Anda di halaman 1dari 25

EKONOMI MAKRO

Pertemuan_3 & 4
Dr. Frits O Fanggidae, MSi, MEP
FE-UKAW Kupang

PERHITUNGAN PENDAPATAN
NASIONAL DALAM
PEREKONOMIAN 3 SEKTOR
Y=C+I+G

PASAR PASAR
FAKTOR BARANG/
PRODUKSI JASA

UPAH LABA

PAJAK PAJAK
RUMAH PEMERINTAH PERUSAHAAN
TANGGA (C) (G) (I)
SUBSIDI SARANA
IJIN

SAVING KREDIT/INVESTASI
BANK / LK
PERANAN KEBIJAKAN FISKAL
DALAM PEREKONOMIAN
KEBIJAKAN FISKAL (FISCAL Persamaan Identitas Pendapatan
POLICY) Nasional:
adalah Tindakan pemerintah untuk Y = C + I + G + (X-M)
mempengaruhi jalannya Persamaan diatas terdiri dari
perekonomian melalui penetapan sejumlah variable kebijakan fiscal,
dan pelaksanaan rencana yang akan mempengaruhi jalannya
pendapatan dan belanja negara perekonomian
C = Konsumsi RT
KEBIJAKAN FISKAL terjelma I = Investasi Swasta
didalam G = Penerimaan Pemerintah (Tax)
Anggaran Pendapatan dan Belanja dan Belanja Pemerintah (Subsidi)
Negara (APBN) X = Ekspor dan M = Impor

20XX presentation title 4


KEBIJAKAN
FISKAL (FISCAL
POLICY)
mempengaruhi
perekonomian
melalui
Permnintaan
Agregat
(Aggregate
Demand/AD)

20XX presentation title 5


KEBIJAKAN FISKAL (FISCAL POLICY) dituangkan didalam Kebijakan
Anggaran Pemerintah. Kebijakan anggaran akan mempengaruhi AD dan
perubahan AD akan mempengaruhi jalannya perekonomian

Bila Pemerintah menetapkan:

Pendapatan > Belanja … Surplus Budget … AD < AS …. Perekonomian Kontraksi

Pendapatan < Belanja … Deficit Budget … AD > AS …. Perekonomian Ekspansi

Pendapatan = Belanja … Ballanced Budget … AD = AS .. Perekonomian Stabil

20XX presentation title 6


Siklus
Dalam situasi Ekonomi
perekonomian Pertumbuhan Tingg
seperti apa AD = AS
Pemerintah BALLANCED BUDGET AD < AS Resesi
dapat SURPLUS BUDGET
Pertumbuhan Tinggi Pertumbuhan
menerapkan
Depresi
Deficit Budget, Resesi Pemulihan
Surplus Budgat Pertumbuhan
atau Ballanced Depresi
Budget ?
Pemulihan DEFICIT BUDGET
AD > AS

20XX presentation title 7


Pada masa Pemulihan dan Pertumbuhan, Pemerintah menerapkan Deficit
Budget, mengakibat AD > AS, mendorong swasta memperbesar produksi,
sehingga Output (GNP) naik; KK bertambah (Pengangguran turun) akan
tetapi Harga2 akan bergerak naik dan terhadi Inflasi
BAGAIMANA
PENGARUH
Pada masa pertumbuhan tinggi, Harga/Inflasi terus naik, sehingga
KEBIJAKAN pemerintah menerapkan Ballanced Budget agar AD > AS menjadi AD =
FISKAL AS. Terjadi pengurangan AD sebagai akibat Harga/Inflasi tinggi,
TERHADAP menyebabkan swasta mengurangi produksi … terjadilah resesi ekonomi…
KINERJA
EKONOMI Jika resesi ekonomi terus berlanjut, akan terjadi depresi ekonomi, dimana
MAKRO? perekonomian berhentu bertumbuh (stagflasi), mengakibatkan Output
(GNP) turun, Pengangguran naik…. AD < AS … swasta tidak berani
menambah investasi (produksi). Dalam situasi seperti ini, Pemerintah
harus berperan memulihkan pereknomian dengan menerapkan Deficit
Budget

20XX presentation title 8


KEBIJAKAN FISKAL &
PENENTUAN OUTPUT (GNP)
Y = C + I + G dimana
C = Co + cY;
I = Io dan
G = Go, maka
Y = C + cY + Io + Go

Setelah Pemerintah terlibat dalam perekonomian melalui


Kebijakan Fiskal, maka tambahan pengeluaran/belanja
pemerintah (∆G) akan meningkatkan Yeq bila C + I tetap.

20XX presentation title 11


PENETAPAN OUTPUT (GNP)
DENGAN KEBIJAKAN FISKAL
C+I+G Y

C+I+G
E'

PENGELUARAN
C+I

E C

0 Q1 Q2 Q* GNP
GNP Potensial

20XX presentation title 12


ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER)
KEBIJAKAN FISKAL
AP Kebijakan Fiskal dapat dilihat dari AP Belanja Negara, yaitu besarnya
kenaikan GNP sebagai akibat tambahan belanja negara untuk barang dan
jasa.

AP Belanja Negara = AP Investasi Swasta. AP keduanya sama besar,


karena masing2 menggerakkan matarantai pembelanjaan Kembali (belanja
ulang) dari setiap pihak yang menerima pembayaran.

Karena kedua AP ini samamaka untuk selanjutnya disebut Pengganda


Pengeluaran (Expenditure Multiplier).

20XX presentation title 13


Misalnya Pemerintah C+I+G Y
menambah belanja negara
600 C+I+G'
untuk membangun infrastruktur
E'
sebesar Rp 100 milyar, akan
500 100 C+I+G
menggeser kurva C+I+G ke atas
menjadi C+I+G’. 400
Mengingat AP BN = AP IS maka E
dengan MPC = 2/3, diperoleh 300
AP BN = 3.
Karena itu ∆G sebesar Rp. 100 200
Milyar mengakibatkan GNP
bertambah sebesar Rp. 300 100 300
Milyar
0 1500 1800 GNP

20XX presentation title 14


Karena AP BN = AP IS, maka
C+I+G Y
dalam keadaan resesi, dimana
pihak swasta tidak berani 600 C+I+G
berinvestasi atau bahkan E
mengurangi investasi, maka G 500 100 C+I'+G
dapat menstabilkan
400
perekonomian dengan cara
E'
menambah BN. 300
Perhatkan grafik di samping,
Ketika swasta mengurangi I 200
sebesar 100 milyar, GNP akan
berkurang sebesar 300: dari 100 300

1800 ke 1500 0 1500 1800 GNP

20XX presentation title 15


Diketahui: Diketahui:
C = 20 + 3/4Y; Io = 60 dan Go = 40 Y = 20 + 3/4Y + 60 + 40; Io berkurang menjadi
1 50, sehingga Y = 20 + 3/4Y + 50 + 40, maka
Y = --------- (Co+Io+Go) Y = 4 x 110 = 440
(1-MPC) Untuk Kembali ke Yeq awal, perlu ∆G = 10
1 Bila pemerintah ingin menaikkan Yeq sebesar
Y = -------- (20+60+40) 20% maka:
¼ Yeq dari RT : 1/(1-MPC) x 20 = 80
Y = 4 x 120 = 480 Yeq dari Swasta: 1/(1-MPC) x 50 = 200
Ketika Io berkurang menjadi 50 Yeq awal = 480; dengan kenaikan 20% maka
Y = 4 x (20+50+40) = 440 Yeq yang baru = 480 + 96 = 576
Berapa BN harus ditambah agar Dengan demikian pemerintah harusmenambah
GNP ekuilibrium kembali ke posisi BN sebesar: ∆G = 576 – 280 = 296/4 = 74-40= 34
awal? dan berapa BN harus Y = 20 + 3/4Y + 50 + 40, ditambah ∆G = 34
ditambah bila Pemerintah Y = 20 + 3/4Y + 50 + 74
menginginkan pertumbuhan GNP Y = (1/(1-3/4)) x 144 = 576
sebesar 20% dari Yeq awal?

20XX presentation title 16


C+I+G
Y
80 C+I+G'
C+I+G
70 C+I'+G

60

50

40

30 ∆G +34

20
∆I -10
10

0 440 480 576 GNP

20XX presentation title 17


PAJAK (Tx) & TRANSFER (Tr)
PAJAK:
❑Pajak adalah salah satu komponen terbesar dalam
penerimaan pemerintah.
❑Pajak dapat menurunkan tingkat pendapatan, karena
Pajak merupakan kebocoran tabungan atau mengurangi
tabungan (S).
❑Dengan demikian pengenaan pajak akan menurunkan
pengeluaran agregat (AD), karena pemerintah menerima
pendapatan yang tidak dibelanjakan.

20XX presentation title 18


C+I+G S, Tx, I, G

C+I+G

C+I+G-Tx

S + Tx

S
Io + Go
C1+Io+Go I+G

C2_Io+(Go-Txo) 0
Y2 Y1 Y

0 Y2 Y1 Y

20XX presentation title 19


1. CONTOH
Diketahui: C = 40 + 0,80Yd; I = 60; S = Y – 40 – 0,80Y, karena S = Yd - C dan
Yd = Y bila tidak ada pajak, maka Pendapatan Ekuilibrium (Yeq) = 500

Bila Pemerintah (G) menambah pengeluaran 10 ceteris paribus, maka:

PERSAMAAN PENGELUARAN (G) PERSAMAAN S / I


Y=C+I+G S=I+G
Y = 40 + 0,80Y + 60 + 10 0,20Y – 40 = 60 + 10
Y = 0,80Y + 110 0,20Y = 110
1 Y = 110/0,20 = 550
Y = ---------- x 110 = 550
(1-0,80)

20XX presentation title 20


Bila Pemerintah (G) mengenakan Pajak sebesar 10 ceteris paribus, maka:
dengan adanya Pajak: Yd = Y - Tx

PERSAMAAN PENGELUARAN (G) PERSAMAAN S / I


Y=C+I+G S + Tx = I + G
Y = 40 + 0,80(Y – 10) + 60 + 10 Y – 10 – 40 - 0,80(Y – 10) + 10 = 60 + 10
Y - 0,80Y = 110 - 8 Y – 10 – 40 - 0,80Y + 8 + 10 = 60 + 10
1 0,20Y – 32 = 70
Y = ---------- x 102 = 510 Y = 102/0,20 = 510
(1-0,80)

20XX presentation title 21


PERANAN PAJAK DALAM PEREKONOMIAN:
1. Pajak menambah penerimaan negara
2. Pajak berfungsi sebagai stabilisator otomatis untuk menurunkan harga dan
inflasi. Dengan meningkatkan pajak, Yd akan berkurang, sehingga AD
berkurang dan akibatnya harga2 akan menurun, inflasi menurun.
3. Pajak juga dapat memberi insentif ekonomi bagi pelaku ekonomi, bila
Pemerintah menurunkan tarif pajak atau pengurangan pajak atau
pembebasan pajak.
4. Pajak yang bersifat progresif dapat digunakan sebagai instrument untuk
menciptakan pemerataan. Kelompok masyarakat berpendapatan tinggi
dikenakan tarif pajak yang besar dan kempok masyarakat berpendapatabn
rendah dikenakan tarif pajak yang rendah. Selanjutnya pajak yang dipungut
dari kelompok masy berpendapatan tinggi, dibelanjakan oleh pemerintah
untuk memberi subsidi kepada kelompok berpendapatan rendah dalam
bentuk Transfer Pemerintah (Tr)

20XX presentation title 22


TRANSFER (Tr)
1. Transfer (Tr) biasa disebut Pajak negative, karena
penerimaan pemerintah melalui pajak, digunakan lagi
untuk memberi subsidi berupa jaminan sosial, jaminan
Kesehatan, beasiswa, tunjangan, dsb.
2. Dengan demikian Tr berdampak pada peningkatan Yeq.
3. Bila Tx = Tr maka Yeq tidak berubah
4. Dengan demikian, pembayaran Tr atau penurunan pajak
akan mempunyai efek yang sama terhadap Yeq.

20XX presentation title 23


CONTOH:
C = 40 + 0,80Yd; I = 60; G = 10; Tx = 10 dan Yd = Y – Tx, maka Yeq = 510
(Lihat contoh sebelumnya)
Bila Pemerintah menambah Tr = 5, maka Yd = Y – Tx + Tx, sehingga:
Y=C+I+G
Y = 40 + 0,80(Y – 10 + 5) + 60 + 10
Y = AP x 106 = 530

Bandingkan bila Pemerintah mengurangi Tx sebesar 5


Y=C+I+G
Y = 40 + 0,80(Y – 5) + 60 + 10
Y = AP x 106 = 530

20XX presentation title 24


1. Dengan asumsi bahwa MPC = c = 0,75, carilah perubahan tingkat
Pendapatan Nasional equilibrium (Yeq) jika: pengeluaran pemerintah naik
sebesar 10; pajak naik sebesar 15 dan pembayaran transfer naik sebesar 10
2. Berdasarkan pertanyaan No 1 di atas, tentukan tingkat perubahan Yeq jika
terdapat pajak pendapatan proporsional sebesar 20%
3. Bila diketahui: C = 20 + 0,50Yd; I = 40; G = 10; Yd = Y – Tx dan Tx = 5,
tentukan:
a. Tingkat Pendapatan Ekuilibrium (Yeq)
b. Tingkat Konsumsi dan Tabungan
c. Kesamaan Tabungan (S) dan Investasi (I)

20XX presentation title 25

Anda mungkin juga menyukai