Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN BAYAM (AMARANTHUS)

SECARA HIDROPONIK TEKNIK NFT DI GREEN HOUSE

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Disusun Oleh :

NAMA : DILA APRIYANI

NISN : 0028054279

KELAS : XI AGRONOMI

SMK TERPADU WAWAY KARYA

DESA KARANG ANOM

KECAMATAN WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : DILA APRIYANI


Kelas : XI AGRONOMI
Judul Laporan : Budidaya Tanaman Bayam (Amaranthus)
Secara Hidroponik Teknik NFT
Tempat Prakerin : POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Pembimbing Lapangan Guru Pembimbing

(Mardi Waluyo) (Agus Bambang Suprianto, S.Pd)


NIP. 1970211219930302001

Menyetujui,

Kepala SMK Terpadu Waway Karya Ketua Jurusan

(Andi Hermawan,S.Kom) (Agus Salim,S.P)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan praktek kerja industri ini Dapat diselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.Serta kepada
para sahabatnya dan kepada seluruh umatnya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek kerja industri masih banyak
kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan praktek
kerja industri ini.Demikian kata pengantar ini saya buat, semoga dapat bermanfaat,
khususnya bagi saya pribadi khususnya dan pembaca pada umumnya.

Waway Karya, 03 Januari 2020

Penyusun

DILA APRIYANI

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................1
1.2. Tujuan Kunjungan Industri.........................................................................................1
1.3. Manfaat Kunjungan Industri.......................................................................................2
1.4. Waktu Praktek Kerja Industri......................................................................................3
1.5. Tempat praktek kerja industri.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
2.1. Profil Tempat Praktek Kerja Industri..........................................................................4
2.2. Sejarah.........................................................................................................................4
2.3. Struktur Organisasi Politeknik Negeri Lampung........................................................6
2.4. Visi, Misi Dan Tujuan.................................................................................................7
2.5. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam................................................................................8
2.6. Sejarah Hidroponik.....................................................................................................8
2.7. Gejala Kekurangan Nutrisi Pada Tanaman Hidroponik............................................10
2.8. Pengaruh pH Terhadap Tanaman Hidroponik..........................................................10
2.9. Alat Dan Bahan.........................................................................................................10
2.10. Model NFT (Nutrient Film Technique)..................................................................12
2.10.1. Penyemaian..........................................................................................................14
2.10.2. Tujuan persemaian...............................................................................................15
2.10.3. Pemindahan Bibit ke Media Hidroponik ( Penanaman )....................................15
2.10.4. Perawatan.............................................................................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................................19
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................19
3.2. Saran..........................................................................................................................19
LAMPIRAN.........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Politeknik Negeri Lampung..............................................................................4

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Politeknik Negeri Lampung..........................................................6

Gambar 2.5. Tanaman Bayam Hidroponik........................................................................................8

Gambar 2.10. Hidroponik Sistem NFT............................................................................................12

Gambar 2.10.1. Penyiapan Bibit Dan Benih Bayam........................................................................14

Gambar 2.10.3. Pembenahan dan Pemindahan Tanaman Sayur Hidroponik..................................15

Gambar 2.10.4. Perawatan Tanaman Hidroponik...........................................................................16

Gambar 2.10.5. Pencampuran Nutrisi Ab mix.................................................................................16

Gambar 2.10.6. Pengecekan pH dan TDS Meter.............................................................................17

Gambar 2.10.7. Pemanenan..................................................................................................18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memerlukan Sumberdaya manusia yang unggul untuk menghadapi


persaingan global. Faktor utama yang menentukan keunggulan adalah tenanga kerja yang
memiliki keterampilan dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ), agar
dapat menghasilkan produk maupun jasa yang layak untuk di unggulkan pada persaingan
global , baik masa kini maupun masa yang akan datang. Artinya, diperlukan sumberdaya
manusia (SDM) yang memiliki keahliaan profesional. Pendidikan sebagai pranata utama
pembangunan sumber daya manusia (SDM) harus secara jelas berperan membentuk
peserta didik menjadi aset bangsa, yaitu SDM dengan keahlian profesional yang dimiliki
dapat menjadi produktif dan bepenghasilan serta mampu menciptakan produk-produk
unggul industri indonesia ini yang siap menghadapi persianngan dipasar modal.

Keahlian profesional yang harus dikuasai pada dasarnya mengandung unsur ilmu
pengetahuan, teknik dan kiat. Unsur ilmu pengetahuan dan teknik dapat di pelajari di
sekolah, sedangkan unsur kiat adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan, tetapi dapat
dikuasai melalui proses pembiasaan penentuan kadar keprofesionalan seseorang, hanya
dapat dikuasai melalui cara mengerjakan pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri, karena
itulah tumbuh suatu ukuran keahlian profesional berdasarkan pengalaman kerja.

Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) adalah suatu bentuk penPraktek Kerja Industri
( Prakerin ) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian dan
kejurusan yang memadukan secara singkat program pendidikan disekolah dan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja secara langsung didunia keja yang
terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesioanal tertentu.

1.2. Tujuan Kunjungan Industri

1. Menyiapkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional sesuai dengan tuntutan
kualitas tenaga kerja Dunia usaha /Dunia Industri

1
2. Memperkokoh progran Link and Match yang telah ditetapkn pemerintah mealui
departemen pendidikan Nasional yang memadukan program sekolah menengah kejuruan
(SMK) dan Dunia Usaha / Dunia Industri.

3. Mempersiapkan siswa untuk belajar secara mandiri, bekerja sama dalam suatu tim dan
mampu mengembaangkan keahlian dan keterampilannya sesuai dengan minat dan bakat
masing-masing.

4. Meningkatkan kuakitas kepribadian siswa, sehingga mampu berinteraksi, berkomunikasi


dan memiliki rasa tanggung jawab serta disiplin yang tinggi.

5. Memberi kesempatan bagi siswa yang memiliki potensi untuk menjadi tenaga kerja yang
trampil, produktif dan beretos.

6. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapat disekolah;

7. Membentuk pola pikir yang konstruktif pola pikir bagi siswa-siswi PRAKERIN;

8. Melatih siswa untuk berkomunikasi/berintraksi secara profesional didunia kerja yang


sebenarnya;

9. Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat dikembangkan dan di
implementasikan dalam kehidupan sehari hari;

10. Menjalani kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia industri maupun dunia
usaha.

1.3. Manfaat Kunjungan Industri

 Bagi peserta ( siswa ),program prakerin mempunyai manfaat sebagai berikut :


1. Mendapatkan pendidikan dan pelatihan serta pengalaman kerja yang sesungguhnya.
2. Memiliki kemampuan ,keahlian dan keterampilan kerja yang profesional sesuai
dengan setandar DU/DI
3. Meningkatkan rasa percaya diri yang akan mendorong untuk meningkatkan
keahlian dan keterampilannya.
 Bagi DU/DI perogram prakerin mempunyai manfaat sebagai beriku:
1. Mengenal dan memahami secara nyata kualitas pendidikan dan pelatihan yang
dilahirkan oleh lembaga-lembaga pendidikan kejuruan

2
2. Memiliki data base tentang kualitaspeserta prakerin,sebagai bahan pertimbangan
dalam melakukan proses rekrutmen tenaga kerja bila suatu saat dibutuhkan
perusahaan.
 Bagi sekolah Program prakerin mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Sekolah akan memperoleh image/pandangan positif dari perusahaan tempat
Prakerin,karena anak didik sekolah mampu beradap tasi dalam pekerjaan
lingkungan perusahaan.
2. Bentuk kepedulian sekolah kepada dunia industri akan kualitas siswa didik
3. Menghilangkan kesan negatif bagi perusahaan penerima peserta prakerin bahwa
proses prakerin hanya mengganggu aktifitas perusahaan
4. Sekolah akan mendapat kepercayaan yang tinggi dari orang tua dan masyarakat
karena anak didik memiliki kemampuan yang baik
5. Mengenalkan nama sekolah kepada masyarakat sebagai sekolah yang memiliki
potensi kerja yang tinggi.

1.4. Waktu Praktek Kerja Industri

Waktu kerja industri dilakukan mulai 04 November 2018 –03 Febuari 2020

1.5. Tempat praktek kerja industri

Praktek kerja industri dilalakukan di POLITEKNIK NEGRI LAMPUNG. Jln. Soekarno


Hatta no. 10, Rajabasa Raya, Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 45141.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Profil Tempat Praktek Kerja Industri

Gambar 2.1. Politeknik Negeri Lampung

2.2. Sejarah

Politeknik Negeri Lampung pada awalnya dikenal dengan nama Politeknik


Pertanian Negeri Lampung dan resmi menyelenggarakan pendidikan tinggi secara mandiri
dan menjadi salah satu bentuk Perguruan Tinggi Negeri ( PTN )di Provinsi Lampung sejak
tanggal 7 April 2001,berdsarkan SK.Mendiknas RI No.036/O/2001.Selain sebagai
penyelenggara kegiatan pendidikan tinggi,keberadaan Politeknik diera otonomi daerah
diharapkan dapat berperan sebagai motifator, dinamisator dan akselerator pembanggunan
daerah.Dalam kaitan tersersebut Politeknik terus melakuan pengembangan aktifitas dan
fasilitas akademik dengan memperluas penyelenggaraan bidang studi guna mencetak
tenaga profesional di sejumlah bidang pengetahuan khusus.Sejak 2 Agustus 2004
Politeknik Pertanian Negeri Lampung resmi berubah nama menjadi Politeknik Negeri
Lampung,hal ini dikarenakan rencana pengembangan Politeknik yang dimasa datang
dimana bidang studi yang diselenggarakan tidak lagi haya dibidang pertanian.Politeknik

4
Negeri Lampung diamanatkan untuk melaksanankan pendidikan vokasi,yaitu pendidikan
tinggi yang mepersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dan profesionalitas
dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.Oleh karena itu
pendidikan di Politeknik Negeri Lampung lebih diarahkan kepada pembelajaran yang
profesional dengan dukungan tenaga pengajar (dosen), teknisi,tenaga atministrasi dan
fasilitas pendukung proses belajar mengajar yang menunjang sistem pembelajaran tersebut.

Politeknik mempenyai filosofi adala sebagai berikut :

1. keterkaitan dan ketesepadanan antara kurikulum dan kebutuhan industri yang


berorientasi kepada kepuasan pelanggan (customer satisfactory).
2. penyelengaraan pendidikan berbasis kompetensi.
3. peningkatan kualitas secara berkelanjuan ( continous quality improvmen ).
4. belajar dengan melakukan (learning by doing).
5. pemgembangan organisasi dan managemen modern yang berorientasi pada mutu,
profesionalisme dan keterbukaan serta mampu bersaing secara nasional maupun
regional.
6. profesional dan berakhlak mulia.

5
2.3. Struktur Organisasi Politeknik Negeri Lampung

6
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Politeknik Negeri Lampung

7
2.4. Visi, Misi Dan Tujuan

 Visi

Menjadi politeknik yang bermutu,inofatif,dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan


teknologi terapan.

 Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi yang berorientasi pada akhlak
mulia,terampil,disiplin,mandiri,dan kompetitif;
2. Melaksanakan kajian keilmuan dan penelitin terapan untuk menopang pendidikan dan
pengajaran;
3. Melaksanakan pengabdiaan kepada masyarkat melalui transfer ilmu pengetahuan dan
teknologi terapan;
4. Menguatkan budaya akademik,organisasi,dan kerja yang berkarakter dan beretik;
5. Menjalin kerja sama secara berkelanjutan dengan pihak lain.
 Tujuan
1. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia,terampil,disiplin,mandiri, dan memiliki
keahlian dibidang iptek terapan;
2. Mengembangkan pengetahuan terapan bidang teknologi terapan yang memajukan
penerapan teknologi diindustri dan masyarakat;
3. Meningkatkan budaya akdemik,organisasi, dn kerja yang sehat dan dinamis sebagai
basis kerja sama dengan pemaku kepentingan guna mengembangkan penerapan
teknologi dan memajukan kemandirian masyarakat;
4. Menerapkan menegemen perguruan tinggi modern dalam pengelolaan pendidikan,
penelitian , dan pengabdian kepada masyarakat;
5. Mewujudkan kepakaran bidang teknologi dan bisnis yang bermanfaat dan diakui
secara nasional dan internsional.

8
2.5. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam

Gambar 2.5. Tanaman Bayam Hidroponik

Bayam merupakan tanaman sayuran dengan nama ilmiah Amaranthus tricolor L.

Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika. Tidak hanya murah dan mudah diperoleh,
nutrisi yang terkandung di dalam bayam juga amat tinggi. Bayam memiliki kandungan
protein, kalsium dan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan kandungan didalam sayuran
selada dan kubis. Keunggulan nilai nutrisi sayuran bayam terutama pada kandungan
vitamin A (beta-karoten), vitamin C, zat besi yang mampu mengatasi anemia (kekurangan
darah). Selain itu kandungan hidrat arang bayam cukup tinggi dalam bentuk serat selulosa
yang tidak tercerna. Serat yang tidak tercerna tersebut sangat penting peranannya dalam
membantu proses pencernaan oleh lambung sehingga dapat mencegah segala bentuk
gangguan lambung khususnya kanker lambung dan usus.

2.6. Sejarah Hidroponik

Hidroponik sebenernya berasal dari bahasa yunani, dimana kata hidroponik terbagi
menjadi dua suku kata, yaitu “hidros” dan “ponos” . Hidros ( hydro dalam bahasa inggris)
artinya udara, sedangkan ponos (ponic dalam bahasa inggris) berarti mengerjakan. Jadi ,

9
istilah bahasa inggris adala metode bercocok tanam dengan menggunakan udara sebagai
medianya. Jadi yang membedakan metode bercocok tanam hidroponik dengan bercocok
tanam konvensional adalah pada media bercocok tanamannya . Pada hidroponik kita
menggunakan media udara,sedangkan pada metode konvensional kita menggunakan
tanah.Mencoba hidroponik bisa dibilang terrmasuk dalam pengembangan teknik bercocok
tanam yang modern.

Sejarah hidroponik berawal dari tulisan Francis Bacon( 1627 ) yang sangat terkenal
yaitu sylva sylvarum yang sudah membahas tentang budidaya tanaman tanah dimedia
selain tanah. Setelah tulisan itu disetujui , maka Jhon Woodward (1699) memutuskakn
untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Dimana dia mendapatkan hasil dari tanaman yang
ditumbuhkan diudara jernih( hanya air murni saja ) tidak lebih bagus dari tanaman yang
tumbuh diudara keruh (udara yang bercampur sedikit lumpur). Itu berarti udara tidak
mengandung nutrisi untuk tanaman tumbuh dengan subur.

Selanjutnya penelitian itu terus berkembang, dan hasilnya baru terlihat pada tahun
1842. Julus Von Sachs dan Wilhelm Knop berhasil menemukan sembilan elemen nutrisi
yang dibutuhkan tanaman agar bisa tumbu subur . Dapat digunakan pada tahun 1859 -1865
mualilla dibuat nutrisi yang mengandung 9 elemen nutrisi kesuburan tanaman tersebut
dalam bentuk larutan. Nah, ini lah yang akan menjadi nutrisi hidroponik yang akan
menggantikan fungsi hara di dalam tanah. Diperlukan bercocok tanam dengan media udara
akan menghasilkan tanaman yang sama suburnya atau lebih banyak dari tanaman yang
ditanaman ditanam.Hasil penelitian ini selain membuktikan bahwa bercocok tanam
dengan media non tanah itu sangat mungkin,juga saat menjadi pijakan penting dalam
teknologi bercocok tanam modern . Bahasa akademis sering disebut sebagai solusi
budayaa , yaitu teknik bercocok tanam tanam media tanam atau teknik lembam . Dimana
tidak nutrisi / media tanam menjadi satu diudara.

Puncak dari penelitian tentang metode bercocok tanam modern ini ada di abad 19.
Adalah seseorang William Frederick Gericke (1929) daari Universitas California,Berkeley
yang menemukan metode berrcocok tanaman hidroponik. Mulanya, namanya belum
hidroponik, kala masih budidaya atau budidaya perikanan.Namun ternyata akuakultur
sudah lebih dulu dipakai untuk menamakan metode budidaya hewan. Disetujui
diberikanlah oleh rekannya bernama WA Setchell untuk diberi nama hidroponik dari
penelitiannya tentang hidroponik, William Frederick Gericke berhasil menumbuhkan

10
tanaman tomat setinggi 25 kaki di halaman belakang rumahnya. Setelah penelitiannya
memperlihatkan hasil yang memuaskan, maka dia meminta izin untuk menggunakan
kampus berupa greenhouse untuk penelitian lebih lanjut. Namun usul itu ditolak oleh pihak
kampus yang ragu tentang hal tersebut . Namun di lain sisi , dia didesak kampus untuk
memberikan resep nutrisi tersebut. Ia menyanggupinya , Gericke diberikan fasilitas rumah
kaca beserta teknologinya.

11
2.7. Gejala Kekurangan Nutrisi Pada Tanaman Hidroponik

Gejala kekurangan nutrisi yang paling awal bisa di deteksi dengan melihat kondisi
daun.

Secara umum gejala nutrisi pada tanaman bisa dibedakan kedalam lima tipe atau difinisi
unsur hara.
1. Klorosis adalah keadaan yang sering terjadi pada bagian dauun dimana jaringan
didalam nya mengalami kerusakan atau gagal membentuk korofil. Warna daun yang
nampak pada kondisi ini yaitu berwarna kuning hingga putih pucat yang menyeluruh
hampir kesebagian atau seluruh baian daun.
2. Nekrosi, tipe kerusakan tanaman yg disebabkan oleh kerusakan sel dibagian daun.
Biasa nya kerusakan muncul didaun atau ujung daun.
3. Akumulasi antosianim, kerusakan yang timbul dihampir bagian tepi daun dan batag
tanaman. Gejala nya ditandai dengan timbul nya warna biru, merah hingga ungu.
Gejala ini bisa muncul selama tanaman mengalami fase pertumbuhan.

2.8. Pengaruh pH Terhadap Tanaman Hidroponik

Derajat pH mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman


hidroponik, pada larutan nutrisi hidroponik yang bersifat netral memungkin kan tanaman
dapat tumbuh dengan baik dan bertambah hidup dalam jangka waktu yang maksimal.

Air baku yang baik untuk melarutkaan nutrisi hidroponik adalah air yang memiliki
pH 7,0 atau netral. Air dengan pH kurang dari 7,0 bersifat asam , dan akan lebih asam
ketika nutrisi hidroponik dilarutkan. pH air akan turun setelah nutrisi AB Mix dilarutkan,
hal ini disebabkan oleh kandungan unsur hara yang terdapat pada nutrisi AB Mix, terutama
unsur Nitrogen.

Faktor yang menyebabkan perubahan pH larutan nutrisi hidroponik:

a. Proses Fotosintetis

b. Respirasi

c. Bakteri

12
d. Media Tanam

2.9. Alat Dan Bahan

2.9.1. Alat

 Alat yang digunakan untuk budidaya sayuran hijau secara konvensional :


1. Cangkul
2. Sabit
3. Koret
4. Ember
5. Gembor
6. Tegal
 Alat yang digunakan untuk budidaya tanaman hidroponik yaitu :
1. Gegep (pemotong kawat)
2. Pisau gergaji besi (untuk memotong rock wool)
3. Nampan (tempat persemaian)
4. Bor dan mata bor (untuk melubangi paralon)
5. Pompa air
6. Ampelas dan lem fox
7. Ember penampung nutrisi A5 Mix
8. Instalasi rak talang air
9. Toren (wadah penampung nutrisi) ukuran 1000 ml
10. Pipa (2,5 inc)
2.9.2. Bahan

 Bahan untuk tanaman sayur hijau secara konvensional


1. Benih Selada
2. Pupuk kandang
3. Pupuk organik cair
4. Air
 Bahan untuk tanaman hidroponik
1. Benih (Sawi putih,Selada,Pakcoy,Bayam,Isomax,Kaylan )
2. Nutrisi AB (NUTRIMIX fertiliser Sayuran Daun)
3. Air

13
Nutrisi AB Mix merupakan nutrisi khusus yang digunakan pada budidaya secara
tanaman hidroponik. Srlain sifatnya dapat larut di dalam air dengan sempurna, unsur harus
pada AB Mix lebih lengkap dan sudah berbentuk ion sehingga dapat langsung diserap oleh
tanaman. Pada nutrisi AB Mix juga terkanandung unsur hara N, P dan K namun dengan
tambahan unsur-unsur lain yang lebih lengkap. Nutrisi AB Mix akan memenuhi syarat
yang baik apabila memenuhi unsur berikut.

 Nitrogen ( N )
 Phosfor ( P )
 Kalium ( K )
 Magnesium ( Mg )
 Sulfur ( S )
 Boron ( B )
 Zinc/Seng ( Zn )
 Besi ( Fe )
 Mangan ( Mn )
 Molidenum ( Mo )

Kandungan unsur hara dalam nutrisi AB Mix dibagi menjadi 2, yaitu unsur hara
mikro dan makro. Unsur marko dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak, sedang
unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun harus ada.

2.10. Model NFT (Nutrient Film Technique)

Gambar 2.10. Hidroponik Sistem NFT

Nutrient Film Technique (NFT) merupakan salah satu tipe special dalam
hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A. J. Cooper di Glasshouse Crops

14
Research Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang pada
awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya
tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi
sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen. Tanaman tumbuh
dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan
nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam
larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga
bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam.
Adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan
mencukupi untuk pertumbuhan secara normal.

Nutrient Film Technique (NFT) memiliki aliran larutan nutrisi yang konstan/tetap
sehingga tidak dibutuhkan timer untuk mengontrol pompa air. Pada sistem hidroponik ini,
larutan nutrisi dipompakan ke dalam growing tray (tempat/keranjang/pot untuk tumbuh
tanaman) yang biasanya berupa tabung dan larutan nutrisi tersebut akan mengalir melewati
akar tanaman kemudian akan mengalir kembali ke bak penampungan. Umumnya tidak ada
media tumbuh selain udara sehingga dapat menghemat penggantian media tumbuh setelah
panen. Biasanya, tanaman ditempatkan pada sejenis keranjang plastik kemudian akar
tanaman menggantung ke dalam larutan nutrisi. Tetapi, tetap dibutuhkan media untuk masa
persemaian biji sampai siap dipindah ke sisten NFT ini. Sistem ini rentan terhadap
kekurangan daya listrik dan kerusakan pompa air. Akar tanaman cepat kering ketika aliran
larutan nutrisi terganggu.

Pada sistem NFT, kebutuhan dasar yang harus terpenuhi adalah bed (talang), tangki
penampung, dan pompa. Bed NFT di beberapa negara maju sudah diproduksi secara missal
dan disediak oleh beberapa perusahaan supplier greenhouse dan pertanian, di Jepang terbat
dari styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi sehingga banyak petani Indonesia
memakai talang rumah tangga (lebar 13 – 17 cm dan panjang 4 m). Tangki penampung
dapat memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan
nutrisi dari tangki penampung ke bed NFT dengan bantuan jaringan atau selang distribusi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT adalah kemiringan talang (1-5%) untuk
pengaliran larutan nutrisi, kecepatan aliran mask tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur
oleh pembukaan kran berkisar 0,3 – 0,75 liter/menit), dan lebar talang yang memadai untuk
menghindari terbendungnya larutan nutrisi.

15
Menurut Cooper (1972), NFT adalah sebuah sistem yang menggunakan ‘film’
larutan nutrisi. Film atau lapisan tipis setebal 1-3 mm ini dipompa dan dialirkan melewati
akar tanaman secara terus menerus dengan kecepatan aliran sekitar 1-2 liter per menit.
Sirkulasi nutrisi dapat digunakan ulang selama beberapa minggu sesuai kebutuhan
tanaman. Sebagian akar tanaman tumbuh di atas permukaan larutan nutrisi dan sebagian
lagi terendam di dalamnya. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan tanaman
dalam hidroponik NFT adalah tersedianya nutrisi penunjang yang sesuai dengan jenis dan
umur tanaman dan kestabilan kecepatan aliran nutrisi.

Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain dapat memudahkan pengendalian


daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah,
keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa
kali dengan periode tanam yang pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan
eksperimen dengan variable yang dapat terkontrol dan dan memungkinkan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman dengan high planting density. Namun, NFT
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan seperti berikut :

 Kelebihan Nutrient Film Technique (NFT) System:


1. Tanaman memperoleh suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus menerus
2. Lebih menghemat air dan nutrisi
3. Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
 Kekurangan Nutrient Film Technique (NFT) System:
1. Penularan penyakit lebih cepat (jika salah satu tanaman terserang penyakit, maka
tanaman dalam 1 talang akan dapat terserang semua, bahkan dalam 1 kit alat dapat
tertular semua)
2. Sistem hidroponik ini sangat tergantung pada listrik karena jika tidak ada listrik, alat
ini tidak dapat bekerja
3. Biaya pembuatan tergolong mahal

2.10.1. Penyemaian

16
Gambar 2.10.1. Penyiapan Bibit Dan Benih Bayam

Persemaian merupakan kegiatan dimana benih ditanam disuatu media yang


bertujuan agar benih bisa tumbuh maksimal biasanya benih yang melalui persemaian bisa
terlindung dari hama penyakit yang mengganggu bayi tanaman. Dengan melakukan
persemaian benih yang di tanam yang dapat ditanam dapat dipelihara dengan baik
dibandingkan dengan yang langsung tanam.Persemaian tentunya memiliki bagian yang
sangat penting dari sebagian tanaman yang dibudidayakan walaupun sebenarnya semua
tanaman disemai. Contohnya bayam karena bayam tidak membutuhkan persemaian
beberapa tanaman sebenarnya berupaya tumbuh sehat namun dengan bantuan camaour
tangan manusia sekarang ini sangat semakin maju.

2.10.2. Tujuan persemaian

1. Memberikan pertumbuhan secara maksimal


2. Pemeliharaan yang optimal
3. Tanaman akan mudah beradaptasi
4. Persemaian untuk pengganti tumbuhan yang mati

2.10.3. Pemindahan Bibit ke Media Hidroponik ( Penanaman )

17
Gambar 2.10.3. Pembenahan dan Pemindahan Tanaman Sayur Hidroponik

Untuk menanamnya cukup mudah siapkan bibit yang sudah pindah siapkan netpot
pindahkan bibit dari tempat penyemaian tanpa merusak akar tanaman.Masukan tanaman
yang sudah disemai kedalam netpot secara hati hati . Jarak antar lubang tanamanya kurang
lebih 10 cm.Pindahkan netpot tersebut kedalam sistem hidroponik DFT.

18
2.10.4. Perawatan

Gambar 2.10.4. Perawatan Tanaman Hidroponik

Merawat tanaman Hidroponik harus dilakukan dengan baik dan benar bisa
mendapatkan tanaman yang sehat dan dapat tumbuh dengan baik .Cara perawatan tanaman
Hidroponik tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

 Pemberian nutrisi yang cukup

Gambar 2.10.5. Pencampuran Nutrisi Ab mix

Pemberian nutrisi yang cukup ini memang perlu diperhatikan mengingat tanaman
sangat bergantung pada nutrisi tersebut untuk mepertahankan pertumbuhannya agar tetap
stabil agar tanaman yang ditanam mendapatkan nutrisi yang cukup tersebut maka bisa
melakukannya dengan dengan cara menambah larutan nutrisi pada bak nutrisi apabila
stock nutrisi yang ada pada bak tersebut telah melewati batas minimal atau sudah

19
berkurang setidaknya 1/3 dari volume sebelumnya. Maka ketersediaan nutrisi pada
tanaman panen nanti.

 Di kenakan Sinar Matahari yang cukup

Tanaman membutuhkan sinar matahari untuk melakukan proses fotosintesis oleh


karena itu matahari sangat penting bagi tanaman. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan
memindahkan tanaman ke tempat yang lebih mudah terkena sinar matahari agar tanaman
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Tanaman yang baik biasanya membutuhkan
sinar matahari minimal 5 jam perhari.

 Pengecekan pH dan TDS Meter

Gambar 2.10.6. Pengecekan pH dan TDS Meter

TDS Meter berguna untuk mengukur tingkat kepekatan (kadar nutrisi) pada larutan
nutrisi yang digunakan. Kebutuhan nutrisi tiap jenis sayuran berbeda-beda sehingga perlu
diketahui dengan pasti nutrisi yang digunakan.

20
PH Meter merupakan alat untuk mengukur keasaman pH air ideal sesuai kebutuhan
tanaman akan mendukung daya tumbuh tanaman dengan baik sementara pH larutan yang
kurang ideal akan menyebabkan daya serap tanaman terhadap nutrisi menurun (tidak
mampu menyerap nutrisi dengan optimal).

 Pemanenan

Gambar 2.10.7. Pemanenan

Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan hasil panen agar diperoleh
mutu yang baik misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting. Cara panen
yang benar akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi
berikutnya (tanaman lebih dari sekali panen) kriteria masing-masing jenis sayuran
berlainan satu sama lain dan tergantung pasar.

Masa panen sayuran Hidroponik Selada memiliki umur panen berkisar 25-30 hari setelah
ditanam.

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai
media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang
diperlukan dimana budidaya tanamannya dilakukan tanpa menggunakan tanah sebagai
media tanamnya. Hidroponik NFT juga termasuk bercocok tanam dalam air dimana unsur
hara telah dilarutkan didalamnya.

Kecukupan cahaya hendaknya dimanfaatkan dengan memberikan konsentrasi hara lebih


tinggi. Pada temperatur yang tinggi, reaksi kimia akan berjalan cepat sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi pesat.

3.2. Saran

Dengan adanya Pratik Kerja Industri yang mengenalkan kepada kami tentang cara
penanaman hidroponik dengan system Nutriet Film Teknik (NFT), kami mengharapkan
pratikum ini terus berlanjut. Agar siswa-siswi lainnya dapat mengetahui manfaat yang
terdapat dalam penanaman secara hidroponik ini terutama dengan menggunakan system
NFT.

22
LAMPIRAN

Gambar 2.10.3. Pembenahan dan Pemindahan Tanaman Sayur Hidroponik

Gambar 2.10.4. Perawatan Tanaman Hidroponik Gambar 2.10.5. Pencampuran Nutrisi Ab


mix

23
Gambar 2.10.6. Pengecekan pH dan TDS Meter Gambar 2.10.7. Pemanenan

DAFTAR PUSTAKA
https://klinikhidroponik2020.com/dasar-sistem-hidroponik-dan-bagaimana-sistem-
hidroponik-tersebut-bekerja-bagian-6-nutrient-film-technique-nft/
ahat, Sudjoko dan Iteu M. Hidayat. 1996. Bayam Sayuran Penyangga Petani di Indonesia.
Bandung: Balitsa Litbang Pertanian.

24

Anda mungkin juga menyukai