Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH DAN KEBIJAKAN FISKAL

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengantar Ilmu Ekonomi

Yang diampu oleh Novi Trisnawati S.E, M.SA

Oleh :

1. Finna Habibatus Sholihah 220421605164

2. Nadila Fitriana 220421604019

3. Inggis Dwi Vegi Agustin 220421608935

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Ta’ala yang telah memberikan rahmat,
nikmat, serta hidayah-Nya sehingga kita masih diberikan kelancaran dalam
menunaikan hajat dan tanggungjawab kita dalam menjalankan kebaikan.

Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi tauladan


terbaik kita, Nabi akhir zaman yang semoga kita mendapatlan syafaatnya di hari
akhir nanti.

Kesempatan baik yang diberikan kepada manusia dari Allah SWT adalah
kesempatan utama dan patut kita syukuri. Karena dari kesempatan itu hidayah
serta nikmat maka turun sebagai sakinah dari Allah Ta’ala.

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Bapak/Ibu Dosen


pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang telah memberikan
kesempatan bagi kami untuk mengerjakan dan bisa menyelesaikan makalah ini.

Malang, 14 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan fiskal merupakan salah satu alat untuk mengontrol
keseimbangan makroekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk
mempengaruhi sisi permintaan agregat perekonomian dalam jangka
pendek. Selain itu, kebijakan tersebut juga dapat mempengaruhi sisi
penawaran dalam jangka panjang dengan membaiknya kinerja ekonomi
Kebijakan fiskal berinteraksi dengan kebijakan moneter dalam
mengelola stabilitas makroekonomi. Keynes menunjukkan dampak
signifikan dari kebijakan fiskal terhadap perekonomian. Sebelum Keynes
menyuarakan pendapatnya, diasumsikan bahwa manajemen fiskal
pemerintah berdampak kecil pada tingkat ketenagakerjaan dan permintaan
agregat. Peran pemerintah saat itu hanya sebatas memindahkan dana dari
swasta ke pemerintah. Pandangan ini didukung oleh Says Low, yang
menyatakan bahwa dalam kondisi pekerjaan penuh, pengeluaran
pemerintah tambahan mengarah pada pengurangan yang sesuai dalam
pengeluaran swasta (crowding out), dan pengeluaran tidak mengubah total
pendapatan. Dengan demikian, Keynes akhirnya mengungkapkan
pendapatnya dalam buku The General Theory. Dimana didalamnya,
Keynes berpendapat bahwa pemerintah dapat menggunakan pajak dan
daya beli untuk meningkatkan pengeluaran agregat, sehingga juga
meningkatkan output agregat dalam kondisi resesi atau depresi

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan fiskal ?
2. Apa peran pemerintah dalam perekonomian negara ?
3. Bagaimana kebijakan fiskal yang dilakukan oleh Pemerintah
Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh perekonomian atas anggararan pemerintah ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami makna dan tujuan dari kebijakan fiskal
2. Untuk mengetahui peran pemerintah Indonesia dalam
perekonomian negara
3. Untuk mengetahui praktik kebijakan fiskal di Indonesia
4. Untuk mengetahui pengaruh perekonomian atas anggaran
pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk
mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan
kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik. Dalam buku Case &
Fair, Kebijakan fiskal diartikan sebagai belanja pemerintah dan
kebijakan perpajakan. Kebijakan fiskal dibagi dalam 3 kategori,
yaitu : (1) Kebijakan menyangkut pembelian pemerintah atas barang
dan jasa, (2) Kebijakan menyangkut pajak, (3) Kebijakan menyangkut
pembayaran transfer
Tujuan utama penerbitan kebijakan fiskal adalah untuk
menentukan arah, tujuan, sasaran dan prioritas pembangunan negara
serta pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu, ada beberapa
kebijakan fiskal lainnya:
1. Meningkatkan potensi sumber daya manusia dan mengurangi
pengangguran.
2. Menjaga stabilitas harga.
3. Merangsang pertumbuhan ekonomi negara.
4. Mempercepat laju investasi.
5 Mencapai keadilan social

B. Pemerintah Dalam Perekonomian


Berdasarkan tujuan kebijakan fiskal di atas, pemerintah merupakan
pelaku terpenting dalam perekonomian negara. Pemerintah sebagai
pengambil keputusan tentang keadaan perekonomian. Istilah
kebijakan fiskal bebas digunakan karena menanggapi perubahan
ekonomi mengarah pada keputusan sadar. Kebijakan fiskal bebas
(directionary fiscal policy) adalah perubahan pajak atau pengeluaran
yang merupakan hasil dari perubahan yang disengaja dalam kebijakan
pemerintah.

1. Pembelian Pemerintah (G), Pajak Neto (T), dan Pendapatan


Siap Konsumsi (Disposable Income, Yd)
Dalam gambaran umum tentang cara kerja ekonomi makro,
kita perlu mempertimbangkan pereekonomian dimana pemerintah
berpartisipasi secara aktif. Kita perlu menambahkan sector
pemerintah perekonomian sederhana.
Untuk penyederhanaan, ada dua kegiatan pemerintah yaitu
memungut pajak dan membayar transfer harus dikelompokkan ke
dalam kategori yang disebut pajak neto (T). Secara khusus, pajak
neto adalah pajak yang dibayarkan oleh bisnis dan rumah tangga
kepada pemerintah, dikurangi dengan apa yang ditransfer
pemerintah kepada rumah tangga. Variabel lain yang perlu
dipertimbangkan adalah pembelian barang dan jasa pemerintah
(G).

Gambar 2.1 Aliran Melingkar Pendapatan


a. Pendapatan Siap Konsumsi ( Disposable Income) atau
Pendapatan Setelah Pajak ( after-tax income)
Pendapatan siap konsumsi adalah pendapatan
dikurangi dengan pajak neto ( Yd = Y – T ). Dimana
pendapatan siap konsumsi sama dengan pendapatan setelah
pajak yang diperoleh rumah tangga. Pendapatan konsumsi
setelah pajak menentukan perilaku rumah tangga. Oleh
karena itu, pendapatan siap konsumsi dari rumah tangga
harus diakhiri dengan konsumsi (C) atau tabungan (S)
Sehingga diperoleh rumus sebagai berikut: Yd = C + S
Identitas lain untuk mendapatkan pendapatan agrerat (Y)
yaitu: Y – T = C + S
Apabila T dipindahkan ke ruas kanan, maka Y= C + S + T
Identitas diatas menunjukkan bahwa pendapatan
agrerat terbagi menjadi 3 bagian. Pemerintah menerima satu
bagian pajak neto (T), lalu rumah tangga membagi sisanya
antara konsumsi (C) dan tabungan (S)
Pemerintah membelanjakan uang untuk barang dan
jasa, sehingga mereka perlu mengembangkan definisi
pengeluaraan agrerat yang direncanakan. Pengeluaran
Agrerat yang direncakakan (AE) adalah pengeluaran
konsumsi akhir rumah tangga ( C ), investasi rencana bisnis
(I) dan pembelian barang dan jasa pemerintah (G)
AE = C + I + G
Defisit anggaran pemerintah adalah selisish antara
jumlah yang dibelanjakan (G) dan yang dikumpulkan
dalaam pajak (T) dalaam suatu periode tertentu.
Defisit Anggaran = G - T
Ketika G melebihi T, pemerintah harus meminjam
dana publik untuk membiayai defisit anggaran. Pemerintah
melakukannya dengan menjual SBI dan obligasi
pemerintah. Ketika G lebih kecil dari T, pemerintah
mengalami surplus karena membelanjkan lebih sedikit
daripada menerima penerimaan pajak.

b. Menambahkan Pajak Pada Fungsi Konsumsi


Perilaku konsumsi rumah tangga menunjukkan
bahwa total konsumsi (C) bergantung pada jumlah total (Y).
Semakin tinggi pendapatan total, semakin tinggi total
konsumsi. Untuk tujuan ilustrasi, kami akan menggunakan
fungsi linier: C = a + bY
dimana a adalah jumlah konsumsi yang terjadi ketika
pendapatan nasional adalah nol, dan b adalah
kecenderungan mengkonsumsi marjinal.
Karena pemerintah telah masuk dalam
perekonomian, maka diperlukan modifikasi fungsi
konsumsi: C = a + bYd atau C = a + b(Y - T)
Fungsi konsumsi tersebut merupakan konsumsi yang
bergantung pada pendapatan siap konsumsi, bukan
pendapatan sebelum pajak.

c. Investasi
Pemerintah dapat mempengaruhi perilaku investasi
melalui perlakuan pajak terhadap depresiasi dan tindakan
lainnya. Selain itu, jumlah investasi dapat berfluktuasi
tergantung pada kondisi ekonomi dan tingkat suku bunga.
Investasi yang direncanakan (I) dapat diasumsikan sebagai
otonom.
2. Output Ekuilibrium (Y)
Ekuilibrium terjadi ketika Y = AE. Sehingga kondisi
ekuilibrium: Y = C + I + G
Ketika Y melebihi AE, terjadi peningkatan persediaan yang tidak
terduga. Sebaliknya, ketika Y kurang dari AE terjadi penurunan
persediaan yang tidak terduga.
Contoh: Fungsi konsumsi C = 100 + 0,75Y
Setelah pemerintah masuk ke sector peekonomian maka, fungsi
diatas berubah menjadi C = 100 + 0.,75Yd
Misalkan pemerintah saat ini membeli $100 barang dan jasa dan
mengumpulkan $100 pajak neto. Artinya, negara menjaga
anggaran berimbang dengan membiayai semua pengeluaran
melalui pajak dan anggap saja investasi yang direncanakan adalah
$100

Tabel 2.1 Output Ekuilibrium

Jika Y = 1.300, maka Yd = 1.200, dan C = 1.000, dan total


biaya yang direncanakan kurang dari output, maka ada
perencanaan yang tidak direncanakan sebesar 100, dan perusahaan
memiliki insentif untuk mengurangi output. Oleh sebab itu, output
1.300 berada diatas keseimbangan. Jika output tepat 900, maka
output dan total biaya yang direncanakan sama, dan hanya pada Y
= 900 keseimbangan terjadi.
a. Pendekatan Kebocoran / Suntikan atas Ekuilibrium
Injeksi belanja yang direncanakan adalah belanja
pemerintah (G) dan investasi (I). Ketika pengadaan publik
dan investasi sesuai dengan arus keluar/injeksi yang
direncanakan, inputnya seimbang:
S+T=I+G
Perlu diketahui bahwa, keseimbangan tidak mensyaratkan G
= T atau S = I . Hanya diperlukan jumlah S dan T yang
sama dengan jumlah I dan G
Pada tabel 1.1 Output ekuilibrium, karena I dan G
tetap, maka I + G = 200 di semua tingkat pendapatan. Dapat
kita lihat bahwa S + T = 200 hanya ada pada Y = 900. Oleh
karena itu, injeksi atas keseimbangan juga sebesar 900.

C. Kebijakan Fiskal Dalam Praktik: Efek Angka Pengganda


Pemerintah dapat mengubah tingkat keseimbangan produksi
(pendapatan). Dalam hal ini kita dapat mengasumsikan bahwa
pemerintah mengontrol G dan T dengan mempertimbangkan tiga
koefisien :
1. Angka Pengganda Belanja Pemerintah
Angka Pengganda Belanja Pemerintah di definisikan
sebagai rasio perubahan dalam tingkat ekuilibrium output
terhadap perubahan dalam belanja pemerintah. Angka pengganda
1
belanja pemerintah =
MPS
Gambar 1.2 Grafik output Ekuilibrium

2. Angka Pengganda Pajak


Angka pengganda pajak di definisikan sebagai rasio
perubahan dalam tingkat kesetimbangan output terhadap
perubahan dalam pajak. Angka pengganda untuk perubahan pajak
tidak sama dengan angka pengganda perubahan belanja
pemerintah.

Tabel 1.2 Ekuilibrium Setelah Peningkatan Belanja

Pemotongan pajak meningkatkan pendapatan siap


konsumsi, yang meningkatkan pengeluaran konsumen.
Pemerintah membelanjakan barang atau jasa tidak kurang dari
yang dilakukan sebelum pemotongan pajak, dan rumah tangga
merasa memiliki lebih banyak pendapatan setelah pajak daripada
sebelumnya. Ini meningkatkan konsumsi. Konsumsi total yang
direncanakan meningkat, menghasilkan deviasi yang lebih rendah
dari yang direncanakan, yang mengarah pada peningkatan
produksi atau output.

Ketika produksi meningkat, lebih banyak pekerja direkrut


dan lebih banyak pekerja dihasilkan, menyebabkan konsumsi
putaran kedua, dan seterusnya. Jadi pendapatan tumbuh dengan
faktor pemotongan pajak, tapi ada kekusutan disini

Gambar 2.3 Grafik Output Ekuilibrium Setelah


Peningkatan Belanja

Peningkatan belanja pemerintah sebesar 50 menggeser


fungsi AE sebesar 50. Sebagai respons Y meningkat, peningkatan
konsumsi meningkat. Secara keseluruhan, level keseimbangan Y
meningkat 200 dari 900 menjadi 1100.
Ketika pengeluaran pemerintah meningkat sebesar $1, total
pengeluaran yang direncanakan juga meningkat. Namun, dengan
pemotongan pajak, peningkatan awal dalam proyeksi total
pengeluaran lebih kecil dengan pemotongan pajak dibandingkan
dengan pertumbuhan pengeluaran atau belanja, sehingga output
keseimbangan juga akan lebih kecil.
Angka pengganda pajak digambarkan dengan cara yang
sama atas multiplier untuk investasi dan peningkatan pengadaan
publik. Perubahan terakhir dalam tingkat keseimbangan produksi
1
(Y): △ Y = peningkatan Awal Y ×
MPS

Perubahan awal pajak △ T adalah (- △ T× MPC) dapat


ditentukan angka pengganda pajak dengan menstubtitusikan:
1 MPC
△ Y = (- △ T × MPC) × ( ) = - △T × ( )
MPS MPS
Karena pemotongan pajak meningkatkan konsumsi dan
output, dan kenaikan pajak menurunkan konsumsi output, maka
koefisien pajak adalah koefisien negatif.
MPC
Angka Pengganda Pajak = - ( )
MPS
Jika MPC adalah 0,75 seperti dalam contoh maka, angka
0,75
pengganda adalah - = -3. Pemotongan pajak sebesar 100
0,25
akan meningkatkan tingkat ekuilibrium output sebesar -100 × -3 =
-300.

3. Angka Pengganda Anggaran Berimbang


Angka pengganda anggaran berimbang adalah rasio
perubahan tingkat output berimbang terhadap perubahan belanja
publik, dimana perubahan belanja publik dikompensasi atau
diseimbangkan dengan perubahan pajak sehingga tidak terjadi
defisit. Maka angka pengganda anggaran berimbang adalah 1:
Perubahan Y yang disebabkan oleh perubahan G dan perubahan T
yang sama persis sama dengan perubahan awal G atau T itu
sendiri

Tabel 2.3 Output Ekuilibrium Setelah Peningkatan


Anggaran Belanja Berimbang

Jika pemerintah ingin meningkatkan Y sebesar 200 tanpa


meningkatkan defisit, peningkatan simultan dalam G dan T
sebesar 200 akan memungkinkan hal tersebut. Ekuilibrium lama
sebesar 900. Ketika G dan t sama-sama naik 200, ekuilibrium
baru adalah 1.100, dimana ekuilibrium lebih tinggi sebesar 200

Efek pertama dari kenaikan pajak adalah rumah tangga


mengurangi konsumsi sebesar MPC dikali perubahan pajak.
Perubahan konsumsi ini lebih kecil dari perubahan pajak karena
MPC kurang dari 1. Oleh karena itu, stimulus positif dari
peningkatan belanja pemerintah lebih besar daripada stimulus
negatif dari kenaikan pajak. Efek bersihnya adalah bahwa
pengganda untuk anggaran berimbang adalah 1.

Tabel 2.4 Ikhtisar Angka Pengganda Kebijakan Fiskal


D. Anggaran Federal
Anggaran federal adalah dokumen yang rumit dan tebal. Dokumen
ini merinci semua pengeluaran pemerintah yang direncanakan dan
sumber pendapatan pemerintah selama beberapa tahun mendatang,
yang merupakan hasil interaksi yang kompleks dari kekuatan
ekonomi, sosial dan politik.
“Anggaran sebenarnya terdiri dari tiga anggaran yang berbeda.
Pertama, dokumen kebijakan yang memprioritaskan manfaat
kelompok atau sektor tertentu (lansia dengan Jaminan Sosial, petani
dengan dukungan harga pertanian, pelajar dengan program pinjaman
federal, dll.). Kedua, refleksi tujuan yang ingin dicapai oleh
pemerintah. Misalnya, dukungan harga pertanian bertujuan untuk
membantu petani dan melestarikan "tanah keluarga". Tujuan dari
kredit pajak untuk perusahaan yang terlibat dalam penelitian dan
pengembangan produk baru adalah untuk mempromosikan penelitian.
Ketigar, anggaran dapat menjadi dokumen keyakinan tentang
bagaimana seharusnya pemerintah mengelola ekonomi makro. Sisi
ekonomi makro dari anggaran adalah bagian kecil dari cerita yang
lebih kompleks; sebuah cerita yang mungkin lebih menarik minat
ilmuwan politik daripada ekonom.
1. Anggaran

Tabel 2.5 Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah


Pada tahun 2004, total pendapatan pemerintah adalah
$1.974,8 miliar, terutama dari pajak penghasilan ($801,8 miliar)
dan kontribusi Jaminan Sosial ($802,5 miliar). Kontribusi
jaminan sosial adalah pajak jaminan sosial dari pemberi kerja
karyawan. Pendapatan pajak perusahaan adalah $217,4 miliar,
atau hanya 11,0 persen dari total pendapatan. Tidak semua orang
menyadari bahwa pajak penghasilan badan merupakan
persentase yang sangat kecil dari pendapatan pemerintah
dibandingkan dengan pajak pendapatan dan jaminan sosial.
Pemerintah federal juga membayar $2.381,3 miliar
pengeluaran pada tahun 2004. Dari jumlah ini, $1.041 miliar
terkait dengan transfer ke individu (tunjangan Jaminan Sosial,
tunjangan pensiun militer, dan tunjangan pengangguran).
Pengeluaran ($725,7 miliar) adalah komponen terbesar kedua,
diikuti oleh hibah negara bagian dan lokal ($348,3 miliar), yang
merupakan hibah federal untuk pemerintah daerah dan negara
bagian, dan pembayaran bunga atas utang federal ($221,5
miliar).
2. Surplus atau Defisit
Perbedaan antara pendapatan federal dan pengeluaran
adalah surplus (+) atau defisit (-), yang merupakan tabungan
neto federal. Tabel 2.5 menunjukkan bahwa pemerintah federal
membelanjakan lebih dari yang diperolehnya pada tahun 2004,
menghasilkan defisit sebesar $406,5 miliar.

Gambar 2.4 Surplus Pemerintah Federal


Defisit pemerintah meningkat tajam dari awal 1980-an
hingga pertengahan 1990-an. Seperti yang ditunjukkan oleh
gambar, anggaran mengalami defisit pada tahun 1998 1 dan
kemudian kembali surplus. Kecuali pada pertengahan 1970-an,
defisitnya cukup kecil hingga awal 1980-an, yaitu sebesar 5,4
persen dari PDB pada tahun 1982. Anggaran meningkat pesat
dari tahun 1992 hingga 2000, tetapi kemudian mulai menurun
dengan cepat. Pada triwulan III tahun 2003, defisit terhadap
GDP sebesar 4,1 persen.
Sejak itu, defisit perlahan menyempit. Untuk banyak
alasan. Pertama, pembelian pemerintah sebagai persentase dari
GDP mulai meningkat pada awal 1980-an dan tetap tinggi.
Peningkatan ini mencerminkan peningkatan pertahanan selama
tahun-tahun pemerintahan. Kedua, porsi pembayaran bunga
dalam GDP meningkat secara signifikan. Ketiga, tarif pajak
penghasilan turun karena Akta-Pajak Pemulihan Ekonomi tahun
1981. Dengan pengeluaran pertahanan dan pembayaran bunga
meningkat pesat dan tarif pajak penghasilan menurun, tidak
mengherankan bahwa defisit meningkat secara signifikan pada
1980-an.
Dalam praktiknya, pemerintah membelanjakan lebih
banyak untuk pajak daripada yang dikumpulkan.Selama dua
pemerintahan Clinton (1993-2000), defisit berubah menjadi
surplus, memuncak pada kuartal pertama tahun 2000, surplus
sebesar 2,3 persen dari GDP Clinton. Transisi yang cepat dari
surplus ke defisit yang dimulai pada tahun 2001 sebagian
disebabkan oleh beberapa pemotongan pajak yang signifikan
yang diterapkan di bawah G.W. Bush dan peningkatan
berikutnya dalam pengeluaran publik di Irak.
3. Utang Federal
Utang federal adalah jumlah dari semua defisit berlebihan
yang terakumulasi dari waktu ke waktu. Ketika pemerintah
mengalami defisit, pemerintah harus meminjam untuk
membiayainya. Untuk meminjam uang, pemerintah federal
menjual surat berharga pemerintah kepada publik. Pemerintah
mengeluarkan selembar kertas yang menjanjikan untuk
membayar sejumlah tertentu dengan bunga di masa depan.
Sebaliknya, negara menerima dana dari pembelian kertas dan
menggunakan dana tersebut untuk membayar tagihan. Pinjaman
ini menambah utang federal, jumlah total yang dipinjam oleh
pemerintah federal.
Beberapa suraat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah
berakhir di Federal Reserve atau dana negara yang dipegang
oleh pemerintah federal itu sendiri. Istilah utang pemerintah
swasta berarti utang pemerintah AS yang dipegang oleh
perusahaan swasta. Pada akhir Juli 2005, utang nasional adalah
7,9 triliun USD, di mana 4,6 triliun USD dimiliki oleh swasta.
Mengingat defisit federal yang besar pada tahun 1980-an,
seharusnya tidak mengejutkan bahwa utang nasional meningkat
tajam selama tahun 1980-an.

Gambar 3.5 Utang Pemerintah Federal


Dapat dilihat perubahan pada gambar di atas, dimana utang
pemerintah swasta sebagai persentase dari GDP untuk periode
1970 I-2005 II. Utang meningkat tajam antara tahun 1982 dan
1993, dari 19,0 persen GDP pada kuartal keempat 1981 menjadi
47,5 persen pada kuartal keempat 1993. Dari pertengahan 1990-
an hingga 2000, rasio utang terhadap GDP menurun tajam. .
Persentase ini sedikit meningkat sejak tahun 2000.

E. Pengaruh Perekonomian Atas Anggaran Pemerintah

1. Penerimaan Pajak Tergantung Pada Keadaan


Perekonomian

Pemerintah memberlakukan undang-undang yang


menetapkan tarif pajak dan kurung pajak, variabel yang
dikendalikan oleh pemerintah. Penerimaan pajak, di sisi lain,
bergantung pada pendapatan kena pajak, dan pendapatan
bergantung pada kondisi ekonomi yang berada di luar kendali
negara. Pemerintah dapat menetapkan pajak penghasilan 20
persen, tetapi penghasilan kena pajak bergantung pada
pendapatan rumah tangga rata-rata. Pemerintah menerima lebih
banyak pendapatan ketika pendapatan rata-rata adalah $60.000
daripada ketika pendapatan rata-rata adalah $50.000.

2. Sejumlah Pengeluaran Pemerintah Bergantung Pada


Keadaan Perekonomian

Ekonomi berkembang, pengangguran berkurang dan


hasilnya adalah penurunan tunjangan pengangguran. Kontribusi
jaminan sosial dan kupon makanan juga menurun. Beberapa
orang yang menerima tunjangan ini selama masa-masa sulit
mungkin menemukan pekerjaan ketika ekonomi membaik dan
mulai mendapatkan penghasilan yang cukup sehingga tidak
memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan. Alasan lain
mengapa pengeluaran pemerintah tidak sepenuhnya terkendali
adalah inflasi sering terjadi ketika ekonomi sedang tumbuh. Hal
ini dapat mengakibatkan pengeluaran pemerintah lebih dari yang
direncanakan.

3. Penstabil Otomatis

Stabilisasi otomatis adalah pendapatan dan pengeluaran


dalam anggaran federal yang secara otomatis berubah dengan
kondisi ekonomi untuk menstabilkan GDP. Ketika ekonomi
berkembang atau berkontraksi, ada perubahan "otomatis" dalam
pendapatan dan pengeluaran pemerintah yang cenderung
mengurangi perubahan dalam stabilisasi GDP. Fakta bahwa
beberapa pendapatan cenderung meningkat secara otomatis
selama ekspansi dan beberapa pengeluaran secara otomatis
cenderung menurun berarti bahwa selama ekspansi surplus
pemerintah lebih besar atau defisit lebih kecil dari yang
seharusnya.

4. Penyeret Fiskal

Penyeret fiskal adalah efek negatif pada perekonomian


yang terjadi ketika tarif pajak rata-rata meningkat karena
pembayar pajak pindah ke kelompok pajak yang lebih tinggi
selama ekspansi. Ketika ekonomi tumbuh dan pendapatan
meningkat, mekanisme kenaikan pajak otomatis yang dibangun
ke dalam sistem ikut bermain. Tarif pajak meningkat,
menyebabkan upah setelah pajak turun, yang menurunkan nilai
ekspansi.

5. Anggaran Penggunaan Penuh

Karena kondisi ekonomi sangat mempengaruhi defisit


anggaran, kita tidak dapat secara akurat menilai tujuan atau
keberhasilan kebijakan fiskal hanya dengan melihat
surplus/defisit. Kita perlu mengembangkan metode alternatif
untuk mengukur efektivitas kebijakan fiskal. Anggaran
penggunaan penuh adalah bentuk akhir anggaran federal ketika
perekonomian berproduksi dengan beban penuh. Defisit pada
kapasitas penuh disebut sebagai defisiensi struktural.
Sebaliknya, defisit yang disebabkan oleh penurunan ekonomi
disebut sebagai defisit siklis. Keberadaan defisit siklis
tergantung pada posisi ekonomi dalam siklus ekonomi dan
defisit itu hilang ketika kapasitas penuh tercapai. Menurut
definisi, defisit siklus dari total anggaran operasional adalah nol.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN

Karl E. Case; Ray C. Fair. (2007). Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan Jilid 2.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai