Anda di halaman 1dari 8

Keyna Ayu Batari – Kelas G (042111233010)

Assignment 8 (Samuelson)

1. What are the major objectives of macroeconomics? Write a brief defi nition of each of
these objectives. Explain carefully why each objective is important.
Jawab:
Tujuan utama dari ekonomi makro adalah untuk menstabilkan pertumbuhan produksi
suatu negara, menstabilkan tingkat harga, mencapai tingkat lapangan kerja yang tinggi,
dan mengatur keseimbangan perdagangan luar negeri. Penguatan pertumbuhan
produksi negara akan membentuk strategi produksi negara, mengidentifikasi sektor-
sektor prioritas tertinggi, dan menyesuaikan potensi ilmu pengetahuan dan teknologi
negara untuk mencapai efisiensi maksimum. Stabilisasi tingkat harga penting untuk
memperkuat mata uang negara dan menciptakan suasana yang aman bagi masyarakat,
yang meningkatkan iklim psikologis negara dan meningkatkan kepercayaan di negara
tersebut. Perlu untuk mencapai tingkat pekerjaan yang tinggi untuk meningkatkan
kuantitas produk jadi dalam negeri dari sudut pandang ekonomi dan mencegah perilaku
antisosial dari sudut pandang sosial. Karena peraturan neraca perdagangan, mengimpor
produk yang tidak efektif dalam produksi di negara itu akan meningkatkan pendapatan
dari ekspor produk berteknologi tinggi atau produk unik dari segi kualitas konsumen.

2. Using the data from the appendix to this chapter, calculate the following:
a. The inflation rate in 1981 and 2007
b. The growth rate of real GDP in 1982 and 1984
c. The average inflation rate from 1970 to 1980 and from 2000 to 2007
d. The average growth rate of real GDP from 1929 to 2008
Jawab
a. Laju inflasi tahun 1981 sebesar 9,9% dan tahun 2007 sebesar 2,8%
b. Growth rate of real GDP:
1982: 5189,3−5291,7 = -0,02
5291,7
1984: 3933,2−5236,7 = 0,11
5236,7
c. The average infl ation rate from 1970 to 1980 and from 200
to 2007
Average inflation rate 1970 – 1980 :
5,7+4,1+3,2+6,1+10,4+8,7+5,6+6,7+7,4+10,7 = 6,82
10
Average inflation rate 2000 – 2007:
3,3+2,8+1,6+2,3+2,6+3,3+3,2+2,8 = 3,13
7
d. The average growth rate of real GDP from 1929 to 2008 Jawab:
Gt (n) = 5,66

3. What would be the effect of each of the following on aggregate demand or on


aggregate supply, as indicated (always holding other things constant)?
a. A large cut in personal and business taxes (on AD )
b. An arms-reduction agreement reducing defense spending (on AD )
c. An increase in potential output (on AS )
d. A monetary loosening that lowers interest rates (on AD )
Jawab
P
a. P b. AS
AS

AD AD’ AD’ AD
Q Q
Orang cenderung akan Pengeluaran akan meningkat
menghabiskan lebih banyak
P.Q turun
uang mereka P.Q meningkat

AS
c. P d. P o AS
AS’
AS’

AD AD
Q Q
Output akan meningkat Moneter looseing akan meningkatkan
Q bertambah, P turun penawaran, yang akan menyebabkan
perusahaan menghasilkan lebih banyak
penawaran
4. For each of the events listed in question 3, use the ASAD apparatus to show the effect
on output and on the overall price level.
Jawab

A large cut in personal and business taxes (dalam AD) menghasilkan pemotongan
pajak yang dapat meningkatkan permintaan agregat. Semakin sedikit uang yang Anda
bayarkan kepada otoritas pajak, semakin banyak uang yang dapat konsumen
masukkan ke dalam kantong konsumen. Dalam kebanyakan kasus, konsumen
menghabiskan pendapatan ekstra mereka ini daripada menabung. Biaya ini
menyebabkan lebih banyak pasokan. Ini berarti bahwa pemasok perlu mempekerjakan
lebih banyak karyawan atau membayar upah yang lebih tinggi untuk lembur dan upah
yang ada untuk memotivasi mereka menghasilkan lebih banyak dan dapat
memperoleh lebih banyak pendapatan. Hal ini pada gilirannya menciptakan lapangan
kerja baru, upah yang lebih tinggi dan pendapatan agregat yang lebih tinggi dalam
perekonomian, yang selanjutnya meningkatkan permintaan agregat. Dampak
sekunder ini disebut sebagai efek penggali.

5. Put yourself in the shoes of an economic policymaker. The economy is in equilibrium


with P 100 and Q 3000 potential GDP. You refuse to “accommodate” infl ation; that
is, you want to keep prices absolutely stable at P 100, no matter what happens to
output. You can use monetary and fi scal policies to affect aggregate demand, but you
cannot affect aggregate supply in the short run. How would you respond to:
a. A surprise increase in investment spending
b. A sharp food-price increase following catastrophic flooding of the Mississippi
River
c. A productivity decline that reduces potential output
d. A sharp decrease in net exports that followed a deep depression in East Asia
Jawab

P
AS
a. Mengunakan kebijakan kontraktif untuk
meningkatkan pajak, jadi tingkat
100 investment dapat turun
b. Dapat menggunakan kebijakan fiscal
AD Q
ekspansif melalui government exp
3000
P
c. Permintaan harus berkurang juga karena
outout rendah. Bisa menggunakan pajak
atau kebijakan fiscal
d. Kebijakan moneter ekspansif dapat

Q membantu untuk mengurangi depresi

6. In 1981–1983, the Reagan administration implemented a fi scal policy that reduced


taxes and increased government spending.
a. Explain why this policy would tend to increase aggregate demand. Show the
impact on output and prices assuming only an AD shift.
b. The supply-side school holds that tax cuts would affect aggregate supply mainly
by increasing potential output. Assuming that the Reagan fi scal measures
affected AS as well as AD, show the impact on output and the price level. Explain why
the impact of the Reagan fi scal policies on output is unambiguous while the impact on
prices is unclear
Jawab

a. Agregrat demand akan meningkat karena


pajak akan berkurang dan pendpatan yang
akan dialokasikan untuk pajak akan
digunakan untuk konsumsi
Q meningkat, P meningkat
AD AD’
AS
AS’ b. Agregat supply akan bergeser
kekanan dan menyebabkan Q
meningkat, P menurun

7. The Clinton economic package as passed by Congress in 1993 had the effect of
tightening fiscal policy by raising taxes and lowering spending. Show the effect of this
policy ( a ) assuming that there is no counteracting monetary policy and ( b ) assuming
that monetary policy completely neutralized the impact on GDP and that the lower
deficit leads to higher investment and higher growth of potential output.
Jawab
Ekonomi Clinton, seperti kongres, disahkan pada tahun 1993, mempengaruhi
pengetatan kebijakan dengan menaikkan pajak dan memotong pengeluaran. Jika
kenaikan pajak otomatis, konsumen akan membelanjakan lebih sedikit daripada yang
mereka belanjakan. Ini karena beban pajak yang meningkat pada konsumen, yang
secara otomatis menghabiskan lebih sedikit pengeluarannya di pasar.

8. The United States experienced a major economic downturn in the early 1980s.
Consider the data on real GDP and the price level in Table 19-2.
a. For the years 1981 to 1985, calculate the rate of growth of real GDP and the
rate of infl ation. Can you determine in which year there was a steep business
downturn or recession?
b. In an AS-AD diagram like Figure 19-6 (page 379), draw a set of AS and AD
curves that trace out the price and output equilibria shown in the table. How
would you explain the recession that you have identifi ed?
Jawab
GDP Rate of Growth Rate of Inflation
1981 5291,7 – 5161,7 x 100% = 0,03 59,1 – 54,1 = 0,04
5161,7 54,1
1982 5189,3 – 5291,7 x 100% = 0,02 62,7 – 54,1 = 0,06
5291,7 54,1
1983 5423,8 – 5189,3 x 100% = 0,05 60,2 – 62,7 = 0,04
5189,3 62,7
1984 5813,6 – 5432,8 x 100% = 0,07 67,7 – 65,2 = 0,04
5432,8 65,2
1985 6053,7 – 5813,6 x 100% = 0,04 64,7 – 67,7 = 0,03
5813,6 67,7
AS (1982)

b. AS (1981)
Yang terjadi pada Resesi 1981 -1982
adalah GDP perlahan menurun dan indlasi
62,7
tinggi.
59,1
Kurva agregar supply bergerser ke kiri
karena dampak dari adanya resesi (GDP
menurun karena inflasi yang tinggi) jadi
output menurun dan tingkat harga
5189,3 5291,7 meningkat.
Keyna Ayu Batari – Kelas G (042111233010)

Assignment 8 (Analisis)

Analisis
Pengangguran masih menjadi suatu permasalahan yang belum bisa terpecahkan
sampai sekarang. Bisa dilihat pada grafik bahwa angka pengangguran di
Indonesia masih ada bahkan masih bisa dikatakan tinggi/. Walaupun begitu,
semakin lama, angka pengangguran di Indonesia mulai mengalami penurunan
yang cukup signifikan pada tahun 2010 – 2013. Hal ini terjadi karena pasar
menyerap lebih banyak tenaga kerja. Peningkatan perminaan pada suatu barang
membuat perusahaan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Kemudian
pengangguran di indonesia Kembali meningkat pada tahun 2014 dan 2016 namun
tidak terlalu signifan. Setelah kenaikan ini, terjadi penurunan dan angka
pengangguran paling rendah berada pada tahun 2019. Ini berarti pada tahun 2019
banyak tenaga kerja di Indonesia yang menemukan pekerjaandan dapat
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dengan begitu kesejahteraan bisa dikatakan
eningkat. Sayangnya, pada tahun 2020 pengangguran meningkat dengan cukup
signifikan. Tahun 2020 seluruh dunia merasakan adanya pandemic covid 19. Hal
ini menyebabkan penurunan permintaan konsumen terhadap barang. Minat orang
untuk membeli barang sangat minim dan orang cenderung menabung daripada
mengeluarkan uang. Inilah yang menyebabkan produksi menurun yang berakibat
pada banyaknya PHK yang terjadi di Indonesia sehingga pengangguran pun ikut
meningkat. Kesimpulan yang bisa diambil bahwa penganguran di Indonesia
masih mengalami kenaikan dan penurun disetiap tahunnya. Jumlah
pengangguran juga bisa diibilang masih tinggi. Hal ini perlu menjadi perhatian
khusus bagi pemerintah sehingga kesejahteraan bisa meningkat.

Anda mungkin juga menyukai