk bibit terlihat rata
 Short internode: Jarak antara anak daun pada tulang pelepah (rakhis) terlihat dekat
dan bentuk pelepah tampak pendek
 Wide internode: Jarak antara anak daun pada rakhis terlihat sangat lebar. Bibit terlihat
sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal
 Anak daun yang sempit (narrow leaf): Bentuk helai daun tampak sempit dan
tergulung sepanjang alur utamanya (lidi) sehingga bentuknya seperti jarum
 Anak daun tidak pecah (juvenile): Helai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak
pecah
 Daun berkerut (crinkle leaf): Daun terlihat berkerut. Gejala berat akibat factor genetic,
gejala ringan disebabkan karena kekurangan air
 Chimaera: Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah menjadi pucat atau
bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna gelap dari jaringan yang
normal
 Crown Diseases: Faktor genetik, pelepah bengkok dan mudah patah

26
 Blast: Bibit berubah secara progresif ke arah coklat dan perlahan dimulai dari daun
yang tua bergerak ke daun yang lebih muda
 Terserang hama dan penyakit: Terserang busuk pucuk dan hama/penyakit yang harus
dipisahkan
      Persiapan Pemindahan Bibit ke Lapangan
 Pemutaran bibit (rotating): Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum dikirim
ke lapangan. Setelah bibit diputar harus disiram air dengan cukup setiap hari sampai
waktu pengiriman ke lapangan
 Perlakuan Bibit untuk Persiapan Pengangkutan: Menjelang persiapan tanam bibit
dikumpulkan rapat, setiap kelompok terdiri 100-200 bibit. Bibit disusun satu lapis di
atas truk dan disiram sebelum berangkat ke lapangan

27
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menjalankan Kunjungan Kerja Industri (KI) di Politeknik Negeri
Lampung. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Kunjungan Kerja
Industri (KI) itu sangat penting bagi pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
karena peserta Kunjungan Kerja Industri (KI) dapat terjun langsung ke lapangan, serta
dituntut untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dilaksanakannya Kunjungan
Kerja Industri (KI) tersebut.
Melalui Kunjungan Kerja Industri (KI) ini peserta dapat menilai dan menghargai
kemampuan diri sendiri. Penulis mencoba menarik kesimpulan bahwa ternyata
pengalaman yang didapatkan di lapangan kerja khususnya di segi teknik
pelaksanaannya lebih praktis jika dibandingkan pelajaran yang diterima di sekolah, hal
ini disebabkan di lapangan dituntut
untuk memanfaatkan waktu seefisien mungkin dengan kesalahan sekecil mungkin
sedangkan di sekolah pengalaman belajar ditujukan pada hal yang sebenarnya dari
teori berdasarkan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan dan dibuktikan secara
ilmia. Hal ini membuktikan pengalaman yang diperoleh penulis di lapangan setelah
dibandingkan lebih teliti di sekolah, hanya saja waktu yang diperlukan sedikit lebih
lama dibandingkan dengan lapangan. Walaupun sebenarnya teori yang dipergunakan
di lapangan kerja pada dasarnya mempuanyai teori yang sama dengan apa yang
dipelajari di sekolah.

B. Saran
Setelah kami mengikuti Kunjungan Kerja Industri (KI), saya selaku penulis atas
pelaksanaan Kunjungan Kerja Industri (KI) tersebut merasa bangga atas keberhasilan
yang telah di capai oleh Politeknik Negeri Lampung. Saya berharap apa yang telah
berhasil ini dapat terus di pertahankan bahkan dapat lebih di kembangkan.

28
29
DAFTAR PUSTAKA

https://polinela.ac.id/profil/
http://muhsinunpolteklampung.blogspot.com/2007/03/sejarah-singkat-polinela.html
https://polinela.ac.id/visi-misi-dan-tujuan/
https://sentrabudidaya.com/panduan-budidaya-cara-menanam-lada/
http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2012/10/pembibitan-kelapa-sawit.html

30

Anda mungkin juga menyukai