Anda di halaman 1dari 33

Direktorat Pengelolaan Kas Negara

Jakarta, September 2021


Executive Summary
Pada saat ini, perwujudan pengelolaan kas yang profesional, pruden dan akuntabel tengah menghadapi sejumlah tantangan seperti
SiLPA 2020, Temuan BPK, Dukungan Pengembangan Regional Economist dan Konsolidasi Fiskal.

Pengelolaan kas akan berjalan optimal jika pelaksanaan anggaran sesuai dengan rencana penarikan dana. Namun pada tahun 2020,
dari 34 provinsi di Indonesia, hanya 11 Provinsi (32%) yang deviasi pelaksanaan anggarannya <15%.

Selain itu, BPK menemukan beberapa hal seperti keterlambatan penyetoran saldo kas ke kas negara, ketidaktertiban pengelolaan
rekening serta Pengaturan; serta minimnya pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi Program Penempatan Dana.

APBN yang sehat dan berkelanjutan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang pro poor, pro job dan pro growth. Sejumlah
agenda untuk mewujudkan hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelembagaan yang Baik: Pembentukan ALCO dan CPIN regional; Pengembangan Dashboard Business Inteligent; Pembentukan
Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
2. Penerimaan yang Cepat: Pengklasifikasian data penerimaan per regional; Penyetoran Pajak Pusat yang Terintegrasi dengan
Belanja Daerah/SP2D Online (Kanal 7020).
3. Belanja yang Tepat: Pengembangan Digitalisasi Belanja (Digipay); Peningkatan kualitas pertanggungjawaban bendahara.
4. Pembiayaan yang Optimal: Penyusunan Profil dan Output SBSN.
5. Pengelolaan Excess Cash: Penempatan dana Program Ekonomi Nasional pada Bank Umum Mitra.

Seluruh agenda tersebut diarahkan untuk mencapai visi Direktorat PKN yaitu Pengelolaan kas yang profesional, modern dan
akuntabel dan mendukung peran Kanwil DJPb dan KPPN sebagai Regional Economist di daerah.
Latar Belakang
Isu terkini kebijakan pengelolaan kas

Pengelolaan kas yang profesional, modern dan akuntabel


Mewujudkan manajemen penyediaan dana yang memadai dan tepat waktu
TUJUAN mewujudkan pengelolaan kas yang profesional, optimal dan akurat
mewujudkan sistem penerimaan dan penngeluaran negara yang andal dan pruden

Regional Chief Economist (Kanwil DJPb – KPPN) yang handal

MASALAH Dukungan Pengembangan Konsolidasi Fiskal


SiLPA 2020 Temuan BPK Regional Chief Economist 2023
▪ Jumlah SiLPA yang terlalu tinggi ▪ Temuan yang berulang: ▪ Penguatan transformasi Kanwil ▪ Tantangan untuk mengembalikan
dikarenakan akurasi proyeksi yang DJPb menjadi Regional Chief kondisi fiscal yang sehat (deficit
▪ Saldo kas terlambat/belum
lemah: Economist. anggaran <3%)
disetor ke kas negara
▪ Perlu dukungan data/informasi ▪ Pengelolaan kas negara dan peran
▪ Realisasi penerimaan lebih ▪ Pengelolaan rekening yang terkait pengelolaan kas negara Kanwil/KPPN untuk dukung
tinggi Rp60,54 T atas outlook tidak tertib pada 31 K/L ▪ Output CRE untuk pengelolaan kas optimalisasi penerimaan,
▪ Realisasi belanja lebih rendah ▪ Pengaturan dan Pelaksanaan negara yang lebih baik spending better, dan pembiayaan
Rp30,95 T atas outlook Pengawasan, dan Monev Program yang efektif
▪ Realissai pembiayaan lebih Penempatan Dana
tinggi Rp60,93 T atas outlook
SiLPA 2020
Pengelolaan kas dapat berjalan secara optimal jika pelaksanaan anggaran sesuai dengan
rencana penarikan dana
Aceh
Rp134 M (23,5%) Peta Deviasi Rencana Penarikan Dana
Sumut Kalbar
Rp359 M (21,7%)
Kaltara
Rp161 M (15,3%) Rp87 M (11,6%)
Riau Kaltim Maluku Utara
Rp49 M (18,9%) Kalteng Rp123 M (9,9%)
Rp391 M (18,3%) Sulut
Rp46 M (11,3%)
Rp199 M (31,4%)
Kep. Riau Gorontalo
Rp440 M (28,2%) Rp8 M 19,6% Papua Barat
Rp241 M (12,3%)

Sumbar
Rp160 M (18,6%) Jambi
Rp48 M (22,6%) Papua
Sulbar Rp141 M (20,6%)
Bengkulu Rp48 M (25,7%) Sulteng
Rp194 M (19,8%) Rp352 M (8,1%)
Babel
Rp8 M (18,9%)
Sumsel Kalsel
Rp54 M (11,9%) DKI Jakarta Rp189 M (13,1%)
Rp25 T (35%)
Lampung Sultra
Rp33 M (21,3%) Bali Sulsel Rp65 M (13,8%) Maluku
Rp436 M (21,9%) Rp148 M (16,8%)
Rp129 M (19,9%)
Banten
Jateng
Rp208 M (9,8%) Jatim
Rp7 M (18,5%)
Rp478 M (18,4%)
Deviasi < 15% Jabar NTT
15% < Deviasi < 20% DIY NTB
Rp16 M (13,5%) Rp29 M (19,2%)
20% < Deviasi Rp223 M (17,3%) Rp104 M (14,9%)
Agenda Pelaksanaan APBN
Penerimaan yang cepat APBN Kelembagaan yang Baik
▪ Data penerimaan per regional ▪ Pembentukan ALCO dan CPIN
yang sehat dan berkelanjutan
▪ Penyetoran Pajak Pusat yang regional
Terintegrasi dengan Belanja ▪ Dashboard Business Intelligence
Daerah/SP2D Online (Kanal ▪ Tim Percepatan dan Perluasan
7020) Digitalisasi Daerah (TP2DD)

Penerimaan Pengeluaran
Pembiayaan yang optimal Belanja yang tepat
▪ Profil dan Output SBSN ▪ Digitalisasi Belanja - Digipay
▪ Kualitas pertanggungjawaban
bendahara
Pembiayaan
Pengelolaan Excess Cash
▪ Penempatan dana pada Bank
Umum Mitra Mendorong pertumbuhan ekonomi
yang pro poor, pro job, pro growth
Inisiasi – Kelembagaan yang baik
Pembentukan ALCO dan CPIN regional
1. Peningkatan akurasi perencanaan kas pemerintah melalui penguatan metode bottom up
2. Peningkatan Perananan Kanwil sebagai perpanjangan tangan Menteri Keuangan dan sebagai Regional Chief Economist
Tujuan 3. Membangun koordinasi dan sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
4. Mendukung pelaksanaan kebijakan maupun perancangan kebijakan pelaksanaan anggaran yang lebih kontekstual.

Kemenkeu Non Kemenkeu


Stakeholder CPIN Data / Informasi / Output
Regional
Kanwil DJPb & KPPN Pemda Provinsi / Kab. Kanwil DJPb
1. Melakukan Pertemuan (rapat) berkala
Dit. PKN dan khusus dengan anggota lingkup
Kanwil DJP / KPP Korwil KL/Satker kantor vertikal kemenkeu, kantor vertikal
CPIN Dengan pagu besar
K/L (targeted) dan pemerintah daerah
Dit. PA
Korwil KL/Satker 2. Melakukan evaluasi pelaksanaan
Kanwil DJBC / KPBC Anggota CPIN Regional, BI
Memiliki PNBP anggaran serta menyusun proyeksi
Regional, dan Pemda
pelaksanaan anggaran dan kas
Regional
3. Melakukan publikasi pelaksanaan APBN
Kanwil DJKN / KPKNL
dan PC PEN

Q2 Q3 Q4 Q1
timeline 2021 2021 2022

Pilot project FGD bersama Kanwil dan Piloting pada beberapa Evaluasi, penyempurnaan
-
KPPN Ruteng Penyusunan Kerangka kanwil dan implementasi penuh
Kerja
Inisiasi – Kelembagaan yang baik
Dashboard Business Intelligence
1. Mengintegrasikan data dan informasi dari berbagai database yang tersilo-silo kedalam satu sistem
Tujuan 2. Mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik melalui penyajian informasi yang lebih komprehensif dan realtime
3. Otomatisasi proses penyusunan dan penyajian informasi manajerial yang selama ini dilakukan secara manual .

PRESENTATION
Data / Informasi / Output
FUNCTION
DATA INTERNAL Flexible reporting
OMSPAN, MPN, 1. Kanwil selaku Chief Regional Economist melakukan Analisa atas informasi dari
CPIN, dll BUSINESS dashboard di Business Intelligence
INTELLIGENCE 2. Kanwil melakukan evaluasi atas dashboard Business Intelligence untuk
penyempurnaan sistem
ANALYTICAL 3. Kanwil melakukan kalibrasi model dan hasil dari fungsi analytical dalam dashboard
FUNCTION Business Intelligence
Descriptive,
DATA EKSTERNAL Predictive,
BPS, Refinitiv, dll Prescriptive

Q4 Q3 Q4 Q1
timeline 2020 2021 2022

Project Charter Update User Penyusunan Datalogic dan Pengembangan Presentation


Requirement Struktur Datamart Layer dan implementasi penuh
Inisiasi – Kelembagaan yang Baik
Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)
Mempercepat dan memperluas digitalisasi daerah terutama untuk:
1. Mendorong implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) guna meningkatkan transparansi keuangan, tata kelola, dan mengintegrasikan
Tujuan sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah.
2. Mendukung pengembangan transaksi pembayaran digital, mewujudkan keuangan inklusif, meningkatkan integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional.

Mandatory Keppres 3 Tahun 2021 tentang Satgas P2DD dan TP2DD Data / Informasi / Output

Latar Belakang:
▪ Kanwil dan KPPN sebagai anggota
a) Untuk mewujudkan tata kelola keuangan, keuangan inklusif, dan perekonomian nasional diperlukan
TP2DD bertugas mendorong inovasi,
percepatan dan perluasan digitalisasi melalui elektronifikasi transaksi pemda.
mempercepat dan memperluas
b) Efisiensi dan efektivitas layanan publik, sebagai upaya untuk mendukung transparansi dalam sistem
pelaksanaan ETPD, serta
pemerintahan, guna mengoptimalkan pendapatan daerah.
mendorong integrasi ekonomi dan
▪ Satgas P2DD Pusat, dimana Menteri Keuangan menjadi salah satu anggotanya, antara lain menetapkan arah keuangan digital di daerah.
kebijakan dan strategi P2DD dan melaporkan pelaksanaan implementasi ETPD kepada Presiden. ▪ TP2DD sebagai forum koordinasi
dengan unit-unit di daerah untuk
▪ Satgas P2DD daerah terdiri dari Pemda, Kanwil instansi vertical, BI, OJK, dan perbankan di daerah
menguatkan peran Kanwil
DJPb/KPPN sebagai Chief Regional
Economist.
Feb Q3 Q4 Q1
timeline 2020 2021

Penetapan Keppres 3/2021 Perumusan kebijakan dan Pembentukan TP2DD Implementasi Program P2DD
dan Pembentukan Satgas strategi P2DD Provinsi/Kabupaten/Kota
P2DD
Inisiasi - Penerimaan yang cepat
Data penerimaan per regional

1. Kanwil DJPb/KPPN dapat mengakses dan menginput data pada Dashboard MPN online dengan user dari KPPN Khusus Penerimaan.
Tujuan
2. Kanwil DJPb/KPPN memiliki data proyeksi dan realisasi pajak yang akurat: realisasi, proyeksi, dan % realisasi per bulan per KPP.

Koordinasi dengan unit DJP di wilayahnya Data/ Informasi/ Output

1. Kanwil/KPPN melakukan Analisa atas data/informasi


dalam Dashboard MPN online

2. Kanwil/KPPN melakukan koordinasi dengan Kanwil


DJP dan KPP terkait proyeksi/target pajak serta
DASHBOARD MPN online realisasi pajak secara periodik.
Realisasi dan Proyeksi Pajak
per KPP dapat dimonitor & tools bagi Kanwil DJPb dan
KPPN 3. Kanwil sebagai Chief Regional Economist
evaluasi
oleh Kanwil DJPb dan KPPN memanfaatkan realisasi dan historis pajak per wilayah
sebagai bahan untuk memproyeksi dan menganalisis
data penerimaan serta bahan Kajian Fiskal Regional.
Q2 Q3 Q4 Q1
timeline 2021 2022

Inventarisasi Data Proyeksi Selesai Input Data Proyeksi Data Proyeksi s.d. Selesai Input
31 Agustus 2021 30 September 2021 Akhir tahun 2021 Data Proyeksi 2022
Inisiasi – Penerimaan yang cepat
Penyetoran Pajak Pusat yang Terintegrasi dengan Belanja Daerah/SP2D Online (Kanal 7020)
1. SP2D Online merupakan kanal bayar pada MPN G3 yang dikembangkan Bank Persepsi pengelola RKUD yang terhubung secara online dan terintegasi
dengan Aplikasi Keuangan Pemerintah Daerah, Sistem Billing Ditjen Pajak, dan Sistem MPN G3 dengan menggunakan Kanal Internet Banking Pajak
Tujuan Belanja Pemda (Kanal 7020).
2. SP2D Online (Kanal 7020) untuk meminimalisir pengendapan dana pajak, penyetoran pajak yang terlambat, dan penyetoran pajak secara manual.

Progres Transaksi Kanal 7020 per 18 Juni 2021 Data/ Informasi/ Output
1. BPD Jawa Barat 2. BPD Jawa Tengah 3. Bank DKI 4. BPD Sumut 5. Bank Nagari 6. BPD SulutGO
TRX – 75.886 TRX – 169.572 TRX – 52.565 TRX – 10.602 TRX – 7.377 TRX – 16.074 18 Bank
NOM – 1,5 T NOM – 996,4 M NOM – 842,7 M NOM – 131,7 M NOM – 112,4 M NOM – 82,3 M telah live 1. Mendorong Bank Persepsi & Pemda
7. BPD Lampung 8. BPD Aceh Syariah 9. BPD Bengkulu 10. BPD Riau Kepri 11. BPD Kaltim 12. BPD Kalsel dengan agar segera live transaksi dan
TRX – 2.155 TRX – 4.845 TRX – 1.478 TRX – 9.622 TRX – 3.097 TRX – 639 354.749 memperbanyak transaksi penyetoran
NOM – 50,1 M NOM – 31,7 M NOM – 14,9 M NOM – 14,5 M NOM – 949,8 Juta NOM – 12,5 M transaksi pajak melalui Kanal 7020
13. BPD DIY 14. BPD Jawa Timur 15. BPD Sulteng 16. BPD Bali 17. BPD Jambi 18. BPD Sulselbar sebesar 2. Memonitor realisasi penyetoran pajak
TRX – 701 TRX – 42 TRX – 84 TRX – 6 TRX – 2 TRX – 2 Rp 3,82 T melalui Kanal 7020 di wilayah kerjanya.
NOM – 13,7 M NOM – 220,9 Juta NOM – 28,6 Juta NOM – 22,4 Juta NOM – Rp15,4 Jt NOM – Rp2 Jt 3. Menganalisis pengaruh implementasi
SP2D Online terhadap permasalahan
Kanal 7020 Belum Live Transaksi UAT SIT pengendapan dan keterlambatan
• Bank Sultra • Bank NTT 3 • Bank Papua 4 • Bank Kalteng • Bank Kalbar setoran pajak, serta manfaatnya bagi
4 • Bank Bukopin
• Bank Sumsel Babel • BNI bank bank • Bank NTB S • BRI kewajiban penyampaian BAR Pajak
bank
• Bank Mandiri
Pusat.
Nov 2019 29 Jan 18 Feb Jun Nov Des Jan Jul
2020 2021

PER-23/PB/2021 Kick Off Meeting KEP-50/PB/2020 Relaksasi Timeline Implementasi SIPD 6 Bank Live Kanal 7020 Penegasan Seluruh Bank Persepsi
Tentang Uji Coba (Penandatanganan Tentang Penunjukan Rencana Aksi Kemendagri Perpanjangan Masa Uji Komitmen Live Peserta Uji Coba sudah
SP2D Online MoU SP2D Online) 32 Bank Persepsi akibat Covid-19 Coba SP2D Online Kanal 7020 Live Kanal 7020
Inisiasi – Belanja yang tepat
Digitalisasi belanja - Digipay
1. Modernisasi pengelolaan keuangan negara melalui digitalisasi pengelolaan/penggunaan Uang Persediaan (UP)
2. Pengembangan cashless transaction dengan mendorong satker memaksimalkan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah dan Virtual Account
Tujuan 3. Inisiatif dan kontribusi DJPb dalam upaya pemberdayaan UMKM.
4. Pemenuhan target IKU Kemenkeu Wide, Quickwins DJPb 2021, dan Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kemenkeu 2021

Progres Digipay s.d. 18 Juni 2021 Data/ Informasi/ Output

1. Kanwil mengawal target atas capaian jumlah satker, jumlah


vendor, dan jumlah transaksi
2. Kanwil merekrut minimal 1 satker dari seluruh K/L yang
menjadi mitra sebagai representasi (keterwakilan) K/L tersebut
dalam Digipay. Akhir 2021 seluruh K/L telah bergabung dalam
Digipay.
3. Kanwil DJPb sebagai BUN melakukan analisis dan menetapkan
strategi perluasan Digipay pada KPPN dalam wilayah kerjanya,
DigiPay terus berkembang sejak pertama kali piloting pada November 2019. Sampai minggu ke-3 Juni 2021, Digipay serta melaporkan progres Digipay secara periodik.
telah digunakan di seluruh Provinsi (kecuali Prov. Aceh). Namun demikian, progres belum merata di seluruh daerah.
4. Data penggunaan UP pada Digipay di masing-masing Kanwil
Tercatat 36 K/L telah bergabung dalam Digipay. Akhir tahun 2021 ditargetkan seluruh K/L memiliki
DJPb dapat menjadi bahan analisis dan informasi bagi Kanwil
representasi/keterwakilan satker dalam Digipay. DJPb sebagai Chief Regional Economist.
Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
timeline 2020 2021

▪ Penyelesaian PKS DJPb - Himbara ▪ Pengembangan Landing Page ▪ Penyelesaian Landing Page ▪ Pengembangan Aplikasi ▪ Perluasan K/L (target 80 K/L)
▪ Perubahan nama aplikasi/URL ▪ Bimtek Internal Kemenkeu ▪ Penyelesaian fitur pembayaran (penyempurnaan fitur) ▪ Pengembangan aplikasi di BSI
▪ Pengembangan Landing Page ▪ ToT KPPN/Kanwil KKP pada Mandiri ▪ Perluasan K/L (Target 60 K/L) ▪ Monev Semester II
▪ Persiapan Implementasi seluruh ▪ Implementasi Es-1 Kemenkeu ▪ Perluasan K/L (Target 40 K/L) ▪ Penjajakan pengembangan di BSI
Es-1 Kemenkeu ▪ Perluasan K/L (Target 20 K/L) ▪ Bimtek seluruh K/L
▪ Monev Semester I
Inisiasi – Belanja yang optimal
Kualitas pertanggungjawaban bendahara
1. Meningkatkan kemampuan bendahara mengelola dan mempertanggungjawabkan UP/TUP bendahara
Tujuan 2. Mencegah temuan BPK yang berulang terkait pengelolaan kas dan rekening oleh Satker
3. Mengurangi uang tunai (cashless) melalui penggunaan Digital Payment (CMS dan Kartu Debit)

Perkembangan UP/TUP yang dikelola bendahara Data/ Informasi/ Output

UP TUP 2021 DAN 2020 UP/TUP 2020 UP/TUP 2021


15.000 1. Analisis Data OM SPAN untuk
11.095 11.036
7.399 6.589 9.174 9.288 9.275 9.238 Outstanding UP/TUP terkait trend
10.000 7.822 8.347
7.359 UP/TUP yang semakin besar.
5.000 2. Sinergi Dit PKN, Dit PPKBLU, Kanwil
6.698 6.658 6.683 6.635 6.647 6.683 6.633 6.552 6.673 6.673 6.640
/KPPN untuk pembinaan Kas ke satker
- 3. Monitoring IKPA Kepatuhan Bandahara
M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 21 22 23
4. Kajian simplikasi/standarisasi LPJ
Mei-21 Jun-21 bendahara
Q2 Q3 Q4 Q1
Timeline 2020 2021

• Surat MK ke KL terkait tindak • Koordinasi dengan Dit PA untuk memasukan Mengolah hasil kajian Tujuan: tidak ada
- temuan terkait
lanjut temuan BPK tahun 2020 temuan BPK dalam IKPA shg dapat dimonitor Kanwil atas pengelolaan pengelolaan kas dan rekening pada
• Mengadakan one on one Kanwil dan KPPN. kas di K/L LKPP tahun 2021
meeting dengan K/L utk • Koordinasi dengan Dit PPK BLU terkait tata kelola (simplifikasi/standardisasi
melakukan pengawasan kas di BLU LPJ, penerapan budaya
pengelolaan kas • Membangun Early warning system aplikasi Silabi, cashless melalui digital
SPRINT, terkait kewajiban bendahara. payment)
Inisiasi – Pembiayaan yang optimal
Profil dan Output SBSN
1. Pembiayaan proyek bersumber dari penerbitan SBSN yang sekaligus sebagai underlying asset.
2. Pengelolaan Reksus SBSN pada Bank BSI untuk mengembangkan ekosistem keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia yaitu dari hulu (penerbitan SBSN) sampai dengan hilir
Tujuan (pihak ketiga pelaksana proyek) dan optimalisasi kas (remunerasi imbal hasil equivalen 7DRRR+25 bps).
3. Ketepatan pembebanan belanja yang dibiayai SBSN pada Reksus SBSN.
4. Penguatan peran Kanwil/KPPN melakukan analisis efektivitas penggunaan SBSN untuk proyek-proyek strategis dikaitkan dengan RPD, kinerja penyerapan anggaran dan SILPA.

Infografis Singkat / Diagram Data / Informasi / Output


33,47 Rel, Stasiun, Persinyalan & Fasilitas Kereta Api lainnya di
29.20 Sumatera, Jawa, dan Sulawesi sebesar Rp39,45 Triliun 1. Akurasi RPD proyek-proyek SBSN → SILPA
24,98 (non likuid/earmark).
23,30 Jalan dan jembatan, Bendungan, Embung, Pengendali banjir,
20,16 2. Profil dan efektivitas proyek (kinerja
Drainase, Penyediaan air baku, Pengaman pantai di seluruh realisasi anggaran dan output/ outcome)
13,68 Indonesia sebesar Rp62,83 Triliun yang dibiayai SBSN.
12
7,14 7 7 8 Sarana dan prasarana Pendidikan (gedung kuliah/ruang belajar, 3. Perkembangan perbankan dan keuangan
laboratorium, perpustakaan) di seluruh Indonesia sebesar syariah antara lain dari OJK dan BI.
3 3 3
0,801 1,572 Rp4,05 Triliun 4. Analisis regional potensi pasar SBSN,
Sarana dan prasarana pelayanan umum (Asrama Haji, ekonomi dan keuangan syariah dan
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
KUA, Taman Nasional, Laboratorium) di seluruh potensi sektor unggulan daerah yang
Alokasi DIPA (dlm triliun) Jumlah K/L Indonesia sebesar Rp11,8 Triliun dapat dibiayai SBSN melalui belanja K/L.

Q2-Q4 2020 2021 Q2 Q3 Q4


Timeline
• Evaluasi Pelaksanaan Proyek yang dibiayai SBSN Penyampaian ND ke Kanwil/KPPN • Penyusunan profil & analisis output proyek SBSN
Pengembangan aplikasi e-Monev SBSN • Monitor penyerapan dan penyelesaian pekerjaan SBSN
(DJPB dan DJPPR) • Akurasi RPD SBSN
(termasuk RPD Satker SBSN) antara DJPb • Ketepatan pembebanan Reksus •
• Update PKS dengan imbal Hasil eq 7DRRR+25bps Tidak terjadi kesalahan pembebanan
dan DJPPR • Launching aplikasi e-monev.
• Konsep Buku Pengelolaan Reksus SBSN
• Permintaan analisis kinerja proyek SBSN dll
Inisiasi – Pengelolaan Excess Cash
Penempatan dana pada Bank Umum Mitra
1. Membantu para pelaku usaha untuk mempertahankan/meningkatkan operasional bisnis di masa pandemi.
2. Membantu perbankan dalam permodalan dan penurunan cost of fund di masa pandemi.
Tujuan 3. Mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
4. Mendorong Kanwil DJPb untuk mengembangkan kajian dan analisis dampak penempatan dana terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.

Penyaluran Kredit Penempatan Dana PEN pada BPD Data / Informasi / Output
Nanggroe Aceh… 5.474
Bukan Lapangan Usaha Lainnya 14.612
Sumatera Utara 13.969
Rumah Tangga 58.462 Sumatera Barat 5.958
Riau 6.622
Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 133 Kepulauan Riau 2.357
Jambi 7.066
Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga
1
302
Sumatera Selatan
Bangka Belitung 1.372
8.154 1. Informasi kinerja bank dari KROJK
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan, dan… 16.554
Bengkulu
Lampung
3.602
6.505 2. Kinerja keuangan dan penyaluran
DKI Jakarta 50.844
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Pendidikan 901
2.842 Banten
Jawa Barat
11.103
67.902
kredit bank dari BPD
Adminsitrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial… 622
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta 7.607
51.256
3. Statistik perekonomian daerah dari
Jawa Timur 60.748
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Perantara Keuangan
10.434
Nusa Tenggara Barat
Bali
5.576
9.878
BPS dan Bank Indonesia
10.206 Nusa Tenggara Timur
Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 5.713 Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
2.855
5.659 4. Data penyaluran kredit pada segmen
4.220
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 9.078 Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
5.011
5.763
UMKM oleh Bank Indonesia
Perdagangan Besar dan Eceran 125.067 Kalimantan Utara 802
Konstruksi 33.581 Sulawesi Utara
Gorontalo 874
5.577 5. Survey Data Program PEN dari Bank
Listrik, Gas, dan Air 887 Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat
3.546
1.412
BPD dan Universitas
Industri Pengolahan 40.058 Sulawesi Selatan 15.141
Pertambangan dan Penggalian 1.261
Sulawesi Tenggara
Maluku
3.419
2.186
6. Dukungan analisis perekonomian
Perikanan 4.187 Maluku Utara
Papua Barat
762
1.304
daerah dari Universitas
Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 52.300 Papua 2.676

0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000

Q2 Q3 Q4 Q1
timeline 2021 2022

Kajian Analisis Kinerja 1. Kajian Analisis Kinerja Penempatan


Kajian Analisis Kinerja Laporan Evaluasi Kinerja
Penempatan pada BPD Tahap I, III pada BPD Tahap I, II, III, dan IV
Penempatan pada BPD Tahap I, II, Penempatan Dana PEN 2021
dan IV 2. Kajian kelanjutan penempatan dana
III, dan IV
Program PEN
ALCO & CPIN
REGIONAL
Penguatan Asset and Liabilities Committee
Latar Belakang : ALCO saat ini (Pusat)
Global Local Current
Issues Issues Big Issues

▪ Pembiayaan
▪ Cash Management
▪ Risk Management

- Realisasi & outlook ekonomi makro


Realisasi & proyeksi penerimaan & restitusi pajak -
Kebijakan perpajakan -
DJP BKF - Proyeksi penerimaan (model)
- Kebijakan ekonomi & fiscal

Realisasi & proyeksi penerimaan & restitusi bea & cukai - - Realisasi & proyeksi TKDD
Kebijakan bea & cukai -
DJBC DJPK - Kebijakan penyaluran TKDD

Realisasi & proyeksi PNBP & belanja (subsidi, dll) -


- Realisasi & proyeksi pencairan PMN/BLU
Outlook postur APBN - DJA DJKN - Kebijakan pengelolaan kekayaan negara
Kebijakan pelaksanaan penganggaran -

Posisi dan proyeksi kas berdasarkan postur APBN - - Realisasi & proyeksi pembiayaan utang
Kebijakan pengelolaan kas -
DJBC DJPPR - Kebijakan pengelolaan utang

Sumber: adaptasi dari Wamenkeu (2018)


Definisi dan Tujuan

ALCO Regional adalah Struktur ALCO 1. Meningkatkan dukungan data yang memiliki konteks Provinsi terkait
Assets & Liabilities Committee (ALCO).
pada tingkat Provinsi yang memiliki
hubungan kerja dalam mendukung 2. Meningkatkan peran Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan sebagai
peran ALCO pada tingkat pusat melalui kepanjangan tangan Menteri Keuangan dan sebagai Regional Chief
Economist (RCE).
penyelerasan kebijakan dan
pengembangan kebijakan fiskal di 3. Membangun koordinasi & sinergi antara pemerintah daerah &
pemerintah pusat dalam mitigasi risiko pelaksanaan APBN & APBD.
daerah.
4. Mendukung pelaksanaan kebijakan maupun perancangan kebijakan
pelaksanaan anggaran yang lebih kontekstual.
Identifikasi Masalah: Kesenjangan menuju Perbaikan

Kondisi Terkini Arahan Tujuan ALCO Regional


Menteri Keuangan
Konteks nasional Kemenkeu Tanggal 3 Juli 2021 Pengambilan kebijakan fiskal nasional
Current & local issues pada tingkat regional belum • Menguatkan yang optimal berdasarkan data yang
sepenuhnya menjadi pijakan dalam rapat-rapat ALCO kehadiran dan peran terintegrasi antarunit organisasi
Koordinasi penyampaian informasi pada tingkat regional intellectual dan Kemenkeu dan mengakomodasi
ke tingkat pusat belum optimal fiscal leadership dari berbagai indikator fiskal dan pencapaian
Kemenkeu di daerah program pemberdayaan masyarakat
Konteks sektoral Regional pada tingkat regional dan provinsi.
Evaluasi penerimaan & pengeluaran pada tingkat • Penguatan
regional belum terpetakan sepenuhnya kolaborasi peran
Kemenkeu di
Peran Regional Chief Economist dapat lebih dioptimalkan daerah, misalnya
dalam memberikan rekomendasi pengelolaan APBD,
melalui forum ALCO
terutama terkait dengan pengelolaan RKUD,
Regional
pemberdayaan UMKM, dan mendorong literasi digital 18
Peranan ALCO Regional

Fungsi Definisi Aktifitas Output


Monitoring dan Sinergi Berperan dalam: 1. Melakukan kajian bersifat tematik sesuai dengan Kajian dan rekomendasi monitoring
Kebijakan Pemerintah kebutuhan yang disampaikan oleh ALCO Pusat terkait evaluasi kebijakan
• Monitoring implementasi kebijakan
(triwulanan)
Pusat Pemerintah Pusat di daerah 2. Menyusun rekomendasi berdasarkan kajian
• Monitoring kesesuaian/sinergi antara
kebijakan Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah
Input opsi kebijakan ALCO Provinsi berinisiatif melihat kondisi di Memberikan opsi-opsi kebijakan bagi Pemerintah Rekomendasi kebijakan (non
bagi Pemerintah Pusat wilayahnya dan memberikan masukan bagi Pusat yang relevan untuk pembangunan ekonomi reguler/sesuai kebutuhan)
Pemerintah Pusat yang dapat mendorong sesuai dengan kondisi regional/provinsi
pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut
Komunikasi ALCO Provinsi menjadi perpanjangan Melakukan publikasi dan komunikasi kepada pihak- • APBN Fiskal Tingkat Provinsi
komunikasi Pemerintah Pusat di daerah pihak eksternal (Pemerintah Daerah, • Press Conference Provinsi
Kementerian/Lembaga, akademisi maupun • Workshop/Sosialisasi/Diseminasi
masyarakat umum) /FGD
• Publikasi melalui media cetak
dan online
Intellectual and Fiscal Berperan sebagai pembina/advisor bagi Hadir sebagai intellectual dan fiscal leadership di • Layanan konsultasi bagi Pemda
Leadership di daerah Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam daerah melalui : • Hasil kajian dan rekomendasi
pelaksanaan fiskal di daerah • Memberikan pelayanan konsultasi/bimbingan kebijakan bagi Pemda (non
fiskal bagi Pemda regular)
• Berinisiatif memberikan evaluasi atas kebijakan • Workshop dan seminar
fiskal bagi Pemda Kebijakan fiskal pusat dan
• Kajian pengembangan ekonomi di daerah Provinsi (non reguler)
berdasarkan inisiatif atau permintaan Pemda
• Memberikan edukasi fiskal kepada masyarakat
Hubungan ALCO Pusat dan Regional
Tugas Utama ALCO Pusat Dukungan ALCO Regional
Identifikasi semua potensi risiko yang berdampak pada APBN, antara lain:
1. Kondisi ekonomi makro yang tidak kondusif 1. Kondisi ekonomi makro level provinsi
Asesmen 2. Adanya potensi shortfall penerimaan 2. Gambaran potensi shortfall penerimaan pada level
3. Jumlah kas diperkirakan tidak aman provinsi
Risiko 4. Biaya dan risiko pengadaan utang baru berpotensi meningkat
Menetapkan alternatif kebijakan yang efektif dan efisien, seperti:
1. Kebijakan untuk mendorong penerimaan perpajakan 1. Mengusulkan rencana implementasi kebijakan untuk
2. Rencana extra effort untuk meningkatkan penerimaan mendorong penerimaan perpajakan pada level provinsi.
3. Kebijakan optimalisasi dan pengendalian belanja 2. Membantu monitoring kebijakan nasional untuk
4. Penetapan pelebaran defisit optimalisasi dan pengendalian belanja.
Rekomendasi
5. Langkah mitigasi pengendalian defisit dan pengelolaan kas negara 3. Membantu mitigasi pengendalian defisit dan
6. Penetapan tambahan utang baru melalui SBN atau pinjaman pengelolaan kas negara.
7. Pemberian PMN
Menetapkan langkah koordinatif untuk mendukung pencapaian tugas Komite:
1. Koordinasi dengan stakeholder dalam mencapai target makro 1. Melakukan pendekatan dengan stakeholder provinsi
ekonomi bersangkutan dalam mendorong pencapaian target
2. Koordinasi di internal Kemenkeu agar realisasi sebagian belanja dan makro ekonomi.
Arahan dan investasi mempertimbangkan kondisi kas
Evaluasi 3. Koordinasi dengan BLU dan BUMN di bawah Kemenkeu dalam
mendukung pelaksanaan APBN
Contoh Output Laporan ALCO Pusat STRICTLY CONFIDENTIAL
HIGHLIGHT KINERJA SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN
Tren recovery ekonomi
melambat seiring Fiskal Eksternal
* Perbaikan ekonomi di
peningkatan kewaspadaan
▪ Pendapatan Negara masih terjaga ▪ Ekspor dan impor masih tumbuh awal Q3 tertahan
terhadap dinamika kasus karena pembatasan
didukung pertumbuhan Pajak, tinggi, melanjutkan tren surplus NP.
Covid-19 – mobilitas akibat
Kepabeanan dan Cukai dan PNBP. ▪ Harga komoditas masih bergerak naik, kenaikan kasus Covid.
Ekspor dan Impor masih
▪ Pertumbuhan Belanja Negara masih didorong peningkatan batubara dan
tumbuh tinggi, Laju inflasi * Perbaikan kondisi
meningkat, Konsumsi listrik berlanjut didorong pertumbuhan tembaga.
global masih berlanjut
tumbuh positif, Kredit Belanja Pemerintah Pusat. ▪ Cadangan devisa meningkat. mendukung
tumbuh positif; ▪ Kondisi kas dan pembiayaan APBN pertumbuhan
Mobilitas masyarakat terjaga. Indonesia.
menurun (Juli), PMI
Moneter & Keuangan
* APBN mendukung
Manufaktur menurun, IKK ▪ Inflasi terjadi kembali setelah deflasi di growth base effect
menurun, Pertumbuhan Riil bulan sebelumnya. bagi perekonomian di
Penjualan Ritel dan Mobil tengah dinamika kasus
▪ Produksi manufaktur di bawah zona ▪ IHSG terjaga, kurs Rupiah dalam tren
Covid.
tumbuh positif namun apresiasi.
ekspansif seiring kebijakan PPKM
menurun. Level 4. ▪ Yield SBN dan CDS Indonesia dalam level * Penanganan dampak
Kasus Covid harian dalam yang stabil, seiring pergerakan yield UST. Covid menunjukkan
▪ Konsumsi listrik masih tumbuh baik.
tren menurun, mobilitas di Kepemilikan asing pada SBN masih rendah. keberhasilan melalui
bulan Agustus mulai naik, ▪ Konsumsi masyarakat tertekan ▪ Modal asing ke pasar saham dan obligasi PPKM Level 4 dan
karena pembatasan mobilitas. mengalami inflow (ytd). percepatan vaksinasi
namun masih tingginya serta penyembuhan
kasus di luar Jawa-Bali ▪ Kredit tumbuh positif, DPK dan LDR tumbuh pasien
perlu perhatian. melandai.

Sumber: ALCO Agustus


Struktur ALCO Regional
Komite ❖ Terdapat 34 ALCO Provinsi di seluruh Indonesia.
Pembina ALCO ❖ ALCO Regional melibatkan secara aktif seluruh unit vertical Kementerian
Ketua
Komite
Regional Keuangan yang berada di wilayah tersebut.
❖ Merupakan tim adhoc yang tersusun dari berbagai fungsi.
Anggota
Komite
Jabatan Keanggotaan Fungsi
Ketua Kepala Perwakilan - Berperan sebagai Chief Economist
Tim Analis/Kajian Tim Pembina Komite Kementerian Keuangan Provinsi
Melibatkan unit vertikal Pendukung Tiim Analis - Memimpin rapat komite ALCO Provinsi
Kemenkeu di Provinsi Peneliti
Tim BKF, DJPb, - Memberikan arahan bagi Tim teknis
DJA, DJPKN, Eksternal *)
DJPb DJKN
DJPPR, Setjen Anggota Seluruh pimpinan tertinggi - Mengikuti rapat komite ALCO Provinsi
DJP DJBC Komite unit vertikal di provinsi - Membantu Ketua Komite
Tim Beranggota dari seluruh unit Melakukan analisa dan penyusunan kajian
Tim Komunikasi dan Publikasi Tim Penyedia Data Melaksanakan fungsi Analis vertical kemenkeu di provinsi fiskal Provinsi
Melibatkan unit vertikal Melibatkan unit vertikal kesekretariatan
Kemenkeu di Provinsi Kemenkeu di Provinsi DJPb DJKN Pembina merupakan Tim yang - Sebagai pembina dan pendampingan
DJKN DJP DJBC ALCO melibatkan Unit Kantor Pusat teknis penelitian bagi Tim Analis
DJPb DJPb DJKN
Regional (Tim DJPb, BKF, DJPK, DJPPR, Setjen - Perpanjangan tangan Koordinator ALCO
DJP DJBC DJP DJBC Pembina) dan DJA Regional
Teknis Supporting
Tim Peneliti Economist di luar Kementerian - Memberikan bantuan teknis analis
Eksternal Keuangan - Melakukan peer review

Jabatan Keanggotaan Fungsi Tim Merupakan tim yang - Menyiapkan bahan publikasi ALCO
Komunikasi bertanggung jawab Provinsi
Sekretariat/ Perwakilan dari masing- - Melaksanakan fungsi kesekretariatan dan Publikasi menjalankan komunikasi ALCO - Menjalin komunikasi dengan pihak
Supporting masing unit vertikal - Melaksanakan fungsi supporting provinsi eksternal maupun media masa
Kemenkeu
Tim Penyedia Tim bertanggungjawab dalam - Menyediakan data internal kemenkeu
Data penyediaan data internal - Berkoordinasi untuk penyediaan data
ataupun eksternal yang external
dibutuhkan oleh ALCO Provinsi
Unit in Charge dan Proses
Bisnis ALCO dan CPIN
Regional
Unit in Charge : Sub Unit Analisis Fiskal dan ALCO Regional
Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Susunan Anggota Unit Ruang Lingkup Tugas

Ketua : Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II a. Melakukan analisis dan penyusunan laporan ALCo
Anggota : Regional
a. Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I; b. Melakukan analisis dan penyusunan KFR;
b. Kepala Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan c. Melakukan koordinasi tugas terkait ALCo dan KFR;
Keuangan; d. Menyiapkan bahan rapat forum ALCo Regional;
c. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II-A; e. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan
d. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II-B; regional economist di daerah seperti
e. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II-C; ekonom/akademisi di universitas;
f. Menyusun konsep laporan ALCo Regional dan KFR;
f. Pejabat Fungsional Analis Perbendaharaan Negara;
g. Melakukan editing laporan ALCo Regional dan KFR.
g. Pelaksana Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II;
Unit in Charge : Sub Unit CPIN Regional
Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Susunan Anggota Unit Ruang Lingkup Tugas

Ketua : Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I


Anggota : a. Melakukan analisis dan penyusunan CPIN Regional;
a. Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II; b. Melakukan koordinasi tugas terkait CPIN Regional
b. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I-A; dengan sub unit terkait;
c. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I-B; c. Melakukan koordinasi CPIN dengan LO di tingkat
d. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I-C; pusat;
e. Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I-D;
d. Menyiapkan bahan rapat forum ALCO Regional
f. Pejabat Fungsional Analis Perbendaharaan Negara;
terkait CPIN.
g. Pelaksana Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I;
Desain Proses Bisnis ALCO dan CPIN Regional
Forum ALCO dan CPIN
Regional
Forum ALCO dan CPIN Regional
1. Forum ALCO dan CPIN Regional (piloting) dipimpin oleh Kepala Kanwil DJPb dan diikuti oleh
seluruh anggota forum yang terdiri dari para Kepala Kanwil Unit Eselon I Kementerian Keuangan di
daerah dan dapat melibatkan para Kepala Kantor Layanan dari Unit Eselon I Kementerian
Keuangan di daerah.
2. Forum ALCO dan CPIN Regional melakukan kalibrasi analisis dan perumusan konsep Laporan
ALCO dan CPIN Regional

Laporan Bulanan Laporan Triwulanan


1. Data CPIN bulan yang berkenaan 1. Data CPIN s.d. triwulan yang berkenaan;
2. Analisis penerimaan dan belanja per jenis belanja s.d. triwulan
2. Analisis penerimaan dan belanja secara umum s.d. yang berkenaan, termasuk penerimaan pajak SDA dan belanja
bulan yang berkenaan. subsidi;
3. Gambaran dan analisis makro ekonomi s.d. triwulan yang
berkenaan;
4. Gambaran dan analisis sektor riil s.d. triwulan yang berkenaan;
5. Gambaran dan analisis isu lokal dan current big issue s.d. triwulan
yang berkenaan;
6. Gambaran dan analisis kebijakan pemanfaatan TKDD oleh Pemda;
7. Gambaran dan analisis Kontribusi belanja APBD (termasuk BLUD)
dalam mendukung pembangunan sektoral, seperti Pendidikan
dan Kesehatan; dan
8. Perlu pemilahan, isi laporan yang disampaikan ke ALCo Pusat
dengan yang disampaikan kepada masyarakat dan lainnya
mengingat bahwa sebagai data bersifat strictly confidential.
Finalisasi dan Publikasi Laporan ALCO dan CPIN Regional

1. Bidang PPA II selaku Sub Unit Analisis Fiskal dan ALCO Regional menyusun konsep laporan ALCO dan CPIN
berdasarkan Rapat Forum ALCO dan CPIN Regional yang dihadiri oleh seluruh anggota forum para Kepala Kanwil
Unit Eselon I Kementerian Keuangan dan para Kepala Kantor Layanan dari Unit Eselon I Kementerian Keuangan.
Selanjutnya laporan dimaksud disampaikan kepada Sub Unit Kesekretariatan untuk dilakukan finalisasi.
2. Bagian Umum selaku Sub Unit Kesekretariatan melakukan finalisasi atas konsep laporan ALCO dan CPIN Regional
berupa editing, layouting, dan pencetakan.
3. Bagian Umum selaku Sub Unit Kesekretariatan menyampaikan laporan ALCO dan CPIN Regional yang telah
dilakukan editing dan layouting kepada Kantor Pusat DJPb c.q. Direktorat Pengeloaan Kas Negara paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah periode laporan.
4. Dalam rangka publikasi laporan ALCo dan CPIN Regional kepada pihak/stakeholder baik internal maupun
eksternal Kemenkeu, Bagian Umum selaku Sub Unit Kesekretariatan melakukan kegiatan diseminasi, sharing
session, Focus Group Dicussion (FGD), maupun kegiatan sejenis lainnya, dengan melibatkan seluruh Anggota Tim
Ad Hoc RCE:
5. Diseminasi informasi kepada publik memperhatikan kerahasiaan data dan risiko politik/sosial/reputasi. Contoh:
data saldo kas tidak dipublikasikan kepada publik.
6. Format paparan ALCO Regional mengikuti format paparan ALCO Pusat dan dapat disesuaikan dengan isu tematik
di regional.
7. Format laporan ALCO Regional mengikuti format publikasi APBN Kita dan dapat disesuaikan dengan isu tematik di
regional.
Evaluasi Analisis ALCO
Regional dan CPIN
Regional
Evaluasi Analisis ALCO dan CPIN Regional
1. Untuk menjamin kualitas Analisis ALCO Regional, dilakukan evaluasi oleh Direktorat
Pengelolaan Kas Negara dan Sekretariat ALCO. Materi substansi yang dievaluasi
mencakup dan tidak terbatas pada:

a. Akurasi data yang disajikan pada ALCO dan CPIN Regional


b. Kesesuaian analisis ALCO Regional dengan kebutuhan analisis pada ALCO Pusat;
c. Bentuk koordinasi dan pengambilan keputusan pada rapat ALCO Regional.

2. Evaluasi dilakukan secara triwulanan dan hasil evaluasi disampaikan kepada Direktur
Jenderal Perbendaharaan dan Sekretariat ALCO melalui Direktorat pembina teknis
dengan tembusan kepada Sekretariat Ditjen Perbendaharaan.
Langkah Awal Pembentukan ALCO dan CPIN Regional
1. ALCO Regional merupakan forum utk membahas dan menganalisa perkembangan fiskal dan ekonomi makro
2. Data utk ALCO Regional dapat mengambil data hasil analisa KFR Kanwil dan data CPIN (analisa realisasi dan
proyeksi penerimaan/pengeluaran APBN di lingkup wilayah Kanwil/Provinsi).

Langkah awal:
• Menggunakan petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Setditjen sebagai acuan data apa saja yang perlu dihasilkan.
• Karena saat ini masih pertengahan bulan September, Kanwil dapat mulai exercise kondisi s.d akhir Agustus.
• Untuk keperluan CPIN, diminta untuk menarik data realisasi pendapatan dan belanja konsolidasian tingkat kanwil per
31 Agustus 2021.
• Meminta satker untuk membuat proyeksi penerimaan/pengeluaran untuk bulan September s.d Desember 2021.
• Melakukan rapat CPIN mengundang satker dengan pagu belanja signifikan dan target pendapatan signifikan dalam
rapat CPIN untuk membahas proyeksi.
• Awal bulan Oktober, lakukan perhitungan deviasi antara proyeksi September dan Realisasinya. Analisa deviasinya
serta penyebabnya.
• Di awal Oktober, hasil analisa dari RCE dikumpulkan dan digabung dengan analisa CPIN.
• Buat rapat CPIN Regional level Deputies (Es III) mengundang satker Kemenkeu setempat dan unit-unit terkait. Rapat
Deputies untuk memahami dan menganalisa data RCE dan data CPIN.
• Hasil dari rapat Deputies diangkat ke rapat Komite Regional dengan mengundang Es. II Kemenkeu di wilayah dan unit
terkait.
• Untuk tahap piloting, rapat ALCO Deputies dan Komite dapat mengundang Staf ahli/BKF/DJPK atau unit Es 1 lain yg
dibutuhkan sebagai narasumber.

Anda mungkin juga menyukai