Pengelolaan kas akan berjalan optimal jika pelaksanaan anggaran sesuai dengan rencana penarikan dana. Namun pada tahun 2020,
dari 34 provinsi di Indonesia, hanya 11 Provinsi (32%) yang deviasi pelaksanaan anggarannya <15%.
Selain itu, BPK menemukan beberapa hal seperti keterlambatan penyetoran saldo kas ke kas negara, ketidaktertiban pengelolaan
rekening serta Pengaturan; serta minimnya pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi Program Penempatan Dana.
APBN yang sehat dan berkelanjutan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang pro poor, pro job dan pro growth. Sejumlah
agenda untuk mewujudkan hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelembagaan yang Baik: Pembentukan ALCO dan CPIN regional; Pengembangan Dashboard Business Inteligent; Pembentukan
Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
2. Penerimaan yang Cepat: Pengklasifikasian data penerimaan per regional; Penyetoran Pajak Pusat yang Terintegrasi dengan
Belanja Daerah/SP2D Online (Kanal 7020).
3. Belanja yang Tepat: Pengembangan Digitalisasi Belanja (Digipay); Peningkatan kualitas pertanggungjawaban bendahara.
4. Pembiayaan yang Optimal: Penyusunan Profil dan Output SBSN.
5. Pengelolaan Excess Cash: Penempatan dana Program Ekonomi Nasional pada Bank Umum Mitra.
Seluruh agenda tersebut diarahkan untuk mencapai visi Direktorat PKN yaitu Pengelolaan kas yang profesional, modern dan
akuntabel dan mendukung peran Kanwil DJPb dan KPPN sebagai Regional Economist di daerah.
Latar Belakang
Isu terkini kebijakan pengelolaan kas
Sumbar
Rp160 M (18,6%) Jambi
Rp48 M (22,6%) Papua
Sulbar Rp141 M (20,6%)
Bengkulu Rp48 M (25,7%) Sulteng
Rp194 M (19,8%) Rp352 M (8,1%)
Babel
Rp8 M (18,9%)
Sumsel Kalsel
Rp54 M (11,9%) DKI Jakarta Rp189 M (13,1%)
Rp25 T (35%)
Lampung Sultra
Rp33 M (21,3%) Bali Sulsel Rp65 M (13,8%) Maluku
Rp436 M (21,9%) Rp148 M (16,8%)
Rp129 M (19,9%)
Banten
Jateng
Rp208 M (9,8%) Jatim
Rp7 M (18,5%)
Rp478 M (18,4%)
Deviasi < 15% Jabar NTT
15% < Deviasi < 20% DIY NTB
Rp16 M (13,5%) Rp29 M (19,2%)
20% < Deviasi Rp223 M (17,3%) Rp104 M (14,9%)
Agenda Pelaksanaan APBN
Penerimaan yang cepat APBN Kelembagaan yang Baik
▪ Data penerimaan per regional ▪ Pembentukan ALCO dan CPIN
yang sehat dan berkelanjutan
▪ Penyetoran Pajak Pusat yang regional
Terintegrasi dengan Belanja ▪ Dashboard Business Intelligence
Daerah/SP2D Online (Kanal ▪ Tim Percepatan dan Perluasan
7020) Digitalisasi Daerah (TP2DD)
Penerimaan Pengeluaran
Pembiayaan yang optimal Belanja yang tepat
▪ Profil dan Output SBSN ▪ Digitalisasi Belanja - Digipay
▪ Kualitas pertanggungjawaban
bendahara
Pembiayaan
Pengelolaan Excess Cash
▪ Penempatan dana pada Bank
Umum Mitra Mendorong pertumbuhan ekonomi
yang pro poor, pro job, pro growth
Inisiasi – Kelembagaan yang baik
Pembentukan ALCO dan CPIN regional
1. Peningkatan akurasi perencanaan kas pemerintah melalui penguatan metode bottom up
2. Peningkatan Perananan Kanwil sebagai perpanjangan tangan Menteri Keuangan dan sebagai Regional Chief Economist
Tujuan 3. Membangun koordinasi dan sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
4. Mendukung pelaksanaan kebijakan maupun perancangan kebijakan pelaksanaan anggaran yang lebih kontekstual.
Q2 Q3 Q4 Q1
timeline 2021 2021 2022
Pilot project FGD bersama Kanwil dan Piloting pada beberapa Evaluasi, penyempurnaan
-
KPPN Ruteng Penyusunan Kerangka kanwil dan implementasi penuh
Kerja
Inisiasi – Kelembagaan yang baik
Dashboard Business Intelligence
1. Mengintegrasikan data dan informasi dari berbagai database yang tersilo-silo kedalam satu sistem
Tujuan 2. Mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik melalui penyajian informasi yang lebih komprehensif dan realtime
3. Otomatisasi proses penyusunan dan penyajian informasi manajerial yang selama ini dilakukan secara manual .
PRESENTATION
Data / Informasi / Output
FUNCTION
DATA INTERNAL Flexible reporting
OMSPAN, MPN, 1. Kanwil selaku Chief Regional Economist melakukan Analisa atas informasi dari
CPIN, dll BUSINESS dashboard di Business Intelligence
INTELLIGENCE 2. Kanwil melakukan evaluasi atas dashboard Business Intelligence untuk
penyempurnaan sistem
ANALYTICAL 3. Kanwil melakukan kalibrasi model dan hasil dari fungsi analytical dalam dashboard
FUNCTION Business Intelligence
Descriptive,
DATA EKSTERNAL Predictive,
BPS, Refinitiv, dll Prescriptive
Q4 Q3 Q4 Q1
timeline 2020 2021 2022
Mandatory Keppres 3 Tahun 2021 tentang Satgas P2DD dan TP2DD Data / Informasi / Output
Latar Belakang:
▪ Kanwil dan KPPN sebagai anggota
a) Untuk mewujudkan tata kelola keuangan, keuangan inklusif, dan perekonomian nasional diperlukan
TP2DD bertugas mendorong inovasi,
percepatan dan perluasan digitalisasi melalui elektronifikasi transaksi pemda.
mempercepat dan memperluas
b) Efisiensi dan efektivitas layanan publik, sebagai upaya untuk mendukung transparansi dalam sistem
pelaksanaan ETPD, serta
pemerintahan, guna mengoptimalkan pendapatan daerah.
mendorong integrasi ekonomi dan
▪ Satgas P2DD Pusat, dimana Menteri Keuangan menjadi salah satu anggotanya, antara lain menetapkan arah keuangan digital di daerah.
kebijakan dan strategi P2DD dan melaporkan pelaksanaan implementasi ETPD kepada Presiden. ▪ TP2DD sebagai forum koordinasi
dengan unit-unit di daerah untuk
▪ Satgas P2DD daerah terdiri dari Pemda, Kanwil instansi vertical, BI, OJK, dan perbankan di daerah
menguatkan peran Kanwil
DJPb/KPPN sebagai Chief Regional
Economist.
Feb Q3 Q4 Q1
timeline 2020 2021
Penetapan Keppres 3/2021 Perumusan kebijakan dan Pembentukan TP2DD Implementasi Program P2DD
dan Pembentukan Satgas strategi P2DD Provinsi/Kabupaten/Kota
P2DD
Inisiasi - Penerimaan yang cepat
Data penerimaan per regional
1. Kanwil DJPb/KPPN dapat mengakses dan menginput data pada Dashboard MPN online dengan user dari KPPN Khusus Penerimaan.
Tujuan
2. Kanwil DJPb/KPPN memiliki data proyeksi dan realisasi pajak yang akurat: realisasi, proyeksi, dan % realisasi per bulan per KPP.
Inventarisasi Data Proyeksi Selesai Input Data Proyeksi Data Proyeksi s.d. Selesai Input
31 Agustus 2021 30 September 2021 Akhir tahun 2021 Data Proyeksi 2022
Inisiasi – Penerimaan yang cepat
Penyetoran Pajak Pusat yang Terintegrasi dengan Belanja Daerah/SP2D Online (Kanal 7020)
1. SP2D Online merupakan kanal bayar pada MPN G3 yang dikembangkan Bank Persepsi pengelola RKUD yang terhubung secara online dan terintegasi
dengan Aplikasi Keuangan Pemerintah Daerah, Sistem Billing Ditjen Pajak, dan Sistem MPN G3 dengan menggunakan Kanal Internet Banking Pajak
Tujuan Belanja Pemda (Kanal 7020).
2. SP2D Online (Kanal 7020) untuk meminimalisir pengendapan dana pajak, penyetoran pajak yang terlambat, dan penyetoran pajak secara manual.
Progres Transaksi Kanal 7020 per 18 Juni 2021 Data/ Informasi/ Output
1. BPD Jawa Barat 2. BPD Jawa Tengah 3. Bank DKI 4. BPD Sumut 5. Bank Nagari 6. BPD SulutGO
TRX – 75.886 TRX – 169.572 TRX – 52.565 TRX – 10.602 TRX – 7.377 TRX – 16.074 18 Bank
NOM – 1,5 T NOM – 996,4 M NOM – 842,7 M NOM – 131,7 M NOM – 112,4 M NOM – 82,3 M telah live 1. Mendorong Bank Persepsi & Pemda
7. BPD Lampung 8. BPD Aceh Syariah 9. BPD Bengkulu 10. BPD Riau Kepri 11. BPD Kaltim 12. BPD Kalsel dengan agar segera live transaksi dan
TRX – 2.155 TRX – 4.845 TRX – 1.478 TRX – 9.622 TRX – 3.097 TRX – 639 354.749 memperbanyak transaksi penyetoran
NOM – 50,1 M NOM – 31,7 M NOM – 14,9 M NOM – 14,5 M NOM – 949,8 Juta NOM – 12,5 M transaksi pajak melalui Kanal 7020
13. BPD DIY 14. BPD Jawa Timur 15. BPD Sulteng 16. BPD Bali 17. BPD Jambi 18. BPD Sulselbar sebesar 2. Memonitor realisasi penyetoran pajak
TRX – 701 TRX – 42 TRX – 84 TRX – 6 TRX – 2 TRX – 2 Rp 3,82 T melalui Kanal 7020 di wilayah kerjanya.
NOM – 13,7 M NOM – 220,9 Juta NOM – 28,6 Juta NOM – 22,4 Juta NOM – Rp15,4 Jt NOM – Rp2 Jt 3. Menganalisis pengaruh implementasi
SP2D Online terhadap permasalahan
Kanal 7020 Belum Live Transaksi UAT SIT pengendapan dan keterlambatan
• Bank Sultra • Bank NTT 3 • Bank Papua 4 • Bank Kalteng • Bank Kalbar setoran pajak, serta manfaatnya bagi
4 • Bank Bukopin
• Bank Sumsel Babel • BNI bank bank • Bank NTB S • BRI kewajiban penyampaian BAR Pajak
bank
• Bank Mandiri
Pusat.
Nov 2019 29 Jan 18 Feb Jun Nov Des Jan Jul
2020 2021
PER-23/PB/2021 Kick Off Meeting KEP-50/PB/2020 Relaksasi Timeline Implementasi SIPD 6 Bank Live Kanal 7020 Penegasan Seluruh Bank Persepsi
Tentang Uji Coba (Penandatanganan Tentang Penunjukan Rencana Aksi Kemendagri Perpanjangan Masa Uji Komitmen Live Peserta Uji Coba sudah
SP2D Online MoU SP2D Online) 32 Bank Persepsi akibat Covid-19 Coba SP2D Online Kanal 7020 Live Kanal 7020
Inisiasi – Belanja yang tepat
Digitalisasi belanja - Digipay
1. Modernisasi pengelolaan keuangan negara melalui digitalisasi pengelolaan/penggunaan Uang Persediaan (UP)
2. Pengembangan cashless transaction dengan mendorong satker memaksimalkan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah dan Virtual Account
Tujuan 3. Inisiatif dan kontribusi DJPb dalam upaya pemberdayaan UMKM.
4. Pemenuhan target IKU Kemenkeu Wide, Quickwins DJPb 2021, dan Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kemenkeu 2021
▪ Penyelesaian PKS DJPb - Himbara ▪ Pengembangan Landing Page ▪ Penyelesaian Landing Page ▪ Pengembangan Aplikasi ▪ Perluasan K/L (target 80 K/L)
▪ Perubahan nama aplikasi/URL ▪ Bimtek Internal Kemenkeu ▪ Penyelesaian fitur pembayaran (penyempurnaan fitur) ▪ Pengembangan aplikasi di BSI
▪ Pengembangan Landing Page ▪ ToT KPPN/Kanwil KKP pada Mandiri ▪ Perluasan K/L (Target 60 K/L) ▪ Monev Semester II
▪ Persiapan Implementasi seluruh ▪ Implementasi Es-1 Kemenkeu ▪ Perluasan K/L (Target 40 K/L) ▪ Penjajakan pengembangan di BSI
Es-1 Kemenkeu ▪ Perluasan K/L (Target 20 K/L) ▪ Bimtek seluruh K/L
▪ Monev Semester I
Inisiasi – Belanja yang optimal
Kualitas pertanggungjawaban bendahara
1. Meningkatkan kemampuan bendahara mengelola dan mempertanggungjawabkan UP/TUP bendahara
Tujuan 2. Mencegah temuan BPK yang berulang terkait pengelolaan kas dan rekening oleh Satker
3. Mengurangi uang tunai (cashless) melalui penggunaan Digital Payment (CMS dan Kartu Debit)
• Surat MK ke KL terkait tindak • Koordinasi dengan Dit PA untuk memasukan Mengolah hasil kajian Tujuan: tidak ada
- temuan terkait
lanjut temuan BPK tahun 2020 temuan BPK dalam IKPA shg dapat dimonitor Kanwil atas pengelolaan pengelolaan kas dan rekening pada
• Mengadakan one on one Kanwil dan KPPN. kas di K/L LKPP tahun 2021
meeting dengan K/L utk • Koordinasi dengan Dit PPK BLU terkait tata kelola (simplifikasi/standardisasi
melakukan pengawasan kas di BLU LPJ, penerapan budaya
pengelolaan kas • Membangun Early warning system aplikasi Silabi, cashless melalui digital
SPRINT, terkait kewajiban bendahara. payment)
Inisiasi – Pembiayaan yang optimal
Profil dan Output SBSN
1. Pembiayaan proyek bersumber dari penerbitan SBSN yang sekaligus sebagai underlying asset.
2. Pengelolaan Reksus SBSN pada Bank BSI untuk mengembangkan ekosistem keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia yaitu dari hulu (penerbitan SBSN) sampai dengan hilir
Tujuan (pihak ketiga pelaksana proyek) dan optimalisasi kas (remunerasi imbal hasil equivalen 7DRRR+25 bps).
3. Ketepatan pembebanan belanja yang dibiayai SBSN pada Reksus SBSN.
4. Penguatan peran Kanwil/KPPN melakukan analisis efektivitas penggunaan SBSN untuk proyek-proyek strategis dikaitkan dengan RPD, kinerja penyerapan anggaran dan SILPA.
Penyaluran Kredit Penempatan Dana PEN pada BPD Data / Informasi / Output
Nanggroe Aceh… 5.474
Bukan Lapangan Usaha Lainnya 14.612
Sumatera Utara 13.969
Rumah Tangga 58.462 Sumatera Barat 5.958
Riau 6.622
Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 133 Kepulauan Riau 2.357
Jambi 7.066
Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga
1
302
Sumatera Selatan
Bangka Belitung 1.372
8.154 1. Informasi kinerja bank dari KROJK
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan, dan… 16.554
Bengkulu
Lampung
3.602
6.505 2. Kinerja keuangan dan penyaluran
DKI Jakarta 50.844
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Pendidikan 901
2.842 Banten
Jawa Barat
11.103
67.902
kredit bank dari BPD
Adminsitrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial… 622
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta 7.607
51.256
3. Statistik perekonomian daerah dari
Jawa Timur 60.748
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Perantara Keuangan
10.434
Nusa Tenggara Barat
Bali
5.576
9.878
BPS dan Bank Indonesia
10.206 Nusa Tenggara Timur
Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 5.713 Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
2.855
5.659 4. Data penyaluran kredit pada segmen
4.220
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 9.078 Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
5.011
5.763
UMKM oleh Bank Indonesia
Perdagangan Besar dan Eceran 125.067 Kalimantan Utara 802
Konstruksi 33.581 Sulawesi Utara
Gorontalo 874
5.577 5. Survey Data Program PEN dari Bank
Listrik, Gas, dan Air 887 Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat
3.546
1.412
BPD dan Universitas
Industri Pengolahan 40.058 Sulawesi Selatan 15.141
Pertambangan dan Penggalian 1.261
Sulawesi Tenggara
Maluku
3.419
2.186
6. Dukungan analisis perekonomian
Perikanan 4.187 Maluku Utara
Papua Barat
762
1.304
daerah dari Universitas
Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 52.300 Papua 2.676
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000
Q2 Q3 Q4 Q1
timeline 2021 2022
▪ Pembiayaan
▪ Cash Management
▪ Risk Management
Realisasi & proyeksi penerimaan & restitusi bea & cukai - - Realisasi & proyeksi TKDD
Kebijakan bea & cukai -
DJBC DJPK - Kebijakan penyaluran TKDD
Posisi dan proyeksi kas berdasarkan postur APBN - - Realisasi & proyeksi pembiayaan utang
Kebijakan pengelolaan kas -
DJBC DJPPR - Kebijakan pengelolaan utang
ALCO Regional adalah Struktur ALCO 1. Meningkatkan dukungan data yang memiliki konteks Provinsi terkait
Assets & Liabilities Committee (ALCO).
pada tingkat Provinsi yang memiliki
hubungan kerja dalam mendukung 2. Meningkatkan peran Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan sebagai
peran ALCO pada tingkat pusat melalui kepanjangan tangan Menteri Keuangan dan sebagai Regional Chief
Economist (RCE).
penyelerasan kebijakan dan
pengembangan kebijakan fiskal di 3. Membangun koordinasi & sinergi antara pemerintah daerah &
pemerintah pusat dalam mitigasi risiko pelaksanaan APBN & APBD.
daerah.
4. Mendukung pelaksanaan kebijakan maupun perancangan kebijakan
pelaksanaan anggaran yang lebih kontekstual.
Identifikasi Masalah: Kesenjangan menuju Perbaikan
Jabatan Keanggotaan Fungsi Tim Merupakan tim yang - Menyiapkan bahan publikasi ALCO
Komunikasi bertanggung jawab Provinsi
Sekretariat/ Perwakilan dari masing- - Melaksanakan fungsi kesekretariatan dan Publikasi menjalankan komunikasi ALCO - Menjalin komunikasi dengan pihak
Supporting masing unit vertikal - Melaksanakan fungsi supporting provinsi eksternal maupun media masa
Kemenkeu
Tim Penyedia Tim bertanggungjawab dalam - Menyediakan data internal kemenkeu
Data penyediaan data internal - Berkoordinasi untuk penyediaan data
ataupun eksternal yang external
dibutuhkan oleh ALCO Provinsi
Unit in Charge dan Proses
Bisnis ALCO dan CPIN
Regional
Unit in Charge : Sub Unit Analisis Fiskal dan ALCO Regional
Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Ketua : Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II a. Melakukan analisis dan penyusunan laporan ALCo
Anggota : Regional
a. Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I; b. Melakukan analisis dan penyusunan KFR;
b. Kepala Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan c. Melakukan koordinasi tugas terkait ALCo dan KFR;
Keuangan; d. Menyiapkan bahan rapat forum ALCo Regional;
c. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II-A; e. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan
d. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II-B; regional economist di daerah seperti
e. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II-C; ekonom/akademisi di universitas;
f. Menyusun konsep laporan ALCo Regional dan KFR;
f. Pejabat Fungsional Analis Perbendaharaan Negara;
g. Melakukan editing laporan ALCo Regional dan KFR.
g. Pelaksana Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II;
Unit in Charge : Sub Unit CPIN Regional
Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
1. Bidang PPA II selaku Sub Unit Analisis Fiskal dan ALCO Regional menyusun konsep laporan ALCO dan CPIN
berdasarkan Rapat Forum ALCO dan CPIN Regional yang dihadiri oleh seluruh anggota forum para Kepala Kanwil
Unit Eselon I Kementerian Keuangan dan para Kepala Kantor Layanan dari Unit Eselon I Kementerian Keuangan.
Selanjutnya laporan dimaksud disampaikan kepada Sub Unit Kesekretariatan untuk dilakukan finalisasi.
2. Bagian Umum selaku Sub Unit Kesekretariatan melakukan finalisasi atas konsep laporan ALCO dan CPIN Regional
berupa editing, layouting, dan pencetakan.
3. Bagian Umum selaku Sub Unit Kesekretariatan menyampaikan laporan ALCO dan CPIN Regional yang telah
dilakukan editing dan layouting kepada Kantor Pusat DJPb c.q. Direktorat Pengeloaan Kas Negara paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah periode laporan.
4. Dalam rangka publikasi laporan ALCo dan CPIN Regional kepada pihak/stakeholder baik internal maupun
eksternal Kemenkeu, Bagian Umum selaku Sub Unit Kesekretariatan melakukan kegiatan diseminasi, sharing
session, Focus Group Dicussion (FGD), maupun kegiatan sejenis lainnya, dengan melibatkan seluruh Anggota Tim
Ad Hoc RCE:
5. Diseminasi informasi kepada publik memperhatikan kerahasiaan data dan risiko politik/sosial/reputasi. Contoh:
data saldo kas tidak dipublikasikan kepada publik.
6. Format paparan ALCO Regional mengikuti format paparan ALCO Pusat dan dapat disesuaikan dengan isu tematik
di regional.
7. Format laporan ALCO Regional mengikuti format publikasi APBN Kita dan dapat disesuaikan dengan isu tematik di
regional.
Evaluasi Analisis ALCO
Regional dan CPIN
Regional
Evaluasi Analisis ALCO dan CPIN Regional
1. Untuk menjamin kualitas Analisis ALCO Regional, dilakukan evaluasi oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara dan Sekretariat ALCO. Materi substansi yang dievaluasi
mencakup dan tidak terbatas pada:
2. Evaluasi dilakukan secara triwulanan dan hasil evaluasi disampaikan kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan dan Sekretariat ALCO melalui Direktorat pembina teknis
dengan tembusan kepada Sekretariat Ditjen Perbendaharaan.
Langkah Awal Pembentukan ALCO dan CPIN Regional
1. ALCO Regional merupakan forum utk membahas dan menganalisa perkembangan fiskal dan ekonomi makro
2. Data utk ALCO Regional dapat mengambil data hasil analisa KFR Kanwil dan data CPIN (analisa realisasi dan
proyeksi penerimaan/pengeluaran APBN di lingkup wilayah Kanwil/Provinsi).
Langkah awal:
• Menggunakan petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Setditjen sebagai acuan data apa saja yang perlu dihasilkan.
• Karena saat ini masih pertengahan bulan September, Kanwil dapat mulai exercise kondisi s.d akhir Agustus.
• Untuk keperluan CPIN, diminta untuk menarik data realisasi pendapatan dan belanja konsolidasian tingkat kanwil per
31 Agustus 2021.
• Meminta satker untuk membuat proyeksi penerimaan/pengeluaran untuk bulan September s.d Desember 2021.
• Melakukan rapat CPIN mengundang satker dengan pagu belanja signifikan dan target pendapatan signifikan dalam
rapat CPIN untuk membahas proyeksi.
• Awal bulan Oktober, lakukan perhitungan deviasi antara proyeksi September dan Realisasinya. Analisa deviasinya
serta penyebabnya.
• Di awal Oktober, hasil analisa dari RCE dikumpulkan dan digabung dengan analisa CPIN.
• Buat rapat CPIN Regional level Deputies (Es III) mengundang satker Kemenkeu setempat dan unit-unit terkait. Rapat
Deputies untuk memahami dan menganalisa data RCE dan data CPIN.
• Hasil dari rapat Deputies diangkat ke rapat Komite Regional dengan mengundang Es. II Kemenkeu di wilayah dan unit
terkait.
• Untuk tahap piloting, rapat ALCO Deputies dan Komite dapat mengundang Staf ahli/BKF/DJPK atau unit Es 1 lain yg
dibutuhkan sebagai narasumber.