Anda di halaman 1dari 13

Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


UNIT AKUNTANSI KUASA BUN DAERAH

I. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 154/PMK.05/2014 tentang
Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 262/PMK.05/2014 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pusat.

II. PENDAHULUAN
Pasal 55 ayat (2) huruf c UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) menyusun
Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat. PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan pada Paragraf 13 dan 14 PSAP 03 tentang Laporan Arus Kas menyatakan
bahwa Entitas Pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan Laporan Arus Kas adalah unit
organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Unit organisasi yang mempunyai
fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai Bendaharawan Umum
Negara/Daerah dan/atau Kuasa Bendaharawan Umum Negara/Daerah.

Dalam rangka pelaksanaan ketentuan dimaksud, Menteri Keuangan selaku BUN


menyelenggarakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pusat (SiAP). SiAP merupakan
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan, dan operasi keuangan
pada Kemeriterian Keuangan selaku BUN. Pasal 8 ayat (5) Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai SiAP diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan. Berdasarkan hal-hal tersebut, untuk memberikan pedoman pelaksanaan
SiAP pada setiap unit akuntansi pada Kuasa BUN, disusun Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 262/PMK.05/2014 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pusat.

Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kebendaharaan tersebut di atas, Menteri


Keuangan menunjuk Direktur Jenderal Perbendaharaan selaku Kuasa BUN. Fungsi Kuasa
BUN pada Ditjen Perbendaraan dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara (PKN)
sebagai Kuasa BUN Pusat dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sebagai
Kuasa BUN di Daerah.

1
Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

Laporan keuangan yang disusun oleh Kuasa BUN paling sedikit terdiri dari:
1. Neraca Kas Umum Negara (Neraca KUN)
Neraca Kas Umum Negara menggambarkan pengaruh dari transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas, potongan SPM, dan pengesahan terhadap aset, kewajiban, dan ekuitas.
2. Laporan Arus Kas (LAK)
LAK menyajikan aliran kas masuk dan kas keluar berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas
investasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas transitoris yang melalui/dari rekening milik BUN,
potongan SPM, dan yang tidak melalui rekening milik BUN tetapi menurut peraturan
perundangundangan yang berlaku harus mendapatkan pengesahan dari Kuasa BUN.
3. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
CaLK menyaj ikan informasi tentang penj elasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam LAK dan Neraca Kas Umum Negara dalam rangka
pengungkapan yang memadai. CaLK juga menyaj ikan informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan lainnya yang
diperlukan untuk penyajian yang waj ar atas laporan keuangan.

Mulai tahun 2015 penyusunan Laporan Keuangan Unit Akuntansi Kuasa Bun Daerah
dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPAN. Dalam rangka mempersiapkan data saldo awal
tahun 2015 pada aplikasi SPAN dan menjaga kesinambungannya dengan saldo akhir yang
disajikan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian BUN Tahun 2014 Audited, Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan melakukan jurnal penyesuaian yang diperlukan pada
periode AD2-14. Apabila terdapat salah saji pada saldo akhir yang disajikan dalam Laporan
Keuangan Konsolidasian BUN Tahun 2014 Audited, KPPN selaku Unit Akuntansi Kuasa BUN
Daerah melakukan jurnal koreksi yang diperlukan pada periode JAN-15.

III. NERACA KUN


3.1. Konsep Neraca KUN
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.05/2014 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pusat disebutkan bahwa Neraca Kas Umum Negara
menggambarkan pengaruh dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, potongan SPM,
dan pengesahan terhadap aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset, kewajiban, dan ekuitas yang
disajikan di dalam Neraca KUN KPPN merupakan dampak dari data transaksi penerimaan dan
pengeluaran berikut ini:
a. Penerimaan dan pengeluaran kas yang melalui rekening KPPN
Transaksi penerimaan dan pengeluaran melaui rekening KPPN antara lain:
1. Setoran pendapatan, pengembalian belanja, dan penerimaan non anggaran melalui bank
pos persepsi mitra KPPN menggunakan surat setoran yang belum melalui layanan MPN
G2;
2. Transaksi pengeluaran dari SP2D yang dibebankan pada BO KPPN;
3. Transaksi penerimaan dan pengebaliannya dana ratur SP2D sebelum SPAN (817111 dan
827111) yang dananya berada di rekening retur KPPN;

2
Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

4. Koreksi pengeluaran pemindahbukuan (816111) hasil reklasifikasi double input


penerimaan pada bank persepsi mitra KPPN;
5. Transaksi penerimaan/pengeluaran kiriman uang (818111 dan 828111) pada rekening
yang dikelola oleh KPPN.
b. Penerimaan dan pengeluaran yang tidak melalui rekening KPPN tetapi menurut
ketentuan yang berlaku harus mendapatkan pengesahan dari KPPN
Penerimaan dan pengeluaran melalui metode pengesahan dari KPPN antara lain:
1. Pendapatan dan belanja pada BLU;
2. Pendapatan dan belanja yang bersumber dari hibah langsung dalam bentuk uang pada
Kementerian Negara/Lembaga;
3. Penerimaan pengembalian UP/TUP melalui potongan SPM GUP Nihil.
c. Penerimaan dan pengeluaran yang melalui rekening Kuasa BUN Pusat atau KPPN lain
Transaksi penerimaan dan pengeluaran yang melalui rekening Kuasa BUN Pusat atau
KPPN lain yang mempengaruhi saldo neraca tersebut adalah sebagai berikut:
1. Transaksi pengeluaran non anggaran atas SP2D UP/TUP yang dibebankan pada
rekening RPKBUNP (Dit. PKN) akan mempengaruhi saldo kas di bendahara pengeluaran
di neraca KUN KPPN;
2. Transaksi penerimaan pengembalian dana UP/TUP yang disetor melalui MPN G2 atau
bank persepsi mitra KPPN lain akan mempengaruhi saldo kas di bendahara pengeluaran
di neraca KUN KPPN;
3. Transaksi penerimaan dan pengebaliannya dana ratur SP2D SPAN (817111 dan 827111)
yang dananya berada di rekening retur Dit. PKN akan mempengaruhi utang kepada pihak
ketiga di neraca KUN KPPN;
4. Koreksi penerimaan pemindahbukuan (826111) untuk pembayaran kembali double input
penerimaan pada bank persepsi mitra KPPN dengan SPM PP yang dibebankan pada
rekening RPKBUNP (Dit. PKN) akan mempengaruhi utang kepada pihak ketiga di neraca
KUN KPPN.

3.2. Neraca KUN Dalam SPAN


Neraca tingkat Kuasa BUN pada aplikasi SPAN terdiri dari dua jenis yaitu neraca ledger
akrual dan neraca ledger kas. Dari kedua jenis neraca tersebut, pada awalnya tidak ada yang
konsepnya identik dengan neraca KUN. Untuk memenuhi kebutuhan pencetakan neraca KUN,
maka dilakukan modifikasi pada neraca ledger kas. Dengan demikian kedepannya KPPN
dapat menggunakan neraca ledger kas pada aplikasi SPAN untuk mencetak neraca KUN.
Namun dalam rangka pengujian validitas angka pada neraca kas yang dimodifikasi tersebut,
KPPN diharapkan tetap melakukan pencocokan saldo setiap pos pada neraca kas dengan
pos-pos/akun-akun tertentu pada neraca akrual. Pengujian saldo neraca kas dengan neraca
akrual dilakukan dengan persamaan sebagai berikut:

3
Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

Sumber Data

Neraca Ledger Kas Neraca Lajur


Neraca Lajur Ledger Kas
(Neraca KUN) Ledger Akrual
Saldo Awal dan
Saldo Awal Mutasi
Mutasi
Aset
Kas di Rekening KPPN 111121 + 1114XX 111121 + 1114XX 111121 + 1114XX
Kas Dalam Transito - 828111 - 818111 111511
Kas Transitoris* 11151X 828XXX - 818XXX 11151X
(selain 818111/828111)
Kas Bendahara Pengeluaran 11161X 825XXX - 815XXX 11161X
Kas Badan Layanan Umum 111911 111911 111911
Kas Lainnya di K/L dari Hibah 111822 111822 111822

Kewajiban
Utang Kepada Pihak Ketiga
 Retur 212191 817111 - 827111 212191
817113 - 827113
 Double input penerimaan 219913 816111 - 826111 219913

Ekuitas
Ekuitas Ekuitas Ekuitas Selisih Aset dengan
Kewajiban pada
tabel ini
*) Kas Transitoris hanya terdapat di KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah

Apabila dari hasil perbandingan sumber data sesuai tabel di atas masih ditemukan
selisih antara ledger kas dengan ledger akrual, maka KPPN dapat menggunakan akun-akun
tertentu sebagaimana tabel di atas pada neraca lajur ledger akrual untuk membuat neraca
KUN secara manual.

3.3. Prosedur Pengujian Saldo Neraca KUN


Pengujian atas saldo setiap pos pada neraca KUN dilakukan baik atas saldo awal tahun
maupun saldo akhir periode.
a. Pengujian saldo awal tahun
Pengujian saldo awal tahun dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
1. Pada KPPN yang sudah mengimplementasikan SPAN pada tahun 2014, saldo awal per
1 Januari 2015 atas semua pos neraca KUN harus sama dengan saldo Laporan
Keuangan Audited 2014 kecuali pos Kas di Bendahara Pengeluaran dan Utang
Kepada Pihak Ketiga. Perbedaan saldo kedua pos dimaksud disebabkan karena
penyusunan laporan keuangan audited 2014 yang masih menggunakan posting rule

4
Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

aplikasi eksisting yang berbasis rekening. Posting rule aplikasi eksisting tersebut tidak
dapat mengakomodir transaksi penerimaan dan pengeluaran yang melalui
rekening Kuasa BUN Pusat atau KPPN lain yang seharusnya mempengaruhi saldo
neraca KPPN dalam posting rule SPAN. Sebagai contoh saldo akhir Kas di Bendahara
Pengeluaran pada laporan keuangan tahun 2014 disajikan negatif di Neraca KUN
KPPN karena posting rule aplikasi eksisting saat itu tidak dapat menyajikan transaksi
pengeluaran UP/TUP yang dibebankan pada rekening RPKBUNP (Dit. PKN),
sedangkan pada saldo awal SPAN tahun 2015 transaksi tersebut dapat disajikan
sebagai bagian dari saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada neraca KUN KPPN.
Contoh lainnya adalah Utang Kepada Pihak Ketiga dari transaksi retur dan
pengambalian retur SP2D setelah SPAN tidak disajikan pada laporan keuangan tahun
2014 karena posting rule aplikasi eksisting saat itu tidak dapat menyajikan transaksi
tersebut di neraca KUN KPPN, sedangkan pada saldo awal SPAN tahun 2015 transaksi
tersebut dapat disajikan sebagai bagian dari saldo Utang Kepada Pihak Ketiga pada
neraca KUN KPPN. Atas perbedaan antara saldo akhir Laporan Keuangan 2014
dengan saldo awal SPAN 2015 yang disebabkan perubahan poting rule sebagaimana
dijelaskan di atas, KPPN agar menjelaskannya dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
2. Pada KPPN yang baru mengimplementasikan SPAN pada tahun 2015, saldo awal per
1 Januari 2015 atas semua pos neraca KUN harus sama dengan saldo Laporan
Keuangan Audited 2014 kecuali pos Utang Kepada Pihak Ketiga. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh posting rule aplikasi eksisting yang berbasis rekening
mencatat setoran pajak rokok melalui bank persepsi sebagai bagian Utang Kepada
Pihak Ketiga di Neraca KUN KPPN per 31 Desember 2014. Sedangkan saldo per
1 Januari 2015 pada aplikasi SPAN terbentuk dari posting rule SPAN, dimana Utang
Kepada Pihak Ketiga dari setoran pajak rokok tersebut tidak disajikan pada Neraca
KUN KPPN melainkan sebagai utang pada satker pengelola pajak rokok BA BUN
Transaksi Khusus. Atas perbedaan antara saldo akhir Laporan Keuangan 2014
dengan saldo awal SPAN 2015 yang disebabkan perubahan poting rule sebagaimana
dijelaskan di atas, KPPN agar menjelaskannya dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
3. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) yang sebelumnya menjadi bagian dari neraca
KUN, saat ini tidak disajikan lagi dalam neraca KUN KPPN pada aplikasi SPAN. Hal ini
disebabkan kerena substansi utang PFK bukan merupakan utang Kuasa BUN
melainkan utang dari satker pengelola PFK BA BUN Transaksi Khusus. Pemrosesan
transaksi pada satker pengelola PFK ini telah terintegrasi dalam aplikasi SPAN
bersama dengan Kuasa BUN, sehingga ketika terdapat setoran/potongan PFK maka
utang yang ditimbulkan secara otomatis akan disajikan pada neraca satker pengelola
PFK. Atas perubahan kebijakan sebagaimana dijelaskan di atas, KPPN agar
menjelaskannya dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

5
Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

b. Pengujian saldo akhir periode


Pengujian saldo akhir dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk pos kas di rekening KPPN pastikan saldo kas per segmen bank telah sesuai
dengan saldo riil pada rekening koran masing-masing rekening;
2. Untuk kas dalam transito pastikan saldo di neraca sama dengan selisih antara akun
818111 dengan 828111;
3. Untuk kas transitoris pastikan saldo di neraca bernilai nol;
4. Untuk saldo kas di bendahara pengeluaran, kas pada BLU, dan kas lainnya di K/L dari
hibah, pastikan saldo neraca sama dengan total saldo seluruh satker. Selain itu
pastikan saldo per akun dan per satker menurut catatan KPPN sama dengan dengan
saldo menurut satker. Apabila berbeda maka penjelasan atas perbedaan tersebut
tertuang dalam berita acara rekonsiliasi;
5. Untuk utang kepada pihak ketiga:
 Pada akhir tahun pastikan saldo utang kepada pihak ketiga hanya berisi retur
SP2D yang terdiri dari:
(1) retur yang dananya pernah disetorkan ke kas negara dengan akun 817113
dikurangi pengembaliannya 827113;
(2) retur yang dananya berada di rekening retur KPPN; dan
(3) retur SP2D SPAN yang masih belum dibayarkan kembali (dapat dilihat di
OMSPAN).
 Pada detil akun, pastikan bahwa akun 219941 yang semula digunakan sebagai
posting rule transaksi retur (817XXX dan 827XXX) telah direklasifikasi ke akun
212191. Reklasifikasi ini dimaksudkan agar posting rule transaksi retur sama
dengan posting rule saldo awalnya yaitu 212191.
 Dalam masa pelaporan (bulanan), terdapat transaksi selain retur yang dapat
mempengaruhi nilai utang kepada pihak ketiga, yaitu transkasi
penerimaan/pengeluaran koreksi pembukuan (816111/826111).
 Pengeluaran koreksi pembukuan (826111) dilakukan dalam hal terjadi pembayaran
kembali (SPM PP) atas double input penerimaan oleh bank persepsi. Ketika SPM
PP terbit maka harus dibarengi dengan reklasifikasi akun pendapatan yang tercatat
double tersebut ke akun penerimaan koreksi pembukuan (816111). Dengan
demikian pada akhir tahun nilai kedua akun tersebut harus sama. Apabila terjadi
selisih maka akan dibukukan sebagai bagian utang kepada pihak ketiga dengan
akun 219913. Selisih inilah yang harus diselesaikan oleh KPPN sehingga pada akhir
tahun saldo akun 219913 bernilai nol.

3.4. Pengungkapan Pos Neraca KUN Dalam CaLK


Dalam membuat CaLK atas neraca KUN, KPPN setidaknya harus menyampaikan
informasi sebagai berikut:
1. Catatan atas pos kas di rekening KPPN setidaknya berisi:
 Saldo per rekening;
 Penjelasan atas perbedaan saldo dengan rekening koran;
 Penjelasan atas saldo tidak normal (misalnya karena kurang/lebih limpah)

6
Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

2. Catatan atas pos kas di bendahara pengeluaran, kas pada BLU, dan kas lainnya di K/L dari
hibah setidaknya berisi penjelasan atas perbedaan saldo menurut KPPN dengan saldo
menurut satker dan penjelasan atas saldo yang bernilai negatif;
3. Catatan atas pos utang kepada pihak ketiga setidaknya berisi:
 Rincian penerima atau bukti setoran ke kas negara atas retur yang dananya sudah
disetorkan ke kas negara dengan akun 817113;
 Rincian penerima atas retur yang dananya berada di rekening retur KPPN;
 Rincian retur yang belum selesai di OMSPAN;
 Catatan penyebab selisih 816111 dengan 826111 yang belum terselesaikan.

3.5. Proses Penyesuaian Setiap Awal Tahun


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada dasarnya neraca kas pada
aplikasi SPAN tidak identik dengan neraca KUN sehingga perlu adanya modifikasi pada
neraca kas agar dapat digunakan sebagai neraca KUN. Sebagai konsekuensi dari modifikasi
tersebut, maka setiap awal tahun KPPN harus melakukan jurnal penyesuaian pada ledger
kas. Penyesuaian dimaksud dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Bandingkan saldo awal atas akun 111611 dan 111613 per satker antara neraca lajur kas
dengan neraca lajur akrual lalu lakukan jurnal di ledger kas pada tanggal 1 Januari
terhadap akun-akun tersebut per satker sebesar selisih antara neraca lajur kas dengan
neraca lajur akrual;
2. Bandingkan saldo awal atas akun 212191 per segmen bank antara neraca lajur kas
dengan neraca lajur akrual lalu lakukan jurnal di ledger kas pada tanggal 1 Januari
terhadap akun-akun tersebut per segmen bank sebesar selisih antara neraca lajur kas
dengan neraca lajur akrual dengan menggunakan kode satker KPPN Kuasa BUN;
3. Pastikan nilai saldo awal akun 219913 baik di neraca ledger kas maupun ledger akrual
bernilai nol;
4. Nihilkan nilai akun 111511 di ledger akrual dengan melakukan jurnal balik sebesar nilai
saldo akhir tahun lalu dengan menggunakan kode satker KPPN Kuasa BUN;
5. Nihilkan nilai akun 313111 dan 313121 baik di ledger kas maupun di ledger akrual
dengan melakukan jurnal balik sebesar nilai saldo akhir tahun lalu per satker per segmen
bank.
Proses pembuatan jurnal penyesuaian setiap awal tahun sebagaimana dijelaskan di
atas mulai dilakukan oleh KPPN sejak tahun 2016 dengan panduan jurnal sebagai berikut:

Kondisi Jurnal Yang Dibuat


Saldo 111611 dan 111613 di ledger kas Cash Ledger
lebih besar dari ledger akrual Dr 311111 xxx
Cr 111611/111613 xxx
Saldo 111611 dan 111613 di ledger kas Cash Ledger
lebih kecil dari ledger akrual Dr 111611/111613 xxx
Cr 311111 xxx

7
Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

Kondisi Jurnal Yang Dibuat


Saldo 212191 dan 219913 di ledger kas Cash Ledger
lebih besar dari ledger akrual Dr 212191/219913 xxx
Cr 311111 xxx
Saldo 212191 dan 219913 di ledger kas Cash Ledger
lebih kecil dari ledger akrual Dr 311111 xxx
Cr 212191/219913 xxx
Saldo 111511 di ledger akrual bernilai Accrual Ledger
positif Dr 311111 xxx
Cr 111511 xxx
Saldo 111511 di ledger akrual bernilai Accrual Ledger
negatif Dr 111511 xxx
Cr 311111 xxx
Saldo 313111 dan 313121 di ledger akrual Accrual & Cash Ledger
bernilai positif Dr 313111/313121 xxx
Cr 311111 xxx
Saldo 313111 dan 313121 di ledger akrual Accrual & Cash Ledger
bernilai negatif Dr 311111 xxx
Cr 313111/313121 xxx
Contoh jurnal dengan kombinasi CoA lengkap dapat dilihat pada Lampiran II.

IV. LAPORAN ARUS KAS


4.1. Konsep Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas (LAK) merupakan laporan yang menyajikan aliran kas masuk dan kas
keluar berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas
transitoris yang melalui/dari rekening milik BUN, potongan SPM, dan yang tidak melalui
rekening milik BUN tetapi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku harus
mendapatkan pengesahan dari Kuasa BUN. Sebagai pembuat LAK, KPPN tentunya harus
menjaga validitas angka yang disajikan di LAK. Selain kewajaran atas akun-akun yang tampil
di LAK, hal terpenting yang wajib diperhatikan oleh KPPN adalah validitas aliran kas dan
penjelasan atas sumber aliran kas tersebut.

4.2. Aliran Kas Pada Laporan Arus Kas


Informasi yang disajikan dalam LAK terdiri dari lima bagian yaitu saldo awal, aktifitas,
koreksi, saldo akhir, dan saldo per jenis kas. Penjelasan atas setiap bagian adalah sebagai
berikut:
1. Saldo awal merupakan total saldo kas pada periode sebelumnya;
2. Aktivitas merupakan aliran kas masuk/keluar dari transaksi akun realisasi (akun yang
diawali 4, 5, 6, 7, dan 8);
3. Akumulasi Koreksi Pembukuan merupakan total koreksi terhadap akun kas yang tidak
berpasangan dengan akun realisasi yaitu:
 Koreksi SILPA merupakan realisasi pembayaran yang dibebankan ke akun SILPA
(311211)

8
Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

 Koreksi SAL merupakan koreksi saldo awal atas akun kas (1XXXXX) yang dipasangkan
dengan akun Ekuitas (3XXXXX) atau akun Utang (2XXXXX) menggunakan jurnal
manual GL;
4. Saldo akhir merupakan perhitungan atas saldo awal ditambah aktivitas ditambah koreksi;
5. Saldo per jenis kas merupakan saldo kontrol dari neraca.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi selisih saldo kas
antara LAK dengan neraca maka fokus penelusuran dapat diarahkan pada jurnal-jurnal
manual GL yang dibuat untuk dalam rangka koreksi akun kas.
4.3. Laporan Arus Kas Dalam SPAN
Aplikasi SPAN menyusun LAK berdasarkan transaksi yang terjadi dalam rekening milik
KPPN baik itu rekening riil pada bank mitra KPPN maupun rekening transito. Oleh karena itu
dalam rangka menyajikan saldo/transaksi pada LAK, aplikasi SPAN menggunakan kode
segmen bank dalam kombinasi Chart of Account (CoA) pada data saldo/transaksi tersebut.
Kode segmen bank inilah yang kemudian menentukan saldo/transaksi akan disajikan pada
LAK milik KPPN tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kode segmen bank dalam transaksi
menjadi bagian penting yang tidak boleh ditinggalkan. Apabila KPPN melakukan kesalahan
dalam pengisian kode segmen bank atau tidak mengisi segmen bank (00000), maka transaksi
tersebut tidak akan masuk dalam LAK KPPN bersangkutan.
4.4. Prosedur Pengujian Saldo
Pengujian atas saldo setiap pos pada LAK dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Pengujian saldo awal tahun
Terdapat dua jenis saldo awal ditampilkan dalam LAK. Kedua jenis saldo awal tersebut
adalah saldo awal sampai dengan periode dan saldo awal periode. Saldo awal sampai
dengan periode merupakan saldo awal tahun yang nilainya harus sama dengan nilai
saldo akhir tahun sebelumnya. Sedangkan saldo awal periode merupakan saldo bawaan
dari nilai saldo akhir dari periode yang lalu.
b. Pengujian saldo akhir periode
Saldo akhir LAK merupakan hasil perhitungan dari saldo awal ditambah dengan aktivitas
keluar/masuk pada akun realisasi (akun yang diawali 4, 5, 6, 7, dan 8) yang kemudian
disesuaikan dengan nilai koreksi SAL/koreksi SILPA/akumulasi koreksi pembukuan. Saldo
akhir yang diperoleh dari perhitungan tersebut harus sama dengan nilai total saldo kas
yang disajikan dalam neraca.

4.5. Pengungkapan Dalam CaLK


Informasi penting yang harus diungkapkan oleh KPPN dalam CaLK LAK adalah setiap
koreksi yang dilakukan oleh KPPN dalam periode pelaporan tersebut. Informasi atas koreksi
sebagaimana dimaksud meliputi:
1. Tanggal koreksi;
2. Nomor barita acara/memo penyesuaian koreksi;
3. Detail akun kas yang dikoreksi;
4. Penjelasan atas koreksi.

9
Lampiran I Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Nomor : S-10896/PB.6/2015
Tanggal : 28 Desember 2015

Dalam rangka kelengkapan pengungkapan, KPPN harus memastikan bahwa detil


informasi koreksi yang diungkapkan dalam CaLK sebagaimana dimaksud di atas adalah
sebesar nilai yang muncul pada Koreksi SAL/Koreksi SILPA/Akumulasi Koreksi
Pembukuan pada LAK.

10
Lampiran II Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Buku Besar* Daftar - Teks <SPAN Accrual Ledger / SPAN Cash Ledger> Nomor : S-10896/PB.6/2015
Kategori * Daftar - Teks SPGL_CONVERSION Tanggal : 28 Desember 2015
Mata Uang * Daftar - Teks IDR
Periode Daftar - Teks JAN-16
Tanggal Akuntansi
* Daftar - Tanggal 01/01/16
Nama Jurnal Teks <diisi nama jurnal>
Deskripsi Jurnal Teks <diisi deskripsi jurnal>
Jurnal Pembalik
Daftar - Teks
Periode/Tanggal
Daftar - Pembalikan
Teks

Upl SATKER KPPN AKUN PROGRAM OUTPUT DANA BANK KEWENANGAN


LOKASI
BUDGET_TYPE
INTRACO
CADANGAN
Debit Kredit Deskripsi Baris DFF Baris Pesan
* Daftar - Teks * Nomor * Nomor Teks Daftar - Teks
Jika nilai saldo awal akun 111611 di ledger kas lebih kecil dari ledger akrual maka jurnal di ledger kas adalah sebagai berikut:
O 527560 001 111611 0000000 0000000 0000000000 H0001 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001
O 527560 001 311111 0000000 0000000 0000000000 H0001 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001

Jika nilai saldo awal akun 111613 di ledger kas lebih besar dari ledger akrual maka jurnal di ledger kas adalah sebagai berikut:
O 527560 001 311111 0000000 0000000 0000000000 H0001 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001
O 527560 001 111613 0000000 0000000 0000000000 H0001 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001

Jika nilai saldo awal akun 212191 di ledger kas lebih kecil dari ledger akrual maka jurnal di ledger kas adalah sebagai berikut:
O 999002 001 311111 0000000 0000000 0000000000 E0001 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001
O 999002 001 212191 0000000 0000000 0000000000 E0001 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001

Jika nilai saldo awal akun 212191 di ledger kas lebih besar dari ledger akrual maka jurnal di ledger kas adalah sebagai berikut:
O 999002 001 212191 0000000 0000000 0000000000 E0001 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001
O 999002 001 311111 0000000 0000000 0000000000 E0001 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001

Jika nilai saldo awal akun 111511 di ledger akrual bernilai positif maka jurnal di ledger akrual adalah sebagai berikut:
O 999002 001 311111 0000000 0000000 0000000000 M0020 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001
O 999002 001 111511 0000000 0000000 0000000000 M0020 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001

Jika nilai saldo awal akun 111511 di ledger akrual bernilai negatif maka jurnal di ledger akrual adalah sebagai berikut:
O 999002 001 111511 0000000 0000000 0000000000 M0020 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001
O 999002 001 311111 0000000 0000000 0000000000 M0020 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001

O Menihilkan akun 313121 di ledger kas & akrual dengan jurnal sebagai berikut:
O 527560 001 311111 0000000 0000000 0000000000 M0020 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001
O 527560 001 313121 0000000 0000000 0000000000 M0020 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001

O Menihilkan akun 313111 di ledger kas & akrual dengan jurnal sebagai berikut:
O 527560 001 313111 0000000 0000000 0000000000 M0020 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001
O 527560 001 311111 0000000 0000000 0000000000 M0020 0 0000 0 000000 000000 1000000 <diisi deskripsi baris> .001

Total: 8000000 8000000


Tips: Ini bukan akhir Templat. Buka keamanan kertas kerja dan sisipkan baris sebanyak yang Anda perlukan.

Keterangan pengisian segmen bank:


- untuk jurnal penyesuaian 111611 atau 111613 segmen bank diisi dengan bank TRANSITO UP KPPN bersangkutan
- untuk jurnal lainnya segmen bank diisi sesuai dengan segmen bank yang terbentuk dari transksi original

Keterangan pengisian segmen satker:


- untuk jurnal penyesuaian akun 111611,111613,313121, dan 313111 segmen satker diisi sesuai dengan segmen satker yang terbentuk dari transksi original
- untuk jurnal penyesuaian akun utang (212191 atau 219913) dan KDT (111511) segmen satker diisi satker KPPN selaku kuasa BUN

Anda mungkin juga menyukai